penerapan model quantum learning dengan …/penerap… · kurangnya perhatian guru dalam...

84
PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKSELERASI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: SETIYA PUTRI AMBARWATI K 7406028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: ngoliem

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE

PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X AKSELERASI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SETIYA PUTRI AMBARWATI

K 7406028

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci perbaikan kualitas SDM sehingga perbaikan

kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Kebijakan di bidang

pendidikan harus melakukan terobosan secara konsisten dan berkelanjutan.

Indonesia harus segera melakukan strategi baru dalam memperbaiki dan

meningkatkan kualitas bangsa melalui pendidikan yang berkualitas sehingga

diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang unggul, cerdas dan

kompetitif. Perbaikan kualitas pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh oleh

semua pihak baik pemerintah, guru, peserta didik, maupun orangtua siswa. Salah

satu aspek yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah model pembelajaran.

Model pembelajaran penting untuk diperhatikan karena dengan model

pembelajaran yang tepat dapat membawa dampak positif dalam menciptakan

proses pembelajaran yang berkualitas dan hasil belajar yang optimal sehingga

berujung pada perbaikan kualitas pendidikan yang lebih baik.

Sejak Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) disahkan, secara otomatis peran guru harus berubah sesuai

tuntutan kurikulum yang telah diberlakukan. Dalam pasal 20b disebutkan bahwa:

”Guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik

dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni”. Berdasarkan pasal tersebut, guru perlu

memiliki kreatifitas agar dapat membuat suasana kelas dan pembelajaran menjadi

nyaman, menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa merasa belajar merupakan

sesuatu yang menarik dan ditunggu-tunggu.

Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal dan informal.

Pendidikan formal di Indonesia dimulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi. SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah

menengah atas negeri di Kota Surakarta yang memiliki prestasi yang baik.

Sekolah ini mengajarkan dua bidang ilmu, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu

Page 3: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Pengetahuan Sosial. Salah satu kompetensi dari Ilmu Sosial yang diberikan di

Sekolah Menengah Atas adalah Ekonomi, yang diberikan di kelas X-RSBI, X-

Aksel, XI Ilmu Sosial dan XII Ilmu Sosial. Ekonomi merupakan mata pelajaran

inti sehingga siswa dituntut memiliki hasil belajar yang tinggi agar mampu

bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Observasi peneliti menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran mata

pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Surakarta cenderung masih bersifat

konvensional, guru memberi penjelasan dan siswa mencatat disertai tanya jawab

seperlunya kemudian dilanjutkan dengan latihan soal atau tugas. Penggunaan

metode ceramah dalam pembelajaran masih sangat dominan. Penggunaan metode

konvensional ini dapat menghambat daya kritis siswa karena segala informasi

yang disampaikan guru biasanya diterima secara mentah tanpa dibedakan apakah

informasi itu salah atau benar, dipahami atau tidak. Dengan demikian, sulit bagi

siswa untuk mengembangkan kreativitas yang dimilikinya secara optimal. Proses

pembelajaran demikian membuat sebagian besar siswa kurang berminat dalam

belajar ekonomi.

Situasi dan kondisi pembelajaran tersebut berpengaruh pada tingkat

pencapaian hasil belajar siswa yang rendah, seperti ditunjukkan dalam Tabel 1

berikut ini:

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas X Akselerasi

No. Kelas Rata-rata Nilai Ujian Semester 1

Mata Pelajaran Ekonomi

1. X Aksel 1 68

2. X Aksel 2 64

Sumber: Data Primer SMA Negeri 1 Surakarta TP 2009/2010

Berdasarkan data di atas, peneliti menetapkan kelas X Aksel 2 sebagai subjek

penelitian karena di kelas tersebut terdapat masalah mengenai hasil belajar siswa.

Batas nilai ketuntasan di SMA Negeri 1 Surakarta adalah 75 namun rata-rata nilai

Page 4: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Ujian Akhir Semester I mata pelajaran ekonomi siswa di kelas X Aksel 2 hanya

64. Siswa-siswi akselerasi adalah siswa-siswi luar biasa yang memiliki tingkat

prestasi terbaik dari proses seleksi yang telah dilakukan namun siswa yang

dinyatakan tidak tuntas dalam Ujian Akhir Semester di kelas tersebut berjumlah

16 siswa dari 28 siswa atau jika diprosentasekan sebesar 57,14%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X Aksel 2

mengenai pembelajaran ekonomi pada kelas mereka dapat disimpulkan bahwa

adanya permasalahan hasil belajar tersebut disebabkan oleh:

1. Berdasarkan substansi materi, ekonomi merupakan pelajaran yang lebih

didominasi oleh materi yang sifatnya hafalan. Jika model pembelajaran yang

diterapkan bersifat konvensional akan menjadikan siswa hanya sebagai ”mesin

penghafal” yang masa pengingatnya bersifat jangka pendek. Padahal hasil

akhir dari pembelajaran yang diharapkan adalah siswa tidak hanya hafal akan

materi yang disampaikan namun siswa dapat memahaminya secara

menyeluruh. Oleh karena itu, untuk membentuk pemahaman yang sifatnya

jangka panjang diperlukan pembelajaran yang bermakna sehingga mengena

pada diri masing-masing siswa.

2. Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa

dalam proses pembelajaran, terutama dalam melatih keterampilan proses

pembelajaran, sehingga siswa masih bersifat individual dalam belajar.

3. Penyediaan fasilitas pembelajaran berupa sarana dan prasarana pada sekolah

ini sudah sangat baik. Hal ini terlihat dari tersedianya AC, komputer, dan LCD

yang ada pada masing-masing kelas sehingga harapannya kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang optimal.

Pada kenyataannya guru belum menggunakan sarana dan prasarana yang

tersedia dengan optimal, hal ini terbukti dengan sistem pembelajaran yang

diterapkan belum menggunakan komputer dan LCD sebagai alat bantu

pengembangan pembelajaran.

Banyak model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran, misalnya model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran kuantum, model pembelajaran terpadu, dan model

Page 5: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Adanya permasalahan

hasil belajar tersebut diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan

standar kompetensi dan efektif untuk proses pembelajaran yang bermakna dan

menyenangkan, salah satu model yang tepat untuk diterapkan adalah model

Quantum Learning.

Model Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang membuat

proses belajar menjadi sederhana (simple), menyenangkan (fun), dan efektif.

Model pembelajaran ini diharapkan dapat melahirkan siswa-siswa yang tidak

hanya memiliki keterampilan akademis, tetapi juga memiliki ketrampilan hidup

(life skill). Kelas diibaratkan sebagai sebuah konser musik yang menyingkirkan

hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah, dengan sengaja

menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling (ruang kelas) dengan

berbagai poster, dan melibatkan peran aktif seluruh siswa. Seperti sebuah konser

musik, semua siswa harus memainkan perannya masing-masing dengan terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengingat materi

pelajaran yang diberikan dalam waktu yang lama (ingatan jangka panjang) dengan

menggunakan berbagai asosiasi, mengetahui berbagai keterkaitan dan memahami

konsepnya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran harus menciptakan lingkungan belajar yang mendorong

seoptimal mungkin berkembangnya potensi diri. Kelas harus mempresentasikan

masyarakat kecil, di mana siswa berinteraksi. Bentuk-bentuk kegiatan belajar

kolaboratif, bekerja dengan kelompok (team) dalam melakukan eksplorasi alam,

inkuiri dan tugas-tugas proyek berbasis masalah, merupakan aktivitas belajar yang

dapat menghidupkan kelas dan memberi kontribusi terhadap pembentukan

kepribadian anak secara utuh.

Pembelajaran ekonomi akan lebih menarik jika disajikan dalam suatu

bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan model Quantum Learning yang

menggunakan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) agar dalam mempelajari

materi, siswa tidak terpaku pada hafalan yang sifatnya sesaat. Dengan variasi

simbol, warna, dan bentuk yang ada pada peta pikiran (mind mapping) diharapkan

Page 6: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

siswa dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi sehingga pembelajaran

bermakna dapat tercapai. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Model

Quantum Learning dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Mata

Pelajaran Ekonomi sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X

Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Belum diterapkannya beberapa model pembelajaran yang dapat

mempermudah pemahaman siswa terhadap materi melalui kegiatan yang

menarik dan dapat meningkatkan konsentrasi siswa.

2. Guru masih dominan dalam pembelajaran karena masih menerapkan model

pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dari pada berpusat pada

siswa (student centered).

3. Proses pembelajaran yang diterapkan belum menggunakan sarana dan

prasarana secara optimal.

4. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan,

padahal penerapan metode pembelajaran konvensional kurang efektif dalam

kegiatan belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian

untuk menghindari perluasan masalah. Subjek dari penelitian ini adalah siswa

kelas X Aksel 2 SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Objek dari

penelitian ini meliputi:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Quantum Learning

dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

2. Hasil belajar siswa yaitu berkenaan dengan nilai kognitif mata pelajaran

ekonomi yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar formatif.

Page 7: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah penerapan model

Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada mata

pelajaran ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Akselerasi

SMA Negeri 1 Surakarta?”.

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Quantum Learning merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh

proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta

membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.

2. Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan metode pembelajaran yang

memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam

diri seseorang.

3. Hasil belajar merupakan salah satu indikator siswa dalam menguasai dan

memahami pelajaran yang dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoris

namun ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi

pengajaran.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian disini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah di atas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Quantum Learning dengan

metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada mata pelajaran ekonomi kelas X

Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta.

Page 8: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang dapat dijadikan

dasar penelitian lebih lanjut.

b. Memberikan manfaat untuk mendukung teori-teori di bidang pendidikan

tentang penggunaan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping) .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa :

Siswa termotivasi sehingga senang belajar Ilmu Pengetahuan Sosial,

khususnya mata pelajaran Ekonomi dan dapat memperoleh pengalaman

belajar.

b. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru untuk menerapkan model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam proses belajar

mengajar di kelas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merealisasikan

tujuan pembelajaran bagi siswa dan juga sebagai bahan pertimbangan

untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

2) Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan

peningkatan mutu proses pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penggunaan model

Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) serta

Page 9: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

pengaruh dan perkembangan siswa setelah penggunaan model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Ilmu pengetahuan yang ada sekarang tidak lepas dari pengetahuan yang

ada sebelumnya. Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan alat untuk

mendapatkan pengetahuan baru ataupun menguji pengetahuan yang telah ada.

Agar dapat diketahui bagaimana hubungan dan dimana posisi pengetahuan yang

diperoleh dari penelitian, dalam kaitannya dengan pengetahuan yang telah ada,

perlu dilakukan kajian terhadap bahan pustaka yang relevan dengan topik

masalah.

1. Hakikat Model Quantum Learning

a. Definisi Model Pembelajaran

Winataputra dalam Sugiyanto (2008: 7) mengemukakan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanang

pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan

aktivitas pembelajaran.

b. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Sugiyanto (2008: 7-15) mengemukakan bahwa ada banyak model

pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha

Page 10: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut antara lain

terdiri dari:

1) Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang

mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran ini juga mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan

keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan baru ketika siswa belajar.

2) Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

3) Model Pembelajaran Kuantum

Model pembelajaran kuantum merupakan rakitan dari berbagai teori atau

pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang jauh

sebelumnya sudah ada.

4) Model Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang

memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif

mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik.

Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa

pokok bahasan.

5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning – PBL)

Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning – PBL)

merupakan pembelajaran yang mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang

dikerjakan siswa tetapi pada apa yang siswa pikirkan selama mereka

mengerjakannya. Guru memfungsikan diri sebagai pembimbing dan

Page 11: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berfikir dan menyelesaikan

masalahnya sendiri.

c. Model Quantum Learning

Akhmad Sudrajat (2008: 1) mengemukakan, ”Quantum Learning ialah

kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam

pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang

menyenangkan dan bermanfaat”. Dalam Quantum Learning, beberapa teknik

yang dipakai merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah

populer dan umum digunakan. Namun, teknik tersebut dikembangkan yang

sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan

bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas.

Bobby DePorter (2007: 14) mengatakan bahwa Quantum Learning

berakar dari upaya Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan

Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya sugesti (suggestology).

Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi

belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif.

Untuk mendapatkan sugesti positif ada beberapa teknik yang dapat digunakan

seperti membuat siswa merasa nyaman berada di kelas, memperdengarkan

musik-musik klasik yang dapat meningkatkan daya konsentrasi siswa,

mendorong partisipasi siswa untuk lebih aktif, menempelkan poster besar

yang berisi informasi pada dinding kelas, dan menyediakan guru yang terlatih

baik dalam seni pengajaran maupun sugesti. Prinsip sugesti (suggestology)

hampir sama dengan proses pemercepatan belajar (accelerated learning), yaitu

proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang

mengesankan, dengan upaya yang normal, dan diiringi dengan kegembiraan.

Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui percampuran antara unsur

hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat. Jadi dapat

disimpulkan bahwa dalam Quantum learning pemberian sugesti positif berupa

penciptaan suasana belajar yang menyenangkan sangatlah diperlukan. Hal ini

bertujuan agar dalam waktu yang relatif singkat proses pembelajaran yang

Page 12: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

berlangsung dapat mencapai efektifitas belajar yang maksimal yang ditandai

dengan perolehan hasil belajar yang baik.

Menurut Bobby DePorter (2007: 16), ”Quantum Learning sebagai

interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”. Mereka

menganggap kekuatan energi sebagai bagian penting dari setiap interaksi

manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, dimana: E = Energi

(antusiasme, efektivitas belajar mengajar, dan semangat), m = massa (semua

individu yang terlibat, situasi, materi, dan fisik), dan c = interaksi (hubungan

yang tercipta di kelas). Berdasarkan persamaan ini dapat diketahui bahwa

interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar

terhadap efektivitas dan antusiasme belajar para peserta didik (Falah Yunus,

2009: 1).

Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Jadi Quantum Learning menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan

belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Bobby DePorter

(2007: 6) mengatakan bahwa Quantum Learning bersandar pada konsep

bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.

Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Learning tidak

hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu,

siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik

dalam dan ketika belajar.

Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan ”pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan (Bobby DePorter , 2007: 14-16).

Page 13: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Dengan Quantum Learning kita dapat mengajar dengan

memfungsikan kedua belahan otak, yaitu otak kiri dan otak kanan pada

fungsinya masing-masing. Eksperimen terhadap dua belahan otak tersebut

telah menunjukkan bahwa masing-masing belahan bertanggung jawab

terhadap cara berfikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam

kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa pesilangan dan

interaksi antara kedua sisi. Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial,

linear, dan rasioanal. Walaupun berdasarkaan realitas, otak kiri mampu

melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berfikirnya sesuai untuk

tugas-tugas teratur seperti ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi

auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Cara

berfikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Cara

berfikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal

seperti perasaan, emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan,

kesadaran spasial, pengenalan bentuk, pengenalan pola, musik, seni, kepekaan

warna, kreativitas, dan visualisasi (Bobby DePorter, 2007: 36-38).

Penggunaan kedua belahan otak sangat penting artinya sehingga orang yang

memanfatkan kedua belahan otak ini cenderung seimbang dalam setiap aspek

hidupnya.

Sugiyanto (2008: 69) mengatakan bahwa beberapa karakteristik umum

yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif bukan fisika

kuantum. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan

pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari

berbagai teori psikologi kognitif bukan teori fisika kuantum.

2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-

empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar

menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya

motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang

secara maksimal atau optimal.

Page 14: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

3) Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis, bukan positivistis-

empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis. Oleh karena itu nuansa

konstruktivisme dalam pembelajaran kuantum relatif kuat. Pembelajaran

kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan

pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan keberhasilan

tujuan pembelajaran.

4) Pembelajaran kuantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan

mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan

lingkungan sebagai konteks pembelajaran.

5) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu

dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Interaksi telah menjadi

kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran kuantum. Pembelajaran

kuantum memberikan tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan

akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna.

6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.

7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran bukan keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan

kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai, dan

menyenangkan, sedangkan keadaan yang dibuat-buat menimbulkan

suasana tegang, kaku, dan membosankan.

8) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran.

9) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi

pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang

memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan

atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran

meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan

belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup.

Page 15: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

10) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau

material.

11) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses

pembelajaran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus memiliki

nilai dan keyakinan tertentu yang positif dalam proses pembelajaran.

12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat

pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.

Bobby DePorter (2007: 7) mengatakan bahwa prinsip dari Quantum

Learning terdiri dari:

1) Segalanya berbicara

Lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran menyampaikan

pesan tentang belajar.

2) Segalanya bertujuan

Siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang diajarkan.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama

Pengalaman guru dan siswa akan diperoleh banyak konsep.

4) Akui setiap usaha

Menghargai usaha siswa sekecil apa pun.

5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Guru harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada proses

pembelajaran, misalnya dengan memberi tepuk tangan dan berkata:

bagus!, baik!, dll.

Bobby DePorter (2007: 10) mengatakan bahwa kerangka rancangan

belajar Quantum Learning yang diterapkan dikenal dengan istilah TANDUR

yang meliputi:

1) TUMBUHKAN

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat BagiKu

(AMBAK)” dan manfaatkan kehidupan pelajar.

Page 16: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

2) ALAMI

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua

pelajar.

3) NAMAI

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah masukan.

4) DEMONSTRASIKAN

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.

5) ULANGI

Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan “Aku tahu

dan memang tahu ini”.

6) RAYAKAN

Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan

dan ilmu pengetahuan.

Bobby DePorter (2007: 64-78) mengatakan bahwa metode dan

strategi mengajar yang mengacu pada Quantum Learning meliputi:

1) Buat suasana kelas yang bisa membawa kegembiraan yang diatur

berdasarkan kesepakatan kelas, seperti :

a) Pengaturan meja dan kursi, tanaman, hiasan lain yang mendukung

proses belajar.

b) Pengecatan meja kursi yang yang menjadi keinginan dan kebanggaan

kelas.

c) Ruangan kelas dihiasi dengan poster.

2) Pemberian musik klasik dalam kegiatan belajar mengajar. Musik dapat

merangsang otak kiri dan kanan untuk berpikir dan berinspirasi. Musik

juga dapat sebagai perangsang untuk meningkatkan produktivitas

seseorang. Musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar,

baik secara sadar maupun tidak sadar. Disamping itu kebanyakan siswa

suka musik. Musik yang disarankan disini adalah musik klasik dan

instrumental. Namun bisa diselingi jenis musik lain untuk bersenang-

senang dan jeda dalam pembelajaran.

Page 17: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

3) Pengalaman belajar hendaknya menggunakan sebanyak mungkin indera

untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran. Siswa belajar : 10% dari apa

yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50%

dari apa yang di lihat dan dengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90%

dari apa yang dikatakan dan lakukan (Vernon A. Magnessen, 1983). Ini

menunjukkan guru mengajar dengan ceramah, maka siswa akan mengingat

dan menguasai hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya

jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya

maka akan mengingat dan menguasai sebanyak 90%.

4) Guru harus selalu menghargai setiap usaha dan hasil kerja siswa serta

memberikan stimulus yang mendorong siswa untuk berbuat dan berpikir

sambil menghasilkan karya dan pikiran kreatif. Ini memungkinkan siswa

menjadi pembelajar seumur hidup. Untuk itu guru bisa menggunakan

berbagai metode dan pengalaman belajar melalui contoh yang

konstekstual. Setiap kesuksesan dalam belajar siswa layak untuk dirayakan

5) Suasana belajar siswa, guru dapat mengarahkan kearah ke ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik. Suasana belajar juga melibatkan mental, fisik,

emosi sosial siswa secara aktif supaya memberi peluang siswa untuk

mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan

dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan

argumentasi, dan sejumlah penalaran.

Pada proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana,

lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitasi harus disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa. Bobby

DePorter (2007: 14) mengatakan bahwa konteks menata panggung belajar

yang baik mempunyai empat aspek yang meliputi:

1) Suasana

Suasana kelas mencakup bahasa yang dipilih, cara menjalin simpati

dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang

penuh kegembiraan akan membawa kegembiraan pula dalam belajar.

2) Landasan

Page 18: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Kerangka kerja yang terdiri dari tujuan, keyakinan, kesepakatan,

kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa

sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.

3) Lingkungan

Adalah cara guru menata ruang kelas meliputi pencahayaan, warna,

pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, dan semua hal yang

mendukung proses belajar.

4) Rancangan.

Penciptaan terarah unsur-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat

siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar

informasi.

Bobby DePorter (2007: 115) mengatakan bahwa guru sebagai

Quantum Teacher mempunyai ciri-ciri dalam berkomunikasi sebagai berikut:

1) Antusias : menampilkan semangat untuk hidup

2) Berwibawa : menggerakkan orang

3) Positif : melihat peluang dalam setiap saat

4) Supel : mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa

5) Humoris : berhati lapang untuk menerima kesalahan

6) Luwes : menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil

7) Menerima :mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk

menemukan nilai-nilai inti

8) Fasih : berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur

9) Tulus : memiliki niat dan motivasi positif

10) Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil

11) Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman

hidup siswa dan peduli akan diri siswa

12) Menganggap siswa “mampu” : percaya akan keberhasilan siswa

13) Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas

hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap siswa untuk berusaha

sebaik mungkin.

Dalam melakukan penilaian guru harus berorientasi pada :

Page 19: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

1) Acuan/patokan.

Semua kompetensi perlu dinilai sesuai dengan acuan kriteria berdasarkan

indikator hasil belajar

2) Ketuntasan Belajar.

Ketuntasan belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian

kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggungjawakan sebagai

prasyarat penguasaan kompetensi berikutnya

3) Metode penilaian dengan menggunkan variasi, antara lain :

a) Tes Terulis : pertanyaan-pertanyaan tertulis

b) Observasi : pengamatan kegiatan praktik

c) Wawancara : pertanyaan-pertanyaan langsung tatap muka

d) Portofolio : Pengamatan melalui bukti-bukti hasil belajar

e) Demonstrasi : Pengamatan langsung kegiatan praktik/pekerjaan

yang sebenarnya (Falah Yunus, 2009: 1).

d. Pembelajaran Model Quantum Learning dengan Metode Peta Pikiran

(Mind Mapping)

Mencatat merupakan salah satu aktivitas dalam proses belajar yang

bertujuan untuk menambah ingatan dan pemahaman siswa terhadap materi

yang dipelajari. Aktivitas mencatat yang sering dilakukan adalah dengan

menggunakan catatan tradisional atau catatan linear. Catatan tradisional

berbentuk tulisan-tulisan, menggunakan satu warna tinta, dan menyita banyak

waktu sehingga manfaatnya dirasa kurang efektif dan membosankan. Metode

mencatat yang baik harus membantu mengingat perkataan dan bacaan,

meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasikan

materi, dan memberikan wawasan baru. Oleh karena itu, untuk mempermudah

proses pembelajaran diperlukan cara mencatat yang efektif, salah satunya

yaitu dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping).

Tony Buzan dalam Wiwin Yuni Lestari (2009: 27) mengemukakan, ”

Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam

otak dan mengambil informasi keluar dari otak”. Menurut Bobby DePorter

Page 20: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

(2007: 153), ”Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak

dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk

membentuk kesan”. Sedangkan menurut Teti Rostikawati (2009: 5), ”Peta

pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan

gaya belajar visual”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peta

pikiran merupakan metode pembelajaran yang memadukan dan

mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.

Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan

seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara

tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan

sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Aktivitas mencatat dengan menggunakan peta pikiran merupakan

latihan yang dapat mengoptimalkan fungsi belahan otak kiri dan otak kanan

sehingga sangat membantu siswa dalam memahami masalah dengan cepat dan

tepat karena telah terpetakan. Teknik mencatat dengan menggunakan peta

pikiran perlu untuk diterapkan karena banyaknya manfaat yang diperoleh

seperti fleksibel, memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan

menyenangkan (Bobby DePorter, 2007: 173). Menurut Bobby DePorter

(2007: 156) langkah-langkah teknis penggunaan peta pikiran terdiri dari:

1) Mulai dengan menuliskan topik pada bagian tengah halaman

Tulis gagasan utama pada bagian tengah halaman kertas dan lingkupi

dengan lingkaran, persegi atau bentuk lain. Hal ini sebagai pendorong

untuk mendefinisikan gagasan inti subjek yang dipelajari sebagai titik

awal pembelajaran yang efektif. Tema pokok inti dibuat dengan ukuran

cukup kecil sehingga tersedia ruang untuk memperlihatkan dengan jelas

sub-sub tema di sekelilingnya. Sub-sub tema tersebut dapat dihubungkan

dengan tema pokok dengan menggunakan garis.

2) Buatlah cabang-cabangnya

Tambahkan cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap point atau

gagasan utamanya. Berpijak pada tema pokok buatlah cabangnya ke

semua arah. Jumlah cabangnya bervariasi tergantung jumlah segmennya.

Page 21: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Namun batasilah cabang utama antara lima sampai tujuh cabang dan

jangan terlalu banyak.

3) Gunakan kata-kata kunci

Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan

untuk lebih rinci. Kata kunci adalah kata yang menyampaikan inti sebuah

gagasan dan memudahkan memicu ingatan kita. Sasaran peta pikiran

adalah hanya menangkap fakta-fakta penting sehingga ketika ditinjau

ulang akan memicu ingatan terhadap semua subjek pelajaran. Gunakan

kata kerja atau kata benda kunci dengan huruf kapital tebal.

4) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan

ingatan yang lebih baik

5) Gunakan huruf kapital

Tulis dan ketik secara rapi dengan menggunakan huruf kapital.

6) Tuliskan gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang lebih besar

Tulisan dengan huruf besar sehingga dapat membedakan konsep yang

lebih penting.

7) Hidupkan peta pikiran dengan hal-hak yang menarik

Gambarkan peta pikiran dengan hal-hal yang berhubungan dengan diri kita

sesuai dengan selera.

8) Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal

9) Bersikap kreatif dan berani

Lakukan sendiri dan jangan takut salah atau jelek. Gunakan sebanyak

mungkin gambar yang memang membantu pemahaman.

10) Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan gagasan-gagasan.

11) Buatlah peta pikiran secara horizontal agar dapat memperbesar ruang bagi

setiap gagasan.

Penerapan awal model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping) perlu dilakukan secara kelompok. Dalam kelompok siswa

dapat berdiskusi dengan teman yang lain agar hasilnya lebih maksimal karena

hasil dari pemikiran banyak orang. Pembuatan peta pikiran secara kelompok

pun bertujuan untuk melatih kebiasaan pada diri masing-masing siswa. Setelah

Page 22: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

terbiasa, harapannya siswa dapat membuat peta pikiran untuk mencatat materi

secara mandiri. Menurut Sugiyanto (2008: 93), langkah-langkah pembelajaran

penggunaan peta pikiran secara klasikal terdiri dari:

1) Guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan pada materi yang sedang

dipelajari.

2) Sajikan gambar/CD tentang materi yang sedang dipelajari.

3) Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi.

4) Seraya bertanya guru mencoba mentransfer jawaban siswa dalam bentuk

peta pikiran.

5) Perbaiki peta pikiran yang belum terstruktur menjadi terstruktur.

6) Setelah gambar peta pikiran jadi di papan tulis, guru meminta siswa untuk

membuat peta pikiran secara berkelompok berdasarkan sub-sub materi

yang ada atau menurut apa yang dipikirkan siswa tentang materi yang

sedang dipelajari.

7) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kemudian siswa kerja

kelompok untuk membuat peta pikiran.

Untuk ini perlu diberikan batasan waktu misal 15-20 menit. Jika siswa

sudah terbiasa membuat peta pikiran siswa dapat ditugaskan secara

individual atau kelompok kecil per dua orang.

8) Selama siswa menyusun peta pikiran guru keliling untuk memberikan

penjelasan jika ada kelompok yang bertanya.

9) Guru meminta siswa untuk membuat matrik peta pikiran, pengelompokan,

dan atributnya.

10) Setelah selesai wakil-wakil kelompok diminta maju untuk

mempresentasikan hasil pekerjaannya.

Sementara itu kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan

tanggapan dan masukan.

11) Jika diperlukan guru perlu memberikan penjelasan terhadap materi yang

belum dapat dipahami siswa.

12) Berikan masukan terhadap hasil pekerjaan siswa.

13) Lakukan postest tentang peta pikiran yang dikuasai.

Page 23: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

14) Berikan siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran

yang dilakukan guru sebagai evaluasi untuk pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya.

Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini

disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri

siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika

berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan

peta pikiran. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana

yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses

pembuatan peta pikiran (mind mapping).

2. Hakikat Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar

karena merupakan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa

dalam belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Sebagai cara untuk menilai

kemampuan individual, diwujudkan dalam bentuk nilai yang diberikan kepada

siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Nana

Syaodih Sukmadinata (2004: 102), hasil belajar merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Di sekolah, hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan

mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau

hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan

angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan

menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.

Nana Sudjana (2009: 3) mengungkapkan “Hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar

dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris”.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola

Page 24: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

hidup. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek, yaitu gerakan terbiasa, kesiapan,

persepsi, penyesuaian pola gerakan, gerakan kompleks, dan kreativitas. Dari

ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para

guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam

menguasai isi bahan pengajaran. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada

hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar formatif.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan. Slameto (2003: 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar digolongkan menjadi faktor internal

dan faktor eksternal.

1) Faktor-faktor internal a) Faktor jasmaniah

(1) Faktor kesehatan (2) Cacat tubuh

b) Psikologis (1) Intelegensi (2) Perhatian (3) Minat (4) Bakat (5) Motif (6) Kematangan (7) Kesiapan

c) Faktor kelelahan 2) Faktor-faktor eksternal

a) Faktor keluarga (1) Tingkat pendidikan orang tua (2) Hubungan antara anggota keluarga (3) Penyediaan fasilitas belajar (4) Keadaan ekonomi keluarga

b) Faktor sekolah c) Faktor masyarakat

Page 25: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Ngalim Purwanto (2002: 106) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:

1) Faktor yang ada pada diri orang itu sendiri yang disebut faktor individual, meliputi: a) faktor pertumbuhan b) kecerdasan c) latihan d) motivasi e) faktor pribadi

2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial, meliputi: a) faktor keluarga b) guru c) alat mengajar d) lingkungan dan kesempatan e) motivasi

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa di

dalam melaksanakan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor baik dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dari luar. Faktor-faktor

yang menyangkut keadaan diri siswa baik keadaan fisik maupun psikologis

serta keadaan yang berada di luar diri siswa seperti lingkungan, sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai.

c. Fungsi Hasil Belajar

Penyelenggaraan penilaian hasil belajar yang bertujuan mengidentifikasi

hasil belajar siswa tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan nasional,

tujuan institusional, tujuan kurikuler serta tujuan pengajaran, materi

pengajaran dan metode pengajaran serta sumber-sumber lain. Melalui evaluasi

tersebut akan diperoleh informasi tentang hasil belajar yang secara tidak

langsung dapat berfungsi sebagai indikator tentang baik buruknya

konseptualisasi dan operasionalisasi komponen-komponen pengajaran

menjadi sistem pengajaran, yang proses kegiatannya merupakan upaya untuk

mewujudkan kurikulum.

Menurut Waridjan (1991: 4) pemanfaatan informasi tentang hasil

belajar siswa sebagai berikut:

Page 26: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

1) Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat mendesain program

pengajaran yang apabila dilaksanakan akan mengisi selisih antara apa yang

telah dicapai oleh siswa dengan apa yang dikehendaki oleh tujuan

pengajaran.

2) Dengan mengetahui hasil belajar siswa dari waktu ke waktu, proses

kemajuan dan kemunduran belajar siswa dapat diikuti dengan tujuan untuk

memberikan motivasi belajar.

3) Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat mengidentifikasi

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dan konselor pengajaran dapat

mendiagnosis kesulitan belajar siswa dalam rangka memberikan

bimbingan dan konseling pengajaran.

4) Dengan mengetahui hasil belajar siswa dapat diramalkan keberhasilan

belajar siswa di masa depan.

5) Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat menetapkan siswa

dalam kualifikasi tertentu (lulus dan tidak lulus atau tuntas dan tidak

tuntas), menetapkan peringkat siswa dalam prestasi belajar siswa

(rangking atau kelompok kurang pandai) serta menyeleksi siswa untuk

tujuan-tujuan tertentu (memenuhi syarat atau tidak).

6) Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa termotivasi untuk belajar

secara lebih bersemangat, tekun dan teliti.

d. Evaluasi Hasil Belajar

Usaha untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dapat dilakukan

melalui evaluasi. Menurut Slameto (2001: 15-16) evaluasi dapat berfungsi

untuk:

1) Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa.

2) Mengetahui status akademis seorang siswa dalam kelompok atau kelasnya.

3) Mengetahui penguasaan, kekuatan, dan kelemahan seoarang siswa atas

suatu unit pelajaran.

4) Mengetahui efesiensi metode mengajar yang digunakan guru.

Page 27: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

5) Menunjang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang

bersangkutan.

6) Memberi laporan kepada siswa dan orang tua siswa.

7) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.

8) Hasil evalusai dapat digunakan keperluan pengurusan.

9) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan pendidikan.

10) Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan.

11) Merupakan bahan masukan bagi siswa, guru, dan program pengajaran.

12) Sebagai alat motivasi belajar mangajar.

Tujuan evaluasi hasil belajar dapat terwujud sesuai dengan prinsip-

prinsip yang mendasari serta syarat-syarat yang diperlukan. Pelaksanaannya

perlu menyesuaikan prosedurnya dengan menggunakan teknik yang cocok

menurut jenis yang diperlukan.

Materi yang disampaikan guru telah dapat dikuasai dengan baik oleh

siswa dapat diketahui dengan melihat hasil belajarnya yang diambil melalui

tes hasil belajar. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 33), “Tes hasil belajar atau

achievement test adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil

pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya , atau oleh

dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu”. Sedangkan menurut

Slameto (2001: 30), “Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau

tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan

untuk mengukur kemajuan belajar siswa”. Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah teknik atau cara dalam rangka

melaksanakan kegiatan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menjawab dan menyelesaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu yang

dipelajarinya.

Menurut Anas Sudijono (2005: 68-91) teknik penilaian hasil belajar

dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Teknik Tes

Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu

ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,

Page 28: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang

harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari

hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan

tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana yang dapat dibandingkan

dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan

dengan nilai standar tertentu. Jenis-jenis tes sebagai berikut:

a) Menurut fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan

belajar peserta didik

(1) Tes seleksi, sering dikenal dengan istilah ujian saringan masuk atau

ujian masuk.

(2) Tes awal, sering dikenal dengan istilah pre-test yaitu tes yang

dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta

didik.

(3) Tes akhir, sering dikenal denga istilah pos-test yang dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajran

yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-

baiknya oleh para peserta didik.

(4) Tes diagnostik, yaitu tes yang dilaksanakan untuk menentukan

secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik

dalam suatu mata pelajaran tertentu.

(5) Tes formatif, yaitu tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik”telah

terbentuk”(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan)

setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu

tertentu.

(6) Tes sumatif, yaitu tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah

sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.

b) Menurut aspek psikis yang ingin diungkap

(1) Tes intelegensi, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.

Page 29: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

(2) Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki

oleh testee.

(3) Tes sikap, yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk

mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk

melakukan suatu respon tertentu terhadapa dunia sekitarnya, baik

berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.

(4) Tes kepribadian, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan

mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya

bersisfat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara,

hobi atau kesenangan, dll.

(5) Tes hasil belajar, yaitu tes yang biasa digunakan untuk

mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.

c) Menurut banyaknya orang yang mengikuti tes

(1) Tes individual, yaitu tes dimana tester hanya berhadapan dengan

satu orang testee saja.

(2) Tes kelompok, yaitu tes dimana tester berhadapan dengan lebih

dari satu orang testee.

d) Menurut waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes

(1) Power test, yaitu tes dimana waktu yang disediakan bagi testee

untuk menyelesaiakan tes tersebut tidak dibatasi

(2) Speed test, yaitu tes dimana waktu yang disediakan bagi testee

untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.

e) Menurut bentuk respon

(1) Verbal test, yaitu suatu tes yang menghendaki respon (jawaban)

yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik

secara lisan maupun secara tertulis.

(2) Nonverbal test, yaitu tes yang menghendaki respon (jawaban) dari

testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan

berupa tindakan atau tingkah laku.

f) Menurut cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban

Page 30: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

(1) Tes tertulis, yaitu jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-

butir pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis dan testee

memberikan jawaban secar tertulis.

(2) Tes lisan, yaitu tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-

pertanyaan atau soal dilakukan secara lisan, dan testee memberikan

jawaban secara lisan pula.

2) Teknik Non Tes

Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar tidaklah selalu dapat

diukur dengan alat tes sebab masih banyak aspek kemampuan siswa yang

sukar diukur secara kuantitatif dan objektif, misalnya aspek afektif dan

psikomotor yang mencakup sifat, sikap, kerajinan, kejujuran, tanggung

jawab, kerja sama, dan lain-lain. Untuk mengukur kedua aspek itu perlu

alat penilaian yang sesuai dan memenuhi syarat. Alat khusus untuk

melaksanakan teknik non tes ini dapat dilakukan melalui:

a) Observasi

Observasi merupakan cara menghimpun data yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

b) Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun data yang dilaksanakan dengan

melakukan tanya jawab lisan secara sepihak , berhadapan muka, dan

dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

c) Angket

Angket adalah cara pengumpulan data berupa penghimpunan jawaban

dari responden melalui lembar observasi yang diberikan.

d) Pemeriksaan dokumen

Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen dapat dilakukan untuk

evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan peserta

didik.

B. Penelitian yang Relevan

Page 31: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dapat digunakan sebagai

referensi dalam membantu kelancaran proses penelitian. Penelitian sejenis yang

penulis pakai dalam referensi penelitian ini adalah:

”Pattaufi. 2008. Penerapan Model Quantum Learning dalam Hubungannya

dengan Kemampuan Siswa Berbahasa Inggris” menyimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran Quantum Learning mempunyai hubungan yang signifikan

dengan kemampuan siswa berbahasa Inggris bagi peserta supercamp di lembaga

kursus Britania Makassar serta siswa, keaktifan dan prestasi belajar siswa.

”Wiwin Yuni Lestari. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Cerita dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping): Penelitian Tindakan Kelas di

Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mlilir 01 Madiun” menyimpulkan bahwa

penerapan metode peta pikiran dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

menulis cerita dan kemampuan siswa dalam menulis cerita.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada

penelitian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk

mengetahui keberhasilan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar perlu

dilakukan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara kontinyu. Untuk

mencapai hasil belajar yang optimal diperlukan langkah-langkah nyata untuk

mencapainya.

Pembelajaran konvensional yang diterapkan seperti guru masih dominan

dalam pembelajaran karena masih menerapkan model pembelajaran teacher

centered dari pada student centered, aktivitas siswa hanya meliputi mencatat

disertai tanya jawab dari guru seperlunya kemudian dilanjutkan dengan

pengerjaan latihan soal atau tugas, dan proses pembelajaran yang diterapkan

belum menggunakan sarana dan prasarana secara optimal berdampak pada

pencapaian hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini ditandai dengan pencapaian

hasil nilai rata-rata kelas dibawah batas tuntas keberhasilan belajar yaitu 64

sementara nilai batas tuntas keberhasilan belajar yaitu 75. Siswa yang dinyatakan

Page 32: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

tidak tuntas di kelas tersebut berjumlah 16 siswa dari 28 siswa atau jika

diprosentasekan sebesar 57,14%.

Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat diatasi dengan

pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat. Model dan metode

pembelajaran yang dipilih harus mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan

tidak menimbulkan kejenuhan. Oleh karena itu, guru harus membuat variasi atau

kombinasi model dan metode mengajar inovatif yang pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Beberapa dekade terakhir ini mulai dikembangkan model pembelajaran

yang lebih bervariatif, yaitu model Quantum Learning. Model Quantum Learning

merupakan model pembelajaran yang membuat proses belajar menjadi sederhana

(simple), menyenangkan (fun), dan efektif. Dalam penerapan model Quantum

Learning, ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu peta pikiran (mind

mapping), membaca cepat (speed reading), dan mengoptimalkan daya ingat

(super memory system).

Pembelajaran ekonomi akan lebih menarik jika disajikan dalam suatu

bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan model Quantum Learning yang

menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) agar dalam mempelajari

materi, siswa tidak terpaku pada hafalan yang sifatnya sesaat. Dengan variasi

simbol, warna, dan bentuk yang ada pada peta pikiran (mind mapping) diharapkan

siswa dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi sehingga pembelajaran

bermakna dapat tercapai.

Model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

akan menimbulkan rasa kegembiraan karena diskusi kelompok yang membahas

materi pelajaran dalam bentuk peta pikiran dan permainan (games) yang bersifat

menyenangkan sehingga terkadang peserta didik tidak merasa secara tidak

langsung sedang melakukan pembelajaran. Dengan model Quantum Learning

dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), siswa akan merasakan suasana yang

lebih menyenangkan, minat dan motivasi siswa untuk belajar pun meningkat

sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Oleh karena itu, dengan

Page 33: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Pembelajaran konvensional

diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa.

Bagan berikut ini menjelaskan kerangka pemikiran di atas:

Pencapaian hasil belajar siswa rendah yang ditandai dengan nilai

rata-rata dibawah batas tuntas keberhasilan belajar yaitu 64

sementara nilai batas tuntas keberhasilan belajar yaitu 75.

Penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi dalam bentuk peta pikiran 2. Siswa diminta berdiskusi secara kelompok membahas materi

per sub bab dalam bentuk peta pikiran. 3. Salah satu siswa dari masing-masing kelompok mewakili

kelompok untuk mempresentasikan peta pikiran yang dibuat.

Guru masih dominan

dalam pembelajaran

karena masih

menerapkan model

pembelajaran

teacher centered dari

pada student

centered.

Aktivitas siswa hanya

meliputi mencatat

disertai tanya jawab

dari guru seperlunya

kemudian dilanjutkan

dengan pengerjaan

latihan soal atau

tugas.

Proses

pembelajaran

yang diterapkan

belum

menggunakan

sarana dan

prasarana

secara optimal.

Page 34: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: penerapan model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil

belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X Akselerasi SMA Negeri 1

Surakarta.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas. Penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik,

hasilnya dimanfaatkan sebagai alat pengembangan prestasi, kurikulum, sekolah,

ketrampilan mengajar, dan sebagainya. Penelitian tindakan kelas menghubungkan

Peningkatan hasil belajar siswa pada tes formatif ditandai dengan

tercapainya nilai batas tuntas keberhasilan belajar, yaitu 75.

Page 35: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

antara teori dan praktek, yang secara kolaboratif pendidik dapat melakukan

penelitian terhadap proses dan produk pembelajaran secara reflektif di kelas.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Surakarta yang beralamat di

Jalan Kol. Sutarto 62 Surakarta. Kelas yang dipilih adalah kelas X Aksel 2.

Alasan pemilihan sekolah dan kelas X Aksel 2 karena:

a. Terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa kelas X Aksel 2 pada

mata pelajaran Ekonomi.

b. Sekolah SMA Negeri 1 belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian

sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan

November 2009. Kegiatan tersebut meliputi persiapan sampai penyusunan laporan

penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian Jenis Kegiatan November Desember Januari Februari

1. Persiapan Penelitian

a. Pengajuan Judul

b. Penyusunan proposal

c. Perijinan

2. Perencanaan Tindakan

3. Implementasi Tindakan

a. Siklus I

Page 36: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

b. Siklus II

4. Review

5. Penyusunan Laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu kelas X Aksel 2 karena:

a. Terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa kelas X Aksel 2 SMA

Negeri 1 Surakarta.

b. Kelas X Aksel 2 belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian sejenis

sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang pada subjek,

waktu dan objek yang sama.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan tujuan

penelitian, penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, tetapi lebih

bersifat mendeskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada.

Menurut Rochiati Wiriaatmadja (2006: 13), ”Penelitian tindakan kelas

adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek

pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Guru dapat

mencobakan suatu gagasan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat

pengaruh nyata dari upaya tersebut.

Kegiatan penelitian diawali dari permasalahan yang dialami guru di dalam

kelas. Permasalahan ini muncul dalam proses pembelajaran yang sedang

berlangsung dan menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap siswa maupun

pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru

direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur dengan

pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang

dicapai siswa.

Pengertian dan karakteristik Penelitan Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri

perlu diketahui, untuk lebih memahami apa yang disebut Penelitan Tindakan

Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) ada tiga kata yang

Page 37: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, maka ada tiga pengertian yang

dapat diterangkan:

1. Penelitian; menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan; menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk siswa.

3. Kelas; dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama

dari guru yang sama pula.

Menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)

tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru dilakukan

oleh siswa.

Hopkins dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006: 25) mengatakan bahwa

karakteristik penelitian tindakan kelas bersifat emansipatoris dan membebaskan

karena penelitian ini mendorong kebebasan berpikir dan berargumen pada pihak

siswa, dan mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunakan

kearifan dalam mengambil keputusan (judgment). Kasihani Kasbolah (2001: 15-

17) menyebutkan karakteristik Penelitan Tindakan Kelas (PTK) meliputi:

1. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru.

2. Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik faktual

permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang

dihadapi oleh guru.

Page 38: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

3. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses

belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.

4. Penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif.

Suharsimi Arikunto (2009: 108-109) menyebutkan karakteristik Penelitan

Tindakan Kelas (PTK) meliputi:

1. Problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas.

2. Penelitan Tindakan Kelas (PTK) akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak

awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan

produk pembelajaran yang dihadapai di kelas.

3. Tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitan Tindakan

Kelas (PTK) memiliki karakteristik dimana guru dan siswa saling bekerja sama

dalam memperbaiki proses belajar mangajar di kelas sehingga permasalahan

pembelajaran di kelas dapat terselesaikan dengan baik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang relevan dengan permasalahan diperlukan untuk memecahkan

masalah dalam penelitian, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu

digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-

benar valid dan dapat dipercaya. Data penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan proses perekaman dengan mengamati semua

peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama penelitian tindakan kelas berlangsung.

Menurut Kart Popper dalam Rochiati Wiriatmadja (2006: 104) observasi adalah

tindakan yang merupakan penafsiran dalam teori. Sedangkan menurut Nana

Syaodih (2008: 220), observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu

teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

Page 39: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu:

a. Observasi partisipatif

Dalam observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang

berlangsung sehingga pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta

pelatihan.

b. Observasi nonpartisipatif

Dalam observasi nonpartisipatif, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan

sehingga pengamat hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam

kegiatan.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

nonpartisipatif karena peneliti atau pengamat berperan pasif dalam aktifitas

pembelajaran dan hanya melakukan pengamatan langsung. Data yang

dikumpulkan dalam pengamatan adalah penerapan model Quantum Learning

dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dengan berpedoman pada lembar

observasi yang telah dipersiapkan.

2. Wawancara

Menurut Denzim dalam Goetz dan LeCompte dalam Rochiati Wiriatmadja

(2006: 177) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yang dianggap perlu. Jenis wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah wawancara terstruktur, dimana bahan wawancara telah

dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara dilakukan oleh interviewer kepada guru

mata pelajaran ekonomi dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, yang

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran ekonomi, penentuan tindakan dan respon yang

timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

3. Tes Hasil Belajar

Page 40: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

siswa berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Tes ini dilaksanakan dalam rangka mengetahui hasil dari kegiatan

pembelajaran siswa setelah pelaksanaan tindakan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana

sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

saat penelitian dilaksanakan.

E. Teknik Analisis Data

Data yang tersedia dari pengumpulan data perlu dianalisis, sedangkan

untuk menganalisis data tersebut perlu digunakan teknik analisis data sehingga

data yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Data penelitian ini dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif komparatif

Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara

kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh

pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum

dan sesudah dilakukannya tindakan.

2. Analisis data kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil belajar siswa yang

diperoleh dari tes formatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah kuantitatif

sederhana yang berupa penghitungan nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai

terendah, dan persentase jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Dari

informasi ini dapat diketahui sampai sejauh manakah keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar.

3. Analisis data kualitatif

Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan

lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif

Page 41: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan

membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan dengan

parameter atau teori tertentu.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini melalui suatu

siklus, dengan tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi: silabus mata pelajaran

ekonomi dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Merancang penataan kelas yang sesuai dengan model Quantum Learning.

Kelas ditata sesuai dengan ciri dalam model Quantum Learning seperti:

1) Letak tempat duduk siswa yang ditata sesuai dengan keinginan siswa agar

siswa merasa nyaman dalam belajar.

2) Pemberian tanaman hias di setiap sudut ruangan agar kelas terasa asri dan

dapat memberikan kesegaran dalam belajar.

3) Pemberian pengharum ruangan pada AC yang telah tersedia.

4) Pemberian poster-poster motivasi yang ditempel pada dinding kelas agar

lebih memotivasi siswa dalam belajar.

Penataan kelas dilakukan sebelum penerapan skenario pembelajaran agar

ketika proses pembelajaran berlangsung siswa sudah berada pada lingkungan

yang nyaman untuk belajar.

c. Rancangan skenario penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping) yang akan dilaksanakan selama 4 pertemuan (4 X 45

menit) adalah sebagai berikut:

Pertemuan Pertama:

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam dan siswa menjawab salam.

2) Guru meminta siswa untuk mengeluarkan contoh uang yang mereka bawa.

Page 42: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

3) Guru bertanya kepada siswa apa pendapat mereka tentang definisi uang.

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.

5) Guru menjelaskan materi tentang pengertian uang dan fungsi uang melalui

peta pikiran (mind mapping) yang ditayangkan dalam slide.

6) Guru membagi siswa ke dalam kelompok dimana satu kelompok terdiri

dari 4 orang. Jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 28 orang sehingga

kelompok yang ada berjumlah 7 kelompok.

7) Siswa diminta duduk bergabung dengan anggota kelompoknya masing-

masing.

8) Guru membagikan kertas HVS pada masing-masing kelompok.

9) Guru meminta siswa secara berkelompok untuk membuat peta pikiran

pada kertas yang sudah dibagikan dengan materi kelompok meliputi:

Kelompok 1 : Jenis Uang

Kelompok 2 : Definisi Jumlah Uang yang Beredar

Kelompok 3 : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang

Beredar

Kelompok 4 : Hubungan antara Jumlah Uang yang Beredar dan

Inflasi

Kelompok 5 : Definisi Permintaan dan Penawaran Uang serta

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang

Kelompok 6 : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Uang

Kelompok 7 : Skedul Penawaran Uang

10) Selama proses pembelajaran kelompok ini berlangsung, pembelajaran

dilakukan dengan iringan musik klasik.

11) Guru memantau masing-masing kelompok dan memberikan bimbingan

kepada siswa mengenai peta pikiran yang mereka buat.

12) Masing-masing kelompok diberi pekerjaan rumah untuk memindahkan

peta pikiran yang mereka buat di kertas ke dalam bentuk slide.

Pertemuan Kedua dan Ketiga:

Page 43: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

1) Masing-masing kelompok melalui perwakilannya diminta

mempresentasikan peta pikiran yang mereka buat.

2) Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa, tanggapan bisa

berupa pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang tepat dan tambahan

materi dari apa yang siswa belum jelaskan.

3) Guru memberikan permainan (games) berupa permainan acak kata (word

square) sebagai evaluasi awal dan penyegaran (refresh) untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Pelaksanaan

permainan (games) ini pun dengan diiringi musik klasik.

4) Guru dan siswa secara bersama menyimpulkan pelajaran pada bab ini

5) Siswa sesuai dengan kelompoknya masing-masing diberi pekerjaan rumah

untuk merangkum materi Bab Uang dalam bentuk peta pikiran berupa

hasil ketikan (print out).

Pertemuan Keempat:

1) Guru memberikan tes sebagai evaluasi hasil belajar.

2) Guru dan siswa bersama-sama merayakan keberhasilan proses belajar

dengan memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

d. Menyusun instrumen penelitian dan menetapkan indikator ketercapaian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.

Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan model

Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

Tabel 3. Indikator Ketercapaian

Permasalahan Indikator

Kinerja

Ukuran

Keberhasilan

Cara Penilaian

Page 44: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Rendahnya

hasil belajar

siswa dalam

mata pelajaran

ekonomi, hal ini

terlihat dari:

Siswa yang

tuntas sebesar

42, 86 % dan

siswa yang

tidak tuntas

sebesar 57,14 %

Meningkatnya

hasil belajar

siswa pada

mata

pelajaran

ekonomi

80 % siswa

memperoleh

hasil belajar di

atas batas

ketuntasan

( > 75)

Nilai diperoleh siswa

dari tes siklus I yang

dihitung dari

= ∑ siswa tuntas

∑seluruh siswa

e. Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

Standar Kompetensi : Memahami konsep uang, jumlah uang beredar, serta

permintaan dan penawaran uang.

Kompetensi Dasar:

1) Menyimpulkan konsep uang

2) Menjelaskan jumlah uang yang beredar

3) Menjelaskan permintaan dan penawaran uang

Indikator:

1) Mendeskripsikan pengertian uang

2) Mengidentifikasi fungsi uang

3) Menyebutkan jenis uang

4) Mendeskripsikan definisi jumlah uang yang beredar

5) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar

6) Mengemukakan hubungan antara jumlah uang beredar dan inflasi

7) Mendeskripsikan definisi permintaan dan penawaran uang

8) Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang

Page 45: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

9) Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang

10) Menjelaskan skedul penawaran uang

f. Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan skenario

pembelajaran.

g. Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat hasil belajar

siswa setelah diterapkannya model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping)

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi rancangan strategi dan skenario

pembelajaran yang telah dibuat. Tindakan dalam penelitian ini berupa

pembelajaran mata pelajaran ekonomi dengan model Quantum Learning dengan

metode Peta Pikiran (Mind Mapping) agar dapat menarik minat belajar siswa yang

pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setiap tindakan yang

dilaksanakan tersebut selalu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi serta analisis

dan refleksi.

3. Pengamatan/ Observasi

Observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya

berlangsung dalam waktu bersamaan. Peneliti pada tahap ini mengadakan

pemantauan apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.

Pemantauan dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk

menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Hal yang diobservasi

yaitu suasana belajar saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, peran serta

siswa dan hasil belajar siswa.

Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai partisipan pasif dimana peneliti

berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif. Peneliti hanya

mengamati dan mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran.

4. Refleksi

Page 46: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Kegiatan refleksi mencakup analisis, interpretasi dan evaluasi atas

informasi yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Peneliti bekerja sama dengan

guru sebagai kolaborator dalam melakukan refleksi. Peneliti dan guru

mengadakan diskusi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dalam

pelaksanaan tindakan. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan apakah

penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat disusun langkah-

langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.

Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 2. Model Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto,

2009: 16).

Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai

berikut:

a. Siklus I

1) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I

2) Melaksanakan observasi terhadap tindakan kegiatan belajar mengajar

3) Membuat refleksi pada siklus I oleh peneliti dan guru

4) Melakukan evaluasi dan perbaikan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan Siklus I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

?

Pengamatan

Page 47: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

b. Siklus II

Apabila indikator hasil yang ditetapkan pada siklus I belum dapat tercapai

dengan baik, maka perlu dilakukan penyempurnaan, yaitu dengan melakukan

pembelajaran siklus II.

1) Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus II yang mendasarkan

pada perbaikan siklus I

2) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki pada

siklus I

3) Melaksanakan observasi terhadap tindakan kegiatan belajar mengajar

4) Melakukan evaluasi dan perbaikan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penerapan model Quantum Learning dalam penelitian ini hanya

dikhususkan dalam penciptaan suasana pembelajaran saja. Kerangka rancangan

belajar dalam model Quantum Learning yang dikenal dengan istilah TANDUR

tetap diterapkan dalam pelaksanaan penelitian ini yang secara implisit dimasukkan

ke dalam skenario pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan

dilaksanakan dengan penataan kelas yang dibuat santai dan sesuai dengan

keinginan siswa seperti:

5) Letak tempat duduk siswa yang ditata sesuai dengan keinginan siswa agar

siswa merasa nyaman dalam belajar

6) Pemberian tanaman hias di setiap sudut ruangan agar kelas terasa asri dan

dapat memberikan kesegaran dalam belajar

7) Pemberian pengharum ruangan pada AC yang telah tersedia

Page 48: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

8) Pemberian poster-poster motivasi yang ditempel pada dinding kelas agar lebih

memotivasi siswa dalam belajar.

Peneliti menggunakan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping). Penggunaan metode ini bertujuan untuk memudahkan

siswa dalam memahami materi. Pelajaran ekonomi identik dengan materi yang

sifatnya hafalan sehingga terkadang membuat siswa jenuh dan malas untuk

membaca. Kejenuhan ini timbul karena penggunaan buku-buku teks dan catatan

yang guru berikan yang berisi tulisan-tulisan yang banyak dan kurang adanya

unsur-unsur yang bersifat pembeda sehingga sumber belajar cenderung monoton.

Dengan penerapan metode pembelajaran peta pikiran (mind mapping), siswa

diminta membuat ringkasan-ringkasan dari materi yang dipelajari ke dalam bentuk

peta pikiran yang berisi simbol-simbol beranekaragam warna sehingga dapat

mempermudah belajar dan membantu mempercepat siswa dalam mengingat dan

memahami pelajaran.

Penggunaan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) juga diisi dengan

kegiatan diskusi, presentasi, dan pengerjaan latihan soal dalam bentuk permainan

(games). Kegiatan diskusi dilakukan untuk melatih kerjasama di antara siswa,

keberanian mengeluarkan pendapat, kemampuan memecahkan masalah, dan dapat

membantu siswa lain yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan presentasi perlu

dilakukan untuk melatih keberanian siswa tampil di muka umum dan

mengemukakan pendapat baik melalui kemampuan bertanya maupun

menjelaskan. Sedangkan pemberian latihan soal dalam bentuk permainan (games)

dilakukan untuk memberikan sedikit penyegaran kepada siswa sehingga belajar

seperti suasana bermain yang edukatif dan menyenangkan. Pada beberapa

kegiatan dalam proses pembelajaran seperti pada saat diskusi dan permainan

(games) dilakukan dengan memasukkan iringan musik klasik di dalamnya. Hal ini

dilakukan untuk membuat suasana belajar menjadi lebih santai dan menambah

daya konsentrasi siswa dalam belajar.

Model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

memiliki beberapa kelebihan meliputi:

Page 49: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

1. Lingkungan belajar yang ditata sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga

suasana belajar menjadi nyaman dan menyenangkan untuk belajar.

2. Pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa dapat secara aktif

mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.

3. Penggunaan musik klasik dan peta pikiran dalam ringkasan materi dapat

menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan otak kanan siswa sehingga dapat

menambah daya konsentrasi dan mempermudah pemahaman siswa terhadap

materi.

4. Diskusi dan presentasi dapat dijadikan sebagai sarana siswa untuk melatih

keberanian dan kemampuan berfikir kritis.

5. Permainan (games) sebagai penyegaran siswa dalam proses belajar sehingga

belajar terasa menyenangkan.

Penilaian terhadap siswa pada model Quantum Learning dengan metode

Peta Pikiran (Mind Mapping) dilakukan dengan menilai kerja sama dalam diskusi

pembuatan materi dalam bentuk peta pikiran, ketepatan hasil peta pikiran yang

telah dibuat, kemampuan menjelaskan dalam presentasi materi yang dibuat

dengan peta pikiran, kemampuan bertanya/mengeluarkan pendapat, dan

kemampuan dalam menjawab soal permainan (games). Setelah pembelajaran

selesai, guru memberikan penilaian dengan menggunakan tes formatif berupa soal

objektif dan uraian.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu Siklus I dan

Siklus II dengan menerapkan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping). Pengukuran peningkatan hasil belajar siswa melalui tes

hasil belajar berupa tes objektif dan uraian.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 7

Desember 2009 di ruang guru SMA Negeri 1 Surakarta. Guru bersama

peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian ini. Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan pada

Page 50: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

siklus I akan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, yakni tiap hari Rabu

dan Sabtu, mulai tanggal 16 Desember 2009 hingga 26 Desember 2009.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran

Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran ekonomi kelas

X, kemudian guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikan skenario pembelajaran

ekonomi menggunakan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping). Skenario pembelajaran yang direncanakan

sebagai berikut:

Pertemuan 1 (Rabu, 16 Desember 2009)

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Sosialisasi model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping) dan materi yang akan dipelajari kepada siswa.

b) Penyajian materi pengantar dengan menggunakan peta pikiran.

c) Pembentukan kelompok diskusi, dari 28 siswa dibagi kedalam 7

kelompok sehingga masing-masing kelompok beranggotakan 4

siswa.

d) Diskusi kelompok membahas materi dan membuat ringkasan materi

dalam bentuk peta pikiran.

e) Guru menginformasikan bahwa pertemuan yang akan datang akan

diadakan presentasi dari masing-masing kelompok, siswa diminta

mempersiapkan diri.

Pertemuan 2 (Sabtu, 19 Desember 2009)

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Presentasi materi oleh kelompok 1 - kelompok 4.

b) Diskusi melalui sistematika tanya jawab pada kelompok yang

presentasi.

c) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi dari

apa yang sudah dijelaskan siswa.

Pertemuan 3 (Rabu, 23 Desember 2009)

Page 51: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Presentasi materi oleh kelompok 5 - kelompok 7.

b) Diskusi melalui sistematika tanya jawab pada kelompok yang

presentasi.

c) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi dari

apa yang sudah dijelaskan siswa.

d) Pelaksanaan Permainan Acak Kata (Games Word Square).

Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Guru membagikan lembaran kegiatan berupa soal dan kotak

jawaban yang berisi huruf acak.

(2) Siswa secara berkelompok menjawab soal kemudian mengarsir

huruf dalam kotak sesuai jawaban.

(3) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

e) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan

tes hasil belajar, siswa diminta mempersiapkan diri..

Pertemuan 4 (Sabtu, 26 Desember 2009)

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Pelaksanaan tes hasil belajar.

b) Pengumuman kelompok terbaik

c) Pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik

2) Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyusun instrumen penelitian, yaitu berupa pedoman

wawancara dan lembar observasi tentang penerapan model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

3) Menyiapkan materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada siklus I

adalah uang.

Standar Kompetensi : Memahami konsep uang, jumlah uang beredar,

serta permintaan dan penawaran uang.

Kompetensi Dasar:

Page 52: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

a) Menyimpulkan konsep uang

b) Menjelaskan jumlah uang yang beredar

c) Menjelaskan permintaan dan penawaran uang

4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes formatif untuk mengetahui

tingkat hasil belajar siswa setelah penerapan model Quantum Learning

dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali

pertemuan dan masing-masing pertemuan selama 45 menit. Namun, karena

pada kalender terdapat libur perayan Natal, maka waktu pelaksanaan

tindakan kurang berjalan sesuai rencana. Pelaksanaan tindakan I

dilaksanakan pada tanggal 16, 19, 23, dan 30 Desember 2009.

Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah uang. Pada awal

pelaksanaan tindakan diberikan suatu pengarahan tentang model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) kepada siswa. Hal

ini bertujuan agar pelaksanaan model pembelajaran tersebut berjalan lancar.

Pengarahan tersebut berisi langkah-langkah model Quantum Learning

dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), yang meliputi :

mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, diskusi kelompok

membahas materi dan merangkum materi dalam bentuk peta pikiran,

prsesentasi dan tanya jawab, serta pengerjaan soal dalam games word

square secara berkelompok. Dengan adanya pengarahan tersebut maka

siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), sehingga siswa

dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

pada masing-masing tahapannya. Selain itu, guru juga memberikan

penjelasan tentang aspek-aspek yang dinilai selama model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dilaksanakan, yaitu:

kerja sama dalam diskusi pembuatan materi dalam bentuk peta pikiran,

ketepatan hasil peta pikiran yang telah dibuat, kemampuan menjelaskan

Page 53: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

dalam presentasi materi yang dibuat dengan peta pikiran, kemampuan

bertanya/mengeluarkan pendapat, kemampuan dalam menjawab soal dalam

permainan (games) dan terakhir nilai dari tes hasil belajar siswa. Guru juga

menjelaskan bahwa akan ada penghargaan bagi kelompok terbaik sehingga

akan menambah antusiasme siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.

Pertemuan pertama, guru mempresentasikan materi pengantar

dengan menggunakan peta pikiran kemudian menempatkan siswa kedalam

kelompok yang telah dibentuk untuk mendiskusikan materi pelajaran dan

merangkumnya dalam bentuk peta pikiran. Pertemuan kedua dilaksanakan

dengan mengadakan presentasi dan tanya jawab dari masing-masing

kelompok siswa. Pertemuan ketiga dilaksanakan dengan melanjutkan

presentasi dan tanya jawab yang belum terselesaikan pada pertemuan

sebelumnya dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal pada games word

square secara berkelompok. Pertemuan keempat dilaksanakan dengan

memberikan tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan pencapaian

belajar siswa.

Tabel 4. Urutan pelaksanaan tindakan pada Siklus I

No. Uraian Kegiatan Keterangan

Pertemuan Pertama (Rabu, 16 Desember 2009)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

dan siswa menjawab salam

2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi

siswa. Siswa yang tidak masuk berjumlah dua

orang yaitu Annisa Nurhafika dan Diniar Putri

Santosa dikarenakan sakit dan ada kepentingan

lain.

3) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mulai

hari ini proses belajar mengajar dilakukan

Page 54: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

dengan model Quantum Learning dengan

metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Siswa

memperhatikan penjelasan guru dengan

seksama karena ini merupakan hal baru bagi

mereka.

4) Guru meminta siswa untuk mengeluarkan

contoh uang yang mereka bawa dan

mengamatinya.

Tumbuhkan

5) Guru bertanya kepada siswa apa pendapat

mereka tentang definisi uang. Siswa secara

aktif merespon pertanyaan yang guru ajukan

dengan berusaha menjawab pertanyaan

tersebut dengan baik. Pertanyaan tersebut

dijawab oleh tiga siswa yaitu Aulia Desy

Parwati, Amira Hanan Humaira, dan Miko

Hadi Wijaya.

Tumbuhkan

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada

hari ini.

Tumbuhkan

7) Guru menjelaskan materi tentang pengertian

uang dan fungsi uang melalui peta pikiran

(mind mapping) yang ditayangkan dalam slide.

Materi yang disampaikan sebagai penjelasan

kepada siswa sebagai tindak lanjut dari

pertanyaan pra pembelajaran yang dilakukan di

awal pembelajaran. Pada saat guru

menyampaikan materi, hanya sebagian besar

siswa saja yang memperhatikan, sebagian kecil

siswa khususnya enam siswa yang duduk di

deretan kursi paling belakang kurang

memperhatikan penjelasan yang guru

Tumbuhkan

Page 55: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

sampaikan. Mereka tidak fokus sehingga

terkadang ngobrol dengan teman sebangku dan

menggambar di buku tulis mereka.

8) Guru membagi siswa ke dalam kelompok

dimana satu kelompok terdiri dari 4 orang.

Jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 28

orang sehingga kelompok yang ada berjumlah

7 kelompok. Pembagian siswa dilakukan

secara acak berdasarkan posisi tempat duduk

karena pada dasarnya semua kemampuan

siswa sama dan masing-masing siswa memiliki

kesempatan yang sama untuk mengembangkan

diri.

9) Siswa diminta duduk bergabung dengan

anggota kelompoknya masing-masing. Posisi

duduk siswa dirubah sesuai dengan keinginan

siswa untuk mempermudah diskusi kelompok

yang berlangsung dan tercipta kenyamanan

dalam belajar.

10) Guru membagikan kertas HVS dan petunjuk

pembuatan peta pikiran pada masing-masing

kelompok.

11) Guru meminta siswa secara berkelompok

untuk membuat peta pikiran pada kertas yang

sudah dibagikan dengan materi kelompok

meliputi:

Kelompok 1 : Jenis Uang

Kelompok 2 : Definisi Jumlah Uang yang

Beredar

Kelompok 3 : Faktor-faktor yang

Amati

Namai

Page 56: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Mempengaruhi Jumlah Uang

Beredar

Kelompok 4 : Hubungan antara Jumlah Uang

yang Beredar dan Inflasi

Kelompok 5: Definisi Permintaan dan

Penawaran Uang serta Faktor-

faktor yang Mempengaruhi

Permintaan Uang

Kelompok 6 : Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Penawaran

Uang

Kelompok 7 : Skedul Penawaran Uang

12) Selama proses pembelajaran kelompok ini

berlangsung, pembelajaran dilakukan dengan

iringan musik klasik. Secara keseluruhan,

proses diskusi berjalan dengan lancar.

Sebagian besar kelompok aktif berdiskusi

tentang materi dan peta pikiran yang mereka

buat. Namun, ada satu kelompok yaitu

kelompok 4 yang kurang antusias dalam proses

diskusi sehingga yang bekerja hanya sebagian

dari anggota kelompok saja sementara

sebagian anggota kelompoknya lagi bersikap

acuh.

Amati

Namai

13) Guru memantau masing-masing kelompok dan

memberikan bimbingan kepada siswa

mengenai peta pikiran yang mereka buat.

14) Guru memberi tugas (pekerjaan rumah) kepada

masing-masing kelompok untuk memindahkan

peta pikiran yang mereka buat di kertas ke

Amati

Namai

Page 57: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

dalam bentuk slide yang pada pertemuan

selanjutnya akan dipresentasikan.

15) Guru menutup pelajaran.

Pertemuan Kedua (Sabtu, 19 Desember 2009)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

dan siswa menjawab salam.

2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi

siswa. Semua siswa hadir dalam proses

pembelajaran.

3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang

akan dilakukan dalam pembelajaran.

4) Guru bersama peneliti menjelaskan tata cara

presentasi kelompok dimana masing-masing

kelompok mempunyai waktu presentasi dan

tanya jawab selama 10 menit.

5) Masing-masing kelompok melalui

perwakilannya diminta mempresentasikan

peta pikiran yang mereka buat.

Demonstrasikan

6) Presentasi kelompok dari kelompok 1 –

kelompok 4. Namun, karena ternyata

kelompok 4 belum siap maka presentasi

kelompok 4 digantikan oleh kelompok 5.

Siswa sangat antusias dalam bertanya kepada

masing-masing kelompok yang presentasi.

Namun, karena terbatasnya waktu hanya lima

orang siswa yang mendapat kesempatan

bertanya yaitu Aulia Desy Parwati, Diniar

Putri Santosa, Elisabeth Dea Resitarani, Dyah

Demonstrasikan

Page 58: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Rizky Pratiwi, dan Naomi Ratna Sari.

7) Guru memberikan tanggapan terhadap

presentasi siswa, tanggapan bisa berupa

pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang

tepat dan tambahan materi dari apa yang

siswa belum jelaskan.

8) Guru menginformasikan bahwa presentasi

akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

9) Guru menutup pelajaran.

Pertemuan Ketiga (Rabu, 23 Desember 2009)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

dan siswa menjawab salam.

2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi

siswa. Semua siswa hadir dalam proses

pembelajaran.

3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang

akan dilakukan dalam pembelajaran.

4) Presentasi kelompok dari kelompok 4, 6, dan

7. Presentasi berjalan lancar, tidak jauh

berbeda dengan presentasi pada pertemuan

sebelumnya. Siswa cukup aktif mengikuti

proses diskusi, dengan waktu yang terbatas

maka jumlah siswa yang memiliki

kesempatan bertanya sebanyak tiga orang

yaitu Aulia Desy Parwati, Dyah Rizky

Pratiwi, dan Diona Ayu Melinda.

Demonstrasikan

5) Guru memberikan tanggapan terhadap

presentasi siswa, tanggapan bisa berupa

Page 59: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang

tepat dan tambahan materi dari apa yang

siswa belum jelaskan.

6) Guru memberikan permainan (games) berupa

permainan acak kata (word square) sebagai

evaluasi awal dan penyegaran (refresh) untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap

materi yang telah disampaikan. Pelaksanaan

permainan (games) ini pun dengan diiringi

musik klasik. Dalam pelaksanaan permainan (

games) ini siswa sangat antusias, hal ini

terlihat dari kekompakan mereka dalam

kerjasama kelompok untuk menyelesaikan

soal-soal yang ada.

Demonstrasikan

7) Guru dan siswa secara bersama

menyimpulkan pelajaran pada bab ini.

8) Siswa sesuai dengan kelompoknya masing-

masing diberi pekerjaan rumah untuk

merangkum materi Bab Uang dalam bentuk

peta pikiran berupa hasil ketikan (print out).

Ulangi

9) Guru meminta soft file peta pikiran (tugas 1

dan tugas 2) yang dibuat oleh semua

kelompok dikumpulkan dalam satu keping

CD.

10) Guru menginformasikan bahwa pada

pertemuan selanjutnya akan diadakan tes

formatif.

11) Guru menutup pelajaran

Pertemuan Keempat (Rabu, 30 Desember 2009)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

Page 60: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

dan siswa menjawab salam.

2) Menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi

siswa. Semua siswa hadir dalam proses

pembelajaran.

3) Guru meminta siswa mengumpulkan tugas

yang telah diberikan.

4) Guru menyampaikan aturan pengerjaan soal

dalam tes formatif.

5) Guru bersama peneliti membagikan soal dan

meminta agar siswa mengerjakan secara

mandiri untuk menunjukkan apa yang telah

siswa pelajari selama proses pembelajaran

berlangsung.

6) Guru bersama peneliti mengawasi dengan

baik agar tes hasil belajar dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

Selama tes berlangsung, siswa mengerjakan

soal tersebut secara mandiri.

7) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab

siswa.

8) Guru mengumumkan dan memberikan

penghargaan kepada kelompok terbaik.

Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa

ucapan selamat dan sertifikat kepada

kelompok yang berhasil menjadi kelompok

terbaik. Kelompok dengan predikat terbaik

Rayakan

Page 61: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

diberikan kepada kelompok 7 dengan anggota

kelompoknya yang terdiri dari Annisa

Nurhafika, Diniar Putri Santosa, Miko Hadi

Wijaya, dan Setiya Wahyu Nugraha.

9) Guru meminta siswa mempersiapkan diri

untuk materi selanjutnya.

10) Guru menutup pelajaran

c. Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan

dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan

oleh peneliti, mengacu pada lembar observasi yang telah disusun.

Observasi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi penerapan model

Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dan

untuk mengetahui kemampuan siswa menerima materi pembelajaran

dengan adanya model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping). Pada saat observasi berlangsung, kegiatan peneliti adalah

memantau pelaksanaan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping). Guru melakukan penyajian kelas tentang

pelaksanaan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) dan penjelasan konsep materi tentang uang. Guru juga

melakukan penilaian terhadap peran serta siswa selama kegiatan

pembelajaran, yang meliputi kerja sama dalam diskusi pembuatan materi

dalam bentuk peta pikiran, ketepatan hasil peta pikiran yang telah dibuat,

kemampuan menjelaskan dalam presentasi materi yang dibuat dengan peta

pikiran, kemampuan bertanya/mengeluarkan pendapat, kemampuan

menjawab soal dalam permainan (games) dan terakhir nilai dari tes hasil

belajar siswa.

Awal pembelajaran atau pertemuan pertama, pada saat guru

menjelaskan, sebagian besar siswa sudah fokus memperhatikan, hanya

beberapa siswa pada bagian belakang kelas yang terlihat kurang

Page 62: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

memperhatikan. Mereka cenderung acuh pada penjelasan guru dan sibuk

mengobrol dengan teman sebelah. Ketika diskusi kelompok mulai

dijalankan siswa terlihat antusias dalam belajar, hal ini terlihat dari

kerjasama mereka di masing-masing kelompok dalam menyelesaikan peta

pikiran yang dibuat. Namun, masih ada pula satu kelompok yang kurang

aktif dalam diskusi. Hal ini terlihat dari tidak semua anggota kelompok

turut berpartisipasi dalam diskusi yang berlangsung. Pada pertemuan

kedua dan ketiga, keaktifan siswa semakin meningkat dalam presentasi

dan tanya jawab. Meskipun masih ada satu kelompok yang bersikap tidak

koperatif dalam mekanisme diskusi. Pada pertemuan keempat, semua

siswa mengerjakan soal tes dengan baik dan mandiri.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Hal ini

ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum

penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping), rata-rata kelas adalah 64 namun setelah diterapkannya metode

ini, rata-rata kelas menjadi 91. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai

diatas standar ketuntasan 75 sebanyak 27 siswa dari jumlah keseluruhan

28 siswa. Dengan kata lain, indikator ketercapaian pada siklus I telah

tercapai, yaitu 96,43 % siswa telah memperoleh nilai diatas 75 dari 80%

target yang direncanakan.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru kurang menguasai kelas, hal ini terlihat dari posisi guru

menjelaskan yang selalu berada di depan kelas sehingga siswa yang

Page 63: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

bagian belakang kurang diperhatikan. Hal ini berdampak pada siswa

yang duduk di bagian belakang kelas kurang memperhatikan

penjelasan guru dan cenderung mengobrol dengan teman sebelah.

2) Masih terdapat kelompok yang bersikap tidak koperatif baik dalam

diskusi maupun presentasi.

Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah :

1) Ketika sedang mengajar, guru harus menguasai kelas dengan baik

sehingga pengajaran dan perhatian guru tidak berfokus pada satu

posisi saja namun bisa merata kepada seluruh siswa baik yang di

depan, tengah, maupun belakang. Dengan demikian fokus dan

konsentrasi siswa bisa terkontrol dengan baik.

2) Guru harus bersikap tegas dan melakukan pendekatan kepada

kelompok siswa yang kurang koperatif. Pendekatan dilakukan dengan

memotivasi dan memberikan perhatian dalam proses pembelajaran

sehingga siswa terpacu semangatnya dalam belajar.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, untuk memperbaiki kekurangan yang

terjadi dan lebih memantapkan hasil yang diperoleh pada siklus I maka

dilaksanakan siklus II.

2. Siklus II

a.Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari

Rabu, 30 Desember 2009 di ruang guru SMA Negeri 1 Surakarta. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini. Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan

pada Siklus II akan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, yakni pada tanggal

31 Desember 2009, 6, 7, dan 9 Januari 2010. Tahap perencanaan tindakan II

meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran

Page 64: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran ekonomi kelas

X, guru bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan mendiskusikan skenario pembelajaran ekonomi menggunakan

model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

Skenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut:

Pertemuan 1 (Kamis, 31 Desember 2009)

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Penyajian materi pengantar dengan menggunakan peta pikiran.

b) Pembentukan kelompok diskusi, dari 28 siswa dibagi kedalam 4

kelompok sehingga masing-masing kelompok beranggotakan 7 siswa.

c) Diskusi kelompok membahas materi dan membuat ringkasan materi

dalam bentuk peta pikiran.

d) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan

presentasi dari masing-masing kelompok, siswa diminta

mempersiapkan diri.

Pertemuan 2 (Rabu, 6 Januari 2010)

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Presentasi materi oleh kelompok 1 dan kelompok 2.

b) Diskusi melalui sistematika tanya jawab pada kelompok yang

presentasi.

c) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi dari apa

yang sudah dijelaskan siswa.

Pertemuan 3 (Kamis, 7 Januari 2010)

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Presentasi materi oleh kelompok 3 dan kelompok 4.

b) Diskusi melalui sistematika tanya jawab pada kelompok yang

presentasi.

c) Tanggapan dari guru baik pelurusan maupun tambahan materi dari

apa yang sudah dijelaskan siswa.

d) Pelaksanaan Games Word Square.

Page 65: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

e) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes

hasil belajar, siswa diminta mempersiapkan diri.

Pertemuan 4 (Sabtu, 9 Januari 2010)

Alokasi waktu : 1 x 45 menit

a) Pelaksanaan tes hasil belajar.

b) Pengumuman kelompok terbaik.

c) Pemberian peghargaan kepada kelompok terbaik.

2) Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyusun instrumen penelitian, yaitu berupa pedoman

wawancara dan lembar observasi tentang penerapan model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

3) Menyiapkan materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar.

Standar Kompetensi : Memahami konsep perbankan dan kebijakan

moneter

Kompetensi Dasar :

a) Menjelaskan pengertian bank

b) Menjelaskan jenis – jenis bank

c) Menjelaskan layanan bank dan manfaatnya

d) Menjelaskan kebijakan moneter

4) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan skenario

pembelajaran.

5) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes formatif untuk mengetahui

tingkat hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran model

Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 4 kali

pertemuan dan masing-masing pertemuan selama 45 menit. Pelaksanaan

tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal pada tanggal 31 Desember

2009, 6, 7, dan 9 Januari 2010 dengan materi bank dan kebijakan moneter.

Page 66: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Pertemuan pertama, guru mempresentasikan materi pengantar dengan

menggunakan peta pikiran kemudian menempatkan siswa kedalam kelompok

yang telah dibentuk untuk mendiskusikan materi pelajaran dan

merangkumnya dalam bentuk peta pikiran. Pertemuan kedua dilaksanakan

dengan mengadakan presentasi dan tanya jawab dari masing-masing

kelompok siswa. Pertemuan ketiga dilaksanakan dengan melanjutkan

presentasi dan tanya jawab yang belum terselesaikan pada pertemuan

sebelumnya dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal pada games word

square secara berkelompok. Pertemuan keempat dilaksanakan dengan

memberikan tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan pencapaian

belajar siswa.

Tabel 5. Urutan pelaksanaan tindakan pada Siklus II

No. Uraian Kegiatan Keterangan

Pertemuan Pertama (Kamis, 31 Desember 2009)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

dan siswa menjawab salam.

2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa.

Semua siswa hadir dalam proses pembelajaran.

3) Guru bertanya kepada seluruh siswa bahwa

siapakah diantara mereka yang sudah

berkunjung ke bank dan sudah memanfaatkan

produk – produk perbankan yang ada. Mereka

ramai secara serentak menjawab pertanyaan

Tanamkan

Page 67: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

tersebut.

4) Guru bertanya kepada siswa apa pendapat

mereka tentang definisi bank. Siswa secara aktif

merespon pertanyaan yang guru ajukan dengan

berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan

baik. Pertanyaan tersebut dijawab oleh empat

siswa yaitu Aulia Desy Parwati, Diniar Putri

Santosa, Alma Marikka Geraldina, dan Miko

Hadi Wijaya.

Tanamkan

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada

hari ini.

Tanamkan

6) Guru menjelaskan materi tentang pengertian

pengertian bank dan tujuan jasa perbankan

melalui peta pikiran (mind mapping) yang

ditayangkan dalam slide. Materi yang

disampaikan sebagai penjelasan kepada siswa

sebagai tindak lanjut dari pertanyaan pra

pembelajaran yang dilakukan di awal

pembelajaran. Pada saat guru menyampaikan

materi, sebagian besar siswa sudah cukup

memperhatikan penjelasan yang disampaikan

bahkan di sela-sela penjelasan mereka aktif

mengajukan pertanyaan kepada guru sehingga

membuat suasana kelas menjadi ramai namun

tetap masih bisa dikendalikan.

Tanamkan

7) Guru membagi siswa ke dalam kelompok

dimana satu kelompok terdiri dari 4 orang.

Jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 28

orang sehingga kelompok yang ada berjumlah 7

kelompok. Pembagian siswa dilakukan secara

Page 68: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

acak berdasarkan posisi tempat duduk karena

pada dasarnya semua kemampuan siswa sama

dan masing-masing siswa memiliki kesempatan

yang sama untuk mengembangkan diri.

8) Siswa diminta duduk bergabung dengan

anggota kelompoknya masing-masing. Posisi

duduk siswa dirubah sesuai dengan keinginan

siswa untuk mempermudah diskusi kelompok

yang berlangsung dan tercipta kenyamanan

dalam belajar.

9) Guru membagikan kertas HVS dan petunjuk

pembuatan peta pikiran pada masing-masing

kelompok.

10) Guru meminta siswa secara berkelompok untuk

membuat peta pikiran pada kertas yang sudah

dibagikan dengan materi kelompok meliputi:

Kelompok 1 : Jenis-Jenis Bank (Bank Sentral

dan Bank Umum)

Kelompok 2 : Jenis -Jenis Bank (Bank

Syariah dan BPR)

Kelompok 3 : Layanan Bank dan Manfaatnya

Kelompok 4 : Kebijakan Moneter

Alami

Namai

11) Selama proses pembelajaran kelompok ini

berlangsung, pembelajaran dilakukan dengan

iringan musik klasik. Secara keseluruhan,

proses diskusi berjalan dengan lancar. Sebagian

besar kelompok aktif berdiskusi tentang materi

dan peta pikiran yang mereka buat, hal ini

ditandai dengan adanya tanya jawab sesama

anggota kelompok jika ada materi yang kurang

Alami

Namai

Page 69: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

dapat dipahami dan saling mengajukan

pendapat tentang model peta pikiran yang akan

dibuat oleh kelompoknya. Jika dalam siklus

pertama sumber belajar mereka hanya dari buku

paket dan LKS, pada siklus kedua ini siswa

sudah memanfaatkan fasilitas yang sudah

sekolah sediakan dengan mencari tambahan

materi dari internet melalui google.

12) Guru memantau masing-masing kelompok dan

memberikan bimbingan kepada siswa mengenai

peta pikiran yang mereka buat.

13) Guru memberi tugas (pekerjaan rumah) kepada

masing-masing kelompok untuk memindahkan

peta pikiran yang mereka buat di kertas ke

dalam bentuk slide yang pada pertemuan

selanjutnya akan dipresentasikan.

Alami

Namai

14) Guru menutup pelajaran

Pertemuan Kedua (Rabu, 6 Januari 2010)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

dan siswa menjawab salam.

2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa.

Semua siswa hadir dalam proses pembelajaran.

3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang

akan dilakukan dalam pembelajaran.

4) Guru bersama peneliti menjelaskan tata cara

presentasi kelompok dimana masing-masing

kelompok mempunyai waktu presentasi dan

tanya jawab selama 20 menit.

Page 70: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

5) Masing-masing kelompok melalui

perwakilannya diminta mempresentasikan peta

pikiran yang mereka buat.

Demonstrasikan

6) Presentasi kelompok dari kelompok 1 dan

kelompok 2. Presentasi berjalan lancar, hal ini

terlihat dari pelaksanaan presentasi yang

berjalan sesuai dengan urutannya, tidak seperti

pada bab sebelumnya. Pada kelompok 1 materi

disampaikan oleh Febrian Nurdyani. Setelah

penjelasan materi selesai, dibuka sessi

pertanyaan dimana bagi kelompok 1 ini ada dua

pertanyaan yang diajukan, yaitu oleh Aulia

Desy Parwati dan Diona Ayu M. Pertanyaan ini

dijawab oleh anggota kelompok yaitu Febrian

Nurdyani dan Devi Ratna SKP. Presentasi

dilanjutkan oleh kelompok 2. Materi

disampaikan oleh Aulia Desy Parwati. Setelah

penjelasan materi selesai, dibuka sessi

pertanyaan dimana bagi kelompok 2 ini ada

empat pertanyaan yang diajukan, yaitu oleh

Enno Monica, Amira Hanan H., Febrian

Nurdyani, dan Dyah Rizky P. Pertanyaan ini

dijawab oleh anggota kelompok yaitu Aulia

Desy Parwati dan Diniar Putri Santosa.

Demonstrasikan

7) Guru memberikan tanggapan terhadap

presentasi siswa, tanggapan bisa berupa

pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang

tepat dan tambahan materi dari apa yang siswa

belum jelaskan.

8) Guru menginformasikan bahwa presentasi akan

Page 71: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

9) Guru menutup pelajaran

Pertemuan Ketiga (Kamis, 7 Januari 2010)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

dan siswa menjawab salam.

2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa.

Semua siswa hadir dalam proses pembelajaran.

3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang

akan dilakukan dalam pembelajaran.

4) Presentasi kelompok dari kelompok 3 dan

kelompok 4. Pada kelompok 3 materi

disampaikan oleh Ardirani Rensyta, Enno

Monica, Irfan Nur Afif, Amira Hanan H., dan

Maryam Hanifah. Setelah penjelasan materi

selesai, dibuka sessi tanya jawab dimana bagi

kelompok 3 ini ada lima pertanyaan yang

diajukan, yaitu oleh Devi Ratna SKP, Annisa

Nur Hafika, Dyah Rizky P., Diona Ayu M,

Miko Hadi W. Pertanyaan ini dijawab oleh

anggota kelompok yaitu Ardirani Rensyta,

Enno Monica, dan Irfan Nur Afif. Pada

kelompok 4 materi disampaikan oleh Elisabeth

Dea dan Diona Ayu M.. Setelah penjelasan

materi selesai, dibuka sessi tanya jawab dimana

bagi kelompok 4 ini ada empat pertanyaan yang

diajukan, yaitu oleh Amira Hanan H, Ahmad

Jazmi B, Naomi Ratna Sari, dan Annisa Nur

Hafika. Pertanyaan ini dijawab oleh anggota

Demonstrasikan

Page 72: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

kelompok yaitu Elisabeth Dea, Diona Ayu M,

dan Dyah Rizky P. Penguasaan materi dari

kelompok yang bertugas presentasi sudah

bagus, hal ini terlihat dari mereka dengan sigap

menjawab pertanyaan dari teman mereka yang

mengajukan pertanyaan kepada kelompoknya.

5) Guru memberikan tanggapan terhadap

presentasi siswa, tanggapan bisa berupa

pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang

tepat dan tambahan materi dari apa yang siswa

belum jelaskan.

6) Guru memberikan permainan (games) berupa

permainan acak kata (word square) sebagai

evaluasi awal dan penyegaran (refresh) untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi

yang telah disampaikan. Pelaksanaan

permainan (games) ini pun dengan diiringi

musik klasik. Dalam pelaksanaan permainan

(games) ini siswa sangat antusias, hal ini

terlihat dari kekompakan mereka dalam

kerjasama kelompok untuk menyelesaikan soal-

soal yang ada.

Demontrasikan

7) Guru dan siswa secara bersama menyimpulkan

pelajaran pada bab ini.

8) Siswa sesuai dengan kelompoknya masing-

masing diberi pekerjaan rumah untuk

merangkum materi Bab Bank dan Kebijakan

Moneter dalam bentuk peta pikiran berupa hasil

ketikan (print out).

Ulangi

9) Guru meminta soft file peta pikiran (tugas 1 dan

Page 73: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

tugas 2) yang dibuat oleh semua kelompok

dikumpulkan dalam satu keping CD.

10) Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan

selanjutnya akan diadakan tes formatif.

11) Guru menutup pelajaran.

Pertemuan Keempat (Sabtu, 9 Januari 2010)

1) Guru membuka kelas dengan memberi salam

dan siswa menjawab salam.

2) Menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa.

Semua siswa hadir dalam proses pembelajaran.

3) Guru meminta siswa mengumpulkan tugas yang

telah diberikan.

4) Guru menyampaikan aturan pengerjaan soal

dalam tes formatif.

5) Guru bersama peneliti membagikan soal dan

meminta agar siswa mengerjakan secara

mandiri untuk menunjukkan apa yang telah

siswa pelajari selama proses pembelajaran

berlangsung.

6) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik

agar tes hasil belajar dapat mencerminkan

kemampuan mereka dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan

soal dengan tertib dan tenang. Selama tes

berlangsung, siswa mengerjakan soal tersebut

secara mandiri.

7) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab

siswa.

Page 74: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

8) Guru mengumumkan dan memberikan

penghargaan kepada kelompok terbaik.

Penghargaan yang diberikan oleh guru berupa

ucapan selamat dan sertifikat kepada kelompok

yang berhasil menjadi kelompok terbaik.

Kelompok dengan predikat terbaik diberikan

kepada kelompok 2 dengan anggota

kelompoknya yang terdiri dari Ahmad Jazmi B,

Annisa Nur Hafika, Alviansyah Zinka A, Aulia

Desy Parwati, Diniar Putri Santosa, Naomi

Ratna Sari, dan Setiya Wahyu N.

Rayakan

9) Guru meminta siswa mempersiapkan diri untuk

materi selanjutnya.

10) Guru menutup pelajaran

c. Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan dilakukannya

observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti,

mengacu pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi tersebut

dilakukan untuk mengevaluasi penerapan model Quantum Learning dengan

metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dan untuk mengetahui kemampuan

siswa menerima materi pembelajaran dengan adanya model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Pada saat observasi

berlangsung, kegiatan peneliti adalah memantau pelaksanaan model

Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Guru

melakukan penyajian kelas tentang pelaksanaan model Quantum Learning

dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dan penjelasan konsep materi

tentang uang. Guru juga melakukan penilaian terhadap peran serta siswa

selama kegiatan pembelajaran, yang meliputi kerja sama dalam diskusi

pembuatan materi dalam bentuk peta pikiran, ketepatan hasil peta pikiran

yang telah dibuat, kemampuan menjelaskan dalam presentasi materi yang

Page 75: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

dibuat dengan peta pikiran, kemampuan bertanya/mengeluarkan pendapat,

kemampuan dalam menjawab soal permainan (games) dan terakhir nilai dari

tes hasil belajar siswa.

Peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami

peningkatan pada Siklus II. Siswa yang semula kurang antusias dalam

belajar dan menjadi kelompok yang kurang koperatif berubah menjadi

semangat dalam belajar. Hal ini terlihat dari meningkatnya keaktifan mereka

dalam diskusi kelompok dan presentasi. Ini disebabkan guru terus

memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat ikut aktif dalam proses

pembelajaran.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat

dilihat bahwa penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi. Siswa sudah jelas dan paham mengenai bagaimana

penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) karena siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang

digunakan. Hal ini tentu saja menyebabkan pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan model Quantum Learning dengan metode

Peta Pikiran (Mind Mapping) menjadi lebih efektif. Rata-rata nilai ulangan

harian siswa kelas X Aksel 2 pada siklus II mengalami peningkatan.

Sebanyak 100% siswa dinyatakan tuntas, karena pencapaian hasil belajar

mereka siswa diatas standar batas tuntas nilai, yaitu 75. Dari hasil refleksi

tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model Quantum Learning dengan

metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada siklus II dinilai telah berhasil dan

dianggap sudah memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus

berikutnya.

Page 76: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru sudah lebih bisa menguasai kelas sehingga ketika mengajar

perhatiannya bisa tersebar pada seluruh bagian kelas.

2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami

peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak perlu dan

jauh lebih bersemangat saat diskusi dan presentasi berlangsung.

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan

analisis yang telah dilakukan adalah :

1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode

pembelajaran pada saat mengajar sehingga siswa lebih bersemangat

dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan.

B. Pembahasan

Penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Penelitian yang dilakukan dengan

menerapkan dua siklus pembelajaran dengan model yang sama pada tiap

siklusnya, yaitu model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping). Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat

pada grafik berikut:

Page 77: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Gambar 3. Grafik hasil belajar siswa

Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Sebelum

Penerapan

Siklus

I

Siklus

II

Sebelum

Penerapan

Siklus I Siklus

II

Tuntas 12 27 28 42,86 % 96,43 % 100%

Tidak

Tuntas

16 1 0 57,14 % 3,57 % 0%

(Sumber: data primer yang diolah, 2010)

Penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) menjadikan siswa lebih mudah dalam memahami materi. Berdasarkan

hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh data bahwa model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) mengandung variasi

pembelajaran, tidak hanya ceramah materi namun juga terdapat diskusi kelompok,

presentasi dan tanya jawab, serta permainan (games). Pada metode sebelumnya

yaitu ceramah, siswa hanya diberi penjelasan sebentar, siswa diminta menulis, dan

siswa diminta menjelaskan kembali sehingga materi yang dipelajari kurang dapat

diterima dan menimbulkan kebingungan bagi siswa. Dalam model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), siswa dilibatkan secara

0102030405060708090

100

Sebelum Penerapan Tindakan

Siklus I Siklus II

Siklus II

Siklus I

Sebelum Penerapan Tindakan

Page 78: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

langsung dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa lebih mudah memahami

materi secara terperinci dan siswa dapat dengan bebas mengutarakan pendapat.

Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa karena suasana belajar

yang santai dan tidak formal sehingga siswa bebas belajar pada posisi duduk

seperti apapun yang mereka inginkan yang membuat mereka nyaman dalam

belajar. Penggunaan peta pikiran (mind mapping) dalam pembelajaran telah

mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran karena mereka jadi

mengetahui arah pembelajaran yang dilakukan kemana dan mengetahui kaitan

atau hubungan antara materi satu dengan materi yang lain. Dengan pembelajaran

yang berpusat pada siswa (student center) akan membantu siswa dalam mengingat

dan memahami materi dalam jangka panjang sehingga pembelajaran bermakna

dalam proses pendidikan dapat tercapai.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat bahwa nilai Ujian Akhir

Semester siswa sebelum penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping) berkisar antara 42 – 84 dengan nilai rata-rata kelas 64.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang baik sebab masih

banyak siswa yang belum mencapai nilai 75 yang merupakan nilai batas tuntas

keberhasilan siswa. Masih rendahnya nilai ulangan siswa disebabkan siswa

kurang memahami sepenuhnya materi yang diberikan oleh guru dan siswa kurang

antusias dalam kegiatan belajar mengajar.

Penyajian materi dengan menggunakan model Quantum Learning dengan

metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal

ini terbukti pada siklus I nilai ulangan harian siswa berkisar antara 73 - 98 dengan

nilai rata-rata kelas sebesar 91 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas

dari sebelum adanya penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping) yaitu sebesar 27 (nilai sebelum siklus 64 dan nilai siklus

I 91). Hal ini menunjukkan siswa lebih memahami materi yang diberikan oleh

guru dengan adanya penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta

Pikiran (Mind Mapping). Pada siklus II nilai ulangan harian siswa berkisar antara

75 - 100 dengan nilai rata-rata kelas sebesar 94 sehingga terjadi peningkatan nilai

rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 3 (nilai siklus I 91 dan nilai siklus

Page 79: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

II 94). Dibandingkan dengan sebelum penerapan model Quantum Learning

dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping), nilai rata-rata siswa pada siklus II

mengalami peningkatan angka sebesar 30 (nilai sebelum penerapan 64 dan nilai

siklus II 94).

Berdasarkan data siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar yang selalu

mengalami peningkatan. Model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping) berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran ekonomi. Hal

ini terbukti pada peningkatan peran serta siswa pada pembelajaran dan hasil

belajar siswa. Temuan yang muncul selama kegiatan belajar mengajar antara lain:

1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (student center)

sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran baik dalam diskusi kelompok,

presentasi, tanya jawab, dan permainan (games). Kegiatan ini dapat melatih

siswa dalam bekerja sama dan menumbuhkan semangat kebersamaan di dalam

kelompok belajar.

2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan

siswa sehingga membuat siswa nyaman dalam belajar. Hal ini terlihat dari

semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran terus mengalami

peningkatan.

3. Penggunaan peta pikiran dalam merangkum materi dapat mempermudah siswa

dalam mengingat dan memahami materi yang dipelajari sehingga

pembelajaran efektif dapat tercapai.

4. Penerapkan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian

hasil belajar. Hasil belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum

pencapaian hasil belajar siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 75. Hal

ini menunjukkan bahwa secara umum siswa telah memahami materi yang

disajikan dengan baik pada proses belajar mengajar yang menggunakan model

Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping).

Page 80: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping)

pada penelitian ini telah dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan

dalam 4 kali pertemuan, dimana masing-masing pertemuan berlangsung selama

45 menit. Penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind

Mapping) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari

pencapaian nilai rata-rata siswa dan jumlah siswa yang mencapai batas

ketuntasan. Pada siklus I nilai ulangan harian siswa berkisar antara 73 - 98 dengan

nilai rata-rata kelas sebesar 91 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas

dari sebelum diadakannya tindakan yaitu sebesar 27 (nilai sebelum siklus 64 dan

nilai siklus I 91). Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 27 orang

dari 28 siswa. Pada siklus II nilai ulangan harian siswa berkisar antara 75 - 100

dengan nilai rata-rata kelas sebesar 94 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata

kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 3 (nilai siklus I 91 dan nilai siklus II 94).

Dibandingkan dengan sebelum diadakannya tindakan, nilai rata-rata siswa pada

siklus II mengalami peningkatan angka sebesar 30 (nilai sebelum penerapan 64

dan nilai siklus II 94). Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 100 %.

Pada penerapan model Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran

(Mind Mapping), siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,

tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan variasi pembelajaran

yang terdiri dari diskusi kelompok, presentasi, dan permainan (games) membuat

siswa merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan materi yang

disajikan dalam bentuk peta pikiran menjadi lebih mudah dipahami siswa

sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Page 81: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan

satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa.

Faktor dari pihak guru antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan

menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan

metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses

pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan minat dan

semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang

berasal dari siswa antara lain minat dan antusias belajar siswa serta keaktifan

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan model Quantum

Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk

menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari

yang disesuaikan pula dengan materi pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses

maupun hasil dari pembelajaran ekonomi. Untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang

baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu siswa untuk ikut aktif

terlibat dalam proses pembelajaran.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah :

a. Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mata

pelajaran untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan

metode pembelajaran inovatif.

Page 82: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

b. Sekolah mengadakan pertemuan MGMP pada tingkat sekolah yang

diadakan rutin untuk mendiskusikan permasalahan pendidikan dan

pembelajaran.

2. Bagi Guru:

a. Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan

menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan

pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus

meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

b. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng mendorong

siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.

c. Guru yang belum menerapkan model Quantum Learning dengan metode

Peta Pikiran (Mind Mapping) dapat menerapkan model tersebut dalam

pembelajaran ekonomi dengan variasi pembelajaran yang menarik

sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian dan motivasi siswa untuk

memahami materi yang disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

d. Guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah

disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan

media pembelajaran.

e. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan

sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat

lebih mudah memahami materi pembelajaran.

3. Bagi siswa :

a. Siswa meningkatkan kerja sama dalam arti yang positif, baik dengan guru

maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.

b. Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini

pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam menjalani

kehidupan di masa yang akan datang.

c. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran.

d. Siswa membuka diri dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru,

namun bisa berasal dari teman, buku, televisi maupun internet.

Page 83: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat. 2008. Quantum Learning. Artikel. Tersedia pada

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/quantum-learning/. Diunduh tanggal 11 Oktober 2009.

Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. 2007. Quantum Learning Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT Mizan Pustaka. Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie. 2007. Quantum

Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Falah Yunus. 2009. Quantum Teaching Melejitkan Prestasi. Artikel. Tersedia

pada http: //falahyunus.com/2009/04/28/quantum-teaching-melejitkan-prestasi/. Diunduh tanggal 11 Oktober 2009.

Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Univesitas Negeri

Malang. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ______________________. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. ______________. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pattaufi. 2008. Penerapan Model Quantum Learning dalam Hubungannya dengan

Kemampuan Siswa Berbahasa Inggris. Jurnal. Tersedia pada http:// pkab.wordpress.com/2008/07/18/penerapan-model-quantum-learning/. Diunduh tanggal 11 Oktober 2009.

Page 84: PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN …/Penerap… · Kurangnya perhatian guru dalam meningkatkan kerja sama antar siswa dalam ... tugas proyek berbasis ... belajar siswa. Model

Rochiati Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. ______. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia

Sertifikasi. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Teti Rostikawati. 2009. Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning: Mind

Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreatifitas Siswa. Jurnal. Tersedia pada http://pkab.wordpress.com/2008/04/02/metode-quantum-learning/. Diunduh tanggal 11 Oktober 2009.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 dan Nomor 20

Tahun 2003. 2006. Tentang Guru dan Dosen serta Sisdiknas. Bandung: Citra Umbara.

Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya Objektif. Semarang: IKIP Semarang Press. Wiwin Yuni Lestari. 2009. Tesis. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Cerita dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping): Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mlilir 01. Madiun.