pengantar - direktorat jenderal sumber daya dan … · web viewsementara pengguna akses pita lebar...

44
DRAFT ROADMAP KONVERGENSI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA Disusun oleh: Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia 2007

Upload: votram

Post on 26-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

DRAFT

ROADMAP KONVERGENSI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

INDONESIA

Disusun oleh:Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi

Departemen Komunikasi dan InformatikaRepublik Indonesia

2007

Pengantar

Page 2: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Sektor telekomunikasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik dari sisi teknologi, struktur industri, nilai bisnis dan ekonomi, maupun dampaknya bagi kehidupan sosial.

Pemerintah merasa perlu untuk menyusun roadmap infrastruktur sebagai pedoman bagi seluruh stakeholders sektor telekomunikasi dalam menyamakan langkah dan persepsi terkait perkembangan telekomunikasi.

Draft roadmap ini diharapkan dapat memudahkan regulator, penyelenggara jaringan dan layanan, para pemodal, penyelenggara bisnis pendukung, maupun konsumen, dalam menyikapi perkembangan telekomunikasi hingga 2011.

Harapan agar telekomunikasi menjadi hal yang berperan bagi peningkatan perikehidupan masyarakat Indonesia diwujudkan melalui target-target konkret yang tertuang dalam draft roadmap ini.

Penyusunan draft roadmap infrastrukur ini melibatkan banyak pihak yang terkait langsung perkembangan infrastruktur telekomunikasi sebagai upaya untuk memperoleh gambaran yang benar-benar layak diterapkan.

Draft roadmap ini juga memuat sejumlah jadwal pelaksanaan proses migrasi menuju konvergensi telekomunikasi hingga 2011. Pemerintah berharap draft roadmap ini dapat menjadi bahan bagi konsultasi publik untuk didiskusikan lebih lanjut guna penyempurnaan roadmap konvergensi infrastruktur TIK Indonesia.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................3BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................4

2

Page 3: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

1.1 METODOLOGI..........................................................................................41.2. VISI DAN MISI.........................................................................................61.3. LATAR BELAKANG................................................................................7

1.3.1. Perubahan paradigma...................................................................71.3.2. Kondisi jaringan di Indonesia saat ini....................................81.3.3. Permasalahan.................................................................................10

BAB II. ERA KONVERGENSI...........................................................................122.1. DEFINISI KONVERGENSI................................................................122.2. PENGGERAK KONVERGENSI.........................................................12

2.2.1. Kemajuan teknologi.....................................................................122.2.2. Kebutuhan pelanggan.................................................................132.2.3. Kebutuhan para penyelenggara..............................................13

2.3. DAMPAK KONVERGENSI.................................................................132.3.1. Perubahan gaya hidup................................................................142.3.2. Implikasi terhadap bisnis..........................................................142.3.3. Dampak terhadap regulasi........................................................15

BAB III. MENUJU KONDISI KONVERGEN................................................173.1. KONDISI INFRASTRUKTUR SAAT INI........................................17

3.1.1. Infrastruktur eksisting................................................................173.1.2. Kondisi regulasi saat ini.............................................................19

3.2. KONDISI YANG DIHARAPKAN PADA 2011...............................203.2.1. Infrastruktur pada 2011.............................................................213.2.2. Regulasi pada 2011......................................................................23

BAB IV. LANGKAH MIGRASI DAN RENCANA KERJA..........................264.1 Fixed network.........................................................................................264.2 Mobile network......................................................................................274.3 Regulasi....................................................................................................28

BAB V. PENUTUP.................................................................................................32LAMPIRAN A. PERKIRAAN PELANGGAN TELEKOMUNIKASI 2007-2011................................................................................................................33LAMPIRAN B. PERKIRAAN PENETRASI TELEKOMUNIKASI 2007-2011............................................................................................................................35LAMPIRAN C. PERKIRAAN MIGRASI INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI 2007-2011.......................................................................37LAMPIRAN D. KONDISI SOSIAL EKONOMI INDONESIA..................37LAMPIRAN E. DIGITAL ACCESS INDEX INDONESIA.........................38LAMPIRAN F. MARKET SHARE BROADBAND DUNIA........................38LAMPIRAN G. HARGA BROADBAND DUNIA...........................................39

BAB I. PENDAHULUAN

Sektor telekomunikasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik dari sisi teknologi, struktur industri, nilai bisnis dan ekonomi, maupun dampaknya bagi kehidupan sosial.

Pemerintah merasa perlu untuk menyusun roadmap infrastruktur sebagai pedoman bagi seluruh stakeholders sektor

3

Page 4: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

telekomunikasi dalam menyamakan langkah dan persepsi terkait perkembangan teknologi.

Draft roadmap ini hanyalah salah satu dari beberapa roadmap di sektor telekomunikasi yang sedang disusun pemerintah dengan stakeholders sektor tersebut. Draft roadmap ini difokuskan pada pembahasan mengenai infrastruktur.

Namun tidak bisa dihindari bahwa pembangunan infrastruktur terkait banyak hal lain seperti masalah sumber daya manusia, kondisi perekonomian secara makro, aspek finansial dan sebagainya. Hal-hal terkait itu disinggung namun tidak menjadi pokok bahasan.

Draft roadmap ini diharapkan dapat memudahkan regulator, penyelenggara jaringan dan layanan, para pemodal, pelaku usaha, penyelenggara bisnis pendukung, maupun konsumen, dalam menyikapi perkembangan telekomunikasi hingga 2011.

Harapan agar telekomunikasi menjadi hal yang berperan bagi peningkatan perikehidupan masyarakat Indonesia diwujudkan melalui target-target konkret yang tertuang dalam draft roadmap ini.

1.1 METODOLOGIProses penyusunan roadmap infrastruktur TIK diawali

dengan melihat kondisi saat ini. Hal-hal yang terkait langsung dengan infrastrukur dijadikan indikator utama.

Secara umum indikator itu dibagi dalam tiga kelompok yaitu kondisi fisik infrastruktur, layanan yang memanfaatkan infrastrukur, serta regulasi yang menjadi payungnya.

Kondisi yang ada saat ini dibandingkan dengan prediksi mengenai kondisi fisik, layanan, dan regulasi infrastruktur pada era konvergensi dalam lima tahun mendatang.

Penentuan kondisi lima tahun kedepan juga didukung oleh kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan infrastruktur yang ada di Indonesia. Kondisi internal tersebut antara lain adalah visi misi, jangkauan dan sebaran, perubahan paradigma sedangkan kondisi eksternal antara lain adalah globalisasi, trend teknologi dan perkembangan broadband.

Perbedaan antara kondisi infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang ada pada saat ini dengan kondisi lima tahun yang akan datang dianalisis. Hasil analisis itu digunakan untuk menentukan langkah migrasi yang diwujudkan dalam bentuk program kerja konkret. Draft roadmap ini merupakan rincian dari upaya untuk mengatasi gap antara kondisi saat ni dengan kondisi lima tahun mendatang. Gambaran mengenai metodologi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

4

Page 5: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Gambar 1. Metodologi roadmap

Jangka waktu lima tahun dipilih dengan sejumlah pertimbangan. Pertama, perkembangan industri TIK yang sangat dinamis menyebabkan pembuatan roadmap dengan jangka yang terlalu panjang menjadi sangat sulit. Memprediksi perkembangan TIK di atas lima tahun ke depan sangat sulit.

Kedua, jangka waktu lima tahun dipandang sebagai jangka waktu yang tepat untuk memperoleh kembali feedback bagi penyusunan roadmap berikutnya. Mekanisme umpan balik yang tidak terlalu lama diharapkan memperkecil potensi kesalahan.

Ide mengenai penyusunan roadmap ini pertama kali diformulasikan pada pertemuan APRICOT di Bali pada awal tahun ini.

Berbeda dengan sejumlah roadmap lain, draft roadmap infrastruktur TIK ini disusun melalui mekanisme yang melibatkan hampir seluruh stakeholders sejak awal perumusannya.

Baik regulator, pelaku usaha, penyedia teknologi, pemodal, maupun pengguna dan pengamat dilibatkan dalam proses penyusuan draft roadmap ini. Asosiasi yang membidangi sektor ini juga dilibatkan.

Dengan demikian diharapkan draft roadmap ini dapat menjadi bahan bagi konsultasi publik untuk disikusikan lebih lanjut sehingga nantinya benar-benar membumi dan dapat diterapkan sesuai dengan rencana bisnis dalam industri telekomunikasi.

5

Page 6: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Dengan sejumlah pertimbangan dan metode penyusunan seperti di atas, diharapkan draft roadmap ini bisa menjadi panduan bersama dengan jangka dan indikator yang terukur pada akhirnya nanti setelah didiskusikan lebih lanjut.

1.2. VISI DAN MISIPenyusunan draft roadmap konvergensi jaringan

telekomunikasi ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi pembangunan telekomunikasi Indonesia yaitu terwujudnya penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien menuju masyarakat informasi yang sejahtera dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal ini juga sejalan dengan misi pemerintah untuk mewujudkan komunikasi publik yang efektif, ketersediaan dan keterjangkauan informasi, efisiensi dan integrasi layanan publik, serta pengembangan ekonomi informasi.

Draft roadmap ini ditekankan untuk mendorong terwujudnya misi Departemen Komunkasi dan Informatika dalam mewujudkan ketersediaan dan keterjangkauan informasi.

Nilai-nilai yang dipegang dalam penyusunan draft roadmap ini adalah upaya untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa, penerapan good corporate governance, pengembangan inovasi nilai serta kreativitas, serta terwujudnya sinergi bagi perbaikan kualitas perikehidupan masyarakat Indonesia. Sinergi menjadi salah satu nilai yang ditekankan di tengah meningkatnya persaingan di antara para pelaku usaha di sektor TIK.

Penyebaran infrastruktur, peningkatan efisiensi dan kualitas layanan, penurunan tarif, regulasi yang tepat dan kondusif, persaingan bisnis yang sehat, serta perlindungan konsumen, mendapat perhatian utama dalam penyusunan draft roadmap ini. Gambaran mengenai visi misi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

6

Page 7: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Gambar 2 Visi Misi

1.3. LATAR BELAKANGPerkembangan teknologi jaringan telekomunikasi yang kian

pesat mengarah kepada konvergensi teknologi yang pada akhirnya berdampak pada perubahan struktur industri telekomunikasi.

Terdapat sejumlah latar belakang persoalan yang dihadapi oleh infrastruktur telekomunikasi Indonesia dalam menghadapi era konvergensi jaringan.

1.3.1. Perubahan paradigmaPerkembangan TIK yang kian pesat mengarah kepada

konvergensi teknologi berdampak pada perubahan paradigma dalam telekomunikasi. Perubahan paradigma ini menyangkut pergeseran teknologi, perubahan struktur dan pola bisnis, serta pengaruhnya terhadap kehidupan bermasyarakat.

Secara singkat, perubahan paradigma itu dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1. Perubahan paradigma

7

Page 8: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Paradigma lama Paradigma baruPasar monopolistik Pasar kompetetifRegulasi sangat ketat Light touch regulationInfrastrukur telekomunikasi Infrastruktur informasiJasa dasar dan non-dasar Jaringan, jasa dan kontenInformasi dengan format terpisah untuk suara, data, teks, gambar

Informasi dalam format multimedia (konvergensi)

Hybrid analog dan digital Seluruhnya digitalCircuit-switched IP (packet-switched)Jaringan akses didominasi saluran kabel

Dominasi nirkabel dan bergerak

Pentaripan berdasarkan waktu dan jarak

Pentaripan berdasarkan volume (byte)

Industrial economy Knowledge based economy

1.3.2. Kondisi jaringan di Indonesia saat iniPenyusunan draft roadmap ini diawali dengan upaya untuk

menilai kondisi infrastruktur TIK Indonesia secara jujur. Secara umum kondisi infrastrukur TIK Indonesia saat ini dapat dirangkum sebagai berikut.

a. Jangkauan dan PemerataanDi Indonesia saat ini terjadi kesenjangan akses

telekomunikasi yang cukup mencolok. Pada satu sisi masih terdapat ribuan desa yang belum terkoneksi dengan jaringan telekomunikasi, sementara di sisi lain terdapat kapasitas yang melimpah ruah. Daerah pedesaan umumnya masih sangat minim fasilitas telekomunikasi sementara daerah perkotaan mengalami kelebihan pasok.

Daerah pedesaan mewakili 76% wilayah Indonesia. Namun pelanggan hanya sekitar 20,5 % dari total pelanggan. Teledensitas di daerah pedesaan juga sangat rendah, yaitu sekitar 0,2 per 100 penduduk. Dari sekitar 72.000 desa yang ada di Indonesia, 38.471 di antaranya belum terjangkau fasilitas telekomunikasi.

b. Kalah bersaing Perkembangan infrastruktur telekomunikasi Indonesia

hampir dalam semua aspek masih yang terendah dibandingkan dengan negara tetangga. Hampir dalam semua jenis layanan,

8

Page 9: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

penetrasi akses telekomunikasi di Indonesia tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, serta Thailand. Bahkan dalam sejumlah hal seperti penetrasi fixed line, Internet, serta akses pita lebar, Indonesia sudah dikalahkan oleh Vietnam.

Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Perbandingan penetrasi di Asean

Source : worldbank & Depkominfo 2007

c. Keterbatasan infrastruktur saat iniSebagian besar infrastruktur telekomunikasi nasional saat ini

terdiri atas circuit-switch network. Keuntungan utama jaringan ini adalah kualitas layanan yang relatif terjamin dari satu ujung sampai ke ujung lain. Tetapi pada sisi yang lain, jaringan ini memiliki banyak sekali kekurangan. Kelemahan jaringan circuit-switch antara lain biaya tinggi, tidak efisien, pengembangan aplikasi butuh waktu yang lama, serta layanannya yang terbatas.

Pengembangan aplikasi dalam jaringan berbasis circuit switch membutuhkan waktu yang relatif lebih lama karena kepintaran hanya tersedia pada jaringan, tidak pada terminal.

d. Perubahan dalam teknologi telekomunikasiSelama dua dekade terakhir, teknologi jaringan

telekomunikasi mengalami perkembangan pesat. Pada awal dekade

9

Page 10: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

1990-an, teknologi analog baru saja digantikan dengan teknologi digital, sementara Internet baru keluar dari kalangan akademisi.

Pada awal dekade 2000-an, ada gelombang dotcom. Saat itu dapat diduga bahwa Internet akan segera menjadi salah satu media komunikasi utama. Pelanggan broadband dunia terbesar adalah DSL yang mencapai 65 % dengan tarif mencapai 0.07 $ per 100 kbps di Jepang. Rincian market share pelanggan broadband dan juga tarif broadband dapat dilihat pada lampiran.

Sekarang, dengan jelas terlihat bahwa konvergensi akan segera menjadi kenyataan. Pada masa mendatang, telepon dan multimedia kemungkinan hanya menjadi salah satu aplikasi di managed IP.

1.3.3. PermasalahanBerdasarkan pendataan atas kondisi infrastruktur TIK

Indonesia saat ini, diidentifikasi sejumlah permasalahan yang harus dipecahkan dalam lima tahun ke depan.

a. Kesenjangan konektivitas.Beberapa daerah di Indonesia telah mempunyai fasilitas

telekomunikasi yang sangat memadai sementara daerah yang lain sangat jauh tertinggal. Hal ini menyebabkan ketimpangan yang pada gilirannya mengakibatkan daya saing ekonomi mengalami kendala. Salah satu indikator untuk mengetahui tingkat konektivitas adalah dengan indikator Digital Access Index (DAI) yang dapat dilihat pada lampiran. DAI Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand

b. Tarif tinggi Tarif telekomunikasi di Indonesia masih tergolong tinggi

untuk semua jenis layanan kecuali PSTN lokal. Penurunan tarif sudah terjadi namun relatif sangat lambat.

c. Quality of servicesKualitas pelayanan terhadap konsumen masih memerlukan

banyak perbaikan. Keamanan jaringan dan data belum memadai.Selain itu, service level agreement belum memperoleh

perhatian selayaknya. Hal ini ditandai dengan QoS yang belum menjadi standar serta posisi tawar konsumen yang masih lemah di depan penyelenggara jasa.

10

Page 11: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Standar QoS masih dalam tahap penyusunan. Selama ini pemerintah masih menekankan pada aspek ketersediaan sehingga belum semua standar QoS untuk semua jenis layanan tersedia.

d. Regulasi Secara umum, regulasi telekomunikasi masih berdasarkan

teleponi pada circuit switch. Masih terdapat tumpang tindih antara satu peraturan dengan peraturan lainnya. Penegakan hukum masih lemah serta penggunaan sumber daya yang belum efisien dan manajemennya belum tertata rapih.

Regulasi bisnis dipandang kurang dinamis karena lebih banyak bersifat reaktif daripada proaktif.

e. Keterbatasan SDM Indonesia mengalami kekurangan sumber daya manusia

berkualitas di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi, baik di sisi penyedia maupun pengguna. Keterbatasan sumber daya manusia ini disebabkan oleh rendahnya tingkat HDI (Human Development Index) dan tingginya HPI (Human Poverty Index) terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Penyebaran HDI dan HPI di Indonesia dapat dilihat pada lampiran.

f. Industri manufaktur Industri manufaktur telekomunikasi masih jauh tertinggal

dibandingkan perkembangan teknologi.

BAB II. ERA KONVERGENSI

Perkembangan teknologi telekomunikasi mengarah kepada konvergensi antara berbagai jenis layanan.

2.1. DEFINISI KONVERGENSIKonvergensi merupakan integrasi yang progresif dari

beberapa platform jaringan yang berbeda untuk menyalurkan

11

Page 12: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

layanan yang serupa dan atau layanan-layanan yang berbeda yang disalurkan pada platform jaringan yang sama.

Konvergensi adalah bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi merupakan kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi melalui media apa aja, termasuk TV, siaran, radio dan multimedia.

Konvergensi yang sempurna terjadi pada jaringan masa depan. Dalam era konvergensi semua instrumen jaringan berbasis IP atau packet-based network. Aplikasi dan layanan akan terpisah dari jaringan transport / core.

Di sisi lain, jaringan akan bersifat terbuka, jaringan pita lebar terintegrasi, serta jaringan ubiquitous. Sedangkan network intelligence terdistribusi.

2.2. PENGGERAK KONVERGENSISetidaknya terdapat tiga penggerak utama konvergensi

telekomunikasi yaitu kemajuan teknologi, perubahan kebutuhan pelanggan, serta kebutuhan bisnis para penyelenggara layanan.

2.2.1. Kemajuan teknologiSeiring dengan berjalannya waktu akan muncul beragam

solusi yang inovatif, interoperable dan bisa dieskalasi pada lingkungan IP. Perkembangan IPv6 yang mengantikan IPv4, munculnya digitalisasi pada beragam sektor.

Teknologi komputer seperti perkembangan kemampuan CPU, kapasitas memori dan penyimpanan akan membawa dampak yang tidak sedikit. Perkembangan teknologi serat optik juga membawa pengaruh signifikan.

Munculnya teknologi transport / core IP network yang memungkinkan pengiriman dan penyimpanan data dalam jumlah besar karena data besar dipecah-pecah dalam bentuk paket.

2.2.2. Kebutuhan pelangganPerkembangan teknologi baru menyebabkan munculnya

kebutuhan pelanggan untuk memanfaatkan teknologi bagi kehidupan sehari-hari. Keinginan untuk dapat bekerja dari rumah, melakukan real time, komunikasi dengan tatap muka, bisa menggunakan perangkat komunikasi sebagai alat pembayaran dan sebagainya.

Penyebaran yang cepat dari broadband Internet akan memicu permintaan yang meningkat akan layanan data dan multi-media.

12

Page 13: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Perkembangan VoIP, seluler, 3G, WLAN, Wi-Fi dan Digital TV semakin meningkatkan tekanan akan kebutuhan layanan yang beraneka ragam.

2.2.3. Kebutuhan para penyelenggaraPerkembangan teknologi juga menghadirkan tantangan

tersendiri bagi pelaku usaha. Penyelenggara jaringan dan layanan ingin mempertahankan pendapatan karena dengan cara konvensional revenue mereka bisa turun.

Para pelaku usaha TIK juga ingin mengurangi biaya operasi maupun belanja modal serta menghemat beban-beban lainnya dengan memanfaatkan teknologi baru serta menghadirkan layanan baru. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya kompetisi.

Perubahan struktur pasar telekomunikasi ditandai dengan turunnya pelanggan dan revenue dari PSTN, meningkatnya kompetisi dan privatisasi, kebijakan deregulasi seperti deregulasi jaringan lokal, serta pengaruh globalisasi.

2.3. DAMPAK KONVERGENSIMunculnya konvergensi teknologi akan membawa dampak

berupa berubahnya gaya hidup masyarakat sebagai konsumen, perubahan struktur bisnis dan cara menjalankan bisnis. Hal ini juga menuntut adanya sejumlah perubahan pada regulasi sebagai payung bagi implementasi konvergensi telekomunikasi.

2.3.1. Perubahan gaya hidupSaat ini secara umum masyarakat Indonesia sudah

mengalami ketergantungan yang mulai tinggi terhadap telepon bergerak. Koneksi online mulai populer baik untuk pengguna pribadi, keperluan bisnis maupun pendidikan.

Terjadi penggabungan antara konten online dengan offline. Sebagian besar konten masih disediakan secara offline dalam bentuk CD-ROM (VCD/DVD), majalah dan buku, sementara contact lists ada pada aplikasi dan perangkat.

Broadband access diperkenalkan dan digunakan, sedangkan e-commerce dan e-transaction belum populer.

Di masa mendatang, setiap orang dan segala sesuatu terhubung di mana saja dan kapan saja. Hal ini akan membentuk ‘komunitas dinamis tanpa batas’.

Tempat utama mencari konten adalah online. Koneksi dengan pita lebar sudah umum baik fixed maupun bergerak. Sedangkan e-commerce, e-transaction menjadi hal yang utama.

13

Page 14: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Jaringan yang konvergen akan meningkatkan efisiensi. Satu jaringan dapat dimanfaatkan untuk semua kebutuhan baik komunikasi suara, data, maupun video. Dengan demikian, biaya operasional akan semakin murah.

Jaringan masa depan menggunakan teknologi digital sehingga menghasilkan kapasitas yang lebih tinggi serta lebih tahan terhadap gangguan

Era konvergensi memungkinkan migrasi yang mudah ke layanan baru yang ditawarkan oleh operator yang sama. Konsumen mempunyai kemampuan lebih untuk mengkonfigur dan mengelola layanan agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

2.3.2. Implikasi terhadap bisnisMunculnya teknologi generasi mendatang akan mengubah

peta bisnis telekomunikasi serta cara menjalankan bisnis secara umum. Akan terjadi transformasi struktur pasar telekomunikasi dari monopoli ke kompetisi.

Teknologi baru akan membuka lebih banyak kesempatan berusaha termasuk bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi untuk menjadi penyedia layanan.

Hal ini juga akan membuka peluang bagi pelaku usaha nasional maupun internasional untuk membangun bersama layanan teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia. Untuk menjadi operator penyedia layanan tidak perlu syarat seperti dulu sebab tidak diperlukan investasi yang besar.

Pembangunan jaringan dan layanan di masa mendatang akan lebih mudah dan murah karena munculnya beragam perangkat keras, perangkat lunak yang sederhana dengan kemampuan tinggi. Pertumbuhan layanan dan konten yang menjadi faktor penting di masa depan.

Layanan baru dapat dibawa ke pasar (time to market) lebih cepat dan lebih murah. Akan terjadi perubahan dari single access menjadi multiple services. Biaya akan menjadi lebih murah karena fungsi kepintaran jaringan dipindahkan dari core network ke access.

Kompetisi telekomunikasi akan meningkat menjadi jauh lebih ketat.

2.3.3. Dampak terhadap regulasiMunculnya teknologi baru yang tercermin dalam konvergensi

menuntut adanya pembaharuan dalam hal regulasi. Regulasi yang memayungi infrastruktur telekomunikasi dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu regulasi yang terkait dengan bisnis (lisensi, interkoneksi, tarif, pengembangan industri dalam negeri),

14

Page 15: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

regulasi sumber daya (spektrum dan penomoran), regulasi proteksi konsumen (QoS, nomor portabel, standardisasi), serta regulasi pemerataan (USO).

a. Regulasi bisnis Sistem pemberian lisensi akan berubah dari semula

menganut pola vertikal menjadi menganut pola horizontal. Jaringan masa depan menuntut adanya model interkoneksi

baru. Jaringan dan trafik berbasis IP dipastikan berpengaruh terhadap pengaturan interkoneksi. Regulasi harus memberikan jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif. Sedangkan pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service.

b. Regulasi sumber dayaSedangkan menyangkut spektrum frekuensi, regulasi perlu

menjamin akses yang sama terhadap spektrum yang dibutuhkan operator jaringan konvergen, menjamin kompetisi tidak dihambat oleh penetapan spektrum legacy ke operator incumbent untuk provisi fixed, fixed-mobile and mobile services.

Regulasi harus menjadi akses ke sumber penomoran, serta menjamin penomoran dan pengalamatan mencakup legacy, transisi dan layanan konvergen serta directory service lainnya.

c. Regulasi perlindungan konsumenRegulasi harus mampu menjamin perlindungan bagi

konsumen. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian ---tapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut—antara lain kualitas layanan, provisi informasi, hak dan keberadaan pengelola, number portability, kewajiban operator; privasi dan keamanan.

Regulasi diharapkan mampu menciptakan standar dan interoperabilitas yang menjamin tidak ada delay dalam memperkenalkan layanan baru. Regulator hendaknya menggalang kegiatan standardisasi bila belum ada badan khusus untuk itu.

d. Regulasi pemerataan aksesKebijakan keterjangkauan dan pemerataan akses merupakan

kebijakan / regulasi yang sangat penting untuk dilaksanakan di Indonesia. Perlu antisipasi yang jelas agar konvergensi yang terjadi tidak akan menghambat pemerataan akses khususnya kebijakan USO harus dijamin tetap terselenggara dengan baik.

15

Page 16: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

BAB III. MENUJU KONDISI KONVERGEN

Bab ini berusaha mengungkapkan secara lebih detil kondisi infrastrukur telekomunikasi dan regulasi saat ini serta perkiraan mengenai kondisi yang akan dicapai pada 2011.

Selain masalah infrastruktur, bab ini ditekankan untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap kondisi regulasi saat ini serta regulasi yang diharapkan tersedia pada 2011.

3.1. KONDISI INFRASTRUKTUR SAAT INIPada bagian ini ditinjau hal-hal yang terkait dengan indikator

ketersediaan infrastruktur telekomunikasi, arsitektur telekomunikasi yang ada, serta regulasi yang memayunginya.

3.1.1. Infrastruktur eksisting3.1.1.1.Arsitektur

Arsitektur infrastruktur saat ini masih terpisah antara infrastruktur telekomunikasi dengan infrastruktur penyiaran. Masih ada garis tegas yang memisahkan penyiaran dengan telekomunikasi.

Kondisi ini akan mendapat tantangan di masa mendatang, misalnya dalam menghadapi televisi Internet atau IP-TV. Infrastruktur IP-TV tidak bisa dikelompokkan ke dalam salah satu dari keduanya.

Terdapat empat layer yang menghubungkan konten dengan terminal pelanggan pada infrastruktur telekomunikasi meliputi

16

Page 17: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

application plane, control plane, core plane, serta access plane. Pada bagian control plane juga masih terjadi pemisahan antara control plane dengan control and service plane. Gambaran dari arsitektur tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Arsitektur telekomunikasi publik dan penyiaran 2007

3.1.1.2. KetersediaanSecara geografis, Indonesia memiliki 17.000 pulau di mana

6.000 di antaranya berpenduduk. Wilayah seluas 1.919.440 km persegi menjadi salah satu tantangan penyebaran dan pemerataan pembangunan teknologi informasi dan telekomunikasi di Indonesia.

Aspek biaya pembangunan menjadi isu utama dalam pemerataan pembangunan infrastruktur sehingga fokus pembangunan pada wilayah yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Hingga akhir triwulan pertama 2007, Indonesia memiliki 8,7 juta sambungan telepon saluran tetap, 5,9 juta sambungan telepon tetap nirkabel (fixed wireless access) atau memiliki teledensitas sebesar 6,64%.

Sebanyak 10 kota besar mengambil 40% kapasitas, sementara wilayah pedesaan memiliki teledensitas 0,2%. Sekitar 60% desa belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi.

17

Page 18: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Densitas telepon bergerak mencapai 28,64% dengan 63 juta nomor pengguna. Densitas gabungan antara telepon bergerak dengan telepon saluran tetap mencapai 35,28%.

Penetrasi Internet mencapai 9,1% dengan sekitar 20 juta pengguna. Jumlah warung Internet, berdasarkan data dari Asosiasi Warnet Indonesia, sebesar 7.602 unit. Sekitar 70% pengguna Internet di Indonesia berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Sementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita lebar bergerak melalui EDGE, EV-DO, dan 3G sudah mencapai 2 juta pelanggan.

Menurut data International Data Corporation, penetrasi PC (personal computer) baru mencapai 6,5 juta dengan penjualan sebesar 1.257.531 unit Perbandingan penggunaan PC antara di kantor dan di rumah sebesar 5:1

Investasi di sektor telekomunikasi sebesar Rp 60 - 80 triliun. Sampai dengan akhir 2007, perkiraan pelanggan telekomunikasi dan kondisi infrastruktur di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Hingga akhir tahun ini diperkirakan baru 15,08% layer control plane yang terhubung ke IP, sedangkan layer core plane dan access plane masing-masing 24% dan 3,4%.

Tabel 3. Perkiraan Pelanggan Telekomunikasi sampai dengan akhir 2007

PSTN FWA(2G)

FWA & Seluler(3 G)

Seluler(2G)

Dial-up ADSL IP-TV PAY-TV

9 jt 7,9 jt 3 jt 69,7 jt 2,5 jt 0,2 jt 0 0,45 jt

Sumber : worldbank

Tabel 4. Perkiraan Kondisi Infrastruktur sampai dengan akhir 2007

Control Plane Core Plane Access Plane

15,08 % terhubung ke IP

24 % terhubung ke IP

3,4 % terhubung ke IP

18

Page 19: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

3.1.2. Kondisi regulasi saat iniSaat ini lisensi telekomunikasi dibagi atas tiga kelompok

yaitu jasa, jaringan dan telekomunikasi khusus. Jasa meliputi jasa dasar, multimedia, serta nilai tambah. Sedangkan lisensi jaringan meliputi jaringan tetap dan bergerak, dan telekomunikasi khusus mencakup penyiaran, hankam, serta telekomunikasi sendiri.

Aturan spektrum mulai diperjelas sebagai pengganti kebijakan masa lalu yang kurang jelas dan lebih ditekankan pertimbangan administratif semata. Valuasi spektrum belum mendorong optimalisasi.

Spektrum frekuensi diberikan berdasarkan siapa yang mengajukan terlebih dahulu (first come first serve), tanpa melihat cadangan spektrum bagi keperluan masa depan dan jangka panjang.

Biaya hak penggunaan frekuensi didasarkan pada ISR (izin siaran radio) dan masih ada kesenjangan. Di satu sisi ada yang memperoleh frekuensi secara gratis dan terlalu murah, di sisi lain ada yang harus membayar jauh lebih mahal.

Peraturan tarif interkoneksi masih didasarkan pada waktu dan jarak. Aturan interkoneksi yang belum transparan membuat adanya tarif di atas biaya di satu sisi serta penetapan tarif di bawah biaya produksi pada sisi yang lain.

Konsumen belum mendapat perlindungan yang memadai dari regulasi. Kualitas layanan belum memadai dan kebebasan pelanggan belum tersedia. Pelanggan tidak bisa menguji sejauh mana validitas tagihan yang mereka terima dari penyelenggara jasa.

Pelanggan juga tidak bisa berganti layanan dengan mempertahankan nomor yang pernah dimilikinya, serta tidak tahu harus berbuat apa ketika jaringan dari penyedia layanan mengalami ganguan atau kerusakan. Belum tersedia perlindungan yang memadai bagi konsumen terhadap gangguan spam.

Alokasi penomoran masih didominasi oleh pemain kuat (incumbent) serta belum tersedia penomoran untuk jaringan berbasis IP. Alokasi penomoran yang belum merata ini terutama terjadi pada jaringan telepon saluran tetap baik kabel maupun nirkabel.

Kode area telepon masih terlalu banyak dan kompleks sehingga kurang efisien. Belum tersedia alokasi penomoran untuk Intenet.

3.2. KONDISI YANG DIHARAPKAN PADA 2011Bagian ini mengupas hal-hal yang terkait dengan indikator

ketersediaan infrastruktur telekomunikasi empat tahun mendatang,

19

Page 20: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

arsitektur telekomunikasi yang ada, serta regulasi yang diharapkan memayunginya saat itu.

3.2.1. Infrastruktur pada 2011 3.2.1.1.Arsitektur

Pada 2011 diharapkan telah terjadi penyatuan infrastruktur antara telekomunikasi dengan penyiaran. Penggabungan ini akan meningkatkan efisiensi dalam investasi pembangunan jaringan.

Para penyedia layanan penyiaran saat ini dapat berkonsentrasi pada pengembangan konten sedangkan infrastruktur disatukan dengan infrastruktur telekomunikasi.

Masih terdapat empat layer yang menghubungkan terminal pengguna dengan konten meliputi service plane, control plane, transport / core plane serta access plane.

Khusus pada bagian control plane sudah terjadi penyatuan melalui multi media controller atau media gateway.

Gambar 4. Arsitektur Komunikasi 2011

3.2.1.2. Ketersediaan Masyarakat Indonesia pada 2011 diharapkan telah mencapai

banyak kemajuan dibandingkan kondisi saat ini. Pada saat itu

20

Page 21: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

diharapkan tercapai jumlah pelanggan telepon kabel tembaga sebanyak 10,9 juta sambungan, penguna seluler sebanyak 95,5 juta nomor, sambungan wireless local loop atau fixed wireless access (FWA) 2G sebesar 23 juta nomor, dan penguna 3G baik seluler maupun FWA sebanyak 35,5 juta nomor.

Pada saat itu, sebanyak 85,03% infrastruktur pada layer cntrol plane telah terhubung ke IP, sedangkan pada core plane 72% dan pada access plane sebesar 45,5%.

Pemerintah menetapkan sejumlah target pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi yang mencakup saluran tetap, saluran tetap nirkabel, seluler, pita lebar, serta 3G.

Target ini meliputi jumlah pelanggan yang dapat dijangkau oleh akses telekomunikasi serta pertumbuhan tahunan pada masing-masing jenis layanan. Secara rinci target tersebut diuraikan di bawah ini.

a. Fixed linePemerintah menargetkan jumlah sambungan telepon saluran

tetap bertumbuh dari 8,7 juta sambungan pada 2007 menjadi 10,9 juta sambungan pada 2011 dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (average annual growth rate) sebesar 15%.

Angka pertumbuhan tahunan yang ditetapkan dalam target ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pembangunan jaringan oleh para penyelenggara jaringan telepon saluran tetap dalam beberapa tahun terakhir.

Pada saat itu, pengguna Internet dial-up diperkirakan mencapai 5,1 juta sambungan.

b. Nirkabel 2G (GSM dan WLL)Jumlah pengguna telepon seluler 2G yang sebesar 63 juta

pada 2007 diharapkan naik menjadi 95,5 juta pada 2011 dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 20% per tahun. Pertumbuhan pengguna fixed wireless access atau wireless local loop 2G diharapkan lebih tinggi, yaitu 38% per tahun. Dengan demikian diharapkan pelanggan FWA (2G) mencapai 23 juta nomor pada 2011 dari 5,9 juta nomor pada 2007.

c. Pita lebarPengguna pita lebar ditargetkan dapat tumbuh 123% per

tahun sepanjang 2007 hingga 2011. Pertumbuhan pita lebar baik kabel maupun nirkabel akan dipicu oleh migrasi pelangan saluran tetap dan nirkabel menuju layanan pita lebar tetap, pita lebar nirkabel (BWA), serta seluler 3G.

21

Page 22: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Pertumbuhan pengguna pita lebar kabel diharapkan sangat tinggi seiring meningkatnya kebutuhan pelanggan akan berbagai layanan pita lebar serta semakin populernya penggunaan Internet.

Seiring meningkatnya kapasitas jaringan dari para penyelenggara seta meningkatnya kebutuhan pengguna, diharapkan pada 2011 tersedia layanan pita lebar yang semakin bervariasi dengan harga akses yang kian terjangkau.

Pada saat itu, kualitas layanan pita lebar diharapkan lebih terjamin dengan jangkauan yang lebIh luas dan dapat diakses dari mana saja. Konsep pita lebar di mana saja kapan saja dengan perangkat apa saja diharapkan sudah terwujud.

Jumlah pengguna seluler dan FWA generasi ketiga (3G) diharapkan tumbuh 117% per tahun sehingga mencapai lebih dari 35,5 juta nomor pada 2011. Target pertumbuhan yang sangat tinggi ditetapkan dengan asumsi akan terjadi migrasi yang signifikan dari pelanggan 2G menjadi pelanggan 3G.

Pengguna Intenet ADSL (asymmetric digital subscriber line) diharapkan mencapai 3 juta sambungan. Sedangkan pengguna televisi Internet (IP-TV) ditargetkan mencapai 4,8 juta sambungan dan pengguna televisi berbayar (pay-TV) mencapai 1,5 juta nomor.

Tabel 5. Perkiraan Pelanggan Telekomunikasi sampai dengan akhir 2011

PSTN FWA(2G)

FWA & Seluler(3 G)

Seluler(2G)

Dial-up ADSL IP-TV PAY-TV

10,9 jt 23 jt 35,5 jt 95,5 jt 5,1 jt 3 jt 4,8 jt 1,5 jt

Sumber : worldbank

Tabel 6. Perkiraan Kondisi Infrastruktur sampai dengan akhir 2011

Control Plane Core Plane Access Plane

85,03 % terhubung ke IP

72% terhubung ke IP

45,5 % terhubung ke IP

3.2.2. Regulasi pada 2011Dalam masa lima tahun mendatang diharapkan sudah ada

regulasi mengenai konten, standar dan operabilitas, perlindungan konsumen. Selain itu ada pembaruan dalam pengaturan lisensi, biaya frekuensi, interkoneksi serta penomoran.

22

Page 23: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Lisensi akan dibagi berdasarkan konten, jasa pembawa serta jaringan. Hal ini merupakan penyederhanaan dibandingkan sistem lisensi lama yang pengelompokannya jauh lebih banyak.

Sistem pemberian lisensi akan berubah dari semula menganut pola vertikal menjadi menganut pola horizontal.

Spektrum akan dipisahkan berdasarkan pita, perangkat serta kelasnya. Lisensi seperti seluler didasarkan pada jumlah pita yang dialokasikan. Sedangkan spektrum untuk microwave didasarkan pada perangkatnya. Sementara itu, penggunaan pita frekuensi bebas lisensi seperti ISM band, bluetooth, menggunakan spektrum kelas.

Sistem penomoran harus sederhana dengan pengurangan kode area serta meningkatkan efisiensi blok penomoran. Saat ini masih banyak blok nomor yang dikuasai operator tertentu namun tidak dioptimalkan. Pada 2011 sistem penomoran sudah mengakomodasi IP based dan efisien.

Regulasi harus menjadi akses ke sumber penomoran, serta menjamin penomoran dan pengalamatan mencakup legacy, transisi dan layanan konvergen serta directory service lainnya.

Interkoneksi berbasis biaya dan mengakomodasi jaringan IP based, transit and paid peering. Jaringan masa depan menuntut adanya model interkoneksi baru. Jaringan dan trafik berbasis IP dipastikan berpengaruh terhadap pengaturan interkoneksi. Regulasi harus memberikan jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif. Sedangkan pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service.

Standar dan operabilitas dibagi berdasarkan perangkat, akses dan transport / core protocol, serta aplikasi dan konten. Regulasi diharapkan mampu menciptakan standar dan interoperabilitas yang menjamin tidak ada delay dalam memperkenalkan layanan baru. Regulator hendaknya menggalang kegiatan standardisasi bila belum ada badan khusus untuk itu.

Proteksi konsumen mendapat perhatian utama meliputi jaminan keamanan dan privasi, kualitas layanan, number portability, right and presence management, serta provison of location information.

Regulasi harus mampu menjamin perlindungan bagi konsumen. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian ---tapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut—antara lain kualitas layanan, provisi informasi, hak dan keberadaan pengelola, number portability, kewajiban operator; privasi dan keamanan.

Sedangkan menyangkut spektrum frekuensi, regulasi perlu menjamin akses yang sama terhadap spektrum yang dibutuhkan operator jaringan, menjamin kompetisi tidak dihambat oleh

23

Page 24: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

penetapan spektrum legacy ke operator incumbent untuk provisi fixed, fixed-mobile and mobile services.

Kebijakan keterjangkauan dan bisa diakses tetap dipertahankan di lingkungan jarigan konvergen. Ada kejelasan mengenai siapa yang harus berkontribusi untuk USO. Regulasi mengatur kontribusi untuk USO dan teknologi apa saja yang harus ikut menyumbang dana USO.

BAB IV. LANGKAH MIGRASI DAN RENCANA KERJA

Upaya antisipasi konvergensi membutuhkan perubahan dan migrasi baik pada jaringan, layanan, maupun regulasinya.

24

Page 25: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Diperkirakan terjadi sejumlah perubahan pada infrastruktur telekomunikasi. Sebagian berupa migrasi atau pergantian dari jaringan lama menjadi jaringan baru, sebagian lain masih bisa dijalankan secara paralel (overlay) antara jaringan lama dengan yang baru.

4.1 Fixed networkLangkah migrasi fixed network terdiri dari beberapa tahap

antara lain tahap 1 (Transport / core Backbone), pada tahap ini akan terjadi migrasi transport / core backbone dari TDM (PDH/SDH) ke jaringan full IP.

Tahap 2 (Service Control) akan terjadi migrasi Service Control dari TDM ke Softswitch. Softswitch harus dapat di upgrade menjadi framework IMS. Migrasi tersebut menggunakan strategi overlay dari PEC (emulation) ke PSS (simulation). Media gateway berbasis IP dan framework IMS.

Tahap 3 (Metro Access), pada tahap ini akan terjadi migrasi dari jaringan regional (PDH/SDH) ke jaringan Metro ethernet. Pengembangan metro akses menggunakan metro ethernet.

Pada tahap 4 (Service Control dan Application Layer), akan terjadi upgrade dari Service control menjadi framework IMS, ketika standar tersebut telah siap. Arsitektur infrastruktur harus dapat mengadopsi framework SOA (Service Oriented Architectute).

Gambar 5. Langkah migrasi fixed Network

25

Page 26: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

4.2 Mobile networkLangkah migrasi mobile network akan terjadi pada dua level,

level core dan level access. Pada level core, implementasi jaringan di lokal switch dengan memisahkan layer koneksi dengan layer control (softswitch) untuk semua jenis teknologi (GSM, 3G, dll) dengan bearer TDM, ATM dan IP. Implementasi layer aplikasi berbasis platform IMS diatas layer core network.

Penerapan metode transit gateway berbasis softswitch untuk efisiensi routing dan penyederhanaan konfigurasi jaringan core. Implementasi soft-HLR untuk memisahkan database dengan aplikasi HLR setelah itu migrasi jaringan transport / core secara bertahap menuju IP.

Langkah migrasi mobile network berikutnya akan terjadi pada level access. Pada tahap ini akan diaktifkan fungsi GPRS dan Edge dengan dynamic capacity disemua jaringan akses radio.

Implementasi UMTS-3G secara overlay diatas jaringan GSM dengan prioritas akses pada jaringan 3G. Implementasi IP RAN dengan menggunakan migrasi semua jaringan transport / core secara bertahap dengan IP. Akan terjadi re-farming frekuensi GSM untuk layanan next generation radio access network.

4.3 RegulasiSementara itu, dari sisi regulasi terdapat dua strategi yang

akan ditempuh yaitu penyiapan regulasi pada era transisi dan ada regulasi pada era full convergen.

Tantangan akan lebih besar dalam membentuk regulasi pada masa transisi karena harus mengakomodasi dua karakter infrastruktur yang berbeda.

Secara ideal diharapkan sudah terjadi penyatuan antara UU telekomunikasi dengan UU Penyiaran. Jika hal ini tidak terwujud akan diupayakan revisi peraturan yang di bawahnya, misalnya revisi PP. Yang jelas, regulasi yang ada saat ini tidak mungkin dipertahankan tanpa perubahan.

Rincian program kerja pemerintah dapat dilihat di bawah ini

26

Page 27: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Tabel 7. Rencana Kerja 2007-2011PROGRAM KERJA 2007 2008 2009 2010 2011

1. Undang-undang ==> konvergensi          Naskah akademis            Penyusunan draft UU            Proses Penetapan UU                 2. Penyesuaian Struktur Industri          Menetapkan PP yang mendukung industri yang konvergen        

 Menetapkan revisi PP 52 & 53 yang mendekati industri yang konvergen berbasis UU36          

  Menetapkan revisi Permen sesuai perubahan PP52 & 53            Pemisahan regulasi Jaringan, Jasa dan Konten          Regulasi tentang Broadcasting                 3. Aturan mengenai Kompetisi          Menyusun aturan untuk menjamin kompetisi yang sehat pada masa transisi            Menyusun aturan untuk menjamin kompetisi yang sehat pada masa konvergensi                 4. Interkoneksi & Tarif          Menetapkan peraturan interkoneksi yang menjamin hubungan any to any          Menetapkan regulasi interkoneksi berbasis paket (IP based)          Perhitungan ulang interkoneksi berbasis biaya            Menetapkan peraturan tarif retail melalui mekanisme pasar          Menetapkan besaran tarif sewa jaringan dan biaya interkoneksinya                 5. Numbering          Reformasi Penomoran Nasional          

 Test Bed dan upaya Mapping translasi penomoran IP dan TDM based (eg. ENUM)        

  Implementasi Penomoran IP based dan sistem pengelolaannya          Pengaturan Number Portability        

27

Page 28: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Tabel 8. Rencana Kerja 2007-2011PROGRAM KERJA 2007 2008 2009 2010 2011

6. Spektrum          Perubahan rejim BHP          Semua pemakai harus membayar BHP          Berbasis pita          Berbasis ekonomis          Tarif yang seimbang          Penataan Frekuensi            Pembenahan PP 38/2007          Spectrum Management and Spectrum Policy Reform            Spectrum Refarming                 7. Program Dukungan Industri Dalam Negeri          Penetapan standard-standard perangkat untuk jaringan konvergensiPenetapan standard-standard perangkat untuk jaringan konvergensi          Program dukungan riset industri dalam negeriProgram dukungan riset industri dalam negeri                 8. Customer Protection          QoS            Network Security        

 Pengaturan layanan dasar dan added value di lingkungan jaringan konvergensi        

  Pengaturan tentang kemudahan dan kenyamanan pelangganPengaturan tentang kemudahan dan kenyamanan pelanggan                 9. USO          Penetapan layanan yang terkena kewajiban USO                   10. Sosialization and Law enforcement          Monitoring dan penegakan hukum                 11. Sumber Daya Internet          Penataan pengelolaan Internet Exchange (IX)            ¨Penataan pengelolaan DNS          

28

Page 29: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

  ¨Penataan pengelolaan IP address            ¨Migrasi IPv4 ke IPv6          

29

Page 30: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

BAB V. PENUTUP

Draft roadmap ini disusun sebagai pedoman bersama bagi regulator, para penyelenggara jaringan dan jasa, para pemodal, penyelenggara bisnis pendukung, maupun konsumen dalam menyikapi perkembangan teknologi dan bisnis telekomunikasi, khususnya menyangkut infrastruktur.

Dokumen ini diharapkan menjadi semacam bahan yang didiskusikan lebih lanjut untuk memperoleh konsensus bersama guna menyongsong masa depan bersama yang lebih baik nantinya.

Konsistensi dan kepedulian semua pihak sangat penting dalam penyempurnaan roadmap ini.

LAMPIRAN A. PERKIRAAN PELANGGAN TELEKOMUNIKASI 2007-2011

1000 x Subscribers 2007

  PSTN WLL Total Fix GSM 3G dial up ADSL  Total Sumatera 1,300 1,716 3,016 15,803 515 376 28  

30

Page 31: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Total Jawa 5,932 4,940 10,872 40,607 2,029 1,736 144  DKI Jakarta 2,000 208 2,208 7,230 942 609 63  

Total Nusa Tenggara 368 325 693 2,755 90 87 6  Total Kalimantan 450 576 1,026 5,074 187 151 11  Total Sulawesi 739 307 1,046 4,012 131 104 8  Total Maluku 91 24 115 412 13 11 1  Papua 120 46 166 1,018 33 15 1  Total Indonesia 9,000 7,934 16,934 69,681 2,998 2,480 200  Western project 8,052 7,386 15,438 63,490 2,796 2,315 188  Eastern project 948 548 1,497 6,191 202 165 12  

1000 x Subscribers 2008

  PSTN WLL Total Fix GSM 3G dial up ADSL  Total Sumatera 1,365 2,385 3,750 17,383 1,117 557 63  Total Jawa 6,228 6,867 13,096 44,668 4,402 2,570 322  

DKI Jakarta 2,100 289 2,389 7,953 2,044 901 141  Total Nusa Tenggara 387 451 838 3,031 195 128 14  Total Kalimantan 473 801 1,273 5,581 406 223 25  Total Sulawesi 776 426 1,203 4,413 283 154 17  Total Maluku 95 34 129 453 29 17 2  Papua 126 64 190 1,120 72 22 2  Total Indonesia 9,450 11,029 20,479 76,649 6,505 3,670 445  Western project 8,454 10,267 18,721 69,839 6,067 3,427 418  Eastern project 996 762 1,758 6,810 437 244 27  

1000 x Subscribers 2009

  PSTN WLL Total Fix GSM 3G dial up ADSL  Total Sumatera 1,433 3,316 4,749 19,122 2,423 824 140  Total Jawa 6,540 9,546 16,085 49,135 9,553 3,803 718  

DKI Jakarta 2,205 401 2,606 8,749 4,435 1,334 314  Total Nusa Tenggara 406 627 1,033 3,334 422 190 31  Total Kalimantan 496 1,113 1,609 6,139 882 330 55  Total Sulawesi 815 593 1,408 4,854 615 228 38  Total Maluku 100 47 147 499 63 25 4  Papua 132 89 222 1,232 156 32 6  Total Indonesia 9,923 15,330 25,253 84,314 14,115 5,432 992  Western project 8,877 14,271 23,147 76,823 13,166 5,072 933  Eastern project 1,046 1,060 2,105 7,491 949 361 60  

1000 x Subscribers 2010

  PSTN WLL Total Fix GSM 3G dial up ADSL i-TVTotal Sumatera 1,505 4,609 6,114 21,034 5,258 1,220 313 514Total Jawa 6,867 13,268 20,135 54,048 20,730 5,629 1,602 2,935

DKI Jakarta 2,315 558 2,873 9,624 9,624 1,974 699 1,627

31

Page 32: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Total Nusa Tenggara 426 872 1,298 3,667 917 281 69 98Total Kalimantan 521 1,547 2,068 6,753 1,914 489 123 211Total Sulawesi 856 824 1,680 5,340 1,335 337 86 137Total Maluku 105 65 170 548 137 37 9 13Papua 139 124 263 1,355 339 47 12 24Total Indonesia 10,419 21,309 31,728 92,745 30,630 8,040 2,213 3,932Western project 9,321 19,836 29,157 84,505 28,570 7,506 2,080 3,729Eastern project 1,098 1,473 2,571 8,240 2,060 534 133 203

Sumber : diadopsi dari worldbank

1000 x Subscribers 2011

  PSTN WLL Total Fix GSM 3G dial up ADSL i-TVTotal Sumatera 1,580 4,977 6,558 21,665 6,100 768 422 632Total Jawa 7,210 14,330 21,540 55,669 24,046 3,546 2,162 3,610

DKI Jakarta 2,431 602 3,033 9,912 11,163 1,244 944 2,002Total Nusa Tenggara 447 941 1,389 3,777 1,063 177 93 120Total Kalimantan 547 1,671 2,218 6,956 2,220 308 165 260Total Sulawesi 899 890 1,789 5,500 1,549 212 116 169Total Maluku 110 70 181 565 159 23 13 16Papua 146 134 280 1,395 393 30 17 29Total Indonesia 10,940 23,014 33,953 95,527 35,530 5,065 2,988 4,837Western project 9,787 21,423 31,210 87,040 33,141 4,729 2,808 4,587Eastern project 1,153 1,591 2,743 8,487 2,390 336 180 249

LAMPIRAN B. PERKIRAAN PENETRASI TELEKOMUNIKASI 2007-2011

Assumption 

Penetration rates 100

% 2007 2008 2009 2010 2011   

Residential Market            PSTN + WLL (% of Non Poor HH)   42% 44% 47% 50% 53%

32

Page 33: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

Mobile (% of Population)   41% 44% 47% 50% 53%GSM   35% 37% 38% 40% 42%

3G   6% 7% 9% 10% 12%Total Internet Subscribers   9% 11% 13% 15% 18%Fix Internet Subscribers (% of NP HH)   6% 7% 9% 10% 12%Broadband share (% of total fix Int. Subs.)   12% 14% 17% 20% 23%

Fix Narrowband Subscribers   5% 6% 7% 8% 9%Fix Broadband Subscribers   1% 1% 1% 2% 3%

I - TV   3% 3% 4% 5% 6%Professional Market            

Large & Medium Companies  

PSTN + WLL  500

%500

%500

% 500% 500%

Fix Internet Subscribers  100

%100

%100

% 100% 100%

Broadband share (% of total fix Int. Subs.)  100

%100

%100

% 100% 100%Fix Narrowband Subscribers   0% 0% 0% 0% 0%

Fix Broadband Subscribers  100%

100%

100% 100% 100%

Small Companies  PSTN + WLL   94% 94% 95% 95% 95%Fix Internet Subscribers   69% 71% 73% 75% 77%Broadband share (% of total fix Int. Subs.)   41% 44% 47% 50% 54%

Fix Narrowband Subscribers   41% 40% 39% 38% 36%Fix Broadband Subscribers   28% 31% 34% 38% 41%

HH Business  PSTN + WLL   42% 37% 33% 30% 27%Fix Internet Subscribers   11% 12% 14% 15% 17%Broadband share (% of total fix Int. Subs.)   12% 14% 17% 20% 23%

Fix Narrowband Subscribers   10% 11% 11% 12% 13%Fix Broadband Subscribers   1% 2% 2% 3% 4%

Social & Government Market            Health C - Educational C - Governt Ag.  

City  

PSTN + WLL  257

%271

%285

% 300% 316%

Fix Internet Subscribers  100

%100

%100

% 100% 100%

Broadband share (% of total fix Int. Subs.)  100

%100

%100

% 100% 100%Fix Narrowband Subscribers   0% 0% 0% 0% 0%

Fix Broadband Subscribers  100%

100%

100% 100% 100%

Urban  PSTN + WLL   81% 87% 93% 100% 107%Fix Internet Subscribers   69% 71% 73% 75% 77%Broadband share (% of total fix Int. Subs.)   41% 44% 47% 50% 54%

Fix Narrowband Subscribers   41% 40% 39% 38% 36%Fix Broadband Subscribers   28% 31% 34% 38% 41%Rural  

PSTN + WLL   41% 44% 47% 50% 54%Fix Internet Subscribers   41% 44% 47% 50% 54%Broadband share (% of total fix Int. Subs.)   20% 22% 23% 25% 27%

Fix Narrowband Subscribers   32% 34% 36% 38% 39%Fix Broadband Subscribers   8% 9% 11% 13% 14%

Sumber : diadopsi dari worldbank

33

Page 34: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

LAMPIRAN C. PERKIRAAN MIGRASI INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI 2007-2011

Plane 

Prosentase Terhubung ke IP 

20072008

2009 2010 2011

Control Plane 

15,0844,1

252,1

7 81,17 84,03

Core Plane 

24 44 45 68 72

Access Plane 

3,4 13,4 22,3 38,9 45,5

34

Page 35: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

LAMPIRAN D. KONDISI SOSIAL EKONOMI INDONESIA

LAMPIRAN E. DIGITAL ACCESS INDEX INDONESIA

HUMAN DEVELOPMENT INDEX

HUMAN POVERTY INDEX

HDI tertinggi rata-rata berada di daerah Indonesia Barat sedangkan Indonesia bagian timur memiliki HDI rendah

HPI terendah rata-rata berada di daerah Indonesia Barat sedangkan Indonesia bagian timur memiliki HPI tinggi

35

Page 36: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

LAMPIRAN F. MARKET SHARE BROADBAND DUNIA

LAMPIRAN G. HARGA BROADBAND DUNIA

36

Page 37: Pengantar - Direktorat Jenderal Sumber Daya dan … · Web viewSementara pengguna akses pita lebar melalui sambungan ADSL, serat optik baru sekitar 100.000 pelanggan. Pengguna pita

37