pengantar acarologi

20
Universitas Gadjah Mada 1 BAB I PENGANTAR ACAROLOGI Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang Biologi Acarina , kepentingan medik dan lingkungan secara umum. Subpokok Bahasan 1: Klasifikasi Acarina Pendahuluan  Acarologi adalah ilmu yan g mempelajari tentang organi sme tick dan mite, atau sering disebut tungau. Awal mula disiplin ilmu Acarologi dimulai pada abad ke 18 di Eropa, namun sesungguhnya perhatian terhadap anggotanya telah dimulai jauh sebelum abad tersebut. Hal itu didasarkan munculnya penyakit “demam tick / tick fever ” pada orang Mesir pada 1550 sebelum Masehi; penyakit tick “Ulysses” pa da anjing di tahun 850 sebelum Masehi, dan  Aristoteles yang pernah mend iskusikan tentang parasit mite pada belal ang sekitar 500 tahun yang lalu. Di tahun 1735, Linnaeus menggunakan nama genus  Acarus pada edisi pertama Systema Nature yang beliau susun. Pada edisi yang ke sepuluh beliau menyebutkan sekitar 30 jenis mite yang kesemuanya memberikan ciri yang sama seperti genus  Acarus. Perkembangan ilmu ini mulai maju pesat pada decade abad 19 dan awal abad ke 20. Dengan variasi distribusi dan habitatnya baik dari bentuk, ukuran, struktur, maupun perilaku dapat dikenal lebih dari 30 000 jenis Acari, baik tick maupun mite (tungau). Namun diperkirakan bahwa Iebih dari setengah juta spesies hidup di bumi, sehingga masih banyak yang belum diketahui dan hal ini masih menjadi tantangan bagi ilmuwan. Kebanyakan anggota Acarii hidup di darat / tanah, baik di dalam (dengan kedaIaman tertentu) maupun di permukaan tanah, namun banyak juga yang anggotanya mempunyai kepentingan medik bagi manusia dan ternak, juga mempunyai nilai penting di bidang pertanian. Selanjutnya perlu diwaspadai untuk mites (tungau) yang langsung bertindak sebagai parasit atau bahkan dari tungau yang hidup bebas yang kemudian dapat menjadi parasit.

Upload: andi-fahdina-f-aslam

Post on 16-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Pengantar Acarologi. Vektor Penyakit. Hama

TRANSCRIPT

  • Universitas Gadjah Mada 1

    BAB I

    PENGANTAR ACAROLOGI

    Tujuan Instruksional Khusus

    Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang Biologi Acarina , kepentingan

    medik dan lingkungan secara umum.

    Subpokok Bahasan 1: Klasifikasi Acarina

    Pendahuluan

    Acarologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisme tick dan mite, atau sering

    disebut tungau. Awal mula disiplin ilmu Acarologi dimulai pada abad ke 18 di Eropa, namun

    sesungguhnya perhatian terhadap anggotanya telah dimulai jauh sebelum abad tersebut.

    Hal itu didasarkan munculnya penyakit demam tick / tick fever pada orang Mesir pada 1550

    sebelum Masehi; penyakit tick Ulysses pada anjing di tahun 850 sebelum Masehi, dan

    Aristoteles yang pernah mendiskusikan tentang parasit mite pada belalang sekitar 500 tahun

    yang lalu.

    Di tahun 1735, Linnaeus menggunakan nama genus Acarus pada edisi pertama

    Systema Nature yang beliau susun. Pada edisi yang ke sepuluh beliau menyebutkan sekitar

    30 jenis mite yang kesemuanya memberikan ciri yang sama seperti genus Acarus.

    Perkembangan ilmu ini mulai maju pesat pada decade abad 19 dan awal abad ke 20.

    Dengan variasi distribusi dan habitatnya baik dari bentuk, ukuran, struktur, maupun perilaku

    dapat dikenal lebih dari 30 000 jenis Acari, baik tick maupun mite (tungau). Namun

    diperkirakan bahwa Iebih dari setengah juta spesies hidup di bumi, sehingga masih banyak

    yang belum diketahui dan hal ini masih menjadi tantangan bagi ilmuwan.

    Kebanyakan anggota Acarii hidup di darat / tanah, baik di dalam (dengan kedaIaman

    tertentu) maupun di permukaan tanah, namun banyak juga yang anggotanya mempunyai

    kepentingan medik bagi manusia dan ternak, juga mempunyai nilai penting di bidang

    pertanian. Selanjutnya perlu diwaspadai untuk mites (tungau) yang langsung bertindak

    sebagai parasit atau bahkan dari tungau yang hidup bebas yang kemudian dapat menjadi

    parasit.

  • Universitas Gadjah Mada 2

    Klasifikasi

    Berdasarkan Krantz (1978) , Acari adalah salah satu dari sebelas subKelas dari

    Kelas Arachnida (kelompok laba-laba / spider), Filum Arthropoda. Ke tiga Ordo anggota

    Acari adalah ordo: Parasitiformes, Opilioacariformes dan Acariformes, yang dari ke tiganya

    terbagi menjadi 7 subordo. Berikut adalah bagan pembagiannya:

    Diagram lengkap sampai ke tingkat Superfamili dapat terlihat pada Gambar I. 1 dan

    Gambar I.2. Pada Gambar I.1 ditunjukkan dendrogram pembagian takson-taksoh dari Ordo

    Parasitiformes, pembagiannya ke Subordo, kemudian Supercohort dan Cohort, selanjutnya

    sampai ke tingkat takson Superfamili; sedangkan gambar I.2 menunjukkan dendrogam

    hubungan antara Kelas Acari dengan ordo Acariformes, kemudian ke tingkat takson Subordo

    dan secara lengkap diikuti tingkat-tingkat kategori takson hingga sampai ke Superfamili.

    Hanya 4 subordo anggota Acari yang diketahui hidup sebagai parasit, yaitu

    Mesostigmata, Metastigmata, Prostigmata, dan Astigmata. Penyebaran ke empat subordo ini

    sangat luas dengan tipe dan sifat parasit yang bervariasi, dan hampir dari seluruh yang

    bersifat parasit telah dapat diketahui jenisnya.

  • Universitas Gadjah Mada 3

  • Universitas Gadjah Mada 4

  • Universitas Gadjah Mada 5

    Subpokok Bahasan 2: Morfologi Acarina

    Pendahuluan

    Seperti halnya anggota Filum Arthropoda lainnya, kelas Arachnida (spider) dicirikan

    dengan bentuk tubuh bulat atau membulat yang dilengkapi dengan alat gerak

    (appendages) yang berbuku-buku / bersegmen. Ciri morfologi sangat penting dalam

    identifikasi. Salah satunya adalah ada dan tidaknya stigma serta letak stigma itu sendiri.

    Secara umum tubuh Acari dapat dibedakan dengan nyata antara bagian anterior

    (depan) dan bagian posteriornya (belakang). Pada bagian anterior yang disebut

    gnathosoma (bagian mulut) dan bagian posterior disebut body atau idiosoma.

    Morfologi Umum

    Pada Gambar I.3 dan Gambar I.4 ditunjukkan bagian-bagian secara struktural dari

    sisi dorsal serta sisi ventral salah satu anggota Acari, dari Ordo Mesostigmata. Dari sisi

    dorsal maupun ventral tampak bahwa tubuh tersusun oleh 2 bagian, yaitu gnathosoma dan

    Idiosoma. Otak dan mata terdapat dibagian gnathosoma, sedangkan organ-organ untuk

    gerak, saraf / sensori, pernafasan dan kopulasi terdapat di bagian posterior (idiosoma).

    Gnathosoma

    Pada daerah gnathosoma (kepala-mulut), seperti halnya pada serangga secara

    umum hanya terdapat epistoma (mulut) yang dilengkapi dengan chelicera dan palpus (palpi-

    jamak). Mata terdapat di bagian dorsal atau dorsolateral dan propodosoma. Gnathosoma

    dapat diartikan sebagai bangunan seperti tabung kecil yang padanya menjadi tempat

    makanan lewat menuju ke esophagus.

    Palpus juga bersegmen, mempunyai struktur yang sederhana dan dilengkapi dengan

    rambut-rambut sensoris yang membantu mites dalam meletakkan / menemukan

    makanannya. Pada beberapa jenis palpus ada yang termodifikasi menjadi organ pemotong /

    piercing ataupun organ grasping yang menunjukkan kesamaan dengan fungsi mandibula

    pada serangga-serangga predator. Segmentasi pada palpus bervariasi, dari 1 sampai

    dengan 5 tergantung dari jenisnya.

    Struktur chelicera berbeda dengan palpus. Chelicera hanya tersusun oleh 2 - 3

    segmen saja. Pada chelicera yang tersusun oleh 3 segmen, segmen yang ke-3 akan

    bermodifikasi dan berfungsi untuk membantu pergerakan. Struktur chelicera dapat

    memendek, membulat atau memanjang pada acari yang parasit, hal ini untuk membantu

    organ pemotong. Pada beberapa kelompok mites, chelicera yang dapat digerakkan

  • Universitas Gadjah Mada 6

    bergerak/movable ini termodifikasi menjadi organ yang berfungsi untuk mentransfer

    sperma ke mites betina.

    Gambar I.3. Struktur bagian dorsal Acarina (Ordo : Mesostigmata)

    Idiosoma

    Bagian posterior (idiosoma) diasumsikan berfungsi secara parallel seperti halnya

    pada serangga umumnya, yaitu fungsi abdomen, thoraks, dan sebagian fungsi dari kepala.

    Di bagian ini merupakan bagian yang keras dari tubuhnya, artinya mempunyai selubung

    yang mengandung keratin (sclerotized) yang tebal sehingga menjadi lapisan pelindung

    yang baik. Bentuk, ukuran dan ornamen / gambaran dari bagian idiosoma ini sangat

    bervariasi, dan ini menjadi ciri yang penting dalam identifikasi.

  • Universitas Gadjah Mada 7

    Gambar I.4. Struktur bagian ventral Acarina (Ord0 : Mesostigmata)

    Idiosoma dibagi menjadi bagian podosoma di bagian anterior dan histerosoma di

    bagian posterior. Bagian podosoma anterior adalah bagian yang padanya terdapat alat gerak

    (appendages / kaki) sebanyak 2 pasang yang akan tampak jelas secara ventral, sedangkan

    pasangan kaki ke III dan IV terletak di bagian histerosoma. Di bagian histerosoma di

    samping coxa kaki ke III dan ke IV adalah bagian opistosoma, yang pada bagian ini terdapat

    anus.

    Selubung atau platelets umumnya menutupi bagian idiosoma, terkadang hanya 1

    (satu) selubung menutupi seluruh bagian idiosoma. Secara ventral di idiosoma terdapat alat

  • Universitas Gadjah Mada 8

    genital dan lubang anal yang tersusun satu set dalam selubung yang keras (tersklerotisasi).

    Telah disebutkan bahwa dibagian idiosoma ini terdapat organ gerak, respirasi, kopulasi dan

    saraf/ sensor.

    Alat gerak / lokomosi Acari adalah kaki yang beruas-ruas (berbuku-buku). Pada

    stadium nimfa dan dewasa kaki berjumlah 4 pasang, sedangkan jumlah kaki pada stadium

    larva adalah 3 pasang. Pasangan kaki terakhir (bagian posterior) muncul pada saat stadium

    nimfa instar pertama. Kaki umumnya terbagi dalam 7 segmen: coxa, trochanter, femur, genu,

    tibia, tarsus dan apotele. Di bagian apotele terdapat bagian yang kompleks, yaitu adanya 1

    pasang cakar / claw dan cakar yang menyerupai empodium. Kaki pertama biasanya

    berfungsi sebagai ambulatory, yang dicirikan memanjang dan membentuk seperti antenna

    yang berfungsi sebagai organ sensoris. Pada beberapa kelompok mites/ tungau pasangan

    kaki pertama bermodifikasi sebagai penangkap mangsa. Pada kaki biasanya dilengkapi

    rambut sensoris atau setae dan ciri ini sangat penting dalam identifikasi sampai ke tingkat

    jenis.

    Subpokok Bahasan 3: Sistim Respirasi

    Pendahuluan

    Pada hewan tingkat rendah seperti halnya anggota Arthropoda lainnya, Acari juga

    telah dilengkapi dengan sistim respirasi, meskipun masih sangat sederhana. Perpindahan

    atau pergerakan oksigen dan karbondioksida pada Acari ini dapat melalui beberapa cara.

    Keberadaan lubang spiraculum / spiracular opening dan posisinya akan menentukan dalam

    identifikasi, terutama dalam pembagian menuju kategori takson subordo mites dan Ordo

    Acari. Spiraculum disebut juga stigma (satu, stigmata-jamak). Stigmata terletak di

    lateromedian pada idiosoma pada subordo Mesostigmata. Lubang stigmata pada

    Prostigmata terletak di basis chelicera atau diantara ke 2 chelicera. Selanjutnya pada

    Metastigmata, stigmata / spiraculum terletak dibelakang coxa ke IV, sedangkan pada

    Astigmata tidak memiliki stigmata luar.

    Sistim Respirasi

    Stigmata dapat dikelilingi oleh lempengan-lempengan stigmal atau masing-masing

    berhubungan Iangsung dengan saluran (yang masih belum diketahui dengan jelas

    fungsinya) yang disebut peritreme. Namun dimungkinkan bahwa peritreme ini merupakan

  • Universitas Gadjah Mada 9

    bentuk pemanjangan dari stigmata ke arah dalam, dalam fungsinya apabila tertutup pada

    bagian ini ternyata tidak mempengaruhi proses respirasinya.

    Pada acari yang dilengkapi stigmata, ada hubungan ke arah dalam yang membuka

    yang menuju sistim trakeal, sistim ini tersebar ke seluruh tubuh dan menuju ke berbagai

    sistim organ. Pada Astigmata yang tidak memiliki stigmata, perpindahan atau pergerakan

    oksigen dan karbondioksida dapat dilakukan Iangsung melalui kulitnya.

    Subpokok Bahasan 4: Sistim Reproduksi dan Embriogenesis

    Pendahuluan

    Seperti halnya anggota Arthropoda lainnya, Kelas Arachnida juga telah dilengkapi

    alat kopulasi sebagai bagian dari sistim reproduksinya. Karena telah dapat dibedakan antar

    individu jantan dan betina secara baik, perkawinan dapat terjadi dengan berbagai cara

    terutama bagaimana sperma ditransfer ke individu atau induk betina. Pembuahan terjadi

    secara interna, sehingga disebut fertilisasi interna, meskipun dalam perkembangannya

    terdapat telur-telur yang tidak dibuahi oleh sperma.

    Sistim Reproduksi

    Reproduksi pada Acari secara umum mengikuti pola fertilisasi klasik, dan untuk

    produksi hewan jantan dan hewan betina secara progeni, dan parthenogenesis fakultatif.

    Arrhenotoky adalah produksi jantan haploid dari telur yang tidak dibuahi, seperti yang

    terjadi pada Gamasida dan Actinedida, sedangkan produksi hewan betina dan telur-telur

    yang tidak dibuahi disebut thelytoky. Selain pada Gamasida dan Actinedida thelytoky dapat

    pula dijumpai pada tick dari famili Ixodidae dan beberapa anggota Oribatidae.

    Amphoterotoky, adalah istilah yang diberikan untuk telur-telur yang tidak dibuahi yang

    berkembang menjadi individu jantan-betina.

    Pada kelompok mites / tungau dimana jantan mempunyai organ seperti halnya penis

    atau aedeagus , transfer sperma dapat terjadi secara langsung ke hewan betina melalui

    genital opening / lubang genital, atau melalui suatu bangunan khusus pada hewan betina

    yang secara internal berhubungan dengan sistim reproduksi pada hewan betina. Pada

    kelompok mites yang lainnya, sperma ditransfer oleh hewan jantan dari lubang genital jantan

    ke organ transfer sperma / sperm transfer organ pada hewan betina, yang terdapat di

    chelicera yang selanjutnya di transfer ke female bursa (semacam kantong penampung

    sperma). Cara lain untuk transfer sperma dari kantong sperma jantan ke lubang genital

  • Universitas Gadjah Mada 10

    betina, apabila pada hewan betina tidak memiliki baik bangunan serupa penis ataupun

    chelicera.

    Sistim reproduksi hewan jantan dan betina biasanya tersusun secara seri dan

    berpasangan, berfragmentasi / bersegmen atau berupa elemen yang mengalami fusi. Organ

    reproduksi hewan jantan adalah: testes (dapat tunggal atau sepasang), dengan saluran

    keluar vas deferens, selanjutnya ke saluran ejakulatori (ejaculatory duct). Selain itu masih

    dilengkapi organ asesoris, yaitu semacam glandula yang terdapat antara saluran dan vas

    deferens, yang disebut vesikula seminalis / seminal vesicle. Sistiin reproduksi pada hewan

    betina terdiri atas organ-organ: ovari (dapat tunggal, ganda atau banyak dan tersusun

    kluster), yang berlanjut menjadi oviduk Kebanyakan Acari memiliki sepasang uterus. Pada

    Gamasida dan Actinedida dapat ditemukan uterus tunggal. Uterus akan berlanjut sebagai

    lubang uterus / vagina, yang terletak di tengah atau di posterior pada sisi ventral idiosoma.

    Pada individu yang memiliki bursa kopulatrik, organ tersebut akan berlanjut dan membuka di

    reseptakulum seminalis / seminal receptacle yang berhubungan dengan ovari.

    Embriogenesis

    Oviposisi khas terdapat pada sebagian besar anggota Acari, namun pada beberapa

    kelompok mites mengalami ovovivipar baik saat pembentukan embrio maupun setelah

    pembentukan embrio (postembryonic). Oviposisi secara lengkap terjadi dalam beberapa

    hari. Telur berbentuk bulat atau bulat telur (oval) yang diletakkan oleh induk betina baik satu

    ataupun dalam bentuk kelompok / kluster. Tick meletakkan ribuan telurnya secara

    bersamaan, sementara itu mite anggota Trombiculidae meletakkan telurnya satu persatu,

    dan sekitar 400 butir telur akan diletakkan selama kurun waktu 6 bulan.

    Telur yang diletakkan bervariasi warnanya, dari putih sampai ke kuning bahkan

    oranye. Telur biasanya terlindungi oleh lapisan lilin sehingga tahan air juga menghindari telur

    kehilangan air, hal tersebut terdapat terutama pada telur-telur yang baru saja diletakkan.

    Pada kebanyakan mite parasit adalah larviparous, tetapi mereka memilih jaringan hospes

    untuk oviposisinya. Beberapa mite meletakkan telur pada suatu tempat pada hospes dimana

    larva mite tersebut nantinya langsung akan menjadi parasit pada hospes tersebut. Pada mite

    yang hidup di perairan akan menggunakan ovipositor untuk memasukkan telur yang akan

    diletakkannya ke dalam tanaman air.

    Perkembangan secara embrionik telur-telur Acari sesungguhnya masih perlu banyak

    dikaji. Sitasi dari literature yang ada juga sangat sedikit, hanya pada tahun 1972, van de

    Hammen, melaporkan bahwa telur mengalami pembelahan secara total, tanpa melalui

    pemisahan sitoplasma / primordial sitoplasmic. Inti rnembelah dalam sitoplasma,

  • Universitas Gadjah Mada 11

    selanjutnya akan bergerak menuju permukaan , atau migrasi / pergerakan inti dapat terjadi

    sebelum membelah. Selanjutnya Inti akan terus membelah dan akan membentuk semacam

    bungkus / kantong yang disebut blastoderm, kantong tersebut sebagai tempat deposit /

    penyimpanan cadangan makanan / yolk.

    Kromosom pada Acarina biasanya hanya sedikit. Kromosom diploid terbanyak adalah

    36 ditemukan pada Acari oleh Oliver (1967), dan dinyatakan oleh Hansel et.al. (1964)

    adanya kromosom yang 2 - 4 kali lebih sering muncul dibandingkan yang lainnya.

    Subpokok Bahasan 5: Sistim Saraf

    Pendahuluan

    Sistim saraf pada Acari serupa dengan sistim pada serangga umumnya. Organ-organ

    saraf terutama terletak di bagian idiosoma, terutama adalah seta / setae, yang biasanya

    berfungsi sensitive terhadap sentuhan.

    Sistim Saraf

    Sensor reseptor pada Acari berupa setae yang terdapat di bagian idiosoma. Adanya

    sentuhan akan mengakivasi sel-sel saraf yang terletak di bagian basal masing-masing setae.

    Setae pada Acari memiliki bentuk yang bervariasi, yaitu dari bentuk bulat memanjang

    sampai ke bentuk seperti daun. Seta yang berbentuk daun ini biasanya terletak di bagian

    dorsal tubuh, dan organ-organ sensorinya disebut dengan trichobothria atau organ

    pseudostigmatid. Pada organ sensori tersebut terdapat sel-sel saraf protoplasmic yang

    memanjang ke arah setae.

    Pada umumnya reseptor setae, tersusun oleh satu atau sepasang mata sederhana

    yang ditemukan di bagian lateral di propodosoma. Hanya pada subordo Mesostigmata tidak

    memiliki mata ini. Larva dari berbagai anggota subordo (Prostigmata, Astigmata,

    Cryptostigmata) memiliki sepasang urstigma yang terletak dibagian ventral antara coxa I dan

    III, dan organ ini diketahul berfungsi sebagai sensor terhadap kelembaban. Nimfa dan

    dewasa anggota Acari pada kelompok tersebut memiliki diskus / cekungan genital yang

    kemungkinan juga berfungsi sama dengan ogan sensor di atas.

    Setae sensori juga terdapat di bagian kaki anggota Acari yang juga memiliki berbagai

    bentuk. Pada Metastigmata atau tick memiliki organ sensor / saraf yang kompleks yang

    disebut sebagai Hallers organ, yang mempunyai 4 macam tipe seta sensori yang berbeda.

  • Universitas Gadjah Mada 12

    Subpokok Bahasan 6: Daur Hidup

    Pendahuluan

    Daur hidup Acari sangat bervariasi, ada yang melalui 3 stadium perkembangan,

    namun ada yang melalui sampai 6 stadium perkembangan. Stadium-stadium perkembangan

    tersebut adalah: telur larva protonimph deutonimph tritonimph dewasa.

    Berbagai macam siklus hidup anggota Acari akan dibahas pada subpokok bahasan ini.

    Daur hidup

    Pada anggota Acari yang melalui 6 stadium dalam daur hidupnya ( telur larva

    protonimph - deutonimph - tritonimph - dewasa), stadium yang aktif adalah stadium larva,

    deutonimph (nimfa) dan stadium dewasa. Sedangkan stadium protonimph dan tritonimph

    biasanya dianggap sebagai stadium moulting atau pergantian kulit. Namun terkadang daur

    hidup lebih kompleks pada tick terutama anggota famili Argasidae, yaitu pada stadium nimfa

    mengalami serangkaian moulting sebelum menjadi dewasa, dimungkinkan sampai 8 instar

    pada stadium larva. Untuk tick jantan ciri akan muncul pada saat perkembangan larva instar

    4 atau instar 5, sedangkan ciri untuk yang betina muncul pada perkembangan larva instar 6

    atau instar 6.

    Pada umumnya perkembangan dari telur sampai menjadi individu dewasa

    memerlukan waktu antara 4-5 hari, namun biasanya memerlukan waktu sampai beberapa

    minggu bahkan bulan. Sebagai contoh mite penyebab gatal / itch mite, Sarcoptes scabiei

    memerlukan waktu untuk perkembangan lengkap selama 10 hari, namun untuk anggota

    famili Macrochelidae (Gamasida) hanya memerlukan waktu sekitar 60 jam saja untuk

    perkembangan dari telur sampai dewasa. Siklus hidup antara 5 bulan sampai 1 tahun telah

    dilaporkan terjadi pada berbagai anggota Oribatida dan Actinedida. Larva Dermacentor

    andersoni yang menetas terlambat pada musim dingin mampu berkembang menjadi dewasa

    sampai dua tahun lamanya, bahkan perkembangan telur sampai dewasa pada Ixodes uriae

    memerlukan waktu antara 4-5 tahun pada iklim yang dingin.

    Suhu, kelembaban, dan ketersediaan makanan mempunyai pengaruh yang positif

    terhadap lama waktu perkembangan Acari. Pada stadium larva, Acari mempunyai 6 kaki /

    heksapod dengan sebagian atau tidak tersklerotisasi, dan belum memiliki ciri genital secara

    eksternal. Identifikasi pada stadium ini sukar dilakukan, karena belum adanya tanda

    karakteristik / struktur yang khas yang dimiliki individu tersebut. Pada stadium nimfa

    biasanya melalui beberapa kali moulting / pergantian kulit, dan bentuknya menyerupai

    stadium dewasa namun masih berukuran kecil, namun pada anggota tick keras (Ixodida) dan

  • Universitas Gadjah Mada 13

    beberapa anggota Actinedida hanya mengalami 1 kali stadium nimfa, sedangkan pada tick

    lunak (Argasida) terdapat 8 instar perkembangan dari larva ke dewasa.

    Nimfa stadium pertama / instar pertama disebut protonimph biasanya merupakan

    nimfa yang aktif. Pada stadium deutonimph (nimfa instar dua) berbeda dengan stadium

    dewasa adalah pada nimfa instar dua belum dilengkapi alat genital. Larva tritonimph adalah

    larva yang aktif. Stadium ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil Acari, sehingga bentuk

    dewasa umumnya dijumpai setelah nimfa instar dua.

    Berikut adalah contoh 4 macam daur hidup pada ke 4 subordo anggota Acari:

  • Universitas Gadjah Mada 14

    Subpokok Bahasan 7: Habits dan Habitat Acarina

    Pendahuluan

    Banyaknya variasi dan diversitas pada morfologi anggota Acari tentunya akan

    menunjukkan keanekaragaman karakteristik perilaku. Spesialisasi habitat Acari biasanya

    akan diikuti oleh spesialisasi bentuknya. Mengetahui kebiasaan dan tempat hidup Acari

    sangat penting. Berdasarkan habits dan habitatnya, Acari dibagi menjadi 2 grup / kelompok,

    yaitu kelompok yang hidup bebas dan kelompok yang hidup sebagai parasit. Dari ke 2

    kelompok tersebut masih dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok / kategori.

    Habits dan Habitat

    Pada anggota Acari yang hidup bebas dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu:

    1. mites predator

    2. mites pada tanaman

    3. mites yang bersifat fungivorous

    4. mites yang bersifat coprophageus

    5. mites yang bersifat saprofagous dan phoretic

    Pada mites yang sifat hidupnya parasit dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: mites

    ektoparasit, yang hidup pada hewan-hewan Invertebrata dan Vertebrata; dan mites yang

    bersifat endoparasit,juga pada hewan-hewan Invertebrata maupun Vertebrata.

    Berdasarkan tujuan epidemiologis, Acari parasit secara ekologis dapat di

    klasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu: host-dwelling nest-dwelling, dan field-dwelling.

    Parasit yang bersifat host dwelling adalah parasit yang selama hidupnya berada pada tubuh

    hospes, misalnya tungau Sarcoptes scabiei pada manusia dan tick pada sapi yaitu Boophilus

    micropilus, serta beberapa genera penyebab penyakit kulit pada anjing, kucing, babi dan

    hewan peliharaan lainnya. Parasit yang bersifat nest-dwelling adalah parasit yang

    menyelesaikan daur hidupnya di tempat yang terlindung di Iuar tubuh inang, dan hanya pada

    waktu serta saat tertentu (mencari makan) saja berada pada tubuh hospes. Selanjutnya

    pada parasit yang bersifat field dwelling adalah parasit yang secara kontinyu berada pada

    tubuh hospes untuk makan, namun pada jangka waktu yang pendek yaitu antara 1 hari

    sampai 2-3 mingga. Namun setelah kenyang parasit akan melepaskan diri dari tubuh

    hospes dan kembali ke tanah untuk meneruskan daur hidupnya. Sebagai contoh adalah tick

    kelompok Ixodid, dari genuera Dermacentor, Haemaphysalis, Amblyoma, dan beberapa jenis

    chiggers dari famili Trombiculidae.

  • Universitas Gadjah Mada 15

    Subpokok Bahasan 8: Distribusi Umum

    Pendahuluan

    Secara umum penyebaran tick dan mite adalah meluas pada hampir semua habitat,

    baik daratan maupun perairan (tawar maupun laut), disamping itu berbagai jenis diketahui

    bersifat parasit baik endoparasit maupun ektoparasit pada berbagai hewan termasuk

    manusia, juga pada tanaman pertanian.

    Distribusi

    Penyebaran anggota Acari sangat berhubungan dengan cara memperoleh

    makanannya dan cara hidupnya, apakah bersifat hidup bebas atau bersifat parasit. Pada

    anggota Acari yang hidup bebas dan bersifat predator, mite dapat dijumpai di ground/

    tanah, yaitu lapisan atas/permukaan tanah, permukaan humus. Mite pada daerah ini

    biasanya bergerak sangat aktif dan juga dilengkapi chelicera yang kuat , juga memiliki pola

    warna yang terang, merah, kuning atau hijau. Mite yang mempunyai sifat ini adalah famili

    dari Gamasida dan Actinedida. Untuk yang hidup di laut mite dapat dijumpai di daerah

    intertidal litoral. Mite yang hidup di daenah ini juga bersifat predator terutama terhadap

    arthropoda kecil atau invertebrata lainnya. Keberadaannya dipicu oleh akumulasi bahan-

    bahan organic di daerah tidal.

    Pada jenis yang bersifat akuatik / hidup di air tawar biasanya juga bersifat predator.

    Pola warnanya terang, yaitu merah, oranye, hijau atau biru. Pada mite yang bersifat

    fitofagus, mikofagus, saprofagus, dan mikrofitofagus, biasanya adalah jenis-jenis yang

    hidup di permukaan tanah. Pada jenis yang bersifat phoretik, biasanya bersifat parasit pada

    kumbang dan serangga lainnya.

    Subpokok Bahasan 9: Kepentingan Medik dan Lingkungan

    Pendahuluan

    Telah diketahui ke dua sifat hidup anggota Acari, yaitu yang hidup bebas maupun

    parasit. Untuk acari yang hidup bebas biasanya bersifat predator atau pemakan bahan

    organic di permukaan tanah, pemakan jamur, juga pemakan tanaman. Pada Acari yang

    bersifat parasit mapun sebagai vektor tentunya akan memberikan nilai penting terutama

    untuk kesehatan hewan tennasuk manusia dan bagi lingkungan terutama adalah di area

    pertanian.

  • Universitas Gadjah Mada 16

    Kepentingan Medik

    Berbagai jenis mite diketahui penyebab penyakit pada manusia maupun hewan,

    terutama adalah alergi, selain berbagai jenis yang diketahui menjadi vektor berbagai

    penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.

    Sebagai contoh adalah mite penyebab alergi ,house dus mites atau tungau debu

    rumah (Dermatophagoides spp.) yang ditengarai sebagai pencetus penyakit asma. Tungau

    debu ini mampu memproduksi allergen yang pada orang rentan dapat menimbulkan reaksi

    alergi yang hebat, selain asma adalah perennial rhinitis dan eksim. Jenis yang lain adalah

    Sarcoptes scabiei, yaitu tungau yang menyerang baik pada anak maupun pada orang

    dewasa karena tidak menjaga kebersihan dengan baik. Infestasi oleh tungau ini tinggi

    terutama pada penderita kusta. Tungau akan membuat terowongan untuk mendapatkan

    tempat tinggalnya sambil mengeluarkan secret / kotoran yang bersifat alegen pula. Jika pada

    anak-anak maka mereka akan segera menggaruk sehingga menimbulkan luka terbuka, dan

    menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri. Selain karena tungaunya sendiri, juga karena

    fungsi mite sebagai vektor, misalnya penyakit scrub thypus yang disebabkan oleh Rickettsia

    tsutsugamushi melalui gigitannya. Mite yang menjadi vektor adalah dari genus

    Leptotrombidium. dan 7 jenis diantaranya telah terbukti sebagai vector penyakit ini.

    Penutup

    Ilmu yang mempelajari Acari memang berkembang lebih lambat dibandingkan

    cabang ilmu yang lainnya, namun setelah diketahuinya beberapa penyakit alergi termasuk

    juga meningkatnya penderita asma menyebabkan cabang ilmu ini banyak diminati. Terlebih

    dengan bervariasinya respon imun yang muncul dari para penderita alergi. Berkembangnya

    ilmu yang didukung berbagai penelitian serta pembagian yang jelas menyebabkan cabang

    ilmu ini lebih mudah untuk dimengerti dan dipraktikkan baik dibidang kesehatan hewan,

    manusia maupun di bidang pertanian. Perkembangan yang baru saat ini adalah dengan

    ditemukannya berbagai jenis tungau pada lebah madu yang berbeda pada satu negara

    dengan negara lainnya. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah tungau

    tersebut hidup sebagai parasit (ektoparasit) atau sebagai predator. Semoga bagian ini

    memberi kejelasan secara umum tentang ilmu Acarologi.

  • Universitas Gadjah Mada 17

    Tes Formatif

    Petunjuk :

    Soal Tipe I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

    Soal Tipe II. Pilihlah A. bila pernyataan 1,2, dan 3 benar

    B. bila pernyataan 1 dan 3 benar

    C. bila pemyataan 2 dan 4 benar

    D. Bila hanya pernyataan 4 yang benar

    E. bila semua pernyataan benar

    Soal Tipe Ill. Berilah uraian jawaban dengan jelas dan ringkas.

    Soal Tipe I.

    1. Berikut adalah subordo anggota Ordo Acariformes:

    A. Mesostigmata B. Metastigmata C. Notostigmata

    D. Astigmata E. Tetrastigmata

    2. Penyakit scrub thypus disebabkan oleh gigitan:

    A. Boophilus B. Leptotrombidium C. Sarcoptes

    D. Ornithodoros E. Rhipicephalus

    3. Pada perkembangan Acari yang melalui 6 fase, setelah fase protonimph adalah:

    A. Deutonimph B. Larva C. Telur

    D. Tritonimph E. Dewasa

    Soal Tipe II.

    1. Berdasarkan tujuan epidemiologis maka Acari parasit dapat dikategorikan menjadi:

    1. host-dwelling 3. Field-dwelling

    2. Nest-dwelling 4. Fungivorous mites

    2. Berikut adalah daur hidup anggota Acari subordo Metastigmata:

    1. telur 3. Nimfa

    2. larva 4. Dewasa

  • Universitas Gadjah Mada 18

    3. Pada mites embrionasi dapat terjadi secara:

    1. ovovivipar 3. larvivarous

    2. ovipar 4. ovipositor

    4. Cara reproduksi pada anggota Acari adalah:

    1. parthenogenesis 3. arrhenotoky

    2.thelytoky 4. amphothelotoky

    Soal Tipe III.

    1. Sebutkan bagian-bagian kaki Acari

    2. Sebutkan pembagian tubuh Acari secara umum, dan berikan keterangannya

    3. Bagaimanakah sistim pernafasan pada Acari ? (pada masing-masing subordo).

    Umpan Balik

    Untuk menilai hasil kerja mahasiswa pada soal tes formatif tersebut, beberapa hal

    yang menjadi pedoman meliputi:

    1. mahasiswa harus mampu menjawab soal tersebut karena berhubungan dengan cirri

    morfologi yang sangat umum, dan dimiliki oleh anggota Arthropoda lainnya.

    2. mahasiswa harus mampu menjelaskan dan membedakan tanda karakteristik umum

    dari anggota Acari dengan bagian secara lengkap; karena hal tersebut penting untuk

    membedakan antara anggota subordo yang satu dengan lainnya.

    3. Hal-hal yang menjadi pokok dalam evaluasi ini adalah tingkat penguasaan

    mahasiswa akan materi yang diberikan dengan menjawab secara sistematis dan

    rinci.

    Kunci Jawaban Tes Formatif

    Soal Tipe l.

    1. D

    2. B

    3. A

  • Universitas Gadjah Mada 19

    Soal Tipe II.

    1. A

    2. E

    3. B

    4. E

    Soal Tipe III.

    1. Bagian-bagian kaki adalah: coax, trochanter, femur, genu, tibia, dan tarsus yang

    dilengkapi dengan claw / cakar pada individu tertentu.

    2. Pembagian tubuh secara umum:

    dari sisi dorsal: Bagian anterior disebut gnathosoma, yang padanya terdapat

    kepala dengan alat mulut, dan bagian posterior disebut idiosoma.

    Pada sisi ventral akan nampak lubang genital, anus

    jumlah kaki 4 pasang pada yang dewasa, sedang stadium nimfa hanya 3 pasang.

    Pasangan kaki I terdapat di bagian Idiosoma anterior dan pasangan kaki ke III

    dan IV terdapat di bagian idiosoma posterior.

    3. Sistim pernafasan pada Acari masih sederhana. Alat pernafasan luar adalah stigma

    (satu), stigmata (jamak). Ada dan tidaknya stigma menjadi ciri karakteristik untuk

    pembagian takson menuju subordo. Pada subordo Metastigmata, stigma berada pada

    sisi luar ventral coxa ke IV, pada Mesostigmata terdapat di antara pasangan kaki ke III

    dan ke IV, sedang pada subordo Prostigmata, stigmata terletak di chelicera, sedangkan

    pada Astigmata tidak memiliki stigma. Masing-masing stigma ke arah dalam akan

    dihubungkan dengan organ internal menuju sistim trakeal. Sistim trakeal menyebar di

    seluruh tubuh dan menuju ke berbagai sistim organ.

    Daftar Referensi

    Belding DL., 1965. Text Book of Parasitology. 3rd ed. Appleton Century Crofts. New York.

    Cable RM. 1977. An Illustrated Laboratory of Parasitology. Fifth edition. Burges

    Publication Co. Minnesota. Pp: 151-152; 209-219

    Hammer L. van de. 1972. Reflexion sur Ia valeur des donnes embryologyques pour la

    morphologie, Acarologia. 14 (4): 520-523 (Dalam: A Manual of Acarology, Krantz,

    1978).

  • Universitas Gadjah Mada 20

    Hansell R.I.C., M. Mollison and W.L. Putman. 1964. A cytological demonstration of

    arrhenotoky in three mites of the family Phytoseiidae. Chomosoma 15: 562-567

    (Dalam: A Manual of Acarology, Krantz, 1978).

    Ho CM., 1991. Notes on General Acarology. Lecture Note. Diploma in Applied Parasitology

    and Entomology, bahagian Acarology Institute for Medical Research, Malaysia Pp: 8.

    Krantz, G.W. 1978. A Manual of Acarology. 2nd ed. Oregon State University Book Store Inc.

    Corvalis, pp: 48, 65, 66, 101, 102, 374, 395, 396, 443

    Oliver J.H.Jr. 1967. Cytogenetics of Acarines. In Genetics of insect Vector of Disease.

    J.Wright and R.pal, eds. Elseiver Publication Co., Amsterdam: 417-439 (Dalam: A

    Manual of Acarology, Krantz, 1978)

    Simangunsong BR. 1996. Parasitologi. Universitas Terbuka. 6 (30 hal)

    Senarai (Glossary)

    Host-dwelling = mite parasit yang tinggal selama hidupnya pada hospes

    Field dwelling = mite parasit yang hidup hanya sementara di hospes, hanya saat

    makan berada di tubuh hospes, selain itu di tanah

    Nest dwelling = mite parasit yang siklus hidupnya berada di luar tubuh hospes,

    hanya saat makan saja

    Phoretic mite = mite parasit yang memiliki perilaku untuk tujuan transportasi / artinya

    mengikuti hospes yang aktif terbang, misalnya kumbang

    Predaceus mite = mite predator

    Oviposisi = pelatakan telur