pengaruh dosis phospor terhadap produksi tanaman kacang panjang
TRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bertambahnya pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan
masyarakat akan sayur-sayuran terus meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa
tanaman sayuran di dataran rendah seperti kacang panjang mulai dimintai
disamping sayuran komersial lainnya seperti bayam, kubis, sawi dan lain
sebagainya.Perkembangan kacang panjang di negara berkembang sudah maju.Hal
ini disebabkan karena kebutuhan pasar yang melonjak sehingga untuk
mengantisipasi kebutuhan tersebut salah satu caranya adalah dengan
mengembangkan budidaya tanaman kacang panjang secara intensif.
Tanaman kacang panjang merupakan salah satu komoditas sayuran yang
sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi cukup
tinggi.Selain itu peluang pemasaran kacang panjang masih luas karena tidak
hanya dijual di pasar-pasar tradisional, tetapi juga telah banyak dipesan di pasar
swalayan, sehingga menjadikan tanaman kacang panjang ini menjadi peluang
usaha dalam budidaya pertanian.Tanaman kacang panjang telah lama di
budidayakan di Indonesia dan sebagai salah satu penopang kebutuhan
keluarga.Bahkan dibeberapa tempat kacang panjang merupakan sumber utama
ekonomi keluarga.Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan produktivitas
kacang panjang perlu terus dilakukan.
Di Indonesia kacang panjang selain dibudidayakan secara intensif juga
ditanam di pematang sawah atau sebagai tanaman rotasi setelah jagung dan
palawija.Akar kacang panjang mempunyai bintil akar yang dapat mengikat
Nitrogen bebas dari udara sehingga dapat menyuburkan tanah.Oleh karena itu
Cina dan India menganggap kacang panjang sebagai tanaman penting.Dikedua
negara tersebut, kacang panjang ditanam sebagai tanaman penutup tanah untuk
mencegah erosi. Selain itu juga menjadikannya sebagai bahan dasar dalam
pembuatan pupuk hijau ( Irfan, 2003 ).
1
Menurut Pitojo, 2006. Kacang panjang adalah salah satu bahan pangan
dalam bentuk sayuran yang banyak di konsumsi oleh mayarakat Indonesia. Pada
saat tanaman kacang panjang masih muda berikut daunnya dapat dipakai sebagai
bahan pangan (lalapan). Peranan penting kacang panjang tersebut diikuti dari
komposisi nutrisi yang terdapat pada bagian daun, polong muda, maupun pada biji
kacang panjang.
Namun produktivitas kacang panjang di tingkat petani masih tergolong
rendah dibandingkan potensi hasil kacang panjang. Menurut Iwan Juhardi (1999),
rendahnya hasil tanaman bukan hanya disebabkan oleh teknik bercocok tanam
yang belum intensif, kurang tepatnya pengendalian hama dan penyakit, tetapi juga
masih kurangnya pengetahuan petani tentang pengaturan jarak tanam dan
pemupukan yang tepat dalam penyediaan unsur hara terutama nitrogen, fosfat dan
kalium secara seimbang.
Peningkatan hasil tanaman kacang panjang harus diikuti dengan
peningkatan ketersedian unsur hara dalam tanah.Salah satunya adalah
memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah dengan melakukan pemupukan
pada dosis yang tepat.Pemupukan itupun harus sesuai dengan tingkat kebutuhan
tanaman yang ketersediaan hara di dalam tanah (Setiadi, 1995).
Salah satu pupuk yang diberikan pada tanaman kacang-kacangan adalah
pupuk Phosfat yang mengandung 36% P2O5. selain itu juga diberikan pupuk dasar
yang mendukung pertumbuhan tanaman kacang panjang yaitu Urea, KCl dan
pupuk kandang, Phosfat sebagai ortho-phosfat memegang peranan penting dalam
reaksi enzim yang tergantung pada fosforilase, karena Phosfat merupakan bagian
kandungan dari inti sel dan untuk perkembangan jaringan meristem, dengan
demikan phosfat dapat merangsang pertubuhan akar dan tanaman muda,
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah, selain itu juga
sebagai penyusun lemak dan protein.
Soepardi (1979), juga menambahkan bahwa pemberian phosfat selain
mempengaruhi tanaman dalam pembelahan sel, sintesis lemak, pembungaan,
2
pembuahan, pembentukan biji dan mempercepat pemasakan buah, juga
mempertinggi kualitas tanaman dan tingkat resistensi tanaman terhadap
penyakit. pemupukan phosfat yang dianjurkan pada tanaman kacang panjang
sekitar 200-300 kg/ha pada tanah regosol.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah pengaruh dosis phospor terhadap produksi tanaman kacang panjang?
2. Bagaimanakah perbandingan hasil tanaman kacang panjang dengan dosis
phospor yang berbeda?
3. Berapakah dosis phospor yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman kacang panjang?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh dosis phospor terhadap produksi tanaman kacang
panjang
2. Mengetahui perbandingan dari hasil tanaman kacang panjang dengan dosis
phospor yang berbeda.
3. Mengetahui berapa dosis phospor yang tepat untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan kacang panjang.
1.4 Manfaat Penelitian
3
1. Bagi penulis, memberikan berbagai pengalaman dan wawasan baru selama
proses budidaya hingga selesainya penulisan karya tulis ini.
2. Bagi pembaca, memberikan informasi mengenai budidaya kacang panjang
dan pemanfaatan phospor bagi pertumbuhannya.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kacang Panjang
Menurut kamus besar bahasa Indonesia berartikacang yang pohonnya
melilit, buahnya panjang berbiji-biji, dan biasa dipakai untuk sayur.Kacang
panjang merupakan tumbuhan yang dijadikan sayur atau lalapan. Ia tumbuh
dengan cara memanjat atau melilit. Bagian yang dijadikan sayur atau lalapan
adalah buah yang masih muda dan serat-seratnya masih lunak.
2.1.1 Sistematika Kacang Panjang
Menurut Haryanto et al ( 1994 ), tanaman
kacang panjang ( Vigna sinensis L. )
tergolong dalam
famili papilionaceae dengan sistematika
sebagai berikut :
Divisio : Anthophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Sub class : Choripetaleae
Ordo : Papilionales
Family : Papilionaceae
Genus : Vigna
Species : Vigna Sinensis .L
Tanaman kacang panjang termasuk dalam famili papilionaceae yang
tergolong tanaman semusim berbentuk perdu yang bersifat membelit atau
5
setengah membelit.Batangnya panjang, liat dan sedikit berbulu.Daunnya tersusun
tiga helai dengan bunga berbentuk kupu – kupu.Buahnya bulat, panjang, ramping
dan panjang nya antara10 – 80 cm. Sewaktu muda buah berwarna hijau keputih –
putihan, putih dan setelah tua berwarna kekuning – kuningan dan kering.Buah
yang masih muda sangat mudah patah, sedangkan sesudah tua menjadi liat
(Suherni, 2007).
2.1.2 Morfologi Kacang Panjang
2.1.2.1 Akar
Akar tanaman kacang panjang terdiri atas akar tunggang, akar cabang
dan akar serabut.Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar
tanaman kacang panjang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium SP. Ciri
adanya simbiosis tersebut yaitu terdapat bintil – bintil akar disekitar pangkal
akar.Aktifitas bintil akar ditandai oleh warna bintil akar sewaktu dibelah.Jika
berwarna merah cerah menanadakan bintil akar tersebut efektif menambah
nitrogen, sedangkan bila bintil akar berwarana merah pucat, berarti penambahan
nitrogen kurang efektif (Pitojo, 2006).
2.1.2.2 Batang
Batang kacang panjang ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan
permukaan licin.Batang tumbuh ke atas, membelit kearah kanan pada turus atau
tegakan yang didekatnya.Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang
(Pitojo, 2006).
2.1.2.3 Daun
6
Daun tanaman kacang panjang berupa daun majemuk, melekat pada
tangkai daun agak panjang, lonjong, berseling, panjangnya 6 – 8 cm, lebar 3 – 4,5
cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai
silindris dengan panjang kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau (Anonim, 2008).
2.1.2.4. Bunga
Bunga tanaman kacang panjang berbentuk kupu – kupu. Ibu tangkai
bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3 – 5 bunga.
Warna bunganya ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang
menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga
terjadi dengan kemungkinan 10 % (Haryanto, dkk, 1994).
Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan mekar secara serentak. Ragam
waktu mekarnya bunga kacang panjang adalah sebagai berikut : 1). Dua bunga
yang terletak pada bagian bawah dan bersebelahan terkadang mekar hampir
bersamaan, 2). Bunga berikutnya muncul dan mekar setelah satu atau dua polong
mencapai panjang 5 – 10 cm atau bahkan lebih. Beberapa diantaranya dapat
menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat buah yang pertama kali
muncul (Pitojo, 2006).
2.1.2.5. Buah
Buah tanaman kacang panjang berbentuk polong yang ukuran panjang
dan rampingnya, serta berwarna hijau keputih – putihan atau putih (buah muda)
atau kemerahan namun setelah tua akan menjadi kuning – kekuningan. Panjang
buah tanaman kacang panjang 15 – 25 cm (Anonim, 2008).
Pada satu tangkai biasanya terdapat antara satu sampai tiga buah, buah
yang muncul pada tangkai pertama kali atau hampir muncul bersamaan biasanya
7
tumbuh awal. Buah kacang panjang tiap tangkai tidak selalu sama kuat
pertumbuhannya (Sastrahidajat dan Soemarno, 1991).
2.1.2.6. Biji
Biji kacang panjang berbentuk bulat agak memanjang, namun ada juga
yang pipih.Pada batang bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang
menghubungkan antara biji dan kulit buah. Biji yang semakin tua akan
mengering. Kulit biji tua ada yang berwarna putih, merah keputih – putihan,
cokelat dan hitam.Pada satu polong biasanya terdapat sekitar 15 biji atau lebih,
tergantung pada panjang polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman dan
varietas kacang panjang tersebut (Rukmana, 1995).
2.1.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang
2.1.3.1 Iklim
Ketinggian tempat berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman
kacang panjang. Tanaman kacang panjang dapat tumbuh di dataran rendah hingga
dataran tinggi (sekitar 1.500 m dpl). Penanaman didataran tinggi terutama
ditujukan untuk keperluan konsumsi. Sementara untuk tujuan penangkaran benih,
tanaman kacang panjang seyogiyanya dibudidayakan di dataran rendah dan
sedang. Di dataran tinggi, umur panen tanaman kacang panjang relatif lebih
panjang dibandingkan di dataran rendah lebih tinggi produktivitasnya (Pitojo,
2006).
Tanaman kacang panjang akan tumbuh lebih baik pada dataran rendah
tetapi syarat tumbuhnya sangat fleksibel. Jenis tanah tidak terlalu
dipermasalahkan, akan tetapi tanaman kacang panjang cenderung lebih menyukai
tanah yang bereaksi normal. Hal yang tidak disukai tanaman kacang panjang
hanyalah tanah yang tergenang dan yang teduh (Soewito, 1990).
8
Tanaman kacang panjang tumbuh dengan baik di daerah beriklim hangat,
dengan kisaran suhu antara 20o C – 30o C. Di daerah bersuhu rendah, yakni di
bawah 20o C pertumbuhannya relatif lambat dan jumlah polong yang terbentuk
hanya sedikit. Tanaman kacang panjang peka terhadap pengaruh suhu dingin dan
dapat mati kalau terkena frost (suhu di bawa 4o C) (Pitojo, 2006).
Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh), iklimnya kering dan
curah hujan tahunan antara 600 – 1.500 mm. Di tempat yang terlindung (teduh)
menyebabkan pertumbuhan tanaman kacang panjang agak lambat dan kurus serta
buahnya jarang atau sedikit (Rukmana, 1995).
2.1.3.2 Tanah
Pada dasarnya tanah adalah tubuh alam (Natural body) yang terbentuk
dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya – gaya alam (Natural
forces)terhadap bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat
berdiferensiasi membentuk horizon – horizon mineral ataupun organik, yang
kedalamanya beragam dengan sifat – sifatnya yang berbeda, dengan bahan induk
yang terletak di bawah, morfologi, komposisi kimia, sifat – sifat fisik maupun
biologinya (Hasibuan, 2006).
Jenis tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang ini
adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir dan memiliki pH tanah sekitar 5,5
- 6,5. Jenis tanah yang terlalu masam dapat dilakukan dengan pengapuran
memakai kapur dolomit (Samadi, 2003).
Biologi tanah kacang panjang termasuk leguminosa yang atas bantuan
bintil – bintil akar Rhizhobium radicula mampu menambat nitrogen bebas dari
udara. Kemampuan menambat nitrogen ini dipengaruhi oleh kelembapan tanah,
pH, unsur Ca, P, K, Mo, Co, Mn, senyawa nitrat dan omonium, serta adanya
faktor biologis penghambat berupa Bakteriophage dan Rhizophage di dalam
tanah. Rhizobium aktif pada pH antara 5,5 – 7,0 dan suhu optimal 10o C – 28o C
(Pitojo,2006).
9
Fiksasi nitrogen telah terjadi pada tanaman kacang panjang yang berumur
dua minggu setelah tanam. Pada umur 14 – 21 hari, fiksasi nitrogen rata – rata
mencapai 0,62 mg / hari. Pada umur 30 – 41 hari mencapai 2,44 mg / hari dan
pada umur 41 – 58 hari mencapai 3,73 mg / hari (Sutedjo, 1991).
2.1.4 Varietas Kacang Panjang
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim dan
daunnya berupa daun majemuk yang tersusun atas tiga helai, berbatang liat dan
sedikit berbulu. Batangnya bersifat memanjat dan pohon yang muncul pada
batang berukuran panjang. Akar memiliki bintil akar yang dapat mengikat
nitrogen bebas dari udara (Williams, 1993). Jaya (1993) meyatakan secara garis
besar tanaman kacang panjang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kacang Lanjaran (bersifat membelit)
Batang berbentuk panjang dan membelit dengan panjang polong mencapai
40 cm warna polong hijau ketika muda dan berubah putih setelah tua.Bijinya
berbentuk bulat panjang dan terkadang melengkung agak pipih dengan warna
bermacam-macam (kuning, coklat, putih dan kuning kemerahan) biji
berukuran 5- 6 x 8-9 mm.
b. Kacang Usus
Batang berbentuk lanjaran dengan panjang polong dapat mencapai 100
cm. pada saat muda, polong berwarna keputih-putihan dan berubah putih
kekuning-kuningan setelah tua.Biji berbentuk bulat panjang melengkung agak
pipih dan berwarna putih atau bernoda merah berukuran 5-6 x 8-9 mm.
10
Beberapa varietas unggul kacang panjang yang sudah dilepas oleh Menteri
Pertanian yaitu:
a. Varietas Kacang Panjang 1 (KP-1).
Varietas ini berasal dari Bekasi. Batangnya berwarna hijau muda,
berbentuk segi enam. Bentuk daun delta dengan ujung runcing. Tiap daun
majemuk terdiri dari tiga daun. Permukaannya rata, berbulu halus, dan berwarna
hijau tua. Bunganya berbentuk kupu-kupu dan berwarna biru muda. Polong
berbentuk gilig langsing, warna polong muda hijau tua. Jumlah polong tiap
tanaman 4-15 buah dengan panjang 40-75 cm. Rasa polong muda renyah dan agak
manis. Bijinya berwarna cokelat tua, kadang berbelang putih. Bentuknya bulat
agak gepeng. Tinggi tanaman ini sekitar 2 m lebih.Mulai berbunga pada umur 28
hari dan panen polong muda pada umur 59-79 hari. Produksi rata-rata 6,2 ton/ha.
Varietas ini cukup tahan terhadap serangan hama penggerek polong dan cendawan
busuk polong.
b.Varietas Kacang Panjang 2 (KP-2).
Varietas ini berasal dari Bogor. Tanaman ini merambat tingginya 2 m atau
lebih. Daun dan bunganya mirip dengan varietas KP-1. Varietas ini mulai
berbunga umur 30 hari. Jumlah polong tiap tanaman 5-18 buah, panjangnya 35-60
cm. Polong muda dapat dipanen pada umur 58-80 hari. Hasil rata-rata polong
muda 5,9 ton/ha.
c.Varietas Usus Hijau.
Varietas ini berasal dari Banyumas. Tinggi tanaman dewasa 215-240C.
Daunya berbentuk delta, tiap daun majemuk terdiri dari tiga helai, permukaannya
halus dan berwarna hijau. Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna ungu. Tanaman
11
mulai berbunga umur 39 hari. Polong berbentuk gilig panjang, berwarna hijau tua.
Polong muda renyah dan rasanya agak manis. Jumlah polong per pohon 10-20
buah dengan panjang 50-75 cm. Biji tua berwarna cokelat tua dan berbentuk gilig
panjang agak gepeng. Pemanenan polong muda dilakukan pada umur 58 hari.
Produksi polong muda rata-rata 12,5-15,0 ton/ha. Varietas ini agak tahan terhadap
penyakit sapu dan tahan hama penggerek polong.
Ada beberapa macam kultivar kacang panjang yang ditanam di Indonesia,
antara lain (a) Loka Subang. Polongnya berwarna hijau muda keputihan.
Panjangnya rata-rata 39 cm. Jumlah polong per tanaman 59 buah. Polong muda
agak renyah dan rasanya agak hambar. (b) Super Subang. Jumlah polong tiap
tanaman sekitar 47 buah dengan panjang rata-rata 59 cm. Warna polongnya hijau
muda keputihan. Polongnya renyah dan berasa agak hambar. (c) Usus Hijau
Subang. Polongnya berwarna hijau tua dengan panjang rata-rata 48 cm. Rasa
polong agak manis dan agak renyah. (d) Gunhonde. Kultivar ini berasal dari
Belanda. Warna polongnya hijau keputihan dengan panjang 47 cm. Rasa polong
agak manis. Jumlah polong tiap tanaman mencapai 72 buah. (e) Tenderlong.
Berasal dari Filipina.Warna polong hijau keputihan. Rasanya manis dan agak
renyah. Panjang polong rata-rata 46 cm. (f) Chianghai. Kultivar ini berasal dari
Thailand.Warna polongnya hijau muda dengan panjang 49 cm. Polongnya renyah
dengan rasa agak hambar. (g) Busitou. Kacang ini merupakan kacang panjang
jenis hibrida yang diperoleh dari hasil persilangan antara kacang panjang dengan
kacang tunggak.Tanaman ini bercabang banyak dan tumbuh rindang.Polongnya
cukup panjang (24-31 cm) menyerupai kacang panjang lanjaran.Polong busitou
umumnya tumbuh pada ruas batang ke 1-4 di atas tanah.Pada unjung batangnya
tidak keluar bunga, walaupun ruasnya panjang dan berdaun sedikit.Tanaman
mulai berbunga pada umur 42-45 hari.Tanaman ini batangnya tegak dan tidak
perlu lanjaran.Jenis ini toleran pada tanah asam dan baik ditanam di lahan kering.
12
2.1.5 Kandungan dan Manfaat Kacang Panjang
Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Kacang Panjang :
Banyaknya kacang panjang yang diteliti (food weight) = 100 gr
Bagian kacang panjang yang dapat dikonsumsi (Bdd / food edible) = 75 %
Kandungan Gizi
Energi 44 kkal
Protein 2,7 gr
Lemak 0,3 gr
Karbohidrat 7,8 gr
Kalsium 49 mg
Fosfor 347 mg
Zat Besi 1 mg
Vitamin A 335 IU
Vitamin B1 0,13 mg
Vitamin C 21 mg
Kacang panjang adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Kacang panjang mengandung energi sebesar 44 kilokalori,
protein 2,7 gram, karbohidrat 7,8 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 49 miligram,
fosfor 347 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam Kacang Panjang
juga terkandung vitamin A sebanyak 335 IU, vitamin B1 0,13 miligram dan
vitamin C 21 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap
100 gram Kacang Panjang, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 75 %.
Berikut ini adalah penjelasannya.
Sumber Protein. Dalam 100 gram kacang panjang yang direbus,
terkandung 8,3 gram protein yg terkandung di dalamnya. Protein dalam kacang
13
panjang termasuk protein nabati dan baik untuk memenuhi kebutuhan protein
tubuh.
Kaya Vitamin B Kompleks. Vitamin ini memiliki fungsi yang penting
bagi tubuh. Diantaranya, sangat membantu fungsi syaraf. Di dalam tiap 100
gram kacang panjang rebus, terdapat 146mcg asam folat (37% kebutuhan tubuh),
0,1mg vitamin B6 (5% kebutuhan tubuh), 0,1mg riboflavin (4% kebutuhan
tubuh), 0,4 msg asam pantotenat (4% kebutuhan tubuh), serta 0,6mg niacin (3%
kebutuhan tubuh)
Mengandung Mineral. Mineral yang terkandung di dalam kacang panjang
cukup banyak. Diantaranya ada magnesium (Penting untuk kesehatan tulang gigi),
fosfor (berperan dalam produksi energi), zat besi (Komponen penting dalam
pembentukan sel darah merah), tembaga (untuk kesehatan kulit dan meningkatkan
daya tahan tubuh), kalium (penting bagi syaraf dan otot anak), serta kalsium
(sangat penting bagi pertumbuhan tulang dan gigi yang sehat dan kuat).
Kaya akan serat. Dalam 100 gram kacang panjang, terkandung di
dalamnya serat/memenuhi 15% kebutuhan serat harian pada tubuh. Serat kacang
panjang ini juga jenis serat yang dapat larut sehingga bisa membantu menjaga
kadar gula darah dan metabolisme lemak dalam tubuh.
Pemanfaatan sayur berbentuk bulat panjang ini bisa dipadukan dalam
berbagai masakan. Mulai dari ditumis, digoreng pakai cabai, digulai, disayur
bening, untuk gado-gado, atau pecel.Rasanya enak dan hebatnya lagi, punya
banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita.Kacang panjang mengandung
betakaroten, klorofil, vitamin B1 dan B2, protein, tiamin, riboflavin, fosfor, zat
besi, serat, dan pektin. Sayuran ini berguna untuk mengendalikan kadar gula
darah, mengatasi hipertensi, memperkecil resiko stroke, serangan jantung,
mengatasi sembelit, dan meningkatkan fungsi organ pencernaan. Selain itu, ia
juga memiliki sifat diuretic (peluruh kencing) tingkat sedang. Dengan
mengkonsumsinya secara rutin diyakinin dapat membantu melancarkan buang air
kecil.
14
Di beberapa negara, kacang panjang digunakan untuk mengobati rematik,
arthritis, dan gangguan saluran kemih.Juga untuk menjaga kulit dari gangguan
jerawat, membantu pemulihan lukar bakar, mengatasi diare, eksim, gangguan
ginjal, dan gatal-gatal. Bagi yang beresiko terkena kanker payudara dan leukimia
dapat memanfaatkan sayuran ini karena ia mengandung zat antikanker. Selain itu
terdapat pula kandungan zat antioksidan, antivirus, dan antibakteri.Ia juga dapat
meningkatkan fungsi sel darah merah, menyembuhkan beri-beri, mengatasi sakit
pinggang, dan kurang darah.
Khasiat kacang panjang sangat banyak antara lain: antikanker, kanker
payudara, leukemia, antibakteri, antivirus, antioksidan, gangguan saluran kencing,
peluruh kencing, batu ginjal, mencegah kelainan antibodi, meningkatkan fungsi
limpa, meningkatkan penyatuan DNA dan RNA, meningkatkan fungsi sel darah
merah, beri-beri, demam berdarah, kurang darah, sakit pinggang, rematik,
pembengkakan, meningkatkan nafsu makan, dan sukar buang air besar.
2.1.6. Budidaya Kacang Panjang
a. Syarat Tumbuh Kacang Panjang
Sebelum memulai usaha pertanian kacang panjang, petani harus
memahami syarat tumbuh tanaman yang satu ini. Kacang panjang, sama seperti
tanaman lainnya, menyukai tanah yang lempung dan berpasir (latosol) serta tentu
subur gembur banyak mengandung humus. Sementara itu kelembaban yang paling
sempurna untuk kacang panjang adalah pH 5,5 hingga 6,5. Adapun iklim
pendukung terbaik adalah antara 20 derajat celsius sampai 30 derajat celsius.
Curah hujan juga memegang peranan yang baik.Untuk pertanian kacang panjang,
curah hujan terbaik antara 600 hingga 1.500 mm per tahunnya.Terakhir adalah
ketinggian medium tanam sebaiknya kurang dari 800 meter di atas permukaan
laut.
b. Pembibitan, Penanaman dan Pemeliharaan
15
Setelah memahami syarat tumbuh dari kacang panjang, petani sudah bisa
memulai budidaya kacang panjang.Langkah pertama yang diperhatikan tentu soal
ketersediaan bibit. Pemilihan bibit sangat penting sebab akan mempengaruhi
kualitas panen petani. Adapun kriteria bibit layak tanam adalah:
a. Penampilannya bernas atau kusam
b. Daya kecambahnya cenderung tinggi sekitar 85%
c. Tidak memiliki cacat atau rusak
d. Sehat, tidak memiliki wabah aham maupun penyakit
Setelah bibit tersedia, petani bisa tidak lagi harus menyemaikan bibit
kacang panjang terlebih dahulu.Bisa langsung ditanam pada lubang tanam yang
sebelumnya telah disiapkan di medium tanah.Adapun langkah-langkah penyiapan
medium tanam yaitu bersihkan lahan dari gulma seperti rumput liar. Kemudian
gemburkan tanah dengan cara dicangkul dan dibajak. Selanjutnya, siapkan
bedengan dengan ukuran lebar kurang lebih 60 sampai 80 cm. Sementara itu jarak
antara bedengan yang satu dengan yang lainnya adalah 30 cm. Adapun tinggi
bedengan sebaiknya 30 cm dan panjang bedengan tergantung pada luas lahan
yang petani miliki.
Apabila dirasa pH tanah lahan kurang baik, petani bisa melakukan
langkah pengapuran pada lahan yakni dengan mencampurkan dolomit sebanyak 1
sampai 2 ton per hektar tanah dengan lahan secara merata pada kedalaman 30 cm.
Selain itu, untuk menambah kesuburan lahan tanam, aplikasikanlah pupuk di
bedengan. Langkah ini tidak mutlak jika dirasa tanah cukup subur.Setelah
bedengan siap, buatlah lubang tanam dengan ukuran 20x50 xm, 40x60 cm dan
30x40 cm (ukuran untuk kacang tanah tipe merambat). Sementara untuk kacang
tanah tipe tegak, ukuran lubang tanamnya adalah 20x40 cm dan 30x60 cm.Setelah
lubang tanam siap, bibit kacang panjang siap untuk ditanam. Periode penanaman
terbaik adalah di awal musim kemarau atau awal musim penghujan. Namun jika
tanah dalam kondisi memadai, bisa saja proses tanam dimulai kapanpun. Cara
menanam kacang panjang adalah dengan memasukkan benih ke dalam lubang
16
tanah.Per lubang bisa diisi dengan 2 biji bibit.Setelah dimasukkan, tutup kembali
lubang dengan tanah.
Setelah proses penanaman, langkah selanjutnya adalah proses
pemeliharaan. Setelah 3 atau 4 hari dari masa penanaman, perlu dilakukan proses
penyulaman. Yakni meneliti satu per satu lubang tanam dan mengganti bibit yang
tidak tumbuh dengan bibit baru.Langkah pemeliharaan selanjutnya adalah
penyiangan.Saat tanaman kacang hijau sudah berumur 2 atau 3 minggu, petani
bisa menyiangi rumput di kebun. Sebaiknya dengan cara manual yakni dengan
mencabut rumbut seperti biasa. Langkah selanjutnya adalah pemangkasan atau
perempelan.Langkah ini mencakup pemotongan tanaman kacang panjang yang
dianggap terlalu rimbun.Pemangkasan bisa dilakukan pada bagian daun maupun
ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun berpotensi menghambat tumbuhnya
bunga dan hal ini jika tidak diantisipasi akan mempengaruhi jumlah panen Anda.
Dalam budidaya kacang panjang, langkah pemupukan juga memegang
peranan yang sangat penting. Sebagian petani yang memang fokus pada pertanian
organik biasanya akan memakai pupuk kompos. Tetapi tak sedikit pula petani
yang menggunakan pupuk an-organik. Adapun dosis pemupukan makro adalah :
Pemupukan dasar meliputi : 50 kg urea dan 75 kg Sp-36 serta 25 kg KCI.
Pemupukan tanaman yang berumur 45 hari : 50 kg Urea dan 25 kg Sp-36 serta 75
kg KCI.
Proses pemeliharaan selanjutnya adalah pengairan. Proses ini dilakukan
pada fase awal pertumbuhan benih kacang hijau hingga tanaman muda. langkah
penyiraman dilakukan rutin setiap hari. Namun bisa dikurangi tergantung pada
musim. Hal lain yang tak kalah penting adalah pengelolaan hama dan juga
penyakit. Budidaya kacang panjang rentan terusik dengan kehadiran hama dan
penyakit seperti lalat kacang, ulat grayak, peggerek biji, ulat bunga, penyakit
antraknose, mozaik, dan penyakit sapu. Masing-masing hambatan ini bisa
ditanggulangi berdasarkan gejala yang terlihat.
17
Setelah semua proses dilalui, petani tinggal menunggu masa panen yang
merupakan titik puncak dalam budidaya kacang panjang. Adapun ciri kacang
panjang yang siap panen adalah kacang panjang yang mudah dipatahkan dan biji-
biji di dalam polongnya tidak menonjol. Sementara itu, waktu panen terbaik
adalah pagi dan sore hari di umur tanaman antara 3,5 sampai 4 bulan. Cara
memanen kacang panjang cukup mudah, cukup memotong ujung tangkai
buah/kacang panjang dengan pisau.Setelah dipanen, kacang panjang dikumpulkan
dan disortir.Simpan di tempat teduh, tidak lembab dan tidak pula terkenal sinar
matahari secara langsung. Ada baiknya kacang panjang langsung dijual di
pasaran.
2.2. Fosfor
2.2.1 Pengertian Fosfor
Fosfor adalah zat yang penting dalam kehidupan, unsur kimia yang
memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi
banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat. Di
alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah) (Pian,
2010).
Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4 danHPO4 sebagian besar
fosfor di dalam tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam
senyawa-senyawa organik dan hanya sebagian kecil terdapat dalam bentuk
anorganik sebagai ion-ion phosphat. Beberapa bagian tanaman sangat banyak
mengandung zat ini, yaitu bagian-bagain yang bersangkutan dengan pembiakan
generatif, seperti daun-daun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari,
daun buah dan bakal biji. Jadi untuk pembentukan bunga dan buah sangat banyak
diperlukan unsur fosfor (Sugih, 2011).
18
Fosfat alam merupakan sumber P yang dapat digunakan sebagai bahan
baku industri seperti pupuk P yang mudah larut (antara lain TSP, SP-18, SSP,
DAP, MOP). Industri pupuk menggunakan sekitar 90% fosfat alam yang
diproduksi di dunia. Fosfat alam dari deposit batuan sedimen sebagian besar telah
mempunyai reaktivitas yang cukup memadai untuk tanaman pangan dan
perkebunan. Sedangkan fosfat alam dari batuan beku mempunyai reaktivitas yang
rendah sehingga perlu diasamkan dulu untuk digunakan sebagai pupuk
(Rochayati, dkk., 2010). Di dalam batuan fosfat alam terkandung berbagai unsur
seperti Ca, Mg, Al, Fe, Si, Na, Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cd, Hg, Cr, Pb, As, U, V, F,
Cl. Unsur utama di dalam fosfat alam antara lain P, Al, Fe, dan Ca. Secara kimia,
fosfat alam dapat dikatagorikan menjadi fosfat alam dengan dominasi Ca-P atau
Al-P dan Fe-P sedangkan unsur lain merupakan unsur ikutan yang bermanfaat
dan sebagian lain kurang bermanfaat bagi tanaman. Unsur ikutan yang perlu
diwaspadai adalah kandungan logam berat yang cukup tinggi dalam fosfat alam,
seperti Cd, Cr, Hg, Pb, dan U (Rochayati, dkk.,2010).
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pupuk fosfat mengandung
logam Cd 7 ppm. Apabila pupuk tersebut digunakan secara terus menerus dengan
dosis dan intensitas yang tinggi dapat meningkatkan Cd yang tersedia dalam
tanah sehingga meningkatkan serapan Cd oleh tanaman (Setyorini, dkk dalam
Charlena, 2004)
Penggunaan pupuk fosfat alam untuk pertanian sampai saat ini masih
sangat diperlukan oleh petani. Pupuk fosfat alam mengandung fosfor (P) yang
merupakan salah satu dari tiga unsur makro atau esensial selain Nitrogen dan
Kalium, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.Unsur tersebut tersedia di
alam berupa batuan fosfat, yang biasanya digunakan dalam pertanian sebagai
pupuk buatan (Suciati, 2004).
Unsur P diperlukan dalam pertumbuhan tanaman, kekurangan unsur hara
makro ini mengakibatkan mengurangi kemampuan tanaman untuk mengabsorbsi
unsur hara lainnya (Soepardi, 1983). Menurut Buckman & Brandy (1982) unsur P
19
dalam tanaman antara lain digunakan untuk pembelahan sel, pembentukan lemak,
pembungaan, pembuahan, perkembangan akar, memperkuat batang, kekebalan
terhadap penyakit dan lain sebagainya. Dengan banyaknya manfaat dari unsur P
ini, maka pupuk fosfat alam merupakan produk yang banyak digunakan oleh
petani.
Mengingat pentingnya kandungan fosfor (P) dalam pupuk yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, diharapkan masyarakat mengetahui
keunggulan dari pupuk fosfat alam dan cara pembuatannya.
2.2.2 Manfaat Pupuk Fosfat bagi Tanaman
Peran pupuk fosfat bagi tanaman adalah sebagai respirasi dan
fotosintesis, penyusunan asam nukleat, pembentukan bibit tanaman dan penghasil
buah, perangsang perkembangan akar sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap
kekeringan dan mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko
keterlambatan waktu panen.
Pupuk fosfat juga memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem
perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak
dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat.Menggiatkan pertumbuhan
jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.Memacu pembentukan
bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat masa panen.Memperbesar
persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji. Menambah daya tahan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Unsur fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daripada
unsur nitrogen.Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat,
FePO4, dan AlPO4.
Apabila tanaman kekurangan unsur hara fosfor, tanaman tersebut akan
tumbuh kerdil. Pada tanaman muda, daun akan berwarna hijau tua keunguan,
kadang-kadang tampak pula warna hijau kekuning-kuningan karena kekurangan
20
Fosfor cenderung menghambat penyerapan unsur hara Nitrogen. Warna
kekuningan ini akan lebih dulu dijumpai pada daun tua karena sifat Fosfor yang
mobil dalam tanah, sehingga dalam keadaan kekurangan, unsur hara Fosfor
dengan cepat ditranslokasikan ke bagian tanaman yang lebih muda. Pada tanaman
buah-buahan pucuk daun akan berwarna coklat atau ungu. Pembentukan
bunga/buah/biji terhambat sehingga panen terlambat.Selain itu persentase bunga
yang menjadi buah menurun karena penyerbukan yang tidak sempurna.
2.2.3 Macam-macam Pupuk Fosfat
a. Macam-macam pupuk fosfor sebagai berikut :
a. Pupuk superfosfat (Ca(H2PO4)2) yang sangat mudah larut dalam air
sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Contoh: Engkel superfosfat
(ES) yang mengandung sekitar 15% P2O5, Double superfosfat (DS) yang
mengandung sekitar 30% P2O5, dan Tripel Superfosfat (TSP) yang
mengandung sekitar 45%P2O5.
b. Pupuk FMP (Fused Magnesium Phosphate) atau Mg3(PO4)2 yang baik
digunakan pada tanah yang banyak mengandung besi dan aluminium.
c. Pupuk aluminium fosfat (AlPO4)
d. Pupuk besi (III) fosfat (FePO4)
b. Bahan Baku Pupuk Fosfat
Bahan Baku untuk pupuk Fosfat adalah:
Bahan fosfat/ Rock Phosphate : terdiri atas berbagai macam apatit, antara lain
sebagai berikut:
a. Fluoroapatit : Ca3(PO4)2.CaF2
b. Khloroapatit : Ca3(PO4)2.CaCl2
21
c. Oksidaapatit : Ca3(PO4)2.CaO
d. Hidroksidaapatit : Ca3(PO4)2.Ca(OH)2
e. Karbonatapatit : Ca3(PO4)2.CaCO3
Sedangkan senyawa fosfor dalam tanah dandeposit berupa:
a. Fe-fosfat (FePO4 .2H2O)
b. AI-fosfat (AIPO4 .2H2O)
Di Indonesia sumber bahan baku fosfor sangat terbatas. Apatit fosfor
sebagian berasal dari magma dan sebagian merupakan organogenetik. Endapan
apatit fosfor terluas di dunia berupa kalsium karbonat fluoroapatit/fravolite
(Ca10F2(PO4)6. X CaCO3. Sedangkan geologi endapan deposit erat kaitannya
dengan geologi marin yaitu pembentukan endapan fosforit di dasar laut sebagai
hasil persenyawaan kimia, fisika & biologi, yang merupakan
sumber fosfor terbesar 80% dari produk dunia, sedangkan dari batuan beku hanya
12%. Sumber fosforlain adalah Guano deposit P-organik dari kotoran kelelawar,
tetapi bukan untuk bahan baku pembuatan fosfor.
Dimulai dengan penambangan deposit yang umumnya memakai metode
strip mining/ tambang terbuka yanghasilnya dibawa ke pabrik untuk dilakukan
proses pemisahan dari pasir, tanah liat, dan lain-lain.
22
2.3 Pengaruh Pupuk Phosfat dan Mekanisme Kerja pada Tanaman Kacang
Panjang
Unsur Fosfor merupakan unsur hara penting setelah nitrogen. Tanaman
mengambil phosfat dalam bentuk H2PO4-, HPO4
-2, PO4
-3 dan jumlah masing-
masing sangat tergantung pada pH tanah akan tetapi pada umumnya bentuk
H2PO4-, terbanyak dijumpai pada pH tanah berkisar 5 – 7,2 (Hakim, et al, 1986).
Selain itu, ketersediaan unsur phosfat didalam tanah mempengaruhi
aktifitas bakteri Rhizobium sp. Phosfat yang tersedia dalam jumlah cukup, akan
merangsang bakteri Rhizobium sp yang berada disekitar akar bergerak menuju
akar (Buckman dan Brady, 1982).
Phosfat merupakan pupuk buatan berkadar P2O5 yaitu 36 % pupuk dibuat
dari phosfat alam yaitu mono kalsium phosfat berbentuk butiran (granular),
berwarna abu-abu dan mempuyai reaksi fisiologis yang netral (Sarief, 1985).
Pemberian bentuk butiran bertujuan mencegah reaksi P dengan koloid tanah
sehingga P tetap dalam keadaan terikat dan kontak dengan tanah dapat
diperkecil. (Nyakpa dan Harsinah, 1985).
Kekurangan unsur phosfat dapat menghambat pertumbuhan tanaman
karena terjadinya gangguan pada pembelahan sel. Ciri-cirinya adalah daun
menjadi berwarna agak gelap (ungu) dan tanaman menjadi kerdil serta produksi
menurun. (Hakim, et al, 1986).
Sedangkan mekanisme kerja pupuk phosfat dapat merangsang
pertumbuhan akar dan tanaman muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan
buah, biji atau gabah. Selain itu juga sebagai penyusun lemak dan protein serta
mempertinggi kualitas tanaman dan tingkat ketahanannya terhadap hama
penyakit.
23
2.4 Hipotesis
Dari teori yang telah kami kemukakan di atas, dosis phosphor berpengaruh
terhadap produksi tanaman kacang panjang. Sehingga apabila diberikan dosis
phosphor yang tepat akan meningkatkan produksi tanaman kacang panjang.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan waktu pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan di politeknik negeri Jember. Pelaksanaan
kegiatan penelitian setiap hari Senin dimulai sejak tanggal 18 Februari 2013
sampai dengan 22 April 2013.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan antara lain adalah benih kacang panjang, jerami,
furadan 3G, fungisida dan Pestisida, Urea, SP 36 dan KCl
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah cangkul, ajir, kenco (alat
pengukur jarak tanam), gembor, ember, koret sabit, bambu, tugal (alat pembuat
lubang tanam), hand sprayer, sendok plastik
3.3 Desain Penelitian
Kami membuat dua buah bedengan. Bedengan 1 adalah bedengan kontrol
dengan kadar phosphor 100 ml dan bedengan 2 adalah bedengan perlakuan
dengan kadar phospornya 200 ml. Setiap bedengan mempunyai 14 lubang tanam,
dimana pada sebelah kiri 7 lubang tanam dan sebelah kanan 7 lubang tanam.
Setiap lubang diberi ajir tempat tanaman melilit.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Dalam melaksanakan kegiatan ini kami melaksanakan beberapa prosedur
sebagai berikut :
a. Pengolahan Tanah
25
Bersihkan areal dari rumput liar dan jerami yang tidak berguna, tanah
diolah dengan bajak atau cangkul sedalam 30-40 cm, taburkan pupuk organik
berupa kotoran sapi, 5-10 ton/ha. Campur pupuk kandang dan tanah kemudian
bentuk menjadi bedengan dengan ukuran 1 x 5 meter.
b. Penanaman
Buat lubang tanam dengan jarak tanam 70 cm x 50 cm dengan
menggunakan kenco. Lubang tanam paling tepi berjarak minimal setengah jarak
tanam. Pilihlah benih yang baik, tanamkan benih pada setiap lubang tanam, satu
lubang tanam berisi 2 benih. Tutup lubang tanam dengan tanah halus tipis-tipis,
atau tutup tanah dengan mulsa jerami dan siram bila perlu.
c. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Penyulaman bertujuan untuk
mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam
(hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan
sewaktu penanaman.
d. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan lain-lain.
Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah
tanaman berumur 14 hari.
e. Pengairan
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila
tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar benih dapat tumbuh. Namun
menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu
dialirkan air pada parit-parit di antara
26
f. Pemupukan
g.Pemasangan ajir
Lakukanlah pemasangan ajir dari bambu pada setiap tanaman segera
setelah pemupukan (tanaman berumur 2 minggu), lakukanlah pemasangan turus
dari bambu pada setiap setiap tanaman dengan bentuk A atau segitiga. Cara
pemasangannya: siapkan dua ajir/turus bambu. Tancapkan kedua turus tersebut
dengan jarak 10 cm dari batang tanaman posisinya miring sehingga saling
bersilangan. Kedua turus tersebut diikat sekitar 25 cm di bawah ujung turus.
Antara silangan bambu yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan bambu
atau tali plastik.
h. Pemangkasan
Lakukan pemangkasan pucuk pada tanaman berumur 4 minggu setelah
tanam. Cara pemangkasan dengan memotong pucuk sekitar 2-3 ruas dengan
menggunakan pisau atau gunting tajam. Pucuk daun yang dipangkas dapat
dimanfaatkan untuk sayur.
i. Pengendalian hama dan penyakit
Lakukan pengendalian hama dan penyakit sesuai instruktur di lapangan.
j. Panen
Lakukan pemanenan pada saat tanaman sudah memenuhi kriteria panen
antara lain:
- Tanaman telah berumur 45 hari (panen pertama)
- Polong muda terisi penuh
- Warna polong hijau merata sampai hijau keputihan
- Polong masih mudah dipatahkan
Cara pemanenan dilakukan dengan cara dipetik, putar bagian pangkal
polong agar polong terlepas seluruhnya dan tidak menimbulkan luka yang besar.
27
Lakukan pemanenan setelah tanaman berumur 3 bulan, pada saat ini buahnya
sudah habis
k. Pasca panen
Penanganan pasca panen meliputi sortasi, pengemasan dan pengangkutan.
Lakukan sortasi dengan memilah produk yang seragam dan baik mutunya, Ikatlah
buah/polong kacang panjang dalam bentuk ikatan besar atau kecil yang beratnya
sekitar 250-1000 g/ikat.
3.5 Jadwal Pelaksanaan
Minggu
ke-Waktu Kegiatan Keterangan
1.Senin, 4 Februari
2013
Pembekalan tentang
tanaman sayur
2.Senin, 11 Februari
2013
Pembekalan tentang
tanaman sayur
3Senin, 18 Februari
2013Pengolahan Tanah
Pencabutan terhadap
rumput liar dan
Pemberian pupuk
kandang pada
bedengan
4Senin, 25 Februari
2013Penyiangan
Pencabutan rumput liar
di dalam dan sekitar
bedengan.
5 4 Maret 2013 Penanaman Benih
Pembuatan lubang
tanam, disertai dengan
penyiraman,
penyiangan dan
pemberian Furadan 3G.
28
6 11 Maret 2013Pemberian Pupuk
SP36, Urea dan HCL.
Pemeliharaan tanaman
secara rutin.
7 18 Maret 2013Pengamatan Observasi
dan Pemasangan Ajir.
Karena cuaca tidak
mendukung.
8 21 Maret 2013 Pemupukan rutin.Setiap lubang, diberi
satu gelas pupuk larut.
9 25 Maret 2013 Pemeliharaan rutin.Pengikatan tali agar
tetap kuat.
10. 1 April 2013 Pemeliharaan rutin.
11. 8 April 2013 Pemeliharaan rutin. Penataan sulur.
12. 15 April 2013 Panen pertama.
13. 18 April 2013 Panen kedua.
14. 20 April 2013 Panen ketiga.
15. 22 April 2013 Panen keempat
16. 26 April 2013 Panen kelima
3.6 Parameter Pengamatan
a. Jumlah Daun
Jumlah daun tiap tumbuhan berbeda beda sesuai tingkat pertumbuhan tanaman
dan tingkat kompetitif di daerah tumbuh tanaman.
b. Tinggi Tanaman
29
Tinggi tanaman diukur dari satu jengkal mulai dari permukaan tanah. Setiap
tumbuhan kacang panjang memiliki tinggi berbeda beda.
c. Jumlah Buah
Jumlah buah yang kami ambil dari dua bedengan memiliki jumlah yang berbeda
beda di tiap lubang dan tiap individu.
d. Berat Buah
Kami menghitung berat buah keseluruhan dari sampel yang diambil.
e. Panjang Buah
30
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian kami dapatkan dari pengumpulan data yang kami ambil
dari beberapa sampel data di lapangan. Sampel data tersebut kami olah
lagi dalam tabel perbandingan dan dalam kalkulasi uji T. Di dalam
perbandingan juga kami bagi dan pilah lagi dalam perbandingan standart
deviasi serta rata rata tiap jenis data.
4.1.1 Tabel Perbandingan Awal Pertumbuhan I
No Nama Data
Jumlah Type
Data yang
diambil
y YStandard
DeviasiAnalisis
1
Data Awal
Pertumbuhan
Bedengan 1
2 (Jumlah
Tanaman dan
Jumlah
Daun)
115 1341 1.4337208778
2
Data Awal
Pertumbuhan
Bedengan 2
2 (Jumlah
Tanaman dan
Jumlah
Daun)
131 1291 2.2397507711
Dapat dilihat dari tabel Perbandingan Awal Pertumbuhan I bahwa bedengan 1
lebih kecil nilai standard deviasinya dari bedengan dua. Hal ini dapat dilihat di
lapangan bahwa pertumbuhan awal bedengan yang diberi dosis pupuk P 200
kg/ha lebih cepat dan pesat daripada bedengan yang diberi pupuk P dengan
dosis 100 kg/ha.
31
4.1.2 Tabel Perbandingan Awal Pertumbuhan II
No Nama Data
Jumlah Type
Data yang
diambil
X XStandard
DeviasiAnalisis
1
Data Awal
Pertumbuhan
Bedengan 1
2 (Jumlah
Tanaman dan
Jumlah Daun)
270.
47363
.3
1.433720877
8
2
Data Awal
Pertumbuhan
Bedengan 2
2 (Jumlah
Tanaman dan
Jumlah Daun)
377.
6
1091
3.2810913.28
Dapat dilihat dari tabel Perbandingan Awal Pertumbuhan II bahwa bedengan 1
lebih kecil nilai standard deviasinya dari bedengan dua. Hal ini dapat dilihat di
lapangan bahwa pertumbuhan awal bedengan pada hari hari selanjutnya
bedengan yang diberi dosis pupuk P 200 kg/ha lebih cepat dan pesat daripada
bedengan yang diberi pupuk P dengan dosis 100 kg/ha.
4.1.3 Tabel Perbandingan Hasil Panen I
No Nama Data
Jumlah Type
Data yang
diambil
Z ZStandard
DeviasiAnalisis
1
Data Hasil
Panen
Bedengan I
2 (Jumlah
Buah dan
Berat Total)
86.3
4166
6666
7
1073
.492
5694
445
1.1908838588
32
2
Data Hasil
Panen
Bedengan II
2 (Jumlah
Buah dan
Berat Total)
107.
6833
3333
1683
.641
3888
88
2.1257460564
Dapat dilihat dari tabel Perbandingan Hasil Panen I bahwa hasil panen dari
bedengan 1 lebih kecil nilai standard deviasinya dari hasil panen bedengan dua.
Hal ini dapat dilihat di lapangan bahwa pertumbuhan awal bedengan yang diberi
dosis pupuk P 200 kg/ha lebih cepat dan pesat daripada bedengan yang diberi
pupuk P dengan dosis 100 kg/ha. Jadi pada masa panen pertama hasil dari
bedengan kedua lebih banyak dari hasil panen bedengan pertama.
4.1.4 Data Hasil Panen II
No Nama Data
Jumlah Type
Data yang
diambil
y YStandard
DeviasiAnalisis
1
Data Awal
Pertumbuhan
Bedengan 1
2 (Jumlah
Tanaman dan
Jumlah Daun)
11
51341
1.4337208
778
2
Data Awal
Pertumbuhan
Bedengan 2
2 (Jumlah
Tanaman dan
Jumlah Daun)
13
11291
2.2397507
711
Dapat dilihat dari tabel Perbandingan Hasil Panen II bahwa hasil panen
dari bedengan 1 lebih kecil nilai standard deviasinya dari hasil panen bedengan
dua. Hal ini dapat dilihat di lapangan bahwa pertumbuhan awal bedengan yang
diberi dosis pupuk P 200 kg/ha lebih cepat dan pesat daripada bedengan yang
diberi pupuk P dengan dosis 100 kg/ha. Jadi pada masa panen pertama hasil dari
bedengan kedua lebih banyak dari hasil panen bedengan pertama.
33
Pada bedengan pertama, standar deviasi dan rata-rata dari jumlah daun,
tinggi daun, dan keberhasilan pertumbuhan awal lebih rendah daripada bedengan
kedua. Dilihat dari perhitungan tabel uji T yang pertama pada bedengan kedua
menghasilkan standard deviasi 2.2397507711 dan sedangkan pada bedengan
pertama 1.4337208778. Maka hasil yang ditemui pada bedengan kedua atau
bedengan perlakuan, lebih besar daripada hasil yang didapatkan dari bedengan
kontrol atau bedengan pertama.
Pada tabel hasil data panen bedengan pertama, standard deviasi dan
meannya lebih besar daripada bedengan kedua, antara lain pada bedengan
perlakuan, hasil yang didapat adalah 2.1257460564 dan pada bedengan kontrol
hasil yang didapat adalah 1.1908838588
Dari pengamatan yang dapat diambil, apabila kedua bedengan
dibandingkan dari awal pertumbuhan, sampai pada saat panen dan pasca panen,
kedua hasil penghitungan uji T sama sama menghasilkan, bedengan kedua lebih
banyak hasil penghitungannya daripada bedengan pertama.
34
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce Lower Upper
Ting
gi
Equal
variances
assumed
3.632 .063 -.649 47 .519 -.82977 1.27773 -3.40022 1.74069
Equal
variances
not
assumed
-.680 32.827 .501 -.82977 1.21937 -3.31109 1.65156
Berdasarkan Uji T analisis menunjukkan bahwa pemberian pupuk P pada
kacang panjang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan dari kacang
panjang. Dari tabel Uji T diatas dapat dilihat hasil sig. (2-tailed) menunjukkan
angka lebih dari 0.5 maka perlakuan pemberian pupuk P berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang panjang.
4.2 Pembahasan
Fosfor adalah zat yang penting dalam kehidupan, unsur kimia yang memiliki
lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak,
termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat. Di alam, fosfor
terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan
hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah) (Pian, 2010)
35
Peran pupuk fosfat bagi tanaman adalah sebagai respirasi dan
fotosintesis, penyusunan asam nukleat, pembentukan bibit tanaman dan penghasil
buah, perangsang perkembangan akar sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap
kekeringan dan mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko
keterlambatan waktu panen.
Pupuk fosfat juga memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem
perakaran yang baik sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak
dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat. Menggiatkan pertumbuhan
jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman. Memacu pembentukan
bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat masa panen. Memperbesar
persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji. Menambah daya tahan
tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Fosfor diambil oleh akar dalam bentuk H2PO4 danHPO4 sebagian besar fosfor
didalam tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-
senyawa organik dan hanya sebagian kecil terdapat dalam bentuk anorganik
sebagai ion-ion phosphat. Beberapa bagian tanaman sangat banyak mengandung
zat ini, yaitu bagian-bagain yang bersangkutan dengan pembiakan generatif,
seperti daun-daun bunga, tangkai sari, kepala sari, butir tepung sari, daun buah
dan bakal biji. Jadi untuk pembentukan bunga dan buah sangat banyak diperlukan
unsur fosfor (Sugih, 2011).
36
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan kita mendapatkan bahwa Pada
bedengan pertama yang diberi pupuk phospor dengan konsentrasi 100 kg/ha,
standar deviasi dan rata-rata dari hasil panen lebih rendah daripada bedengan
kedua. Apabila dibandingkan menggunakan perhitungan tabel uji T yang pertama
dengan bedengan kedua yang diberi pupuk phospor dengan konsentrasi 200 kg/ha
menghasilkan standard deviasi 2.1257460564, sedangkan pada bedengan pertama
1.1908838588. Maka hasil yang ditemui pada bedengan kedua atau bedengan
perlakuan, lebih besar daripada hasil yang didapatkan dari bedengan kontrol atau
bedengan pertama.
Sehingga dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa pada
bedengan yang diberi konsentrasi pupuk phospor lebih tinggi yaitu 200 kg/ha
memiliki hasil yang lebih menjajikan daripada yang berkonsentrasi 100 kg/ha.
Bahkan rata-rata untuk berat perbuah lebih tinggi untuk kacang panjang yang
diberi pupuk dengan konsentrasi lebih tinggi. Sehingga diketahui bahwa
menggunakan pupuk phospor dengan konsentrasi 200 kg/ha lebih efektif dari hasil
akhir yang yang dihasilkan oleh tanaman kacang panjang ini.
5.2 Saran
Untuk Pemerintah
Sebaiknya pemerintah dapat menyuluhkan hasil ini bahwa pemupukan
untuk kacang panjang dengan menggunakan pupuk phospor dengan konsentrasi
200 dapat menghasilkan hasil yang lebih baik.
37
Untuk Masyarakat
Sebaiknya untuk masyarakat yang membudidayakan tanaman kacang
panjang menggunakan pupuk phospor dengan konsentrasi 200
DAFTAR PUSTAKA
Hairunsyah dan M.Z. Arifin. 1992. Kajian Pemberian Pupuk Kandang dan Fosfat
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pipilan Kering pada Tanah Pasiran dan
Lempengan. Hasil-Hasil Penelitian Jagung 1991/1992. Balai Penelitian
Tanaman Pangan. Banjarbaru.
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta. ]akarta.
TPTH Actions. Holtikultura view. [http://horticulture-
w iew.blogspot.com/2012/09/phosphor.html ]. 4 Mei 2013.
Karama, A.S., A. Rasyid Marzuki dan I. Manwan. 1990. Penggunaan Pupuk
Organik Pada Tanaman Pangan. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi
Penggunaan Pupuk V, Cisarua, 11-13 Nopember 1990. Puslittanak.
Bogor.
Wikipedia. Kacang Panjang. [http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_panjang]. 18
Mei 2013
Wikipedia. Fosfor. [http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfor]. 18 Mei 2013
38
LAMPIRAN
NoNama
Lubang Tanam
Jumlah Tanaman yang
HidupTinggi Tanaman (cm)
1 A1 1 9
2 A2 3794
3 A3 3569
4 A4 2710
5 A5 29
10,5
6 A6 2
7 A7 2
8 B1 2
9 B2 3
10 B3 111 B4 112 B5 1
13 B7 3
14 B8 3
NoNama
Lubang Tanam
Jumlah Tanaman yang
HidupTinggi Tanaman (cm)
1 A8 1
39
2 A9 2
3 A10 3
4 A11 1
5 A12 2
6 A13 2
7 A14 3
8 B8 -
9 B9 3
10 B10 3
11 B11 3
12 B12 3
13 B13 3
14 B14 3
NoNama
Lubang Tanam
Jumlah Tanaman yang
HidupTinggi Tanaman (cm)
1 A1 1 9
2 A2 3794
3 A3 3569
40
4 A4 2710
5 A5 29
10,5
6 A6 2
7 A7 2
8 B1 2
9 B2 3
10 B3 111 B4 112 B5 1
13 B7 3
14 B8 3
NoNama
Lubang Tanam
Jumlah Tanaman yang
HidupTinggi Tanaman (cm)
1 A8 1
2 A9 2
3 A10 3
4 A11 1
5 A12 2
6 A13 2
7 A14 3
8 B8 -
9 B9 3
10 B10 3
41
11 B11 3
12 B12 3
13 B13 3
14 B14 3
NoNama Lubang
TanamJumlah Tanaman yang
HidupTinggi Tanaman
(cm)Jumlah Daun
(tangkai)
1 A1 1 26,5 11
2 A2 226,5 1128,5 7
3 A3 227,8 1126,8 8
4 A4 226,5 823,5 8
5 A5 222 8
26,7 9
6 A6 226 1129 14
7 A7 223,5 826 13
8 B1 226,7 1327 14
9 B2 1 28,8 1310 B3 1 25,6 1111 B4 1 23,8 912 B5 1 25 11
13 B6 224,5 1128 11
14 B7 230 1131 11
42
Panen 2
NoNama Lubang
TanamJumlah Massa No
Nama Lubang Tanam
Jumlah Massa
43
NoNama Lubang
TanamJumlah Tanaman yang
HidupTinggi Tanaman
(cm)Jumlah Daun
(tangkai)
1 A8 1 26,7 8
2 A9 228 10
27,5 7
3 A10 232 1034 10
4 A11 1 28 11
5 A12 229,2 1128,6 11
6 A13 224,8 624 9
7 A14 225,9 224,5 2
8 B8 27 10
13,6 8
9 B9 230,2 735 7
10 B10 230,7 829 5
11 B11 226,8 929,1 10
12 B12 228,8 928,4 10
13 B13 229,1 1127,2 12
14 B14 229,7 1333 12
1 A1 10 145 15 A8 4 552 A2 3 30 16 A9 5 61,53 A3 5 72 17 A10 2 254 A4 0 0 18 A11 0 05 A5 5 68 19 A12 0 06 A6 5 70 20 A13 1 127 A7 2 18 21 A14 1 148 B1 0 0 22 B8 0 09 B2 3 45 23 B9 1 2310 B3 5 79,5 24 B10 3 48,511 B4 0 0 25 B11 0 012 B5 1 10,5 26 B12 0 013 B6 5 60,5 27 B13 0 014 B7 10 107 28 B14 7 107
NoNama
Lubang Tanam
Jumlah Massa NoNama
Lubang Tanam
Jumlah Massa
1 A1 3 67,5 15 A8 1 20,52 A2 0 0 16 A9 5 108,53 A3 4 94 17 A10 3 51,54 A4 0 0 18 A11 0 05 A5 0 0 19 A12 0 06 A6 7 163 20 A13 1 23,57 A7 2 49 21 A14 5 1018 B1 5 67 22 B8 7 859 B2 5 59 23 B9 0 010 B3 5 62 24 B10 2 2511 B4 4 46 25 B11 0 012 B5 3 34 26 B12 0 013 B6 3 35,5 27 B13 0 014 B7 5 60,5 28 B14 5 48
44
DATA AWAL PERTUMBUAHAN
No.Lubang Tanam
Jumlah Tanaman
Jumlah Daun (y)
Y2
1 B8 210 100
8 64
2 B9 27 49
7 49
3 B10 28 64
5 25
4 B11 29 81
10 100
5 B12 29 81
10 100
6 B13 211 121
12 144
7 B14 213 169
12 144
JUMLAH 131 1291
STANDAR DEVIASI 2.2397507711
No.Lubang Tanam
Jumlah Tanaman
Jumlah Daun (y)
Y2
1 B1 213 169
14 196
2 B2 1 13 169
3 B3 1 11 121
4 B4 1 9 81
45
5 B5 1 11 121
6 B6 211 121
11 121
7 B7 211 121
11 121
JUMLAH 115 1341
STANDAR DEVIASI1.4337208778
No.Lubang Tanam
Jumlah Tanaman
Tinggi Tanaman (cm)
(X)
X2
1 B8 27 49
13.6 184.96
2 B9 230.2 912.04
35 1225
3 B10 230.7 942.49
29 841
4 B11 226.8 718.24
29.1 846.81
5 B12 228.8 829.44
28.4 806.56
6 B13 229.1 846.81
27.2 739.84
7 B14 229.7 882.09
33 1089
JUMLAH 377.6 10913.28
STANDAR DEVIASI 7.4877775866
46
NoLubang Tanam
Jumlah Tanaman
Tinggi Tanaman (cm)
(X)
X2
1 B1 226.7 712.89
27 729
2 B2 1 28.8 829.44
3 B3 1 25.6 655.36
4 B4 1 23.8 566.44
5 B5 1 25 625
6 B6 224.5 600.25
28 784
7 B7 230 900
31 961
JUMLAH 270.4 7363.38
STANDAR DEVIASI 2.3982400955
DATA HASIL PANEN
No
NAMA LUBAN
G TANAM
JUMLAH BUAH
BERAT TOTAL
(g)
RATA RATA(g) (Z)
Z2
1 B1 5 67 13.4 179.562 B2 8 104 13 1693 B3 10 141.5 14.15 200.22254 B4 4 46 11.5 132.255 B5 4 44.5 11.125 123.7656256 B6 8 96 12 1447 B7 15 167.5 11.1666666667 124.6944444444
JUMLAH 86.34166666671073.492569444
5
47
STANDAR DEVIASI 1.1908838588
No
NAMA LUBAN
G TANAM
JUMLAH BUAH
BERAT TOTAL
(g)
RATA RATA (g) (Z)
Z2
1 B8 5 75.5 15.1 228.012 B9 10 170 17 2893 B10 5 76.5 15.3 234.094 B11 6 115 19.1666666667 367.36111111115 B12 8 108 13.5 182.256 B13 5 73.5 14.7 216.097 B14 12 155 12.9166666667 166.8402777778
JUMLAH107.683333333
31683.641388888
9STANDAR DEVIASI 2.1257460564
Lampiran Foto Kegiatan
48