analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Lama)
Oleh :
Paisal Amir Zaini
106082002658
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Paisal Amir Zaini
NIM : 106082002658
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan plagiat maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian
hari menjadi tanggungjawab saya,
Jakarta, 6 September 2010
( Paisal Amir Zaini )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Paisal Amir Zaini Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 26 November 1987 Agama : Islam Orang Tua: 1. Ayah : H. Zaini 2. Ibu : Hj. Raimah Anak ke dari : 5 dari 5 bersaudara Alamat : Jl. Pipa Gas No. 34 RT 003 / RW 006 Limo-Depok
Kode Pos. 16515 Telepon : (021) 7546070 / 08567310414 e-mail : [email protected] [email protected] Pendidikan Formal 1993 – 1994 : TK Islam Pratiwi 1994 – 2000 : SDN Limo 02 2000 – 2003 : SLTP PGRI 12 Jakarta 2003 – 2006 : SMAN 97 Jakarta 2006 – 2010 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jurusan Akuntansi Pendidikan Non Formal 2005 : Primagama 2009 : JIMS Language Course 2009 – 2010 : Brevet Pajak A & B Patra Pengalaman Organisasi 2002 – 2003 : Ketua Osis SLTP PGRI 12 JAKARTA 2007 – 2008 : Panitia PROPESA BEM Jurusan Akuntansi 2008 – 2009 : Anggota Divisi Olahraga BEM Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
2009 : Koordinator Divisi Acara FUSHION (Turnamen Futsal- antar SMA/Sederajat se-Jakarta Selatan)
2008 – 2009 : Ketua Dekan Cup BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pengalaman Magang 2010 : Magang bagian Account Representative, Penagihan, Pelayanan, dan Pengelolaan Data dan Informasi (KPP PERUSAHAAN MASUK BURSA, selama 1 bulan)
THE ANALYSIS OF FACTORS WHICH INFLUENCE INDIVIDUAL TAXPAYER NONCOMPLIANCE
(Case Study of KPP Pratama Kebayoran Lama)
By: Paisal Amir Zaini
ABSTRACT The purpose of this research is to determine whether factors that affect individual taxpayer noncompliance. The factors are: (1) attitude, (2) subjective norms, (3) moral obligations, (4) perceived behavioral control, (5) intention, and (6) ethics. Unit analysis of this research is an individual taxpayer who is registered in KPP Pratama Kebayoran Lama. This research uses primary data with convenience sampling method in sampling. The analytical method used in this study is factor analysis. The survey results revealed that the six variables are reduced to five variables proposed that spread in the two factors. Ethics variable excluded from the study model because it does not meet the criteria for MSA > 0,5. Results of factor analysis showed two factors that this spread are all factors that affect an individual taxpayer noncompliance. The first factor consists of moral obligations, perceived behavioral control and intention; and the second factor consists of attitudes and subjective norms. Keywords: Attitudes, subjective norms, moral obligations, perceived
behavioral control, intention, and ethics.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Lama)
Oleh: Paisal Amir Zaini
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Faktor yang dimaksud adalah: (1) sikap, (2) norma subyektif, (3) kewajiban moral, (4) kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, (5) niat, dan (6) etika. Unit análisis penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode convenience sampling dalam penentuan sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 6 variabel yang diajukan direduksi 5 variabel yang tersebar dalam 2 faktor. Variabel Etika dikeluarkan dari model penelitian karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5. Hasil analisis faktor menunjukkan 2 faktor yang tersebar ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Faktor pertama terdiri dari kewajiban moral, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, dan niat; dan faktor kedua terdiri dari sikap dan norma subyektif.
Kata Kunci: Sikap, norma subyektif, kewajiban moral, kontrol keperilakuan
yang dipersepsikan, niat, dan etika.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim..
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam
semoga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat
beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan
kebahagiaan dengan ilmu pengetahuan yang benar.
Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki. Meskipun
demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang
diperolah adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ayahanda H. Zaini dan Ibunda Hj. Raimah serta kakak-kakakku yang penulis
sangat cintai. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang, doa, dorongan,
semangat, pengorbanan, perhatian dan dukungan yang kalian berikan
kepadaku. Semoga karyaku ini bisa membanggakan kalian.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja.,MM selaku dosen pembimbing I, yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada
penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Rini, SE.,Ak.,M.Si selaku dosen pembimbing II, yang begitu sabar dalam
memberikan penjelasan, bimbingan, pengarahan dan dorongannya kepada
penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Prof, Azzam Jassin MBA, Bapak Afif Sulfa SE.,Ak.,M.Si, dan Ibu
Reskino SE.,Ak.,M.Si selaku penguji komprehensif. Terima kasih telah
memberikan ilmu kepada penulis.
8. Bapak Prof. Azzam Jassin MBA dan Ibu Fitri Damayanti SE.,M.Si selaku
dosen penguji skripsi. Terima kasih.
9. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen
jurusan akuntansi yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam
proses perkuliahan.
10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuannya
kepada penulis.
11. Teman-teman akun D-Best terima kasih atas doa, dukungan, perhatian dan
persahabatan kalian dari semester 1 sampai sekarang. Kita harus tetap main
futsal ya.
12. Anneu Dwi Muliani terima kasih atas doa, semangat, perhatian, bantuan dan
waktunya sehingga selsainya skripsi ini.
13. Teman-teman: Fery, Izul, Fuad, Ranggi, Zaky, Anneu, Ita, Anis, Ayu, Anggi,
Dini, Acied, Indah, Tofan, Achi, Menes dan teman-teman seperjuangan
kompre lainnya, terima kasih atas doa dan semangatnya dari belajar bareng
sampai ujian kompre selsai.
14. Sahabat-sahabat BEM-J dan BEM-F terima kasih atas doa, dukungan dan
pengalaman yang akan selalu berkesan dan takkan pernah terlupakan.
15. Juga kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuannya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam masa perkuliahan dan proses
penyelesaian skripsi ini. Wassalam.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
Paisal Amir Zaini
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL DALAM .................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. vi
ABSTRACT .............................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 9
1. Tujuan Penelitian .................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian .................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar-dasar Perpajakan ............................................................... 10
1. Pengertian Pajak .......................................................................... 10
2. Fungsi Pajak ................................................................................ 12
3. Jenis Pajak ................................................................................... 13
4. Syarat Pemungutan Pajak ............................................................. 14
5. Tata Cara Pemungutan Pajak ........................................................ 16
6. Tarif Pajak ................................................................................... 19
7. Pengertian Wajib Pajak (WP) ....................................................... 19
B. Theory of Planned Behavior (TPB) ............................................. 21
1. Sikap ...................................................................................... 22
2. Norma Subyektif .................................................................... 23
3. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan ............................... 24
4. Niat Berperilaku ..................................................................... 25
5. Ketidakpatuhan Pajak ............................................................. 25
C. Kewajiban Moral ........................................................................ 27
D. Etika ........................................................................................... 28
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................................... 30
F. Kerangka Pemikiran .................................................................... 32
G. Hipotesis ..................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 34
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 34
1. Populasi ................................................................................. 34
2. Sampel ................................................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35
1. Pengumpulan Data Primer ...................................................... 35
2. Pengumpulan Data Sekunder ................................................... 36
D. Metode Analisis Data .................................................................. 36
1. Uji Kualitas Data .................................................................... 36
2. Analisis Faktor ............................................................................. 37
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................. 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 45
1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Kebayoran Lama .................................................................... 45
2. Visi, Misi, dan Nilai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama . 45
3. Struktur Organisasi ................................................................. 46
4. Fungsi dan Tugas .................................................................... 47
5. Cakupan Wilayah Kerja ......................................................... 47
6. Karakteristik dan Jumlah Wajib Pajak .................................... 49
7. Pelayanan ............................................................................... 49
8. Penegakan Hukum ................................................................. 50
9. Kesiapan Sumber Daya Manusia ............................................ 50
B. Statistik Deskriptif Responden ................................................... 51
C. Analisis Data ................................................................................ 53
1. Uji Kualitas Data .................................................................... 53
2. Uji Analisis Faktor ................................................................. 55
D. Pembahasan dan Interpretasi ....................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ................................................................................. 69
B. Implikasi ..................................................................................... 70
C. Keterbatasan ............................................................................... 71
D. Saran ........................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 73
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................. 30
Tabel 3.1 Bobot dan Kategori Skala Likert ............................................... 35
Tabel 3.3. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 43
Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Kebayoran lama ...... 49
Tabel 4.2 Komposisi Sumberdaya Manusia KPP Pratama-
Kebayoran Lama ..................................................................... 51
Tabel 4.3 Data Statistik Responden ........................................................ 52
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas .................................. 54
Tabel 4.5 KMO and Bartlett's Test ........................................................... 58
Tabel 4.6 Anti-image Matrices .................................................................. 58
Tabel 4.7 KMO and Bartlett's Test ............................................................ 59
Tabel 4.8 Anti-image Matrices .................................................................. 60
Tabel 4.9 Communalities .......................................................................... 61
Tabel 4.10 Total Variance Explained ......................................................... 62
Tabel 4.11 Component Matrixa .................................................................. 63
Tabel 4.12 Rotated Component Matrixa ...................................................... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior .................................................. 22
Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior dan Kewajiban Moral ............... 28
Gambar 2.3 Theory of Planned Behavior dan Etika .................................. 29
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran .............................................................. 33
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Kebayoran Lama .............. 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ............................................................... 77
Lampiran 2. Skor Jawaban Penelitian ........................................................ 82
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabiitas .......................................... 88
Lampiran 4. Output SPSS Anlisis Faktor . ................................................... 94
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ............................................................... 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Penerimaan negara bersumber dari sektor migas (minyak dan gas bumi)
dan non-migas, serta penerimaan lain yang bersumber dari luar negeri.
Penerimaan dari sektor migas sangat besar, tetapi proporsi penerimaan migas
terus menurun. Sedangkan tugas-tugas, fungsi-fungsi, dan aktivitas-aktivitas
kenegaraan semakin bertambah kompleks dan banyak. Hal inilah yang
mendorong pemerintah untuk menggalakkan sumber penerimaan lainnya,
khususnya penerimaan yang bersumber dari dalam negeri, yaitu pajak.
Dengan tersedianya penerimaan pajak dalam APBN (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara) membuat tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
dapat berjalan baik sesuai dengan rencana dan program yang dilakukan oleh
setiap unit pemerintahan (departemen, kementerian, badan dan lembaga
negara lainnya) setiap tahun (Pandiangan, 2008:69).
Dana dari penerimaan pajak sebagai sumber utama APBN dialokasikan
untuk mendanai berbagai sendi kehidupan bangsa, seperti sektor pertanian,
perdagangan, industri, kesehatan, dan pendidikan. Dapat dilihat bahwa sektor
pajak sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan suatu
Negara. Oleh karena itu, pajak harus dikelola dengan baik agar tujuan dari
pajak itu sendiri dapat tercapai (Resmi, 2007:14).
2
Dalam upaya meningkatkan penerimaan negara sektor pajak, maka
kebijakan perpajakan lebih diarahkan kepada upaya meningkatkan
penerimaan khususnya melalui berbagai program Intensifikasi dan
Ekstensifikasi pajak. Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-
06/Pj.9/2001 Tentang Pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak.
Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak
terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam
administrasi Direktorat Jendral Pajak. Intensifikasi pajak dilaksanakan
dengan berorientasi pada peningkatan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak,
misalnya dengan cara pengadaan penyuluhan langsung pada masyarakat.
Sedangkan Ekstensifikasi Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam
administrasi Direktorat Jenderal Pajak.
Kebijakan pemerintah yang lain dalam meningkatkan penerimaan
dalam negeri dari sektor pajak yaitu melalui perubahan sistem pemungutan
pajak dari official assessment system menjadi self assessment system pada
tahun 1983. Self assessment system memberikan kepercayaan kepada wajib
pajak untuk menghitung, memperhitungkan sendiri pajak yang terutang dan
melunasinya, serta melaporkannya sesuai peraturan perpajakan. Self
assessment system ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak,
yang ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakannya oleh wajib pajak
secara sukarela dan sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang dan Peraturan
Perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, peran serta masyarakat menjadi
3
sangat penting dan sebagai penentu didalam menopang pembiayaan
pembangunan melalui pajak (Hutagaol, 2005:24).
Dalam sistem pelaporan pajak, dapat dikatakan unsur yang paling
utama adalah untuk mendapatkan dan menjaga kepatuhan wajib pajak.
Dengan kata lain, dalam sistem tersebut wajib pajak seperti pemeran utama,
dan dinas pajak adalah pendukung atau orang yang bekerja di balik layar,
sedangkan sistemnya adalah skenario yang menentukan jalan ceritanya.
Bagaimanapun juga, gerakan aktif dan kerjasama para wajib pajak adalah hal
yang paling penting, dan tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa misi dinas
pajak adalah untuk memberikan dukungan kepada para wajib pajak
(Toshiyuki Fushimi:2001).
Perubahan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dan untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak adalah dengan diterapkannya e-system (e-Registrasi,
e-SPT dan e-Filing) sejak tahun pajak 2005. Namun demikian sebaik-baik
sistem perpajakan dibuat, se-modern apapun administrasi pajak disajikan,
pada akhirnya kembali kepada manusia yang melaksanakan sistem dan
modernisasi administrasi itu sendiri. Untuk itu, tidak hanya pegawai pajak
semata yang harus berperan, namun juga sangat diharapkan peran serta wajib
pajak (Arniati, 2009).
Damayanti (2004) meyebutkan bahwa penerapan self assessment system
akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary compliance) pada
masyarakat telah terbentuk. Pada kenyataannya dalam pelaksanaan masih
4
terdapat banyak kendala yang harus dihadapi oleh fiskus untuk meningkatkan
penerimaan pajak. Salah satu kendalanya adalah masih rendahnya kesadaran
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Penyebab lainnya
adalah karena persepsi masyarakat yang negatif, pajak dianggap membebani
dan memaksa, belum dianggap sebagai bentuk pengabdian, dukungan atau
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Salah satu upaya untuk
memperbaiki image tersebut adalah persepsi yang baik atau positif dari wajib
pajak terhadap self assessment system yang diterapkan dalam sistem
perpajakan nasional. Selain itu, kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
faktor pengalaman, faktor intelegensi, faktor kepribadian, faktor motivasi,
faktor kecemasan, dan faktor pengharapan (Harvey dan Smith, 1977 dalam
Prasetio dkk., 2006:5).
Peran dan partisipasi seluruh masyarakat tanpa memandang dari
golongan manapun sangatlah dibutuhkan demi kelancaran reformasi
perpajakan. Titik berat dalam keberhasilan reformasi perpajakan ini adalah
menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak untuk
melakukan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk
secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakannya,
bertanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak sebagai pencerminan
kewajiban serta melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui sistem
menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang (Admino:2008).
5
Tidak dipungkiri bahwa masih ada perusahaan ataupun orang pribadi
yang menganggap pajak sebagai biaya yang dapat merugikan ataupun
mengurangkan pendapatan. Data yang penulis peroleh dari Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Kebayoran Lama tempat penulis melakukan penelitian
diketahui bahwa terjadi peningkatan kecenderungan ketidakpatuhan pajak
yakni jumlah wajib pajak yang terlambat melakukan pembayaran PPh Masa
Pasal 25 Orang Pribadi Tahun Pajak 2007 berjumlah 2.494 orang, Tahun
Pajak 2008 berjumlah 2.615 orang, dan Tahun Pajak 2009 berjumlah 3.816
orang. Kecenderungan ketidakpatuhan pajak tersebut jelas merupakan
persoalan serius bagi pemerintah, khususnya Direkotrat Jenderal Pajak.
Ketidakpatuhan Wajib Pajak jelas akan berdampak terhadap penerimaan
negara dari sektor pajak negara yang berkurang, sehingga secara otomatis
juga berdampak pada masalah APBN. Hal ini mengingat cukup besarnya
kontribusi penerimaan pajak dalam APBN, sehingga jika target-target
penerimaan pajak tidak terealisasi, akan menyulitkan dalam menyusun
APBN. Masalah tersebut akhirnya akan menjadi kendala yang besar dalam
proses pembangunan bangsa (Adji Rukmana, 2007).
Salman (2009) melakukan penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak.
Variabel yang digunakan adalah sikap dan moral wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa moral
wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak, sedangkan sikap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
6
Penelitian Strivedi, Shehata dan Mestelman (2005), menguji Theory of
Planned Behaviour untuk menjelaskan kepatuhan pajak dengan
menambahkan variabel etika. Penelitian ini melakukan dua cara yaitu melalui
eksperimen dan dengan mengajukan kuesioner yang berupa hypotetical
situation compliance. Eksperimen dan hypotetical situation compliance,
merupakan upaya mendeteksi kepatuhan pajak, melalui eksperimen dilihat
dari kemungkinan wajib pajak melaporkan pajaknya dengan tepat dengan
dimanipulasi oleh kemungkinan diperiksa dan tidak diperiksa yang
menyebabkan akan diberikan sanksi jika diperiksa sehingga akan berdampak
pada berkurangnya penghasilan wajib pajak. Sedangkan melalui kuesioner
wajib pajak menyatakan kepatuhannya dengan diberikan pertanyaan
mengenai kepatuhan dalam beberapa hal yaitu kepatuhan dilihat dari
kemungkinan diperiksa dan tidak diperiksa, kepatuhan dilihat dari respon
terhadap kasus dan kepatuhan dilihat dari pelaporan yang telah dilakukan
pada tahun-tahun sebelumnya dan pada tahun sekarang.
Selanjutnya Arniati (2009) meneliti mengenai peran Theory of Planed
Behavior dan etika terhadap ketaatan pajak. Hasil penelitian menunjukkan
hanya variabel norma subyektif dan pengawasan prilaku yang diterima yang
terbukti mempengaruhi niat kepatuhan pajak dari dimensi niat untuk patuh.
Sedangkan dari dimensi niat untuk melaporkan pendapatan dengan benar
hanya variabel norma subyektif yang terbukti mempengaruhi niat kepatuhan
pajak. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berupa niat
kepatuhan pajak, pengawasan prilaku yang diterima dan etika hanya variabel
7
kontrol perilaku yang dapat membuktikan model prediksi untuk kepatuhan
pada saat terdapat kemungkinan diperiksa. Pengujian analisis path untuk
menguji hubungan tidak langsung melalui niat terhadap kepatuhan ketika ada
kemungkinan diperiksa, tidak membuktikan adanya hubungan faktor sikap,
norma subyektif, kontrol perilaku, dan etika berpengaruh terhadap kepatuhan
melalui variabel niat.
Tarjo (2009) meneliti mengenai faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang
berada di wilayah Bangkalan. Hasil penelitian menunjukkan: sikap tentang
ketidakpatuhan pajak, norma subyektif, dan kewajiban moral berpengaruh
signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh; kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan tidak berpengaruh signifikan baik terhadap niat berperilaku
tidak patuh maupun terhadap ketidakpatuhan pajak, dan niat berperilaku tidak
patuh berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan pajak.
Berdasarkan latar belakang dan temuan penelitian terdahulu yang
dijelaskan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan
konsep tentang kepatuhan pajak. Penelitan ini mengangkat tentang perilaku
ketidakpatuhan khususnya pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di
KPP Pratama Kebayoran Lama. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba
untuk menelitinya dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
(Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Lama)”.
8
Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Tarjo
(2009) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Bangkalan”. Adapun yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian terebut adalah:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah sikap,
norma subyektif, kewajiban moral, kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan, niat berperilaku tidak patuh, dan ketidakpatuhan pajak,
sedangkan pada penelitian ini mengembangkan penelitian tersebut dengan
menambahkan satu variabel yaitu etika (Arniati, 2009).
2. Responden dan tempat penelitian sebelumnya adalah wajib pajak orang
pribadi yang berada di Bangkalan, sedangkan penelitian ini adalah wajib
pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kebayoran
Lama.
3. Metode pengujian hipotesis penelitian sebelumnya menggunakan analisis
Structural Equation Modeling (SEM) dengan alat bantu program AMOS
versi 5. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode analisis faktor
dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian di atas, maka masalah dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi ketidakpatuhan
wajib pajak orang pribadi.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang diperoleh peneliti semasa kuliah dan
mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus
pertimbangan bagi pihak-pihak berwenang yang berhubungan dengan
penelitian ini dalam penetapan kebijakan pada pelaksanaan atau
penggunaan suatu sistem pemungutan yang diterapkan.
c. Bagi Fakultas
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta untuk
mengevaluasi sejauh mana sistem pendidikan telah dijalankan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai tambahan wawasa informasi, dan masukan untuk membantu
memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pihak lain atau para
peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai perpajakan secara
umum.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar-dasar Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Pajak merupakan pendapatan yang berguna bagi negara dalam
membiayai pembangunan nasional. Oleh karena itu banyak pakar
memberikan definisi atau batasan-batasan yang berbeda tetapi memiliki
maksud yang sama.
a. Rochmat Soemitro
Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (1995:5) dalam Siti
Resmi (2005:1):
“Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-Undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum”.
b. Andriani
Pengertian pajak menurut Andriani dalam Waluyo dan Wirawan
B.Ilyas (2003:4):
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
11
c. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007,
menyatakan bahwa:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak
memiliki unsur pokok sebagai berikut:
a. Iuran/pungutan, yang berhak memungut pajak adalah negara, iuran
tersebut berupa uang bukan barang.
b. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang, pajak dipungut
berdasarkan atau dengan ketentuan Undang-Undang serta aturan
pelaksanaaannya.
c. Pajak dapat dipaksakan, pemerintah berhak melakukan paksaan tehadap
masyarakat untuk melakukan pembayaran pajak.
d. Tidak menerima jasa timbal (kontraprestasi), tanpa jasa timbal
(kontraprestasi) dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
e. Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah, untuk membiayai
pengeluaran rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaranyang
bermanfaat bagi masyarakat luas.
12
2. Fungsi Pajak
Menurut Erly Suandy (2005:14) terdapat dua fungsi pajak, yaitu
fungsi budgetair (keuangan negara) dan fungsi regulerend (mengatur).
a. Fungsi Budgetair (Keuangan Negara)
Fungsi budgetair merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiskal yaitu
suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk
memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan Undang-
Undang perepajakan yang berlaku, pajak untuk keperluan negara
berdasarkan Undang-Undang. Faktor yang turut mempengaruhi
optimalisasi pemasukan dana ke kas negara adalah:
1) Filsafat Negara.
2) Kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan.
3) Tingkat Pendidikan Penduduk/Wajib Pajak.
4) Kualitas dan kuantitas petugas pajak setempat.
5) Strategi yang diterapkan organisasi yang mengadministrasikan pajak
di Indonesia.
b. Fungsi Regulerend (Mengatur)
Fungsi regulerend atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi
pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan
tertentu. Disebut sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya
sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan. Pajak digunakan
13
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh
sebagai berikut:
1) Pemberian insentif pajak (misalnya tax holiday, penyusutan
dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi
dalam negeri maupun investasi luar negeri.
2) Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
3) Pengenaan bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi
produk-produk dalam negeri.
3. Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu penggolongan menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut
lembaga pemungutnya (Mardiasmo, 2009).
a. Menurut golongannya, jenis pajak terdiri:
1) Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.
2) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada oarang lain atau pihak ketiga.
14
b. Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari:
1) Pajak subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan
pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang
memperhatikan pada subjeknya.
2) Pajak objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan
pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun
tempat tinggal.
c. Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari:
1) Pajak Negara atau Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara pada umumnya.
2) Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
baik Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga masing-masing.
4. Syarat Pemungutan Pajak
Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila
terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila
terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang
kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan
pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
15
a. Pemungutan Pajak Harus Adil
Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk
menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam
perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya.
b. Pengaturan Pajak Harus Berdasarkan UU
Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan
yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Undang-
Undang tentang pajak, yaitu:
1) Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan
Undang-Undang tersebut harus dijamin kelancarannya.
2) Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan
secara umum.
3) Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib pajak.
c. Pungutan Pajak Tidak Mengganggu Perekonomian
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi,
perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai
merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha
masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah.
d. Pemungutan Pajak Harus Efisien
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus
diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah
16
daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem
pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.
Dengan demikian, wajib pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam
pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu.
e. Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam
pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak
dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan
memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan
kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem
pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.
5. Tata Cara Pemungutan Pajak
a. Stelsel Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu, stelsel
nyata, stelsel anggapan, dan stelsel campuran (Waluyo, 2007).
1) Stelsel nyata (riil), stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan banyak
didasarkan objek yang sesungguhnya terjadi (untuk Pajak
Penghasilan maka objeknya adalah Pajak Penghasilan). Oleh karena
itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya dalam
suatu tahun pajak diketahui.
2) Stelsel anggapan, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-Undang.
17
3) Stelsel campuran, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.
b. Asas Pemungutan Pajak
Terdapat tiga asas yang digunakan untuk memungut pajak dalam Pajak
Penghasilan yaitu asas domisili, asas sumber, dan asas kebangsaan
(Resmi: 2005).
1) Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib
pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang
berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
2) Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.
3) Asas kebangsaan
Pengenaan pajk dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Misalnya pajak bangsa Asing di Indonesia dikenakan pada orang
yang berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia.
Asas ini berlaku bagi Wajib Pajak Luar Negeri.
c. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa sistem yaitu, official
assesment system, self assesment system, dan withholding system
(Mardiasmo, 2009).
18
1) Official Assessment System
Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-
cirinya adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang
ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif, dan utang pajak timbul
setelah dikeluarkanya Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh fiskus.
2) Self Assessment System
Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan
sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah wewenang
untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak
sendiri, wajib pajak aktif (mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang), dan fiskus tidak ikut
campur dan hanya mengawasi.
3) Witholding System
Witholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan Fiskus dan bukan
wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Cirinya wewenang menentukan besarnya pajak yang
terutang da pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
19
6. Tarif Pajak
Pajak dipungut berdasarkan tarif. Tarif pajak merupakan ukuran atau
standar pemungutan pajak. Menurut Mardiasmo (2005:9) ada empat
macam tarif pajak, yaitu tarif proporsional, tarif tetap, tarif progresif, dan
tarif degresif.
a. Tarif Proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang
dikenakan pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional
terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
b. Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
c. Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar.
d. Tarif Degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah dikenai pajak
semakin besar.
7. Pengertian Wajib Pajak (WP)
Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 16 tahun 2000, pengertian
wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan
kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak
20
(Suandy, 2007:109). Kewajiban perpajakan Wajib Pajak badan maupun
perseorangan sesuai dengan Undang-undang KUP antara lain adalah:
a. Wajib mendaftarkan diri kepada KPP terdekat untuk mendapatkan
NPWP.
b. Wajib mengisi dan menyampaikan SPT dengan benar, lengkap dan
jelas.
c. Wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang melalui kantor pos
atau Bank persepsi yang ditunjuk.
Wajib Pajak (WP) adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau
pemotong pajak tertentu (Suandy, 2007:109).
Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
Badan Umum Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama
dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap (Resmi,
2007:21).
21
B. Theory of Planned Behavior (TPB)
Ada beberapa teori perilaku yang telah digunakan untuk meramalkan
tentang keterlibatan, keikutsertaan, kontribusi, pencapaian, ogranisasional
kewarganegaraan, inovasi, serta konsep-konsep lain tentang perilaku
individu. Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan salah satu model
psikologi sosial yang paling sering digunakan untuk meramalkan perilaku,
dan Theory of Planned Behavior (TPB) dirancang untuk meramalkan dan
menjelaskan tingkah laku manusia dalam konteks yang spesifik. Theory of
Planned Behavior (TPB) merupakan prediksi perilaku yang baik karena
diseimbangkan oleh niat untuk melaksanakan perilaku.
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan niat individu untuk
melaksanakan perilaku tertentu. Niat diasumsikan untuk menangkap faktor
motivasi yang mempengaruhi perilaku, yang mengindikasikan seberapa kuat
keinginan orang untuk mencoba, atau seberapa besar usaha yang dilakukan
dalam rangka melaksanakan suatu perilaku. Pada umumnya semakin kuat niat
untuk melakukan sesuatu, maka semakin memungkinkan untuk pencapaian
perilaku (Ajzen, 1991).
Ajzen (1991) pada Gambar 2.1 tentang Theory of Planned Behavior
(TPB) mendalilkan bahwa ada tiga faktor penentu niat yang berdiri sendiri.
Pertama adalah sikap arah prilaku yang mengacu pada persetujuan bahwa
seseorang telah dinilai baik atau tidak baik, atau penilaian perilaku yang
dipermasalahkan. Faktor yang kedua adalah faktor sosial berupa norma
subyektif, yang mengacu pada tekanan sosial yang diterima untuk
22
melaksanakan atau untuk tidak melaksanakan perilaku tertentu. Faktor
penentu niat yang ketiga adalah pengawasan prilaku yang dapat diterima yang
mengacu pada kesukaran dan kemudahan yang dirasakan dalam
melaksanakan perilaku dan diasumsikan terhadap pencerminan pengalaman
masa lalu seperti halangan dan rintangan yang sudah di antisipasi.
Sumber: Icek Ajzen
Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior
Ketiga faktor tersebut menurut Ajzen (1991) dikatakan mempunyai
kontribusi secara mandiri terhadap niat dan perilaku, karena faktor tersebut
diharapkan memberikan pengaruh perilaku yang berbeda pada situasi yang
berbeda.
1. Sikap
Sikap dalam Ajzen (2005:3) didefinisikan sebagai sebuah disposisi
atau kecenderungan untuk menanggapi hal-hal yang bersifat evaluatif,
Atitude toward the behavior
Subjective norm
Perceived behavioral
control
Intention Behavior
23
disenangi atau tidak disenangi terhadap objek, orang, institusi, atau
peristiwa.
”Attitude is a dispotion to respond favorably or unfavorably to an object, person, institution, or event”
Karaktristik paling utama yang membedakan sikap dengan variabel
lain adalah bahwa sikap bersifat evaluatif dan cenderung afektif (Fishbein
dan Ajzen, 1975). Afek merupakan bagian dari sikap yang paling penting,
dimana afek mengacu pada perasaan dan penilaian seseorang akan objek,
orang, permasalahan atau peristiwa tertentu (Fishbein dan Ajzen,1975).
Ajzen (2005) menambahkan, sikap terhadap tingkah laku ditentukan oleh
keyakinan (belief) akan akibat dari tingkah laku yang dilakukan. Keyakin
ini disebut sebagai behavioral belief. Setiap behavioral belief
menghubungkan tingkah laku dengan konsekuensi tertentu dari munculnya
tingkah laku tersebut, atau kepada beberapa atribut lain seperti kerugian
yang mungkin muncul ketika melakukan tingkah laku tersebut.
2. Norma Subyektif
Fishbein dan Ajzen (2005:118) mendefinisikan norma subyektif
sebagai persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau
tidak menunjukkan tingkah laku pertimbangan tertentu.
”...the person’s perception of social pressure to perform or not perform the behavior under consideration”
Norma juga diasumsikan sebagai fungsi dari keyakinan (belief),
tetapi keyakinan dalam bentuk yang berbeda. Yaitu keyakinan seseorang
bahwa individu atau kelompok tertentu setuju atau tidak menyetujui,
24
terlibat atau tidak terlibat bila dirinya menampilkan atau memunculkan
tingkah laku tertentu. Individu dan kelompok diatas disebut juga referent.
Referent adalah orang atau kelompok sosial yang berpengaruh bagi
individu, baik itu orang, pasangan (suami/istri), teman dekat, rekan kerja,
atau yang lain tergantung pada tingkah laku yang terlibat (significant
others). Keyakinan yang mendasari norma subyektif ini disebut dengan
istilah normatif belief.
Norma subyektif tidak hanya ditentukan oleh adanya referent, tetapi
juga apakah subyek perlu, harus atau dilarang melakukan perilaku yang
akan dimunculkan dan seberapa jauh ia akan mengikuti pendapat referent
tersebut. Hal tersebut disebut dengan motivation to comply.
3. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan
Ajzen (2005:118) mendefinisikan kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan sebagai perasaan self efficiency atau kesanggupan seseorang
untuk menunjukkan tingkah laku yang diinginkan.
”the sense of self efficiency or ability to perform the behavior of interest”
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan juga dianggap sebagai
fungsi dari keyakinan (belief), yaitu keyakinan individu akan ada atau
tidaknya faktor yang mendukung atau menghalangi akan munculnya
tingkah laku (control belief). Keyakinan-keyakinan ini dapat diakibatkan
oleh pengalaman masa lalu dengan tingkah laku, tetapi dapat juga
dipengaruhi oleh informasi yang tidak langsung akan tingkah laku tersebut
25
yang dipeeroleh dengan mengobservasi pengalaman orang yang dikenal
atau teman.
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan dibentuk oleh dua
komponen. Pertama, keyakinan individu tentang kehadiran kontrol yang
berfungsi sebagai pendukung atau penghambat individu dalam bertingkah
laku (control belief). Serta persepsi individu terhadap seberapa kuat
kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam bertingkah laku
(perceived power).
4. Niat
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975:288) yang dimaksud dengan niat
(intensi) adalah kemungkinan seseorang bahwa ia akan menampilkan
suatu tingkah laku.
”A behavioral intention, therefore refers to a person subjective probability that he will perform some behavior”
Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk
perilaku (Ajzen, 1991). Hal ini berarti pada umumnya manusia bertindak
sesuai dengan niat. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki
sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana jika dia memilih
untuk melakukan perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang
lain yang berpengaruh dalam kehidupannya.
5. Ketidakpatuhan Pajak
Menurut Simon James et al yang dikutip oleh Gunadi (2005),
pengertian kepatuhan pajak (tax compliance) adalah wajib pajak
mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan
26
aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi
seksama, peringatan, atau pun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum
maupun administrasi.
Dalam Practice Note tentang Compliance Measurement yang
diterbitkan oleh Organization for Economic and Coorporation
Development-OECD (2004) dalam Wahyu Santoso (2008), kepatuhan
dibagi menjadi dua kategori, yaitu: (1) kepatuhan administratif
(administrative compliance); dan (2) kepatuhan teknis (technical
compliance). Kepatuhan administratif mencakup kepatuhan pelaporan dan
kepatuhan prosedural. Sedangkan kepatuhan teknis mencakup kepatuhan
dalam penghitungan jumlah pajak yang akan dibayar oleh wajib pajak.
Organization for Economic and Coorporation Development-OECD
(2004) dalam Wahyu Santoso (2008) juga mendefinisikan ketidakpatuhan
pajak sebagai risiko yang dihadapi oleh satu administrasi pajak berupa
pajak yang tidak dapat ditarik dari wajib pajak karena wajib pajak tersebut
tidak mematuhi ketentuan perpajakan sehingga ada pajak terutang yang
tidak dibayar.
Isu kepatuhan pajak dan hal-hal yang menyebabkan ketidakpatuhan
pajak serta upaya untuk meningkatkan kepatuhan menjadi agenda penting
di berbagai Negara. Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan
secara bersama menimbulkan upaya penghindaran pajak, baik dengan
fraud dan illegal yang disebut tax evasion, maupun penghindaran pajak
tidak dengan fraud dan dilakukan secara legal yang disebut tax avoidance.
27
Pada akhirnya tax evasion dan tax avoidance mempunyai akibat yang
sama, yaitu berkurangnya penyetoran pajak ke kas Negara. Ketika sistem
perpajakan suatu Negara telah maju, pendekatan reformasi diletakkan pada
peningkatan dalam kepatuhan dan administrasi perpajakan. Peningkatan
kepatuhan sangat penting dalam reformasi perpajakan, dan mungkin lebih
penting daripada perubahan struktural dalam sistem perpajakan (Perry dan
Whalley, 2000 dalam Sitanggang, 2009).
C. Kewajiban Moral
Kewajiban moral merupakan norma individu yang dipunyai oleh
seseorang, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain. Norma
individu ini tidak secara eksplisit termasuk dalam model Theory of Planned
Behavior (TPB). Blanthorne (2000), Kaplan, Newbery & Reckers (1997),
Hanno & Violette (1996) telah membuktikan secara empiris, bahwa
kewajiban moral berpengaruh secara negatif signifikan terhadap niat
ketidakpatuhan pajak.
Gambar 2.2 di bawah ini menggambarkan model Theory of Planned
Behavior (TPB) dan juga variabel kewajiban moral berdasarkan dari
penelitian yang dilakukan oleh Tarjo (2009).
28
Moral obligation
Sumber: Tarjo (2009)
Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior dan Kewajiban Moral
D. Etika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) etika berarti nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim, dkk (2007) mendefinisikan etika
sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang
dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau
profesi.
Teori etika menurut Chompoux (2003) dalam Arniati (2009) terdiri dari
4 teori utama, yaitu utilitarianisme, kebenaran (rights), keadilan (justice), dan
egoisme. Perilaku beretika adalah pertimbangan perilaku untuk menjadi baik,
Atitude toward the behavior
Subjective norm
Perceived behavioral
control
Intention Behavior
29
benar, adil, terhormat dan patut dipuji. Sedangkan perilaku tidak beretika
adalah pertimbangan perilaku untuk menjadi, salah, tidak adil, memalukan,
atau kurang memenuhi syarat sebagai suatu kewajiban. Pertimbangan
perilaku beretika atau tidak beretika berdasarkan pada prinsip, aturan atau
petunjuk yang berasal dari teori etika yang spesifik, ciri karakter, atau nilai
sosial.
Ajzen (1991) dalam Arniati (2009) menyatakan bahwa Theory of
Planned Behavior (TPB) terbuka untuk memasukkan tambahan variabel
prediktor, jika ingin meningkatkan prediksi niat atau perilaku setelah variabel
asli diperhitungkan. Sehingga menurut Arniati (2009) etika nampaknya
menjadi pilihan alami sebagai tambahan prediktor yang mempengaruhi
perilaku secara langsung dan melalui niat. Model ini terlihat pada gambar 2.3
dibawah ini.
Sumber: Arniati (2009) Gambar 2.3
Theory of Planned Behavior dan Etika
Subjective norm
Perceived behavioral
control
Intention Behavior
Atitude toward the behavior
Ethics
30
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dijelaskan pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Penelitian Temuan
1. Tarjo (2009)
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Bangkalan
1.Sikap (X1) 2.Norma Subyektif (X2) 4.Kewajiban Moral (X3) 5.Kontrol Keperilakuan yang dipersepsikan (X4) 6.Niat Berperilaku Tidak Patuh (Y1) 7.Ketidakpatuhan Pajak (Y2)
Structural Equation Modelling (SEM) dengan alat bantu program AMOS versi 5
-Sikap tentang ketidakpatuhan pajak berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Norma Subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Kewajiban moral berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan tidak berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan pajak. -Niat berperilaku tidak patuh berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pajak.
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Penelitian Temuan
2. Arniati (2009)
Peran Theory of Planed Behavior dan Etika Terhadap Ketaatan Pajak
1.Sikap terhadap Perilaku (X1) 2.Norma Subyektif (X2) 3.Kontrol Perilaku yang diterima (X3) 4.Etika (X4) 5.Niat (Y1) 6.Kepatuhan Pajak (Y2)
Metode Regresi Berganda
-Norma subyektif dan pengawasan prilaku yang diterima mempengaruhi niat kepatuhan pajak dari dimensi niat untuk patuh. -Faktor sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, dan etika tidak berpengaruh terhadap kepatuhan melalui variabel niat.
3. Salman (2009)
Pengaruh Sikap dan Moral Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Industri Perbankan di Surabaya
1.Sikap (X1) 2.Moral (X2) 3.Kepatuhan Wajib pajak (Y1)
Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS
Moral Wajib Pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sedangkan Sikap Wajib Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
4. Strivedi Shehata dan Mestelman (2005)
Attitudes, Incentives, And Tax Compliance
1.Attitude (X1) 2.Subjective Norms (X2) 3.Perceived Behavioural Control (X3) 4.Ethics (X4) 5.Intention (Y1) 6.Behaviour (Y2)
Eksperimen dan Kuisioner (hypothetical situation compliance)
-Sikap, norma subyektif, kontrol perilaku dianggap dan etika niat berpengaruh terhadap kepatuhan pajak, sedangkan niat kontrol, perilaku dianggap dan perilaku etika berpengaruh terhadap kepatuhan pajak
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Penelitian Temuan
-ranking dari situasi di mana mereka paling sedikit mungkin menghindari pajak atas penghasilan. bahwa perilaku dianggap variabel kontrol seperti laporan pihak ketiga, denda dan tarif audit tidak sebagai statistik signifikan sebagai faktor psikologis seperti etika
Sumber: Diolah dari Berbagai Referensi
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.4 di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran mengenai
sikap (SKP), norma subyektif (NRM), kewajiban moral (KWJ), kontrol
keperilakuan yang dipersepsikan (KTR), niat (NIA), dan etika (ETK).
33
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis
Diduga faktor sikap (SKP), norma subyektif (NRM), kewajiban moral
(KWJ), kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (KTR), niat (NIA), dan etika
(ETK) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib
pajak orang pribadi.
Faktor SKP
Faktor NRM
Faktor KWJ
Faktor KTR
Faktor NIA
Faktor ETK
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Waji Pajak Orang Pribadi
Analisis Faktor
Faktor Ke-I
Faktor Ke-II
Faktor Ke-III
Faktor Ke-n
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Jakarta Kebayoran baru yang beralamat di Jl. Ciledug Raya No. 65
Jakarta Selatan sebagai tempat melakukan penelitian. Penelitian ini
dimaksudkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak orang pribadi
yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta
Kebayoran Baru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:73). Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling yaitu
istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan
35
responden dimana unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak
menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Abdul
Hamid, 2007:30).
C. Metode Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer
dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian (Indriantoro dan Supomo, 2002:146-155).
Jenis skala yang digunakan untuk menjawab bagian pertanyaan
penelitian adalah skala likert yaitu metode yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu fenomena sosial (Indriantoro dan Supomo, 2002:104). Skala
likert yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian memiliki
lima kategori sebagaimana disajikan dalam tabel 3.1 dibawah in:
Tabel 3.1 Bobot dan Kategori Skala Likert
No. Jenis Jawaban Bobot 1. SS = Sangat Setuju 5 2. S = Setuju 4 3. R = Ragu-ragu 3 4. TS = Tidak Setuju 2 5. STS = Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: diolah
36
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak
langsung tentang obyek penelitian yang dilakukan dengan cara studi
pustaka dari berbagai buku, majalah, literatur, Peraturan Perundang-
undangan, dan sebagainya.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Suatu alat ukur (kuisioner) dikatakan valid jika pernyataan pada
kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut secara cermat. Pengujian validitas ini menggunakan
Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara
skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor. Jika korelasi
antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor
mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05, maka butir pernyataan
tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2006).
b. Uji Reliabilitas Data
Instrument dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa
variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga
37
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika
hasil dari Cronbach’s Alpha diatas 0,60, maka data tersebut mempunyai
keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006)..
2. Analisis Faktor
Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah analisis faktor.
Metode analisis faktor pertama kali digunakan oleh Charles Spearmen
untuk memecahkan masalah psikologi dalam tulisannya di American
Journal of Psychology pada tahun 1904, mengenai penetapan dan
pengukuran intelektual. Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk
mereduksi data. Mereduksi data merupakan proses untuk meringkas faktor
menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor.
Menurut Ety Rochaety, dkk, (2007:184) analisis faktor merupakan
sebuah analisis yang mencari hubungan interdependensi antar variabel,
sehingga mampu mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor
yang menyusunnya. Tujuan terpenting dari analisis faktor adalah
menjelaskan hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa
faktor.
Sedangkan menurut Bilson Simamora (2005:106) analisis faktor
dapat digunalan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel
ataupun antar responden, mencari dimensi-dimensi lain yang mewakili
variabel-variabel, mencari korelasi antar responden, selain itu juga
digunakan untuk mengurangi data. Faktor-faktor tersebut merupakan
38
besaran acak yang tidak dapat diamati secara langsung. Model analisis
faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3 ……………….. + AimFm + ViUi
Dimana:
Xi : Variabel standar yang ke-i
Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variable ke-I pada
common factor j
F : Common factor
Vi : Koefisien regresi berganda standar dari variable ke-i pada
faktor unik-i
Ui : Faktor unik variabel-i
M : Banyaknya common factor
Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common
faktor. Common faktor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel
yang diteliti.
Dengan persamaan:
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ………… + WikXk
Dimana:
Fi : Faktor ke-I yang diestimasi
Wi : Bobot atau koefisien Core Factor
Xk : Banyaknya variabel X pada faktor ke-k
Proses Analisis Faktor
a. Memilih variabel yang akan di analisis.
39
b. Menguji variabel-variabel dengan menggunakan metode Barlett test of
Sphericiti serta Measure of Sampling Adequancy (MSA).
1) Lihat angka Bartletts Test dan Measure of Sampling Adequancy
(MSA).
2) Lihat anti-image correlation untuk melihat variabel mana yang
bernilai < 0,5.
3) Jika masih ada variabel yang bernilai < 0,5 maka harus
mengeluarkan variabel tersebut, kemudian pengujian diulangi
kembali sampai tidak ada variabel bernilai < 0,5.
c. Melakukan faktoring dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji
variabel. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi
variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor.
d. Malakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang
terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke
dalam faktor tertentu.
e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk yang dianggap bisa
mewakili variabel-variabel anggota tersebut.
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid.
Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO
haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan hadrus berada dibawah 0,05
sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1
dengan kriteria:
40
1) MSA = 1, variabel dapat prediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang
lain.
2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut.
3) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diperdiksi dan tidak bisa dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing faktor yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan
dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Sikap
Sikap tentang ketidakpatuhan pajak dalam penelitian ini
dimaksudkan sebagai aspek perasaan yang dimiliki oleh Wajib Pajak
Orang Pribadi yang ditentukan secara langsung oleh keyakinan yang
dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi tentang perilaku ketidakpatuhan
pajak. Pengkuran variabel ini mereplikasi penelitian Tarjo (2009), yaitu:
keinginan membayar pajak lebih kecil dari yang seharusnya, perasaan
pemanfaatan pajak yang tidak transparan, perasaan dirugikan oleh sistem
perpajakan, dan biaya suap kepada petugas pajak lebih kecil dibandingkan
dengan pajak yang bisa dihemat. Dan mencoba menambahkan dari Arniati
(2009) yaitu: sulitnya peraturan perpajakan, frekuensi perubahan
peraturan, serta besar dan banyaknya jenis tarif pajak.
41
2. Norma Subyektif
Norma subyektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah norma
subyektif terhadap ketidakpatuhan pajak, yaitu kekuatan pengaruh
pandangan orang-orang di sekitar Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap
perilaku ketidakpatuhan pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Seseorang
dapat terpengaruh atau tidak terpengaruh, sangat tergantung dari kekuatan
kepribadian orang yang bersangkutan dalam menghadapi orang lain.
Indikator norma subyektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teman, anggota keluarga, pasangan dan petugas pajak. Dan menambahkan
dari Arniati (2009) konsultan pajak, pimpinan, dan rekan kerja.
3. Kewajiban Moral
Kewajiban moral yang dimaksud dalam penelitian ini adalah norma
individu yang dipunyai oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang satu, namun
kemungkinan tidak dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang lain.
Pengukuran kewajiban moral yang digunakan dalam penelitian ini
mereplikasi penelitian Tarjo (2009), yaitu: melanggar etika, perasaan
bersalah, prinsip hidup, dan melanggar prosedur sebagai wajib pajak.
4. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sejumlah kontrol yang diyakini Wajib Pajak Orang
Pribadi yang akan menghambat mereka dalam menampilkan perilaku
ketidakpatuhan pajak. Pengukuran kontrol keperilakuan yang
dipersepsikan yang digunakan dalam penelitian ini mereplikasi penelitian
42
Tarjo (2009), yaitu: kemungkinan diperiksa petugas pajak, kemungkinan
dikenai sanksi (sanksi administrasi dan sanksi pidana), dan kemungkinan
pelaporan pihak ketiga.
5. Niat
Niat berperilaku tidak patuh yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kecenderungan atau keputusan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk
melakukan perilaku ketidakpatuhan pajak. Dalam mengukur variabel laten
niat untuk berperilaku tidak patuh, responden akan dimintai pendapatnya
tentang 2 pernyataan yang mewakili 2 variabel niat, yaitu: kecenderungan
dan keputusan untuk tidak patuh terhadap ketentuan perpajakan. Dan juga
menambahkan dari penelitian Arniati (2009) yaitu: berniat untuk
melaporkan pendapatan dengan benar dan niat untuk menyajikan laporan
dengan benar.
6. Etika
Etika yang dimaksudkan dalam penelitian ini cenderung pada etika
sebagai utilitarianisme, karena tindakan yang kita lakukan akan
memberikan manfaat yang lebih baik dibandingkan tindakan lainnya, tapi
bukan tidak mungkin etika untuk kepatuhan pajak ini akan menuju kepada
etika berdasarkan keadilan, karena wajib pajak yang merasa sudah
mendapatkan manfaat dari pembayaran pajaknya dan diterapkannya
Undang-Undang Perpajakan yang adil, akan mendorong wajib pajak untuk
patuh dalam membayar dan melaporkan pajaknya. Oleh karena itu
pengukuran etika yang digunakan adalah manfaat dan keadilan. Serta
43
menambahkan berdasarkan Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim, dkk
(2007) yaitu: imbalan yang diterima, organisasi tempat bekerja,
lingkungan keluarga, dan emotional quotient wajib pajak.
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala Sikap (Tarjo, 2009)
1. Keinginan membayar pajak lebih kecil dari seharusnya
2. Perasaan pemanfaatan pajak yang tidak transparan
3. Perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan
4. Biaya suap kepada petugas pajak yang lebih kecil dibandingkan pajak yang bisa dihemat
5. Sulitnya peraturan perpajakan 6. Frekuensi perubahan peraturan 7. Besar dan banyaknya jenis tarif
pajak
Likert
Norma Subyektif (Tarjo, 2009)
1. Pengaruh teman 2. Pengaruh keluarga 3. Pengaruh pasangan 4. Pengaruh petugas pajak 5. Konsultan pajak 6. Pimpinan 7. Rekan kerja
Likert
Kewajiban Moral (Tarjo, 2009)
1. Melanggar etika 2. Perasaan bersalah 3. Prinsip hidup 4. Melanggar prosedur
Likert
Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (Tarjo, 2009)
1. Kemungkinan diperiksa petugas pajak
2. Kemungkinan dikenai sanksi administrasi
3. Kemungkinan dikenai sanksi pidana 4. Kemungkinan pelaporan oleh
pihak ketiga
Likert
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Variabel Indikator Skala Niat (Tarjo, 2009)
1. Kecenderungan pribadi untuk melakukan ketidakpatuhan pajak
2. Keputusan pribadi untuk melakukan ketidakpatuhan pajak
3. Berniat melaporkan pendapatan dengan benar
4. Berniat menyajikan laporan dengan Benar
Likert Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi
Etika (Arniati, 2009)
1. Memberikan manfaat 2. Adil 3. Imbalan yang diterima wajib pajak 4. Organisasional wajib pajak 5. Lingkungan keluarga wajib pajak 6. Emotional quotient wajib pajak
Likert
Sumber: Diolah dari Berbagai Referensi
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebayoran
Lama
Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Jakarta Kebayoran Lama
dibentuk sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: PMK-
132/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Sebagai KPP modern,
struktur organisasi mengalami perubahan sesuai fungsi yang
menggabungkan fungsi pelayanan KPP, fungsi pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB)
dan fungsi pemeriksaan Kantor Pemeriksaan Pajak (Karikpa) ke dalam
satu atap pelayanan KPP Pratama.
2. Visi, Misi, dan Nilai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
a. Visi
Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
b. Misi
Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang
Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan
46
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui sistem
administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
c. Nilai
1) Integritas yaitu menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu
memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang
diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.
2) Profesionalisme yaitu memiliki kompetensi dibidang profesi dan
menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi,
kewenangan, serta norma-norma profesi, etika, dan sosial
3) Inovasi yaitu memiliki Pemikiran yang bersifat terobosan dan atau
alternatif pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan
aturan dan norma yang berlaku.
4) Teamwork yaitu memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan
orang, pihak lain, serta membangun network untuk menunjang tugas
dan pekerjaan.
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Kebayoran Lama
Kepala Kantor
Pelayanan Pengawasan dan
Konsultasi
Ekstensifikasi Pemeriksaan Penagihan Subbag Umum
PDI
Fungsional Pemeriksaan
47
4. Fungsi dan Tugas
a. Pelayanan
Layanan NPWP dan PKP, layanan administrasi dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan SPT dan Surat-surat wajib pajak, penerbitan
produk hukum perpajakan, penyuluhan dan konsultasi tekhnis
penyuluhan perpajakan, bimbingan wajib pajak/help desk, layanan PBB
dan BPHTB, pengurangan PBB.
b. Intensifikasi & Ekstensifikasi
Pengawasan kepatuhan (soft enforcement: profiling, mapping,
benchmarking wajib pajak), analisis kinerja wajib pajak, penerbitan
syarat himbauan, case management, pendataan subjek dan objek pajak,
pemutakhiran basis data, appraisal objek PBB.
c. Hard Enforcement
Restitusi, administrasi dan pelaksanaan pemeriksaan, administrasi
piutang pajak, penagihan paksa, sita, lelang.
d. Pendukung
Urusan rumah tangga kantor, keuangan, SPM, data penerimaan MPN,
administrasi pengolahan data wajib pajak, dukungan tekhnis komputer,
aplikasi sistem.
5. Cakupan Wilayah Kerja
KPP Kebayoran Lama melayani wajib pajak yang berdomisili di
wilayah Kecamatan Kebayoran Lama dan Kecamatan Pesanggrahan, yang
terdiri atas sebelas (11) kelurahan, yaitu:
48
a. Kecamatan Kebayoran Lama terdiri atas:
1) Kel Pondok Pinang
2) Kel Kebayoran Lama Selatan
3) Kel Kebayoran Lama Utara
4) Kel Cipulir
5) Kel Grogol Selatan
6) Kel Grogol Utara
b. Kecamatan Pesanggrahan terdiri atas:
1) Kel Bintaro
2) Kel Pesanggrahan
3) Kel Ulujami
4) Kel Petukangan Selatan
5) Kel Petukangan Utara
Wilayah layanan tersebut dibagi menjadi 4 (empat) seksi
pengawasan dan konsultasi (Seksi Waskon) dengan merujuk kepada batas
jalan, batas alam dan blok Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Untuk melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan kepada
Wajib Pajak (WP) di wilayah tersebut, telah ditugaskan 20 (dua puluh)
orang pegawai Account Representative (AR). Para AR di Seksi Waskon
bertanggungjawab untuk memberikan layanan perpajakan atas seluruh
jenis pajak termasuk layanan PBB dan layanan Bea Pengalihan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) secara langsung, edukasi, asistensi serta
mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak.
49
6. Karakteristik dan Jumlah Wajib Pajak
Wilayah KPP Kebayoran Lama meliputi pula permukiman
masyarakat menengah keatas seperti perumahan Pondok Indah, Permata
Hijau, Kebayoran dan Senayan, dengan potensi orang pribadi yang sangat
besar untuk dilakukan penggalian penerimaan pajaknya. Untuk wajib
pajak badan, jenis usaha yang dominan adalah usaha perdagangan di ikuti
sektor jasa. Industri pengolahan atau pabrikasi hanya 5% dari keseluruhan
sektor usaha. Dengan potensi wilayah dan Wajib Pajak Orang Pribadi
(WPOP) yang lebih besar maka KPP Kebayoran Lama memiliki banyak
kesempatan untuk dapat melakukan ekstensifikasi namun disisi lain jumlah
WPOP yang sangat besar juga dapat mempengaruhi beban administrasi
dan pelayanan bagi KPP Kebayoran Lama.
Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Kebayoran lama
7. Pelayanan
Selain mengemban Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak, KPP
Kebayoran Lama memiliki tujuan untuk bisa terus meningkatkan
kesadaran para wajib pajak akan kewajibannya melalui peningkatan
Jenis WP 2005 2006 2007 2008 2009 WP Badan Terdaftar 9.736 10.535 11.362 11.857 12.694 Efektif 9.711 10.323 11.231 11.803 12.640 WP Orang Pribadi Terdaftar 24.017 26.955 28.597 40.560 78.686 Efektif 23.995 26.822 28.325 40.295 77.331 Sumber: KPP Pratama Kebayoran Lama
50
pelayanan kepada wajib pajak. Upaya KPP Kebayoran Lama tidak cukup
hanya dengan meminta kepada wajib pajak agar mematuhi ketentuan
perpajakan saja, tetapi KPP Kebayoran Lama juga berkewajiban untuk
dapat selalu memberikan informasi dan edukasi kepada wajib pajak, serta
selalu meyakinkan bahwa tindakan memenuhi kewajiban perpajakan dapat
dilakukan semudah dan sesederhana mungkin.
8. Penegakan Hukum
Untuk menjaga moral dan menegakkan asas keadilan bagi wajib
pajak yang patuh maka terhadap wajib pajak yang tidak patuh akan
dilakukan tindakan lebih berupa dilakukannya pemeriksaan khusus dan
penagihan aktif. Ketidakpatuhan wajib pajak tersebut bukan saja karena
unsur kesengajaan namun juga karena kekurangpahaman atas ketentuan
perpajakan dari kelalaian untuk melakukan suatu kewajiban. Untuk itu,
tindakan pemeriksaan dan penagihan aktif selalu memprioritaskan resiko
tertinggi sesuai analisis resiko yang dibuat oleh AR. Sebelum dilakukan
tindakan pemeriksaan khusus, AR akan mengirimkan surat himbauan,
surat tegoran dan panggilan konseling kepada wajib pajak.
9. Kesiapan Sumber Daya Manusia
Sebagai kantor pelayanan pajak modern yang menerapkan prinsip
good governance dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak, maka
setiap pegawai KPP Kebayoran Lama telah dibekali pengetahuan
perpajakan serta standar perilaku yang secara jelas mengatur tentang
kewajiban dan larangan pegawai (kode etik pegawai DJP). Peningkatan
51
pengetahuan pegawai dilakukan dengan melakukan pembelajaran bersama
secara rutin dan diskusi terbuka atas kasus permasalahan wajib pajak
sehingga dicapai solusi terbaik. KPP Kebayoran Lama akan selalu
meningkatkan kemampuan pegawai sampai pada tingkat reputasi yang
baik dalam hal kecakapan teknis, efisien dan efektif dalam hal kecepatan
pelayanan, tepat dan memberikan keputusan yang adil. Setiap pegawai
KPP Kebayoran Lama telah menyadari bahwa setiap tindakan, sikap dan
keputusan yang dibuat kepada wajib pajak dalam rangka pelaksanaan
tugasnya akan mempunyai pengaruh langsung terhadap kepercayaan
Wajib Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Tabel 4.2 Komposisi Sumber Daya Manusia KPP Pratama Kebayoran Lama
Tingkat Pendidikan No Golongan SD SMP SMA DI DII DIII DIV S1 S2 S3
Jumlah
1 I 1 1 2 II 2 8 4 15 4 33 3 III 21 1 9 32 5 7 75 4 IV 1 2 1 4
Sumber: KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama
B. Statistik Deskriptif Responden
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu
dengan cara membagikan kuesioner yang berjumlah 120 buah kepada wajib
pajak berdasarkan data Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Kebayoran Lama. Karakteristik responden disajikan dalam tabel 4.3
berikut ini:
52
Tabel 4.3 Data Statistik Responden
Jenis Kategori Keterangan Jumlah Responden Persentase
1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan
78 orang 42 orang
65 % 35 %
2. Usia a. < 20 tahun b. 20 - 30 tahun c. 31 - 40 tahun d. 41 - 50 tahun e. > 50 tahun
- 60 orang 36 orang 18 orang 6 orang
- 50 % 30 % 15 %
5 % 3. Pendidikan a. SMA/Sederajat
b. D3 c. S1 d. S2 e. S3 f. Lainnya (D1)
24 orang 18 orang 63 orang 12 orang
- 3 orang
20 % 15 %
52,5 % 10 %
- 2,5 %
4. Status a. Belum Menikah b. Menikah
57 orang 63 orang
47,5 % 52,5 %
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa responden laki-laki
lebih dominan dalam pengisian kuesioner yaitu berjumlah 78 orang
sedangkan responden perempuan berjumlah 42 orang. Selanjutnya
berdasarkan tabel tersebut usia responden tidak ada yang berumur di bawah
20 tahun, usia responden yang berumur 20-30 tahun lebih banyak yaitu
berjumlah 60 orang, kemudian diikuti responden yang berumur 31-40 tahun
berjumlah 36 orang, dan responden yang berumur 41-50 tahun berjumlah 18
orang, kemudian usia di atas dari 50 tahun berjumlah 6 orang.
Pada tabel 4.3 di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah responden
berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan tingkat
SMA/Sederajat dengan kategori non perguruan tinggi sebanyak 24 orang atau
53
20%, sedangkan responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi
yang meliputi Diploma (D1, D2, D3), S1, S2, S3 berjumlah 96 orang atau
80%. Artinya, kondisi ini menggambarkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi
yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama sebagian besar
berpendidikan terakhir hingga perguruan tinggi. Kemudian berdasarkan tabel
tersebut menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini rata-rata telah
menikah yaitu berjumlah 63 orang atau 52,5%, sedangkan yang belum
menikah berjumlah 57 orang atau 47,5%.
C. Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pernyataan dalam kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2006). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikan di bawah 0,05 maka butir pernyataan itu dikatakan valid.
b. Reliabilitas Data
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan
54
hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Penghitungan
reliabilitas ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha (Ghozali,
2006). Jika hasil dari Cronbach’s Alpha diatas 0,60, maka data tersebut
mempunai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006).
Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas data
dari keenam variabel dengan 120 sampel responden.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel Butir Pernyataan
Pearson Correlation
Sig. (2-tiled) Ket Cronbach’s
Alpha Ket
SKP 1 2 3 4 5 6 7
0,671** 0,647** 0,673** 0,415** 0,639** 0,722** 0,628**
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,745 Reliabel
NRM 8 9
10 11 12 13 14
0,712** 0,751** 0,737** 0,682** 0,756** 0,689** 0,776**
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,852 Reliabel
KWJ 15 16 17 18
0,695** 0,794** 0,822** 0,563**
0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid
0,697 Reliabel
KTR 19 20 21 22
0,748** 0,671** 0,791** 0,652**
0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid
0,677 Reliabel
NIA 29 30 31 32
0,701** 0,774** 0,730** 0,710**
0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid
0,704 Reliabel
Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Tabel 4.4 (Lanjutan)
Variabel Butir Pernyataan
Pearson Correlation
Sig. (2-tiled) Ket Cronbach’s
Alpha Ket
ETK 23 24 25 26 27 28
0,695** 0,698** 0,407** 0,528** 0,620** 0,643**
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,637 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel di atas dari hasil pengujian validitas dan
reliabilitas kuisioner pada penelitian ini dapat dilihat bahwa semua
pernyataan pada masing-masing pernyataan setiap variabel dapat
dikatakan valid karena setiap pernyataan memiliki nilai signifikansi di
bawah 0,05 atau Sig < 0,05. Berdasarkan data pada tabel tersebut juga
semua instrumen dinyatakan reliabel karena memiliki nilai cronbach’s
alpha diatas 0,60.
2. Uji Analisis Faktor
Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan Metode Kaiser-
Meiyer-Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih dari (0,5) dan metode
pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Adapun proses
seleksi variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Uji Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO) dan Barlette’s Test
Uji KMO dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor dalam
penelitian valid atau tidak. Angka KMO dan Barlette’s Test harus di atas
(0,5). Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria (Sarwono, 2008:257):
56
1) Jika profitabilitas (sig) < 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat
dianalisis lebih lanjut.
2) Jika profitabilitas (sig) > 0,05 maka variabel penelitian dapat
dianalisis lebih lanjut.
b. Anti Image Matrics
Untuk melihat variabel-variabel mana yang layak untuk dibuat analisis
faktor serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan sebagai
faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai
lebih besar atau sama dengan (0,5). Jika nilainya lebih besar atau sama
dengan (0,5) maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid
dan tidak ada faktor yang direduksi. Pada bagian Anti-Image
Correlation yang pertama kali harus dikeluarkan adalah variabel yang
memiliki nilai MSA paling kecil dan kurang dari (0,5). Besarnya angka
MSA berkisar antara 0 dan 1 dengan kriteria sebagai berikut (Sarwono,
2008:257):
1) MSA = 1, item tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh item
lain.
2) MSA > 0,5, item masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih lanjut.
3) MSA < 0,5, item tidak bisa diprediksi dan tidak bias dianalisis lebih
lanjut.
c. Eigenvalue
Eigenvalue digunakan untuk menganalisis layak suatu faktor baru.
Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigenvalue lebih besar
57
atau sama dengan 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki
eigenvalue kurang dari 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau
tidak digunakan.
d. Kumulatif Varians
Nilai kumulatif varians menunjukan besarnya tingkat keterwakilan
faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syaratnya
apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau
semula maka nilai kumulatif varians > 60%.
e. Nilai Loading
Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu
varian masuk ke dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat dari
eigenvalue, jika eigenvalue lebih dari 1 maka suatu varian layak masuk
ke dalam faktor baru.
Dalam penelitian ini tahap pertama pada analisis faktor adalah
menilai 32 pernyataan yang akan membentuk 6 variabel, yaitu Sikap (X1),
Norma Subyektif (X2), Kewajiban Moral (X3), Kontrol Keperilakuan yang
Dipersepsikan (X4), Niat (X5), dan Etika (X6). Variabel ini terdiri dari
item-item pernyataan. Data ini diolah dengan alat bantu software SPSS 17.
Ke-6 variabel yang telah dianggap valid dan reliabel, kemudian
dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah nilainya lebih
besar dari nilai KMO dan Bartlett’s Test yang diatas 0,5. Berikut ini adalah
tabel dari nilai KMO dan Bartlett’s Test.
58
Tabel 4.5 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .637 Approx. Chi-Square 198.045
df 15
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Pengujian untuk melihat apakah data dan variabel/item cukup layak,
dapat dilihat nilai dari statistik KMO. Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa
nilai KMO adalah 0,637 dan tingkat signifikansinya 0,000. Nilai KMO
yang lebih besar dari 0,5 menunjukan bahwa variabel-variabel yang
digunakan dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor.
Tabel 4.6 Anti-image Matrices
SKP NRM KWJ KTR NIA ETK
SKP .385 -.018 .252 .225 .000 -.090
NRM -.018 .714 .039 -.004 .004 -.346
KWJ .252 .039 .506 -.006 -.087 -.029
KTR .225 -.004 -.006 .558 -.142 -.147
NIA .000 .004 -.087 -.142 .859 .069
Anti-image Covariance
ETK -.090 -.346 -.029 -.147 .069 .680
SKP .623a -.035 .572 .486 .000 -.175
NRM -.035 .568a .065 -.006 .005 -.496
KWJ .572 .065 .695a -.011 -.133 -.050
KTR .486 -.006 -.011 .673a -.204 -.239
NIA .000 .005 -.133 -.204 .809a .090
Anti-image Correlation
ETK -.175 -.496 -.050 -.239 .090 .482a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
59
Angka MSA dalam tabel Anti Image Matrices yang terdapat pada
Anti Image Correlation, yaitu angka korelasi yang bertanda a (arah dari
kiri atas ke kanan bawah). Agar dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut
nilai Anti-Image Correlation untuk masing-masing variabel harus lebih
besar dari 0,5.
Dari hasil output pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa hasil Anti
Image Matriks yang terdapat pada Anti Image Correlation menunjukkan
bahwa variabel Etika (X6) memiliki nilai MSA 0,482. Nilai ini lebih kecil
dari 0,5 sehingga variabel ini harus dikeluarkan dari analisis.
Berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan Bartlett’s Test setelah
mengeluarkan variabel Etika dari analisis.
Tabel 4.7 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .682
Approx. Chi-Square 153.697
df 10
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 diatas nilai KMO setelah variabel Etika (X6)
dikeluarkan berubah menjadi 0,682 dengan signifikansi 0,000. Nilai KMO
yang lebih besar dari 0,5 ini menunjukan bahwa variabel-variabel yang
digunakan dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor.
60
Tabel 4.8 Anti-image Matrices
SKP NRM KWJ KTR NIA
SKP .397 -.087 .257 .225 .009
NRM -.087 .948 .032 -.111 .052
KWJ .257 .032 .507 -.013 -.085
KTR .225 -.111 -.013 .592 -.135
Anti-image Covariance
NIA .009 .052 -.085 -.135 .867
SKP .631a -.143 .573 .465 .015
NRM -.143 .548a .047 -.148 .057
KWJ .573 .047 .695a -.024 -.129
KTR .465 -.148 -.024 .711a -.189
Anti-image Correlation
NIA .015 .057 -.129 -.189 .833a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Pada tabel 4.8 dapat terilihat bahwa masing-masing variabel
memiliki nilai MSA sebesar 0,631 untuk Sikap (X1), 0,548 untuk Norma
Subyektif (X2), 0,695 untuk Kewajiban Moral (X3), 0,711 untuk Kontrol
Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4), dan 0,833 untuk Niat (X5).
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.8 diatas, nilai Measure of
Sampling Adequancy (MSA) secara keseluruhan nilai MSA-nya sudah
diatas 0,5 dengan tingkat signifikansi jauh dibawah 0,05. Maka variabel
dan sampel yang ada secara keseluruhan sudah dapat dianalisis lebih
lanjut.
61
Tabel 4.9 Communalities
Initial Extraction
SKP 1.000 .781 NRM 1.000 .966 KWJ 1.000 .680 KTR 1.000 .678 NIA 1.000 .298
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Selanjutnya, berdasarkan output SPSS yang ada pada tabel 4.9 di
atas kita dapat melihat nilai komunalnya. Dimana pada
dasarnya Communalities adalah proporsi dari varian suatu item peubah
asal yang bias dijelaskan oleh faktor utamnya. Nilai communalities
menjelaskan seberapa besar keragaman atau varians item/peubah asal yang
dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Nilai-nilai yang ada
menunjukkan kemampuan faktor-faktor yang terbentuk dalam
menerangkan varian item/peubah asal. Nilai yang terbesar dimiliki oleh
variabel Norma Subyektif sebesar 0,966 yang artinya 96,6% varian dari
Norma Subyektif dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk.
Sedangkan nilai terkecil dimiliki oleh variabel Niat yaitu sebesar 0,298
yang artinya 29,8% varian dari Niat dapat diterangkan oleh faktor-faktor
yang terbentuk. Semakin besar nilai communalities, berarti semakin erat
hubungannya dengan faktor yang terbentuk.
Tahapan selajutnya adalah melakukan pengujian Total Variance
Explained. Menurut Singgih Santoso (2004:43), menjelaskan bahwa tabel
62
Total Variance Explained menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk.
Dalam melihat faktor yang terbentuk dapat dilihat pada nilai eigenvalue-
nya. Untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus dilihat nilai
eigenvalue-nya harus berada diatas satu (1), jika sudah berada dibawah
satu (1) maka sudah tidak terdapat faktor yang terbentuk. Eigenvalue
menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung
varians dari total variabel yang ada. Jumlah angka eigenvalue susunannya
selalu diurutkan pada nilai yang terbesar sampai yang terkecil.
Tabel 4.10 Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Compo
nent Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 2.400 47.997 47.997 2.400 47.997 47.997 2.362 47.247 47.247
2 1.004 20.078 68.075 1.004 20.078 68.075 1.041 20.829 68.075
3 .810 16.198 84.274
4 .526 10.514 94.788
5 .261 5.212 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Tabel Total Variance Explained diatas terlihat bahwa hanya terdapat
dua faktor yang terbentuk, hal ini senada dengan kriteria pembentukan
jumlah faktor dalam analisis faktor, jika eigenvalue kurang dari 1 maka
tidak dapat digunakan pembentukan faktor (Singgih Santoso, 2007:43).
Karena dengan satu sampai dua faktor angka eigenvalue masih > 1. Akan
tetapi untuk tiga faktor, angka eigenvalue sudah < 1, yakni 0,810 sehingga
proses faktoring berhenti pada 2 (dua) faktor saja.
63
Jumlah faktor pada analisis faktor ini ditentukan berdasarkan nilai
proporsi kumulatif. Bila nilai proporsi kumulatifnya berkisar antara 60% –
70%, maka komponen tersebut dapat dipilih sebagai komponen/faktor
utamanya. Berdasarkan ketentuan tersebut maka terdapat dua komponen
utama yang mempunyai proporsi kumulatifnya berkisar antara 60% – 70%.
Sehingga kedua komponen utama tersebut merupakan ringkasan informasi
terbaik dari sejumlah item yang di analisis. Pada tabel 4.10 di atas dapat
dijelaskan terbentuknya dua faktor setelah terjadi penyederhanaan dari
beberapa item aslinya. Faktor pertama dengan proporsi kumulatif berkisar
antara 60% – 70% mampu menjelaskan 47,997% dari keragaman total
item-item penelitian, sedangkan faktor kedua dapat menjelaskan 20,078%
dari keragaman total. Jadi kumulatif kedua faktor terbentuk dapat
menerangkan sebesar 68,075% dari total keragaman item-item penelitian.
Tabel 4.11
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Component Matrixa
Component
1 2
SKP -.884 .000
NRM -.224 .957
KWJ .824 -.043 KTR .771 .289
NIA .544 .047
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.
64
Tahapan selanjutnya adalah menentukan item-item yang dominan
pada setiap komponen tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Component
Matrix yang menunjukkan distribusi item penelitian ke dua faktor yang
terbentuk. Component Matrix terdiri dari item awal terhadap faktor yang
terbentuk. Dengan melihat faktor pembobot dapat ditentukan suatu item
masuk ke faktor mana dengan melihat besarnya faktor pembobot pada
setiap item terhadap dua komponen utama tersebut (ekstraksi). Pada
awalnya, ekstraksi tersebut masih sulit untuk menentukan item dominan
yang termasuk dalam faktor karena nilai korelasi yang hampir sama dari
beberapa item. Kesulitan tersebut terjadi pada variabel Sikap dimana kita
sulit menentukan apakah variabel tersebut masuk ke faktor 1 atau faktor 2.
Tabel 4.12
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
SKP -.872 .144
NRM -.064 .981
KWJ .805 -.177
KTR .808 .159
NIA .544 -.043
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.
65
Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan rotasi yang dapat dilihat
pada tabel 4.12 di atas. Dalam penelitian ini rotasi yang dipakai adalah
dengan metode varimax. Mekanisme rotasi varimax adalah dengan
membuat korelasi item hanya dominan terhadap satu faktor. Caranya
dengan membuat korelasi item mendekati nilai mutlak 1 dan 0 pada setiap
faktor, sehingga memudahkan dalam interpretasi item dominan. Dapat
dilihat bahwa setelah rotasi, kita dapat lebih mudah menentukan ke faktor
1 atau 2 suatu item/peubahan masuk.
D. Pembahasan dan Interpretasi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden,
dari 120 responden yang menjadi responden pada penelitian ini laki-laki lebih
dominan dalam pengisian kuesioner yaitu berjumlah 78 orang sedangkan
responden perempuan berjumlah 42 orang. Berdasarkan usia, tidak ada
responden yang berumur di bawah 20 tahun, usia responden yang berumur
20-30 tahun lebih banyak yaitu berjumlah 60 orang, kemudian diikuti
responden yang berumur 31-40 tahun berjumlah 36 orang, dan responden
yang berumur 41-50 tahun berjumlah 18 orang, kemudian usia di atas dari 50
tahun berjumlah 6 orang. Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan
terakhir tersebar pada pendidikan tingkat SMA/Sederajat dengan kategori non
perguruan tinggi sebanyak 24 orang atau 20%, sedangkan responden yang
berpendidikan terakhir perguruan tinggi yang meliputi Diploma (D1, D2,
D3), S1, S2, S3 berjumlah 96 orang atau 80%. Artinya, kondisi ini
66
menggambarkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Kebayoran Lama sebagian besar berpendidikan terakhir hingga
perguruan tinggi. Kemudian berdasarkan status menunjukkan bahwa
responden dalam penelitian ini rata-rata telah menikah yaitu berjumlah 63
orang atau 52,5%, sedangkan yang belum menikah berjumlah 57 orang atau
47,5%.
Dari hasil analisis faktor, pada pengujian Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO)
dan Barlette’s Test didapat nilai sebesar 0,637 > 0,5, maka proses analisis
dapat dilanjutkan. Untuk nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA) pada
masing-masing pernyataan/sub variabel agar analisis dapat dilanjutkan nilai
MSA > 0,5, sedangkan berdasarkan hasil SPSS pada tabel 4.6 diketahui
bahwa variabel Etika (X6) memiliki nilai MSA 0,482 (MSA < 0,5) yang
artinya variabel ini harus dikeluarkan dari analisis. Hal ini berarti variabel
Etika bukanlah merupakan faktor yang membentuk ketidakpatuhan wajib
pajak orang pribadi, ini sejalan dengan temuan Arniati (2009) yang
memberikan kesimpulan bahwa etika tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Sehingga variabel yang dianalisis berkurang menjadi
lima variabel yaitu: Sikap (X1), Norma Subyektif (X2), Kewajiban Moral
(X3), Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4), dan Niat (X5).
Setelah variabel Etika (X6) dikeluarkan dari analisis, dilakukan uji
Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO) dan Barlette’s Test kembali yang kemudian
menghasilkan nilai 0,682, nilai ini lebih besar 0,045 daripada analisis
sebelumnya yakni 0,637 yang mengikutsertakan variabel Etika didalamnya.
67
Setelah variabel Etika dikeluarkan nilai Measure of Sampling Adequancy
(MSA) pada masing-masing pernyataan/sub variabel diketahui bahwa seluruh
pernyataan yang diajukan pada penelitian ini dapat dilakukan analisis faktor
karena masing-masing variabel telah memiliki nilai MSA diatas 0,5. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima variabel yang diajukan pada
penelitian ini memiliki pengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama.
Berdasarkan hasil pengujian Total Variance Explained diperoleh bahwa
dari lima variabel yang dianalisis terbentuk dua faktor. Faktor pertama
dengan proporsi kumulatif berkisar antara 60% – 70% mampu menjelaskan
47,997% dari keragaman total item-item penelitian, sedangkan faktor kedua
dapat menjelaskan 20,078% dari keragaman total. Jadi kumulatif kedua faktor
terbentuk dapat menerangkan sebesar 68,075% dari total keragaman item-
item penelitian.
Interprestasi
Dalam penelitian ini terbentuk dua faktor karena memiliki eigenvalue
diatas 1 (satu). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor pertama di dominasi oleh Kewajiban Moral yang memiliki nilai
eigenvalue 0,810 dengan nilai loading 0,805, Kontrol Keperilakuan
yang Dipersepsikan memiliki nilai eigenvalue 0,526 dengan nilai
loading 0,808, dan Niat yang memiliki nilai eigenvalue 0,261 dengan
nilai loading 0,544.
68
2. Faktor kedua di dominasi oleh Sikap yang memiliki nilai eigenvalue
2,400 dengan nilai loading 0,144 dan Norma Subyektif memiliki nilai
eigenvalue 1,004 dengan nilai loading 0,981.
Nilai rata-rata Communalities dari semua variabel adalah sebesar
0,6806 nilai ini lebih besar daripada nilai KMO yaitu sebesar 0,637 sehingga
faktor-faktor yang dianalisis dalam penelitian ini dapat dipercaya dalam
memprediksi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang
pribadi adalah Sikap, Norma Subyektif, Kewajiban Moral, Kontrol
Keperilakuan yang Dipersepsikan, dan Niat. Dan faktor yang paling dominan
mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi adalah Norma
Subyektif dengan nilai loading 0,981. Norma Subyektif ini merupakan
komponen yang berisi keputusan yang dibuat Wajib Pajak setelah
mempertimbangkan pandangan orang-orang yang mempengaruhi norma-
norma subyektif tentang ketidakpatuhan pajak. Wajib Pajak yang memiliki
keyakinan bahwa orang lain/lingkungan (teman, keluarga, pasangan, petugas
pajak, konsultan pajak, pimpinan, dan rekan kerja) berpendapat sebaiknya dia
melakukan ketidakpatuhan pajak, akan menyebabkan dirinya berperilaku
tidak patuh.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data berupa kuisioner yang dikumpulkan terhadap
120 wajib pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Kebayoran Lama dan
pengujian yang dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
model analisis faktor, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil Anti Image Matriks yang terdapat pada Anti Image
Correlation menunjukkan bahwa variabel etika bukan merupakan faktor
pembentuk ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang
pribadi terdiri dari dua faktor yang terbentuk dengan menggunakan uji
kelayakan dengan metode Rotated Component Matrix, faktor tersebut
adalah:
a. Faktor pertama, terdiri dari Kewajiban Moral, Kontrol Keperilakuan
yang Dipersepsikan, dan Niat.
b. Faktor kedua, terdiri dari Sikap dan Norma Subyektif.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, implikasi pertama
dalam penelitian ini yaitu yang dimaksud dengan etika dalam perpajakan
adalah tindakan untuk mematuhi peraturan perpajakan atau UU Perpajakan
yang di canangkan oleh pemerintah, dalam hal ini Wajib Pajak harus rutin
70
dalam membayar pajak karena dengan membayar pajak yang rutin, maka
pembangunan akan terlaksana dengan baik. Etika disini hanya berfungsi
sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang
dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik,
buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Oleh karena itu Etika bukanlah
motivasi utama untuk penghindaran pajak. Namun, walaupun hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa etika bukanlah faktor yang mempengaruhi
ketidakpatuhan pajak, peneliti menyarankan untuk menguji lebih dalam
pengaruh variabel tersebut dengan dimensi/intrumen yang lebih baik.
Implikasi kedua, kesadaran sebagai wajib pajak yang patuh sangat erat
kaitannya dengan persepsi masyarakat tentang pajak. Persepsi sangat
berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajaknnya. Perilaku patuh atau tidaknya wajib pajak
sangat dipengaruhi oleh variabel perilaku individu tersebut dan juga variabel
lingkungan atau dalam penelitian ini adalah norma subyektif (teman,
keluarga, pasangan, petugas pajak, konsultan pajak, pimpinan, dan rekan
kerja).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang penting
bagi para instansi pajak yang terkait mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini karena
peran dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang dari
71
golongan manapun sangatlah dibutuhkan demi kelancaran reformasi
perpajakan dan dalam pencapaian target penerimaan negara dari sektor pajak.
C. Keterbatasan
Beberapa keterbatasan dari studi ini meliputi:
1. Penelitian ini meggunakan instrumen secara umum dalam memprediksi
variabel etika sehingga instrumen tersebut kurang relevan dalam mengukur
variabel tersebut.
2. Jumlah instrumen yang digunakan dalam pengukuran setiap variabel yang
dianalisis masih sedikit.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan penelitian yang
telah dilakukan, maka berikut ini disampaikan saran-saran yang bersifat
operasional dan spesifik untuk berbagai pihak yang memerlukan, yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian berikutnya hendaknya menggunakan instrumen yang sesuai
dengan perpajakan (dibidang perpajakan) dalam mengukur variabel etika.
2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan
instrumen penelitian dengan memperbanyak item-item pertanyaan dan
mendiskusikan item tersebut dengan pihak yang memahami konsep dari
variabel-variabel yang relevan sehingga diharapkan dapat lebih
72
meningkatkan validitas alat ukur yang digunakan dalam mengukur setiap
variabel.
3. Aparat pajak hendaknya mengkaji beberapa karakteristik Wajib Pajak
yang mempengaruhi perilaku masyarakat Wajib Pajak, tidak hanya dengan
melihat faktor sosial, budaya, dan ekonomi tetapi juga mempertimbangkan
faktor kepribadian dan psikologis (seperti faktor motivasi, faktor
kecemasan, dan faktor pengharapan) Wajib Pajak, karena hal tersebut
dapat mempengaruhi perilaku Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perepajakannya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Admino. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
Masyarakat Terhadap Ketentuan Umum Perpajakan Khususnya Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Nasabah Bank Danamon Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk), Skripsi Perpajakan, www.google.com, Maret 2009.
Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior 2nd ed. New York; Open University Press.
Arniati. Peran Theory of Planed Behavior dan Etika Terhadap Ketaatan Pajak. Politeknik Batam. 2009.
Blanthorne, Cynthia M., 2000. The Role of Opportunity and Beliefs On Tax Evasion: A Structural Equation Analysis. Dissertation. Arizona State University.
Bobek, D., Richard C. Hatfield. 2003. An Investigation of Theory of Planned Behavior and the Role of Moral Obligation in tax Compliance. Behavioral ResearchainaAccounting,a(Online),aVol.15,a(http://www.accessmylibrary.com/coms2/summary_0286-23163204_ITM, diakses 17 April 2010).
Brown, Robert E. and Mark J. Mazur. 2003. IRS’s Comprehensive Approach to Compliance Measurement. National Tax Journal, Vol. 56.
Chompoux, Joseph E., Organizational Behavior, Essential Tenets. ed 2. Thomson, 2003
Damayanti, Theresia Woro. 2004. Pelaksanaan Self Assessment System Menurut Persepsi Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Badan Salatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Dian Ekonomi), Vol. X No. 1: 109-128.
Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/Pj.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak.
74
Fushimi, Toshiyuki. Menuju Sistem Perpajakan yang Dapat Dipercaya Mempertahankan Penegakan Disiplin dan Sistem Pengawasan, Jurnal Kipas, Vol. 3, No. 27, Oktober 2001.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
Gunadi. 2002. Indonesian Taxation 2002; A Reference Guide. Jakarta: Multi Utama Publishing.
______. 2004. Kebijakan Pemeriksaan Pajak Pasca Berlakunya Undang Undang Perpajakan Baru, Berita Pajak.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Hanno, D.M. and G.R. Violette 1996. An Analysis of Moral and Social Influences on Taxpayer Behavior. Behavioral Research in Accounting, 8 (supplement).
Harahap, Abdul Asri. “Paradigma Baru Perpajakan Indonesia Perspektif Ekonomi-Politik”, Integrita Dinamika Press, Jakarta, 2004.
Husen, Sharifuddin. “Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan Atas Pelaksanaan System Self Assessment dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Karikpa Bandung Satu, Bandung)”, Jurnal Kipas Vol. 2 No. 14, November 1999.
Hutagaol, John. Self Assessment System: Implementasi dan Kendalanya, Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 4 No. 4, November-Desember 2005.
Indriatoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian dan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE. Yoyakarta: 2004.
Mardiasmo. 2005. Perpajakan, ANDI, Yoyakarta.
_________, “Perpajakan Edisi Revisi 2009”, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2009.
75
Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor.
Organization for Economic and Coorporation Development. Compliance Risk Management: Managing and Improving Tax Compliance. 2004.
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru, PT. Elex media Komputindo, Jakarta.
Pola Sitanggang. Model Hubungan Kausal Kesadaran Wajib Pajak Badan, Modernisasi System Pajak Dan Tindakan Penegakan Hokum Di Bidang Perpajakan Dan Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Pajak. FE UI. 2009.
Prasetio, Januar Eko dkk. Persepsi Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System dalam Memenuhi Kewajiban Pajak (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Badan Cilacap), Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 6 No. 1, November-Desember 2006.
Resmi, Siti. 2005. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Dua, Salemba Empat, Jakarta.
Rukmana, Suhendar Adji. Pengaruh Besaran Perusahaan (Company Size) Terhadap Kepatuhan Pajak (Tax Compliance) Wajib Pajak Badan (Studi Empiris di KPP Madya Tangerang). UI - Tesis S2. 2007 (http://www.digilib.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=123892&lokasi=lokal, diakses 17 April 2010).
Salman, Kaytsar Riza. Pengaruh Sikap Dan Moral Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Industri Perbankan Di Surabaya. STIE Perbanas Surabaya: 2009.
Santoso, Wahyu. “Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian Terhadap Wajib Pajak Badan Di Indonesia)”. Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Hal 85 – 137. Oktober 2008.
Simampra, Bilson. “Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabilitas”. PT Gramedian Pustaka Utama, Jakarta: 2003.
76
Suandy, Erly. 2005. Perpajakan, Edisi Kesatu, Salemba Empat.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit Alfabeta, Bandung: 2008.
Tarjo. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Bangkalan. Simposium Nasional Perpajakan 2, Trunojoyo.
Trivedi, Shehata dan Mestelman, “Attitudes, Incentives, and Tax Compliance” (2005) working paper 1-29 (Department of Economics McMaster University)
Waluyo dan Wirawan B.Ilyas. 2007. Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
77
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum wr. wb.
Bapak/Ibu/Saudara Yth.,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan
sekaligus pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang yang berhubungan
dengan penelitian ini serta tambahan wawasan, informasi, dan masukan untuk
membantu memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pihak lain. Penulis
melakukan penelitian ini untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jurusan Akuntansi.
Penulis mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk membantu
penulis dalam pengisian kuisioner ini. Kualitas penelitian ini tergantung dari
pengisian kuisioner Bapak/Ibu/Saudara. Oleh karena itu penulis mengharapkan
jawaban yang sejujur-jujurnya. Terima kasih atas kesediaan waktu yang telah
Bapak/Ibu/Saudara luangkan guna pengisian kuisioner penelitian ini.
Wassalamualaikum wr. wb.
Penulis
Paisal Amir Zaini
78
DATA RESPONDEN
Berilah tanda () sesuai dengan data diri anda.
1. Jenis Kelamin : Pria Wanita
2. Usia : < 20 20 - 30
31 - 40 41 – 50 > 50
3. Tingkat Pendidikan : SMA/Sederajat D3 S1
S2 S3
Lainnya
4. Status : Belum Menikah Menikah
KUISIONER PENELITIAN
Berilah tanda () pada pernyataan sesuai dengan pilihan anda. Dengan alternatif
jawaban; SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju), STS
(Sangat Tidak Setuju).
No Pernyataan Alternatif jawaban
Sikap STS TS R S SS
Menurut Bapak/Ibu, hal-hal apa yang mendorong
seorang wajib pajak berlaku tidak patuh? --
1 Keinginan membayar pajak lebih kecil dari
yang seharusnya (pajak terutang)
2 Pemanfaatan pajak yang tidak transparan
3 Perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan
4 Biaya suap lebih kecil dibanding dengan
pajak yang bisa dihemat
5 Sulitnya peraturan perpajakan
6 Frekuensi perubahan peraturan
7 Besar dan banyaknya jenis tarif pajak
79
Norma Subyektif STS TS R S SS
Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, mungkin
Bapak/Ibu/Saudara dipengaruhi oleh orang-orang
sekitar, baik pengaruh itu bersifat positif atau
negatif, menurut Bapak/Ibu/Saudara, siapa saja
yang bisa mempengaruhi keputusan tersebut?
--
1 Teman
2 Keluarga
3 Pasangan
4 Petugas pajak
5 Konsultan pajak
6 Pimpinan
7 Rekan kerja
Kewajiban Moral STS TS R S SS
Bila bapak/Ibu/Saudara mempunyai kesempatan
untuk melakukan ketidakpatuhan pajak dengan
risiko yang bisa diabaikan, norma manakah yang
berpengaruh menghalangi keinginan tersebut?
--
1 Melanggar etika
2 Perasaan bersalah
3 Melanggar prinsip hidup
4 Melanggar prosedur sebagai wajib pajak
Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan STS TS R S SS
Bila Bapak/Ibu/Saudara berniat untuk tidak patuh
dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Menurut
Bapak/Ibu/Saudara hal-hal apa yang bisa
--
80
menghambat atau menghalangi keinginan
tersebut?
1 Kemungkinan diperiksa pihak fiskus
2 Kemungkinan dikenai sanksi administrasi
3 Kemungkinan dikenai sanksi pidana
4 Kemungkinan pelaporan pihak ketiga
Niat STS TS R S SS
1 Sebagai wajib pajak, saya cenderung untuk
melakukan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan perpajakan
2 Sebagai wajib pajak, saya memutuskan untuk
melakukan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan perpajakan
3 Sebagai wajib pajak, saya berniat untuk
melaporkan pendapatan dengan benar
4 Sebagai wajib pajak, saya berniat
menyajikan-laporan dengan benar
Etika STS TS R S SS
1 Tidak merasakan manfaat dari pajak yang
dibayar
2 Tidak merasakan keadilan dalam sistem
perpajakan
3 Imbalan yang saya (wajib pajak) terima dapat
mempengaruhi perilaku saya (wajib pajak)
agar mematuhi kewajiban perpajakan
4 Organisasi tempat saya bekerja sangat berarti
bagi saya
81
5 Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi
perilaku saya (wajib pajak)
6 Saya (wajib pajak) merasa terikat secara
emosional dengan organisasi ditempat
bekerja
>>> Terima Kasih <<<
82
Skor Jawaban Penelitian
SKP NRM KWJ RES s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 T n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 T k1 k2 k3 k4 T
1 1 1 1 1 1 1 1 7 3 4 4 4 4 4 4 27 5 5 5 5 20 2 1 2 1 1 1 1 1 8 5 4 4 4 2 2 4 25 5 5 5 5 20 3 1 3 1 2 1 2 2 12 3 4 4 3 3 4 3 24 5 5 5 4 19 4 2 2 1 2 2 2 2 13 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 4 4 17 5 1 1 1 2 1 1 1 8 3 3 4 3 3 3 3 22 5 5 5 5 20 6 1 2 1 2 2 1 2 11 5 4 4 4 4 4 4 29 5 5 4 5 19 7 1 2 1 2 1 1 2 10 3 4 4 2 3 3 4 23 5 5 5 5 20 8 3 2 2 1 2 2 2 14 4 2 3 4 3 4 3 23 3 4 4 4 15 9 2 2 2 2 1 2 2 13 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 4 17
10 1 1 1 2 1 1 1 8 5 4 4 4 4 4 4 29 5 5 5 5 20 11 2 2 1 1 1 1 3 11 3 3 4 3 5 5 4 27 4 5 5 5 19 12 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 4 4 16 13 2 3 3 1 3 3 2 17 3 4 4 3 3 4 4 25 4 3 3 3 13 14 2 2 2 2 2 2 2 14 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 16 15 2 2 1 2 1 2 2 12 3 3 4 3 3 3 3 22 4 5 5 4 18 16 1 1 3 3 3 1 1 13 5 5 5 5 4 5 5 34 5 3 3 5 16 17 2 3 1 2 1 2 1 12 5 4 4 4 5 4 4 30 4 5 5 4 18 18 2 1 2 2 2 1 2 12 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 5 17 19 2 2 2 2 2 1 2 13 2 3 4 4 4 4 3 24 4 4 4 5 17 20 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16 21 1 2 2 2 1 2 2 12 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 5 4 18 22 1 1 1 1 1 1 2 8 5 5 4 5 5 4 5 33 5 5 5 5 20 23 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 3 3 4 4 4 26 5 5 5 5 20 24 1 1 1 2 1 1 1 8 4 4 4 4 5 5 5 31 5 5 5 5 20 25 2 1 1 1 1 1 2 9 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 5 5 19 26 1 1 1 1 2 1 1 8 5 5 5 4 4 4 4 31 5 5 4 5 19 27 2 3 1 1 1 2 2 12 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 5 4 18 28 1 3 3 1 2 2 1 13 4 4 4 4 3 4 4 27 5 3 4 4 16 29 1 1 1 1 1 1 1 7 5 5 4 4 3 4 3 28 5 5 5 5 20 30 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16 31 1 1 1 1 1 1 1 7 2 2 2 2 2 3 2 15 5 5 5 5 20 32 2 3 1 1 1 1 2 11 4 5 5 5 4 4 4 31 4 5 5 5 19
83
33 2 2 2 2 2 2 2 14 5 4 4 4 5 4 4 30 4 4 4 4 16 34 1 1 1 2 2 2 2 11 4 4 4 4 3 3 3 25 5 5 4 4 18 35 1 2 2 2 2 2 2 13 3 4 4 3 3 4 4 25 5 4 4 4 17 36 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 4 3 3 3 4 25 5 5 5 5 20 37 3 3 1 1 1 1 3 13 4 5 4 3 3 5 4 28 3 5 5 5 18 38 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 3 4 3 3 2 23 5 5 5 5 20 39 1 2 1 2 1 1 2 10 4 4 4 4 4 4 5 29 5 5 5 5 20 40 2 2 1 2 2 1 1 11 5 4 4 4 4 4 4 29 4 5 4 5 18 41 1 2 1 2 2 2 1 11 2 2 3 4 4 4 4 23 5 5 4 4 18 42 2 2 1 2 2 1 1 11 4 4 4 4 4 4 4 28 4 5 4 5 18 43 2 2 1 2 1 1 2 11 4 4 4 4 4 4 5 29 4 5 5 5 19 44 2 1 1 2 1 2 1 10 3 3 3 3 3 2 3 20 4 5 5 4 18 45 3 2 1 3 1 2 2 14 3 4 3 4 4 4 3 25 3 5 5 4 17 46 1 1 1 2 1 2 1 9 3 4 4 3 3 3 3 23 5 5 5 4 19 47 2 2 1 2 2 2 2 13 3 3 3 3 3 3 3 21 4 5 4 4 17 48 2 1 1 2 1 2 2 11 2 2 3 3 3 4 4 21 4 5 5 4 18 49 1 3 3 1 1 1 1 11 4 3 2 4 2 2 2 19 5 3 5 5 18 50 1 1 1 1 1 1 1 7 4 3 4 4 2 3 1 21 5 5 5 5 20 51 1 1 1 1 1 1 1 7 3 4 3 4 4 4 2 24 4 4 4 5 17 52 1 2 1 1 1 1 1 8 3 4 4 3 3 3 2 22 4 4 4 5 17 53 1 3 1 2 1 2 2 12 3 3 3 3 3 3 4 22 4 4 5 4 17 54 2 2 1 2 2 2 2 13 4 4 4 4 4 4 2 26 4 4 4 4 16 55 1 1 1 2 1 1 1 8 2 2 2 3 2 3 2 16 4 4 4 5 17 56 1 2 1 2 2 1 2 11 3 2 2 3 2 2 3 17 4 4 4 5 17 57 1 2 1 2 1 1 2 10 3 4 3 4 4 4 3 25 4 4 4 5 17 58 3 2 2 1 2 2 2 14 3 4 4 3 3 3 3 23 5 5 5 4 19 59 2 2 2 2 1 2 2 13 3 3 3 3 3 3 3 21 5 5 5 4 19 60 1 1 1 2 1 1 1 8 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 5 17 61 2 3 3 1 3 3 2 17 4 4 5 4 4 5 5 31 4 5 4 3 16 62 2 2 2 2 2 2 2 14 5 4 5 4 4 4 5 31 3 5 4 4 16 63 2 2 1 2 1 2 2 12 4 4 5 4 4 5 5 31 4 5 4 4 17 64 1 1 3 3 3 1 1 13 4 4 5 4 5 5 4 31 4 4 4 5 17 65 2 3 1 2 1 2 1 12 4 5 5 4 5 4 5 32 4 5 4 4 17 66 2 1 2 2 2 1 2 12 3 4 5 3 5 4 4 28 5 5 5 5 20 67 2 2 2 2 2 1 2 13 5 5 5 4 5 4 5 33 4 2 2 5 13 68 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 5 4 4 4 4 29 3 3 4 4 14
84
69 1 2 2 2 1 2 2 12 4 5 5 4 5 4 4 31 4 3 4 4 15 70 1 1 1 1 2 1 1 8 5 3 3 5 5 5 5 31 3 3 3 5 14 71 1 2 2 2 1 2 2 12 5 4 4 4 2 2 4 25 4 4 4 4 16 72 2 2 2 2 2 2 2 14 3 4 4 3 3 4 3 24 2 3 3 4 12 73 4 3 2 2 2 2 3 18 4 4 4 4 3 4 4 27 4 3 4 4 15 74 2 2 2 2 2 2 2 14 3 3 4 3 3 3 3 22 5 4 5 4 18 75 2 2 2 2 2 2 2 14 5 4 4 4 4 4 4 29 3 5 3 4 15 76 1 1 2 1 1 2 1 9 3 4 4 2 3 3 4 23 4 4 4 4 16 77 2 2 3 3 2 2 2 16 4 2 3 4 3 4 3 23 5 4 5 4 18 78 2 2 2 2 1 1 1 11 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 3 5 14 79 2 2 2 2 3 2 2 15 5 4 4 4 4 4 4 29 5 4 5 4 18 80 1 1 1 2 2 2 2 11 5 5 3 3 3 5 5 29 4 4 4 4 16 81 1 1 1 1 1 1 1 7 3 4 4 4 4 4 4 27 5 5 5 5 20 82 1 2 1 1 1 1 1 8 5 4 4 4 2 2 4 25 5 5 5 5 20 83 1 3 1 2 1 2 2 12 3 4 4 3 3 4 3 24 5 5 5 4 19 84 2 2 1 2 2 2 2 13 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 4 4 17 85 1 1 1 2 1 1 1 8 3 3 4 3 3 3 3 22 5 5 5 5 20 86 1 2 1 2 2 1 2 11 5 4 4 4 4 4 4 29 5 5 4 5 19 87 1 2 1 2 1 1 2 10 3 4 4 2 3 3 4 23 5 5 5 5 20 88 3 2 2 1 2 2 2 14 4 2 3 4 3 4 3 23 3 4 4 4 15 89 2 2 2 2 1 2 2 13 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 4 17 90 1 1 1 2 1 1 1 8 5 4 4 4 4 4 4 29 5 5 5 5 20 91 2 2 1 1 1 1 3 11 3 3 4 3 5 5 4 27 4 5 5 5 19 92 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 4 4 16 93 2 3 3 1 3 3 2 17 3 4 4 3 3 4 4 25 4 3 3 3 13 94 2 2 2 2 2 2 2 14 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 16 95 2 2 1 2 1 2 2 12 3 3 4 3 3 3 3 22 4 5 5 4 18 96 1 1 3 3 3 1 1 13 5 5 5 5 4 5 5 34 5 3 3 5 16 97 2 3 1 2 1 2 1 12 5 4 4 4 5 4 4 30 4 5 5 4 18 98 2 1 2 2 2 1 2 12 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 5 17 99 2 2 2 2 2 1 2 13 2 3 4 4 4 4 3 24 4 4 4 5 17
100 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16 101 1 2 2 2 1 2 2 12 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 5 4 18 102 1 1 1 1 1 1 2 8 5 5 4 5 5 4 5 33 5 5 5 5 20 103 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 3 3 4 4 4 26 5 5 5 5 20 104 1 1 1 2 1 1 1 8 4 4 4 4 5 5 5 31 5 5 5 5 20
85
105 2 1 1 1 1 1 2 9 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 5 5 19 106 1 1 1 1 2 1 1 8 5 5 5 4 4 4 4 31 5 5 4 5 19 107 2 3 1 1 1 2 2 12 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 5 4 18 108 1 3 3 1 2 2 1 13 4 4 4 4 3 4 4 27 5 3 4 4 16 109 1 1 1 1 1 1 1 7 5 5 4 4 3 4 3 28 5 5 5 5 20 110 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16 111 1 1 1 1 1 1 1 7 2 2 2 2 2 3 2 15 5 5 5 5 20 112 2 3 1 1 1 1 2 11 4 5 5 5 4 4 4 31 4 5 5 5 19 113 2 2 2 2 2 2 2 14 5 4 4 4 5 4 4 30 4 4 4 4 16 114 1 1 1 2 2 2 2 11 4 4 4 4 3 3 3 25 5 5 4 4 18 115 1 2 2 2 2 2 2 13 3 4 4 3 3 4 4 25 5 4 4 4 17 116 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 4 3 3 3 4 25 5 5 5 5 20 117 3 3 1 1 1 1 3 13 4 5 4 3 3 5 4 28 3 5 5 5 18 118 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 3 4 3 3 2 23 5 5 5 5 20 119 1 2 1 2 1 1 2 10 4 4 4 4 4 4 5 29 5 5 5 5 20
120 2 2 1 2 2 1 1 11 5 4 4 4 4 4 4 29 4 5 4 5 18
KTR NIA ETK
kt1 kt2 kt3 kt4 T ni1 ni2 ni3 ni4 T e1 e2 e3 e4 e5 e6 T 5 5 5 5 20 5 5 5 5 20 4 4 5 4 4 4 25 5 4 5 5 19 4 5 4 4 17 1 2 5 2 4 4 18 4 3 4 4 15 4 4 4 4 16 4 4 4 4 3 3 22 4 4 4 4 16 4 5 5 5 19 3 4 4 4 4 4 23 5 5 5 4 19 4 4 5 4 17 2 3 5 3 3 3 19 4 4 4 4 16 4 5 5 4 18 2 2 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 5 4 4 4 17 5 4 4 3 4 4 24 4 4 5 5 18 4 5 4 4 17 5 4 4 4 3 3 23 4 4 4 4 16 4 5 5 5 19 1 1 4 4 4 4 18 5 5 4 4 18 5 5 5 3 18 4 4 4 4 4 4 24 3 4 3 5 15 4 4 4 4 16 2 3 4 5 4 4 22 4 4 4 4 16 5 3 3 4 15 4 3 4 4 4 4 23 4 3 5 5 17 4 4 4 4 16 5 4 5 4 4 4 26 4 4 4 4 16 4 5 4 4 17 3 2 3 4 4 4 20 4 4 3 4 15 3 3 5 5 16 2 2 4 3 3 3 17 5 5 5 3 18 4 5 4 5 18 5 4 5 5 5 5 29
86
5 3 4 4 16 4 4 5 4 17 2 2 4 4 4 4 20 4 5 4 4 17 4 4 5 4 17 5 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 3 4 4 3 3 21 4 4 4 4 16 4 5 4 4 17 2 2 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 5 5 5 4 19 5 4 4 4 4 4 25 4 5 5 5 19 5 5 5 5 20 5 4 5 4 5 5 28 5 5 5 5 20 4 5 5 5 19 1 2 5 4 4 4 20 5 5 5 4 19 5 5 5 4 19 2 5 5 5 5 5 27 4 5 4 5 18 5 4 5 5 19 4 3 5 4 4 4 24 5 5 5 5 20 5 5 4 4 18 1 2 5 4 4 4 20 4 3 5 5 17 5 4 4 5 18 2 3 5 4 4 4 22 5 3 4 5 17 5 5 5 5 20 5 4 4 4 4 4 25 5 5 5 5 20 4 4 4 4 16 4 3 5 4 3 3 22 4 4 4 4 16 5 5 5 5 20 4 5 4 4 4 4 25 5 5 5 5 20 5 5 5 4 19 1 2 5 3 2 2 15 4 3 5 5 17 4 4 4 4 16 2 4 5 4 4 4 23 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 5 4 4 4 25 4 5 4 4 17 4 4 4 4 16 4 5 4 3 3 3 22 4 4 4 4 16 5 5 5 5 20 5 4 4 4 4 4 25 5 5 5 5 20 5 5 5 3 18 4 4 5 3 4 4 24 3 3 4 5 15 5 5 5 5 20 2 1 4 5 4 4 20 5 5 4 5 19 4 5 5 4 18 5 4 3 3 2 2 19 4 4 4 4 16 4 4 5 5 18 4 3 4 4 5 5 25 5 4 4 4 17 4 4 4 5 17 4 5 4 4 4 4 25 5 4 4 4 17 4 4 5 5 18 2 1 4 4 4 4 19 5 4 4 4 17 4 5 5 4 18 2 3 4 4 4 4 21 4 4 4 4 16 4 5 4 5 18 4 5 4 4 5 5 27 5 5 4 4 18 3 5 4 4 16 4 4 5 2 3 3 21 4 4 3 3 14 4 5 4 5 18 2 3 4 4 3 3 19 5 5 4 4 18 4 4 4 4 16 2 1 4 3 3 3 16 4 4 4 4 16 4 5 4 4 17 5 4 4 3 3 3 22 4 5 4 4 17 5 5 5 5 20 2 3 4 4 4 4 21 5 3 5 5 18 5 5 5 5 20 3 4 5 2 2 2 18 5 5 5 5 20 5 5 5 5 20 5 4 5 3 1 1 19 2 4 4 4 14 5 5 5 5 20 2 1 2 4 2 2 13 2 4 4 4 14 4 5 4 4 17 5 4 2 3 2 2 18
87
4 4 5 5 18 4 4 4 4 16 2 2 4 3 4 4 19 4 4 4 4 16 4 5 5 5 19 5 4 2 4 2 2 19 3 3 3 4 13 4 4 5 4 17 2 3 3 3 2 2 15 3 3 4 4 14 4 5 5 4 18 2 3 4 2 3 3 17 3 4 4 4 15 5 4 4 4 17 5 4 4 4 3 3 23 3 4 4 4 15 4 5 4 4 17 5 4 4 3 3 3 22 3 4 4 3 14 4 5 5 5 19 2 2 3 3 3 3 16 4 4 5 5 18 3 4 4 4 15 5 5 3 4 4 4 25 4 4 4 3 15 5 4 4 4 17 4 3 5 4 4 4 24 4 4 3 3 14 3 4 4 3 14 5 5 5 5 5 5 30 4 4 3 3 14 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24 5 4 3 3 15 3 3 4 3 13 1 2 4 4 4 4 19 4 3 4 3 14 5 4 4 4 17 5 4 5 4 4 4 26 4 4 4 4 16 3 4 4 2 13 4 4 4 5 5 5 27 4 4 4 4 16 4 2 3 4 13 1 1 4 4 4 4 18 2 3 4 4 13 4 4 4 4 16 5 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 16 5 4 4 4 17 2 1 4 5 5 5 22 4 4 4 4 16 3 3 4 3 13 5 4 5 4 4 4 26 3 3 3 3 12 4 4 5 4 17 1 3 3 2 2 2 13 4 3 4 4 15 3 4 4 3 14 5 2 4 4 5 5 25 4 4 3 3 14 3 4 4 4 15 4 5 4 5 4 4 26 3 3 3 3 12 3 3 4 3 13 4 5 4 4 4 4 25 4 5 5 4 18 5 5 5 5 20 1 2 4 3 4 4 18 4 5 4 5 18 5 4 4 4 17 4 3 5 4 4 4 24 3 5 4 4 16 3 3 4 3 13 1 3 5 4 5 5 23 4 5 4 5 18 5 4 4 4 17 5 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 16 3 4 4 2 13 3 2 4 4 4 4 21 4 5 4 4 17 4 2 3 4 13 5 5 4 5 4 4 27 5 5 5 5 20 5 5 5 5 20 4 4 5 5 4 4 26 5 4 5 5 19 4 5 4 4 17 1 2 5 5 2 4 19 4 3 4 4 15 4 4 4 4 16 4 4 5 4 4 3 24 4 4 4 4 16 4 5 5 5 19 4 4 4 4 4 4 24 5 5 5 4 19 4 4 5 4 17 2 3 5 5 3 3 21 4 4 4 4 16 4 5 5 4 18 2 2 5 4 4 4 21 4 4 4 4 16 5 4 4 4 17 5 4 5 4 3 4 25 4 4 5 5 18 4 5 4 4 17 5 4 3 4 4 3 23
88
4 4 4 4 16 4 5 5 5 19 2 1 4 4 4 4 19 5 5 4 4 18 5 5 5 3 18 4 4 5 4 4 4 25 3 4 3 5 15 4 4 4 4 16 2 3 4 4 5 4 22 4 4 4 4 16 5 3 3 4 15 4 3 4 4 4 4 23 4 3 5 5 17 4 4 4 4 16 5 4 4 5 4 4 26 4 4 4 4 16 4 5 4 4 17 2 2 4 3 4 4 19 4 4 3 4 15 3 3 5 5 16 2 2 4 4 3 3 18 5 5 5 3 18 4 5 4 5 18 5 4 5 5 5 5 29 5 3 4 4 16 4 4 5 4 17 2 2 4 4 4 4 20 4 5 4 4 17 4 4 5 4 17 5 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 3 4 4 4 3 22 4 4 4 4 16 4 5 4 4 17 2 2 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 5 5 5 4 19 5 4 5 4 4 4 26 4 5 5 5 19 5 5 5 5 20 5 4 5 5 4 5 28 5 5 5 5 20 4 5 5 5 19 1 2 5 5 4 4 21 5 5 5 4 19 5 5 5 4 19 4 5 5 5 5 5 29 4 5 4 5 18 5 4 5 5 19 4 3 4 5 4 4 24 5 5 5 5 20 5 5 4 4 18 1 2 5 5 4 4 21 4 3 5 5 17 5 4 4 5 18 2 3 4 5 4 4 22 5 3 4 5 17 5 5 5 5 20 5 4 5 4 4 4 26 5 5 5 5 20 4 4 4 4 16 4 3 5 5 4 3 24 4 4 4 4 16 5 5 5 5 20 4 5 4 4 4 4 25 5 5 5 5 20 5 5 5 4 19 1 2 5 5 3 2 18 4 3 5 5 17 4 4 4 4 16 2 4 4 5 4 4 23 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 5 4 4 25 4 5 4 4 17 4 4 4 4 16 4 5 5 4 3 3 24 4 4 4 4 16 5 5 5 5 20 5 4 5 4 4 4 26 5 5 5 5 20 5 5 5 3 18 4 4 5 5 3 4 25 3 3 4 5 15 5 5 5 5 20 2 1 3 4 5 4 19 5 5 4 5 19 4 5 5 4 18 5 4 5 3 3 2 22 4 4 4 4 16 4 4 5 5 18 4 3 5 4 4 5 25
5 4 4 4 17 4 4 4 5 17 4 5 4 4 4 4 25
89
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
1. Sikap (X1)
Correlations
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 Ts
Pearson Correlation 1 .449** .210* .080 .239** .372** .576** .671**
Sig. (2-tailed) .000 .021 .386 .008 .000 .000 .000
s1
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .449** 1 .262** -.002 .114 .485** .446** .647**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .982 .215 .000 .000 .000
s2
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .210* .262** 1 .227* .641** .438** .140 .673**
Sig. (2-tailed) .021 .004 .013 .000 .000 .127 .000
s3
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .080 -.002 .227* 1 .298** .199* .129 .415**
Sig. (2-tailed) .386 .982 .013 .001 .029 .160 .000
s4
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .239** .114 .641** .298** 1 .364** .158 .639**
Sig. (2-tailed) .008 .215 .000 .001 .000 .085 .000
s5
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .372** .485** .438** .199* .364** 1 .349** .722**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .029 .000 .000 .000
s6
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .576** .446** .140 .129 .158 .349** 1 .628**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .127 .160 .085 .000 .000
s7
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .671** .647** .673** .415** .639** .722** .628** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 Ts
N 120 120 120 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
90
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.745 .745 7
2. Norma Subyektif (X2)
Correlations
n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 Tn
Pearson Correlation 1 .578** .387** .609** .318** .234* .454** .712**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .010 .000 .000
n1
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .578** 1 .663** .385** .374** .354** .482** .751**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n2
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .387** .663** 1 .366** .469** .396** .526** .737**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n3
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .609** .385** .366** 1 .468** .367** .343** .682**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n4
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .318** .374** .469** .468** 1 .656** .559** .756**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n5
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .234* .354** .396** .367** .656** 1 .544** .689**
Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n6
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .454** .482** .526** .343** .559** .544** 1 .776**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n7
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .712** .751** .737** .682** .756** .689** .776** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 Tn
N 120 120 120 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
91
Correlations
n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 Tn
Pearson Correlation 1 .578** .387** .609** .318** .234* .454** .712**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .010 .000 .000
n1
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .578** 1 .663** .385** .374** .354** .482** .751**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n2
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .387** .663** 1 .366** .469** .396** .526** .737**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n3
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .609** .385** .366** 1 .468** .367** .343** .682**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n4
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .318** .374** .469** .468** 1 .656** .559** .756**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n5
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .234* .354** .396** .367** .656** 1 .544** .689**
Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n6
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .454** .482** .526** .343** .559** .544** 1 .776**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
n7
N 120 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .712** .751** .737** .682** .756** .689** .776** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 Tn
N 120 120 120 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.852 .853 7
3. Kewajiban Moral (X3)
Correlations
kw1 kw2 kw3 kw4 Tkw
92
Pearson Correlation 1 .298** .430** .268** .695**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .003 .000
kw1
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .298** 1 .667** .253** .794**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .005 .000
kw2
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .430** .667** 1 .229* .822**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .012 .000
kw3
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .268** .253** .229* 1 .563**
Sig. (2-tailed) .003 .005 .012 .000
kw4
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .695** .794** .822** .563** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 Tkw
N 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.697 .690 4
4. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4)
Correlations
kt1 kt2 kt3 kt4 Tkt
Pearson Correlation 1 .417** .450** .225* .748**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .000
kt1
N 120 120 120 120 120
kt2 Pearson Correlation .417** 1 .295** .136 .671**
93
Sig. (2-tailed) .000 .001 .138 .000
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .450** .295** 1 .583** .791**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000
kt3
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .225* .136 .583** 1 .652**
Sig. (2-tailed) .013 .138 .000 .000
kt4
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .748** .671** .791** .652** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 Tkt
N 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.677 .684 4
5. Niat (X5)
Correlations
ni1 ni2 ni3 ni4 Tni
Pearson Correlation 1 .387** .282** .367** .701**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000
ni1
N 120 120 120 120 120
94
Pearson Correlation .387** 1 .535** .309** .774**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000
ni2
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .282** .535** 1 .378** .730**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000
ni3
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .367** .309** .378** 1 .710**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000
ni4
N 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .701** .774** .730** .710** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 Tni
N 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.704 .707 4
95
6. Etika (X6)
Correlations
e1 e2 e3 e4 e5 e6 Te
Pearson Correlation 1 .724** .011 .073 .057 .054 .695**
Sig. (2-tailed) .000 .908 .425 .538 .560 .000
e1
N 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .724** 1 .137 .080 .049 .062 .698**
Sig. (2-tailed) .000 .135 .387 .597 .500 .000
e2
N 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .011 .137 1 .180* .226* .290** .407**
Sig. (2-tailed) .908 .135 .050 .013 .001 .000
e3
N 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .073 .080 .180* 1 .473** .506** .528**
Sig. (2-tailed) .425 .387 .050 .000 .000 .000
e4
N 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .057 .049 .226* .473** 1 .894** .620**
Sig. (2-tailed) .538 .597 .013 .000 .000 .000
e5
N 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .054 .062 .290** .506** .894** 1 .643**
Sig. (2-tailed) .560 .500 .001 .000 .000 .000
e6
N 120 120 120 120 120 120 120
Pearson Correlation .695** .698** .407** .528** .620** .643** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 Te
N 120 120 120 120 120 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.637 .672 6
96
Output SPSS Analisis Faktor 6 Variabel
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .637
Approx. Chi-Square 198.045
df 15
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Anti-image Matrices
SKP NRM KWJ KTR NIA ETK
SKP .385 -.018 .252 .225 .000 -.090
NRM -.018 .714 .039 -.004 .004 -.346
KWJ .252 .039 .506 -.006 -.087 -.029
KTR .225 -.004 -.006 .558 -.142 -.147
NIA .000 .004 -.087 -.142 .859 .069
Anti-image Covariance
ETK -.090 -.346 -.029 -.147 .069 .680
SKP .623a -.035 .572 .486 .000 -.175
NRM -.035 .568a .065 -.006 .005 -.496
KWJ .572 .065 .695a -.011 -.133 -.050
KTR .486 -.006 -.011 .673a -.204 -.239
NIA .000 .005 -.133 -.204 .809a .090
Anti-image Correlation
ETK -.175 -.496 -.050 -.239 .090 .482a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
97
Output SPSS Analisis Faktor 5 Variabel (Etika dikeluarkan dari analisis)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .682
Approx. Chi-Square 153.697
df 10
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Anti-image Matrices
SKP NRM KWJ KTR NIA
SKP .397 -.087 .257 .225 .009
NRM -.087 .948 .032 -.111 .052
KWJ .257 .032 .507 -.013 -.085
KTR .225 -.111 -.013 .592 -.135
Anti-image Covariance
NIA .009 .052 -.085 -.135 .867
SKP .631a -.143 .573 .465 .015
NRM -.143 .548a .047 -.148 .057
KWJ .573 .047 .695a -.024 -.129
KTR .465 -.148 -.024 .711a -.189
Anti-image Correlation
NIA .015 .057 -.129 -.189 .833a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
98
Communalities
Initial Extraction
SKP 1.000 .781
NRM 1.000 .966
KWJ 1.000 .680
KTR 1.000 .678
NIA 1.000 .298
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Compo
nent Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 2.400 47.997 47.997 2.400 47.997 47.997 2.362 47.247 47.247
2 1.004 20.078 68.075 1.004 20.078 68.075 1.041 20.829 68.075
3 .810 16.198 84.274
4 .526 10.514 94.788
5 .261 5.212 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
99
Component Matrixa
Component
1 2
SKP -.884 .000
NRM -.224 .957
KWJ .824 -.043
KTR .771 .289
NIA .544 .047
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
a. 2 components extracted.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
SKP -.872 .144
NRM -.064 .981
KWJ .805 -.177
KTR .808 .159
NIA .544 -.043
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3
iterations.