unud-153-2388305-bab ii

31
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komoditas Anggur Buah anggur merupakan komoditi yang bisa memberikan nilai tambah, dalam artian bisa dikonsumsi sebagai buah segar maupun diolah lebih lanjut sebagai jus anggur dan bila buah masuk kedalam waktu kedaluarsa buah bisa diolah menjadi minuman (Setiadi, 2007). Anggur merupakan tanaman tahunan (perennial), berupa perdu yang merambat. Tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani, dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis, dan Austria. Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya mulai menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia, dan Australia. Penyebaran juga menjadikan anggur punya beberapa sebutan seperti grape di Eropa dan Amerika, China menyebut Putao, dan di Indonesia disebut anggur (Trubus, 1990). 2.1.1 Klasifikasi anggur Anggur termasuk tanaman marga Vitis sp. Adapun klsifikasi anggur adalah sebagai berikut: Famili : Vitaceae Subgenus : Muscadine dan Euvitis Species : Vitis vinivera, Vitis labrusca, Vitis candicans dan lain-lain

Upload: akhmad-dairobi

Post on 13-Apr-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

easea

TRANSCRIPT

Page 1: unud-153-2388305-bab ii

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Anggur

Buah anggur merupakan komoditi yang bisa memberikan nilai tambah,

dalam artian bisa dikonsumsi sebagai buah segar maupun diolah lebih lanjut

sebagai jus anggur dan bila buah masuk kedalam waktu kedaluarsa buah bisa

diolah menjadi minuman (Setiadi, 2007). Anggur merupakan tanaman tahunan

(perennial), berupa perdu yang merambat. Tetapi budidaya anggur sudah

dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan

anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM.

Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani, dan

menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis, dan Austria.

Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya mulai menyebar ke

Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia, dan Australia.

Penyebaran juga menjadikan anggur punya beberapa sebutan seperti grape di

Eropa dan Amerika, China menyebut Putao, dan di Indonesia disebut anggur

(Trubus, 1990).

2.1.1 Klasifikasi anggur

Anggur termasuk tanaman marga Vitis sp. Adapun klsifikasi anggur adalah

sebagai berikut:

Famili : Vitaceae

Subgenus : Muscadine dan Euvitis

Species : Vitis vinivera, Vitis labrusca, Vitis candicans dan lain-lain

Page 2: unud-153-2388305-bab ii

9

Jenis tanaman anggur ada sekitar 60 macam dengan ribuan varietas.

Adapun jenis anggur yang dibudidayakan secara komersial adalah jenis: (1) Vitis

vinifera, anggur untuk bahan minuman anggur Eropa, (2) Vitis labrusca, anggur

untuk membuat jus anggur dan minuman anggur, (3) Vitis riparia, anggur liar

Amerika Utara, untuk pembuatan minuman anggur, (4) Vitis rotundifolia,

muscadine, digunakan untuk jelly dan minuman anggur, (5) Vitis aestivalis,

varietas Norton yang digunakan untuk pembuatan minuman anggur, (6) Vitis

lincecumii juga disebut Vitis aestivalis atau Vitis lincecumii, Vitis berlandieri,

Vitis cinerea, Vitis rupestris digunakan untuk membuat minuman anggur hibrida

dan rootstock tahan-hama (Anonim, 2010).

2.1.2 Manfaat dan kandungan gizi anggur

Anggur merupakan buah yang mempunyai rasa segar, dan manis serta

bermanfaat sebagai penghambat penuaan, sumber antioksidan, sumber kalium

yang berguna untuk mengontrol tekanan darah serta dipercaya mencegah penyakit

infeksi seperti influenza. Selain dimanfaatkan sebagai buah segar, anggur diolah

menjadi produk minuman fermentasi yang biasa disebut Wine, dikeringkan

menjadi kismis dan untuk keperluan industri selai dan jeli. Anggur juga memiliki

nilai gizi yang sangat luar biasa. Tiap 100 g anggur paling tidak 25 komponen gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya Kalsium, Kalium, Vitamin A, Vitamin C,

dan Thiamin. (Anonim, 2010).

Buah anggur segar yang dibuat jus mempunyai kandungan air 70% sd

80%, karbohidrat 15% sd 25%, asam organik 0,3% sd 1,5%, tannin 0,01% sd

0,10%, protein 0,0001% sd 0,01%, amino 0,017% sd 0,11%, amoniak 0,001% sd

0,012%, dan mineral 0,3% sd 0,6% (Rukmana, 1999).

Page 3: unud-153-2388305-bab ii

10

2.1.3 Lingkungan tumbuh

Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di

tepi tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar empat bulan sampai

dengan tujuh bulan. Dengan curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan

hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu

tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit. Suhu

rata-rata maksimal siang hari 31oC dan suhu rata-rata minimal malam hari 23

oC

dengan kelembaban udara 75% sd 80%. Tanah yang baik untuk tanaman anggur

adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur, dan gembur, banyak

mengandung humus dan hara yang dibutuhkan. Derajat keasaman tanah (pH)

yang cocok untuk tanaman anggur adalah 7 (netral). Sedangkan, anggur akan

tumbuh baik apabila ditanam antara 5 sd 1000 m dpl atau di daerah dataran rendah

(Anonim, 2010)

2.1.4 Teknologi budidaya

2.1.4.1 Pembibitan

Pada prinsipnya tanaman anggur dapat diperbanyak dengan cara generatif

(biji) dan vegetatif (cangkok, stek abang, stek mata, penyambungan).

Perbanyakan tanaman yang paling efektif adalah dengan menggunakan stek. Bibit

stek yang baik adalah: (1) panjang stek sekitar 25 cm terdiri atas dua sampai

dengan tiga ruas dan diambil dari pohon induk yang sudah berumur di atas satu

tahun; (2) bentuknya bulat berukuran sekitar 1 cm; (3) kulitnya berwarna coklat

muda dan cerah dengan bagian bawah kulit telah hijau, berair, dan bebas dari

noda-noda hitam dan, (4) mata tunas sehat berukuran besar dan tampak padat.

Mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak memutih

seperti kapuk (Anonim, 2010).

Page 4: unud-153-2388305-bab ii

11

Pembibitan anggur dikerjakan dengan menyemaikan lebih dulu dalam pot

/keranjang sampai kira-kira selama lima hari setelah itu dipindah ke media semai

berupa campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir dengan perbandingan 1:1:1.

Media semai ini berupa polybag/keranjang yang lebih besar dari tempat awal.

Selama di persemaian selalu disiram dan jangan sampai tergenang. Penyemaian

bibit sebaiknya di tempat teduh dan lembab selama sekitar dua bulan. Sekitar dua

bulan tersebut bibit sudah tumbuh dan berakar banyak siap untuk dipindah ke

lapangan dengan memilih yang segar, dan sehat kondisinya (Anonim, 2010).

2.1.4.2 Pengolahan tanah dan penanaman

Lahan yang digunakan untuk bertanam anggur disiapkan dalam bentuk

lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 60 cm3 atau 75 x 75 x 75 cm

3. Pembuatan

lubang sebaiknya dilakukan sebulan sebelum tanam. Pengapuran hanya dilakukan

bila pH tanah rendah/terlalu asam. Setelah dua sampai empat minggu lubang

tanam diisi pupuk kandang sebanyak 20 sd 40 kg per lubang tanam (Rukmana,

1999).

Penanaman anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar bulan Juni

dan Juli. Tanaman anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak

tanam perlu diperhatikan, dan harus sesuai dengan larikan karena arah datangnya

angin sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x 3 m2,

4 x 4 m2, 3 x 5 m

2, 3 x 4 m

2, 4 x 5 m

2, 4 x 5 m

2, 3 x 5 m

2, dan 4 x 6 m

2. Jarak

tanam ini mempengaruhi jumlah tanaman yang digunakan per satuan luas.

2.1.4.3 Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penjarangan tanaman,

penyiangan, pemupukan, perempalan, pengaturan bunga serta pengendalian hama,

dan penyakit.

Page 5: unud-153-2388305-bab ii

12

Penyulaman hanya dilakukan apabila terdapat tanaman yang tidak sehat

atau mati. Penjarangan buah sangat penting dilakukan karena buah yang terlalu

rapat dapat merusak perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam

penjarangan yang perlu dibuang adalah: (1) yang bertangkai panjang; (2) tidak

sempurna bentuknya; (3) buah yang ada di sebelah dalam; (4) buah yang

terbentuk tanpa adanya persarian. Penjarangan dilakukan dua tahap, yaitu saat

umur satu bulan setelah pembungaan dan buah masih pentil, dan dilakukan dua

minggu setelah penjarangan pertama. Untuk menjaga kualitas buah, juga perlu

dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Bahan yang umum dipakai

bungkus adal kertas semen dan kertas koran (Anonim, 2010).

Penyiangan dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu sekitar tanaman

anggur. Perempalan bertujuan untuk mendapat pertumbuhan yang baik, dengan

cara membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik

sebagai batang pokok. Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah anggur

berumur satu tahun. Sebelum perempalan diperiksa dahulu dengan memotong

ujung salah satu cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, tetapi bila

tidak harus ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting,

dengan meninggalkan dua sampai empat mata tunas dan semua daun dibuang

sehingga tanaman jadi gundul. Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali perempasan yaitu:

(1) tahap I : Maret sd April, 90 s.d 110 hari; (2) tahap II : Juli sd Agustus, 90 sd

110 hari; (3) tahap III : November sd Desember, tahap ini sering gagal, tidak

memperoleh hasil karena tujuannya hanya untuk memelihara tingkat kesuburan

tanaman sampai musim hujan berakhir dan tanaman tidak rusak (anonim, 2010). .

Pemupukan dibedakan untuk tanaman muda dan dewasa. Pemupukan

tanaman muda (0-1 tahun), yaitu : (1) umur 0 sd 3 bulan, 10 g urea, interval 10

Page 6: unud-153-2388305-bab ii

13

hari; (2) umur 3 sd 6 bulan, 15 g urea, interval 15 hari dan (3) umur 6 sd 12 bulan,

50 g urea. Adapun cara pemberian dengan membuat larikan melingkar sekeliling

tanaman berdiameter 10 sd 20 cm dan sedalam 5 cm. Sedangkan pemupukan

tanaman dewasa adalah : (1) umur 21 hari sebelum perempasan, 5 kaleng pupuk

kandang; (2) umur 11 hari sebelum perempasan, 80 g TSP dan 100 g ZK; (3)

umur tujuh hari sebelum perempasan, 100 g urea. Pupuk kandang diberikan sekali

setahun, tahun kedua dosis dinaikkan jadi 10 kaleng. Pupuk buatan dinaikkan

dosisnya urea 600 g, TSP 300 g, ZK 450 g. Cara pemberian dengan pembuatan

larikan sekitar tanaman dengan diameter 1,5 m (Anonim, 2010). .

Pada saat pengairan dan penyiraman yang perlu diperhatikan adalah

bahwa tanaman anggur tidak tahan pada air yang tergenang, tanaman anggur

butuh pengairan yang harus dilakukan mulai tanam sampai pemangkasan.

Menjelang pemangkasan, 3 sd 4 minggu sebelumnya pemberian air harus

dihentikan. Setelah masa pemangkasan, 2 sd 3 hari sebelumnya diberi air kembali

sampai ujung ranting mengeluarkan air. Pemberian dilakukan sampai buahnya

hampir masak, setelah mulai tua pemberian air dihentikan supaya buah tidak

pecah dan busuk.

Pengendalian hama dan penyakit berupa penyemprotan insektisida yang

bertujuan sebagai pencegahan terhadap hama yang mengganggu pada anggur.

Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama

Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan 3G. Adapun hama yang

menyerang tanaman anggur diantaranya adalah Phylloxera vitifolia, kumbang

Apogonia destructor, wereng daun, kutu putih, ulat daun, rayap, kalong, burung

dan musang. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman anggur adalah jamur,

penyakit busuk hitam dan peronospora yang menyebabkan penyakit mildev.

Page 7: unud-153-2388305-bab ii

14

Pengaturan bunga dilakukan setelah dua minggu pemangkasan

pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh akan mengeluarkan sulur-sulur.

Apabila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat dilakukan

pemotongan dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier

yang baru muncul disisakan satu sulur saja, agar menghasilkan dompol bunga

yang besar dan buahnya bisa bermutu tinggi (Anonim, 2010). .

2.1.3.4 Pemanenan

Umur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi

tempat. Untuk daerah rendah umur buah 90 sd 100 hari setelah pangkas, daerah

dataran tinggi umur buah antara 105 sd 110 hari. Tingkat kemasakan buah yang

baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah

lepas dari tandan dan keadaan buah kenyal serta lunak.

Cara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan

pemetikan yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan

dimasukkan keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk,

agar buah yang terletak di bawah tidak rusak dan pecah. Tanaman anggur dalam

satu tahun mengalami dua kali panen.

Prakiraan produksi dari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak

tanam 4 x 5, jumlah tanaman 500 batang dengan hasil panen per tahun rata-rata

7.500 kg anggur (Anonim, 2010).

2.1.3.5 Penanganan pasca panen

Tahapan dalam penangan pasca panen anggur adalah pengumpulan,

penyortiran, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Pada pengumpulan

anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah dibawahnya. Hal yang

penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak hilang. Penyortiran

Page 8: unud-153-2388305-bab ii

15

dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu

muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan menurut ukuran

dompolan dan keseragaman besar buah.

Setelah penyortiran dilakukan penyimpanan, cara terbaik dalam

penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam ruang pendingin untuk

mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas

penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk diangin-anginkan

dalam ruang yang sejuk. Sedangkan pengemasan dan pengangkutan cara nya

menggunakan keranjang bambu dilapisi kertas koran. cara ini kurang baik karena

banyak buah yang rusak. Cara terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi

dengan serbuk gergaji sehingga kerusakan buah dapat ditekan saat pengangkutan.

Penggunaan buah anggur selain dikonsumsi segar sebagai buah meja,

diolah menjadi minuman (wine), kismis, buah dalam kaleng dan sari buah

(Rukmana, 1998).

2.2 Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk

mengembangkan hukum pertukaran (Boyd dkk, 2000). Pemasaran

merupakansalah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para

penguasa dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk

berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian

tujuan bisnis tergantung pada keahlian pengusaha dibidang pemasaran produksi,

keuangan dan bidang lain. Selain itu tergantung pada kemampuan pengusaha

untuk mengkombinasi fungsi-fungsi tersebut agar usaha perusahaan dapat

Page 9: unud-153-2388305-bab ii

16

berjalan dengan lancar. Dalam hal ini pemasaran yang dimaksud adalah suatu

sistem keseluruhan dari kegiatan bisinis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli

yang berpotensi.

Menurut Kotler dan Nancy (dalam Bambang 2007) menyatakan bahwa

pemasaran menjadi alat perencanaan yang tepat bagi instansi publik yang ingin

memenuhi kebutuhan masyarakat dan memeberikan nilai yang sesungguhnya.

Dengan demikian yang menjadi perhatian utama dalam pemasaran adalah

menghasilkan keluaran yang memenuhi nilai pangsa pasar. Tetapi di sisi lain

Kotler dan Nancy (dalam Bambang 2007), menyatakan bahwa pemasaran tidaklah

sekedar periklanan, penjualan, atau komonikasi dan tidak harus merasa

manipulasi. Melainkan pemasaran melibatkan pendekatan terhadap pelanggan

(terutama masyarakat) yang akan membantu menentukan keluhan masyarakat,

mengubah persepsi mereka, dan mengenbang kinerja produsen. Pemasaran

merupakan pendekatan disiplin ilmu, yang mengharuskan produsen untuk

merancang rencana formal dengan melakukan analisa situasi, menetapkan sasaran,

menentukan segmen pasar, melakukan risert pemasaran memposisikan merk,

memilih startegi yang merupakan campuran alat-alat pemasaran dan membuat

rencana evaluasi anggaran dan implementasi.

Pemasaran adalah sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan

barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

serta harga dengan promosi dan komunikasi yang tepat pula, atau dengan kata

yang lebih luah luas pemasaran di definisika sebagai usaha untuk menciptakan

Page 10: unud-153-2388305-bab ii

17

dan menyerahkan suatu standar kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya

(Sofjan, 2009).

Selanjutnya, menurut Anindita (2004) pemasaran adalah suatu runtutan

kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik

produsen ke titik konsumen. Sedangkan, menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986)

pemasaran didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan bergeraknya

barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Anindita (2004) paling tidak ada lima macam pendekatan untuk

menganalisis permasalahan dalam pemasaran hasil pertanian yaitu pendekatan

komoditi, pendekatan institusi/kelembagaan, pendekatan fungsional, pendekatan

analitis atau efisiensi pemasaran dan pendekatan struktur tingkah laku dan kinerja

pasar. Anindita (2004) juga menyebutkan sistem tataniaga untuk hasil pertanian

adalah sesuatu yang komplek sistem dalam berbagai sub-sistem yang berinteraksi

satu dengan lainnya dan dengan berbagai lingkungan tataniaga. Lebih lanjut

disampaikan bahwa elemen sistem tataniaga pertanian mempunyai enam

komponen atau enam sub-sistem yaitu : (1) produsen, (2) aliran/flow, (3)

fungsional, (4) saluran/chanel, (5) konsumen, dan (6) sub-sistem lingkungan.

Sub-sistem produsen yang terdiri dari berbagai produsen, baik petani kecil

maupun perkebunan, dimana produk yang dihasilkan akan dibawa ke konsumen

melalui sub-sistem saluran. Pelaku pasar atau perantara yang merupakan bagian

dari sub-sistem saluran ini, bertanggung-jawab terhadap produk yang dihasilkan

petani dapat tersedia bagi konsumen (yang memerlukan) sesuai dengan tempat,

waktu dan bentuk yang diinginkan oleh konsumen.

Para pelaku pasar tersebut, yang merupakan aktor mempunyai peranan

yang sangat penting, dalam menjalankan roda perputaran arus barang (produksi)

Page 11: unud-153-2388305-bab ii

18

yang mengalir dari produsen ke konsumen. Kadangkala untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu, tidak jarang mereka melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan

kehendak produsen, konsumen maupun pemerintah yang disebut necessary evil.

Untuk lebih jelasnya, maka dapat digambarkan sistem pemasaran hasil pertanian

adalah sepert pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1

Sistem Pemasaran Hasil Pertanian

Konsep untuk mengetahui bagaimana pasar berjalan secara fair dan efisien

dalam pemasaran dilakukan melalui pendekatan struktrur, tingkah laku dan

kinerja pasar (structure, conduct and performance approach). Menurut Bain

dalam Anindita (2004), pendekatan didasarkan atas tiga hal yang saling berkaitan

yaitu Struktur pasar mempengaruhi bagaimana perusahaan bertingkah laku di

pasar (market conduct), tingkah laku dari perusahaan akan mempengaruhi kinerja

SALURAN

PEMASARAN

SEKTOR

PRODUKSI SEKTOR

KONSUMSI

User

Utility

Ekonomi/

Teknologi

Legal/

Politik

Iklim / kondisi

Fisik Sosio

Kultural

Biaya

Input

Aliran Sistem Informasi: Trend produk, grading dan

Standardisasi harga

Aliran Produk: Transport, Handling

Strorage, Processing

Produk

harga/

biaya

Produk harga/

biaya

Page 12: unud-153-2388305-bab ii

19

pasar (market performance) dari suatu industri. Hal ini dapat diperhatikan pada

Gambar 2.2.

Gambar 2.2

Model Struktur, Tingkah Laku, dan Kinerja Pasar

Pendekatan SCP ini dilakukan untuk mengawasi persaingan diantara

perusahaan di berbagai pasar. Bagaimana perusahaan melakukan tindakan akibat

struktur pasar yang ada dan lebih lanjut terhadap kinerja pasar. Apabila pasar

berjalan tidak sesuai dengan harapan, maka akan berdampak terhadap fairness dan

efisiensi dari sistem pemasaran. Menurut Soekartawi (1995), konsep (S–C–P)

merupakan salah satu konsep untuk mengukur efisiensi pemasaran di mana

konsep ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pemasaran dengan konsep

struktur pasar, perilaku pasar, dan kinerja pasar. Pendekatan ini dikembangkan di

Amerika Serikat sebagai suatu cara menganalisis organisasi pasar dalam sektor

industri, tetapi kemudian dipraktekkan juga dalam sektor pertanian.

2.3 Struktur Pasar

Struktur pasar merupakan dimensi yang menjelaskan tentang jumlah

penjualan dan distribusinya dalam berbagai ukuran, jumlah pembeli dan

distribusinya dengan berbagai bentuk, differensiasi produk dan hambatan untuk

Struktur Pasar Market

Conduct Kinerja Pasar

1. Tk. konsentrasi pembeli

dan penjual

2. Tk. differensiasi produk

3. Hambatan masuk pasar

4. Tingkat pengetahuan

pasar

5. Tk integrasi dan

diversifikasi

Tingkah Laku Pasar

1. Aliran produk

2. Kelembagaan

3. Fungsi pertukaran

4. Fungsi fisik

5. Standarisasi

1. Efisiensi harga

2. Biaya pemasaran,

margins net profits

3. Progresiveness

Page 13: unud-153-2388305-bab ii

20

keluar masuk pasar (Azzaino, 1981). Melalui struktur pasar akan diketahui

apakau suatu pasar akan mengarah pada persaingan sempurna (perfect market)

atau persaingan tidak sempurna (imperfect market).

Menurut Bain, 1968 (dikutip dari Tibayan, 1981), bahwa struktur pasar

adalah karakteristik organisasional yang berdasarkan hubungan antara penjual

dengan penjual lainnya, antara pembeli dengan pembeli lainnya, antara penjual

dengan pembeli, dan antara pedagang dengan suplier yang potensial bisa masuk

pasar. Karakteristik organisasi pasar bisa mempengaruhi struktur persaingan alami

dan pembentukan harga di pasar, hal ini dpaat dilihat dari indikator-indikator

antara lain : (1) derajat konsentrasi pembeli dan penjual, (2) derajat diferensiasi

produk, (3) hambatan masuk pasar, (4) tingkat pengetahuan pasar, dan (5) tingkat

integrasi dan diferensiasi.

2.3.1 Derajat konsentrasi pembeli dan penjual

Derajat konsentrasi menggambarkan tentang jumlah dan ukuran distribusi

dari pembeli dan penjual yang turut ambil bagian di pasar, ukuran pasar dapat

diukur dengan berdasarkan proporsi jumlah yang terlibat didalamnya. Tipe-tipe

dari pasar dapat dibedakan berdasarkan derajat persaingan yang ditentukan oleh

banyaknya jumlah pembeli dan penjual dalam suatu pasar (Mallen, 1964).

Konsentrasi pasar dapat dilihat dari kombinasi pangsa pasar empat

perusahaan terbesar (CR4). Setiap pasar mempunyai pangsa pasar sendiri, dan

besarnya berkisar antara 0 sd 100% dari total penjualan seluruh pasar. Perusahaan

yang mempunyai pangsa pasar lebih akan menikmati keuntungan dari penjualan

produk dan kenaikan harga sahamnya (Kirana, 1993).

Berdasarkan jumlah pembelinya, pasar dibedakan atas : (1) Jika hanya

terdapat satu pembeli, pasar bersifat monopsoni, (2) Jika terdapat beberapa

Page 14: unud-153-2388305-bab ii

21

pembeli, pasar bersifat oligopsoni, dan (3) Jika banyak pembeli, pasar bersifat

atomistik. Derajat konsentrasi dapat diukur berdasarkan jumlah dari keseluruhan

penjual dan pembeli yang menguasai pasar + 40% atau berdasarkan jumlah

penjualan empat terbesar dari penjualan atau pembeli.

Rasio konsentrasi dari jumlah penjualan untuk monopsoni bisa mencapai

100%, sedangkan ratio konsentrasi dan pasar bersaing 4 perusahan terbesar akan

menjadi sangat kecil kurang dari 33%, dan ratio untuk oligopsoni terletak

diantaranya (Caves, 1964). Para oligopolis dapat melakukan koordinasi secara

ketat seakan-akan mereka monopolistis sejati, padahal persaingan hebat dapat

terjadi diantara mereka.

2.3.2 Derajat diferensiasi produk

Dalam teori marketing differensiasi produk sangatlah penting. Diferensiasi

berarti bahwa suatu produk atau jasa memiliki tidak saja keberbedaan dengan

produk atau jasa yang sudah ada, melainkan juga merupakan titik keunggulan

dibandingkan yang lainnya itu. Tetapi, diferensiasi tidak berarti „asal berbeda‟,

sehingga kalau sudah berbeda berarti pasti memiliki titik keunggulan yang

dimaksud. Berbeda dapat diartikan dalam konteks dan sudut pandang yang

berbeda-beda pula. Berbeda dalam artian fisik atau proses dapat dikenali dengan

mudah, karena perbedaan itu bisa saja dalam bentuk, tampilan, ukuran, dan

fungsi. Tetapi perbedaan dalam konteks ini tidak, pada saat yang sama, akan

bermakna sekuat apa yang dimaksud dengan diferensiasi di atas (Anindita,2004).

Dalam konteks diferensiasi, tanpa perbedaan fisik pun sebenarnya dapat

memiliki titik keunggulan, misalnya saja suatu produk yang sama bentuknya,

sama tampilannya, tetapi sangat mungkin memiliki perbedaan kualitas. Ketika

perbedaan kualitas itu begitu nyata, maka hal itu dapat memunculkan diferensiasi

Page 15: unud-153-2388305-bab ii

22

yang jelas, sehingga penerimaan konsumen pun akan mampu membedakannya.

Sehingga muncul sebutan produk yang berkualitas dan tidak berkualitas.

Produk dipandang dapat didiferensiasi apabila terdapat perbedaan fisik

atau tanda yang nyata atau yang terlihat oleh pembeli sehingga produk tersebut

lebih disukai dari pada produk pesaingnya. produk dideferensiasikan oleh para

pelaku usahanya dalam upaya mendapatkan harga yang lebih tinggi dan atau

meningkatkan penjualan.

Pengukuran ini dimaksudkan untuk membedakan pembeli dan

memberikan pilihan spesifik diantara persaingan output dari beberapa penjual

dalam suatu industri. Hal ini menunjukkan kondisi dan perbedaan kualitas suatu

produk diantara produk yang kadang sulit untuk dikualifikasikan. Diferensiasi

produk merupakan hal yang paling mendasar untuk posisi pasar yang kuat,

terutama untuk industri pertanian sehingga bisa lebih dominan. Pengukuran ini

kelihatannya tidak berlaku untuk produk yang bersifat homogen, karena

pengukuran ini hanya berlaku untuk produk berdiferensiasi tinggi

(Anindita,2004).

2.3.3 Hambatan masuk pasar (barriers to entry)

Hambatan masuk (barriers to entry) pasar adalah faktor yang menghambat

atau mencegah pelaku usaha baru masuk ke dalam suatu industri apabila pelaku

usaha yang ada (incumbent) memperoleh keuntungan berlebih. Terdapat dua jenis

hambatan secara luas, yaitu hambatan struktur (structural atau innocent) dan

hambatan strategic (strategic)

Hambatan masuk struktur timbul dari karakteristik industri dasar, seperti

teknologi, biaya dan permintaan. hambatan masuk dapat timbul akibat product

differentiation, keuntungan akibat biaya mutlak yang dimiliki pelaku usaha yang

Page 16: unud-153-2388305-bab ii

23

ada karena pelaku usaha baru harus melawan kuatnya kesetiaan (loyalitas) merek

produk yang telah ada. Keuntungan adanya biaya mutlak mengakibatkan pelaku

usaha baru akan masuk pasar dengan biaya per unit yang lebih tinggi untuk setiap

jenis produk. Skala ekonomi menghambat jumlah pelaku usaha yang akan

beroperasi pada biaya minimum dalam pasar yang ada.

Sedangkan, hambatan masuk strategik menimbulkan semacam pre-emptive

behaviour oleh pelaku usaha yang telah ada. Misalnya pre-emption facilities yang

dilakukan oleh pelaku usaha yang telah ada dengan melakukan investasi yang

berlebih dalam upaya mengancam perang harga apabila pelaku usaha baru masuk

ke dalam pasar, contoh lain dengan menciptakan merek dan produk baru yang

palsu dalam upaya membatasi kemungkinan produk tiruan

Hubungan antara kemudahan atau kesulitan bagi pembeli atau penjual

untuk masuk pasar pada umumnya ditentukan berdasarkan manfaatnya, tetapi

kenyataannya penjual atau pembeli mempunyai kekuatan masuk pasar yang lebih

potensial. Berbeda dengan konsentrasi pasar yang menunjukkan kondisi

persaingan pasar aktual sebuah perusahaan, kondisi untuk masuk dan keluar pasar

menggambarkan tentang kondisi persaingan perusahaan yang potensial. Pesaing

potensial adalah perusahaan-perusahaan diluar pasar yang mempunyai

kemungkinan untuk masuk dan menjadi pesaing yang sebenarnya (Kirana, 1993)

Secara struktural, barriers to entry dapat dibedakan menjadi : (1) mudah

masuk atau bebas untuk masuk pasar disebut persaingan sempurna, (2) tertutup

untuk pasar disebut monopsoni, (3) jika sulit untuk masuk pasar disebut

oligopsoni. Halangan lain untuk dapat masuk pasar biasa disebabkan oleh

peraturan pemerintah yang terlalu keras dan ketidakmampuan masuk penjual

untuk memperoleh pelayanan pengelolaan, tenaga kerja, peralatan dan lain-lain.

Page 17: unud-153-2388305-bab ii

24

2.4.4 Tingkat pengetahuan pasar

Sangat penting bagi penjual dan pembeli untuk mengetahui/mempelajari

situasi pasar, hal ini terkait dengan keberhasilan usahanya. Sistem pemasaran

yang efisien mengharuskan kita mampu untuk menguasai informasi pasar untuk

menetapkan keputusan-keputusan pada tingkat petani dan pasar. Jumlah produksi,

persediaan, faktor permintaan dan penawaran, informasi harga, pasar, kwalitas

dan lokasi produk, serta peramalan pasar. Semua faktor tersebut sangat penting

dalam informasi pasar untuk petani sebagai produsen, serta penjual dan pembeli

sebagai pelaku pasar, agar mereka tahu kapan dan dimana memasuki pasar,

utamanya untuk pasar yang bersaing sempurna.

Struktur pasar dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna, pasar

monopoli, kompetisi monopolistik dan pasar oligopoli (Miller dan Maines, 1993).

Sedangkan Hendeerson dan Quandt (1980) menambahkan dengan pasar

monopsoni dan oligopsoni.

Pada struktur pasar yang berbeda akan memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri

pasar yang berbeda pula. Pada struktur pasar persaingan sempurna ciri-ciri yang

dimiliknya adalah sebagai berikut : (1) apabila ada banyak penjual dan pembeli

dalam pasar, (2) perusahaan yang ada dalam pasar tidak dapat menentukan atau

merubah harga (price taker), (3) setiap perusahaan mudah untuk keluar dan masuk

pasar, (4) barang atau produk yang dihasilkan adalah sama (identical), dan

(5) pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna tentang pasar. Sedangkan pada

struktur pasar monopoli memiliki ciri-ciri sebaliknya, yaitu : (1) hanya ada satu

perusahaan dalam pasar, (2) produk yang dihasilkan tidak memiliki pengganti

yang mirip (close substitute), (3) tidak ada kemungkinan perusahaan lain untuk

masuk ke dalam pasar, (4) perusahaan menguasai dan menentukan harga (price

Page 18: unud-153-2388305-bab ii

25

setter), dan (5) usaha promosi dengan menggunakan iklan kurang diperlukan. Arti

dari price setter pada pasar monopoli, produsen atau pedagang secara leluasa

dapat menentukan harga (menaikkan atau menurunkan harga) barang di pasar.

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya perusahaan

monopoli, yaitu: (1) perusahaan monopoli memiliki sumberdaya yang unik dan

tidak dapat dimiliki oleh perusahaan lain, (2) perusahaan monopoli dapat

menikmati skala ekonomis dalam kegiatan yang dilakukannya, dan (3) pemerintah

melalui undang-undang memberikan hak monopoli kepada perusahaan tertentu

(Sukirno, 1994).

Selanjutnya, Sukirno (1994) menyebutkan ciri-ciri pasar oligopoli sebagai

berikut : (1) hanya ada beberapa perusahaan (minimal dua) di dalam pasar,

(2) barang-barang yang diproduksi bisa barang standar atau berbeda corak,

(3) kekuatan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat kuat, hal

ini tergantung dari ada tidaknya kolusi di antara mereka, dan (4) pada umumnya

perusahaan yang bergerak padap asar oligopoli perlu melakukan promosi iklan.

Pada pasar monopsoni terjadi sebaliknya, yaitu hanya terdapat satu

pembeli dengan banyak penjual, kompetitif atau competitive sellers (Henderson

dan Quandt, 1980). Sedangkan bila ada dua pembeli disebut duopsoni, bila ada

beberapa pembeli (lebih dari dua) disebut dengan istilah oligopsoni. Struktur

pasar sonopsoni, duopsoni dan oligopsoni ini dilihar dari sisi pembeli.

Page 19: unud-153-2388305-bab ii

26

Tabel 2.1

Rekapitulasi Mengenai Ciri-ciri Berbagai Pasar

Ciri-ciri

Bentuk pasar

Persaingan

sempurna

Persaingan

monopolistis Oligopoli Monopoli

Jumlah

perusahaan

Sangat

banyak

Banyak Sedikit Satu

Jenis produksi Barang

standart

Barang

berbeda corak

Barang

standart atau

berbeda corak

Unik, tidak

ada

penggantinya

Kekuasaan

menentukan

Tidak ada Sedikti Tanpa kerja

sama, sedikit,

dng kerjasama

sangat besar

Sangat besar

Kemungkinan

keluar/masuk

pasar

Sangat mudah Cukup mudah Hambatan

cukup

tangguh/kuat

Tidak

mungkin

Persaingan

diluar harga

Tidak ada Sangat besar,

terutama

dibidang

iklan, nama

perusahaan

Sangat besar

bila

menghasilkan

berang

berbeda corak

Iklan, yang

bertujuan

memelihara

hubungan

baik

Sumber : Sukirno (1995)

2.4 Perilaku Pasar (Market Conduct)

Perilaku pasar adalah pola tingkah laku produsen atau lembaga-Iembaga

pemasaran lainnya dengan struktur pasar. Perilaku pasar dapat berupa praktek

penentuan harga komoditi. praktek persaingan bukan harga advertensi. dan

perubahan pangsa pasar. Martin (1989), menyatakan bahwa untuk mengetahui

perilaku pemasaran dilihat dari (1) ada tidaknya praktek-praktek kolusi diantara

produsen dalam menentukan harga, (2) perilaku strategis (strategis behavior)

yang dilakukan produsen dalam menghadapi pesaing/kompetitor yang ada atau

pesaing yang baru muncul di pasar, (3) ada tidaknya peranan advertensi dan

lembaga-lembaga pengembangan.

Perilaku pasar menurut Anindita (2004) yaitu cara perusahaan untuk

Page 20: unud-153-2388305-bab ii

27

menyesuaikan diri dengan situasi di pasar, dimana perusahaan tersebut ikut

sebagai pembeli atau penjual. Ada lima dimensi dari tingkah laku dalam pasar ,

yaitu : (1) metode yang digunakan oleh perusahaan dan kelompoknya dalam

menentukan harga dan tingkat output, (2) kebijakan harga perusahaan,

(3) promosi penjualan perusahaan, (4) alat koordinasi dan saling penyesuaian dari

harga, produk dan promosi penjualan dalam persaingan diantara penjual (kolusi

harga, produk, promosi penjualan; kolusi tersembunyi/tacit collution dalam

pengendalian harga/price leadership; pembalan persetujuan kolusi melalui

pemotongan harga secara rahasia mengarah pada imperfect competition), dan

(5) ada tidaknya taktik khusus atau tindakan predatory.

Anindita (2004) menyatakan ada beberapa indikator perilaku pasar yang

sering digunakan, antara lain: penetapan harga, jumlah produk yang dijual,

investasi, iklan, reaksi terhadap inisiatif pesaing, penerapan teknologi baru dan

inovasi. Dimana semakin tingginya persaingan karena semakin banyaknya pelaku

usaha seperti dalam agribisnis mengakibatkan fluktuasi harga yang

sangat bervariasi.

Perilaku pasar juga dapat dilihat dengan melakukan analisis integrasi

pasar. Analisa ini dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan yaitu integrasi

pasar secara horisontal dan integrasi pasar secara vertikal. Analisa secara

horisontal digunakan urltuk melihat apakah mekanisme harga pada tingkatan

pasar yang sama (horisontal) berjalan serentak atau tidak, dimana alat yang

digunakan adalah korelasi harga antar harga pasar yang satu dengan harga pasar

yang lainnya. Sedangkan analisis secara vertikal digunakan untuk melihat

keadaan harga antar pasar dalam tingkatan lokal, kecamatan, kabupaten, bahkan

propinsi, atau harga antar pasar produsen dan pasar konsumen. Selain itu, analisa

Page 21: unud-153-2388305-bab ii

28

ini juga bisa digunakan untuk melihat kekuatan tawar-menawar antar petani

dengan lembaga perantara atau antara lembaga perantara dengan lembaga

perantara lainnya (Anindita, 2004).

2.5 Kinerja Pasar (Market Performance)

Kinerja pasar tidak dapat berdiri sendiri, namun munculnya merupakan

interaksi antara struktur pasar dan perilaku pasar.Kinerja pasar kadang disebut

juga sebagai kinerja pasar adalah rangkaian dari analisis SCP (Structure Conduc

Performance). Munculnya kinerja pasar tidak dapat berdiri sendiri, tetapi

pemunculannya merupakan interaksi antara struktur dan perilaku pasar (Martin,

1989). Jadi dapat dikatakan bahwa kinerja pasar sangat dipengaruhi oleh struktur

dan perilaku pasar yang ada.

Menurut Tibayan dan Romero (1983), kinerja pasar merupakan suatu

kriteria untuk mengetahui seberapa jauh proses pemasaran berjalan dan sampai

sejauh mana tujuan pemasarannya tercapai dengan baik. Untuk mengetahui

kinerja pasar ada beberapa kriteria yang digunakan, antara lain: (1) menghitung

margin pemasaran, share harga, share biaya dan share keuntungan antara lembaga

pemasaran, (2) menghitung tingkat pengembalian modal pada berbagai tingkat

lembaga pemasaran.

Kinerja pasar atau kinerja pasar adalah penilaian terhadap sumberdaya

ekonomi yaitu sampai seberapa jauh tindakan atau tingkah laku industri dipasar

menyimpang dari kemungkinan sumbangan terbaik yang dapat dicapai sesuai

dengan tujuan sosial ekonomi masyarakat yang relevan (Anindita, 2004).

Kinerja pasar dapat dilihat dari tingkat harga, keuntungan investasi dan

pengembangan produk. Kinerja atau kinerja tataniaga ini juga dapat diukur dari

bagian harga yang diterima petani, margin pemasaran dan susutnya produksi

Page 22: unud-153-2388305-bab ii

29

(Anonim, 1997). Sedangkan, menurut Saefuddin (1983) kinerja pasar dapat diukur

dari: (1) kemajuan teknologi yang digunakan, (2) efisiensi penggunaan sumber,

(3) perbaikan produk dan, (4) maksimisasi jasa.

Selanjutnya, menurut Sudiyono (2004 dikutip Sadguna 2010), mengatakan

bahwa kinerja pasar adalah hubungan struktur pasar dengan prilaku pasar dalam

kebijaksanaan harga dan suatu produk dan untuk memaksimumkan efisiensi

pemasaran produk pertanian di Negara yang sedang berkembang harus terpenuhi

beberapa kriteria yaitu: harus terdapat kemajuan teknologi, adanya orientasi untuk

perkembangan lembaga-lembaga pemasaran, adanyan peningkatan efisiensi

penggunaan sumber daya, adanya perbaikan kualitas produk dan maksimalisasi

jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin.

Keberadaan pasar (market performance) produk pertanian menurut

Anindita (2004) difasilitasi oleh sub-sistem lingkungan sesuai dengan empat

faktor daerah yang mempengaruhi kerja dari sistem tataniaga yaitu iklim, sosial

budaya, ekonomi atau tehnologi dan legal atau politik. Seluruh sub-sistem

berinteraksi dan saling ketergantungan satu dengan yang lain dalam suatu

lingkungan yang mereka jalankan.

2.6 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran merupakan alur yang dilakui oleh barang dan jasa dari

produsen lewat lembaga pemasaran sampai barang dan jasa tersebut sampai

kepada konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu

komoditi tergantung dari : (1) jarak antara produsen konsumen, (2) cepat tidaknya

produk rusak, (3) skala, (4) posisi keuangan produsen, (5) tingkat keuntungan dan,

(6) jumlah pembeli dari konsumen (Nitisemito, 1981).

Page 23: unud-153-2388305-bab ii

30

Saluran pemasaran terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan

semua kegiatan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen

ke konsumen. Diantara produsen dan konsumen ada sekelompok perantara yang

menyalurkan produk diantara meraka. Dimana saluran pemasaran adalah

organisasi-organisasi yang saling tergantung yang taercakup dalam proses yang

membuat produk maupun jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi

oleh konsumen. Perangkat ini yang menjadi alur lintas produk dari konsumen

untuk menuju ke konsumen tepat pada waktunya (Anindita, 2004).

Menurut Kottler (2006), ada dua strategi yang sering digunakan dalam

mengelola saluran pemasaran terutama pada penciptaan saluran pemasaran baru,

yaitu ada strategi dorong dan strategi tarik. Pemakaian strategi ini tergantung

keputusan perusahaan atau pebisnis terutama yang tergantung pada popularitas

produk dari suatu produsen.

2.7 Margin Pemasaran

Salah satu analisis yang paling sering dipakai pada studi pemasaran

adalah analisis marjin pemasaran. Hal ini disebabkan karena marjin pemasaran

dapat dipakai untuk lihat efisiensi pemasaran, dapat juga dipakai untuk melihat

besarnya perbedaan harga antara produsen dan konsumen. Atau dipakai juga

untuk melihat besarnya biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran ketika

mentransfer barang dari produsen sampai barang tersebut dapat diterima oleh

konsumen.

Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari

dua tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga

petani dan harga eceran (retail). Margin pemasaran merupakan selisih antara

harga di tingkat pengecer dengan harga produsen

Page 24: unud-153-2388305-bab ii

31

Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang

dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak

menunjukkan jumlah kuantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga

merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin keuntungan.

Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim

pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan

ini sama dengan konsep nilai tambah (value added). Pengertian ekonomi nilai

margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang

merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produk–produk

tersebut.

Menurut Tomek dan Robinson (1977), marjin pemasaran adalah

perbedaan harga antara harga yang dibayar oleh konsumen dengan harga yang

diterima oleh produsen. Di dalam marjin pemasaran terdapat dua komponen.

yakni :

1. Marketing cost, yaitu imbalan terhadap faktor yang dipakai di dalam proses

pemasaran yang terdiri dari upah, sewa, bunga dan laba.

2. Marketing charge, yaitu imbalan terhadap jasa yang diberikan oleh lembaga

pemasaran mulai dari pedagang pengumpul, pedagang besar, prosesor,

maupun pengecer.

Dalam proses pengaliran barang dari produsen ke konsumen, masing-

masing lembaga pemasaran mengeluarkan biaya pemasaran dan menarik

keuntungan sebagai balas jasa, maka jika petani produsen komoditi pertanian

mengharapkan untuk memperoleh harga yang lebih tinggi, dapat ditempuh cara,

yaitu :

1. Menaikkan harga eceran di tingkat konsumen dengan syarat biaya pemasaran

dan keuntungan adalah tetap.

Page 25: unud-153-2388305-bab ii

32

2. Menurunkan biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pelaku pemasaran

dipungut oleh masing-masing lembaga pemasaran, dengan syarat harga eceran

pada tingkat konsumen adalah tetap.

3. Harga di tingkat konsumen dan biaya pemasaran tetap, tetapi keuntungan

lembaga pelaku pemasaran diturunkan.

4. Harga di tingkat konsumen dan keuntungan lembaga pelaku pemasaran tetap,

tetapi biaya pemasaran diturunkan.

Tingginya marjin pemasaran bukanlah ukuran yang pasti bahwa kinerja

pasar adalah inefisien. Bila marjin pemasaran cukup besar, maka perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Digunakannya teknologi baru yang menyebabkan rendahnya biaya produksi,

sehingga marjin pemasaran yang telah tertentu nampak amat tinggi jika

dibandingkan dengan biaya produksi.

2. Sebagai akibat spesialisasi geografis dalam berproduksi menyebabkan

bertambah tingginya biaya pengangkutan (place utility), dan akibatnya marjin

pemasaran bertambah besar.

3. Meningkatnya kegunaan waktu (time utility) dalam produk pertanian yang

mengakibatkan adanya tambahan biaya untuk penyimpangan dan pengolahan.

4. Adanya kecenderungan konsumen, terutama di negara-negara maju untuk

mengkonsumsi komoditas dalam bentuk yang lebih siap atau instant (form

utility), sehingga mengakibatkan marjin pemasaran bertambah besar.

5. Tingginya upah buruh terutama dalam perdagangan eceran, dapat

jugameningkatkan nilai marjin pemasaran.

Dari yang telah diuraikan, temyata tingginya nilai marjin pemasaran

adalah sebagai akibat dari ditingkatkannya atau diperbaikinya kegunaan tempat,

kegunaan waktu dan bentuk dalam kegiatan pemasaran. Hal ini mencerminkan

jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen dan itu konsumen bersedia

membayarnya.

Page 26: unud-153-2388305-bab ii

33

2.8 Penelitian-penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai sistem pemasaran mencakup beberapa aspek dan

semakin kompleks dengan menggunakan SCP. Dalam kajian terhadap masing-

masing indikator dari struktur, perilaku dan kinerja pasar. Penelitian mengenai

SCP (Structure, Conduct, Performance) masih terbatas, tetapi yang berorientasi

kepada penelitian ini sebenarnya sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Struktur

pasar berpengaruh terhadap tingkah laku pasar, yang pada gilirannya juga akan

berpengaruh terhadap kinerja pasar.

Suharyanto, dkk (2005) melakukan analisis pemasaran dan tataniaga

anggur di Bali dimana dari hasil analisis finansial usahatani anggur di Kecamatan

Grogak memiliki prospek yang cukup baik dan cenderung meningkat setiap tahun.

Fungsi pemasaran yang dilakukan petani anggur adalah fungsi pertukaran, fungsi

fisik dan fungsi fasilitas. Derajad integrasi pasar di tingkat petani dan pasar

rendah. Struktur pasar mengarah pada pasar monopsoni. Pola pemasaran anggur

di Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng ada empat pola, yaitu:

1. Pola 1 : petani – tengkulak – pedagang pengumpul –pengecer – konsumen

2. Pola 2 : petani –pedagang pengumpul – pengecer – konsumen

3. Pola 3 : petani –pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer –

konsumen

4. Pola 4 : petani – pengecer – konsumen.

Arisena (2008) melakukan penelitian efisiensi pemasaran komoditas

cengkeh di Desa Busung biu, yang hasilnya terdapat tiga jenis saluran pemasaran

yaitu saluran satu (petani – pedagang penyotek – pedagang antar pulau), Saluran

dua (petani – pedagang penyotek – pedagang pengumpul - pedagang antar pulau)

dan saluran tiga (petani – pedagang pengumpul – pedagang antar pulau).

Page 27: unud-153-2388305-bab ii

34

Widyantara (1994), melakukan analisis pasar panili di Bali. Hasilnya

bahwa pasar panili di Bali tidak terintegrasi baik secara vertikal maupun secara

horisontal. Struktur pasar panili di Bali mengarah pada pasar monopsoni.

Penetapan harga di tingkat petani tergantung paad pembeli atau dalam hal ini

adalah para pedagang mengumpul, dasar pedagang pengumpul dalam menetapkan

harga sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh eksportir panili.

Selanjutnya, Setiawan (1997) menyatakan bahwa pasar rumput laut

mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna (imperpect market) yaitu pasar

oligopsoni. Elastisitas harga transmisi besarnya 0,958 ini berarti terjadi

perubahan. Harga jual di tingkat eksportir satu persen mengakibatkan, perubahan

harga jual di tingkat petani sebesar 0,958%. Hasil analisis harga jual di tingkat

petani memiliki keeratan hubungan, yaitu dengan nilai koefisien korelasi

(r) = 0,89 yang berarti pasar rumput laut belum terintegrasi secara sempurna. Hal

ini berakibat pada share yang diterima petani menjadi lebih kecil.

Hal serupa dilakukan juga oleh Nazari (1996) yang menganalisis efisiensi

pemasaran karet di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan, dengan secara

deskriptif. Hasilnya adalah struktur pasar tidak bersaing sempurna dan

cenderung mengarah pada bentuk pasar monopsoni. Perilaku pasar kurang

mendukung efisiensi pemasaran, karena: (1) proses penentuan harga karet tidak

transparan, sistem penilaian kadar karet kurang objektif, (2) kebijaksanaan harga

tidak mendorong adanya perbaikan mutu atau grading dan standarisasi komoditas

dan (3) adanya kolusi antar pedagang dan kolusi antar pedagang dengan jasar

angkutan. Sedangkan kinerja pasar sebagai konsekuensi dari struktur dan perilaku

pasar yang terjadi tercermin dari : (1) penerapan kemajuan teknologi masih

rendah baik di tingkat petani maupun di tingkat pedagang, pola produksi tidak

Page 28: unud-153-2388305-bab ii

35

berorientasi kepada konsumen, (2) orientasi untuk pengembangan lembaga

pemasaran masih rendah, (3) efisiensi penggunaan sumberdaya di tingkat petani

maupun di tingkat pedagang masih rendah, dan (4) usaha perbaikan produk dan

maksimalisasi jasa baik tingkat petani maupun di tingkat pedagang masih rendah.

Tukon, dkk (2000) yang melakukan penelitian tentang pemasaran kayu

dari lahan petani di Propinsi Lampung jalur pemasaran kayu yang dilakukan

petani ada enam jalur, yaitu : jalur 1 (petani – konsumen akhir); jalur 2 (petani –

penebang – rumah tangga); jalur 3 (petani – penebang – pedagang pembuat

perabotan); jalur 4 (petani – penggergajian – pedagang kayu- konsumen akhir dan

pedagang pembuat perabotan); jalur 5 (petani – penebang – pedagang kayu -

konsumen akhir dan pedagang pembuat perabotan); jalur 6 (petani – pedagang

kayu di Jakarta). Sedangkan jalur pemasaran kayu dari jalur HTI (Hutan Tanaman

Industri) adalah produsen (HTI) – pedagang pengolahan kayu. Analisis

penyebaran margin menunjukkan penerimaan petani pada jalur 1(petani –

konsumen akhir) yang paling besar.

Bila dilihat dari sisi sosial, Uhenri Haris, dkk dalam penelitiannya yang

berjudul “Analisis Ekonomi Kelembagaan Tataniaga Bahan Olah Karet Rakyat”

(1998) dengan pokok bahasan tentang “Peranan Karakteristik Petani Karet dalam

Penentuan Pilihan Kelembagaan” menyatakan hal yang berbeda, bahwasanya

besarnya petani memilih kelembagaan lelang dibandingkan dengan kelembagaan

tradisional dipengaruhi secara nyata dengan arah negatif oleh pengalaman usaha

tani karet dan jumlah anggota keluarga petani. Peubah jumlah anggota keluarga

petani memiliki elastisitas respon yang bersifat elastis. Sementara perbandingan

peluang pilihan kelembagaan kemitraan terhadap kelembagaan tradisional

Page 29: unud-153-2388305-bab ii

36

dipengaruhi secara nyata dengan arah negatif oleh Peubah pendapatan total dalam

keluarga memiliki elastisitas yang bersifat elastis.

Bila dilihat dari kinerja pasar (saluran pemasaran), maka Tibayan dan

Romero (1983) menyatakan bahwasanya kinerja pasar adalah sebuah penilaian

tentang seberapa baik proses pemasaran berjalan dan apakah tujuan pemasaran

dalam proses tersebut tercapai. Hasil penelitiannya yang berjudul “Market

Structure, Conduct and Performance of Copra Marketing System in Selected

Towns of Bicol Region” mengungkapkan hal sebagai berikut:

1. Besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang kecil sebesar 34%,

pedagang pengumpul sebesar 34% dan pedagang besar 32% dari total biaya

pemasaran.

2. Beberapa macam saluran pemasaran didaerah tersebut, yaitu :

(1) Produsen → pedagang kecil → pedagang pengumpul → pedagang besar →

industri minyak.

(2) Produsen → pedagang pengumpul → pedagang besar → industri minyak.

(3) Produsen → pedagang kecil → pedagang besar → industri minyak.

(4) Produsen → pedagang kecil → industri minyak

(5) Produsen → pedagang pengumpul → industri minyak

3. Marjin pemasaran terbesar terdapat pada saluran pemasaran terpanjang yaitu

sebesar 90,4 pesos/100kgs. Pendapatan tertinggi diterima oleh pedagang besar

yaitu 42% dari total pendapatan lembaga perantara.

4. Biaya pemasaran pada tingkat pedagang kecil berkisar antara 3% sampai 33%

dari total biaya yang dikeluarkan, sedangkan pedagang pengumpul 3% sampai

29%, dan pedagang besar berkisar 2% sampai 31%.

Page 30: unud-153-2388305-bab ii

37

5. Tingkat pengembalian modal tertinggi diterima oleh pedagang pengumpul

yaitu sebesar 18,6%, pedagang kecil 2,8% dan pedagang besar 3,6%.

Penelitian Isdjo dkk (1999) tentang usahatani, kelembagaan dan

pemasaran anggur Madura menyatakan bahwa : (1) dalam pelaksanaan pemasaran

produknya, petani berhadapan dengan tengkulak “bandol”, pengepul dan gudang

pembelian yang merupakan perwakilan dari pabrik wine tertentu, (2) harga anggur

Madura ditentukan secara sepihak oleh pembeli karena standar mutu yang

diadakan oleh Lembaga Anggur tidak beroperasi secara efektif, (3) karena skala

usahatani yang sempit, sehingga produk yang dihasilkan sedikit dan ditambah

dengan kondisi ekonomi yang lemah dapat mengakibatkan “bargaining position”

petani menjadi lemah, (4) faktor ekonomi dan tidak adanya informasi pasar yang

pasti membuat posisi tawar ditingkat petani menjadi lemah, (5) pasarnya

mengarah pada oligopsoni.

Ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu, maka pada umumnya struktur

pasar untuk produk-produk pertanian mengarah pada pasar persaingan tidak

sempurna (Imperfect Market) dan umumnya bersifat oligopsoni. Secara ekonomis,

sistem pemasaran yang dilakukan petani kurang menguntungkan di pihak petani,

karena harga yang diterima petani masih rendah akibat panjangnya saluran

pemasaran, kurangnya informasi pasar, tidak ada standar kualitas produk dan

perlindungan harga, serta kondisi sosial ekonomi petani yang masih rendah.

Saluran pemasaran yang berbeda akan memberikan bagian harga dan

margin pemasaran yang berbeda pula. Semakin banyak lembaga pemasaran yang

terlibat, maka akan semakin kecil bagian harga yang diterima petani. Faktor-

faktor yang mempengaruhi harga komoditi di tingkat petani pada umumnya tidak

Page 31: unud-153-2388305-bab ii

38

banyak dipengaruhi oleh biaya produksi dimana hal ini mencerminkan posisi

bergaining power petani lemah.

Anggur sebagai bahan baku industri wine dalam pelaksanaan

pemasarannya terutama dalam hal harga dan kualitasnya banyak ditentukan oleh

sepihak oleh konsumennya (pabrik wine) yang mempunyai posisi lebih kuat

posisinya. Jumlah pembeli anggur lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan

petani yang menghasilkan anggur, hal ini juga menjadi penyebab petani anggur

tidak memiliki daya tawar yang kuat. Banyaknya masalah yang dihadapi petani

anggur, membuat penelitian pemasaran anggur ini penting untuk dilakukan.