bab ii pusling - kasar

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI PUSKESMAS Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa ini, diantaranya Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Departemen Kesehatan RI (1981) Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha- usaha kesehatan pokok Departemen Kesehatan RI (1987) 1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Upload: nadya-yuniarti-dhp

Post on 21-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bab ii

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI PUSKESMAS

Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya

perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa

ini, diantaranya

Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional

yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam

suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

Departemen Kesehatan RI (1981)

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi

kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok

Departemen Kesehatan RI (1987)

1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi

mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan

pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk

kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya

2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya

pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara

aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyrakat di wilayah kerjanya.

Departemen Kesehatan RI (1991)

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2.2 FUNGSI PUSKESMAS

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri

2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun

rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan

4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program

puskesmas

2.3 SEJARAH PERKEMBANGAN

Di indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat kerja

kesehatan nasional ( RAKERKESNAS) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya

mengorganisasi system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat

pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan –kegiatan seperti

BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

Melalui Rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat

pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama pusat kesehatan

masyarakat (Puskesmas). Dan puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam empat macam

yaitu :

1. Puskesmas tingkat desa

2. Puskesmas tingkat kecamatan

3. Puskesmas tingkat kewedanan

4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pada Rakerkesnas ke-2 tahun 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh

2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh

3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga para medic

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional dirasakan

pembagian puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai, oleh karena itu

puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tidak ada

tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai tahun

1970 ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau

pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep

berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II pada tahun

1979 yang lalu, dan ini lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.

Sesuai dengan perkembangan dan pengetahuan pemerintah dan dikeluarkannya Inpres

Kesehatan Nomor 5 Tahun 1974, nomor 7 tahun 1975, dan nomor 4 tahun 1976, dan berhasil

mendirikan serta menempatkan tenaga dokter disemua wilayah tingkat kecamatan diseluruh

pelosok tanah air, maka sejak Repelita III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu

wilayah dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa.

Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah-daerah tingkat

kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan untuk

mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah satu

puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penaggung jawab dan disebut dengan nama puskesmas

tingkat kecamatan atau yang disebut juga dengan puskesmas Pembina. Dan puskesmas-

puskesmas yang berada di wilayah kelurahan atau didesa disebut puskesmas kelurahan atau

yang lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Dan sejak itu puskesmas dibagi dalam 2

kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu :

1. Puskesmas kecamatan (puskesmas Pembina)

2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)

2.4 KEGIATAN POKOK PUSKESMAS

Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak

berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan , 12 usaha pokok

kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok

kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari

tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga , fasilitas, dan biaya atau anggaran yang tersedia

Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok

kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor

tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen dari

tiap-tiap puskesmas.

Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :

1. Upaya kesehatan ibu dan anak

a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak

balita dan anak prasekolah

b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk

c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.

d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio 3

kali dan campak 1 kali pada bayi

e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA

f. Pelayanan keluarga berencana

g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam

penyakit ringan

h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan ,

memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan

i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi

2. Upaya keluarga berencana

a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang

mengunjungi KIA

b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan

bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana

c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja

ada kesempatan

d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain denngan

memberi sarananya.

e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan

kehamilan

3. Upaya peningkatan gizi

a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka

b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan

gizi

c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka program

KIA

d. Melaksanakan program-program :

Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu

Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori

kepada balita dan ibu menyusui

Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun

4. Upaya kesehatan lingkungan

Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas

adalah :

a. Penyehatan air bersih

b. Penyehatan pembuangan kotoran

c. Penyehatan lingkungan perumahan

d. Penyehatan limbah

e. Pengawasan sanitasi tempat umum

f. Penyehatan makanan dan minuman

g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit

b. Melaporkan kasus penyakit menular

c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk,

untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.

d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit

e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi

f. Pemberian imunisasi

g. Pemberantasan vektor

h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

6. Upaya pengobatan

a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:

Mendapatkan riwayat penyakit

Mengadaan pemeriksaan fisik

Mengadaan pemeriksaan labolatorium

Membuat diagnosa

b. Melaksanakan tindakan pengobatan

c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:

Rujukan diagnostic

Rujukan pengobatan/rehabilitasi

Rujukan lain

7. Upaya penyuluhan

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada

setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok

masyarakat.

b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten

diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan. Coordinator

membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi

penyuluhan di Puaskesmas.

8. Upaya kesehatan sekolah

a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa

kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.

b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik

c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam

pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil

d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I

e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan guru

berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan

f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI

g. Pengawasan terhadap keadaan air

h. Pengobatan ringan pertolongan pertama

i. Rujukan medik

j. Penanganan kasus anemia gizi

k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah

l. Pencatatan dan pelaporan

9. Upaya kesehatan olah raga

a. Pemeriksaan kesehatan berkala

b. Penentuan takaran latihan

c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi

d. Pengobatan akibat cidera latihan

e. Pengawasan selama pemusatan latihan

10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan

berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin

b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari

masyarakat (keluarga binaan)

c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak

balita, usia lanjut dan sebagainya

d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat

11. Upaya peningkatan kesehatan kerja

a. Identifikasi masalah, meliputi:

Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja

Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke puskesmas

Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja

b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,

lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan

c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:

Penyuluhan kesehatan

Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat

kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja

Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja

Pemakaian alat pelindung

d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja

e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit

f. Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit

12. Upaya kesehatan gigi dan mulut

a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya

pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM

b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:

Anak sekolah

Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah

c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:

Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk

Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih

mampu

Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok

Memelihara kebersihan (hygiene klinik)

Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan

d. Pencatatan dan pelaporan

13. Upaya kesehatan jiwa

a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas

b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa

c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat

d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran

serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat

e. Pencatatan dan pelaporan

14. Upaya kesehatan mata

a. Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan

kegiatan pokok lainnya

b. Upaya kesehatan mata:

Anamnesa

Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata, tes

saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan pemeriksaan

labolatorium

Pengobatan dan pemberiaan kacamata

Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah

sakit

Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut

Merujuk kasus yang tak dapat diatasi

Pemberian protesa mata

c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta

menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata

mereka

d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat

e. Pencatatan dan pelaporan

15. Laboratorium kesehatan

a. Di ruangan labolatorium

Penerimaan pasien

Pengambilan spesimen

Penanganan spesimen

Pelaksanaan spesimen

Penanganan sisa spesimen

Pencatatan hasil pemeriksaan

Pengecekan hasil pemeriksaan

Penyampaian hasil pemeriksaan

b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk

Pengambilan spesimen

Penanganan spesimen

Pengemasan spesimen

Pengiriman spesimen

Pengambilan hasil pemeriksaan

Pencatatan hasil pemeriksaan

Penyampaian hasil pemeriksaan

c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:

Persiapan pasien

Pengambilan spesimen

Menyerahkan spesimen untuk diperiksa

d. Di luar gedung, meliputi:

Melakukan tes skrining Hb

Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium puskesmas

Memberikan penyuluhan

Pencatatan dan pelaporan

16. Upaya pencatatan dan pelaporan

a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)

b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:

Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas

Data ketenagaan di puskesmas

Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar

gedung puskesmas

c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan)

17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat

Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:

a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral

dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan

lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan

memanfaatkan media masa dan system informasi kesehatan

b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan

kepemimpinan dibidang kesehatan

c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan

mengenali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian

kegiatan:

Pendekatan kepada tokoh masyarakat

Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya

Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan

masalah kesehatan yang dihadapi

d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang

terlatih

e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat

18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan

tradisional

b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional

19. Upaya kesehatan remaja

20. Dana sehat

2.5 WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah

kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan

asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit,

dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara

aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,

keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam

menentukan wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian

wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran teknis di Kantor

Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan puskesmas

di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai pusat rujukan

dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang

dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.

Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah

suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal

adalah area dengan jari-jari 3 km.

2.5.1 Kedudukan Puskesmas

Kedudukan dalam bidang administrasi

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung

jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional

(SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama.

2.5.2 Satuan Penunjang

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta kepadatan

penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah

mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan

meluas, perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa-desa yang

belum terjangkau oleh pelayanan yang ada di puskesmas keliling. Disamping itu

penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina desa wisma

akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.

Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas

perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut

puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

2.5.3 Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi

menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan puskesmas

dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Repelita V wilayah kerja puskesmas

pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500

orang (di luar Jawa dan Bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan Jaawa dan Bali).

Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan lain

perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu yang ada di wilayah

kerjanya.

2.5.4 Puskesmas Keliling

Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi

dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan

komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi

menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah

kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas

keliling adalah:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak

terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari dalam 1

minggu

2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

3. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan bagi

kasusu gawat darurat

4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual

Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan pelayanan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang pelaksanaan rujukan medis

dan kesehatan, maka perlu diadakan Puskesmas Keliling baik Roda-4 maupun

Perairan/ Terapung.

1. Puskesmas Keliling Roda Empat

a. Persyaratan Umum

1) Kebutuhan akan adanya Puskesmas Keliling Roda-4 diharapkan

mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas.

b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas yang dapat dilalui oleh

kendaraan roda empat.

c) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya.

2) Mampu untuk tetap mempertahankan fungsi utama, dengan tidak mengubah

menjadi kendaraan penumpang.

b. Persyaratan Teknis

1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan

mempertimbangkan kondisi geografi dan topografi wilayah kerja.

2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2 roda (single

gardan) ataupun berpenggerak 4 roda (double gardan).

3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi :

a) Pelayanan kesehatan dasar.

b) Rujukan.

c) Transportasi petugas.

d) Promosi kesehatan.

e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.

4) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman Peralatan dan

Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas tahun 2006.

2 Puskesmas Keliling Perairan/Terapung

a. Persyaratan Umum

1) Kebutuhan akan adanya Puskesmas Keliling Perairan/Terapung diharapkan

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas.

b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan baik kepulauan

atau sungai.

2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan jiwa melalui

asuransi, bagi petugas pelaksana.

3) Puskesmas Keliling Perairan yang diadakan agar direncanakan dan disesuaikan

dengan fungsi serta kondisi perairan setempat.

4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama lintas sektor

terkait, seperti Dinas Perhubungan (ASDP), Syahbandar dan lain sebagainya.

5) Puskesmas Keliling Perairan agar dilengkapi dengan alat perlindungan petugas

dalam pelayaran.

b. Persyaratan Teknis :

1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja setempat, setelah

mengadakan konsultasi dengan pihak yang berkompeten.

2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan dengan peraturan

pelayaran.

3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang direncanakan.

4) Peralatan kesehatan sesuai dengan jenis pelayanan yang direncanakan mengacu

pada buku Pedoman Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas

tahun 2006.

2.5.5 Bidan yang bertugas di desa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan ditempatkan

seorang bidan yang bertempat tiggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung

kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah satu desa dengan jumlah

penduduk rata-rata 3000 orang, dengan tugas utamanya adalah membina peran serta

masyarakat melalui pembinaan posyandu yang membina pimpinan kelompok persepuluhan,

selain memberikan pelayanan aangsung di posyandu dan pertolongan persalinan di rumah-

rumah. Disamping itu juga menerima rujukan anggota keluarga persepuluhan untuk diberi

pelayanan seperlunya atau ditunjuk lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas kesehatan yang

lebih mampu dan terjangkau secara tradisional.