pengalaman audit sebagai pemoderasi pengaruh...

151
PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENERAPAN E-AUDIT DAN LINGKUNGAN KERJA AUDIT TERHADAP KUALITAS TEMUAN AUDIT DALAM FRAUD AUDIT DI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ajeng Trisna Wahid Handayani NIM: 1113082000002 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: haliem

Post on 23-Jul-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH

PENERAPAN E-AUDIT DAN LINGKUNGAN KERJA AUDIT

TERHADAP KUALITAS TEMUAN AUDIT DALAM FRAUD AUDIT

DI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ajeng Trisna Wahid Handayani

NIM: 1113082000002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2017 M

ii

iii

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI 1. Nama : Ajeng Trisna Wahid Handayani

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 19 Februari 1995

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jl. Gandaria I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

12130

5. Telepon : 081584458220

6. E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN

1. SDN Kramat Pela 2001 – 2007

2. SMP Negeri 29 Jakarta 2007 – 2010

3. SMA Negeri 6 Jakarta 2010 – 2013

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 – 2017

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris English Corner Conversation and

Public Speaking

2010 – 2012

2. Kursus Terapi Akuntansi BOSAKA 2015 – 2015

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Samanhakam SMA Negeri 6 Jakarta 2012 – 2013

2. Anggota Departemen Pemberdayaan Perempuan BEM

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014 – 2015

3. Wakil Sekretaris Umum BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015 – 2016

4. Wakil Bendahara Umum HMI Komisariat Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Cabang Ciputat

2016 – 2017

PELATIHAN DAN WORKSHOP

1. Latihan Kepemimpinan Dasar HMI Komisariat Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat

2013

2. National Lecturer Series Oleh PT. Bank Mandiri 2014

3. Sosialisasi APBN 2015 Oleh Kemenkeu Direktorat Jenderal

Anggaran Republik Indonesia

2015

4. Workshop Audit Forensik Oleh ATV Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Indonesia

2016

5. Workshop Living Education Values Oleh UNESCO 2016

LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Zakaria

2. Ibu : Winarni

3. Posisi : Anak Pertama dari Tiga Bersaudara

vii

AUDIT EXPERIENCE AS THE MODERATING VARIABLE OF E-AUDIT

ADOPTION AND AUDIT WORK ENVIRONMENT TO THE QUALITY OF

AUDIT FINDINGS IN FRAUD AUDIT

AT THE AUDIT BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze and examine the hypothesis about

audit experience as the moderating variable of e-Audit adoption and audit work

environment to the quality of audit findings in fraud audit. This research was

using fifty seven respondents as sample. Respondents of this research were

auditors who work in The Audit Board of The Republic of Indonesia. Data were

analyzed using multiple linear regression analysis and moderated regression

analyzed in SPSS 22.

The result of this research indicates that there is a positive significance in the

e-Audit adoption and audit work environment to the quality of audit findings in

fraud audit; and the audit experience can not moderate this research model.

Keywords: CAATs, e-Audit, audit work environment, audit experience, quality of

audit findings in fraud audit.

viii

PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH

PENERAPAN E-AUDIT DAN LINGKUNGAN KERJA AUDIT

TERHADAP KUALITAS TEMUAN AUDIT DALAM FRAUD AUDIT

DI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji hipotesis

mengenai pengalaman audit sebagai pemoderasi penerapan e-Audit dan

lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 57 responden. Responden dari

penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier

berganda dan analisis regresi moderat dengan bantuan program SPSS 22.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat signifikansi positif dalam

penerapan e-Audit dan lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit

dalam fraud audit; dan pengalaman audit tidak memoderasi model penelitian ini.

Kata kunci: TABK, e-Audit, lingkungan kerja audit, pengalaman audit, kualitas

temuan audit dalam fraud audit.

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengalaman Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Penerapan E-Audit dan

Lingkungan Kerja Audit Terhadap Kualitas Temuan Audit dalam Fraud

Audit di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia”. Shalawat serta

salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan dan kebesaran Allah SWT. Selain

itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua yang telah membesarkan dan mengasuh dengan penuh

kasih sayang dan keikhlasan, mendidik, mendoakan tiada henti, dan

memberi dukungan moral serta motivasi kepada penulis.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.

5. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Akademik saya di

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP. selaku Wakil Dekan

1 Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I, yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan

dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan

dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Segenap keluarga besar HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Cabang Ciputat.

9. Segenap keluarga besar “Bersama Wujudkan Mimpi” yang selalu

memberikan semangat dan perhatian terhadap penulis.

10. Segenap keluarga besar “Reboisasi Akuntansi” yang selalu mendukung

dan menyemangati penulis.

11. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah Nabila, Fika, Cakra, Dzulfikar,

Kresna, Sujana, Fahreza, Nurhanifah, Hugo, Rahman, Ricky.

x

12. Sepuluh sahabat SMA yang tiada henti saling mendoakan dan saling

mensupport kepada sesama yaitu Melisa, Sharla, Ica, Zarfina, Ivy,

Chiquita, Kem, Evita, dan Fiqiary.

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas

bantuannya dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Juli 2017

Ajeng Trisna Wahid Handayani

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i

Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif.........................................................iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi......................................................................iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah.......................................................v

Daftar Riwayat Hidup..........................................................................................vi

Abstract..................................................................................................................vii

Abstrak................................................................................................................viii

Kata Pengantar.....................................................................................................ix

Daftar Isi................................................................................................................xi

Daftar Tabel.........................................................................................................xiv

Daftar Gambar.....................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................1

B. Perumusan Masalah...........................................................................7

C. Tujuan Penelitian...............................................................................7

D. Manfaat Penelitian.............................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................10 A. Landasan Teori................................................................................10

1. Teori Keagenan..........................................................................10

1.1 Definisi Teori Keagenan......................................................10

2. Fraud Auditing...........................................................................11

2.1 Definisi Fraud.....................................................................11

2.2 Pengelompokkan Fraud.......................................................14

2.3 Fraud Pentagon...................................................................15

2.4 Definisi Fraud Auditing.......................................................19

3. Kualitas Temuan Audit..............................................................23

3.1 Definisi Kualitas Audit........................................................23

3.2 Kualitas Temuan Audit........................................................25

4. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)...........................26

4.1 Definisi TABK.....................................................................26

4.2 Manfaat Penggunaan TABK................................................27

4.3 Penggunaan TABK dalam Mendeteksi Fraud....................29

5. E-Audit......................................................................................29

5.1 Definisi E-Audit...................................................................29

5.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan BPK.....................31

5.3 Mekanisme Sistem E-Audit.................................................32

5.4 Hambatan-Hambatan dalam Pengimplementasian

E-Audit................................................................................35

6. Lingkungan Kerja Audit............................................................36

6.1 Definisi Lingkungan Kerja Audit........................................36

6.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Audit....................................38

7. Pengalaman Audit......................................................................44

xii

7.1 Definisi Pengalaman Audit.................................................44

B. Penelitian Terdahulu........................................................................46

C. Kerangka Pemikiran........................................................................49

D. Dasar Perumusan Hipotesis.............................................................50

1. Hubungan Penerapan E-Audit dengan Kualitas Temuan Audit

dalam Fraud Audit.....................................................................50

2. Hubungan Lingkungan Kerja Audit dengan Kualitas Temuan

Audit dalam Fraud Audit...........................................................51

3. Pengaruh Pengalaman Audit sebagai Variabel Moderasi dalam

Hubungan antara Penerapan E-Audit dengan Kualitas Temuan

Audit dalam Fraud Audit...........................................................53

4. Pengaruh Pengalaman Audit sebagai Variabel Moderasi dalam

Hubungan antara Lingkungan Kerja Audit dan Kualitas Temuan

Audit dalam Fraud Audit...........................................................54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................57

A. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................57

B. Metode Penentuan Sampel..............................................................57

C. Metode Pengumpulan Data..............................................................58

D. Metode Analisis Data......................................................................59

1. Uji Statistik Deskriptif...............................................................59

2. Uji Kualitas Data.......................................................................59

a. Uji Reliabilitas.....................................................................59

b. Uji Validitas.........................................................................60

3. Uji Hipotesis..............................................................................61

a. Analisis Regresi Linear Berganda.......................................61

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)...........62

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)....................62

3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t).........................63

b. Analisis Regresi Moderat....................................................63

E. Operasionalisasi Variabel................................................................64

1. E-Audit (X1)...............................................................................65

2. Lingkungan Kerja Audit (X2)....................................................65

3. Pengalaman Audit (Xmod)..........................................................66

4. Kualitas Temuan Audit (Y).......................................................67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................71 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................................71

1. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................71

2. Karakteristik Profil Responden..................................................72

B. Hasil Penelitian................................................................................76

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif.....................................................76

2. Hasil Uji Kualitas Data..............................................................77

a. Hasil Uji Reliabilitas............................................................77

b. Hasil Uji Validitas...............................................................78

3. Hasil Uji Hipotesis.....................................................................81

a. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linear Berganda........81

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)..81

xiii

2) Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)...........82

3) Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)................83

b. Pengujian Hipotesis secara Regresi Moderat......................85

C. Pembahasan Hasil Penelitian...........................................................88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................93

A. Kesimpulan......................................................................................93

B. Keterbatasan....................................................................................94

C. Saran................................................................................................95

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................96

LAMPIRAN........................................................................................................103

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1

3.1

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

4.10

4.11

4.12

4.13

4.14

4.15

4.16

4.17

4.18

Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu........................................... 46

Tabel Operasionalisasi Variabel......................................................68

Distribusi Penyebaran Kuesioner....................................................71

Data Sampel Penelitian....................................................................72

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........73

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia..........................73

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir............................................................................................74

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman

Audit................................................................................................74

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan

E-Audit............................................................................................75

Hasil Uji Statistik Deskriptif...........................................................76

Hasil Uji Reabilitas..........................................................................78

Hasil Uji Validitas E-Audit.............................................................79

Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Audit...................................79

Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit.............................................80

Hasil Uji Validitas Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit.....80

Hasil Uji Koefisien Determinasi......................................................82

Hasil Uji Statistik F.........................................................................83

Hasil Uji Statistik t...........................................................................84

Hasil Uji Residual dengan Variabel Moderasi dalam Hubungan

antara X1 dan Y................................................................................86

Hasil Uji Residual dengan Variabel Moderasi dalam Hubungan

antara X2 dan Y................................................................................87

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1

2.2

2.3

2.4

Fraud Pentagon...............................................................................16

Proses Pemeriksaan secara Manual.................................................33

Proses Pemeriksaan dengan E-Audit...............................................33

Kerangka Pemikiran........................................................................49

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kemajuan teknologi di era globalisasi seperti sekarang ini telah

dimanfaatkan berbagai aspek. Pemanfaatan teknologi tersebut juga

dilaksanakan pada bidang ekonomi, baik dalam aspek penjualan,

pembelian, produksi, pemasaran, dan transportasi. Oleh karena hal tersebut

kegiatan operasi dan volume transaksi keuangan akan terus meningkat

seiring dengan perkembangan zaman. Dalam keadaan yang semakin

kompleks seperti ini memaksa auditor untuk memiliki kemampuan

beradaptasi dengan dunia sistem informasi seperti teknologi informasi dan

perkembangan lainnya.

Reformasi telah memberikan dampak yang signifikan bagi Indonesia.

Tidak hanya pada pemegang kekuasaan tetapi reformasi juga telah

mengubah sistem pengawasan, pemeriksaan dan tata pemerintahan

(Suseno, 2010). Tuntutan reformasi juga menginginkan adanya

penyelenggaraan negara dalam hal ini pengelolaan keuangan negara yang

bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme menuju terselenggaranya

good corporate governance. Reformasi birokrasi secara tersirat telah

mewajibkan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)

untuk dapat melakukan pemeriksaan keuangan negara dalam rangka

2

mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang bersih dengan cara yang

lebih efektif dan efisien (Hartoyo, 2011).

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

diperiksa oleh BPK. BPK adalah lembaga negara yang bertugas

memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dalam

pelaksanaan tugas dan wewenangnya dilakukan oleh pegawai pelaksana

BPK yang dituntut untuk menjunjung tinggi independensi, integritas, dan

profesionalitas. BPK wajib mematuhi ketentuan perundang-undangan

sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Di Amerika Serikat muncul suatu ilmu yang relatif masih baru dalam

bidang auditing, yaitu pemeriksaan kecurangan (fraud auditing).

Walaupun terbilang masih baru, fraud auditing mengalami perkembangan

yang cukup pesat dikarenakan meningkatnya perhatian masyarakat

terhadap White-Collar Crime dan praktik-praktik kecurangan lainnya.

Perkembangan fraud auditing ini berasal dari pemerintah, dan akuntan

publik yang memiliki keahlian di bidang fraud audit masih sedikit

(Subekti dan Widayanti, 2001).

Beberapa waktu lalu dunia perauditan digegerkan dengan pemberitaan

kasus suap Auditor BPK dalam kasus E-KTP. Kasus tersebut menambah

deretan catatan hitam kasus suap terhadap auditor, sebut saja Kasus Suap

Audit BPK atas Pemerintah Kota Bekasi (2010) – Auditor BPK ditangkap

3

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga menerima suap dari

pejabat Pemerintah Kota Bekasi, Kasus Suap WDP (Wajar Dengan

Pengecualian) atas LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)

Tomohon (2007), Kasus Suap Mulyana W Kusuma terhadap Auditor BPK

(2004), Kasus Suap Auditor BPKP dalam joint audit pengawasan di

Kemendikbud (2009) (Kompasiana, 2017).

Berkaitan dengan hal tersebut, BPK RI perlu memanfaatkan teknologi

informasi dalam mendorong produktivitas kinerja secara lebih efektif dan

efisien. Teknologi informasi yang digunakan BPK RI diharapkan tidak

hanya digunakan sebagai supporting tetapi juga wajib digunakan sebagai

enabler dalam mendukung kinerja pemeriksaan BPK RI. Dengan

demikian, BPK RI dapat mengubah paradigma, kewenangan, dan

tanggung jawabnya secara terarah dan terukur dengan kemajuan teknologi

(Hartoyo, 2011).

Temuan audit merupakan hal yang dicari oleh pemeriksa dalam

memeriksa laporan keuangan auditee, karena adanya temuan audit

menandakan adanya kesalahan dalam pelaporan kinerja keuangan suatu

entitas. Semakin banyak jumlah temuan dan semakin besar tingkat

materialitasnya, maka menggambarkan bahwa suatu entitas memiliki

kinerja keuangan yang buruk. Semakin banyak kecurangan yang terungkap

dari sistem e-Audit, maka sistem tersebut dapat dikatakan semakin efektif

dalam menemukan penyalahgunaan wewenang atas keuangan negara.

Kewajaran penilaian hasil audit laporan keuangan suatu entitas dapat

4

dinilai berdasarkan banyak dan material atau tidaknya temuan audit yang

dihasilkan (Bastian, 2007).

Dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam pemeriksaan

pengelolaan keuangan negara diharapkan BPK RI akan semakin percaya

diri dalam menghasilkan laporan pemeriksaan yang adil, transparan dan

berkualitas. Maka sejak tahun 2010, BPK telah menetapkan suatu

pembaharuan dalam melaksanakan tugas sebagai pemeriksa kinerja

lembaga negara baik pusat maupun daerah, khususnya di bidang

pengelolaan anggaran perjalanan dinas. Pembaharuan tersebut

memanfaatkan kemajuan teknologi dalam mengaudit laporan keuangan

pemerintah dengan sistem baru yang diberi nama electronic audit

(e-Audit) (Warta BPK, 2012).

Peresmian kebijakan e-Audit secara global diawali dengan

membangun suatu sinergi atau kesepakatan antara BPK dengan seluruh

lembaga pemerintah baik di kalangan pemerintah pusat maupun di

kalangan pemerintah daerah. Dengan sinergi data dengan pihak yang

diperiksanya itu, nantinya BPK akan dapat melakukan perekaman,

pengolahan, pertukaran, pemanfaatan dan monitoring data yang bersumber

dari berbagai pihak, dalam rangka melakukan pemeriksaan atas

pengelolaan keuangan negara (BPK, 2011).

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan

salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pemeriksaan

pengelolaan keuangan negara. BPK RI memiliki visi menjadi pendorong

5

pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara melalui

pemeriksaan yang berkualitas dan bermanfaat (http://www.bpk.go.id/

page/visi-dan-misi). Menanggapi era globalisasi seperti sekarang ini

semakin menuntut produktivitas auditor yang maksimal, sejalan dengan

tuntutan tersebut lingkungan kerja audit yang memadai juga patut untuk

dipertimbangkan demi kenyamanan auditor dalam melaksanakan

penugasan agar tidak menghambat tercapainya visi Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Dengan demikian diharapkan

auditor dapat tetap fokus dalam menyelesaikan penugasan tanpa harus

terbebani dengan hal-hal lain selain tugasnya di tempat kerja, misalnya

keluhan atas fasilitas maupun ketidaknyamanan atas keberadaan seseorang

karena kurangnya komunikasi yang baik.

Pengalaman merupakan atribut yang penting dimiliki oleh auditor, hal

ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak

berpengalaman lebih banyak dari pada auditor yang berpengalaman

(Meidawati, 2001). Dalam hal ini berarti setiap auditor memiliki

pengalaman yang berbeda-beda. Auditor di BPK RI sebagai pemeriksa

pengelolaan keuangan negara, sudah seharusnya memiliki pengalaman

audit yang lebih mumpuni karena hampir seluruh lembaga negara menjadi

tugas dan tanggung jawab BPK RI dalam pemeriksaan pengelolaan

keuangan negara.

Penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena mengingat

masih sedikitnya publikasi terkait e-Audit. Kualitas temuan audit dalam

6

fraud audit yang maksimal tidak terlepas dari penerapan e-Audit dan

dalam menerapkan e-Audit membutuhkan lingkungan kerja audit yang

baik. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia

dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman

(Sedarmayanti, 2011). Menerapkan e-Audit tentunya membutuhkan

pengalaman audit menggunakan e-Audit guna menghasilkan kualitas

temuan audit dalam fraud audit yang maksimal. Lingkungan kerja BPK RI

pun sebagai penanggungjawab pemeriksaan pengelolaan keuangan negara

secara tersirat memaksa auditor untuk memiliki pengalaman audit yang

lebih guna menunjang kualitas temuan audit dalam fraud audit sehingga

semakin dapat memberikan pelayanan terbaik kepada penerima manfaat.

Penelitian ini tergolong penelitian baru yang belum pernah diteliti

sebelumnya. Bahasan topik ini penting untuk diteliti karena semakin

menurunnya kepercayaan penerima manfaat terhadap keandalan hasil

pemeriksaan akibat semakin maraknya kasus suap terhadap auditor, maka

penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengalaman Audit Sebagai

Pemoderasi Pengaruh Penerapan E-Audit dan Lingkungan Kerja

Audit Terhadap Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit di Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia”.

7

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah yang melatarbelakangi bahasan di atas, maka

perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan e-Audit berpengaruh terhadap kualitas temuan

audit dalam fraud audit di BPK RI?

2. Apakah lingkungan kerja audit berpengaruh terhadap kualitas

temuan audit dalam fraud audit di BPK RI?

3. Apakah pengalaman audit dapat memoderasi hubungan antara

penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit

di BPK RI?

4. Apakah pengalaman audit dapat memoderasi hubungan antara

lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud

audit di BPK RI?

C. TUJUAN PENELITIAN

Selain sebagai syarat untuk menyelesaikan studi, penelitian ini juga

bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis, serta:

1. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh

penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud

audit di BPK RI.

2. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh

lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud

audit di BPK RI.

8

3. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh

penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud

audit dengan pengalaman audit sebagai variabel moderasi di BPK

RI.

4. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh

lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud

audit dengan pengalaman audit sebagai variabel moderasi di BPK

RI.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian sudah seharusnya dapat memberikan manfaat dan

kontribusi positif untuk masa yang akan datang, diantaranya yaitu:

1. Bagi BPK RI

Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis,

hasilnya dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan yang berkenaan dengan

peningkatan kualitas temuan audit dalam fraud audit di BPK RI.

2. Bagi Pemerintah

Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis,

hasilnya dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat

dijadikan dasar pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang

berkenaan dengan peningkatan kualitas temuan audit dalam fraud

audit.

9

3. Bagi Akademisi

Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis,

hasilnya dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca

sehingga dapat digunakan baik untuk referensi penelitian

selanjutnya maupun hanya sekedar untuk dijadikan bahan acuan

untuk menambah wawasan pembaca.

4. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian dan penulisan ini, penulis diharapkan

menjadi lebih percaya diri dan termotivasi dalam melakukan

penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga menjadi sarana

yang baik bagi penulis untuk memperdalam dan memperluas

pengetahuan tentang pengaruh penerapan e-Audit dan lingkungan

kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit

dengan pengalaman audit sebagai variabel moderasi.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Teori Keagenan

1.1 Definisi Teori Keagenan

Dalam teori keagenan menurut the Institute of Chartered

Accountants in England & Wales (ICAEW) (2005), hubungan

agensi muncul ketika principal mempekerjakan orang lain sebagai

agent mereka untuk memberikan suatu jasa dan kemudian

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent

tersebut. Pendelegasian juga berarti bahwa principal harus percaya

kepada agent bahwa agent bertindak untuk kepentingan principal.

Hubungan antara principal dengan agent dapat mengarah kepada

kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information),

hal tersebut dikarenakan agent berada dalam posisi yang memiliki

informasi lebih banyak dibandingkan dengan principal.

Dengan ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh agent

dan adanya self-interest, terdapat kemungkinan bahwa hal tersebut

akan mendorong agent untuk menyembunyikan informasi-

informasi yang tidak diketahui oleh principal, agent dapat saja

melakukan tindak kecurangan (fraud). Dalam hal ini principal

hanya memiliki sedikit alasan untuk mempercayai agent mereka,

11

dan principal akan mencari cara untuk memecahkan masalah

tersebut dan berusaha untuk mengurangi terjadinya

ketidakseimbangan informasi (ICAEW, 2005).

Santoso dan Pambelum (2008) mendefinisikan hubungan

keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih

(principal) menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa

jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa

wewenang pembuatan keputusan kepada agent. Konflik

kepentingan akan muncul dan pendelegasian tugas yang diberikan

kepada agent dimana agent tidak dalam kepentingan untuk

memaksimumkan kesejahteraan principal, tetapi mempunyai

kecendrungan untuk mementingkan diri sendiri dengan

mengorbankan kepentingan pemilik.

Ketidakseimbangan informasi dan konflik kepentingan inilah

yang akan dapat mendorong agent untuk melakukan tindak

kecurangan (fraud), mengingat fraud dalam dunia audit sangat

rentan terjadi terutama di era seperti sekarang ini.

2. Fraud Auditing

2.1 Definisi Fraud

Sejauh ini terdapat beberapa definisi fraud dari berbagai

sumber, berikut diantaranya menurut Black Law Dictionary dalam

Tunggal (2010:218), fraud adalah:

12

a. Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu

kebenaran/keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta

material yang mempengaruhi orang lain untuk melakukan

perbuatan atau tindakan merugikan.

b. Penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) secara

ceroboh/tanpa perhitungan dan tanpa dapat dipercaya

kebenarannya berakibat dapat mempengaruhi atau

menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;

c. Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui

keterangan atau penyajian yang salah (salah pernyataan),

penyembunyian fakta material, atau penyajian yang

ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang lain

untuk berbuat atau bertindak merugikan.

The Institute of Internal Auditors (IIA) (2009) mendefinisikan

bahwa fraud adalah setiap tindakan ilegal yang ditandai dengan

tipu daya, penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan.

Tindakan ini tidak tergantung pada ancaman kekerasan atau

kekuatan fisik. Penipuan yang dilakukan oleh partai dan organisasi

untuk memperoleh uang, properti, atau jasa; untuk menghindari

pembayaran atau kerugian jasa; atau untuk mengamankan

keuntungan pribadi atau bisnis.

13

Sementara Statement on Auditing Standards No. 99 dalam

Sukanto (2009) mendefinisikan fraud sebagai:

“An intentional act that result in a material misstatement in

financial statements that are the subject of an audit”.

Ini berarti bawa fraud mencakup segala tindakan yang

disengaja dan mengakibatkan salah saji material dalam laporan

keuangan yang menjadi subyek audit.

Sedangkan fraud menurut the Association of Certified Fraud

Examiners (ACFE) dalam Sukanto (2009) adalah perbuatan-

perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja

untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru

terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar

organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun

kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan

pihak lain.

Tidak jauh berbeda dengan pengertian kecurangan lainnya, the

Institute of Internal Auditor Amerika dalam Widjaya (1992) juga

mendefinisikan bahwa kecurangan mencakup suatu kesatuan

ketidakberesan (irregulation) dan tindakan ilegal yang dicirikan

dengan manipulasi yang disengaja, dilakukan untuk manfaat

dan/atau kerugian organisasi oleh orang luar atau dalam organisasi.

Kecurangan (fraud) merupakan kejahatan tersembunyi, tidak ada

yang dilakukan secara terang-terangan, tidak ada korban yang

segera menyadari bahwa fraud telah terjadi.

14

2.2 Pengelompokkan Fraud

The Association Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam

Tuanakotta (2010) mengelompokan kecurangan menjadi 3 (tiga)

jenis atau tipologi berdasarkan perbuatan, yaitu:

1. Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Statement)

Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan

sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam

bentuk salah saji material laporan keuangan yang

merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat

bersifat finansial atau kecurangan non finansial.

2. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/

pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini

merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi

karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung

(defined value).

3. Korupsi (Corruption)

Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena

menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan

korupsi, dimana hal ini merupakan jenis yang terbanyak

terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan

hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata

kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih

15

dipertanyakan. Fraud jenis ini seringkali tidak dapat

dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati

keuntungan (simbiosis mutualisme).

Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan

wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest),

penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/ilegal

(illegal gratuities) dan pemerasan secara ekonomi

(economic extortion).

2.3 Fraud Pentagon

The Institute of Internal Auditors (IIA) (2009) menyebutkan

bahwa fraud memiliki tiga karakteristik umum yaitu tekanan

(pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi

(rationalization). Ketiga karakteristik tersebut dikenal sebagai

fraud triangle (Cressey, 1953). Pengembangan teori fraud triangle

dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004) menjadi fraud

diamond. Crowe (2011) melakukan penyempurnaan pada teori

fraud triangle dan fraud diamond dengan merubah risk factor

berupa kapabilitas (capability) menjadi kompetensi (competence).

Selain itu Crowe (2011) menambahkan risk factor berupa arogansi

(arrogance). Dengan demikian, kelima karakteristik ini dikenal

sebagai fraud pentagon (Crowe, 2011).

16

Sumber: Crowe (2011).

Gambar 2.1 Fraud Pentagon

a. Tekanan (Pressure)

Abdullahi dan Mansor (2015) menyatakan bahwa tekanan

dapat berupa keuangan maupun non keuangan. Keuangan

diakui sebagai faktor yang paling umum yang menyebabkan

suatu entitas untuk terlibat dalam tindakan jahat. Murdock

(2008) berpendapat bahwa tekanan juga dapat berhubungan

dengan keuangan, non-keuangan, politik dan sosial. Tekanan

politik dan sosial terjadi dalam situasi di mana seseorang

merasa dan percaya bahwa mereka tidak mampu untuk gagal

karena status atau reputasi mereka. Sedangkan menurut Rae

dan Subramanian (2008) tekanan berkaitan dengan motivasi

karyawan untuk melakukan penipuan karena keserakahan atau

tekanan keuangan pribadi.

b. Kesempatan (Opportunity)

Abdullahi dan Mansor (2015) menyatakan bahwa peluang

diciptakan oleh lemahnya pengendalian internal. Kesempatan

memiliki dua aspek: (i) kerentanan organisasi untuk

17

dimanipulasi, dan (ii) kondisi organisasi yang dapat menjamin

penipuan terjadi. Sebagai contoh, jika ada pembagian kerja

yang tidak memadai, pengendalian internal yang lemah,

pemeriksaan tidak teratur, dan sejenisnya, maka kondisi akan

menguntungkan bagi karyawan untuk melakukan kecurangan.

Pengendalian internal yang lemah, kurangnya pengawasan,

segregasi tugas yang tidak memadai dapat menciptakan

kesempatan untuk melakukan penipuan (Kenyon dan Tilton,

2011).

c. Rasionalisasi (Rationalization)

Rasionalisasi adalah suatu kondisi dimana pelaku

kecurangan mencari suatu pembenaran terhadap suatu tindakan.

Rasionalisasi merupakan suatu pembenaran yang timbul

didalam pemikiran manusia yang dijadikan sebagai suatu

tindakan. Rasionalisasi atau pembenaran tergantung dari

orientasi seseorang dalam menyikapi suatu permasalahan. Jika

diambil suatu kesimpulan, rasionalisasi dapat berdampak baik

atau buruk baik bagi pelakunya maupun bagi orang lain.

Pembenaran yang dilakukan oleh pelaku dengan orientasi

negatif akan berdampak pada kerugian bagi orang lain.

Pembenaran ini mampu menghalalkan segala cara untuk

mencapai tujuan (Arles, 2014).

18

Arles (2014) menyebutkan bahwa faktor yang

mengakibatkan pembenaran terjadi adalah antara lain:

1) Pelaku menganggap bahwa yang dilakukan sudah

merupakan hal biasa/wajar yang dilakukan oleh orang

lain pada kondisi yang sama dengan kondisi pelaku.

Hal inilah yang mendorong pelaku dapat melakukan

fraud tersebut.

2) Pelaku merasa berjasa terhadap organisasi, hal inilah

yang menimbulkan sikap ingin berkuasa, merasa paling

dominan dibandingkan yang lain, serta menganggap

semua orang adalah sama. Sehingga pembenaran dapat

dilakukan.

3) Kepercayaan diri yang terlalu berlebihan, dikarenakan

tuntutan gaya hidup mewah, serta suka berfoya-foya

mengakibatkan timbul suatu sikap angkuh dan ingin

dominan. Hal ini juga berpengaruh terhadap kebenaran

dalam kecurangan.

4) Rasa iri dengki juga mempengaruhi terjadinya

pembenaran terhadap segala tindakan. Sifat buruk

tersebut terkadang mampu menguasai diri dalam

melaksanakan tindakan fraud.

5) Pelaku menganggap tujuannya itu berbuat baik guna

mengatasi masalah dengan asumsi akan dikembalikan

19

dikemudian hari. Pelaku berpikiran mampu untuk

mengembalikan segala kekayaan yang diperoleh atau

diambil dari organisasi dikemudian hari.

d. Kompetensi (Competence)

Competence adalah keahlian karyawan untuk mengabaikan

kontrol internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan

mengamati kondisi sosial untuk memenuhi kepentingan

pribadinya (Crowe, 2011).

e. Arogansi (Arrogance)

Arrogance merupakan sifat superioritas atas hak yang

dimiliki dan merasa bahwa pengendalian internal dan kebijakan

perusahaan tidak berlaku untuk dirinya (Crowe, 2011).

2.4 . Definisi Fraud Auditing

Definisi fraud auditing menurut Yukcu dan Gonen (2012)

adalah proses pendeteksian, pencegahan, dan pengkoreksian

aktivitas kecurangan.

Sedangkan definisi fraud auditing menurut Vona (2008)

adalah:

“Fraud auditing is the application of audit procedures to a

population of business transactions in a manner to increase

the propensity of identifying fraud”.

Ini berarti bahwa fraud auditing membutuhkan penerapan

prosedur audit melalui teknik audit yang proaktif untuk

20

meningkatkan pendeteksian fraud sehingga dapat menghasilkan

laporan pemeriksaan yang maksimal.

Subekti dan Widayanti (2001) menjelaskan tiga belas prinsip

fraud audit, yaitu:

a. Fraud audit tidak seperti financial audit. Fraud audit

lebih merupakan serangkaian pemikiran (mind-set)

daripada suatu metodologi.

b. Fraud auditor tidak seperti financial auditor. Fraud

auditor memfokuskan pada hal yang tidak lazim

(exception), keanehan (oddities), accounting

irregularities, dan pola tingkah laku, bukan pada

kesalahan (errors) dan penghilangan (ommisions).

c. Fraud audit dipelajari terutama melalui pengalaman,

bukan dari buku-buku teks audit maupun kertas kerja

tahun lalu. Belajar menjadi seorang fraud auditor berarti

belajar untuk berfikir seperti seorang pencuri “Dimanakah

letak rangkaian terlemah dalam rantai pengendalian

intern?”.

d. Dari perspektif financial audit, kecurangan (fraud) adalah

salah saji yang disengaja atas fakta-fakta keuangan dalam

jumlah yang material. Dari perspektif fraud audit,

kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja atas

fakta-fakta keuangan.

21

e. Kecurangan (fraud) dilakukan dengan alasan ekonomi,

egosentris, ideologis, dan psikotik (phsychotic).

f. Kecurangan (fraud) cenderung mencakup suatu teori yang

terstruktur tentang motif, kesempatan, dan keuntungan

(benefit).

g. Kecurangan (fraud) dalam lingkungan akuntansi yang

terkomputerisasi dapat terjadi pada saat proses input,

throughtput, ataupun output. Kecurangan input

(memasukkan data yang salah dan kecurangan data)

adalah yang sering terjadi.

h. Pola kecurangan yang umum pada pegawai level bawah

meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan

pengeluaran (hutang, gaji dan klaim atas keuntungan

(benefit), dan biaya).

i. Pola kecurangan yang umum pada level manajer meliputi

“profit smoothing” (menangguhkan biaya, membukukan

penjualan terlalu awal, melaporkan persediaan lebih besar

dari keadaan sesungguhnya).

j. Tipe-tipe kecurangan (fraud) akuntansi yang terjadi lebih

sering dikarenakan tidak adanya kontrol yang memadai

bukan karena penerapan loose control.

22

k. Kerugian karena kecurangan (fraud losses) berkembang

secara eksponensial, tetapi tidak demikian dengan

kejadian kecurangan (fraud incident).

l. Kecurangan dalam akuntansi sering kali ditemukan karena

ketidaksengajaan dibandingkan dengan menggunakan dan

desain pemeriksaan keuangan. Lebih dari 90% kecurangan

keuangan (financial fraud) ditemukan dengan secara tidak

sengaja.

m. Pencegahan terhadap kecurangan (fraud) adalah masalah

memadainya pengendalian dan lingkungan kerja yang

menempatkan nilai yang tinggi pada kejujuran personal

dan perlakuan yang wajar.

Pada lingkungan audit di sektor pemerintahan, fraud audit

lebih mengacu pada kasus-kasus yang diduga mengandung unsur-

unsur penyimpangan seperti kasus suap, kasus penyalahgunaan

wewenang, kasus korupsi, dan sebagainya.

BPK bergerak dalam tahapan preventif dan detentif. Dalam

level preventif, BPK bertugas mengamati pengalokasian keuangan,

apakah sudah sesuai dengan peruntukannya. Dalam hal ini,

efektivitas dan efisiensi pengalokasian keuangan menjadi fokus

utamanya. Sementara itu, dalam tahapan detentif, BPK lebih

beroperasi dalam tataran yang sifatnya investigatif. Dalam fase

tersebut BPK masuk lebih jauh dari sekedar memeriksa efisiensi

23

dan efektivitas, yakni dengan memeriksa juga apakah ada unsur

tindakan ilegal juga didalamnya sehingga menyebabkan kerugian

negara (BPK, 2013).

Kewenangan BPK untuk menginvestigasi juga memiliki dasar

hukumnya, yakni melalui Pasal 13 UU 15/2004 PPTJKN. Pasal

tersebut mengungkapkan bahwa pemeriksa dapat melaksanakan

pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi

kerugian negara/daerah, dan/atau unsur pidana. Pada dasarnya,

setiap temuan BPK dilaporkan ke lembaga legislatif hingga

Presiden. Akan tetapi, bila ditemukan indikasi tindak pidana,

temuan itu juga disampaikan kepada instansi yang berwenang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (BPK,

2013).

3. Kualitas Temuan Audit

3.1 Definisi Kualitas Audit

DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas jasa audit sebagai

probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan

tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada

kemampuan teknologi, prosedur audit, dan tingkat sampling yang

digunakan. Probabilitas pelaporan suatu pelanggaran tergantung

pada independensi auditor.

24

Kualitas audit terdiri dari kualitas pelayanan dan kualitas teknis

(Duff, 2004). Duff (2004) kembali menekankan bahwa kualitas

audit bukan merupakan konsep kesatuan, namun ini adalah

tentang:

1. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan yang dimaksud adalah faktor yang

mempengaruhi pengalaman klien dalam proses audit.

2. Kualitas Opini

Kualitas opini yang dimaksud adalah faktor proses

dalam mencapai jawaban yang benar.

Dua aspek yang terkadang dapat menimbulkan konflik,

namun kunci keberhasilan dalam kualitas audit adalah mampu

memberikan “kualitas pelayanan” yang maksimal tanpa

mempengaruhi “kualitas opini”.

International Auditing and Assurance Standards Board

(IAASB) (2014) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh

lima faktor, yaitu:

a. Input Factors, meliputi nilai-nilai, etika, dan perilaku

auditor yang dipengaruhi oleh budaya, pengetahuan,

keahlian, pengalaman auditor dan waktu yang dibutuhkan

untuk melaksanakan audit, serta efektivitas proses audit dan

prosedur pengendalian kualitas.

25

b. Process Factors, meliputi ketelitian proses audit dan

prosedur pengendalian kualitas.

c. Output Factors, meliputi laporan auditor dan komunikasi

auditor.

d. Key Interactions, meliputi komunikasi formal maupun

informal terhadap proses audit dari input hingga menjadi

output.

e. Contextual, meliputi undang-undang dalam praktik bisnis

dan komersial, peraturan audit, hukum dan peraturan yang

berkaitan dengan pelaporan keuangan, kerangka pelaporan

keuangan yang berlaku, jadwal pelaporan keuangan, tata

kelola perusahaan, sistem informasi, lingkungan ligitasi,

dan isu luas lainnya.

2.2 Kualitas Temuan Audit

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No. 9 Tahun 2009 yang dimaksud temuan adalah fakta/kejadian/

bukti yang memiliki saran atau rekomendasi sebagaimana yang

tercantum dalam laporan hasil pengawasan.

Menurut Rai (2008) temuan audit adalah masalah-masalah

penting (material) yang ditemukan selama audit berlangsung dan

masalah tersebut pantas untuk dikomunikasikan dengan entitas

yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan

peningkatan kinerja ekonomi, efisiensi, dan efektivitas entitas

26

yang diaudit. Sedangkan menurut Hartono (2006), temuan audit

adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan fakta.

Dihasilkan dari proses perbandingan antara “apa yang seharusnya

ada” dan “apa yang ternyata ada”.

Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dalam suatu negara,

ekspektasi auditee akan kecepatan serta reliabilitas laporan

keuangan dan hasil pemeriksaan semakin meningkat. BPK RI

sebagai penanggung jawab pemeriksaan pengelolaan keuangan

negara, membutuhkan pendekatan baru dalam melaksanakan

proses audit yang adil, transparan, efisien, efektif dan akurat guna

mendapatkan hasil pemeriksaan yang semakin berkualitas berupa

temuan audit dalam fraud audit. Dengan demikian semakin

banyak auditor dapat menemukan fraud audit beserta bukti-bukti

kuat yang mendukungnya, maka semakin berkualitas hasil

pemeriksaan. Dalam rangka mendukung kemutahiran auditor

dalam mendeteksi fraud, pesatnya perkembangan teknologi

diharapkan mampu menjawab tantangan ini.

4. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)

4.1 Definisi TABK

Menurut Gondodiyoto (2007) terdapat tiga pendekatan audit

berkaitan dengan komputer, yaitu:

a. Audit arround the computer; auditor cukup menguji input

(dokumen) serta output (laporan) sistem aplikasi saja.

27

b. Audit through the computer; auditor melaksanakan

pemeriksaan langsung terhadap program-program dan file-

file komputer.

c. Audit with the computer; pendekatan audit dengan

menggunakan bantuan komputer dalam berbagai bentuk.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut maka TABK termasuk

kedalam golongan audit with the computer yang dalam hal ini

karena TABK menggunakan komputer dalam audit evidence

collection dan audit evidence evaluation.

Menurut Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 59 tentang

TABK, tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah

apabila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem

informasi menggunakan komputer. Namun, penerapan prosedur

audit mungkin mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan

teknik-teknik penggunaan komputer sebagai suatu alat audit.

Penggunaan teknologi dalam proses audit disebut dengan istilah

Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer

Assisted Audit Techniques (CAATs).

4.2 Manfaat Penggunaan TABK

Manfaat Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) menurut

PSA No. 59 adalah sebagai berikut:

28

a. Pengujian rincian transaksi dan saldo, seperti penggunaan

perangkat lunak audit untuk menguji semua (suatu

sampel) transaksi dalam file komputer.

b. Prosedur review analitik, seperti penggunaan perangkat

lunak audit untuk mengidentifikasi unsur atau fluktuasi

yang tidak biasa.

c. Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian

umum sistem informasi komputer, seperti penggunaan

data uji untuk menguji prosedur akses ke perpustakaan

program (program libraries).

d. Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem

informasi komputer, seperti penggunaan data uji untuk

menguji berfungsinya prosedur yang telah diprogram.

e. Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file

yang berbeda record-nya dan berbeda formatnya.

f. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu.

g. Mengorganisasi file, seperti menyortasi dan

menggabungkan.

h. Membuat laporan, mengedit, dan memformat keluaran.

i. Membuat persamaan dengan operasi rasional (AND; OR;

=; < >; <; >; IF).

29

4.3 Penggunaan TABK dalam Mendeteksi Fraud

Menurut Olasanmi (2013), CAATs adalah proses

menggunakan komputer untuk mengotomatiskan dan

menyederhanakan proses audit. Selain itu CAATs merupakan alat

bantu audit yang efektif untuk mendeteksi financial errors. Dengan

menerapkan CAATs menggunakan software audit, auditor

kemudian akan dapat menguji apakah terdapat masalah dalam data

terebut. Jutaan file dapat diperiksa, data yang terkumpul dapat

digunakan untuk diidentifikasi, serta analisis dan komparasi dapat

dilakukan di lokasi yang berbeda.

Sebagai wujud penerapan CAATs dalam dunia pemerintahan,

BPK RI menggunakan e-Audit dalam melaksanakan proses

pemeriksaan. Proses pemeriksaan dilakukan dengan menerapkan

sistem teknologi informasi menggunakan alat bantu komputer.

Dengan menggunakan e-Audit disinyalir dapat mempercepat

proses audit dengan adil, transparan, efisien, efektif dan akurat.

5. E-Audit

5.1 Definisi E-Audit

E-Audit adalah sebuah sistem yang membentuk sinergi antara

sistem informasi internal BPK (e-BPK) dengan sistem informasi

milik entitas pemeriksaan (e-Auditee) melalui sebuah komunikasi

data online antara e-BPK dengan e-Auditee dan membentuk Pusat

Data pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di BPK.

30

Dengan demikian e-Audit merupakan pusat data yang dapat

dimanfaatkan dalam proses pemeriksaan (Sukarso dkk, 2015).

Dengan memanfaatkan pusat data tersebut, BPK akan lebih

mudah melakukan check, tracking, dan menelusuri transaksi

keuangan dan menemukan bukti-buktinya, serta secara dini bisa

mengetahui jika ada ketidakwajaran dalam pengelolaan keuangan

negara. Terkait dengan praktik korupsi, dengan cara tersebut BPK

secara dini akan lebih mudah menemukan dan melakukan

pencegahannya (BPK, 2012).

Secara garis besar pengertian e-Audit tidak berbeda jauh

dengan pengertian Electronic Data Processing (EDP) Audit.

Gallegos, Richardson, dan Borthick dalam Gondodiyoto (2007)

menyatakan bahwa:

“Computer auditing is the evaluation of computer information

systems, practices, and operations to assure the integrity of an

entity’s information. This evaluation can include the

assessment of how efficient, effective, and economical

computer based practise are. This includes the use of the

computer and audit tool”.

Dengan demikian proses evolusi juga telah dapat

mempengaruhi pelaksanaan audit di era seperti sekarang ini dengan

bantuan komputer, terlebih pada BPK dengan membentuk sebuah

sinergi antara sistem informasi e-BPK dengan sistem informasi e-

Auditee sehingga telah dapat mempercepat pelaksanaan audit

dengan adil, transparan, efisien, efektif dan akurat.

31

5.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan BPK

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa

ruang lingkup pemeriksaan yang menjadi tugas BPK adalah

pemeriksaan keuangan negara yang meliputi pemeriksaan atas

pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung

jawab negara yang mencakup seluruh unsur keuangan negara.

Ruang lingkup tersebut sebagaimana yang dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 2 tentang Keuangan

Negara yaitu: (1) Hak negara untuk memungut pajak,

mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

(2) Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan

umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

(3) Penerimaan negara; (4) Pengeluaran negara; (5) Penerimaan

daerah; (6) Pengeluaran daerah; (7) Kekayaan negara/kekayaan

daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat

berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai

dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan

negara atau perusahaan daerah; (8) Kekayaan pihak lain yang

dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas

pemerintahan dan/atau kepentingan umum; (9) Kekayaan pihak

lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan

pemerintah.

32

Dalam melaksanakan tugasnya, BPK RI mempunyai

kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan yaitu

pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan

dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan yang dimaksud

adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan

pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK

RI dalam rangka memberikan laporan hasil pemeriksaan yang

memuat opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan pemerintah (BPK Kendari, 2012).

5.3 Mekanisme Sistem E-Audit

Menurut Latif, dkk (2012), BPK Sinergi merupakan inovasi

BPK dalam rangka memanfaatkan kemajuan TI untuk mendukung

optimalisasi kewenangan BPK dalam rangka peningkatan mutu

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, dan dalam hal

ini pengimplementasian e-Audit dipicu oleh karena keinginan BPK

dan auditor untuk mendapatkan data/informasi yang cepat dan

akurat.

Proses pemeriksaan manual yang dilakukan oleh auditor BPK

poin 3 sampai 4 pada Gambar 2.2 menunjukkan bahwa

membutuhkan proses yang lama dan rumit bagi auditor dalam

memperoleh data/informasi yang diperlukan.

33

Sumber: Latif, dkk (2012)

Gambar 2.2 Proses Pemeriksaan Secara Manual

Pemanfaatan teknologi telah dapat mempercepat proses

pemerolehan data/informasi dalam pelaksanaan audit. Menurut

Hartoyo (2011), pelaksanaan pengumpulan data secara elektronis

menjadi lebih efektif dan efisien karena dapat dilakukan sewaktu-

waktu dari kantor BPK serta bersifat real time online. Selain itu

dengan menggunakan e-Audit, pemeriksa dapat mengumpulkan

data dari entitas ke pusat data, baik ketika proses pemeriksaan

ataupun di luar proses pemeriksaan. Data tersebut dapat

dimanfaatkan pemeriksa kapan pun (Latif dkk, 2012). Gambar 2.3

berikut ini menunjukkan bahwa proses e-Audit semakin

memudahkan auditor dalam pelaksanaan audit.

Sumber: Latif, dkk (2012)

Gambar 2.3 Proses Pemeriksaan dengan E-Audit

34

Subowo (2011) memaparkan mekanisme atau proses e-Audit,

yaitu: (1) Data yang diperlukan untuk audit disiapkan oleh entitas

audit. Data tersebut akan dikirimkan menggunakan jaringan

internet dan akan terhubung dengan portal e-Audit BPK; (2)

Selanjutnya, data awal dari entitas audit tersebut akan diakses oleh

bagian pusat perintah BPK e-Audit. Bagian pusat pengolahan data

akan menggunakan suatu aplikasi untuk menganalisis data awal

yang kemudian akan diunggah dan disimpan ke database BPK; (3)

Selama kegiatan yang terjadi dalam proses pemeriksaan

menggunakan e-Audit ini, tim perencanaan dan tim penilai akan

berkoordinasi untuk melakukan pengawasan dan evaluasi aktivitas-

aktivitas terkait prosedur audit; (4) Setelah data terkumpul dan

tersimpan dalam database BPK, tim pemeriksa atau auditor akan

mengakses data dari database BPK dan kemudian memeriksa,

menyesuaikan dan menilai data-data tersebut sesuai dengan

prosedur pemeriksaan dan standar pemeriksaan; (5) Tim audit BPK

dapat meminta tambahan data yang diperlukan dari pusat

pengolahan data untuk tujuan kelengkapan data atau dokumen

selama proses pemeriksaan; (6) Tim audit BPK akan melakukan

prosedur konfirmasi, klarifikasi, rekonsiliasi, dan verifikasi

berdasarkan hasil temuan audit; (7) Setelah itu, tim audit BPK akan

mengeluarkan laporan audit yang kemudian akan diberikan ke

pusat pengolah data untuk diunggah ke portal audit; (8) Entitas

35

audit (auditee) dapat mengakses temuan audit atau laporan tersebut

dan berkomunikasi dengan BPK auditor melalui portal e-Audit.

5.4 Hambatan-Hambatan dalam Pengimplementasian E-Audit

Dalam penerapan teknologi terhadap pelaksanaan audit,

terdapat beberapa hambatan dalam pengimplementasian e-Audit di

BPK RI. Menurut Pradita (2014), beberapa hal yang dapat

menghambat pelaksanaan audit menggunakan e-Audit antara lain:

(1) Kualitas jaringan internet; (2) Sumber daya manusia yang

mampu mengaplikasikan sistem e-Audit; (3) Kesiapan sarana dan

prasarana; dan (4) Kesiapan dari semua pihak-pihak yang terkait

sinergi e-Audit ini.

Menurut Praseno (2012), dalam lingkungan e-Audit

memerlukan jaringan untuk mengakses data dan informasi, salah

satu kemungkinan yang mungkin akan terjadi dalam pelaksanaan

audit menggunakan e-Audit adalah buruknya koneksi internet dan

keterbatasan media interface.

Pemakaian teknologi informasi dalam pelaksanaan proses audit

tentunya memerlukan auditor yang memiliki keahlian di bidang

sistem informasi komputer (Hartoyo, 2011:179). Tanpa

pengetahuan, pengalaman dan keahlian dalam

mengimplementasikan e-Audit, auditor tidak bisa melaksanakan

proses audit menggunakan e-Audit.

36

Menurut Praseno (2012), infrastruktur (hardware) sangat

penting dalam pengembangan proyek e-Audit, namun masih

terdapat keterbatasan hardware dan kebutuhan transmisi data di

beberapa kantor BPK mengingat tidak semua komputer dan

koneksi internet dalam keadaan yang baik dan maksimal. Ini

berarti lingkungan kerja audit juga mungkin akan dapat

mempengaruhi kinerja auditor dalam pelaksanaan audit

menggunakan e-Audit.

Selain itu, permasalahan lain dalam mengimplementasikan

e-Audit menurut Praseno (2012) adalah masalah proses link and

match. Masalah tersebut bersumber dari: (1) Jenis data yang masuk

di data center berasal dari berbagai bentuk sistem dan aplikasi yang

berbeda; (2) Pengambilan data memakan waktu yang disebabkan

oleh proses integrasi, transmisi, dan komunikasi yang tidak efektif

ke entitas untuk mengidentifikasi data yang dibutuhkan; (3)

Kurangnya pengolahan data awal; (4) Pemahaman auditor terhadap

data itu sendiri.

6. Lingkungan Kerja Audit

6.1 Definisi Lingkungan Kerja Audit

Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2011) adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai

37

kelompok. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai

apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal,

sehat, aman, dan nyaman.

Sedangkan menurut Nitisemito (2000), lingkungan kerja adalah

segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

diemban. Nitisemito menambahkan bahwa perusahaan hendaknya

dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara

tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang

sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah

suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian

diri.

Ini berarti dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja audit

adalah segala sesuatu yang ada disekitar auditor yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan penugasan audit di

tempat di mana ia bekerja, selain itu lingkungan kerja audit dapat

dikatakan memadai apabila auditor dapat menjalankan tugasnya

dengan optimal, sehat, aman dan nyaman. Sementara itu

menyangkut reputasi, auditor BPK RI dalam melaksanakan

tugasnya menggunakan e-Audit dan dalam penerapannya dituntut

untuk menghasilkan laporan yang maksimal. Dengan demikian

lingkungan kerja audit merupakan segala sesuatu yang dapat

mempengaruhi hasil audit.

38

6.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Audit

Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa secara garis besar,

jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu:

1. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang

berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang

dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun

tidak langsung. Adapun menurut Sedarmayanti, yang

termasuk lingkungan fisik dalam perusahaan antara lain

adalah sebagai berikut:

a) Penerangan/Cahaya

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya

bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan

kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan

adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak

menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas,

mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga

pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan,

dan tentu saja pada akhirnya menyebabkan kurang

efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan

organisasi sulit dicapai.

39

b) Temperatur

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh

manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh

manusia selalu berusaha untuk mempertahankan

keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang

sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan yang terjadi di luar tubuh. Akan tetapi,

kemampuan menyesuaikan diri tersebut ada batasnya.

Tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya

dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar

tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan

35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.

c) Kelembapan

Kelembapan adalah banyaknya air yang

terkandung dalam udara, dan biasanya dinyatakan

dalam presentase. Kelembapan ini berhubungan atau

dipengaruhi oleh temperatur udara dan secara bersama-

sama antara temperatur, kelembapan, kecepatan udara

bergerak, dan radiasi panas dari udara tersebut akan

mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat

menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu

keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan

kelembapan tinggi akan menimbulkan pengurangan

40

panas tubuh secara besar-besaran karena sistem

penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya

denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah

untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Selain itu, tubuh

manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan

antara panas tubuh dengan suhu disekitarnya.

d) Sirkulasi Udara

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh

makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup,

yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar

dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara

tersebut telah berkurang dan bercampur dengan gas

atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Udara yang kotor mengakibatkan sesak napas. Hal ini

tidak boleh dibiarkan berlangsung terlalu lama, karena

akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan

mempercepat proses kelelahan. Sumber utama adanya

udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat

kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang

dibutuhkan oleh manusia. Dengan cukupnya oksigen di

sekitar tempat kerja dan pengaruh psikologis adanya

tanaman di sekitar tempat kerja, akan memberikan

kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan

41

segar selama bekerja akan membantu mempercepat

pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

e) Suara Bising

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para

pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu

bunyi yang tidak dikehendaki telinga karena dapat

mengganggu ketenangan bekerja, merusak

pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi.

Bahkan, menurut suatu penelitian, kebisingan yang

serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan

membutuhkan konsentrasi, suara bising hendaknya

dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat

dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja

meningkat. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas

suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan

terhadap manusia, yaitu lamanya kebisingan, intensitas

kebisingan, dan frekuensi kebisingan.

f) Bau-bauan

Bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap

sebagai pencemaran karena dapat mengganggu

konsentrasi bekerja. Bau-bauan yang terjadi terus

menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.

Pemakaian AC yang tepat merupakan salah satu cara

42

yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan

yang mengganggu di sekitar tempat kerja.

g) Tata Warna

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan

direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada

kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan

penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena

warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.

Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan

rasa senang, sedih, dan lain-lain karena sifat warna

dapat merangsang perasaan manusia. Selain

merangsang emosi atau perasaan, warna dapat

memantulkan sinar yang diterimanya. Banyak atau

sedikitnya pantulan cahaya bergantung pada macam

warna itu sendiri.

h) Dekorasi

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang

baik, sehingga dekorasi tidak hanya berkaitan dengan

hiasan ruangan kerja tetapi juga dengan cara mengatur

tata letak, tata warna, perlengkapan, dan hal lain untuk

bekerja.

43

i) Musik

Menurut para pakar, musik yang bernada lembut

sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat

membangkitkan dan merangsang karyawan untuk

bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan

selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak

sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja

akan mengganggu konsentrasi kerja.

j) Keamanan

Untuk menjaga tempat dan kondisi lingkungan

kerja tetap dalam keadaan aman, perlu diperhatikan

keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu, faktor

keamanan perlu diwujudkan keberadaannya. Salah satu

upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat

memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan

(SATPAM).

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan

yang terjadi yang berkaitan dengan lingkungan kerja, baik

hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama

rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang

mendukung kerja sama antar tingkat atasa, bawahan

44

maupun yang memiliki status yang sama. Lingkungan kerja

non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja

yang tidak bisa diabaikan karena menyangkut dengan

kenyamanan yang mempengaruhi keinginan karyawan

untuk berpindah.

Dalam hal ini diharapkan pemerintah mampu memenuhi segala

kebutuhan auditor BPK untuk dapat memaksimalkan sarana,

prasarana, dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan

lingkungan kerja fisik; serta seluruh pihak yang bekerja di BPK

diharapkan dapat saling bekerja sama dengan saling membangun

hubungan yang baik demi menciptakan suasana yang mendukung

auditor untuk dapat bekerja secara optimal dengan pengalaman dan

keahlian yang dimiliki.

7. Pengalaman Audit

7.1 Definisi Pengalaman Audit

Seorang auditor dengan jam terbang yang tinggi serta biasa

menemukan fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi

fraud dibanding auditor dengan jam terbang yang rendah. Auditor

yang berpengalaman adalah auditor yang mampu mendeteksi,

memahami dan bahkan mencari penyebab dari munculnya

kecurangan-kecurangan tersebut (Anggriawan, 2014).

Menurut Sukendra, dkk (2015), auditor yang telah memiliki

banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk

45

menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak

lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi auditor tersebut

juga dapat memberikan penjelasan yang lebih lugas dan akurat

terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang

memiliki sedikit pengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Hal

ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian seseorang

baik secara teknis maupun secara psikis (Rumengan dan Rahayu,

2014).

Maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman audit adalah

kemampuan auditor dalam mendeteksi, memahami dan bahkan

mencari penyebab dari munculnya kecurangan-kecurangan tersebut

serta dapat memberikan penjelasan yang lebih lugas dan akurat

terhadap temuannya guna mendapatkan kualitas pemeriksaan yang

maksimal.

46

B. PENELITIAN TERDAHULU

Sebelum penelitian ini, berikut penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti berkaitan

dengan topik yang sedang diteliti:

Tabel 2.1

Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metodologi Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

1. James L.

Bierstaker,

Priscilla

Burnaby dan

Jay Thibodeau

(2001)

The Impact of

Information

Technology on The

Audit Process: An

Assessment of The

State of The Art

and Implications

for The Future

Penerapan

teknologi

dalam

proses

audit.

Menggunakan metode kualitatif.

Tidak ada variabel lingkungan

kerja audit, kualitas temuan

audit dalam fraud audit dan

pengalaman audit sebagai

variabel moderasi.

Auditors who make use of

new technology will be

rewarded with tremendous

gains in audit efficiency and

effectiveness.

2. Robert

Nieschwietz,

Kurt Pany dan

Jian Zhang

(2002)

Auditing with

Technology: Using

Generalized Audit

Software in The

Classroom

Penerapan

teknologi

dalam

proses

audit.

Menggunakan metode kualitatif.

Tidak ada variabel lingkungan

kerja audit, kualitas temuan

audit dalam fraud audit dan

pengalaman audit sebagai

variabel moderasi.

Improvements in

generalized audit software

have created a situation in

which auditing “through”

the computer may be both

more effective and more

efficient than in the past.

47

Tabel 2.1

Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu

(Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

3. Agung Dwi

Hartoyo

(2011)

Upaya

Peningkatan

Kinerja

Pemeriksaan

BPK RI

Menggunakan

Computer

Assisted Audit

Techniques

Membahas CAATs,

dan e-Audit sebagai

implementasi dari

penggunaan CAATs,

serta memiliki objek

penelitian yang sama

yaitu BPK RI.

Menggunakan metode

penelitian kualitatif, variabel

performance expectancy dan

facilitating condition. Tidak

membahas fraud, tidak ada

variabel lingkungan kerja

audit, kualitas temuan audit,

dan pengalaman audit sebagai

variabel moderasi.

Penerapan CAATs dalam

hal ini implementasi e-Audit

merupakan langkah penting

BPK RI dalam mewujudkan

pengelolaan keuangan

negara yang bersih,

transparan, dan akuntabel.

4. Omoneye

O.

Olasanmi

(2013)

Computer

Aided Audit

Techniques

and Fraud

Detection

Menggunakan

metode penelitian

kuantitatif,

membahas CAATs

dan fraud.

Auditor KPMG Nigeria

sebagai objek penelitian. Tidak

ada variabel e-Audit,

lingkungan kerja audit, kualitas

temuan audit dalam fraud

audit, dan pengalaman audit

sebagai variabel pemoderasi.

CAAT can help in the

transparency of financial

reports within organizations

because it is a platform

where fraudulent and

misappropriated practices

are easily detected.

48

Tabel 2.1

Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu

(Lanjutan)

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Metodologi Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

5. Nurmazilah

Mahzan dan

Andy

Lymer

(2014)

Examining The

Adoption of Computer –

Assisted Audit Tools

and Techniques (Cases

of Generalized Audit

Software Use by

Internal Auditors

Pengalaman

sebagai

variabel

moderasi.

Menggunakan metode

kualitatif, variabel

performance expectancy,

effort expectancy,

facilitating conditions,

social influence, dan

voluntariness sebagai

variabel moderasi. Tidak

ada variabel e-Audit,

lingkungan kerja audit

dan kualitas temuan audit

dalam fraud audit.

Performance expectancy and

facilitating conditions appear to

be particularly important factors

influencing successful adoptions

of GAS in this domain. However,

social influence and effort

expectancy are not found by this

study to be as important in this

specific IT adoption domain.

This paper explores two of these

moderators – experience and

voluntariness – and shows that

both are keys to the constructs

application to this domain. Sumber: Diolah dari berbagai referensi

49

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.4

sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

Semakin maraknya kasus korupsi dan bertambahnya deretan catatan

hitam atas kasus suap terhadap auditor

Era globalisasi dan reformasi memaksa auditor untuk mengikuti

perubahan seiring dengan semakin berkembangnya zaman

Pengalaman Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Penerapan

E-Audit dan Lingkungan Kerja Audit Terhadap Kualitas

Temuan Audit dalam Fraud Audit

Basis teori: Agency Theory

Variabel independen:

E-Audit (X1)

Lingkungan Kerja Audit (X2)

Variabel dependen:

Kualitas Temuan Audit

dalam Fraud Audit (Y)

Metode Analisis:

Regresi Linier Berganda dan Regresi Moderat

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Variabel Moderasi:

Pengalaman Audit (Xmod)

50

D. DASAR PERUMUSAN HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian-penelitian terdahulu,

maka perumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan penerapan e-Audit dengan kualitas temuan audit

dalam fraud audit

Sejak 2010, dalam rangka meningkatkan kualitas hasil

pemeriksaan yang maksimal, BPK kini menerapkan e-Audit dalam

pemeriksaan pengelolaan keuangan negara. E-Audit merupakan

pemeriksaan secara elektronis menggunakan sebuah sistem SNSI

(Sinergi Nasional Sistem Informasi) yang membentuk sinergi antara

sistem informasi internal BPK (e-BPK) dengan sistem informasi milik

entitas pemeriksaan (e-auditee) melalui sebuah komunikasi data secara

online dan membentuk pusat data pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara (Pusat Data BPK). Dengan memanfaatkan pusat data

tersebut, BPK akan lebih mudah melakukan check, tracking, dan

menelusuri transaksi keuangan dan menemukan bukti-buktinya, serta

secara dini bisa mengetahui jika ada ketidakwajaran dalam

pengelolaan keuangan negara (BPK, 2012). Ini berarti dengan

menerapkan e-Audit, temuan audit dalam fraud audit akan semakin

mudah terdeteksi.

Sementara Setyaningrum (2012) menggunakan nilai temuan audit

BPK-RI sebagai ukuran kualitas audit. Oleh karena hal tersebut dapat

51

dikatakan bahwa semakin banyak temuan audit yang didapat, semakin

berkualitas hasil pemeriksaan.

Maka dengan menerapkan e-Audit, mampu mendapatkan hasil

pemeriksaan yang semakin berkualitas berupa temuan audit dalam

fraud audit yang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan semakin

masifnya hasil pemeriksaan BPK pada semester II tahun 2016 yang

mengungkapkan bahwa sedikitnya terdapat 5.810 temuan, dan dari

jumlah temuan tersebut terdapat unsur kerugian negara sebesar 1,37

triliun rupiah (Warta BPK, 2017). Selain itu, hal ini juga sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Olasanmi (2013) yang

menemukan bahwa CAATs memiliki peran dalam mendeteksi fraud

serta dapat meminimalisir potensi terjadinya fraud. Hal ini

dikarenakan penggunaan perangkat lunak dalam audit telah dapat

mengubah situasi audit “melalui” komputer menjadi lebih efektif dan

efisien (Nieschwietz et al, 2002). Oleh karena itu, hipotesis pada

penelitian ini adalah:

H1: Penerapan e-Audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

temuan audit dalam fraud audit

2. Hubungan lingkungan kerja audit dengan kualitas temuan audit

dalam fraud audit

Setiap aspek dalam lingkungan pekerjaan dapat menjadi

pembangkit stres. Tenaga kerja itu sendiri yang menentukan sejauh

mana situasi yang dihadapi merupakan stres baginya atau tidak,

52

dengan cara melakukan penilaian terhadap stresor pekerjaan. Stresor

(pembangkit stres) yaitu suatu kejadian yang menyebabkan seseorang

merasakan diri kurang nyaman dan memerlukan dirinya untuk

mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya. Sumber stres yang ada

di lingkup pekerjaan dalam mempengaruhi kondisi kesehatan

seseorang dapat lebih dari satu macam stresor (Suroso dan Siahaan,

2006).

Lingkungan kerja audit dapat dikatakan sebagai salah satu stresor

yang dapat menyebabkan stres. Lingkungan kerja sendiri merupakan

segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban

(Nitisemito, 2000). Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa

lingkungan kerja dibagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik yang dimaksud

contohnya seperti penerangan, suhu udara, dekorasi, suara, dan

keamanan. Sedangkan lingkungan kerja non fisik yang dimaksud

adalah hubungan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.

Stres secara umum didefinisikan sebagai kondisi tertekan secara

psikis yang disebabkan pengalaman fisik maupun psikis yang tidak

menyenangkan (Suroso dan Siahaan, 2006). Pengertian lain dari stres

kerja, yaitu merupakan bentuk stres yang diakibatkan oleh suatu

pekerjaan, atau suatu kondisi yang timbul akibat interaksi antara

manusia dengan pekerjaannya ditandai oleh perubahan dalam diri

53

orang tersebut yang menyebabkan penyimpangan dari fungsinya yang

normal (Soewondo, 1993 dalam Suroso dan Siahaan, 2006). Dengan

keadaan seperti ini memungkinkan auditor untuk cenderung

melakukan kekeliruan bahkan pada akhirnya dapat mengubah

seseorang menjadi tidak independen. Sementara independensi

merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan

oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 2008).

Sikap tidak independen memungkinkan auditor untuk mengurangi

bahkan menghilangkan temuan audit dari keadaan sebenarnya yang

pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, didukung

dengan hasil penelitian Rahayu dan Suryono (2016) yang menemukan

bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini adalah:

H2: Lingkungan kerja audit berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas temuan audit dalam fraud audit

3. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel moderating dalam

hubungan antara penerapan e-Audit dengan kualitas temuan

audit dalam fraud audit

Pemakaian teknologi informasi dalam pelaksanaan proses audit

tentunya memerlukan auditor yang memiliki keahlian di bidang sistem

informasi komputer (Hartoyo, 2011). E-Audit merupakan sinergi data

yang memanfaatkan teknologi informasi. Dharmawan (2014)

menjelaskan bahwa pengalaman memiliki peran penting untuk

54

membangun dan meningkatkan keahlian auditor. Tentu saja

pengalaman audit dengan menggunakan e-Audit memperkuat auditor

dalam mendapatkan hasil pemeriksaan yang semakin berkualitas

berupa temuan audit dalam fraud audit yang maksimal. Hal ini

diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahzan dan

Lymer (2014) bahwa pengalaman dapat menjadi variabel moderasi

dalam suksesi penerapan CAATs. Oleh karena itu, hipotesis pada

penelitian ini adalah:

H3: Pengalaman audit memoderasi hubungan antara penerapan e-Audit

terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit

4. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel moderating dalam

hubungan antara lingkungan kerja audit dan kualitas temuan

audit dalam fraud audit

BPK bertugas memeriksa seluruh keuangan negara pada

pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, Bank

Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan

Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara (BPK Ternate, 2017). Ini menunjukkan bahwa

hampir seluruh lembaga pemerintah di periksa oleh BPK.

Mengingat besarnya amanah yang diberikan oleh pemerintah

kepada BPK RI, ukuran lingkungan kerja ini dapat juga dikatakan

sebagai salah satu stresor yang dapat menyebabkan stres. Pada

umumnya, stres dirasakan oleh setiap auditor pada periode tertentu

55

menjelang deadline. Sedangkan definisi dari beberapa ahli terkait

lingkungan kerja, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja audit

merupakan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi hasil audit. Maka

dari besarnya ukuran lingkungan kerja audit dapat menimbulkan stres

yang memungkinkan auditor melakukan kekeliruan dalam menginput

data atas ketidaktelitiannya yang pada akhirnya dapat berdampak pada

hasil audit. Oleh karena hal tersebut, lingkungan kerja audit di BPK RI

sebagai penanggungjawab pemeriksaan pengelolaan keuangan negara

secara tersirat memaksa auditor untuk memiliki pengalaman audit yang

kompeten guna menunjang kualitas temuan audit dalam fraud audit

yang maksimal, mengingat auditor yang berpengalaman dinilai

memiliki ketelitian yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Francis dan Yu (2009) yang menemukan bahwa semakin besar ukuran

KAP, semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan. Selain itu sejalan

dengan hasil penelitian Muliawan dan Sujana (2017) yang menemukan

bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif pada

kualitas audit.

Ukuran kantor akuntan publik pada penelitian Nindita dan Siregar

(2012) diukur melalui jumlah rekan, jumlah auditor, jumlah klien dan

jumlah pendapatan. Ini berarti besarnya ukuran suatu lingkungan kerja

audit sama dengan banyaknya jumlah rekan, jumlah auditor, jumlah

klien dan jumlah pendapatan. Sementara pengalaman kerja adalah

pengalaman auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari segi

56

lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan

yang telah dilakukan (Sukriah dkk, 2009). Selain pengalaman dalam

menangani banyaknya jumlah klien/lembaga pemerintah yang di

periksa oleh BPK, tentunya pengalaman pelatihan-pelatihan yang

didapat oleh auditor BPK sebagai penanggungjawab pemeriksaan

pengelolaan keuangan negara berbeda dengan kantor akuntan publik

pada umumnya. Dengan demikian semakin besar ukuran suatu

lingkungan kerja audit, maka semakin banyak pengalaman yang

didapat oleh auditor, dan pengalaman audit inilah yang akan semakin

memperkuat kualitas temuan audit dalam fraud audit di BPK RI,

dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahzan dan

Lymer (2014) bahwa pengalaman dapat menjadi variabel moderasi

dalam suksesi penerapan CAATs. Oleh karena itu, hipotesis pada

penelitian ini adalah:

H4: Pengalaman audit memoderasi hubungan antara lingkungan kerja

audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit.

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu e-Audit

dan lingkungan kerja audit, terhadap variabel dependen yaitu kualitas

temuan audit dalam fraud audit, dengan pengalaman audit sebagai variabel

moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).

B. METODE PENENTUAN SAMPEL

Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang menggunakan

e-Audit. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode non-probability purposive sampling dan teknik

convenience sampling, yaitu merupakan tipe pemilihan sampel yang

dipilih dengan pertimbangan kemudahan. Auditor yang menggunakan

e-Audit diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut ada

ditempat.

58

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, teknik penelitian yang digunakan adalah dengan

menggunakan penyebaran kuesioner. Seluruh data baik data variabel

independen, variabel dependen, serta variabel moderasi dalam penelitian

ini adalah data primer. Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber data atau diperoleh tidak melalui perantara.

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah

terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor

yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK

RI).

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan dua sumber, yaitu penelitian pustaka dan penelitian

lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian

lapangan. Peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama

(data primer). Peneliti memperoleh data dengan melakukan

penyebaran kuesioner kepada auditor terpilih di Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) secara langsung.

59

D. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis data menggunakan statistik deksriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan uji hipotesis.

1. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif menurut Ghozali (2013), memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

reliabilitas dan uji validitas.

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013).

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara

(Ghozali, 2013) yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.

Di sini seseorang akan disodori pertanyaan yang

sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian

dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

60

2) One Shot atau pengukuran sekali saja.

Di sini pengukurannya hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk

mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

> 0,70.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2013).

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan

Pearson Correlation sebagai alat ukur. Jika r hitung lebih

besar dari r table dan nilai positif maka butir atau

pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid

(Ghozali, 2013).

61

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara,

cara pertama yaitu dengan menggunakan analisis regresi linear

berganda dan cara kedua dengan analisis regresi moderat. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi berganda dapat didefinisikan sebagai

pengaruh antara lebih dari dua variabel, dimana terdiri dari

dua atau lebih variabel independen (bebas) dan satu

variabel dependen (terikat).

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus

persamaan regresi yang digunakan pada pengujian

hipotesis pertama dan kedua adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

Keterangan:

Y = Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

a = Konstanta

b1, 2 = Koefisien Regresi

X1 = Penerapan E-Audit

X2 = Lingkungan Kerja Audit

e = Error

62

Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, maka

digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan,

pengujian hipotesis dilakukan melalui:

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen

(Ghozali, 2013).

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat

(Ghozali, 2013). Uji F ini dilakukan untuk menguji

apakah model regresi yang digunakan fit. Dasar

pengambilan keputusannya adalah dengan melihat nilai

signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan

63

SPSS dengan significance level 0.05 (α = 5%). Jika nilai

signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak,

yang berarti model regresi tidak fit. Jika nilai

signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima,

yang berarti bahwa model regresi fit.

3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Apabila signifikansi t lebih dari 0,05 maka

Ha ditolak dan Ho diterima. Demikian pula sebaliknya,

jika signifikansi t kurang dari 0,05 maka Ha diterima

dan Ho ditolak. Jika Ha diterima berarti suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen (Ghozali, 2013).

b. Analisis Regresi Moderat (Moderated Regression Analysis

– MRA).

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui

apakah variabel moderasi akan memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen. Ada tiga cara menguji regresi dengan

variabel moderasi, yaitu:

64

1) Uji interaksi,

2) Uji nilai selisih mutlak,

3) Uji residual.

Uji hipotesis secara regresi moderat pada penelitian

ini menggunakan uji residual. Pengujian variabel

moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai

absolut mempunyai kecendrungan akan terjadi

multikolonieritas yang tinggi antar variabel independen

dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi

ordinary least square (OLS). Untuk mengatasi

multikolonieritas ini, maka dikembangkan metode lain

yang disebut uji residual (Ghozali, 2013).

Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah

pengalaman audit (Xmod). Suatu variabel dapat dikatakan

sebagai variabel moderasi apabila memiliki nilai koefisien

parameter negatif dan signifikan (Ghozali, 2013).

E. OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen

yaitu e-Audit dan lingkungan kerja audit, variabel dependen yaitu kualitas

temuan audit dalam fraud audit serta variabel moderasi yaitu pengalaman

audit. Variabel-variabel tersebut diukur dengan mengembangkan

instrumen dalam penelitian-penelitian terdahulu. Pada bagian ini akan

65

diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut

dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. E-Audit (X1)

E-Audit merupakan pemeriksaan secara elektronik yang

menyinergikan sistem informasi e-BPK dengan sistem informasi e-

Auditee dan kemudian membentuk suatu pusat data yang akan

dimanfaatkan untuk proses pemeriksaan. Dengan e-Audit, proses

audit di BPK RI dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari Al-

Osaimi (2007: 39); Rogers (Rokhman, 2011); Moore dan Benbasat

(2004) dalam Sukarso, dkk (2015). Variabel ini diukur dengan

menggunakan skala interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang

didapat akan dibuat skor yaitu: sangat tidak setuju (1), tidak setuju

(2), kurang setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).

2. Lingkungan Kerja Audit (X2)

Menurut Nitisemito (2000), lingkungan kerja adalah segala

sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban, yang mana

jenis lingkungan kerja dibagi menjadi dua yakni: 1) lingkungan

kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja non fisik. Usaha untuk

meningkatkan kualitas audit, diantaranya dengan memperhatikan

lingkungan kerja audit. Auditor BPK RI dalam melaksanakan

tugasnya menggunakan e-Audit dan dalam penerapannya dituntut

66

untuk menghasilkan laporan yang maksimal. Dengan demikian

lingkungan kerja audit merupakan segala sesuatu yang dapat

mempengaruhi hasil audit.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari

Sedarmayanti (2011) yang telah disesuaikan dengan topik

penelitian ini. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala

interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor

yaitu: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3),

setuju (4), dan sangat setuju (5).

3. Pengalaman Audit (Xmod)

Seorang auditor dengan jam terbang yang tinggi serta biasa

menemukan fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi

fraud dibanding auditor dengan jam terbang yang rendah. Auditor

yang berpengalaman adalah auditor yang mampu mendeteksi,

memahami dan bahkan mencari penyebab dari munculnya

kecurangan-kecurangan tersebut (Anggriawan, 2014). Dengan

demkian semakin berpengalaman seorang auditor, semakin

berkualitas hasil pemeriksaan yang didapat.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari Sukriah,

dkk (2009). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala

interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor

yaitu: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3),

setuju (4), dan sangat setuju (5).

67

4. Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit (Y)

Francis (2004) berpendapat bahwa mengukur kualitas audit

dapat dilakukan dengan melihat hasil audit. Secara umum temuan

audit didefinisikan sebagai suatu himpunan data dan informasi

yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama melakukan tugas audit

atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analistis

menurut unsur-unsurnya yang dianggap bermanfaat (Murwanto,

2011). Oleh karena hal tersebut, semakin banyak auditor dapat

menemukan fraud audit beserta bukti-bukti kuat yang

mendukungnya, maka semakin berkualitas hasil pemeriksaan,

sehingga auditor dapat memberikan banyak informasi yang

bermanfaat untuk kemajuan auditee.

Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen kualitas

audit dari Deis dan Giroux (1992); Carcello, dkk (1992); Behn, dkk

(1997); Duff (2004); Samelson, dkk (2006); dan Boon, dkk (2008)

dalam Nor (2011) dan telah disesuaikan dengan topik penelitian

ini. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval (likert)

1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: sangat

tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4), dan

sangat setuju (5).

68

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Indikator

No.

Pernya-

taan

Skala

Ukur

1. E-Audit (X1)

(Al-Osaimi

(2007:39);

Rogers

(Rokhman:

2011); Moore

dan Benbasat

(2004)) dalam

Sukarso, dkk

(2015)

1) E-Audit meningkatkan

efektivitas pemeriksaan

2) E-Audit meningkatkan

efisiensi pemeriksaan

3) E-Audit meningkatkan

ekonomis pemeriksaan

4) E-Audit meningkatkan

produktivitas pemeriksaan

5) E-Audit membentuk pusat

data pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan

negara

6) E-Audit menerapkan

konsep link and match

data entitas pemeriksaan

7) E-Audit sesuai tututan

pemeriksaan

8) E-Audit sesuai keinginan

pemeriksa dalam proses

pengumpulan data dari

auditee

9) E-Audit sesuai keinginan

pemeriksa dalam

berinteraksi dengan

auditee

10) E-Audit sesuai dengan

budaya kerja pemeriksa

11) E-Audit mudah dipelajari

oleh pemeriksa

12) Untuk terampil dalam

menggunakan e-Audit

sangat mudah

13) Tidak terdapat kendala

dalam mempelajari

penggunaan e-Audit

14) Menggunakan e-Audit

membuat citra pemeriksa

lebih baik

15) Menggunakan e-Audit

membuat pemeriksa lebih

professional

1,

2,

3,

4,

5,

6,

7,

8,

9,

10,

11,

12,

13,

14,

15,

Interval

69

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

(Lanjutan)

No. Variabel Indikator

No.

Pernya-

taan

Skala

Ukur

16) Pemeriksa telah

memahami tentang

e-Audit

17) E-Audit telah

disosialisasikan dengan

baik

18) Pemeriksa telah dilatih

sebagai pengguna e-Audit

19) Pendidikan dan pelatihan

mengenai e-Audit telah

cukup dilakukan

20) E-Audit sangat diperlukan

dalam pemeriksaan

21) Pemeriksa telah mampu

mengaplikasikan e-Audit

22) E-Audit sangat membantu

Pemeriksa

23) E-Audit dapat terus

digunakan dalam

pemeriksaan

16,

17,

18,

19,

20,

21,

22,

23,

Interval

2. Lingkungan

Kerja (X2)

(Sedarma-

yanti, 2011)

1) Pencahayaan/penerangan

2) Suhu udara

3) Dekorasi

4) Suara bising

5) Jaminan keamanan

6) Hubungan antara

pimpinan dan bawahan

7) Hubungan kerjasama antar

rekan kerja

24,

25,

26,

27,

28,

29,

30,

Interval

3. Pengalaman

Audit (Xmod)

(Sukriah, dkk

2009))

1) Lamanya bekerja sebagai

auditor

2) Banyaknya tugas

pemeriksaan

31, 32,

33, 34,

35, 36,

37, 38

Interval

70

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

(Lanjutan)

No. Variabel Indikator

No.

Pernya-

taan

Skala

Ukur

4. Kualitas

Audit (Y)

(Deis dan

Giroux

(1992);

Carcello, dkk

(1992); Behn,

dkk (1997);

Duff (2004);

Samelson,

dkk (2006);

dan Boon,

dkk (2008))

dalam Nor

(2011)

1) Pengalaman tim auditor

BPK

2) Pemahaman audit yang

efektif dalam mengaudit

3) Memiliki respon yang

baik atas kebutuhan klien

4) Tim kerja audit memiliki

kompetensi tehnis

5) Tingkat kecukupan BPK

dengan SPAP

6) Tingkat kecakapan BPK

dengan standar

pengendalian mutu

7) Komitmen BPK terhadap

kualitas

8) Keterlibatan pimpinan

pelaksana

9) Pedoman pekerjaan

lapangan

10) Keterlibatan dengan tim

audit

11) Kode etik akuntan dan

pengetahuan auditing

12) Sikap skeptis tim audit

13) Independensi auditor

14) Profesionalisme auditor

15) Memahami sistem internal

control klien

16) Tanggungjawab staf BPK

secara individu

17) Pemeliharaan kemutahiran

audit

39,

40,

41,

42,

43,

44,

45,

46,

47,

48,

49,

50,

51,

52,

53,

54,

55.

Interval

71

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket atau

kuesioner yang disebar kepada auditor yang bekerja di Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang tersebar di 2

Auditorat Keuangan Negara (AKN). Auditor yang berpartisipasi pada

penelitian ini adalah auditor yang telah memiliki pengalaman audit

menggunakan e-Audit. Distribusi penyebaran kuesioner dilakukan di 2

AKN, yaitu AKN V dan AKN VII. Proses perizinan, penyebaran dan

pengembalian kuesioner ini dilaksanakan mulai tanggal 2 Agustus

2017 sampai dengan 20 Oktober 2017. Lamanya proses tersebut

dikarenakan waktu penyebaran kuesioner adalah masa periode sibuk

auditor yang sedang melaksanakan pemeriksaan lapangan. Distribusi

penyebaran kuesioner pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Penyebaran Kuesioner

No.

Auditorat

Keuangan Negara

Jumlah Kuesioner

Dikirim

Jumlah

Kuesioner

Dikembalikan

1. AKN V 30 29

2. AKN VII 30 29

Total 60 58

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

72

Sementara data sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 4.2

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah

1. Kuesioner yang dikirim 60

2. Kuesioner yang tidak kembali 2

3. Kuesioner yang tidak dapat diolah 1

4. Kuesioner yang dapat diolah 57

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Kuesioner yang dikirim sebanyak 60 eksemplar atau dan

kuesioner yang tidak kembali sebanyak 58 eksemplar. Kuesioner yang

tidak dapat diolah sebanyak 1 eksemplar karena tidak diisi lengkap

dibagian identitas responden yang menandakan bahwa responden

belum memiliki pengalaman audit menggunakan e-Audit, hal tersebut

tentunya tidak sesuai dengan kriteria pemilihan sampel pada penelitian

ini. Oleh karena itu kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 57

eksemplar.

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor di 2 AKN Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), yaitu AKN V dan

AKN VII. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden

penelitian yang terdiri atas jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

pengalaman audit, dan lama menggunakan e-Audit.

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

73

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 30 52,6 52,6 52,6

Wanita 27 47,4 47,4 100,0

Total 57 100,0 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden berjenis

kelamin pria mendominasi dengan jumlah 30 responden atau

sebesar 52,6%, sedangkan sisanya sebanyak 27 responden atau

sebesar 47,4% berjenis kelamin wanita.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan usia.

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Freq-

uency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 40 tahun 43 75,4 75,4 75,4

41 - 50 tahun 12 21,1 21,1 96,5

51 - 60 tahun 2 3,5 3,5 100,0

Total 57 100,0 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden

berusia dibawah 40 tahun dengan jumlah 43 responden atau

sebesar 75,4%. Sementara sebanyak 12 responden atau sebesar

21,1% berusia 41-50 tahun dan sebanyak 2 responden atau

sebesar 3,5% berusia 51-60 tahun.

74

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid S1 41 71,9 71,9 71,9

S2 16 28,1 28,1 100,0

Total 57 100,0 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas pendidikan

terakhir responden adalah Strata 1 (S1) dengan jumlah 41

responden atau sebesar 71,9%. Sementara sebanyak 16 responden

atau sebesar 28,1% berpendidikan Strata 2 (S2).

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Audit

Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pengalaman audit.

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan

Pengalaman Audit

Freq-

uency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 3 tahun 4 7,0 7,0 7,0

3 - 5 tahun 6 10,5 10,5 17,5

> 5 tahun 47 82,5 82,5 100,0

Total 57 100,0 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden

memiliki pengalaman audit lebih dari 5 tahun dengan jumlah 47

75

responden atau sebesar 82,5%. Sementara sebanyak 6 responden

atau sebesar 10,5% memiliki pengalaman audit selama 3-5 tahun

dan sebanyak 4 responden atau sebesar 7% memiliki pengalaman

audit kurang dari 3 tahun.

e. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan E-Audit

Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan lama menggunakan e-Audit.

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden

Berdasarkan Lama Menggunakan E-Audit

Freq-

uency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid < 3 tahun 28 49,1 49,1 49,1

3 tahun 8 14,0 14,0 63,2

> 3 tahun 21 36,8 36,8 100,0

Total 57 100,0 100,0

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden

memiliki pengalaman menggunakan e-Audit kurang dari 3 tahun

dengan jumlah 28 responden atau sebesar 49,1% dan sebanyak 21

responden atau sebesar 36,8% memiliki pengalaman

menggunakan e-Audit lebih dari 3 tahun. Sementara sebanyak 8

responden atau sebesar 14,0% memiliki pengalaman

menggunakan e-Audit selama 3 tahun.

76

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil uji statistik deskriptif terhadap variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu e-Audit, lingkungan kerja audit,

pengalaman audit dan kualitas temuan audit dalam fraud audit

ditunjukkan dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Min. Max. Mean

Std.

Deviation

E-Audit 57 73,0 108,0 87,439 7,3509

Lingkungan Kerja Audit 57 24,0 33,0 28,333 2,3855

Pengalaman Audit 57 28,0 38,0 33,351 2,5946

Kualitas Temuan Audit

dalam Fraud Audit 57 56,0 79,0 66,105 5,5796

Valid N (listwise) 57

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat dideskripsikan bahwa jumlah

responden (N) yang valid dan dapat diproses lebih lanjut sebanyak

57responden. Pada variabel e-Audit, jawaban minimum responden

sebesar 73 dan maksimum sebesar 108 dengan rata-rata jawaban

sebesar 87,439 dan standar deviasi sebesar 7,3509. Jawaban yang

paling maksimum didapatkan dari responden nomor 2 dengan hampir

seluruh pernyataan dinyatakan sangat setuju pada variabel e-Audit.

Pada variabel lingkungan kerja audit, jawaban minimum responden

sebesar 24 dan maksimum sebesar 33 dengan rata-rata jawaban

sebesar 28,333 dan standar deviasi sebesar 2,3855. Hasil

menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab setuju pada

77

variabel lingkungan kerja audit. Pada variabel moderasi pengalaman

audit, jawaban minimum responden sebesar 28 dan maksimum

sebesar 38 dengan rata-rata sebesar 33,351 dan standar deviasi sebesar

2,5946. Jawaban yang paling minimum didapatkan dari responden

nomor 34 dengan setuju pada indikator lamanya bekerja sebagai

auditor, dan kurang setuju pada indikator banyaknya tugas

pemeriksaan. Sedangkan pada variabel kualitas temuan audit dalam

fraud audit, jawaban minimum responden sebesar 56 dan maksimum

sebesar 79 dengan rata-rata sebesar 66,105 dan standar deviasi sebesar

5,5796. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab

setuju pada variabel kualitas temuan audit dalam fraud audit.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian dengan mengukur koefisien Cronbach Alpha.

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013). Tabel 4.9

menunjukkan hasil uji reliabilitas pada variabel penelitian yang

terdiri dari variabel e-Audit, lingkungan kerja audit, pengalaman

audit dan kualitas temuan audit dalam fraud audit.

78

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

E-Audit 0,908 Reliabel

Lingkungan Kerja Audit 0,745 Reliabel

Pengalaman Audit 0,821 Reliabel

Kualitas Temuan Audit

dalam Fraud Audit

0,941 Reliabel

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha atas

variabel e-Audit sebesar 0,908, variabel lingkungan kerja audit

sebesar 0,745, variabel moderasi pengalaman audit sebesar 0,821

dan variabel kualitas temuan audit dalam fraud audit sebesar

0,941, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan

dalam kuesioner reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha

lebih dari 0,70.

b. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya

kuesioner dengan mengukur Pearson Correlation. Dalam

penelitian ini jumlah sample (n) = 57 maka df dapat dihitung 57 –

2 = 55, dengan df = 55 dan alpha = 0,05 didapat r table = 0,200.

Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir

atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,

2013).

79

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas E-Audit

Pernyataan r hitung r table Kriteria

E1 0,516** 0,200 Valid

E2 0,685** 0,200 Valid

E3 0,596** 0,200 Valid

E4 0,707** 0,200 Valid

E5 0,658** 0,200 Valid

E6 0,466** 0,200 Valid

E7 0,540** 0,200 Valid

E8 0,558** 0,200 Valid

E9 0,531** 0,200 Valid

E10 0,652** 0,200 Valid

E11 0,634** 0,200 Valid

E12 0,578** 0,200 Valid

E13 0,544** 0,200 Valid

E14 0,511** 0,200 Valid

E15 0,681** 0,200 Valid

E16 0,635** 0,200 Valid

E17 0,488** 0,200 Valid

E18 0,405** 0,200 Valid

E19 0,532** 0,200 Valid

E20 0,533** 0,200 Valid

E21 0,685** 0,200 Valid

E22 0,611** 0,200 Valid

E23 0,595** 0,200 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.10 variabel e-Audit memiliki kriteria

valid untuk semua item pernyataan karena r hitung lebih besar dari

r table.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Audit

Pernyataan r hitung r table Kriteria

L1 0,421** 0,200 Valid

L2 0,764** 0,200 Valid

L3 0,748** 0,200 Valid

L4 0,743** 0,200 Valid

L5 0,711** 0,200 Valid

L6 0,522** 0,200 Valid

L7 0,431** 0,200 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

80

Berdasarkan Tabel 4.11 variabel lingkungan kerja audit

memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan karena r

hitung lebih besar dari r table.

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit

Pernyataan r hitung r table Kriteria

P1 0,686** 0,200 Valid

P2 0,772** 0,200 Valid

P3 0,791** 0,200 Valid

P4 0,699** 0,200 Valid

P5 0,704** 0,200 Valid

P6 0,583** 0,200 Valid

P7 0,489** 0,200 Valid

P8 0,645** 0,200 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.12 variabel pengalaman audit memiliki

kriteria valid untuk semua item pernyataan karena r hitung lebih

besar dari r table.

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

Pernyataan r hitung r table Kriteria

K1 0,674** 0,200 Valid

K2 0,799** 0,200 Valid

K3 0,649** 0,200 Valid

K4 0,745** 0,200 Valid

K5 0,772** 0,200 Valid

K6 0,672** 0,200 Valid

K7 0,749** 0,200 Valid

K8 0,718** 0,200 Valid

K9 0,836** 0,200 Valid

K11 0,788** 0,200 Valid

K12 0,650** 0,200 Valid

K13 0,815** 0,200 Valid

K14 0,750** 0,200 Valid

K15 0,770** 0,200 Valid

K16 0,738** 0,200 Valid

K17 0,586** 0,200 Valid

K14 0,750** 0,200 Valid

81

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

(Lanjutan)

K15 0,770** 0,200 Valid

K16 0,738** 0,200 Valid

K17 0,586** 0,200 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.13 variabel kualitas temuan audit dalam

fraud audit memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan

karena r hitung lebih besar dari r table.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa diduga penerapan e-

Audit dan lingkungan kerja audit memiliki pengaruh terhadap kualitas

temuan audit dalam fraud audit dengan pengalaman audit sebagai

variabel pemoderasi. Adapun uji hipotesis pada penelitian ini

dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu secara regresi linier

berganda dan secara regresi moderat.

a. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi

(Adjusted R-Square) untuk variabel e-Audit dan lingkungan

kerja audit yang disajikan pada Tabel 4.14.

82

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,662a ,438 ,418 4,2578

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit

b. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud

Audit

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel kualitas temuan

audit dalam fraud audit dapat dijelaskan oleh variabel e-Audit

dan lingkungan kerja audit sebesar 0,418 atau 41,8 %.

Sedangkan sisanya sebesar 0,582 atau 58,2 % dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini seperti

pengalaman audit (Syahmina dan Suryono, 2016), independensi

auditor (Rahayu dan Suryono, 2016), stres dalam pekerjaan

(Suroso dan Siahaan, 2006), maupun sistem informasi e-Audit

(Nurrochman dkk, 2012).

2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah terdapat

hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih

variabel independen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka

dapat dinyatakan bahwa variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Berikut hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang

disajikan pada Tabel 4.15.

83

Tabel 4.15

Hasil Uji Statistik F

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 764,423 2 382,211 21,083 ,000b

Residual 978,946 54 18,129

Total 1743,368 56

a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud

Audit

b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel ANOVA diatas, memperlihatkan bahwa

nilai signifikansi pada kolom Sig. sebesar 0,000 yaitu < 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan e-Audit dan

lingkungan kerja audit berpengaruh secara simultan terhadap

kualitas temuan audit dalam fraud audit.

3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk melihat seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual

menerangkan variabel dependen. Apabila nilai signifikansi

< 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen

secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2013). Berikut hasil uji signifikansi parsial (uji

statistik t) yang disajikan pada Tabel 4.16.

84

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik t

Model

Unstandardized

Coefficients

Std.

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 16,169 7,716 2,095 ,041

E-Audit ,307 ,092 ,404 3,324 ,002

Lingkungan

Kerja Audit ,816 ,248 ,349 2,869 ,006

a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud

Audit

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

1. Pengaruh penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan

audit dalam fraud audit

Hasil uji hipotesis pada Tabel 4.16 menunjukkan

bahwa tingkat signifikansi pada variabel e-Audit adalah

sebesar 0,002. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis

pertama (H1), karena tingkat signifikansi yang dimiliki

oleh variabel e-Audit < 0,05.

2. Pengaruh lingkungan kerja audit terhadap kualitas

temuan audit dalam fraud audit

Hasil uji hipotesis pada Tabel 4.16 menunjukkan

bahwa tingkat signifikansi pada variabel lingkungan kerja

audit adalah sebesar 0,006. Hasil penelitian ini

mendukung hipotesis kedua (Ha2), karena tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel lingkungan kerja

audit < 0,05.

85

b. Pengujian Hipotesis secara Regresi Moderat

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah

variabel moderasi akan memperkuat atau memperlemah hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Ada tiga cara

menguji regresi dengan variabel moderasi, yaitu:

1) Uji interaksi,

2) Uji nilai selisih mutlak,

3) Uji residual.

Uji hipotesis secara regresi moderat pada penelitian ini

menggunakan uji residual. Pengujian variabel moderating dengan

uji interaksi maupun uji selisih nilai absolut mempunyai

kecendrungan akan terjadi multikolonieritas yang tinggi antar

variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik

dalam regresi ordinary least square (OLS). Untuk mengatasi

multikolonieritas ini, maka dikembangkan metode lain yang

disebut uji residual (Ghozali, 2013).

Suatu variabel dapat dikatakan sebagai variabel moderasi

apabila memiliki nilai koefisien parameter negatif dan signifikan

(Ghozali, 2013). Berikut hasil uji residual pengalaman audit

sebagai variabel pemoderasi pengaruh penerapan e-Audit dan

lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud

audit yang disajikan pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.

86

Tabel 4.17

Hasil Uji Residual Pengalaman Audit Sebagai Variabel

Moderasi dalam Hubungan antara X1 dan Y

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -4,657 2,181 -2,136 ,037

Kualitas

Temuan

Audit dalam

Fraud Audit

,100 ,033 ,380 3,042 ,004

a. Dependent Variable: AbsRes_3

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

3. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel pemoderasi

dalam hubungan antara penerapan e-Audit dengan kualitas

temuan audit dalam fraud audit

Berdasarkan Tabel 4.17 diatas menunjukkan bahwa nilai

koefisien parameter yang didapat adalah sebesar 0,380 dan

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,004. Walaupun

menunjukkan hasil yang signifikan yaitu < 0,05, namun dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian ini tidak mendukung

hipotesis ketiga (Ha3), karena pengalaman audit dianggap

variabel moderasi apabila nilai koefisien parameternya negatif

dan signifikan.

87

Tabel 4.18

Hasil Uji Residual Pengalaman Audit Sebagai Variabel

Moderasi Dalam Hubungan antara X2 dan Y

Model

Unstandardize

d Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -4,732 2,124 -2,228 ,030

Kualitas

Temuan

Audit

dalam

Fraud

Audit

,104 ,032 ,400 3,241 ,002

a. Dependent Variable: AbsRes_4

Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

4. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel pemoderasi

dalam hubungan antara lingkungan kerja audit dengan

kualitas temuan audit dalam fraud audit

Berdasarkan Tabel 4.18 diatas menunjukkan bahwa nilai

koefisien parameter yang didapat adalah sebesar 0,400 dan

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002. Walaupun

menunjukkan hasil yang signifikan yaitu < 0,05, namun dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian ini tidak mendukung

hipotesis keempat (Ha4), karena pengalaman audit dianggap

variabel moderasi apabila nilai koefisien parameternya

negatif dan signifikan.

88

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil dari hipotesis pertama (Ha1) ini membuktikan bahwa

penerapan e-Audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan audit

dalam fraud audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Olasanmi (2013) yang menemukan bahwa

CAATs memiliki peran dalam mendeteksi fraud serta dapat meminimalisir

potensi terjadinya fraud. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hartoyo (2011) yang menemukan bahwa

penerapan CAATs dalam hal ini implementasi e-Audit merupakan langkah

penting BPK RI dalam mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang

bersih, transparan, dan akuntabel ; Nieschwietz et al (2002) yang

menemukan bahwa penggunaan perangkat lunak dalam audit telah dapat

mengubah situasi audit “melalui” komputer menjadi lebih efektif dan

efisien dari sebelumnya ; dan Bierstaker (2001) yang menemukan bahwa

auditor yang memanfaatkan teknologi baru akan mendapatkan keuntungan

yang luar biasa dalam efisiensi dan efektivitas audit. Hasil penelitian ini

besar kemungkinan disebabkan karena data yang didapat melalui e-Audit

membantu auditor dalam mendeteksi fraud secara dini sebelum

melaksanakan pemeriksaan lapangan, sehingga dapat meningkatkan

efisiensi serta efektivitas audit dalam mendapatkan hasil temuan audit

yang maksimal. Maka hal ini sesuai dengan Peraturan Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang menjelaskan bahwa

89

Keuangan Negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Ini berarti e-Audit telah dapat membantu pemerintah dalam mencapai

tujuannya seperti yang tertuang dalam Keputusan Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/K/I-VIII.2/12/2015 tentang

Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran 2016

sampai dengan Tahun Anggaran 2020 yang menjelaskan bahwa salah satu

tujuan strategis BPK yaitu meningkatkan pemeriksaan yang berkualitas

dalam rangka mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai

tujuan negara.

Hasil dari hipotesis kedua (Ha2) ini membuktikan bahwa lingkungan

kerja audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan audit dalam fraud

audit. Suroso dan Siahaan (2006) menyatakan bahwa stresor (pembangkit

stres) yaitu suatu kejadian yang menyebabkan seseorang merasakan diri

kurang nyaman dan memerlukan dirinya untuk mengadakan adaptasi

terhadap lingkungannya. Lingkungan kerja audit dapat dikatakan sebagai

salah satu stresor yang dapat menyebabkan stres. Lingkungan kerja sendiri

merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban

(Nitisemito, 2000). Stres secara umum didefinisikan sebagai kondisi

tertekan secara psikis yang disebabkan pengalaman fisik maupun psikis

yang tidak menyenangkan (Suroso dan Siahaan, 2006). Pengertian lain

90

dari stres kerja, yaitu merupakan bentuk stres yang diakibatkan oleh suatu

pekerjaan, atau suatu kondisi yang timbul akibat interaksi antara manusia

dengan pekerjaannya ditandai oleh perubahan dalam diri orang tersebut

yang menyebabkan penyimpangan dari fungsinya yang normal

(Soewondo, 1993 dalam Suroso dan Siahaan, 2006). Dengan keadaan

seperti ini memungkinkan auditor untuk cenderung melakukan kekeliruan

bahkan pada akhirnya dapat mengubah seseorang menjadi tidak

independen. Sikap tidak independen memungkinkan auditor untuk

mengurangi bahkan menghilangkan temuan audit dari keadaan sebenarnya

yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, didukung

dengan hasil penelitian Rahayu dan Suryono (2016) yang menemukan

bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini besar kemungkinan disebabkan karena kondisi

lingkungan yang mewajibkan auditor untuk melaksanakan pemeriksaan

lapangan ke seluruh Indonesia dalam setiap tahun pada periode tertentu.

Disaat inilah auditor akan mendapati banyak kesempatan bahkan tekanan

yang dapat menyebabkan stres karena kurangnya pengamanan pada saat

melakukan pemeriksaan lapangan, sehingga dapat mengganggu

independensi auditor yang secara langsung akan mempengaruhi kualitas

temuan audit dalam fraud audit. Selain itu hasil penelitian ini sesuai

dengan Kompasiana (2017) yang memaparkan terkait sejumlah kasus suap

terhadap Auditor BPK. Hal ini berarti telah melanggar Peraturan Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang

91

Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan yang menjelaskan bahwa nilai

dasar kode etik BPK terdiri dari integritas, independensi, dan

profesionalisme. Anggota BPK, pemeriksa, dan pelaksana BPK lainnya

yang telah melakukan pelanggaran/menciderai kode etik BPK sudah

selayaknya dihukum sebagaimana yang tertuang dalam peraturan tersebut.

Hasil dari hipotesis ketiga (Ha3) ini membuktikan bahwa pengalaman

audit tidak memoderasi hubungan antara variabel independen e-Audit dan

variabel dependen kualitas temuan audit dalam fraud audit. Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Singgih dan Bawono

(2010) yang menemukan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian ini besar kemungkinan disebabkan karena

e-Audit hanya berfungsi sebagai sarana sinergi data, sedangkan

pengalaman audit memiliki peran tersendiri dalam mendeteksi fraud pada

saat pemeriksaan lapangan untuk mencapai kualitas temuan audit dalam

fraud audit yang maksimal. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian

Anggriawan (2014) yang menemukan bahwa pengalaman kerja

berpengaruh positif terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi

fraud.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman audit tidak

memoderasi hubungan antara penerapan e-Audit dan kualitas temuan audit

dalam fraud audit.

Hasil dari hipotesis keempat (Ha4) ini membuktikan bahwa

pengalaman audit tidak memoderasi hubungan antara variabel independen

lingkungan kerja audit dan variabel dependen kualitas temuan audit dalam

92

fraud audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Singgih

dan Bawono (2010) yang menemukan bahwa pengalaman tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini besar

kemungkinan disebabkan karena mayoritas responden pada penelitian ini

telah memiliki akumulasi pengalaman audit diatas 5 tahun baik dari

sebelum dan sesudah menjadi auditor di BPK RI, sementara mayoritas

pengalaman audit dengan menggunakan e-Audit dibawah 3 tahun,

sedangkan pada kenyataannya e-Audit telah dimanfaatkan untuk

pemeriksaan selama 7 tahun sejak tahun 2010. Ini berarti mayoritas

responden pada penelitian ini berstatus pemeriksa baru. Hal ini

membuktikan bahwa BPK RI tidak mempermasalahkan pengalaman audit

yang didapat dari ukuran lingkungan kerja audit sebelumnya karena

auditor BPK yang baru akan mendapatkan pelatihan khusus agar proses

pemeriksaan sesuai dengan standar yang berlaku di lingkungan BPK. Hasil

menunjukkan bahwa pengalaman audit yang didapat dari besarnya ukuran

lingkungan kerja audit tidak dapat memperkuat kualitas temuan audit

dalam fraud audit. Hal ini karena ukuran KAP yang besar tidak selalu

menghasilkan kualitas audit yang tinggi (Nindita dan Siregar, 2012).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman audit tidak memoderasi

hubungan antara lingkungan kerja audit dan kualitas temuan audit dalam

fraud audit.

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat

mengenai pengaruh penerapan e-Audit dan lingkungan kerja audit

terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit dengan pengalaman

audit sebagai variabel pemoderasi. Responden dalam penelitian ini

berjumlah 57 auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK RI). Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan bantuan SPSS 22, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan e-Audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan audit

dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

(BPK RI). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

Olasanmi (2013), serta mendukung hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Hartoyo (2011), Nieschwietz et al (2002), dan Bierstaker

(2001).

2. Lingkungan kerja audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan

audit dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia (BPK RI). Hal ini dijelaskan dari perhitungan uji regresi

linier berganda.

94

3. Pengalaman audit tidak memoderasi penerapan e-Audit terhadap

kualitas temuan audit dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK RI). Hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan hasil penelitian Mahzan dan Lymer (2014) dan konsisten

dengan hasil penelitian Singgih dan Bawono (2010).

4. Pengalaman audit tidak memoderasi lingkungan kerja audit terhadap

kualitas temuan audit dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK RI). Hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan hasil penelitian Mahzan dan Lymer (2014) dan konsisten

dengan hasil penelitian Singgih dan Bawono (2010).

B. Keterbatasan

1. Jumlah data yang dikumpulkan belum maksimal karena penyebaran

data dilakukan pada masa sibuk auditor yang sedang melaksanakan

pemeriksaan lapangan.

2. Data primer yang diperoleh langsung dari responden hanya terbatas

pada daftar pernyataan kuesioner.

3. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di 2 Auditorat Keuangan

Negara (AKN) pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

(BPK RI) sehingga hasil penelitian terbatas generalisasinya.

95

C. Saran

Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis baik

secara teoritis maupun praktisi terbatas. Penelitian ini dimasa mendatang

diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi

dengan adanya beberapa masukan, diantaranya yaitu:

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pengumpulan data

bukan pada waktu sibuk auditor yaitu sekitar awal dan akhir tahun.

Pengambilan data dapat dilakukan pada bulan Mei hingga Juli agar

data yang didapatkan lebih relevan.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan data berupa hasil

wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian

agar tidak hanya terbatas pada daftar pernyataan kuesioner.

3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei

tidak hanya di 2 Auditorat Keuangan Negara (AKN) pada Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) saja melainkan di

seluruh AKN pada BPK RI, sehingga hasil penelitian memiliki

kemampuan generalisasi yang lebih luas.

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Bastian, Indra. Audit Sektor Publik Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21

Update PLS Regresi Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, 2013.

Gondodiyoto, Sanyoto. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT Edisi Revisi.

Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007.

Institut Akuntan Publik Indonesia. Pernyataan Standar Auditing No. 57. - Teknik

Audit Berbantuan Komputer. Jakarta: Standar Profesional Akuntan Publik.

Salemba Empat, 2011.

Mulyadi. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Nitisemito, Alex. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000.

Rai, I Gusti Agung. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat,

2008.

Sedarmayanti. Membangun dan Mengembangkan Kepemimpinan serta

Meningkatkan Kinerja untuk Meraih Keberhasilan 1st Edition. Bandung:

PT Refika Aditama, 2011.

Tuanakotta, Theodorus M. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta:

Salemba Empat, 2010.

Tunggal, Amin Widjaja. Dasar-Dasar Audit Intern Pedoman untuk Auditor.

Jakarta: Harvarindo, 2010.

Warta BPK. Jakarta: Sekretariat BPK RI, 2012.

Warta BPK. Jakarta: Sekretariat BPK RI, 2017.

Widjaya, Amin. Pemeriksaan Kecurangan (Fraud Auditing). Jakarta: Rineka

Cipta, 1992.

97

Jurnal/Tesis/Disertasi:

Abdullahi, Rabi'u, dan Noorhayati Mansor. “Fraud Triangle Theory and Fraud

Diamond Theory. Understanding the Convergent and Divergent for Future

Research.” International Journal of Academic Research in Accounting,

Finance and Management Sciences, Volume 5 Number 4, 2015: 38-45.

Anggriawan, Eko Ferry. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan

Tekanan Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY).” Jurnal Nominal,

Volume 3 Nomor 2, 2014.

Arles, Leardo. “Faktor – Faktor Pendorong Terjadinya Fraud: Predator vs.

Accidental Fraudster Diamond Theory Refleksi Teori Fraud Triangle

(Klasik) Suatu Kajian Teoritis.” Paper Ilmiah Program Magister

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2014.

Bierstaker, James L., Priscilla Burnaby, dan Jay Thibodeau. “The Impact of

Information Technology on The Audit Process: An Assessment of The

State of The Art and Implications for The Future.” Managerial Auditing

Journal, Volume 16 Number 3, 2001: 159 - 164.

Cressey, D. R. "Other People's Money", Montclair, NJ: Patterson Smith, 1953: 1-

300.

Crowe Horwarth. "The Mind Behind The Fraudsters Crime : Key Behavioral and

Environmental Element", 2012.

DeAngelo, Linda Elizabeth. “Auditor Size and Audit Quality.” Journal of

Accounting and Economics, 1981: 183-199.

Dharmawan, Nyoman Ari Surya. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemeriksa

terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Kantor

Inspektorat Kabupaten Klungkung dan Karangasem).” Jurnal Ilmiah

Akuntansi dan Humanika JINAH, Volume 4 Nomor 1, 2014. ISSN 2089-

33110.

Duff, Angus. Auditqual: Dimensions of Audit Quality. The Institute of Chartered

Accountants of Scotland, 2004.

Francis, Jere R. “What Do We Know About Audit Quality?” The British

Accounting Review 36, 2004: 345-368.

Francis, Jere R., dan Michael D. Yu. “Big 4 Office Size and Audit Quality.” The

Accounting Review, Volume 84 Nomor 5, 2009: 1521–1552.

98

Hartono, Tri. “Evaluasi Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit sebagai Unsur

Penilaian Kinerja Manajemen Kantor Cabang (Studi Kasus pada Bank

BTN).” Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, 2006.

Hartoyo, Agung Dwi. “Upaya Peningkatan Kinerja Pemeriksaan BPK RI

Menggunakan Computer Assisted Audit Techniques.” e-Indonesia

Initiative 2011 (eII2011), Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi

untuk Indonesia. Bandung, 14-15 Juni 2011.

International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB). A Framework

For Audit Quality: Key Elements that Create an Environment For Audit

Quality Contents. New York: The American Institute of CPAs (AICPA)

Auditing Standards Board, 2014.

Kenyon, Will, dan Patricia D. Tilton. “Potential Red Flags and Fraud Detection

Techniques.” A Guide to Forensic Accounting Investigation, Second

Edition, 2011.

Latif, Abdul, Wing Wagyu, dan Surjono. “Penilaian E-Audit Readiness dengan

Pendekatan Framework STOPE pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

RI Perwakilan Provinsi Banten.” JNTETI, Volume 1 Nomor 2, 2012. ISSN

2301-4156.

Mahzan, Nurmazilah, dan Andy Lymer. “Examining The Adoption of Computer

Assisted Audit Tools and Techniques (Cases of Generalized Audit

Software Use by Internal Auditors).” Managerial Auditing Journal,

Volume 29 Number 4, 2014: 327-349.

Meidawati, Neni. “Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen Melalui

Standar Profesional.” Artikel. Media Akuntansi, 2001.

Muliawan, Eko Kurnia, dan I Ketut Sujana. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan

Publik, Auditor Switching dan Audit Tenure pada Kualitas Audit.” E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Volume 21 Nomor 1, 2017: 534-

561.

Murdock, H. “The Three Dimensions of Fraud.” Internal Auditor, 2008: 1-14.

Murwanto, Rahmadi, Adi Budiarso, dan Fajar Hasri Ramadhan. Audit Sektor

Publik, Suatu Pengantar Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi

Pemerintah. Jakarta: Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan

Akuntansi Pemerintah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Departemen Keuangan RI, 2011.

99

Nieschwietz, Robert, Kurt Pany, dan Jian Zhang. “Auditing with Technology:

Using Generalized Audit Software in The Classroom.” Journal of

Accounting Education, 2002: 307–329.

Nindita, Chairunissa, dan Sylvia Veronica Siregar. “Analisis Pengaruh Ukuran

Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit di Indonesia.” Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Volume 14 Nomor 2, 2012: 91-104.

Nor, Wahyudin. “Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor dan Perubahan

Regulasi terhadap Motivasi Auditor dan Implikasinya pada Kualitas

Audit.” Disertasi Program Doktor Ilmu Akuntansi Universitas

Padjadjaran, 2011. Tidak Dipublikasikan.

Nurochman, Yoanes Bandung, dan John Welly. “Model Keberhasilan dan

Keberlangsungan Kinerja Terbaik (MK3T) Sistem Informasi Studi Kasus:

Sistem Informasi E-Audit di Badan Pemeriksa Keuangan RI.” Journal of

Information Systems, Volume 8 Number 2, 2012.

Olasanmi, Omeneye .O. “Computer Aided Audit Techniques and Fraud

Detection.” Research Journal of Finance and Accounting, Volume 4

Number 5, 2013.

Pradita, Alvita U. “Implementasi E-Audit dalam Meningkatkan Fungsi

Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara

pada BPK-RI.” Jurnal Akuntansi Unesa, Volume 2 Nomor 2, 2014.

Praseno, Arief. “IT-Based Audit (e-Audit) Plan in Indonesia: An Analysis of the

Program Logic, Feasibility, and Alternatives.” A Research Paper Master

of Arts in Development Studies, 2012.

Rae, K., dan N. Subramaniam. “Quality of Internal Control Procedures:

Antecedents and Moderating Effect on Organizational Justice and

Employee Fraud.” Managerial Auditing Journal, Volume 23 Number 2,

2008: 1-43.

Rahayu, Titin, dan Bambang Suryono. “Pengaruh Independensi Auditor, Etika

Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit.” Jurnal Ilmu

dan Riset Akuntansi, Volume 5 Nomor 4, 2016. ISSN : 2460-0585.

Rumengan, I. P. Elisha, dan Sri Rahayu. “The Effect of Competence,

Independence, and Work Experience on Audit Quality (Auditor's Survey

of Public Accountant Firms in Bandung).” 2014.

100

Samsi, Nur, Akhmad Riduwan, dan Bambang Suryono. “Pengaruh Pengalaman

Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

dengan Kepatuhan Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi.” Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 Nomor 12, 2012.

Santoso, Urip, dan Yohanes Joni Pambelum. “Pengaruh Penerapan Akuntansi

Sektor Publik terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam

Mencegah Fraud.” Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 4 Nomor 1, 2008:

14-33.

Setyaningrum, Dyah. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit

BPK RI.” Jurnal dan Prosiding SNA - Simposium Nasional Akuntansi,

Volume 15, 2012.

Singgih, Elisha Muliani, dan Icuk Rangga Bawono. “Pengaruh Independensi,

Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas

Audit (Studi pada Auditor di KAP "Big Four" di Indonesia).” Simposium

Nasional Akuntansi XIII, 2010: Purwokerto.

Subekti, Imam, dan Anna Retno Widayanti. “Analisis Keahlian Auditor BPK RI

Menuju Pelaksanaan Fraud Auditing.” Jurnal Tema, 2001.

Sukanto, Eman. “Perbandingan Presepsi Auditor Internal, Akuntan Publik, dan

Auditor Pemerintah terhadap Penugasan Fraud Audit dan Profil Fraud

Auditor.” Jurnal Fokus Ekonomi Volume 4 Nomor 1, 2009: 13-26.

Sukarso, Pramita, Ali Rokhman, dan Slamet Rosyadi. “Faktor yang Berpengaruh

terhadap Kesiapan BPK RI Sulawesi Tenggara dalam "E-Audit".” Jurnal

MIMBAR, Volume 31 Nomor 2, 2015. ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-

2499.

Sukendra, Putu, Gede Adi Yuniarta, dan Anantawikrama Tungga Atmadja.

“Pengaruh Skeptisme, Pengalaman Auditor, dan Keahlian Audit terhadap

Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor.” E-Journal Jurusan Akuntansi,

Volume 3 Nomor 1, 2015.

Sukriah, Ika, Akram, dan Biana Adha Inapty. “Pengaruh Pengalaman Kerja,

Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas

Hasil Pemeriksaan.” Simposium Nasional Akuntansi XII, 2009:

Palembang.

Suroso, Arif Imam, dan Rotua Siahaan. “Pengaruh Stes dalam Pekerjaan terhadap

Kinerja Karyawan: Studi Kasus di Perusahaan Agribisnis PT. NIC.”

Jurnal Manajemen Agribisnis, Volume 3 Nomor 1, 2006: 19-30.

101

Suseno, Agung. “Eksistensi BPKP dalam Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan.” Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Volume 17

Nomor 2, 2010.

Syahmina, Fildzah, dan Bambang Suryono. “Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi,

Objektifitas dan Time Deadline Pressure terhadap Kualitas Audit.” Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 5 Nomor 4, 2016.

The Institute of Chartered Accountants in England & Wales. Agency Theory and

The Role of Audit. 2005.

The Institute of Internal Auditors. “Internal Auditing and Fraud.” IPFF Practice

Guide, 2009.

Vona, Leonard W. “Fighting Fraud with Data Mining and Analysis.” Journal of

Accounting and Economics, 2008: 183-199.

Wolfe, David T., dan Dana R. Hermanson. “The Fraud Diamond: Considering the

Four Elements of Fraud.” The CPA Journal, 2004: 38-42.

Yukcu, Süleyman, dan Seçkin Gonen. “Fraud Auditıng in Electronic Accounting

Practices.” African Journal of Business Management, Volume 6 Number 4,

2012: 1222-1233.

Online:

BPK. “BPK Bergerak di Level Preventif dan Detentif.” http://www.bpk.go.id/

news/bpk-bergerak-di-level-preventif-dan-detentif, 2013. Diakses pada 11

juni 2017.

. “BPK Perkuat Pemeriksaan Melalui E-Audit untuk Mencegah Korupsi.”

http://palembang.bpk.go.id/?page_id=7349, 2011. Diakses pada 30 mei

2017.

. “Implementasi E-Audit untuk Mencegah Korupsi.” http:/www.bpk.go.id/

news/implementasi-e-audit-untuk-mencegah-korupsi, 2012. Diakses pada

23 agustus 2017.

BPK Kendari. “Jenis-Jenis Pemeriksaan.” http://kendari.bpk.go.id/p=1970, 2012.

Diakses pada 24 agustus 2017.

BPK Ternate. “Lembaga mana saja yang diperiksa BPK?” http://www.ternate.bpk.

go.id/?p=888, 2017. Diakses pada 12 oktober 2017.

102

Kompasiana. “Fraud dalam Audit - Tinjauan atas Dugaan Suap Auditor BPK atas

Proyek E-KTP.” http://www.kompasiana.com/athsense/fraud-dalam-audit-

tinjauan-atas-dugaan-suap-auditor-bpk-atas-proyek-e-ktp_58c70be98423

bd75487fbc8a, 2017. Diakses pada 28 mei 2017.

Subowo, Hery. “Peningkatan Sinergi Antar Lembaga Melalui Implementasi

E-Audit.”http://www.depkeu.go.id/ind/others/bakohumas/BakohumasBPK/

IndexBPK. html, 2011. Diakses pada 12 Mei 2017.

Visi Misi BPK RI. http://www.bpk.go.id/page/visi-dan-misi, diakses pada 30 mei

2017.

Peraturan dan Perundang-undangan:

Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/K/I-

VIII.2/12/2015. “Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun

Anggaran 2016 sampai dengan Tahun Anggaran 2020.”

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017.

“Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.”

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011.

“Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan.”

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2009.

“Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan

Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional.”

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004. “Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.”

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 2. “Tentang Keuangan Negara.”

103

LAMPIRAN

104

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian

105

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

106

Responden Yth,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Ajeng Trisna Wahid Handayani

NIM : 1113082000002

Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Bermaksud melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan bukti-bukti kuat atas penelitian yang berjudul

“Pengalaman Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Penerapan E-Audit dan Lingkungan Kerja Audit Terhadap

Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit Di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia”.

Oleh karena hal tersebut peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu Auditor untuk menjadi responden dalam

pengisian kuesioner ini. Kualitas penelitian ini tergantung dari pengisian kuesioner Bapak/Ibu Auditor. Data yang diperoleh

hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian sehingga kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu Auditor akan terjamin, dan

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi instansi terkait.

Apabila diantara Bapak/Ibu Auditor ada yang membutuhkan hasil penelitian, dapat menghubungi saya melalui email

[email protected]. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu Auditor yang telah meluangkan waktu untuk pengisian

kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian:

1. Dimohon untuk membaca setiap pernyataan dengan hati-hati dan menjawab lengkap semua peryataan,

karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.

2. Berilah tanda (X) pada kolom di sebelah pernyataan dan jawablah yang paling sesuai dengan keadaan diri

Anda, dengan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

KS : Kurang Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

107

No. Pernyataan

Jawaban

STS TS KS S SS

1. E-Audit meningkatkan efektivitas pemeriksaan

2. E-Audit meningkatkan efisiensi pemeriksaan

3. E-Audit meningkatkan ekonomis pemeriksaan

4. E-Audit meningkatkan produktivitas pemeriksaan

5. E-Audit membentuk pusat data pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara

6. E-Audit menerapkan konsep link and match data entitas

pemeriksaan

7. E-Audit sesuai tuntutan pemeriksaan

8. E-Audit sesuai keinginan pemeriksa dalam proses pengumpulan

data dari auditee

9. E-Audit sesuai keinginan pemeriksa dalam berinteraksi dengan

auditee

10. E-Audit sesuai dengan budaya kerja pemeriksa

11. E-Audit mudah dipelajari oleh pemeriksa

12. Untuk terampil dalam menggunakan e-Audit sangat mudah

13. Tidak terdapat kendala dalam mempelajari penggunaan e-Audit

14. Menggunakan e-Audit membuat citra pemeriksa lebih baik

15. Menggunakan e-Audit membuat pemeriksa lebih professional

16. Pemeriksa telah memahami tentang e-Audit

17. E-Audit telah disosialisasikan dengan baik

18. Pemeriksa telah dilatih sebagai penggunaan e-Audit

19. Pendidikan dan Pelatihan mengenai e-Audit telah cukup

dilakukan

20. E-Audit sangat diperlukan dalam pemeriksaan

21. Pemeriksa telah mampu mengaplikasikan e-Audit

22. E-Audit sangat membantu Pemeriksa

23. E-Audit dapat terus digunakan dalam pemeriksaan

24. Pencahayaan/penerangan pada ruangan kerja saya sudah

memadai

25. Suhu udara yang tepat membuat saya nyaman dalam bekerja

26. Dekorasi tempat kerja saya indah, sehingga saya tidak merasa

bosan

27. Tidak ada suara bising yang mengganggu saya dalam bekerja

28. BPK RI menjamin keamanan bagi para auditornya dalam bekerja

29. Saya mampu membangun hubungan yang baik dengan pimpinan

30. Saya mampu membangun kerjasama yang baik dengan sesama

rekan kerja di BPK RI

31. Semakin lama menjadi auditor, semakin mengerti bagaimana

menghadapi entitas/obyek pemeriksaan dalam memperoleh data

dan informasi yang dibutuhkan

108

No. Pernyataan Jawaban

STS TS KS S SS

32. Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat

mengetahui informasi yang relevan untuk mengambil

pertimbangan dalam membuat keputusan

33. Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat

mendeteksi kesalahan yang dilakukan obyek pemeriksaan

34. Semakin lama menjadi auditor, semakin mudah mencari

penyebab munculnya kesalahan serta dapat memberikan

rekomendasi untuk menghilangkan/memperkecil penyebab

tersebut

35. Banyaknya tugas pemeriksaan membutuhkan ketelitian dan

kecermatan dalam menyelesaikannya

36. Kekeliruan dalam pengumpulan dan pemilihan bukti serta

informasi dapat menghambat proses penyelesaian pekerjaan

37. Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan kesempatan untuk

belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah dialami

38. Banyaknya tugas yang diterima dapat memacu auditor untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tanpa terjadi

penumpukan tugas

39. Selama ini saya memiliki pengalaman dalam melakukan audit di

entitas pemerintah

40. Selama ini saya memiliki pemahaman yang efektif dalam

mengaudit entitas pemerintah

41. Selama ini saya dalam memberikan audit, memiliki respon yang

baik atas kebutuhan auditee

42. Selama ini auditor BPK RI sebagai tim kerja audit perlu

memiliki kompetensi teknis

43. Selama ini auditor BPK RI dalam melakukan audit tidak pernah

menunjukkan tindakan kompromi atas independensi mereka baik

secara tersirat maupun tersurat

44. Selama ini saya sebagai kelompok kerja di BPK RI selalu

berhati-hati dan teliti dalam menyelesaikan penugasan

45. Selama ini saya memiliki komitmen yang kuat terhadap audit

yang diberikan pada auditee

46. Selama ini pihak pimpinan BPK RI selalu aktif dalam penugasan

tim audit

47. Selama ini auditor mendapat supervisi maupun konsultasi dari

atasan bila mendapat masalah

48. Selama ini auditor berinteraksi secara efektif dengan atasan

hanya sebelum dan sesudah penugasan audit

109

Identitas Responden

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Umur : < 40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 61 tahun

Pendidikan Terakir : D3; S1; S2; S3

Pengalaman Audit : < 3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun

Lama menggunakan : < 3 tahun 3 tahun > 3 tahun

e-Audit

- Terima Kasih -

No. Pernyataan Jawaban

STS TS KS S SS

49. Selama ini auditor BPK RI memiliki standar etika yang tinggi

dan menguasai bidangnya baik tentang akuntansi maupun

auditing disektor public

50. Selama ini auditor mempertahankan sikap skeptis selama

penugasan audit atau pelaksanaan pekerjaan lapangan

51. Selama ini auditor bersikap objektif pada saat melaksanakan

audit

52. Selama ini auditor memiliki kepedulian yang besar terhadap

profesionalisme dalam melakukan audit

53. Selama ini auditor mempelajari dan memahami resiko, sistem

dan internal control auditee sebelum melaksanakan pengauditan

54. Selama ini auditor bertanggungjawab dalam melaksanakan

auditnya

55. Selama ini auditor memelihara kemutahiran auditnya dalam

melaksanakan audit

110

Lampiran 3: Data Mentah Jawaban Responden

1. Identitas Responden

No.

Identitas Responden

Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Pengalaman Audit Lama Menggunakan e-Audit

1. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

2. Pria 41 -50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

3. Pria 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

4. Wanita < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun

5. Wanita 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun

6. Wanita 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

7. Pria 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun

8. Pria 41 - 50 tahun S1 3 - 5 tahun 3 tahun

9. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

10. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun

11. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

12. Pria < 40 tahun S1 3 - 5 tahun 3 tahun

13. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

14. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

15. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun 3 tahun

16. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

17. Pria < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun

18. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun 3 tahun

19. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

20. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

21. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun < 3 tahun

111

22. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

23. Pria 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

24. Wanita 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

25. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

26. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

27. Wanita 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

28. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

29. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

30. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

31. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun

32. Pria 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

33. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

34. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

35. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

36. Pria 51 - 60 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

37. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

38. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

39. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

40. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

41. Wanita 51 - 60 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

42. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

43. Wanita < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun

44. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

45. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun

46. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

47. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun

112

48. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun

49. Pria < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun

50. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

51. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun

52. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun

53. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

54. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

55. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

56. Wanita 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun

57. Pria 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun

2. E-Audit

No.

Nomor Kuesioner

Total E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23

1. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

2. 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 108

3. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 85

4. 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 84

5. 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 5 3 5 5 96

6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 87

7. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 78

8. 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 91

9. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 81

10. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

11. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 87

113

12. 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 91

13. 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 95

14. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89

15. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

16. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89

17. 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 92

18. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 5 2 4 4 77

19. 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 100

20. 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 85

21. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

22. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 88

23. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

24. 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 5 78

25. 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 77

26. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

27. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 94

28. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 94

29. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 85

30. 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 76

31. 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88

32. 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 73

33. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 85

34. 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 103

35. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

36. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 89

37. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 79

114

38. 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 78

39. 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 79

40. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 79

41. 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97

42. 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 77

43. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 92

44. 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 77

45. 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 87

46. 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 82

47. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 80

48. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 82

49. 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 5 4 4 4 93

50. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 88

51. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 89

52. 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 88

53. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 89

54. 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92

55. 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 80

56. 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 3 5 5 98

57. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 89

115

3. Lingkungan Kerja Audit

No.

Nomor Kuesioner

L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 Total

1. 4 4 4 3 3 5 5 28

2. 5 5 5 5 5 4 4 33

3. 4 4 4 3 3 4 4 26

4. 4 4 3 4 4 4 4 27

5. 5 5 4 4 4 4 4 30

6. 4 4 3 3 4 4 4 26

7. 5 5 4 4 4 5 5 32

8. 4 5 4 4 4 4 4 29

9. 5 4 3 3 3 4 4 26

10. 4 5 4 4 4 5 4 30

11. 4 3 4 3 3 4 5 26

12. 4 4 3 3 3 5 5 27

13. 4 5 4 4 4 5 5 31

14. 4 4 3 3 3 4 4 25

15. 5 5 4 3 3 4 4 28

16. 4 4 4 3 3 4 4 26

17. 5 4 4 4 3 4 4 28

18. 4 4 4 3 3 4 4 26

19. 4 5 5 4 5 5 5 33

20. 4 4 4 3 4 4 4 27

21. 4 4 4 3 3 4 4 26

22. 4 4 4 4 3 4 4 27

23. 5 5 4 4 3 4 4 29

116

24. 4 4 3 3 3 4 4 25

25. 4 4 4 3 3 4 4 26

26. 4 5 5 5 4 5 5 33

27. 5 5 5 4 4 4 4 31

28. 4 5 5 4 4 4 4 30

29. 5 5 5 4 4 5 5 33

30. 4 4 4 3 3 4 4 26

31. 4 4 4 3 3 4 5 27

32. 4 4 4 3 2 4 4 25

33. 4 4 4 4 3 4 4 27

34. 4 5 5 4 5 5 5 33

35. 5 5 4 3 3 5 5 30

36. 4 4 4 3 3 4 4 26

37. 4 4 4 3 4 4 4 27

38. 5 5 5 4 4 4 4 31

39. 4 4 4 2 2 4 4 24

40. 4 3 4 4 4 4 4 27

41. 5 5 5 4 4 4 5 32

42. 4 5 4 4 3 4 4 28

43. 4 4 4 3 3 5 5 28

44. 4 4 4 4 3 5 5 29

45. 4 4 4 3 4 4 5 28

46. 5 5 5 4 3 4 4 30

47. 4 4 4 3 3 5 5 28

48. 4 4 4 3 4 4 5 28

49. 4 4 4 3 4 5 4 28

117

50. 4 4 4 4 3 4 5 28

51. 4 4 4 3 4 4 5 28

52. 5 4 4 3 4 4 4 28

53. 4 5 4 3 4 4 4 28

54. 4 4 4 3 4 4 4 27

55. 5 4 4 4 4 4 4 29

56. 4 5 5 4 5 5 5 33

57. 4 4 4 4 3 4 5 28

4. Pengalaman Audit

No.

Nomor Kuesioner

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total

1. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

2. 5 5 5 5 5 5 4 4 38

3. 4 4 4 4 5 4 3 4 32

4. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

5. 4 4 4 4 5 4 4 3 32

6. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

7. 4 4 4 4 5 5 4 4 34

8. 4 4 4 4 5 5 4 3 33

9. 5 5 5 5 5 5 4 4 38

10. 5 5 4 4 4 4 4 3 33

11. 5 5 5 5 5 5 4 4 38

12. 5 4 5 4 4 4 4 4 34

13. 4 4 4 4 4 4 3 3 30

118

14. 5 5 5 5 4 5 4 4 37

15. 5 5 5 5 5 4 4 4 37

16. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

17. 5 5 4 4 4 4 4 4 34

18. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

19. 5 5 4 5 4 4 4 5 36

20. 4 4 4 4 4 4 3 4 31

21. 5 5 5 5 4 4 4 4 36

22. 4 4 4 4 4 4 3 3 30

23. 4 5 4 4 4 4 4 4 33

24. 4 5 5 5 5 4 4 3 35

25. 4 4 4 4 4 4 3 4 31

26. 4 4 5 4 5 5 4 4 35

27. 5 5 5 4 5 4 4 4 36

28. 5 5 5 4 5 4 4 4 36

29. 4 4 4 4 4 4 3 4 31

30. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

31. 5 5 4 4 4 4 4 3 33

32. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

33. 5 5 4 4 4 4 4 4 34

34. 4 4 4 4 3 3 3 3 28

35. 4 4 4 4 4 4 4 4 32

36. 5 5 5 4 5 4 4 3 35

37. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

38. 4 4 4 4 4 5 4 3 32

39. 4 4 4 4 4 5 4 4 33

119

40. 5 4 4 4 4 4 4 4 33

41. 4 4 4 4 5 5 5 5 36

42. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

43. 4 4 4 4 5 4 4 4 33

44. 4 4 4 4 4 4 4 2 30

45. 4 4 4 4 4 5 4 4 33

46. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

47. 5 5 5 5 5 5 4 4 38

48. 4 4 4 4 5 5 4 4 34

49. 5 5 5 4 5 5 4 5 38

50. 4 4 4 4 4 4 4 4 32

51. 4 4 4 4 4 4 4 4 32

52. 5 4 4 4 4 4 4 4 33

53. 4 4 5 5 4 4 4 3 33

54. 5 5 5 5 5 4 5 4 38

55. 4 4 4 4 4 4 4 4 32

56. 4 5 5 5 5 5 4 5 38

57. 4 4 4 4 4 4 4 3 31

120

5. Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

No.

Nomor Kuesioner

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 Total

1. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

2. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 84

3. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 69

4. 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 68

5. 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 66

6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 67

7. 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 74

8. 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 60

9. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

10. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

11. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

12. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

13. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 82

14. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

15. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

16. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

17. 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66

18. 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65

19. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 83

20. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

21. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

22. 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65

23. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 80

121

24. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

25. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

26. 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 78

27. 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 78

28. 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 78

29. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

30. 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 64

31. 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70

32. 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 64

33. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 72

34. 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 80

35. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 67

36. 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 73

37. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

38. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

39. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

40. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 65

41. 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79

42. 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

43. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

44. 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65

45. 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

46. 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65

47. 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 79

48. 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 69

49. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 82

122

50. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

51. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

52. 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66

53. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

54. 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 78

55. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

56. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 80

57. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

123

Lampiran 4: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

E-Audit 57 73,0 108,0 87,439 7,3509

Lingkungan Kerja Audit 57 24,0 33,0 28,333 2,3855

Pengalaman Audit 57 28,0 38,0 33,351 2,5946

Kualitas Temuan Audit dalam

Fraud Audit 57 56,0 79,0 66,105 5,5796

Valid N (listwise) 57

2. Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

E-Audit 0,908 Reliabel

Lingkungan Kerja Audit 0,745 Reliabel

Pengalaman Audit 0,821 Reliabel

Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit 0,941 Reliabel

124

b. Hasil Uji Validitas

E-Audit

Correlations

E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23

E-

Audit

E1 Pearson

Correlation 1

,761**

,609**

,645**

,377**

,176 ,156 ,042 -

,048

,306*

,342**

,215 ,140 ,095 ,149 ,343

** ,226

,332*

,385**

,212 ,239 ,221 ,283

* ,516**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,004 ,189 ,248 ,757 ,720 ,021 ,009 ,108 ,300 ,484 ,270 ,009 ,091 ,012 ,003 ,113 ,073 ,099 ,033 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E2 Pearson

Correlation ,761** 1

,729**

,771**

,568**

,364**

,245 ,298

* ,150

,464**

,339**

,287*

,200 ,232 ,321

*

,394**

,238 ,407

**

,404**

,413**

,245 ,399

**

,290*

,685**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,067 ,024 ,265 ,000 ,010 ,031 ,137 ,083 ,015 ,002 ,075 ,002 ,002 ,001 ,066 ,002 ,029 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E3 Pearson

Correlation ,609**

,729**

1 ,666

**

,518**

,310*

,364**

,285*

,223 ,343

** ,240

,272*

,028 ,149 ,207 ,410

** ,238 ,209

,294*

,329*

,291*

,287*

,344**

,596**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,019 ,005 ,032 ,095 ,009 ,072 ,040 ,834 ,269 ,122 ,002 ,075 ,119 ,026 ,013 ,028 ,031 ,009 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E4 Pearson Correlation

,645** ,771

** ,666

** 1

,645**

,490**

,396**

,382**

,287*

,489**

,401**

,270*

,216 ,240 ,342

** ,396

** ,204 ,152

,327*

,533**

,234 ,311

* ,318

* ,707**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,003 ,030 ,000 ,002 ,042 ,106 ,072 ,009 ,002 ,128 ,258 ,013 ,000 ,080 ,019 ,016 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E5 Pearson

Correlation ,377**

,568**

,518**

,645**

1 ,706

**

,578**

,600**

,354**

,434**

,205 ,083 ,242 ,157 ,389

** ,209 ,101 ,170 ,230

,645**

,124 ,417

**

,419**

,658**

Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,001 ,126 ,538 ,070 ,244 ,003 ,120 ,453 ,206 ,086 ,000 ,357 ,001 ,001 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E6 Pearson

Correlation ,176

,364**

,310*

,490**

,706**

1 ,479

**

,361**

,457**

,290*

,232 ,000 ,116 ,141 ,272

* ,000

-

,070 ,000 ,118

,490**

,000 ,297

*

,308*

,466**

Sig. (2-tailed) ,189 ,005 ,019 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,029 ,082

1,000

,392 ,297 ,040 1,00

0 ,602

1,000

,383 ,000 1,00

0 ,025 ,020 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E7 Pearson

Correlation ,156 ,245

,364**

,396**

,578**

,479**

1 ,382

**

,336*

,517**

,165 ,019 ,262

*

,297*

,346**

,093 -

,010 ,136 ,083

,461**

,128 ,385

**

,602**

,540**

Sig. (2-tailed) ,248 ,067 ,005 ,002 ,000 ,000 ,003 ,011 ,000 ,221 ,889 ,049 ,025 ,008 ,493 ,942 ,314 ,539 ,000 ,344 ,003 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

125

E8 Pearson

Correlation ,042

,298*

,285*

,382**

,600**

,361**

,382**

1 ,539

** ,221 ,257 ,188

,272*

,270*

,395**

,297*

,227 ,136 ,262

*

,382**

,244 ,253 ,242 ,558**

Sig. (2-tailed) ,757 ,024 ,032 ,003 ,000 ,006 ,003 ,000 ,099 ,054 ,160 ,040 ,043 ,002 ,025 ,090 ,312 ,049 ,003 ,067 ,058 ,070 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E9 Pearson Correlation

-,048 ,150 ,223 ,287

* ,354

** ,457

** ,336

* ,539

** 1

,388**

,286*

,328*

,161 ,327

* ,467

** ,193 ,048

-,166

,086 ,340

** ,319

* ,402

** ,394

** ,531**

Sig. (2-tailed) ,720 ,265 ,095 ,030 ,007 ,000 ,011 ,000 ,003 ,031 ,013 ,232 ,013 ,000 ,150 ,725 ,219 ,524 ,010 ,015 ,002 ,002 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E10 Pearson

Correlation ,306*

,464**

,343**

,489**

,434**

,290*

,517**

,221 ,388

** 1 ,224 ,254

,265*

,579**

,574**

,192 ,094 ,230 ,081 ,371

**

,341**

,439**

,626**

,652**

Sig. (2-tailed) ,021 ,000 ,009 ,000 ,001 ,029 ,000 ,099 ,003 ,093 ,057 ,047 ,000 ,000 ,153 ,487 ,085 ,550 ,005 ,010 ,001 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E11 Pearson

Correlation ,342**

,339**

,240 ,401

** ,205 ,232 ,165 ,257

,286*

,224 1 ,695

**

,538**

,145 ,211 ,590

**

,528**

,236 ,532

** ,211

,589**

,153 ,119 ,634**

Sig. (2-tailed) ,009 ,010 ,072 ,002 ,126 ,082 ,221 ,054 ,031 ,093 ,000 ,000 ,281 ,115 ,000 ,000 ,077 ,000 ,115 ,000 ,255 ,376 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E12 Pearson Correlation

,215 ,287

* ,272

* ,270

* ,083 ,000 ,019 ,188

,328*

,254 ,695

** 1

,480**

,199 ,316

* ,635

** ,419

** ,216

,424**

,026 ,670

** ,225 ,158 ,578**

Sig. (2-tailed) ,108 ,031 ,040 ,042 ,538

1,00

0 ,889 ,160 ,013 ,057 ,000 ,000 ,138 ,017 ,000 ,001 ,106 ,001 ,849 ,000 ,093 ,242 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E13 Pearson

Correlation ,140 ,200 ,028 ,216 ,242 ,116

,262*

,272*

,161 ,265

*

,538**

,480**

1 ,131 ,307

*

,389**

,450**

,256 ,455

** ,169

,538**

,127 ,101 ,544**

Sig. (2-tailed) ,300 ,137 ,834 ,106 ,070 ,392 ,049 ,040 ,232 ,047 ,000 ,000 ,333 ,020 ,003 ,000 ,054 ,000 ,209 ,000 ,348 ,455 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E14 Pearson Correlation

,095 ,232 ,149 ,240 ,157 ,141 ,297

* ,270

* ,327

* ,579

** ,145 ,199 ,131 1

,738**

,070 ,077 ,235 ,038 ,182 ,419

** ,458

** ,513

** ,511**

Sig. (2-tailed) ,484 ,083 ,269 ,072 ,244 ,297 ,025 ,043 ,013 ,000 ,281 ,138 ,333 ,000 ,603 ,568 ,079 ,776 ,175 ,001 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E15 Pearson

Correlation ,149

,321*

,207 ,342

**

,389**

,272*

,346**

,395**

,467**

,574**

,211 ,316

*

,307*

,738**

1 ,295

* ,149

,354**

,030 ,454

**

,556**

,601**

,552**

,681**

Sig. (2-tailed) ,270 ,015 ,122 ,009 ,003 ,040 ,008 ,002 ,000 ,000 ,115 ,017 ,020 ,000 ,026 ,269 ,007 ,827 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E16 Pearson

Correlation ,343**

,394**

,410**

,396**

,209 ,000 ,093 ,297

* ,193 ,192

,590**

,635**

,389**

,070 ,295

* 1

,675**

,367**

,540**

,147 ,640

**

,306*

,170 ,635**

Sig. (2-tailed) ,009 ,002 ,002 ,002 ,120

1,000

,493 ,025 ,150 ,153 ,000 ,000 ,003 ,603 ,026 ,000 ,005 ,000 ,274 ,000 ,020 ,207 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

126

E17 Pearson

Correlation ,226 ,238 ,238 ,204 ,101

-

,070

-

,010 ,227 ,048 ,094

,528**

,419**

,450**

,077 ,149 ,675

** 1

,317*

,621**

-

,026

,645**

,062 ,020 ,488**

Sig. (2-tailed) ,091 ,075 ,075 ,128 ,453 ,602 ,942 ,090 ,725 ,487 ,000 ,001 ,000 ,568 ,269 ,000 ,016 ,000 ,846 ,000 ,645 ,883 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E18 Pearson Correlation

,332* ,407

** ,209 ,152 ,170 ,000 ,136 ,136

-,166

,230 ,236 ,216 ,256 ,235 ,354

** ,367

** ,317

* 1 ,129

,302*

,312*

,255 ,275

* ,405**

Sig. (2-tailed) ,012 ,002 ,119 ,258 ,206

1,00

0 ,314 ,312 ,219 ,085 ,077 ,106 ,054 ,079 ,007 ,005 ,016 ,341 ,023 ,018 ,055 ,039 ,002

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E19 Pearson

Correlation ,385**

,404**

,294*

,327*

,230 ,118 ,083 ,262

* ,086 ,081

,532**

,424**

,455**

,038 ,030 ,540

**

,621**

,129 1 ,039 ,432

** ,190 ,072 ,532**

Sig. (2-tailed) ,003 ,002 ,026 ,013 ,086 ,383 ,539 ,049 ,524 ,550 ,000 ,001 ,000 ,776 ,827 ,000 ,000 ,341 ,774 ,001 ,157 ,597 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E20 Pearson Correlation

,212 ,413

** ,329

* ,533

** ,645

** ,490

** ,461

** ,382

** ,340

** ,371

** ,211 ,026 ,169 ,182

,454**

,147 -

,026 ,302

* ,039 1 ,074

,432**

,318*

,533**

Sig. (2-tailed) ,113 ,001 ,013 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,010 ,005 ,115 ,849 ,209 ,175 ,000 ,274 ,846 ,023 ,774 ,585 ,001 ,016 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E21 Pearson

Correlation ,239 ,245

,291*

,234 ,124 ,000 ,128 ,244 ,319

*

,341**

,589**

,670**

,538**

,419**

,556**

,640**

,645**

,312*

,432**

,074 1 ,353

**

,344**

,685**

Sig. (2-tailed) ,073 ,066 ,028 ,080 ,357

1,00

0 ,344 ,067 ,015 ,010 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,018 ,001 ,585 ,007 ,009 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E22 Pearson Correlation

,221 ,399

** ,287

* ,311

* ,417

** ,297

* ,385

** ,253

,402**

,439**

,153 ,225 ,127 ,458

** ,601

** ,306

* ,062 ,255 ,190

,432**

,353**

1 ,608

** ,611**

Sig. (2-tailed) ,099 ,002 ,031 ,019 ,001 ,025 ,003 ,058 ,002 ,001 ,255 ,093 ,348 ,000 ,000 ,020 ,645 ,055 ,157 ,001 ,007 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E23 Pearson

Correlation ,283*

,290*

,344**

,318*

,419**

,308*

,602**

,242 ,394

**

,626**

,119 ,158 ,101 ,513

**

,552**

,170 ,020 ,275

* ,072

,318*

,344**

,608**

1 ,595**

Sig. (2-tailed) ,033 ,029 ,009 ,016 ,001 ,020 ,000 ,070 ,002 ,000 ,376 ,242 ,455 ,000 ,000 ,207 ,883 ,039 ,597 ,016 ,009 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

E-

Audit

Pearson

Correlation ,516**

,685**

,596**

,707**

,658**

,466**

,540**

,558**

,531**

,652**

,634**

,578**

,544**

,511**

,681**

,635**

,488**

,405**

,532**

,533**

,685**

,611**

,595**

1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

127

Lingkungan Kerja Audit

Correlations

L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7

Lingkungan

Kerja Audit

L1 Pearson

Correlation 1

,442**

,272*

,310*

,124 -

,086

-

,126 ,421**

Sig. (2-tailed) ,001 ,040 ,019 ,359 ,526 ,350 ,001

N 57 57 57 57 57 57 57 57

L2 Pearson

Correlation ,442** 1

,562**

,526**

,431**

,295*

,067 ,764**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,001 ,026 ,619 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57

L3 Pearson

Correlation ,272*

,562**

1 ,521

**

,450**

,198 ,213 ,748**

Sig. (2-tailed) ,040 ,000 ,000 ,000 ,139 ,112 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57

L4 Pearson Correlation

,310* ,526

** ,521

** 1

,489**

,176 ,103 ,743**

Sig. (2-tailed) ,019 ,000 ,000 ,000 ,191 ,447 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57

L5 Pearson

Correlation ,124

,431**

,450**

,489**

1 ,241 ,158 ,711**

Sig. (2-tailed) ,359 ,001 ,000 ,000 ,071 ,240 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57

L6 Pearson

Correlation -,086

,295*

,198 ,176 ,241 1 ,617

** ,522**

Sig. (2-tailed) ,526 ,026 ,139 ,191 ,071 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57

L7 Pearson Correlation

-,126 ,067 ,213 ,103 ,158 ,617

** 1 ,431**

Sig. (2-tailed) ,350 ,619 ,112 ,447 ,240 ,000 ,001

N 57 57 57 57 57 57 57 57

Lingkungan Kerja

Audit

Pearson

Correlation ,421**

,764**

,748**

,743**

,711**

,522**

,431**

1

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001

N 57 57 57 57 57 57 57 57

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

128

Pengalaman Audit

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

Pengalaman

Audit

P1 Pearson

Correlation 1

,769**

,565**

,432**

,242 ,085 ,261

*

,348**

,686**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,070 ,529 ,050 ,008 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P2 Pearson

Correlation ,769** 1

,646**

,612**

,387**

,163 ,261

*

,348**

,772**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,003 ,224 ,050 ,008 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P3 Pearson

Correlation ,565**

,646**

1 ,698

**

,554**

,312*

,247 ,300

* ,791**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,018 ,065 ,023 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P4 Pearson Correlation

,432** ,612

** ,698

** 1

,339**

,280*

,228 ,285

* ,699**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,010 ,035 ,088 ,031 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P5 Pearson

Correlation ,242

,387**

,554**

,339**

1 ,540

**

,327*

,363**

,704**

Sig. (2-tailed) ,070 ,003 ,000 ,010 ,000 ,013 ,006 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P6 Pearson

Correlation ,085 ,163

,312*

,280*

,540**

1 ,311

*

,407**

,583**

Sig. (2-tailed) ,529 ,224 ,018 ,035 ,000 ,018 ,002 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P7 Pearson Correlation

,261* ,261

* ,247 ,228

,327*

,311*

1 ,160 ,489**

Sig. (2-tailed) ,050 ,050 ,065 ,088 ,013 ,018 ,234 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

129

P8 Pearson

Correlation ,348**

,348**

,300*

,285*

,363**

,407**

,160 1 ,645**

Sig. (2-tailed) ,008 ,008 ,023 ,031 ,006 ,002 ,234 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

Pengalaman Audit

Pearson Correlation

,686** ,772

** ,791

** ,699

** ,704

** ,583

** ,489

** ,645

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

Correlations

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17

Kualitas

Temuan Audit dalam Fraud

Audit

K1 Pearson

Correlation 1

,718**

,496**

,541**

,505**

,413**

,639**

,495**

,448**

,495**

,478**

,462**

,582**

,547**

,266*

,270*

,674**

Sig. (2-

tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,046 ,043 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K2 Pearson

Correlation

,71

8** 1

,676**

,655**

,616**

,541**

,698**

,480**

,653**

,706**

,473**

,555**

,477**

,448**

,490**

,221 ,799**

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,099 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K3 Pearson Correlation

,496**

,676**

1 ,521

** ,498

** ,389

** ,500

** ,309

* ,469

** ,556

** ,404

** ,435

** ,410

** ,316

* ,372

** ,180 ,649**

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,019 ,000 ,000 ,002 ,001 ,002 ,016 ,004 ,181 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K4 Pearson

Correlation

,54

1**

,655**

,521**

1 ,593

**

,463**

,524**

,565**

,568**

,436**

,319*

,647**

,560**

,519**

,528**

,378**

,745**

Sig. (2-tailed)

,000

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,016 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

130

K5 Pearson

Correlation

,50

5**

,616**

,498**

,593**

1 ,498

**

,571**

,454**

,651**

,578**

,454**

,598**

,472**

,524**

,549**

,360**

,772**

Sig. (2-tailed)

,000

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K6 Pearson

Correlation

,41

3**

,541**

,389**

,463**

,498**

1 ,643

**

,432**

,469**

,432**

,404**

,580**

,410**

,396**

,446**

,360**

,672**

Sig. (2-

tailed)

,00

1 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,002 ,000 ,002 ,002 ,000 ,006 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K7 Pearson Correlation

,639**

,698**

,500**

,524**

,571**

,643**

1 ,580

** ,605

** ,580

** ,312

* ,563

** ,485

** ,453

** ,495

** ,217 ,749**

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,018 ,000 ,000 ,000 ,000 ,105 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K8 Pearson

Correlation

,49

5**

,480**

,309*

,565**

,454**

,432**

,580**

1 ,677

**

,451**

,384**

,546**

,559**

,619**

,485**

,430**

,718**

Sig. (2-tailed)

,000

,000 ,019 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K9 Pearson

Correlation

,44

8**

,653**

,469**

,568**

,651**

,469**

,605**

,677**

1 ,743

**

,482**

,711**

,500**

,555**

,582**

,381**

,836**

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K11 Pearson Correlation

,495**

,706**

,556**

,436**

,578**

,432**

,580**

,451**

,743**

1 ,608

** ,546

** ,559

** ,443

** ,485

** ,330

* ,788**

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,012 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K12 Pearson Correlation

,478**

,473**

,404**

,319*

,454**

,404**

,312*

,384**

,482**

,608**

1 ,487

** ,423

** ,486

** ,336

* ,501

** ,650**

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,002 ,016 ,000 ,002 ,018 ,003 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,011 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K13 Pearson

Correlation

,46

2**

,555**

,435**

,647**

,598**

,580**

,563**

,546**

,711**

,546**

,487**

1 ,701

**

,650**

,661**

,473**

,815**

Sig. (2-tailed)

,000

,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

131

K14 Pearson

Correlation

,58

2**

,477**

,410**

,560**

,472**

,410**

,485**

,559**

,500**

,559**

,423**

,701**

1 ,826

**

,629**

,610**

,750**

Sig. (2-tailed)

,000

,000 ,002 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K15 Pearson

Correlation

,54

7**

,448**

,316*

,519**

,524**

,396**

,453**

,619**

,555**

,443**

,486**

,650**

,826**

1 ,794

**

,826**

,770**

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,016 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K16 Pearson Correlation

,266*

,490**

,372**

,528**

,549**

,446**

,495**

,485**

,582**

,485**

,336*

,661**

,629**

,794**

1 ,623

** ,738**

Sig. (2-

tailed)

,04

6 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

K17 Pearson

Correlation

,27

0* ,221 ,180

,378**

,360**

,360**

,217 ,430

**

,381**

,330*

,501**

,473**

,610**

,826**

,623**

1 ,586**

Sig. (2-tailed)

,043

,099 ,181 ,004 ,006 ,006 ,105 ,001 ,003 ,012 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

Kualitas Temuan

Audit dalam Fraud

Audit

Pearson

Correlation

,67

4**

,799**

,649**

,745**

,772**

,672**

,749**

,718**

,836**

,788**

,650**

,815**

,750**

,770**

,738**

,586**

1

Sig. (2-

tailed)

,00

0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

132

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda

Ha1 dan Ha2

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Lingkungan Kerja

Audit, E-Auditb . Enter

a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,662a ,438 ,418 4,2578

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 764,423 2 382,211 21,083 ,000b

Residual 978,946 54 18,129

Total 1743,368 56

a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 16,169 7,716 2,095 ,041

E-Audit ,307 ,092 ,404 3,324 ,002

Lingkungan Kerja Audit ,816 ,284 ,349 2,869 ,006

a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

133

b. Pengujian Hipotesis secara Regresi Moderat

Ha3

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 E-Auditb . Enter

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,319a ,101 ,085 2,4817

a. Predictors: (Constant), E-Audit

b. Dependent Variable: Pengalaman Audit

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 38,253 1 38,253 6,211 ,016b

Residual 338,729 55 6,159

Total 376,982 56

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit

b. Predictors: (Constant), E-Audit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 23,520 3,958 5,942 ,000

E-Audit ,112 ,045 ,319 2,492 ,016

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit

134

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 31,727 35,663 33,351 ,8265 57 Residual -7,1005 5,4855 ,0000 2,4594 57

Std. Predicted Value -1,964 2,797 ,000 1,000 57

Std. Residual -2,861 2,210 ,000 ,991 57

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Kualitas Temuan

Audit dalam Fraud Auditb

. Enter

a. Dependent Variable: AbsRes_3 b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,380a ,144 ,128 1,37273

a. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 17,439 1 17,439 9,254 ,004b

Residual 103,642 55 1,884

Total 121,081 56

a. Dependent Variable: AbsRes_3

b. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,657 2,181 -2,136 ,037

Kualitas Temuan Audit dalam

Fraud Audit ,100 ,033 ,380 3,042 ,004

a. Dependent Variable: AbsRes_3

135

Ha4

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Lingkungan Kerja

Auditb . Enter

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,064a ,004 -,014 2,6126

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit

b. Dependent Variable: Pengalaman Audit

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,565 1 1,565 ,229 ,634b

Residual 375,417 55 6,826

Total 376,982 56

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31,365 4,161 7,538 ,000

Lingkungan Kerja Audit ,070 ,146 ,064 ,479 ,634

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 33,047 33,678 33,351 ,1672 57

Residual -5,6779 4,8127 ,0000 2,5892 57 Std. Predicted Value -1,817 1,956 ,000 1,000 57

Std. Residual -2,173 1,842 ,000 ,991 57

a. Dependent Variable: Pengalaman Audit

136

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Kualitas Temuan

Audit dalam Fraud

Auditb

. Enter

a. Dependent Variable: AbsRes_4

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,400a ,160 ,145 1,33693

a. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 18,778 1 18,778 10,506 ,002b

Residual 98,306 55 1,787

Total 117,084 56

a. Dependent Variable: AbsRes_4

b. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,732 2,124 -2,228 ,030

Kualitas Temuan Audit dalam

Fraud Audit ,104 ,032 ,400 3,241 ,002

a. Dependent Variable: AbsRes_4