pengaruh budaya organisasi dan stres kerja terhadap kinerja karyawan

Upload: rinda

Post on 06-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    1/18

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

    MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( STUDI PADA BANK

    MANDIRI CABANG PADANG)

    Reza Amelia0810522106

    Jurusan Manajemen

    Fakultas Ekonomi

    Dosen Pembimbing: Dr. Rahmi Fahmi, SE, MBA

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan stres kerja terhadap kinerja

    karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel inetervening pada karyawan Bank Mandiri Cabang Padang.

    Pengambilan sampel penelitian ini mengunakan metode  Judgement Sampling  yang dilakukan dengan cara

    pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria, dengan jumlah responden sebanyak 45 orang karyawan tetapBank Madiri Cabang Padang. Pengolahan data penelitian menggunakan analisis data responden menggunakan

    analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 19 untuk menguji validitas dan reliabilitas. Selanjutnyadilihat seberapa besar pengaruh budaya organisasi, stres kerja dan kepuasan kerja pada pengujian hipotesis. Hasil

    penelitian menyimpulkan bahwa variabel budaya organisasi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan dan

    kepuasan kerja karyawan sebagai variabel intervening. Sementara stres kerja berpengaruh signifikan terhadap

    kinerja keryawan dan kepuasan kerja karyawan sebagai variabel intervening. 

    Hasil penelitian memberikan implikasi bahwa budaya organisai dan stres kerja karyawan adalah hal

    yang sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan sehingga tercapainya kinerja

    karyawan agar lebih baik lagi demi terwujudnya tujuan organisasi. 

    Kata kunci: BUDAYA ORGANISASI, STRES KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KINERJA .

    PENDAHULUAN

    Salah satu peran manajemen sumber daya

    manusia adalah menjaga dan meningkatkan kinerja

    karyawan. Kinerja karyawan akan mempengaruhi

    pencapaian tujuan perusahaan yang telah

    ditetapkan. Kinerja karyawan yang sangat rendah

    akan mengakibatkan perusahaan mengalami

    kerugian yang kemudian dapat berakhir dengan

    penutupan perusahaan. Melihat besarnya pengaruh

    kinerja karyawan tersebut terhadap perusahaan

    maka penting bagi setiap perusahaan untuk menjaga

    dan meningkatkan kinerja para karyawannya sesuaidengan sasaran yang diinginkan. 

    Menurut Mangkunegara (2009), kinerja

    karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan

    kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan

    dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

    tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

    Setiap perusahaan ingin karyawannyamemiliki kemampuan kinerja yang tinggi dalam

    bekerja. Hal ini merupakan tujuan yang ideal setiap

    perusahaan yang berorientasi pada profit, sebab

    bagaimana mungkin perusahaan memperoleh

    keuntungan apabila di dalamnya diisi oleh orang-orang yang tidak produktif. (Soedjono, 2005).

    Kepuasan kerja disinyalir sangat berpengaruh

    terhadap kinerja karyawan. Menurut Gibson dalam

    Nur (2008) secara jelas menggambarkan adanya

    hubungan timbal balik antara kinerja dengan

    kepuasan kerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan

    kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga

    pekerja yang puas akan menunjukkan kinerja yang

    baik pula.

    Kepuasan kerja adalah suatu sikap seseorang

    terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara

    banyaknya ganjaran yang diterima pekerja danbanyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima

    (Robbins, 2006). Kepuasan kerja juga dapat

    terbentuk melalui budaya organisasi yang pada

    akhirnya juga akan meningkatkan kinerja karyawan

    (Kotter dan Heskett dalam Nur, 2008).

    Selain budaya organisasi, stres kerja juga

    merupakan salah satu faktor yang mempengaruhikinerja karyawan. Menurut Rozikin ( 2006) stres

    mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak

    positif stres pada tingkat rendah sampai pada

    tingkat moderat bersifat fungsional dalam arti

    berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    2/18

    karyawan. Sedangkan dampak negatif stres pada

    tingkat yang tinggi adalah kinerja karyawan

    menurun secara mencolok. Kondisi ini terjadi

    karena karyawan akan Iebih banyak menggunakan

    tenaganya untuk melawan stres daripada untukmelakukan tugas atau pekerjaannya.

    Menurut Mangkunegara (2009) stres kerja

    diartikan sebagai “perasaan tertekan yang dialami

    karyawan dalam menghadapi pekerjaan”. Stres

    kerja ini tampak dan symprom, antara lain emosi

    tidak stabil,perasaan tidak senang, suka menyendiri,

    sulit tidur,merokok yang berlebihan, tidak bisa

    rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah

    meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.

    Hampir setiap hari selalu terdapat keluhan

    nasabah bank dimuat di berbagai media cetak.

    Namun sikap dan pihak bank terkadang tidak begituresponsif terhadap keluhan nasabah sehingga seolah

    telah terjadi semacam “paduan suara” di antaraperbankan bahwa untuk menyelesaikan keluhan

    nasabah di media cetak, cukup dijawab dengan

    kata-kata keluhan telah dibicarakan dengan nasabah

    dan telah diselesaikan dengan baik (Retnadi, 2012).

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan

    peneliti pada Bank Mandiri Cabang Padang, masih

    terdapat beberapa permasalahan yang menyangkut

    budaya organisasi. Diantaranya, terdapat diversitas

    budaya kerja karyawan akibat perbedaan asal bank.

    Ketidak hati-hatian dalam mengelola perbedaanbudaya ini, tentu menimbulkan rendahnya

    pemenuhan kontrak psikologis karyawan, yang pada

    akhirnya berdampak kurang menguntungkan

    terhadap sikap dan performansi kerja karyawan

    dalam memberikan pelayanan berkualitas bagi

    nasabah. Dengan demikian, karyawan tidak saja

    selalu menjadi korban dari proses restrukturisasi,

    sebaliknya karyawan membutuhkan perasaan

    rewarding  atau perasaan berguna karena dihargai

    martabat serta kontribusinya. Selain itu, tingginya

    beban kerja terkadang membuat karyawan memiliki

    emosi tidak stabil, tidak bisa rileks, cemas, dantegang saat melayani nasabah sehingga

    menciptakan ketidak nyamanan nasabah saat

    melakukan transaksi. (UGM, 2006)

    Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.  Untuk menguji bagaimana pengaruh budayaorganisasi terhadap kepuasan karyawan Bank

    Mandiri Cabang Padang?

    2.  Untuk menguji bagaimana pengaruh stres kerja

    terhadap kepuasan karyawan Bank Mandiri

    Cabang Padang?

    3.  Untuk menguji bagaimana pengaruh kepuasan

    kerja terhadap kinerja karyawan Bank MandiriCabang Padang?

    4. 

    Untuk menguji bagaimana pengaruh budaya

    organisasi terhadap kinerja karyawan Bank

    Mandiri Cabang Padang?

    5. 

    Untuk menguji bagaimana pengaruh stres kerja

    terhadap kepuasan kinerja karyawan Bank

    Mandiri Cabang Padang?

    6. 

    Untuk menguji bagaimana pengaruh budaya

    organisasi terhadap kinerja dengan kepuasan

    kerja sebagai variabel intervening pada

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang

    7. 

    Untuk menguji bagaimana stres kerjaorganisasi terhadap kinerja dengan kepuasan

    kerja sebagai variabel intervening padakaryawan Bank Mandiri Cabang Padang.

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kinerja2.1.1 Definisi kinerja

    Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan

    merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat

    dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer

    atau pengusaha, jadi kinerja merupakan hasil yangdiinginkan organisasi dan perilaku orang-orang

    didalamnya (Soedjono, 2005).

    Menurut Robbins (2006), kinerja

    merupakan ukuran hasil kerja yang mana hal ini

    menggambarkan sejauh mana aktivitas seseorang

    dalam melaksanakan tugas dan berusaha dalam

    mencapai tujuan yang ditetapkan

    2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    KinerjaMenurut Mathis dan Jackson (2006),

    kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan

    atau tidak dilakukan oleh karyawan. Faktor-faktoryang mempengaruhi kinerja ada 3 macam, yaitu :

    1. 

    Kemampuan individu untuk melakukan

    pekerjaan, yang termasuk kemampuan

    individual adalah :

    a. 

    Bakat

    b. 

    Minat

    c. 

    Faktor kepribadian

    2.  Tingkat usaha yang dicurahkan,komponennya berupa :

    a. 

    Motivasi

    b.  Etika kerja

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    3/18

    c.  Kehadiran

    d. 

    Rancangan tugas

    3. 

    Dukungan organisasi, yang termasuk

    dukungan organisasi yaitu :

    a. 

    Pelatihan dan pengembanganb.

     

    Peralatan dan teknologi

    c. 

    Standar Kinerja

    d.  Manajemen dan rekan kerja

    2.1.3 Penilaian KinerjaMathis dan Jackson (2006) mengatakan

    penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah

    proses evaluasi seberapa baik karyawan

    mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan

    dengan satu set standard dan kemudian

    mengkomunikasikannya dengan para karyawan. 

    Menurut Dessler dalam Trianita (2007)penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan

    prestasi aktual karyawan dengan prestasi kerja

    dengan apa yang diharapkan darinya. Adapun

    faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

    kinerja adalah:

    a. Kemampuan

    Kemampuan karyawan terdiri dari

    kemampuan potensi dan kemampuan realiti, artinyakaryawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan

    pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan

    terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari,

    maka dia akan lebih mudah mencapai kinerja yangdiharapkan. Oleh karena itu karyawan perlu

    ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

    keahliannya.b. Efektivitas dan efisiensi

    Bila suatu tujuan tertentu akhimya dapat

    dicapai , maka kegiatan tersebut berjalan dengan

    efektif, tetapi bila akibat yang tidak dicari dan

    kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting

    dibandingkan dengan hasil yang dicapai, sehingga

    mengakibatkan kepuasan walaupun efektif, hal inidisebut tidak efisien. Sebaliknya bila akibat ini tidak

    dicari-cari tidak penting atau remeh, maka kegiatantersebut efisien. Sesuatu dikatakan efektif bila

    mencapi tujuan tertentu dan dikatakan efisien bila

    hal itu memuaskan sebagai pendorong pencapaian

    tujuan.

    c. Otoritas dan tanggung jawab

    Bagaimana proses terjadinya efisien dan

    efektifitas?. Salah satu yang perlu mendapat

    perhatian adalah hal yang berkaitan dengan

    wewenang dan tanggung jawab para karyawan yangmendukung organisasi tersebut.Dalam organisasi

    yang baik, wewenang dan tanggung jawab telah

    disebar dengan baik,tanpa ada tumpang tindih tugas.

    Masing-masing peserta organisasi mengetahui hak

    dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai

    tujuan organisasi.

    d. Disiplin

    Disiplin karyawan adalah ketaatankaryawan bersangkutan dalam menghormati

    perjanjian kerja dengan perusahaan dimana dia

    bekerja. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi

    yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang

    melanggar. Masalah disiplin pada karyawan baik itu

    atasan maupun bawahan akan memberi corak

    terhadap kinerja karyawan/organisasi.

    e. Inisiatif

    Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya fikir,

    kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan

    sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

    Setiap inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atautanggapan positif atasan, kalau memang dia atasan

    yang baik. Atasan yang buruk akan mencegahinisiatif bawahan, lebih- lebih bawahan yang kurang

    disenangi.

    2.1.4 Tujuan Penilaian Kinerja

    Penilaian kinerja memiliki sejumlah

    tujuan dalam berorganisasi (Robbins, 2006)

    adalah sebagai berikut :

    1. 

    Penilaian dipergunakan untuk pengambilan

    keputusan personalia yang penting seperti

    dalam hal promosi, transfer ataupemberhentian.

    2. 

    Penilaian memberikan penjelasan tentang

    pelatihan dan pengembangan yang

    dibutuhkan.

    3. 

    Penilaian kinerja dapat dipergunakan

    sebagai kriteria untuk program seleksi dan

    pengembangan.

    4. 

    Penilaian kinerja untuk memenuhi tujuan

    umpan balik yang ada terhadap karyawan

    tentang bagaimana organisasi memandang

    kinerja mereka.

    Jadi dengan dilakukan penilaian kinerja akan

    didapat informasi mengenai kinerja pegawai dimasa

    lalu dan gambaran kinerja dimasa yang akandatang,serta bagaimana meningkatkan kinerja agar

    lebih baik dari sebelumnya

    2.2 Budaya Organisasi

    2.2.1 Pengertian Budaya OrganisasiBaron dalam Wibowo (2010) menyatakan

    budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitifyang terdiridari sikap, nilai-nilai, norma perilaku

    dan harapan yang diterima bersama oleh anggota

    organisasi.

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    4/18

    Menurut Robbins (2006), budaya organisasi

    merupakan sistem makna bersama yang dianut oleh

    anggota-anggota yang membedakan organisasi itu

    dan organisasi-organisasi lainnya 

    2.2.2 Karakteristik Budaya OrganisasiRobbins (2006) menyebutkan karakteristik

    budaya organisasi, yaitu sebagai berikut:

    a.  Identitas anggota; pegawai mengidentifikasikan

    dirinya sebagai bagian dari organisasi, bukannya

    bagian dari pekerjannya atau bagian dari bidang

    keahlian profesional.

    b.  Penekanan kelompok, kegiatan-kegiatan kerja

    diorganisir dalam suatu kelompok atau group

    bukan perseorangan atau individu.

    c.  Fokus pada manusia, pengambilan keputusan

    yang dilakukan oleh manajemen akan selalu

    memperhatikan dampaknnya bagi anggotaorganisasi.

    d.  Integrasi unit-unit, bahwa unit-unit didalamorganisasi didukung untuk beroperasi dalam

    suatu koordinasi atau saling mengisi.

    e. 

    Pengawasan; peraturan-peraturan, pembatasan

    dan pengawasan langsung dipergunakan untuk

    mengawasi dan mengendalikan perilaku

    karyawan.

    f.  Toleransi terhadap resiko, pegawai didorong

    untuk menjadi agresif, inovatif dan berani

    mengmbil resiko.

    g. 

    Kriteria penghargaan,bahwa penghargaan sepertikenaikan upah dan promosi dialokasikan sesuai

    dengan prestasi atau kinerja karyawan dan bukan

    berdasarkan senioritas, favoritisme atau faktor

    non kerja lainnya.

    h.  Toleransi terhadap konflik, karyawan didorong

    dalam suasana konflik dan saling bersedia

    menerima kritik

    i.  Orientasi kepada hasil akhir, yaitu manajemen

    memusatkan perhatiannya pada hasil akhir atau

    outcomes, bukannya pada teknik-teknik dan

    proses untuk mencapai hasil.

     j. 

    Mengutamakan sistern terbuka, organisasi selalumemantau dan menanggapi setiap perubahan

    yang terjadi di luar lingkungan organisasi

    2.2.3 Fungsi budaya organisasi menurut

    Robbins (2006) adalah sebagai berikut:

    1. 

    Budaya organisasi merupakan sebuah pembeda,

    artinya budaya organisasi menciptakan

    pembedaan yang jelas antara satu organisasidengan yang lain.

    2. 

    Budaya organisasi membawa suatu rasa

    identitas bagi anggota-anggota organisasi.

    3.  Budaya organisasi mempermudah timbulnya

    pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang Iebih

    luas dan pada kepentingan din individual.

    4.  Budaya organisasi meningkatkan kemantapan

    sistem sosial.5.

     

    Membentuk rasa dan kendali yang memberikan

    panduan dan sikap serta perilaku karyawan.

    2.2.4 Dimensi-dimensi Budaya Orgnisasi

    Adapun dimensi budaya organisasi menurut

    Zammuto dan Krakower dalam Mansor (2010)seperti yang telah diuraikan diatas yaitu:

    1. 

    Budaya rasional karena penekanannya pada

    hasil dan pemenuhan tujuan

    2. 

    Budaya kelompok karena terkait dengan

    kepercayaan dan partisipasi melalui kerjasama tim

    3.  Budaya perkembangan, karena terkaitdengan para pemimpin inovatif dengan visi

    yang menjaga fokus pada lingkungan

    ekstemal

    4.  Budaya hirarkis karena menyangkut

    penegakan aturan, kesesuaian dan perhatian

    terhadap hal-hal teknis.

    2.2.5. Tipe Budaya OrganisasiBudaya organisasi menurut Kreitner dan

    Kinicki dalam Wibowo (2010) mempunyai

    beberapa tipe sebagai berikut:

    1. 

    Budaya konstruktif (constructive culture)

    merupakan budaya di mana pekerja didorong

    untuk berinteraksi dengan orang lain dan

    bekerja pada tugas dan proyek dengan carayang akan membantu mereka dalam

    memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan

    berkembang.

    2. 

    Budaya pasif-defensif ( passive-defensive

    culture) mempunyai karakteristik menolak

    keyakinan bahwa pekerja harus berinteraksi

    dengan orang lain dengancara yang tidak

    menantang keamanan mereka sendiri.

    3. 

    Budaya agresif-defensif (aggressive-defensive

    culture) mendorong pekerja mendekati tugas

    dengan cara memaksa dengan maksud

    melindungi status dan keamanan kerja mereka.

    2.3 Stres Kerja

    2.3.1 Pengertian Stres KerjaMenurut Robbins (2006) stress adalah suatu

    kondisi dinamis di mana seorang individu

    dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber

    daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    5/18

    individuitu dan hasilnya dipandang tidak pasti dan

    penting. Sebagian stres bisa bersifat positif dan

    sebagian lagi negatif

    Stres di tempat kerja merupakan masalah

    utama bagi individu dalam suatu organisasi danuntuk organisasi itu sendiri (Leong et al dalam

    Mansor, 2010). Stresors peran kerja seperti konflik

    peran dan ambiguitas peran adalah sumber yang

    berhubungan dengan stres organisasi (Chang dalam

    Mansor, 2010).

    Stres dipandang sebagai suatu fenomena yang

    tidak diinginkan yang disebabkan oleh tidak dapat

    mengatasi sumber stres lingkungan yang terkait

    dengan pekerjaan tertentu (misalnya pekerjaan

    overload, konflik peran / ambiguitas, kondisi kerja

    yang buruk), yang mengakibatkan gangguan

    kesehatan mental negatif dan fisik (Cooper danPayne dalam Mansor, 2010)

    2.3.2 Penyebab Stres KerjaAda tiga kategori penderita stres kerja

    potensial yakni lingkungan, organisasional, dan

    individual (Robbins, 2006):

    1. Faktor Lingkungan

    Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi

    desain dan struktur organisasi, ketidakpastian itu

     juga mempengaruhi tingkat stres kerja di kalangan

    para karyawan dalam organisasi. Perubahan dalam

    sikius bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi.Bila ekonomi mengerut, orang menjadi mekin

    mencemaskan keamanan. Hal-hal tersebut dapat

    menjadi sumber-sumber stres kerja di kalangan

    karyawan.

    2. Faktor Organisasi

    Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang

    dapat menimbulkan stres kerja.Tekanan untuk

    menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas

    dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja

    yang berlebihan, serta rekan kerja yang tidak

    menyenangkan.Faktor-faktor mi dapat

    dikategorikan pada tuntutan tugas, tuntutan peran,dan tuntutan hubungan antar pribadi, struktur

    organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tingkat

    hidup organisasi.

    3. Faktor Individual

    Lazimnya individu hanya bekerja 40 sampai 50 jam

    sepekan. Namun pengalaman dan masalah yang

    dijumpai orang di luar jam kerja yang lebih dan 120 jam tiap pekan dapat melebihi dan pekerjaan. Maka

    kategori ini mencakup faktor-faktor dalam

    kehidupan pribadi karyawan.Terutama sekali factor-

    faktor ini adalah persoalan keluarga, masalah

    ekonomi pribadi, dan kateristik kepribadian

    bawahan.

    Mangkunegara dalam Trianita (2007)

    mengemukakan faktor — faktor penyebab stres:

    1. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat2. Waktu kerja yang mendesak

    3. Kualitas pengawasan kerja yang rendah

    4. Iklim kerja yang tidak sehat

    5. Otoritas kerja yang tidak memadai yang

    berhubungan dengan tanggungjawab

    6. Konflik kerja

    7. Perbedaan nilai antara karyawan dengan

    pimpinan yang frustasi dalam bekerja

    2.3.3 Cara mengatasi stresMenurut Robbins (2006) cara mengatasi stres

    dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitupendekatan individu dan pendekatan organisasi. 

    a) Pendekatan individuKaryawan dapat memikul tanggung jawab

    pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi

    individu yang telah terbukti efektif mencakup

    pelaksanaan teknikteknik manajemen waktu,

    meningkatkan latihan fisik, pelatihan pengenduran

    (relaksasi) dan perluasan jaringan dukungan sosial,

    misalnya menemukan seseorang yang mampu

    mendengar masalah-masalah kita dan memberikan

    perspektif yang lebih objektif terhadap situasi itu.

    b) Pendekatan organisasiStrategi yang dapat dipertimbangkan oleh

    manajemen untuk mengurangi tingkat stres yang

    dialami karyawan antara lain perbaikan personal

    dan penempatan kerja penggunaan penetapan

    sasaran yang realistis, perancangan-ulang pekerjaan,

    peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan

    komunikasi organisasi dan penegakan program

    kesejahteraan korporasi.

    2.3.4 Akibat dari stresJika individu mengalami stres ,maka individu

    menunjukan gejala-gejala baik secara fisik, psikismaupun gejala yang tampak dan perilaku, gejala ini

    dapat dikatakan juga sebagai akibat dan stres yang

    sedang dialami. Robbin (2006) mengemukakan

    bahwa individu yang sedang mengalami stres akan

    menunjukan gejala-gejala sebagai berikut:

    1. 

    Fisiologi : seperti perubahan-perubahan

    kimiawi tubuh2.

     

    Psikologis: seperti ketegangan,merasa

    bosan,cemas, lelah dan tidak berdaya.

    3.  Perilaku: seperti ceroboh , sering

    menggerak- gerakan kaki, perobahan pola

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    6/18

    makan, tidur kecanduan rokok, mudah

    panik dan lain lain.

    2.4 Kepuasan Kerja

    2.4.1. PengertianKepuasan KerjaKepuasan kerja adalah suatu sikap seseorang

    terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara

    banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan

    banyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima

    (Robbins, 2006).

    Menurut Mangkunegara (2009), pada

    umumnya terdapat banyak teori yang membahas

    masalah kepuasan seseorang dalam bekerja. Teori-

    teori kepuasan kerja menurut Mangkunegara (2009)

    antara lain:

    1) Teori Keseimbangan (Equity Theory)Teori ini dikembangkan oleh Adam. Adapun

    komponen dan teori ini adalah input, outcome,comparison person, dan. equity-in-equity. Input

    adalah semua nilai yang diterima karyawan yang

    dapat menunjang pelaksanaan kerja. Misalnya

    pendidikan, pengahiman, skill, usaha, peralatan

    pribadi dan jumlah jam kerja.

    Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya

    karyawan merupakan hasil dan membandingkan

    antara input-outcome dirinya dengan perbandingan

    input-outcome karyawan lain (comparison person).

    Jadi jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang(equity) maka karyawan tersebut akan merasa puas.

    Tetapi apabila terjadi tidak seimbang (inequity)

    dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over

    compensation inequity (ketidakseimbangan yang

    menguntungkan dirinya) dan sebaliknya, under

    compensation inequity (ketidakseimbangan yang

    menguntungkan karyawan lain yang menjadi

    pembanding atau comparison person.

    2) Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)

    Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter.

    Ia berpendapat bahwa mengukur kepuasan dapat

    dilakukan dengan cara menghitung selisih antaraapa yang seharusnya dengan kenyataan yang

    dirasakan karyawan. Locke mengemukakan bahwa

    kepuasan kerja karyawan tergantung pada

    perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang

    diharapkan oleh karyawan. Apabila yang didapat

    karyawan ternyata lebih besar daripada apa yang

    diharapkan maka karyawan tersebut menjadi puas.Sebaliknya, apabila yang didapat karyawan lebih

    rendah daripada yang diharapkan, akan

    menyebabkan karyawan tidak puas.

    3) Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment

    Theory)

    Teori ini pertama kali dipelopori Maslow.

    dikemukakan oleh Maslow (1943). Teori ini

    merupakan kelanjutan dan “Human Science

    Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan

    bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak, yaitu kebutuhan biologis dan psikologis

    berupa kebutuhan meteril dan non-materil.

    Dalam teori ini Maslow menyatakan adanya

    suatu hirarki kebutuhan pada setiap orang. Setiap

    orang memberi prioritas pada suatu kebutuhan

    sampai kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Jika

    suatu kebutuhan sudah terpenuhi. maka kebutuhan

    yang kedua akan memegang peranan, demikian

    seterusnya menurut urutannya.

    2.4.2 Faktor yang mempengaruhi kepuasan

    kerjaTrianita (2007) mengatakan kepuasan kerja

    merupakan tingkat dimana seseorang memperolehkesenangan dan suatu pekerjaan. Pada dasarnya

    kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

    individual. Terdapat sejumlah faktor yang

    mempengaruhi kepuasan kerja, akan tetapi

    pengaruh utama dapat diringkas dalam 5 dimensi

    (Luthans, 2006):

    i.Pekerjaan itu sendiri.

    Pegawai cenderung lebih menyukai pekerjaan

    yang memberi kesempatan untuk

    menggunakan kemampuan dan ketrampilan,kebebasan serta umpan balik Dalam hal

    dimana pekerjaan memberikan tugas yang

    menarik kesempatan untuk belajar dan

    kesempatan untuk menerima tanggungjawab.

    ii.Gaji.

    Dalam hal ini pegawai menginginkan sistem

    upah dan kebijakan promosi yang adil, tidak

    meragukan dan sesuai dengan harapan.

    Sejumlah upah yang diterima dan tingkat

    dimana hal ini bisa dipandang sebagai hal yang

    di anggap pantas dibanding denganorang lain

    dalam organisasi.iii. Kesempatan promosi

    Kesempatan untuk maju dalam organisasi dan

    dengan promosi memungkinkan organisai

    untuk mendayagunakan kemampuan dan

    keahlian pegawai setinggi mungkin.

    iv. Pengawasan

    Supervisi mempunyai peran penting dalamsuatu organisasi karena berhubungan dengan

    pegawai secara langsung dan mempangaruhi

    pegawai dalarn melakukan pekerjaannya.

    Kemampuan penyelia untuk memberikan

    teknis dan dukungan perilaku.

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    7/18

    v.Rekan kerja

    Interaksi sosial dengan rekan kerja yang

    menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan

    kerja. Tingkat dimana rekan kerja pandai

    secara teknis dan mendukung secara social.

    2.4.3. Dampak kepuasan kerjaMenurut Robbin (2006) banyak penelitian

    yang dirancang untuk menilai dampak kepuasan

    kerja produktivitas karyawan, keabsenan, dan

    pengunduran diri.

    a)  Kepuasan dan produktivitas

    Ketika data kepuasan dan produktivitas

    dikumpulkan pada organisasi secara keseluruhan,

    ditemukan bahwa organisasi yang mempunyai lebih

    banyak karyawan yang merasa puas cenderung

    lebih efektif dari pada organisasi-organisasi yangmempunyai lebih sedikit karyawan yang puas.

    b)  Kepuasan dan keabsenanKaryawan yang tidak puas berkemungkinan

    lebih besar absen dari pekerjaannya. Kepuasan

    berkorelasi negative dengan keabsenan.

    c)  Kepuasan pengunduran diri

    Kepuasan juga berkorelasi negative dengan

    pengunduran diri. Faktor- faktor lain seperti kondisi

    bursa kerja, harapan-harapan tentang peluang

    pekerjaan alternative, dan panjang masa kerja pada

    organisasi tertentu merupakan rintangan-rintangan

    penting bagi keputusan actual untuk meningkatkan

    pekerjaan seseorang saat ini.

    2.4.4 Pennelitian terdahulu1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Mansor (2010) ,bahwa budaya organisasi

    berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

    karyawan 

    2. Tunjangsari (2008) ,dimana hasil penelitian yang

    diperoleh menyatakan adanya hubungan yang

    signifikan antara stres kerja dengan kepuasan

    karyawan

    3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sopiah

    (2008) ,dimana hasil penelitian yang diperolehmenyatakan adanya hubungan yang signifikan

    antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Trianita

    (2007) ,dimana hasil penelitian yang diperoleh

    menyatakan adanya hubungan yang signifikan

    antara stres kerja dengan kinerja karyawan.

    Kerangka Penelitian

    H4

    H6H1

    H3H2

    H7

    H5

    2.5 Pengembangan HipotesisH1 : Terdapat pengaruh signifikan

    Budaya Organisai terhadap Kepuasan

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang.

    H2 : Terdapat pengaruh signifikan Stres

    Kerja terhadap Kepuasan karyawan BankMandiri Cabang Padang.

    H3 : Terdapat pengaruh signifikan

    Kepuasan Kerja terhadap Kinerja karyawan

    Bank Mandiri Cabang Padang.

    H4 : Terdapat pengaruh signifikan

    Budaya Organisai terhadap Kinerja

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang.H5 : Terdapat pengaruh signifikan Stres

    Kerja terhadap Kinerja karyawan Bank

    Mandiri Cabang Padang.

    H6: Diduga kepuasan kerja merupakan

    variabel intervening antara budaya organisasi

    dengan kinerja karyawan Bank Mandiri

    Cabang Padang

    H7: Diduga kepuasan kerja merupakan

    variabel intervening antara stres kerja dengan

    kinerja karyawan Bank Mandiri Cabang

    Padang

    METODE PENELITIAN

    3.1 Desain PenelitianDefinisi penelitian adalah penyelidikan atau

    investigasi yang terkelola,sistematis, berdasarkan

    data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatumasalah spesifik yang dilakukan dengan tujuan

    menemukan jawaban atau solusi terkait. Penelitian

    ini termasuk penelitian explanatori  yaitu suatu

    penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya

    pengaruh suatu variabel dalam suatu

    Budaya Organisasi (X1)

    Stres Kerja (X2)

    Kinerja (Y)Kepuasan Kerja (X3)

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    8/18

    situasi.Penelitian ini menggunakan metode

    kuantitatif. (Sugiyono, 2009).

    3.2 Tempat Penelitian.Penelitian ini akan dilakukan pada Bank

    Mandiri Cabang Padang pada bulan September 2012.3.3 Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang yang

    berjumlah 65 orang

    3.4 SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono,

    2009).

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan

    adalah  Judgement Sampling yaitu pengambilan

    sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria

    berupa suatu pertimbangan ( Jogianto,2007). Adapunkarakteristik anggota populasi yang akan dijadikan

    sampel adalah sebagai berikut:

      Telah bekerja sebagai karyawan tetap di Bank

    Mandiri Cabang Padang. Hal ini dikerenakan

    kinerja yang ingin dilihat adalah kinerja dari

    karyawan tetap, bukan pimpinan dan karyawan

    kontrak.

      Telah bekerja sebagai karyawan selama satu

    tahun atau lebih. Karyawan yang bekerja minimal

    satu tahun diharapkan telah memahami hal – hal

    yang berkaitan dengan profesi karyawan dan telah

    beradaptasi dengan budaya perusahaannyasehingga dapat diukur pengaruh stres terhadap

    kepuasan dan dampaknya terhadap kinerja

    karyawan.

    Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah

    45 orang karyawan Bank Mandiri Cabang Padang.

    3.5 Instrumen Penelitian Instrumen untuk mengumpulkan data dalam

    penelitian ini adalah berupa kuesioner yang disusun

    dengan menggunakan skala likert. Skala Likert

    digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

    persepsi seseorang atau sekelompok orang tentangfenomema social (Sugiyono, 2009). Dimana setiap

    pertanyaan tersebut penulis memberikan jawaban

    sebagai berikut:

    No Keterangan Skor

    1 Sangat Setuju (SS), Selalu

    (SL),Sangat Puas (SP)

    5

    2 Setuju (S), Sering (SR),Puas (P) 4

    3 Netral (N), Kadang-kadang

    (KK),Ragu-ragu (R)

    3

    4 Tidak setuju (TS), Jarang Sekali

    (JS),Tidak Puas (TP)

    2

    5 Sangat Tidak Setuju (STS), 1

    Tidak Pernah (TP),Sangat Tidak

    Puas (STP)

    Selanjutnya data yang penulis peroleh diolah

    dengan menggunakan SPSS 19.00 for Windows.

    3.6 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data3.6.1 Jenis Data

    Dalam penilaian ini data yang di peroleh

    bersumber dari:1.

     

    Data Primer

    Yaitu data yang di peroleh dengan

    melakukan pengamatan dan penelitian langsung serta

    informasi dikumpulkan melalui wawancara dan

    penyebaran angket dengan menyiapkan daftar

    pertanyaan yang berkaitan dengan variable

    penelitian yakni budaya organisasi, stres kerja,

    kepuasan kerja dan kinerja, yang di peroleh dari

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang.2. 

    Data Sekunder

    Yaitu merupakan data yang diperolehdengan mempelajari buku-buku atau literatur yang

    sesuai dengan pokok bahasan yang akan di teliti dan

    penelitian terdahulu yang ada kaitanya dengan bahan

    penelitian.

    3.6.2 Teknik Pengumpulan DataDalam hal teknik pengumpulan data menurut

    kegiatan yang dilakukan maka teknik yang

    digunakan adalah Survei Lapangan (Field survei).

    Survei lapangan ( field survei) dilakukan dengan carapengisian kuesioner oleh karyawan karyawan Bank

    Mandiri Cabang Padang.

    3.7 Pengolahan DataDalam pengolahan data yang telah di dapat

    ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu :

    a. 

    Editing

    Dalam langkah ini kuesioner yang telah diisi

    oleh responden akan diteliti kelengkapannya,

    seperti jawaban dari semua pertanyaan yang

    diajukan. Meneliti kuesioner yang diisi oleh

    responden, apakah sesuai dengan kenyataan

    maupun tidak.b.

     

    Coding

    Dalam langkah kedua ini, data yang telah

    terseleksi diberikan kode-kode tertentu dengan

    tujuan mempermudah pengolahan data tersebut.

    c. 

    Scoring

    Langkah terakhir yang dilakukan adalah

    memberi skor pada tiap-tiap data yang diperoleh

    dengan sistem pemberian skor yang telah

    ditentukan.

    3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Penelitian

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    9/18

    3.8.1 Uji Validitasa.

     

    Uji validitas

    Validitas dalam penelitian di jelaskan sebagai

    suatu ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau

    arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas bertujuanuntuk mengetahui sejauh mana validitas data yang

    didapat dari penyebaran kuesioner.

    Untuk menguji validitas instrumen di gunakan

    rumus korelasi product Moment sebagai berikut :

    ( ) ( )( )

    ( )[ ]   ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑∑∑

    −−

    =

    2222 .  y yn x xn

     y x xynr  xy  

    Dimana :

    r = Koefisien Korelasi

    X = Variabel Bebas

    Y = Variabel Terikat

    N = Jumlah Responden

    Atau dengan mendeteksi nilai Corrected Item

    Total Correlation melebihi 0.360 dari hasil output

    SPSS. Jika nilai Corrected Item Total Correlation 

    yang diperoleh melebihi 0.360 maka instrumen dapat

    dikatakan valid. (Sugiyono, 2009)

    3.8.2  Uji Reliabelitas a.

     

    Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah derajat ketetapan, ketelitian

    atau keakuratan yang ditujukan oleh instrumen

    pengukuran. Untuk melakukan uji reliabilitasdigunakan rumus Croonbach alpha yaitu :

    =

    ∑t 

    b

    k r 

    2

    2

    11 .1   σ 

    σ  

    Dimana :

    r11  = Reliabilitas Instrusumen

    k = Banyak butir pertanyaan2

    bσ    = Jumlah variants butir

    t 2σ    = Varian total

    Atau dengan membuat hasil SPSS yaitu dengan

    melihat nilai Cronbach’s Alpha> dari 0,60(Sugiyono, 2009)

    3.9 Pengujian Asumsi Klasik

    3.9.1 Uji Normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk menguji

    apakah model regresi mempunyai distribusi normal

    ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakanpersyaratanyang sangat penting pada pengujian

    kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model

    regresi yang baik adalah model regresi yang

    memiliki distribusi normal atau mendekati normal,

    sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

    Dasar pengambilan keputusan bisa

    dilakukan berdasarkan untuk menentukankenormalan data dapat diukur dengan melihat angka

    probabilitasnya ( Asymtotic Significance), yaitu :

    a. 

    Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi

    dari populasi adalah normal.

    b. 

    Jika probabilitas < 0,05 maka populasi

    tidak terdistribusi secara normal.

    Pengujian secara visual dapat juga

    dilakukan dengan metode gambar normal Probability

    Plots  dalam program SPSS 19. Dasar pengambilan

    keputusan:

    a. 

    Jika data menyebar disekitar garis

    diagonal dan mengikuti arah garis

    diagonal, maka dapat disimpulkan bahwamodel regresi memenuhi asumsi

    normalitas.

    b.  Jika data menyebar jauh dari garis

    diagonal dan tidak mengikuti arah garis

    diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa

    model regresi tidak memenuhi asumsi

    normalitas.

    3.10 Metode Analisis Data

    3.10.1 Analisis Deskriptif  

    Analisis deskriptif digunakan untukmenafsirkan data-data dan keterangan yang diperoleh

    dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan

    mengklasifikasikan data-data yang diperoleh dan

    selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran

    mengenai variabel-variabel yang diteliti.

    Menurut Sekaran (2006) nilai rata-rata dari

    masing-masing jawaban responden dapatdikelompokkan menjadi kelas interval yang dapat

    dijadikan penilaian distribusi frekuensi. Penilaian

    interval tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

    Interval = nilai maksimal – nilai minimal

     jumlah kelas

    =5 – 1

    = 0,81

    Sedangkan untuk mencari tingkat

    pencapaian jawaban responden digunakan rumus

    berikut:

    Rata-rata skorTCR = -------------------- × 100 %

    5

    Dimana: TCR = tingkat pencapaian jawaban

    responden

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    10/18

    Menurut Arikunto (2002) menyatakan

    bahwa kriteria nilai tingkat capaian responden (TCR)

    dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    Persentase Pencapaian Kriteria90%-100% : Sangat baik

    80%-89,99% : Baik

    65 %-79,99 % : Cukup baik

    55 %-64,99 % : Kurang baik

    0%-54,99% : Tidak baik

    3.10.2  Analisis Regresi Linear BergandaAnalisis regresi berganda digunakan untuk

    meramalkan seberapa jauh pengaruh variabel-

    variabel independen terhadap variabel dependennya.

    Analisis ini digunakan untuk membahas hubungan

    antara dua variabel atau lebih variabel independendari suatu variabel dependen. Analisis ini digunakan

    untuk melihat pengaruh semua variabel bebas secarabersama-sama terhadap variabel terikat. Variabel

    dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah

    Kinerja Karyawan (P) dan variabel independen

    (bebas) yaitu budaya organisasi (B) stres kerja (S)

    dan kepuasan kerja (K). Selanjutnya persamaan di

    atas diturunkan dalam bentuk persamaan geometrik

    identik dengan fungsi Cobb Douglas, yaitu denganpersamaan sebagai berikut :

    P =  β  0 +  β  1B +  β  2S +  β  3K +  β  4X4 + e

    Dimana:P = Kinerja

     β  0 = Konstanta

    B = Budaya Organisasi

    S = Stres Kerja

    K = Kepuasan Kerja

     β  1 β  2 β  3 = Koefisien regresi B , S dan K

    e = Standart eror

    3.10.3  Pengujian Hipotesis

    a.  Uji tUntuk menguji pengaruh variabel bebas

    (independent) secara individual terhadap variabel

    terikat (dependent) dilakukan uji t. Nilai t dapatdiperoleh dengan dua cara yaitu dengan perhitungan

    dan dengan menggunakan tabel, kemudian kedua

    nilai t tersebut dibandingkan. Dengan kriteria

    pengujian :1.

     

    Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak, artinya

    variabel independen Xi berpengaruh signifikan

    terhadap variabel dependent.

    2.  Jika t hitung ≤  t tabel, maka Ho diterima,

    artinya variabel independen Xi tidak

    berpengaruh signifikan terhadap variabel

    dependent

    b. 

    Uji F

    Uji F adalah uji statistik yang menunjukan

    apakah variabel bebas (buday organisai, stres kerja

    dan kepuasan ) yang terdapat dalam model regresi

    mempunyai pengaruh yang signifikan secara

    simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat(kinerja karyawan). Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 atau

    Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal

    ini berarti variabel independen secara simultan tidak

    mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

    Jika nilai signifikansi ≤  0,05 atau Fhitung  > Ftabel  ,

    maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti

    variabel independen secara simultan mempunyai

    pengaruh terhadap variabel dependen.

    c.  Koefisien Determinan (Uji R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya

    mengukur seberapa jauh kemampuan pengaruhvariabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai

    koefisien determinasi adalah di antara 0 dan 1 ( 0< R2  < 1 ). Nilai R2  yang kecil berarti

    kemampuan variabel-variabel independen dalam

    menjelaskan variasi variabel dependen amat

    terbatas. Jika R2  mendekati 1, berarti terdapat

    hubungan yang kuat antara variabel bebas

    dengan variabel terikat dan jika R2 mendekati 0,

    berarti terdapat hubungan yang lemah antaravariabel bebas dengan variabel terikat.

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Penelitian

    4.1.1 Uji ReliabilitasUji reliabilitas ini dilakukan untuk melihat

    apakah variabel-variabel yang diteliti didalam

    penelitian ini dapat diandalkan (reliabel) atau tidak. Variabel Cronbach’s

    Alpha

    Keterangan

    Budaya

    Organisasi(X1)

    0.936 Reliabel

    Stres Kerja(X2) 0.959 Reliabel

    Kepuasan Kerja

    (X3)

    0.974 Reliabel

    Kinerja (Y) 0.954 ReliabelSumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2012 

    Hasil uji reliabelitas tersebut menunjukkan

    bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha

    di atas 0.60 sehingga dapat dikatakan semua konsep

    pengukur masing-masing variabel dari kuisioner

    adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item

    pada masing-masing konsep variabel tersebut layak

    digunakan sebagai alat ukur.

    4.1.2 Uji ValiditasMenurut Sugiyono (2009), uji validitas

    dilakukan untuk menguji apakah kuisioner layak

    untuk digunakan sebagai instrumen penelitian atau

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    11/18

    tidak. Valid berarti instrumen tersebut dapat

    digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

    diukur.

    Untuk mengetahui konsistensi dan akurasi

    data yang dikumpulkan, dilakukan uji validitasdengan menggunakan bantuan software  komputer

    IBM SPSS Statistics 19. Perhitungan validitas

    instumen dilakukan dengan cara melihat nilai

    corrected item-total correlation yang merupakan r

    hitung dari hasil perhitungan validitas instrumen

    penelitian, r hitung kemudian dibandingkan dengan r

    tabel yang merupakan sebuah standar atau acuan.

    Suatu instrumen dikatakan valid bila r hitung lebih

    besar dari pada r tabel (r hitung > r tabel).

    1.  Budaya organisasi 

    Item Corrected Item-

    TotalCorrelation

    Keterangan

    X1.1 ,678** Valid

    X1.2 ,754** Valid

    X1.3 ,811** Valid

    X1.4 ,852** Valid

    X1.5 ,753** Valid

    X1.6 ,872** Valid

    X1.7 ,788** Valid

    X1.8 ,704** Valid

    X1.9 ,619** Valid

    2. 

    Stres Kerja

    Item Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Keterangan

    X2.1 ,773** Valid

    X2.2 ,877** Valid

    X2.3 ,868** Valid

    X2.4 ,844** Valid

    X2.5 ,832** Valid

    X2.6 ,801** Valid

    X2.7 ,860** Valid

    X2.8 ,857** Valid

    X2.9 ,673** Valid

    X2.10 ,788** Valid

    3. 

    Kepuasan Kerja

    Item Corrected Item-

    Total

    Correlation

    Keterangan

    X3.1 ,605** Valid

    X3.2 ,803** Valid

    X3.3 ,817** Valid

    X3.4 ,885** Valid

    X3.5 ,886** Valid

    X3.6 ,867** Valid

    X3.7 ,612** Valid

    X3.8 ,777** Valid

    X3.9 ,775** Valid

    X3.10 ,744** Valid

    X3.11 ,941** ValidX3.12 ,842** Valid

    X3.13 ,880** Valid

    X3.14 ,886** Valid

    X3.15 ,827** Valid

    X3.16 ,787** Valid

    X3 .17 ,616** Valid

    X3.18 ,773** Valid

    X3.19 ,777** Valid

    X3.20 ,779** Valid

    4.  Kinerja

    Item Corrected Item-Total

    Correlation

    Keterangan

    Y.1 ,764** Valid

    Y.2 ,861** Valid

    Y.3 ,528** Valid

    Y.4 ,803** Valid

    Y.5 ,787** Valid

    Y.6 ,857** Valid

    Y.7 ,881** Valid

    Y.8 ,804** Valid

    Y.9 ,552** Valid

    Y.10 ,679** Valid

    Y.11 ,839** Valid

    Y.12 ,656** Valid

    Y.13 ,481** Valid

    Y.14 ,589** Valid

    Y.15 ,842** Valid

    Y.16 ,838** Valid

    Uji Asumsi NormalitasUji normalitas dengan menggunakan analisis

    grafik dilakukan dengan melihat probability plot

    yang membandingkan distribusi kumulatif dari

    distribusi normal. Dengan melihat tampilan grafik

    normal plot dapat terlihat data atau titik-titikmenyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

    arah garis diagonal, maka dapat dinyatakan bahwa

    model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji

    normalitas dengan menggunakan analisis grafikdapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    12/18

     Hasil analisis asumsi klasik menunjukkan data

    terdistribusi normal dan tidak ada masalah

    multikolinearitas.

    Analisis Regresi Linear Berganda

    Mode

    l

    Unstandardize

    Coefficient

    Standar

    dizedCoefficie

    nts

    T Sig.

    B

    Std.

    Error Beta

    1.  (Constan

     

    Budaya

    Organisasi

    Stres

    Kerja

    98,445

    .290

    -.1,168

    16,052

    .342

    .263

    .130

    -.680

    6,13

    3

    .847

    -

    4.43

    4

    .000

    .402

    .000

    a.Dependent Variabel: Kepuasan Karyawan.

    sumber: Output SPSS 19 Dari output SPSS diatas, didapat persamaan regresi

    berganda :

    Y = 98,445 + 0.290X1 - 1,168X2 + e

    Pengujian HipotesaDari persamaan regresi diatas, dapat

    diketahui bahwa variabel budaya organisasi

    berpengaruh positif tidak signifikan karena nilai t

    hitung variabel budaya organisasi (X1) adalah 0,847

    < dari t tabel 1.684 dengan tingkat signifikan 0.402 >

    0.05. Jadi, variabel budaya organisasi berpengaruh

    positif tidak signifikan sebagai variabel independen

    terhadap kepuasan sebagai variabel dependen. Maka

    H0 diterima dan H1 ditolak

    stres kerja berpengaruh negatif dansignifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, karena

    nilai t hitung variabel (X2) adalah - 4,434 > t tabel

    1.684 dengan tingkat signifikan 0,00 < 0.05. Jadi,

    variabel stres berpengaruh negatif dan signifikan

    sebagai variabel independent terhadap kepuasan

    karyawan sebagai variabel dependen. Maka H0 

    ditolak dan H2 diterima.

    Model Unstandardize

    Coefficient

    Standa

    rdizedCoeffic

    ients

    T Si

    g.

    B Std.Err

    or

    Beta

    2. 

    (Constant)

    Budaya

    Organisasi

    Stres

    Kerja

    Kepuasan

    Kerja

    57,233.

    195

    -.708

    .209

    11,011.

    172

    .159

    .077

    .120

    -.567

    .287

    5.198

    1.135

    -

    4.453

    2.713

    .0

    00

    .2

    63

    .0

    00

    .0

    10

    a.Dependent Variabel: Kinerja Pegawai.

    sumber: Output SPSS 19 

    Dari output SPSS diatas, didapat persamaan regresi

    berganda :

    Y = 57,233 + 0.195X1 - 0,708X2 +0,209X3+ e

    Dari persamaan regresi diatas, dapat diketahui

    bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh

    positif dan tidak signifikan karena nilai t hitung

    variabel budaya organisasi (X1) adalah 1,135 < dari ttabel 1,684 dengan tingkat signifikan 0.263 > 0.05.

    Jadi, variabel budaya organisasi berpengaruh positif

    dan tidak signifikan sebagai variabel independen

    terhadap kinerja sebagai variabel dependen. Maka

    H0 diterima dan H3 ditolak.

    Dari persamaan diatas, dapat diketahui

    bahwa variabel stres kerja berpengaruh negatif dansignifikan terhadap kinerja karyawan, karena nilai t

    hitung variabel (X2) adalah -4,453 > t tabel 1,684

    dengan tingkat signifikan 0,00 < 0.05. Jadi, variabel

    stres memiliki pengaruh negatif dan signifikansebagai variabel independent terhadap kinerja

    karyawan sebagai variabel dependen. Maka H0 

    ditolak dan H4 diterima.

    Dari persamaan diatas, dapat diketahui

    bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja karyawan, karena nilai t

    hitung variabel (X2) adalah 2,713 > t tabel 1,684

    dengan tingkat signifikan 0,010 < 0.05. Jadi, variabel

    kepuasan berpengaruh positif dan signifikan sebagai

    variabel independent terhadap kinerja karyawansebagai variabel dependen. Maka H0 ditolak dan H5 

    diterima.

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    13/18

    Dari penelitian diatas dilihat bahwa terdapat

    variasi antara pengaruh langsung yang

    memperlihatkan variabel budaya terhadap kinerja,

    begitupun pengaruh tidak langsung antara variabel

    budaya terhadap kinerja karyawan melalui kepuasankerja sebagai variabel perantara. Nilai yang didapat

    dari pengaruh tidak langsung antara budaya

    organisasi terhadap kinerja adalah 0,130 x 0,287 =

    0,0373 sedangkan pengaruh langsungnya adalah

    sebesar 0,120.

    Dari penelitian diatas dilihat bahwa terdapat

    variasi antara pengaruh langsung yang

    memperlihatkan variabel stres kerja terhadap kinerja,

    begitupun pengaruh tidak langsung antara variabel

    stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui

    kepuasan kerja sebagai variabel perantara. Nilai yang

    didapat dari pengaruh tidak langsung antara streskerja terhadap kinerja adalah 0,680 x 0,287 = 0,195

    sedangkan pengaruh langsungnya adalah sebesar0,567.

    Uji F (F-test)Hasil analisis menunjukkaan nilai Fhitung sebesar

    64,388 > 2,84 dengan nilai signifikansi p (0,000),

    maka dapat dikatakan bahwa semua variabel

    independen (budaya organisasi, stres kerja dan

    kepuasan kerja) berpengaruh secara signifikan

    terhadap kinerja karyawan sebagai variabel

    dependent.

    Uji DeterminasiUji determinasi ini dilakukan untuk melihat

    seberapa besar variabel independen mempengaruhi

    variabel dependen.

    Dari hasil olah data didapat bahwa nilai  Adjusted

     R Square sebesar 0.812 atau 81%. Ini berarti variabel

    independen yakni variabel budaya organisasi, stres

    kerja dan kepuasan kerja mempengaruhi sebesar 81%

    variabel dependen, yakni variabel Kinerja karyawan.

    Dan sisanya 19% dipengaruhi oleh variabel-variabel

    lain yang tidak ikut diteliti didalam penelitian ini.

    Pembahasan

    Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap

    Kepuasan KaryawanDari hasil regresi dengan menggunakan

    SPSS 19 diperoleh hasil bahwa budaya organisasimemiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan

    terhadap kepuasan karyawan karena memiliki t

    hitung yang < dari t tabel (0,847 < 1,684) dengan

    tingkat signifikan 0.402>0.05. Hasil ini tidak

    mendukung hipotesis 1 yang menyatakan bahwa

    adanya pengaruh yang signifikan antara variabel

    budaya organisasi dengan variabel kepuasan

    karyawan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

    penelitian yang dilakukan Arifin (2007) yang

    meyatakan bahwa terdapatnya hubungan yang tidaksignifikan antara budaya organisasi terhadap

    kepuasan kerja karyawan di PT PETROKIMIA

    GRESIK. Hal ini disebabkan karena karyawan

    menganggap budaya organisasi sudah seharusnya

    ada, wajib dan karyawan juga menganggap bahwa

    budaya organnisasi merupakan hal yang sudah

    lumrah yang seharusnya ada di dalam perusahaan

    sehingga budaya organisasi tidak berpengaruh

    signifikan terhadap kepuasan.

    Pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan kerja

    Karyawan

    Hasil output SPSS statistic 19memperlihatkan adanya pengaruh negatif dan

    signifikan dari variabel stres kerja terhadap variabel

    kepuasan karyawan. Hal ini mengidentifikasi bahwa

    semakin buruk stres kerja maka akan membuat

    kepuasan semakin menurun atau sebaliknya stres

    kerja yang semakin baik akan meningkatkan

    kepuasan karyawan. Hasil ini mendukung hipotesis 2yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang

    signifikan antara variabel stres kerja dengan variabel

    kepuasan karyawan Bank Mandiri Cabang Padang.

    Temuan ini juga sesuai dengan penelitian

    Tunjungsari (2011) tentang pengaruh stres kerja

    terhadap kepuasan kerja karyawan yang mengatakan

    bahwa variabel stres kerja berpengaruh secara

    signifikan terhadap variabel kepuasan kerjakaryawan. Stres kerja pada karyawan Bank Mandiri

    Cabang Padang dengan rata-rata skor sebesar 2,16

    dengan TCR 43,3%. Hal ini menyimpulkan bahwa

    stres kerja pada karyawan Bank Mandiri Cabang

    Padang masih tergolong rendah

    Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

    KaryawanDari hasil regresi dengan menggunakan

    SPSS 19 diperoleh hasil bahwa budaya organisasimemiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan

    terhadap kinerja karyawan karena memiliki t hitung

    yang < dari t tabel (1,135 < 1,684) dengan tingkat

    signifikan 0.263>0.05. Hasil ini tidak mendukunghipotesis 3 yang menyatakan bahwa adanya

    pengaruh yang signifikan antara variabel budaya

    organisasi dengan variabel kinerja karyawan Bank

    Mandiri Cabang Padang. Hasil penelitian ini sesuai

    dengan penelitian yang dilakukan Lina (2012) yang

    meyatakan bahwa terdapatnya hubungan yang tidak

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    14/18

    signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja

    pegawai biro Universits Muhammadiyah Sumatra

    Utara. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan

    penelitian yang dilakukan Kesuma (2007) yang

    menyatakan bahwa terdapatnya hubungan yang tidaksignifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja

    pegawai. Hal ini disebabkan karena karyawan

    menganggap budaya organisasi sudah seharusnya

    ada, wajib dan karyawan juga menganggap bahwa

    budaya organnisasi merupakan hal yang sudah

    lumrah yang seharusnya ada di dalam perusahaan

    sehingga budaya organisasi tidak berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja.

    Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja

    KaryawanHasil output SPSS statistic 19

    memperlihatkan adanya pengaruh negatif dansignifikan dari variabel stres kerja terhadap variabel

    kinerja karyawan. Hal ini mengidentifikasi bahwasemakin buruk stres kerja maka akan membuat

    kinerja semakin menurun atau sebaliknya stres kerja

    yang semakin baik akan meningkatkan kinerja

    karyawan. Hasil ini mendukung hipotesis 4 yang

    menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan

    antara variabel stres kerja dengan variabel kinerja

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang. Temuan ini

     juga sesuai dengan penelitian Trianita (2007)

    tentang pengaruh stres kerja, motivasi dan kepuasan

    kerja terhadap kinerja karyawan Bank NagariCabang Utama BPD Sumatra Barat yang

    menghasilkan bahwa  stres kerja memiliki hubungan

    yang negative terhadap kinerja, sedangkan motivasi

    kerja dan kepuasan kerja mempunyai hubungan yang

    positif terhadap kinerja karyawan Bank Nagari

    Cabang utama BPD Sumatra Barat.

    Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

    KaryawanHasil output SPSS statistic 19

    memperlihatkan hasil yang positif dan hubungan

    yang signifikan dari variabel kepuasan terhadap

    variabel kinerja karyawan. Hai ini mengidentifikasibahwa semakin tinggi tingkat kepuasan yang

    didapatkan karyawn maka akan semakin tinggi

    tingkat kinerja yang dihasilkan oleh karyawan

    tersebut. Temuan ini sesuai dengan penelitian

    Sopiah (2008) bahwa variabel kepuasan kerja

    berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

    kinerja karyawan. Hasil penemuan ini menafsirkansemakin puas seorang karyawan yang bekerja pada

    Bank Mandiri Cabang Padang maka semakin baik

    pula kinerjanya. Dan penelitian ini juga sesuai

    dengan penelitian yang dilakukan Trianita (2007)

    tentang pengaruh stres kerja, motivasi dan kepuasan

    kerja terhadap kinerja karyawan Bank Nagari

    Cabang Utama BPD Sumatra Barat yang

    menghasilkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh

    positif terhadap kinerja karyawan bank Mandiri

    Cabang Padang atau semakin tinggi kepuasan kerjaseorang kaaryawan maka akan mengakibatkan

    meningkatnya kinerja karyawan tersebut.

    Kepuasan kerja karyawan di Bank Mandiri Cabang

    Padang dengan rata-rata skor sebesar 4,13 dengan

    nilai TCR sebesar 82,62%. Jadi dapat disimpulkan

    bahwa karyawan Bank Mandiri Cabang Padang

    sudah puas

    Implikasi PenelitianTemuan dalam penelitian ini mempunyai

    beberapa implikasi penting bagi banyak pihak dilihatdari setiap variabel yang diteliti, diantaranya:

    1.  Variabel Budaya OrganisasiBerdasarkan hasil deskriptif yang telah

    dilakukan, didapatkan nilai rata-rata tertinggi dengan

    skor rata-rata TCR 3,84 (76,8%) pada pernyataan

    prosedur birokrasi pada umumnya telah mengatur

    apa yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.

    Dengan demikian karyawan Bank Mandiri cabang

    Padang sudah memiliki budaya organisasi yang

    cukup baik. Hal ini hendaknya lebih ditingkatkan

    lagi oleh pihak Bank Mandiri Cabang Padang agar

    kedepannya para karyawan lebih memiliki budayaorganisai yang lebih baik lagi.

    Namun demikian masih terdapat 1

    pernyataan yang memiliki rata-rata paling rendah

    untuk variabel budaya organisasi adalah sebesar 3,29

    dengan tingkat capaian responden sebesar 65,8%

    yaitu mengenai pernyataan perusahaan tempat anda

    bekerja dapat dikatakan perusahan yaang fleksibel

    dan menyesuaikan terhadap perubahan secara terus-

    menerus. Hal ini berarti bahwa pihak Bank Mandiri

    Cabang Padang harus lebih inovatif lagi dengan visi

    dan misi dari Bank Mandiri dan lebih fokus lagi

    terhadap kesiapan dalam menghadapi perubahansecara terus-menerus untuk masa yang akan datang.

    2. Variabel Stres KerjaPada variabel stres kerja, dari hasil deskriptif

    yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa didapatkan

    nilai rata-rata tertinggi dengan skor rata-rata TCR

    2,49 (78,6%) pada pernyataan saya merasa tidak

    mengetahui bagaimana penilaian atasan terhadapkenaikan gaji dan promosi. Hal ini berarti bahwa

    stres kerja karyawan Bank Mandiri Cabang Padang

    rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa pada

    umumnya karyawan Bank Mandiri Cabang Padang

    tidak mengalami stres kerja yang serius dalam

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    15/18

    menjalankan dan mengerjakan pekerjaannya dan

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang juga telah

    mengetahui bagaimana penilaian atasan terhadap

    kenaikan gaji dan promosi serta bagaimana penilaian

    atasan terhadap prestasi kerja karyawan. Akan tetapiupaya perbaikan harus dilakukan oleh perusahaan

    demi terciptanya kepuasan kerja dan kinerja yang

    lebih baik dalam mencapai standar kinerja organisasi

    yang telah ditetapkan. Namun demikian masih ada

    hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian yaitu pada

    pernyataan saya menerima tugas yang tidak penting

    dan tidak ada hubungannya dengan tugas utama saya.

    Hal ini berarti masih banyak karyawan yang

    melakukan tugasnya tidak sesuai dengan batasan-

    batasan yang telah ditetapkan dan tugas-tugas yang

    tidak ada hubungannya dengan tugas utama

    karyawan tersebut.Berdasarkan kondisi ini, perusahaan perlu

    mengevaluasi kebijakan-kebijakannya yangsebelumnya berpotensi menimbulkan munculnya

    stres bagi karyawan. Diperlukan upaya-upaya nyata

    yang berkesinambungan untuk menurunkan tingkat

    stres karyawan di tempat kerja misalnya dengan

    menyediakan sarana prasarana kerja yang memadai,

    memastikan jumlah karyawan cukup untuk

    menangani berbagai pekerjaan, menerapkan

    pengelolaan yang baik terhadap sistem kerja

    karyawan termasuk didalamnya pembagian tugas

    yang jelas pada masing-masing karyawan, menjagahubungan dan pola kerja yang baik antar karyawan,

    memastikan adanya komunikasi dua arah dan

    kerjasama yang baik antara karyawan  dengan para

    manager-nya, memastikan adanya informasi yang

    cukup bagi para karyawan untuk mendukung

    penyelesaian pekerjaanya dan upaya-upaya lain yang

    dapat menekan tingkat stres karyawan.

    3. Variabel Kepuasan Hasil analisis deskriptif pada variabel

    kepuasan pada penelitian ini menghasilkan nilai rata-

    rata tertinggi adalah sebesar 4,53 dengan tingkat

    capaian responden sebesar 90.6%, yaitu mengenaikepuasan karyawan terhadap cara pemimpin dalam

    mengelola anak buahnya. Dimana harus adanya

    hubungan yang baik antara atasan dan bawahan dan

    adanya penilaian kinerja yang jelas sehingga

    karyawan merasa dihargai terhadap apa yang telah

    diberikannya kepada perusahaan.

    Adapun yang harus menjadi perhatian bagipihak Bank Mandiri Cabang Padang adalah pada

    pernyataan yang memperoleh nilai sebesar 3,78

    dengan tingkat capaian responden sebesar 75.6%,

    yaitu kondisi kerja yang dirasakan. Dimana kondisi

    kerja yang dirasakan sudah cukup baik. Kepuasan

    karyawan dapat ditingkatkan lagi apabila terdapatnya

    kondisi kerja yang kondusif dan kondisi kerja yang

    menyenangkan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada

    umumnya kepuasan karyawan sudah tercapai dengan

    baik. Namun untuk meningkatkan kepuasan kerjakaryawan harus lebih memperhatikan kemampuan,

    efektifitas dan efisiensi, otoritas dan tanggung jawab,

    disiplin serta inisiatif.

    4.Variabel Kinerja Hasil analisis deskriptif pada variabel

    kinerja pada penelitian ini menghasilkan nilai rata-

    rata tertinggi adalah sebesar 4,44 dengan tingkat

    capaian responden sebesar 88,8%, yaitu mengenai

    pentingnya bekerja dengan penuh kesadaran karena

    harapan organisasi adalah agar karyawannya

    mempunyai loyalitas, kompetensi kinerja dan

    integritas yang tinggi. Selain itu karyawan juga dapatbekerja secara kompeten memiliki loyalitas terhadap

    perusahaan agar dapat bekerja dengan produktifdalam mengembangkan keterampilan/ keahlian yang

    dimiliki.

    Dan yang menjadi perhatian bagi pihak

    Bank Mandiri Cabang Padang adalah pada

    pernyataan yang memperoleh nilai sebesar 3,73

    dengan tingkat capaian responden sebesar 74,6%,

    bahwa memberikan bantuan kepada rekan kerja yang

    mengalami kesulitan merupakan sebuah otoritas dan

    tanggung jawab bagi karyawan Bank Mandiri

    Cabang Padang. Dari hasil yang ditunjukkan bahwakinerja karyawan Bank Mandiri Cabang Padang

    sudah baik. Namun untuk kedepannya, kinerja

    pegawai harus dapat lebih ditingkatkan lagi dan

    pendistribusian pekerjaan harus lebih menyesuaikan

    dengan skill yang dimiliki oleh pegawai, karena

    tantangan kedepan akan lebih berat, yang menuntut

    organisasi untuk dapat meningkatkan kinerja

    pegawainya. Oleh karena itu pimpinan organisasi

    harus mempersiapkan karyawan-karyawan yang

    dapat bekerja dengan kinerja yang lebih tinggi, dan

    peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan

    dengan cara meningkatkan kepuasan karyawandalam bekerja. seperti yang telah diungkapkan

    sebelumnya peningkatan sumber daya manusia baik

    dari budaya organisasi serta kepuasan kerja harus

    menjadi perhatian pimpinan.

    PENUTUP

    KesimpulanPenelitian dilakukan terhadap 45 orang

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang dengan

    berbagai latar belakang pendidikan dan usia.

    Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan hasil

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    16/18

    penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. 

    Budaya organisasi pada karyawan Bank

    Mandiri Cabang seluruh indikator pengukuran

    sebesar 3,62 dengan nilai TCR sebesar 72,33%.Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi

    pada Bank Mandiri Cabang Padang sudah cukup

    baik.

    2. 

    Dari dua indikator yang digunakan untuk

    mengukur tingkat stres kerja yang terjadi pada

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang

    diperoleh nilai total skor rata-rata hasil

    penyebaran kuisioner sebesar 2,16 dengan nilai

    TCR sebesar 43,3%. hasil yang diperoleh

    menunjukkan bahwa tingkat stres kerja pada

    karyawan Bank Mandiri Cabang Padang tidak

    tinggi, karena nilai TCR nya yang berkisar antara0-54,99%.

    3.  Kepuasan karyawan Bank Mandiri CabangPadang sebesar 4,13 dengan tingkat capaian

    responden sebesar 82,62%. Hal ini menunjukkan

    bahwa kepuasan kerja karyawan Bank Mandiri

    Cabang Padang adalah baik atau dapat juga

    dikatakan karyawan sudah puas.

    4. 

    Kinerja karyawan Bank Mandiri Cabang

    Padang sebesar 4,09 dengan tingkat capaian

    responden sebesar 81,7%. Hal ini menunjukkan

    bahwa Kinerja karyawan Bank Mandiri Cabang

    Padang adalah tinggi.5.  Variabel budaya organisasi tidak berpengaruh

    signifikan karena nilai t hitung variabel budaya

    organisasi (X1) adalah 0,847 < dari t tabel 1,684

    dengan tingkat signifikan 0.402 > 0.05. Jadi,

    variabel budaya organisasi tidak berpengaruh

    signifikan sebagai variabel independen terhadap

    kepuasan sebagai variabel dependen. Maka H0

    diterima dan H1 ditolak

    6. 

    Variabel stres kerja berpengaruh signifikan

    terhadap kepuasan kerja karyawan, karena nilai t

    hitung variabel (X2) adalah -4,434 > t tabel 1,684

    dengan tingkat signifikan 0,000 < 0.05. Jadi,variabel stres berpengaruh signifikan sebagai

    variabel independent terhadap kepuasan karyawan

    sebagai variabel dependen. Maka H0  ditolak dan

    H2 diterima.

    7. 

    Bahwa variabel budaya organisasi tidak

    berpengaruh signifikan karena nilai t hitung

    variabel budaya organisasi (X1) adalah 1,135 <dari t tabel 1,684 dengan tingkat signifikan 0.263

    > 0.05. Jadi, variabel budaya organisasi tidak

    berpengaruh signifikan sebagai variabel

    independen terhadap kinerja sebagai variabel

    dependen. Maka H0 diterima dan H3 ditolak

    8.  Variabel stres kerja berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja karyawan, karena nilai t hitung

    variabel (X2) adalah -4,453 > t tabel 1,684 dengan

    tingkat signifikan 0,00 < 0.05. Jadi, variabel stres

    memiliki pengaruh signifikan sebagai variabelindependent terhadap kinerja karyawan sebagai

    variabel dependen. Maka H0  ditolak dan H4 

    diterima,

    9. 

    Dari persamaan diatas, dapat diketahui bahwa

    variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja karyawan, karena nilai t hitung

    variabel (X2) adalah 2,713 > t tabel 1,684 dengan

    tingkat signifikan 0,010 < 0.05. Jadi, variabel

    kepuasan berpengaruh signifikan sebagai variabel

    independent terhadap kinerja karyawan sebagai

    variabel dependen. Maka H0  ditolak dan H5 

    diterima10.

     

    Pengaruh tidak langsung budaya organisasi

    tarhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebagaivariabel intervening hanya mempengaruhi sebesar

    3,73% , sedangkan 96,27% lagi dikontribusi oleh

    variabel lain.

    11. Pengaruh tidak langsung stres kerja tarhadap

    kinerja melalui kepuasan kerja sebagai variabel

    intervening hanya mempengaruhi sebesar 19,5% ,

    sedangkan 80,5% lagi dikontribusi oleh variabel

    lain.

    12. 

    Semua variabel independen (budaya organisasi,

    stres kerja dan kinerja) berpengaruh signifikanterhadap variabel dependen (kinerja karyawan).

    Artinya secara simultan atau bersama-sama semua

    variabel independen baik budaya organisasi, stres

    kerja dan kepuasan kerja dapat menjelaskan

    variabel kinerja karyawan Bank Mandiri Cabang

    Padang.

    13. 

    Dilihat dari analisis regresi berganda, nilai  R

    Square sebesar 0.825 menunjukkan korelasi antar

    variabel independen (budaya organisasi,stres kerja

    dan kepuasan) terhadap variabel dependen

    (kinerja Pegawai) yang sangat kuat, karena nilai R

    Square mendekati 1. Dilihat dari nilai adjusted Rsquare  sebesar 0.812 menunjukkan cukup

    besarnya peran atau kontribusi variabel

    independen (budaya organisasi,stres kerja dan

    kepuasan) mampu menjelaskan variabel dependen

    (kinerja Pegawai) sebesar 81%. Sedangkan

    sisanya sebesar 19% dijelaskan oleh variabel lain

    yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

    Keterbatasan PenelitianPeneliti menyadari temuan dalam penelitian

    ini memiliki keterbatasan yang perlu dicermati.

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    17/18

    Adapun beberapa keterbatasan yang terdapat dalam

    penelitian ini diantaranya yaitu :

    1. 

    Penelitian ini menggunakan pendekatan

    survei dengan kuisioner sebagai instrumen

    penelitian. Kelemahan angket adalahresponden kurang memberikan informasi

    tentang situasi dan kondisi yang terjadi saat

    sekarang ini. Untuk itu diharapkan penelitian

    yang akan datang, sebaiknya menggunakan

    pendekatan observasi atau wawancara agar

    data yang diperoleh sesuai dengan yang

    diharapkan.

    2. 

    Penelitian ini hanya meneliti pengaruh

    budaya organisai, stres kerja terhadap kinerja

    melalui kepuasan kerja sebagi variabel

    intervening. Sementara faktor-faktor lainnya

    yang mempengaruhi kinerja sepertikepemimpinan, etos kerja, motivasi,

    kompensasi maupun pengembangan karirdan faktor lainnya tidak dimasukkan didalam

    penelitian ini. Diharapkan peneliti

    selanjutnya mempertimbangkan faktor-faktor

    lain diluar faktor-faktor yang telah

    digunakan didalam penelitian ini.

    3.  Dalam merumuskan kuisioner, penulis hanya

    mengadopsi dari penelitian-penelitian

    terdahulu. Hal ini didasarkan pada upaya

    melanjutkan penelitian. 

    4. 

    Keterbatasan waktu, biaya dan tenagamengakibatkan penelitian ini hanya

    dilakukan di satu organisasi saja. Untuk

    mendapatkan hasil yang lebih variatif,

    disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk

    melakukan penelitian dengan sampel yang

    lebih besar 

    SaranBerdasarkan keseluruhan pembahasan yang

    dilakukan dalam penelitian ini, maka saran yang

    dapat penulis berikan berdasarkan hasil penelitian

    yang diperoleh dan diberikan kepada pihak-pihak

    tertentu adalah sebagai berikut :1. 

    Bank Mandiri Cabang Padang 

    Pihak Bank Mandiri Cabang Padang

    diharapkan untuk lebih memperhatikan kepuasan

    kerja dan kinerja karyawan dengan meningkatkan

    budaya organisasi yang baik dan mengurangi

    tingkat stres yang terjadi pada karyawan agar

    karyawan mampu melaksanakan tugasnya denganbaik , serta tercapainya tujuan bersama organisasi

    dengan efektif.

    2.  Pegawai

    Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat

    dijadikan referensi dan motivasi bagi karyawan

    agar dapat bersama-sama dengan pihak organisasi

    dan pihak-pihak lainnya yang terkait dapat

    meningkatkan budaya organisasi yang baik demi

    peningkatan kinerja karyawan.

    3. 

    Peneliti dan Akademisi Keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan

    dapat mendorong adanya penelitian lebih lanjut,

    dengan memperhatikan periode pengamatan,

    pemilihan variabel serta metode penelitian yang

    digunakan

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin, Jauhar. 2007.  Analisis Pengaruh Budaya

    Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi

    dan Kepuasan Kerja Karyawan di PT

    PETROKIMIA GRESIK. Tesis Pasca SarjanaProgram Magister Management, Universitas

    Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian

    Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta.

    Jakarta.

    Bank Mandiri.2012.  Bank Mandiri. Dalam

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri di

    akses Padang, 27 Mei 2012 

    Dessler, Gary. 2005.  Manajemen Sumber Daya

     Manusia (Edisi indonesia), Edisi 9. Jakarta:

    PT Prenhallindo.

    Hasibuan, Azwar, B.2010. Pengaruh BudayaOrganisasi, Kepuasan Kerja dan

    Pengembangan Karir Terhadap Motivasi

    Karyawan di PT Bank X Padang. Tesis Pasca

    Sarjana Program Magister Management,

    Universitas Andalas Padang.(Tidak

    dipublikasikan)

    Iskandar, S. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan

     Lain. Jakarta: PT SAB.

    Jogianto. 2007.  Metode Penelitian Bisnis. BPFT.

    Yogyakarta. 

    Kesuma,Ali. 2007. Pengaruh Lingkungan Kerja,

     Motivasi, dan Budaya Organisasi TerhadapKepuasan Kerja serta Dampaknya Terhadap

    Kinerja Pegawai.  Jurnal Bisnis dan

    Mangemen Vol.1 No.4 Hal 3310-322

    Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi.

    Jakarta: Salemba Empat.

    Lina, Dewi.2012.  Analisis Pengaruh Kepemimpinan

    dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

    Pegawai Dengan Sistem Reward Sebagai

    Variabel Modetering di Universitas

     Muhammadiyah Sumatra Utara.  Tesis Pasca

    Sarjana Program Magister Managemen ,

    Universitas Sumatra Utara.

  • 8/18/2019 Pengaruh Budaya Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    18/18

    Luthans, F.2006. Perilaku Organisasi, Edisi

    kesepuluh. Yogyakarta:Penerbit Andi

    Mangkunegara, Anwar Prabu, 2009. Manajemen

    Sumber Daya Manusia Perusahaan.  PT.

    Remaja Rosdakarya, BandungMansor, Muzianah,dan Muhamad Tayib. 2010.  An

     Empirical Examination of organisational

    Culture, Job Stress and Job Satisfaction

    within the Indirect Tax Administration in

     Malaysia. International Journal of Business

    and Social Science Vol. 1 No. 1. 

    Mathis,Robert L,and John H.Jackson.2006.

     Manajemen Sumber Daya   Manusia.

    penerjemah : Diana Angelica.Jakarta:Salemba

    Empat. 

    Notoatmodjo.2005.  Metodelogi Penelitian

    Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka CiptaNur,Chasanah.2008.  Analisi Pengaruh

     Empowerment, Self Efficacy dan Budaya

    Organisasi terhadap Kepuuasan Kerja dalam

     Meningkatkan kinerja karyawan ( Study

     Empiris Pada Karyawan PT Mayora Tbk

     Regional Jateng dan DIY). Tesis Pasca Sarjana

    Program Magister Management, Universitas

    Diponegoro Semarang

    Retnadi, D.2012. Satu Lagi Proteksi Terhadap

     Nasabah Perbankan. Dalam

    http://www.iei.or.id/publicationfiles/Mediasi%

    20Perbankan.pdf, di akses Padang, 27 Mei2012.

    Rivai, V. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia

    Untuk Perusahaan. Bandung: PT. Remaja

    Rosda Karya.

    Rivai, V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia

    Untuk Perusahaan,Jakarta: Grafindo.

    Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi,

    Edisi Kesepuluh. PT. Indeks Kompleks

    Gramedia

    Rozikin, Zainur. 2006. Pengaruh Konflik Peran dan

    Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada

     Bank Pemerintahan di Kota Malang.  JurnalAplikasi Manajemen Vol.4 No.2

    Salami, dkk. 2010.  Impact of Job Stress on

     Managers’ Performance. European Journal of

    Scientific Research ISSN 1450-216X Vol.45

    No.2 pp.249-260

    Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for

    Business: Metode Penelitian Untuk Bisnis,

    Edisi ke 4 Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi

    Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan

    Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang

    Umum di Surabaya”, Vol 7 no 1, Maret 2005

    Sugiyono. 2009.  Metode Penelitian Kuantitatif dan

    Kualitatif . Bandung: CV.Alfabeta.

    Sopiah. 2007.  Budaya Organisasi , Komitmen

    Organisasional Pimpinan dan pengaruhnya

    Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

    Karyawan Bank. Jurnal Keuangan dan

    Perbankan,Vol 12 no 2 hal 303-317

    Trianita, Mery. 2007. Pengaruh Stres Kerja, Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap

    Kinerja karyawan Bank Nagari Cabang

    Utama BPD Sumatra Barat. Tesis Pasca

    Sarjana Program Magister Management,

    Universitas Andalas Padang (Tidak

    dipublikasikan)

    Tunjangsari, Peni. 2011. Pengaruh Stres KerjaTerhadap Kepuasan Karyawan Pada Kantor

    Pusat PT Pos Indonesia.Vol 1 No. 1

    UGM. 2006.  Efek Diversitas Budaya Terhadap

    Kinerja Bank Mandiri. Dalam 

    http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=522 di akses Padang, 27 Mei 2012 

    Wibowo. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada.

    Wibowo, Triyoga, Agung. 2008.  Analisis Pengaruh

     Budaya Organisasi dan Kepuasn Kerja

    Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja

    Karyawan. Tesis Pasca Sarjana Program

    Magister Management, Universitas

    Diponegoro