penerapan teknologi nuklir pada bidang peternakan

16
PENERAPAN TEKNOLOGI NUKLIR PADA BIDANG PETERNAKAN (HORMON JANTANISASI IKAN UNTUK SEX REVERSAL IKAN JANTAN) TOMY GUNAWAN 1108255001 RUDY DARSONO 1108255002 ADITYO MURSITANTYO 1108255003 KELOMPOK 7

Upload: adityo-mursitantyo

Post on 30-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Teknologi Nuklir

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

PENERAPAN TEKNOLOGI NUKLIR PADA BIDANG PETERNAKAN (HORMON JANTANISASI IKAN UNTUK SEX REVERSAL IKAN JANTAN)

TOMY GUNAWAN 1108255001

RUDY DARSONO 1108255002

ADITYO MURSITANTYO 1108255003

KELOMPOK 7

Page 2: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Latar belakang pemanfaatan hormon methyl testosterone di indonesia

Metode Radioimmunoassay (RIA) Proses pembuatan hormon methyl

testosterone Penggunaan hormon methyl

testosterone pada ikan

OUTLINE

Page 3: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Latar Belakang Hormon MT di Indonesia

Berdasarkan data FAO, kebutuhan ikan untuk pasar dunia sampai tahun 2010 masih kekurangan pasokan sebesar 2 juta ton per tahun.

Khusus di Indonesia berdasarkan data Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), konsumsi ikan per kapita per tahun penduduk Indonesia pada 2006 telah mencapai 30 kg per kapita per tahun, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 28 kg.

Produksi budi daya perikanan Indonesia (budi daya air tawar, air payau, dan laut) sebesar 278.864 ton pada tahun 1993 dan mencapai 1.468.610 ton atau mengalami peningkatan 80,77% (rata-rata 8,08% per tahun) pada tahun 2004.

Page 4: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Persentase ikan jantan lebih sedikit dibandingkan ikan betina.

Terdapat perbedaan dalam hal kecepatan pertumbuhan dan bobot badan ikan karena lebih dari 50% ikan jantan lebih cepat tumbuh dari ikan betina.

Untuk mendapatkan benih ikan yang sebagian besar jantan sangatlah sulit karena kita tidak bisa mengharapkan dari anakan ikan yang menetas pada waktu tertentu.

Para peternak ikan mendapatkan produk hormon 17-á metiltestosteron import dari China, Thailand, dan Jepang yang relatif mahal dan sulit didapat.

Page 5: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Atas dasar itu BATAN mencoba memecahkan masalah tersebut dengan melakukan litbang untuk memproduksi Hormon “Jantanisasi Ikan” yang berisfat “alami” karena terbuat dari bahan dasar testis ternak, sehingga tidak mengandung bahan residu kimia.

Page 6: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Metode Radioimmunoassay (RIA)

Radioimmunoassay pertama kali dikembangkan oleh Rosalyn Yalow dan Solomon A. Berson dari Amerika Serikat, mereka mempelajari hormon insulin yaitu hormon yang mengatur kadar gula dalam darah

RIA merupakan salah satu metode deteksi yang paling sensitif yang didasarkan pada interaksi antigen-antibodi. Isotop yang dapat digunakan untuk teknik RIA adalah 3H, 14C, 125I, dan lainnya.

Page 7: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Prinsip dasar Radioimmunoassay (RIA) adalah reaksi antara antigen dan antibodi. Antigen bereaksi dengan antibodi yang spesifik untuknya dan tidak mengadakan reaksi silang (cross reaction) dengan tipe antigent yang sama. Bahan pereaksi dalam radioimmunoassay ialah antigen radioaktif dan antibodi spesifik.

Page 8: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Proses Pembuatan Hormon MT

Penggunaan teknik nuklir pada uji radio immuno assay (RIA) dengan menggunakan isotop yodium-125.

Sehingga hasilnya dapat mengevaluasi hormon kemudian didapat konsentrasi yang sesuai untuk persentase jantanisasi ikan yang optimal,

Dari ekstrak jaringan testis didapat konsentrasi testosteron yang cukup tinggi, tingginya konsentrasi testosteron menunjukkan jumlah hormon androgen penghasil sel jantan lebih banyak.

Dari beberapa testis hewan yang telah diuji ternyata kandungan kadar testosteron tertinggi terdapat pada testis ternak sapi yang selama ini menjadi limbah dan banyak tersedia di Indonesia.

Page 9: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Bahan dan Alat RIA

Page 10: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Teknik Pengambilan darah ikan belida

Page 11: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Testis sapi segar

Testis sapi yang sudah diuji dan siap diolah

Produk siap pakai

Page 12: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Penggunaan Hormon Methyl Testosterone pada Ikan

A. Secara Oral Siapkan pakan hormon Jantanisasi Ikan sebanyak ½ kg Siapkan 12 ribu larva ikan umur 3-7 hari Siapkan kolam/bak pemeliharaan ikan untuk 12 ribu larva Siapkan wadah pakan hormon yang digantung sebanyak 3-4

tempat Masukkan larva ke dalam kolam/bak yang telah diisi air Masukkan pakan hormon ke dalam wadah gantung, kemudian

dicelupkan agar larut dan dimakan oleh larvaCatatan: Ukuran ½ kg pakan hormon diberikan selama 21 hari pada 10 - 12

ribu larva Pemberian pertama sekitar 10 gr, 12 gr, 15 gr dan seterusnya,

setiap hari pemberian bertambah sekitar 3-4% dari total berat badan ikan.

Page 13: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Secara Perendaman Siapkan hormon “Jantanisasi Ikan” perendaman sebanyak

10 gr Siapkan 6 ribu larva ikan umur 3-7 hari Siapkan bak/aquarium yang dilengkapi sirkulasi air yang

telah diisi air sebanyak 80 liter Masukkan larva ikan ke dalam bak/aquarium Larutkan pakan hormon ke dalam gelas yang telah diberi

air secukupnya Tuangkan larutan pakan hormon ke dalam bak/aquarium

yang telah berisi larva ikan Setelah 18-24 jam kemudian, air dalam bak/aquarium

diganti dengan air biasa dan larva ikan dipelihara seperti kondisi biasa (tanpa pakan hormon)

Catatan: Pengisian air pada bak/aquarium sebaiknya dilakukan

sehari sebelumnya dengan tujuan untuk menstabilkan kondisi air.

Page 14: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Proses Sex Reversal Ikan Jantan secara Oral

Page 15: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Sex Reversal Ikan secara Perendaman

Page 16: Penerapan Teknologi Nuklir Pada Bidang Peternakan

Dengan ditemukannya hormon methyl testosterone (MT) alami ini, bisa dihasilkan benih ikan jantan yang unggul dalam jumlah besar untuk memacu produksi ikan lebih cepat, masa panen lebih singkat, dan menambah nilai ekonomis para petani ikan. Pada akhirnya peran teknologi nuklir pada pejantanan ikan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus meningkatkan konsumsi gizi masyarakat Indonesia.

KESIMPULAN