pengembangan keterampilan berpikir logis dan … · inkuiri terbimbing pada materi sistem koloid...

12
50 Siti Solihah, 2012 Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperiment dengan jenis Nonequivalent Pretest-Post test Control Group Design (Campbell & Stanley, 1963). Model desain ini terdiri atas dua kelompok yang berbeda, akan tetapi hanya satu kelompok saja yang diberi perlakuan, kelompok A diberi perlakuan “ penggunaan pembelajaran inkuiri” dan selanjutnya disebut kelompok eksperimen, sedangkan kelompok B diberi perlakuan “ penggunaan pembelajaran praktikum konvensional” dan selanjutnya disebut kelompok kontrol. Yang berperan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan yang menjadi variabel terikat berupa keterampilan berpikir logis dan berpikir kritis. Desain penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen (A) O X O Kontrol (B) O O Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: O = Tes awal dan akhir keterampilan berpikir logis dan keterampilan berpikir kritis X = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran inkuiri

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 50 Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode dan Desain Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

    quasi eksperiment dengan jenis Nonequivalent Pretest-Post test Control Group

    Design (Campbell & Stanley, 1963). Model desain ini terdiri atas dua kelompok

    yang berbeda, akan tetapi hanya satu kelompok saja yang diberi perlakuan, kelompok

    A diberi perlakuan “ penggunaan pembelajaran inkuiri” dan selanjutnya disebut

    kelompok eksperimen, sedangkan kelompok B diberi perlakuan “ penggunaan

    pembelajaran praktikum konvensional” dan selanjutnya disebut kelompok kontrol.

    Yang berperan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang

    diberikan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan yang menjadi

    variabel terikat berupa keterampilan berpikir logis dan berpikir kritis. Desain

    penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1

    Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

    Eksperimen (A) O X O

    Kontrol (B) O O

    Gambar 3.1 Desain Penelitian

    Keterangan:

    O = Tes awal dan akhir keterampilan berpikir logis dan keterampilan berpikir kritis

    X = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran inkuiri

  • 51

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Kedua kelompok diberi tes yang sama pada awal dan akhir pembelajaran

    dengan soal yang sama. Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan, kemudian

    hasil tes kedua kelompok tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat sejauh

    mana pengaruh model pembelajaran yang telah diimplementasikan terhadap

    keterampilan berpikir logis dan berpikir kritis siswa.

    B. Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA pada semester genap

    tahun ajaran 2012/2013 di sebuah SMA di Kabupaten Bandung. Subjek yang

    digunakan sebanyak dua kelas (satu kelas kontrol sebanyak 39 orang dan satu kelas

    eksperimen sebanyak 40 orang) yang kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok.

    Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

    C. Prosedur Penelitian

    Bagan alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2

  • 52

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    teri

    Kritis Logis

    Optimasi prosedur praktikum

    dengan tahapan inkuiri

    Pretes

    Postes

    Lembar test tertulis (Keterampilan

    berpikir logis dan kritis)

    Lembar observasi dan

    LKS

    Analisis Data

    Kesimpulan

    Implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing

    Rancangan RPP Pembuatan LKS

    Validasi instrumen

    Pembuatan Instrumen:

    Butir soal keterampilan

    berpikir kritis

    Studi pustaka tentang

    keterampilan berpikir Analisis dan studi

    pustaka pembelajaran

    Inkuiri Terbimbing

    Tahap Persiapan

    Tahap Pelaksanaan

    Analisis Standar

    Isi Kimia SMA

    pada materi sistem

    koloid

    Butir soal keterampilan

    berpikir logis

    Instrumen lembar tes tertulis:

    perbaikan

    Butir soal keterampilan

    berpikir kritis

    Perbaikan

    Prosedur praktikum dengan

    tahapan inkuiri

    Observasi kegiatan pembelajaran

  • 53

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Gambar 3.2 Alur Penelitian

    Pada dasarnya alur penelitian yang dilakukan terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap

    persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

    1. Tahap persiapan

    Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengkaji kurikulum, variabel-

    variabel yang terlibat dalam penelitian (keterampilan berpikir logis dan kritis),

    langkah selanjutnya adalah pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (dapat

    dilihat pada lampiran A) dan instrumen penelitian (lembar tes tertulis, LKS dan

    lembar observasi yang dapat dilihat pada lampiran B). RPP divalidasi oleh dosen

    pembimbing sedangkan instrumen penelitian yang berupa tes tertulis keterampilan

    berpikir kritis divalidasi oleh dosen validator yang kompeten. Setelah itu instrumen

    yang valid digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

    2. Tahap pelaksanaan

    Program pembelajaran menggunakan model praktikum inkuiri yang telah

    disusun dan diterapkan pada pembelajaran kimia oleh peneliti. Penerapan program

    pembelajaran ini memerlukan waktu lima kali pertemuan baik pada kelas kontrol

    maupun pada kelas eksperimen, yang terdiri dari satu pertemuan untuk tes awal. Pada

    pertemuan ke dua pembelajaran pada topik penggolongan campuran, pertemuan

    ketiga pembelajaran pada topik sifat-sifat koloid, dan pertemuan ke empat

    pembelajaran pada topik pembutan koloid. Pada pertemuan ke lima dilakukan

    posttest untuk keterampilan berpikir logis dan kritis.

    Perbaikan

    Tahap Akhir

  • 54

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    3. Tahap Akhir

    Pada tahap akhir setelah program pembelajaran diterapkan dan semua data yang

    diperlukan terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data. data dari LKS di

    presentase dan data dari hasil pretest dan posttest keterampilan berpikir logis dan

    kritis di uji normalitas, homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan

    dengan menggunakan SPSS for windows. Setelah uji-uji statistik selesai dilakukan,

    maka dilakukan pembahasan dan dilanjutkan penarikan kesimpulan. Tahap akhir dari

    tahapan ini adalah penyusunan laporan.

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri

    atas lembar test tertulis, LKS dan lembar observasi.

    1. Lembar tes tertulis

    Lembar tes ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan

    berpikir logis dan berpikir kritis siswa.

    a. Soal Tes Berpikir Logis

    Bentuk tes keterampilan berpikir logis dibuat sesuai dengan jenis-jenis penalaran

    berpikir logis yang dikemukakan oleh Piaget, meliputi; penalaran proporsional,

    pengontrolan variabel, penalaran probabilitas, penalaran korelasional dan

    penalaran kombinatorial. Untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan

    berpikir logis siswa digunakan soal standar yang dikembangkan oleh Tobin and

    Capie dan diterjemahkan oleh Firman (2006) berupa satu paket soal TOLT (Test

    Of Logical Thinking) dengan jumlah butir soal 10 soal. Tes ini diberikan dalam

    bentuk pilihan ganda beralasan sesudah dan sebelum perlakuan/ penerapan

    pembelajaran. Kriteria penskoran TOLT adalah jika jawaban benar dan alasan

    benar diberi skor 1 dan jika jawaban benar dan alasan salah diberi skor 0,

    begitupun jika jawaban salah dan alasan benar maka diberi skor 0. Dari hasil

  • 55

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    perhitungan menunjukkan realibilitas soal ini adalah 0,64 (termasuk ke dalam

    kategori tinggi). Secara lengkap tes tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.2.

    Kisi-kisi test tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1

    Tabel 3.1.Kisi-kisi Soal Tes kemampuan berpikir logis

    Jenis keterampilan berpikir logis Nomor soal

    Penalaran proporsional 1, 2

    Pengontrolan variabel 3, 4

    Penalaran probabilitas 5, 6

    Penalaran korelasional 7, 8

    Penalaran kombinatorial 9, 10

    b. Soal Tes Berpikir Kritis

    Keterampilan berpikir kritis disesuaikan dengan sub indikator berpikir kritis

    menurut Ennis. Keterampilan berpikir kritis yang diukur terdiri dari Sembilan

    sub indikator, meliputi: kemampuan mengidentifikasi atau merumuskan masalah,

    memberikan penjelasan sederhana, menyebutkan contoh, melaporkan hasil

    observasi, mengemukakan hipotesis, merancang eksperimen, menarik

    kesimpulan dari hasil menyelidiki, menerapkan konsep dan mengklasifikasikan.

    Tes ini berbentuk pilihan ganda beralasan terbuka sebanyak 20 soal dengan

    jumlah option (pilihan jawaban) terdiri dari lima pilihan. Dengan kriteria

    penskoran, jika option pilihan ganda benar dan alasan tepat maka diberi skor 3,

    jika option pilihan ganda benar dan alasan salah maka diberi skor 1, jika option

    pilihan ganda benar dan alasan kurang tepat maka diberi skor 2, dan jika option

    pilihan ganda dan alasannya salah maka diberi skor 0. Secara lengkap tes

    tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.3. Kisi-kisi tes tersebut adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 3.2.Kisi-kisi Soal Tes kemampuan berpikir kritis

  • 56

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Sub Indikator Berpikir Kritis Nomor Soal

    Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan 8 , 15

    Memberikan penjelasan sederhana 5, 7

    Menyebutkan contoh 6, 9, 17

    Melaporkan hasil observasi 2, 10

    Mengemukakan hipotesis 4, 11

    Merancang eksperimen 12, 19

    Menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki 1, 3

    Menerapkan konsep 13, 14

    mengklasifikasikan 16, 18,20

    Untuk butir soal kemampuan berpikir kritis, divalidasi dan diuji realibilitasnya.

    a. Uji Validitas Soal

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

    kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila

    dapat mengukur pada yang hendak diukur. Dalam hal ini validasi butir soal dilakukan

    berdasarkan pertimbangan (judgement) dari dosen ahli dengan menganalisis

    kesesuaian butir soal dengan pencapaian indikator keterampilan berpikir kritis yang

    hendak diukur. Pada awalnya soal yang diajukan kepada dosen ahli sebanyak 34 soal,

    tetapi ada beberapa soal yang tidak sesuai dengan sub indikator yang hendak diukur,

    sebagian ada yang kurang tepat dalam penyusunan kalimat dan pilihan jawaban. Dari

    hasil validasi dan perbaikan, diperoleh 20 soal yang mewakili tiap sub indikator yang

    ingin diteliti.

    b. Uji Reliabilitas Soal

  • 57

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana alat ukur dapat memberikan gambaran

    yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (Firman, 2000).

    Untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan rumusan sebagai berikut:

    dengan, n = jumlah soal

    ∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item

    = varians total

    Nilai reliabilitas selanjutnya ditafsirkan sesuai klasifikasi reliabilitas yang

    dikemukakan Arikunto (2006) seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.

    Tabel 3.3.Kriteria Reliabilitas Soal

    Koef Reliabilitas Kriteria

    0,00 sampai 0,19

    0,20 sampai 0,39

    0,40 sampai 0,59

    0,60 sampai 0,79

    0,80 sampai 1,00

    sangat rendah

    rendah

    cukup

    tinggi

    sangat tinggi

    Nilai reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa soal yang digunakan akan

    memberikan hasil yang tepat dalam suatu tes. Berdasarkan hasil uji tes diperoleh

    bahwa nilai reliabilitas untuk 20 butir soal yang telah digunakan adalah sebesar 0,71

    (Hasil uji realibilitas dapat dilihat pada lampiran C). Hal ini menunjukkan soal

    rII = 1n

    n [ 1 –

    ]

  • 58

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    tersebut mempunyai reliabilitas tinggi untuk dapat mengukur peningkatan

    keterampilan berpikir kritis siswa.

    2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

    Lembar kerja siswa (LKS) selain digunakan sebagai salah satu media dalam

    pelaksanaan pembelajaran juga digunakan sebagai instrumen untuk mengukur

    keterlaksanaan dari pembelajaran yang dilakukan terhadap subjek penelitian. LKS

    penelitian ini berisi langkah-langkah atau kegiatan yang harus dilakukan siswa

    selama pembelajaran berlangsung. Rubrik LKS juga disusun agar dapat menilai hasil

    yang diperoleh siswa selama praktikum sehingga dapat dilihat keterlaksanaan

    pembelajaran yang dilakukan (LKS dapat dilihat pada lampiran B). LKS berbasis

    inkuiri didasarkan pada kriteria komponen yang harus ada dalam LKS dilengkapi

    dengan tahapan inkuiri yang telah ditentukan. Optimalisasi LKS juga dilakukan untuk

    menentukan waktu serta alat dan bahan yang dibutuhkan pada pelaksanaan praktikum

    (Hasil optimalisasi dapat dilihat pada lampiran A).

    3. Format observasi kegiatan

    Format observasi kegiatan digunakan untuk mengamati keterlaksanaan dan

    aktivitas yang dilakukan siswa ketika praktikum berlangsung dan guru ketika

    melaksanakan tahapan pembelajaran.

    E. Teknik Pengolahan Data

    Untuk menjawab permasalahan dan rumusan masalah seperti yang telah

    dikemukakan, maka data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis sebagai berikut :

    1. Lembar Test Tertulis

  • 59

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    a. Menganalisis respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada

    soal tes awal dan tes akhir (tes keterampilan berpikir logis dan kritis). Respon

    tersebut kemudian diskor berdasarkan kunci jawaban yang sesuai.

    b. Menghitung skor total yang dicapai masing-masing siswa

    c. Menghitung peningkatan keterampilan berpikir logis dan keterampilan berpikir

    kritis dengan membandingkan respon siswa pada skor tes awal dan tes akhir,

    kemudian menghitung peningkatannya dalam bentuk persen N-gain.

    N-gain =

    Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi (Hake, 1998) berikut:

    Tabel 3.4.Interpretasi Nilai N-gain

    Nilai N-gain Kriteria

    ≥ 0,7 Tinggi

    0.3 – 0,6 Sedang

    < 0,3 Rendah

    d. Melakukan uji normalitas dengan menggunakan SPSS for windows (one –sample

    Kolmogorov-Smirnov Test). Uji ini dilakukan untuk keperluan analisis data lebih

    lanjut, karena asumsi sampel berdistribusi normal atau tidak akan berpengaruh

    pada kesimpulan yang dibuat. Jika sampel tidak berdistribusi normal, maka

    kesimpulan berdasarkan penelitian itu tidak berlaku.

    e. Melakukan uji homogenitas varians (F ) dengan jenis Independent sample test,

    dilakukan setelah diketahui sampel berdistribusi normal. Uji ini dilakukan untuk

    memperoleh asumsi bahwa kedua sampel mempunyai varians yang sama

    sehingga kegiatan menaksir dan menguji hipotesis bisa dilakukan. Jika kedua

    sampel mempunyai varians yang sama besar, maka dikatakan homogen.

    f. Melakukan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan two independent samples t-

    test jika data berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney jika data tidak

  • 60

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    berdistribusi normal. Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

    antara dua variable, dalam hal ini rata-rata N-gain antara kelas kontrol dan kelas

    eksperimen sehingga hasilnya bisa digunakan untuk menjawab hipotesis

    penelitian. Jika nilai signifikansi t-hitung atau nilai signifikansi Mann-Whitney U

    lebih kecil dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05 maka H0

    ditolak, begitu juga sebaliknya.

    g. Menguji hipotesis

    Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan uji hipotesis satu sisi

    (one-tailed test), dengan bentuk hipotesis:

    H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan

    pembelajaran inkuiri dengan kelas yang menggunakan pembelajaaran

    konvensional (H0 : μ1 ≤ μ2)

    Ha : terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan

    pembelajaran inkuiri dengan kelas yang menggunakan pembelajaaran

    konvensional (Ha : μ1>μ2)

    2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

    a. Data yang diperoleh dari LKS pada setiap tahapan inkuiri, diberi skor berdasarkan

    rubrik yang telah dibuat (skor per kelompok pada setiap tahapan inkuiri dapat

    dilihat pada lampiran C)

    b. Menghitung skor total yang dicapai masing-masing kelompok siswa

    c. Menentukan nilai persentase skor

    Nilai persen (NP) dicari dengan rumus:

    NP = %100XSM

    R

  • 61

    Siti Solihah, 2012

    Pengembangan Keterampilan Berpikir Logis Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui

    Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Koloid

    Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

    (Arikunto, 2006)

    Keterangan:

    R = Skor yang diperoleh siswa

    SM = Skor maksimum dari tes yang bersangkutan

    Lalu ditafsirkan berdasarkan kriteria seperti pada tabel 3.5

    Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa

    Persentase (%) Kriteria

    81-100 Sangat Baik

    62-80 Baik

    41-60 Cukup

    21-40 Kurang

    0-20 Sangat Kurang

    (Arikunto, 2006)

    d. Membuat kesimpulan dan menyusun laporan. Berdasarkan analisis dan data hasil

    penelitian maka diperoleh temuan yang terdiri atas nilai keterlaksanaan model

    pembelajaran, N-gain aspek-aspek keterampilan berpikir kritis dan logis. Temuan

    ini menjadi dasar pertimbangan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.