pengantar · 2019. 5. 30. · pembaca akan menemukan celah, atau kekurangan pada buku life with...

130
1

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

  • 2

    Pengantar

    Dalam bukunya yang fenomenal, Man’s Search For Meaning, Viktor E Frankl

    menceritakan bahwa. Kebanyakan tawanan di kamp Nazi yang terjangkit penyakit dan

    pada akhirnya mati, adalah orang-orang yang tidak memiliki tujuan di dalam hidupnya.

    Dia juga menjelaskan bahwa terdapat kaitan erat antara umur seseorang, dengan tujuan,

    nilai-nilai, dan harapan-harapnnya. Orang-orang yang memiliki tujan dan harapan,

    cenderung mampu menahan penderitaan dibandingkan dengan orang yang menjalani

    hidup tanpa tujuan dan harapan.

    Pentingnya setiap orang memiliki tujan sudah sering dibahas diberbagai buku dan

    seminar. Namun seringkali dibahas dengan singkat sebagai suatu pelengkap. Padahal

    jika diperhatikan dengan seksama, landasan pertama dalam setiap pencapaian adalah

    tujuan.

    Hal ini saya sadari setelah melakukan sesi coaching pada beberapa orang. Dalam

    sesi coaching yang saya lakukan, coachee akan sulit untuk bergerak maju pada saat dia

    tidak melihat dengan jelas di mana letak tujuan dari keinginan mereka. Tapi sejenak

    setelah mereka membuat tujuan, mendadak optimisme dan kecerdasan mereka muncul

    dalam waktu yang benar-benar singkat.

    Jika diibaratkan, orang yang tidak memiliki tujuan seperti orang yang berjalan di

    tengah-tengah kabut asap yang tebal. Dia tidak akan berani untuk mengambil langkah

    dengan cepat walaupun jalan yang ditempuhnya lurus tanpa tikungan. Sebaliknya orang

    yang memiliki tujuan seperti orang yang berjalan di jalan yang terang benderang. Dan

    mereka akan mampu berlari cepat menyusuri jalan tersebut walaupun jalannya berlika

    liku.

    Memiliki tujuan adalah salah satu hal terpenting yang sering diabaikan oleh

    banyak orang. Sebuah survey di Amerika Serikat pada tahun 2016 memberikan hasil

    yang mengejutkan. Dari total populasi Amerika yang berjumlah tiga ratus dua puluh tiga

  • 3

    juta jiwa. Hanya tiga persen orang yang secara rutin membuat tujuan dan menuliskannya

    pada secarik kertas. Angka yang sangat kecil untuk negara dengan kualitas pendidikan

    yang mumpuni.

    Karena itu saya berusaha untuk menulis buku yang benar-benar berfokus

    membahas mengenai tujuan. Walaupun sejatinya saya merasa tidak cukup pantas untuk

    melakukannya. Namun menurut saya pribadi, menunggu seseorang untuk melakukannya

    bukan termasuk kebaikan. Saya sadar, dengan keterbatasan yang saya miliki. Pembaca

    akan menemukan celah, atau kekurangan pada buku Life With Goal ini. Karena itu saya

    membuka diri sebesar-besarnya kepada para pembaca untuk tidak segan-segan

    memberikan masukan, dan kritik yang membangun kepada diri saya.

    Buku ini saya tulis dengan tujuan agar orang lain bisa mendapatkan manfaat dari

    pengetahuan sederhana yang saya miliki. Sehingga mampu berbuat banyak bagi dirinya

    sendiri dan orang lain yang ada di sekitarnya.

  • 4

    Daftar isi

    Bab 1 Goal

    • Definisi dan Manfaat Goal 6

    • Sebuah Perjalanan 11

    • Keinginan dan Tujuan 12

    • Kristal keinginan 15

    • Bahasa Pikiran 15

    • Kekuatan 18

    • 3D – Dream, Doing, Destination 19

    • Menjadi Genius 24

    • Bukan Perintang 26

    • Tujuan Sebelum Cara 28

    • Goal Baik. Goal Buruk 30

    • Tetapkan Standar Anda 32

    • Rangkuman 33

    • Latihan 34

    Bab 2 Strategi

    • SMART Personal 35

    • Menulis Tujuan 46

    • Menggambar tujuan 48

    • Alat Visual 50

    • Limited Goal 52

    • Target 56

    • Rencana Tindakan 57

    • Perubahan 59

    • Lingkungan 61

    • Orang Lain 66

  • 5

    • Membangun Keyakinan 71

    Bab 3 Proses

    • Komitmen 76

    • Disiplin 78

    • Energi 81

    • Fokus 91

    • Enjoy 94

    • Flexibel Dalam cara 95

    • Terus Belajar 97

    • Rangkuman 99

    • Latihan 100

    Bab 4 Hasil

    • Hasil Yang Sesuai Dengan Keinginan 102

    • Hasil Yang tidak sesuai Dengan Harapan 107

    • Rangkuman 114

    • Latihan 114

    Bab 5 4 Goals

    • Kesehatan 116

    • Hubungan 119

    • Finansial 121

    • Kontribusi 125

  • 6

    Bab 1

    Goal

    “Menetapkan goal adalah langkah pertama dalam mengubah yang tidak terlihat

    menjadi terlihat.”

    Tony Robbins

    Goal berasal dari bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah

    ‘tujuan’.

    Tujuan sendiri berarti gambar mengenai masa depan, atau hasil yang ingin

    diinginkan seseorang atau sekelompok orang. Yang di dalamnya terdapat komitmen

    serta rencana tindakan, dan dibatasi dengan tengat waktu untuk mencapainya.

    Goal merupakan sesuatu yang ingin dicapai atau diwujudkan, baik dalam hal yang

    sifatnya kebutuhan atau keinginan semata.

    Manfaat

    Sebelum melanjutkan membaca. Saya meminta Anda untuk memainkan sebuah

    permainan. Caranya tarik garis dari huruf A ke G tanpa memotong garis-garis yang

    memisahkan keduanya. Pastikan Anda meluangkan waktu untuk memainkan permainan

    ini, karena permainan ini akan memberikan Anda gambaran mengenai manfaat dari

    goal.

  • 7

    Manusia adalah makhluk yang senantiasa bergerak. Pada tubuh manusia terdapat

    tiga ratus enam puluh sendi, dan tubuh mampu menciptakan ratusan gerakan yang

    berbeda. Organ tubuh manusia—misalnya jantung dan ginjal—tidak pernah berhenti

    bekerja dan bergerak bahkan ketika seseorang tertidur pulas. Bagi manusia, gerakan

    berarti kehidupan. “Bergerak” juga merupakan salah satu ciri makhluk hidup.

    Sebagai manusia,pergerakan kita diwujudkan dengan dua jenis “gerakan”. Yang

    pertama adalah pergerakan dengan pikiran(batin, psikis), dan yang kedua dengan

    tubuh(fisik). Kedua elemen itu saling terkait satu sama lain; tubuh bergerak mengikuti

    pikiran, sementara pikiran bergerak karena dipicu oleh apa yang dirasakan oleh tubuh.

    Hal-hal yang memunculkan sensasi menyenangkan atau produktif sering kali

    mengandung unsur gerakan, misalnya; berolah raga, bekerja, atau hanya sekedar jalan-

    jalan. Bahkan dalam meditasi yang terlihat tidak ada gerakan pada tubuh. Tetap

    mengandung unsur gerakan, yaitu gerakan pikiran di mana seseorang yang bermeditasi

    menggerakkan pikirannya dari kerumitan ke arah ketenangan. Dan jika kita perhatikan

  • 8

    setiap agama selalu memiliki ritual yang mengandung gerakan-gerakan tertentu, baik

    dengan tubuh maupun pikiran.

    Permainan yang Anda mainkan sebelumnya bertujuan untuk memberikan gambaran

    mengenai kaitan antara Anda, Goal dan kejadian-kejadian yang muncul di sekitar Anda.

    Huruf A pada permainan tersebut berarti Anda, huruf G berarti Goal, dan garis-garis

    yang merintangi A dengan G adalah kejadian-kejadian yang muncul.

    Kita tidak bisa sepenuhnya memilih kejadian apa saja yang akan muncul di sekitar

    kita. Tapi jika kita mempunyai goal, atau tujuan yang jelas, kita bisa memilih kearah

    mana kita akan melangkah. Itu mengapa orang yang tidak mempunyai goal akan merasa

    tidak punya arah atau tersesat. Karena setiap hari ia menemukan banyak kejadian tanpa

    tahu ke arah mana ia harus melangkah.

    Lantas, apakah kita dapat mengidentifikasi atau membedakanseperti apakah kondisi

    orang yang memiliki goal dengan yang tidak? Jawabannya: bisa. Maka, saya meminta

    Anda sekali lagi untuk memainkan permainan yang sama, tapi kali ini saya akan

    menghapus titik G. Dan saya meminta Anda untuk menarik garis dari A ke arah

    manapun tanpa memotong garis-garis yang ada.

  • 9

    Dalam permainan tersebut, saya yakin Anda bisa menarik garis tanpa ragu dengan

    dua cara. Pertama, dengan cara membuat sendiri goal Anda, mengatakan kepada diri

    Anda sendiri, “Saya ingin menuju ke titik tersebut.” Atau bisa jadi ada orang lain yang

    menunjukkan ke titik mana Anda seharusnya melangka. Seperti pada permaianan 1,2,

    dan 3 di mana sayalah yang menunjukkan titik G berada. Karena jika Anda tidak

    membuat goal, atau jika seseorang tidak menunjukkannya kepada Anda, bisa dipastikan

    Anda akan enggan bergerak.

    “Goal berfungsi sebagai penentu arah gerak bagi setiap orang.”

    “Orang dengan tujuan berhasil karena mereka tahu kemana mereka pergi.”

    Earl Nightingale

    Goal pertama kali terlihat di dalam pikiran, dan kemudian pikiran akan

    menggerakkan tubuh untuk mencapai atau mewujudkannya. Pikiran yang kosong tidak

    mampu menggerakkan tubuh. Jika Anda perhatikan orang yang tidak menetapkan goal

    bagi dirinya, cenderung menghabiskan waktu dan tenaganya untuk mewujudkan goal

    orang lain. Sukur-sukur kalau orang yang membuat goal adalah orang baik, kalau tidak?

  • 10

    Jim Rohn mengatakan. “Jika Anda tidak merancang rencana hidup Anda sendiri,

    kemungkinan Anda akan jatuh ke dalam rencana orang lain. Dan coba tebak apa yang

    telah mereka rencanakan untuk Anda? Tidak banyak.”

    Setiap hari pikiran kita digempur oleh berbagai macam ide dari luar. Entah itu

    berasal dari guru, teman atau bahkan agen asuransi. Ada sekelompok orang di luar sana

    yang selalu berusaha untuk mengarahkan kita ke arah yang mereka inginkan. Ketika

    seseorang tidak membuat goal bagi dirinya sendiri maka pikirannya akan terisi dengan

    goal yang dibuat oleh orang lain.

    Dan ketika sebuah goal berhasil tertanam dalam benak seseorang. Maka pikiran dan

    tubuhnya akan bekerja sama untuk mewujudkan goal tersebut, tanpa peduli apakah goal

    tersebut berguna bagi dirinya sendiri. Atau goal tersebut merupakan manipulasi yang

    dibuat oleh orang lain untuk kepentingan mereka saja.

    Pikiran merupakan pusat komando diri manusia. Ke mana pikiran tertuju, ke sana

    kaki akan melangkah. Jika diibaratkan diri kita sebagai kendaraan entah itu kapal, mobil

    atau lainnya. Maka pikiran adalah pengemudi kendaraan tersebut. Jika pikiran tidak

    memiliki tujuan yang jelas maka bisa dipastikan kendaraan tersebut akan menempuh

    arah yang tidak jelas. Terkadang menuju utara, terkadang selatan dan tidak jarang

    berputar-putar. Mengarahkan pikiran kita ke sebuah titik yang jelas, merupakan cara

    yang sehat untuk menjalani hidup dengan lebih baik.

    “Tanpa tujuan, dan rencana untuk mencapainya, Anda seperti kapal yang berlayar

    tanpa tujuan.”

    Fitzhugh Dodson

  • 11

    Sebuah Perjalanan

    “Life is Journey.”

    Perkataan hidup adalah sebuah perjalanan adalah benar. Jika Anda melihat

    kebelakang, dan mengingat-ingat kebali masa lalu. Maka Anda akan menemukan sebuah

    perjalanan yang dilakukan oleh seorang anak manusia. Di dalamnya terdapat kesulitan

    juga kemudahan, ada rasa lelah namun juga ada rasa puas, ada sedih serta gembira.

    Sebagaimana sebuah perjalanan dilakukan…

    Setiap perjalanan yang dimulai akan menemui sebuah titik akhir pada waktunya.

    Tidak ada seorangpun yang tahu kapan ia akan mengakhiri perjalanannya di muka bumi

    ini. Tapi setiap orang tahu pada akhirnya mereka akan menemui hal tersebut. Tentunya

    tidak ada orang yang ingin melakukan sebuah perjalanan yang sia-sia. Kita ingin waktu

    dan energi yang kita keluarkan, membuahkan hasil yang berarti. Dan hal tersebut bisa

    kita mulai dengan cara membuat tujuan.

    Sebuah studi dilakukan di salah satu rumah sakit, dengan menanyakan kepada

    orang-orang yang sedang sekarat mengenai hal apa yang mereka sesali selama hidup.

    Hasilnya menunjukkan bahwa kebanyakan dari orang-orang tersebut tidak menyesali

    apa yang telah mereka lakukan. Mereka justru menyesali apa yang ‘tidak mereka

    lakukan’ karena menghindari risiko untuk mengejar sebuah impian.

    Orang-orang yang enggan berusaha untuk meraih apa yang ia inginkan—entahitu

    sebuah impian atau goal—pada akhirnya akan merasa telah menyia-nyiakan hidupnya

    yang berjalan sangat singkat. Setiap orang menjadi unik bukan hanya karena paras dan

    talentanya saja, tapi juga karena keinginan yang ingin ia capai. Sepasang anak kembar

    yang dididik dibawah payung keluarga dan lingkungan yang sama bisa saja memiliki

    keinginan dan cita-cita yang sama sekali berbeda, misalnya yang satu ingin menembus

    angkasa sementara yang satunya lagi ingin menyelam ke dasar samudra.

    Lalu bagaimana dengan perkataan, “hidup itu sebaiknya mengalir saja, seperti air.”

    Ya, perkataan ini memang benar. Dan kita tahu air pada akhirnya akan mengalir ke laut.

    Yang artinya, air sekalipun mengalir ke suatu arah karena ada tujuannya, yaitu laut.

  • 12

    Perkataan di atas sering dimaknai salah, dan dijadikan alasan oleh orang untuk menolak

    menetapkan tujuan dalam hidupnya. Saya memaknai kata “mengalir” pada kalimat

    tersebut dengan lapang dada. Yang berarti, tetapkan tujuan di dalam hidup ini, kemudian

    jalani prosesnya dengan lapang dada.

    Keinginan dan Tujuan

    Setiap goal berasal dari keinginan,tapi tidak semua keinginan bisa menjadi goal.

    Menurut KBBI keinginan berarti; hasrat; kehendak; harapan. Sementara itu

    www.jurnal.id mengartikan keinginan sebagai segala kebutuhan lebih terhadap barang

    ataupun jasa yang ingin dipenuhi setiap manusia pada sesuatu hal yang dianggap kurang.

    Namun di sini izinkan saya untuk memberikan definisi mengenai keinginan

    menurut diri saya pribadi. Bagi saya keinginan adalah dorongan ‘emosional’ untuk

    memiliki atau mendapatkan sesuatu karena hal tersebut ‘dianggap’ baik,

    menguntungkan, bermanfaat atau memuaskan.

    Sulit untuk menerangkan secara rasional kenapa seseorang menginginkan sesuatu.

    Karena keinginan bersifat emosional dan jarang sekali rasional. Contohnya seseorang

    rela menghabiskan banyak uang untuk memiliki sebuah benda yang mungkin bagi orang

    lain tidak menarik, semisal batu atau lukisan. Ketika ditanyakan kenapa ia ingin

    memiliki benda tersebut? Maka orang tersebut akan menjawab dengan selusin alasan.

    Baik dengan alasan yang masuk akal maupun tidak. Namun intinya adalah untuk

    membenarkan apa yang ia lakukan.

    Akar dari keinginan adalah perasaan, dan perasaan sulit untuk diterjemahkan.

    Biasanya keinginan muncul ketika seseorang memikirkan kondisi yang lebih baik dari

    pada apa yang dialaminya dan dimilikinya pada saat ini. Hal ini bisa menerangkan

    kenapa orang yang sudah memiliki banyak harta, ingin memiliki lebih banyak lagi. Itu

    http://www.jurnal.id/

  • 13

    karena ia berpikir dengan memiliki lebih banyak, maka ia akan merasakan lebih banyak

    ‘perasaan baik’.

    Seseorang tidak memutuskan sesuatu karena suatu hal dianggap masuk akal. Tapi

    seseorang memutuskan sesuatu karena hal tersebut ‘terasa’ baik baginya. Apa yang

    diharapkan oleh seseorang ketika ia menghisap rokok atau minum minuman beralkohol?

    ‘Merasakan perasaan yang lebih baik dari sebelumnya.’ Bukankah tidak masuk akal

    untuk mengonsumsi hal-hal yang mengandung racun bagi tubuh hanya untuk mencari

    kesenangan sesaat? Tapi kenyataannya banyak orang yang melakukannya.

    Kita tidak perlu terlalu ‘merasionalkan’ keinginan-keinginan kita. yang perlu kita

    pertimbangkan adalah efek yang muncul dari keinginan kita. Tidak ada yang salah dari

    keinginan memiliki kendaraan yang lebih baik, tempat tinggal yang lebih nyaman dan

    pakaian yang berkualitas. Selama cara yang digunakan untuk mencapainya baik. Dan

    pencapaian keinginan tersebut tidak merugikan diri sendiri juga orang lain. Memiliki

    keinginan merupakan hal yang wajar bagi semua orang.

    Dalam banyak keadaan, memiliki keinginan justru memiliki dampak positif bagi

    seseorang. Bagi orang yang pada saat ini penghasilannya rendah. Memiliki keinginan

    untuk menghasilkan lebih merupakan keinginan yang baik. Karena dengan penghasilan

    yang lebih banyak ia akan bisa berkontribusi pada lebih banyak orang.

    Yang menjadi masalah adalah; keinginan pada level biasa tidak akan mampu

    bertahan menghadapi buasnya keadaan. Keinginan biasa akan mudah untuk

    dibengkokkan ketika menghadapi hal-hal sulit. Itu semua terjadi karena otak manusia

    didisain untuk melindungi diri. Tugas dari otak adalah untuk menjaga kelangsungan

    hidup seseorang. Bukan untuk membuat pencapaian. Dan yang menjadi masalah terbesar

    adalah, sering kali keinginan yang muncul di dalam benak seseorang, berada di luar

    zona nyamannya.

  • 14

    Dan ketika seseorang melangkah keluar dari zona nyamannya. Maka otak akan

    membunyikan alarm dan merintahkan dirinya untuk segera kembali kedalam zona

    nyaman. Ini merupakan ‘naluri’ untuk bertahan hidup. Bagi otak berada di tempat yang

    tidak menyenangkan, tidak sehat, dan tidak mendidik, namun sepenuhnya ia kenali.

    Lebih baik dari pada berada di tempat yang menyenangkan, sehat, dan mendidik tapi

    tidak ia kenali. Seperti perkataan, “Setan yang dikenali lebih baik dari pada malaikat

    yang tidak dikenal.”

    Anda tahu apa yang menyebabkan banyak orang tidak membuat keinginannya

    menjadi sebuah tujuan? Karena membuat tujuan itu menimbulkan perasaan tidak

    nyaman. Pada saat seseorang menetapkan sebuah tujuan, pada saat itu ia berkata kepada

    otak untuk ‘berpikir’ guna menemukan jalan untuk meraih keinginannya tersebut.

    Dalam kata lain, otak harus memaksa diri untuk keluar dari zona nyamannya.

    Ketika dihadapkan antara dua pilihan, yaitu mencapai sebuah keinginan atau tetap

    berada di zona nyaman. Banyak orang yang memilih pilihan kedua, yaitu berada di zona

    nyaman. Alsannya: buat apa mengambil resiko untuk meraih sesuatu yang belum pasti,

    dan meninggalkan apa yang sudah ada sekarang.

    Masalahnya, akankah seseorang merasa lebih baik dengan berada di zona

    nyamannya saja? Tentu tidak. Itu artinya tinggal di zona nyaman untuk menghindari

    resiko demi mewujudkan sebuah keinginan, lebih menyiksa dari pada berusaha untuk

    mewujudkan keinginan. Karena kita sebagai manusia adalah spesies ‘pemburu’ perasaan

    baik.

  • 15

    Kristal Keinginan

    “Ketika Anda tahu apa yang Anda inginkan, dan Anda benar-benar

    menginginkannya, Anda akan menemukan cara untuk mendapatkannya.”

    Jim Rohn

    Kita tidak bisa menampikkan perasaan khawatir yang muncul ketika kita keluar dari

    zona nyaman untuk mewujudkan keinginan-keinginan kita. Dan hal pertama yang perlu

    kita lakukan agar otak mau bekerja sama untuk mewujudkan keinginan kita, adalah

    dengan cara membuat kristal keinginan, atau sebuah tujuan.

    Ketika seseorang tidak mengkristalkan keinginannya menjadi sebuah tujuan. Otak

    akan sulit memahami apa yang benar-benar ingin didapatkan, dan apa yang harus ia

    lakukan. Hal ini akan meningkatkan perasaan tidak nyaman bagi otak. Yang pada

    akhirnya membuat otak lebih protektif dari pada sebelumnya. Hal ini akan menjadi

    kendala besar bagi orang yang memiliki keinginan untuk mencapai apa yang ia inginkan

    tersebut.

    Bahasa Pikiran

    Apa yang muncul di benak Anda ketika membaca atau mendengar kata ‘apel’?

    Gambar buah apel atau barisan huruf a-p-e-l ?

    Pikiran kita berbicara dengan bahasa gambar. Ketika kita mendengar atau membaca

    sebuah cerita, pikiran kita mentransformasikan kalimat yang ditangkap oleh telinga dan

    mata menjadi sekumpulan gambar yang terkait satu sama lain. Bahkan dalam beberapa

    keadaan pikiran mampu membuat gambar-gambar tersebut bergerak. Misalnya ketika

    membaca ‘bola matanya melompat ke kiri dan ke kanan.’ Apa yang Anda lihat ? bola

    mata yang bergerak?

  • 16

    Pikiran hampir tidak pernah berhenti membayangkan sesuatu. Bahkan ketika hal

    tersebut belum pernah dilihat sebelumnya, semisal masa depan. Orang-orang yang

    optimis mampu membayangkan masa depan yang memukau bagi mereka. Mereka bisa

    membayangkan diri mereka dalam kondisi yang lebih baik dari pada sekarang, entah itu

    dalam hal finansial, kesehatan atau hubungan. Jika mereka pada saat ini mengalami

    kesulitan dalam hal finansial, maka mereka mampu membayangkan suatu saat nanti diri

    mereka memiliki kelimpahan dalam hal tersebut. Di dalam benak mereka, mereka

    mampu membuat gambar diri mereka tinggal di sebuah rumah mewah, memiliki usaha

    yang berjalan baik, dan tabungan yang banyak. Padahal pada kenyataannya saat ini

    mereka bisa jadi dalam keadaan kere.

    Sebaliknya orang yang pesimispun memiliki gambaran di dalam benaknya. Hanya

    saja gambaran yang muncul terlihat suram dan penuh penderitaan. Dan gambar-gambar

    yang muncul inilah yang memunculkan percikan perasaan pada diri seseorang. Semakin

    jelas sebuah gambar, maka akan semakin kuat gejolak perasaan yang muncul.

    Mengetahui cara pikiran kita berinteraksi, membantu kita untuk bisa berkomunikasi

    dengan lebih baik kepada pikiran kita. Keinginan tidak akan memiliki cukup tenaga bila

    kita tidak digambarkan dengan jelas di dalam benak kita. Kata-kata umum seperti kaya,

    pintar, dan populer sulit untuk digambarkan oleh pikiran. Sama halnya seperti kalau kita

    menyuruh anak kecil untuk membeli cabe, padahal anak tersebut tidak tahu seperti apa

    cabe itu. Sekembalinya dari warung anak tersebut memberikan cabe hijau besar. Padahal

    yang kita mau cabe rawit merah. Siapa yang salah?

    Hasilnya akan berbeda jika kita memberikan instruksi yang jelas kepada anak

    tersebut. Semisal menunjukkan padanya jenis cabe apa yang seharusnya dibeli, atau

    dengan menuliskan ‘cabe rawit merah’ ke secarik kertas. Bisa diduga kemungkinan

    untuk melakukan kesalahannya sangat kecil.

  • 17

    Sebagian orang yang pada saat ini hidup sederhana ingin menjadi kaya. Dan rata-

    rata dari mereka belum pernah merasakan hidup kaya sebelumnya. Maka di dalam benak

    sebagian dari mereka belum tergambar jelas seperti apa kehidupan orang kaya. Ketika

    mereka hanya mengatakan ingin menjadi ‘orang kaya’. Masalahnya ketika suatu

    keinginan dikomunikasikan dengan bahasa yang umum, pikiran akan sulit untuk

    mencernanya.

    Salah satu keuntungan dari menetapkan tujuan yaitu membuat keinginan seseorang

    menjadi lebih mudah untuk dimengerti oleh pikirannya. Dan ketika pikiran mengerti apa

    yang seseorang inginkan, maka ia akan lebih mudah untuk mencarikan jalan guna

    mencapai keinginan tersebut. Coba bedakan antara ingin ‘Membuka usaha’, dengan

    ‘Mendirikan rumah makan khas Surabaya.’

    Apa yang seseorang butuhkan untuk membuka usaha? Modal, karyawan, dan

    tempat. Lanjutkan pertanyaannya; Modalnya berapa? Seperti apa kriteria karyawannya?

    Dimana lokasinya? Bisa dijawab?

    Sekarang bagaimana dengan Mendirikan rumah makan khas Surabaya, apa yang

    dibutuhkan? Anggap saja kebutuhannya sama, modal, karyawan, dan tempat. Lanjutkan

    pertanyaannya; modalnya berapa? ‘Misalnya 100 juta, perinciannya untuk sewa tempat,

    dekorasi, dan oprasional selama 3 bulan pertama’. Kriteria karyawannya seperti apa?

    ‘Orang Surabaya atau Sidoarjo, bisa masak masakan khas Surabaya, dan suka makanan

    pedas!’. Lokasinya dimana? ‘Di pertokoan A karena banyak orang Surabaya yang

    bekerja di sekitar sana.’

    ‘Mengkristalkan keinginan’ menjadi tujuan, bukan hanya membantu seseorang

    untuk melihat seperti apa ‘hasil’ yang ia ingin dapatkan. Tapi juga bisa menuntunnya

    membuat rencana tindakan yang sesuai untuk mewujudkan keinginan tersebut. Sehingga

    ia tidak memboroskan waktu dan energi serta biaya untuk meraih keinginannya tersebut.

  • 18

    Jika Anda mengamati sasaran tembak. Anda akan menemukan sebuah titik merah

    yang dikelilingi oleh lingkaran kuning dan biru. Setiap penembak tahu kalau target

    mereka adalah untuk menancapkan peluru pada titik merah yang berada di tengah-

    tengah sasaran tembak. Dan bukan tanpa alasan kenapa titik ditengah-tengah itu diberi

    warna merah, sebuah warna yang mencolok dan terlihat jelas. Yaitu agar penembak

    lebih mudah untuk berfokus pada titik tersebut. Bagaiman jadinya jika tidak ada

    lingkaran warna pada sasaran tembak. Tentunya akan sulit untuk mengenai bagian

    tengah sasaran tembak tersebut bukan?

    Tujuanpun demikian. Tujuan dibuat agar pikiran mampu berfokus pada suatu hal

    yang ingin diraih. Dan ketika pikiran seseorang terfokus pada suatu titik, maka dia akan

    menciptakan peluang untuk mengenai titik tersebut.

    Kekuatan

    ”Di dalam setiap keinginan tersimpan kekuatan.”

    Ada sebuah pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari perbudakan yang telah

    dihapus dua ratus tahun yang lalu. Yaitu mengenai kekuatan dari keinginan. Jika melihat

    kembali sejarah perbudakan, kita semua tahu bahwa hal yang paling diinginkan oleh

    mayoritas budak adalah kebebasan bagi dirinya. Seorang budak akan rela melakukan

    apapun demi menebus kebebasannya.

    Jika diperhatikan lebih dalam, hal ini menakjubkan karena keinginan tetap bisa

    tumbuh didalam diri seseorang yang kebebasan dirinya dibelenggu. Lebih dari itu,

    bahkan seorang budak, juga bisa membuat sebuah visi atau cita-cita. Itu artinya

    keinginan bisa muncul di dalam benak setiap orang bahkan dalam keadaan yang paling

    suram sekalipun.

    Lalu apa maksudnya? Di sini saya melihat keadilan dari Sang Maha Pencipta.

    Tuhan Yang Maha Esa tidak hanya membiarkan keinginan tumbuh di dalam benak

  • 19

    orang-orang tertentu saja. Melainkan membiarkannya tumbuh di dalam diri semua

    orang. Dan sebenarnya di dalam setiap keinginan terdapat kekuatan yang besar.

    Jika kita perhatikan, pencapaian-pencapaian besar seperti mengirim manusia ke

    bulan, mengarungi samudra atau menciptakan sebuah sistem global yang menghapuskan

    perbudakan dan mempermudah perdagangan dunia. Semuanya dimulai dari sebuah

    keinginan. Dunia ini dirubah oleh keinginan-keinginan anak manusia yang terwujud.

    Kita tidak akan merasakan nikmatnya lampu pada saat ini kalau Nikolas Tesla

    tidak memiliki keinginan untuk menemukannya dan berusaha untuk mewujudkannya.

    Kita juga tidak akan merasakan nikmatnya AC, Smart Phone dan hal-hal bermanfaat

    lainnya kalau tidak ada orang yang ingin menemukannya dan berusaha untuk

    mewujudkannya.

    Kekuatan dari keinginan hanya akan memberi perubahan yang berarti jika

    ditransformasikan ke dalam tiga hal yaitu Visi, Misi, dan Tujuan.

    3D – Dream, Doing, Destination

    Visi (Dream)

    Visi merupakan sebuah gambaran ideal mengenai sesuatu yang ingin dicapai pada

    masa depan. Umumnya visi seperti impian(Dream), besar dan perlu waktu yang panjang

    untuk mencapainya. Setiap orang dan setiap komunitas atau organisasi bisa menciptakan

    visinya masing-masing. Tapi perlu kesungguhan untuk mewujudkannya. Visi bukanlah

    impian kosong seperti mimpi saat tidur, yang akan lenyap ketika terbangun.

    Visi adalah sebuah impian yang di dalamnya tertanam keyakinan bahwa hal

    tersebut bisa terwujud. Visi bisa dirumuskan seperti ini; Dream + Believe = Vision.

    Salah satu contoh populer mengenai visi ada pada pidato “I Have a Dream”, yang di

    kumandangkan oleh Martin Luther King, yang biasa disebut Dr King. Berawal dari rasa

    prihatinnya kepada perilaku sekelompok orang kulit putih kepada rasnya. Yang

    memperlakukan orang kulit hitam dengan cara semena-mena. Dr King membuat sebuah

  • 20

    gerakan perlawanan, dengan cara menyebarkan gagasan-gagasan mengenai kesetaraan

    antara ras di Amerika Serikat.

    Dia berkeliling Amerika untuk berpidato. Dari sekian pidato yang ia sampaikan,

    salah satu yang paling terkenal ia sampaikan pada tanggal 28 Agustus 1963 di

    Washington, DC, yaitu pidato “I have a dream”, dimana ia menyerukan untuk

    diakhirinya rasisme di Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa meskipun undang-undang

    penghapusan perbudakan sudah disahkan selama seratus tahun. Tapi orang-orang Negro

    Amerika masih belum merasakan kebebasan yang sebenarnya.

    Salah satu perkataannya yang sering dikutip dari pidato tersebut adalah. “ Saya

    mempunyai sebuah mimpi bahwa keempat anak kecil saya, suatu hari nanti akan tinggal

    di sebuah negara di mana mereka tidak dinilai dari warna kulit mereka. Tapi dari isi

    karakter mereka.”

    Dalam pidato tersebut dr King beberapa kali mengulang-ulang kalimat, “ Saya

    mempunyai sebuah mimpi”. Dan uniknya kalimat ini tidak tertulis dalam kertas pidato

    yang ia bawakan. Perkataan “ saya mempunyai sebuah impian” adalah improvisasi dari

    dr King, atas dorongan dari Mahalia Jackson, seorang penyanyi Afro Amerika, yang

    meneriakkan. “ Ceritakan pada mereka tentang mimpi itu Martin!”

    Dan dengan sebuah kalimat yang sebelumnya tidak direncanakan untuk disebutkan

    tersebut. Martin Luther King menjadikan pidatonya tersebut sebagai salah satu pidato

    yang telah berhasil mendorong perubahan di Amerika. Perkataan “saya mempunyai

    sebuah mimpi” adalah cara dr King untuk menyampaikan visinya.

    Mimpi yang ia sebutkan dalam pidato itu bukanlah impian kosong. Itu adalah

    sebuah visi mengenai negara tempat di mana anak keturunannya akan tinggal. Pidato

    yang dihadiri lebih dari dua ratus lima puluh ribu orang dari berbagai macam ras

    tersebut, berhasil membuat sebuah gerakan yang masif dan memiliki dampak yang tidak

    disangka sebelumnya. Empat puluh enam tahun setelah pidato tersebut dibacakan.

    Barrack Obama ditunjuk menjadi presiden kulit hitam pertama di Negri Paman Sam

    tersebut. Impian Dr King terwujud.

  • 21

    Visi merupakan pandangan jauh kedepan, melompati realitas dan waktu. Terkadang

    seseorang tidak bisa meraih visinya saat ia masih hidup, tapi visi yang bermakna akan

    selalu bisa diwariskan kepada generasi penerus. Selama lebih dari tiga ratus tahun

    Indonesia dijajah. Tanpa adanya visi mengenai kemerdekaan yang dibuat oleh para

    pahlawan. Besar kemungkinan perjuangan untuk membebaskan Indonesia dari

    penjajahan tidak akan berjalan selama itu. Banyak pahlawan yang gugugr sebelum

    Indonesia merdeka. Tapi impian mereka tidak mati bersama raga mereka. Mereka

    mewarisi apa yang setiap pemimpin hebat di dunia ini wariskan.

    Misi (Doing)

    Misi merupakan suatu tindakan yang diambil untuk mewujudkan visi. Misi

    berkaitan dengan tindakan(Doing). Misi dibuat agar seseorang bisa membedakan mana

    tindakan yang penting dan harus diambil, serta mana yang tidak. Misi juga berbicara

    soal cara yaitu kumpulan tindakan yang diambil untuk mencapai visi. Karena tujuan dari

    misi adalah mewujudkan visi, maka misi seharusnya selaras dengan visi, dan juga

    tercermin pada tujuan-tujuan yang dibuat. Keselarasan antara visi, misi dan tujuan

    sangat dibutuhkan untuk membuat pencapaian yang besar.

    Tujuan (Destination)

    Sebuah visi, impian atau cita-cita, tidak akan tercapai tanpa adanya kumpulan

    tujuan di dalamnya. Saya memilih untuk khusus menulis mengenai tujuan pada buku ini,

    karena saya menganggap bahwa tujuan merupakan salah satu bagian penting dari

    keberhasilan.

    Visi atau impian merupakan suatu hal yang besar dan membutuhkan waktu yang

    panjang untuk mencapainya. Dan untuk bisa mencapainya seseorang harus membaginya

    menjadi beberapa pencapaian yang disebut tujuan. Misalnya seorang atlet memiliki visi

    untuk meraih penghargaan menjadi atlet terbaik, maka beberapa tujuan yang bisa ia buat

    adalah; Meraih poin sejumlah 50 dalam semusim, Menguasai teknik khusus, dan

    Memenangkan duel saat berhadapan dengan lawan nomer satu. ‘Tujuan merupakan

    jembatan untuk mencapai impian’.

  • 22

    Hal yang powerful dari tujuan adalah rencana tindakan. Unsur-unsur yang ada

    dalam sebuah tujuan seperti spesifik dan batas waktu(akan kita bahas pada bab

    setelahnya), mendorong seseorang untuk membuat rencana tindakan dan mengambil

    tidakan. Ini berbeda dengan visi yang tidak ada rencana tindakan di dalamnya.

    Ketika seseorang membuat sebuah tujuan, dia akan menggabungkan imajenasi

    sekaligus logika. Imajenasinya bermain ketika ia membayangkan apa yang ingin

    dicapainya, sementara itu logikanya akan berusaha menyesuaikan perhitungan untuk

    mencapainya. Ini berebeda dengan visi yang cenderung hanya menggunakan imajenasi

    saja.

    Berikut beberapa perbedaan antara Tujuan dengan Visi;

    • Tujuan dibuat realistis, visi tidak

    Ketika seseorang membuat tujuan, dia harus menyesuaikan tujuannya dengan

    kondisi lingkungan disekitarnya. Ia harus memperhitungkan efek dari

    lingkungannya. Sementara visi biasanya dibuat dengan mengabaikan realitas

    di lingkungan.

    Contoh: Penghasilan Adi lima juta perbulan.

    Tujuan; Adi ingin memiliki penghasilan tujuh juta perbulan pada bulan

    depan.

    Visi; Adi ingin memiliki penghasilan ratusan juta perbulan

    • Tujuan memiliki batas waktu, visi tidak

    Ini merupakan salah satu perbedaan yang paling mencolok antara tujuan

    dengan visi. setiap tujuan memiliki batas waktu pencapaian karena dibuat

    untuk segera mendapatkan hasil. Sementara visi sebaliknya.

    Contoh: Martin Luther King dengan Nick Woodman(Founder Gopro)

    Martin Luther King; “ Saya memiliki mimpi bahwa keempat anak kecil saya

    ‘suatu hari nanti’ akan tinggal di sebuah negara, di mana mereka tidak dinilai

    dari warna kulit mereka, tapi dengan isi karakter mereka.”

  • 23

    Nick Woodman; “ Saya berjanji pada diri saya sendiri. Saya akan menjadi

    seorang entrepreneur sukses paling tidak pada ‘umur tiga puluh tahun’.”

    • Umumnya tujuan berorientasi pada hasil yang berjangka waktu pendek atau

    menegah. Sementra visi berorientasi pada hasil jangka panjang

    Tujuan biasa dibuat untuk mendapatkan hasil yang segera atau tidak terlalu

    lama. Sementara visi umumnya untuk mendapatkan hasil jangka panjang

    yang langgeng.

    Contoh: Penghijauan

    Tujuan: Menanam seribu pohon pinus di bagian hutan yang gundul.

    Visi: Memulihkan ekosistem pada bagian hutan yang gundul, agar bisa

    dihuni oleh satwa liar.

    • Tujuan memerlukan rencana tindakan, visi tidak

    Karena tujuan berorientasi pada hasil dan waktu yang telah ditetapkan. Maka

    tujuan memerlukan rencana tindakan yang bisa segera ditindak lanjuti.

    Sementara visi tidak demikian.

    Contoh: Penguatan ekonomi daerah.

    Tujuan : Menciptakan lapangan kerja untuk satu juta orang.

    Visi : Mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

    Walaupun pada umumnya tujuan dibuat dalam jangka waktu pendek dan

    menengah, yaitu antara enam bulan sampai lima tahun. Tapi bukan berarti tujuan tidak

    bisa dibuat dengan jangka waktu yang panjang. Tujuan juga bisa dibuat dengan jangka

    waktu yang panjang seperti lima belas sampai dua puluh, bahkan tiga puluh tahun.

    Hanya saja ada perbedaan cara dalam ‘melihat realitas’ ketika menetapkan tujuan yang

    berjangka waktu pendek, menengah, dan panjang. Adapun cara membuat goalnya tetapa

    sama.

    Mentransformasikan keinginan dengan cara mengkristalkannya menjadi tujuan

    merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mengeluarkan kekuatan yang terpendam

  • 24

    di dalam keinginan. Dua ratus tahun yang lalu, para budak mengajari kita bagaimana

    sebuah keinginan yang diubah menjadi cita-cita dan tujuan mampu mengubah dunia.

    Dera cambuk, belenggu, dan perlakuan semena-mena tidak mampu melenyapkan impian

    dari dalam benak mereka. Bukan karena mereka cukup kuat atau cerdas. Melainkan

    karena mereka manusia.

    Namun jika kita lihat pada zaman ini, banyak orang yang rela mengakhiri hidupnya

    hanya karena sebuah persoalan biasa. Keinginan yang tidak ditransformasikan, tidak

    akan memberi cukup kekuatan pada diri seseorang. Mental seseorang akan menjadi

    lemah tanpa adanya tujuan. Karena dari itu, sebaiknya kita HIDUP DENGAN TUJUAN.

    Menjadi Genius

    “Anda tidak harus menjadi pahlawan yang fantastis untuk melakukan hal-hal

    tertentu. Anda bisa menjadi orang biasa, cukup termotivasi untuk mencapai tujuan yang

    menantang.”

    Edmund Hillary

    Apa yang bisa seseorang raih jika dirinya terlahir tanpa lengan dan kaki ? Sebagian

    orang akan berkata tidak banyak. Anda mungkin pernah melihat pengemis yang salah

    satu lengan atau kakinya buntung. Banyak orang yang memberinya uang karena iba.

    Sebagian orang memberinya karena alasan kasihan, kan si pengemis cacat tersebut tidak

    bisa bekerja seperti orang normal. Tidak ada yang salah dari alasan tersebut, toh kasih

    sayang dan perasaan untuk menolong sesama adalah hal yang terpuji.

    Tapi bagaimana jika saya katakan kepada Anda bahkan tanpa lengan dan kaki

    sekalipun seseorang bisa meraih banyak hal… Benarkah ?

    Nicholas James Vujicic, atau yang lebih dikenal dengan Nick Vujicic. Adalah

    seorang motivator kelas dunia yang terlahir dengan sindrom tetra-amelia, yaitu kelainan

    langkah yang ditandai dengan tidak adanya lengan dan kaki saat dilahirkan. Nick

  • 25

    mendapatkan gelar sarjana dalam bidang akuntansi dan perencanaan keuangan. Namun

    ia bekerja sebagai pembicara dan telah berkeliling ke banyak negara, untuk mendorong

    jutaan orang menemukan makna dari hidup yang mereka jalania.

    Sampai saat ini Nick sudah meluncurkan sembilan buku dan mendirikan sebuah

    yayasan untuk membantu orang-orang yang tidak mempunyai lengan dan kaki. Ada

    banyak hal yang bisa ia raih dalam hidupnya. Bahkan jika dibandingkan orang lain yang

    memiliki tangan dan kaki. Untuk mendapatkan sesuatu, Nick tidak menunggu rasa

    kasihan dari orang lain. Tapi dia membuat tujuan, kemudian berusaha serta berdo’a.

    Saat ingin menjadi seorang motivator Nick tidak menunggu dirinya untuk

    mengetahui segalanya mengenai seluk beluk motivasi. Ia hanya melakukannya saja. Ia

    menceritakan kisah hidupnya, pengalaman-pengalaman yang ia rasakan dan makna yang

    ia pelajari dari semua itu. Ia melakukannya karena ia mempunyai tujuan untuk

    membebaskan orang lain dari jerat keputus asaan. Semua itu ia lakukan karena ia

    percaya bahwa dalam hidup setiap orang terdapat sebuah makna, dan ia ingin membantu

    orang lain untuk menemukan makna dari hidup tersebut. Dalam proses untuk

    mewujudkan tujuannya tersebut, ia menjadi seorang pembicara yang lebih baik dari hari

    ke hari. Dan itulah yang membuatnya bisa menjadi pembicara kelas internasional.

    Seperti Nick, para genius menggunakan cara yang sama untuk mencapai apa yang

    mereka inginkan. Mereka menetapkan tujuan, kemudian mencari cara untuk

    mencapainya, dan setia pada proses untuk mewujudkannya.

    Ketika ingin membuat pesawat terbang, Wrig bersaudara belum tahu apa rahasia

    yang membuat sebuah benda bisa terbang. Kedua bersaudara ini mencari tahu caranya

    setelah menetapkan sebuah tujuan. Dan akhirnya mereka dapat menemukan bahwa cara

    untuk menerbangkan sesuatu adalah dengan mengendalikan aliran angin yang berada di

    sekitar sayap.

  • 26

    Begitulah para genius bekerja, menetapkan tujuan kemudian mencari cara untuk

    mencapainya. Tidak jarang pada saat mencari cara guna mewujudkan tujuan mereka,

    para genius menemukan sebuah cara yang unik, yang belum pernah terpikirkan oleh

    seorangpun sebelumnya. Dan karena itulah mereka disebut sebagai genius. Karena

    mereka menemukan sebuah cara yang unik dan efisien.

    Salah satu perkataan Thomas Edison yang terkenal adalah. “ Saya tidak gagal. Saya

    menemukan 10.000 cara yang tidak bekerja.” Menyadarkan saya mengenai salah satu

    kekuatan dari tujuan yang saya buat menjadi rumus seperti di bawah ini;

    Goal + Wrong Way = Progress

    Goal + Right Way = Result

    No Goal + Wrong Way = Disaster

    No Goal + Right Way = Engine

    Rumus di atas berlaku jika tujuannya baik, untuk memberi manfaat kepada sesama.

    Tapi jika tujuannya buruk itu akan lain cerita.

    Bukan Perintang

    “Saya tidak bisa mengubah arah angin, tetapi saya bisa menyesuaikan layar saya

    untuk selalu mencapai tujuan saya.”

    Jimmy Dean

    Matanya berbinar, dan dia mengepak-ngepakkan kedua tangannya di udara kosong

    tepat di depan saya. Kata-kata meluncur cepat dari lisannya, berputar menggema di

    dalam ruangan sempit toko tempat saya bekerja. “Saya mau jadi pengusaha” kata teman

    saya itu dengan senyum merekah di antara kedua pipinya. “Masa mau hidup kaya’ gini

    terus. Jadi babu!” ungkapnya.

  • 27

    Maklum teman saya ini sudah lebih dari 10 tahun pergi merantau di negri orang

    untuk mengumpulkan rejeki. Beberapa keinginannya seperti memiliki rumah dan tanah

    Alhamdulillah, sudah tercapai. Dan menjadi pengusaha merupakan target berikutnya.

    Kemudian dia menerangkan, sebenarnya sudah lama ia ingin menjadi pengusaha, lebih

    dari 5 tahun yang lalu namun ada keraguan di dalam dirinya.

    Penasaran dengan keinginannya, sayapun bertanya.”Memangnya Kamu mau buat

    usaha apa?”

    Kemudian teman saya itu menjawab. “Ya nantilah, liat peluang dulu. Masa main

    buka usaha aja. Kan kita harus tahu situasi dulu.”

    Kembali saya bertanya. “Iya, trus rencananya mau buat usaha dalam bidang apa,

    kuliner, busana, atau material?” Kemudian saya melanjutkan,” biar jelas berapa modal

    yang harus dikeluarkan, dan apa saja yang harus kamu persiapkan.”

    Teman saya sempat terdiam sesaat, sebelum akhirnya menumpahkan banyak alasan

    kenapa hingga saat ini dia belu membuka usaha. Mulai dari tidak mengerti pasar, menata

    keuangan, dan pendidikan yang tidak tinggi.

    Orang yang memiliki keinginan tapi tidak membuat tujuan, akan mengalami

    hambatan yang sama seperti yang dialami oleh teman saya itu. Jika Anda kembali

    melihat pada permainan yang Anda mainkan sebelumnya. Garis-garis yang memisahkan

    A dengan G adalah kejadian atau kondisi yang merintangi diri Anda dengan keinginan

    Anda. Dan ‘bagian putih pada kertas’ adalah kesempatannya. Nyatanya ada lebih

    banyak bagian putih dari pada garis perintang. Begitu pula didalam hidup ini, sebetulnya

    lebih banyak kesempatan dari pada rintangannya. Tapi kebanyakan orang menghabiskan

    waktu dan energinya untuk melihat perintang, dari pada berjalan menyusuri kesempatan

    yang ada. Itu terjadi karena orang yang memiliki keinginan tidak membuat sebuah

    tujuan, sehingga dia tidak mengetahui ke arah mana seharusnya ia melangkah.

  • 28

    Tidak ada satu jalan khusus untuk mencapai apa yang seseorang inginkan, tidak

    ada. Ada banyak cara untuk menjadi orang sukses, ada banyak cara untuk menjadi lebih

    cerdas, dan ada banyak cara untuk hidup lebih sehat. Seperti perkataan ‘ada banyak jalan

    menuju Roma.’

    Ketika seseorang ‘mengkristalkan’ keinginannya menjadi sebuah tujuan. Maka

    pikirannya akan lebih mudah untuk menemukan kesempatan guna mewujudkan

    tujuannya tersebut. Kreatifitas akan muncul dari dalam diri seseorang yang

    memfokuskan pikirannya ke sebuah tujuan.

    Tujuan Sebelum Cara

    “Mulailah dengan tujuan akhir”

    Stephen R Covey

    Ada sebuah ide menarik yang dibagikan oleh Stephen R Covey dalam bukunya The

    7 Habits Of Highly Effective People, yaitu memulai dari akhir. Ide memulai dari akhir

    ini mendorong orang untuk menggambarkan dirinya sendiri, dalam kondisi ideal yang ia

    inginkan dari dirinya. Kemudian berusaha untuk mencapai keinginan tersebut.

    Begitu pula dengan tujuan. Ketika seseorang menginginkan sesuatu hendaknya ia

    membuat sebuah tujuan untuk dicapai. Hidup ini sebuah perjalanan, dari satu waktu ke

    waktu lainnya. Dan dari satu tempat ke tempat lainnya. Tanpa adanya tujuan seseorang

    akan merasa terombang ambing di dalam hidupnya. Dan tiga tahun dari sekarang, orang

    yang tidak membuat tujua, akan berada dalam hidup yang ‘tidak ia inginkan’. Itu terjadi

    karena dia tidak menjadikan keinginannya sebagai goal untuk diwujudkan atau dicapai.

    Masalahnya kita sering diajari bahwa ‘kalau kita tahu caranya, maka kita bisa

    mendapatkannya.’ Pemikiran ini membuat banyak orang terobsesi untuk mempelajari

    sebanyak mungkin cara, tapi tidak membuat sebuah tujuan pencapaian yang jelas. Anda

  • 29

    mungkin akrab dengan kata-kata “kalau mau ‘kaya’ harus kerja keras!”, atau “kalau mau

    ‘pintar’ harus giat belajar.”

    Pertanyaannya adalah seberapa banyak harta yang harus dikumpulkan untuk

    menjadi ‘kaya’, dan mau ‘pintar’ dalam bidang apa? Ada perbedaan cara bekerja untuk

    memiliki penghasilan 100 juta dengan 1 miliar. Dan ada perbedaan cara belajar untuk

    ‘pintar’ dalam bidang ekonomi dengan bidang kedokteran.

    Seseorang tidak akan menjadi ‘kaya’ hanya dengan mengetahui cara untuk

    mengumpulkan uang miliaran. Dan kenyataannya ada banyak orang yang mengikuti

    pelatihan agar menjadi milyader namun hanya sedikit yang menjadi milyader. Apa yang

    salah? Itu terjadi karena hanya ada sedikit orang yang menetapkan tujuan untuk menjadi

    milyader, sisanya adalah orang-orang ‘yang berharap’ bisa menjadi milyader karena

    tahu caranya.

    Orang yang memiliki keinginan kemudian menetapkan tujuan untuk mencapainya,

    akan menemukan jalan untuk mencapai keinginannya tersebut. Sebaliknya orang yang

    mengetahui cara tapi tidak membuat sebuah tujuan bagi keinginannya, akan merasa

    lumpuh ketika menghadapi sebuah tantangan yang tidak ada dalam ‘buku manual’ yang

    telah ia pelajari. Zaman berubah, itu artinya akan muncul tantangan-tangan baru yang

    belum pernah dihadapi sebelumnya. Dan cara lama tidak akan mampu menjinakkan

    tantangan baru.

    Kita tidak harus mengetahui semua cara untuk mencapai apa yang kita inginkan.

    yang harus kita lakukan adalah menetapkan tujuan, membuat sebuah mercusuar

    imajenatif di dalam pikiran kita untuk menunjukkan di mana letak keinginan kita berada.

    Lagi pula, pada akhirnya yang kita butuhkan untuk mewujudkan keinginan kita adalah

    sedikit cara yang efektif. Bukan ratusan cara.

  • 30

    Jadi kita perlu merubah paradigma, kalau kita mengetahui caranya, maka bisa

    mendapatkannya. Menjadi; kalau kita tahu goal-nya, maka kita bisa menemukan

    caranya, dan kita bisa mendapatkannya.

    Saya pikir jika saja teman saya itu sejak dulu membuat ‘tujuan’, maka tentunya dia

    sudah berhenti menjadi ‘babu’ sejak 5 tahun yang lalu. Alsan mengenai kondisi pasar

    atau peluang hanyalah alasan. Karena nyatanya ada banyak orang yang berhasil menjadi

    pengusaha walaupun tidak memiliki cukup modal untuk membuka usahanya. Bukan

    rintangan yang membuat seseorang berhenti. Tapi tidak adanya arah yang ingin dituju.

    Goal Baik. Goal Buruk

    Goal baik adalah goal yang dibuat untuk meningkatkan kualitas diri seseorang dan

    orang lain, dan dicapai dengan cara yang baik pula. Sementara goal buruk merupakan

    goal yang dibuat dengan tujuan menguntungkan diri sendiri tanpa memperdulikan efek

    buruk bagi orang lain, atau memang sengaja dibuat untuk merugikan orang lain.

    Setiap tujuan yang dibuat, baik atau buruk. Keduanya memerlukan usaha untuk

    mencapainya. Itu berarti orang yang membuat tujuan baik akan mendapatkan dua

    keuntungan, yaitu berkembangnya kualitas diri pada saat menjalani proses, dan hasil

    baik yang didapatkan pada saat tujuannya tercapai.

    Sementara itu orang yang membuat tujuan yang buruk akan mendapat dua

    keburukan. Yaitu rasa sakit selama proses mewujudkan tujuannya, karena selama proses

    tersebut ia terus memikirkan hal-hal negatif. Dan hasil yang mungkin ia sukai, tapi tidak

    disukai oleh orang lain. Dan hal ini akan membuat orang lain menjauh darinya, atau

    melawannya.

    Satu hal yang perlu kita ketahui pada saat menetapkan tujuan adalah. Kita tidak

    sedang berlomba antara satu sama lain. Tujuan dari menetapkan goal bukan untuk

    menjadikan diri kita sendiri sebagai yang “ter”, tercepat, terpintar atau terbaik, atau yang

  • 31

    pertama. Bukan!, ‘tujuannya adalah agar kita menjadi orang yang lebih baik dari pada

    diri kita sebelumnya.’

    Saat membuat tujuan ‘orang’ pertama yang harus Anda lihat adalah diri Anda

    sendiri. Lihat apa yang bisa dikembangkan dari diri Anda sekarang. Apa yang bisa

    ditingkatkan agar keberadaan Anda memiliki dampak yang lebih baik bagi lingkungan

    di sekitar Anda. Anda tidak perlu melihat orang lain yang ‘hidupnya’ terlihat lebih baik

    dari pada Anda, kemudian membuat tujuan untuk melampauinya. Sama sekali tidak

    perlu.

    Setiap orang sebenarnya sedang berada dalam perlombaannya masing-masing.

    Bukan untuk mengalahkan orang lain, tapi untuk mengalahkan dirinya yang lama. “Hari

    baru, kesempatan baru, dan menjadi pribadi yang baru.” Kalimat inilah yang pantas kita

    gunakan. Keberhasilan yang dicapai oleh orang lain seharusnya sebuah pelajaran, bukan

    malah menimbulkan dengki.

    Memang tidak mudah untuk tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

    Karena kita ‘dididik’ untuk melakukannya sejak kecil. Sekolah justru mendorong hal

    tersebut terjadi. Sistem rengking yang ditetapkan oleh sekolah memicu para siswa untuk

    bersaing satu sama lain. Bukannya bekerja sama.

    Dan hasil dari sistem tersebut adalah: Setiap kelas menghasilkan sepuluh anak

    pintar. Sepuluh anak bodoh. Dan banyak sekali anak yang biasa-biasa saja. Dan hasil

    dari sistem tersebut, negara kita jadi dipenuhi oleh lebih banyak orang yang biasa-biasa

    saja, sedikit orang pintar, dan sedikit orang bodoh. Dan banyak orang yang mengeluh

    mengenai sistem pendidikan yang berjalan, tapi tidak mengeluhkan apa sebenarnya

    tujuan dari pendidikan itu sendiri?

    Manusia adalah mahluk sosial yang hanya bisa bertahan hidup dengan cara ‘saling

    bekerja sama’. Jalan yang kita tapaki ada karena ada sekelompok orang, mandor, tukang

    dan menyedia bahan yang saling bekerja sama. Setiap orang dalam kelompok tersebut

  • 32

    mempersembahkan apa yang bisa mereka berikan; mandor memberikan pikirannya,

    tukang memberikan tenaganya, dan penyedia barang menyuplai bahan apa saja yang

    dibutuhkan. Agar orang lain bisa menikmati hasilnya. Apa jadinya jika setiap orang

    dalam kelompok itu menolak untuk bekerja sama, dan malah saling bersaing satu sama

    lainnya?

    Anda tidak perlu menetapkan tujuan yang terlihat berkilau bagaikan mimpi agar

    terlihat seperti yang terbaik. Metapkan tujuan untuk menjadi orang yang lebih baik dari

    pada sebelumnya sudah cukup. Namun yang perlu diperhatikan, Anda tidak akan

    menjadi orang yang lebih baik dari pada sebelumnya, jika Anda tidak memberikan

    manfaat bagi orang lain. Jadi saat membuat tujuan, lihatlah diri Anda. Perhatikan apa

    yang bisa Anda kembangkan dari diri Anda agar orang lain mendapatkan manfaat dari

    keberadaan Anda. Itulah goal baik.

    Tetapkan Standarnya

    “Siapa pun dapat menjadi luar biasa, jika mereka memiliki sesuatu yang benar-

    benar luar biasa untuk dilakukan. Tetapkan tujuan yang luar biasa untuk diri Anda

    sendiri, dan mulailah bekerja untuk mencapainya. Kemudian, saksikan dengan takjub

    saat Anda menjadi luar biasa.”

    Marelisa Fabrega

    Seseorang membuat tujuan karena menginginkan hasil yang istimewa. Karena

    untuk mendapatkan hasil yang biasa-biasa saja kita tidak perlu susah payah membuat

    tujuan. Maka tetapkanlah standar yang cukup tinggi saat Anda membuat tujuan. Jangan

    terlalu khawatir Anda tidak dapat mencapainya. Ingatlah di dalam keinginan terdapat

    kekuatan.

    Lagi pula tidak ada gunanya membuat standar yang rendah. Karena tidak akan

    membawa perubahan yang berarti di dalam hidup yang Anda jalani. Menetapkan standar

  • 33

    yang tinggi akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih keras dan lebih cerdas.

    Selain itu jika sasarannya meleset, orang tersebut masih mendapatkan hasil yang lebih

    baik dari pada menetapkan standar yang rendah. Jika seseorang memasang target rendah

    seperti 3 dari 10. Maka akan sangat mungkin orang tersebut mencapainya, karena

    standarnya terlalu rendah. Tapi jika orang tersebut memasang target 9 dari 10, kemudian

    meleset, paling tidak ia akan mendapatkan 6 atau 7.

    Ciri-ciri kamu telah menetapkan standar yang tinggi pada goal-mu adalah; kamu

    merasakan sedikit kekhawatiran bahwa tujuan tersebut tidak bisa tercapai, tapi

    pikiranmu tidak mudah untuk berpaling darinya. Seakan-akan ada suara dari dalam

    dirimu yang mengatakan,”saya mau itu, itu, itu!” Jika kamu merasakan ketakutan berada

    di suatu tempat yang lebih tinggi dari tempatmu berada sekarang, maka tempat tersebut

    cocok untuk dijadikan tujuan. Karena tanpa adanya rasa takut, maka tidak ada tantangan.

    Dan tugasmu selanjutnya adalah bekerja untuk mewujudkannya…

    RANGKUMAN

    • Tujuan sendiri berarti gambar mengenai masa depan, atau hasil yang ingin

    diinginkan seseorang atau sekelompok orang. Yang di dalamnya terdapat

    komitmen serta rencana tindakan, dan dibatasi dengan tengat waktu untuk

    mencapainya.

    • Manfaat dari membuat tujuan adalah sebagai penentu arah gerak.

    • Keinginan berasal dari dorongan ‘emosional’ untuk memiliki atau

    mendapatkan sesuatu karena hal tersebut ‘dianggap’ baik, menguntungkan,

    bermanfaat atau memuaskan.

    • Pikiran kita berkomunikasi dengan ‘bahasa’ gambar.

  • 34

    • Di dalam setiap keinginan tertanam kekuatan.

    • Goal + Wrong Way = Progress

    • Goal + Right Way = Result

    • No Goal + Wrong Way = Disaster

    • No Goal + Right Way = Engine

    • Bukan rintangan yang membuat seseorang berhenti. Melainkan tidak adanya

    arah yang jelas untuk dituju.

    • Dalam hidup ini kita tidak sedang berlomba melawan orang lain. Tapi kita

    berlomba melawan diri kita yang lama, untuk menjadi seseorang yang baru,

    yang lebih baik dari pada sebelumnya.

    LATIHAN

    1. Apa arti goal dalam bahasa Indonesia, dan apa maknanya?

    2. Apa Manfaat dari goal?

    3. Dari mana datangnya keinginan?

    4. Siapa saja orang yang bisa mempunyai cita-cita dan goal?

    5. Apa yang membuat goal penting bagi hidup seseorang?

    6. Kapan sebuah keinginan bisa memberikan kekutan yang besar?

    7. Apa yang membuat seseorang bisa bekerja seperti seorang genius?

    8. Sebutkan kriteria goal baik?

    9. Goal + Wrong Way =?

    10. Apa yang dirasakan oleh orang yang menetapkan standar tinggi bagi goal-nya?

  • 35

    Bab 2

    Strategi

    Setelah mengetahiu pentingnya tujuan, yang kita butuhkan berikutnya adalah

    strategi untuk mewujudkannya. Pada bab ini kita akan membahas beberapa hal yang

    akan membantu kita untuk menyusun strategi, guna mencapai tjuan-tujuan kita.

    SMART Personal

    SMART singkatan dari Specific (Spesifik), Measurable (Terukur), Achievable

    (Dapat diraih), Realistic (Realistis), dan Timelined (Batas Waktu). Adapun personal

    berarti bersifat pribadi. Tujuan yang baik umumnya dibuat menggunakan metode

    SMART. Adapun personal saya tambahkan di sini dengan sebuah alasan yang akan saya

    terangkan nanti.

    Jika Anda googling cara membuat tujuan yang SMART, umumnya akan muncul

    penjelasan seperti ini. Tujuan yang SMART berarti Specific; Spesifik, yaitu jelas.

    Measurable; Dapat diukur untuk mencapainya. Achievable; Bisa diraih, bukan sesuatu

    yang mustahil. Realistic; artinya realistis dengan situasi yang ada. Dan Timelined yaitu

    memiliki batas waktu.

    Namun di sini saya akan menerangkan dari sudut pandang yang sedikit berbeda.

    Saya membagi SMART ke dalam 3 bagian. Yaitu visual, motivasi, dan tindakan.

    Kenapa saya membagi menjadi 3 bagian? Karena saya berpikir seharusnya tujuan dibuat

    dengan cara; ‘Memvisualisasikan’ apa yang ‘Memotivasi’ Anda, dan mengambil

    ‘Tindakan’ untuk mewujudkannya. Spesifik dan terukur masuk dalam bagian visual.

    Dapat diraih sebagai motivasi. Dan realistis serta batas waktu sebagai pemicu tindakan.

    Visual Seperti yang sudah kita bahas pada bab sebelumnya, pikiran kita berbicara

    dalam bahasa gambar. Kita terbiasa membayangkan sesuatu sebelum kita bisa

  • 36

    mencapainya. Semakin jelas sebuah gambar terlihat, semakin baik seseorang dalam

    menyusun rencana pencapaian

    Specific Spesifik berarti mendetail. Biasanya keinginan seseorang terdengar umum

    seperti ‘kaya’, ‘populer’, atau ‘baik’. Kata-kata umum seperti itu tidak mudah

    dimengerti oleh orang yang mendengarnya, bahkan terkadang juga oleh orang yang

    mengucapkannya.

    Selain itu kata yang bersifat umum juga terkadang menimbulkan mispersepsi di

    antara beberapa orang. Misalkan seorang atasan menginstruksikan kepada timnya untuk

    ‘menjual lebih banyak’ barang pada bulan ini. Seseorang di antara bawahannya mungkin

    berpikir bahwa ‘menjual lebih banyak’ berarti menjual sebanyak 50 unit. Sementara

    orang lainnya beranggapan 70 unit. Sialnya sang atasan sebetulnya menginginkan

    penjualannya meningkat hingga 100 unit.

    Kata yang bersifat umum tidak bisa dijadikan sebagai tujuan. Tujuan harus bersifat

    spesifik, yaitu jelas dan mendetail. Dan cara untuk membuat sebuah keinginan menjadi

    spesifik adalah dengan mendefinisikan atau membuat gambarannya. Misalkan seseorang

    ingin menjadi ‘orang baik’. ‘Baik’ merupakan kata umum, maka tugas selanjutnya

    adalah mendefinisikan atau menggambarkan bagaimana ‘orang baik’ yang

    dimaksudkan. Lalu anggaplah orang tersebut menyatakan orang yang baik adalah orang

    yang ‘sabar’. Rata-rata dari kita ‘merasa’ tahu apa itu sifat sabar. Namun kenyataannya

    kita masih perlu mendalami kembali ‘apa arti sabar’ bagi orang tersebut. Ketika orang

    tersebut mendefinisikan sabar sebagai ‘tetap berperilaku baik dalam keadaan yang dirasa

    tidak menyenangkan.’ Pada saat itulah kita menemukan tujuannya.

    Membuat suatu keinginan menjadi spesifik membantu kita untuk memprediksi

    tindakan apa saja yang harus kita ambil dalam keadaan tertentu. Dan apa saja yang harus

    kita persiapkan untuk mewujudkan keinginan tersebut.

    Measurable

  • 37

    Salah satu hal yang dipertimbangkan oleh seorang pelukis sebelum membuat karya

    adalah luas kanvas. Besar, kecilnya ukuran kanvas akan mempengaruhi seperti apa

    sebuah gambar dibuat. Begitu pula ketika seseorang membuat sebuah tujuan. Tujuan

    dibuat terukur agar seseorang bisa memikirkan apa saja yang seharusnya dipersiapkan

    untuk mencapai tujuan tersebut.

    Anggap saja seseorang sudah memiliki tujuan yang spesifik, seperti ingin membuka

    usaha café tempat nongkrong anak muda. Nah, pertanyaan berikutnya adalah sebesar

    apa cafenya? Mengetahui ukuran café yang akan dikelola, akan membantu orang yang

    memiliki tujuan tersebut untuk memperkirakan modal awal guna membuka cafenya, dan

    lain sebagainya.

    Sedikit belajar dari bidang arsitektur. Dalam ilmu arsitek ada ungkapan yang

    berbunyi “Bentuk mengikuti fungsi.” Saya kira ini senada dengan bagaimana seseorang

    dalam membuat tujuan. Karena ada kemiripan antara membuat tujuan dengan membuat

    bangunan, yaitu kedua-duanya membutuhkan rancangan atau gambar. Dalam kata lain

    orang yang membuat tujuan adalah seorang arsitek bagi kehidupannya sendiri.

    Sebelum seorang arsitek menggambar sebuah bangunan, ia akan mengukur luas

    tanah yang akan menjadi tempat bangunan didirikan. Kemudian arsitek tersebut akan

    menyesuaikan bentuk bangunan dengan fungsinya, dengan ‘memperhitungkan’ luas

    tanah yang tersedia. Untuk dapat membuat tujuan yang baik, kita juga harus memiliki

    patokan patokan yang jelas, dan ‘terukur’. Agar kita dapat membuat rencana yang sesuai

    untuk mencapainya, dan mengetahui sejauh mana kita sudah melangkah.

    Motivasi

    Saya pernah mendengar seutas kalimat inspiratif di salah satu channel di Youtube.

    Perkataannya begini. “Motivasi adalah sampah! Anda tidak membutuhkan motivasi,

    yang Anda butuhkan adalah konsistensi dan disiplin!” Saya setuju dengan ide mengenai

    konsistensi dan disiplin. Memang tidak ada gunanya motivasi tanpa kedua hal tersebut.

  • 38

    Tapi saya tidak bisa membayangkan, bagaimana caranya seseorang maju melangkah

    untuk meraih sesuatu memiliki tujuan yang memotivasinya untuk bergerak? Jadi

    pendapat saya adalah; buatlah tujuan yang memotivasi diri, kemudian konsisten dan

    disiplinlah dalam proses mewujudkannya.

    Achievable

    Jika seorang anak kecil melihat sebuah mainan diletakkan di atas meja yang tidak

    bisa ia capai dengan hanya menjulurkan tangan saja, apa yang akan dia lakukan? Ya,

    mencari benda lain entah itu kursi atau tongkat untuk meraih mainan tersebut. Dia juga

    bisa meminta bantuan orang dewasa untuk menggendongnya atau meminta

    mengambilkan mainan tersebut untuknya.

    Tapi bagaimana jika posisi mainan tersebut berada di atas genteng rumah? Anak

    tersebut tidak mungkin untuk menggunakan tangga. Lagi pula anak itu belum mampu

    mengangkat tangga. Kalaupun dia meminta tolong kepada orang dewasa, kemungkinan

    orang itu malah menyuruhnya untuk mencari mainan lainnya.

    Tujuan memang dibuat untuk meraih keinginan. Tapi bukan berarti tanpa

    mempertimbangkan kemampuan seseorang saat ini. Karena tujuan berbeda dengan visi

    (silahkan lihat pada bab sebelumnya pada 3 D). Tidak dipungkiri, terkadang membuat

    sebuah tujuan yang amat sangat besar terlihat lebih menggiurkan dari pada Cuma

    membuat tujuan yang sederhana. Tapi sebenarnya semua itu ada prosesnya. Seperti naik

    tangga. Kita tidak bisa langsung melompat ke anak tangga 100, kita mulai dari anak

    tangga pertama, kedua, dan begitu seterusnya hingga sampai ke anak tangga yang

    keseratus. Tapi bukan berarti saya mempersilahkan seseorang untuk membuat tujuan

    yang biasa-biasa saja.

    Kata ‘Achievable, atau Bisa Dicapai’ menunjukkan sesuatu itu berada diluar

    jangkauan seseorang pada saat ini, tapi bisa diraih dengan membuat serangkaian usaha.

    Tujuan itu harus ‘bisa diraih’, bukan dipungut! Contohnya, seseorang pada saat ini

  • 39

    memiliki pendapatan katakanlah 100 juta per tahun. Jika ia ingin menaikkannya menjadi

    110 juta pada tahun depan. Maka tujuan ini tidak memotivasi, karena kenaikannya

    sangat wajar. Tapi jika dia menginginkan kenaikan menjadi 100 miliar pada tahun

    depan, saya pikir ini kurang wajar (coba huruf ‘w’-nya dihilangkan…). Karena

    perbedaannya terlampau jauh.

    Tapi kalau orang tersebut menginginkan 200 juta atau 400 juta pada tahun depan,

    maka tujuan ini masih dikategorikan bisa dicapai. Selama ia konsisten dan disiplin serta

    menggunakan cara yang tepat untuk mencapainya. Yang perlu kita perhatikan di sini

    adalah membedakan antara ‘peluang’ dengan ‘kemungkinan’.

    Peluang adalah sesuatu yang kemungkinan terjadinya besar atau paling tidak

    melebihi 50%. Tapi kemungkinan adalah sesuatu yang peluang untuk terjadinya kecil,

    yaitu di bawah 50%. Misalkan, ketika mendung datang, maka akan berpeluang turun

    hujan. Tapi ketika langit cerah meriah, mungkin tidak turun hujan? Mungkin tapi

    hujannya tidak lebih dari lima menit, dan itupun terjadi tidak lebih dari lima kali dalam

    setahun.

    Baik peluang maupun kemungkinan bisa terjadi (tentunya atas izin dari yang Maha

    Kuasa). Tapi akan lebih bijak bagi kita untuk berfokus pada peluang peluang yang ada,

    dan bukannya menghabiskan waktu, energi, serta’ paket data’ untuk mengejar

    kemungkinan-kemungkinan. Walaupun pada akhirnya yang kita inginkan adalah untuk

    mewujudkan apa yang pada awalnya tidak mungkin bagi kita.

    Contoh nyatanya adalah buku ini. Saya mulai membuat draf buku ini pada akhir

    bulan Desember 2017. Dan baru menyelesaikan drafnya pada awal Januari 2018. Namun

    sebenarnya saya sudah memiliki keinginan untuk menulis buku ini sejak bulan

    September 2017. Tapi belum menulis karena masih keinginan saja. Saya mulai membuat

    tujuan untuk menulis buku pada November 2017.

  • 40

    Saat saya menetapkan tujuan tersebut peluangnya tidak besar tapi ada. Karena saya

    memang hobi menulis, hanya saja pada saat itu idenya belum bulat. Peluang itu semakin

    besar setelah saya mempraktekkan beberapa sesi coaching. . Karena banyak ide-ide dari

    buku ini banyak muncul saat saya melakukan sesi coaching. Bahkan judul buku ini

    diambil dari salah satu pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh seorang coach pada awal

    sesi; “Apa ingin Anda dapatkan dari sesi ini?”. Maksudnya apa ‘tujuan’-nya?

    Dengan berfokus pada peluang yang ada maka saya bisa mencapai apa yang

    sebelumnya hanya kemungkinan semata. Tapi jika saya hanya berfokus pada

    kemungkinan dan menampikkan peluang yang ada, maka saya kemungkinan tidak akan

    meraih peluang maupun kemungkinan. Tujuan dibuat untuk meraih hasil, maka raihlah

    hasil tersebut setahap demi setahap. Anda akan bisa meraih lebih jauh, jika Anda tidak

    menolak untuk melakukan apa yang bisa Anda lakukan sekarang dengan baik.

    Dan satu hal yang perlu diperhatikan. ‘Bisa Diraih’ itu masalah perspektif. Jadi

    mungkin ada sesuatu yang bagi seseorang mustahil untuk diraih, sementara bagi orang

    lain itu bisa untuk dicapai. Jadi jangan menghakimi tujuan yang dibuat oleh orang lain

    itu bisa atau tidak bisa diraih. Lagi pula lebih baik untuk mengurusi tujuan sendiri.

    Tindakan

    “Mimpi menjadi tujuan ketika tindakan diambil guna mencapainya.”

    Bo Bennett

    Nah ini dia yang menjadi penentu tercapainya sebuah tujuan atau tidak, yaitu

    tindakan. Tujuan bisa didesain seinspiratif mungkin. Dan rencana bisa dirancang

    sesempurna mungkin. Tapi kalau tidak ditindaklanjuti buat apa? Tujuan sama seperti

    sebuah ide, sebagus apa sebuah ide dipikirkan tidak akan berguna bila tidak dieksekusi.

    Untuk mencapai sebuah tujuan, selain memiliki gambaran yang jelas dan memotivasi,

    seseorang juga memerlukan rencana. Dan tindakan yang diambil tersebut haruslah.

  • 41

    Realistic

    Semua hal yang pada awalnya tidak realistis, seperti menerbangkan manusia ke

    bulan, menyelam ke dasar samudera, atau menyimpan ribuan data dalam sebuah alat

    berukuran kecil. Bisa menjadi hal yang realistis pada saat ini dengan cara, ‘mengambil

    tindakan yang realistis’ untuk mewujudkannya.

    Setiap orang bisa mewujudkan tujuan yang tidak realistis, selama dia mau

    mengambil tindakan yang realistis. Senada dengan kalimat “Gantungkan cita-citamu

    setinggi bintang dilangit, tapi ingat kakimu masih menginjak tanah.” Kita dianugerahi

    dua belah otak yang memiliki kelebihannya masing masing. Otak kanan berpikir dengan

    cara yang imajinatif, dan otak kiri berpikir dengan cara logika. Seseorang tidak boleh

    meremehkan kemampuan salah satu otak, karena menganggap salah satu belahan otak

    lebih baik dari belahan lainnya.

    Seseorang tidak akan mempersembahkan satu karyapun hanya dengan berimajinasi

    menggunakan otak kanan saja. Sama percumanya jika orang tersebut hanya

    menggunakan otak kiri saja, karena logika hanya akan bekerja setelah sebuah tujuan

    atau gambaran dibuat. Untuk membuat tujuan yang baik, kita mulai membuat gambaran

    imajinatifnya dari otak kanan. Kemudian diserahkan kepada orak kiri untuk menemukan

    cara yang ‘logis’ guna mewujudkannya. Seperti kata Mas Ippho, “Mulailah dari yang

    kanan, dan selesaikan dengan yang kiri.”

    Namun yang perlu diperhatikan di sini. Tindakan yang realistis itu fariatif,

    tergantung pada kemampuan, kemauan dan ke-pede-an seseorang. Untuk mencapai

    sebuah tujuan yang sama, seseorang mungkin akan mengambil tindakan yang berbeda

    dari orang lainnya. Contohnya; dua orang ingin mendaki sebuah bukit. Orang pertama

    memilih mendaki dari sisi yang tidak curam. Sementara orang kedua justru malah

    memilih memanjat bagian vertikal pada tebing tersebut.

  • 42

    Orang pertama mungkin menganggap memanjat bagian vertikal tersebut sangat

    berbahaya, dan tidak realistis, karena dia tidak tahu cara memanjat tebing. Sementara

    orang kedua menganggap memanjat bidang vertikal itu sebagai suatu hal yang

    menantang sekaligus menyenangkan. Itu karena orang kedua memiliki kemampuan

    untuk memanjat tebing.

    Cara yang realistis juga bukan berarti mengekor pada orang lain. Misalnya tetangga

    berhasil mengumpulkan uang untuk membeli rumah baru karena buka usaha

    minimarket, terus ikut-ikutan buka usaha yang sama, bukaaan! Cara yang realistis

    berarti mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada saat ini. Dan menggunakan

    sumberdaya yang ada sekarang untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

    Timelined

    “Jangan menunggu; waktu tidak akan pernah tepat. Mulailah dari mana Anda

    berdiri, dan bekerjalah dengan alat apa pun yang mungkin Anda miliki, dan alat yang

    lebih baik akan ditemukan saat Anda pergi.”

    Napoleon Hill

    Jika Anda pernah dikejar anjing galak, Anda tahu rasanya mendadak bisa berlari

    kencang. Entah dari mana datangnya kekuatan ‘super’ seketika itu. Tapi yang pasti, jika

    sampai moncong anjing itu menyentuh betis, ceritanya bakal…

    Siapa yang tidak kenal dengan timelined, alias deadline, alias batas waktu. Kalau

    memikirkannya sebagian orang teringat sama mata bos yang melotot, sebagian lainnya

    membayangkan klien bermuka kusut, pokoknya kalau lagi dengar kata deadline perut

    tiba-tiba ga enak dan nafsu makan menghilang seketika. Saya sendiri menganggap batas

    waktu seperti seekor anjing galak yang sudah seharian tidak dikasih makan sama

    tuannya. Jadi di mata anjing galak betis orang terlihat seperti paha ayam.

  • 43

    Bukan tanpa alasan batas waktu harus ditetapkan dalam membuat tujuan. Karena

    penetapan batas waktu ini terbukti efektif memicu seseorang untuk segera bertindak.

    Ketika batas waktu ditetapkan biasanya orang dapat memfokuskan energinya pada hal

    yang benar-benar penting untuk dilakukan. Coba bayangkan jika seseorang terjebak

    dalam sebuah kapal yang karam, dan bila dalam waktu 5 menit dia tidak mendapatkan

    pelampung maka ia berisiko mati tenggelam. Apa yang akan dilakukannya dalam waktu

    5 menit? Mencapai ‘tujuan-nya’, yaitu menemukan pelampung. Dan bisa dipastikan

    dalam waktu 5 menit tersebut dia tidak akan memikirkan hal lain kecuali pelampung.

    Jika digunakan dengan tepat, batas waktu bisa sangat membantu dalam mencapai

    sebuah tujuan. Tapi bila tidak tepat maka akan menyiksa atau membuat lalai. Batas

    waktu yang pas membuat seseorang merasa sedikit takut, juga disertai rasa tertantang,

    yang membuatnya untuk segera mengambil tindakan.

    Misalnya seorang pelari sebelumnya bisa berlari 10 km dalam waktu 30 menit.

    Kemudian sang pelatih meningkatkan jarak tempuhnya menjadi 12 km namun dengan

    batas waktu yang sama yaitu 30 menit. Atau dengan jarak yang sama 10 km namun

    dengan waktu yang lebih singkat anggap saja 25 menit. Maka batas waktu ini bisa

    dibilang pas karena menantang seseorang untuk mengeluarkan kemampuan yang lebih

    baik lagi.

    Batas waktu yang tidak pas adalah batas waktu yang teramat ketat atau longgar.

    Masih menggunakan contoh yang sama, yaitu pelari yang bisa berlari sejauh 10 km

    dalam waktu 30 menit. Batas waktu yang teramat ketat adalah mengubah waktu larinya

    seketika menjadi 15 menit dengan jarak yang sama. Mendengar target tersebut bisa-bisa

    pelari mentalnya ngedrop seketika. Adapun batas waktu yang longgar, yaitu mengubah

    batas waktu larinya menjadi 40 menit dengan jarak yang sama.

    Dalam membuat batas waktu sebaiknya seseorang menetapkan batas yang pas.

    Namun perlu diingat, terkadang untuk beberapa tujuan baru yang belum bisa dengan

  • 44

    pasti kita prediksi kapan tercapainya. Sebaiknya seseorang memberi ‘bonus’ tambahan

    waktu setelah berjuang sekuat tenaga.

    Maaf kembali saya memberi contoh dengan buku ini. Buku ini merupakan buku

    pertama yang saya tulis, dan saya belum pernah menulis lebih dari 50 halaman

    sebelumnya. Pada saat membuat tujuan untuk menulis buku ini, saya menetapkan

    tenggat waktu 3 bulan untuk menyelesaikannya. Tapi nyatanya molor sampai 5 bulan.

    Prediksi 3 bulan saya meleset. Walaupun demikian, dalam waktu 3 bulan tersebut saya

    berhasil belajar banyak hal, bahkan mendapat ide-ide baru untuk membuat buku ini

    menjadi lebih baik. Itu yang saya sebut Tujuan + Wrong Way = Progress. Setelah itu

    saya memberikan ‘bonus’ waktu selama 2 bulan, jadi totalnya 5 bulan untuk

    menyelesaikan buku ini. Dan hasilnya Alhamdulillah. Catatan; bonus waktu hanya

    diberikan setelah kita berjuang sekuat tenaga, bukan untuk ‘melonggarkan’ batas waktu!

    Personal

    Personal berarti bersifat pribadi. Saya mendapatkan ide untuk menambahkan ini

    setelah menonton video Derek Sivers yang berjudul ‘Keep your tujuan to yourself’ di

    panggung TED OXFORD ENGLAND pada Juli 2010. Anda bisa menonton video

    lengkapnya di Youtube. Namun izinkan saya membagikan sedikit ide tersebut dalam

    tulisan kali ini.

    Derek menyatakan bahwa mengumumkan tujuan, akan membuat Anda kurang

    termotivasi untuk mencapainya. Katanya, “Ketika Anda memberitahu seseorang tentang

    tujuan Anda dan mereka mengetahuinya, para psikolog telah menemukan bahwa ini

    disebut realitas sosial – pikiran hampir saja tertipu sehingga mengira tujuan tersebut

    sudah tercapai. Dan kemudian karena Anda merasa puas, sehimhha Anda akan kurang

    termotivasi untuk melakukan kerja keras yang sebenarnya”.

    Dia juga memberikan sebuah hasil dari percobaan kepada dua kelompok orang.

    Setiap orang di dalam kelompok tersebut disuruh berusaha untuk mencapai sebuah

  • 45

    tujuan. Kelompok pertama di persilahkan untuk mengatakan tujuannya kepada orang

    lain. Sementara kelompok kedua diinstruksikan untuk merahasiakan tujuannya.

    Hasilnya orang dari kelompok kedua bekerja lebih keras dari pada kelompok

    pertama untuk mewujudkan tujuan mereka. Derek juga berpendapat, merupakan ide

    bagus untuk menuliskan tujuan kita pada secarik kertas, kemudian menetapkan tanggal

    padanya, dan meletakkan kertas tersebut ditempat yang aman.

    Selain itu saya ingin menambahkan, tidak ada untungnya memberi tahu kepada

    orang lain mengenai tujuan Anda. Kecuali pada orang yang bisa membantu Anda untuk

    mencapainya. Jika Anda mengatakan tujuan Anda kepada orang yang salah, bisa-bisa ia

    akan menjadikan Anda sebagai bahan olok-olokan, atau dengan sengaja menghalangi

    Anda dari tujuan tersebut karena ia anggap tujuan tersebut mengancam kenyamanannya.

    Smart personal berarti seseorang dengan kepribadian yang pintar. Dan orang yang

    memiliki kepribadian seperti ini tidak mudah mengumbar apa yang ada di pikirannya.

    Kalau dalam ilmu petukangan ada perkataan, “Ukur dua kali, potong sekali.” Kalau

    dalam ilmu komunikasi “Pikir-pikir dulu sebelum ngomong!”

    LATIHAN :

    Buat goal menggunakan metode SMART Personal:

    Spesific: Seperti apa tujuan yang ingin Anda capai? Buatlah sespesifik mungkin,

    jika itu penghasilan, tuliskan nominalnya. Jika itu tempat tinggal, tuliskan gaya atau

    tipenya. Jika itu pekerjaan, tuliskan dalam bidang apa.

    Measurable: seberapa besar tujuan yang ingin dicapai tersebut?

    Achievable: Seberapa mungkin tujuan itu bisa dicapai?

  • 46

    Realistic : Tindakan realistis apa yang bisa diambil guna mewujudkan tujuan

    tersebut?

    Temilined : Kapan tujuan itu ingin dicapai?

    Personal : Di mana Anda akan meletakkan gambar dan catatan mengenai tujuan-

    tujuan Anda? Dan siapa orang yang bisa Anda percaya untuk berbagi cerita mengenai

    tujuan tersebut?

    Menulis Tujuan

    “Dengan merekam mimpi dan tujuan Anda di atas kertas, Anda menggerakkan

    proses menjadi orang yang palin Anda inginkan. Tempatkan masa depan Anda di tangan

    yang baik(tangan Anda sendiri).

    Mark Victor Hansen

    Pada 2016, dilakukan survey mengenai bagaimana masyarakat Amerika membuat

    goal.Hasilnya mengejutkan. Dari total populasi orang yang tinggal di negeri Paman Sam

    itu, hanya tiga persen orang yang menuliskan goal-nya di atas kertas. Itu menunjukkan:

    bahkan di negara yang sudah maju sekalipun hanya ada segelintir orang yang benar-

    benar ingin mengubah keinginannya menjadi kenyataan. Oleh karena itu, tidaklah

    mengejutkan bahwa hanya sedikit orang yang mampu meraih apa yang mereka impikan.

    Sebuah penelitian menunjukkan orang yang menulis tujuan mereka ke atas kertas,

    memiliki kemungkinan sepuluh kali lipat untuk meraih tujuan mereka. Dibandingkan

    dengan orang yang tidak menuliskannya. Dan orang yang tidak menuliskan tujuannya,

    cenderung mengalami kegagalan dalam meraih tujuannya.

    Dr. Gail Matthews, seorang profesor psikologi di Universitas Dominican di

    California menerangkan; orang yang menuliskan tujuan dan impian mereka, secara

    teratur mencapai keinginan tersebut pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada mereka

  • 47

    yang tidak melakukannya. Dia menemukan bahwa, Anda menjadi 42% lebih mungkin

    untuk mencapai tujuan dan impian Anda, cukup dengan menuliskannya secara teratur.

    Dijelaskan bahwa hal tersebut ada kaitannya dengan cara kerja otak kita. Ketika

    seseorang menuliskan tujuannya, ia memacu sinyal listrik yang berada di antara kedua

    belah otak. Sinyal ini kemudian berkomunikasi dengan setiap sel dan dan tulang yang

    beroperasi di dalam tubuh kita. Dan memicu kesadaran untuk mengubah apa yang

    seseorang pikirkan menjadi kenyataan. Hal ini memungkinkan seseorang untuk

    menyelaraskan frekuensi ke dalam kehidupan yang ia dambakan.

    Ketika Anda memikirkan mengenai tujuan dan impian, Anda hanya menggunakan

    belah kanan otak saja, yang berguna sebagai sarang imajenasi. Tapi ketika Anda

    menginginkan sesuatu kemudian menuliskannya, pada saat itu Anda memanfaatkan

    kekuatan otak kiri yang berbasis logika. Dan pada saat itu juga, Anda mengirimkan

    kesadaran pada setiap sel tubuh Anda dengan isyarat,”Saya menginginkan ini, dan saya

    serius!”

    Hanya dengan menulis tujuan dan impian ke secarik kertas. Seseorang telah

    menyatukan dimensi kesadaran, gagasan, dan produktifitas yang sepenuhnya baru ke

    pembangkit lisrik yang merupakan pikiran bawah sadar. Tindakan sederhana ini juga

    bisa membuka alam bawah sadar Anda untuk ‘melihat’ kesempatan baru.

    Selain itu menuliskan tujuan juga meningkatkan memori kita mengenai tujuan

    tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita semua punya potensi untuk lupa. Pernahkah

    Anda merasa sangat ingin mengatakan sesuatu kepada seorang teman, namun entah

    karena apa dalam sekejap Anda lupa apa yang ingin Anda katakan? Menulis apa yang

    kita inginkan, termasuk tujuan kita. Mencegah kita dari ‘serangan’ lupa yang bisa

    muncul karena apa saja dan kapan saja.

    Bangsa-bangsa besar yang ada di dunia ini mempunyai budaya menulis. Bangsa

    Israel selama berabad-abad telah melestarikan budaya menulis di batu dan dinding,

  • 48

    bahkan hingga saat ini. Bangsa Cina kerap menuliskan pengetahuan dan syair di atas

    kertas. Dan Islam mengubah bangsa Arab yang sebelumnya dipandang sebelah mata

    menjadi sebuah bangsa yang memiliki nama, melalui Al-Qur’an atau juga disebut

    mushaf yang berarti kumpulan lembaran, yang bertuliskan kalimat-kalimat dari Allah.

    Bayangkan, sebuah tulisan dapat mengubah dunia ini. Jika Anda ingin mengubah

    arah hidup Anda, tidak ada salahnya menuliskan tujuan dan impian yang Anda miliki.

    Toh biayanya tidak mahal.

    LATIHAN:

    Tulis tiga tujuan yang ingin Anda capai pada tahun ini.

    Menggambar Tujuan

    Menggambar merupakan kegiatan kreatif yang mengasikkan. Namun seiring

    bertumbuh dewasa makin banyak orang yang meninggalkannya. Padahal kegiatan ini

    memiliki banyak manfaat, di antaranya meningkatkan kecerdasan, memperkuat memori,

    bahkan menjaga kesehatan. Dan telah terbukti, menggambarkan juga akan

    meningkatkan kemungkinan goal yang seseorang buat tercapai.

    Masih dari panggung TEDx, Patti Dobrowlski menerangkan kekuatan dari

    menggambar tujuan dan impian. Patti memulai presentasinya dengan mengutip

    perkataan Maya Angelou. “Sebuah fantasi tersendiri bisa mengubah sejuta realitas.”

    Ketika ingin mencapai apa yang Anda inginkan, maka akan diperlukan sebuah

    perubahan. Dan penelitian menunjukkan terdapat kemungkinan besar yang akan

    melawan Anda, saat Anda berusaha untuk melakukan sebuah perubahan,

    perbandingannya hal yang melawan Anda adalah 9 banding 1.

  • 49

    Untuk bisa menjalani kehidupan yang Anda inginkan. Terlebih dahulu Anda harus

    melihatnya, lalu percaya, dan melatih otak untuk membantu Anda mengeksekusi

    pengelihatan Anda tersebut. Lalu bagaimana caranya untuk dapat melihat tujuan atau

    impian kita? Yaitu melalui sebuah ‘gambar’. Sebuah gambar bisa menciptakan gerakan.

    Sebuah gambar bisa menyatukan bangsa-bangsa, dan sebuah gambar bisa menarik hati

    dan memenuhi keinginan Anda untuk melakukan sesuatu.

    Patti menceritakan kisahnya di perusahaan Roche Pharmaceuticals. Di mana

    presiden perusahaan memintanya untuk membuat gambar mengenai visi dari perusahaan

    tersebut. Sebelum membuat gambar mengenai visi tersebut, kurang dari 40% karyawan

    yang memahami visi dan strategi dari perusahaan. Setelah membuat sebuah gambar,

    96% karyawan memahaminya, dan 84% diantaranya mengerti apa yang harus mereka

    lakukan untuk mencapai visi tersebut.

    Selain itu kita jadi bisa mengingat 65% lebih baik dengan menggunakan gambar.

    Ingat dulu saat di TK Bu guru mengajari kita untuk mengenali nama-nama benda

    dengan menggunakan kartu bergambar. Selain itu ketika membuat sebuah gambar

    mengenai apa yang kita inginkan, secara tidak langsung sebenarnya kita sedang

    membuat peta untuk mengubah realitas yang kita jalani sekarang. Menuju pada pada

    realitas baru yang ingin kita capai.

    Jika Anda perhatikan banyak pemasar yang mengerti kekuatan dari gambar. Di

    mall, jalan dan di internet, mereka menggunakan kekuatan dari gambar untuk

    ‘menghipnotis’ calon pelanggan dengan memamerkan gambar-gambar yang menarik.

    Mereka meletakkan gambar pada baliho, brosur, dan email. Mereka juga membuat

    gambar dari produk-produk mereka sedemikian rupa untuk memunculkan ‘efek’ fantasi

    bagi orang yang melihatnya.

    Bisakah Anda mengerti kenapa Samsung Galaxy Note 8 gambarnya diletakkan

    mengambang di udara dan terlihat menyatu dengan bintang-bintang yang pada langit

  • 50

    yang berada di belakangnya? Bisakah Anda mengerti kenapa Pepsi rela membayar

    mahal seorang atlet, hanya untuk mendapatkan ‘gambar’ atlet tersebut menggenggam

    botol berwarna biru dengan logo mirip orang tertawa tersebut? Ini semua perusahaan

    lakukan agar calon pelangganya berpikir, ‘ini bagus’, ‘ini keren’, dan ini-ini lainnya.

    Lalu jika perusahaan-perusahaan tersebut berhasil menarik orang untuk membeli

    produk dengan bantuan gambar. Maka jelas ada kesempatan bagi Anda untuk ‘membeli’

    goal dan visi Anda menggunakan bantuan gambar. Buatlah katalog dari tujan-tujuan dan

    visi Anda sendiri. Anda tidak harus mempun