counter trade

Upload: meita-nurmalia-aisyah

Post on 30-Oct-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Pemimpin UmumHariyanto Ekowaluyo

    Pemimpin RedaksiFauzi Aziz

    Wakil Pemimpin RedaksiHartono

    Redaktur PelaksanaI.B. Putu Arsana

    Anggota RedaksiAchwandi Syehab, Amir Abdullah,Karyanto Suprih, Supardjo, I.G.N Nagari,Rustam Effendi, Wahyu Kodri

    Photographer/DokumentasiJ. Awandi, Sutopo

    Tata UsahaHerdi Triyono, L.J.F Lapian, M. Amin,Dedi Maryono, Asep Djidji

    Alamat RedaksiBiro Umum dan Hubungan MasyarakatDepartemen Perindustrian dan PerdaganganJl. Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta 12950Telp. 5251661, 5255509 pes. 4023

    susunan

    RedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi

    Bagi Pembaca yang tidak sempat memperoleh MediaIndag atau memerlukan informasi kebijakan Indagdapat mengakses ke website ; http:\\www.dprin.go.id.

    DiterbitkanBagian Proyek Pengembangan Komunikasidan Publikasi Industri dan Perdagangan

    Tahun 2003

  • Redaksi

    Laporan UtamaLaporan UtamaLaporan UtamaLaporan UtamaLaporan UtamaImbal dagang, Program

    Prioritas Deperindag ..................3

    Kebi jakanKebi jakanKebi jakanKebi jakanKebi jakanPPI Kantongi Izin Impor

    Gula Putih 112.500 Ton ........8

    Impor Beras Selama Musim

    Panen Raya Akan

    Dilarang............11

    Ekonomi dan BisnisEkonomi dan BisnisEkonomi dan BisnisEkonomi dan BisnisEkonomi dan BisnisIndonesia Gelar Pameran

    Tunggal di Sharjah .........13

    Daftar Isi

    Para pembaca Majalah Media Indag yang budiman,Kami dari Tim Redaksi mengucapkan Selamat Idul Fitri1424 H sekaligus memohon maaf apabila selama ini terdapatkesalahan.

    Seperti pada edisi-edisi sebelumnya, Majalah MediaIndag kali ini juga menampilkan berbagai informasi terkinimengenai kebijakan di seputar industri dan perdagangan sertaberbagai isu hangat, artikel dan tidak ketinggalan profilpengusaha UKM sukses yang layak disimak para pembaca.

    Sebagai laporan utama kami sengaja mengangkat isumengenai Imbal Dagang yang telah ditetapkan olehDepartemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag)sebagai Program Prioritas dalam rangka mendorong ekspornonmigas sekaligus untuk menghemat pengeluaran devisanegara.

    Dalam rubrik Kebijakan, kami tampilkan informasimengenai diperolehnya izin impor gula putih oleh PTPerusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), akan ditinjaunyakebijakan Bea Masuk (BM) dan Pajak (Pungutan) Eksporsejumlah komoditi tertentu dalam rangka pelaksanaanprogram Exit Strategy IMF (White Paper) serta akandikeluarkannya kebijakan tata niaga impor beras.

    Dalam rubrik Ekonomi dan Bisnis, antara lain disajikaninformasi mengenai penyelenggaraan Pameran TunggalIndonesia di Sahrjah (UEA), ekspor CPO RI ke Indiamenyusul diterapkannya kebijakan baru kandungan betakaroten dalam CPO, berakhirnya polemik mengenai imbaldagang RI-Rusia, imbal dagang RI dengan Libya,penyelenggaraan PPE 2003 serta sejumlah kesepakatan yangdicapai selama KTT ASEAN di Bali Oktober 2003 lalutermasuk dijalinnya kerjasama CEP ASEAN-Jepang,kesepakatan RTIA ASEAN-India dan kesepakatan FTAASEAN-RRC.

    Ditandatanganinya kesepakatan pembentukan IRCooleh tiga negara penghasil utama karet alam dunia, yaituIndonesia, Malaysia dan Thailand menjadi laporan menarikyang disajikan dalam rubrik Komoditi. Laporan menariklainnya adalah mengenai target swasembada kedelai padatahun 2005.

    Dalam rubrik Artikel, kami mengupas permasalahan,tantangan sekaligus peluang yang timbul dari kegagalansidang WTO di Cancun, Mexico tanggal 10-14 September2003 lalu. Kegagalan sidang WTO Cancun tersebut juga telahmemicu sejumlah negara berkembang untuk makinmengurangi ketergantungannya terhadap negara maju.

    Pada bagian akhir dari edisi kali ini, kami menampilkanprofil seorang pengusaha yang berhasil meniti kegiatanusahanya dalam produksi barang kerajinan.

    Pengantar

    Redaksi

    Komodit iKomodit iKomodit iKomodit iKomodit iIRCo ditargetkan Beroperasi

    Desember 2003 ...............28

  • D e p a r t e m e nPerindustrian dan

    Perdagangan (Deper-indag) telah mene-

    tapkan mulai tahun2003 ini kegiatan

    imbal dagang (countertrade) menjadi pro-

    gram prioritas ins-tansi pemerintah ter-

    sebut sebagai bagiandari upaya men-

    Imbal Dagang, ProgramPrioritas Deperindag

    dorong ekspor non-migas nasional

    sekaligus untuk menghemat ca-dangan devisa negara.

    Menteri Perindustrian danPerdagangan (Menperindag) Rini

    M.S. Soewandi mengatakan dalamrangka mencapai target ekspor non

    migas di tahun-tahun mendatangpemerintah perlu menggalakkan

    kembali perdagangan imbal dagangdengan negara-negara sahabat.

    Karena imbal dagang juga dapatmenjadi salah satu jalan keluar bagi

    Indonesia dalam mempercepatproses pemulihan ekonomi melalui

    pencapaian target ekspor non migasnasional.

    Kegiatan imbal dagang perludigalakkan mengingat kapasitas

    produksi di dalam negeri untuk tu-juan ekspor cenderung meng-alami

    peningkatan dan di pihak lain

    persaingan terhadap produk-produktersebut di pasar dunia semakin

    ketat. Sejalan dengan hal itu, da-lam rangka peningkatan ekspor

    non-migas dan sekaligus peng-hematan cadangan devisa, maka

    program imbal dagang telah men-jadi program prioritas Departemen

    Perindustrian dan Perdagangansejak tahun 2003, kata Rini.

    Menurut Rini, kegiatan imbaldagang setidaknya dapat memberi-

    kan lima manfaat bagi bangsa dannegara, yaitu dapat melakukan

    penghematan Anggaran Pemba-ngunan dan Belanja Negara

    (APBN) dan/atau devisa dalamrangka pembelian/impor barang-

    barang yang dibutuhkan olehpemerintah; membuka peluang atau

    akses pasar non-tradisional bagi barang-

    barang yang diproduksioleh pihak swasta/

    pemerintah/BUMN;meningkatkan pro-

    duksi bagi barang-barang yang termasuk

    dalam skema imbaldagang; merupakan

    stimulus ekonomi yangberdampak pada pe-

    ningkatan penyerapan tenaga kerja

    antar sektor (multiplier effects);

    faktor pendukung akselerasi pem-

    bangunan sejalan dengan exit

    program dari IMF.

    Rini mengatakan kegiatan

    imbal dagang dalam perdagangan

    luar negeri (ekspor-impor) sebetul-

    nya sudah dilakukan pemerintah

    Indonesia sejak tahun 1982 ketika

    terjadi krisis ekonomi internasional

    waktu itu. Dengan didukung Per-

    aturan Pemerintah (PP) No. 1

    Tahun 1982 pemerintah melakukan

    kebijakan alternative berupa tero-

    bosan untuk meningkatkan devisa

    ekspor melalui penerapan imbal

    dagang terhadap beberapa negara

    yang potensial dapat meng-

    akomodasi kebijakan imbal dagang.

    Laporan Utama

    Program imbal dagang dapat meningkatkan ekspor non migas

    Media Industri dan Perdagangan3

  • Kebijakan tersebut cukupberhasil dimana kegiatan ekspor

    melalui sistem imbal dagang terusmenerus mengalami peningkatan

    dan mencapai puncaknya padatahun 1992, 1993 dan 1994, yaitu

    masing-masing sebesar US$ 1,43miliar, US$ 1,03 miliar dan US$ 1,05

    miliar dengan pangsa terhadap totalekspor non-migas masing-masing

    sebesar 3,90%, 3,70% dan 3,55%,tutur Rini.

    Di Indonesia, kegiatan imbaldagang telah mulai menampakkan

    hasil positif ketika pihak Rusiasetuju untuk mengimpor produk-

    produk non-migas Indonesia yangkemudian ditukarkan dengan per-

    alatan militer, yaitu empat unitpesawat tempur Sukhoi (dua unit

    pesawat Sukhoi Su-27 Flanker dandua unit pesawat Sukhoi Su-30MK)

    dan dua helicopter MI-35.Selain itu, pada tanggal 25

    Agustus 2003 Deperindag telahmenandatangani kesepakatan

    imbal dagang dengan Komite Per-dagangan Libya dimana Indonesia

    akan mengimpor minyak mentah(crude oil) dari Libya sebanyak

    50.000 barel/hari atau senilai US$540 juta/tahun yang akan dibayar

    dengan ekspor 16 jenis komoditinon-migas Indonesia antara lain

    tekstil dan produk tekstil, sepatu,barang-barang elektronika, ban,

    karet, furniture dll, jelas Rini.Dengan demikian, tegas Rini,

    melalui skema imbal dagang ter-sebut diharapkan devisa negara

    yang selama ini terpakai untukmengimpor crude oil dari Libya

    dapat dihemat. Sementara itu,ekspor non migas Indonesia ke Libyayang selama ini masih sangat kecil(US$ 5,8 juta pada tahun 2002)dapat lebih ditingkatkan.

    Dengan Mesir, Deperindagpada bulan Februari 2003 juga telahmenjajaki kemungkinan menerap-kan skema imbal dagang bagi peng-adaan rock-phospate dari Mesir

    (yang merupakan bahan bakuproduksi pupuk majemuk Phonskadan SP-36) dengan sejumlah produknon-migas Indonesia.

    Libya dan Mesir merupakanbagian dari negara-negara di ka-wasan Afrika Utara (yang terdiridari Libya, Mesir, Aljazair, Tunisiadan Maroko) yang juga merupakanpasar nontradisional Indonesia.Oleh karena itu, kesepakatan imbaldagang dengan Libya dan Mesirtersebut merupakan suatu langkahawal dalam rangka program pene-robosan ke pasar nontradisionalAfrika melalui negara-negaraAfrika Utara.

    Bentuk Imbal Dagang

    Imbal Dagang atau CounterTrade adalah suatu skema perda-gangan atau praktek perdagangandimana pemasok barang atau jasamenyetujui suatu kondisi dalamperjanjian jual-beli untuk membalas(reciprocity) dan menyanggupi suatupersyaratan khusus tertentu sebagaikompensasi yang memberikanmanfaat bagi pembeli. Dengandemikian pemasok barang atau jasawajib menerima barang atau mem-beri kompensasi lain kepada pem-

    beli sebagai balasan atau pemba-yaran sebagian atau seluruh barang

    atau jasa yang dijualnya atau di-tukarnya.

    Imbal Dagang dapat dilakukan

    dalam beberapa bentuk, antara lain

    Barter, Imbal Beli (Counterpur-

    Laporan Utama

    Sepatu, banyak diminati dalam program imbal dagang

    Media Industri dan Perdagangan4

  • chase), Offset, Buyback, Compen-

    sation, Clearing, Coproduction dan

    sebagainya. Keseluruhan bentuk

    imbal dagang tersebut merupakan

    skema perdagangan yang dapat

    mengatasi berbagai masalah yang

    ditemui dalam perdagangan biasa

    (normal trade), misalnya kesulitan

    devisa atau mata uang, akses pasar

    dan sebagainya.

    Imbal Beli

    Imbal Beli adalah cara perda-

    gangan yang mensyaratkan suatu

    kewajiban mengekspor barang non-

    migas Indonesia sebagai imbalan

    atas pengadaan impor barang, jasa

    dan konstruksi oleh pemerintah

    (departemen, lembaga negara non

    departemen, Pemda, BUMN dan

    BUMD) yang bernilai di atas Rp

    500 juta yang tidak dibiayai dari

    dana Bank Dunia, Bank Pemba-

    ngunan Islam dan Bank Pemba-

    ngunan Asia, atau Rp 10 miliar ke

    atas apabila dananya berasal dari

    Kredit Ekspor.

    Melalui kesepakatan imbal

    beli maka perusahaan pemasok

    (barang atau jasa kepada peme-

    rintah) berkewajiban untuk meng-

    ekspor (membeli dan memasarkan

    atau menyebabkan barang diekspor)

    barang non-migas Indonesia sebesar

    100% dari nilai barang impor

    (kondisi FOB atau customs value)

    yang diadakan pemerintah.

    Apabila terdapat lebih dari

    satu pemasok luar negeri, maka

    masing-masing pemasok luar negeri

    bertanggung jawab untuk melak-

    sanakan kewajiban imbal belinya

    senilai barang impor yang dipasok-

    nya kepada pemerintah.

    Untuk menerapkan skema

    imbal beli, sebuah instansi peme-

    rintah atau BUMN atau BUMD

    penyelenggara tender atau lelang

    untuk proyek pengadaan impor

    yang terkena ketentuan imbal beli

    harus mengumumkan atau mem-

    beritahukan kepada peserta tender

    bahwa tender atau lelang tersebut

    dikaitkan dengan imbal beli.

    Peserta tender wajib membuat

    Surat Kesanggupan Melakukan

    Imbal Beli (Letter of Undertaking)

    yang ditandatangani sekurang-

    kurangnya oleh direktur perusahaan

    pemasok luar negeri dan ditujukan

    kepada Dirjen Perdagangan Luar

    Negeri melalui instansi/BUMN/

    BUMD penyelenggara tender.

    Dirjen Perdagangan Luar

    Negeri menilai Letter of Under-

    taking tersebut dan memberikan

    tanggapannya (persetujuan atau

    pertimbangan lain)langsung kepada

    instansi penyelenggara tender.

    Setelah menetapkan pemenang

    tender, instansi pemerintah, BUMN

    atau BUMD penyelenggara tender

    segera menyampaikan informasi

    detil mengenai proyek pengadaan

    barang atau jasa tersebut kepada

    Dirjen Perdagangan Luar Negeri.

    Dirjen Perdagangan Luar

    Negeri memberitahukan pemasok

    luar negeri mengenai nilai kewajib-

    an imbal beli serta meminta untuk

    menyampaikan Usulan Tambahan

    Surat Pernyataan Kesanggupan

    Imbal Beli atau Letter of Under-

    taking (yang disebut Annex-A) yang

    dibuat oleh direktur perusahaan

    Laporan Utama

    Permintaan furniture tetap tinggi

    Media Industri dan Perdagangan5

  • pemasok luar negeri atau pejabat

    yang ditunjuk dan rencana ekspor

    dalam rangka pemenuhan kewajib-

    an imbal beli.

    Setelah Annex-A ditanda-

    tangani, Dirjen Perdagangan Luar

    Negeri mengeluarkan Surat Award

    kepada instansi atau BUMN atau

    BUMD penyelenggara tender yang

    memberitahukan bahwa pemasok

    luar negeri yang bersangkutan telah

    menyelesaikan administrasi imbal

    beli, sehingga penandatanganan

    kontrak tender dapat dilakukan.

    Setelah tanggal kontrak ten-

    der ditandatangani maka pemasok

    luar negeri dapat mulai melakukan

    ekspor. Tetapi sebelum barang

    diekspor, pemasok luar negeri harus

    memberitahukan terlebih dahulu

    kepada Dirjen Perdagangan Luar

    Negeri mengenai rencana penga-

    palan ekspor yang akan dilaku-

    kannya terutama menyangkut jenis

    barang dan nomor tarip pabean,

    volume dan nilai ekspor, pelabuhan

    muat dan negara tujuan, nama dan

    alamat eksportir dan nama dan

    alamat pembeli.

    Pemasok luar negeri harus

    menyampaikan laporan pemenuhan

    kewajiban imbal beli kepada Dirjen

    Perdagangan Luar Negeri secara

    berkala dan laporan terakhir harus

    diterima selambat-lambatnya enam

    bulan sejak tanggal berakhirnya

    jangka waktu kewajiban imbal beli.

    Untuk mengarahkan agar

    ekspor dalam rangka imbal beli

    dapat memberikan tambahan

    terhadap ekspor regular Indonesia,

    maka setiap tahun pemerintah

    mengeluarkan buku Barang Ekspor

    Dalam Rangka Imbal Beli yang

    disusun dengan menetapkan bahwa

    semua jenis barang ekspor Indonesia

    di luar minyak dan gas bumi dapat

    digunakan untuk pemenuhan ke-

    wajiban imbal beli, kecuali barang

    yang dilarang ekspornya, barang

    yang diwasai ekspornya dan barang

    yang telah dianggap mendapat

    jaminan pasar, seperti barang yang

    diatur tata niaga ekspornya dengan

    kuota berdasarkan perjanjian luar

    negeri dan diekspor dalam rangka

    pemenuhan kewajiban penggantian

    (offset), beli kembali (buyback),

    kontrak karya dan lain-lain.

    Kelompok barang lainnya yang

    tidak dapat diimbalbelikan adalah

    barang yang diekspor bukan dalam

    rangka transaksi perdagangan,

    seperti barang pindahan, sample

    (contoh), bantuan, pemberian

    (hibah) dan lain-lain.

    Barang yang diekspor dalam

    rangka imbal beli diperhitungkan

    dalan mata uang US$ dan pada

    prinsipnya harus ditujukan ke

    negara asal pemasok luar negeri.

    Apabila pembelian impor peme-

    rintah berasal dari beberapa negara,

    maka tujuan ekspornya dapat

    dilakukan ke negara asal pemasok

    Laporan Utama

    luar negeri atau ke ne-

    gara asal barang. Se-

    dangkan ekspor ke ne-

    gara ketiga hanya dibe-

    narkan kalau negara ke-

    tiga tersebut bukan me-

    rupakan pasaran tradi-

    sional barang ekspor

    yang bersangkutan dan

    ekspornya tidak meng-

    ganggu saluran pemasar-

    an yang telah ada.

    Menurut catatan

    Deperindag, dalam

    kurun waktu antaraBan, salah satu produk unggulan ekspor

    Media Industri dan Perdagangan6

  • tahun 1982 sampai 1997 rata-rata

    terdapat 36 proyek imbal dagang

    setiap tahunnya yang melibatkan

    sekitar delapan instansi peme-

    rintah dengan nilai imbal beli rata-

    rata US$ 478 juta/tahun. Jenis

    komoditi utama yang diekspor

    dalam rangka imbal beli antara lain

    karet alam, kayu lapis, perabotan

    kayu, produk kayu lainnya, ikan

    dan kerang-kerangan, batu bara,

    minyak kelapa dan minyak kelapa

    sawit.

    Offset

    Pengaturan Offset dilakukan

    oleh pmerintah dengan cara mem-

    persyaratkan adanya keharusan

    untuk kandungan lokal dalam

    setiap pengadaan impor barang, jasa

    atau konstruksi, seperti yang di-

    tetapkan dalam Keputusan Presiden

    (Keppres) No. 16 Tahun 1994.

    Buyback

    Dengan PP No. 2 tahun 1996

    dan Surat Keputusan (SK) Menper-

    indag No. 16/SK/I/1996 yang mem-

    persyaratkan penggunaan skema

    imbal beli untuk perusahaan PMA

    non-produsen, yaitu diperbolehkan

    mengimpor bahan keperluan pro-

    duksi suatu perusahaan di Entre-

    port Produksi Tujuan Ekspor (EPTE)

    atau Kawasan Berikat dan dengan

    fasilitas bebas bea masuk, cukai,

    PPN, PPN-BM dan PPh dengan

    kewajiban mengekspornya melalui

    perusahaan PMA tersebut.

    Beberapa contoh proyek imbal

    dagang yang telah berhasil dilak-

    sanakan antara lain proyek imbal

    beli yang dilakukan PT Primaco-

    mexindo senilai US$ 438,68 juta

    yang merupakan proyek debt repay-

    ment dengan berbagai komoditi

    ekspor Indonesia ke Rusia. Selain

    itu, PT Primacomexindo juga telah

    melakukan barter komoditi teh

    Indonesia dengan kapas dari

    Pakistan senilai US$ 20 juta, barter

    pupuk Indonesia dengan kapas dari

    Sudan senilai US$ 40 juta dan

    barter teh dan consumer items dari

    Indonesia dengan kapas dari

    Uzbekistan senilai US$ 65 juta.

    Proyek imbal beli dagang

    lainnya yang telah berhasil di-

    lakukan adalah barter antara

    helikopter buatan PT IPTN dengan

    gula dari Malaysia senilai US$ 16

    juta dan barter pesawat terbang

    buatan PT IPTN dengan beras

    ketan dari Thailand senilai US$ 25

    juta serta bilateral counter trade

    antar komoditi ekspor Indonesia

    dengan minyak mentah dari Irak

    senilai US$ 100 juta.

    Laporan Utama

    Sejumlah proyek imbal dagang

    juga telah berhasil memperluas

    wilayah pasar bagi produk ekspor

    non-migas Indonesia, seperti imbal

    dagang yang dilakukan Safic Alcan

    untuk komoditas karet alam ke

    Amerika Latin, imbal dagang kertas

    dan CPO ke Eropa Timur, Timur

    Tengah dan Selandia Baru oleh PT

    Triharpindo, imbal dagang alas kaki

    oleh PT Griya Induk Sarana ke

    Eropa Timur. Proyek imbal dagang

    juga telah berhasil membuka

    peluang ekspor produk baru, seperti

    paha ayam beku ke Jepang dan

    Pakistan oleh Itochu Corporation

    dan gambir ke AS dan India oleh

    PT Triharpindo.

    Pada tahun 1998 tercatat 12

    proyek imbal beli dengan realisasi

    senilai US$ 150,21 juta dengan

    melibatkan sejumlah instansi

    pemerintah seperti Pertamina, PT

    Pupuk Iskandar Muda, Ditjen

    Hubdar, Dephankam dan PT PLN

    (Persero). Pada tahun 2000 terdapat

    2 proyek imbal beli senilai US$ 2,99

    juta yang melibatkan PT Peru-

    sahaan Gas Negara (Persero) dan

    Ditjen Hubdar, sedangkan pada

    tahun 2001 dan 2002 terdapat tiga

    proyek imbal dagang dengan rea-

    lisasi senilai US$ 22,77 juta. mip

    Media Industri dan Perdagangan7

  • Kebijakan

    PT Perusahaan PerdaganganIndonesia (PPI), perusahaan

    BUMN niaga hasil merger antaraPT Dharma Niaga, PT Panca Niaga

    dan PT Cipta Niaga, sampai kinitelah mengantongi izin impor gula

    putih (gula kristal putih) sebanyak112.500 ton dari Departemen

    Perindustrian dan Perdagangan(Deperindag).

    Direktur Impor Deperindag,Aang Kanaan Adikusumah menga-

    takan sejak pertengahan Agustussampai 26 September 2003 Deper-

    indag telah memberikan izin imporsebanyak 112.500 ton gula putih

    kepada PT PPI dalam rangkamemenuhi kebutuhan gula putih di

    sejumlah daerah di luar pulau Jawa

    yang kini mengalami kelangkaanpasokan gula putih.

    Keseluruhan izin impor gulaputih sebanyak 112.500 ton ter-

    sebut diberikan kepada PT PPIuntuk memenuhi kebutuhan gula

    putih di sejumlah daerah di luarpulau Jawa yang selama ini selalu

    mengalami kelangkaan pasokangula putih. Karena itu, izin impor

    tersebut diberikan berdasarkanpropinsi yang kekurangan pasokan

    gula putih, yaitu untuk Acehsebanyak 10.000 ton, Kalbar 15.000

    ton, Sumut 20.000 ton, Sumbar15.000 ton, Riau 15.000 ton, Jambi

    9.000 ton, NTT 12.000 ton, Kaltim9.000 ton dan Irja 7.500 ton, kata

    Aang.

    Menurut Aang, izin impor yangdiberikan kepada PT PPI tersebut

    ditandatangani oleh DirjenPerdagangan Luar Negeri Deper-

    indag, Sudar S.A. atas namaMenperindag Rini M.S. Soewandi

    dan hanya berlaku sampai tanggal31 Desember 2003. Upaya tersebut

    dalam rangka mengantisipasilonjakan permintaan gula di daerah

    (di luar Jawa) berkaitan denganperayaan hari besar keagamaan

    (Lebaran, Natal dan Tahun Baru).

    Izin impor gula putih untuk

    memenuhi kebutuhan gula putih diAceh diterbitkan lebih dahulu,

    yaitu pada pertengahan Agustus2003, sedangkan untuk Kalbar

    diterbitkan pada tanggal 21 Agus-tus 2003. Sementara itu, izin impor

    untuk memenuhi kebutuhan guladi wilayah propinsi lainnya diterbit-

    kan secara bersamaan pada 12September 2003.

    Aang mengatakan penerbitan

    izin impor gula putih untuk me-menuhi kebutuhan gula putih di

    sejumlah propinsi di luar Jawatersebut dilakukan Deperindag

    atas permintaan gubernur darikesembilan propinsi itu yang

    menyatakan bahwa pasokan gulaputih ke propinsi-propinsi tersebut

    PPI Kantongi Izin ImporGula Putih 112.500 Ton

    Indonesia masih membutuhkan gula impor

    Media Industri dan Perdagangan8

  • tersendat sehingga harga gulaputih di wilayahnya mengalami

    lonjakan hingga mencapai Rp 4.800sampai Rp 5.000/kg.

    Untuk memenuhi kebutuhan

    gula putih di wilayah-wilayahtersebut pengadaan gula putih impor

    menjadi pilihan yang diambilkarena untuk mengambil gula dari

    pulau Jawa, ongkos distribusinyalebih mahal ketimbang ongkos

    distribusi gula impor, sehingga lebihbaik impor. Selain itu, mengingat

    kebutuhan gula di daerah-daerahtersebut sangat mendesak maka

    pengiriman gula impor dinilai lebihcepat ketimbang mendatangkan

    gula putih dari Jawa, tutur Aang.

    Namun demikian, Aang

    mengakui untuk kegiatan distribusigula putih di masing-masing daerah

    PT PPI tetap harus menggunakanjaringan distribusi dan perdagangan

    gula putih yang sudah ada dimasing-masing propinsi.

    Menurut Aang, untuk me-

    menuhi kebutuhan gula putih diluar musim giling tebu selama

    tahun 2004, Deperindag akanmenerbitkan izin impor lebih awal

    kepada para Importir Terdaftar(IT), yaitu mulai bulan Nopember-

    Desember 2003. Penerbitan izinimpor lebih awal tersebut dilakukan

    untuk memberikan keleluasaanwaktu kepada IT dalam mereali-

    sasikan importasinya termasukuntuk mempersiapkan tender impor.

    Dengan demikian, pengapalan gula

    putih impor diperkirakan sudahdapat dilakukan pada bulan

    Februari-Maret 2004.

    Sementara itu, Direktur Ope-

    rasioal PT PPI Perry P. Martono me-ngatakan dari 112.500 ton izin impor

    gula putih yang sudah diperoleh PTPPI saat ini. Sampai pertengahan

    November 2003 sudah direalisasikanpengapalannya yaitu antara lain

    2.000 ton sudah dibongkar dipropinsi Aceh Nangroe Darussalam

    1.000 ton sudah dibongkar dipropinsi Riau dan sisanya dibebe-

    rapa propinsi sekitar 60.000 tondiimpor secara langsung oleh PT

    PPI sendiri dari Malaysia, Thailanddan India dengan harga sekitar US$

    260/metrik ton (CIF).

    Menurut Perry, dengan penun-jukkan PT PPI sebagai importir gula

    putih oleh Deperindag, PT PPI siapuntuk memasok dan mendistribusi-

    kan gula putih ke sejumlah propinsiyang telah ditugaskan Deperindag.

    Kami siap menyalurkan gula putih

    hingga ke pelosok-pelosok sesuai

    dengan penugasan Deperindagmulai dari lini II (kota propinsi)

    hingga ke lini IV (kecamatan).Sebab kami memiliki jaringan

    pendistribusian berbagai komoditisampai ke wilayah-wilayah tersebut

    yang sudah beroperasi selamapuluhan tahun.

    Perry juga menyatakankesiapan PT PPI untuk menjadi

    semacam badan penyangga hargagula putih produksi petani tebu di

    dalam negeri termasuk untukmelakukan pembelian gula putih

    produksi petani sesuai amanat SKMenperindag No. 643/MPP/Kep/9/

    2002 tentang Tata Niaga ImporGula.

    PT PPI juga akan melakukan

    pembelian gula putih produksipetani tebu lokal melalui meka-

    nisme lelang yang sudah berjalanselama ini dalam rangka meng-

    amankan harga dasar gula putihproduksi petani tebu sebesar Rp

    3.410/kg, demikian Perry.

    Kebijakan

    mip

    Gula impor siap didistribusikan

    Media Industri dan Perdagangan9

  • Departemen Perindustrian dan

    Perdagangan (Deperindag) meren-

    canakan akan meninjau ulang

    kebijakan bea masuk, atau pajak

    ekspor untuk komoditi-komoditi

    tertentu guna menciptakan iklim

    usaha yang lebih kondusif di dalam

    negeri. Langkah ini dilakukan

    dalam rangka mempersiapkan

    program Exit Strategy IMF (white

    paper) pasca terlepasnya Indonesia

    dari program pemulihan ekonomi

    versi Dana Moneter Internasional

    (IMF).

    Menteri Perindustrian dan

    Perdagangan, Rini M.S. Soewandi,

    mengatakan program Exit Strategy

    IMF sesuai dengan Instruksi

    Presiden (Inpres) No. 5 tahun 2003,

    khususnya menyangkut sektor

    industri dan perdagangan relatif

    hanya mencantumkan perlunya

    peninjauan atas bea masuk atau

    pajak ekspor untuk komoditi-

    komoditi tertentu dalam rangka

    menciptakan iklim usaha yang lebih

    kondusif.

    Untuk itu, Deperindag akan

    meninjau kembali masalah bea

    masuk atau pajak ekspor ini.

    Misalnya, untuk pajak ekspor yang

    Deperindag Akan Tinjau BM dan PajakEkspor Komoditi Tertentu

    sedang kita perjuangkan adalah

    pengenaan pajak ekspor atas

    komoditi biji kakao dan biji mete,

    kata Rini kepada pers di Jakarta,

    belum lama ini.

    Menurut Rini, pengenaan

    pajak ekspor atas komoditi biji

    kakao tersebut dilakukan untuk

    mendorong kegiatan pengolahan

    biji kakao di dalam negeri dalam

    rangka menciptakan nilai tambah

    yang lebih tinggi terhadap komoditi

    biji kakao tersebut. Dengan upaya

    peningkatan proses nilai tambah di

    dalam negeri, diharapkan akan

    membawa multiflier effect bagi

    perekonomian di dalam negeri

    seperti penyerapan tenaga kerja,

    peningkatan devisa dll.

    Dengan proses pemberian

    nilai tambah tersebut, maka di-

    harapkan ekspor kakao yang selama

    ini lebih banyak dilakukan dalam

    bentuk barang mentah dapat ber-

    geser menjadi ekspor produk-produk

    hasil olahan dari biji kakao. Proses

    pemberian nilai tambah ini sangat

    penting artinya bagi perekonomian

    nasional karena dapat menyerap

    tenaga kerja yang cukup besar,

    tutur Rini.

    Selain pajak ekspor, tambah

    Rini, Deperindag juga kini sedang

    mengkaji kebijakan untuk melaku-

    kan penghematan dan penambahan

    devisa antara lain dengan menekan

    volume impor untuk produk-produk

    tertentu yang sebetulnya bisa di-

    produksi di dalam negeri.

    Misalnya untuk komoditi

    kedelai dan jagung. Kita priori-

    taskan pemanfaatan kedelai dan

    jagung produksi petani di dalam

    negeri, kalau masih kurang sisanya

    baru diimpor. Jadi, kita jangan

    terlalu mudah melakukan impor.

    Menurut Rini, sektor industri

    dan perdagangan di dalam program

    Letter of Intent (LoI) selama ini

    relatif tidak dominan mengingat

    penekanan di dalam program

    tersebut utamanya berkaitan

    dengan program restrukturisasi

    perbankan/moneter dan fiskal.

    Sedangkan di sektor industri dan

    perdagangan relatif hanya men-

    cantumkan perlunya peninjauan

    atas bea masuk atau pajak ekspor

    untuk komoditi-komoditi tertentu

    dalam rangka menciptakan iklim

    usaha yang lebih kondusif.

    Kebijakan

    mip

    Media Industri dan Perdagangan10

  • Kebijakan

    Impor Beras Selama MusimPanen Raya Akan Dilarang

    Pemerintah c.q. DepartemenPerindustrian dan Perdagangan(Deperindag) akan segera meng-umumkan kebijakan baru me-ngenai tata niaga impor beras dalamwaktu dekat ini dengan hanyamemperbolehkan kegiatan imporberas di luar musim panen raya padi.Namun demikian kebijakan barutersebut baru akan berlaku efektifpada tahun 2004.

    Dirjen Perdagangan LuarNegeri Deperindag Sudar S.A me-ngatakan kebijakan baru mengenaitata niaga impor beras tersebut akandikeluarkan dalam bentuk SKMenperindag yang draft nya kinitelah selesai disusun.

    Walaupun SK tersebut di-terbitkan pada bulan ini, namunkebijakan ini baru berlaku efektifsaat memasuki musim panen rayatahun depan (2004), dan akan terusberlaku untuk musim panen rayaberikutnya, kata Sudar kepadawartawan di Jakarta, belum lamaini.

    Menurut Sudar, tenggangwaktu antara tanggal penerbitan SKhingga pemberlakuan secara efektiftahun depan merupakan masa tran-sisi untuk melakukan sosialisasi ke-bijakan baru itu kepada para stake-holder perberasan nasional.

    Pelarangan Impor beras ter-sebut, lanjut Sudar, hanya berlakudalam jangka waktu tertentu, yaitumulai dua atau tiga bulan men-

    jelang panen raya padi hingga duaatau tiga bulan sesudah panen rayapadi.

    Di luar musim panen raya paditersebut impor beras tetap diper-bolehkan, namun harus sesuaidengan ijin impor yang diberikanoleh pemerintah c.q. Deperindag.Dalam ijin impor tersebut peme-rintah juga menetapkan pelabuhanmana saja yang boleh dijadikanpelabuhan bongkar beras impordengan tujuan antara lain untukmempermudah kontrol, tegasSudar.

    Namun demikian dia tidakmenjelaskan pelabuhan yang di-tetapkan sebagai pelabuhanbongkar khusus beras.

    Dalam pelaksanaan kebijakantata niaga impor beras tersebut,Deperindag akan tetap memper-timbangkan dan mengatur volume

    stok beras didalam negeri menjelangmusim panen raya sebagai langkahantisipasi terhadap kemungkinanterjadinya kegagalan panen.

    Kebijakan tata niaga imporberas tersebut, tambah Sudar, di-ambil karena total produksi berassecara nasional selama ini belummampu memenuhi seluruh kebu-tuhan pasar domestik, sehinggasuplai beras dari luar negeri masihtetap diperlukan.

    SK ini sebenarnya ditujukanuntuk mengendalikan volumepasokan beras melalui pengaturanwaktu importasi, agar masuknyaberas impor tidak menimbulkandistorsi pasar disaat panen rayaberlangsung yang sering berakibatjatuhnya harga jual beras yangmerugikan petani, tegas Sudar.

    Sudar mengatakan Deper-indag akan berkoordinasi dengan

    Pemerintah segera terapkan tata niaga impor beras

    Media Industri dan Perdagangan11

  • Kebijakan

    departemen pertanian untuk me-nentukan jadwal masa berlang-sungnya musim panen raya 2003/2004.

    Jadi setiap kali akan dilaku-kan pelarangan impor beras, kami(Deperindag-Deptan) akan ber-koordinasi lebih dahulu untuk me-netapkan masa panen rayanya,katanya. Musim panen padi diper-kirakan berlangsung pada periodeOktober 2003-Maret 2004. Sedang-kan musim panen diproyeksikanberlangsung mulai Februari - Mei 2004dengan puncaknya (panen raya)pada Maret.

    Bulog Baru Impor Beras Tahun2004

    Perum Badan Urusan Logistik(Bulog) menyatakan baru akanmerealisasikan impor beras dariThailand sebanyak 200.000 tondalam rangka imbal dagang denganpesawat CN-235, gerbong keretaapi dan amoniak dari Indonesiasekitar pertengahan tahun 2004mengingat stok beras Bulogdidalam negeri dewasa ini masihcukup banyak.

    Direktur Utama Perum BulogWidjanarko Puspoyo mengatakansampai akhir tahun 2003 ini PerumBulog tidak akan melakukan imporberas lagi, termasuk dari Thailanddalam rangka pelaksanaan imbaldagang dengan negara gajah putihtersebut. Sebab stok beras milikPerum Bulog sampai saat ini masihbanyak dan cukup untuk meme-nuhi kebutuhan beras sampai per-tengahan tahun depan.

    Stok beras Perum Bulogsampai saat ini mencapai lebih dari2,5 juta ton. Jumlah stok sebesar itucukup untuk memenuhi kebutuhanberas nasional sampai 12 bulan men-datang. Karena itu, pada tahun2003 ini kami tidak perlu lagimenambah stok beras melaluikegiatan impor, kata Widjanarkomenjawab pertanyaan Media Indagdi Jakarta, belum lama ini.

    Pemerintah Indonesia ber-sama pemerintah Thailand me-nandatangani nota kesepahaman(memorandum of understanding/MoU) tentang imbal dagang senilaiUS$ 40 juta di sela-sela kunjunganPresiden Megawati Soekarnoputrike Thailand awal September 2003lalu. Dalam MoU imbal dagangyang ditanda-tangani langsungPresiden Megawati dan PM Thai-land Thaksin Sinawatra diBangkok tersebut disepakati bahwaIndonesia akan mengimpor 200.000ton beras dari Thailand, sedangkanThailand akan mengimpor satu unitpesawat CN-235 buatan PT.Dirgantara Indonesia, 120 gerbongkereta api buatan PT. INKA danamoniak untuk bahan baku pupukurea dari Indonesia.

    Menurut Widjanarko, walau-pun MoU tentang imbal dagangantara Indonesia dan Thailand ter-sebut sudah ditandatangani keduakepala negara namun sampai kinikontrak mengenai pelaksanaanimbal dagangnya sendiri belumditandatangani. Karena itu, keduabelah pihak belum menentukanwaktu pelaksanaannya pengiriman

    barang dalam rangka imbal dagangtersebut.

    Dalam beberapa waktu ter-akhir ini pemerintah Indonesiasecara gencar terus melakukan pem-bicaraan imbal dagang sejumlahnegara sahabat dalam rangka men-dorong hubungan dagang danekonomi dengan negara-negara ter-sebut sekaligus untuk mendorongkinerja ekspor non migas dan meng-hemat devisa negara.

    Dirjen Perdagangan LuarNegeri Departemen Perindustriandan Perdagangan (Deperindag)Sudar S. A. mengatakan kegiatanimbal dagang akan menjadi trendperdagangan masa depan meng-ingat banyaknya manfaat yang dapatdipetik dari kegiatan imbal dagangtersebut. Karena itu, menurutSudar, Deperindag akan terusmenggalakkan kegiatan imbaldagang tersebut dalam rangka men-dongkrak kinerja ekspor non migasnasional khususnya dalam upayamenerobos pasar ekspor nontradisional. mip

    Beras impor, hanya bisa masuk melalui pelabuhan tertentu

    Media Industri dan Perdagangan12

  • Penyelenggaraan PameranTunggal Indonesia (ISE) 2003 yang

    berlangsung di Sharjah, Uni EmiratArab (UEA), tanggal 16-20

    September 2003 lalu memberikanhasil positif karena mampu menun-

    jukkan kepada buyer Timur Tengahmengenai potensi produk non-migas

    nasional sesungguhnya.

    Salah satu indikasi positif ISE

    2003 yang diselenggarakan BadanPengembangan Ekspor Nasional

    (BPEN)Deperindag adalah mampumeraih transaksi lebih 9,2 juta dolar

    AS, dan mampu mendatangkanbuyer mencapai 25.668 orang.

    Pasca ISE 2003, Deperindag

    berharap pasar Timur Tengah yangselama ini masih merupakan pasar

    ekspor nonmigas kelas dua bagipengusaha nasional, tidak lagi di-

    pandang sebelah mata sebagaitujuan ekspor.

    Dibanding dengan negaratujuan ekspor nonmigas utama

    nasional seperti Amerika Serikat(AS), Jepang, dan Uni Eropa (UE),

    negara-negara di kawasan TimurTengah selama ini tidak terlalu

    menarik bagi eksportir nasional.

    Menper indag Rin i MSSoewandi mengatakan, ISE meru-

    pakan strategi Indonesia untuk

    tidak lagi terlalu mengandalkanpasar tradisional sebagai tujuanutama ekspor non-migas nasional,

    ketergantungan terhadap pasar tra-disional selama ini justru merugikan

    kita sendiri di saat perekonomiannegara itu terpuruk.

    Rencana penyelenggaraan ISE

    juga telah disiapkan denganmatang. Selama berlangsungnya

    pameran yang dibuka secara resmioleh Wapres Hamzah Haz tesebut,

    jumlah peserta mencapai lebih dari300 perusahaan.

    Kepala BPEN Deperindag Diah

    Maulida, mengatakan bahwapromosi penyelenggaraan ISE di

    Sharjah, UEA, sudah diinformasi-kan jauh-jauh hari kepada para

    pebisnis potensial tidak hanya di

    negara itu, tapi juga negara di luarTimur Tengah, seperti Afrika,Eropa, khususnya Eropa Timur, dan

    negara pecahan Uni Soviet.

    Belum optimalnya Indonesiamemanfaatkan pasar Timur Tengah,

    khususnya UEA, antara lain dapatdilihat dari masih sedikitnya

    realisasi ekspor nonmigas ke negaraTeluk itu.

    Ekspor Indones ia ke UEA

    tahun 1999 senilai 649,61 juta dolar,dan naik menjadi 747,84 juta dolar

    pada 2000, kemudian naik lagimenjadi 756,98 juta dolar pada

    2001. Hanya saja di tahun 2002turun menjadi 719,55 juta dolar.

    Komoditi non-migas yangbanyak diekspor ke UEA, antara

    lain tekstil dan produk tekstil,

    Indonesia Gelar PIndonesia Gelar PIndonesia Gelar PIndonesia Gelar PIndonesia Gelar PameranameranameranameranameranTTTTTunggal di Sharjahunggal di Sharjahunggal di Sharjahunggal di Sharjahunggal di Sharjah

    Ekonomi & Bisnis

    Wakil Presiden buka Pameran Tunggal Indonesia di Sharjah, UEA

    Media Industri dan Perdagangan13

  • makanan olahan, rempah-rempah,

    sepatu dan alas kaki, serta alat-alat

    elektronika.

    Kalender tahunan

    Menper indag Rin i MS

    Soewandi, ketika meninjau ISE

    2003, menegaskan akan menjadi-

    kan ISE di Sharjah, Uni Emirat

    Arab (UEA), sebagai kalender

    pameran tahunan dalam upaya

    menerobos pasar Timur Tengah.

    Kegiatan ISE ini akan men-

    jadi kalender pameran tahunan dan

    dana untuk promosi ISE akan kita

    anggarkan, kata Menperindag.

    Menurut Rini , d ibanding

    dengan negara Asia lain seperti

    Malaysia dan Thailand, Indo-

    nesia sudah tertinggal dalam me-

    nyelenggarakan pameran tunggal di

    UEA.

    Ketika saya pelajari mengenai

    pasar Timur Tengah ternyata

    kawasan ini mempunyai potensi

    besar bagi kita, sehingga saya

    putuskan kita harus menyeleng-

    garakan pameran tunggal di

    kawasan ini, kata Rini.

    Malaysia dan Thailand, kata-

    nya, sudah sejak lima tahun ter-

    akhir ini aktif mengadakan pamer-

    an tunggal di UEA, sementara

    Indonesia baru pertama kali.

    Dipilihnya UEA sebagai lokasi

    penyelenggaraan ISE, katanya,

    mengingat negara itu sebagai pintu

    gerbang masuknya produk Indo-

    nesia ke Timur Tengah dan Afrika.

    Rencana Pemerintah RI untuk

    menyelenggarakan ISE di Sharjah,

    sebagai kalender pameran tahunan

    mendapat reaksi positif dari dunia

    usaha yang selama ini masih belum

    terlalu mengenal pasar Timur

    Tengah.

    Ketua Umum Asosiasi Eksportir

    Kopi Indonesia (AEKI) Hassan

    Widjaja mengatakan, penyeleng-

    garaan ISE oleh BPEN Deperindag

    tahun ini merupakan yang pertama,

    dan kesempatan bagi sejumlah

    pengusaha nasional untuk mene-

    robos pasar Timur Tengah yang

    selama ini belum terlalu diper-

    hatikan.

    Melalui keikutsertaan dalam

    ISE, para pengusaha kopi dapat

    secara langsung melakukan kontak

    dagang dengan pengusaha Timur

    Tengah, ujarnya.

    Dia menilai upaya pemerintah

    Indonesia mempromosikan ISE

    kepada para pengusaha Timur

    Tengah cukup berhasil mengingat

    sejumlah pengusaha dari negara

    sekitar seperti Lebanon, Libya dan

    Mesir juga berminat membeli kopi

    Indonesia.

    Mengenai pe luang kopi

    Indonesia di pasar Timur Tengah,

    ia mengatakan setiap negara

    mempunyai selera dan cita rasa

    tersendiri sehingga pengusaha

    nasional tidak terlalu khawatir

    menghadapi persaingan dengan

    negara lain.

    Justru itulah kalau bisa ISE

    jangan berhenti di sini saja dan

    musti tiap tahun diadakan agar

    produk Indonesia makin dikenal,

    ujarnya.

    Ekonomi & Bisnis

    mip

    Menperindag, dalam sebuah diskusi di sela-sela ISE 2003

    Media Industri dan Perdagangan14

  • Ekonomi & Bisnis

    Ekspor minyak sawit mentahIndonesia ke Indonesia selamatahun 2003 terancam merosot darisemula diperkirakan mencapai 1,8-1,9 juta ton menjadi 1,5 juta tonmenyusul kebijakan baru peme-rintah India membatasi kandunganbeta karoten dalam CPO yang ber-laku mulai 1 Agustus 2003.

    Demikian diungkapkan KetuaUmum Gabungan PerusahaanKelapa Sawit Indonesia (GAPKI),Derom Bangun, di sela-sela RapatDengar Pendapat Umum kalanganpengusaha minyak kelapa sawitdengan Komisi V DPR RI diJakarta, belum lama ini.

    Menurut Derom, sejak diber-lakukannya ketentuan baru me-ngenai pembatasan kandunganbeta karoten dalam CPO yang ber-laku mulai 1 Agustus 2003, eksporCPO Indonesia ke India sedikitmengalami gangguan.

    Ketentuan baru mengenaipembatasan kandungan betakaroten dalam CPO yang ditetap-kan 500-2.500 mg/kg CPO, setidak-nya telah mengakibatkan 30.000 tonCPO asal Indonesia tertahan dipelabuhan India.

    Menurut Derom, pemberla-kukan ketentuan mengenai pem-batasan kandungan beta karoten

    Ekspor CPO RI ke IndiaTerancam Merosot

    dalam CPO tersebut jelas-jelasmerupakan hambatan non tarif yangdiberlakukan pemerintah India.Pihak India sebelumnya tidakpernah menginformasikan masalahtersebut kepada para eksportir CPOdi Indonesia.

    Pembatasan kandungan betakaroten dalam CPO, kata Derom,berpotensi menjadi masalah besarbagi kalangan eksportir CPOIndonesia mengingat selama inisebagian CPO Indonesia memilikikandungan beta karoten di bawah500 mg/kg CPO.

    Pemberlakuan ketentuanmengenai pembatasan kandunganbeta karoten oleh pemerintah Indiatambah Derom, memang ber-peluang untuk dapat diadukan ke

    sidang WTO mengingat pem-berlakuan ketentuan baru tersebuttidak pernah dinotifikasikan keWTO sebelumnya.

    Derom mengatakan Indiasebetulnya merupakan pasar tujuanekspor yang cukup besar untukkomoditas minyak nabati. Setiaptahunnya India membutuhkansekitar 11 juta ton berbagai minyaknabati, termasuk di dalamnya CPO.Dari jumlah itu produksi dari dalamnegeri India sendiri hanya mampumemasok sekitar 5,5 sampai 6 jutaton/tahun minyak nabati berupaminyak kacang tanah, minyakkedelai, minyak bunga mataharidan minyak kanola. Kekurangannyasebanyak 5 juta ton harus dipenuhidari impor.

    Sawit, salah satu komoditi yang terkena hambatan non tarif di India

    Media Industri dan Perdagangan15

  • Ekonomi & Bisnis

    mip

    ekspor CPO Indonesia ke India,

    kata Roesdiana kepada Media

    Indag di Jakarta, beberapa waktu

    lalu seraya menambahkan

    belakangan ini para importir CPO

    India menjadi ragu-ragu untuk

    mengimpor CPO dari Indonesia

    karena khawatir terhambat oleh

    peraturan baru tersebut.

    Atas penerapan trade barrier

    yang tidak sesuai dengan ketentuan

    WTO , kata Rosediana, pemerintah

    Indonesia secara resmi mengajukan

    surat permintaan klarifikasi khusus-

    nya menyangkut scientific base dari

    penerapan peraturan baru tersebut.

    Kalau ternyata melalui jalur

    bilateral pemerintah India tetap

    ngotot menerapkan peraturan

    tersebut tanpa dapat memberikan

    alasan yang kuat dari sisi scientific

    basenya, maka tidak tertutup

    Pada tahun 2002 India meng-

    impor sebanyak 4 juta ton minyak

    kelapa sawit dari Indonesia dan

    Malaysia. Dari Indonesia sendiri

    India mengimpor sebanyak 1,77 juta

    ton, sedangkan sisanya sebanyak 2

    juta ton lebih diimpor dari

    Malaysia, tutur Derom.

    Minta Klarifikasi

    Pemerintah Indonesia secara

    resmi melayangkan surat kepada

    pemerintah India untuk meminta

    klarifikasi mengenai peraturan baru

    yang diterapkan mulai 1 Agustus

    2003 menyangkut batas kandungan

    beta karoten dalam minyak sawit

    mentah (crude palm oil/CPO) yang

    telah mengakibatkan puluhan ribu

    ton CPO asal Indonesia tertahan di

    sejumlah pelabuhan bongkar di

    negara tersebut.

    kemungkinan pemerintah Indo-

    nesia akan membawa kasus itu ke

    forum Dispute Settlement Body di

    WTO, tutur Rosediana.

    Sebetulnya CPO Indonesia

    sama dengan CPO yang diproduksi

    Malaysia mengingat klon kelapa

    sawit yang ditanam di Malaysia

    sama dengan klon kelapa sawit yang

    ditanam di negara jiran tersebut.

    Namun secara umum kandungan

    beta karoten dalam CPO bela-

    kangan ini memang cenderung

    mengalami penurunan mengingat

    jenis klon kelapa sawit hasil peng-

    embangan dalam beberapa tahun

    terakhir memang memiliki kan-

    dungan beta karoten yang lebih

    rendah.

    Kandungan beta karoten

    dalam CPO yang dihasilkan dari

    kelapa sawit yang ditanam di

    Ketua Harian Komite

    Sawit Indonesia, Rosediana

    Soeharto mengatakan surat

    itu secara resmi telah di-

    layangkan Dirjen Bina Peng-

    olahan dan Pemasaran Hasil

    Pertanian, Deptan, Delima

    Azahari sebulan yang lalu.

    Kami sebetulnya sangat

    mengharapkan adanya respon

    resmi dari pemerintah India

    menyangkut kasus beta

    karoten ini mengingat pene-

    rapan peraturan baru itu telah

    mengancam kelangsungan

    Indonesia dan Malaysia

    umumnya berkisar sekitar

    620 mg/kg, namun kandung-

    an beta karoten tersebut bisa

    menurun sepanjang perjalan-

    an dari PKS ke pelabuhan

    muat, apalagi di Indonesia ini

    lokasi PKS umumnya jauh

    dari pelabuhan. Namun

    demikian, pemeriksaan kan-

    dungan beta karoten pun bisa

    berbeda-beda tergantung

    kepada metode uji lab yang

    digunakan, demikian Rose-

    diana.Kebun kelapa sawit

    Media Industri dan Perdagangan16

  • Komisi I DPR-RI akhirnya

    menyatakan dapat memahami

    pelaksanaan imbal dagang antara

    pemerintah Indonesia dengan Rusia

    dalam rangka pembelian empat

    pesawat tempur Sukhoi (dua unit

    Su-27 dan dua unit Su-30MK) dan

    dua unit helikopter MI-35.

    Demikian salah satu butir

    kesimpulan sementara Rapat Kerja

    Komisi I DPR-RI dengan Menteri

    Perindustrian dan Perdagangan,

    Rini M.S. Soewandi yang berlang-

    sung tanggal 1 September 2003 di

    Jakarta.

    Dalam kesimpulan sementara

    yang dibacakan Ibrahim Ambong

    DPR Akhirnya Dapat MemahamiPembelian Sukhoi

    (F-PG) selaku pimpinan rapat

    disebutkan bahwa Komisi I dapat

    memahami imbal dagang RI-Rusia

    dimana RI menjual komoditi ekspor

    nonmigas sedangkan Rusia mem-

    bayarnya dengan pesawat Su-27, Su-

    30MK dan helikopter MI-35 yang

    sangat dibutuhkan oleh TNI. Sebab

    imbal dagang tersebut dilak-

    sanakan pemerintah dalam rangka

    melakukan terobosan pasar, (mem-

    perkuat) hubungan bilateral dan

    momentum politik serta demi

    kepentingan nasional.

    Dalam butir kesimpulan Raker

    lainnya, Komisi I meminta peme-

    Ekonomi & Bisnis

    rintah agar imbal dagang dapat

    dilakukan secara transparan

    dengan melibatkan berbagai pelaku

    usaha seperti koperasi, BUMN dan

    swasta guna membawa manfaat

    secara optimal bagi kepentingan

    pengusaha dan kepentingan

    ekonomi nasional. Untuk itu Komisi

    I akan membentuk Tim Monitoring

    pelaksanaan imbal dagang.

    Seusai Raker, Menperindag

    Rini M.S.Soewandi mengatakan

    kehadiran menteri terkait lain

    bersama Panglima TNI dan Dirut

    Perum Bulog merupakan keputusan

    pemerintah. Karena pemerintah

    ingin menjelaskan permasalahan

    imbal dagang Indonesia-Rusia

    tersebut sejelas-jelasnya.

    Kita maju bersama-sama

    tujuannya adalah agar tidak ada

    lagi penjelasan yang rancu dan agar

    persoalan menjadi tuntas. Kita

    punya itikad baik untuk menye-

    lesaikan persoalan ini jangan sampai

    ada kerancuan dalam pengertian,

    demikian Rini. mip

    Menperindag dan Ketua Panja Sukhoi berikan keterangan pers

    Media Industri dan Perdagangan17

  • Sebanyak sembilan produkhasil kreasi para desainer Indonesiaberhasil memenangkan penghargaanGold Award dalam lomba IndonesiaGood Design Selection (IGDS)2003 yang diselenggarakan olehPusat Desain Nasional bekerjasamadengan Departemen Perindustriandan Perdagangan (Deperindag) danJapan International CooperationAgency (JICA).

    Ketua Tim Juri IGDS 2003,Prof. Widagdo mengatakankesembilan produk tersebut adalahDragon Boat Silver (PD CitraPsalmindo) untuk kategori GiftItem, Anyaman Salim (CV SalimSilver) untuk kategori Jewelry,Titlis Sugar Free Candy (HelmicsGroup) untuk kategori FoodPackaging, Aromatherapy OilBurner (CV Nirwana Scentsation)untuk kategori Interior AestheticElement, Rice Box Cosmos B10-28(PT Star Cosmos) untuk kategoriHome Appliance Non Electronic,Accupunto (PT Accupunto Inter-national) untuk kategori Resi-dential Furniture, Polytron Beo1900 (PT Hartono Istana Tek-nologi) untuk kategori Audio VideoEntertainment, Polytron ThermboxHot N Cool (PT Hartono IstanaTeknologi) untuk kategori HomeAppliance Electronic dan Computer

    Desk Olympic CD 3020 (PT CahayaSakti Furintraco) untuk kategoriOffice Furniture.

    Produk-produk tersebut ter-pilih sebagai peraih penghargaanGold Award berdasarkan hasilpenilaian tim juri yang terdiri dari11 orang. Sitem penilaiannya sendirimengacu pada cara-cara yangdilakukan oleh G Mark di Jepang,kata Widagdo.

    Menurut Widagdo, selainmemberikan penghargaan GoldAward, panitia IGDS 2003 jugamemberikan penghargaan GrandAward kepada satu produk yangmerupakan produk unggulanberdesain terbaik yang diseleksidari seluruh kategori. PenghargaanGrand Award diraih oleh Acupunto(produksi PT Accupunto Inter-national), sejenis kursi dengankarakteristik berupa tonjolan-tonjolan yang merata pada sandaran

    Selain itu, panitia IGDS 2003

    juga memberikan dua penghargaan

    tambahan, yaitu penghargaan Small

    & Medium Enterprise Award yang

    diraih oleh produk Pendant/APD

    540 dari kategori jewelry hasil karya

    Patras Collection dan penghargaan

    Export Potential Product Award

    yang diraih oleh produk Dining

    Chair CD-177 dari kategori Resi-

    dential Furniture hasil karya PT

    Yamakawa Rattan Industry.

    Widagdo mengatakan peng-

    anugerahan penghargaan Gold

    Award, Grand Award, SME Award

    dan Potential Export Award akan

    diserahkan langsung oleh Men-

    perindag Rini M.S. Soewandi pada

    tanggal 16 Oktober 2003 di sela-

    sela pelaksanaan Pameran Produk

    Ekspor (PPE) di Arena Pekan

    Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran,

    Jakarta.

    Produk Nasional Menangkan GoldAward IGDS 2003

    Ekonomi & Bisnis

    maupun alasdudukan yang ber-fungsi untukm e m b e r i k a ntekanan semacampijatan. Produktersebut juga ber-hasil meraih peng-hargaan Red DotAward dari Jerman.

    mip

    Menperindag, serahkan penghargaan kepada salah satu pemenang IGDS 2003

    Media Industri dan Perdagangan18

  • Ekonomi & Bisnis

    Menteri Perindustrian danPerdagangan (Menperidag), RiniM.S. Soewandi, mempertanyakanmasih adanya ekspor kayu gelon-dongan yang tercatat di BadanPusat Statistik (BPS) selama tahun2002, mengingat ekspor kayugelondongan telah dilarang peme-rintah sejak bulan Oktober 2001.

    Sesuai dengan KeputusanMenperindag No. 293/MPP/Kep/10/2001 tanggal 8 Oktober 2001,ekspor kayu gelondongan telahdilarang. Larangan ekspor kayugelondongan tersebut juga telahdiatur pada Peraturan Pemerintah(PP) No. 34 Tahun 2002 (pasal 76)tanggal 8 Juni 2002 tentang TataHutan dan Penyusunan RencanaPengelolaan Hutan, Pemanfaatandan Penggunaan Kasawan Hutan.Berdasarkan kebijakan itu makasejak tahun 2002 data ekspor kayugelondongan di BPS seharusnyasudah tidak ada lagi, kata Rini.

    Namun, lanjut Rini, berda-sarkan data BPS tahun 2002 masihterdapat ekspor kayu gelondongansebesar 55.000 ton atau setaradengan 83.000 m3, walaupunpemerintah dalam hal ini Deper-indag tidak pernah memberikanpersetujuan ekspor kayu gelon-dongan sejak komoditi tersebutdilarang ekspornya.

    Menurut Rini, sejak 13Desember 2003 pemerintah melaluiSurat Keputusan Bersama (SKB)Menperindag dan Menhut mem-bentuk Badan Revitalisasi IndustriKehutanan (BRIK) dengan tuju-an untuk membantu pemerintahdalam mewujudkan kelestarianhutan, penyediaan bahan bakuindustri kehutanan yang berke-sinambungan dan berasal dari hutanlestari serta membantu penyediaanlapangan kerja dan kesempatanberusaha yang berkelanjutan.

    Sejak dibentuknya BRIK, kataRini, ekspor komoditi kayu meng-alami penurunan. Pada periodeJanuari-Mei 2003 volume eksporkomoditi kayu turun 4,2%, namunnilainya meningkat 7,4% diban-dingkan dengan periode yang samatahun 2002. Peningkatan tersebut

    terjadi karena adanya peningkatanharga produk kayu lapis dan kayuolahan lainnya.

    Ekspor komoditi industrikehutanan ke depan akan sema-kin mengalami kesulitan mengingatdaya pasok hutan sebagai sumberutama bahan baku kayu sudahsemakin berkurang serta adanyakebijakan pemerintah untuk mem-batasi penebangan hutan alam danmemberikan kesempatan kepadahutan untuk bernafas. Hal ini telahdipertegas dengan kebijakanpemerintah melalui KeputusanMenhut yang menetapkan jatahproduksi tahun 2003 sebesar 6,89juta m3, padahal kapasitas produksiindustri pengolahan kayu diper-kirakan membutuhkan bahan bakusekitar 44,8 juta m3, demikianRini.

    Menperindag PertanyakanMenperindag PertanyakanMenperindag PertanyakanMenperindag PertanyakanMenperindag PertanyakanEkspor Kayu GelondonganEkspor Kayu GelondonganEkspor Kayu GelondonganEkspor Kayu GelondonganEkspor Kayu Gelondongan

    mip

    Kendati dilarang, ekspor kayu bulat masih berlanjut

    Media Industri dan Perdagangan19

  • Ekonomi & Bisnis

    Pemerintah Indonesia dike-

    tahui telah menyepakati nota

    kesepahaman (memorandum of

    u n d e r s t a n d i n g / M o U ) d e n g a n

    pemerintah Libya untuk mengimpor

    18 juta barel minyak mentah dari

    negara di Afrika Utara tersebut

    senilai US$ 540 juta melalui skema

    imbal dagang dengan 16 jenis

    komoditi ekspor Indonesia.

    Dirjen Perdagangan Luar

    Negeri Departemen Perindustrian

    dan Perdagangan (Deperindag),

    Sudar S.A. mengatakan MoU

    mengenai kesepakatan imbal

    dagang itu telah ditandatangani

    Indonesia Sepakati Imbal DagangDengan Libya

    oleh Menperindag RI Rini M.S.

    Soewandi dan Sekretaris Jenderal

    Komite Perdagangan Libya,

    Abdulqader Omar Elkhair di Tripoli

    (ibukota Libya) pada 25 Agustus

    2003 lalu di sela-sela lawatan

    Menperindag Rini M.S. Soewandi

    ke negara sahabat tersebut.

    Pada tahap pertama Indonesia

    akan mengimpor sebanyak 50.000

    barel minyak mentah/hari selama

    satu tahun atau setara dengan 1,5

    juta barel/bulan atau sama dengan

    18 juta barel/tahun. Volume impor

    itu dapat ditingkatkan apabila

    kedua belah pihak merasa puas

    dengan pelaksanaan imbal dagang

    tersebut, kata Sudar kepada pers

    di Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Dengan harga minyak mentah

    dunia sekitar US$ 30/barel saat ini,

    kata Sudar, maka impor minyak

    mentah sebanyak 18 juta barel

    tersebut diperkirakan akan men-

    capai nilai US$ 540 juta. Ini nilai

    imbal dagang yang cukup besar

    yang pernah dicapai Indonesia

    dengan negara lain yang sekaligus

    juga menjadi peluang ekspor yang

    cukup besar bagi kalangan dunia

    usaha di Indonesia.

    Menurut Sudar, Indonesia

    sengaja memilih komoditas minyak

    mentah dari Libya untuk diim-

    baldagangkan dengan 16 komoditi

    ekspor Indonesia, karena selama ini

    Indonesia memang harus meng-

    impor minyak mentah dari luar

    negeri untuk memenuhi kebutuhan

    bahan bakar minyak di dalam

    negeri. Ke-16 komoditi ekspor

    Indonesia yang akan diimbal-

    dagangkan dengan minyak mentah

    Libya itu adalah tekstil dan garmen,

    sepatu, toiletries, produk makanan,

    Libya, banyak membutuhkan produk garmen Indonesia

    Media Industri dan Perdagangan20

  • teh, kopi, bumbu dapur, kayu,

    furniture, gelas dan peralatan dari

    plastik, kertas dan stationery,

    elektornik, ban, produk karet,

    minyak sayuran dan minyak nabati,

    komponen kendaraan dan pesawat

    terbang.

    Kami harapkan sebelum

    Desember 2003 ini rincian mengenai

    pelaksanaan imbal dagang dengan

    Libya ini sudah dapat diselesaikan

    sehingga pada bulan Desember 2003

    pengiriman barang tahap awal

    sudah bisa dilakukan. Untuk itu,

    kedua negara dalam 7-10 hari ini

    akan segera menyelesaikan penyu-

    sunan rincian kesepakatan tersebut

    melalui Tim Komite Teknis di

    masing-masing negara. Rincian

    kesepakatan tersebut selanjutnya

    akan dibahas bersama dalam sebuah

    Joint Committee, tutur Sudar

    seraya menambahkan apabila

    sampai akhir tahun tim belum juga

    menyelesaikan tugasnya maka

    kesepkatan imbal dagang tersebut

    dianggap batal.

    Untuk mengkoordinasikan

    pelaksanaan imbal dagang dengan

    Libya tersebut, tambah Sudar,

    pemerintah Indonesia telah me-

    nunjuk PT Perusahaan Perdagang-

    an Indonesia (PPI) sebagai koor-

    dinator, sedangkan dari Libya sendiri

    Sudar mengaku belum men-

    dapatkan kabar mengenai perusa-

    haan mana yang ditunjuk sebagai

    koordinator.

    Menurut Sudar, selain me-

    nandatangani kesepakatan imbal

    dagang selama lawatannya di Libya

    Menperindag juga bertemu dengan

    Kepala Komite Pertahanan Libya

    Jenderal Ahmed Mahmoud untuk

    membahas kemungkinan Indonesia

    menjual CN235 produksi PT

    Dirgantara Indonesia dan kapal

    patroli buatan PT PAL ke Libya.

    Dalam kesempatan tersebut

    pemerintah Libya menyatakan

    minatnya untuk membeli pesawat

    CN235 buatan PTDI dan kapal

    patroli buatan PT PAL.

    Selama ini, neraca perda-

    gangan Indonesia dengan Libya

    selalu mengalami surplus untuk

    Indonesia. Pada tahun 2002 total

    ekspor Indonesia ke Libya mencapai

    US$ 5,8 juta, sedangkan impor

    Indonesia dari Libya hanya senilai

    US$ 29.000. Produk ekspor utama

    Indonesia ke Libya antara lain ban

    mobil dan motor, batang kawat baja,

    elektronik, tekstil dan pakaian jadi,

    sabun dan pembersih lainnya,

    sedangkan impornya dari Libya

    adalah minyak dan biji besi.

    Ekonomi & Bisnis

    mip

    Bumbu dapur, banyak peminat

    RedaksiMengucapkan

    Selamat Idul Fitri1 Syawal 1424 H

    Mohon Maaf Lahir Bathin

    Media Industri dan Perdagangan21

  • Kendati berbagai krisis melandaIndonesia dalam beberapa tahunterakhir, namun berbagai produkekspor nasional hingga kini tetapbanyak diminati pembeli (buyers)

    Nilai Transaksi PPE 2003Lampaui Target

    Deperindag, Diah Maulidamengatakan sampai penyeleng-garaan hari ke-empat (tanggal 18Oktober 2003), transaksi penjualanberbagai produk ekspor Indonesia

    beli atau tidak, kata Diah kepadaMedia Indag belum lama ini.

    PPE 2003 yang dibuka secararesmi oleh Presiden MegawatiSoekarnoputri pada 15 Oktober

    luar negeri. Hal itu se-tidaknya terlihat darihasil yang dicapai selamap e n y e l e n g g a r a nPameran Produk Eskpor(PPE) ke-18 tahun 2003yang berlangsung diarena Pekan RayaJakarta (PRJ) Kemayoranpada 15-19 Oktober 2003lalu.

    Tingginya minatpembeli luar negeri padaberbagai produk Indonesia tersebutmencerminkan bahwa kepercayaankalangan dunia usaha internasionalterhadap kemampuan produksiIndonesia atas berbagai barangberkualitas dengan harga yangbersaing, masih tetap ada.

    Karena itu, tidak mengheran-kan apabila nilai transaksi berbagaiproduk ekspor Indonesia selama PPE2003 mengalami kenaikan cukupsignifikan jika dibandingkandengan nilai transaksi pada penye-lenggaraan PPE 2002. Bahkan dapatdipastikan nilai transaksi selamaPPE 2003 mampu melampui targetyang telah ditetapkan sebesar US$ 80.Kepala Badan PengembanganEkspor Nasional (BPEN)

    tersebut telah mencapai US$ 85,8juta atau meningkat 18,51%.Perolehan nilai transaksi sebesar itujauh di atas target kenaikan 10%atau senilai US$ 80 juta dari nilaitransaksi PPE 2002 yang hanyamencapai US$ 72,4 juta.

    Sampai hari terakhir penye-lenggaraan PPE 2003 nilai tran-saksi yang terjadi mencapai US$95,9 juta atau jauh lebih tinggi daritarget US$ 80 juta. Nilai tersebutbelum termasuk kontrak penjualansusulan yang terjadi setelah PPE2003. Sebab para buyers asingbiasanya ingin melihat pabrik yangdimiliki perusahaan pemasok diIndonesia terlebih dahulu sebelummereka menentukan untuk mem-

    2003 mengambil temaWindow to the BestIndonesian Products.Pameran tersebut menye-diakan 1.182 booth dalamarea seluas 35.000 meterpersegi, yaitu di Hall A, B,C, D, E, F, Open Space danTrade Mart dan diisi oleh720 perusahaan. Juga turutberpartisipasi selama PPE2003 kantor promosiperdagangan dari

    Columbia, Chile, Brazil, Peru danJetro Jepang yang mengambiltempat di Hall A3 (internationalbooth). Sedikitnya 3.500 buyers luarnegeri dari sekitar 100 negaradatang ke arena PPE 2003 untukmencari sumber pasokan barangsekaligus untuk mencari partnerbisnis dari Indonesia.

    Berbagai aneka produk eksporIndonesia yang akan ditampilkanpada PPE 2003 a.l. paper product &stationery, toys, textile & garment,furniture, foorwear & leather pro-duct, glassware, plastic products,sporting goods, processed food &beverage, agriculture, bicycle,automotive parts, cosmetic, medi-cine & chemical, metal product,

    Ekonomi & Bisnis

    Presiden buka PPE 2003

    Media Industri dan Perdagangan22

  • ceramic, building material, miscel-laneous industry/services.

    Selama kegiatan PPE 2003juga diselenggarakan Forum Eksporyang bertujuan memberikan infor-masi dan pengetahuan kepadadunia usaha tentang peluang pasarinternasional dengan topik utamayang akan diangkat selama ForumEkspor adalah dampak dari ber-gabungnya 10 negara Eropa Timurke dalam Uni Eropa (UE) padatahun 2004.

    Kelompok Furniture Masih yangTerbesar

    Menurut Diah, sejak hari per-tama PPE 2003 kelompok produkfurniture menghasilkan nilai tran-saksi terbesar. Sampai hari ke-empat PPE 2003 nilai transaksiproduk furniture tercatat mencapaiUS$ 26,8 juta. Transaksi terbesarkedua dicapai kelompok produkkayu dengan perolehan devisa se-besar US$ 12,9 juta disusul ke-lompok produk pertanian/perkebun-an US$ 8,8 juta dan produk gelas/plastik US$ 7,1 juta dan handicraftUS$ 6,5 juta.

    Sementara itu, berdasarkannegara asal buyers yang melakukantransaksi terbesar di PPE 2003,berturut-turut adalah Inggris denganUS$ 12,0 juta, Amerika Serikat US$10,3 juta, Uni Emirat Arab US$ 5,2juta, Prancis US$ 4,7 juta dan SaudiArabia US$ 4,4 juta.

    Semua kelompok produkyang mengikuti pameran memper-oleh pesanan ekspor, sedangkanjumlah negara yang buyersnya telahmelakukan pembelian selamapameran tercatat 76 negara, tuturDiah.

    Jumlah buyers asing yangdatang ke PPE 2003 sampai hari ke-empat mencapai 3.000 orangdengan komposisi yang sedikitberubah jika dibandingkan dengankomposisi buyers pada penyeleng-garaan PPE sebelumnya, dimanakebanyakan buyers asing datangdari negara-negara pasar non-tradisional, seperti Eropa Timur,Timur Tengah dan Afrika.

    Menurut Diah, dari sekitar3.500 pembeli asing sebagian besardiantaranya datang dalam bentukmisi dagang (tercatat 20 negaramengirimkan misi dagangnya ke

    PPE 2003), sedangkan sebagianlainnya datang secara individu.Misi dagang dalam jumlah besardatang dari negara-negara dikawasan Asia (Jepang, Malaysia,Pakistan, Singapura, Bangladesh,India, China dan Afganistan)sebanyak 720 orang, dari kawasanAfrika dan Timur Tengah (Aljazair,Yordania, Saudi Arabia, Sudan danIran) sebanyak 393 orang dan darikawasan Eropa (Spanyol, Rumaniadan Turki) sebanyak 240 orang sertadari kawasan Amerika, Australiadan Selandia Baru sebanyak 75orang.

    Sementara itu, lima negaraasal pembeli individu yang hadirdengan jumlah terbesar adalahInggris dan Irlandia sebanyak 53orang, Prancis sebanyak 42 orang,Saudi Arabia 27 orang, Jepang 26orang dan Belanda 25 orang.

    Kemajuan lain yang dicapaiselama PPE 2003, menurut Diah,adalah makin kreatif dan menarik-nya penyelenggaraan PPE 2003mulai dari panggung pembukaanhingga dekorasi di setiap standpameran. Hal ini juga diakui olehpara buyers asing yang secara rutindatang ke PPE.

    Untuk penyelenggaraan PPEke-19 tahun 2004 kami akan terusmeningkatkan kualitas pelayananbaik bagi para peserta pameranmaupun bagi para pengunjung danbuyers asing yang datang ke arenaPPE, termasuk memperluas ataumenambah ragam produk yangditampilkan. Kami juga telahmenetapkan penyelenggaran ke-19tahun 2004 pada tanggal 20-24Oktober 2004, tutur Diah.

    Ekonomi & Bisnis

    mipMebel, paling banyak menghasilkan transaksi di PPE 2003

    Media Industri dan Perdagangan23

  • Ekonomi & Bisnis

    Berbeda dengan kesepakatan

    Free Trade Area (FTA) yang dijalin

    ASEAN dengan China dan India,

    kesepakatan FTA ASEAN dengan

    Jepang diberi nama ASEAN-Japan

    Comprehensive Economic Partner-

    ship (ASEAN-Japan CEP).

    Cakupannya jauh lebih luas dari

    hanya sekedar FTA, melainkan

    meliputi kerjasama ekonomi yang

    lebih intens diantara kedua pihak.

    Ide mengenai pembentukan

    ASEAN-Japan CEP pertama kali

    muncul ke permukaan ketika

    Perdana Menteri Jepang Junichiro

    Koizumi menyampaikan pidato

    resmi pada kunjungannya ke lima

    negara ASEAN bulan Januari 2002.

    Dalam kesempatan tersebut

    Perdana Menteri Koizumi menyam-

    paikan bahwa CEP merupakan

    platform penting untuk memper-

    kuat kemitraan ekonomi kawasan.

    Inisiatif tersebut kemudian

    dituangkan dalam Joint Declaration

    pada Pertemuan Tingkat Tinggi

    Para Kepala Negara pada tanggal 5

    Nopember 2002 di Phnom Penh,

    Kamboja. Namun secara resmi

    framework mengenai pembentukan

    ASEAN-Japan CEP baru ditanda-

    tangani oleh para Kepala Negara

    ASEAN dan Jepang pada KTT

    ASEAN tanggal 8 Oktober 2003 di

    Bali, Indonesia

    Pembentukan ASEAN-Japan

    CEP ini bertujuan untuk memper-

    kuat integrasi ekonomi antara

    ASEAN dan Jepang dalam rangka

    menciptakan suatu CEP termasuk

    pembentukan kawasan perdagang-

    an bebas, meningkatkan daya saing

    ASEAN dan Jepang di pasar dunia

    serta meliberalisasikan dan memfa-

    silitasi perdagangan barang dan jasa

    termasuk investasi.

    Untuk implementasinya, para

    kepala negara ASEAN dan Jepang

    telah menyepakati jangka waktu

    pelaksanaan CEP, yaitu dalam

    waktu 10 tahun, termasuk di

    dalamnya awal negosiasi untuk

    membentuk Free Trade Area (FTA).

    Kerjasama CEP tersebut di-

    jadwalkan akan berlangsung mulai

    tahun 2012. ASEAN dan Jepang

    sendiri akan mulai melakukan

    konsultasi untuk liberalisasi per-

    dagangan barang, jasa dan investasi

    pada awal tahun 2004 dan akan

    melakukan negosiasi untuk me-

    nyusun Perjanjian Kerjasama CEP

    secara keseluruhan selambat-

    lambatnya pada akhir tahun 2005.

    Nilai Perdagangan ASEAN-

    Jepang dapat terlihat pada Tabel

    berikut ini :

    AAAAASEAN Jalin CEP dengan JepangSEAN Jalin CEP dengan JepangSEAN Jalin CEP dengan JepangSEAN Jalin CEP dengan JepangSEAN Jalin CEP dengan Jepang

    Pertemuan para Menteri Ekonomi ASEAN menjelang KTT ASEAN di Bali

    Media Industri dan Perdagangan24

  • Ekonomi & Bisnis

    Tabel 1. Perdagangan ASEAN Jepang (Dalam juta US$)

    Tabel 2. Produk Ekspor Utama Indonesia ke Jepang (Dalam juta US$)

    Brunei D 1,168.9 1,291.2 1,008.1 1,789.8 1,213.9Cambodia 0.0 0.0 68.5 32.9 82.7Indonesia 13,408.4 13,310.5 19,812.5 17,699.7 16,454.4Malaysia 16,261.1 17,844.9 24,197.8 21,249.5 19,707.8Myanmar 0.0 280.4 251.9 461.5 304.0Philippines 10,261.8 10,800.2 11,616.1 11,155.8 12,257.4Singapore 24,213.7 26,988.5 34,588.8 25,398.4 23,495.0Thailand 16,092.3 18,615.4 29,607.4 23,850.1 24,164.8TOTAL 81,406.2 89,131.1 121,151.1 101,637.7 97,680

    NEGARATAHUN

    Tabel 3. Produk Impor Utama Indonesia dari Jepang (Dalam juta US$)

    HS SECTOR 1998 1999 2000 2001 2002

    84 Computer/Machinery 1,444.4 679.5 1,513.5 1,378.9 1,366.6

    87 Cars, Trucks, Autos 531.5 259.9 1,100.0 1,169.2 970.0

    72 Iron and Steel 363.2 194.3 412.9 293.3 341.3

    85 Electrical Equipment 382.0 160.1 282.4 233.1 259.0

    29 Organic Chemicals 334.0 357.2 363.1 274.2 208.5

    73 Articles of Iron or Steel 181.4 161.5 185.3 194.3 194.9

    39 Plastics 191.1 146.4 232.6 188.5 175.0

    40 Rubber 81.6 80.4 128.2 120.8 105.0

    90 Optical/Medical Instruments 95.5 47.6 78.0 74.2 75.9

    55 Man-made Staple Fiber 69.6 50.7 90.0 88.0 57.1

    Others 617.7 775.6 1,011.4 675.1 656.0

    TOTAL 4,292 2913.2 5,397.4 4,689.6 4,409.3

    HS SECTOR 1998 1999 2000 2001 200244 Wood 724.4 1,181.4 1,188.6 1,073.2 1,031.585 Electrical Equipment 333.2 333.0 1,072.0 1,016.3 857.003 Fish 805.3 664.3. 757.6 728.9 696.926 Ores 428.1 500.4 669.0 519.4 627.548 Paper & Paper Board 80.1 108.7 259.4 292.5 288.084 Computer/Machinery 374.2 365.2 539.8 341.7 277.940 Rubber 71.5 100.2 141.3 142.5 228.894 Furniture 69.7 193.2 246.4 226.6 207.739 Plastics 36.5 104.2 180.4 176.1 198.376 Aluminium 140.5 931.8 206.5 208.8 181.6

    Other 6,052.6 5,914.8 9,154.2 8,284.2 7,447.9TOTAL 9,116.1 10,397.2 14,415.2 13,010.2 12,043.1

    Media Industri dan Perdagangan25

  • Ekonomi & Bisnis

    ASEAN dan India Economic

    Ministers (AEM) menugaskan para

    Pejabat Senior ASEAN (SEOM)

    untuk membentuk Task Force

    dalam rangka menyusun konsep per-

    janjian kerjasama ekonomi compre-

    hensive antara ASEAN dan India

    (Framework Agreement on Com-

    prehensive Economic Cooperation

    Between the Association of South

    East Asian Nations and the

    Republic of India) yang tertuang

    dalam ASEAN-India Regional

    Trade and Investment Area

    (RTIA).

    Tujuan dari RTIA adalah

    untuk memperkuat dan meningkat-

    kan kerjasama investasi, perda-

    gangan dan ekonomi diantara

    anggota; meliberalisasi dan mem-

    promosikan perdagangan barang

    dan jasa dan investasi untuk

    menciptakan transparansi, libera-

    lisasi dan fasilitasi; memperluas

    bidang-bidang baru dan mengem-

    bangkan kebijakan yang tepat

    untuk kerjasama ekonomi diantara

    anggota; memfasilitasi integrasi

    ekonomi yang lebih efektif untuk

    negara anggota ASEAN baru

    (Kamboja, Laos, Myanmar dan

    ASEAN dan India Jalin Regional Tradeand Investment Area (RTIA)

    Vietnam); menjembatani kesen-

    jangan pembangunan dan ekonomi

    diantara para anggota.

    Dalam jangka panjang RTIA

    bertujuan untuk mewujudkan

    Kawasan Perdagangan Bebas di

    bidang perdagangan barang, jasa

    dan investasi serta meningkatkan

    kerjasama ekonomi.

    Untuk mengimplementasikan

    FTA ASEAN-India tersebut, sampai

    saat ini masih dilakukan negosiasi

    guna menyusun perjanjian AFTA

    ASEAN-India. Unsur-unsur yang

    dinegosiasikan meliputi produk-

    produk yang akan dimasukkan

    dalam Early Harvest Program,

    Normal Track, Sensitive dan

    Modalitas Penurunan Tarif.

    Konsep Early Harvest Program

    (EHP) dibuat dalam bentuk

    Common List dan berdasarkan

    Common List tersebut setiap negara

    harus membuat jadwal penurunan

    tarif untuk produk-produk di-

    maksud. ASEAN dan India telah

    menyetujui Common List yang

    terdiri dari dua daftar produk, yaitu

    Daftar A terdiri dari 105 produk

    dan Daftar B terdiri dari 111

    produk.

    Dalam negosiasi modalitas

    penurunan tarif, ASEAN meng-

    usulkan penurunan fix level, yaitu

    pada waktu yang disepakati tarifnya

    menjadi level tertentu. Sedangkan

    India mengusulkan penurunan tarif

    dengan Margin of Percentage

    Presiden RI berbincang dengan PM India di saksikan PM Kamboja di sela-sela KTT ASEAN

    Media Industri dan Perdagangan26

  • Ekonomi & Bisnis

    Brunei D 13.8 14.0 6.3 6.7 56.2

    Cambodia 0.0 0.0 0.0 9.3 2.9

    Indonesia 1,400.9 1,015.8 1,199.4 1,676.1 1,540.2

    Malaysia 1,712.1 2,071.2 2,335.2 2,438.2 2,553.3

    Myanmar 0.0 0.0 213.4 318.1 429.0

    Philippines 262.0 179.4 177.2 230.4 308.6

    Singapore 3,372.9 3,038.6 3,242.3 3,864.0 3,837.6

    Thailand 2,107.0 649.2 699.2 1,226.6 1,155.2

    TOTAL 8,868.7 6,968.2 7,873 9,769.4 9,883

    NEGARATAHUN

    1997 1998 1999 2000 2001

    (MOP), yaitu pada waktu yang

    disepakati tarifnya mengalami

    penurunan sekian persen.

    Pelaksanaan EHP telah di-

    sepakati dimulai 1 Nopember 2004

    sampai dengan 31 Oktober 2007,

    sedangkan penurunan tarif produk

    dengan Normal Track disetujui

    mulai pada 1 Januari 2006 sampai

    2011 bagi ASEAN 5 dan mulai 1

    Januari 2006 sampai 2016 bagi

    Filipina. Sementara itu, untuk

    negara-negara Kamboja, Laos,

    Myanmar dan Vietnam disetujui

    mulai 1 Januari 2006 sampai 2016

    dengan tarif awal yang lebih tinggi.

    ASEAN dan India akan terus

    menegosiasikan Rules of Origin

    (ROO) untuk perdagangan barang

    dan selambat-lambatnya negosiasi

    tersebut akan diselesaikan pada 31

    Agustus 2004.

    Untuk perdagangan jasa,

    ASEAN dan India sepakat untuk

    melaksanakan liberalisasinya secara

    bertahap. Negosiasi untuk me-

    nyusun perjanjian di bidang per-

    dagangan jasa akan dilaksanakan

    pada tahun 2004 dan diselesaikan

    tahun 2006.

    Sementara itu, untuk bidang

    investasi, ASEAN dan India

    merencanakan untuk meningkat-

    kan kerjasama di bidang investasi,

    meningkatkan transparansi yang

    berkaitan dengan kebijakan dan

    peraturan, promosi dan proteksi.

    Negosiasi untuk menyusun per-

    janjian di bidang investasi akan

    dilakukan pada tahun 2004-2006.

    Selain kerjasama perdagangan

    barang, jasa dan investasi tersebut,

    masih terdapat program kerjasama

    ekonomi lainnya yang kini sedang

    dibahas kedua belah pihak, antara

    lain program fasilitasi perdagangan

    yang meliputi mutual recognition

    agreement (MRA), prosedur

    akreditasi dan pengaturan teknik

    standard, kebijakan non tarif,

    kerjasama pabean, fasilitas travel

    dan visa bisnis.

    Sejumlah kerjasama sektoral

    juga kini masih dalam pembahasan,

    antara lain meliputi kerjasama per-

    tanian, perikanan, kehutanan,

    jasa, media dan hiburan, kese-

    hatan, perbankan, pariwisata, kon-

    struksi, proses pelatihan pebisnis,

    lingkungan, pertambangan dan

    energi, minyak dan gas bumi, pe-

    nyediaan tenaga pembangkit, ilmu

    penge-tahuan dan teknologi, infor-

    masi dan komunikasi, e-commerce,

    bioteknologi, transportasi dan

    infrastruktur dll.

    Tabel 1. Nilai Perdagangan ASEAN India (Dalam juta US$)

    mip

    Media Industri dan Perdagangan27

  • Komoditi

    Perusahaan penyangga hargakaret alam dunia, Internasional

    Rubber Consorsium Limited (IRCo)ditargetkan mulai menjalankan

    kegiatannya pada Desember 2003,atau paling lambat Januari 2004

    setelah seluruh perangkatmanajemen perusahaan tersebut

    terbentuk dalam beberapa bulan ini.

    IRCo Ditargetkan BeroperasiIRCo Ditargetkan BeroperasiIRCo Ditargetkan BeroperasiIRCo Ditargetkan BeroperasiIRCo Ditargetkan BeroperasiDesember 2003Desember 2003Desember 2003Desember 2003Desember 2003

    bulan Nopember atau Desember

    2003. Semula ketiga Menteri beren-

    cana untuk bertemu di Bangkok

    pada 19 Oktober 2003 lalu di sela-

    sela pertemuan APEC, namun gagal

    dilaksanakan mengingat kesibukan

    masing-masing menteri di pertemu-

    an APEC.

    kan penetapan Board of Directordan Chief executive Officer (CEO)

    dari IRCo, menentukan bussinessplant ke depan dan main objective-

    nya serta menentukan detil ope-rasional IRCo lainnya sebagai ke-

    lanjutan dari penandatangan Share-holder Agreement of IRCo pada 6

    Oktober 2003 lalu di Bali, kataRini kepada pers belum lama ini.

    Kesepakatan ShareholderAgreement of IRCo ditandatangani

    di Denpasar, Bali pada 6 Oktober2003 lalu oleh Menperindag RiniM.S. Soewandi, Menteri Industri

    Promer Malaysia, Lim Keng Yaik danMenteri Pertanian dan Koperasi

    Thailand, Soraat Klinpratoom, di-saksikan oleh tiga kepala negara,

    yaitu Presiden RI MegawatiSoekarnoputri, Perdana Menteri

    Mlaysia, mahathir Mohamad danPerdana Menrei thailand, tahksin

    Shinawatra.Dalam kesepakatan kepemilik-

    an saham IRCo tersebut, pemerintahIndonesia telah menyiapkan dana

    modal awal bagi IRCo sebesar US$1,5 juta, Malaysia US$ 1 juta dan

    Tahiland sebesar US$ 2 juta sesuaidalam proporsi produksi karet alam

    masing-masing negara dengan per-bandingan Indonesia (3) : Malaysia

    (2) : dan thailand (4).

    Menteri Perindustrian danPerdagangan, Rini M.S Soewandi,

    mengatakan untuk membahas detilpengoperasian IRCo yang meru-

    pakan perusahan konsorsium tiganegara Indonesia, Malaysia dan

    Thailand dalam rangka mencapaitarget pengoperasian pada Desember

    2003 tersebut, para menteri darinegara-negara tersebut akan

    bertemu di Bangkok, Thailand pada

    Kami para menteri dari Indo-nesia, Malaysia dan Thailand sedia-

    nya akan bertemu kembali diBangkok pada 19 Oktober 2003

    namun tidak bisa dan kami men-jadwal ulang pertemuan tersebut

    untuk bulan Nopember atauDesember mendatang. Pertemuan

    tersebut dilakukan terutama untukmembahas detil persiapan peng-

    operasian IRCo, seperti membicara-

    Indonesia- Malaysia-Thailand sepakat membentuk IRCo

    Media Industri dan Perdagangan28

  • Proporsi produksi tersebut juga

    menentukan jmlah anggota Boardof Director dari masing-masing

    negara di IRCo dimana Indonesiaakan menempatkan tiga orang,

    Malysia menempatkan dua orangdan Tahiland menempatkan empat

    orang.Dalam kegiatan operasinya

    nanti, IRCo akan menjalankankegiatan penyanggaan harga karet

    alam guna menstabilkan harga karetalam dunia pada level yang renu-

    meratif bagi petani karet. Pem-bentukan IRCo itu akan saling men-

    dukung dengan langkah pengatur-an produksi karet alam (Supply

    Management Scheme/SMS) danpengaturan ekspor karet alam

    (Agreed Export Tonnage Scheme/AETS) yang telah disepakati dalam

    Bali Declaration tanggal 12Desember 2001 yang menjadi pilar

    utama kerjasama tripartit tiganegara tersebut.

    Picu Kenaikan Harga

    Wakil Ketua Bidang Pemasar-an, Arbitrase dan Hubungan Luar

    Negeri Gabungan Perusahaan KaretIndonesai (Gapkindo), Asril Sutan

    Amir, mengatakan ditandatangani-nya Kesepakatan Pemegang Saham

    IRCo di Bali, 6 Oktober 2003 lalumenjadi salah satu faktor pemicu

    kenaikan harga karet alam duniadari US$ 1,17/kg menjadi US$ 1,20/

    kg yang kini memang sedang naikdaun.

    Faktor IRCo ini memangmenjadi salah satu pemicu kenaikanharga karet alam di tengah situasipasar karet dunia yang sedangmenguat akibat faktor fundamentaltersebut adalah tingginya kebutuh-an karet alam di negara-negarakonsumen akibat kelangkaan stokdi kawasan tersebut, sedangkanpasokan dari negara-negara pro-dusen kini sedang kosong, kataAsril kepada Media Indag diJakarta, kemarin.

    Menurut Asril, faktor lainnyayang juga turut mendukung laju ke-naikan harga karet alam dunia ada-lah meningkatnya kebutuhan karetdi Republik Rakyat China (RRC)dimana pertumbuhan konsumsikaret alam RRC, khususnya untuksektor industri otomotif mengalamikenaikan dari 6% - 8% pada tahun2002 menjadi sekitar 12% - 14%pada tahun 2003.

    Sementara itu, tambah Asril,pasokan karet alam di negaraprodusen karet terbesar dunia, yaituThailand diperkirakan mengalamipenurunan akibat hujan deras yangterus menerus mengguyur kawasanperkebunan karet di negara ter-sebut. Bahkan dikhawatirkan se-jumlah wilayah Thailand akanmengalami bencana banjir akibathujan deras yang terus menerus itu.

    Dalam jangka menengah danpanjang, tambah Asril, produksikaret alam Thailand diperkirakanmengalami penurunan cukup

    signifikan mengingat banyaknya

    kebun karet di negara Gajah Putih

    itu yang kini sudah tua dan harusmemasuki masa peremajaan.

    Kebanyakan kebun karet diThailand ditanam pada tahun 1970-

    an sehingga umur kebun karet yangada dewasa ini sudah lebih dari 30

    tahun. Dengan umur yang sudahdiatas 30 tahun tersebut maka ke-

    mampuan produksinya sudahbanyak menurun. Karena itu,

    pemerintah Thailand telah meren-canakan untuk meremajakan

    kebun karet mereka dengan me-nebang pohon karet yang sudah ber-

    umur di atas 30 tahun, kata Asril.Menurut Asril, rencana pere-

    majaan kebun karet Thailand ter-sebut telah dikemukakan Perdana

    Menter i Thai land, Thaks inShinawatra di sela- sela KTT

    ASEAN di Bali belum lama ini.Bahkan bersamaan dengan program

    peremajaan kebun karet tersebut,PM Thaksin juga menyatakan telah

    menyiapkan program pengembang-an industri kayu karet (rubberwood

    industry).Di Indonesia sendiri, kata

    Asril, produksi karet alam meng-alami penurunan akibat sejumlah

    faktor, yaitu belum pulihnyaproduksi karet alam di wilayah

    Aceh (padahal produksi karet alamdi Aceh mencapai lebih dari

    100.000 ton), banyaknya konversikaret (di Jawa menjadi perumahan,

    di Sumatera dan Kalimantanmenjadi kebun sawit) dll.

    Komoditi

    mip

    Media Industri dan Perdagangan29

  • Komoditi

    Departemen Perindustrian dan

    Perdagangan (Deperindag) mentar-

    getkan swasembada kedelai pada

    tahun 2005, menyusul dilaksana-

    kannya Program Kemitraan Kedelai

    untuk Industri sebagai upaya men-

    dorong produksi kedelai di dalam

    negeri melalui sebuah pola kemitra-

    an antara petani, perbankan,

    industri pemakai kedelai dan

    kalangan produsen pupuk dan bibit

    kedelai.

    Menperindag Rini M.S.

    Soewandi mengatakan, dengan

    dilaksanakannya program Kemitra-

    an Kedelai untuk Industri tersebut

    maka diharapkan volume impor

    kedelai akan terus dapat dikurangi

    hingga akhirnya kedelai impor sama

    sekali tidak diperlukan lagi untuk

    memenuhi kebutuhan industri

    pemakai kedelai di dalam negeri.

    Dengan dilaksanakannya

    Program Kemitraan Kedelai untuk

    Industri ini kami harapkan impor

    kedelai yang selama ini mencapai

    jutaan ton setiap tahunnya dapat

    terus ditekan. Bahkan kami

    mentargetkan pada pelaksanaan

    tahun ke-3 dari program tersebut

    kita tidak perlu lagi melakukan

    impor kedelai dan seluruh kebutuh-

    an kedelai di dalam negeri

    Tahun 2005 Deperindag TargetkanSwasembada Kedelai

    diharapkan sudah dapat dipenuhi

    dari dalam negeri sendiri, kata

    Rini kepada pers seusai menyaksi-

    kan penandatanganan nota kese-

    pahaman (MoU) dalam rangka

    pelaksanaan Program Kemitraan

    Kedelai untuk Industri antara ins-

    tansi pemerintah terkait dan dunia

    usaha di Jakarta, belum lama ini.

    Pihak-pihak yang terlibat

    dalam penandatanganan MoU

    tersebut adalah Dinas Pertanian

    Daerah, PT Pertani dan PT Sang

    Hyang Seri yang bertanggung jawab

    dalam manajemen dan menyiapkan

    petani/kelompok tani, PT Agro Soya

    Industrindo dan PT Alam Lestari

    Maju Indonesia sebagai penyedia

    bibit dan pupuk Bio P 200 Z dan

    melakukan kawalan teknologi, PT

    Pupuk Petrokimia Gresik, PT

    Petrokimia Kayaku dan PT Pupuk

    Kujang sebagai penyedia pupuk

    berimbang dan pestisida, PT

    Perusahaan Perdagangan Indonesia

    (PPI) sebagai penampung, pengering

    dan penyimpan hasil kedelai, PT

    Bhanda Ghara Reksa yang mela-

    kukan sertifikasi mutu dan resi

    gudang, PT Bank Rakyat Indo-

    nesia, Bank Danamon dan Bank

    Mandiri sebagai penyedia dan

    penyalur kredit ketahanan pangan

    dan modal kerja.

    Sementara itu, Induk Koperasi

    Produsen Tempe Tahu Indonesia

    (Inkopti) bertanggung jawab dalam

    pembelian hasil panen kedelai yang

    Deperindag fasilitasi program kemitraan kedelai untuk industri

    Media Industri dan Perdagangan30

  • Komoditi

    sudah diproses serta memberikan

    kawalan teknologi. PT Heinz ABC

    Indonesia dan PT Unilever Indo-

    nesia melakukan pembelian kedelai

    sesuai dengan spesifikasi yang

    dibutuhkan. Pemerintah Daerah

    membantu penyiapan lahan,

    menyiapkan penyuluh pertanian

    lapangan dan irigasi.

    Menurut Rini, dalam lima

    tahun terakhir ini impor kedelai

    Indonesia terus mengalami pening-

    katan dari 343.000 ton pada tahun

    1998 menjadi 1,3 juta ton pada

    tahun 1999. Pada tahun 2000 impor

    kedelai sedikit menurun menjadi

    1,28 juta ton dan pada tahun 2001

    kembali turun menjadi 1,14 juta ton

    dan pada tahun 2002 juga 1,14 juta

    ton.

    Total kebutuhan kedelai

    untuk industri pada tahun 2002

    mencapai 1,81 juta ton dan sebagian

    besar dari kebutuhan tersebut

    masih harus dipasok dari luar

    negeri. Padahal sebetulnya potensi

    produksi kedelai di dalam negeri

    sendiri cukup besar, hanya selama

    ini potensi tersebut tidak pernah

    kita garap secara optimal, tegas

    Rini.

    Untuk tahap awal, lanjut Rini,

    pelaksanaan program Kemitraan

    Kedelai untuk Industri tersebut

    akan dilaksanakan di Kabupaten

    Karawang, Jawa Barat dengan me-

    nempati areal lahan petani seluas

    270 hektar. Selain akan dapat me-

    nekan impor, juga dapat meng-

    hemat devisa negara, kata Rini,

    program Kemitraan Kedelai untuk

    Industri tersebut diharapkan juga

    dapat menicptakan lapangan kerja

    sekaligus memperkokoh struktur

    industri dan meningkatkan nilai

    tambah produk-produk pertanian

    lokal.

    Menurut Rini, melalui

    Program Kemitraan Kedelai untuk

    Industri tersebut petani dirangsang

    untuk mengembangkan kegiatan

    penanaman kedelai dengan mem-

    peroleh fasilitas atau bantuan

    sarana produksi seperti bibit, pupuk,

    pestisida dan kredit modal kerja

    (KKP) yang disediakan perusahaan

    mitra dan difasilitasi oleh Deper-

    indag. Hasil kedelai yang diperoleh

    petani dapat langsung dijual

    kepada perusahaan penampung

    yang telah ditunjuk dengan harga

    kesepakatan tertentu.

    Sesuai kesepakatan dalam

    program kemitraan ini hasil panen

    kedelai milik petani tersebut akan

    dibeli oleh PT PPI dengan harga Rp

    3.500/kg, berarti ada perbaikan dari

    selama ini yang hanya Rp 2.500/kg

    di tingkat petani, katanya men-

    jelaskan.

    Menurut Rini, dengan tingkat

    produktifitas kedelai yang cukup

    tinggi tersebut diharapkan produksi

    kedelai nasional dapat terus me-

    ningkat dan secara bertahap akan

    mampu menggantikan (mensubsti-

    tusi) kedelai impor. Dengan ber-

    kembangnya penanaman kedelai di

    sejumlah daerah dan dengan tingkat

    produktifitas 3,6 ton/hektar, kami

    targetkan dalam kurun waktu tiga

    tahun dari pelaksanaan program

    ini, yaitu pada tahun 2005 kita tidak

    perlu mengimpor kedelai . mip

    Produksi kedelai nasional masih rendah

    Media Industri dan Perdagangan31

  • Seperti yang sudah diramalkan

    sebelumnya, Konferensi Tingkat

    Menteri WTO kelima di Cancun,

    Mexico tanggal 10-14 September

    2003 gagal membuat kesepakatan

    dan mengulang keadaan yang sama

    pada pertemuan empat tahun lalu

    di Seattle, AS.

    Dari hari pertama sidang,

    masing-masing negara atau

    kelompok sudah menunjukkan

    arogansinya, bahwa tawara