pengaruh availability of money and time, hedonic...

131
PENGARUH AVAILABILITY OF MONEY AND TIME, HEDONIC SHOPPING VALUE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP PERILAKU IMPULSE BUYING PELANGGAN TRANSMART CARREFOUR CILANDAK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Muhammad Iqbal Fattrah NIM: 1113081000019 JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: vuongque

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

PENGARUH AVAILABILITY OF MONEY AND TIME, HEDONIC

SHOPPING VALUE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP

PERILAKU IMPULSE BUYING PELANGGAN TRANSMART

CARREFOUR CILANDAK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Iqbal Fattrah

NIM: 1113081000019

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

ii

PENGARUH AVAILABILITY OF MONEY AND TIME, HEDONIC

SHOPPING VALUE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP

PERILAKU IMPULSE BUYING PELANGGAN TRANSMART

CARREFOUR CILANDAK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Iqbal Fattrah

NIM: 1113081000019

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Leiz Suzanawaty, SE., M.Si.

NIP: 19720809 200501 2 004

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Pada hari Kamis, 13 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Iqbal Fattrah

2. NIM : 1113081000019

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Availability of Money and Time, Hedonic Shopping

Value, dan Store Atmosphere Terhadap Perilaku Impulse Buying

Pelanggan Transmart Cilandak”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 April 2017

1. Ela Patriana, Ir., MM (______________________)

NIP: 19690528 200801 2 010 Penguji I

2. Drs. Slamet Riyadi, MM (______________________)

NIP: 150 039 085 Penguji II

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Pada hari Selasa, 22 Agustus 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Iqbal Fattrah

2. NIM : 1113081000019

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Availability of Money and Time, Hedonic Shopping

Value, dan Store Atmosphere Terhadap Perilaku Impulse Buying

Pelanggan Transmart Cilandak”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Agustus 2017

3. Ela Patriana, Ir., MM (______________________)

NIP: 19690528 200801 2 010 Ketua

4. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si (______________________)

NIP: 19720809 200501 2 004 Sekretaris

5. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM (______________________)

NIP: 19780307 2001 01 2 003 Penguji Ahli

6. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si (______________________)

NIP: 19720809 200501 2 004 Pembimbing I

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Iqbal Fattrah

NIM : 1113081000019

Jurusan : Manajemen (Pemasaran)

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 1 Agustus 2017

Yang Menyatakan

Muhammad Iqbal Fattrah

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Muhammad Iqbal Fattrah

2. Tempat Tanggal Lahir : Medan, 18 Maret 1995

3. Alamat : Jalan Tunas Jaya Perum Tunas Jaya Residence

Blok D No. 8, Tangkerang Timur, Tenayan Raya,

Pekanbaru, Riau.

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Yudi Praptoyo

6. Nama Ibu : Sri Hayati

7. Nomor Telepon : 0812-8313-8626

8. Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. 2001-2007 : SDN 107415 Batang Kuis

2. 2007-2010 : MTS Darul Ilmi Batang Kuis

3. 2010-2013 : MAN 1 Pekanbaru

4. 2013-2017 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

C. Pengalaman Organisasi

1. 2007-2009 : Ketua OSIS MTS Darul Ilmi

2. 2010-2011 : Anggota PMR MAN 1 Pekanbaru

3. 2011-2012 : Ketua PMR MAN 1 Pekanbaru

4. 2011-2012 : Anggota OSIS MAN 1 Pekanbaru

vii

5. 2013-2015 : Divisi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa

Jurusan (HMJ) Manajemen Universitas Islam

Negeri Syarih Hidayatullah Jakarta

6. 2013-2015 : Kepala Bidang III Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ) Manajemen Universitas Islam Negeri

Syarih Hidayatullah Jakarta

viii

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of availability of money and time,

hedonic shopping value, and store atmosphere towards impulse buying behavior of

customer Transmart Carrefour Cilandak. Data source is the research primary data

from the customer Transmart Carrefour Cilandak. The data collection in this study

uses insidental sampling with 60 respondents customer Transmart Carrefour

Cilandak. Data was analyzed using multiple linier regression. The result of this

research showed that: (1) availability of money and time has significantly influence

to impulse buying behavior of customer Transmart Carrefour Cilandak. (2) hedonic

shopping value has significantly influence to impulse buying behavior of customer

Transmart Carrefour Cilandak. (3) store atmosphere has significantly influence to

impulse buying behavior of customer Transmart Carrefour Cilandak. (4)

availability of money and time, hedonic shopping value, and store atmosphere has

significantly influence to impulse buying behavior of customer Transmart

Carrefour Cilandak.

Keywords: availability of money and time, hedonic shopping value, store

atmosphere, impulse buying

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh availability of money

and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse

buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak. Sumber data penelitian ini

merupakan data primer yang berasal dari sampel yaitu pelanggan Transmart

Carrefour Cilandak. Pengumpulan data dilakukan menggunakan insidental

sampling dengan menyebarkan kepada 60 responden pelanggan Transmart

Carrefour Cilandak. Data telah diolah menggunakan uji regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) availability of money and time

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse buying pelanggan

Transmart Carrefour Cilandak. (2) hedonic shopping value berpengaruh secara

signifikan terhadap perilaku impulse buying pelanggan Transmart Carrefour

Cilandak. (3) store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku

impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak. (4) availability of money

and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere berpengaruh secara

signifikan terhadap perilaku impulse buying pelanggan Transmart Carrefour

Cilandak.

Kata kunci: availability of money and time, hedonic shopping value, store

atmosphere, impulse buying

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan

rahmat, nikmat, dan serta karunia-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh

Availability of Money and Time, Hedonic Shopping Value, dan Store Atmosphere

Terhadap Perilaku Impulse Buying Pelanggan Transmart Carrefour Cilandak” dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

bimbingan, petunjuk, serta saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak dan ibu saya yang tercinta Yudi Praptoyo dan Sri Hayati yang telah

membesarkan, mendidik, dan menyayangi saya sepenuh hati. Yang tak lelah

berjuang memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Yang selau

mendoakan saya tanpa henti, dan tak pernah lelah memotivasi, mengingatkan

serta mendukung saya baik secara moril maupun materil. Yang selalu ada tanpa

kenal waktu, yang selalu menegur jika saya mulai lupa maupun lalai, yang

selalu meluruskan jalan saya dikala saya mulai kehilangan arah. Karena kerja

keras dan usaha mereka sehingga saya bisa mengecap pendidikan hingga

sarjana.

xi

2. Adik saya Ajeng Prasyuri yang selalu memberikan motivasi tanpa lelah kepada

saya untuk selalu rajin mengerjakan skripsi dan menegur saya ketika saya mulai

malas mengerjakannya.

3. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Ela Patriana, Ir., MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Leiz Susanawaty, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi, terima

kasih telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing saya,

yang telah bersedia memberikan motivasi, tambahan ilmu, arahan dan solusi

dari setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA, selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama masa

perkuliahan.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan dan membantu

penulis.

9. Teman-teman seperjuangan Manajemen 2013, yang telah memberikan

semangat kepada penulis di kampus. Terutama; Ari, Alman, Ali, Burhan,

Danang, Deni, Dicky, Dimas, Dzul, Elvan, Ero, Faiz, Gifari, Hafiz, Ilham, Irfan,

xii

Ikhlas, Kate, Kemal, Kevin, Lutfhi, Pandi, Ralenta, Rizki, Rofiq, Sandi, Debby,

Dewi, Cucu, Firly, Farah, Gita, Indi, Irma, Kumi, Merry, Maya, Melani, Laras,

Lian, Lita, Shintya, Tiara, Tika, Winda. Dan juga kepada Konsentrasi

Pemasaran yang telah membantu, mendukung, saling bertukar ilmu dan

senantiasa berjuang bersama.

10. Teman-teman MAN 1 Pekanbaru Angkatan 33 yang selalu memotivasi penulis,

terima kasih untuk selalu mengingatkan dan memotivasi penulis agar selalu

rajin untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terutama; Askana, Ayu,

Khaidarsyah, Memed, Raziq, Reza, Sanny, Trio.

11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu kebahagian

telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih

banyak.

Akhir kata, penulis memahami bahwasanya tak ada satupun di dunia ini yang

sempurna, tak terkecuali skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada

pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan koreksi

pada skripsi ini dan diadakan perbaikan untuk penulis berikutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 Agustus 2017

Yang Menyatakan

Muhammad Iqbal Fattrah

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................. 10

1. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10

2. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12

A. Landasan Teori ........................................................................................... 12

1. Pemasaran Ritel ............................................................................................... 12

a. Definisi Ritel ............................................................................................... 12

b. Jenis Ritel .................................................................................................... 13

2. Availability of Money and Time .................................................................... 18

a. Availability of Money ................................................................................. 19

b. Availability of Time .................................................................................... 19

3. Hedonic Shopping Value................................................................................ 20

a. Definisi Hedonic Shopping Value ............................................................ 20

xiv

b. Dimensi Hedonic Shopping Value ........................................................... 21

4. Store Atmosphere ............................................................................................ 22

a. Definisi Store Atmosphere ........................................................................ 22

b. Elemen Store Atmosphere ......................................................................... 23

5. Impulse Buying ................................................................................................ 25

a. Definisi Impulse Buying ............................................................................ 25

b. Tipe-Tipe Impulse Buying ......................................................................... 27

c. Karakteristik Impulse Buying .................................................................... 28

6. Hubungan Antar Variabel .............................................................................. 29

a. Hubungan antara Availability of Money and Time dengan Impulse

Buying .......................................................................................................... 29

b. Hubungan antara Hedonic Shopping Value dengan Impulse Buying .. 30

c. Hubungan antara Store Atmosphere dengan Impulse Buying ............... 30

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 31

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 35

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 38

1. Wilayah dan Waktu Penelitian ...................................................................... 38

2. Variabel Penelitian .......................................................................................... 38

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 38

1. Populasi ............................................................................................................ 38

2. Sampel .............................................................................................................. 39

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 40

1. Data Primer ...................................................................................................... 40

2. Data Sekunder ................................................................................................. 41

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 42

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................................................. 42

a. Uji Validitas ................................................................................................ 42

b. Uji Reliabilitas ............................................................................................ 43

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 43

a. Uji Normalitas ............................................................................................. 44

xv

b. Uji Multikolonieritas .................................................................................. 45

c. Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 46

3. Uji Hipotesis .................................................................................................... 47

a. Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial)............................................ 47

b. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan) ...................................... 48

4. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................. 48

5. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 49

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 52

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 52

B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden .................................................. 53

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 53

2. Responden Berdasarkan Usia ........................................................................ 54

3. Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................................................... 54

4. Responden Berdasarkan Pendidikan ............................................................ 55

5. Responden Berdasarkan Pendapatan ............................................................ 56

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 56

1. Hasil Uji Validitas .......................................................................................... 57

2. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................... 59

D. Pembahasan Analisis Deskriptif ................................................................ 60

1. Availability of Money and Time (X1) ........................................................... 60

2. Hedonic Shopping Value (X2) ...................................................................... 61

3. Store Atmosphere (X3) ................................................................................... 63

4. Impulse Buying (Y) ......................................................................................... 64

E. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 65

1. Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 65

2. Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................................ 67

3. Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................................... 69

F. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 71

1. Hasil Uji t ......................................................................................................... 71

2. Hasil Uji F ........................................................................................................ 75

G. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................................. 77

xvi

H. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 80

A. Kesimpulan ................................................................................................ 80

1. Pengaruh variabel availability of money and time terhadap perilaku

impulse buying ................................................................................................. 80

2. Pengaruh variabel hedonic shopping value terhadap perilaku impulse

buying. .............................................................................................................. 80

3. Pengaruh variabel store atmosphere terhadap perilaku impulse buying. 81

4. Pengaruh secara simultan antara variabel availability of money and time,

hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse

buying. .............................................................................................................. 81

B. Saran ........................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86

LAMPIRAN ......................................................................................................... 90

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Lima Negara Dengan Pertumbuhan Ritel Terbesar Di Dunia ................ 2

Tabel 1.2 Perilaku Impulse Buying Secara Nasional .............................................. 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 32

Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................................... 41

Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Penelitian ................................................. 50

Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 53

Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................... 54

Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan........................................... 54

Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan ........................................ 55

Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan ........................................ 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 59

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Availability of Money and

Time ...................................................................................................... 60

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hedonic Shopping Value ... 62

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere ............. 63

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying ................ 64

Tabel 4.12 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov .......................................................... 67

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................. 68

Tabel 4.14 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Statistik ...................................... 70

Tabel 4.15 Hasil Uji t ............................................................................................ 71

Tabel 4.16 Tabel t statistika .................................................................................. 72

Tabel 4.17 Hasil Uji F ........................................................................................... 76

Tabel 4.18 Tabel F statistika ................................................................................. 76

Tabel 4.19 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 77

Tabel 4.20 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 79

xviii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

Gambar 1.1 Perilaku Belanja Konsumen di Toko Ritel Modern ............................ 5

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................. 35

Gambar 4.1 Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas ...................................... 66

Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Grafik Scatterplot..................... 69

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, kegiatan belanja sebagai salah satu bentuk konsumsi telah

mengalami pergeseran fungsi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh

Rasimin (2008) bahwa dulu berbelanja hanya dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, tetapi saat ini belanja juga sudah menjadi gaya hidup. Selain itu,

orang membutuhkan hal tersebut untuk memuaskan emosionalnya. Perilaku untuk

memuaskan emosional inilah yang menjadikan pergeseran perilaku pada

konsumen. Pola belanja di Indonesia saat ini berubah dan berkembang sebagai

sebuah cerminan gaya hidup yang lebih modern dan lebih berorientasi rekreasi yang

mementingkan aspek kesenangan, kenikmatan, dan hiburan saat berbelanja.

Dengan adanya fenomena ini, masyarakat yang awalnya dapat memenuhi

semua kebutuhannya di pasar tradisional kini mulai beralih ke pasar modern dengan

alasan untuk memenuhi serta memuaskan seluruh kebutuhan emosionalnya (Putri

dan Edwar, 2015). Hal ini ditandai dengan keberadaan pasar tradisional yang mulai

tergeser oleh perkembangan bisnis ritel yang semakin pesat. Ritel adalah satu

perangkat unit aktivitas yang menambahkan nilai tambah pada suatu produk dan

layanan yang dijual kepada konsumen untuk penggunaan pribadi maupun keluarga

(Levy, et al., 2015).

Dengan keluarnya Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah

mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing (PMA)

di Indonesia, pertumbuhan gerai ritel terjadi begitu pesat dalam kurun waktu empat

2

tahun terakhir (2012-2015). Pada akhir tahun 2015 tercatat sebanyak 24.659 jumlah

gerai minimarket, 395 gerai supermarket, dan 262 gerai hypermarket tersebar di

seluruh Indonesia. Angka ini menggambarkan terjadinya persaingan pada gerai ritel

modern (Prasetya dan Rahardjo, 2016). Presiden Director PT Aeon Credit Service

Indonesia, Hisao Sakano, kepada Tribunnews, Minggu (15/6/2012), mengatakan

Indonesia menjadi surga bagi para pelaku industri ritel, tak terkecuali pemain ritel

dunia. Apalagi dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 256 juta jiwa dengan

capaian gross domestic product (GDP) mencapai Rp 4.000 triliun juga merupakan

alasannya. Terbukti dari pencapaian Indonesia pada tahun 2016 menempati

peringkat kelima pertumbuhan ritel paling besar di dunia. Perusahaan Konsultan

Global, A.T. Kearney, kepada BeritaSatu, Selasa (7/6/2016), mengatakan bahwa

Indonesia dengan populasi 256 juta jiwa memiliki total penjualan ritel US$ 324

miliar dengan rata-rata pertumbuhan (2013-2015) sebesar 2,3 persen. Yang

menempatkan Indonesia peringkat kelima ritel paling potensial di dunia.

Tabel 1.1

Lima Negara Dengan Pertumbuhan Ritel Terbesar Di Dunia

Negara Skor GDRI Total Penjualan Ritel

China 72,5 US$ 3.046 miliar

India 71 US$ 1.009 miliar

Malaysia 59,6 US$ 930 miliar

Kazakhstan 56,5 US$ 480 miliar

Indonesia 55,6 US$ 324 miliar

Sumber: Perusahaan Konsultan Global, A. T. Kearney (2016)

Perkembangan usaha ritel modern yang semakin maju ini ditangkap oleh PT.

Trans Retail Indonesia yang sebelumnya PT. Carrefour Indonesia dengan

mendirikan Transmart Carrefour sebagai destinasi baru kebutuhan berbelanja yang

3

hadir dengan konsep baru dan lebih modern dalam berbelanja dengan

menggabungkan hypermarket, entertaintment serta food & fashion dalam satu

kawasan terintegrasi. Kenyamanan area seluas 13.000 m2 menyediakan produk

berkualitas tinggi serta area yang didesain sedemikian menarik diantaranya Fresh

Market, Mom & Baby, Health & Beauty, All Sport & Electronic Pro. Konsumen

akan mendapatkan pengalaman berbelanja yang nyaman, mudah, dan lengkap.

Dilengkapi pula dengan arena permainan dan hiburan sebagai sarana tambahan

yang disediakan oleh Transmart Carrefour. (http://www.carrefour.co.id/)

Perkembangan ritel di Indonesia yang tinggi menjadikannya target pasar yang

sangat potensial dalam mengembangkan berbagai jenis produk untuk dipasarkan,

baik dari perusahaan lokal maupun internasional. Agar dapat mencapai kesuksesan,

perusahaan ritel harus mempelajari perilaku konsumen Indonesia. Menurut

Dahmiri, et al., (2015) sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter

unplanned/tidak terencana. Mereka biasanya bertindak last minute. Jika berbelanja,

mereka sering menjadi impulse buyer. Irawan kepada Marketing.co.id, Jumat,

(13/10/2016), mengatakan bahwa konsumen Indonesia memiliki dua belas karakter

unik, yaitu religius, suka bersosialisasi, memiliki pikiran jangka pendek, tidak

terencana, adaktif dengan teknologi, suka ikut-ikutan, kurang peduli lingkungan,

suka pamer, gengsi, menyukai produk luar negeri, kuatnya budaya lokal, dan

mementingkan konteks dibandingkan konten.

Salah satu dari ciri dari konsumen Indonesia yang sangat umum adalah

unplanned purchase. Unplanned purchase atau biasa disebut dengan impulse

buying adalah perilaku keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen pada

4

saat itu juga setelah melihat suatu produk di dalam toko (Levy, et al., 2015).

Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu.

Keinginan untuk membeli sering kali muncul secara tiba-tiba ketika berada di toko.

Perusahaan Frontier Consulting Group, kepada Marketing.co.id, Jumat

(14/2/2012), mengatakan bahwa proses pembelian secara impulse buying atau

pembelian yang tidak direncanakan di Indonesia relatif sangat tinggi. Dibandingkan

dengan konsumen di Amerika, konsumen Indonesia memiliki proses pembelian

impulsif sekitar 15 persen hingga 20 persen lebih tinggi.

Tabel 1.2

Perilaku Impulse Buying Secara Nasional

No. Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Membeli dengan rencana 15% 13% 11% 9% 7% 5%

2 Membeli tanpa rencana 10% 12% 14% 17% 18% 21%

Sumber: The Nielsen Company Indonesia, 2011

Associate Director Retailer Service Nielsen, Febby Ramaun kepada

Tempo.co, Selasa (21/6/2011), menyatakan bahwa saat ini pembelanja di Indonesia

menjadi semakin impulsif. Pada tahun 2006 (tabel 1.2), 15% dari pembelanja

mengatakan bahwa mereka merencanakan apa yang akan mereka beli dan tidak

pernah membeli barang tambahan, tapi pada tahun 2011 hanya 5% yang

mengatakan merencanakan apa yang akan dibeli. Pembelanja pada tahun 2011

menjadi lebih impulsif dengan data 21% mengatakan bahwa mereka tidak pernah

merencanakan apa yang mereka ingin beli, naik 11% dari data tahun 2006.

5

Konsumen saat ini menjadi lebih impulsif karena adanya berbagai faktor.

Salah satunya yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menurut Ma’ruf (2006)

dengan ditopang oleh basis konsumen dan daya beli yang kuat membuat konsep

pola belanja di Indonesia saat ini berubah dan berkembang sebagai sebuah cerminan

gaya hidup yang lebih modern dan lebih berorientasi rekreasi yang mementingkan

aspek kesenangan, kenikmatan, dan hiburan saat berbelanja. Asosiasi Pengusaha

Ritel Indonesia (Aprindo), kepada Kompas, Rabu (28/12/2016) mengatakan bahwa

pada tahun 2016, terjadi peningkatan penjualan sekitar 10 persen pada industri ritel

nasional. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan perbaikan perekonomian Indonesia

pada tahun ini.

Gambar 1.1

Perilaku Belanja Konsumen di Toko Ritel Modern

Sumber: The Nielsen Company Indonesia, 2009

15 15 17 15

61 59

6867

13 16

89

10 11 7 9

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Total Jakarta Bandung Surabaya

saya biasanya tak pernahmerencanakan apa yang inginsaya beli sebelum berbelanja

saya biasanya merencanakan apayang ingin saya beli tetapi selalumembeli item tambahan

saya biasanya merencanakan apayang ingin saya beli tapiterkadang membeli itemtambahan

saya biasanya merencanakan apayang ingin saya beli dan takpernah membeli item tambahan

6

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen (2009) di beberapa kota

besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, ternyata perilaku

konsumen Indonesia biasanya lebih menyukai merencanakan apa yang ingin dibeli

tetapi terkadang membeli item tambahan. Terlihat dari total 61% konsumen

biasanya memang merencanakan membeli tapi terkadang membeli item tambahan

sehingga mereka datang ke ritel. Dan jumlah konsumen yang melakukan pembelian

sesuai dengan rencana dan tidak terdorong untuk membeli produk tambahan hanya

15%. (Impulse buying: tantangan baru pemilik merek, 2009).

Adanya fenomena impulse buying ini nantinya tentu akan memberikan

dampak positif bagi para pelaku ritel. Dampak positifnya adalah pelaku ritel akan

mendapatkan keuntungan yang tinggi dari peningkatan jumlah volume penjualan

yang meningkat pada setiap toko ritel di setiap bulannya. Oleh karena itu, sangat

penting bagi pelaku ritel untuk mendapatkan serta mengumpulkan informasi dalam

menentukan strategi bersaing yang harus dilakukan terhadap perilaku pembelian

impulsif.

Ünsalan (2016) menyatakan dalam jurnal nya yang berjudul “Stimulating

Factors of Impulse Buying Behavior: A Literature Review”, bahwa banyak faktor

yang menyebabkan impulse buying terjadi, impulse buying dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain, faktor eksternal yang meliputi store environment,

product characteristics, dan promotional activities, lalu terdapat faktor internal

yang meliputi consumer characteristics dan culture, dan terdapat juga faktor

situasional yang meliputi time, money, the presence of others, dan in-store

browsing.

7

Salah satu faktor yang dikatakan menjadi pemicu terjadinya impulse buying

adalah availability of money and time, penelitian yang dilakukan oleh Beatty dan

Ferrel (1998) yang berjudul “Impulse Buying: Modeling Its Percusors”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa availability of money and time secara signifikan

mempengaruhi impulse buying. Availability of money and time memiliki peran

penting dalam terjadinya proses impulse buying dikarenakan availability of money

and time mampu mempengaruhi perasaan positif dan berpengaruh langsung

terhadap impulse buying. Hal ini juga dikuatkan pada penelitian lainnya yang

dilakukan oleh Sherilou, et al., (2012) yang mengatakan availability of money and

time mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kekuatan impulse buying.

Jika konsumen tidak memiliki uang dan waktu, mereka tentu akan menghindari

kegiatan berbelanja. Hal senada juga disampaikan dalam penelitian yang dilakukan

oleh Dholakia (2000) dalam Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul

“Temptation and Resistance: An Integrated Model of Consumption Impulse

Information and Enactment” menyatakan bahwa konsumen dengan keuangan yang

bagus dan dengan waktu senggang akan lebih memungkinkan membeli secara

impulsif, oleh karena itu availability of money and time memiliki pengaruh yang

signifikan dalam impulse buying.

Faktor pendorong lain terjadinya impulse buying berasal dari diri konsumen

sendiri, salah satunya adalah hedonic shopping value. Menurut Semuel (2005)

dalam Prasetya dan Rahardjo (2016) hedonic shopping value adalah suatu

instrumen yang menyajikan secara langsung manfaat dari suatu pengalaman dalam

melakukan kegiatan belanja yang dilakukan oleh konsumen, seperti kesenangan

8

dan hal-hal baru. Penelitian yang dilakukan oleh Yu dan Bastin (2010) yang

berjudul “Hedonic Shopping Value And Impulse Buying Behavior In Transitional

Economies: A Symbiosis In The Mainland China Marketplace” menyatakan bahwa

hedonic shopping value memainkan peran penting untuk menuntun konsumen

melakukan perilaku impulse buying terlebih terhadap pembelanja hedonis yang

lebih mengutamakan pengalaman dan kesenangan saat berbelanja. Menurut Park et

al., (2006) dalam Darma dan Japarianto (2014), menyatakan hedonic shopping

value memainkan peranan penting dalam impulse buying. Oleh karena itu, sering

kali konsumen melakukan perilaku impulse buying ketika didorong oleh keinginan

hedonis atau sebab lain di luar alasan ekonomi, seperti karena rasa senang, fantasi,

sosial, atau pengaruh emosional.

Faktor dari dalam perusahaan juga tak kalah penting dalam menciptakan

impulse buying pada konsumen. Sulek dan Hensley (2004) dalam Kurniawan dan

Kunto (2013) menyatakan bahwa store atmosphere dari sebuah tempat atau lokasi

merupakan faktor yang berpengaruh penting terhadap keseluruhan pengalaman

yang didapatkan dari lokasi yang bersangkutan. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh oleh Katelijn et al., (2008) dalam Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul

“Retail Design: Exploring Lighting for Creating Experiences that Influences

Consumers Mood and Behaviour in Retail Space” dinyatakan bahwa elemen-lemen

store atmosphere memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse

buying konsumen. Rasheed, et al., (2016) juga mengatakan bahwa store

atmosphere dan impulse buying memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi

perilaku pembelian konsumen dan menyakinkan konsumen untuk melakukan

9

pembelian. Store atmosphere bahkan lebih penting dalam pengambilan keputusan

pembelian dibandingkan produk yang dijual itu sendiri.

Mengingat perilaku impulse buying sangat memberikan manfaat bagi pelaku

ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor situasional, internal serta

eksternal yang meliputi availability of money and time, hedonic shopping value,

serta store atmosphere pelanggan Hypermarket Transmart Carrefour Cilandak.

Ketiga jenis variabel itulah yang menjadi objek peneliti dalam melakukan

penelitian.

Berdasarkan argumentasi yang disajikan di atas, maka judul penelitian ini

adalah “Pengaruh Availability of Money and Time, Hedonic Shopping Value, Serta

Store Atmosphere Terhadap Perilaku Impulse Buying Pelanggan Transmart

Carrefour Cilandak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan informasi mengenai latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara availability of money and time terhadap

impulse buying?

2. Apakah terdapat pengaruh antara hedonic shopping value terhadap impulse

buying?

3. Apakah terdapat pengaruh antara store atmosphere terhadap impulse

buying?

10

4. Apakah terdapat pengaruh antara availability of money and time, hedonic

shopping value, serta store atmosphere terhadap impulse buying?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas,

maka ada beberapa tujuan penelitian ini dilakukan, antara lain:

a. Untuk mengetahui pengaruh availability of money and time terhadap

impulse buying.

b. Untuk mengetahui pengaruh hedonic shopping value terhadap impulse

buying.

c. Untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying.

d. Untuk mengetahui pengaruh availability of money and time, hedonic

shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse buying.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari dilakukannya

penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh

selama menempuh perkuliahan dan juga untuk menambah pengetahuan

serta wawasan secara praktis tentang dunia kerja dalam bidang ritel dan

perilaku konsumen, serta melatih keterampilan teknis penulis dalam

menganalisa suatu masalah.

11

b. Bagi Perusahaan

1) Membantu perusahaan dalam mengetahui hal-hal yang

mempengaruhi impulse buying.

2) Membuat kebijakan untuk menstimuli konsumen agar dapat

melakukan impulse buying.

c. Bagi Akademisi

Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan, sebagai referensi

dan sebagai bahan pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa apabila

terdapat pelajaran yang berkaitan dengan availability of money and time,

hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse buying.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pemasaran Ritel

a. Definisi Ritel

Ritel didefinisikan sebagai semua kegiatan yang terkait dengan

aktivitas penjualan ataupun distribusi barang dan jasa secara langsung

kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan

penggunaan bisnis (Utami, 2008). Hal senada juga diungkapkan oleh

Kotler dan Keller (2012) yang menyatakan ritel adalah seluruh aktivitas

menjual produk dan jasa langsung kepada konsumen akhir, untuk

keperluan pribadi bukan bisnis.

Adapun ritel dalam arti lain disebutkan sebagai “A set of business

activities that adds value to the products and services sold to consumers

for their personal or family use” (Levy, et al., 2015). Pengertian tersebut

dapat diartikan, satu perangkat unit aktivitas yang menambahkan nilai

tambah pada suatu produk dan layanan yang dijual kepada konsumen

untuk penggunaan pribadi maupun penggunaan keluarga.

Melihat dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa ritel adalah suatu kegiatan bisnis dalam bentuk perdagangan atau

jual beli barang dan/atau jasa kepada konsumen akhir.

13

b. Jenis Ritel

Menurut Utami (2008) jenis ritel dikelompokkan ke dalam empat

bagian besar yaitu:

1) Conventional supermarket

Conventional supermarket melayani penjualan makanan, daging,

serta produk-produk makanan yang lainnya, serta melakukan

pembatasan penjualan terhadap produk-produk non-makanan,

seperti produk kesehatan, kecantikan, dan produk-produk umum

lainnya. Sedangkan supermarket konvensional dengan kondisi

layanan deliver, bakery, seafood, dan bagian non-makanan yang

lebih luas disebut superstores.

2) Big-box retailler

Lebih dari 25 tahun berikutnya, supermarket mulai berkembang

dengan semakin memperluas ukuran dan mulai menjual berbagai

produk luar negeri yang bervariasi. Pada format big-box retailer,

terdapat berbagai jenis, yaitu supercenter, hypermart, dan

warehouse.

a) Supercenter

Supercenter adalah supermarket yang mempunyai luas lantai

3.000 hingga 10.000 meter persegi dengan memiliki variasi

produk yang dijual yaitu makanan 30-40% dan produk-produk

non-makanan sebanyak 60-70%. Persediaan yang dimiliki antara

12.000 hingga 20.000 item, memiliki kelebihan sebagai one stop

14

shopping, sehingga banyak pengunjung datang dari tempat yang

jauh.

b) Hypermarket

Hypermarket memiliki luas lebih dari 18.000 meter persegi

dengan kombinasi produk makanan 60-70% dan produk-produk

general umum 30-40%. Hypermarket memiliki persediaan lebih

besar dibanding supercenter, yaitu lebih dari 25.000 item yang

meliputi produk makanan, hardware, dan peralatan olahraga,

hingga pada furniture, perlengkapan rumah tangga, komputer,

dan elektronik.

c) Warehouse

Warehouse merupakan ritel yang menjual produk makanan yang

macamnya terbatas dan produk-produk umum dengan layanan

yang minim, pada tingkat harga yang rendah untuk konsumen

akhir dan bisnis kecil. Lokasi warehouse biasanya berada pada

daerah-daerah kecil.

3) Convinience Store

Convinience store memiliki variasi dan jenis produk yang terbatas.

Luas bangunan ritel jenis ini berukuran kurang dari 2.000-3.000

meter persegi dan biasanya didefinisikan sebagai pasar swalayan

mini yang menjual berbagai produk kebutuhan sehari-hari yang

perputarannya relatif tinggi. Convinience store ditujukan kepada

konsumen yang mempunyai waktu singkat untuk berbelanja tanpa

15

harus mengeluarkan upaya yang besar dalam mencari produk-

produk yang diinginkan, produk-produk yang dijual bisanya

bermerek terkenal dan harga yang ditawarkan lebih tinggi dari pada

di supermarket.

4) General Merchandise Retaill

Ritel jenis ini meliputi discount store, specialty store, category

specialist, department store, off-price retailling dan value retailling.

a) Discount store

Toko diskon merupakan jenis ritel yang menjual berbagai variasi

produk seperti pakaian, sepatu, dan sebagainya, dengan

pelayanan yang terbatas, dan harga yang murah. Toko diskon

menjual produk dengan merek milik toko itu sendiri maupun

merek-merek lain yang sudah dikenal luas. Tetapi, merek-merek

tersebut kebanyakan bukan merek yang terkenal dan produk

yang dijual tidak up-date.

b) Specialty store

Toko khusus memiliki kategori produk terbatas yang

berkonsentrasi pada produk-produk komplementer. Toko khusus

memiliki tingkat pelanyanan yang tinggi dengan luas toko sekitar

800 meter persegi. Barang yang dijual pada toko khusus ini di

targetkan untuk pasar yang lebih spesifik, misalnya toko

furniture, toko pakaian anak, dan toko buku.

16

c) Category specialist

Toko kategori adalah toko diskon dengan variasi produk yang

dijual lebih khusus tetapi memiliki jenis produk yang lebih

banyak. Ritel ini merupakan salah satu toko diskon yang paling

dasar. Beberapa toko kategori menggunakan pendekatan

pelayanan seperti menggunakan asisten untuk melayani

konsumen.

d) Department store

Department store merupakan jenis ritel yang menjual variasi

produk yang luas dengan menggunakan beberapa staf, seperti

layanan pelanggan dan beberapa tenaga sales counter. Area

belanja pada department store biasanya dibagi menjadi beberapa

bagian diantaranya, area pembelian, area promosi, pelayanan,

dan pengawasan. Masing-masing area belanja diawasi oleh

buyer. Buyer adalah kepala department store yang

bertanggungjawab terhadap masalah personel dan promosi.

e) Off-price retailling

Ritel jenis ini menyedikan beberapa produk dengan merek yang

berganti-ganti dan fashion yang up-date dengan tingkat harga

produk yang murah. Ritel off-price dapat menjual merek dan

lebel produk terkenal dengan harga yang lebih rendah dari

umumnya.

17

f) Value retailling

Value retailling merupakan toko yang menjual sejumlah jenis

produk dengan tingkat harga rendah dan biasanya berlokasi di

daerah-daerah yang padat penduduknya. Ritel jenis ini biasanya

berukuran lebih kecil dari toko diskon tradisional.

Namun, menurut Kotler dan Keller (2012) jenis ritel

dikelompokan ke dalam delapan bagian, yaitu:

1) Toko barang khusus (specialty store)

Toko retail dengan penjualan lini produk yang sempit.

2) Toko serba ada (department store)

Toko retail dengan penjualan beberapa lini produk.

3) Pasar swalayan (supermarket)

Toko yang relatif besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah,

bervolume tinggi, yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan

untuk makanan dan produk-produk keluarga.

4) Toko konvenien (convenience store)

Toko yang relatif kecil dan terletak di daerah dekat dengan daerah

pemukiman, dibuka berjam-jam, tujuh hari dalam seminggu, dan

menjual lini terbatas dari produk sehari-hari dengan tingkat

perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih tinggi, ditambah

makanan dan minuman yang dapat dibawa pulang.

18

5) Toko obat (drug store)

Toko obat, yang mencakup kebutuhan kesehatan dan kecantikan,

perawatan pribadi, memiliki produk-produk yang tahan lama, dan

item-item lainnya.

6) Toko diskon (discount store)

Barang dagangan standar yang dijual dengan harga yang lebih

murah, dengan marjin yang lebih rendah dan volume yang lebih

tinggi.

7) Pengecer potongan harga (off-price retailer)

Barang dagangan yang dibeli di bawah harga pedagang besar biasa

dan dijual di bawah harga eceran, sering merupakan barang sisa,

berlebihan, dan tidak biasa.

8) Toko besar (superstore)

Ruang penjualan besar yang ditujukan untuk memenuhi seluruh

kebutuhan konsumen untuk jenis produk makanan dan barang-

barang rumah tangga yang dibeli rutin, ditambah dengan layanan.

2. Availability of Money and Time

Beatty dalam Pattipeilohy et al., (2013) mengatakan ketersediaan

uang dan waktu adalah variabel-variabel situasional yang dapat

meningkatkan kecenderungan konsumen untuk melakukan impulse buying.

Konsumen cenderung membatasi keinginannya untuk membeli suatu

barang apabila tidak memiliki anggaran dan waktu belanja yang berlebih

dan sebaliknya, konsumen dengan ketersediaan anggaran dan waktu belanja

19

yang berlebih akan terdorong untuk melakukan impulse buying pada saat itu

juga (Gunadhi, 2012).

Beatty dan Ferrel (1998) menyatakan terdapat dua faktor situasional

yang penting dalam skenario perilaku implse buying, yaitu:

a. Availability of Money

Menurut Beatty dan Ferrel (1998) availability of money adalah

jumlah anggaran atau uang ekstra yang dimiliki untuk dapat dihabiskan

pada saat ataupun hari itu. Availability of money menjadi peranan

penting sebagai faktor pendorong peningkatan keinginan membeli pada

konsumen. Availability of money menjadi fasilitator yang penting dalam

mengukur seberapa besar kemampuan yang dimiliki oleh konsumen

untuk membeli suatu produk, karena dapat meningkatkan daya beli

individu, jika individu tidak memiliki banyak uang, ia akan menghindari

lingkungan belanja. Ketersediaan uang yang berlebih juga membuat

konsumen tidak terlalu memikirkan kemungkinan yang terjadi setelah

melakukan impulse buying, misalnya perasaan menyesal karena

persediaan uang akhir bulan yang semakin menipis akibat impulse

buying yang dilakukannya (Sherilou, et al., 2012). Individu yang

memiliki ketersediaan uang yang berlebih akan mempengaruhi atau

meningkatkan terjadinya perilaku impulse buying.

b. Availability of Time

Menurut Beatty dan Ferrel (1998) availability of time adalah

jumlah waktu yang dirasa tersedia pada saat itu dan dapat mempengaruhi

20

waktu yang dihabiskan oleh konsumen untuk mencari produk di toko.

Ketersediaan waktu mengacu pada jumlah waktu yang dirasakan

tersedia dalam membuat pertimbangan dalam keputusan pembelian.

Menurut Betty dan Smith di dalam Pattipeilohy (2013) ketersediaan

waktu konsumen untuk berbelanja akan mempengaruhi strategi yang

digunakan konsumen untuk melakukan pembelian, ketersediaan waktu

lebih yang dimiliki oleh konsumen akan mempengaruhi atau

meningkatkan keputusan pembelian untuk membeli produk yang tidak

direncanakan ketika konsumen berada dalam suatu toko. Availability of

time memiliki kesan yang positif terhadap aktivitas mencari suatu

produk di dalam sebuah toko ritel, konsumen yang memiliki waktu yang

cukup panjang tentu akan lebih lama dalam mencari dan melihat-lihat

produk di dalam toko.

3. Hedonic Shopping Value

a. Definisi Hedonic Shopping Value

Menurut Babin dan Darden (1994) hedonic shopping value

mencerminkan nilai yang ditemukan dalam kegiatan berbelanja yang

berhubungan dengan tugas dan pengalaman belanja konsumen. Lebih

jauh lagi hedonic shopping value adalah instrumen yang menyajikan

secara langsung manfaat dari suatu pengalaman dalam melakukan

kegiatan belanja, seperti kesenangan dan hal-hal baru (Semuel, 2005

dalam Prasetya dan Rahardjo, 2016). Menurut Yu dan Bastin (2010)

hedonic shopping value mencerminkan nilai hiburan dari kegiatan

21

berbelanja serta hubungan simbiosis dan/atau sinergis antara konsumen

dengan kelompok referensi belanja mereka. Hedonic shopping value

memainkan peran penting untuk menuntun konsumen melakukan

perilaku impulse buying.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa hedonic shopping value adalah suatu hiburan dan emosional

bernilai yang dirasakan dan/atau didapatkan oleh konsumen melalui

kegiatan berbelanja yang dia lakukan.

Seseorang yang memiliki hedonic shopping value yang tinggi

cenderung menggunakan pendapatan surplus mereka untuk membeli

keinginan-keinginan baru mereka yang terus tumbuh. Mereka

menganggap kesenangan dan kepuasan lebih dari nilai manfaat suatu

produk material itu sendiri selama proses dalam budaya pembelian

konsumen (Caprara, et al., 2006 dalam Eren, e, al., 2012). Hedonic

shopping value memainkan peran penting dalam impulse buying ketika

didorong oleh keinginan hedonis atau sebab lain di luar alasan ekonomi,

seperti karena rasa suka terhadap suatu produk, senang, sosial dan

pengaruh emosional (Park, et al., 2006 dalam Darma dan Japarianto,

2014).

b. Dimensi Hedonic Shopping Value

Menurut Yu dan Bastin (2010) dimensi hedonic shopping value

terbagi atas empat bagian, yaitu:

22

1) Novelty (Hal baru)

Kegiatan berbelanja menjadi sebuah cara dalam memberikan

pengalaman baru seperti menjelajahi dunia baru.

2) Fun (Kesenangan)

Kegiatan berbelanja menjadi sebuah cara untuk memenuhi

kebutuhan untuk bersenang-senang, suka cita dan memberikan

positive emotion secara langsung.

3) Escape (Pelarian)

Kegiatan berbelanja memungkinkan konsumen untuk melarikan diri

dari kenyataan, melupakan kekhawatiran mereka dan melupakan

masalah-masalah yang sedang dihadapi.

4) Social Interaction (Interaksi sosial)

Kegiatan berbelanja adalah cara untuk berkomunikasi dan

meningkatkan rasa kekeluargaan ataupun tali persahabatan.

4. Store Atmosphere

a. Definisi Store Atmosphere

Menurut Levy, et al., (2015) store atmosphere mengacu pada

desain lingkungan toko untuk menimbulkan rangsangan stimuli pada

konsumen. Banyak ritel telah menemukan cara cerdik dalam

mengembangkan store atmosphere agar berdampak pada konsumen

secara langsung. Store atmosphere adalah unsur lain dalam daftar

senjata toko ritel, setiap toko ritel mempunyai tata letak fisik yang

memudahkan atau malah mempersulit pembelian yang dilakukan oleh

23

konsumen. Toko ritel harus mempunyai atmosfer terencana yang sesuai

dengan pasar sasarannya dan memikat konsumen untuk membeli (Kotler

dan Keller, 2012).

Toko ritel ingin konsumen memasuki tokonya dan tinggal lebih

lama, dengan lebih lamanya konsumen berada di dalam toko,

kemungkinan terjadinya pembelian akan semakin besar. Solomon

(2011) mengatakan store atmosphere dan elemen-elemennya mampu

membangkitkan efek tertentu dari diri konsumen. Santosa (2014) dalam

Gumilang dan Nurcahya (2016) menyatakan bahwa store atmosphere

dapat menimbulkan beberapa manfaat seperti membantu mengarahkan

perhatian konsumen (dalam hal ini erat kaitannya dengan memperbesar

ketertarikan mereka), menggerakkan reaksi dan emosi konsumen, dan

memerhatikan konsumen seperti apa yang di sasar agar bisa menentukan

positioning sebuah toko.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

store atmosphere adalah rancangan toko yang memiliki efek estetika

dan emosional yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi emosi

konsumen untuk melakukan pembelian.

b. Elemen Store Atmosphere

Menurut Levy, et al., (2015) elemen store atmosphere terbagi atas

empat bagian, yaitu:

24

1) Lightning (Pencahayaan)

Pencahayaan yang baik di dalam toko dapat melibatkan lebih dari

hanya menerangi ruangan. Lightning dapat menyoroti produk dan

menangkap emosi atau perasaaan dan menambah store image.

2) Color (Warna)

Penggunaan warna yang kreatif dapat menambah image ritel dan

membantu menciptakan emosi konsumen. Warna hangat seperti

merah, emas, dan kuning menimbulkan perasaan emosional,

semangat, dan respon aktif. Warna dingin seperti biru, putih dan

hijau menimbulkan perasaan damai, nyaman, menenangkan serta

menimbulkan pikiran abstrak, memandu konsumen untuk melihat

produk lebih lama.

3) Music (Musik)

Musik dapat digunakan dalam elemen store atmosphere.

Kebanyakan konsumen memperhatikan musik yang sedang

dimainkan, dan setengah dari mereka mengatakan akan

meninggalkan toko jika tidak suka dengan pilihan musik yang

dimainkan. Ritel dapat menggunakan pilihan musik yang cocok

untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Musik yang lambat

dengan perpaduan klasik dikatakan dapat mendorong konsumen

untuk bergerak lambat, santai dan melihat produk dengan lebih

nyaman.

25

4) Scent (Aroma)

Aroma mempunyai dampak yang besar pada perasaan dan emosi

konsumen. Aroma dapat meningkatkan kegembiraan dan kepuasaan

di dalam pengalaman berbelanja. Konsumen mengatakan mereka

menghabiskan waktu lebih lama berada di toko yang memiliki aroma

yang menyenangkan daripada toko yang tidak memiliki aroma sama

sekali. Aroma juga dapat meningkatkan subjektifitas pengalaman

berbelanja dengan membuat konsumen merasa bahwa mereka

menghabiskan waktu yang sedikit dalam memilih produk,

menunggu bantuan sales, atau hanya sekedar memeriksa sekeliling.

5. Impulse Buying

a. Definisi Impulse Buying

Menurut Levy, et al., (2015) “Impulse buying is a buying decision

made by customers on the spot after seeing the merchandise”.

Pengertian tersebut dapat diartikan sebagai keputusan pembelian yang

dibuat oleh konsumen pada saat itu juga setelah ia melihat suatu barang.

Sedangkan menurut Mowen & Minor (2010) definisi pembelian

impulsif (impulse buying) adalah tindakan membeli yang dilakukan

tanpa memiliki masalah sebelumnya atau maksud/niat membeli yang

terbentuk sebelum memasuki toko. Hal senada juga diungkapkan oleh

Schiffman & Kanuk (2007) yang menyatakan bahwa impulse buying

merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati

26

(emosi). Emosi ini berkaitan dengan pemecahan masalah pembelian

yang terbatas atau spontan.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

impulse buying adalah perilaku dimana konsumen melakukan

pembelian tanpa adanya perencanaan, terjadi dengan tiba-tiba, dan

keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu dengan segera tanpa adanya

suatu pertimbangan untuk memikirkan akibat yang akan dihadapi.

Sehingga konsumen tidak lagi berpikir rasional dalam perilaku

pembelian.

Impulse buying merupakan bentuk lain dari pola pembelian

konsumen. Sesuai dengan istilahnya, pembelian tersebut terjadi secara

spesifik tidak terencana. Terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami

keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu pada saat itu juga.

Verplanken dan Herabadi (2001) mengatakan bahwa terdapat dua

aspek penting dalam impulse buying, yaitu:

1) Kognitif (Cognitive)

Aspek ini fokus pada konflik yang terjadi pada kognitif individu

yang meliputi:

a) Kegiatan pembelian yang dilakukan tanpa pertimbangan harga

suatu produk.

b) Kegiatan pembelian tanpa mempertimbangkan kegunaan suatu

produk.

c) Individu tidak melakukan perbandingan produk.

27

2) Emosional (Affective)

Aspek ini fokus pada kondisi emosional konsumen yang meliputi:

a) Adanya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian.

b) Adanya perasaan kecewa yang muncul setelah melakukan

pembelian.

c) Adanya proses pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan.

b. Tipe-Tipe Impulse Buying

Menurut Japarianto (2009) dalam Kwan (2016) terdapat empat

tipe impulse buying yang dapat dilakukan oleh konsumen ketika

melakukan pembelian impulsif, empat tipe tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Pure impulse buying

Impulse buying yang dilakukan karena adanya luapan emosi dari

konsumen sehinga melakukan pembelian di luar kebiasaan.

2) Suggestion impulse buying

Impulse buying yang terjadi pada saat konsumen melihat produk,

melihat tata cara pemakaian atau kegunaannya, dan memutuskan

untuk melakukan pembelian.

3) Reminder impulse buying

Impulse buying yang terjadi karena konsumen tiba-tiba teringat

untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan demikian

konsumen telah pernah melakukan pembelian sebelumnya atau telah

pernah melihat produk tersebut dalam iklan.

28

4) Planned impulse buying

Impulse buying yang terjadi ketika konsumen membeli produk

berdasarkan harga spesial, kupon dan produk-produk tertentu.

Dengan demikian planned impulse buying merupakan pembelian

yang dilakukan padahal tidak tengah memerlukannya dengan segera.

c. Karakteristik Impulse Buying

Menurut Rook dalam Cahyorini dan Rusfian (2011), impulse

buying terdiri dari berbagai karakteristik. Adapaun karakteristik-

karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1) Spontanity (Spontanitas)

Impulse buying terjadi secara tidak terduga, tidak diharapkan dan

memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, seringkali

karena respon terhadap stimuli visual point-of-sale di tempat

penjualan.

2) Power of compulsion (Kekuatan kompulsif)

Impulse buying yang terjadi akibat adanya motivasi dari dalam diri

konsumen dan bertindak seketika.

3) Excitement and simulation (Kegairahan dan stimuli)

Impulse buying yang terjadi akibat keinginan membeli secara tiba-

tiba yang seringkali diikuti oleh emosi seperti perasaan bergairah

dan tidak terkendali.

29

4) Disregard for consequences (Ketidakpedulian akan akibat)

Impulse buying yang terjadi akibat keinginan untuk membeli yang

tidak dapat ditolak sampai konsekuensi negatif yang mungkin

dan/atau terjadi diabaikan.

6. Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan antara Availability of Money and Time dengan Impulse

Buying

Beatty dalam Pattipeilohy et al., (2013) mengatakan availability

of money and time adalah variabel-variabel situasional yang dapat

meningkatkan kecenderungan konsumen untuk melakukan impulse

buying.

Pada jurnal penelitian yang dilakukan oleh Beatty dan Ferrel

(1998) yang berjudul “Impulse Buying: Modeling Its Precursors” telah

membuktikan bahwa availability of money and time secara signifikan

mempengaruhi pembelian impulse buying. Dholakia (2000) dalam

Prasetya dan Rahardjo (2016) juga menyatakan bahwa konsumen

dengan keuangan yang bagus dengan waktu senggang akan lebih

memungkinkan melakukan impulse buying, maka dari itu availability of

money and time memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembelian

tak terencana. Penelitian yang dilakukan Sherilou, et al, (2012) juga

mengatakan availability of money and time mempunyai peranan penting

dalam meningkatkan kekuatan impulse buying.

30

b. Hubungan antara Hedonic Shopping Value dengan Impulse Buying

Hedonic shopping value menurut Semuel (2005) dalam Prasetya

dan Rahardjo (2016) adalah instrumen yang menyajikan secara langsung

manfaat dari suatu pengalaman dalam melakukan kegiatan belanja,

seperti kesenangan dan hal-hal baru.

Penelitian yang dilakukan oleh Yu dan Bastin (2010) yang

berjudul “Hedonic Shopping Value and Impulse Buying Behavior in

Transitional Economies: A Symbiosis in The Mainland China

Marketplace” menyatakan bahwa hedonic shopping value memainkan

peran penting untuk menuntun konsumen melakukan perilaku impulse

buying terlebih terhadap pembelanja hedonis yang lebih mengutamakan

pengalaman dan kesenangan saat berbelanja. Eren, et al., (2012)

menyatakan bahwa hedonic shopping value berpengaruh secara positif

terhadap impulse buying. Kemudian Park et al., (2006) dalam Darma

dan Japarianto (2014) juga menyatakan hedonic shopping value

memiliki peranan penting dalam impulse buying, dan berpengaruh

secara positif terhadap impulse buying.

c. Hubungan antara Store Atmosphere dengan Impulse Buying

Levy, et al., (2015) mendefinisikan store atmosphere sebagai

desain lingkungan toko untuk menimbulkan rangsangan stimuli pada

konsumen. Toko ritel harus mempunyai atmosfer terencana yang sesuai

dengan pasar sasarannya dan memikat konsumen untuk membeli.

Solomon (2011) mengatakan store atmosphere dan elemen-elemennya

31

mampu membangkitkan efek tertentu dari diri konsumen yang

mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian.

Penelitian yang dilakukan oleh Katelijn et al., (2008) dalam

Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul “Retail Design: Exploring

Lighting for Creating Experiences that Influences Consumers Mood and

Behaviour in Retail Space” menyatakan bahwa elemen-elemen store

atmosphere memiliki pengaruh secara positif terhadap perilaku impulse

buying konsumen. Rasheed, et al., (2016) mengatakan bahwa store

atmosphere memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi perilaku

konsumen dan meyakinkan konsumen untuk melakukan impulse

buying. Kurniawan dan Kunto (2012) menyatakan bahwa store

atmosphere berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.

Kemudian, Gumilang dan Nurcahya (2016) juga menyatakan bahwa

store atmosphere berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.

B. Penelitian Terdahulu

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka

perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dalam

membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu sehingga akan

menghasilkan suatu analisa yang sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu.

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan availability of money

and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere yang telah dilakukan

sebelumnya, antara lain:

32

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Penelitian/

Judul/Sumber

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian

1. Prasetya dan

Rahardjo (2016)

Analisis Pengaruh

Ketersediaan Uang

dan Waktu,

Lingkungan Toko,

Nilai Belanja

Hedonis, dan Emosi

Positif Terhadap

Pembelian Tak

Terencana

(Studi Kasus pada

Pelanggan Lottemart

di Kota Jakarta).

Diponegoro Journal

Of Management.

Vol. 5, No. 3, 2016,

Hal. 1-11, ISSN:

2337-3792.

Persamaan

a. Menggunakan

variabel availability

of money and time,

hedonic shopping

value dan impulse

buying.

b. Menggunakan

analisis regresi

linier berganda.

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan

variabel store

atmosphere.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa availability

of money and time,

hedonic shopping

value dan store

atmosphere

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap impulse

buying.

2. Beatty dan Ferrell

(1998) Impulse

Buying: Modeling Its

Precursors. Journal

of Retailing, Volume

74(2), pp. 169-191,

ISSN: 0022-4359

Persamaan

a. Menggunakan

variabel availability

of money and time

dan impulse buying.

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan

variabel hedonic

shopping value dan

store atmosphere

dan tidak metode

analisis regresi

linier berganda.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa faktor

situasional

availability of

money and time,

shopping

enjoyment dan

impulse buying

tendency

mempengaruhi

secara positif

terhadap impulse

buying.

33

No. Penelitian/

Judul/Sumber

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian

3. Sherilou, et al.

(2012) Exploring

The Influence of

Situational Factors

(Money & Time

Available) on

Impulse Buying

Behaviour Among

Different Ethics.

IJFPSS, Vol. 2, No.

2, pp. 41-44 , Juni,

2012. ISSN: 2229-

712X

Persamaan

a. Menggunakan

variabel availability

of money and time

dan impulse buying.

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan

variabel hedonic

shopping value dan

store atmosphere.

b. Penelitian ini tidak

menggunakan

metode analisis

regresi linier

berganda.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa faktor

situasional

availability of

money and time

mempengaruhi

secara positif

terhadap impulse

buying.

4. Yu dan Bastin

(2010) Hedonic

Shopping Value and

Impulse Buying

Behavior in

Transitional

Economies: A

Symbiosis in The

Mainland China

Marketplace. Vol.

18, 2, 105–114,

Agustus, 2010.

Persamaan

a. Menggunakan

variabel hedonic

shopping value dan

impulse buying

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan

variabel availability

of money and time

dan store

atmosphere

b. Penelitian ini tidak

menggunakan

metode analisis

regresi linier

berganda

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa hedonic

shopping value

mempengaruhi

secara positif

terhadap impulse

buying.

34

No. Penelitian/

Judul/Sumber

Persamaan dan

Perbedaan Penelitian Hasil Penelitian

5. Darma dan

Japarianto (2014)

Analisa Pengaruh

Hedonic Shopping

Value Terhadap

Impulse Buying

Dengan Shopping

Lifestyle Dan

Positive Emotion

Sebagai Variabel

Intervening Pada

Mall Ciputra World

Surabaya. Jurnal

Manajemen

Pemasaran, Vol. 8,

No. 2, Oktober 2014

ISSN 1907-235X.

Persamaan

a. Menggunakan

variabel hedonic

shopping value dan

impulse buying

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan

variabel availability

of money and time

dan store

atmosphere

b. Penelitian ini tidak

menggunakan

metode analisis

regresi linier

berganda

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa hedonic

shopping value

mempengaruhi

secara positif

terhadap impulse

buying.

6. Gumilang dan

Nurcahya (2016)

Pengaruh Price

Discount dan Store

Atmosphere

Terhadap Emotional

Shopping dan

Impulse Buying. E-

Jurnal Manajemen

Unud, Vol. 15, No.

3, 2016: 1859-1888

ISSN: 2302-8912.

Persamaan

a. Menggunakan

variabel store

atmosphere dan

impulse buying

Perbedaan

a. Penelitian ini tidak

menggunakan

variabel availability

of money and time

dan hedonic

shopping value.

b. Penelitian ini tidak

menggunakan

metode analisis

regresi linier

berganda

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa store

atmosphere

mempengaruhi

secara positif

terhadap impulse

buying.

35

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran Penelitian

Availability of

Money and Time

(X1)

Hedonic Shopping

Value (X2)

Store Atmosphere

(X3)

Impulse Buying

(Y)

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Asumsi Klasik:

Uji Normalitas

Uji Multikolonieritas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Uji Hipotesis:

Uji t

Uji F

Kesimpulan dan Saran

Koefisien Determinasi

36

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2010). Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan

penelitian, landasan teori dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

1. Pengaruh variabel availability of money and time terhadap impulse buying

Ho1 : β1 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh availability of money and time

terhadap impulse buying.

Ha1 : β1 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh availability of money and time terhadap

impulse buying.

2. Pengaruh variabel hedonic shopping value terhadap impulse buying

Ho2 : β2 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh hedonic shopping value terhadap

impulse buying.

Ha2 : β2 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh hedonic shopping value terhadap impulse

buying.

3. Pengaruh variabel store atmosphere terhadap impulse buying

Ho3 : β3 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh store atmosphere terhadap impulse

buying.

Ha3 : β3 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh store atmosphere terhadap impulse

buying.

37

4. Pengaruh variabel availability of money and time, hedonic shopping value,

dan store atmosphere terhadap impulse buying

Ho4 : β123 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh availability of money and time,

hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap

impulse buying.

Ha4 : β123 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh availability of money and time, hedonic

shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse

buying.

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Wilayah dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi wilayah dan tempat

penelitian dikarenakan penulis fokus meneliti perilaku konsumen yang

melakukan impulse buying pada Transmart Carrefour Cilandak. Waktu

penelitian dilakukan dari bulan April hingga bulan Mei 2017.

2. Variabel Penelitian

Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis, maka variabel yang akan

diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu

variabel independen yang diberi simbol “X” dan variabel dependen yang

diberi simbol “Y”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

availability of money and time, hedonic shopping value, dan store

atmosphere. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah

impulse buying.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni,

2015). Populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga objek dan benda-benda

39

alam yang lain dan yang meliputi seluruh sifat yang dimiliki oleh objek atau

subjek tersebut (Sugiyono, 2015).

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah para konsumen

Transmart Carrefour Cilandak yang jumlahnya tidak diketahui dengan jelas,

dikarenakan pembeli atau pengunjung Transmart Carrefour Cilandak tidak

dapat ditentukan jumlahnya secara pasti pada setiap periode waktu.

2. Sampel

Menurut Sujarweni (2015) sampel adalah bagian dari sejumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian.

Adapun teknik sampel yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah non-probability sampling yaitu, teknik pengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2015).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metode

insidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja yang kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2015).

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori

Roscoe dalam buku Research Methods for Business (Sugiyono, 2015)

menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak untuk penelitian adalah

antara 30 sampai 500. Bila dalam penelitian melakukan analisis multivariat

maka jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah keseluruhan variabel yang

40

diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 60

responden pelanggan Transmart Carrefour Cilandak.

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sujarweni (2015), jenis-jenis sumber data menurut cara

memperolehnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui responden melalui

kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data wawancara peneliti

dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah

(Sujarweni, 2015). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data primer berupa:

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015). Tipe kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan-

pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup akan membantu responden

menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam

melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skala

Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

(Sugiyono, 2015)

41

Dalam skala Likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak

ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan

ataupun pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,

misalnya:

Tabel 3.1

Skala Likert

Kategori Skor

Sangat Penting (SP), Sangat Setuju (SS), Sangat Baik (SB) 5

Penting (P), Setuju (S), Baik (B) 4

Ragu-Ragu (RR), Ragu-Ragu (RR), Ragu-Ragu (R) 3

Tidak Penting (TP), Tidak Setuju (TS), Tidak Baik (TB) 2

Sangat Tidak Penting (STP), Sangat Tidak Setuju (STS),

Sangat Tidak Baik (STB)

1

Sumber: Sugiyono, 2015

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan

majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan

pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya

(Sujarweni, 2015). Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian

42

ini bersumber dari buku-buku, jurnal, dan penggunaan media internet untuk

memperoleh informasi, serta data-data yang diperlukan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan menggunakan data hasil proses penyebaran kuesioner kepada responden.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pendekatan skala Likert, yaitu skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2015). Data yang terkumpul

dari hasil penyebaran kuesioner akan diolah dan dianalisis dengan tujuan data yang

diolah tersebut dapat menjadi sebuah informasi, sehingga karakteristik dapat lebih

mudah dipahami untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pengelolaan dan

analisis data dilakukan dengan bantuan software Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) versi 22.

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu data dalam penelitian. Menurut Ghozali (2016) uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan sah atau valid jika pertanyaan pada kuesioner

tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.

43

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung (nilai

Corrected Item-Total Correlation pada output Cronbach Alpha) dengan

nilai rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha = 0,05.

Jika rhitung > rtabel dan berkorelasi positif maka butir atau

pertanyaan tersebut valid. Atau dengan kata lain item pertanyaan

dikatakan valid apabila skor item pertanyaan memiliki korelasi yang

positif dan signifikan dengan skor total variabel.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang

dinyatakan valid. Menurut Ghozali (2016) uji reliabilitas digunakan

untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu.

Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk menguji

reliabilitas kuesioner adalah dengan mengukur reliabilitas dengan uji

statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali 2016).

2. Uji Asumsi Klasik

Tujuan dari uji asumsi klasik regresi linier berganda adalah untuk

melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel yang dikenal dengan

asumsi dasar regresi, yaitu:

44

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen

memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak dalam penelitian

adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

1) Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat

menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang

lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot untuk

menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak. Pada

prinsipnya, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan uji

normalitas adalah:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

45

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

2) Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-

hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa

sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji grafik

dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2016). Selain dengan

melihat kurva probability plot, uji normalitas juga dapat dilakukan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam uji ini, apabila nilai

sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi dengan normal. Namun jika

nilai sig. > 0,05 maka data berdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,

2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan lawannya variance inflation faktor (VIF). Kedua ukuran

ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

46

oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana, setiap

variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang

tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai

untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤

0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, jadi jika nilai VIF < 10 dan nilai

tolerance > 0,1, maka model regresi bebas dari multikolonieritas.

(Ghozali, 2016).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1) Uji Scatterplot

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

47

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2016)

2) Uji Glejser

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji

glejser yaitu dengan tujuan menguji apakah dalam model regresi

linier terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Apabila koefisien korelasi dari masing-

masing variabel bebas ada signifikan pada tingkat kekeliruan di

bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan

jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan diatas 5%,

mengindifikasikan tidak adanya gejala heterosedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa

salah satu kriteria pengujian adalah dengan membandingkan nilai thitung

dengan nilai ttabel. Ho diterima jika nilai thitung berada diantara nilai ttabel

(-) dan (+). Dengan demikian, bila nilai thitung lebih kecil atau sama

dengan (≤) ttabel maka Ho diterima dan Ha di tolak. Dan Ho akan ditolak

jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel.

48

b. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa salah

satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil

perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut tabel (Ftabel). Ho diterima

jika Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel

dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno,

2016). Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan

untuk mengetahui pengaruh availability of money and time, hedonic

shopping value, dan store atmosphere terhadap impulse buying.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = impulse buying

a = konstanta

X1 = availability of money and time

X2 = hedonic shopping value

X3 = store atmosphere

b1 = koefisien availability of money and time

49

b2 = koefisien hedonic shopping value

b3 = koefisien store atmosphere

e = standar kesalahan

5. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Priyatno, 2016). Menurut Santoso (2001)

dalam Priyatno (2016) menyatakan bahwa untuk regresi dengan lebih dari

dua variabel independen digunakan adjusted R2 sebagai koefisien

determinasi. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah

disesuaikan.

Nilai R2 berkisar dari 0 sampai dengan 1. Jika mendekati 1 berarti

semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen. Sebaliknya, jika nilai mendekati angka 0 berarti semakin lemah

kemampuan variabel independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi

variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel independen,

yaitu: availability of money and time, hedonic shopping value, dan store

atmosphere, dan 1 variabel dependen yaitu impulse buying.

50

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Availability Of

Money And Time

(Beatty dan Ferrel

(1998), Sherilou et

al., (2012),

Pattipeilohy et al.,

(2013))

Availability of

money

1. Saya memiliki

kemampuan

finansial untuk

berbelanja.

2. Saya memiliki uang

yang lebih untuk

berbelanja.

Likert

Availability of

time

3. Saya memiliki

waktu yang lebih

untuk berbelanja.

4. Saya tidak terburu-

buru dalam

berbelanja.

Likert

Hedonic Shopping

Value

(Yu dan Bastin, 2010) Novelty

1. Saya merasa seperti

menjelajahi dunia

baru ketika

berbelanja.

Likert

Fun

2. Saya merasa senang

dan gembira ketika

berbelanja.

Likert

Escape

3. Saya melupakan

masalah yang

sedang saya hadapi

ketika berbelanja.

Likert

Social Interaction

4. Saya merasa

meningkatkan rasa

kekeluargaan

dengan keluarga

ataupun tali

persahabatan

dengan teman

ketika berbelanja.

Likert

51

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Store Atmosphere

(Levy, et al., 2015) Lightning

1. Pencahayaan yang

menyoroti produk. Likert

Color

2. Warna yang

mempengaruhi

emosi konsumen.

Likert

Music

3. Musik yang

mempengaruhi

perilaku konsumen.

Likert

Scent

4. Aroma yang

mempengaruhi

perasaan dan emosi

konsumen.

Likert

Impulse Buying

(Rook dalam

Cahyorini dan

Rusfian, 2011)

Spontanity

1. Saya tidak

merencanakan

membeli namun

membeli secara

spontan.

Likert

Power of

compulsion

2. Saya membeli

akibat dorongan

motivasi internal.

Likert

Excitement and

simulation

3. Saya membeli

akibat emosi. Likert

Disregard for

consequences

4. Saya membeli tanpa

memikirkan akibat

yang ditimbulkan.

Likert

52

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Carrefour hadir menjadi sahabat berbelanja keluarga di Indonesia sejak 1998.

Sejak tanggal 19 November 2012, Carrefour di Indonesia sudah dimiliki 100%

sahamnya oleh CT Corp. Seiring dengan pergantian pemegang saham tersebut,

nama perusahaan berubah menjadi PT. Trans Retail Indonesia dari sebelumnya PT.

Carrefour Indonesia.

Hingga saat ini, sebanyak 87 gerai Carrefour tersebar di seluruh Indonesia,

Carrefour Express pada 28 Kabupaten/Kota di Indonesia. Carrefour bermitra

dengan lebih dari 4.000 pemasok dari seluruh Indonesia yang 70% dari jumlah

tersebut termasuk dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Melalui

Carrefour, para pemasok ini dapat memberikan akses kepada pelanggan ke puluhan

ribu jenis produk yang 90% nya merupakan produk lokal. Carrefour juga

memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja melalui program Home

Delivery. Sehingga belanja murah dan semakin mudah.

Seiring perkembangan zaman, Carrefour melakukan transformasi ke arah

yang lebih baik, dengan menghadirkan Transmart Carrefour. Transmart Carrefour

hadir dengan konsep baru dan modern dalam berbelanja dengan pembagian koridor

belanja lebih rapi dan suasana belanja yang lebih nyaman, lebih luang dan lapang.

Juga terdapat lounge pada area informasi yang dilengkapi dengan sofa sehingga

membuat nyaman saat menunggu antrian untuk dilayani. Transmart Carrefour hadir

53

dengan menggabungkan hypermarket, entertainment serta food & fashion dalam

satu kawasan terintegrasi. Kenyamanan area seluas 13.000 m menyediakan produk

berkualitas tinggi serta area yang didesain sedemikian menarik diantaranya Mom &

Baby, Health & Beauty, All Sport & Electronic Pro. Saat ini sudah ada 4 Transmart

Carrefour yang tersebar di Indonesia. Yaitu di Tangerang Center, Cempaka Putih,

Cilandak, dan Daun Village Balikpapan. (http://www.carrefour.co.id/)

B. Pembahasan Hasil Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Transmart Carrefour

Cilandak. Jumlah konsumen yang dipilih sebagai responden sebanyak 60 orang

dengan kuesioner yang disebar secara langsung pada responden. Berikut ini adalah

deskripsi mengenai jumlah data responden dan identitas responden penelitian.

1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

Pria 21 35%

Wanita 39 65%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa sebanyak 21 orang atau

35% responden berjenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 39 orang atau

65% responden berjenis kelamin wanita. Hal ini menjelaskan bahwa

mayoritas responden adalah wanita.

54

2. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase %

> 17 s/d 25 tahun 29 48,3%

> 25 s/d 32 tahun 14 23,3%

> 32 s/d 45 tahun 15 25%

> 45 tahun 2 3,4%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang

pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 29 orang

atau 48,3% responden berusia lebih dari 17 sampai 25 tahun, 14 orang atau

23,3% responden berusia lebih dari 25 sampai 32 tahun, 15 orang atau 25%

responden berusia lebih dari 32 sampai 45 tahun, dan 2 orang atau 3,4%

responden berusia lebih dari 45 tahun. Mayoritas responden yang berbelanja

di Transmart Carrefour Cilandak adalah berkisar lebih dari 17 sampai 25

tahun.

3. Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3

Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase %

Mahasiswa/Pelajar 27 45%

Karyawan Swasta 19 31,6%

PNS 4 6,7%

55

Pekerjaan Jumlah Persentase %

Wirausaha 4 6,7%

Lain-lain 6 10%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang

pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 27 orang

atau 45% responden berprofesi sebagai mahasiswa atau pelajar, 19 orang

atau 31,6% responden berprofesi sebagai karyawan swasta, 4 orang atau

6,7% responden berprofesi sebagai PNS, 4 orang atau 6,7% responden

berprofesi sebagai wirausaha, dan 6 orang atau 10% responden memiliki

profesi yang beragam.

4. Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4

Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase %

SMA/SMK 27 45%

Akademi/D1/D2/D3 11 18,3%

S1 17 28,3%

S2 5 8,4%

S3 0 0%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang

pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 27 orang

56

atau 45% responden berpendidikan SMA/SMK, 11 orang atau 18,3%

responden berpendidikan akademi/D1/D2/D3, 17 orang atau 28,3%

responden berpendidikan S1, dan 5 orang atau 8,4% responden

berpendidikan S2.

5. Responden Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.5

Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah Persentase %

> 0 s/d Rp 2.000.000 25 41,7%

> Rp 2.000.000 s/d 4.000.000 12 20%

> Rp 4.000.000 s/d 6.000.000 13 21,7%

> Rp 6.000.000 10 16,6%

Total 60 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa 60 responden yang

pernah berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak terdiri dari 25 orang

atau 41,7% responden berpendapatan Rp 0 s/d Rp 2.000.000, 12 orang atau

20% responden berpendapatan lebih dari Rp 2.000.000 s/d Rp 4.000.000,

13 orang atau 21,7% responden berpendapatan lebih dari Rp 4.000.000 s/d

Rp 6.000.000, 10 orang atau 16,6% responden berpendapatan lebih dari Rp

6.000.000.

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner disebarkan kepada 60 responden, peneliti melakukan pra-

survei kepada 30 orang responden dengan memberikan 16 butir pernyataan yang

57

dibagi menjadi 4 bagian variabel utama, yaitu: availability of money and time,

hedonic shopping value, store atmosphere, dan impulse buying untuk menguji

validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan yang diajukan.

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2016). Untuk mendapatkan data primer penelitian

dilakukan penyebaran kuesioner kepada konsumen yang pernah berbelanja

di Transmart Carrefour Cilandak. Uji validitas dilakukan dengan cara

membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n –

2, dalam hal ini jumlah sampel yang digunakan adalah 30 responden. Maka

(df) = 30 – 2 = 28, pada rtabel dengan α = 5% atau 0,05 dan (df) = 28, didapati

rtabel sebesar 0,361. Maka suatu pernyataan atau indikator dinyatakan valid

apabila rhitung > 0,361 dan nilai positif, begitu sebaliknya. Untuk uji validitas

didapati hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas

Butir Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Availability of Money and Time (X1)

Availability of money and time 1 0,514 0,361 VALID

Availability of money and time 2 0,519 0,361 VALID

Availability of money and time 3 0,576 0,361 VALID

Availability of money and time 4 0,629 0,361 VALID

58

Butir Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Hedonic Shopping Value (X2)

Hedonic shopping value 1 0,577 0,361 VALID

Hedonic shopping value 2 0,707 0,361 VALID

Hedonic shopping value 3 0,639 0,361 VALID

Hedonic shopping value 4 0,519 0,361 VALID

Store Atmosphere (X3)

Store atmosphere 1 0,523 0,361 VALID

Store atmosphere 2 0,517 0,361 VALID

Store atmosphere 3 0,601 0,361 VALID

Store atmosphere 4 0,447 0,361 VALID

Impulse Buying (Y)

Impulse buying 1 0,387 0,361 VALID

Impulse buying 2 0,524 0,361 VALID

Impulse buying 3 0,769 0,361 VALID

Impulse buying 4 0,502 0,361 VALID

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Hasil uji validitas pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 16 item

pernyataan yang diberikan kepada 30 responden, keseluruhan item

pernyataan memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari rtabel = 0,361 yang

berarti bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid.

59

2. Hasil Uji Reliabilitas

Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Adapun cara yang

digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali,

2016). Untuk uji reliabilitas didapati hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach

Alpha

N of

Item

Keterangan

Availability of Money and

Time (X1)

0,755 4 Reliabel

Hedonic Shopping Value (X2) 0,795 4 Reliabel

Store Atmosphere (X3) 0,721 4 Reliabel

Impulse Buying (Y) 0,733 4 Reliabel

Sumber: data primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, semua variabel yaitu availability of

money and time, hedonic shopping value, store atmosphere, dan impulse

buying memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 maka semua

variabel dinyatakan reliabel dan penelitian ini dapat dilanjutkan.

60

D. Pembahasan Analisis Deskriptif

Agar dapat mengetahui pendapat yang diberikan oleh 60 responden pada

masing-masing variabel availability of money and time, hedonic shopping value,

store atmosphere dan impulse buying maka dianalisis deskripsi persentase terhadap

hasil tanggapan responden terhadap 16 pernyataan yang telah disediakan. Berikut

ini adalah hasil analisis deskriptif persentase tanggapan responden terhadap

pernyataan-pernyataan yang telah disediakan.

1. Availability of Money and Time (X1)

Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang

disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari

variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap availability of money and time

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Availability of Money and

Time

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Saya memiliki

kemampuan

finansial untuk

berbelanja di

Transmart

Carrefour

Cilandak.

0% 3,3% 13,4% 60% 23,3%

61

No. Pernyataan STS TS R S SS

2. Saya memiliki

uang yang lebih

untuk berbelanja

di Transmart

Carrefour

Cilandak.

3,3% 1,7% 23,3% 51,7% 20%

3. Saya memiliki

waktu yang lebih

untuk berbelanja

di Transmart

Carrefour

Cilandak.

0% 3,3% 35% 55% 6,7%

4. Saya tidak

terburu-buru

ketika berbelanja

di Transmart

Carrefour

Cilandak.

0% 0% 10% 65% 25%

Rata-rata 0,825% 2,075% 20,425% 57,925% 18,75%

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada variabel availability of money

and time mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 57,925%. Dan

dari 4 butir pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah

pernyataan nomor 4, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden

menjawab “setuju” sebesar 65% pada pernyataan nomor 4.

2. Hedonic Shopping Value (X2)

Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang

disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari

variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap hedonic shopping value

dijelaskan pada tabel berikut:

62

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hedonic Shopping Value

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Berbelanja di

Transmart

Carrefour

Cilandak dapat

membuat saya

merasa

menjelajahi dunia

baru.

0% 0% 30% 51,7% 18,3%

2. Berbelanja di

Transmart

Carrefour

Cilandak dapat

membuat saya

gembira dan

senang.

0% 0% 6,7% 76,7% 16,6%

3. Berbelanja di

Transmart

Carrefour

Cilandak dapat

membuat saya

melupakan

masalah yang

sedang saya

hadapi.

0% 0% 33,3% 51,7 15%

4. Berbelanja di

Transmart

Carrefour

Cilandak dapat

meningkatkan

rasa kekeluargaan

dengan keluarga

ataupun tali

persahabatan

dengan teman

ketika berbelanja.

0% 1,7% 3,3% 66,7% 28,3%

Rata-rata 0% 0,425% 18,325% 61,7% 19,55%

63

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada variabel hedonic shopping value

mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 61,7%. Dan dari 4 butir

pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah pernyataan

nomor 2, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden menjawab

“setuju” sebesar 76,7% pada pernyataan nomor 2.

3. Store Atmosphere (X3)

Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang

disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari

variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap store atmosphere dijelaskan

pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Pencahayaan di

Transmart

Carrefour Cilandak

menyoroti produk

dengan baik.

0% 0% 15% 48,3% 36,7%

2. Warna di

Transmart

Carrefour Cilandak

mempengaruhi

emosi saya ketika

saya berbelanja.

0% 1,7% 18,3% 63,3% 16,7%

3. Musik di Transmart

Carrefour Cilandak

mempengaruhi

perilaku saya

ketika saya

berbelanja.

0% 0% 15% 73,3% 11,7%

64

No. Pernyataan STS TS R S SS

4. Aroma di

Transmart

Carrefour Cilandak

mempengaruhi

perasaan dan emosi

saya.

0% 0% 13,3% 61,7% 25%

Rata-rata 0 0,425% 15,4% 61,65% 22,525%

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada variabel store atmosphere

mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 61,65%. Dan dari 4 butir

pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah pernyataan

nomor 3, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden menjawab

“setuju” sebesar 73,3% pada pernyataan nomor 3.

4. Impulse Buying (Y)

Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 4 pernyataan yang

disebarkan ke 60 responden dan mempersentasekan indikator-indikator dari

variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap impulse buying dijelaskan pada

tabel berikut:

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Ketika saya

berbelanja, saya

tidak merencakan

yang ingin dibeli,

namun saya

membeli secara

spontan.

0% 6,7% 23,3% 41,7% 28,3%

65

No. Pernyataan STS TS R S SS

2. Ketika saya

berbelanja, saya

membeli akibat

dorongan motivasi

dari dalam diri

saya.

0% 0% 11,7% 75% 13,3%

3. Ketika saya

berbelanja, saya

membeli karena

dorongan emosi.

0% 1,7% 26,7% 63,3% 8,3%

4. Ketika saya

berbelanja, saya

membeli tanpa

memikirkan akibat

yang akan

ditimbulkan.

0% 3,3% 28,3% 46,7% 21,7%

Rata-rata 0% 2,925% 22,5% 56,675% 17,9%

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pada variabel impulse buying

mayoritas responden menjawab “setuju” sebesar 56,67%. Dan dari 4 butir

pernyataan yang paling mendapatkan respon positif adalah pernyataan

nomor 2, hal ini dapat dilihat dengan mayoritas responden menjawab

“setuju” sebesar 75% pada pernyataan nomor 2.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang

baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal atau

mendekati normal (Ghozali, 2016). Dalam uji normalitas terdapat dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

66

dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dengan analisis

grafik menggunakan pengelolahan SPSS versi 22 menghasilkan grafik

sebagai berikut:

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Gambar 4.1

Kurva Normal P-Plot Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan pada gambar kurva p-plot di atas, dapat disimpulkan

bahwa dalam kurva normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis

diagonal dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari

kurva ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan

layak untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen.

Selain uji grafik, peneliti juga melengkapi pengujian normalitas

dengan uji statistik untuk menegaskan hasil uji normalitas grafik di atas.

67

Salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam uji

ini, apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi dengan normal.

Namun jika nilai sig. > 0,05 maka data berdistribusi dengan normal. Hasil

uji statistik menghasilkan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized

Residual ,067 60 ,200* ,988 60 ,800

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.12, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah

0,200, dapat diketahui bahwa nilai unstandardized residual memiliki nilai

Sig > 0,05 dan ini mengartikan bahwa data berdistribusi dengan normal.

2. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF),

68

jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1, maka model regresi bebas dari

multikolonieritas. (Ghozali, 2016). Hasil pengujian VIF dari model regresi

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514

Availability of

Money and

Time

,220 ,104 ,256 2,115 ,039 ,929 1,077

Hedonic

Shopping

Value

,310 ,152 ,248 2,035 ,047 ,918 1,089

Store

Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040 ,988 1,012

a. Dependent Variable: Impulse Buying

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil tabel 4.13 di atas, uji hasil Variance Inflation

Factor (VIF) masing-masing variabel independen memiliki VIF < 10 dan

tolerance > 0,10 yaitu untuk variabel availability of money and time (X1)

1,077 dan 0,929, hedonic shopping value (X2) 1,089 dan 0,918, dan store

atmosphere (X3) 1,012 dan 0,988. Maka dapat dinyatakan model regresi

linier berganda tidak terdapat multikolonieritas antara variabel dependen

dengan variabel independen yang lain sehingga dapat digunakan dalam

penelitian ini.

69

3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah, yaitu secara grafik dan

secara statistik, berdasarkan hasil pengolahan data maka hasil uji scatterplot

dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa distribusi data tidak teratur

dan tidak membentuk pola tertentu, serta menyebar di atas maupun di bawah

70

angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas pada model regresi. Selain itu, untuk menegaskan hasil

uji heteroskedastisitas, peneliti juga melakukan uji statistik dengan

menggunakan uji glejser. Jika nilai signifikansi di bawah 5% atau 0,05 maka

terdapat gejala heteroskedastisitas sedangkan Jika nilai signifikansi di atas

5% atau 0,05 maka tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan

hasil pengolahan data hasil uji glesjer dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Heterokedastisitas Secara Statistik

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1,538 2,082 ,739 ,463

Availability of

Money and Time ,021 ,065 ,045 ,327 ,745

Hedonic Shopping

Value ,000 ,096 ,000 -,003 ,997

Store Atmosphere -,048 ,091 -,070 -,525 ,602

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas tidak adanya variabel bebas yang memiliki

signifikansi di bawah 0,05. Variabel availability of money and time

memiliki signifikansi 0,745, variabel hedonic shopping value memiliki

signifikansi 0,997, dan variabel store atmosphere memiliki signifikansi

0,602. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak

ada masalah heterokedastisitas atau bebas dari heterokedastisitas.

71

F. Hasil Uji Hipotesis

1. Hasil Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa salah satu

kriteria pengujian adalah dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai

ttabel. Ho diterima jika nilai thitung berada diantara nilai ttabel (-) dan (+).

Dengan demikian, bila nilai thitung lebih kecil atau sama dengan (≤) ttabel maka

Ho diterima dan Ha di tolak. Dan Ho akan ditolak jika -thitung < -ttabel atau

thitung > ttabel. Berikut adalah hasil uji t dalam penelitian ini:

Tabel 4.15

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514

Availability of

Money and Time ,220 ,104 ,256 2,115 ,039

Hedonic Shopping

Value ,310 ,152 ,248 2,035 ,047

Store Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040

a. Dependent Variable: Impulse Buying

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, diperoleh thitung untuk X1 sebesar

2,115, X2 sebesar 2,035, dan X3 sebesar 2,104. Untuk menentukan ttabel

digunakan lampiran statistika tabel t, dengan menggunakan α = 5% : 2 =

72

2,5% (uji 2 sisi) dengan (df) n-k-1 atau 60-3-1 = 56. Maka diperoleh ttabel

sebesar 2,003.

Tabel 4.16

Tabel t statistika

df Signifikansi

0,025 0,05

55 2,004 1,673

56 2,003 1,673

57 2,002 1,672

Sumber: Priyatno (2016)

a. Pengaruh availability of money and time dan impulse buying.

Terlihat bahwa thitung untuk variabel availability of money and

time adalah 2,115. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung 2,115 >

ttabel 2,003. Maka dapat disimpulkan bahwa availability of money

and time berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse

buying sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.

Availability of money and time merupakan salah satu faktor

situasional yang mempengaruhi terjadinya impulse buying. Menurut

Beatty and Ferrell (1998) availability of money and time menjadi

fasilitator terhadap proses impulse buying karena uang akan

meningkatkan kekuatan untuk melakukan pembelian dan waktu

menjadi tolak ukur terhadap perilaku belanja konsumen karena

semakin banyak waktu yang dimiliki, maka semakin lama ia akan

menghabiskan waktu di lingkungan toko yang memungkinkan

terjadinya proses impulse buying semakin besar.

73

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Prasetya dan Rahardjo (2016) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Ketersediaan Uang dan Waktu, Lingkungan

Toko, Nilai Belanja Hedonis, dan Emosi Positif Terhadap

Pembelian Tak Terencana (Studi Kasus pada Pelanggan Lottemart

di Kota Jakarta).” yang menyatakan bahwa konsumen dengan

keuangan yang bagus dengan waktu senggang akan lebih

memungkinkan melakukan impulse buying, oleh karena itu

availability of money and time memiliki pengaruh yang signifikan

dalam pembelian tak terencana. Dan juga sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sherilou, et al, (2012) yang mengatakan

availability of money and time mempunyai peranan penting serta

pengaruh positif dalam meningkatkan kekuatan impulse buying pada

konsumen..

b. Pengaruh hedonic shopping value dan impulse buying.

Terlihat bahwa thitung untuk variabel hedonic shopping value

adalah 2,035. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung 2,035 > ttabel

2,003. Maka dapat disimpulkan bahwa hedonic shopping value

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse buying

sehingga dengan hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.

Babin et al. (1994) menyatakan bahwa hedonic shopping

value mencerminkan nilai belanja yang lebih berfokus langsung

terhadap pengalaman dan emosi yang dirasakan selama belanja.

74

Menurut Park, et al. (2006), hedonic shopping value memainkan

peran penting dalam proses impulse buying karena sering kali

konsumen mengalami impulse buying ketika didorong oleh

keinginan hedonis atau sebab lain di luar alasan ekonomi, seperti

karena rasa senang, fantasi, sosial, atau pengaruh emosional.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Yu dan Bastin (2010) yang berjudul “Hedonic

Shopping Value and Impulse Buying Behavior in Transitional

Economies: A Symbiosis in The Mainland China Marketplace” yang

menyatakan bahwa hedonic shopping value memainkan peran

penting untuk menuntun konsumen melakukan perilaku impulse

buying terlebih terhadap pembelanja hedonis yang lebih

mengutamakan pengalaman dan kesenangan saat berbelanja. Dan

juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eren, et al.,

(2012) yang menyatakan bahwa hedonic shopping value

berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.

c. Pengaruh store atmosphere dan impulse buying.

Terlihat bahwa thitung untuk variabel store atmosphere adalah

2,104. Hal ini mengartikan bahwa nilai thitung 2,104 > ttabel 2,003.

Maka dapat disimpulkan bahwa store atmosphere berpengaruh

secara signifikan terhadap perilaku impulse buying sehingga dengan

hal ini Ho ditolak dan Ha diterima.

75

Store atmosphere mampu membangkitkan efek tertentu dari

diri konsumen yang memungkinkan konsumen untuk tinggal lebih

lama di dalam sebuah toko ritel. Menurut Levy, et al., (2015) store

atmosphere mengacu pada desain lingkungan toko untuk

menimbulkan rangsangan stimuli pada konsumen. Banyak ritel telah

menemukan cara cerdik dalam mengembangkan store atmosphere

agar berdampak pada konsumen secara langsung.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Katelijn et al., (2008) dalam Prasetya dan Rahardjo

(2016) yang berjudul “Retail Design: Exploring Lighting for

Creating Experiences that Influences Consumers Mood and

Behaviour in Retail Space” yang menyatakan bahwa elemen-elemen

store atmosphere memiliki pengaruh secara positif terhadap

perilaku impulse buying konsumen. Hal ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rasheed, et al., (2016) mengatakan

bahwa store atmosphere memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi

perilaku konsumen dan meyakinkan konsumen untuk melakukan

impulse buying. Serta sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gumilang dan Nurcahya (2016) yang menyatakan bahwa store

atmosphere berpengaruh secara positif terhadap impulse buying.

2. Hasil Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

76

dependen (Ghozali, 2016). Priyatno (2016) mengatakan bahwa salah satu

cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil

perhitungan (Fhitung) dengan nilai F menurut tabel (Ftabel). Ho diterima jika

Fhitung ≤ Ftabel dan Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel. Berikut adalah hasil uji F

pada penelitian ini:

Tabel 4.17

Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 36,562 3 12,187 5,775 ,002b

Residual 118,171 56 2,110

Total 154,733 59

a. Dependent Variable: Impulse Buying

b. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic

Shopping Value

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diperoleh Fhitung sebesar 5,775. Untuk

menentukan Ftabel digunakan lampiran statistika tabel F, dengan

menggunakan tingkat signifikansi 0,05, dengan df 1 (jumlah variabel – 1)

atau 4-1 = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 60-3-1 = 56. Maka diperoleh Ftabel sebesar

2,769.

Tabel 4.18

Tabel F statistika

df 2 df 1

2 3 4

55 3,165 2,773 2,540

56 3,162 2,769 2,537

57 3,159 2,766 2,534

Sumber: Priyatno (2016)

77

Hal ini mengartikan bahwasannya nilai Fhitung > Ftabel yaitu 5,775 >

2,769 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulanya, terdapat hubungan

yang linier antara variabel independen dengan variabel dependen.

G. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis

regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu

variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno,

2016).

Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh availability of money and time,

hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse buying

pelanggan Transmart Carrefour Cilandak adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514

Availability of Money

and Time (X1) ,220 ,104 ,256 2,115 ,039

Hedonic Shopping

Value (X2) ,310 ,152 ,248 2,035 ,047

Store Atmosphere (X3) ,306 ,145 ,247 2,104 ,040

a. Dependent Variable: Impulse Buying

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

78

Dari tabel 4.19 di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk

mengetahui pengaruh availability of money and time, hedonic shopping value, dan

store atmosphere terhadap perilaku impulse buying, adapun persamaan regresinya

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 2,180 + 0,220X1 + 0,310X2 + 0,306X3 + e

Keterangan:

Y = impulse buying

a = konstanta

X1 = availability of money and time

X2 = hedonic shopping value

X3 = store atmosphere

b1 = koefisien availability of money and time

b2 = koefisien hedonic shopping value

b3 = koefisien store atmosphere

e = standar kesalahan

Berdasarkan tabel 4.19 ditemukan bahwa variabel yang paling mempengaruhi

perilaku impulse buying adalah hedonic shopping value karena memiliki nilai B

Unstandardized Coefficient lebih besar dari variabel lainnya yaitu sebesar 0,310.

H. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase

sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

79

dependen (Priyatno, 2016). Analisis ini dapat dilakukan melalui pengujian nilai R2.

Adapun hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.20

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,486a ,236 ,195 1,453

a. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic Shopping

Value

Sumber: hasil output data SPSS yang telah diolah, 2017

Berdasarkan data hasil pada tabel 4.20 di atas, dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwasannya penelitian ini memiliki nilai R2 sebesar 0,195. Nilai

tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel availability of

money and time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku

impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak.

Koefisien determinasi tersebut memiliki maksud bahwa pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 19,5%. Sisanya sebesar

80,5% dipengaruhi faktor lain selain variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh availability of money and

time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku impulse

buying. Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang pelanggan Transmart

Carrefour Cilandak.

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah

dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linier

berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel availability of money and time terhadap perilaku

impulse buying

Availability of money and time berpengaruh secara signifikan terhadap

perilaku impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak, hal ini

dapat dilihat dari thitung availability of money and time sebesar 2,115 > ttabel

2,003.

2. Pengaruh variabel hedonic shopping value terhadap perilaku impulse

buying.

Hedonic shopping value berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku

impulse buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak, hal ini dapat

dilihat dari thitung hedonic shopping value sebesar 2,035 > ttabel 2,00

81

3. Pengaruh variabel store atmosphere terhadap perilaku impulse buying.

Store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulse

buying pelanggan Transmart Carrefour Cilandak, hal ini dapat dilihat dari

thitung store atmosphere sebesar 2,035 > ttabel 2,003.

4. Pengaruh secara simultan antara variabel availability of money and

time, hedonic shopping value, dan store atmosphere terhadap perilaku

impulse buying.

Dalam hasil uji F nilai Fhitung sebesar 5,775 > Ftabel 2,769. Hal ini

mengartikan bahwasannya terdapat hubungan yang linier antara variabel

independen dengan variabel dependen secara keseluruhan. Kemudian, dari

hasil analisis koefisien determinasi didapati nilai R2 sebesar 0,195.

Koefisien determinasi tersebut memiliki maksud bahwa pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 19,5%. Sisanya

sebesar 80,5% dipengaruhi faktor lain selain variabel yang diteliti dalam

penelitian ini.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, peneliti ingin memberikan beberapa saran yang dapat

disampaikan, yaitu:

1. Dari hasil data uji t menunjukkan bahwa availability of money and time

terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse

buying. Namun berdasarkan hasil pembahasan analisis deskripstif,

pernyataan nomor tiga pada variabel availability of money and time yang

paling mendapatkan respon negatif, hal ini menjadi dasar diambilnya saran

82

untuk menjadi solusi pada variabel availability of money and time pada

penelitian ini. Untuk mengatasi hal tersebut Transmart Carrefour Cilandak

harus berusaha memberikan sales service dalam bentuk sales person dengan

target sasaran yang tepat kepada konsumen Transmart Carrefour Cilandak

dengan tujuan untuk memunculkan stimuli dan bisa menarik perhatian

konsumen sehingga dapat menimbulkan minat konsumen untuk melakukan

impulse buying. Menurut Gilbert (2003) tujuan dari sales person yaitu;

untuk mendapatkan penjualan, menstimulasi impulse buying dengan

memberikan perhatian ekstra kepada konsumen, membuat konsumen puas

serta mengetahui produk, membuat hubungan baik antar konsumen-

produsen. Sales person dianggap ampuh untuk menjadi solusi bagi

konsumen yang kritis dengan masalah waktu mereka. Sales person mampu

menjadi strategi untuk menarik konsumen melakukan impulse buying

namun memiliki waktu yang terbatas, karena dengan diciptakannya

hubungan antar produsen-konsumen akan membuat meraka lupa dengan

ketersediaan waktu mereka dan bergerak spontan melakukan impulse

buying setelah dipengaruhi oleh sales person yang tepat. Lebih lanjut lagi,

Beatty dan Ferrel (1998) menyatakan bahwa konsumen yang memiliki uang

dan waktu terbatas akan membuat mereka frustasi ketika berbelanja, maka

dari itu menghindari lingkungan belanja.

2. Dari hasil data uji t menunjukkan bahwa hedonic shopping value terbukti

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse buying.

Namun berdasarkan hasil pembahasan analisis deskripstif, pernyataan

83

nomor tiga pada variabel hedonic shopping value yang paling mendapatkan

respon negatif, hal ini menjadi dasar diambilnya saran untuk menjadi solusi

pada variabel hedonic shopping value pada penelitian ini. Untuk mengatasi

hal tersebut Transmart Carrefour Cilandak harus berusaha menciptakan

suasana yang lebih nyaman dan inovatif untuk mendapatkan dan

mempertahankan pelanggan dengan memberikan value yang lebih superior

ketimbang pesaingnya dengan menggunakan model layout flower of

service. Menurut Wirtz dan Lovelock (2016) flower of service dibagi

menjadi 2 bagian yaitu core product yang merupakan hal paling dasar yang

harus dimiliki dalam produk maupun servis perusahaan dan supplementary

services yang merupakan servis-servis tambahan untuk membedakan core

product yang dimiliki dengan para pesaing. Sesuai dengan konsep flower of

service, Transmart Carrefour Cilandak hanya fokus terhadap produk inti

mereka yaitu konsep hypermarket yang terintegrasi namun

mengesampingkan servis-servis tambahan yang dapat menambah

kenyamanan konsumen seperti kurangnya toilet dan tidak terdapatnya ruang

ibadah di dalam Transmart Carrefour Cilandak. Maka dari itu diharapkan

kedepannya Transmart Carrefour Cilandak meningkatkan supplementary

services dengan maksud untuk menciptakan suasana lebih nyaman bagi

seluruh konsumen Transmart Carrefour Cilandak agar mereka lebih betah

untuk berlama-lama di dalam Transmart Carrefour Cilandak.

3. Dari hasil data uji t menunjukkan bahwa store atmosphere terbukti

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulse buying.

84

Namun berdasarkan hasil pembahasan analisis deskripstif, pernyataan

nomor dua pada variabel store atmosphere yang paling mendapatkan respon

negatif, hal ini menjadi dasar diambilnya saran untuk menjadi solusi pada

variabel store atmosphere pada penelitian ini. Untuk itu Transmart

Carrefour Cilandak sebaiknya mempertahankan dan meningkatkan

kenyamanan serta service environment Transmart Carrefour Cilandak

dengan cara memperkaya desain kondisi sekitar gerai-gerai yang ada di

Transmart Carrefour Cilandak agar tidak terlihat monoton melalui unsur-

unsur pewarnaan yang mengeluarkan sisi ciri khas Transmart. Menurut

Wirtz dan Lovelock (2016) tujuan dari penciptakan desain service

environment adalah untuk membentuk pengalaman dan perilaku konsumen

ketika berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak, menciptakan sinyal

kualitas yang diberikan oleh Transmart Carrefour Cilandak, memfasilitasi

kualitas dan produktivitas yang diberikan oleh Transmart Carrefour

Cilandak. Keseluruhan service environment yang dibangun diharapkan

dapat menambah menciptakan sensasi serta perasaan tertentu dalam benak

konsumen dan menimbulkan perilaku impulse buying.

Penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian yang akan dilakukan

selanjutnya. Bagi pihak yang ingin meneliti lebih lanjut, dapat menggunakan

ataupun menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku

impulse buying, seperti store environment,, product type, product price, packaging,

price discount, bonus pack, point-of-sales, perceived risk, materialism, shopping

enjoyment, culture, positive emotion, time, money, the presence of others, dan in-

85

store browsing sebagai variabel yang mampu meningkatkan penjualan produk guna

mempengaruhi perilaku impulse buying (Unsalan, 2015). Selain itu dapat juga

memperluas jangkauan wilayah penelitian seperti mengambil objek-objek ritel

modern lainnya yang terdapat di daerah lain sehingga penelitian dapat digeneralisir

dan juga mampu mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mampu mempengaruhi

perilaku impulse buying. Karena dalam penelitian ini diketahui terdapat 80,5%

faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku impulse buying.

86

DAFTAR PUSTAKA

A.C. Nielsen. “Survey of Consumer Behaviour and Perceptions toward Modern and

Traditional Trade Channels”. Departemen Perdagangan Republik

Indonesia, Jakarta, 2009.

Babin, B.J. dan Darden, W.R. “Work and/or Fun: Measuring Hedonic and

Utilitarian Shopping Value”. Journal of Consumer Reasearch, Vol. 20,

1994.

Baskoro, F.M. “Indonesia Masuk Lima Besar Sektor Ritel Paling Potensial di

Dunia” artikel diakses tanggal 16 Oktober 2016, dari

http://www.beritasatu.com/ekonomi/368786-indonesia-masuk-lima-besar-

sektor-ritel-paling-potensial-di-dunia.html

Beatty, S.E. dan Ferrel, M.E. “Impulse Buying: Modeling Its Precursors”. Journal

of Retailing, Volume 74(2), pp. 169-191, 1998.

Cahyorini, Astri dan Rusfian, E.Z. “The Effect of Packaging Design on Impulsive

Buying”. Journal of Administrative Science & Organization, 11-21, 2011.

Dahmiri, et al. “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Pada

Informa Furnishing Jambi Town Square Kota Jambi”. Jurnal Manajemen

Terapan dan Keuangan, Vol. 4, No. 3, 2015.

Darma, L.A., dan Japarianto, Edwin. “Analisa Pengaruh Hedonic Shopping Value

Terhadap Impulse Buying Dengan Shopping Lifestyle dan Positive Emotion

Sebagai Variabel Intervening Pada Mall Ciputra World Surabaya”. Jurnal

Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 2, 80-89, 2014.

Decilya, Sutji. “Pembelanja Indonesia Makin Impulsif” artikel diakses tanggal 12

Maret 2017, dari https://m.tempo.co/read/news/2011/06/21/090342265/

pembelanja-indonesia-makin-impulsif

Eren, S.S., et al. “Compulsive Buying Tendencies through Materialistic and

Hedonic Values among College Students in Turkey”. Procedia - Social and

Behavioral Sciences 58. 1370 – 1377, 2012.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23”.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016.

Gilbert, David. “Retail Marketing Management”. Second Edition, England:

Prentice Hall. 2003

87

Gumilang, W.A. dan Nurcahya, I.K. “Pengaruh Price Discount dan Store

Atmosphere Terhadap Emotional Shopping dan Impulse Buying”. E-Jurnal

Manajemen Unud, Vol. 15, No. 3, 1859-1888, 2016.

Irawan, Handi. “Maybe Yes! Maybe No!” artikel diakses tanggal 12 Maret 2017,

dari http://www.marketing.co.id/maybe-yes-maybe-no

Julianto, P.A. “Aprindo: Industri Ritel Tumbuh Sekitar 10 Persen pada 2016”

artikel diakses tanggal 5 Maret 2017, dari http://bisniskeuangan.kompas.

com/read/2016/12/28/172204826/aprindo.industri.ritel.tumbuh.sekitar.10.p

ersen.pada.2016

Kotler, Philip. “Marketing Management Internasional”. New Jersey: Prentice Hall.

2003.

Kotler, Philip dan Keller, K.L. “Marketing Management”. 14th edition, Global

Edition, Pearson Prentice Hall, 2012.

Kurniawan, Denny dan Kunto, Y.S. “Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere

Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion Sebagai Variabel

Intervening Studi Kasus Di Matahari Department Store Cabang Supermall

Surabaya”. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol. 1, No. 2, 1-8, 2013.

Kwan, O.G. “Pengaruh Sales Promotion dan Store Atmosphere Terhadap Impulse

Buying dengan Positive Emotion Sebagai Variabel Intervening pada Planet

Sports Tunjungan”. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 10, No. 1, 27-34,

2016.

Levy, et al. “Retailing Management”. 9th edition, McGraw Hill Education, New

York, 2015.

Ma’ruf, Hendri. “Pemasaran Ritel”. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.

Mazwahid. “12 Karakter Unik Konsumen Indonesia” artikel diakses tanggal 12

Maret 2017, dari http://www.marketing.co.id/12-karakter-unik-konsumen-

indonesia

Mowen, J.C. dan Minor, Michael. “Perilaku Konsumen”. Alih Bahasa Lina Salim,

Edisi Kelima, PT. Erlangga, Jakarta, 2002.

Park, E.J., et al. “A Struc-tural Model of Fashion-Oriented Impulse Buying

Behavior”. Journal of Fashion Marketing and Management. 10(4), pp. 433-

446. 2006

Pattipeilohy, V.R., et al. “The Influence of the Availability of Money and Time,

Fashion Involvement, Hedonic Consumption Tendency and Positive

88

Emotion towards Impulse Buying Behavior in Ambon City (Study on

Purchasing Products Fashion Apparel)”. International Journal of Business

and Behavioral Sciences, Vol. 3, No. 8, 2013.

Prasetya, Aries dan Rahardjo, S.T. “Analisis Pengaruh Ketersediaan Uang dan

Waktu, Lingkungan Toko, Nilai Belanja Hedonis, dan Emosi Positif

Terhadap Pembelian Tak Terencana (Studi Kasus Pada Pelanggan

Lottemart Di Kota Jakarta)”. Diponegoro Journal of Management, Volume

5, Nomor 3 Tahun 2016, Halaman 1-11, 2016.

Prasetyo, Budi. “Perusahaan Retail Jepang Aeon Bakal Masuk Indonesia” artikel

diakses tanggal 4 Maret 2017, dari http://www.tribunnews.com/bisnis/

2012/07/15/perusahaan-retail-jepang-aeon-bakal-masuk-indonesia

Priyatno, Duwi. “SPSS Handbook Analisis Data, Olah Data, & Penyelesaian

Kasus-Kasus Statistik”. Mediakom, Jogyakarta, 2016.

Putri, Y.T.A. dan Edwar, Muahmmad. “Pengaruh Bonus Pack dan Price Discount

Terhadap Impulse Buying pada Konsumen Giant Hypermarket Diponegoro

Surabaya”. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), Vol 3, No 2, 2015.

Rasheed, Shahid et al. “Impact of Store Atmosphere on Impulse Buying Behaviour:

Moderating Effect of Demographic Variables”. International Journal of u-

and e- Service, Science and Technology, Vol.9, No. 7, pp.43-60, 2016.

Rasimin, B.S. dan Atamimi, Nuryati. “Hubungan Self Monitoring dengan

Impulsive Buying Terhadap Produk Fashion Pada Remaja”. Jurnal

Psikologi, 35 (2), pp.181-193, 2008.

Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. “Consumer Behavior”. 9th edition, Pearson

Prentice Hall, New Jersey, 2007.

Semuel, Hatane. “Respons Lingkungan Berbelanja Sebagai Stimulus Pembelian

Tidak Terencana pada Toko Serba Ada (Toserba)”. Jurnal Manajemen &

Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September: pp 152-170, 2005.

Sherilou, Mehrdokht, et al. “Exploring the Influnce of Situational Factors (Money

& Time Available) on Impulse Buying Behaviour among Different Etthics”.

Elixir Marketing Mgmt. 46. 8577-8580. 2012.

Solomon, M.R. “Consumer Behavior: Buying, Having, and Being”. Pearson

Prentice Hall, New Jersey, 2011.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2010.

89

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Alfabeta,

Bandung, 2015.

Sujarweni, V.W. “Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi”. Pustaka Baru Press,

Jogyakarta, 2015.

Ünsalan, Mustafa. “Stimulating Factors of Impulse Buying Behavior: A Literature

Review”. 2016.

Utami, C.W. “Strategi Pemasaran Ritel”. Indeks, Jakarta, 2008.

Verplanken, Bas dan Herabadi, Astrid. “Individual differences in impulse buying

tendency: Feeling and no thinking”. European Journal of personality, 15

(S1), pp.S71-S83, 2001.

Wirtz, Jochen dan Lovelock, Christoper. “Service Marketing, People-Technology-

Strategy”. World Scientific, Singapore, 2016

Yu, Chunling dan Bastin, Mike. “Hedonic shopping value and impulse buying

behavior in transitional economies: A symbiosis in the Mainland China

Marketplace”. Journal of Brand Management 18, 105 – 114, 2010.

90

LAMPIRAN

91

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr/I Responden Penelitian

Di tempat

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program

Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Muhammad Iqbal Fattrah

NIM : 1113081000019

Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Manajemen Pemasaran

Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan

judul “PENGARUH AVAILABILITY OF MONEY AND TIME, HEDONIC

SHOPPING VALUE, DAN STORE ATMOSPHERE TERHADAP PERILAKU

IMPULSE BUYING PELANGGAN TRANSMART CARREFOUR CILANDAK”.

Maka untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian ini, saya memohon

ketersediaan Bapak/Ibu/Sdr/I untuk mengisi daftar pernyataan yang saya ajukan.

Kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I merupakan bantuan yang sangat bernilai bagi saya.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I meluangkan waktu untuk mengisi dan

menjawab semua pernyataan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Muhammad Iqbal Fattrah

92

IDENTITAS RESPODEN

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada

Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini:

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita

Usia berkisar antara : ( ) > 17 s/d 25 tahun ( ) > 25 s/d 32 tahun

( ) > 32 s/d 45 tahun ( ) > 45 tahun

Pekerjaan : ( ) Mahasiswa/Pelajar ( ) Karyawan Swasta

( ) PNS ( ) Wirausaha

( ) Lain-lain

Pendidikan terakhir : ( ) SMA/SMK ( ) Akademi/D1/D2/D3

( ) S1 ( ) S2 ( ) S3

Pendapatan perbulan : ( ) > 0 s/d 2 Juta ( ) > 2 s/d 4 Juta

( ) > 4 s/d 6 Juta ( ) > 6 Juta

SCREENING QUESTION

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada

Bapak/Ibu/Sdr/I untuk menceklis (√) pernyataan berikut ini:

1. Apakah anda pernah melakukan pembelian di TRANSMART CARREFOUR

CILANDAK*:

( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

*) Jika “pernah” anda dapat melanjutkan kuesioner, jika “tidak pernah’ anda

tidak perlu melanjutkan kuesioner, terima kasih.

93

CARA PENGISIAN KUESIONER

Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, pilihlah salah satu

jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Sdr/I paling tepat, dengan memberikan tanda

ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan dengan pilihan jawaban sebagai

berikut:

1. (STS) : Sangat Tidak Setuju = 1

2. (TS) : Tidak Setuju = 2

3. (R) : Ragu-ragu = 3

4. (S) : Setuju = 4

5. (SS) : Sangat Setuju = 5

DAFTAR PERNYATAAN

Availability of money and time

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Saya memiliki kemampuan finansial untuk

berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak.

2. Saya memiliki uang yang lebih untuk

berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak.

3. Saya memiliki waktu yang lebih untuk

berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak.

4. Saya tidak terburu-buru ketika berbelanja di

Transmart Carrefour Cilandak.

94

Hedonic shopping value

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak

dapat membuat saya merasa menjelajahi

dunia baru.

2. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak

dapat membuat saya gembira dan senang.

3. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak

dapat membuat saya melupakan masalah

yang sedang saya hadapi.

4. Berbelanja di Transmart Carrefour Cilandak

dapat meningkatkan rasa kekeluargaan

dengan keluarga ataupun tali persahabatan

dengan teman ketika berbelanja.

Store atmosphere

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Pencahayaan di Transmart Carrefour

Cilandak menyoroti produk dengan baik.

2. Warna di Transmart Carrefour Cilandak

mempengaruhi emosi saya ketika saya

berbelanja.

95

Store atmosphere

No. Pernyataan STS TS R S SS

3. Musik di Transmart Carrefour Cilandak

mempengaruhi perilaku saya ketika saya

berbelanja.

4. Aroma di Transmart Carrefour Cilandak

mempengaruhi perasaan dan emosi saya.

Impulse buying

No. Pernyataan STS TS R S SS

1. Ketika saya berbelanja, saya tidak

merencanakan yang ingin dibeli, namun saya

membeli secara spontan.

2. Ketika saya berbelanja, saya membeli akibat

dorongan motivasi dari dalam diri saya.

3. Ketika saya berbelanja, saya membeli karena

dorongan emosi.

4. Ketika saya berbelanja, saya membeli tanpa

memikirkan akibat yang akan ditimbulkan.

96

DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Variabel Availability of Money and Time

No. X1

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 4 3 5 16

2. 4 4 3 4 15

3. 4 4 3 4 15

4. 4 4 3 4 15

5. 4 4 2 4 14

6. 4 3 3 4 14

7. 4 3 3 4 14

8. 4 4 3 3 14

9. 4 4 4 4 16

10. 5 5 5 5 20

11. 4 4 4 4 16

12. 4 2 2 2 10

13. 4 3 5 5 17

14. 4 4 4 4 16

15. 3 3 4 2 12

16. 5 4 4 5 18

17. 4 3 3 3 13

18. 4 4 4 4 16

19. 5 5 4 5 19

20. 5 4 4 4 17

21. 4 4 4 5 17

22. 5 5 4 4 18

23. 4 4 4 5 17

24. 4 4 4 5 17

25. 2 4 2 3 11

26. 4 3 4 5 16

27. 4 4 4 5 17

28. 4 4 4 4 16

29. 4 5 4 5 18

30. 4 5 5 4 18

97

Variabel Hedonic Shopping Value

No. X2

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 3 4 5 4 16

2. 4 4 3 5 16

3. 3 3 2 2 10

4. 5 4 3 5 17

5. 3 3 2 4 12

6. 4 4 3 4 15

7. 2 3 2 4 11

8. 4 4 2 4 14

9. 3 4 3 4 14

10. 3 3 2 2 10

11. 4 4 3 3 14

12. 2 2 2 2 8

13. 2 4 2 5 13

14. 3 2 3 4 12

15. 4 3 4 4 15

16. 4 3 3 4 14

17. 2 2 1 3 8

18. 3 3 3 3 12

19. 4 3 4 4 15

20. 3 4 4 4 15

21. 4 5 3 4 16

22. 3 4 3 4 14

23. 4 4 4 5 17

24. 4 4 4 4 16

25. 2 3 3 5 13

26. 4 4 3 4 15

27. 4 5 5 4 18

28. 4 4 4 4 16

29. 4 5 4 5 18

30. 4 5 5 5 19

98

Variabel Store Atmosphere

No. X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 3 3 3 13

2. 4 2 4 4 14

3. 4 3 3 3 13

4. 4 4 3 3 14

5. 4 3 3 3 13

6. 3 4 4 4 15

7. 4 2 4 4 14

8. 3 3 4 4 14

9. 4 3 4 3 14

10. 3 3 3 3 12

11. 5 5 5 4 19

12. 4 4 4 4 16

13. 5 5 4 4 18

14. 4 4 4 4 16

15. 4 4 3 4 15

16. 4 4 4 3 15

17. 5 4 4 4 17

18. 5 5 5 4 19

19. 5 4 3 4 16

20. 4 4 4 3 15

21. 5 5 4 4 18

22. 4 3 3 4 14

23. 5 4 5 5 19

24. 4 3 4 4 15

25. 4 2 2 2 10

26. 4 3 4 4 15

27. 4 2 4 4 14

28. 4 4 4 2 14

29. 5 4 4 4 17

30. 4 4 4 5 17

99

Variabel Impulse Buying

No. Y

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 5 5 5 19

2. 4 4 4 4 16

3. 2 4 3 1 10

4. 5 4 4 3 16

5. 4 4 2 2 12

6. 3 4 4 4 15

7. 4 4 4 3 15

8. 4 4 4 3 15

9. 3 2 2 4 11

10. 4 4 4 2 14

11. 4 4 4 4 16

12. 5 5 4 5 19

13. 4 5 4 3 16

14. 4 4 4 3 15

15. 4 5 5 5 19

16. 4 5 4 5 18

17. 3 4 4 5 16

18. 5 4 4 5 18

19. 4 5 4 4 17

20. 4 4 3 2 13

21. 3 4 3 2 12

22. 4 3 3 3 13

23. 5 4 4 3 16

24. 3 4 4 4 15

25. 2 3 3 4 12

26. 3 4 4 3 14

27. 2 4 2 2 10

28. 4 2 2 2 10

29. 4 4 4 4 16

30. 5 4 4 4 17

100

DATA PENELITIAN

Variabel Availability of Money and Time

No. X1

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 4 2 4 14

2. 5 5 4 4 18

3. 4 2 4 4 14

4. 4 4 3 3 14

5. 3 4 4 4 15

6. 5 4 3 4 16

7. 4 3 4 4 15

8. 3 3 3 3 12

9. 4 4 3 3 14

10. 4 4 4 4 16

11. 3 4 3 5 15

12. 4 3 4 4 15

13. 3 3 4 4 14

14. 4 4 4 4 16

15. 5 5 5 5 20

16. 5 5 4 4 18

17. 4 4 4 5 17

18. 4 4 5 5 18

19. 3 3 4 4 14

20. 4 3 3 4 14

21. 4 4 3 4 15

22. 4 4 4 5 17

23. 4 4 4 4 16

24. 4 4 4 4 16

25. 3 5 4 5 17

26. 4 4 3 5 16

27. 4 4 3 4 15

28. 4 3 3 4 14

29. 4 3 3 4 14

30. 4 4 4 4 16

31. 4 4 4 4 16

32. 4 4 4 4 16

101

No. X1

Total Q1 Q2 Q3 Q4

33. 4 4 4 5 17

34. 4 4 3 4 15

35. 2 1 4 5 12

36. 2 1 4 5 12

37. 4 3 3 4 14

38. 5 5 5 5 20

39. 3 3 3 4 13

40. 4 5 5 4 18

41. 5 5 4 5 19

42. 4 4 3 5 16

43. 4 4 2 3 13

44. 5 5 4 3 17

45. 4 4 4 4 16

46. 5 4 4 5 18

47. 4 3 3 4 14

48. 4 4 3 4 15

49. 4 4 4 4 16

50. 5 3 3 4 15

51. 5 5 4 4 18

52. 4 4 4 4 16

53. 4 3 3 3 13

54. 3 4 3 4 14

55. 5 5 4 4 18

56. 4 4 4 4 16

57. 4 5 4 4 17

58. 5 5 4 4 18

59. 5 3 3 4 15

60. 5 4 4 5 18

Variabel Hedonic Shopping Value

No. X2

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 4 4 4 16

2. 4 4 4 4 16

3. 3 4 4 4 15

102

No. X2

Total Q1 Q2 Q3 Q4

4. 5 5 4 4 18

5. 4 5 3 4 16

6. 4 4 4 4 16

7. 4 4 3 4 15

8. 3 4 4 4 15

9. 5 5 3 4 17

10. 4 4 3 3 14

11. 3 4 3 5 15

12. 3 4 4 4 15

13. 5 4 4 4 17

14. 4 4 4 4 16

15. 5 3 3 4 15

16. 4 5 4 5 18

17. 5 4 3 4 16

18. 4 4 3 4 15

19. 4 4 4 4 16

20. 4 4 4 3 15

21. 3 4 4 5 16

22. 3 4 4 5 16

23. 4 4 4 4 16

24. 5 5 3 4 17

25. 4 4 3 4 15

26. 3 4 5 4 16

27. 4 4 3 5 16

28. 4 4 3 4 15

29. 4 4 5 5 18

30. 4 4 4 4 16

31. 3 5 5 5 18

32. 4 4 3 4 15

33. 3 4 4 2 13

34. 3 4 3 4 14

35. 4 4 4 4 16

36. 3 4 4 4 15

37. 4 4 4 4 16

38. 4 4 4 4 16

39. 3 4 3 4 14

40. 3 4 4 5 16

103

No. X2

Total Q1 Q2 Q3 Q4

41. 4 4 5 5 18

42. 3 4 4 4 15

43. 4 4 3 4 15

44. 4 4 4 4 16

45. 4 5 3 4 16

46. 5 4 4 5 18

47. 4 3 3 4 14

48. 5 3 3 4 15

49. 3 5 5 5 18

50. 4 4 4 5 17

51. 5 5 4 4 18

52. 3 4 3 5 15

53. 4 4 4 4 16

54. 3 4 4 4 15

55. 3 4 5 5 17

56. 4 4 4 4 16

57. 4 3 5 5 17

58. 4 4 4 5 17

59. 5 5 5 4 19

60. 5 4 5 5 19

Variabel Store Atmosphere

No. X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 4 4 3 15

2. 4 2 4 4 14

3. 4 4 4 4 16

4. 3 3 4 4 14

5. 3 3 4 5 15

6. 4 3 3 4 14

7. 4 3 3 5 15

8. 4 3 4 4 15

9. 4 4 3 4 15

10. 5 4 4 4 17

11. 5 4 3 3 15

104

No. X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4

12. 4 4 4 3 15

13. 5 5 5 5 20

14. 3 4 4 4 15

15. 5 3 4 3 15

16. 5 4 4 4 17

17. 5 4 4 4 17

18. 4 4 4 4 16

19. 4 4 4 4 16

20. 5 5 5 4 19

21. 4 4 4 4 16

22. 4 3 4 4 15

23. 5 3 4 4 16

24. 4 4 4 4 16

25. 3 5 5 5 18

26. 5 5 5 3 18

27. 4 4 4 4 16

28. 3 4 4 4 15

29. 5 4 4 4 17

30. 5 4 3 3 15

31. 5 4 4 4 17

32. 4 4 4 4 16

33. 5 4 4 4 17

34. 4 4 4 4 16

35. 4 4 4 4 16

36. 4 4 4 5 17

37. 4 4 3 5 16

38. 3 5 3 5 16

39. 4 4 4 4 16

40. 5 4 4 4 17

41. 5 3 3 5 16

42. 5 3 5 5 18

43. 4 5 3 5 17

44. 5 4 4 4 17

45. 4 4 4 4 16

46. 4 3 4 4 15

47. 4 4 4 4 16

48. 5 4 4 4 17

105

No. X3

Total Q1 Q2 Q3 Q4

49. 5 5 5 5 20

50. 4 5 4 5 18

51. 4 4 4 4 16

52. 3 4 4 3 14

53. 4 4 4 4 16

54. 5 5 4 3 17

55. 3 5 5 5 18

56. 4 4 4 5 17

57. 4 4 4 4 16

58. 5 4 4 4 17

59. 3 4 4 5 16

60. 5 4 4 4 17

Variabel Impulse Buying

No. Y

Total Q1 Q2 Q3 Q4

1. 4 4 3 3 14

2. 2 4 4 2 12

3. 2 4 4 4 14

4. 3 4 3 5 15

5. 5 4 4 5 18

6. 4 4 5 4 17

7. 2 5 2 3 12

8. 3 3 4 4 14

9. 3 4 3 3 13

10. 2 4 4 4 14

11. 3 3 3 4 13

12. 5 5 4 3 17

13. 4 4 4 3 15

14. 4 4 3 4 15

15. 4 4 4 4 16

16. 4 4 3 5 16

17. 3 4 3 4 14

18. 4 5 4 3 16

19. 4 4 4 4 16

106

No. Y

Total Q1 Q2 Q3 Q4

20. 5 3 3 5 16

21. 4 4 4 4 16

22. 5 4 4 3 16

23. 3 4 3 5 15

24. 3 5 4 5 17

25. 4 5 4 5 18

26. 4 5 5 5 19

27. 4 4 4 4 16

28. 3 4 4 4 15

29. 5 4 4 3 16

30. 4 4 4 4 16

31. 5 5 5 4 19

32. 3 3 3 4 13

33. 3 4 5 3 15

34. 5 4 4 3 15

35. 3 4 3 2 12

36. 4 4 4 3 15

37. 4 4 4 4 16

38. 5 4 3 3 15

39. 4 4 4 4 16

40. 5 4 4 5 18

41. 5 4 3 5 17

42. 3 4 4 4 15

43. 4 4 4 3 15

44. 4 4 4 4 16

45. 5 4 4 5 18

46. 5 4 4 4 17

47. 4 4 3 3 14

48. 3 4 4 4 15

49. 5 3 4 4 16

50. 5 3 4 5 17

51. 4 4 4 4 16

52. 3 4 3 4 14

53. 4 4 3 4 15

54. 4 3 4 3 14

55. 4 4 4 5 17

56. 5 4 4 4 17

107

No. Y

Total Q1 Q2 Q3 Q4

57. 5 5 5 3 18

58. 4 4 4 4 16

59. 4 4 4 4 16

60. 5 4 4 3 16

108

HASIL UJI VALIDITAS

(X1) availability of money and time

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

item1 11,67 3,678 ,514 ,725

item2 11,83 3,316 ,519 ,715

item3 12,10 2,921 ,576 ,685

item4 11,60 2,662 ,629 ,654

(X2) hedonic shopping value

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

item1 10,70 5,045 ,577 ,759

item2 10,47 4,533 ,707 ,695

item3 10,97 4,171 ,639 ,731

item4 10,17 5,040 ,519 ,785

(X3) store atmosphere

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

item1 11,00 3,172 ,523 ,662

item2 11,60 2,386 ,517 ,672

item3 11,40 2,800 ,601 ,610

item4 11,50 3,017 ,447 ,696

(Y) impulse buying

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

item1 11,07 4,961 ,387 ,746

item2 10,83 4,902 ,524 ,680

item3 11,20 4,028 ,769 ,540

item4 11,40 3,697 ,502 ,712

109

HASIL UJI RELIABILITAS

X1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,755 4

X3

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,721 4

X2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,795 4

Y

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,733 4

110

HASIL UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Unstandardized Residual 60 100,0% 0 0,0% 60 100,0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized Residual ,067 60 ,200* ,988 60 ,800

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

111

HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Variables Entered/Removeda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514

Availability of

Money and Time ,220 ,104 ,256 2,115 ,039 ,929 1,077

Hedonic Shopping

Value ,310 ,152 ,248 2,035 ,047 ,918 1,089

Store Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040 ,988 1,012

a. Dependent Variable: Impulse Buying

112

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,538 2,082 ,739 ,463

Availability of Money

and Time ,021 ,065 ,045 ,327 ,745

Hedonic Shopping

Value ,000 ,096 ,000 -,003 ,997

Store Atmosphere -,048 ,091 -,070 -,525 ,602

a. Dependent Variable: ABS_RES

113

HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Availability of Money

and Time, Hedonic

Shopping Value,

Store Atmosphereb

. Enter

a. Dependent Variable: Impulse Buying

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,486a ,236 ,195 1,453

a. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic Shopping

Value

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 36,562 3 12,187 5,775 ,002b

Residual 118,171 56 2,110

Total 154,733 59

a. Dependent Variable: Impulse Buying

b. Predictors: (Constant), Store Atmosphere, Availability of Money and Time, Hedonic Shopping

Value

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,180 3,318 ,657 ,514

Availability of Money and

Time ,220 ,104 ,256 2,115 ,039

Hedonic Shopping Value ,310 ,152 ,248 2,035 ,047

Store Atmosphere ,306 ,145 ,247 2,104 ,040

a. Dependent Variable: Impulse Buying