pengaruh disiplin dan pelatihan terhadap kinerja … · pekerjaan : karyawan swasta (1995-1998) ......
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH DISIPLIN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PETUGAS PADA DINAS PENCEGAH
PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh :
SAHAT HAREFA NPM : 10011340
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA
MEDAN 2014
PENGARUH DISIPLIN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PETUGAS PADA DINAS PENCEGAH
PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Jenjang Studi Strata 1 (S1)
Progra Studi Manajemen
Oleh : SAHAT HAREFA NPM : 10011340
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA UNTARA
MEDAN 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sahat Harefa
Tempat tgl Lahir : Nias, 10 Agustus 1976
Jenis kelamin : Laki-laki
Staus : Menikah
Agama : Kristen
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Ujung Serdang, T.Morawa
Telepon : 0823 6154 3456
Pekerjaan : Karyawan Swasta (1995-1998)
Honerer pada Dinas Pemadam kebakaran Medan (1998-
2006)
PNS pada Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Medan
tahun 2006-sekarang.
Pendidikan : Tamat SD Negeri Inpres No.071211 Helezalulu, Nias
Tahun 1988.
Tamat SMP Negeri Lahusa, Nias Tahun 1991
Tamat SMEA Swasta Gunung Sitoli, Nias Jurusan
Perkantoran Tahun 1994
Tamat Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nusantara
Medan, Jurusan Manajemen, Tahun 2014.
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Medan, 25 Agustus 2014
Sahat Harefa N.P.M : 10011040
ABSTRAK
SAHAT HAREFA, Pengaruh Disiplin dan Pelatihan terhadap Kinerja Petugas Pada Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan
Kinerja petugas kerja karyawan dipengaruhi oleh disiplin dan pelatihan yang diberikan organisasi. Disiplin yang tinggi akan mendukung perilaku pegawai agar bekerja lebih baik dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal. Terhadap pelatihan akan mendukung perusahaan dalam pemberian sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran dalam bekerja yang akan mempengaruhi kinerja pegawai.
Dalam meningkatkan kinerja petugas kerja perlu diberikan pelatihan sesuai kebutuhan, pelatihan yang dapat mengatur pegawai secara teratur sehingga tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam bekerja. Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin dan pelatihan terhadap kinerja pegawai. Dimana metode penelitian menggunakan instrument penelitian yaitu regresi sederhana dan regresi berganda untuk mencari koefisien korelasi antara disiplin dan disiplin terhadap kinerja pegawai. Uji Hipotesis Pertama a. Persamaan regresi untuk variable X1 pengaruh disiplin adalah Y = 14,964+
0,411X1 ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara disiplin dengan kinerja petugas. Dengan perbandingan bilamana pengaruh disiplin (X1) meningkat 1 satuan akan meningkatkan kinerja sebesar (Y) 0,411 atau 41,1%
b. rhitung = 0,643 ini menunjukkan hubungan antara pengaruh disiplin (X1) dengan kinerja pegawai (Y) memiliki tingkat hubungan kuat.
c. Dari hasil perhitungan diketahui thitung > ttabel yaitu 6,918> 2,000 maka tolak H0 terima Ha dengan kata lain hubungan variabel disiplin memiliki hubungan positif dengan variabel kinerja petugas. Hasil uji determinasi (R Square) diketahui bahwa persentase pengaruh disiplin terhadap kinerja petugas 41,3 % sedangkan sisanya 58,7 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
d. Dari hasil perhitungan Uji F yang disajikan tersebut diketahui bahwa 47,855> 4,000, maka hubungan variabel X1 disiplin memiliki kebermaknaan dengan variabel Y kinerja petugas.
Uji Hipotesis Kedua a. Persamaan regresi untuk variabel X2 pelatihan adalah : Y = 20,929+ 0,314X2
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pelatihan dengan kinerja petugas. Dengan perbandingan bilamana pelatihan (X2) meningkat 1 satuan akan meningkatkan kinerja petugas kerja (Y) sebesar 0,314 atau 31,4%.
b. rhitung = 0,525 ini menunjukkan hubungan antara pelatihan (X2) dengan kinerja petugas kerja (Y) memiliki tingkat hubungan yang kuat.
c. Dari hasil perhitungan diketahui thitung > ttabel yaitu 5,090> 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka hubungan variabel X2 pelatihan memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y kinerja petugas.
d. Hasil uji Determinasi (R Square) diketahui bahwa persentase pengaruh pelatihan terhadap kinerja petugas sebesar 27,6% sedangkan sisanya 72,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
e. Dari hasil perhitungan Uji F yang disajikan dalam tabel ANOVA bahwa 81,849> 4,000, maka hubungan variabel X2 pelatihan memiliki kebermaknaan dengan variabel Y kinerja petugas.
Uji Hipotesis Ketiga a. Persamaan regresi ganda Y = 9,497+ 0,333X1 + 0,200X2. Persamaan tersebut
memperlihatkan bahwa variabel disiplin (X1) dn pelatihan (X2) memiliki koefisien positif, berarti mempunyai pengaruh yang searah terhadap variabel kinerja petugas kerja (Y).
b. Nilai koefisien korelasi ganda secara bersama-sama antara pengaruh disiplin dan pelatihan terhadap kinerja petugas diperoleh rhitung = 0,714, maka hubungan antara disiplin (X1) dan pelatihan (X2) terhadap kinerja petugas (Y) memiliki hubungan kuat.
c. Pada variable X1 pengaruh disiplin thitung < ttabel yaitu 5,660> 2,000, maka Ha diterima, maka hubungan variabel X1 disiplin memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y kinerja petugas. Sedangkan untuk variabel X2 pelatihan diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 3,644> 2,000, maka hubungan variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y kinerja petugas.
d. Hasil uji Determinasi (R Square) diketahui bahwa persentase pengaruh disiplin dan pelatihan secara bersama-sama terhadap kinerja petugas sebesar %, sedangkan sisanya 49% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
e. Dari hasil perhitungan uji F yang disajikan dalam tabel ANOVA diketahui harga Fhitung = 34,888. Dari hasil yang disajikan tersebut diperoleh 34,888> 3,150, maka hubungan variabel X1 disiplin dan X2 pelatihan secara bersama-sama memiliki kebermaknaan dengan variabel Y kinerja petugas.
Kata Kunci : Disiplin, Pelatihan dan Kinerja Petugas.
KATA PENGANTAR
Syalom
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala kasihnya, penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH DISIPLIN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA
PETUGAS DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN”.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi tugas akhir
program S1 Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Dian Nusantara
atas berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi
ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Istri tercinta dan juga keluarga yang lain yang banyak berperan serta
memberi dukungan kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd sebagai Rektor Universitas
Dian Nusantara Medan.
3. Bapak Wahyul Wahab, SE selaku Wakil Rektor.
4. Bapak Sugito Hadi, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Dian Nusantara.
5. Bapak Ifkar, SE, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Dian Nusantara Medan dan juga selaku Pembimbing Satu yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Sri Ngayomi YW, S.Psi, M.Psi, Psi sebagai Pembimbing Kedua yang
banyak memberikan masukan serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Bapak Dolly Andrie F. Siregar, SE, MM sebagai Kepala Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nusantara Medan.
8. Bapak Drs. Marihot Tampubolon sebagai Kepala Dinas Pencegah
Pemadam Kebakaran Kota Medan yang memberi dukungan kepada
penulis untuk penelitian pada Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota
Medan.
9. Bapak / Ibu rekan-rekan Pegawai Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran
Kota Medan.
10. Bapak / Ibu dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nusantara
Medan, dan
11. Kepada rekan-rekan kuliah (Sahbin, Sutrisno, Wulan Nopika, Indah, dll)
dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kata-kata yang
kurang berkenan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Medan, 17 Juli 2014
Penulis
SAHAT HAREFA
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Identifikasi Permasalahan ......................................... 3
C. Batasan Masalah ...................................................... 4
D. Rumusan Masalah .................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ..................................................... 4
1. Tujuan Umum .................................................... 4
2. Tujuan Khusus ................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 6
A. Disiplin .............................................................................. 6
1. Definisi Disiplin .......................................................... 6
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ................. 7
3. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Pelatihan ................... 10
B. Pelatihan ............................................................................ 11
1. Definisi Pelatihan ........................................................ 11
2. Tujuan Pelatihan .......................................................... 12
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelatihan ............... 12
C. Kinerja ............................................................................... 14
1. Definisi Kinerja .......................................................... 14
2. Penilaian Kinerja ......................................................... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja .................. 16
D. Kerangka Pemikiran ............................................................ 17
E. Hipotesis ........................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN ............................................. 20
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 20
B. Populasi dan Sampel .......................................................... 21
1. Populasi ...................................................................... 21
2. Sampel ......................................................................... 21
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 22
D. Instrumen Variabel Penelitian ............................................ 23
1. Instrumen Variabel Disiplin (X1) ................................. 23
2. Instrumen Variabel Pelatihan (X2)................................ 24
3. Instrumen Variabel Kinerja (Y).................................... 25
E. Teknik Analisis Data ........................................................... 26
1. Uji Validitas Penelitian ................................................ 26
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................ 27
F. Pengujian Hipotesis ............................................................ 28
1. Uji Hipotesis Pertama dengan Regresi Sederhana ........ 28
2. Uji Hipotesis Kedua dengan Regresi Sederhana ........... 29
3. Uji Hipotesis Ketiga dengan Regresi Sederhana ........... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 34
A. Hasil Penelitian ................................................................... 34
1. Sejarah Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota
Medan ......................................................................... 34
2. Visi dan Misi ............................................................... 34
3. Struktur Organisasi ...................................................... 35
B. Pembahasan ....................................................................... 52
1. Hasil Penelitian ............................................................ 52
2. Karateristik Responden ................................................ 52
3. Uji Kualitas Data ......................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 84
A. Kesimpulan ......................................................................... 84
B. Saran................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel
Tabel III.1 Jadwal Penelitian ............................................................ 20
Tabel III.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Disiplin (X1) ........................... 24
Tabel III.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pelatihan (X2) .......................... 25
Tabel III.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Petugas (Y) .................. 26
Tabel IV.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pelatihan (X2) .......................... 53
Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ......................... 53
Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengkat/Gol. ............... 54
Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ................. 54
Tabel IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ................. 54
Tabel IV.6 Tabulasi Data Variabel Disiplin (X1) .................................. 55
Tabel IV.7 Data Statistik Deskriptif Disiplin (X1) ................................. 57
Tabel IV.8 Uji Validitas Variabel Independen Disiplin (X1) ................... 60
Tabel IV.9 Uji Validitas Variabel Independen Disiplin (X1) ................... 61
Tabel IV.10 Coefficientsa .................................................................. 62
Tabel IV.11 Model Summaryb ............................................................ 62
Tabel IV.12 ANOVAb ....................................................................... 64
Tabel IV.13 Tabulasi Data Variabel Pelatihan (X2) ................................ 64
Tabel IV.14 Data Statistik Deskriptif Pelatihan (X2) ............................... 66
Tabel IV.15 Uji Validitas Variabel Independen Pelatihan (X2).................. 70
Tabel IV.16 Uji Validitas Variabel Independen Pelatihan (X2).................. 71
Tabel IV.17 Coefficientsa .................................................................. 71
Tabel IV.18 Model Summaryb ............................................................ 72
Tabel IV.19 ANOVAb ....................................................................... 73
Tabel IV.20 Tabulasi Data Variabel Kinerja Petugas (Y) ......................... 74
Tabel IV.21 Data Statistik Deskriptif Kinerja Petugas (Y) ........................ 76
Tabel IV.22 Uji Validitas Variabel Dependen Kinerja Petugas (Y) ............ 79
Tabel IV.23 Uji Validitas Variabel Dependen Kinerja Petugas (Y) ............ 80
Tabel IV.24 Coefficientsa .................................................................. 80
Tabel IV.25 Model Summaryb ............................................................ 81
Tabel IV.26 ANOVAb ...................................................................... 83
Gambar
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................... 18
Gambar III.1 Struktur Organisasi .................................................. 35
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset perusahaan yang paling
mahal dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan penggerak utama
organisasi perusahaan. SDM harus dikelola secara optimal, continue dan diberi
ekstra perhatian dan memenuhi hak-haknya, selain itu SDM meruakan patner
pengusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian SDM harus selalu
meningkatkan kompetensinya, seiring dengan perkembangan era globalisasi.
Agar dapat bersaing dalam persaingan bisnis perusahaan dituntut untuk
memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas. Dengan meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia diharapkan
karyawan dapat bekerja secara produktif dan profesional sehingga kinerja yang
dicapainya diharapkan akan lebih memuaskan sesuai standar kerja yang
dipersyaratkan.
Untuk mencapai standar kinerja yang memuaskan diperlukan kemampuan
profesional dan untuk mencapainya harus melalui beberapa tahapan atau kondisi.
Pendidikan formal masih belum memadai untuk mencapai kemampuan yang
profesional. Untuk itu kemampuan SDM karyawan harus diberdayakan melalui
peningkatkan disiplin, pelatihan, pendidikan dan pengembangan. Dengan
kemampuan kerja yang memadai diharapkan memberikan implikasi terhadap
peningkatan kinerja petugas sehingga mendukung pelaksanaan tugas secara
efektif, efisien, dan profesional.
Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan sangat dipengaruhi disiplin
petugas. Disiplin sendiri merupakan satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja petugas. Karena tanpa adanya disiplin, maka segala kegiatan yang akan
dilakukan akan mendatangkan hasil yang kurang memuaskan dan tidak sesuai
dengan harapan yang mengakibatkan kurangnya pencapaian sasaran dan tujuan
organisasi sehingga menghambat jalannya program organisasi yang dibuat.
Petugas yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap
bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan, tidak akan mencuri
waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan
pekerjaan serta mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan
kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya petugas yang
mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang baik bila
dibanding dengan para pegawai yang bermalas-malasan karena waktu kerja
dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
Selain faktor disiplin, program pelatihan yang intensif perlu dilaksanakan
oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja petugas secara optimal. Dengan
adanya kegiatan pelatihan, petugas memiliki kesempatan untuk menyerap
pengetahuan atau nilai-nilai baru, sehingga dengan pengetahuan baru tersebut para
karyawan dapat meningkatkan profesinya dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya. Pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan
melalui pelatihan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Pelatihan merupakan hal yang sangat penting yang dapat dilakukan
oleh organisasi tersebut memiliki tenaga kerja yang pengetahuan (knowledge),
kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) dapat memenuhi kebutuhan
organisasi di masa kini dan di masa yang akan datang. Untuk keberhasilan
program pelatihan harus didukung berbagai aspek antara lain: kesesuaian silabus
dengan kebutuhan pelatihan, kualitas pelatih atau instruktur, kualitas peserta,
kelengkapan sarana dan prasarana yang sesuai dalam melaksanakan kegiatan
pelatihan yang simetris serta penyediaan biaya.
Begitupun yang terjadi pada petugas Dinas Pencegah Pemadam Kota
Medan merupakan salah satu instansi pemerintah di bidang pencegahan dan
pemadaman kebakaran di wilayah Kota Medan. Dalam institusi ini yang menjadi
hal penting adalah petugas lapangan yang langsung terjun menangani masalah
kebakaran yang sudah pasti berisiko besar bahkan bisa menimbulkan korban jiwa
jika tidak berhati-hati dalam melaksanakannya karena keterlambatan di lokasi
kebakaran dan kurang terampil sewaktu melaksanakan tugasnya. Kurangnya
kinerja petugas tidak terlepas pelatihan-pelatihan yang diberikan pimpinan. Saat
ini masih ada petugas yang belum mendapatkan pelatihan. Selain itu, kinerja
petugas berdampak terhadap kepuasan masyarakat yang merasa apabila terjadi
kebakaran cenderung merasa kecewa atas keterlambatan petugas dan kurangnya
sarana yang mendukung dalam melaksanakan tugas.
Bertitik tolak dari pemikiran ini, maka peningkatan kinerja aparatur
merupakan hal yang mendesak untuk dilaksanakan dewasa ini. Sehingga penulis
tertarik untuk mengkaji ”pengaruh disiplin dan pelatihan terhadap kinerja petugas
pada Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Setiap pegawai di instansi pemerintah tidak tertutup kemungkinan
mengalami berbagai permasalahan dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya. Begitu juga petugas pada Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran Kota Medan. Adapun permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Disiplin yang rendah ditujukan oleh sikap petugas yang kurang sigap dan
efektif dalam melaksanakan tugas di lapangan dengan tingkat kehadiran yang
rendah, lamban ketika ada panggilan tugas.
2. Frekuensi pelatihan belum memenuhi kebutuhan karyawan
3. Kinerja petugas di lapangan yang rendah diperlihatkan oleh banyaknya
complain dari masyarakat akibat lambatnya pelayanan dan cara kerja yang
kuurang efektif.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan pengertian dan pemahaman terhadap
penelitian ini, maka penelitian dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan
disiplin dan pelatihan dan kinerja petugas pada Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran Kota Medan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana pengaruh
disiplin dan pelatihan terhadap kinerja petugas pada Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran Kota Medan”.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh
disiplin dan pelatihan terhadap kinerja petugas pada Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran Kota Medan.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas, maka tujuan khusus dalam penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh disiplin terhadap kinerja petugas pada Dinas
Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.
b. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja petugas pada Dinas
Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.
c. Untuk mengetahui pengaruh disiplin dan pelatihan terhadap kinerja petugas
pada Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi peneliti
Sebagai bahan tambahan informasi bagi petugas di Dinas Pencegah
Pemadam Kebakaran Kota Medan khususnya tentang kinerja.
2. Bagi instansi
Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran Kota Medan dan pihak terkait dalam pelaksanaan tugas di
bidang pencegahan dan pemadaman kebakaran di Kota Medan.
3. Bagi pihak lain
Untuk pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia dan yang
berkaitan dengan peningkatan kinerja petugas dan bahan referensi bagi
peneliti dan bagi penulis lanjutan yang tertarik mengkaji masalah yang
relevan dengan judul penelitian ini dengan bahasan yang lebih luas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Disiplin kerja sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun
bagi organisasi karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja
pegawai. Oleh karena itu, pegawai merupakan motor penggerak utama dalam
organisasi. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
sesorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Menurut Hasibuan
(2008:193) menyatakan bahwa “Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku”. Sedangkan menurut Mangkunegara (2013:129) menyatakan:
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan yang berlaku di perusahaan.
Selanjutnya, menurut Handoko (2005:208) menyatakan bahwa “Disiplin
preventif adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para pegawai agar
mengikuti berbagai standard an aturan sehingga penyelewengan dapat dicegah”.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja
adalah suatu keadaan tertib dimana keadaan seseorang atau sekelompok orang
yang tergabung dalam organisasi tersebut berkehendak mematuhi dan
menjalankan peraturan-peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis dengan dilandasi kesadaran dan keinsyafan akan tercapainya suatu kondisi
antara keinginan dan kenyataan dan diharapkan agar para pegawai memiliki sikap
disiplin yang tinggi dalam bekerja sehingga produktivitasnya meningkat.
Disiplin kerja dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh, guna
menjaga efisiensi dan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu
dalam itikad tidak baik terhadap kelompok. Handoko (2005:209) menyatakan
bahwa:
Sasaran-sasaran tindakan pendisiplin hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan pegawai yang berbuat salah. Maksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di waktu yagn akan datang bukan menghukum kegiatan di masa lalu. Pendekatan negatif yang bersifat menghukum biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, kelesuan dan ketakutan pada penyelia.
Selanjutnya, menurut Mangkunegara (2013:131) mengemukakan
pendekatan disiplin bertujuan untuk :
a. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai. b. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan
perilaku. c. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik. d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap
perbuatannya.
Berdasarkan tujuan disiplin kerja maka disiplin kerja pegawai harus
ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan organisasi pegawai yang
baik, sulit bagi organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah
kunci keberhasilan suatu perusahaan/organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
Disiplin kerja yang tinggi merupakan harapan bagi setiap pimpinan kepada
bawahan, karena itu sangatlah perlu bila disiplin mendapat penanganan intensif
dari semua pihak yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dari
suatu organisasi dan juga pemimpin mempunyai pengaruh langsung atas sikap
kebiasaan yang diperoleh pegawai. Kebiasaan itu ditentukan oleh pimpinan, baik
dengan iklim atau suasana kepemimpinan maupun melalui contoh diri pribadi.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan disiplin yang baik, maka pimpinan harus
memberikan kepemimpinan yang baik pula.
Menurut Hasibuan (2008:194) bahwa:
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi, di antaranya : 1) Tujuan dan kemampuan, 2) Keteladanan pimpinan, 3) Balas jasa, 4) Keadilan, 5) Waskat, 6) Sanksi hukuman, 7) Ketegasan, 8) Hubungan kemanusiaan. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja dapat
dijelaskan bahwa:
a. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai.
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan)
yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai
bersangkutan, agar pegawai bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakannya.
b. Keteladanan Pimpinan
Teladanan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil serta
sesuai kata dengan perbuatannya. Dengan keteladanan pimpinan yang baik,
kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik.
c. Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan
pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai
terhadap organisasi atau pekerjaannya. Jika kecintaan pegawai semakin baik
terhadap kedisiplinan pegawai yang baik, organisasi harus memberikan balas jasa
yang relatif besar. Berperan Kedisiplinan pegawai tidak mungkin baik apabila
balas jasa yang pegawai terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya beserta keluarga. Jadi, balas jasa berperan penting untuk menciptakan
kedisiplinan pegawai.
d. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan
sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan
dalam memberikan balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang
terciptannya kedisiplinan pegawai yang baik.
e. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif
dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai organisasi. Dengan pengawasan melekat
berarti atasan langsung harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral,
sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus
selalu hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika
ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelasaikan tugasnya.
Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja pegawai. Pegawai
merasa mendapat perhatian, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan pengawasan
dari atasannya. Dengan waskat, atasan secara langsung dapat mengetahui
kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya, sehingga kondute
setiap bawahan dinilai objektif. Jadi waskat menuntut adanya kebersamaan aktif
antara pimpinan dan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.
f. Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin
takut melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap, dan prilaku indisipliner
pegawai akan berkurang. Berat / ringan saksi hukuman yang akan diterapkan ikut
mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan pegawai. Sanksi hukuman harus
ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan
secara jelas kepada semua pegawai.
g. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas untuk menghukum setiap
pegawai yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi pegawai
indisipliner akan akan disegani dan diakui kepemimpinanya oleh bawahan.
3. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara (2013:131) bahwa ”Pelaksanaan sanksi terhadap
pelanggaran disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten dan
impersonal.” Dalam pelaksanaan sanksi pelanggaran disiplin kerja, peraturan dan
ketepatan organisasi hendaknya masuk akal dan bersifat adil bagi seluruh
pegawai. Selain itu, hendaknya peraturan tersebut juga dikomunikasikan sehingga
para pegawai mengetahui apa yang menjadi larangan dan apa yang tidak.
Handoko (2005:211) menyatakan bahwa sistem disiplin progresif dapat
ditunjukkan yaitu:
a. Teguran secara lisan oleh penyelida b. Teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia. c. Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari d. Skorsing satu minggu atau lebih lama e. Diturunkan pangkatnya (demosi) f. Dipecat.
Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para pegawai yang
melanggar norma-norma organisasi adalah memperbaiki dan mendidik pegawai
yang melakukan pelanggaran disiplin. Disiplin harus diterapkan dengan konsisten.
Ini berarti bahwa pegawai yang melakukan kesalahan yang sama hendaknya
diberi hukuman yang sama pula. Kurangnya konsistensi akan menyebabkan para
pegawai merasa diperlakukan tidak adil atau didiskriminasikan.
Kemudian Handoko (2005:209) menyatakan bahwa sasaran tindakan
pendisiplinan antara lain:
a. Untuk memperbaiki pelanggar b. Untuk menghalangi para pegawai yang lain melakukan kegiatan-
kegaitan yang serupa. c. Untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif.
Dengan demikian, disiplin yang efektif menghukum kegiatan petugas yang salah,
bukan menyalahkan sebagai orang sehingga petugas dapat memperbaiki dan
berusaha untuk lebih baik di masa depan.
B. Pelatihan
1. Definisi Pelatihan
Menurut Wibowo (2011:442): “Pelatihan merupakan investasi organisasi
yang penting dalam sumber manusia. Pelatiahan melibatkan segenap sumber daya
manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan”. Selanjutnya
Sedarmayanti (2009:163) “Pelatihan merupakan usaha mengurangi atau
menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan pegawai dengan yang
dikehendaki organisasi.” Selanjutnya Mangkunegara (2013:43) mendefinisikan
“pelatihan dan pengembangan merupakan isitilah-istilah yang berhubungan
dengan usaha-usaha berencana yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan
skill, pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah
upaya organisasi yang berencana atau sistematis untuk meningkatkan
kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan dapat mengubah sikap petugas
kearah yang lebih baik sehingga petugas mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
2. Tujuan Pelatihan
Menurut Handoko (2005:103) tujuan pelatihan dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu:
a. Latihan dan pengembangan dilakukan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.
a. Program-program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.
Pernyataan ini mengandung makna bahwa pengembangan dan pelatihan
adalah pengelolaan sumber daya manusia dan sarana untuk pengembangan
keterampilan dan kemampuan pegawai lebih baik dari pada melalui tugas–tugas
pekerjaan. Hal ini penting untuk mempengaruhi pengelolaan nilai–nilai, sikap–
sikap, dan praktek dalam sumber daya manusia.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
Menurut Mangkunegara (2013:45-46) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang diperlukan dalam pelatihan dan pengembangan antara lain:
a. Perbedaan individu pegawai. b. Hubungan dengan jabatan analisis. c. Motivasi. d. partisipasi aktif. e. Seleksi peserta penataran. f. Metode pelatihan dan pengembangan. Untuk menyempurnakan hasil akhir suatu pelatihan, haruslah diingat
bahwa proses selama pelatihan itu berlangsung harus jelas di mata para peserta
pelatihan. Maksudnya disini adalah job specification yang selanjutnya akan
diemban harus dijelaskan terlebih dahulu kepada pekerja. Jadi para peserta
pelatihan akan bersungguh-sungguh selama mengikuti program pelatihan. Seperti
dirangkum oleh Mangkunegara (2013:62):
Desain program pelatihan merupakan rancangan program pelatihan yang mencakup jenis pelatihan, tujuan penelitian yang akan dicapai, materi, metode yang digunakan, kualifikasi peserta, kualifikasi pelatih dan waktu (Banyaknya sesi). Perencanaan pelaksanaan pelatihan mencakup penentuan waktu pelatihan, penunjukan pelatih,instruktur, penetapan peserta, penyusunan anggaran, penentuan tempat dan penunjukkan panitia pelaksana.
Aspek-aspek desain program pelatihan yang bertujuan agar dapat
menghasilkan pelatihan dan pengembangan petugas yang efektif dapat dijelaskan
bahwa:
a. Jenis pelatihan
Berdasarkan analisis kebutuhan program pelatihan yang telah dilakukan, maka
perlu dilakukan pelatihan peningkatkan kinerja pegawai dan etika kerja bagi
tingkat bawah dan menengah.
b. Tujuan pelatihan
Tujuan pelatihan harus konkrit dan dapat diukur, oleh karena itu pelatihan
yang akan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja
agar peserta mampu mencapai kinerja secara maksimal dan meningkatkan
pemahaman peserta terhadap etika kerja yang harus diterapkan.
c. Materi
Materi pelatihan dapat berupa: pengelolaan (manajemen), tata naskah,
psikologis kerja, komunikasi kerja, disiplin dan etika kerja, kepemimpinan
kerja dan pelaporan kerja.
d. Metode yang digunakan
Metode pelatihan yang digunakan adalah metode pelatihan dengan teknik
partisipatif yaitu diskusi kelompok, konfrensi, simulasi, bermain peran
(demontrasi) dan games, latihan dalam kelas, test, kerja tim dan study visit
(studi banding).
e. Kualifikasi peserta
Peserta pelatihan adalah pegawai perusahaan yang memenuhi kualifikasi
persyaratan seperti karyawan tetap dan staf yang mendapat rekomendasi
pimpinan.
f. Kualifikasi pelatih
Palatih/instruktur yang akan memberikan materi pelatihan harus memenuhi
kualifikasi persyaratan antara lain: mempunyai keahlian yang berhubungan
dengan materi pelatihan, mampu membangkitkan motivasi dan mampu
menggunakan metode partisipatif.
g. Waktu (banyaknya sesi).
Banyaknya sesi materi pelatihan terdiri dari 67 sesi materi dan 3 sesi
pembukaan dan penutupan pelatihan kerja. Dengan demikian jumlah sesi
pelatihan ada 70 sesi atau setara dengan 52,2 jam. Makin sering petugas
mendapat pelatihan, maka cenderung kemampuan dan keterampilan pegawai
semakin meningkat.
C. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Menurut Nawawi (2008:234) bahwa “kinerja adalah hasil pelaksanaan
suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material maupun non fisik/material.” Masalah
kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan
dengan produktivitas lembaga atau organisasi. Mangkunegara (2013;67)
menjelaskan “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.” Selanjutnya Wibowo (2011:7) mengemukakan
“kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada
ekonomi.”
Sedangkan Umam (2010:25) mendefisinikan “kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang (kelompok) dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai
tujuan organisasi sesuai dengan moral dan etika.”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan
aktivitas pegawai dalam melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut atau tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya.
2. Penilaian Kinerja
Dalam organisasi modern, penilaian kerja pegawai sangat penting
dilakukan dalam arti disamping mengetahui kemajuan tentang hasil yang dicapai
pegawai secara keseluruhan juga sangat bermanfaat bagi organisasi terutama
dalam pemberian penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan prestasi individu yang
merupakan cerminan prestasi organisasi, oleh karena itu prestasi pegawai yang
tinggi sangat penting artinya bagi keberhasilan organisasi
Supaya Pegawai Negeri Sipil mengenali, mengembangkan dan
memanfaatkan potensi dan kemampuan kerja dilakukan melalui penilaian
pelaksanaan pekerjaan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS, dan ketentuan
pelaksanaannya ditetapkan melalui Surat Edaran Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara Nomor 02/SE/1980 Tahun 1980.
Penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif
terikat minimal dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan
dan kepentingan organisasi. Evaluasi kinerja harus mempunyai tujuan yang jelas
tentang apa yang ingin dicapai baik tidaknya suatu prestasi dapat diketahui
melalui penilaian.
Menurut Handoko (2005:138), bahwa: Penilaian kinerja hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja karyawan. Untuk mencapai tujuan ini, system penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan, praktis, mempunyai standar-standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat dihandalkan. Evaluasi kinerja harus mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang
ingin dicapai, baik tidaknya suatu prestasi dapat diketahui melalui penilaian. Pada
Dinas Perhubungan Kota Medan, penilaian prestasi pegawai dapat dilakukan
melalui adanya DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) setiap tahunnya.
DP3 dibuat oleh atasan langsung pegawai, dan diketahui oleh pimpinan SKPD.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Pada dasarnya kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor–faktor
tersebut menurut Mangkunegara (2012;13-14) adalah faktor kemampuan dan
motivasi.
a. Kemampuan Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan realita. Artinya, pimpinan dan pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata, apabila IQ superior dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
b. Motivasi Motivasi diartikan sebagai sikap pimpinan dan pegawai terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain: fasilitas kerja, iklim kerja, hubungan kerja, kebijakan pimpinan dan kondisi kerja.
Selanjutnya pendapat Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson yang dikutip
Umam (2010: 189) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
individu tenaga kerja, yaitu:
a. Kemampuan b. Motivasi c. Dukungan yang diterima d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan e. Hubungan mereka dengan organisasi
Berdasarkan pendapat di atas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
petugas atau kelompok akan mampu mencapai kinerja organisasi secara maksimal
(output) apabila didukung dengan kemampuan (ability) yang baik dan motivasi
kerja yang tinggi. Sikap pimpinan dan pegawai serta fasilitas kerja haruslah
memadai supaya petugas mampu mengaktualisasikan dirinya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Selain itu faktor hubungan antara petugas dengan petugas
lain dan petugas dengan pimpinan (organisasi) turut mempengaruhi hasil kerja
petugas.
D. Kerangka Pemikiran
Kinerja petugas dapat dipengaruhi oleh disiplin kerja dan pelatihan yang
diberikan pimpinan. Sesusai pendapat Hasibuan (2008:) bahwa “tingkat
kedisiplinan pegawai suatu organisasi bertujuan untuk membentuk perilaku
petugas dalam bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Selanjutnya Mangkunegara (2013:43) menyatakan bahwa
suatu program pelatihan akan berhasil apabila didesain atau dibuat berdasarkan
aspek seperti jenis pelatihan, tujuan penelitian yang akan dicapai, materi, metode
yang digunakan, kualifikasi peserta, kualifikasi pelatih dan waktu (banyaknya
sesi).
RyX1
RyX2
RyX1 X2
Menurut Umam (2010: 189) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja individu tenaga kerja, antara lain “Kemampuan, motivasi, dukungan yang
diterima, keberadaan pekerjaan dan hubungan dengan organisasi.”
Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yaitu petugas Dinas
Kebakaran Kota Medan diperlukan disiplin. Dengan disiplin yang tinggi, petugas
diharapkan dapat mematuhi peraturan atau tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Selain itu pelatihan yang diberikan kepada setiap pegawai dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat. Dengan pelatihan petugas diharapkan ampu
memiliki disiplin yang tinggi sehingga kinerja petugas dapat lebih dioptimalkan.
Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah
disiplin (X1) dan pelatihan (X2). Sedangkan yang menjadi variabel dependennya
adalah kinerja petugas (Y). Secara teoritias hubungan antara variabel yang akan
diteliti dijelaskan dalam kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran dapat
diilustrasikan adalah sebagai berikut:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atau pendapat yang
kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan
Disiplin (X1)
Pelatihan (X2)
Kinerja Petugas (Y)
sedangkan kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan. Berdasarkan
pada kerangka konseptual di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini
sebagai berikut:
1. Ada pengaruh signifikan disiplin terhadap kinerja petugas pada Dinas
Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.
2. Ada pengaruh signifikan pelatihan terhadap kinerja petugas pada Dinas
Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.
3. Ada pengaruh signifikan disiplin dan pelatihan terhadap kinerja petugas pada
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan pada penelitian ini,
maka dilakukan penelitian tentang pengaruh disiplin dan pelatihan terhadap
kinerja petugas dengan mengambil studi kasus pada Dinas Pencegah Pemadam
Kebakaran Kota Medan. Penelitian ini direncanakan selama 2 bulan (Februari-
Maret 2014). Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data hasil
temuan. Adapun jadwal penelitian sejak pengajuan judul hingga sidang meja hijau
direncanakan sebagaimana tabel berikut:
Tabel III.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Tahun 2014
Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan proposal
3. Perbaikan proposal
4. Seminar proposal
5. Perbaikan proposal
6. Pengumpulan data
7. Pengolahan data
8. Penulisan skripsi
9. Bimbingan skripsi
10. Penyiapan berkas
11. Sidang Meja Hijau
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:90). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah petugas pencegah pemadam
kebakaran yang terlibat langsung ke lapangan di Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Medan terdiri dari PNS sebanyak yang berjumlah 143orang PNS dan 77 orang
PHL. Jadi keseluruhan populasi berjumlah 220 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Riduwan,
2011:73). Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan tehnik random sampling atau sampel secara acak, maka cara pengambilan
sampel adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan, 2011:123):
n = )(1 2dN
N
Keterangan: N = Besar Populasi n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan, biasanya 0,1
Maka:
220 n = 1 + 220(0,1)2
220 n = 1 + 220(0,01)
220 n = 3,2 n = 68,75, dibulatkan menjadi 70 orang. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang karyawan.
C.Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data,
yaitu akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan
penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang
dilteliti.
Penelitian data ini dilakukan dengan cara :
a. Metode Angket (Kuesioner) adalah suatu cara pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan secara tertutup yang telah disediakan kepada
responden dan dilengkapi juga dengan alternatif jawaban.
b. Metode Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengamati
secara langsung objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran
yang tepat mengenai objek yang akan diteliti.
2. Pengumpulan Data Sekunder, yaitu pengumpulan data dan informasi yang
diperlukan atau diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang
tentunya berkaitan dengan masalah yang diteliti.
a. Penelitian Kepustakaan adalah dengan mengumpulkan buku-buku, karya
ilmiah, makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang sedang
diteliti.
b. Studi Dokumentasi dilakukan dengan menelaah catatan tertulis, dokumen,
dan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan
dengan instansi terkait.
D. Instrumen Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006:134) mengartikan “Instrumen adalah sebagai alat
bantu yang merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam bentuk benda,
misalnya angket (kuesioner), cek list atau pedoman wawancara (interview guide
atau interview schedule) dan lain sebagainya.” Dengan demikian, pada penelitian
ini digunakan instrumen dalam bentuk angket / kuesioner untuk mengukur
variabel-variabel penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang akan diukur yaitu disiplin
(X1) dan pelatihan (X2) sebagai variabel bebas/variabel penyebabdihubungkan
dengan kinerja petugas (Y) sebagai variabel terikat/variabel akibat. Skala variabel
penelitian menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban dan pembobotan
nilai sebagai berikut :
a. Untuk pertanyaan positif, bila dijawab Sangat Setuju maka diberi skor 5,
Setuju maka diberi skor 4, Kurang Setuju maka diberi skor 3, Tidak Setuju
maka diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju maka diberi skor 1.
b. Untuk pertanyaan negative, Sangat Setuju maka diberi skor 1, Setuju
maka diberi skor 2, Kurang Setuju maka diberi skor 3, Tidak Setuju maka
diberi skor 4, dan Sangat Tidak Setuju maka diberi skor 5.
1. Instrumen Variabel Disiplin (X1)
a. Definisi Konseptual
Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. seseorang yang
secara sukarela menaati peraturan (taat) dan sadar akan tugas dan tanggung jawab
(Hasibuan, 2008:193),.
b. Aspek Pengukuran
Variabel disiplin diukur dengan instrumen yang telah diuji validitas dan
reliabilitas sebanyak 8 butir pernyataan dengan indikator ketepatan waktu,
pemanfaatan sarana, tanggung jawab kerja, dan ketaatan. Instrumen yang berupa
pernyataan dalam kuesioner selanjutnya disusun berdasarkan kisi-kisi instrument
penelitian sebagai berikut.
Tabel III.2
Kisi-kisi Instrumen Variabel Disiplin (X1)
Variabel Indikator Butir Pertanyaan Disiplin
a. Tujuan dan Kemampuan b. Keteladanan Pimpinan c. Balas Jasa d. Keadilan e. Waskat f. Sanksi Hukuman g. Ketegasan
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10
11-12 13-14
Sumber : (Hasibuan, 2008:194)
2. Instrumen Variabel Pelatihan (X2)
a. Definisi Konseptual
Pelatihan adalahsuatu kegiatan yang guna membantu para petugas dalam
memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, serta meningkatkan
keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan dalam mencapai tujuan
organisasi. Pelatihan yang dibuat oleh organisasi memiliki komponen-komponen
sebagai berikut: tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur, para
pelatih (trainers) harus ahlinya yang berkualifikasi memadai, materi pelatihan
harus diseusaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, metode pelatihan harus
sesuai dengan kemampuan pekerja yang menjadi peserta, peserta pelatihan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan (Mangkunegara, 2013:62).
b. Aspek Pengukuran
Variabel pelatihan diukur dengan instrumen yang telah diuji validitas dan
reliabilitas sebanyak 12 butir pernyataan dengan indikator kemampuan petugas,
materi pelatihan yang diajarkan, metode yang digunakan, sarana/fasilitas
pendukung, dan kemampuan instruktur.Instrumen yang berupa pernyataan dalam
kuesioner selanjutnya disusun berdasarkan kisi-kisi instrument penelitian sebagai
berikut :
Tabel III.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pelatihan (X2)
Variabel Indikator Butir Pertanyaan
Pelatihan a. Jenis pelatihan b. Tujuan pelatihan c. Materi yang diajarkan d. Metode yang digunakan e. Kemampuan peserta f. Kemampuan pelatih g. Waktu
1-2 3-4 5-6 7-8
9-10 11-12 13-14
Sumber : (Mangkunegara, 2013:62)
3. Instrumen Variabel Kinerja (Y)
a. Definisi Konseptual
Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh petugas sesuai dengan perannya dalam
perusahaan. Perilaku tersebut berupa kemampuan-kemampuan petugas, motivasi,
dukungan yang diterima dari organisasi, keberadaan pekerjaa itu sendiri dan
hubungan dengan organisasi baik antar pegawai maupun pimpinan (manajemen)
(Umam,2010:189).
b. Aspek Pengukuran
Variabel terikat (kinerja petugas) diukur dengan instrumen yang telah diuji
validitas dan reliabilitas sebanyak 10 butir pernyataan dengan indikator
kemampuan teknis, kemampuan konseptual, dan kemampuan hubungan
interpersonal.Instrumen yang berupa pernyataan dalam kuesioner selanjutnya
disusun berdasarkan kisi-kisi instrument penelitian sebagai berikut.
Tabel III.4
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Petugas (Y)
Variabel Indikator Butir Pertanyaan Kinerja Petugas
a. Kemampuan b. Motivasi c. Dukungan yang diterima d. Keberadaan pekerjaan e. Hubungan dengan organisasi
1-2 3-4 5-6 7-8
9-10 Sumber : (Umam, 2010:189) E. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas Penelitian
Uji validitas suatu instrumen (dalam angket) dilakukan dengan mengukur
korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus
teknik korelasi Pearson Product Moment Corelation Coeficient (r), dengan
ketentuan: a) Bila r hitung > t tabel maka dinyatakan valid dan b) Bila r hitung < t
tabel maka dinyatakan tidak valid.Jika hasil r hitung item-item pertanyaan lebih
besar dari r tabel berarti item-item pertanyaan dikatakan valid. Begitu juga
sebaliknya jika item-item pertanyaan memiliki rhitung <r tabel, maka dinyatakan tidak
valid (Sugiyono, 2008:53)
Rumus Korelasi Product Moment:
rxy =}{})({
)()(2222 YYNXN
YXXYN
Keterangan: rxy = Koefisien kolerasi variabel X danY N = jumlah sampel X = jumlah skor X Y = jumlah skor Y X2 = jumlah kuadrat skor X
Y2 = jumlah kuadrat skor Y XY 2 = jumlah perkalian product X dan Y ` Menurut Arikunto (2006:136), kekuatan dua variabel secara kualitatif
dapat dibagi ke dalam :
Tabel III.5
Interprestasi Kekuatan Hubungan Variabel Penelitian
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,25 tidak ada hubungan/hubungan lemah
0,26-0,50 hubungan sedang
0,51-0,75 hubungan kuat
0,76-0,99 hubungan sangat kuat
1,00 hubungan sangat sempurna
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Sugiyono (2008:54) mengungkapkan suatu instrumen dikatakan reliable
atau konsisten jika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data atau jawaban yang sama, dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu
menggunakan metode cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur
dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan jika nilai r Alpha> 0,7. maka
dinyatakan reliable dan sebaliknya jika nilai r Alpha< 0,7 maka dinyatakan tidak
reliable.
푟 = ⅀ (Arikunto, 2006:118).
Keterangan: 푟 : Reliabilitas tes yang dicari K : Banyaknya item dalam tes P : Proporsi (perbandingan ) yang menjawab benar q : Proporsi (perbandinagan) yang menjawab salah
F. Pengujian Hipotesis
Hipotesisi pada penelitian merupakan hipotesis asosiatif. Menurut
Sugiyono (2009:224), “Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya
hubungan antar variabel dalam populasi yang akan duji melalui hubungan antar
variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut.”
Ada beberapa jenis teknik statistik korelasi yang dapat digunakan dalam
pengujian hipotesis asosiatif. Data dalam penelitian ini merupakan data interval
dan ratio, maka yang digunakan adalah statistic parametris yaitu korelasi product
moment dan korelasi ganda. Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien
korelasi dapat dilihat dalam tabel berikut.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,25 tidak ada hubungan/hubungan lemah
0,26-0,50 hubungan sedang
0,51-0,75 hubungan kuat
0,76-0,99 hubungan sangat kuat
1,00 hubungan sangat sempurna
Sumber : (Arikunto, 2006:136)
Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Hipotesis Pertama dengan Regresi Sederhana
a. Untuk mengetahui hubungan variabel disiplin (X1) terhadap variabel
kinerja petugas (Y) berdasarkan uji t pada regresi linier sederhana.
t = 퐫퐲.풙ퟏ (풏 ퟐ)
ퟏ (풓풚.풙ퟏ)
Keterangan : t = Distribusi t rxy1 = koefisien korelasi n = jumlah responden penelitian
Atau dapat digunakan uji F
F = ( / )( / )
Keterangan : t = Distribusi t r = koefisien korelasi n = jumlah responden penelitian Harga Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika F hitung> F
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan apabila Fhitung< Ftabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Harga thitung selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Jika t hitung> t tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan apabila t hitung< t tabel, maka
Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Hipotesis statistik
Pada uji hipotesis yang pertama:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan disiplin terhadap kinerja
petugas Dinas Kebakaran Kota Medan.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin terhadap kinerja
petugas Dinas Kebakaran Kota Medan.
Gambar III.1 Uji Dua Pihak Pertama
c. Untuk mengetahui sumbangan atau kontribusi variabel disiplin terhadap
variabel kinerja karyawan dihitung dengan menggunakan rumus korelasi
determinan sebagai berikut:
D = (rx1y)2 x 100%
D = Koefisien determinan
rxy1 = Nilai koefisien korelasi variabel X1dengan variabel Y
d. Untuk mengetahui prediksi pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap
variabel kinerja petugas (Y) dengan menggunakan persamaan regresi linier
berganda.
Y = a + bX1
Keterangan : Y = peluang kinerja karyawan a = konstanta b = koefisien disiplin X1 = variabel disiplin
Besarnya nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
b =
22 )()(.())((
XXNYXXYn
.
n = banyak sampel
2. Uji Hipotesis Kedua dengan Regresi Sederhana
a. Untuk hubungan pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap variabel
kinerja petugas (Y) berdasarkan uji t pada regresi linier sederhana.
22
2
)()()))(())((
XXNXYXXY
a
t = 퐫퐲.풙ퟐ (풏 ퟐ)
ퟏ (풓풚.풙ퟐ)
Keterangan : t = Distribusi t rxy2 = koefisien korelasi n = jumlah responden penelitian
Harga thitung selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Jika t hitung> t tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan apabila t hitung< t tabel, maka
Ho diterima dan Ha ditolak.
Atau dapat digunakan uji F.
F = ( / )( / )
Keterangan : t = Distribusi t r = koefisien korelasi n = jumlah responden penelitian Harga Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika F hitung> F
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan apabila Fhitung< Ftabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Harga thitung selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Jika t hitung> t tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan apabila t hitung< t tabel, maka
Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Hipotesis statistik
Pada uji hipotesis yang kedua:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan terhadap kinerja
petugas Dinas Kebakaran Kota Medan.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan terhadap kinerja
petugas Dinas Kebakaran Kota Medan.
Gambar III.2 Uji Dua Pihak Kedua
c. Untuk mengetahui sumbangan atau kontribusi variabel pelatihan (X2)
terhadap variabel kinerja karyawan (Y) dihitung dengan menggunakan
rumus korelasi determinan sebagai berikut:
D = (rx2y)2 x 100%.
D = Koefisien determinan
rxy2 = Nilai koefisien korelasi variabel X2dengan variabel Y
d. Untuk mengetahui prediksi pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap
variabel kinerja petugas (Y) dengan menggunakan persamaan regresi linier
berganda.
Y = a + bX2
Keterangan : Y = peluang kinerja karyawan a = konstanta b = koefisien pelatihan X1 = variabel pelatihan
Besarnya nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
b =
22 )()(.())((
XXNYXXYn
.
n = banyak sampel
22
2
)()()))(())((
XXNXYXXY
a
3. Uji Hipotesis Ketiga dengan Regresi Ganda
a. Untuk mengetahui hubungan variabel disiplin (X1) dan pelatihan (X2)
secara bersama-sama terhadap variabel kinerja petugas (Y) berdasarkan uji
F pada regresi linier berganda.
F = ( / )( / )
Keterangan : t = Distribusi t r = koefisien korelasi n = jumlah responden penelitian Harga Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika F hitung> F
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan apabila Fhitung< Ftabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Pada uji hipotesis yang ketiga:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan disiplin dan pelatihan
terhadap kinerja petugas Dinas Kebakaran Kota Medan.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan disiplin dan pelatihan terhadap
kinerja petugas Dinas Kebakaran Kota Medan.
b. Untuk mengetahui sumbangan atau kontribusi variabel disiplin dan
pelatihan terhadap variabel kinerja petugas dihitung dengan menggunakan
rumus korelasi determinan sebagai berikut:
D = (rx1x2y)2 x 100%
D =Koefisien determinan
rx1x2y2 = Nilai koefisien korelasi ganda variabel X1 dan X2dengan
variabel Y
c. Untuk mengetahui prediksi pengaruh variabel disiplin (X1) dan pelatihan
(X2) secara bersama-sama terhadap variabel kinerja petugas (Y) dengan
menggunakan persamaan regresi linier berganda.
Y = a x b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = peluang kinerja petugas a = konstanta b1 = koefisien disiplin b2 = koefisien pelatihan X1 = variabel disiplin X2 = variabel pelatihan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda (Batavia) tahun 1919 dan pada saat itu pemadam kebakaran ini
disebut Brandwier. Sejak zaman kemerdekaan Republik Indonesia unit pemadam
kebakaran ini terus tetap ada namun dikelola oleh daerah tingkat II masing – masing
yang keberadaannya bergabung dengan instansi yang ada pada saat itu.
Kota Medan khususnya unit Pemadam Kebakaran ini berada di Dinas
Pekerjaan Umum Kotamadya Medan yang berada pada salah satu seksi dan disebut
Unit Pencegah / Pemadam Kebakaran Kotamadya Medan. Kemudian pada tahun
1967, unit Pemadam Kebakaran ini beralih posisinya dari Unit Pemadam Kebakaran
dibawah Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Medan ke Sub. Direktorat Ketertiban
Umum. Pada tahun 1972 Unit Pemadam Kebakaran ini berubah menjadi Unit Linmas
dibawah Sub Direktorat Ketertiban Umum.
Sejak tahun 1979, Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan
dipindahkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan. Penempatan Dinas
Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan pada Badan Penelitian dan
Pengembangan Kota Medan bertujuan untuk menyamakan perkembangan kota
dengan strategi mengantisipasi sumber-sumber bencana khususnya sumber-sumber
kebakaran yang baru dan mengetahui tingkat pelayanan publik lainnya.
2. Visi dan Misi
Visi:
Meningkatkan pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran dengan Pemberdayaan Kelurahan dan Kecamatan.
Misi:
Agar masyarakat di Kecamatan / Kelurahan menyadari dan memahami betapa
pentingnya peran serta untuk membantu Dinas Pencegah/Pemadam Kebakaran
Kota Medan dalam hal pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.
3. Struktur Organisasi
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan terletak di Jalan Candi
Borobudur No. 2 Medan dan mempunyai satu pos induk yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis Wilayah I (UPT I) inti kota. Luas lahan yang ditempati oleh DP2K
Kota Medan yaitu sebesar 6.790 m2 dengan luas bangunan 2.580 m2.Susunan
organisasi Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Gambar IV.1 Struktur Organisasi
a . D ina s ;
b . Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Penyusunan Program.
c. Bidang Pembinaan dan Pengembangan, membawahi :
1. Seksi Bina Kualitas Personil;
2. Seksi Bina Keselamatan dan Kebakaran;
3. Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana.
d. Bidang Pengendalian Operasional, membawahi :
1. Seksi Pengendali Kesiagaan dan Komunikasi;
2. Seksi Pencarian dan Penyelamatan;
3. Seksi Pengendali Penyuplaian Bahan Pemadam.
e. Bidang Dukungan Sarana dan Prasarana Operasi, membawahi :
1. Seksi Penyediaan Pergudangan dan Penyaluran;
2. Seksi Peralatan dan Perlengkapan Operasi;
3. Seksi Perawatan dan Perbengkelan.
f. Bidang Pemeriksaan dan Pengawasan, membawahi :
1. Seksi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
2. Seksi Pengawasan.
g. Unit Pelaksana Teknis (UPT).
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Kepala Dinas
Tugas Pokok
Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Fungsi
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan pemadam
kebakaran;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pencegahan dan pemadam kebakaran;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pencegahan dan pemadam
kebakaran; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Sekretariat
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan
meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan
program;
2) Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;
c. Pelaksanaan dan penyeleaggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan Dinas;
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi, dan ketatalaksanaan;
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas;
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Umum
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi
umum;
2) Fungsi :
a. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah
dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan
kerumahtanggaan Dinas;
b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan kepegawaian;
d. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Keuangan 1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan
administrasi keuangan;
2) Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Ihgi„n Keuangan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan mcliputi kegiatan:
d. Penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan
verifikasi;
e. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan;
f. Penyusunan laporan keuangan Dinas;
g. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;
h. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Penyusunan Program
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup
penyusunan program dan pelaporan.
2) Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan
Program;
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan
program Dinas;
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas;
d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengembangan
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pembinaan
dan pengembangan.
2) Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pembinaan dan
Pengembangan;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup bina kualitas personil, bina
keselamatan dan kebakaran, pengembangan sarana dan prasarana;
c. Pembinaan kualitas personil dalam bidang pencegahan,
penanggulangan kebakaran, dan penyelamatan;
d. Pembinaan keselamatan dan kebakaran;
e. Pembinaan dan pengembangan sarana dan prasarana dalam
bidang pencegahan, penanggulangan kebakaran, dan penyelamatan;
f. Pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup
bidang pembinaan dan pengembangan;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Bina Kualitas Personil 1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan dan
Pengembangan lingkup bina kualitas personil.
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bina Kualitas
Personil;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup teknik bina kualitas personil;
c. Penyusunan rencana pengembangan kualitas personil dalam
bidang pencegahan, penanggulangan kebakaran dan penyelamatan;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan kualitas personil dalam
bidang pencegahan, penanggulangan kebakaran dan penyelamatan;
e. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pembinaan personil dalam
bidang pencegahan, penanggulangan kebakaran dan penyelamatan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Bina Keselamatan dan Kebakaran
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan dan
Pengembangan lingkup bina keselamatan dan kebakaran;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bina Keselamatan dan
Kebakaran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bina keselamatan dan
kebakaran;
c. Penyusunan bahan pembinaan keselamatan dan kebakaran;
d. Penyusunan bahan koordinasi pembinaan keselamatan dan kebakaran;
e. Membantu pelaksanaan tugas pencarian dan penyelamatan korban jiwa
dan harta benda dikarenakan bencara kebakaran dan bencana lainnya;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pembinaan dan
Pengembangan lingkup pengembangan sarana dan prasarana;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Sarana
dan Prasarana;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan sarana dan
prasarana;
c. Penyiapan bahan, penyusunan rencana pengembangan sarana dan
prasarana;
d. Penyiapan bahan koordinasi dalam pengembangan sarana dan
prasarana;
e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bidang pengembangan
sarana dan prasarana;
f. Penyiapan bahari monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Pengendali Operasional
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinaslingkup pengendali
kesiagaan dan komunikasi, pencarian dan penyelamatan, dan pengendali
penyuplaian bahan pemadam;
2) Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendali
Operasional;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendali kesiagaan dan
komunikasi, pencarian dan penyelamatan, dan pengendali penyuplaian
bahan peniadam;
c. Penyusunan dan pengaturan pola rencana pencegahan dan
pemadaman dalam upaya pertolongan dan penyelamatan jiwa dan harta
benda;
d. Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
dan bencana lainnya baik bersifat preventif maupun represif;
e. Pelaksanaan tugas-tugas pengamanan di bidang pencegahan dan
pemadaman kebakaran dan bencana lainnya serta mengkoordinasikannya
dengan instansi terkait;
f. Memberikan bantuan penanggulangan pemadaman serta bencana lainnya
yang menimpa daerah lain sesuai ketentuan yang berlaku;
g. Pengaturan kesiagaan dan pemberian bimbingan serta arahan kepada
petugas di tiap-tiap pos maupun di tempat lainnya;
h. Penginventasiran dan pengawasan surnber-sumber air alam dan hidran yang
dapat digunakan sebagai penunjang keberhasilan tugas;
i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
pengendali operasional;
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pengendali Kesiagaan dan Komunikasi 1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendali Operasional
lingkup pengendali kesiagaan dan komunikasi;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengendali Kesiagaan
dan Komunikasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendali kesiagaan dan
komunikasi;
c. Penyusunan dan pengaturan pola kesiagaan dalam pencegahan /
pemadaman dalam upaya pertolongan dan penyelamatan jiwa dan harta
benda;
d. Pengaturan pelaksanaan tugas-tugas kesiagaan di pos maupun di tempat
tugas yang berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
maupun bencana lain;
e. Pengendalian kesiagaan dalam hal kualitas dan kuantitas personil, alat-alat
komunikasi serta peralatan dan perlengkapan pemadam;
f. Pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan
informasi kebakaran dan potensi kebakaran dan kesiagaan alat-alat
komunikasi serta penyediaan data kebakaran;
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pencarian dan Penyelamatan
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendali Operasional
lingkup pencarian dan penyelamatan;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pencarian dan
Penyelamatan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pencarian dan
penyelamatan;
c. Penyusunan dan pengaturan pola kegiatan pencarian dan
penyelamatan;
d. Pelaksanaan tugas pencarian dan penyelamatan korban jiwa dan harta
benda dikarenakan bencana kebakaran dan bencana lainnya;
e. Penyiapan peralatan pendukung kegiatan pencarian dan penyelamatan;
f. Penyiapan tim yang terdiri dari personil yang terampil dalarn pencarian
dan penyelamatan;
g. Pelaksanaan koordinasi dengan bidang tugas lain terkait kegiatan
pencarian dan penyelamatan;
h. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pengendali Penyuplaian Bahan Pemadam
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendali Operasional
lingkup pengendali penyuplaian bahanpemadam;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengendali
Penyuplaian Bahan Pemadam;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendali penyuplaian
bahan pemadam;
c. Penyiapan tim penyuplai bahan sebagai komponen pendukung operasi
pencegahan dan pemadaman;
d. penginventansiran ……. serta penyusunan laporan ……… laporan
pemasaran bahan pemadam;
e. Penyusunan dan pengaturan pola penyuplaian bahan pemadam;
f. Penginventarisian, pemeliharaan, dan pengawasan sumber-sumber air
yang dapat digunakan untuk menanggulangi bahaya kebakaran;
g. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pengendalian dan penyuplaian bahan
pemadam
h. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Dukungan Sarana dan Prasarana Operasi 1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup penyediaan
pergudangan dan penyaluran peralatan dan perlengkapan operasi, serta
perawatan dan perbengkelan;
2) Fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Dukungan Sarana
dan Prasarana Operasi;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penyediaan pergudangan dan
penyaluran, peralatan dan perlengkapan operasi, serta perawatan dan
perbengkelan;
c. Penyusunan rencana kebutuhan peralatan perlengkapan operasi dalam
penanggulangan bencana kebakaran, dan bencana alam lainnya;
d. Penerimaan dan penyaluran paralatan yang berada di gudang sesuai dengan
pengalokasian dan kebutuhan;
e. Pelaksanaan pemeriksaan rutin terhadap kendaraan operasional dinas;
f. Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan termasuk perbaikan kendaraan
dan alat-alat pemadam lainnya;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang dukungan
sarana dan prasarana operasi;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Penyediaan Pergudangan dan Penyaluran 1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Dukungan Sarana dan
Prasarana Operasi lingkup penyediaan pergudangar dan penyaluran;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penyediaan
Pergudangan dan Penyaluran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyediaan pergudangan
dan penyaluran;
c. Penyimpanan, penyaluran, pengawasan, perawatan, dan
penginventarisiran semua pasokan bahan, barang / peralatan dan
perlengkapan yang disimpan digudang;
d. Persiapan dokumen bahan, barang / peralatan dan perlengkapan di
gudang baik yang disediakan, disimpan dan yang telah disalurkan;
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Peralatan dan Perlengkapan Operasi
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Dukungan Sarana dan
Prasarana Operasi lingkup peralatan dan perlengkapan operasi;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Peralatan dan
Perlengkapan Operasi;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peralatan dan perlengkapan
operasi;
c. Penyusunan rencana kebutuhan peralatan perlengkapan operasi dalam
penanggulangan bencana kebakaran, dan bencana alam lainnya;
d. Pemeriksaan rutin terhadap kendaraan operasi penanggulangan bencana
kebakaran, dan bencana lainnya;
e. Menjaga dan menjamin kesiagaan dan kesiapan peralatan dan
perlengkapan operasi;
f. Pelaksanaan mobilisasi peralatan dan perlengkapan operasi sesuai
permintaan dan kebutuhan;
g. Mendukung dan membantu keberhasilan operasi pencegahan, pemadaman
dan penyelamatan pada saat kejadian;
h. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Perawatan dan Perbengkelan 1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Dukungan Sarana dan
Prasarana Operasi lingkup perawatan dan perbengkelan;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Perawatan dan
Perbengkelan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perawatan dan
perbengkelan;
c. Pelaksanaan perawatan mobil pemadam kebakaran, kenderaan dinas, dan
alat-alat berat dinas;
d. Pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan alat mekanik dinas;
e. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan keperluan bahan atau peralatan;
f. Perbaikan dan pemeliharaan kendaraan dinas;
g. Pelaksanaan pekerjaan perbengkelan dan pertukangan lain guna
memenuhi kebutuhan perbaikan dan pemeliharaan alat mekanik dinas;
h. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Pemeriksaan dan Pengawasan 1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pemeriksaan alat
pemadam kebakaran dan pengawasan;
2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang
Pemeriksaan dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pemeriksaan dan
Pengawasan;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan alat pemadam
kebakaran dan pengawasan;
c. Pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan dan pendataan terhadap seluruh
sarana dan prasarana proteksi kebakaran aktif dan pasif pada setiap
bangunan gedung dan tempat-tempat yang rawan ancaman kebakaran;
d. Pelaksanaan pemeriksaan daa atau pengujian terhadap alat pemadam
kebakaran;
e. Pelaksanaan proses penetapan, penagihan retribusi atas pemeriksaan dan
atau pengujian alat pemadam kebakaran pada bangunan gedung dan tempat
yang rawan ancaman bahaya kebakaran;
f. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemeriksaan dan atau
pengujian alat pemadam kebakaran;
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
pemeriksaan dan pengawasan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
1) Tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pemeriksaan dan
Pengawasan lingkup pemeriksaan alat pemadam kebakaran;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan Alat
Pemadam Kebakaran;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan alat pemadam
kebakaran;
c. Pelaksanaan pemeriksaan dan atau pengujian terhadap alat pemadam
kebakaran;
d. Pelaksanaan proses penetapan, penagihan retribusi atas pemeriksaan dan
atau pengujian alat pemadam kebakaran pada bangunan gedung dan tempat
yang rawan ancaman bahaya kebakaran;
e. Merumuskan pembentukan tim pemeriksa calon atau penguji terhadap alat
pemadam kebakaran bila diperlukan;
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pengawasan
1) Tugas pokok melaksanakan sehagian tugas Bidang Pemeriksaan dan Pengawasan
lingkup pengawasan;
2) Fungsi :
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengawasan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan;
c. Pelaksanaan pengawasan terhadap semua kegiatan yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran pada bangunan/gedung dan kenderaan
bermotor umum, yang menyimpan, membuat, dan membawa bahan-
bahan yang mudah terbakar atau tidak mudah terbakar;
d. Pengawasan, pendataan sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif pada setiap
bangunan gedung dan/atau tempat yang rawan ancaman bahaya kebakaran
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
e. Penyiapan bahan monitoring evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Unit Pelaksana Teknis
Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis
akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, terdiri
dan sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk.
3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Tata Kerja. 1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga
fungsional wajib menerapkan prinsir koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di
lingkungan pemerintah daerah serta dengan instansi lain di luar pemerintah
daerah sesuai dengan tugas masing-masing.
2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-
masing dan bila terjadi p ,enyimpangan agar mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3) Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab dan
mengoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan
berkala tepat pada waktunya.
5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan
wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya
dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan rnasing-masing,
wajib mengadakan rapat berkala.
B. Pembahasan
Lokasi penelitian ini adalah Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota
Medan, dengan populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Dinas Pencegah
Pemadam Kebakaran Kota Medan berjumlah 70 orang. Dalam penelitian ini
peneliti menyebarkan koesioner pada 70 orang karyawan dan keseluruhan
kuesioner kembali kepada peneliti.
Tabel IV/1 Pengumpulan Data
No. Keterangan Jumlah
1 Kuesioner yang diberikan 70 2 Kuesioner yang tidak kembali 0 3 Kuesioner yang kembali 70 4 Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian 70
Sumber : Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran, 2014.
Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan atau memberikan kuesioner
kepada 70 orang karyawan Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan
dan seluruh kuesioner kembali kepada peneliti dan dapat digunakan dalam
penelitian ini.
1. Data Demografi Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data demografi responden
berdasarkan umur, pangkat/gol, pendidikan dan masa kerja dapat dilihat dalam
tabel IV.2 berikut.
Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Frekuensi Persen
1 20-30 tahun 8 11,4 2 31-40 tahun 41 58,6 3 41-50 tahun 21 30,0 Jumlah 70 100,0
Sumber :Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran, 2014.
Pada tabel IV.2 menunjukkan bahwa responden berjumlah 20-30 tahun
adalah 8 orang atau 11,4%, berumur 31-40 tahun adalah 41 orang atau 58,6%, dan
berumur 41-50 tahun adalah 21 orang (30%).
Berikut ini akan disajikan pangkat/golongan responden dalam tabel IV.3
berikut.
Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengkat/Gol.
No. Pengkat/Gol. Frekuensi Persen
1 Pengatur Muda / II a 5 7,1 2 Pengatur Muda Tk, I / II b 54 77,1 3 Pengatur / II c 4 5,7 4 Penata Muda / III a 7 10,0 Jumlah 70 100,0
Sumber :Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran, 2014.
Pada tabel IV.3 menunjukkan bahwa responden memiliki pangkat sebagai
Pengatur Muda (IIa) adalah 4 orang atau 7,1%, berpangkat Pengatur Muda Tk.I
(II/b) adalah 54 orang atau 77,1%, berpangkat Pengatur (II/c) adalah 4 orang atau
5,7%, dan berpangkat Penata Muda (III/a) adalah 7 orang atau 10%.
Berikut ini akan disajikan latar belakang pendidikan yang ditamatkan
responden dalam tabel IV.4 berikut.
Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Frekuensi Persen 1 SMA sederajat 63 90,0 2 S 1 7 10,0 Jumlah 70 100,0
Sumber : Hasil Penelitian, 2014.
Pada tabel IV.4 menunjukkan bahwa responden telah menamatkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat adalah 63 orang atau
90%, dan tamatan sarjana Srata 1 adalah 7 orang atau 10%.
Berikut ini akan disajikan masa kerja responden bekerja di Dinas
Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan dalam tabel IV.5 berikut.
Tabel IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No. Masa Kerja Frekuensi Persen 1 1-10 tahun 14 20,0 2 11-20 tahun 52 74,3 3 21-30 tahun 4 5,7 Jumlah 70 100,0
Sumber :Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran, 2014..
Pada tabel IV.5 menunjukkan bahwa responden telah bekerja selama 1-10
tahun adalah 14 orang atau 20%, masa kerja 11-20 tahun adalah 52 orang atau
74,3% dan masa kerja 21-30 tahun adalah 4 orang atau 5,7%.
2. Analisis Variabel Penelitian
a. Penyajian Data Variabel Disiplin (X1)
Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan maka dapat dilihat hasil
penelitian variabel Disiplin(X2)dalam tabulasi data dibawah ini.Dari data yang
diperoleh untuk variabel Disiplin dapat dilihat gambaran dari hasil penelitian
statistik deskriptif secara umum dalam Tabel IV.6 berikut ini.
Tabel IV.6 Tabulasi Data Nilai Jawaban RespondenVariabel Disiplin (X1)
No. Nilai Jawaban Responden Berdasarkan Butir Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 44 2. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 29 3. 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 40 4. 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 45 5. 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 63 6. 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 57 7. 3 3 3 5 4 3 3 3 3 3 4 4 5 5 51 8. 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 26 9. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 10. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 11. 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 12. 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 31 13. 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35 14. 5 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 48 15. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 27 16. 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 47 17. 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 45 18. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 30 19. 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 44 20. 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 50 21. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 29 22. 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 45 23. 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43 24. 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 37 25. 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 35
26. 5 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 52 27. 2 2 1 1 1 2 3 3 3 3 2 1 1 1 26 28. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 32 29. 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 50 30. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 31. 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 65 32. 5 5 3 2 4 4 5 3 3 5 5 3 5 5 57 33. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 65 34. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 35. 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 60 36. 4 3 4 3 5 5 4 4 5 3 5 3 5 5 58 37. 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 57 38. 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 60 39. 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 27 40. 4 3 3 4 3 3 4 5 4 5 4 3 4 4 53 41. 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 58 42. 5 5 2 5 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 59 43. 4 4 4 4 5 2 3 4 4 4 4 2 4 3 51 44. 5 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5 2 5 3 59 45. 4 5 3 5 3 3 4 3 4 5 5 4 5 4 57 46. 5 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 4 4 4 50 47. 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 58 48. 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 66 49. 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 2 63 50. 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 5 54 51. 5 5 2 4 4 4 4 4 2 4 3 2 5 4 52 52. 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 60 53. 5 4 2 5 5 2 5 5 2 5 5 3 5 1 54 54. 5 4 1 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 57 55. 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 52 56. 5 4 2 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 56 57. 5 5 2 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 2 61 58. 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 61 59. 5 5 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 58 60. 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 58 61. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 67 62. 4 4 3 5 3 4 4 5 3 5 4 5 5 4 58 63. 5 5 2 5 5 3 5 5 2 5 5 5 5 3 60 64. 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 65 65. 5 5 3 2 4 4 5 3 3 5 5 3 5 4 56 66. 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 63 67. 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 67 68. 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 66 69. 5 5 3 2 4 4 3 3 3 5 5 3 5 4 54 70. 4 4 3 4 3 3 5 3 3 5 5 3 4 3 52
Sumber : Hasil Penelitian, 2014.
Dari hasil perhitungan tabulasi data jawaban variabel Disiplin(X1)berdasarkan
opsi jawaban dapat dilihat gambaran secara statistik deskriptif dalam Tabel IV.7
sebagai berikut :
Tabel IV.7 Data Statistik Deskriptif Variabel Disiplin (X1)
Variabel
Disiplin (X1)
Instrumen Frekuensi (Persentase) Total STS TS KS S SS
1 1,4 12,9 15,7 25,7 44,3 100 2 1,4 11,4 25,8 24,3 37,1 100 3 4,3 22,9 37,1 25,7 10,0 100 4 1,4 17,1 22,9 34,3 24,3 100 5 1,4 12,9 35,7 30,0 20,0 100 6 4,3 10,0 27,1 37,1 21,4 100 7 0,0 15,7 28,6 24,3 31,4 100 8 0,0 15,7 32,9 28,6 22,9 100 9 1,4 21,4 28,6 34,3 14,3 100 10 0,0 12,9 22,9 34,3 30,0 100 11 0,0 17,1 25,7 31,4 25,7 100 12 1,4 20,0 32,9 30,0 15,7 100 13 1,4 14,3 24,3 25,7 34,3 100 14 2,9 20,0 31,4 28,6 17,1 100
Dari Tabel IV.7 di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas harus memiliki Disiplin tinggi supaya dapat meningkatkan kinerjanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin tinggi berpengaruh terhadap
kinerja organisasi.
2. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas dapat menambah kemampuan/keterampilan di bidang kebakaran
supaya berkinerja baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
kemampuan petugas akan meningkatkan kinerja organisasi.
3. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pimpinan menempatkan petugas dalam bidang kerja sesuai dengan latar
belakang pendidikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penempatan
petugas sesuai pendidikan dapat memperlancar pelaksanaan tugasnya.
4. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pimpinan dapat memberikan contoh tauladan dalam berperilaku kepada teman
kerja.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
5. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
kemampuan petugas melaksanakan tugas dengan baik dapat dipromosikan
untuk mendapatkan tanggung jawab lebih besar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa petugas yang memiliki keterampial baik tentunya dapat
mempertanggung jawabkan tugas yang diembannya sekaligus dapat
memimpin dengan baik.
6. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
tingkat kehadiran petugas dapat dijadikan sebagai kriteria promosi
jabatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan mengikuti peraturan
jadwal masuk memiliki semangat tinggi sebagai bakti atau keloyalitas petugas
dalam melaksanakan tugasnya untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi.
7. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas harus dapat bekerjasama dengan baik supaya beban tugas lebih ringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja petugas akan dapat menjadi
lebih ringan apabila dibarengi dengan komunikasi dan kerjasama yang baik
pula.
8. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pimpinan mau membantu memecahkan permasalahan pekerjaan setiap petugas
apabila dibutuhkan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pimpinan harus
memberikan arahan atau petunjuk untuk memperlancar pelaksanaan tugas oleh
petugas.
9. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
hasil kerja petugas dievaluasi pimpinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
evaluasi hasil kerja petugas dapat dijadikan sebagai suatu kriteria apabila ingin
mendapatkan promosi jabatan.
10. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pimpinan membimbing petugas yang berkinerja kurang baik.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa petugas yang kurang berkinerja baik haruslah diberi
pengarahan dan bimbingan dari pimpinan.
11. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
peraturan kedisiplinan petugas diterapkan pimpinan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pimpinan sebagai orang yang dekat dengan bawahan
dapat menjadi patuhan petugas dalam bersikap menyelesaikan pekerjaan.
12. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas yang melanggar peraturan diberikan sanksi tanpa membeda-
bedakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan disiplin yang
transparan dan adil dapat meningkatkan kinerja petugas.
13. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pimpinan menegur setiap petugas yang melanggar peraturan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa teguran oleh pimpinan diberikan kepada petugas yang
melanggar disiplin kerja untuk meningkatkan kinerjanya.
14. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pimpinan seharusnya melakukan sanksi secara tertulis apabila petugas masih
melakukan pelanggaran setelah ditegur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwatindakan tegas penting atau perlu diambil oleh pimpinan supaya
menjadi acuan bagi petugas lain yang melanggar peraturan.
b. Penyajian Data Variabel Pelatihan (X2)
Tabel IV.8 Tabulasi Data Nilai Jawaban RespondenVariabel Pelatihan (X2)
No. Nilai Jawaban Responden Berdasarkan Butir Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1. 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 68 2. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 46 3. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 45 4. 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 48 5. 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 66 6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 7. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 8. 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 35 9. 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 37 10. 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 41 11. 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 40 12. 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 29 13. 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 59 14. 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 31 15. 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 29 16. 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 17. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 45 18. 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 34 19. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 20. 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 61 21. 3 4 4 3 4 3 5 4 3 4 5 4 3 4 53 22. 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 67 23. 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 31 24. 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 38 25. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 39 26. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 43 27. 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 43 28. 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 32 29. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 30. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 31. 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 68 32. 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 46 33. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 34. 4 1 3 3 5 5 3 4 4 1 4 4 4 3 48 35. 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 2 4 5 5 61 36. 4 5 5 3 4 5 5 4 4 2 5 5 4 3 58 37. 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 32 38. 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 46
39. 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 37 40. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 41 41. 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 40 42. 1 1 1 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 27 43. 4 4 5 1 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 60 44. 3 2 2 2 2 5 2 3 3 2 2 2 2 2 34 45. 4 1 3 3 5 5 3 4 4 1 4 4 3 3 47 46. 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 65 47. 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 45 48. 4 1 3 3 5 5 3 4 4 1 4 4 3 3 47 49. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 50. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 39 51. 3 3 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 53 52. 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 67 53. 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 31 54. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 51 55. 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 1 42 56. 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 1 43 57. 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 1 43 58. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 59. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 60. 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 28 61. 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 69 62. 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 61 63. 5 5 5 4 4 2 5 5 4 4 5 5 5 4 62 64. 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 66 65. 5 4 1 3 4 5 3 5 5 4 3 4 4 4 54 66. 4 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 4 5 3 61 67. 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 68 68. 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 60 69. 5 4 1 3 4 4 3 2 5 4 3 4 4 4 50 70. 3 4 5 4 5 2 5 3 4 2 5 4 3 5 54
Sumber : Hasil Penelitian, 2014.
Dari hasil perhitungan tabulasi data variabel Pelatihan (Ҳ2) berdasarkan opsi
jawaban dapat dilihat gambaran secara statistik deskriptif dalam Tabel IV.9
sebagai berikut :
Tabel IV.9 Data Statistik Deskriptif Variabel Pelatihan (X2)
Variabel
Instrumen Frekuensi (Persentase) Total STS TS KS S SS
1 1,4 17,2 41,4 20,0 20,0 100 2 5,7 21,4 30,0 24,3 18,6 100 3 4,3 21,4 37,1 20,0 17,1 100 4 2,9 21,4 45,7 17,1 12,9 100
Pelatihan (X2)
5 0,0 14,3 41,4 22,9 21,4 100 6 0,0 17,1 40,0 14,3 28,6 100 7 4,3 22,9 34,3 21,4 17,1 100 8 2,9 18,6 37,1 27,1 14,3 100 9 0,0 10,0 40,0 31,4 18,6 100 10 4,3 24,3 34,3 17,1 20,0 100 11 0,0 28,6 24,3 27,1 20,0 100 12 0,0 22,9 32,8 22,9 21,4 100 13 0,0 17,1 42,9 18,6 21,4 100 14 4,3 17,1 44,4 17,1 17,1 100
Dari Tabel IV.9 di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pimpinan seharusnya melakukan sanksi secara tertulis apabila petugas masih
melakukan pelanggaran setelah ditegur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tindakan tegas penting atau perlu diambil oleh pimpinan supaya menjadi
acuan bagi petugas lain yang melanggar peraturanResponden yang menjawab
sangat setuju terhadap pelatihan yang diselenggarakan sesuai kebutuhan
petugas sebanyak 35,8%, dan responden yang setuju menjawab sebanyak
47,1% dan responden yang kurang setuju menjawab sebanyak 17,1%.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
2. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pelatihan yang diselenggarakan didukung dengan alat peraga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlengkapan pelatihan dapat meningkatkan pemahaman
dan kemampuan petugas.
3. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pelatihan yang diselenggarakan sesuai kebutuhan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan di lapangan sangat
dibutuhkan berbagai pelatihan-pelatihan.
4. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas mengikuti pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan
dalam pekerjaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan
mempengaruhi pengetahuan petugas dalam bekerja.
5. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas memiliki kesempatan untuk memilih materi pada kegiatan pelatihan
sesuai kebutuhan dan tupoksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian
materi pelatihan dapat mempermudah petugas untuk lebih memahami manfaat
dan kegunaan saat melakukan pekerjaan di lapangan.
6. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
materi yang disampaikan dalam pelatihan mendukung pekerjaan.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa materi yang disampaikan saat pelatihan
mempengaruhi kinerja petugas.
7. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
metode penyampaian pelatihan sangat menarik, sehingga mudah untuk
mengingatnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyampaian
yang menarik dan mudah diterima petugas dapat meningkatkan pemahaman
tentang pemadaman kebakaran.
8. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
metode pelatihan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman
petugas.Hasil penelitian menunjukkan bahwapenyesuaian latar belakang
pendidikan dan pengalaman dapat mempermudah petugas memahami materi
yang disampaikan.
9. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program pelatihan.Hasil
penelitian menunjukkan bahwakeaktifian petugas dalam pelatihan
mempengaruhi kinerjanya.
10. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas menguasai berbagai materi pelatihan yang diberikan dengan
cepat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang mudah tentunya
dapat dipahami petugas dengan baik dapat mempengaruhi kemampuan
petugas.
11. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
instruktur menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas instruktur dalam menyampaikan
materi pelatihan dapat mempengaruhi pengetahuan petugas.
12. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
pelatih selalu melaksanakan evaluasi setelah kegiatan pelatihan selesai.Hasil
penelitian menunjukkan bahwaevaluasi pelatihan dapat menentukan
kemampuan setiap petugas sehingga petugas yang belum mampu diberikan
bimbingan dan arahan lagi.
13. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
waktu penyelenggaraan pelatihan bagi petugas mencukupi dalam memahami
materi pelatihan.Hasil penelitian menunjukkan bahwalama waktu pelatihan
mempengaruhi pengetahuan petugas.
14. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
waktu penyelenggaraan pelatihan selanjutnya sebaiknya tidak terlalu
lama.Hasil penelitian menunjukkan bahwapelatihan dengan waktu tidak
terlalu lalu dibarengi dengan kemampuan profesional instruktur untuk
meningkatkan kemampuan petugas.
c. Penyajian Data Variabel Kinerja (Y)
Tabel IV.10 Tabulasi Data Nilai Jawaban RespondenVariabel Kinerja (Y)
No Hasil Penelitian Kinerja Petugas (Y) Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 43 2. 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 42 3. 3 4 5 5 3 4 4 4 3 3 38 4. 4 5 3 4 4 3 4 5 3 5 40 5. 4 4 4 5 3 5 5 4 5 3 42 6. 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 45 7. 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 36 8. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 9. 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 42 10. 5 4 4 5 3 4 4 4 4 1 38 11. 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 41 12. 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 38 13. 3 3 4 3 4 4 4 5 5 4 39 14. 4 5 4 4 2 4 4 4 5 2 38 15. 4 5 5 5 5 5 3 5 5 3 45 16. 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 42 17. 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 36 18. 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 37 19. 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 43 20. 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 40 21. 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 36 22. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 23. 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 38 24. 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 44 25. 5 5 4 3 3 4 4 3 4 3 38 26. 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 38 27. 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 39 28. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 48 29. 3 3 5 5 4 5 4 4 4 3 40 30. 2 3 4 5 3 4 3 4 5 3 36 31. 5 5 4 5 3 3 4 5 4 5 43 32. 5 5 3 4 3 4 4 4 4 3 39 33. 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 45 34. 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 43 35. 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 42 36. 3 4 5 5 3 4 4 4 3 3 38 37. 4 5 3 4 4 3 4 5 3 5 40 38. 4 4 4 5 3 5 5 4 5 3 42 39. 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 45 40. 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 36
41. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 42. 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 42 43. 5 4 4 5 3 4 4 4 4 1 38 44. 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 41 45. 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 38 46. 3 3 4 3 4 4 4 5 5 4 39 47. 4 5 4 4 2 4 4 4 5 2 38 48. 4 5 5 5 5 5 3 5 5 3 45 49. 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 42 50. 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 36 51. 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 37 52. 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 43 53. 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 40 54. 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 36 55. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 56. 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 38 57. 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 44 58. 5 5 4 3 3 4 4 3 4 3 38 59. 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 38 60. 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 39 61. 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 48 62. 3 3 5 5 4 5 4 4 4 3 40 63. 2 3 4 5 3 4 3 4 5 3 36 64. 5 5 4 5 3 3 4 5 4 5 43 65. 5 5 3 4 3 4 4 4 4 3 39 66. 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 45 67. 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 45 68. 5 5 4 5 3 3 3 5 4 5 42 69. 5 5 3 4 3 3 3 4 3 3 36 70. 4 4 4 2 2 5 5 5 4 2 37
Sumber : Hasil Penelitian, 2014.
Dari hasil perhitungan tabulasi data variabel Kinerja Petugas (Ҳ2) berdasarkan
opsi jawaban dapat dilihat gambaran secara statistik deskriptif dalam Tabel IV.11
sebagai berikut :
Tabel IV.11 Data Statistik Deskriptif Kinerja Petugas (Y)
Variabel
Kinerja Petugas
(Y)
Instrumen Frekuensi (Persentase) Total STS TS KS S S5
1 4,3 1,4 35,7 34,3 24,3 100 2 0,0 4,3 37,1 30,0 28,6 100 3 0,0 18,6 34,3 32,8 14,3 100 4 0,0 17,1 32,9 27,1 22,9 100 5 0,0 20,0 42,9 30,0 7,1 100 6 0,0 10,0 32,9 42,8 14,3 100 7 0,0 15,7 22,9 45,7 15,7 100 8 0,0 17,1 21,4 38,6 22,9 100
9 0,0 17,1 18,6 42,9 21,4 100 10 1,4 21,4 31,4 32,9 12,9 100
Dari Tabel IV.11 di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas menunjukkan kemampuan teknis dengan maksimal di lapangan sesuai
tupoksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan teknik di lapangan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
2. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas tahu dan menyadari bahwa tugas yang dihadapi memerlukan
kecepatan bertindak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas yang
handal dibarengi dengan prasarana bekerja di lapangan.
3. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan
tentangpetugas berupaya melakukan tugas walaupun beresiko besar kepada
jiwanya dan orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas loyal
dalam bekerja dengan memikul resiko berat yang mungkin terjadi.
4. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan
tentangpetugas selalu berupaya untuk cepat sampai ke lokasi kebakaran
walaupun ketepatan waktunya jarang terwujud. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja petugas terkait keterlambatan ke lokasi kebakaran harus
didukung sarana dan prasarana penunjang yang memadai.
5. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan
tentangpetugas dalam bekerja didukung sarana di lapangan yang memadai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana yang mendukung di lapangan
mempengaruhi kinerja petugas.
6. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan
tentanggaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan dalam
melaksanakan arahan disukai oleh petugas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan partisipatis dengan melakukan komunikasi dua
arah kepada lebih disukai oleh petugas.
7. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
beban kerja petugas dapat diselesaikan dengan kerjasama kelompok yang
baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban tugas yang lebih berat dapat
menjadi ringan apabila tercipta kerjasama yang baik.
8. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
keselamatan jiwa lebih diutamakan dalam melaksanakan tugas yang
dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keselamatan jiwa petugas
lebih penting dalam melaksanakan tugas disebabkan petugas dapat
mengetahui apakah kondisi di lapangan berbahaya atau tidak.
9. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan
tentangpimpinan selalu berupaya meningkatkan kinerja petugas.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembinaan secara kontinyu dapat
mempengaruhi kinerja petugas.
10. Jawaban yang bervariasi diberikan oleh 70 orang responden berkaitan tentang
petugas terpacu untuk meningkatkan kinerja dengan adanya penilaian kinerja
saat ini. Hasil penelitian menunjukkan dengan menilai prestasi masing-
masing petugas mempengaruhi kinerja petugas.
3. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian validitas instrument dapat dilihat pada kolom correted item total
correlatin.Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka kritik
(rhitung>rtabel), maka instrument tersebut dikatakan valid. Hal ini mempunyai
korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta kolerasi yang tinggi,
menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat
minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah apabila r = 0,361. Berdasarkan
uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan Disiplin
dinyatakan valid. Dengan mengunakan program SPSS 19, hasil uji validitas
variabel penelitian adalah sebagai berikut :
a. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Disiplin (X1)
Tabel IV.12 Uji Validitas Variabel Independen Disiplin (X1)
Item Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted D1 46,4571 111,875 0,852 0,944 D2 46,6000 112,504 0,844 0,944 D3 47,3000 121,604 0,474 0,953 D4 46,8143 115,429 0,724 0,947 D5 46,9000 116,236 0,746 0,947 D6 46,8286 116,666 0,676 0,948 D7 46,7286 112,577 0,858 0,944 D8 46,8571 115,168 0,789 0,946 D9 47,0571 117,591 0,663 0,949 D10 46,6286 115,164 0,792 0,946 D11 46,7857 113,475 0,842 0,944 D12 47,0571 115,852 0,746 0,947 D13 46,6714 112,195 0,841 0,944 D14 47,0714 119,893 0,521 0,952
Uji validitas independent Disiplin untuk semua pertanyaan adalah lebih besar dari
0,361, ini membuktikan bahwa intrumen tersebut dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas Instrument Disiplin(X1)
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data untuk mengetahui apakah instrument tersebut telah reliabel
dengan melihat nilai crombach’s alpha. Apabila nilai alpha dari Uji Cronbach’s
lebih besar dari 0,7 maka koesioner adalah reliabel. Uji reliabilitas bertujuan
untuk mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan dapat dihandalkan dan
tetap konsisten.Jika pengukuran tersebut diulang. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel jika Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7.Dengan mengunakan program
SPSS 19, hasil uji reliabilitas variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel IV.13 Uji Validitas Variabel Independen Disiplin (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items 0,950 0,950 14
Dari data tabel IV.13 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan nilai Alpha Cronbach’s pada variabel independent Disiplin(X2)
adalah 0,950 lebih besar dari 0,7 (batas reliabilitas) maka dinyatakan instrument
Disiplin reliabel.
b. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Pelatihan (X2)
Tabel IV.14 Uji Validitas Variabel Independen Pelatihan (X2)
Item Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted P1 43,6429 131,189 0,853 0,961 P2 43,7571 129,636 0,812 0,962 P3 43,8000 130,829 0,810 0,962 P4 43,8857 133,291 0,792 0,962 P5 43,5286 132,948 0,820 0,962 P6 43,5000 137,674 0,540 0,968 P7 43,8000 129,351 0,862 0,961 P8 43,7286 132,375 0,810 0,962 P9 43,4571 135,150 0,788 0,963 P10 43,8000 131,930 0,726 0,964 P11 43,6571 130,663 0,819 0,962 P12 43,6143 128,849 0,931 0,959 P13 43,6000 130,707 0,899 0,960 P14 43,7857 132,751 0,757 0,963
Uji validitas independent pelatihan untuk semua pertanyaan adalah lebih besar
dari 0,361, ini membuktikan bahwa intrumen tersebut dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas Instrument Pelatihan (X2)
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data untuk mengetahui apakah instrument tersebut telah reliabel
dengan melihat nilai crombach’s alpha. Apabila nilai alpha dari Uji Cronbach’s
lebih besar dari 0,7 maka koesioner adalah reliabel. Uji reliabilitas bertujuan
untuk mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan dapat dihandalkan dan
tetap konsisten.Jika pengukuran tersebut diulang. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel jika Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Dengan mengunakan program
SPSS 19, hasil uji reliabilitas variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel IV.15 Uji Validitas Variabel Independen Pelatihan (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items 0,965 0,965 14
Dari data tabel IV.15 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan nilai Alpha Cronbach’s pada variabel independent pelatihan (Ҳ2)
adalah 0,965 lebih besar dari 0,7 (batas reliabilitas) maka dinyatakan instrument
Pelatihan reliabel.
c. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kinerja (Y)
Tabel IV.16 Uji Validitas Variabel Dependen Kinerja Petugas (Y)
Item Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted K1 31,9857 45,145 0,639 0,921 K2 31,8857 45,494 0,686 0,918 K3 32,2857 44,294 0,741 0,915 K4 32,1571 43,787 0,718 0,917 K5 32,4714 46,340 0,647 0,920 K6 32,1000 45,657 0,713 0,917 K7 32,1000 44,062 0,780 0,913
K8 32,0429 42,679 0,822 0,911 K9 32,0286 43,217 0,792 0,912 K10 32,3714 45,628 0,589 0,924
Uji validitas independent pelatihan untuk semua pertanyaan adalah lebih besar
dari 0,361, ini membuktikan bahwa intrumen tersebut dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas Instrument Kinerja Petugas (Y)
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data untuk mengetahui apakah instrument tersebut telah reliabel
dengan melihat nilai crombach’s alpha. Apabila nilai alpha dari Uji Cronbach’s
lebih besar dari 0,7 maka koesioner adalah reliabel. Uji reliabilitas bertujuan
untuk mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan dapat dihandalkan dan
tetap konsisten.Jika pengukuran tersebut diulang. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel jika Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Dengan mengunakan program
SPSS 19, hasil uji reliabilitas variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel IV.17 Uji Validitas Variabel Dependen Kinerja Petugas (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items 0,925 0,925 10
Dari data tabel IV.17 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan nilai Alpha Cronbach’s pada variabel independent Kinerja Petugas
(Y) adalah 0,925 lebih besar dari 0,7 (batas reliabilitas) maka dinyatakan
instrument kinerja petugas reliabel.
4. Pengujian Normalitas Data
Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan dengan
mempergunakan program SPSS 19.0. Hasil pengujian normalitas data dapat
diketahui melalui gambar penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data
menyebarkan di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Hasil pengujian normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Gambar.IV.2. Hasil Pengujian Normalitas Data Pengaruh Variabel Disiplin (X1)
Terhadap Variabel Kinerja Petugas (Y)
Gambar.IV.3. Hasil Pengujian Normalitas Data Pengaruh Variabel Pelatihan (X2) Terhadap
Variabel Kinerja Petugas (Y)
Gambar.IV.4. Hasil Pengujian Normalitas Data Pengaruh Variabel Disiplin (X1) Dan Variabel
Pelatihan (X2) Secara Bersama-sama Terhadap Variabel Kinerja Petugas (Y)
Dari ketiga gambar grafik di atas, dapat dilihat bahwa data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut.Maka dapat
disimpulkan bahwa, model regresi dari data variabel disiplin (X1), variabel
pelatihan (X2) dan variabel kinerja petugas (Y) memenuhi asumsi normal.
5. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis pertama dan kedua diuji dengan
mengunakan korelasi product moment. Dan untuk hipotesis ketiga diuji dengan
menggunakan korelasi ganda. Untuk mempercepat dan mempermudah pengujian
hipotesis maka dipergunakan program SPSS 19.0.
Uji Hipotesis Pertama : Pengaruh Disiplin (X1) Terhadap Kinerja
Petugas (Y)
Uji hipotesis pertama dengan regresi sederhana, yang digunakan untuk
mengetahui prediksi pengaruh Disiplin(X1) terhadap kinerja petugas (Y)
digunakan regresi sederhana menggunakan bantuan program SPSS versi 19
dengan hasil sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap variabel kinerja
Petugas (Y) digunakan rumus korelasi product moment. Hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.18 Hasil Pengujian Nilai Koefisien Korelasi Dan Determinasi Pengaruh
Variabel Disiplin (X1) Terhadap Variabel Kinerja Petugas (Y) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 0,643a 0,413 0,404 5,705 1,723 a. Predictors: (Constant), Disiplin b. Dependent Variable: KinerjaPetugas
Sumber: Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat pada kolom R, pengaruh variabel disiplin (X1)
terhadap variabel kinerja petugas (Y), yang ditunjukkan dengan besarnya
koefisien korelasi ( r ) yaitu: r hitung = 0,643. Berdasarkan tabel interpretasi
nilai r, pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap variabel kinerja Petugas (Y)
adalah positif dan kuat.
b) Untuk menguji pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap variabel kinerja
Petugas (Y) dapat digunakan rumus uji signifikansi koefisien korelasi (uji t).
Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.19. Hasil Pengujian Signifikansi Hipotesis Pertama Dan Regresi Pengaruh
Variabel Disiplin (X1) Terhadap Variabel Kinerja Petugas (Y) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std.
Error Beta Lower Bound
Upper Bound
1 (Constant) 14,964 3,076 4,865 0,000 8,826 21,102 Disiplin 0,411 0,059 0,643 6,918 0,000 0,293 0,530
a. Dependent Variable: KinerjaPetugas Sumber : Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung = 6,918, sedangkan dengan
α = 0,05 uji dua pihak (two tail test) dan dk = 70 – 2 = 68, maka diperoleh
t tabel = 2,000. Dengan demikian t hitung > t tabel ( 6,918> 2,000 ) yang artinya
tolak Ho terima Ha. Jadi dapat disimpulkan bahwa, hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap variabel kinerja
Petugas (Y) telah teruji. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar IV.5.
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Variabel Disiplin (X1) Dengan Uji Dua Pihak (Two Tails Test)
c) Untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel disiplin (X1)
terhadap variabel kinerja petugas (Y) digunakan koefisien determinasi.
Hasilnya yang dapat dilihat dalam Tabel IV.19. di atas pada kolom R Square (R2)
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
-2,000 2,000 6,918 0
yaitu 0,413 atau 41,3 %. Sedangkan sisanya 0,587 atau 58,7 % dipengaruhi
oleh faktor lain.
d) Untuk memprediksi seberapa besar pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap
variabel kinerja petugas (Y) digunakan persamaan regresi sederhana. Hasilnya
dapat dilihat pada Tabel IV.20. di atas, di mana besarnya konstanta a = 14,964
dan b = 0,411. Dari besarnya nilai a dan b tersebut selanjutnya dapat disusun
persamaan regresi sederhana antara X1 dan Y, yaitu:
Y = a + bX Y = 14,964+ 0,411X1
Dari persamaan regresi diatas dapat digunakan untuk memprediksi seberapa
besar pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap variabel kinerja Petugas (Y). Ini
menunjukkan bahwa apabila variabel disiplin (X1) meningkat 1 satuan maka
akan meningkatkan variabel kinerja Petugas (Y) sebesar 0,411 atau 41,1 %.
e) Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel disiplin (X1)
terhadap variabel kinerja Petugas (Y) digunakan rumus uji signifikansi
koefisien regresi (Uji F). Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV. 20 Tabel Rangkuman Analisis Regresi Dengan Persamaan Garis
Y = 14,964 + 0,411X1 ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1557,350 1 1557,350 47,855 0,000a
Residual 2212,936 68 32,543 Total 3770,286 69
a. Predictors: (Constant), Disiplin b. Dependent Variable: KinerjaPetugas
Sumber: Data Diolah
Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa F hitung = 47,855. Sedangkan dengan α
(taraf signifikansi) = 0,05 (5 %), dk pembilang = k = jumlah variabel
independen = 1 dan dk penyebut = n-k-1 = 70-1-1 = 68 maka F tabel = 4,000.
Jadi F hitung > F tabel (47,855> 4,000). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pengaruh variabel disiplin (X1) terhadap variabel kinerja Petugas (Y)
signifikan dan telah teruji.
Uji Hipotesis Kedua: Pengaruh Pelatihan (X2) Terhadap Kinerja Petugas
(Y)
Uji hipotesis pertama dengan regresi sederhana, yang digunakan untuk
mengetahui prediksi pengaruh pelatihan (X2) terhadap kinerja petugas (Y)
digunakan regresi sederhana menggunakan bantuan program SPSS versi 19
dengan hasil sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap variabel kinerja
petugas (Y) digunakan rumus korelasi product moment. Hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.21 Hasil Pengujian Nilai Koefisien Korelasi Dan Determinasi Pengaruh
Variabel Pelatihan (X2) Terhadap Variabel Kinerja Petugas (Y) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 0,525a 0,276 0,265 6,336 1,800 a. Predictors: (Constant), Pelatihan b. Dependent Variable: KinerjaPetugas
Sumber: Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat pada kolom R, pengaruh variabel disiplin (X1)
terhadap variabel kinerja petugas (Y), yang ditunjukkan dengan besarnya
koefisien korelasi ( r ) yaitu: r hitung = 0,525. Berdasarkan tabel interpretasi
nilai r, pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap variabel kinerja petugas (Y)
adalah positif dan kuat.
b) Untuk menguji pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap variabel kinerja
Petugas (Y) dapat digunakan rumus uji signifikansi koefisien korelasi (uji t).
Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.22. Hasil Pengujian Signifikansi Hipotesis Pertama Dan Regresi Pengaruh
Variabel Disiplin (X1) Terhadap Variabel Kinerja Petugas (Y) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std.
Error Beta Lower Bound
Upper Bound
1 (Constant) 20,929 3,002 6,972 ,000 14,939 26,919
Disiplin 0,314 0,062 0,525 5,090 0,000 0,191 0,438 a. Dependent Variable: KinerjaPetugas Sumber : Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung = 5,090, sedangkan dengan α
= 0,05 uji dua pihak (two tail test) dan dk = 70 – 2 = 68, maka diperoleh
t tabel = 2,000. Dengan demikian t hitung > t tabel ( 5,090> 2,000 ) yang artinya
tolak Ho terima Ha. Jadi dapat disimpulkan bahwa, hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh variable pelatihan (X2) terhadap variable kinerja
Petugas (Y) telah teruji. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar IV.6.
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Variabel Pelatihan (X2) Dengan Uji Dua Pihak (Two Tails Test)
c) Untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel pelatihan
(X2) terhadap variabel kinerja petugas (Y) digunakan koefisien
determinasi. Hasilnya yang dapat dilihat dalam Tabel IV.21. di atas pada
kolom R Square (R2) yaitu 0,525 atau 52,5 %. Sedangkan sisanya 0,475 atau
47,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
d) Untuk memprediksi seberapa besar pengaruh variabel pelatihan (X2)
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
-2,000 2,000 5,090 0
terhadap variabel kinerja petugas (Y) digunakan persamaan regresi
sederhana. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel IV.22. di atas, di mana
besarnya konstanta a = 20,929dan b = 0,314. Dari besarnya nilai a dan b
tersebut selanjutnya dapat disusun persamaan regresi sederhana antara X1
dan Y, yaitu:
Y = a + bX Y = 20,929+ 0,314X2
Dari persamaan regresi diatas dapat digunakan untuk memprediksi seberapa
besar pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap variabel kinerja Petugas (Y).
Ini menunjukkan bahwa apabila variabel pelatihan (X1) meningkat 1 satuan
maka akan meningkatkan variabel kinerja Petugas (Y) sebesar 0,314atau
31,4%.
e) Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel pelatihan (X2)
terhadap variabel kinerja Petugas (Y) digunakan rumus uji signifikansi
koefisien regresi (Uji F). Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV. 23 Tabel Rangkuman Analisis Regresi Dengan Persamaan Garis
Y = 20,929 + 0,314X2 ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1040,289 1 1040,289 25,912 0,000a
Residual 2729,996 68 40,147 Total 3770,286 69
a. Predictors: (Constant), Pelatihan b. Dependent Variable: KinerjaPetugas
Sumber: Data Diolah
Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa F hitung = 25,912. Sedangkan dengan α
(taraf signifikansi) = 0,05 (5 %), dk pembilang = k = jumlah variabel
independen = 1 dan dk penyebut = n-k-1 = 70-1-1 = 68 maka F tabel = 4,000.
Jadi F hitung > F tabel (25,912> 4,000). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pengaruh variabel pelatihan (X2) terhadap variabel kinerja Petugas (Y)
signifikan dan telah teruji.
Pengujian hipotesis ketiga: “Pengaruh Disiplin Dan Pelatihan Secara
Bersama-sama Terhadap Kinerja Petugas”, sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengaruh variabel disiplin (X1) dan variabel pelatihan (X2)
secara bersama-sama terhadap variabel kinerja petugas (Y) digunakan rumus
koefisien korelasi ganda. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.24.
Hasil Pengujian Nilai Koefisien Korelasi Dan Determinasi Pengaruh Variabel Disiplin (X1) Dan Variabel Pelatihan (X2) Secara Bersama-sama Terhadap
Variabel Kinerja Petugas (Y) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 0,714a 0,510 0,496 5,250 1,750 a. Predictors: (Constant), PengembanganSDM, Motivasi b. Dependent Variable: KinerjaGuru
Sumber: Data Diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom R, pengaruh variabel disiplin (X1)
dan variabel pelatihan (X2) secara bersama-sama terhadap variabel kinerja
petugas (Y), yang ditunjukkan dengan besarnya koefisien korelasi R yaitu: R
hitung = 0,714. Berdasarkan tabel interpretasi nilai r, pengaruh variabel disiplin
(X1) dan variabel pelatihan (X2) secara bersama-sama terhadap variabel
kinerja petugas (Y) adalah positif dan kuat.
b) Untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel disiplin (X1)
dan variabel pelatihan (X2)secara bersama-sama terhadap variabel kinerja
petugas (Y) digunakan koefisien determinasi. Hasilnya dapat dilihat dalam
Tabel IV.23. di atas pada kolom R Square(R2) yaitu 0,510 atau 51%. Sedangkan
sisanya 0,49 atau 49% dipengaruhi oleh faktor lain.
c) Untuk memprediksi seberapa besar pengaruh variabel disiplin (X1) dan
variabel pelatihan (X2) secara bersama-sama terhadap variabel kinerja petugas
(Y) digunakan persamaan regresi ganda. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel IV.25. Hasil Pengujian Regresi Pengaruh Variabel Disiplin (X1) Dan
Variabel Pelatihan (X2) Secara Bersama-sama Terhadap Variabel Kinerja Petugas (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std.
Error Beta Lower Bound
Upper Bound
1 (Constant) 9,497 3,204 2,964 0,004 3,102 15,892 Disiplin 0,333 0,059 0,520 5,660 0,000 0,215 0,450 Pelatihan 0,200 0,055 0,335 3,644 0,001 0,091 0,310
a. Dependent Variable: Kinerja Petugas Sumber: Data Diolah
Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat besarnya konstanta a = 9,497, b =
0,333dan c = 0,200. Dari besarnya nilai a, b dan c tersebut selanjutnya dapat
disusun persamaan regresi ganda antara X1, X2 dan Y, yaitu:
Y = a + b1 X1+ b2X2
Y = 9,497+ 0,333X1 + 0,200X2
Dari persamaan regresi di atas dapat diprediksi seberapa besar pengaruh
variabel disiplin (X1) dan variabel pelatihan (X2) secara bersama-sama
terhadap variabel kinerja petugas (Y). Ini menunjukkan bahwa apabila
variabel disiplin (X1) dan variabel pelatihan (X2) secara bersama-sama
meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan variabel kinerja petugas (Y)
sebesar 0,333atau 33,3 % dan 0,200atau 20%.
d) Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel disiplin (X1) dan
variabel pelatihan (X2) secara bersama-sama terhadap variabel kinerja petugas
(Y) digunakan rumus uji signifikansi koefisien regresi ganda (Uji F). Hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV. 26 Tabel Rangkuman Analisis Regresi Dengan Persamaan Garis
Y = 9,497 + 0,333 X1 + 0,200 X2
ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1923,406 2 961,703 34,888 0,000a
Residual 1846,880 67 27,565 Total 3770,286 69
a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Disiplin b. Dependent Variable: Kinerja Petugas
Sumber: Data Diolah
Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa F hitung = 34,888. Sedangkan dengan
α (taraf signifikansi) = 0,05 (5 %), dk pembilang = k = jumlah variabel
independen = 2 dan dk penyebut = n-k-1 = 70-2-1 = 67 maka F tabel = 3,150. Jadi,
F hitung > F tabel (34,888>3,150). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh variabel disiplin (X1) dan variabel pelatihan (X2) secara bersama-sama
terhadap variabel kinerja petugas (Y) signifikan dan memiliki kebermaknaan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed Revisi, Jakarta: Rineka
Cipta. Handoko T.H., 2005. Manajeman Personalia Dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu, SP., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara. Mangkunegara, A. A. AP., 2013. Manajemen Sumber Daya Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya. Nawawi, H., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Untuk Bisnis yang
Kompetitif, Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. Sedarmayanti, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan Ketiga, Bandung: Refika Aditama.
Wibowo, 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pres. Riduwan, 2011. Dasar-dasar Statistik, Edisi Revisi, Bandung: Alfabet. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kunatitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Umam, K., 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia. Uyanto, SS., 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
KUESIONER
HUBUNGAN DISIPLIN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PETUGAS PADA DINAS PENCEGAH PEMADAM
KEBAKARAN KOTA MEDAN I. IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden : ........... (diisi oleh penulis)
2. Inisial Nama : ...........
3. Umur : ........... tahun
4. Pangkat/Golongan : .....................................................
5. Pendidikan Terakhir : .....................................................
6. Masa Kerja : ........... tahun
II. KUESIONER VARIABEL INDEPENDEN
A. DISIPLIN PETUGAS (X1) Petunjuk: Pernyataan-pernyataan ini dinilai dengan memberikan tanda (√) pada salah satu pilihan yang paling sesuai menurut Saudara. Adapun makna tanda tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Kurang Setuju (KS) 4. Tidak Setuju (TS) 5. Sangat Tidak Setuju (STS)
DISIPLIN
No. Pernyataan SS S KS TS STS Tujuan dan Kemampuan 1 Petugas harus memiliki disiplin tinggi supaya dapat
meningkatkan kinerjanya
2 Petugas dapat menambah kemampuan/keterampilan di bidang kebakaran supaya berkinerja baik
Keteladanan Pimpinan 3 Pimpinan menempatkan petugas dalam bidang kerja
sesuai dengan latar belakang pendidikannya
4 Pimpinan dapat memberikan contoh tauladan dalam berperilaku kepada teman kerja
Balas Jasa 5 Petugas yang mampu melaksanakan tugas dengan baik
dapat dipromosikan untuk mendapatkan tanggung jawab lebih besar
6 Tingkat kehadiran petugas dapat dijadikan sebagai kriteria promosi jabatan
Keadilan 7 Setiap petugas harus dapat bekerjasama dengan baik
supaya beban tugas lebih ringan
8 Pimpinan mau membantu memecahkan permasalahan pekerjaan setiap petugas apabila dibutuhkan
Waskat 9 Hasil kerja petugas dievaluasi pimpinan 10 Pimpinan membimbing petugas yang berkinerja kurang
baik
Sanksi Hukuman 11 Peraturan kedisiplinan petugas diterapkan pimpinan 12 Petugas yang melanggar peraturan diberikan sanksi
tanpa membeda-bedakan
Ketegasan 13 Pimpinan menegur setiap petugas yang melanggar
peraturan
14 Apabila petugas masih melakukan pelanggaran setelah ditegur, pimpinan seharusnya melakukan sanksi secara tertulis
B. PELATIHAN PETUGAS (X2)
Petunjuk: Pernyataan-pernyataan ini dinilai dengan memberikan tanda (√) pada salah satu pilihan yang paling sesuai menurut Saudara. Adapun makna tanda tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Kurang Setuju (KS) 4. Tidak Setuju (TS) 5. Sangat Tidak Setuju (STS)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
Jenis Pelatihan
1 Pelatihan yang diselenggarakan sesuai kebutuhan petugas
2 Pelatihan yang diselenggarakan didukung dengan alat peraga
Tujuan Pelatihan
3 Petugas mampu melaksanakan materi pelatihan setelah mengikuti pelatihan
4 Petugas mengikuti pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dalam pekerjaan
Materi yang diajarkan
5 Saya memiliki kesempatan untuk memilih materi pada kegiatan pelatihan sesuai kebutuhan dan tupoksi saya
6 Materi yang disampaikan dalam pelatihan mendukung pekerjaan sehari-hari saya
Metode yang digunakan
7 Metode penyampaian yang diberikan saat pelatihan sangat menarik, sehingga mudah untuk mengingatnya.
8 Metode pelatihan yang digunakan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman pesertanya
Kemampuan petugas
9 Saya berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program pelatihan
10 Saya menguasai berbagai materi pelatihan yang diberikan dengan cepat
Kemampuan Instruktur
11 Pelatih atau instruktur dapat menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami
12 Pelatih selalu melaksanakan evaluasi setelah kegiatan pelatihan selesai
Waktu
13 Waktu penyelenggaraan pelatihan bagi petugas mencukupi dalam memahami materi pelatihan
14 Waktu penyelenggaraan pelatihan selanjutnya sebaiknya tidak terlalu lama
III. KUESIONER VARIABEL DEPENDEN
KINERJA PETUGAS (Y) Petunjuk: Pernyataan-pernyataan ini dinilai dengan memberikan tanda (√) pada salah satu pilihan yang paling sesuai menurut Saudara. Adapun makna tanda tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Kurang Setuju (KS) 4. Tidak Setuju (TS) 5. Sangat Tidak Setuju (STS)
No. Pernyataan untuk Kinerja Petugas SS S KS TS STS
Kemampuan 1. Petugas menunjukkan kemampuan teknis
dengan maksimal di lapangan sesuai tupoksi saya
2. Petugas tahu dan menyadari bahwa tugas yang dihadapi memerlukan kecepatan bertindak
Motivasi 3. Petugas berupaya melakukan tugas
walaupun beresiko besar kepada jiwanya dan orang lain
4. Petugas selalu berupaya untuk cepat sampai ke lokasi kebakaran walaupun ketepatan waktunya jarang terwujud
Dukungan yang diterima 5. Dalam bekerja petugas didukung sarana di
lapangan yang memadai
6. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan dalam melaksanakan arahan disukai oleh petugas
Keberadaan pekerjaan 7. Beban kerja petugas dapat diselesaikan
dengan kerjasama kelompok yang baik
8. Keselamtan jiwa lebih diutamakan dalam melaksanakan tugas yang dilakukan
Hubungan dengan Organisasi 9. Pimpinan selalu berupaya meningkatkan
kinerja petugas
10. Petugas terpacu untuk meningkatkan kinerja dengan adanya penilaian kinerja saat ini
Lampiran 2 Tabel Jadwal Penelitian Sejak Pengajuan Judul Hingga Sidang Meja Hijau
Direncanakan
No Kegiatan Tahun 2014
Januari Februari Maret April Mei Juni
12. Pengajuan judul
13. Penyusunan proposal
14. Perbaikan proposal
15. Seminar proposal
16. Perbaikan proposal
17. Pengumpulan data
18. Pengolahan data
19. Penulisan skripsi
20. Bimbingan skripsi
21. Penyiapan berkas
22. Sidang Meja Hijau
Lampiran Hasil Pengolahan data DISIPLIN Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N %
Cases Valid 70 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 70 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,950 ,950 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted d1 46,4571 111,875 ,852 ,865 ,944 d2 46,6000 112,504 ,844 ,885 ,944 d3 47,3000 121,604 ,474 ,487 ,953 d4 46,8143 115,429 ,724 ,683 ,947 d5 46,9000 116,236 ,746 ,766 ,947 d6 46,8286 116,666 ,676 ,565 ,948 d7 46,7286 112,577 ,858 ,850 ,944 d8 46,8571 115,168 ,789 ,842 ,946 d9 47,0571 117,591 ,663 ,672 ,949 d10 46,6286 115,164 ,792 ,856 ,946 d11 46,7857 113,475 ,842 ,912 ,944 d12 47,0571 115,852 ,746 ,655 ,947 d13 46,6714 112,195 ,841 ,886 ,944 d14 47,0714 119,893 ,521 ,515 ,952
PELATIHAN Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N %
Cases Valid 70 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 70 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,965 ,965 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted p1 43,6429 131,189 ,853 ,835 ,961 p2 43,7571 129,636 ,812 ,830 ,962 p3 43,8000 130,829 ,810 ,794 ,962 p4 43,8857 133,291 ,792 ,671 ,962 p5 43,5286 132,948 ,820 ,770 ,962 p6 43,5000 137,674 ,540 ,513 ,968 p7 43,8000 129,351 ,862 ,825 ,961 p8 43,7286 132,375 ,810 ,750 ,962 p9 43,4571 135,150 ,788 ,709 ,963 p10 43,8000 131,930 ,726 ,728 ,964 p11 43,6571 130,663 ,819 ,811 ,962 p12 43,6143 128,849 ,931 ,906 ,959 p13 43,6000 130,707 ,899 ,860 ,960 p14 43,7857 132,751 ,757 ,711 ,963
KINERJA Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N %
Cases Valid 70 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 70 100,0
a, Listwise deletion based on all variables in the procedure,
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,925 ,925 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted k1 31,9857 45,145 ,639 ,785 ,921 k2 31,8857 45,494 ,686 ,799 ,918 k3 32,2857 44,294 ,741 ,678 ,915 k4 32,1571 43,787 ,718 ,645 ,917 k5 32,4714 46,340 ,647 ,639 ,920 k6 32,1000 45,657 ,713 ,741 ,917 k7 32,1000 44,062 ,780 ,774 ,913 k8 32,0429 42,679 ,822 ,815 ,911 k9 32,0286 43,217 ,792 ,790 ,912 k10 32,3714 45,628 ,589 ,548 ,924
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 20-30 tahun 8 11,4 11,4 11,4
31-40 tahun 41 58,6 58,6 70,0 41-50 tahun 21 30,0 30,0 100,0 Total 70 100,0 100,0
Pangkat/Gol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Pengatur Muda / II a 5 7,1 7,1 7,1
Pengatur Muda Tk, I / II b 54 77,1 77,1 84,3 Pengatur / II c 4 5,7 5,7 90,0 Penata Muda / III a 7 10,0 10,0 100,0 Total 70 100,0 100,0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid SMA sederajat 63 90,0 90,0 90,0
S 1 Sederajat 7 10,0 10,0 100,0 Total 70 100,0 100,0
Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 1-10 tahun 14 20,0 20,0 20,0
11-20 tahun 52 74,3 74,3 94,3 21-30 tahun 4 5,7 5,7 100,0 Total 70 100,0 100,0
Regression
Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered Variables Removed Method
1 Disiplina , Enter a, All requested variables entered, b, Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb Model
R R Square Adjusted R
Square Std, Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 ,643a ,413 ,404 5,705 1,723
a, Predictors: (Constant), Disiplin b, Dependent Variable: Kinerja
ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig, 1 Regression 1557,350 1 1557,350 47,855 ,000a
Residual 2212,936 68 32,543 Total 3770,286 69
a, Predictors: (Constant), Disiplin b, Dependent Variable: Kinerja
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig,
95,0% Confidence Interval for B
B Std, Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant)
14,964 3,076 4,865 ,000 8,826 21,102
Disiplin ,411 ,059 ,643 6,918 ,000 ,293 ,530 a, Dependent Variable: Kinerja
Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std, Deviation N
Predicted Value 25,66 42,53 35,71 4,751 70 Residual -14,880 18,638 ,000 5,663 70 Std, Predicted Value -2,116 1,434 ,000 1,000 70 Std, Residual -2,608 3,267 ,000 ,993 70 a, Dependent Variable: Kinerja
Charts
Regression
Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered Variables Removed Method
1 Pelatihana , Enter a, All requested variables entered, b, Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std, Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,525a ,276 ,265 6,336 1,800 a, Predictors: (Constant), Pelatihan b, Dependent Variable: Kinerja
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig, 1 Regression 1040,289 1 1040,289 25,912 ,000a
Residual 2729,996 68 40,147 Total 3770,286 69
a, Predictors: (Constant), Pelatihan b, Dependent Variable: Kinerja
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig,
95,0% Confidence Interval for B
B Std, Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant)
20,929 3,002 6,972 ,000 14,939 26,919
Pelatihan ,314 ,062 ,525 5,090 ,000 ,191 ,438 a, Dependent Variable: Kinerja
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std, Deviation N Predicted Value 29,41 42,62 35,71 3,883 70 Residual -14,587 15,271 ,000 6,290 70 Std, Predicted Value -1,622 1,777 ,000 1,000 70 Std, Residual -2,302 2,410 ,000 ,993 70 a, Dependent Variable: Kinerja
Charts
Regression
Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered Variables Removed Method
1 Pelatihan, Disiplina
, Enter
a, All requested variables entered, b, Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb Model
R R Square Adjusted R
Square Std, Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 ,714a ,510 ,496 5,250 1,750
a, Predictors: (Constant), Pelatihan, Disiplin b, Dependent Variable: Kinerja
ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig, 1 Regression 1923,406 2 961,703 34,888 ,000a
Residual 1846,880 67 27,565 Total 3770,286 69
a, Predictors: (Constant), Pelatihan, Disiplin b, Dependent Variable: Kinerja
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig,
95,0% Confidence Interval for B
B Std, Error Beta Lower Bound Upper Bound 1 (Constant) 9,497 3,204 2,964 ,004 3,102 15,892
Disiplin ,333 ,059 ,520 5,660 ,000 ,215 ,450 Pelatihan ,200 ,055 ,335 3,644 ,001 ,091 ,310
a, Dependent Variable: Kinerja
Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std, Deviation N
Predicted Value 24,30 45,63 35,71 5,280 70 Residual -14,489 15,031 ,000 5,174 70 Std, Predicted Value -2,163 1,877 ,000 1,000 70 Std, Residual -2,760 2,863 ,000 ,985 70 a, Dependent Variable: Kinerja
Charts