implementasi komunikasi pemasaran larissa aesthetic …/implementasi...belum pernah diajukan untuk...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMASARAN
LARISSA AESTHETIC CENTER
(Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Komunikasi Pemasaran Larissa
Aesthetic Center Cabang Solo Dalam Meningkatkan Kunjungan Pelanggan
Tahun 2010)
Oleh :
MALAIDA MAIMUN
D 0205092
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi
Ilmu Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing Skripsi
Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si NIP 19580617 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari : Rabu Tanggal : 7 September 2011
TIM PENGUJI
1. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D NIP. 19710217 199802 1 001
2. Nora Nailul Amal, S.Sos, MLMEd, Hons NIP. 19810429 200501 2 002
3. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si NIP. 19580617 198702 1 001
Mengetahui, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 19540805 198503 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMASARAN LARISSA AESTHETIC
CENTER (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Komunikasi Pemasaran
Larissa Aesthetic Center Cabang Solo Dalam Meningkatkan Kunjungan
Pelanggan Tahun 2010)
adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Dalam
pengutipan pendapat para pakar telah dikutip sesuai dengan ketentuan. Saya
bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di
kemudian hari terdapat bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan
karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta, September 2011
Malaida Maimun
D0205092
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
· Siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil. (penulis)
· The future should be a place where we will go, not something that will
come to us where we are now. (Christian Simamora dan Windy
Ariestianty)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ini untuk:
· Ibu dan Bapak,
[Ibu Inayah dan Bapak Masyhuri, yang tiada henti melimpahkan kasih sayang dan
doanya]
· Adikku,
[Falah Abdian]
· Aku,
[yang sudah berusaha]
· Kamu.
[yang telah menolongku tanpa kau sadari]
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kepada Allah SWT atas berkah, rahmat,
serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses belajar di
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sebelas Maret dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini hingga akhir.
Bimbingan, kritikan, serta masukan banyak penulis terima selama penyusunan
skripsi yang kesemuanya menjadikan motivasi untuk dapat lebih baik lagi.
Terselesainya penulisan skripsi tidak lepas dari bantuan, bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itulah penulis mengucapkan terima kasih
kepada;
1. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si selaku pembimbing akademik sekaligus
sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan selama penulisan
skripsi hingga akhir.
3. Segenap dosen Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah disalurkan, diajarkan,
diberikan dan tentunya akan sangat berguna bagi penulis.
4. Bapak Eko Budi Susanto, selaku Marketing Officer Larissa Aesthetic Solo.
5. Ibu Ita, selaku Supervisor Customer Service Larissa Aesthetic Solo.
6. Ibu dan Bapak, Ibu Inayah dan Bapak Mashyuri, untuk limpahan kasih sayang
dan doa yang tiada putus-putusnya.
7. Adikku, Falah Abdian, yang kehadirannya turut menyemangati hari-hariku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
8. Elya dan Stany yang selalu menyiapkan kuping untuk mendengarkan keluh
kesahku. Tengs berat buat kesedian kalian. Bayu dan Mahe, well, makasih
yaaa, kalian paling bisa diandalkan untuk menghilangkan suntuk. Dan untuk
teman-teman Himatin yang lain Pirman, Simbah a.k.a Risa, Rini, Pita, Astri,
Fiska, Densa, Budi, Herald, Dita, kalian tim yang hebat.
9. Mas Uplik, siapa yang menyangka hanya dari omonganmu waktu itu bisa
membuatku sampai di titik ini. Tengs berat yak. Mas Pitex, untuk saat-saat
sulit yang ku alami, kau disana dan membuatku merasa punya Abang.
Makasih ya mas.
10. Teman-teman Komunikasi ’05, kita telah belajar dan berjuang bersama.
Semoga dapat selalu membanggakan almamater.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itulah diharapkan kritik dan saran yang membengun dari segala
sisi untuk perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi yang penulis susun dapat bermanfaat dan memberikan
informasi bagi pembaca.
Surakarta, Juli 2011
Penulis,
Malaida Maimun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK Malaida Maimun, D0205092, MARKETING COMMUNICATION LARISSA AESTHETIC CENTER (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Komunikasi Pemasaran Larissa Aesthetic Center Cabang Solo Dalam Meningkatkan Kunjungan Pelanggan Tahun 2010), Skripsi, Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Berbagai macam bidang usaha yang saat ini sedang mengalami perkembangan, skincare merupakan salah satunya. Hal ini terlihat dari banyak bermunculannya skincare-skincare di kota Solo, salah satunya adalah Larissa. Larissa memiliki visi menjadikan dirinya salah satu perusahaan jasa perawatan kecantikan pilihan di Indonesia melalui keunggulan dalam pelayanan jasa, inovasi produk, dan jasa kecantikan dengan memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini tentu saja tidak mudah diwujudkan karena banyaknya tantangan yang harus dihadapi baik dari pemain lama atau pendatang baru dalam bisnis sejenis. Keberhasilan pemasaran perusahaan pada masa dewasa ini perlu didukung dengan kemahiran dalam mengkomunikasikan produk dengan memanfaatkan program komunikasi pemasaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang implementasi komunikasi pemasaran Larissa Aesthetic Center cabang Solo dalam meningkatkan kunjungan pelanggan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi nonpartisipan, wawancara mendalam, dan dokumen. Informan dipilih berdasarkan purposive sampling. Analisis data yang diperoleh menggunakan model interaksi Miles dan Huberman, dan keabsahan data itu sendiri diuji menggunakan triangulasi sumber.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan komunikasi pemasaran terlebih dahulu Larissa mengidentifikasi siapa audience sasarannya, menetapkan respon yang diinginkan, memilih pesan yang akan disampaikan dan memilih media yang akan digunakan. Sesuai dengan model komunikasi pamasaran Sutisna, Larissa sebagai komunikator. Pada proses encoding Larissa menentukan tujuan komunikasinya, menciptakan pesan yang akan disampaikan dan memilih bauran promosi yang akan digunakan. Larissa mengaplikasikan lima jenis bauran promosi dalam komunikasi pemasarannya. Yang pertama adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), humas (public relations), penjualan personal (personal selling ), dan pemasaran langsung (direct marketing). Pada tahap transmisi, Larissa memilih media apa yang akan digunakan dalam berkomunikasi dengan konsumennya., antara lain media cetak, brosur, vertical banner, billboard dan spanduk, media radio, event, sponsorship dan internet. Selanjutnya pada proses decoding, konsumen mempersepsi pesan dan memberikan respon positif atas pesan yang diterima dengan melakukan tindakan pembelian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT Malaida Maimun, D0205092, MARKETING COMMUNICATION IN LARISSA AESTHETIC CENTER ( A Descriptive Qualitative Study on The Implementation of Marketing Communication in Solo Branch of Larissa Aesthetic Center in Increasing Customer Visit in 2010), Thesis, Communication Department, Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, July 2011.
A variety of businesses develop currently, one of which is skincare. It can be seen from the skincare emerging widely in Solo city, Larissa is one of them. Larissa has vision to make itself the preferred beauty care service provider in Indonesia through its superiority in service, product innovation, and beauty service by utilizing the natural resource to meet the consumer’s requirement. It is, of course, not easy to realize, because many challenges should be faced from both the old performers and the newcomers in the similar business. The successful marketing of company recently needs to be supported by the proficiency of communicating product by utilizing the marketing communication program. This research aims to describe the implementation of marketing communication in Solo Branch of Larissa Aesthetic Center in use. This study descriptive qualitative research approach, the data collection of which was done using non-participatory observation, in-depth interview, and documentation techniques. The informant was selected based on the purposive sampling. The analysis on data obtained was done using Miles and Huberman’s interaction model, and data validity was tested using source triangulation. Based on the result of research, it can be concluded that before starting the marketing communications, Larissa identified its target audience, decided the consumer’s response, chose the right message and selected the media. According to Sutisna’s Marketing Communication Model, there are source, encoding, transmission, decoding, action and feedback. In this research Larissa as a communicator or source. At encoding process, Larissa dicided the purpose of its communication, create a message that will be sent to its audience and chose the promotion mix. Larissa apply five promotion mix types into its marketing communication. They are advertising, sales promotion, public relations, personal selling, and direct marketing. Transmission process, Larissa selected the media which use to communicate with its consumer, there are print ad like magazine, pamphlet, vertical banner, banner and billboard, radio, event, sponsorship and internet. After that is decoding process, here consumer interpret the message and give their response of it. And then action, positive response can stimulate purchase action.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
E. Landasan Teori
1. Proses Komunikasi Pemasaran .................................................... 9
2. Konsep Diferensiasi dan Positioning ..................................... 15
3. Promosi dan Bauran Promosi ............................................. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a) Periklanan (Advertising) ......................................................... 19
b) Promosi Penjualan ................................................................. 21
c) Hubungan Masyarakat dan Publisitas .................................... 24
d) Penjualan Perseorangan (personal selling) ............................ 29
e) Pemasaran langsung (direct marketing) ................................ 31
F. Metodologi Penelitian
1. Tipe Penelitian ............................................................................. 33
2. Lokasi Penelitian .......................................................................... 34
3. Jenis Data .................................................................................... 34
4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
5. Teknik Sampling .......................................................................... 36
6. Teknik Analisis Data .................................................................... 37
7. Validitas Data ............................................................................... 39
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Sejarah dan Gambaran Umum Larissa Aesthetic Center .................... 41
B. Logo ................................................................................................... 42
C. Visi, Misi dan Tujuan ......................................................................... 42
D. Larissa Cabang Solo ........................................................................... 43
E. Lingkungan Fisik Larissa ................................................................... 44
F. Struktur Organisasi ............................................................................ 45
G. Divisi Marketing Cabang Larissa ....................................................... 49
H. Konsumen Sasaran Larissa ................................................................. 51
I. Pelayanan dan Produk Larissa ........................................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
J. Peta Persaingan Skincare di Solo ........................................................ 57
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Data Subyek Penelitian ...................................................................... 60
B. Gambaran Umum Komunikasi Pemasaran Larissa ........................... 64
1. Identifikasi Audience Sasaran ...................................................... 65
2. Menetapkan Respons yang Diinginkan......................................... 70
3. Memilih Pesan .............................................................................. 71
4. Memilih Media Pengiriman Pesan ............................................... 73
C. Analisis Komunikasi Pemasaran Larissa Aesthetic Center ............... 77
1. Sumber .......................................................................................... 82
2. Encoding ....................................................................................... 82
3. Transmisi ...................................................................................... 86
a) Periklanan (Advertising) ............................................................ 87
b) Promosi Penjualan .................................................................... 99
c) Hubungan Masyarakat dan Publisitas ...................................... 106
d) Penjualan Perseorangan (personal selling) .............................. 121
e) Pemasaran langsung (direct marketing) ................................... 125
4. Decoding ....................................................................................... 127
5. Tindakan ....................................................................................... 129
6. Umpan Balik ................................................................................. 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 134
B. Saran ................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.1 Keunggulan dan Kelemahan Beberapa Jenis Promosi Penjualan
....................................................................................................... 23
Tabel III.1 Subyek Penelitian Larissa Aesthetic Center .............................. 61
Tabel III.2 Daftar Harga Perawatan Larissa Aesthetic Center .................... 69
Tabel III.3 Laporan Kegiatan Periklanan Larissa Tahun 2010 ....................... 91
Tabel III.4 Laporan Kegiatan Demo Dan Event Larissa Tahun 2010 ......... 113
Tabel III.5 Laporan Kegiatan Sponsorship Larissa Tahun 2010 ................. 115
Tabel III.6 Daftar Kunjungan Pelanggan Tahun 2010 ................................. 132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.1 Model Komunikasi Pemasaran ................................................ 14
Gambar I.2 Skema Model Analisis Interaktif .............................................. 38
Gambar I.3 Diagram Teknik Triangulasi .................................................... 39
Gambar II.1 Logo Larissa ........................................................................... 42
Gambar II.2 Struktur Organisasi Larissa .................................................... 46
Gambar III.1 Model Komunikasi Pemasaran .............................................. 81
Gambar III.2 Brosur Produk Perawatan Larissa ......................................... 94
Gambar III.3 Vertical Banner ..................................................................... 95
Gambar III.4 Billboard Larissa di Jalan Slamet Riyadi .............................. 96
Gambar III.5 Spanduk Promo di depan Larissa .......................................... 97
Gambar III.6 Brosur Promosi ....................................................................... 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Dewasa ini, masalah penampilan, mulai dari wajah, bentuk tubuh dan
fesyen telah menjadi menu utama dalam setiap tayangan atau majalah yang
mengangkat masalah gaya hidup. Beberapa iklan televisi selalu menampilkan
model-model cantik dengan kulit putih, langsing, berambut lurus kemilau. Tidak
hanya media elektronik, majalah wanita yang beredar di tanah air seperti Harper’s
Bazaar, Elle, Cosmopolitan, Femina, Female, dan masih banyak lagi majalah
remaja juga menampilkan model-model dengan kriteria serupa. Konsep
kecantikan yang disajikan media di atas telah mempengaruhi dan mengubah
persepsi dan tingkah laku masyarakat mengenai kecantikan, dan menjadikannya
standar yang harus dipenuhi.
Dengan berkembangnya zaman tidak hanya wanita yang memperhatikan
masalah penampilan, tidak sedikit pria yang pergi ke salon hanya untuk
merapikan rambut. Mereka mulai sadar akan pentingnya merawat kecantikan diri
karena hal ini akan mempengaruhi kepercayaan diri dalam berpenampilan.
Mereka tidak segan-segan mengeluarkan biaya lebih untuk perawatan di salon-
salon kecantikan.
Demi memenuhi kebutuhan itu banyak salon yang berkembang menjadi
skincare. Perawatan yang ditawarkan beragam, mulai dari ujung rambut hingga
ujung kaki. Bahkan ada yang dilengkapi dengan konsultasi dokter dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
memproduksi produk perawatan sendiri. Munculnya jasa skincare yang telah
menjadi tren ini tidak hanya diperuntukkan untuk kalangan atas saja, namun mulai
merambah kelas menengah. Mereka tidak hanya hadir di ibukota, namun mulai
membuka cabang di beberapa kota besar di Indonesia. Selain untuk mendekatkan
diri pada konsumennya, hal ini memungkinkan adanya penambahan konsumen
baru yang potensial.
Salah satunya adalah Larissa Aesthetic Center. Larissa yang berdiri pada
tanggal 11 Juni 1984 dengan nama Larissa Beauty Salon. Bermula dari
perusahaan perseorangan, Larissa berkembang menjadi perusahaan penyedia jasa
perawatan kulit dan rambut dengan lebih dari 25.000 member dan 250 orang
karyawan yang tersebar di beberapa cabang. Untuk lebih fokus dibidang
perawatan kulit & rambut, Larissa Beauty Salon berubah nama menjadi Larissa
Skin Care & Hair Treatment.
Larissa Skin Care & Hair Treatment merupakan salon pertama yang
mengembangkan perawatan kecantikan yang berorientasi pada konsep back to
nature dengan menggunakan bahan-bahan alami yang diproduksi sendiri. Selain
menawarkan jasa perawatan kulit wajah dan rambut Larissa juga memproduksi
kosmetik sendiri. Perawatan yang ditawarkan Larissa antara lain: perawatan
rambut, perawatan wajah dan perawatan tubuh (body spa). Selanjutnya Larissa
akan berganti nama menjadi Larissa Aesthetic Center. Produk kosmetik Larissa
dibuat dari bahan-bahan alami seperti: sayuran, batang tumbuhan, umbi-umbian
dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar Larissa Aesthetic Center memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
spesifikasi sendiri sehingga mampu bersaing ditengah menjamurnya salon-salon
kecantikan di kota Yogyakarta dimana Larissa pertama kali berdiri. Kosmetik
produksi Larissa ini kemudian diperdagangkan dengan menggunakan merk ‘L’
cosmetics dan telah mendapatkan rekomendasi dari Balai POM RI pada tahun
2006.
Dalam upaya melebarkan sayapnya Larissa kemudian membuka cabang di
kota Solo pada tanggal 1 Mei 2007 dengan kapasitas besar dan fasilitas lengkap.
Disini melayani perawatan dari semua treatment yang ditawarkan Larissa
Aesthetic Center secara terpadu dalam satu gedung. Berbeda dengan Larissa pusat
yang terbagi menjadi tiga lokasi, di mana masing-masing lokasi menawarkan
treatment yang berbeda.
Larissa memiliki visi menjadikan dirinya salah satu perusahaan jasa
perawatan kecantikan pilihan di Indonesia melalui keunggulan dalam pelayanan
jasa, inovasi produk, dan jasa kecantikan dengan memanfaatkan sumber daya
alam untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini tentu saja tidak mudah
diwujudkan karena banyaknya tantangan yang harus dihadapi baik dari pemain
lama atau pendatang baru dalam bisnis sejenis.
Di Solo sendiri saat ini telah ada beberapa salon kecantikan yang harus
dihadapi oleh Larissa. Beberapa diantaranya seperti : Natasha, London Beauty
Center (LBC), Estetika, Kose, SBC, Ella, Epiderma, Dr. Moerbono, Melissa, Dr.
Lee, Madam Korner, Impression, Be Hati dan lain-lain. Itu belum termasuk klinik
kecantikan yang ada di rumah sakit. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang ada, maka Larissa harus memiliki produk atau jasa unggulan yang tidak
dimiliki oleh pesaing-pesaingnya.
Setelah memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, perusahaan harus
memutuskan bagaimana mendeferensiasikan penawaran pasarnya untuk setiap
segmen sasaran dan posisi apa yang akan ditempatinya dalam segmen tersebut.
Positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas,
berbeda, dan diinginkan, relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen
sasaran.1 Positioning yang efektif dimulai dengan deferensiasi yang benar-benar
mendeferensiasikan penawaran pasar perusahaan sehingga perusahaan dapat
memberikan nilai lebih kepada konsumen.
Melihat sejarah berdirinya Larissa di atas, dapat dilihat bahwa Larissa
telah melakukan differensiasi produk atau jasa yang membuat Larissa berbeda
dengan pesaingnya yang telah lebih dulu hadir. Apa yang membuat Larissa
berbeda adalah pemilihan atribut. Atribut adalah sebuah karakteristik, yang
khusus, atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda.2 Setiap produk atau
jasa, berdasarkan kategorinya, mempunyai satu set atribut berbeda. Setiap
skincare, sebagai contoh, berbeda dari skincare lain dalam hal bahan produk,
penggunaan teknologi tinggi, penanganan dokter spesialis kulit, pembuatan
produk sendiri dan kualitas pelayanan. Apa yang membuat produk atau jasa unik
adalah karena penonjolan salah satu dari beberapa atribut yang dimiliki.
1 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip – prinsip Pemasaran, edisi ke-12, terj. Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2008) hlm.61 2 Jack Trout dan Steve Rivkin, Differentiate or Die,Bertahan Hidup di Era Kompetisi yang Mematikan, terj. Alvira, (Jakarta: Erlangga, 2001) hlm.95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kepemilikan atribut merupakan salah satu cara untuk mendeferensiasikan sebuah
produk atau jasa.
Bagaimana perusahaan itu mendiferensiasikan atau memposisikan dirinya
sendiri di pasar penting untuk dilakukan. Seperti yang dilakukan Larissa, sejak
awal bediri, Larissa dikenal sebagai salon yang menggunakan produk dari bahan-
bahan alami (back to nature). Dimana saat itu pesaing menggunakan bahan–bahan
kimia, yang hasilnya cepat terlihat tetapi cenderung memiliki efek samping.
Larissa membidik segmen pasar yang sama dengan pesaing namun memiliki
kebutuhan yang berbeda, yaitu khalayak yang menginginkan perawatan dengan
bahan alami dan aman. Hingga sekarang berkembang menjadi skincare, Larissa
tetap konsisten dengan konsep back to nature-nya. Dengan pemilihan positioning
yang jelas dan didukung oleh bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi)
yang terintegrasi menghasilkan positioning yang kuat dalam pasar sasaran.
Meskipun di Solo telah banyak skincare yang juga mengklaim menggunakan
bahan yang alami, akan tetapi mayoritas segmen pasar sasaran memilih Larissa
sebagai skincare kepercayaan mereka.
Setelah perusahaan memilih posisi yang diinginkan, perusahaan harus
mengambil langkah yang kuat untuk menghantarkan dan menyampaikan posisi itu
kepada konsumen sasaran. Setiap aspek dari komunikasi pemasaran yang
dilakukan harus merefleksikan dan mendukung positioning yang dipilih, baik
iklan, presentasi penjualan, public relation, brosur, website, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Marketing pemasaran terbagi menjadi beberapa jenis instrumen atau
sarana komunikasi yang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda-beda
disesuaikan dengan bagaimana pemasar ingin berkomunikasi dengan pasar
sasarannya. Setiap intrumen komunikasi memiliki keunggulan dan kelemahan,
sehingga pemasar sering memanfaatkan berbagai jenis instrument secara
terintegrasi demi menghasilkan pengaruh yang efektif.
Seperti yang diungkapkan oleh De Pelsmacker, sebagai berikut:
“Marketing communications is typically divide into separate communication instruments that are used for different purposes depending on how marketers want to communicate whit its target groups – or more likely, how the target audience wants to be communicated. Each instrument has its own strengths and limitations, and so marketers usually use some sort of mix instruments to generate as effective influence as possible.”3
Pemilihan instrumen komunikasi juga tergantung pada siapa target
marketnya dan bagaimana situasi persaingan yang ada. Sehingga pemasar dituntut
untuk mampu melakukan inovasi-inovasi sesuai dengan perkembangan situasi
yang ada.
Larissa memanfaatkan berbagai sarana komunikasi yang memungkinkan
untuk menyampaikan pesan-pesan perusahaan kepada konsumennya. Pemilihan
instrumen komunikasi tentunya disesuaikan dengan perkembangan yang ada saat
ini, sehingga selalu dinamis dengan tren yang sedang berkembang. Menjamurnya
skincare yang serupa di kota Solo ini mendorong Larissa untuk lebih kreatif dan
3 Mikko Vuorio, “Marketing Communication in Finnish Industrial Companies” (Jyvaskyla: University of Jyvaskyla School of Business and Economics, 2010) Marketing Master’s Thesis, 2010, hlm. 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
inovatif dalam merancang kegiatan promosi yang efektif sesuai dengan konsumen
sasaran.
Pada periklanan, Marketing Larissa lebih memilih menggiatkan aktivitas
below the line (promosi lini bawah), karena dinilai aktivitas above the line
(promosi lini atas) kurang efektif jika diterapkan untuk khalayak Solo. Aktivitas
BTL Larissa antara lain mengadakan seminar di kampus-kampus, talkshow,
beauty course, demo kecantikan, sponsorship, berpartisipasi dalam event dan lain-
lain. Hal ini bukan berarti aktivitas ATL sama sekali tidak dilakukan, Larissa tetap
aktif beriklan di media cetak dan radio pada saat ada promo baru atau launching
product.
Mengapa penelitian mengenai implementasi komunikasi pemasaran
Larissa cabang Solo dianggap menarik untuk diteliti? Sebab Larissa adalah
skincare yang banyak digunakan oleh konsumen sasaran, dalam hal ini remaja
hingga wanita dewasa (usia 20 sampai 45 tahun). Di Solo sendiri, Larissa bukan
yang pertama menawarkan perawatan dengan bahan alami (back to nature), yang
lain misalnya Thipara dan Ella, namun mampu mendominasi target market ini.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian tentang latar belakang masalah di atas maka perumusan
masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :
”Bagaimana implementasi komunikasi pemasaran Larissa Aesthetic Center
cabang Solo dalam meningkatkan kunjungan pelanggan tahun 2010?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Tujuan Penelitian
Atas dasar permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka dapat
ditetapkan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan
gambaran tentang implementasi komunikasi pemasaran Larissa Aesthetic Center
cabang Solo dalam meningkatkan kunjungan pelanggan tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat :
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana
komunikasi pemasaran Larissa Aesthetic Center cabang Solo, mulai dari
perencanaan, implementasi dan kendali pemasarannya, dalam
meningkatkan kunjungan pelanggan serta memberi masukan yang
berharga bagi penyempurnaan peranan yang dijalankan oleh Marketing
Cabang dalam perkembangannya.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat
dan berarti dalam pengembangan teori komunikasi, khususnya Marketing
PR.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
E. Kerangka Teori dan Pemikiran
1. Proses Komunikasi Pemasaran
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
hidup manusia. Begitu juga dalam dunia pemasaran, komunikasi
memegang peranan yang sangat penting.
Menurut Hovland komunikasi diartikan sebagai suatu proses
mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the
behaviour of other individuals).4 Dengan demikian kegiatan komunikasi
tidak hanya sekedar informatif, yakni agar orang mengerti dan tahu, tetapi
juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau
keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses sosial
manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.5
Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (American
Marketing Association-AMA) pemasaran didefinisikan sebagai proses
perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan
4 Onong U. Effendy. 1992. Spektrum Komunikasi. (Bandung: CV Mandar Maju, 1992) hlm. 10 5 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1992) hlm. 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pedistribusian ide-ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.6
Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi
perusahaan. Sebab, tujuan pemasaran itu sendiri menuntut perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan produknya.
Dalam pertukaran, telah terjadi proses komunikasi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dengan demikian komunikasi memegang peran
penting dalam proses pertukaran.
Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar pengembangan
produk yang baik, penetapan harga yang menarik, dan ketersediaan bagi
konsumen sasaran. Perusahaan juga harus berkomunikasi degan
konsumen, dan subyek yang dikomunikasikan harus membuka peluang.
Untuk mengembangkan komunikasi yang efektif, pemasar harus
mengetahui bagaimana cara kerja komunikasi itu sendiri. Komunikasi
melibatkan beberapa elemen, dua di antara elemen tersebut merupakan
kelompok pada komunikasi secara umum, pengirim dan penerima. Dua
elemen yang lain merupakan saran dalam komunikasi pada umumnya,
pesan dan media. Empat elemen yang terdapat dalam gambar merupakan
fungsi komunikasi secara umum, yakni pengiriman pesan, penguraian
6 Vivid W Cravens, Pemasaran Strategis, (Jakarta: Erlangga, 1996) hlm.21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pesan, respons dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan dalam
sistem.7
Tujuan utama dari komunikasi dalam dunia pemasaran adalah
menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan
audiens tentang keberadaan produk yang ditawarkan. Menginformasikan
dapat berupa memperkenalkan cara pemakaian baru dari produk tertentu,
menyampaikan perubahan harga kepada pasar, menjelaskan cara kerja
suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan,
meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran
calon pembeli, dan membangun citra perusahaan. Sedangkan tujuan kedua
adalah mempengaruhi dan membujuk untuk membentuk pilihan merek,
mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan
terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk membeli saat itu juga,
dan mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga.
Komunikasi pemasaran menunjuk pada kegiatan yang ditujukan
untuk menciptakan hubungan interaktif antara perusahaan dengan pasar
sasarannya, dan untuk menciptakan pengaruh yang positif atas pesan yang
disampaikan pada pasar sasarannya. Hal ini senada dengan pendapat
Vouko:
“Marketing communication refers to actions that are intended to create interaction between company (marketer) and its interest group, and to influence positively toward those matters that organization (marketer) want to promote for its interest group.”8
7 Mahmud Machfoedz, Komunikasi Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010) hlm.3 8 Vuorio. Op. Cit. hlm. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Komunikasi juga bertujuan untuk mengingatkan audiens tentang
perusahaan, dengan cara mengingatkan pembeli akan tempat-tempat outlet
penjualan yang dimiliki perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walau
tak ada kampanye iklan dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh
pada produk perusahaan.
Komunikasi dalam pemasaran merupakan aspek penting bagi
pertumbuhan dan suksesnya suatu perusahaan. Menurut Sutisna,
komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaian pesan
kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di
pasar.9
Burnett dan Moriarty mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai
berikut:
“Komunikasi pemasaran adalah elemen dari marketing mix yang digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai elemen penting lainnya dalam pemasaran untuk meningkatkan kemungkinan pembelian konsumen.”10
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran adalah
proses penyebaran informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak
ditawarkannya pada pasar sasaran.
Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan pada
umumnya tidak jauh berbeda dengan model komunikasi yang telah ada.
Pada proses komunikasi pemasaran, pesan pertama kali datang dari
9 Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002) hlm. 267 10 Estaswara, Think IMC! Efektivitas Komunikasi untuk Meningkatkan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) hlm. 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
sumber. Dalam pemasaran sumber berarti pihak yang mengirim pesan
pemasaran kepada konsumen, yaitu pemasar. Sebelum melakukan
komunikasi tersebut terlebih dahulu pemasar menentukan tujuan dari
kampanye iklan yang akan dibuat, siapa target market dan segmen apa,
serta positioning yang diharapkan. Selanjutnya pemasar menerjemahkan
tujuan dan target konsumen ke dalam bentuk format pesan. Intinya
bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara
positif oleh penerima dalam hal ini konsumen. Dalam proses ini ditentukan
pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan. Jadi encoding adalah
keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis
promosi yang akan dipakai.
Selanjutnya proses transmisi, yaitu proses menyampaikan pesan
pada target konsumen melalui media yang tepat sesuai dengan
karakteristik target market ( misalnya radio, TV, majalah, surat kabar,
pameran, brosur dan sebagainya).
Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh
penerima. Ketika pesan diterima, penerima akan memberikan respons
terhadap pesan yang disampaikan. Respons yang diberikan bisa positif,
negatif atau netral. Respons positif tentu saja adalah respons yang
diharapkan oleh pengirim pesan. Respons positif identik dengan terjadinya
keserasian antara harapan pengirim dengan tanggapan penerima pesan.
Proses memberikan respons dan menginterpretasikan pesan yang diterima
disebut sebagai proses decoding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen
sebagai penerima pesan. Jika pesan yang sampai diterima secara positif,
maka hal ini akan memberikan pengaruh positif pada sikap dan perilaku
konsumen. Sikap positif akan mendorong konsumen untuk melakukan
tindakan pembelian. Namun tidak semua sikap positif diakhiri dengan
pembelian, hal ini karena adanya batasan, misalnya daya beli.
Gambar I.1 Model Komunikasi Pemasaran
Sumber: Sutisna.11
Proses terakhir yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan.
Pemasar mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan
11 Sutisna, Op. Cit. hlm. 270
Sumber Encoding Transmisi Decoding Tindakan
Umpan balik
Pemasar Agency iklan, tenaga penjualan, iklan, personal selling, sales promotion, public relation, direct marketing
Radio, TV, surat kabar, majalah, brosur
Respons dan interpretasi oleh penerima
Perilaku konsumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
harapan, artinya mendapat respons dan tindakan yang positif dari
konsumen, atau justru pesan tidak sampai secara efektif. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat indikator tingkat penjualan produk atau jasa
yang ditawarkan. Indikator penjualan ini dapat menjadi sinyal awal bagi
pemasar untuk melakukan penelitian atas pesan yang disampaikan ke
konsumen.
2. Konsep Diferensiasi dan Positioning
Selain memutuskan segmen pasar mana yang akan menjadi
sasarannya, perusahaan harus memutuskan proposisi nilai – bagaimana
perusahaan akan menciptakan nilai terdeferensiasi untuk segmen sasaran
dan posisi apa yang ingin diduduki perusahaan dalam segmen itu. Posisi
produk (product’s position) adalah kumpulan persepsi, kesan, dan
perasaan kompleks yang dimiliki konsumen untuk suatu produk dibanding
dengan produk pesaing.12
Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra, persepsi,
dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui
proses komunikasi.13
Merek yang memiliki positioning yang jelas, akan disimpan dalam
benak konsumen sebagai merek yang memiliki perbedaan dibanding
dengan merek lain dalam kategori produk yang sama.14
12 Kotler dan Amstrong. Op. Cit. hlm.247 13 Sutisna, Op. Cit hlm. 258
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Positioning yang efektif dimulai dengan deferensiasi yang benar-
benar mendeferensiasikan penawaran pasar perusahaan sehingga
perusahaan dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen.
Ada tiga tahapan dalam menentukan deferensiasi dan positioning:
a. Mengidentifikasi perbedaan nilai yang mungkin dan keunggulan
kompetitif
Untuk menemukan titik-titik diferensiasi, pemasar harus berpikir
melalui seluruh pengalaman pelanggan dengan produk atau jasa
perusahaan. Perusahaan dapat melakukan diferensiasi sepanjang lini
produk, jasa, saluran, orang atau citra.
b. Memilih keunggulan kompetitif yang tepat
Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa keunggulan potensial
yang memberikan keunggulan kompetitif, perusahaan harus
memutuskan berapa banyak perbedaan yang dipromosikan dan
perbedaan yang mana.
c. Mengkomunikasikan dan menghantarkan posisi terpilih
Setelah memilih posisi, perusahaan harus mengambil langkah
kuat untuk menghantarkan dan mengkomunikasikan posisi yang
diinginkan kepada konsumen sasaran.
14 Freddy Rangkuti. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009) hlm.63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pada umumnya, positioning dinyatakan dalam bentuk pernyataan
pendek bahkan dalam satu kata yang mencerminkan merek tersebut.
Pernyataan ini dapat menjelaskan kepada konsumen, mengapa merek kita
berbeda dari merek pesaing sehingga merek kita dapat memberikan
jaminan atau janji bahwa dengan membeli merek ini, konsumen dapat
teratasi masalahnya.
Setelah ditentukan positioning dan diferensiasi produk dan jasa dari
produk dan jasa pesaing, maka proses selanjutnya adalah merangkumnya
menjadi sebuah pesan pemasaran yang dapat dipahami dan direspons
secara positif oleh konsumen sasaran.
3. Promosi dan Bauran Promosi
Tahap selanjutnya dari proses komunikasi pemasaran adalah
memilih jenis komunikasi apa yang akan digunakan. Dalam pemasaran
kegiatan mengkomunikasikan pesan-pesan perusahaan kepada
khalayaknya disebut promosi.
Philip Kotler mendefinisikan promosi sebagai:
“Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen agar membeli.”15
Sedangkan Zimmerer mengatakan bahwa:
“Promosi adalah segala macam bentuk komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang produk atau
15 Ibid. hlm.177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
jasa dan untuk memengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa tersebut mencakup publisitas, penjualan perorangan, dan periklanan.” 16 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi
bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan
konsumen melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen
dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan
dan kebutuhannya.
Pada umumnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan
harus mendasarkan pada tujuan sebagai berikut:
1. “Modifikasi tingkah laku Tujuan dari promosi ini adalah berusaha untuk mengubah tingkah laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk menjadi setia terhadap produk.
2. Memberitahu Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada pasar yang dituju tentang pemasaran, mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya.
3. Membujuk Promosi seperti itu terutama untuk mendorong pembeli. Perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif.
4. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk.”17
Pemasar mengembangkan promosi untuk mengkomunikasikan
informasi mengenai produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk
membelinya. Untuk memciptakan dan memelihara keunggulan pembeda
16 Ibid. hlm.50 17 Ibid. hlm.52-53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(differential advantage) dari apa yang ditawarkan pesaing maka sebagian
besar produk dan merek yang berhasil membutuhkan promosi.
Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan
pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (promosional mix).
Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan
berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu
rencana promosi produk. Terdapat lima jenis promosi yang biasa disebut
sebagai bauran promosi yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka
(personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan
masyarakat dan publisitas (publicity and public relation), serta pemasaran
langsung (direct marketing).18
a) Periklanan (Advertising)
Periklanan atau advertising bisa didefinisikan sebagai:
“Semua bentuk presentasi non personal yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai pihak sponsor tertentu.”19 Sejalan dengan itu Rangkuti mendefinisikan:
“Periklanan adalah komunikasi nonindividu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu.”20 Media yang dipakai untuk periklanan secara garis besar
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Media lini atas (Above the Line), terdiri atas iklan-iklan yang dimuat
dalam media cetak (surat kabar, majalah, brosur dan sebagainya),
18 Sutisna. Op. Cit. hlm. 267 19 Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications: Teks dan Kasus, Cetakan II, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005) hlm.90 20 Rangkuti. Op. Cit. hlm. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
media elektronik (radio, TV, dan bioskop), serta media luar ruang
(papan reklame dan angkutan)
2) Media lini bawah (Below the Line), terdiri atas seluruh media selain
media diatas, seperti pameran, point of sale, display material,
kalender, agenda, gantungan kunci, dan tanda mata.
Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan maka, pesan harus
disampaikan melalui media. Periklanan dapat disajikan dalam berbagai
bentuk dan media sebagai berikut:
1) Media cetak · Surat kabar
Merupakan media periklanan yang paling efektif, sehingga harus diusahakan mendapat kesan yang positif di mata masyarakat karena media ini lebih banyak dibaca oleh masyarakat luas. Kelemahan media ini, umumnya surat kabar hanya dibaca sekali kemudian dibuang sehingga kurang mendapat perhatian dari pembaca.
· Majalah Hampir sama dengan surat kabar, tetapi media ini hanya diterbitkan untuk orang-orang yang khususnya mempunyai rasa dan perhatian yang sama pada segmen tertentu saja.
· Brosur dan leaflet Brosur merupakan selebaran yang dikirim atau diberikan ke berbagai perusahaan maupun perorangan yang dianggap sebagai pembeli potensial, sedangkan leaflet berisi informasi mengenai produk atau harga.
· Direct mail Adalah surat penawaran yang dikirimkan kepada pembeli potensial dan mencantumkan fasilitas yang tersedia dengan penawaran dan harga khusus.
2) Media elektronik Merupakan media yang paling efektif dan banyak digunakan oleh perusahaan karena media ini dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Terdiri atas: · Media audio: merupakan media yang hanya dapat didengar yaitu
radio dan telepon. Media ini biayanya relatif lebih murah karena sifatnya audio sehingga tidak diperlukan ketrampilan khusus untuk menyampaikan pesan yang disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
· Media audiovisual: merupakan media yang dapat dilihat dan didengar, yaitu televisi, internet, dan bioskop. Media ini biayanya relatif lebih mahal sehingga benar-benar diperlukan keterampilan khusus dan kecakapan dalam proses penyampaiannya.
3) Media outdoor (Luar ruangan) · Billboard
Merupakan iklan yang dipasang pada papan-papan besar bergambar yang dianggap strategis, mudah dilihat di jalan raya yang ramai dilalui oleh kendaraan. Media ini bersifat mengingatkan, sehingga diperlukan pesan yang jelas, singkat, mudah dipahami, dan gambar yang menarik.
· Sign board Berupa papan-papan kecil dengan gambar petunjuk arah suatu lokasi tertentu.
· Umbul-umbul Media ini menampilkan gambar dengan warna yang mencolok sehingga memberikan suasana yang meriah.
· Sticker Merupakan iklan yang dipasang pada kendaraan-kendaraan umum seperti bus kota dan taksi, umumnya dipasang pada kendaraan umum yang melalui jalur padat.21 Fungsi periklanan dalam perencanaan promosi merupakan suatu
fungsi yang penting, karena iklan dapat menyampaikan informasi,
mengingatkan atau membangun persuasi tentang keberadaan suatu
produk.
“The same advertising methods used to promote commercial goods and services can also be used to motivate, inform and educate.”22
b) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah salah satu kegiatan promosi untuk
melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.
21 Rangkuti. Op. Cit. hlm.24-26 22 Reginald F. Moody, “Taking Tips from Zenith’s Legendary Eugene McDonald, Jr.: Getting Public Relations and advertising to say “I Do””, Public Relation Journal, Vol. 4, No. 4 (2010) hlm. 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kotler dan Amstrong dalam Rangkuti menjelaskan:
“Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari produk atau jasa.”23 Menurut Sulaksana, promosi penjualan dapat di definisikan
sebagai:
”Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen atau pedagang.”24 Secara garis besar terdapat tiga klasifikasi dari promosi penjualan,
yaitu:
1) “Promosi konsumen (consumer promotion), meliputi: kupon, produk sampel gratis, premium, hadiah, dan seterusnya.
2) Promosi dagang (trade promotion), meliputi: diskon kas, barang dagangan (merchandise), bantuan peralatan, speciality advertising, atau insentif lain untuk pengecer atau pedagang grosir.
3) Promosi wiraniaga (salesforce promotion), seperti kontes penjualan.”25
Sebagai salah satu bagian dari bauran promosi, promosi penjualan
dapat mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan
pembelian. Secara spesifik tujuan promosi penjualan yaitu agar
konsumen mau mencoba penggunaan produk, mendorong peningkatan
pengeluaran sepanjang masa liburan dan mendorong konsumen yang
sudah ada agar menggunakan produk lebih sering lagi.26
23 Rangkuti. Op. Cit., hlm.28 24 Ibid. hlm.109 25Fandy Tjiptono, et.all., Pemasaran Strategik, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008) hlm. 546 26 Sutisna. Op. Cit. hlm.301
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tabel I. 1 Keunggulan dan Kelemahan Beberapa Jenis Promosi Penjualan
JENIS
PROMOSI PENJUALAN
TUJUAN KEUNGGULAN KELEMAHAN
Kupon Merangsang permintaan
Mendorong dukungan pengecer
Konsumen menunda pembelian
Deals Meningkatkan hasrat konsumen untuk mencoba produk; membalas tindakan pesaing
Mengurangi resiko konsumen
Konsumen menunda pembelian; mengurangi product value
Premium (diskon)
Membentuk goodwill
Konsumen menyukai produk gratis atau yang harganya di diskon
Konsumen membeli hanya karena diskonnya, bukan karena produknya
Kontes Meningkatkan pembelian konsumen; membentuk business inventory
Mendorong keterlibatan konsumen terhadap produk
Memerlukan pemikiran yang kreatif dan analitis
Undian Mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak; meminimumkan perilaku berganti merek
Konsumen lebih sering menggunakan produk dan menyimpannya
Penjualan menurun setelah masa undian berakhir
Produk Sampel Mendorong konsumen mencoba produk baru
Resiko kecil bagi konsumen yang mencoba produk
Biaya tinggi bagi perusahaan
Trading Stamps Mendorong pembelian ulang
Membantu dalam menciptakan loyalitas
Biaya tinggi bagi perusahaan
Point-of-Purchase Displays
Mendorong konsumen untuk mencoba produk; memberi in-store support untuk alat promosi yang lain
Memberikan penampilan produk yangbaik
Sulit meminta pengecer untuk menempatkan produk pad atempat yang ramai dilalui pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Potongan rabat Mendorong pelanggan untuk membeli; menghentikan penurunan penjualan
Efektif merangsang permintaan
Mudah ditiru; mengurangi perceived product value
(Tjiptono et all, 2008: 548)
Promosi penjualan dan periklanan mempunyai kesamaan, yaitu
keduanya mampu meningkatkan jumlah konsumen dan meningkatkan
penggunaan produk oleh konsumen saat ini, keduanya juga berusaha
untuk mengubah persepsi mengenai produk dan jasa yang ditawarkan
dan keduanya berusaha membuat orang melakukan sesuatu.27
c) Hubungan Masyarakat dan Publisitas (publicity and Public
Relation)
Pada umumnya, public relation (PR) merupakan sarana yang
berhubungan dengan cara dan gaya interaksi perusahaan dengan
masyarakat luas, yang diperlukan untuk mempengaruhi perusahaan lain
dan individu dengan memproyeksikan identitas yang dapat
mempengaruhi pandangan publik terhadap perusahaan. Dengan
penyebarluasan informasi dan pengambangan tingkat pengetahuan
tentang suatu topik tertentu, perusahaan memerlukan cara untuk
mengembangkan citra diri dalam penilaian masyarakat luas dan
berpengaruh terhadap mereka. Pendekatan ini tercermin dalam definisi
27 Ibid. hlm.302
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
PR yang dikemukakan oleh The Institude of Public Relations, sebagai
berikut:
“Public relation adalah upaya yang direncanakan dan dipertahankan kelangsungannya untuk membangun dan menjaga iktikad baik dan saling pengertian di antara perusahaan dan komunitasnya.”28 Kotler dan Amstrong dalam Rangkuti menjelaskan bahwa:
“Publisitas adalah aktivitas untuk mempromosikan perusahaan atau produknya dengan memuat berita mengenai subjek itu tanpa dibayar oleh sponsor”.29 Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan
terhadap suatu produk secara nonpersonal dengan membuat berita yang
bersifat komersial tentang produk tersebut dalam media tercetak atau
tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan oleh media tersebut.30
Pada publisitas, informasi yang tercantum bukan berupa iklan,
melainkan berupa berita, yang mengandung unsur-unsur menarik
sehingga dapat menarik media massa untuk ikut serta menyiarkan
meskipun tidak menerima bayaran. Misalnya, penjabaran produk atau
merek baru, perbandingan merek di jurnal dagang, surat kabar, majalah
berita, diskusi di radio, dan talkshow di TV semuanya menyajikan
berbagai informasi produk bagi para konsumen.
Publisitas memiliki tiga kualitas khusus, antara lain:
1) “Nilai kepercayaan yang tinggi. Artikel dan berita di media biasanya lebih otentik dan lebih dipercaya oleh pembaca daripada iklan.
28 Machfoedz, Op. Cit. hlm. 176 29 Rangkuti. Op. Cit. hlm.27 30 Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Dorongan keluar. Publisitas dapat menjangkau banyak pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan. Pesan yang sampai ke pembeli berupa berita, bukan suatu komunikasi penjual langsung.
3) Dramatisasi. Iklan dan publisitas mempunyai potensi untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk”.31
Dalam rangka menciptakan dan mempertahankan citra
perusahaan dan produk yang positif, PR menjalankan sejumlah fungsi
utama:
1) Press relations, yaitu menyajikan berita dan informasi mengenai organisasi sepositif mungkin.
2) Product publicity, yakni mensponsori usaha-usaha untuk memublikasikan produk spesifik.
3) Corporate communication, yaitu mengupayakan pemahaman mengenai organisasi melalui komunikasi internal dan eksternal.
4) Lobbying, yaitu menjalin relasi dengan staf pemerintah yang berkaitan dengan regulasi dan legislasi.
5) Counseling, yaitu memberikan saran dan pertimbangan kepad apihak manajemen mengenai isu-isu publik, posisi perusahaan, dan citra perusahaan.32
Para pakar mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda
mengenai kategori atau jenis instrumen hubungan masyarakat. Kotler
(1995) mengidentifikasi delapan alat yang bisa digunakan dalam
aktivitas hubungan masyarakat, sebagai berikut:
1) “Written Material. Organisasi secara ekstensif menggunakan material tertulis untuk berkomunikasi dengan publik. Seperti laporan tahunan, catalog, majalah karyawan, majalah alumni, poster, dan pamflet.
2) Audiovisual Material and Software. Presentasi yang dibuat secara audiovisual dengan menggunkan fasilitas compact disk agar presentasi lebih efektif an menarik.
3) Institusional-Identity Media. Setiap organisasi harus membuat menciptakan identitas visual yang dengan segera bisa dikenali publik. Identitas visual dapat dibuat dalam seluruh media yang
31 Ibid. hlm.28 32 Tjiptono et.all. Op. Cit. hlm.557-558
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
permanen, misalnya logo, alat-alat tulis, catalog, brosur, kartu nama, bangunan, seragam dan lain-lain.
4) News. Menciptakan berita yang memberikan keuntungan pada organisasi, merupakan alat hubungan masyarakat yang penting. Penciptaan berita yang menarik dan jujur akan meningkatkan citra organisasi.
5) Event. Organisasi dapat memunculkan hal yang layak dijadikan berita dengan menciptakan peristiwa-peristiwa yang menarik bagi pasar sasaran.
6) Speeches. Alat hubungan masyarakat yang lain yaitu pihak organisasi menjadi narasumebr dalam diskusi di televise atau radio misalnya.
7) Telephone Information Services. Jenis hubungan masyarakat seperti ini dilakukan dengan menyediakan saluran telepon yang bebas pulsa yang digunakan untuk kepentingan pihak yang berkepentingan dengan produk yang ditawarkan.
8) Personal Contact. Hubungan masyarakat ini melibatkan kontak antarkelompok baik yang ada dalam organisasi maupun di luar organisasi.”33
Sedangkan menurut Macchfoedz adalah sebagai berikut:
1) “Publisitas Informasi yang menarik minat publik dan diinformasikan melalui media berita disebut publisitas. a) Press Release
Laporan tertulis mengenai perkembangan perusahaan yang dikirimkan ke berbagai redaksi media untuk dimuat dalam wahana pemberitaan sebagai topik berita. Misalnya serah terima jabatan, produk baru, penghargaan, pemberian hadiah, perjanjian kerja dan konsumen.
b) Konferensi pers Konferensi pers merupakan suatu aktivitas PR yang paling beresiko, karena media mungkin tidak memeperhatikan pengumuman yang disampaikan oleh perusahaan sebagai berita.
c) Wawancara Wawancara dengan wakil perusahaan memungkinkan berita dan pandangan perusahaan tentang suatu topik pemberitaan dapat dipublikasikan.
d) Komunikasi online World Wide Web (WWW) dapat dipandang sebagai media masa bagi PR yang memungkinkan pengelolaan langsung komunikasi
33 Sutisna. Op. Cit. hlm. 329-330
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
antara perusahaan dan audience tanpa menggunakan media masa lain.
2) Peristiwa (Events) a) Event Produk
Event yang berorientasi pada peningkatan penjualan produk. Misalnya demontrasi memasak, pembukaan toko dan lain-lain.
b) Event Perusahaan Event yang diselenggarakan untuk mempopularkan nama perusahaan.
c) Event Komunitas Merupakan aktivitas yang memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar di wilayah sekitar perusahaan. Dalam hal ini perusahaan tidak mendapat keuntungan dari segi financial, tetapi lebih merupakan iktikad baik perusahaan untuk menunjukkan kepedulian pada masyarakat.
d) Sponsorship Sponsorship dilakukan berdasarkan pertukaran di mana satu pihak mengizinkan pihak lain untuk memanfaatkan kesempatan yang berhubungan dengan suatu aktivitas, untuk mendapatkan keuntungan komersial sebagai imbalan atas pembiayaan, jasa, atau sumber daya.
3) Periklanan perusahaan Periklanan perusahaan yaitu periklanan yang dilakukan untuk mempopularkan perusahaan yang dihubungkan dengan public relation.”34
Saat efektivitas iklan massa dirasa makin menurun, belakangan
pemasar lebih memalingkan perhatiannya pada publisitas. Publisitas
yang kreatif dinilai sangat efektif dalam membangun awareness dan
brand knowledge, baik untuk produk lama maupun baru, dengan biaya
sepersekian saja dari biaya iklan. Body Shop, misalnya, jarang sekali
beriklan; kesuksesannya justru banyak ditunjang oleh publisitas.35
Peran public relations dalam bauran pemasaran sangat sederhana,
yaitu mengkomunikasikan pesan-pesan kunci kepada audiens yang
menjadi target dalam mata rantai pemasaran untuk mempengaruhi
34 Machfoedz, Op. Cit. hlm. 180-184 35 Sulaksana. Op. Cit. hlm.130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
perilaku pembelian. Perbedaan utama antara public relations dengan
semua bentuk komunikasi pemasaran lain adalah unsur eksternal atau
pengesahan pihak ketiga, seperti komentar positif media, kesaksian
pelanggan yang puas, atau riset independent oleh perkumpulan tertentu.
Pengesahan pihak ketiga memiliki dampak yang lebih kuat terhadap
audiens dalam hal kredibilitas.36
d) Penjualan Perseorangan (Personal Selling)
Penjualan perseorangan adalah interaksi antarindividu, saling
bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan.
Penjualan perseorangan ini merupakan alat promosi yang berbeda
dari periklanan karena penjualan perseorangan menggunakan orang
atau individu dalam pelaksanaannya. Ada banyak istilah yang
digunakan untuk menyebut tenaga penjual ini, seperti wiraniaga,
salesman, petugas penjualan, sales promotion girl, customer service
associated, dan sebagainya.37
Penjualan perseorangan menurut Baron A. Weltz, Stephen B.
Castleberry, John F. Tanner Jr dalam Rangkuti mengatakan:
“Personal selling is business activity involving a person to person communication process during which sales person uncovers and satisfies the needs of buyer to the mutual long term benefit of both parties – Penjualan personal adalah suatu kegiatan bisnis yang melibatkan proses komunikasi dari satu orang ke orang yang lain
36 Anne Gregory, Public Relations dalam Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2005) hlm.18 37 Rangkuti. Op. Cit. hlm.180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pada saat di mana petugas penjualan menemukan dan memuaskan kebutuhan dari pembeli secara berkesinambungan untuk menciptakan keuntungan jangka panjang bagi kedua belah pihak.”38 Berdasarkan pengertian mengenai penjualan personal diatas,
Rangkuti menyimpulkan bahwa personal selling adalah:
“Suatu komunikasi efektif dengan menilai kebutuhan pelanggan dan keinginannya, serta dapat memberikan informasi yang lengkap kepada konsumen tentang produk yang dijual.”39 Sifat personal selling lebih luwes jika dibanding dengan
periklanan dan kegiatan promosi lainnya yang komunikasinya bersifat
non pribadi atau misal, karena tenaga penjual dapat secara langsung
menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku
masing-masing calon pembeli.40
Alat komunikasi yang umum digunakan pada personal selling
adalah: presentasi penjualan, pertemuan penjualan (gathering), program
insentif, dan sampel wiraniaga.41
Uyung Sulaksana menyebutkan tiga keunggulan dari metode
personal selling ini yaitu:
1) “Personal confrontation, artinya terjadi relasi langsung dan interaktif antara dua atau lebih pihak;
2) Cultivation, artinya memungkinkan terjalinnya hubungan yang akrab antara wiraniaga dengan pembeli;
3) Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pembeli untuk mendengar, memperhatikan, atau menanggapi presentasi wiraniaga.”42
Selain mempunyai keunggulan, penjualan tatap muka juga
mempunyai kelemahan dibandingkan dengan alat promosi lainnya.
38 Ibid. 39 Ibid. 40 Lupiyoadi. Op. Cit. hlm.109 41 Rangkuti. Op. Cit. hlm.27 42 Sulaksana. Op. Cit. hlm.517
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Sutisna mengungkapkan kelemahan utama dari penjualan tatap muka
adalah bahwa komunikasi terjadi pada sekelompok kecil konsumen
potensial. Akibatnya, penjualan tatap muka menjadi mahal jika diukur
berdasarkan biaya per kontak dengan konsumen potensial.43
e) Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Bila penjualan personal berupaya mendekati pembeli, iklan
berupaya memberitahu dan mempengaruhi pelanggan, promosi
berupaya mendorong pembelian, dan humas membangun dan menjaga
citra perusahaan, maka pemasaran langsung memadatkan semua
kegiatan tersebut dalam penjualan langsung tanpa perantara.44
Media konvensional seperti media cetak dan siaran, katalog,
direct mail, dan pemesanan lewat telepon, kini dilengkapi dengan
internet, e-mail, mesin fax, sms, serta jasa on-line.
Menurut Sulaksana pemasaran langsung adalah:
“Suatu siatem pemasaran interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan transaksi di sembarang lokasi”.45 Karena definisi ini lebih menekankan pada respon yang terukur,
umumnya dalam bentuk pesanan pelanggan, maka sering disebut
pemasaran pesanan-langsung (direct order marketing). Belakangan,
pemasar lebih melihat potensi peran pemasaran langsung dalam
43 Sutisna. Op. Cit. hlm.315 44 Sulaksana. Op. Cit. hlm.149 45 Ibid. hlm.150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan (direct
relationship marketing).46
Banyak faktor yang mendorong popularitas metode pemasaran
langsung ini, melalui direct marketing, konsumen dapat menghemat
waktu, dan bahkan dapat berbelanja secara diam-diam (rahasia).
Sementara bagi penjual, mereka dapat memilih calon pembeli secara
selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan
dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan.47
Kendati demikian, pemasaran langsung juga menghadapi banyak
masalah seperti konsumen yang terganggu karena penjualan yang
agresif, timbulnya citra buruk bila ada salah satu direct marketer yang
menipu pelanggannya, dan mengganggu privasi orang lain. Kadang
terjadi pula ada beberapa direct marketer yang memanfaatkan atau
mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang mengerti
teknologi.48
Salah satu senjata paling berharga dari pemasaran langsung
adalah basis data konsumen, yaitu kumpulan data prospek dan
pelanggan individual yang ditata secara komprehensif. Perusahaan
dapat memanfaatkan basis data untuk mengidentifikasi prospek (iklan
bisa menghasilkan respon an lead), menentukan pelanggan mana yang
tepat menerima tawaran tertentu (dengan data mining terhadap data
warehouse), meningkatkan kesetiaan pelanggan (menghadiahkan kado, 46 Ibid 47Ibid. 48 Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kupon diskon, dan lain-lain), dan mengaktifkan lagi pembelian
(mengirim kartu ucapan HUT dan lebaran/ natal, promosi khusus). 49
F. Metodologi Penelitian
1. Tipe Penelitian
Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-
data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana, meliputi
pengamatan dan wawancara, bahkan mencakup dokumen.50 Menurut A.
Strauss dan Juliet Corbin penelitian kualitatif ini dapat menunjukkan pada
penelitian tentang hubungan masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga tentang
fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan soial atau hubungan
kekerabatan.
Metode kualitatif dipilih karena metode ini dapat digunakan untuk
mendapatkan wawasan atau rincian yang kompleks tentang fenomena yang
baru sedikit diketahui atau sulit diungkapkan dengan metode lain. Tipe
penelitian ini adalah deskripsi kualitatif, yaitu tipe penelitian yang memberikan
49 Ibid.hlm.153 50 Anselm Strauss & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) hlm. 4-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
gambaran atau memaparkan suatu peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.51
Penelitian ini akan menggambarkan bagaimana proses komunikasi
pemasaran Larissa Aesthetic Center, yang terdiri dari beberapa tahap mulai dari
identifikasi tujuan pemasaran, bagaimana menciptakan pesan, bagaimana pesan
disampaikan pada konsumen sasaran dan bagaimana respons atau tanggapan
konsumen serta hambatan apa saja yang mungkin muncul dalam proses
komunikasi pemasaran.
2. Lokasi Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian di Larissa Aesthetic Center cabang
Solo yang beralamat di Jalan Gajah Mada 103 Surakarta. Alasan pemilihan
lokasi karena Larissa adalah skincare yang banyak digunakan dan
direkomendasikan oleh konsumen sasaran, dalam hal ini remaja hingga wanita
dewasa (usia 20 sampai 45 tahun).
3. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer (primary data) yaitu, data yang dihimpun secara langsung dari
narasumber yang mengetahui dan berkompeten terhadap bidang penelitian
ini dengan melakukan observasi dan wawancara. Data yang digunakan
dalam bentuk transkrip dari hasil wawancara atau percakapan dengan
51 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Koumunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) hlm. 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
subjek, serta catatan lapangan (field note) yang dibuat ketika melakukan
observasi.
b. Data sekunder (secondary data) yaitu data yang digunakan untuk
mendukung dan melengkapi data primer yang diperoleh dari literatur, arsip,
jurnal yang relevan, dan data-data yang mendukung data primer. Sedangkan
data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari bahan kepustakaan berupa
yang mendukung penelitian, berupa catatan-catatan, surat kabar, arsip
laporan, data statistik, dan foto-fotoBerupa dokumen dan arsip laporan baik
dari internal atau eksternal perusahaan, referensi yang mendukung
penelitian, jurnal atau penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya
dan foto-foto yang mendokumentasikan aktivitas komunikasi pemasaran.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik-teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Indriantoro dan Supomo, observasi dapat diartikan sebagai
proses pencatatan pola perilaku subyek (orang) atau kejadian secara
sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-
individu yang diteliti.52
Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara
langsung kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen
maupun pegawai Larissa cabang Solo.
52 Rosady Ruslan, Op. Cit. hlm.34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Wawancara
Interview (wawancara) merupakan alat pengumpulan data yang sangat
penting dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia
sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas atau gejala yang
dipilih untuk diteliti.53
Pada penelitian ini, peneliti menerapkan jenis wawancara dengan
menggunakan pedoman wawancara (interview guide), dimaksudkan agar
data yang diperoleh lebih mendalam dengan memfokuskan pada persoalan-
persoalan yang akan diteliti.
Metode wawancara (interview) dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang memadai dan akurat mengenai aktivitas komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh Larissa cabang Solo.
c. Dokumentasi
Pencarian data yang berkaitan dengan obyek penelitian, yang
diperoleh dengan cara mempelajari berbagai literature, seperti buku, artikel,
majalah, brosur, berita koran, buletin, situs-situs di internet, dan sebagainya
yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk narasi), serta
foto-foto dokumentasi kegiatan.
5. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian komunikasi kualitatif
berbeda dengan kuantitatif, karena lebih mendasarkan diri pada alasan atau
pertimbangan-pertimbangan tertentu (purposeful selection) sesuai dengan
53 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2007) hlm.132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tujuan penelitian.54 Oleh karena itu, sifat metode sampling dari penelitian
kualitatif pada hakikatnya adalah purposive sampling.
Purpossive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana ada
kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui
informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data yang mantap.55
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil informan atau narasumber
sebagai berikut:
a. Marketing Officer Larissa Solo
b. Supervisor Customer Service
c. 7 orang pelanggan Larissa Aesthetic Center
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, proses analisis yang digunakan tidak
dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya tapi dilakukan waktu
bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena
analisis ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat
menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang akan
diteliti.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif (interactive models of analysis) yang bergerak di
antara tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
54 Ibid. hlm.88 55 H. B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2002), hlm.56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kesimpulan/ verifikasi, di mana aktivitas ketiga komponen tersebut
bukanlah linear namun lebih merupakan siklus dalam struktur kerja
interaktif.
Gambar I. 2
Skema Model Analisis Interaktif
Analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman
Keterangan Gambar:
a. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan
abstraksi data (kasar) yang ada dalam fieldnote secara terus menerus,
dimulai dari bahan reduction yang sudah dimulai sejak peneliti
mengambil keputusan.
b. Penyajian data (data display)
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data meliputi berbagai jenis
matriks, grafik, jaringan, dan bagan yang dirancang untuk
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
mudah diraih.
Pengumpulan Data
Penyajian Data Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)
Penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari satu kegiatan dan
konfigurasi yang utuh. Hasil wawancara yang telah dilakukan akan
memudahkan peneliti dalam pencatatan data, maupun dalam pengecekan
data untuk menarik suatu kesimpulan sementara selama proses
pengumpulan data berlangsung.
7. Validitas Data
Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik tringulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaat-kan data dari suatu sumber kemudian dikoreksi dengan sumber
yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Dalam penelitian ini validitas data yang berbeda untuk
permasalahan yang sama seperti tampak pada gambar berikut ini :
Gambar I. 3 Diagram Teknik Tringulasi
Sumber: Sutopo56
Teknik tringulasi data menurut istilah Patton ini juga sering disebut
sebagai tringulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam me-
ngumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang
56 Ibid. hlm. 80
data
wawancara
content analysis analysis observasi
informan
dokumen/ arsip
aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap
kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan
demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji
kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang yang
diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis
maupun sumber lain yang berbeda jenisnya.57
Dalam penelitian ini, teknik trianggulasi data/ sumber dilakukan
dengan melakukan pengecekan terhadap hasil wawancara yang dilakukan
kepada manajemen dan konsumen Larissa yang kemudian dibandingkan
dengan hasil observasi mengenai aktivitas komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh Larissa dan dokumen-dokumen yang berupa dokumentasi
kegiatan, arsip atau laporan kegiatan dan bentuk-bentuk publikasi yang
dimuat di media massa.
57 Ibid. hlm.79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan penelitian tentang implementasi Marketing Communications
Larissa Aesthetic Solo dalam rangka meningkatkan kunjungan pelanggan yang
telah dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sekaligus dapat
diberikan beberapa saran yang berkaitan dengan masalah tersebut diatas.
A. Kesimpulan
Implementasi komunikasi pemasaran Larissa Aesthetic Center Solo
dalam meningkatkan kunjungan pelanggan tahun 2010 adalah sebagai
berikut:
1. Langkah-langkah pengembangan komunikasi pemasaran Larissa dimulai
dengan identifikasi audience sasaran. Hal ini sangat penting karena akan
mempengaruhi keputusan pemasar atau komunikator dalam menentukan
apa yang akan disampaikan (pesan) dan bagaimana akan disampaikan
(media). Selanjutnya Larissa menentukan respon yang diinginkan dari
audience sasaran. Sebagai pemasar, Larissa menghendaki adanya respon
positif dari target marketnya, yang tentu saja akan berujung pada
keputusan pembelian. Langkah selanjutnya Larissa memilih pesan yang
akan disampaikan pada audience sasarannya. Pesan yang dipilih Larissa
adalah perawatan kecantikan dengan teknologi tinggi dan bahan alami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Pesan ini cukup ideal karena mampu menimbulkan perhatian,
membangkitkan minat, menimbulkan hasrat dan akhirnya mendorong
konsumen untuk melakukan tindakan pembelian. Setelah pesan ditentukan
kemudian Larissa memilih media komunikasi yang akan digunakan.
2. Implementasi komunikasi pemasaran Larissa sesuai dengan model
komunikasi pemasaran Sutisna meliputi: 1) sender atau biasa disebut
sumber; 2) proses encoding; 3) proses transmisi; 4) proses decoding; 5)
tindakan konsumen; 6) umpan balik. Dalam proses ini yang menjadi
komunikator adalah Larissa. Selanjutnya dalam proses encoding Larissa
menentukan tujuan dari komunikasi pemasaran yang dilakukan dan dengan
cukup baik memilih pesan apa yang akan disampaikan. Setelah audience,
tujuan dan pesan ditentukan kemudian dipilih komponen bauran promosi
apa yang akan digunakan, antara lain periklanan, penjualan perseorangan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan langsung. Pada
proses transmisi Larissa memilih beberapa media yang digunakan sebagai
saluran komunikasi dengan audience sasarannya. Antara lain, pada
periklanan, media yang dipakai Larissa adalah media cetak, seperti
majalah, surat kabar dan brosur, media radio, media pamer, seperti vertical
banner, billboard dan spanduk. Untuk penjualan perseorangan Larissa
menggunakan tenaga Customer Service untuk berkomunikasi langsung
dengan konsumennya. Selanjutnya dalam promosi penjualan Larissa
memilih brosur, vertical banner, spanduk , radio dan internet untuk
menyampaikan pesan promosinya pada konsumen. Dalam hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
masyarakat Larissa mengikuti event-event yang disesuaikan dengan
audience sasaran Larissa. Selain itu Larissa juga menjadi sponsorship
untuk acara-acara kemahasiswaan. Selanjutnya dalam melakukan kegiatan
pemasaran langsung Larissa memanfaatkan media internet sebagai sarana
dalam berkomunikasi dengan konsumennya, antara lain melalui situs
Larissa, blog, facebook dan twitter. Dalam proses decoding audience
sasaran menginterpretasikan pesan yang disampaikan Larissa. Dari hasil
wawancara dengan konsumen Larissa, dapat disimpulkan bahwa pesan
Larissa diterima dengan baik oleh konsumen. Beberapa konsumen
mengatakan bahwa mereka kemudian melakukan tindakan pembelian
setelah mengetahui dan merasa yakin bahwa Larissa menggunakan bahan-
bahan alami dalam produknya. Dalam komunikasi yang ideal terdapat
proses komunikasi yang terakhir yaitu menghimpun umpan balik. Yaitu
dimana komunikator mengevaluasi apakah pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik atau tidak oleh audience. Untuk proses ini Larissa
kurang mengoptimalkan saluran umpan balik, sehingga kurang dapat
mengetahui bagaimana respon audience sasarannya terhadap pesan yang
telah disampaikan.
B. Saran
1. Untuk Larissa, dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasarannya
Larissa belum pernah melakukan evaluasi terhadap pemahaman konsumen
atas pesan yang disampaikannya, alangkah lebih baik lagi jika pemasar,
dalam hal ini Larissa, melakukan evaluasi pengaruh pesannya terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
khalayak sasaran, apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan,
artinya mendapat respons dan tindakan yang positif dari konsumen, atau
justru pesan tidak sampai secara efektif. Umpan balik dalam komunikasi
pemasaran ini nantinya dapat dijadikan saran bagi perubahan dalam
program-program promosi yang akan datang.
2. Untuk peneliti selanjutnya. Metode dalam penelitian ini deskriptif
kualitatif dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling yaitu menggunakan narasumber yang aktif dan terlibat langsung
dalam kegiatan Marketing Communication di Larissa dan observasi tidak
terlibat (non partisipant observations) dimana peneliti hanya sebagai
pengamat, sehingga peneliti hanya dapat menggambarkan secara terperinci
mengenai kegiatan bagaimana Marketing Communication yang dilakukan
Larissa, yang hasilnya hanya penyingkapan fakta. Oleh karena itu
penelitian berikutnya akan sangat berguna jika menggunakan metode
penelitian yang sama tetapi dengan observasi terlibat (Partisipant
Observations) sehingga peneliti dapat terlibat langsung dalam kegiatan
tersebut dan dapat memperoleh data yang lebih mendalam.