pengalaman audit sebagai pemoderasi pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH
PENERAPAN E-AUDIT DAN LINGKUNGAN KERJA AUDIT
TERHADAP KUALITAS TEMUAN AUDIT DALAM FRAUD AUDIT
DI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ajeng Trisna Wahid Handayani
NIM: 1113082000002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H / 2017 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI 1. Nama : Ajeng Trisna Wahid Handayani
2. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 19 Februari 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Gandaria I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
12130
5. Telepon : 081584458220
6. E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN
1. SDN Kramat Pela 2001 – 2007
2. SMP Negeri 29 Jakarta 2007 – 2010
3. SMA Negeri 6 Jakarta 2010 – 2013
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 – 2017
PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris English Corner Conversation and
Public Speaking
2010 – 2012
2. Kursus Terapi Akuntansi BOSAKA 2015 – 2015
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Samanhakam SMA Negeri 6 Jakarta 2012 – 2013
2. Anggota Departemen Pemberdayaan Perempuan BEM
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2014 – 2015
3. Wakil Sekretaris Umum BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015 – 2016
4. Wakil Bendahara Umum HMI Komisariat Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Cabang Ciputat
2016 – 2017
PELATIHAN DAN WORKSHOP
1. Latihan Kepemimpinan Dasar HMI Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat
2013
2. National Lecturer Series Oleh PT. Bank Mandiri 2014
3. Sosialisasi APBN 2015 Oleh Kemenkeu Direktorat Jenderal
Anggaran Republik Indonesia
2015
4. Workshop Audit Forensik Oleh ATV Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia
2016
5. Workshop Living Education Values Oleh UNESCO 2016
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Zakaria
2. Ibu : Winarni
3. Posisi : Anak Pertama dari Tiga Bersaudara
vii
AUDIT EXPERIENCE AS THE MODERATING VARIABLE OF E-AUDIT
ADOPTION AND AUDIT WORK ENVIRONMENT TO THE QUALITY OF
AUDIT FINDINGS IN FRAUD AUDIT
AT THE AUDIT BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze and examine the hypothesis about
audit experience as the moderating variable of e-Audit adoption and audit work
environment to the quality of audit findings in fraud audit. This research was
using fifty seven respondents as sample. Respondents of this research were
auditors who work in The Audit Board of The Republic of Indonesia. Data were
analyzed using multiple linear regression analysis and moderated regression
analyzed in SPSS 22.
The result of this research indicates that there is a positive significance in the
e-Audit adoption and audit work environment to the quality of audit findings in
fraud audit; and the audit experience can not moderate this research model.
Keywords: CAATs, e-Audit, audit work environment, audit experience, quality of
audit findings in fraud audit.
viii
PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH
PENERAPAN E-AUDIT DAN LINGKUNGAN KERJA AUDIT
TERHADAP KUALITAS TEMUAN AUDIT DALAM FRAUD AUDIT
DI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji hipotesis
mengenai pengalaman audit sebagai pemoderasi penerapan e-Audit dan
lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 57 responden. Responden dari
penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier
berganda dan analisis regresi moderat dengan bantuan program SPSS 22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat signifikansi positif dalam
penerapan e-Audit dan lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit
dalam fraud audit; dan pengalaman audit tidak memoderasi model penelitian ini.
Kata kunci: TABK, e-Audit, lingkungan kerja audit, pengalaman audit, kualitas
temuan audit dalam fraud audit.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengalaman Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Penerapan E-Audit dan
Lingkungan Kerja Audit Terhadap Kualitas Temuan Audit dalam Fraud
Audit di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia”. Shalawat serta
salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan dan kebesaran Allah SWT. Selain
itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua yang telah membesarkan dan mengasuh dengan penuh
kasih sayang dan keikhlasan, mendidik, mendoakan tiada henti, dan
memberi dukungan moral serta motivasi kepada penulis.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
5. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Akademik saya di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP. selaku Wakil Dekan
1 Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I, yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Segenap keluarga besar HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Cabang Ciputat.
9. Segenap keluarga besar “Bersama Wujudkan Mimpi” yang selalu
memberikan semangat dan perhatian terhadap penulis.
10. Segenap keluarga besar “Reboisasi Akuntansi” yang selalu mendukung
dan menyemangati penulis.
11. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah Nabila, Fika, Cakra, Dzulfikar,
Kresna, Sujana, Fahreza, Nurhanifah, Hugo, Rahman, Ricky.
x
12. Sepuluh sahabat SMA yang tiada henti saling mendoakan dan saling
mensupport kepada sesama yaitu Melisa, Sharla, Ica, Zarfina, Ivy,
Chiquita, Kem, Evita, dan Fiqiary.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas
bantuannya dalam proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, Juli 2017
Ajeng Trisna Wahid Handayani
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif.........................................................iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi......................................................................iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah.......................................................v
Daftar Riwayat Hidup..........................................................................................vi
Abstract..................................................................................................................vii
Abstrak................................................................................................................viii
Kata Pengantar.....................................................................................................ix
Daftar Isi................................................................................................................xi
Daftar Tabel.........................................................................................................xiv
Daftar Gambar.....................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Perumusan Masalah...........................................................................7
C. Tujuan Penelitian...............................................................................7
D. Manfaat Penelitian.............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................10 A. Landasan Teori................................................................................10
1. Teori Keagenan..........................................................................10
1.1 Definisi Teori Keagenan......................................................10
2. Fraud Auditing...........................................................................11
2.1 Definisi Fraud.....................................................................11
2.2 Pengelompokkan Fraud.......................................................14
2.3 Fraud Pentagon...................................................................15
2.4 Definisi Fraud Auditing.......................................................19
3. Kualitas Temuan Audit..............................................................23
3.1 Definisi Kualitas Audit........................................................23
3.2 Kualitas Temuan Audit........................................................25
4. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)...........................26
4.1 Definisi TABK.....................................................................26
4.2 Manfaat Penggunaan TABK................................................27
4.3 Penggunaan TABK dalam Mendeteksi Fraud....................29
5. E-Audit......................................................................................29
5.1 Definisi E-Audit...................................................................29
5.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan BPK.....................31
5.3 Mekanisme Sistem E-Audit.................................................32
5.4 Hambatan-Hambatan dalam Pengimplementasian
E-Audit................................................................................35
6. Lingkungan Kerja Audit............................................................36
6.1 Definisi Lingkungan Kerja Audit........................................36
6.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Audit....................................38
7. Pengalaman Audit......................................................................44
xii
7.1 Definisi Pengalaman Audit.................................................44
B. Penelitian Terdahulu........................................................................46
C. Kerangka Pemikiran........................................................................49
D. Dasar Perumusan Hipotesis.............................................................50
1. Hubungan Penerapan E-Audit dengan Kualitas Temuan Audit
dalam Fraud Audit.....................................................................50
2. Hubungan Lingkungan Kerja Audit dengan Kualitas Temuan
Audit dalam Fraud Audit...........................................................51
3. Pengaruh Pengalaman Audit sebagai Variabel Moderasi dalam
Hubungan antara Penerapan E-Audit dengan Kualitas Temuan
Audit dalam Fraud Audit...........................................................53
4. Pengaruh Pengalaman Audit sebagai Variabel Moderasi dalam
Hubungan antara Lingkungan Kerja Audit dan Kualitas Temuan
Audit dalam Fraud Audit...........................................................54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................57
A. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................57
B. Metode Penentuan Sampel..............................................................57
C. Metode Pengumpulan Data..............................................................58
D. Metode Analisis Data......................................................................59
1. Uji Statistik Deskriptif...............................................................59
2. Uji Kualitas Data.......................................................................59
a. Uji Reliabilitas.....................................................................59
b. Uji Validitas.........................................................................60
3. Uji Hipotesis..............................................................................61
a. Analisis Regresi Linear Berganda.......................................61
1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)...........62
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)....................62
3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t).........................63
b. Analisis Regresi Moderat....................................................63
E. Operasionalisasi Variabel................................................................64
1. E-Audit (X1)...............................................................................65
2. Lingkungan Kerja Audit (X2)....................................................65
3. Pengalaman Audit (Xmod)..........................................................66
4. Kualitas Temuan Audit (Y).......................................................67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................71 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................................71
1. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................71
2. Karakteristik Profil Responden..................................................72
B. Hasil Penelitian................................................................................76
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif.....................................................76
2. Hasil Uji Kualitas Data..............................................................77
a. Hasil Uji Reliabilitas............................................................77
b. Hasil Uji Validitas...............................................................78
3. Hasil Uji Hipotesis.....................................................................81
a. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linear Berganda........81
1) Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)..81
xiii
2) Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)...........82
3) Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)................83
b. Pengujian Hipotesis secara Regresi Moderat......................85
C. Pembahasan Hasil Penelitian...........................................................88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................93
A. Kesimpulan......................................................................................93
B. Keterbatasan....................................................................................94
C. Saran................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................96
LAMPIRAN........................................................................................................103
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu........................................... 46
Tabel Operasionalisasi Variabel......................................................68
Distribusi Penyebaran Kuesioner....................................................71
Data Sampel Penelitian....................................................................72
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........73
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia..........................73
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir............................................................................................74
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman
Audit................................................................................................74
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan
E-Audit............................................................................................75
Hasil Uji Statistik Deskriptif...........................................................76
Hasil Uji Reabilitas..........................................................................78
Hasil Uji Validitas E-Audit.............................................................79
Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Audit...................................79
Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit.............................................80
Hasil Uji Validitas Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit.....80
Hasil Uji Koefisien Determinasi......................................................82
Hasil Uji Statistik F.........................................................................83
Hasil Uji Statistik t...........................................................................84
Hasil Uji Residual dengan Variabel Moderasi dalam Hubungan
antara X1 dan Y................................................................................86
Hasil Uji Residual dengan Variabel Moderasi dalam Hubungan
antara X2 dan Y................................................................................87
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1
2.2
2.3
2.4
Fraud Pentagon...............................................................................16
Proses Pemeriksaan secara Manual.................................................33
Proses Pemeriksaan dengan E-Audit...............................................33
Kerangka Pemikiran........................................................................49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kemajuan teknologi di era globalisasi seperti sekarang ini telah
dimanfaatkan berbagai aspek. Pemanfaatan teknologi tersebut juga
dilaksanakan pada bidang ekonomi, baik dalam aspek penjualan,
pembelian, produksi, pemasaran, dan transportasi. Oleh karena hal tersebut
kegiatan operasi dan volume transaksi keuangan akan terus meningkat
seiring dengan perkembangan zaman. Dalam keadaan yang semakin
kompleks seperti ini memaksa auditor untuk memiliki kemampuan
beradaptasi dengan dunia sistem informasi seperti teknologi informasi dan
perkembangan lainnya.
Reformasi telah memberikan dampak yang signifikan bagi Indonesia.
Tidak hanya pada pemegang kekuasaan tetapi reformasi juga telah
mengubah sistem pengawasan, pemeriksaan dan tata pemerintahan
(Suseno, 2010). Tuntutan reformasi juga menginginkan adanya
penyelenggaraan negara dalam hal ini pengelolaan keuangan negara yang
bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme menuju terselenggaranya
good corporate governance. Reformasi birokrasi secara tersirat telah
mewajibkan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)
untuk dapat melakukan pemeriksaan keuangan negara dalam rangka
2
mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang bersih dengan cara yang
lebih efektif dan efisien (Hartoyo, 2011).
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
diperiksa oleh BPK. BPK adalah lembaga negara yang bertugas
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dalam
pelaksanaan tugas dan wewenangnya dilakukan oleh pegawai pelaksana
BPK yang dituntut untuk menjunjung tinggi independensi, integritas, dan
profesionalitas. BPK wajib mematuhi ketentuan perundang-undangan
sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Di Amerika Serikat muncul suatu ilmu yang relatif masih baru dalam
bidang auditing, yaitu pemeriksaan kecurangan (fraud auditing).
Walaupun terbilang masih baru, fraud auditing mengalami perkembangan
yang cukup pesat dikarenakan meningkatnya perhatian masyarakat
terhadap White-Collar Crime dan praktik-praktik kecurangan lainnya.
Perkembangan fraud auditing ini berasal dari pemerintah, dan akuntan
publik yang memiliki keahlian di bidang fraud audit masih sedikit
(Subekti dan Widayanti, 2001).
Beberapa waktu lalu dunia perauditan digegerkan dengan pemberitaan
kasus suap Auditor BPK dalam kasus E-KTP. Kasus tersebut menambah
deretan catatan hitam kasus suap terhadap auditor, sebut saja Kasus Suap
Audit BPK atas Pemerintah Kota Bekasi (2010) – Auditor BPK ditangkap
3
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga menerima suap dari
pejabat Pemerintah Kota Bekasi, Kasus Suap WDP (Wajar Dengan
Pengecualian) atas LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)
Tomohon (2007), Kasus Suap Mulyana W Kusuma terhadap Auditor BPK
(2004), Kasus Suap Auditor BPKP dalam joint audit pengawasan di
Kemendikbud (2009) (Kompasiana, 2017).
Berkaitan dengan hal tersebut, BPK RI perlu memanfaatkan teknologi
informasi dalam mendorong produktivitas kinerja secara lebih efektif dan
efisien. Teknologi informasi yang digunakan BPK RI diharapkan tidak
hanya digunakan sebagai supporting tetapi juga wajib digunakan sebagai
enabler dalam mendukung kinerja pemeriksaan BPK RI. Dengan
demikian, BPK RI dapat mengubah paradigma, kewenangan, dan
tanggung jawabnya secara terarah dan terukur dengan kemajuan teknologi
(Hartoyo, 2011).
Temuan audit merupakan hal yang dicari oleh pemeriksa dalam
memeriksa laporan keuangan auditee, karena adanya temuan audit
menandakan adanya kesalahan dalam pelaporan kinerja keuangan suatu
entitas. Semakin banyak jumlah temuan dan semakin besar tingkat
materialitasnya, maka menggambarkan bahwa suatu entitas memiliki
kinerja keuangan yang buruk. Semakin banyak kecurangan yang terungkap
dari sistem e-Audit, maka sistem tersebut dapat dikatakan semakin efektif
dalam menemukan penyalahgunaan wewenang atas keuangan negara.
Kewajaran penilaian hasil audit laporan keuangan suatu entitas dapat
4
dinilai berdasarkan banyak dan material atau tidaknya temuan audit yang
dihasilkan (Bastian, 2007).
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam pemeriksaan
pengelolaan keuangan negara diharapkan BPK RI akan semakin percaya
diri dalam menghasilkan laporan pemeriksaan yang adil, transparan dan
berkualitas. Maka sejak tahun 2010, BPK telah menetapkan suatu
pembaharuan dalam melaksanakan tugas sebagai pemeriksa kinerja
lembaga negara baik pusat maupun daerah, khususnya di bidang
pengelolaan anggaran perjalanan dinas. Pembaharuan tersebut
memanfaatkan kemajuan teknologi dalam mengaudit laporan keuangan
pemerintah dengan sistem baru yang diberi nama electronic audit
(e-Audit) (Warta BPK, 2012).
Peresmian kebijakan e-Audit secara global diawali dengan
membangun suatu sinergi atau kesepakatan antara BPK dengan seluruh
lembaga pemerintah baik di kalangan pemerintah pusat maupun di
kalangan pemerintah daerah. Dengan sinergi data dengan pihak yang
diperiksanya itu, nantinya BPK akan dapat melakukan perekaman,
pengolahan, pertukaran, pemanfaatan dan monitoring data yang bersumber
dari berbagai pihak, dalam rangka melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara (BPK, 2011).
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan
salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pemeriksaan
pengelolaan keuangan negara. BPK RI memiliki visi menjadi pendorong
5
pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara melalui
pemeriksaan yang berkualitas dan bermanfaat (http://www.bpk.go.id/
page/visi-dan-misi). Menanggapi era globalisasi seperti sekarang ini
semakin menuntut produktivitas auditor yang maksimal, sejalan dengan
tuntutan tersebut lingkungan kerja audit yang memadai juga patut untuk
dipertimbangkan demi kenyamanan auditor dalam melaksanakan
penugasan agar tidak menghambat tercapainya visi Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Dengan demikian diharapkan
auditor dapat tetap fokus dalam menyelesaikan penugasan tanpa harus
terbebani dengan hal-hal lain selain tugasnya di tempat kerja, misalnya
keluhan atas fasilitas maupun ketidaknyamanan atas keberadaan seseorang
karena kurangnya komunikasi yang baik.
Pengalaman merupakan atribut yang penting dimiliki oleh auditor, hal
ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak
berpengalaman lebih banyak dari pada auditor yang berpengalaman
(Meidawati, 2001). Dalam hal ini berarti setiap auditor memiliki
pengalaman yang berbeda-beda. Auditor di BPK RI sebagai pemeriksa
pengelolaan keuangan negara, sudah seharusnya memiliki pengalaman
audit yang lebih mumpuni karena hampir seluruh lembaga negara menjadi
tugas dan tanggung jawab BPK RI dalam pemeriksaan pengelolaan
keuangan negara.
Penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena mengingat
masih sedikitnya publikasi terkait e-Audit. Kualitas temuan audit dalam
6
fraud audit yang maksimal tidak terlepas dari penerapan e-Audit dan
dalam menerapkan e-Audit membutuhkan lingkungan kerja audit yang
baik. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman
(Sedarmayanti, 2011). Menerapkan e-Audit tentunya membutuhkan
pengalaman audit menggunakan e-Audit guna menghasilkan kualitas
temuan audit dalam fraud audit yang maksimal. Lingkungan kerja BPK RI
pun sebagai penanggungjawab pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
secara tersirat memaksa auditor untuk memiliki pengalaman audit yang
lebih guna menunjang kualitas temuan audit dalam fraud audit sehingga
semakin dapat memberikan pelayanan terbaik kepada penerima manfaat.
Penelitian ini tergolong penelitian baru yang belum pernah diteliti
sebelumnya. Bahasan topik ini penting untuk diteliti karena semakin
menurunnya kepercayaan penerima manfaat terhadap keandalan hasil
pemeriksaan akibat semakin maraknya kasus suap terhadap auditor, maka
penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengalaman Audit Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Penerapan E-Audit dan Lingkungan Kerja
Audit Terhadap Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit di Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia”.
7
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang melatarbelakangi bahasan di atas, maka
perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan e-Audit berpengaruh terhadap kualitas temuan
audit dalam fraud audit di BPK RI?
2. Apakah lingkungan kerja audit berpengaruh terhadap kualitas
temuan audit dalam fraud audit di BPK RI?
3. Apakah pengalaman audit dapat memoderasi hubungan antara
penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit
di BPK RI?
4. Apakah pengalaman audit dapat memoderasi hubungan antara
lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud
audit di BPK RI?
C. TUJUAN PENELITIAN
Selain sebagai syarat untuk menyelesaikan studi, penelitian ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis, serta:
1. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh
penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud
audit di BPK RI.
2. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh
lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud
audit di BPK RI.
8
3. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh
penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud
audit dengan pengalaman audit sebagai variabel moderasi di BPK
RI.
4. Untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat mengenai pengaruh
lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud
audit dengan pengalaman audit sebagai variabel moderasi di BPK
RI.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian sudah seharusnya dapat memberikan manfaat dan
kontribusi positif untuk masa yang akan datang, diantaranya yaitu:
1. Bagi BPK RI
Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis,
hasilnya dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
peningkatan kualitas temuan audit dalam fraud audit di BPK RI.
2. Bagi Pemerintah
Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis,
hasilnya dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat
dijadikan dasar pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang
berkenaan dengan peningkatan kualitas temuan audit dalam fraud
audit.
9
3. Bagi Akademisi
Diharapkan dengan adanya penelitian yang diteliti oleh penulis,
hasilnya dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca
sehingga dapat digunakan baik untuk referensi penelitian
selanjutnya maupun hanya sekedar untuk dijadikan bahan acuan
untuk menambah wawasan pembaca.
4. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian dan penulisan ini, penulis diharapkan
menjadi lebih percaya diri dan termotivasi dalam melakukan
penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga menjadi sarana
yang baik bagi penulis untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan tentang pengaruh penerapan e-Audit dan lingkungan
kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit
dengan pengalaman audit sebagai variabel moderasi.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Teori Keagenan
1.1 Definisi Teori Keagenan
Dalam teori keagenan menurut the Institute of Chartered
Accountants in England & Wales (ICAEW) (2005), hubungan
agensi muncul ketika principal mempekerjakan orang lain sebagai
agent mereka untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent
tersebut. Pendelegasian juga berarti bahwa principal harus percaya
kepada agent bahwa agent bertindak untuk kepentingan principal.
Hubungan antara principal dengan agent dapat mengarah kepada
kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information),
hal tersebut dikarenakan agent berada dalam posisi yang memiliki
informasi lebih banyak dibandingkan dengan principal.
Dengan ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh agent
dan adanya self-interest, terdapat kemungkinan bahwa hal tersebut
akan mendorong agent untuk menyembunyikan informasi-
informasi yang tidak diketahui oleh principal, agent dapat saja
melakukan tindak kecurangan (fraud). Dalam hal ini principal
hanya memiliki sedikit alasan untuk mempercayai agent mereka,
11
dan principal akan mencari cara untuk memecahkan masalah
tersebut dan berusaha untuk mengurangi terjadinya
ketidakseimbangan informasi (ICAEW, 2005).
Santoso dan Pambelum (2008) mendefinisikan hubungan
keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih
(principal) menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa
jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa
wewenang pembuatan keputusan kepada agent. Konflik
kepentingan akan muncul dan pendelegasian tugas yang diberikan
kepada agent dimana agent tidak dalam kepentingan untuk
memaksimumkan kesejahteraan principal, tetapi mempunyai
kecendrungan untuk mementingkan diri sendiri dengan
mengorbankan kepentingan pemilik.
Ketidakseimbangan informasi dan konflik kepentingan inilah
yang akan dapat mendorong agent untuk melakukan tindak
kecurangan (fraud), mengingat fraud dalam dunia audit sangat
rentan terjadi terutama di era seperti sekarang ini.
2. Fraud Auditing
2.1 Definisi Fraud
Sejauh ini terdapat beberapa definisi fraud dari berbagai
sumber, berikut diantaranya menurut Black Law Dictionary dalam
Tunggal (2010:218), fraud adalah:
12
a. Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu
kebenaran/keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta
material yang mempengaruhi orang lain untuk melakukan
perbuatan atau tindakan merugikan.
b. Penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) secara
ceroboh/tanpa perhitungan dan tanpa dapat dipercaya
kebenarannya berakibat dapat mempengaruhi atau
menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;
c. Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui
keterangan atau penyajian yang salah (salah pernyataan),
penyembunyian fakta material, atau penyajian yang
ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang lain
untuk berbuat atau bertindak merugikan.
The Institute of Internal Auditors (IIA) (2009) mendefinisikan
bahwa fraud adalah setiap tindakan ilegal yang ditandai dengan
tipu daya, penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan.
Tindakan ini tidak tergantung pada ancaman kekerasan atau
kekuatan fisik. Penipuan yang dilakukan oleh partai dan organisasi
untuk memperoleh uang, properti, atau jasa; untuk menghindari
pembayaran atau kerugian jasa; atau untuk mengamankan
keuntungan pribadi atau bisnis.
13
Sementara Statement on Auditing Standards No. 99 dalam
Sukanto (2009) mendefinisikan fraud sebagai:
“An intentional act that result in a material misstatement in
financial statements that are the subject of an audit”.
Ini berarti bawa fraud mencakup segala tindakan yang
disengaja dan mengakibatkan salah saji material dalam laporan
keuangan yang menjadi subyek audit.
Sedangkan fraud menurut the Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE) dalam Sukanto (2009) adalah perbuatan-
perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja
untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru
terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar
organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun
kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
pihak lain.
Tidak jauh berbeda dengan pengertian kecurangan lainnya, the
Institute of Internal Auditor Amerika dalam Widjaya (1992) juga
mendefinisikan bahwa kecurangan mencakup suatu kesatuan
ketidakberesan (irregulation) dan tindakan ilegal yang dicirikan
dengan manipulasi yang disengaja, dilakukan untuk manfaat
dan/atau kerugian organisasi oleh orang luar atau dalam organisasi.
Kecurangan (fraud) merupakan kejahatan tersembunyi, tidak ada
yang dilakukan secara terang-terangan, tidak ada korban yang
segera menyadari bahwa fraud telah terjadi.
14
2.2 Pengelompokkan Fraud
The Association Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam
Tuanakotta (2010) mengelompokan kecurangan menjadi 3 (tiga)
jenis atau tipologi berdasarkan perbuatan, yaitu:
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Statement)
Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan
sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam
bentuk salah saji material laporan keuangan yang
merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat
bersifat finansial atau kecurangan non finansial.
2. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)
Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/
pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini
merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi
karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung
(defined value).
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena
menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan
korupsi, dimana hal ini merupakan jenis yang terbanyak
terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan
hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata
kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih
15
dipertanyakan. Fraud jenis ini seringkali tidak dapat
dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati
keuntungan (simbiosis mutualisme).
Termasuk didalamnya adalah penyalahgunaan
wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest),
penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/ilegal
(illegal gratuities) dan pemerasan secara ekonomi
(economic extortion).
2.3 Fraud Pentagon
The Institute of Internal Auditors (IIA) (2009) menyebutkan
bahwa fraud memiliki tiga karakteristik umum yaitu tekanan
(pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi
(rationalization). Ketiga karakteristik tersebut dikenal sebagai
fraud triangle (Cressey, 1953). Pengembangan teori fraud triangle
dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004) menjadi fraud
diamond. Crowe (2011) melakukan penyempurnaan pada teori
fraud triangle dan fraud diamond dengan merubah risk factor
berupa kapabilitas (capability) menjadi kompetensi (competence).
Selain itu Crowe (2011) menambahkan risk factor berupa arogansi
(arrogance). Dengan demikian, kelima karakteristik ini dikenal
sebagai fraud pentagon (Crowe, 2011).
16
Sumber: Crowe (2011).
Gambar 2.1 Fraud Pentagon
a. Tekanan (Pressure)
Abdullahi dan Mansor (2015) menyatakan bahwa tekanan
dapat berupa keuangan maupun non keuangan. Keuangan
diakui sebagai faktor yang paling umum yang menyebabkan
suatu entitas untuk terlibat dalam tindakan jahat. Murdock
(2008) berpendapat bahwa tekanan juga dapat berhubungan
dengan keuangan, non-keuangan, politik dan sosial. Tekanan
politik dan sosial terjadi dalam situasi di mana seseorang
merasa dan percaya bahwa mereka tidak mampu untuk gagal
karena status atau reputasi mereka. Sedangkan menurut Rae
dan Subramanian (2008) tekanan berkaitan dengan motivasi
karyawan untuk melakukan penipuan karena keserakahan atau
tekanan keuangan pribadi.
b. Kesempatan (Opportunity)
Abdullahi dan Mansor (2015) menyatakan bahwa peluang
diciptakan oleh lemahnya pengendalian internal. Kesempatan
memiliki dua aspek: (i) kerentanan organisasi untuk
17
dimanipulasi, dan (ii) kondisi organisasi yang dapat menjamin
penipuan terjadi. Sebagai contoh, jika ada pembagian kerja
yang tidak memadai, pengendalian internal yang lemah,
pemeriksaan tidak teratur, dan sejenisnya, maka kondisi akan
menguntungkan bagi karyawan untuk melakukan kecurangan.
Pengendalian internal yang lemah, kurangnya pengawasan,
segregasi tugas yang tidak memadai dapat menciptakan
kesempatan untuk melakukan penipuan (Kenyon dan Tilton,
2011).
c. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi adalah suatu kondisi dimana pelaku
kecurangan mencari suatu pembenaran terhadap suatu tindakan.
Rasionalisasi merupakan suatu pembenaran yang timbul
didalam pemikiran manusia yang dijadikan sebagai suatu
tindakan. Rasionalisasi atau pembenaran tergantung dari
orientasi seseorang dalam menyikapi suatu permasalahan. Jika
diambil suatu kesimpulan, rasionalisasi dapat berdampak baik
atau buruk baik bagi pelakunya maupun bagi orang lain.
Pembenaran yang dilakukan oleh pelaku dengan orientasi
negatif akan berdampak pada kerugian bagi orang lain.
Pembenaran ini mampu menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan (Arles, 2014).
18
Arles (2014) menyebutkan bahwa faktor yang
mengakibatkan pembenaran terjadi adalah antara lain:
1) Pelaku menganggap bahwa yang dilakukan sudah
merupakan hal biasa/wajar yang dilakukan oleh orang
lain pada kondisi yang sama dengan kondisi pelaku.
Hal inilah yang mendorong pelaku dapat melakukan
fraud tersebut.
2) Pelaku merasa berjasa terhadap organisasi, hal inilah
yang menimbulkan sikap ingin berkuasa, merasa paling
dominan dibandingkan yang lain, serta menganggap
semua orang adalah sama. Sehingga pembenaran dapat
dilakukan.
3) Kepercayaan diri yang terlalu berlebihan, dikarenakan
tuntutan gaya hidup mewah, serta suka berfoya-foya
mengakibatkan timbul suatu sikap angkuh dan ingin
dominan. Hal ini juga berpengaruh terhadap kebenaran
dalam kecurangan.
4) Rasa iri dengki juga mempengaruhi terjadinya
pembenaran terhadap segala tindakan. Sifat buruk
tersebut terkadang mampu menguasai diri dalam
melaksanakan tindakan fraud.
5) Pelaku menganggap tujuannya itu berbuat baik guna
mengatasi masalah dengan asumsi akan dikembalikan
19
dikemudian hari. Pelaku berpikiran mampu untuk
mengembalikan segala kekayaan yang diperoleh atau
diambil dari organisasi dikemudian hari.
d. Kompetensi (Competence)
Competence adalah keahlian karyawan untuk mengabaikan
kontrol internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan
mengamati kondisi sosial untuk memenuhi kepentingan
pribadinya (Crowe, 2011).
e. Arogansi (Arrogance)
Arrogance merupakan sifat superioritas atas hak yang
dimiliki dan merasa bahwa pengendalian internal dan kebijakan
perusahaan tidak berlaku untuk dirinya (Crowe, 2011).
2.4 . Definisi Fraud Auditing
Definisi fraud auditing menurut Yukcu dan Gonen (2012)
adalah proses pendeteksian, pencegahan, dan pengkoreksian
aktivitas kecurangan.
Sedangkan definisi fraud auditing menurut Vona (2008)
adalah:
“Fraud auditing is the application of audit procedures to a
population of business transactions in a manner to increase
the propensity of identifying fraud”.
Ini berarti bahwa fraud auditing membutuhkan penerapan
prosedur audit melalui teknik audit yang proaktif untuk
20
meningkatkan pendeteksian fraud sehingga dapat menghasilkan
laporan pemeriksaan yang maksimal.
Subekti dan Widayanti (2001) menjelaskan tiga belas prinsip
fraud audit, yaitu:
a. Fraud audit tidak seperti financial audit. Fraud audit
lebih merupakan serangkaian pemikiran (mind-set)
daripada suatu metodologi.
b. Fraud auditor tidak seperti financial auditor. Fraud
auditor memfokuskan pada hal yang tidak lazim
(exception), keanehan (oddities), accounting
irregularities, dan pola tingkah laku, bukan pada
kesalahan (errors) dan penghilangan (ommisions).
c. Fraud audit dipelajari terutama melalui pengalaman,
bukan dari buku-buku teks audit maupun kertas kerja
tahun lalu. Belajar menjadi seorang fraud auditor berarti
belajar untuk berfikir seperti seorang pencuri “Dimanakah
letak rangkaian terlemah dalam rantai pengendalian
intern?”.
d. Dari perspektif financial audit, kecurangan (fraud) adalah
salah saji yang disengaja atas fakta-fakta keuangan dalam
jumlah yang material. Dari perspektif fraud audit,
kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja atas
fakta-fakta keuangan.
21
e. Kecurangan (fraud) dilakukan dengan alasan ekonomi,
egosentris, ideologis, dan psikotik (phsychotic).
f. Kecurangan (fraud) cenderung mencakup suatu teori yang
terstruktur tentang motif, kesempatan, dan keuntungan
(benefit).
g. Kecurangan (fraud) dalam lingkungan akuntansi yang
terkomputerisasi dapat terjadi pada saat proses input,
throughtput, ataupun output. Kecurangan input
(memasukkan data yang salah dan kecurangan data)
adalah yang sering terjadi.
h. Pola kecurangan yang umum pada pegawai level bawah
meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengeluaran (hutang, gaji dan klaim atas keuntungan
(benefit), dan biaya).
i. Pola kecurangan yang umum pada level manajer meliputi
“profit smoothing” (menangguhkan biaya, membukukan
penjualan terlalu awal, melaporkan persediaan lebih besar
dari keadaan sesungguhnya).
j. Tipe-tipe kecurangan (fraud) akuntansi yang terjadi lebih
sering dikarenakan tidak adanya kontrol yang memadai
bukan karena penerapan loose control.
22
k. Kerugian karena kecurangan (fraud losses) berkembang
secara eksponensial, tetapi tidak demikian dengan
kejadian kecurangan (fraud incident).
l. Kecurangan dalam akuntansi sering kali ditemukan karena
ketidaksengajaan dibandingkan dengan menggunakan dan
desain pemeriksaan keuangan. Lebih dari 90% kecurangan
keuangan (financial fraud) ditemukan dengan secara tidak
sengaja.
m. Pencegahan terhadap kecurangan (fraud) adalah masalah
memadainya pengendalian dan lingkungan kerja yang
menempatkan nilai yang tinggi pada kejujuran personal
dan perlakuan yang wajar.
Pada lingkungan audit di sektor pemerintahan, fraud audit
lebih mengacu pada kasus-kasus yang diduga mengandung unsur-
unsur penyimpangan seperti kasus suap, kasus penyalahgunaan
wewenang, kasus korupsi, dan sebagainya.
BPK bergerak dalam tahapan preventif dan detentif. Dalam
level preventif, BPK bertugas mengamati pengalokasian keuangan,
apakah sudah sesuai dengan peruntukannya. Dalam hal ini,
efektivitas dan efisiensi pengalokasian keuangan menjadi fokus
utamanya. Sementara itu, dalam tahapan detentif, BPK lebih
beroperasi dalam tataran yang sifatnya investigatif. Dalam fase
tersebut BPK masuk lebih jauh dari sekedar memeriksa efisiensi
23
dan efektivitas, yakni dengan memeriksa juga apakah ada unsur
tindakan ilegal juga didalamnya sehingga menyebabkan kerugian
negara (BPK, 2013).
Kewenangan BPK untuk menginvestigasi juga memiliki dasar
hukumnya, yakni melalui Pasal 13 UU 15/2004 PPTJKN. Pasal
tersebut mengungkapkan bahwa pemeriksa dapat melaksanakan
pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi
kerugian negara/daerah, dan/atau unsur pidana. Pada dasarnya,
setiap temuan BPK dilaporkan ke lembaga legislatif hingga
Presiden. Akan tetapi, bila ditemukan indikasi tindak pidana,
temuan itu juga disampaikan kepada instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (BPK,
2013).
3. Kualitas Temuan Audit
3.1 Definisi Kualitas Audit
DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas jasa audit sebagai
probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.
Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada
kemampuan teknologi, prosedur audit, dan tingkat sampling yang
digunakan. Probabilitas pelaporan suatu pelanggaran tergantung
pada independensi auditor.
24
Kualitas audit terdiri dari kualitas pelayanan dan kualitas teknis
(Duff, 2004). Duff (2004) kembali menekankan bahwa kualitas
audit bukan merupakan konsep kesatuan, namun ini adalah
tentang:
1. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan yang dimaksud adalah faktor yang
mempengaruhi pengalaman klien dalam proses audit.
2. Kualitas Opini
Kualitas opini yang dimaksud adalah faktor proses
dalam mencapai jawaban yang benar.
Dua aspek yang terkadang dapat menimbulkan konflik,
namun kunci keberhasilan dalam kualitas audit adalah mampu
memberikan “kualitas pelayanan” yang maksimal tanpa
mempengaruhi “kualitas opini”.
International Auditing and Assurance Standards Board
(IAASB) (2014) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh
lima faktor, yaitu:
a. Input Factors, meliputi nilai-nilai, etika, dan perilaku
auditor yang dipengaruhi oleh budaya, pengetahuan,
keahlian, pengalaman auditor dan waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan audit, serta efektivitas proses audit dan
prosedur pengendalian kualitas.
25
b. Process Factors, meliputi ketelitian proses audit dan
prosedur pengendalian kualitas.
c. Output Factors, meliputi laporan auditor dan komunikasi
auditor.
d. Key Interactions, meliputi komunikasi formal maupun
informal terhadap proses audit dari input hingga menjadi
output.
e. Contextual, meliputi undang-undang dalam praktik bisnis
dan komersial, peraturan audit, hukum dan peraturan yang
berkaitan dengan pelaporan keuangan, kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, jadwal pelaporan keuangan, tata
kelola perusahaan, sistem informasi, lingkungan ligitasi,
dan isu luas lainnya.
2.2 Kualitas Temuan Audit
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No. 9 Tahun 2009 yang dimaksud temuan adalah fakta/kejadian/
bukti yang memiliki saran atau rekomendasi sebagaimana yang
tercantum dalam laporan hasil pengawasan.
Menurut Rai (2008) temuan audit adalah masalah-masalah
penting (material) yang ditemukan selama audit berlangsung dan
masalah tersebut pantas untuk dikomunikasikan dengan entitas
yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan
peningkatan kinerja ekonomi, efisiensi, dan efektivitas entitas
26
yang diaudit. Sedangkan menurut Hartono (2006), temuan audit
adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan fakta.
Dihasilkan dari proses perbandingan antara “apa yang seharusnya
ada” dan “apa yang ternyata ada”.
Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dalam suatu negara,
ekspektasi auditee akan kecepatan serta reliabilitas laporan
keuangan dan hasil pemeriksaan semakin meningkat. BPK RI
sebagai penanggung jawab pemeriksaan pengelolaan keuangan
negara, membutuhkan pendekatan baru dalam melaksanakan
proses audit yang adil, transparan, efisien, efektif dan akurat guna
mendapatkan hasil pemeriksaan yang semakin berkualitas berupa
temuan audit dalam fraud audit. Dengan demikian semakin
banyak auditor dapat menemukan fraud audit beserta bukti-bukti
kuat yang mendukungnya, maka semakin berkualitas hasil
pemeriksaan. Dalam rangka mendukung kemutahiran auditor
dalam mendeteksi fraud, pesatnya perkembangan teknologi
diharapkan mampu menjawab tantangan ini.
4. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
4.1 Definisi TABK
Menurut Gondodiyoto (2007) terdapat tiga pendekatan audit
berkaitan dengan komputer, yaitu:
a. Audit arround the computer; auditor cukup menguji input
(dokumen) serta output (laporan) sistem aplikasi saja.
27
b. Audit through the computer; auditor melaksanakan
pemeriksaan langsung terhadap program-program dan file-
file komputer.
c. Audit with the computer; pendekatan audit dengan
menggunakan bantuan komputer dalam berbagai bentuk.
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut maka TABK termasuk
kedalam golongan audit with the computer yang dalam hal ini
karena TABK menggunakan komputer dalam audit evidence
collection dan audit evidence evaluation.
Menurut Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 59 tentang
TABK, tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah
apabila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem
informasi menggunakan komputer. Namun, penerapan prosedur
audit mungkin mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan
teknik-teknik penggunaan komputer sebagai suatu alat audit.
Penggunaan teknologi dalam proses audit disebut dengan istilah
Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer
Assisted Audit Techniques (CAATs).
4.2 Manfaat Penggunaan TABK
Manfaat Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) menurut
PSA No. 59 adalah sebagai berikut:
28
a. Pengujian rincian transaksi dan saldo, seperti penggunaan
perangkat lunak audit untuk menguji semua (suatu
sampel) transaksi dalam file komputer.
b. Prosedur review analitik, seperti penggunaan perangkat
lunak audit untuk mengidentifikasi unsur atau fluktuasi
yang tidak biasa.
c. Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian
umum sistem informasi komputer, seperti penggunaan
data uji untuk menguji prosedur akses ke perpustakaan
program (program libraries).
d. Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem
informasi komputer, seperti penggunaan data uji untuk
menguji berfungsinya prosedur yang telah diprogram.
e. Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file
yang berbeda record-nya dan berbeda formatnya.
f. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu.
g. Mengorganisasi file, seperti menyortasi dan
menggabungkan.
h. Membuat laporan, mengedit, dan memformat keluaran.
i. Membuat persamaan dengan operasi rasional (AND; OR;
=; < >; <; >; IF).
29
4.3 Penggunaan TABK dalam Mendeteksi Fraud
Menurut Olasanmi (2013), CAATs adalah proses
menggunakan komputer untuk mengotomatiskan dan
menyederhanakan proses audit. Selain itu CAATs merupakan alat
bantu audit yang efektif untuk mendeteksi financial errors. Dengan
menerapkan CAATs menggunakan software audit, auditor
kemudian akan dapat menguji apakah terdapat masalah dalam data
terebut. Jutaan file dapat diperiksa, data yang terkumpul dapat
digunakan untuk diidentifikasi, serta analisis dan komparasi dapat
dilakukan di lokasi yang berbeda.
Sebagai wujud penerapan CAATs dalam dunia pemerintahan,
BPK RI menggunakan e-Audit dalam melaksanakan proses
pemeriksaan. Proses pemeriksaan dilakukan dengan menerapkan
sistem teknologi informasi menggunakan alat bantu komputer.
Dengan menggunakan e-Audit disinyalir dapat mempercepat
proses audit dengan adil, transparan, efisien, efektif dan akurat.
5. E-Audit
5.1 Definisi E-Audit
E-Audit adalah sebuah sistem yang membentuk sinergi antara
sistem informasi internal BPK (e-BPK) dengan sistem informasi
milik entitas pemeriksaan (e-Auditee) melalui sebuah komunikasi
data online antara e-BPK dengan e-Auditee dan membentuk Pusat
Data pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di BPK.
30
Dengan demikian e-Audit merupakan pusat data yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pemeriksaan (Sukarso dkk, 2015).
Dengan memanfaatkan pusat data tersebut, BPK akan lebih
mudah melakukan check, tracking, dan menelusuri transaksi
keuangan dan menemukan bukti-buktinya, serta secara dini bisa
mengetahui jika ada ketidakwajaran dalam pengelolaan keuangan
negara. Terkait dengan praktik korupsi, dengan cara tersebut BPK
secara dini akan lebih mudah menemukan dan melakukan
pencegahannya (BPK, 2012).
Secara garis besar pengertian e-Audit tidak berbeda jauh
dengan pengertian Electronic Data Processing (EDP) Audit.
Gallegos, Richardson, dan Borthick dalam Gondodiyoto (2007)
menyatakan bahwa:
“Computer auditing is the evaluation of computer information
systems, practices, and operations to assure the integrity of an
entity’s information. This evaluation can include the
assessment of how efficient, effective, and economical
computer based practise are. This includes the use of the
computer and audit tool”.
Dengan demikian proses evolusi juga telah dapat
mempengaruhi pelaksanaan audit di era seperti sekarang ini dengan
bantuan komputer, terlebih pada BPK dengan membentuk sebuah
sinergi antara sistem informasi e-BPK dengan sistem informasi e-
Auditee sehingga telah dapat mempercepat pelaksanaan audit
dengan adil, transparan, efisien, efektif dan akurat.
31
5.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Keuangan BPK
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa
ruang lingkup pemeriksaan yang menjadi tugas BPK adalah
pemeriksaan keuangan negara yang meliputi pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung
jawab negara yang mencakup seluruh unsur keuangan negara.
Ruang lingkup tersebut sebagaimana yang dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 2 tentang Keuangan
Negara yaitu: (1) Hak negara untuk memungut pajak,
mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
(2) Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan
umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
(3) Penerimaan negara; (4) Pengeluaran negara; (5) Penerimaan
daerah; (6) Pengeluaran daerah; (7) Kekayaan negara/kekayaan
daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
negara atau perusahaan daerah; (8) Kekayaan pihak lain yang
dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan/atau kepentingan umum; (9) Kekayaan pihak
lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
32
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK RI mempunyai
kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan yaitu
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan yang dimaksud
adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK
RI dalam rangka memberikan laporan hasil pemeriksaan yang
memuat opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan pemerintah (BPK Kendari, 2012).
5.3 Mekanisme Sistem E-Audit
Menurut Latif, dkk (2012), BPK Sinergi merupakan inovasi
BPK dalam rangka memanfaatkan kemajuan TI untuk mendukung
optimalisasi kewenangan BPK dalam rangka peningkatan mutu
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, dan dalam hal
ini pengimplementasian e-Audit dipicu oleh karena keinginan BPK
dan auditor untuk mendapatkan data/informasi yang cepat dan
akurat.
Proses pemeriksaan manual yang dilakukan oleh auditor BPK
poin 3 sampai 4 pada Gambar 2.2 menunjukkan bahwa
membutuhkan proses yang lama dan rumit bagi auditor dalam
memperoleh data/informasi yang diperlukan.
33
Sumber: Latif, dkk (2012)
Gambar 2.2 Proses Pemeriksaan Secara Manual
Pemanfaatan teknologi telah dapat mempercepat proses
pemerolehan data/informasi dalam pelaksanaan audit. Menurut
Hartoyo (2011), pelaksanaan pengumpulan data secara elektronis
menjadi lebih efektif dan efisien karena dapat dilakukan sewaktu-
waktu dari kantor BPK serta bersifat real time online. Selain itu
dengan menggunakan e-Audit, pemeriksa dapat mengumpulkan
data dari entitas ke pusat data, baik ketika proses pemeriksaan
ataupun di luar proses pemeriksaan. Data tersebut dapat
dimanfaatkan pemeriksa kapan pun (Latif dkk, 2012). Gambar 2.3
berikut ini menunjukkan bahwa proses e-Audit semakin
memudahkan auditor dalam pelaksanaan audit.
Sumber: Latif, dkk (2012)
Gambar 2.3 Proses Pemeriksaan dengan E-Audit
34
Subowo (2011) memaparkan mekanisme atau proses e-Audit,
yaitu: (1) Data yang diperlukan untuk audit disiapkan oleh entitas
audit. Data tersebut akan dikirimkan menggunakan jaringan
internet dan akan terhubung dengan portal e-Audit BPK; (2)
Selanjutnya, data awal dari entitas audit tersebut akan diakses oleh
bagian pusat perintah BPK e-Audit. Bagian pusat pengolahan data
akan menggunakan suatu aplikasi untuk menganalisis data awal
yang kemudian akan diunggah dan disimpan ke database BPK; (3)
Selama kegiatan yang terjadi dalam proses pemeriksaan
menggunakan e-Audit ini, tim perencanaan dan tim penilai akan
berkoordinasi untuk melakukan pengawasan dan evaluasi aktivitas-
aktivitas terkait prosedur audit; (4) Setelah data terkumpul dan
tersimpan dalam database BPK, tim pemeriksa atau auditor akan
mengakses data dari database BPK dan kemudian memeriksa,
menyesuaikan dan menilai data-data tersebut sesuai dengan
prosedur pemeriksaan dan standar pemeriksaan; (5) Tim audit BPK
dapat meminta tambahan data yang diperlukan dari pusat
pengolahan data untuk tujuan kelengkapan data atau dokumen
selama proses pemeriksaan; (6) Tim audit BPK akan melakukan
prosedur konfirmasi, klarifikasi, rekonsiliasi, dan verifikasi
berdasarkan hasil temuan audit; (7) Setelah itu, tim audit BPK akan
mengeluarkan laporan audit yang kemudian akan diberikan ke
pusat pengolah data untuk diunggah ke portal audit; (8) Entitas
35
audit (auditee) dapat mengakses temuan audit atau laporan tersebut
dan berkomunikasi dengan BPK auditor melalui portal e-Audit.
5.4 Hambatan-Hambatan dalam Pengimplementasian E-Audit
Dalam penerapan teknologi terhadap pelaksanaan audit,
terdapat beberapa hambatan dalam pengimplementasian e-Audit di
BPK RI. Menurut Pradita (2014), beberapa hal yang dapat
menghambat pelaksanaan audit menggunakan e-Audit antara lain:
(1) Kualitas jaringan internet; (2) Sumber daya manusia yang
mampu mengaplikasikan sistem e-Audit; (3) Kesiapan sarana dan
prasarana; dan (4) Kesiapan dari semua pihak-pihak yang terkait
sinergi e-Audit ini.
Menurut Praseno (2012), dalam lingkungan e-Audit
memerlukan jaringan untuk mengakses data dan informasi, salah
satu kemungkinan yang mungkin akan terjadi dalam pelaksanaan
audit menggunakan e-Audit adalah buruknya koneksi internet dan
keterbatasan media interface.
Pemakaian teknologi informasi dalam pelaksanaan proses audit
tentunya memerlukan auditor yang memiliki keahlian di bidang
sistem informasi komputer (Hartoyo, 2011:179). Tanpa
pengetahuan, pengalaman dan keahlian dalam
mengimplementasikan e-Audit, auditor tidak bisa melaksanakan
proses audit menggunakan e-Audit.
36
Menurut Praseno (2012), infrastruktur (hardware) sangat
penting dalam pengembangan proyek e-Audit, namun masih
terdapat keterbatasan hardware dan kebutuhan transmisi data di
beberapa kantor BPK mengingat tidak semua komputer dan
koneksi internet dalam keadaan yang baik dan maksimal. Ini
berarti lingkungan kerja audit juga mungkin akan dapat
mempengaruhi kinerja auditor dalam pelaksanaan audit
menggunakan e-Audit.
Selain itu, permasalahan lain dalam mengimplementasikan
e-Audit menurut Praseno (2012) adalah masalah proses link and
match. Masalah tersebut bersumber dari: (1) Jenis data yang masuk
di data center berasal dari berbagai bentuk sistem dan aplikasi yang
berbeda; (2) Pengambilan data memakan waktu yang disebabkan
oleh proses integrasi, transmisi, dan komunikasi yang tidak efektif
ke entitas untuk mengidentifikasi data yang dibutuhkan; (3)
Kurangnya pengolahan data awal; (4) Pemahaman auditor terhadap
data itu sendiri.
6. Lingkungan Kerja Audit
6.1 Definisi Lingkungan Kerja Audit
Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2011) adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
37
kelompok. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal,
sehat, aman, dan nyaman.
Sedangkan menurut Nitisemito (2000), lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diemban. Nitisemito menambahkan bahwa perusahaan hendaknya
dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara
tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang
sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah
suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian
diri.
Ini berarti dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja audit
adalah segala sesuatu yang ada disekitar auditor yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan penugasan audit di
tempat di mana ia bekerja, selain itu lingkungan kerja audit dapat
dikatakan memadai apabila auditor dapat menjalankan tugasnya
dengan optimal, sehat, aman dan nyaman. Sementara itu
menyangkut reputasi, auditor BPK RI dalam melaksanakan
tugasnya menggunakan e-Audit dan dalam penerapannya dituntut
untuk menghasilkan laporan yang maksimal. Dengan demikian
lingkungan kerja audit merupakan segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi hasil audit.
38
6.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja Audit
Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa secara garis besar,
jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu:
1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang
berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang
dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun menurut Sedarmayanti, yang
termasuk lingkungan fisik dalam perusahaan antara lain
adalah sebagai berikut:
a) Penerangan/Cahaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya
bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan
kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak
menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas,
mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga
pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan,
dan tentu saja pada akhirnya menyebabkan kurang
efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan
organisasi sulit dicapai.
39
b) Temperatur
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh
manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh
manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang
sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di luar tubuh. Akan tetapi,
kemampuan menyesuaikan diri tersebut ada batasnya.
Tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya
dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar
tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan
35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
c) Kelembapan
Kelembapan adalah banyaknya air yang
terkandung dalam udara, dan biasanya dinyatakan
dalam presentase. Kelembapan ini berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperatur udara dan secara bersama-
sama antara temperatur, kelembapan, kecepatan udara
bergerak, dan radiasi panas dari udara tersebut akan
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat
menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu
keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan
kelembapan tinggi akan menimbulkan pengurangan
40
panas tubuh secara besar-besaran karena sistem
penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya
denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Selain itu, tubuh
manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan
antara panas tubuh dengan suhu disekitarnya.
d) Sirkulasi Udara
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup,
yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar
dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara
tersebut telah berkurang dan bercampur dengan gas
atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Udara yang kotor mengakibatkan sesak napas. Hal ini
tidak boleh dibiarkan berlangsung terlalu lama, karena
akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan
mempercepat proses kelelahan. Sumber utama adanya
udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat
kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang
dibutuhkan oleh manusia. Dengan cukupnya oksigen di
sekitar tempat kerja dan pengaruh psikologis adanya
tanaman di sekitar tempat kerja, akan memberikan
kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan
41
segar selama bekerja akan membantu mempercepat
pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
e) Suara Bising
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para
pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu
bunyi yang tidak dikehendaki telinga karena dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak
pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi.
Bahkan, menurut suatu penelitian, kebisingan yang
serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, suara bising hendaknya
dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja
meningkat. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas
suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan
terhadap manusia, yaitu lamanya kebisingan, intensitas
kebisingan, dan frekuensi kebisingan.
f) Bau-bauan
Bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap
sebagai pencemaran karena dapat mengganggu
konsentrasi bekerja. Bau-bauan yang terjadi terus
menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.
Pemakaian AC yang tepat merupakan salah satu cara
42
yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan
yang mengganggu di sekitar tempat kerja.
g) Tata Warna
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada
kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan
penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena
warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.
Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan
rasa senang, sedih, dan lain-lain karena sifat warna
dapat merangsang perasaan manusia. Selain
merangsang emosi atau perasaan, warna dapat
memantulkan sinar yang diterimanya. Banyak atau
sedikitnya pantulan cahaya bergantung pada macam
warna itu sendiri.
h) Dekorasi
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang
baik, sehingga dekorasi tidak hanya berkaitan dengan
hiasan ruangan kerja tetapi juga dengan cara mengatur
tata letak, tata warna, perlengkapan, dan hal lain untuk
bekerja.
43
i) Musik
Menurut para pakar, musik yang bernada lembut
sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat
membangkitkan dan merangsang karyawan untuk
bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan
selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak
sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja
akan mengganggu konsentrasi kerja.
j) Keamanan
Untuk menjaga tempat dan kondisi lingkungan
kerja tetap dalam keadaan aman, perlu diperhatikan
keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu, faktor
keamanan perlu diwujudkan keberadaannya. Salah satu
upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat
memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan
(SATPAM).
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan
yang terjadi yang berkaitan dengan lingkungan kerja, baik
hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan sesama
rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang
mendukung kerja sama antar tingkat atasa, bawahan
44
maupun yang memiliki status yang sama. Lingkungan kerja
non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja
yang tidak bisa diabaikan karena menyangkut dengan
kenyamanan yang mempengaruhi keinginan karyawan
untuk berpindah.
Dalam hal ini diharapkan pemerintah mampu memenuhi segala
kebutuhan auditor BPK untuk dapat memaksimalkan sarana,
prasarana, dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan
lingkungan kerja fisik; serta seluruh pihak yang bekerja di BPK
diharapkan dapat saling bekerja sama dengan saling membangun
hubungan yang baik demi menciptakan suasana yang mendukung
auditor untuk dapat bekerja secara optimal dengan pengalaman dan
keahlian yang dimiliki.
7. Pengalaman Audit
7.1 Definisi Pengalaman Audit
Seorang auditor dengan jam terbang yang tinggi serta biasa
menemukan fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi
fraud dibanding auditor dengan jam terbang yang rendah. Auditor
yang berpengalaman adalah auditor yang mampu mendeteksi,
memahami dan bahkan mencari penyebab dari munculnya
kecurangan-kecurangan tersebut (Anggriawan, 2014).
Menurut Sukendra, dkk (2015), auditor yang telah memiliki
banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk
45
menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak
lazim yang terdapat dalam laporan keuangan tetapi auditor tersebut
juga dapat memberikan penjelasan yang lebih lugas dan akurat
terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan auditor yang
memiliki sedikit pengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Hal
ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian seseorang
baik secara teknis maupun secara psikis (Rumengan dan Rahayu,
2014).
Maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman audit adalah
kemampuan auditor dalam mendeteksi, memahami dan bahkan
mencari penyebab dari munculnya kecurangan-kecurangan tersebut
serta dapat memberikan penjelasan yang lebih lugas dan akurat
terhadap temuannya guna mendapatkan kualitas pemeriksaan yang
maksimal.
46
B. PENELITIAN TERDAHULU
Sebelum penelitian ini, berikut penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti berkaitan
dengan topik yang sedang diteliti:
Tabel 2.1
Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun) Judul
Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1. James L.
Bierstaker,
Priscilla
Burnaby dan
Jay Thibodeau
(2001)
The Impact of
Information
Technology on The
Audit Process: An
Assessment of The
State of The Art
and Implications
for The Future
Penerapan
teknologi
dalam
proses
audit.
Menggunakan metode kualitatif.
Tidak ada variabel lingkungan
kerja audit, kualitas temuan
audit dalam fraud audit dan
pengalaman audit sebagai
variabel moderasi.
Auditors who make use of
new technology will be
rewarded with tremendous
gains in audit efficiency and
effectiveness.
2. Robert
Nieschwietz,
Kurt Pany dan
Jian Zhang
(2002)
Auditing with
Technology: Using
Generalized Audit
Software in The
Classroom
Penerapan
teknologi
dalam
proses
audit.
Menggunakan metode kualitatif.
Tidak ada variabel lingkungan
kerja audit, kualitas temuan
audit dalam fraud audit dan
pengalaman audit sebagai
variabel moderasi.
Improvements in
generalized audit software
have created a situation in
which auditing “through”
the computer may be both
more effective and more
efficient than in the past.
47
Tabel 2.1
Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
3. Agung Dwi
Hartoyo
(2011)
Upaya
Peningkatan
Kinerja
Pemeriksaan
BPK RI
Menggunakan
Computer
Assisted Audit
Techniques
Membahas CAATs,
dan e-Audit sebagai
implementasi dari
penggunaan CAATs,
serta memiliki objek
penelitian yang sama
yaitu BPK RI.
Menggunakan metode
penelitian kualitatif, variabel
performance expectancy dan
facilitating condition. Tidak
membahas fraud, tidak ada
variabel lingkungan kerja
audit, kualitas temuan audit,
dan pengalaman audit sebagai
variabel moderasi.
Penerapan CAATs dalam
hal ini implementasi e-Audit
merupakan langkah penting
BPK RI dalam mewujudkan
pengelolaan keuangan
negara yang bersih,
transparan, dan akuntabel.
4. Omoneye
O.
Olasanmi
(2013)
Computer
Aided Audit
Techniques
and Fraud
Detection
Menggunakan
metode penelitian
kuantitatif,
membahas CAATs
dan fraud.
Auditor KPMG Nigeria
sebagai objek penelitian. Tidak
ada variabel e-Audit,
lingkungan kerja audit, kualitas
temuan audit dalam fraud
audit, dan pengalaman audit
sebagai variabel pemoderasi.
CAAT can help in the
transparency of financial
reports within organizations
because it is a platform
where fraudulent and
misappropriated practices
are easily detected.
48
Tabel 2.1
Daftar Penelitian-penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul
Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
5. Nurmazilah
Mahzan dan
Andy
Lymer
(2014)
Examining The
Adoption of Computer –
Assisted Audit Tools
and Techniques (Cases
of Generalized Audit
Software Use by
Internal Auditors
Pengalaman
sebagai
variabel
moderasi.
Menggunakan metode
kualitatif, variabel
performance expectancy,
effort expectancy,
facilitating conditions,
social influence, dan
voluntariness sebagai
variabel moderasi. Tidak
ada variabel e-Audit,
lingkungan kerja audit
dan kualitas temuan audit
dalam fraud audit.
Performance expectancy and
facilitating conditions appear to
be particularly important factors
influencing successful adoptions
of GAS in this domain. However,
social influence and effort
expectancy are not found by this
study to be as important in this
specific IT adoption domain.
This paper explores two of these
moderators – experience and
voluntariness – and shows that
both are keys to the constructs
application to this domain. Sumber: Diolah dari berbagai referensi
49
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.4
sebagai berikut:
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Semakin maraknya kasus korupsi dan bertambahnya deretan catatan
hitam atas kasus suap terhadap auditor
Era globalisasi dan reformasi memaksa auditor untuk mengikuti
perubahan seiring dengan semakin berkembangnya zaman
Pengalaman Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Penerapan
E-Audit dan Lingkungan Kerja Audit Terhadap Kualitas
Temuan Audit dalam Fraud Audit
Basis teori: Agency Theory
Variabel independen:
E-Audit (X1)
Lingkungan Kerja Audit (X2)
Variabel dependen:
Kualitas Temuan Audit
dalam Fraud Audit (Y)
Metode Analisis:
Regresi Linier Berganda dan Regresi Moderat
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Variabel Moderasi:
Pengalaman Audit (Xmod)
50
D. DASAR PERUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka pemikiran dan penelitian-penelitian terdahulu,
maka perumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hubungan penerapan e-Audit dengan kualitas temuan audit
dalam fraud audit
Sejak 2010, dalam rangka meningkatkan kualitas hasil
pemeriksaan yang maksimal, BPK kini menerapkan e-Audit dalam
pemeriksaan pengelolaan keuangan negara. E-Audit merupakan
pemeriksaan secara elektronis menggunakan sebuah sistem SNSI
(Sinergi Nasional Sistem Informasi) yang membentuk sinergi antara
sistem informasi internal BPK (e-BPK) dengan sistem informasi milik
entitas pemeriksaan (e-auditee) melalui sebuah komunikasi data secara
online dan membentuk pusat data pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara (Pusat Data BPK). Dengan memanfaatkan pusat data
tersebut, BPK akan lebih mudah melakukan check, tracking, dan
menelusuri transaksi keuangan dan menemukan bukti-buktinya, serta
secara dini bisa mengetahui jika ada ketidakwajaran dalam
pengelolaan keuangan negara (BPK, 2012). Ini berarti dengan
menerapkan e-Audit, temuan audit dalam fraud audit akan semakin
mudah terdeteksi.
Sementara Setyaningrum (2012) menggunakan nilai temuan audit
BPK-RI sebagai ukuran kualitas audit. Oleh karena hal tersebut dapat
51
dikatakan bahwa semakin banyak temuan audit yang didapat, semakin
berkualitas hasil pemeriksaan.
Maka dengan menerapkan e-Audit, mampu mendapatkan hasil
pemeriksaan yang semakin berkualitas berupa temuan audit dalam
fraud audit yang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan semakin
masifnya hasil pemeriksaan BPK pada semester II tahun 2016 yang
mengungkapkan bahwa sedikitnya terdapat 5.810 temuan, dan dari
jumlah temuan tersebut terdapat unsur kerugian negara sebesar 1,37
triliun rupiah (Warta BPK, 2017). Selain itu, hal ini juga sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Olasanmi (2013) yang
menemukan bahwa CAATs memiliki peran dalam mendeteksi fraud
serta dapat meminimalisir potensi terjadinya fraud. Hal ini
dikarenakan penggunaan perangkat lunak dalam audit telah dapat
mengubah situasi audit “melalui” komputer menjadi lebih efektif dan
efisien (Nieschwietz et al, 2002). Oleh karena itu, hipotesis pada
penelitian ini adalah:
H1: Penerapan e-Audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
temuan audit dalam fraud audit
2. Hubungan lingkungan kerja audit dengan kualitas temuan audit
dalam fraud audit
Setiap aspek dalam lingkungan pekerjaan dapat menjadi
pembangkit stres. Tenaga kerja itu sendiri yang menentukan sejauh
mana situasi yang dihadapi merupakan stres baginya atau tidak,
52
dengan cara melakukan penilaian terhadap stresor pekerjaan. Stresor
(pembangkit stres) yaitu suatu kejadian yang menyebabkan seseorang
merasakan diri kurang nyaman dan memerlukan dirinya untuk
mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya. Sumber stres yang ada
di lingkup pekerjaan dalam mempengaruhi kondisi kesehatan
seseorang dapat lebih dari satu macam stresor (Suroso dan Siahaan,
2006).
Lingkungan kerja audit dapat dikatakan sebagai salah satu stresor
yang dapat menyebabkan stres. Lingkungan kerja sendiri merupakan
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban
(Nitisemito, 2000). Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa
lingkungan kerja dibagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik yang dimaksud
contohnya seperti penerangan, suhu udara, dekorasi, suara, dan
keamanan. Sedangkan lingkungan kerja non fisik yang dimaksud
adalah hubungan dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja.
Stres secara umum didefinisikan sebagai kondisi tertekan secara
psikis yang disebabkan pengalaman fisik maupun psikis yang tidak
menyenangkan (Suroso dan Siahaan, 2006). Pengertian lain dari stres
kerja, yaitu merupakan bentuk stres yang diakibatkan oleh suatu
pekerjaan, atau suatu kondisi yang timbul akibat interaksi antara
manusia dengan pekerjaannya ditandai oleh perubahan dalam diri
53
orang tersebut yang menyebabkan penyimpangan dari fungsinya yang
normal (Soewondo, 1993 dalam Suroso dan Siahaan, 2006). Dengan
keadaan seperti ini memungkinkan auditor untuk cenderung
melakukan kekeliruan bahkan pada akhirnya dapat mengubah
seseorang menjadi tidak independen. Sementara independensi
merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan
oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 2008).
Sikap tidak independen memungkinkan auditor untuk mengurangi
bahkan menghilangkan temuan audit dari keadaan sebenarnya yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, didukung
dengan hasil penelitian Rahayu dan Suryono (2016) yang menemukan
bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini adalah:
H2: Lingkungan kerja audit berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas temuan audit dalam fraud audit
3. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel moderating dalam
hubungan antara penerapan e-Audit dengan kualitas temuan
audit dalam fraud audit
Pemakaian teknologi informasi dalam pelaksanaan proses audit
tentunya memerlukan auditor yang memiliki keahlian di bidang sistem
informasi komputer (Hartoyo, 2011). E-Audit merupakan sinergi data
yang memanfaatkan teknologi informasi. Dharmawan (2014)
menjelaskan bahwa pengalaman memiliki peran penting untuk
54
membangun dan meningkatkan keahlian auditor. Tentu saja
pengalaman audit dengan menggunakan e-Audit memperkuat auditor
dalam mendapatkan hasil pemeriksaan yang semakin berkualitas
berupa temuan audit dalam fraud audit yang maksimal. Hal ini
diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahzan dan
Lymer (2014) bahwa pengalaman dapat menjadi variabel moderasi
dalam suksesi penerapan CAATs. Oleh karena itu, hipotesis pada
penelitian ini adalah:
H3: Pengalaman audit memoderasi hubungan antara penerapan e-Audit
terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit
4. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel moderating dalam
hubungan antara lingkungan kerja audit dan kualitas temuan
audit dalam fraud audit
BPK bertugas memeriksa seluruh keuangan negara pada
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan
Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola
keuangan negara (BPK Ternate, 2017). Ini menunjukkan bahwa
hampir seluruh lembaga pemerintah di periksa oleh BPK.
Mengingat besarnya amanah yang diberikan oleh pemerintah
kepada BPK RI, ukuran lingkungan kerja ini dapat juga dikatakan
sebagai salah satu stresor yang dapat menyebabkan stres. Pada
umumnya, stres dirasakan oleh setiap auditor pada periode tertentu
55
menjelang deadline. Sedangkan definisi dari beberapa ahli terkait
lingkungan kerja, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja audit
merupakan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi hasil audit. Maka
dari besarnya ukuran lingkungan kerja audit dapat menimbulkan stres
yang memungkinkan auditor melakukan kekeliruan dalam menginput
data atas ketidaktelitiannya yang pada akhirnya dapat berdampak pada
hasil audit. Oleh karena hal tersebut, lingkungan kerja audit di BPK RI
sebagai penanggungjawab pemeriksaan pengelolaan keuangan negara
secara tersirat memaksa auditor untuk memiliki pengalaman audit yang
kompeten guna menunjang kualitas temuan audit dalam fraud audit
yang maksimal, mengingat auditor yang berpengalaman dinilai
memiliki ketelitian yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Francis dan Yu (2009) yang menemukan bahwa semakin besar ukuran
KAP, semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan. Selain itu sejalan
dengan hasil penelitian Muliawan dan Sujana (2017) yang menemukan
bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif pada
kualitas audit.
Ukuran kantor akuntan publik pada penelitian Nindita dan Siregar
(2012) diukur melalui jumlah rekan, jumlah auditor, jumlah klien dan
jumlah pendapatan. Ini berarti besarnya ukuran suatu lingkungan kerja
audit sama dengan banyaknya jumlah rekan, jumlah auditor, jumlah
klien dan jumlah pendapatan. Sementara pengalaman kerja adalah
pengalaman auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari segi
56
lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan
yang telah dilakukan (Sukriah dkk, 2009). Selain pengalaman dalam
menangani banyaknya jumlah klien/lembaga pemerintah yang di
periksa oleh BPK, tentunya pengalaman pelatihan-pelatihan yang
didapat oleh auditor BPK sebagai penanggungjawab pemeriksaan
pengelolaan keuangan negara berbeda dengan kantor akuntan publik
pada umumnya. Dengan demikian semakin besar ukuran suatu
lingkungan kerja audit, maka semakin banyak pengalaman yang
didapat oleh auditor, dan pengalaman audit inilah yang akan semakin
memperkuat kualitas temuan audit dalam fraud audit di BPK RI,
dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahzan dan
Lymer (2014) bahwa pengalaman dapat menjadi variabel moderasi
dalam suksesi penerapan CAATs. Oleh karena itu, hipotesis pada
penelitian ini adalah:
H4: Pengalaman audit memoderasi hubungan antara lingkungan kerja
audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit.
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu e-Audit
dan lingkungan kerja audit, terhadap variabel dependen yaitu kualitas
temuan audit dalam fraud audit, dengan pengalaman audit sebagai variabel
moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
B. METODE PENENTUAN SAMPEL
Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang menggunakan
e-Audit. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode non-probability purposive sampling dan teknik
convenience sampling, yaitu merupakan tipe pemilihan sampel yang
dipilih dengan pertimbangan kemudahan. Auditor yang menggunakan
e-Audit diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut ada
ditempat.
58
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, teknik penelitian yang digunakan adalah dengan
menggunakan penyebaran kuesioner. Seluruh data baik data variabel
independen, variabel dependen, serta variabel moderasi dalam penelitian
ini adalah data primer. Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber data atau diperoleh tidak melalui perantara.
Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor
yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK
RI).
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua sumber, yaitu penelitian pustaka dan penelitian
lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat
lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian
lapangan. Peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama
(data primer). Peneliti memperoleh data dengan melakukan
penyebaran kuesioner kepada auditor terpilih di Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) secara langsung.
59
D. METODE ANALISIS DATA
Metode analisis data menggunakan statistik deksriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan uji hipotesis.
1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif menurut Ghozali (2013), memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
2. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
reliabilitas dan uji validitas.
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013).
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara
(Ghozali, 2013) yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.
Di sini seseorang akan disodori pertanyaan yang
sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian
dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
60
2) One Shot atau pengukuran sekali saja.
Di sini pengukurannya hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0,70.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2013).
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan
Pearson Correlation sebagai alat ukur. Jika r hitung lebih
besar dari r table dan nilai positif maka butir atau
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid
(Ghozali, 2013).
61
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara,
cara pertama yaitu dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda dan cara kedua dengan analisis regresi moderat. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi berganda dapat didefinisikan sebagai
pengaruh antara lebih dari dua variabel, dimana terdiri dari
dua atau lebih variabel independen (bebas) dan satu
variabel dependen (terikat).
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus
persamaan regresi yang digunakan pada pengujian
hipotesis pertama dan kedua adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan:
Y = Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
a = Konstanta
b1, 2 = Koefisien Regresi
X1 = Penerapan E-Audit
X2 = Lingkungan Kerja Audit
e = Error
62
Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, maka
digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan,
pengujian hipotesis dilakukan melalui:
1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
(Ghozali, 2013).
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat
(Ghozali, 2013). Uji F ini dilakukan untuk menguji
apakah model regresi yang digunakan fit. Dasar
pengambilan keputusannya adalah dengan melihat nilai
signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan
63
SPSS dengan significance level 0.05 (α = 5%). Jika nilai
signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak,
yang berarti model regresi tidak fit. Jika nilai
signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima,
yang berarti bahwa model regresi fit.
3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Apabila signifikansi t lebih dari 0,05 maka
Ha ditolak dan Ho diterima. Demikian pula sebaliknya,
jika signifikansi t kurang dari 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Jika Ha diterima berarti suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2013).
b. Analisis Regresi Moderat (Moderated Regression Analysis
– MRA).
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui
apakah variabel moderasi akan memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen. Ada tiga cara menguji regresi dengan
variabel moderasi, yaitu:
64
1) Uji interaksi,
2) Uji nilai selisih mutlak,
3) Uji residual.
Uji hipotesis secara regresi moderat pada penelitian
ini menggunakan uji residual. Pengujian variabel
moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai
absolut mempunyai kecendrungan akan terjadi
multikolonieritas yang tinggi antar variabel independen
dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi
ordinary least square (OLS). Untuk mengatasi
multikolonieritas ini, maka dikembangkan metode lain
yang disebut uji residual (Ghozali, 2013).
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah
pengalaman audit (Xmod). Suatu variabel dapat dikatakan
sebagai variabel moderasi apabila memiliki nilai koefisien
parameter negatif dan signifikan (Ghozali, 2013).
E. OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen
yaitu e-Audit dan lingkungan kerja audit, variabel dependen yaitu kualitas
temuan audit dalam fraud audit serta variabel moderasi yaitu pengalaman
audit. Variabel-variabel tersebut diukur dengan mengembangkan
instrumen dalam penelitian-penelitian terdahulu. Pada bagian ini akan
65
diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut
dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. E-Audit (X1)
E-Audit merupakan pemeriksaan secara elektronik yang
menyinergikan sistem informasi e-BPK dengan sistem informasi e-
Auditee dan kemudian membentuk suatu pusat data yang akan
dimanfaatkan untuk proses pemeriksaan. Dengan e-Audit, proses
audit di BPK RI dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari Al-
Osaimi (2007: 39); Rogers (Rokhman, 2011); Moore dan Benbasat
(2004) dalam Sukarso, dkk (2015). Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang
didapat akan dibuat skor yaitu: sangat tidak setuju (1), tidak setuju
(2), kurang setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
2. Lingkungan Kerja Audit (X2)
Menurut Nitisemito (2000), lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban, yang mana
jenis lingkungan kerja dibagi menjadi dua yakni: 1) lingkungan
kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja non fisik. Usaha untuk
meningkatkan kualitas audit, diantaranya dengan memperhatikan
lingkungan kerja audit. Auditor BPK RI dalam melaksanakan
tugasnya menggunakan e-Audit dan dalam penerapannya dituntut
66
untuk menghasilkan laporan yang maksimal. Dengan demikian
lingkungan kerja audit merupakan segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi hasil audit.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari
Sedarmayanti (2011) yang telah disesuaikan dengan topik
penelitian ini. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala
interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor
yaitu: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3),
setuju (4), dan sangat setuju (5).
3. Pengalaman Audit (Xmod)
Seorang auditor dengan jam terbang yang tinggi serta biasa
menemukan fraud dimungkinkan lebih teliti dalam mendeteksi
fraud dibanding auditor dengan jam terbang yang rendah. Auditor
yang berpengalaman adalah auditor yang mampu mendeteksi,
memahami dan bahkan mencari penyebab dari munculnya
kecurangan-kecurangan tersebut (Anggriawan, 2014). Dengan
demkian semakin berpengalaman seorang auditor, semakin
berkualitas hasil pemeriksaan yang didapat.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari Sukriah,
dkk (2009). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala
interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor
yaitu: sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3),
setuju (4), dan sangat setuju (5).
67
4. Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit (Y)
Francis (2004) berpendapat bahwa mengukur kualitas audit
dapat dilakukan dengan melihat hasil audit. Secara umum temuan
audit didefinisikan sebagai suatu himpunan data dan informasi
yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama melakukan tugas audit
atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan secara analistis
menurut unsur-unsurnya yang dianggap bermanfaat (Murwanto,
2011). Oleh karena hal tersebut, semakin banyak auditor dapat
menemukan fraud audit beserta bukti-bukti kuat yang
mendukungnya, maka semakin berkualitas hasil pemeriksaan,
sehingga auditor dapat memberikan banyak informasi yang
bermanfaat untuk kemajuan auditee.
Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen kualitas
audit dari Deis dan Giroux (1992); Carcello, dkk (1992); Behn, dkk
(1997); Duff (2004); Samelson, dkk (2006); dan Boon, dkk (2008)
dalam Nor (2011) dan telah disesuaikan dengan topik penelitian
ini. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval (likert)
1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: sangat
tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4), dan
sangat setuju (5).
68
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Indikator
No.
Pernya-
taan
Skala
Ukur
1. E-Audit (X1)
(Al-Osaimi
(2007:39);
Rogers
(Rokhman:
2011); Moore
dan Benbasat
(2004)) dalam
Sukarso, dkk
(2015)
1) E-Audit meningkatkan
efektivitas pemeriksaan
2) E-Audit meningkatkan
efisiensi pemeriksaan
3) E-Audit meningkatkan
ekonomis pemeriksaan
4) E-Audit meningkatkan
produktivitas pemeriksaan
5) E-Audit membentuk pusat
data pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan
negara
6) E-Audit menerapkan
konsep link and match
data entitas pemeriksaan
7) E-Audit sesuai tututan
pemeriksaan
8) E-Audit sesuai keinginan
pemeriksa dalam proses
pengumpulan data dari
auditee
9) E-Audit sesuai keinginan
pemeriksa dalam
berinteraksi dengan
auditee
10) E-Audit sesuai dengan
budaya kerja pemeriksa
11) E-Audit mudah dipelajari
oleh pemeriksa
12) Untuk terampil dalam
menggunakan e-Audit
sangat mudah
13) Tidak terdapat kendala
dalam mempelajari
penggunaan e-Audit
14) Menggunakan e-Audit
membuat citra pemeriksa
lebih baik
15) Menggunakan e-Audit
membuat pemeriksa lebih
professional
1,
2,
3,
4,
5,
6,
7,
8,
9,
10,
11,
12,
13,
14,
15,
Interval
69
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
(Lanjutan)
No. Variabel Indikator
No.
Pernya-
taan
Skala
Ukur
16) Pemeriksa telah
memahami tentang
e-Audit
17) E-Audit telah
disosialisasikan dengan
baik
18) Pemeriksa telah dilatih
sebagai pengguna e-Audit
19) Pendidikan dan pelatihan
mengenai e-Audit telah
cukup dilakukan
20) E-Audit sangat diperlukan
dalam pemeriksaan
21) Pemeriksa telah mampu
mengaplikasikan e-Audit
22) E-Audit sangat membantu
Pemeriksa
23) E-Audit dapat terus
digunakan dalam
pemeriksaan
16,
17,
18,
19,
20,
21,
22,
23,
Interval
2. Lingkungan
Kerja (X2)
(Sedarma-
yanti, 2011)
1) Pencahayaan/penerangan
2) Suhu udara
3) Dekorasi
4) Suara bising
5) Jaminan keamanan
6) Hubungan antara
pimpinan dan bawahan
7) Hubungan kerjasama antar
rekan kerja
24,
25,
26,
27,
28,
29,
30,
Interval
3. Pengalaman
Audit (Xmod)
(Sukriah, dkk
2009))
1) Lamanya bekerja sebagai
auditor
2) Banyaknya tugas
pemeriksaan
31, 32,
33, 34,
35, 36,
37, 38
Interval
70
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
(Lanjutan)
No. Variabel Indikator
No.
Pernya-
taan
Skala
Ukur
4. Kualitas
Audit (Y)
(Deis dan
Giroux
(1992);
Carcello, dkk
(1992); Behn,
dkk (1997);
Duff (2004);
Samelson,
dkk (2006);
dan Boon,
dkk (2008))
dalam Nor
(2011)
1) Pengalaman tim auditor
BPK
2) Pemahaman audit yang
efektif dalam mengaudit
3) Memiliki respon yang
baik atas kebutuhan klien
4) Tim kerja audit memiliki
kompetensi tehnis
5) Tingkat kecukupan BPK
dengan SPAP
6) Tingkat kecakapan BPK
dengan standar
pengendalian mutu
7) Komitmen BPK terhadap
kualitas
8) Keterlibatan pimpinan
pelaksana
9) Pedoman pekerjaan
lapangan
10) Keterlibatan dengan tim
audit
11) Kode etik akuntan dan
pengetahuan auditing
12) Sikap skeptis tim audit
13) Independensi auditor
14) Profesionalisme auditor
15) Memahami sistem internal
control klien
16) Tanggungjawab staf BPK
secara individu
17) Pemeliharaan kemutahiran
audit
39,
40,
41,
42,
43,
44,
45,
46,
47,
48,
49,
50,
51,
52,
53,
54,
55.
Interval
71
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket atau
kuesioner yang disebar kepada auditor yang bekerja di Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang tersebar di 2
Auditorat Keuangan Negara (AKN). Auditor yang berpartisipasi pada
penelitian ini adalah auditor yang telah memiliki pengalaman audit
menggunakan e-Audit. Distribusi penyebaran kuesioner dilakukan di 2
AKN, yaitu AKN V dan AKN VII. Proses perizinan, penyebaran dan
pengembalian kuesioner ini dilaksanakan mulai tanggal 2 Agustus
2017 sampai dengan 20 Oktober 2017. Lamanya proses tersebut
dikarenakan waktu penyebaran kuesioner adalah masa periode sibuk
auditor yang sedang melaksanakan pemeriksaan lapangan. Distribusi
penyebaran kuesioner pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Penyebaran Kuesioner
No.
Auditorat
Keuangan Negara
Jumlah Kuesioner
Dikirim
Jumlah
Kuesioner
Dikembalikan
1. AKN V 30 29
2. AKN VII 30 29
Total 60 58
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
72
Sementara data sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1. Kuesioner yang dikirim 60
2. Kuesioner yang tidak kembali 2
3. Kuesioner yang tidak dapat diolah 1
4. Kuesioner yang dapat diolah 57
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Kuesioner yang dikirim sebanyak 60 eksemplar atau dan
kuesioner yang tidak kembali sebanyak 58 eksemplar. Kuesioner yang
tidak dapat diolah sebanyak 1 eksemplar karena tidak diisi lengkap
dibagian identitas responden yang menandakan bahwa responden
belum memiliki pengalaman audit menggunakan e-Audit, hal tersebut
tentunya tidak sesuai dengan kriteria pemilihan sampel pada penelitian
ini. Oleh karena itu kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 57
eksemplar.
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor di 2 AKN Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), yaitu AKN V dan
AKN VII. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden
penelitian yang terdiri atas jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
pengalaman audit, dan lama menggunakan e-Audit.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
73
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pria 30 52,6 52,6 52,6
Wanita 27 47,4 47,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa responden berjenis
kelamin pria mendominasi dengan jumlah 30 responden atau
sebesar 52,6%, sedangkan sisanya sebanyak 27 responden atau
sebesar 47,4% berjenis kelamin wanita.
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Freq-
uency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 40 tahun 43 75,4 75,4 75,4
41 - 50 tahun 12 21,1 21,1 96,5
51 - 60 tahun 2 3,5 3,5 100,0
Total 57 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden
berusia dibawah 40 tahun dengan jumlah 43 responden atau
sebesar 75,4%. Sementara sebanyak 12 responden atau sebesar
21,1% berusia 41-50 tahun dan sebanyak 2 responden atau
sebesar 3,5% berusia 51-60 tahun.
74
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid S1 41 71,9 71,9 71,9
S2 16 28,1 28,1 100,0
Total 57 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas pendidikan
terakhir responden adalah Strata 1 (S1) dengan jumlah 41
responden atau sebesar 71,9%. Sementara sebanyak 16 responden
atau sebesar 28,1% berpendidikan Strata 2 (S2).
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Audit
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman audit.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pengalaman Audit
Freq-
uency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 tahun 4 7,0 7,0 7,0
3 - 5 tahun 6 10,5 10,5 17,5
> 5 tahun 47 82,5 82,5 100,0
Total 57 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden
memiliki pengalaman audit lebih dari 5 tahun dengan jumlah 47
75
responden atau sebesar 82,5%. Sementara sebanyak 6 responden
atau sebesar 10,5% memiliki pengalaman audit selama 3-5 tahun
dan sebanyak 4 responden atau sebesar 7% memiliki pengalaman
audit kurang dari 3 tahun.
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menggunakan E-Audit
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan lama menggunakan e-Audit.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden
Berdasarkan Lama Menggunakan E-Audit
Freq-
uency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 tahun 28 49,1 49,1 49,1
3 tahun 8 14,0 14,0 63,2
> 3 tahun 21 36,8 36,8 100,0
Total 57 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden
memiliki pengalaman menggunakan e-Audit kurang dari 3 tahun
dengan jumlah 28 responden atau sebesar 49,1% dan sebanyak 21
responden atau sebesar 36,8% memiliki pengalaman
menggunakan e-Audit lebih dari 3 tahun. Sementara sebanyak 8
responden atau sebesar 14,0% memiliki pengalaman
menggunakan e-Audit selama 3 tahun.
76
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif terhadap variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu e-Audit, lingkungan kerja audit,
pengalaman audit dan kualitas temuan audit dalam fraud audit
ditunjukkan dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Min. Max. Mean
Std.
Deviation
E-Audit 57 73,0 108,0 87,439 7,3509
Lingkungan Kerja Audit 57 24,0 33,0 28,333 2,3855
Pengalaman Audit 57 28,0 38,0 33,351 2,5946
Kualitas Temuan Audit
dalam Fraud Audit 57 56,0 79,0 66,105 5,5796
Valid N (listwise) 57
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas, dapat dideskripsikan bahwa jumlah
responden (N) yang valid dan dapat diproses lebih lanjut sebanyak
57responden. Pada variabel e-Audit, jawaban minimum responden
sebesar 73 dan maksimum sebesar 108 dengan rata-rata jawaban
sebesar 87,439 dan standar deviasi sebesar 7,3509. Jawaban yang
paling maksimum didapatkan dari responden nomor 2 dengan hampir
seluruh pernyataan dinyatakan sangat setuju pada variabel e-Audit.
Pada variabel lingkungan kerja audit, jawaban minimum responden
sebesar 24 dan maksimum sebesar 33 dengan rata-rata jawaban
sebesar 28,333 dan standar deviasi sebesar 2,3855. Hasil
menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab setuju pada
77
variabel lingkungan kerja audit. Pada variabel moderasi pengalaman
audit, jawaban minimum responden sebesar 28 dan maksimum
sebesar 38 dengan rata-rata sebesar 33,351 dan standar deviasi sebesar
2,5946. Jawaban yang paling minimum didapatkan dari responden
nomor 34 dengan setuju pada indikator lamanya bekerja sebagai
auditor, dan kurang setuju pada indikator banyaknya tugas
pemeriksaan. Sedangkan pada variabel kualitas temuan audit dalam
fraud audit, jawaban minimum responden sebesar 56 dan maksimum
sebesar 79 dengan rata-rata sebesar 66,105 dan standar deviasi sebesar
5,5796. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab
setuju pada variabel kualitas temuan audit dalam fraud audit.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian dengan mengukur koefisien Cronbach Alpha.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013). Tabel 4.9
menunjukkan hasil uji reliabilitas pada variabel penelitian yang
terdiri dari variabel e-Audit, lingkungan kerja audit, pengalaman
audit dan kualitas temuan audit dalam fraud audit.
78
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
E-Audit 0,908 Reliabel
Lingkungan Kerja Audit 0,745 Reliabel
Pengalaman Audit 0,821 Reliabel
Kualitas Temuan Audit
dalam Fraud Audit
0,941 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha atas
variabel e-Audit sebesar 0,908, variabel lingkungan kerja audit
sebesar 0,745, variabel moderasi pengalaman audit sebesar 0,821
dan variabel kualitas temuan audit dalam fraud audit sebesar
0,941, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan
dalam kuesioner reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha
lebih dari 0,70.
b. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya
kuesioner dengan mengukur Pearson Correlation. Dalam
penelitian ini jumlah sample (n) = 57 maka df dapat dihitung 57 –
2 = 55, dengan df = 55 dan alpha = 0,05 didapat r table = 0,200.
Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir
atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,
2013).
79
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas E-Audit
Pernyataan r hitung r table Kriteria
E1 0,516** 0,200 Valid
E2 0,685** 0,200 Valid
E3 0,596** 0,200 Valid
E4 0,707** 0,200 Valid
E5 0,658** 0,200 Valid
E6 0,466** 0,200 Valid
E7 0,540** 0,200 Valid
E8 0,558** 0,200 Valid
E9 0,531** 0,200 Valid
E10 0,652** 0,200 Valid
E11 0,634** 0,200 Valid
E12 0,578** 0,200 Valid
E13 0,544** 0,200 Valid
E14 0,511** 0,200 Valid
E15 0,681** 0,200 Valid
E16 0,635** 0,200 Valid
E17 0,488** 0,200 Valid
E18 0,405** 0,200 Valid
E19 0,532** 0,200 Valid
E20 0,533** 0,200 Valid
E21 0,685** 0,200 Valid
E22 0,611** 0,200 Valid
E23 0,595** 0,200 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.10 variabel e-Audit memiliki kriteria
valid untuk semua item pernyataan karena r hitung lebih besar dari
r table.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Audit
Pernyataan r hitung r table Kriteria
L1 0,421** 0,200 Valid
L2 0,764** 0,200 Valid
L3 0,748** 0,200 Valid
L4 0,743** 0,200 Valid
L5 0,711** 0,200 Valid
L6 0,522** 0,200 Valid
L7 0,431** 0,200 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
80
Berdasarkan Tabel 4.11 variabel lingkungan kerja audit
memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan karena r
hitung lebih besar dari r table.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit
Pernyataan r hitung r table Kriteria
P1 0,686** 0,200 Valid
P2 0,772** 0,200 Valid
P3 0,791** 0,200 Valid
P4 0,699** 0,200 Valid
P5 0,704** 0,200 Valid
P6 0,583** 0,200 Valid
P7 0,489** 0,200 Valid
P8 0,645** 0,200 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.12 variabel pengalaman audit memiliki
kriteria valid untuk semua item pernyataan karena r hitung lebih
besar dari r table.
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
Pernyataan r hitung r table Kriteria
K1 0,674** 0,200 Valid
K2 0,799** 0,200 Valid
K3 0,649** 0,200 Valid
K4 0,745** 0,200 Valid
K5 0,772** 0,200 Valid
K6 0,672** 0,200 Valid
K7 0,749** 0,200 Valid
K8 0,718** 0,200 Valid
K9 0,836** 0,200 Valid
K11 0,788** 0,200 Valid
K12 0,650** 0,200 Valid
K13 0,815** 0,200 Valid
K14 0,750** 0,200 Valid
K15 0,770** 0,200 Valid
K16 0,738** 0,200 Valid
K17 0,586** 0,200 Valid
K14 0,750** 0,200 Valid
81
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
(Lanjutan)
K15 0,770** 0,200 Valid
K16 0,738** 0,200 Valid
K17 0,586** 0,200 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.13 variabel kualitas temuan audit dalam
fraud audit memiliki kriteria valid untuk semua item pernyataan
karena r hitung lebih besar dari r table.
3. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa diduga penerapan e-
Audit dan lingkungan kerja audit memiliki pengaruh terhadap kualitas
temuan audit dalam fraud audit dengan pengalaman audit sebagai
variabel pemoderasi. Adapun uji hipotesis pada penelitian ini
dilakukan dengan dua tahap pengujian yaitu secara regresi linier
berganda dan secara regresi moderat.
a. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda
1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi
(Adjusted R-Square) untuk variabel e-Audit dan lingkungan
kerja audit yang disajikan pada Tabel 4.14.
82
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,662a ,438 ,418 4,2578
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit
b. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud
Audit
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel kualitas temuan
audit dalam fraud audit dapat dijelaskan oleh variabel e-Audit
dan lingkungan kerja audit sebesar 0,418 atau 41,8 %.
Sedangkan sisanya sebesar 0,582 atau 58,2 % dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini seperti
pengalaman audit (Syahmina dan Suryono, 2016), independensi
auditor (Rahayu dan Suryono, 2016), stres dalam pekerjaan
(Suroso dan Siahaan, 2006), maupun sistem informasi e-Audit
(Nurrochman dkk, 2012).
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah terdapat
hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih
variabel independen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka
dapat dinyatakan bahwa variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Berikut hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang
disajikan pada Tabel 4.15.
83
Tabel 4.15
Hasil Uji Statistik F
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 764,423 2 382,211 21,083 ,000b
Residual 978,946 54 18,129
Total 1743,368 56
a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud
Audit
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel ANOVA diatas, memperlihatkan bahwa
nilai signifikansi pada kolom Sig. sebesar 0,000 yaitu < 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan e-Audit dan
lingkungan kerja audit berpengaruh secara simultan terhadap
kualitas temuan audit dalam fraud audit.
3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk melihat seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual
menerangkan variabel dependen. Apabila nilai signifikansi
< 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen
secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013). Berikut hasil uji signifikansi parsial (uji
statistik t) yang disajikan pada Tabel 4.16.
84
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik t
Model
Unstandardized
Coefficients
Std.
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 16,169 7,716 2,095 ,041
E-Audit ,307 ,092 ,404 3,324 ,002
Lingkungan
Kerja Audit ,816 ,248 ,349 2,869 ,006
a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud
Audit
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
1. Pengaruh penerapan e-Audit terhadap kualitas temuan
audit dalam fraud audit
Hasil uji hipotesis pada Tabel 4.16 menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi pada variabel e-Audit adalah
sebesar 0,002. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis
pertama (H1), karena tingkat signifikansi yang dimiliki
oleh variabel e-Audit < 0,05.
2. Pengaruh lingkungan kerja audit terhadap kualitas
temuan audit dalam fraud audit
Hasil uji hipotesis pada Tabel 4.16 menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi pada variabel lingkungan kerja
audit adalah sebesar 0,006. Hasil penelitian ini
mendukung hipotesis kedua (Ha2), karena tingkat
signifikansi yang dimiliki oleh variabel lingkungan kerja
audit < 0,05.
85
b. Pengujian Hipotesis secara Regresi Moderat
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
variabel moderasi akan memperkuat atau memperlemah hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Ada tiga cara
menguji regresi dengan variabel moderasi, yaitu:
1) Uji interaksi,
2) Uji nilai selisih mutlak,
3) Uji residual.
Uji hipotesis secara regresi moderat pada penelitian ini
menggunakan uji residual. Pengujian variabel moderating dengan
uji interaksi maupun uji selisih nilai absolut mempunyai
kecendrungan akan terjadi multikolonieritas yang tinggi antar
variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik
dalam regresi ordinary least square (OLS). Untuk mengatasi
multikolonieritas ini, maka dikembangkan metode lain yang
disebut uji residual (Ghozali, 2013).
Suatu variabel dapat dikatakan sebagai variabel moderasi
apabila memiliki nilai koefisien parameter negatif dan signifikan
(Ghozali, 2013). Berikut hasil uji residual pengalaman audit
sebagai variabel pemoderasi pengaruh penerapan e-Audit dan
lingkungan kerja audit terhadap kualitas temuan audit dalam fraud
audit yang disajikan pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.
86
Tabel 4.17
Hasil Uji Residual Pengalaman Audit Sebagai Variabel
Moderasi dalam Hubungan antara X1 dan Y
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -4,657 2,181 -2,136 ,037
Kualitas
Temuan
Audit dalam
Fraud Audit
,100 ,033 ,380 3,042 ,004
a. Dependent Variable: AbsRes_3
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
3. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel pemoderasi
dalam hubungan antara penerapan e-Audit dengan kualitas
temuan audit dalam fraud audit
Berdasarkan Tabel 4.17 diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien parameter yang didapat adalah sebesar 0,380 dan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,004. Walaupun
menunjukkan hasil yang signifikan yaitu < 0,05, namun dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian ini tidak mendukung
hipotesis ketiga (Ha3), karena pengalaman audit dianggap
variabel moderasi apabila nilai koefisien parameternya negatif
dan signifikan.
87
Tabel 4.18
Hasil Uji Residual Pengalaman Audit Sebagai Variabel
Moderasi Dalam Hubungan antara X2 dan Y
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -4,732 2,124 -2,228 ,030
Kualitas
Temuan
Audit
dalam
Fraud
Audit
,104 ,032 ,400 3,241 ,002
a. Dependent Variable: AbsRes_4
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
4. Pengaruh pengalaman audit sebagai variabel pemoderasi
dalam hubungan antara lingkungan kerja audit dengan
kualitas temuan audit dalam fraud audit
Berdasarkan Tabel 4.18 diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien parameter yang didapat adalah sebesar 0,400 dan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002. Walaupun
menunjukkan hasil yang signifikan yaitu < 0,05, namun dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian ini tidak mendukung
hipotesis keempat (Ha4), karena pengalaman audit dianggap
variabel moderasi apabila nilai koefisien parameternya
negatif dan signifikan.
88
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil dari hipotesis pertama (Ha1) ini membuktikan bahwa
penerapan e-Audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan audit
dalam fraud audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Olasanmi (2013) yang menemukan bahwa
CAATs memiliki peran dalam mendeteksi fraud serta dapat meminimalisir
potensi terjadinya fraud. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hartoyo (2011) yang menemukan bahwa
penerapan CAATs dalam hal ini implementasi e-Audit merupakan langkah
penting BPK RI dalam mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang
bersih, transparan, dan akuntabel ; Nieschwietz et al (2002) yang
menemukan bahwa penggunaan perangkat lunak dalam audit telah dapat
mengubah situasi audit “melalui” komputer menjadi lebih efektif dan
efisien dari sebelumnya ; dan Bierstaker (2001) yang menemukan bahwa
auditor yang memanfaatkan teknologi baru akan mendapatkan keuntungan
yang luar biasa dalam efisiensi dan efektivitas audit. Hasil penelitian ini
besar kemungkinan disebabkan karena data yang didapat melalui e-Audit
membantu auditor dalam mendeteksi fraud secara dini sebelum
melaksanakan pemeriksaan lapangan, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi serta efektivitas audit dalam mendapatkan hasil temuan audit
yang maksimal. Maka hal ini sesuai dengan Peraturan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang menjelaskan bahwa
89
Keuangan Negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Ini berarti e-Audit telah dapat membantu pemerintah dalam mencapai
tujuannya seperti yang tertuang dalam Keputusan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/K/I-VIII.2/12/2015 tentang
Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran 2016
sampai dengan Tahun Anggaran 2020 yang menjelaskan bahwa salah satu
tujuan strategis BPK yaitu meningkatkan pemeriksaan yang berkualitas
dalam rangka mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai
tujuan negara.
Hasil dari hipotesis kedua (Ha2) ini membuktikan bahwa lingkungan
kerja audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan audit dalam fraud
audit. Suroso dan Siahaan (2006) menyatakan bahwa stresor (pembangkit
stres) yaitu suatu kejadian yang menyebabkan seseorang merasakan diri
kurang nyaman dan memerlukan dirinya untuk mengadakan adaptasi
terhadap lingkungannya. Lingkungan kerja audit dapat dikatakan sebagai
salah satu stresor yang dapat menyebabkan stres. Lingkungan kerja sendiri
merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban
(Nitisemito, 2000). Stres secara umum didefinisikan sebagai kondisi
tertekan secara psikis yang disebabkan pengalaman fisik maupun psikis
yang tidak menyenangkan (Suroso dan Siahaan, 2006). Pengertian lain
90
dari stres kerja, yaitu merupakan bentuk stres yang diakibatkan oleh suatu
pekerjaan, atau suatu kondisi yang timbul akibat interaksi antara manusia
dengan pekerjaannya ditandai oleh perubahan dalam diri orang tersebut
yang menyebabkan penyimpangan dari fungsinya yang normal
(Soewondo, 1993 dalam Suroso dan Siahaan, 2006). Dengan keadaan
seperti ini memungkinkan auditor untuk cenderung melakukan kekeliruan
bahkan pada akhirnya dapat mengubah seseorang menjadi tidak
independen. Sikap tidak independen memungkinkan auditor untuk
mengurangi bahkan menghilangkan temuan audit dari keadaan sebenarnya
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, didukung
dengan hasil penelitian Rahayu dan Suryono (2016) yang menemukan
bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini besar kemungkinan disebabkan karena kondisi
lingkungan yang mewajibkan auditor untuk melaksanakan pemeriksaan
lapangan ke seluruh Indonesia dalam setiap tahun pada periode tertentu.
Disaat inilah auditor akan mendapati banyak kesempatan bahkan tekanan
yang dapat menyebabkan stres karena kurangnya pengamanan pada saat
melakukan pemeriksaan lapangan, sehingga dapat mengganggu
independensi auditor yang secara langsung akan mempengaruhi kualitas
temuan audit dalam fraud audit. Selain itu hasil penelitian ini sesuai
dengan Kompasiana (2017) yang memaparkan terkait sejumlah kasus suap
terhadap Auditor BPK. Hal ini berarti telah melanggar Peraturan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang
91
Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan yang menjelaskan bahwa nilai
dasar kode etik BPK terdiri dari integritas, independensi, dan
profesionalisme. Anggota BPK, pemeriksa, dan pelaksana BPK lainnya
yang telah melakukan pelanggaran/menciderai kode etik BPK sudah
selayaknya dihukum sebagaimana yang tertuang dalam peraturan tersebut.
Hasil dari hipotesis ketiga (Ha3) ini membuktikan bahwa pengalaman
audit tidak memoderasi hubungan antara variabel independen e-Audit dan
variabel dependen kualitas temuan audit dalam fraud audit. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Singgih dan Bawono
(2010) yang menemukan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hasil penelitian ini besar kemungkinan disebabkan karena
e-Audit hanya berfungsi sebagai sarana sinergi data, sedangkan
pengalaman audit memiliki peran tersendiri dalam mendeteksi fraud pada
saat pemeriksaan lapangan untuk mencapai kualitas temuan audit dalam
fraud audit yang maksimal. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
Anggriawan (2014) yang menemukan bahwa pengalaman kerja
berpengaruh positif terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi
fraud.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman audit tidak
memoderasi hubungan antara penerapan e-Audit dan kualitas temuan audit
dalam fraud audit.
Hasil dari hipotesis keempat (Ha4) ini membuktikan bahwa
pengalaman audit tidak memoderasi hubungan antara variabel independen
lingkungan kerja audit dan variabel dependen kualitas temuan audit dalam
92
fraud audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Singgih
dan Bawono (2010) yang menemukan bahwa pengalaman tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini besar
kemungkinan disebabkan karena mayoritas responden pada penelitian ini
telah memiliki akumulasi pengalaman audit diatas 5 tahun baik dari
sebelum dan sesudah menjadi auditor di BPK RI, sementara mayoritas
pengalaman audit dengan menggunakan e-Audit dibawah 3 tahun,
sedangkan pada kenyataannya e-Audit telah dimanfaatkan untuk
pemeriksaan selama 7 tahun sejak tahun 2010. Ini berarti mayoritas
responden pada penelitian ini berstatus pemeriksa baru. Hal ini
membuktikan bahwa BPK RI tidak mempermasalahkan pengalaman audit
yang didapat dari ukuran lingkungan kerja audit sebelumnya karena
auditor BPK yang baru akan mendapatkan pelatihan khusus agar proses
pemeriksaan sesuai dengan standar yang berlaku di lingkungan BPK. Hasil
menunjukkan bahwa pengalaman audit yang didapat dari besarnya ukuran
lingkungan kerja audit tidak dapat memperkuat kualitas temuan audit
dalam fraud audit. Hal ini karena ukuran KAP yang besar tidak selalu
menghasilkan kualitas audit yang tinggi (Nindita dan Siregar, 2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman audit tidak memoderasi
hubungan antara lingkungan kerja audit dan kualitas temuan audit dalam
fraud audit.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti yang kuat
mengenai pengaruh penerapan e-Audit dan lingkungan kerja audit
terhadap kualitas temuan audit dalam fraud audit dengan pengalaman
audit sebagai variabel pemoderasi. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 57 auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI). Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan bantuan SPSS 22, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan e-Audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan audit
dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Olasanmi (2013), serta mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Hartoyo (2011), Nieschwietz et al (2002), dan Bierstaker
(2001).
2. Lingkungan kerja audit memiliki pengaruh terhadap kualitas temuan
audit dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK RI). Hal ini dijelaskan dari perhitungan uji regresi
linier berganda.
94
3. Pengalaman audit tidak memoderasi penerapan e-Audit terhadap
kualitas temuan audit dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI). Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian Mahzan dan Lymer (2014) dan konsisten
dengan hasil penelitian Singgih dan Bawono (2010).
4. Pengalaman audit tidak memoderasi lingkungan kerja audit terhadap
kualitas temuan audit dalam fraud audit di Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI). Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian Mahzan dan Lymer (2014) dan konsisten
dengan hasil penelitian Singgih dan Bawono (2010).
B. Keterbatasan
1. Jumlah data yang dikumpulkan belum maksimal karena penyebaran
data dilakukan pada masa sibuk auditor yang sedang melaksanakan
pemeriksaan lapangan.
2. Data primer yang diperoleh langsung dari responden hanya terbatas
pada daftar pernyataan kuesioner.
3. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di 2 Auditorat Keuangan
Negara (AKN) pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) sehingga hasil penelitian terbatas generalisasinya.
95
C. Saran
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis baik
secara teoritis maupun praktisi terbatas. Penelitian ini dimasa mendatang
diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi
dengan adanya beberapa masukan, diantaranya yaitu:
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pengumpulan data
bukan pada waktu sibuk auditor yaitu sekitar awal dan akhir tahun.
Pengambilan data dapat dilakukan pada bulan Mei hingga Juli agar
data yang didapatkan lebih relevan.
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan data berupa hasil
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian
agar tidak hanya terbatas pada daftar pernyataan kuesioner.
3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei
tidak hanya di 2 Auditorat Keuangan Negara (AKN) pada Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) saja melainkan di
seluruh AKN pada BPK RI, sehingga hasil penelitian memiliki
kemampuan generalisasi yang lebih luas.
96
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Bastian, Indra. Audit Sektor Publik Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2007.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2013.
Gondodiyoto, Sanyoto. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT Edisi Revisi.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007.
Institut Akuntan Publik Indonesia. Pernyataan Standar Auditing No. 57. - Teknik
Audit Berbantuan Komputer. Jakarta: Standar Profesional Akuntan Publik.
Salemba Empat, 2011.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Nitisemito, Alex. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000.
Rai, I Gusti Agung. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat,
2008.
Sedarmayanti. Membangun dan Mengembangkan Kepemimpinan serta
Meningkatkan Kinerja untuk Meraih Keberhasilan 1st Edition. Bandung:
PT Refika Aditama, 2011.
Tuanakotta, Theodorus M. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta:
Salemba Empat, 2010.
Tunggal, Amin Widjaja. Dasar-Dasar Audit Intern Pedoman untuk Auditor.
Jakarta: Harvarindo, 2010.
Warta BPK. Jakarta: Sekretariat BPK RI, 2012.
Warta BPK. Jakarta: Sekretariat BPK RI, 2017.
Widjaya, Amin. Pemeriksaan Kecurangan (Fraud Auditing). Jakarta: Rineka
Cipta, 1992.
97
Jurnal/Tesis/Disertasi:
Abdullahi, Rabi'u, dan Noorhayati Mansor. “Fraud Triangle Theory and Fraud
Diamond Theory. Understanding the Convergent and Divergent for Future
Research.” International Journal of Academic Research in Accounting,
Finance and Management Sciences, Volume 5 Number 4, 2015: 38-45.
Anggriawan, Eko Ferry. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan
Tekanan Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY).” Jurnal Nominal,
Volume 3 Nomor 2, 2014.
Arles, Leardo. “Faktor – Faktor Pendorong Terjadinya Fraud: Predator vs.
Accidental Fraudster Diamond Theory Refleksi Teori Fraud Triangle
(Klasik) Suatu Kajian Teoritis.” Paper Ilmiah Program Magister
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2014.
Bierstaker, James L., Priscilla Burnaby, dan Jay Thibodeau. “The Impact of
Information Technology on The Audit Process: An Assessment of The
State of The Art and Implications for The Future.” Managerial Auditing
Journal, Volume 16 Number 3, 2001: 159 - 164.
Cressey, D. R. "Other People's Money", Montclair, NJ: Patterson Smith, 1953: 1-
300.
Crowe Horwarth. "The Mind Behind The Fraudsters Crime : Key Behavioral and
Environmental Element", 2012.
DeAngelo, Linda Elizabeth. “Auditor Size and Audit Quality.” Journal of
Accounting and Economics, 1981: 183-199.
Dharmawan, Nyoman Ari Surya. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemeriksa
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Kantor
Inspektorat Kabupaten Klungkung dan Karangasem).” Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Humanika JINAH, Volume 4 Nomor 1, 2014. ISSN 2089-
33110.
Duff, Angus. Auditqual: Dimensions of Audit Quality. The Institute of Chartered
Accountants of Scotland, 2004.
Francis, Jere R. “What Do We Know About Audit Quality?” The British
Accounting Review 36, 2004: 345-368.
Francis, Jere R., dan Michael D. Yu. “Big 4 Office Size and Audit Quality.” The
Accounting Review, Volume 84 Nomor 5, 2009: 1521–1552.
98
Hartono, Tri. “Evaluasi Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Audit sebagai Unsur
Penilaian Kinerja Manajemen Kantor Cabang (Studi Kasus pada Bank
BTN).” Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, 2006.
Hartoyo, Agung Dwi. “Upaya Peningkatan Kinerja Pemeriksaan BPK RI
Menggunakan Computer Assisted Audit Techniques.” e-Indonesia
Initiative 2011 (eII2011), Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk Indonesia. Bandung, 14-15 Juni 2011.
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB). A Framework
For Audit Quality: Key Elements that Create an Environment For Audit
Quality Contents. New York: The American Institute of CPAs (AICPA)
Auditing Standards Board, 2014.
Kenyon, Will, dan Patricia D. Tilton. “Potential Red Flags and Fraud Detection
Techniques.” A Guide to Forensic Accounting Investigation, Second
Edition, 2011.
Latif, Abdul, Wing Wagyu, dan Surjono. “Penilaian E-Audit Readiness dengan
Pendekatan Framework STOPE pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
RI Perwakilan Provinsi Banten.” JNTETI, Volume 1 Nomor 2, 2012. ISSN
2301-4156.
Mahzan, Nurmazilah, dan Andy Lymer. “Examining The Adoption of Computer
Assisted Audit Tools and Techniques (Cases of Generalized Audit
Software Use by Internal Auditors).” Managerial Auditing Journal,
Volume 29 Number 4, 2014: 327-349.
Meidawati, Neni. “Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen Melalui
Standar Profesional.” Artikel. Media Akuntansi, 2001.
Muliawan, Eko Kurnia, dan I Ketut Sujana. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan
Publik, Auditor Switching dan Audit Tenure pada Kualitas Audit.” E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Volume 21 Nomor 1, 2017: 534-
561.
Murdock, H. “The Three Dimensions of Fraud.” Internal Auditor, 2008: 1-14.
Murwanto, Rahmadi, Adi Budiarso, dan Fajar Hasri Ramadhan. Audit Sektor
Publik, Suatu Pengantar Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi
Pemerintah. Jakarta: Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan
Akuntansi Pemerintah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Departemen Keuangan RI, 2011.
99
Nieschwietz, Robert, Kurt Pany, dan Jian Zhang. “Auditing with Technology:
Using Generalized Audit Software in The Classroom.” Journal of
Accounting Education, 2002: 307–329.
Nindita, Chairunissa, dan Sylvia Veronica Siregar. “Analisis Pengaruh Ukuran
Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit di Indonesia.” Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Volume 14 Nomor 2, 2012: 91-104.
Nor, Wahyudin. “Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor dan Perubahan
Regulasi terhadap Motivasi Auditor dan Implikasinya pada Kualitas
Audit.” Disertasi Program Doktor Ilmu Akuntansi Universitas
Padjadjaran, 2011. Tidak Dipublikasikan.
Nurochman, Yoanes Bandung, dan John Welly. “Model Keberhasilan dan
Keberlangsungan Kinerja Terbaik (MK3T) Sistem Informasi Studi Kasus:
Sistem Informasi E-Audit di Badan Pemeriksa Keuangan RI.” Journal of
Information Systems, Volume 8 Number 2, 2012.
Olasanmi, Omeneye .O. “Computer Aided Audit Techniques and Fraud
Detection.” Research Journal of Finance and Accounting, Volume 4
Number 5, 2013.
Pradita, Alvita U. “Implementasi E-Audit dalam Meningkatkan Fungsi
Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara
pada BPK-RI.” Jurnal Akuntansi Unesa, Volume 2 Nomor 2, 2014.
Praseno, Arief. “IT-Based Audit (e-Audit) Plan in Indonesia: An Analysis of the
Program Logic, Feasibility, and Alternatives.” A Research Paper Master
of Arts in Development Studies, 2012.
Rae, K., dan N. Subramaniam. “Quality of Internal Control Procedures:
Antecedents and Moderating Effect on Organizational Justice and
Employee Fraud.” Managerial Auditing Journal, Volume 23 Number 2,
2008: 1-43.
Rahayu, Titin, dan Bambang Suryono. “Pengaruh Independensi Auditor, Etika
Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit.” Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi, Volume 5 Nomor 4, 2016. ISSN : 2460-0585.
Rumengan, I. P. Elisha, dan Sri Rahayu. “The Effect of Competence,
Independence, and Work Experience on Audit Quality (Auditor's Survey
of Public Accountant Firms in Bandung).” 2014.
100
Samsi, Nur, Akhmad Riduwan, dan Bambang Suryono. “Pengaruh Pengalaman
Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
dengan Kepatuhan Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi.” Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 Nomor 12, 2012.
Santoso, Urip, dan Yohanes Joni Pambelum. “Pengaruh Penerapan Akuntansi
Sektor Publik terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam
Mencegah Fraud.” Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 4 Nomor 1, 2008:
14-33.
Setyaningrum, Dyah. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
BPK RI.” Jurnal dan Prosiding SNA - Simposium Nasional Akuntansi,
Volume 15, 2012.
Singgih, Elisha Muliani, dan Icuk Rangga Bawono. “Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas
Audit (Studi pada Auditor di KAP "Big Four" di Indonesia).” Simposium
Nasional Akuntansi XIII, 2010: Purwokerto.
Subekti, Imam, dan Anna Retno Widayanti. “Analisis Keahlian Auditor BPK RI
Menuju Pelaksanaan Fraud Auditing.” Jurnal Tema, 2001.
Sukanto, Eman. “Perbandingan Presepsi Auditor Internal, Akuntan Publik, dan
Auditor Pemerintah terhadap Penugasan Fraud Audit dan Profil Fraud
Auditor.” Jurnal Fokus Ekonomi Volume 4 Nomor 1, 2009: 13-26.
Sukarso, Pramita, Ali Rokhman, dan Slamet Rosyadi. “Faktor yang Berpengaruh
terhadap Kesiapan BPK RI Sulawesi Tenggara dalam "E-Audit".” Jurnal
MIMBAR, Volume 31 Nomor 2, 2015. ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-
2499.
Sukendra, Putu, Gede Adi Yuniarta, dan Anantawikrama Tungga Atmadja.
“Pengaruh Skeptisme, Pengalaman Auditor, dan Keahlian Audit terhadap
Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor.” E-Journal Jurusan Akuntansi,
Volume 3 Nomor 1, 2015.
Sukriah, Ika, Akram, dan Biana Adha Inapty. “Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan.” Simposium Nasional Akuntansi XII, 2009:
Palembang.
Suroso, Arif Imam, dan Rotua Siahaan. “Pengaruh Stes dalam Pekerjaan terhadap
Kinerja Karyawan: Studi Kasus di Perusahaan Agribisnis PT. NIC.”
Jurnal Manajemen Agribisnis, Volume 3 Nomor 1, 2006: 19-30.
101
Suseno, Agung. “Eksistensi BPKP dalam Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan.” Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Volume 17
Nomor 2, 2010.
Syahmina, Fildzah, dan Bambang Suryono. “Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi,
Objektifitas dan Time Deadline Pressure terhadap Kualitas Audit.” Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 5 Nomor 4, 2016.
The Institute of Chartered Accountants in England & Wales. Agency Theory and
The Role of Audit. 2005.
The Institute of Internal Auditors. “Internal Auditing and Fraud.” IPFF Practice
Guide, 2009.
Vona, Leonard W. “Fighting Fraud with Data Mining and Analysis.” Journal of
Accounting and Economics, 2008: 183-199.
Wolfe, David T., dan Dana R. Hermanson. “The Fraud Diamond: Considering the
Four Elements of Fraud.” The CPA Journal, 2004: 38-42.
Yukcu, Süleyman, dan Seçkin Gonen. “Fraud Auditıng in Electronic Accounting
Practices.” African Journal of Business Management, Volume 6 Number 4,
2012: 1222-1233.
Online:
BPK. “BPK Bergerak di Level Preventif dan Detentif.” http://www.bpk.go.id/
news/bpk-bergerak-di-level-preventif-dan-detentif, 2013. Diakses pada 11
juni 2017.
. “BPK Perkuat Pemeriksaan Melalui E-Audit untuk Mencegah Korupsi.”
http://palembang.bpk.go.id/?page_id=7349, 2011. Diakses pada 30 mei
2017.
. “Implementasi E-Audit untuk Mencegah Korupsi.” http:/www.bpk.go.id/
news/implementasi-e-audit-untuk-mencegah-korupsi, 2012. Diakses pada
23 agustus 2017.
BPK Kendari. “Jenis-Jenis Pemeriksaan.” http://kendari.bpk.go.id/p=1970, 2012.
Diakses pada 24 agustus 2017.
BPK Ternate. “Lembaga mana saja yang diperiksa BPK?” http://www.ternate.bpk.
go.id/?p=888, 2017. Diakses pada 12 oktober 2017.
102
Kompasiana. “Fraud dalam Audit - Tinjauan atas Dugaan Suap Auditor BPK atas
Proyek E-KTP.” http://www.kompasiana.com/athsense/fraud-dalam-audit-
tinjauan-atas-dugaan-suap-auditor-bpk-atas-proyek-e-ktp_58c70be98423
bd75487fbc8a, 2017. Diakses pada 28 mei 2017.
Subowo, Hery. “Peningkatan Sinergi Antar Lembaga Melalui Implementasi
E-Audit.”http://www.depkeu.go.id/ind/others/bakohumas/BakohumasBPK/
IndexBPK. html, 2011. Diakses pada 12 Mei 2017.
Visi Misi BPK RI. http://www.bpk.go.id/page/visi-dan-misi, diakses pada 30 mei
2017.
Peraturan dan Perundang-undangan:
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/K/I-
VIII.2/12/2015. “Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun
Anggaran 2016 sampai dengan Tahun Anggaran 2020.”
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017.
“Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.”
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011.
“Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan.”
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2009.
“Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan
Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional.”
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004. “Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.”
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 2. “Tentang Keuangan Negara.”
106
Responden Yth,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Ajeng Trisna Wahid Handayani
NIM : 1113082000002
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi
Bermaksud melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan bukti-bukti kuat atas penelitian yang berjudul
“Pengalaman Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Penerapan E-Audit dan Lingkungan Kerja Audit Terhadap
Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit Di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia”.
Oleh karena hal tersebut peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu Auditor untuk menjadi responden dalam
pengisian kuesioner ini. Kualitas penelitian ini tergantung dari pengisian kuesioner Bapak/Ibu Auditor. Data yang diperoleh
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian sehingga kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu Auditor akan terjamin, dan
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi instansi terkait.
Apabila diantara Bapak/Ibu Auditor ada yang membutuhkan hasil penelitian, dapat menghubungi saya melalui email
[email protected]. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu Auditor yang telah meluangkan waktu untuk pengisian
kuesioner ini.
Petunjuk Pengisian:
1. Dimohon untuk membaca setiap pernyataan dengan hati-hati dan menjawab lengkap semua peryataan,
karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
2. Berilah tanda (X) pada kolom di sebelah pernyataan dan jawablah yang paling sesuai dengan keadaan diri
Anda, dengan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
107
No. Pernyataan
Jawaban
STS TS KS S SS
1. E-Audit meningkatkan efektivitas pemeriksaan
2. E-Audit meningkatkan efisiensi pemeriksaan
3. E-Audit meningkatkan ekonomis pemeriksaan
4. E-Audit meningkatkan produktivitas pemeriksaan
5. E-Audit membentuk pusat data pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara
6. E-Audit menerapkan konsep link and match data entitas
pemeriksaan
7. E-Audit sesuai tuntutan pemeriksaan
8. E-Audit sesuai keinginan pemeriksa dalam proses pengumpulan
data dari auditee
9. E-Audit sesuai keinginan pemeriksa dalam berinteraksi dengan
auditee
10. E-Audit sesuai dengan budaya kerja pemeriksa
11. E-Audit mudah dipelajari oleh pemeriksa
12. Untuk terampil dalam menggunakan e-Audit sangat mudah
13. Tidak terdapat kendala dalam mempelajari penggunaan e-Audit
14. Menggunakan e-Audit membuat citra pemeriksa lebih baik
15. Menggunakan e-Audit membuat pemeriksa lebih professional
16. Pemeriksa telah memahami tentang e-Audit
17. E-Audit telah disosialisasikan dengan baik
18. Pemeriksa telah dilatih sebagai penggunaan e-Audit
19. Pendidikan dan Pelatihan mengenai e-Audit telah cukup
dilakukan
20. E-Audit sangat diperlukan dalam pemeriksaan
21. Pemeriksa telah mampu mengaplikasikan e-Audit
22. E-Audit sangat membantu Pemeriksa
23. E-Audit dapat terus digunakan dalam pemeriksaan
24. Pencahayaan/penerangan pada ruangan kerja saya sudah
memadai
25. Suhu udara yang tepat membuat saya nyaman dalam bekerja
26. Dekorasi tempat kerja saya indah, sehingga saya tidak merasa
bosan
27. Tidak ada suara bising yang mengganggu saya dalam bekerja
28. BPK RI menjamin keamanan bagi para auditornya dalam bekerja
29. Saya mampu membangun hubungan yang baik dengan pimpinan
30. Saya mampu membangun kerjasama yang baik dengan sesama
rekan kerja di BPK RI
31. Semakin lama menjadi auditor, semakin mengerti bagaimana
menghadapi entitas/obyek pemeriksaan dalam memperoleh data
dan informasi yang dibutuhkan
108
No. Pernyataan Jawaban
STS TS KS S SS
32. Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat
mengetahui informasi yang relevan untuk mengambil
pertimbangan dalam membuat keputusan
33. Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin dapat
mendeteksi kesalahan yang dilakukan obyek pemeriksaan
34. Semakin lama menjadi auditor, semakin mudah mencari
penyebab munculnya kesalahan serta dapat memberikan
rekomendasi untuk menghilangkan/memperkecil penyebab
tersebut
35. Banyaknya tugas pemeriksaan membutuhkan ketelitian dan
kecermatan dalam menyelesaikannya
36. Kekeliruan dalam pengumpulan dan pemilihan bukti serta
informasi dapat menghambat proses penyelesaian pekerjaan
37. Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan kesempatan untuk
belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah dialami
38. Banyaknya tugas yang diterima dapat memacu auditor untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tanpa terjadi
penumpukan tugas
39. Selama ini saya memiliki pengalaman dalam melakukan audit di
entitas pemerintah
40. Selama ini saya memiliki pemahaman yang efektif dalam
mengaudit entitas pemerintah
41. Selama ini saya dalam memberikan audit, memiliki respon yang
baik atas kebutuhan auditee
42. Selama ini auditor BPK RI sebagai tim kerja audit perlu
memiliki kompetensi teknis
43. Selama ini auditor BPK RI dalam melakukan audit tidak pernah
menunjukkan tindakan kompromi atas independensi mereka baik
secara tersirat maupun tersurat
44. Selama ini saya sebagai kelompok kerja di BPK RI selalu
berhati-hati dan teliti dalam menyelesaikan penugasan
45. Selama ini saya memiliki komitmen yang kuat terhadap audit
yang diberikan pada auditee
46. Selama ini pihak pimpinan BPK RI selalu aktif dalam penugasan
tim audit
47. Selama ini auditor mendapat supervisi maupun konsultasi dari
atasan bila mendapat masalah
48. Selama ini auditor berinteraksi secara efektif dengan atasan
hanya sebelum dan sesudah penugasan audit
109
Identitas Responden
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Umur : < 40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 61 tahun
Pendidikan Terakir : D3; S1; S2; S3
Pengalaman Audit : < 3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun
Lama menggunakan : < 3 tahun 3 tahun > 3 tahun
e-Audit
- Terima Kasih -
No. Pernyataan Jawaban
STS TS KS S SS
49. Selama ini auditor BPK RI memiliki standar etika yang tinggi
dan menguasai bidangnya baik tentang akuntansi maupun
auditing disektor public
50. Selama ini auditor mempertahankan sikap skeptis selama
penugasan audit atau pelaksanaan pekerjaan lapangan
51. Selama ini auditor bersikap objektif pada saat melaksanakan
audit
52. Selama ini auditor memiliki kepedulian yang besar terhadap
profesionalisme dalam melakukan audit
53. Selama ini auditor mempelajari dan memahami resiko, sistem
dan internal control auditee sebelum melaksanakan pengauditan
54. Selama ini auditor bertanggungjawab dalam melaksanakan
auditnya
55. Selama ini auditor memelihara kemutahiran auditnya dalam
melaksanakan audit
110
Lampiran 3: Data Mentah Jawaban Responden
1. Identitas Responden
No.
Identitas Responden
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Pengalaman Audit Lama Menggunakan e-Audit
1. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
2. Pria 41 -50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
3. Pria 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
4. Wanita < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun
5. Wanita 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun
6. Wanita 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
7. Pria 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun
8. Pria 41 - 50 tahun S1 3 - 5 tahun 3 tahun
9. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
10. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun
11. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
12. Pria < 40 tahun S1 3 - 5 tahun 3 tahun
13. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
14. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
15. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun 3 tahun
16. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
17. Pria < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun
18. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun 3 tahun
19. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
20. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
21. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun < 3 tahun
111
22. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
23. Pria 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
24. Wanita 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
25. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
26. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
27. Wanita 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
28. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
29. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
30. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
31. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun
32. Pria 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
33. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
34. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
35. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
36. Pria 51 - 60 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
37. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
38. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
39. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
40. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
41. Wanita 51 - 60 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
42. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
43. Wanita < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun
44. Pria < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
45. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun 3 tahun
46. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
47. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun
112
48. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun
49. Pria < 40 tahun S1 3 - 5 tahun < 3 tahun
50. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
51. Wanita < 40 tahun S1 > 5 tahun < 3 tahun
52. Pria < 40 tahun S1 < 3 tahun < 3 tahun
53. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
54. Pria < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
55. Wanita < 40 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
56. Wanita 41 - 50 tahun S1 > 5 tahun > 3 tahun
57. Pria 41 - 50 tahun S2 > 5 tahun > 3 tahun
2. E-Audit
No.
Nomor Kuesioner
Total E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23
1. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
2. 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 108
3. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 85
4. 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 84
5. 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 5 3 5 5 96
6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 87
7. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 78
8. 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 91
9. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 81
10. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
11. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 87
113
12. 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 91
13. 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 95
14. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
15. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
16. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
17. 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 92
18. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 5 2 4 4 77
19. 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 100
20. 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 85
21. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
22. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 88
23. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
24. 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 5 78
25. 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 77
26. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
27. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 94
28. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 94
29. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 85
30. 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 76
31. 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
32. 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 73
33. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 85
34. 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 103
35. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
36. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 89
37. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 79
114
38. 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 78
39. 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 79
40. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 79
41. 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97
42. 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 77
43. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 92
44. 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 4 3 77
45. 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 87
46. 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 82
47. 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 80
48. 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 82
49. 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 5 4 4 4 93
50. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 88
51. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 89
52. 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 88
53. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 89
54. 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
55. 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 80
56. 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 5 3 5 5 98
57. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 89
115
3. Lingkungan Kerja Audit
No.
Nomor Kuesioner
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 Total
1. 4 4 4 3 3 5 5 28
2. 5 5 5 5 5 4 4 33
3. 4 4 4 3 3 4 4 26
4. 4 4 3 4 4 4 4 27
5. 5 5 4 4 4 4 4 30
6. 4 4 3 3 4 4 4 26
7. 5 5 4 4 4 5 5 32
8. 4 5 4 4 4 4 4 29
9. 5 4 3 3 3 4 4 26
10. 4 5 4 4 4 5 4 30
11. 4 3 4 3 3 4 5 26
12. 4 4 3 3 3 5 5 27
13. 4 5 4 4 4 5 5 31
14. 4 4 3 3 3 4 4 25
15. 5 5 4 3 3 4 4 28
16. 4 4 4 3 3 4 4 26
17. 5 4 4 4 3 4 4 28
18. 4 4 4 3 3 4 4 26
19. 4 5 5 4 5 5 5 33
20. 4 4 4 3 4 4 4 27
21. 4 4 4 3 3 4 4 26
22. 4 4 4 4 3 4 4 27
23. 5 5 4 4 3 4 4 29
116
24. 4 4 3 3 3 4 4 25
25. 4 4 4 3 3 4 4 26
26. 4 5 5 5 4 5 5 33
27. 5 5 5 4 4 4 4 31
28. 4 5 5 4 4 4 4 30
29. 5 5 5 4 4 5 5 33
30. 4 4 4 3 3 4 4 26
31. 4 4 4 3 3 4 5 27
32. 4 4 4 3 2 4 4 25
33. 4 4 4 4 3 4 4 27
34. 4 5 5 4 5 5 5 33
35. 5 5 4 3 3 5 5 30
36. 4 4 4 3 3 4 4 26
37. 4 4 4 3 4 4 4 27
38. 5 5 5 4 4 4 4 31
39. 4 4 4 2 2 4 4 24
40. 4 3 4 4 4 4 4 27
41. 5 5 5 4 4 4 5 32
42. 4 5 4 4 3 4 4 28
43. 4 4 4 3 3 5 5 28
44. 4 4 4 4 3 5 5 29
45. 4 4 4 3 4 4 5 28
46. 5 5 5 4 3 4 4 30
47. 4 4 4 3 3 5 5 28
48. 4 4 4 3 4 4 5 28
49. 4 4 4 3 4 5 4 28
117
50. 4 4 4 4 3 4 5 28
51. 4 4 4 3 4 4 5 28
52. 5 4 4 3 4 4 4 28
53. 4 5 4 3 4 4 4 28
54. 4 4 4 3 4 4 4 27
55. 5 4 4 4 4 4 4 29
56. 4 5 5 4 5 5 5 33
57. 4 4 4 4 3 4 5 28
4. Pengalaman Audit
No.
Nomor Kuesioner
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total
1. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
2. 5 5 5 5 5 5 4 4 38
3. 4 4 4 4 5 4 3 4 32
4. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
5. 4 4 4 4 5 4 4 3 32
6. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
7. 4 4 4 4 5 5 4 4 34
8. 4 4 4 4 5 5 4 3 33
9. 5 5 5 5 5 5 4 4 38
10. 5 5 4 4 4 4 4 3 33
11. 5 5 5 5 5 5 4 4 38
12. 5 4 5 4 4 4 4 4 34
13. 4 4 4 4 4 4 3 3 30
118
14. 5 5 5 5 4 5 4 4 37
15. 5 5 5 5 5 4 4 4 37
16. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
17. 5 5 4 4 4 4 4 4 34
18. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
19. 5 5 4 5 4 4 4 5 36
20. 4 4 4 4 4 4 3 4 31
21. 5 5 5 5 4 4 4 4 36
22. 4 4 4 4 4 4 3 3 30
23. 4 5 4 4 4 4 4 4 33
24. 4 5 5 5 5 4 4 3 35
25. 4 4 4 4 4 4 3 4 31
26. 4 4 5 4 5 5 4 4 35
27. 5 5 5 4 5 4 4 4 36
28. 5 5 5 4 5 4 4 4 36
29. 4 4 4 4 4 4 3 4 31
30. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
31. 5 5 4 4 4 4 4 3 33
32. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
33. 5 5 4 4 4 4 4 4 34
34. 4 4 4 4 3 3 3 3 28
35. 4 4 4 4 4 4 4 4 32
36. 5 5 5 4 5 4 4 3 35
37. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
38. 4 4 4 4 4 5 4 3 32
39. 4 4 4 4 4 5 4 4 33
119
40. 5 4 4 4 4 4 4 4 33
41. 4 4 4 4 5 5 5 5 36
42. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
43. 4 4 4 4 5 4 4 4 33
44. 4 4 4 4 4 4 4 2 30
45. 4 4 4 4 4 5 4 4 33
46. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
47. 5 5 5 5 5 5 4 4 38
48. 4 4 4 4 5 5 4 4 34
49. 5 5 5 4 5 5 4 5 38
50. 4 4 4 4 4 4 4 4 32
51. 4 4 4 4 4 4 4 4 32
52. 5 4 4 4 4 4 4 4 33
53. 4 4 5 5 4 4 4 3 33
54. 5 5 5 5 5 4 5 4 38
55. 4 4 4 4 4 4 4 4 32
56. 4 5 5 5 5 5 4 5 38
57. 4 4 4 4 4 4 4 3 31
120
5. Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
No.
Nomor Kuesioner
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 Total
1. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
2. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 84
3. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 69
4. 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 68
5. 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 66
6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 67
7. 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 74
8. 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 60
9. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
10. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
11. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
12. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
13. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 82
14. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
15. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
16. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
17. 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
18. 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
19. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 83
20. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
21. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
22. 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
23. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 80
121
24. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
25. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
26. 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 78
27. 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 78
28. 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 78
29. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
30. 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 64
31. 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
32. 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 64
33. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 72
34. 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 80
35. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 67
36. 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 73
37. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
38. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
39. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
40. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 65
41. 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79
42. 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
43. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
44. 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
45. 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
46. 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
47. 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 79
48. 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 69
49. 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 82
122
50. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
51. 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
52. 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
53. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
54. 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 78
55. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
56. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 80
57. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
123
Lampiran 4: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
E-Audit 57 73,0 108,0 87,439 7,3509
Lingkungan Kerja Audit 57 24,0 33,0 28,333 2,3855
Pengalaman Audit 57 28,0 38,0 33,351 2,5946
Kualitas Temuan Audit dalam
Fraud Audit 57 56,0 79,0 66,105 5,5796
Valid N (listwise) 57
2. Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
E-Audit 0,908 Reliabel
Lingkungan Kerja Audit 0,745 Reliabel
Pengalaman Audit 0,821 Reliabel
Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit 0,941 Reliabel
124
b. Hasil Uji Validitas
E-Audit
Correlations
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 E22 E23
E-
Audit
E1 Pearson
Correlation 1
,761**
,609**
,645**
,377**
,176 ,156 ,042 -
,048
,306*
,342**
,215 ,140 ,095 ,149 ,343
** ,226
,332*
,385**
,212 ,239 ,221 ,283
* ,516**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,004 ,189 ,248 ,757 ,720 ,021 ,009 ,108 ,300 ,484 ,270 ,009 ,091 ,012 ,003 ,113 ,073 ,099 ,033 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E2 Pearson
Correlation ,761** 1
,729**
,771**
,568**
,364**
,245 ,298
* ,150
,464**
,339**
,287*
,200 ,232 ,321
*
,394**
,238 ,407
**
,404**
,413**
,245 ,399
**
,290*
,685**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,067 ,024 ,265 ,000 ,010 ,031 ,137 ,083 ,015 ,002 ,075 ,002 ,002 ,001 ,066 ,002 ,029 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E3 Pearson
Correlation ,609**
,729**
1 ,666
**
,518**
,310*
,364**
,285*
,223 ,343
** ,240
,272*
,028 ,149 ,207 ,410
** ,238 ,209
,294*
,329*
,291*
,287*
,344**
,596**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,019 ,005 ,032 ,095 ,009 ,072 ,040 ,834 ,269 ,122 ,002 ,075 ,119 ,026 ,013 ,028 ,031 ,009 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E4 Pearson Correlation
,645** ,771
** ,666
** 1
,645**
,490**
,396**
,382**
,287*
,489**
,401**
,270*
,216 ,240 ,342
** ,396
** ,204 ,152
,327*
,533**
,234 ,311
* ,318
* ,707**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,003 ,030 ,000 ,002 ,042 ,106 ,072 ,009 ,002 ,128 ,258 ,013 ,000 ,080 ,019 ,016 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E5 Pearson
Correlation ,377**
,568**
,518**
,645**
1 ,706
**
,578**
,600**
,354**
,434**
,205 ,083 ,242 ,157 ,389
** ,209 ,101 ,170 ,230
,645**
,124 ,417
**
,419**
,658**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,001 ,126 ,538 ,070 ,244 ,003 ,120 ,453 ,206 ,086 ,000 ,357 ,001 ,001 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E6 Pearson
Correlation ,176
,364**
,310*
,490**
,706**
1 ,479
**
,361**
,457**
,290*
,232 ,000 ,116 ,141 ,272
* ,000
-
,070 ,000 ,118
,490**
,000 ,297
*
,308*
,466**
Sig. (2-tailed) ,189 ,005 ,019 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,029 ,082
1,000
,392 ,297 ,040 1,00
0 ,602
1,000
,383 ,000 1,00
0 ,025 ,020 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E7 Pearson
Correlation ,156 ,245
,364**
,396**
,578**
,479**
1 ,382
**
,336*
,517**
,165 ,019 ,262
*
,297*
,346**
,093 -
,010 ,136 ,083
,461**
,128 ,385
**
,602**
,540**
Sig. (2-tailed) ,248 ,067 ,005 ,002 ,000 ,000 ,003 ,011 ,000 ,221 ,889 ,049 ,025 ,008 ,493 ,942 ,314 ,539 ,000 ,344 ,003 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
125
E8 Pearson
Correlation ,042
,298*
,285*
,382**
,600**
,361**
,382**
1 ,539
** ,221 ,257 ,188
,272*
,270*
,395**
,297*
,227 ,136 ,262
*
,382**
,244 ,253 ,242 ,558**
Sig. (2-tailed) ,757 ,024 ,032 ,003 ,000 ,006 ,003 ,000 ,099 ,054 ,160 ,040 ,043 ,002 ,025 ,090 ,312 ,049 ,003 ,067 ,058 ,070 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E9 Pearson Correlation
-,048 ,150 ,223 ,287
* ,354
** ,457
** ,336
* ,539
** 1
,388**
,286*
,328*
,161 ,327
* ,467
** ,193 ,048
-,166
,086 ,340
** ,319
* ,402
** ,394
** ,531**
Sig. (2-tailed) ,720 ,265 ,095 ,030 ,007 ,000 ,011 ,000 ,003 ,031 ,013 ,232 ,013 ,000 ,150 ,725 ,219 ,524 ,010 ,015 ,002 ,002 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E10 Pearson
Correlation ,306*
,464**
,343**
,489**
,434**
,290*
,517**
,221 ,388
** 1 ,224 ,254
,265*
,579**
,574**
,192 ,094 ,230 ,081 ,371
**
,341**
,439**
,626**
,652**
Sig. (2-tailed) ,021 ,000 ,009 ,000 ,001 ,029 ,000 ,099 ,003 ,093 ,057 ,047 ,000 ,000 ,153 ,487 ,085 ,550 ,005 ,010 ,001 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E11 Pearson
Correlation ,342**
,339**
,240 ,401
** ,205 ,232 ,165 ,257
,286*
,224 1 ,695
**
,538**
,145 ,211 ,590
**
,528**
,236 ,532
** ,211
,589**
,153 ,119 ,634**
Sig. (2-tailed) ,009 ,010 ,072 ,002 ,126 ,082 ,221 ,054 ,031 ,093 ,000 ,000 ,281 ,115 ,000 ,000 ,077 ,000 ,115 ,000 ,255 ,376 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E12 Pearson Correlation
,215 ,287
* ,272
* ,270
* ,083 ,000 ,019 ,188
,328*
,254 ,695
** 1
,480**
,199 ,316
* ,635
** ,419
** ,216
,424**
,026 ,670
** ,225 ,158 ,578**
Sig. (2-tailed) ,108 ,031 ,040 ,042 ,538
1,00
0 ,889 ,160 ,013 ,057 ,000 ,000 ,138 ,017 ,000 ,001 ,106 ,001 ,849 ,000 ,093 ,242 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E13 Pearson
Correlation ,140 ,200 ,028 ,216 ,242 ,116
,262*
,272*
,161 ,265
*
,538**
,480**
1 ,131 ,307
*
,389**
,450**
,256 ,455
** ,169
,538**
,127 ,101 ,544**
Sig. (2-tailed) ,300 ,137 ,834 ,106 ,070 ,392 ,049 ,040 ,232 ,047 ,000 ,000 ,333 ,020 ,003 ,000 ,054 ,000 ,209 ,000 ,348 ,455 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E14 Pearson Correlation
,095 ,232 ,149 ,240 ,157 ,141 ,297
* ,270
* ,327
* ,579
** ,145 ,199 ,131 1
,738**
,070 ,077 ,235 ,038 ,182 ,419
** ,458
** ,513
** ,511**
Sig. (2-tailed) ,484 ,083 ,269 ,072 ,244 ,297 ,025 ,043 ,013 ,000 ,281 ,138 ,333 ,000 ,603 ,568 ,079 ,776 ,175 ,001 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E15 Pearson
Correlation ,149
,321*
,207 ,342
**
,389**
,272*
,346**
,395**
,467**
,574**
,211 ,316
*
,307*
,738**
1 ,295
* ,149
,354**
,030 ,454
**
,556**
,601**
,552**
,681**
Sig. (2-tailed) ,270 ,015 ,122 ,009 ,003 ,040 ,008 ,002 ,000 ,000 ,115 ,017 ,020 ,000 ,026 ,269 ,007 ,827 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E16 Pearson
Correlation ,343**
,394**
,410**
,396**
,209 ,000 ,093 ,297
* ,193 ,192
,590**
,635**
,389**
,070 ,295
* 1
,675**
,367**
,540**
,147 ,640
**
,306*
,170 ,635**
Sig. (2-tailed) ,009 ,002 ,002 ,002 ,120
1,000
,493 ,025 ,150 ,153 ,000 ,000 ,003 ,603 ,026 ,000 ,005 ,000 ,274 ,000 ,020 ,207 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
126
E17 Pearson
Correlation ,226 ,238 ,238 ,204 ,101
-
,070
-
,010 ,227 ,048 ,094
,528**
,419**
,450**
,077 ,149 ,675
** 1
,317*
,621**
-
,026
,645**
,062 ,020 ,488**
Sig. (2-tailed) ,091 ,075 ,075 ,128 ,453 ,602 ,942 ,090 ,725 ,487 ,000 ,001 ,000 ,568 ,269 ,000 ,016 ,000 ,846 ,000 ,645 ,883 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E18 Pearson Correlation
,332* ,407
** ,209 ,152 ,170 ,000 ,136 ,136
-,166
,230 ,236 ,216 ,256 ,235 ,354
** ,367
** ,317
* 1 ,129
,302*
,312*
,255 ,275
* ,405**
Sig. (2-tailed) ,012 ,002 ,119 ,258 ,206
1,00
0 ,314 ,312 ,219 ,085 ,077 ,106 ,054 ,079 ,007 ,005 ,016 ,341 ,023 ,018 ,055 ,039 ,002
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E19 Pearson
Correlation ,385**
,404**
,294*
,327*
,230 ,118 ,083 ,262
* ,086 ,081
,532**
,424**
,455**
,038 ,030 ,540
**
,621**
,129 1 ,039 ,432
** ,190 ,072 ,532**
Sig. (2-tailed) ,003 ,002 ,026 ,013 ,086 ,383 ,539 ,049 ,524 ,550 ,000 ,001 ,000 ,776 ,827 ,000 ,000 ,341 ,774 ,001 ,157 ,597 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E20 Pearson Correlation
,212 ,413
** ,329
* ,533
** ,645
** ,490
** ,461
** ,382
** ,340
** ,371
** ,211 ,026 ,169 ,182
,454**
,147 -
,026 ,302
* ,039 1 ,074
,432**
,318*
,533**
Sig. (2-tailed) ,113 ,001 ,013 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,010 ,005 ,115 ,849 ,209 ,175 ,000 ,274 ,846 ,023 ,774 ,585 ,001 ,016 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E21 Pearson
Correlation ,239 ,245
,291*
,234 ,124 ,000 ,128 ,244 ,319
*
,341**
,589**
,670**
,538**
,419**
,556**
,640**
,645**
,312*
,432**
,074 1 ,353
**
,344**
,685**
Sig. (2-tailed) ,073 ,066 ,028 ,080 ,357
1,00
0 ,344 ,067 ,015 ,010 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,018 ,001 ,585 ,007 ,009 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E22 Pearson Correlation
,221 ,399
** ,287
* ,311
* ,417
** ,297
* ,385
** ,253
,402**
,439**
,153 ,225 ,127 ,458
** ,601
** ,306
* ,062 ,255 ,190
,432**
,353**
1 ,608
** ,611**
Sig. (2-tailed) ,099 ,002 ,031 ,019 ,001 ,025 ,003 ,058 ,002 ,001 ,255 ,093 ,348 ,000 ,000 ,020 ,645 ,055 ,157 ,001 ,007 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E23 Pearson
Correlation ,283*
,290*
,344**
,318*
,419**
,308*
,602**
,242 ,394
**
,626**
,119 ,158 ,101 ,513
**
,552**
,170 ,020 ,275
* ,072
,318*
,344**
,608**
1 ,595**
Sig. (2-tailed) ,033 ,029 ,009 ,016 ,001 ,020 ,000 ,070 ,002 ,000 ,376 ,242 ,455 ,000 ,000 ,207 ,883 ,039 ,597 ,016 ,009 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
E-
Audit
Pearson
Correlation ,516**
,685**
,596**
,707**
,658**
,466**
,540**
,558**
,531**
,652**
,634**
,578**
,544**
,511**
,681**
,635**
,488**
,405**
,532**
,533**
,685**
,611**
,595**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
127
Lingkungan Kerja Audit
Correlations
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7
Lingkungan
Kerja Audit
L1 Pearson
Correlation 1
,442**
,272*
,310*
,124 -
,086
-
,126 ,421**
Sig. (2-tailed) ,001 ,040 ,019 ,359 ,526 ,350 ,001
N 57 57 57 57 57 57 57 57
L2 Pearson
Correlation ,442** 1
,562**
,526**
,431**
,295*
,067 ,764**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,001 ,026 ,619 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57
L3 Pearson
Correlation ,272*
,562**
1 ,521
**
,450**
,198 ,213 ,748**
Sig. (2-tailed) ,040 ,000 ,000 ,000 ,139 ,112 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57
L4 Pearson Correlation
,310* ,526
** ,521
** 1
,489**
,176 ,103 ,743**
Sig. (2-tailed) ,019 ,000 ,000 ,000 ,191 ,447 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57
L5 Pearson
Correlation ,124
,431**
,450**
,489**
1 ,241 ,158 ,711**
Sig. (2-tailed) ,359 ,001 ,000 ,000 ,071 ,240 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57
L6 Pearson
Correlation -,086
,295*
,198 ,176 ,241 1 ,617
** ,522**
Sig. (2-tailed) ,526 ,026 ,139 ,191 ,071 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57
L7 Pearson Correlation
-,126 ,067 ,213 ,103 ,158 ,617
** 1 ,431**
Sig. (2-tailed) ,350 ,619 ,112 ,447 ,240 ,000 ,001
N 57 57 57 57 57 57 57 57
Lingkungan Kerja
Audit
Pearson
Correlation ,421**
,764**
,748**
,743**
,711**
,522**
,431**
1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 57 57 57 57 57 57 57 57
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
128
Pengalaman Audit
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Pengalaman
Audit
P1 Pearson
Correlation 1
,769**
,565**
,432**
,242 ,085 ,261
*
,348**
,686**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,070 ,529 ,050 ,008 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
P2 Pearson
Correlation ,769** 1
,646**
,612**
,387**
,163 ,261
*
,348**
,772**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,003 ,224 ,050 ,008 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
P3 Pearson
Correlation ,565**
,646**
1 ,698
**
,554**
,312*
,247 ,300
* ,791**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,018 ,065 ,023 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
P4 Pearson Correlation
,432** ,612
** ,698
** 1
,339**
,280*
,228 ,285
* ,699**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,010 ,035 ,088 ,031 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
P5 Pearson
Correlation ,242
,387**
,554**
,339**
1 ,540
**
,327*
,363**
,704**
Sig. (2-tailed) ,070 ,003 ,000 ,010 ,000 ,013 ,006 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
P6 Pearson
Correlation ,085 ,163
,312*
,280*
,540**
1 ,311
*
,407**
,583**
Sig. (2-tailed) ,529 ,224 ,018 ,035 ,000 ,018 ,002 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
P7 Pearson Correlation
,261* ,261
* ,247 ,228
,327*
,311*
1 ,160 ,489**
Sig. (2-tailed) ,050 ,050 ,065 ,088 ,013 ,018 ,234 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
129
P8 Pearson
Correlation ,348**
,348**
,300*
,285*
,363**
,407**
,160 1 ,645**
Sig. (2-tailed) ,008 ,008 ,023 ,031 ,006 ,002 ,234 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Pengalaman Audit
Pearson Correlation
,686** ,772
** ,791
** ,699
** ,704
** ,583
** ,489
** ,645
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
Correlations
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17
Kualitas
Temuan Audit dalam Fraud
Audit
K1 Pearson
Correlation 1
,718**
,496**
,541**
,505**
,413**
,639**
,495**
,448**
,495**
,478**
,462**
,582**
,547**
,266*
,270*
,674**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,046 ,043 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K2 Pearson
Correlation
,71
8** 1
,676**
,655**
,616**
,541**
,698**
,480**
,653**
,706**
,473**
,555**
,477**
,448**
,490**
,221 ,799**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,099 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K3 Pearson Correlation
,496**
,676**
1 ,521
** ,498
** ,389
** ,500
** ,309
* ,469
** ,556
** ,404
** ,435
** ,410
** ,316
* ,372
** ,180 ,649**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,019 ,000 ,000 ,002 ,001 ,002 ,016 ,004 ,181 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K4 Pearson
Correlation
,54
1**
,655**
,521**
1 ,593
**
,463**
,524**
,565**
,568**
,436**
,319*
,647**
,560**
,519**
,528**
,378**
,745**
Sig. (2-tailed)
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,016 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
130
K5 Pearson
Correlation
,50
5**
,616**
,498**
,593**
1 ,498
**
,571**
,454**
,651**
,578**
,454**
,598**
,472**
,524**
,549**
,360**
,772**
Sig. (2-tailed)
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K6 Pearson
Correlation
,41
3**
,541**
,389**
,463**
,498**
1 ,643
**
,432**
,469**
,432**
,404**
,580**
,410**
,396**
,446**
,360**
,672**
Sig. (2-
tailed)
,00
1 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,002 ,000 ,002 ,002 ,000 ,006 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K7 Pearson Correlation
,639**
,698**
,500**
,524**
,571**
,643**
1 ,580
** ,605
** ,580
** ,312
* ,563
** ,485
** ,453
** ,495
** ,217 ,749**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,018 ,000 ,000 ,000 ,000 ,105 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K8 Pearson
Correlation
,49
5**
,480**
,309*
,565**
,454**
,432**
,580**
1 ,677
**
,451**
,384**
,546**
,559**
,619**
,485**
,430**
,718**
Sig. (2-tailed)
,000
,000 ,019 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K9 Pearson
Correlation
,44
8**
,653**
,469**
,568**
,651**
,469**
,605**
,677**
1 ,743
**
,482**
,711**
,500**
,555**
,582**
,381**
,836**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K11 Pearson Correlation
,495**
,706**
,556**
,436**
,578**
,432**
,580**
,451**
,743**
1 ,608
** ,546
** ,559
** ,443
** ,485
** ,330
* ,788**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,012 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K12 Pearson Correlation
,478**
,473**
,404**
,319*
,454**
,404**
,312*
,384**
,482**
,608**
1 ,487
** ,423
** ,486
** ,336
* ,501
** ,650**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,002 ,016 ,000 ,002 ,018 ,003 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,011 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K13 Pearson
Correlation
,46
2**
,555**
,435**
,647**
,598**
,580**
,563**
,546**
,711**
,546**
,487**
1 ,701
**
,650**
,661**
,473**
,815**
Sig. (2-tailed)
,000
,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
131
K14 Pearson
Correlation
,58
2**
,477**
,410**
,560**
,472**
,410**
,485**
,559**
,500**
,559**
,423**
,701**
1 ,826
**
,629**
,610**
,750**
Sig. (2-tailed)
,000
,000 ,002 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K15 Pearson
Correlation
,54
7**
,448**
,316*
,519**
,524**
,396**
,453**
,619**
,555**
,443**
,486**
,650**
,826**
1 ,794
**
,826**
,770**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,016 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K16 Pearson Correlation
,266*
,490**
,372**
,528**
,549**
,446**
,495**
,485**
,582**
,485**
,336*
,661**
,629**
,794**
1 ,623
** ,738**
Sig. (2-
tailed)
,04
6 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
K17 Pearson
Correlation
,27
0* ,221 ,180
,378**
,360**
,360**
,217 ,430
**
,381**
,330*
,501**
,473**
,610**
,826**
,623**
1 ,586**
Sig. (2-tailed)
,043
,099 ,181 ,004 ,006 ,006 ,105 ,001 ,003 ,012 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Kualitas Temuan
Audit dalam Fraud
Audit
Pearson
Correlation
,67
4**
,799**
,649**
,745**
,772**
,672**
,749**
,718**
,836**
,788**
,650**
,815**
,750**
,770**
,738**
,586**
1
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
132
3. Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis secara Regresi Linier Berganda
Ha1 dan Ha2
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Lingkungan Kerja
Audit, E-Auditb . Enter
a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,662a ,438 ,418 4,2578
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 764,423 2 382,211 21,083 ,000b
Residual 978,946 54 18,129
Total 1743,368 56
a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit, E-Audit
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 16,169 7,716 2,095 ,041
E-Audit ,307 ,092 ,404 3,324 ,002
Lingkungan Kerja Audit ,816 ,284 ,349 2,869 ,006
a. Dependent Variable: Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
133
b. Pengujian Hipotesis secara Regresi Moderat
Ha3
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 E-Auditb . Enter
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,319a ,101 ,085 2,4817
a. Predictors: (Constant), E-Audit
b. Dependent Variable: Pengalaman Audit
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 38,253 1 38,253 6,211 ,016b
Residual 338,729 55 6,159
Total 376,982 56
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit
b. Predictors: (Constant), E-Audit
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 23,520 3,958 5,942 ,000
E-Audit ,112 ,045 ,319 2,492 ,016
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit
134
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 31,727 35,663 33,351 ,8265 57 Residual -7,1005 5,4855 ,0000 2,4594 57
Std. Predicted Value -1,964 2,797 ,000 1,000 57
Std. Residual -2,861 2,210 ,000 ,991 57
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Kualitas Temuan
Audit dalam Fraud Auditb
. Enter
a. Dependent Variable: AbsRes_3 b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,380a ,144 ,128 1,37273
a. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 17,439 1 17,439 9,254 ,004b
Residual 103,642 55 1,884
Total 121,081 56
a. Dependent Variable: AbsRes_3
b. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,657 2,181 -2,136 ,037
Kualitas Temuan Audit dalam
Fraud Audit ,100 ,033 ,380 3,042 ,004
a. Dependent Variable: AbsRes_3
135
Ha4
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Lingkungan Kerja
Auditb . Enter
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,064a ,004 -,014 2,6126
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit
b. Dependent Variable: Pengalaman Audit
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,565 1 1,565 ,229 ,634b
Residual 375,417 55 6,826
Total 376,982 56
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Audit
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31,365 4,161 7,538 ,000
Lingkungan Kerja Audit ,070 ,146 ,064 ,479 ,634
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 33,047 33,678 33,351 ,1672 57
Residual -5,6779 4,8127 ,0000 2,5892 57 Std. Predicted Value -1,817 1,956 ,000 1,000 57
Std. Residual -2,173 1,842 ,000 ,991 57
a. Dependent Variable: Pengalaman Audit
136
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Kualitas Temuan
Audit dalam Fraud
Auditb
. Enter
a. Dependent Variable: AbsRes_4
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,400a ,160 ,145 1,33693
a. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 18,778 1 18,778 10,506 ,002b
Residual 98,306 55 1,787
Total 117,084 56
a. Dependent Variable: AbsRes_4
b. Predictors: (Constant), Kualitas Temuan Audit dalam Fraud Audit
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,732 2,124 -2,228 ,030
Kualitas Temuan Audit dalam
Fraud Audit ,104 ,032 ,400 3,241 ,002
a. Dependent Variable: AbsRes_4