zea2016.files.wordpress.com  · web viewpemberian subsidi pada guru sekolah swasta (sd, tk, sltp,...

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Bagi bangsa Indonesia krisis multidimensi membawa hikmah dan pelajaran yang luar biasa besarnya, yang pasti bangsa ini dapat menatap dan membangun masa depan dengan semangat yang lebih optimis. Masa lampau memperjelas pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan yang kita kenal sekarang adalah hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa kita. Pada masa yang telah lalu, dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka, yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar. Tinjauan terhadap standardisasi dan

Upload: others

Post on 19-Sep-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah

selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang

terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki

potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan.

Bagi bangsa Indonesia krisis multidimensi membawa hikmah dan

pelajaran yang luar biasa besarnya, yang pasti bangsa ini dapat menatap dan

membangun masa depan dengan semangat yang lebih optimis. Masa lampau

memperjelas pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan yang kita

kenal sekarang adalah hasil perkembangan pendidikan yang tumbuh dalam

sejarah pengalaman bangsa kita.

Pada masa yang telah lalu, dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi

yang dibutuhkan oleh masyarakat terus berubah, apalagi di dalam dunia

terbuka, yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi-

kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan

haruslah memenuhi standar. Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi

untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kita dalam

pengungkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya

pendidikan terkekang oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan

makna tujuan pendidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah pendidikan pada masa Orde Reformasi?

2. Apa upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di era

reformasi?

Page 2: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana Kondisi Pendidikan Pada Masa Orde

Reformasi

2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu

pendidikan di era reformasi

Page 3: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan pada Zaman Reformasi

Perubahan yang sangat menonjol pada era reformasi adalah di

laksanakannya otonomi daerah sebagai implementasi dari UU No. 22 tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah. Lebih lanjut, tantangan yang berkaitan

dengan regulasi adalah kondisi UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (UU SPN) yang menganut manajemen pendidikan

sentralistik dan masih lebih menitikberatkan penyelenggaraan pendidikan

pada pemerintah, yang tidak lagi sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Dari

segi kualifikasi tenaga guru di Indonesia masih jauh dari harapan. Hal ini

ditunjukkan oleh statistik sebagai berikut: dari jumlah guru SD sebanyak

1.141.161 orang, 53% diantaranya berkualifikasi D-II atau statusnya lebih

rendah. Dari jumlah guru SLTP sebanyak 441.174 orang, 36% berkualifikasi

D-II atau lebih rendah, 24,9% berijasah D-III kemudian dari 346.783 orang

guru sekolah menengah, sebanyak 32% masih berkualifikasi D-III atau lebih

rendah statusnya. Sementara itu pengangkatan tenaga pendidik yang baru

setiap tahun hanya dipenuhi 25% dari usulan kebutuhan akan tenaga pendidik

(Soearni, 2003: 396 – 397).

Pada era yang penuh perubahan, program-program yang mengembangkan

tenaga pendidikan terus berjalan. Dengan memperhatikan tantangan-tantangan

yang dihadapi serta bertolak dari misi dan visi ditentik, maka disusunlah

program-program utama sebagai berikut:

Ikut terlibat dalam tim perumusan perubahan UU Sistem Pendidikan

Nasional, sehingga kepentingan tenaga pendidik terakomodasi.

1. Peningkatan kualifikasi guru SLTP melalui program penyetaraan D-III dan

S-I serta pelatihan guru yang terakreditasi bekerjasama dengan Dikti.

2. Merencanakan perencanaan berbasis kepentingan lokal untuk

mengakomodasi aspirasi dan kemajuan BPG dan PPPG dengan melibat

kedua lembaga tersebut serta lembaga yang terkait

Page 4: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

3. Penerapan berbasis kompetensi dengan menyaipkan substansi berupa

modul-modul kompetensi, dari kompetensi dasar sampai kompetensi

lanjut.

4. Dalam rangka meningkatkan keluaran diklat yang kreatif dan inovatif

telah dilakukan pelatihan guru dengan pola pembelajaran yang mengacu

kepada “Deep Dialogue and Critical Thinking”.

5. Menambah sarana dan prasarana dana untuk BPG dan PPPG non kejuruan

yang masih kekurangan.

6. Reposisi BPG dan PPPG menuju lembaga penjamin mutu.

Adapun hasil-hasil yang dicapai pada tahun 1998 sampai 2001 dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan yang meliputi: 

1) Kecenderungan peningkatan tunjangan pendidikan bagi guru

bertambah antara 125-150% dari masing-masing golongan.

2) Pemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU

dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK)

sebesar Rp 75.000. serta pemberian honor kelebihan jam mengajar Rp

2.000 per-jam dihitung dari kelebihan 18 jam pelajaran per-minggu.

3) Peningkatan gaji guru akan diperhitungkan terhadap tunjangan

fungsional atau terhadap profesionalisme pegawai negeri sipil.

b. Peningkatan fungsi BPG sebagai lembaga penjamin mutu pendidikan di

daerah dengan tujuan untuk menekan sekecil mungkin disparitas mutu

pendidikan antara kabupaten/kota maupun antar-provinsi para otonomi

daerah. Untuk itu, masing-masing BPG akan mendapatkan tambahan

widyaswara sebanyak 30 orang dan tambahan staf sebanyak 396 orang

untuk seluruh BPG dan PPPG.

c. Disetujuinya usulan pemerintah kepada DPR tentang dihentikannya

kebijakan “Zero Growth” mengingat saat ini kekurangan guru semakin

banyak. Sehingga secara kumulatif, GTT telah mencapai 20% terhadap

jumlah guru pada sekolah negeri yang berjumlah 1.600.000 orang;

Page 5: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

sementara GTT di sekolah swasta telah mencapai 50% yang saat ini

berjumlah 527.619 orang. 

d. Program penyetaraan D-II bagi guru-guru SD yang berstatus PNS terus

dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan. Untuk tahun 2002 pemerintah

menyediakan 51 miliyar.

Pada tanggal 21 Mei 1998 merupakan tonggak awal berlakunya zaman

reformasi dan runtuhnya rezim orde baru. Berlakunya zaman reformasi

merupakan suatu usaha berani yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang

diperjuangkan dalam tragedi Trisakti serta kerusuhan Mei 1998. Masa awal

zaman reformasi ini ditandai dengan kacaunya bidang politik dan ekonomi

Indonesia. Krisis ekonomi melanda bangsa, kerusuhan antaretnik dan

antaragama terjadi di berbagai tempat, serta kekacauan di dalam birokrasi

pemerintahan. Setelah B.J Habibie memerintah selama 17 bulan, kemudian

pada bulan November 1999 digantikan oleh Abdurrahman Wahid yang

terpilih, menjadi presiden keempat. Kemudian Ia diberhentikan sebagai

presiden oleh MPR dan Megawati Soekarno Putri menggantikannya sebagai

presiden yang kelima sampai akhir masa jabatannya. Dan pada tahun 2004

lewat Pemilu langsung Megawati digantikan oleh Susilo Bambang

Yudhoyono sebagai presiden keenam hingga saat ini (Ricklefs, 2001 : 655).

Implikasi dari situasi bangsa Indonesia seperti itu adalah dalam waktu

kurang dari satu dasawarsa ini sering terjadi pergantian kabinet sesuai dengan

presiden yang berkuasa. Hal ini tentu saja membawa dampak secara tidak

langsung terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Pergantian kabinet,

termasuk menteri pendidikan nasional dapat berdampak seringnya terjadi

pergantian kurikulum pendidikan yang diterapkan di seluruh Indonesia. Pada

era pemerintahan Habibie masih menggunakan kurikulum 1994 yang

disempurnakan sampai pada masa pemerintahan Gus Dur. Kemudian pada

masa pemerintahan Megawati terjadi beberapa perubahan tatanan di bidang

pendidikan, antara lain : 

Page 6: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

a. Dirubahnya kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2000 dan akhirnya

disempurnakan menjadi kurikulum 2002 (KBK). KBK atau Kurikulum

Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum yang pada dasarnya

berorientasi pada pengembangan tiga aspek utama, antara lain aspek

afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (ketrampilan). 

b. Pada tanggal 8 juli 2003 disahkannya Undang – undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan dasar hukum

untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip

demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjunjung Hak Asasi

Manusia.

Menurut Lembaran Negara Nomor 4301 Pendidikan dalam UU Republik

Indonesia No. 20/2003, pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan

untuk memperbaharui visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan

nasional. Visi dari pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan

sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua

warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas

sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah. Adapun misi dari pendidikan nasional adalah sebagai berikut :

a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperleh

pendidikan dan bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara

utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan

masyarakat belajar.

c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.

d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan

sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman,

sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.

Page 7: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Kemudian setelah Megawati turun dari jabatannya dan digantikan oleh

Susilo Bambang Yudhoyono, UU No. 20/2003 masih tetap berlaku, namun

pada masa SBY juga ditetapkan UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen.

Penetapan Undang – undang tersebut disusul dengan pergantian kurikulum

KBK menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini

berasaskan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

KTSP merupakan kurikum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing – masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan,

tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan

pendidikan, kalender pendidikan serta silabus (BSNP, 2006: 2). KTSP

dikembangkan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan pesrta

didik serta lingkungan.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Tujuan pendidikan KTSP:

a. Untuk pendidikan dasar, diantaranya meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Untuk pendidikan menengah, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Page 8: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

c. Untuk pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

B. Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan Pendidikan pada Zaman

Reformasi

1. Kelas Imersi

Kelas imersi merupakan kelas yang proses pembelajarannya

menggunakan pengantar bahasa Inggris. Di kelas imersi, tidak ada

pelajaran yang disampaikan menggunakan bahasa non-Inggris kecuali

untuk mata pelajaran bahasa selain mata pelajaran bahasa Inggris, seperti

bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Kelas imersi biasanya hanya

diberlakukan di sekolah favorit, meskipun tidak semua kelasnya harus

imersi. Kelas imersi hanya mungkin diberlakukan, bila semua komponen

dalam sekolah tersebut sudah siap, baik itu guru maupun siswanya.

Yang menjadi dasar hukum dari diadakannya kelas imersi yaitu Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Surat

Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah No.

420/2004 tanggal 16 Februari 2004 tentang Perijinan Pembukaan Sekolah

Nasional Plus.

Tujuan diselenggarakannya Kelas Imersi sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu lulusan

b. Mengembangkan keterampilan bahasa Inggris siswa

c. Membantu siswa mentransfer ilmu pengetahuan yang ditulis dalam

bahasa Inggris.

d. Melatih siswa mengungkapkan perasaan, ide dan hasil pemikirannya

dalam bahasa Inggris

e. Mempermudah siswa dalam mengikuti perkembangan teknologi

informasi

f. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam pergaulan internasional

g. Membekali siswa dalam bersaing dengan bangsa lain.

Page 9: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

2. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dilandasi oleh dasar

hukum sebagai berikut:

a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 ayat 3

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-

kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan

untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf

internasional.

b. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional dalam Rencana

Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

Selain dilandasi oleh dasar hukum, penyelenggaraan Sekolah Bertaraf

Internasional juga dilandasi oleh filosofi eksistensialisme dan filosofi

esensialisme. Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam proses

belajar dan mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara

maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua

potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ),

dan spiritual (SQ). Sedangkan filosofi esensialisme menekankan bahwa

pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan

individu, keluarga maupun kebutuhan berbagai sector dan sub-sub

sektornya, baik lokal, nasional maupun internasional.

Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan

sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara

internasional. Dalam mengaktualkan kedua filosofi tersebut, empat pilar

pendidikan yaitu learning to know, learning to do, learning to live

together and learning to be merupakan patokan berharga bagi

penyelarasan praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia

mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana,

hingga penilaiannya. Visi dari Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah

terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara

Internasional.

Page 10: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

3. Program Percepatan Belajar (Akselerasi)

Program Percepatan Belajar adalah salah satu program layanan

pendidikan khusus bagi peserta didik yang oleh gurunya telah

diidentifikasi memiliki prestasi sangat memuaskan, dan oleh psikolog

telah diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum pada taraf

cerdas, memiliki kreativitas dan keterikatan terhadap tugas di atas rata-

rata, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan

kecepatan belajar mereka.

Tujuan dari Program Percepatan Belajar (Akselerasi) meliputi tujuan

umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan Umum

1) Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik

spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektifnya

2) Memenuhi hak asasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan

pendidikan bagi dirinya sendiri

3) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta

didik

4) Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik

5) Menimbang peran peserta didik sebagai aset masyarakat dan

kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.

6) Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan

b. Tujuan Khusus

1) Memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program

pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya

2) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran peserta

didik

3) Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang mendukung

berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal

4) Memacu mutu siswa untuk peningkatan kecerdasan spiritual,

intelektual, dan emosionalnya secara berimbang

Page 11: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program belajar bagi

siswa yaitu pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dari 6 (enam)

tahun dipercepat menjadi 5 (lima) tahun, pada satuan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3

(tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua) tahun.

4. Pendidikan Inklusi

Pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang

mensyaratkan anak berkebutuhn khusus belajar di sekolah-sekolah

terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Sekolah

penyelenggara Pendidikan khusus inklusif adalah sekolah yang

menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini disesuaikan

dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan

dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil.

Dalam penyelenggaraannya terbagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Sekolah Biasa/sekolah umum yang mengakomodasikan semua anak

berkebutuhan khusus

b. Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus yang mengakomodasi anak

normal

5. Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

menyatakan guru adalah pendidik professional. Guru yang dimaksud

meliputi guru kelas, guru mata pelajaran, guru jabatan pengawas satuan

pendidikan. Guru professional dengan malat pelajaran yang diampunya

dan menguasai kompetensi sebagaimana dituntut oleh Undang-undang

Guru dan Dosen. Pengakuan guru sebagai pendidik professional

dibuktikan melalui sertifikat pendidik yang diperoleh melalui suatu proses

yang disebut sertifikasi.

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai salah satu upaya

peningkatan mutu guru yang dijarapkan dapat meningkatkan mutu

Page 12: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

pendidikan pada satuan pendidikan formal. Untuk itu, terus dilakukan

perbaikan pelaksanaan sertifikasi guru.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11

Tahun 2011, guru dalam jabatan yang telah memenuhi persyaratan dapat

mengikuti sertifikasi melalui:

a. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL)

b. Portofolio (PF)

c. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

d. Pendidikan Profesi Guru (PPG)

6. Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan

pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas

profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Portofolio ini terkait

dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama gurur yang

bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran.

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru dalam jabatan adalah untuk

menilai kompetensi guru sebagai pendidika dan agen pembelajaran.

Komponen pedagogic dinilai antara lain melalui bukti fisik kualifikasi

akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman, mengajar, perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan karya

pengembangan profesi.

Portofolio guru terdiri atas 10 komponen yaitu

a. Kualifikasi akademik

b. Pendidikan dan pelatihan

c. Pengalaman mengajar

d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

e. Penilaian dari atasan dan pengawas

f. Prestasi akademik

g. Karya pengembangan profesi

h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

i. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Page 13: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Peserta Sertifikasi pola PF adalah guru dan guru yang diangkat dalam

jabatan pengawas satuan pendidikan yang telah memenuhi persyaratan

akademik dan administrasi serta memiliki prestasi dan kesiapan diri.

Sedangkan bagi guru yang telah memenuhi persyaratan akademik dan

administrasi, tetapi tidak memiliki kesiapan diri untuk mengikuti

sertifikasi melalui pola PF, dapat mengikuti sertifikasi pola PLPG.

7. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

a. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan pola

sertifikasi dalam bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh Rayon

LTPK untuk memfasilitasi terpenuhinya standar kompetensi guru

peserta sertifikasi.

b. Tujuan dari Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah untuk

meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan

kelulusan guru peserta sertifikasi.

c. Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata

pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor di sekolah,

serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan

yang memilih: (1) sertifikasi pola PLPG, (2) pola portofolio tetapi

tidak lulus tes awal atau tidak lulusa penilaian portofolio, (3)

Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL) tetapi berstatus

tidak memenuhi persyaratan (TMP)

d. Materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat kompetensi guru

yaitu 1) pedagogik, 2) professional, 3) kepribadian, 4) sosial. Materi

dapat berupa buku, diktat, atau modul. Oleh karena pembelajaran

dalam PLPG lebih menekankan workshop, sebaiknya bahan ajar

dikemas dalam bentuk modul.

e. PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam

jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan didukung oleh Perguruan

Tinggi yang memiliki program studi relevan dengan bidang studi/mata

Page 14: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

pelajaran guru peserta PLPG. Diselenggarakan minimal 10 hari dan

bobot 90 Jam Pertemuan (22 JP teori dan 68 JP praktik; 1 JP setara

dengan 50 menit). Pembelajaran dilakukan dalam bentuk workshop.

f. PLPG diakhiri dengan ujian yang mencakup ujian tulis dan ujian

kinerja. Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi

professional dan pedagogik, ujian kinerja untuk mengungkap

kompetensi professional, pedagogik, kepribadian dan sosial.

8. Peningkatan Kualifikasi Guru dan Program Penyetaraan

Di Indonesia, rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu dari

empat masalah pokok pendidikan yang telah diidentifikasi sejak tahun 60-

an. Keluhan tentang rendahnya mutu lulusan masih terus bergema.

Lulusan SD, SLTP dan SLTA belum mampu bernalar dan berpikir kritis,

serta masih tergantung kepada guru. Penguasaan siswa lebih terfokus pada

pengetahuan faktual dimana saat ujian nasional siswa lebih banyak

menghafal daripada berpikir kritis atau mendemonstrasikan keterampilan.

Pangkal rendahnya mutu pendidikan tentu sangat banyak tetapi

tudingan utama banyak ditujukan kepada guru karena gurulah yang

merupakan ujung tombak di lapangan yang bertemu dengan siswa secara

terprogram. Oleh karena itu, guru dianggap sebagai pihak yang paling

bertanggungjawab terhadap hasil yang dicapai oleh siswa.

Berbagai penataran guru, baik yang dilakukan secara berkala maupun

secara berkesinambungan telah dilakukan. Kesejahteraan guru yang

disadari merupakan tiang penyangga dari kualitas layanan yang diberikan

guru juga sudah mulai diperhatikan, meskipun masih dalam skala yang

kecil. Selain upaya yang secara khusus dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan professional dan kesejahteraan guru, upaya yang sangat

penting adalah upaya untuk meningkatkan kualifikasi guru yang telah

dilakukan sepanjang masa. Upaya tersebut dilakukan melalui Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan Universitas Terbuka (UT).

Program penyetaraan guru adalah program yang ditujukan bagi guru-

guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S1. Bagi guru yang masih

Page 15: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

berpendidikan D1, akan disekolahan menjadi S1. Program ini merupakan

bagian dari reformasi bidang pendidikan dimulai sejak terbitnya Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kegiatan dalam

program penyetaraan bagi guru-guru SD, SMP, dan SMA berupa:

a. Kuliah dan praktikum yang diselenggarakan dalam blok waktu yang

telah disepakati

b. Praktikum lapangan dan kegiatan lain yang bertujuan untuk

memberikan bekal pengalaman dan menambah wawasan sebagai guru

yang proporsional

c. Praktek pengalaman lapangan yang diselenggarakan di sekolah

masing-masing peserta

9. Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah

program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki

pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian

Pendidikan Profesi Guru adalah program pendidikan yang diselenggarakan

untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang

memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru

yang professional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai

dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat

pendidik (sesuai UU No. 14 Tahun 2005) pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan forma, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003, tujuan umum PPG adalah

menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dab bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan tujuan

khususnya adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

Page 16: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah serta melakukan penelitian.

Terdapat 2 (dua) bentuk penyelenggaraan PPG, yakni:

a. PPG pasca S-1 kependidikan yang masukannya berasal dari lulusan S1

kependidikan dengan struktur kurikulum subject specific paedagogy

(pendidikan bidang studi) dan PPL Kependidikan

b. PPG pasca S-1/D-IV non kependidikan yang masukannya berasal dari

lulusan S-1/D-IV non kependidikan, dengan struktur kurikulum mata

kuliah akademik kependidikan, pendidikan bidang studi dan PPL

Kependidikan.

Page 17: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan pada zaman reformasi mengalami suatu perkembangan yang

pada dasarnya lebih maju daripada pendidikan pada zaman orde baru.

Pendidikan pada zaman reformasi mengutamakan pada perkembangan peserta

didik yang lebih terfokus pada pengelolaan masing – masing daerah (otonomi

pendidikan). Dalam hal tenaga kependidikan diberlakukan suatu kualifikasi

profesional untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Sedangkan

sarana dan prasarana juga sudah mengalami suatu peningkatan yang baik.

Namun daripada hal tersebut pendidikan yang ada di Indonesia masih belum

mengalami suatu pemerataan. Ini terlihat dari adanya beberapa sekolah –

sekolah terutama di daerah pedalaman masih terdapat keterbatasan dalam

berbagai aspek penyelenggaraannya.

Dinamika sosial politik Indonesia yang juga berdampak pada perubahan

kurikulum merupakan suatu bentuk penyempurnaan dalam bidang pendidikan

untuk meningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Page 18: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

DAFTAR PUSTAKA

Soearni, Eddy. 2003. Pengembangan Tenaga Kependidikan pada Awal Era

Reformasi (1998-2001) dalam “Guru di Indonesia, Pendidikan, Pelatihan dan

Perjuangan Sejak Jaman Kolonial Hingga Era Reformasi”. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional RI, Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan

Suyanto & Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia

Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Saring Marsudi, dkk. 2012. Landasan Pendidikan. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Page 19: zea2016.files.wordpress.com  · Web viewPemberian subsidi pada guru sekolah swasta (SD, TK, SLTP, SMU dan SMK) dan guru tidak tetap sekolah negeri (SLTP, SMU dan SMK) sebesar Rp

PENDIDIKAN PADA ZAMAN REFORMASI

Kelompok 8:

Ita Noer Prawiti (A510150238)

Qorin Umdatul Millah (A510150241)

Ilmy Saputri (A510150257)

Tivana Aulia Sasmito (A510156009)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA