penerimaan bea dan cukai baru penuhi

3
Penerimaan Bea dan Cukai Baru Penuhi 75,59 Persen dari Target JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai hingga kuartal III-2014 berhasil merealisasikan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 131,3 triliun. Jumlah ini tumbuh 5,06 persen atau Rp 6,3 triliun dibandingkan periode yang sama 2013 lalu. Namun, penerimaan kepabeanan dan cukai tersebut baru memenuhi 90,71 persen dari target per 31 Oktober 2014. Jumlah penerimaan total kepabeanan dan cukai hingga 31 Oktober 2014 pun hanya berhasil memenuhi 75,59 persen dari target tahunan APBN-P sebesar Rp 173,7 triliun. Dalam laporan yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Kementerian Keuangan RI, Kamis (13/11/2014), diketahui bahwa penerimaan tertinggi berasal dari cukai dengan jumlah Rp 93,9 triliun. Disusul oleh bea masuk (BM) sebesar Rp 26,7 triliun dan bea keluar (BK) sebesar Rp10,7 triliun. Menanggapi realisasi penerimaan bea dan cukai, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Susiwijono, tidak menampik

Upload: y-dha-r-wantara

Post on 02-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bea cukai

TRANSCRIPT

Page 1: Penerimaan Bea Dan Cukai Baru Penuhi

Penerimaan Bea dan Cukai Baru Penuhi 75,59 Persen dari Target

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai hingga kuartal III-2014 berhasil merealisasikan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp 131,3 triliun. Jumlah ini tumbuh 5,06 persen atau Rp 6,3 triliun dibandingkan periode yang sama 2013 lalu.

Namun, penerimaan kepabeanan dan cukai tersebut baru memenuhi 90,71 persen dari target per 31 Oktober 2014. Jumlah penerimaan total kepabeanan dan cukai hingga 31 Oktober 2014 pun hanya berhasil memenuhi 75,59 persen dari target tahunan APBN-P sebesar Rp 173,7 triliun. 

Dalam laporan yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Kementerian Keuangan RI, Kamis (13/11/2014), diketahui bahwa penerimaan tertinggi berasal dari cukai dengan jumlah Rp 93,9 triliun. Disusul oleh bea masuk (BM) sebesar Rp 26,7 triliun dan bea keluar (BK) sebesar Rp10,7 triliun. 

Menanggapi realisasi penerimaan bea dan cukai, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Susiwijono, tidak menampik pesimismenya sepanjang 2014 ini. Menurut Susiwijono, dia memperkirakan hingga akhir tahun penerimaan cukai tidak akan mencapai 100 persen.

"Sejak APBN-P kemarin penerimaan cukai kita perkirakan hanya mampu tercapai 98,4 persen. Itu kira-kira angkanya Rp 115,5 triliun. Dari target Rp 117,4 triliun. Dengan capaian seperti ini masih ada short cukai Rp 1,9 triliun. Sejak Oktober kemarin, kami melakukan ekstra effort," tukas Susiwijono.

Page 2: Penerimaan Bea Dan Cukai Baru Penuhi

Lebih lanjut dia juga menuturkan bahwa secara umum, situasi penerimaan bagi Dirjen Bea dan Cukai memang berat sepanjang 2014 ini. Namun dia tetap optimistis bahwa 2015 akan lebih baik.

"Saya kira yang terkait dengan penerimaan, di tengah-tengah situasi seperti sekarang ini, saya kira bukan hanya kami. Teman-teman di pajak juga sangat berat untuk mengejar target 2014. Yang penting kami tetap secara optimis akan mengejar terus optimalisasi target sampai akhir tahun saya belum akan menyerah. Masih 1,5 bulan lagi. Tapi yang jelas kalau ditanya tahun depan 2015 kami lebih optimis," pungkas Susiwijono.

Komentar :

Sangat disayangkan atas perihal diatas, karena kita tahu penerimaan bea dan cukai termasuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Yang juga berperan penting dalam menunjang penerimaan negara yang terdiri dari penerimaan pajak dan hibah. PNBP sangat di butuhkan apabila penerimaan pajak tidak sesuai target, karena negara masih memiliki penerimaan dari bukan pajak. Namun jika Bea dan Cukai juga diperkirakan tidak sesuai target penerimaan target APBN-P 2014. Maka dapat dipastikan bahwa PNBP juga tidak akan sesuai dengan target. Dan seperti yang kita tahu bahwa Penerimaan Pajak tahun ini juga diperkirakan tidak sesuai target. Sehingga dipastikan bahwa penerimaan negara tahun ini akan tidak sebanding dengan belanja pada APBN-P 2014. Dan kemungkinan menjurus pada penghematan dari setiap kementrian dan lembaga untuk mengatasi atas kurangnya penerimaan ini. Dan bisa berakibat pada tidak maksimalnya kinerja K/L yang sudah direncanakan sesuai di APBN-P 2014.

Dan menurut pendapat saya, sebaiknya ke depan dari rancangan APBN jangan sampai mematok terlalu tinggi dan pada akhirnya justru tidak tercapai, memacu K/L terkait penerimaan bekerja Dover dan membahayakan kemaksimalan kinerja dari K/L