sk mayor pita

Upload: hapsari-dyah-paramita

Post on 07-Jul-2015

170 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH STUDI KASUS MAYOR ORAL MEDICINE LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (Systemic Lupus Eritemathosus)

Disusun oleh: Hapsari Dyah Paramita (1601-1210-0023) Nikita Puspita I. E. (1601-1210-0040)

Pembimbing: Nanan Nuraeny, drg

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI 2011

BAB I PENDAHULUAN

Lupus adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan inflamasi akut dan kronis dari berbagai jaringan tubuh. Lesi-lesi LE bersifat kronis dengan periode kekambuhan dan remisi. Lesi yang masak menunjukan 3 daerah; suatu pusat atrofik yang dibatasi oleh daerah tengah hiperkeratotik yang dikelilingi oleh suatu eritematosus di perifernya. Seringkali ada hipopigmentasi dari lesi akibat kerusakan melanostik di pertemuan epidermal-dermal. Telangiektasia, blackhead dan sisik halus merupakan pertemuan dermal yang umum. Lesi-lesi tersebut biasanya berbatas pada bagian atas dari tubuh, terutama kepala dan leher. SLE merupakan penyakit autoimun prototipik yang dikarakterisasi oleh produksi antibodi ke komponen nukelus sel dalam hubungannya dengan deretan manifestasi klinis yang berbeda. Gambaran klinis primer pada penderita SLE adalah inflamasi, vaskulitis, deposisi kompleks imun dan vaskulopati. Etiologi pasti dari SLE belum diketahui. SLE menunjukkan agregasi familial yang kuat, dengan frekuensi yang cukup lebih tinggi diantara keluarga pasien. Selebihnya, pada lingkup keluarga besar, SLE dapat muncul bersamaan dengan penyakit autoimun organ spesifik lain seperti anemia hemolisis, purpura trombositopeni imun, dan tiroiditis. Insidensi penyakit pada kembar identik tepatnya 2550% dan pada kembar dizigot sekitar 5 %. Hal ini menunjukkan faktor genetik berperan penting dalam predisposisi penyakit ini. Bagaimanapun juga, kebanyakan kasus SLE merupakan sporadis tanpa faktor predisposisi genetik yang teridentifikasi, menyarankan bahwa beberapa lingkungan atau faktor-faktor lain yang mungkin bertanggung jawab. Etiologi spesifik dari SLE tidak diketahui secara pasti, namun

immunokompleks, autoantibodi, faktor genetik, infeksi, lingkungan dan endokrin memiliki peranan penting.

1

SLE merupakan penyakit dengan kerusakan multiorgan. Deposisi kompleks imun menyebabkan vaskulitis pembuluh darah kecil, yang kemudian menyebabkan kerusakan pada ginjal, jantung, hematologi, mukokutan, dan sistem saraf pusat. Manifestasi oral dari lupus eritomatosus sulit dibedakan dengan lesi lichen planus. Namun pada LE lesi lebih sering terlihat pada daerah palatum. Biopsi mukosa pada SLE dan DLE akan menunjukkan gambaran yang tipikal yaitu hyperkeratosis dengan keratin folikuler plugging, akantosis, penebalan dari membran basalis serta degradasi lapisan basal epidermis. Diagnosis lupus ditegakkan berdasarkan ditemukannya 4 dari 11 gejala lupus yang khas. Lupus eritomatosus bermanifestasi dan memiliki symptom pada banyak organ di dalam tubuh sehingga membutuhkan pengobatan serta perawatan secara sistemik. Pasien dengan SLE biasanya mengalami berbagai penyakit orofasial termasuk karakteristik lesi oral, ulserasi non spesifik, penyakit kelenjar ludah, dan penyakit TMJ. Terdapat penelitian yang mengatakan insidensi lesi oral sebanyak 50 %, mencakup ulserasi, cheilosis angular, mukositis, dan glositis. Lesi oral pada SLE disebabkan oleh vaskulitis dan muncul sebagai ulserasi yang jelas atau inflamasi mukosa. Autoantibodi pada pasien SLE dapat menjadi agen patogen terhadap

kerusakan jaringan.

2

BAB II LAPORAN KASUS

STATUS PASIEN STUDI KASUS Tanggal pemeriksaan : 19 Agustus 2011 Nomor rekam medis : 00008286xx Nama pasien Nama orang tua : Ny. Y : -

Tempat tanggal lahir : 1974 Status perkawinan Jenis Kelamin Golongan Darah Pendidikan Pekerjaan Alamat Rumah : Menikah : Perempuan : : : Ibu rumah tangga : Pasar Sindanglaya Bandung

ANAMNESIS Keluhan utama : Perut membesar Anamnesa khusus : Sejak 2 bulan SMRS OS merasa perut semakin membesar, tidak nyeri, sehingga OS sulit bernafas bila tidur telentang. Bengkai tungkai (+), bengkak wajah (+), mata kuning (-). Buang air kecil dirasakan menjadi sedikit. Buag air besar sulit, terakhir satu hari yang lalu. Sesak nafas (+) dirasakan bila penderita berjalan ke kamar mandi. O(S tidur dengan 3 bantal. Batuk (-), mual (+), muntah (=) isi sisa makanan, cepat kenyang (+). Lemah badan (+), mata berkunang-kunang (-), perdarahan (-), muntah darah (-), BAB hitam (-). Riwayat keluhan serupa (+) 3 bulan yang lalu. Saat itu OS dirawat 1 minggu di ruang melati, dikatakan sakit ginjal. Setelah pulang OS tidak pernah kontrol ke poli. Saat pulang mendapat obat yang menyebabkan buang air kecil banyak. Riwayat cuci darah (-), TBC (-), berobat TB (3

). Keluahan kemerahan di wajah bila terkena matahari (-), sariawan yang tidak nyeri (-), bengkak dan kemerahan di sendi-sendi (-), rambut rontok (+).

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat keluarga serupa pada keluarga (-). OS punya 3 orang anak, tertua 17 tahun, paling kecil 6 tahun. Melahirkan dibantu peraji, riwayat keguguran (-). Menstruasi tidak teratur, OS belum menstruasi sejak 2 bulan yang lalu.

PEMERIKSAAN FISIK Tanda-tanda Vital Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Denyut nadi Pernapasan Suhu : sakit sedang : Compos Mentis : 160/100 mmHg : 112 x/menit : 28 x/menit : 37,9 C

Kepala

: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), Hipertropi gusi (-), papil lidah atrofi (-), SPO (-), PCH (-)

Leher Thorax

: JVP 5+0 cmH2O, KGB tidak teraba : bentuk dan gerak simetris, BPH (Batas Paru Hepar intercostal) space V peranjakan 2 cm,

COR

: Letus cordis tidak terlihat, teraba di intercostal space V linea midclavicula tidak kuat angkat. Batas kanan LSD, kiri LMSC, batas atas intercostal space III kiri. Bunyi jantung SI-2 normal, S3 (-), S4 (-), murmur (-)

Pulmo

: Vokal fremitus kiri kanan normal, sonor kiri kanan normal, VBS kiri kanan normal, VR kiri kanan normal, ronchi -/-, wheezing -/-, 4

Abdomen

: cembung, BU : N, lembut, NT epigastrikum (+). Hepar dan Lien tidak teraba, Ps (-), PP (-)

Ekstremitas

: Edema +/+, sianosis -/-, clubbing -/-

Ekstra Oral Bibir TMJ Kelenjar Limfe Wajah : kering pecah-pecah. :: TAK : -

Intra Oral Oral hygiene Mukosa labial Mukosa bukal Frenulum Palatum Lidah : Buruk : TAK : terdapat eritema pada mukosa bukal kanan : TAK : terdapat bercak merah pada palatum keras : depapilasi pada dorsum lateral lidah, selaput putih yang

dapat dikerok pada dorsum lidah Dasar mulut Tonsil Gingiva Gigi-geligi : TAK : T1-T1 : oedem di seluruh regio rahang atas dan bawah : 1. Decay 2. Missing 3. Filling 4. Radiks 5. Mobility : 18,16,25, 47 : 12,15,22 :: 36 :-

5

Gambar sudut mulut pasien

Gambar dasar mulut pasien

Gambar lidah

6

Gambar palatum pada pasien

Gambar gingiva pada pasien

PEMERIKSAAN PELENGKAP Rontgen Foto : Kardiomegali tanpa bendungan paru Tidak tampak TB paru USG : Nephrolithiasis dextra Curiga ascites Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Hematologi

7

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No 1.

Pemeriksaan HEMATOLOGI Fibrinogen D-Dimer Kuantitatif Darah Lengkap Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit Index eritrosit MCV MCH MCHC Hitung Jenis Leukosit Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit PT-INR Masa Prothrombin (PT) INR APTT Coombs Test

Hasil

Nilai Rujukan

355,7 3.9

200-400