pengaruh chief financial officer expert power …repository.umrah.ac.id/1650/1/putri...

20
1 PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER, CHIEF FINANCIAL OFFICER POLITICAL POWER, LEVERAGE, PROFITABILITY DAN INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP TARIF PAJAK EFEKTIF PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016 Putri Wati 1 , Sri Ruwanti 2 , Fatahurrazak 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Email : [email protected] ABSTRACT Tarif pajak efektif adalah penerapan keefektifan suatu perusahaan dalam mengelola beban pajaknya dengan membandingkan beban pajak penghasilan dengan laba sebelum pajak. Semakin rendah nilai tarif pajak efektif maka tarif pajak efektif akan semakin baik dan kinerja perusahaan akan semakin baik dalam mengelola keefektifitasan pajaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Chief Financial Officer Expert Power, Chief Financial Officer Political Power, Leverage, Profitabilitas dan Intensitas Persediaan terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 23 sampel yang memenuhi kriteria dari 138 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Dan hasil dalam penelitian ini mendapatkan bahwa leverage dan intensitas persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Dan Chief Financial Officer Expert Power, Chief Financial Officer Political Power dan Probabilitas tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Kata kunci : Tarif pajak efektif, Chief Financial Officer Expert Power, Chief Financial Officer Political Power, Leverage, Profitabilitas dan Intensitas Persediaan

Upload: truongminh

Post on 23-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

1

PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER, CHIEF

FINANCIAL OFFICER POLITICAL POWER, LEVERAGE,

PROFITABILITY DAN INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP TARIF

PAJAK EFEKTIF PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016

Putri Wati1, Sri Ruwanti2, Fatahurrazak3

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Email : [email protected]

ABSTRACT

Tarif pajak efektif adalah penerapan keefektifan suatu perusahaan dalam

mengelola beban pajaknya dengan membandingkan beban pajak penghasilan

dengan laba sebelum pajak. Semakin rendah nilai tarif pajak efektif maka tarif

pajak efektif akan semakin baik dan kinerja perusahaan akan semakin baik dalam

mengelola keefektifitasan pajaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Chief Financial Officer Expert Power, Chief Financial

Officer Political Power, Leverage, Profitabilitas dan Intensitas Persediaan

terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini

adalah purposive sampling dan didapatkan 23 sampel yang memenuhi kriteria dari

138 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Dan hasil dalam penelitian

ini mendapatkan bahwa leverage dan intensitas persediaan berpengaruh terhadap

tarif pajak efektif. Dan Chief Financial Officer Expert Power, Chief Financial

Officer Political Power dan Probabilitas tidak berpengaruh terhadap tarif pajak

efektif.

Kata kunci : Tarif pajak efektif, Chief Financial Officer Expert Power, Chief

Financial Officer Political Power, Leverage, Profitabilitas dan

Intensitas Persediaan

Page 2: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

2

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kurang lebih 17.506 pulau dan sebanyak 92 pulau

termasuk pulau-pulau terluar. Diantara 92 pulau terluar tersebut, Indonesia

memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak. Dengan

adanya perusahaan besar di Indonesia seperti perusahaan manufaktur maupun

perusahaan jasa menyebabkan perekonomian di pulau-pulau tersebut menjadi

meningkat. Kondisi ini juga dapat menguntungkan pemerintah dalam sektor pajak

sebagai penerimaan Negara.

Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1) huruf b

menjelaskan bahwa subjek pajak badan adalah sekumpulan orang dan/atau

modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak

melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lainnya, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah dengan

nama dan bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau

organisasi lainnya lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi

kolektif dan bentuk usaha tetap lainnya. Dalam hal ini, perusahaan sebagai subjek

pajak menganggap pajak sebagai biaya sehingga perlu dilakukan usaha-usaha atau

strategi tertentu untuk menguranginya. Perusahaan biasanya cenderung

melakukan manajemen pajak dengan tujuan mengecilkan pajaknya .

Berdasarkan website resmi Dirjen pajak, realisasi penerimaan pajak tahun

2016 mencapai Rp 870,954 triliun atau 64,27 % dari target penerimaan pajak yang

ditetapkan sesuai APBN-P 2016 sebesar Rp 1.355,203 triliun. Angka ini lebih

tinggi 13,30 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 yang mana total

realisasi penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 768,691 triliun. Jika penerimaan

pajak dipisahkan antara penerimaan Non PPh Migas yang menghimpun pajaknya

merupakan tanggungjawab Ditjen pajak dengan penerimaan PPh Migas yang

merupakan satu-satunya jenis pajak yang menjadi kewajiban Kontraktor Kontrak

Kerja Sama (KKKS), maka penerimaan pajak yang dikelola langsung oleh Ditjen

pajak, yakni penerimaan Non PPh Migas hingga 31 Oktober 2016 adalah Rp

842,979 triliun atau sebenarnya lebih tinggi 16,28% dibandingkan periode yang

sama di tahun 2015 yang mana total realisasi penerimaan pajak tercatat sebesar

Rp 724,968 triliun. Dapat kita lihat penerimaan pajak dari tahun ke tahun semakin

meningkat sehingga menyebabkan penerimaan Negara juga meningkat melalui

sektor pajak.

Bagi perusahaan, pajak terlalu tinggi akan mengurangi laba atau

pendapatan perusahaan sehingga di dalam perusahaan memerlukan peran dari

seorang Chief Financial Officer Expert Power dan Chief Financial Officer

Political Power untuk meminimalkan pajak yang akan dibayarkan oleh

perusahaan (Handayani dan Yumsih, 2016).

CFO yang memiliki keahlian dalam bidang keuangan (seperti sertifikasi

professional, latar belakang keuangan dan pengalaman) cenderung dapat

mengestimasi keuangan dengan baik dibandingkan dengan CFO yang belum

berpengalaman dalam bidangnya. CFO Political Power adalah CFO yang

memiliki hubungan politik dengan pemerintah dan mendukung perusahaan dalam

Page 3: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

3

menjalankan tugasnya, karena memberikan banyak manfaat bagi perusahaan

(Handayani dan Yumsih, 2016).

Perusahaan yang menggunakan utang pada komposisi pembiayaan, maka

akan ada beban bunga yang harus dibayar. Salah satu kebijakan pendanaan adalah

kebijakan leverage yaitu tingkat hutang yang digunakan perusahaan untuk

membiayai aktivitas operasinya (Dharma dan Ardiana, 2016). Semakin tinggi

leverage, maka semakin tinggi pula jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga

yang digunakan perusahaan dan semakin tinggi biaya bunga yang timbul dari

utang tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh

berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang perusahaan,

maka tarif pajak efektif semakin kecil.

Selain dengan memanfaatkan leverage, perusahaan juga dapat menekan

tingkat profitabilitas yang digambarkan oleh return on asset untuk

memaksimalkan tarif pajak perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas yang tinggi, maka akan dikenakan tarif pajak yang tinggi.

Perusahaan yang memiliki beban pajak yang tinggi cenderung melakukan

penghindaran pajak yang membuat tarif pajak perusahaan semakin rendah (Imelia,

2015).

Intensitas persediaan menggambarkan seberapa besar kekayaan

perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk persediaan. Persediaan atau suatu

jenis aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan untuk kegiatan

operasional perusahaan yang menimbulkan harga pokok penjualan dalam

penilainnya sebagai pengurang beban pajak penghasilan. Beban-beban tersebut

akan mengurangi laba bersih perusahaan dan mengurangi jumlah tarif pajak yang

dibayarkan oleh perusahaan (Putri dan Lautania, 2016).

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

chief financial officer expert power, chief financial political power, leverage,

profitabilitas dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016

baik secara parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisis pengaruh chief financial officer expert power, chief financial

political power, leverage, profitabilitas dan intensitas persediaan terhadap tarif

pajak efektif.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Tarif Pajak Efektif

Berdasarkan website resmi Dirjen pajak, tarif pajak badan ditentukan oleh

pemerintah sesuai Undang-Undang No 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat (2) yang

berisi tarif pajak penghasilan wajib pajak badan adalah sebesar 25% yang mulai

berlaku sejak tahun 2010. Tarif pajak sebesar 25% meupakan update dari pasal 17

ayat (1) huruf b pada Undang-Undang No 36 Tahun 2008 yang berisi tarif pajak

bagi wajib pajak badan dalam Negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28%.

Penurunan tarif ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran membayar pajak

dari wajib pajak badan karena tarif telah diturunkan sehingga tidak lagi terlalu

membebani perusahaan. Tarif pajak dikatakan efektif apabila tarif pajak yang

Page 4: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

4

dikenakan diatas 25% sesuai dengan Undang-Undang No 36 Tahun 2008 pasal 17

ayat (2).

Tarif pajak efektif merupakan penerapan keefektifan suatu perusahaan

dalam mengelola beban pajaknya dengan membandingkan beban pajak dengan

total laba sebelum pajak. Semakin rendah persentase tarif pajak efektif, semakin

baik kinerja suatu perusahaan dalam mengelola keefektifitasan pajaknya (Putri

dan Lautania, 2016).

Tarif Pajak Efektif =Total Beban Pajak Penghasilan

Laba Sebelum Pajak

Chief Financial Officer Expert Power

Chief Financial Officer Expert Power adalah seorang CFO yang memiliki

kemampuan yang kuat dan berpengalaman dalam bidang akuntansi atau bidang

keuangan. Variabel Chief Financial Officer Expert Power diukur dengan

memberikan nilai 1 untuk seseorang yng memiliki kemampuan dan pengalaman

dalam bidang akuntansi atau bidang keuangan dan 0 jika tidak memiliki

kemampuan dan pengalaman dibidang akuntansi atau bidang keuangan

(Handayani dan Yumsih, 2016).

Chief Financial Officer Political Power

Chief Financial Officer Political Power adalah seorang CFO yang

memiliki hubungan politik dengan pemerintah atau partai politik dan mendukung

perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena memberikan banyak manfaat

bagi perusahaan. Variabel Chief Financial Officer Political Power diukur dengan

memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang salah satu pemegang sahamnya adalah

pemerintah atau partai politik dan 0 jika tidak ada kepemilikan pemerintah atau

partai politik (Handayani dan Yumsih, 2016).

Leverage

Menurut Hery (2016:162), leverage merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh utang. Dengan kata

lain, leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset.

Leverage juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang maupun

kewajiban jangka pendek.

Imelia (2015), menjelaskan bahwa hutang jangka panjang adalah

kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan yang jangka waktu pelunasannya lebih

dari satu tahun, sedangkan hutang jangka pendek adalah semua kewajiban yang

harus dilunasi oleh perusahaan dalam kurung waktu maksimal satu tahun. Jenis

rasio utang yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio yaitu

rasio untuk menilai utang terhadap ekuitas dalam pendanaan perusahaan.

Page 5: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

5

𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =Total Kewajiban

Total Ekuitas

Profitability

Profitability merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas

manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari

penjualan dan pendapatan investasi. Untuk menghitung profitabilitas peneliti

menggunakan Return On Asset (ROA), karena ROA menunjukan efektifitas

perusahaan dalam mengelola aset baik modal sendiri maupun dari modal

pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif perusahaan dalam mengelola

aset (Handayani dan Yumsih, 2016).

Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset (Return On Asset) berarti

semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana

yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian

atas aset (Return On Asset) berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (ROA) =Laba bersih

Total Asset

Intensitas Persediaan

Menurut Subramanyam (2012:279), persediaan adalah barang yang dijual

dalam aktivitas normal perusahaan, dengan pengecualian organisasi jasa tertentu,

persediaan merupakan aset inti dan penting dalam perusahaan yang merupakan

komponen utama dari aset operasi dan langsung mempengaruhi laba. Intensitas

persediaan dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan

persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua.

Intensitas Persediaan = Harga Pokok Penjualan

(Persediaan Awal + Persediaan Akhir)/2

Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Chief Financial Officer

Expert Power (X1)

Chief Financial Officer

Political Power (X2)

Leverage (X3)

Profitability (X4)

Intensitas Persediaan (X5)

Tarif Pajak Efektif (Y)

Page 6: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

6

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Chief Financial Officer Expert Power terhadap Tarif Pajak Efektif pada Perusahaan Manufaktur

Chief Financial Officer Expert Power (CFO) adalah seorang CFO yang

memiliki kemampuan yang kuat dan berpengalaman dalam bidang akuntansi atau

bidang keuangan (Handayani dan Yumsih, 2016).

Ketika seorang CFO memiliki latar belakang pendidikan, subjek utama

dan pengalaman dibidang akuntansi dan keuangan yang lama, maka perusahaan

akan memiliki tarif pajak efektif yang rendah. Dengan pengalaman tersebut

seorang CFO dapat melakukan manipulasi atas laporan laba rugi untuk

mengurangi tarif pajak efektif tanpa memperhitungkan kepentingan dari pemilik

perusahaan sebagai principal (Handayani dan Yumsih, 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Handayani dan Yumsih,

2016), chief financial officer expert power terbukti berpengaruh signifikan

terhadap tarif pajak efektif.

H1 : Diduga Chief Financial Officer Expert Power Berpengaruh

Terhadap Tarif Pajak Efektif

Pengaruh Chief Financial Officer Political Power terhadap Tarif Pajak

Efektif pada Perusahaan Manufaktur

Chief Financial Officer Political Power adalah seorang CFO yang

memiliki hubungan politik dengan pemerintah dan mendukung perusahaan dalam

menjalankan usahanya, karena memberikan banyak manfaat bagi perusahaan

(Handayani dan Yumsih, 2016).

Penelitian yang dilakukan Faccio (2006) dalam Dharma dan Ardiana

(2016) menjelaskan bahwa perusahaan dianggap memiliki koneksi politik jika

setidaknya salah satu pemegang saham yang besar (seorang yang mengendalikan

setidaknya 10% dari total saham dengan hak suara) atau salah satu pimpinan

perusahaan (CEO, presiden, wakil presiden, ketua dan sekretaris) adalah anggota

parlemen, menteri, atau orang yang berkaitan erat dengan politikus atau partai

politik.

H2 : Diduga Chief Financial Officer Political Power Berpengaruh

Terhadap Tarif Pajak Efektif

Pengaruh Leverage terhadap Tarif Pajak Efektif pada Perusahaan

Manufaktur

Menurut Imelia (2015), manajemen perusahaan harus dapat mengatur

hutang dalam perusahaan yang tujuannya agar menguntungkan dan mengindari

kerugian akibat timbulnya utang. Hutang yang digunakan oleh manajer untuk

menekan biaya pajak perusahaan dengan memanfaatkan biaya bunga hutang. Jika

biaya bunga hutang dapat digunakan untuk menekan beban pajak, maka ada

kemungkinan manajer memilih menggunakan utang untung pendanaan guna

untuk mendapatkan benefit berupa biaya bunga hutang. Biaya bunga hutang yang

Page 7: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

7

timbul akan digunakan sebagai pengurang pajak sehingga dapat meningkatkan

laba perusahan. Semakin besar tingkat hutang akan menurunkan tarif pajak

efektif.

H3 : Diduga Leverage Berpengaruh Terhadap Tarif Pajak Efektif

Pengaruh Profitability terhadap Tarif Pajak Efektif pada Perusahaan

Manufaktur

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Return on asset digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba

sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset (Imelia, 2015).

Menurut Putri (2016), aset suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham

dan kreditor, sehingga aset tersebut akan menjadi modal kerja bagi perusahaan

dalam melakukan usahanya. Perputaran aset perusahaan yang cepat, akan

berbanding lurus dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasi

perusahaan. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk memperoleh laba yang

tinggi harus mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar persentase

tertentu yang telah ditetapkan dari laba yang diperoleh.

H4 : Diduga Profitability Berpengaruh terhadap Tarif Pajak Efektif

Pengaruh Intensitas Persediaan terhadap Tarif Pajak Efektif Pada

PerusahaanManufaktur

PSAK No. 14 mengatur biaya yang timbul atas kepemilikan persediaan

yang besar harus dikeluarkan dari biaya persediaan da diakui sebagai beban dalam

periode terjadinya biaya. Biaya tambahan atas adanya persediaan yang besar akan

menyebabkan penurunan laba perusahaan. Jika laba perusahaan mengecil, maka

pajak yang dibayarkan oleh perusahaan akan menurun.

Munurut (Putri dan Lautania, 2016), Seorang manajer di dalam suatu

perusahaan akan berusaha meminimalisir beban tambahan karena banyaknya

persediaan agar tidak mengurangi laba perusahaan. Manajer juga akan

memaksimalkan biaya tambahn yang terpaksa ditanggung untuk menekan beban

pajak. Cara lain yang digunakan manajer adalah dengan membebankan biaya

tambahan persediaan untuk menurunkan laba perusahaan sehingga dapat

menurunkan beban pajak perusahaan. Jika laba perusahaan mengecil, maka akan

menyebabkan menurunnya pajak yang dibayarkan oleh perusahaan.

H5 : Diduga Intensitas Persediaan Berpengaruh terhadap Tarif Pajak

Efektif

H6 : Diduga Chief Financial Officer Expert Power, Chief Financial Officer

Political Power, Leverage, Profitability dan Intensitas Persediaan

berpengaruh secara simultan terhadap Tarif Pajak Efektif.

Page 8: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

8

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

variabel independen yakni Chief Financial Officer Expert Power, Chief Financial

Officer Political Power, Leverage, Profitability dan Intensitas Persediaan terhadap

variabel dependen yakni Tarif Pajak Efektif. Populasi pada penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun

2013 hingga 2016.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi variabel-variabel

independen penelitian yaitu Chief Financial Officer Expert Power, Chief

Financial Officer Polotical Power, Leverage, Profitability dan Intensitas

Persediaan, dan variabel dependen penelitian yaitu tarif pajak efektif.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Informasi tentang data yang diperlukan diperoleh dari

Laporan Keuangan dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang diunduh dari

website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah pengambilan

sampel berdasarkan pertimbangan subjek penelitian (Sugiyono, 2013 : 85).

Sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel

yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representative pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.

Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek

Indonesia tahun 2013-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :

1. Perusahaan manufaktur yang melaporkan Laporan Keuangan secara

lengkap per 31 Desember tahun 2013-2016.

2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam mata

uang Rupiah selama periode 2013-2016.

3. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba bersih selama periode

2013-2016.

4. Perusahaan yang tidak mengungkapkan Direktur Keuangan selama periode

2013-2016.

Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan

setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 23 perusahaan

dan 92 data observasi.

Page 9: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

9

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda. Dengan bantuan SPSS 20.0. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik

deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan

heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).

Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan

variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui pengaruh chief financial officer expert power, chief

financial political power, leverage, profitabilitas dan intensitas persediaan

terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2012-2016.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Analisis Statistik deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

(Ghozali, 2013:19). Setelah melakukan konversi data kedalam skor standardized

(z-score), maka dalam penelitian ini data yang termasuk kedalam data outlier

adalah sebanyak 3 data. Sehingga jumlah data yang digunakan sebanyak 49 dari

92 data yang diamati. Berikut hasil analisis statistik deskriptif setelah outlier.

Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LEV 49 .1248 1.9724 .809989 .5400715

ROA 49 .0112 .2726 .089710 .0637946

INVINT 49 .4050 3.2169 1.286278 .6525914

ETR 49 .1667 .3988 .250532 .0424649

Valid N (listwise) 49

Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Hasil Uji Normalitas

Tabel 2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 49

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .03480557

Most Extreme Differences

Absolute .092

Positive .092

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .642

Asymp. Sig. (2-tailed) .804

Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Page 10: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

10

Hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan signifikan sebesar 0,804

dimana hasil ini lebih besar dari tingkat signifikan sebesar 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data telah terdistribusi normal.

Hasil Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013:105) untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikoliniearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai umum yang dipakai untuk

menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≥

0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10.

Tabel 3 Hasil Uji Multikoliniearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

CFO_EP .942 1.061

CFO_PP .882 1.133

LEV .605 1.652

ROA .761 1.314

INVINT .660 1.515

Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji multikoliniearitas diatas dapat dilihat bahwa dapat

disimpulkan masing-masing variabel independen yaitu chief financial officer

expert power, chief financial officer political power, leverage, profitabilitas dan

intensitas persediaan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance

diatas 0,10 dan nilai variance inflation factor (VIF) dibawah 10 sehingga model

persamaan regresi dalam penelitian ini tidak terdapat masalah pada uji

multikoliniearitas dan model persamaan regresi dapat digunakan dalam penelitian

ini.

Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi.

Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak

layak dipakai prediksi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya

autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW).

Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .555a .308 .228 .0367735 2.166

Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Page 11: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

11

Berdasarkan tabel Durbin-Watson diatas diketahui bahwa nilai Durbin-

Watson hitung sebesar 2,166. Apabila dibandingkan dengan nilai Durbin-Watson

tabel pada tingkat signifikan 5%, dengan k=5 dan n=49 maka diperoleh dL =

1,3258 dan dU = 1,7716 , maka nilai 4-dU = 2,2284 dan nilai 4-dL = 2,6742.

Hasil dari Durbin-Watson hitung sebesar 2,140 dan nilai ini berada diposisi antara

dU dengan 4-dU, yaitu antara 1,7716 dan 2,2284, yang artinya bahwa tidak

adanya gejala autokorelasi dalam model regresi ini.

Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda

disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung

heterokedastisitas. Untuk melihat heterokedastisitas, maka dilakukan uji Rank

Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05 dan melihat model regresi

tidak terkandung adanya Heterokedastisitas (Ghozali, 2013:139). Tabel 5 Hasil Uji Heterokedastisitas Rank Spearman

Correlations

CFO_EP

CFO_PP

LEV ROA INVINT Unstandardized Residual

Spearman's rho

CFO_EP

Correlation Coefficient

1.000 .043 -.010 -.092 .245 -.010

Sig. (2-tailed) . .769 .945 .530 .090 .945

N 49 49 49 49 49 49

CFO_PP

Correlation Coefficient

.043 1.000 .013 .300* -.021 -.016

Sig. (2-tailed) .769 . .928 .036 .886 .914

N 49 49 49 49 49 49

LEV

Correlation Coefficient

-.010 .013 1.000 -

.427** .495** -.042

Sig. (2-tailed) .945 .928 . .002 .000 .775

N 49 49 49 49 49 49

ROA

Correlation Coefficient

-.092 .300* -

.427** 1.000 -.049 .027

Sig. (2-tailed) .530 .036 .002 . .738 .852

N 49 49 49 49 49 49

INVINT

Correlation Coefficient

.245 -.021 .495** -.049 1.000 -.026

Sig. (2-tailed) .090 .886 .000 .738 . .860

N 49 49 49 49 49 49

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient

-.010 -.016 -.042 .027 -.026 1.000

Sig. (2-tailed) .945 .914 .775 .852 .860 .

N 49 49 49 49 49 49

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data Olahan Penulis, 2018

Page 12: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

12

Berdasarkan output pada tabel 5 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk

variabel chief financial officer expert power (CFO_EP) sebesar 0,945, nilai sig

untuk variabel chief financial officer political power (CFO_PP) sebesar 0,914,

nilai sig untuk variabel leverage (LEV) sebesar 0,775, nilai sig untuk variabel

profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA) 0,852 dan nilai sig untuk

variabel intensitas persediaan (INVINT) sebesar 0,860, sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat

dipastikan model tidak mengandung heterokedastisitas.

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .224 .039 5.806 .000

CFO_EP .021 .038 .072 .554 .583

CFO_PP -.022 .020 -.144 -1.068 .292

LEV .051 .012 .668 4.098 .000

ROA .047 .076 .089 .610 .545

INVINT -.008 .003 -.361 -2.312 .026

a. Dependent Variable: ETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 6 maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut:

ETR = 0,224 + 0,021CFO_EPit- 0.022CFO_PPit + 0,051LEVit +

0.047ROAit - 0,008INVINTit + ℮it

Dari persamaan model regresi linear tersebut dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta (α) sebesar 0,224 menyatakan bahwa jika variabel chief

financial officer expert power, chief financial officer political power,

leverage, profitabilitas dan intensitas persediaan dianggap sama dengan

nol, maka nilai tarif pajak efektif sebesar 0,224.

2. Koefisien β1 untuk variabel chief financial officer expert power

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,021. Nilai β1 yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu variabel chief financial

officer expert power, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan

menaikan tarif pajak efektif sebesar 0,021.

3. Koefisien β2 untuk variable chief financial officer political power

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -0,022. Nilai β2 yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu variabel chief financial

Page 13: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

13

officer political power, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan

menurunkan tarif pajak efektif sebesar 0,022.

4. Koefisien β3 untuk variabel leverage

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar 0,051. Nilai β3 yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu variabel leverage, dengan

asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan tarif pajak efektif sebesar

0,051.

5. Koefisien β4 untuk variabel profitabilitas

Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,047. Nilai β4 yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu variable profitabilitas,

dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikan tarif pajak efektif

sebesar 0,047.

6. Koefisien β5 untuk variabel intensitas persediaan

Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar -0,008. Nilai β5 yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu variabel intensitas

persediaan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan tarif

pajak efektif sebesar 0,008.

Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)

Uji signifikansi simultan (uji statistik F) dilakukan pada tingkat

signifikansi 0,05. Apabila nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka H0 dapat

didukung dan Ha tidak dapat didukung, sebaliknya jika nilai probability F lebih

kecil dari 0,05 maka H0 tidak dapat didukung dan Ha didukung (Ghozali,

2013:98).

Tabel 7 Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .026 5 .005 3.834 .006b

Residual .058 43 .001

Total .084 48

a. Dependent Variable: ETR

b. Predictors: (Constant), INVINT, CFO_PP, CFO_EP, ROA, LEV

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 7 mengenai hasil uji signifikasi simultan (uji statistik F)

atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,006 < 0,05,

maka dapat dikatakan bahwa Ha dapat didukung dan H0 tidak dapat didukung.

Sementara itu dapat juga dilihat nilai Fhitung dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung

memiliki nilai sebesar 3,834. Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan

derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df penyebut (n-k). Jumlah variabel

penelitian (k) berjumlah 6, dan jumlah sampel (n) sebanyak 49. Jadi df pembilang

(6-1) = 5 dan df penyebut (49-6) = 41, sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan

95% (α = 5%) adalah 2,44. Jadi Fhitung > Ftabel (2,834 > 2,44) dan tingkat

Page 14: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

14

signifikansi sebesar 0,006 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha dapat

didukung dan H0 tidak dapat didukung artinya chief financial officer expert power

(CFO_EP), chief financial officer political power (CFO_PP), leverage (LEV),

profitabilitas dan intensitas persediaan (INVINT) secara simultan berpengaruh

secara signifikan terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan

menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung

< - Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika

Thitung < Ttabel atau - Thitung > - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis

akan ditolak atau tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013:99).

Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .224 .039

5.806 .000

CFO_EP .021 .038 .072 .554 .583

CFO_PP -.022 .020 -.144 -1.068 .292

LEV .051 .012 .668 4.098 .000

ROA .047 .076 .089 .610 .545

INVINT -.008 .003 -.361 -2.312 .026

a. Dependent Variable: ETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel 8

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel chief financial officer expert power (CFO_EP) memiliki tingkat

signifikansi 0,583 > 0,05. Variabel chief financial officer expert power ini

juga memiliki nilai thitung sebesar 0,554 < 2,01808 (ttabel α = 0,05, df = (49-

6-1) = 42). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H1 tidak dapat didukung dan

H0 dapat didukung, yang berarti variabel chief financial officer expert

power secara parsial tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.

2. Variabel chief financial officer political power (CFO-PP) memiliki nilai

tingkat signifikansi 0,292 > 0,05. Variabel chief financial officer political

power ini juga memiliki nilai thitung sebesar -1,068 > -2,01808 (ttabel α =

0,05, df = (49-6-1) = 42). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2 tidak dapat

didukung, dan H0 dapat didukung, yang berarti variabel chief financial

Page 15: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

15

officer political power secara parsial tidak berpengaruh terhadap tarif

pajak efektif.

3. Variabel leverage (LEV) memiliki nilai tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.

Variabel leverage juga memiliki nilai thitung sebesar 4,098 > 2,01808 (ttabel

α = 0,05, df = (49-6-1) = 42). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 dapat

didukung dan H0 tidak dapat didukung, yang berarti variabel leverage

secara parsial berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.

4. Variabel Profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA)

memiliki nilai tingkat signifikansi 0,545 > 0,05. Variabel profitabilitas

juga memiliki nilai tabel thitung sebesar 0,610 < 2,01808 (ttabel α = 0,05, df =

(49-6-1) = 42). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H4 tidak dapat didukung

dan H0 dapat didukung, yang berarti profitabilitas secara parsial tidak

berepengaruh terhadap tarif pajak efektif.

5. Variabel intensitas persediaan (INVINT) memiliki nilai tingkat

signifikansi 0,026 < 0,05. Variabel intensitas persediaan juga memiliki

nilai thitung sebesar -2,312 < -2,01808 (ttabel α = 0,05, df = (49-6-1) = 42).

Hal ini dapat disimpulkan bahwa H5 dapat didukung dan H0 tidak dapat

didukung, yang berarti intensitas persediaan secara parsial berpengaruh

terhadap tarif pajak efektif.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

1 .555a .308 .228

a. Predictors: (Constant), INVINT, CFO_PP, CFO_EP, ROA, LEV

b. Dependent Variable: ETR

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 9 mengenai hasil uji koefisien determinasi (R2) besarnya

nilai adjusted R2square adalah 0,228 hal ini berarti 22,8% variabel tarif pajak

efektif dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen, chief financial officer

expert power (CFO_EP), chief financial officer political power (CFO_PP),

leverage (LEV), profitabilitas (ROA) dan intensitas persediaan (INVINT).

Sedangkan sisanya yaitu 77,2% (100%-22,8%) dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dijelaskan dalam model ini.

Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Chief Financial Officer Expert Power (CFO_EP) Terhadap Tarif

Pajak Efektif

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Puspita dan Harto (2014),

yang menyatakan bahwa latar belakang keahlian akuntansi atau keuangan komite

audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku penghindaran pajak

Page 16: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

16

perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa peran komite audit tidak efektif

dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan pajak perusahaan di Indonesia.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Handayani dan Yumsih (2016),

yang menyatakan bahwa Chief Financial Officer Expert Power (CFO_EP)

mempunyai pengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif.

Pengaruh Chief Financial Officer Political Power (CFO_PP) terhadap Tarif

Pajak Efektif

Hasil penelitian ini sejalan dengan Dharma dan Ardiana (2016), yang

menyatakan bahwa diduga karena perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki

secara langsung oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah (BUMN /

BUMD) merupakan wajib pajak beresiko rendah berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 71/PMK.03/2010. Penetapan tersebut mengindikasikan bahwa

Direktorat Jenderal Pajak mempercayai perusahaan tersebut sebagai wajib pajak

yang tidak mungkin melakukan tindakan penghindaran pajak. Bukti lain terkait

kepercayaan fiskus terhadap perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki secara

langsung oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah adalah dengan

ditunjuknya BUMN sebagai pemungut.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Handayani dan Yumsih

(2016), yang menyatakan bahwa Chief Financial Officer Political Power

(CFO_PP) mempunyai pengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif di

perusahaan, semakin adanya hubungan yang kuat CFO political power dengan

pemerintah dan partai politik maka akan semakin rendah tarif pajak efektif

perusahaan.

Pengaruh Leverage terhadap Tarif Pajak Efektif

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Imelia (2015), yang

menyatakan bahwa Leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Hal ini

memberikan arti bahwa manajemen perusahaan harus dapat mengatur hutang

dalam perusahaan yang tujuannya agar menguntungkan dan menghindari kerugian

akibat timbulnya hutang. Hutang dapat digunakan oleh manajer untuk menekan

biaya pajak perusahaan dengan memanfaatkan biaya bunga hutang. Jika biaya

bunga hutang dapat digunakan untuk menekan beban pajak, maka ada

kemungkinan manajer memilih menggunakan hutang untuk pendanaan guna

mendapatkan benefit berupa biaya bunga hutang. Biaya bunga hutang yang timbul

akan digunakan sebagai pengurang pajak sehingga dapat meningkatkan laba

perusahaan. Semakin besar tingkat hutang akan menurunkan tarif pajak efektif.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ardyansyah dan

Zulaikha (2014), yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan

terhadap tarif pajak efektif.

Page 17: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

17

Pengaruh Profitabilitas terhadap Tarif Pajak Efektif

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Imelia (2015), yang

menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak

efektif. Ketika laba yang diperoleh membesar, maka secara otomatis jumlah pajak

penghasilan akan meningkat sesuai dengan peningkatan laba perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat membayar pajak lebih

tinggi dari perusahaan yang memiliki profitabilitas yang rendah. Penyebabnya

adalah karena pajak penghasilan perusahaan akan dikenakan berdasarkan

besarnya penghasilan yang diterima oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putri dan Lautania

(2016), yang menyatakan bahwa Profitability berpengaruh secara parsial terhadap

tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur periode 2011- 2014.

Pengaruh Intensitas Persediaan terhadap Tarif Pajak Efektif

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri dan Lautania (2016),

yang menyatakan bahwa inventory intensity mempunyai pengaruh signifikan

terhadap terhadap tarif pajak efektif. Inventory intensity adalah faktor yang sangat

penting dimana manajer harus fokus di dalam bisnis perusahaan, karena

manajemen tingkat persediaan yang baik dapat menghasilkan biaya produksi yang

lebih baik pula di dalam bisnis perusahaan. Hal ini secara langsung juga

mempengaruhi tingkat pendapatan dan tingkat beban pajak perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tarnoto dan

Soepriyanto (2013), yang menyatakan bahwa intensitas persediaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Chief financial officer expert power tidak berpengaruh terhadap tarif pajak

efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2013-2016.

2. Chief financial officer political power tidak berpengaruh terhadap tarif

pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2016.

3. Leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

4. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2016.

5. Intensitas persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2016.

59

Page 18: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

18

6. Chief financial officer expert power, chief financial officer political power,

leverage, profitabilitas dan intensitas persediaan berpengaruh secara

simultan terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

SARAN

Selain itu, untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan agar dapat

menambah periode penelitian yang tidak hanya empat periode, menambah

variabel independen lain yang dapat mempengaruhi tarif pajak efektif seperti

variabel transaksi perusahaan afiliasi, intensitas modal, transfer pricing dan juga

jumlah tenaga professional yang dimiliki perusahaan serta menambah referensi

untuk variabel CFO (Chief Financial Officer).

Page 19: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

19

DAFTAR PUSTAKA

Ambarukmi, Khusniyah Tri dan Diana, Nur. 2017.”Pengaruh Size, Leverage,

Profitability, Capital Intensity Ratio, dan Activity Ratio Terhadap

Effective Tax Rate (ETR). e-Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, Volume 06,

Nomor 17, Halaman 13-26. ISSN: 2302-7061.

Ardyansyah, D., & Zulaikha. 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitability,

Capital Intensity Ratio dan Komisaris Independen terhadap Effective Tax

Rate (ETR). Diponegoro Journal Accounting, Volume 15, Nomor 2,

Halaman 2-9.

Bursa Efek Indonesia. “Laporan Tahunan dan Laporan Keauangan Perusahaan”

diakses dari www.idx.co.id

Butje, Stella dan Tjondro Elisa. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif dan Koneksi

Politik terhadap Tax Avoidance. Tax & Accounting Review, Volume 4,

Nomor 2, Halaman 1-9.

Dharma, I Made Surya dan Ardiana, Putu Agus. 2016. Pengaruh Leverage,

Intensitas Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik Terhadap

Tax Avoidance. E-journal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.15,

Halaman 584- 613.

Ghozali, Imam. 2013 Aplikasi Analisis Mutivariate dengan SPSS. Edisi Keempat,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handayani, Yenny Dwi dan Yumsih, Siti. 2016. Chief Financial Officer Expert

Power, Chief Financial Officer Political Power, dan Karakteristik

Perusahaan terhadap Tarif Pajak Efektif. Jurnal BISNIS & Ekonomi,

Volume 14, Nomor 2, Halaman 132-142.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo. Ikatan Akuntansi

Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 Tentang

Persediaan Revisi 2008.

Imelia, Septi. 2015. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Pajak

Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif (ETR) pada perusahaan LQ45. Jom

FEKON, Volume 2, Nomor. 1, Halaman 1-15.

Kraft, Anantasia. 2014. What Really Affects German Firms’ Effective Tax Rate.

International Journal of Financial Research, Volume 5, Nomor 3, Halaman

1-19. ISSN: 1923-4023.

Puspita, Silvia Ratih dan Harto, Puji. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahan

Terhadap Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal Of Accounting,

Volume1, Nomor 1, Halaman 1-13.

Page 20: PENGARUH CHIEF FINANCIAL OFFICER EXPERT POWER …repository.umrah.ac.id/1650/1/PUTRI WATI-140462201007-FE-2018.pdf · memiliki sumber kekayaan yang melimpah seperti gas dan minyak

20

Putri, Citra Lestari dan Lautania, Maya Febrianti. 2016. Pengaruh Capital

Intensity Ratio, Inventory Intensity Ratio, Ownership Structure dan

Profitability terhadap Effective Tax Rate. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Ekonomi Akuntansi, Volume 1, Nomor 1, Halaman 101-119.

Putri, Scania Evana. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Asset

(ROA), Leverage dan Intensitas Modal Terhadap Tarif pajak Efektif. JOM

Fekon, Volume 3, Nomor 1, Halaman 1506-1519.

Roifah, Nimatur. 2015. Pengaruh Leverage dan Capital Intensity Ratio Terhadap

Effective Tax Rate: Dimoderasi oleh Profitabilitas. Jom FEKON, Volume

2, Nomor 2, Halaman 1-13.

Subramanyam, K.R dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi

10. Salemba Empat: Jakarta.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 9.

Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.

Tanoto dan Soepriyanto. 2013. Analisis Dampak Reformasi Perpajakan PPH

Badan dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tarif Pajak Efektif

Pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Binus University, Jln. Kebon

Raya No.9.

UU No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

www.pajak.go.id