bab i pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.upi.edu/13672/4/t_mtk_1202063_chapter1.pdf1 anisya...

13
1 Anisya Syahril, 2014 Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting, baik bagi siswa maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya, karena matematika adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan siswa. Tanpa matematika, akan sulit sekali untuk mempelajari dan menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peranan matematika menjadikan matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006, tentang standar isi pada lampirannya menegaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma. Secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Mengingat matematika merupakan pelajaran yang tiap materinya saling berkaitan dan berkesinambungan antara materi yang satu dengan yang lain, pengembangan kemampuan-kemampuan dalam pembelajaran perlu diperhatikan. Seiring dengan National Council of Teachers of Mathematics (2000) yang juga menyatakan bahwa terdapat enam kemampuan penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman

Upload: vuongdung

Post on 13-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1 Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting,

baik bagi siswa maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain.

Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya,

karena matematika adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan siswa.

Tanpa matematika, akan sulit sekali untuk mempelajari dan menemukan

berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peranan

matematika menjadikan matematika diajarkan pada setiap jenjang

pendidikan.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006, tentang

standar isi pada lampirannya menegaskan bahwa tujuan pembelajaran

matematika adalah:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma. Secara luwes, akurat,

efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Mengingat matematika merupakan pelajaran yang tiap materinya

saling berkaitan dan berkesinambungan antara materi yang satu dengan yang

lain, pengembangan kemampuan-kemampuan dalam pembelajaran perlu

diperhatikan. Seiring dengan National Council of Teachers of Mathematics

(2000) yang juga menyatakan bahwa terdapat enam kemampuan penting yang

perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman

2

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving),

penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi

(communication), koneksi (connection), representasi (representation).

Kemampuan pembelajaran matematika yang perlu dikembangkan

tersebut yaitu kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu

tujuan penting dalam pembelajaran yang memberikan pengertian bahwa

materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,

namun lebih dari itu. Siswa yang dapat memahami suatu materi pelajaran

dengan baik dapat mentransfer pengetahuannya daripada siswa yang hanya

menghafalkan rumus-rumus dan langkah-langkah algoritma. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Depdiknas (2003) yaitu pemahaman konsep

merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran bermatematika yang

diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika, dengan menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Siswa dikatakan

memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dengan

pengetahuan lama.

Siswa harus belajar matematika dengan kemampuan pemahaman,

secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan

sebelumnya (NCTM, 2000). Hal ini disebabkan konsep matematika disusun

secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk

mempelajari konsep selanjutnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap suatu

konsep sangat penting, apabila siswa sudah menguasai konsep materi

prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi

selanjutnya, siswa yang menguasai konsep juga dapat mengidentifikasi dan

mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi.

Selain kemampuan pemahaman matematis, salah satu kompetensi

yang harus dimiliki siswa adalah menggunakan bahasa untuk memahami,

mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi serta untuk

berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan komunikasi dalam matematika

merupakan keterampilan siswa dalam mengkespresikan ide-ide matematika

3

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau simbol matematika, kemampuan memahami, dan menjelaskan istilah-

istilah dan notasi matematika baik secara lisan maupun tulisan (Fitri, 2014).

Komunikasi dalam matematika merupakan kemampuan mendasar yang harus

dimiliki siswa dan guru dalam proses pembelajaran karena melalui

komunikasi siswa memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan dan

mengekspresikan pemahaman tentang konsep dan proses matematika yang

mereka pelajari. Sejalan dengan pendapat Kimberly (2008) yang menyatakan

bahwa komunikasi memiliki kaitan erat dengan proses pembelajaran. Siswa

yang dapat mengkomunikasikan ide-ide dan pemikiran mereka, maka guru

akan lebih mudah memahami tentang apa yang tidak dimengerti oleh siswa.

Baroody (Ansary, 2003) juga menyatakan bahwa paling tidak ada dua

alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu

ditumbuhkembangkan. Pertama, matematika tidak hanya sekedar alat bantu

berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau

mengambil kesimpulan, akan tetapi matematika juga merupakan suatu alat

yang tidak ternilai untuk mengkomunikasikan berbagai ide dengan jelas,

tepat, dan ringkas. Kedua, pembelajaran matematika merupakan aktivitas

sosial dan juga sebagai wahana interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa

dengan guru. Komunikasi dalam matematika membantu guru memahami

kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan mengekspresikan

pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.

Menurut Ansari (2003) kemampuan pemahaman matematis

merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan

komunikasi matematik. Siswa yang sudah mempunyai kemampuan

pemahaman matematis yang lebih baik dituntut juga untuk bisa

mengkomunikasikannya. Mengkomunikasikannya baik secara lisan maupun

tulisan supaya pamahamannya tersebut dapat dimengerti oleh guru ataupun

siswa lainnya karena dengan mengkomunikasikan ide-ide matematisnya

kepada orang lain, seorang siswa bisa meningkatkan pemahaman

matematisnya. Dengan adanya fasilitas untuk mengembangkan kemampuan

4

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi dapat memberikan kesempatan kepada siswa dan mendengarkan

ide-ide siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman

dan komunikasi matematis siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini

dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan oleh Priatna (2003) mengenai

pemahaman matematis diperoleh temuan bahwa kualitas kemampuan

pemahaman siswa masih rendah yaitu sekitar 50% dari skor ideal. Hal yang

sama juga terjadi pada kemampuan komunikasi matematis siswa, rendahnya

kemampuan komunikasi matematis dapat terlihat dari beberapa hasil

penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti

penelitian yang dilakukan oleh Rohaeti (2003) menujukkan bahwa rata-rata

kemampuan komunikasi matematis siswa berada pada kualifikasi kurang.

Sejalan dengan hasil penelitian oleh Qahar (2010) bahwa kemampuan

komunikasi matematikas siswa masih kurang, baik dalam melakukan

komunikasi secara lisan ataupun tulisan.

Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti di atas,

memberikan gambaran bahwa kemampuan pemahaman dan komunikasi

matematis perlu ditingkatkan melalui proses pembelajaran matematika. Salah

satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman dan

komunikasi matematis yaitu kurangnya kesempatan yang diberikan kepada

siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemapuannya tersebut. Menurut

Silver (Turmudi, 2009) siswa-siswa dalam pembelajarannya masih

menggunakan pembelajaran yang bersifat informative. aktivitas siswa sehari-

hari dalam pembelajaran matematika di kelas terdiri atas “menonton”

gurunya, menyelesaikan soal-soal di papan tulis, kemudian bekerja sendiri

dengan masalah-masalah atau persoalan yang disediakan dalam buku kerja

tradisional. Hal ini mengakibatkan konsep-konsep yang diberikan tidak

membekas dalam ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering

merasa kebingungan dalam memecahkan masalah.

Guru yang hanya bertindak sebagai penyampai informasi sedangkan

siswa hanya pasif mendengarkan dan menyalin informasi yang diberikan guru

5

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyebabkan tidak adanya variasi model pembelajaran yang dilakukan, maka

kurang maksimalnya aktivitas pembelajaran yang menjadi salah satu faktor

penyebab kurang berkembangnya kemampuan pemahaman dan komunikasi

matematis. Aktivitas pembelajaran seperti itu nantinya akan membuat siswa

cenderung hanya menghafal rumus dan algoritma langkah-langkah

pengerjaan soal tanpa memahami suatu konsep sehingga kemampuan

pemahaman siswa menjadi rendah. Siswa yang hanya mengandalkan hafalan

daripada pemahaman konsep akan mengalami kesulitan dalam

mengkomunikasikan gagasan ataupun ide-ide matematisnya. Hal ini juga

menyebabkan siswa kurang berani menyatakan pendapatnya dan takut salah

dengan apa yang disampaikannya. Kemampuan pemahaman siswa yang

rendah juga mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam

mengkomunikasikan pengetahunannya.

Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam matematika itu

sendiri maupun dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi siswa

dalam matematika atau kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa sering

mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapatnya, walaupun

sebenarnya ide atau gagasan tentang materi yang diajarkan sudah ada dalam

pikiran mereka. Guru menduga bahwa siswa kurang percaya diri dan takut

salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasanya, di samping itu siswa juga

kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya secara lisan. Ketika

siswa berpikir, merespon, berdiskusi, menjelaskan, menulis, membaca,

mendengarkan dan mengkaji tentang konsep-konsep matematika, mereka

mendapat keuntungan ganda yaitu mereka berkomunikasi untuk mempelajari

matematika, dan mereka belajar untuk berkomunikasi secara matematika

(NCTM, 2000). Jonker (2001) juga menyatakan dalam pembelajaran

matematika, pemahaman memberikan peran yang lebih penting dibandingkan

hafalan. Siswa harus mempelajari matematika dengan pemahaman, dengan

aktif membangun pengetahuan dari pengalaman dan pengetahuan terdahulu.

Proses pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi

6

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematisnya, ternyata berdampak juga pada sikap yang harus dimiliki siswa

sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu kemandirian belajar siswa.

Kemandirian belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan siswa dalam belajar. Keadaan tersebut cenderung membuat

siswa tidak menganalisis kebutuhan belajar matematika, merumuskan tujuan

belajarnya dan merencanakan program belajar yang sesuai dengan kebutuhan

siswa itu sendiri. Siswa juga kurang memanfaatkan dan menggunakan

berbagai sumber pelajaran yang tersedia.

Kemandirian memerlukan kemampuan siswa untuk bertindak secara

mandiri dalam pembelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran mematika

sekolah menengah pertama menurut Depdiknas (2006), adalah “Memiliki

sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki

rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta

sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat

dari studi yang dilakukan oleh Pape, Bell dan Yetkin (2003) menemukan

bahwa pada siswa kelas VII (seventh grade) yang memiliki kemandirian

belajar mempunyai pengaruh positif terhadap pengembangan kemampuan

matematisnya, salah satunya yaitu kemampuan komunikasi.

Darr dan Fisher (2004) juga menyatakan bahwa seorang siswa mandiri

adalah seseorang yang aktif terlibat dalam memaksimalkan kesempatan dan

kemampuannya untuk belajar, mengontrol aktivitas kognitif,

mengembangkan keterampilan pengaturan terhadap sikap, lingkungan dan

prilaku meningkatkan hasil belajar yang positif. Jika kemandirian belajar

siswa rendah maka siswa tidak menganalisis kebutuhan belajar matematika,

merumuskan tujuan belajarnya dan merencanakan program belajar yang

sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Siswa juga kurang memanfaatkan

dan menggunakan berbagai sumber pelajaran yang tersedia.

Hasil studi yang dilakukan oleh Borkowski dan Thorpe (Izzati, 2012)

menyatakan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah

dalam proses pembelajaran menjadi penyebab utama dari rendahnya prestasi.

Seiring dengan pendapat Harris dan Graham (Zumbrunn, 2011) yang

7

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyatakan kemandirian belajar menjadi penentu utama dari hasil belajar

siswa. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki

kemandirian belajar yang tinggi, siswa akan memperlihatkan prestasi

akademik, motivasi, dan pembelajaran yang lebih baik. Oleh karena itu

pengembangan kemandirian belajar siswa sangat diperlukan oleh individu

yang belajar matematika. Seseorang yang mempunyai kemandirian belajar

memliki kemampuan untuk mengatur motivasi dirinya, tidak saja motivasi

eksternal tetapi juga motivasi internal serta mereka mampu tetap menekuni

tugas jangka panjang sampai tugas tersebut terselesaikan. Kemandirian

belajar mengacu pada cara spesifik seorang siswa dalam mengontrol

belajarnya.

Menyadari akan pentingnya keaktifan siswa dalam upaya

meningkatkan kemampuan pemahaman, komunikasi serta kemandirian

belajar siswa, guru dalam proses pembelajaran perlu mengupayakan dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat meningkatkan

kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan ide-ide matematisnya.

Sumarmo (Fitri, 2014) menyatakan agar pembelajaran dapat memaksimalkan

proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk

terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan ,

berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan serta

mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan. Cara yang dapat

dilakukan dengan menggali dan mengembangkan kemampuan matematis dan

siswa tersebut dengan menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa

melatih kemampuan matematis serta sikapnya sehingga pembelajaran

matematika diharapkan dapat dibangun dengan pemahaman dan komunikasi.

Guru juga perlu mengupayakan pemilihan strategi pembelajaran dan media

yang tepat dan efesien.

Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara

aktif adalah strategi active learning. Strategi active learning merupakan

strategi yang diyakini dapat mendorong siswa lebih aktif. Menurut Bonwell

(Suyadi, 2013) salah satu karakteristik dari pembelajaran aktif yaitu siswa

8

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak boleh pasif tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan

dengan materi pembelajaran. Seiring dengan pendapat McConnel (Salman,

2009) yang menyatakan bahwa konsep pembelajaran aktif sebagai sebuah

proses dalam melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui membaca,

menulis, berdiskusi, bertindak, dan memecahkan masalah.

Strategi pembelajaran aktif yang di kembangkan oleh Silberman

terdiri dari 101 tipe, salah satu diantaranya yaitu “Active Knowledge Sharing

(Berbagi Pengetahuan secara Aktif)”. Silberman (2004) mengemukakan

bahwa strategi active knowledge sharing merupakan suatu cara yang baik

untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran yang akan diajarkan. Strategi

ini menuntut siswa untuk tidak sekedar mengingat materi pelajaran. Mereka

juga diajak untuk menguasai dan memahami materi pelajaran secara penuh.

Selain itu diyakini juga dapat menjadikan siswa lebih aktif semenjak awal

terjadinya proses pembelajaran, ini dimaksudkan agar siswa lebih

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Silberman (2006) bahwa guru

mengetahui pentingnya menjadikan siswa aktif sejak awal, yaitu: “Dalam

memulai pelajaran apapun, kita sangat perlu menjadikan siswa aktif semenjak

awal, jika tidak kemungkinan besar kepasifan siswa akan melekat seperti

semen yang butuh waktu untuk mengeringkannya”. Strategi ini didesain

untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran, menimbulkan minat dan

merangsang mereka untuk berpikir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

keterlibatan fisik dan kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran dengan strategi active knowledge sharing siswa

diperintahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan

oleh guru. Untuk menerapkan strategi ini di dalam kelas, peneliti

menggunakan lembar aktivitas siswa yang berupa konstruksi dari konsep.

Penggunaan lembar aktivitas untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan

tugas dan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Pengerjaan lembar aktivitas ini dilakukan secara kelompok dengan tujuan

untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas dan untuk meningkatkan

9

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan menggunakan lembar

aktivitas juga dapat membantu meningkatkan keterampilan berkomunikasi

siswa dengan mengungkapkan dan mejelaskan ide-ide secara detail melalui

tulisan. Pada tahap berbagai pengetahuan memungkinkan semua siswa

mengungkapkan pendapat dan saling tukar informasi dengan temannya,

sehingga mereka dapat terlibat aktif dan saling bekerja sama.

Dalam pembelajaran siswa dibentuk dalam suatu kelompok, yang

bertujuan untuk memungkinkan semua siswa mengungkapkan pendapat dan

berbagai pengetahuan dengan siswa lainnya. Selanjutnya masing-masing

perwakilan kelompok akan menyebar ke kelompok lain untuk saling berbagi

informasi ataupun pengetahuan dengan anggota kelompoknya. Dengan

adanya diskusi kelompok dapat mengembangkan kemampuan pemahaman

dan komunikasi matematis. Membuat kelompok-kelompok kecil dalam

diskusi, akan membuat intensitas seorang siswa dalam mengemukakan

pendapatnya akan semakin tinggi. Hal ini akan memberi peluang yang besar

bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi

matematisnya.

Pembelajaran matematika diharapkan dapat dibangun dengan

pemahaman dan komunikasi ide dan gagasan bersama dalam suatu kelompok.

Turmudi (2009) juga menyatakan bahwa proses komunikasi matematika

dapat difasilitasi dengan adanya kerja kelompok, baik komunikasi

matematika tertulis maupun komunikasi lisan. Selain itu dengan adanya kerja

kelompok dapat secara langsung melihat bagaimana siswa berargumentasi

terhadap konsep matematika yang sedang dipelajarinya. Dengan kata lain

dalam pembelajaran matematika siswa harus terlihat aktif baik fisik maupun

mental selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa belajar atas

kemauannya sendiri, misalnya melalui kerja kelompok, pemecahan masalah,

diskusi dan saling bertukar ide dengan harapan terjadi interaksi, baik interaksi

antara siswa itu sendiri maupun dengan guru. Siswa dapat belajar melaui

kemauannya sendiri, misalnya melalui kerja kelompok, diskusi dan saling

bertukar ide.

10

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan dalam pembelajaran active knowledge sharing di dalam

kelas tidak hanya didominasi oleh siswa yang pintar saja, tetapi siswa sama-

sama dapat saling membantu dan berbagi pengetahuan dalam usahanya

memahami materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan latar belakang di atas

penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing

untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi serta

Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah peningkatan kemampuan

pemahaman, komunikasi serta kemandirian belajar matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?. Rumusan masalah

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

2. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran active knowledge sharing lebih baik daripada

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

3. Apakah kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran active

knowledge sharing lebih baik daripada siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional?

4. Bagaimana aktivitas siswa yang memperoleh pembelajaran active

knowledge sharing?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menelaah:

1. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa selama penerapan

strategi active knowledge sharing dibandingkan dengan siswa yang

11

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa selama penerapan

strategi active knowledge sharing dibandingkan dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran konvensional.

3. Kemandirian belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika

melalui strategi active knowledge sharing.

4. Mendeskripsikan aktivitas siswa selama penerapan strategi active

knowledge sharing.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan berarti

bagi guru, siswa dan peneliti khususnya untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman, komunikasi matematis serta kemandirian belajar siswa.

1. Manfaat ketika Proses Pembelajaran

Penerapan proses pembelajaran active knowledge sharing dapat menjadi

sarana bagi siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran

matematika di kelas sehingga dapat berlatih mengerjakan soal-soal untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa

serta mengembangkan sikap kemandirian belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang sejauh mana peningkatan kemampuan pemahaman,dan

kemampuan komunikasi matematis serta kemadirian belajar siswa dengan

pembelajaran active knowledge sharing. Hasil dari penelitian dapat

digunakan sebagai tambahan referensi dalam memilih strategi

pembelajaran yang efektif dan informasi pembelajaran yang berhubungan

dengan kemampuan pemahaman, komunikasi matematis dan kemandirian

belajar siswa.

3. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

untuk mengembangkan teori pembelajaran yang berkaitan dengan

12

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman, komunikasi matematis serta kemandirian belajar siswa

dalam pembelajaran matematika melalui strategi active knowledge

sharing. Dan juga dapat menjadi sumbangan pemikran baru bagi

perkembangan dunia pendidikan agar kualitas pendidikan menjadi lebih

baik.

1.5 Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran

yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini,

perlu dikemukakan defenisi operasional sebagai berikut:

1. Strategi active knowledge sharing (berbagi pengetahuan secara aktif)

merupakan suatu cara untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran

yang akan diajarkan dengan tahapan pembelajaran: siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari,

selanjutnya perwakilan pada masing-masing kelompok menyebar ke

kelompok lain untuk berbagi pengetahuan. Setelah itu perwakilan

kelompok tersebut kembali ke kelompok semula untuk membagi

pengetahuan yang sudah dikumpulkannya kepada anggota kelompoknya.

2. Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan siswa dalam

menyajikan pengetahuan konsep-konsep matematika, prinsip, algoritma

dan pengetahuan prosedural. Jenis kemampuan pemahaman siswa dalam

penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan

matematika yang akan diukur melalui kemampuan:

a. Pemahaman instrumental, meliputi menerapkan rumus secara langsung

dan mengerjakan sesuatu secara algoritmik

b. Pemahaman relasional, meliputi mengubah suatu situasi atau kata-kata

ke dalam model matematika, mengaitkan suatu konsep dengan konsep

lainnya

3. Kemampuan komunikasi matematis siswa adalah kemampuan siswa dalam

menyatakan suatu situasi dengan gambar, tabel atau grafik dan

kemampuan siswa dalam menjelaskan ide atau situasi dengan kata-kata

13

Anisya Syahril, 2014

Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman,

Komunikasi Serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri. Kemampuan komunikasi tertulis di ukur dengan soal tes hasil

belajar yang meliputi:

a. Representasi; menyatakan gambar atau diagram ke dalam ide-ide

matematika.

b. Menulis; mengekspresikan, mendemostrasikan dan melukiskan ide-ide

matematika ke dalam bentuk gambar, tabel, grafik atau model

matematika lain.

4. Kemandirian belajar matematika adalah sikap siswa terhadap dirinya

dalam belajar. Aspek-aspek kemandirian belajar siswa dalam matematika

yang dikembangkan, yaitu: (1) inisiatif belajar, (2) Mendiagnosis

kebutuhan belajar sendiri, (3) Menetapkan target atau tujuan belajar, (4)

Memilih dan menggunakan sumber, (5) Memilih strategi belajar, (6)

Mengevaluasi proses dan hasil belajar, (7) Bekerja sama, (8) Membangun

makna, dan (9) mengontrol diri.

5. Pembelajaran konvesional dalam penelitian ini maksudnya adalah kegiatan

pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah dengan kecenderungan

berpusat pada guru (teacher centered). Dalam pembelajaran konvensional,

guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dengan ceramah untuk

menjelaskan konsep atau materi dan menjelaskan prosedur penyelesaian

soal-soal latihan. Kegiatan berkisar pada penjelasan oleh guru, pemberian

contoh soal, kemudian latihan soal.