penerapan model snowball trhowing pada ...repository.uinjambi.ac.id/872/1/ummy syafithri-tpg...

110
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi PENERAPAN MODEL SNOWBALL TRHOWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SDN 172/1 BELANTI JAYA KEC MERSAM KAB BATANGHARI SKRIPSI Oleh UMMY SYAFITHRI NIM: TPG 141172 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PENERAPAN MODEL SNOWBALL TRHOWING PADA MATA

PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SDN 172/1

BELANTI JAYA KEC MERSAM

KAB BATANGHARI

SKRIPSI

Oleh

UMMY SYAFITHRI NIM: TPG 141172

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PENERAPAN MODEL SNOWBALL TRHOWING PADA MATA

PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SDN 172/1

BELANTI JAYA KEC MERSAM

KAB BATANGHARI

SKRIPSI

DiajukansebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelarSarjanaPendidikan

Oleh

UMMY SYAFITHRI NIM: TPG 141172

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Sujud syukur ku persembahkan pada Allah yang maha kuasaberkatrahmatNya

Detakjantung, denyutnadi, nafas, danputaranrodakehidupan yang

diberikannyasehinggaasaatinisayadapatmempersembahkan

skripsipada orang-orangtersayang.

Kedua orang tuaku Bapak(Sukimin) dani bundaku(IwangPrianti) Tercinta yang takpernah lelah

membesarkanku dengan penuh kadihsayang serta member dukungan, perjuangan, motivasi, dan

pengorbanandalamhidupini.

Terimkasih kasih buat bapak dan ibundaku, dan Terimkasih kepada sahabat-sahabat

Yang selalu memberi

Dukungan dan semangat.

TERIMAKASIH BUAT SEMUA�

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

M O T T O

Artinya: “Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah ialah menciptakan langit dan

bumi dan makhluk melata yang ditebarkan-Nya pada keduanya dan Dia Maha Kuasa

mengumpulkan semua nyaapabila dikehendaki-Nya.” (Q.S As-Syura: 29)

8

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

KATA PENGANTAR

Seraya Mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala (SWT) berkat

rahmat serta hidayah yang diberikan Allah SWT kepada penulis hingga mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat beriringan salamsenantiasa terarah pada

junjungan nabi Muhammad SAW yang telah membawa serta membimbing umatnya dari alam

jahiliyah pada tauhid, menuju umat yang mendapat hidayah serta Nurdari Allah SWT dalam

agama Islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna

mendapatkan gelas Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi yang berjudul: Penerapan Model Snowball Trhowing Pada Mata Pelajaran IPA

Untuk Meningkatkan Keaktifan BelajarSiswa SDN 172/1 Belanti Jaya Kec MersamKab

Batanghari.

Selanjutnya dalam rangka penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan

serta partisipasi, dari itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya pada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. HadriHasan, MA.SelakuRektor UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.

2. Bapak Dr.Su‟aidiMa.PhdSelakuwakilrektorl UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Hidayat. M.Pd.Selaku WakilRektor IIUIN SulthanThaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Hj. FadilahHusen. M.Pd.Selaku Wakil Rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

5. Ibu Dr. Hj. Armida. M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

6. Bapak. Lukman Hakim. M. Pd.I. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.

7. BapakDr. ZawakiAfdalJamil. M. Pd.I. SelakuWakil Dekan II Fakultas Tarbiyah Dan

Keguruan.

8. Bapak KemasImronM.Pd.Selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.

9. Bapak Drs.Mahluddin M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan

Bapak Shalahuddin.M.Pd.I Selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

10. Ibu Dr. Saidah Ahmad.M.Pd sebagai pembimbing 1 yang membantu dan memberia rahan

serta masukan dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi.

9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

11. Ibu Ikhtiati.M.Pd sebagai pembimbing ll yang membantu dan member arahan sertamasukan

dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi.

12. Bapak Daliya.S.Pd. selaku kepala sekolah dan Bapak Sugiono, AMa.Pd yang telah

membetikan informasi dan dokumen-dokumen kepada saya sehingga sampai selesai.

13. Semu apihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Akhirul kalam mudah–mudahan skripsi ini dapat bermanfa‟at bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca semuanya. Amien Ya Rabbal ‘Alamien.

Jambi, .... September 2018

Penulis

UMMY SYAFITHRI

NIM. TPG 141172

10

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

ABSTRAK

Nama/NIM : UmmySyafithri / TPG 141172

Judul Skripsi :Penerapan Model Snowball TrhowingPada Mata Pelajaran IPA Untuk

Meningkatkan Keaktifan BelajarSiswa SDN 172/1 Belanti Jaya

KecMersam Kab Batanghari

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Menggunakan Mixed

Methods (campuran kualitatif dan kuantitatif) yang bertujuan untuk meningkatkan rendahnya

keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA Kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya. Penelitian ini

dilakukan dalam duasiklus dan melalui 4 tahapan yang mencakup Perencanaan,Pelaksanaan,

Observasi danRefleksi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran Snowball Throwing

dapatmeningkatkankeaktifanbelajarsiswadalam proses pembelajaran. Peningkatan aktifitas

belajar siswa dapat di diukur dar ievaluasi siklus I, dan siklus II.dengan nilai aktifitas belajar

siswa pada siklus I sebesar 63,125% dan siklus II 86,875%. Sedangkan peningkatan hasil

keaktifan belajar siswa dapat diukur dari setiap siklusnya, keaktifan siswa pada siklus I sebesar

3,11dengankategori „‟ mendek atiaktif‟ ‟ dankeaktifansiswapadasiklus II sebesar 4,15 dengan

kategori „‟ mendekati sangat aktif‟ ‟ . Dengan demikian hasil penelitian di SDN 172/1 Belanti

Jaya telah tercapai dengan baik.

Kata Kunci : Model Snowball Throwing, Pembelajaran IPA, Keaktifan Belajar.

11

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

NOTA DINAS PEMBIMBING I .................................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING II ................................................................... iV

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. IdentifikasiMasalah ............................................................................. 4

C. BatasanMasalah .................................................................................... 5

D. RumusanMasalah ................................................................................. 5

E. TujuanPenelitian ................................................................................... 5

F. ManfaatPenelitian ................................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KerangkaTeori ...................................................................................... 7

1. MedelSwoballTrhowing .................................................................. 7

2. PengertianBelajar ............................................................................ 9

3. KeaktifanBelajar .............................................................................. 10

B. KerangkaBerpikir ................................................................................. 15

C. HipotesisTindakan ................................................................................ 16

D. KacianTerdahulu .................................................................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. DesainPenelitian ................................................................................... 18

B. Setting danSubjekPenelitian ................................................................. 19

C. ProsedurPenelitian ................................................................................ 20

D. TeknikPengumpulan Data Dan Instrumen Data .................................... 22

E. TeknikAnalisis Data ........................................................................... 23

F. KreteriaKeberhasilan ............................................................................ 26

G. JadwalPenelitian ................................................................................... 27

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. GambaranUmumLokasiPenelitian ........................................................ 28

12

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1. Histori Dan GeografiSekolah .................. 28

2. Visi Dan MisiSekolah ...................................................................... 29

3. Sarana Dan PasaranaSekolah ........................................................... 30

4. StrukturOrganisasiSekoah ............................................................... 32

5. KeadaanSiswa ................................................................................. 34

B. TemuanPenelitian ................................................................................. 36

1. KondisiAwalKeaktifanBelajarSiswa ............................................... 36

C. Deskripsi Data ..................................................................................... 38

1. PelaksanaanPenelitianSiklus I ........................................................ 38

a. TahapPerencanaanSiklus I ......................................................... 38

b. TahapPelaksanaanSiklus I ......................................................... 39

c. HasilObservasiSiklus I .............................................................. 44

d. TahapRefleksi............................................................................. 52

2. PelaksanaanPenelitianSiklus II ....................................................... 54

a. TahapPerencanaanSiklus II ....................................................... 54

b. TahapPelaksanaanSiklus II ........................................................ 54

c. HasilObservasiSiklus II ............................................................. 60

d. TahapRefleksi............................................................................. 69

D. Analisis Data ....................................................................................... 69

E. Pembahasan .......................................................................................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 77

B. Saran .................................................................................................... 78

C. Penutup ................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA

13

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 :Profil SDN 172/1 Belanti Jaya ....................................................... 30

Tabel 4.2 :KeadaanSarana SDN 172/1 Belanti Jaya ........................................ 31

Tabel 4.3 :KeadaanPrasarana SDN 172/1 Belanti Jaya ................................... 33

Tabel 4.4 :DaftarJumlahSiswa SDN 172/1 Belanti Jaya .................................. 35

Tabel 4.5 :DaftarNama-NamaSiswaKelas V .................................................. 35

Tabel 4.6 :KondisiAwalKeaktifanBelajarSiswa .............................................. 37

Tabel 4.7 :JadwalPerenanaanSiklus I .............................................................. 40

Tabel 4.8 :HasilObservasiAktivitasBelajarSiswadenganMenggunakan Model

PembelajaranSnowball ThrowingSiklus I .................................. 45

Tabel 4.9 :HasilObservasiAktivitasMengajar Guru denganMenggunakan Model

PembelajaranSnowball ThrowingSiklus I .................................. 48

Tabel 4.10 :KeaktifanBelajarSiswadengan Model Snowball ThrowingSiklus I ......................................................................................................... 51

Tabel 4.11 :Hasil Tes Pengisian Angket Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Siklus I ................................ 53

Tabel 4.12 :Jadwal Perencanaan Siklus II ..................................................... 56

Tabel 4.13 :Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Snowball Throwing Siklus II ....................................................... 62

Tabel 4.14 :Hasi lObservasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Siklus II .............................. 65

Tabel 4.15 :Keaktifan Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Siklus II .......................................................................................... 68

Tabel 4.16 :Hasil Tes Pengisian Angket Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Siklus II .............................. 70

Tabel4.17 :Persentase Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing .............................................. 73

Tabel 4.18 :Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing…………………………… 74

Tabel 4.19 :Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas V dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Snowball Throwing Berdasarkan

Observasi……………………………………………………. 75

Tabel 4.20 :Skor Angket Keaktifan Belajar Siswa Kelas V dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Berdasarkan Lembar Angket……………………………….. 76

14

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 :Kerangka Pemikiran ....................................................................... 16

Gambar 3.1 : Tahap-Tahap Dalam PTK ............................................................. 20

Gambar 3.2 :Daur Siklus PTK ............................................................................. 21

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi SDN 172/1Belanti Jaya ................................. 34

Gambar 4.2 :Diagram Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing .............................................. 68

Gambar 4.3 :Diagram Aktivitas Belajar Guru Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing .............................................. 74

Gambar 4.4 :Diagram Skor Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Berdasarkan Observasi ..... 75

Gambar 4.5 :Diagram Skor Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Berdasarkan Lembar

Angket……………………………………………………… 76

15

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Undang–undang nomor 20 tahun 2003 Pasal I adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003, hal.2).

Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua

upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang

berkualitas, hal ini dapat dilihat dari segi pendidikan yang telah terkandung jelas dalam

tujuan pendidikan nasional.

Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses

pembelajaran yang dialami oleh siswa. Seorang guru dituntut untuk teliti dalam

memilih serta mampu menyajikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien secara

menarik, sehingga dapat merespon ilmu yang diberikan dengan baik. Proses

pembelajaran membutuhkan kurikulum dengan inovasi-inovasi yang lebih baik lagi.

Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan

pendidikan.Apa yang direncanakan biasanya akan dibentuk. (Nasution, 2011, hal.

8).Dengan mengikuti prosedur pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi, guru

sebagai pengembangan kurikulum harus dapat memahami dan menghayati pentingnya

kompetensi dimiliki oleh setiap tamatan pendidikan.

Proses pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk

mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kemampuan mengelola pembelajaran

merupakan syarat mutlak bagi guru agar terwujud kompetensi profesionalnya.

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Konsekuensinya, guru harus memiliki pemahaman yang utuh dan tepat terhadap

konsepsi belajar dan mengajar.

Belajar dan mengajar adalah dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam

pendidikan dan keduaya berlaangsung secara bersamaan.Belajar sebagai aktivitas yang

terencana dan memiliki tujuan yang bersifat permanen yakni terjadinya perubahan

tingkah laku pada murid. Menurut Croanbach (dalam Riyanto) bahwa belajar yang

sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yang menggunakan panca indra.

Dengan kata lain belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru,

mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu (Riyanto,

2014, hal. 5). Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, istilah strategi dimaksudkan

sebagai upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses mengajar. Maksudnya agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan

dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna, guru dituntut memiliki

kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pengajaran sedemikian rupa

sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen pengajar dimaksud.

Keaktifan pengajar disamping penguasaan materi, diperlukan juga kemampuan

untuk menyusun strategi dalam pelaksaan pembelajaran. Untuk melaksanakan tugas

secara professional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-

kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang

dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional (tujuan belajar yang dirumuskan secara

eksplisit dalam proses belajar mengajar) maupun dalam arti efek pengiring (hasil ikutan

yang didapat dalam proses belajar). Misalnya kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap

terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya.

Belajar akan bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan

mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti

berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali

anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang (Aqib, 2014, hal.1). Bila

siswa hanya mendengarkan informasi dari guru, keterlibatan dalam proses

pembelajaran boleh dikatakan tidak ada, meskipun siswa terlibat maka keterlibatan itu

terjadi kurang sekali. Misalnya, siswa terlibat hanya sebatas menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru, dan itu hanya akan mengakibatkan penguasaan materi dalam

3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mengingat jangka pendek tetapi gagal untuk membekali anak dalam memecahkan

persoalan jangka panjang. Usman (2002) menyatakan bahwa guru dengan kompetensi

tinggi adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus bidang keguruan,

sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

yang maksimal (Daryanto, 2014, hal.2). Dengan kata lain guru harus menggunakan kiat

dan teknik untuk mendapatkan proses belajar yang baik dan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan.

Selama ini guru cenderung menggunakan metode dan model pembelajaran yang

biasa saja, misalnya metode pembelajaran ceramah, hal ini tentu membuat para siswa

merasa bosan, tidak aktif dan kreatif serta siswa menjadi pasif karena hanya menerima

dan mendengarkan sampai akhir tanpa berfikir. Atas dasar inilah diperlukan metode

dan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan materi pembelajaran,

yang lebih penting agar siswa dapat merasa asyik, senang, serta aktif dan kreatif saat

proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran IPA. Metode ceramah memang

sangat penting karena metode ceramah induknya metode pembelajaran. Namun jika

tidak diimbangi dengan penggunaaan strategi dan model pembelajaran yang lainnya

maka akan sangat membosankan sehingga membuat keaktifan belajar siswa menurun

bahkan sangat pasif.

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Trimo (2008:2).

Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

baik dari segi fisik, mental, dan emosional yang diramu dengan kegiatan melempar

pertanyaan seperti “melempar bola salju”. Snowball artinya bola salju sedangkan

throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan

melempar bola salju.

Sedangkan menurut Widodo (2009:1) model pembelajaran Snowball Throwing

adalah model pembelajaran yang aktif melatih siswa untuk lebih tanggap menerima

pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu

kelompok.

Berdasarkan grand tour pada 20 Agustus 2018 yang dilakukan peneliti di SDN

172/1 Belanti Jaya Kec Mersam Kab Batanghari antara lain, sebagai berikut :

4

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Pertama, dalam kegiatan pembelajaran ditemukan sebagian siswa cenderung

ribut ketika guru sedang menyampaikan materi.Sehingga materi pembelajaran pun

tidak dapat diserap oleh siswa dengan baik.Kedua, dalam kegiatan proses pembelajaran

ditemukan sebagian siswa yang sering keluar masuk kelas dengan alasan ke toilet

dengan waktu yang lama, sehingga banyak materi yang tertinggal. Ketiga, budaya

mencontek masih banyak dilakukan oleh sebagian siswa baik itu dalam latihan soal

biasa maupun ulangan per bab. Keempat, dalam proses pembelajaran siswa tidak

mempunyai keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Jika diberi

kesempatan untuk bertanya siswa hanya berbisik-bisik atau malah asyik berbicara

dengan teman sebangkunya, bahkan sebagian besar hanya diam. Kelima, dalam proses

pembelajaran ditemukan sebagian siswa tidak mengerjakan latihan soal di kelas dan

ketika diberi pekerjaan rumah (PR) siswa tidak mengerjakan nya.

Oleh karena itu proses pembelajaran harus didesain secara menarik agar

pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien sehingga akan terciptanya feedback

dalam proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mrngambil

judul“Penerapan Model Snowball Throwing pada mata pelajaran IPA untuk

meningkatkan Keaktifan belajar siswa di kelas V SDN 172/1 Desa Belanti Jaya, Kec

Mersam, Kab Batanghari”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Suasana belajar yang kurang kondusif.

2. Guru tidak menggunakan teknik pembelajaran yang dapat menarik perhatian

siswa.

3. Metode yang digunakan guru masih monoton.

4. Rendahnya Keaktifan siswadalam belajar IPA, dan nilai belajar yang belum

sesuai.

5

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan lebih sesuai dengan tujuan yang diharapkan

maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Penerapan Snowball Throwing pada mata pelajaran IPA.

2. Penelitian dibatasi pada kelas V semester II di SD 172/1 Desa Belanti Jaya,

Kec Mersam, Kab Batanghari, Tahun 2017/2018.

3. Keaktifan belajar siswa di ambil dari setiap akhir siklus pada pembelajaran

IPA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka rumusan masalah dalam

penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah “ Apakah Penerapan Metode Snowball

Throwing pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan Keaktifan belajar siswa di

kelas V SDN 172/1 Desa Belanti Jaya, Kec Mersam, Kab Batanghari ?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan

penelitian ini adalah:

Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SDN 172/1 Desa Belanti Jaya,

Kec Mersam, Kab Batanghari pada mata pelajaran IPA.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

1) Sebagai bahan referensi/ pendukung penelitian selanjutnya.

2) Menambah pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3) Menambah kajian tentang hasil penelitian pembelajaran IPA

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Siswa

6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Agar siswa dapat memperoleh pembelajaran yang lebih menarik, jelas, dan

menyenangkan sehingga keaktifan belajar IPA dapat dicapai sesuai dengan ketentuan

KKM bahkan dapat melebihi ketentuan KKM.

2) Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

mengefektifkan pembelajaran IPA, juga dapat membantu mengatasi masalah yang

mereka hadapi dalam proses pembelajaran serta dapat menambah wawasan,

keterampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran serta

dapat membuat pembelajaran lebih menarik sehingga siswa dapat lebih memahami

materi yang di ajarkan.

3) Bagi Sekolah

Hasil penelitian untuk memperoleh ketercapaian belajar tuntas, keberhasilan

dalam pembelajaran akan meningkatkan mutu sekolah dan sebagai bahan evaluasi

untuk kemajuan sekolah.

4) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga bagi peneliti sekaligus dapat

menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan profesionalisme yang bersangkut

paut dengan model, pendekatan, strategi, metode pembelajaran di Sekolah Dasar/

Madrasah Ibtidaiyah, sekaligus sebagai salah satu syarat yntuk meraih gelar srata satu

(S.I) pada jenjang Pendidikan Tinggi di Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (FTK) Prodi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. ModelSnowball Throwing

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah satu metode yang digunakan

untuk memperdalam satu topik, metode ini biasa dilakukan oleh beberapa kelompok

yang beranggotakan 5 sampai 8 orang yang memiliki kemampuan merumuskan

pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kertas menyerupai bola. Kemudian kertas itu

di lempar ke kelompok lain yang ditanggapi dengan menjawab pertanyaan yang

dilempar tersebut. Secara sederhana model pembelajaran Snowball Throwing dapat

di gambarkan sebagai berikut: siswa dalam kelompok merumuskan dalam

pertanyaan secara tertulis dengan kertas berdasarkan materi yang diterangkan oleh

guru. Kemudian kertas tersebut di lipat-lipat sedemikian rupa, kemudian di

lemparkan ke kelompok lain, setelah membuka kertas tersebut, kelompok yang

menjawab pertanyan dan melempar kembali ke kelompok yang menulis tadi.

(Suprijono, 2010, Hal.120)

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

pembelajaran dengan tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran,

tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas (Trianto, 2014.hal 51). Sedangkan Joyce dan Weil (dalam

Rusman,2010,hal.133) mengemukakan model pembelajaran adalah suatu rencana

atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pelajaran dan membimbing

pembelajaran dikelas atau yang lain.

8

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran

yang dapat melibatkan siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Trimo

(2008, hal. 2). Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif baik dari segi fisik,mental, dan emosional yang diramu dengan kegiatan

melempar pertanyaan seperti “melempar bola salju”. Snowball artinya bola salju

sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat

diartikan melempar bola salju. Sedangkan menurut Widodo (2009, hal. 1) model

pembelajaran Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang aktif melatih

siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan

tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak

menggunakan tongkat seperti model pembelajaran talking stik akan tetapi

menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu

dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu

membuka dan menjawab pertanyaannya.

Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk kelompok yang

diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing

siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu

dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola

yang diperoleh. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya

masing-masing.Menurut Widodo (2009, hal. 2) model pembelajaran Snowball

Throwing memiliki kelebihan yaitu melatih kesiapan siswa dan siswa dapat saling

memberikan pengetahuan, sedangkan kelemahanya yaitu pengetahuan tidak luas

hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.

Terdapat delapan langkah kegiatan yang dilakukan dalam model pembelajaran

Snowball Throwing menurut Aris Shoimin (2014, hal. 175), diantaranya sebagai

berikut:

1. Guru menyampaikan materi.

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing- masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

5. Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik

ke peserta didik yang lain selama ± 3 menit.

6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Evaluasi

8. Penutup

2. Pengertian Belajar

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi

melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau

karakteristik seseorang sejak lahir. Proses belajar terjadi melalui banyak cara, baik

disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada

suatu perubahan, seperti perubahan perilaku tetap berupa pemahaman, keterampilan, dan

kebiasaan yang baru diperoleh individu. Adapun pengalaman merupakan interaksi antara

individu dan lingkungan sebagai sumber belajar (Syaiful, 2002.Hal. 12).

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya

tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi (Abu Ahmadi,

dkk. 2005. Hal 17-18). Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.

Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah kita

amati. Kegiatan fisik berupa membaca, menulis, berlatih keterampilan.Sedangkan

kegiatan psikis berupa menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam

memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan suatu konsep hasil

percobaan.Belajar dikatakan berhasil manakala seorang mampu mengulangi kembali

materi yang telah dipelajarinya, maka belajar seperti ini disebut “rote learning”.

10

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kemudian jika yang telah dipelajarinya itu mampu disampaikan dan diekspresikan dalam

bahasa sendiri disebut “overlearning” (Jurnal, Vol. XVI, No. 01, Edisi Juni 2011).

3. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Siswa (peserta didik) adalah suatu organisasme yang hidup. Dalam dirinya

terkandung benyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang.

Dalam diri masing-masing siswa tersebut terdapat prinsip aktif yakni keinginan berbuat

dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya.Pendidikan modern

lebih menitikberatkanpada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. dengan

bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku

lainnya. Sehubung dengan hal itu sistem pembelajaran saat ini sangat menekankan pada

pendayagunaan asas keaktifan dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai

tujuan yang ditentukan (Oemar Hamalik, 2009. Hal 89-90).

Selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan

atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila

ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau

mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi

tugas belajar, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan

menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu

sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana

masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan

dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Menurut Sriyono,

”Keaktifan adalah pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-

muridnya aktif jasmani maupun rohani.” Menurut Sagala, keaktifan jasmani maupun

rohani itu meliputi antara lain:

1) Keaktifan indera : pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Murid harus

dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.

2) Keaktifan akal : akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan

masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan.

11

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3) Keaktifan ingatan : pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan pengajaran

yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat ia

siap mengutarakan kembali.

4) Keaktifan emosi : dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mencintai

pelajarannya.

Menurut Sudjana, mengemukakan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar dapat dilihat dalam :

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Terlibat dalam pemecahan masalah.

3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

5) Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPAsangat penting, karena dalam

IPA banyak kegiatan pemecahan masalah yang yang menuntut kreativitas siswa. Siswa

sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran guru harus membangun

hubungan baik yaitu dengan menjalinan rasa simpati dan saling pengertian. Membina

hubungan baik bisa mempermudahkan pengelolaan kelas dan memperpanjang waktu

sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga

mereka berpereran aktif dalam kegiatan pembelajaran

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik)

3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari)

5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari

6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peran aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

7) Memberikan umpan balik (feedback)

12

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga

kemampuan peserta didik selalu terpantau danterukur

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran

Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada

saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009:26-27) cara

untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih

banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif

dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat

sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterliban

siswa juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan

siswa dalam belajar(Jurnal ELINVO, Vol 1, No 2, Mei 2016).

c. Indikator Keaktifan belajar

Indikator Keaktifan dapat dilihat dari :

1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

2) Kerjasamanya dalam kelompok

3) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok

4) Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok

5) Memberi gagasan yang cemerlang

6) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang

7) Mengkominikasikan hasil pikiran, penemuan dan penghayatan nilai-nilai secara

lisan atau penampilan

(Jurnal ELINVO, Vol 1, No 2, Mei 2016).

d. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar atau di Madrasah

Ibtidaiyah

1)Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI

Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.

13

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang

pengajaran lain.

6. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam. Menghargai bermacam bentuk ciptaan Tuhan semesta alam ini

untuk dipelajari. (Sulistiyorini, 2011. Hal 40)

2) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD/MI Materi Alat

Pernafasan.

1. Alat pernafasan pada manusia

Bernafas adalah kegiatan menghitup udara dan mengeluarkan

udara.Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah

oksigen (O2).Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh.Oksigen masuk

kedalam tubuh melalui pernafasan. Selanjutnya, pernafasan menghasilkan

karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dalam tubuh. Bernafas

menggunakan alat-alat pernafasan, ada pun alat pernafasan pada manusia

sebagai berikut:

(a) Hidung. Hidung merupakan tempat keluar masuknya udara

pernafasan. Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga

hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput

lender. Rambut hidung dan selaput lender berfungsi menyaring udara

yang masuk agar bebas dari debu dan kuman. Dengan demikian,

udara yang kita hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman

penyakit. Di dalam hidung udara juga mengalami penyesuaian suhu

dan kelembapan.

14

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

(b) Tenggorokan (Trakhea). Udara pernafasan dari hidung turun ke

tenggorokan merupakan sebuah saluran yang panjangnya kira-kira

9cm. Pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus berfungsi

menyaring udara dari kotoran yang masih dapat lolos ke

tenggorokan. Ujung Trakhea bercabang menjadi dua bagian.

Cabang-cabang ini disebut bronkus. Bronkus kanan menuju paru-

paru kanan. Bronkus kiri menuju paru-paru kiri.

(c) Paru-paru. Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas

diafragma. Diafgragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga

perut. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-paru

kanan. Paru-paru kiri terdiri aras dua gelambir. Paru-paru kanan

terdiri atas tiga gelampir.

2. Alat pernafasan pada Hewan

Hewan juga bernafas seperti halnya manusia.Hewan tertentu

memiliki alat pernafasan khusus sesuai tempat hidupnya.Hewan-hewan

yang memiliki alat pernafasan khusus yaitu ikan dan cacing tanah.

(a) Ikan. Ikan memiliki alat pernafasan berupa insang, insang terletak di

sebelah kanan dan kiri kepala. Insang ini berjumlah empat pasang.

Bagian-bagian insang berbentuk lembaran yang disebut lembaran

insang. Pada lembaran insang terjadi penukaran udara. Ikan juga

mempunyai gelembung renang untuk menyimpan oksigen dan

mengatur gerak.

(b) Cacing Tanah. Cacing tanah bernafas belalui permukaan tubuhnya.

Cacing tnah memiliki kulit yang tipis. Pada permukaan kulit cacing

tanah juga menghasilkan lender. Oleh karena itu, kulit terlihat basah

dan lembab. Kondisi ini menyebabkan cacing dapat menyerap

oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida secara langsung memalui

permukaan kulit. Itulah sebabnya cacing membutuhkan tempat

lembab atau basah. ( Choiril Azmiyawati DKK, 2010. Hal 8)

15

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Kerangka Berfikir

Kondisi awal siswa kelas V SDN 172/1 Desa Belanti Jaya, Kec Mersam, Kab

Batanghari akan rendahnya Keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

Alat Pernafasan. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat di lihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 2.1: Kerangaka Pemikiran

Kondisi Awal

Dalam pembelajaran

guru menggunakan

teknik ceramah dan

belum divariasikan

dengan teknik lain

Keaktifan siswa dalam

belajar masih rendah

pada pembelajaran IPA

materi Alat Pernafasan

Tindakan Dalam pembelajaran

guru menerapkan

Snowball Throwing

Siklus 1: Penerapan

Snowball Throwing

secara konseptual

Tindakan Akhir

Setelah menerapkan

Snowball Throwing

keaktifan belajar siswa

pada pembelajaran IPA

materi Alat Pernafasan

Siklus 2: Diharapkan

setelah menerapkan

Snowball Throwing

Keaktifan belajar

siswa meningkat

16

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir sebagaimana telah diuraikan

diatas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu Penerapan Model Snowball

Throwing Dapat Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPA

Kelas V SDN 172/1 Desa Belanti Jaya, Kec Mersam, Kab Batanghari.

D. Kajian Terdahulu

1. Selva wiwit Kurniawan, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

melakukan penelitian pada tahun 2016. Dengan judul. Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwning Untuk Meningkatkan Motivasi

Dan Hasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V B SDN

Tukangan Yogyakarta. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan

bahwa menggunakan metode pembelajaran Snowball Thowning dapat

memperbaiki proses pembelajaran siswa serta mampu membaca kepahaman

siswa dapat meningkat. Di ketahui dari data yang di isi oleh siswa terjadi

peningkatan persentase ketercapaian motovasi dari siklus I ke siklus II, yaitu

sebesar 65% menjadi 85%. Rata-rata hasil belajar aspek kognitif siklus I adalah

39,4 pada siklus II rata-rata meningkat menjadi 85,9.

2. Dewi Yunu Akhiriyah, Mahasiswa Universitas Semarang, melalukan penelitian

pada tahun 2011. Dengan judul, Penerapan Model Pembelajaran Snowball

Throwning Untuk meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas

V SDN Kalibanten Kidul 01 Kota Semarang. Dari penelitian yang di lakukan

dapat diperoleh kesimpulan, model pembelajaran Snowball Throwning dapat

meningkatkan aktivitas pembelajaran IPS. Hal ini ditunjukan dengan

meningkatnya aktivitas guru pada setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari hasil

pengamatan aktivitas guru pada siklus I adalah 2,5, sedangkan pada siklus II

3.0, dan pada siklus III adalah 3,5 yang termasuk katagori bagus. Jadi dapat di

lihat dari hasil belajar IPS pada siklus I adalah 60%, pada siklus II adalah 68,9%

dan pada siklus III adalah 84,6%.

3. penelitian skripsi oleh Nita Anggraeni Hardiningtias (2014) yang berjudul

Penerapan Metode Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

17

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

IPS Pada Siswa Kelas V SDN Bringin Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar IPS kelas V SDN Bringin tahun

pelajaran 2013/2014.Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik

pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dokumentasi,

tes. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi

metode. Teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif, terdiri dari tiga

komponen yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian

dilaksanakan dalam tiga siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat

tahap, yaiti: perencanaan, pelaksanaan, Observasi, dan refleksi. Hasil penelitian

menunjukkan peningkatan motivasi dan hasil belajar IPS. Adapun peningkatan

motivasi belajar dapat dilihat dari hasil observasi terhadap motivasi belajar IPS

dari pra siklus sampai siklus III.

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). PTK adalah “suatu pencermatan dalam kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja di munjulkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama” (Suharsimi

& dkk, 2012 hal,1)

Tindakan PTK ini model yang digunakan peneliti adalah model KurtLewin

yang memeperkenalakan penelitian tindakan terdiri dari empat pokok yaitu:

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting) (Trianto,2010 hal, 59).

Adapun bentuk dari desain atau rancangan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Rancangan awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk

didalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Pelaksanaan dan pengamatan meliputi tindakan yag dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

terapkannya media pembelajaran.

3. Refleksi peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembaga pengamatan

yang di isi oleh pengamat.

4. Rancangan yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi peneliti membuat

rancangan yang direvisi untuk dilaksakan siklus selanjutnya.

Jadi yang dimaksud desain dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian

dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dikelas ditempatnya ia

mengajar yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan

kuantitas proses belajar di kelas dan juga tindakan kelas ini melibatkan pihak

lain, yaitu bekerja sama peneliti dengan guru kelas.

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PTK dilaksanakan melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan istilah siklus

(daur). Siklus/daur dalam PTK meliputi 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), tindakan

(acting), pengamatan (observasing), dan refleksi (reflecting). (Daryanto,2014, hal. 21)

Gambar 3.1Tahap-tahap dalam PTK

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah di SDN 172/1 di kelas V, Desa Belanti Jaya,

Kec Mersam, Kab Batanghari, Pada mata pelajaran IPA.

2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa Kelas V di SDN 172/1, Desa Belanti Jaya,

Kec Mersam, Kab Batanghari ajaran 2017/2018.Dengan jumlah siswa sebanyak 28

siswa, yang terdiri dari 8 siswa putra dan 20 siswa putri.Obyek penelitiannya adalah

motivasi belajar IPA dan metode Snowball Throwing.

REFLEKSI PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian iniakan direncanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I, dan

siklus II. Siklus satu terdiri dari perencana tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Kemudian dilaksanakan ujian siklus I. Hasil pengamatan dan fefleksi pada siklus I di

adakan perbaikan/pengamatan proses pembelajaran pada siklus II. Hasil pengamatan

dan refleksi pada siklus II diadakan perbaikan/pengamatan proses pembelajaran,

sehingga harapan untuk meningkatkan hasil belajar IPA meningkat.

Adapun daur siklus PTK model Kurt Lewin menurut sumber Wina Sanjana dan

dimodofikasi oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.2Daur siklus PTK

Fungsi dari masing-masing tahapan pada siklus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gambar pelaksanaan siklus I

a. Perencanaan sebagai berikut:

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pengamatan

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam

pembelajaran.

2) Membuat rancangan pembelajaran dengan mengacu pada tindakan

yang diterapkan pada PTK.

3) Membuat lembar kerja siswa.

4) Membuat istrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran (Iskandar, 2012 hal. 134).

b. Pelaksaan tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah pelaksaan yang merupakan tindakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan

kelas yang dilakukan oleh peneliti.

1) Menyajikan materi pembelajaran dengan mengunakan metode

Snowball Thowning.

2) Memberikan penguatan dan kesimpulan kepada siswa.

3) Memberi evaluasi.

c. Pengamatan

Pengamatan atau observasi dilakukan pada semua kegiatan yang

ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap

aktivitas siswa dalam peroses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti adalah:

1) Siklus kegiatan pembelajaran.

2) Keaktifan siswa dalam pembelajaran.

3) Hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini hasil yang dicapai belum

memenuhi kriteria keberhasilan maka dalam siklus ini akan diperbaiki

pada tahap siklus belanjutnya.

e. Gambaran pelaksanaan pada siklus II

1) Perencanaan

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus I. perencanan pembelajaran siklus II masih sama dengan

siklus I hanya saja guru lebih dimaksimalakan dalam memotivasi

dan membimbing siswa.

2) Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

Snowball Throwning dan tentunya berdasarkan rencana

pembelajaran hasil siklus I. disetiap awal pembelajaran disampaikan

22ndicator pembelajaran.agar siswa menegtahui sasaran yang akan

dicapai dalam proses pembelajaran.

3) Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan aktivitas

pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Throwning

selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II dan

memperbaiki kekurangan dan kelemahan darinpelaksanaan siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Dan Instrumen Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

menetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2013. Hal 308)

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh guru kelas, data

penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara,

dokumentasi, dan tes.

1. Observasi

Pengamatan atau obsevasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Teknik ini digunakan

untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali data melalui

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap objek dan subjek yang

diteliti.(Paizaluddin dkk, 2013. Hal 113)

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila ingin mengetahui hal-hal dan responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil.(Sugiyono, 2013. Hal 194)

3. Dokumentasi

Teknik ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang

berhubungan dengan focus permasalahan penelitian. Dokumen-dokumen yang

dimaksud adalah dokumen pribadi siswa, dokumen resmi, referensi-referensi, dan

foto-foto.(Iskandar, 2012. Hal 83)

4. Tes

Yaitu sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah

orang untuk mengungkapkan keadaan tingkat perkembangan salah satu atau

beberapa aspek psikologis didalam dirinya. (Kunandar, 2010,hal 186)

E. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulakan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus

penelitian dianalisis secara Mixed Methods (campuran kualitatif dan kuantitatif) untuk

melihat kecenderungan yang terjadi didalam kegiatan pembelajaran.

Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan dicari polanya dan membuang yang tidak

perlu (Sugiyono, 2015. hal.338).

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian Data adalah dengan menyajikan data sehingga data dapat terorganisasi

dan dapat semakin mudah dapat dipahami (Sugiyono, 2015. hal.341).

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4. Verification (Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan awal yang dilakukan bersifat sementara dan dapat berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data selanjutnya(Sugiyono, 2015. hal.345).

Adapun Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis menggunakan

statistik deskriptif sederhana dengan menyimpulkan lebih mendasar pada nilai rata-rata atau

presentase keberhasilan belajaryang dilakukan dengan perhitungan :

Penilaian hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dapat dihitung

melalui :

Rata-Rata (%) = x 100%

Dimana: A = Jumlah skor siswa per pertemuan

B = Jumlah aktivitas yang diamati

Dengan penilaian:

1 = Sangat kurang aktif

2 = Kurang aktif

3 = Cukup aktif

4 = Aktif

5 = Sangat sekali

Rata-Rata Keseluruhan (%) = A

B

Dimana: A = Jumlah skor dari pertemuan1 + pertemuan 2

B = Jumlah Pertemuan Persiklus

Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada masing

masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh Asep Jihad dan

Abdul Haris (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 166):

Keterangan:

Skor = B x

100

N

N

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B = Jumlah Butiran dijawab dengan Benar

N = Banyak Butiran Soal Nilai.

Nilai rata-rata keaktifan belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus (Nana Sudjana,

2009: 109):

Keterangan:

∑x : Jumlah semua nilai siswa per pertemuan

∑n :

Jumlah banyak siswa

X : Nilai rata-rata

Nilai rata-rata keseluruhan keaktifan belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :

Keterangan:

∑x : Jumlah semua nilai siswa per siklus

∑n :

Jumlah banyak siswa

X : Nilai rata-rata keseluruhan

∑X

= X

∑n

∑X

= X ∑

n

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

F. Kriteria Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila terdapat sedikitnya

70% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau ketuntasan belajar

dilihat berdasarkan hasil tes yang berdasarkan hasil tes siswa. Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang digunakan di SDN 172/1, Desa Belanti Jaya, Kec Mersam, Kab

Batanghari, siswa dikatakan berhasil atau termotivasi apabila setiap siswa mencapai

skor 70% atau nilai 70 dan suatu kelas dikatakan berhasil apabila terdapat 80% siswa

berhasil dari keseluruhan yang mengikuti proses pembelajaran.

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian, untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan penelitian

maka peneliti menggunakan kegiatan yang terjadwal, dapat dilihat pada table dibawah.

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

N

o Jadwal

Kegiatan

Penelitian

TAHUN 2017 / 2018

September

2017

Oktober

2017

Mei

2018

juni

2018

Agustus

2018

September

2018

November

2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

3

4 1

2

3

4

1 2 3

4

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

judul

2 Pembuatan Proposal

3 Pengajuan

Proposal dan

penunjukan

dosen

pembimbing

4 Konsultasi

dan

perbaikan

proposal

√ √

5 Seminar

Proposal dan

Perbaikan

Hasil Seminar

√ √ √

6 Pengesahan

Judul dan

Izin Riset

7 Pengumpulan

dan

penyusunan

Data

√ √ √

8 Riset

√ √ √

9 Analisis dann

Penyusunan

Draf

√ √

10 Penyempurn

aan dan pengandaan

√ √

11 Ujian

Skripsi

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Historis dan Geografis SDN 172/1 Desa Belanti Jaya

a. Historis SDN 172/1 Desa Belanti Jaya

Sekolah Dasar Negeri 172/1 yang berkedudukan di RT. 11 Desa Belanti

Jaya Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari, pemberian nama sekolah

ini dari pemerintah karena organisasi penyelenggara adalah sekolah.

Sekolah Dasar Negeri 172/1 Belanti Jaya ini berdiri pada tahun 1996

dengan luas 500 meter, dan pada tahun 1997 sekolah ini hanya memiliki 4

lokal, kemudian pada tahun 2000 ada penambahan 2 lokal, dan pada tahun

2006 ada penampahan 2 lokal lagi.Mulai tahun 1996 Sekolah Dasar Negeri

172/1 Belanti Jaya didirikan dan mulai menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar.

b. Geografis SDN 172/1 Desa Belanti Jaya

Sekolah Dasar Negeri 172/1 Belanti Jaya adalah salah satu

pendidikan tingkat sekolah dasar yang ada di Desa Belanti Jaya. Secara

geografis SDN 172/1 ini mudah di jangkau karena keadaannya berada di

tengah pemukiman penduduk warga yang berjarak beberapa meter dari

perumahan mereka.

Tabel 4.1 Profil SDN 172/1 Belanti Jaya

IDENTITAS SEKOLAH TAHUN 2017/2018

Nama Madrasah : SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya

Alamat : RT 11. RW 3

Desa : Belanti Jaya

Dusun : Suka Makmur

Kecamatan : Mersam

Kabupaten : Batanghari

Provinsi : Jambi

Kode Pos : 36654

(Sumber: Dokumentasi peneliti tahun 2018)

2. Visi dan Misi SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya

SD Negeri Belanti Jaya mempunyai Visi dan Misi yaitu

sebagai berikut:

a. Visi SD NEGERI 172/1 Belanti jaya

”Menyiapkan siswa yang berakhlak, berprestasi, beriman

dan bertaqwa serta peduli lingkungan”

b. Misi SD NEGERI 172/1 Belanti jaya

1. Mengerjakan nilai-nilai keagamaan

2. Mengadakan Pendidikan yang berkarakter

3. Melaksanakan pembelajaran PAIKEM

4. Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK

5. Membina prestasi anak dibidang ilmu pengetahuan

6. Membina prestasi anak dibidang olah raga dan

kesehatan

7. Mengadakan kegiatan ekstra kurikuler

8. Melaksanakan Jum‟at bersih

xxx

3. Sarana dan Prasarana SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya

Sarana dan prasarana maksudnya disini adalah sesuatu yang

digunakan sebagai alat dan fasilitas yang digunakan untuk

menunjang terjadinya proses belajar mengajar tercapai tujuan

pendidikan. Pada SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya sarana dan

prasarana merupakan salah satu faktor yang mempunyai fungsi

penting dalam memperlancar proses belajar mengajar dan tercapai

tujuan pendidikan.

a. Sarana Sekolah

Sarana merupakan alat dan fasilitas yang digunakan

sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung. Sarana dapat

membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan lancar

dan juga memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar

dengan baik.

Adapun sarana yang dapat menunjang berlangsungnya

proses pembelajaran di SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya dapat

dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.2

Keadaan Sarana SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya

No Bangunan/Ruang Jumlah Ukuran Keadaan

B RR RB

1 Ruang Belajar

a. Ruang Teori Kelas 2 200 m2

3 310 m2

3 192 m2

3 162 m2

1 56 m2

b. Ruang Perpustakan 1 100 m2

xxxi

2 Kantor

a. Kantor Kepala Sekolah 1 72 m2

b. Ruang Guru 1 56 m2

c. Kantor satpam 1 6 m2

3 Ruang Penunjang

b. WC Kepala 1 4 m2

c. WC Guru 1 6 m2

d. WC Murid 2 4 m2

4 Lapangan

a. Lapang Volly 1 50 m2

b. Lapangan Bola Kaki 1 500 m2

c. Lapangan Upacara 1

1000

m2 √

(Sumber: Dokumentasi Peneliti 2018)

b. Prasarana

Disamping sarana terdapat pula prasarana yang merupakan

fasilitas yang membantu dan menunjang proses pembelajaran. Di

SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya, prasarana cukup memadai dalam

arti sangat cukup untuk terlaksananya proses belajar mengajar.

Tabel 4.3

Keadaan Prasarana SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya

No Bangunan/Ruang Jumlah Keadaan

B RR RB

xxxii

1 Fasilitas

a. Wiriles 1 √

b. Kipas Angin 2 √

(Sumber: Dokumentasi Peneliti tahun 2018)

4. Struktur Organisasi SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya

Sruktur adalah suatu susunan personil yang bergabung

dalam suatu organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas,

wewenang dan bidang kerja yang ada dalam organisasi

tersebut.Struktur juga dapat membentuk skema yang menunjukkan

gambaran dalam bidang masing-masing personil. Dengan adanya

adanya struktur organisasi tersebut akan memudahkan pimpinan

mengadakan pengawsan, koordinasikan. Sedangkan organisasi

tanpa struktur maka akan sulit untuk melaksanakan aktifitas dalam

melakukan kegiatan program kerja dan tujuan organisasi. Sekolah

merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi dan misi, oleh

sebab itu dibutuhkan suatu struktur dimana setiap bagian pada

struktur itu mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja, sehingga

sekolah terorganisasi dengan baik.

xxxiii

STRUKTUR ORGANISASI SD NEGERI 172/1

BELANTI JAYA

TAHUN 2017/2018

Gambar 4.1Struktur Organisai SDN 172/1 Belanti Jaya

(Sumber: Dokumentasi Peneliti tahun 2018)

5. Keadaan Siswa SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya

Siswa adalah objek pendidikan, dididik, diarahkan dan

diberikan bermacam-macam ilmu pengetahuan serta berbagai

keterampilan. Siswa merupakan unsur yang esensial dari

pendidikan yang harus ada dalam proses belajar mengajar. Tanpa

adanya siswa tentunya tujuan pembelajaran tidak akan terlaksana.

Waka Kurikulum:

Sugiono, A. Ma. Pd

Waka sarana dan

Prasarana :

Ismail, A. Ma. Pd

Bendahara :

Ningsih, S.Pd.I

Ketua Komite :

Surianto

Kepala Madrasah :

Daliya, S.Pd

Staf TU :

Fina Lisdiana

Guru Kelas/ Guru

Mata Pelajaran

Waka Kesiswaan :

Mariadi

Waka Humas :

Haris Fadilah

Pustakawan :

Yeyen, S.Pd

Muryati, S.Pd

Penjaga:

Heri Sabar

Siswa/Siswi

xxxiv

Siswa SDN 172/1 Belanti Jaya 2017/2018 berjumlah 219orang

yang terbagi menjadi enam kelas dan 8 rombongan belajar. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Daftar Jumlah Siswa SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya Tahun Ajaran 2017/2018

Nama

Sekolah

Jumlah Siswa Jumlah

SD

NEGERI

172/1

Belanti

Jaya

Kelas 1

A dan B

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

A dan B

Kelas 5

Kelas 6

46 33 31 49 28 32 219

(Sumber: Dokumentasi Peneliti Tahun 2018)

Tabel 4.5

Daftar Nama Siswa-siswi Kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya

No Nama Siswa

Wali Kelas V

Sugiono, A.Ma.Pd

1 Aan Andreansyah

2 Andrean Permana Putra

3 Ahmad Mu‟alif

4 Ayu Anita Selamet

5 Dian Septiani

6 Dika Saputra

7 Ella Fitriana

8 Fitri Fauziah

9 Fitriyah Oktaviani

10 Hardeansyah

11 Hikma Hidayatun

12 Intan Nur‟aini

13 Jhonpri Saragih

14 Livia Grestriana S.

15 Ma‟ruf Umri

16 Melanie Putria Iskandar

17 Nurul wardani Jannah

18 Putri Ramadhani

19 Rizki Putri Lestari

20 Silvia Hidayatul Jannah

21 Siti Hajijah

xxxv

22 Siti Nur Azizah

23 Siti Rahmawati

24 Sollehan Mubaroq

25 Tri Astuti

26 Vega Yulia Citra

27 Zarotul Rosinta

28 Zaskia Rossa Murdivin

(Sumber: Dokumentasi Peneliti tahun 2018)

B. Temuan Penelitian

1. Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa

Kondisi awal keaktifan belajar siswa kelas V di SD NEGERI 172/1

Belanti Jaya masih rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi awal

peneliti.

Tabel 4.6

Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa

NO

NAMA

Hasil

Observasi

Prasiklus

Kreteria Keaktifan

1 Aan Anreansyah 2 Kurang Aktif

2 Andean Pernama Putra 2 Kurang Aktif

3 Ahmad Mu‟alif 3 Cukup Aktif

4 Ayu Anita Selamet 3 Cukup Aktif

5 Dian Septiani 2 Kurang Aktif

6 Dika Saputra 1 Tidak Aktif

7 Ella Fitriani 2 Kurang Aktif

8 Fitri Fauziah 2 Kurang Aktif

9 Fitriyah Oktaviani 2 Kurang Aktif

10 Hardeansyah 2 Kurang Aktif

xxxvi

23 Sita Rahmawati 1 Tidak Aktif

24 Sollehan Mubaroq 2 Kurang Aktif

25 Tri Astutik 4 Aktif

26 Vega Yulia Citra 1 Tidak Aktif

27 Zarotul Rosinta 2 Kurang Aktif

28 Zaskia Rossa Murdivin 3 Cukup Aktif

Jumlah 64

Kurang Aktif Sekor rata-rata 2,29

Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata keaktifan

siswa adalah 2,29( kurang ). Terdapat 4 siswa yang termasuk dalam

kategori tidak aktif, 15siswa yang termasuk dalam kategori kurang aktif, 6

siswa yang termasuk dalam kategori cukup aktif dan 3 siswa yang

termasuk dalam kategori aktif.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata keaktifan

siswa kelas V SDN 172/1 Belanti Jayatermasuk kedalam kategori

„‟Kurang Aktif‟‟.Hasil tersebut disebabkan karena saat proses

pembelajaran IPA guru masih menggunakan metode maupun model

pembelajaran yang berpusat kepada guru, dimana lebih banyak

menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran, dan guru juga

kurang mengkreasikan penggunaan media maupun model pembelajaran

yang tepat sebagai alat pemahaman siswa. Sehingga proses pembelajaran

berlangsung secara monoton dan tidak ada feedback. Siswa jarang

11 Hikma Hidayatun 4 Aktif

12 Intan Nur‟aini 2 Kurang Aktif

13 Jhonpri Saragih 1 Tidak Aktif

14 Livia Grestriani S. 2 Kurang Aktif

15 Ma‟ruf Umri 3 Cukup Aktif

16 Melanie Putri Iskandar 2 Kurang Aktif

17 Nurul Wardanil Jannah 3 Cukup Aktif

18 Putri Ramadhani 2 Kurang Aktif

19 Rizki Putri Lestari 2 Kurang Aktif

20 Silvia Hidayatul Jannah 4 Aktif

21 Siti Hajijah 3 Cukup Aktif

22 Siti Nur Azizah 2 Kurang Aktif

xxxvii

melakukan proses pembelajaran yang efektif seperti penggunaan berbagai

macam metode pembelajaran, penggunaan media maupun model belajar,

sehingga tidak terlihat proses keaktifan siswa saat pembelajaran

berlangsung. Siswa hanya disuruh mencatat dan mengerjakan tugas-tugas

yang terdapat didalam buku tematik siswa. Siswa tidak dilibatkan secara

langsung selama proses pembelajaran, sehingga tidak terbangun

pengembangan berfikir siswa. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran

IPAyang diperoleh siswa hanya mengikuti apa saja yang diberikan oleh

guru, tanpa siswa itu tau sendiri seperti apa mendapatkan pengetahuan

melalui proses pembelajaran, karena siswa tidak pernah diajak untuk

menemukan konsep sendiri sesuai pemahaman dan pengetahuan siswa dan

siswa cenderung ribut dan berjalan-jalan saat proses pembelajaran

berlangsung. Sehingga keaktifan belajar siswa dalam proses belajar IPA

tidak berlangsung seperti yang diharapkan. Hal ini berdampak pada

pemahaman siswa dan hasil keaktifan belajar siswa.

Oleh karena itu guru harus dapat menerapkan model pembelajaran

yang tepat dan mendesain proses pembelajaran yang efektif dan efisien

secara menarik sehingga akan terciptanya feedback dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa.

C. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2018 sampai

dengan 28 September 2018.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Setiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan, dimana dua pertemuan

pemberian tindakan dan satu kali pertemuan tes kemampuan hasil

keaktifan siswa selama proses pembelajaran siklus yang setiap

pertemuannya terdiri dari 2x35 menit. Tindakan pembelajaran yang

dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan mengunakan Model Pembelajaran

Snowball Throwing di kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya dengan jumlah

xxxviii

siswa 28 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahapan yaitu,

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap

refleksi.Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka diperoleh data-data

yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran

Snowball Throwing dikelas V SD NEGERI 172/1 Belanti Jaya Kecamatan

Mersam Kabupaten Batanghari. Sebelum terjun langsung untuk

menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing, peneliti terlebih dahulu mengikuti guru kelas mengajar IPA

selama 1 minggu, dimulai tanggal 21 Agustus 2018 - 28 Agustus 2018, hal

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara guru mengajar, model dan

strategi apa saja yang digunakannya dan untuk lebih dekat dengan siswa

sebelum langsung menerapkan pembelajaran menggunakan model

Snowball Throwing.

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan selama tiga kali pertemuan

pembelajaran yang dimulai pada tanggal 30 Agustus 2018, dan tanggal 06

Agustus 2018, dengan memberikan dan tes angket siklus I kepada siswa.

Dalam pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi

menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang pokok materi

Alat Pernafasan yang akan dipelajari dengan model pembelajaran

Snowball Throwing, menyusun dan mempersiapkan bahan ajar

yang akan diajarkan, menyiapkan media pembelajaran,

mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses

pembelajaran, mempersiapkan angket pada akhir siklus I.

Tabel 4.7

xxxix

Jadwal Perencanaan (Siklus I)

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1 Kamis

30Agustus 2018 Pertemuan I

Alat Pernafasan Pada

Manusia

2

Kamis

06 September

2018

Pertemuan II Macam-macam Alat

Pernafasan Pada Manusia

3

Kamis

06 september

2018

Pertemuan III Tes Angket (Siklus I)

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tahap pelaksanaan siklus I.

Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam dua kali

pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan pemberian

tes soal dan tes angket akhir siklus I untuk mengukur hasil

keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan selama

2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan materi Alat Pernafasan

Pada Manusia.

Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran IPAdengan menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing.

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 30

Agustus2018 jam ke 3-4 pada pukul 09.30–10.40 WIB. Materi

yang disampaikan adalah Alat Pernafasan Pada Manusia.

a) Kegiatan awal

1. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa

dan siswa menjawab salam.

2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama

sebelum pelajaran dimulai.

xl

3. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-

nama siswa menurut absen dan memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran.

4. Sebelum memulai pembelajaran guru memberi motivasi

kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran

yang akan dilaksanakan.. Guru memberikan apersepsi

melalui tanya jawab yang berkaitan dengan materi pokok

yang akan diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa

dan setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

1. Menanyakan kepada siswa tentang hal-hal seputarmateri

pembelajaran yaitu Alat Pernafasan Pada Manusia.

2. Guru menjelaskan seputar materi pembelajaran yaitu Alat

Pernafasan Pada Manusia.

3. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai Pernafasan

Pada Manusia.

4. Guru menyiapkan siswa untuk melakukan model

pembelajaran Snowball Throwing, dengan membagi siswa

menjadi 6 kelompok. Guru membagikan kartu bewarna

untuk dijadikan anggota kelompok yang sudah ada nomor

kelompoknya.

5. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan

kegiatan Snowball Throwing, Yaitu : Guru Menjelaskan

materi pembelajaran, guru memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

pembelajaran setelah ketua kelompok kembali ke

kelompoknya lagi, kemudian siswa diberi selembar kertas

untuk menuliskan pertanyaan yang menyangkut materi

pembelajaran yang telah ditetapkan, kemudian kertas

tersebut dilempar-lempar kepada kelompok lain, dan

xli

kelompok yang mendapat kertas tersebut membuka nya dan

menjawab pertanyaan yang ada dikertas tersebut.

6. Guru membimbing siswa saat melakukan kegiatan

Snowball Throwing

7. Setelah siswa siap menuliskan pertanyaan lalu guru

memerintahkan siswa untuk meremas kertas tersebut

menjadi sebuah bola dan guru mengambil bola yang berisi

pertanyaan tersebut lalu melemparkan nya dari kelompok

satu ke kelompok lain. Dengan bernyanyi lagu jika

bernyanyi berhenti maka siswa yang mendapat bola

tersebut harus membuka kertas dan harus menjawab

pertanyaan yang ada didalam kertas tersebut. Jika benar

maka akan mendapatkan poin dan jika tidak dilempar ke

anggota kelompok jika bisa mendapat poin jika tidak ya

tidak mendapatkan poin. Begitu seterusnya hingga proses

pembelajaran selesai.

8. Guru menanyakan hal-hal yang belum di mengerti siswa

seputar materi pembelajaran.

9. Guru meluruskan kesalahan pemahaman tantang hal-hal

yang belum di ketahui siswa

c) Penutup

1. Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

yang sudah di pelajari bersama sama.

2. Guru memberikan penguatan berupa kesimpulan dari hasil

pembelajaran.

3. Sebelum istirahat Guru dan siswa berdoa bersama-sama dan

guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar kelas.

Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I, siswa

sudah terlihat menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang

soal yang diajukan oleh guru. Namun masih ada siswa yang

terlihat bingung dan susah mengeluarkan pendapat ketika

xlii

permasalahan diberikan oleh guru.

2) Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis 06

September2018 jam ke 3-4 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Materi

yang disampaikan Macam-Macam Alat Pernafasan Pada Manusia.

a) Kegiatan awal

1. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada

siswadan siswa menjawab salam.

2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama

sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa kehadiran

siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen

dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

3. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam

mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan.

4. Guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab yang

berkaitan dengan pokok materi yang akan dijarkan untuk

menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

1. Guru menjelaskan seputar materi pembelajaran yaitu

Macam-Macam Alat Pernafasan Pada Manusia.

2. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai Macam-

Macam Alat Pernafasan Pada Manusia.

3. Guru menyiapkan siswa untuk melakukan model

pembelajaran Snowball Throwing, dengan membagi siswa

menjadi 6 kelompok. Guru membagikankartu dengan

nama-nama hewan bewarna untuk dijadikan anggota

kelompok.

4. Guru menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan

kegiatan Snowball Throwing, yaitu guru menjelaskan

xliii

materi pembelajaran, guru memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

pembelajaran setelah ketua kelompok kembali ke

kelompoknya lagi, kemudian siswa diberi selembar kertas

untuk menuliskan pertanyaan yang menyangkut materi

pembelajaran yang telah ditetapkan, kemudian kertas

tersebut dilempar-lempar kepada kelompok lain, dan

kelompok yang mendapat kertas tersebut membuka nya dan

menjawab pertanyaan yang ada dikertas tersebut.

5. Guru membimbing siswa saat melakukan kegiatan

Snowball Throwing.

6. Setelah siswa siap menuliskan pertanyaan lalu guru

memerintahkan siswa untuk meremas kertas yang telah

berisi pertanyaan tersebut menjadi sebuah bola dan

melemparkan nya dari kelompok satu ke kelompok lain

dengan bimbingan dari guru agar tertib. Dengan

bernyanyidan jika bernyanyi berhenti maka siswa yang

mendapat bola tersebut harus membuka kertas dan harus

menjawab pertanyaan yang ada didalam kertas tersebut.

Jika benar maka akan mendapatkan poin dan jika tidak

dilempar ke anggota kelompok jika bisa mendapat poin jika

tidak ya tidak mendapatkan poin. Begitu seterusnya hingga

proses pembelajaran selesai.

7. Guru menanyakan hal-hal yang belum di mengerti siswa

seputar materi pembelajaran.

8. Guru meluruskan kesalahan pemahaman tantang hal-hal

yang belum di ketahui siswa

c) Penutup

1. Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

yang sudah di pelajari bersama sama.

2. Guru memberikan penguatan berupa kesimpulan dari hasil

xliv

pembelajaran.

3. Sebelum istirahat Guru dan siswa berdoa bersama-sama

dan guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar

kelas.

Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan II, sudah

terlihat kurang lebih 10 siswa sudah dapat mengidentifikasi

permasalahan dan menjawabnya dengan cukup baik, namun

masih terlihat kurang lebih 12 siswa yang masing bingung dan

belum dapat mengidentifikasi maupun menjawab permasalahan

dengan baik.

3) Pertemuan III

Pertemuan III pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis,

06 September 2018 jam ke 4 pada pukul 10.05 WIB. Pada

pertemuan ini guru mengadakan tes untuk mengetahui tingkat

keaktifan belajar siswa.

a) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan

doa. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan

dilaksanakan tes mengisi lembar angket untuk mengukur

keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

b) Kegiatan inti

1. Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan

mengerjakan angket dalam mengukur keaktifan belajar siswa

akhir siklus I.

2. Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan

mengerjakan soal dengan jujur dan benar.

3. Siswa mengisi lembar angket siswa

c) Penutup

Guru memberi instruksi kepada siswa untuk

mengumpulkan lembar angket dengan tertib dan guru menutup

pelajaran.

xlv

c. Hasil Observasi Siklus I

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing (Siklus I)

No Indikator atau aspek yang

dinilai

Skor Jumlah Rata-rata

% P1 P2

1

Perhatian siswa terhadap

penjelasan guru

a. Membangunpengetahuanny

a

sendiriberdasarkanpengala

mannya

b. Melakukan pengamatan

atau penyelidikan

c. Membaca dengan

aktif(misal dengan pena

ditangan untuk menggaris

bawahi atau membuat

catatan kecil pada buku

pembelajaran)

3

2

3

3

3

4

6

5

7

60

50

70

2 Kerjasamanya dalam

kelompok

3 3 6 60

3 Memberi kesempatan

berpendapat kepada teman

dalam kelompok.

3 3 6 60

4 Kemampuan siswa

mengemukakan pendapat

dalam kelompok

a. Mengeluarkan pendapat

dengan baik dan percaya

diri.

b. Mencari tahu tentang

materi pembelajaran yang

belum diketahui oleh

kelompoknya secara

berkelompok.

c. Menanggapi materi yang

sedangdipelajari menurut

pemahamannya

d. Bekerja dalam kelompok

2

2

3

3

3

3

3

4

5

5

6

7

50

50

60

70

xlvi

(Sum

ber:

Obse

rvasi

Penel

iti

tahun

2018)

K

etera

ngan

:

1 :

Sang

at

Kura

ng

Aktif

P1

:

Perte

muan

untuk membuat soal atau

mengajukan masalah

5 Memberi gagasan yang

cemerlang

a. Aktif dalam menyelesaikan

soal-soal beberapa konsep

tertentu

b. Menggali pengetahuannya

untuk menemukan konsep-

konsep yang sedang

dipelajari

c. Secara aktif terlibat

langsung dalam proses

pembelajaran

3

3

3

3

4

4

6

7

7

60

70

70

6 Membuat perencanaan dan

pembagian kerja yang matang

a. Siswa mampu bekerja

sama dalam

menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru

bersama teman nya dengan

baik dan benar

4

4

8

80

7 Mengkomunikasikan hasil

pikiran, penemuan dan

penghayatan nilai-nilai secara

lisan atau penampilan

a. Siswa mampu mengulas

kembali materi yang

sudah dipelajari dengan

baik dan benar

b. Mampu mengeluarkan

hasil pikiran dan

penemuannya melalui

penampilannya didepan

kelas

c. Mampu mempersentasikan

secara lantang didepan

kelas.

3

3

3

3

4

4

6

7

7

60

70

70

Jumlah 46 55 101

-

Rata-rata (%) 57,

5

68,7

5

126,25

-

Rata-rata keseluruhan (%) 63,125

xlvii

Pertama

2 : Kurang Aktif P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Aktif

4 : Aktif

5 : Sangat Aktif

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa

keaktifansiswa dalam proses pembelajaran IPA sudah cukup baik yaitu

dengan persentase rata-ratanya sebesar 63,125%, masih terdapat beberapa

kekurangan yaitu siswa kurang dapat dalam melakukan pengamatan dan

penyelidikan tentang materi yang sedang diajarkan terlihat dari persentasinya

50%, kurang mampu dalam mengeluarkan pendapat dengan baik dan percaya

diri terlihat dari persentasinya 50%, selain itu siswa juga dan juga siswa

kurang mampu mencari tahu tentang materi pembelajaran yang belum

diketahui oleh kelompoknya secara berkelompok terlihat dari persentasinya

50%.

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing (Siklus I)

No Fase Tingkah Laku Guru Skor Jumlah Rata-rata

% P1 P2

1 Orientasi

siswa

kepada

masalah

a. Guru memasuki

kelas tepat waktu

b. Guru menjelaskan

tujuan

pembelajaran.

c. Guru memotivasi

siswa agar terlibat

dalam kegiatan

pemecahan masalah

yang dipilih.

d. Guru mendorong

siswa untuk

melakukan kegiatan

pengamatan

terhadap fenomena

yang terkait dengan

KD yang akan

dikembangkan.

4

3

4

3

4

4

4

3

8

7

8

6

80

70

80

60

xlviii

2 Menanya,

Memuncul

kan

Permasalah

an

a. Guru membantu

siswa untuk

mendefinisikan

tugas belajar yang

berhubungan

dengan masalah.

b. Guru mendorong

siswa untuk

merumuskan suatu

masalah terkait

dengan fenomena

yang diamatinya

masalah itu

dirumuskan berupa

pertanyaan yang

bersifat

problematis.

3

3

3

3

3

3

6

6

6

60

60

3 Menalar

dan

Mengumpu

lkan Data

a. Guru mendorong

siswa untuk

mengumpulkan

informasi yang

relevan.

b. guru membimbing

siswa melaksanakan

diskusi untuk

mendapatkan

pemecahan/penjelas

an atas masalah

baik secara individu

maupun kelompok.

3

3

3

4

6

7

60

70

4 Mengasosi

asi dan

Merumusk

an Jawaban

a. Guru meminta

siswa untuk

melakukan analisis

data dan

merumusan

jawaban terkait

dengan masalah

yang mereka ajukan

sebelumnya.

b. Guru membantu

siswa dalam

3

3

4

4

7

7

70

70

xlix

merumuskan

jawaban.

5 Mengkomi

nikasikan

a. Guru memfasilitasi

siswa untuk

mempersentasikan

jawaban atas

permasalahan yang

mereka rumuskan

sebelumnya.

b. Guru membantu

siswa melakukan

refleksi atau

evaluasi terhadap

proses pemecahan

masalah yang

dilakukan.

3

3

4

4

7

7

70

70

Jumlah 38 44 82 - Rata-rata (%) 63,3 73,3 136,6 - Rata-rata keseluruhan (%) 68,3

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Aktif P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Aktif P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Aktif

4 : Aktif

5 : Sangat Aktif

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa aktifitas

guru pada proses pembelajaran IPA pada siklus I sudah cukup baik, hal ini

dapat dilihat dari persentase setiap itemnya. Tetapi masih terdapat item yang

menunjukan aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu Guru kurang

dapat mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan

fenomena yang diamatinya (masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang

bersifat problematis). Hal ini berdampak pada siswa dalam merumuskan suatu

permasalahan mengenai materi pembelajaran.

Tabel 4.10

Keaktifan Belajar Siswa dengan Model Snowball Throwing (Siklus I)

l

N

O

NAMA

Skor

Keaktifan

Siklus I

Rata-rata

Skor

Keaktifan

Kreteria

Keaktifan P1 P2

1 Aan Anreansyah 2 3 2,5 Kurang Aktif

2 Andean Pernama Putra 2 3 2,5 Kurang Aktif

3 Ahmad Mu‟alif 3 4 3,5 Cukup Aktif

4 Ayu Anita Selamet 3 3 3 Cukup Aktif

5 Dian Septiani 2 3 2,5 Kurang Aktif

6 Dika Saputra 1 2 1,5 Tidak Aktif

7 Ella Fitriani 2 3 2,5 Kurang Aktif

8 Fitri Fauziah 2 3 2,5 Kurang Aktif

9 Fitriyah Oktaviani 2 3 2,5 Kurang Aktif

10 Hardeansyah 2 3 2,5 Kurang Aktif

11 Hikma Hidayatun 4 4 4 Aktif

12 Intan Nur‟aini 2 3 2,5 Kurang Aktif

13 Jhonpri Saragih 1 2 1,5 Tidak Aktif

14 Livia Grestriani S. 2 3 2,5 Kurang Aktif

15 Ma‟ruf Umri 3 4 3,5 Cukup Aktif

16 Melanie Putri Iskandar 2 3 2,5 Kurang Aktif

17 Nurul Wardanil Jannah 3 4 3,5 Cukup Aktif

18 Putri Ramadhani 2 3 2,5 Kurang Aktif

19 Rizki Putri Lestari 2 3 2,5 Kurang Aktif

20 Silvia Hidayatul Jannah 4 5 4,5 Aktif

21 Siti Hajijah 3 4 3,5 Cukup Aktif

22 Siti Nur Azizah 2 3 2,5 Kurang Aktif

23 Sita Rahmawati 1 2 1,5 Tidak Aktif

24 Sollehan Mubaroq 2 3 2,5 Kurang Aktif

25 Tri Astutik 4 4 4 Aktif

26 Vega Yulia Citra 1 2 1,5 Tidak Aktif

27 Zarotul Rosinta 2 2 2 Kurang Aktif

28 Zaskia Rossa Murvidin 3 3 3 Cukup Aktif

Jumlah 64 87 75,5

Rata-rata skor 2,29 3,11 2,70 Mendekati Aktif

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

Adapun hasil keaktifan siswa akhir siklus I dengan materi persiapan

kemerdekaan Indonesia dan pokok materi Alat Pernafasan Pada manusia dan

Macam-Macam Alat Pernafasan Pada Manusia dengan menggunakan model

li

pembelajaran Snowball Throwing terdapat pada tabel 4.10 keaktifan siswa berada

pada kategori „‟mendekati aktif„‟ yaitu dengan skor rata-ratanya 2,70%. Dimana

sudah terlihat siswa yang semula sangat kurang sekarang sudah meningkat sedikit

dalam kategori kurang aktif, siswa yang kurang aktif sudah terlihat cukup aktif

dalam proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang cukup aktif sudah bisa terlihat

aktif dalam proses pembelajaran.

Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan keaktifan yang

lebih baik dibandingkan dengan keaktifan pada saat observasi melalui model

pembelajaran Snowball Throwing. Penemuan masalah dalam tindakan baik yang

berasal dari guru maupun siswa, sudah dapat diidentifikasi dan dijawab oleh

siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa dalam kelompoknya.

Tabel 4.11

Hasil Tes Pengisian Angket Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing ( Siklus I)

N

O

NAMA

Hasil Tes

Katagori

1 Aan Anreansyah 3 Cukup Aktif

2 Andean Pernama Putra 3 Cukup Aktif

3 Ahmad Mu‟alif 3,7 Cukup Aktif

4 Ayu Anita Selamet 3 Cukup Aktif

5 Dian Septiani 3 Cukup Aktif

6 Dika Saputra 2,75 Kurang Aktif

7 Ella Fitriani 3,7 Cukup Aktif

8 Fitri Fauziah 3,7 Cukup Aktif

9 Fitriyah Oktaviani 3 Cukup Aktif

10 Hardeansyah 3,75 Cukup Aktif

11 Hikma Hidayatun 4 Aktif

12 Intan Nur‟aini 3 Cukup Aktif

13 Jhonpri Saragih 2,5 Kurang Aktif

14 Livia Grestriani S. 3 Cukup Aktif

15 Ma‟ruf Umri 3,75 Cukup Aktif

16 Melanie Putri Iskandar 3,5 Cukup Aktif

17 Nurul Wardanil Jannah 4 Aktif

18 Putri Ramadhani 3 Cukup Aktif

lii

19 Rizki Putri Lestari 3 Cukup Aktif

20 Silvia Hidayatul Jannah 4,5 Aktif

21 Siti Hajijah 3 Cukup Aktif

22 Siti Nur Azizah 2 Kurang Aktif

23 Sita Rahmawati 2 Kurang Aktif

24 Sollehan Mubaroq 3 Cukup Aktif

25 Tri Astutik 4 Aktif

26 Vega Yulia Citra 2 Kurang Aktif

27 Zarotul Rosinta 3 Cukup Aktif

28 Zaskia Rossa Murdivin 3,5 Cukup Aktif

Jumlah 86,35

Mendekati Aktif Sekor rata-rata 3,08

(Sumber: Dokumentasi Peneliti tahun 2018)

Pada tabel 4.11 terlihat hasil tes angket belajar penggunaan model

pembelajaran Snowball Throwing, yang dilakukan pada akhir siklus I. Hasil tes

angket belajar siswa pada siklus I sebesar 86,35dengan skor rata-ratanya 3,08

dengan kategori mendekati aktif.

d. Tahap Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan tindakan

dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah

tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah mengalami peningkatan

dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat observasi. Hal ini terlihat dari

keaktifan siswa sudah terlihat memenuhi indikator yang telah ditetapkan, setelah

peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data yang

diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui hasil

keaktifan siswa pada siklus I dalam kategori mendekati aktif, yaitu sudah

mencapai 4,20.

Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan keaktifan yang

lebih baik dibandingkan dengan keaktifan siswa pada saat observasi.Hal ini

menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada pembelajaran IPAkelas V meningkat.

Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Snowball Throwing pada

siklus I, adalah sebagai berikut :

liii

1. Pada saaat proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan pertama,

sudah sedikit siswa yang tampak berbicara sendiri dengan teman, tidak

menyimak penjelasan guru dan masih tergantung pada teman yang pintar

dalam kelompoknya.

2. Sudah banyak siswa mampu mengemukakan suatu permasalahan dan

menjawabnya secara baik sesuai dengan pemahamannya, walaupun masih

terdapat beberapa siswa yang belum mampu merumuskan suatu

permasalah dan jawabanya dengan baik.

3. Sebagian besar anggota kelompok sudah tampak aktif, namun masih

terdapat 1 kelompok yang terlihat masih pasif (kurang menunjukkan

partisipasinya) dalam kegiatan pembelajaran.

4. Terdapat kelompok yang masih tergesa-gesa dalam mengemukakan

masalah maupun jawaban, sehingga hasil presentasinya kurang baik dan

masih terdapat kesalahan.

Selain itu berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan

aktivitas mengajar guru masih terlihat adanya beberapa kekurangan. Dalam

proses pembelajaran pada siklus I yaitu:

1. Masih terdapat beberapa siswa dalam kelompok yang kurang mampu

melakukan pengamatan dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan

guru dengan baik seperti terlihat dari persentasinya 50%.

2. Terlihat beberapa siswa dalam kelompok yang juga masih kurang mampu

mengeluarkan hasil pikiran dan penemuannya melalui penampilannya

didepan kelas terlihat dari persentasinya 50%.

3. Terdapat beberapa siswa dalam kelompok yang masih kurang mampu

dalam menanggapi materi yang sedang dipelajari dan menyelesikan soal-

soal dengan baik terlihat dari persentasinya 50%. Hal ini dikarenakan guru

kurang dapat mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait

dengan fenomena yang diamatinya (masalah itu dirumuskan berupa

pertanyaan yang bersifat problematis).

Namun setelah mulai terlihat hasil keaktifan siswa selama pembelajaran

kelompok dalam kategori „‟mendekati aktif‟‟, peneliti akan melanjutkan pada

liv

siklus II dimana akan diterapkan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran

Snowball Throwing secara individu. Disini yang akan direncanakan adalah

merevisi RPP, dengan memperjelas lembar kegiatan dan belajar secara individu

diharapkan siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Pelaksaan Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tentang materiAlat Pernafasan Pada Hewan yang akan

dipelajari dengan model pembelajaran Snowball Throwing, menyusun dan

mempersiapkan bahan ajar yang akan diajarkan, mempersiapkan lembar

observasi keterlaksanaan proses pembelajaran, mempersiapkan angket akhir

siklus II.

Tabel 4.12

Jadwal Perencanaan (Siklus II)

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1 Kamis

13 September 2018 Pertemuan I Alat Pernafasan Pada Hewan

2 Rabu

19 September 2018 Pertemuan II

Hewan-hewan yang Memiliki

Alat Pernafasan Khusus

3 Kamis

20 September 2018

Pertemuan

III

Mengisi Tes Angket (Siklus

II)

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

b. Tahap Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang

akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

tahap pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam tiga

kali pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan tes angket akhir

siklus II untuk mengukur hasil keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang

dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan pokok materi Alat

Pernafasan Pada Hewan dan Hewan-hewan Yang Memiliki Alat Pernafasan

lv

Khusus.

Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran

IPAdengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwingsecara

individu.

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 13

September 2018 jam ke 3-4 pada pukul 09.30 – 10.40 WIB. Materi yang

disampaikan yaitu Alat Pernafasan Pada hewan.

a) Kegiatan awal

1. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan siswa

menjawab salam. Selanjutnya

2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum

pelajaran dimulai.

3. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama

siswa menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan

tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

4. Sebelum memulai pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa

agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

5. memberikan apersepsi melalui Tanya jawab yang berkaitan dengan

subtema yang akan dijarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa

dan setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

1) Menanyakan kepada siswa tentang hal-hal seputar materi

pembelajaran yaitu Pernafasan Pada hewan.

2) Guru menjelaskan seputar materi pembelajaran yaitu Pernafasan Pada

Hewan.

3) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai Pernafasan Pada

Hewan.

4) Guru menyiapkan siswa untuk melakukan model pembelajaran

Snowball Throwing, yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran,

lvi

guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan

penjelasan tentang materi pembelajaran setelah ketua kelompok

kembali ke kelompoknya lagi, kemudian siswa diberi selembar kertas

untuk menuliskan pertanyaan yang menyangkut materi pembelajaran

yang telah ditetapkan, kemudian kertas tersebut dilempar-lempar

kepada kelompok lain, dan kelompok yang mendapat kertas tersebut

membuka nya dan menjawab pertanyaan yang ada dikertas tersebut.

5) Guru menyuruh siswa untuk berdiri berhadapan, siswa laki-laki berdiri

1 baris memanjang, didepan nya siswa perempuan berdiri 1 baris

memanjang, lalu guru membagikan selembaran kertas bewarna kepada

semua siswa, guru menyuruh siswa meremas selembar kertas bewarna

tersebut hingga membentuk seperti bola kecil dan memegang bola

tersebut, lalu guru membagikan kartu pertanyaan yang telah hias dan

kartu jawaban yang telah dihias kepada semua siswa

6) Guru meminta siswa untuk melihat dahulu cara menggunakan kartu

tersebut (diperagakan oleh guru dan salah satu siswa)

7) Guru membimbing siswa saat melakukan kegiatan Snowball Throwing

8) Guru menunjuk secara acak siswa lalu membacakan kalimat apa yang

tertera dikartu hias tersebut, siswa lain menyimak, jika ada yang

merasa itu jodoh nya (baik itu pertanyaan/jawaban nya) siswa yang

mendengarkan wajib melemparkan bola yang dipegang kepada teman

yang membacakan kalimat yang tertera di kartu hias tersebut, begitu

seterusnya hingga semua mendapat kan pasangan nya dengan

melemparkan bola-bola nya

e. Guru meluruskan kesalahan pemahaman tantang hal-hal yang belum di

ketahui siswa.

c) Penutup

1. Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah di

pelajari bersama sama, selanjutnya

2. Guru memberikan penguatan berupa kesimpulan dari hasil

pembelajaran.

lvii

3. Sebelum istirahat Guru dan siswa berdoa bersama-sama dan guru

mengucap salam kepada siswa sebelum keluar kelas.

Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I, siswa sudah

sering menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang soal yang

diajukan oleh guru.

2) Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 19

September2018 jam ke 3-4 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Materi yang akan

disampaikan adalah Hewan-hewah yang Memiliki Alat Pernafasan Khusus.

a) Kegiatan awal

1. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan siswa

menjawab salam.

2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum

pelajaran dimulai. Guru memeriksa kehadiran siswa dengan

memanggil nama-nama siswa menurut absen dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran.

3. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

4. Guru memberikan apersepsi melalui Tanya jawab yang berkaitan

dengan subtema yang akan dijarkan untuk menggali pengetahuan awal

siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti

1. Menanyakan kepada siswa tentang hal-hal seputar materi

pembelajaran yaitu hewan-hewan yang memiliki alat pernafasan

khusus.

2. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hewan yang memiliki alat

pernafasan khusus.

3. Guru menyiapkan siswa untuk melakukan model pembelajaran

Snowball Throwing,

lviii

4. Guru membagikan selembaran kertas bewarna kepada seluruh siswa

5. Guru membimbing siswa saat melakukan kegiatan Snowball Throwing

6. Guru menyuruh masing-masing siswa untuk membaca buku paket

yang mereka punya dengan tertib

7. Setelah siswa siap membaca lalu guru memerintahkan siswa untuk

menuliskan 1 pertanyaan ke dalam lembar kertas bewarna yang telah

dibagikan tadi, setelah selesai membuat pertanyaan , guru

memerintahkan siswa untuk meremas kertas tersebut menjadi sebuah

bola bewarna, lalu guru mengambil buku paket dari tiap-tiap siswa

agar ketika mereka mnedapat pertanyaan tidak ada membuka buku

lagi, dan setelah itu secara acak guru menunjuk siswa untuk

melemparkan kepada teman sekelas nya yang ia sukai, (perempuan

melempar ke laki-laki, begitu pula sebaliknya), bagi yang

mendapatkan lemparan dari teman nya wajib mengambil bola tersebut

dan menjawab pertanyaan yang tertera didalam lembar kertas bewarna

tersebut. Begitulah seterunya hingga semua siswa mendapat

pertanyaan dan menjawabnya dengan benar, bagi yang salah mendapat

hukuman dengan maju kedepan kelas mencari jawaban di buku paket

mereka masing-masing, jika sudah bisa menjawab baru bisa duduk

kembali.

8. Guru menanyakan hal-hal yang belum di mengerti siswa seputar

materi pembelajaran.

9. Guru meluruskan kesalahan pemahaman tantang hal-hal yang belum di

ketahui siswa.

c) Penutup

1. Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah di

pelajari bersama sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran.

2. Sebelum istirahat guru dan siswa berdoa bersama-sama dan guru

mengucap salam kepada siswa sebelum keluar kelas.

Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan II, siswa sudah aktif

lix

menanggapi dan mengeluarkan pendapat tentang permasalahan-

permasalahan dalam materi pembelajaran, siswa sudah tidak terlihat

bingung dan sudah banyak yang mengeluarkan pendapat ketika

permasalahan diberikan oleh guru.

3) Pertemuan III

Pertemuan III pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 20

September2018 jam ke 3-4 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Pada pertemuan

ini guru mengadakan tes untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar

siswa.

a) Kegiatan awal

Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.

Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan tes angket

belajar untuk mengukur keaktifan siswa selama mengikuti proses

pembelajaran.

b) Kegiatan inti

(1) Guru memberikan intruksi dan menjelaskan aturan mengerjakan

angket dalam mengukur keaktifan belajar siswa akhir siklus II.

(2) Siswa bertugas menanggapi masalah perintah guru dan

mengerjakan soal dengan jujur dan benar.

(3) Siswa mengisi lembar angket dengan jujur.

c) Penutup

Guru memberi intruksi kepada siswa untuk mengumpulkan lembar

jawaban angket dengan tertib dan guru menutup pelajaran.

c. Hasil Observasi Siklus II

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Snowball

Throwing (Siklus II)

No Indikator atau aspek yang dinilai Skor Jumlah Rata-rata

% P1 P2

lx

1

Perhatian siswa terhadap penjelasan

guru

a. Membangunpengetahuannya

sendiriberdasarkanpengalamannya

b. Melakukan pengamatan atau

penyelidikan

c. Membaca dengan aktif(misal

dengan pena ditangan untuk

menggaris bawahi atau membuat

catatan kecil pada buku

pembelajaran)

4

3

4

4

4

5

8

7

9

80

70

90

2 Kerjasamanya dalam kelompok

4 5 9 90

3 Memberi kesempatan berpendapat

kepada teman dalam kelompok.

4 5 9 90

4 Kemampuan siswa mengemukakan

pendapat dalam kelompok

a. Mengeluarkan pendapat dengan

baik dan percaya diri.

b. Mencari tahu tentang materi

pembelajaran yang belum diketahui

oleh kelompoknya secara

berkelompok.

c. Menanggapi materi yang sedang

dipelajari menurut pemahamannya

d. Bekerja dalam kelompok untuk

membuat soal atau mengajukan

masalah

4

4

4

4

4

4

5

5

8

7

9

9

80

70

90

90

5 Memberi gagasan yang cemerlang

a. Aktif dalam menyelesaikan soal-

soal beberapa konsep tertentu

b. Menggali pengetahuannya untuk

menemukan konsep-konsep yang

sedang dipelajari

c. Secara aktif terlibat langsung dalam

proses pembelajaran

4

4

4

4

5

5

8

9

9

80

90

90

6 Membuat perencanaan dan pembagian

kerja yang matang

b. Siswa mampu bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru bersama

5

5

10

100

lxi

teman nya dengan baik dan benar

7 Mengkomunikasikan hasil pikiran,

penemuan dan penghayatan nilai-nilai

secara lisan atau penampilan

a. Siswa mampu mengulas kembali

materi yang sudah dipelajari

dengan baik dan benar

b. Mampu mengeluarkan hasil

pikiran dan penemuannya melalui

penampilannya didepan kelas

c. Mampu mempersentasikan secara

lantang didepan kelas.

4

4

4

5

5

4

9

9

8

90

90

80

Jumlah 64 75 139

-

Rata (%) 80 93,75 173,75

-

Rata-rata keseluruhan (%) 86,875

Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Aktif P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Aktif P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Aktif

4 : Aktif

5 : Sangat Aktif

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus I hal ini

dapat dibuktikan persentase rata-rata siklus II sebesar 86,875% dari siklus I yaitu

lxii

persentase rata-rata sebesar 63,125%, upaya peningkatan keaktifan belajar siswa

sudah dapat terlihat walaupun secara keseluruhan belum memuaskan masih

terdapat beberapa kekurangan yaitu siswa sudah baik namun belum keseluruhan

siswa menanggapi masalah atau pertanyaan yang diajukan guru, siswa sudah baik

namun belum keseluruhan siswa mampu mengemukakan pendapat dan ide-ide

tentang pertanyaan yang diajukan, siswa sudah baik namun kurang secara aktif

dan teliti dalam melakukan pengamatan, penyelidikan dan siswa juga kurang

dapat berpikir kritis hal ini terlihat dari persentasenya sebesar 70%.

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing (Siklus II)

N

o

Fase Tingkah Laku Guru Skor Jumla

h

Rata-

rata % P1 P2

lxiii

1 Orientasi

siswa

kepada

masalah

a. Guru memasuki

kelas tepat waktu

b. Guru menjelaskan

tujuan

pembelajaran.

c. Guru memotivasi

siswa agar terlibat

nanti dalam

kegiatan

pemecahan

masalah yang

dipilih.

d. Guru mendorong

siswa untuk

melakukan

kegiatan

pengamatan

terhadap

fenomena yang

terkait dengan KD

yang akan

dikembangkan.

5

4

5

4

5

5

5

5

10

9

10

10

100

90

100

100

2 Menanya,

Memunculk

an

Permasalaha

n

a. Guru membantu

siswa untuk

mendefinisikan

tugas belajar yang

berhubungan

dengan masalah.

b. Guru mendorong

siswa untuk

merumuskan suatu

masalah terkait

dengan fenomena

yang diamatinya

masalah itu

dirumuskan

berupa pertanyaan

yang bersifat

problematis.

4

4

4

5

8

9

80

90

lxiv

3 Menalar dan

Mengumpul

kan Data

a. Guru mendorong

siswa untuk

mengumpulkan

informasi yang

relevan.

b. guru membimbing

siswa

melaksanakan

eksperimen untuk

mendapatkan

pemecahan/penjel

asan atas masalah

baik secara

individu maupun

kelompok.

4

4

5

4

9

8

90

80

4 Mengasosia

si dan

Merumuska

n Jawaban

a. guru meminta

siswa untuk

melakukan

analisis data dan

merumusan

jawaban terkait

dengan masalah

yang mereka

ajukan

sebelumnya.

b. Guru membantu

siswa dalam

merumuskan

jawaban.

4

4

5

5

9

9

90

90

5 Mengkomin

ikasikan

a. Guru

memfasilitasi

siswa untuk

mempersentasikan

jawaban atas

permasalahan

yang mereka

rumuskan

sebelumnya.

b. Guru membantu

siswa melakukan

refleksi atau

evaluasi terhadap

proses pemecahan

masalah yang

dilakukan.

4

4

5

5

9

9

90

90

lxv

Jumlah 50 58 109 -

Rata-Rata (%) 83,3 96,6 181,6 -

Rata-Rata Keseluruhan (%) 90,8

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Aktif P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Aktif P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Aktif

4 : Aktif

5 : Sangat Aktif

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa aktifitas

guru pada proses pembelajaran IPA pada siklus II mengalami peningkatan dalam

menciptakan suasana belajar yang dapat mengaktifkan siswa, hal ini dapat dilihat

dari persentase setiap itemnya. Hal ini terlihat dari persentasenya dari 68,3%

meningkat pesat menjadi 90,8%. Guru sudah mengajar dengan baik sesuai dengan

tahapan pembelajaran model Snowball Throwing .

Tabel 4.15

Keaktifan Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Snowball Throwing

(Siklus II)

NO

NAMA

Skor

Keaktifan

Siklus II

Rata-rata

Skor

Keaktifan

Kreteria

Keaktifan

P1 P2

1 Aan Anreansyah 3 4 3,5 Cukup Aktif

2 Andean Pernama Putra 3 4 3,5 Cukup Aktif

3 Ahmad Mu‟alif 4 4 4 Aktif

4 Ayu Anita Selamet 4 4 4 Aktif

lxvi

5 Dian Septiani 3 4 3,5 Cukup Aktif

6 Dika Saputra 3 3 3 Cukup Aktif

7 Ella Fitriani 4 4 4 Aktif

8 Fitri Fauziah 3 4 3,5 Cukup Aktif

9 Fitriyah Oktaviani 4 4 4 Aktif

10 Hardeansyah 4 5 4,5 Aktif

11 Hikma Hidayatun 5 5 5 Sangat Aktif

12 Intan Nur‟aini 4 4 4 Aktif

13 Jhonpri Saragih 3 3 3 Cukup Aktif

14 Livia Grestriani S. 3 4 3,5 Cukup Aktif

15 Ma‟ruf Umri 4 4 4 Aktif

16 Melanie Putri Iskandar 3 4 3,5 Cukup Aktif

17 Nurul Wardanil Jannah 4 4 4 Aktif

18 Putri Ramadhani 4 4 4 Aktif

19 Rizki Putri Lestari 3 4 3,5 Cukup Aktif

20 Silvia Hidayatul Jannah 5 5 5 Sangat Aktif

21 Siti Hajijah 4 5 4,5 Cukup Aktif

22 Siti Nur Azizah 3 4 3,5 Cukup Aktif

23 Sita Rahmawati 3 4 3 Cukup Aktif

lxvii

24 Sollehan Mubaroq 4 5 4,5 Aktif

25 Tri Astutik 5 5 5 Sangat Aktif

26 Vega Yulia Citra 3 3 3 Cukup Aktif

27 Zarotul Rosinta 4 5 4,5 Aktif

28 Zaskia Rossa Murvidin 4 4 4 Aktif

Jumlah 103 116 109

Rata-rata skor 3,68 4,15 3,90 Mendekati Sangat

Aktif

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

Adapun hasil observasi siswa dalam proses pembelajaransiswa pada akhir

siklus II dengan materi persiapan kemerdekaan indonesia dengan pokok materi

Alat Pernafasan Pada Hewan dan Hewan-hewan Yang Memiliki Alat

Penafasan Khusus dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing. Pada tabel 4.15 skor keaktifan siswa sebesar 109 dengan rata-rata

skornya 3,90 dan ini meningkat secara signifikan dari siklus I dimana jumlah skor

yang diperoleh sebesar 75,5 dengan rata-rata skornya 2,70.

Tabel 4.16

Hasil Tes Pengisian Angket Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing (Siklus II)

N

O

NAMA

Hasil Tes

Katagori

1 Aan Anreansyah 4 Aktif

lxviii

2 Andean Pernama Putra 4 Aktif

3 Ahmad Mu‟alif 5 Sangat Aktif

4 Ayu Anita Selamet 4,5 Aktif

5 Dian Septiani 4,5 Aktif

6 Dika Saputra 3,25 Cukup Aktif

7 Ella Fitriani 4 Aktif

8 Fitri Fauziah 4 Aktif

9 Fitriyah Oktaviani 4 Aktif

10 Hardeansyah 4 Aktif

11 Hikma Hidayatun 4 Aktif

12 Intan Nur‟aini 4 Aktif

13 Jhonpri Saragih 3,25 Cukup Aktif

14 Livia Grestriani S. 4,5 Aktif

15 Ma‟ruf Umri 4 Aktif

16 Melanie Putri Iskandar 3,75 Cukup Aktif

17 Nurul Wardanil Jannah 4 Aktif

18 Putri Ramadhani 4,5 Aktif

19 Rizki Putri Lestari 4 Aktif

20 Silvia Hidayatul Jannah 5 Sangat Aktif

21 Siti Hajijah 4,75 Aktif

22 Siti Nur Azizah 4,5 Aktif

23 Sita Rahmawati 4 Aktif

24 Sollehan Mubaroq 4,5 Aktif

25 Tri Astutik 5 Sangat Aktif

26 Vega Yulia Citra 3 Cukup Aktif

27 Zarotul Rosinta 4,5 Aktif

28 Zaskia Rossa Murdivin 4 Aktif

Jumlah 116,5

Mendekati Sangat Aktif Sekor rata-rata 4,17

(Sumber: Dokumentasi Peneliti tahun 2018)

Pada tabel 4.16 terlihat hasil tes angket belajar penggunaan model

pembelajaran Snowball Throwing, yang dilakukan pada akhir siklus II.Hasil tes

pengisian angket yang dilakukan siswa meningkat dari siklus I. Hasil tes angket

belajar siswa pada siklus II sebesar 116,5 dengan skor rata-ratanya 3,68 dengan

kategori aktif.

lxix

d. Tahap Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan tindakan

dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah

tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari siklus

I. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa telah memenuhi indikator yang telah

ditetapkan, setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan

menggunakan data-data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan

observasi, diketahui hasil keaktifan siswa pada siklus II dalam kategori sudah

aktif dan mendekati sangat aktif, yaitu mencapai skor 3,90.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus IIdikatakan

sudah berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan tindakan yang

telah ditetapkan, yaitu adanya peningakatan aktivitas belajar siswa dan adanya

peningkatan keaktifan siswa kedalam kategori mendekati sangat aktif yaitu

dengan skor 3,90. Maka pemberian tindakan pada penelitian diakhiri pada siklus

II.

D. Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data

tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi

aktivitas mengajar guru, dan tes angket siswa. Hasil data yang diperoleh dari

pengumpulan data dengan teknik observasi adalah sebagai berikut:

1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 63,125%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata

persentase sebesar 86,875%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.

2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 68,3%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata

persentase sebesar 90,8%. Hal ini pun menunjukan adanya peningkatan

kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga mampu meningkatkan

keaktifan belajar siswa.

3. Sedangkan hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan

lxx

teknik pemberian angket belajar adalah sebagai berikut: perolehan skor

keaktifan belajar siswa pada tes akhir siklus I sebesar 3,08 dengan

kategori mendekati aktif, pada tes akhir siklus II diperoleh skor

keaktifan belajar siswa sebesar 4,17dengan kategori mendekati sangat

aktif. Hal ini menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa pada

pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing.

E. Interprestasi Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi

bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama

proses pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan keaktifan siswa belum

begitu optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar dan

keaktifan siswa setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Adapun

data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer

dalam melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa dan

aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil

yang diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer

sebagai bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan

yang telah dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada

siklus selanjutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17

Persentase Aktivitas BelajarSiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Snowball Throwing.

Skor

Aktivitas

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Rata-rata

Siklus I 57,5% 68,75% 63,125%

Siklus II 80% 93,75% 86,875%

lxxi

Peningkatan 23,75%

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.17 terjadi peningkatan keaktifan

belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran

IPA dengan menggunakan model pembelajaranSnowball Throwing dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V di SDN 172/1 Belanti Jaya selama

proses pembelajaran.

Adapun persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II

disajikan pada diagram berikut:

Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing

Sedangkan hasil observasi aktivitas mengajar guru yang diperoleh pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18

Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing

Skor

Aktivitas

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Rata-rata

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Rata-rata

lxxii

Siklus I 63,3% 73,3% 68,3%

Siklus II 83,3% 96,6% 90,8%

Peningkatan 22,5%

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.18 terjadi peningkatan mengajar

guru dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa guru mengalami

perbaikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran IPAdengan menggunakan

model pembelajaran Snowball Throwing sebagai upaya untuk meningkatkan

aktivitas dan keakifan belajar siswa kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya.

Adapun persentase aktivitas mengajar guru pada siklus I dan siklus II

disajikan pada diagram berikut:

Gambar 4.3Diagram Aktivitas Belajar Guru Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing

Tabel 4.19

Skor Keaktifan Belajar Siswa Kelas Vdengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Berdasarkan Observasi.

Tes Akhir Skor Kriteria

Pra Siklus 2,29% Kurang Aktif

0

20

40

60

80

100

120

Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Rata-rata

lxxiii

Siklus I 3,11% Mendekati Aktif

Siklus II 4,15% Mendekati Sangat Aktif

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

Gambar 4.4Diagram Skor Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Berdasarkan Observasi.

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.19 dan diagram keaktifan belajar siswa

diatas terjadi peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebesar 1%, dari siklus 1 ke

siklus II sebesar 1,5 % dan dari pra siklus ke siklus II sebesar 2,5%.

Angket

Angket yang digunakan adalah angket untuk mengukur tingkat keaktifan

belajar siswa, dimana pengisian lembar angket dilaksanakan pada setiap akhir

siklus.Angket ini bertujuan untuk mengukur peningkatan keaktifan belajar siswa.

Adapun angket hasil belajar siswa pada setiap tes akhir siklus tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.20

Skor Angket Keaktifan Belajar Siswa Kelas V dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Berdasarkan Lembar Angket.

Tes Akhir Skor Kriteria

Siklus I 3,08% Mendekati Aktif

Siklus II 4,17% Mendekati Sangat Aktif

(Sumber: Observasi Peneliti tahun 2018)

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.20 dapat dilihat adanya

peningakatan skor keaktifan belajar siswa dilihat dari lembar pengisian angket

yang dilakukan oleh siswa. Dimana siklus I ke siklus II mengalami hasil

peningkatan keaktifan sisw dilihat dari lembar pengisian angket dimana siklus I

memperoleh skor 3,08 dengan kategori mendekati aktif dan mengalami

peningkatan pada siklus II dengan skor 4,17 dengan kategori mendekati sangat

lxxiv

aktif.

Gambar 4.5Diagram Skor Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Snowball Throwing Berdasarkan Lembar Angket.

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

450%

Siklus 1 Sikus 2

Skor Angket Keaktifan Belajar siswa

Skor Angket

lxxv

E. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan keaktifan belajar siswa menggunakan model pembelajaran

Snowball Throwing pada kelas V di SDN 172/1 Belanti Jaya. Pembelajaran

pada penelitian ini sudah dilaksanakan dengan mengikuti tahapan model

pembelajaran Snowball Throwing Tahapan-tahapan pembelajaran pada model

Snowball Throwing dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model Snowball Throwing ini telah

menunjukan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran

IPA di kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya.

Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai KKM, dimana 85% siswa

telah mencapai nilai KKM. Dijelaskan juga melalui aktivitas belajar siswa dan

guru dengan,terlihat sangat jelas bagaimana keaktifan siswa sebelum dan

sesudah diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing ini. Seperti

terlihat bahwa hasil aktivitas mengajar guru berdasarkan observasi pada akhir

siklus 1 mencapai 68,3% dan mengalami peningkatan pada akhir siklus II

menjadi 90,8%. Hasil aktivitas belajar siswa pada akhir siklus I mencapai

63,125% dan mengalami peningkatan pada akhir siklus II menjadi 86,875%.

Sejalan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Snowball Throwing, hal serupa terjadi pada tes keaktifan belajar

siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil tes keaktifan belajar siswa dari skor

awal, siklus 1 dan siklus II, dimana skor awal keaktifan belajar siswa

mencapai 2,29% dengan kategori kurang aktif, lalu diakhir siklus I diperoleh

skor keaktifan belajar siswa mencapai 3,11% dengan kategori mendekati

aktif, dan pada akhir siklus II diperoleh skor keaktifan belajar siswa menjadi

4,15% dengan kategori mendekati sangat aktif.

Berdasarkan analisis hasil observasi aktivitas mengajar guru, aktivitas belajar

siswa, tes angket pada siklus I dan siklus II serta observasi keaktifan belajar

siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II keaktifan belajar siswa kelas V

lxxvi

SDN 172/1 Belanti Jaya mengalami peningkatan pada setiap indikatornya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya.

lxxvii

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian tindakan kelas (PTK), dapat ditarik

kesimpulan yaitu:

Hal ini terlihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dan

guru dengan,terlihat sangat jelas bagaimana keaktifan siswa sebelum dan

sesudah diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing ini. Seperti

terlihat bahwa hasil aktivitas belajar siswa berdasarkan observasi pada akhir

siklus I mencapai 63,125% dan mengalami peningkatan pada akhir siklus II

menjadi 86,875%. Hasil aktivitas mengajar guru pada akhir siklus I mencapai

68,3% dan mengalami peningkatan pada akhir siklus II menjadi 90,8%.

Sejalan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Snowball Throwing, hal serupa terjadi pada skor keaktifan

belajar siswa yang pada pra siklus hanya mencapai 2,29% dengan kategori

kurang aktif, maka di siklus I mencapai 3,11% dengan kategori mendekati

aktif dan pada siklus II mencapai 4,15% dengan kategori mendekati sangat

aktif. Dan tes angket keaktifan belajar siswa di siklus I mencapai 3,08% dan

disiklus II mencapai 4,17%. Sehingga implementasi model snowball throwing

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya.

lxxviii

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan saran kepada

guru sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada guru sebelum mengajar terlebih dahulu menyiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta menggunakan model,

media, strategi/metode pembelajaran yang sesuai kondisi sekolah dan

materi pembelajaran.

2. Diharapkan model snowball throwing yang telah diterapkan dan dapat

meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas V SDN 172/1 Belanti Jaya

dapat juga diterapkan di kelas lain dan di mata pelajaran lain asalkan

disesuikan dengan materi pembelajaran nya saja.

C. Penutup

Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada

Allah SWT, bahwa penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas

(PTK) ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat

kekurangan-kekurangan, baik dalam sistematis penulisan nya maupun bentuk

kata-kata. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi

perbaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini.

lxxix

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Ahmadi, A dan Prasetya, J.T. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka

Setia.

Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian : Edisi Revisi. Jakarta :Rineka

Cipta

Daryanto. (2014). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.

Yogyakarta : Gava Media

Hamalik, Oemar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Lias. (2010). Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Gaung

Persada.

Himpunan Perundang-undangan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya.

2008 .Bandung: Nuansa Aulia

Ibnu Badar. T, (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan

Kontekstual.Jakarta: Predanamedia Group.

Iskandar. (2008). Metodologi Pendidikan dan Social (Kuantitatif dan Kualitatif).

Jakarta: Gaung Persada Pers.

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pembangunan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Mukhtar.(2007). Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiyah. Jambi:Sulthan Thaha

Press.

Nasution, S. (2011). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalimun, (2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo

Nur Hamiyah dan Muhammad Jauhar. (2014). Strategi Belajar-Mengajar di Kelas.

Jakarta:Prestasi Pustaka.

lxxx

Purwanto, (2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Riyanto, Yatim. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra

Utama.

Rusman, (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesional Guru.

Jakarta :Rajawali Pers.

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruz Media

Sudjana,Nana (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pt

Remaja Rosda Karya

Sudjiono, Anas. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Pt.Raja Grafindo

Persada.

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung ;

Alfabeta.

Suharmisi Arikunto.(2005). Manajemen Penelitian : Edisi Revisi. Jakarta :Rineka

Cipta

Supardan, Dadang. (2015). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif

Fisolofi dan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Tim penyusun, ( 2017). Pedoman Penulisan Skripsi FTK UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Muaro Jambi : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Trianto, (2014). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

B. JURNAL

AvailableOnlineat

htttps://jurnal.uny.ac.id/index.php/elinvo.Universitas.Negeri.Yogyakarta

lxxxi

C. SKRIPSI

Reni Kumala Sari, (2017). Implementasi Model Snowball Throwing Dalam Mata

Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas V Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Mendalo Darat Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten

Muaro Jambi

Dewi Yunu Akhiriyah, (2011). Dengan judul, Penerapan Model Pembelajaran

Snowball Throwning Untuk meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Pada

Siswa Kelas V SDN Kalibanten Kidul 01 Kota Semarang

lxxxii

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN 172/1 Belanti Jaya

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Program : V / SEKOLAH DASAR

Semester : 1 (satu)

Standar Kompetensi : 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan

Uraian Materi Pengalaman Belajar

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/ Alat Jenis

Tagihan

Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

1.1. Mengidentifika

si fungsi organ

tubuh manusia.

1.2. Mengidentifika

si fungsi organ

pernapasan

hewan misalnya ikan

dan cacing

tanah

Organ tubuh

manusia dan hewan

A. Alat Pernapasan

Pada Manusia

Dan Hewan

(Hlm.3)

o Melakukan kegiatan 1.1 dan

tugas 1.1

o Menyebutkan bagian tubuh yang berperan sebagai

pernapasan

o Memahami istilah dari - Diagfragm

a

- Gelambir

- Pleura

- Bronkus

- Alveolus

- Pundi-

pundi

- Labirin

- Stigma

o Memahami pernapasan dada dan pernapasan perut

o Memahami proses

pernapasan pada : - Manusia

- Burung

- Reptil

- Amfibi

- Ikan

- Serangga

- Cacing

o Mendeskripsikan alat

pernapasan hewan

o Mengidentifikasi alat

pernapasan pada

manusia dan pada

beberapa hewan.

o Membuat model alat

pernapasan manusia

dan mendemonstrasikan

cara kerjanya.

o Menjelaskan penyebab terjadinya

gangguan pada alat

pernapasan manusia,

misalnya menghirup udara tercemar,

merokok dan

terinfeksi oleh

kuman.

o Membiasakan diri

memelihara

kesehatan alat pernapasan

Tugas

Individu

dan

Kelompok

Laporan

dan Unjuk

kerja

Kegiatan 1.1

Hlm.4

Tugas 1.1 Hlm.5

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

- Stoples plastik

bening besar

- Pipa kecil

bercabang tiga - Plastisin

- Karet gelang

- Sedotan

- Tiga balon

kecil

- Lakban

- Gunting

- Silet

1.3. Mengident

ifikasi

fungsi

organ pencernaan

manusia

dan

hubungannya dengan

makanan

dan

kesehatan

Organ tubuh

manusia dan hewan

B. Alat Pencernaan Makanan Pada

Manusia.

(Hlm.13)

C. Hubungan

Makanan Dan

Kesehatan

(Hlm.21))

o Melakukan tugas 1.2

o Menjelaskan tugas dari alat

pencernaan dan

menyebutkan bagian alat pencernaan

- Rongga

mulut

- Kerongkonga

n - Lambung

- Usus

halus

- Usus

besar

o Memahami fungsi rongga

mulut, kerongkongan,

lambung, usus halus dan usus besar

o Menyebutkan gangguan

pada alat pencernaan

o Mengidentifikasi alat

pencernaan makanan

pada manusia.

o Mencari informasi

tentang penyakit

yang berhubungan

dengan pencernaan.

o Mempraktekkan

kebiasaan hidup

sehat untuk menjaga kesehatan alat

pencernaan.

o Mengidentifikasi

makanan bergizi dan

menyimpulkan

Tugas

Individu

Uraian

Objektif

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

-

lxxxiii

makanan yang berhubung-

an dengan makanan dan tata cara makanan

o Memahami fungsi dari zat

gizi, kandungan zat gizi dalam makanan

o Memahami fungsi dari kar-

bohidrat, protein, lemak, air, mineral dan protein serta

menyebutkan sumbernya

o Memahami menu makanan

yang bergizi seimbang (empat sehat lima

sempurna)

o Memahami cara mengolah

bahan makanan dengan benar.

bahwa makanan

yang bergizi dengan jumlah dan susunan

menu seimbang

menjadikan tubuh

sehat.

o Mempraktekkan

cara-cara mengolah

bahan makanan dengan tetap

mempertahankan

nilai gizinya.

1.4. Mengident

ifikasi

organ

peredaran darah

manusia.

Organ tubuh

manusia dan hewan

D. Alat Peredaran Darah Pada

Manusia.

(Hlm.28)

o Melakukan kegiatan 1.2

(Hlm.31)

o Memahami fungsi jantung dan pembuluh darah.

o Memahami bahwa jantung

terdiri dari empat ruang - Serambi

kiri

- Serambi

kanan

- Bilik

kiri

- Bilik

kanan

o Memahami bahwa pembuluh darah

- Pembuluh Nadi (Arteri)

- Pembuluh Balik (Vena)

o Memahami perbedaaan antara pembuluh nadi dan

pembuluh balik

o Memahami intilah - Aorta

- Arteri

- Vena

- Pembuluh

kapiler

o Memahami proses peredaran

darah tertutup dan macam

peredaran darah berdasarkan

panjang pendek jalur yang

ditempuh - Pembuluh Nadi (Arteri)

- Pembuluh Balik (Vena)

o Mampu menghitung denyut

nadi sendiri dan orang lain

o Mengidentifikasi

alat peredaran darah

manusia melalui

gambar.

Tugas

Individu

Laporan

Kegiatan 1.2

Hlm.31

Sumber:

Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

- Stopwatch

- Jam tangan

lxxxiv

1.5. Mengidentifikasi

gangguan

pada organ

peredaran darah

manusia

Organ tubuh manusia dan hewan

D. Alat Peredaran

Darah Pada Manusia.

(Hlm.28)

o Melakukan uji kompetensi (Hlm.36)

o Latihan soal (Hlm.38)

o Memahami penyakit yang

menyerang darah dan alat

peredaran darah

- Anemia

- Leukimia

- Hipertensi

- Penyakit jantung bawaan - Pembuluh nadi mengeras

o Memehami cara memelihara

kesehatan alat peredaran

darah - menghindari makanan

berlemak tinggi

- membiasakan pola

makan yang sehat

- kegiatan fisik, istirahat

dan olah raga yang teratur

o Memahami perbedaaan

antara pembuluh nadi dan pembuluh balik

o Mencari informasi tentang penyakit

yang mempengaruhi

alat peredaran darah

manusia.

o Mempraktekkan

kebiasaan hidup

sehat untuk menghindari

penyakit yang

berhubungan

dengan alat peredaran darah.

Tugas Individu

Laporan

Uji Kompetensi

Hlm 26

Lat Ulangan Hlm.38

Sumber: Buku SAINS SD

Kelas V

Alat:

-

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility )

Dan Ketelitian ( carefulness)

lxxxv

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

NamaSekolah : SDN 172/1 Belanti Jaya

Mata Pelajaran : IlmuPengetahuanAlam

Kelas/Semester : V / 1

Pertemuan : 1

AlokasiWaktu : 2x60menit

A. StandarKompetensi

1. Mengidentifikasifungsi organ tubuhmanusiadanhewan

B. Kompetensi Dasar

1.1. Mengidentifikasifungsi organ tubuhmanusia.

C. Indikator

− Menyebutkan 3 alatpernapasanpadamanusia. ( C1 )

− Menjelaskan proses bernafaspadamanusia. ( C2 )

− Menjelaskan fungsidari 3 alatpernafasanpadamanusia. ( C2 )

D. Tujuan Pembelajaran

− MelaluitanyajawabSiswadapatmenyebutkan 3

alatpernapasanpadamanusia dengantepat.

− Melaluipenjelasan guru siswadapatmendemonstrasikan proses

bernafasdengan benar.

− Melaluipengamatansiswadapatmenjelaskanfungsidari 3

alatpernafasanpada manusiadengantepat.

Karaktersiswa yang diharapkan : ImandanTakwa, Disiplin , Rasa ingintahu,Kerjasama,

Tanggung jawab, keberanian, Menghargaiprestasi, Inovatif, Kreatif, Gigih .

E. Materi Ajar (MateriPokok)

Alatpernafasanmanusia

lxxxvi

F. Metode Pembelajaran

Model : Snowball Trhowing

Metode :

− Tanya jawab

− Ceramah,

− Diskusikelompok

G. Langkah - langkah Pembelajaran

1. KegiatanAwal (± 15 menit)

− Guru mengawalipembelajarandenganmemberisalam,

berdoadanmengecek

kesiapanpesertadidikmengikutipembelajaran. (Religius)

− Melakukanabsensikehadiransiswa (Disiplin)

− Guru melakukanapersepsimelaluikegiatantanyajawabtentangbagian-

bagianalat pernafasanpadamanusia. ( Rasaingintahu )

Misalnya : “ Anak-anak, setiapharikitamemerlukanudarauntukbernafas , coba

sebutkanapasajabagian-bagianalat/ organ yang

digunakanmanusiauntukbernafas setiaphari !”

Kemudiansiswaakanmenjawabdenganberbagaijawaban, guru

menghubungkandengan pembelajaranhariini.

2. Kegiatan Inti (± 30 menit)

a. Eksplorasi

− Guru menyampaikanmateritentang proses bernafasdanfungsidari 3 alat

pernafasanpadamanusia.(TanggungJawab)

− Siswadibagibeberapakelompok yang terdiridari 5-6siswa. (KerjaSama)

− Setiap siswa dalamsetiapkelompokmendapatkartu. (Disiplin)

b. Elaborasi

lxxxvii

− Guru memberi petunjuktentangcarapengerjaan LKS

sebelummembagikan LKS. (TanggungJawab)

− Masing - masing Kelompokmendiskusikanjawaban yang

benardanmemastikan tiapanggotakelompokdapatmengerjakannya/

mengetahuijawabannya. ( Kerja SamadanTanggungJawab)

− Guru memanggilsalahsatunomor siswa dan siswa yang

nomornyadipanggil

melaporkanhasilkerjasamadiskusikelompoknya. (Keberanian)

− Guru menunjuknomor yang lain. ( Disiplin)

c. Konfirmasi

− Siswa yang telahmajumendapatkan reward. (Menghargaiprestasi)

− Siswadiberikanulasanmengenaipembelajaranpadahariinidanmemberika

n motivasikepadapesertadidik yang belumaktifdalampembelajaran.

(Tanggung Jawab)

3. KegiatanAkhir (± 15menit)

− Siswabersama guru membuatkesimpulandarimateri yang

telahdipelajaripada hariini. (Disiplin)

− Siswamengerjakansoalevaluasi. (TanggungJawab)

− Guru memberikantindaklanjutmelaluipenugasankepadapesertadidik.

(TanggungJawab)

− Guru menutuppembelajarandenganberdoadanmemberisalam. (Religius)

H. Alat/ Bahan/ SumberBelajar

Media kertasberwarnaSepidol, papantulis.

Haryanto. 2004. “SAINS untukSekolahDasarKelasV”. Jakarta : Erlangga.

lxxxviii

I. Penilaian

ProsedurPenilaian :Penilaian proses danakhir

1. Penilaianproses :

Melaluipenilaianaktivitassiswasaatdiskusi.

2. Penilaianakhir :

Melaluipenilaiantertulisdenganbentukpilgandanuraian.

Jambi, Agustus 2018

Mengetahui

WaliKelas V Peneliti

Sugiono, A.Ma.Pd UmmySyafithri

NIP : 198106282008011002 NiM : TPG141172

lxxxix

DOKUMENTASI LOKASI PENELITIAN DI SDN 172/1

BELANTI JAYA

xc

FOTO HALAMAN DEPAN SDN 172/1 BELANTI JAYA

xci

KEADAAN RUANGAN GURU DI SDN 172/1 BELANTI JAYA

PENGHAGAAN YANG DI PEROLEH SDN 172/1

BELANTI JAYA

xcii

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

xciii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : UMMY SYAFITHRI

Tempt/Tgl. Lahir : Mersam II, 27 Januari 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa UIN Sultan ThahaSaifuddin Jambi

Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah / PGMI

Alamat : Desa Belanti Jaya, Kec Mersam, Kab Batanghari

Alamat e-mail :[email protected]

No. Kontak / Hp : 082377306556

Pendidikan Formal

1. SD Negeri 172/1 Belanti Jaya, MasukTahun 2002 TamatTahun 2008.

2. MTs.S Irsyadul „Ibad Pemayung, MasukTahun 2008 TamatTahun 2011.

3. MAS Irsyadul „Ibad Pemayung, MasukTahun 2011 TamatTahun 2014.

4. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, MasukTahun 2014 Tamat Tahun 2018

Motto Hidup :

“Lakukanlah Hal yang Bisa Anda kerjakan Sekarang Jangan Menunggu Besok”