pengaruh ekstrak bawang merah terhadap penyembuhan luka

5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan rancangan penelitian The postest – only Control Group Design dimana pengelompokan dilakukan berdasarkan teknik Rancnagan Acak Lengkap (RAL). 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat. Pembuatan ekstrak bawang merah akan dilakukan di Laboratorium Penelitian Hayati Jurusan Kimia FMIPA Unsyiah dan perlakuan hewan uji akan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah (Kandang percobaan pemeliharaan hewan coba). Waktu penelitian dimulai April 2012 – Januari 2012. 3.3 Sampel Penelitian Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mencit (Mus musculus) strain BalbC yang belum pernah mendapat perlakuan apapun. Pemilihan, pemeliharaan dan pemberian diet hewan coba harus tidak menyebabkan gangguan bagi hewan yang digunakan. Perlakuan harus meminimalkan rasa tidak nyaman pada hewan dengan metode yang tepat. Penetapan jumlah hewan coba harus dibuat cukup banyak atau minimal 6 ekor untuk tiap perlakuan (Marsono, 2010). Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 24 ekor dengan formula : (n . p – 1) – (p – 1) ≥ 15

Upload: sakisaki91

Post on 21-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

metodologi penelitian

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan rancangan penelitian The postest only Control Group Design dimana pengelompokan dilakukan berdasarkan teknik Rancnagan Acak Lengkap (RAL).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua tempat. Pembuatan ekstrak bawang merah akan dilakukan di Laboratorium Penelitian Hayati Jurusan Kimia FMIPA Unsyiah dan perlakuan hewan uji akan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah (Kandang percobaan pemeliharaan hewan coba). Waktu penelitian dimulai April 2012 Januari 2012.

3.3 Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mencit (Mus musculus) strain BalbC yang belum pernah mendapat perlakuan apapun. Pemilihan, pemeliharaan dan pemberian diet hewan coba harus tidak menyebabkan gangguan bagi hewan yang digunakan. Perlakuan harus meminimalkan rasa tidak nyaman pada hewan dengan metode yang tepat. Penetapan jumlah hewan coba harus dibuat cukup banyak atau minimal 6 ekor untuk tiap perlakuan (Marsono, 2010). Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 24 ekor dengan formula :(n . p 1) (p 1) 15Keterangan : p = jumlah perlakuan; n = banyak sampel

Mencit dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok dengan gerusan bawang merah, 1 kelompok dengan vaseline putih, 1 kelompok perlakuan salap ekstrak bawang merah 25%, 1 kelompok perlakuan salap ekstrak bawang merah 50%, 1 kelompok perlakuan salap ekstrak bawang merah 75%, dan 1 kelompok perlakuan dengan ekstrak bawang merah 100%. Tiap kelompok mendapatkan 4 kali ulangan.Hewan percobaan dipelihara pada kandang yang memiliki ventilasi yang baik dan selalu dijaga kebersihannya. Setiap kali perlakuan selesai mencit diistirahatkan, selanjutnya mencit dapat digunakan kembali untuk perlakuan berikutnya.

3.4 Variabel Penelitian

1. Varibel bebas

a. Perawatan luka bersih dengan menggunakan salap ekstrak bawang merah 25%

b. Perawatan luka bersih dengan menggunakan salap ekstrak bawang merah 50%

c. Perawatan luka bersih dengan menggunakan salap ekstrak bawang merah 75%

d. Perawatan luka bersih dengan menggunakan salap ekstrak bawang merah 100%

e. Perawatan luka bersih dengan menggunakan salap placebo vaseline putihf. Perawatan luka bersih dengan menggunakan gerusan bawang merah

2. Variabel terikat

Kecepatan penyembuhan luka secara makroskopis dalam hitungan hari yang ditandai adanya proses epitelisasi.

3. variabel kendali

Panjang perlukaan, kedalaman perlukaan, faktor Host (strain, jenis kelamin, berat badan), dan lingkungan (nutrisi, keadaan kandang).3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.6 Prosedur Kerja Penelitian3.6.1 Teknik pembuatan ekstrak bawang merah

Ekstraksi bawang merah (Allium ascalonicum) dilakukan dengan metode maserasi. Sebanyak 1 kg umbi bawang merah dibersihkan dan dikupas kemudian didinginkan pada suhu 4oC, dihaluskan menggunakan blender dengan pelarut etanol 70% sehingga terbentuk sari/jus bawang. Jus bawang kemudian dimaserasi berulang dengan etanol 70% sebanyak 5 liter selama 3x24 jam. Hasil maserasi disaring dengan menggunakan corong Buchner dan vakum. Ekstrak yang didapat kemudian diuapkan dan dipekatkan dengan evaporator tekanan rendah pada suhu 65oC. Ekstrak hasil evaporasi dikeringkan dalam cawan penguap diatas penangas air sampai didapat ekstrak kental.

3.6.2 Teknik pembuatan salap ekstrak bawang merah

Bahan uji penelitian ini adalah ekstrak bawang merah yang diformulasikan dalam sediaan topikal salap. Dasar salap yang digunakan merupakan vaselin putih. Cara pembuatan : ditimbang ektrak bawang merah 250 mg dan vaselin putih 750 mg (salap konsentrasi 25%). Kemudian ekstrak dicampurkan dengan vaselin putih dengan penambahan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga homogen. Salap dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat dan steril.3.6.3 Penyiapan hewan coba

Sebelum dilakukan perlakuan, mencit percobaan ini diberikan masa adaptasi selama seminggu. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol vaselin putih, 1 kelompok banding gerusan bawang merah, 1 kelompok perlakuan salap ekstrak bawang merah 25%, 1 kelompok perlakuan salap ekstrak bawang merah 50%, 1 kelompok perlakuan salap ekstrak bawang merah 75%, 1 kelompok perlakuan salap ekstrak bawang merah 100%. Tiap kelompok mendapat 4 kali ulangan.

3.6.4 Pemeliharaan hewan coba

Hewan percobaan ditempatkan dalam kandang plastik bertutup, dialas serbuk kayu. Di dalam masing masing kandang ditempatkan 4 ekor mencit jantan. Pemeliharaan dilakukan dalam kondisi 12 jam terang dan 12 jam gelap. Makanan berupa pellet dan minuman berupa aquadest yang diberikan secara ad libithium. Kandang ditempatkan dalam ruangan yang memiliki ventilasi dan masuk cahaya matahari secara tidak langsung. Kandang serta tempat makan/minum dibersihkan berkala.3.6.5 Perlakuan terhadap hewan coba