pengantar ilmu ekonomi - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/penelusuraninformasi/file-pdf/pie...pengantar ilmu...

42
1 PENGANTAR ILMU EKONOMI (Drs. Rudy Badrudin, M.Si., Dosen Luar Biasa FISIP UAJY) 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Produk Domestik suatu wilayah merupakan nilai seluruh produk dan jasa yang diproduksi di wilayah tersebut tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari wilayah tersebut atau tidak. Pendapatan yang timbul oleh adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah domestik atau region adalah meliputi wilayah yang berada di dalam wilayah geografis region tersebut. Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa sebagian faktor produksi dari kegiatan produksi di suatu wilayah berasal dari wilayah lain. Demikian juga sebaliknya, faktor produksi yang dimiliki wilayah tersebut ikut pula dalam proses produksi di wilayah lain. Dengan kata lain, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan gambaran “Production Originatea”. Hal ini menyebabkan nilai produksi domestik yang timbul di suatu wilayah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk wilayah tersebut. Dengan adanya arus pendapatan (pada umumnya berupa gaji/upah, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan) yang mengalir antarwilayah (termasuk dari/ke luar negeri), maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dengan Produk Regional. Produk Regional adalah produk domestik ditambah pendapatan dari luar wilayah dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar wilayah tersebut. Dengan kata lain, Produk Regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah tersebut. A. PENDEKATAN PERHITUNGAN PDRB DI KABUPATEN SLEMAN i) Pendekatan Produksi Adalah PDRB yang disusun melalui pendekatan produksi menjelaskan bagaimana PDRB dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi yang beroperasi di suatu wilayah (region) atau merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) atau PDRB demikian itu disebut sebagai PDRB menurut sektor atau biasa disebut pula sebagai PDRB ditinjau dari sisi penyediaan (supply side).

Upload: trannhan

Post on 10-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

1

PENGANTAR ILMU EKONOMI (Drs. Rudy Badrudin, M.Si., Dosen Luar Biasa FISIP UAJY)

1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Produk Domestik suatu wilayah merupakan nilai seluruh produk dan jasa yang

diproduksi di wilayah tersebut tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya

berasal dari wilayah tersebut atau tidak. Pendapatan yang timbul oleh adanya

kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Sedangkan yang

dimaksud dengan wilayah domestik atau region adalah meliputi wilayah yang berada di

dalam wilayah geografis region tersebut.

Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa sebagian faktor produksi dari kegiatan

produksi di suatu wilayah berasal dari wilayah lain. Demikian juga sebaliknya, faktor

produksi yang dimiliki wilayah tersebut ikut pula dalam proses produksi di wilayah lain.

Dengan kata lain, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan gambaran

“Production Originatea”. Hal ini menyebabkan nilai produksi domestik yang timbul di

suatu wilayah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk wilayah

tersebut. Dengan adanya arus pendapatan (pada umumnya berupa gaji/upah, sewa

tanah, bunga modal, dan keuntungan) yang mengalir antarwilayah (termasuk dari/ke

luar negeri), maka timbul perbedaan antara Produk Domestik dengan Produk Regional.

Produk Regional adalah produk domestik ditambah pendapatan dari luar wilayah

dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan ke luar wilayah tersebut. Dengan kata

lain, Produk Regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang

dimiliki oleh penduduk wilayah tersebut.

A. PENDEKATAN PERHITUNGAN PDRB DI KABUPATEN SLEMAN

i) Pendekatan Produksi

Adalah PDRB yang disusun melalui pendekatan produksi menjelaskan bagaimana

PDRB dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi yang beroperasi di suatu wilayah

(region) atau merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun) atau PDRB demikian itu disebut sebagai

PDRB menurut sektor atau biasa disebut pula sebagai PDRB ditinjau dari sisi

penyediaan (supply side).

Page 2: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

2

ii) Pendekatan Pengeluaran atau Penggunaan atau Belanja

Adalah PDRB yang disusun melalui pendekatan pengeluaran yang menjelaskan

bagaimana PDRB suatu wilayah (region) digunakan atau dimanfaatkan, baik

untuk memenuhi kebutuhan permintaan di dalam wilayah maupun untuk

memenuhi kebutuhan di luar wilayah. PDRB demikian itu disebut sebagai PDRB

menurut penggunaan (terminologi yang akan digunakan dalam publikasi ini)

atau disebut PDRB menurut pengeluaran (Gross Regional Domestic Product by

Expenditure), atau biasa juga disebut sebagai PDRB yang ditinjau dari sisi

permintaan (demand side).

B. ISTILAH-ISTILAH DALAM PDRB

i) PDRB atas dasar harga berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan

atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun

yang bersangkutan.

ii) PDRB atas dasar harga konstan

PDRB atas dasar harga konstan adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan

atau pengeluaran yang dinilai atas dasar harga tetap (harga pada tahun dasar)

yang digunakan selama satu tahun.

iii) PDRB atas dasar harga pasar

Nilai PDRB atas dasar harga pasar dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai

tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu.

Nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara.

Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor pendapatan

(upah/gaji, bunga modal, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan, dan pajak

tak langsung netto.

iv) Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar harga pasar

Perbedaan konsep netto di sini dan konsep bruto di atas adalah komponen

penyusutan yang terdapat pada konsep bruto. Pada konsep netto, penyusutan

tersebut telah dikeluarkan. Jadi PDRB atas dasar harga pasar dikurangi

penyusutan akan diperoleh PDRN atas dasar harga pasar. Penyusutan yang

dimaksud adalah nilai susut (aus)nya barang-barang modal yang terjadi selama

barang modal tersebut ikut proses produksi. Jadi jumlah dari nilai susutnya

Page 3: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

3

barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi merupakan nilai penyusutan

yang dimaksud di atas.

v) PDRN atas dasar biaya faktor

Perbedaan antara konsep biaya faktor dan biaya pasar adalah karena adanya

pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh

pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung ini meliputi pajak

penjualan, bea ekspor dan impor, cukai dan pajak lainnya, kecuali pajak

perseorangan, yang mempunyai dampak menaikkan harga. Sedangkan subsidi

dari pemerintah biasanya mengakibatkan penurunan harga. Jadi pajak tidak

langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang,

hanya yang satu berpengaruh menaikkan dan yang lain menurunkan. jika PDRN

atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto, maka

hasilnya adalah PDRN atas biaya faktor.

vi) Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya

merupakan balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut dalam proses produksi di

wilayah tersebut. PDRN atas dasar biaya faktor merupakan jumlah dari

pendapatan yang berupa upah/gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan

yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dari wilayah tersebut.

Tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi, tidak seluruhnya menjadi pendapatan

penduduk wilayah itu, sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh

penduduk wilayah lain. Misalnya suatu perusahaan yang beroperasi di suatu

wilayah, tetapi pemilik modalnya dari wilayah lain, maka keuntungan

perusahaan itu sebagian akan menjadi milik penduduk wilayah lain, yaitu milik

orang yang mempunyai modal tadi. Sebaliknya, kalau ada penduduk wilayah

tersebut menanam modal di wilayah lain, maka sebagian keuntungan

perusahaan akan mengalir ke dalam wilayah tersebut dan menjadi pendapatan

dari pemilik modal.

Jika Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor dikurangi dengan

pendapatan yang mengalir ke luar, maka hasilnya merupakan Produk Domestik

Regional Netto, yaitu merupakan pendapatan yang benar-benar diterima

(Income Receipt) oleh penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Akan tetapi

untuk menghitung income receipt itu masih sangat sulit, dikarenakan sampai

Page 4: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

4

saat ini masih sulit mendapatkan jumlah pendapatan yang mengalir ke

luar/masuk di suatu wilayah. Maka dari itu, kita masih menganggap bahwa

Pendapatan Domestik Regional Netto itu diasumsikan sebagai Pendapatan

Regional. Angka Pendapatan Regional dapat dipakai untuk mengukur kenaikan

tingkat pendapatan. Penyebab dari kenaikan itu ada dua faktor:

a. Kenaikan pendapatan yang betul-betul dapat menaikkan daya beli

penduduk atau bisa disebut dengan kenaikan riil.

b. Kenaikan yang disebabkan karena adanya inflasi (merosotnya nilai uang).

Kenaikan ini tidak menaikkan daya beli penduduk dan kenaikan seperti ini

merupakan kenaikan semu.

Oleh karena itu, untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (riil) maka

faktor inflasi harus dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatan Regional dengan

faktor inflasi merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga berlaku, sedang

Pendapatan Regional tanpa faktor inflasi merupakan Pendapatan Regional atas

dasar harga konstan.

vii) Pendapatan per kapita

Bila pendapatan regional dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggak di

wilayah tersebut, maka akan diperoleh pendapatan per kapita, yaitu

pendapatan yang diterima oleh tiap penduduk.

C. RINGKASAN AGREGAT PDRB

Berdasarkan uraian istilah-istilah tersebut, dapat disimpulkan bahwa:

a. PDRB adh pasar (GRDP at market prices) jika dikurangi penyusutan, sama

dengan:

b. PDRN adh pasar (NRDP at market prices) jika dikurangi pajak tidak langsung

netto, sama dengan:

c. PDRN adh faktor (NRDP at factor prices), jika ditambah pendapatan netto yang

mengalir dari/ke daerah, sama dengan:

d. Pendapatan Regional (Regional Income), jika dikurangi pajak pendapatan

perusahaan, keuntungan yang tidak dibagikan, iuran kesejahteraan sosial,

ditambah transfer yang diterima oleh rumahtangga, bunga netto atas bunga

pemerintah, sama dengan:

Page 5: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

5

e. Pendapatan orang-seorang (Income per Capita), jika dikurangi pajak

rumahtangga, transfer yang dibayarkan oleh rumahtangga, sama dengan:

f. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income).

Dengan susunan tersebut di atas terlihat bahwa pendapatan orang-seorang

merupakan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga. Ternyata tidak seluruh

pendapatan regional diterima oleh rumahtangga. Hal ini disebabkan karena

sebagian tidak dibayarkan kepada rumah tangga akan tetapi pajak pendapatan

perusahaan diterima oleh pemerintah, keuntungan yang tidak dibagikan ditahan

perusahaan-perusahaan, dan dana jaminan sosial yang dibayarkan kepada instansi-

instansi yang berwenang.

Tetapi sebaliknya, rumahtangga masih menerima tambahan sebagai transfer, baik

dari pemerintah maupun perusahaan dan bunga netto atas utang pemerintah. Bila

pendapatan orang-seorang ini dikurangi dengan pajak yang langsung dibebankan

kepada rumahtangga dan hibah yang diberikan oleh rumahtangga maka hasilnya

merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan (diposable income).

D. PDRB PENDEKATAN PRODUKSI ATAU LAPANGAN USAHA

Berikut ini disajikan Tabel 1 dan Tabel 2 tentang PDRB Kabupaten Sleman

pendekatan produksi (lapangan usaha) menurut harga berlaku dan harga konstan.

Penghitungan PDRB menurut harga berlaku dapat menghasilkan distribusi (share)

masing-masing penggunaan atau pengeluaran masing-masing pelaku ekonomi dari

waktu ke waktu. Penghitungan PDRB menurut harga konstan dapat menghasilkan

laju pertumbuhan masing-masing penggunaan atau pengeluaran pelaku ekonomi

dan PDRB dari waktu ke waktu.

Page 6: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

6

Tabel 1 PDRB Kabupaten Sleman Pendekatan Produksi (Lapangan Usaha)

Harga Berlaku (Rp000.000) dan Distribusi (Persentase) Tahun 1999 dan 2000

1999 2000 Nomor Lapangan Usaha

Nilai % Nilai %

1 Pertanian 599.661 18,89 704.858 19,79

2 Pertambangan dan Penggalian 13.301 0,42 14.793 0,42

3 Industri Pengolahan 469.529 14,79 546.511 15,35

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 24.891 0,78 28.667 0,81

5 Bangunan 279.037 8,79 328.170 9,22

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 621.673 19,58 708.519 19,90

7 Pengangkutan dan Komunikasi 284.986 8,98 307.520 8,64

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusuhaan 331.826 10,45 324.290 9,10

9 Jasa-Jasa 550.408 17,32 597.627 16,77

PDRB 3.175.312 100,00 3.560.985 100,00

Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman, Tahun 1996-2001, hal. 26 dan 28.

Tabel 2

PDRB Kabupaten Sleman Pendekatan Produksi (Lapangan Usaha) Harga Konstan (Rp000.000) dan Pertumbuhan (Persentase)

Tahun 1999 dan 2000, Tahun Dasar 1993 1999 2000 Nomor Lapangan Usaha

Nilai % Nilai %

1 Pertanian 187.815 3,57 205.817 9,58

2 Pertambangan dan Penggalian 6.059 3,29 6.337 4,59

3 Industri Pengolahan 223.125 1,22 234.455 5,08

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 9.902 1,58 10.360 4,62

5 Bangunan 147.482 2,32 150.620 2,13

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 255.535 2,06 266.711 4,37

7 Pengangkutan dan Komunikasi 151.753 0,87 156.013 2,81

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusuhaan 175.675 1,37 168.151 -4,28

9 Jasa-Jasa 247.312 2,01 253.308 2,42

PDRB 1.404.658 1,93 1.451.772 3,35

Sumber: PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman, Tahun 1996-2001, hal. 21 dan 27. E. PDRB PENDEKATAN PENGELUARAN, PENGGUNAAN, ATAU BELANJA

Pada pendekatan in akan diuraikan ruang lingkup dan definisi komponen-komponen

PDRB menurut pendekatan penggunaan, metode estimasinya baik atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan 1993, serta sumber datanya. PDRB

Page 7: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

7

menurut penggunaan terdiri dari komponen-komponen anatara lain pengeluaran

konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta tidak mencari untung (nirlaba),

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok,

ekspor dan impor barang dan jasa.

i) Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup seluruh pengeluaran barang dan

jasa dikurangi penjualan netto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah

tangga selama setahun. Sumber data utama perkiraan nilai konsumsi rumah

tangga, adalah hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Provinsi D.I.

Yogyakarta khususnya untuk Kabupaten Sleman, hasil pengolahan Badan Pusat

Statistik untuk besarnya konsumsi. Sedang untuk harga barang setiap jenis

bahan yang dikonsumsi diperoleh dari hasil pengolahan yang dilakukan oleh BPS

Kabupaten Sleman.

Berdasarkan hasil SUSENAS, diperoleh rata-rata konsumsi per kapita per minggu

untuk bahan makanan dan rata-rata nilai konsumsi per kapita per bulan untuk

non makanan. Untuk memperoleh nilai konsumsi bahan makanan per bulan

dilakukan dengan cara konsumsi per kapita per minggu dikalikan tiga puluh

dibagi tujuh.Nilai konsumsi bahan makanan dan bukan bahan makanan setahun

diperoleh dengan cara nilai konsumsi per kapita per bulan dikali dua belas

dikalikan pula dengan jumlah penduduk pertengahan tahun (hasil proyeksi).

Perkiraan nilai konsumsi rumah tangga untuk tahun yang tidak tersedia data

SUSENAS dengan menggunakan koefisien elastisitas permintaan terhadap

pendapatan (elasticity demand of income) untuk kelompok konsumsi makanan

dan untuk kelompok konsumsi non makanan. Untuk kelompok makanan nilai

konsumsi atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan nilai

konsumsi dalam satuan kuantum dengan harga konsumen atau harga eceran.

Sedang nilai konsumsi atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode

revaluasi, artinya konsumsi dalam satuan kuantum dikalikan dengan harga

tahun dasar PDRB.

Nilai konsumsi rumah tangga untuk bukan makanan atas dasar harga konstan

1996–1998 diperoleh dengan cara deflasi, yaitu membagi konsumsi harga

berlaku dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sesuai. Pengeluaran

konsumsi rumah tangga ini telah dilengkapi dengan perkiraan besarnya

konsumsi makanan/minuman yang dikonsumsi di luar rumah.

Page 8: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

8

ii) Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Yang Tidak Mencari Untung (Nirlaba)

Lembaga swasta yang tidak mencari untung adalah lembaga swasta yang dalam

operasinya tidak bertujuan mencari keuntungan. Lembaga swasta yang tidak

mencari untung terdiri dari lembaga/badan swasta yang memberikan pelayanan

atas jasa kepada masyarakat seperti: organisasi serikat buruh, persatuan para

ahli/persatuan profesi, organisai politik, badan-badan keagamaan, lembaga

penelitian, dan organisasi-organisasi kesejahteraan masyarakat yang tujuan

dari kegiataan tersebut tidak mencari untung. Perkiraan besarnya nilai

konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung diperoleh dari hasil

penghitungan survei khusus lembaga non profit rumah tangga yang

dikategorikan sebagai lembaga swasta yang tidak mencari untung seperti

kegiatan panti asuhan dan tempat ibadah. Sedangkan untuk kegiatan lainnya

seperti dokter praktek, bidan/dukun bayi dan tukang gigi tidak dimasukkan.

Berdasarkan hasil penghitungan Nilai Produk Domestik Bruto menurut lapangan

usaha, diperoleh perkiraan nilai konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari

untung, baik atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan

1993.

iii) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Dan Pertahanan

Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran untuk belanja

pegawai, penyusutan barang modal dan belanja barang (termasuk belanja

perjalanan dinas, pemeliharaan, dan pengeluaran lain yang bersifat rutin)

dikurangi penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan.

Pengeluaran konsumsi pemerintah pusat dan daerah. Data mengenai belanja

pegawai, belanja barang dan belanja rutin lainnya serta perkiraan belanja

pembangunan yang merupakan belanja rutin diperoleh dari realisasi

pengeluaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pengeluaran

Pemerintah Pusat diperoleh dari Kantor Perbendaharaan Negara sedangkan

untuk pengeluaran Pemerintah Daerah dalam hal ini Daerah Otonom Propinsi,

Kota dan Kabupaten, dan Desa diperoleh dari daftar K.

Kalau diteliti dari pengeluaran Pemerintah, terdiri dari dua kelompok, yaitu

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri

dari belanja pegawai, belanja barang, subsidi dan pengeluaran lainnya.

Berdasarkan kelompok pengeluaran rutin yang dihitung sebagai pengeluaran

konsumsi Pemerintah adalah belanja pegawai, belanja barang dan pengeluaran

Page 9: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

9

rutin laiannya. Sedang yang lainnya tidak dimasukkan karena pengeluaran disini

merupakan transfer.

Berdasarkan kelompok pengeluaran pembangunan yang tujuan utamanya untuk

peningkatan fisik di segala bidang merupakan investasi Pemerintah. Tetapi

pembiayaan yang bersifat rutin, seperti pengeluaran untuk riset dan

pengeluaran pengembangan ilmu pengetahuan, dimasukkan sebagai konsumsi

pemerintah. Pengeluaran disini biasanya disusun menurut tahun kalender, yaitu

mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sama.

iv) Pembentukan Modal Tetap Bruto

Pembentukan modal tetap domestik bruto mencakup pengadaan, pembuatan

dan pembelian barang-barang modal baru dari dalam negeri ataupun barang

bekas dari luar negeri. Pengertian dalam/luar negeri dalam hal ini termasuk

luar wilayah. Barang modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi

dan biasanya mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. Pembentukan

modal tetap domestik bruto dapat dibedakan menjadi:

a. Pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi

b. Pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan

baik yang berasal dari impor maupun produksi dalam negeri.

Ditinjau dari sudut pemilikan, pembentukan modal tetap bruto dapat dihitung

berdasarkan pengeluaran untuk pembelian barang modal oleh masing-masing

lapangan usaha (sektor). Sedangkan kalau ditinjau dari jenis barang modal itu

sendiri, maka pembentukan modal dapat dihitung berdasarkan arus barang.

Pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga yang berlaku, diperoleh

dengan cara menghitung nilai barang-barang modal yang masuk ke region dan

barang modal yang masuk antar region atau antar pulau, ditambah dengan

prosentase tertentu terhadap nilai produksi bruto sektor konstruksi/bangunan.

Perkiraan pembentukan modal tetap bruto atas dasar harga konstan tahun

1993, diperoleh dengan cara mendeflasi nilai pembentukan modal tetap bruto

(nilai barang impor) atas dasar harga yang berlaku dangan Indeks Harga

Perdagangan Besar (IHPB) barang-barang impor, dan dengan IHPB barang-

barang industri untuk barang modal antar pulau.

Page 10: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

10

v) Perubahan Stok

Perubahan stok pada suatu tahun diperoleh dari seluruh nilai stok pada akhir

tahun dikurang dengan seluruh nilai stok pada awal tahun yang bersangkutan

(pada awal tahun yang bersangkutan). Dalam menghitung perubahan stok dapat

dilakukan dengan dua metode yakni:

1. Metode Langsung

Nilai stok diperoleh dari setiap kegiatan dan jenis barang yang dikumpulkan

melalui sensus dan survei. Berdasarkan laporan neraca keuangan

perusahaan dari hasil survei tahunan diperoleh nilai stok pada awal tahun

dan akhir tahun, yang kemudian dinilai dengan rata-rata harga pasar pada

periode tahun perhitungan tersebut.

2. Metode Tidak Langsung (Metode Arus Barang)

Dilaukan dengan cara menghitung stok awal dan stok akhir dari tiap jenis

barang. Data seperti ini mungkin tersedia hanya untuk beberapa jenis

barang. Oleh karena itu maka komponen perubahan stok diestimasi

berdasarkan residual dari PDRB yang dihitung secara sektoral dikurangi

dengan komponen-komponen yang sudah dihitung dengan data yang

tersedia.

Perubahan stok penghitungannya ditaksirkan sebagai residual karena tidak

tersedianya data yang diperlukan untuk membuat perkiraan perubahan

stok. Dengan demikian stok merupakan sisa, yaitu PDRB dikurangi konsumsi

rumah tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung,

konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor netto

(ekspor-impor) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan.

vi) Ekspor dan Impor

Ekspor dan impor meliputi transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu

region dengan region lain atau dengan luar negeri. Kegiatan ekspor impor

dirinci sebagai berikut:

a. Ekspor dan impor dengan negara lain

b. Ekspor dan impor antar region/propinsi /wilayah kabupaten

Data yang tersedia mengenai ekspor dan impor di tingkat region masih sangat

terbatas. Ekspor dan impor ditingkat region ini meliputi: transaksi yang

Page 11: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

11

dilakukan langsung dengan luar negeri dan antar pulau atau antar

provinsi/kabupaten. Dari nilai ekspor dan impor luar negeri maupun antar pulau

masing-masing tahun diperoleh nilai ekspor dan impor atas dasar harga berlaku.

Untuk memperoleh nilai ekspor atas dasar harga konstan 1993 dengan cara:

nilai ekspor harga berlaku dideflate dengan indeks harga perdagangan basar

umum ekspor tanpa minyak, dan nilai impor dideflate dengan indeks harga

perdagangan besar umum kelompok barang-barang impor. Nilai barang yang

keluar antar pulau atau antar region atas dasar harga konstan 1993 diperoleh

dengan cara mendeflate masing-masing dengan IHPB umum.

Data mengenai ekspor dan impor luar negeri diperoleh dari Dinas Perdagangan

Kabupaten. Sedang untuk barang yang keluar dan masuk antar daerah/region

diperoleh dengan cara menghitung selisih produksi domestik dengan konsumsi

domestik. Konsumsi domestik sendiri terdiri dari konsumsi rumah tangga dan

konsumsi rumah tangga industri.

vii) Contoh

Berikut ini disajikan Tabel 3 dan Tabel 3 tentang PDRB Kabupaten Sleman

pendekatan pengeluaran (penggunaan) menurut harga berlaku dan harga

konstan. Penghitungan PDRB menurut harga berlaku dapat menghasilkan

distribusi (share) masing-masing lapangan usaha dari waktu ke waktu.

Penghitungan PDRB menurut harga konstan dapat menghasilkan laju

pertumbuhan masing-masing lapangan usaha dan PDRB dari waktu ke waktu.

Page 12: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

12

Tabel 3 PDRB Kabupaten Sleman Pendekatan Pengeluaran Harga Berlaku (Rp000.000) dan

Distribusi (Persentase) Tahun 1999 dan 2000

1999 2000 Nomor Pengeluaran

Nilai % Nilai %

1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1.854.115 58,39 2.124.566 59,65

2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 17.041 0,54 19.043 0,53

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 391.538 12,33 411.166 11,54

4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.374.510 43,29 1.554.678 43,65

5 Perubahan Stok + Ekspor Antardaerah -656.404 -20,67 -841.695 -23,64

6 Ekspor Antarnegara/luar negeri 257.142 8,10 308.788 8,66

7 Impor Antarnegara/luar negeri 62.630 1,98 15.561 0,43

PDRB 3.175.312 100,00 3.560.985 100,00

Sumber: PDRB Menurut Pendekatan Pengeluaran Kabupaten Sleman, Tahun 1998-2001, hal. 14 dan 16.

Tabel 4

PDRB Kabupaten Sleman Pendekatan Pengeluaran Harga Konstan (Rp000.000) dan Pertumbuhan (Persentase)

Tahun 1999 dan 2000, Tahun Dasar 1993 1999 2000 Nomor Pengeluaran

Nilai % Nilai %

1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 696.268 4,39 711.342 2,31

2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.672 15,53 9.408 8,49

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 245.349 35,08 249.076 1,52

4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 557.372 2,81 572.611 2,73

5 Perubahan Stok + Ekspor Antardaerah -155.419 -124,50 -164.284 -5,70

6 Ekspor Antarnegara/luar negeri 75.087 6,20 78.572 4,64

7 Impor Antarnegara/luar negeri 21.671 4,61 4.953 -77,14

PDRB 1.404.658 1,93 1.451.772 3,35

Sumber: PDRB Menurut Pendekatan Pengeluaran Kabupaten Sleman, Tahun 1998-2001, hal. 15. Untuk kolom pertumbuhan (%) merupakan data diolah.

2. CAPITAL OUTPUT RATIO (COR)

COR merupakan koefisien modal yang menunjukkan hubungan antara besarnya

investasi dengan nilai output. Digunakan oleh Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod

dalam menjelaskan teori pertumbuhan (Harrod-Domar).

Rumus r = s / k

Page 13: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

13

keterangan:

r = ∆Y / Y = pertumbuhan ekonomi

s = ∆S / ∆Y = MPS = marginal propensity to save k = COR = capital output ratio

hubungan yang searah antara MPS dengan pertumbuhan ekonomi dan hubungan

yang tidak searah antara COR dengan pertumbuhan ekonomi.

A. AVERAGE CAPITAL OUTPUT RATIO (ACOR)

1. Menunjukkan hubungan antara stok modal yang ada dengan aliran output yang

dihasilkan.

2. Menunjukkan hubungan antara segala sesuatu yang telah diinvestasikan pada

masa lalu dengan keseluruhan pendapatan (hasil).

3. Konsep statis.

B. INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR)

1. Menunjukkan hubungan antara jumlah kenaikan output (∆Y) yang disebabkan

oleh kenaikan tertentu pada stok modal ∆K.

2. Menunjukkan segala sesuatu yang saat ini ditambahkan pada modal atau

pendapatan (hasil).

3. Konsep dinamis.

C. METODOLOGI PENGHITUNGAN ICOR

i) Penghitungan nilai investasi (I) atas dasar harga konstan

Nilai investasi atas dasar harga konstan dihitung dengan metode langsung atau

metode penyusutan. Metode langsung adalah metode penghitungan nilai

investasi yang diperoleh langsung dari publikasi dan laporan instansi atau

perusahaan atas dasar harga berlaku. Nilai investasi atas dasar harga konstan

diperoleh dengan cara mendeflasikan nilai investasi atas dasar harga berlaku

dengan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Metode penyusutan adalah

metode penghitungan nilai investasi yang diperoleh dengan menghitung

penyusutan barang modal tetap yang terjadi pada tahun tertentu. Nilai

penyusutan barang modal tetap diperoleh dari penghitungan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman.

Page 14: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

14

2. Penghitungan peningkatan nilai output (∆∆∆∆Y)

Peningkatan nilai output merupakan nilai tambah bruto (NTB). NTB diperoleh

dengan cara menghitung selisih NTB atas dasar harga konstan 1993 pada tahun t

dengan NTB tahun t-1.

3. Penghitungan ICOR tahun 2000-2002

Koefisien ICOR dihitung dengan cara membagi ∆I dengan ∆Y.

4. Penghitungan nilai per jenis investasi tahun 2004-2009

Nilai per jenis investasi dihitung dengan cara mengalikan ∆Y dengan rerata

ICOR.

Menurut Lincolin Arsyad (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai

ICOR adalah apabila:

1. Ketersediaan sumberdaya alam terbatas dan pertumbuhan penduduk rendah.

2. Inovasi hitech dan sifat teknologi padat modal.

3. Laju investasi tinggi dan komposisi investasi terbesar berupa proyek barang

publik.

4. Tingkat efisiensi faktor produksi modal rendah.

5. Kualitas ketrampilan manajerial dan organisasional rendah.

6. Tingginya suku bunga pinjaman dan tingkat upah.

7. Kebijakan ketenagakerjaan pada penyerapan tenaga kerja berupa investasi

proyek barang publik.

8. Cepatnya laju kemajuan industrialisasi.

9. Pembangunan prasarana sosial dan ekonomi pada awal pembangunan

D. LOCATION QUOTIENT (LQ) Untuk mengetahui potensi sektor, subsektor, dan produk yang terdapat di suatu

wilayah digunakan metode pengamatan terhadap nilai location quotient (LQ)

sektoral wilayah. Penghitungan nilai LQ menggunakan rumus sebagai berikut:

n

n

r

r

X

X

i

i

X

X

= LQ

Catatan:

LQ: nilai location quotient X: variabel yang diamati r: wilayah dengan area lebih sempit

Page 15: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

15

i: sektor/subsektor/produk n: wilayah dengan area lebih luas

Penghitungan dalam LQ adalah dengan membandingkan kontribusi sektor dan

subsektor tertentu terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) suatu wilayah

(daerah dengan area lebih sempit, misalnya kecamatan) dengan kontribusi sektor

dan subsektor yang sama secara keseluruhan terhadap pembentukan PDRB dari

wilayah yang lebih luas (daerah dengan area lebih luas, misalnya kabupaten). Apa-

bila nilai LQ lebih besar daripada 1, maka wilayah yang bersangkutan berpotensi

untuk mengembangkan sektor, subsektor, atau produk yang diamati. Contoh hasil

penghitungan LQ di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman adalah:

Tabel 5

Share dan LQ per Sektor dan Subsektor PDRB Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman

Tahun 1998-2001

Nomor Sektor dan Subsektor PDRB 1998 1999 2000 20 01

share kec. LQ share kec. LQ share kec. LQ share kec. LQ

1 PERTANIAN 28.64% 1.6111 32.32% 1.7113 31.79% 1.6059 32.57% 1.7102

a. Tanaman Bahan Makanan 24.74% 1.0117 28.96% 1.0287 27.95% 1.0158 26.83% 1.0118

b. Tanaman Perkebunan 1.11% 2.0040 0.95% 1.7467 1.47% 2.0480 2.49% 1.9396

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1.72% 0.6049 1.58% 0.5696 1.40% 0.5294 1.93% 0.5432

d. Kehutanan 0.04% 0.1653 0.03% 0.1244 0.09% 0.5283 0.05% 0.3040

e. Perikanan 1.03% 1.8182 0.80% 1.3119 0.88% 1.1874 1.27% 1.2252

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 0.07% 0.1658 0.09% 0.2201 0.09% 0.2243 0.09% 0.2273

a. Minyak dan Gas Bumi (Migas) 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

b. Pertambangan Tanpa Migas 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

c. Penggalian 0.07% 1.0000 0.09% 1.0000 0.09% 1.0000 0.09% 1.0000

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 34.43% 2.2750 31.36% 2.1207 34.89% 2.2737 35.23% 2.2594

a. Industri Migas 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

b. Industri Tanpa Migas 34.43% 1.0000 31.36% 1.0000 34.89% 1.0000 35.23% 1.0000

4 LISTRIK, GAS, dan AIR BERSIH 0.68% 0.7535 0.73% 0.9364 0.74% 0.9165 0.76% 0.9604

a. Listrik 0.67% 1.0241 0.72% 1.0260 0.72% 1.0238 0.75% 1.0306

b. Gas 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

c. Air Minum 0.01% 0.4560 0.02% 0.4587 0.02% 0.4732 0.02% 0.4200

5 BANGUNAN 7.22% 0.7716 6.94% 0.7901 6.73% 0.7306 6.98% 0.7750

6 PERDAGANGAN, HOTEL, dan RESTORAN 4.19% 0.2172 3.92% 0.2001 3.96% 0.1988 4.19% 0.2033

a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.15% 1.7387 2.01% 1.7633 2.04% 1.7164 2.19% 1.7434

b. Hotel 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

c. Restoran 2.04% 0.8479 1.91% 0.8321 1.91% 0.8469 2.00% 0.8427

7 PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI 5.17% 0.5389 4.74% 0.5278 4.64% 0.5368 4.65% 0.5382

a. Pengangkutan 5.13% 1.0492 4.69% 1.0601 4.59% 1.0629 4.60% 1.0707

1. Angkutan Rel 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

2. Angkutan Jalan Raya 5.13% 1.0678 4.69% 1.0793 4.59% 1.0824 4.60% 1.0896

Page 16: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

16

3. Angkutan Laut 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

5. Angkutan Udara 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

b. Komunikasi 0.04% 0.1526 0.04% 0.1377 0.04% 0.1320 0.05% 0.1304

1. Pos dan Telekomunikasi 0.02% 0.0679 0.02% 0.0646 0.02% 0.0641 0.02% 0.0611

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.03% 0.5303 0.03% 0.5250 0.02% 0.4519 0.03% 0.4447

8 KEUANGAN, PERSEWAAN, dan JASA PERUSAHAAN 13.21% 1.2352 13.73% 1.3140 11.44% 1.2563 10.23% 1.0955

a. Bank 1.16% 0.7676 2.14% 1.2177 0.53% 1.3507 0.36% 1.3589

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 1.18% 1.0405 1.14% 0.9045 1.11% 0.9491 1.45% 1.1086

c. Jasa Penunjang Keuangan 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

d. Sewa Bangunan 10.82% 1.0517 10.39% 0.9958 9.75% 1.0127 8.38% 0.9922

e. Jasa Perusahaan 0.06% 0.2296 0.06% 0.2170 0.05% 0.2196 0.05% 0.2422

9 JASA-JASA 6.39% 0.3795 6.17% 0.3557 5.72% 0.3409 5.29% 0.3197

a. Pemerintahan Umum 2.29% 0.5846 2.34% 0.5765 2.17% 0.5893 2.14% 0.6303

1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 2.29% 0.5846 2.34% 0.5765 2.17% 0.5893 2.14% 0.6303

2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

b. Swasta 4.10% 1.6558 3.83% 1.8150 3.55% 1.7384 3.15% 1.6643

1. Sosial Kemasyarakatan 0.91% 1.7544 0.85% 1.7854 0.80% 1.6583 0.80% 1.7918

2. Hiburan dan Rekreasi 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% -

3. Perorangan dan Rumahtangga 3.19% 1.7038 2.97% 1.9106 2.76% 1.8450 2.34% 1.7041

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Sumber: BPS Kabupaten Sleman, Produk Domestik Regional Bruto Kecamatan Minggir, 1998-2001. Data diolah. Angka Indeks INDEKS GRAVITY (Pengembangan Propinsi DIY dengan Teori Lokasi

Hakekat teori Model Tempat Sentral (MTS) adalah memandang pusat kota

sebagai tempat sentral bagi titik pertumbuhan inti di daerahnya dan menentukan

tingkat perkembangan ekonomi keseluruhan daerah. Dengan demikian, dalam teori

MTS terjadi interdependensi antara pusat-pusat kota dengan daerah-daerah di

sekitarnya. Propinsi DIY dengan 4 kabupaten dan 1 kota mempunyai pusat

pemerintahan di Yogyakarta yang terletak di kota Yogyakarta. Oleh karena itu,

apabila pengembangan propinsi DIY didekati dengan menggunakan teori MTS maka

akan memandang kota Yogyakarta sebagai pusat kota - titik pertumbuhan inti- dan

4 kabupaten di propinsi DIY sebagai daerah pedesaan.

Berdasarkan prinsip aglomerasi ekonomi maka ekonomi kota Yogyakarta

menjadi pusat daerahnya sendiri dan pusat kegiatan kota yang lebih kecil -

kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo, dan Sleman. Aglomerasi ekonomi

yang muncul di propinsi DIY dapat berupa ekonomi skala internal, ekonomi skala

eksternal, ekonomi karena letaknya yang berhubungan dengan daerah perkotaan,

dan ekonomi karena penghematan biaya pengangkutan.

Mengembangkan propinsi DIY dengan menggunakan teori pusat pertumbuhan

adalah menekankan pentingnya pusat-pusat wilayah utama -kota Yogyakarta- untuk

Page 17: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

17

pertumbuhan dengan maksud agar pertumbuhan tersebut dapat menimbulkan efek

pertumbuhan bagi daerah-daerah lainnya -kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulon

Progo, dan Sleman. Di samping itu, pendekatan growth poles dapat digunakan

untuk mengkaji hubungan timbal balik kota Yogyakarta dengan kabupaten Bantul,

Gunungkidul, Kulon Progo, dan Sleman yaitu dengan mengembangkan kota

Yogyakarta melalui pengembangan sektor industri dengan tujuan agar

perkembangan ini menetes ke bawah (trickle-down effect) dan menyebar (spread

effect) ke perkembangan 4 kabupaten melalui arus barang hasil industri ke 4

kabupaten, arus bahan mentah untuk industri dan bahan pangan dari 4 kabupaten,

arus urbanisasi atau “commuter” ke kota Yogyakarta, dan mungkin juga arus modal

dari 4 kabupaten ke kota Yogyakarta.

Pengembangan propinsi DIY dengan pendekatan pusat pertumbuhan tepat

digunakan untuk mengurangi ketimpangan pertumbuhan antarwilayah karena

adanya potensi sumberdaya yang tidak merata antarwilayah di propinsi DIY. Untuk

dapat tumbuh dengan cepat, propinsi DIY perlu memilih satu atau lebih pusat-

pusat pertumbuhan wilayah di kota atau kabupaten yang mempunyai potensi paling

kuat. Apabila wilayah-wilayah kuat ini telah tumbuh maka akan terjadi

perembetan pertumbuhan bagi wilayah-wilayah lemah.

Untuk mencari wilayah di propinsi DIY yang berpotensi kuat dalam

pertumbuhannya digunakan model gravitasi dan interaksi dalam ruang. Model ini

menggunakan dasar hukum Sir Isaac Newton tentang gravitasi yang menyatakan

bahwa dua benda akan saling tarik-menarik dengan gaya yang besarnya berbanding

lurus dengan perkalian massa kedua benda tersebut dan berbanding terbalik

dengan jarak kuadrat antara kedua benda tersebut.

Penggunaan model gravitasi dan interaksi dalam ruang dapat diberikan contoh

sebagai berikut, misalnya terdapat dua wilayah -wilayah 1 dan 2- yang dipisahan

jarak tertentu, maka interaksi dalam ruang dua wilayah tersebut digambarkan

dalam bentuk formulasi sebagai berikut (Bintarto dan Surastopo Hadisumarno,

1992, hal. 80):

I1,2 = a (P1 P2) / Jb

12

yang menunjukkan bahwa:

I1,2 : interaksi dalam ruang antara wilayah 1 dan 2

P1 : jumlah penduduk wilayah 1

P2 : jumlah penduduk wilayah 2

Jb 1,2 : jarak antara wilayah 1 dan 2

a : konstante empirik yang besarnya 1

Page 18: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

18

b : konstante jarak yang besarnya 2

Menurut Suwarjoko Warpani (1994, hal. 114), pengembangan model gravitasi dan

interaksi dalam ruang dalam analisis regional adalah:

I1,2 = a (w1 P1) (w2 P2) / Jb

12

yang menunjukkan bahwa:

I1,2 : interaksi dalam ruang antara wilayah 1 dan 2

w1 : pendapatan per kapita wilayah 1

w2 : pendapatan per kapita wilayah 2

P1 : jumlah penduduk wilayah 1

P2 : jumlah penduduk wilayah 2

Jb 1,2 : jarak antara wilayah 1 dan 2

a : konstante empirik yang besarnya 1

b : konstante jarak yang besarnya 2

Nilai I1,2 menunjukkan eratnya hubungan antara wilayah 1 dan 2. Semakin besar

nilai I1,2 maka semakin erat hubungannya dan dengan demikian semakin banyak

pula perjalanan ekonomi yang terjadi sebagai konsekuensi interaksi kota-desa

dalam analisis ekonomi regional. Hasil perhitungan nilai I1,2 menunjukkan bahwa

interaksi kota-desa yang paling erat adalah antara kota Yogyakarta dengan

kabupaten Sleman dan nilainya makin meningkat dari waktu ke waktu. Dengan

demikian, daerah (desa) yang berpotensi kuat untuk dikembangkan adalah kota

Yogyakarta sebagai pusat dengan kabupaten Sleman sebagai desa tanpa

mengabaikan potensi yang terdapat dalam interaksi kota-desa antara kota

Yogyakarta dengan kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo. Perhitungan

nilai I1,2 ditunjukkan dalam Tabel 6 berikut ini:

Page 19: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

19

Tabel 6 Indeks Gravity dan Interaksi Dalam Ruang Propinsi DIY, Tahun 1991-1996

Tahun Yogyakarta Sleman

Yogyakarta Bantul

Yogyakarta Gunungkidul

Yogyakarta Kulon Progo

1991 1992 1993 1994 1995 1996

1.568,1 2.197,9 2.980,7 3.980,7 3.904,2 6.935,3

932,2 1.272,8 1.768,2 2.372,0 3.239,2 4.422,6

103,8 123,8 169,5 224,2 301,6 405,7

103,2 132,1 166,8 204,6 254,5 316,4

Sumber: Biro Pusat Statistik. Propinsi DIY Dalam Angka Tahun 1997. Data diolah. PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini akan dijelaskan tentang Diagram Alir Melingkar Perekonomian

(Circular Flow Diagram). Diagram tersebut menjelaskan bahwa antara sektor rumah

tangga dan sektor perusahaan dalam melakukan kegiatan perekonomian melalui suatu

“tempat” yang disebut pasar. Sektor rumah tangga menawarkan faktor produksi atau

input kepada sektor perusahaan melalui pasar input. Hasil menawarkan input kepada

sektor perusahaan, sektor rumah tangga memperoleh pendapatan yang berupa uang.

Pendapatan bagi sektor rumah tangga akan digunakan untuk membeli output yang

dihasilkan oleh sektor perusahaan -disebut dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Dengan demikian, uang bagi sektor perusahaan digunakan sebagai alat transaksi untuk

membeli input dari sektor rumah tangga. Demikian pula, ketika sektor perusahaan

menawarkan output yang diproduksi kepada sektor rumah tangga melalui pasar output.

Hasil menjual output kepada sektor rumah tangga, sektor perusahaan memperoleh

pendapatan berupa uang sebesar pengeluaran konsumsi rumah tangga. Dengan

demikian, uang bagi sektor rumah tangga digunakan sebagai alat transaksi untuk

membeli output dari sektor perusahaan.

Keterangan tersebut dapat dijelaskan secara deskriptif dengan menggunakan

Diagram Alir Melingkar Perekonomian pada Gambar 1. Gambar tersebut menjelaskan

interaksi antarpelaku ekonomi dengan asumsi bahwa dalam perekonomian tersebut

hanya ada dua pelaku ekonomi, yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan

(perekonomian dua sektor).

Page 20: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

20

Input(Faktor Produksi)

Pendapatan

Pengeluaran Konsumsi Output (Barang dan Jasa)

Gambar 1

Diagram Alir Melingkar Perekonomian

Perekonomian Dua Sektor

Ketika perekonomian berada dalam tahapan yang primitif, alat pembayaran yang

digunakan untuk melakukan transaksi bukan berupa uang seperti yang digunakan

sekarang ini. Belum ada alat pembayaran yang digunakan pada perekonomian yang

berada dalam tahapan yang primitif karena transaksi dilakukan secara barter, yaitu

barang ditukarkan secara langsung dengan barang. Ketidakuntungan cara perdagangan

barter adalah antarpelaku ekonomi harus saling mencari untuk saling bertukar produk

yang sesuai dengan keinginan masing-masing pelaku ekonomi. Saling mencari

antarpelaku ekonomi untuk saling memadukan keinginannya merupakan sesuatu yang

amat sangat sulit terutama dalam tahapan perekonomian yang semakin berkembang

yang memiliki mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan media untuk

memecahkan masalah tersebut. Media yang digunakan untuk memecahkan masalah

tersebut disebut dengan uang, yang berfungsi sebagai alat tukar menukar atau alat yang

memperlancar pertukaran (medium of exchange). Dalam hal ini, uang berfungsi untuk

memudahkan perdagangan sebagai pemecahan masalah microeconomics .

Di samping berfungsi untuk memecahkan masalah ekonomi mikro, uang juga

berfungsi untuk memecahkan masalah ekonomi makro. Pertama, uang adalah kekayaan

yang menjadi kunci penentu tingkat bunga yang akan berpengaruh terhadap tabungan,

investasi, dan siklus bisnis. Apabila jumlah tabungan rendah maka lembaga keuangan

mempunyai dana terbatas untuk dipinjamkan kepada investor dan dengan bunga yang

relatif tinggi. Tingkat bunga pinjaman yang tinggi akan menurunkan investasi dan akan

berakibat kondisi bisnis mengalami penurunan. Kedua, jumlah uang beredar akan krusial

Sektor Rumah Tangga

Sektor Perusahaan

Page 21: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

21

mempengaruhi inflasi. Apabila jumlah uang beredar lebih banyak daripada jumlah

permintaan uang maka masyarakat akan menjadi konsumtif. Hal ini akan berakibat

permintaan produk meningkat dengan penawaran produk yang terbatas sehingga nilai

uang akan mengalami penurunan karena kecenderungan harga produk yang semakin

mahal (inflasi). Ketiga, karena nilai tukar antarmata uang atau kurs mata uang berbeda

maka perdagangan internasional dan pasar modal internasional tergantung juga dengan

uang.

Perolehan dan penggunaan penghasilan akan mewujudkan suatu arus uang yang

disebut sebagai peredaran/sirkulasi uang. Uang akan beredar dan terus berpindah

tangan dan akan mengalami pertambahan sesuai dengan perkembangan kegiatan

perekonomian. Perkembangan kegiatan perekonomian yang sangat cepat ditimbulkan

oleh berkembangnya peradaban manusia. Perkembangan peradaban manusia ini diiringi

dengan berkembangnya kebutuhan manusia. Untuk memenuhi kebutuhannya, seseorang

hampir tidak mungkin tanpa hasil kerja orang lain. Oleh karena itu, diperlukan

pertukaran barang/jasa yang bernilai antara orang yang satu dengan orang yang lain

agar masing-masing kebutuhannya dapat dipenuhi.

Ditinjau dari perspektif pertukaran, proses perkembangan ekonomi menurut

Bruno Hilderbrand terjadi melalui tiga tahap, yaitu perekonomian barter, perekonomian

uang, dan perekonomian kredit. Pada tahap perekonomian barter, pertukaran dilakukan

antara barang dengan barang. Pada tahap perekonomian uang, pertukaran dilakukan

dengan menggunakan instrumen uang. Sedangkan pada tahap perekonomian kredit,

pertukaran dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran kredit (instrumen kredit),

seperti cek, kartu kredit, dan lain-lain.

LEMBAGA KEUANGAN

Telah ditunjukkan pada Gambar 1 yang menjelaskan interaksi antarpelaku ekonomi

dengan asumsi bahwa dalam perekonomian tersebut hanya ada dua pelaku ekonomi,

yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan (perekonomian dua sektor).

Perekonomian dua sektor merupakan perekonomian subsisten karena pendapatan yang

diperoleh sektor rumah tangga dari menjual faktor produksi yang dimilikinya digunakan

seluruhnya untuk pengeluaran konsumsi membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sektor perusahaan. Dengan demikian, pendapatan sektor rumah tangga sama dengan

pengeluaran konsumsi atau Y (pendapatan) sama dengan C (konsumsi).

Page 22: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

22

Dalam kehidupan masyarakat yang semakin modern, masyarakat semakin

dituntut untuk memperhatikan kebutuhan hidup di masa mendatang mengingat adanya

ketidakpastian yang semakin meningkat yang terjadi karena berbagai faktor ekonomi

dan nonekonomi. Ketidakpastian di masa mendatang harus diantisipasi dengan tindakan

berjaga-jaga pada masa sekarang ini, di antaranya dengan mengalokasikan sebagian

pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi, yaitu untuk tabungan. Dengan

memiliki tabungan, ketidakpastian kehidupan masyarakat pada masa mendatang dapat

diantisipasi karena masyarakat memiliki sumber pendapatan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, dalam perekonomian dua sektor yang

modern, pendapatan yang diperoleh sektor rumah tangga dari menjual faktor produksi

yang dimilikinya digunakan sebagian untuk pengeluaran konsumsi membeli barang dan

jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan dan sebagian untuk pengeluaran tabungan.

Dengan demikian, pendapatan sektor rumah tangga sama dengan pengeluaran konsumsi

ditambah tabungan atau Y (pendapatan) sama dengan C (konsumsi) ditambah S

(saving/tabungan).

Pengalokasian sebagian pendapatan untuk pengeluaran tabungan dapat dilakukan

dengan cara menyimpan uang tunai di rumah atau di lembaga keuangan. Apabila uang

tunai disimpan di rumah maka masyarakat akan menanggung ongkos memegang uang

tunai atau opportunity cost of holding money. Biaya memegang uang tunai adalah biaya

yang harus dibayar masyarakat yang menyimpan uang tunai bukan di lembaga keuangan,

misalnya menyimpan uang tunai di rumah. Masyarakat tersebut akan menanggung biaya

sebesar bunga yang tidak diperoleh seandainya menyimpan uang tunainya di lembaga

keuangan. Semakin besar tingkat bunga yang ditawarkan oleh lembaga keuangan

semakin besar pula biaya memegang uang tunai, sehingga akan mengurangi jumlah uang

tunai yang disimpan di rumah. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, apabila

tingkat bunga semakin tinggi masyarakat akan semakin tertarik untuk menyimpan uang

tunai di lembaga keuangan daripada di rumah.

Dana yang disimpan di lembaga keuangan akan disalurkan kepada pelaku

ekonomi -sektor perusahaan- yang membutuhkan dana untuk kegiatan investasi. Untuk

itu, sektor perusahaan harus membayar kompensasi dana yang dipinjam dari lembaga

keuangan yang disebut dengan bunga pinjaman. Oleh karena itu, apabila bunga

pinjaman tinggi kegiatan investasi menurun. Demikian pula sebaliknya.

Keterangan tersebut dapat dijelaskan secara deskriptif dengan menggunakan

Diagram Alir Melingkar Perekonomian pada Gambar 2. Gambar tersebut menjelaskan

Page 23: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

23

interaksi antarpelaku ekonomi dengan asumsi bahwa dalam perekonomian tersebut

hanya ada dua pelaku ekonomi, yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan

(perekonomian dua sektor) ditambah lembaga keuangan sebagai tempat bagi

masyarakat untuk menyimpan uang tunai.

nput(Faktor Produksi)

Pendapatan

Pengeluaran Konsumsi Output (Barang dan Jasa)

Tabungan Investasi

Gambar 2 Diagram Alir Melingkar Perekonomian

Perekonomian Dua Sektor Ditambah Lembaga Keuangan

Berdasarkan penjelasan Gambar 2 tersebut, pengertian lembaga keuangan

adalah lembaga yang menghubungkan antarpelaku ekonomi sektor rumah tangga dan

perusahaan dalam melakukan interaksi ekonomi. Sektor rumah tangga melakukan

hubungan dengan lembaga keuangan karena kebutuhan sektor rumah tangga untuk

mengalokasikan sebagian pendapatan untuk ditabung di lembaga keuangan, sedangkan

sektor perusahaan melakukan hubungan dengan lembaga keuangan karena sektor

perusahaan membutuhkan dana dari lembaga keuangan untuk membiayai kegiatan

investasi perusahaan.

Sektor

Rumah Tangga

Sektor

Perusahaan

Lembaga

Keuangan

Page 24: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

24

Fungsi Dan Peranan Lembaga Keuangan

Berdasarkan pengertian lembaga keuangan tersebut, berikut ini dijelaskan fungsi

lembaga keuangan, yaitu:

1. Melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) dengan menggunakan uang dan

instrumen kredit. Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga yang memperlancar

pertukaran produk disebut dengan istilah transmission role, yaitu peran lembaga

keuangan sebagai lembaga yang mencetak uang dan instrumen kredit sebagai alat

pembayaran.

Ketika perekonomian berada dalam tahapan yang primitif, alat pembayaran yang

digunakan untuk melakukan transaksi bukan berupa uang seperti yang digunakan

sekarang ini. Belum ada alat pembayaran yang digunakan pada perekonomian yang

berada dalam tahapan yang primitif karena transaksi dilakukan secara barter, yaitu

barang ditukarkan secara langsung dengan barang. Ketidakuntungan cara

perdagangan barter adalah antarpelaku ekonomi harus saling mencari untuk saling

bertukar produk yang sesuai dengan keinginan masing-masing pelaku ekonomi. Saling

mencari antarpelaku ekonomi untuk saling memadukan keinginannya merupakan

sesuatu yang amat sangat sulit terutama dalam tahapan perekonomian yang semakin

berkembang yang memiliki mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan media

untuk memecahkan masalah tersebut. Media yang digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut disebut dengan uang, yang berfungsi sebagai alat tukar menukar

atau alat yang memperlancar pertukaran. Pada tahap perekonomian kredit,

pertukaran dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran kredit (instrumen

kredit), seperti kartu kredit, cek, dan lain-lain.

2. Menghimpun dana dari sektor rumah tangga (masyarakat) dalam bentuk tabungan

dan menyalurkan kepada sektor perusahaan dalam bentuk pinjaman, atau dengan

kata lain lembaga keuangan menghimpun dari pihak yang kelebihan dana dan

menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan dana.

Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga yang menghimpun dana dari sektor rumah

tangga (masyarakat) dalam bentuk tabungan dan menyalurkan kepada sektor

perusahaan dalam bentuk pinjaman disebut dengan istilah intermediation role, yaitu

peran lembaga keuangan sebagai lembaga perantara antara sektor rumah tangga dan

sektor perusahaan.

Page 25: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

25

Dalam perekonomian dua sektor yang modern, pendapatan yang diperoleh sektor

rumah tangga dari menjual faktor produksi yang dimilikinya (Y) digunakan sebagian

untuk pengeluaran konsumsi membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor

perusahaan (C) dan sebagian untuk pengeluaran tabungan (S). Dengan demikian,

pendapatan sektor rumah tangga sama dengan pengeluaran konsumsi ditambah

tabungan atau Y (pendapatan) sama dengan C (konsumsi) ditambah S

(saving/tabungan).

Pengalokasian sebagian pendapatan untuk pengeluaran tabungan dapat dilakukan

dengan cara menyimpan uang tunai di rumah atau di lembaga keuangan. Dana yang

disimpan di lembaga keuangan akan disalurkan kepada pelaku ekonomi -sektor

perusahaan- yang membutuhkan dana untuk kegiatan investasi. Oleh karena itu,

kegiatan investasi yang dilakukan sektor perusahaan di antaranya dipengaruhi oleh

tersedianya dana di lembaga keuangan yang berasal dari tabungan sektor rumah

tangga.

3. Memberikan analisis dan informasi ekonomi, yaitu:

a. Lembaga keuangan melaksanakan tugas sebagai pihak yang ahli dalam analisis

ekonomi dan kredit untuk kepentingan lembaga keuangan dan kepentingan pihak

lain (nasabah).

b. Lembaga keuangan berkewajiban menyebarkan informasi dan kegiatan yang

berguna dan menguntungkan bagi nasabahnya.

Analisis dan informasi ekonomi yang diberikan lembaga keuangan sangat berguna

bagi lembaga keuangan itu sendiri dan nasabah. Bagi lembaga keuangan, analisis dan

informasi ekonomi berguna untuk keselamatan dana yang disalurkan kepada nasabah

peminjam sehingga akan mengurangi kemungkinan terjadinya kredit macet. Misalnya

dalam memberikan kredit untuk kegiatan investasi, lembaga keuangan akan

melakukan analisis dan informasi ekonomi mikro dan makro. Analisis dan informasi

ekonomi mikro adalah meneliti kelayakan nasabah dalam memperoleh dana

pinjaman sehingga nasabah dapat membayar pinjaman yang diperoleh dari lembaga

keuangan (self liquiditing). Analisis dan informasi ekonomi makro adalah melakukan

studi perekonomian secara nasional sehingga diperoleh data perekonomian makro

yang bermanfaat, misalmya besarnya pendapatan nasional per kapita, tingkat inflasi,

kebijakan moneter dan fiskal, kurs nilai tukar, dan sebagainya.

Page 26: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

26

Bagi nasabah, analisis dan informasi ekonomi berguna bagi keselamatan dana

nasabah penabung yang ditabung di lembaga keuangan. Misalnya lembaga keuangan

yang menerbitkan laporan keuangan setiap periode tertentu akan memudahkan

nasabah penabung dalam memilih lembaga keuangan yang sehat, yaitu dengan

memperhatikan angka-angka (data) yang terdapat pada laporan keuangan tersebut.

Hal ini dikenal dengan analisis laporan keuangan dan merupakan salah satu

pendekatan yang dilakukan nasabah penabung dalam memilih lembaga keuangan

yang sehat (pendekatan kuantitatif). Misalnya dengan memperhatikan angka capital

adequacy ratio (CAR) bagi lembaga keuangan bank dan risk based capital (RBC) bagi

lembaga keuangan bukan bank -asuransi. Dengan analisis dan informasi ekonomi

yang diberikan lembaga keuangan, nasabah penabung akan merasa aman dalam

memilih lembaga keuangan tersebut.

4. Memberikan jaminan

Lembaga keuangan mampu memberikan jaminan hukum dan moral mengenai

keamanan dana masyarakat yang dipercayakan kepada lembaga keuangan tersebut.

Jaminan yang diberikan lembaga keuangan kepada nasabah akan mengakibatkan

nasabah semakin percaya dengan lembaga keuangan tersebut. Jaminan tersebut

berupa jaminan kemampuan lembaga keuangan untuk membayar kepada nasabah

penabung yang akan mencairkan dana tabungannya. Penabung tidak mendapatkan

kesulitan dalam memperoleh dananya yang disimpan di lembaga keuangan. Demikian

juga dengan lembaga keuangan bukan bank -asuransi, nasabah asuransi tidak

mendapatkan kesulitan dalam memperoleh klaim asuransi. Dalam pemberian

jaminan, bank sentral (Bank Indonesia) menjamin tabungan nasabah di lembaga

keuangan bank yang menawarkan bunga tabungan lebih rendah daripada bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Beberapa waktu mendatang, tabungan (deposito)

nasabah akan dijamin oleh lembaga keuangan -bank- dengan asuransi deposito.

5. Menciptakan dan memberikan likuiditas

Lembaga keuangan mampu memberikan keyakinan kepada nasabah bahwa dana yang

disimpan akan dikembalikan pada waktu dibutuhkan atau pada waktu jatuh tempo.

Seperti yang dijelaskan pada point 4 tentang pemberian jaminan oleh lembaga

keuangan -bank- kepada nasabah penabung, bank harus mampu memberikan

keyakinan kepada nasabah bahwa bank mampu membayar dana kepada nasabah

yang akan mencairkan dananya karena sebenarnya dana tersebut merupakan dana

nasabah yang untuk sementara dititipkan di bank. Oleh karena itu, peranan lembaga

Page 27: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

27

keuangan dalam menciptakan dan memberikan likuiditas akan ditunjukkan dengan

rasio likuiditas yang dimiliki oleh lembaga keuangan.

Peranan lembaga keuangan dalam suatu perekonomian mempunyai peranan yang sangat

penting, yaitu:

1. Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mekanisme pembayaran

antarpelaku ekonomi sebagai akibat transaksi yang mereka lakukan (transmission

role). Misalnya:

a. Lembaga keuangan (dalam hal ini bank sentral) mencetak uang rupiah sebagai

alat pembayaran yang sah dimaksudkan untuk memudahkan transaksi di antara

masyarakat dan dalam perekonomian makro.

b. Lembaga keuangan (dalam hal ini bank umum) menerbitkan cek dimaksudkan

untuk memudahkan transaksi yang dilakukan nasabahnya.

2. Berkaitan dengan pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak yang

kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan dana (intermediation role). Misalnya:

a. Lembaga keuangan dapat sebagai broker, pialang, atau dealer dalam berbagai

aktiva yang berperanan untuk meningkatkan efisiensi di antara kedua pihak.

b. Lembaga keuangan membantu menyalurkan dana dari sektor rumah tangga dana

kepada peminjam yang tak terbatas dan tak dikenal oleh pemilik dana dengan

biaya transaksi dan biaya informasi yang relatif lebih rendah dibandingkan

apabila peminjam harus mencari dan melakukan transaksi langsung.

3. Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mengurangi kemungkinan risiko

yang ditanggung pemilik dana atau penabung.

Risiko yang ditanggung pemilik dana atau penabung adalah apabila pemilik dana

menyimpan uangnya di rumah maka pemilik dana akan menanggung ongkos

memegang uang tunai atau opportunity cost of holding money. Biaya memegang

uang tunai adalah biaya yang harus dibayar pemilik dana yang menyimpan uangnya

bukan di lembaga keuangan, misalnya menyimpan uang tunai di rumah. Pemilik dana

tersebut akan menanggung biaya sebesar bunga yang tidak diperoleh seandainya

menyimpan uangnya di lembaga keuangan. Semakin besar tingkat bunga yang

ditawarkan oleh lembaga keuangan semakin besar pula biaya memegang uang,

sehingga akan mengurangi jumlah uang yang disimpan di rumah. Demikian pula

sebaliknya. Dengan demikian, risiko turunnya nilai riil uang akan dikompensasi

dengan pemberian bunga tabungan.

Page 28: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

28

Apabila pemilik dana sudah menyimpan uangnya di lembaga keuangan, risiko untuk tidak

dibayarkan kembali uang simpanan nasabah tersebut akan berkurang dengan strategi

lembaga keuangan dalam melakukan diversifikasi penyaluran dana nasabah untuk

beberapa alokasi dana, misalnya dipinjamkan kepada perusahaan untuk kegiatan

produktif, untuk membeli surat berharga di pasar modal, untuk alokasi di pasar valuta

asing, dan alokasi produktif lainnya.

BANK SEBAGAI TEMPAT MENABUNG

Bank umum adalah suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari

masyarakat dan atau pihak lainnya kemudian mengalokasikannya kembali untuk

memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan pengertian tersebut, bank menjalankan fungsi yang berkaitan dengan

pengumpulan dana, pengalokasian dana serta penyediaan jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Berikut adalah fungsi-fungsi pokok bank umum:

a. menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan

ekonomi

b. menciptakan uang melalui pembayaran kredit dan investasi

c. menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat

d. menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana dan trust atau wali amanat kepada

individu dan perusahaan

e. menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional

f. memberikan pelayanan peyimpanan untuk barang-barang berharga

g. menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya kartu kredit, cek perjalanan, ATM,

transfer dana, dan sebagainya.

Dalam memberikan layanan kepada nasabah, bank bersedia memberi layanan

sesuai dengan yang diinginkan oleh nasabah. Nasabah bank terdiri dari berbagai

kalangan seperti rumah tangga (individu), perusahaan baik yang berskala besar,

menengah atau kecil. Kegiatan layanan bank untuk nasabah berskala besar tentu tidak

sama dengan layanan yang diberikan kepada individu. Untuk melayani nasabah yang

mempunyai kepentingan yang berbeda tersebut, bank bisa menggunakan wholesale

banking (corporate banking), retail banking, atau private banking.

Page 29: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

29

Wholesale banking atau corporate banking adalah kegiatan layanan bank kepada

nasabah yang berskala besar. Untuk nasabah yang berskala besar (biasanya perusahaan-

perusahaan besar) biasanya dibedakan dengan layanan kepada individu. Retail banking

atau consumer banking adalah kegiatan layanan bank kepada nasabah berskala kecil dan

menengah. ATM adalah salah satu contoh layanan bank kepada nasabah berskala kecil

dan menengah. Private banking adalah kegiatan layanan bank kepada nasabah yang

terkemuka dan orang-orang kaya yang lebih menyukai layanan secara khusus dari bank.

Banyak orang-orang yang berduit lebih menyukai layanan khusus yang tidak sama dengan

orang-orang lain.

Pengelolaan Bank Umum

Bank umum adalah lembaga keuangan yang memberikan layanan jasa-jasa keuangan.

Bank sebagai financial intermediary mempunyai peran yang penting dalam

perekonomian. Pengelolaan bank membutuhkan adanya keterpaduan antara dua

tujuan/kepentingan. Bank sebagai lembaga yang mencari keuntungan, juga harus

mempertimbangkan juga masalah keamanan dan likuiditas. Semakin likuid sebuah asset

akan semakin kecil yang bisa dihasilkan oleh asset tersebut. Bank harus

mempertimbangkan trade-off antara likuiditas dan profitabilitasnya.

Dalam pengelolaan bank harus dipertimbangkan jangka waktunya karena dalam

mengelola bank harus dipertimbangkan tujuan yang akan dicapai baik tujuan jangka

pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek bank bertujuan

memelihara likuiditasnya, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah mencari

keuntungan. Dalam mengelola likuiditas ini bank membedakan antara rekening yang bisa

dikendalikan dan rekening yang tidak bisa dikendalikan. Rekening yang tidak bisa

dikendalikan oleh bank meliputi simpanan para nasabah serta pinjaman yeng diberikan

pada nasabah, cek yang akan diuangkan. Rekening-rekening ini tidak bisa dikendalikan

oleh bank kapan akan terjadi penarikan cek oleh nasabah, kapan dan berapa banyak

nasabah akan menabung di bank. Rekening yang bisa dikendalikan meliputi sertifikat

deposito, dan surat berharga jangka pendek. Bank dapat mengatur kapan sebaiknya

membeli surat berharga dan berapa banyak.

Pencapaian tujuan bank baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka

panjang ditentukan oleh beberapa faktor seperti falsafah yang dianut, biaya minimum,

dan faktor lain. Falsafah pengelolaan bank dikenal ada dua macam yaitu pola agresif

dan pola konservatif. Pola agresif lebih menekankan pada tujuan pencapaian

Page 30: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

30

keuntungan sehingga dalam pola ini lebih disukai adanya resiko. Bank akan selalu

mencari alternatif sumber dari luar daripada hanya mengandalkan kemampuan dari

dalam. Dalam pola ini profitabilitas mempunyai peranan. Pola konservatif lebih

menyukai tidak adanya resiko sehingga likuiditas bank akan selalu terjaga (aman). Dalam

pola ini bank lebih menekankan pada penggunaan dana intern daripada mengandalkan

pinjaman dari luar. Pola konservatif lebih mengutamakan keamanan daripada

profitabilitasnya.

Manajemen Likuiditas Bank

Tujuan jangka panjang bank umum adalah mendapatkan keuntungan. Keuntungan bisa

diperoleh jika bank dikelola dengan manajemen yang tepat. Secara umum pengelolaan

keuangan perusahaan akan menghadapi tiga masalah yang penting yaitu likuiditas,

solvabilitas, dan rentabilitas.

Untuk menjaga posisi perusahaan agar tetap likuid, perusahaan harus mengelola

likuiditasnya dengan cara yang benar. Likuiditas bagi bank merupakan masalah yang

sangat penting karena berkaitan dengan kepercayaan masyarakat, nasabah, dan

pemerintah. Dalam dunia perbankan sering timbul pertentangan antara kepentingan

likuiditas dan profitabilitas. Untuk mempertahankan posisi likuiditas yang tinggi berarti

harus menggunakan dana yang seharusnya bisa dipinjamkan untuk memperbesar

cadangan primer. Dengan demikian maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan

akan berkurang. Pengelolaan likuiditas bisa dilakukan dengan dua pendekatan yaitu

assets management dan liability management.

Asset management (pengelolaan kekayaan). Asset management adalah

pengelolaan kekayaan yang digunakan untuk alokasi dana/kekayaan untuk berbagai

alternatif investasi. Dalam pengelolaan kekayaan ini ada beberapa pendekatan yaitu

pool of funds, asset allocation, commercial loan theory, shiftability theory, dan

doctrine of anticipated income.

1. The pool of funds

Pengelolaan kekayaan dengan pendekatan pool of funds adalah dengan

mengumpulkan semua sumber kekayaan menjadi satu dan diperlakukan sebagai

sumber dana tunggal tanpa membedakan sumber dananya. Dana yang sudah

dikumpulkan menjadi satu akan dialokasikan ke berbagai bentuk kekayaan dengan

kriteria tertentu. Bentuk alokasi dana tersebut adalah cadangan primer, cadangan

sekunder, pinjaman, kekayaan lain-lain, dan investasi jangka panjang.

Page 31: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

31

2. The asset-allocation

Pada pendekatan ini semua jenis sumber dana dikumpulkan menjadi satu tetapi

masing-masing sumber dana dipertimbangkan sifat-sifatnya, tidak menjadi satu

sumber dana tunggal. Alokasi dana ini berkaitan dengan sifat masing-masing

sumber dana, untuk sumber dana yang tingkat perputarannya tinggi maka

likuiditasnya juga tinggi.

Prioritas pertama alokasi dana adalah untuk kekayaan tetap yang digunakan untuk

kegiatan operasional seperti gedung, peralatan, dan sebagainya. Kedua, bank

sebaiknya memelihara cadangan primernya untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.

Ketiga, bank sebaiknya mengalokasikan dana untuk cadangan sekunder (surat-surat

berharga jangka pendek). Cadangan sekunder ini digunakan untuk memenuhi

kebutuhan likuditas apabila terjadi penarikan dana dan permintaan kredit yang tidak

diperkirakan sebelumnya. Prioritas keempat adalah kredit (pinjaman). Kredit

merupakan sumber pendapatan bank yang utama. Kelima, bank sebaiknya

meminimalkan resiko kekayaannya dengan melakukan diversifikasi. Investasi pada

saham, obligasi, dan surat berharga jangka panjang sebagai prioritas yang terakhir.

3. Commercial loan theory

Penekanan pada pendekatan ini adalah pada pinjaman jangka pendek dan yang

bersifat self-liquidating. Seorang pengusaha meminjam dana dari bank untuk

menghasilkan barang yang bisa dijual dan dari kelebihan penjualan tersebut

pengusaha mampu mengembalikan pinjaman bank. Pendekatan ini tidak banyak

dipakai karena perkembangan jaman menuntut bank untuk bisa tetap bertahan.

Perkembangan jaman menuntut bank untuk bisa melayani kebutuhan nasabah yang

tidak hanya membutuhkan pinjaman jangka pendek tetapi juga pinjaman jangka

panjang. Jika bank hanya mau memberi pinjaman jangka pendek maka bank akan

kehilangan banyak nasabah yang membutuhkan pinjaman jangka panjang.

4. Shiftability theory

Teori ini mempunyai asumsi bahwa likuiditas bank bisa dipelihara jika kekayaan yang

dipegang bisa digeser menjadi bentuk kekayaan yang lain. Konsep ini telah

menggeser fokus sumber likuiditas dari pinjaman ke surat berharga. Seperti

commercial loan theory, analisis ini hanya bisa diterapkan untuk bank secara

individual bukan untuk sistem perbankan secara keseluruhan. Jika suatu bank

membutuhkan lebih banyak cadangan primer dan bank-bank lain tidak, maka bank

tersebut mampu mengubah kekayaannya menjadi bentuk yang lebih likuid tanpa

Page 32: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

32

kesulitan. Tetapi jika semua bank menginginkan likuiditas yang tinggi pada waktu

yang bersamaan maka akan timbul masalah karena tidak ada yang bersedia membeli

surat berharga tersebut.

5. Doctrine of anticipated income

The anticipated income theory menyatakan bahwa likuiditas bank dapat

direnacanakan jika skedul pembayaran pinjaman didasarkan pada future income

para peminjam. Teori ini mengakui bahwa pinjaman tidak selalu self-liquidating.

Teori ini mengemukakan fakta bahwa likuiditas bank dipengaruhi oleh batas waktu

pinjaman. Kelemahan teori ini adalah adanya ketidakpastian future income dari para

peminjamnya. Bank tidak bisa menjamin likuiditasnya apabila angsuran pinjaman ini

tidak bisa dibayarkan tepat pada waktunya sehingga kebutuhan likuiditas bank tidak

akan terpenuhi.

Liability management (pengelolaan utang). Liability Management adalah suatu proses di

mana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang non tradisional melalui

pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan

secara menguntungkan terutama untuk memenuhi permintaan kredit.

Empat puluh tahun yang lalu dunia perbankan telah mengalami perkembangan

dalam sifat-sifat utang bank. Bank pada umumnya berusaha memenuhi kebutuhan

tambahan dana dengan melalui pasar uang. Perkembangan pasar dana dan Euro dollar

memudahkan penerapan filosofi manajemen bank ini. Teori ini menegaskan bahwa

likuiditas sekarang ini bukanlah masalah yang berat. Dana akan mudah diperoleh dengan

cara menaikkan tingkat bunga sertifikat deposito yang ditawarkan. Bank-bank sekarang

menyadari bahwa permintaan kredit bisa dipenuhi dengan cara membeli likuiditas di

pasar uang. Bank tidak lagi tergantung pada sumber dana tradisional (giro, deposito atau

tabungan). Pemenuhan likuditas bisa melalui sumber-sumber non tradisional seperti

pinjaman antar bank, penjualan sertifikat deposito, penerbitan surat berharga di pasar

uang, euro dollar.

Korespondensi Perbankan

Dalam menjalankan usahanya, bank tidak bisa terlepas dari jasa-jasa bank yang lain.

Jasa-jasa bank lain tersebut bisa dalam bidang keuangan maupun bidang lain. Hubungan

sistem antar bank dimana terdapat suatu pengaturan informasi antar bank disebut

Page 33: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

33

dengan correspondent banking. Dengan adanya correspondent banking ini jasa

pelayanan bank kepada nasabah bisa ditingkatkan efisiensinya.

Dalam perbankan korespondensi dikenal bank koresponden dan bank responden.

Bank koresponden adalah bank yang menerima simpanan atau menerima fee sebagai

imbalan atas jasa-jasa yang diberikan atau yang akan diberikan kepada suatu bank. Bank

koresponden bisa disebut sebagai pihak penjual atau penyedia jasa bagi bank

responden. Bank responden adalah bank yang mempunyai rekening atau simpanan pada

suatu bank tertentu dan atau membayar suatu jumlah biaya (fee) atas pelayanan yang

telah diterima atau yang diperkirakan akan diperoleh. Bank responden disebut juga

sebagai pihak pemakai jasa.

Dalam kegiatan sehari-hari sering terjadi bank koresponden juga berfungsi

sebagai bank responden. Bank koresponden akan menjadi bank responden bagi bank

yang lebih besar. Sedangkan bank responden bisa juga sebagai bank koresponden bagi

bank yang lebih kecil. Diadakannya perbankan korespondensi mempunyai tujuan yaitu:

1. memudahkan kliring

2. memudahkan melakukan pembayaran ke dalam dan ke luar negri

3. memudahkan melakukan transaksi-transaksi lain

Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank koresponden kepada bank responden sangat

beragam, hal itu disebabkan banyaknya kebutuhan bank responden yang sangat

bervariasi. Dengan beragamnya jasa yang disediakan oleh bank koresponden maka kedua

bank yang akan menjalin kerjasama tersebut harus membicarakan dulu mengenai jenis

jasa yang disepakati serta fee yang akan diberikan. Jasa-jasa bank koresponden yang

beragam tersebut meliputi:

a. menangani penagihan cek

b. transfer dana

c. menawarkan dan membantu keikutsertaan dalam kredit sindikasi

d. menyediakan likuiditas

e. jual beli surat-surat berharga untuk dan atas nama bank responden

f. menyediakan fasilitas penyimpanan sekuritas

g. menawarkan kredit kepada direksi atau pejabat-pejabat bank responden

h. ikut serta dalam pemberian kredit jangka panjang yang disalurkan oleh bank

responden

i. membantu bank responden untuk memperbaiki prosedur dan sistem operasionalnya

Page 34: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

34

k. melakukan analisis portfolio untuk bank responden

Berdasarkan jasa-jasa yang disediakan oleh bank koresponden, bank responden

mengadakan penilaian mengenai jasa-jasa yang dibutuhkan. Dalam penilaian ini

termasuk pula penilaian mengenai kualitas layanan, dan juga harus ada pantauan secara

terus menerus dari bank responden terhadap jasa yang diberikan oleh bank

koresponden.

Apabila menurut penilaian Bank Indonesia (BI), bank melakukan penyimpangan

dan melanggar prinsip-prinsip perbankan yang sehat dan tidak mematuhi ketentuan-

ketentuan yang ditetapkan yang diperkirakan akan membahayakan kelanjutan usaha

bank maka BI dapat mengambil tindakan:

1. Penghentian sementara pembukaan kantor-kantor bank

2. Penghentian sementara untuk melakukan kegiatan tertentu

3. Penggantian direksi dan dewan pengawas

4. Penambahan modal dan atau pengalihan pemilikan bank

5. Penggabungan atau peleburan usaha bank

6. Penghentian dari kliring

7. Mempertimbangkan pencabutan ijin usaha bank

Berdasarkan segi kepemilikannya bank umum di Indonesia dibedakan menjadi

bank umum pemerintah dan bank umum swasta. Bank umum swasta dibedakan menjadi

bank swasta nasional dan bank swasta asing.

Definisi bank pemerintah, bank swasta nasional, dan bank swasta asing adalah:

1. Bank umum pemerintah adalah bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah undang-undang tersendiri.

Contoh bank pemerintah antara lain adalah Bank BINI, Bank Rakyat Indonesia, Bank

Mandiri, dan Bank Tabungan Negara (BTN).

2. Bank umum swasta nasional adalah bank milik swasta yang didirikan dalam bentuk

hukum perseroan terbatas dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara

Indonesia dan atau badan-badan hukum di Indonesia serta pengelolaannya ditangani

oleh warga negara Indonesia.

Contoh bank swasta nasional antara lain adalah Bank Central Asia, Bank Niaga, BII,

Bank Danamon, dan sebagainya.

Page 35: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

35

3. Bank swasta asing adalah bank yang didirikan dalam bentuk cabang bank yang sudah

ada di luar negeri atau dalam bentuk campuran antara bank asing dengan bank

swasta nasional di Indonesia. Contoh bank swasta antar alain asing adalah Hongkong

Bank, Bank of Swiss, dan Bank of America

Bank Perkreditan Rakyat

Keberadaan lembaga keuangan bank --Bank Perkreditan Rakyat (BPR) -- tepat sebagai

cara alternatif untuk mengurangi adanya dualisme ekonomi keuangan di Indonesia.

Dualisme keuangan ditunjukkan dengan adanya lembaga keuangan yang terorganisir dan

lembaga keuangan yang tidak terorganisir. Lembaga keuangan yang terorganisir terdiri

dari lembaga keuangan bank komersial dan lembaga keuangan bukan bank yang terdapat

di pusat-pusat bisnis dan kota-kota besar. Lembaga keuangan yang tidak terorganisir

terdiri dari lembaga keuangan yang tidak berbentuk lembaga keuangan formal seperti

rentenir atau lintah darat yang keberadaannya sangat merugikan nasabah peminjam

(terutama pedagang ekonomi lemah) karena biaya bunga pinjaman yang tinggi tetapi

disenangi nasabah peminjam karena prosedur pinjaman yang mudah dan cepat.

Lembaga keuangan yang tidak terorganisir inilah yang akan dikurangi keberadaannya,

yaitu dengan munculnya lembaga keuangan bank seperti BPR. BPR sebagai lembaga

keuangan bank yang bersifat gurem -karena ketersedian modal yang terbatas- usahanya

melayani sektor informal di perkotaan. Sesuai dengan keterbatasan modal yang dimiliki

dan usaha yang bersifat melayani sektor informal, bentuk BPR merupakan bentuk

lembaga keuangan bank yang tepat untuk didirikan di Indonesia karena dapat menjadi

lembaga keuangan yang dapat berperan dalam usaha pemerataan kesejahteraan

masyarakat golongan ekonomi lemah.

Pengertian BPR menurut UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 adalah lembaga

keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,

tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan

dana sebagai usaha BPR. Adanya perkembangan lembaga keuangan BPR pasca UU

Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 tersebut dan kondisi lembaga keuangan pada umumnya

terutama pada masa dan pasca krisis moneter tahun 1997, maka pengertian BPR

mengalami perubahan dengan munculnya UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1.

Dalam UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 disebutkan bahwa BPR adalah

lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

Page 36: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

36

lintas pembayaran Dengan demikian ada dua pengertian BPR, yaitu BPR yang

melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional yang tidak diperkenankan

melakukan kegiatan berdasarkan Pirnsip Syariah (selanjutnya disebut dan ditulis BPR)

dan BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah yang tidak

diperkenankan melakukan kegiatan secara konvensional (selanjutnya disebut dan ditulis

Bank Syariah).

Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank

Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit

Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga

Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan/atau lembaga-

lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dengan memenuhi persyaratan tatacara

yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan

mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah tumbuh dan berkembang dari

lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka

keberadaan lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun

1992 beserta perubahannya yang ditunjukkan dalam UU Perbankan Nomor 10 Tahun

1998 memberikan kejelasan status dari lembaga-lembaga dimaksud. Untuk menjamin

kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persyaratan dan

tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.

Dalam melaksanakan usahanya, BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi

Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki delapan ciri

positif sebagai faktor pendukung dan tiga tiga ciri negatif yang harus dihindari --free

fight liberalism, etatisme, dan monopoli. BPR berperan sebagai penghimpun dan

penyalur dana masyarakat. Dengan menggunakan Diagram Alir Melingkar Perekonomian

dapat dijelaskan peranan BPR, yaitu menghimpun dana dari sektor rumah tangga

(kelompok masyarakat berpendapatan rendah) dan menyalurkannya kepada sektor

perusahaan (kelompok pengusaha ekonomi lemah). Munculnya BPR tersebut

menunjukkan bahwa selama ini kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan

kelompok pengusaha ekonomi lemah belum mampu melakukan akses ke lembaga

keuangan yang sudah ada. Oleh karena itu, peranan lembaga keuangan BPR sebagai

penghimpun dan penyalur dana masyarakat diharapkan dapat meningkatkan

Page 37: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

37

kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama kesejahteraan kelompok masyarakat

berpendapatan rendah dan kelompok pengusaha ekonomi lemah.

Peranan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat dapat

mewujudkan tujuan BPR, yaitu sebagai lembaga keuangan penunjang pelaksanaan

pembangunan nasional (sebagai salah satu sumberdana pembiayaan pembangunan

nasional) dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Sesuai peranan BPR sebagai

penghimpun dana dari sektor rumah tangga (kelompok masyarakat berpendapatan

rendah) dan penyalur dana kepada sektor perusahaan (kelompok pengusaha ekonomi

lemah), maka munculnya BPR mempunyai sasaran yaitu melayani kebutuhan petani,

peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran

ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan

layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, dan pemerataan pendapatan.

Kecuali itu, agar layanan saluran dan alokasi dana kelompok masyarakat tersebut tidak

dilakukan oleh para pelepas uang (rentenir).

Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan

tujuan mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari spread effect dan pendapatan lain.

Adapun usaha-usaha BPR adalah:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito

berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah

sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over

likuiditas.

Agar peranan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana khususnya untuk

kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan kelompok pengusaha ekonomi lemah

yang belum mampu melakukan akses ke lembaga keuangan yang sudah ada dapat

optimal, maka BPR dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Menerima simpanan berupa giro.

2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.

3. Melakukan usaha perasuransian.

4. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam

usaha BPR.

Page 38: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

38

Dalam menyalurkan (mengalokasikan) dana dari kelompok masyarakat

berpendapatan rendah yang masih mempunyai kelebihan pendapatan kepada kelompok

pengusaha ekonomi lemah yang membutuhkan dana tetapi belum mampu melakukan

akses ke lembaga keuangan lain, BPR harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan

kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.

2. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai

batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa,

yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang

terkait, termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama

dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari

modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

3. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai

batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa,

yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang

memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga),

anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan

yang didalamnya terdapat kepentingan dari pihak pemegang saham (dan keluarga)

yang memiliki 10% atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan

keluarga), anggota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum

tersebut adalah tidak melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan Bank Indonesia.

Setiap pihak yang melakukan pendirian BPR wajib terlebih dahulu memperoleh

perijinan usaha dari Pimpinan Bank Indonesia. Untuk memperoleh ijin usaha BPR wajib

memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang susunan organisasi dan

kepengurusan, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, dan kelayakan

rencana kerja. Dalam memberikan ijin usaha BPR, Bank Indonesia juga wajib

memperhatikan tingkat persaingan yang sehat antarBPR, tingkat kejenuhan jumlah BPR

dalam suatu wilayah tertentu, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional. Pokok-

pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memuat antara lain:

Page 39: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

39

a. Persyaratan untuk menjadi pengurus bank antara lain menyangkut keahlian di bidang

perbankan dan konduite yang baik.

b. Larangan adanya hubungan keluarga di antara pengurus bank

c. Modal disetor minimum untuk BPR.

d. Batas maksimum kepemilikan dan kepengurusan.

e. Kelayakan rencana kerja.

f. Batas waktu pemberian ijin pendirian bank.

Pembinaan dan pengawasan BPR dilakukan oleh Bank Indonesia. Pembinaan BPR

ditunjukkan secara lengkap dalam UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 32, Pasal

34, Pasal 35, dan Pasal 36 beserta perubahnnya dalam UU Perbankan Nomor 10 Tahun

1998 Pasal 29, Pasal 31, Pasal 31A, Pasal 33, Pasal 37, Pasal 37A, dan Pasal 37B.

Pengawasan BI terhadap BPR meliputi:

1. pemberian bantuan dan pelayanan perbankan kepada lapisan masyarakat yang

rendah yang tidak terjangkau bantuan dan pelayanan dari bank umum, yaitu dengan

memberikan pinjaman kepada pedagang/pengusaha kecil di desa dan di pasar agar

tidak terjerat rentenir dan menghimpun dana dari mayarakat.

2. membantu pemerintah dalam ikut mendidik masyarakat guna memahami pola

nasional dengan adanya akselerasi pembangunan.

3. penciptaan pemerataan kesempatan berusaha bagi masyarakat.

Dalam melakukan pengawasan terhadap BPR akan terjadi beberapa kemungkinan berikut

ini:

1. Organisasi dan sistem manajemen BPR, termasuk di dalamnya perencanaan yang

ditetapkan.

2. BPR kekurangan tenaga terampil dan profesional.

3. BPR mengalami kesulitan likuiditas.

4. BPR belum melaksanakan fungsi BPR sebagaimana mestinya.

MEMILIH BANK YANG SEHAT SEBAGAI TEMPAT MENABUNG

Memilih bank yang sehat sebagai tempat menabung sangat penting untuk

nasabah penabung karena penabung akan menempatkan uangnya dalam jangka waktu

tertentu yang akan dialokasikan oleh bank untuk berbagai bentuk alokasi. Apabila

penabung salah memilih bank yang sehat sebagai tempat menabung maka nasabah

Page 40: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

40

penabung akan mengalami beberapa kerugian. Dalam memilih bank yang sehat dapat

menggunakan dua kriteria, yaitu kriteria subyektif dan kriteria obyektif. Kriteria

subyektif adalah kriteria untuk memilih bank yang sehat yang tidak ada indikatornya,

misalnya bank yang memiliki gedung megah belum tentu lebih sehat daripada bank

yang gedungnya biasa-biasa saja. Kriteria obyektif adalah kriteria untuk memilih bank

yang sehat yang ada indikatornya, misalnya menggunakan indikator kesehatan bank.

Dewasa ini industri perbankan mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Banyak bank-bank baru bermunculan yang tentu saja membuat persaingan yang

semakin tajam di industri tersebut. Persaingan yang semakin tajam harus diikuti oleh

manajemen yang semakin baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu

faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa survive adalah kondisi kesehatan

bank.

Tingkat kesehatan bank bisa digunakan sebagai salah satu pengambilan

kebijaksanaan bank sentral terhadap bank umum. Konsekuensi dari tidak terpenuhinya

persyaratan untuk bisa disebut sebagai bank yang sehat tidak hanya menyempitnya

keleluasaan yang dimiliki oleh bank. Tingkat kesehatan bank umum bisa dilihat dari dua

sisi yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dari sisi kualitatif dilihat dari pengelolanya,

sejarahnya, pemiliknya. Sisi kuantitatif dapat dilihat dari score-score tertentu seperti

rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit

Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL).

1. Rasio likuiditas

Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengembalikan (membayar) utang

jangka pendek.

Aktiva lancar

Rasio likuiditas =

Utang jangka pendek

Semakin tinggi nilai rasio likuiditas menunjukkan kondisi kesehatan bank yang

semakin baik.

2. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam mengembalikan (membayar)

utang jangka panjang

Page 41: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

41

Total aktiva

Rasio solvabilitas =

Total utang jangka panjang

Semakin tinggi nilai rasio solvabilitas maka semakin baik kondisi kesehatan bank.

3. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba.

Ada dua pendekatan yang bisa digunakan untuk mengetahui ukuran ini:

a. Return On Asset (ROA)

ROA mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membagi laba

sebelum pajak dengan aktiva.

Laba sebelum pajak

ROA =

Aktiva

b. Return On Equity (ROE)

ROE mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membandingkan

laba sebelum pajak dengan equity

Laba sebelum pajak

ROE =

Equity

4. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR mengukur kecukupan modal dengan membandingkan capital (modal) dengan

asset beresiko

Modal

CAR =

Asset beresiko

Semakin tinggi nilai CAR (minimal 8%) maka semakin baik kondisi kesehatan bank.

Page 42: PENGANTAR ILMU EKONOMI - cs.unsyiah.ac.idfrdaus/PenelusuranInformasi/File-Pdf/PIE...PENGANTAR ILMU EKONOMI ... Cakupan nilai tambah meliputi komponen-komponen faktor ... barang-barang

42

5. Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR mengukur kemampuan bank dalam mengelola dana dengan membandingkan

besarnya pinjaman yang diberikan oleh bank dengan besarnya simpanan

Pinjaman

LDR =

Simpanan

Semakin tinggi nilai LDR (maksimal 100% ) maka semakin baik kondisi kesehatan

bank.

6. Non Performing Loan (NPL)

NPL mengukur kemampuan bank dalam mengelola kredit yang dialokasikan kepada

nasabah peminjam yang dihitung dengan membandingkan besarnya kredit macet

yang dipinjamkan oleh bank dengan besarnya kredit keluruhan.

Kredit macet

LDR =

Kredit keluruhan yang dipinjamkan

Semakin rendah nilai NPL (maksimal 5%) maka semakin baik kondisi kesehatan bank.

SIMPULAN

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpullkan bahwa untuk memilih

bank yang sehat sebagai tempat menabung, penabung perlu memperhatikan beberapa

hal, yaitu:

1. Perhatikan jenis lembaga keuangan yang akan kita pilih, yaitu lembaga keuangan

bank atau lembaga keuangan bukan bank.

2. Perhatikan jenis lembaga keuangan bank yang akan kita pilih, yaitu lembaga

keuangan bank umum pemerintah, swasta, campuran/asing, BPR konvensional,

ataukah BPR Syariah.

3. Perhatikan dua kriteria indikator untuk memilih lembaga keuangan bank yang

sehat, yaitu kriteria subyektif dan obyektif.

4. Perhatikan ragam produk jasa yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank yang

ersangkutan, misalnya kita akan memilih jenis tabungan yang disebut dengan

rekening koran (demand deposit), tabungan biasa (saving deposit), ataukah

tabungan berjangka (time deposit).