penerapan pasar karbon (emission trade system) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ......

17
z Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di Indonesia dan Pembelajaran dari Uni Eropa Oleh Hadi Prasojo, Ratih Twi Septiriana, dan Avianto Nugroho

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

z

Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di

Indonesia dan Pembelajaran dari Uni Eropa

Oleh Hadi Prasojo, Ratih Twi Septiriana, dan Avianto Nugroho

Page 2: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

RINGKASAN EKSEKUTIF

• Dalam upaya berkontribusi mereduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang menyebabkan

terjadinya kenaikan suhu bumi dan perubahan iklim, Indonesia perlu mempertimbangkan

penerapan instrumen ekonomi salah satunya emission trading system (ETS).

• Terdapat empat langkah utama mekanisme pembentukan dan penerapan ETS, yaitu

penetapan target emisi atau cap, alokasi allowance sebagai unit pembagian dari cap kepada

entitas penghasil emisi, proses transaksi jual beli allowances, dan pelaporan.

• Penting untuk mempelajari berbagai pengalaman negara lain yang telah menerapkan ETS,

terutama Uni Eropa dengan berbagai pertimbangan kondisi Indonesia, dimana terdapat

beberapa langkah pembentukan dan penerapan ETS di antaranya, yaitu prasyarat teknis,

regulasi, budaya, struktur pasar, dan pengalaman pengawasan pasar. Mengingat instrumen

ETS merupakan kebijakan yang strategis menyangkut berbagai sektor dan berdampak yang

luas, penerapannya membutuhkan proses persiapan yang matang dan berkesinambungan.

PENDAHULUAN

Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global saat ini yang disebabkan oleh kenaikan

suhu bumi. Kerjasama antarnegara dibutuhkan dalam upaya mereduksi emisi Gas Rumah Kaca

(GRK) yang menyebabkan terjadinya kenaikan suhu bumi ini. Dalam Persetujuan Paris (Paris

Agreement) yang dilaksanakan tahun 2015, masing-masing negara termasuk Indonesia telah

menentukan kontribusinya dalam upaya mereduksi emisi GRK melalui dokumen Nationally

Determined Contributions (NDCs).

Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan peringkat kelima terbesar dalam

mengemisikan GRK setelah Tiongkok, Amerika Serikat, Uni Eropa (terdiri dari 28 negara),

dan India (Climate Watch, 2018). Tingkat emisi GRK Indonesia secara tren terus meningkat

seperti ditampilkan pada Gambar 1, dengan tingkat emisi GRK pada tahun 2016 mencapai

sekitar 1,46 Gigaton CO2 ekuivalen dengan kontribusi terbesar dari sektor AFOLU

(agriculture, forestry and other land use, termasuk kebakaran gambut) sebesar 51.56% dan

sektor energi sebesar 30,97%. Disusul oleh sektor lainnya yaitu sektor limbah sebesar 6,32%

dan sektor IPPU (industrial process and product use) sebesar 4,15% (Ministry of Environment

and Forestry, 2018).

Page 3: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Gambar 1. Profil tren tingkat emisi GRK Indonesia tahun 2000-2016 (MoEF, 2018)

Adapun target Indonesia sesuai dokumen NDC ditampilkan pada Gambar 2, yaitu

Indonesia dapat mereduksi tingkat emisi GRK sebesar 29% jika menggunakan skenario

mitigasi CM1 (unconditional) dan 38-41% jika menggunakan skenario mitigasi CM2

(kondisional/dengan tambahan bantuan internasional) pada tahun 2030 dibandingkan dengan

proyeksi emisi baseline. Tentunya untuk mencapai target reduksi ini dibutuhkan berbagai aksi

mitigasi perubahan iklim/pengendalian emisi GRK yang perlu dilakukan. Policy Brief ini

memaparkan esensi dari penerapan instrumen ekonomi dalam penurunan emisi GRK yang

umum dikenal emission trade system (ETS), pembelajaran dari Uni Eropa, serta prospek dan

tantangan penerapan ETS di Indonesia.

Gambar 2. Target reduksi emisi GRK Indonesia tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat

emisi tahun dasar 2010 berdasarkan skenario mitigasi kondisional NDCs (MoEF, 2018)

Page 4: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

INSTRUMEN EKONOMI DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Terdapat berbagai kategorisasi kebijakan aksi mitigasi sesuai yang ditampilkan pada Gambar

3, termasuk salah satunya instrumen ekonomi berbasis harga (carbon pricing), yang berprinsip

untuk menginternalisasikan eksternalitas negatif dari aktivitas manusia berupa emisi GRK ke

dalam harga barang atau jasa. Instrumen ekonomi dipandang lebih efektif dan efisien dalam

mendorong pengurangan emisi dibanding instrumen berbasis regulasi yang menetapkan target

penurunan emisi dari setiap unit produksi (Bowen, 2011). Berbeda dengan mekanisme regulasi

dimana pemerintah dituntut untuk memiliki informasi selengkap mungkin tentang kondisi unit

produksi (penghasil emisi), upaya pengurangan emisi melalui instrumen ekonomi dipengaruhi

oleh harga dan mekanisme pasar sehingga menghasilkan biaya yang efektif.

Adapun terdapat dua instrumen ekonomi yang sudah diterapkan di berbagai negara

dalam upaya pencapaian target emisi yaitu instrumen berbasis pajak (tax) dan instrumen

berbasis pasar (carbon creditting dan ETS).

Gambar 3. Diagram instrumen dalam mitigasi perubahan iklim / pengendalian emisi GRK

(disarikan dari DG CLIMA ETS E-Learning Unit 1)

Pasar Karbon atau Emission Trading System (ETS)

Pasar Karbon atau Emission Trading System (ETS) adalah salah satu upaya pembentukan harga

karbon (atau jenis emisi GRK lainnya) dengan cara membentuk hak milik emisi berupa hak/izin

emisi (selanjutnya disebut allowance) yang dapat diperdagangkan melalui mekanisme pasar

(Field, 1997 p. 253). Sistem ini disebut juga cap-and-trade karena pemerintah harus

menetapkan besaran target emisi (cap) sebelum membaginya ke dalam bentuk allowance dan

memperdagangkannya.

Instrumen mitigasi perubahan iklim /

pengendalian emisi GRK

Instrumen ekonomi

Berbasis Pajak

Tax

Berbasis Pasar / Harga

ETS

Crediting

Instrumen berbasis regulasi

Command and Control

Page 5: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Alasan pemilihan penerapan ETS

Telah disebutkan sebelumnya bahwa terdapat dua instrumen ekonomi dalam pengendalian

jumlah emisi, yaitu instrumen berbasis pajak (pajak karbon) dan instrumen berbasis pasar,

utamanya ETS. Dalam kondisi ideal, kedua jenis instrumen tersebut menghasilkan keluaran

yang sama. Adapun ETS dapat dipilih jika pemerintah ingin memprioritaskan kepastian

besaran target penurunan emisi. Hal ini cukup sesuai dengan kondisi Indonesia yang dituntut

untuk memenuhi target penurunan emisi dalam NDC. Sebaliknya, instrumen berbasis pajak

dapat dipilih jika pemerintah ingin lebih memastikan besaran biaya penurunan emisi.

Mekanisme pembentukan ETS

Mekanisme pembentukan dan penerapan ETS terdiri dari empat langkah utama yang dapat

digambarkan dalam diagram Gambar 4.

Langkah pertama adalah penetapan target emisi atau “cap”. Pada tahap ini

pemerintah menetapkan jenis emisi dan jumlah maksimum emisi di pasar atau “cap”. Langkah

kedua, “cap” dibagi ke dalam satuan yang lebih kecil (allowance) untuk kemudian

dibagikan/dialokasikan kepada masing-masing entitas penghasil emisi (seperti perusahaan,

pabrik, atau unit usaha). Allowance merupakan hak bagi setiap entitas untuk menghasilkan

emisi. Jumlah allowance dibuat terbatas untuk mendorong terciptanya transaksi pasar.

Langkah ketiga adalah menciptakan pasar dan melakukan proses transaksi jual beli

allowances. Adanya transaksi pasar mendorong tercapainya efektivitas biaya dalam

pengurangan emisi. Hal ini dapat terjadi karena setiap penghasil emisi memiliki biaya

pengurangan emisi (abatement cost) yang berbeda-beda bergantung pada berbagai faktor

seperti teknologi perusahaan, skala perusahaan, dan sistem manajemen (Field, 1997). Langkah

keempat adalah pelaporan (compliance) dimana masing-masing entitas dituntut untuk

melaporkan jumlah allowance yang dimiliki sesuai dengan jumlah emisi yang dikeluarkan.

Dalam hal ini pemerintah dituntut untuk memiliki mekanisme kontrol dan auditor yang baik

untuk memastikan kebenaran laporan.

Page 6: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Gambar 4. Langkah utama mekanisme pembentukan ETS (disarikan dari DG CLIMA ETS E-

Learning Unit 3)

Hal penting dalam mendesain ETS

Untuk memastikan bahwa ETS yang dibentuk dapat berjalan dengan efektif dan efisien dalam

menurunkan emisi, maka penting bagi pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan hal-hal

berikut:

i. Ruang lingkup ETS: sektor-sektor, industri, atau jenis aktivitas yang diikutsertakan; jenis

emisi yang diperdagangkan; entitas penghasil emisi; dan jumlah sumber emisi yang

terlibat.

ii. Dasar emisi dan penentuan “cap”: jumlah target emisi, jangka waktu pencapaian target,

dan dampak sosial dan ekonomi.

iii. Pengalokasian “allowance”: metode pembagian allowance kepada entitas penghasil emisi.

Terdapat tiga mekanisme pengalokasian allowance, yaitu free allocation/gratis,

auction/lelang, dan kombinasi keduanya.

iv. Sistem kepatuhan dan pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (Compliance and

Measurement, Reporting, & Verification - MRV): jangka waktu/durasi kepatuhan

(compliance) dan jenis penalti yang harus diberikan kepada entitas yang melanggar,

dimana jumlah penalti harus jauh lebih besar dari harga compliance di pasar agar pelaku

pasar terdorong untuk patuh.

v. Fleksibilitas waktu: seberapa fleksibel pemerintah dalam menetapkan jangka waktu ETS

ataupun pelaporan yang bergantung pada seberapa bahaya jenis emisi yang

diperdagangkan.

vi. Opsi stabilisasi harga: kemungkinan pasar beroperasi secara tidak sempurna dikarenakan

oleh berbagai isu seperti perubahan peraturan, perubahan jumlah target emisi, atau

ketidaksempurnaan informasi yang menimbulkan volatilitas harga dan membahayakan

Page 7: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

efektivitas biaya. Berbagai opsi harus dilakukan untuk menstabilkan harga, seperti halnya

penetapan harga tertinggi dan terendah.

vii. Regulasi: otoritas kebijakan yang kompeten dalam menjalankan tanggung jawabnya untuk

mengalokasikan allowance, memastikan sistem pasar berjalan dengan baik, dan

memastikan regulasi/compliance berjalan baik disertai dengan transparansi keterbukaan

informasi.

PRAKTIK DAN PEMBELAJARAN ETS DARI UNI EROPA

European Union Emission Trading Scheme atau EU ETS merupakan kebijakan ETS pertama

di dunia yang telah berlangsung semenjak 2005 hingga saat ini. Lingkup EU ETS mencakup

sektor energi (pembangkit listrik), dunia penerbangan, dan industri energi intensif (baja, besi,

kilang-kilang minyak, kaca, kertas, kimia, dan industri keramik) dengan jumlah sekitar 11.000

pembangkit dan pabrik, namun tidak termasuk sektor keuangan (kontribusi relatif dalam skala

kecil), dan pertanian. EU ETS berlangsung di 28 negara anggota EU ditambah Islandia,

Liechtenstein, dan Norwegia, dimana secara total sekitar 45% dari total emisi GRK Uni Eropa

diatur oleh EU ETS (DG CLIMA EC, 2016). Berikut ini akan kami sajikan analisa penerapan

EU ETS sesuai dengan empat langkah mekanisme pembentukan ETS seperti yang terdapat

pada Gambar 4.

Penetapan target emisi atau “cap”

Target emisi / cap yang ditetapkan berupa jenis emisi dan jumlah maksimum emisi di pasar.

Jenis emisi GRK yang dicakup pada EU ETS yaitu hanya CO2 serta N2O pada beberapa

instalasi spesifik. Cap yang merupakan jumlah total allowance ditetapkan berdasarkan

dokumen National Allocation Plans (NAPs), dimana setiap negara anggota akan

mempersiapkan dan mempublikasikan jumlah allowance yang diajukan untuk alokasi masing-

masing instalasi sesuai durasi operasi mereka. Dokumen-dokumen NAPs tersebut kemudian

akan melewati proses penilaian oleh komisi terkait, yang akan menerima atau melakukan

perubahan jumlah total alokasi allowance berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan

dalam arahan EU ETS. EU ETS memiliki cap pada tahun 2013 yang akan terus diturunkan

proporsional sebesar 1.74% dari total jumlah allowance rata-rata pada 2008-2012.

Page 8: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Alokasi allowance

Pada dua fase awal dalam penerapan EU ETS (2005 - 2007 dan 2008 - 2012) pengalokasian

allowance diberlakukan secara gratis (free allocation). Lima persen dari total kuantitas

allowance diberlakukan secara cuma-cuma bagi pendatang-pendatang baru termasuk untuk

operasi dunia penerbangan.

Kini EU ETS telah memasuki fase ketiga (periode 2013-2020), dimana sebagian besar

allowance pada fase ini dilakukan secara sistem lelang. Pada fase ini, pelelangan allowance

ditujukan untuk sektor pembangkit listrik, sedangkan untuk sektor industri dan sektor penghasil

panas allowance dialokasikan secara gratis berdasarkan tolok ukur performa. Secara total,

sekitar 50% dari total allowance akan dilelang dari tahun 2013. Pada fase ketiga ini pula,

alokasi gratis diterapkan dengan menerapkan peraturan-peraturan alokasi yang sifatnya lebih

luas dalam lingkup EU dan hubungan antar peraturan telah harmonis. Negara-negara anggota

akan tetap diminta untuk mempersiapkan rencana alokasi, atau dikenal sebagai dokumen

National Implementation Measures (NIMs) yang di dalamnya terkandung rincian informasi

tentang alokasi-alokasi yang telah direncanakan untuk setiap instalasi pada negara tersebut.

Semua negara anggota juga tetap bertanggung jawab untuk pengumpulan data dan alokasi

akhir. Komisi terkait bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak NIMs atau bagian-

bagian yang termasuk di dalamnya, juga amandemen apabila diperlukan.

Walaupun NIMs menentukan jumlah allowance yang dialokasikan untuk masing-

masing individu, metode alokasi tetap ditentukan oleh aturan EU ETS Directive dan

Commission Decision 2011/278/EU. Adapun pendapatan yang diperoleh dari pelelangan

allowance dimanfaatkan untuk program berkaitan dengan energi dan iklim seperti energi

terbarukan, efisiensi energi, transport berkelanjutan, dan sebagainya, sesuai yang diamanatkan

EU ETS Directive 2003/87/EC.

Proses transaksi jual beli allowance

Untuk mencapai pemenuhan kepatuhan (compliance), setiap entitas yang teregistrasi dapat

membeli atau menjual European Union Allowance (EUA). Perdagangan dapat dilakukan

langsung antara pembeli dan penjual, melalui pasar karbon EU ETS, misalnya Intercontinental

Exchange (ICE) di London dan European Energy Exchange AG (EEX) di Leipzig, Jerman.

Page 9: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Harga karbon EUA tentunya ditentukan oleh penawaran dan permintaan, hal ini terlihat

pada fluktuasi yang ditampilkan pada Gambar 6 hingga kenaikan harga yang terjadi saat ini.

Saat ini pasar karbon EU pun mulai interaktif layaknya komoditas lain seperti minyak, gas,

maupun emas. Beberapa hal lain yang mempengaruhi harga pasar EUA tentunya berbagai

kejadian ekonomi global maupun ekspektasi entitas akan regulasi lingkungan ke depan apakah

akan lebih ketat atau tidak yang akan mempengaruhi keputusan entitas tersebut.

Gambar 6. Harga karbon CO2 European Emission Allowances (EUA) dalam EUR/tCO2

(Perthuis, 2013 & DEHSt, 2018)

Pelaporan compliance

Upaya pemenuhan kepatuhan (compliance) oleh setiap entitas dilakukan dengan cara

pemantauan dan pelaporan emisi serta penyerahan allowance yang cukup untuk menutupi total

emisi mereka pada setiap 30 April tahun berikutnya. Laporan emisi tersebut harus diperiksa

oleh pihak terakreditasi sehingga memenuhi tahapan sistem kepatuhan pengukuran, pelaporan,

dan verifikasi (Compliance and Measurement, Reporting, & Verification - MRV). Adapun

terdapat dua metode perhitungan emisi sesuai dengan Commision Regulation (EU) No

601/2012, yaitu:

i. Metode standar

Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

berhubungan dengan jumlah bahan bakar yang digunakan (terajoules berdasarkan net

Page 10: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

calorific value (NCV)), dikalikan dengan faktor emisi (ton CO2 per terajoule (t CO2/TJ)

konsisten dengan penggunaan NCV yang juga berkaitan dengan faktor oksidasi). Pihak

yang berwenang juga dapat mengizinkan penggunaan faktor emisi untuk bahan bakar (t

CO2/t atau t CO2/Nm3). Operator diharuskan menentukan emisi proses per sumber aliran

dengan mengalikan data aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan bahan hasil produksi

(ton atau Nm3) dengan faktor emisi (t CO2/t atau t CO2/Nm3) dan faktor konversinya.

ii. Metode mass balance

Operator menghitung jumlah CO2 sesuai dengan masing-masing sumber yang termasuk

ke dalam keseimbangan massa dengan mengalikan data aktivitas yang berkaitan dengan

jumlah material yang masuk atau keluar dari batas keseimbangan massa, berdasarkan

kandungan material karbon. Emisi dari proses total yang termasuk dalam keseimbangan

massa merupakan hasil dari jumlah CO2 dari seluruh sumber yang tercakup dalam

keseimbangan massa. CO2 yang diemisikan ke atmosphere dapat dihitungan dalam

keseimbangan massa sebagai emisi dari molar yang sebanding dengan jumlah CO2

tersebut.

Pembelajaran

Terdapat beberapa pembelajaran yang dapat diperoleh dari pelaksanaan EU ETS selama ini

(EDF, 2012). Pada fase pertama EU ETS, allowance yang diberikan terlampau berlebih (over-

allocation) sehingga menyebabkan harga karbon European Union Allowance (EUA) jatuh

drastis hingga mencapai nol pada 2007. Pada akhirnya tujuan untuk reduksi emisi ataupun

upaya investasi efisiensi proses produksi pun tidak tercapai. Over-allocation ini terjadi karena

penentuan cap tidak didasarkan pada data emisi historis yang dapat diandalkan. Oleh karena

itu untuk meminimalisasi fluktuasi naik-turun (volatilitas) harga dan meningkatkan efisiensi

dinamis dari pasar karbon tersebut, dilakukan reformasi pada fase kedua dan ketiga melalui

penentuan cap yang lebih tersentralisasi berdasarkan pada data emisi historis aktual yang

diperoleh dari fase pertama maupun data benchmark teknologi 10% praktek terbaik di EU.

Selain itu mulai diberlakukan pula kemungkinan penggunaan jasa perbankan yang

memungkinkan penyimpanan allowance untuk dapat dipergunakan di masa depan dengan

jangka komitmen yang panjang, sehingga mengurangi resiko over-allocation. Pun

diberlakukan pula pengetatan cap dari waktu ke waktu. Adapun terjadi krisis ekonomi pada

yang 2008 menyebabkan pengurangan emisi yang lebih besar dari yang diperkirakan sehingga

Page 11: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

terjadi surplus allowance. Dalam upaya stabilisasi, pada fase ketiga EU ETS juga dilakukan

penundaan auction (back-loading) hingga 2019-2020.

Hal lainnya yang dikritik dan dapat dipelajari pada fase awal EU ETS adalah isu

keuntungan tak terduga (windfall profit). Sebagian entitas perusahaan sektor ketenagalistrikan

memperoleh windfall profit ketika mereka membebani pelanggan untuk harga pasar ataupun

peningkatan harga dari allowance yang mereka peroleh secara gratis. Pada fase ketiga, sebagai

solusi atas isu windfall profit, EU melakukan pelelangan penuh atas allowance. Selain itu, di

beberapa negara harga listrik ditetapkan oleh badan pengatur ataupun terdapat pajak atas

capital gain sehingga memungkinkan lebih banyak kontrol terhadap harga dan pencegahan

potensi windfall profit.

Hal berikutnya adanya penipuan pajak berupa Value-Added Tax (VAT) carousel pada

fase awal dimana terdapat entitas pedagang penipu yang membeli kredit karbon pada registrasi

negara bebas pajak dan menjual pada registrasi negara lain tanpa membayar VAT yang

seharusnya dibayarkan. Juga adanya pencurian allowance dari registrasi nasional yang

terhubung dengan sistem perdagangan elektronik ETS, terutama pada negara-negara dengan

protokol keamanan rendah.

PENERAPAN ETS DI INDONESIA: TANTANGAN DAN REKOMENDASI

Ada beberapa hal telah dilakukan maupun yang masih perlu dipersiapkan oleh Indonesia

sebagai negara berkembang sebelum melakukan langkah-langkah utama mekanisme

pembentukan ETS yang disebutkan sebelumnya. Hal tersebut tercantum dalam tantangan

maupun rekomendasi diantaranya dari segi prasyarat teknis, regulasi, budaya, struktur pasar,

dan pengalaman dalam pengawasan pasar. Adapun jika prasyarat-prasyarat tersebut mampu

dipersiapkan, maka pelaksanaan pembentukan ETS dapat terlaksana dengan lebih baik.

Prasyarat teknis

Prasyarat teknis mencakup kemampuan mengukur tingkat emisi dari entitas yang akan tercakup

dalam ETS secara potensial maupun kepemilikan data untuk menyusun baseline untuk

penentuan cap.

Page 12: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Kemampuan pengukuran tingkat emisi dari tiap entitas telah mulai diupayakan, dimana

pada umumnya entitas telah rutin mengukur dan melaporkan tingkat emisinya untuk keperluan

Sustainability Report maupun penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan

(PROPER) KLHK dan Industri Hijau Kemenperin. Pemerintah pun telah berupaya

melaksanakan pembuatan sistem pemantauan, pelaporan, dan verifikasi (MRV) melalui Sistem

Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN) KLHK. Disamping itu, saat ini

pemerintah Indonesia melalui Indonesia - The World Bank Partnership of Market Readiness

(PMR) sejak tahun 2011 sedang dalam proses kajian mengenai opsi penerapan, termasuk

persiapan dan uji coba pilot pemantauan pada sektor pembangkitan listrik dan industri semen

bekerjasama dengan kementerian terkait. Dilakukan pula pengumpulan data aktivitas historis

untuk penyusunan baseline yang dapat digunakan dalam penentuan cap.

Prasyarat regulasi

Prasyarat regulasi mencakup institusi dan infrastruktur hukum untuk pelaksanaan pasar karbon,

sehingga dapat menjelaskan: institusi pemerintah apa yang mengembangkan dan menegakkan

hukum lingkungan; otoritas yang dimilikinya; perencanaan kepemilikan sistem registri

polutan; kesinambungan dengan instrumen kebijakan lingkungan lainnya; serta kecukupan

penegakan hukum untuk mendukung perdagangan emisi.

Indonesia saat ini telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 46 / 2017 tentang Instrumen

Ekonomi Lingkungan Hidup (IELH) yang didalamnya terdapat mandat pengembangan sistem

perdagangan emisi. Sistem ini diharapkan dapat mencakup mekanisme penetapan dan

pengaturan alokasi kuota izin yang diperdagangkan, mekanisme kesepakatan realokasi beban

dan kuota masing-masing pihak, serta mekanisme pelaksanaan pemantauan dan pengawasan.

Dengan mempertimbangkan prioritas nasional, kesiapan kelembagaan, mekanisme dan sistem

pendukung diharapkan pelaksanaan sistem perdagangan emisi di Indonesia dapat dilaksanakan

paling lambat tujuh tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini. Regulasi turunan dari PP

ini pun telah terbentuk yaitu Peraturan Presiden No. 77 / 2018 tentang Pengelolaan Dana

Lingkungan Hidup. Pada PerPres ini, memungkinkan pengelolaan khususnya penyaluran dana

lingkungan hidup melalui mekanisme perdagangan emisi / karbon.

Adapun jika diperlukan kerjasama internasional, Indonesia telah meratifikasi Paris

Agreement melalui Undang-Undang No. 16 / 2016, dimana pada Artikel 6 didalamnya

Page 13: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

mencakup kemungkinan kerjasama sukarela untuk mencapai ambisi mitigasi yang lebih tinggi

termasuk perdagangan karbon secara internasional. Yang terpenting bagi negara berkembang

seperti Indonesia adalah harmonisasi regulasi yang telah ada, karena perubahan iklim

menyangkut berbagai sektor dengan regulasi yang banyak pada masing-masing sektornya.

Prasyarat budaya

Prasyarat budaya mencakup kondisi lingkungan politik dan ekonomi yang mendukung

penerapan instrumen berbasis pasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya

kecocokan instrumen dengan institusi yang telah ada, resiko / ketidakpastian jika dilaksanakan

berdasarkan informasi yang tidak tepat, kerentanan akan terjadinya lobi-lobi untuk

memperoleh keuntungan (rent-seeking), hingga korupsi, serta dampak positif atau negatif

seperti manfaat sampingan (ancillary benefit) misalnya bagi kesehatan atau dampak distribusi

bagi khalayak umum (distributional / equity impact) (DG CLIMA ETS E-Learning). Adapun

dari sisi budaya masih terdapat tantangan yang dapat ditanggulangi melalui berbagai strategi

(Yusuf, 2018), diantaranya:

- Mempelajari siapa entitas-entitas yang akan menjadi winner ataupun loser, karena aspek

ekonomi politik lah yang merupakan kunci penerapan. Karena pada akhirnya proses politik

yang akan menentukan terlaksana atau tidaknya kebijakan ini.

- Edukasi dan komunikasi kepada publik, karena sistem demokrasi membutuhkan dukungan

publik. Dibutuhkan populisme ke arah yang lebih baik tidak hanya dengan nalar, namun

juga dengan emosi melalui ilmu-ilmu komunikasi. Hal ini dapat diterapkan melalui

penganggaran edukasi publik secara proporsional yang melalui pendapatan yang diperoleh

dari harga karbon (revenue recycling). Juga disertai dengan melibatkan publik misalnya

melalui adanya polling ataupun survey dalam rangka penyerapan aspirasi serta peningkatan

rasa kepemilikan dan menghilangkan rasa elitis dalam isu ini.

- Pelaksanaan target timeline terukur dan bertahap didukung menggunakan prasyarat

regulasi mencakup institusi dan infrastruktur hukum sesuai yang disebutkan sebelumnya

setingkat UU untuk mengunci jebakan siklus tahun politik yang umum terjadi. Pun

dilakukan pula pengarusutamaan isu pembangunan rendah karbon yang terkait dengan

mitigasi perubahan iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN).

Page 14: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Struktur dan pengalaman dalam pengawasan pasar

Di negara-negara Eropa dimana ETS diterapkan, struktur pasar sektor energi sebagai sumber

emisi dikelola oleh swasta sehingga biaya allowance dapat dibebankan kepada konsumen dan

mempengaruhi harga energi. Sebaliknya, pada umumnya di negara berkembang, termasuk

Indonesia, struktur pasar sektor energi sebagai sumber emisi utama dikelola oleh pemerintah

melalui BUMN, sehingga biaya yang timbul dari ETS tidak berpengaruh pada daya saing

(dalam hal harga energi) perusahaan sehingga tidak akan mendorong penurunan emisi. Oleh

karena itu patut dipertimbangkan harmonisasi penerapan instrumen ETS dengan struktur pasar.

Adapun beberapa instrumen berbasis pasar lainnya, khususnya berupa carbon credit,

telah banyak diterapkan di Indonesia, diantaranya melalui Clean Development Mechanism -

CDM (sejak tahun 2005) dan Joint Crediting Mechanism - JCM (sejak Agustus 2013) (PMR

Indonesia, 2018) yang juga penting untuk dijadikan pembelajaran pengalaman pengawasan

pasar.

Page 15: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

TENTANG PENULIS

Hadi Prasojo adalah mahasiswa MSc Economic Analysis di Corvinus

University of Budapest, Hongaria. Sekaligus sebagai anggota Komisi Ekonomi

PPI Dunia dan Ketua Divisi Strategic Research PPI Hongaria.

Ratih Twi Septiriana adalah mahasiswa MSc Environmental Economics and

Climate Change di The London School of Economics and Political Science

(LSE), UK, juga anggota PPI London dan PPI UK.

Avianto Nugroho adalah mahasiswa MSc Environmental Management di Kiel

University, Jerman, dan merupakan Ketua Komisi Energi PPI Dunia.

Page 16: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

REFERENSI

Bowen, Alex. 2011. The Case for Carbon Pricing. Grantham Research Institute on Climate

Change and the Environment. Available online at

http://www.lse.ac.uk/GranthamInstitute/wp-content/uploads/2014/02/PB_case-carbon-

pricing_Bowen.pdf

Climate Watch. 2018. Washington, DC: World Resources Institute. Available online at:

https://www.climatewatchdata.org

Deutsche Emissionshandelsstelle (DEHSt). 2018. News from the DEHSt - current and

outlook emissions development in the ETS sector Germany. Available online at

https://www.oeko.de/fileadmin/aktuelles/BET2018-ckuehleis.pdf

Directorate-General for Climate Action (DG CLIMA) European Commission. Available

online at https://ec.europa.eu/clima/policies/ets_en

Directorate-General for Climate Action (DG CLIMA) European Commission. ETS E-

Learning Online Course. Available online at

https://ec.europa.eu/clima/policies/ets/ets-summer-university/content/ets-e-learning-

online-course

Directorate-General for Climate Action (DG CLIMA) European Commission. 2016. EU ETS

Factsheet. Available online at

https://ec.europa.eu/clima/sites/clima/files/factsheet_ets_en.pdf

EDF. 2012. The EU Emissions Trading System Results and Lessons Learned. Available

online at

https://www.edf.org/sites/default/files/EU_ETS_Lessons_Learned_Report_EDF.pdf

Field, Barry C. 1997. Environmental economics: an introduction. Irwin/McGraw-Hil p. 253-

266

Gtschow, Johannes; Jeffery, Louise; Gieseke, Robert; Gebel, Ronja. 2017. The PRIMAP-hist

national historical emissions time series (1850-2014). V. 1.1. GFZ Data Services.

http://doi.org/10.5880/PIK.2017.001.

ICAP. 2018. ICAP ETS map, lihat di https://icapcarbonaction.com/en/ets-map

Page 17: Penerapan Pasar Karbon (Emission Trade System) di ... · dan dampak sosial dan ekonomi. iii. ... Operator menghitung pembakaran emisi sesuai sumbernya, berdasarkan data aktivitas

Ministry of Environment and Forestry. 2018. Indonesian 2nd Biennial Update Report (BUR)

under United National Framework Convention on Climate Change. Ministry of

Environment and Forestry, Republic of Indonesia. Available online at

https://unfccc.int/sites/default/files/resource/Indonesia-2nd_BUR.pdf

Perthuis, Christian De; Trotignon, Raphaël. 2013. Governance of CO2 markets: lessons from

the EU ETS. Université Paris Dauphine, pp.77-93, Available online at

http://www.chaireeconomieduclimat.org/publications/livres/climate-economics-

inprogress-2013-edition/

PMR Indonesia. 2018. #pasarkarbon – Pengantar Pasar Karbon untuk Pengendalian

Perubahan Iklim. lihat di http://www.pmr-indonesia.org/publication/pasarkarbon-

pengantar-pasar-karbon-untuk-pengendalian-perubahan-iklim/

Yusuf, Arief A. 2018. Webinar Policy Talk Komisi Ekonomi & Komisi Energi PPI Dunia:

Tantangan dan Prospek Penerapan Instrumen Berbasis Pasar / Carbon Pricing untuk

Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia, lihat di

https://www.youtube.com/watch?v=lZKum66Bhks