pengaruh ekstrak kasar daun kecubung (datura metel l ...repository.ub.ac.id/4814/1/andi alya...

70
PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila SKRIPSI Oleh : ANDI ALYA YUSRIYYAH NIM. 135080501111060 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG

DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila

SKRIPSI

Oleh :

ANDI ALYA YUSRIYYAH NIM. 135080501111060

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG

DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

ANDI ALYA YUSRIYYAH NIM. 135080501111060

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

AGUSTUS 2017

Page 3: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI
Page 4: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG

(Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI IKAN NILA

(Oreochromis nilocus) YANG DIINFEKSI BAKTERI

Aeromonas hydrophila

Judul :

Nama Mahasiswa : ANDI ALYA YUSRIYYAH

NIM : 135080501111060

Program Studi : Budidaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : PROF. DR. IR. ARIEF PRAJITNO, MS

Pembimbing 2 : DR. IR. MOHAMAD FADJAR, M.Sc

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : PROF. DR. IR. SRI ANDAYANI, MS

Dosen Penguji 2 : DR. YUNITA MAIMUNAH, S.Pi, M.Sc

Tanggal Ujian : 27 Juli 2017

Page 5: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain

kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Agustus 2017

Mahasiswa

Andi Alya Yusriyyah

Page 6: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

RIWAYAT HIDUP

Andi Alya Yusriyyah adalah nama penulis skripsi ini.

Penulis lahir dari orang tua Syarifuddin Tonnek dan Andi

Faridawati sebagai anak tunggal. Penulis dilahirkan di

Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada tanggal 24 Mei

1996. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari SD

Negeri 2 Unggulan Maros (lulus tahun 2008),

melanjutkan ke SMP Negeri 2 Unggulan Maros (lulus

tahun 2010) kemudian ke SMA Negeri 1 Maros (lulus tahun 2013) dan Universitas

Brawijaya, Malang, hingga akhirnya bias menempuh masa kuliah di Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budidaya Perairan.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah

berhasi menyelesaikan pengerjaan skripsi ini. Semoga dengan penulisan skripsi

ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas

terselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Kasar Daun

Kecubung (Datura metel L.) Terhadap Hematologi Ikan Nila (Oreochromis

niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila”.

Page 7: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan atas terselesaikannya laporan skripsi ini,

penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya.

2. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS dan Dr. Ir. M. Fadjar, M.Sc selaku dosen

pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, saran dan nasihat sehingga

laporan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

3. Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS dan Dr. Yunita Maimunah, S.Pi, M.Sc selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran dan nasihat sehingga laporan

skripsi ini dapat selesai dengan baik.

4. Kedua orang tua penulis, Bapak Ir. H. Syarifuddin Tonnek, MS dan Ibu Dra.

Hj. Andi Faridawati, M.Pd yang selalu memberikan dukungan moral dan

materi kepada penulis.

5. Ibu Titin Yuniastutik, S.TP selaku laboran Laboratorium Budidaya Ikan Divisi

Penyakit dan Kesehatan Ikan dan Bapak Wahyudi Arif selaku laboran

Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan yang telah

mengizinkan dan membantu penulis selama peneilitian.

6. Mas Rusmawanto yang telah membantu dan mengarahkan dari awal hingga

terselesaikannya laporan skripsi ini.

7. Teman-teman skripsi Prof. Arief (Tim 25) yang telah membantu dari awal

hingga terselesaikannya laporan skripsi ini.

8. Teman-teman terdekat (Annisa, Iga, Vida, Roji, Dedi, Zaky, Saskia) dan

teman-teman AquaGt 2013 yang selalu memberikan dukungan, serta semua

pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu penulis

selama penelitian dan pembuatan laporan ini.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 8: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

Pengaruh Ekstrak Kasar Daun Kecubung (Datura metel L.) terhadap Hematologi

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

Andi Alya Yusriyyah1), Arief Prajitno2) dan Mohamad Fadjar2)

ABSTRAK

Dampak dari penggunaan antibiotik dan zat kimia lainnya tidak efektif karena

bersifat residu di dalam tubuh ikan dan bakteri patogen menjadi resisten. Oleh sebab itu,

dibutuhkan pengobatan alternatif yang dapat digunakan untuk mengobati ikan nila dari

infeksi bakteri A. hydrophila, salah satunya adalah dengan penggunaan ekstrak daun

kecubung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar

daun kecubung (D. metel L.) terhadap hematologi ikan nila (O. niloticus) yang diinfeksi

bakteri A. hydrophila. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen

dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan

dengan 3 kali pengulangan. Penelitian ini menggunakan perlakuan A (dosis 1500 ppm), B

(dosis 2000 ppm), C (dosis 2500 ppm), D (dosis 3000 ppm) dan E (dosis 3500 ppm). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) pada

pelakuan E berpengaruh nyata terhadap total eritrosit (2,26±0,08 × 106 sel/mm3), total

leukosit (14,37±0,24 × 104 sel/mm3), kadar hemoglobin (6,40±0,53 g%) dan kadar

hematokrit (28,57±0,45 %).

Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, Hematologi, Oreochromis niloticus, Datura metel L.

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

THE INFLUENCE OF KECUBUNG (Datura metel L.) LEAVES CRUDE EXTRACT

ON HEMATOLOGY IN TILAPIA (Oreochromis niloticus) INFECTED BY Aeromonas hydrophila

Andi Alya Yusriyyah1), Arief Prajitno2) dan Mohamad Fadjar2)

ABSTRACT

The impact of antibiotic and other chemical subtances are not effective because

tend to residue in the fish body and pathogen bacteria become resistant. Therefore, it

needed the alternative treatments that can be used to treat Tilapia fish from A.hydrophila

infection, one example is the use of kecubung (D. metel L.) leaves. This research was

aimed to understand the influence of the kecubung (D. metel L.) leaves crude extract on

hematology in tilapia (O. niloticus) infected by A. hydrophila. The experiment method used

randomize completely design consist of 5 treatments with 3 replications. A treatment (1500

ppm), B treatment (2000 ppm), C treatment (2500 ppm), D treatment (3000 ppm), E

treatment (3500 ppm). The results showed that Kecubung (D. metel L.) leaves crude extract

in E treatment significantly different on total erythrocytes (2,26±0,08 × 106 sel/mm3), total

leukocytes (14,37±0,24 × 104 sel/mm3), hemoglobin levels (6,40±0,53 g%) dan hematocrit

levels (28,57±0,45 %).

Keyword : Aeromonas hydrophila, Hematology, Oreochromis niloticus, Datura metel L.

1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Brawijaya University

2) Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Brawijaya University

Page 9: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

RINGKASAN

ANDI ALYA YUSRIYYAH. Pengaruh Ekstrak Kasar Daun Kecubung (Datura metel L.) terhadap Hematologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In Vivo. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS dan Dr. Ir. M. Fadjar, M.Sc

Ikan nila (O. niloticus) atau juga dsebut ikan tilapia merupakan salah satu jenis ikan air tawar introduksi yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup penting di beberapa daerah di Asia, termasuk Indonesia. Daging ikan nila (O. niloticus) memiliki cita rasa daging yang khas dan harga jualnya terjangkau masyarakat. Karenanya, ikan nila menjadi salah satu ikan air tawar yang unggulan bagi para pembudidaya. Sama seperti usaha budidaya perikanan lainnya, masalah utama dalam budidaya ikan nila (O. niloticus) adalah serangan penyakit infeksi yang akan mengakibatkan kematian dan kegagalan panen. Salah satu bakteri yang sering menyerang ikan nila adalah bakteri A. hydrophila. Pengendalian yang umum digunakan untuk serangan hama maupun penyakit adalah dengan menggunakan bahan-bahan kimia dan antibiotik. Penggunaan antibiotik dianggap tidak efektif karena akan meninggalkan residu di dalam tubuh ikan dan bakteri patogen menjadi resisten. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah memberikan ekstrak kasar dari daun kecubung (D. metel L.)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) terhadap hematologi ikan nila (O. niloticus) yang diinfeksi A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2017, di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan lima perlakuan dan tiga ulangan yaitu dengan menggunakan dosis A (1500 ppm), B (2000 ppm), C (2500 ppm), D (3000 ppm) dan E (3500 ppm). Parameter utama dalam penelitian ini adalah perhitungan sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), kadar hemoglobin dan kadar hematokrit, sedangkan untuk parameter penunjang dalam penelitian ini adalah gejala klinis, kelulushidupan ikan dan kualitas air (pH, suhu dan DO).

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: perhitungan sel darah merah (eritrosit) pada perlakuan E (3500 ppm) memiliki rata-rata jumlah eritrosit tertinggi yaitu 2,26x106 sel/mm3, berdasarkan kurva regresi menunjukkan peningkatan sel darah merah seiring dengan bertambahnya dosis dengan persamaan y= 0,75125 + 0,0004x. Perhitungan sel darah putih (leukosit) pada perlakuan E (3500 ppm) memiliki rata-rata jumlah leukosit terendah yaitu 14,37x104 sel/mm3, berdasarkan kurva regresi menunjukkan penurunan sel darah putih seiring dengan bertambahnya dosis dengan persamaan y= 21,4975 – 0,0019x. Perhitungan kadar hemoglobin pada perlakuan E (3500 ppm) memiliki rata-rata kadar hemoglobin tertinggi yaitu 6,4g%, berdasarkan kurva regresi menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin seiring dengan bertambahnya dosis dengan persamaan y= 1,4168 + 0,0014x. Perhitungan kadar hematokrit pada perlakuan E (3500 ppm) memiliki rata-rata kadar hematokrit tertinggi yaitu 28,57%, berdasarkan kurva regresi menunjukkan penurunan sel darah putih seiring dengan bertambahnya dosis dengan persamaan y= 11,36 + 0,0051x. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengobati ikan nila (O.niloticus) yang diinfeksi bakteri A. hydrophila.

Page 10: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat serta

karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul:

Pengaruh Ekstrak Kasar Daun Kecubung (Datura metel L.) Terhadap Hematologi

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila ini

dapat terselesaikan dengan baik. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS dan Dr. Ir. M. Fadjar, M.Sc selaku

dosen pembimbing, Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, MS dan Dr. Yunita Maimunah, S.Pi,

M.Sc selaku dosen penguji serta semua pihak yang telah membantu.

Laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya, Malang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan

skripsi ini. Semoga laporan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta

untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan ikan.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 11: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI .............................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

RINGKASAN ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4

1.5 Hipotesa ................................................................................................ 4

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

2.1 Biologi Ikan Nila (O. niloticus) ................................................................ 5

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi ............................................................... 5

2.1.2 Habitat dan Penyebaran ............................................................... 6

2.1.3 Kebiasaan Makan ......................................................................... 7

2.1.4 Penyakit pada Ikan Nila (O. niloticus)............................................ 7

2.2 Bakteri A. hydrophila ............................................................................. 8

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi ............................................................... 8

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangbiakan .......................................... 9

2.2.3 Patogenitas ................................................................................. 10

2.2.4 Infeksi Bakteri ............................................................................. 11

Page 12: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

2.3 Kecubung (D. metel L.) ........................................................................ 12

2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi ............................................................. 12

2.3.2 Kandungan Kimia ....................................................................... 13

2.4 Hematologi .......................................................................................... 13

2.4.1 Sel Darah Merah (Eritrosit) ......................................................... 14

2.4.2 Sel Darah Putih (Leukosit) .......................................................... 15

2.4.3 Hemoglobin................................................................................. 16

2.4.4 Hematokrit .................................................................................. 17

3. METODE PENELITIAN ............................................................................... 18

3.1 Materi Penelitian .................................................................................. 18

3.1.1 Alat-alat Penelitian ...................................................................... 18

3.1.2 Bahan-bahan Penelitian .............................................................. 19

3.2 Media Penelitian .................................................................................. 19

3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 19

3.4 Pengambilan Data ............................................................................... 20

3.5 Rancangan Penelitian ......................................................................... 20

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................. 22

3.6.1 Persiapan Penelitian ................................................................... 22

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 23

3.7 Parameter Uji ...................................................................................... 27

3.7.1 Parameter Utama........................................................................ 27

3.7.2 Parameter Penunjang ................................................................. 28

3.8 Analisa Data ........................................................................................ 28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 29

4.1 Identifikasi Bakteri A. hydrophila .......................................................... 29

4.2 Analisis Hematologi ............................................................................. 30

4.2.1 Jumlah Eritrosit ........................................................................... 31

4.2.2 Jumlah Leukosit .......................................................................... 34

4.2.3 Kadar Hemoglobin ...................................................................... 38

4.2.4 Kadar Hematokrit ........................................................................ 41

4.3 Gejala Klinis Ikan Nila (O. niloticus) Selama Penelitian ....................... 44

4.4 Kelulushidupan Ikan Selama Penelitian ............................................... 46

4.5 Kualitas Air Selama Penelitian ............................................................. 47

4.5.1 Suhu ........................................................................................... 47

Page 13: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

4.5.2 Derajat Keasaman (pH) .............................................................. 48

4.5.3 Oksigen Terlarut (DO) ................................................................. 48

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 50

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 50

5.2 Saran................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

LAMPIRAN ....................................................................................................... 55

Page 14: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rata-Rata Jumlah Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian .............. 31

2. Analisis Sidik Ragam Jumlah Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus) ........................ 31

3. Uji BNT Jumlah Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus) ............................................. 32

4. Rata-Rata Jumlah Leukosit Pada Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian .... 35

5. Analisis Sidik Ragam Jumlah Leukosit Ikan Nila (O. niloticus) ....................... 35

6. Uji BNT Jumlah Leukosit Ikan Nila (O. niloticus) ............................................ 36

7. Rata-rata Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian ........... 38

8. Analisis Sidik Ragam Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus) ................... 38

9. Uji BNT Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus) ........................................ 39

10. Rata-rata Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian ........... 41

11. Analisis Sidik Ragam Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus) ................... 42

12. Uji BNT Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus) ........................................ 42

Page 15: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan nila (O. niloticus) ...................................................................................... 6

2. Bakteri A.hydrophila (Perbesaran 100x) .......................................................... 9

3. Daun kecubung (D. metel L.) ......................................................................... 12

4. Sel darah merah (Perbesaran 400x) .............................................................. 14

5. Sel darah putih .............................................................................................. 16

6. Hasil Uji Gram Bakteri A. hydrophila (Perbesaran 10.000x) ........................... 30

7. Grafik Regresi Total Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus) ...................................... 33

8. Grafik Regresi Total Leukosit Ikan Nila (O. niloticus) ..................................... 36

9. Grafik Regresi Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus) .............................. 40

10. Grafik Regresi Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus) .............................. 43

11. Ikan Nila (O. niloticus) Normal dan Gejala Klinis Ikan Nila (O. niloticus) yang

terinfeksi bakteri A. hydrophila ..................................................................... 46

Page 16: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat-alat Penelitian ......................................................................................... 55

2. Bahan-bahan Penelitian ................................................................................ 58

3. Kegiatan Penelitian ........................................................................................ 60

4. Pembuatan Ekstrak Dosis Uji ........................................................................ 62

5. Analisis Data Uji Total Eritrosit pada Ikan Nila (O. niloticus) yang Diinfeksi

Bakteri A. hydrophila terhadap Ekstrak Kasar Daun Kecubung (D. metel L.) 63

6. Analisis Data Uji Total Leukosit pada Ikan Nila (O. niloticus) yang Diinfeksi

Bakteri A. hydrophila terhadap Ekstrak Kasar Daun Kecubung (D. metel L.) 68

7. Analisis Data Uji Kadar Hemoglobin pada Ikan Nila (O. niloticus) yang

Diinfeksi Bakteri A. hydrophila terhadap Ekstrak Kasar Daun Kecubung (D.

metel L.) ....................................................................................................... 73

8. Analisis Data Uji Kadar Hematokrit pada Ikan Nila (O. niloticus) yang Diinfeksi

Bakteri A. hydrophila terhadap Ekstrak Kasar Daun Kecubung (D. metel L.) 78

9. Foto Pengamatan Hematologi Ikan Nila (O. niloticus) .................................... 83

10. Data Kelulushidupan Ikan Selama Penginfeksian dan Pemeliharaan .......... 84

11. Data Hasil Pengamatan Kualitas Air ............................................................ 85

12. Gejala Klinis Selama Penginfeksian............................................................. 88

13. Hasil Biokimia Identifikasi Bakteri A. Hydrophila .......................................... 89

Page 17: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila (O. niloticus) atau juga dsebut ikan tilapia merupakan salah satu

jenis ikan air tawar introduksi yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup penting

di beberapa daerah di Asia, termasuk Indonesia (Nugroho, 2013). Begitu

populernya ikan nila sehingga saat ini dapat dengan mudah ditemukan di seluruh

pelosok Tanah Air. Hal ini menunjukkan bahwa ikan nila memiliki prospek usaha

yang cukup menjanjikan. Dari segi pertumbuhan ikan nila pada umumnya mampu

mencapai ukuran tubuh yang cukup besar, yakni 1 kg/ekor. Namun, kepopuleran

ikan nila tidak semata-mata karena laju pertumbuhannya yang cepat. Faktor lain

yang memegang peranan penting adalah cita rasa daging yang khas dan harga

jualnya terjangkau masyarakat. Warna daging ikan nila putih bersih dan tidak

banyak durinya sehingga sering dijadikan sumber protein yang murah dan mudah

didapat. Hal ini bisa dimengerti karena kandungan gizi ikan nila cukup tinggi, yakni

sekitar 17,5% (Amri dan Khairuman, 2003).

Sama seperti usaha budidaya perikanan lainnya, masalah utama dalam

budidaya ikan nila adalah serangan penyakit infeksi yang akan mengakibatkan

kematian dan kegagalan panen. Penyakit tersebut diakibatkan oleh parasit, jamur

ataupun bakteri serta didukung oleh kondisi lingkungan budidaya tersebut. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Irianto (2005), bahwa penyakit infeksi menjadi

ancaman utama keberhasilan akuakultur. Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar

dan padat tebaran tinggi pada area terbatas, menyebabkan kondisi lingkungan

tersebut sangat mendukung berkembangnya dan penyebaran penyakit infeksi.

Kondisi dengan padat penebaran tinggi akan menyebabkan ikan mudah stres

sehingga menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Selain itu,

kualitas air, volume air dan alirannya berpengaruh terhadap berkembangnya suatu

Page 18: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

2

penyakit. Populasi yang tinggi akan mempermudah penularan karena

meningkatnya kemungkinan kontak antara ikan yang sakit dengan ikan yang

sehat.

Aeromonas sp. merupakan bakteri patogen yang sering menyerang dan

mengakibatkan kematian massar pada ikan budidaya. Kontak yang terjadi antara

Aeromonas sp. dengan ikan, memungkinkan bakteri ini memasuki tubuh ikan

sehingga mengakibatkan infeksi. Aeromonas sp. dapat berperan sebagai patogen

utama maupun sekunder. Aeromonas sp. mempunyai kisaran inang yang luas,

yaitu ikan air tawar dan laut (Afrianto et al., 2015).

Senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan misalkan flavonoid, tanin dan

saponin berdasarkan beberapa hasil penelitian mempunyai kemampuan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri, di dalam daun kecubung (D. metel L.)

mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid dan tanin sehingga

senyawa aktif tersebut dapat digunakan sebagai antibakteri.

Biasanya kondisi ikan nila yang paling rentan terserang hama dan penyakit

adalah pada fase pembenihan ikan, dimulai dari penetasan hingga pendederan.

Beberapa sumber penyakit yang dapat menyerang ikan nila yaitu dari segi kualitas

air yang tidak mendukung lingkungan yang optimal untuk ikan nila, jasad patogen

yang ada di perairan, hama yang masuk ke wadah budidaya, serta terjadinya

kontak langsung dengan ikan yang sakit. Terdapat beberapa metode yang

digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan nila. Selain pengamatan

morfologi dan gejala klinis yang tampak dari luar, diperlukan pemeriksaan

parameter hematologi meliputi pemeriksaan jumlah eritrosit dan leukosit. Titrawani

et al. (2014) juga berpendapat bahwa nilai normal gambaran darah ikan diperlukan

untuk menentukan status kesehatan ikan. Status kesehatan ikan sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan. Setiap jenis ikan memiliki kondisi

Page 19: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

3

haematologi yang spesifik dan nilai dari setiap parameter haematologi pada ikan

bervariasi tergantung dari jenis, umur serta jenis kelamin ikan tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Prajitno (2008), bakteri A. hydrophila umumnya hidup di air tawar,

terutama yang mengandung bahan organik tinggi dan dapat menyerang semua

jenis ikan air tawar dan jenis penyakitnya disebut Motil Aeromonas Septicaemia

(MAS) atau sering juga disebut Haemorrhagic septicaemia. Afrianto et al. (2015)

juga menyatakan bahwa ikan yang terserang Aeromonas cenderung terlihat

lemas, gerakannya lambat, kesulitan bernapas, dan sering terlihat megap-megap

di permukaan air. Warna tubuhnya menjadi lebih gelap, tetapi warna insangnya

memucat, kulit kesat, dan timbul pendarahan. Terlihat adanya bercak-bercak

merah pada bagian luar tubuhnya dan kerusakan pada sirip, insang, dan kulit.

Pendarahan pada saluran kapiler terjadi di permukaan sirip dan submukosa perut

ikan. Ikan memproduksi lendir secara berlebihan dan akhirnya menimbulkan

pendarahan.

Pengendalian yang umum digunakan untuk serangan hama maupun

penyakit adalah dengan menggunakan bahan-bahan kimia dan antibiotik.

Penggunaan antibiotik dianggap tidak efektif karena akan meninggalkan residu di

dalam tubuh ikan dan bakteri patogen menjadi resisten. Salah satu alternatif yang

bisa digunakan adalah dengan memanfaatkan bahan bioaktif dalam tanaman

herbal yaitu dengan memberikan ekstrak dari daun kecubung (D. metel L.).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

apakah pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) bisa digunakan

sebagai pengobatan sehingga berpengaruh terhadap hematologi ikan Nila (O.

niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila.

Page 20: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

4

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa dosis terbaik ekstrak

kasar daun kecubung (D. metel L.) yang dapat digunakan sebagai pengobatan

terhadap hematologi ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

penggunaan ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) terhadap gambaran

hematologi ikan nila (O. niloticus) yang diinfeksi bakteri A. hydrophila. Selain itu,

diharapkan hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang penyakit dan kesehatan ikan.

1.5 Hipotesa

Adapun hipotesa dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Diduga pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) tidak

berpengaruh terhadap hematologi ikan nila (O. niloticus) yang diinfeksi

bakteri A. hydrophila.

H1 : Diduga pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) berpengaruh

terhadap hematologi ikan nila (O. niloticus) yang diinfeksi bakteri A.

hydrophila.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2017, di Laboratorium

Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan serta Laboratorium Eksplorasi

Sumberdaya Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Brawijaya Malang.

Page 21: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

5

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Nila (O. niloticus)

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ikan nila (O. niloticus) menurut Trewavas (1980) adalah sebagai

berikut:

Phylum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Acanthoperigii

Suku : Cichildae

Genus : Oreochromis

Spsies : Oreochromis niloticus

Menurut Amri dan Khairuman (2003), berdasarkan morfologinya, kelompok

ikan Oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum,

bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar.

Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea

lateralis) terputus di bagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih

kebawah daripada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik

pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur

mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya

berwarna hitam dan sirip dadanya nampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung

berwarna abu-abu atau hitam.

Menurut Partosuwiryo dan Warseno (2011), ikan nila memiliki lima buah

sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip

punggung memanjang mulai dari belakang tutup insang hingga pangkal ekor. Sirip

punggung terdiri atas 16-17 duri tajam dan 11-15 jari-jari (duri lunak). Sirip dada

Page 22: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

6

sepasang kecil dan memanjang. Sirip perut sepasang kecil dan pendek. Sirip anus

agak panjang terdiri atas tiga duri dan 8-11 jari-jari, sedangkan sirip ekor

membulat. Ikan nila dapat dsajikan pada Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Ikan nila (O. niloticus) (Khairuman dan Amri, 2012)

2.1.2 Habitat dan Penyebaran

Menurut Suyanto (2010), ikan nila terkenal sebagai ikan yang sangat tahan

terhadap perubahan lingkungan hidup. Nila dapat hidup di lingkungan air tawar,

air payau, dan air asin di laut. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang

bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila

secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat

mengakibatkan stres dan kematian ikan.

Nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan perairan

dengan alkalinitas rendah atau netral. Pertumbuhannya mengalami penurunan

pada lingkungan dengan pH yang rendah. Walaupun demikian, nila masih dapat

tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5-10. Batas pH yang mematikan adalah 11

atau lebih. Sebaiknya pH air dipertahankan pada nilai netral atau pada kisaran 6,5-

8,0 (Carman dan Sucipto, 2013).

Ikan nila mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari kata Nile, Sungai Nil)

ditemukan mulai dari Syria bagian utara hingga Afrika Timur sampai ke Kongo dan

Liberia, yaitu Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya.

Page 23: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

7

Pemeliharaan ikan ini diyakini telah berlangsung sejak peradaban Mesir purba

(Partosuwiryo dan Warseno, 2011).

2.1.3 Kebiasaan Makan

Menurut Kordi (2010), makanan nila berupa plankton, perifiton, dan

tumbuh-tumbuhan lunak seperti Hydrilla, ganggang sutera, dan klekap. Oleh

karena itu nila digolongkan ke dalam omnivor (pemakan segala/hewan dan

tumbuhan). Untuk pemeliharaan, nila diberi pakan buatan (pelet) yang

mengandung protein antara 20-25%. Menurut penelitian, nila yang diberi pelet

yang mengandung protein 25% tumbuh optimal. Namun nila peliharaan yang diberi

makanan berupa dedak halus, tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan

sebagainya, juga dapat tumbuh dengan baik. Untuk memacu pertumbuhan ikan

nila, pakan yang diberikan harus mengandung protein 25-35%.

Berdasarkan uji laboratoris, di dalam perut ikan nila ditemukan berbagai

macam jasad, seperti Soelastrum, Scenedesmus, Dictiota, Oligochaeta, dan larva

Chironomus. Kebiasaan makan ikan nila berbeda, sesuai dengan tingkatan

umurnya. Benih nila lebih suka memakan zooplankton, seperti Rototaria,

Copepoda, dan Clodocera. Sementara itu, nila dewasa memiliki kemampuan

mengumpulkan makanan di perairan dengan bantuan mucus (lendir) di dalam

mulutnya. Makanan tersebut membentuk gumpalan partikel sehingga tidak mudah

keluar. Di alam bebas, ikan-ikan nila kecil mencari makanan di bagian perairan

yang dangkal, sedangkan ikan-ikan nila berukuran lebih besar mencari makanan

di perairan yang dalam (Kordi, 2010).

2.1.4 Penyakit pada Ikan Nila (O. niloticus)

Salah satu penyakit yang biasanya menyerang ikan nila adalah penyakit

bercak merah. Menurut Amri dan Khairuman (2003), penyakit bercak merah

disebabkan oleh bakteri Aeromonas. Ada dua spesies Aeromonas yang

menyerang ikan nila, yakni A. punctata dan A. hydrophila. Warna tubuh ikan yang

Page 24: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

8

terserang bakteri ini menjadi gelap dan kulitnya kasar karena kehilangan lendir.

Gejala lainnya, ikan sering muncul ke permukaan air, berenang sangat lemah, dan

napasnya megap-megap.

Menurut Partosuwiryo dan Warseno (2011), infeksi A. hydrophila biasanya

berkaitan dengan kondisi, antara lain stres karena kepadatan, malnutrisi,

penanganan, infeksi parasit, air terlalu subur, oksigen rendah, kualitas air yang

buruk, dan fluktuasi suhu air yang ekstrem. Serangan bersifat akut dan apabila

kondisi lingkungan terus merosot, kematian yang ditimbulkannya dapat mencapai

100%.

2.2 Bakteri A. hydrophila

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Holt, Krieg, Sneath, Staley and Williams (1998), berikut adalah

klasifikasi A. hydrophila:

Divisi : Protophyta

Class : Schyzomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Sub Ordo : Pseudomonadineae

Family : Vibrionaceae

Genus : Aeromonas

Species : Aeromonas hydrophila

Menurut Prajitno (2008), bakteri A. hydrophila adalah bakteri yang

berbentuk batang dengan ukuran. Bergerak dengan flagel monotrich pada ujung

sel. Meragikan glukosa, fruktosa, maltosa dan trehalosa menjadi asam atau asam

dengan gas. Nitrat direduksi menjadi nitrit. Tes-tes sitokrom oksidase, oksidase

dan katalase adalah positif. Bentuk dari bakteri A. hydrophila di tunjukan pada

Gambar. 2.

Page 25: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

9

Gambar 2. Bakteri A.hydrophila (Perbesaran 100x) (Samsundari, 2006)

Tanda-tanda klinis infeksi bakteri ini bervariasi, tetapi pada umumnya

ditunjukkan adanya hemorragic pada kulit, insang, rongga mulut dan borok pada

kulit yang dapat meluas ke jaringan otot. Sering pula tanda-tanda klinis ditunjukkan

dengan adanya eksoptalmia (bola mata menonjol keluar), adanya akumulasi

cairan serosa pada rongga perut (acsites), pembengkakan limfa dan ginjal. Secara

histopatologis tampak terjadinya nekrosis pada limfa, hati, ginjal dan jantung.

Seringkali bakterimia ditandai dengan penambahan sel-sel bakteri pada jaringan-

jaringan tersebut (Irianto, 2004).

Ikan yang terinfeksi bakteri A. hydrophila biasanya memperlihatkan gejala-

gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, kemampuan berenang menurun,

mata ikan rusak dan agak menonjol, sisik terkuak, seluruh siripnya rusak, insang

berwarna merah keputihan, ikan terlihat megap-megap di permukaan air,

insangnya rusak sehingga sulit bernapas, kulit ikan menjadi kasat dan timbul

pendarahan selanjutnya diikuti dengan luka-luka borok-borok, perut ikan kembung

(dropsi), dan apabila dilakukan pembedahan maka akan kelihatan pendarahan

pada hati, ginjal, dan limpa (Kordi, 2004).

2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangbiakan

Prajitno (2008) menyatakan bahwa genus Aeromonas mempunyai habitat

di lingkungan perairan tawar. Keberadaan Aeromonas di suatu perairan erat

Page 26: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

10

hubungannya dengan jumlah kandungan bahan organik di perairan atau sedimen

dasar. Bakteri ini diakui sebagai patogen dari hewan akuatik yang berdarah dingin.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila ini lebih banyak menyerang

ikan di daerah tropis dan daerah sub tropis dibandingkan dengan daerah dingin.

Karena daerah tropis dan daerah sub tropis kandungan bahan organiknya lebih

tinggi dibandingkan dengan daerah dingin. Di daerah tropis dan sub tropis penyakit

Haemorraghic septicaemia pada umumnya muncul pada musim kemarau (panas),

karena pada musim tersebut kandungan bahan organik cukup tinggi.

Perkembangbiakan bakteri A. hydrophila secara aseksual dengan

pemanjangan sel yang diikuti pembelahan inti yang disebut pembelahan biner.

Waktu yang diperlukan untuk pembelahan satu sel menjadi dua sel lebih kurang

10 menit (Volk dan Wheller, 1988).

2.2.3 Patogenitas

Menurut Afrianto et al. (2015), Aeromonas merupakan bakteri patogen

yang sering menyerang dan mengakibatkan kematian massal pada ikan budidaya.

Kontak yang terjadi antara Aeromonas dengan ikan, memungkinkan bakteri ini

memasuki tubuh ikan sehingga mengakibatkan infeksi Aeromonas sp. dapat

berperan sebagai patogen utama maupun sekunder.

Menurut Kordi (2004), serangan bakteri A. hydrophila bersifat laten

(berkepanjangan), jadi tidak memperlihatkan gejala penyakit meskipun telah

dijumpai pada tubuh ikan. Serangan bakteri ini baru terlihat apabila ketahanan

tubuh ikan menurun akibat stres yang disebabkan oleh penurunan kualitas air,

kekurangan pakan atau penanganan ikan yang kurang baik. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Triyaningsih, Sarjito dan Prayitno (2014) dapat

diketahui bahwa gejala klinis akibat infeksi A. hydrophila adalah adanya penurunan

respon terhadap pakan, berenang abnormal, luka kemerahan dibagian tubuh

seperti sirip punggung, sirip ekor dan sirip dada dan kemudian berlanjut pada kulit

Page 27: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

11

mengelupas, daging rusak dan terjadinya abdominal dropsi. Hal ini disebabkan

adanya enzim-enzim eksotoksin yang dihasilkan A. hydrophila bersifat virulen

seperti hemolisin, protease dan elastase, yang masuk kedalam tubuh yang

menyebabkan kerusakan pada permukaan ikan yang terinfeksi.

2.2.4 Infeksi Bakteri

Pada dasarnya A. hydrophila merupakan patogen oportunis sehingga

sangat umum dijumpai di air dan memiliki beragam serotipe yang berbeda

tingkatan virulensinya. Umumnya penyebarannya terjadi secara horizontal lewat

kontak langsung dengan air atau hewan yang sakit (Irianto, 2004). Menurut

Rahmaningsih (2016), proses invasi bakteri patogen A. hydrophila ke dalam tubuh

inang adalah diawali dengan melekatnya bakteri pada permukaan kulit dengan

memanfaatkan pili, flagela dan kait untuk bergerak dan melekat kuat pada lapisan

terluar tubuh ikan yaitu sisik yang dilindungi oleh zat kitin. Selama proses

berlangsung bakteri A. hydrophila memproduksi enzim kitinase yang berperan

dalam mendegradasi lapisan kitin sehingga bakteri dapat dengan mudah masuk

ke dalam host.

Infeksi A. hydrophila biasanya berkaitan dengan kondisi, antara lain stres

karena kepadatan, malnutrisi, penanganan, infeksi parasit, air terlalu subur,

oksigen rendah, kualitas air yang buruk, dan fluktuasi suhu air yang ekstrem.

Serangan bersifat akut dan apabila kondisi lingkungan terus merosot, kematian

yang ditimbulkannya dapat mencapai 100% (Partosuwiryo dan Warseno, 2011).

Infeksi bakteri Aeromonas spp. Bersifat sekunder yaitu bakteri akan masuk dalam

tubuh ikan jika ada kerusakan jaringan yang disebabkan oleh kerusakan fisik atau

karena serangan virus atau organisme lainnya. A. hydrophila merupakan

penyerang sekunder yang memperparah keadaan organisme

Page 28: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

12

2.3 Kecubung (D. metel L.)

2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Heyne (1987), adapun klasifikasi dari tumbuhan kecubung (D.

metel L.) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyldoneae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Datura

Species : Datura metel L.

Gambar 3. Daun kecubung (D. metel L.)

Kecubung (D. metel L.) termasuk tumbuhan jenis perdu yang mempunyai

pokok batang kayu dan tebal. Cabangnya banyak dan mengambang ke kanan dan

ke kiri sehingga membentuk ruang yang lebar. Namun demikian, tinggi dari

tumbuhan kecubung ini kurang dari 2 meter. Daunnya berbentuk bulat telur pada

bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bunga

kecubung menyerupai terompet dan berwarna putih atau lembayung. Buahnya

hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan yang pendek

Page 29: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

13

dan melekat kuat. Buah kecubung, bagian luarnya, dihiasi duri-duri dan dalamnya

berisi biji-biji kecil yang berwarna kuning kecoklatan (Thomas, 1992).

2.3.2 Kandungan Kimia

Tanaman kecubung (D. metel L.) mengandung 0,3 - 0,43% alkaloid, lebih

kurang 85% scopolamine, dan 15% hyoscyamine dan atropin, tergantung varietas,

lokasi dan musim. Isolasi dari alkaloidnya, terdapat crystalline methyl compound

yang mempunyai efek relaxant pada otot lurik (otot gerak) (Wijayakusuma, Wirian,

Yaputra, Dalimartha, dan Wibowo, 1992).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Ruslan dan Wiraningtyas

(2016) melalui skrining fitokimia tanaman kecubung (D. metel L.) didapatkan hasil

kandungan kimia berupa alkaloid, flavonoid dan tanin. Alkaloid, flavonoid, tanin

diketahui dapat bekerja sebagai antibakteri. Mekanisme kerja alkaloid sebagai

antibakteri adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan

pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan

menyebabkan kematian sel (Robinson, 1995). Mekanisme kerja tanin sebagai

antibakteri adalah menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA

topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk (Robinson, 1995).

Sedangkan mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri dapat dibagi menjadi

tiga yaitu menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membrane sel

dan menghambat metabolisme energi (Cushnie dan Lamb, 2005).

2.4 Hematologi

Darah membawa substansi dari tempatnya dibentuk ke semua bagian

tubuh dan menjaga tubuh dapat melakukan fungsinya dengan baik. Sel darah

merah membawa oksigen, sel darah putih menjaga tubuh dari serangan

organisme penyerbu, sedangkan kombinasi trombosit dan faktor pembeku,

berperan menyumbat kebocoran pembuluh darah tanpa menghambat alirannya

(Fujaya, 2004).

Page 30: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

14

Pemeriksaan terhadap darah merupakan salah satu cara modern untuk

menentukan kesehatan ikan. Darah ikan bersifat sangat mudah membeku dan sel

darahnya sangat mudah pecah (haemolisis). Volume darah rata-rata sekitar 1/50

dari berat tubuh ikan dan volume darah yang dapat diambil dari dalam tubuh ikan

hanya sekitar separuh dari volume darah ikan secara keseluruhan (satu ml untuk

setiap 100 gram berat tubuh ikan) (Sutjiati, 1990).

2.4.1 Sel Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit merupakan sel paling banyak yang terdapat di darah ikan

(mencapai 4 juta sel/mm3). Eritrosit mengandung hemoglobin dan membawa

oksigen dari insang ke seluruh jaringan. Seperti eritrosit pada vertebrata lainnya,

eritrosit ikan pada umumnya memiliki inti sel dan menunjukkan ukuran yang

berbeda pada setiap spesies (Moyle dan Cech, 2004). Fungsi utama sel darah

merah adalah untuk mengangkut hemoglobin yang berperan membawa oksigen

dari insang atau paru-paru ke jaringan. Selain mentranspor hemoglobin, sel darah

merah juga mengandung asam karbonat dalam jumlah besar yang berfungsi

mengkatalisis reaksi antara karbo dioksida dan air. Dengan demikian, darah dapat

bereaksi dengan karbondioksida dan mentranspornya dari jaringan ke insang

(Fujaya, 2004). Sel darah merah disajikan pada Gambar 4 berikut ini:

Gambar 4. Sel darah merah (Perbesaran 400x) (a) (Sayed, Mahmoud and

Mekkawy, 2016)

a

Page 31: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

15

Besarnya presentase dari sel darah merah dapat digunakan sebagai

indikator kondisi kesehatan ikan. Jumlah eritrosit pada ikan adalah tergantung

spesies, kondisi stres dan suhu lingkungan. Umumnya jumlah eritrosit ikan tilapia

adalah berkisar antara 1,91 x 106 sel per mm3 hingga 2,83 x 106 sel per mm3

(Grant, 2015).

2.4.2 Sel Darah Putih (Leukosit)

Leukosit kurang berlimpah jumlahnya (20.000 – 150.000 sel/mm3)

dibandingkan dengan eritrosit pada ikan. Jenis utama leukosit adalah limfosit,

monosit, granulosit dan sel non spesifik sitotoksik. Leukosit menyediakan

mekanisme pembekuan darah dan membantu untuk menghilangkan bahan asing,

termasuk menyerang patogen dengan sistem imun dan respon lainnya (Moyle dan

Cech, 2004). Seluruh tipe leukosit berbentuk lonjong hingga membulat (Fujaya,

2004).

Salah satu bagian leukosit yaitu granulosit mencapai 4 dan 40 persen dari

semua jumlah sel darah putih dalam darah. Granulosit dibagi berdasarkan

pewarnaan reaksinya ke neutrofil, paling umum; eosinofil; dan basofil, yang mana

langka di ikan. Selain itu, ada agranular limfosit dan monosit yang oval, yang kecil

biasanya trombosit. Agranular leukosit merupakan komponen paling banyak

dalam sel darah putih ikan. Monosit menyajikan fungsi makrofag. Limfosit muncul

untuk berdiferensiasi menjadi dua populasi, satunya fokus pada produksi antibodi

dan yang lainnya pada imunitas seluler. Trombosit sekitar setengah dari seluruh

leukosit pada ikan dan terlibat dalam pembekuan darah (Lagler, Bardach, Miller

and Passino, 1977). Sel darah putih disajikan pada Gambar 5.

Page 32: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

16

Menurut Sutjiati (1990), sel-sel leukosit dapat dibedakan menjadi berikut

ini:

Neutrofil granulosit: dengan nukleus bersegmen, apabila dilakukan

pewarnaan maka berwarna merah ungu, bagian plasma berwarna merah

muda bergranula kecil kecil lembut.

Eusinofil granulosit: nukleus sering menyatu dalam satu titik, plasma penuh

dengan granula besar.

Monosit: sel besar dengan nukleus besar dan padat berbentuk seperti

ginjal.

Limfosit: lebih kecil dari pada monosit, plasma tidak bergranula, nukleus

besar hampir memenuhi volume sel.

Gambar 5. Sel darah putih (A) Neutrofil (B) Eusinofil (C) Monosit (D) Limfosit

(Perbesaran 100x) (Hidayaturrahmah, 2015; Mazrouh, Amin, Hegazi, Hussien and Attia, 2015)

2.4.3 Hemoglobin

Hemoglobin adalah pigmen respirasi yang sangat meningkatkan kapasitas

darah dalam membawa oksigen. Hemoglobin ikan terdiri dari dua jenis utama

A B

C D

Page 33: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

17

yaitu: monomerik dan tetramerik. Monomerik hemoglobin terdiri dari molekul

polipeptida tunggal biasanya pada lamprey dan hagfish. Tetramerik hemoglobin

adalah karakter pada hampir semua ikan dan tersusun dari empat rantai asam

amino (Moyle dan Cech, 2004). Umumnya kadar hemoglobin pada ikan tilapia

berkisar antara 7,0 g/dL (g%) hingga 9,8 g/dL (g%) (Grant, 2015).

2.4.4 Hematokrit

Salah satu cara untuk mendiagnosa hematologi ikan yang paling umum

digunakan adalah dengan mengevaluasi packed cell volume (PVC) atau

hematokrit yaitu konsentrasi sel per volume darah dan dinyatakan sebagai

persentase. Beberapa faktor yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya

perbedaan kadar hematokrit pada ikan yang sehat meliputi stres (penanganan,

anastesi dan pasokan air), karakteristik fisik (ukuran, spesies), seks, faktor

lingkungan (suhu, oksgen terlarut, kepadatan dan photoperiod), tingkat aktivitas

(termodinamika), status reproduksi, tingkat kehidupan dan pakan. Ikan dikatakan

mengalami anemia apabila kadar hematokrit kurang dari 20%. Umumnya kadar

hematokrit ikan tilapia adalah berkisar antara 27% hingga 37% (Grant, 2015).

Page 34: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

1

3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

3.1.1 Alat-alat Penelitian

Peralatan yang digunakan untuk penelitian tentang “Pengaruh Pemberian

Ekstrak Kasar Daun Kecubung (D. metel L.) terhadap Hematologi Ikan Nila (O.

niloticus) yang Diinfeksi Bakteri A. hydrophila” adalah sebagai berikut:

Toples dengan volume 10 liter

Akuarium 60x40x30 cm

Timbingan Digital

Aerator

Selang Aerasi

Batu Aerasi

Appendorf

Wadah appendorf

Pipet tetes

Pipet thoma leukosit

Pipet thoma eritrosit

Handtally counter

Mikroskop

Seser Ikan

Erlenmeyer 500 ml

Rotary vacuum evaporator

Toples kaca

Tabung mikrohematokrit

Spuit

Thermometer

DO meter

Haemofuge

pH meter

Haemocytometer

Sambungan T

Sahlinometer

Cover glass

Page 35: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

19

3.1.2 Bahan-bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian tentang “Pengaruh Pemberian

Ekstrak Kasar Daun Kecubung (D. metel L.) terhadap Hematologi Ikan Nila (O.

niloticus) yang Diinfeksi Bakteri A. hydrophila” adalah sebagai berikut:

Ikan Nila (O. niloticus) ukuran 7-5

cm

Daun kecubung (D. metel L.)

Kertas label

Bakteri A. hydrophila

Kertas label

Larutan Giemsa

Larutan Turk

Alkohol 70%

Kapas

Media NB (Nutrien broth)

Tissue

Etanol 99%

Kertas Saring

Akuades

Larutan Hayem

Anti Koagulan (Na-sitrat 3.8%)

HCl 0,1 N

Sampel Darah Ikan Nila

Alumunium Foil

3.2 Media Penelitian

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah air tawar di

Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Air diperoleh dari sumur

kemudian dialirkan lewat pipa menuju toples dengan volume 8 liter sebanyak 17

buah dan diberi aerasi sebagai suplai oksigen.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen.

Pada dasarnya metode eksperimen yang dilakukan untuk mengungkapkan

hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh

variabel yang lain. Metode eksperimen dilaksanakan dengan memberikan variabel

Page 36: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

20

bebas secara sengaja (bersifat induse) kepada objek penelitian untuk diketahui

akibatnya di dalam variabel terikat (Zulnaidi, 2007).

3.4 Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi langsung. Menurut Chariri (2009), observasi partisipasi dilakukan

dengan cara mengamati secara langsung perilaku individu dan interaksi yang ada

dalam setting penelitian. Oleh karena itu, peneliti harus terlibat langsung dalam

kehidupan sehari‐hari subyek yang dipelajari. Dengan cara ini peneliti dapat

memperoleh data khusus di luar struktur dan prosedur formal organisasi. Dalam

participant observation, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

Melibatkan diri dalam aktivitas sehari‐hari. Mencatat kejadian, perilaku dan

setting sosial secara sistematik (apa yang terjadi, kapan, dimana, siapa,

bagaimana). Adapun data yang dikumpulkan selama observasi adalah:

deskripsi program, perilaku, perasaan, dan pengetahuan.

Wujud data adalah catatan (field note): apa yang terjadi, bagaimana terjadinya,

siapa yang ada di sana.

Catatan semua kejadian atau perilaku yang dianggap penting oleh peneliti

(bisa berupa checklist atau deskripsi rinci tentang peristiwa atau perilaku

tertentu).

3.5 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak

Lengkap) karena media yang digunakan bersifat homogen, artinya keragaman

antara satuan percobaan tersebut kecil, sehingga yang mempengaruhi hasil

penelitian hanya faktor kebetulan.

Page 37: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

21

𝑌 = 𝜇 + 𝑇 + 𝜀

Keterangan :

µ = nilai rerata harapan (mean)

τ = pengaruh faktor perlakuan

ε = pengaruh galat

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan variabel bebas berupa

perlakuan pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) dengan dosis a,

b, c, d dan e. Pada penelitian ini digunakan 2 kontrol pembanding yaitu kontrol

negatif dan kontrol positif, kontrol negatif sebagai perlakuan sampel dengan

penginfeksian bakteri dan tanpa pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D.

metel L.) sedangkan kontrol positif sebagai perlakuan sampel dengan ikan nila (O.

niloticus) sehat. Dalam penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali,

sedangkan kontrol negatif dan positif hanya sebagai pembanding. Dari perlakuan

tersebut diperoleh total sampel sebanyak 15 sampel. Sehingga tiap perlakuan

disajikan pada tabel sebagai berikut:

A : Perlakuan penginfeksian bakteri A. hydrophila dan perendaman dengan

dosis 1500 ppm

B : Perlakuan penginfeksian bakteri A. hydrophila dan perendaman dengan

dosis 2000 ppm

C : Perlakuan penginfeksian bakteriA. hydrophila dan perendaman dengan

dosis 2500 ppm

D : Perlakuan penginfeksian bakteri A. hydrophila dan perendaman dengan

dosis 3000 ppm

E : Perlakuan penginfeksian bakteri A. hydrophila dan perendaman dengan

dosis 3500 ppm

K(-) : Perlakuan sampel dengan penginfeksian bakteri A.hydrophila serta tanpa

pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.)

Page 38: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

22

K(+) : Perlakuan sampel dengan ikan nila (O. niloticus) sehat.

Untuk denah penelitian disajikan pada gambar berikut:

Keterangan:

A – E : perlakuan

K(-) : kontrol negatif

K(+) : kontrol positif

1 – 3 : ulangan

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Penelitian

a. Persiapan perendaman (maserasi)

Serbuk daun kecubung (D. metel L.) sebanyak 1000 gram dimaserasi

dalam etanol 99% selama 3 x 24 jam dalam suhu kamar. Larutan yang didapat

kemudian disaring dengan kertas saring lalu diuapkan dengan rotary vacuum

evaporator dengan suhu 50°C sehingga dihasilkan ekstrak kasar daun kecubung

(D. metel L.) dalam bentuk pasta.

b. Persiapan Alat

Pencucian Akuarium

Persiapan Alat-alat pendukung (aerator, pH meter, DO meter, refraktometer)

Pengisian air pada akuarium

A1

D3

D1

A3

A2

C1

C2

B3

C3

D2

E3

E2

E1

B2

K-

B1

K+

Page 39: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

23

c. Persiapan Hewan Uji

Hewan Uji yang akan digunakan yaitu ikan nila sebanyak 170 ekor dengan

panjang 5-7 cm. Masing-masing akuarium diisi dengan 10 ekor ikan uji. Wu, Liu,

Chang and Hsieh (2010) menyatakan kepadatan ikan untuk uji in vivo eksperimen

dapat dilakukan dengan jumlah 10 ekor/akuarium. Sehingga dalam uji in vivo

dalam penelitian ini akuarium diisi dengan 10 ekor ikan uji.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

a. Penginfeksian Bakteri A. hydrophila

Persiapan bakteri

Bakteri A. hydrophila diperoleh dari Balai Budidaya Air Payau Jepara, Jawa

tengah. Bakteri A. hydrophila yang diperoleh adalah bakteri dengan kepadatan

108sel/ml, untuk mendapatkan kepadatan 107 sel/ml dilakukan pengenceran

dengan menggunakan rumus:

𝑉1𝑁1 = 𝑉2𝑁2

Keterangan :

N1 : Kepadatan populasi bakteri dalam media NB (sel/ml)

N2 : Kepadatan populasi bakteri yang dikehendaki (sel/ml)

V1 : Volume suspensi bakteri dalam NB yang dibutuhkan

V2 : Volume yang diinginkan

Dilakukan infeksi bakteri A. hydrophila, kemudian dihitung total eritrosit,

total leukosit, kadar hemoglobin dan kadar hematokritnya.

Dimasukkan ke dalam akuarium yang berisi air tawar yang telah diberi bakteri

A. hydrophila dengan kepadatan bakteri 107 sel/ml.

Direndam ikan nila masing-masing 10 ekor/akuarium selama 118 jam

Diamati gejala klinis ikan yang sudah diinfeksi bakteri A. hydrophila

Page 40: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

24

Dilakukan pengukuran suhu, pH, DO dan salinitas setiap hari pada pagi dan

sore hari (pukul 08.00 dan 16.00 WIB)

b. Perendaman Ikan Uji

Akuarium diisi air sebanyak 8 liter dan ditambahkan ekstrak kasar daun

kecubung (D. metel L.)

Sesuai dengan dosis (a, b, c, d, e).

Akuarium diberi aerasi untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut.

Diambil sampel darah ikan nila terinfeksi sebelum perendaman, dihitung total

eritrosit, total leukosit, kadar hematokrit dan kadar hemoglobin

Direndam ikan nila masing-masing 10 ekor/akuarium selama 15 menit

Dipindahkan ke dalam toples berisi air bersih sebanyak 8 liter

Dipelihara selama 1 minggu, kemudian diamati total eritrosit, dan total leukosit

pada ikan selama 2 hari satu kali.

c. Pengambilan Sampel Darah Ikan Nila

Ikan Nila diambil sampel darahnya dengan spuit disposable yang telah

berisi Na Sitrat 3,8% sebagai anti koagulan di caudal peduncle. Disuntik dengan

posisi jarum 450 dan tarik perlahan-lahan sampai darah masuk kedalam spuit.

d. Uji Hematologi

Penghitungan Jumlah Eritrosit

Menurut Mones (2008), penghitungan jumlah sel darah merah dilakukan

dengan menggunakan haemositometer. Sel darah merah dihitung dengan

menggunakan rumus:

𝑆𝐷𝑀 = (𝑎𝑛⁄ ) × (1

𝑣⁄ ) × 𝐹𝑝

Keterangan:

SDM = jumlah sel darah merah

a = jumlah sel darah merah yang terhitung

Page 41: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

25

n = jumlah kotak hemositometer yang diamati

V = volume hemositometer

Fp = faktor pengenceran

Jumlah sel darah merah dihitung dengan cara pertama-tama sampel darah

yang telah bercampur antikoagulan dihisap menggunakan pipet thoma eritrosit

sampai skala 0,5, kemudian larutan Hayem juga dihisap sampai skala

menunjukkan pada angka 101. Pengenceran (1:200). Pipet bulir digoyang-

goyangkan agar darah dan larutan hayem bercampur rata, setelah bercampur rata

empat tetesan pertama dibuang dan tetesan selanjutnya diteteskan ke

haemositometer, hal ini dilakukan karena diperkirakan pada tetesan ke lima, darah

dan larutan hayem telah tercampur rata. Kemudian haemositometer ditutup

dengan cover glass, lalu diamati di bawah mikroskop dengan cara lensa

kondensor diturunkan atau diafragma diturunkan secara perlahan.

Penghitungan Jumlah Leukosit

Jumlah sel darah putih dihitung dengan cara pertama-tama sampel darah

yang telah bercampur antikoagulan dihisap menggunakan pipet thoma leukosit

sampai skala 0,5, kemudian larutan Turk juga dihisap sampai skala menunjukkan

pada angka 11. Pengenceran (1:20). Pipet bulir digoyang goyangkan agar darah

dan larutan Turk bercampur rata. Empat tetesan pertama dibuang dan tetesan

selanjutnya diteteskan ke haemositometer, hal ini dilakukan karena diperkirakan

pada tetesan ke lima, darah dan larutan hayem telah tercampur rata, sehingga

memudahkan kita pada saat perhitungan sel darah putih pada mikroskop.

Kemudian haemositometer ditutup dengan cover glass, lalu diamati di bawah

mikroskop dengan cara lensa kondensor diturunkan atau diafragma diturunkan

secara perlahan.

Page 42: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

26

Menurut Mones (2008), penghitungan jumlah sel darah putih dilakukan

dengan menggunakan Haemositometer. Jumlah sel darah putih dihitung dengan

menggunakan rumus:

𝑆𝐷𝑃 = (𝑎𝑛⁄ ) × (1

𝑣⁄ ) × 𝐹𝑝

Keterangan:

SDP = jumlah sel darah putih

a = jumlah sel darah putih yang terhitung

n = jumlah kotak hemositometer yang diamati

v = volume hemositometer

Fp = faktor pengenceran

Leukosit dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu agranulosit dan

granulosit berdasarkan ada-tidaknya granul pada sitoplasma. Agranulosit terdiri

atas limfosit dan monosit. Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil dan basofil.

Perhitungan Kadar Hematokrit

Perhitungan kadar hematokrit dinyatakan oleh Anderson (1993) yaitu

sampel darah dihisap dengantabung mikrohematokrit hingga mencapai ¾ bagian

tabung. Ujung tabung ditutup dengan crytoseal sedalam kira-kira 1 cm, sehingga

terbentuk sumbat crytoseal. Tabung mikrohematokrit yang telah berisi darah

disentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 menit. Pengukuran nilai kadar

hematokrit dilakukan dengan membandingkan volume padatan sel darah merah

dengan volume total darah dengan skala hematokrit.

Perhitungan Kadar Hemoglobin (Hb)

Menurut Hartika, Mustahal dan Putra (2014), prosedur perhitungan kadar

haemoglobin dilakukan dengan mengacu pada metode Sahli. Pertama, darah

sampel dihisap dengan menggunakan pipet Sahli hingga skala 20 mm3 atau pada

skala 0,2 ml. Lalu ujung pipet dibersihkan dengan kertas tisu. Kemudian, darah

Page 43: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

27

dalam pipet dipindahkan ke dalam tabung Hb-meter yang telah diisi HCl 0,1 N

hingga skala 10 (merah). Setelah itu, darah tersebut lalu diaduk dengan batang

pengaduk selama 3 hingga 5 menit. Setelah itu, akuades ditambahkan ke dalam

tabung tersebut hingga warna darah tersebut menjadi seperti warna larutan

standar yang ada dalam Hb-meter. Kadar hemoglobin dinyatakan dalam g%.

e. Kelulushidupan (Survival Rate)

Kelulushidupan ikan nila digunakan untuk mengetahui tingkat

kelulushidupan ikan uji dengan membandingkan antara jumlah ikan uji pada awal

penelitian dan ikan uji yang masih hidup pada akhir penelitian. Kelulushidupan

dihitung berdasarkan rumus Effendie (2002) sebagai berikut:

𝑆𝑅 = 𝑁𝑡

𝑁0 × 100%

Keterangan:

SR = Kelulushidupan (%)

Nt = Jumlah ikan hidup pada akhir penelitian (ekor)

N0 = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

3.7 Parameter Uji

3.7.1 Parameter Utama

Parameter utama yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengamatan

terhadap sel darah yang terdapat pada ikan nila (O. niloticus) yang meliputi:

Penghitungan sel darah merah (eritrosit)

Penghitungan sel darah putih (leukosit)

Perhitungan kadar hemoglobin (Hb)

Perhitungan kadar hematokrit (Hct)

Page 44: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

28

3.7.2 Parameter Penunjang

Parameter penunjang yang dilakukan pada penelitian ini adalah

pengamatan terhadap sel darah yang terdapat pada ikan nila (O. niloticus) yang

meliputi:

Gejala Klinis

Kelulushidupan (SR)

Kualitas Air (Suhu, pH, dan DO)

3.8 Analisa Data

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar daun kecubung (D.

metel L) terhadap hematologi ikan nila (O. niloticus), maka data yang diperoleh

dari hasil penelitian akan diuji normalitasnya untuk mengetahui kenormalan dari

sebuah data, kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis

keragaman (ANOVA) sesuai dengan rancangan yang digunakan rancangan acak

lengkap (RAL). Apabila dari data sidik ragam diketahui bahwa perlakuan

menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (significant) atau berbeda sangat

nyata (highly significant) (F hitung > F tabel), maka untuk membandingkan nilai

antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata terkecil (BNT) dan polynomial

orthogonal untuk mengetahui uji responnya.

Page 45: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Bakteri A. hydrophila

Pada penelitian ini bakteri yang digunakan adalah isolat murni yang

diperoleh dari Balai Budidaya Air Payau Jepara. Langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah peremajaan kembali bakteri A. hydrophila dari isolat murni.

Media yang digunakan untuk meremajakan bakteri ini, yaitu dengan metode gores

dan media cair NB yaitu Nutrient Broth dimana media ini merupakan substrat untuk

menumbuhkan bakteri, isolasi, dan perhitungan jumlah mikroba. Dalam persiapan

dan pembuatan media ini, semua alat dan bahan harus disterilisasi terlebih dahulu

agak terbebas dari kehidupan mikroorganisme yang tidak diinginkan.

Proses pengidentifikasian bakteri digunakan untuk memastikan bahwa

bakteri tersebut adalah A. hydrophila, maka perlu dilakukan beberapa pengujian

biokimia yakni antara lain adalah uji gram, uji oksidase, uji motilitas dan uji O/F

(Oksidasi/Fermentatif). Namun pada penelitian ini hanya menggunakan uji gram

dimana untuk menentukan bakteri tersebut adalah bakteri gram negatif atau

bakteri gram positif. Menurut Sardiani, Litaay, Budji, Priosambodo, Syahribulan,

Dwyana (2015), pengamatan morfologi koloni dilakukan dengan melihat bentuk,

tepi, elevasi dan warna dan untuk pengamatan morfologi sel dilakukan teknik

pewarnaan gram dengan tujuan mengetahui warna dan jenis gram sel bakteri

tersebut. Selain itu, menurut Kismiyati, Subekti, Yusuf dan Kusdarwati (2009),

pewarnaan gram bertujuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut termasuk

di dalam kelompok bakteri gram positif atau kelompok bakteri gram negatif. Cara

kerja dari pewarnaan gram yaitu suspensikan bakteri dengan ose, kemudian

letakkan pada obyek dan difiksasi, tetesi dengan larutan gram A yang

mengandung kristal violet, kemudian tetesi dengan larutan gram B yang

mengandung lugol, tetesi dengan larutan gram C yang mengandung alkohol, dan

Page 46: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

30

yang terakhir tetesi dengan larutan gram D yang mengandung safranin.

Selanjutnya uji oksidase adalah untuk mengetahui ada tidaknya enzim oksidase

pada bakteri dengan menggunakan paper oksidase yang dapat dilihat perubahan

warna yang terjadi pada paper oksidase. Uji motilitas bertujuan untuk mengetahui

apakah bakteri tersebut motil atau tidak dan untuk mengetahui produksi indol dari

tryptophane. Uji ini menggunakan media MIO (Motility Indole Ornitin).

Menurut Kismiyati, Subekti, Yusuf dan Kusdarwati (2009), uji O/F medium

(Oksidatif/Fermentatif) bertujuan untuk mengetahui sifat oksidasi atau fermentasi

bakteri terhadap glukosa dengan menggunakan dua tabung media yang salah

satunya ditutup dengan parafin, sehingga diharapkan di dalam media tidak

terdapat udara yang dapat mendukung terjadinya fermentasi. Adapun gambar dari

hasil uji gram bakteri disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Hasil Uji Gram Bakteri A. hydrophila (Perbesaran 1000×)

(Dokumentasi Pribadi, 2017)

4.2 Analisis Hematologi

Pemerikasaan hematologi pada ikan telah banyak dilakukan untuk

mengetahui penyebab serangan penyakit serta untuk mendiagnosa penyakit.

Pada pengamatan hematologi yang diamati meliputi jumlah sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit), kadar hemoglobin dan kadar hematokrit. Hasil

dari pengamatan hematologi disajikan pada Lampiran 6,.

a

Page 47: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

31

4.2.1 Jumlah Eritrosit

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan jumlah sel darah merah

(eritrosit) pada darah ikan selama penelitian diperoleh rata-rata jumlah eritrosit

ikan nila (O. niloticus) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-Rata Jumlah Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian (106sel/mm3)

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata ±

Standar Deviasi 1 2 3

A 1,453 1,355 1,48 4,29 1,43 ± 0,07

1,55 ± 0,10

1,68 ± 0,08

1,92 ± 0,03

2,26 ± 0,08

B 1,543 1,655 1,456 4,65

C 1,598 1,685 1,76 5,04

D 1,925 1,889 1,954 5,77

E 2,211 2,353 2,223 6,79

Total 26,54

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 1 diatas, dapat diketahui

bahwa rata-rata jumlah eritrosit ikan nila (O. niloticus) yang tertinggi terdapat pada

perlakuan E dengan nilai sebesar 2,26 × 106 sel/mm3. Sedangkan rata-rata jumlah

eritrosit ikan nila (O. niloticus) yang terendah terdapat pada perlakuan A dengan

nilai sebesar 1,43 × 106 sel/mm3. Selain itu, dilihat perbandingan antara nilai K(+)

dan K(-) yang dilakukan selama penelitian dengan nilai masing-masing K(+) yaitu

2,597 × 106 sel/mm3 dan K(-) yaitu 0,49 × 106 sel/mm3. Langkah selanjutnya

dilakukan perhitungan analisis sidik ragam jumlah eritrosit ikan nila (O. niloticus)

yang hasilnya disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Jumlah Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus) Sumber

Keragaman

db JK KT F.Hit F 5% F 1%

Perlakuan 4 1,322 0,33 66** 3,48 5,99

Acak 10 0,05 0,005

Total 14 1,37

Keterangan: ** = Berbeda Sangat Nyata

Page 48: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

32

Perhitungan analisis sidik ragam jumlah eritrosit ikan nila (O. niloticus)

pada Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa F hitung = 66 memiliki nilai yang lebih

besar dari F tabel 5% dan F tabel 1%, hal ini menunjukkan pemberian perlakuan

yang berbeda memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap jumlah

eritrosit ikan nila (O. niloticus). Sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji BNT

untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang diberikan oleh masing-masing

perlakuan terhadap jumlah eritrosit ikan nila. Hasil Uji BNT ditunjukkan pada Tabel

3.

Tabel 3. Uji BNT Jumlah Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus)

Perlakuan Rata-rata

A B C D E Notasi

1,43 1,55 1,68 1,92 2,26

A 1,43 - a

B 1,55 0,12ns - a

C 1,68 0,25** 0,13* - b

D 1,92 0,49** 0,37** 0,24** - c

E 2,26 0,83** 0,71** 0,58** 0,34** - d

Berdasarkan notasi di atas dapat diketahui bahwa perlakuan A tidak

berbeda nyata dengan perlakuan B. Pada perlakuan C berbeda sangat nyata

dengan perlakuan A dan berbeda nyata dengan perlakuan B. Pada perlakuan D

berbeda sangat nyata dengan perlakuan A, B dan C. Pada perlakuan E hasilnya

berbeda sangat nyata dengan perlakuan A, B, C, dan D.

Kemudian untuk mengetahui bentuk hubungan (regresi) antara perlakuan

dengan parameter yang diuji maka dilakukan perhitungan uji polinomial

orthogonal. Hasil regresi dari perhitungan uji polynomial orthogonal untuk

mengetahui uji respon pemberian dosis ekstrak kasar daun kecubung (D. metel

L.) terhadap jumlah eritrosit ikan nila (O. niloticus) grafik regresi disajikan pada

Gambar 7.

Page 49: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

33

Gambar 7. Grafik Regresi Total Eritrosit Ikan Nila (O. niloticus)

Gambar 7 diatas menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan adalah

berbentuk linier yang artinya semakin banyak dosis yang diberikan maka jumlah

sel darah merah (eritrosit) akan semakin meningkat. Antara dosis yang berbeda

dalam perlakuan dengan total eritrosit memiliki hubungan yang nyata, ditunjukkan

dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,9633 dengan persamaan

y = 0,75125 + 0,0004x.

Pada perlakuan D dapat dikatakan bahwa jumlah eritrositnya sudah

kembali normal yaitu dengan nilai rata-rata 1,92 × 106 sel/mm3. Total eritrosit paling

rendah terdapat pada perlakuan A dengan nilai rata-rata eritrosit sebesar 1,43 ×

106 sel/mm3. Hal tersebut disebabkan karena pada perlakuan A dengan dosis 1500

ppm, ikan nila (O. niloticus) belum dapat mengobati infeksi oleh bakteri A.

hydrophila secara maksimal. Sedangkan total eritrosit paling tinggi terdapat pada

perlakuan E dengan nilai rata-rata eritrosit sebesar 2,26 × 106 sel/mm3. Jumlah

eritrosit pada perlakuan E ini sudah merupakan jumlah eritrosit ikan sehat pada

ikan nila (O. niloticus). Hal ini sesuai dengan pernyataan Grant (2015), bahwa

jumlah eritrosit pada ikan nila yang sehat berkisar antara 1,91-2,83 × 106 sel/mm3.

Peningkatan jumlah eritrosit pada perlakuan E ini diduga akibat pemberian

perlakuan E dengan dosis 3500 ppm mampu mengobati serta membunuh bakteri

y = 0,75125 + 0,0004xR² = 0,9633

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

2.00

2.20

2.40

1000 1500 2000 2500 3000 3500

Sel

dara

h m

era

h (×

10

6sel/m

m3)

Dosis Perlakuan (ppm)

Page 50: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

34

A. hydrophila. Hal ini dikarenakan ekstrak daun kecubung (D. metel L.) memiliki

kandungan kimia berupa senyawa aktif flavonoid yang sangat berperan aktif

sebagai antibakteri. Sesuai dengan pernyataan Cushnie dan Lamb (2005), bahwa

flavonoid sebagai antibakteri memiliki mekanisme kerja yang dapat dibagi menjadi

tiga yaitu menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sel

dan menghambat metabolisme energi. Senyawa flavonoid adalah senyawa

polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-

C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat

atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam semua

tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan

(Markham, 1988). Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol,

senyawa fenol mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri,

dan jamur. Flavonoid bekerja dengan cara denaturasi protein sehingga

meningkatkan permeabilitas membran sel. Denaturasi protein menyebabkan

gangguan dalam pembentukan sel sehingga merubah komposisi komponen

protein. Fungsi membran sel yang terganggu dapat menyebabkan meningkatnya

permeabilitas sel, sehingga mengakibatkan kerusakan sel bakteri. Kerusakan

tersebut menyebabkan kematian sel bakteri. Parubak (2013) juga menyatakan

bahwa senyawa flavonoid disintesis oleh tanaman sebagai sistem pertahanan dan

dalam responnya terhadap infeksi oleh mikroorganisme, sehingga tidak

mengherankan apabila senyawa ini efektif sebagai senyawa antimikroba terhadap

sejumlah mikroorganisme.

4.2.2 Jumlah Leukosit

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan jumlah sel darah merah

(eritrosit) pada darah ikan selama penelitian diperoleh rata-rata jumlah eritrosit

ikan nila (O. niloticus) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Page 51: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

35

Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Leukosit Pada Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian (104 sel/mm3)

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata ±

Standar Deviasi 1 2 3

A 18,34 17,98 18,44 54,76 18,25 ± 0,24

17,91 ± 0,20

17,20 ± 0,30

16,28 ± 0,28

14,37 ± 0,17

B 17,87 17,73 18,12 53,72

C 16,93 17,52 17,15 51,60

D 16,32 16,54 15,98 48,84

E 14,2 14,37 14,54 43,11

Total 252,03

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4 diatas, dapat diketahui

bahwa rata-rata jumlah leukosit ikan nila (O. niloticus) yang tertinggi terdapat pada

perlakuan A dengan nilai sebesar 18,25 × 104 sel/mm3. Sedangkan rata-rata

jumlah leukosit ikan nila (O. niloticus) yang terendah terdapat pada perlakuan E

dengan nilai sebesar 14,37 × 104 sel/mm3. Selain itu, dilihat perbandingan antara

nilai K(+) dan K(-) yang dilakukan selama penelitian dengan nilai masing-masing

K(+) yaitu 11,50 × 104 sel/mm3 dan K(-) yaitu 19,67 × 104 sel/mm3. Langkah

selanjutnya dilakukan perhitungan analisis sidik ragam jumlah eritrosit ikan nila (O.

niloticus) yang hasilnya disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisis Sidik Ragam Jumlah Leukosit Ikan Nila (O. niloticus) Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F5% F1%

Perlakuan 4 29,02 7,26 121** 3,48 5,99

Acak 10 0,59 0,06

Total 14 29,61

Keterangan: ** = Berbeda Sangat Nyata

Perhitungan analisis sidik ragam pada Tabel 5 di atas menunjukkan nilai F

hitung = 121 lebih besar dari F tabel 5% dan F tabel 1%. Hal ini berarti, pemberian

perlakuan yang berbeda memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap jumlah

leukosit ikan nila. Sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji BNT untuk

mengetahui perbedaan pengaruh yang diberikan oleh masing-masing perlakuan

terhadap jumlah leukosit ikan nila. Hasil Uji BNT ditunjukkan pada Tabel 6.

Page 52: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

36

Tabel 6. Uji BNT Jumlah Leukosit Ikan Nila (O. niloticus)

Perlakuan Rata-rata E D C B A

Notasi 14,37 16,28 17,20 17,91 18,25

E 14,37 - a

D 16,28 1,91** - b

C 17,20 2,83** 0,92** - c

B 17,91 3,54** 1,63** 0,71** - d

A 18,25 3,88** 1,97** 1,05** 0,347ns - de

Berdasarkan notasi di atas dapat diketahui bahwa perlakuan E berbeda

sangat nyata dengan perlakuan D. Pada perlakuan C berbeda sangat nyata

dengan perlakuan E dan D. Pada perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan

E, D dan C. Pada perlakuan A berbeda sangat nyata dengan perlakuan E, D, dan

C namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B.

Kemudian untuk mengetahui bentuk hubungan (regresi) antara perlakuan

dengan parameter yang diuji maka dilakukan perhitungan uji polinomial

orthogonal. Hasil regresi dari perhitungan uji polynomial orthogonal untuk

mengetahui uji respon pemberian dosis ekstrak kasar daun kecubung (D. metel

L.) terhadap jumlah eritrosit ikan nila (O. niloticus) grafik regresi disajikan pada

Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Regresi Total Leukosit Ikan Nila (O. niloticus)

y = 21,4975 - 0,0019xR² = 0,9801

13.00

14.00

15.00

16.00

17.00

18.00

19.00

1000 1500 2000 2500 3000 3500

Sel

dara

h p

uti

h (×

10

4

sel/m

m3)

Dosis Perlakuan (ppm)

Page 53: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

37

Grafik pada Gambar 8 diatas menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan

adalah berbentuk linier yang artinya semakin banyak dosis yang diberikan maka

jumlah sel darah putih (leukosit) akan semakin menurun. Antara dosis yang

berbeda dalam perlakuan dengan total leukosit memiliki hubungan yang nyata,

ditunjukkan dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,9801 dengan

persamaan y = 21,4975 - 0,0019x.

Perlakuan E dengan nilai rata-rata jumlah leukosit sebesar 14,37 × 104

sel/mm3 menunjukkan bahwa pada perlakuan tersebut ikan nila (O. niloticus) mulai

kembali normal. Hal ini didasarkan pada jumlah leukositnya yang telah mendekati

jumlah leukosit ikan normal. Menurut Hartika et al. (2014), kisaran normal jumlah

sel darah putih pada ikan normal umumnya berkisar 2 -15 × 104 sel/mm³.

Total leukosit paling rendah terdapat pada perlakuan E dengan nilai rata-

rata eritrosit sebesar 14,37 × 104 sel/mm3. Hal tersebut disebabkan karena pada

perlakuan E dengan dosis 3500 ppm, ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.)

telah mampu mengobati infeksi oleh bakteri A. hydrophila secara maksimal

sehingga jumlah leukositnya menjadi normal. Sedangkan total leukosit paling

tinggi terdapat pada perlakuan A dengan nilai rata-rata leukosit sebesar 18,25 ×

104 sel/mm3. Kenaikan jumlah sel leukosit diduga karena adanya kenaikan

pertahanan seluler akibat infeksi bakteri. Menurut Suhermanto, Andayani dan

Maftuch (2013), sistem leukosit dan sel-sel jaringan dari leukosit bekerja dengan

dua cara untuk mencegah penyakit yaitu dengan cara merusak melalui proses

pagositosis dan membentuk antibodi. Peningkatan jumlah sel darah putih ini

merupakan respon dalam bentuk proteksi terhadap adanya sel asing termasuk

adanya infeksi bakteri yang masuk ke tubuh ikan. Hasil produksi leukosit akan

diarahkan menuju daerah terinfeksi sebagai pertahanan ikan. Naiknya jumlah

Page 54: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

38

leukosit merupakan indikator adanya infeksi yang mengakibatkan terjadinya

inflamasi.

4.2.3 Kadar Hemoglobin

Berdasarkan hasil pengamatan kadar hemoglobin pada darah ikan selama

penelitian diperoleh rata-rata kadar hemoglobin ikan nila (O. niloticus) seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian (g%)

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata ± Standar Deviasi 1 2 3

A 3,5 3 3,2 9,70 3,23 ± 0,25

B 4,8 4,5 5 14,30 4,77 ± 0,25 C 4,8 4,2 5,5 14,50 4,83 ± 0,65 D 5 6,5 5 16,50 5,50 ± 0,87 E 7 6 6,2 19,20 6,40 ± 0,53

Total 74,20

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 7 diatas, dapat diketahui

bahwa rata-rata kadar hemoglobin ikan nila (O. niloticus) yang tertinggi terdapat

pada perlakuan E dengan nilai sebesar 6,40 g%. Sedangkan rata-rata kadar

hematokrit ikan nila (O. niloticus) yang terendah terdapat pada perlakuan A

dengan nilai sebesar 3,23 g%. Selain itu, dilihat perbandingan antara nilai K(+)

dan K(-) yang dilakukan selama penelitian dengan nilai masing-masing K(+) yaitu

6,8 dan K(-) yaitu 2,8%. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan analisis sidik

ragam kadar hemoglobin ikan nila (O. niloticus) yang hasilnya disajikan pada Tabel

8.

Tabel 8. Analisis Sidik Ragam Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus) Sumber

Keragaman

db JK KT F.Hit F 5% F 1%

Perlakuan 4 16,20 4,05 12,66** 3,48 5,99 Acak 10 3,16 0,32

Total 14 19,36

Keterangan: ** = Berbeda Sangat Nyata

Page 55: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

39

Perhitungan analisis sidik ragam kadar hematokrit ikan nila (O. niloticus)

pada Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa F hitung = 12,66 memiliki nilai yang lebih

besar dari F tabel 5% dan F tabel 1%, hal ini menunjukkan pemberian perlakuan

yang berbeda memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar

hemoglobin ikan nila (O. niloticus). Sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji

BNT untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang diberikan oleh masing-masing

perlakuan terhadap kadar hemoglobin ikan nila. Hasil Uji BNT ditunjukkan pada

Tabel 9.

Tabel 9. Uji BNT Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus)

Perlakuan Rata-rata

A B C D E Notasi

3,23 4,77 4,83 5,50 6,40

A 3,23 - a

B 4,77 1,53** - b

C 4,83 1,60** 0,07ns - bc

D 5,50 2,27** 0,73ns 0,67ns - bc

E 6,40 3,17** 1,63** 1,57** 0,90* - d

Berdasarkan notasi di atas dapat diketahui bahwa perlakuan A berbeda

sangat nyata dengan perlakuan B. Pada perlakuan C berbeda sangat nyata

dengan perlakuan A namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan B. Pada

perlakuan D berbeda sangat nyata dengan perlakuan A namun tidak berbeda

nyata dengan perlakuan B dan C. Pada perlakuan E berbeda sangat nyata dengan

perlakuan A, B, C dan berbeda nyata dengan perlakuan D.

Kemudian untuk mengetahui bentuk hubungan (regresi) antara perlakuan

dengan parameter yang diuji maka dilakukan perhitungan uji polinomial

orthogonal. Hasil regresi dari perhitungan uji polynomial orthogonal untuk

mengetahui uji respon pemberian dosis ekstrak kasar daun kecubung (D. metel

L.) terhadap kadar hemoglobin ikan nila (O. niloticus) grafik regresi disajikan pada

Gambar 9.

Page 56: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

40

Gambar 9. Grafik Regresi Kadar Hemoglobin Ikan Nila (O. niloticus)

Grafik pada Gambar 9 diatas menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan

adalah berbentuk linier yang artinya semakin banyak dosis yang diberikan maka

kadar hematokrit akan semakin meningkat. Antara dosis yang berbeda dalam

perlakuan dengan kadar hematokrit memiliki hubungan yang nyata, ditunjukkan

dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,8368 dengan persamaan

y = 1,4168 + 0,0014x.

Pada perlakuan D dan E menunjukkan kadar hemoglobin yang sesuai

dengan kadar hemoglobin ikan normal. Kadar hemoglobin pada perlakuan D dan

E masing-masing 5,50 g% dan 6,40 g%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Salasia

(2001), bahwa pemeriksaan terhadap nila yang telah dipastikan sehat

mendapatkan kadar hemoglobin sebesar 5,05–8,33 g/dL.

Kadar hemoglobin paling rendah terdapat pada perlakuan A dengan nilai

rata-rata kadar hematokrit sebesar 3,23 g%. Nilai kadar hemoglobin pada

perlakuan A sangat rendah, dibawah nilai normal. Rendahnya kadar hemoglobin

dalam darah akan mengakibatkan berkurangnya nafsu makan pada ikan.

Bastiawan, Wahid, Alifudin dan Agustiawan (2001) menyatakan bahwa rendahnya

kadar Hb menyebabkan laju metabolisme menurun dan energi yang dihasilkan

menjadi rendah. Hal ini membuat ikan menjadi lemah dan tidak memiliki nafsu

y = 1,4168 + 0,0014xR² = 0,8368

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

1000 1500 2000 2500 3000 3500Kad

ar

Hem

og

lob

in (

g%

)

Dosis Perlakuan (ppm)

Page 57: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

41

makan serta terlihat diam di dasar atau menggantung di bawah permukaan air.

Kadar hemoglobin pada perlakuan E ini sudah merupakan kadar hemoglobin pada

ikan nila (O. niloticus) yang normal. Peningkatan kadar hematokrit pada perlakuan

E ini diduga akibat pemberian perlakuan E dengan dosis 3500 ppm yang mampu

meningkatkan kadar hemoglobin pada ikan nila (O. niloticus). Kadar hemoglobin

memiliki kaitan yang sangat erat dengan eritrosit, oleh karena itu kadar hemoglobin

berbanding lurus dengan jumlah eritrosit. Hal ini disebabkan karena hemoglobin

berfungsi untuk mengangkut oksigen dalam darah. Menurut Purwanti, Suminto

dan Sudaryono (2014), hemoglobin berfungsi mengikat oksigen yang digunakan

untuk proses katabolisme sehingga dihasilkan energi. Kadar hemoglobin selaras

dengan jumlah eritrosit, semakin tinggi kadar hemoglobin semakin tinggi pula

jumlah eritrosit.

4.2.4 Kadar Hematokrit

Berdasarkan hasil pengamatan kadar hematokrit pada darah ikan selama

penelitian diperoleh rata-rata kadar hematokrit ikan nila (O. niloticus) seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus) dalam Penelitian (%)

Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata ± Standar Deviasi 1 2 3

A 18,50 19,00 20,20 57,70 19,23 ± 0,87 B 20,00 21,80 21,00 62,80 20,93 ± 0,90 C 24,00 23,80 25,00 72,80 24,27 ± 0,64 D 28,00 27,00 27,70 82,70 27,57 ± 0,51 E 28,60 28,10 29,00 85,70 28,57 ± 0,45

Total 361,70

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 10 diatas, dapat diketahui

bahwa rata-rata kadar hematokrit ikan nila (O. niloticus) yang tertinggi terdapat

pada perlakuan E dengan nilai sebesar 28,57%. Sedangkan rata-rata kadar

hematokrit ikan nila (O. niloticus) yang terendah terdapat pada perlakuan A

dengan nilai sebesar 19,23%. Selain itu, dilihat perbandingan antara nilai K(+) dan

Page 58: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

42

K(-) yang dilakukan selama penelitian dengan nilai masing-masing K(+) yaitu 29%

dan K(-) yaitu 15%. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan analisis sidik

ragam kadar hematokrit ikan nila (O. niloticus) yang hasilnya disajikan pada Tabel

11.

Tabel 11. Analisis Sidik Ragam Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus) Sumber

Keragaman

db JK KT F.Hit F 5% F 1%

Perlakuan 4 197,13 49,28 100,39** 3,48 5,99

Acak 10 4,91 0,49

Total 14 202,04

Keterangan: ** = Berbeda Sangat Nyata

Perhitungan analisis sidik ragam kadar hematokrit ikan nila (O. niloticus)

pada Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa F hitung = 100,39 memiliki nilai yang

lebih besar dari F tabel 5% dan F tabel 1%, hal ini menunjukkan pemberian

perlakuan yang berbeda memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap

kadar hematokrit ikan nila (O. niloticus). Sehingga perhitungan dilanjutkan dengan

uji BNT untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang diberikan oleh masing-

masing perlakuan terhadap kadar hematokrit ikan nila. Hasil Uji BNT ditunjukkan

pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji BNT Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus)

Perlakuan Rata-rata

A B C D E Notasi

19,23 20,93 24,27 27,57 28,57

A 19,23 - a

B 20,93 1,70* - b

C 24,27 5,03** 3,33** - c

D 27,57 8,33** 6,63** 3,30** - d

E 28,57 9,33** 7,63** 4,30** 1,00ns - de

Berdasarkan notasi di atas dapat diketahui bahwa perlakuan A berbeda

nyata dengan perlakuan B. Pada perlakuan C berbeda sangat nyata dengan

perlakuan A dan B. Pada Perlakuan D berbeda sangat nyata dengan perlakuan A,

Page 59: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

43

B dan C. Pada Perlakuan E sangat berbeda nyata dengan perlakuan A, B, dan C

namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan D.

Kemudian untuk mengetahui bentuk hubungan (regresi) antara perlakuan

dengan parameter yang diuji maka dilakukan perhitungan uji polinomial

orthogonal. Hasil regresi dari perhitungan uji polinomial orthogonal untuk

mengetahui uji respon pemberian dosis ekstrak kasar daun kecubung (D. metel

L.) terhadap jumlah eritrosit ikan nila (O. niloticus) grafik regresi disajikan pada

Gambar 10.

Gambar 10. Grafik Regresi Kadar Hematokrit Ikan Nila (O. niloticus)

Grafik pada Gambar 10 diatas menunjukkan bahwa grafik yang dihasilkan

adalah berbentuk linier yang artinya semakin banyak dosis yang diberikan maka

kadar hematokrit akan semakin meningkat. Antara dosis yang berbeda dalam

perlakuan dengan kadar hematokrit memiliki hubungan yang nyata, ditunjukkan

dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,9757 dengan persamaan

y = 11,36 + 0,0051x.

Pada perlakuan D dan E menunjukkan kadar hematokrit yang sesuai

dengan kadar hematokrit ikan normal. Kadar hematokrit pada perlakuan D dan E

masing-masing 27,57% dan 28,57%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardi,

y = 11,36 + 0,0051xR² = 0,9757

13.00

15.00

17.00

19.00

21.00

23.00

25.00

27.00

29.00

31.00

1000 1500 2000 2500 3000 3500

Kad

ar

Hem

ato

kri

t (%

)

Dosis Perlakuan (ppm)

Page 60: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

44

Sukenda, Harris dan Lusiastuti (2011), bahwa kadar hematokrit pada ikan nila

yang sehat berkisar antara 27,3-37,8%.

Kadar hematokrit paling rendah terdapat pada perlakuan A dengan nilai

rata-rata kadar hematokrit sebesar 19,23%. Nilai kadar hematokrit pada perlakuan

A masih rendah karena pada nilai tersebut ikan masih dikatakan mengalami

anemia. Menurut Grant (2015), ikan dikatakan mengalami anemia apabila kadar

hematokritnya kurang dari 20%. Anemia yang terjadi pada ikan nila (O. niloticus)

ini diduga disebabkan oleh bakteri A. hydrophila yang menginfeksi ikan. Sesuai

dengan pernyataan Hastuti (2007) bahwa rendahnya hematokrit juga dapat

menunjukkan terjadinya kontaminasi, ikan kekurangan makan, kandungan protein

pakan rendah, kekurangan vitamin atau terjadi infeksi. Sedangkan kadar

hematokrit paling tinggi terdapat pada perlakuan E dengan nilai rata-rata kadar

hematokrit sebesar 28,57%. Kadar hematokrit pada perlakuan E ini sudah

merupakan kadar hematokrit pada ikan nila (O. niloticus) yang normal.

Peningkatan kadar hematokrit pada perlakuan E ini diduga akibat pemberian

perlakuan E dengan dosis 3500 ppm yang mampu meningkatkan kadar eritrosit

pada ikan nila (O. niloticus). Hal ini dikarenakan kadar hematokrit dan jumlah

eritrosit memiliki hubungan yang sangat erat. Apabila jumlah eritrosit meningkat

maka kadar hematokrit juga akan mengalami peningkatan. Sesuai dengan

pernyataan Rosita, Mushawwir dan Latipudin (2014), bahwa nilai hematokrit

normal sebanding dengan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Jika jumlah

eritrosit dan kadar hemoglobin berubah persentase jumlah hematokrit juga ikut

berubah.

4.3 Gejala Klinis Ikan Nila (O. niloticus) Selama Penelitian

Selama masa penginfeksian, gejala klinis yang terlihat pada ikan nila

(O. niloticus) diawali dengan berenang yang mulai tidak stabil dan terlihat megap-

Page 61: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

45

megap di permukaan. Selanjutnya terlihat perubahan fisik yaitu sisik yang mulai

geripis, terjadi pembengkakan dan bercak merah pada tubuh, serta mata pucat.

Selama masa pemeliharaan satu minggu, gejala klinis yang dapat dilihat

pada ikan yang dipelihara diantaranya adalah pada perlakuan K(+) ikan masih

terlihat sehat, nafsu makan stabil, berenang dengan aktif, tetapi pada perlakuan

K(-) ikan telah menunjukkan gejala klinis berupa tidak merespon pakan, sirip

geripis, mata pucat, dan terdapat bercak merah pada tubuh. Pada perlakuan A

gejala klinis yang dialami ikan adalah sirip geripis, mata pucat, terdapat bercak

merah pada tubuh dan terjadi kematian. Pada perlakuan B gejala klinis yang

dialami ikan adalah sirip geripis dan terdapat bercak merah pada tubuh. Perlakuan

C gejala klinis yang dialami ikan adalah beberapa sirip geripis, namun ikan mulai

bergerak aktif, tetapi nafsu makan masih rendah. Pada perlakuan D gejala klinis

yang dialami ikan adalah nafsu makan yang mulai membaik tetapi berenang masih

kurang aktif. Sedangkan pada perlakuan E, ikan mulai terlihat sehat, berenang

aktif dan nafsu makan sudah kembali normal. Menurut Haryani, Grandiosa,

Buwono dan Santika (2012), ikan yang bertahan hidup setelah diinfeksi bakteri

pada akhirnya mengalami proses penyembuhan, baik sembuh secara total (tidak

terlihat gejala klinis lagi) maupun hanya sembuh parsial (masih terlihat gejala

klinis). Gejala klinis yang masih teramati pada ikan yang bertahan hidup (sembuh

parsial) adalah berupa sisik yang rontok dan warna kemerahan pada kulit ikan

tetap menunjukkan perbaikan terutama respon terhadap pakan yang sudah mulai

kembali normal seperti ikan sehat.

Berdasarkan gejala klinis diatas, dapat diduga bahwa ikan yang sudah

diinfeksi bakteri A. hydrophila yang kemudian direndam dalam ekstrak kasar daun

kecubung (D. metel L.) menunjukkan respon yang berbeda. Pada perlakuan A

dengan dosis 1500 ppm, ikan masih belum sembuh dari infeksi bakteri A.

hydrophila yang terlihat dari gejala klinisnya. Pada dosis yang lebih tinggi yaitu

Page 62: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

46

perlakuan E dengan dosis 3500 ppm, ikan sudah menunjukkan tanda-tanda yang

membaik yaitu dengan kembali normalnya respon terhadap pakan. Gejala klinis

yang terlihat pada ikan nila (O. niloticus) dari pengamatan selama penelitian

disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Ikan Nila (O. niloticus) Normal dan Gejala Klinis Ikan Nila (O.

niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila

Keterangan: a. Ikan normal b. Sirip geripis c. Terjadi pembengkakan dan mata pucat

4.4 Kelulushidupan Ikan Selama Penelitian

Kelulushidupan ikan dalam perikanan budidaya merupakan suatu indeks

yang penting dalam suatu proses budidaya mulai dari awal ikan ditebar hingga

akhir penelitian. Pada awal penginfeksian jumlah ikan yang ditebar adalah 195

ekor, kemudian selama penginfeksian terdapat 13 ekor ikan yang mati. Sehingga

didapatkan hasil kelulushidupan selama penginfeksian sebesar 93,33%. Pada

pengamatan yang dilakukan selama penelitian, rata--rata kelulushidupan pada

perlakuan A adalah 60%, rata-rata kelulushidupan pada perlakuan B adalah

a b

c

Page 63: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

47

66,67%, rata-rata kelulushidupan pada perlakuan C adalah 70%, rata-rata

kelulushidupan pada perlakuan D adalah 73,33% dan rata-rata kelulushidupan

pada perlakuan E adalah 83,33%. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, kisaran

kelulushidupan ikan selama pemeliharaan berkisar antara 60-83,33%. Perlakuan

yang terbaik adalah perlakuan E karena memiliki nilai kelulushidupan yang paling

tinggi. Kelulushidupan ikan nila (O. niloticus) yang rendah disebabkan oleh

patogenitas bakteri A. hydrophila. Terjadinya kematian pada ikan nila yang

terinfeksi A. hydrophila membuktikan bahwa bakteri tersebut bersifat patogen dan

sangat virulen pada ikan. Menurut Jawetz, Melnick, dan Adelberg (1996), bakteri

termasuk mikroorganisme patogen apabila memiliki kemampuan untuk melakukan

transmisi, perlekatan dengan sel inang, invasi sel dan jaringan inang,

menyebabkan infeksi pada sel inang yang diikuti dengan kematian.

4.5 Kualitas Air Selama Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat parameter penunjang yaitu kualitas air.

Kualitas air dianggap sebagai salah satu faktor yang penting dalam kegiatan

penelitian karena digunakan untuk mengukur media hidup ikan yang diteliti.

Kualitas air diuji secara fisika maupun kimia yaitu suhu, pH dan DO. Pengukuran

kualitas air ini diuji setiap pagi dan sore hari. Data pengukuran parameter kualitas

air disajikan pada Lampiran 9.

4.4.1 Suhu

Suhu merupakan salah satu parameter penting yang harus diperhatikan

dalam memelihara ikan. Suhu dapat mempengaruhi aktifitas kehidupan organisme

seperti nafsu makan ikan maupun metabolismenya. Jika suhu meningkat maka

akan meningkatkan pengambilan makanan oleh ikan, peningkatan metabolisme,

stres bahkan mati. Sedangkan turunnya suhu menyebabkan proses pencernaan

dan metabolisme akan berjalan lambat.

Page 64: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

48

Berdasarkan hasil pengukuran, kisaran suhu selama pemeliharaan

berkisar antara 24-28°C. Pada kisaran tersebut nilai suhu normal, sesuai dengan

pernyataan Khairuman dan Amri (2013), bahwa ikan nila dapat tumbuh secara

normal pada kisaran suhu 14-38°C. Untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan,

suhu optimum bagi ikan nila adalah 25-30°C. Pertumbuhan ikan nila biasanya

akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 14°C atau pada suhu tinggi

38°C. Ikan nila akan mengalami kematian pada suhu 6°C atau 42°C

4.4.2 Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang

menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Keasaman (pH) yang tidak

optimal dapat menyebabkan ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas

dan pertumbuhan rendah.

Hasil pengukuran derajat keasaman (pH) selama pemeliharaan berkisar

antara 7,09-7,9. Nilai tersebut masih termasuk dalam kisaran normal, sesuai

dengan pernyataan Rukmana (1997), bahwa ikan nila memiliki toleransi tinggi

terhadap perubahan lingkungan hidup. Keadaan pH air antara 5-11 dapat

ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH optimal untuk perkembangbiakan dan

pertumbuhan ikan ini adalah 7-8.

4.4.3 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (DO) sangat diperlukan untuk respirasi dan proses

metabolisme ikan. Apabila kada oksigen terlarut dalam perairan rendah makan

dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan, mempengaruhi makan ikan, dan

menurunkan proses metabolisme ikan. Bahkan pada tingkat konsentrasi yang

sangat rendah dapat mematikan ikan.

Hasil pengukuran oksigen terlarut (DO) selama pemeliharaan berkisar

antara 4,5-6,5 mg/l. Nilai tersebut masih dalam kisaran normal, karena menurut

Page 65: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

49

Suyanto (2011) menyatakan bahwa kisaran oksigen terlarut (DO) ikan nila yaitu 4-

7 ppm.

Page 66: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

50

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat

disimpulkan bahwa, pemberian dosis ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.)

yang berbeda memberikan pengaruh terhadap hematologi ikan nila (O. niloticus)

yang diinfeksi bakteri A. hydrophila meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah

putih (leukosit), kadar hemoglobin dan kadar hematokrit. Dosis (3500 ppm) mampu

menyembuhkan ikan nila karena hasilnya mendekati ikan kontrol positif K (+).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disarankan

melakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan dosis yang optimal dalam

mengobati ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila dengan

menggunakan ekstrak daun kecubung (D. metel L.).

Page 67: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

51

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., E. Liviawaty, Z. Jamaris, dan Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta Timur. 219 hlm.

Agustina, S., Ruslan dan A. Wiraningtyas. 2016. Skrining Fitokimia Tanaman Obat

di Kabupaten Bima. Cakra Kimia. 4 (1): 71-76. Amri, K. dan Khairuman, 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. PT AgroMedia

Pustaka. Jakarta. 145 hlm.

Bastiawan, D; A. Wahid; M. Alifudin, dan I. Agustiawan. 2001. Gambaran Darah

Lele dumbo (Clarias spp.) yang Diinfeksi Cendawan Aphanomyces sp

pada pH yang Berbeda. Jurnal penelitian Indonesia 7 (3): 44-47

Blaxhall, P.C. 1972. The Hematological Assessment of the Health of Freshwater Fish. Jurnal Fish Biology. 4: 593-604

Cahyono, B. 2001. Budi Daya Ikan di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta. 86

hlm. Carman, O. dan A. Sucipto. 2013. Pembesaran Nila 2,5 Bulan. Penebar Swadaya.

Jakarta Timur. 106 hlm. Chariri, A. 2009. Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif, Paper

disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. 13-14.

Cushnie, T.P.T., and A.J. Lamb. 2005. Antimicrobial Activity of Flavonoids.

International Journal of Antimicrobial Agents. 26: 343 – 356. Effendi, Zukesti. 2003. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam

Tubuh. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara Medan: 1-7. Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka

Cipta. Jakarta. 179 hlm. Grant, K. R. 2015. Fish Hematology and Associated Disorders. Veterinary Clinics

of North America: Exotic Animal Practice. 18 (1): 83-103 Hardi, E.H., Sukenda, E. Harris, dan A. M. Lusiastuti. 2011. Karakteristik dan

Patogenisitas Streptococcus agalactiae Tipe β-hemolitik dan Non-hemolitik

pada Ikan Nila. Jurnal Veteriner. 12 (2): 152-164

Hartika, R., Mustahal dan A. N. Putra. 2014. Gambaran Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Dosis Prebiotik yang Berbeda dalam Pakan. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 4 (4): 259-267.

Page 68: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

52

Haryani, A., R. Grandiosa, I.D. Buwono dan A. Santika. 2012. Uji Efektivitas Daun

Pepaya (Carica papaya) untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas

hydrophila pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus). 3 (3): 213-220.

Hastuti, S.D. 2007. Evaluation of Non-Spesific Defence of Tilapia (Oreochromis

sp.) Injected with LPS (Lipopolysaccharides) of Aeromonas hydrophilla.

Jurnal Protein. 14 (1): 79-84.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia: Jilid I dan II. Terj. Badan Litbang Kehutanan. Cetakan I. Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan Jakarta Pusat. 2521 hlm.

Hidayaturrahmah. 2015. Karakteristik Bentuk dan Ukuran Sel Darah Ikan Betok

(Anabas testudineus) dan Ikan Gabus (Chana sriata). EnviroScienteae. 11: 88-93.

Holt, J.G., N.R. Krieg, P.H.A Sneath, J. T. Staley and S. T. Williams. 1994.

Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. 9th ed. Williams and Wilkins. A Waverly Company. London. 992 pp.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. 256 hlm. Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2008, Mikrobiologi Kedokteran, Ed ke-23, Jakarta,

EGC. Hal 311-316 Khairuman dan K. Amri. 2012. Pembesaran Nila di Kolam Air Deras. AgroMedia.

Jakarta Selatan. 100 hlm. __________________. 2013. Budidaya Ikan Nila: Belajar dari Praktisi. Jakarta:

PT. Agromedia Pustaka. 112 hlm.

Kismiyati, S. Subekti, R.W.N. Yusuf dan R. Kusdarwati. 2009. Isolasi dan

Identifikasi Bakteri Gram Negatif pada Luka Ikan Maskoki (Carassius

auratus) Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus sp. Jurnal Ilmiah Perikanan

dan Kelautan. 1 (2): 130-134.

Kordi, M. G. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan Perama.Jakarta: PT Rineka Cipta.190 hlm.

___________. 2010. Panduan Lengkap: Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Penerbit Andi. Kota. 280 hlm.

Lagler, K. F., J. E. Bardach., R. R. Miller., and D. R. M. Passino. 1977. Ichtiology. John Wiley & Sons, Inc. United State of America. 506 pp.

Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Terjemahan oleh Kosasih,

P. Penerbit ITB: Bandung. 117 hlm.

Mazrouh, M. M., E. M. Amin, M. A. Hegazi, K. A. Hussien, and Z. I. Attia. 2015. Some Hematological Parameters and Blood Picture of Oreochromis niloticus

Page 69: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

53

in Manzalah Lake, Egypt. IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology and Food Technology. 9 (5): 11-19.

Mones, R. A. 2008. Gambaran Darah pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Strain

Majalaya yang Berasal dari Daerah Ciampea. Skripsi. IPB. Bogor. Hal 23. Moyle, P. B. and J. J. Cech, Jr. 2004. Fishes an Introduction to Ichthyology.

Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ, USA. 726 pp. Nugroho, E. 2013. Nila Unggul #1. Penebar Swadaya. Jakarta Timur. 115 hlm. Partosuwiryo, S. dan Y. Warseno. 2011. Kiat Sukses Budi Daya Ikan Nila. Penerbit

Citra Aji Parama. Yogyakarta. 64 hlm. Parubak, A.S. 2013. Senyawa Flavonoid yang Bersifat Antibakteri dari Akway

(Drimys becariana. Gibbs). Chem Prog. 6 (1): 34-37.

Prajitno, A. 2008. Penyakit Ikan-Udang: Bakteri. Malang. Penerbit Universitas Negeri Malang. 106 hlm.

Purwanti, S.C., Suminto, dan A. Sudaryono. 2014. Gambaran Profil Darah Ikan

Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang Diberi Pakan dengan Kombinasi

Pakan Buatan dan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Journal of

Aquaculture Management and Technology. 3 (2): 53-60.

Roberts RJ. 2001. Fish Patology. 3rd edition. WB Saunders. Toronto. 590 pp. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan oleh

Kosasih, P., Edisi Keenam, 72, 157, 198, ITB, Bandung. 367 hlm. Rosita, A., A. Mushawwir, dan D. Latipudin. 2014. Status Hematologis (Eritrosit,

Hematokrit dan Hemoglobin) Ayam Petelur Fase Layer pada Temperature

Humidity Index yang Berbeda. Jurnal Universitas Padjajaran: 1-10.

Rukmana, R. 1997. Ikan Nila Budi Daya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta:

Kanisius. 92 hlm.

Salasia, S.I.O. 2001. Studi Hematologi Ikan Air Tawar. Biologi. 2 (12): 710-723

Samsundari, S. 2006. Pengujian ekstrak Temulawak dan Kunyit terhadap Resistensi Bakteri Aeromonas hydrophila yang Menyerang Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Gamma. 2 (1): 71-83.

Sardiani, N., M. Litaay, R. G. Budji, D. Priosambodo, Syahribulan, Z. Dwyana.

2015. Potensi Tunikata Rhopalaea sp. Sebagai Sumber Inokulum Bakteri Endosimbion Penghasil Antibakteri; 1. Karakterisasi Isolat. Jurnal Alam dan Lingkungan. 6 (11): 1-10.

Sayed, A. E.H., U. M. Mahmoud, and I. A. Mekkawy. 2016. Erythrocytes Alterations

of Monosex Tilapia (Oreochromis niloticus, Linnaeus, 1758) Produced Using Methyltestosterone. Egyptian Journal of Aquatic Research. 42: 83-90.

Page 70: PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L ...repository.ub.ac.id/4814/1/ANDI ALYA YUSRIYYAH.pdf · PENGARUH EKSTRAK KASAR DAUN KECUBUNG (Datura metel L.) TERHADAP HEMATOLOGI

54

Suhermanto, A., S. Andayani, dan Maftuch. 2013. Pengaruh Total Fenol Teripan Pasir (Holothuria scabra) Terhadap Respon Imun Non Spesifik Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Bumi Lestari. 13 (2): 225-233.

Sutjiati, M. 1990. Pengantar Praktikum Penyakit Ikan. Universitas Brawijaya.

Malang. Suyanto, R. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Jakarta: Penebar Swadaya.

121 hlm.

Thomas, A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius. Yogyakarta. 124 hlm.

Titrawani, Windarti dan V. Anggraini. 2014. Gambaran Darah Ikan Paweh (Osteochilus hasselti C.V.) dari Danau Lubuk Siam, Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Al-Kauniyah Jurnal Biologi. 7 (1): 28-34.

Triyaningsih, Sarjito dan S. B. Prayitno. 2014. Patogenisitas Aeromonas hydrophila yang diisolasi dari Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang Berasal dari Boyolali. Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 (2): 11-17.

Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Surabaya. 712 hlm . Walton, R. dan Torabinejad, M. 2008, Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Ed.

Ke-3, Jakarta, EGC. Hal 315-326. Wijayakusuma, H., A.S. Wirian, T. Yaputra, S. Dalimartha, dan B. Wibowo. 1992.

Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta. Pustaka Kartini. 122 hlm. Wu, C.C., Liu C.H, Chang Y.P and S.L. Hsieh. 2010. Effect of Hot Water Extract

of Toona Sinensis on Immune Response and Resistance to A. hydrophila In Oreochromis niloticus. Fish and Shelfish Imumunology. 29 (1): 258-263.

Zulnaidi. 2007. Metode Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan.Hal 27-31