penerapan tindakan dukungan keluarga untuk …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/nurul...

90
PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSU DEWI SARTIKA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan NURUL AZIIZAH P00320015088 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2018

Upload: hoangkiet

Post on 26-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA

UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PASIEN

POST OPERASI SECTIO CAESAREA

DI RSU DEWI SARTIKA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Program

Diploma III Keperawatan

NURUL AZIIZAH

P00320015088

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2018

Page 2: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 3: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 4: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

MOTTO

“Kebahagiaan terbesar dan terindah didalam hidupku

adalah do’a,senyum dan restu dari kedua orang tua.

Kesejukan kasih sayang dan cinta adalah obat mujarab yang tiada tara”

“Tersenyumlah di dalam keadaan apapun

karena senyumanmu yang akan membuat kamu lebih baik”

“Impianmu adalah bentuk perjuangan hidupmu yang sesungguhnya”

Page 5: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Riwayat Hidup

I .IDENTITAS

Nama Lengkap : Nurul Aziizah

Tempat/Tanggal Lahir : Kendari, 6 Mei 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia

Orang Tua

1. Ayah : La Hanufi S.pd

2. Ibu : Muliasi

Alamat : Jl.Beringin 1 N0.25A Kelurahan Kendari Caddi

No.Telp/Hp : 082217699149

Page 6: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

II. PENDIDIKAN

Pendidikan Tahun

Sekolah Dasar Negri 02 Kendari 2005-2010

Madrasah Tsanawiyah Negri 2 Kendari 2010-2012

Sekolah Menengah Atas Negri 3 Kendari 2012-2014

Akademi Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari

2015-2018

Page 7: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

ABSTRAK

PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK

MENGURANGI NYERI POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSU

DEWI SARTIKA KENDARI

NURUL AZIIZAH (2018)

DII KEPERAWATAN PELTEKKES KEMENKES KENDARI DIBIMBING

OLEH Nurfantri S.Kep ,Ns,Msc dan Dian Yuniar SR,SKM,M.Kep

Operasi Sectio Caesarea dapat menyebabkan nyeri dan mengakibatkan perubahan kontinuitas

jaringan karena adanya pembedahan.salah satu tindakan yang dapat mengurangi nyeri adalah yaitu

dengan dukungan keluarga.dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perwujudandari sikap

perhatian dan kasih sayang.dukungan dapat diberikanbaik dalam bentuk fisik maupun

psikis.keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam menetukan status kesehatan ibu.dukungan

keluarga yang baik dapat motivasi yang baik pada ibu untuk mengurangi rasa nyeri. Penulis

menggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan cara

yaitu wwancara dan observasi aktivitas.tujuan penelitian ini mengidentifikasi tingkat nyeri pasien

post operasi Sectio Caesarea dan mengidentifikasi perubahan tingkat nyeri dengan openerapan

dukungan keluarga pada pasien post operas sectio caesarea.

Hasil penelitian setelah dilakukan penerpan tindakan dukungan keluarga selam 4 hari. Pada hari

ke-2 sampai hari ke-4 terjadi penurunan skala nyeri yaitu dari skla 6 menjadi 2.kesimpulan

dukungan suami dan keluarga sangatlah penting bagi inidividu yang mengalami nyeri, karena

dengangan keaadaan nyeri, seorang individu akan sangat bergantung kepada suami atau anggota

keluarga untuk memperoleh dukungan,perhatian, kasih sayang, bantuan dan perlindungan.

disarankan bagi rumah sakit dapat memberikan informasi tentang penerpan tindakan dukungan

keluarga untuk mengutasi nyeri post Sectio Caesarea , sehingga dapat menjadi bahan masukan

mengambil kebijakan rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Kata kunci : Sectio Caesarea, Nyeri Akut, Penerapan tindakan dukungan keluarga

Page 8: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulliahirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya

kepada kita semua. Berkat ridho dari-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul: “PENERAPAN TINDAKAN

DUKUNGAN KELUARGA UNTUK MENGURANGI RASA NYERI POST

OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSU DEWI SARTIKA KENDARI”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih

banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Askrening,SKM.,M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Indriono Hadi,S.Kep.,Ns.,M.Kes , selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari

3. Nurfantri,S.Kep,Ns,Msc, dan Dian Yuniar SR,SKM,M.Kep selaku

pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan

meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini..

4. Fitri Wijayati, S.Kep., Ns.,M.Kep, St.Muhsinah,M.Kep,Sp.KMB, dan

Dewi Sartiya Rini,M.Kep,Sp.KMB selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah ini..

Page 9: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

5. Segenap keluarga besar dosen keperawatan dan karyawan Poltekkes

Kemenkes Kendari yang telah banyak memberikan ilmu kepada

penulis.

6. Alm. Nenek, Kedua orang tua tercinta, dan keluargaku yang telah

memberikan dukungan kepada penulis dalam bentuk apapun.

7. Mudzakiroh, Putri Aningsih dan Indar Asmarani yang selalu membantu

dan memberikan semangat serta motivasi dari awal hingga akhir dalam

penyusunan KTI ini.

8. Semua teman-teman jurusan keperawatan angkatan 2015 kelas B yang

telah berbagi masukan dalam menyelesaikan KTI ini.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Atas bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak

terima kasih, semoga mendapat balasan dari Allah SWT .

Penulis menyadari dalam penyusunan KTI ini masih banyak

kekurangan, Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penulis khususnya. Terima kasih.

wasalamu’alaikum Wr. Wb.

Kendari, 23 juli 2018

Nurul Aziizah

Page 10: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Pengukuran Nyeri VAS ....................................................... 20

Gambar 2.2 Skala Pengukuran Nyeri NRS ....................................................... 20

Gambar 2.3 Skala Pengukuran Nyeri FRS ....................................................... 21

Gambar 4.1 Diagram Pre Dan Post

Penerapan Tindakan Dukungan Keluarga......................................................... 42

Page 11: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Instrumen Studi Kasus

Lampiran 4 Strategi Pelaksanaan

Lampiran 5 Lembar Observasi

Lampiran 6 Surat Ijin Studi Kasus

Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Studi Kasus

Lampiran 8 Lembar Konsul

Lampiran 9 Surat Keterangan Bebabas Administrasi

Lampiran 10 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Page 12: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu (Depkes,2008). Proses ini kadang tidak berjalan

semestinya dan janin tidak dapat lahir secara normal karena beberapa faktor,

yaitu komplikasi kehamilan, disproporsi sefalo-pelvik, partus lama, ruptur

uteri, cairan ketuban yang tidak normal, keadaan panggul. Keadaan tersebut

perlu tindakan medis berupa operasi Sectio Caesarea (Padila, et al.,2008).

Sectio Caesarea yaitu tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi

dengan melalui insisi pada dinding perut dan di dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram

(Wiknjosatro, 2010).

World Health Organization (WHO) menetapkan standar rata-rata

Sectio Caesarea di sebuah negara adalah sekitar 5-15 % per 1000 kelahiran

di dunia. Rumah Sakit pemerintah kira – kira 11 % sementara Rumah Sakit

swasta bias leih dari 30% (Gibbson L. et all, 2010). Menurut WHO

peningkatan persalinan dengan Sectio Caesarea di seluruh Negara selama

tahun 2007 – 2008 yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Sinha

Kounteya, 2010).

Di Indonesia angka kejadian Sectio Caesarea mengalami

peningkatan. Tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan Sectio Caesarea

47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun

Page 13: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar

51,59%, dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat

data yang signifikan (Grace, 2007). Survei Nasional pada tahun 2009,

921.000 persalinan dengan Sectio Caeserae dari 4.039.000 persalinan atau

sekitar 22,8% dari seluruh persalinan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2010,

presentase persalinan dengan Sectio Caesarea di Indonesia masih besar

yaitu 15,3% dan 5,5% di Sulawesi Tenggara. Hasil riskesdas tahun 2013 di

indonesia menunjukkan kelahiran dengan Sectio Casarea sebanyak 9,8%

dan 3,3% disulawesi tenggara (riskesdas,2013). Berdasarkan pengambilan

data awal di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari, Sulawesi Tenggara

jumlah persalinan Sectio Caesarea tahun 2015, sebanyak 318 orang (35%),

pada tahun 2016, sebanyak 496 orang (50%), dan pada tahun 2017 sebanyak

679 orang (39%).

Tindakan operasi Sectio Caesarea dapat menyebabkan berbagai

masalah keperawatan antara lain, bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri

akut, risiko infeksi, gangguan mobilitas fisik, dan defisit perawatan diri.

(Aspiani, 2017).

Operasi Sectio Caesarea dapat menyebabkan nyeri dan dapat

mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya

pembedahan. Pada proses operasi digunakan anestesi agar pasien tidak

nyeri pada saat dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien mulai

sadar, akan merasakan nyeri di daerah sayatan yang membuat sangat

terganggu (Whalley, dkk 2008).

Page 14: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Nyeri merupakan gejala yang paling sering terjadi di bidang medis,

Oleh karena itu peran perawat sangat diperlukan untuk membantu klien

dan anggota keluarga dalam upaya mengatasi nyeri. Penting juga perawat

memahami makna nyeri secara holistik pada setiap individu sehingga

dapat mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri selain pemberian

analgetik yaitu terapi non farmakologis. Penatalaksanaan nonfarmakologis

terdiri dari berbagai tindakan mencakup Intervensi perilaku kognitif

meliputi tindakan distraksi, tehnik relaksasi, imajinasi terbimbing, umpan

balik biologis (biofeedback), hypnosis dan sentuhan terapeutik (Bernatzky,

2011). Salah satu tindakan dari teknik distraksi adalah tindakan dukungan

keluarga.

Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perwujudan dari sikap

perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat diberikan baik dalam bentuk

fisik maupun psikis. keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam

menentukan status kesehatan ibu. Dukungan keluarga yang baik dapat

memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk mengurangi rasa nyeri

(Eko, 2008). Keberadaan dukungan keluarga yang kuat terbukti, lebih

mudah sembuh dari sakit fungsi kognitif, fisik,dan kesehatan emosi,

memberikan support, penghargaan, perhatian, dan terutama untuk

mengatasi nyeri. Dukungan keluarga juga sangat penting untuk

memotivasi pasien dalam mengatasi nyeri, pada kenyataannya banyak

keluarga kurang mengerti bagaimana cara merawat keluarga yang sakit.

Oleh karena itu peran keluarga sangat perlu sekali dalam rangka untuk

memberikan dukungan terhadap pasien supaya terbebas dari penyakit dan

Page 15: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

komplikasi yang mungkin timbul setelah pasca operasi Sectio Caesarea

(Hindari, 2014).

Hal ini didukung oleh Andarmoyo dan Suharti (2013), bahwa

individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan,

bantuan, perlindungan dari anggota keluarga atau teman terdekat.

kehadiran orang terdekat akan meminimalkan kecemasan dan stress

psikologis yang pada akhirnya akan mengurangi stimulus nyeri dan

kekuatan.Tersedianya sarana dan support sistem yang baik dari lingkungan

dalam mengatasi nyeri, dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat

membantu mengurangi rangsangan nyeri yang dialami oleh seseorang.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus dengan judul “Penerapan Tindakan Dukungan Keluarga Untuk

Mengurangi Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari studi kasus ini adalah “ Bagaimana Penerapan

Tindakan Dukungan Keluarga Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien Post

Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Menerapkan tindakan dukungan keluarga pada Pasien Post operasi Sectio

Caesarea untuk mengurangi di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika

Kendari.

Page 16: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien post operasi Sectio Caesarea

b. Mengidentifikasi perubahan tingkat nyeri dengan Penerapan dukungan

keluarga pada pasien post operasi Sectio Caesarea

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi rumah sakit

Dapat memberikan masukan bagi rumah sakit untuk mengambil langkah-

langkah kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan terutama yang berhubungan dengan penerapan tindakan

dukungan keluarga untuk mengurangi nyeri post operasi Sectio Caesarea.

2. Bagi keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga

tentang penerapan tindakan dukungan keluarga untuk mengurangi nyeri

pada pasien post operasi Sectio Caesarea.

3. Bagi ilmu pengetahuan

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan salah satu

bagian dari pembelajaran penerapan dukungan keluarga pada pasien post

untuk mengurangi nyeri post operasi Sectio Caesarea .

Page 17: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah dimana janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari

uterus ibu (Depkes, 2008). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya

serviks, dan janin turun kejalan lahir.(sumarah 2009).

Bentuk-bentuk persalinan

1. Persalinan spontan adalah persalinan dengan kekuatan ibu sendiri, dan

melalui jalan lahir.

2. Persalinan bantuan adalah persalinan dengan rangsangan yang dibantu

dengan tenaga dari luar ekstraksi dengan forcep atau dilakukan Sectio

Caesarea.

3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang persalinan yang tidak di mulai

dengan sendirinya, baru berlangsung pemecahan ketuban.

B. Persalinan Post Partum Sectio Caesarea

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan

melalui suatu inisisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram

(Sarwono,2009).

Sectio Caesarea atau bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan anak

dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen

seorang ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi

atau lebih (Dewi Y, 2008) Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sectio

Page 18: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Caesarea adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan untuk melahirkan bayi

dengan jalan pembukaan dinding perut.

Penyebab persalinan dengan bedah Caesar ini bisa karena masalah dipihak

ibu maupun bayi. Terdapat dua keputusan Sectio Caesarea, pertama

keputusan bedah Sectio Caesarea yang sudah di diagnosa sebelumnya. Kedua

adalah keputusan yang diambil karena tuntutan kondisi. Penyebab persalinan

dengan bedah Sectio Caesarea antara lain, bayi sungsang, bayi kembar,

kehamilan pada usia lanjut persalinan berkepanjangan, bayi belum lahir lebih

dari 24 jam sejak ketuban pecah, kontraksi terlalu lemah dan sebagian kasus

kasus mulut tertutup plasenta (Aspiani, 2017).

Ada dua jenis sayatan operasi yang dikenal yaitu :

1. Sayatan melintang Sayatan pembedahan dilakukan dibagian bawah rahim

(SBR). Sayatan melintang dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan

(simphysisis) di atas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-14 cm.

keuntunganya adalah parut pada rahim kuat sehingga cukup kecil resiko

menderita rupture uteri (robek rahim) di kemudian hari. Hal ini karna pada

masa nifas, segmen bawah rahim tidak banyak mengalami kontraksi

sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna (Kasdu, 2009).

2. Sayatan memanjang (bedah caesar klasik) Meliputi sebuah pengirisan

memanjang dibagian tengah yang memberikan suatu ruang yang lebih

besar untuk mengeluarkan bayi. Namun, jenis ini kini jarang dilakukan

karena jenis ini labil, rentan terhadap komplikasi (Dewi Y, 2008).

Page 19: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

C. Asuhan Keperawatan pada pasien Sectio Caesarea

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data yang cermat tentang klien, keluarga

atau kelompok perawat mendapatkan data dengan melakukan wawancara,

observasi dan pemeriksaan terdapat dua jenis pengkajian yaitu wawancara

skrining penerimaan dan pengkajian fokus (Dermawan, 2012).

a. Identitas

Pada penderita dengan indikasi Sectio Caesarea dapat terjadi pada

setiap umur kehamilan yang dapat dilihat pada kehamilan muda.

b. Keluhan Utama

Pada klien dengan post operasi keluhan utamanya yaitu klien

mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, badannya lemah, tidak berani

bergerak, dan rasa haus yang berlebihan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada riwayat penyakit sekarang yang harus dikaji yaitu jam selesai

operasi, kesadaran klien, keadaan umum, letak dan ukuran dari luka

operasi.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah klien pernah mengalami riwayat tindakan operasi sebelumnya.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Peranan keluarga atau keturunan merupakan factor penyebab penting

yang perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu

anggota yang ada hubungannya dengan operasi misalnya : TBC, DM,

dan Hipertensi.

Page 20: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

f. Riwayat Obstetri

Untuk mengetahui riwayat obstetri yang perlu diketahui adalah :

1) Keadaan haid

Perlu ditanyakan kapan datangnya menarche siklus haid, hari

pertama haid terakhir untuk dapat diketahui yang keluar darah

muda atau darah tua, encer atau menggumpal, lamanya nyeri atau

tidak, pada sebelum atau sesudah haid, berbau atau tidak, dimana

untuk mengetahui gambaran tentang keadaan alat kandungan.

2) Perkawinan

Berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami sekarang.

3) Kehamilan

Riwayat kehamilan pada klien dengan partus bisa terdapat pada

primi/multi gravida.

4) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

Ditanyakan kelangsungan dari kehamilan dan persalinan serta nifas

yang lalu, bagaimana keadaan bayi yang dilahirkan, apakah cukup

bulan atau tidak, kelahirannya normal atau tidak, siapa yang

menolong persalinan dan dimana melahirkannya, sehingga

mendapat gambaran yang jelas tentang riwayat kehamilan,

persalinan yang lalu.

Page 21: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

g. Pola Kebiasaan Sehari-harimenurut Virginia Henderson

1) Respirasi

Pada kasus post Sectio Caesarea penyulit yang sering ditemukan

adalah obstruksi jalan nafas, respirasi yang tidak adekuat dan

respirasi arrest.

2) Nutrisi

Klien setelah selesai operasi pemenuhan nutrisinya selama puasa

melalui infus dan setelah 6 jam baru diberikan minum secara

bertahap dan setelah 8 jam baru diberikan makanan lunak, tapi bila

klien dengan lumbal fungsi langsung diberimakan, minum seperti

biasanya, bahkan dianjurkan banyak minum.

3) Eliminasi

Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau, dan klien

dengan post Sectio Caesarea, untuk BAK melalui dawer cateter

yang sebelumnya telah terpasang.

4) Istirahat/tidur

Pada pasien dengan post Sectio Caesarea mengalami gangguan

istirahat tidur karena adanya rasa nyeri pada daerah operasi dan ada

rasa yang tidak enak pada uretra akibat terpasangnya dower cateter.

5) Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi

Pada pasien dengan post op Sectio Caesarea mengalami gangguan

dalam hal temperature tubuh, suhutubuh>37,5oC.

Page 22: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

6) Kebutuhan personal hygiene

Klien dengan post Sectio Caesarea pada hari pertama dan hari

kedua sebelum kateter dibuka klien membutuhkan orang lain untuk

membersihkan diri dalam hal ini klien harus dimandikan.

7) Aktivitas

Pola aktivitas dapat terganggu dengan adanya rasa nyeri pada

daerah operasi sehingga klien membatasi gerakan.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan pada klien persalinan post Sectio Caesarea

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi

secret akibat penurunan reflexs batuk

b. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan

c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang ditandai

dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan umum lemah.

d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas

operasi ditandai dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan

umum lemah kebutuhan aktivitas klien tampak dibantu.

e. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

Page 23: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

3. Rencana keperawatan

(Aspiani, 2017)

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi

secret akibat penurunan reflexs batuk

1) Tujuan (NOC)

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama …x 24

klien menunjukan bersihan jalan nafas efektif dengan status

pernafasan adekuat dengan kriteria :

a) Klien mudah untuk bernafas

b) Tidak ada sianosis, tidak ada dispneu.

c) Saturasi O2 dalam batas normal

d) Jalan nafas paten

e) Mengeluarkan sekresi secara efektif

2) Intervensi (NOC)

Manajemen jalan nafas (airway manajement):

a) Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi

b) Auskultasi bunyi nafas, area penurunan ventilasi atau tidak

adanya ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan

c) Keluarkan secret dengan batuk fektif atau suction sesuai

kebutuhan.

d) Monitor status respirasi dan oksigenasi sesuai kebutuhan

Terapi oksigen (oxygen therapy) :

a) Bersihkan mulut, hidung dan tracheadari sekresi sesuai

kebutuhan

Page 24: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

b) Gunakan tambahan oksigen sesuai kebutuhan

b. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan Saraf pada daerah

luka bekas operasi yang ditandai dengan klien nyeri perut bekas

operasi, ekspresi wajah meringis menahan sakit

1) Tujuan (NOC)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam

diharapkan klien dapat

Mengontrol nyeri (pain control) dengan kriteria :

a) Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, onset nyeri.

b) Klien mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri, dan tindakan pencegahan nyeri)

c) Klien melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri.

Menunjukan tingkat nyeri (pain level):

a) Klien melaporkan nyeri dan pengaruhnya pada tubuh

b) Klien mampu mngenal skala, intensitas, frekuensi dan lamanya

episode nyeri.

c) Klien megatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

d) Tanda-tanda vital dalam batas normal.

e) Ekspresi wajah tenang.

Page 25: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

2) Intervensi (NIC)

Manajemen nyeri (paint management):

a) Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi,

karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/

beratnya nyeri dan factor-faktor prespitasi.

b) Bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan.

c) Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,

berapa lama nyeri akan dirasakan dan antisipasi dari ketidak

nyamanan akibat prosedur

d) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (misalnya : nafas

dalam, teknik distraksi atau massage).

e) Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.

f) Tingkatkan istirahat yang cukup.

g) Libatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri jika

memungkinkan.

h) Monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri.

i) Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/ anggota keluarga

saat tindakan nonfarmakologi dilakukan untuk pendekatan

preventif.

Pemberian analgegetik (analgetic adminnistration):

a) Tentukan lokasi nyeri, karateristik, kualitas, dan keparahan

sebelum pengobatan.

b) Berikan obat prinsip 5 benar

c) Cek riwayat alergi obat

Page 26: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

d) Libatkan klien dalam pemulihan analgetik yang akan

digunakan.

e) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik

pertama kali.

f) Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping)

c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang ditandai

dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan umum lemah

1) Tujuan (NOC)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam

diharapkan klien dapat meningkatkan pertahanan tubuh (immnune

status) dengan kriteria :

a) Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

b) Suhu tubuh normal (36,5-37c)

c) Nadi normal (70-80x/ menit).

d) Frekuensi nafas normal (20x/menit).

e) Tekanan darah normal: 120/70 mmHg.

f) Cairan ketuban tidak berbau busuk

2) Intervensi (NIC )

Pengendalikan infeksi (infection control) dan perlindungan

terhadap infekti (infection protection):

a) Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya : suhu tubuh,

keadaan luka post operasi, kondisi vulva), kelelahan dan

malaise)

Page 27: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

b) Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (misalnya :

usia lanjut, status imun menurun dan malnutrisi)

c) Pantau hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi

d) Bersihkan lingungan secara tepat setelah digunakan klien.

e) Tingkatkan asupan nutrisi dan cairan

f) Pertahankan teknik aseptic.

d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas

operasi ditandai dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan

umum lemah kebutuhan aktivitas klien tampak dibantu.

1) Tujuan (NOC)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan mobilitas klien meningkat

(mobility level) dengan kriteria :

a) Aktivitas fisik meningkat

b) Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dan kemampuan

dalam begerak

2) Intervensi (NIC)

Exercise therapy: ambulation (terapi latihan : ambulasi):

a) Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas

b) Obsevasi penyebab gangguan mobilitas yang dialami klien.

c) Monitor dan catat kemampuan klien dalam mentoleransi

aktivitas dan penggunaan keempat ektremitasnya.

d) Jika memungkinkan observasi tindakan yang dilakukan untuk

nyerinya dan gangguan musculoskeletal

e) Ajarkan latihan ROM secara pasif/ aktif sesuai kondisi klien.

Page 28: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Positionning:

a) Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami

b) Pastikan baju klien longgar

c) Lindungi klien dari trauma selama latihan.

d) Beri reinforcement positif

e) Kolaborasi dengan fisioterapi

f) Kolaborasi dengan dalam pemberian terapi analgetik.

D. Kebutuhan Rasa Nyaman pada Sectio Caesarea

1. Pengertian

Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu

kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan

(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang suatu yang

melebihi masalah dan nyeri).

Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional

yang berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh,

timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut

bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo, 2013).

2. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan

Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung

saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki

myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera,

Page 29: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

persendian, dinding arteri, hati, dan kantung empedu. Reseptor nyeri dapat

memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi

tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin,

prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat

kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain

dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (hidayat, 2013).

Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan

berupa impul-impuls nyeri kesum-sum tulang belakang oleh dua jenis

serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban

(serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A

mempunya isi fatinhibitor yang ditransmisikan keserabut C. Serabut-

serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root)

sertasinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau

laminae yang saling bertautan. Diantara lapisan dua dan tiga terbentuk

substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian

impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan

bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur

spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract

(SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses

transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate

dan jalur nonopiate. Jalur opiate adalah ditandai oleh pertemuan reseptor

pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang

melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal dari sumsum tulang

belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotin

Page 30: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

merupakan neurotransmiten dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih

mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh serabut A.

Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respon

terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya (Hidayat,

2013).

3. Macam-Macam Pengukuran Skala Nyeri

Untuk menilai skala nyeri terdapat beberapa macam skala nyeri yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri seseorang antara lain:

a. Verbal Descriptor Scale (VDS)

Verbal Descriptor Scale (VDS) adalah garis yang terdiri dari

tigasampai lima kata pendeskripsi yang telah disusun dengan jarak

yang sama sepanjang garis. Ukuran skala ini diurutkan dari “tidak

terasa nyeri” sampai “nyeri tidak tertahan”.Perawat menunjukkan ke

klien tentang skala tersebut dan meminta klien untuk memilih skala

nyeri terbaru yang dirasakan.Perawat juga menanyakan seberapa jauh

nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa tidak

menyakitkan.Alat VDS memungkinkan klien untuk memilih dan

mendeskripsikan skala nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 2010).

b. Visual Analogue Scale (VAS)

VAS merupakan suatu garis lurus yang menggambarkan skala nyeri

terus menerus. Skala ini menjadikan klien bebas untuk memilih tingkat

nyeri yang dirasakan.VAS sebagai pengukur keparahan tingkat nyeri

yang lebih sensitif karena klien dapat menentukan setiap titik dari

Page 31: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

rangkaian yang tersedia tanpa dipaksa untuk memilih satu kata (Potter

& Perry, 2010).

Penjelasan tentang intensitas digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 : skala pengukur nyeri VAS

Skala nyeri pada skala 0 berarti tidak terjadi nyeri, skala nyeri pada

skala 1-3 seperti gatal, tersetrum, nyut-nyutan, melilit, terpukul, perih,

mules.Skala nyeri 4-6 digambarkan seperti kram, kaku, tertekan, sulit

bergerak, terbakar, ditusuk-tusuk.Skala 7-9 merupakan skala sangat

nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien, sedangkan skala 10

merupakan skala nyeri yang sangat berat dan tidak dapat dikontrol.

Ujung kiri pada VAS menunjukkan “tidak ada rasa nyeri”, sedangkan

ujung kanan menandakan “nyeri yang paling berat”.

c. Numeric Rating Scale (NRS)

Gambar 2.2 : Skala Pengukur Nyeri NRS

Skala nyeri pada angka 0 berarti tidak nyeri, angka 1-2 menunjukkan

nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk dalam nyeri sedang,

sedangkaan angka 7-10 merupakan kategori nyeri berat. Oleh karena

itu, skala NRS akan digunakan sebagai instrumen penelitian (Potter &

Perry, 2010). Menurut Skala nyeri dikategorikan sebagai berikut:

Page 32: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

1) 0: tidak ada keluhan nyeri, tidak nyeri.

2) 1-3: mulai terasa dan dapat ditahan, nyeri ringan.

3) 4-6: rasa nyeri yang menganggu dan memerlukan usaha untuk

menahan, nyeri sedang.

4) 7-10 : rasa nyeri sangat menganggu dan tidak dapat ditahan,

meringis, menjerit bahkan teriak, nyeri berat.

d. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

Skala ini terdiri atas enam wajah dengan profil kartun yang

menggambarkan wajah yang sedang tersenyum untuk menandai tidak

adanya rasa nyeri yang dirasakan, kemudian secara bertahap

meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah sangat sedih, sampai

wajah yang sangat ketakutan yang berati skala nyeri yang dirasakan

sangat nyeri (Potter & Perry, 2010).

Gambar 2.3: Skala Pengukur Nyeri FRS

Skala nyeri tersebut Banyak digunakan pada pasien pediatrik dengan

kesulitan atau keterbatasan verbal. Dijelaskan kepada pasien mengenai

perubahan mimik wajah sesuai rasa nyeri dan pasien memilih sesuai

rasa nyeri yang dirasakannya.

4. Pengkajian nyeri

Menurut (Hidayat,2013) Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk

upaya penatalaksanaan nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan

Page 33: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-

masing individu,maka seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku,

emosional,dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen

utama, yakni (a) riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien (b)

observasi langsung pada respon prilaku dan fisiologis klien.

Tujuanpengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif

terhadap pengalaman subjektif.

Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :

P :Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri

Q : Quality atau kualitas nyeri (mis, tumpul, tajam)

R : Region atau daerah yaitu daerah perjalanan kedaerah lain

S : Saverity atau keganasan, yaitu intensitasnya

T : Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan dan sebab.

5. Riwayat nyeri

a. Menurut hidayat (2013) Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat

sebaiknya memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan cara

pandang mereka terhadap nyeri dan situasi tersebut dengan kata-kata

mereka sendiri. Langkah ini akan membantu perawat memahami

makna nyeri meliputi beberapa aspek antara lain :

1) Lokasi. Untuk menetukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien

menunjukan area nyerinya. Pegkajian ini bisa dilakukan dengan

bantuan gambar tubuh. Klien bisa menandai bagian tubuh yang

mengalami nyeri. Ini sangat bermanfaat, terutama untuk klien yang

2) memiliki lebih dari satu sumber nyeri.

Page 34: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

3) Intensitas nyeri. Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode

yang mudah dan terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri

pasien. Skala nyeri yang paling sering digunakan adalah rentang 0-

5 atau 0-10. Angka “0” menandakan tidak nyeri sama sekali dan

angka tertinggi menandaka “nyeri” terhebat yang dirasakan klien.

4) Kualitas nyeri. Terkadang nyeri bisa terasa seperti “dipukul-pukul

“ atau “ditusuk-tusuk”.

5) Pola nyeri meliputi waktu , durasi, dan kekambuhan atau interval

nyeri.

6) Faktor prespitasi.Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu

munculnya nyeri.

7) Gejala yang menyertai. Gejala ini meliputi mual, muntah,pusing

dan diare Pengaruh pada aktivitas sehari-hari. Dengan mengetahui

sejauh mana nyeri memengaruhi aktivitas harian klien akan

membantu perawat memahami perspektif klien tentang nyeri.

b. Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda

dalam menghadapi nyeri.

c. Respon afektif. Respon afektif klien terhadapnyeri bervariasi,

bergantung pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interprestasi tentang

nyeri, dan banyak faktor lainya.

6. Perencanaan keperawatan

Manajemen nyeri (NIC, Bulechek, G, 2013)

Page 35: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : lokasi, karakteristik

dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri dan factor-

faktor prespitasi.

a. Bantu keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan.

b. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa

lama nyeri akan dirasakan dan antisipasi dari ketidak nyamanan akibat

prosedur

c. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (misalnya : nafas dalam,

teknik distraksi atau massage).

d. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.

e. Tingkatkan istirahat yang cukup.

f. Libatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri jika memungkinkan.

g. Monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri.

h. Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/ anggota keluarga saat

tindakan nonfarmakologi dilakukan untuk pendekatan preventif.

7. Pelaksanaan keperawatan

a) Mengurangi faktor yang dapat menahan nyeri, misalnya ketidak

percayaan, kesalah pahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan

1) Ketidakpercayaan. Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang

diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan

melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian

mengenai keluhan nyeri pasien dan mengatakan kepada pasien

bahwa perawat mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih

memahami tentang nyerinya.

Page 36: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

2) Kesalahpahaman. Mengurangi kesalah pahaman pasien tentang

nyerinya akan mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan

memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami sangat individual

dan hanya pasien yang tau secara pasti tentang nyerinya.

3) Ketakutan.Memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi

ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk

mengekspresikan bagaimana mereka menangani nyeri.

4) Kelelahan.Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk

mengatasinya kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan

istirahat yang cukup.

5) Kebosanan. Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk

mengurangi nyeri dapat digunakan pngalih perhatian yang bersifat

terapiutik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah bernapas

pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama,

aktif mendengarkan music, membayangkan hal-hal yang

menyenangkan dan sebagainya.

b) Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik

seperti:

1) Teknik Distraksi (latihan pengalihan)

(1) Menonton televisi

(2) Berbincang-bincang dengan orang lain

(3) Mendengarkan musik.

Page 37: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

2) Teknik relaksasi

Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi

paru-paru dalam udara, menghembuskannya secara perlahan,

melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta

mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga

didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks.

3) Stimulasi kulit

(1) Menggosok dengan halus pada daerah nyeri

(2) Menggosok punggung

(3) Menggunakan air hangat dan dingin

(4) Memijat dengan air mengalir.

c) Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna menganggu atau

memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan

cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.

d) Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubah

stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang dirasakan.

8. Evaluasi

Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai

kemampuan dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya

perasaan nyeri,menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis

yang baik, dan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa

keluhan nyeri.

Page 38: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

E. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perwujudan dari sikap

perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat diberikan baik dalam bentuk

fisik maupun psikis. keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam

menentukan status kesehatan pasien. Dukungan keluarga yang baik dapat

memberikan motivasi yang baik pada pasien untuk mengurangi rasa nyeri

(Eko, 2008). Salah satu tindakan yang dapat mengurangi nyeri post Sectio

Caesarea adalah pendampingan dari keluarga atau suami, karena efek

perasaan termasuk kecemasan pada setiap pasien berkaitan dengan persepsi

orang yang mendukung. Kehadiran seorang pendamping memberikan

pengaruh pada pasien post Sectio Caesarea karena dapat membantu serta

dapat memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, semangat, menentramkan

hati, mengurangi ketegangan atau status emosional menjadi lebih baik

sehingga dapat mengurangi rasa nyeri (Nolan, 2008). Dukungan keluarga

dapat dibagi menjadi dua yaitu : dukungan fisik dan dukungan emosional.

Dukungan fisik adalah dukungan lansung berupa pertolongan lansung yang

diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu. Sedangkan dukungan

emosional dukungan ini mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap individu merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan.

Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberi perhatian atau afeksi serta

bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

Dukungan keluarga mempunyai peranan penting terutama bagi suami

selama proses kehamilan sampai masa nifas sangat diperlukan karena dapat

mengurangi rasa cemas, takut, serta dapat mendorong suasana tenang dan

Page 39: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

tentram bagi istri. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri

dengan memanfaatkan orang terdekat yaitu pendampingan dari keluarga atau

suami, karena efek perasaan nyeri pada setiap pasien bersalin berkaitan

dengan persepsi orang yang mendukung.

Kehadiran keluarga atau suami dengan memberikan

pendampingan ternyata dapat membuat persalinan menjadi singkat, nyeri

berkurang, robekan jalan lahir jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih

baik (Darsana,2009). Kehadiran keluarga atau suami dengan memberikan

pendampingan ternyata dapat membuat persalinan menjadi singkat, nyeri

berkurang, robekan jalan lahir jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih

baik (Darsana,2009). Persepsi nyeri selama persalinan meningkat jika wanita

tersebut gelisah dan takut serta pengetahuan tentang proses persalinan sedikit.

Salah satu alasan pendampingan melahirkan adalah untuk mengurangi rasa

takut dan memperbaiki pemahaman suami tentang dampak dari pendampingan

(Musbikin, 2007). Untuk mengatasi rasa nyeri dan mules yang kuat, kehadiran

dan perhatian suami akan membantu memberikan kekuatan, harapan, atau

sedikitnya dapat mengurangi rasa sakit yang luar biasa dimana belaian dan

bisikan suami akan memberikan semangat dan membesarkan hati istri saat

berjuang melahirkan serta adanya kesejahteraan ibu dan janin. Dengan adanya

suami selalu berada di sisi istri saat bersalin akan tahu betapa beratnya

perjuangan seorang istri saat bersalin pada saat kritis). Berdasarkan penelitian

(Yuliastanti dan Nurhidayati, 2013) mengatakan bahwa pendampingan

keluarga atau suami yang diberikan pada pasien selama proses persalinan

dilakukan dengan baik dengan tindakan suami mendampingi pasien secara

Page 40: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

langsung selama persalinan dengan bentuk komunikasi verbal dan non verbal

seperti memberi dorongan semangat dengan kata – kata yang menentramkan

hati, memijat bagian tubuh pasien yang sakit, memberikan makanan dan

minuman pada ibu saat tidak ada kontraksi, membantu mengusap keringat

memegang tangan ibu saat kontraksi dan meyakinkan bahwa ibu bisa

menjalani persalinan, serta membantu memimpin ibu agar mengedan dengan

benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan.

Adapun dukungan keluarga selesai perawatan antara lain (NOC, Moorhead, S.

2013) :

Indikator

1. Anggota keluarga mengungkapkan keinginan untuk mendukung anggota

keluarga yang sakit

2. Anggota keuarga mengekspresikan perasaan dan emosi sebagai kepedulian

kepada anggota keluarga yang sakit

3. Anggota keluarga bertanya bagaimana mereka dapat membantu

4. Meminta informasi mengnai prosedur

5. Meminta informasi mengenai kondisi pasien

6. Anggota keluarga mempertahankan komunikasi dengan anggota keluarga

yang sakit

7. Anggota keluarga memberikan dorongan kepada anggota keluarga yang

sakit

8. Anggota keluarga membrikan sentuhan menghibur untuk anggota keluarga

yang sakit

9. Mencari dukungan sosial bagi anggota keluarga yang sakit

Page 41: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

10. Mencari dukungan spiritual untuk anggota keluarga yang sakit

11. Bekerja sama dngan anggota keluarga yang sakit dalam mnentukan

perawatan

12. Anggota keluarga menjelaskan arti krisis kesehatan

13. Bekerjasama dengan penyedia layanan kesehatan dalam menentukan

perawatan

14. Anggota keluarga menjelaskan arti krisis kesehatan

15. Menghubungi nggota keluarga yang lain seperti yang diinginkan oleh

keluarga yang sakit

16. Memberikan informasi yang akurat kepada anggota keluarga yang lain

17. Berpartisipasi dalam perencanaan pulang.

Skala target outcome

1. Tidak pernah menunjukkan diberi nilai 1

2. Jarang menunjukkan diberi nilai 2

3. Kadang-kadang menunjukkan diberi nilai 3

4. Sering menunjukkan diberi nilai 4

5. Secara konsisten menunjukkan diberi nilai 5

F. Bentuk-Bentuk Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010) yaitu:

1. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami

kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping

yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga

merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif

Page 42: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak

bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan

positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap

ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang

dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan

keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan

strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada

aspek-aspek yang positif.

2. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,

bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support

material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu

memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung,

seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu

pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi,

menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat

membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila

dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan

nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan

nyata.

3. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,

memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa

Page 43: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi

dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan

tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang

mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan

masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed

back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun

informasi dan pemberi informasi.

4. Dukungan Emosional

Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa

dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati,

rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa

berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat

istirahat dan memberikan semangat.

Page 44: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian studi kasus ini menggunakan desain penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan

objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk

kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010).

B. Subyek Studi Kasus

Subyek pada penelitian ini adalah pasien yang menerima pelayanan post

operasi Sectio Caesarea dengan diagnosa keperawatan nyeri akut di ruang

Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2012). Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah :

a. Pasien yang menerima pelayanan post operasi Sectio Caesarea

dengan diagnosa keperawatan nyeri akut di ruang Mutiara Rumah

Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

b. Pasien yang bersedia diwawancara.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nusalam,

2012).

Page 45: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien adalah pasien yang

tidak menerima pelayanan post operasi Sectio Caesarea dengan diagnosa

keperawatan nyeri akut di ruang Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi

Sartika Kendari.

C. Fokus Studi

1. Kebutuhan rasa nyaman pada pasien post operasi Sectio Caesarea.

2. Penerapan dukungan keluarga pada pasien nyeri akut post operasi Sectio

Caesarea

D. Definisi Operasional

1. Pasien post operasi Sectio Caesarea adalah pasien yang telah mengalami

persalinan, yang dilakukan dengan tindakam pembedahan yang tujuannya

untuk mengeluarkan janin dengan cara melakukan sayatan pada dinding

abdomen dan dinding uterus.

2. Rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa

nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit

terutama nyeri.

3. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,

bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang

dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang

dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

Indicator yangdigunakan untuk mengukur tingkat nyeri menggunakan

skla nyeri Numeric Rating Scale (NRS) dimana pada angka 0 berarti tidak

nyeri, angka 1-2 menunjukkan nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk

Page 46: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

dalam nyeri sedang, sedangkaan angka 7-10 merupakan kategori nyeri

berat.

4. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk perhatian dan kasih

sayang, dengan adanya dukungan keluarga yang baik pada pasien post

Sectio Caesarea dapat membantu mengurangi rasa nyeri. Kungan

keluarga dapat diberian oleh suami atau keluarga terdekat seperti ibu

pasien. Dukungan keluarga dapat diberikan 6-7 jam setelah pemberian

anastesi.

5. Dukungan keluarga meliputi

a. Dukungan informasi : keluarga membantu pasien mencari

informasi terkait kondisi yang dialami saat ini

b. Dukungan penilaiaan : Keluarga bertindak sebagai sebuah

bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan

masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga

diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

c. Dukungan instrumental : Keluarga merupakan sebuah sumber

pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita

dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya

penderita dari kelelahan.

d. Dukungan emosional : keluarga bersedia mendengarkan keluhan

pasien selama menjalani pengobatan dan memberikan perhatian

khusus selama perawatan.

Page 47: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

E. Tempat dan waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi

Sartika Kendari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 juni 2018 sampai dengan 14

juni 2018.

F. Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2010).

Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur,

yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun. Pada

penelitian ini wawancara dilakukan pada pasien post operasi Sectio

Caesarea di Ruang Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk melihat

dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.

Page 48: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi secara langsung. Dalam kegiatan

observasi secara langsung, peneliti melakukan penerapan dukungan

keluarga untuk mengurangi nyeri pada pasien post operasi Sectio

Caesarea di Ruang Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

G. Penyajian Data

Data yang telah didapatkan dari responden dengan wawancara dan

observasi dan telah diolah kemudian disajikan dalam narasi beserta

interprestasinya. Interprestasinya adalah pengambilan kesimpulan dari suatu

data, data ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau (tekstuler)

adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat (Notoatmojo,

2010).

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul dari hasil wawancara dan

observasi tentang kebutuhan rasa nyaman pada pasien post operasi Sectio

Caesarea kemudian disajikan dalam bentuk narasi (tekstuler).

H. Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).Sebelum melakukan penelitian,

peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari institusi untuk

mengajukan permohon ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian.

Menurut Hidayat (2008), dalam melaksanakan penelitian ini penulis

menekankan masalah etika yang meliputi:

Page 49: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

1. Lembar Persetujuan (informed consent)

Inforemed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang

harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi

responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain (Hidayat,

2008).

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2008). Untuk menjaga

kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak

mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup mencantumkan

nama inisial saja.

Page 50: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat, 2008). Peneliti menjelaskan bahwa data yang

diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.

Page 51: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TENTANG LOKASI STUDI KASUS

Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari terletak di Jalan Kapten

Piere Tendean No.118 Kecamatan Baruga Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara. Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari merupakan salah

satu rumah sakit swasta yang berada dibawah Naungan Yayasan Widya

Ananda Nugraha Kendari. Rumah sakit ini telah terakreditasi menjadi rumah

sakit tipe D yang memiliki fasilitas pelayanan medis berupa Instalasi Gawat

Darurat (IGD), poliklinik, instalasi rawat inap, kamar operasi dan HCU serta

memiliki fasilitas pelayanan peninjang medis dan pelayanan non medis.

B. HASIL STUDI KASUS

Pasien Ny.W, umur 21 tahun, alamat Kecamatan Pewutaa,

Kabupaten Konawe Selatan. Pasien memiliki keluhan utama nyeri perut,

pasien datang diantar oleh keluarganya ke Rumah Sakit Umum Dewi Sartika

tanggal 28 juni 2018 dengan diagnosa medis Cephalopelvic Disproportion

(CPD). Kemudian dirumah sakit dilakukan tindakan Sectio Caesarea dengan

indikasi Cephalopelvic Disproportion (CPD) pada tanggal 29 juni 2018

pukul 04.30 wita. Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, dengan berat

badan 4 kg, panjang 50 cm. Riwayat kehamilan saat ini yaitu G2A0P2.

Riwayat persalinan sebelumya, klien mengatakan pernah melakukan operasi

Sectio Caesarea dengan indikasi CPD pada tahun 2015 dengan jenis

kelamin laki-laki. Pola reproduksi, klien mengatakan menarche pertama

Page 52: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

pada umur 14 tahun, lamanya haid 5 hari, dan siklus haid tidak teratur.

Riwayat penyakit keluarga, klien mengatakan tidak mempunyai penyakit

keturunan maupun penyakit menular. Klien mengatakan tidak

ketergantungan obat mapun alergi obat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan

keadaan umum pasien baik, kesadaran Compos mentis, berat badan 50 kg,

tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x per menit, laju respirasi 20x per

menit dan suhu axilla 36,50C. Pada saat pemeriksaan fisik pada bagian

abdomen Nampak luka post Sectio Caesarea pada daerah abdomen dengan

bentuk luka memanjang dengan ukuran ± 10 cm dan dibalut kasa.

Pengkajian nyeri (PQRST) dilakukan didapatkan hasil : respon

subyektif, P: Ny.W mengatakan nyeri dirasa ketika bergerak dan kontraksi

uterus, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk, R: nyeri diraakan Ny.W pada perut

bagian bawah S: skala nyeri 9 (berat), T: nyeri yang dirasakan hilang timbul,

nyeri dirasakan saat bergerak dan berkurang saat berbaring atau beristirahat.

Respon objektif Ny.W masih terbaring lemah, ekspresi wajah tampa

meringis menahan sakit. Terapi obat yang diberikan yaitu inj.keterolac 1

amp/8 jam dan cefataxime 1 amp/8 jam.pemberian obat diberikan pada

pukul 12.00, 20.00 dan 04.00 WITA.

Dari hasil pengkajian tersebut peneliti mengangakat diagnose

keperawatan nyeri akut. Berdasarkan NIC (Nursing Intervention

Classivication) managemen nyeri untuk diagnosa keperawatan tersebut

maka dilakukan, penerapan tindakan dukungan keluarga. Karena kehadiran

seorang pendamping dapat memberikan pengaruh pada pasien post Sectio

Caesarea dengan adanya dampingan tersebut pasien dapat merasakan

Page 53: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

perhatian, rasa aman, nyaman, semangat, mengurangi ketegangan atau status

emosional menjadi lebih baik sehingga nyeri yang dirasakan dapat

berkurang. Penerapan ini dilakukan selama empat hari pada pukul 19.00

WITA.

Perkembangan nyeri Ny. Post operasi Sectio Caesarea dari hari

pertama sampai hari keempat

Gambar 4.1

Penerapan Tindakan Dukungan Keluarga Dari Hari Ke-1 Sampai Hari Ke-4

Keterangan:

Dari hasil diagram 4.1 menunjukkan bahwa, Pada hari pertama pukul 19.00 saat

pengukuran skala nyeri hasilnya yaitu 8, setelah dilakukan tindakan penerapan

dukungan keluarga skala nyeri tetap 8.

Pada hari kedua pukul 19.00 sebelum dilakukan penerapan tindakan dukungan

keluarga skala nyeri 6 kemudian setelah dilakukan penerapan tindakan dukungan

8

6 5

3

8

5

4

2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

HARI KE-1 HARI KE-2 HARI KE-3 HARI KE-4

POST PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA

PRE PENERPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA

Page 54: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

keluarga skala nyeri menjadi 5. Pada hari ketiga pukul 19.00 dilakukan

pengukuran skala nyeri dengan skala nyeri 5 kemudian setelah dlakukan

penerapan tindakan keluarga skala nyeri 4.

Pada hari keempat pukul 19.00 skala nyeri 3 setelah dilakukan penerapan tindakan

dukungan keluarga skala nyeri menjadi 2.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan data intensitas nyeri pasca Sectio Caesaria pada diagram

harihari pertama sampai hari keempat sebelum penerapan tindakan dukungan

keluarga, terdapat hasil intensitas nyeri yang bervariasi pada diagram tersebut

. Pada hari pertama dari sebelum dilakukan penerapan tindakan dukungan

keluarga skala nyeri 8 setelah dilakukan penerapan tindakan dukungan

keluarga skala nyeri 8, dapat dilihat bahwa penerapan tindakan dukungan

keluarga belum efektif pada hari pertama karena pasien masih merasakan

nyeri berat. Hal ini disebabkan pada waktu keluarga dan suami memberikan

perhatian baik dengan komunikasi verbal maupun non verbal ibu tidak bisa

berkonsentrasi, sehingga hasil yang diharapkan pada pendampingan keluarga

dan suami untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien tidak optimal.

Pada hari kedua dari skala 6 menjadi 5. Pada hari ketiga skala nyeri

dari 5 menjadi 4. Pada hari keempat skala nyeri 3 menjadi skala 2. Dari

penelitian ini dapat dilihat bahwa penerapan tindakan dukungan keluarga

efektif mengurangi nyeri walaupun skalanya menurun secara perlahan.

Pada penelitian ini dilakukan penerapan tindakan dukungan keluarga

untuk mengurangi nyeri, tindakan tersebut dilakukan pada waktu paruh obat

Page 55: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

(keterolac) 4-8 jam (Novita,2012).Pemberian obat diberikan pada pukul

12.00,20.00,04.00 wita.

Tindakan pembedahan, terutama Sectio Caesaria pada ibu hamil dapat

menyebabkan nyeri. Nyeri setelah operasi Sectio Caesaria diakibatkan oleh

luka di tempat insisi. Nyeri yang dirasakan terutama terjadi pada hari pertama,

dan juga setelah efek bius sudah habis, tetapi tidak semua wanita mempunyai

kadar nyeri yang sama. Nyeri yang dirasakan berada pada intensitas dan

tingkat keparahan pada masing-masing.

Penurunan nyeri sebenarnya terjadi secara berbeda-beda akibat kondisi

seseorang. Nyeri pasien pasca operasi dapat diatasi dengan manajemen nyeri

yang tepat. Efek samping dari penggunaan analgetik jangka panjang yang

tidak baik, mengharuskan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada

pasien pasca operasi untuk memberikan intervensi mandiri dalam mengatasi

nyeri. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi nyeri seseorang,

misalnya kehadiran dan dukungan sosial dari keluarga (Potter & Perry, 2010).

Dukungan keluarga adalah salah satu faktor yang mempengaruhi nyeri.

Dukungan keluarga dan suami sangatlah penting bagi pasien yang mengalami

nyeri, karena dengan keadaan nyeri, seorang pasien akan sangat bergantung

kepada suami atau anggota keluarga, untuk memperoleh dukungan, bantuan

dan perlindungan. Terutama bagi ibu nifas yang post-operasi Sectio Caesaria,

yang sangat membutuhkan dukungan dan perlindungan dari seorang suami.

Seorang pendamping harus mempersiapkan mental untuk menyiapkan suasana

yang menyenangkan bagi pasien. Keberadaan keluarga membawa dampak

yang baik pada proses penurunan nyeri karena dapat memberikan dukungan

Page 56: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

semangat dan rasa aman, sebaliknya tanpa adanya pendampingan dengan baik

pasien tidak bisa mengekspresikan diri, tentang apa yang sedang dirasakan

saat ini.

Dukungan dari keluarga atau suami dapat ditunjukan dengan berbagai

cara seperti memberikan ketenangan pada pasien, memberikan sentuhan dan

mengungkapkan kata-kata yang dapat memacu motivasi pasien (Jhaquin,

2010). Kehadiran seorang pendamping memberikan pengaruh pada pasien

post Sectio Caesarea karena dapat membantu serta dapat memberikan

perhatian, rasa aman, nyaman, semangat, menentramkan hati, mengurangi

ketegangan atau status emosional menjadi lebih baik sehingga dapat

mengurangi rasa nyeri (Nolan, 2008).

Ada beberapa macam dukungan keluarga yaitu dukungan informasi,

dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Pada

penelitian ini, dari keempat dukungan keluarga tersebut yang paling baik dan

efektif adalah dukungan emosional karena dukungan ini melibatkan ekspresi

rasa empati dan perhatian terhadap seseorang sehingga membuatnya merasa

lebih baik,merasa nyaman, memperoleh kembali keyakinannya, merasa

dimiliki, dan dicintai pada saat stress atau sehingga individu yang

menerimanya merasa berharga dan rasa sakit yang dialaminya dapat

berkurang dengan adanya dukungan tersebut.

Dukungan keluarga mempunyai peranan penting terutama bagi suami

selama proses kehamilan sampai masa nifas sangat diperlukan karena dapat

mengurangi rasa cemas, takut, serta dapat mendorong suasana tenang dan

tentram bagi istri. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri

Page 57: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

dengan memanfaatkan orang terdekat yaitu pendampingan dari keluarga atau

suami, karena efek perasaan nyeri pada setiap pasien bersalin berkaitan

dengan persepsi orang yang mendukung.

Kehadiran keluarga atau suami dengan memberikan pendampingan

ternyata dapat membuat persalinan menjadi singkat, nyeri berkurang, robekan

jalan lahir jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih baik (Darsana,2009).

Persepsi nyeri selama persalinan meningkat jika wanita tersebut gelisah dan

takut serta pengetahuan tentang proses persalinan sedikit. Salah satu alasan

pendampingan melahirkan adalah untuk mengurangi rasa takut dan

memperbaiki pemahaman suami tentang dampak dari pendampingan

(Musbikin, 2007). Untuk mengatasi rasa nyeri dan mules yang kuat, kehadiran

dan perhatian suami akan membantu memberikan kekuatan, harapan, atau

sedikitnya dapat mengurangi rasa sakit yang luar biasa dimana belaian dan

bisikan suami akan memberikan semangat dan membesarkan hati istri saat

berjuang melahirkan serta adanya kesejahteraan ibu dan janin. Dengan adanya

suami selalu berada di sisi istri saat bersalin akan tahu betapa beratnya

perjuangan seorang istri saat bersalin pada saat kritis).

Menurut (Notoatmdjo,2010) bahwa keluarga atau suami merupakan

salah satu unsur pendukung dalam perilaku. Secara umum orang merasa

bahwa menerima penghiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka

butuhkan dari seseorang biasanya cenderung lebih mudah mengikuti atau

mematuhi nasehat. Kehadiran dan sikap orang-orang terdekat sangat

berpengaruh untuk dapat memberikan dukungan, bantuan, perlindungan, dan

meminimalkan ketakutan akibat nyeri yang dirasakan, contohnya dukungan

Page 58: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

keluarga atau suami dapat menurunkan nyeri kala I, hal ini dikarenakan ibu

merasa tidak sendiri, diperhatikan dan mempunyai semangat yang tinggi

(Widjanarko, 2012).

D. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Pemberian intervensi penerapan dukungan keluarga membutuhkan

kemauan dan kesabaran dari suami atau keluarga sehingga akan

memberikan efek yang maksimal.

2. Peneliti agak sulit menemukan pasien Sectio Caesarea sehingga harus

menunggu beberapa hari untuk melakukan penelitian.

3. Peneliti tidak dapat melakukan observasi 24 jam karena intervensi

dikakukan pada waktu paruh obat dan dapat mengganggu waktu istirahat

pasien.

Page 59: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pasien post operasi Sectio Caesare

diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari pada saat dilakukan pengkajian

terdapat nyeri pada abdomen dengan skala nyeri 9, nyeri seperti ditusuk-tusuk,

dan nyeri hilang-timbul. Sebelum dilakukan penerapan tindakan dukungan

keluarga intensitas skala nyeri pada hari pertama yaitu 8, skala nyerinya tidak

menurun karena penerapan tersebut belum efektif, namun setelah dilakukan

penerapan pada hari ke-2 sampai hari ke-4 skala nyeri menurun dari skala 6

menjadi 2. Karena Dukungan suami atau keluarga, adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi nyeri. Dukungan suami dan keluarga sangatlah penting

bagi pasien yang mengalami nyeri, karena dengan keadaan nyeri, seorang

pasien akan sangat bergantung kepada suami atau anggota keluarga, untuk

memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan. Dukungan dari keluarga

atau suami dapat ditunjukan dengan berbagai cara seperti memberikan

ketenangan pada pasien, memberikan sentuhan dan mengungkapkan kata-kata

yang dapat memacu motivasi pasien. Kehadiran seorang pendamping

memberikan pengaruh pada pasien post Sectio Caesarea karena dapat

membantu serta dapat memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, semangat,

menentramkan hati, mengurangi ketegangan atau status emosional menjadi

lebih baik sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.

Page 60: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

B. SARAN

1. Bagi Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari. Memberikan informasi

tentang penerapan tindakan dukungan keluarga untuk mengatasi nyeri post

operasi Sectio Caesarea, sehingga dapat menjadi bahan masukan

mengambil kebijakan rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan.

2. Bagi Keluarga terutama suami. Berdasarkan hasil penelitian sebaliknya

keluarga pasien agar memberikan dukungan kepada pasien pasca operasi

Sectio Caesarea. Dukungan dapat diberikan dengan memberikan motivasi,

semangat serta menemani pasien. Hal ini bertujuan agar pasien dapat

sembuh dengan waktu yang relatif cepat.

3. Bagi ilmu pengetahuan. Peneliti mampu menerapkan ilmu dan

pengetahuan yang telah didapatkan dalam penelitian ini untuk

diaplikasikan pada praktik selanjutnya khususnya tentang bagaimana cara

kita sebagai calon praktisi kesehatan ikut mengupayakan peran serta suami

atau keluarga dalam mengatasi nyeri post operasi Sectio Caesarea.

Page 61: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo,s.(2013). Konsep dan Proses keperwatan nyeri, Ar-Ruzz

Yogyakarta.

Aspiani , R.Y.(2017). Asuhan keperawatan maternitas aplikasi nanda, nic dan

noc. Jakarta : Cv. Trasinfo media.

Bernatzky, G. Presch, M. Dkk(2011). Emotional Foundation of Music as a Non-

Pharmacological Pain Management Tool in Modern Medicine.

Neuroscience and Biobehavioral Reviews,30(60):11. 2011

Bulechek, G.(2013). Nursing Intervention Classification (NIC).6th Edition.

Missouri:Elseiver Mosby

Darsana, W. (2009). Gambaran Pendampingan Selama Proses Persalinan Kala

Satu pada Ibu Bersalin di Ruang VK. Diakses 02 Maret 2015. Avaliable

from:http://darsananursejiwa.blogspot.com/2009/03/gambaranpendamping

selama proses_23.html.

Depkes RI. (2008). Asuhan persalinan normal. USAID : Jakarta

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan

Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC

Grace ,P.A,borley,N.R. (2007). At a glance Ilmubedah, Edisi 3, alih bahasadr.

vidhia umami, editor amaliasafitri. Jakarta :Erlangga.

Hidayat A. (2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi, 1. Jakarta:

Salemba Medika

Hidayat A, 2008. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta

:salemba medika.

Moleong, L.J.2010. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Moorhead, S. (2013).Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of

Health Outcomes.5th Edition. Missouri: Elsevier Saunder

Musbikin. (2007). Persiapan MenghadapaiPersalinan. Yogyakarta : Mitra

Pustaka.

Nolan, M. (2010). Kelas Bersalin. Golden Books. Jogjakarta.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Page 62: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Nursalam. (2011) konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta :Salemba Medika.

Padilla, et al. (2008). Risk factors in cesarean section. Ginecol Obstet Mex article

in Spanish, 2008 jul; 76(7):392-7.

Potter, Perry. (2010). Fundamental keperawatan (ed.7vol.2). Jakarta: Salemba

Medika.

Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Sumarah,dkk. (2009) . Perawatan ibu bersalin (asuhan keperawatan pada ibu

bersalin). Jakarta :fitramaya

Walley, J., simkin, P., dankeppler, A. (2008). Panduan praktis bagi calon ibu

kehamilan dan persalinan. Jakarta :PT.Bhuana Ilmu Populer.

Wikjosastro. (2010) . Buku pedoman praktis pelayanan keseshatan maternal dan

neonatal, Edisi I, cet 12. Jakarta :Bina Pustaka.

Yuliastanti, T. & Nurhidayati, N. (2013). Pendampingan Suami dan Skala Nyeri

Kala I Fase Aktif. Jurnal Ilmiah Keperawatan. 4.

Page 63: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Lampiran 1 jadwal kegiatan

JADWAL KEGIATAN

A. Alat dan Bahan

Alat penelitian yang digunakan yaitu alat tulis, kamera, lembar observasi.

B. Cara kerja

1. Tahap persiapan

Tahap ini dilakukan penyusunan proposal dan mengurus surat izin atau

pengantar dari Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan yang

ditujukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari untuk

mendapatkan izin penelitian ditempat tersebut.

2. Tahap penelitian

a. Melakukan peninjauan langsung keobjek penelitian

b. Memberikan informed consent untuk ditandatangani oleh subyek yang

akan diteliti

c. Melakukan penerapan tindakan dukungan keluarga pada pasien Post

operasi Sectio Caeserea dengan Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut

Diruang Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

Adapun langkah-langkahnya :

1) Tahap PraInteraksi

Mencuci tangan dan mempersiapkan alat

2) Tahap Orientasi

Memberikan salam dan menyapa nama pasien, menjelaskan tujuan

dan prosedur pelaksanaan, menanyakan persetujuan dan kesiapan

klien.

Page 64: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

3) Tahap kerja

4) Tahap Terminasi

Melakukan evaluasi tindakan, berpamitan dengan klien, mencatat

hasil kegiatan.

3. Tahap pengelolaan data

Melakukan analisa berdasarkan data yang telah dikumpukan kemudian

menyajikan data tersebut untuk memberikan penerapan tindakan dukungan

keluarga untuk mengurangi nyeri pada pasien post operasi Sectio Casarea

di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.

4. Tahap akhir

Tahap akhir dari penelitian ini yaitu menulis laporan, yang disajikan dalam

bentuk Karya Tulis Ilmiah.

Page 65: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 66: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Lampiran 3 instrumen studi kasus

INSTRUMEN STUDI KASUS

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan

data (notoatmojo, 2010). Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu :

1. Alat tulis dan buku

Alat tulis dan buku digunakan untuk menuliskan informasi yang

didapatkan dari narasumber.

2. Kamera

Digunakan untuk ketika peneliti melakukan observasi untuk

mendokumentasikan gambar.

3. Lembar observasi

Digunakan untuk mengobservasi skala nyeri klien

4. Pengukuran skala nyeri

Skala Pengukur Nyeri NRS

Skala nyeri pada angka 0 berarti tidak nyeri, angka 1-2 menunjukkan nyeri

yang ringan, angka 4-6 termasuk dalam nyeri sedang, sedangkaan angka 7-

10 merupakan kategori nyeri berat. Oleh karena itu, skala NRS akan

digunakan sebagai instrumen penelitian (Potter & Perry, 2010). Menurut

Skala nyeri dikategorikan sebagai berikut:

0: tidak ada keluhan nyeri, tidak nyeri.

1-3: mulai terasa dan dapat ditahan, nyeri ringan.

Page 67: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

4-6: rasa nyeri yang menganggu dan memerlukan usaha untuk menahan,

nyeri sedang.

7-10 : rasa nyeri sangat menganggu dan tidak dapat ditahan, meringis,

menjerit bahkan teriak, nyeri berat.

Page 68: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Lampiran 4 Strategi Pelaksanaan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan “Penerapan

Dukungan Keluarga Untuk Mengurangi Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea”

A. Data Fokus

1. DS : klien mengatakan nyeri pada bagian perut

2. DO: - Klien nampak meringis

- Terdapat luka memanjang pada bagian abdomen ± 10 cm dan

dibalut kasa

B. Diagnosa keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan

C. Tujuan Khusus

1. Klien dan kleuarga dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat

2. Klien mampu mengekspresikan perasaan yang dialaminya

3. Klien dapat mengidentifikasi masalah yang dialami pasca operasi

4. Klien dapat mengenal koping individu yang efektif

5. Klien mampu mengaplikasikan koping efektif yang diajarkan

D. Tindakan Perawat

1. Bina hubungan saling percaya dengan perawat

2. Bantu klien mengungkapkan perasaannya dengan memberi motivasi dan

dukungan positif

3. Diskusikan tentang masalah yang dialami klien

4. Diskusikan tentang cara koping individu yang efektif untuk mengatasi

masalah yang dialami

Page 69: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

5. Ajarkan klien untuk dapat berperilaku asertif (mengungkapkan perasaan,

berbicara secara terbuka)

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik : ” Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Nurul

Aziizah Saya senang dipanggil Nurul. Saya yang akan merawat istri

bapak selama disini. Bapak senangnya dipanggil apa?”

b. Evaluasi / validasi : ”Bagaimana perasaan istri bapak saat ini? Apakah

masih merasa nyeri?”

c. Kontrak : ”Baiklah pak, bagaimana kalau pagi ini kita berbincang-

bincang tentang keadaan istri dan kita akan melakukannya selama dua

puluh menit. Bapak ingin kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana

jika di ruangan ini saja pak?”

e. Tahap Kerja

Bagaimana perasaan istri setelah menjalani operasi? Ataukah dengan

luka sayatan yang baru dijahit menyebabkan istri bapak merasakan

nyeri? Jika dinilai dari nominal satu sampai sepuluh, kira-kira rasa

nyeri yang istri bapak rasakan berada dinominal berapa? Selama ini,

bagaimana istri bapak mengatasi nyeri yang dialami? Apakah itu

cukup membantu?. Nah, untuk lebih mengurangi rasa nyeri yang Istri

bapak drasakan, itu ada berbagai macam cara salah satunya yaitu

dengan dukungan keluarga. Ada beberapa bentuk dukungn keluarga

yaitu dukungan dukungan informasi, keluarga membantu pasien

mencari informasi terkait kondisi yang dialami saat ini, Dukungan

Page 70: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

penilaian, keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan

validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,

penghargaan, perhatian. Dukungan instrumental , keluarga merupakan

sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya, kesehatan

penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat,

terhindarnya penderita dari kelelahan dan dukungan emosional

keluarga bersedia mendengarkan keluhan pasien selama menjalani

pengobatan dan memberikan perhatian khusus selama perawatan.

Baiklah pak dari keeempat bentuk dukungan tersebut bapak dan

keluarga bisa lakukan untuk membantu mengatasi nyeri yang dialami

istri bapak.

Baiklah pak sudah mengerti tentang apa yang saya jelaskan? jika Istri

bapak merasakan nyeri lagi tindakan ini bisa dilakukan.Berarti

sekarang kita bisa memasukkannya ke dalam jadwal ya pak.

2. Tahap Terminasi

a. Menyimpulkan hasil kegiatan

” Bagaimana perasaan bapak setelah tadi kita berbincang-bincang?”.

” Sekarang bapakdan keluarga sudah mengetahui cara mengatasi rasa

nyeri yang dialami istri bapak”.

b. Kontrak yang akan datang

” Baik pak, besok malam saya akan kesini lagi untuk melakukan

tindakan penerapan dukungan keluarga untuk mengatasi nyeri ibu.

Page 71: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Kira-kira jam berapa Ibu dapat meluangkan waktu? Bagaimana kalau

jam 19.00 di ruangan ini lagi, bapak setuju? Baiklah.

c. Mengakhiri kegiatan dengan baik

Jika bapak menbutuhkan bantuan saya, bapak dan keluargadapat

memanggil saya. Baik pak , sampai ketemu besok ya.”

3. Dokumentasi

a. Jenis tindakan : penerapan dukungan keluarga untuk mengatasi nyeri

post operasi Sectio Caesarea.

b. Waktu pelaksanaan: 19.00 WITA

c. Perawat pelaksana : Nurul Aziizah

d. Nama pasien : Ny.W

e. Umur : 21 tahun

f. Ruangan : Mutiara

Page 72: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 73: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 74: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 75: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 76: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 77: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 78: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 79: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 80: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 81: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 82: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 83: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 84: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 85: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan

Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Studi Kasus

Page 86: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 87: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 88: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 89: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan
Page 90: PENERAPAN TINDAKAN DUKUNGAN KELUARGA UNTUK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/691/1/NURUL AZIIZAH.pdfmenggunakan metode deskripsi, dapun sampelnya adalah Ny.W, data ini diperoleh dengan