pengaruh budaya korean populer di media sosial …
TRANSCRIPT
PENGARUH BUDAYA KOREAN POPULER DI
MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU
KEAGAMAAN ISLAM REMAJA KOTA
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Siti Aisyah
NIM. 11140510000215
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
TAHUN 2021 M/ 1442 H
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGARUH BUDAYA KOREAN POPULER DI
MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU
KEAGAMAAN ISLAM REMAJA KOTA
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar sarjana sosial (S.Sos)
Oleh
Siti Aisyah
NIM. 11140510000215
Pembimbing
Artiarini Puspita Arwan M.Psi
NIP. 198611092011012016
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M/ 1442 H
i
ABSTRAK
Siti Aisyah, 11140510000215, Pengaruh Budaya Korean
Popular Di Media Sosial Terhadap Perilaku Keagamaan
Islam Remaja Kota Tangerang Selatan, di bawah bimbingan
Artiarini Puspita Arwan, M,Psi.
Media sosial sudah sangat tidak asing dikalangan
masyarakat, terlebih bagi remaja. Media sosial juga memiliki
fungsi fundamental yakni transmisi budaya. Budaya Korean
Popular, merupakan salah satu hasil transmisi budaya yang kini
digandrungi oleh remaja Indonesia.
Berdasarkan pernyataan di atas, menimbulkan pertanyaan
bagi peneliti. Apakah terdapat pengaruh budaya Korean Popular
di media sosial terhadap perilaku keagamaan Islam remaja di
Kota Tangerang Selatan? Jika ada pengaruh kemudian seberapa
besar pengaruh budaya Korean Popular di media sosial terhadap
perilaku keagamaan Islam remaja di Kota Tangerang Selatan?
Penelitian ini menggunakan teori Efek Media, yang
menyebutkan suatu unsur dalam pesan media massa dapat
memfasilitasi, memperkuat ataupun mencegah perubahan atau
pengaruh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian ini menggunakan metode eksplanasi survey,
yang menggunakan hipotesis dan berpedoman pada kuisioner.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dengan rumus Slovin. Untuk menganalisis data peneliti
menggunakan uji korelasi, koefisien determinasi, regresi linear
sederhana dan pengujian hipotesis melalui uji anova.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
budaya Korean Popular di media sosial (X) terhadap perilaku
keagamaan Islam (Y) dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang
berarti Ha diterima dan H0 ditolak dan nilai determinasi atau besar
pengaruh 22,1%, yang berarti perilaku keagamaan remaja
dipengaruhi salah satunya oleh budaya Korean popular di media
sosial sedangkan 77,9% dipengaruhi oleh hal lain.
Kata Kunci: Budaya, Korean Popular, Media Sosial, Perilaku,
Keagamaan, Remaja.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas rahmat Allah SWT yang telah
memberikan banyak keberkahan kepada penulis, sehingga pada
akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat
dan salam tak lupa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Proses panjang penulisan skripsi ini, peneliti sadari masih
terdapat banyak kekurangan. Namun berkat bantuan dan
dukungan yang peneliti terima dari berbagai pihak, maka peneliti
ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Suparto, M.Ed, PhD, selaku Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, MSW,
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor,
MA, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs.
Cecep Castrawijaya, MA, Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Dr. Armawati Arbi, M.Si , dan Dr. H. Edi Amin, MA,
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi, selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan motivasi, arahan, saran,
kritik, dan semangat untuk peneliti selama proses
iii
penelitian. Terima kasih tak terhingga peneliti ucapkan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan
serta keberkahan kepada beliau dan keluarga.
4. Dosen Penasihat Akademik Zakaria, S.Ag, yang telah
membantu proses akademik KPI E 2014, dan dosen expert
judgement, Ibu Nasichah, M.A., serta segenap Dosen dan
Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5. Ayahanda Nasirun Nasution (Almarhum) dan Mama
Wardiah, yang telah membesarkan, mendidik, dan
menyayangi penulis dengan cinta yang paling tulus, serta
mendukung penulis dalam pendidikan guna mendapat
gelar sarjana. Meski pada akhirnya perasaan sedih hadir
karena ayah tak bisa mendampingi momen bahagia di
ujung strata satu penulis dan hal itu juga yang sempat
membuat pasang surut motivasi dalam mencapai garis
akhir strata satu penulis.
6. Kepada Adik-adik yang telah mendukung kakak
pertamanya dalam menyelesaikan studi strata satu dan itu
pula yang penulis harapkan bisa kalian capai dengan
lebih baik.
7. Teman-teman KPI E, dan yang utama E-Friends, Neisya,
Iik, dan Devi yang selalu menjadi pendukung inti dalam
terselesaikannya penelitian ini, yang selalu mengiringi
tiap keluh kesah dalam pelarian dari masalah baik skripsi
maupun pribadi, serta Bening, dan Dita yang menjalani
akhir masa penyelesaian skripsi dengan semangat meski
tertatih pada akhirnya selesai jua. Rosi, Sri, terimakasih
iv
atas kebersamaan dalam segala hal. Semoga simpul
pertemanan kita selalu diberkahi.
8. Terimakasih kepada keluara besar dari Ayah, keluarga
besar Ompung Kasbi Nasution dan Mama, keluarga besar
Ompung Sonnip.
9. Rekan sepengalaman organisasi RDK FM, yang telah
berbagi ilmu dan mengasah kemampuan dengan
solidaritas tinggi.
10. Kepala Sekolah daan rekan guru di SD Budi Mulia Dua
Bintaro.
11. Semua pihak yang membantu yang tak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Akhirnya rasa syukur, ungkapan terimakasih dan permohonan
maaf penulis sampaikan jika selama ini banyak terjadi kesalahan
serta kekhilafan yang pernah penulis lakukan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif. Semoga skripsi ini sedikit banyak
dapat memberi manfaat bagi penulis dan semua pihak tanpa
terkecuali serta mendapat keberkahan dan ridha dari Allah
Subhanahu Wata’ala. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ciputat, 21 Desember 2020
Siti Aisyah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ viii
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 8
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka ................................................................ 9
G. Sistematika Penulisan ...................................................... 11
BAB II ........................................................................................ 13
LANDASAN TEORI ................................................................. 13
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian ........................ 13
1. Komunikasi Massa ............................................................... 13
2. Cultural Studies ................................................................... 19
3. Korean Popular .................................................................... 20
4. Teori Belajar Sosial .............................................................. 21
5. Konsep Pengaruh ................................................................. 23
6. Media Sosial ......................................................................... 24
7. Perilaku Beragama ............................................................... 26
8. Remaja ................................................................................. 35
B. Kerangka Pemikiran ......................................................... 38
C. Hipotesis ........................................................................... 38
vi
BAB III ....................................................................................... 40
METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 40
A. Paradigma Penelitian ........................................................ 40
B. Metode Penelitian............................................................. 40
C. Definisi Konseptual Definisi Operasional ....................... 41
D. Populasi dan Sampel ........................................................ 43
E. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 45
F. Sumber Data ..................................................................... 45
G. Instrumen Penelitian ....................................................... 46
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 48
I. Teknik Pengolahan Data .................................................. 50
J. Teknik Analisis Data ........................................................ 51
BAB IV ....................................................................................... 59
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 59
A. Temuan Hasil Penelitian .................................................. 59
B. Pembahasan ...................................................................... 64
BAB V ......................................................................................... 66
PENUTUP .................................................................................. 66
A. Kesimpulan ...................................................................... 66
B. Saran ................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 68
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................... 41
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ....................................................... 53
Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas ..................................................... 56
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ............................................. 59
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ................................................... 60
Tabel 4.3 Hasil Uji Linieritas ...................................................... 60
Tabel 4.4 Koefisien Korelasi ...................................................... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ........................... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Anova ......................................................... 63
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi ................................................ 64
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Data penggunaan media sosial paling aktif ............... 1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................ 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram,
Youtube dan lainnya, sudah sangat tidak asing dikalangan
masyarakat era millenial, apalagi bagi remaja, khususnya
remaja putri. Kehadiran media sosial yang memuat
beragam informasi serta digunakan secara luas, dalam
artian siapapun bisa memberikan informasi dan menerima
informasi dengan sangat cepat. Informasi apapun itu,
secara massif dapat tersebar secara luas kepada khalayak.
Ditambah kondisi masyarakat zaman saat ini, yang sangat
terbuka serta sadar akan pentingnya informasi. Tak ayal
masyarakat akhirnya bergantung pada informasi melalui
media sosial. Informasi yang datang menerpa khalayak
melalui berbagai pilihan media sosial, terkadang juga
membuat khalayak yang haus akan informasi menjadi
sangat aktif untuk mengambil dan menelusuri informasi
tersebut.
Media Sosial sebagai bagian media massa,
memiliki fungsi transmisi budaya. Robert K. Merton
menyebutkan, transmisi budaya media massa bisa berubah
menjadi serangan balik yang mematikan.1 Maksudnya di
sini adalah memunculkan budaya baru yang tidak baik.
1 Sumadiria Haris, Sosiologi Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2014), hal.40.
2
Sebut saja informasi seputar K-Pop alias Korean Popular,
yang menyajikan up to date terkini seputar budaya Korea
Selatan, mulai dari musik, drama serta para aktor dan
aktris dari K-Pop. Informasi tersebut mudah menerpa
khalayak melalui beragam media sosial yang ada.
(sumber:Hootsuite.com Social Business Platform)
Gambar 1.1 Data penggunaan media sosial paling aktif
Dari hasil riset di atas juga bisa menjadi indikasi
terpaan media sosial. Remaja sebagai bagian dari
masyarakat Indonesia ikut berperan aktif di media sosial,
untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan.
Begitupun remaja yang memiliki ketertarikan besar
terhadap informasi seputar K-Pop, yang menjadi
pendorong utama meluasnya terpaan K-Pop di media
sosial. Seperti yang diketahui karakteristik khalayak salah
satunya adalah khalayak sebagai mediator, seorang
khalayak setelah menerima pesan informasi dari suatu
3
medium atau media, kemungkinan besar akan meneruskan
informasi tersebut kepada orang-orang lainnya.2
Menurut Stevan M. Chaffee, efek media massa
atau pun media sosial dapat dilihat dari tiga pendekatan.
Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang
berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri.
Pendekatan kedua adalah dengan melihat perubahan yang
terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa,
perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan
istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif dan
behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap
khalayak (Individu, kelompok, organisasi, masyarakat
atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa.3
Dampak media sosial juga mempengaruhi
pemikiran dan tindakan khalayak, seperti disebut kan oleh
Chaffee, pada efek dengan pendekatan kedua. Dampak
pemberitaan K-Pop yang meluas di penjuru dunia,
menimbulkan tindakan khalayak untuk menjadi bagian
dari penggemar K-Pop yang sangat terkenal tersebut. Pada
persoalan ini bahkan tak ayal khalayak menjadi sangat
loyal untuk membeli berbagai barang yang dipromosikan
oleh akun-akun K-Pop. Barang tersebut bahkan di impor
dari negara asal K-Pop tersebut dengan nominal yang
tidak kecil. Persoalan seperti ini membuktikan informasi
2 Raudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing,
2013), hal. 66. 3 Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa
rekatama Media, 2014), hal.50
4
dari media sosial juga bisa menimbulkan dampak
konsumerisme dari pengambilan tindakan oleh khalayak.
Selain konsumerisme, K-Pop di media sosial juga
menyuguhkan tayangan drama yang juga mampu menarik
minat khalayak. Layaknya drama yang menyajikan
hiburan pemeran, alur cerita, dan genre yang disajikan,
menambah minat pecinta K-Pop untuk berlama-lama
membuka media sosial untuk mencari update terbaru
tayangan drama untuk disaksikan. Membuang waktu tidur
demi menyaksikan tayangan drama secara keseluruhan
acap kali dilakukan oleh remaja saat ini.
Dari beberapa media sosial, tindakan yang
dilakukan khalayak untuk mencari dan saling bertukar
informasi seputar K-Pop. Hal tersebut membuat mereka
akhirnya menciptakan akun grup fans K-Pop mereka.
Fitur internet tertentu memang memungkinkan kita
melakukan interaksi dengan cara-cara baru dan menarik
seperti, chat room atau ruang obrol, memungkinkan kita
berkomunikasi langsung dengan orang lain yang belum
kita kenal.4 Kumpulan orang-orang dalam akun grup
seperti itu berisi maniak yang menyukai K-Pop tertentu
dan saling melakukan tukar-menukar informasi atau
sekedar mencari informasi seputar idola K-Pop mereka.
Terpaan terkait K-Pop yang sampai menjamur luas
4 Saverin, Warner J, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi:
Sejarah, Metode & Terapan di dalam Media Massa, edisi kelima, (Jakarta:
Kencana, 2011), hal. 447.
5
dikalangan remaja putri Indonesia, saat ini mendapat
perhatian beberapa pihak karena dikhawatirkan timbul
perubahan perilaku keagamaan yang terjadi karena
terpaan budaya K-Pop di media sosial.
Remaja putri yang keranjingan dengan K-Pop,
dalam dugaan peneliti hal tersebut menimbulkan kelalaian
dalam beribadah dan mendekatkan pada hal yang dilarang
oleh Allah SWT. Selain itu sesuai observasi, para siswi
melakukan penundaan ibadah, dan mengalami perubahan
sikap, yang mana hal tersebut membuat mereka memilih
menghabiskan waktu dengan menyaksikan K-Pop,
mencari tahu idola mereka maupun menonton drama
dibanding pergi ke perkumpulan agama, seperti majelis,
dan lainnya. Adanya indikasi semiotik mengenai
freemanson, illuminati atau aliran satanisme dalam
beberapa visual yang dihadirkan oleh K-Pop juga menjadi
sebuah kekhawatiran besar umat muslim. Remaja muslim
yang mungkin mengira itu hanya sebuah seni surealis
akan terpedaya dan bagi aliran ini tujuan mereka agar
banyak manusia terpengaruh untuk menikmati K-Pop
dengan konten illuminati yang disisipkan. Bahkan
kenikmatan yang dirasakan bisa jadi sebuah hal yang
tidak baik karena dianggap sama oleh beberapa pemuka
agama dengan setengah menyembah idola. Hal lain yang
ditunjukkan oleh fanatik fans dari K-Pop ini ialah mereka
membuat bias gender dalam anggota boyband yang
mereka idolakan dan mempasangkan mereka dengan
6
narasi imajinasi yang terkesan antar anggota boygrup itu
menyimpang dengan menyukai sesama jenis. Tak bisa
dipungkiri dari yang awalnya hanya mempasangkan
secara fiktif, kini sudah ada grup yang berisi para penyuka
sesama yang menunjukkan penyimpangan mereka di
lingkup hiburan seperti K-Pop.
Perilaku pada orang yang keranjingan K-Pop atau
fans menurut ahli, fans, dipandang sebagai orang yang
canggung secara sosial serta kumpulan orang lalai dan
terbuai oleh budaya populer, lewat media tertentu yang
menawarkan kepuasan semu yang dijadikan pelarian
hidup yang menyedihkan.5 Alasan beberapa perempuan
berlaku fanatis adalah karena mencari sosok sempurna
untuk di idolakan dan jika sudah menemukan ia akan
merasa puas jika bisa memiliki barang yang terdapat
sosok idolanya tersebut.6
Sikap yang ditunjukkan fans K-Pop ini
dikhawatirkan bisa mengubah identitas remaja muslimah
menjadi ke Korea-an. Apalagi sikap fanatis terhadap
sosok tertentu di K-Pop ini ternyata menimbulkan
keinginan lain di dalam diri si fans, hingga menganggap
sosok artis K-Pop ini adalah bias mereka. Yang mana
5 Bernadette Casey, et, Televison studies: the keys concepts, second
edition, (Oxon: Routledge, 2008),
h.91 PijarPsikologi, Apa Kata Psikologi Tentang Fangirl,
https://pijarpsikologi.org/apa-kata-psikologi tentang-fangirl/ diakses
pada 25/03/2018 21.00
7
mereka menganggap bahwa sosok tersebut adalah sosok
idaman pendamping, pacar, bahkan suami mereka. Bias
sendiri memiliki artian tendensi seseorang ke arah
seseorang yang dituju yang membuat fans
memperlakukan seseorang itu lain dari pada yang lain.7
Dalam dunia K-Pop ‘bias’ sering digunakan untuk
menandakan anggota grup yang di favoritkan. Beberapa
OA (Offiial Account) di Line bahkan membuat akun
tersebut sebagai akun yang menyimbolkan sosok dari artis
K-Pop itu, di mana fans bisa menganggap mereka sedang
chat dengan idola mereka.
Penulis merasa penelitian ini perlu guna
mengetahui sejauh mana perilaku fans dikalangan remaja
muslim kini mencari informasi, menyaksikan dan
menantikan up date langsung bias mereka dan
menggunakkan media sosial untuk memenuhi
keinginannya mendalami K-Pop pada kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan uraian di atas, skripsi ini mengambil
judul “PENGARUH BUDAYA KOREAN POPULAR
DI MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU
KEAGAMAAN ISLAM REMAJA KOTA
TANGERANG SELATAN”
7 Aulia Khairunnisa, 10 istilah-istilah ini Cuma fans k-pop yang tahu,
http://www.gogirl.id/news/buzz/10-istilah-istilah-ini-cuma-fans-k-
pop-yang-tahu-D06549.html, Gogirl.co.id.
8
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh budaya Korean popular di
media sosial terhadap perilaku keagamaan Islam
remaja Kota Tangerang Selatan?
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah ini hanya pada remaja
muslim Kota Tangerang Selatan usia 12-23 tahun. Serta
penulis memfokuskan penelitian ini hanya pada konteks
perilaku keagamaan pada ke-tauhidan dan ibadah saja,
untuk melihat apakah remaja muslim yang mengetahui K-
Pop mengalami perubahan pada lingkup keyakinan
mereka kepada Allah SWT, dan pengamalan ibadah
mereka yang menyukai K-Pop.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh budaya Korean
Popular di media sosial terhadap perilaku keagamaan
Islam remaja Kota Tangerang Selatan.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
Dalam bidang akademik, penelitian ini diharapkan
mampu menambah pengetahuan dan berkontribusi
9
dalam pengaplikasian salah satu teori efek media
massa yakni belajar sosial dari ilmu sosiologi
komunikasi massa dengan media sosial saat ini,
kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Kegunaan penelitian ini secara praktis diharapkan
dapat menjadi informasi bagi ilmuwan, dan praktisi
komunikasi serta dakwah di masa mendatang dalam
melakukan telaah perilaku keagamaan akibat media
sosial terutama dilihat dari analisis statistika pengaruh.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini digunakan untuk membantu
penulis membandingkan dan mengevaluasi hasil
penelitian dengan penelitian dari peneliti lain.8 Tinjauan
pustaka juga dilakukan untuk menghindari kesamaan
dengan skripsi milik orang lain terkait dengan pengaruh
terpaan maupun korean popular lainnya.
Beberapa skripsi yang penulis tinjau diantaranya:
1. Skripsi Isni Rahmawati, dengan Nomer Induk
Mahasiwi 109051000174, Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2014, yang berjudul
8 Sonny Sumarsono, Metode Riset Daya Manusia, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004), Cet. ke-1, hal.19.
10
“Pengaruh Tayangan Korean Wave di Internet
Terhadap Perilaku Komunitas Korean Beloved Addict
(KBA)”. Skripsi ini membahas tentang ada atau
tidaknya pengaruh Kshowonline.com terhadap
perilaku imitasi anggota komunitas Korean Beloved
Addict (KBA) dan apa saja yang mempengaruhi
timbulnya imitasi. Hasil penelitian ditemukan terdapat
pengaruh kuat tayangan korean wave di internet
terhadap perilaku imitasi dengan nnilai R sebesar
0,658.
2. Skripsi Indah Permata Sari, dengan Nomer Induk
Mahasiswi 1112051100051, Jurusan Jurnalistik,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
tahun 2017. Judul skripsi “Pengaruh Terpaan Anime
Di Media Massa Terhadap Gaya Hidup Perilaku
Anggota Islamic Otaku Community (IOC) Episode
UIN Jakarta”. Pada skripsi ini mengulas mengenai
pengaruh terpaan anime di media massa terhadap gaya
hidup perilaku anggota Islamic Otaku Community
(IOC) UIN Jakarta dan menguji gaya hidup perilaku
anggota Islamic Otaku Community UIN Jakarta. Dari
hasil penelitian pada skripsi ini di temukan terdapat
pegaruh yang tinggi dalam terpaan anime di media
massa terhadap gaya hidup perilaku anggota IOC UIN
Jakarta dengan nilai R sebesar 0,833.
11
3. Jurnal Wilga Secsio, dkk. ISSN 2442-4480, Volume
3, Nomor 1. Judul Jurnal “Pengaruh Media Sosial
Terhadap Perilaku Remaja”. Jurnal ini meneliti
mengenai bagaimana media sosial mempengaruhi
perilaku remaja dan ditemukan dampak dari media
sosial mempengaruhi remaja dalam bentuk positif dan
negatif.
4. Jurnal Ressi Dwiana, ISSN 2085-1979, Volume VI,
Nomor 1, Tahun 2014, Jurnal Komunikasi Universitas
Tarumanegara. Jurnal dengan Judul “Korean Wave,
Imperialisme Budaya, dan Komersialisasi Media.
Jurnal ini meneliti dan menemukan media kini tak lagi
menjadi wadah untuk keberagaman budaya, justru
sistem media saat ini sangat komersil dengan selalu
menampilkan budaya populer seperti budaya Korea
yang sedang mengalami peningkatan peminat.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap
keseluruhan isi skripsi ini maka dari itu peneliti membuat
sistematika penelitian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
12
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian ini menjelaskan secara rinci definisi, Teori
Komunikasi Massa, Teori belajar sosial dari efek media
massa, Budaya K-POP, pengaruh, dan Perilaku Beragama.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini terdapat dua belas sub bab, yaitu
lokasi dan waktu penelitian, pardigma dan pendekatan
penelitian, metode penelitian, jenis penelitian, subjek dan
objek penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
definisi konseptual, definisi operasional, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bagian ini berisi tentang pemaparan hasil analisis
data terkait penelitian yang ditulis oleh peneliti. Mengenai
pengaruh budaya K-Pop di media sosial terhadap perilaku
beragama.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis
atas penelitian yang telah dilakukan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian
1. Komunikasi Massa
a. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dari
penyebarluasan makna antara media massa dan para
pemirsanya.9 Komunikasi Massa menurut Dominic,
adalah fenomena terbentuknya selebritas di bidang
keartisan atau pakar di bidang politik, ekonomi,
komunikasi dan lainnya, tidak terlepas dari peranan yang
dimainkan komunikasi massa dalam kehidupan
masyarakat. Apa yang kita butuhkan dalam hidup bisa
kita cari informasinya melalui komunikasi massa. Maka
bukan hal aneh lagi, komunikasi melalui media massa
mampu menembus kehidupan kita, bahkan membeberkan
informasi kita.10
Komunikasi massa diangkat dari istilah bahasa
Inggris, mass communcation, yang juga kependekan dari
mass media communication. Arti dari komunikasi massa
adalah komunikasi yang menggunakan media massa atau
mass mediated. Istilah mass communication diartikan
9 Stanley J. Baran, Introduction to mass communiation media literacy
and culture, (New York: McGraw-Hill, 2004), h. 7. 10 Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa
rekatama Media, 2014), h.12-13
14
sebagai saluran, yaitu media massa sebagai kependekan
dari media of mass communication.11
b. Unsur Komunikasi Massa
Menurut Laswell unsur-unsur dari komunikasi
massa adalah:12
a) Who (Sumber atau Komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah
organisasi atau lembaga atau orang yang bekerja
dengan fasilitas organisasi atau lembaga tersebut.
b) Says what (Pesan)
Wright (1977)menyebutkan karakteristik pesan
dalam komunikasi massa sebagai berikut:
1) Publicity
Pesan-pean terbuka untuk umum atau publik.
2) Rapid
Pesan dalam komunikasi massa dapat
mencapai khalayak yang luas dalam waktu
yang singkat dan terus-menerus.
3) Transient
Pesan dalam komunikasi massa bersifat
sementara dan tidak permanen.
c) In Which Channel (Saluran atau Media)
11 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004),
h.67-69 12 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004),
h.70-80
15
Saluran atau media menyangkut semua peralatan
mekanik yang digunakan untuk penyebarluasan
pesan-pesan komunikasi massa.
d) To whom (Penerima)
Berkaitan dengan sasaran dalam komunikasi
massa. Menurut Wright, penerima pesan dalam
komunikasi massa, memiliki karakteristik seperti:
1) Large (besar)
Besarnya khalayak massa bersifat relatif,
tersebar diberbagai lokasi dan tidak saling
berinteraksi satu sama lain secara langsung.
2) Heterogen (beraneka ragam)
Sasaran komunikasi massa sangat beragam
dari lapisan masyarakat.
3) Anonim (tidak saling mengenal)
Baik komunikator maupun komunikan tidak
saling mengenal satu sama lain.
e) With What Effect (Unsur Efek atau Akibat)
Efek adalah perubahan yang terjadi dalam diri
peirsa sebagai akibat dari pesan-pesan media.
Setidaknya ada tiga efek dalam diri pemirsa yakni:
1) Efek kognitif
Efek yang dapat mengubah nilai yang saat ini
ada dan telah terpelihara di dalam masyarakat.
16
2) Efek afektif
Efek ini merupakan proses yang berhubungan
dengan emosi dan perasaan seseorang, seperti
ketakutan, kegelisahan, serta moral.
3) Efek konatif
Efek konatif merupakan hasil perluasan efek
kognitif dan afektif.
c. Efek Komunikasi Massa
Dalam proses komunikasi, pesan dalam media
massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung
maupun tidak langsung. Efek media massa adalah suatu
konsekuensi dari apa yang media massa sengaja perbuat
ataupun tidak. Di samping itu efek media juga dapat
memfasilitasi perubahan, memperkuat yang sudah ada
ataupun mencegah perubahan.13
Menurut Steven M. Chaffe, efek media massa
cenderung dilihat, baik dari pesan maupun media itu
sendiri, itulah pendekatan pertama dalam melihat efek
media massa. Pendekatan kedua ialah melihat jenis
perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi
massa seperti, penerimaan informasi, perubahan perasaan
atau sikap, dan perubahan perilaku; atau dengan istilah
lain, perubahan kognitif, afektif, dan behavioral.
Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang
13 Denis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), h. 221
17
dikenai efek komunikasi massa seperti, individu,
kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa.14
Menurut Chaffe, efek media massa dapat dilihat
dari dua pendekatan antara lain:
1. Efek media massa yang berkaitan dengan pesan
ataupun media itu sendiri.
2. Efek dapat dilihat dengan jenis perubahan yang
terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang
berupa sikap.15
Menurut Robert K. Merton, mengungkapkan,
“efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah
diterpa pesan media massa”.16 Schramm mengemukakan,
komunikasi massa mempunyai efek yang ‘mengembang’.
Sebab dalam banyak hal komunikasi massa telah
mengambil alih fungsi komunikasi sosial. Secara umum,
komunikasi melalui media massa telah menciptakan suatu
jaringan pengertian, yang tanpa itu tidak mungkin tercipta
masyarakat yang besar dan modern. Efek seperti itu
merupakan efek dasar yang terjadi dari hari ke hari secara
terus menerus. ia tidak dapat dilihat, didengar maupun
diraba, tetapi ia benar-benar terjadi. Sehingga jika
disimpulkan terpaan media massa pada waktunya akan
14 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 216. 15 Elvinaro Ardianto el.al., Komunikasi Massa “Suatu Pengantar”
Edisi Revisi,
(Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 49. 16 Elvinaro Ardianto el.al., Komunikasi Massa “Suatu Pengantar”
Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 50.
18
menimbulkan perubahan-perubahan yang amat
mengejutkan.17 Terpaan sendiri dapat diartikan sebagai
kegiatan mendengar, melihat, membaca pesan-pesan
media ataupun memiliki perhatian terhadap pesan-pesan
tersebut yang dapat terjadi pada lingkup individu ataupun
kelompok.18 Dari terpaan yang memunculkan perhatian
inilah memengaruhi bawah sadar seseorang. Apabila
suatu hal disajikan secara berulang-ulang, akan dapat
menarik perhatian dan pada akhirnya memengaruhi bawah
sadar seseorang.19
David Gales dalam bukunya yang berjudul “Media
Psychology” terdapat tiga dampak dari komunikasi massa
melalui media, yaitu:20
1. Imitation
Yang dimaksud imitation ialah khalayak
meniru apa yang mereka lihat di media. Hal ini
dapat terjadi terutama pada anak-anak dan
remaja.
2. Excitation
Dampak excitation adalah dampak dari
tayangan di media yang menimbulkan
rangsangan terhadap khalayaknya.
17 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2006 ),
h.46 18 Ardiyanto dan Erdiyana, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.2 19 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), h.66 20 David Giles, Media Psychology, (New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associate, 2003), h. 52-58.
19
3. Disensitisation
Tayangan dengan isi yang sama dan
ditampilkan secara terus-menerus akan
mempengaruhi persepsi dan pola pikir
khalayak terhadap hal yang terdapat dalam
media tersebut.
2. Cultural Studies
John Storey mendefinisikan budaya populer
adalah sebuah budaya yang secara luas dapat diterima
oleh masyarakat di mana budaya tersebut diperkenalkan.
Dalam konteks ini budaya populer diperkenalkan dengan
bantuan media massa.21 Menurut Stuart Hall, budaya
adalah proses produksi dan pertukaran makna. Produksi
tersebut merupakan salah satu elemen dari beberapa
elemen yang terdapat dalam circuit of culture, antara
lain:produksi (production), konsumsi (consumption),
regulasi (regulation), representasi (representation), dan
identitas (identity).22 Hubungan antara satu elemen
dengan elemen yang lain dalam circuit of
culture merupakan hubungan yang dialogis dan tidak
mempunyai pola yang pasti, absolut dan esensial.
Produksi hanyalah salah satu elemen dalam circuit of
culture yang tidak dapat dipisahkan dari isu representasi,
identitas, konsumsi, dan regulasi.
21 John Storey, Cultural Studies and Popular Culture: Theory and
Methode Comprehensive, (Harlow,England: Pearson Longman, 2007), h.5 22 Paul Du Gay. (ed.). 1997. Production of Culture/Cultures of
Production. London: SAGE Publication Ltd. Hlm. 83.
20
Dalam konteks ini, media tidak hanya dilihat dari
proses produksi pesan dari dalam, namun juga di
pengaruhi oleh faktor-faktor diluar media itu sendiri.
Makna media dibentuk dari kehidupan sehari-hari yang
dipengaruhi oleh relasi kuasa maupun norma dominan
dimasyarakat. Kemudian, makna tersebut di
representasikan sebagai teks atau apapun yang memiliki
makna tertentu. Lalu, makna tersebut ditangkap oleh
khalayak sesuai dengan persepsi masing-masing. Persepsi
tersebut kemudian mempengaruhi apa yang terjadi pada
kehidupan sehari-hari, dan begitulah seterusnya.
Oleh karena itu, pola circuit of culture tersebut dapat
membantu kita untuk membaca kehidupan sehari-hari
secara lebih kritis. Selain itu, pola tersebut juga digunakan
untuk mengkaji relasi kuasa dan implikasinya pada
praktik dan produk budaya; praktik dan perubahan budaya
dalam industrialisasi, demokratisasi, kelas maupun seni;
transformasi media dan budaya popular; dan mengkaji
media secara kritis dengan asumsi bahwa praktek media
adalah praktek ideologis.23
3. Korean Popular
Korean Popular (K-Pop) atau Korean Wave adalah
sebuah istilah yang diberikan untuk tersebarnya atau
gelombang korea secara global di berbagai negara di
23 http://realitivism.blogspot.com/2017/05/media-dan-budaya.html,
Tiyassari Basara, diakses pada 11 04 2019
21
dunia termasuk Indonesia. Korea Selatan pada kurun
waktu terakhir ini telah berhasil menyebarkan produk
budaya populernya ke dunia internasional. Berbagai
produk budaya kkore mulai dari drama, film, lagu,
fashion, gaya hidup, hingga produk-produk industri mulai
mewarnai kehidupan masyarakat di berbagai belahan
dunia. Proses penyebaran budaya populer Korea ke dunia
internasional tidak bisa dilepaskan dari keberadaan media
sosial seperti, facebook, twitter, instagram, youtube dan
sebagainya. Bahkan bisa dikatakan bahwa media sosial
adalah saluran utama penggerak Korean Populer atau
Korean Wave.24
4. Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial dari Albert Bandura (1977)
menjelaskan bagaimana khalayak dipengaruhi oleh media
massa. Teori ini berasumsi bahwa belajar terjadi dengan
menunjukkan respons-respons secara nyata dan
mengalami efeknya.25 Menurut teori dari Bandura, belajar
bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan
atau peneladanan (modelling). Teori Belajar menjelaskan
perilaku sebagai hasil dari faktor lingkungan dan kognitif.
Artinya, seseorang mampu memiliki keterampilan
24 Ardiyani Wijayanti, Hallyu: Youngstres Fanaticism of Korean Pop
Culture (Study of Hallyu Fans Yogyakarta City ), (Journal of Sociology:
2012), h.3 25 M. Hikmat, Mahi., Jurnalistik : Literary Journalism, (Jakarta:
PrenadaMedia Group, 2018), h. 48.
22
tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimulus yang
kita amati dan karakteristik diri kita. Teori belajar ini
sangat relevan dengan komunikasi massa karena banyak
perilaku yang dipelajari melalui model pertama-tama
diamati dari media massa.
Dalam teori belajar sosial ini, Bandura menjelaskan
proses belajar sosial dalam empat tahapan proses; proses
perhatian (attention), proses pengingatan (retention),
proses reproduksi motoris, dan proses motivasional.
Perulaan proses belajar adalah munculnya peristiwa yang
dapat diamati secara langsung atau tidak langsung oleh
seseorang. Stimulus yang dapat dijadikan teladan
(modeling stimulus) diperhatikan karena sifat-sifat
stimulus itu dan karena karakteristik orang yang
menangkap stimuli.
Menurut Bandura, peristiwa yang menarik perhatian
ialah peristiwa yang tampak menonjol dan sederhana,
terjadi berulang-ulang atau menimbulkan perasaan yang
memuaskan kebutuhan psikologis pada pengamatnya. Hal
tersebut merupakan faktor personal dalam perhatian.
Faktor-faktor ini dapat menjadi penentu dalam memilih
apa yang kita perharikan dan kita teladani, seperti;
karakteristik demografis, kebutuhan, suasana emosional,
nilai dan pengalaman masa lalu. Kemudian khalayak
harus bisa menyimpan hasil pengamatan dalam benaknya
dan memanggilnya kembali tatkala mereka akan bertindak
sesuai dengan teladan yang diberikan. Peneladanan yang
23
tangguh hanya terjadi jika khalayak sanggup mengingat
peristiwa yang diamatinya. Untuk mengingat, peristiwa
yang diamati harus dalam bentuk imaginal dan verbal,
imaginal bisa disebut juga visual imagery, berarti mebuat
gambaran mental tentang peristiwa yang diamati dan
menyimpan gamabaran itu pada memori. Kedua
menunjukkan representasi peristiwa dalam bentuk bahasa.
Kemudian di tahap berikutnya proses reproduksi
motoris, artinya menghasilkan kembali perilaku atau
tindakan yang diamati. Hal tersebut bergantung pada
motivasi dan motivasi tergantung pada peneguhan. Ada
tiga macam peneguhan yang mendorong untuk melakukan
perilaku atau tindakan, peneguhan eksternal, peneguhan
gantian (vicarious reinforcement), dan peneguhan diri
(self-reinforcement). 26
5. Konsep Pengaruh
Secara bahasa pengaruh memiliki artian daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.27 Dari pengertian pengaruh di atas dapat
dipahami pengaruh adalah daya yang mampu memberi
perubahan. Pengaruh sendiri adalah keadaan di mana
26 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h.238) 27 Tim Penyusun Khusus Pusat Pembinaan dan pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 1988), Edisi Pertama, h. 664.
24
terdapat hubungan timbal balik atau hubungan sebab
akibat antara sesuatu yang memengaruhi dengan apa yang
dipengaruhi yang kemudian dihubungkan dan dicari
apakah ada atau tidak hal yang menghubungkannya.28
Pengaruh dalam skripsi ini ialah efek dari media
massa yang memiliki potensi untuk memengaruhi
khalayak. Penerimaan informasi melibatkan dan
mengubah pesan lingkungan ke dalam sebuah bentuk
yang dapat digunakan untuk memandu perilaku.29 Potensi
itu ditentukan oleh peran khalayak yang terlibat dalam
proses komunikasi massa. Peran khalayak berupa, apakah
mereka bersedia menerima atau menolak media massa.30
6. Media Sosial
Media Sosial merupakan wadah di internet yang
memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk
ikatan sosial secara virtual.31
28 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), h.172 29 Brent D. Ruben., Lea P. Stewart., Komunikasi dan Perilaku
Manusia Edisi Kelima, (Jakarta: Rajawali Pers , 2014), h. 103. 30 Morissan, Teori Komunikasi: Individu hingga massa, (Jakarta:
kencana Prenamedia
Group, 2013), h.508 31 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11.
25
Media sosial memiliki karakteristik khusus yang
tidak dimiliki oleh beberapa jenis media lainnya.
Karakteristik media sosial yakni:32
a. Jaringan (network), media sosial memberikan
medium bagi pengguna untuk terhubung secara
mekanisme teknologi. Jaringan yang terbentuk
antarpengguna ini pada akhirnya membentuk
komunitas atau masyarakat yang secara sadar atau
tidak akan memunculkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat sebagaimana ciri masyarakat dalam teori-
teori sosial.
b. Informasi (information), pengguna media sosial
mengkreasikan representative indentitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan ineraksi
berdasarkan informasi.
c. Arsip (archive), menjelaskan bahwa informasi telah
tersimpan dan bisa diakses kapan pun dan melalui
perangkat apa pun.
d. Interaksi (interactivity), memperluas hubungan
pertemanan atau pengikut (followers) di internet.
e. Simulasi sosial (simulation of society), pengguna
media sosial bisa dikatakan sebagai warga negara
digital (digital netizenship) yang berlandaskan
keterbukaan tanpa adanya batasan-batasan.
32 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, h. 15.
26
Konten oleh pengguna (user generated content), di
media sosial konten sepenuhnya milik berdasarkan
kontribusi pengguna atau pemilik akun.
7. Perilaku Beragama
Perilaku Keagamaan, menurut Abdul Aziz Ahyadi
dalam bukunya “Psikologi Agama Kepribadian Muslim
Pancasila” yang disebut perilaku keagamaan ialah
ekspresi atau pernyataan kehidupan kejiwaan manusia
yang dapat diukur, dihitung dan dipelajari yang
diwujudkan dalam bentuk kata-kata, perbuatan, atau
tindakan jasmaniah yang berkaitan dengan pengalaman
ajaran agama Islam.33 Perilaku keagamaan ialah tingkah
laku yang ditampilkan seeorang yang dipengaruhi oleh
agama yang dianutnya, yang bisa dilihat dalam kehidupan
sehari-hari. Secara lebih jelas disebutkan oleh Abdul Aziz
Ahyadi, perilaku dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni:34
a. Perilaku yang diamati langsung (Overt)
b. Perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung
(Covert)
Menurut Yahya Jaya, Islam yang merupakan
sistem keagamaan, memiliki empat aspek:
33 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim
Pancasila, (Jakarta: Sinar baru, 1998),
h.28 34 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim
Pancasila, (Jakarta: Sinar baru, 1998),
h.29
27
1. Akidah, yakni aspek yang berhubungan dengan
keyakinan dan kepercayaan. Seperti dalam rukun
Iman.
2. Ibadah, yakni aspek yang hubungannya dengan
amal perbuatan yang berdasar ketaatan dalam
mengerjakan perintah-perintah Allah SWT dan
menjauhi larangan-Nya. Ibadah yang dilakukan
seperti shalat, puasa, zakat, haji, do’a, zikir,
tilawatil Qur’an dan semua yang diperintahkan.
3. Akhlak, yakni aspek terkait denga sikap dan
perilaku baik dan buruk manusia dalam kehidupan
keberagamaannya.aspek akhlak ini terbagi lagi
dalam beberapa hal yakni akhlak mahmudah yang
baik dan akhlak mazmumah yang tidak baik.
4. Muamalah, yakni aspek yang terkait dengan
kehidupan sosial dan budaya manusia dalam
keberagamaan yang harus berbuat baik kepada
orang tua, saudara, masyarakat, bangsa dan
agama.35
a. Akidah
Aspek akidah atau teologi atau ahkam
i’tiqadiyah yang secara etimologi berarti ikatan
atau keyakinan. Akidah merupakan dasar
kepercayaan dalam islam dan mengikat, bahwa
akidah adalah sebagai sesuatu yang mengharuskan
35 Yahya Jaya, Bimbingan dan Konseling Agama Islam, (Jakarta:
Angkasa Raya, 2004), h.117
28
hati membenarkan-Nya, membuat jiwa tenang dan
tentram kepada atau bersama-Nya dan menjadikan
sandaran yang bersih dari kebimbangan dan
keraguan.
Dalam ajaran islam akidah merupakan landasan
yang mendasari seluruh aktivitas kehidupan
islami, sedangkan pelakunya disebut mukmin.
Suatu perilaku yang tidak sesuai akidah maka itu
sama dengan di luar sistem islam atau kufur yang
pelakunya disebut kafir.36 Menurut M. Shodiq
akidah adalah keyakinan atau kepercayaan tentang
adanya Allah YME, dengan mempercayai segala
sifat-sifat-Nya yang maha sempurna dan maha
besar dari yang lainnya.37
Aqidah adalah pokok kepercayaan agama Islam.
Aqidah Islam disebut tauhid dan inti dari
kepercayaan. Aqidah mencakup masalah-masalah
yang erat kaitannya dengan rukun iman.38
1) Iman kepada Allah SWT
2) Iman kepada Malaikat Allah SWT
3) Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT
4) Iman kepada Rasul Allah SWT
5) Iman kepada Hari Kiamat
36 Mardani, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi,
(Depok: Kencana, 2017), h. 29. 37 M. Shodiq, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: Bonafida Citra
Pratama, 1982), h. 34. 38 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 90.
29
6) Iman kepada Qodha dan Qodar
b. Ibadah
Definisi ibadah ialah perbuatan yang dilakukan
berdasarkan rasa bakti dan taat kepada Allah,
untuk menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi
larangan-Nya. Dalam bidang ilmu pengetahuan,
khususnya science, mendefinisikan iabdah sebagai
tata nilai tertinggi dalam ruang motivasi.39
Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa
arab yaitu abada, ya’budu, ibadah yang artinya
melayani, patuh , tunduk. Sedangkan menurut
terminologis ialah sebutan yang mencakup seluruh
apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT,baik
berupa ucapan atau perbuatan yang zhahir maupun
yang bathin. Ibadah dalam Islam terbagi menjadi
dua jenis:40
1) Ibadah Mahdhah, yakni ibadah khusus yang
telah ditetapkan Allah akan tingkat, tata cara,
dan perincian – perinciannya. Jenis ibadah ini
ialah: wudhu, tayammum, hadast, shalat,
puasa, haji, dan umrah.
Ibadah mahdah juga memiliki prinsip-prinsip
yakni, keberadaanya harus harus berdasarkan
dalil perintah, tata caranya berpola kepada
39 Rafy Sapuri, Psikologi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h.59-
60. 40 Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, (Banjarmasin: IAIN Antasari
Press, 2014), h. 1.
30
contoh Rasul Saw, bersifat supra rasional (di
atas jangkauan akal), azasnya “taat”.
2) Ibadah Ghairu Mahdhah, yakni ibadah umum
atau segala amalan yang diizinkan oleh Allah
misalnya, belajar, dzikir, dakwah, tolong
menolong dan lain sebagainnya. Prinsip –
prinsip dalam ibadah ini adalah:
keberadaannya didasarkan atas tidak adanya
dalil yang melarang, tatalaksananya tidak perlu
berpola pada contoh Rasul, bersifat rasional,
azasnya “manfaat”.41
c. Akhlak
Akhlak secara bahasa berasal dari bahasa
arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq
atau khalq, yang berarti tabiat atau budi pekerti,
kebiasaan atau adat, kesatriaan, dan agama.42
Akhlak memiliki dua sifat yakni, batiniyah
(kejiwaan) dan zahiriyah yang terwujud dalam
perilaku.43
Ruang lingkup akhlak. Akhlak memiliki
karakteristik yang universal, artinya ruang lingkup
akhlak sama luasnya dengan ruang lingkup pola
hidup dan tindakan manusia di mana ia berada.
41 Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, (Banjarmasin: IAIN Antasari
Press, 2014), h. 2. 42 Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, (Banjarmasin: IAIN Antasari
Press, 2014), h. 175. 43 Abdul Halim Mahmud, Karakteristik Umat Terbaik, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1996), h. 95.
31
Ruang lingkup akhlak sering dibedakan menjadi
tiga, yakni akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap
sesama manusia, dan akhlak terhadap alam.
Akhlak terhadap Allah, atau pola hubungan
manusia dengan Allah adalah sikap dan perbuatan
yang seharusnya dilakukan manusia terhadap
Allah. Akhlak terhadap Allah meliputi beribadah
kepada-Nya, mentauhidkan-Nya, berdo’a,
berdzikir, dan bersyukur, serta tunduk dan taat
kepada Allah.
Akhlak terhadap manusia dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu akhlak terhadap
diri sendiri, akhlak terhadap keluarga, akhlak
terhadap orang lain atau masyarakat. Akhlak
terhadap diri sendiri adalah pemenuhan kewajiban
manusia terhadap dirinya sendiri, seperti jujur dan
dapat dipercaya, bersikap sopan santun, sabar,
kerja keras dan disiplin, berjiwa ikhlas, serta hidup
sederhana.
Akhlak terhadap keluarga, macam akhlak
terhadap keluarga yakni berbuat baik kepada
kedua orang tua dan kerabat dekat, menghormati
hak hidup anak, membiasakan bermusyawarah,
bergaul dengan baik, menyantuni saudara yang
kurang mampu.
Akhlak terhadap orang lain atau
masyarakat dilakukan dengan cara menghormati
32
tetangga, saling tolong menolong. Yang terakhir
adalah akhlak terhadap alam baik itu tumbuhan,
hewan, udara, sungai, laut, dan sebagainya.
Akhlak terhadap alam seperti menjaga kebersihan
lingkungan, menjaga keseimbangan alam, dan
tidak merusak alam secara sengaja.
d. Muamalah
Muamalah adalah tukar menukar barang
atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara
yang telah ditentukan. Yang dibahas dalam ruang
lingkup muamalah meliputi dua hal; 1) muamalah
adabiyah, ditinjau dari subjeknya atau pelakunya;
biasanya yang dibahas mengenai “harta” dan “ijab
qabul”. 2) muamalah madiyah, ditinjau dari segi
obyeknya; meliputi jual beli (al-ba’i), perkongsian
(syirkah), kerja sama (mudharabah), gadai (rahn),
jaminan dan tanggungan (kafalah dan dhaman),
utang piutang, pemindahan utang (hiwalah), sewa
menyewa (ijarah), upah, gugatan (syufah),
memberi modal (qiradh), sayembara (jiarah),
pinjam meminjam (ariyah), titipan (wadi’ah),
musaraqah, muzara’ah, mukhabarah, riba, dan
beberapa masalah kontemporer (perusahaan, bank,
dll), ihyaulmawat dan wakalah.
Muamalah dengan pengertian pergaulan hidup
tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam
hubungan dengan orang lain yang menimbulkan
33
hubungan hak dan kewajiban merupakan baian
terbesar dalam aspek kehidupan manusia.
Pemahaman lebih sempit tentang muamalah
adalah aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan
manajemen dan bisnis.44
Keberagamaan seseorang akan meliputi
berbagai dimensi. Adapun dimensi keberagamaan
menurut C. Y. Glock & R. Stark (1965), yang
dikutip oleh Djamaludin Anclok, ada lima macam
diantaranya:
a. Dimensi Keyakinan, Dimensi ini berisi
pengharapan-pengharapan di mana
keberagamaan seseorang berpegang teguh
pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut.
Setiap agama mempertahankan seperangkat
kepercayaan di mana para penganut
diharapkan akan taat.
b. Dimensi Praktik Agama, dimensi ini
mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan
hal-hal yang dilakukan orang untuk
menunjukkan komitmen terhadap agama yang
dianutnya. Dalam Islam perintah perintah yang
44 Abu Fahmi, Dkk., HRD Syariah: Teori dan Implementasi
ManajemenSumber Daya Manusia Berbasis Syariah, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h.19-20.
34
harus dijalankan diantaranya, sholat, puasa dan
zakat.
c. Dimensi Pengalaman, dimensi ini berisikan
dan memperhatikan fakta bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan
tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan
bahwa seseorang yang beragama dengan baik
pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan
subjektif dan langsung mengenai kenyataan
akhir. Dimensi ini berkaitan dengan
pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan
dan persepsi-persepsi.
d. Dimensi pengetahuan agama, dimensi ini
mengacu pada harapan bahwa orang - orang
yang beragama paling tidak memiliki sejumlah
minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar
keyakinan, kitab suci dan tradisi-tradisi.
Dimensi pengetahuan agama meliputi
pengetahuan tentang materi pendidikan Islam
sebagai bekal kehidupan beragama dalam
melaksanakannya pada kehidupan sehari-hari.
e. Dimensi Konsekuensi, dimensi ini mengacu
pada identifikasi akibat-akibat keyakinan
keagamaan, praktek, pengalaman, dan
pengetahuan seseorang. Dimensi konsekuensi
mencakup perbuatan. Orang yang mempunyai
konsekuensi beragama mempunyai pegangan
35
agama yang teguh dan tercermin dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak hanya
dilihat dari perbuatan seseorang dalam bentuk
kelompok seperti berdoa bersama, sholat
berjamaah dan lainnya. Sedangkan dari
individu ia akan menjauhkan perbuatan yang
dilarang oleh Allah, kapan saja dan di mana
saja. Jadi ia hanya takut kepada Allah. Dengan
demikian maka akan tercermin kepribadian
yang luhur.45
Dalam Al-Qur’an dijelaskan, umat muslim
untuk masuk ke dalam islam secara
menyeluruh
8. Remaja
Masa Remaja adalah masa transisi dalam rentang
kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak
dan masa dewasa. Masa remaja juga merupakan waktu
untuk evaluasi, pengambilan keputusan, komitmen dan
mencari tempat di dunia.46
Istilah remaja atau Adolescence berasal dari
bahasa latin adolescere, yang berarti “tumbuh” atau
“tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence seperti
45 Djamaludin Anclok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h.75-76. 46 John W. Santrock., Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta:
Erlangga,2003), h. 8.
36
yang digunakan saat ini mempunyai arti luas mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.47
Remaja cenderung berenergi tinggi, tidak stabil,
senantiasa berubah-ubah, mengukur segalanya dengan
ukuran sendiri, tidak logis, dan umumnya mempunyai
sikap berontak.48 G. Stanley Hall, menyebutkan remaja
adalah masa antara usia 12 sampai 23 tahun dan penuh
dengan topan (strom) dan tekanan (Stress). Topan dan
tekanan adalah konsep Hall tentang remaja sebagai masa
goncanagan yang ditandai dengan konflik dan perubahan
suasana hati. Dari pernyataan tersebut, Hall mengakui
faktor lingkungan berperan lebih besar dalam perubahan
perkembangan pada masa remaja, disamping faktor
fisiologis yang ditentukan secara genetik.49
Terkait dengan perkembangan remaja, dalam
penelitian ini juga perlu diketahui bagaimana
perkembangan psikologis remaja. Menurut Stanley Hall,
dalam buku “Psikologi Perkembangan: Tinjauan
Psikologi Barat dan Psikologi Islam”, menyatakan masa
remaja adalah masa-masa yang penuh frustasi dan konflik,
masa yang penuh gejolak, masa penyesuaian diri, masa
percintaan, dan merupakan masa transisi ke dunia dewasa.
Pada masa ini, remaja sedang mencari jati dirinya. Oleh
47 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 19-20 48 James. E Gardner, Memahami Gejolak Masa Remaja, (Jakarta:
Mitra Utama, 2002), Cet ke-2, h. 1. 49 John W. Santrock., Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta:
Erlangga,2003), h. 10.
37
karena itu, segala perubahan dari aspek-aspek yang ada
pada remaja perlu dorongan, pengawasan serta kontrol
yang dapat menjadikan remaja berguna dalam rentang
kehidupannya.
Periode perkembangan remaja dibagi menjadi dua
tahap, yakni periode remaja awal dan periode remaja
akhir. Dalam perkembangan psikososial, periode remaja
awal berada pada tahap pencarian identitias dan lawannya
adalah kebingungan identitas. Fokus dalam perkembangan
psikososial remaja adalah bagaimana mereka mencari
identitas dirinya baik dilingkungan rumah maupun
dilingkungan sekolah. Pada periode ini mereka menjadi
lebih dekat dengan teman-teman sebayanya. Pada periode
remaja akhir, pada periode ini remaja diharapkan sudah
sampai pada satu pencapaian identitas tertentu. Mereka
diharapkan tidak bingung lagi untuk mencapai suatu
bentuk identitas diri yang mereka miliki.
Untuk tahap perkembangan kognitif pada masa
remaja, pada periode remaja awal, pada tahap ini
diharapkan remaja dapat berpikir logis mengenai orientasi
hidup mereka di masa depan, hubungan mereka dengan
teman dan keluarga, tentang politik, agama dan filosofi.
Jean Piaget, menyebutkan bahwa taraf perkembangan
remaja telah mencapai fase formal operation. Artinya
pada masa ini, mereka telah mampu berfikir abstrak
seperti mulai mampu berpikir tentang orientasi masa
depan, memahami adanya sindiran, memahami peran dan
38
kewajibannya. Pada periode remaja akhir, kemampuan –
kemampuan baru yang muncul adalah, mampu
memformulasi hipotesa tentang gejala, menguji
hipotesanya dengan realitas, mampu membayangkan
semua kemungkinan hasil atau beragam kombinasi.
Remaja dapat mengungkapkan argumentasi berdasarkan
diri sendiri atau berdasarkan pertimbangan orang lain.50
B. Kerangka Pemikiran
Gambar. 2.1. Hubungan Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat
(Y)
C. Hipotesis
Secara etimologis, Hipotesis berasal dari dua kata yakni
hypo yang artinya kurang dan thesis yang artinya pendapat.
Kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah
suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih
belum sempurna. Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena
hipotesis sesungguhnya baru sekedar jawaban sementara terhadap
hasil penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis membimbing
peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan.51
50 Zahrotun., dkk., Psikologi Perkembangan: Tinjauan Psikologi
Barat dan Psikologi Islam, (Jakarta; UIN Jakarta Press, 2006), h.108-117 51 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana, 2017), h. 85.
X: Budaya K-Pop di
Media Sosial
Y: Perilaku
Keagamaan Pengaruh
39
Dalam melakukan uji hipotesis ada beberapa ketentuan
yang harus diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan
harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha).52
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:
(H0) : Tidak ada Pengaruh Budaya K-Pop di Media Sosial
Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja Muslim di Kota
Tangerang Selatan.
(H1) : Ada Pengaruh Budaya K-Pop di Media Sosial Terhadap
Perilaku Keagamaan Remaja Muslim di Kota Tangerang Selatan.
Adapun hipotesis statistiknya sebagai berikut:
H0: β = β0 (berarti tidak ada pengaruh)
H1: β ≠ β0 (berarti ada pengaruh)
52 Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1999), h.22-23
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah
paradigma kuantitatif positivisme. Paradigma positivistik
menggunakan logika berpikir deduktif, menganggap realitas akan
berlaku umum dan bersifat sama di semua tempat. Setiap gejala
sosial merupakan akibat dari gejala sosial yang lain. Paradigma
positivist memiliki keyakinan dasar yang berakar dari paham
ontologi realisme yang menyatakan realitas itu ada (exist) dalam
kenyataan yang berjalan sesuai hukum alam (natural laws).
Dalam hal ini peneliti berusaha mengungkapkan kebenaran
realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut sejatinya
berjalan.53 Atau dengan kata lain paradigma ini ialah suatu paham
yang berupaya mencari fakta atau penyebab terjadinya fenomena
yang tampak secara objektif.54
B. Metode Penelitian
Positivistik berimplikasi pada penggunaan metode
penelitian kuantitatif. Metode ini menggunakan teknik
pengukuran untuk menggambarkan serta menjelaskan berbagai
fenomena sosial. Setiap fenomena itu memiliki ukuran tertentu.
53 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta:
PT.Tiara Wacana Yogya, 2001), h. 10. 54 Suwardi Endraswara, Metode Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2012), h.39.
41
Metode ini menggunakan data kuantitaif, analisis dan model
matematika (statistik).55
Penelitian ini menggunakan metode eksplanasi survey.
pada metode ini peneliti diwajibkan membangun hipotesis
penelitian dan mengujinya di lapangan karena format penelitian
ini bertujuan mencari hubungan sebab-akibat variabel-variabel
yang diteliti, dengan demikian statistik inferensial merupakan alat
utama dalam analisis data.56 Penelitian survei sendiri merupakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur
atau sistematis yang sama kepada orang banyak, untuk kemudian
seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan
dianalisis.57
C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan dengan tepat bagaimana
suatu konsep akan diukur.58 Definisi operasional bertujuan untuk
memberi batasan kepada variabel yang terkait dengan penelitian
sehingga variabel dapat diukur sesuai dengan parameter yang
dipakai.59
Variabel sendiri menurut soetandyo wignjosoebroto, ialah
sebuah konsep yang dapat mewujud kedalam dua atau lebih dari
55 Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.191-192 56 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2005), h. 46. 57 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.
143. 58 Morrisan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), h. 76. 59 Hidayat, Aziz Alimun, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data,(Jakarta: Salemba Medika, 2007), h.41
42
dua kesatuan variasi (hitungan atau ukuran).60 Penentuan variabel
dalam suatu penelitian berkisar pada variabel bebas (independent
variabel), variabel terikat (dependent variabel) variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat.61
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Budaya K-Pop
di Media Sosial.
Variabel terikat pada penelitian ini yakni Perilaku
Keagamaan.
Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional
60 Bagong suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai
Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), H. 46-47. 61 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM
Press, 2010), h. 139.
No Variabel
Penelitian
Indikator Deskripsi Pengukuran
Skala Likert
1. Variabel
Bebas :
Budaya K-
Pop di
Media
Sosial
produksi (pr
oduction),
konsumsi
(consumptio
n), regulasi
(regulation)
,
representasi
(representat
ion), dan
identitas
Pengetahuan
mendasar remaja
terhadap budaya K-
Pop di media sosial
Perasaan yang
diungkapkan dalam
menikmati budaya K-
pop di media sosial
Tindakan yang
ditunjukkan remaja
terhadap tayangan
Sangat
Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak
Setuju (TS)
43
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universal)
dari obyek penelitian yang dapat berupa hewan, tumbuh-
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan
sebagainya. Sehingga obyek-obyek ini dapat menjadi sumber data
(identity) Budaya K-Pop di
Media Sosial
Perhatian yang
diberikan untuk
mengakses media
sosial guna mencari
informasi terkait
budaya K-Pop
Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
2. Variabel
Terikat :
Perilaku
Keagamaan
Perilaku
Keagamana
an Islam
ekspresi atau
pernyataan kehidupan
kejiwaan manusia
yang dapat diukur,
dihitung dan dipelajari
yang diwujudkan
dalam bentuk kata-
kata, perbuatan, atau
tindakan jasmaniah
yang berkaitan dengan
pengalaman ajaran
agama Islam
44
penelitian.62 Populasi diartikan sebagai obyek atau subyek yang
memiliki jumlah dan karakteristik tertentu yang telah peneliti
tetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.63
Berdasarkan pemahaman di atas, maka penentuan
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna media
sosial yang mengetahui budaya K-Pop berusia remaja (12-23
tahun) yang berdomisili di Kota Tangerang Selatan sebanyak
382558 orang.64
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.65 Sampel
diambil dengan teknik sampel tertentu yang disebut teknik
sampling.66 Teknik penarikan sampling yang digunakan
pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling,
teknik ini mengambil sampel yang hanya sesuai kriteria.
Dari jumlah populasi yang sudah diketahui, maka
peneliti menggunakan rumus slovin untuk mendapatkan
jumlah sampel yang dibutuhkan. Rumusnya adalah :
𝑛 =N
1 + N (𝑒)2
62 Sofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan
perbandingan penghitungan manual SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), h.30. 63 Rachmat kriyantono, teknik praktis riset 64 BPS Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan dalam angka
2018, (Tangerang Selatan: BPS Kota Tangerang Selatan, 2018), h.47 65 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h.81. 66 Husainy Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi
Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h.44
45
Keterangan :
n = sampel 382558
N = populasi
e = standar deviasi 10%
𝑛 =382558
1 + 382558 (0,1)2
𝑛 = 99,999 = 100 orang
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka
sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang remaja Kota
Tangerang Selatan, berusia sekitar 12-23 tahun.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
-Observasi : non partisipan pada penggunaan media
sosial, serta observasi percakapan langsung seputar K-Pop
pada remaja muslim di wilayah seputar Kota Tangerang
Selatan.
-Survei : Remaja di Kota Tangerang Selatan.
Waktu: Januari sampai dengan Maret 2020.
F. Sumber Data
Adapun data-data yang penulis gunakan sebagai berikut:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari
objek yang akan diteliti (responden);
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga
atau institusi tertentu.67
67 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitia (Sutinah 2007)n
Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Prenada Media group, 2007),
h. 55.
46
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini berupa kuisioner atau angket yang dibuat
sendiri oleh peneliti. Instrumen penelitian adalah suatu
alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.68 Instrumen
yang dipakai dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menghasilkan data yang akurat yaitu menggunakan skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.69
Menurut Hadi, dalam bukunya “Analisis butir
untuk instrumen angket, tes dan skala nilai”, modifikasi
terhadap skala likert dimaksudkan untuk menghilangkan
kelemahan yang terkandung oleh skala lima tingkat.
Modifikasi skala Likert meniadakan kategori jawaban
yang ditengah berdasarkan tiga alasan:
1. Kategori Undeciden, yang mempunyai arti ganda, bisa
diartikan belum dapat memutuskan atau memberi
jawaban (menurut konsep aslinya), bisa juga diartikan
netral, setuju tidak setuju, atau bahkan ragu-ragu.
Kategori jawaban ganda arti (multi interpretable) tentu
saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen.
68 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 92. 69 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 93.
47
2. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan
kecendrungan menjawab ke tengah.
3. Maksud kategori SS-S-TS-STS dimaksudkan terutama
untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke
arah setuju atau tidak setuju.
Maka dalam penelitian ini memakai empat
alternatif jawaban dengan ketentuannya adalah sebagai
berikut:
Untuk pertanyaan positif diberikan jawaban
sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4
2. Setuju (S) diberi skor 3
3. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
Untuk pertanyaan negatif diberikan jawaban
sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 1
2. Setuju (S) diberi skor 2
3. Tidak Setuju (TS) diberi skor 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4
Peneliti membuat sebuah ranangan kisi-kisi instrumen
penelitian, agar peneliti mendapatkan hasil yang maksimal dan
sesuai dengan yang diharapkan.
48
Kisi-kisi bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara
variabel yang diteliti dengan sumber data atau teori yang
diambil.70
H. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utama,
selain telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu
observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca
indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.71
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti
baik secara langsung maupun tidak tidak langsung
terhadap objek penelitian. Beberapa informasi yang
diperoleh dari hasil observasi dapat membantu untuk
menunjukkan gambaran realistis objek penelitian.72
Penelitian ini menggunakan observasi partisipan di
mana peneliti mengamati langsung dalam objek
penelitian.
70 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.162. 71 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2005), h.113 72 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), h.140. (Noor 2011) (Kriyantono 2006)
49
2. Kuisioner
Kuisioner atau angket merupakan daftar
pertanyaan lengkap mengenai banyak hal yang
diperlukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban
atas pertanyaan penelitian. Melalui angket peneliti
akan mengetahui banyak hal yan diperlukannya.
Susunan pertanyaan dalam angket memiliki tata aturan
yang perlu diperhatikan.73
Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah
jenis angket tertutup, di mana responden sudah diberi
alternatif jawaban oleh peneliti.74 Angket diberikan
kepada objek yang sesuai dengan kriteria penelitian,
yaitu Remaja Muslim Tangerang Selatan yang
mengetahui budaya K-Pop.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam hal ini berarti cara
mengumpulkan data dengan mencatat data yang ada
dalam dokumen atau arsip.75 Pada teknik penelitian ini
peneliti mengumpulkan data-data baik dari skripsi,
buku, jurnal, maupun internet. Teknik ini bertujuan
untuk menjaga objektivitas dari penelitian.
73 ibid 74 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Kencana, 2006), h.94 75 Irawan Suhartono, Metode penelitian sosial, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 8.
50
I. Teknik Pengolahan Data
Pada Penelitian ini teknik pengolahan datanya
menggunakan tabulasi dan SPSS. Langkah-langkah
pengolahan data secara manual adalah sebagai berikut:76
a. Editing
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau
dikumpulkan melalui kuisioner perlu disunting atau
diedit terlebih dahulu. Jika terdapat data atau
informasi yang kurang lengkap dan tidak mungkin
melakukan wawancara atau menyebarkan angket,
maka kuisioner tersebut dikeluarkan.
b. Coding
Setelah semua kuisioner diedit atau disunting,
selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni
mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
c. Processing
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang dalam bentuk kode (angka atau huruf)
dimasukkan ke dalam program atau software
komputer.
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau
responden selesai dimasukkan, perlu di cek kembali
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
76 Soekdjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta:
Rineka Cipta,2005), h.45.
51
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi.
e. Tabulasi
Tabulasi merupakan suatu proses pemindahan data
yang telah diedit dan diberi kode ke dalam bentuk
tabel. Pemindahan data ke tabel dimaksudkan untuk
memudahkan proses analisis data.77
J. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini setelah pengumpulan data dan
pengolahan data dilanjutkan dengan menganalisis data.
Selayaknya penelitian kuantitatif lainnya pada penelitian ini
menggunakan analisis data yang meliputi pengolahan data
dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk
mendeskripsikan data, dan melakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji statistik. Pada sub sebelumnya telah
dibahas mengenai teknik yang digunakan untuk pengolahan
data, maka untuk analisis data hal yang perlu diperhatikan
adalah uji statistik yang akan digunakan. Pada penelitian ini
juga menggunakan data skala interval yakni suatu skala di
77 Sofyan Siregar, Metode penelitian kuantitatif dilengkapi dengan
perbandingan penghitungan manual SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), h.87-88.
52
mana objek dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut
tertentu, di mana jarak/interval antar objek sama.78
Uji Instrumen dalam langkah awal teknik analisis data
menggunakan;
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah akurasi alat ukur terhadap
yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-
mana.79 Validitas atau kesahihan adalah memenunjukkan
sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang ingin
diukur.
Uji validitas dilakukan dengan analisis validitas isi
(content validity) dan validitas konstruk (construct
validity). Analisis validitas isi dilakukan melalui
penelaahan yang cermat dan kritis terhadap butir-butir
item pernyataan atau pertanyaan dalam angket sekaligus
memeriksa relevansinya dengan indikator setiap variabel
yang secara berkelanjutan di bawah bimbingan dosen
pembimbing. Untuk menguji validitas konstruk ditempuh
dengan dua langkah yaitu pendapat ahli (judgement
expert) dan analisis faktor. Pada langkah pertama setelah
instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan
78 Sofyan Siregar, Metode penelitian kuantitatif dilengkapi dengan
perbandingan penghitungan manual SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), h.24 79 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2005), h.97
53
diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.80
Pada penelitian kali ini peneliti juga melakukan uji
validitas konstruk yakni, expert judgement dimana
intrumen yang telah dibuat diperiksa oleh ahli atau expert.
Dalam hal ini expert judgement diberikan kepada dosen
Psikologi Agama, Nasichah, M.A dan dosen Psikologi,
Artiarini Puspita Arwan, M.Psi.
Selain itu dengan instrumen dapat dikatakan valid
bila rhitung > rtabel (ɑ;n-2). Rumus uji validitas, yaitu:
rhitung = n(ƩXY)-(ƩX)(ƩY)
√[n(ƩX2) - (ƩX)2 n(ƩY2) -
(ƩY)2]
n = jumlah responden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = Skor total dari variabel (jawaban responden)
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
Item
Pertanyaan r xy r table Keputusan
P1 0,833 0.361 Valid
P2 0,772 0,361 Valid
P3 0,802 0,361 Valid
P4 0,791 0,361 Valid
P5 0,772 0,361 Valid
P6 0,783 0,361 Valid
80 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: CV Alfabeta, 2009), h.125
54
P7 0,774 0,361 Valid
P8 0,883 0,361 Valid
P9 0,847 0,361 Valid
P10 0,727 0,361 Valid
P11 0,845 0,361 Valid
P12 0,860 0,361 Valid
P13 0,849 0,361 Valid
P14 0,858 0,361 Valid
P15 0,895 0,361 Valid
P16 0,907 0,361 Valid
P17 0,822 0,361 Valid
P18 0,868 0,361 Valid
P19 0,862 0,361 Valid
P20 0,595 0,361 Valid
P21 0,499 0,361 Valid
P22 0,700 0,361 Valid
P23 0,533 0,361 Valid
P24 0,697 0,361 Valid
P25 0,653 0,361 Valid
P26 0,434 0,361 Valid
P27 0,404 0,361 Valid
P28 0,434 0,361 Valid
P29 0,713 0,361 Valid
P30 0,639 0,361 Valid
P31 0,505 0,361 Valid
P32 0,496 0,361 Valid
55
P33 0,638 0,361 Valid
P34 0,260 0,361 Tidak Valid
(dihapus)
P35 0,402 0,361 Valid
P36 0,605 0,361 Valid
P37 0,551 0,361 Valid
P38 0,532 0,361 Valid
Berdasarkan dari data di atas, dapat dilihat
terdapat satu butir pernyataan pada nomor 34 (r = 0,260)
dengan keputusan tidak valid (karena rxy < r tabel).
Selanjutnya pertanyaan pada butir 34 karena tidak valid
maka peneliti memutuskan menghapus butir tersebut.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh
mana hasil penelitian tetap konsisten, apabila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.
Kriteria suatu instrumen dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach. Sebuah instrumen
dapat dikatakan reliabel apabila nilai Alpha Cronbach (α)
> 0,6.81
𝑟𝑖 = ( 𝑘𝑘−1
) (1 −∑ 𝜎 𝑏2
𝜎𝑡2 )
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
81 Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif : dilengkapi dengan
perbandingan penghitungan manual SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), h.57.
56
∑ 𝜎 𝑏2 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
𝜎𝑡2 = jumlah varians total
Tabel 3.3
Hasil Uji Reabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.887 37
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada table di atas,
dapat disimpulkan instrumen penelitian tersebut reliabel,
karena nilai Alpha Cronbach > dari 0,6.
Kemudian untuk teknik analisa data dilakukan
dengan uji;
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk dapat mengetahui
apakah data yang akan diuji berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas dapat menggunakan One Simple
Kolmogrov-Smirnov Test dengan bantuan program IBM
SPSS (Statistical program for social science) versi 25.
Pengambilan kesimpulan menentukan apakah data yang
diujikan berdistribusi normal maupun tidak. Adapun
kriteria data yang memiliki sebaran normal berada pada
taraf signifikan lebih besar dari 0,05 (p≥0.05).
2. Uji Linieritas
Uji linieritas pada penelitian ini digunakan guna
mengetahui hubungan antara dua variabel secara linier,
57
dengan cara melihat nilai signifikansi pada kolom
deviation from linearity. Jika kedua variabel
mendapatkan nilai signifikansi di atas 0,05 maka kedua
variabel tersebut boleh dikatakan memiliki hubungan
linear secara signifikan.
3. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuik mengetahui arah
hubungan diantara dua variabel atau lebih dan juga
mengukur besarnya pengaruh dari variabel bebas dan
variabel terikat. Adapun untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat maka digunakan
uji korelasi pearson product moment dengan persamaan
rumus sebagai berikut:
𝑟 =n(∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥. ∑ 𝑦)
√[𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)² . 𝑛 ∑ 𝑦² − (∑ 𝑦)²
di mana : n = jumlah data responden; x = variabel bebas;
y = variabel terikat
Hasil dari korelasi pearson product moment jika
hasilnya r = -1 maka korelasinya negatif sempurna, r = 0
maka tidak ada korelasi, dan r = 1 maka korelasinya
sempurna positif .
Prosedur dalam korelasi pearson product moment yakni :
- Hipotesis dalam bentuk Kalimat
- Hipotesis dalam bentuk model statistik
- Kaidah pengujian
58
Tabel 3.4
Tabel Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
2 0,20 – 0,399 Lemah
3 0,40 – 0,599 Cukup
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Untuk menyatakan kekuatan pengaruh antara
variabel bebas dan variabel terikat dapat menggunakan rumus
koefisien determinan :
KD = (r)2 x 100%
4. Uji Regresi Linear Sederhana
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
memperkirakan seberapa besar nilai variabel dependen
yang telah dipengaruhi variabel independen.82 Uji regresi
linear sederhana digunakan hanya untuk satu variabel
bebas dan satu variabel tak bebas.
Rumus Regresi Linear Sederhana
Y = a + b . X
Di mana :
Y = Variabel Terikat,
X = Variabel Bebas,
a dan b = konstanta
82 Sofyan Siregar, Statistik Parametik untuk penelitian kuantitatif
dilengkapi dengan perhitungan manual dan aplikasi spss versi 17 ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.379.
59
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan secara
online, menggunakan Google form. Dalam penelitian ini disebar
kepada remaja Islam di Kota Tangerang Selatan, dengan rentang
usia 12-23 tahun. Hasil data 100 responden berdasarkan usia,
dengan merujuk pada hasil respons Google Form adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Usia
Banyaknya
responden Persen
Presentase
valid
Persen
Kumulatif
Valid 12-15
tahun
19 orang 19% 19% 19%
16-19
tahun
77 orang 77% 77% 96%
20-23
tahun
4 orang 4% 4% 4%
Total 100 orang 100% 100% 100%
Tabel di atas menunjukkan, jumlah responden usia 12-15
tahun berjumlah 19 orang dengan presentasi 19%, usia 16-19
tahun berjumlah 77 orang dengan presentasi 77%, usia 20-23
tahun berjumlah 4 orang dengan presentasi 4%.
60
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
Deviation
4.23874520
Most Extreme
Differences
Absolute .085
Positive .085
Negative -.077
Test Statistic .085
Asymp. Sig. (2-tailed) .072c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Dari hasil uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa
nilai pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.072, yang mana
lebih dari 0,05. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Tabel 4.3 Uji Linieritas
61
Berdasarkan hasil uji linieritas di atas maka dapat
diketahui bahwa nilai deviation from linearity sig. sebesar
0,932 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan linier secara signifikan antara variabel
independent dan variabel dependent. Outpun di atas juga bisa
dibaca melalui perbandingan F-hitung dan F-tabel dimana
apabila Fhitung < Ftabel, maka terdapat hubungan linier
sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak ada
hubungan secara linier. Hasil uji menunjukkan Fhitung
(0,649) < Ftabel dengan N=98 nilai pada tabel (3.94) maka
ada hubungan secara linier antar variabel.
c. Hasil koefisien Korelasi
Tabel 4.4
Tabel Koefisien Korelasi
Correlations
X_TotalScore YTOTALSCORE
X_TotalScore Pearson Correlation 1 -.470**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
YTOTALSCORE Pearson Correlation -.470** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan nilai signifikansi Sig. (2 tailed), dari hasil tabel
di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana
lebih besar dari nilai alpha 0,05 yang bararti terdapat korelasi
yang signifikan. Dari data di atas juga diketahui bahwa korelasi
antara pengaruh Budaya K-Pop di media sosial (X) terhadap
62
perilaku keagamaan Islam remaja (Y) berpengaruh negatif yaitu
sebesar -0,470 dengan tingkat pengaruh pada rentang cukup. Data
responden berjumlah 100 (N=100).
d. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Berdasarkan hasil data yang diolah menggunakan
perangkat lunak IBM SPSS Statistics 25, diperoleh hasil seperti
tabel di atas. Dapat diketahui pada kolom B nilai constant a
adalah 70,319 sedang nilai X_Budaya K-Pop adalah 0,150.
Berikut persamaan regresinya:
Y = 70,319 - 0,150 X
Dari persamaan regresi di atas, dapat diketahui jika variabel
X (Budaya K-Pop) tidak mengalami perubahan maka variabel Y
(Perilaku Keagamaan Islam) konstan dengan nilai sebesar 70,319
dan jika variabel X mengalami kenaikan persatu-satuan, maka
variabel Y akan mengalami penurunan sebesar 0,150.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 70.319 1.463 48.058 .000
X_BudayaK
-Pop
-.150 .029 -.470 -5.265 .000
a. Dependent Variable: YPerilaku Keagamaan
63
e. Uji Anova
Tabel 4.6
Hasil Uji Anova
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 623.388 1 623.388 27.725 .000b
Residual 2203.522 98 22.485
Total 2826.910 99
a. Dependent Variable: YTOTALSCORE
b. Predictors: (Constant), X_TotalScore
Pengujian hipotesis yang menjelaskan pengaruh variabel
budaya K-Pop di media sosial (X) terhadap variabel perilaku
keagamaan Islam (Y), dilakukan dengan cara membandingkan
besarnya P-value pada kolom signifikan dengan level of
signifikan (α) sebesar 0,05 dengan kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diajukan berdasarkan penjelasan
sebagai berikut:
1. Jika nilai P- Value pada kolom signifikan < level of
significant (α) berarti terdapat pengaruh.
2. Jika nilai P- Value pada kolom signifikan > level of
significant (α) berarti tidak terdapat pengaruh.
Pada hasil output di atas menjelaskan pengaruh yang nyata
(signifikan) dari variabel budaya K-Pop di media sosial (X)
terhadap variabel perilaku keagamaan Islam (Y). Pada tabel di
atas terlihat bahwa Fhitung = 27,725 > Ftabel = 3,94 dengan
tingkat signifikansi atau probabilitas 0,000 < dari 0,05. Yang
artinya dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak Ha diterima artinya
64
budaya K-Pop di media sosial berpengaruh terhadap perilaku
keagamaan Islam remaja di Kota Tangerang Selatan.
f. Hasil Koefisien Determinasi
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .470a .221 .213 4.742
a. Predictors: (Constant), X_TotalScore
Tabel di atas menjelaskan seberapa besar nilai korelasi
(R) yaitu sebesar 0,470 serta diketahui pula besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut dengan
koefisien determinasi yakni R-square sebesar 0,221 atau 22,1%.
Dapat dikatakan bahwa pengaruh budaya korean popular di
media sosial terhadap perilaku keagamaan islam remaja di kota
tangerang selatan sebesar 22,1%, sedangkan 77,9% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lainnya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dari uji regresi linear
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara budaya Korean Popular
di media sosial terhadap perilaku keagamaan Islam remaja.
Dengan demikian penelitian ini menunjukkan adanya keselarasan
dengan asumsi teori yang digunakan oleh peneliti, yakni teori
efek media.
Teori Efek media menyebutkan suatu unsur dalam pesan
media massa dapat memfasilitasi, memperkuat ataupun mencegah
perubahan atau pengaruh. Terutama efek media dalam hal pesan
65
dan dapat dilihat perubahan atau pengaruh pada diri khalayak
komunikasi.
Berhubungan dengan teori yang disebutkan di atas, pada
penelitian ini dapat diketahui adanya perubahan yang cukup pada
perilaku keagamaan Islam remaja setelah terdampak oleh budaya
K-Pop sebagai pesan dari efek media. Sebagaimana ditemukan
dalam hasil analisis data, bahwa semakin tinggi budaya Korean
Popular di media sosial maka semakin rendah perilaku
keagamaan remaja, dengan rentang cukup atau berada pada batas
memberikan pengaruh yang menghasilkan dampak kearah
negatif. Ditambah lagi dengan pengetahuan terkait budaya K-Pop
yang mudah ditelusuri di ranah media saat ini membuat remaja
memahami betul mengenai budaya K-Pop.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil
analisis penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pengaruh Budaya K-Pop di media sosial terhadap perilaku
keagamaan Islam remaja di Kota Tangerang Selatan
memiliki pengaruh negatif, dengan nilai signifikan (0,000)
dengan nilai alpha (0,05) dengan tingkat korelasi pada
rentang cukup.
Besarnya pengaruh Budaya K-Pop di Media Sosial (X)
terhadap Perilaku Keagamaan Islam remaja (Y) dengan nilai
r-square sebesar 0,221 atau 22,1%. Sedangkan 77,9% atau
0,779 dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Saran
Berdasarkan temuan penelitian dan analisis serta
pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Saran Metodologis
Untuk para peneliti selanjutnya yang akan meneliti
mengenai budaya popular dan perilaku keagamaan, yang
akan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif,
agar lebih memperdalam teori dan alat ukur yang
digunakan mulai dari pengujian validitas jika terapat alat
ukur yang kurang valid baiknya untuk menghapus butir
67
tersebut, serta penelitian tidak hanya terbatas pada
remaja. Namun, bisa kepada masyarakat luas.
Tak kalah penting dalam pembuatan proses
validitas alat ukur, agar lebih baik peneliti dapat
mengajukan uji validitas rupa kepada ahli sebelum
melakukan uji secara statistika, guna memperoleh tingkat
keabsahan suatu alat ukur.
2. Saran Praktis
Alangkah baiknya jika remaja Islam dapat
memfilter dan membatasi arus budaya asing yang masuk,
terlebih untuk memperhatikan dan mengutamakan
kewajiban dalam beragama. Budaya popular dapat
dijadikan sekedar hiburan saja yang tidak sampai
mengganggu keberagamaan.
Berkaitan dengan remaja maka baiknya ada
pendampingan terkait keberagamaan maupaun moral
sosial baik itu dari instansi pendidikan, maupun dari
organisasi kecil yakni keluarga.
68
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ahyadi, Abdul Aziz. Psikologi Agama Kepribadian Muslim
Pancasila. Jakarta: Sinar Baru, 1998.
Akbar, Husainy Usman dan Purnomo Setiady. Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.
Anclok, Djamaludin, and Fuad Nashori Suroso. Psikologi Islami.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2014.
Ardiyanto, and Erdiyana. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
Bambang Prasetyo, Lina Mitahul Jannah. Metode Penelitian
Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005.
Baran, StanleyJ. Introduction to Mass communication media
literacy and culture. New York: McGraw-Hill, 2004.
Bernadette Casey, et. Television Studies: The Keys Concepts,
Second Edition. Oxon: Routledge, 2008.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2017.
Zahrotun, dkk. Psikologi Perkembangan: Tinjauan Psikologi
Barat dan Psikologi Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006.
69
Elvinaro Ardianto, el. al. Komunikasi Massa "Suatu Pengantar"
Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 200.
Endaswara, Suwardi. Metode Penellitian Kebudayaan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012.
Fahmi, Abu, and dkk. HRD Syariah: Teori dan Implementasi
Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014.
Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Gardner, James E. Memahami Gejolak Masa Remaja. Jakarta:
Mitra Utama, 2002.
Giles, David. Media Psychology. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associate, 2003.
Hamidi. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang:
UMM Press, 2010.
Haris, Sumadiria. Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung:
Simbiosa Rekataa Media, 2014.
Hidayat, Aziz Alimun. Metode Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika, 2007.
Jaya, Yahya. Bimbingan dan Konseling Agama Islam. Jakarta:
Angkasa Raya, 2004.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana, 2006.
Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Mahi, M. Hikmat. Jurnalistik: Literary Journalism. Jakarta:
Prenada Media Group, 2018.
70
Mahmud, Abdul Halim. Karakteristik Umat Terbaik. Jakarta:
Gema Insani Press, 1996.
Mardani. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.
Depok: Kencana, 2017.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali
Press, 2016.
McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba
Humanika, 2011.
Morrisan. Teori Komunikasi: Individu hingga Massa. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013.
Nasrullah, Rulli. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya,
dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2015.
Noor, Juliansyah. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011.
Notoatmodjo, Soekdjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta, 2005.
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007.
—. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015.
Raudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Atma Kencana
Publishing, 2013.
Ruben, Brent D., and Lea P. Stewart. Komunikasi dan Perilaku
Manusia Edisi Kelima. Jakarta: Rajawali pers, 2014.
Sahriansyah. Ibadah dan Akhlak. Banjarmasin: IAIN Antasari
Press, 2014.
71
—. Ibadah dan Akhlak. Banjarmasin: IAIN Antasari, 2014.
Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial.
Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001.
Santoso, Singgih. SPSS: Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1999.
Santrock, John W. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga, 2003.
Sapuri, Rafy. Psikologi Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2007.
Shodiq, M. Kamus Istilah Agama. Jakarta: Bonafida Citra
Pratama, 1982.
Siregar, Sofyan. Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif
dilengkapi dengan Perhitungan manual dan Aplikasi
SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta, 2009.
Suhartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2000.
Sumarsono, Sonny. Metode Riset DAya Manusia. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004.
Sutinah, Bagong Suyanto dan. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:
Prenada Media Group, 2007.
Tim Penyusun Khusus Pusat Pembinaan dan Pengeabngan
Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 1988.
72
Warner J. Saverin, James W. Tankard. Teori Komunikasi :
Sejarah, Metode & Terapan di dalam Media Massa, edisi
kelima. Jakarta: Kencana, 2011.
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo, 2004.
INTERNET
PijarPsikologi, Apa Kata Psikologi Tentang Fangirl,
https://pijarpsikologi.org/apa-kata-psikologi tentang-
fangirl/ diakses pada 25/03/2018 21.00
Aulia Khairunnisa, 10 istilah-istilah ini Cuma fans k-pop yang
tahu,
http://www.gogirl.id/news/buzz/10-istilah-istilah-ini-
cuma-fans-k-pop-yang-tahu-D06549.html, Gogirl.co.id.
Tiyassari Basara, http://realitivism.blogspot.com/2017/05/media-
dan-budaya.html, diakses pada 11 04 2019
LAMPIRAN
Konstruksi Instrumen Variabel X
Pengaruh budaya K-pop di media sosial
Variabe
l X
Teori Dimensi Definisi
konsep
Indikator Definisi
Operasional
Butir
Pernyataan
positif
Butir
Pernyataa
n negatif
Budaya
Korean
pop (K-
Pop)
Menurut Stuart Hall,
budaya adalah proses
produksi dan pertukaran
makna. Produksi tersebut
merupakan salah satu
elemen dari beberapa
elemen yang terdapat
dalam circuit of culture,
antara
lain:produksi (productio
n), konsumsi
(consumption), regulasi
(regulation), representasi
(representation), dan
identitas (identity).
(Stuart Hall, dalam Paul
1. Produksi
2.
Konsumsi
3. Regulasi
4.
Representa
si
5. Identitas
Budaya K-
Pop di
media
sosial sama
seperti
budaya
populer
dipengaruh
i oleh
produksi,
konsumsi,
regulasi,
identitas,
representas
i.
1.
Representa
si
a.
pengetahua
n
b.
pemaknaan
2.
Konsumsi
a.
penggunaa
n
b.
kesenangan
c. kepuasan
Budaya Korean
Populer yang
dimaksud
dalam
penelitian ini
adalah budaya
korean populer
yang
terepresentasika
n dalam hal
pengetahuan
dan pemaknaan
serta
dikonsumsi
dalam hal ini
meliputi
penggunaan,
kesenangan dan
kepuasan
1.a.1 saya
mengetahui
budaya
Korean
Populer/ K-
Pop (K-
drama, K-
musik) (1)
1.a.2 saya
mengetahui
reinkernasi
dalam
budaya
Korean
Popular (2)
1.a.3 saya
memahami
time traveler
(penjelajah
Du Gay dkk, 1997) waktu)
dalam
budaya
Korean
populer (3)
1.a. 4 saya
mengetahui
time loop
(pengulanga
n waktu)
dalam
tayangan
korean
popular (4)
1.a.5 saya
mengetahui
fans service
(pelayanan
untuk fans
dari idol) (5)
1.b.1 saya
mengetahui
makna
reinkernasi
dalam
budaya
Korean
Popular (6)
1.b.2 saya
mengetahui
makna
shiper dalam
Korean
Populer (7)
1.b.3 saya
mengetahui
dan hafal
lagu-lagu
dari Idol K-
Pop
kesukaan
saya. (8)
2.a.1. saya
sering
menyaksikan
budaya
Korean
Populer di
media sosial
(9)
2.a.2 saya
menonton
tayangan
korean
populer
terkait dewa-
dewa,
malaikat
maut,
maupun
makhluk
astral
lainnya. (10)
2.a.3 saya
sering
melihat atau
membaca
certita
tentang
shiper di
media sosial.
(11)
2.b.1 saya
suka melihat
idol Korean
di media
sosial (12)
2.b.2 saya
suka
memasangka
n (shiper)
antar
member
dalam grup
idol. (13)
2.b.3 saya
suka fan
service yang
ditunjukkan
idol favorit
saya. (14)
2.c.1 dengan
melihat
tayangan
korean
popular saya
merasa
terhibur (15)
2.c.2 saya
merasa harus
menonton
dan
mengetahui
kabar dari
idola k-pop
saya. (16)
2.c.3 saya
merasa
mengetahui
kabar idola
k-pop saya
merupakan
bagian
penting
dalam
keseharian
saya (17)
2.c.4 saya
merasa Idol
saya menjadi
penolong
saat saya
sedih (18)
2.c.5 saya
merasa
tenang saat
mendengar
lagu idol
favorite
saya. (19)
Konstruksi instrumen variabel Y
Perilaku Keagamaan Islam
Variabel Y Teori Dimensi Definisi
konsep
Indikator Definisi
Operasional
Butir positif Butir negatif
Perilaku
Keagamaan
Islam
Dimensi
beragama
dalam diri
manusia,
yakni
dimensi
keyakinan,
dimensi
praktik
agama,
dimensi
pengalaman,
dimensi
pengetahuan
agama,
dimensi
konsekuensi.
1. Dimensi
keyakinan
2. Dimensi
praktik
agama
3. Dimensi
pengalaman
4. Dimensi
pengetahua
n agama
5. Dimensi
konsekuensi
.
Perilaku
keagamaan
Islam
perilaku
keagamaan
ialah
ekspresi
atau
pernyataan
kehidupan
kejiwaan
manusia
yang dapat
diukur,
dihitung
dan
dipelajari
yang
1. Dimensi
keyakinan
(akidah):
a.meyakini
Tuhan satu
Allah SWT
b. meyakini
rosul-rosul
Allah SWT
c.meyakini
hari kiamat
d.meyakini
qada &
qadhar
2. Dimensi
praktik
agama
(Ibadah)
Skor total
skala
Perilaku
Keagamaan
Islam, yang
disusun oleh
peneliti
berdasarkan
2 dimensi
seperti,
dimensi
keyakinan
dengan
indikator
keyakinan
terhadap
Tuhan,
keyakinan
terhadap
malaikat,
1.a.1 saya
memahami
dan meyakini
dengan
sepenuh hati
Tuhan itu
satu(1)
1.a.2 saat sulit
saya
bergantung
pada Allah
SWT (2)
1.a.3 Allah
satu-satunya
yang maha
sempurna (3)
1.b.1 saya
meyakini
Rasulullah
adalah utusan
1.a.1 Ada hal
lain yang
bisa
membantu
saya saat
saya merasa
sulit selain
ibadah (16)
(C. Y Glock
dan R. Stark,
1965, dalam
Djamaludin
Ancok)
diwujudkan
dalam
bentuk
kata-kata,
perbuatan,
atau
tindakan
jasmaniah
yang
berkaitan
dengan
pengalaman
ajaran
agama
Islam.
a.frekuensi
mengerjakan
sholat, baca
Qur’an dan
berdzikir
keyakinan
terhadap hari
kiamat,
keyakinan
terhadap
Qadha &
Qadar,
dimensi
praktik
agama
dengan
indikator
frekuensi
mengerjakan
sholat,
berdzikir,
membaca
Qur’an
dimensi
pengetahuan
agama degan
tingkat
pengetahuan
agama Islam.
Allah SWT
(4)
1.b.2 saya
meyakini
rosulullah
teladan yang
baik. (5)
1.b.3 saya
mencontoh
sifat-sifat
rosulullah
dalam
kehidupan
sehari-hari (6)
1.c.1 saya
meyakini
akan adanya
hari akhir
atau hari
kiamat. (7)
1.c.2 saya
menyadari
manusia
harus
menggunakan
waktu sebaik
mungkin(8)
1.d.1 saya
mengetahui
larangan
Allah SWT
tentang
menyukai
sesama jenis.
(9)
2.a.1 saya
mengerjakan
sholat fardhu
tepat waktu
(10)
2.a.2 saya
selalu
membaca Al-
Qur’an
setelah sholat
Fardhu (11)
2.a.3 saya
hafal
beberapa juz
2.a.1 Saya
lalai
mengerjakan
ibadah wajib
ketika
menonton
tayangan
Korean
popular (17)
2.a.2
Membaca
AlQuran
bukan satu-
satunya cara
saya
mendapatkan
ketenangan
(18)
2.a.3 Saya
lebih cepat
dalam al-
Quran (12)
2.a.4 Saya
merasa
tentram saat
membaca Al-
Qur’an (13)
2.a.5 saya
selalu
mengingat
Allah SWT
kapanpun
dimanapun.
(14)
2.a.6 saya
sering
mengikuti
kajian di
masjid. (15)
menghafal
lagu Korean
popular
dibanding
AlQur’an
(19)
Ciputat, 13 Januari 2020
Kepada Yth,
Responden
di tempat
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan segenap harapan dan kerendahan hati, peneliti
memohon kesediaan saudara/i untuk mengisi kuisioner berikut
dengan sejujurnya sesuai kenyataan yang ada.
Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan untuk
membuat skripsi, yang merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Program sarjana Komunikasi Penyiaran
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM),
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan judul : Pengaruh Budaya K-Pop di Media Sosial
Terhadap Perilaku Keagamaan Islam Remaja Kota
Tangerang Selatan.
Penelitian ini semata-mata hanya untuk kepentingan
akademik untuk menemukan kebenaran ilmiah, maka peneliti
menjamin seluruh jawaban yang saudara/i berikan terjaga
kerahasiaannya sesuai kode etik penelitian.
Atas kesediaan saudara/i membantu peneliti mengisi
kuisioner ini, peneliti mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr Wb
Hormat Saya,
Siti Aisyah
KUISIONER
No.R :.......
A. Data Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Agama :
Sekolah/Univ :
No. Telepon :
B. Petunjuk
Silahkan diisi dengan memberi tanda centang pada salah satu
pilihan jawaban sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Keterangan pilihan jawaban:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
C. Butir Pertanyaan Budaya Populer K-Pop di Media Sosial
No
.
Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 saya mengetahui budaya Korean Populer/ K-Pop (K-
drama, K-musik)
2 saya mengetahui reinkernasi dalam budaya Korean
Popular
3 saya memahami time traveler (penjelajah waktu)
dalam budaya Korean populer
4 saya mengetahui time loop (pengulangan waktu) dalam
tayangan korean popular
5 saya mengetahui fans service (pelayanan untuk fans
dari idol)
6 saya mengetahui makna reinkernasi dalam budaya
Korean Popular
7 saya mengetahui makna shiper dalam Korean Populer
8 saya mengetahui dan hafal lagu-lagu dari Idol K-Pop
kesukaan saya
9 saya sering menyaksikan budaya Korean Populer di
media sosial
10 saya menonton tayangan korean populer terkait dewa-
dewa, malaikat maut, maupun makhluk astral lainnya
11 saya sering melihat atau membaca certita tentang
shiper di media sosial
12 saya suka melihat idol Korean di media sosial
13 saya suka memasangkan (shiper) antar member dalam
grup idol
14 saya suka fan service yang ditunjukkan idol favorit
saya
15 dengan melihat tayangan korean popular saya merasa
terhibur
16 saya merasa harus menonton dan mengetahui kabar
dari idola k-pop saya
17 saya merasa mengetahui kabar idola k-pop saya
merupakan bagian penting dalam keseharian saya
18 saya merasa Idol saya menjadi penolong saat saya
sedih
19 saya merasa tenang saat mendengar lagu idol favorite
saya
D. Butir Pertanyaan Variabel Perilaku Keagamaan
No
.
Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 saya memahami dan meyakini dengan sepenuh hati
Tuhan itu satu
2 Saat sulit saya bergantung pada Allah SWT
3 Allah satu-satunya yang maha sempurna
4 saya meyakini Rasulullah adalah utusan Allah SWT
5 saya meyakini rosulullah teladan yang baik
6 saya mencontoh sifat-sifat rosulullah dalam kehidupan
sehari-hari
7 saya meyakini akan adanya hari akhir atau hari kiamat
8 saya menyadari manusia harus menggunakan waktu
sebaik mungkin
9 saya mengetahui larangan Allah SWT tentang
menyukai sesama jenis
10 saya mengerjakan sholat fardhu tepat waktu
11 saya selalu membaca Al-Qur’an setelah sholat Fardhu
12 saya hafal beberapa juz dalam al-Quran
13 Saya merasa tentram saat membaca Al-Qur’an
14 saya selalu mengingat Allah SWT kapanpun
dimanapun
15 saya sering mengikuti kajian di masjid
16 Ada hal lain yang bisa membantu saya saat saya
merasa sulit selain ibadah
17 Saya lalai mengerjakan ibadah wajib ketika menonton
tayangan Korean popular
18 Membaca AlQuran bukan satu-satunya cara saya
mendapatkan ketenangan
19 Saya lebih cepat menghafal lagu Korean popular
dibanding AlQur’an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
Usia X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 Y1 Y2 Y3 Y4
17 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4
18 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 2 4 2 2 4 2 1 2 2 4 4 4 4
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
20 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 3 3 2 3 3 3 2 4 4 2 2 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4
17 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3
17 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 2 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
17 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4
17 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4
15 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4
17 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 4 1 4 4
15 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4
16 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 1 4 4
17 4 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4
16 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3
15 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
17 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4
18 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
15 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 4 4
15 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4
18 3 3 2 2 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 3 2 3 4 1 4 4 3 2 3 3 2 1 4 3 2 3 4 1 1 3 3 4
17 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 4 4
17 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
15 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4
17 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 4 1 1 1 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 4 1 4 4
17 4 3 2 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4
17 3 3 2 2 1 2 2 1 3 3 1 3 1 2 3 1 1 1 1 4 4 4 4
17 4 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
17 4 2 2 2 3 2 3 4 4 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4
17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 4 4
17 4 2 2 3 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4
18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4
17 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 4 4
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4
18 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4
17 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
16 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 4 4
17 3 3 2 1 2 2 3 3 3 1 3 3 1 2 3 1 1 3 2 4 4 4 4
16 2 3 3 3 2 3 3 1 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 4 2 3 3
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4
16 2 2 2 2 1 1 1 1 3 3 1 3 2 1 3 1 1 1 1 4 4 4 4
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
17 3 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 3 1 2 3 2 2 1 1 4 4 4 4
17 3 4 4 3 2 4 2 2 3 4 2 1 1 1 4 2 2 2 2 4 4 4 4
18 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 4 3 4 4
18 3 3 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4 4 4
17 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4
16 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 1 4 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4
17 4 3 2 2 4 3 1 1 3 3 1 2 1 3 3 1 1 1 1 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
18 4 3 2 3 3 1 1 2 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3
15 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 4 4
14 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 4 4 4
14 2 1 2 2 2 1 3 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 2 3 4 4 4 4
14 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
14 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 4 4
14 3 2 2 2 1 1 1 2 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 3 4 4 4 4
14 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 4 4 4 4
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
15 3 2 2 2 3 2 2 4 4 1 2 4 1 2 3 1 1 3 2 4 4 4 4
13 3 2 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 2 1 1 1 3 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 2 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 4 3 4 4
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4
18 1 3 1 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4
17 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 4
17 3 1 4 4 4 3 4 4 4 1 1 4 2 4 3 2 1 1 2 4 3 4 4
17 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 3 4 4
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4
18 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 3 3 3 3 2 4 4 4 4
17 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4
17 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 4 1 1 3 2 2 2 2 4 3 4 4
17 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
18 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4
17 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 1 4 4
17 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4
17 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4
17 3 1 1 1 4 1 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 1 3 3 4 4 4 4
17 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
18 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ
Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 X_TotalScoreYTOTALSCOREX_Kategori Y_Kategori
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 63 58 2 2
4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 1 3 2 3 4 57 63 2 2
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 19 71 1 2
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 25 70 1 2
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 66 65 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 1 2 3 3 59 60 2 2
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 4 53 53 2 2
4 4 4 4 4 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 56 62 2 2
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 56 70 2 2
4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 2 4 2 3 3 49 65 2 2
4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 60 71 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 37 61 1 2
4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 4 1 3 41 63 2 2
4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 59 66 2 2
4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 3 3 2 73 61 2 2
4 3 4 4 4 2 2 3 4 4 2 1 1 3 1 61 58 2 2
3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 73 54 2 2
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 65 70 2 2
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 55 54 2 2
4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 1 3 4 4 66 69 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 76 1 2
4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 48 60 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 51 67 2 2
4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 1 63 65 2 2
2 1 4 4 4 1 2 1 4 3 3 2 2 3 2 52 49 2 2
4 3 4 4 4 2 2 1 4 4 2 2 3 3 4 69 62 2 2
4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4 22 65 1 2
4 3 4 4 4 3 2 1 4 4 1 3 3 3 2 68 61 2 2
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 53 69 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 23 73 1 2
4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 2 4 4 1 4 31 61 1 2
4 2 4 3 4 2 2 2 4 3 4 3 2 2 1 58 56 2 2
4 3 4 4 3 2 3 2 4 4 2 2 2 2 3 36 60 1 2
4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 2 3 61 60 2 2
4 3 4 4 3 2 2 2 4 4 2 3 2 4 2 53 61 2 2
4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 4 2 54 59 2 2
4 2 4 4 4 1 1 2 2 3 2 2 4 2 4 19 57 1 2
3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 63 53 2 2
4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 38 64 1 2
4 3 4 4 4 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 58 62 2 2
4 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 56 59 2 2
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 21 71 1 2
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 4 20 69 1 2
4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 19 67 1 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 38 63 1 2
4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 1 4 4 4 21 66 1 2
4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 2 2 2 3 2 54 60 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 61 62 2 2
4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 24 67 1 2
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 2 42 67 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 39 56 2 2
4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 2 4 2 4 19 65 1 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 60 67 2 2
4 2 4 4 4 2 3 4 4 3 2 1 4 3 4 32 64 1 2
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ
4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 2 2 1 4 3 36 62 1 2
4 3 4 3 4 3 2 1 3 2 2 1 3 2 4 48 57 2 2
4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 44 61 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 48 69 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 1 4 2 54 64 2 2
4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 2 2 1 58 61 2 2
4 3 4 4 4 3 3 1 3 3 3 2 2 4 4 40 63 2 2
4 4 4 4 4 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 76 54 2 2
4 4 4 4 4 2 2 1 3 2 1 1 1 3 1 76 51 2 2
4 4 4 4 4 3 2 1 3 2 1 1 1 2 1 76 51 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 46 64 2 2
4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 2 2 1 2 2 75 59 2 2
4 3 4 3 4 2 2 2 4 4 2 2 3 2 3 69 57 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1 2 4 3 45 63 2 2
4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 23 65 1 2
4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 2 4 33 69 1 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 2 4 22 67 1 2
4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 49 65 2 2
4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 32 71 1 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 38 66 1 2
4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1 4 3 4 19 67 1 2
4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 44 70 2 2
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 1 2 4 2 50 65 2 2
4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 3 72 64 2 2
4 3 4 3 4 3 2 2 3 4 2 1 4 2 4 27 61 1 2
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 2 4 28 65 1 2
4 3 4 3 4 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 38 62 1 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 30 66 1 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 58 58 2 2
4 3 4 4 4 3 2 2 2 3 1 2 4 3 2 52 58 2 2
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 28 67 1 2
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 49 62 2 2
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 4 4 4 41 70 2 2
3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 66 58 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 43 66 2 2
4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 2 3 3 3 70 67 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 69 64 2 2
4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 1 2 3 3 63 60 2 2
4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 67 61 2 2
4 3 4 4 1 4 2 1 3 4 2 1 1 1 1 68 52 2 2
4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 1 4 4 4 4 49 65 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 2 51 69 2 2
4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 4 3 2 65 67 2 2
4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 48 67 2 2
4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 69 58 2 2
4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 63 68 2 2