“penerapan praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan motivasi dan hasil...

26
“Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid”. A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan seseorang di masa mendatang. Melalui pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun,dunia pendidikan tidak pernah bebas dari masalah. Salah satu masalah yang dihadapi sekarang ini yaitu lemahnya proses pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Proses pembelajaran harus dirancang dengan baik agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan . Pembelajaran yang baik dirancang berpusat pada siswa (student centered) ,sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) dengan 1

Upload: ineu-noviater

Post on 18-Jan-2016

295 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

“Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid”.

TRANSCRIPT

Page 1: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

“Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa

Pada Materi Pokok Koloid”.

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan

seseorang di masa mendatang. Melalui pendidikan manusia berusaha

mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun,dunia pendidikan tidak pernah bebas dari masalah. Salah satu

masalah yang dihadapi sekarang ini yaitu lemahnya proses pembelajaran

yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan.

Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan belajar siswa. Proses pembelajaran harus dirancang dengan

baik agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan . Pembelajaran

yang baik dirancang berpusat pada siswa (student centered) ,sedangkan

guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses

pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) dengan

metode pembelajaran konvensional (ceramah). Proses pembelajaran yang

hanya dengan metode ceramah kurang memberikan wadah bagi siswa

untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa cenderung pasif dalam

pembelajaran sehingga siswa tidak memperoleh pengalaman langsung

yang mempermudah siswa dalam mengingat dan memahami konsep yang

sedang dipelajari.

Selama ini masih banyak guru kimia yang melakukan pembelajaran

dengan metode ceramah dan tidak mengaitkan konsep kimia dengan

fenomena di sekitar kehidupan, padahal banyak konsep kimia yang

bersifat kompleks dan abstrak sehingga siswa menjadi kurang berminat

terhadap pembelajaran kimia . Bahkan tidak sedikit siswa beranggapan

bahwa kimia adalah mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini

1

Page 2: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

tentu akan berdampak pada rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa.

Rendahnya motivasi siswa dapat terlihat ketika siswa lesu dan tidak

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak memperhatikan

penjelasan guru. Mereka bergurau dengan temannya dan bahkan tidur

ketika pembelajaran berlangsung.

Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat

memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran agar susana belajar lebih

menyenangkan dan memudahkan siswa dalam memahami konsep –konsep

kimia, sehingga motivasi belajar siswa pun meningkat.

Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode praktikum.

Kegiatan praktikum sangat sesuai untuk memfasilitasi siswa belajar

melalui pengalaman langsung. Praktikum memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendapatkan gambaran dalam keadaan yang nyata tentang

apa yang diperoleh dalam teori . Selain itu, melalui kegiatan praktikum

dapat membangkitkan motivasi belajar siswa terutama dalam mempelajari

kimia karena siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran

sehingga siswa akan mudah memahami suatu konsep kimia yang

diajarkan. Melalui kegiatan praktikum banyak aspek yang dapat

dikembangkan dalam diri siswa baik aspek kognitif,afektif maupun aspek

psikomotoriknya. Dibandingkan dengan kegiatan di kelas, kegiatan

praktikum berpeluang lebih banyak untuk membangun interaksi sosial

antar siswa dan antar siswa dengan guru sehinnga menciptakan lingkungan

pembelajaran yang positif.(Tobin,1990 dalam Fina,2013).

Metode praktikum aplikatif sendiri merupakan salah satu cara mengajar

yang menekankan pada pemahaman konsep lewat proses mengalami.

Penggunaan praktikum aplikatif, menjadikan pembelajaran kimia menjadi

lebih menarik dan menyenangkan jika dikaitkan dengan objek nyata dan

bisa menghasilkan suatu produk dari praktikum yang dilakukan. Melalui

kegiatan praktikum aplikatif , siswa akan lebih menyadari bahwa kimia

ada di sekitar kehidupan mereka dan pembelajaranpun akan lebih

bermakna. Kegiatan praktikum yang didasarkan pada inkuiri terbimbing,

2

Page 3: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

memungkinkan siswa untuk berproses dalam menemukan konsep sendiri,

sehingga materi yang dipelajari dapat diidentifikasi , dianalisis dan

disintesis , diuji kebenarannya dan disimpulkan menjadi suatu konsep.

Sebagian besar materi kimia dapat diajarkan kepada siswa melalui

kegiatan praktikum. Namun materi kimia yang paling relevan dengan

praktikum aplikatif yaitu materi koloid. Materi koloid sangat dekat dengan

kehidupan siswa seperti pada makanan(yogurt,susu,keju,dll), lingkungan

(pemjernihan air, pembentukan sungai),serta kesehatan (proses dialisis

pada ginjal). Produk yang dihasilkan dari praktikum koloid dapat siswa

rasakan. Sehingga diharapkan setelah mempelajari materi koloid di

sekolah, siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Selain

itu, materi koloid biasanya hanya dijadikan sebagai materi hafalan,

sehingga siswa kurang bahkan tidak menyadari bahwa koloid sangat erat

dengan kehidupan disekitarnya.

Penelitian terdahulu yang mendunkung penelitian ini diantaranya : Ade

(2013),dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran praktikum

berbasis inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dapat menarik minat

siswa. Siswa dapat lebih memahami konsep laju reaksi melalui masalah

yang berkaitan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari sehingga

dapat lebih bermakna bagi siswa.

Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan di atas penulis ,tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai penerapan metode praktikum

aplikatif berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran materi koloid.

Adapun judul yang diangkat oleh penulis yaitu “Penerapan Praktikum

Aplikatif berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid”.

3

Page 4: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher

centered) yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses

pembelajaran.

b. Kurang tepatnya seorang guru memilih dan menggunakan metode

pembelajaran , yang mempengaruhi proses belajar mengajar.

c. Penyampaian materi yang tidak dikaitkan atau diaplikasikan

dengan kehidupan sekitar siswa sehingga siswa merasa

pembelajaran tidak bermakna.

d. Materi koloid sering dijadikan materi sebatas hafalan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa pada materi

pokok koloid setelah diterapkan pembelajaran praktikum aplikatif

berbasis inkuiri terbimbing?

b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok

koloid setelah diterapkan pembelajaran praktikum aplikatif berbasis

inkuiri terbimbing?

(variabel bebas: praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing,

variabel terikat: motovasi dan hasil belajar siswa )

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang

pengaruh penerapan praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing

terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar kimia siswa .

4

Page 5: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca, antara lain

sebagai berikut :

1. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi ,melatih siswa untuk

aktif,kreatif ,berpikir kritis dalam belajar memecahkan masalah-

masalah kimia dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran

dalam kegiatan belajar mengajar kimia di sekolah.

3. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman untuk

mengembangkan penelitian berikutnya.

E. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 67 dalam Susi 2009) menyatakan

bahwa “ Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara pada permasalahan penelitian sampai terbukti dengan melalui

data yang terkumpul setelah penelitian dilakukan“. Berdasarkan rujukan

tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran dengan

penerapan praktikum aplikatif berbasis inkuiri terbimbing terhadap

motivasi dan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok koloid di

kelas XI SMA Negeri di kota Bandung

5

Page 6: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

F. Kajian Pustaka

1. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan kondisi psikologis sebagai daya penggerak

yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan demi

mencapai tujuan. Menurut Sardiman (1996:35 dalam Sunarto,2009)

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat diketahui melalui

aktivitas selama proses belajar, antara lain: 1) tekun menghadapi tugas,

2) ulet dan tidak mudah putus asa, 3) menunjukkan minat terhadap

bermacam-macam masalah, 4) lebih senang belajar mandiri, 5) cepat

bosan terhadap rutinitas, 6) dapat mempertahankan pendapat, 7) tidak

mudah melepas hal yang diyakininya, 8) senang mencari dan

memecahkan kesalahan soal-soal

2. Hasil Belajar

Menurut Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz (2006: 27) hasil belajar

merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan,

perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa

setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

Menurut Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 1999: 22-31)

klasifikasi hasil belajar di bagi menjadi 3 ranah yaitu:

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya,

bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.

Ranah ini terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau

reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek pada ranah ini yakni,

6

Page 7: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif

(Sudjana, 2002: 39-40 dalam Susi, 2009).

3. Metode Inkuiri Terbimbing

Inkuiri terbimbing yaitu salah satu metode inkuiri dimana guru

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan

awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran

aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.

Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan

dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep

pelajaran. Pada metode ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas

yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok

maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan

menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

4. Praktikum Aplikatif

Praktikum aplikatif adalah pengajaran kimia dengan menggunakan

metode praktikum yang dikaitkan dengan objek nyata yang ada dalam

kehidupan sehari-hari. Praktikum aplikatif ini lebih menyenangkan

daripada praktikum yang biasanya dilakukan, karena siswa diajarkan

untuk mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari untuk membuat

suatu produk yang bermanfaat dan erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari. Metode yang dikaitkan denan objek nyata ini diharapkan

siswa lebih tertarik, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk

belajar giat dan bisa lebih paham terhadap materi kimia yang ada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta bisa

menumbuhkan motivasi melalui pengajaran pembuatan produk yang

dihasilakn melalui praktikum (Fina ,2013).

7

Page 8: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

5. Sistem Koloid

Selama ini Anda memahami bahwa campuran ada dua macam,

yaitu campuran homogen (larutan sejati) dan campuran heterogen

(suspensi). Di antara dua keadaan ini, ada satu jenis campuran yang

menyerupai larutan sejati, tetapi berbeda sifat-sifat yang dimilikinya,

sehingga tidak dapat digolongkan sebagai larutan sejati maupun

suspensi. Larutan seperti ini disebut koloid.

Perbedaan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar ditunjukkan

pada tabel berikut:

Penggolongan Koloid

Sifat-sifat koloid :

8

Variabel Larutan Sejati Sistem Koloid

Suspensi Kasar

Ukuran partikel (cm)

108 – 107 106 – 104 103 – 101

Fasa campuran Satu fasa Satu fasa polifasa Penembusan oleh cahaya

Transparan Tidak transparan

-

Penyaringan Tidak terpisahkan

Tidak terpisahkan

Terpisahkan

Kestabilan larutan Sangat stabil Beragam Tidak stabil

Zat terdispersi

Medium pendispersi

Wujud koloid Contoh

Gasgascaircaircairpadatpadatpadat

cairpadatgascairpadatgascairpadat

busabusa padataerosol cairemulsiemulsi padatearosol padatsolsol padat

busa sabun, krim kocokbatu apung, karet busakabut, awan, aerosol, spray susu cair, coklat cair, saos keju, mentega, jeli asap, debu, cat, selai, gelatin, kaca rubi, obata-obatan

Page 9: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

1. Efek tyndal : partikel koloid akan menghamburkan berkas cahaya

yang dijatuhkan padanya.

2. Gerak brown : gerakan partikel koloid yang bergerak dengan arah

lurus,tetapi arahnya tidak menentu.

3. Elektroforesa : partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik,

karena partikel itu bermuatan listrik.

4. Adsorpsi : partikel koloid bermuatan listrik karena karena adanya

penyerapan ion pada permukaan patikel koloid.

5. Koagulasi : sistem koloid tersebut dapat digumpalkan denngan

cara,

a. Mekanik : pemanasan, pendimginan, pengadukan

b. Kimia : menabahkan zat kimia.

Pembuatan koloid

Metode dispersi,yaitu partikel kasar dipecahkan menjadi partikel koloid

dengan cara mekanik (penggilingan,cara listrik/busur bredig), cara

peptisasi (dilakukan dengan menambahkan ion sejenis)

Metode kondensasi, yaitu atom/ion/molekul dijadikan partikel

koloid,dan biasanya melalui reaksi kimia:

a. Reaksi redoks, misalnya pembuatan sol belerang dan sol emas

b. Reaksi hidrolisis, misalnya pembuatan sol Fe (OH)3 dan sol AS3S3

G. Metode Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah silabus,

rencana pembelajaran, LKS, soal tes (pretes dan postes), angket, lembar

observasi, dan lembar wawancara. Soal tes terdiri dari tes obyektif

bentuk pilihan ganda, dengan penskoran jika benar diebri skor 1 dan

jika salah diberi skor 0. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif

yang meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2),

9

Page 10: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

aplikasi atau penerapan (C3) ,analisis (C4). Sebelum instrumen tes

dibuat,terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen.

Lembar observasi adalah instrumen yang digunakan untuk

mengobservasi sikap dan keterampilan siswa dalam melakukan

praktikum dan proses belajar mengajar .

Angket digunakan untuk menunjang data penelitian yang tidak bisa

diungkap dalam instrumen yang lain. Angket disusun berupa

pertanyaan dengan beberapa option jawaban dan ada juga yang

beralasan. Pertanyaan yang diajukan dalam angket berhubungan dengan

praktikum dan yang dapat mendukung data .

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan beberapa tahap

yaitu pelaksaan pretes , pemberian perlakuan, observasi ,postes,

pemberian angket dan pelaksanaan wawancara pada siswa di kelas

eksperimen. Pretes dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran

sedangkan postes dilakukan setelah pembelajaran. Observasi dilakukan

saat pemberian perlakuan pada siswa berlangsung. Angket dan

wawancara dilaksanakan pada hari berikutnya. Wawancara

dilaksanakan terhadap perwakilan siswa kelompok tinggi, sedang dan

rendah. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak

diperoleh dari hasil pretes dan postes.

3. Teknik Pengolahan Data

1. Mengolah data pretes dan postes siswa ,sebagai berikut :

a. Jawaban siswa pada pretes dam postes diperiksa kemudian

jawaban tersebut dibandingkan dengan acuan jawaban yang

benar (kunci jawaban).

b. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban dari soal pretes

dan postes yang telah dilakukan. Item yang dijawabbenar diberi

nilai satu (1) dan bagi item yang salah diberi nilai nol (0).

10

Page 11: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

c. Untuk soal uraian penskoran berdasarkan jumlah tiap point

jawaban yang telah ditentukan.

2. Menetukan skor tiap siswa dan skor tiap butir soal

3. Menentukan skor rata-rata siswa dengan menggunakan rumus

Skor rata-rata siswa = jumlah skor siswa

jumlah siswa

4. Menetukan skor rata-rata tiap butir soal. Skor rata-rata pretes dan

postes untuk tiap butir soal digunakan rumus

Skor rata-rata = jumlah skor tiap butir soal

jumlah siswa

5. Menetukan presentase ketercapaian hasil belajar siswa dengan

menggunakan rumus :

% nilai ¿ skor rata−rataskor maksimal

×100 %

6. Menghitung gain ternormalisasi dengan menggunakan rumus :

Gain ternormalisasi ¿nilai postes−nilai pretes

nilaimaksimal−nilai pretes

Nilai N-Gain ditafsirkan berdasarkan kriteria peningkatan N-Gain

berikut :

Tinggi = gain ternormalisasi > 0.7

Sedang = 0,3 < gain ternormalisasi < 0,7

Rendah = gain ternormalisasi < 0,3

7. Mengolah data angket

11

Page 12: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

Dalam menganalisis data yang berasal dari angket berperingkat

satu sampai empat, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif

sebagai berikut:

1). Sangat setuju menunjukkan peringkat paling tinggi. Untuk

kondisi tersebut diberi nilai 4.

2). Setuju menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan sangat

setuju. Olehkarena itu kondisi tersebut diberi nilai 3.

3). Kurang setuju, karena di bawah setuju, diberi nilai 2.

4). T idak setuju yang berada di bawah kurang setuju, diberi nilai 1.

Rata –rata nilai tiap aspek = ¿jumlah nilai

jumlahresponden×100

(Arikunto,2006: 243 dalam Fina ,2013)

8. Pengolahan data wawancara

Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan membuat

transkrip wawancara. Hasil transkripsi ini diuraikan secara

deskriptif.

4. Teknik Analisis Data

a. Analisis data hasil belajar

1. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu,

Zi ¿X i−X

S

dengan : Zi = skor baku

Xi= skor rata-rata

X= nilai rata-rata

S = simpangan baku

2. Uji Homogenitas

12

Page 13: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

Uji ini dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan

populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fischer,

Fhitung = varians terbesarvarians terkecil

3. Uji Pembeda

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

Jika dua kelas mempunya varians tidak berbeda (s12=s2

2),

digunakan rumus t.

dengan

Keterangan :

X1 = rata-rata postes kelas eksperimen

X2 = rata-rata postes kelas kontrol

S12 = varians data kelas eksperimen

S22 = varians data kelas kontrol

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

S = simpangan baku gabungan

Jika dua kelas mempunyai varians yang berbeda (s12≠s2

2) digunakan

rumus t’

b. Analisis data hasil non tes

13

Page 14: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

Data hasil observasi akan dianalisis secara kualitatif deskriptif.

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang

pelaksaan pembelajaran dikelas selama diberi perlakuan berupa

penerapan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing.

Sedangkan angket dan pedoman wawancara setelah pembelajaran

terhadap siswa. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan

siswa terhadap pembelajaran kimia menggunakan aplikatif berbasis

inkuiri terbimbing yang diunkapkan melalui dan wawancara. Dari

hasil angket dan wawancara tersebut didapatkan informasi

mengenai motivasi dan hasil belajar siswa, evaluasi serta saran

terhadap penelitian yang telah dilakukan.

c. Analisis pengujian hipotesis

Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan

uji parametrik untuk menguji hipotesis dengan rumus uji- t dengan

taraf signifikansi α=0.05. Dengan rumus sebagai berikut

t= X 1−X 2

dsg√ 1n1

+√ 1n2

dengan dsg = √ ( n1−1 ) v1+(n2−1)n1+n2−2

Keterangan :

X1 = rata – rata data kelompok eksperimen

X2 = rata – rata data kelompok kontrol

dsg = nilai deviasi standar gabungan

n1 = banyaknya data kelompok eksperimen

n2 = banyaknya data kelompok kontrol

v1 = varians data kelompok eksperimen

v2 = varians data kelompok kontrol

14

Page 15: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

DAFTAR PUSTAKA

Fajriani , Santi. (2010). Pembelajaran Materi Hidrolisis Garam Melalui

Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Siswa. Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan

Kimia FMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Handrianto , Prasetyo .(2012). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap

Motivasi Belajar. [online]. Tersedia : http://sainsjournal-

fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45907-PENDIDIKANFaktorfaktor

%20yang%20berpengaruh%20terhadap%20motivasi%20belajar.html

[10 Juni 2014]

Herdian.(2010). Model Pembelajaran Inkuiri. [online]. Tersedia:

erdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri./

[9 Juni 2014]

Malihah, Memi. (2011). Pengaruh Model Guided Inquiry(Inkuiri Terbimbing)

Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi.

Skripsi sarjana pada Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: tidak diterbitkan.

Masruroh, Kuni Hidayatul. (2013). Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI Pada

Pembelajaran Sifat-Sifat Koloid Mengggunakan Metode Discovery-

Inquiry. Skripsi sarjana pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Bandung : tidak diterbitkan.

Qudsiyah, Fina Haziratul .(2013). Implementasi Praktikum Aplikatif Berorientasi

Chemoentrepreneurship (CEP) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Kimia Materi Pokok Koloid Siswa Kelas XI. Skripsi sarjana pada

Jurusan Kimia FPMIPA Universitas Negeri Semarang: tidak

diterbitkan.

15

Page 16: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

Sunarto .(2009). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Listrik Dinamis

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Teat Achievement

Division(STAD) dengan Lembar Kerja Terstruktur(LKT) pada Siswa

Kelas IX SMP Negeri 2 Boyolali. [online] . tersedia :

http://disdikpora-boyolali.info/page/86/jurnal-penelitian.aspx .

[10 Juni 2014]

Sunarya,Yayan dan Agus Setiabudhi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Susi. (2009). Pembelajaran Aktif Dengan Praktikum Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa. [online]. Tersedia :

http://susianha.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-aktif-dengan-

praktikum.html . [9 Juni 2014]

Wulandari,Ade Dewi. (2013). Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri

Terbimbing Untuk Meningkatkan Katerampilan Berpikir Kritis Siswa

SMA Pada Materi Laju Reaksi.Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan

Kimia, 1(1),hlm 19-20.

16

Page 17: “Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa  Pada Materi Pokok Koloid”

17