bab ii tinjauan pustakarepository.poltekkes-tjk.ac.id/1476/3/bab ii.pdf · 2020. 12. 2. ·...

19
5 Politeknik Kesehatan Tanjungkarang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daun Kelor Kelor (Moringa oleifera L.) adalah sejenis tumbuhan dari suku moringaceae. Tumbuhan kelor asli berasal dari India yang dikenal dengan nama sohanjna. Tumbuhan dapat tumbuh banyak diberbagai negara semi-tropis dan tropis salah satunya negara Indonesia dan dikenal dengan nama yang berbeda- beda. Walaupun diketahui tanaman kelor berasal dari India, tetapi pengembangan terluas sebenarnya di Afrika. Salah satu yang paling berjasa dalam pengembangan tanaman kelor adalah Lowell Fugli (Mardiana, 2013). Kelor (Moringa oleifera L.) adalah tanaman yang kecil dengan tingginya dapat mencapai 7 – 12 m. Kelor merupakan tanaman berbatang dan termasuk jenis tanaman berkayu sehingga keras dan kuat, bentuknya bulat, permukaannya kasar dan tumbuh ke atas. Daunnya berwarna hijau sampai hijau kecoklatan.Bentuk daun bundar telur, panjangnya 1 – 3 cm dan lebar 4 mm sampai 1 cm. Akarnya tunggang berwarna putih dan membulat seperti lobak. Bunganya berwarna putih kekuningan dan memiliki lima kelopak yang mengelilingi lima benang sari. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna kecoklatan (Pradana, 2013).Menurut (Kurniawan, 2013) tanaman kelor (Moringa oleifera L.) memiliki umur yang panjang (parenial), batangnya berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, berkulit tipis, permukaan kasar dan batang kayunya getas atau mudah patah. Gambar 1. Daun kelor (Moringa oleifera L.)

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5 Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Daun Kelor

    Kelor (Moringa oleifera L.) adalah sejenis tumbuhan dari suku

    moringaceae. Tumbuhan kelor asli berasal dari India yang dikenal dengan nama

    sohanjna. Tumbuhan dapat tumbuh banyak diberbagai negara semi-tropis dan

    tropis salah satunya negara Indonesia dan dikenal dengan nama yang berbeda-

    beda. Walaupun diketahui tanaman kelor berasal dari India, tetapi pengembangan

    terluas sebenarnya di Afrika. Salah satu yang paling berjasa dalam pengembangan

    tanaman kelor adalah Lowell Fugli (Mardiana, 2013).

    Kelor (Moringa oleifera L.) adalah tanaman yang kecil dengan tingginya

    dapat mencapai 7 – 12 m. Kelor merupakan tanaman berbatang dan termasuk jenis

    tanaman berkayu sehingga keras dan kuat, bentuknya bulat, permukaannya kasar

    dan tumbuh ke atas. Daunnya berwarna hijau sampai hijau kecoklatan.Bentuk

    daun bundar telur, panjangnya 1 – 3 cm dan lebar 4 mm sampai 1 cm. Akarnya

    tunggang berwarna putih dan membulat seperti lobak. Bunganya berwarna putih

    kekuningan dan memiliki lima kelopak yang mengelilingi lima benang sari.

    Bijinya berbentuk bulat dan berwarna kecoklatan (Pradana, 2013).Menurut

    (Kurniawan, 2013) tanaman kelor (Moringa oleifera L.) memiliki umur yang

    panjang (parenial), batangnya berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor,

    berkulit tipis, permukaan kasar dan batang kayunya getas atau mudah patah.

    Gambar 1.Daun kelor (Moringa oleifera L.)

  • 6

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    Menurut Integrated Taxonomic Information System (2017), klasifikasi

    tanaman kelor sebagai berikut:

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Subdivisi : Angiospermae

    Klas : Dicotyledoneae

    Ordo : Brassicales

    Familia : Moringaceae

    Genus : Moringa

    Spesies : Moringa oleifera Lamk.

    Kandungan gizi daun kelor menurut data Tabel Komposisi Pangan

    Indonesia (2017), komposisi gizi pangan dihitung per 100 gram dengan berat

    dapat dimakan (BDD) 65%

    Tabel 1.Kandungan Gizi Daun Kelor

    Kandungan Gizi Nilai Gizi per 100 gramAir (Water) 75.5 g

    Energi (Energy) 92 kkalPotein (Protein) 5.1 g

    Lemak (Fat) 1.6 gKarbohidrat (CHO) 14.3 g

    Serat (Fiber) 8.2 gAbu (Ash) 3.5 g

    Kalsium (Ca) 1.077 mgFosfor (P) 76 mgBesi (Fe) 6.0 mg

    Natrium (Na) 61 mgTembaga (Cu) 0.6 mg

    Seng (Zn) 3.266 mgBeta-karoten (Carotenes) 0.30 mcg

    Thiamin (Vit. B1) 0.30 mgRiboflavin (Vit. B2) 0.10 mg

    Niasin (Niacin) 4.2 mgVitamin C (Vit. C) 22 mg

    Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2017

  • 7

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    B. Tepung Daun Kelor

    Dalam pemanfaatannya agar dapat bertahan lama dan mudah disimpan

    daun kelor dapat diolah setengah jadi dalam bentuk kering ataupun tepung daun

    kelor dapat diproduksi dari daun yang masih muda. Artinya, yang masih berada

    pada tangkai daun ketujuh dari pucuk daunnya. Tepung ini memiliki kandungan

    gizi yang lebih baik. Daun yang lebih tua namun belum menguning juga masih

    bisa digunakan sebagai bahan dasar tepung daun kelor.

    Daun kelor yang telah dipetik kemudian dicuci dengan air bersih,

    kemudian dirunut dari tangkai daun, dan ditebarkan di atas nampan/jaring

    kawat/rak jemuran. Setelah itu, tumpukan daun diratakan sehingga lapiran daun

    hanya berlapis tipis dan dikeringkan menggunakan oven.

    Pengeringan dapat dilakukan dibawah sinar matahari, tetapi biasanya

    memerlukan waktu lama, dan sering banyak gangguan hujan angin dan

    kontaminasi lingkungan.Pengeringan yang bagus (dalam jumlah kecil) dapat

    menggunakan oven dengan suhu 55°C selama kurang lebih 24 jam. Dalam kondisi

    ini, biasanya daun kelor sudah cukup kering. Setelah kering, daun dihancurkan

    menggunakan blender atau penggiling, kemudian disaring (Winarno, 2018)

    Tabel 2.Komposisi Gizi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera)

    Varietas Sulawesi Selatan dalam 100 gram

    Analisis Zat Gizi Komposisi GiziKadar air (%) 10,5Protein (%) 28,25

    B-karoten (Provitamin A) (mg) 11,92Kalsium (mg) 2241,19Zat besi (mg) 35,91

    Magnesium (mg) 28,03Sumber : Winarno, 2018

    C. Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)

    Buah naga merah atau disebut dragon fruit merupakan buah dari sejenis

    tanaman kaktus yang bermarga hylocereus dan selenicereus. Buah ini banyak

    dibudidayakan di negara Jepang, Australia, Israel, dan RRC. Hylocereus

    costaricencis yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan Australia ini memiliki

  • 8

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Rasa

    buah lebih manis dibanding Hylocereus undatus, dengan kadar kemanisan

    mencapai 13-15% briks. Hylocereus polyrhizus tergolong jenis tanaman yang

    cenderung berbunga sepanjang tahun, sayangnya tingkat keberhasilan bunga

    menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai 50% sehingga produktivitas buahnya

    tergolong rendah dan rata-rata berat buahnya hanya sekitar 400 gram (Rahayu,

    2014).

    Gambar 2.Buah Naga Merah

    Buah naga diklasifikasikan sebagai berikut (Rahayu, 2014)

    Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

    Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

    Kelas : Dicotyledone (berkeping dua)

    Ordo : Cactales

    Famili : Cactaceae

    Subfamili : Hylocereanea

    Genus : Hylocereus

    Species : a. Hylocereus polyrhizus (Buah Naga Merah)

    b. Hylocereus costaricensis (Buah Naga Super Red)

    c. Hylocereus undatus (Buah Naga Putih)

    d. Selenicereus megalanthus (Buah Naga Kuning)

    Kandungan gizi daun kelor menurut data Tabel Komposisi Pangan

    Indonesia (2017), komposisi gizi pangan dihitung per 100 gram dengan berat

    dapat dimakan (BDD) 66,5%

  • 9

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    Tabel 3.Kandungan Gizi Buah Naga Merah

    Kandungan Gizi Nilai gizi per 100 gramAir (Water) 85,7 g

    Energi (Energy) 71 kkalPotein (Protein) 1.7 g

    Lemak (Fat) 3.1 gKarbohidrat (CHO) 9.1 g

    Serat (Fiber) 3.2 gAbu (Ash) 0.4 g

    Kalsium (Ca) 13 mgFosfor (P) 14 mgBesi (Fe) 0.4 mg

    Natrium (Na) 10 mgKalium (K) 128.0 mg

    Tembaga (Cu) 0.0 mgSeng (Zn) 0.4 mg

    Beta-karoten (Carotenes) 0 mgThiamin (Vit. B1) 0.50 mg

    Riboflavin (Vit. B2) 0.30 mgNiasin (Niacin) 0.5 mg

    Vitamin C (Vit. C) 1 mgSumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2017

    Tabel 4.Jenis-jenis Buah Naga

    No Jenis BuahNaga Uraian Gambar

    1 Selenicereusmegalanthus(NagaKuning)

    Jenis Tanaman : Kaktus pemanjatSpecies : Selenicereus

    megalanthusNama pasar : buah naga kuningBentuk buah : bulat agak lonjongDaging buah : Warna putih,

    tekstur lunakbertabur biji

    Berat buah : 80-120 gram.1. Memiliki ukuran lebih kecil dari

    buah naga lainnya.2. Memiliki rasa paling manis dari

    jenis buah naga lainnya dengantingkat kemanisan 15-18 briks.

    3. Sangat jarang dibudidayakandan harganya sangat tinggidibanding jenis lainnya

  • 10

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    No Jenis BuahNaga Uraian Gambar

    2 HylocereusUndatus(Buah NagaPutih)

    Jenis Tanaman : Kaktus PemanjatSpecies : Hylocereus

    UndatusNama pasar : buah naga putihBentuk buah : bulat agak lonjongDaging buah : Warna putih,

    tekstur lunakbertabur biji

    Berat buah : 400-500 gram1. Memiliki daging putih dan biji –

    biji hitam yang kontras denganbuah dan kulitnya

    2. Tingkat kemanisan berkisarantara 10-13 briks, artinya lebihrendah dari jenis lainnya.

    3. Memiliki produksi buah palingtinggi dibandingkan denganjenis lainnya.

    3 Hylocereuspolyrhizus(Buah NagaMerah

    Jenis Tanaman : Kaktus PemanjatSpecies : Hylocereus

    polyrhizusNama pasar : buah naga merahBentuk buah : bulatDaging buah : Warna merah,

    tekstur lunakbertabur biji

    Berat buah : 250–400 gram1. Rasa lebih manis dibandingkan

    hylocereus undatus dengankadar kemanisan 13-15 briks.

    2. Memiliki duri yang lebih rapatpada batang dan cabangnya sertaberpostur lebih besar dari buahnaga putih.

    3. Buahnya lebih kecil dari buahnaga putih.

    4. Banyak mengandung betalainsyang dapat dimanfaatkansebagai pewarna makanan danberfungsi sebagai antioksidan.

    4 Hylocereuscostaricensis(Naga SuperMerah)

    Jenis Tanaman : Kaktus PemanjatSpecies: Hylocereus costaricensisNama pasar : buah naga merahBentuk buah : bulatDaging buah : Warna ungu, pekat

    / tua, lunak,

  • 11

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    No Jenis BuahNaga Uraian Gambar

    bertabur bijiBerat buah : 250-600 gram1. Memiliki daging super merah /

    keunguan pekat.2. Tumbuh baik dengan sinar

    matahari yang cukup.3. Tingkat kemanisan 13 - 15 briks

    dengan berat 250-600 gram perbuah.

    D. Es Krim

    Es krim dikenal sebagai makanan padat dalam bentuk beku yang banyak

    digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja,

    dewasa hingga manula. Es krim memiliki rasa yang lezat, manis bertekstur lembut

    dan dalam penyajiannya yang bervariasi (Adimidjaja; dkk, 2011). Selain itu,

    banyak masyarakat yang mengkonsumsi es krim karena kandungan gizinya yang

    tinggi dan banyak dikembangkan dari berbagai bahan alternatif (Aboulfalzli et al.,

    2015). Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat es krim diantaranya yaitu

    susu, lemak susu, bahan kering tanpa lemak, bahan penstabil, pengemulsi, bahan

    pemanis, dan pencita rasa (Padaga; dkk, 2005).

    Es krim mengandung kalsium, protein, fosfor, vitamin, dan mineral

    ditinjau dari kandungan gizinya. Kandungan fosfor dan kalsium pada es krim

    bermanfaat sebagai penjaga kepadatan massa tulang, menccegah osteoporosis,

    kanker, serta hipertensi. Protein adalah zat penting yang berfungsi memperbaiki

    jaringan otot pada tubuh manusia. Es krim mengandung vitamin A, D, K dan B12

    karena berasal dari susu. Vitamin A baik untuk mata, vitamin K berfungsi untuk

    membuka sel darah yang tersumbat dan vitamin B12 berperan dalam

    meningkatkan memori dan sistem saraf sehingga baik untuk pertumbuhan anak

    (Rohmanah, 2013). Es krim juga mengandung lemak dan karbohidrat, dimana

    kedua zat tersebut berfungsi sebagai faktor pembatas terutama bagi penggemar es

    krim yang sedang diet. Cita rasa es krim merupakan faktor yang dapat

    mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen. Bahan baku yang digunakan, bahan

    tambahan makanan yang digunakan dan proses pembuatan maupun proses

    penyimpanan es krim sangat mempengaruhi kualitas dari es krim (Hartatie, 2011).

  • 12

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    Sebagian besar es krim yang telah diproduksi oleh industri makanan berbahan

    baku susu hewani yang banyak mengandung lemak jenuh, sehingga setiap orang

    terkadang tidak mau terlalu sering mengkonsumsinya karena takut gemuk.

    Pada pembuatan es krim, komposisi adonan akan sangat menentukan

    kualitas es krim tersebut nantinya. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas

    tersebut, mulai dari bahan baku, proses pembuatan, proses pembekuan,

    pengepakan, dan sebagainya. Menurut Harris (2011), es krim yang baik harus

    memenuhi persyaratan komposisi umum ICM atau campuran es krim: lemak susu

    10-16%; BKTL 9-12%; bahan pemanis gula 12-16%; bahan penstabil 0-0,4%;

    bahan pengemulsi 0-0,25%, dan air 55-64%.

    Tabel 5.Komposisi Umum Es Krim

    Komposisi KadarLemak susu 10-16%

    Bahan kering tanpa lemak 9-12%Bahan pemanis gula 12-16%

    Bahan penstabil 0-0,4%Bahan pengemulsi 0-0,25%

    Air 55-64%Sumber : Padaga; dkk, 2005

    Metode pembuatan es krim dapat dibedakan menjadi metode konvensional

    dan inkonvensional. Metode konvensional adalah metode sederhana yang

    dilakukan pengadukan dan pendinginan secara tidak bersamaan, dapat

    menggunakan mixer, es batu, dan garam sebagai wadah sekelilingnya. Metode

    inkonvensional adalah metode pembaruan yang dilakukan menggunakan ice

    cream maker sehingga pengadukan dan pendinginan dapat dilakukan secara

    bersamaan. Metode pembuatan dengan mesin menghasilkan produk es krim yang

    lebih baik dari pada metode konvensional (Hartatie, 2011).

    Pengelompokkan es krim berdasarkan kandungan lemak dan komponen

    solid non lemak dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu standar, premium,

    dan super premium. Kategori es krim standar minimal memiliki 10% kadar lemak

    dan 11% kadar padatan bukan lemak, es krim premium memiliki 15% kadar

    lemak dan 10% kadar solid non lemak, sedangkan es krim super premium

    memiliki 17% kadar lemak dan 9,25% kadar solid non lemak (Hartatie, 2011).

  • 13

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    E. Bahan Pembuatan Es Krim

    1. Lemak Susu

    Lemak biasa dikatakan sebagai bahan baku es krim buah naga, lemak

    yang terdapat pada es krim buah naga berasal dari susu segar yang disebut

    krim. Lemak susu berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi es krim buah naga,

    menambah cita rasa, menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut,

    membantu memberikan bentuk dan kepadatan, serta memberikan sifat meleleh

    yang baik. Kadar lemak dalam es krim yaitu antara 10% sampai 16% (Harris,

    2011).

    2. Susu Skim

    Bahan kering susu tanpa lemak berfungsi untuk meningkatkan

    kandungan padatan di dalam es krim buah naga sehingga lebih kental. Bahan

    kering susu tanpa lemak juga penting sebagai sumber protein sehingga dapat

    meningkatkan nilai nutrisi es krim buah naga. Unsur protein dalam pembuatan

    es krim buah naga berfungsi untuk menstabilkan emulsi lemak setelah proses

    homogenisasi, menambah cita rasa, membantu pembuihan, meningkatkan dan

    menstabilkan daya ikat air yang berpengaruh pada kekentalan dan tekstur es

    krim buah naga yang lembut. Sumber bahan kering susu tanpa lemak antara

    lain susu skim, susu kental manis, dan bubuk whey. Kadar skim dalam es krim

    yaitu antara 9% sampai 12% (Harris, 2011).

    3. Gula

    Es krim buah naga membutuhkan gula dalam jumlah banyak. Gula

    yang dipakai untuk pembuatan es krim buah naga meliputi semua jenis gula

    sesuai dengan selera, selain menghasilkan es krim buah naga yang halus lebih

    mudah dicampur dengan bahan lain. Gula Bubuk (Icing Sugar atau

    Confectioners Sugar) mengalami proses penghalusan sehingga berbentuk

    bubuk. Kadang disebut juga dengan tepung gula. Karena mudah larut, gula ini

    cocok digunakan untuk membuat krim atau menjadi taburan padacakeatau kue

    kering. Gula bubuk ada yang mengandung pati jagung sehingga tidak mudah

    menggumpal (Dewi, 2012).

  • 14

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    4. Penstabil

    Bahan penstabil berfungsi menjaga air di dalam es krim agar tidak

    membeku besar dan mengurangi kristalisasi es. Bahan penstabil yang umum

    digunakan dalam pembuatan es krim dan frozen dessert yang lain adalah CMC

    (carboxy methyl cellulose), gelatin, Naalginat, karagenan, gum arab, dan

    pektin (Didinkaem, 2006).

    Zat penstabil memiliki peranan sebagai penstabil dalam proses

    pencampuran bahan baku es krim, menstabilkan molekul udara dalam adonan

    es krim, dengan demikian air tidak akan mengkristal, dan lemak tidak akan

    mengeras. Zat penstabil juga bersifat mengentalkan adonan, di samping itu zat

    penstabil dapat membentuk selaput yang berukuran mikro untuk mengikat

    molekul lemak, air dan udara. Berbagai jenis zat penstabil ini diduga akan

    memberi pengaruh yang berbeda kepada mutu es krim.

    Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan es krim adalah CMC.

    CMC sangat baik digunakan untuk memperbaiki kenampakan tekstur dari

    produk berkadar gula tinggi. Sebagai pengental, CMC mampu mengikat air

    sehingg molekul-molekul air tertangkap dalam struktur gel yang dibentuk oleh

    CMC. Bahan pengikat yang sering digunakan selain CMC yaitu gelatin dan

    agar-agar (Primarasa, 2010). Batas penggunaan CMC (carboxy methyl

    cellulose) pada es krim yaitu 10 gr/kg.

    5. Air

    Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air

    dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasa makanan. Kandungan

    air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya

    tahan bahan itu. Air sangat menentukan pengolahan makanan, tanpa air

    pengolahan makanan tidak dapat berlangsung. Air pada pengolahan juga dapat

    berfungsi sebagai penghantar panas dan pelarut (Faridah; dkk, 2008).

    F. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan Saat Proses Pembuatan Es Krim

    1. Homogenisasi pada Pembuatan Es Krim

    Es krim merupakan sistem polikimia yang kompleks, yang

    mengandung globula lemak, gelembung udara, dan kristal es dimana

  • 15

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    komponen tersebut terdispersi atas protein, galam, dan polisakarida dalam

    keadaan koloid yang membeku. Lemak berperan penting dalam stabilisasi

    struktur es krim dengan membentuk jaringan glogula lemak di sekitar

    gelembung udara. Struktur lemak dan karakteristik suhu merupakan faktor

    pentng pada pembentukan sifat es krim selama proses pembekuan (Kumar,

    2013). Suhu yang baik untuk homogenisasi sekitar 71°C (Saleh, 2004).

    Untuk itu, perlu dilakukan homoenisasi dari semua komponen kimia

    pada bahan-bahan pembuat es krim. Homoenisasi dari pengocokan es krim

    dimaksudkan untuk mengurangi semua ukuran lemak menjadi ≤ 2 µm atau

    disebut juga dengan globula. Kerugian pada produk akhir yang disebabkan

    oleh homogenisasi yang tidak mencair dan sebagainya. Contoh perlakuan

    homogenisasi yang tidak tepat adalah tekanan terlalu tinggi atau rendah,

    terlalu banyak gumpalan lemak dan protein susu yang tidak stabil (Saleh,

    2004).

    2. Pendinginan dan Pemeraman

    Adonan didinginkan pada suhu 0-4°C setelah dihomogenkan dan

    diletakkan di dalam tempat penyimpanan refrigerator. Untuk menjaga kualitas

    adonan, suhu lebih dingin lebih baik. Pemeraman merubah kemampuan

    pengocokan adonan menjadi sebaik tekstur es krim akhir. Pemeraman

    membuat lemak dan protein susu menjadi kristal dan bahan penstabil

    menyerap air bebas sebagai air hidrasi. Protein susu dan penstabil protein

    membutuhkan beberapa jam untuk menyerap air sebagai hidrasi. Adonan

    membutuhkan waktu untuk diperam 24 jam. Bila diperam hanya 2-4 jam

    hasilnya tidak nyata (Saleh, 2004).

    Waktu yang dibutuhkan untuk pembekuan dipengaruhi oleh beberapa

    faktor: 1. Variasi komposisi adonan, 2. Metode pengolahan adonan, 3. Rasa

    (flavor) bahan yang ditambahkan (Saleh, 2004).

    3. Daya Tahan Meleleh

    Daya leleh juga merupakan hal yang sangat penting terhadap kualitas

    sensorik es krim yang dapat dinilai dari tampilan fisik dan rasa di mulut.

    Penyimpanan pada daya leleh dapat membuat es krim tampak rusak (kurang

  • 16

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    baik). Waktu ketahanan daya leleh tergantung pada formulasi es krim,

    terutama pada elmusifier alaminya. Lemak yang teragregasi dengan baik

    merupakan faktor kontribusi utama terhadap ketahanan daya leleh es krim

    yaitu dengan cara membentuk jaringan antara lemak, protein atau stabilizer

    lain. Selain itu, daya es juga dikontrol dengan suhu luar dan tingkat

    perpindahan panas (Kumar, 2013).

    Ketahanan daya leleh diperoleh dengan persamaan: semakin

    viskositasnya meningkat maka daya tahan leleh dan kelembutan semakin

    meningkat pula. Waktu meleleh yang lambat menunjukan stabilisai yang baik,

    hal ini dapat dikoreksi dengan mengurangi jumlah stabilizer dan/atau

    emulsifier (Kumar, 2013).

    4. Overrun

    Jumlah udara yang tergabung dalam es krim di ekspresikan sebagai %

    overrun, dengan kata lain pengembangan volume yaitu kenaikan es krim

    antara sebelum dan sesudah pembekuan. Es krim berkualitas premium

    mengandung lebih sedikit gelembung udara (Saleh, 2004).

    Overrun es krim sangat penting karena dua faktor:

    a. Pengaruh pada sifat, tekstur dan palabilitas es krim.

    b. Berhubungan dengan hasil dan keuntungan es krim pada akhirnya.

    G. Zat Besi

    Kandungan besi dalam badan sangat kecil yaitu 35 mg per kg berat badan

    wanita atau 50 mg per kg berat badan pria. Besi dalam tubuh sebagian terletak

    dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti dari

    atom besi.Sebuah molekul hemoglobin terdapat empat heme. Selain dalam sel

    darah merah besi juga terdapat dalam sel-sel otot, khususnya hemoglobin.

    Berbeda dari hemoglobin terdiri dari satu pigmen heme untuk setiap protein

    (Winarno, 1992).

    Besi mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh yaitu sebagai alat

    angkut oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron

    dalam sel dan sebagai bagian terpadu sebagai reaksi enzim di dalam jaringan

    tubuh (Almatsier, 2009). Konsumsi zat besi dari makanan rata-rata 10-15 mg

  • 17

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    perhari sebesar 0,5-1,5 mg dapat diserap tubuh. Penyerapan zat besi bervariasi

    menurut jenis makanan (zat besi dari makanan hewani lebih baik penyerapannya

    dibandingkan zat besi dari makanan nabati), adanya zat pemacu penyerapan

    (Vitamin C) dan penghambat (kalsium, fosfat, asam fitrat), serta status besi tubuh

    (Sandjaja; dkk, 2009).

    Jumlah besi yang dikeluarkan tubuh sekitar 1,0 m per hari, untuk setiap

    wanita masih ditambah 0,5 mg hilang karna menstruasi (Winarno, 1992). Karna

    jumlah besi yang diserap hanya sekitar 10, maka konsumsi yang dianjurkan untuk

    anak usia 1-3 tahun 8 mg, anak usia 4-6 tahun 9 mg besi, anak usia 7-9 tahun 10

    mg besi, remaja laki-laki sebesar 19 mg, laki-laki dewasa membutuhkan besi

    sebesar 13 mg dan pada remaja perempuan kebutuhan meningkat menjadi 26 mg,

    perempuan dewasa membutuhkan besi sebesar 12 mg. Jumlah kebutuhan besi

    akan meningkat pada kondisi hamil dan menyusui (Kementrian Kesehatan RI,

    2013).

    Kekurangan zat besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah,

    letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya

    kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan

    luka.Disamping itu kemampuan belajar mengatur suhu tubuh menurun.Sedangkan

    kelebihan besi jarang terjdi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh

    suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung

    meningkat, sakit kepala, mengigau dan pingsan (Almatsier, 2009).

    Penetapan zat besi dilakukan sebagai bagian dalam usaha pencantuman

    informasi kadar zat besi pada label pangan serta mengetahui apakah produk

    makanan sudah memenuhi persyaratan SNI yang telah ditetapkan. Percobaan kali

    ini menetapkan kadar zat besi pada produk es krim buah naga dengan

    penambahan tepung daun kelor dengan perhitungan manual menggunakan TKPI.

    H. Uji Organoleptik

    Mutu organoleptik adalah kualitas dari suatu produk berdasarkan penilaian

    terhadap atribut-atribut produk dengan menggunakan organ tubuh manusia yaitu

    panca indera. Atribut-atribut yang biasanya dinilai adalah rasa, warna, aroma, dan

    tekstur. Rasa produk dinilai dengan indera perasa lidah, warna produk dinilai

    dengan indera penglihatan mata, aroma produk yang dengan indera penciuman

  • 18

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    hidung, tekstur produk dinilai dengan indera peraba kulit dan indera pendengaran

    telinga.

    Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam panel, yaitu panel

    perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel tak terlatih,

    panel konsumen, dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut

    didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian organoleptik.

    a. Panel perseorangan : merupakan seseorang yang sangat ahli karena

    mempunyai kepekaan spesifik tinggi (bakat lahir/latihan) panel ini menguasai

    metode uji organoleptik dengan baik, sangat mengenal sifat bahan yang akan

    dinilai, sehingga mampu mengenali penyimpanan yang kecil dan mengenal

    penyebabnya.

    b. Panel terbatas : panel ini terdiri atas 3-5 orang, yang mempunyai kepekaan

    tinggi, namun lebih rendah dibandingkan panel perseorangan. Panel ini

    dibentuk untuk menghindari bias dari panel perseorangan. Semua panelis

    mengenal faktor-faktor tertentu dalam sensori. Keputusan diambil

    berdasarkan hasil diskusi. Dominasi dari seorang anggota harus dihindari

    pada panel ini untuk mendapatkan hasil penilaian yang objektif.

    c. Panel terlatih : beranggotakan 15-25 orang, panel ini bertugas menilai

    beberapa sifat rangsangan. Panel ini memiliki kepekaan tidak setinggi panel

    terbatas, sehingga perlu seleksi dan latihan dalam pemilihannya.

    d. Panel agak terlatih :beranggotakan 15-25 orang, panel ini mengetahui sifat

    sensori setelah penjelasan dan latihan yang tidak rutin, sehingga jika ada data

    yang menyimpang maka tidak digunakan. Contoh panel ini adalah

    mahasiswa/personalia di perusahaan yang dipilih.

    e. Panel tidak terlatih : terdiri dari orang awam dengan jumlah lebih dari 25

    orang. Panel ini dipilih berdasarkan suku, jenis kelamin, status sosial,

    pendidikan. Panel ini hanya dapat menilai sifat sensori yang sederhana seperti

    uji penerimaan atau kesukaan.

    f. Panel konsumen : merupakan target pemasaran dari produk yang terdiri dari

    30-100 orang. Panel ini harus bisa mewakili target pasar berdasarkan

    kelompok/daerah tertentu. Penilian mutu organoleptik dapat dilakukan di

    pasar ataupun door to door.

  • 19

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    g. Panel anak-anak : anak-anak usia 3-10 tahun dapat memberikan penilaian

    mutu organoleptik sederhana seperti kesukaan terhadap produk kesukaan

    anak-anak, namun dalam pelaksanaannya perlu dilakukan dengan tahap-

    tahapan, sehingga si anak siap, dan perlu alat bantu untuk memberikan

    penilaian (Setyaningsih, 2010).

    I. Pengujian pemilihan/penerimaan (prefelence test/acceptance test)

    Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau

    kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Pada uji ini panelis

    mengemukakan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau

    tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensori tau qualitas yang dinilai.Uji

    penerimaan ini meliputi :

    a. Uji kesukaan/uji hedonik : pada uji panelis mengemukakan tanggapan pribadi

    suka atau tidak suka, disamping itu juga mengemukakan tingkat kesukaannya.

    Tingkat kesukaan disebut juga skala hedonik. Skala hedonik ditransformasi

    ke dalam skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan.

    Dengan data numerik tersebut dapat dilakukan analisa statistik.

    b. Uji mutu hedonik : pada uji panelis menyatakan kesan pribadi tentang baik

    atau buruk (kesan mutu hedonik). Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari

    kesan suka atau tidak suka, dan dapat bersifat lebih umum (Susiwi, 2009).

  • 20

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    J. Kerangka Teori

    Gambar 3.Kerangka Teori Es Krim Buah Naga dengan Penambahan Tepung Daun KelorSumber : (A) Riskesdas, 2018, (B) Arisman, 2010, (C) Rahmawati; dkk, 2016,

    (D) Yahya, 2017

    Masalah Gizi diIndonesia : (A)

    Anemia pada RemajaPutri

    Penanggulangan masalah gizi anemiadapat dilakukan dengan cara : (B)

    Konsumsi Makanan Tinggi ZatBesi

    Konsumsi Suplemen Zat Besi

    Peningkatan kandungan (Nutrifikasi)zatbesi pada produk makanan : (C) Fortifikasi Restorasi Substitusi

    Pemberian makananselingan (dessert) kaya

    zat besi

    Diversifikasi produk olahanpangan (es krim buah naga) :- Karbohidrat- Protein- Lemak- Serat- Zat Besi (Fe)- Vit C

    Daun Kelor(Morina oleifera)

    Tepung daun kelor

    Pencampuran bahan

    Bahan pembuatan es krim : (D) Susucair, susu bubuk, kental manis, tepung

    maizena, air hangat, cake emulsion(SP), vanila essence

    Es Krim Buah Naga

  • 21

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    K. Kerangka Konsep

    Variabel Bebas Variabel Terikat

    Keterangan :

    = Variabel yang tidak diuji

    = Variabel yang diuji

    Gambar 4.Bagan Kerangka Konsep Pembuatan Es Krim Buah Naga dengan Penambahan

    Tepung Daun Kelor

    Penambahan tepung

    daun kelor dengan

    formula F1 (0%), F2

    (2,5%), F3 (5%), F4

    (7,5%) dan F5 (10%)

    Tepung Daun Kelor

    Uji hedonik :

    - Warna

    - Rasa

    - Aroma

    - Tekstur

    - Penilaian

    secara

    keseluruhan

    - Zat besi

    Analisa kadar zat besi pada es krim

    buah naga dengan penambahan

    tepung daun kelor yang paling

    disukai dan dibandingkan dengan es

    krim buah naga yang tidak

    ditambahkan tepung daun kelor.

    Es Krim Buah

    Naga

  • 22

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    L. Definisi Operasional

    Tabel 6.Definisi Operasional Kajian Pembuatan Es Krim Buah Naga dengan Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai

    Alternatif Makanan Selingan (Dessert) Kaya Zat Besi Bagi Remaja Putri

    No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala1 Variable bebas :

    Presentasetepung daunkelor

    Jumlah tepung daun kelor yangditambahkan dalam pembuatan eskrim buah naga

    Penimbangan TimbanganDigital

    Formula :- F1 (0%)- F2 (2,5%)- F3 (5%)- F4 (7,5%)- F5 (10%)

    Rasio

    2 Variable terikat :a. Warna

    Penilaian secara organoleptikyang dilakukan oleh panelisdengan menggunakan indrapenglihatan yaitu mata terhadapsampel produk es krim dengankriteria penilaian

    Mengamati LembarKuesioner

    5 = sangat suka4 = suka3 = biasa saja2 = tidak suka1= sangat tidak suka

    Ordinal

    b. Aroma Penilaian secara organoleptikyang dilakukan oleh panelisdengan menggunakan indrapenciuman yaitu hidung terhadapsampel produk es krim dengankriteria penilaian

    Menciumproduk sampel

    LembarKuesioner

    5 = sangat suka4 = suka3 = biasa saja2 = tidak suka1 = sangat tidak suka

    Ordinal

    c. Rasa Penilaian secara organoleptikyang dilakukan oleh panelisdengan menggunakan inderaperasa yaitu lidah terhadapsampel produk es krim dengankriteria penilaian

    Mencicipi LembarKuesioner

    5 = sangat suka4 = suka3 = biasa saja2 = tidak suka1 = sangat tidak suka

    Ordinal

  • 23

    Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

    d. Tekstur Penilaian secara organoleptikyang dilakukan menggunakanindra perasa yaitu lidah terhadapsampel produk es krim dengankreteria penilaian

    Menyendokproduk

    kemudiandirasakanteksturnya

    LembarKuesioner

    5 = sangat suka4 = suka3 = biasa saja2 = tidak suka1 = sangat tidak suka

    Ordinal

    e. PenerimaanKeseluruhan

    Penilaian secara organoleptikyang dilakukan oleh panelisdengan berdasarkan hasilpenerimaan keseluruhan yangmeliputi warna, aroma, rasa, dantekstur terhadap produk es krimdengan kriteria penilaian

    Observasi LembarKuesioner

    5 = sangat suka4 = suka3 = biasa saja2 = tidak suka1 = sangat tidak suka

    Ordinal

    3 KandunganEnergi, Protein,Lemak,Karbohidrat,dan Zat Besi

    Jumlah kandungan energi,protein, lemak, karbohidat, danzat besi pada produk es krim yangpaling disukai dengan kontrol(F1)

    Perhitunganmanual

    TKPIKalkulator

    Kandungan energi(kkal/40 g), protein,lemak, karbohidat(gram/40 g), dan zatbesi (mg/40 g) dalames krim yang palingdisukai dengan kontrol(F1)

    Rasio

    4 Food Cost Harga produk es krim denganpenambahan tepung daun kelordan tanpa penambahan tepungdaun kelor

    Perhitunganmanual

    Kalkulator - Standar Food Cost =40% X Total Biaya

    - Total Biaya = StandarFood Cost : 40 x 100

    - Harga Jual =TotalBiaya : JumlahProduk

    Rasio