pengaruh fasilitas kerja, komunikasi, komitmen …repository.umrah.ac.id/1219/1/elma anisya -...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH FASILITAS KERJA, KOMUNIKASI, KOMITMEN
ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA
PEGAWAI PADA KANTOR X
Elma Anisya1, Firmansyah Kusasi
2, Nurhasanah
3
Email:[email protected]
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh Fasilitas Kerja,
Komunikasi, Komitmen Organisasi, serta Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja.
Populasi didalam penelitian adalah berjumlah 235 pegawai tetap pada Kantor X.
Dengan metode slovin, diperoleh sampel sebanyak 70 pegawai. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif. Data dianalisis menggunakan analisis regresi
linear berganda, termasuk uji T, uji F dan koefisien determinasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Fasilitas kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai, Komunikasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai, Komitmen Organisasi (X3) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai, Kompensasi (X4) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai, dan Hasil uji F diperoleh nilai 14,694
mengidentifikasikan bahwa fasilitas kerja, komunikasi, komitmen organisasi, serta
kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Y).
Berdasarkan uji koefisien determinasi, sekitar 44,3% kepuasan kerja dipengaruhi
oleh fasilitas kerja, komunikasi, komitmen organisasi, serta kompensasi. Sisanya
55,7% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dijelaskan didalam penelitian
ini
Kata kunci: Kepuasan Kerja, Fasilitas Kerja, Komunikasi, Komitmen
Organisasi dan Kompensasi
PENDAHULUAN
Keberadaan sumber daya manusia memainkan peranan yang sangat
penting didalam sebuah organisasi. Oleh sebab itu dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Salah satu cara agar pegawai bersedia untuk bekerja
dengan lebih baik, maka pegawai tersebut harus memperoleh kepuasan kerja
terlebih dahulu. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan para pegawai memandang pekerjaan mereka. Untuk
mencapai kepuasan kerja pegawai tentunya perlu didukung dengan faktor-faktor
yang dapat menjadi penunjang dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Untuk mencapai tingkat kepuasan kerja tentunya perlu didukung dengan
faktor-faktor yang dapat menjadi penunjang dalam peningkatan kepuasan kerja.
Adapun faktor tersebut dapat berupa pemberian fasilitas kerja yang memadai dan
juga baik dengan kondisi layak pakai dan terpelihara. Selain fasilitas kerja,
komunikasi dalam sebuah organisasi juga dapat mempengaruhi kepuasan kerja
pegawai karena komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antar manusia.
Dalam organisasi adanya komitmen organisasi sangat dibutuhkan untuk
2
meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Dimana komitmen organisasi ini dibangun
atas dasar kepercayaan pekerja, kerelaan pekerja membantu mewujudkan tujuan
organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Faktor
selanjutnya yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai adalah pemberian
kompensasi. Kompensasi disini merupakan semua pendapatan yang diterima oleh
seorang pegawai sebagai balas jasa atas kontribusi mereka dalam organisasi.
Sumber daya Manusia pada Kantor X pada saat ini masih kurang, baik
secara kuantitas maupun kualitas. Sedangkan untuk meningkatkan kepuasan kerja
yang ada pada kantor X, tentunya pemberdayaan pegawai perlu diperhatikan.
Dimana fasilitas kerja bagi pegawai yang ada perlu diperbaharui dan dipelihara
dengan baik, sehingga pegawai merasa nyaman dan terbantu dalam bekerja.
Selalu menjaga komunikasi antar pegawai maupun atasan terjalin dengan baik,
sehingga dapat tercapainya tujuan dari instansi, komunikasi yang terjalin dengan
baik akan membuat pegawai merasa nyaman bekerja dalam instansi tersebut.
Kurangnya komitmen organisasi pada diri pegawai membuat pegawai merasa
belum mempunyai keikatan emosional terhadap instansi, sehingga memicu
kurangnya kepuasan kerja pada diri pegawai. Kompensasi yang tidak sesuai dan
tidak adil akan membuat pegawai merasa tidak puas didalam bekerja.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk
mengangkat topik ini dalam sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Fasilitas
Kerja, Komunikasi, Komitmen Oganisasi dan Kompensasi terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai pada Kantor X”.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian
ini adalah :
1. Apakah Fasilitas kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada
Kantor X ?
2. Apakah Komunikasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada
Kantor X ?
3. Apakah Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Kantor X ?
4. Apakah Kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada
Kantor X ?
5. Apakah Fasilitas kerja, Komunikasi, Komitmen organisasi dan
Kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Kantor X ?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Fasilitas kerja terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Kantor X.
2. Untuk mengetahui pengaruh Komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai
pada Kantor X.
3
3. Untuk mengetahui pengaruh Komitmen organisasi terhadap kepuasan
kerja pegawai pada Kantor X.
4. Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi terhadap kepuasan keja pegawai
pada Kantor X.
5. Untuk mengetahui pengaruh Fasilitas kerja, Komunikasi, Komitmen
organisasi dan Kompensasi secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Kantor X.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Fasilitas Kerja
fasilitas kerja merupakan sarana penunjang bagi pegawai untuk melakukan
pekerjaan yang diberikan kepadanya. fasilitas kerja yang memadai tentu saja akan
berdampak positif pada proses kerja dalam perusahaan tersebut. Menurut Suad
Husnan (dalam Pangarso, 2016) Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan
perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi
kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kepuasan
kerja karyawan.
Indikator-Indikator Fasilitas Kerja
Indikator Fasilitas Menurut Hartanto (dalam Bamatraf, 2014) adalah:
1. Mempunyai bentuk fisik
2. Dipakai atau digunakan secara efektif dalam kegiatan normal perusahaan
3. Mempunyai jangka waktu kegunaan atau umut relative permanen dari satu
periode akuntansi atau lebih dari satu tahun
4. Manfaat dimasa yang akan datang
Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi yang berlangsung pada
organisasi. Menurut Wijayanto (2012) komunikasi adalah proses pertukaran
informasi yang berlangsung pada organisasi. Komunikasi yang efektif dan efisien
sangat mempengaruhi kinerja organisasi.
Indikator-Indikator Komunikasi
Menurut Robbins (dalam indriyani, 2015) Indikator komunikasi adalah:
1. Komunikasi ke bawah,
2. Komunikasi ke atas,
3. Komunikasi lateral,
4. Komunikasi diagonal,
5. Komunikasi informal.
4
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan perasaan rasa memiliki seseorang pegawai
terhadap organisasi nya, serta berusaha mewujudkan tujuan dan keinginan untuk
bertahan dalam organisasi. Menurut Suparyadi, (2015:451) komitmen organisasi
merupakan sikap yang menunjukkan lebih dari sekedar keanggotaan formal, tetapi
juga meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan
tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi mencapai tujuannya.
Indikator-Indikator Komitmen Organisasi
Alan dan Meyer (dalam Hermanovita, 2012) berpendapat indikator komitmen
organisasi yang terdiri atas:
1. Komitmen afektif,
2. Komitmen kontinuans,
3. Komitmen normative.
Kompensasi
Kompensasi yaitu balas jasa yang diberikan dalam bentuk material dan non
material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawan agar karyawan
dapat bekerja dengan motivasi tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan
perusahaan. Menurut Hamali (2016: 78), Mengemukakan bahwa Kompensasi
dimaksudkan sebagai balas jasa (reward) perusahaan terhadap pengorbanan
waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan karyawan kepada perusahaaan.
Indikator- Indikator Kompensasi
Menurut Wibowo (dalam Hermanovita, 2012) terdapat dua indikator untuk
mengukur variabel kompensasi, yaitu:
1. Kompensasi Langsung,
2. Kompensasi Tidak Langsung.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap
pekerjaannya, dan begitu juga sebaliknya jika seseorang memiliki kepuasan yang
rendah maka akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.
Menurut Handoko (2017: 193) mengemukakan bahwa kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan bagi para pegawai memandang pekerjaan mereka.
Indikator-Indikator Kepuasan Kerja
Indikator-indikator yang memengaruhi kepuasan kerja karyawan menurut
Hasibuan (dalam Hermanovita, 2012) adalah:
1) Moral kerja,
2) Kedisiplinan,
5
3) Prestasi kerja.
Kerangka Pemikiran
2.1 Gambar Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan hasil kajian empiris di atas,
maka peneliti mengajukan beberapa hipotesis dalam peneltian ini sebagai berikut :
H1: Diduga Fasilitas Kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai
H2: Diduga Komunikasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai
H3: Diduga Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai
H4: Diduga Kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai
H5: Diduga Fasilitas Kerja, Komunikasi, Komitmen Organisasi, dan Kompensasi
terhadap kepuasan kerja pegawai
Metode
Variabel independen dalam penelitian ini adalah fasilitas kerja, komunikasi,
komitmen organisasi, serta kompensasi dan variabel dependennya adalah
kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan pada Kantor X. Adapun penelitian ini
mulai dilaksanakan dari bulan Februari 2018.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2015 : 35) kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data dengan menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai tetap Kantor X sebanyak 235
pegawai. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan rumus slovin sebagai berikut :
n=
Sehingga diperoleh sebanyak 70 responden dalam penelitian ini.
Fasilitas Kerja (X1) H 1
H 2
H 3
H 4
H 5
Kepuasan
Kerja (Y)
Komunikasi (X2)
Komitmen Organisasi
(X3)
Kompensasi (X4)
6
HASIL PENELITIAN
1.Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas bertujuaan untuk mengukur menguji
apaakah dalam suatu model regresi linear variabel pengganggu atau residual
memilki distribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas terpenuhi karena
berdasarkan grafik normal p-plot data berdistribusi normal.
Gambar 1 Grafik Normal P-Plot
(Sumber: Output Data Olahan SPSS 23)
Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya muktikolinearitas
dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflation Factor (VIF) dan
nilai tolarancenya. Jika VIF kurang dari 10 dan nilai nilai tolerance lebih dari 0,1.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya multikolinearitas diantara variabel
bebas.
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 fasilitas_kerja .891 1.123
Komunikasi .766 1.306
komitmen_organisasi .782 1.280
Kompensasi .780 1.281
a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
(Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 23)
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Adapun didalam penelitian ini terlihat titik-
titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang berarti dan
memenuhi asumsi heteroskedastisitas.
7
Gambar 2 Grafik Scatterplot
(Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 23)
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mengetahui
autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Run Test.
Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea .51544
Cases < Test Value 35 Cases >= Test Value 35 Total Cases 70 Number of Runs 40 Z .963 Asymp. Sig. (2-tailed) .335
a. Median
(Sumber : Hasil Pengolahan Data Spss 2018)
Analisis Regreai Linear Berganda
Menurut Sujarweni (2015), analisis regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .807 5.667 .142 .887
fasilitas_kerja .211 .093 .215 2.258 .027
Komunikasi .625 .185 .348 3.387 .001
komitmen_organisasi .115 .089 .132 1.296 .199
Kompensasi .388 .144 .274 2.691 .009
a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 23
Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
8
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + e
Y = 0,807+0,211+0,625+0,115+0,388
1. Nilai konstanta (α) sebesar 0,807 artinya apabila variabel fasilitas kerja,
komunikasi, komitmen organisasi dan kompensasi sama dengan nol, maka
kepuasan kerja naik sebesar 0,807.
2. Apabila variabel fasilitas kerja (X1) naik sebesar 1 satuan, maka nilai Y naik
sebesar 0,211 dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap tetap.
3. Apabila variabel komunikasi (X2) naik sebesar 1 satuan, maka nilai Y naik
sebesar 0,625 dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap tetap.
4. Apabila variabel komitmen organisasi (X3) naik sebesar 1 satuan, maka nilai
Y naik sebesar 0,115 dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap tetap.
5. Apabila variabel kompensasi (X4) naik sebesar 1 satuan, maka nilai Y naik
sebesar 0,388 dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap tetap.
Pengujian Hipotesis
1. Hasil Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (fasilitas kerja,
komunikasi, Komitmen organisasi, serta kepuasan kerja) terhadap variabel terikat
(kepuasan kerja) secara terpisah.
Tabel 5 Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .807 5.667 .142 .887
fasilitas_kerja .211 .093 .215 2.258 .027
Komunikasi .625 .185 .348 3.387 .001
komitmen_organisasi .115 .089 .132 1.296 .199
Kompensasi .388 .144 .274 2.691 .009
a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 23
1. Variabel fasilitas kerja nilai sign 0,027 dan nilai thitung 2,258. Ini berarti
nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,027 (< 0,05). Serta berdasarkan
perbandingan thitung dengan ttabel, didapat thitung 2,258 dan ttabel 1,668 (2,258
> 1,668). Maka hal ini Ha diterima dan Ho ditolak sehingga fasilitas kerja
secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
2. Variabel komunikasi nilai sign 0,001 dan nilai thitung 3,387. Ini berarti
nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,001 (< 0,05). Serta berdasarkan
perbandingan thitung dengan ttabel, didapat thitung 3,387 dan ttabel 1,668 (3,387
> 1,668). Maka hal ini Ha diterima dan Ho ditolak sehingga komunikasi
secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
3. Variabel komitmen organisasi nilai sign 0,119 dan nilai thitung 1,296 Ini
berarti nilai sig lebih besar dari taraf signifikansi 0,119 (> 0,05). Serta
berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel, didapat thitung 1,296 dan ttabel
1,668 (1,296 < 1,668). Maka hal ini Ha ditolak dan Ho diterima sehingga
9
komitmen organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan
kerja.
4. Variabel kompensasi nilai sign 0,009 dan nilai thitung 2,691. Ini berarti
nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,009 (< 0,05). Serta berdasarkan
perbandingan thitung dengan ttabel, didapat thitung 2,691 dan ttabel 1,668 (2,691
> 1,668). Maka hal ini Ha diterima dan Ho ditolak sehingga kompensasi
secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
2. Hasil Uji F
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh nilai F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
H0 ditolak, sehingga fasilitas kerja, komunikasi, komitmen organisasi,
kompensasi secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja Pegawai Kantor
X.
Tabel 6 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 610.419 4 152.605 14.694 .000b
Residual 675.067 65 10.386
Total 1285.486 69
a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
b. Predictors: (Constant), kompensasi, fasilitas_kerja, komitmen_organisasi, komunikasi
Sumber : Hasil Output SPSS 23
Analisis Koefisien Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak
terhadap variabel dependen. Adjusted R2 dalam penelitian ini adalah 0,443 hal ini
menujukkan bahwa sebesar 44,3% kepuasan kerja pada Kantor X dipengaruhi
oleh fasilitas kerja, komunikasi, komitmen organisasi serta kompensasi.
Sedangkan sisanya sebesar 55,7 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Adapun hasil analisis koefisien
determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 7 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .689a .475 .443 3.223
10
a. Predictors: (Constant), kompensasi, fasilitas_kerja,
komitmen_organisasi, komunikasi
b. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Sumber : Hasil Output SPSS 23
PEMBAHASAN
Pembahasan Hipotesis
Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Fasilitas
Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai dengan melihat t
hitung (2,258)>ttabel (1,668) terlihat bahwa terdapat pengaruh antara variabel
fasilitas kerja terhadap kepuasan kerja pegawai. Selain itu juga dilihat dari nilai
signifikansi bahwa nilai sig lebih kecil dari pada nilai taraf signifikansi yaitu,
0,027<(0,05). Dimana dai pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dilihat bahwa
Ha diterima dan H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial fasilitas
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.
Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai dengan
melihat t hitung (3,387)>ttabel (1,668) terlihat bahwa terdapat pengaruh antara
variabel komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai. Selain itu juga dilihat dari
nilai signifikansi bahwa nilai sig lebih kecil dari pada nilai taraf signifikansi yaitu,
0,001<(0,05). Dimana dai pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dilihat bahwa
Ha diterima dan H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.
Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
Komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai dengan melihat t hitung (1,296)<ttabel (1,668) terlihat bahwa tidak terdapat
pengaruh antara variabel komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai. Selain itu
juga dilihat dari nilai signifikansi bahwa nilai sig lebih besar dari pada nilai taraf
signifikansi yaitu, 0,119>(0,05). Dimana dari pengujian hipotesis yang dilakukan
dapat dilihat bahwa Ha ditolak dan H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai.
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja Pegawai dengan
melihat t hitung (2,691)>ttabel (1,668) terlihat bahwa terdapat pengaruh antara
variabel kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai. Selain itu juga dilihat dari
11
nilai signifikansi bahwa nilai sig lebih kecil dari pada nilai taraf signifikansi yaitu,
0,009<(0,05). Dimana dai pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dilihat bahwa
Ha diterima dan H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial
kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
fasilitas kerja, komunikasi, komitmen organisasi dan kompensasi terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Kantor Distrik Navigasi Kelas I Tanjungpinang,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Fasilitas kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai pada Instansi X.
2. Komunikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Instansi X.
3. Komitmen organisasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Instansi X.
4. Kompensasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Instansi X.
5. Fasilitas Kerja, Komunikasi, Komitmen Organisasi dan Kompensasi
secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai
padaInstansi X.
SARAN
1. Pihak Kantor X perlu lebih memperhatikan kuantitas dan kualitas yang ada
seperti meja kantor, tempat parkir, dan transportasi melalui pembaharuan
dan pemeliharaan fasilitas kerja.
2. Diharapkan agar pihak Kantor X meningkatkan koordinasi dan
komunikasi yang baik dengan pegawai pada waktu jam kerja maupun di
luar jam kerja serta memberikan petunjuk atau arahan yang lebih jelas
kepada pegawai agar dapat menjalin komunikasi dengan baik sesama
rekan kerja dalam melaksanakan tugasnya sehingga kepuasan kerja
pegawai akan bisa lebih maksimal.
3. Pihak Kantor X harus lebih sering melibatkan pegawai dalam setiap
kegiatan, baik kegiatan di dalam maupun di luar kantor agar pegawai
merasa bahwa kantor tersebut adalah kantor yang terbaik untuk tempatnya
bekerja.
4. Pihak Kantor X seharusnya dapat mengapresiasi para pegawai yang telah
menyelesaikan pekerjaannya secara memuaskan. Hal tersebut dapat
membuat pegawai lebih bersemangat lagi dalam bekerja dan pegawai
merasa dihargai atas kerja keras yang dihasilkannya.
5. Pihak Kantor X lebih berkonsentrasi pada elemen-elemen fasilitas kerja,
komunikasi, dan kompensasi agar pegawai merasa puas terhadap
pekerjaan nya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bamatraf, R. S. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Fasilitas Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada PT. PLN (Persero). Medan :
Universitas Hasanuddin Makassar.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2016. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi
8. Semarang : Cetakan Empat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamali, A., Yusuf. 2016. Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan 1, CAPS : Yogyakarta.
Handoko. 2017. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.
Yogyakarta : BPFE.
Hermanovita, Ririn. 2012. Pengaruh Kompensasi dan Komitmen Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Purna Artanugraha
Bandar Lampung [Skripsi]. Universitas Lampung.
Indriyani, Linda. 2015. Pengaruh Pengembangan Karir dan Komunikasi
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Cogindo Daya
Bersama [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Pangarso, Astadi. 2016. Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Divisi Sumber Daya Manusia dan Diklat PT. Dirgantara
Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 12 No. 01 Maret 2016.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta: Bandung
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Suparyadi, H. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Menciptakan
Keunggulan Bersaing Berbasis Kompetensi SDM, Edisi 1. Penerbit: ANDI,
Yogyakarta.
Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. PT. Gramedia Pustaka Utama :
Yogyakarta.