pemaknaan mengenai budaya populer korea selatan …kc.umn.ac.id/1476/1/monica...

142
PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN (Studi Fenomenologi terhadap Pendiri dan Anggota Korean Wave Indo) SKRIPSI Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.) Monica Aprilda Natasya Lim 10120110217 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI MULTIMEDIA JOURNALISM FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2014

Upload: others

Post on 30-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA

SELATAN

(Studi Fenomenologi terhadap Pendiri dan Anggota Korean Wave

Indo)

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)

Monica Aprilda Natasya Lim

10120110217

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI MULTIMEDIA JOURNALISM

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG 2014

Page 2: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya sendiri,

bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan

semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah

disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di Daftar Pustaka.

Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/ penyimpangan, baik dalam

pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia menerima

konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah Skripsi yang telah saya

tempuh.

Tangerang, 5 Mei 2014

(Monica Aprilda Natasya Lim)

Page 3: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul

PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN

(Studi Fenomenologi terhadap Pendiri dan Anggota Korean Wave Indo)

oleh

Monica Aprilda Natasya Lim

telah diujikan pada hari Senin, tanggal 21 April 2014, pukul 14.30 s.d 16.00 dan

dinyatakan lulus dengan susunan penguji sebagai berikut.

Ketua Sidang Penguji Ahli

Dr. Bertha Sri Eko M., M.Si. Dr. Hendri Prasetya, S.Sos., M.Si.

Dosen Pembimbing

Dr. Amin Sar Manihuruk, MS

Disahkan oleh

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi - UMN

Dr. Bertha Sri Eko M., M.Si.

Page 4: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan

rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi berjudul “Pemaknaan

Mengenai Budaya Populer Korea Selatan”. Selama proses penyelesaian skripsi ini ada

banyak pihak yang memberikan dukungan moril kepada penulis, oleh karena itu penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orangtua penulis yang senantiasa memberikan dukungan baik secara

moral maupun materiil kepada penulis.

2. Bapak Amin Sar selaku dosen pembimbing skripsi.

3. Para informan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi

narasumber skripsi ini.

4. Daniel Luke yang senantiasa memberi dukungan dan menemani dalam

pengerjaan skripsi ini.

5. Teman-teman GO-MBEM yang juga memberi dukungan dan semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk itu segala

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya dikemudian hari.

Tangerang, 5 Mei 2014

Monica Aprilda Natasya Lim

Page 5: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

ii

Pemaknaan Mengenai Budaya Populer Korea Selatan

(Studi Fenomenologi Terhadap Pendiri dan Anggota Korean Wave

Indo)

ABSTRAK

Oleh: Monica Aprilda Natasya Lim

Budaya populer Korea Selatan yang masuk ke Indonesia melalui media massa

yakni televisi berhasil menarik perhatian masyarakat luas. Dalam kurun waktu kurang

lebih lima tahun, budaya populer Korea Selatan memiliki banyak peminatnya, terlihat

dari banyaknya konser artis Korea Selatan yang diadakan di Jakarta. Situs-situs serta

forum kelompok penyuka budaya populer Korea Selatan pun bermunculan.

Penelitian ini ingin melihat pemaknaan yang dialami oleh masyarakat khususnya

salah satu situs yang sudah muncul di Indonesia sejak tahun 2011. Dalam tanyangan

budaya populernya, tentu Korea Selatan mengirimkan pesan yang kemudian pesan

tersebut diterima oleh konsumennya. Dalam proses penerimanaan itu, tentu ada proses

pemaknaan yang dilakukan oleh konsumen.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif

menggunakan metode Fenomenologi dan bersifat deskriptif. Data yang digunakan

dalam penelitian ini berupa buku-buku penunjang yang berhubungan dengan budaya

populer Korea Selatan dan pemaknaan, data yang menguatkan hingga akhirnya Korean

Wave Indo dipilih menjadi unit analisis, serta hasil wawancara dengan pendiri dan

keempat anggota dari Korean Wave Indo.

Page 6: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

iii

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keempat informan memperoleh

pemaknaan yang berbeda dalam memaknai budaya populer Korea Selaran. Mereka

memaknai budaya populer Korea Selatan sebagai sebuah budaya yang menyenangkan

karena adanya perasaan senang ketika mereka menonton tayangan budaya populer

Korea Selatan. Dan mereka menganggap bahwa budaya populer Korea adalah budaya

yang unik karena banyaknya keragaman dalam budaya populernya.

Kata kunci: budaya populer Korea Selatan, Korean Wave Indo, Fenomenologi

Husserl.

Page 7: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

iv

Interpretation About South Korea's Popular Culture

(Studies Phenomenology Against Founder and Member of

Indo Korean Wave )

ABSTRACT

By: Monica Aprilda Natasya Lim

South Korean popular culture enter Indonesia through the mass media television

that is successfully caught the attention of the wider community. In a span of about five

years , South Korean popular culture has a lot of fans , visible from many South Korean

artist held concert in Jakarta. So many sites about South Korea popular culture

springing up.

This study would like to see meaning experienced by one particular community

sites that have emerged in Indonesia since 2011. From television, South Korea would

send a message then the message is received by the customers. In the process of

receiving, of course there is a meaning process done by the consumer.

Therefore, this study was conducted using a qualitative approach method and

descriptive Phenomenology of Husserl. The data used in this study in the form os

supporting books relating to South Korean popular culture and interpretation data to

ultimately strengthen Korean Wave Indo was selected as the unit of analysis, as well as

the interview with the founder and three member of the Korean Wave Indo.

Page 8: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

v

The results showed that the four informants acquire different meanings in

defining South Korea popular culture. They interpret South Korea popular culture as a

fun culture because the happy feeling they had when they watched South Korea popular

culture. And they interpret South Korea popular culture as an unique culture because

the diversity in South Korea popular culture.

Keywords: popular culture South Korea, Korean Wave Indo, Phenomenology of

Husserl.

Page 9: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pernyataan

Halaman Persetujuan

Kata Pengantar………………….………………..………………………………………i

Abstrak………………………………………………………………………..…………ii

Abstract…………………………………………………………………………………iv

Daftar Isi…………….………………………………………………………...………..vi

Daftar Tabel………………………..…………………………………………………...ix

Daftar Bagan………………...………………………..…………...………………….…x

Bab I Pendahuluan…………………………………...…………………………………1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………1

1.2 Fokus Penelitian Dan Pertanyaan Penelitian……………………………….8

1.2.1 Fokus Penelitian………………………………………………………8

1.2.2 Pertanyaan Penelitian………………………………….……………..8

1.3 Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian………………….…………...8

1.3.1 Tujuan Penelitian……………………………………………………8

1.3.2 Kegunaan Penelitian……………………………..………………….9

1.3.2.1 Kegunaan Praktis…………………………………………9

1.3.2.2 Kegunaan Teoretis………………………………………..9

1.4 Ruang Lingkup Penelitian…………………………….……………………..9

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian………………………….…………………... 9

Bab II Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Pemikiran……………………………………11

2.1 Penelitian Sejenis Terdahulu……………………………………………….11

2.2 Teori Dan Konsep-Konsep Yang Digunakan………...…………...……….17

Page 10: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

vii

2.2.1 Teori Interaksi Simbolik...……...……….………………………17

2.2.2 Pemaknaan………………….....……....……….………...…………20

2.2.3 Budaya…………………………………….…….…………………19

2.2.3.1 Budaya Populer…….……………………………………….23

2.2.3.2 Budaya Populer Korea Selatan…….……………………….25

2.2.4 Sekilas Tentang Masuknya Budaya Populer Korea Selatan ke Indonesia………………………………………………………………..30

2.3 Kerangka Pemikiran………………………………………………………..32

Bab III Metodologi Penelitian…………….…………………………………………...35

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian…….……...……………………………………..35

3.2 Metode Penelitian………………......……………………………………...36

3.3 Key Informan Dan Informan………....……….……………………………40

3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………41

3.5 Keabsahan Data……...….……….................……………………………...43

3.6 Teknik Analisis……………………………………….……………………44

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan…………………………..…………………45

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian……………….……………….………45

4.1.1 Korean Wave Indo………………………………………………..45

4.1.2 Profil Key Informan dan Informan…...…………………………..48

4.1.2.1 Key Informan.……………………………………………48

4.1.2.2 Informan 1…...……………………………...……………49

4.1.2.3 Informan 2…...…………………………...………………49

4.1.2.4 Informan 3…...…………………………...………………50

4.1.2.5 Informan 4…...………………………………...…………50

4.2 Hasil Penelitian……..……………….…………………………………….51

4.2.1 Awal Ketertarikan Dengan Budaya Populer Korea Selatan…...…51

Page 11: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

viii

4.2.2 Hal yang Diperoleh Selama Menjadi Konsumen Budaya Populer Korea Selatan……………………………………..……………………..60

4.2.3 Pemaknaan Pendiri Dan Anggota Korean Wave Indo Mengenai Budaya Populer Korea Selatan…..…………………………..…...67

4.3 Pembahasan………….…………………………………………………72

Bab V Simpulan dan Saran………………………...…………………………………95

5.1 Simpulan…………...…………………………………………………..95

5.2 Saran……………………………………………………………….......96

5.2.1 Saran Akademis……………………………………………96

5.2.2 Saran Praktis……………………………………………….97

Daftar Pustaka……………………………………………..…………………………..98

Lampiran

Page 12: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis Terdahulu .........................................................................14

Tabel 4.1 Tabel Informan……………………………………………………………...48

Tabel 4.2 Perubahan Perilaku dan Sikap Sebagai Penyuka Budaya Populer Korea Selatan……………………………………………………………………....78

Page 13: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

x

DAFTAR BAGAN

2.2.1 Bagan Kerangka Pemikiran……………………………………………………34

Page 14: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era tahun 90-an Indonesia memperlihatkan pengaruh Bollywood

maupun telenovela yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari bagaimana media,

khususnya televisi menampilkan banyak tontonan yang berasal dari

Bollywood. Ketenaran Bollywood di Indonesia secara tidak langsung

menjadikan Sha Rhuk Khan sebagai idola baru di kalangan masyarakat.

Dari Indonesia sendiri, sinetron yang cukup mendapat perhatian besar

pada era itu adalah Jinny Oh Jinny, Tuyul dan Mbak Yul, Jin dan Jun, dan

lain-lain. Seiring berjalannya waktu pelan-pelan masyarakat tampaknya

mulai bosan dengan tayangan yang kesannya ‘itu-itu’ saja, bosan dengan

tarian para bintang Bollywood dan bosan dengan sinetron Indonesia yang

terkesan tidak masuk akal.

Masyarakat Indonesia menginginkan hal yang baru, tayangan ringan

yang bisa ditonton oleh semua anggota keluarga namun tetap menarik dan

tidak membosankan, saat seperti itulah, Endless Love -drama pertama asal

Korea Selatan yang ditayangkan di Indonesia- tayang pada tahun 2002 dan

mendapat perhatian cukup besar dari kaum hawa khususnya. Drama Korea

Selatan yang satu ini berbeda dengan tayangan sinetron dalam negeri yang

Page 15: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

2

kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati dengan gambaran

musim gugur yang indah di Korea Selatan. Belum lagi dengan

diselenggarakannya Piala Dunia pada tahun 2002 yang membuat perhatian

seluruh dunia tertuju kesana dan media banyak meliput soal Korea Selatan.

Kepopuleran budaya pop Korea di tengah masyarakat disebut sebagai

Hallyu (한류), diterjemahkan sebagai gelombang Korea dalam bahasa

Indonesia, dan dalam bahasa Inggris kerap disebut Korean Wave.

Kepopuleran ini mulai terlihat sejak tahun 1997 di China. Hal ini

dikemukakan oleh Beng Huat Chua dan Koichi Iwabuchi dalam buku yang

berjudul East Asian Pop Culture: Analyzing the Korean Wave (2008:2)

“Pada tahun 1997, stasiun televisi China (CCTV) menayangkan What is Love All About, yang menjadi sangat populer. Karena kepopulerannya, CCTV menayangkan ulang drama Korea pada tahun 1998. Sejak saat itu, drama Korea menjadi lebih populer dan mendapat perhatian masyarakat dari China, Hong Kong, Taiwan dan Vietnam. Sejak itu, orang-orang di Asia Tenggara mulai menyebut Korean Wave sebagai budaya populer.”

Meledaknya budaya populer Korea Selatan di Asia Tenggara

kemudian ditanggapi oleh pemerintahan Korea melalui situs

VisitKorea.com. situs tersebut adalah situs pemerintahan yang bergerak

di bidang turisme Korea Selatan.

“Gelombang budaya pop Korea merupakan fenomena yang menyebar di kawasan Asia Tenggara, Cina dan Jepang. Citra Negara Korea semakin meningkat karena festival Piala Dunia 2002. Gelombang ini dimulai dengan peningkatan popularitas bintang pop Korea di luar negeri yang dalam beberapa waktu terakhir diperluas dengan kepopuleran drama seri serta film Korea.”

Minat masyarakat yang cukup tinggi terhadap drama Korea Selatan

lantas memotivasi berbagai stasiun televisi berlomba mengimpor drama dari

Korea Selatan. Beberapa drama yang pernah ditayangkan di Indonesia

Page 16: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

3

adalah Winter Sonata, Full House, Princess Hours, Jewel in The Palace

hingga Boys Before Flowers.

Cerita yang tidak begitu berat dan vulgar, dan tidak melulu

menyedihkan karena dipadukan dengan adegan-adegan konyol serta tidak

panjang seperti sinteron Indonesia menjadi nilai lebih bagi drama-drama

asal negeri ginseng itu. Drama-dramanya pun dipadu padankan dengan

berbagai nilai budaya asli dari Korea Selatan. Para bintang yang muncul di

Korean Drama atau yang akrab disebut dengan K-drama perlahan namun

pasti juga menjadi idola di kalangan pemuda pemudi Indonesia. Dengan

wajah yang menarik, postur tubuh yang tinggi langsing serta gagah, dan

warna kulit yang bersih menjadi nilai lebih jika dibandingkan dengan

bintang-bintang yang ada di Indonesia.

Dalam tugas akhir ini, peneliti akan mempersempit pembahasan

mengenai budaya pop Korea Selatan pada perkembangan drama dan musik.

Hal ini dilakukan karena musik dianggap mampu mewakili alasan

meluasnya fenomena Hallyu Wave di Indonesia.

Dinyatakan oleh Arthur Bernstein, Naoki Sekine dan Dick Weissman

dalam buku berjudul The Global Music Industry: Three Perspective bahwa

musik populer Korea Selatan awalnya hampir menyerupai musik populer

Jepang. Perubahan terjadi pada tahun 1960-an ketika Presiden Korea

Selatan saat itu melarang masuknya musik luar ke Korea Selatan. Sejak saat

itu, Korea Selatan mulai menghasilkan musiknya sendiri.

Page 17: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

4

Pada tahun 1950-1960-an, musik-musik yang beredar di Korea Selatan tidak jauh berbeda dengan musik Enka dari Jepang dan musik-musik barat. Musik Enka adalah musik ballad tradisional Jepang yang mendapat pengaruh dari musik Barat. Penyayi Enka biasanya akan mengenakan pakaian tradisional dan menyanyikan mengenai kisah percintaan yang sedih, oleh karena itu, musik Enka mendapat perhatian yang besar dari para generasi yang lebih tua. Selama masa Perang Dunia ke-2, Jepang menguasai Korea Selatan, musik Korea Selatan pun mendapat pengaruh dari Jepang, di Korea Selatan musik semacam itu disebut Trot. Setelah Perang Dunia ke-2 pun Trot masih tidak mendapat perhatian dari masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 1962 sampai 1980, selama masa kepemimpinan Park Chong-Hi sebagai Presiden, musik-musik dari Barat seperti Beatles dan Rolling Stones dilarang untuk beredar di Korea Selatan dengan alasan agar masyarakat tidak lagi dipengaruhi dengan ideology komunisme. Selama masa itu, semua musik di Korea Selatan tidak mendapat pengaruh dari musik-musik barat, kecuali enka. (2013:252)

Pada tahun 1990, artis Korea Selatan mulai mempelajari musik barat

dan gaya bermusiknya. Dan juga kembalinya orang-orang Korea yang lahir

di Amerika mencampurkan musik barat dengan musik lokal yang akhirnya

menjadi jenis musik baru dari Korea Selatan. Disebutkan dalam The Global

Music Industry: Three Perspective bahwa kemunculan Seo Taiji and Boys

pada tahun 1992 menjadi titik balik dari musik populer Korea Selatan.

Munculnya grup Seo Taiji and Boys pada tahun 1992 menjadi titik balik dari music populer Korea, Seo Taiji and Boys menggabungkan beberapa elemen yang terkenal di music barat seperti rap, rock dan tekno. Kesuksesan Seo Taiji and Boys dan beberapa grup lainnya seperti Panic kemudian menjadi tren untuk grup K-pop dan artis di masa sekarang. (Bernstein,Sekine,Weissman;2013:252)

Seo Taiji and Boys yang hadir sebagai grup vokal atau yang kini lebih

akrab disebut boyband (grup vokal yang seluruh anggotanya laki-laki)

ataupun girlband (grup vokal yang seluruh anggotanya perempuan) tidak

menampilkan permainan alat musik dalam setiap aksi panggungnya, mereka

lebih mengutamakan kemampuan tarik suara serta tarian-tarian.

Page 18: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

5

Berkat kemunculan Seo Taiji and Boys yang membawakan musik pop

modern pada tahun 1992 dan mendapat dukungan dari masyarakat lantas

memunculkan banyak artis lain dengan genre musik yang berbeda-beda.

Misalnya dengan munculnya Clon pada tahun 1999, grup rap yang

mendapat popularitas tinggi di Taiwan dan sukses melakukan pertunjukkan

di Beijing, Cina. Kemudian diikuti dengan munculnya High Five of

Teenagers (H.O.T), S.E.S dan Baby Vox. Namun tidak lantas K-Pop

langsung melejit saat itu juga, pada tahun 1997, Korean Broadcasting

System (KBS) yang merupakan stasiun televisi milik pemerintah,

memblokir penampilan artis yang dinilai dapat menghancurkan nilai moral

remaja. Hal ini terjadi karena kemunculan DJ DOC yang menggunakan

bahasa-bahasa kasar dalam lirik lagunya. Bukan hanya melakukan

penyensoran, KBS juga tidak memperbolehkan artis yang ingin tampil di

stasiun TV nya memiliki tato, beranting, mewarnai rambut dan mengenakan

pakaian yang dikiranya dapet merusak moral penonton. Grup vokal yang

jelas-jelas menjadi korban dari pemblokiran ini adalah H.O.T, karena dalam

setiap penampilan mereka akan mengenakan kalung, cincin dan anting.

Pemblokiran yang dilakukan KBS tidak dapat menghentikan

popularitas H.O.T di kalangan remaja, terbukti dari penjualan album mereka

yang menembus angka 1,5 juta kopi dan berhasil membuat mereka

mendapat penghargaan. Melihat hal ini perlahan-lahan pemblokiran yang

dilakukan pemerintah pun melemah.

Lee Soo Man yang merupakan lulusan dari Universitas Seoul dan

sekaligus sebagai pemimpin dari S.M Entertainment, melakukan sebuah

Page 19: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

6

survey kepada para remaja perempuan di Korea Selatan untuk memilih tipe

seperti apa yang mereka inginkan untuk menjadi seorang idola. Dari hasil

penelitian tersebut, maka dibentuklah H.O.T yang mendapat popularitas

tinggi di negaranya. Selain H.O.T, S.M Entertainment juga sukses

menelurkan beberapa boyband dan girlband seperti DBSK, Super Junior,

Girl’s Generation, SHINee, EXO, f(X) dan EXO (Global Goes Local:

Popular Culture in Asia:2003). Selain S.M Entertainmen, berapa agensi

besar di Korea Selatan seperti Y.G Entertainmen dan JYP Entertainmen

juga berhasil menciptakan idola baru yang membius banyak orang seperti

BigBang, 2NE1, 2AM, 2PM, Miss A dan lainnya yang berhasil melebarkan

sayap industri K-pop ke suluruh belahan dunia.

Boyband serta girlband yang telah menjadi icon di Korea Selatan ini

juga berhasil membius masyarakat Indonesia. K-Pop menarik perhatian

masyarakat karena easy listening dan ear catching serta biasanya digunakan

sebagai soundtrack dalam drama-drama sehingga mereka yang menonton

drama Korea Selatan pasti tak asing lagi dengan lagu-lagunya. Kemampuan

lain yang menarik dari idol-idol ini adalah keahlian mereka dalam menari,

menyanyi yang juga didukung oleh bentuk badan yang proposional serta

gaya busana yang unik. Keahlian mereka dalam menari dan menanyi tentu

bukan ‘asal jadi’ karena mereka sudah mengalami proses pelatihan selama

bertahun-tahun hingga baru debut sebagai artis. Masyarakat yang melihat

fenomena seperti ini tentu merasa tertarik karena ini adalah hal baru, karena

di Indonesia sendiri hampir tidak pernah ada boyband maupun girlband.

Gaya busana yang sederhana namun menarik ala Korea Selatan pun banyak

Page 20: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

7

diminati. Dengan bentuk tubuh yang proposional dan kulit yang indah,

pakaian seperti apapun yang dikenakan mereka akan terlihat bagus.

Bermunculannya girlband dan boyband lokal seperti Smash, 7 Icon,

Cherrybelle bisa dibilang adalah efek dari hallyu wave. Media pun seakan

tak mau kalah, banyak majalah yang kini khusus mengupas kisah selebritis

Korea Selatan, seperti MyIdol, Asian Plus dan lainnya. Indosiar kini juga

menayangkan Music Bank yang merupakan acara music chart milik KBS

Masyarakatnya pun tak mau kalah, kini tak sedikit toko-toko yang menjual

pakaian dengan embel-embel ‘impor langsung dari Korea’. Produk-produk

kecantikan yang dijual dipasaran pun banyak yang membawa nama ‘Korea’

agar penjualan semakin meningkat.

Akibat lain dari semakin banyaknya yang tertarik dengan budaya

populer Korea Selatan adalah bermunculannya kelompok-kelompok yang

didedikasikan untuk saling berbagi kepada sesama penyuka budaya populer

Korea Selatan. Salah satunya adalah Korean Wave Indo. Situs ini berdiri

sejak tahun 2011, dan peneliti memakai pendiri dan anggotanya sebagai

informan karena mereka mengenal budaya populer Korea Selatan dalam

jangka waktu yang sudah cukup lama, sehingga dalam jangka waktu

tersebut, pasti ada pemaknaan mengenai budaya populer Korea Selatan yang

mereka dapatkan.

Page 21: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

8

1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

1.2.1 Fokus Penelitian

1. Bagaimana pendiri dan anggota dari Korean Wave Indo

memaknai budaya populer Korea Selatan?

1.2.2 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana mereka bisa menjadi penyuka budaya populer

Korea Selatan?

2. Bagaimana perubahan yang mereka alami selama menjadi

penyuka budaya populer Korea Selatan?

3. Bagaimana mereka memaknai budaya populer Korea

Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Melihat bagaimana mereka menjadi tertarik dengan budaya

populer Korea Selatan dan alasannya.

2. Untuk mengetahui perubahan yang mereka alami selama menjadi

penyuka budaya populer Korea Selatan.

3. Melihat bagaimana pendiri dan anggota dari KoreanWaveIndo

memaknai budaya populer Korea Selatan.

Page 22: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

9

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1.3.2.1 Kegunaan teoretis

Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi kontribusi

dalam perkembangan Ilmu Komunikasi terutama mengenai pemaknaan.

1.3.2.2 Kegunaan praktis

Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi kegunaan

kepada pendiri dan anggota Korean Wave Indo sebagai objek penelitian,

pihak orang tua serta pemerintahan Indonesia dalam melihat pemaknaan

yang dilakukan oleh penyuka budaya populer Korea Selatan

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini karena adanya keterbatasan biaya, waktu serta

tenaga yang ada maka peneliti hanya akan meneliti mengenai perubahan

sikap yang terjadi pda pendiri dan anggota yang berdomisili di Jakarta dan

sekitarnya akibat masuknya budaya Korea Selatan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Oleh karena keterbatasan penelitian dari segi waktu dan biaya, maka

penelitian akan dilakukan mulai Februari 2014 di daerah Jakarta, Depok dan

sekitarnya.

Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja, karena

narasumber yang akan peneliti tuju bertempat tinggal di Jakarta dan

sekitarnya. Penelitian ini dilakukan setelah peneliti menyelesaikan proposal

Page 23: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

10

penelitian terlebih dahulu, kemudian pada Februari 2014 peneliti melakukan

proses observasi awal, pendekatan terhadap narasumber, dan pengumpulan

data. Proses selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data, kemudian

melakukan penulisan laporan penelitian berupa skripsi.

Page 24: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA

PEMIKIRAN

2.1 Penelitian Sejenis Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti merujuk pada skripsi yang dibuat oleh

Nesya Amellita dari Universitas Indonesia pada tahun 2010 dengan judul

“Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia”.

Dalam skripsi tersebut, Nesya Amellita selaku peneliti ingin mengetahui

bagaimana perkembangan budaya populer Korea Selatan di Indonesia serta

perkembangan yang terjadi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti

juga menyebutkan bahwa masuknya budaya populer Korea Selatan ke

Indonesia ini secara tidak langsung merubah selera hiburan di tengah

masyarakat. Masyarakat yang awalnya tertarik dengan budaya populer dari

Taiwan, Jepang, Hollywood dan Bollywood kini mulai melirik budaya

populer Korea Selatan.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nesya dan penulis

adalah tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang dibuat oleh Nesya

adalah untuk mengetahui dan membuktikan besar eksistensi Hallyu di

Indonesia sehingga berhasil menggeser budaya populer lainnya, sedangkan

Page 25: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

12

penulis ingin mengetahui bagaimana pemaknaan yang dilakukan oleh

pendiri dan anggota Korean Wave Indo mengenai budaya populer Korea

Selatan sebagai individu yang mengikuti perkembangan budaya populer

Korea Selatan.

Dalam penelitiannya, Nesya menyimpulkan bahwa penyebab budaya

populer Korea Selatan semakin berkembang di Indonesia adalah karena

Korea Selatan sukses mengemas produk budaya mereka sebagai komoditas

ekspor internasional. Peran pemerintah Korea Selatan dalam menyebarkan

dan promosi pengembangan budaya populernya (Hallyu) pun sangat besar

sehingga budaya populer Korea Selatan sukses mendahului budaya populer

negara lain.

Penelitian kedua yang digunakan peneliti sebagai rujukan adalah tesis

yang dilakukan oleh Astuti dari Universitas Indonesia pada tahun 2012

dengan judul “Imperialisme Budaya Industri Dunia Hiburan Korea di

Jakarta (Studi terhadap remaja-remaja Jakarta yang menggemari musik pop

Korea)”. Permasalahan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah

mengapa budaya populer Korea Selatan khususnya musik pop mendapat

perhatian yang luar biasa dari remaja di Jakarta? Dan apa saja yang sudah

dikultivasi oleh para penggemarnya sehingga sekarang musik populer Korea

Selatan ini menjadi sebuah kebutuhan.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Astuti dan peneliti

memiliki perbedaan, yakni, penelitian Astuti hanya melihat bagaimana

perkembangan budaya populer Korea Selatan diminati oleh remaja di

Indonesia khususnya musik K-pop. Sementara peneliti ingin melihat

Page 26: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

13

pemaknaan yang dilakukan oleh sebuah komunitas tertentu yakni Korean

Wave Indo mengenai bagaimana pendiri dan anggotanya memaknai budaya

populer Korea Selatan yang masuk ke Indonesia khususnya musik dan

dramanya.

Page 27: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

14

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis Terdahulu

Nama Peneliti Nesya Amellita Astuti

Judul/Tahun Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia (2010)

Imperialisme Budaya Industri

Dunia Hiburan Korea di Jakarta

(Studi terhadap remaja-remaja

Jakarta yang menggemari musik

pop Korea) (2012)

Permasalahan 1. Bagaimana perkembangan Hallyu di Indonesia sejak kemunculannya hingga sekarang? 2. Mengapa Hallyu bisa masuk dan berkembang dengan mudah di Indonesia? Apakah karena waktu, variable yang baik atau memang selera masyarakat Indonesia sesuai dengan produk budaya yang ditawarkan? 3. Apa penyebab Hallyu mampu

menggeser budaya pop yang

sebelumnya telah berkembang di

Indonesia?

1. Daya tarik apa saja yang K-Pop sajikan sehingga menyebabkan para penggemar remaja menjadi fanatic terhadap Korea? 2. Budaya populer Korea apa saja

yang sudah dikultivasi oleh para

penggemar musik pop Korea

sehingga hal tersebut kini telah

menjadi sebuah kebutuhan?

Tujuan

Penelitian

1. Mengetahui dan membuktikan besar eksistensi Hallyu di Indonesia. 2. Menjabarkan factor-faktor dan

alasan apa saja yang menjadi

penyebab Hallyu dapat bertahan

dan mendominasi produk

Untuk membongkar secara

mendalam dan mengkritisi musik

pop Korea yang telah

mendominasi terhadap selera

musik masyarakat Jakarta

Page 28: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

15

budaya pop asing di Indonesia.

Teori/Konsep

Penelitian

1. Teori Kebudayaan 2. Konsep Hallyu sebagai budaya pop 3.K arakteristik penggemar Hallyu

1. Imperialisme Budaya Populer 2. Dunia Hiburan Korea-Musik Pop Korea 3. Kapitalisme industri musik Korea 4. Industri budaya dalam musik pop Korea 5. Kultivasi musik pop Korea

Metode

Penelitian

Fenomenogi Fenomenologi

Hasil Penelitian 1. Korea Selatan berhasil mengemas produk budayanya menjadi komoditas ekspor internasional. 2. Kebijakan-kebijakan terbuka yang dilansir pemerintah Korea Selatan juga membantu perkembangan Hallyu. 3. Menejemen serta strategi pemasaran pemerintah Korea Selatan juga berperan dalam menggeser budaya populer negara lain.

1. Daya tarik K-Pop berdasarkan hasil penelitian adalah berasal dari artis idola Korea Selatan yang berparas cantik dan tampan serta berpostur tubuh menarik. 2. Penyebabnya adalah para remaja tersebut mulai membelanjakan uangnya untuk album-album K-Pop, Aksesori dan fashion idola, belajar bahasa Korea hingga wisata ke Korea.

Bedanya dengan

penelitian

peneliti

Penelitian Nesya hanya meneliti

bagaimana budaya populer

Korea Selatan berkembang di

Indonesia, sementara penelitian

yang dilakukan oleh peneliti

ingin melihat pemaknaan yang

dialami oleh mereka yang

mengikuti perkembangan

Penelitian Astuti hanya terbatas

pada bagaimana musik K-pop

digemari oleh remaja di Jakarta.

Sementara penelitian yang

dilakukan oleh peneliti tidak

hanya berfokus pada musik K-pop

saja, tapi juga drama Korea

Selatan (K-Drama)

Page 29: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

16

budaya populer Korea Selatan.

Page 30: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

17

Page 31: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

17

2.2 Teori dan konsep- konsep yang digunakan

2.2.1 Teori Interaksi Simbolik

Interaksi simbolik dikemukakan oleh Herbert Blumer. Blumer

berpendapat bahwa interaksi antara seseorang dengan orang lain akan

menimbulkan makna (meaning) tertentu (Tim Mitra Guru, 2007:36). Ralph

LaRossa dan Donald C.Reitzes (1993) (dalam West,Turner,2008:98)

mengatakan bahwa ada tujuh asumsi yang mendasari interaksi simbolik, dan

bahwa asumsi-asumsi ini memperlihatkan tiga tema besar:

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

2. Pentingnya konsep mengenai diri

3. Hubungan antara individu dengan masyarakat

Tujuan dari interaksi menurut interaksi simbolik adalah untuk

menciptakan makna. Agar diantara orang-orang bisa tercipta makna, maka

mereka memerlukan konstruksi interpretif. Menurut LaRossa dan Reitzes,

pemaknaan bagi perilaku manusia ini mendukung tiga asumsi interaksi

simbolik yang diambil dari karya Herbert Blumer (1969) (dalam

West,Turner, 2008:98-99).

1. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan

makna yang diberikan orang lain kepada mereka

2. Makna diciptaan dalam interaksi antar manusia

3. Makna dimodifikasi melalui proses interpretif

Page 32: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

18

Asumsi pertama yang mengatakan manusia bertindak terhadap

manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada mereka

dijelaskan sebagai suatu rangkaian pemikiran dan perilaku yang dilakukan

secara sadar antara rangsangan dan rspons orang berkaitan dengan

rangsangan tersebut. Makna yang diberikan seseorang pada simbol adalah

produk dari interaksi sosial dan menggambarkan kesepakatan sekelompok

orang untuk menerapkan makna tertentu pada simbol tertentu. Mead

menekankan bahwa makna dapat ada ketika orang-orang memiliki

interpretasi yang sama mengenai simbol yang mereka pertukarkan dalam

interaksi. Blumer menyatakan bahwa proses interpretif ini memiliki dua

langkah. Pertama, para pelaku menentukan benda yang mempunyai makna.

Kedua, melibatkan si pelaku untuk memilih, mengecek dan melakukan

transformasi makna di dalam konteks di mana mereka berada. (dalam

West,Turner, 2008:99-100)

Tema mengenai pentingnya konsep diri memiliki dua asumsi tambahan

menurut LaRossa dan Reitzes (1993) (dalam West,Turner, 2008:102):

1. Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui

interaksi dengan orang lain

2. Konsep diri memberikan motif yang penting untu perilaku

Kedua asumsi ini menjelaskan bahwa tidak selamanya manusia akan

membangun perasaan akan diri mereka memlaui kontak dengan orang lain.

Yang kemudian karena manusia memiliki diri, mereka memiliki mekanisme

Page 33: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

19

untuk berinteraksi dengan dirinya sendiri. Mekanisme ini digunakan untuk

menuntun perilaku dan sikap.

Tema terakhir adalah hubungan antara individu dan masyarakat.

Adapun asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah sebagai berikut

(West, Turner, 2008:104):

1. Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan

sosial

2. Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial

Kedua asumsi tersebut menjelaskan bahwa perilaku individu maupun

kelompok dibatasi oleh norma-norma dan nilai sosial yang ada di daerahnya,

namun dengan adanya interaksi antara individu atau kelompok-kelompok di

daerah tersebut, maka struktur sosial yang baru akan dihasilkan.

Adapun tiga konsep penting dalam interaksi simbolik, yang dijabarkan

Mead dalam bukunya yang berjudul Mind, Self, and Society. Ketiga konsep

penting tersebut adalah pikiran, diri dan masyarakat. Mead mendefinisikan

pikiran sebagai kemampuan untuk meggunakan simbol yang mempunyai

makna sosial yang sama, dan Mead juga percaya bahwa manusia harus

mengembangkan pikiran melalui interaksi dengan orang lain. Dengan

menggunakan bahasa dan berinteraksi dengan orang lain, manusia kemudian

bisa mengembangkan pikiran, adanya pikiran membantu seorang manusia

mampu menciptakan setting interior bagi masyarakat di luar diri manusia itu

sendiri. (West, Turner, 2008:104-105)

Page 34: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

20

Mead dalam Turner mendefinisikan diri sebagai kemampuan untuk

merefleksikan diri kita sendiri dari perspektif orang lain. Mead berpedapat

bahwa diri berkembang dari sebuah jenis pengambilan peran yang khusus.

Mead juga mengamati bahwa melalui bahasa, orang mempunyai

kemampuan untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri. Objek

lebih bersifat spontan, impulsive dan kreatif, sedangkan subjek lebih

reflektif dan peka secara sosial (West, Turner, 2008:106-107).

Masyarakat didefinisikan sebagai jejaring hubungan sosial yang

diciptakan manusia. Individu-individu teribat di dalam masyarakat melalui

perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela. Adapula dua bagian

penting masyarakat yang mempengaruhi pikiran dan diri, yang pertama

adalah orang lain secara khusus, merujuk pada individu-individu dalam

masyarakat yang signifikan bagi seseorang. Orang ini biasanya adalah

anggota keluarga, teman, dan kolega di tempat kerja. Kedua adalah orang

lain secara umum, merujuk pada cara pandang dari sebuah kelompok sosial

atau budaya sebagai suatu keseluruhan. Hal yang diberian kepada kita, dan

“sikap dari orang lain secara umum adalah sikap dari keseluruhan

komunitas” (Mead, 1934:154) (dalam West,Turner, 2008:107-108).

2.2.2 Pemaknaan

Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (1979:3) (dalam Sobur,

2009:255) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses memahami dan

berbagi makna. Spardley (1997) (dalam Sobur 2009:2550) menyatakan

Page 35: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

21

bahwa makna adalah proses menyampaikan pengalaman setiap individu di

suatu kelompok masyarakat.

Makna menurut Luis Prieto dalam Martinet (2010:35) adalah

hubungan sosial yang dibangun oleh sinyal di antara sang emisor dan

reseptor ketika tindakan semik sedang berlangsung. Makna merupakan hasil

dari interaksi dinamis antara tanda, interpretant, dan objek: makna secara

historis ditempatkan dan mungkin akan berubah seiring dengan perjalanan

waktu. Oleh karena itu, pemaknaan disebut sebagai sebuah proses aktif

(Fiske, 2008:68). Pemaknaan juga menuntut kemampuan

intergratifmanusia: indrawinya, daya pikirnya, dan akal budinya (Sobur

2009:256).

Dikaitkan dengan makna, juga adalah bersifat mendasar bahwa

komunikasi adalah tentang apa yang normal, apa yang merupakan hiburan,

apakah yang merupakan berita, apakah yang penting, apakah yang bernilai,

apakah yang perlu dipercayai individu. Semua itu adalah makna yang dapat

ditemukan oleh individu dalam proses. Dari makna yang diperoleh oleh

individu tersebut, maka ia akan memperoleh efek-efek yang mungkin terjadi

pada individu tersebut (Burton, 2008:34).

Dalam proses pemaknaan yang dilakukan, tiap individu dapat

membangun pemaknaan yang berbeda-beda. Individu bukanlah penerima

pasif yang hanya menerima apa yang ditawarkan. Makna itu sendiri pun

bukanlah sesuatu yang menyerupai parsel yang dibungkus dan diberikan

Page 36: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

22

kepada individu, tapi lebih menyerupai cetak biru untuk suatu struktur yang

diharapkan (Burton, 2008:39).

Berdasarkan uraian diatas, pemaknaan adalah bagian dari proses

komunikasi yang melibatkan individu untuk membangun maksud dari suatu

hal. Pemaknaaan masing-masing individu pada suatu hal bisa berbeda

bergantung pada pengalaman dan pengetahuan individu tersebut.

2.2.3 Budaya

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Supartono berpendapat

bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang

merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti

perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan

sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (Supartono, 2001; Prasetya,

1998).

Sedangkan menurut Edward Burnett Taylor dalam buku berjudul

Primitive Culture: Researches Into the Development of Mythology Volume 1

(1871:1) yang dia tulis, kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan yang

kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain, serta

kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Page 37: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

23

R.Linton dalam “The Cultural Background of Personality”, bahwa

budaya adalah konfiguransi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil

tingkah laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan

oleh anggota masyarakat tertentu (Prasetya, 2004:29). Jadi dapat

disimpulkan bahwa budaya adalah kebiasaan yang berlaku dan dilakukan

secara terus menerus di dalam suatu kelompok masyarakat.

Perkembangan budaya di tengah masyarakat juga secara tidak

langsung berkaitan dengan media sebagai sarana komunikasi, alat penyalur

informasi, dan hiburan. Seperti yang disebutkan Turner (dalam

Understanding Popular Music, 2001;3) bahwa media massa dan budaya

populer memiliki hubungan simbiotik, mereka saling membutuhkan untuk

menciptakan hubungan yang intim. Oleh karena itu kepopuleran suatu

budaya sebenarnya bergantung pada media massanya. Seberapa sering

sebuah media massa menampilkan produk media tersebut. Media massa

juga akan terus hidup jika dia menampilkan budaya yang sedang atau akan

populer.

2.2.3.1 Budaya Pop

Raymond Williams (dalam Hikmat Budiman, 2002:103)

mengemukakan tiga rumusan budaya, pertama budaya dapat digunakan

untuk megacu pada suatu proses umum perkembangan intelektual, spiritual,

dan estetis sebuah masyarakat. Misalnya kita mendiskusikan perkembangan

budaya Korea Selatan, namun kita hanya mengacu pada perkembangan

Page 38: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

24

intelektual, spiritual dan estetisnya saja. Maka yang akan kita bahas dalam

pembicaraan itu hanya mengenai tokoh-tokoh agama, orang terkenal dan

para senimannya saja. Kedua, budaya sebagai jalan hidup spesifik yang

dianut baik oleh orang, periode, maupun oleh sebuah kelompok tertentu

dalam masyarakat. Contohnya adalah ketika membicarakan mengenai

budaya Korea Selatan, kita sudah tidak hanya membicarakan mengenai

budaya estetik dan intelektualnya saja, namun juga kebiasaan berlibur,

olahraga serta festival-festival yang diadakan oleh masyarakat Korea

Selatan. Ketiga, budaya juga bisa merujuk pada karya dan praktik-praktik

intelektual terutama aktivitas artistik. Contoh beberapa aktivitas artistik

adalah puisi, novel, film, balet, opera, musik, lukisan dan lain-lain.

Williams (1983:237) mendefinisikan kata populer ini dalam empat

makna, yaitu (1) banyak disukai orang, (2) budaya rendah, (3) karya yang

dilakukan untuk menyenangkan orang, (4) budaya yang memang dibuat

oleh orang untuk dirinya sendiri.

Dennis Mc Quail mengungkapkan ciri-ciri utama budaya populer

adalah spontan dan keberadaan yang terus menerus dalam kehidupan sosial

dengan wujudnya yang beragam misalnya musik, cara berpakaian, bahasa,

dan lainnya. Dengan demikian, maka selama manusia masih ada dan terus

berkembang, maka budaya populer yang tercipta pun akan terus menerus

berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya

(McQuail, 1996:38 )

Page 39: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

25

Musik dan drama Korea Selatan adalah salah satu contoh dari bentuk

budaya populer. Dalam esai “On Popular Music” karangan Theodore W.

Adorno (dalam Budiman, 2002:117) telah menunjuk tiga karakteristik

musik populer. Pertama, musik populer adalah produk standardisasi.

Berbeda dengan struktur organik musik serius seperti Beethoven atau

Mozart, musik populer bisa diubah-ubah detailnya tanpa mengakibatkan

perubahan yang nyata. Kedua, musik populer berbeda dengan musik serius

seperti Beethoven atau Mozart yang dapat merangsang dan membangkitkan

kesenangan imajinatif pendengarnya, musik populer hanya menawarkan

gambaran tentang sikap pasrah menerima kenyataan hidup. Ketiga, Andorno

mencoba melihat fungsi sosiopsikologis musik populer sebagai sejenis

perekat sosial.

Berdasarkan karakteristik yang dijelaskan oleh Adorno tersebut dapat

disimpulkan bahwa musik populer adalah musik yang menjadi perekat

sosial di antara masyarakat karena gambaran mengenai kenyataan hidup

yang ditawarkan dalam lirik lagunya.

2.2.3.2 Budaya Populer Korea Selatan (Hallyu Wave)

Budaya populer Korea Selatan yang dikenal luas sekarang ini

mengalami perkembangan yang pesat. Awalnya budaya populer Korea

Selatan ini hanya disebarkan di Asia, namun kini budaya populer Korea

Selatan dapat ditemukan dimana-mana.

Page 40: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

26

Masuknya budaya populer Korea Selatan –terutama film, musik pop,

dan serial TV- ke seluruh Asia Tenggara disebut sebagai Korean Wave oleh

masyarakat China pada tahun 1997. (Beng Huat Chua, Koichi

Iwabuchi,2008:2).

Hallyu Wave (한류) jika diartikan ke bahasa Indonesia berarti

gelombang Korea dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Korean Wave.

Budaya pop Korea Selatan ini melingkupi berbagai jenis produk budaya,

seperti musik pop Korea (K-pop), film, animasi, game online, smartphones,

fashion, kosmetik, makanan, dan gaya hidup. Bukan hanya menarik

perhatian Asia, namun produk budaya tersebut juga berhasil masuk ke pasar

dunia Barat, seperti Amerika, Meksiko, Mesir, Irak dan Eropa. (Youna Kim,

2013:1)

Penyebaran Hallyu Wave ke seluruh dunia secara tidak langsung

menunjukkan bahwa media massa berperan penting dalam penyebarannya.

Memang Korea Selatan sendiri juga berusaha mempertahankan kepopuleran

budayanya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa media massa yang membuat

seluruh orang di dunia mengenal Hallyu Wave.

Sejak tahun 1960-an Korea Selatan masih berada dibawah bayang-

bayang Amerika Serikat dan tidak begitu berani mengambil langkah untuk

membuka pasarnya di tengah perkembangan globalisasi, khususnya di

bidang perfilman dan TV. Lalu pada akhir 1990-an, beberapa hasil kreatif

Page 41: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

27

Korea Selatan mulai keluar dan masuk ke pangsa luar negeri. Hal ini lantas

secara tidak langsung membuka jalur persaingan budaya di luar negeri.

Pada tahun 1990-an perfilman dan drama TV Korea Selatan mulai

berkembang dan mendapat tempat di hati masyarakatnya, seperti What is

Love All About (몽땅내사랑 ) dan Stars in My Heart (별은내가슴에 ).

Sedangkan pada tahun 2000-an, beberapa drama TV asal Korea Selatan

mulai diekspor ke luar negeri dan mendapat rating yang tinggi. Contohnya

saja Winter Sonata, di Jepang, drama ini disiarkan di stasiun NHK pada

tahun 2004 dan untuk episode terakhirnya mendapat rating 20,6% di Kanto,

22,5% di Nagoya, dan 23,8% di wilayah Kansai.

Hasil wawancara Youna Kim (2013;142-143) dengan Akiko (45 tahun)

yang menikah dengan seorang pria Austria dan tinggal di Vienna selama 15

tahun mengungkapkan,

“Aku suka laki-laki Korea.Bae Yong Joon (tokoh utama di Winter Sonata) adalah laki-laki paling menarik yang pernah kulihat.Kami tidak bisa menemukan pria seperti dia di Jepang. Dia sangat tinggi dan terlihat pandai! Para wanita di Jepang menyukai aktor Korea… Terkadang aku menonton drama Korea semalaman.Aku kadang juga berpikir bagaimana pria Korea bisa begitu romantis padahal mereka orang Asia.Aku rindu Asia setiap kali menonton drama Korea.”

Dari pernyataan yang diberikan Akiko, dapat diketahui bahwa drama

Korea Selatan diminati karena perawakan aktornya dan jalan ceritanya yang

romantis. Meskipun narasumber diatas sudah berusia menengah tapi

ternyata minatnya terhadap drama Korea Selatan masih tetap tinggi.

Page 42: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

28

Membuktikan bahwa drama sebagai salah satu bentuk budaya populer

Korea Selatan bisa diterima oleh orang dari berbagai golongan usia.

Peryataan lain yang ditulis Youna Kim dibukunya mengenai

kepopuleran drama Korea Selatan tanpa adanya batasan umur adalah hasil

wawancaranya dengan seorang wanita berkewarganegaraan Taiwan berusia

63 tahun bernama Chung (2013;141).

“Semua temanku menyukai drama Korea.Bahkan ibuku yang berada di Taiwan menonton drama Korea setiap hari.Karena drama Korea sangat populer di Taiwan, aku juga menontonnya beberapa kali. Menurutku drama korea sangat menarik dan dibuat dengan sangat bagus. Aku bukan penggemar drama, tapi Dae Jang Geum (Jewel in The Palace) dibuat dengan sangat baik dan aku menontonnya hingga akhir.Masyarakat Korea benar-benar bertalenta.”

Film lain yang membuka pintu penyebaran budaya Korea Selatan ke

pangsa pasar barat adalah My Sassy Girl. Film ini tayang di Korea Selatan

pada tahun 2001, dengan genre komedi romantis, film ini berhasil menjadi

blockbuster di beberapa negara Asia seperti Jepang, China, Taiwan,

Hongkong dan Asia Tenggara. Bahkan kepopuleran film ini hampir

menyamai kepopuleran Titanic.

Di Indonesia sendiri bisa dikatakan minat terhadap drama Korea

Selatan muncul sejak ditayangkannya drama berjudul Endless Love (Autumn

in My Heart) pada tahun 2002. Drama ini merupakan melodrama yang

menceritakan kisah cinta sejati dan menggambarkan keindahan Korea

Selatan di musim gugur. Berbeda dengan sinetron dalam negeri yang

kisahnya terkesan monoton, kisah percintaan Korea Selatan memberi ide

baru dan segar bagi masyarakat di Indonesia mengenai kisah percintaan.

Page 43: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

29

Drama bisa diminati oleh seluruh kalangan usia, namun K-pop

umumnya lebih diminati oleh mereka yang berusia antara 25 tahun sampai

40 tahun (Youna Kim,2013:144).

Peryataan yang diberikan Jennie (nama samaran) kepada Youna Kim

(2013:144) menunjukkan bahwa musik K-pop dianggap trendi dan up-to-

date oleh kalangan muda,

“Korean Pop is really up to date. I love their fast beat and their well made videos. I like Mandarin pop as well, but only because I can understand the lyrics. I still love listen to K-pop , although I don’t understand the lyrics. It is never boring.”

Ternyata perbedaan bahasa tidak menjadi halangan bagi para muda-

mudi untuk menikmati musik. Musik video yang dibuat dengan baik dan

menggambarkan isi lagunya membantu para pendengar yang tidak mengerti

bahasa Korea agar mengerti cerita yang dibawakan dalam lagu tersebut.

Pada tahun 2012, Park Jae Sang atau yang lebih dikenal sebagai PSY

mengeluarkan lagu berjudul “Gangnam Style”. Lagu tersebut berhasil

mencapai peringkat dua tangga lagu dunia tak lama setelah dirilis.Seluruh

dunia dalam sekejap terkena demam “PSY”. Tak hanya anak muda, lagu ini

berhasil menarik perhatian semua orang didunia tanpa peduli perbedaan

sosial mereka. Keunikan tarian serta musik video yang dibuat sedemikian

rupa juga menjadi nilai lebih.

Page 44: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

30

2.2.4 Sekilas Tentang Masuknya Budaya Populer Korea ke Indonesia

Budaya populer Korea Selatan meliputi musik, drama, film, fashion,

makanan. Di Indonesia sendiri budaya populer Korea Selatan masuk di awal

tahun 2000-an. Pada saat itu, meskipun memang drama-drama yang

ditampilkan meninggalkan kesan sendiri, seperti Mother’s Sea, Endless

Love, Jewel in The Palace, dan Winter Sonata, namun belum menunjukkan

bahwa masyarakat akan begitu tertarik dengan budaya populer Korea

Selatan seperti sekarang.

“Meteor Garden” yang merupakan serial yang diadaptasi dari komik

Jepang berjudul “Hana Yori Dango” sempat menuai perhatian masyarakat di

tahun 2001. Flower 4 atau yang sering disebut F4 menjadi idola kaum hawa

saat itu, budaya populer Taiwan pun merebak berkat tayangnya serial

tersebut. Namun tak lama kemudian, budaya populer Korea Selatan berhasil

menjatuhkan budaya populer Taiwan. Dengan serial drama dari adaptasi

komik yang sama, Korea Selatan menghasilkan drama berjudul Boys Before

Flower (BBF). Drama ini berhasil menarik perhatian sebagian besar kaum

hawa di Indonesia. Siapa yang saat itu tidak kenal dengan Lee Min-ho,

pemeran utama dalam serial drama tersebut, perawakannya yang tampan

dengan tubuh yang menarik itu berhasil membuat kaum hawa tergila-gila

dengannya.

Cerita sederhana dengan pemeran utama seorang gadis perempuan

miskin yang masih duduk di bangku SMA yang kemudian mendapat

Page 45: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

31

beasiswa untuk bersekolah di sekolah elit, berhasil menjadikan kaum hawa

mengangan-angankan hal yang sama. Ditambah di sekolah elit tersebut, si

perempuan bertemu dengan sekelompok anak orang kaya nan tampan, yang

dipanggil dengan F4. Dari sanalah kisah cinta pria kaya dan si gadis miskin

berawal.Indonesi juga membuat sinetron dengan cerita yang sama berjudul

“Cinta Bersemi di Putih Abu-Abu”

Tak berhenti, pada tahun 2010, kedutaan besar Korea Selatan di

Indonesia mengadakan Korean-Indonesian Week yang dihadiri SHINee,

acara tersebut diadakan secara gratis dan berhasil menarik banyak Shawol

(fanclub SHINee). Acara konser yang dimeriahkan oleh idola-idola dari

Korea Selatan pun mulai bermunculan di Jakarta, sebut saja seperti Korean

Idols Music Concert Hosted in Indonesia (KIMCHI) yang diadakan pada

tahun 2011. Dengan Super Junior sebagai daya tarik terbesarnya, ribuan

Everlasting Friend (ELF) datang untuk menyaksikan secara langsung artis

idolanya dari dekat. Setelah sukses dengan KIMCHI pada tahun 2011,

Super Junior kembali datang ke Indonesia, mereka menggelar konsernya

sendiri yang bertajuk “Super Show 4”. Super Show 4 diadakan 3 hari

berturut-turut terhitung dari tanggal 27-29 April 2012 di Mata Elang Indoor

Stadium. Acara ini awalnya hanya direncanakan untuk dua hari saja, namun

karena antusiasme yang sangat tinggi konser ini dibuat hingga tiga hari

berturut-turut.

Melihat kesuksesan luar biasa yang diraih oleh Super Junior, pada

tahun yang sama SM Entertainment selaku persahaan menejemen, kembali

Page 46: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

32

ke Indonesia sekali lagi. Kali ini tak tanggung-tanggung, SM Entertainment

membawa seluruh artis yang berada dibawah naungannya, sebut saja Kangta,

BoA, TVXQ, SHINee, f(x), EXO, Girl’s Generation dan tentunya Super

Junior. Konser yang bertema “SM Town Live World Tour III” ini juga

mendapat sambutan meriah dari kaum adam dan hawa di Indonesia.

Antusiasme yang tak kunjung reda dari masyarakat di Indonesia memberi

semangat kepada SM Entertainment untuk sekali lagi mengirimkan artisnya

ke Indonesia. Tahun 2012, SM Entertainment berhasil memuaskan kaum

hawa, tahun 2013, mereka mengirim Girl’s Generation dan kaum adam

yang mendambakan untuk menonton mereka secara langsung pun terpenuhi.

Kesimpulan yang peneliti dapatkan adalah, bahwa sejak menyukai

budaya populer Korea Selatan. Keempat informan mengalami perubahan

dalam memaknai budaya populer Korea Selatan. Hal tersebut dilihat ketika

keempat informan yang awalnya tidak memiliki ketertarikan dengan budaya

populer Korea Selatan, namun dapat mengalami pemaknaan dengan

pengalaman yang mereka dapatkan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan karena peneliti melihat bahwa budaya populer

Korea Selatan yang masuk ke Indonesia ini semakin diminati oleh

masyarakat Indonesia. Tidak dipungkiri lagi perkembangan media massa

menjadi salah satu faktor yang tidak bisa lepas dari masuknya budaya luar.

Kecepatan media baru menjadikan akses informasi semakin mudah dan

Page 47: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

33

tanpa batas. Seluruh informasi bisa diambil oleh siapa saja, kapan saja dan

di mana saja tanpa perlu disaring lagi secara khusus.

Banyaknya masyarakat dengan kesukaan yang sama, yakni kecintaan

mereka terhadap budaya populer Korea Selatan seperti musik dan drama

lantas melahirkan banyaknya kelompok-kelompok pecinta budaya pop

tersebut. Dengan lebih mudah mereka bisa saling berbagi informasi. Salah

satunya adalah dengan munculnya situs KoreanWaveIndo. Situs ini

didirikan khusus untuk menjadi sumber segala berita bagi pecinta Hallyu

Wave di Indonesia.

Penelitian ini digunakan untuk melihat bagaimana pendiri serta

anggota dari situs tersebut memaknai budaya populer Korea Selatan yang

masuk ke Indonesia. Seperti yang sudah disebutkan di teori serta konsep

yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, komunikasi yang terjadi antar

individu akan membantu terbentuknya makna. Pemaknaan tersebut terjadi

karena adanya konsep diri, dan pemikiran yang terjadi di dalam diri si

individu, lalu akan memperngaruhi bagaimana ia berperilaku.

Selain itu, masuknya budaya populer Korea Selatan ke Indonesia juga

tidak semata-mata hanya memberikan makna baru mengenai budaya

populer Korea Selatan di tengah penikmatnya, namun diyakini oleh peneliti

juga bahwa terdapat perubahan yang mereka dapatkan.

Page 48: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

34

2.3.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran

Teori Interaksi Simbolik

Paradigma Konstruktivis

Pemaknaan mengenai budaya populer Korea

Selatan

Aspek penelitian:

- Pemaknaan - Mind, Self and Society

Metodologi :

Fenomenologi

Pemaknaan mengenai budaya populer Korea Selatan oleh pendiri

dan anggota Korea Wave Indo

Page 49: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

35

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian “Pemaknaan Mengenai Budaya Populer Korea Selatan”

adalah kualitatif. Menurut Kirk dan Miller,

“Qualitative research is particular tradition in social science that fundamentally depends on watching people in their own territory and interacting with them in their own language, on their own terms.” (1986:9).

Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang

diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan tau

perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau

organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula.Semua itu dikaji dari

sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik (Bogdan dan Taylor,

1992: 21).

Kemudian sifat penelitian ini adalah deskriptif. Berdasarkan Kamus

Besar Bahasa Indonesia, kata deskripsi berarti pemaparan atau

penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci; uraian.

Sedangkan kata deskriptif itu adalah bersifat deskripsi; bersifat

menggambarkan apa adanya.

Page 50: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

36

Dalam penelitian deskriptif, peneliti terbebas dari variable populasi

atau sampel. Peneliti harus memiliki daya analisis yang kritis, mampu

menghindari bias, memiliki ketajaman naluri untuk memperoleh data yang

abash, mampu berpikir secara abstrak dalam rangka membangun kecakapan

interaksi kritisnya melalui deskripsi (Wibowo, 2009:44)

Menurut Creswell (2012:286), sifat deskriptif juga bisa digunakan

untuk menjelaskan bagaimana sebuah fenomena terjadi pada seseorang.

3.2 Metode Penelitian

Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani phainomai yang berarti

“menampak”. Phainomenon merujuk pada “yang menampak”. Fenomena

tiada lain adalah fakta yang disadari, dan masuk ke dalam pemahaman

manusia. Menurut The Oxford English Dictionary, yang dimaksud dengan

Fenomenologi adalah (a) the science of phenomena as distinct from being

(ontology), dan (b) division of any science with describes and classifies its

phenomena (Kuswarno, 2009: 1).

Fenomenologi bertujuan untuk mengetahui dunia dari sudut pandang

orang yang mengalaminya secara langsung atau berkaitan dengan sifat-sifat

alami pengalaman manusia, dan makna yang ditempelkan padanya. Adapun

ciri-ciri penelitian Fenomenologi adalah sebagai berikut (Kuswarno,

2009:37-38):

1. Fokus pada sesuatu yang nampak, kembali kepada yang

sebenarnya (esensi), keluar dari rutinitas, dan keluar dari apa yang

Page 51: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

37

diyakini sebagai kebenaran dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Fenomenologi tertarik dengan keseluruhan, dengan mengamati

entitas dari berbagai sudut pandang dan perspektif, sampai didapat

pandangan esensi dari pengalaman atau fenomena yang diamati.

3. Fenomenologi mencari makna dan hakikat dari penampakkan,

dengan intuisi dan refleksi dalam tindakan sadar melalui

pengalaman. Makna ini yang pada akhirnya membawa kepada ide,

konsep, penilaian dan pemahaman yang hakiki.

4. Fenomenologi mendeskripsikan pengalaman, bukan

menjelaskan atau menganalisisnya.

5. Fenomenologi berakar pada pertanyaan-pertanyaan yang

langsung berhubungan dengan makna dari fenomena yang diamati.

Dengan demikian peneliti fenomenologi akan sangat dekat dengan

fenomena yang diamati.

6. Integrasi dari subjek dan objek. Persepsi peneliti akan

sebanding/sama dengan apa yang dilihatnya/didengarnya.

Pengalaman akan suatu tindakan akan membuat objek menjadi

subjek, dan subjek menjadi objek.

7. Investigasi yang dilakukan dalam kerangka intersubjektif,

realitas adalah salah satu bagian dari proses secara keseluruhan.

Page 52: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

38

8. Data yang diperoleh (melalui berpikir, intuisi, refleksi, dan

penilaian) menjadi bukti-bukti utama dalam pengetahuan ilmiah.

9. Pertanyaan-pertanyaan peneliti harus dirumuskan dengan sangat

hari-hati. Setiap kata harus dipilih, di mana kata yang terpilih

adalah kata yang paling utama, sehingga dapat menunjukkan

makna yang utama pula.

Dalam penelitian “Pemaknaan Mengenai Budaya Populer Korea

Selatan” peneliti menggunakan metode Fenomenologi, dalam melakukan

pendekatan kepada objek yang akan diteliti, peneliti tidak boleh memiliki

praduga, asumsi, prasangka atau konsep. Peneliti tidak boleh

mencampurkan pandangan, asumsi dan prasangka dan harus membiarkan

objek peneliti menceritakan pengalamannya sehingga nanti peneliti akan

memperoleh hakikat terdalam dari pegalaman tersebut.

Schutz berpendapat bahwa objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya

berhubungan dengan interpretasi terhadap realitas. Peneliti pun harus

menggunakan metode interpretasi yang sama dengan orang yang diamati

sehingga peneliti bisa masuk ke dalam dunia interpretasi orang yang

dijadikan objek penelitan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti perlu

mengasumsikan dirinya sebagai orang yang tidak tertarik atau bukan bagian

dari dunia orang yang diamati, sehingga penelitian tidak akan bersifat bias

(Kuswarno, 2009:38-39).

Page 53: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

39

Untuk mengembangkan sebuah Fenomenologi sebagai metode,

Husserl menyatakan bahwa perhatian peneliti harus terpusat pada sebuah

fenomena tanpa ada praduga apapun. Dengan terpusatnya perhatian peneliti

pada sebuah fenomena, maka benda atau objek penelitian kemudian akan

dapat mengungkapkan hakikat dirinya sendiri (Rapar, 2012:119)

Dalam proses untuk mengungkapkan hakikat dari sebuah fenomena

tersebut, pengamatan pertama tidak akan sanggup membuat fenomena

mengungkapkan hakikinya. Karena itu diperlukan pengamatan kedua atau

yang disebut sebagai pengamatan intuitif.

Pengamatan intuitif itu dibagi menjadi tiga tahap penyaringan, yaitu

reduksi fenomenologis, reduksi eidetis dan reduksi transdental. Dengan

adanya tiga tahap penyaringan tersebut, diharapkan objek penelitian dapat

mengungkapkan dirinya dengan semurni mungkin (Rapar, 2012:119)

Reduksi fenomenologis adalah tahapan pertama dari penyaringan

tersebut. Dalam tahapan ini, peneliti harus membuang semua prasangka,

praduga serta kepercayaan. Dalam tahapan reduksi eidetis, peneliti harus

menyaring dan mengamati sebuah fenomena dengan teliti sehingga tidak

ada informasi yang terlewatkan. Tahapan terakhir yakni reduksi transdental

memastikan peneliti menyisihkan dan menyaring semua keterkaitan

fenomena yang dialami dengan fenomena lainnya. Kesadaran murni yang

muncul dan terbebas dari kesadaran empiris itu yang kemudian bersifat

transdental.

Page 54: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

40

3.3 Key Informan dan Informan

Peneliti membutuhkan informan untuk melakukan penelitian. Peneliti

juga akan menentukan key-informan yang akan peneliti gunakan dalam

penelitian ini agar informasi yang dibutuhkan peneliti dapat dipenuhi.

Kriteria key informan dan informan dalam penelitian ini adalah:

a. Pendiri serta anggota Korean Wave Indo

Sesuai dengan judul penelitian, peneliti akan menggunakan

pendiri dan anggota dari situs Korean Wave Indo sebagai

informan. Karena peneliti meyakini bahwa dengan berada

dalam satu kelompok yang sama, maka mereka akan memiliki

pemaknaan yang sama terhadap budaya populer Korea Selatan.

b. Berdomisili di Jakarta dan Tangerang

Peneliti memilih anggota yang berdomisili di Jakarta dan

Depok semata-mata untuk memudahkan pengumpulan data

yang akan dilakukan.

c. Mengikuti perkembangan budaya populer Korea Selatan lebih

dari 3 tahun

Key informan dan informan yang digunakan adalah mereka

yang sudah mengikuti perkembangan budaya populer Korea

Selatan selama lebih dari tiga tahun karena dengan begitu

pengalaman yang mereka peroleh akan semakin banyak dan

Page 55: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

41

pemaknaan mereka akan budaya populer Korea Selatan pun

diharapkan agar lebih mendalam.

d. Pernah menyaksikan konser artis Korea Selatan

Key informan dan informan yang akan digunakan adalah

mereka yang sudah pernah menyaksikan konser artis Korea

Selatan. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin melihat

bagaimana mereka memaknai budaya populer Korea Selatan

setelah mengalami interaksi langsung dengan artis Korea

Selatan dengan menonton konsernya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, seperti

wawancara, editing serta analisis data.

1. Wawancara mendalam

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal

yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi

dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui

observasi (Sugiono,2009:317).

Wawancara mendalam menurut Moleong (2005:186) adalah proses

menggali informasi secara mendalam, terbuka dan bebas dengan masalah

dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Wawancara

Page 56: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

42

mendalam yang akan dilakukan nantinya akan bersifat bebas terkontrol.

Yang nantinya hasil wawancara akan luas dan mendalam, namun tetap

memiliki unsur-unsur yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

Wawancara ini juga akan dilakukan terhadap beberapa narasumber dengan

latar belakang yang mirip, yaitu kecintaan mereka pada segala yang

berhubungan dengan budaya populer Korea Selatan. Wawancara ini pun

akan dilakukan berkali-kali, mengingat data yang dihasilkan akan semakin

akurat jika wawancara dilakukan berulang-ulang. Dan terakhir, wawancara

akan dilakukan di tempat narasumber.

2. Studi Dokumen

Agar hasil penelitian lebih kredibel, peneliti juga akan menggunakan

teknik studi dokumen. Selain itu studi dokumen juga digunakan sebagai

teknik pelengkap dalam penelitian kualitatif. Dokumen yang digunakan

dalam penelitian ini berupa, foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh Korean

Wave Indo, nantinya akan digunakan sebagai bahan triangulasi untuk

mengecek kesesuaian data.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

membaca buku yang berhubungan dengan perkembangan budaya populer

Korea Selatan di dunia, serta buku-buku mengenai studi Fenomenologi dan

pemaknaan.

Page 57: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

43

3.5 Keabsahan Data

Teknik pengolahan data yang akan digunakan peneliti dalam

mengolah data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan triangulasi. Seperti yang diungkapkan Patton (dalam Pawito,

2007:99) ada tiga jenis triangulasi data, yang pertama adalah triangulasi data

atau yang sering disebut dengan triangulasi sumber, triangulasi metode,

triangulasi teori, dan triangulasi peneliti. Yang digunakan oleh peneliti

untuk mengolah data adalah dengan triangulasi data atau sumber. Yakni

dengan melakukan wawancara dengan pendiri serta anggota dari Korean

Wave Indo dan menggali informasi dari informan tersebut. Kemudian

peneliti akan melakukan transkrip terhadap hasil wawancara yang nantinya

peneliti dapatkan dari key-informan dan informan. Hasil transkrip

wawancara akan peneliti tulis apa adanya sesuai dengan hasil yang didapat.

Hasil transkrip yang telah dibuat peneliti kemudian akan diedit, proses

editing ini dilakukan dengan tujuan agar dari seluruh hasil wawancara yang

ada, dapat ditarik satu kesimpulan yang sama. Teknik pengeditan ini pun

tidak akan mengurangi makna atau maksud dari hasil wawancara yang

didapat.

Setelah melakukan proses editing, peneliti akan melakukan tipikasi.

Proses tipikasi adalah proses pengelompokan data berdasarkan kriteria

maupun karakteristik tertentu yang akhirnya akan membantu peneliti

menemukan kesimpulan dari penelitian ini.

Page 58: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

44

3.6 Teknik Analisis

Menurut Janice McDrury (dalam Moleong, 2006:248) tahapan analisis

data kualitatif adalah sebagai berikut:

1.Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan

gagasan yang ada dalam data,

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-

tema yang berasal dari data,

3. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.

4. Koding yang telah dilakukan

Teknik analisis data juga dapat digunakan untuk mengindentifikasi

ada tidaknya masalah. Analisis data pada penelitian kualitatif dimulai

dengan menganalisis berbagai data yang didapat oleh peneliti dari lapangan

yaitu berupa kalimat- kalimat atau pernyataan- pernyataan, dokumen,

catatan, maupundokumentasi. Data- data tersebut akan dikelompokkan oleh

peneliti ke beberapa kategori atau golongan yang sesuai dan di bedakan data

tersebut valid atau tidak. Baru setelah itu peneliti dapat menemukan

jawaban dari penelitian yang dilakukan ini.

Page 59: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum objek penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai gambaran umum objek

penelitan yaitu pendiri dan anggota Korean Wave Indo. Ada pula key-

informan dalam penelitian ini adalah pendiri Korean Wave Indo serta

informan adalah tiga orang anggota Korean Wave Indo dan seorang

narasumber tambahan yakni mahasiswa pertukaran pelajar dari Korea

Selatan, yang diperkirakan dapat memberikan pemaknaan mereka mengenai

budaya populer Korea Selatan.

4.1.1 Korean Wave Indo

Para penyuka budaya populer Korea Selatan yang banyak di

Indonesia membutuhkan situs yang bisa mereka gunakan sebagai sumber

berita, maka lahirlah berbagai situs-situs yang menawarkan berita-berita

terkini seputar idola-idolanya. Salah satu dari situs berita tersebut adalah

Korean Wave Indo (KWI). Pendiri KWI, melalui wawancara yang

dilakukan secara langsung oleh peneliti pada tanggal 28 Februari 2014 di

Tous Les Jours Margo City, pendiri KWI menyatakan alasannya mendirikan

KWI.

Page 60: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

46

“Waktu itu aku melihat belum banyak wadah atau media yang memberikan update seputar dunia hiburan Korea di Indonesia yang benar-benar general, tidak hanya memberitakan perkembangan grup tertentu tetapi semua grup atau info. Oleh karena itu, aku membuat KWI dengan harapan kami dapat memberikan info semua grup secara update dengan penyampaian yang lebih ringkas dan mudah di mengerti.”1

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa pada tahun 2011, meskipun

budaya populer Korea Selatan sudah masuk ke Indonesia, namun ternyata

belum ada situs yang mendukung perkembangan budaya populer Korea

Selata.Seiring dengan bertambahnya follower KWI di media sosial dan

pembaca situnya, kini KWI telah berkembang menjadi sebuah situs resmi

yang meng-update berbagai berita seputar Hallyu Wave di Indonesia.

Dengan alasan itulah, peneliti kemudian menjadikan pendiri situs

KWI sebagai key-informan. Pendiri situs tersebut peneliti ambil sebagai key-

informan karena peneliti menganggap pendiri dapat menggambarkan dan

memberikan penjelasan mengenai pemaknaan yang ia peroleh selama

menjadi konsumen budaya populer Korea Selatan.

Anggota dari komunitas KWI ini sebagian besar berdomisili di Jakarta

dan Depok. Hal ini diketahui setelah peneliti bertanya kepada pendiri KWI.

“Kita sih, anggotanya kebanyakan dari Jakarta dan Depok. Aku sendiri di Depok, jadi kalau biasanya mau ada rapat atau kumpul-kumpul, dilakukannya sih di mal sekitaran Depok dan Jakarta aja.”2

Pendiri situs KWI diambil sebagai subjek karena situs KWI telah

ikut berpartisipasi dalam berbagai event serta konser yang diadakan di

1Wawancara dengan Tri Rahayu (Informan 1) di Tous Les Jours Margo City, Depol, pukul 19.00 WIB 2 2Wawancara dengan Tri Rahayu (Informan 1) di Tous Les Jours Margo City, Depol, pukul 19.00

Page 61: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

47

Jakarta, beberapa konser yang dikenal oleh banyak orang adalah SM Town

Live World Tour III in Jakarta, yang diadakan pada 22 September 2013 di

Mata Elang International Stadium (MEIS), 2013 Infinite First World Tour:

One Great Step in Jakarta yang diadakan pada tanggal 31 Agustus 2013 di

Mata Elang International Stadium (MEIS), dan Sungha Jung Indonesia Tour

2013 yang diadakan di Balai Kartini Nusa Indah Theater Jakarta, pada

tanggal 13 Oktober 2013.

Bukan hanya itu saja, beberapa idola dari Korea Selatan pun

berhasil diwawancari oleh pihak KWI, seperti Eru, Sungha Jung, NU’EST,

Crayon Pop, Kahi, Son Dambi dan lainnya. Hal ini menjadikan peneliti

semakin yakin dengan menjadikan pendiri KWI sebagai key-informan

dalam penelitian ini.Karena dengan kerja keras selama tiga tahun sejak situs

dibuka, KWI telah melakukan berbagai pencapaian besar tersebut.

Peneliti juga mengambil beberapa pembaca dari situs KWI sebagai

informan, karena dipercaya bahwa para pembaca KWI mengerti dan tahu

mengenai perkembangan budaya populer Korea Selatan di Indonesia. Selain

pembaca, peneliti juga mengambil narasumber yang menyukai budaya

populer Korea Selatan namun tidak membaca situs KWI, dan narasumber

terakhir adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang berkewarganegaraan

Korea Selatan, untuk dimintai pendapatnya mengenai pandangannya

terhadap populernya budaya Korea Selatan di Jakarta.

Page 62: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

48

4.1 Tabel Informan

No Nama Umur Pekerjaan 1 Tri Rahayu 20 tahun Mahasiswa 2 Martha Juanna Putri 22 tahun Public Relation 3 Rima Wahyuningrum 21 tahun Mahasiwa 4 Sulianty 21 tahun Mahasiswa 5 Lee Jung-Hee 25 tahun Mahasiswa

4.1.2 Profil Key Informan dan Informan

4.1.2.1 Key Informan

Key informan merupakan pendiri dari KoreanWaveIndo atau yang

biasa disebut dengan KWI. Key Informan bernama Tri Rahayu, berusia 20

tahun, saat ini sedang menyelesaikan kuliahnya di Universitas Indonesia

jurusan Teknik Sipil. Key informan mulai mengetahui mengenai masuknya

budaya populer Korea Selatan sejak tahun 2009, ketika salah satu grup

boyband Super Junior mengeluarkan album terbaru berjudul ‘Mr. Simple’.

Karena key informan adalah bagian dari KWI, peneliti beranggapan bahwa

key informan juga mengerti mengenai perkembangan budaya populer Korea

Selatan di Indonesia. Peneliti mengirimkan e-mail secara langsung kepda

KWI yang menjelaskan mengenai penelitian yang sedang dilakukan oleh

peneliti dan menanyakan kesediaannya di wawancara, kemudian peneliti

mendapat balasan e-mail, yang mengatakan pihak KWI bersedia di

wawancara. Wawancara dilakukan di Tous Les Jours Margo City Mall,

Depok, pada 28 Februari 2014 pukul 19.00 WIB.

Page 63: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

49

4.1.2.2 Informan 1

Informan pertama bernama Martha Juanna Putri, kini berusia 22

tahun dan merupakan sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Bina

Nusantara. Informan pertama sudah mengetahui mengenai budaya populer

Korea Selatan sejak tahun 2009. Peneliti secara langsung menghubungi

informan pertama dan kemudian menjelaskan bahwa peneliti saat ini sedang

mengerjakan tugas akhir dan mengambil tema mengenai budaya populer

Korea Selatan, kemudian peneliti mempertanyakan kesediannya menjadi

narasumber yang kemudian disetujui. Peneliti menghubungi informan

pertama melalui kontak di WhatsApp dan melanjutkan bertanya melalui e-

mail. Peneliti mengambil informan pertama sebagai narasumber karena

informan pertama sudah menjadi follower akun twitter KWI dan menjadi

pembaca di situsnya. Selain itu, informan pertama pun sudah mengenal

budaya populer Korea Selatan untuk jangka waktu yang cukup lama.

4.1.2.3 Informan 2

Informan kedua bernama Rima Wahyuningrum saat ini berusia 21

tahun adalah seorang mahasiswi di Universitas Multimedia Nusantara

jurusan Ilmu Komunikasi dengan bidang peminatan Jurnalistik. Informan

kedua sudah mengenal budaya populer Korea Selatan sejak tahun 2009 dan

menjadi follower serta pembaca di situs KoreanWaveIndo sejak tahun 2009.

Peneliti mewawancari informan kedua di Universitas Multimedia Nusantara,

hari Rabu tanggal 19 Februari 2014. Informan kedua dipilih oleh peneliti

Page 64: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

50

karena peneliti mengetahui bahwa informan kedua cukup aktif dalam situs

tersebut dan juga informan kedua tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa

yang berhubungan dengan Korea di Universitas Multimedia Nusantara.

4.2.2.4 Informan 3

Informan ketiga bernama Sulianty adalah seoarang mahasiswa

yang sedang melanjutkan pendidikannya di Beijing, China. Informan ketiga

berusia 21 tahun dan mengenal budaya populer Korea Selatan sejak tahun

2006. Saat itu informan ketiga sedang aktif bermain game online, AyoDance.

Dari sanalah kemudian informan ketiga mengenal budaya populer Korea

Selatan. Peneliti mengambil informan ketiga sebagai narasumber karena

informan ketiga sudah mengenal budaya populer Korea Selatan sejak lama.

Peneliti langsung bertemu dengan informan ketiga pada 2 Februari 2014, di

salah satu komplek perumahan yang berada di Jakarta Barat. Saat

melakukan wawancara, informan ketiga sedang berada di Jakarta, namun

sekarang informan ketiga sudah kembali ke Beijing karena masa liburannya

sudah selesai.

4.2.2.5 Informan 4

Informan kempat bernama Lee Jung-hee saat ini berusia 25 tahun

adalah seorang mahasiswa pertukaran mahasiswa yang berasal dari Korea

Selatan, saat ini informan kempat sedang menjalani program untuk belajar

bahasa Indonesia di Universitas Indonesia. Informan keempat sudah berada

di Indonesia selama kurang lebih satu bulan dan peneliti menggunakannya

Page 65: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

51

sebagai narasumber karena peneliti ingin mencari tahu apa yang dipikirkan

oleh masyarakat Korea Selatan melihat antusiasme ` di Indonesia khususnya

Jakarta mengenai budaya populer Korea Selatan. Peneliti langsung

menghubungi informan keempat, dan kemudian menjelaskan mengenai

topik penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara tersebut dilakukan

melalui KakaoTalk karena informan keempat memiliki jadwal kuliah yang

cukup padat.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disampaikan hasil wawancara yang telah

dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian akan dibagi menjadi beberapa

bagian yang menjelaskan awal ketertarikan para informan terhadap budaya

populer Korea Selatan hingga pemaknaan yang mereka peroleh dari budaya

populer Korea Selatan.

4.2.1 Awal Ketertarikan dengan Budaya Populer Korea

Selatan

Awal ketertarikan keempat informan tersebut bervariasi. Key informan,

informan pertama, dan kedua menunjukan tahun yang sama, yaitu tahun

2009, sedangkan informan ketiga mengenal budaya populer Korea Selatan

sejak tahun 2006. Key informan tertarik dengan budaya populer Korea

Selatan berawal dari lagu, sedangkan informan pertama dan kedua tertarik

Page 66: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

52

dengan budaya populer Korea Selatan berawal dari drama, dan informan

keempat berawal dari sebuah game online.

Hasil penelitian akan dimulai dengan informasi dari key informan.

“Waktu tahun 2009. Pertamanya sih kan liat di Facebook, ada teman yang share video Mr. Simple, karena penasaran dibuka videonya. Udah tau soal SuJu itu sih dari SMP, waktu SMP itu, teman aku juga udah ada yang suka Korea, tapi ya waktu itu cuma ikut-ikutan nonton doang. Ya gak tertarik gitu. Ini tumbenan yang pas teman share videonya, jadi pengen liat gitu. Dan lihatlah, akhirnya tertarik sama member SuJu itu. Lagunya sih gak gitu suka, cuma tertarik sama wajahnya aja. Nah lalu, sejak itu mulai merambat lah jadi suka sama yang lain juga.”3

Dari pernyataan key-informan, diketahui bahwa key-informan

menyukai budaya populer Korea Selatan sejak tahun 2009 dikarenakan

keingintahuan key informan akan video klip Super Junior yang berjudul Mr.

Simple. Meskipun key-informan tidak begitu tertarik dengan lagu yang

dibawakan boyband tersebut, namun karena key-informan menyukai

perawakan dari anggota-anggota boyband, maka sejak saat itu dia lebih

mendalami mengenai budaya populer Korea Selatan, terutama mengenai

boybandnya.

Berbeda dengan key-informan yang mengenal budaya populer Korea

Selatan melalui musik, informan pertama menceritakan pengalaman saat

pertama kali ia mengenal budaya populer Korea Selatan. Ia mengenal

budaya populer Korea Selatan berawal dari sebuah drama. Saat itu, teman

informan pertama ada yang sudah lebih dahulu mengenal budaya populer

3Wawancara dengan Tri Rahayu (Key informan), di Tous Les Jours Margo City, Depok, 28 Februari 2014

Page 67: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

53

Korea Selatan, informan pertama pun diminta untuk menonton drama yang

berjudul ‘Rainbow Romance’. Dari menonton drama, informan pertama

tertarik dengan salah pertama aktor bernama Kim Ki-bum, yang bermain

dalam drama tersebut, yang merupakan anggota dari boyband bernama

Super Junior.

“Dulu karena teman saya memaksa saya menonton drama korea, sejak menonton drama tersebut kemudian saya tertarik secara fisik dengan salah pertama aktornya, setelah mengetahui seluk beluk aktor tersebut (yang ternyata merupakan anggota dari boyband korea) saya mulai menonton variety show mereka. Dari situ lah kemudian saya mulai sangat tertarik dengan variety show mereka”4

Awal ketertarikan informan pertama dengan Kim Ki-bum adalah

karena penampilan visualnya. Informan pertama pun kemudian menonton

berbagai variety show yang bintangnya adalah Super Junior, seperti Super

Junior Full House dan Exploration of Human Body.

“Dari situlah saya mulai sangat tertarik dengan variety show mereka, karena selera humor mereka sesuai dengan ‘selera’ saya sehingga saya sangat menikmatinya.”5

Menurutnya, alasan utama dia menyukai budaya populer Korea

Selatan karena konsep acara dunia hiburan mereka berbeda dengan acara

lain sebelumnya. Korea Selatan mampu menyajikan konsep acara yang unik

yang mampu membuat dia tertarik dan 'betah' untuk menontonnya.

Kombinasi antara konsep dan packaging mereka yang unik dan menariklah

4Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014 5 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014

Page 68: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

54

yang membuat informan pertama menyukai budaya populer mereka (Korea

Selatan).

Senada dengan informan pertama, informan kedua juga tertarik

dengan budaya populer Korea Selatan karena drama. Informan kedua yang

memang sudah tertarik dengan sinetron atau cerita-cerita drama sejak kecil,

diperkenalkan dengan Boys Before Flower (BBF) oleh kakaknya pada tahun

2009. Informan kedua kemudian mengorbankan jatah tidurnya setiap drama

tersebut tayang. Selain menonton, informan kedua juga kerap mengunduh

soundtrack dari drama yang ditontonnya. Setelah BBF, Indosiar kemudian

menayangkan ‘He is Beautiful’, berawal dari sanalah, informan kedua

diperkenalkan lebih dalam lagi ke dunia K-Pop.

“Dulu sering nnton ‘At The Dolphin Bay’, ‘F4 (Meteor Garden)’ kayak gitu-gitu. Habis itu kan sempet redup tuh drama Asia. Terus muncul lagi, saat itu dikasih tau tuh sama teteh, ‘Ada tuh drama Korea, ini dari Meteor Garden’. Tapi itu tayangnya malam, itu jaman aku masih SMA kelas satu, tidurnya gak malam, jam 9 udah tidur, terus ya udahlah, bela-belain nonton itu sampai malam. Terus, dari He is Beautiful-lah, terpukau dengan salah satu aktornya, ada satu scene yang aku pengen tau soal si Yong-hwa ini, dia ini latar belakangnya gimana sih, dari situ aku suka CNBlue.”6

‘He is Beautiful’ adalah drama yang bercerita soal kepopuleran

sebuah band, informan kedua tertarik dengan drama ini karena dia senang

dengan musik dan band, selain itu, paras tampan salah satu aktornya juga

menarik perhatian informan kedua, latar belakang Yong-hwa yang memang

adalah pemusik menambah ketertarikan. Sejak itu, informan kedua sering

6Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00

Page 69: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

55

mengikuti perkembangan-perkembangan terbaru mengenai CNBlue dan

mengunduh lagu-lagu dari CNBlue.

Berbeda dengan informan pertama dan kedua, informan ketiga

mengenal budaya Korea Selatan dari sebuah game online. Game yang

berasal dari Korea Selatan itu mendapat perhatian yang cukup besar pada

tahun 2006. AyoDance adalah sebuah game yang membutuhkan kecepatan

jari-jari, setiap pemainnya masing-masing memiliki avatarnya sendiri,

avatar tersebut kemudian boleh mereka dandani sesuai hati mereka. Lagu-

lagu Korea Selatan memenuhi hampir sebagian game tersebut.

“Lagu-lagunya menarik, terus jadi penasaran, siapa sih yang nyanyi, akhirnya googling penyanyinya juga, dan ternyata boyband TVXQ adalah satu penyanyinya. Karena emang merekanya tampan-tampan, akhirnya aku nyari-nyari info selanjutnya soal boyband itu.”7

Musik dan drama yang peneliti ambil sebagai contoh dari budaya

populer Korea Selatan ternyata memang menjadi daya tarik utama baik key

informan, pertama, kedua dan ketiga. Kekeempatnya mengenal budaya

populer Korea Selatan dari musik dan drama. Sebelum akhirnya

keempatnya lebih mencari tahu lebih dalam mengenai budaya populer

Korea Selatan.

Keempat informan yang menyebutkan bahwa mereka tertarik dengan

budaya populer Korea Selatan karena perawakannya kemudian disetujui

oleh informan empat. Informan keempat menyampaikan alasan mengapa

7 Wawancara dengan Sulianty (Informan tiga), di Perumahan Bojong Indah, pada 2 Februari 2014, pukul 13.00 WIB

Page 70: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

56

budaya populer Korea Selatan bisa sangat diminati oleh masyarakat dari

luar negeri. Kelebihan utama dari budaya populer Korea Selatan

menurutnya adalah artis-artis idolanya, mereka menjalani pelatihan selama

bertahun-tahun baru akhirnya di debutkan sebagai seorang artis.

“한국은 연예사업에 돈을 많이 쏟았기때문이 아닐까 SM, JYP 같은

큰회사들이 엄청난자본력으로 가수들이 키워왔가든 연습활을 8년에서

십년까지도 해. 그리고 한국은 상당히 얼굴을 중요시여기가든 성형

천국이라고불리정도야. 노래뿐아니라 한국 여자 가수의 외모를

좋아하는 것같아.”8

Terjemahan:

“Perusahaan besar di Korea seperti SM, JYP banyak menghabiskan uang untuk menghasilkan artis yang benar-benar bagus. Perusahaan itu kemudian akan mengolah artisnya untuk waktu yang cukup lama, sekitar 8 sampai 10 tahun. Bukan hanya itu saja, Korea juga sangat peduli dengan penampilan, mereka akan menghasilkan artis dengan wajah-wajah bak bidadari. Jadi menurut saya, selain lagu, orang-orang juga tertarik dengan penampilan yang dimiliki oleh setiap artisnya.”

Namun melalui wawancara secara mendalam, diketahui bahwa selain

ketampanan mereka, ada alasan-alasan lain mengapa budaya populer Korea

Selatan menarik bagi mereka. Key informan mengatakan bahwa dia tertarik

dengan gaya dance yang diperlihatkan oleh boyband serta girlband dari

Korea Selatan. Baginya, bagaimana masyarakat Korea Selatan turut

mengambil peran dalam semakin berkembangnya budaya populer Korea

Selatan pun menjadi alasan pendukung. Ia sangat mengapresiasi bagaimana

masyarakat Korea Selatan mendukung perkembangan budaya populernya.

8 Wawancara dengan Lee Jung-hee (Informan empat), melalui KakaoTalk, 21 Februari 2014

Page 71: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

57

“Ya, pertamanya sih memang karena ketampanan mereka dulu, lalu suka sama gaya dance mereka, karena menarik. Selain itu sih, menurut aku, masyarakatnya juga membantu agar budayanya menjadi populer secara global, dan mereka sendiri juga bangga dengan budayanya, aku sih mengapresiasi hal seperti itu. Misalnya pihak marketingnya, mereka lebih sering promosi ke negara-negara ASEAN. Di Indonesia sendiri kan fansnya banyak, masyarakatnya banyak, jadi mereka sering ke sini.”9

Bukan hanya bagaimana masyarakat mengapresiasi perkembangan

budayanya, dia juga berpendapat bahwa selera humor yang baik dari setiap

suguhan tayangan dari Korea Selatan juga menjadi alasan ketertarikannya.

“Yang aku suka dari variety show mereka tuh, humornya. Selera humornya lebih menarik buat aku. Kalau dibandingkan dengan variety show dalam negeri, aku lebih suka variety show Korea, menurut aku, di Indonesia itu, variety shownya, gak lucu, malah terkesan garing. Kalau Korea, fresh. Yang pasti sih, tiap nonton varietyshow Korea itu pasti ketawa.”10

Informan pertama mengatakan hal yang senada, bahwa budaya

populer Korea Selatan menarik baginya karena kesamaan selera humor.

Selain karena adanya kesamaan dalam selera humor, informan pertama juga

mengatakan bahwa konsep acara yang ditawarkan oleh setiap tayangan di

Korea Selatan berbeda dengan yang ada sebelumnya. Baginya, keunikan

konsep yang ditawarkan, packaging yang menarik serta para talentnya yang

juga menarik adalah alasan utama mengapa ia tertarik dengan budaya

populer Korea Selatan.

“Saya mulai sangat tertarik dengan variety show mereka karena selera humor mereka sesuai dengan 'selera' saya sehingga saya sangat menikmatinya. dari variety tsb kemudian saya mulai menonton acara variety lainnya yang tidak kalah menarik. jadi bisa dibilang alasan utama saya menyukai budaya populer Korea Selatan adalah karena menurut saya konsep acara dunia hiburan mereka berbeda dengan acara lain sebelumnya. Korea selatan mampu

9 Wawancara dengan Tri Rahayu (Key Informan), di Tous Les Jours Margo City, Depok, 28 Februari 2014 10 Wawancara dengan Tri Rahayu (Key Informan), di Tous Les Jours Margo City, Depok, 28 Februari 2014

Page 72: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

58

menyajikan konsep acara yang unik yang mampu membuat saya tertarik dan 'betah' untuk menontonnya. Jadi kombinasi antara konsep dan packaging mereka yang unik dan menariklah yang membuat saya menyukai budaya populer mereka (Korea Selatan).”11

Informan kedua mengatakan bahwa sisi yang menjadi perhatian

utamanya selain wajah para artis idolanya yang menarik adalah karena

adanya ketertarikan dalam jenis musik yang sama. Korea Selatan, seperti

yang disebutkan oleh informan keempat, memang mengambil musik-musik

Amerika sebagai contoh dalam membuat musik. Informan kedua yang sejak

dulu sudah tertarik dengan musik dari Amerika menemukan bahwa musik

K-pop juga memiliki hal yang sama, namun lebih menarik, karena konsep

setiap artis yang berbeda dan ciri khas masing-masing boyband atau

girlband.

“Awalnya sih mengkonsumsi itu karena tampang dan musiknya oke nih. Soalnya, awalnya aku kan memang tertarik sama musik RnB dari Amerika dan musik pop mereka, dan menurut aku, ya, musik K-pop tuh mirip sama Amerika, tapi lebih menarik musik K-pop.”12

Pernyataan informan keempat menyampaikan pendapat yang sama mengenai musik K-pop yang mirip dengan musik Amerika. “한국은 미국

노래를 따라가려해. 미국 한국 아시아 이런 순수로 노래가

전달되는 것같아.”

Terjemahan:

“Musik Korea mengikuti perkembangan musik Amerika. Amerika Korea Asia. Menurut saya, perkembangan musik berjalan seperti itu.”13

11 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014 12 Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00 13 Wawancara dengan Lee Jung-hee (Informan empat), melalui KakaoTalk, 21 Februari 2014

Page 73: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

59

Informan ketiga melihat hal yang tidak jauh berbeda dengan informan

pertama dan kedua. Informan ketiga mengatakan, penataan panggung, cara

berpakaian, serta kemampuan mereka sebagai seoarang yang bisa menari

dan menyanyi dalam waktu bersamaan yang menjadi daya tariknya. Karena

industri musik yang ada di Indonesia saat ini belum pernah menawarkan hal

yang seperti itu. Cara berpakaian mereka yang terlihat modis pun menjadi

nilai lebih, karena informan keempat kemudian menjadikan fashion Korea

Selatan sebagai referensinya dalam berpakaian.

“Gak gitu juga sih. Awalnya kan suka sama musiknya dulu¸ mungkin faktor keduanya wajah mereka. Memang ada banyak gossip soal artisnya yang di oplas, tapi ya gak ada yang tau juga apakah memang dioplas semua atau ada yang masih wajah-wajah asli. Selain itu juga, konsep video klip mereka, musiknya, pakaian, dan penataan panggungnya beda.”14

Dari hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa banyak alasan

lain yang menjadikan budaya populer diminati. Misalnya saja seperti selera

humor yang sama, kesamaan dalam selera musik serta konsep menarik yang

diberikan budaya populer Korea Selatan.

14 Wawancara dengan Sulianty (Informan tiga), di Perumahan Bojong Indah, pukul 13.00

Page 74: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

60

4.2.2 Hal yang Diperoleh Selama Menjadi Konsumen Budaya

Populer Korea Selatan

Dengan adanya minat yang besar terhadap budaya populer Korea

Selatan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan yang dialami oleh

konsumennya. Dalam bagian ini, peneliti akan mengulas hal-hal tersebut.

Key-informan, mengatakan bahwa dia mendapatkan beberapa

perubahan selama dia menyenangi budaya populer Korea Selatan ini,

baginya, pengetahuannya bertambah, kini pun ia bukan hanya mengikuti

perkembangan budaya populer Korea Selatan semata, tapi juga mulai

melirik perkembangan teknologi dan politik Korea Selatan.

“Ya, kalau untuk aku pribadi sih lebih banyak positifnya, jadi tahu bahasanya, kebudayaannya, terus sekarang aku juga mulai belajar soal teknologi dan politiknya juga. Negatifnya mungkin kebanyakan ngeluarin uang buat beli macam-macam Baru sekarang-sekarang ini sih tertariknya, dulu gak tertarik beli-beli. Belinya sih karena pengen ngerasain kayak fans yang lain, semuanya dibeli, jadi aku juga pengen ngerasain gimana sih punya album sendiri. Habis dibeli juga cuma di simpan doang, jadiin koleksi aja. Itu sih, yang menurut aku buang-buang uang, tapi pengen. Selain itu juga, jadi sering kepikiran dan bawaannya pengen update mulu.”15

Dari pernyataan key informan, diketahui bahwa bukan hanya

menjadi boros, namun key informan pun mengalami ketertarikan yang

sudah sangat mendalam. Sehingga dia selalu ingin mengetahui

informasi terbaru dan tak berhenti memikirkan mengenai artis

idolanya.

15 Wawancara dengan Tri Rahayu (Key Informan) di Tous Les Jours Margo City, Depok, 28 Februari 2014

Page 75: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

61

Meningkatnya kreativitas dalam diri informan pertama adalah salah

satu contoh bentuk perubahan yang ia peroleh karena budaya populer Korea

Selatan yang dikonsumsinya. Dia memberi contoh ketika dia masih duduk

di bangku perkuliahan, saat itu, dia banyak memberikan ide-ide kreatif

dalam membuat sebuah event.

“Perubahannya? Kayaknya gw jadi lebih kreatif . Misalnya kayak waktu kuliah gw ditugasin untuk bikin acara, nah itu ide-ide gw lebih kreatif dalam bikin event, kayak bisa nyelipin mainan-mainan variety Korea, kayak RM (Running Man) atau segala macem, ke dalam konsep-konsep event gw. Atau dari design atau packaging juga kan design-design di Korea lucu2 colorful unik, jadi inspiratif aja buat gw. Dan iya, belajar bahasa Korea juga termasuk.”16

Informan pertama menambahkan lagi, selama ini dia tergabung dalam

banyak komunitas pecinta budaya populer Korea Selatan, dalam komunitas-

komunitas tersebut, dia banyak bertemu dengan orang-orang dari berbagai

daerah.

“Nambah temen. Ini yang secara tidak langsung berdampak positif buat gw. Dengan gw ngikutin budaya Korea, gw jadi banyak relasi, gw kenalan lewat komunitas-komunitas sesama penyuka budaya Korea dan kita jadi berteman segala macem, dan gw yang orang Jakarta bisa punya temen yang jaraknya jauh, kayak Aceh, Solo, Surabaya, Singapur, Ukraina, segala macem. Ya, gara-gara kita sama-sama suka budaya populer Korea, dan itu menguntungkan gw, di saat gw mau wisata ke daerah-daerah tersebut, bisa nanya-nanya kan sama mereka, dan lain-lain. Juga kayak waktu gw mau nonton konser di Singapur, gw nitip beli tiketnya sama anak Singapura, banyak lah, hal yang menguntungkan dari pertemanan gw ini.”17

Masih menurut informan pertama, ia menjelaskan bahwa populernya

budaya populer Korea Selatan di Indonesia ini dapat memberi perubahan

bukan hanya bagi diri dia sendiri, namun juga bagi orang lain, misalnya bagi

16 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014 17 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014

Page 76: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

62

kedua negara, yakni terjalinnya hubungan baik antara keduanya. Masyarakat

Indonesia khususnya mereka yang bekerja di bidang hiburan dan mengikuti

perkembangan budaya populer Korea Selatan juga dapat menambah

pengetahuan, misalnya bisa mempelajari bagaimana teknik marketing Korea

Selatan yang sangat menarik baik dalam segi konsep maupun eksekusi nya

sehingga mampu menarik konsumen Indonesia dan menjadi masyarakat

yang open-minded dan lebih kreatif karena lebih membuka mata terhadap

dunia luar, tidak monotone.

Informan pertama menambahkan banyak fans lain yang sering boros

dan mengeluarkan uang untuk membeli pernak-pernik yang berhubungan

dengan budaya populer Korea Selatan, namun dia tidak demikian. Hanya

saja, pola pikirnya menjadi lebih berubah “mungkin temen-temen gw yang

non-kpop aja yang sering ngeluh gw jadi Korean-minded banget, kayak lagi

ngomongin apa gw ujung-ujungnya bisa aja gw sambungin ke K-pop

gitu.”18

Bagi informan kedua perubahan yang dia alami sebagai konsumen

budaya populer Korea Selatan ini adalah semakin mudahnya bersosialiasi

dengan orang lain. Karena Jakarta sendiri memang memiliki minat yang

besar terhadap budaya populer Korea Selatan, hampir tidak ada yang tidak

tahu mengenai budaya populer Korea Selatan. Dia menceritakan

pengalamannya mengenai keuntungan sebagai seorang K-popers.

18 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014

Page 77: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

63

“Waktu pertama kali aku masuk kuliah, karena ada yang tau aku suka K-pop, kita kenalannya gak pake ‘Hai, nama kamu siapa?’ gitu lagi, tapi langsung, ‘Hai, suka K-pop ya?’ dari situ langsung bisa ngobrolin banyak hal. Jadi semua yang sama-sama suka K-pop tuh dianggap kayak teman gitu, dan bisa akrab langsung karena yang diomonginnyambung.”19

Selain kemudahan dalam bersosialisasi, informan kedua juga

menambahkan bahwa wawasannya menjadi bertambah, tak jauh berbeda

dengan key-informan, informan kedua mengatakan kini ia tertarik dengan

sejarah Korea Selatan.

“Sejak ada drama-drama kolosal yang dikemas dengan menarik, akhirnya aku jadi pengentau, Korea punya kerajaan apa aja sih. Ya macam kerajaan Joseon sama Silla. Sekarang aku lagi sering nyari-nyari soal itu. Terus soal perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan juga.”20

Karena kesenangannya mendengarkan musik K-pop, menurutnya

tidak mungkin jika mendengarkan lagu tanpa mengetahui artinya. Sehingga

informan kedua juga mempelajari mengenai bahasa Korea Selatan agar

lebih bisa memahami makna lagu yang dia dengarkan.

Selain keinginan untuk mempelajari bahasa Korea, informan kedua

juga mengalami perubahan lain. Informan kedua mengatakan ia sempat

mengalami kecanduan berat terhadap musik K-pop. Kecanduan berat ini

tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh key-informan, keduanya sama-

sama tidak bisa lepas dari budaya populer Korea Selatan.

“Pernah sekali itu waktu aku nginep di rumah saudara, seharian gakdengerin K-pop tuhberasa aneh.Kayak ada yang masih kurang gitu.

19 Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00 20 Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00

Page 78: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

64

Akhirnya begitu malam sebelum tidur, aku pasang earphone, dengerin lagu Korea dan baru bisa tidur.”21

Tak jauh berbeda dengan key-informan, informan pertama, dan kedua,

informan ketiga mengatakan bahwa selama menyukai budaya populer Korea

Selatan, ia belajar bahasa Korea Selatan namun secara otodidak.

Keinginannya untuk bisa mengerti apa yang diceritakan dalam sebuah lagu

atau menonton drama tanpa menggunakan subtitle berbahasa Indonesia

menjadi motivasi terkuatnya.

“Efek positifnya, pengetahuan bertambah. Kan gak mungkin denger musik tanpa tau arti lagunya, jadi beajar bahasanya juga, jadi sekarang nonton variety show atau drama juga udah gak perlu pake subtitle lagi. Itung-itung buat belajar. sekarang sih¸bukan tertarik sama musik atau dramanya doang, tapi mulai melihat sisi lain, macam sejarah mereka, politiknya juga. Dan ternyata menarik juga belajar soal budaya dari negara lain.”22

Setelah mempelajari selama beberapa tahun, kini dia sudah bisa

menonton variety show dan drama tanpa menggunakan subtitle. Bukan

hanya pengetahuan di bidang bahasa, informan keempat kini juga menaruh

minat pada sejarah, politik dan hal lainnya yang berhubungan dengan Korea

Selatan. Baginya, menyukai budaya populer sebuah negara tidak berhenti

hingga hanya menyukai musik maupun dramanya saja. Mengetahui latar

belakangnya dengan jelas pun bisa menjadi sesuatu yang menarik.

Membeli tiket konser, membeli merchandise K-pop, kini cukup

disesalinya. Lantaran informan ketiga mengatakan dia sudah menghabiskan

21 Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00 22 Wawancara dengan Sulianty (Informan tiga), di Perumahan Bojong Indah, pukul 13.00

Page 79: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

65

cukup banyak uangnya untuk membelanjakan barang-barang berbau Korea

Selatan. Terkadang ketika melihat koleksi album, poster, pernak-pernik K-

pop-nya membuatnya berpikir berapa banyak uang yang sudah dia

keluarkan selama ini.

“Ada. Efek negatifnya itu ya, jadi boros. Sekarang sih udah bisa menahan diri, kalau dulu itu, semuanya dibeliin. Pernak-pernik SuJu, atau boyband yang lagi disuka. Kalau dipikir-pikir, sekarang, duitnya dipakai buat beli pernak-pernik gituan sayang juga.”23

Dapat dilihat bahwa selama menyukai budaya populer Korea Selatan,

ada beberapa perubahan yang alami seperti mengalami kecanduan dan

menjadi boros. Kesamaan ditemukan dari pengalaman key-informan,

informan kedua dan ketiga yang mengatakan mereka menjadi boros karena

mereka ingin memenuhi keinginan mereka untuk membeli pernak-pernik

yang berhubungan dengan budaya populer Korea Selatan.

Keempat informan pun menyebutkan membeli atau menonton konser

termasuk dalam perubahan yang mereka alami selama menyukai budaya

populer Korea Selatan. Masing-masing dari mereka mengatakan bahwa

setidaknya pernah sekali mereka membeli pernak-pernik maupun menonton

konser. Hal tersebut mereka lakukan semata-mata karena mereka ingin

merasakan perasaan fans lain yang juga membeli dan menonton konser

idolanya.

23 Wawancara dengan Sulianty (Informan tiga), di Perumahan Bojong Indah, pukul 13.00

Page 80: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

66

Pernyataan ini muncul dari key informan, key informan menyatakan

dia pernah menonton konser K-pop juga membeli album-album artis

idolanya,

“Pernah. Kalau gratis, biasanya untuk liputan pers dari KWI. Kalau dari KWI sendiri aku sudah banyak nonton konser, kalau untuk aku personal sih, baru satu kali, konser SungHa Jung. Kalau album iya, baru sekarang-sekarang ini sih tertariknya, dulu gak tertarik beli-beli. Belinya sih karena pengen ngerasain kayak fans yang lain, semuanya dibeli, jadi aku juga pengen ngerasain gimana sih punya album sendiri. Habis dibeli juga cuma di simpan doang, jadiin koleksi aja. Itu sih, yang menurut aku buang-buang uang, tapi pengen.”24

Berbeda dengan key informan, informan pertama mengatakan dia tak

pernah membeli pernak-pernik yang berhubungan dengan Korea Selatan,

dia lebih tertarik dengan pengalaman dibandingkan dengan benda fisik.

“menonton konser pernah, namun untuk merchandise official saya belum

pernah, karena saya cenderung lebih suka membeli 'pengalaman' daripada

benda fisik.”25

Informan pertama kemudian menambahkan, perasaannya ketika ia

menonton konser idolanya, “perasaan abis nonton, puas? Ya kayak tadi gw

bilang, ada perasaan semacam mission accomplished. Lega? It's kinda weird,

lega, tapi ya emang kayak lega, udah ga penasaran lagi. That kind of

feeling.” 26

Informan kedua pun pernah menonton konser, dan membeli pernak-

pernik yang berhubungan dengan CNBlue, dia mengatakan, “iya, nonton. 24 Wawancara dengan Tri Rahayu (Key informan), di Tous Les Jours Margo City, Depok, 28 Februari 2014 25 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014 26 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014

Page 81: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

67

Pertama itu konser MBLAQ, kedua konser Eru, karena dapet tiket gratis,

yang ketiga CNBlue. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.”27

“Aku kan memang udah nunggu-nunggu CNBlue buat konser di Jakarta lagi, jadi kemarin pas dia datang buat konser, ya, tanpa ragu-ragu langsung beli tiket. Tujuan nonton konser itu, ya biar bisa lihat mereka dari dekat, bisa denger mereka live.”28

Tak jauh berbeda, informan ketiga juga menonton konser dan

membeli pernah-pernik yang berhubungan dengan artis idolanya.

“Sekarang sih udah bisa menahan diri, kalau dulu itu, semuanya dibeliin. Pernak-pernik SuJu, atau boyband yang lagi disuka. Kalau dipikir-pikir, sekarang, duitnya dipakai buat beli pernak-pernik gituan sayang juga. Entah udah berapa yang dihabisin. Tahun 2012 kemarin juga, biar bisa nonton konser SuJu, akhirnya nabung buat ke negara tetangga. (Singapura). Tujuan itu semua ya mungkin bisa dibilang sebagai pemenuhan diri? Dengan beli dan lihat mereka langsung bikin lebih lega gitu. Karena udah pernah nonton dan punya seenggaknya gak bakalan ngiri sama fans lain lagi.”29

Keempat informan menyatakan bahwa mereka menemukan kepuasan

tersendiri ketika berhasil membeli pernak-pernik yang berhubungan dengan

artis idola mereka atau menonton secara langsung konser mereka.

4.2.3 Pemaknaan Pendiri dan Anggota Korean Wave Indo

Mengenai Budaya Populer Korea Selatan

Setiap informan yang diwawancari oleh peneliti dalam penelitian ini,

memaknai budaya populer Korea Selatan dengan cara mereka masing- 27 Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00 28 Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00 29 Wawancara dengan Sulianty (Informan tiga), di Perumahan Bojong Indah, pukul 13.00

Page 82: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

68

masing. Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana masing-

masing informan melihat dan memaknai budaya populer Korea Selatan.

Key-informan menggunakan kata cute untuk menggambarkan budaya

populer Korea Selatan. Key-informan berpendapat bahwa kebanyakan artis-

artis Korea Selatan senang memperlihatkan sisi femininnya, misalnya Girl’s

Generation. Bukan hanya itu, menurutnya keimutan budaya populer Korea

Selatan pun terlihat dari hubungan antar lelaki. Skinship yang dilakukan

antar lelaki Korea Selatan lebih sering diperlihatkan, mereka tidak ragu-ragu

untuk saling berpelukan, berpegangan atau bertatapan. Karena itu sudah

menjadi bagian dari tradisi mereka.

“Cute! Perempuan-perempuannya sih, menurut aku lebih sering menampilkan ke-cute-annya, laki-lakinya juga begitu, gak malu-malu, mereka sering skinship. Skinshipnya kental antara lelaki juga. Karena memang budaya mereka begitu. Jadi gak ada yang ngerasa aneh kalau cowok sama cowok pegangan.”30

Key-informan juga menambahkan, dalam budaya populer Korea

Selatan seperti musik dan dramanya, dia juga menemukan beberapa budaya

Korea Selatan yang berbeda dengan budaya negara lainnya. Budaya tersebut

ialah kebersamaan yang mereka dapatkan ketika bersama-sama meminum

soju.

“Kalau dari musik atau dramanya sih, aku mempelajari budaya sosial Korea Selatan yang sangat berkarakter dan berbeda dengan budaya negara asia

30 Wawancara dengan Tri Rahayu (Key informan), di Tous Les Jours Margo City, Depok, 28 Februari 2014

Page 83: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

69

timur lainnya. Misalnya seperti budaya mereka minum soju bareng. Skinship antara laki-laki juga lebih sering kelihatan di budaya Korea Selatan. ”31

Informan pertama mencetuskan satu kata untuk menggambarkan

budaya populer Korea Selatan menurutnya adalah ‘Berwarna’. Keunikan

materi musik tiap penyanyi yang berbeda dan kemampuan mereka dalam

menyajikan konsepnya masing-masing. Ia juga menambahkan, bahkan

dalam drama pun, Korea Selatan tetap memasukan unsur komedi meskipun

sedikit.

“Berwarna. mungkin berwarna adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Karena melihat dari materi musik tiap penyanyi Korea berbeda, mereka mampu menyajikan konsep unik mereka masing-masing, setiap musim berganti konsep dan tidak monotone. Dari segi drama juga dapat dilihat sepertinya selera humor mereka cukup tinggi. Karena hampir di tiap drama mereka pasti mengandung unsur komedi meskipun hanya sedikit. jadi secara keseluruhan menurut saya budaya Korea Selatan berwarna dan fun.”32

Selain berwarna, informan pertama juga mengatakan bahwa Korea

Selatan adalah negara yang pandai dalam melakukan teknik marketing,

mereka sering menggunakan artis-artisnya sebagai nilai jual. Informan

kedua memberikan sebuah contoh nyata, Korea Selatan menggunakan

artisnya sebagai penarik minat turis.

“Mereka approaching negara lain dengan sangat ramah dengan mengambil hati mereka melalui idol-idol mereka. Seperti contohnya mereka membuat iklan pariwisata Seoul dengan menjadikan idol-idol yang sedang booming sebagai talent iklan tersebut. Dengan konsep menarik, lagu yang menarik, talent menarik, tentunya iklan tersebut sangat efektif untuk menarik

31 Wawancara dengan Tri Rahayu (Key informan), di Tous Les Jours Margo City, Depok, 28 Februari 2014 32 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014

Page 84: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

70

wisatawan asing, khususnya para penggemar K-pop, untuk mengunjungi Korea.”33

Bukan hanya melalui video iklan pariwisata, namun Korea Selatan

juga menampilkan keindahan alamnya melalui berbagai tayangan televisi.

Karena mereka sadar tayangan mereka ditonton oleh berbagai orang dari

berbagai negara, maka dalam tayangan-tayangan Korea Selatan pasti selalu

diselipkan pengetahuan mengenai negaranya. Informan kedua

menyampaikan,

“Selain itu, banyak reality atau variety show yang di tiap acaranya mengandung unsur-unsur budaya lokal mereka. Misalnya acara 2 Days 1 Night yang kurang lebih konsep acaranya adalah tinggal di suatu daerah di Korea dan kemudian talent mempelajari dan mengamati keindahan budaya lokal di daerah tersebut selama 2 hari 1 malam, dibungkus dengan materi acara yang menyenangkan dan tidak membosankan dan terkemas semenarik mungkin. Hal tersebut secara tidak langsung mengajari audience tentang budaya Korea in a fun way. Banyak acara-acara lain yang secara tidak langsung memasukkan unsur budaya Korea didalamnya, hal ini membuat penggemar yang sebenarnya ingin menonton idolanya secara tidak langsung mempelajari budaya Korea dari idolanya tersebut.”34

Informan kedua mengatakan budaya populer Korea Selatan adalah

budaya yang menarik. Dalam setiap video klip atau drama-drama Korea

Selatan, pasti akan diselipi sesuatu yang menunjukkan bahwa itu adalah

milik Korea Selatan. Misalnya seperti perawakan idolanya yang terlihat

sempurna, kemampuan menari dalam kelompok yang luar biasa, atau

keindahan alamnya. Dan tak jauh berbeda dengan informan kedua, informan

ketiga juga mengakui kehebatan komunikasi internasional yang dimiliki dan

dilakukan Korea Selatan.

33 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014 34 Wawancara dengan Martha J.P (Informan satu), melalui e-mail, 23 Februari 2014

Page 85: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

71

“Budaya yang menarik. Menarik karena mereka sendiri juga mengemasnya jadi tontonan yang menarik, entah dari segi lagu, drama, atau idola-idolanya sendiri. Cara mereka mengkomunikasikan budaya mereka unik, di drama dan musik mereka kan keliatan banget itu miliknya Korea. Artis-artisnya juga sering ngadain konser ke luar negeri, macam world tourgitu, jadi itu bener-bener teknik pemasaran yang bagus. Komunikasi internasional yang sangat baik.” 35

Informan ketiga memaknai budaya populer Korea Selatan sebagai

budaya yang menarik, tidak monoton, dan menyenangkan. Dia memberi

contoh seperti ketika boyband maupun girlband akan merilis lagu, mereka

akan memberikan sentuhan-sentuhan yang berbeda dalam lagu, meskipun

tetap dengan ciri khas masing-masing.

“Sebagai sebuah budaya yang menarik, asik, gak kaku. Packaging produk mereka menarik, cara penyampaiannya menarik, dan menyenangkan. Di tambah, konsep yang ditawarkan berbeda. Kan mereka itu nari, nyanyi di atas panggung, setiap musim, mereka menawarkan konsep yang berbeda, misalnya boyband A menawarkan konsep classy di musim dingin, nanti musim semi, mereka menawarkan konsep yang berbeda lagi, cute, misalnya. Jadi gak kaku. Dan sebagai peminatnya juga jadi penasaran, konsep apa lagi yang akan mereka tawarkan nanti yah, gitu.”36

Informan ketiga juga menambahkan kemampuan pemerintahan Korea

Selatan dalam memanfaatkan idolanya untuk mengenalkan budaya populer

Korea Selatan ke mata dunia, hal ini yang menjadi sisi menariknya. Senada

dengan informan pertama, informan ketiga juga mengungkapkan bahwa

dalam setiap acara televisi, Korea Selatan selalu menambahkan pengetahuan

mengenai daerah-daerah di negaranya, selain mengenal budaya populernya.

35 Wawancara dengan Rima Wahyuningrum (Informan dua), di Universitas Multimedia Nusantara, pukul 15.00 36 Wawancara dengan Sulianty (Informa tiga), di Perumahan Bojong Indah, pukul 13.00

Page 86: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

72

“2 Days I Night ini, acara yang mengenalkan daerah-daerah yang menarik di Korea Selatan. Menurut aku sih, dari acara televisi aja mereka berusaha mengenalkan budayanya. Dan gak selalu serius, pasti diselingi dengan humor juga. ”37

Para penonton pun diajak untuk bersama-sama mempelajari lebih

dalam mengenai budaya Korea Selatan secara mendalam dengan cara yang

menyenangkan.

4.3 Pembahasan

Dari hasil analisis data yang diperoleh, peneliti kemudian

mendapatkan tiga tema besar yang akan dibahas di bab ini. Guna

kepentingan memberikan pembahasan yang komprehensif, peneliti

membagi analisa data ke dalam empat bagian. Bagian pertama adalah alasan

ketertarikan pendiri serta anggota dari Korean Wave Indo. Kedua adalah

perubahan yang mereka alami selama menjadi konsumen budaya populer

Korea Selatan, Dan ketiga adalah bagaimana mereka memaknai budaya

populer Korea Selatan.

4.3.1 Alasan Informan Tertarik terhadap Budaya Populer Korea

Selatan

Alasan ketertarikan keempat informan diawali dengan adanya

interaksi dengan orang lain. Interaksi ini mereka lakukan dengan teman 37 Wawancara dengan Sulianty (Informan tiga), di Perumahan Bojong Indah, pukul 13.00

Page 87: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

73

mereka yang sudah terlebih dahulu menyukai budaya populer Korea Selatan.

melalui interaksi itulah, kemudian mereka mengetahui adanya budaya

populer Korea Selatan. Dengan interaksi yang dilakukan, kemudian masing-

masing dari mereka mulai menjadi konsumen budaya populer Korea Selatan.

A. Key-informan

Key-informan, melalui interaksi dengan temannya melalui jejaring

sosial, Facebook, mengetahui adanya budaya populer Korea Selatan. Namun

meskipun Tri sudah melakukan interaksi tersebut, individu akan

mengembangkan pengetahuan tersebut dalam dirinya yang kemudian

disebut sebagai pikiran oleh Mead (West, Turner, 2008:104-105).

Ketika pertama kali mengenal budaya populer Korea Selatan, Tri

mengatakan bahwa ia hanya sekadar ingin tahu seperti musik yang memang

sedang digemari oleh temannya tersebut. Tri berpendapat bahwa musik

Super Junior yang dia dengarkan saat itu memang easy listening. Yang

akhirnya membuat Tri mulai menyukai salah satu anggota dari boyband

Super Junior.

Melalui pengalaman tersebut, Tri kemudian bereksplorasi dengan

mengikuti dan menonton budaya populer Korea Selatan yang lain. Ia pun

kemudian menyadari bahwa ternyata selain perawakan yang memang

menarik dari anggota boybandnya, budaya populer Korea Selatan juga

memiliki selera humor yang baik. Hal itu ia temukan ketika ia menonton

reality show dari Korea Selatan.

Page 88: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

74

Setelah mengikuti perkembangan budaya populer Korea Selatan

cukup lama, Tri kemudian melihat bahwa pemerintahan Korea Selatan turut

membantu dalam perkembangan budaya populer Korea Selatan ke luar

negeri. Dia memberi contoh seperti diadakannya konser kerja sama antara

pemerintahan Korea Selatan dengan Indonesia.

B. Informan Pertama

Informan pertama, Martha juga mengetahui budaya populer Korea

Selatan melalui temannya. Saat itu, Martha belum mengetahui budaya

populer Korea Selatan sama sekali, sementara temannya sudah terlebih

dahulu mengetahui budaya populer Korea Selatan. Martha kemudian

menonton drama Korea Selatan yang direkomendasikan temannya. Ternyata,

salah satu aktor dalam drama tersebut menarik perhatian Martha. Tak jauh

berbeda seperti Tri, Martha kemudian mengeksplore lebih lagi mengenai

budaya populer Korea Selatan.

Aktor yang disukai Martha berasal dari boyband Super Junior, maka

kala itu, Martha menonton semua reality show yang menggunakan Super

Junior sebagai bintangnya. Selama menonton reality show tersebut, Martha

berpendapat bahwa ternyata budaya populer Korea Selatan menawarkan

selera humor yang cocok dengannya. Selain menonton reality show Super

Junior, Martha juga menyukai musik-musik Super Junior.

Proses pemikiran juga terjadi pada Martha, dengan stimulus awal yang

diberikan oleh temannya, kemudian Martha menjadi konsumen budaya

Page 89: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

75

populer Korea Selatan. Tidak hanya terpaku pada Super Junior, Martha

mencoba untuk menonton program televisi lain dan menurut Martha, setiap

program televisi dari Korea Selatan dikemas dengan konsep yang menarik

hingga membuat dia tertarik untuk menonton.

C. Informan Kedua

Tak jauh berbeda dengan Tri dan Martha, Rima juga memulai

pengetahuan mengenai budaya populer Korea Selatan dari seorang yang

sudah lebih dulu mengetahui keberadaan budaya populer Korea Selatan,

yaitu kakaknya.

Rima tertarik untuk menonton drama Korea Selatan karena pada

dasarnya Rima memang senang menonton sinetron, namun karena adanya

drama Korea Selatan yang menawarkan kisah yang lebih menarik dan

didukung oleh aktor-aktor yang tampan, Rima menjadi lebih tertarik dengan

budaya populer Korea Selatan daripada sinetron.

Sama seperti Marha, proses pemikiran Rima akhirnya menjadikannya

tertarik dengan wajah tampan salah satu aktor dari drama yang ditonton.

Karena keingin tahuannya, Rima mulai melakukan pencarian mengenai

aktor tersebut, yang ternyata aktor tersebut adalah anggota dari sebuah band

asal Korea Selatan. Sejak saat itu Rima mulai mengikuti dan mengunduh

semua lagu dari band tersebut dan menjadi konsumen budaya populer Korea

Selatan.

Page 90: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

76

Rima mengungkapkan, ia tertarik dengan musik Korea Selatan karena

kemiripannya dengan musik R&B dari Amerika Serikat. Informan tambahan,

Lee Jung-Hee, mengatakan hal yang serupa. Ia berpendapat bahwa musik

Korea Selatan memang mengikuti perkembangan musik dari Amerika

sehingga tidak heran jika musik Korea Selatan memiliki kemiripan dengan

musik Amerika Serikat.

D. Informan Ketiga

Berbeda dengan Tri, Martha dan Rima, Sulianty mengetahui budaya

populer Korea Selatan karena secara tidak langsung. Pada saat itu, Sulianty

sedang gemar memainkan sebuah game online, yang ternyata adalah buatan

Korea Selatan. Di dalamnya, banyak lagu Korea Selatan. Ketika Sulianty

mendengarkan lagu Korea Selatan ini melalui game online, maka sudah

terjadi stimulus, yakni keingintahuannya tentang siapa yang menyanyikan

lagu tersebut. Baginya lagu-lagu yang diperdengarkan di sana easy listening

dan menyenangkan.

Dan setelah mengetahui penyanyi dari lagu yang sering didengarkan

selama bermain, Sulianty mulai merasakan adanya ketertarikan dengan

anggota boyband tersebut. Ketertarikan yang dirasakan adalah bentuk dari

stimulus lain yang membuat Sulianty tidak berhenti hanya sampai

mengetahui penyanyinya saja. Sulianty mulai menonton berbagai acara

drama Korea Selatan, mendengarkan lagunya dan belajar bahasanya.

Page 91: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

77

Sama seperti Martha, selama menonton berbagai acara drama Korea

Selatan, Sulianty merasakan bahwa adanya kesamaan selera humor.

Sulianty merasakan bahwa selama ini belum ada drama yang dikemas

dengan ringan dan menghibur seperti drama dari Korea Selatan. Selain itu,

Sulianty juga berpendapat bahwa dalam setiap penampilannya, artis-artis

Korea Selatan selalu menampilkan konsep, jenis musik dan penataan

panggung yang berbeda.

Dari pemaparan mengenai faktor yang membuat keempat informan

tertarik dengan budaya populer Korea Selatan, peneliti akan meringkasnya

ke dalam tabel berikut ini.

Page 92: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

78

TABEL 4.2

HAL-HAL YANG MENDASARI KEEMPAT INFORMAN TERTARIK DENGAN BUDAYA POPULER KOREA SELATAN

Informan Faktor Ketampanan

Faktor Kesamaan

Selera Humor

Faktor Musik Faktor-Faktor lain

Key-Informan (Tri Rahayu)

YA YA YA Karena pemerintahan Korea Selatan yang turut membantu dalam perkembangan budaya populer Korea Selatan

Informan 1 (Martha Juanna

Putri)

YA YA YA Karena konsep acara dan program

TV yang dikemas

dengan baik dan menarik

Informan 2 (Rima

Wahyuningrum)

YA Tertarik karena musik K-pop yang

mirip dengan musik

Amerika

Informan 3 (Sulianty)

YA YA Tertarik karena

mendengarkan musik K-pop

melalui gameonline

Karena konsep musik,

penataan panggung

hingga cara berbusana

yang menarik dari budaya

populer Korea Selatan

Page 93: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

79

Pikiran yang dimiliki tiap individu sebagai informan tersebut tidak

berhenti. Setiap individu kemudian menjalani proses pemikiran di dalam

diri mereka masing-masing. Pemikiran dalam diri setiap individu yang

kemudian menjadikan masing-masing dari mereka memiliki alasannya

sendiri kenapa mereka tertarik lebih dalam dengan budaya populer Korea

Selatan.

4.3.2 Perubahan yang Dialami sebagai Konsumen Budaya Populer

Korea Selatan

Selama menjadi konsumen budaya populer Korea Selatan masing-

masing dari setiap informan mengalami pemikiran. Konsep pemikiran

menurut Mead (dalam West, Turner, 2008:105) adalah pemikiran di dalam

diri sendiri. Tanpa adanya rangsangan sosial dan interaksi dengan orang lain,

orang tidak akan mampu mengadakan pembicaraan dalam dirinya sendiri

atau mempertahankan pemikirannya.

Perubahan yang dialami informan menjelaskan bahwa dalam diri

masing-masing informan terdapat diri I yang bersifat spontan dan kreatif.

(West, Turner, 2008:106-107)

Page 94: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

80

A. Key-Informan

Bentuk pemikiran yang diterima oleh key-informan adalah kesadaran

bahwa adanya perubahan perilaku yang diperoleh selama menjadi

konsumen budaya populer Korea Selatan.

Tri berpendapat bahwa selama menjadi konsumen dari budaya populer

Korea Selatan, ia mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang Tri

peroleh yakni ia dapat mempelajari bahasa dan budaya negara lain. Kini ia

juga tidak hanya tertarik dengan budaya populer Korea Selatan saja, tapi

mulai mempelajari mengenai teknologi dan politiknya.

Berkat ketertarikannya dengan budaya populer, Tri juga berhasil

mendirikan forum Korean Wave Indo. Dan selama menjadi pendiri Korean

Wave Indo, Tri telah berhasil mengangkat nama Korean Wave Indo hingga

terkenal dikalangan penyuka budaya populer Korea Selatan di Indonesia.

Tri juga menceritakan pengalaman dia pergi ke Korea Selatan karena sebuah

program untuk pergi ke Korea Selatan yang diadakan oleh Korean Culture

Center Indonesia. Semua itu bisa terjadi karena Tri menyukai budaya

populer Korea Selatan.

Namun Tri juga menyadari adanya perubahan lain yang diperolehnya

selama menjadi penyuka budaya populer Korea Selatan, yakni kecanduan

dan boros. Tri mengungkapkan bahwa selama menjadi penyuka budaya

populer Korea Selatan, Tri selalu berusaha mencari berita terbaru mengenai

Page 95: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

81

artis idolanya ketika ia memiliki waktu luang. Hari-harinya pun harus diisi

dengan mendengarkan lagu K-pop.

B. Informan Pertama

Sedangkan Martha berpendapat bahwa ia menjadi semakin kreatif

karena menyukai budaya populer Korea Selatan. Kreatif yang dimaksudkan

oleh Martha adalah ia menjadi lebih mudah dalam memberikan ide-ide

untuk sebuah kegiatan. Selain itu, Martha juga mempelajari bahasa Korea

secara tidak langsung. Martha juga menyatakan bahwa ia memperoleh

banyak teman dari berbagai daerah dan negara karena mereka sama-sama

menyukai budaya populer Korea Selatan.

Mendapat teman dari berbagai daerah ini menjadi perubahan yang

paling menyenangkan menurut Martha, Karena ketika ia ingin berkunjung

atau berlibur ke daerah tersebut, ia dapat bertanya-tanya lebih dahulu

mengenai apa saja yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Teman yang

diperoleh Martha bukannya dalam negeri, tapi juga mencakup hingga luar

negeri. Martha juga tergabung dalam beberapa komunitas internasional yang

membuatnya bisa mengenal orang lain yang juga menyukai budaya populer

Korea Selatan.

Seperti yang sudah disebutkan, dalam pemikiran yang dialami Martha,

ia juga mengalami perubahan lain dalam perilaku dan sifatnya. Misalnya

adalah dengan menonton konser artis idolanya untuk memperoleh

pengalaman dan semata-mata memuaskan dirinya sendiri. Berbeda dengan

Page 96: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

82

Tri, Martha berpendapat bahwa dibandingkan dengan benda-benda seperti

pernak-pernik, ia lebih tertarik dengan pengalaman nyata, sehingga Martha

tidak pernah membeli pernak-pernik yang berhubungan dengan artis

idolanya.

Martha juga mengatakan bahwa ia mengalami kebiasaan untuk

menceritakan mengenai artis idolanya di hadapan temannya yang bukan

konsumen budaya populer Korea Selatan. Namun ia yakin bahwa kebiasaan

tersebut tidak melewati batas karena temannya pun belum berkomentar

mengenai kebiasaannya itu.

C. Informan Kedua

Rima juga menyadari adanya perubahan yang dialami olehnya selama

menjadi konsumen budaya populer Korea Selatan. Sama seperti Tri dan

Martha, Rima juga mempelajari bahasa Korea secara tidak langsung.

Baginya mempelajari bahasa Korea adalah sebuah keharusan karena tidak

mungkin jika mendengarkan lagu tanpa memahami apa artinya.

Rima pun menjadi lebih mudah bergaul, sama seperti Martha, dia juga

memperoleh banyak teman dari komunitas yang dia ikuti, salah satunya

adalah komunitas pecinta Korea Selatan di universitasnya. Rima juga

mengatakan akhir-akhir ini dibandingkan dengan hanya mengikuti

perkembangan budaya populernya saja, dia juga mulai tertarik untuk lebih

memperdalam mengenai sejarah Korea Selatan.

Page 97: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

83

Ada pula perubahan lain yang dia rasakan sebagai bentuk dari

pemikiran yang dialami olehnya selama menjadi konsumen budaya populer

Korea Selatan adalah, kecanduan dan boros. Tak jauh berbeda dengan Tri,

setiap hari Rima harus mendengarkan lagu K-pop untuk menyegarkan

pikirannya. Dan ia juga berusaha menjadi yang paling update mengenai artis

Korea Selatan. Hal itu ia lakukan cukup lama, hingga akhirnya

kecanduannya bisa sedikit terobati karena kesibukan kuliahnya.

Perubahan sikap lainnya adalah boros. Rima mengungkapkan bahwa

ia membeli beberapa pernak-pernik berhubungan dengan artis idolanya.

Namun begitu, ia masih membatasi dirinya dengan nominal yang tidak

terlalu besar, kecuali untuk menonton konser artis idolanya. Pernak-pernik

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang yang berbentuk

kecil-kecil. Rima memberi contoh pernak-pernik ini seperti pin, pakaian,

gelang dan lainnya.

D. Informan Ketiga

Karena sudah lebih dahulu mengenal budaya populer Korea Selatan

dibandingkan dengan informan lain, Sulianty juga adanya perubahan besar

dalam dirinya. Yakni kemampuannya untuk mengartikan percakapan

sederhana dalam bahasa Korea.

Sama seperti informan yang lain, Sulianty juga menyadari bahwa kini

ia tidak semata-mata hanya tertarik dengan budaya populer Korea Selatan

saja, namun juga dengan sejarahnya. Ia juga berkeinginan untuk

Page 98: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

84

melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan untuk memperdalam

pengetahuannya mengenai budaya Korea Selatan.

Sama seperti yang lain, Sulianty juga memperoleh beberapa

perubahan lain selain kemampuannya dalam berbahas Korea. Sulianty dulu

tak segan-segan merogoh kantong untuk membeli pernak-pernik yang

berhubungan dengan artis idolanya. Semua album artis idolanya dibelinya.

Kini ia cukup menyesali perbuatannya itu, karena ia menyadari bahwa

pengeluaran uang sebesar itu terbilang boros dan tidak berguna, lantaran

barang yang sudah dibeli tidak akan digunakan atau didengarkan juga.

Sulianty juga menonton konser artis idola seperti yang dilakukan oleh tiga

informan lainnya.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

perubahan sikap yang diperoleh keempat informan selama menjadi

konsumen budaya populer Korea Selatan, peneliti akan meringkasnya ke

dalam tabel berikut ini.

Page 99: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

85

TABEL 4.3

PERUBAHAN PERILAKU DAN SIKAP SEBAGAI PENYUKA BUDAYA POPULER KOREA SELATAN

Key-Informan (Tri Rahayu)

Informan 1 (Martha

Juanna Putri)

Informan 2 (Rima

Wahyuningrum)

Informan 3 (Sulianty)

Mempelajari bahasa Korea

YA

YA

YA

YA

Mudah bergaul

YA

YA

YA

Mempelajari

budaya Korea Selatan

YA

YA

YA

YA

Boros

YA

YA

YA

Kecanduan

YA

YA

YA

Menonton konser

YA

YA

YA

YA

Alasan lain

1.Selalu mengikuti perkembangan terbaru mengenai artis idolanya

1. Menjadi lebih kreatif 2. Sering membicarakan mengenai artis idolanya kepada temannya yang lain

1. Tidak bisa berhenti mengkonsumsi budaya populer Korea Selatan

1. Mengerti percakapan sederhana dalam bahasa Korea

Page 100: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

86

Dari analisis keempat informan tersebut dapat dilihat bahwa pikiran

mereka berdampak besar. Meski pada awalnya mereka hanya mendapat

stimulus mengenai adanya budaya populer Korea Selatan. Mereka mendapat

stimulus baru setiap kali menonton atau mendengarkan lagu dari Korea

Selatan. Dari pemikiran mereka, kemudian memunculkan diri I yang

spontan dalam diri mereka masing-masing, hal ini terlihat dari bagaimana

mereka mempelajari bahasa Korea, mengeluarkan uang dan kecanduan.

Perubahan yang dialami oleh key informan dan informan mengenai

belajar bahasa Korea dapat menjelaskan bahwa diantara mereka terdapat

kesamaan makna. Proses ini dapat dijelaskan juga melalui teori konvergensi

simbolik. Teori konvergensi simbolik ini menjelaskan bagaimana suatu

kelompok dapat memiliki pemaknaan yang sama, emosi, tingkah laku dan

nilai. Dari artikel yang ditulis oleh Beebe dan Masterson pada tahun 2012,

mereka menjelaskan bahwa sekelompok orang dapat memiliki tingkah laku

yang sama, dalam hal ini adalah mempelajari bahasa Korea karena mereka

memiliki pengalaman yang sama, yang kemudian menghasilkan pemaknaan

yang sama. Akhir dari proses ini adalah ketika mereka tidak lagi melihat diri

sebagai I ataupun Me, melainkan sebagai Us atau We.

4.3.3 Pemaknaan Budaya Populer Korea Selatan oleh Informan

Konsep Mind, Self, dan Society adalah konsep kunci yang

dikemukakan oleh Mead yang kemudian dijabarkan oleh Herbert Blumer.

Page 101: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

87

Blumer yang menjabarkan konsep dari Mead ini kemudian menyebutnya

sebagai teori interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik bertujuan untuk

memahami bagaimana manusia mengartikan sesuatu melalui interaksi

dengan individu lain, yang kemudian berhubungan dengan konsep diri dan

akhirnya menghasilkan sebuah realitas baru dan membentuk perilaku

manusia. (West, Turner, 2008:98)

Selain itu, setiap individu juga mengalami adanya proses pemaknaan

dalam diri mereka masing-masing melalui komunikasi. Pemaknaan yang

mereka alami ini akan berbeda-beda bergantung dari pengalaman yang

mereka miliki.

A. Key-Informan

Tri mengenal budaya populer Korea Selatan dari temannya yang

sudah mengenal budaya populer Korea Selatan terlebih dahulu. Meskipun

sudah mengetahui adanya budaya populer Korea Selatan melalui temannya,

Tri yang awalnya memang tidak tertarik dengan budaya populer Korea

Selatan lalu mengalami pemikiran dalam dirinya, yang disebut oleh Mead

bahwa individu akan memberi tanggapan atas stimulus yang ia peroleh

(West, Turner, 2008:104-105).

Tanggapan yang diberikan oleh Tri adalah seperti menonton salah satu

video klip boyband Super Junior. Dari sana, kemudian Tri mengalami

pemikiran yang baru, bahwa budaya populer Korea Selatan menampilkan

artis-artis dengan wajah tampan sebagai nilai jualnya. Wajah tampan

Page 102: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

88

tersebut menarik Tri hingga akhirnya Tri mulai menyukai budaya populer

Korea Selatan.

Kesukaan Tri pada budaya populer Korea Selatan ini adalah salah satu

bentuk dari diri yang bersifat spontan, seperti disebutkan oleh Richard West

dan Lynn Turner dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori

Komunikasi : Analisis dan Aplikasi.

Ketika memutuskan bahwa ia sudah menjadi penyuka budaya populer

Korea Selatan, Tri kemudian menghasilkan bentuk spontan lain dari dirinya,

yakni dengan mulai mempelajari bahasa Korea dan mempelajari mengenai

budaya, teknologi dan politiknya. Yang kemudian Tri anggap sebagai

bentuk perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Selain itu, Tri juga menyebutkan adanya beberapa perubahan lain

yang terjadi, misalnya dengan menjadi boros dan kecanduan. Kecanduan

yang dimaksudkan Tri adalah ia hampir tidak bisa lepas dari budaya populer

Korea Selatan. Setiap kali ia mendapat waktu luang, maka biasanya waktu

luang tersebut akan digunakannya untuk mencari berita terkini seputar artis

idolanya.

Namun dengan mengikuti budaya populer selama lebih dari tiga tahun,

Tri memaknai bahwa budaya populer Korea Selatan adalah sebuah budaya

yang unik. Tri menggambarkan budaya populer Korea Selatan adalah

budaya yang unik karena meskipun sama-sama berada di Asia, Korea

Selatan memiliki kebiasan untuk minum minuman berakhohol bersama-

Page 103: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

89

sama dengan tujuan mendekatkan diri. Bukan hanya itu, sesama laki-laki

pun bisa dengan santai melakukan kontak tanpa adanya pandangan bahwa

mereka mengalami kelainan seksual. Hal lain yang digambarkan Tri sebagai

unik adalah, laki-laki di Korea Selatan, melalui penggambaran dari musik

dan dramanya, tidak segan-segan dalam menunjukkan sisi feminimnya di

hadapan umum.

Unik adalah sesuatu yang berbeda dan tidak ada duanya (Tim Budi

Pekerti, 2008:19). Jadi budaya unik adalah sesuatu yang diteruskan secara

turun temurun dari generasi dan berbeda dari yang lain serta tidak ada

duanya. Contohnya seperti tradisi minum-minuman alkohol yang sudah

tidak asing lagi di Korea Selatan.

B. Informan Pertama

Sama halnya dengan Tri, Martha juga mengenal budaya populer

Korea Selatan dari temannya. Awalnya, ada beberapa teman Martha yang

memang sudah menyarankan Martha agar menonton drama populer Korea

Selatan, namun hal itu tidak dilakukannya. Dan ia pun tidak begitu peduli

dengan kehadiran budaya populer Korea Selatan saat itu.

Hingga suatu hari, teman Martha sekali lagi berusaha meminta agar

Martha menonton drama Korea Selatan, yang kemudian dituruti oleh

Martha. Saat menonton drama Korea Selatan yang berjudul ‘Rainbow

Romance’ itulah, kemudian Martha tertarik dengan perawakan salah satu

Page 104: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

90

aktor dari drama tersebut. Yang juga adalah anggota dari boyband Super

Junior.

Pemikiran dan komunikasi dengan dirinya sendiri pun terjadi, karena

keingintahuan yang lebih berkait dengan artis yang dinilainya tampan saat

itu, Martha mencoba untuk mencari tahu lebih mengenai Super Junior,

mulai dari mengunduh musiknya hingga menonton setiap acara yang

memakai Super Junior sebagai bintangnya.

Martha yang gemar menonton tayangan televisi tersebut, dan secara

spontan menerima humor yang mereka berikan, berpendapat bahwa Korea

Selatan memang memiliki selera humor yang baik. Diri spontan dalam

Martha pun hadir, ia pun mempelajari bahasa Korea.

Adapula perubahan sikap yang dirasakan oleh Martha saat itu, yakni

dengan menjadi konsumen dari budaya populer Korea Selatan, dirinya

menjadi lebih kreatif dalam memberikan ide-ide untuk sebuah acara yang

akan diadakan di kampusnya. Hal lain yang terjadi adalah, Martha secara

sadar maupun tidak sadar sering membicarakan mengenai artis idolanya di

depan teman-temannya.

Sebelum menonton konser artis idolanya, Martha memaknai bahwa

Korea Selatan adalah sebuah negara yang luar biasa dalam penyebaran

budayanya. Terlihat dari bagaimana mereka menggunakan artis-artis mereka

untuk mengiklankan Korea Selatan. Martha juga berpendapat bahwa Korea

Selatan bisa mengajarkan audiens medianya untuk lebih memahami

Page 105: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

91

budayanya karena Korea Selatan pasti menyelipkan budayanya ke dalam

cerita drama atau musik mereka.

Setelah mengikuti perkembangan budaya populer Korea Selatan

dengan cukup intens dan lama, Martha pun mengalami proses pemaknaan,

menurutnya budaya populer Korea Selatan adalah sebuah budaya yang

berwarna. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berwarna bisa

didefinisikan sebagai beragam. Menurut KBBI, beragam adalah sesuatu

yang tidak berkesudahan dan bermacam-macam. Martha memberi contoh

seperti ketika salah satu boyband atau girlband akan mengeluarkan album

baru. Mereka akan menyesuaikan konsep dengan musim yang sedang terjadi

di Korea Selatan dan kemudian mengasilkan konsep yang berbeda dan tidak

sama antar penyanyi. Dia juga berpendapat bahwa berwarna adalah adanya

humor yang dimasukkan ke dalam setiap drama Korea Selatan hingga tidak

terlalu monoton.

Jadi, budaya yang berwarna adalah budaya yang berbeda dengan yang

lain, yang tidak berkesudahan dan terus menampilkan sesuatu yang baru dan

bermacam-macam. Seperti yang terjadi dalam budaya populer Korea

Selatan yang terus menawarkan konsep yang berbeda untuk masing-masing

artisnya.

C. Informan Kedua

Rima juga mengetahui adanya budaya populer Korea Selatan melalui

interaksi dengan kakaknya. Hasil dari interaksi tersebut lalu dikerjakan oleh

Page 106: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

92

Rima, karena memang pada dasarnya Rima senang menonton drama televisi.

Pemikiran awal pun muncul karena Rima menonton drama populer Korea

Selatan, yakni adanya aktor yang tampan dari drama tersebut.

Aksi spontan Rima adalah berupaya untuk mencari tahu lebih lagi

mengenai si artis. Artis yang bersangkutan teranyata adalah seorang vokalis

dari band di Korea Selatan dan selera musik yang sama. Rima yang

menyenangi musik RnB dari Amerika melihat bahwa terntaya musik yang

dimiliki oleh Amerika dan Korea Selatan hampir mirip.

Tak jauh berbeda dengan yang lain, bentuk aksi spontan diri Rima

adalah mempelajari bahasa dan mulai tertarik dengan Korea Selatan.

Menghabiskan uang dan menjadi kecanduan akan budaya populer Korea

Selatan pun terjadi dalam dirinya. Rima menyatakan bahwa tidak boleh ada

sehari pun yang dilewati tanpa mendengarkan lagu K-pop. Ia juga membeli

pernak-pernik artis idolanya dan menonton konser artis idola yang diadakan

di Jakarta.

Lantas Rima pun mulai melakukan pemaknaan bahwa selain menjual

tampang, ternayata ada juga band di Korea Selatan. Selama mengikuti

perkembangan budaya populer Korea Selatan dan berinteraksi serta

berkomunikasi dengan sesama penyuka budaya populer Korea Selatan,

Rima berpendapat bahwa budaya populer Korea Selatan adalah sebuah

budaya yang menarik.

Page 107: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

93

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menarik memiliki

persamaan kata dengan menyenangkan. Yang artinya membuat bahagia hati,

membangkitkan rasa ingin memperhatikan. Membuat bahagia hati ini berarti

dengan menjadi seorang penyuka budaya populer Korea Selatan, Rima

merasa bahwa ia menjadi seorang individu yang lebih berbahagia karena ia

memperoleh hal yang menghibur hati. Dan karena ia merasa bahagia, maka

ia ingin untuk lebih memperhatikan perkembangan budaya populer Korea

Selatan.

D. Informan Ketiga

Berbeda dengan informan lain, Sulianty mengenal budaya populer

Korea melalui dirinya sendiri. Diawali dengan kesenangannya untuk

bermain game online, yang ternyata game tersebut adalah buatan Korea

Selatan. Selama memainkan game tersebut, ia mengetahui lagu-lagu pop

Korea Selatan, namun karena adanya interaksi dengan dirinya sendiri,

akhirnya ia mencari tahu siapa yang menyanyikan lagu-lagu tersebut.

Mengetahui penyanyinya saja ternyata tidak cukup, karena kemudian

ternyata Sulianty mengalami ketertarikan dengan boyband tersebut. Diawali

dengan ketertarikan dengan wajah yang tampan, Sulianty kemudian mulai

mencoba untuk melihat apakah boyband lain juga memiliki perawakan yang

tampan juga. Dan keingintahuannya tersebut membuatnya menjadi salah

satu konsumen budaya populer Korea Selatan.

Page 108: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

94

Pemaknaan yang dialami Sulianty terjadi pada saat ia mengetahui

bahwa ternyata penyanyi lagu-lagu K-pop itu berwajah menarik dan yang

dilanjutkan dengan mencari info lain. Dalam dirinya sendiri pun, diri I yang

spontan muncul. Sama seperti informan lain, Sulianty juga secara tidak

langsung mempelajari bahasa Korea, hanya saja, kini Sulianty sudah dapat

mengartikan percakapan sederhana dalam bahasa Korea, yang kemudian ia

anggap sebagai perubahan sikap sebagai penyuka budaya populer Korea.

Tidak hanya itu saja, selain budaya populernya, kini ia pun tertarik dengan

sejarah Korea Selatan.

Menonton konser yang dilakukan oleh Sulianty lantas membawanya

ke pemaknaan kedua, yakni ketika ia berinteraksi langsung dengan artis

idolanya, ia memaknai bahwa ternyata budaya populer Korea itu

menyenangkan. Karena penampilan artis-artis idola yang senantiasa berbeda.

Adanya perbedaan dalam masing-masing boyband ataupun girlband

menjadi nilai lebih mengapa budaya populer Korea Selatan itu

menyenangkan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyenangkan

adalah sesuatu yang memuaskan. Budaya yang menyenangkan berarti

dengan melihat budaya tersebut atau menjadi konsumen budaya tersebut,

Sulianty mendapatkan rasa puas karena apa yang ia cari dan ingin ketahui

selama ini sudah ia dapatkan dalam budaya populer Korea Selatan. Yakni

perawakan artis yang tampan, konsep yang menarik, serta musik dan drama

yang menyenangkan ketika ditonton.

Page 109: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

95

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap key informan dan

ketiga informan, dapat ditemukan kesimpulan yang berupa:

1. Key informan dan informan mengawali ketertarikan mereka

dengan budaya populer Korea Selatan karena wajah menarik

yang dimiliki oleh artisnya. Namun setelah mengalami proses

pemikiran kemudian masing-masing dari mereka juga

menemukan bahwa ternyata musik, tari, penataan panggung,

humor yang menarik, pengemasan acara yang baik juga

menjadi penyebab mereka menyukai budaya populer Korea

Selatan.

2. Selama menyukai budaya populer Korea Selatan, key informan

dan informan mengalami perubahan sikap dan perilaku.

Mereka menjadi kecanduan, boros, tidak berhenti mencari info

terbaru, mempelajari bahasa dan budaya Korea Selatan.

3. Selama menyukai budaya populer Korea Selatan, mereka

memaknai bahwa budaya populer Korea Selatan adalah suatu

Page 110: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

96

suatu budaya populer yang beragam, berbeda dari yang lain

dan menyenangkan hati.

Dari hasil penelitian yang dihasilkan, dapat diketahui bahwa key

informan dan informan memaknai budaya populer Korea Selatan dengan

caranya masing-masing. Mereka memaknai budaya populer Korea Selatan

sebagai suatu budaya populer yang beragam, berbeda dari yang lain, dan

menyenangkan hati. Dari musik dan dramanya, Korea Selatan secara tidak

langsung terlihat seperti mengajari budayanya dengan cara mereka sendiri,

Korea Selatan juga menampilkan bahwa negaranya adalah negara yang

menyenangkan, pemerintah pun dianggap mengambil peran dalam

menyebarkan budaya populernya.

5.1 Saran

5.2.1 Saran akademis

Melalui hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan peneliti adalah

agar penelitian ini dapat membantu mahasiswa yang ingin mengerti

mengenai pemaknaan, selain itu, diharapkan juga penelitian ini dapat

dijadikan panduan bagi peneliti lain yang kelak ingin meneliti mengenai

pemaknaan namun dengan kasus yang lain.

Page 111: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

97

5.2.1 Saran praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan agar pembaca serta

pemerintah dapat lebih memahami mengapa budaya populer Korea Selatan

dapat menjadi budaya populer Korea Selatan yang mudah digemari.

Page 112: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

98

Daftar Pustaka

Anwar, Yesmil dan Adang. 2008. Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta: Grasindo.

Beebe, Masterson. 2000. “Communicating in Small Groups: Principles and

Practices”. Dalam http://www.uky.edu/~drlane/groups/ch02.htm

Bernstein, Arthur. Naoki Sekine. Dick Weissman. 2013. The Global Music

Industry: Three Perspectives. London: Routledge.

Berry Chris. Nicola Licustin. Jonathan D. Mackinthos. 2009. Cultural Studies and

Cultural Industries in Northeast Asia: What a Difference a Region Makes:

Volume 1 of TransAsia: Screen Culture. Hong Kong: Hongkong

University Press.

Bogdan, Robert S. Steven J. Taylor. 1992. Introduction to Quantitative Research

Methods: A Phenomenological Approach in The Sosial Science.

California: SAGE.

Budiman, Hikmat. 2002. Lubang Hitam Kebudayaan. Jakarta: Penerbit Kanisius.

Burton, Graeme. 2008. Yang Tersembunyi di Balik Media : Pengantar Kepada

Kajian Media. Yogyakarta: Jalasutra

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Perkasa.

Chua, Beng Huat. Koichi Iwabuchi. 2008. East Asian Pop Culture: Analysing the

Korean Wave. Hongkong: Hongkong University Press.

Page 113: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

99

Creswell, John H. 2012. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing

Among Five Approaches. California: SAGE.

Daymon, Christine. Immy Holoway. 2001. Metode Riset Kualitatif. Yogyakarta:

Bentang Pustaka.

Denesi, Marcel. 2012. Popular Culture:Introductory Perspectives. Amerika:

Rowman & Littlefield.

Fiske, John. 2008. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra

Hidayat, Deddy N. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian Empiris Klasik.

Jakarta: Dept. Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. 2013. Dalam http://kbbi.web.id.

Kim, Youna. 2013. The Korean Wave: Korean Media Go Global. London:

Routledge.

King, Richard. Timothy J. Craig. 2003. Global Goes Local: Popular Culture in

Asia. Hong Kong: Hongkong University Press.

Kuswarno, Engkus. 2008. Metodologi Penelitian Komunikasi:Fenomenologi.

Bandung:Widya Padjajaran.

Martinet, Jeanne. 2010. Semiologi. Yogyakarta: Jalasutra

McQuaill, Dennis. 1996. Teori Komunikasi: Suatu Pengantar (terjemahan).

Jakarta: Erlangga.

Page 114: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

100

Miller, Marc L. Jerome Kirk. 1986. Reliability and Validity in Qualitative

Research: Qualitative Research Methods. California: SAGE.

Moleong. J. Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Patton, Michael Quinn. 2002.Qualitative Evaluation and Research Methods, 3rd

Edition. California: SAGE.

Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi

Aksara

Prasetya, Joko Tri. DKK. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Tri Mahasatya.

Rapar, Jan Hendrik. 2012. Pengantar Filsafat. Jakarta: Kanisius.

Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi:perspektif,Ragam,dan Aplikasi. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Semiawan, Conny. R. Dr. Prof.2008. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Grasindo.

Shuker, Roy. 2001. Understanding Popular Music. Psychology Press. London.

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfa Beta.

Page 115: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

101

Taylor, Edward Burnett. 1871. Primitive Culture: Researches Into the

Development of Mythology, Volume 1. London: John Murray Publisher.

Tim Budi Pekerti. 2008. Pendidikan Budi Pekerti SMP Kelas VII. Jakarta:

Grasindo.

Tim Mitra Guru. 2007. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Visit Korea. 2004. “Opening of the Korean Entertainment Hall of

Fame”. http://english.visitkorea.or.kr/enu/FU/KTO_EN_15.jsp?cid=28878

6

West, Richard.Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan

Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humatika.

Wibowo, Wahyu. 2009. Cara Cerdas Menulis. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Widyosiswoyo, Supartono. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Williams, Raymond. 1987. Keywords. London: Fontana.

Page 116: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

LAMPIRAN

1. TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN TRI RAHAYU (KEY INFORMAN)

2. TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN MARTHA JUANNA PUTRI

(INFORMAN SATU)

3. TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN RIMA WAHYUNINGRUM

(INFORMAN DUA)

4. TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SULIANTY (INFORMAN TIGA)

5. TRANSRIP WAWANCARA DENGAN LEE JUNG-HEE (INFORMAN

EMPAT)

Page 117: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITI DENGAN TRI RAHAYU (KEY INFORMAN)

Penulis (M) : Pertama kali suka budaya populer itu kapan?

Tri (T) : Pertamanya sih kan liat di Facebook, ada teman yang share video Mr. Simple, karena penasaran dibuka videonya. Udah tau soal SuJu itu sih dari SMP, waktu SMP itu, teman aku juga udah ada yang suka Korea, tapi ya waktu itu cuma ikut-ikutan nonton doang. Ya gak tertarik gitu. Ini tumbenan yang pas teman share videonya, jadi pengen liat gitu. Dan lihatlah, akhirnya tertarik sama member SuJu itu. Lagunya sih gak gitu suka, cuma tertarik sama wajahnya aja. Nah lalu, sejak itu mulai merambat lah jadi suka sama yang lain juga. Temanku yang lain semua juga begitu. Jadinya sekarang kenal semua artis SM sama juga artis dari agensi-agensi lainnya. Kalau sekarang sih lebih suka ke EXO.

M : Kenapa bisa tertarik sama budaya populer Korea Selatan? Apakah dari ketampanan mereka?

T : Ya, pertamanya sih memang karena ketampanan mereka dulu, lalu suka sama gaya dance mereka, karena menarik. Selain itu sih, menurut aku, masyarakatnya juga membantu agar budayanya menjadi populer secara global, dan mereka sendiri juga bangga dengan budayanya, aku sih mengapresiasi hal seperti itu.

M : Maksud kamu dengan masyarakatnya membantu agar budayanya populer tuh seperti apa?

T : Marketingnya, mereka lebih sering promosi ke negara-negara ASEAN. Di Indonesia sendiri kan fansnya banyak, masyarakatnya banyak, jadi mereka sering ke sini. Kayak kemarin (tanggal 26 Februari 2014) aja, aku ke Korean Content TV Showcase di Hotel Mulia, jadi itu acara dari stasiun TV di Korea, seperti KBS dan SBS mengadakan showcase, mereka jual beli program mereka, dan banyak media Indonesia yang datang, seperti drama atau reality shownya, dijual kepada media Indonesia. Drama yang paling gak terkenal per-episodenya, 60 menit per-episode, dijual 6000 dollar, itu aja yang paling gak terkenal.

M : Diantara teman-teman kamu juga banyak yang suka sama budaya populer Korea Selatan?

Page 118: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

T : Iya, banyak banget. Di antara mahasiswa Teknik (informan adalah mahasiswa jurusan teknik sipil UI) aja, yang lagi sibuk sama kuliahnya, tetap bisa suka sama K-pop. Pernak-pernik soal K-pop yang selalu dibawa itu jadi cirri khas. Makanya kelihatan yang suka K-pop tuh banyak.

M : Kamu sendiri juga pakai pernak-pernik yang berbau K-pop? Bajunya?

T : Kadang-kadang iya. Tapi gak pernah sampai pakai bajunya sih, paling cuma pernak pernik kecil aja.

M : Sekarang kamu kan lagi sibuk kuliah, gimana biar selalu update?

T : Dari twitter. Kalau update twitter kan lebih intens, jadi kalau sedang ada waktu luang ya dipakai buat buka twitter.

M : Kamu sendiri lebih ke musik atau drama?

T : Dua-duanya sih, cuma drama ditonton kalau pas sempet aja. Mungkin lebih ke musiknya. Selain itu sih, aku juga nonton variety show seperti Weekly Idol, Beatles Code, Running Man, tapi gak terlalu ngikutin sih. Yang aku suka dari variety show mereka tuh, humornya. Selera humornya lebih menarik buat aku. Kalau dibandingkan dengan variety show dalam negeri, aku lebih suka variety show Korea, menurut aku, di Indonesia itu, variety shownya, gak lucu, malah terkesan garing. Kalau Korea, fresh. Yang pasti sih, tiap nonton varietyshow Korea itu pasti ketawa. Nah, kan juga ada tuh variety show Indonesia yang ngejiplak Running Man, Mission X judulnya, aku sendiri gak gitu suka sama yang jiplak-jiplakan. Lebih suka yang original. Kalau variety show Korea sendiri sih, mungkin gak original, mungkin mereka juga menyadur, tapi, mereka gak menjiplak langsung seperti di Indonesia gitu. Lalu, selain variety show, Cherrybelle, itu juga kan jiplak dari Girls Generation. Padahal menurut aku sih, mungkin aja, Indonesia bikin boyband yang benar-benar bagus, misalnya seperti S4.

M : Kalau dari musik sama dramanya kamu menemukan gambaran budaya Korea Selatan gak sih?

T : Kalau dari musik atau dramanya sih, aku mempelajari budaya sosial Korea Selatan yang sangat berkarakter dan berbeda dengan budaya negara asia timur lainnya. Misalnya seperti budaya mereka minum soju bareng. Skinship antara laki-laki juga lebih sering kelihatan di budaya Korea Selatan.

Page 119: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

M : Dulu di Indonesia kan budaya populer Taiwan seperti Meteor Garden lebih terkenal kan, menurut kamu kenapa sekarang malah lebih terkenal budaya populer Korea Selatan?

T : Taiwan sama Jepang kan pernah booming di Indonesia, terus kenapa Korea sekarang lebih banyak peminatnya, ehmm, pertama sih menurut aku strategi pemasaran budaya populernya sama, untuk strateginya sendiri itu bagaimana sih, aku juga kurang mengerti, tapi banyak yang bilang kalau budaya populer Korea Selatan sekarang menurun, tapi menurut aku sih malah meningkat dibandingkan dulu.

M : Mungkin gak strategi pemasaran mereka itu, seperti meng-upload video klip di Youtube, menurut kamu gimana?

T : Gak cuma Korea sih, kayak beberapa musik Barat pun mereka upload ke Youtube. Waktu itu aku pernah ikut konferensi di Korea soal Hallyu Wave, kebetulan waktu itu dapat undangan dari professor di Korea University, salah satu presentasinya ya soal pemasaran Korean Wave lewat Youtube, internet. Maksud mereka kan memang mereka mau promosi lewat Internet, mereka waktu itu sedikit seperti kesal juga, karena, meskipun fansnya memang banyak, tapi justru lebih banyak yang download secara illegal, mereka kan tujuannya ingin dapat untung, malah dirugikan. Mungkin bisa dibilang, caranya dengan mengadakan konser-konser di negara-negara ASEAN gitu.

M : Ada sisi negatif atau positif gak sih selama kamu suka sama budaya populer Korea Selatan?

T : Ya, kalau untuk aku pribadi sih lebih banyak positifnya, jadi tahu bahasanya, kebudayaannya, terus sekarang aku juga mulai belajar soal teknologi dan politiknya juga. Negatifnya mungkin kebanyakan ngeluarin uang buat beli macam-macam. Selain itu juga, jadi sering kepikiran dan bawaannya pengen update mulu.

M : Kamu sendiri pernah nonton konser gitu?

T : Pernah. Kalau gratis, biasanya untuk liputan pers dari KWI. Kalau dari KWI sendiri aku sudah banyak nonton konser, kalau untuk aku personal sih, baru satu kali, konser SungHa Jung. Waktu itu sih ngajak temen biar barengan nontonya.

M : Lalu, selain konser, kamu pernah beli albumnya? Atau yang lain seperti merchandise ?

T : Kalau album iya, baru sekarang-sekarang ini sih tertariknya, dulu gak tertarik beli-beli. Belinya sih karena pengen ngerasain kayak

Page 120: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

fans yang lain, semuanya dibeli, jadi aku juga pengen ngerasain gimana sih punya album sendiri. Habis dibeli juga cuma di simpan doang, jadiin koleksi aja. Itu sih, yang menurut aku buang-buang uang, tapi pengen.

M : Emangnya biasanya kalau beli album atau pernak-pernik begitu sampai berapa?

T : Berapa ya, mmh, masih dibawah lima ratus ribu. Mungkin nanti kalau ada konser EXO, baru aku keluarin uang lagi.

M : Selain EXO, kamu suka siapa lagi?

T : Kalo girlband sih, aku suka f(x). Tarian mereka juga lebih enerjik, berpakaiannya juga lucu-lucu, bagus. Gak terlalu kayak Girls Generation yang lucu-lucu. Kalau aku liat orang Indonesia yang mengikuti gaya berpakaian mereka itu, tergantung cocok-cocokan sih, karena gak semua cocok berpakaian seperti itu juga.

M : Tanggapan kamu soal budaya mereka yang oplas gimana?

T : Mungkin ada sebagian yang memang oplas, tapi juga, pasti ada yang gak dioplas sama sekali, seperti Chan-yeol dan Dong-hae.

M : Kamu kan tertarik sama budaya populer Korea Selatan, kenapa gak tertarik buat mengambil jurusan budaya Korea Selatan aja?

T : Menurut aku sih, buat sampingan saja sih, gak usah diseriusin.

M : Kalau kamu sendiri suka sama budaya populer Korea Selatan, tapi masih tetap mengingat budaya lokal gak?

T : Kalau budaya Indonesia sih, masih dipegang. Jadi meskipun aku sendiri suka banget sama budaya Korea, tapi budaya lokal sendiri gak akan dilupakan. Karena aku yakin, masih banyak orang Indonesia yang mau memperjuangkan budaya Indonesia dari lubuk hatinya.

M : Di UI dan di Indonesia kan banyak orang Korea, menurut kamu kenapa mereka tertarik dengan Indonesia?

T : Ya, mungkin bagi mereka, karena masuk ke UI lebih mudah daripada masuk ke universitas di sana. Selain itu juga kan mungkin mereka tertarik sama budaya Indonesia dan mereka pikir orang Indonesia itu ramah-ramah.

M : Menurut kamu budaya populer Korea gimana?

Page 121: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

T : Cute! Perempuan-perempuannya sih, menurut aku lebih sering menampilkan ke-cute-annya, laki-lakinya juga begitu, gak malu-malu, mereka sering skinship. Skinshipnya kental antara lelaki juga. Karena memang budaya mereka begitu.

Page 122: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITI DENGAN MARTHA JUANNA PUTRI (INFORMAN PERTAMA)

Penulis (M) : Sejak kapan mengenal budaya populer Korea Selatan?

Martha Juanna (MJ) : Seingat saya semenjak tahun 2009, berarti kurang lebih 5 tahun.

M : Mengapa budaya populer Korea Selatan menarik bagi Anda?

MJ : Dulu karena teman saya memaksa saya menonton drama korea, sejak menonton drama tersebut kemudian saya tertarik secara fisik dengan salah satu aktor nya, setelah mengetahui seluk beluk aktor tsb (yg ternyata merupakan anggota dr boyband korea) saya mulai menonton variety show mereka. Dari situ lah kemudian saya mulai sangat tertarik dengan variety show mereka karena selera humor mereka sesuai dengan 'selera' saya sehingga saya sangat menikmatinya. Dari variety tersebut kemudian saya mulai menonton acara variety lainnya yang tidak kalah menarik. jadi bisa dibilang alasan utama saya menyukai budaya populer Korea Selatan adalah karena menurut saya konsep acara dunia hiburan mereka berbeda dengan acara lain sebelumnya. Korea selatan mampu menyajikan konsep acara yang unik yang mampu membuat saya tertarik dan 'betah' untuk menontonnya. Jadi kombinasi antara konsep dan packaging mereka yang unik dan menariklah yang membuat saya menyukai budaya populer mereka (Korea Selatan).

M : Drama Korea apa yang Anda maksudkan? Dan dari boyband mana aktor tersebut berasal?

MJ : Drama korea yang dipaksa teman saya tersebut berjudul "Rainbow Romance" dan aktor tersebut adalah Kim Ki-bum dari boyband Super Junior.

M : Macam-macam variety show apa saja yang sudah Anda tonton?

MJ : Variety yang sudah saya tonton sangat banyak sehingga tidak bisa saya sebutkan satu persatu, namun yang paling berkesan diantaranya, Exploring Human Body, Super

Page 123: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

Junior Full House, Running Man, Dad Where Are You Going, 2days1night, Sister Over Flowers, Human Condition.

M : Sejak kapan Anda menjadi pembaca di Korean Wave Indo?

MJ : Saya tidak ingat secara spesifik, tapi kira-kira 3 tahun yg lalu.

M : Apakah menurut Anda website tersebut menyediakan berita yang dikemas dengan menyenangkan sesuai dengan motto mereka "The Friendliest netbase for Korean Wave fans in Indonesia"?

MJ : Secara garis beras dalam hal penyajian berita, menurut saya mereka suduh cukup friendly dengan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti namun tidak terlalu kaku, which is good, mengingat segmentasi mereka adalah remaja. Selain itu saya pikir mereka juga cukup baik dalam menjaga interaksi dgn pembaca, karena dalam menyajikan berita setahu saya mereka sering meminta feedback dari pembaca, misalnya megenai tanggapan pembaca terhadap suatu berita dan lain sebagainya.

M : Apakah Anda pernah memberikan feedback di situs tersebut?

MJ : Feedback ke situs secara langsung tidak pernah, namun komen/RT pada twit akun official mereka pernah.

M : Menurut Anda mengapa budaya populer Korea Selatan bisa diminati oleh banyak masyarakat di Jakarta?

MJ : Blatantly, I would say the main reason is physical attraction. hahahahahahaha, seriously tho. Saya kira yang paling banyak mengkonsumsi budaya populer korea selatan adalah remaja putri di Indonesia. Dengan segala hormon remaja yang mereka miliki, mereka terlihat sangat menggebu-gebu, antusias dan passionate about their idols. Bisa terlihat dari tiket yang sold out setiap ada konser kpop yang diadakan di Jakarta, hal inilah yang menurut saya menarik perhatian promotor-promotor Indonesia yang akhirnya berlomba-lomba mengambil keuntungan dari situasi ini, dengan banyaknya konser korea yang tiba-tiba diadakan di Indonesia (plus segala antusiasme

Page 124: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

kpopers yang terlihat 'on fire') akhirnya masyarakat Indonesia mau tidak mau pasti akan menyadari adanya korean wave ini.

Namun balik lagi ke pertanyaan 'mengapa diminati', sebenarnya hal tsb sangat relatif menurut saya. Sepengalaman saya, alasan menyukai 'budaya korea' dikalangan teman-teman saya sangat variatif, ada yang menyukai materi lagu salah satu boyband, ada yang menyukai cerita drama korea, dan lain sebagainya. Tapi saya rasa, mengamati dari banyak kpopers di luar sana yang didominasi oleh remaja putri, main point yang membuat mereka tertarik adalah fisik idol-idol korea yang memang eye-candy, disamping itu packaging mereka yang selain eye-candy tapi dilengkapi dengan talenta bernyanyi/menari di atas panggung mampu "menyihir" remaja putri Indonesia.

M : Bagaimana pandangan Anda terhadap masyarakat yang mengikuti perkembangan ini?

MJ : Menurut saya ada segi positif yang dapat diambil ketika banyak masyarakat yang menyukai budaya populer Korea, salah satunya hubungan baik yang bisa terjalin antara Korea-Indonesia. selain itu, hal ini bisa dimanfaatkan oleh banyak orang di Indonesia untuk belajar bagaimana teknik marketing di Korea sangat menarik, baik dalam segi konsep maupun eksekusi nya sehingga mampu menarik konsumen Indonesia. saya rasa hal ini bisa dijadikan inspirasi dan motivasi pengusaha lokal apapun itu untuk menarik kembali perhatian konsumen Indonesia dengan ide-ide baru.

Selain itu setidaknya masyarakat yang mengikuti perkembangan tersebut menurut saya akan bisa menjadi masyarakat yg open-minded dan lebih kreatif karena lebih membuka mata terhadap dunia luar, tidak monotone.

M : Apakah dengan adanya budaya populer Korea Selatan yang masuk ke Indonesia ini kebudayaan lokal akan menghilang? Bagaimana tanggapan Anda?

MJ : Tidak. somehow saya merasa (dan berharap) budaya lokal akan tetap bertahan. Sama saja seperti fashion, tidak perduli bagaimana pakaian dari budaya lain sangat booming di Indonesia, namun batik dan kebaya tetap

Page 125: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

bertahan. lagipula menurut saya malah budaya korea di Indonesia sekarang sudah lebih dalam masa 'tenang' tidak berapi-api seperti dulu. buktinya dengan kembali populernya lagu-lagu dangdut koplo di tengah masyarakat. menurut saya "blood is thicker than water", biar bagaimanapun budaya lokal akan tetap mengikat lebih kuat drpd budaya asing :)

M : Bagaimana Anda memaknai budaya populer Korea Selatan?

MJ : Meskipun saya termasuk orang yang sangat menyukai budaya Korea, tapi saya rasa budaya populer Korea Selatan tidak lain adalah sebuah gelombang yang ada pasang surut nya. Tidak mungkin akan tetap booming. pasti dunia akan menemukan gelombang lainnya suatu saat nanti.

M : Menurut Anda bagaimana seperti apa gambaran budaya Korea Selatan sebenarnya yang digambarkan dalam musik ataupun drama mereka?

MJ : Berwarna. Mungkin berwarna adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya. karena melihat dari materi musik tiap penyanyi Korea berbeda, mereka mampu menyajikan konsep unik mereka masing-masing, setiap musim berganti konsep dan tidak monotone. dari segi drama juga dapat dilihat sepertinya selera humor mereka cukup tinggi. Karena hampir di tiap drama mereka pasti mengandung unsur komedi meskipun hanya sedikit. Jadi secara keseluruhan menurut saya budaya Korea Selatan bewarna dan fun.

M : Sejauh mana Anda mengikuti perkembangan budaya populer Korea Selatan?

MJ : Cukup intens, saya mengikuti perkembangan kpop dan variety show nya. untuk drama korea mungkin saya agak kurang mengikuti. Saya lebih tertarik dengan acara reality/variety show. Sebisa mungkin saya menyempatkan diri untuk menikmati atau untuk sekedar mencari tahu reality/variety show baru. Begitu juga dengan boy/girband rookie yang bermunculan, saya sempatkan untuk mendengar lagu atau melihat performance mereka.

Page 126: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

M : Apa saja makna yang Anda peroleh dari simbol-simbol yang terdapat dalam budaya populer Korea Selatan? Maksud saya dengan simbol-simbol adalah, apakah Anda melihat Korea Selatan berusaha menyebar luaskan budaya mereka ke seluruh belahan dunia melalui budaya populer ini? Atau seperti apa?

MJ : Korea Selatan adalah negara yang paling pintar menyebarkan budaya negara nya menurut saya. Mereka approaching negara lain dengan sangat ramah dengan mengambil hati mereka melalui idol-idol mereka. seperti contohnya mereka membuat iklan pariwisata seoul dengan menjadikan idol-idol yang sedang booming sebagai talent iklan tersebut. dengan konsep menarik, lagu yang menarik, talent menarik, tentunya iklan tersebut sangat efektif untuk menarik wisatawan asing (khususnya para penggemar kpop) untuk mengunjungi Korea.

Selain itu, banyak reality/variety show yang di tiap acaranya mengandung unsur-unsur budaya lokal mereka. Misalnya acara 2days1night yang kurang lebih konsep acaranya adalah tinggal di suatu daerah di Korea dan kemudian talent mempelajari dan mengamati keindahan budaya lokal di daerah tersebut selama 2 hari 1 malam, dibungkus dengan materi acara yang menyenangkan dan tidak membosankan dan terkemas semenarik mungkin. hal tersebut secara tidak langsung mengajari audience tentang budaya Korea in a fun way. banyak acara-acara lain yang secara tidak langsung memasukkan unsur budaya Korea didalamnya, hal ini membuat penggemar yang sebenarnya ingin menonton idolanya secara tidak langsung mempelajari budaya Korea dari idolanya tersebut.

M : Apakah Anda sendiri pernah menonton konser-konser

yang diadakan di Jakarta? Untuk merchandise lain dari

idola tersebut? Apakah Anda sendiri juga pernah

mengkonsumsinya? Berapa biaya yang Anda keluarkan

untuk membelinya?

MJ : Menonton konser pernah, namun untuk merchandise

official saya belum pernah, karena saya cenderung lebih

suka membeli 'pengalaman' daripada benda fisik. Biaya

konser yang saya keluarkan sekitar 1-2 jt.

Page 127: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

M : Konser apa aja yang pernah lu tonton? Lalu perasaan lu

pas nnton konser itu gimana sih? Setelah lu menonton

konser itu apakah dari diri lu sendiri mengalami

perubahan? Misalnya lu jadi tambah semangat fangirling?

Or something else?

MJ : Yang pernah gw tonton, 2PM, WG, B1A4, BigBang, SJ, Eru, MuBank in Jakarta. Perasaan waktu nonton girang banget, seneng, heboh deh pokoknya, ya gimana sih ngeliat langsung sesuatu yang tadinya cuman bisa lo liat melalui media. Jadi kayak accomplishment ? Hahhahahah.

Perasaan abis nonton, puas? Ya kayak tadi gw bilang, ada perasaan semacam mission accomplished. Lega? It's kinda weird, lega, tapi ya emang kayak lega, udah ga penasaran lagi. that kind of feeling. Hahahaha. Jadi lebih fangirling sih engga kayaknya. If you mean fangirling itu jd mantengin dia setiap hari, dan jadi lebih "intense" merhatiin/surfing internet tentang dia lebih dari biasanya. If you mean by that sih gw engga sama sekali. Cuma memang ada beberapa idol yang melampaui ekspektasi gw ketika liat langsung performancenya secara live dengan mata kepala gw sendiri, Kayak Tae-min, Niel, Dong-woo. 3 idols itu setelah gw liat secara langsung performancenya. Hell, they are beyond my expectation. Dan itu membuat gw tambah kagum. Respect. ibaratnya gw semakin mengakui skill mereka. kredibilitas mereka sebagai performer di mata gw makin tinggi. Tapi untuk jd lebih fangirling sih engga, sama aja. Lebih kagum tapi iya. Ya sebenernya tergantung arti fangirling menurut lo sih. Karena menurut gw fangirling itu ketika lo addicted to someone dan lo harus ngeliat dia atau melakukan apapun yang ada hubungannya sama dia untuk bikin lo puas. Satisfying your whoever-it-is needs gitu. Ya simplenya kayak lo addicted to coffee and you just gotta drink it to satisfy your caffeine needs. Semacam itu. sedangkan yang gw rasain adalah lebih ke pleasure? Jadi instead of increasing my quality-fangirling-time over those 3, gw kayak lebih menikmati setiap kali gw melihat 3 idols itu lebih dari yang biasanya. Kadar intensitas gw fangirling over them sih biasa aja, tetep sama, cuma pandangan gw yg berubah setiap kali gw melihat mereka, rasa kagum gw lebih 'pakem' dari biasanya karena ya gw memang sudah melihat kualitas mereka secara langsung. meanwhile sejauh ini idol-idol lain yang udah gw liat

Page 128: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

secara langsung, kualitasnya sesuai ekspektasi gw, sesuai kayak yang gw liat di media.

M : Buat lu sendiri nih, selama lu ngikutin budaya populer korsel itu sendiri, lu mendapat nilai positif dan nilai negatif macan apa sih? Misalnya lu jadi niat belajar bahasa (contoh positif) atau lu jadi boros karena kpop (negatif) gitu..

MJ : Nilai positif nya? Kayaknya gw jadi lebih kreatif hahahahha. Misalnya kayak bisa nyelipin mainan-mainan variety korea (kayak RM atau segala macem) ke dalam konsep-konsep event gw. Atau dari design atau packaging jg kan design-design di Korea lucu-lucu colorful unik, jadi inspiratif aja buat gw. Dan iya, belajar bahasa Korea juga termasuk. Selain itu, NAMBAH TEMEN ini yang secara tidak langsung berdampak positif buat gw. Dengan gw ngikutin budaya Korea, gw jd banyak relasi, gw kenalan lewat komunitas-komunitas sesama penyuka budaya Korea dan kita jd berteman segala macem, dan gw yang orang Jakarta bisa punya teman yang jaraknya jauh, kayak Aceh, Solo, Surabaya, SG, Ukraine, segala macem, ya gara-gara kita sama-sama suka budaya populer Korea, dan itu menguntungkan gw disaat gw mau pergi wisata ke daerah-daerah tersebut, bisa nanya-nanya kan sama mereka, dll, juga kayak waktu gw mau nonon konser di SG, gw nitip beli tiketnya sama anak sg, banyak lah hal yang menguntungkan dari pertemanan gw ini.

Kalo dari segi negatif...........ga ada sih. Sebenernya kayak boros atau hal-hal kayak gitu tergantung orangnya. Dan puji Tuhan gw masih bisa ngontrol diri, kyk dalam segi keuangan atau waktu (gw tau kapan gw harus berenti main dan kapan gw harus belajar, tsahhhh hahahah). Mungkin teman-teman gw yang nonkpop aja yang sering ngeluh gw jadi korean-minded banget, kayak lagi ngmngin apa gw ujung-ujungnya bisa aja gw sambungin ke kpop gitu. Kayak brand misalnya, gw bisa yang kayak "Eh si ini make ini loh wkt disini" hahahaha atau kayak kalo lagi mkn apa "eh lo kyk si ini deh suka makan ini" hahahaha kayak gitu-gitu aja sih paling, teman-teman gw suka kayak yang "terus aja lo" HAHAHAH tapi sejauh ini masih dalam batas wajar sih. Mereka belum yang terlalu ambil pusing kayaknya. Karena gw kayak gitunya juga ga setiap saat, cuma sesekali, dan itupun sama orang yang

Page 129: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

agak tau kpop. Ya intinya gw kayak gitu di situasi, kondisi dan orang yang tepatlah. Hahahahahah.

Page 130: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITI DENGAN RIMA WAHYUNIGRUM (INFORMAN DUA)

Penulis (M) : Pertama kali kamu suka sama budaya populer Korea Selatan itu kapan?

Rima (R) : Suka Korea itu, pertama kali yang bener langsung ngikutin itu,tahun 2009, karena BBF. Aku itu dari kecil emang suka sama sejenis sinetron dan drama. Dari Bollywood, Asia. Dulu sering nnton ‘At The Dolphin Bay’, ‘F4 (Meteor Garden)’ kayakgitu-gitu. Habis itu kan sempet redup tuh drama Asia. Terus muncul lagi, saat itu dikasih tau tuh sama teteh, ‘Ada tuh drama Korea, ini dari Meteor Garden’. Tapi itu tayangnya malam, itu jaman aku masih SMA kelas satu, tidurnya gak malam, jam 9 udah tidur, terus ya udahlah, bela-belain nonton itu sampai malam, ternyata habis BBF ada Coffee Prince. Waktu itu Coffee Prince tayang sampai jam 1, jadi aku gak gitu ngikutin. Habis itu, Indosiar berbaik hati kan,nayangin tiap sore, aku ngikutin tuh tiap sore. Tiap pulang sekolah tuh nonton itu terus setiap hari. Tapi selain nonton drama, aku juga suka downloadsoundtracknya. Drama apapun, aku pasti download soundtracknya, tapi saat itu aku belum suka K-pop. Itu berlangsung sampai aku mau kuliah, nonton drama dan download soundtrack.

Kalo K-pop sendiri, sukanya itu pas ‘He is Beautiful’. Kalau dulu aku nonton drama itu kan gak cari tahu, aktor ini latar belakangnya apa, pernah main drama apa, dia boyband atau girlband mana, lalu kalau misalnya aku download OSTnya, aku juga gak cari tahu dia itu lagunya apa aja. Terus, dari He is Beautiful-lah, terpukau dengan salah satu aktornya, dan lagi karena dramanya soal musik dan band, makanya aku tertarik. Sejak itu, aku penasaran, dia latar belakangnya gimana sih, bener-bener orang musik gak. Ternyata si Jang Geun-seuk penyanyi, terus, Yong-hwa itu band, Hong-ki juga band. Terus, tiba-tiba ada satuscene yang aku pengen tau soal si Yong-hwa ini, dia ini latar belakangnya gimanasih, dari situ aku suka CNBlue. Apalagi pas itu dia juga baru awal-awal debut, sejak itu aku cari tau semua lagunya, dan dari situ suka K-pop. Tapi drama masih lanjut sampai kuliah semester berapa gitu, yang rutin tiap weekend ditonton.

Lalu setelah He is Beautiful itu, ada Dream High. Nah, Dream High itu masuk ke Indonesia gak beda jauh sama di Koreanya, jadi pas di Korea masih tayang, di Indonesia juga udah mulai tayang. Pas itu aku kan penasaran, jadi mulai cari-cari sinopsis episode selanjutnya, cari videonya. Itu pertama kali sampai bela-belain nyari-nyari episode selanjutnya karena penasaran, saat itu udah mulai-mulai mendalami gitu. Di Dream High itu ka nada 2PM, T-ARA gitu, jadi aku cari tahu per-membernya

Page 131: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

lagi, cari tau lagu-lagunya, sejak itu mulailah aku masuk ke dunia K-pop.

M : Ada dampak apa gitu gak karena kamu suka K-pop?

R : Iya, pernah dulu waktu aku benar maniak banget sama K-pop, waktu semester dua. Semua sumber berita kayak Soompi, Allkpop, KoreanIndo, KoreanWaveIndo, semua aku konsumsi. Waktu semester empat aku baru berhasil gak maniak banget. Jadi waktu itu siapa yang baru debut, langsung aku download MVnya, semua lagunya, dan saat itu juga kenal dengan yang namanya fanfiction. Gara-gara fanfiction itu, aku jadi suka semua, dari SuJu, Teen Top,MBLAQ, dan segala macemnya. Sebenarnya aku gak gitu suka sama boyband dan girlband, tapi emang gak bisa dipungkiri, semuanya pasti tertarik karena tampang kan. Dulu, saking konsumtifnya, sampai-sampai gak bisa kalau sehari aja gakdenger K-pop.

M : Berarti kamu juga mengkonsumsinya budaya pop Korea karena tertarik dengan wajah tampan mereka?

R : Awalnya sih mengkonsumsi itu karena tampang dan musiknya oke nih. Soalnya, awalnya aku kan memang tertarik sama musik RnB dari Amerika dan musik pop mereka, dan menurut aku, ya, musik K-pop tuh mirip sama Amerika, tapi lebih menarik musik K-pop. Terus dipengaruhi juga oleh adek aku yang suka juga, jadi meskipun kita jarak jauh, kalau telponan yang diomongin pasti soal K-pop. Biasanya kan nanya kabar gimana, tapi aku gak, kita malah ngomongin si ini baru debut, si ini punya album baru, gitu. Tapi konsumtif ini juga ada sisi positifnya, kita jadi tau aliran lagu, gaya dari antara boyband dan antara menejemen. Kita gak usah liat, dengan denger aja, kita bisa tau ini pasti lagunya menejemen ini nih, gitu.

M : Suka duka karena kamu suka K-pop ada gak?

R : Setelah masuk kuliah, aku ikut ke dalam UKM yang berbau Korea gitu, dari teman-teman di sana akhirnya jadi tau lagu-lagu lain selain dari soundtrack dan CNBlue, Dan ada keuntungan lain kalau sama-sama suka K-pop, kayak waktu pertama kali aku masuk kuliah, karena ada yang tau aku suka K-pop, kita kenalannya gak pake ‘Hai, nama kamu siapa?’ gitu lagi, tapi langsung, ‘Hai, suka K-pop ya?’ dari situ langsung bisa ngobrolin banyak hal. Jadi semua yang sama-sama suka K-pop tuh dianggap kayak teman gitu, dan bisa akrab langsung karena yang diomonginnyambung.

Kekurangannya itu, ya industri sana gak berheti-berhenti update, jadi menarik kita untuk terus konsumtif. Jadi capek sendiri, dan buang waktu juga. Tapi karena dasar awalnya emang suka, jadi mau gimana lagi.

Page 132: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

M : Kamu juga ngikutin perkembangan budaya populer Korea Selatan itu sampai sejauh mana?

R : Kalau dulu itu, ya paling cuma sekadar tau musik dan drama-drama terbarunya doang. Tapi sekarang ini sih, aku mulai tertarik sama sejarah Korea. Aku gak gitu suka sama sejarah, tapi sejak ada drama-drama kolosal yang dikemas dengan menarik, akhirnya aku jadi pengentau, Korea punya kerajaan apa aja sih. Ya macam kerajaan Joseon sama Silla. Sekarang aku lagi sering nyari-nyari soal itu. Terus soal perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan juga.

M : Di Jakarta sendiri kan juga banyak yang suka sama K-pop, menurut kamu gimana tuh?

R : Kalau menurut aku, ini jalur positif untuk menuangkan selera. Bisa sharing-sharing sama yang lain juga soal budaya orang lain, gitu.

M : Tapi bukannya kalau terlalu sering sharing soal budaya negara lain, lama-lama budaya kita sendiri bisa hilang gak tuh kira-kira?

R : Gak lah. Kan kita gak selalu dalam lingkungan penyuka K-pop, ada saatnya kita sama yang lain juga, mungkin teman-teman yang peduli sama budaya kita, jadi ya, gak bakalan hilang. Harusnya kita sendiri juga jangan terlalu menuhankan budaya orang lain, untungnya, aku gak sampai segitu maniaknya. Menurut aku sih, kalau yang suka budaya Korea boleh-boleh aja, tapi mereka juga harus tau batasan sukanya tuh sampai sejauh mana. Kalau dia sendiri gak sadar, ya orang lain yang harus menyadarkan.

M : Kenapa sih budaya populer Korea Selatan itu bisa disukai banyak orang di Jakarta?

R : Menurut aku sihkan dulu sempet ngilang gitu serial dari Asia, abis itu muncullah BBF. Orang Indonesia kan dasarnya suka sama sinetron-sinetron gitu, lalu karena BBF menawarkan sesuatu yang beda dengan selera masyarakat Jakarta yang masih sama. Apalagi setelah BBF, banyak drama-drama lain yang bermunculan, jadi peminatnya semakin banyak lagi. Didukung dengan wajah yang oke-oke. Meskipun ada pemberitaan soal wajah yang dioplas gitu.

M : Sejak kapan kamu jadi pembaca di KoreanWaveIndo?

R : Sejak suka Korea, berarti sejak 2009.

M : Mereka kan punya motto “The Friendliest netbase for Korean Wave Fans in Indonesia”, menurut kamu apakah dalam pemberitaan mereka menarik atau cukup mudah diterima?

Page 133: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

R : Bahasa yang dipakai pun oke, pemberitaannya bagus, dan apa yang mereka beritain itu pasti bener. Kayak misalnya kadang justru mereka doing yang punya. Seperti info kedatangan artis apa, terus mereka juga nge-share nomor penerbangan, jam penerbangan. Mereka sampai bisa tau soal gituan. Info mereka itu, kadang orang lain gaktau, mereka bisa tau duluan gitu.

M : Pernah komentar di situs itu? Kan kita bisa kasih feedback di sana.

R : Pernah dulu. Komentar-komentar fangirling doang sih paling. Itu pun udah gak sering sekarang. Cuma pas berita-berita yang menarik.

M : Kamu memaknai budaya populer Korea Selatan sebagai budaya yang seperti apa?

R : Budaya yang menarik. Menarik karena mereka sendiri juga mengemasnya jadi tontonan yang menarik, entah dari segi lagu, drama, atau idola-idolanya sendiri.

M : Menurut kamu, penggambaran negara Korea Selatan melalui drama dan musik mereka itu gimana?

R : Cara mereka mengkomunikasikan budaya mereka unik, di drama dan musik mereka kan keliatan banget itu miliknya Korea, meskipun kata dosen aku, musik Korea Selatan, macam K-pop tuh bukan milik mereka, memang karena mereka mengikuti perkembangan dari Amerika, tapi mereka berhasil bikin itu jadi milik mereka, dengan kemasan yang baru. Artis-artisnya juga sering ngadain konser ke luar negeri, macam world tourgitu, jadi itu bener-bener teknik pemasaran yang bagus. Komunikasi internasional yang sangat baik.

M : Kamu pernah ikutan nonton konser yang di Jakarta?

R : Iya, nonton. Pertama itu konser MBLAQ, kedua konser Eru, karena dapet tiket gratis, yang ketiga CNBlue. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kan kemarin itu sempet dibatalkan konsernya, karena ternyata ditipu sama promotornya. Waktu itu sempet heboh, karena teman aku yang sudah beli tiket akhirnya duitnya gak dibalikin.

M : Waktu itu nonton konser harga tiketnya berapa tuh?

R : Harga tiketnya satu jutaan.

M : Selain nonton konser kamu juga suka beli pernak-pernik

Korea gitu gak?

Page 134: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

R : Iya, beli. Seperti lightstick, bajunya juga, pin, dan barang-

barang lainnya. Tapi sampai sekarang sih, yang paling mahal

itu ya beli tiket konser.

Page 135: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITI DENGAN SULIANTY (INFORMAN TIGA)

Penulis (M) : Sejak kapan mengenal budaya populer Korea Selatan? Sulianty (S) : Tau soal Korea itu sih dulu gak sengaja, pas tahun 2006. Jadi

waktu itu game online lagi booming banget, dan aku main AyoDance, itu gamenya dari Korea, jadi banyak lagu-lagu K-pop. Lagu-lagunya menarik, terus jadi penasaran, siapa sih yang nyanyi, akhirnya googling penyanyinya juga, dan ternyata boyband TVXQ adalah satu penyanyinya. Karena emang merekanya tampan-tampan, akhirnya aku nyari-nyari info selanjutnya soal boyband itu. Kemudian kenal lah sama Super Junior. Waktu itu, SuJu membernya ada 13 orang, perlu waktu 3 hari buat aku kenalin semua membernya. Sejak itu jadi lebih suka sama SuJu, mungkin karena membernya lebih banyak dan wajahnya lebih beragam kali.

M : Berarti bisa suka sama Korea itu karena wajah mereka yang menarik?

S : Gak gitu juga sih. Awalnya kan suka sama musiknya dulu¸ mungkin faktor keduanya wajah mereka. Memang ada banyak gossip soal artisnya yang di oplas, tapi ya gak ada yang tau juga apakah memang dioplas semua atau ada yang masih wajah-wajah asli. Selain itu juga, konsep video klip mereka, musiknya, pakaian, dan penataan panggungnya beda. Dan terlihat lebih matang daripada boyband dalam negeri yang terkesan ikut-ikutan.

M : Selama suka sama budaya populer Korea itu ada efek negatif dan positifnya gak?

S : Ada. Efek negatifnya itu ya, jadi boros. Sekarang sih udah bisa menahan diri, kalau dulu itu, semuanya dibeliin. Pernak-pernik SuJu, atau boyband yang lagi disuka. Kalau dipikir-pikir, sekarang, duitnya dipakai buat beli pernak-pernik gituan sayang juga. Entah udah berapa yang dihabisin. Tahun 2012 kemarin juga, biar bisa nonton konser SuJu, akhirnya nabung buat ke negara tetangga. (Singapura)

Efek positifnya, pengetahuan bertambah. Kan gak mungkin denger musik tanpa tau arti lagunya, jadi beajar bahasanya juga, sekarang sih¸bukan tertarik sama musik atau dramanya doang, tapi mulai melihat sisi lain, macam sejarah mereka, politiknya

Page 136: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

juga. Dan ternyata menarik juga belajar soal budaya dari negara lain.

M : Sekarang udah bisa bahasa Korea?

S : Yah, udah mulai mengerti sebagian banyak sih, jadi sekarang nonton variety show atau drama juga udah gak perlu pake subtitle lagi. Itung-itung buat belajar.

M : Kenapa pernak-perniknya gak mau dijual aja?

S : Sayang kalau dijual-jualin. Akhirnya ditumpuk doang di rumah, dijadiin koleksi. Poster-posternya juga sayang kalau ditempel. Takut rusak.

M : Sejauh mana sih kamu ngikutin perkembangan budaya populer itu?

S : Dulu sih update banget, semua boyband yang baru keluar diikutin perkembangannya, musiknya di download, MVnya juga di download, drama yang baru keluar di tonton semua, variety show terbaru juga pasti di download, sekarang sih udah gak gitu lagi. Punya waktu senggang juga udah gak banyak. Jadi ya¸ sekarang cuma download lagu dari boyband atau girlband tertentu yang emang sesuai seleranya dengan selera musikku, sama download variety show yang udah gak bisa ditinggal.

M : Maksudnya gak bisa ditinggal tuh gimana? Variety Show apa aja tuh?

S : Ya, udah kecanduan? Karena tayangnya semiggu sekali, downloadnya juga gak berat. Macam, Infinity Challenge, Dad Where Are We Going, sama The Genius. Sekarang ini sih lagi tertarik dengan 2Days 1Night.

M : Kenapa bisa kecanduan sama variety shownya?

S : Mungkin karena selera humornya sama. Selain itu, konsep acara mereka juga menarik, masing-masing variety show punya ciri khas sendiri, dan gak bisa ditiru. Misalnya Infinity Challenge, acaranya udah 9 tahun tayang di Korea, biasanya, acara variety show gak ada yang bisa tahan selama itu. Konsep acara mereka, tiap minggu mereka pasti nyobain tantangan baru. Beberapa episode menariknya, misalnya mereka ikutan lomba bobsleigh tingkat dunia, wrestling, rowing, dan lainnya. Kalau Dad Where Are We Going itu, menceritakan kisah ayah-anak. Ayahnya yang notaben artis, dan jarang dirumah,

Page 137: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

jadi kurang dekat sama anaknya, dalam acara ini, mereka pergi ke desa-desa, tinggal selama 2 hari 1 malam. Ya, semacam pendekatan hubungan ayah-anak lah. Dan itu menarik, karena anaknya masih kecil-kecil, jadi gak mungkin bisa di script. The Genius sendiri acaranya game. Mereka memunculkan orang-orang yang memang ahli dibidangnya, orang-orang jenius, dan dilihat siapa yang bertahan hingga akhir. 2 Days I Night ini, acara yang mengenalkan daerah-daerah yang menarik di Korea Selatan. Menurut aku sih, dari acara televisi aja mereka berusaha mengenalkan budayanya. Dan gak selalu serius, pasti diselingi dengan humor juga.

M : Kalau drama? Kamu ngikutin juga?

S : Sekarang udah gak ngikutin lagi. Paling nonton drama yang memang bagus jalan ceritanya. Dulu sih, semua drama yang baru pasti di tonton. Lama-lama karena industri mereka jalannya cepet, jadi gak kuat ngikutinnya. Jalannya cepet karena, satu judul drama itu paling banyak episodenya sekitar 20-an, jarang banget yang lebih dari itu, kecuali drama kolosal. Tapi uniknya, meskipun jalannya cepet, mereka juga gak kehabisan ide, menurut aku sih, writer di Korea itu, kreatif. Memang, ada jalan cerita yang mirip-mirip, tapi pengemasannya berbeda jadi perasaan pas nonton juga berbeda. Dan dalam drama-drama itu, nilai lebihnya, mereka juga menunjukkan betapa indahnya Korea Selatan sebagai negara empat musim.

M : Berarti menurut kamu mereka sukses menggambarkan negara sebagai sebuah negara yang kaya dalam berbagai budaya populer mereka?

S : Iya. Dalam berbagai acara mereka, pasti diselipkan sedikit pengetahuan tentang negaranya, jadi gak cuma hiburan semata, tapi juga pasti ada pengetahuan. Selain itu, cara mereka mempromosikan budaya mereka ya dengan menggunakan idol-idol yang memang disukai orang dari mana-mana itu. Seperti video Visit Seoul, mereka menggunakan Super Junior dan Girls Generation untuk mempromosikan Korea Selatan. Jadi semuanya bekerja sama untuk mempromosikan negara mereka. Pemerintahannya pun mendukung.

M : Masyarakat Jakarta kan banyak juga yang suka dengan budaya populer Korea Selatan, menurut kamu kenapa mereka bisa tertarik?

Page 138: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

S : Mungkin, karena wajah dan bentuk tubuh yang proposional. Lalu yang ditawarkan oleh budaya populer Korea Selatan itu kan umumnya beda dengan yang ada di dalam negeri, meskipun sekarang dalam negeri juga memproduksi boyband dan girlband, tapi orang lebih tertarik dengan produk Korea, itu bisa jadi karena kemampuan menari dan menyanyi yang lebih dibandingkan dengan yang ada di dalam negeri. Sebelum jadi artis saja mereka sudah menjalani pelatihan bertahun-tahun, bukan sehari langsung jadi.

M : Melihat banyaknya masyarakat Jakarta yang tertarik dengan budaya luar itu, menurut kamu budaya lokal sendiri bisa hilang atau gak?

S : Gak bakalan hilang sih. Meskipun budaya Korea Selatan memang banyak diminati, tapi juga sekarang kan banyak gerakan-gerakan untuk melestarikan budaya sendiri, aku juga, meskipun emang suka dengan budaya Korea, tetap menghargai budaya lokal kok. Kupikir sih,yang lain juga akan gitu. Jadi gak mungkin budaya lokal itu bisa hilang.

M : Kamu memaknai budaya populer Korea Selatan sebagai apa?

S : Sebagai sebuah budaya yang menarik, asik, gak kaku. Packaging produk mereka menarik, cara penyampaiannya menarik, dan menyenangkan. Di tambah, konsep yang ditawarkan berbeda. Kan mereka itu nari, nyanyi di atas panggung, setiap musim, mereka menawarkan konsep yang berbeda, misalnya boyband A menawarkan konsep classy di musim dingin, nanti musim semi, mereka menawarkan konsep yang berbeda lagi, cute, misalnya. Jadi gak kaku. Dan sebagai peminatnya juga jadi penasaran, konsep apa lagi yang akan mereka tawarkan nanti yah, gitu.

Page 139: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITI DENGAN

LEE JUNG-HEE (INFORMAN EMPAT)

Peneliti (M) :오빠는 어떡해 생각해요? 다른 나라에 k-pop의

인기가 이렇게 많은데?

Lee Jung-Hee (JH) : 한국은 연예사업에 돈을 많이 쏟았기때문이

아닐까 SM, JYP 같은 큰회사들이

엄청난자본력으로 가수들이 키워왔가든

연습활을 8년에서 십년까지도 해. 그리고 한국은

상당히 얼굴을 중요시여기가든 성형

천국이라고불리정도야. 노래뿐아니라 한국 여자

가수의 외모를 좋아하는 것같아

M : 오빠가 인도네시아 노래 들어본족있어?

JH :인도네시아 노래도 좋은게 많다고 생각해 margo

city mall에 가면 항살 노래하는 사람들이 있는데

노래 잘하는 시람도 많은거 같아! ㅋ 하지만

인도네시아 노래가 한국에서 인기가 많지는 않을

것 같아.

M : 근데 인도네시아 노래의 멜로디는 어때?

JH : 한국에서는 kpop 과 미국 pop 이 있기가있어.

한국은 미국 노래를 따라가려해. 미국 한국

아시아 이런 순수로 노래가 전달되는 것같아

Page 140: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

M : 오빠는 한국 사람라서 뿌듯하지않아? 아시아

노래가 한국 노래 따라하고있는데?

JH :음 뿌듯하긴 하지만 한국 전통노래가 아니라

미국식노래 이기 때문에 큰 감동은없어, 오히려

Samsung 이나 LG가 큰 mall에 있는 더 뿌듯해.

Terjemahan

Peneliti (M) : Bagaimana menurut Anda? Di negara lain dan Indonesia K-pop memiliki banyak penggemar.

Lee Jung-Hee (JH) : Perusahaan besar di Korea seperti SM, JYP banyak menghabiskan uang untuk menghasilkan artis yang benar-benar bagus. Perusahaan itu kemudian akan mengolah artisnya untuk waktu yang cukup lama, sekitar 8 sampai 10 tahun. Bukan hanya itu saja, Korea juga sangat peduli dengan penampilan, mereka akan menghasilkan artis dengan wajah-wajah bak bidadari. Jadi menurut saya, selain lagu, orang-orang juga tertarik dengan penampilan yang dimiliki oleh setiap artisnya

M : Apakah Anda pernah mendengar lagu Indonesia?

JH : Saya pikir banyak lagu bagus di Indonesia, jika kamu pergi ke Margo City Mall, di sana selalu ada yang menampilkan kemampuannya menyanyi, menurut saya banyak yang mahir bernyanyi di Indonesia! Tetapi di Korea, lagu Indonesia tidak begitu terkenal.

M : Bagaimana dengan melodi yang ada di lagu Indonesia?

JH : Di Korea, lagunya kebanyakan mengikuti perkembangan dari Amerika. Menurut saya

Page 141: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

perkembangan musik sekarang adalah Amerika Korea Asia. Berurutan seperti itu.

M : Sebagai masyarakat Korea, apa yang Anda rasakan? Tidakkah Anda merasa bangga karena lagu Asia mengikuti perkembangan dari Korea?

JH : Merasa bangga, namun tidak begitu bangga, karena perkembangan musik Korea juga mengikuti perkembangan dari Amerika. Saya lebih bangga jika melihat merek Korea seperti Samsung atau LG di mall-mall besar.

Page 142: PEMAKNAAN MENGENAI BUDAYA POPULER KOREA SELATAN …kc.umn.ac.id/1476/1/Monica Aprilda_10120110217_Pemaknaan Budaya Popule… · kisahnya monoton, mereka menawarkan kisah cinta sejati

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama lengkap Monica Aprilda Natasya Lim, atau yang akrab disapa

dengan Monica. Lahir di Pontianak pada tanggal 29 April 1992. Merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara dari ayah yang bernama Jayadi Saputra dan ibu yang

bernama Suyana Sukardi. Peneliti merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi

dengan konsentrasi Jurnalistik dan kini sedang menyelesaikan tugas akhir skripsinya di

Universitas Multimedia Nusantara atau UMN.

Sebelumnya, peneliti menyelesaikan pendidikannya di SMA Maria Mediatrix di

Kotabumi, Tangerang. Selama bersekolah di sekolah menengah, peneliti sempat

menjadi anggota kepengurusan organisasi sekolah selama dua periode. Ketika

melanjutkan pendidikannya di Universitas Multimedia Nusantara, peneliti bergabung

dengan UMN Broadcaster untuk memperdalam ilmu jurnalistik dan mengenal

perangkat jurnalistik dengan lebih mendalam.

Peneliti tertarik mengambil tema mengenai budaya populer Korea Selatan sebagai

tema skripsi ini karena peneliti melihat bahwa saat ini budaya populer Korea Selatan

sedang sangat diminati oleh masyarakat luas. Namun juga ada banyak masyarakat yang

sudah sadar dengan masuknya budaya populer Korea Selatan ke Indonesia sejak dahulu.

Peneliti ingin mengetahui bagaimana mereka memaknai budaya populer Korea Selatan

yang masuk ke Indonesia.

Selain menyelesaikan tugas akhir skripsinya di Universitas Multimedia Nusantara,

peneliti saat ini bekerja sebagai freelance di m&c! comics Gramedia sebagai

penerjemah bahasa Korea-Indonesia.