pengaruh book tax-differences terhadap … file1 pengaruh book tax-differences terhadap hubungan...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES TERHADAP HUBUNGAN LABA SEKARANG, AKRUAL DAN
ARUS KAS DENGAN LABA DI MASA DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : ENDANG SATYAWATI
NIM : S4311053
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ABSTRAK
PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES TERHADAP HUBUNGAN LABA SEKARANG, AKRUAL DAN ARUS
KAS DENGAN LABA DI MASA DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)
Endang Satyawati, SE.,Ak NIM: S4311053
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh book tax-differences terhadap hubungan laba sekarang, akrual dan arus kas dengan laba di masa datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2011. Penelitian ini terdapat satu variabel dependen, tiga variabel independen dan satu variabel moderasi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak masa depan (PTBIt+1). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari laba sebelum pajak tahun sekarang, komponen akrual dan aliran kas. Variabel moderasi penelitian ini adalah book tax-differences yang mewakili subsampel perusahaan dengan large positive book tax-differences (LPBTD), large negative book tax-differences (LNBTD), dan small book tax-differences. Ketiga subsampel tersebut berupa variabel indikator. Metode analisis statistik dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 16.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan Book tax differences secara negatif (large negative book tax differences) tidak berpengaruh terhadap laba akuntansi satu tahun ke depan. Hal tersebut mengindikasikan perusahaan dengan large negative book tax differences belum tentu dapat merealisasikan pendapatan pada masa depan, sehingga tidak dapat berpengaruh terhadap laba masa depan. Sedangkan Book tax differences secara positif (large positive book tax differences signifikan secara statistik mempunyai pengaruh terhadap laba masa depan. Hal tersebut mengindikasikan perusahaan dengan large positive book tax-differences tidak dapat melakukan subyektivitas dalam pelaporan keuangan dibanding pelaporan perpajakan, sehingga komponen akrual dan aliran kasnya dapat berpengaruh terhadap laba masa depan.
Kata kunci: book tax-differences, laba, akrual, arus kas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BOOK TAX DIFFERENCES ON THE RELATIONSHIP EARNINGS, ACCRUALS, AND CASH FLOWS FOR
ONE-PERIOD-AHEAD EARNINGS (Empirical Study On Manufacturing Company registered
The Indonesia Stock Exchange Year 2007-2011)
Endang Satyawati, SE., Ak NIM: S4311053
This study aims to analyze the effect of book-tax differences on the relationship between profits now with future earnings, accruals and cash flows for companies listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2007-2011.
This study contained a dependent variable, three independent variables and the moderating variable. The dependent variable in this study are the future profit before tax (PTBIt +1). The independent variables in this study consisted of current year profit before tax, the accrual and cash flow components. Moderating variables of this research is book-tax differences which represent subsamples companies with large positive book-tax differences (LPBTD), large negative book-tax differences (LNBTD), and a small book-tax differences. Third subsample is a variable indicator. Methods of statistical analysis in this study is multiple regression analysis using SPSS 16.0.
The results of this study indicate negatively Book tax differences (Large negative book tax differences) does not affect the accounting profit one year to the next. This indicates that companies with large negative book tax differences may not be able to realize revenues in the future, so it can not affect the future earnings. While positively Book tax differences (large positive book tax statistically significant differences have an influence on future earnings. This indicates that firms with large positive book-tax differences can not perform subjectivity in financial reporting than tax reporting, so that the components of accruals and cash flows could affect future earnings. Keywords: book-tax differences, earnings, accruals, cash flow
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini kupersembahkan;
Bagi kemajuan ilmu pengetahuan di bidang Akuntansi
Ayah dan Ibu yang senantiasa menyelimuti hidupku dengan kasih sayang
Suamiku tercinta Riyanto Hadi yang selalu memberi semangat dan doa
Anak-anakku tercinta Isai Endriana Kurniawan dan Fanuel Endriana Adi
yang memberi warna dan semangat dalam mengejar cita-cita.
Kakak-ku, saudara dan sahabat-sahabatku yang memberi motivasi padaku
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
HALAMAN MOTTO
Kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.
Rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan melainkan rancangan damai sejahtera dan indah pada waktunya. ( Yeremia 29:11 dan Pengkotbah 3:11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis dengan judul
“Pengaruh Book Tax-Differences terhadap Hubungan Laba Sekarang, Akrual Dan
Arus Kas Dengan Laba di Masa Datang” ini disusun untuk memenuhi persyaratan
mencapai derajat Magister Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini bukan hasil dari
jerih payah sendiri, akan tetapi banyak pihak yang telah membantu. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya
dan hormat setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung berupa arahan, bimbingan,
saran, dan nasehat selama penulis melaksanakan studi. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat:
1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan
memberikan bantuan kepada penulis berupa Beasiswa BPPS dalam
menyelesaikan studi di program studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.
3. Prof. Dr.Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
4. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
5. Dr. Payamta, M.Si.,Ak.,CPA., selaku Ketua Program Studi Magister
Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
6. Dra. Y Anni Aryani, M.Prof.Acc.,Ph.D.,Ak., selaku Sekretaris Program Studi
Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
7. Prof.Dr.Rahmawati.,M.Si.,Ak sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing, mengarahkan, mendorong, dan membantu dengan penuh
kesabaran dalam berbagai kegiatan mulai dari menyusun proposal penelitian,
seminar proposal, hingga tesis ini terwujud
8. Bapak Ibu Dosen beserta staf di Program Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
bimbingan keilmuan, khususnya dalam disiplin Ilmu Akuntansi.
9. Drs.Suwitadi Kusumodilogo.,S.H.,M.M.,M.Si., selaku Rektor Universitas
Kristen Surakarta yang telah memberikan ijin studi.
10. Rekan-rekan di Civitas Akademisi Universitas Kristen Surakarta yang selalu
memberi doa dan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan studi.
11. Keluarga besar Suwardi Siswoharjono yang banyak memberikan dukungan
kepada penulis dari awal sampai akhir studi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
12. Suamiku tercinta Riyanto Hadi.,S.Pd.,M.Pd beserta anak-anakku terkasih Isai
Endriana Kurniawan dan Fanuel Endriana Adi yang selalu menemaniku serta
memberikan semangat agar tidak mudah putus asa sampai studiku selesai.
13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang dengan caranya
masing-masing telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki, sehingga tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Semoga tesis ini
memberikan manfaat bagi yang memerlukan terutama dalam usaha peningkatan
kualitas laba. Terima kasih.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN...................................... .. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................... v
HALAMAN MOTTO......................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xv
ABSTRAK.......................................................................................... xvi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
ABSTRACT........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................... 7
D. Manfaat Penelitian................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi dan Laporan
Keuangan Fiskal................................................. 9
B. Laba Akuntansi...................................................... 10
C. Laba Fiskal............................................................. 11
D. Book Tax-Differences............................................. 12
E. Akrual..................................................................... 18
F. Arus Kas.................................................................. 20
G. Penelitian Terdahulu................................................ 22
H. Kerangka Pemikiran................................................ 24
I. Pengembangan Hipotesis......................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian............................. 32
B. Jenis dan Sumber Data........................................... 33
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel..... 34
D. Metode Pengumpulan Data................................... 36
E. Metode Analisis....................................................... 36
F. Pengujian Hipotesis................................................ 39
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemilihan Sampel......................................... 42
B. Uji Asumsi Klasik.................................................. 44
a. Uji Normalitas Residual................................. 44
b. Uji Multikolinieritas........................................ 45
c. Uji Autokorelasi............................................... 47
d. Uji Heteroskedastisitas.................................... 47
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil
Analisis................................................................. 48
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN DAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
IMPLIKASI.............................................................. 53
A. Simpulan............................................................... 53
B. Keterbatasan Penelitian......................................... 53
C. Saran...................................................................... 54
D. Implikasi............................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 1 Prosedur Pengambilan Sampel.............................................. 42
Tabel 2 Statistik Deskriptif................................................................. 43
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas.............................................................. 45
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas..................................................... 46
Tabel 5 Uji Autokorelasi..................................................................... 47
Tabel 6 Uji Heteroskedastisitas.......................................................... 48
Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Pengujian Persistensi Laba dengan
memasukkan koefisien laba yang membedakan tingkatan
perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal................... 49
Tabel 8 Hasil Pengujian Persistensi Komponen Akrual Laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dan Aliran Kas...................................................................... 51
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 1 Diagram Kerangka Pemikiran.......................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan............................................ 56
Lampiran 2. Data Perusahaan Sampel Tahun 2007 ......................... 57
Lampiran 3. Data Perusahaan Sampel Tahun 2008 ......................... 58
Lampiran 4. Data Perusahaan Sampel Tahun 2009……………….. 59
Lampiran 5. Data Perusahaan Sampel Tahun 2010……………….. 60
Lampiran 6. Data Perusahaan Sampel Tahun 2011……………….. 61
Lampiran 7. Hasil Regresi Persamaan pertama................................. 62
Lampiran 8. Hasil Regresi Persamaan kedua……………………… 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ABSTRAK
PENGARUH BOOK TAX-DIFFERENCES TERHADAP HUBUNGAN LABA SEKARANG, AKRUAL DAN ARUS
KAS DENGAN LABA DI MASA DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)
Endang Satyawati, SE.,Ak NIM: S4311053
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh book tax-differences terhadap hubungan laba sekarang, akrual dan arus kas dengan laba di masa datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2011. Penelitian ini terdapat satu variabel dependen, tiga variabel independen dan satu variabel moderasi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak masa depan (PTBIt+1). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari laba sebelum pajak tahun sekarang, komponen akrual dan aliran kas. Variabel moderasi penelitian ini adalah book tax-differences yang mewakili subsampel perusahaan dengan large positive book tax-differences (LPBTD), large negative book tax-differences (LNBTD), dan small book tax-differences. Ketiga subsampel tersebut berupa variabel indikator. Metode analisis statistik dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 16.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan Book tax differences secara negatif (large negative book tax differences) tidak berpengaruh terhadap laba akuntansi satu tahun ke depan. Hal tersebut mengindikasikan perusahaan dengan large negative book tax differences belum tentu dapat merealisasikan pendapatan pada masa depan, sehingga tidak dapat berpengaruh terhadap laba masa depan. Sedangkan Book tax differences secara positif (large positive book tax differences signifikan secara statistik mempunyai pengaruh terhadap laba masa depan. Hal tersebut mengindikasikan perusahaan dengan large positive book tax-differences tidak dapat melakukan subyektivitas dalam pelaporan keuangan dibanding pelaporan perpajakan, sehingga komponen akrual dan aliran kasnya dapat berpengaruh terhadap laba masa depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kata kunci: book tax-differences, laba, akrual, arus kas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan manufaktur adalah jenis organisasi profit yang tujuan
utamanya mencari laba ( profit oriented ), yang ditunjukkan dalam laporan
keuangan. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan sangat
berguna bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya investor untuk dasar
pengambilan keputusan dalam investasi. Informasi keuangan dikatakan
berkualitas jika memenuhi kualifikasi relevan yang berarti informasi tersebut
dapat memberi perbedaan dalam pengambilan keputusan, dan dikatakan reliable
jika informasi tersebut dapat diverifikasi serta mengungkapkan kebenaran serta
bebas dari kesalahan ( error ) dan penyimpangan ( bias ). Kesalahan dan
peyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan dapat terjadi karena adanya
tindakan manipulasi informasi laporan keuangan yang dilakukan dengan cara
mempercantik laba seperti menaikkan laba disebut praktik manajemen laba.
Manajemen perusahaan melakukan hal tersebut untuk memaksimalkan laba yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dihasilkan oleh perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan tampak baik bagi
stakeholder perusahaan.
Laba merupakan keuntungan atas upaya perusahaan dalam menghasilkan
dan menjual barang atau jasanya (Suwardjono, 2008:464). Laba juga dapat
diartikan sebagai selisih dari pendapatan di atas biaya. Laba selalu menjadi dasar
dalam pengenaan kena pajak, kebijakan pemberian deviden, pedoman dalam
investasi, pengambilan suatu keputusan, dan unsur untuk memprediksi kinerja
(Harnanto, 2003:444).
Penyusunan laporan keuangan oleh perusahaan salah satunya digunakan
sebagai dasar penilaian kinerja dan keadaan finansial. Laporan keuangan
perusahaan selain ditujukan untuk kepentingan pemegang saham juga ditujukan
untuk kepentingan perpajakan, sehingga untuk perhitungan pajak perusahaan
harus membuat laporan keuangan fiskal. Standar yang mengatur penyusunan
laporan keuangan fiskal adalah peraturan perpajakan, sedangkan standar yang
mengatur penyusunan laporan keuangan komersial adalah Standar Akuntansi
Keuangan dasar yang berbeda dalam penyusunan laporan keuangan tersebut dapat
menimbulkan terjadinya perbedaan penghitungan laba (rugi) perusahaan.
Perbedaan itulah yang menimbulkan istilah book tax differences dalam analisis
perpajakan (Resmi, 2011:369).
Perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk memenuhi
tujuan dari laporan keuangan akuntansi dan laporan keuangan fiskal. Namun,
ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan fiskal maka terlebih dahulu
melakukan rekonsiliasi terhadap laporan keuangan komersial tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan
komersial dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan perpajakan, sehingga
diperoleh laba fiskal. Oleh karena itu, terdapatnya perbedaan dasar penyusunan
dalam penghitungan laba menurut komersial dengan penghitungan laba menurut
perpajakan, maka menyebabkan perbedaan jumlah antara penghasilan sebelum
pajak (laba akuntansi) dengan penghasilan kena pajak (laba fiskal). Perbedaan
laba akuntansi dan laba fiskal tersebut yang disebut dengan book tax differences
(Lestari, 2011).
Book tax diifferences terbentuk karena disebabkan oleh perbedaan
temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan temporer terjadi karena terdapatnya
perbedaan waktu pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan
fiskal dengan laporan keuangan komersial, dan perbedaan permanen yang terjadi
karena terdapatnya pengaturan yang berbeda antara standar akuntansi keuangan
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan (Martani dan Persada, 2010).
Kualitas laba mengacu pada relevansi laba dalam mengukur tingkat
kinerja perusahaan. Penentu kualitas laba mencakup lingkungan usaha perusahaan
dan prinsip akuntansi yang dipilih dan diaplikasi oleh perusahaan. Pengukuran
kualitas laba menimbulkan kebutuhan untuk membandingkan laba antar
perusahaan dan keinginan untuk mengakui perbedaan kualitas untuk tujuan
penilaian.
Persistensi laba adalah laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang
(expected future earnings), yang tercermin pada laba tahun berjalan (current
earnings), informasi yang terdapat pada book tax differences dapat mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
laba perusahaan di masa mendatang, dan dapat menimbulkan praktik manajemen
laba yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai kualitas laba yang
buruk dan kurang persisten. Laba dikatakan persisten ketika perusahaan dapat
mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang akan
datang dan ketika aliran kas maupun laba akrual berpengaruh terhadap laba tahun
depan yang diperoleh perusahaan (Penman, 2001). Oleh karena itu, persistensi
laba sering digunakan sebagai pertimbangan kualitas laba karena persistensi laba
merupakan komponen dari karakteristik kualitatif relevansi yaitu predictive value
(Jonas dan Blanchet, 2000). Nilai prediksi laba tersebut ditentukan oleh
komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang yang mewakili sifat transitori
(sementara) dan permanen laba (Sloan, 1996).
Beberapa literatur analisis keuangan menegaskan peran book tax
differences untuk menilai kualitas laba yang dilaporkan oleh manajemen. Philips
et al. (2003) membuktikan adanya praktik manajemen laba dengan menggunakan
biaya dan manfaat pajak tangguhan. Biaya dan manfaat pajak tangguhan tersebut
sebagai proksi discretionary accrual untuk menilai book tax differences.
Contohnya, semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal
(book tax differences) akan menunjukkan tanda indikasi terjadinya kecurangan
(red flags) bagi pengguna laporan keuangan, dan book tax differences dapat
memberikan informasi mengenai kualitas laba (Hanlon, 2005).
Penelitian-penelitian sebelumnya memberikan bukti bahwa book tax
differences mengandung informasi mengenai kinerja masa depan. Lev dan Nissim
(2004) membuktikan bahwa rasio laba akuntansi terhadap laba fiskal dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
memprediksikan pertumbuhan laba lima tahun ke depan, dan berhubungan kuat (
lemah ) dengan return saham masa depan. Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Jackson (2009) yang membuktikan bahwa book tax differences
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Tang dan Firth (2008) menyatakan
bahwa book tax differences yang besar menghasilkan reaksi pasar terhadap harga
saham menjadi rendah. Selain itu mereka juga menemukan bahwa book tax
differences berhubungan negatif dengan laba satu tahun ke depan. Hal itu
mengindikasikan bahwa informasi mengenai book tax differences berguna untuk
memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Hasil penelitian-penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa book tax differences dapat memberikan
informasi mengenai karakteristik laba perusahaan dan kinerja perusahaan masa
depan. Informasi tersebut diperoleh bukan hanya akibat adanya praktik
manajemen laba yang dilakukan perusahaan, tetapi juga karena adanya perbedaan
aplikasi antara ketentuan akuntansi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
dengan ketenruan fiskal berdasarkan Undang-Undang perpajakan. Hal ini
dibuktikan penelitian Jackson (2009) bahwa hubungan antara book tax differences
dengan pertumbuhan laba tidak selalu disebabkan oleh manajemen laba, tetapi
juga disebabkan oleh perlakuan transaksi ekonomi yang berbeda serta tarif pajak
efektif yang berfluktuasi.
Perbedaan peraturan pajak antar negara serta besar pengaruh kualitas laba
terhadap investor dalam pengambilan keputusan untuk investasi maka, penelitian
ini akan menganalisis “ PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
HUBUNGAN LABA SEKARANG, AKRUAL DAN ARUS KAS DENGAN
LABA DI MASA DATANG. “
B. Rumusan Masalah
Perusahaan manufaktur menyusun laporan keuangan untuk mengetahui
hasil kinerja manajemen dan keadaan keuangan perusahaan, yang tercermin dalam
laba atau rugi. Sedangkan laba adalah hasil dari aktivitas operasi perusahaan dan
merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Penman (2001) menyatakan
bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan
laba (sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual
dan arus kasnya.
Penelitian-penelitian sebelumnya book tax differences dapat digunakan
untuk mendeteksi manajemen laba dan memberi informasi mengenai kualitas laba
yang dilaporkan perusahaan. Namun, hubungan book tax differences dengan laba
tidak selalu timbul akibat adanya praktik manajemen laba yang dilakukan
perusahaan. Book tax differences juga timbul murni akibat adanya perbedaan
aplikasi antara ketentuan akuntansi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
dengan ketentuan fiskal berdasarkan Undang-Undang perpajakan, tanpa
bermaksud untuk melakukan praktik manajemen laba.
Book tax differences didapat dari perbedaan temporer yang diwakili oleh
akun biaya (manfaat) pajak tangguhan. Selanjutnya penelitian ini menganalisis
pengaruh book tax differences terhadap hubungan laba, arus kas, akrual sekarang
terhadap laba di masa datang. Dalam penelitian ini, menggunakan periode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
penelitian tahun 2007-2011 yaitu dalam kondisi perusahaan manufaktur terdaftar
di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun pengamatan. Oleh karena itu pertanyaan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Apakah book tax differences berpengaruh terhadap hubungan laba
sekarang dengan laba akuntansi satu periode ke depan?
2. Apakah book tax differences berpengaruh terhadap hubungan arus kas dan
akrual dengan laba akuntansi satu periode ke depan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh book tax differences terhadap hubungan laba
sekarang dengan laba akuntansi satu periode ke depan.
2. Menganalisis pengaruh book tax differences terhadap hubungan akrual
dan arus kas dengan laba akuntansi satu periode ke depan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan tambahan wawasan dan pemahaman bagi
dunia akademik bahwa book tax differences dapat digunakan untuk
menilai kualitas laba akuntansi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan bagi akuntan publik sebagai salah satu
pertimbangan untuk menyajikan pengungkapan yang cukup dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penjelasan memadai tentang book tax differences yang dilaporkan dalam
pelaporan keuangan dan bagi manajemen memberikan petunjuk bagi
manajemen perlunya kemampuan untuk mengelola laba sehingga laba
akuntansi tetap berkualitas dan direspon positif oleh investor sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi.
3. Manfaat bagi Perusahaan
Memberikan pengetahuan tentang laba akuntansi dan pajak tangguhan,
sehingga dengan perencanaan pajak, laba perusahaan dapat diminimalkan
tanpa melanggar ketentuan perpajakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi dan Laporan Keuangan Fiskal
Perbedaan laporan keuangan akuntansi (komersial) dengan laporan
keuangan fiskal adalah laporan keuangan komersial ditujukan untuk menilai
kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor bisnis, sedangkan laporan
keuangan fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak. Perbedaan yang lainnya
adalah laporan keuangan komersial disusun berdasarkan prinsip yang berlaku
umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan laporan keuangan
fiskal disusun berdasarkan peraturan perpajakan (Resmi, 2009).
Perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan
keuangan fiskal disebabkan karena perbedaan tujuan. Tujuan utama akuntansi
keuangan adalah pemberian informasi penting kepada para manajer, pemegang
saham, pemberi kredit, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, dan
merupakan tanggung jawab para akuntan untuk melindungi pihak-pihak tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dari informasi yang menyesatkan. Sebaliknya, tujuan utama sistem perpajakan
(termasuk akuntansi pajak) adalah pemungutan pajak yang adil, dan merupakan
tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak untuk melindungi para pembayar pajak
dari tindakan yang semena-mena (Martani dan Persada, 2009).
B. Laba Akuntansi
Salah satu alat untuk mengukur keberhasilan dan prestasi perusahaan ialah
laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk menilai kinerja perusahaan,
tetapi juga penting sebagai informasi bagi investor dalam pemberian dividen,
bonus untuk manajer, pembayaran pajak, serta untuk penentuan kebijakan
investasi perusahaan di masa mendatang.
Menurut AICPA, laba akuntansi (accounting income) diartikan sebagai
perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu periode tertentu
yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan
dari pemilik.
Sedangkan menurut (IAI 2009), income didefinisikan sebagai berikut: “Income merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk permasalahan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”
. Menurut Belkaoui (2000), laba akuntansi sebagai perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu
dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Sedangkan laba akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
menurut PSAK No.46. Laba akuntansi menurut PSAK No.46 adalah laba bersih
selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.
C. Laba Fiskal
Salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar adalah dari sektor
pajak. Baik orang pribadi maupun badan sebagai objek pajak wajib membayar
pajak guna turut serta membangun pembangunan di negara ini. Kontribusi pajak
dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia dapat dikatakan cukup
besar. Untuk menghitung berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayar
perusahaan kepada negara, terlebih dahulu harus diketahui berapa laba fiskalnya.
Menurut IAI dalam PSAK No.46 tahun 2009, laba fiskal (taxable profit)
diartikan sebagai berikut:
“laba fiskal adalah laba selama satu periode yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak
penghasilan.”
Undang-Undang Pajak Penghasilan beserta peraturan pelaksanaannya
membedakan penghasilan menjadi dua yaitu penghasilan yang merupakan objek
pajak dan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak. Penghasilan yang
merupakan objek pajak pun dibedakan menjadi dua, yaitu penghasilan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dikenakan pajak penghasilan yang tidak bersifat final. Selain itu peraturan
perpajakan membagi beban menjadi dua, yaitu beban yang boleh dikurangkan
(deductible expenses).
Pengelompokan penghasilan dan beban oleh peraturan perpajakan
mengakibatkan laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal. Untuk menghitung
besarnya laba fiskal perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap laba
akuntansi sebelum pajak penghasilan berdasarkan ketentuan peraturan Undang-
Undang Pajak Penghasilan beserta peraturan pelaksanaannya yang lebih dikenal
dengan istilah rekonsiliasi fiskal.
Proses rekonsiliasi fiskal untuk mendapatkan laba fiskal adalah sebagai
berikut:
a. Penghasilan pendapatan diklasifikasikan antara penghasilan yang bukan objek
pajak dan penghasilan yang merupakan objek pajak.
b. Dari penghasilan yang merupakan objek pajak, tentukan penghasilan mana
yang pengenaan pajaknya bersifat final, selebihnya merupakan penghasilan
yang merupakan objek pajak yang tidak termasuk penghasilan yang pengenaan
bersifat final.
c. Biaya/pengeluaran diklasifikasikan antara biaya/pengeluaran yang boleh
dikurangkan dengan biaya/pengeluaran yang tidak boleh dikurangkan.
d. Selisih antara penghasilan yang merupakan objek pajak tidak termasuk
penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final dengan biaya/pengeluaran
yang boleh dikurangkan merupakan laba atau rugi fiskal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Book Tax Differences
Dalam PSAK No.46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan yang mengatur
akuntansi pajak secara penghasilan (PPh) mulai diberlakukan secara efektif mulai
tanggal 1 Januari 1999 bagi perusahaan publik dan mulai tanggal 1 Januari 2001
bagi perusahaan lainnya. Pihak manajemen perusahaan harus menghitung laba
perusahaan untuk dua tujuan yaitu untuk tujuan pelaporan keuangan berdasarkan
prinsip akuntansi berterima umum (PABU) dan pelaporan pajak sesuai dengan
peraturan pajak yang berlaku di Indonesia yang mengharuskan laba fiskal dihitung
berdasarkan metode akuntansi yang menjadi dasar perhitungan laba akuntansi
yaitu metode akrual, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan
ganda untuk tujuan pelaporan tersebut, sehingga akhir tahun perusahaan wajib
melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menentukan besarnya laba fiskal dengan cara
melakukan penyesuaian-penyesuaian laba akuntansi berdasarkan peraturan pajak.
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal adalah perbedaan
pelaporan laba yang disebabkan karena perbedaan konsep dan peraturan dalam
masing-masing sistem pelaporan (Plesko, 2004), sedangkan menurut Philips,
Pincus dan Rego (2003) perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
merupakan komponen total dari beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan
dan mencerminkan efek pajak yang ditimbulkan oleh perbedaan temporer antara
akuntansi dan pajak. Berdasarkan Suandy (2001) perbedaan dalam sistem
akuntansi ini disebabkan oleh:
a. Perbedaan permanen (permanent defferences)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Perbedaan permanen adalah perbedaan yang terjadi karena peraturan
perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan laba menurut
standar akuntansi keuangan tanpa ada koreksi di kemudian hari. Perbedaan positif
terjadi karena ada laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan perpajakan dan
relief pajak, sedangkan perbedaan negatif terjadi karena adanya pengeluaran
sebagai beban laba akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan fiskal. Misalnya,
bunga deposito diakui sebagai pendapatan dalam laba akuntansi, tetapi tidak
diakui sebagai pendapatan dalam fiskal, dan premi asuransi yang ditanggung
perusahaan untuk karyawan, diakui sebagai biaya dalam laba akuntansi, tetapi
tidak diakui sebagai biaya dalam laba fiskal.
b. Perbedaan temporer (temporary or timing differences)
Perbedaan temporer dapat dibagi menjadi perbedaan waktu positif
dan perbedaan waktu negatif. Perbedaan waktu positif terjadi apabila pengakuan
beban untuk akuntansi lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan
akuntansi. Perbedaan waktu negatif terjadi jika ketentuan perpajakn mengakui
beban lebih lambat dari pengakuan beban akuntansi komersial atau akuntansi
penghasilan mengakui penghasilan lebih lambat dari pengakuan penghasilan
menurut ketentuan pajak. Untuk tujuan pelaporan keuangan, pendapatan diakui
ketika diperoleh dan biaya diakui pada saat terjadinya. (accrual basic).
PABU memberikan kebebasan bagi manajemen untuk memilih prosedur
akuntansinya. Manajer dapat memilih salah satu diantara beberapa metode
akuntansi yang berbeda, misalnya dalam penentuan metode depresiasi dan
pengestimasian periode depresi dan amortisasi, serta manajer bebas menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pertimbangannya untuk menentukan besarnya cadangan dana yang dapat
mengurangi laba, misalnya penentuan cadangan piutang tidak tertagih, cadangan
kompensasi, cadangan garansi, dan lain-lain (Mills dan Newberry, 2001).
Sedangkan peraturan pajak tidak memberikan banyak kebebasan bagi manajemen
untuk memilih prosedur akuntansi dalam pelaporan pajaknya, sehingga untuk
tujuan pajaknya perusahaan hanya mengakui pendapatan yang diterima dan biaya
yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata lain, pendapatan
dicatat ketika kas diterima, penangguhan pendapatan (unearned) tidak
dimasukkan dalam laba fiskal, dan biaya diakui pada saat kas dikeluarkan, atau
cash basic (Suandy, 2001).
Berdasarkan dua kelompok penyebab perbedaan antara laba akuntansi dan
laba fiskal, penelitian ini hanya memfokuskan pada perbedaan temporer sesuai
dengan model penelitian Hanlon (2005). Penelitian ini tidak menggunakan
perbedaan permanen dalam analisis utama karena perbedaan pemanen hanya
mempengaruhi periode terjadinya saja dan tidak mengindikasikan kualitas laba
yang dihubungkan dengan proses akrual, selain itu perbedaan permanen tidak
menimbulkan konsekuensi adanya penambahan atau pengurangan jumlah pajak
masa depan. Penelitian ini menggunakan perbedaan temporer yang berhubungan
dengan proses akrual sehingga dapat jumlah pajak di masa depan akan diakui
sebagai utang pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya biaya
pajak tangguhan (deffered tax expense), yang berarti bahwa kenaikan utang pajak
tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan lebih awal
atau menunda biaya untuk pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Sebaliknya, perbedaan temporer yang dapat mengurangi jumlah pajak di masa
depan akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan (deffered tax benefit) yang
berarti bahwa kenaikan pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang
mengakui biaya lebih awal atau menangguhkan pendapatannya untuk tujuan
pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak (Philips, Pincus, dan Rego, 2003).
Informasi tentang pajak tangguhan ini akan sangat berguna pada perusahaan
dengan selisih atau perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang besar
(Cheung et al., 1997).
1. Large positive Book Tax Differences
Large positive book tax differences merupakan selisih antara laba
akuntansi dengan laba fiskal dimana laba akuntansi lebih besar dari laba fiskal.
Large positive book tax differences terjadi akibat adanya perbedaan temporer
dalam pengakuan pendapatan dan beban antara standar akuntansi dengan
peraturan perpajakan.
Large positive book tax differences timbul apabila perbedaan temporer
atau perbedaan waktu menyebabkan terjadnya koreksi fiskal negatif dalam
laporan rekonsiliasi fiskal. Koreksi fiskal negatif adalah penyesuaian terhadap
penghasilan netto komersial (laba akuntansi sebelum pajak penghasilan) dalam
rangka menghitungkan penghasilan kena pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Penghasilan beserta peraturan pelaksanaannya yang bersifat mengurangi
penghasilan dan atau menambah biaya-biaya komersial tersebut sehingga beban
pajak menurut akuntansi lebih besar daripada beban pajak menurut peraturan
perpajakan (Soewito, 2009:66).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Secara garis besar penyebab timbulnya large positive book tax differences
ada dua, yaitu:
1). Adanya pendapatan atau keuntungan tertentu yang telah diakui dalam laporan
keuangan tahun berjalan, tetapi pengenaan pajaknya baru dilakukan pada tahun
berikutnya. Sebagai contoh, keuntungan yang belum direalisasi atas investasi
dalam efek yang diperdagangkan pada periode terjadinya kenaikan nilai diakui
dalam laporan laba rugi. Sedangkan dalam penghitungan pajak keuntungan
tersebut belum diakui. Pajak baru mengakui keuntungan tersebut apabila
keuntungan tersebut telah terealisasi yaitu pada saat efek tersebut dijual.
2). Adanya beban atas kerugian tersebut yang dikurangkan untuk perhitungan
pajak tahun berjalan, tetapi baru akan dikurangkan dalam tahun mendatang untuk
tujuan pelaporan keuangan. Sebagai contoh, beban penyusutan yang timbul akibat
perbedaan masa manfaat aktiva lebih pendek dibandingkan estimasi masa manfaat
aktiva yang dilakukan oleh manajemen sehingga beban penyusutan menurut pajak
lebih besar dari perhitungan dalam laporan keuangan komersial. Akibatnya laba
komersiil sebelum pajak lebih besar dari laba fiskal.
2. Large Negative Book Tax Differences (LNBTD)
Large negative book tax differences (LNBTD) merupakan selisih antara
laba akuntansi dan laba fiskal, dimana laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal.
3. Small Book Tax Differences
Small book tax differences merupakan perbedaan antara laba akuntansi dan
laba fiskal dimana nilai perbedaan tersebut cukup kecil. Small book tax
differences dapat mengindikasikan kualitas laba akuntansi yang dilaporkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
manajemen baik. Hal ini karena apabila terjadi perbedaan yang kecil antara laba
akuntansi dengan laba fiskal dapat mengindikasikan manajemen tidak melakukan
management discretion sehingga laba yang dilaporkan berkualitas.
Perusahaan yang termasuk dalam kelompok small book tax differences dan
large book tax differences dapat ditentukan dengan melakukan sistem quantile.
Sistem quantile dilakukan dengan cara mengurutkan perbedaan temporer
perusahaan yang diwakili dengan akun beban pajak tangguhan dan manfaat pajak
tangguhan kemudian seperlima urutan tertinggi masuk dalam kelompok large
positive book tax differences dan seperlima terendah masuk dalam kelompok
large negative book tax differences, sedangkan sisanya termasuk dalam kelompok
small book tax differences (Hanlon, 2005).
E. Akrual
Basis akrual dan kas basis merupakan dua basis pencatatan dalam
akuntansi. Menurut Abdul Halim (2007) penerjemah Moh.Kurdi dalam buku yang
berjudul Kamus Istilah Akuntansi, menjelaskan bahwa:”accrual basis atau dasar
akrual adalah pengakuan (pencatatan) transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila
transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas,” sehingga dengan
pendekatan ini, mengakui pendapatan ketika dihasilkan dan mengakui beban pada
periode terjadinya tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau pembayaran kas,
sedangkan basis kas (cash basis) adalah pengakuan (pencatatan) transaksi
ekonomi dimana transaksi tersebut terjadi ketika uang benar-benar diterima atau
dikeluarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan selama ini didasari pada
akuntansi akrual (accrual-based accounting), karena masih relevan dalam
pengukuran kinerja keuangan perusahaan (Dechow, 1994; Dechow et al, 1998;
dan Dechow dan Dichev, 2002). Dalam PSAK no 1 (2007) juga menyebutkan
bahwa untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.
Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi pada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa
depan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masa
yang akan datang. Elemen-elemen laporan keuangan dihitung dan dimasukkan
dalam laporan keuangan melalui penggunaan prosedur akuntansi akrual.
Akuntansi akrual mendasarkan pada konsep akrual, tangguhan, alokasi,
amortisasi, realisasi dan pengakuan.
Sesuai dengan PSAK No.1, Belkaoui (2000) menyebutkan bahwa akrual
adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non kas dan keadaan-keadaan
yang terjadi, secara spesifik, akrual meminta pengakuan revenue dan peningkatan
asset, serta expense dan peningkatan utang dalam jumlah yang diharapkan akan
diterima atau dibayar, biasanya dalam bentuk kas dimasa mendatang.
Akrual mengandung makna bahwa transaksi dan peristiwa lain diakui pada
saat kejadian (bukan pada saat kas/setara kas diterima) dan dicatat dalam catatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Akrual memiliki peranan penting pengukuran laba dan pelaporan
keuangan. Premis dasar dalam akuntansi akrual yang terdiri arus kas operasi dan
akrual akan memberikan gambaran yang lebih baik untuk laba masa depan,
deviden dan arus kas bila dibandingkan dengan arus kas saat ini dan masa lalu.
Jika premis ini benar dan jika nilai ekuitas mencerminkan laba di masa depan
maka akrual juga akan dipertimbangkan dalam penilaian ekuitas atau relevan
dalam penilaian. Akrual dan arus kas adalah mirror images yaitu ketika nilai
akrual bernilai signifikan, maka koefisien arus kas diharapkan bernilai signifikansi
positif (Barth et al.,1999).
Sloan (1996) menguji sifat kandungan informasi komponen akrual dan
komponen arus kas, informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Hasil
menunjukkan bahwa kinerja laba yang tersebut pada komponen akrual
menggambarkan persistensi yang lebih rendah daripada kinerja laba yang
teratribut pada komponen arus kas.
Sebuah penelitian yang merupakan kelemahan dari penelitian Sloan (1996)
yang menggambarkan bahwa akrual adalah indikator utama dalam laba dan return
saham telah dilakukan oleh Richardson et al (2004). Hasil penelitian tersebut
mengindikasikan bahwa informasi dalam akrual tentang kualitas laba tidak
dibatasi dengan akrual sekarang yang dianalisis oleh Sloan (1996), tetapi lebih
pada akrual yang non sekarang. Secara keseluruhan, hasil mengindikasikan bahwa
total akrual yang didefinisikan sebagai perbedaan antara laba dan free cash flows
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
memberikan suatu intuisi, kekuatan, dan pengukuran yang sederhana tentang
kualitas laba.
F. Arus Kas
Menurut IAI dalam PSAK No.2 paragraf 5 tahun 2009 arus kas adalah
aliran kas masuk dan aliran kas keluar atau setara kas. Laporan arus kas
menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas
adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang bisa segera ditukar
dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikan menurut tiga kategori utama:
a. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aliran kas dari aktivitas operasi
terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas, pada
umumnya arus kas tersebut berasal dari trnasaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (Syakur, 2009).
Dalam PSAK No.2 paragraf 13 (IAI : 2009) menyatakan bahwa jumlah
aliran kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memlihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada
sumber pendanaan dan luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan.
b. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelaporan aktiva jangka panjang
serta investasi lain tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas
yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya
yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan (Syakur,
2009).
c. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan
arus kas yang timbul dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap
arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan (Syakur, 2009).
Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2009), laporan arus kas disusun
dengan tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas, sehingga memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
laporan arus kas dengan laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utama adalah dari berbagai
aktivitas operasi. Hal ini disebabkan karena komponen dari laba akuntansi adalah
arus kas dari aktivitas operasi dan akrual (Prabowo, 2010).
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menguji kemampuan book tax differences dalam
memprediksi kinerja perusahaan masa depan terutama yang berhubungan dengan
informasi laba, seperti penelitian yang dilakukan oleh Phillips et al. (2004)
menyatakan bahwa perubahan dalam komponen pembentuk kewajiban pajak
tangguhan menyediakan bukti bahwa komponen pajak tangguhan yang
mencerminkan pendapatan, beban akrual, dan dana cadangan secara signifikan
berguna dalam menjelaskan kemungkinan terjadinya manajemen laba untuk
menghindari terjadinya penurunan laba. Pendapat ini didukung oleh penelitian
Mill dan Newsberry (2001) yang menyatakan bahwa perbedaan temporer
disebabkan oleh perbedaan persyaratan waktu pengakuan pendanaan dan biaya.
Wijayanti (2006) menyatakan bahwa (1) book tax differences secara
negatif berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi
satu perioda kedepan, (2) perusahaan dengan large (negatif) positif book tax
differences signifikan secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah
yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small
book tax differences, dan (3) harga saham tidak mencerminkan informasi yang
digunakan dalam model ekspektasi yang berarti bahwa investor belum mapu
membedakan komponen laba dalam menentukan persistensi laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Hanlon (2005) menguji peranan book tax differences dalam
mengindikasikan persistensi laba, akrual, dan arus kas untuk laba satu tahun ke
depan. Dalam melakukan penelitian tersebut, Hanlon (2005) menggunakan
deferred taxes sebagai proksi book tax differences. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan dengan book tax differences dalam jumlah besar
serta bernilai positif dan negatif (large positive book tax differences dan large
negative book tax differences) mempunyai laba yang kurang persisten
dibandingkan perusahaan yang mempunyai book tax differences dalam jumlah
kecil (small book tax differences). Hanlon (2005) menyatakan bahwa investor
dapat menafsirkan book tax differences yang besar sebagai red flag dan
mengurangi harapan mereka mengenai persistensi laba di masa depan.
Jackson (2009) melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara book
tax differences dan pertumbuhan laba. Dalam penelitiannya, Jackson membagi
book tax differences menjadi dua komponen, yaitu komponen perbedaan
permanen dan perbedaan temporer. Jackson juga membagi pertumbuhan laba
menjadi perubahan pada laba sebelum pajak dan perubahan pada beban pajak.
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan yang bersifat
negatif antara komponen perbedaan permanen dengan perubahan di masa depan
beban pajak, sedangkan komponen sementara book tax differences (pajak
tangguhan) berhubungan negatif dengan perubahan dalam laba sebelum pajak
masa mendatang.
H. Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Laporan laba rugi akan menjadi lebih bermanfaat jika memenuhi
kualifikasi relevance dan reliable. Namun tidak jarang perusahaan melakukan
manipulasi laba dalam melaporkan labanya, sehingga mengakibatkan kualitas laba
menjadi buruk dan kurang persisten. Hal tersebut dilakukan agar kinerja
perusahaan selalu tampak baik bagi stakeholder. Laba yang dimanipulasi tersebut
tentunya menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan untuk mengambil
keputusan (Wijayanti, 2006).
Book tax differences dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba
serta bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan. Logika yang
mendasari adalah adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam
pengukuran penghasilan kena pajak, sehingga book tax differences dapat
memberikan informasi tentang management discretion dalam proses akrual
(Wijayanti, 2006). Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
komponen book tax differences berupa perbedaan temporer yang tercermin dalam
pajak tangguhan dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan (Phillip et al, 2003; Hanlon, 2005).
Penelitian ini meneliti pengaruh book tax differences terhadap hubungan laba
sekarang dengan laba yang akan datang, akrual dan arus kas, dengan variabel
dependen menggunakan laba akuntansi sebelum pajak satu perioda masa depan
(PTBIt+1). Kemudian variabel independen dalam penelitian ini adalah komponen
akrual (PTACC) dan arus kas (PTCF), Sedangkan variabel moderasi dalam
penelitian ini adalah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book tax
differences) yang terdiri dari tiga subsampel perbedaan besar positif (large
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
positive book tax differences), perbedaan besar negatif (large negative book tax
differences) dan perbedaan kecil (small book tax differences). Berdasarkan uraian
di atas, maka kerangka pemikiran pada penelitian ini dijelaskan pada gambar 1.
Variabel Dependen
Variabel Independen
Variabel Moderasi
Gambar 1
Diagram Kerangka Pemikiran
I. Pengembangan Hipotesis
‐ PTBIt (Pre Tax Book Income)
‐ PTCF (Pre Tax Cash Flow)
‐ PTACC (Pre Tax Accruals)
Pre Tax Book Income t+1 (PTBIt+1)
Book Tax Differences (BTD):
- Large positive book tax- differences (LPBTD)
- Large negative book tax-differences (LNBTD)
- Small book tax-differences
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a. Pengaruh Book Tax Differences terhadap Laba Akuntansi
Menurut SFAC No.2 mengenai karakteristik kualitatif informasi
akuntansi menyatakan bahwa kualitas primer informasi akuntansi adalah relevansi
dan reliabilitas. Persistensi laba bukan merupakan komponen dari definisi kualitas
primer laba, namun persistensi laba sering digunakan sebagai pertimbangan
kualitas laba, karena persistensi laba merupakan komponen dari karakteristik
kualitatif relevansi yaitu prediktive value (Wijayanti, 2006).
Ohlson (1995) dalam Barth dan Hutton (2004) juga menggunakan
persistensi laba sebagai karakteristik nilai relevan dalam model penilaiannya.
Oleh karena itu, persistensi laba merupakan unsur relevansi. Dengan demikian
beberapa informasi dalam book tax differences yang dapat mempengaruhi
persistensi laba, dapat membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan
nilai perusahaan.
Pendapat yang mendukung mengenai book tax differences mencerminkan
informasi tentang persistensi laba adalah penelitian dari Hanlon (2005). Penelitian
tersebut menyatakan bahwa naiknya laba yang dilaporkan oleh manajemen yang
disebabkan oleh pilihan metode akuntansi dalam proses akrual akan menyebabkan
adanya perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal (Wijayanti, 2006).
Asumsi-asumsi yang mendasari penelitian book tax differences untuk
menilai kualitas laba adalah kemampuan manajer untuk memanipulasi pelaporan
laba akuntansi dalam satu periode waktu, tetapi untuk memanipulasi pelaporan
laba kena pajak (Phillips et al, 2003). Oleh karena itu, manajer lebih senang
meningkatkan laba akuntansi tanpa menyebabkan peningkatan pada laba fiskal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dengan memanfaatkan keleluasaan peraturan generally acepted accounting
principles (GAAP) atau di Indonesia yang dikenal dengan istilah prinsip akuntansi
berterima umum (PABU) (Hanlon, 2005).
Menurut Wijayanti (2006) terdapat bermacam-macam sumber pendapat
mengenai informasi yang ada didalam book tax differences, apakah book tax
differences yang besar merupakan indikasi rendahnya persistensi laba akuntansi,
belum ada hasil yang pasti. Penelitian ini mendasarkan pendapat dalam literatur
analisis keuangan yang fokus utamanya adalah book tax differences dalam menilai
kualitas laba dan persistensi laba akuntansi. Sedangkan pada penelitian Joos et al,
(2000) membuktikan bahwa perusahan dengan book tax differences besar baik
positif (laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal) maupun negatif (laba
akuntansi lebih besar daripada laba fiskal) maupun negatif (laba akuntansi lebih
kecil daripada laba fiskal) secara bersama-sama mempunyai kualitas laba lebih
rendah.
Large positive book tax differences akan menimbulkan beban pajak
tangguhan (deffered tax expenses) di laporan laba rugi dan kewajiban pajak
tangguhan (deffered tax liabilities) di neraca. Large negative book tax differences
akan menimbulkan manfaat pajak tangguhan (deffered tax benefit) di laporan laba
rugi dan aktiva pajak tangguhan (deffered tax asset) di neraca. Oleh karena itu,
Large positive book tax differences dan Large negative book tax differences
diduga mempunyai kualitas laba yang rendah dan kurang persisten karena
munculnya saldo aktiva (kewajiban) pajak tangguhan harus ditelusuri lebih lanjut,
karena perubahan dalam hubungannya dengan akun neraca memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
digunakan sebagai suatu cara untuk merekayasa (menaikkan atau menurunkan)
laba secara semu dalam kebijakan manajemen (management discretion), sehingga
large positive and negative book tax differences secara bersama-sama
mengindikasikan tidak dapat mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat
ini sampai masa yang akan datang (Revsine et al,1999 dalam Hanlon 2005).
Penelitian Tang dan Firth (2008) yang memasukkan komponen perbedaan
permanen dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa book tax differences
yang besar menandakan bahwa laba perusahaan lebih transitory dan kurang
persisten, menyimpulkan kinerja lebih rendah di tahun mendatang dan
menyebabkan harga saham menjadi lebih rendah. Jackson (2009) yang juga
melakukan penelitian dengan menganalisis perbedaan permanen menemukan
bukti bahwa perbedaan permanen berhubungan positif dengan pertumbuhan laba
hanya karena mereka berhubungan negatif dengan perubahan beban pajak.
Pernyataan tersebut maksudnya adalah semakin tinggi perbedaan permanen maka
semakin rendah beban pajak masa depan, yang berarti bahwa laba bersih masa
depan akan semakin tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan teori-teori di atas maka
hipotesis pertama penelitian ini adalah:
H1 : Book tax differences berpengaruh terhadap hubungan laba
sekarang dengan laba akuntansi satu periode ke depan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Pengaruh Book Tax Differences dengan Komponen Akrual dan Aliran
Kas Terhadap Laba Akuntansi
Kontrak yang diterapkan antara pemilik perusahaan (prinsipal) dengan
manajemen (agen), sehingga mengakibatkan prinsipal mendelegasikan beberapa
kewenangan kepada agen untuk mengambil keputusan (Sanjaya, 2008). Oleh
karena itu, menurut hanlon (2005) book tax differences juga dapat memberikan
informasi tentang kewenangan manajemen (management discretion) dalam proses
akrual. Dengan demikian laba fiskal dapat digunakan untuk mengevaluasi laba
akuntansi. Apabila angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa
manajemen, maka angka laba tersebut dinilai mempunyai kualitas laba yang
rendah.
Menurut Revsine et al, (1999) dalam Hanlon (2005) bahwa kenaikan
beban (manfaat) pajak tangguhan yang mencerminkan large book tax differences
mengindikasikan kualitas laba semakin buruk. Oleh karena itu, berkurangnya
saldo aktiva (kewajiban) pajak tangguhan harus ditelusuri lebih lanjut. Dengan
demikian perubahan dalam hubungannya dengan akun neraca kemungkinan
digunakan sebagai suatu cara untuk menaikkan laba secara semu, karena jumlah
pendapatan satu periode selama harus sesuai dengan jumlah aliran kasnya, pada
akhirnya, manajer harus membalikkan beberapa kelebihan akibat kenaikan atau
penurunan akrual laba yang dibuat di masa lalu.
Perbedaan besar antara laba akuntansi dengan laba fiskal (large book tax
difference) merupakan bukti kenaikan maupun penurunan laba karena pilihan
akrual, komponen akrual tersebut akan menunjukkan pembalikan (reversal) masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
depan yang besar secara rata-rata, dan menyebabkan persistensi laba rendah
(Sloan, 1996).
Terdapat dua komponen pembentuk laba akuntansi yaitu komponen aliran
kas dan komponen akrual. Persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai
prediksi laba dalam menentukan kualitas laba. Persistensi laba tersebut ditentukan
oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang yang mewakili sifat
transitori (sementara atau peralihan) dan permanen laba (Wijayanti, 2006).
Peraturan perpajakan tidak memberikan banyak kebebasan bagi
manajemen untuk memilih prosedur akuntansi dalam pelaporan pajaknya. Jika
book tax differences menunjukkan subyektivitas dalam proses akrual pada
pelaporan keuangan, maka perusahaan dengan large negative or positive book tax
differences akan menunjukkan persistensi laba rendah yang disebabkan komponen
akrualnya dibanding perusahaan dengan small book tax differences (Wijayanti,
2006), maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:
H2 : Book tax differences berpengaruh terhadap hubungan akrual
dan arus kas dengan laba akuntansi satu periode ke depan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat survey data sekunder dan merupakan penelitian
penjelasan (explanatory research) yang memfokuskan pada hubungan antara
variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan.
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang akan menjadi pengamatan dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-
2011. Perusahaan manufaktur dipilih sebagai sampel karena perusahaan
manufaktur dianggap dapat menggeneralisasi karakteristik perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan rentang waktu selama lima tahun
bertujuan agar penelitian hanya berfokus pada rentang waktu tersebut sehingga
hasil yang diperoleh akan maksimal, sedangkan tahun terakhir yang dipilih adalah
tahun 2011. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
purposive sampling. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan
sampel penelitian ini adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan
laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap
dari tahun 2007-2011 dan tidak di-delisting selama periode pengamatan
penelitian.
2. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Dikarenakan
penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan
adalah yang dinyatakan dalam rupiah.
3. Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan komersial
dan laporan keuangan fiskal selama tahun pengamatan. Alasannya adalah
kerugian dapat dikompensasi ke masa depan (carryforward) menjadi
pengurang biaya pajak tangguhan dan diakui sebagai aset pajak tangguhan
sehingga dapat mengaburkan arti book tax differences (Hanlon, 2005).
4. Memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan
indikator-indikator perhitungan yang dijadikan variabel pada penelitian
ini.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang
mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data ini
berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2007-2011. Sumber data tersebut berasal dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007-2011, website IDX
yaitu www.idx.co.id, dan Pojok BEI Universitas Sebelas Maret.
C. Variabel Penelitian, Definisi Variabel dan Pengukurannya
a. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Menurut Kiswara (2010:10) variabel dependen adalah variabel yang
menjadi perhatian utama penelitian. Variabel dependen sering disebut sebagai
variabel output, variabel terpengaruh. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Independen).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak masa depan
(PTBIt+1) sebagai proksi laba akuntansi adalah laba perusahaan sebelum biaya
pajak kini (current tax expense) dan pos luar biasa (extraordinary item).
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Laba Akuntansi Sekarang (PTBIt)
Laba akuntansi sekarang adalah laba sebelum pajak tahun sekarang atau
periode sekarang.
b. Aliran Kas Operasi (PTCF)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Aliran kas operasi (PTCF) sebagai proksi komponen laba permanen
merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak
(pretax cash flow) yang dihitung sebagai total aliran kas operasi ditambah pajak
penghasilan kemudian dibagi total aset. (Hanlon, 2005).
c. Laba Akrual (PTACC)
Laba akrual adalah sebagai proksi dari komponen akrual. Laba akrual
merupakan transitori item laba sebelum pajak yang tidak mempengaruhi kas pada
periode berjalan (pretax accrual). PTACC yang dihitung sebagai laba akuntansi
sebelum pajak (PTBI) dikurangi aliran kas operasi sebelum pajak (PTCF)
kemudian dibagi total aset (Hanlon, 2005).
3. Variabel Moderasi
a. Book Tax Differences
Book tax differences (BTD) sebagai proksi discretionary accrual
merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal yang hanya berupa
perbedaan temporer, dan ditunjukkan oleh akun biaya (manfaat) pajak tangguhan
(deffered tax expense (benefit). Variabel book tax differences (BTD) merupakan
variabel moderasi yang mewakili subsampel perusahaan dengan perbedaan besar
positif, perbedaan besar negatif, dan perbedaan kecil antara laba akuntansi dan
laba fiskal. Ketiga subsampel tersebut berupa variabel indikator yang diukur
dengan cara sebagai berikut:
1). Large Positive Book Tax Differences (LPBTD)
Laba akuntansi dan laba fiskal, dimana laba akuntansi lebih besar daripada
laba fiskal (Revsine et al, 2001). LPBTD merupakan variabel indikator yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
diperoleh dengan cara mengurutkan perbedaan temporer (diwakili oleh akun biaya
pajak tangguhan yang mencerminkan perbedaan temporer) per tahun, kemudisn
seperlima antara tertinggi dari sampel mewakili kelompok LPBTD diberi kode 1,
dan yang lainnya diberi kode 0).
2). Large Negative Book Tax Differences (LNBTD)
Large negative book tax differences (LNBTD) merupakan selisih antara
laba akuntansi dan laba fiskal, dimana laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal.
LNBTD merupakan variabel indikator yang diperoleh dengan cara mengurutkan
perbedaan temporer per tahun (diwakili oleh akun manfaat pajak tangguhan yang
mencerminkan perbedaan temporer) per tahun (Revsine et.al.2001). Menurut
Hanlon (2005) LNBTD didapatkan dengan melakukan sistem quantile. Sistem
quantile merupakan formula data yang membagi list angka menjadi 5 kelas,
sehingga kelas pertama atau seperlima dari data tersebut mempunyai nilai paling
tinggi LNBTD dibagi total aset, kemudian seperlima urutan terbawah dari sampel
mewakili kelompok LNBTD, dan yang lainnya diberi kode 0 yang merupakan
bagian dari kelompok small book tax differences.
3. Small Book Tax Differences
Small Book Tax Differences merupakan subsampel sisa dari urutan setelah
penentuan LPBTD dan LNBTD.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi dengan mengumpulkan data dan mempelajari literatur-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
literatur serta dokumen-dokumen yang relevan baik dari kepustakaan maupun
pencarian melalui internet untuk memperoleh informasi-informasi serta data-data
yang diperlukan.
E. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi. Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk mencari bagaimana
variabel-variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) berhubungan
pada hubungan fungsional atau sebab akibat.
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model, variabel
independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas ini menggunakan teknik uji
Kolmogorov-Smirnov. Dari pengujian ini dapat diketahui data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian normalitas menggunakan
probabilitas yang diperoleh dengan level signifikansi 5%. Apabila nilai
probabilitas yang diperoleh lebih besar dari level signifikansi 5%, maka data telah
terdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih
kecil dari level signifikansi 5%, maka data tidak terdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi antara anggota-
anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bentuk waktu (untuk time series) atau korelasi antara tempat yang berdekatan
(cross sectional). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2005). Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
dilakukan pengujian terhadap nilai Durbin-Watson (DW Test). Nilai DW yang
didapat dari hasil SPSS akan kita bandingkan dengan nilai DW tabel (batas lebih
tinggi (upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond atau dl), dengan
menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n), dan jumlah variabel
independen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika 0<d<dl, maka terjadi autokorelasi positif
2) Jika dl<d<du, maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau
tidak (ragu-ragu).
3) Jika 4-dl<d<4, maka terjadi autokorelasi negatif
4) Jika 4-du<d<4-dl, maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi
atau tidak (ragu-ragu).
5) Jika du<d<4-du, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau negatif.
Bila nilai DW, lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari 4-du, maka
dapat dinyatakan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali, 2005).
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas. Salah satu metode dalam mendeteksi ada atau
tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED demana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y
sesungguhnya) yang telah distudentized. Tidak adanya heteroskedastisitas dilihat
dengan dasar analisis tidak ada pola yang jelas dalam grafik serta titik-titik
meneybar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2005).
4. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel bebas diantara
satu dengan lainnya dalam model regresi. Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka varaibel-variabel
ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen yang lainnya sama dengan nol. Uji
multikolinieritas dilakukan dengan melihat tolerance value dan value-inflating
factor (VIF), Gujarati (2003-362), memberi rule of thumb bahwa bila VIF > 1,0
atau nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinieritas sehingga model tersebut
reliabel sebagai dasar analisis (Ghozali, 2005). Akibat adanya multikolinieritas
adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
error setiap koefisien regresi menajdi tidak terhingga. Jika terjadi
multikolinieritas maka variabel yang menyebabkan multikolinieritas harus
dikeluarkan dari model.
F. Pengujian Hipotesis
Dalam melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, uji statistik yang
digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi bertujuan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, selain itu juga menunjukkan
arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan
regresi untuk hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
PTBIt+1 = β0 + β1LNBTD + β2LPBTD + β3PTBIt + β4PTBIt*LNBTD
+ β5PTBIt*LPBTD + ε+t (1)
Keterangan:
PTBIt+1 : Laba akuntansi sebelum pajak periode satu tahun ke depan
(pretax book income)
LNBTD : Perbedaan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large
Negative Book Tax Differences)
LPBTD : Perbedaan positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large Positive
Book Tax Differences)
PTBIt : Laba akuntansi sebelum pajak periode sekarang
Pengujian hipotesis kedua menggunakan model persamaan dengan
mengatribusikan laba ke dalam komponen akrual dan aliran kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
PTBIt+1= β0 + β1LNBTD + β2LPBTD + β3PTCF + β4PTCF*LNBTD
+ β5PTCF*LPBTD + β6PTACC + β7PTACC*LNBTD
+ β8PTACC*LPBTD (2)
Keterangan :
PTBIt+1 : Laba akuntansi sebelum pajak periode satu tahun ke depan
(pretax book income)
LNBTD : Perbedaan negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large
Negative Book Tax Differences)
LPBTD : Perbedaan positif antara laba akuntansi dan laba fiskal (Large Positive
Book Tax Differences)
PTCF : Pre Tax Cash Flow
PTACC : Pre Tax Accrual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas analisis hasil penelitian yang meliputi deskripsi data, pengujian
kualitas data, pengujian hipotesis, dan pembahasannya. Analisis hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0.
A. Hasil Pemilihan Sampel
Dalam penelitian ini, populasi meliputi seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai 2011. Menurut
data pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011 terdapat 149
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan
sampel yang berhasil diperoleh melalui metode purposive sampling adalah 26
perusahaan selama setahun, dan dalam periode pengamatan lima tahun maka
jumlah sampel keseluruhan adalah 130 perusahaan.
Tabel 1
Prosedur Pengambilan Sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Jumlah keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2011) 149 Perusahaan yang laporan keuangannya tidak diaudit ( 1 ) Perusahaan dengan data tidak lengkap ( 69) Perusahaan delisting (2007-2011) ( 15) Perusahaan yang memiliki laporan keuangan selain IDR ( 10) Perusahaan yang memiliki pendapatan negatif ( 17 ) Tidak melaporkan beban pajak tangguhan ( 11 )
123 Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 26 Sampel periode pengamatan lima tahun 130 Sumber : ICMD
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian meliputi nilai minimum,
maximum, rata-rata (mean), dan deviasi standar.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
PTBIt+1 103 -1.50916 2.40563 0.0000021 0.99508597
PTBIt 103 -1.25763 2.23209 0.0000043 0.99014754
PTACC 103 -2.07305 1.60413 -2.2377086 0.98518437
PTCF 103 -3.65895 4.03251 0.0001220 1.00000000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 2 menyajikan statistik deskriptif data sampel dalam penelitian ini. Mean
dari variabel akrual (PTACC) sebesar -2.23% dari nilai aset mengindikasikan
bahwa secara rata-rata akrual cenderung akan menurunkan laba, dan hasil ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
asumsi terhadap model penelitian dilakukan agar hasil yang diperoleh tidak
bersifat bias.
Keterangan
PTBIt+1 : Laba akuntansi sebelum pajak periode t+1 (pretax book
income)
PTBIt : Laba akuntansi sebelum pajak periode t (pretax book
income)
PTCF : pre-tax cash flow, arus kas sebelum pajak, diukur dengan
total arus kas operasi dikurangi dengan komponen pos
luar biasa (extraordinary items) ditambah kas yang
dibayarkan untuk pajak.
PTACC : pre-tax accrual, akrual sebelum pajak, diukur dengan laba
pre-tax book income dikurangi oleh pre-tax cash flows
B. Uji Asumsi Klasik
Dalam metode regresi biasanya ditemukan beberapa masalah. Oleh karena
itu untuk mendeteksi apakah terdapat sebuah masalah regresi pada penelitian ini,
maka dilakukannya uji asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1) Normalitas
Residual, (2) Multikolinieritas, (3) Autokorelasi, (4) Heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas Residual
Uji normalitas residual bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui karena berkaitan dengan ketepatan
pemilihan teknik uji yang akan digunakan. Uji normalitas data dalam penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) one sample. Dasar pengambilan
keputusan dalam penelitian ini adalah bila nilai asymp.sig (2-tailed) diatas level of
signifikan 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut
berdistribusi normal. Berdasarkan atas pengolahan data yang dilakukan peneliti
dalam penelitian ini, maka hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual N 103 Normal Parametersa Mean -.0841556 Std.Deviation .90437487 Most Extreme Differences Absolute .084 Positive .084 Negative -.081 Kolmogorov-Smirnov Z .853 Asymp.Sig.(2-tailed) .460 Sumber: Hasil Pengolahan Data
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel
independen memiliki hubungan atau tidak satu sama lainnya. Uji Multikolinieritas
perlu dilakukan karena jumlah variabel independen dalam penelitian ini berjumlah
lebih dari satu. Hasil uji Multikolinieritas pada tabel 4.4. menunjukkan nilai VIF
dibawah 10 dan nilai Tolerance > 0.1, hal ini berrati bahwa diantara variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
independen didalam penelitian ini tidak terjadi hubungan atau tidak memiliki
hubungan satu sama lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
tidak terdapat Multikolinieritas.
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
__________________________________________________________________ Model Penelitian Tolerance VIF Keterangan
Persamaan model pertama:
LNBTD .344 2.904 Tidak Terjadi Multikolinieritas
LPBTD .913 1.095 Tidak Terjadi Multikolinieritas
PTBIt .808 1.237 Tidak Terjadi Multikolinieritas
LNBTDxPTBIt .319 3.138 Tidak Terjadi Multikolinieritas
LPBTDxPTBIt .938 1.067 Tidak Terjadi Multikolinieritas
Persamaan model kedua:
LNBTD .660 1.515 Tidak Terjadi Multikolinieritas
LPBTD .561 1.781 Tidak Terjadi Multikolinieritas
PTCF .960 1.042 Tidak Terjadi Multikolinieritas
PTACC .901 1.109 Tidak Terjadi Multikolinieritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
LNBTDxPTCF .185 5.391 Tidak Terjadi Multikolinieritas
LPBTDxPTCF .308 2.454 Tidak Terjadi Multikolinieritas
LNBTDxPTACC .179 5.597 Tidak Terjadi Multikolinieritas
LPBTDxPTACC .296 3.797 Tidak Terjadi Multikolinieritas
Sumber: Hasil Pengolahan Data
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara anggota-
anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan series dalam bentuk
waktu (untuk time series) atau hubungan antara tempat yang berdekatan (cross
sectional). Pada penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (DW Test). Dari
pengujian ini dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak. Nilai DW yang
didapat dari hasil SPSS akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikansi 5%. Bila nilai DW lebih besar dari batas atas (du)
dan kurang dari 4-du, maka dapat dinyatakan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali,
2005).
Tabel 5
Uji Autokorelasi
Model Penelitian du < d hitung < 4-du Keterangan __________________________________________________________________ Persamaan model pertama 1.788 < 1.970 < 2.212 Bebas Autokorelasi
Persamaan model kedua 1.847 < 2.038 < 2.153 Bebas Autokorelasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana seluruh faktor pengguna
terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya)
yang telah distudentized. Tidak adanya heteroskedastisitas dilihat dengan dasar
analisis tidak ada pola yang jelas dalam grafik serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2005).
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 6
Uji Heteroskedastisitas
Model Penelitian Analisis Keterangan
Persamaan model pertama Menyebar di atas dan di bawah Bebas
angka 0 pada sumbu Y Heteroskedastisitas __________________________________________________________________ Persamaan model kedua Menyebar di atas dan di bawah Bebas
angka 0 pada sumbu Y Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel di atas menunjukkan hasil pengamtan pada grafik scatterplot, hal
ini menunjukkan tidak terdapat heteroskedastisitas pada setiap model perhitungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil Analisis
Pengujian hipotesis pertama menggunakan regresi berganda untuk
menguji model persamaan pertama yang didalamnya terdapat variabel yang
membedakan tingkat perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (perbedaan
besar positif, perbedaan besar negatif) untuk mengetahui apakah perbedaan besar
negatif antara laba akuntansi dan laba fiskal dan perbedaan besar positif antara
laba akuntansi dan laba fiskal mempunyai pengaruh terhadap hubungan laba
akuntansi sekarang dengan laba akuntansi satu tahun ke depan.
Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan
persamaan model pertama:
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Pengujian Persistensi Laba dengan memasukkan
koefisien laba yang membedakan tingkatan perbedaan antara laba akuntansi
dan laba fiskal
PTBIt+1 = β0 +β1LNBTD+β2LPBTD+ β3 PTBIt
+β4PTBIt*LNBTD+β5PTBIt*LPBTD+ ε
Unstandardized Coefficients Variabel B Std.Error t-hitung Signifikansi (Constant) 6.761 .920 7.352 .108
LNBTD -2..831 2.214 -1.279 .204
LPBTD 1.369 1.359 1.007 .031*
PTBIt 4.920 10.232 .481 .003*
LNBTD*PTBIt 43.060 23.999 1.794 .076
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
LPBTD*PTBIt -.026 .021 -1.200 .013*
R2 = 0.068 Adj R2 = 0.020 F Hitung = 41.410 Signifikansi = 0.000* __________________________________________________________________ Sumber: Hasil Pengolahan data Keterangan: * = Signifikansi pada α = 0.05%
Tabel 7 menunjukkan hasil pengujian hipotesis pertama menggunakan
persamaan model pertama. Tabel 7 menunjukkan koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.020, hal ini berarti 2% variasi laba akuntansi sebelum pajak satu periode
ke depan dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independennya dalam
model persamaan kedua. Nilai signifikansi F hitung sebesar 41.410 dengan p-
value 0.000 menunjukkan bahwa kelima variabel independen dalam model regresi
persamaan kedua dapat digunakan untuk memprediksi laba akuntansi sebelum
pajak satu periode mendatang. Dari kelima variabel independen yang dimasukkan
dalam model regresi, variabel LNBTD, PTBIt, LPBTD, dan PTBIt*LPBTD,
signifikansi secara statistik, yang berarti keempat variabel ini secara individu
berpengaruh terhadap laba akuntansi satu tahun ke depan.
Hasil hipotesis pertama konsisten dengan penelitian Jackson (2009) yang
juga melakukan penelitian dengan menganalisis perbedaan permanen menemukan
bukti bahwa perbedaan permanen berhubungan positif dengan pertumbuhan laba
hanya karena mereka berhubungan negatif dengan perubahan beban pajak.
Pernyataan tersebut maksudnya adalah semakin tinggi perbedaan permanen maka
semakin rendah beban pajak masa depan, yang berarti bahwa laba bersih masa
depan akan semakin tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda menunjukkan variabel
LNBTD*PTBIt untuk signifikansi pada α = 5% tidak berpengaruh terhadap laba
akuntansi satu tahun ke depan, hasil ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi -
1.279 dan nilai signifikansi 0.204 > 0.05. Hal tersebut mengindikasikan
perusahaan dengan large negative book tax difference belum tentu dapat
merealisasikan pendapatan pada masa depan, sehingga tidak dapat berpengaruh
terhadap laba masa depan. Perbedaan peraturan perpajakan dan sampel penelitian
dengan penelitian Hanlon (2005) mengakibatkan perbedaan hasil dalam penelitian
ini. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Wijayanti (2006).
Tabel 8
Hasil Pengujian Persistensi Komponen Akrual Laba Dan Aliran Kas
PTBIt+1 = β0 +β1LNBTD+β2LPBTD+ β3 PTCF
+β4PTCF*LNBTD+β5PTCF*LPBTD+ β6 PTACC
+β7PTACC*LNBTD+β8PTACC*LPBTD ε
Unstandardized Variabel Coefficients B Std.Error t-hitung Signifikansi (Constant) 7.004 1.284 .226 .822
LNBTD .286 1.665 .172 .003*
LPBTD .969 1.805 .537 .000*
PTCF .752 .019 8.427 .000*
LNBTD*PTCF -.007 .010 .709 .000*
LPBTD*PTCF .023 .027 .875 .002*
PTACC .301 .080 .132 .000*
LNBTD*PTACC -.009 .014 -.687 .000*
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
LPBTD*PTACC -.034 .042 -.806 .040*
R2 = 0.432 Adj R2 = 0.422 F Hitung = 36.244 Signifikansi = 0.001* __________________________________________________________________ Sumber: Hasil Pengolahan data Keterangan: * = Signifikansi pada α = 0.05% Tabel 8 menunjukkan hasil uji statistik bahwa variabel-variabel
independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Hal tersebut
mengindikasikan perusahaan dengan large positive book tax-differences tidak
melakukan subyektivitas dalam pelaporan keuangan dibanding pelaporan
perpajakan, sehingga komponen akrual dan aliran kasnya dapat berpengaruh
terhadap laba masa depan. Penelitian ini konsisten dengan Wijayanti (2006) dan
Hanlon (2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN DAN IMPLIKASI
Bab ini menyajikan tentang simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi
yang didasarkan pada bab-bab sebelumnya.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Book tax differences secara negatif (large negative book tax differences)
tidak berpengaruh terhadap laba akuntansi satu tahun ke depan. Hal
tersebut mengindikasikan perusahaan dengan large negative book tax
differences belum tentu dapat merealisasikan pendapatan pada masa
depan, sehingga tidak dapat berpengaruh terhadap laba masa depan.
2. Book tax differences secara positif (large positive book tax differences
signifikan secara statistik mempunyai pengaruh terhadap laba masa depan.
Hal tersebut mengindikasikan perusahaan dengan large positive book tax-
differences tidak dapat melakukan subyektivitas dalam pelaporan
keuangan dibanding pelaporan perpajakan, sehingga komponen akrual dan
aliran kasnya dapat berpengaruh terhadap laba masa depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan
dalam menginterpretasikan hasil analisis diatas, yaitu:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit, yaitu
26 perusahaan manufaktur, dan sampel yang digunakan tidak random,
sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai dasar
generalisasi. Hal ini disebabkan beberapa data laporan keuangan
perusahaan tidak lengkap dan penelitian ini hanya berfokus pada suatu
industri yang memiliki karakteristik sama.
2. Periode pengamatan yang relatif pendek untuk menaksir parameter-
parameter model penelitian. Keterbatasan periode pengamatan dilakukan
untuk mendapatkan laporan keuangan perusahaan yang melaporkan biaya
dan utang pajaknya secara konsisten, yaitu setelah diterapkannya PSAK
No.46.
3. Penelitian ini hanya menggunakan Book tax-differences sebagai proksi
discretionary accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba
fiskal yang hanya berupa perbedaan temporer, dan ditunjukkan oleh akun
biaya (manfaat) pajak tangguhan (deferred tax expense/benefit) dalam
menjelaskan persistensi laba.
C. Saran
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
dan memperluas penelitian selanjutanya, meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
1. Penelitian selanjutnaya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan
sampel perusahaan yang rugi agar dapat memberikan kondisi yang lebih
nyata.
2. Jangka waktu riset diperpanjang dan dengan jumlah sampel perusahaan
yang besar sehoingga dapat menggeneralisasi penelitian, seperti
menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Jangka waktu
yang diperpanjang dan penambahan jumalh sampel mungkin akan
memberikan hasil yang lebih baik dalam penelitian.
3. Penelitian selanjutnya dapat membandingkan book tax differences dengan
model akrual lainnya sebagai proksi discretionary accrual dalam
menentukan persistensi laba.
D. Implikasi Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Akademis
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi perkembangan dunia
akademik khususnya yang berkaitan dengan perbedaan laba akuntansi dan
laba fiskal yang dapat digunakan untuk menilai kualitas laba akuntansi.
2. Praktisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan agar
pengungkapan yang cukup dan penjelasan yang memadai tentang
perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal yang dilaporkan dalam pelaporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
keuangan, sesuai dengan PSAK no.46 tentang Akuntansi Pajak
Penghasilan.
3. Manajemen Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan petunjuk bagi manajemen dalam
mengelola perbedaan temporer dalam pengakuan pendapatan dan biaya
sehingga laba akuntansi tetap dipersepsikan berkualitas atau direspon
positif oleh investor karena perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
berpengaruh terhadap kualitas laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Barth, M dan A.Hutton. 2004. Analyst Earnings Forecast Revisions and the Pricing of Accruals. Review of Accounting Studies 9 (March): 59-96.
Belkaoui, A.R.,2000, Accounting Theory, Salemba Empat, Jakarta.
Cheung, KJ., G.V. Krishman, and C. Min. 1997. Does Interperiod Tax Allocation Enhances Prediction of Cash Flows. Accounting Horizons 11 (4), 1-15. Dechow, P. 1994. Accounting Earnings and Cash Flow as Measures of Firm Performance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics 18 (July). Pp 3-42. Dechow, P. P., S.P. Khothari, and R. Wats. 1998. The Relation Between Earnings and Cash Flows. Journal of Accounting and Economics 25 (May): 133-168 Dechow, P.M., Dichev, I.D. 2002. The quality of accruals and earnings: The role of accrual estimation errors. The Accounting Review 77, 35-59 Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar. (2006). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Hanlon, M. 2005. The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-Tax Differences. The Accounting Review 80 (March). Pp 137-166.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jonas, G., and J. Blanchet. 2000. Assessing Quality of Financial Reporting. Accounting Horizons. 14 (3) 353-363
Jackson, Mark. (2009). Book Tax Differences and Earnings Growth. Working Paper. University of Oregon.
Kiswara, Endang. 2010. Panduan uji statistik. BP UNDIP.
Lev, B dan D, Nissim. (2004). Taxable Income, Future Earnings, and Equity Value. The Accounting Review (October): 1039-1074
Lestari, Budi. 2011. Analisis Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2007-2009. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro: Semarang. Martani, Dwi dan Aulia Eka Persada. 2010. Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi Universitas Indonesia: Jakarta. Mills, L and K. New. Newberry. 2001. The Influence of Tax and Nontax Costs on Book-tax Reporting Differences. The Journal of the American Taxation Association, 23 (1): 1-19 Penman, Stephen. H. 2001. Financial Statement Analysis and Security Valuation. Singapore: Mc.Graw Hill.
Phillips, John., M. Pincus, dan S.O Rego. 2003. Earnings Management: New Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review 78: 491-521.
Plesko, George A. 2004. Corporate Tax Avoidance and the Properties of Corporate Earnings. National Tax Journal.
Prabowo, Febrianto. 2010. Analisis perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal terhadap persistensi laba akrual. Upn Library. Richardson, Scott, Ricard G. Sloan, Mark Suliman, dan Irem Tuna. 2004. Accrual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Reliability, Earnings Persistences and Stock Prices. www.ssrn.com Revsine, Collins, dan Johnson. 2005. Financial Reporting and Analysis. New Jersey: Prentice Hall. Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus Buku 1 edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Sloan, R. G. 1996. Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings?. The Accounting Review 71 (July), pp 289-315. Suandy, Erly. 2001. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Bussiness. 4th Edition. John Wiley and Sons Inc., New York.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan dan Pelaporan Keuangan, Yogyakarta: BPFE.
Soewito. 2009. Materi Pajak Penghasilan brevet A-B. Jakarta. LP3AB.
Syafi”i Syakur, Ahmad 2009, Intermediate Accounting, Cetakan pertama, AV Publisher, Jakarta.
Tang, Tanya, dan Michael Firth. 2010. “Can Book-Tax Differences Capture Earnings Management and Tax Management? Empirical Evidence from China”. Working Paper SSRN. Wijayanti, Handayani Tri. 2006. Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Website IDX. www.idx.co.id. Jakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user