pengamatan pertumbuhan galur mutan padi gogo …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
PENGAMATAN PERTUMBUHAN GALUR MUTAN PADI GOGO TOLERANTERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM DI JASINGA
Moch Anwar Sanusi* dan Mugiono*
ABSTRAK
PINGAKATAN PKRTUMBUHAN GALUR KUTAN PADI GOGO TOLERAN TIRHADAP KIRACUNAN ALUMI
NIUM 01 JASINGA. Tiga puluh galur mutan padi gogo yang berasal dari iradiasi varie
tas Seratus Malam, Bicol, Atomita - 1 dan Irat 139 diuji daya adaptasinya terhadap
keracunan Al di Jasinga Bogar. Pengujian di lakukan dalam rancangan acak kelompok
dengan plot yang berukuran 6 x 2,5 m dan diulang 3 kali. Benih di tanam 5 butir
setiap .lubang dengan jarak tanam 25 x 15 cm. Pemupukan urea, TSP dan KCl dengan
dosis 60 kg N, 40 kg P205 dan 40 kg K20 setiap ha. Pupuk TSP dan KCI diberikan padaBaal tanam, sedangkan urea diberikan pada umur 14, 35, dan 60 hari setelah tanam.
Pada percobaan ini digunakan varietas ITA-225 dan Salumpikit masing-masimg sebagai
pembanding toleran dan rentan. Pengamat.an dilakukan sejak t.anaman berumur 30 hari
sesudah tanam dengan menghitung tanaman yang mati, jumlah anakan produktif, panjang
malai, jumlah gabah per malai, kehampaan dan pot.ensi hasil. Hasil penel it.ian menun
jukkan bahwa galur mutan SM-96/l-Psj mempunyai pertumbuhan sangat. baik dan toleran
terhadap keracunan Al dengan produksi 2,98 ton/ha.
ABSTRACT
OBSERVATION or DIVELOPKINT or UP LAND RICE KUTANT LINES TOLERANT TO ALUMINIUM
AT JASINGA. Thirty of up land rice mutant lines irradiated from Seratus Malam,
Bicol, Irat-139 Atomita 1 were tested their adaptabilit.y on Al toxicsoil at Jasinga
Bogar. The experiment was conduct.ed in the randomized Block Design with the plot
size 6 x 2,5 m in 3 replications. Seeds were planted 5 seeds per hole wit.h 25 x 15
cm spacing. Fertilizing with 60 kg N, 40 kg P205 and 40 kg K20 per ha were given asurea, TSP and KCl. TSP and KCl were given at planting, while urea applied at 14, 35
and 60 days aft.er planting. In this experiment were included ITA-225 and Salumpi
kit as tolerant and susceptible check. Number of dead plant and productive tillers,
panicle length, number of seed per panicle, percentage of ferti! seeds and yield
potential were observed started at 30 days after planting. Result of the experiment
showed that SM-96/1-psj has a good adapt.ability in Al toxicity area, wit.h average
yield 2.98 ton/ha .
••Pusat Aplikasi. lsotop dan Radiasi, BATAN
31.7
PENDAHULUAN
Pengembangan padi gogo ditujukan untuk memamfaatkan lahan mar
ginal diluar Jawa agar dapat mendukung program transmigrasi yangsemakin meningkat setiap tahun.
Rata-rata produksi padi gogo di Indonasia masih sangat rendah
yaitu 1,7 ton/ha dengan luas areal seluas 1,2 juta Ha (1). Beberapakendala yang menghambat peningkatan produksi padi antara lain
penyakit bIas, bereak daun eoklat bergaris, hama lalat bibit, kekeringan dan keracunan AI.
Keraeunan terhadap Al merupakan masalah yang serius pada pengembangan padi gogo di lahan marginal (2). Pada umumnya lahan ter
sebut kahat akan unsur N, P, K, Ca, Mg, Mo dan Cu (3, 4, 5). Untukmenanggulangi masalah tersebut perlu di kembangkan varietas padigogo yang toleran terhadap keracunan AI.
Penerapan mutasi imbas untuk mendapatkan varietas padi gogoyang toleran terhadap keracunan Al telah dilakukan di rumah kaea danbeberapa galur mutan telah diperoleh.
Pada makalah ini akan disampaikan hasil pengamatan pertumbuhanbeberpa galur padi gogo yang toleran terhadap keracunan Al di daerahJasinga.
BAHAN DAN METODE
Tiga puluh galur mutan padi gogo hasil dari irradiasi varietas
Seratus Malam, Bieol, Irat 139, dan Atomita I dengan sinal' gammadosis 0,1 dan 0,2 kGy diuj i dalam media larutan terhadap keracunan
AI. Dari hasil penguj ian tersebut diperoleh 30 galur mutan yangtoleran. Pada musim tanam 1987/1988 ketiga puluh galur mutan ter
sebut ditanam di Jasinga untuk melihat daya adaptasinya di lahandengan tingkat keraeunan Al tinggi. Pengujian dilakukan dengan ran
eangan aeak kelompok pada plot yang berukuran 6 x 2,5 m denganulangan 3 kali. Benih ditanam 5 butir setiap lubang dengan jarak
tanam 25 x 15 em. Pemupukan urea, TSP, dan KCI diberikan dengan
dosis 60 kg N, 40 kg P205 dan 40 kg K20 setiap ha. Urea diberikanpada saat tanaman berumur 14, 35, dan 60 hari setelah tanam. PupukTSP dan KCI diberikan pada sast tanam. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan Basudin dengan dosis 1 liter per ha
318
dengan kepekatan 2 ee/ liter dan dilakukan setiap 3 minggu sekali.
Pada pengujian tersebutdigunakan varietas ITA- 225 sebagai pemban
ding toleran, dan Salumpiki t sebagai pembanding rentan. Disamping
itu juga ditanam varietas induknya yaltu Seratus Malam dan varietas
lokal Kopo.
Pengamatan dilakukan sejak tanaman berumur 30 hari setelah
tanam, dengan mengamati jumlah tanaman yang mati, jumlah anakan
produktip, panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase keham
paan, dan potensi hasil. Selanjutnya galur-galur mutan yang tampak
toleran terhadap keraeunan Al diuji ulang pada musim tanam MH 88/89
dan 1989/1990.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil pengujian galur mutan padi gogo terhadap keraeunan
Al ·di daerah Jasinga musim tanam MH-1987/1988 disajikan pada Tabel
1. Dari 30 galur yang ditanam hanya 13 galur yang dapat tumbuh clan
menghasilkan benih, sedangkan yang lainnya mati. Kematian tersebut
adalah pengaruh kekedngan yang disebabkan kurangnya eurah hujan
pada saat pereobaan dilakukan. Dad Tabel 1 tampak bahwa jumiah
anakan galur yang diuji pada umumnya sedikit. Gaiur-galur mutan yang
mempunyai anakan > 5 yaitu Obs-531, Obs-534, Obs-536, Obs-540, dan
MG-75, sedangkan tanaman pembanding ITA-225 (toleran terhadap ke
racunan Al ) dan Salumpiki t (toleran terhadap kekedngan ) jumiah
anakan masing-masing 3,75 dan 7,5. Sedikitnya jumiah anakan gaIur
galur mutan yang diuji mungkin disebabkan tidak normainya pertumbuh
an tanaman yang dikarenakan kekeringan. Dengan demikian galur-galur
yang normal mempunyai indikasi toleran terhadap kekeringan. SeIan
jutnya pada pengamatan tentang jumiah gabah hampa (Tabel 1) terlihat
bahwa umumnya galur-galur yang diuji mempunyai kehampaan sangat
tinggi. Galur-galur yang mempunyai kehampaan <50% yaitu: MG-67 /3,
MG-63/1, SM-96/1-Psj, SM-96/1-5-Psj, SM-9/1-Cty, Obs-531, dan ITA
225 (pembanding toleran terhadap keracunan AI). Menurut PERUMA (6)
dikatakan bahwa varei tas yang peka terhadap keracunan Al jumlah
butirgabah isi rendah atau persentase kehampaan sangat tinggi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa galur MG-67 /3, MG-63/1, SM
96/1-Psj, SM-96/1-5-Psj, SM-9/1-Cty, dan Obs-531, adalah galur-galur
319
yang toleran terhadap keracunan Al dan toleran terhadap kekeringan.Pengujian ulang galur mutan yang toleran terhadap keracunan Al
\
m J~il~~1~~~~r~I~i~ijil~t~~~~~llun~~Jlijiij~[~~~-1~~~Jl~~~masing-masing disaj ikan pada Tabel 2 dan 3. Dari Tabel tersebut
nampak bahwa pada umumnya galur mutan yang diuj i pada musim tanam
MH-1988/1989 mempunyai jumlah anakan rendah, sedang pada musim tanam
MH-1989/1990 galur-galur tersebut mempunyai jumlah anakan relatiftinggi. Hal ini disebabkan karena pada pengujian MH-1988/1989 curah
hujannya rendah, sedangkan pada musim MH-1989/1990 curah hujannyacukup, sehingga tanaman dapat tumbuh normal. Oleh karena i tu padamusim tanam MH-1989/1990 dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman
pada umur 75 dan 125 hari setelah tanam, dengan mengamati jumlahtanaman yang mati dan yang tumbuh tidak normal. Data pengamatantersebut disaj ikan pada Tabel 4. Dari Tabel tersebut nampak bahwapada umur 125 hari setelah tanam, galur-galur yang dapat tumbuhnormal (tumbuh normal> 50% ) yaitu SM-96/1-Psj (88,33%), MG-67/3
(77,0%), dan SM-96/1-5-Psj (53,33%), sedangkan galur yang lain dapattumbuh normal hanya dibawah 50%.
Pengamatan sifat agronomi galur mutan yang toleran terhadapkeracunan Al disaj ikan pada Tabel 5. Dari Tabel tersebut tampak
bahwa galur SM-96/1-Psj mempunyai rata-rata produksi cukup tinggiyaitu 2,98 ton/ha, dengan panjang malai 25,91 Jumlah gabah/malai
229,53 dan kehampaan 26,27%, sedangkan galur-galur mutan yang lainmempunyai produksi lebih rendah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian adaptasi di daerah Jasingga selama3 musim disimpulkan bahwa galur mutan SM-96/1-Psj mempunyai toleran
si cukup baik terhadap keracunan Al dengan produksi cukup tinggi,yaitu 2,98 ton/ha.
DAFTARPUSTAKA
1. BIRO PUSATSTATISTIK, Statistik Indonesia Tahun 1987, BPS, Jakarta (1989).
320
2. RADJAGUKGUK, B., Masalah pengapuran tanah mineral mas am di Indo
nesia, Buletin Fak. Pertanian UGM 18 (1983) 15.
3. MULJADI, D., "Sumber daya tanah kering, penyebaran dan potensinya
untuk kemungkinan budidaya pertanian", Konggres Agronomi, Jakarta (1977).
4. ISMUNADJI, M., dan PARTOHARDJONO,S., "Program dan hasil penelitian pengapuran tnah masam dan meningkatkan produksi tanaman
pangan", Seminar Pengapura~ Tanah Masam Untuk PeningkatanProduksi Tanaman Pangan (1985) 31.
5. SITORUS, S.R.P., LEIWAKABESSY, F.M., dan SUPARDI, Aluminium yangdapat dipertukarkan sebagai dasar pengapuran II. Tanah mineral
masam. Newsletter Sci. Soc. Indonesia 4 (1974) 2.
6. PERUMA, P.F.N., Screening rice for tolerance to mineral stresses,
IRRI Res. Paper Series No.6, IRRI, Los Banos, Philippines(1977) 21.
Tabel 1. Jumlah anakan, panjang malai, jumlah gabah/malai, dan
kehampaan galur-galur mutan pada pengujian terhadapkeracunan Al di Jasinga MH-1987/1988.
No. Galur
MG-89
MG-77
MG-67/3
MG-63/1
SM-96/1-Psj
SM-96/1-5-Psj
SM-91/1-CtyObs-63Obs-531
Obs-534
Obs-536
Obs-540MG-75
SalumpikitITA-225
Seratus malam
Jumlah
anakan
4,17
2,40
4,67
3,004,05
3,10
3,978,00
6,00
7,40
9,00
8,25
7,00
7,503,75
5,19
Panj. maId
(cm)
18,517,7
20,69
19,1324,40
23,63
26,1720.0
18,33
19,63
20,00
20,6'7
17,00
19,50
21,6324,40
Jumlah
gabah/malai
88,08
105,80
117,3086,33
180,63163,25
226,42
86,0
81,50
94,31101,0
129,80
50,00
155,25165,75184,43
Kahampaan(% )
54,3
62,2
23,17
31,00
30,0829,73
29,49
32,5668,90
59,35
56,20
62,3958,00
50,0025,34
57,16
321
Tabel 2. Jumlah anakan, panjang malai, jumlah gabah/malai, dan
kehampaan galur-galur mutan pada pengujian terhadap
keraeunan Al di Jasinga MH-1988/1989
NO. Galur
MG-67/3
SM-96/1-PsjSM-96/1-5-Psj
SM-91-CtyObs-63
MG-63/1
SalumpikitITA-225
Seratus Malam
Kopo
Jumlah
anakan
3,42
5,40
5,50
3,953,50
3,70
7,073,40
3,10
8,00
Panjangmalai (em)
21,24
24,63
25,70
26,05
21,8021,40
21,37
22,37
25,15
26,30
Jumlah
gabah/malai
141,00
232,95
249,07
278,95
141,84130,03
123,87
193,40
228,25
155,67
Kehampaan
(%)
23,13
25,13
32,68
30,01
35,69
35,1338,04
26,72
38,13
89,90
Tabel 3. Jumlah anakan, panjang malai, jumlah gabah/malai, dankehampaan galur-galur pada pengujian terhadap keraeunanAl di Jasinga MH-1989/1990.
NO. Galur
Mg-67/3SM-96/1-PsjSM-91/1-5-Psj
SM-9/1-CtyObs-63
SalumpikitITA-225
Seratus Malam
Kopo
322
Jumlah
anakan
4,60
6,00
5,104,405,60
6,20
4,604,105,00
Panjang
maIai (em)
22,05
28,63
25,4026,90
22,90
20,10
21,70
25,8028,20
Jumlah
gabah/malai
140,00
275,00
198,00236,00
196,00
127,00
176,00
250,00237,00
Kehampaan
(%)
22,19
23,60
29,3030,46
32,3128,26
20,65
30,8466,79
Tabel 4. Jumlah tanaman normal dan mati galur-galur mutan padapengujian terhadap keracunan Al di jasinga MH-1989/1990
--------------------------------------------------------------------
-- H . ST*I D ar 1 .. 125 Hari ST**No. Galur
N AN Suffer Mati N AN Suffer Mati--------------------------------------------------------------------
•••••••••••••••••••••••••• % •••••••••••••••••••••••
MG-67/388,38,33,4-77,014,75,03,3
SM-96/1-Psj91,78,3--88,36,733,01,7
SM-96/1-5-Psj61,735,03,3
-53,326,710,39,7SM-9/1-Cty
66,030,03,30,744,725,720,79,0Obs-63
55,038,36,7-39,334,74,012,0ITA-225
76,718,35,0-57,724,31 10,08,0Salumpikit
40,033,315,011,732,018,313,336,3Seratus malam
66,720,010,03,349,322,314,713,7Kopo
56,725,05,03,335,038,316,710,0
--------------------------------------------------------------------
Keteran~an :* ) 75 Hari ST
normal
**)
abnormal
suffer125 Hari
normal
abnormal
Suffer
= 75 hari setelah tanam
tanaman tumbuh lebih tinggi dari tanaman lain dalamplot yang sama
tanaman agak pendek, anakan kurangtanaman kerdil, daun menguning
ST = 125 hari setelah tanam
tanaman menghasilkan malai sempurna (dapat dipanen)anakan sangat kurang, malai pendek, jumlah gabahkurang, dan tidak dapat dipanen
tanaman kerdil daun menguning
323
Tabel 5. Data sifat-sifat agronomi mutan padi gogo pada pengujianterhadap keraeunan Ai di Jasinga
No. galur Jumlah
anakanPanjangmalai
(em)
Jumlah
gabahlmalai
Gabah
hampa(%)
Berat1000
(g)
Hasil
(tonlha)
Mg-67/73 4,2321,32132,7722,8534,881,89SM-96/1-PsJ
5,1525,91229,5326,2723,512,98SM-96/1-5-PsJ
4,5724,91203,4430,5723,551,42SM-9/1-ety
4,1126,37247,1230,0822,321,05Obs-63
5,7021,57141,2833,5220,250,66MG-63/1
3,3520,27108,1833,0731,470,75Salumpikit
6,9220,32135,8738,7726,210,75ITA-225
3,9221,90178,3824,2425,571,08Seratus Malam
4,1325,12220,8942,0421,750,89
Kopo
6,5027,25196,3478,3519,990,31-------------------------------------------------------------------
324
DISKUSI
ZUHDI SW.
Percobaan di pot, tetapi perhitungannya dinyatakan per ha. Bagaimana
extrapolasinya dan varietas hasil extrapolasi tersebut, apakah dapat
dipercaya.
ANWAR SANUSI
Percobaan tidak dilakukan di pot, tetapi di lapangan di lahan asam
dengan pH 4,2 - 4,8. Dengan demikian hasilnya dapat dipercaya.
ELSJE L. SISWORO
Saran dari saya, bila memungkinkan Anda dapat meminta bantuan/
kerja sama dengan Kelompok Tanah untuk melihat pengaruh jenis pupuk
N. Karena dalam penelitian Anda telah digunakan urea, bentuk N-ammo
nium (NH4+) yang pada banyak penelitian akhir-akhir ini menunjukan
bahwa NH4+ dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap AI. Bila
ingin tahu mekanismenya nanti saya jelaskan.
ANWAR SANUSI
Terima kasih atas saran dan informasi serta tawaran kerja samanya.
SUSANTO TW.
- Salumpikit pembanding peka = 0,75 ton/ha.
- ITA 225 pembanding tahan = 1,08 ton/ha.
Perbedaan potensi hasil antar kedua pembanding tersebut tidak
berbeda. Apakah ini karena pekanya pengaruh keracunan Al ? Mohon
penjelasan.
ANWAR SANUSI
- Salumpikit jumlah anakan 6,92; jumlah gabah/malai 135,87.
- ITA 225 jumlah anakan 3,92; jumlah gabah/malai 178,38.
Perbedaan sifat argronomi ini yang menyebabkan produksi ke dua vari
etas ini hampir tidak berbeda. Betapapun tahannya ITA 225 dibanding-
325
kan dengan Salumpikit, karena anakannya hanya separoh dari jumlah
anakan Salumpikit, maka produksi yang dapat dihasilkan relatif akan
il1ml1,
SOETJIPTO
1. Bagaimana ketahanan galur-galur mutan yang tahan keracunan Al
terhadap penyakit blast (beberapa ras utama).
2. Bagaimana ketahanan galur mutan SM 96/5 Ps. Jumat terhadap
penyakit blast (terutama ras Ciparay, Bandung).
ANWAR SANUSI
Kebetulan untuk ketahanannya terhaddap penyakit blast belum diuji.
SISMIYATI R.
Biasanya varietas salumpiki t kita pakai untuk varietas check tahan
terhadap Al tinggi. Dari penelitian Anda ternyata varietas ini
kurang baik, dan ada yang jauh lebih baik lagi, yaitu 8M-96/1 Pasar
Jumat dan ITA 225. Dapatkah kapan-kapan nanti kalau kami perlu pene
litian di Balittan Bogor boleh Minta 2 mutan terakhir ini ?
ANWAR SANUSI
1. Varietas salumpikit kami pakai sebagai check peka terhadap AI.
2. ITA 225 adalah varietas check toleran.
3. Kalau Anda memerlukannya saya bisa menyediakan benih tersebut.
326