pengaruh bimbingan keagamaan orang tua terhadap sikap...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA
TERHADAP SIKAP ALTRUIS
SISWA SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN
AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)
Oleh :
MUHAMAD ABDUL ROZAQ
_______________________________________
NIM : 11109098
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id Email [email protected]
Mufiq, S.Ag., M.Phil. DOSEN IAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 5 eksemplar Hal : Naskah skripsi Kepada:
Yth. Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Muhamad Abdul Rozaq
NIM : 11109098
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu keguruan/Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG
TUA TERHADAP SIKAP ALTRUIS SISWA SMP
NEGERI 2 AMPEL TAHUN AJARAN 2014/2015
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 3 April 2015 Pembimbing, Mufiq, S.Ag., M.Phil.
NIP. 196906711996031004
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id Email : [email protected]
PENGESAHAN PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP
SIKAP ALTRUIS SISWA SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN AJARAN
2014/2015
DISUSUN OLEH :
MUHAMAD ABDUL ROZAQ NIM : 11109098
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PAI, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 29 Agustus 2015, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam.
Susunan Panitia Ujian
Ketua Penguji : Dr. H.Agus Waluyo, M.Ag ……………….………
Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil ………………….……
Penguji I : Facthurahman, S.Ag., M.Pd ……………….………
Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum ……………….………
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
iv
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muhamad Abdul Rozaq
NIM : 111 09098
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau
karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 3 April 2015
Penulis
Muhamad Abdul Rozaq NIM: 11109098
v
MOTTO
(#qçRur$yès?ur ’n?tã ÎhŽÉ9ø9$# 3“ uqø) G9$#ur ( Ÿw ur (#qçRur$yès? ’n?tã ÉOøOM} $# Èbºurô‰ãèø9$#ur 4 (#qà)?̈$#ur ©! $# ( b̈Î) ©! $#
߉ƒÏ‰x© É> $s)Ïèø9$# ÇËÈ
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.
(Qs. Al-Maidah:2)
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini selesai. Skripsi ini
saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu
memperjuangkan mimpi saya:
1. Kepada ayah saya Bapak Syamsudin dan ibu saya Rhoudhotul Faidah, yang
selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada saya agar menjadi orang
yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
2. Kakak dan adik saya yang selalu memberi semangat untuk bisa jadi yang
terbaik dan meraih hidup yang lebih baik.
3. Dosen-dosen Tarbiyah, yang telah memberikan ilmu-ilmu, motivasi, dan
segala inspirasi untuk menjadi bekal di masa yang akan datang.
4. Rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan khususnya kepada yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi, dan memberikan motivasi supaya terus
Rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan khususnya kepada yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi, dan memberikan motivasi supaya terus
semangat dalam menyelesaikan skripsi.
5. Rekan-rekan HMI Cabang Salatiga, terima kasih atas ilmu-ilmu maupun
kerjasamanya selama kegiatan berorganisasi maupun dalam kepengurusan,
semoga memberikan manfaat bagi diri pribadi maupun orang lain atas ilmu-
ilmu yang telah didapatkan dalam berorganisasi.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirromanirrohim
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam
3. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
4. Bapak Ahmad Maimun, M.Ag. selaku pembimbing akademik (PA). Dengan
sabar membimbing dan mengarahkan saya dari semester 1 sampai semester
akhir
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan
membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam
menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.
Semoga kebaikan mereka mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah
SWT. Dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis maupun para
pembaca. Kurang lebihnya mohon maaf.
Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 3 April 2015
Penulis
Muhamad Abdul Rozaq NIM. 11109098
ix
ABSTRAK
Abdul, Rozaq, Muhamad. 2015. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Orang Tua terhadap Sikap Altruis Siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag, M.Phil.
Kata kunci: Bimbingan Keagamaan Sikap Altruis
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Pengaruh Bimbingan Keagamaan Orang Tua terhadap Sikap Altruis Siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015. Rumusan masalah yang ingin dicari jawabanya adalah (1) Bagaimana variasi bimbingan keagamaan orang tua pada siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015 (2) Bagaimana sikap altruis siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015? (3) adakah pengaruh bimbingan keagamaan orang tua terhadap sikap altruis siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015?
Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode angket atau kuesioner yang dibagikan pada 65 responden. Kemudian untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Vaiabel Y yaitu dengan menggunakan Product Moment.
Hasil penelitian dari variabel bimbingan keagamaan orang tua dengan hasil mean 23,44 diperoleh data 32 (48,96%) responden berkategori Sangat Baik, 33 (50,49%) responden berkategori Baik, dan 0 (0%) responden berkategori Cukup. Sedangkan hasil dari variabel sikap altruis siswa dengan hasil mean 22,86 diperoleh data 15 (22,96%) responden berkategori Sangat Baik, 50 (76,,5%) responden berkategori Baik, 0 (0%) responden berkategori Cukup. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan keagamaan orang tua terhadap sikap altruis siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015, hal ini dibuktikan dengan hasil ro= 0,662 yang dikonsultasikan dengan harga r tabel baik pada taraf kesalahan 1% (0,224) atau 5% (0,317) yang memiliki arti ro lebih besar atau sama dengan rt.
x
Daftar Isi
Halaman Judul .................................................................................................... i
Halaman Nota Pembimbing ............................................................................... ii
Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii
Deklarasi ............................................................................................................ iv
Motto .................................................................................................................. v
Persembahan ...................................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................. x
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 5
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Hipotesis .................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
F. Definisi Operasional .................................................................. 8
G. Metode Penelitian ...................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Keagamaan ............................................................. 18
xi
1. Pengertian Bimbingan ......................................................... 18
2. Pengertian Keagamaan ........................................................ 19
3. Pengertian BimbinganKeagamaan Islam ........................... 20
4. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama Islam ...................... 22
5. Ruang Lingkup Bimbingan Islami ...................................... 25
6. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Keagamaan Anak ...... 27
7. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua .............................. 28
8. Aspek-aspek dalam Pendidikan Keagamaan Orang Tua .... 31
B. Sikap Altruis ............................................................................. 34
1. Pengaertian Sikap Altruis .................................................... 34
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Altruis ............... 37
3. Ciri-ciri Sikap Altruis .......................................................... 41
4. Macam-macam Bentuk Sikap Altruis ................................. 42
C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan terhadap Sikap Altruis …… 44
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Ampel .................................. 47
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 2 Ampel ............. 47
2. Letak Geografis SMP Negeri 2 Ampel ............................... 48
3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Ampel ................................... 49
4. Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 2 Ampel ................. 50
5. Sarana dan Pra-sarana SMP Negeri 2 Ampel ...................... 51
6. Stuktur Organisasi SMP Negeri 2 Ampel .......................... 52
xii
B. Penyajian Data Penelitian ......................................................... 55
1. Daftar Nama Responden .................................................... 55
2. Hasil Jawaban Angket ........................................................ 57
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pertama ....................................................................... 67
1. Analisis Bimbingan Keagamaan Orang Tua ....................... 67
2. Analisis Sikap Altruis Siswa ............................................... 73
B. Analisis Kedua .......................................................................... 79
Analisis Uji Hipotesis ............................................................... 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 84
B. Saran-saran ................................................................................ 85
Daftar Pustaka ................................................................................................. 87
Lampiran-lampiran
xiii
Daftar Tabel
Tabel 1 Data Guru SMP Negeri 2 Ampel .................................................... 51
Tabel 2 Data Siswa dalam 4 Tahun Terakhir .............................................. 51
Tabel 3 Daftar Nama Responden ............................................................... 55
Tabel 4 Skor Angket per Item Bimbingan Keagamaan Orang tua .............. 58
Tabel5 Jawaban Angket Bimbingan Keagamaan Orang tua ...................... 60
Tabel 6 Skor Angket per Item Sikap Altruis Siswa ..................................... 62
Tabel 7 Jawaban Angket Sikap Altruis Siswa ............................................. 64
Tabel 8 Hasil Skor Angket Bimbingan Keagamaan Orang Tua .................. 68
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Bimbingan Keagamaan Orang Tu ................. 70
Tabel 10 Nilai Interval Bimbingan Keagamaan Orang Tua ........................... 72
Tabel 11 Hasil Skor Angket Sikap Altruis Siswa .......................................... 73
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Sikap Altruis Siswa ....................................... 76
Tabel 13 Nilai Interval Sikap Altruis Siswa .................................................. 78
Tabel 14 Tabel Penolong untuk Menghitung Indeks Komparasi Besarnya
Hubungan ........................................................................................ 79
Tabel 15 Tabel Taraf Signifikasi N= 65 ......................................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang yang membangga-
banggakan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).Memang hal
terseebut tidak ada salahnya.Namun, hal yang disayangkan adalah ketika
seseorang terlalu bangga dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
masyarakat seringkali mengesampingkan Ilmu agama.Padahal yang
seharusnya diutamakan dalam kehidupan yaitu dengan mendalami ilmu
keagamaan dan aktivitas ibadah dalam kehidupan sehari-hari.Karena
semua itu yang menentukan keselamatan manusia diakhirat nanti.
Semua orang tua tentunya menginginkan anaknya menjadi manusia
yang berkepribadian baik dan berakhlak mulia.Tentunya hal ini harus
diimbangi dengan bagaimana orang tua itu membimbing anaknya dan
bagaimana orang tua menanamkan nilai-nilai agama dalam diri
anak.Orang tua dituntut dengan kesabaran, keuletan dan kesungguhan agar
harapan itu dapat terwujud. Salah satu cara menjadikan anak
berkepribadian baik adalah dengan menanamkan sikap altruis pada anak,
supaya anak itu mampu bersikap empati kepada orang lain, sehingga anak
tau bahwa setiap menusia itu hidup di dunia itu harus saling tolong
menolong, karena manusia makhluk sosial yang saling membutuhkan dan
tidak bisa hidup secara individual.
2
Orang tua mempunyai peran penting dalam memberikan pendidikan
keagamaan kepada anaknya. Semua perilaku dan pengalaman anak sejak
kecil, baik yang disadari maupun yang tidak disadari akan menyatu dalam
kepribadian anak. Maka dari itu setiap manusia yang lahir di dunia akan
mendapatkan pendidikan pertama kali dari orang tua. Orang tua harus
mengambil peran penting dalam mendidik anak dengan cara mengajarkan
akhlak yang mulia.Tujuan utama dari pendidikan adalah membentuk anak
menjadi pribadi yang berakhlak mulia seperti yang dikatakan Bahri
(2004:29) pembentukan budi pekerti yang baik adalah tujuan utama dalam
pendidikan Islam.
Bimbingan keagamaan yang diberikan orang tua kepada anaknya
sangatlah penting. Anak akan terdidik menjadi pribadi yang berakhlak
baik sehingga menjadi pribadi yang suka menolong orang lain tanpa
pamrih dan bersikap empati. Bimbingan keagamaan harus dimulai sejak
dini karena anak terlahir didunia ini dengan keadaan yang suci belum
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
Penanaman nilai-nilai keagamaan khususnya pendidikan akhlak
amatlah penting karena dapat memunculkan sikap altruis yang terdapat
pada diri anak. Dengan adanya sikapal truis, anak akan mampu hidup di
tengah-tengah bermasyarakat dengan damai dan disukai banyak orang.
Hidup bermasyarakat yang dibutuhkan adalah rasa tolong menolong,
saling menyayangi dan tidak bersikap individualis atau egois.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6
3
$pkš‰r'̄»tƒtûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#þqè%ö/ä3|¡ àÿRr&ö/ä3‹Î=÷dr&ur#Y‘$tRÇÏÈ....
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.... (QS. At- Tahrim ayat 6)
Maksud dari ayat diatas adalah perintah untuk memelihara keluarga
termasuk anak.Bagaimana orang tua bisa mendidik, mengarahkan dan
mengajarkan anak supaya berfikir positif dan berperilaku baik dan taqwa
kepada Allah SWT.
David (2012:187) mengatakan Altruis adalah orang yang banyak
mengutamakan kepentingan orang lain, orang yang mencintai sesama
manusia tanpa mengharap imbalan. Altruisme (altruism) adalah kebalikan
dari egoisme. Orang yang altruis peduli dan mau membantu meskipun
tidak ada keuntungan yang ditawarkan atau tidak ada harapan ia akan
kembali mendapatkan sesuatu. Altruisme adalah motif untuk
meningkatkan kesejahteraan orang lain tanpa sadar untuk kepentingan
seseorang.Jadi sikap altruis yang terdapat pada diri anak bisa
dikembangkan dengan bimbingan keagamaan yang positif karena dalam
pendidikan agama terdapat aturan-aturan hidup dalam bermasyarakat.
Zaman yang serba modern seperti saat ini, banyak anggota
masyarakatyang bersifat individualis yang selalu mengutamkan
kepentingan pribadi sehingga mengakibatkan kurangnya rasa tolong
menolong maupun semangat gotong- royong, di mana orang bekerja sama
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan meninggalkan
kepentingannya pribadi.Namun realita yang terjadi saat ini sulit sekali
menemukan orang ataupun sekelompok orang yang mau berkorban baik
4
tenaga, pikiran, uang maupun yang lainnya tanpa adaimbalan yang
diberikan.Manusia cenderung individualis yang mengarah pada
kepentingan pribadi.
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia berfungsi sebagai
makhluk sosial yang mengedepankan pola tingkah laku altruis, yaitu
memusatkan perhatian untuk membantu orang lain dalam kondisi
tertentu.Tingkah laku yang seperti ini yang harus diajarkan oleh orang tua
kepada anaknya.
Namun dewasa ini sikap altruistik berubah drastis menjadi egoistik,
yang dulunya mereka tolong- menolong dan bergotong- royong tanpa
mengharap imbalan, sekarang semua yang dilakukan harus menghasilkan
uang atau imbalan jasa. Sikap mengutamakan kepentingan orang lain
mempunyai manfaat begitu besarwalau sekarang sulit dijumpai dalam
kehidupan bermasyarakat. Salah satu sebab dari munculnya permasalahan
tersebut adalah kurangnya pengetahuan tentang ilmu agama dan
kurangnya bimbingan keagamaan orang tua yang diberikan kepada
anaknya sejak kecil, Bimbingan keagamaan sangatlah penting dalam
membentuk sikap altruis..
Kemampuan seseorang dalam memahami ilmu agama akan
menjadikan seseorang tersebut mempunyai budi pekerti yang baik. Dalam
ilmu agama khususnya agama Islam didalamnya terdapat ajaran-ajaran
yang mendorong manusia untuk berbuat baik kepada sesama makhluk
hidup. Islam mengajarkan bahwasanya seabik-baik manusia adalah yang
5
bermanfaat bagi yang lain. Maka dengan itu semua dapat memunculkan
sikap empati terhaap orang lain atau sikap tolong - menolong yang terdapt
pada setiap diri individu.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa pendidikan
keagamaan yang dimiliki sisiwa SMPN 2 Ampel masih kurang maksimal,
karena minat dari siswa untuk mendalami dan menguasai ilmu keagamaan
masih belum tinggi. Adanya faktor tersebut sikap altruis yang dimiliki
oleh para siswa masih kurang baik.
Berdasarkan dari penjelasan di atas bimbingan keagamaan
mempunyaifaktor penting dalam pembentukan sikap altruis
anak.Kemampuan keagamaan yang dimiliki anak akan membantu
meningkatkan sikap altruis sehingga anak bisa menjadi pribadi yang suka
menolong, bersikap empati, dan menyayangi orang lain. Dari sini peneliti
tertarik untuk meneliti apakah bimbingan keagamaan orang tua tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan sikap
altuistik siswa, khususnya pada siswa SMPN 2 Ampel.Oleh karena itu
peneliti memberi judul “PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN
ORANG TUA TERHADAP SIKAP ALTRUIS SISWA SMP NEGERI
2 AMPELTAHUN AJARAN 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
6
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana variasi bimbingan keagamaan orang tua pada siswa
SMPNegeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015?
2. Bagaimanapembentukansikap altruissiswa SMPNegeri 2 Ampeltahun
ajaran 2014/2015?
3. Adakah pengaruh bimbingan keagamaan orang tua terhadapsikap altruis
siswa SMPNegeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana variasibimbingan keagamaan orang tua
pada siswa SMPNegeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015.
b. Untuk mengetahui bagaimanasikap altruis siswa SMPNegeri 2 Ampel
tahun ajaran 2014/2015.
c. Untuk mengetahui adakah pengaruh bimbingan keagamaan orang tua
terhadapsikap altruissiswa SMPNegeri 2 Ampel tahun ajaran
2014/2015.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Sugiyono, 2011:159).Begitu juga hipotesis merupakan suatu kesimpulan
yang bersifat sementara, sehingga ada kalanya hipotesis itu benar dan ada
kalanya salah.
7
Berdasarkan telaah diatas peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut: Ada pengaruh bimbingan keagamaan orang tua terhadap sikap
altruis siswa. Dengan kata lain semakin baik bimbingan keagamaan yang
diberikan orang tua kepada anaknya maka anak semakin mempunyai sikap
altruis yang baik.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah
untuk memperluas dunia pendidikan khususnya dunia ilmu
ketarbiyahan.
b. Memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan
dan sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan
bimbingan keluarga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi orang tua
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan kepada
orang tua dalam mendidik anak dan mengarahkan untuk bersikap
altruistik sesuai dengan norma-norma agama.
b. Bagi siswa
Sebagai bahan informasi, supaya siswa mampu bersikap empati,
menyayangi dan menolong orang lain, sesuai dengan ajaran agama.
c. Bagi peneliti
8
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang bimbingan
keagamaan dan sikap altruissehingga dapat mengembangkannya
lebih luas baik secara teoritis maupun secara praktis.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan
pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk
menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun
istilah-istilah yang perlu di jelaskan adalah sebagi berikut:
1. Bimbingan keagamaan orang tua
Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “GUIDECE” yang
berarti memberikan bantuan berupa mengarahkan, memandu,
mengelola, dan menyetir (Yusuf, 2005:5).
Keagamaan adalah sifat-sifat yang ada di agama, segala sesuatu
mengenai agama (Poerwadarminta, 1982:19).
Sedangkan pengertian agama menurut Arifin (1982:1-2) dibagi
menjadi 2 aspek: pertama, aspek subjektif (pribadi manusia), agama
mengandung pengertian tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-
nilai keagamaan yang berupa getaran batin yang menggerakkan
tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan masyarakat
beserta alam sekitarnya. Kedua, aspek objektif (doktriner), agama
dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang
bersifat ilahi yang menuntun orang-orang berakal budi kearah ikhtiar
9
untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memperoleh
kebahagiaan hidup di akhirat.
Dari penjelasan diatasbimbingan keagamaan adalah usaha
untuk memberikan bantuan kepada seseorang yang kesulitan baik
secara lahir maupun batin yang menyangkut kehidupan sekarang
maupun mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan mental
maupun spiritual agar seseorang mampu mengatasinya dengan
kemampuan yang dimilikinya melalui dorongan dari kekuatan iman
dan taqwa kepada tuhannya.
Bimbingan keagamaan yang dimaksud peneliti adalah
bimbingan keagamaan Islam, sebagaimana yang dikemukakan Fakih
(2001:62) bimbingan keagamaan Islam adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya
senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia.
Adapun indikator bimbingan keagamaan orang tua adalah:
a. Pernikahan dan keluarga.
b. Pendidikan.
c. Sosial (Kemayarakatan).
d. Pekerjaan (Jabatan).
e. Keagamaan. (Lannggulung, 2004:310-313)
10
2. Sikap altruis siswa
Menurut Strickland sikap adalah predisposisi atau
kecenderungan untuk memberikan respon secar kognitif, emosi, dan
perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi, dan situasi khusus
dalam cara-cara tertentu (Hanurawan, 2012:64).
Altruis adalah orang yang banyak mengutamakan kepentingan
orang lain, orang yang mencintai sesama manusia tanpa mengharap
imbalan. Altruisme adalah kebalikan dari egoisme. Orang yang altruis
peduli dan mau membantu meskipun jika tidak ada keuntungan yang
ditawarkan atau tidak ada harapan ia akan kembali mendapatkan
sesuatu. Altruisme adalah motif untuk meningkatkan kesejahteraan
orang lain tanpa sadar untuk kepentingan seseorang (David, 2012:
187).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap altruis
adalah suatu sikap yang mendorong individu untuk menolong
seseorang tanpa mengharapkan suatu imbalan.Dengan kata lain sikap
altruis memunculkan rasa kasih sayang dan empati antara satu sama
lain.
Adapun indikator darisikap altruis siswa sebagai berikut:
a. Suka menolong orang lain tanpa pamrih.
b. Tidak bersifat egois.
c. Bersikap empati kepada orang lain.
d. Ada rasa keinginan untuk membantu.
11
e. Selalu mengasih dan menyayangi (Durkheim, 1990: 150-161).
G. Metode Penelitian
Metode adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik
penelitian (Mulyana, 2008:145). Jadi metode merupakan cara untuk
menemukan, menguji dan mengembangkan suatu kebenaran. Penelitian
adalah suatu teknik penelitian secara sistematis yang diperluas dengan
menggunakan perkakas-perkakas khusus, alat-alat dan prosedur-prosedur,
dalam rangka usaha mencapai pemecahan suatu problem secara lebih baik
dari pada yang dicapai dengan alat-alat biasa. Penelitian merupakan
pemikiran yang luar biasa akan tetapi tetap sistematis dalam memecahkan
masalah karena dalam penelitian untuk menguji kebenarannya dengan
menggunakan data-data yang valid(Kasiram, 2008:36).
Kebenaran dalam penelitian dapat diterima oleh masyarakat apabila
hasil penelitian itu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Maka
penulis akan melakukan penelitian dengan metode sebagai berikut:
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan rancangan studi komparasional. Karena dalam penelitian
ini, peneliti akan mencari pengaruh variabel satu terhadap variabel
yang lain.
12
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki dua variabel.Variabel
yang pertama bimbingan keagamaan orang tua dan variabel kedua
pembentukan sikap altruis siswa.
Prosedur jalanya kegiatan penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil objek penelitian.
b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket.
c. Melaksanakan penelitian.
d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian.
2. Lokasi dan waktu penelitian
a. Lokasi penelitian
SMP 2 Ampel, Boyolali
JL. Candi, Candi, Ampel, Boyolali
b. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11-20 Februari2015
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Adapun yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 2 Ampel tahun
ajaran 2014/2015 yang berjumlah 631
13
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118). Peneliti akan
melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan populasi dan
sampel sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto, bahwa apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika
subjeknya dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih
(Arikunto, 1991:107). Populasi siswa SMPN 2 Ampeltahun ajaran
2014/2015(631) siswa, dari 10% subjeknya maka penelitian ini
hanya mengambil (65) siswa.Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu dengan caraquota
sampling atau pengambilan sample secara jatah yang ditentukan
(Darmawan, 20013:145).
4. Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode kuesioner atau angket, observasi langsung serta
dokumentasi. Adapun rinciannya sebagai berikut:
a. Angket atau kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2011:142).
14
Metode kuesioner ini akan digunakan untuk mendapatkan
data tentang bimbingan keagamaan orang tua dan sikap altrusi
siswa.
b. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner karena observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain (Sugiyono,
2011:144). Dan menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Sugiyono
(2011:144) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang penting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan.Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data tambahan tentang bimbingan keagamaan orang
tua dan sikap altruis siswa.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011:240).Metode ini
digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi objek penelitian
secara umum.Yaitu untuk mendapatkan data tentang kondisi
geografis, monografis dan struktur pemerintahan.
15
F N
Menurut pengamatan peneliti, siswa SMPN 2 Ampel tahun
ajaran 2014/2015,memilikisikap altuis yangmasih rendah karena
kurang adanya bimbingan dari orang tua untuk bersikap empati
kepada orang lain, dan nilai-nilai agama yang ditanamkan orang
tua pada siswanya kurang maksimal. Karena pendidikan
keagamaan merupakan salah satu penunjang untuk membentuk
individu yang suka menolong dan bersikap empati kepada orang
lain sehingga mempunyai rasa kasih sayang yang tinggi.
5. Instrumen penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102).
Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh
bimbingan keagamaan orang terhadap pembentukansikap altruissiswa
adalah daftar pertanyaan dalam angket.
6. Teknik analisis data
a. Analisis awal
Analisis awal ini untuk mengetahui bimbingan keagaamaan
orang tua dan sikap altruis siswa. Teknik analisisnya menggunakan
teknik prosentase sebagai berikut:
P = X 100 %
Keterangan:
P = prosentase individu dalam golongan
F = frekuensi.
16
N = jumlah subjek dalam golongan
b. Analisis lanjutan
Analisis lanjutan dilakukan dengan menggunakan teknik
statistik untuk mencari adakah pengaruh bimbingan keagamaan
terhadap sikap altruis siswa. Teknik analisisnya menggunakan
product moment sebagai berikut:
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi X dan Y
X = bimbingan keagamaan orang tua
Y = pembentukan sikap altruistiksiswa.
N = Jumlah responden
H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya
sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan
sekripsi.
BAB II: LANDASAN TEORI
( )( )( ) ( ){ }( ) ( ){ }2222 YYNXXN
YXXYNrxyå-åå-å
åå-å=
17
Memuat tentangkajian pustaka tentang pengaruh bimbingan
keagamaan orang tua terhadap sikap altruis siswa.
BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Memuat tentang gambaran umum lokasi penelitian (sejarah
berdirinya, struktur organisasi, sarana prasarana dan
ketenagaa kerjaan yang dimiliki).Serta pemaparan data
penelitianbimbingan keaagamaan orang dan pembentukan
sikap altruis siswa.
BAB IV: ANALISIS
Memuat pengaruh bimbingan keagamaan orang tua
terhadap sikap altruis siswa.Selanjutnya adalah pengujian
hipotesis sekaligus pembahasan.
BAB V: PENUTUP
Memuat tentang kesimpulan dan saran sebagai bahan
masukan bagi para siswa.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Keagamaan Orang Tua
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan salah satu faktor penting dalam
mendidik, dan mengarahkan anak, karena bimbingan yang diberikan
orang tua dapat membantu anak dalam mencapai sebuah tujuan yang
diinginkan anak. Definisi bimbingan menurut beberapa para ahli
sebagai berikut:
a. Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidence” yang
berarti memberikan bantuan berupa mengarahkan, memandu,
mengelola, dan menyetir (Yusuf, 2005:5).
b. Menurut Walgito Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
kehidupan agar individu atau sekumpulan individu tersebut dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya (2004:5).
c. Menurut Hallen (2005:8) bimbingan adalah merupakan proses
pemberian bantuan yang terus menerus dari seseorang pembimbing
yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya
dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya
secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan
19
teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar
tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
d. Menurut Frank dan Jones bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan
diri, dan memangku suatau jabatan serta mendapat kemajuan dalam
jabatan yang dipilihnya itu (Prayitni&Amti, 2013:93).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
adalah suatu proses untuk menunjukkan jalan, menuntun, dan memberikan
bantuan kepada individu supaya individu tersebut dapat mengatasi
kesulitan yang dihadapi dalam hidupnya, supaya potensi yang dimilikinya
bisa berkembang secara maksimal sehingga dapat mencapai sebuah tujuan
yang diinginkannya dan mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya.
2. Pengertian keagamaan
Menurut Thouless (1995:19) Agama adalah hubungan praktis yang
dirasakan dengan apa yang dipercayai sebagai mkhluk atau wujud
yang lebih tinggi dari pada manusia.
Menurut Harun Nasution agama adalah:
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan
ghaib yang menguasai manusia.
b. Pengakuan terhadap adanya kekutan ghaib yang menguasai
manusia.
20
c. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung
pengakuan pada sutau sumber yang berada di luar diri manusia dan
yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
d. Kepercayaan pada sesuatau kekuatan ghaib yang menimbulkan
cara hidup tertentu.
e. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib.
f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber pada sesuatu kekuatan ghaib.
g. Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan
lemah dan perasaan takut dari kekuatan misterius yang terdapat
dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui
seseorang Rosul (Rahmat, 1992:1-2).
Dari penjelasan di atas bahwasanya bimbingan keagamaan adalah
usaha untuk memberikan bantuan kepada seseorang yang kesulitan baik
secara lahir maupun batin yang menyangkut kehidupan sekarang maupun
mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan mental maupun spiritual
agar seseorang mampu mengatasinya dengan kemampuan yang
dimilikinya melalui dorongan dari kekuatan iman dan taqwa kepada
Tuhannya.
3. Pengertian Bimbingan Keagamaan Islam
Dalam penelitian ini yang dimaksud penulis adalah bimbingan
keagamaan Islam. Seperti yang dikemukanan Fakih (2001:62)
21
bimbingan keagamaan Islam adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah, sehingga dapat mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat
(Musnawar, 1992:5).
Menurut Hallen (2002:17) bimbingan Islami adalah proses
pemberian bantuan yang terarah, kontiniu dan sisitematis kepada
setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah
beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan
al-Hadis ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai
dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Hadis.
Dari beberapa definisi bimbingan keagamaan Islam dapat
disimpulkan bahwa bimbingan Islami merupakan suatu bentuk bantuan
kepada individu agar dapat mengatasi semua permasalahan dalam
hidup dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga
kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SWT, serta dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.
22
4. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama Islam
a. Fungsi bimbingan Islami
Bimbingan Islami berfungsi sebagai pemberi layanan kepada
peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang
secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.
Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban
sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan
dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut menurut Hallen (2002:59-
62) sebagai berikut:
1) Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-
pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta
didik.
2) Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik
dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan
dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan
kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.
3) Fungsi pengentasan
23
Fungsi pengentasan dipakai sebagai pengganti istilah fungsi
kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau
penyembuhan. Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan
konseling akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpeliharanya dan terkembangkanya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.
5) Fungsi advokasi
Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta
didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara
optimal.
Dari beberapa fungsi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
fungsi dari bimbingan Islami adalah memberi bantuan dan pelayanan
kepada individu agar setiap individu tersebut mampu berkembang
secara optimal sehingga menjadi pribadi yang baik, mandiri dan
berakhlak mulia.
b. Tujuan bimbinganIslami
24
Secara garis besar atau secara umum, menurut Musnawar
(1992:34) membagi tujuan bimbingan Islami menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan umum
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
2) Tujuan khusus
a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya.
c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan
situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap
baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi
sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
c. Menurut Asdiqoh (2012:5) ciri khas bimbingan Islami yang sangat
mendasar adalah:
1) Berparadigma kepada wahyu dan ketauladanan para nabi,
Rosul, dan para ahli warisnya.
25
2) Hukum konselor memberikan konseling kepada klien yang
meminta kepada konselor adalah wajib dan suatu keharusan
bahkan merupakan suatu ibadah.
3) Sistem konseling Islami dimulai dengan pengarahan kepada
kesadaran nurani dengan membacakan ayat-ayat Allah setelah
itu baru melakukan proses terapi dengan membersihkan dan
mensucikan sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
4) Konselor sejati dan utama adalah mereka yang dalam proses
konseling selalu di bawah bimbingan Allah dan Al-Qur’an.
Dalam gerak dan langkahnya bimbingan dan konseling
Islami berlandaskan al-Qur’an dan sunah Rosul serta berbagai teori
yang telah tersusun menjadi ilmu yang sejalan dengan ajaran Islam.
5. Ruang Lingkup Bimbingan Islami
Ruang lingkup bimbingan Islami menurut Musnawar (1992:41-
42) mencakup berbagai bidang-bidang diantaranya, yaitu:
a. Pernikahan dan keluarga
Pernikahan dan keluarga sudah barang tentu untuk terlepas dari
lingkungannya (sosial maupun fisik) yang mau tidak mau
mempengaruhi kegiatan keluarga dan keadaan pernikahan, karena
itulah maka bimbingan dan konseling Islami kerap kali amat
diperlukan untuk menangani bidang ini.
b. Pendidikan
26
Dalam belajar (pendidikan) kerap kali berbagai masalah timbul,
baik yang berkaitan dengan belajar itu sendiri maupun lainnya.
Problem-problem yang berkaitan dengan pendidikan ini sedikit
banyak juga memerlukan bantuan bimbingan dan konseling Islami
untuk menanganinya.
c. Sosial (kemasyarakatan)
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan kehidupannya
sedikit banyak tergantung pada orang lain. Kehidupan masyarakat
inipun kerap kali menimbulkan masalah bagi individu yang
memerlukan penanganan bimbingan dan konseling Islami.
d. Pekerjaan (jabatan)
Untuk memenuhi hajat hidupnya, nafkah hidupnya, dan sesuai
hakikatnya sebagai khalifah di muka bumi manusia harus bekerja.
Mencari pekerjaan yang sesuai dan membawa manfaat besar,
mengembangkan karir dalam pekerjaan, dan sebagainya, kerap kali
menimbulkan permasalahan juga, bimbingan dan konseling
Islamipun kerap kali diperlukan untuk menanganinya.
e. Keagamaan
Manusia merupakan makhluk religius, tetapi dalam perjalanan
hidupnya manusia dapat jauh dari hakikatnya tersebut. Bahkan
dalam kehidupan keagamaan kerap kali muncul berbagai masalah
yang menimpa dan menyulitkan individu dan ini memerlukan
bantuan bimbingan dan konseling Islami.
27
Dari pemaparan di atas secara garis besar dapat disimpulkan
bahwasanya ruang lingkup bimbingan dan konseling Islami mencakup
berbagai bidang, yaitu pernikahan dan keluarga, pendidikan, sosial,
pekerjaan dan keagamaan.
6. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Keagamaan anak
Pendidikan agama dan spiritual termasuk bidang-bidang
pendidikan yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga
terhadap anak-anaknya. Pendidikan agama dan spiritual ini, berarti
membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri
yang ada pada kanak-kanak melalui bimbingan agama yang sehat dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama dan upacara-upacaranya. Begitu
juga memberikan bekal anak-anak dengan pengetahuan-pengetahuan
agama dan kebudayaan Islam yang sesuai dengan umurnya dalam
bidang-bidang aqidah, ibadat, muamalat dan sejarah. Begitu juga
dengan mengajarkan kepadanya cara-cara yang betul untuk
menunaikan syiar-syiar dan kewajiban-kewajiban agama, dan
menolongnya mengembangkan sikap agama yang betul. Yang
termasuk mula-mula sekali adalah iman kepada Allah, malaikatnya,
kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari kiamat, kepercayaan agama yang
kuat, takut kepada Allah dan selalu mendapat pengawasan dari
padanya dalam segala perbuatan dan perkataan (Langgulung,
2004:310).
28
Langgulung (2004:310-311) mengemukakan beberapa cara-cara
praktis yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan
semangat keagamaan pada diri anak-anak sebagai berikut:
a. Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman
kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama dalam
bentuknya yang sempurna dalam waktu tertentu.
b. Membiasakan mereka menunaikan syiar-syiar agama semenjak
kecil, sehingga penunaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah
daging, mereka melakukannya dengan kemauan sendiri dan merasa
tenteram sebab mereka melakukannya.
c. Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah
dimana mereka berada.
d. Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama yang
berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan Allah dan makhluk-
makhluk untuk menjadi bukti kehalusan sistem cipta itu dan atas
wujud dan keagungan-Nya.
e. Menggalakkan mereka turut serta dalam aktivitas agama dan lain-
lain, lagi cara-cara lain.
Pendidikan keagamaan harus ditanamkan ke dalam diri anak
sejak dini, karena dengan itu semua semangat spritual yang ada dalam
diri anak akan bangkit sehingga akan membentuk anak menjadi pribadi
yang mandiri dan berakhlak mulia, dan dapat dijadikan sebagi bekal di
kehidupan yang mendatang. Karena dengan adanya pendidikan
29
keagamaan anak akan berkembang sesuai dengan norma-norma
agama.
7. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua.
Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena
perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, sekata,
seiring dan setujuan dalam membangun maliga rumah tangga untuk
mencapai keluarga yang sakinah dalam lindungan dan ridho Allah swt.
Dalam keluarga selain ada ayah dan ibu juga ada anak yang menjadi
tanggung jawab orang tua.
Orang tua bertanggung jawab mendidik dan membimbing anak,
karena orang tua adalah pendidikan pertama dan utama dalam
keluarga. Bagi anak, orang tua adalah model yang harus ditiru dan
diteladani, oleh karena itu perilaku orang tua harus mencerminkan
akhlak yang mulia. Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu
mengajarkan yang baik-baik saja kepada anak mereka (Djamarah,
2004:28-29).
Tugas dan tanggung jawab orang tua selain mendidik anak-
anaknya juga menafkahi keluarganya berupa kebutuhan ekonomi
sehari-hari. Dari terpenuhinya kebutuhan yang diperlukan setiap hari
maka pendidikan anak-anak akan terpenuhi, baik pendidikan fisik
maupun psikis. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abdullah
Nashih Ulwan, bahwa dalam mendidik anak meliputi tiga bagian:
a. Tanggung jawab fisik
30
Tanggung jawab besar yang diwajibkan oleh Islam kepada para
pendidik, seperti bapak, ibu, para guru adalah tanggung jawab
pendidikan fisik agar anak-anak tumbuh seiring dengan baiknya
pertumbuhan fisik, sehat badan, bergairah dan bersemangat.
Sebagaiman firman Allah dalam al-Qur’an:
... ’n?tãur ÏŠqä9öqpRùQ$# ¼ã&s! £̀ ßgè%ø—Í‘ £̀ åkèEuqó¡ Ï.ur Å$ rã�÷èpRùQ$$Î/ ÇËÌÌÈ ...
dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma'ruf (Qs. al-Baqarah: 233)
Berikut ini adalah tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak
dalam menafkahi keluarganya dan anak-anaknya yang
dikemukakan oleh Abdullah Nashih Ulwan:
1) Kewajiban menafkahi keluarga dan anak.
2) Mengikuti aturan yang sehat ketika makan, minum dan tidur,
agar kebiasaan itu menjadi akhlak anak-anak.
3) Menghindari penyakit menular.
4) Kewajiban mengobati penyakit.
5) Menerapkan prinsip “tidak boleh membahayakan diri sendiri
dan tidak boleh membahayakan orang lain”.
6) Membiasakan anak berolahraga.
7) Membiasakan anak hidup sederhana, tidak mewah dan
tenggelam dalam kenikmatan.
8) Membiasakan anak hidup bersungguh-sungguh, jantan dan
menghindari pengangguran dan penyimpangan (1996:1-12).
31
b. Tanggung jawan pendidikan intelektual
Tanggung jawab pendidikan intelektual adalah membentuk
pemikiran anak dengan sesuatu yang bermanfaat seperti ilmu-ilmu
syariat, kebudayaan ilmiah dan modern, kesadaran intelektual dan
peradaban sehingga anak matang dalam pemikiran dan sikap
ilmiahnya (Ulwan, 1996:54)
c. Tanggung jawab pendidikan psikis
Tanggung jawab pendidikan psikis adalah sejak mulai bisa berfikir,
seorang anak harus dididik untuk berani mengatakan yang hak,
lugas, ksatria, merasa mampu, mencintai orang lain, dapat
mengendalikan amarah, dan berhias diri dengan semua keutamaan
jiwa dan moral, dan tujuan dari pendidikan ini tidak lain untuk
membentuk pribadi anak dan menyempurnakannya (Ulwan,
1996:109).
Berdasarkan dari beberapa penjelasan tentang tugas dan
tanggung jawab orang tua dapat ditarik kesimpulan bahwasanya orang
tua mempunyai tugas dan tanggung jawab berupa memberikan
pendidikan fisik, intelektual dan psikis. Selain itu, dalam memberikan
pendidikan orang tua juga harus membiasakan anak untuk melakukan
hal-hal yang positif sejak dini, karena pendidikan dimasa kecil sangat
berpengaruh di kehidupanya yang mendatang.
8. Aspek-aspek dalam Pendidikan Keagamaan Orang Tua
a. Pembinaan
32
Setiap orang tua dan guru ingin membinan anak agar menjadi
orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap
mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat
diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal maupun yang
informal. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui
penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya
akan ikut menentukan pembinaan pribadi anak (Daradjat, 1970:56)
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6
$pkš‰r'̄»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡ àÿRr& ö/ä3‹Î=÷dr&ur #Y‘$tR ÇÏÈ....
Artinya: hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.... (QS. At- Tahrim ayat 6)
b. Pengarahan
Orang tua juga mengarahkan anak kejalan yang benar dan di
ridhoi Allah swt, karena dengan pengarahan tersebut anak akan
berkembang dengan baik. Orang tua juga selalu mengajak anak
untuk berbuat kebaikan. Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ ayat
36:
(#r߉ç6ôã$#ur ©! $# Ÿw ur (#qä.ÎŽô³ è@ ¾ÏmÎ/ $\«ø‹x© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ ôm Î) ...... ÇÌÏÈ
Artinya: sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa... (Qs an-nisa’ ayat 36)
c. Keteladanan
Dalam dunia pendidikan orang tua atau guru merupakan
suritauladan bagi anak, dan anak didiknya, maka mereka dituntu
33
untuk bersikap dan berperilaku yang mencerminkan akhlak yang
mulia. Rosulullah SAW sendiri memberi contoh keteladanan yang
baik kepada umatnya. Allah berfirman:
ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉA qß™ u‘ «! $# îouqó™ é& ×puZ|¡ ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ ö�tƒ ©! $#
tPöqu‹ø9$#ur t�Åz Fy $# t�x.sŒur ©! $# #ZŽ�ÏVx. ÇËÊÈ
Artinya: sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Qs, al-ahzab : 21)
d. Ajakan dan anjuran
. Allah berfirman dalam al-qur’an:
(#qçRur$yès?ur... ’n?tã ÎhŽÉ9ø9$# 3“ uqø) G9$#ur ( Ÿw ur (#qçRur$yès? ’n?tã ÉOøOM} $# Èbºurô‰ãèø9$#ur 4
(#qà)?̈$#ur ©! $# ( b̈Î) ©! $# ߉ƒÏ‰x© É> $s)Ïèø9$# ÇËÈ
Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya (Qs. al-Ma’idah: 2)
e. Seruan
Hendaknya orang tua memberikan bimbingan kepada
anaknya agar mempersiapkan apa yang akan menjadi pekerjaan di
esok hari, karena dengan itu semua anak akan terarah dengan baik.
Allah berfirman dalam al-qur’an:
34
$pkš‰r'̄»tƒ šú ïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©! $# ö�ÝàZtFø9ur Ó§ øÿtR $̈B ôM tB£‰s% 7‰tóÏ9 (
(#qà)?̈$#ur ©! $# 4 b̈Î) ©! $# 7Ž�Î7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
Artinya: hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al- Hasyr: 18)
B. Sikap Altruis
1. Pengetian sikap altruis
Para ahli sepakat mendefinisikan sikap altruis sebagi sikap rasa
saling tolong menolong antara satu sama lai. Berikut ini bebrapa
definisi sikap altruis dari beberapa para ahli:
Menurut Strickland menjelaskan bahwa sikap adalah
predisposisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secar
kognitif, emosi, dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi,
dan situasi khusus dalam cara-cara tertentu (Hanurawan, 2012:64).
Altruis adalah orang yang banyak mengutamakan kepentingan
orang lain, orang yang mencintai sesama manusia tanpa mengharap
imbalan. Altruisme (altruism) adalah kebalikan dari egoisme. Orang
yang altruis peduli dan mau membantu meskipun jika tidak ada
keuntungan yang ditawarkan atau tidak ada harapan ia akan kembali
mendapatkan sesuatu. Altruisme adalah motif untuk meningkatkan
kesejahteraan orang lain tanpa sadar untuk kepentingan seseorang
(David, 2012: 187).
35
Menurut Comte altruisme diartikan sebagai menyerahkan diri
kepada keseluruhan masyarakat. Bahkan bukan salah satu masyarakat
melainkan suku bangsa manusia pada umumnya.(Juhaya, 1997:91)
Sehubungan dengan altruisme ini Comte menganggap bangsa
manusia menjadi semacam pengganti Tuhan. Keilahian ini disebut Le
Garand Etre (maha makhluk). Untuk ini Comte mengusulkan untuk
mengorganisasikan semacam kebaktian untuk Le Grand Etre itu
lengkap dengan imam-imam, santo-santo, pesta-pesta ligurti, dan lain-
lain. Dogma tentang hal ini adalah cinta kasih sebagai prinsip, tata
tertib sebagai dasar, dan kemajuan sebagai tujuan (Juhaya, 1997: 91).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya
sikap altruis adalah adalah suatu sikap yang mendorong individu untuk
menolong seseorang tanpa mengharapkan suatu imbalan. Dengan kata
lain sikap altruis memunculkan rasa kasih sayang dan empati antara
satu sama lain. Maka dapat di katakan bahwasanya sikap altruis
muncul karena ada dorongan dari sikap empati terhadap satu sama lain.
Altruisme yang didorong oleh empati:
a. Munculnya perilaku yang sensitif. Ketika terdapat empati, bukan
hanya pikiran yang diperhitungkan, melainkan keinginan untuk
meringankan penderitaan orang lain.
36
b. Mencegah agresi. Seorang yang merasakan empati terhadap
seorang target yang berpotensi agresi dan ia akan memperlihatkan
kepada Anda seseorang tidak akan terlalu menyukai serangan.
c. Meningkatkan kerjasama. Pada eksperimen laboratorium, Batson
dan Nadia Ahmad menemukan bahwa orang-orang yang berada
dalam potensi konflik lebih dapat memberikan kepercayaan dan
kooperatif ketika mereka merasakan empati untuk orang lain.
d. Meningkatkan sikap terhadap kelompok-kelompok yang
mendapatkan stigma tertentu.
Namun altruisme yang didorong oleh empati juga memiliki
kondisi-kondisi yang diungkapkan kelompok Batson sebagai berikut:
a. Dapat menjadi sesuatu yang berbahaya. Orang yang
membahayakan hidup mereka atas nama orang lain terkadang
kehilangan hal tersebut. Orang yang berusaha untuk melakukan hal
yang baik juga dapat melakukan hal buruk, terkadang dengan
secara tidak sadar mempermalukan, atau menurunkan motivasi dari
penerimanya.
b. Empati dapat mengalamatkan segala kebutuhan. Lebih mudah
untuk merasakan empati terhadap individu yang sedang
membutuhkan dari pada misalnya untuk bumi yang lingkungannya
sedang terganggu dan mengalami pemanasan global karena
perilaku sebagian dari kita.
37
c. Empati dapat membakar perasaan. Merasakan sakit yang dirasakan
orang lain adalah menyakitkan yang dapat membuat kita berusaha
untuk menghindari situai-situasi yang membangkitkan empati kita,
atau membuat kita berusaha untuk menghindari pengalaman
terbakar atau kelelahan karena rasa iba.
d. Empati dapat meningkatkan favoritisme, ketidakadilan dan sikap
masa bodoh terhadap kebaikan umum yang lebih besar (David,
2012: 208)
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
sikap altruis itu mencul karena adanya dorongan rasa empati terhaap
orang lain, jika seseorang memiliki rasa empati maka orang tersebut
akan menolong orang lain yang sedang kesusahan dengan senang hati.
Tetapi rasa empati itu tidak boleh berlebihan karena dapat
membahyakan diri kita. Dalam arti ketika menolong seseorang harus
sesuai dengan kemampuan, dan mengedepankan keselamatan diri
sediri tidak semata-mata hanya mengedepankan keselamatan orang
lain.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap altruis
Ada beberapa faktor yang memunculkan sikap altruis yang
terdapat pada setiap diri individu. Berikut ini beberapa faktor tersebut
yakni:
38
a. Faktor kepribadian
Satow (Sears dkk,1994) mengamati bahwa orang yang mempunyai
tingkat kebutuhan yang tinggi untuk diterima secara sosial, lebih
cenderung menyumbangkan uang bagi kepentingan amal dari pada
orang yang mempunyai tingkat kebutuhan rendah untuk diterima
secara sosial, tetapi hanya bila orang lain menyaksikan.
b. Faktor personal dan situasional
Trivers (Sears dkk,1994). Faktor personal dan situasional sangat
mungkin berpengaruh dalam perilaku menolong, seseorang lebih
suka menolong orang yang disukainya, memiliki kesamaan dengan
dirinya dan membutuhkan pertolongan, faktor–faktor diluar diri
suasana hati, pencapaian reward pada perilaku sebelumnya dan
pengamatan langsung tentang derajat kebutuhan yang ditolong.
c. Hubungan sosial
Feldman, Tucher (Sears dkk,1994). Dari pengalaman sehari-sehari
kita lebih suka menolong teman dekat atau orang-orang yang satu
kelompok dengan kita dari pada orang asing atau orang-orang
yang baru kita temui. Di sini dapat katakan seseorang cenderung
menolong orang yang lebih kenal dari pada orang yang belum
kenal sama sekali. Jadi hubungan sosial merupakan faktor
pendorong dalam membantu seseorang.
d. Nilai-nilai agama dan moral
39
London (Sears dkk,1994). Faktor lain yang mempengaruhi
seseorang untuk menolong sangat tergantung dari penghayatan
terhadap nilai-nilai agama dan moral yang mendorong seseorang
dalam melakukan pertolongan.
e. Tanggung jawab
Bickman (Sears dkk,1994). Besarnya tangung jawab, hal ini
berkaitan dengan kesadaran dalam diri seseorang bahwa dirinya
adalah bagian dari sebuah komunitas masyarakat yang
mengharuskan dirinya untuk berkerja sama dengan orang lain.
Dalam arti manusia merupakan makhluk sosial yang saling
membutuhkan.
f. Latar belakang keluarga
Campbell (Sears dkk,1994). Latar belakang keluarga juga sanggat
berpengaruh dalam terbentuknya perilaku menolong, seorang anak
yang dibesarkan dalam sebuah keluarga yang altruistik tinggi, akan
mempengaruhi anak–anak untuk berperilaku altruistik seperti yang
didapat di keluarga.
g. Suasana hati
Isen, Clark, & Schwartz (Sears dkk,1994). Suasana hati positif
(positif mood) dapat mempengaruhi individu dalam perilaku
menolong. Di sini dapat diartikan jika suasa hati sedang baik maka
orang tersebut jika melihat orang lain sedang kesusahan atau
memerlukan bantuan maka akan terdorong untuk membantunya.
40
h. Norma timbal balik
Walster, Berscheid (Sears dkk,1994). Norma timbal balik
mengharuskan orang melakukan perbuatan menolong atau
membantu dikarenakan rasa balas jasa karena pernah di tolong.
Jadi norma timbal balik bisa dikatakan seperti berhutang budi
terhadap orang yang menjadi penolong sehingga ketika orang yang
pernah menolong mendapat kesusahan maka akan terdorong untuk
membantunya.
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor
yang mempengaruhi sikap altruis yakni, faktor kepribadian, personal
dan situasional, hubungan sosial, nilai-nilai agama dan moral,
tanggung jawab, latar belakang keluarga, suasana hati dan norma
timbal balik. Dari semua faktor tersebut yang lebih mempengaruhi
yakni nilai-nilai agama dan moral, karena dengan adanya penanaman
nilai-nilai agama dan moral kepada anak sejak kecil, akan membentuk
pribadi anak yang berakhlak mulia sehingga mampu memupuk sikap
altruis yang terdapat pada diri anak.
3. Ciri-ciri sikap altruis
Perilaku menolong (altruisme), bukanlah barang asing, bahkan
merupakan suatu aib jika seseorang tidak memperlihatkan sikap ini.
Sikap hidup yang individualis dianggap menyimpang. Manusia tidak
41
dapat hidup sendiri dalam mengolah alam ataupun mempertahankan
diri dalam masyarakat yang masih tergantung dengan alam. Kita
bandingkan dengan kehidupan modern, dimana individualisme yang
ditonjolkan, sehingga manusia berada dalam keadaan yang selemah-
lemahnya, karena mengabaikan kehidupan social yang sehat. Berikut
ini beberapa ciri sikap altruis:
a. Munculnya spontan (panggilan hati, terlihat pada situasi-situasi
yang darurat).
b. Tidak ada paksaan dari luar.
c. Tujuan untuk menolong orang supaya lepas dari penderitaan tanpa
mengharap imbalan, pujian, atau sanjungan.
Altruisme dapat dilatih, karena dalam kehidupannya manusia memiliki
pengalaman-pengalaman yang menjadi pedoman dalam hidupnya.
Perilaku altruisme juga tidak bebas nilai, karena ada berbagai
pertimbangan dalam melakukan perilaku altruisme:
a. Tingkat urgensi (kebutuhan).
b. Norma / batasan-batasan normative.
c. Otoriter (ada desakan dari luar yang sifatnya mutlak untuk
menolong).
d. Harga diri (David,2012:187)
4. Macam-macam bentuk sikap altruis.
Altruisme termasuk sebuah dorongan untuk berkorban demi
sebuah nilai yang lebih tinggi, entah bersifat manusiawi atau
42
ketuhanan. Tindakan altruis dapat berupa loyalitas. Kehendak altruis
berfokus pada motivasi untuk menolong sesama atau niat melakukan
sesuatu tanpa pamprih dan bertujuan untuk mensejahterakan orang
lain. Sikap altruis mempunyai beberapa macam bentuk, di antaranya
yakni:
a. Bersikap empati
Menurut David, (2012: 205) adalah pengalaman yang mewakili
perasaan orang lain. Ketika merasakan empati, seseorang tidak
berfokus terlalu banyak kepada tekanan yang di rasakan sendiri,
melainkan berfokus kepada mereka yang mengalami penderitaan.
Jadi empati merupakan sebuah tindakan untuk menempatkan diri
terhadap keadaan orang lain.
b. Tanpa pamrih/ikhlas
Tanpa pamrih atau ikhlas adalah tindakan sukarela untuk menolong
orang lain tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun.
Ilyas (2007:29) mengatakan ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih
hanya semata-mata mengharap ridho Allah. Sayyid Sabiq
mendefinisikan
ikhlas adalah beramal dan berjihad mencari ridho Allah tanpa
mempertimbangkan harta, pangkat, status, popularitas, kemajuan
atau kemunduran; supaya dia dapat memperbaiki kelemahan-
kelemahan amal dan kerendahan akhlaknya serta dapat
berhubungan langsung dengan Allah (Ilyas, 2007:29).
43
c. Tidak egois
Menurut David (2012: 190) Egoisme adalah suatu motif yang
mungkin mendasari semua perilaku) untuk meningkatkan
kesejahteraan dirinya. Tidak egois berati suatu perilaku yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain.
d. Kasih sayang
Rasa kasih sayang merupakan salah satu cara dalam membentuk
keluarga yang harmonis, dan dapat menjadikan hubungan antar
manusia menjadi aman dan damai. Kasih sayang merupakan
sebuah metode yang efiktif dalam mendidik anak, maka orang tua
dituntut untuk mendidik anak dengan penuh kasih sayang seperti
yang dikatakan Ilyas (2007:172) orang tua harus memelihara,
membesarkan, merawat, menyantuni dan mendidik anak-anaknya
dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang.
e. Peka dan siap bertindak
Di sini maksud peka dan dan siap bertindak adalah ketika melihat
orang lain dalam kesulitan ia langsung memberikan bantuan tanpa
mengaharap suatu imbalan apapun dan tidak memandang status
sosial orang yang ditolong.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk sikap
altruis diantaranya ada kasih sayang, tidak egois, tanpa pamrih/ikhls,
dan peka atau siap bertindak. Maka sikap altruis itu akan membentuk
seseorang menjadi pribadi yang baik, yang berakhlak mulia. Sehingga
44
ketika dalam suatu kelompok masyarakat setiap individu mempunyai
jiwa altruistik tinggi maka akan tercipta kehidupn yang sejahtera dan
harmonis.
C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Orang Tua terhadap Sikap Altruis
Siswa.
Anak merupakan amanat dan karunia Allah yang diberikan kepada
pasangan suami istri yang mana harus dijaga, dibimbing dan dibina supaya
menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan menjadi generasi
penerus yang pandai dan berakhlak mulia. Anak dilahirkan di dunia dalam
keadaan yang suci tanpa ada dosa. Bila sejak kecil anak didik dan dilatih
dengan agama dan budi pekerti yang baik, maka anak menjadi pribadi
yang baik.
Orang tua harus memberikan bimbingan keagamaan secara optimal
kepada anaknya, oleh karena orang tua berkewajiban membimbing,
mendidik dan mengontrol supaya perkembangan yang dialami oleh anak
menjadi baik. Seperti yang dikatakan Ilyas (2007:172) orang tua harus
memelihara, membesarkan, merawat, menyantuni dan mendidik anak-
anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Maka orang tua
hendaknya menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, karena
pendidikan pertama kali yang didapat oleh anak adalah pendidikan dari
keluarga. Maka setiap gerak gerik orang tua anak melihat semua itu
sebagai pendidikan baginya.
45
Dalam sebuah keluarga, pendidikan merupakan sebuah cerminan
dari latar belakang keluarga itu sendiri. Sehingga orang tua harus mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawa sebagai kepala rumah tangga. Di
samping itu orang tua juga harus memperhatikan anaknya dengan
memberikan pengarahan, pembinaan, ajakan dan anjuran kepada anak
supaya anak tetap berkembang sesuai dengan nilai-nilai agama.
Bimbingan keagamaan orang tua merupakan salah satu faktor dalam
membentuk sikap altruis anak karena dalam pendidikan keagamaan setiap
individudi diajarkan untuk menghormati, dan peduli terhadap orang lain
apalagi dalam agama Islam manusia di anjurkan untuk salaing tolong
menolong. Jika anak mempunyai sikap altruis yang baik, maka akan anak
berkembang di tengah-tengah masyarakat dengan baik dan di senangi
banyak orang karena mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Sikap altruis
pada anak tidak bisa muncul dengan sendirinya. Karena pembentukan
sikap altruis dipengaruhi oleh pendidikan dari keluarga serta pola
pengasuhan dan bimbingan orang tua.
Jadi salah satu faktor untuk menumbuhkan sikap altruis dalam diri
anak adalah dengan memberikan bimbingan keagamaan yang optimal
karena agama khususnya agama Islam menganjurkan kepada umatnya
untuk selalu menolong dan menyayangi antara satu sama lain. Jika anak
mempunyai jiwa altruistik yang tinggi, maka dapat tumbuh menjadi
pribadi yang berakhlak mulia dan disenagi banyak orang sehingga dapat
mencapai kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat. Dari sini dapat
46
dikatakan bahwa bimbingan keagamaan mempunyai pengaruh yang dalam
membentuk sikap altruis anak.
Disnilah pentingnya bimbingan keagamaan yang harus diberikan
orang tua kepada anaknya karena dengan bimbingan tersebut anak akan
tumbuh menjadi pribadi yang memiliki jiwa altrusi yang tinggi dan
bermanfaat bagi orang lain, sehingga dapat menjadi generai penerus
bangsa yang pandai dan berakhlak mulia.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran SMP Negeri 2 Ampel
1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Ampel
SMP Negeri 2 Ampel didirikan pada tanggal 1 april 1979 oleh
Bejo Adi Siswanto di atas lahan 7010 M². SMP Negeri 2 Ampel dalam
perjalanannya terus berupaya meningkatkan / menambah sarana
prasarana termasuk menambah tenaga pendidik / guru dan staff tata
usaha agar mampu memberikan pelayanan yang baik kepada anak
47
didik dan warga masyarakat pencari pendidikan lainnya, agarma
mampu bersaing / mengikuti perkembangan dunia pendidikan supaya
menjadi “Terdepan dalam membangun dan mengantarkan pribadi
terdidik yang berakhlakul karimah dan berbudaya lingkungan menuju
sukses di eraglobalisasi”
Adapun Profil dari SMP Negeri 2 Ampel yaitu:
Nama : SMP N 2 AMPEL
NSS/NSM/NSD : 201030902017
Alamat : Jl. Candi, Ampel, Boyolali Rt 1/
Rw 1
No Telp : (0271) 331004
Kode Pos : 57352
Desa/Kelurahan : Candi
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Ampel
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Boyolali
Propinsi/Luar Negeri (LN) : Prop. Jawa Tengah
Status Sekolah : NEGERI
Jenjang Akreditasi : A
Jenjang Pendidikan : SMP
Luas Tanah : 7010 M²
Luas Bangunan : 4908 M²
2. Letak Geografis
48
Secara geografis SMP Negeri 2 Ampel terletak di Jl. Candi,
Ampel, Boyolali. Tepatnya di kecamatan Ampel Desa Candi Dusun
Candi Rt 1/ Rw 1. Lokasi SMP Negeri 2 Ampel jika ditinjau dari
wilayah-wilayah sekitarnya adalah:
a. Sebelah barat : Dusun Tukangan
b. Sebelah timur : Dusun Candi
c. Sebelah selatan : Dusun Tukangan
d. Sebelah Utara : Dusun Kedurjan
Secara geografis sekolah ini cocok untuk kegiatan proses belajar
mengajar karena suasana lingkungan yang bersih, dan jauh dari
keramaian kota sehingga dapat menciptakan kenyamanan dalam
kegiatan belajar. Selain itu SMP Negri 2 Ampel mudah dijangkau
dengan kendaraan mobil atau sepeda motor.
3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Salatiga
Visi SMP Negeri 2 Ampel sebagai berikut: “Terwujudnya
sekolah yang beriman, terdidik, terampil dan berbudaya ”
Adapun indikatornya yakni:
Terwujudnya
a. Taat menjalankan ibadah
b. Terdepan dalam aktifitas keagamaan
c. Optimal dalam prestasi akademik
d. Unggul dalam prestasi non akademik
49
e. Santun dalam tata pergaulan
f. Peka terhadap kehidupan sosial
g. Trampil dalam bidang ketrampilan
h. Unggul dalam bidang olahraga dan seni
Misi SMP Negeri 2 Ampel sebagai berikut:
a. Menumbuhkan kesadaaran siswa untuk secara ikhlas menjalankan
ibadah menurut agamanya masing-masing.
b. Menumbuhkembangkan semangat untuk beraktifitas dalam
kegiatan keagamaan.
c. Menciptakan suasana agamis dilingkungan intern dan ekstern
sekolah.
d. Mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di kelas.
e. Memberdayakan seluruh sumber daya sekolah.
f. Menciptakan suasana lingkungan belajar mengajar yang kondusif.
g. Mendorong dan membantu siswa untuk mengembangkan bakat dan
minatnya secara optimal.
h. Menciptakan suasana pergaulan yang santun saling menghormati
diantara warga sekolah.
i. Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa kepemilikan, rasa tanggung
jawab dan rasa banga terhadap sekolah.
j. Menumbuhkembangkan kreatifitas siswa dalam bidang
ketramppilan.
50
k. Menumbuhkembangkan ketrampilan siswa dalam bidang olag raga
dan seni.
l. Mengusahakan kelengkapan Sarana Prasarana guna menunjang
tercapainya program kegiatan akademik, non akademik, olah raga
dan seni serta keterampilan.
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan guru
Guru merupakan sosok yang berperan penting dalam pendidikan
dan pengajaran di sekolah., karena keberadaan guru sangat sentral
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jumlah guru di SMP
Negeri 2 Ampel pada tahun Ajaran 2014/2015 ada 43 orang yang
terdiri dari 35 guru tetap, 1 guru tidak tetap, dan 8 staff tata usaha.
Untuk lebih jelas penulis akan memaparkan secara rinci yang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Data Guru SMP Negeri Ampel tahun Ajaran 2014/2015
Jumlah Guru/Staff Keterangan Guru Tetap (PNS) 35 Orang Guru Tidak Tetap/Guru Bantu 1 Orang Guru PNS Dipekerjakan (DPK) Staf Tat Usah 8 Orang PNS: 2 PTT: 6
b. Keadaan Siswa
Mengenai keadaan Siswa SMP Negeri 2 Ampel dapat dilihat
pada tabel berikut:
51
Tabel 2 Data Siswa 4 (empat) Tahun Terakhir
Tahun ajaran
Jlm pendaftar
Kls VII Kls VIII Kls IV
Jml Kls(VII,VIII,I
X)
Jml siswa
Jml romb belaja
r Jml
siswa
Jml romb belaja
r Jml
siswa
Jml romb belaja
r Jml
siswa
Jml romb belaja
r 2011/2012 317
L: 112 P: 102 6
L:104 P:109 6
L: 97 P: 77 6 621 18
2012/2013 287
L: 110 P: 104 6
L:106 P:100 6
L: 102 P: 108 6 630 18
2013/2014 322
L: 111 P: 104 6
L:111 P:104 6
L: 100 P: 99 6 629 18
2014/2015 397
L:111 P: 104 6
L:112 P:104 6
L: 100 P: 99 6 631 18
5. Sarana dan Pra-sarana
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah semua sarana dan
prasarana yang dimiliki dan dipergunakan dalam rangka pelaksanaan
belajar mengajar. Dalam proses belajar disekolah, sarana dan prasarana
merupakan faktor yang sangat menunjang dan merupakan syarat
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Tanpa sarana yang
memadai, proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik,
akan tetapi apabila sarana prasaran dalam suatu lembaga pendidikan
sangat memadai maka proses belajar mengajar akan berjalan dengn
lancar dan maksimal.
Sarana dan pra-sarana yang dimiliki SMPN 2 Ampel yaitu:
a. Perpustakaan
b. Ruang ketrampilan
c. Lab. IPA
52
d. Lab. Komputer
e. Lab. Bahasa
f. Ruang media
g. Ruang kegiatan belajar mengajar
6. Stuktur organisasi
Sekolah merupakan lembaga tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. Pihak-pihak yang berperan dalam kegiatan belajar
mengajar antara lain, guru, kepala sekolah, komite sekolah dan
pemerintah dan. Tentunya dalam suatu lembaga pendidikan
mempunyai struktur organisasi, berikut ini penulis akan memaparkan
struktur organisasi SMP Negri 2 Ampel
a. Struktur Organisasi SMP 2 Ampel
53
b. Struktur Organisasi Komite sekolah
54
B. Penyajian Data
Setelah melakukan penelitian melalui penyebaran angket,
pengumpulan data melalui observasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan
bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian.
Untuk memperoleh data tentang bimbingan keagamaan orang tua
dan sikap altruis siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015
menggunakan angket, dengan 10 pertanyaan tentang bimbingan
keagamaan orang tua dan 10 pertanyaan tentang sikap altruis siswa.
Dengan pilihan jawaban a, b, c kepada siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun
ajaran 2014/2015.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di
SMP Negeri 2 Ampel.
1. Daftar Nama Responden
55
Daftar nama-nama siswa SMP Negeri 2 Ampel yang telah
mengisi angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Daftar Nama Responden
No. Nama Responden Jenis Kelmin 1 AHT L 2 JNT P 3 LR P 4 LN P 5 MG L 6 MH L 7 SP P 8 NH P 9 OTN L
10 PD P 11 RST L 12 SN L 13 TN P 14 TS P 15 TSA P 16 DMD P 17 MAD L 18 ND P 19 NF L 20 NV P 21 HR L 22 HLN P 23 GNW L 24 GF L 25 GLH P 26 DLT P 27 DN P 28 AS P 29 AM L
56
30 ADK L 31 AN L 32 ANG L 33 AGS L 34 AGR L 35 AD L 36 DN L 37 YL P 38 CH L 39 ES L 40 BGM L 41 AY L 42 AFN P 43 BA L 44 AL P 45 DD L 46 HMD L 47 GLG L 48 HS P 49 NN L 50 IN P 51 ID P 52 LW P 53 IM P 54 AY P 55 AGH P 56 NV P 57 LN P 58 LTF L 59 MF L 60 NG L 61 AR L 62 MRT P 63 WDT P 64 NR L 65 WRT P
57
2. Hasil jawaban Angket
Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel yang diurai
dalam item pertanyaan dan pernyataan dalam angket sebagaimana
terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Bimbingan Keagamaan Orang Tua
Data hasil jawaban angket tentang Bimbingan Keagamaan
Orang Tua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Skor Jawaban Per Item Angket Konsep Diri Mahasiswa
No. Resp Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 5 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 6 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 11 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 14 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
58
18 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 21 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 22 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 23 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 24 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 25 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 26 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 27 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 28 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 29 3 2 3 2 3 1 2 1 2 2 30 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 31 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 32 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 33 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 34 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 35 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 36 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 37 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 38 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 39 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 40 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 44 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 45 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 46 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 47 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 48 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 51 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 52 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 53 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 54 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
59
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 56 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 57 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 58 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 64 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 65 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3
Tabel 5
Jawaban Angket Bimbingan Keagamaan
No. Nama Responden Jawaban Soal
Jumlah A B C 1 AHT 0 8 2 10 2 JNT 4 5 1 10 3 LR 3 6 1 10 4 LN 5 5 0 10 5 MG 5 5 0 10 6 MH 4 6 0 10 7 SP 0 10 0 10 8 NH 0 10 0 10 9 OTN 0 10 0 10
10 PD 2 8 0 10 11 RST 2 7 1 10 12 SN 0 10 0 10 13 TN 0 10 0 10 14 TS 1 9 0 10 15 TSA 0 10 0 10 16 DMD 1 9 0 10 17 MAD 0 10 0 10 18 ND 1 9 0 10 19 NF 0 10 0 10
60
20 NV 4 6 0 10 21 HR 4 6 0 10 22 HLN 3 7 0 10 23 GNW 4 6 0 10 24 GF 3 6 1 10 25 GLH 4 6 0 10 26 DLT 4 6 0 10 27 DN 4 6 0 10 28 AS 4 6 0 10 29 AM 3 5 2 10 30 ADK 3 7 0 10 31 AN 3 7 0 10 32 ANG 6 4 0 10 33 AGS 1 8 1 10 34 AGR 0 9 1 10 35 AD 1 8 1 10 36 DN 4 6 0 10 37 YL 6 4 0 10 38 CH 5 5 0 10 39 ES 2 7 1 10 40 BGM 0 10 0 10 41 AY 3 7 0 10 42 AFN 1 9 0 10 43 BA 3 7 0 10 44 AL 6 4 0 10 45 DD 6 4 0 10 46 HMD 5 5 0 10 47 GLG 6 4 0 10 48 HS 5 5 0 10 49 NN 10 0 0 10 50 IN 8 2 0 10 51 ID 5 5 0 10 52 LW 1 9 0 10 53 IM 7 3 0 10 54 AY 0 10 0 10 55 AGH 0 10 0 10
61
56 NV 4 6 0 10 57 LN 3 7 0 10 58 LTF 6 4 0 10 59 MF 10 0 0 10 60 NG 10 0 0 10 61 AR 10 0 0 10 62 MRT 9 1 0 10 63 WDT 8 2 0 10 64 NR 7 3 0 10 65 WRT 7 3 0 10
b. Sikap Altruis Siswa
Data hasil jawaban angket tentang sikap altruis siswa dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Skor Jawaban Per Item Sikap Altruis Siswa
No. Resp
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2
2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2
3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2
4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2
5 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2
6 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2
7 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
11 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 12 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 13 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 14 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 15 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
62
16 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 17 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1 3 2 2 3 2 2 2 2 19 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 22 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 23 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 24 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 25 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 26 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 27 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 28 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 29 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 30 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 31 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 32 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 33 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 34 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 35 2 2 3 2 1 3 1 2 1 2 36 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 37 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 38 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 39 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 40 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 42 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 43 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 44 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 45 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 46 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 47 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 48 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 49 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 51 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
63
52 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 53 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 54 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 55 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 56 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 57 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 58 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 59 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 63 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 64 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 65 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3
Tabel 7
Jawaban Angket Sikap Altruis Siswa
No. Nama
Responden Jawaban Soal
Jumlah A B C 1 AHT 1 8 1 10 2 JNT 4 6 0 10 3 LR 5 5 0 10 4 LN 5 5 0 10 5 MG 4 6 0 10 6 MH 3 6 0 10 7 SP 0 9 1 10 8 NH 0 10 0 10 9 OTN 0 10 0 10 10 PD 2 8 0 10 11 RST 2 7 1 10 12 SN 5 5 0 10 13 TN 2 8 0 10 14 TS 1 9 0 10 15 TSA 1 9 0 10
64
16 UM 2 8 0 10 17 MAD 1 9 0 10 18 ND 2 6 2 10 19 NF 1 7 2 10 20 NV 1 9 0 10 21 HR 4 6 0 10 22 HLN 2 8 0 10 23 GNW 3 7 0 10 24 GF 2 8 0 10 25 GLH 4 6 0 10 26 DLT 3 6 1 10 27 DN 2 6 2 10 28 AS 2 7 1 10 29 AM 2 6 2 10 30 ADK 4 6 0 10 31 AN 3 7 0 10 32 ANG 3 7 0 10 33 AGS 2 6 2 10 34 AGR 2 6 2 10 35 AD 2 5 3 10 36 DN 5 4 1 10 37 YL 1 8 1 10 38 CH 6 3 1 10 39 ES 1 8 1 10 40 BGM 1 9 0 10 41 AY 0 10 0 10 42 AFN 1 9 0 10 43 BA 3 7 0 10 44 AL 3 7 0 10 45 DD 4 6 0 10 46 HMD 3 7 0 10 47 GLG 4 6 0 10 48 HS 5 5 0 10 49 NN 3 7 0 10 50 IN 6 4 0 10 51 ID 9 1 0 10
65
52 LW 4 6 0 10 53 IM 8 2 0 10 54 AY 1 9 0 10 55 AGH 2 8 0 10 56 NV 8 2 0 10 57 LN 7 3 0 10 58 LTF 3 7 0 10 59 MF 9 1 0 10 60 NG 6 4 0 10 61 AR 10 0 0 10 62 MRT 7 3 0 10 63 WDT 7 3 0 10 64 NR 4 6 0 10 65 WRT 8 2 0 10
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menganalisis data
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok
permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab-bab sebelumnya. Untuk
memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap untuk menganalisis data
tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang diteliti. Adapun
tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
A. Analisis Pertama
66
Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya akan melakukan
analisis data dari tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut:
1. Analisis Bimbingan Keagamaan Orang Tua
Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam angket
yang terdiri dari 10 soal yang masing-masing ada alternatif jawaban
dengan bobot sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot skor 3
b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot skor 2
c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot skor 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai
yang diperoleh dari hasil angket bimbingan keagamaan orang tua. Nilai
yang diperoleh kemudian diklarifikasikan untuk mengkriteriakan
bimbingan keagamaan orang tua.
Tabel 8
Hasil Skor Angket Bimbingan Keagaman Orang Tua
No. Resp
Alternatif Jawaban Item Total Skor Jawaban Per
Item Total Skor A B C 3 2 1
1 0 8 2 0 16 2 18 2 4 5 1 12 10 1 23 3 3 6 1 9 12 1 22 4 5 5 0 15 10 0 25 5 5 5 0 15 10 0 25 6 4 6 0 12 12 0 24 7 0 10 0 0 20 0 20 8 0 10 0 0 20 0 20 9 0 10 0 0 20 0 20 10 2 8 0 6 16 0 22
67
11 2 7 1 6 14 1 21 12 0 10 0 0 20 0 20 13 0 10 0 0 20 0 20 14 1 9 0 3 18 0 21 15 0 10 0 0 20 0 20 16 1 9 0 3 18 0 21 17 0 10 0 0 20 0 20 18 1 9 0 3 18 0 21 19 0 10 0 0 20 0 20 20 4 6 0 12 12 0 24 21 4 6 0 12 12 0 24 22 3 7 0 9 14 0 23 23 4 6 0 12 12 0 24 24 3 6 1 9 12 1 22 25 4 6 0 12 12 0 24 26 4 6 0 12 12 0 24 27 4 6 0 12 12 0 24 28 4 6 0 12 12 0 24 29 3 5 2 9 10 2 21 30 3 7 0 9 14 0 23 31 3 7 0 9 14 0 23 32 6 4 0 18 12 0 26 33 1 8 1 3 16 1 20 34 0 9 1 0 18 1 19 35 1 8 1 3 16 1 20 36 4 6 0 12 12 0 24 37 6 4 0 18 8 0 26 38 5 5 0 15 10 0 25 39 2 7 1 6 14 1 21 40 0 10 0 0 20 0 20 41 3 7 0 9 14 0 23 42 1 9 0 3 18 0 21 43 3 7 0 9 14 0 23 44 6 4 0 18 8 0 26 45 6 4 0 18 8 0 26 46 5 5 0 15 10 0 25
68
47 6 4 0 18 8 0 26 48 5 5 0 15 10 0 25 49 10 0 0 30 0 0 30 50 8 2 0 24 4 0 28 51 5 5 0 15 10 0 25 52 1 9 0 3 18 0 21 53 7 3 0 21 6 0 27 54 0 10 0 0 20 0 20 55 0 10 0 0 20 0 20 56 4 6 0 12 12 0 24 57 3 7 0 9 14 0 23 58 6 4 0 18 8 0 26 59 10 0 0 30 0 0 30 60 10 0 0 30 0 0 30 61 10 0 0 30 0 0 30 62 9 1 0 27 2 0 29 63 8 2 0 24 4 0 28 64 7 3 0 21 6 0 27 65 7 3 0 21 6 0 27
Total 708 808 12 1.524
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi bimbingan
keagamaan orang tua, peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus
prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan:
P = prosentase individu dalam golongan
F = frekuensi.
N = jumlah subjek dalam golongan
69
Dari data skor angket bimbingan keagamaan, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai
rata-rata (mean) dari Pelaksanaan Pendidikan Islam sebagai berikut:
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Bimbingan Keagmaan Orang Tua
Skor Frekuensi (F) Persen (%) Komulatif Persen F.x 18 1 1,53 1 18 19 1 1,53 2 19 20 13 19.89 15 260 21 8 12,24 23 168 22 3 4,59 26 66 23 7 10,71 33 161 24 10 1,53 43 240 25 6 9,18 49 150 26 6 9,18 55 156 27 3 4,59 58 81 28 2 3,06 60 56 29 1 1.53 61 29 30 4 6.12 65 120
Total 65 100 1524
Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai
berikut:
NS
=Mfx
=
= 23,44
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai
mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara
atau langkah-langkah sebagai berikut :
1524 65
70
21 3
KRi =
Keterangan :
i : Interval kelas
R : Range
K : Jumlah kelas.
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R = H – L + 1
Keterangan :
R = Total Range
H = Highest Score (Nilai Tertinggi)
L = Lower Score (Nilai Terendah)
1 = Bilangan Konstan
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi
(H) = 30 dan nilai Terendah (L) = 10, oleh karena itu dapat dicari nilai
rangenya dengan menggunakan rumus:
R = H – L + 1
= 30 – 10+1
= 21
Dari nilai R, selanjutnya dicari interval nilai (i) dengan rumus:
i =
= 7
71
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 7 sehingga interval yang
diambil bisa kelipatan 7. Kemudian untuk mengkategorikannya dapat
diperoleh interval sebagai berikut :
Tabel 10
Nilai Interval Bimbingan Keagamaan Orang Tua
No. Interval Jumlah Responden
Persentase (%) Kategori
1. 24-30 32 48,96 Sangat Baik 2. 17-23 33 50,49 Baik 3. 10-16 0 0 Cukup
Hasil analisis bimbingan keagamaan orang tua pada tabel di atas
menunjukkan mean dengan hasil 23,44 terletak pada kategori baik atau
interval 17-23.
2. Sikap Altruis Siswa
Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam angket
yang terdiri dari 10 soal yang masing-masing ada alternatif jawaban
dengan bobot sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot skor 3
b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot skor 2
c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot skor 1
Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai
yang diperoleh dari hasil angket sikap altruis siswa. Nilai yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan sikap altruis siswa
SMP Negeri 2 Ampel.
Tabel 11
72
Hasil Skor Angket Sikap Altruis Siswa
No. Resp
Alternatif Jawaban Item
Total Skor Jawaban Per Item Total
Skor A B C 3 2 1 1 1 8 1 3 18 1 20 2 4 6 0 12 12 0 24 3 5 5 0 15 15 0 25 4 5 5 0 15 15 0 25 5 4 6 0 12 12 0 24 6 3 6 0 9 12 0 21 7 0 9 1 0 18 1 19 8 0 10 0 0 20 0 20 9 0 10 0 0 20 0 20 10 2 8 0 6 16 0 22 11 2 7 1 6 14 1 21 12 5 5 0 15 10 0 25 13 2 8 0 6 16 0 22 14 1 9 0 1 18 0 19 15 1 9 0 1 18 0 19 16 2 8 0 6 16 0 22 17 1 9 0 3 18 0 21 18 2 6 2 6 12 2 20 19 1 7 2 3 14 2 19 20 1 9 0 3 18 0 21 21 4 6 0 12 12 0 24 22 2 8 0 6 16 0 22 23 3 7 0 9 14 0 23 24 2 8 0 3 16 0 22 25 4 6 0 12 12 0 24 26 3 6 1 6 12 1 19 27 2 6 2 6 12 2 20 28 2 7 1 6 14 1 21 29 2 6 2 6 12 2 20 30 4 6 0 12 12 0 24 31 3 7 0 9 14 0 23 32 3 7 0 9 14 0 23
73
33 2 6 2 6 12 2 20 34 2 6 2 6 12 2 20 35 2 5 3 6 10 3 19 36 5 4 1 15 8 1 24 37 1 8 1 3 16 1 20 38 6 3 1 18 6 1 25 39 1 8 1 3 16 1 20 40 1 9 0 3 18 0 21 41 0 10 0 0 20 0 20 42 1 9 0 3 18 0 21 43 3 7 0 9 14 0 23 44 3 7 0 9 14 0 23 45 4 6 0 12 12 0 24 46 3 7 0 9 14 0 23 47 4 6 0 12 12 0 24 48 5 5 0 15 10 0 25 49 3 7 0 9 14 0 23 50 6 4 0 12 12 0 24 51 9 1 0 27 2 0 29 52 4 6 0 12 12 0 24 53 8 2 0 24 4 0 28 54 1 9 0 3 18 0 21 55 2 8 0 6 16 0 22 56 8 2 0 24 4 0 28 57 7 3 0 21 6 0 27 58 3 7 0 9 14 0 23 59 9 1 0 27 2 0 29 60 6 4 0 18 8 0 26 61 10 0 0 30 0 0 30 62 7 3 0 21 6 0 27 63 7 3 0 21 6 0 27 64 4 6 0 12 12 0 24 65 8 2 0 24 4 0 28
Total 647 824 24 1486
74
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor sikap
altruis siswa, peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus
prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan:
P = prosentase individu dalam golongan
F = frekuensi.
N = jumlah subjek dalam golongan
Dari data skor angket sikap altruis siswa, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean)
dari sikap altruis siswa sebagai berikut:
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Sikap Altruis Siswa
Skor Frekuensi (F) Persen (%) Komulatif Persen F.x 19 6 9,18 6 114 20 11 16,83 17 220 21 8 12,24 25 168 22 6 9,18 31 132 23 8 12,24 39 184 24 11 16,83 50 264 25 5 7,65 55 125 26 1 1,53 26 26 27 3 4,59 59 81 28 3 4,59 62 84 29 2 3,06 64 58 30 1 1,53 65 30
Total 65 100 1486
Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai
berikut:
75
NS
=Mfx
=
= 22,86
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai
mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara
atau langkah-langkah sebagai berikut :
KRi =
Keterangan :
i : Interval kelas
R : Range
K : Jumlah kelas.
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R = H – L + 1
Keterangan :
R = Total Range
H = Highest Score (Nilai Tertinggi)
L = Lower Score (Nilai Terendah)
1 = Bilangan Konstan
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi
(H) = 30 dan nilaiTerendah (L) =10, oleh karena itu dapat dicari nilai
rangenya dengan menggunakan rumus:
R = H – L + 1
1486 65
76
21 3
= 20 – 10+1
= 21
Dari nilai R, selanjutnya dicari interval nilai (i) dengan rumus:
i =
= 7
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 7, sehingga interval yang
diambil bisa kelipatan 7 Kemudian untuk mengkategorikannya dapat
diperoleh interval sebagai berikut :
Tabel 13
Nilai Interval Sikap Altruis Siswa
No. Interval Jumlah Responden
Persentase (%) Kategori
1. 24-30 15 22.96 Sangat baik 2. 17-23 50 76,5 Baik 3. 10-16 0 0 Cukup
Hasil analisis sikap altruis siswa pada tabel di atas menunjukkan
mean dengan hasil 22,86 terletak pada kategori baik atau interval 17-23
B. Analisis Kedua
Mencari nilai signifikansi bimbingan keagamaan orang tua terhadap
sikap altruis siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015. Dalam
analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang pengaruh bimbingan
keagamaan orang tua terhadap pembentukan sikp altruis siswa SMP Negeri 2
Ampel tahun ajaran 2014/2015 yang akan dikorelasikan dalam bentuk tabel
77
koefisien korelasi, dimana bimbingan keagamaan orang tua sebagai variabel
X sikap altruis siswa sebagai variabel Y.
Tabel 14
Tabel Indeks Korelasi Besarnya Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap
Pembentukan Sikap Altruis Siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran
2014/2015
No. Responden X Y X2 Y2 X.Y
1. 18 20 324 400 360 2. 23 24 529 576 552 3. 22 25 484 625 550 4. 25 25 625 625 625 5. 25 24 625 625 625 6. 24 21 576 441 504 7. 20 19 400 361 380 8. 20 20 400 400 400 9. 20 20 400 400 400
10. 22 22 484 484 484 11. 21 21 441 441 441 12. 20 25 400 625 500 13. 20 22 400 484 240 14. 21 19 441 361 399 15. 20 19 400 361 399 16. 21 22 441 484 462 17. 20 21 400 441 420 18. 21 20 441 400 420 19. 20 19 400 361 380 20. 24 21 576 441 504 21. 24 24 576 576 576 22. 23 22 529 484 506 23. 24 23 576 529 552 24. 22 22 529 529 529 25. 24 24 576 576 576 26. 24 19 576 361 546 27. 24 20 576 400 480 28. 24 21 576 441 504 29. 21 20 441 400 420
78
30. 23 24 529 576 552 31. 23 23 529 529 529 32. 26 23 676 529 598 33. 20 20 400 400 400 34. 19 20 361 400 380 35. 20 19 400 361 380 36. 24 24 576 576 576 37. 26 20 676 400 520 38. 25 25 625 625 625 39. 21 20 441 400 420 40. 20 21 400 441 420 41. 23 20 529 400 460 42. 21 21 441 441 441 43. 23 23 529 529 529 44. 26 23 676 529 598 45. 26 24 676 576 624 46. 25 23 625 529 575 47. 26 24 676 576 624 48. 25 25 625 625 625 49. 30 23 900 529 690 50. 28 24 784 576 672 51. 25 29 625 841 725 52. 21 24 441 576 504 53. 27 28 729 784 756 54. 20 21 400 441 420 55. 20 22 400 484 440 56. 24 28 576 784 672 57. 23 27 529 729 621 58. 26 23 676 529 598 59. 30 29 900 841 870 60. 30 26 900 676 780 61. 30 30 900 900 900 62. 29 27 841 729 783 63. 28 27 784 729 756 64. 27 24 729 576 684 65. 27 28 729 784 756
å 1524 1486 36375 34582 35237
Dengan melihat tabel kerja koefisien di atas dapat diketahui:
N = 65
79
∑X = 1524
∑Y = 1486
∑X2 = 36375
∑Y2 = 34582
∑X.Y = 35237
Untuk mengetahui indeks signifikansi bimbingan keagamaan orang tua
terhadap pembentukan sikap altruis siswa dapat digunakan rumus :
rxy =
√{(65.36375)–(1524)2}{(65.34582)– (1486)2}
rxy =
√{2364375 – 2322576}{2244320–2208196}
rxy =25741 √ (41799) (36124)
rxy = 25741 √ 1509947076
rxy =25741 38858,037
rxy = 0,662
Setelah diketahui r (Koefisien korelasi) dari variabel X dan Y, maka
selanjutnya akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam
tabel) untuk diketahui signifikan atau tidaknya sebagai jawaban atas hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini, bila r hitung diperoleh sama atau lebih
(65.35237) – (1524) (1486)
( )( )( ) ( ){ }( ) ( ){ }2222 YYNXXN
YXXYNrxyå-åå-å
åå-å=
2290405 – 2264664
80
besar dari r tabel, maka nilai r yang diperoleh berarti signifikan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 15
Taraf Signifikansi N=65
N Taraf Signifikasi
5% 1% 65 0,244 0,317
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa :
Untuk taraf signifikansi 5% adalah rt = 0,224 dan taraf signifikansi 1% rt
adalah = 0,371 ro = 0,662
Jadi ro > rt
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan
diperoleh rxy hitung sebesar 0,662, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut
diadakan tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment
dengan N = 65 pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,224 dan pada taraf
signifikansi 1% diperoleh nilai (0,371). Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung
sebesar 0,662 > rxy tabel sebesar 0,225 pada taraf signifikansi 5% atau rxy tabel
sebesar (0,371) pada taraf signifikansi 1%. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan antara bimbingan keagamaan orang tua
terhadap sikap altruis siswa SMP Negeri 2 Ampel tahun ajaran 2014/2015.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pokok masalah dalam penulisan skripsi dan penelitian di
lapangan, serta analisis data dari hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari data hasil penelitian. Bimbingan keagamaan orang tua
yang menunjukkan katagori sangat baik ada 32 responden atau 48,96%,
82
yang menunjukkan kategori baik ada 33 responden atau 50,49% dan yang
berada kategori cukup ada 0%
2. Berdasarkan dari data hasil penelitian. Sikap Altruis siswa yang
menunjukkan kategori sangat baik ada 15 responden atau 22,96%, yang
menunjukkan kategori baik ada 50 responden atau 76,5% dan yang berada
kategori rendah ada 0 responden atau 0%
3. Penelitian yang di analisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi
kesimpulan bahwa ada bimbingan keagamaan orang mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap sikap altruis siswa. Hal ini terbukti dengan
koefisien korelasi product moment dari hasil rxy hitung sebesar 0,662
sedangkan rxy tabel 0,317 product moment pada taraf signifikansi 1% atau
rxy tabel 0,224 product moment pada taraf signifikansi 5% = dengan N = 65
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, berarti
bimbingan keagamaan orang tua ada pengaruhnya terhadap sikap altruis siswa
disebabkan dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan
menunjukkan rxy hitung > rxy tabel.
B. Saran-saran
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka beberapa saran yang
perlu penulis sampaikan, yaitu:
1. Bagi Orang Tua
Hendaknya orang tua lebih meningkatkan intensitas bimbingan
keagamaan bagu putra-putrinya dengan cara memberikan suritauladan
yang baik, dan mengajarkan anak untuk bersikap empati kepada orang
83
lain meskipun status sosialnya berbeda. Agar anak dapat hidup ditengah-
tengah masyarakat dengan baik.
2. Bagi Siswa
Hendaknya para siswa mulai memperdalam ilmu agama, agar
dapat meningkatkan sikap altruis yang terdapat dalam dirinya, karena
dengan menguasai ilmu agama secara baik maka individu akan terlatih
untuk bersikap empati kepada orang lain, sehingga akan membentuk
individu menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan suka menolong.
3. Bagi Lembaga
Perlu adanya peningkatan dan penekanan dalam menanamkan
nilai-nilai keagamaan pada diri siswa, agar dapat terlatih besikap empati
kepada orang lain atau peduli kepada orang lain. Karena manusia
merupakan makhluk sosial, sehingga perlu menanamkan sikap altruis
pada diri anak sejak dini.
Daftar Pustaka
Arifin, 1982, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: Golden Terayun Press.
Arikunto, Suharsimi, 1991, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Asdiqoh, Siti, 2012, Bimbingan dan Konseling Islami disekolah, Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Darajat, Zakiya, 1970, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang.
Darmawan, Deni, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
84
Dedy Mulyana, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rodaskarya.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2004, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral: Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Fakih, Aunur Rahim, 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press.
Hallen A, 2002, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching.
Hanurawan, Fattah, 2012, Psikologi Sosial, Bandung: PT Remaja Rodaskarya
Ilyas, Yunahar, 2007, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian, dan Pengamalan Islam (LPPI).
Langgulung, Hasan, 2004, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologis, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT. Pustaka al-Husna Baru.
Ln, Syamsul, Yusuf, 2005, Landasan dan Bimbingan Konseling, Bandung:Remaja Rodaskarya.
Musnawar, Thohari, 1992, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, Yogyakarta: UII Press.
Myers, G David. 2012. Psikologi sosial jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Prof. H. Moh. Kasiram, M.Sc, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif, Malang: UIN-Maliki Press.
Prof. Prayitno dan Drs. Amti Erman, 2013, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Rahmat, Jalaluddin, 1996, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
S. Praja, Juhaya. 1997. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Bandung: Yayasan Piara
Sugiyono, 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif R&D, Bandung: Alfa Beta.
Thoules, Robert, 1995, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Ulwan, Abdullah Nashih, 1996, Pendidikan Anak Menurut Islam Mengembangkan Kepribadian Anak, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
W. J. S. Poerwadarminta, 1982, Kamus Umum bahasa Indonesia, jakarta: PN. Balai Pustaka.
85
Walgito, Bimo, 2004, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta: Andi.
AngketPenelitian
AngkettentangBimbinganKeagamaan
NO INDIKATORBIMBINGAN KEAGAMAAN NO AITEM
1. Memberikan suriteladan dan nasihat kepada anak
untuk melaksanakan ibadah wajib.
1,10
2. Menemani anak untuk belajar Al-Qur’an 2,9
3. Mengajak anak untuk shalat berjamaah 3,7
4. Membiasakan anak untuk hidup bersih 4,6
86
5. Mengajarkan anak untuk berperilaku sopan 5,8
JumlahAitem 10
AngkettentangSikapAltruis
NO INDIKATORSIKAP ALTRUIS NO AITEM
1. Suka menolong orang lain tanpa pamrih. 3,6
2. Tidak bersifat egois. 1,7
3. Bersikap empati kepada orang lain. 2,8
4. Ada rasa keinginan untuk membantu orang lain 5,10
5. Selalu mengasih dan menyayangi 4,9
JumlahAitem 10
A. Identitas responden
Nama : ..........................
Alamat : ..........................
JenisKelamin : ..........................
B. Petunju kpengisian
1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan alternatif jawaban.
2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda, dengan memberi
tanda silang (X) pada alternatif jawaban a, b dan c.
3. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan atau
Anda alami saat ini dan dengan jujur.
4. Hasil dari jawaban angket dijamin kerahasiaannya.
87
5. Periksalah kembali jawaban angket sebelum dikembalikan dan saya
ucapkan banyak terimakasih atas partisipasinya.
C. AngkettentangBimbinganKeagamaan
1. Apakah orang tua Anda mengingatkan ketika Anda belum
melaksanakan shalat lima waktu ?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
2. Apakah orang tua Anda mengajarkan kepada Anda untuk belajar Al-
Qur’an?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
3. Apakah orang tua Anda mengajak Anda untuk shalat berjama’ah?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
4. Apakah orang tua Anda mengajarkan kepada Anda untuk mencuci
tangan sebelum makan?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
88
5. Ketika Anda lewat didepan orang yang lebih tua apakah Anda
menyapanya?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
6. Apakah Anda mencucui piring setelah makan?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
7. Apakah Anda melaksanakan shalat secara berjama’ah?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
8. Ketika Anda bertamu kerumah teman, apakah Anda langsung duduk
sebelum dipersilahkan?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
9. Apakah orang tua Anda mendampingi Anda ketika membaca al-
Qur’an?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
89
10. Ketika Anda tidak melaksanakan shalat lima waktu, apakah orang tua
Anda menegur atau memarahi Anda?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
A. Identitasresponden
Nama : ..........................
Alamat : ..........................
Jenis Kelamin : ..........................
B. Petunjuk pengisian
1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan alternatif jawaban.
2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda dengan memberi
tanda silang (X) padaalternatifjawaban a, b dan c.
3. Jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan atau
Anda alami saat ini dan dengan jujur.
4. Hasil dari jawaban angket dijamin kerahasiaannya.
5. Periksalah kembali jawaban angket sebelum dikembalikan dan saya
mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasinya
90
C. Angket tantang Sikap Altruis
1. Ketika ada diskusi kelas, pendapat Anda tidak diterima oleh teman
Anda, apakah Anda berlapang dada?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
2. Apakah Anda merasa iba ketika melihat orang yang sudah tua
meminta-minta di jalan?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
3. Ketika teman Anda meminta bantuan kepada Anda, apakah Anda
lkhlas, tanpa meminta imbalan atas jasa yang telah Anda berikan?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
4. Ketika Anda sedang makan dan melihat teman Anda tidak makan
karena uang sakunya pas-pasan, apakah Anda membagi makanan
kepadanya?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
91
5. Ketikaada orang yang meminta pertolongan, apakah Anda langsung
menolongnya?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
6. Apakah Anda merasa senang, tanpa mengharap suatu imbalan ketika
Anda dimintai bantuan oleh guru Anda?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
7. Ketika Anda sedang naik bis dan melihat orang tua berdiri, apakah
Anda mempersilahkannya untuk duduk di kursi Anda?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
8. Ketika melihat orang mengalami cacat fisik, apakah Anda merasa
prihatin?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
9. Apakah Anda sayang kepada teman-teman Anda meskipun pernah
berbuat salah kepada Anda?
a. Selalu.
92
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
10. Apakah Anda mau membantu orang yang belum Anda kenal?
a. Selalu.
b. Kadang-kadang.
c. Tidak.
STRUKTUR TUGAS PELAKSANAAN ME
SMP NEGERI 2 AMPEL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Kepala Sekolah Komite Sekolah
Wakasek
Tata Usaha
93
STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Standar Pembiayaan
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelolaan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Proses
Standar Isi
Standar Kelulusan
Komite Sekolah Kepala Sekolah
Wakasek
Unit Perpustakaan Tata Usaha
Urusan Kesiswaan Urusan Kurikulum Urusan Prasarana Urusan Humas
Jabatan
Wali kelas VIII A Wali kelas VII D Wali kelas VII A Wali kelas VIII D Wali kelas IX A
Wali kelas VII B Wali kelas VII E Wali kelas VIII B Wali kelas VIII E Wali kelas IX B
Wali kelas VIII F Wali kelas IX CWali kelas VIII C Wali kelas VII F Wali kelas VII C
Guru
94