pengaruh brand image vanity seeking, … · beberapa klinik kecantikan yang terkenal di yogyakarta...
TRANSCRIPT
PENGARUH BRAND IMAGE, VANITY SEEKING,
MATERIALISM, DAN KELOMPOK ACUAN PADA MINAT
BELI ULANG JASA KLINIK KECANTIKAN
TESIS
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh:
Liendah F Oktavia
132222207
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH BRAND IMAGE, VANITY SEEKING,
MATERIALISM, DAN KELOMPOK ACUAN PADA
MINAT BELI ULANG JASA KLINIK KECANTIKAN TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan Oleh:
Liendah F. Oktavia
132222207
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEⅣIBAR PERSETU:顧 ANDOSEN PEⅣIBIルIBING
PENGARUH a&4Ⅳ D ttAGE;Z4fⅥ Frys醐囲響Ⅳc,
壼A=勘鯉ИZ【滋 ,DAN KELOpIPOK ACUAN PADA P願ATBELI ULANG JAtt KLDttIK KECANTIKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEⅣlBAR PENGESAHAN
PENGARUH Bゆ 懃 GE,シう型Ⅵ「FYS副囲霊ⅣC,
″И衝□υИ壼駆 ,DAN KELOMPOK ACUAN PADA R/11NATBELI ULANG JASA KLNIK KECANTIKAN
C)ichi
Lielldah F.Oktavia132222207
Tesis llli tcldl dipcrtahallka〕 pada 22」 tini 2016
ji yang terdiri tlari:
Penguji Ahli
sebagai saiah
lv{agi ster lv{an ajemen
Unrrrersitas Sanata DhannaKetua Prcgram Studi
PrabOwO,ⅣI B.Aゃ Ph D.
111
\.{agister \{atta-iemctt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pemah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
i2016
Liendah F Oktavia
1V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEⅣIBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILⅣIIAⅡ UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ IIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
Nomor Mahasiswa
:Liendah F Oktavla
:132222207
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Brand Image, Vanity Seeking, Materialism, dan Kelompok Acuan
Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan, beserta perangkat yang
diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di Lrternet atavmedia lain untuk kepentingan akademis
tutpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
2016Pada tanggal :22 htnr
Yang menyatakan
( Liendah F Oktavia )
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Brand
Image, Vanity Seeking, Materialism, dan Kelompok Acuan Pada Minat Beli
Ulang Jasa Klinik Kecantikan”. Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Studi Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis tesis ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak T. Handono Eko Prabowo, M.B.A, Ph.D, selaku Kepala Prodi
Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D, selaku dosen pembimbing yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
3. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Magister
Manajemen, Universitas Sanata Dhrama yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan.
4. Papa dan mamaku tercinta Sutikno dan Indah Yani, yang selalu
mendoakan nonik selalu, memberikan semangat, dukungan, motivasi,
nasihat agar cepat menyelesaikan tesis, kasih sayang, cinta kasih yang
sangat besar. Terima kasih papa dan mama.
5. Y.B. Dwi Krisnanto Prasojo, S.T., terima kasih untuk semangat,
motivasi, dukungan, nasihat, kesabaran, kasih sayang yang sudah
diberikan, dan dengan setia mendengarkan keluh kesahku selama
pengerjaan tesis ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberikan, dan dcngan setia mendengarkan kcluh kcsJJOじ sclalna
pengettaan tCSiS ini。
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangan karena keterbatasan
dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun daipara pembaca guna menyempurnakan tesis
ini. Semoga tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-
rekan dalam menyusun tesis maupun penelitian Ilmiah.
Yogyakarta,22funi 2016
Licndah F.Oktavia
Vll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
ABSTRACT ................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Batasan Penelitian ..................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 7
BAB II TINJUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 9
A. Landasan Teori .......................................................................... 9
1. Brand Image ......................................................................... 9
2. Perilaku Pembelian Konsumen ............................................ 10
3. Vanity Seeking ..................................................................... 13
4. Materialsm ............................................................................ 14
5. Kelompok Acuan………………………………………… 16
6. Proses Keputusan Pembelian ............................................... 17
7. Minat Beli Ulang .................................................................. 22
B. Hipotesis .................................................................................... 23
C. Kerangka Konseptual Penelitian .............................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28
A. Desain Penelitian ...................................................................... 28
B. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................... 28
C. Jenis Data .................................................................................. 29
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 30
F. Variabel Penelitian .................................................................... 31
G. Definisi Operasional ................................................................. 32
H. Teknik Pengujian Instrumen ..................................................... 35
I. Teknik Analisis Data................................................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 41
A. London Beauty Centre .............................................................. 41
B. Naavagreen Natural Skin Care.................................................. 46
C. Natasha Skin Care ..................................................................... 50
D. Larissa Aesthetic Center ........................................................... 54
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 62
A. Uji Instrumen Penelitian ........................................................... 62
B. Analisis Deskriptif Data Responden ......................................... 65
C. Analisis Deskriptif atas Variabel Penelitian ............................. 70
D. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 76
E. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 79
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 111
A. Kesimpulan ............................................................................... 111
B. Implikasi Manajemen................................................................ 112
C. Implikasi Untuk Penelitian Lanjutan ........................................ 114
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 115
LAMPIRAN 1: KUESIONER ....................................................................... 119
LAMPIRAN 2: VALIDITAS&RELIABILITAS ........................................ 126
LAMPIRAN 3: KARAKTERISTIK RESPONDEN .................................. 131
LAMPIRAN 4: ASUMSI KLASIK .............................................................. 135
LAMPIRAN 5: REGRESI BERGANDA .................................................... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar II.1 Perilaku Pembelian Konsumen ............................................ 12
Gambar II.2 Model Perilaku Konsumen .................................................. 13
Gambar II.3 Model Lima tahap Proses Pembelian Konsumen ................ 18
Gambar II.4 Kerangka Konseptual Penelitian .......................................... 27
Gambar IV.1 Logo London Beauty Centre ................................................ 41
Gambar IV.2 Logo Naavagreen Natural Skin Care .................................... 46
Gambar IV.3 Logo Natasha Skin Care ....................................................... 50
Gambar IV.4 Logo Larissa Aesthetic Center ............................................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman Tabel V.1 Hasil Uji Validitas .................................................................. 63
Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 64
Tabel V.3 Usia Responden ...................................................................... 66
Tabel V.4 Pendidikan/Pekerjaan ............................................................. 67
Tabel V.5 Pendapatan .............................................................................. 68
Tabel V.6 Klinik Kecantikan .................................................................. 69
Tabel V.7 Frekuensi ................................................................................ 70
Tabel V.8 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .................................. 71
Tabel V.9 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................... 78
Tabel V.10 Hasil Uji Regresi Berganda;Natasha Skin Care ..................... 80
Tabel V.11 Hasil Uji Regresi Berganda;London Beauty Centre .............. 81
Tabel V.12 Hasil Uji Regresi Berganda;Larissa Aesthetic Center ............ 82
Tabel V.13 Hasil Uji Regresi Berganda;Naavagreen Natural Skin Care .. 83
Tabel V.14 Hasil Uji Regresi Berganda;Untuk semua Klinik................... 84
Tabel V.15 Hasil Uji R2 dan Adjusted R
2 ................................................ 85
Tabel V.16 Hasil Uji Statistik t;Klinik Kecantikan ................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Judul Halaman
Diagram V.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................... 77
Diagram V.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................. 79
Diagram V.3 Perception Map Klinik Kecantikan ................................... 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
“Pengaruh Brand Image, Vanity Seeking, Materialism, dan
Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik
Kecantikan”
Liendah F. Oktavia
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) brand image berpengaruh
pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, 2) karakteristik konsumen, yaitu
vanity seeking, pengaruhnya pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, 3)
karakteristik konsumen, yaitu materialism, pengaruhnya pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan, 4) kelompok acuan, pengaruhnya pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan. Populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen yang pernah
menggunakan jasa klinik kecantikan di Yogyakarta yaitu Natasha Skin Care,
London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin
care dengan jumlah sampel 200 responden. Teknik sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Uji validitas menggunakan analisis faktor
(Explanatory factor Analysis) dan uji reliabilitas menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah
analisis regresi linear berganda dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan, 2) vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan, 3) materialsme berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan, dan 4) kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli
ulang jasa klinik kecantikan.
Kata kunci: brand image, vanity seeking, materialism, kelompok acuan, minat
beli ulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
“The Influence of Brand Image, Vanity Seeking, Materialism,
and Reference Group towards Repurchase Intention on Beauty
Clinic Service”
Liendah F. Oktavia
Sanata Dharma University
2016
This research aims to find out 1) the influence of brand image towards
repurchase intention on beauty clinic service, 2) characteristic of consumer,
which is vanity seeking, its influence towards repurchase intention on beauty
clinic service, 3) characteristic of consumer, which is materialism, its influence
towards repurchase intention on beauty clinic service, 4) the influence of
reference group towards repurchase intention on beauty clinic service. The
sample of this research are consumers who have used the beauty clinic service in
Natasha Skin Care Yogyakarta, London Beauty Clinic Yogyakarta, Larissa
Aesthetic Centre Yogyakarta, and Naavagreen Natural Skin Care Yogyakarta,
with the total of 200 respondents. The sampling technique used is purposive
sampling. The validity test uses explanatory factor analysis and reliability test
uses Cronbach’s Alpha formula. The data analysis technique which is used in this
reseach is linear multiple regression analysis with t-test. The result of the research
shows that 1) brand image has positive influence towards repurchase intention on
beauty clinic service, 2) vanity seeking has positive influence towards repurchase
intention on beauty clinic service, 3) materialism has negative influence towards
repurchase intention on beauty clinic service, 4) reference group has positive
influence towards repurchase intention on beauty clinic service.
Keywords: brand image, vanity seeking, materialism, reference group,
repurchase intention
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu
ada dalam setiap manusia. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki
penampilan yang sempurna. Bukan hanya dalam berpakaian, namun juga
kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam
berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang
dapat membuat wanita menjadi lebih percaya diri.
Kebutuhan seseorang untuk melakukan perawatan akan memberikan
pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di Indonesia.
Industri bisnis kecantikan memiliki potensi yang tinggi di pasar Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara dasar potensi besar dalam industri
kecantikan yang pertumbuhannya hingga tahun 2016 diperkirakan 20%
(www.ekbis.sindonews.com, 2015).
Klinik-klinik kecantikan di Yogyakarta ini menarik untuk dikaji,
karena menumbuhkan isu kuat mengenai besarnya kebutuhan perempuan-
perempuan Jogja untuk merawat kulitnya agar lebih terlihat “cantik”. Terdapat
beberapa klinik kecantikan yang terkenal di Yogyakarta seperti Natasha Skin
Care, London Beauty Centre, Erha Clinic, Larissa Aesthetic Center,
Naavagreen Natural Skin Care, Klinik Estetika, dan masih banyak lagi klinik
kecantikan lainnya. Klinik-klinik kecantikan tersebut berlomba-lomba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menawarkan konsep yang semakin modern dengan pilihan jasa perawatan
yang beragam.
Persaingan ketat yang timbul akibat banyaknya perusahaan yang
bergerak di dalam industri klinik kecantikan, akan mempengaruhi sebuah
perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan menjaga brand image
perusahaan. Agar dapat bertahan, perusahaan tersebut dituntut untuk lebih
memperhatikan keinginan, kebutuhan, dan kepuasan konsumen agar konsumen
terus membeli dan menggunakan jasa klinik kecantikan.
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
faktor internal (Hawkins et al., 2013). Faktor eksternal di antaranya terdiri
atas budaya, sub-budaya, demografi, pengaruh sosial (status sosial, kelompok
acuan, keluarga, teman, dan lain lain), sedangkan faktor internal di antaranya
terdiri dari persepsi, pembelajaran, memori, alasan, kepribadian, emosi, dan
perilaku serta aktivitas pemasaran (marketing activities).
Adanya intensitas persaingan yang ketat di antara klinik-klinik
kecantikan membutuhkan pengambilan keputusan yang didukung analisis
upaya pemasaran perusahaan dan karakteristik konsumen dari produk atau
jasa. Upaya pemasaran perusahaan khususnya dalam penelitian ini yaitu brand
image, dan karakteristik konsumen antara lain vanity seeking, materialism dan
kelompok acuan.
Koubaa (2008) menyatakan brand image adalah persepsi emosional
konsumen yang melampirkan merek tertentu. Ini terdiri dari keyakinan merek
fungsional dan simbolik. Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mental secara keseluruhan bahwa konsumen memiliki merek, dan keunikannya
dibandingkan dengan merek lain (Faircloth et al., 2001). Oleh karena itu, citra
merek merupakan faktor penentu penting dari perilaku pembeli (Burmann et
al., 2008). Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand
jika konsumen mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand
tersebut mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada
publik.
Karakteristik konsumen dari penggunaan jasa terdiri dari vanity
seeking dan materialism. Karakteristik konsumen yang pertama adalah vanity
seeking. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian
seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya
(Netemeyer et al.,1995). Dalam kehidupan sehari-hari, semakin banyak orang
yang tidak puas dengan kondisi fisik mereka khususnya penampilan, dan
biasannya penampilan ini berhubungan erat dengan citra diri seseorang. Dari
cara seseorang berpenampilan dapat dilihat status ataupun selera dari orang
dan juga untuk menunjukkan prastise sosial. Menggunakan jasa klinik
kecantikan yang terkenal, dapat memberikan kepuasan kepada si pelanggan
sebagai bagian dari perilaku ingin menampilkan penampilan sehingga dapat
mendorong untuk berprilaku konsumtif dan menimbulkan perilaku konsumen
pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Karakteristik konsumen yang kedua adalah materialism. Materialism
adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang terhadap harta. Dengan
karakteristik seperti ini, berpendapat bahwa materialism memiliki pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
besar pada perilaku konsumen, termasuk persepsi konsumen, dan preferensi
(Dewi, et al.,2015). Secara umum, konsumen dengan karaketristik materialism
yang tinggi cenderung menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok
sosial mereka.
Selain dari upaya pemasaran perusahaan dan karakteristik konsumen,
perilaku konsumen merupakan aspek penting dalam keputusan pembelian dan
konsumsi konsumen. Perilaku konsumen yang dimaksud adalah kelompok
acuan. Penelitian yang ekstensif telah menunjukkan bahwa individu sering
membuat pilihan konsumsi yang dipengaruhi oleh berbagai kelompok acuan
mereka (Escalas dan Bettman, 2005). Kelompok acuan juga dapat
mempengaruhi bagaimana individu terhadap produk atau merek tertentu
(Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat mempengaruhi pilihan
konsumsi terhadap merek (Tanner et al., 2008). Kelompok acuan dapat
mempengaruhi minat beli ulang secara langsung melalui persepsi kualitas
produk, kelompok acuan sebagai sarana penyampaian informasi dan mampu
membujuk konsumen.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi minat beli
ulang pada klinik kecantikan di Yogyakarta dengan didasarkan pada proses
pencarian data tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh ketertarikan
faktor-faktor tersebut dengan membatasi objek penelitian, yaitu klinik
kecantikan besar seperti Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa
Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin Care di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah & Pertanyaan Penelitian
Pasar jasa dalam industri klinik kecantikan di Yogyakarta sedang
berkembang pesat dengan maraknya klinik kecantikan yang telah berdiri.
Persaingan dalam industri jasa klinik kecantikan, memberikan gambaran
tingkat kompetisi yang tinggi dalam industri ini. Intensitas persaingan dalam
industri jasa klinik kecantikan dipengaruhi oleh banyaknya klinik kecantikan
yang beroperasi dan penyedia jasa kecantikan lain yang bukan klinik
kecantikan, sehingga hal tersebut membutuhkan pengambilan keputusan
konsumen yang didukung analisis atas karaketristik konsumen dari produk
atau jasa dan upaya pemasaran perusahaan. Upaya pemasaran perusahaan
khususnya dalam penelitian ini yaitu brand image, dan karakteristik konsumen
antara lain vanity seeking, materialism dan kelompok acuan.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian
merumuskan pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Apakah brand image berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan ?
2. Apakah karakteristik konsumen, yaitu vanity seeking, berpengaruh pada
minat beli ulang jasa klinik kecantikan kecantikan?
3. Apakah karakteristik konsumen, yaitu materialism, berpengaruh pada
minat beli ulang jasa klinik kecantikan?
4. Apakah kelompok acuan berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh brand image pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
2. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik konsumen, yaitu vanity
seeking, pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
3. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik konsumen, yaitu materialism,
pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
4. Untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Memperdalam konsep teori brand image, dan karakteristik konsumen yaitu
vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan khusunya yang
mempengaruhi minat beli ulang konsumen.
2. Bagi Manajer
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbungan pemikiran dalam
bidang manajemen pemasaran dan sebagai bahan masukan dan kontribusi
praktis bagi manajerial dalam bidang pemasaran khususnya mengenai
minat beli ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Batasan Penelitian
Banyak hal yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen antara
lain faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal di antaranya terdiri
atas budaya, sub-budaya, demografi, pengaruh sosial (status sosial, kelompok
acuan, keluarga, teman, dan lain lain), sedangkan faktor internal di antaranya
terdiri dari persepsi, pembelajaran, memori, alasan, kepribadian, emosi, dan
perilaku serta aktivitas pemasaran (marketing activities). Penelitian ini hanya
membatasi beberapa faktor dari upaya pemasaran perusahaan yaitu brand
image dan karakteristik kosumen yang meliputi vanity seeking, materialism,
dan kelompok acuan.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjuan Literatur & Perumusan Hipotesis
Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan-permasalahan dalam penulisan karya
ilmiah dan merumuskan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang
dibutuhkan, teknik pengumpulan data, teknik pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
data, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik
pengujian sampel, teknik pengujian instrumen, dan teknik
analisis data.
Bab IV Gambaran Perusahaan
Bab ini berisi tentang gambaran umum.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data dan
pembahasannya.
Bab VI Kesimpulan dan Implikasi Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari
analisis data yang ada, saran yang dapat diberikan oleh
penulis, dan keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Brand Image
American maketing association mendefinisikan brand sebagai nama
istiah, tanda, lambing atau desain atau kombinasinya, yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual atau
kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. Brand
adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan brand tersebut
dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk
memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional
atau nyata-berhubungan dengan kinerja produk dari brand. Perbedaan ini
juga bersifat simbolis, emosional atau tidak nyata-berhubungan dengan apa
yang direspresentasikan brand (Kotler dan Keller, 2012).
Kotler dan Keller (2012) menyatakan strategi penetapan merek
(branding strategy) perusahaan mencerminkan jumlah dan jenis baik elemen
umum maupun unik yang ditetapkan perusahaan pada produk yang
dijualnya. Memutuskan cara menetapkan merek produk baru merupakan hal
yang sangat penting. Ketika perusahaan memperkenalkan sebuah produk
baru, perusahaan mempunyai tiga pilihan utama:
a. Perusahaan dapat mengembangkan elemen merek baru untuk produk
baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Perusahaan dapat menerapkan beberapa elemen mereknya yang sudah
ada.
c. Perusahaan dapat menggunakan kombinasi elemen merek baru yang
ada.
Stern et al., (2001) menyatakan bahwa terdapat beberapa aspek yang
membuat brand image menjadi begitu bervariasi: 1) di mana letak
citra/image artinya apakah citra tersebut berada dalam benak konsumen atau
memang pada objeknya. 2) sifat alamiah artinya apakah citra tersebut
mengacu pada proses, bentuk atau sebuah transaksi. 3) Jumlah artinya berapa
banyak dimensi yang membentuk citra. Koubaa (2008) menyatakan brand
image adalah persepsi emosional konsumen yang melampirkan merek
tertentu. Ini terdiri dari keyakinan merek fungsional dan simbolik. Dengan
kata lain, citra merek adalah gambaran mental secara keseluruhan bahwa
konsumen memiliki merek, dan keunikannya dibandingkan dengan merek
lain (Faircloth et al., 2001). Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor
penentu penting dari perilaku pembeli (Burmann et al., 2008).
2. Perilaku Pembelian Konsumen
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,
kelompok dan organisasi memilih, mengamankan dan menggunakan dan
mengatur barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan needs dan
wants mereka (Hawkins et al.,2013). Fokus utama dalam perilaku konsumen
adalah tentang cara individu membuat keputusan untuk menggunakan
sumber daya yang dimiliki yaitu waktu, uang dan usaha yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan (Schiffman dan Kanuk,
2010).
Hawkins et al., (2013) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan faktor internal, seperti pada gambar 2.1. Faktor
eksternal diantaranya terdiri atas budya, sub-budaya, demografi, pengaruh
sosial (status sosial, grup referensi, keluar, teman, dan lain lain), dan
aktivitas pemasaran (marketing activities). Dalam penelitian ini, pengaruh
faktor ekternal terhadap keputusan pembelian konsumen khususnya yaitu
kelompok acuan dan karakteristik konsumen lainnya yaitu vanity seeking dan
materialism sedangkan aktivitas pemasaran yaitu brand image akan
berpengaruh pada minat beli ulang dan kemudian dianalisis lebih lanjut.
Kotler dan Keller (2012) mengatakan bahwa titik awal untuk
memahami perilaku konsumen adalah model respon rangsangan tanggapan
yang diperlihatkan dalam gambar 2.2. Rangsangan pemasaran dan
lingkungan memasuki kesadaran konsumen dan sekelompok proses
psikologis digabungkan dengan karaketeristik konsumen tertentu untuk
menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian akhir. Empat
proses psikologis penting (motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori)
secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai
rangsangan pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar II.1
Perilaku Pembelian Konsumen
Sumber: Hawkins et al., (2013)
Pengaruh
Eksternal:
Budaya
Sub-Budaya
Demografi
Pengaruh Sosial
Kelompok
Acuan
Keluarga
Aktivitas
Marketing
Pengaruh
Internal:
Persepsi
Pembelajaran
Demografi
Pengaruh Sosial
Kelompok
Acuan
Keluarga
Aktivitas
Marketing
Konsep Diri
&
Gaya Hidup
Proses
Keputusan:
Situasi
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif dan
Seleksi
Evaluasi
saluran dan
pembelian
Pra-Pasca
Pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar II.2
Model Perilaku Konsumen
Sumber: Kotler dan Keller (2012)
Berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti, penelitian ini
mencakup variabel dependen yaitu minat beli ulang dan variabel independen
yaitu brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan. Dalam
teori ini yang telah dijelaskan di atas disebutkan bahwa dalam keputusan
pembelian dipengaruhi oleh faktor ekternal dan faktor internal (Hawskin et
al., 2013).
3. Vanity Seeking
Isitilah vanity banyak digunakan dalam berbagai konteks atau
keadaan. Untuk mendefinisikan mengenai vanity diperoleh dari literatur
seperti Sosiologi, Psikologi, Filosofi, dan tingkah laku konsumen. Vanity
adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang
Rangsangan
Pemasaran:
Produk dan
jasa
Harga
Distribusi
Komunikasi
Rangsan
gan Lain:
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Psikologis
Konsumen:
Motivasi
Persepsi
Pembelajara
n
Memori
Karakterist
ik
Konsumen:
Budaya
Sosial
Pribadi
Proses
Keputusan
Pembelian:
Pengetahuan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
Keputusan
Pembelian:
Pilihan Produk
Pilihan Merek
Pilihan
Penyalur
Jumlah
Pembelian
Waktu
Pembelian
Metode
Pembayaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya. Ada empat
komponen sifat nyata yang dimiliki vanity (Netemeyer et al.,1995), yaitu:
a. Kepedulian terhadap penampilan fisik.
b. Pandangan positif terhadap penampilan fisik.
c. Kepedulian terhadap pemenuhan/prestasi.
d. Pandangan positif terhadap pemenuhan/prestasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya semakin banyak orang yang
tidak puas dengan kondisi fisik mereka khususnya penampilan, dan
biasannya penampilan ini berhubungan erat dengan citra diri seseorang. Dari
cara seseorang berpenampilan dapat dilihat status ataupun selera dari orang
dan juga untuk menunjukkan prastise sosial.
Fisik (physical) and prestasi (achievement) vanity sangat penting dari
prespektif konsumen dalam praktisi pemasaran. Banyak produk yang di
iklankan atas dasar klaim untuk meningkatkan penampilan dan atau manfaat
konsumen yang dianggap menarik secara fisik.
Durvasula (2010) Achievement vanity dapat dengan mudah dilihat
saat konsumen mengkonsumsi produk, dengan mengkonsumsi produk
menujukkan status dan keberhasilan atau dengan kata lain konsumsi yang
mencolok. Melalui kepemilikan produk, konsumen dapat menampilkan
bagaimana prestasi dari keberhasilan pribadi mereka.
4. Materialism
Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang
terhadap harta. Dengan karakteristik seperti ini, berpendapat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
materialism memiliki pengaruh besar pada perilaku konsumen, termasuk
persepsi konsumen, dan preferensi (Dewi et al., 2015). Secara umum,
konsumen dengan karaketristik materialism yang tinggi cenderung
menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok sosial mereka.
Materialism dapat dikonseptualisasikan dalam berbagai cara
termasuk pengabdian dengan kebutuhan dan keinginan material, sebagai pola
pikir yang berfokus dalam berbelanja serta mendapatkan harta duniawi
(Richins dan Dawson, 1992).
Sejak itu, metrik untuk mengukur tingkat materialism seseorang telah
dimodifikasi oleh orang lain (Richins dan Dawson, 1992). Materialism telah
diselidiki dalam banyak penyelidikan riset konsumen yang menunjukkan
pentingnya dalam pemahaman perilaku konsumen. Durvasula (2010)
materialism terkait dengan sikap terhadap uang yang dimiliki sehingga
seseorang terlibat dalam kegiatan materialistik.
Pada umumnya, konsumen yang memiliki sifat materialism yang
tinggi cenderung lebih peduli tentang menampilkan status dan harta benda
mereka dalam kelompok sosial yang relevan . Proses dan membeli produk
dan merek yang mahal menunjukkan pencapaian materialism yang lebih
tinggi dan juga membantu konsumen dalam membuat kesan yang positif
pada orang lain.
Materialism memiliki pengaruh besar pada perilaku konsumen pada
umumnya, dan persepsi konsumen, preferensi, dan pilihan pada khususnya.
Namun, ada sedikit penelitian untuk menunjukkan berbedaan aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
materialism konsumen yang terkait secara khusus mendefinisikan
konsekuensi perilaku konsumen.
5. Kelompok Acuan
Sumarwan (2011) sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua
atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang
sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama.
Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen
menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi
dari konsumen tersebut.
Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang
yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan
digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah
referensi dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan perilaku kelompok
acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah kelompok
yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian
dan konsumsi.
Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara.
Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang
konsumen. Kedua, anggota-anggota kelompok sering kali membuat
keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok. Kelompok acuan bisa
merupakan sesuatu yang nyata atau yang bersifat tidak nyata dan bersifat
simbolik. Kelompok acuan bagi seseorang berasal dari kelas sosial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sama atau berbeda dari budaya yang sama atau berbeda, bahkan dari sub-
budaya yang berbeda atau sama.
Kelompok acuan merupakan aspek penting dalam studi perilaku
konsumen. Penelitian yang ekstensif telah menunjukkan bahwa individu
sering membuat pilihan konsumsi yang dipengaruhi oleh berbagai kelompok
acuan mereka (Escalas dan Bettman, 2005). Kelompok acuan juga dapat
mempengaruhi bagaimana individu terhadap produk atau merek tertentu
(Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat mempengaruhi pilihan
konsumsi terhadap merek (Tanner et al., 2008).
Beberapa kelompok acuan mungkin ada hanya saat mengkonsumsi
merek tertentu atau produk (Muniz dan O'Guinn, 2001). Kelompok-
kelompok ini tidak saling eksklusif, dan oleh karena itu individu dapat
dipengaruhi oleh kelompok acuan (Luna et al., 2008). Akhirnya, penting
untuk dicatat bahwa ada kelompok acuan yang mungkin memiliki pengaruh
disosiatif pada perilaku individu.
6. Proses Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai
preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler
dan Keller, 2012). Kotler dan Keller (2012) seperti yang ditampilkan pada
gambar 2.3, ketika membeli produk secara umum konsumen mengikuti
proses pembelian konsumen seperti, pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar II.3
Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen
Sumber: Kottler dan Keller (2012)
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah
atau kebutuhan yang di picu oleh rangsangan internal atau eksternal.
Rangsangan internal misalnya kebutuhan umum seseorang-lapar, haus,
yang kemudian mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi
pendorong. Rangsangan eksternal misalnya seseorang bisa mengagumi
mobil baru tetangganya yang memicu pemikiran tentang kemungkinan
melakukan suatu pembelian.
Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen,
pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering
membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk. Pemasar kemudian
dapat mengembangkan startegi pemasaran yang memacu minat
konsumen (Kotler dan Keller, 2012).
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Ada dua level rangsangan yang
terjadi yaitu level penguatan perhatian, orang hanya sekedar lebih peka
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin
lebih aktif mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelpon teman,
melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari
produsk tersebut.
Konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk
dari komersial-yaitu sumber yang didominasi pemasar. Meskipun
demikian, informasi yang paling efektif seing berasal dari sumber pribadi
atau sumber publik yang merupakan otoritas independen.
Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasannya
melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan
fungsi legimitasi atau evaluasi.
c. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau
oleh seseorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa
proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk
sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.
Bebarapa konsumen dasar yang akan membantu memahami proses
evaluasi; pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan,
Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut
dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang
diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk maksud untuk
membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud
pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan:merek,
penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.
Model nonkompensatoris dari pilihan konsumen adalah hal-hal yang
dianggap baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup hal-hal
yang dianggap buruk. Heuristik adalah aturan sederhana atau jalan pintas
mental dalam proses keputusan. Pengetahuan merek atau produk, jumlah
dan kemiripan pilihan merek dan tekanan waktu yang terlibat, serta
konteks sosial, semuanya mempengaruhi apa dan bagaimana kita
menggunakan hauristik yang dipilih.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengambil konflik
dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-
hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhdap
informasi yang mendukung keputusannya. Pemasar harus mengamati
kepuasan pasca pembeli, tindakan pasca pembeli, dan penggunaan
produk pasca pembeli.
1) Kepuasan Pasca Pembeli
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan
kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
konsumen, konsumen akan kecewa jika memenuhi harapan,
konsumen akan puas jika melebihi harapan, konsumen sangat puas.
Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali
dan membicarakan hal-hal yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.
2) Tindakan Pasca Pembelian
Jika konsumen puas, konsumen akan membeli produk itu
kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal
baik tentang merek kepada orang lain. Di pihak lain, konsumen yang
kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk, Mereka
akan mencari informasi yang memastikan nilai produk yang tinggi.
3) Penggunaan dan Penyingkiran Pasca Pembelian
Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat
konsumsi produk-semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah
produk, semakin cepat mereka kembali ke pasar untuk membelinya
lagi.
Surmawan (2011) proses konsumsi akan diikuti oleh proses
pembuangan produk. Barang-barang tidak tahan lama atau yang habis
dipakai biasanya tidak menimbulkan masalah bagi konsumen, karena
produk tersebut akan habis jika terus-menerus dipakai oleh
konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
7. Minat Beli Ulang
Kusdya (2012) minat konsumen adalah keinginan yang timbul dari
proses pengaktifan ingatan sebagai sebuah rencana yang tersimpan.
Keinginan konsumen untuk membeli ulang suatu produk didasarkan pada
kepercayaan dan nilai yang berkaitan dengan tindakan membeli atau
menggunakan produk tersebut. Minat beli ulang merupakan bagian dari
perilaku pembelian konsumen di mana kesesuaian antara performa dari
produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan menghasilkan minat konsumen
untuk mengkonsumsinya lagi di masa akan datang.
Kurniawan, et al., (2007) minat beli adalah tahap kecenderungan
responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar
dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat
pembelian. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar
dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk
melakukan pembelian pada kesempatan mendatang.
Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan
pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian
umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian
aktual itu sendiri. Intention to buy juga didefinisikan sebagai pernyataan
yang berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk
membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu (Howard et
al, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Hellier, et al., (2003) repurchase intention adalah keputusan
terencana seseorang untuk melakukan pembelian kembali atas produk dan
jasa tertentu, dengan mempertimbangkan situasi/ pengalaman yang terjadi
setelah berbelanja.
Dari uraian mengenai minat beli ulang di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa minat beli ulang adalah tahap kecenderungan perilaku
membeli dari konsumen pada produk suatu barang maupun jasa yang
dilakukan secara berulang-ulang pada jangka waktu tertentu dan secara aktif
menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk/jasa dan
merekomendasikan produk tersebut secara positif kepada orang lain
berdasarkan pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lampau.
B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan di uji kebenarannya. Dari
kerangka penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis
dalam penelitian ini, yaitu:
Koubaa (2008), brand image adalah persepsi emosional konsumen
yang melampirkan merek tertentu. Ini terdiri dari keyakinan merek fungsional
dan simbolik. Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran mental secara
keseluruhan bahwa konsumen memiliki merek, dan keunikannya dibandingkan
dengan merek lain (Faircloth et al., 2001). Oleh karena itu, citra merek
merupakan faktor penentu penting dari perilaku pembeli (Burmann et al., 2008).
Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai
nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada publik. Oleh karena
itu, peneliti merumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak puas dengan
kondisi fisiknya terutama pada penampilan. Penampilan yang cantik dan
menarik merupakan tujuan dari kaum wanita. Vanity adalah suatu kepribadian
yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap
penampilan fisik dan prestasinnya (Netemeyer et al.,1995)
Klinik kecantikan hadir memfasilitasi perempuan yang menginginkan
perawatan pada kulit wajahnya agar sehat dan terawat. Seseorang menggunakan
jasa klinik kecantikan yang terkenal, dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan sebagai bagian dari perilaku ingin menampilkan penampilan yang
menarik dan cantik. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis kedua
sebagai berikut:
H2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan.
Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang
terhadap harta. Dewi, et al., (2015), bahwa materialism memiliki pengaruh
besar pada perilaku konsumen, termasuk persepsi konsumen, dan preferensi.
Secara umum. konsumen dengan karaketristik materialism yang tinggi
cenderung menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok sosial mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Konsumen yang memiliki perilaku materialism ditandai dengan ingin memiliki
penampilan cantik dan menarik sehingga dapat mengesankan orang lain,
konsumen akan lebih senang dan puas jika menggunakan jasa klinik kecantikan
dan ingin melakukan pembelian ulang jasa kecantikan tersebut. Oleh karena itu,
peneliti merumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan.
Sumarwan (2011) sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua
atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang
sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di
dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen
menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari
konsumen tersebut. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis keempat
sebagai berikut:
H4: Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan.
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen terdiri dari tiga variabel, sebagai berikut:
1. Brand Image
2. Vanity Seeking
3. Materialism
4. Kelompok Acuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sedangkan, variabel dependen, sebagai berikut:
Y :Minat beli ulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar II. 4
Kerangka Konseptual Penelitian
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
H4 (+)
Brand Image
X1
Kelompok Acuan
Materialism
Vanity Seeking
Minat Beli Ulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian ini berisi mengenai desain penelitian, popuasi,
sampel dan definisi operasional dari masing-masing variabel. Penulis
menggunakan dua jenis analisis data yaitu deskriptif dan kuantitatif. Analisi data
yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan variabel
penelitian. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Analisis kuantitatif
digunakan untuk menganalisis data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka
dimana data tersebut diperoleh dari jawaban kuesioner (Cooper dan Schindler,
2014).
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah masyarakat Yogyakarta yang sudah pernah
menggunakan jasa klinik kecantikan sebagai berikut: Natasha Skin Care,
London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural
Skin Care.
2. Objek penelitian yang akan diteliti untuk mengatahui pengaruh brand image,
vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Jenis Data
Penelitian ini mengunakan data primer. Data primer adalah sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Data primer secara khusus di kumpulkan untuk menjawab
pernyataan penelitian.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan dari keseluruhan elemen yang terdiri
atas partisipan individual atau objek yang memiliki karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk menarik beberapa kesimpulan (Cooper
dan Schindler, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang
pernah menggunakan jasa klinik kecantikan sebagai berikut: Natasha Skin
Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen
Natural Skin Care.
2. Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nonprobability sampling, yaitu tidak semua anggota populasinya
memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dan probabilitas
elemen populasi yang dipilih tidak diketahui dengan pasti. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling yang merupakan pengambilan sampel probabilitas
responden yang memenuhi kriteria tertentu (Cooper dan Schindler, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Adapun yang menjadi kriteria dalam penelitian ini yaitu: konsumen
yang sudah menggunakan salah satu jasa klinik kecantikan sebagai berikut:
Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau
Naavagreen Natural Skin Care dan menggunakan jasa klinik kecantikan
maksimal dalam enam bulan terakhir.
Hair, et al., (2006) pedoman ukuran sampel tergantung pada
jumlah indikator kali 5 sampai 10. Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel
dengan jumlah keseluruhan indikator sebanyak 23, sehingga
membutuhkan 200 anggota sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui survey, dan
alat yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi yaitu
pelaporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner terdiri dari
dua bagian, yaitu:
a. Bagian I berisi tentang data pribadi responden.
b. Bagian II berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan brand
image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan dan minat beli
ulang.
Skala pengukuran menggunakan skala Likert, dimana sangat setuju
(SS) diberi nilai 5; setuju (S) diberi nilai 4; netral (N) diberi nilai 3; tidak
setuju (TS) diberi nilai 2; sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Variabel adalah segala objek penelitian, atau apa saja yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian. Ada dua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas yang selanjutnya
dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen atau variabel terikat
yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol Y.
2. Definisi Variabel
a. Variabel Independen (X)
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
1) Brand Image ( X1 )
2) Vanity Seeking ( X2 )
3) Materialism ( X3 )
4) Kelompok Acuan ( X4 )
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adannya variabel bebas. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah minat beli ulang pada klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
G. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini mencakup:
1. Brand Image
Keller (1993), brand image adalah persepsi tentang merek yang
merupakan refleksi memori konsumen akan asosianya pada merek tersebut.
Dapat juga dikatakann bahwa brand image merupakan konsep yang
diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya.
Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika
konsumen mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut
mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada
publik.
Indikator:
a. Klinik kecantikan memberikan harapan untuk menjadi cantik.
b. Klinik kecantikan membuktikan klaim yang diberikan.
c. Klinik kecantikan memberikan kredibilitas tinggi bagi para pengguna.
d. Klinik kecantikan membuktikan kualitas jasa yang diberikan.
e. Orang-orang yang saya kagumi menggunakan jasa kecantikan.
2. Vanity seeking
Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan
kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan
prestasinya. Ada empat indikator sifat nyata yang dimiliki vanity (Netemeyer
et al., 1995), yaitu:
a. Saya peduli terhadap penampilan fisik yang cantik dan menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Saya memiliki pandangan positif terhadap penampilan fisik yang cantik
dan menarik.
c. Saya memiliki pandangan positif terhadap pemenuhan akan penampilan
yang cantik dan menarik.
d. Saya sangat memperhatikan penampilan saya.
e. Saya merasa bahwa orang-orang selalu memperhatikan penampilan
cantik dan menarik.
f. Bagi saya sangat penting untuk selalu terlihat cantik dan menarik.
3. Materialism
Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang
terhadap harta. Materialism mengandung tiga karakteristik;iri, tidak murah
hati, dan posesif (Belk,1985). Secara umum. konsumen dengan karakteristik
materialism yang tinggi cenderung menunjukkan harta mereka pada
kelompok-kelompok sosial mereka. Pengungkapan terhadap materialism ini
dilakukan dengan menggunakan skala. Skala tersebut disusun berdasarkan
aspek aspek materialism yang dikemukan oleh Richins & Dawson (1992) yaitu
centrality yang berarti materi adalah pusat atau tujuan hidup, happiness yang
berarti materi adalah sumber kebahagiaan dan kepuasan hidup, dan success
yang mengandung arti materi adalah tolak ukur kesuksesan. Untuk mengukur
materialism, penelitian ini mengadopsi item pengukuran dari Sharma dan Chan
(2011). Ada 5 (lima) item yang digunakan untuk mengukur variabel ini, yaitu:
Indikator:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Saya mengagumi orang-orang yang memiliki rumah yang mewah,
mobil, dan pakaian.
b. Saya senang memiliki barang yang dapat mengesankan orang lain.
c. Saya akan lebih senang jika saya memiliki barang yang saya tidak
punya.
d. Saya lebih senang jika saya mampu untuk membeli barang yang lebih
banyak.
e. Terkadang mengganggu saya jika saya tidak mampu untuk membeli
semua barang yang saya inginkan.
4.Kelompok Acuan
Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang
yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan juga
dapat mempengaruhi bagaimana individu terhadap produk atau merek tertentu
(Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat mempengaruhi pilihan
konsumsi terhadap merek (Tanner et al., 2008).
Indikator:
a. Saya sering menggunakan jasa klinik kecantikan yang sedang ramai
dibicarakan teman-teman.
b. Saya sering meminta pertimbangan teman-teman pada saat saya akan
menggunakan jasa klinik kecantikan.
c. Saya membuat keputusan pembelian menggunakan jasa klinik
kecantikan karena rekomendasi dari sahabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Sebelum menggunakan jasa klinik kecantikan, saya selalu membicarakan
dengan teman saya tentang klinik kecantikan yang saya akan gunakan.
5.Minat Beli Ulang
Intention to buy juga didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan
dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu
merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu (Howard et al, 1988).
Hellier,et al., (2003) repurchase intention adalah keputusan terencana
seseorang untuk melakukan pembelian kembali atas produk dan jasa tertentu,
dengan mempertimbangkan situasi/ pengalaman yang terjadi setelah berbelanja
Indikator:
a. Saya memiliki waktu khusus secara rutin untuk menggunakan jasa klinik
kecantikan
b. Saya bersedia merekomendasikan jasa klinik kecantikan ke orang lain
untuk menggunakan jasa yang sama.
c. Saya akan merekomendasikan jasa klinik kecantikan kepada keluarga,
dan teman.
H. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian kemampuan instrument-instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan data sesuai dengan
masalah yang hendak diungkapkan. Instrumen-instrumen pengukuran dalam
penelitian ini berdasarkan pada isntrumen yang sudah ada, yang digunakan
oleh peneliti sebelumnya. Uji validitas ini dilakukan dengan mengunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
analisis faktor. Item-item pernyataan dikatakan valid jika nilai loading faktor
di atas 0,5 (Ghozali, 2009).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Untuk menghitung reliabilitas instrumen maka dilakukan analisis
dengan menggunakan teknik belah dua. Dengan menggunakan teknik belah
dua, dalam penelitian ini reliabilitas kemudian diukur dengan teknik
Cronbach’s Alpha (Ghozali, 2002).
Rumus:
di mana:
r : koefisien reabilitas instrumen (croncbach’s alpha)
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: total varians butir
: total varian.
Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
a. Jika dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
I. Teknik Analisis Data
A. Karakteristik responden
Untuk mengetahui karakteristik responden seperti: umur, pekerjaan,
pendapatan, dan klinik kecantikan, maka digunakan analisis persentase.
Rumus:
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum analisis regresi linear. Uji-uji
asumsi ini meliputi:
a. Uji Normalitas
Menurut Priyatno (2011), uji normalitas pada model regresi
digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara
normal atau tidak. Uji normalitas bukan masing-masing variabel
independen dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan dari
model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
residual yang terdistribusi secara normal. Suatu data dikatakan
terdistribusi secara normal dengan melihat penyebaran data pada sumber
diagonalnya pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual sebagai dasar pengambilan keputusan. Jika sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut
terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikoliniearitas
Uji Multikoliniearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ditemukan adannya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji
multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan melihat tolerance value
dan variance inflation factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai
VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, maka model regresi
bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan
metode Scatterplot yaitu dengan melihat pola titik-titik pada Scatterplot
regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan
di bawah angka 0 pad sumbu Y maka tidak terjadi masalah
heterokedastisitas.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Alat bantu analisis ini menggunakan analisis regresi linear berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh brand image, vanity
seeking, materialism, dan kelompok acuan pada jasa klinik kecantikan.
Rumus koefisien regresi linear berganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
di mana:
Y : Minat beli ulang
a : konstanta a
b : koefisien regresi
: brand image
: vanity seeking
:materialism
: kelompok acuan
e : simpangan Baku Estimasi (error).
4. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Priyatno (2011) Analisisi koefisien determinan (R²)
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen, dengan koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu).
Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat
dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap varibel
dependen.
5. Menguji Hipotesis
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji regresi secara parsial dan digunakan
untuk mengetahui pengaruh yang signifikansi antara variabel
independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara
dan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Untuk menentukan nilai t-statistik tabel, ditentukan dengan tingkat
signifikansi 5% dengan derajat kebebasan , dimana n
adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel.
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis sebagai berikut:
H0 diterima jika P > 0,05,
H0 ditolak jika P ≤ 0, 05, dan β > 0 bernilai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. London Beauty Centre (LBC)
Gambar IV. 1
Logo London Beauty Centre
London Beauty Centre (LBC) berdiri pada tanggal 19 juli 1998 di
Jalan Poncowinatan 47, Yogyakarta. LBC hadir dengan 43 cabang yang tersebar
di seluruh Indonesia, dari medan sampai Manado. Di Surabaya LBC memiliki
dua cabang, yaitu LBC Jemur (Surabaya I) dan LBC Manyar (Surabaya II).
Dalam rangka melayani ratusan ribu meber di seluruh cabang, LBC
memperkerjakan 79 dokter dan lebih dari 1000 karyawan professional lainnya,
Disamping itu, beberapa cabang LBC telah dilengkapi dengan apotek umum,
yaitu LBC Green Garden (Jakarta), LBC Adisucipto (Yogyakarta), LBC
Kotabaru (Yogyakarta), LBC Yosodiputo (Solo), LBC Jemur (Surabaya), dan
LBC Semarang.
London Beauty Centre (LBC) dalam pelayanannya terdiri dari
tindakan jasa dan penjualan produk yaitu krim kecantikan kulit wajah dan tubuh
baik secara medik ataupun non medic. Dalam perkemangannya, London Beauty
Centre berupaya memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan dalam system Kesehatan Nsional Pelayanan Kosmetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Visi dan Misi Perusahaan
Klinik Kecantikan London Beauty Centre (LBC) memiliki visi dan
misi sebagai berikut:
Visi:
Menjadi merek terkemuka dan tempat yang terpercaya bagi masyarakat
dalam merawat kesehatan kulitnya.
Misi
a. Memberikan pengertian pentingnya perawatan kulit adalah bagian
dari kesuksesan seseorang.
b. Memberikan solusi yang tepat dan terjangkau bagi masyarakat
Indonesia yang mempunyai permasalahan kesehatan kulit, terutama
kulit wajah.
2. Budaya Perusahaan
LBC sebagai salah satu klinik kecantikan terkemuka di Indonesia
senantiasa menerapkan buadaya perusahaannya dalam memberikan
pelayanan terbaik terhadap pelanggan. Budaya perusahaan meliputi:
a. Professional
b. Kejujuran
c. Kesopanan dan Keramahan
d. Kebersamaan
e. Kepuasan customer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Macam-macam jasa London Beauty Centre
LBC juga menawarkan jasa berupa perawatan kecantikan kulit, yang
terdiri dari:
a. LBC Mesotheraphy
Salah satu tindakan medis untuk berbagi permasalahan kulit antara lain:
1) Mesomelasma/Mesofilt (Menghilangkan flek)
2) Mesoglow (Pen”Cerah”an)
3) Mesoalocipecia (Mengatasi kebotakan rambut kepala)
4) Mesostretchmark (Menghilangkan stretchmark)
5) Mesocellulite (Menghilangkan selulit)
6) Mesolipo & Body Sculpting (Menghancurkan lemak)
b. LBC MESO-Without Needle
Merupakan salah satu tindakan mesotherapy tanpa jarum,
menggunakan teknik elekrtoporasi yang memungkinkan penetrasi obat
mencapai kedalaman tertentu dibawah permukaan kulit dengan nyaman,
mudah, cepat serta tidak menimbulkan kemerahan diwajah. Efektif
mengatasi :
1) Kantong Mata
2) Flek (Melasma)
3) Mengencangkan wajah (lifting)
4) Memutihkan wajah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
c. LBC Light Therapy
Teknologi yang memanfaatkan keajaiban cahaya Merah, Kuning, Hijau,
dan Biru untuk mengatasi berbagai masalah kulit. Dokter akan
menentukan jenis cahaya yang akan digunakan sesuai dengan masalah
kulit pasien, antara lain :
1) Pe"remaja"an kulit
2) Flek
3) Jerawat
4) Kulit keriput
5) Sensitif
d. LBC Microdermabrsion
Teknologi yang dikembangkan ahli Dermatologi dari jerman yang efektif
membantu mengatasi kulit wajah antara lain :
1) Bekas jerawat & Bopeng
2) Kerutan halus & Keriput
3) Permukaan kulit besar
4) Flek
5) Komedo
6) Mengencangkan kulit & Mengatasi penuaan dini
e. LBC OXY-Skin
Teknologi OXY-Skin menggunakan Liquid O2 Base yang berfungsi
menstimulir pembentukan jaringan Collagen dan Elastin pada bagian
dermis untuk mengencangkan kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
f. LBC Microcurrent
Teknologi pengencangan kulit yang membantu mengurangi tanda-tanda
penuaan, melalui meka-nisme pengaktifan reaksi kimia dalam sel yang
berfungsi memacu produksi jaringan Collagen dan Elastin, memperlancar
peredaran darah, serta membantu daya penetrasi pada kulit
(iontophoresis).
g. LBC Lifting
Teknologi perancangan kulit yang bekerja meningkatkan kekenyalan
kulit yang mulai mengendur tertama karena faktor usia.
h. LBC Hi-Fruit Acid Peel & Beauty Peel
Tindakan yang menggunakan extrak buah-buahan yang diproduksi
dengan teknologi tinggi, yang diformulasikan menjadi bahan peeling
yang efektif memperbaikan kulit menjadi bersih dan bercahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
B. Naavagreen Natural Skin Care
Gambar IV.2
Logo Naavagreen Natural Skin Care
Naavagreen Natural Skin Care maka berdiri pada tanggal 11
Agustus 2012 berlokasi di Yogyakarta. Naavagreen Natural Skin Care dalam
perawatan dan produknya menggunakan bahan-bahan alami/natural.
1. VISI DAN MISI
VISI
Menjadi Pusat Pelayanan Perawatan Kecantikan Kulit dan Wajah secara
alami/natural, berkualitas dan murah, yang Prima dan terpercaya bagi semua.
MISI
a. Mengembangkan keterampilan dan profesionalisme Karyawan.
b. Memberikan pelayanan perawatan yang alami / natural, berkualitas,
murah dan terpercaya bagi semua pelanggan.
2. Cabang Naavagreen
Kantor pusat Naavagreen natural skin care terletak di Yogyakarta tepatnya di
Jl. Cendrawasih Komplek. Colombo No 5 Yogyakarta. Telp: (0274) 566293,
580589. Sejak didirikan 2 tahun yang lalu, Naavagreen natural skin
care mengalami perkembangan yang pesat dengan dibuka nya cabang-
cabang Naavagreen natural skin care di berbagai kota di Indonesia. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bertahap, Naavagreen natural skin care akan menjangkau seluruh kalangan di
berbagai daerah. Saat ini Naavagreen natural skincare sudah mempunyai 8
kantor cabang dan akan membuka 5 cabang baru di berbagai kota di
Indonesia, antara lain: Naavagreen Pusat (Cendrawasih), Malang, Madiun,
Yogyakarta (Kusumanegara), Jakarta Barat, Wonosobo, Indramayu, Garut,
Semarang, Yogyakarta (Kotabaru), Solo, dan Yogyakarta (Godean)
3. Macam-macam jasa Naavagreen Natural Skin Care
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Naavagreen Natural Skin Facial for Sensitive Skin
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang
berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit,
meningkatkan kelembaban kulit dan dapat mengurangi reaksi sensitif
pada kulit.
b. Naavagreen Natural Skin Facial for Brightening
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang
berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan
dapat mengurangi pembentukan pigmen melanin sehingga kulit
tampak lebih cerah.
c. Naavagreen Natural Skin Facial for Acne
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami untuk kulit
wajah yang berminyak, berkomedo dan berjerawat, yang berfungsi
menghilangkan komedo, jerawat, mengurangi kadar minyak kulit dan
menghilangkan sel-sel mati di permukaan kulit.
d. Naavagreen Natural Skin Facial for Anti Aging
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang berfungsi
untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit, merangsang
pembentukan jaringan kolagen yang dapat mengencangkan dan menunda
penuaan dini kulit wajah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
e. Naavagreen Natural Skin Facial
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang berfungsi
untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan mengencangkan
kulit wajah sehingga kulit wajah tampak lebih halus dan cerah.
f. Naavagreen Natural Peeling for Acne
Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan alami bertujuan
melindungi kulit sejak dini dan mengatasi jerawat. Perawatan ini bekerja
mengangkat lapisan terluar kulit, membunuh bakteri P. Acne penyebab
jerawat, dan menghilangkan tampilan kulit kusam dan sel kulit mati yang
dapat menyumbat pori-pori.
g. Naavagreen Natural Peeling for Brightening
Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan alami yang
bertujuan mencerahkan kulit wajah. Perawatan ini membantu
mengangkat kulit mati dengan lembut sambil menstimulasi pertumbuhan
sel kulit baru serta memperbaiki kerusakan jaringan agar kulit terlihat
bersih dan cerah.
h. Naavagreen Natural Peeling for Anti Aging
Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan alami untuk
memperlambat, mencegah dan melawan proses aging. Perawatan ini
bekerja efektif mengangkat sel kulit mati dan menstimulasi pembentukan
kolagen untuk pertumbuhan sel kulit baru sehingga mengurangi kerutan
halus di wajah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
C. Natasha Skin Care
Gambar IV. 3
Logo Natasha Skin Care
1. Sejarah Perusahaan
Natasha Skin Center berdiri pada tahun 1999 yang berlokasi di
Ponorogo. Pendiri Natasha Skin Clinic Center dr. Fredi Setyawan. Natasha
mengembangkan produk-produk yang spesifik untuk kategori Teen, Men
dan Women. Natasha Skin Center awal mendirikan cabang di kota Madiun
dan Surabaya pada tahun yang sama. Natasha Skin Center telah
berkembang pesat di seluruh kota-kota di Indonesia. Semua klinik dikelola
dalam satu manajemen, standarisasi jaminan untuk kualitas. Produk
Natasha juga bergaransi karena pemberian produk didasarkan pada analisa
dan pemeriksaan oleh konsultan medis.
2. Visi & Misi
Visi
Menjadi perusahaan yang terkemuka di Indonesia di bidang perawatan
kecantikan wajah dengan kualitas yang utama dan pelayanan yang prima.
Misi
a. Membangun perusahaan terpercaya yang mampu melebihi harapan
pelanggan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Meningkatkan kompetensi melalui perbaikan skill, knowledge, attitude
dengan melakukan pelatihan yang rutin.
c. Melakukan inovasi secara berkala baik dalam produk maupun
teknologi kecantikan, nature meet technology.
d. Meningkatkan kerjasama antar divisi.
e. Menciptakan nilai tambah dengan integritas tinggi.
4. Macam-macam jasa Natasha Skin Care
a. Natasha Skin Facial
Perawatan kulit wajah dengan menggunakan alat teknologi modern yang
berfungsi untuk relaksasi, menghilangkan komedo yang menyumbat
pori-pori, meningkatkan peredaran darah kulit dan mengencangkan kulit
wajah sehingga kulit wajah tampak lebih halus dan cerah.
b. Natasha Facial Oksigen Botanical
Perawatan kulit wajah untuk relaksasi, melancarkan aliran darah, dan
mencerahkan kulit wajah dengan menggunakan oksigen dan botanical
agent yang ditangani oleh beauty terapist yang profesional serta
didukung oleh peralatan modern sehingga mendapatkan hasil yang
optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
c. Natasha Peel
Natasha memiliki teknik peremajaan kulit dengan menggunakan
formula botanical (alami) yang efektif menghilangkan sel-sel mati di
permukaan kulit, merangsang pembentukan kolagen, meningkatkan
peremajaan sel-sel kulit, mencerahkan dan menghaluskan tekstur kulit,
sehingga kulit tampak lebih bersih, kenyal dan bercahaya.
d. Natasha Radio Frekuensi
Perawatan dengan teknologi baru menggunakan radio frekuensi untuk
merangsang tumbuhnya kolegen untuk pengencangan dan
pengangkatan (firming dan lifting) sehingga kulit tampak lebih
kencang, kenyal dan mengurangi shagging.
e. Natasha Wet Diamond Peel
Metode perawatan kulit yang menggunakan tehnik dermabrasi
(menggunakan diamond grid) dan secara bersamaan memasukkan serum
ke dalam lapisan kulit untuk memperbaiki kondisi kulit yang kurang
sehat.
f. Natasha Jet Peel
Tehnik perawatan kulit modern menggunakan tekanan tinggi oksigen dan
cairan khusus yang mengandung zat anti-aging.. Dapat digunakan untuk
terapi scar/bopeng, kulit kusam, noda hitam/flek yang tampak
dipermukaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
g. Natasha Mesotherapy
Suatu tehnik perawatan memasukan zat-zat homeopathi (zat dari
ekstrak alami) ke dalam kulit dengan menggunakan alat mesogun.
h. Natasha Mesotherapy Modern (Meso without Needle)
Perawatan mesotherapy tanpa jarum ini merupakan teknik mesotherapi
baru yang menggunakan teknologi elektro poresis dan ultra sound
sehingga zat-zat homeopati dapat masuk ke dalam kulit dengan
optimal, tanpa rasa sakit dan tidak menimbulkan bekas. Cocok untuk
terapi keriput halus, anti aging, kulit kusam, noda hitam, dan
menambah kelembaban serta kekenyalan kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
D. Larrisa Aesthetic Center
Gambar IV.4
Logo Larrisa Aesthetic Center
Pada tanggal 11 juni 1984 oleh R.Ngt.Poedji Lirnawati mendirikan
Larissa Beauty Salon. Konsep yang dikembangkan adalah perawatan kulit
& rambut dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti buah, sayuran,
umbi, batang dan akar, yang lebih dikenal dengan konsep ‘back to nature’.
Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih fokus dibidang
perawatan kulit & rambut, Larissa Beauty Salon berubah nama menjadi
Larissa Skin Care & Hair Treatment.
Terhitung sejak tanggal 2 Juni 1998, Larissa sudah mempunyai
sertifikat merek dari Departement Hukum dan Perundang-undangan
Republik Indonesia Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Dengan demikian merk Larissa sudah terdaftar dan mendapat
perlindungan hukum.
Larissa Aesthetic Center merupakan klinik kecantikan estetika
pratama yang mengusung konsep "Natural Ingredient with High
Technology" yaitu sistem perawatan wajah, perawatan rambut hingga
perawatan tubuh dengan memakai bahan alami yang disinergikan
penggunaan teknologi modern dengan harga terjangkau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Produk kosmetik tersebut menggunakan merek dagang "L" yang
sudah dipatenkan dan hanya tersedia di gerai-gerai Larissa Aesthetic
Center. Saat ini Larissa sudah memiliki cabang yang tersebar di beberapa
kota antara lain Yogyakarta, Solo, Semarang, Klaten, Purwokerto, Tegal,
Salatiga, Surabaya, Malang, Kediri, Denpasar, Magelang, Madiun, Sragen,
Mojokerto, Kudus, dan Ponorogo.
2. Visi dan Misi
Visi
Menjadi klinik estetika natural terbaik dengan memiliki jaringan terbesar
untuk merawat jutaan masyarakat Indonesia.
Misi
Larissa memberikan layanan estetika terbaik bagi masyarakat melalui
perpaduan perawatan natural dan teknologi terkini dengan harga yang
terjangkau.
3. Jasa-jasa larissa Aesthetic Center
a. Fruit Facial
1) Strawberry Exfoliating Facial
Strawberry Exfoliating Facial dapat digunakan untuk jenis kulit
normal, dan jenis kulit berminyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2) Blueberry Antioxidant Facial
Blueberry Antioxidant Facial dapat digunakan utnuk jenis kulit
normal, dan kulit berminyak.
3) Apple Purifying Facial
Apple Purifying Facial dapat digunakan untuk jenis kulit normal, dan
jenis kulit berminyak.
4) Peach Brightening Facial
Peach Brightening Facial dapat digunakan untuk jenis kulit normal
dan jenis kulit berminyak.
5) Orange Revitalizing Facial
Orange Revitalizing Facial dapat digunakan untuk jenis kulit
berminyak.
6) Carrot-Papaya Rejuvenating Facial
Carrot-Papaya Rejuvenating Facial dapat digunakan untuk jenis kulit
normal, kering, dan berminyak.
7) Avocado Deep Moisturizing Facial
Avocado Deep Moisturizing Facial dapat digunakan untuk jenis kulit
nomal dan kulit kering.
8) Banana Nourishing Facial
Banana Nourishing Facial dapat digunakan untuk jenis kulit
normal dan kulit kering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
9) Yam Bean Whitening Facial
Yam bean (bengkoang) facial berguna untuk pencerahan dan dapat
digunakan untuk semua jenis kulit.
b. Anti Acne Facial
1) Super Blue Facial
Super Blue Facial merupakan perawatan wajah dengan kombinasi
high frequency ozone terbaru dengan ultrasound dan masker super
blue. Sesuai dengan kulit berjerawat dan berminyak.
2) Green Tea Facial
Green Tea Facial merupakan perawatan wajah dengan menggunakan
cleanser, scrub, massage cream dan masker ekstrak green tea. Sesuai
untuk kulit normal, berminyak, dan berjerawat.
c. Mouisturizing Facial
1) Super Collagen Gold Facial
Super Collagen Gold Facial merupakan perawatan wajah dengan
kombinasi mikrodermabrasi ringan, infusi serum kolagen dan masker
super kolagen dengan tambahan butiran emas murni. Sesuai untuk
kulit kering, normal, kusam dan keriput.
2) Paraffin Facial
Paraffin Facial merupakan perawatan wajah yang mengkombinasikan
mikrodermabrasi ringan, ultrasound dan masker paraffin. Sesuai
untuk kulit dehidrasi, kering, normal, dan berminyak tanpa jerawat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3) Honey Facial
Honey Facial merupakan perawatan wajah dengan menggunakan
cleanser, scrub, massage cream dan masker dari ramuan dengan
madu asli. Perawatan ini sesuai untuk kulit kering, normal dan
sensitif.
4) Dark Chocolate Facial
Dark Chocolate Facial merupaakan perawatan wajah dengan
cleanser, scrub, massage cream, dan masker dari coklat asli. Sesuai
untuk kulit kering, normal, dan berminyak tanpa jerawat.
d. Brightening Facial
1) Gold Facial
Perawatan wajah yang mengkombinasikan mikrodermabrasi ringan,
ultrasound, dan masker emas murni. Sesuai untuk kulit kering,
normal, dan berminyak tanpa jerawat.
2) Romantic Radiance Rose Facial
Perawatan wajah dengan menggunakan cleanser, scrub, massage
cream, dan masker ekstrak mawar.
e. Whitening Facial
1) Silver Facial
Silver Facial merupakan perawatan wajah yang mengkombinasikan
mikrodermabrasi ringan dengan ultrasound dan masker silver murni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
f. Bio Light Therapy
Light Therapy adalah terapi dengan menggunakan sinar yang difilter
untuk menghasilkan panjang gelombang tertentu dan menghasilkan
warna-warna spesifik yang berguna untuk mengatasi masalah kulit yang
berbeda-beda.
1) Bio Acne Light Therapy
Bio Acne Light Therapy merupakan terapi dengan Blue Light untuk
menyembuhkan jerawat dan mengontrol kelebihan minyak.
2) Bio Rejuvenation Light Therapy
Bio Rejuvenation Light Therapy adalah therapy dengan Red Light
untuk merejuvinasi kulit, mengurangi keriput dan garis halus, serta
mengurangi inflamasi.
3) Bio Pigmentation Light Therapy
Bio Pigmentation Light Therapy adalah terapi dengan Green Light
yang berguna untuk mencerahkan, dan mengurangi hiperpigmentasi.
4) Bio Radiance Light Therapy
Bio Radiance Light Therapy adalah terapi dengan menggunakan
Orange Light untuk mengatasi kulit kusam.
5) Bio Detoxification Light Therapy
Bio Detoxification Light Therapy adalah terapi dengan Yellow Light
yang berguna untuk detoksifikasi, membuang racun dan kotoran dari
dalam tubuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
6) Bio Inflamed Acne Light Therapy
Bio-inflamed light therapy adalah terapi dengan Purple Light untuk
menyembuhkan jerawat sekaligus mengurangi inflamasi/kemerahan
akibat jerawat.
g. High Technology Treatement
1) Pulsed Oxygen Injection
Perawatan wajah dengan infusi oksigen murni, serum vitamin C, dan
vacuum massage. Sesuai untuk kulit kering, normal, dan berminyak
tanpa jerawat.
2) Jet Peel
Terapi peremajaan dengan aliran oksigen bertekanan tinggi untuk
mengangkat sel kulit mati, memberi nutrisi, melembabkan kulit, dan
mencegah timbulnya jerawat. Sesuai untuk semua jenis kulit, juga
aman untuk kulit sensitif sekalipun.
3) Microdermabrasion
Terapi peremajaan dengan mengangkat sel kulit mati secara mekanik
untuk menghaluskan, mencerahkan, mengurangi hiperpigmentasi,
dan keriput.
4) Radio Frequency
Terapi untuk mengencangkan kulit, mengurangi keriput, dan garis-
garis halus. Menggunakan kombinasi bahan alami dan teknologi
radio-frequency untuk menjaga dan meningkatkan produksi kolagen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kulit akan menjadi lebih kencang hanya dengan hanya satu kali
terapi.
5) Mesotherapy Without Needle
Terapi peremajaan dengan mesotherapy tanpa jarum, yaitu teknologi
terbaru untuk memasukkan serum yang berisi bahan alami, vitamin,
dan mineral ke dalam kulit tanpa menggunakan jarum suntik.
h. Organic Facial
Perawatan wajah dengan menggunakan ramuan buah dan rempah yang
dipadukan dengan peralatan modern. Sesuai untuk semua jenis kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas penelitian yang bertujuan untuk pengaruh
brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada minat beli
ulang jasa klinik kecantikan. Pembahasan analisis hasil penelitian dimulai dari
analisis deskriptif (deskripsi responden dan variabel penelitian) dan kemudian
dilanjutkan dengan analisis kuantitatif yaitu analisis Regresi Linear Berganda
dan pengujian hipotesis.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner
kepada responden yang sedang melakukan perawatan di Natasha Skin Care,
London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin
Care.
Kuesioner yang disebarkan sebanyak 200 responden,dibagi masing-
masing sebanyak 50 responden setiap klinik kecantikan yang terdiri dari
Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau
Naavagreen Natural Skin Care.
A. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan kemampuan suatu
instrument dalam mengukur kebenaran hasil secara cermat dan tepat serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sekaligus membuktikan bahwa suatu instrument dalam hal ini adalah
validitas adalah analisis faktor (Exploratory Factor Analysis). Instrumen
pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi, apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan
pengukuran tersebut. Secara statistik, jika loading factor > 0,5 maka butir
instrument tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2009). Hasil Uji validitas
dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel V.1
Hasil Uji Validitas
Variabel Komponen
Item 1 2 3 4 5 6 7
ITEMA1 0,702
ITEMA2 0,690
ITEMA3 0,733
Brand Image ITEMA4 0,606
ITEMA5 0,593
ITEMB1 0,654
ITEMB2 0,683
ITEMB3 0,587
Vanity Seeking ITEMB4 0,711
ITEMB5 0,572 .
ITEMB6 0,629
ITEMC1 0,757
ITEMC2 0,549
Materialism ITEMC3 0,643
ITEMC4 0,508
ITEMC5 0,684
ITEMD1 0,660
ITEMD2 0,761
Kelompok
Acuan
ITEMD3 . 0,596
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ITEMD4 0,581
ITEME1 0,724
Minat Beli Ulang ITEME2 0,781
ITEME3 0,800
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 2)
Berdasarkan tabel di atas, item-item pernyataan di atas memiliki
factor loading di atas 0,5 yang berarti item-item yang digunakan adalah
valid. Selain itu, setiap item variabel berada di masing-masing komponen
grupnya. Artinya item-item pernyataan yang digunakan dalam istrumen
penelitian memiliki validitas konstruk. Dengan kata lain terdapat
konsistensi internal dalam pernyataan-pernyataan tersebut sehingga dapat
membentuk konstruk dari setiap variabel yang ada.
2. Uji Reliabilitas
Suatu alat pengukur dapat dikataka reliabel bila alat itu dalam
mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan
hasil yang sama. Pengujian reliabilitas terhadap 23 pernyataan tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Kuesioner
dapat dikatakan reliabel jika nilai dari Cronbach’s Alpha di atas 0, 60.
Hasil Uji Reliabilitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel V.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Brand Image 0,717 Reliabel
Vanity Seeking 0,737 Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Materialisme 0,683 Reliabel
Kelompok Acuan 0,644 Reliabel
Minat beli ulang 0,715 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 2)
Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, disimpulkan bahwa semua
variabel dalam penelitian menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6, jadi
semua variabel dinyatakan reliabel atau handal.
B. Analisis Deskriptif Data Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan profil konsumen
yang melakukan minat beli ulang jasa klinik kecantikan berdasarkan
karakteristik responden. Karakteristik responden yang dianalisis dalam
penelitian ini meliputi usia, pekerjaan, pendapatan/uang saku rata-rata perbulan,
jasa klinik kecantikan yang paling sering digunakan, dan frekuensi
menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 (enam) bulan terakhir.
Karakteristik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Usia
Hasil jawaban responden terhadap usia, terbagi menjadi 5 (lima) kelompok,
yaitu responden yang berusia 15-19 tahun, 20-25 tahun, 26-30 tahun, 31-35
tahun, dan > (lebih) dari 36 tahun. Hasil frekuensi jawaban responden
berdasarkan usia dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel V.3
Usia Responden
Usia Jumlah Persentase
15-19 tahun 23 11,5
20-25 tahun 60 30
26-30 tahun 60 30
31-35 tahun 29 14,5
> 36 tahun 28 14
Total 200 100
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3)
Dari data di atas menunjukkan bahwa responden yang menggunakan
jasa klinik kecantikan mayoritas berusia antara 20-25 tahun, yaitu sebesar 30
% dan 26-30 tahun, yaitu sebesar 30% dan juga diikuti dengan responden
berusia 31-35 tahun, yaitu sebesar 14,5%.
2. Tingkat Pendidikan/Pekerjaan
Hasil jawaban responden terhadap usia, terbagi menjadi 5 (lima)
kelompok, yaitu responden dengan pendidikan pelajar/mahasiswa, status
pekerjaan antara lain pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, dan
lainnya. Hasil frekuensi jawaban responden berdasarkan
pendidikan/pekerjaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel V.4
Pendidikan/Pekerjaan
Pendidikan/Pekerjaan Jumlah Frekuensi
Pelajar/Mahasiswa 46 23
Pegawai Negeri 22 11
Pegawai Swasta 72 36
Wiraswasta 40 20
Lain-Lain... 20 10
Total 200 100
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3)
Dari data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
menggunakan jasa klinik kecantikan adalah responden dengan status
pekerjaan menjadi pegawai swasta, yaitu sebesar 36% dan sebagian kecil
dengan status pekerjaan lainnya yaitu ibu rumah tangga.
3. Pendapatan
Hasil jawaban responden terhadap usia, terbagi menjadi 4 kelompok,
yaitu < (kurang) dari Rp1.000.000, Rp1.000.000 - Rp1.999.000,
Rp2.000.000 - Rp3.000.000, dan > (lebih) dari Rp3.000.000. Hasil
frekuensi jawaban responden berdasarkan pendidikan/pekerjaan dapat
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel V.5
Pendapatan
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3)
Dari data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
menggunakan jasa klinik kecantikan adalah responden berpendapatan antara
Rp2.000.000 - Rp3.000.000, yaitu sebesar 35,5% dan sebagian kecil
responden berpenghasilan < (kurang ) dari Rp1.000.000, yaitu sebesar 13%.
4. Jasa klinik kecantikan yang paling sering digunakan
Hasil jawaban responden terhadap penggunaan jasa klinik
kecantikan, terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu Natasha Skin Care, London
Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care.
Hasil frekuensi jawaban responden berdasarkan jasa klinik kecantikan dapat
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Pendapatan Jumlah Persentase
< Rp1.000.000 26 13
Rp1.000.000 - Rp1.999.000 61 30,5
Rp2.000.000 - Rp3.000.000 71 35,5
> Rp3.000.000 42 21
Total 200 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel V.6
Klinik Kecantikan
Klinik Kecantikan Jumlah Persentase
Natasha Skin Care 50 25
London Beauty Centre 50 25
Larissa Aesthetic Center 50 25
Naavagreen Natural Skin Care 50 25
Total 200 100
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3)
Dari data di atas menunjukkan bahwa responden yang menggunakan
jasa klinik kecantikan penyebaran yang seimbang, dengan frekuensi Natasha
Skin Care, yaitu sebesar 50%, London Beauty Centre, yaitu sebesar 50%,
Larissa Aesthetic Center, yaitu sebesar 50%, dan Naavagreen Natural Skin
Care, yaitu sebesar 50%.
5. Frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan
Hasil jawaban responden terhadap frekuensi menggunakan jasa klinik
kecantikan, terbagi menjadi 4, yaitu 1-2 kali/6 bulan sekali, 3-4 kali /6 bulan
sekali, 5-6 kali /6 bulan sekali, dan >7 kali /6 bulan sekali. Hasil frekuensi
jawaban responden berdasarkan frekuensi menggunakan jasa klinik
kecantikan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel V.7
Frekuensi
Frekuensi Jumlah Pesentase
1-2 kali /6 bulan terakhir 62 31
3-4 kali /6 bulan terakhir 76 38
5-6 kali /6 bulan terakhir 53 26,5
>7 kali /6 bulan terakhir 9 4,5
Total 200 100
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3)
Dari data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
menggunakan jasa klinik kecantikan adalah responden dengan frekuensi
menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 (enam) bulan terakhir 3-4
kali/6 bulan terakhir, yaitu sebesar 38% dan sebagian kecil responden dengan
dengan frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 (enam) bulan
terakhir >7 kali/6 bulan terakhir, yaitu sebesar 9%.
C. Analisis Deskriptif atas Variabel Penelitian
Penilaian responden terhadap item-item dari variabel ini diukur
dengan skor terendah 1untuk jawaban sangat tidak setuju dan skor tertinggi 5
untuk jawaban sangat setuju. Untuk mendeskripsikan jawaban tersebut dapat
ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang berpedoman pada nilai minimum dan
nilai maksimum maka dapat ditentukan interval penilaian untuk persepsi per
item pernyataan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Skor minimum =1
Skor maksimum =2
Interval: Maksimum-minimum = 5 – 1 = 0,80
Jumlah Kelas 5
Nilai rata-rata 1.00 – 1,80 = sangat rendah
Nilai rata-rata 1,81 – 2,60 = rendah
Nilai rata-rata 2,61 – 3,40 = cukup
Nilai rata-rata 3,41 – 4.20 = tinggi
Nilai rata-rata 4,21 – 5,00 = sangat tinggi
Hasil analisis deskriptif terhadap seluruh variabel dapat ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel V.8
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Klinik
Kecantikan
Variabel N Minimum Maksimum Mean Mean
(Skala 1-5)
Natasha BI 50 10 23 17,90 3,58
VS 50 6 30 23,48 3,91
MT 50 8 23 15,52 3,10
KA 50 6 20 14,28 3,57
MBU 50 3 15 11,20 3,73
LBC BI 50 5 25 17,30 3,46
VS 50 18 30 23,40 3,9
MT 50 5 25 16,18 3,24
KA 50 4 20 13,76 3,44
MBU 50 3 15 10,56 3,52
Larisssa BI 50 8 24 17,82 3,56
VS 50 17 30 24,18 4,03
MT 50 8 25 15,70 3,14
KA 50 6 18 13,58 3,4
MBU 50 4 15 10,88 3,63
Naavagreen BI 50 10 23 17,00 3,4
VS 50 11 30 23,08 3,85
MT 50 5 22 15,78 3,16
KA 50 6 20 14,20 3,55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
MBU 50 5 15 10,72 3,57
Total
Seluruh
Klinik
Kecntikan
BI 200 5 25 17,50 3,5
VS 200 6 30 23,54 3,92
MT 200 5 25 15,79 3,16
KA 200 4 20 13,96 3,49
MBU 200 3 15 10,84 3,61
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan hasil penelitian responden di klinik kecantikan Natasha
Skin Care mengenai variabel brand image di atas, diperoleh jawaban responden
sebesar 3,58 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada
nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
brand image perusahaan memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang
pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai vanity seeking di atas, diperoleh
jawaban responden sebesar 3,91 di mana interval penilaian untuk per item
pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada
minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai materialism di
atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,10 di mana interval penilaian untuk
per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh
yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian
mengenai kelompok acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,57 di
mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata
3,41 – 4.20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan
memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik
kecantikan. Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
responden sebesar 3,73 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan
berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi
pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care.
Berdasarkan hasil penelitian responden di klinik kecantikan London
Beuty Centre mengenai mengenai variabel brand image di atas, diperoleh
jawaban responden sebesar 3,46 di mana interval penilaian untuk per item
pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa brand image perusahaan memiliki pengaruh yang tinggi
pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai vanity
seeking di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,9 di mana interval
penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20
dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen
memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik
kecantikan. Penilaian mengenai materialism di atas, diperoleh jawaban
responden sebesar 3,24 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan
berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh yang cukup
pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian mengenai kelompok
acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,44 di mana interval
penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20
dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan memiliki
pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban responden
sebesar 3,52 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada
nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang
pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre.
Berdasarkan hasil penelitian responden di klinik kecantikan Larissa
Aesthetic Center mengenai mengenai variabel brand image di atas, diperoleh
jawaban responden sebesar 3,56 di mana interval penilaian untuk per item
pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa brand image perusahaan memiliki pengaruh yang tinggi
pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai vanity
seeking di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 4,03 di mana interval
penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20
dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen
memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik
kecantikan. Penilaian mengenai materialism di atas, diperoleh jawaban
responden sebesar 3,14 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan
berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh yang cukup
pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian mengenai kelompok
acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,4 di mana interval
penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40
dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan.
Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban responden
sebesar 3,63 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada
nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang
pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian responden di klinik
kecantikan Naavagreen Natural Skin Care mengenai mengenai variabel brand
image di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,4 di mana interval
penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40
dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa brand image perusahaan
memiliki pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik
kecantikan. Penilaian mengenai vanity seeking di atas, diperoleh jawaban
responden sebesar 3,85 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan
berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada
minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai materialism di
atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,16 di mana interval penilaian untuk
per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori
cukup. Hal ini menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh
yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian
mengenai kelompok acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,55 di
mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan
memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik
kecantikan. Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban
responden sebesar 3,57 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan
berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi
pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care
D. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikoliniearitas, dan uji heterokedastitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal
atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas, kita dapat menganalisis
penyebaran data pada sumbu diagonal Normal Probability Plot. Dasar
pengambilan keputusan adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas dengan Normal Probability Plot sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 4)
Diagram V.1
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas Normal Probability Plot di atas
terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas untuk variabel dependen yaitu minat beli
ulang.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas menunjukkan adanya korelasi linier yang sempurna
diantara beberapa atau semua variabel independennya. Idealnya variabel-
variabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu
dengan lainnya.
Uji multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan melihat tolerance
value dan variance inflation factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai
VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, maka model regresi bebas
dari multikolinearitas. Hasil dari pengolahan data dalam uji multikolinieritas
yang dilakukan, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel V.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Brand Image (X1) 0,816 1,255
Vanity Seeking (X2) 0,937 1,068
Materialism (X3) 0,867 1,153
Kelompok Acuan (X4) 0,875 1,142
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 4)
Dari hasil uji multikolinieritas diatas, disimpulkan bahwa nilai VIF
kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, maka model regresi bebas dari
semua variabel independen dalam uji multikoliniearitas atau dapat dikatakan
tidak memiliki hubungan yang kuat antar variabel independen.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Pendektesian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode scatter plot. Caranya dengan melihat pola tertentu
dari titik-titik (poin-poin) pada scatter plot. Dasar pengujian adalah sebagai
berikut:
a. Jika ada pola tertentu terdapat titik-titik (pola-pola) yang ada
membentuk suatu pola beraturan (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar ke atas dan di
bawah 0 pada sumbu Y maka tidak terjai heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan scatter plot sebagai berikut:
Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 4)
Diagram V.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan metode scatter plot
di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedastisitas pada model regresi.
E. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regrsi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang
ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Dalam penelitian ini regresi
dilakukan terhadap 4 (empat) variabel bebas (independen) yang akan dijelaskan
sebagai berikut: brand image (X1), vanity seeking (X2), materialism (X3), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kelompok acuan (X4). Berikut tabel hasil analisis regresi berganda dari
penelitian ini:
Tabel V.10
Hasil Uji Regresi Berganda
Per Klinik Kecantikan: Natasha Skin Care
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error
1 (Constant) -0,165 1,807 -0,091 0,928
BI 0,688 0,053 13,009 0,000
VS 0,025 0,050 0,509 0,613
MT -0,085 0,068 -1,259 0,214
KA -0,022 0,075 -0,298 0,767
a. Dependent Variable: MBU
Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5)
Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan
Natasha Skin care dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (<0,05).
Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh
terhadap minat beli ulang adalah 0,688. Persamaan regresi dari hasil tersebut
adalah:
Y = -0.165+0,688X1+0,025X2-0,085X3-0,022X4 +e
di mana:
Y =Minat beli ulang
X1 =Brand image
X2 =Vanity seeking
X3 =Materialism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel V.11
Hasil Uji Regresi Berganda
Per Klinik Kecantikan: London Beauty Centre
Model
Unstandardized Coefficients
t Sig. B Std. Error
1 (Constant) -3,699 1,492 -2,479 0,017
BI 0,708 0,058 12,283 0,000
VS 0,120 0,059 2,037 0,048
MT -0,110 0,041 -2,704 0,010
KA 0,096 0,057 1,666 0,103
a. Dependent Variable: MBU
Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5)
Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan
London Beauty Centre dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (<
0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai
pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,708, nilai signifikan dari vanity
seeking adalah 0,048 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang
adalah 0,120, sedangkan nilai signifikan dari materialism adalah 0,010 (< 0,05)
dan bernilai negatif sebesar -0,110. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah:
Y =-3,699 +0,708X1 +0,120X2-0,110X3+0,096X4 +e
di mana:
Y =Minat beli ulang
X1 =Brand image
X2 =Vanity seeking
X3 =Materialism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel V.12
Hasil Uji Regresi Berganda
Per Klinik Kecantikan: Larissa Aesthetic Center
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error
1 (Constant) -3,993 1,896 -2,106 0,041
BI 0,553 0,060 9,246 0,000
VS 0,186 0,075 2,470 0,017
MT -0,097 0,054 -1,782 0,081
KA 0,177 0,073 2,421 0,020
a. Dependent Variable: MBU
Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17
(lampiran 5)
Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan
Larissa Aesthetic Center dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05
(<0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai
pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,553. Untuk vanity seeking nilai
signifikan adalah 0,017 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah
0,186, sedangkan nilai signifikan dari kelompok acuan adalah 0,020 (< 0,05)
dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,177. Persamaan regresi
dari hasil tersebut adalah:
Y =-3,993+0,553X1+0,186X2-0,097X3+0,177X4 +e
di mana:
Y =Minat beli ulang
X1 =Brand image
X2 =Vanity seeking
X3 =Materialism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel V.13
Hasil Uji Regresi Berganda
Per Klinik Kecantikan: Naavagreen Natural Skin Care
Model
Unstandardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error
1
(Constant) 0,656 1,710 0,384 0,703
BI 0,628 0,091 6,891 0,000
VS -0,012 0,067 -0,176 0,861
MT -0,141 0,071 -1,969 0,055
KA 0,118 0,093 1,261 0,214
a. Dependent Variable: MBU
Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS
17(lampiran 5)
Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan
Naavagreen Natural Skin Care dengan melihat nilai signifikan yang dibawah
0,05 (< 00,05). Nilai signifikan brand image nilai signifikan adalah 0,000 dan
nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,628. Persamaan regresi dari
hasil tersebut adalah:
Y =0,656+0,628X1-0,012X2-0,141X3+0,118X4 +e
di mana:
Y =Minat beli ulang
X1 =Brand image
X2 =Vanity seeking
X3 =Materialism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel V.14
Hasil Uji Regresi Berganda
Untuk Semua Klinik
Model
Unstandardized
Coefficients Sig
keterangan
B Std.
Error
Gabungan Klinik
Brand image 0,670 0,029 0,000 H01 ditolak
Vanity Seeking 0,059 0,029 0,042 H02 ditolak
Materialism -0,116 0,028 0,000 H03 ditolak
Kelompok Acuan 0,072 0,036 0,044 H04 ditolak
Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5)
Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi untuk gabungan
semua klinik kecantikan dapat dilihat dengan nilai signifikan yang dibawah 0,05
(< 0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai
pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,670. Untuk vanity seeking nilai
signifikannya adalah 0,042 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah
0,059. Untuk materialism nilai signifikannya adalah 0,000 dan nilai pengaruh
terhadap minat beli ulang adalah -0,116. Sedangkan kelompok acuan nilai
signifikannya adalah 0,044 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah
0,072. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah:
Y =- 1,336 +0,670X1+0.059X2-0,116X3+0,072X4 +e
di mana:
Y =Minat beli ulang
X1 =Brand image
X2 =Vanity seeking
X3 =Materialism
X4 =Kelompok acuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah di antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (hair et al., 2006).
Berikut tabel hasil pengujian koefisien determinasi dalam penelitian ini:
Tabel V.15
Hasil Uji R2 dan Adjusted R
2
Klinik Kecantikan R2 Adjusted R
2
Natasha Skin Care 0,793 0,775
London Beauty Centre 0,821 0,805
Larissa Aesthetic Center 0,805 0,788
Naavagreen Naural Skin Care 0,664 0,634
Gabungan Klinik Kecantikan 0,768 0,763
Sumber: data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5)
Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2
pada
klinik kecantikan Natasha Skin Care adalah 0,775 atau 77,5%. Artinya
seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism,
dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Natasha Skin Care mampu
menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
77,5%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak diikutsertakan dalam pengujian.
Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2
pada
klinik kecantikan London Beauty Centre adalah 0,805atau 80,5%. Artinya
seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism,
dan kelompok acuan pada klinik kecantikan London Beauty Centre mampu
menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar
80,5%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak diikutsertakan dalam pengujian.
Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2
pada
klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center adalah 0,788 atau 78,8%. Artinya
seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism,
dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center sangat
mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang
sebesar 78,8%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.
Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2
pada
klinik kecantikan Naavagreen Naural Skin Care adalah 0,634 atau 63,4%.
Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking,
materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Naavagreen
Naural Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu
minat beli ulang sebesar 63,4%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Dapat disimpulkan bahwa klinik kecantikan Natasha Skin Care,
London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Cente, dan Naavagreen Naural
Skin Care memiliki nilai adjusted R sebesar 0,763 atau 76,3%. Artinya
semua seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking,
materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Natasha Skin Care,
London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural
Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat
beli ulang sebesar 76,3%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian.
2. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk menguji apakah secara parsial
(individual) variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat. Pengambilan keputusan apabila nilai t hitung lebih kecil dari
nilai t tabel (t < α = 5%), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Pengujian
menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara individual tidak
berpengaruh secara statistic terhadap variabel dependen. Apabila nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel (t > α=5%), maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Pengujian menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut tabel hasil pengujian
signifikan parsial dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel V.16
Hasil Uji Statistik t
Klinik Kecantikan
Model
Unstandardized
Coefficients Sig
keterangan
B Std.
Error
Gabungan Klinik
Brand image 0,670 0,029 0,000 H01 ditolak
Vanity Seeking 0,059 0,029 0,042 H02 ditolak
Materialism -0,116 0,028 0,000 H03 ditolak
Kelompok Acuan 0,072 0,036 0,044 H04 ditolak
NatashaSkin Care
Brand image 0,688 0,053 0,000 H01 ditolak
Vanity Seeking 0,025 0,050 0,613 H02 diterima
Materialism -0,085 0,068 0,214 H03 diterima
Kelompok Acuan -0,022 0,075 0,767 H04 diterima
London Beauty
Centre
Brand image 0,708 0,058 0,000 H01 ditolak
Vanity Seeking 0,120 0,059 0,048 H02 ditolak
Materialism -0,110 0,041 0,010 H03 ditolak
Kelompok Acuan 0,096 0,057 0,103 H04 diterima
Larissa Aesthetic
Center
Brand image 0,553 0,060 0,000 H01 ditolak
Vanity Seeking 0,186 0,075 0,017 H02 ditolak
Materialism (0,097) 0,054 0,081 H03 diterima
Kelompok Acuan 0,177 0,073 0,020 H04 ditolak
Naavagreen Natural
Skin Care
Brand image 0,628 0,091 0,000 H01 ditolak
Vanity Seeking (0,012) 0,067 0,861 H02 diterima
Materialism (0,141) 0,071 0,055 H03 diterima
Kelompok Acuan 0,118 0,093 0,214 H04 diterima
Sumber:data kuesioner dioalah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran5)
a. Klinik Kecantikan Natasha Skin Care
Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk
melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan
konstan.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak
Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima
1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Adapun koefisien sebesar 0,688 menunjukkan arah positif antara
kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan,
maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik
kecantikan Natasha Skin Care.
2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis kedua sebesar 0,613 > 0,05.. Dengan demikian
H02 diterima dan Ha2 ditolak, artinya vanity seeking tidak berpengaruh
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin
Care.
3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,214 > 0,05. Dengan demikian
H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin
Care.
4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Ha4: Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis keempat sebesar 0,767 > 0,05.. Dengan
demikian H04 diterima dan Ha4 ditolak, artinya kelompok acuan tidak
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan
Natasha Skin Care.
b. Klinik kecantikan London Beauty Centre
Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk
melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan
kosntan.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak
Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima
1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Adapun koefisien sebesar 0,708 menunjukkan arah positif antara
kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan,
maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik
kecantikan London Beauty Centre.
2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis kedua sebesar 0,048 < 0,05.. Dengan demikian
H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien
sebesar 0,120 menunjukkan arah positif antara kedua variabel.
Artinya, semakin tinggi vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen,
maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik
kecantikan London Beauty Centre.
3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,010 < 0,05.. Dengan demikian
H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif
pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien
sebesar -0,097 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel.
Artinya, semakin tinggi materialism konsumen, maka semakin
rendah minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan
London Beauty Centre.
4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha4::Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis keempat sebesar 0,103 > 0,05.. Dengan
demikian H04 diterima dan Ha4 ditolak, artinya kelompok acuan tidak
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan
London Beauty Centre.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
c. Klinik Kecantikan Larissa Aesthetic Center
Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk
melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan
konstan.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak
Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima
1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05.. Dengan
demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Adapun koefisien sebesar 0,553 menunjukkan arah positif antara
kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan,
maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik
kecantikan Larissa Aesthetic Center.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis kedua sebesar 0,017 < 0,05.. Dengan demikian
H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien
sebesar 0,186 menunjukkan arah positif antara kedua variabel.
Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen,
maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik
kecantikan Larissa Aesthetic Center.
3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,081 > 0,05. Dengan demikian
H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic
Center.
4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis keempat sebesar 0,020 < 0,05.. Dengan
demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Adapun koefisien sebesar 0,177 menunjukkan arah positif antara
kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan,
maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik
kecantikan Larissa Aesthetic Center.
d. Klinik Kecantikan Naavagreen Natural Skin Care
Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk
melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan
konstan.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima
1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
demikian H01 diterima dan Ha1 ditolak, artinya brand image
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Adapun koefisien sebesar 0,628 menunjukkan arah positif antara
kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan,
maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik
kecantikan Naavagreen Natural Skin Care.
2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis kedua sebesar 0,861 > 0,05.. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
demikian H02 diterima dan Ha2 ditolak, artinya vanity seeking tidak
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan
Naavagreen Natural Skin Care.
3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,555 > 0,05. Dengan demikian
H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen
Natural Skin Care.
4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis keempat sebesar 0,214 < 0,05.. Dengan
demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan
Naavagreen Natural Skin Care.
e. Gabungan Semua Klinik Kecantikan
Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk
melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan
konstan.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak
Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima
1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Adapun koefisien sebesar 0,670 menunjukkan arah positif antara
kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik
kecantikan.
2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H02: Vamity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis kedua sebesar 0,042 < 0,05.. Dengan demikian
H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien
sebesar 0,059 menunjukkan arah positif antara kedua variabel.
Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen,
maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik
kecantikan.
3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa
Klinik Kecantikan
H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis ketiga sebesar 0,000 < 0,05.. Dengan demikian
H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif
pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien
sebesar -0,116 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel.
Artinya, semakin besar materialism yang dimiliki oleh konsumen,
maka akan semakin rendah minat beli mereka pada jasa klinik
kecantikan.
4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang
Jasa Klinik Kecantikan
H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa
klinik kecantikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa p-
value untuk hipotesis keempat sebesar 0,044 < 0,05.. Dengan
demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
Adapun koefisien sebesar 0,072 menunjukkan arah positif antara
kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan,
maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik
kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Perception Map Klinik Kecantikan
Diagram V.3
Perception Map
Klinik Kecantikan
Keterangan:
Natasha Skin Care
Brand Image: 3,58
Kelompok Acuan: 3,57
Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecantikan Natasha
Skin Care memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat
brand image lebih tinggi sebesar 3,58 daripada kelompok acuan sebesar
3,57. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan Natasha Skin Care
penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik
tersebut.
Para pemasar di klinik kecantikan Natasha Skin Care harus lebih
meningkatkan community markets. Dengan demikian, pengaruh
Larissa
LBC
Naavagreen Natasha
3.35
3.4
3.45
3.5
3.55
3.6
3.35 3.4 3.45 3.5 3.55 3.6
Kel
om
pok
Acu
an
Brand Image
Perception Map
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kelompok acuan yang positif akan memberikan dampak positif juga
terhadap perilaku pembelian.
London Beauty Centre
Brand Image: 3,46
Kelompok Acuan: 3,44
Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan London
Beauty Centre memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat
brand image lebih tinggi sebesar 3,46 daripada kelompok acuan sebesar
3,44. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan London Beauty
Centre penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik
tersebut.
Para pemasar harus menciptakan komitmen relasional dengan
memberikan “Rewards” atau penghargaan yang menarik ketika
pelanggan membawa teman, kerabat, saudara untuk melakukan
perawatan di London Beauty Centre. Menambah keragaman hadiah yang
diberikan kepada pelanggan yang sedang berulang tahun, dan
meningkatkan pelayanan serta kualitas jasa kepada para pelanggan.
Dengan demikian, pengaruh kelompok acuan yang positif akan
memberikan dampak positif juga terhadap perilaku pembelian.
Larissa Aesthetic Center
Brand Image: 3,56
Kelompok Acuan: 3,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan Larissa
Aesthetic Center memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di
lihat brand image lebih tinggi sebesar 3,56 daripada kelompok acuan
sebesar 3,4. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan Larissa
Aesthetic Center penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari
pemasar klinik tersebut.
Para pemasar klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center harus
mengolah waktu se-efisien mungkin agar jeda waktu untuk menunggu
tidak terlalu lama, menyediakan fasilitas menunggu yang nyaman.
Memberikan penghargaan bagi para pelanggan membawa teman, kerabat
ataupun keluarga untuk melakukan perawatan di klinik tersebut.
Menambah keragaman hadiah bagi pelanggan yang berulang tahun, dan
memberikan informasi apabila ada diskon produk ataupun jasa dengan
cara menelpon pelanggan atau melalui jejaring sosial lainnya. Dengan
demikian, pelanggan merasa puas dan melampaui harapan pelanggan,
dan akan membawa dampak positif bagi kelompok acuan lainnya.
Navaagreen Natural Skin Care
Brand Image: 3,4
Kelompok Acuan: 3,55
Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan Navaagreen
Natural Skin Care memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di
lihat brand image lebih rendah sebesar 3,4 daripada kelompok acuan
yang lebih tinggi sebesar 3,55. Sehingga, brand image di klinik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
kecantikan Navaagreen Natural Skin Care penting untuk mendapatkan
perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut.
Para pemasar klinik kecantikan Navaagreen Natural Skin Care
menggunaakan celebrity endoser untuk memberikan stimulus bagi para
pelanggan untuk mengingat image klinik kecantikan Navaagreen Natural
Skin Care di benak konsumen.
4. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik
Kecantikan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif pada brand image terhadap minat beli ulang jasa
klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus brand image
berpengaruh juga bagi klinik kecantikan Natasha Skin care, London
Beauty Centre, Larissa Aesthetic Skin Care, dan Naavagreen Natural
Skin Care untuk keselurahan klinik kecantikan hasil temuan ini
mendukung dengan hipoteses pertama. Oleh karena itu semakin tinggi
pengaruh brand image perusahaan, maka akan semakin tinggi minat
beli konsumen pada jasa klinik kecantikan.
Asosiasi-asosiasi merek yang membentuk brand image yang
positif menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan konsumen
untuk loyal terhadap suatu merek. Semakin baik image suatu merek
atau produk maka akan semakin tinggi tingkat pembelian konsumen
dan semakin besar peluang konsumen melakukan pembelian secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
berulang-ulang ataupun minat beli ulang di klinik kecantikan. Hal ini
sejalan dengan paham Keller (1993) bahwa brand image adalah persepsi
tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan
asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa brand
image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan
subyektif dan emosi pribadinya. Konsumen bersedia membayar harga
premium untuk suatu brand jika konsumen mempunyai persepsi yang
cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai nilai tambah dan
citra produk yang dikonsumsinya kepada publik.
Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu
cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Apabila
konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda
dari merek pesaing, maka brand image tersebut akan melekat secara
terus-menerus dan pada akhirnya akan membentuk loyalitas terhadap
merek tersebut. Hal ini sejalan dengan (Freddy, 2004) yang menyatakan
bahwa pembentukan brand yang baik dapat dijadikan sebagai
kekuatan oleh perusahaan untuk menarik konsumen potensial dan
mempertahankan pelanggan yang ada. Persepsi yang positif akan
membentuk brand image yang positif juga.
b. Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik
Kecantikan
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif pada vanity seeking terhadap minat beli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
ulang jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus vanity
seeking berpengaruh juga bagi klinik kecantikan London Beauty Centre,
Larissa Aesthetic Skin Care. Untuk keseluruhan klinik kecantikan hasil
temuan ini mendukung dengan hipoteses kedua. Oleh karena itu, semakin
tinggi vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin
tinggi minat beli konsumen pada jasa klinik kecantikan.
Vanity seeking terbukti mempunyai pengaruh yang positif dalam
hal kesadaran akan penampilan yang cantik dan menarik dengan
hadirnya klinik-klinik kecantikan dan pada akhirnya mempunyai tempat
teristimewa di benak konsumen. Kepedulian seseorang yang berlebihan
terhadap penampilan fisik sangat berdampak terhadap minat beli ulang
jasa klinik kecantikan.
Hasil penelitian ini mendukung pernyataan yang dikemukakan
oleh, Netemeyer et al. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang
tidak puas dengan kondisi fisiknya terutama pada penampilan.
Penampilan yang cantik dan menarik merupakan tujuan dari kaum
wanita. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan
kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan
prestasinnya, hal ini sejalan menurut (Netemeyer et al.,1995).
Kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan yang ingin
tampil cantik dan menarik membuat konsumen kembali menggunakan
jasa klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c. Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik
Kecantikan
Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang negatif antara materialism terhadap minat beli
ulang jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus
materialism berpengaruh juga bagi klinik kecantikan London Beauty
Centre. Untuk keseluruhan klinik kecantikan hasil temuan ini
mendukung dengan hipoteses ketiga. Oleh karena itu semakin tinggi
sifat materialism konsumen, maka akan semakin rendah minat beli ulang
konsumen pada jasa klinik kecantikan.
Seseorang konsumen wanita yang memiliki sifat materialism yang
tinggi hanya memberikan perhatian yang besar pada masalah
kepemilikan duniawi saja, selain itu kegiatan berbelanja untuk
mendapatkan apa yang diinginkan merupakan suatu yang rutin untuk
dilakukan. Penampilan yang cantik merupakan anugerah dari Tuhan, dan
merupakan bawaan lahirliah. Bagi mereka dengan memiliki karakteristik
konsumen materialism, perawatan kecantikan tidak terlalu penting
karena tampil cantik dan menarik tidak semata-mata menggunakan jasa
klinik kecantikan, tetapi bagaimana kita merawat dan menjaga
penampilan. Sehingga minat beli ulang jasa klinik kecantikan tidak
terlalu penting bagi mereka yang memiliki sifat yang tinggi. Mereka
akan memberikan perhatian penuh pada bagaimana untuk mendapatkan
kebendaan duniawi semata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
d. Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik
Kecantikan
Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif pada kelompok acuan terhadap minat beli ulang
konsumen di jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus
kelompok acuan berpengaruh juga bagi klinik kecantikan Larissa
Aesthetic Skin Care. Untuk keseluruhan klinik kecantikan hasil temuan
ini mendukung dengan hipoteses keempat. Oleh karena itu semakin
tinggi pengaruh kelompok acuan konsumen, maka akan semakin tinggi
minat beli konsumen pada jasa klinik kecantikan.
Kelompok acuan memiliki pengaruh positif terhadap minat beli
ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori Kotler (2000) yang menyatakan bahwa keputusan
pembelian dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang berasal dari
eksternal konsumen itu sendiri, yaitu kelompok referensi. Hasil
penelitian ini juga membuktikan bahwa minat beli ulang menggunakan
jasa klinik kecantikan dipengaruhi oleh kelompok acuannya yang telah
melakukan perawatan kecantikan di Natasha Skin Care, London Beauty
Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care .
Pengaruh kelompok acuan membawa dampak yang positif
terhadap minat beli konsumen akan jasa klinik kecantikan antara lain
Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center,
atau Naavagreen Natural Skin Care. Semakin positif pengaruh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
kelompok acuan semakin tinggi minat beli ulang menggunakan jasa
klinik kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB VI
KESIMPULAN & IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam BAB VI pada penelitian ini
maka, dapat disimpulkan berbagai hal sebagai berikut :
1. Untuk data gabungan semua klinik kecantikan brand image, vanity
seeking, dan kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan, sedangkan materialism berpengaruh negatif pada
minat beli ulang jasa klinik kecantikan.
2. Untuk klinik kecantikan Natasha Skin Care, brand image berpengaruh
positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, sedangkan vanity
seeking, materialism, dan kelompok acuan tidak berpengaruh pada minat
beli ulang jasa klinik kecantikan di Natasha Skin Care.
3. Untuk klinik kecantikan London Beauty Centre, brand image dan vanity
seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan
,materialism berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik
kecantikan, sedangkan kelompok acuan tidak berpengaruh pada minat beli
ulang jasa klinik kecantikan London Beauty Centre.
4. Untuk klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center, brand image, vanity
seeking dan kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang
jasa klinik kecantikan, sedangkan materialism tidak berpengaruh pada
minat beli ulang jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
5. Untuk klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care, brand image
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan,
sedangkan vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan tidak
berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan
Naavagreen Natural Skin Care.
B. Implikasi Manajerial
1. Penelitian tentang analisis upaya pemasaran perusahaan, yaitu brand
image
a. Melakukan brand building melalui berbagai macam kegiatan beriklan
pada media televisi atau media iklan dengan bertujuan untuk
memberikan informasi membujuk dan mengingatkan para konsumen
terhadap jasa klinik kecantikan dan juga untuk meningkatkan tingkat
kesadaran akan merek dari jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care,
London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Skin Care, dan Naavagreen
Natural Skin Care.
b. Pemilihan endoser/bintang iklan dapat dipertimbangkan untuk
digunakan. Pemilihan bintang iklan akan memberikan pengaruh
kepada konsumen serta menentukan pencitraan pada sebuah merek
jasa klinik kecantikan.
c. Klinik-klinik kecantikan harus melakukan brand placement dalam
sebuah film, acara televisi ataupun media bergerak lain untuk
meningkatkan ingatan audiens akan merek tersebut dan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
merangsang terciptanya pembelian. Contohnya: pada ajang pemilihan
miss celebrity, klinik kecantikan ikut serta dalam event tersebut.
d. Mengadakan event-event kecantikan di pusat perbelanjaan seperti Mall
bahkan setiap Sekolah maupun Universitas, dan juga mengadakan
seminar-seminar tentang betapa pentingnya para wanita untuk selalu
tampil cantik.
2. Penelitian tentang karakteristik konsumen, yaitu vanity seeking
Melakukan targeting yang kuat dan tepat. Targeting klinik kecantikan
adalah konsumen dengan vanity seeking yang tinggi yang selalu
memperhatikan penampilan pada suatu komunitas seperti arisan ibu-ibu
sosialita.
3. Penelitian tentang kelompok acuan
a. Memberikan pengahargaan bagi pelanggan yang membawa teman,
kerabat ataupun keluarga untuk melakukan perawatan kecantikan.
b. Klinik-klinik kecantikan harus menyediakan tempat tunggu pasien
yang nyaman, sehingga selama menunggu pasien tidak merasa jenuh,
bosan. Klinik kecantikan yang menyediakan tempat tunggu yang
nyaman dapat menimbulkan dampak positif bagi pasien untuk
melakukan minat beli ulang jasa klinik kecantikan dan memberikan
rekomendasi yang positif bagi teman, kerabat, dan keluarga untuk
memilih jasa klinik kecantikan yang akan digunakan.
c. Melakukan Community marketing dengan melibatkan satu pelanggan
dengan pelanggan lainnya dalam sebuah komunitas, arisan dan banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
lagi dengan berbagai bentuk kegiatan seperti event-event kecantikan
atau demo kecantikan.
C. Implikasi Untuk Penelitian Lanjutan
1. Pelitian yang dilakukan ini merupakan sampel yang diambil secara non-
probability, maka penelitian lebih lanjut bisa meningkatkan generalisasi
hasil penelitian dengan menggunakan teknik random sampling.
2. Penelitian ini hanya dilakukan dengan penarikan sampel yang berada di
Yogyakarta saja, sehingga saran yang dapat diberikan untuk penelitian
lebih lanjut yaitu dengan memperhatikan sampel yang diambil untuk
penelitian dapat dilakukan beberapa kota besar dan daerah penyebaran
cabang-cabang klinik kecantikan yang diteliti.
3. Variabel brand image yang diteliti hanya secara umum, sehingga saran
yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut dapat menggunakan
brand trust, kredibilitas customer service, relational benefit, diferensiasi
produk, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Daftar Pustaka
Aaker, D.A., dan Keller,Kelvin Lane. (1990). “Consumer Evaluations of Brand
Extensions”, Journal of Marketing, 54(1), pp. 27-41.
Belk, R. (1985), “Materialism: trait aspects of living in the material world”, Journal
of Consumer Research, Vol. 12, December, pp. 265-80.
Burmann, C., Schaefer, K. dan Maloney, P. (2008), “Industry image: its impact on
the brand image of potential employees”, Journal of Brand Management, Vol.
16 No. 3, pp. 159-76.
Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler (2014). “Business Research Methods”.
Twelfth Edition, New York: McGRAW. HILL.
Dewi, Ike Janita., Felix D. Aristyanto dan Liendah F Oktavia. (2015), “The
Effects of Negative Incentive, Positve Incentive, and Consumer
Characteristics on Digital Music Piracy”. Working Paper. Yogyakarta:
Sanata Dharma University.
Durvasula. Srinivas Steven Lysonski, (2010),"Money, money, money – how do
attitudes toward money impact vanity and materialism? – the case of young
Chinese consumers", Journal of Consumer Marketing, Vol. 27 Iss 2 pp. 169 –
179.
Escalas, J.E. dan Bettman, J.R. (2005), “Self-construal, reference groups and brand
meaning”,Journal of Consumer Research, Vol. 32 No. 3, pp. 378-389.
Faircloth , James B., Louis M. Capella dan Bruce L. Alford. (2001). “The Effect
of Brand Attitude and Brand Image on Brand Equity”. Journal of Marketing
Theory and Practice, Vol. 9, No. 3, pp. 61-75.
Ghozali, Imam, 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, R.E. Anderson, dan R.L.Tatham, (2006).
Multivariate Data Analysis, 6 Ed., New Jersey : Prentice Hall.
Hawkins, Del I dan David L. Mothersbaugh (2013), ”Consumer Behavior: Building
Marketing Strategy”, Eleventh Edition, New York:McGRAW. HILL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hellier, Philip K., Geursen Gus M, Carr Rodney A, dan Rickard John A,
(2003).Customer Repurchase Intention: A General Structural Equation Model,
Journal Of Marketing, Vol.37, pp:1762-1800.
Howard, John A., Robert P Shay dan Christopher A Green., (1988)., “Measuring
The Effect Of Marketing Information On Buying Intensions”., The Journal of
Service Marketing, Vol. 2 No.4., p. 27-36.
Kurniawan, Iwan Suryono., Budi Santoso, dan Bambang Munas Dwiyanto.
(2007).”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk
serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Produk
Sakatonik Liver di Kota Semarang)”. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi.
Volume 4, No. 2, Halaman 20.
Kusdyah, Ike. (2012). “Persepsi Harga, Persepsi Merek, Persepsi Nilai, dan
Keinginan Pembelian Ulang Jasa Klinic Kesehatan (studi kasus erha clinic
surabaya)”. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 7, No. 1.
Keller, Kelvin Lane . (1993), “Conceptualizing, measuring, and managing customer-
based brand equity”, Journal of Marketing, Vol. 57 No.1, pp. 1-22.
Kotler, Philip dan Kelvin Lane Keller. (2009). Marketing Management, Edisi 13,
New Jersey:Pearson Education.
Kotler, Philip dan Kelvin Lane Keller.(2009). Manajemen Pemasaran, edisi 13,
jilid 1, Jakarta:Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip dan Kelvin lane Keller. (2012). Marketing Management. 14e Global
Edition, New Jersey:Pearson.
Koubaa, Yamen, (2008),"Country of origin, brand image perception, and brand
image structure", Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 20 Iss
2, pp. 139–155.
Luna, D., Ringberg, T. dan Peracchio, L.A. (2008), “One individual, two identities:
frame switching among biculturals”, Journal of Consumer Research, Vol. 35
No. 2, pp. 279-293.
Muniz, A.M. dan O’Guinn, T.C. (2001), “Brand community”, Journal of Consumer
Research, Vol. 27 No. 4, pp. 412-432.
Netemeyer, Richard G, Scot Burton dan Donald R. Lichtenstein. (1995).
“Measurement and Relevance to Consumer Behavior”. Journal of Consumer
Research, Vol. 21, No. 4 (Mar), pp. 612-626.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Priyatno, Duwi. (2011). Buku Saku Analisis statistika Data SPSS. Cetakan
pertama. Yogyakarta: MediaKom.
Ramanathan, S. and McGill, A.L. (2007), “Consuming with others: social influences
on moment-to-moment and retrospective evaluations of an experience”, Journal
of Consumer Research, Vol. 34 No. 4, pp. 506-524.
Richins, M.L. dan Dawson, S. (1992), “A Consumer Values Orientation for
Materialism and its Measure: Scale Development and Validation”, Journal of
Consumer Research, Vol. 19, December, pp. 522-33.
Sharma, Piyush dan Ricky Y.K. Chan (2011), “Counterfeit proneness: Conceptualisation
and Scale Development,” Journal of Marketing Management, Vol. 27 (May), Nos. 5-6,
pp. 602-626.
Schiffman, Leon G dan Kanuk, Leslie Lazar. (2010). Consumer Behavior. 10th
edition,New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konusmen:”Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran”. Edisi Kedua. Jakarta:Ghalia.
Stern, B., Zinkhan G.M., & Jaju, A., (2001). “Images in Marketing Congruence of
Store, Brand and Corporate Images”. Marketing Theory, pp. 201-224.
Tanner, R.J., Ferraro, R., Chartrand, T.L., Bettman, J.R. and Van Baaren, R. (2008),
“Of chameleons and consumption: the impact of mimicry on choice and
preferences”, Journal of Consumer Research, Vol. 34 No. 6, pp. 754-766.
Daftar dari internet:
http://ekbis.sindonews.com/read/795591/34/indonesia-berpotensi-jadi-pasar-
terbesar-industri-kecantikan-1382072158, diunduh 24 Mei 2015.
https://spektrumologi.wordpress.com/2014/01/16/klinik-kecantikan-make-your-skin-
beautiful/, diunduh 24 mei 2015.
http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/peluang-pasar-kosmetik-sangat-
besar.php, diunduh 24 Mei 2015.
http://ikmm.wordpress.com/2007/12/10/daftar-universitas-perguruan-tinggi-institut-
politeknik-akademi-di-yogyakarta/, diunduh 24 mei 2015.
http://www.larissa.co.id/, diunduh 07 Agustus 2015.
http://www.londonbeautycentre.com/, diunduh 07 Agustus 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
http://www.natasha-skin.com/, diunduh 07 Agustus 2015.
http://www.naavagreen.com/, diunduh 07 Agustus 2015.
http://www.ekbis.sindonews.com/, diunduh 08 Juli 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN 1:
KUESIONER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
KATA PENGANTAR
Kepada
Yth.Ibu//Saudari
di-
Tempat
Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah saya mahasiswa Manajemen
Magister, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada kesempatan ini
memohon kepada Ibu/Saudari untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner ini.
Adapun judul penelitian saya (Tesis) adalah “PENGARUH BRAND IMAGE,
VANITY SEEKING, MATERIALISM, DAN KELOMPOK ACUAN PADA MINAT
BELI ULANG JASA KLINIK KECANTIKAN”.
Hasil penelitian ini hanya untuk kalangan sendiri dan saya berjanji untuk
menjamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Ibu/Saudari
untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Demikian permohonan saya, atas bantuan dan kerja sama Ibu/ Saudari, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Liendah F Oktavia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Bagian I: Identitas Responden
Isilah titik-titik atau berilah tanda (X) pada salah satu altenatif jawaban yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
1. Nama :........................................... (boleh tidak diisi)
2. Umur
a. 15-19 tahun
b. 20- 25 tahun
c. 26-30 tahun
d. 31-35 tahun
e. > 36 tahun
3. Pekerjaan
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Pegawai Negeri
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
e. Lain-lain, yaitu ………………………
4. Pendapatan/Uang Saku rata-rata anda perbulan:
a. <Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.000
c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
d. >Rp. 3.000.000
5. Jasa klinik kecantikan yang paling sering Anda gunakan:
a. Natasha Skin Care
b. London Beauty Centre
c. Larissa Aesthetic Center
d. Naavagreen Natural Skin Care
6. Frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 bulan terakhir:
a. 1-2 kali /6 bulan terakhir
b. 3-4 kali /6 bulan terakhir
c. 5-6 kali /6 bulan terakhir
d. >7 kali /6 bulan terakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Bagian II
Untuk pernyataan bagian II silahkan Anda memberi jawaban sesuai dengan
pendapat Anda dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda
anggap paling sesuai. Setiap pernyataan mempunyai lima jawaban:
1. sangat setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Netral (N)
4. Tidak setuju (TS)
5. Sangat tidak setuju (STS)
Bagian A
No Peryataan STS TS N S SS
1 Klinik kecantikan memberikan harapan
untuk menjadi cantik.
2 Klinik kecantikan membuktikan klaim
yang diberikan.
3 Klinik kecantikan memberikan
kredibilitas tinggi bagi para pengguna.
4 Klinik kecantikan membuktikan kualitas
jasa yang diberikan.
5 Orang-orang yang saya kagumi
menggunakan jasa kecantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Bagian B
No Peryataan STS TS N S SS
1
Saya peduli terhadap penampilan fisik
yang menarik dan cantik.
2 Saya memiliki pandangan positif
terhadap penampilan fisik yang menarik
dan cantik.
3 Saya memiliki pandangan positif
terhadap pemenuhan akan penampilan
yang menarik dan cantik.
4 Saya sangat memperhatikan penampilan
saya.
5 Saya merasa bahwa orang-orang selalu
memperhatikan penampilan menarik
dan cantik.
6 Bagi saya sangat penting untuk selalu
terlihat menarik dan cantik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Bagian C
No Peryataan STS TS N S SS
1 Saya mengagumi orang-orang yang
memiliki rumah yang mewah, mobil,
dan pakaian.
2 Saya senang memiliki barang yang
dapat mengesankan orang lain.
3 Saya akan lebih senang jika saya
memiliki barang yang saya tidak punya.
4 Saya lebih senang jika saya mampu
untuk membeli barang yang lebih
banyak.
5. Terkadang mengganggu saya jika saya
tidak mampu untuk membeli semua
barang yang saya inginkan.
Bagian D
No Peryataan STS TS N S SS
1 Saya sering menggunakan jasa klinik
kecantikan yang sedang ramai
dibicarakan teman-teman.
2 Saya sering meminta pertimbangan
teman-teman pada saat saya akan
menggunakan jasa klinik kecantikan.
3 Saya membuat keputusan pembelian
menggunakan jasa klinik kecantikan
karena rekomendasi dari sahabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
4 Sebelum menggunakan jasa klinik
kecantikan, saya selalu membicarakan
dengan teman saya tentang klinik
kecantikan yang saya akan gunakan.
Bagian E
No Peryataan STS TS N S SS
1 Saya memiliki waktu khusus secara
rutin untuk menggunakan jasa klinik
kecantikan.
2 Saya bersedia merekomendasikan jasa
klinik kecantikan ke orang lain untuk
menggunakan jasa yang sama.
3 Saya akan merekomendasikan jasa
klinik kecantikan kepada keluarga, dan
teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN 2:
VALIDITAS &
RELIABILITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Uji Validitas
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
.705
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 1070.920
df 253
Sig. .000
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7
ITEMA1 .213 .702 -.078 .017 .270 .157 -.202
ITEMA2 .145 .690 .091 -.134 -.005 .246 .044
ITEMA3 .096 .733 .033 -.005 -.063 -.099 .016
ITEMA4 .051 .606 .018 .190 .035 -.408 -.021
ITEMA5 .007 .593 .101 .113 -.029 -.077 .361
ITEMB1 .654 .160 .215 -.040 -.072 .044 -.044
ITEMB2 .683 .247 -.032 .047 .052 .113 .010
ITEMB3 .587 .199 .034 .040 .129 -.190 -.237
ITEMB4 .711 -.040 -.037 .167 .161 -.046 .052
ITEMB5 .572 -.022 .272 .090 -.211 -.173 .145
ITEMB6 .629 .003 -.102 .105 .112 .236 .090
ITEMC1 .059 .071 .757 .009 .201 .115 .077
ITEMC2 .093 .125 .549 .077 .303 -.052 -.242
ITEMC3 .100 -.124 .643 -.067 -.016 .135 -.079
ITEMC4 .112 -.009 .508 .115 .014 .614 -.032
ITEMC5 -.096 .145 .684 .123 -.084 -.120 .143
ITEMD1 .031 .078 .245 .243 .660 .341 .016
ITEMD2 .092 .001 -.048 .156 .761 -.010 .071
ITEMD3 .041 .007 .245 .013 .596 -.367 .198
ITEMD4 .058 .066 -.027 -.016 .581 -.013 .825
ITEME1 -.081 .152 .057 .724 .017 .253 .159
ITEME2 .207 -.074 .045 .781 .148 -.085 -.011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
ITEME3 .210 .008 .027 .800 .185 -.088 -.139
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 8 iterations.
Uji Reliabilitas
BRAND IMAGE
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.717 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEMA1 13.91 7.148 .540 .642
ITEMA2 14.13 7.722 .480 .668
ITEMA3 14.03 7.541 .523 .651
ITEMA4 13.93 8.045 .432 .686
ITEMA5 14.01 7.663 .409 .699
VANITY SEEKING
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.737 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEMB1 19.74 8.191 .502 .692
ITEMB2 19.88 8.082 .533 .683
ITEMB3 19.92 8.657 .444 .708
ITEMB4 19.74 8.020 .531 .683
ITEMB5 19.85 8.704 .388 .724
ITEMB6 19.76 8.555 .441 .709
MATERIALISM
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.683 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEMC1 12.69 8.748 .578 .570
ITEMC2 12.43 9.915 .401 .647
ITEMC3 12.46 9.506 .412 .643
ITEMC4 12.48 9.427 .419 .640
ITEMC5 12.81 9.351 .386 .656
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
KELOMPOK ACUAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.644 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEMD1 11.07 4.744 .400 .406
ITEMD2 10.72 5.278 .456 .372
ITEMD3 11.08 5.205 .322 .482
ITEMD4 10.34 6.758 .161 .590
MINAT BELI ULANG
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.715 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEME1 6.97 4.190 .407 .782
ITEME2 6.74 3.713 .586 .563
ITEME3 6.60 3.649 .627 .513
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 3:
KARAKTERISTIK
RESPONDEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Statistics
UMUR PEKERJAAN PENDAPATAN KLINIK FREKUENSI
N Valid 200 200 200 200 200
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 15-19
TAHUN
23 11.5 11.5 11.5
20-25
TAHUN
60 30.0 30.0 41.5
26-30
TAHUN
60 30.0 30.0 71.5
31-35
TAHUN
29 14.5 14.5 86.0
> 36
TAHUN
28 14.0 14.0 100.0
Total 200 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pelajar/Mahasiswa 46 23.0 23.0 23.0
Pegawai Negeri 22 11.0 11.0 34.0
Pegawai Swasta 72 36.0 36.0 70.0
Wiraswasta 40 20.0 20.0 90.0
Lain-Lain... 20 10.0 10.0 100.0
Total 200 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PENDAPATAN
Frequenc
y Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
< Rp. 1.000.000 26 13.0 13.0 13.0
Rp. 1.000.000 - Rp.
1.999.000
61 30.5 30.5 43.5
Rp. 2.000.000 - Rp.
3.000.000
71 35.5 35.5 79.0
> Rp. 3.000.000 42 21.0 21.0 100
Total 200 100.0 100.0
KLINIK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid d Natasha Skin Care 50 25.0 25.0 25.0
London Beauty Centre 51 25.5 25.5 50.5
Larissa Aesthetic
Center
50 25.0 25.0 75.5
Naavagreen Natural
Skin Care
49 24.5 24.5 100.0
Total 200 100.0 100.0
FREKUENSI
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-2 KALI/6 BULAN
SEKALI
62 31.0 31.0 31.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
3-4 KALI/6 BULAN
TERAKHIR
76 38.0 38.0 69.0
5-6 KALI/6 BULAN
TERAKHIR
53 26.5 26.5 95.5
>7 KALI/6 BULAN
TERAKHIR
9 4.5 4.5 100.0
Total 200 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
LAMPIRAN 4:
ASUMSI
KLASIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.336 .816 -1.637 .103
BI .670 .029 .872 22.861 .000 .816 1.225
VS .059 .029 .073 2.045 .042 .937 1.068
MT -.116 .028 -.155 -4.193 .000 .867 1.153
KA .072 .036 .075 2.027 .044 .875 1.142
a. Dependent Variable: MBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Uji Heteroskedastisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LAMPIRAN 5:
REGRESI
BERGANDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Klinik Kecantikan Natasha Skin Care
Variables Entered/Removed
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KA, MT, BI,
VSa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .891a .793 .775 1.472
a. Predictors: (Constant), KA, MT, BI, VS
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 373.526 4 93.382 43.120 .000a
Residual 97.454 45 2.166
Total 470.980 49
a. Predictors: (Constant), KA, MT, BI, VS
b. Dependent Variable: MBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.165 1.807 -.091 .928
BI .688 .053 .893 13.009 .000
VS .025 .050 .035 .509 .613
MT -.085 .068 -.087 -1.259 .214
KA -.022 .075 -.021 -.298 .767
a. Dependent Variable: MBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Klinik Kecantikan London beauty Centre
Variables Entered/Removed
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KA, VS, MT,
BIa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .906a .821 .805 1.139
a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 267.555 4 66.889 51.572 .000a
Residual 58.365 45 1.297
Total 325.920 49
a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI
b. Dependent Variable: MBU
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.699 1.492 -2.479 .017
BI .708 .058 .864 12.283 .000
VS .120 .059 .134 2.037 .048
MT -.110 .041 -.184 -2.704 .010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
KA .096 .057 .116 1.666 .103
a. Dependent Variable: MBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Klinik Kecantikan Larissa Aesthetic Center
Variables Entered/Removed
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KA, MT, VS,
BIa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .897a .805 .788 1.161
a. Predictors: (Constant), KA, MT, VS, BI
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 250.674 4 62.669 46.532 .000a
Residual 60.606 45 1.347
Total 311.280 49
a. Predictors: (Constant), KA, MT, VS, BI
b. Dependent Variable: MBU
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant
)
-3.993 1.896
-2.106 .041
BI .553 .060 .737 9.246 .000
VS .186 .075 .184 2.470 .017
MT -.097 .054 -.124 -1.782 .081
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
KA .177 .073 .179 2.421 .020
a. Dependent Variable: MBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Klinik Kecantikan Naavagreen Natural Skin Care
Variables Entered/Removed
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KA, VS, MT,
BIa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .815a .664 .634 1.474
a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 192.796 4 48.199 22.199 .000a
Residual 97.704 45 2.171
Total 290.500 49
a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI
b. Dependent Variable: MBU
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .656 1.710 .384 .703
BI .628 .091 .864 6.891 .000
VS -.012 .067 -.017 -.176 .861
MT -.141 .071 -.229 -1.969 .055
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
KA .118 .093 .138 1.261 .214
a. Dependent Variable: MBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Gabungan Semua Klinik Kecantikan
Variables Entered/Removed
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KA, VS, MT,
BIa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .876a .768 .763 1.340
a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1159.551 4 289.888 161.532 .000a
Residual 349.949 195 1.795
Total 1509.500 199
a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI
b. Dependent Variable: MBU
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.336 .816 -1.637 .103
BI .670 .029 .872 22.861 .000
VS .059 .029 .073 2.045 .042
MT -.116 .028 -.155 -4.193 .000
KA .072 .036 .075 2.027 .044
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.336 .816 -1.637 .103
BI .670 .029 .872 22.861 .000
VS .059 .029 .073 2.045 .042
MT -.116 .028 -.155 -4.193 .000
KA .072 .036 .075 2.027 .044
a. Dependent Variable: MBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI