penerapan model kooperatif tipe snowball throwing .../penerap… · perpustakaan.uns.ac.id...

104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING (MELEMPAR BOLA SALJU) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ORGANISASI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN 01 TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : MUHIBUDDIN FADHLI K7108182 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA MEI 2012

Upload: trandung

Post on 06-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF

TIPE SNOWBALL THROWING (MELEMPAR BOLA SALJU) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ORGANISASI

DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN 01 TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

MUHIBUDDIN FADHLI

K7108182

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

MEI 2012

Page 2: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING (MELEMPAR BOLA SALJU)

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ORGANISASI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KELAS V SDN 01 TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

MUHIBUDDIN FADHLI

K7108182

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

MEI 2012

Page 4: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Muhibuddin Fadhli. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING (MELEMPAR BOLA SALJU) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ORGANISASI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN O1 TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta. April 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep organisasi dengan menggunakan model kooperatif tipe Snowball throwing pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tohudan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model siklus, terdapat dua siklus yakni siklus I, dan siklus II. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 yang jumlahnya 35 siswa. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan pemahaman konsep organisasi. Variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumen dan wawancara. Teknik analisis data menggunkan model interaktif yang terdiri tiga komponen analisis, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil analisis data yang diperoleh adalah bahwa terdapat peningkatan rata-rata nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada materi organisasi yang diperoleh siswa. Pada tes awal sebesar 56,57; kemudian pada siklus I 73; dan 78,2 pada siklus II. Kemudian adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yang pada tes awal hanya 37,14%; pada siklus I, 77,14% dan pada siklus II menjadi 91,42%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dapat meningkatkan pemahaman konsep organisasi dalam pembelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar.

Kata Kunci : Pemahaman Konsep Organisasi, PKn, Model Pembelajaran Kooperatif, Snowball throwing.

Page 7: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Muhibuddin Fadhli. The Implementation of the Cooperative Learning Model of Snowball Throwing Type in Increasing the Comprehension on the Concept of Organization in the Subject of Civics Education on the Fifth-grade Class of SDN 01 Tohudan of Colomadu of Karanganyar Regency in the Academic Year of 2011/2012. Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University. Surakarta. 2012. The objective of this research is to increase the comprehension of the 5th-grade students of SDN 01 Tohudan of Colomadu of Karanganyar Regency on the concept of organization by using the cooperative learning model of Snowball Throwing type. This research used the class action research with the cycle model. There were two cycles in this research, namely: the first cycle and the second cycle. Each cycle consisted of four cycles, namely: planning, acting, observing, and reflecting. The population of this research was the 5th-grade students of SDN 01 Tohudan of Colomadu of Karanganyar regency in the academic year of 2011/2012 as many as 35 students. The variable which became the target of change in this class action research was the concept of organization. The variable of action which was used in this research was the cooperative learning model of Snowbal Throwing type. The data of this research were collected through observation, test, document, and interview. The data were then analyzed by using the interactive model which consisted of three components, namely: data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The results of this research are as follows: 1) the ratio of the average test score of the students of the pre-cycle stage to that of the first cycle and that of the second cycle is 56.57: 73: 78.2; and 2) the ratio of the learning completeness percentage of the students of the pre-cycle stage to that of the first cycle and that of the second cycle is 37.14%: 77.14%: 91.42%. Based on the results of the research, it is concluded that the implementation of the cooperative learning model of Snowball Throwing type can increase the comprehension of the 5th-grade students of SDN 01 Tohudan of Colomadu of Karanganyar regency. Keywords: comprehension on concept of organization, Civics Education,

cooperative learning model, and Snowball Throwing

Page 8: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

Bawakan Aku Sepuluh Pemuda Dan Akan Aku Rubah Dunia

(Ir. Sukarno)

Hidup adalah pilihan, pilihlah yang baik menurutmu dan menurut Tuhan.

(Muhibuddin Fadhli)

Aku tidak akan sukses, dengan cara orang yang gagal.

(Mario Teguh)

Page 9: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan ibuku tercinta Drs.Marsaid dan Insiyah, S.Pd.I. yang selalu

mendukung, mendoakan dan memberikan motivasi.

Kakak - kakakku Ahsan Fahmi Rozaqi, Betharia NAE Hastuti, Mujiyanto,

serta seluruh keluarga besarku.

Page 10: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya Penerapan

Model Kooperatif Tipe Snowball throwing (Melempar Bola Salju) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Organisasi Dalam Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SDN 01 Tohudan Colomadu

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 .

Karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis dalam

menyusun skripsi ini, sehingga penulis membutuhkan bantuan dari berbagai

pihak, dan akhirnya kesulitan yang timbul tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Sebelas

Maret,

4. Drs. Samidi, M. Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

dukungan kepada penulis,

5. Prof. Dr. Heribertus Soegiyanto, S.U. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis,

6. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis,

7. Eko Suparyono S. Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 01 Tohudan yang

telah memberikan izin melakukan penelitian tindakan kelas,

8. Nurhayati, S. Pd. selaku guru kelas V SD Negeri 01 Tohudan yang telah

bersedia berkolaborasi dengan peneliti,

9. Bapak/Ibu guru SD Negeri 01 Tohudan yang sudah membantu penulis selama

proses penelitian,

Page 11: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

10. Bapak, Ibu, Kakak, dan saudara-saudara tercinta yang telah memberikan

dukungan selama proses penyusunan skripsi.

11. Sahabat-sahabaku yang sudah mendukung di saat penyusunan skripsi.

12. Teman-teman mahasiswa S1 Kelas D angkatan 2008 PGSD Universitas

Sebelas Maret,

13. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD Universitas Sebelas Maret.

14. Pembaca dan semua pihak yang telah membantu dalam menysun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari

sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis berharap

kepada pembaca guna memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun,

sehingga hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat, khusunya bagi

peneliti dan umumnya bagi para pembaca terutama mahasiswa PGSD UNS.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan permintaan maaf bila terdapat kesalahan

dalam bertutur kata yang kurang berkenan dihati pembaca sekalian.

Surakarta, 13 Mei 2012

Muhibuddin Fadhli

Page 12: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT ................................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakan Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4

D. Perumusan Masalah ............................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .............................................................. ..... 5

F. Manfaat Penelitian .............................................................. ... 5

BAB II . LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ........................................................................ 7

1. Kajian Tentang Pemahaman Konsep Organisasi ............. 7

a. Pemahaman ................................................................. 7

b. Konsep ........................................................................ 8

Page 13: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

Halaman

c. Pemahaman Konsep .................................................... 9

d. Pengertian Organisasi ................................................. 10

2. Kajian Tentang Model-model Kooperatif Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan .................... 16

3. Kajian Tentang Model Kooperatif Tipe Snowball throwing ............................................................................. 19 a. Pengertian Model Pembelajaran ................................. 19

b. Model Pembelajaran Kooperatif... ............................. 21

c. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif .............................. 23

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ............................... 24

e. Unsur -unsur Model Pembelajaran Kooperatif .......... 25

f. Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing .... 26

g. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing ...................................................... 29

h. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing ........................... 30

B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 32

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 33

D. Hipotesis ................................................................................ 35

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian .................................................................. 36

1. Tempat Penelitian............................................................... 36

2. Waktu dan Jadwal Penelitian ............................................. 36

B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................. 37

1. Subjek Penelitian ............................................................... 37

2. Objek Penelitian ................................................................. 37

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 37

1. Bentuk Penelitian ............................................................... 37

2. Strategi Penelitian .............................................................. 38

Page 14: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

Halaman

D. Sumber Data .......................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40

1. Observasi ............................................................................. 40

2. Tes ................................................................................ .... 41

3. Dokumen ........................................................................... 41

4. Wawancara ........................................................................ 41

F. Validitas Data ......................................................................... 42

1. Triangulasi Sumber .......................................................... 43

2. Triangulasi Metode ............................................................ 43

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 44

1. Reduksi Data ..................................................................... 45

2. Penyajian Data ................................................................... 46

3. Penarikan Kesimpulan / Verivikasi ................................... 46

H. Indikator Kinerja .................................................................... 47

I. Prosedur Penelitian .................................................................. 47

1. Rancangan Siklus Pertama ............................................... 48

2. Rancangan Siklus Kedua ................................................... 49

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 51

B. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian .................................... 52

1. Kondisi Awal (Pra Tindakan) ............................................ 52

2. Siklus Pertama ..................................................................... 55

3. Siklus Kedua ....................................................................... 65

C. Perbandingan Perkembangan Hasil Tindakan Antarsiklus ...... 77

D. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 78

BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................... 82

B. Implikasi ................................................................................... 83

1. Implikasi Teoritis ................................................................. 83

Page 15: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

Halaman

2. Implikasi Praktis ................................................................... 84

C. Saran .................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 87

LAMPIRAN..................................................................................................... 90

Page 16: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

1. Jadwal Penelitian...................................................................................

2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Pkn pada Pra Siklus..............

3. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar PKn Pada Siklus I................

4. Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Pada Siklus I.................

5. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Pkn Pada Siklus II................

6. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II.............................

7. Perkembangan Nilai Terendah, Tertinggi, Nilai Rata-Rata, Dan Ketuntasan Pada Siklus I Dan Siklus II................................................

8. Perkembangan Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II......................................................

36

53

63

64

72

73

77

78

Page 17: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir...........................................................................

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

3. Analisis Data Model Interkatif .......................................................

4. Model ..........................

5. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Pada Pra Siklus.............................

6. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Pada Siklus I..................................

7. Grafik Hasil Perkembangan Nilai Evaluasi Nilai Hasil Belajar PKn Pada Pra Siklus dan Siklus I Setelah Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing.........................

8. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Pada Siklus II.................................

9. Grafik Hasil Perkembangan Nilai Hasil Belajar PKn Pada Siklus I dan Siklus II Setelah Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing...................................................................

10. Grafik Perkembangan Nilai Rata Rata, Nilai Tertinggi, Rata-rata Nilai, Ketuntasan Klasikal Pada Siklus I Dan Siklus II...........

11. Grafik Perkembangan Nilai Hasil Belajar PKn Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II. ......................................................................

34

38

45

48

54

64

65 73 74

78

79

Page 18: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Waktu dan Jadwal Penyusunan Skripsi...........................................

2. Rekapitulasi Nilai Kelas V pada Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II...........................................................................................

3. Kisi-kisi Soal Evaluasi Pra Siklus...................................................

4. Evaluasi Pra Siklus..........................................................................

5. Kunci Jawaban Evaluasi Pra Siklus................................................

6. Silabus Pembelajaran......................................................................

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ............

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ...........

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I............

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II..........

11. Hasil Wawancara Dengan Guru Sebelum Tindakan.......................

12. Hasil Wawancara Dengan Guru Setelah Tindakan ........................

13. Hasil Wawancara Dengan Murid Sebelum Tindakan.....................

14. Hasil Wawancara Dengan Murid Setelah Tindakan.......................

15. Lembar Penilaian Kemampuan Guru..............................................

16. Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus I.......................................

17. Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus II......................................

18. Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Saat Penelitian..........................

90

91

97

97

98

100

103

115

127

141

154

156

158

164

172

184

187

190

Page 19: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia telah memasuki era dimana pembelajaran

berpusat pada siswa ( student-centered learning ) dan bukan berpusat pada guru

lagi, hal ini dimaksudkan agar anak dapat secara mandiri mengembangkan

pengetahuan dan kemampuan berpikirnya. Keaktifan siswa itu dapat dilihat dalam

bentuk mengajukan pertanyaan pendapat atau pandangan lain bahkan dapat pula

berupa bantahan. Dalam pengalaman penulis ketika mengajar mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegraaan di kelas V SD Negeri 01 Tohudan, para siswa pasif

dan kurang antusias dalam pembelajaran, hal ini terbukti dari sedikit siswa yang

memperhatikan dan bertanya tentang materi pembelajaran. Sehingga membuat

penulis bertanya-tanya dalam hati, kenapa siswa tidak mau bertanya? Atau ada

yang salah dengan cara pengajaran penulis?.

Dalam mengajarkan konsep organisasi ini mula-mula penulis

menggunakan model yang konvensional yaitu dengan metode ceramah yang

hanya berpusat pada guru, jadi guru hanya menjadi pusat pengetahuan bagi siswa,

hal ini berdampak pada kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Selain itu kebiasaan siswa yang bermain-main di dalam kelas

dengan melempar-lempar kertas pada saat pembelajaran berlangsung menambah

masalah lagi, sehingga membuat penulis berpikir untuk menemukan sebuah

inovasi dalam pembelajaran, penulis mencari sebuah model yang cocok untuk

diterapkan dalam situasi seperti ini, dimana siswa yang pasif dalam kegiatan

pembelajaran diikuti dengan kebiasaan siswa yang suka bermain-main di dalam

kelas, dan akhirnya penulis mencoba menggunakan model Snowball throwing,

yang dimaksud dengan model pembelajaran Snowball throwing adalah

engembangan model kooperatif yang menekankan pada kemampuan bertanya

dan keaktifan murid yang dikemas dengan menggunakan permainan lempar bola

salju (Ferayanti, 2010), oleh karena itu model pembelajaran ini dapat

membangkitkan keaktifan siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan

Page 20: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

serta mengarahkan kebiasaan siswa yang ramai dan suka bermain di dalam kelas

dengan kegiatan yang lebih positif. Dengan mengadakan penelitian tindakan kelas

(PTK) akar masalah keengganan siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraaan terutama dalam konsep organisasi dapat dikaji, diteliti,

dievaluasi dan dicari pemecahan masalahnya.

Untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi ini

sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep terutama

pengertian organisasi, sebagian besar siswa beranggapan bahwa organisasi adalah

sekumpulan dari banyak orang, padahal makna sesungguhnya dari organisasi

adalah perkumpulan dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang diinginkan secara bersama (Najib sulhan, 2008), disini jelas bahwa

suatu perkumpulan bisa dikatakan sebuah organisasi jika sudah terdapat dua orang

yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan, oleh karena itu perlu

adanya sebuah model pembelajaran yang membahas tentang sebuah konsep dan

dipahami secara detail kemudian menggabungkannya menjadi pengertian yang

utuh, oleh karena itu penulis memlilih menggunakan model kooperatif tipe

Snowball throwing untuk lebih memudahkan siswa dalam memahami konsep

organisasi karena dalam pembelajaran ini mengedepankan kerja sama kelompok

dan didalam kelompok itu membahas tentang sebuah konsep sehingga siswa lebih

terfokus dalam memahami konsep tersebut, pembelajaran kooperatif bersinergi

dengan konsep organisasi karena pengertian organisasi merupakan perkumpulan

dari dua atau lebih orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, jadi

lebih memudahkan guru untuk mengaitkan konsep dengan model pembelajaran

yang digunakan, karena guru dapat mengambil sebuah contoh dari diskusi yang

dilakukan siswa.

Menurut Ingridwati Kurnia, dkk arakteristik perkembangan masa anak

akhir 6-12 tahun adalah anak senang bermain dalam kelompoknya dengan

melakukan permainan yang konstruktif dan olahraga. Minat dan kegiatan bermain

anak semakin meluas dengan kegiatan yang semakin bervariasi (2007: 1.20).

Dari pengertian di atas dijelaskan anak pada usia 6-12 tahun adalah anak senang

bermain dalam kelompoknya dengan permaianan yang konstruktif dan olahraga.

Page 21: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing terdapat sebuah

permainan yang dapat memupuk jiwa sosial dengan temannya yaitu dengan

bekerja sama membuat sebuah soal dikertas kemudian kertas itu di bentuk seperti

bola kemudian di lempar kepada kelompok lain, hal ini berdampak positif bagi

perkembangan anak, karena anak terlatih mandiri dalam membuat soal selain itu

lebih mengarahkan kebiasaan buruk siswa yang suka melempar-lempar kertas

kepada temannya pada saat pembelajaran berlangsung dengan kegiatan yang lebih

positif.

Proses pembelajaran di SDN 01 Tohudan, guru masih banyak

menggunakan metode yang di dominasi metode ceramah yang menjadikan guru

sebagai pusat pengetahuan (teacher-centered), hal ini berdasarkan pengamatan

yang dilaksanakan penulis dengan berbagai masukan dari guru kelas V SDN 01

Tohudan. Keadaan ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif selama kegiatan

belajar berlangsung. Siswa pada umumnya hanya mendengarkan, membaca dan

menghafal informasi yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat.

Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang

mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar. Yaitu model

yang memuat kecakapan hidup dan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

Bila dilihat dari hasil belajar PKN Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan yang

ditunjukkan kriterianya masih kurang, karena rata-rata nilai siswa hanya sekitar

57,71 dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, disebabkan karena

kreatifitas belajar siswa masih sangat kurang sehingga hasil belajarnya juga

rendah. Selain itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam penggunaan

model pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dapat menjadikan siswa

kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena siswa hanya mendengar cerita

dari guru saja, sehingga tidak ada interaksi dua arah antara guru dan siswa.

Untuk mengatasi semua permasalahan di atas dapat dilakukan dengan

model pembelajaran yang variatif. Salah satunya adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball throwing yang telah sedikit dibahas di atas. Prinsip dari

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing ini membagi siswa

Page 22: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok mempunyai satu orang ketua

yang akan menjelaskan konsep yang diberikan guru kepada anggota

kelompoknya. Lalu tiap siswa menulis satu pertanyaan dan dilempar seperti bola

salju kepada siswa yang lain. Selain itu pembagian kelompok ini bertujuan agar

siswa dapat berkolaborasi dengan teman, lingkungan dan guru sehingga

diharapkan setiap siswa akan siap dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang

siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas maka dilakukan penelitian dengan judul

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

(MELEMPAR BOLA SALJU) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP ORGANISASI DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KELAS V SDN 01 TOHUDAN COLOMADU

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Mengapa siswa kurang antusias dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan?

2. Mengapa guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional, hanya

berceramah dan pemberian tugas?

3. Mengapa interaksi antara guru dan siswa kurang ?

4. Mengapa siswa belum memahami konsep organisasi dengan baik dan benar ?

C. Pembatasan Masalah

1. Pemahaman siswa dalam konsep organisasi dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegraaan siswa kelas V SDN 01 Tohudan Colomadu Karanganyar

Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Snowball

throwing (melempar bola salju) dimana siswa berkelompok dan membuat

Page 23: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pertanyaan di kertas kemudian kertas di bentuk bulat dan dilempar kepada

siswa lainnya kemudian menjawabnya.

D. Perumusan Masalah

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing (melempar bola

salju) dapat meningkatkan pemahaman konsep organisasi pada siswa kelas V SD

Negeri 01 Tohudan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan pemahaman konsep organisasi dengan menggunakan model

kooperatif tipe Snowball throwing (melempar bola salju) pada siswa kelas V SD

Negeri 01 Tohudan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat teoritis dan

praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan atau

pembelajaran, khususnya yang bersangkutan dengan Penerapan Model

Kooperatif Tipe Snowball throwing (Melempar Bola Salju) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Organisasi Dalam Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan Kelas V SD Negeri 01 Tohudan Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa :

1) Meningkatkan pemahaman pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

khususnya dalam konsep organisasi.

Page 24: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2) Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

konsep organisasi dengan menggunakan model kooperatif tipe Snowball

throwing (melempar bola salju).

b. Bagi guru (peneliti):

1) Memberikan pengalaman langsung pada guru khususnya peneliti yang

terlibat dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing (melempar bola salju).

2) Kualitas isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat meningkat

dengan penerapan model kooperatif tipe Snowball throwing (melempar

bola salju).

3) Guru mendapat wawasan baru mengajarkan konsep organisasi dengan

menggunakan model kooperatif tipe Snowball throwing (melempar bola

salju).

c. Bagi sekolah:

1) Memperoleh wawasan dan pengaruh kepada guru lainnya untuk berupaya

menciptakan pembelajaran yang berkualitas.

2) Memperoleh masukan dalam usaha proses perbaikan pembelajaran

sehingga mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan dapat

meningkat.

Page 25: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kajian Tentang Pemahaman Konsep Organisasi

a. Pemahaman

Dalam mempelajari suatu hal, kita harus memiliki pemahaman, karena

dengan pemahaman yang baik, kita akan mudah menangkap pengetahuan

tersebut, dalam mempelajari konsep organisasi dalam mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan juga diperlukan sebuah pemahaman, seperti

pendapat Suhaenah Suparno, pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan

untuk menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan

dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka, maupun

interpretasi berbentuk penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab

akibat. Pendapat ini lebih menekankan bahwa pemahaman merupakan suatu

kemampuan yang kompleks. Pemahaman tidak hanya menangkap arti saja

namun makna dari sesuatu yang dipahami tersebut juga harus bisa ditangkap

(2001). Sedangkan menurut W.S Winkel Pemahaman mencakup kemampuan

untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (2004: 274).

Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu

bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain,

seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata; membuat perkiraan

tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti grafik..

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk dapat memaknai suatu

hal yang dipelajari. Pemahaman seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk

kata kerja operasional sebagai berikut: menjelaskan, menguraikan,

merumuskan, merangkum, mengubah, memberikan contoh tentang,

menyimpulkan, menerangkan, mendemonstrasikan, dan membuktikan.

Page 26: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Konsep

Dalam memahami sesuatu kita memerlukan sebuah konsep, W.S.

Winkel berpendapat, lah objek

yang mempunyai ciri- (2004: 113). Konsep dibedakan atas konsep

konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah

pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik. Konsep

itu mewakili golongan benda tertentu, seperti meja, kursi, pohon, dan lain

sebagianya; golongan sifat tertentu, seperti warna dan bentuk, dan lain

sebagainya; relasi tempat diantara benda-benda, seperti atas, dibawah, di

samping, dan lain sebagainya; golongan perbuatan tertentu seperti duduk,

mengangkat, menurunkan. Orang yang memiliki konsep, mampu untuk

menunjukkan benda atau perbuatan tertentu yang diwakili dalam konsep itu,

dengan menunjuk pada realitas dalam lingkungan fisik, karena realitas itu tidak

berbadan. Realitas yang tidak berbadan atau tidak bermateri, tidak dapat

diamati secara langsung. Misalnya, anak A adalah saudara sepupu anak B. Ini

merupakan suatu kenyataan, tetapi kenyataan itu tidak dapat diketahui dengan

mengamati anak A dan anak B saja. Kenyataan itu diberitahukan melalui

penggunaan bahasa dan, sekaligus, dijelaskan apa yang dimaksudkan dengan

ada kemungkinan untuk menunjukkan dua orang bersaudara sepupu hanya

dengan mengamati dua orang itu. Konsep yang demikian, biasanya telah

miliki jari-jari sama

panja .

, mengungkapkan bahwa

adalah bahan bidang studi yang isinya berupa gagasan, ide, pendapat,

teori/dalil, konsep itu bersifat abstrak, namun akan menjadi nyata jika

(2010). Berdasarkan pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu gagasan yang

Page 27: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mengandung sebuah pengertian. Orang yang memiliki konsep, mampu

mengadakan abstraksi terhadap segala objek yang dihadapi, sehingga objek

ditempatkan dalam golongan tertentu (klasifikasi). Konsep itu bersifat abstrak,

namun akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk benda/perbuatan.

c. Pemahaman Konsep

Setiap mata pelajaran perlu dipahami secara mendalam oleh setiap siswa

termasuk dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

terutama konsep organisasi. Pemahaman tersebut mencakup pemahaman

konsep dari setiap materi pelajaran yang diberikan agar siswa dapat menerima

materi dengan baik, Trianto berpendapat, emahaman konsep adalah

pemahaman siswa terhadap dasar kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan

dengan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam

situasi baru (2009: 7). Setelah siswa memperoleh apa yang mereka ketahui

kemudian mereka mampu memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam situasi

baru dan ini membuat siswa paham benar tentang pengetahuan yang

diperolehnya.

Flavell dalam Syaiful Sagala (2003: 72) mengemukakan bahwa

pemahaman terhadap konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi

yaitu:

1) Atribut, atribut setiap konsep berbeda-beda yang mempunyai atribut relevan

dan tidak relevan.

2) Struktur, menyangkut cara terkaitnya atau melekatnya konsep-konsep

tersebut.

3) Keabstrakan, konsep-konsep yang tidak dapat dilihat secara konkret atau

konsep-konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain.

4) Keinklusifan, ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam

konsep tersebut.

5) Generalisasi, bila diklasifikasikan konsep-konsep tersebut dapat berbeda

dalam posisi superordinat maupun subordinat.

6) Ketepatan, menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan membedakan

contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep.

Page 28: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

7) Kekuatan, kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana konsep tersebut penting.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep adalah mengerti dan mengusai konsep untuk dipaparkan kembali

dengan jelas dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi

baru, dalam hal ini konsep tentang organisasi, dimana nanti siswa dapat

memahami konsep organisasi dan dapat memaparkan dengan jelas konsep

tersebut, sehingga didapat pengetahuan yang baru.

d. Pengertian Organisasi

Ikhwan Sapto Darmono berpendapat, merupakan suatu

perkumpulan yang anggotanya terdiri atas beberapa orang untuk melakukan

(2008: 71). Pernyataan ini

didukung oleh pendapat Najib Sulhan dkk, bahwa,

perkumpulan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai

(2008: 73). Senada dengan kedua pendapat di

atas Setiati Widihastuti juga berpendapat tentang pengertian organisasi,

iatur untuk bekerja

sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (2008: 57). Organisasi memiliki

beberapa unsur, antara lain; 1) Adanya tujuan, yaitu sesuatu yang ingin

diwujudkan serta dicapai sehingga memunculkan adanya tugas, wewenang, dan

tanggung jawab; 2) Adanya pembagian tugas sekelompok orang; 3) Adanya

kerja sama diantara orang-orang yang bekerja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian organisasi adalah suatu

perkumpulan yang anggotanya terdiri atas beberapa orang untuk melakukan

kerja sama dalam upaya mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi memiliki

pengurus, anggota, dan tujuan. Tujuan dibentuknya organisasi adalah agar

kegiatan organisasi berjalan dengan lancar, dan para anggota dapat menjalin

kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1) Manfaat Organisasi

Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib kita ikuti. Meskipun

demikian, tidak ada salahnya kita aktif dalam kegiatan organisasi.

Mengapa? Mengikuti organisasi sangat banyak manfaatnya. Mengikuti

Page 29: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

organisasi di sekolah dapat menambah wawasan dan pengalaman. Selain

menambah wawasan dan pengalaman, organisasi juga membantu kita

mengetahui dan mengembangkan bakat: misalnya, lewat kegiatan organisasi

kita bisa menemukan kelebihan dan bakat yang selama ini terpendam. Satu

hal yang pasti, aktif dalam organisasi berarti menambah teman yang bukan

hanya teman sekelas atau teman di lingkungan rumah. Melalui organisasi,

kamu akan mendapat lingkungan pergaulan yang berbeda. Peserta

organisasi sangat beragam. Di sana kita bisa berkenalan dengan adik kelas,

kakak kelas, dan teman seangkatan lain dari kelas yang berbeda. Jadi dapat

ditarik kesimpulan bahwasanya aktif dalam organisasi mampu

mendatangkan banyak manfaat, seperti:

a) Menambah wawasan dan pengalaman.

b) Mengetahui dan mengaembangkan bakat.

c) Menambah teman.

d) Mudah bergaul.

e) Melatih diri mandiri.

f) Membagi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.

g) Menimbulkan kepercayaan diri dan tidak mudah mengeluh.

2) Unsur-unsur Organisasi

Banyak hal yang harus ada di dalam organisasi. Semua itu harus

dipenuhi agar tujuan bisa tercapai. Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut:

a) Anggota (Manusia).

b) Tempat.

c) Tujuan.

d) Tugas.

e) Struktur.

3) Tugas-tugas Pengurus Organisasi

Dalam suatu organisasi terdiri dari beberapa pengurus, dan masing-

masing pengurus mempunyai tugas yang berbeda-beda. Pengurus dalam

sebuah organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan lain-lain.

Adapun tugas-tugas dari pengurus suatu organisasi antara lain:

Page 30: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Ketua mempunyai tugas:

(1) Mengurus organisasi.

(2) Bertanggung jawab ke luar dan ke dalam organisasi.

(3) Memimpin rapat.

(4) Mengadakan hubungan dengan pihak luar.

(5) Membuat rencana kerja.

b) Wakil ketua mempunyai tugas:

(1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

(2) Bertanggung jawab dan menggantikan tugas ketua, apabila ketua

tidak ada.

c) Sekretaris, mempunyai tugas:

(1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

(2) Membuat agenda kegiatan organisasi.

(3) Membuat surat-surat yang diperlukan/proposal kegiatan.

(4) Membuat arsip.

(5) Membuat rencana kerja organisasi bersama ketua.

d) Bendahara, mempunyai tugas:

(1) Membantu ketua dalam mengurus organisasi.

(2) Mengurus masalah keuangan organisasi.

(3) Membuat laporan keuangan.

(4) Membantu ketua membuat rencana kerja organisasi.

4) Organisasi di lingkungan rumah dan masyarakat

Ada beberapa jenis organisasi yang ada di lingkungan sekolah.

Organisasi-organisasi tersebut diikuti dan dilakukan oleh guru, siswa, dan

warga sekolah lainnya. Sekolah merupakan organisasi sosial yang

bergerak di bidang pendidikan. Organisasi sekolah bertujuan

mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara memberikan pendidikan

bagi para siswa. Organisasi sekolah dapat berjalan lancar dan tercapai

tujuannya jika setiap pengurus bertanggung jawab pada tugasnya masing-

masing, selain itu juga harus melaksanakan aturan-aturan yang ada.

Kepengurusan organisasi sekolah terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala

Page 31: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

sekolah, tata usaha, komite sekolah, guru, penjaga sekolah, dan siswa.

Masing-masing pengurus mempunyai tugas dan kewajiban. Kepengurusan

tersebut dijabarkan dalam struktur organisasi sekolah. Struktur organisasi

sekolah berbeda-beda, tergantung dari sarana dan prasarana yang ada di

masing-masing sekolah. Di lingkungan sekolah ada beberapa jenis

organisasi. Mari kita bahas jenis-jenis dari organisasi tersebut.

a) Organisasi Di Lingkungan Sekolah

(1) Koperasi Sekolah

Koperasi sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota. Koperasi sekolah anggotanya terdiri dari semua siswa,

guru, dan karyawan sekolah. Koperasi sekolah didirikan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota sekolah. Apa saja barang-

barang yang ada di koperasi sekolahmu? Biasanya koperasi sekolah

menyediakan alat-alat tulis (buku, bolpen, pensil, penggaris),

seragam sekolah, dan lain-lain. Koperasi sekolah biasanya dikelola

oleh guru, dan murid. Anggota koperasi sekolah terdiri dari semua

siswa sekolah, guru, dan karyawan sekolah tersebut. Tujuan koperasi

sekolah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, yaitu

seluruh warga sekolah.

(2) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Adakah UKS di sekolahmu? Usaha kesehatan sekolah didirikan

untuk menangani masalah kesehatan. Kegiatan UKS misalnya

memberikan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Jadi, di

UKS disediakan beberapa jenis obat. UKS juga dapat digunakan

oleh warga sekolah untuk beristirahat sementara ketika sakit.

(3) Gugus Depan Pramuka

Gugus depan pramuka biasanya merupakan kegiatan

ekstrakurikuler. Pernahkan kalian berkemah? Tentunya kalian

mengenal gugus depan bukan? Gugus depan biasanya didirikan

berdasarkan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. Gugus depan

dalam kelompok terdiri dari kelompok putra dan putri. Pembina

Page 32: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

gugus depan terdiri dari Pembina siaga putra (Yanda), Pembina siaga

putri (Bunda), Pembina penggalang putra dan putri (kakak).

(4) Komite Sekolah

Adakah komite sekolah di sekolahmu? Komite sekolah

merupakan organisasi yang didirikan dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan. Biasanya pengurus komite sekolah terdiri dari

tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh agama, dan tokoh-tokoh

lainnya yang peduli pada pendidikan.

(5) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

OSIS kependekan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah yaitu

suatu organisasi di tingkat sekolah di Indonesia, yang dimulai dari

sekolah menengah. OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang

terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini

memiliki seorang pembimbing yaitu guru yang dipilih oleh pihak

sekolah. Kita sebagai pelajar secara tidak langsung menjadi anggota

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). OSIS adalah organisasi sah

yang merupakan bagian dalam sekolah, serta menampung kegiatan-

kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang menunjang

kurikulum sekolah. Hal ini berarti siswa sebagai kader penerus cita-

cita perjuangan bangsa dan sumber inspirasi dalam organisasi OSIS.

Setiap anggota organisasi tentu mempunyai hak dan kewajiban yang

harus dipatuhi, begitu juga OSIS.

b) Organisasi Di Lingkungan Masyarakat

(1) RT (Rukun Tetangga)

Tentunya di lingkunganmu terdapat rukun tetangga bukan?

Siapakah ketua RT di lingkunganmu? Rukun tetangga dibentuk oleh

masyarakat untuk memberikan pelayanan pada masyarakat di

sekitarnya, misalnya pelayanan pembuatan KTP dan urusan

administrasi lainnya. Warga baru yang ada di suatu RT wajib

melaporkan diri ke ketua RT agar tercatat sebagai warga baru di RT

tersebut. Bahkan orang lain atau tamu yang menginap di sebuah

Page 33: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

keluarga pun juga harus lapor pada ketua RT, untuk menjaga agar

tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

(2) RW (Rukun Warga)

Rukun warga (RW) merupakan gabungan dari beberapa rukun

tetangga (RT). Rukun warga ini dibentuk untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat sekitar RW tersebut. Rukun warga

biasanya dipimpin oleh ketua RW yang dipilih oleh ketua ketua RT

atau perwakilan dari warga RT yang tergabung dalam wilayah RW

tersebut.

(3) Karang Taruna

Karang taruna merupakan organisasi para pemuda atau remaja

di suatu desa atau kelurahan. Fungsi dari organisasi ini adalah

sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan.

Biasanya kegiatan karang taruna meliputi kegiatan-kegiatan positif,

misalnya olahraga, kerja bakti, bakti sosial, kesenian, membantu

acara warga yang mempunyai hajat, keagamaan, dan lain-lain.

(4) Desa Atau Kelurahan

Desa atau kelurahan merupakan kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas-batas wilayah tertentu. Desa mempunyai

wewenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat. Pengertian tentang desa atau kelurahan diatur oleh

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Suatu desa dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih langsung

oleh masyarakat suatu desa tersebut. Kepala desa dibantu oleh

perangkat desa, seperti sekretaris dan perangkat lainnya. Sedangkan

kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang diangkat oleh bupati

atau wali kota atas usul camat.

(5) Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa adalah sebuah lembaga yang

dibentuk untuk membantu pengaturan dan penyelenggaraan

pemerintah desa. Tugas dari Badan Permusyawaratan Desa ini

Page 34: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

biasanya membuat dan melaksanakan peraturan desa, menyusun

anggaran pendapatan dan belanja desa serta menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat. Badan Permusyawaratan Desa

adalah organisasi yang bertugas menetapkan peraturan desa bersama

kepala desa. Selain sebagai pembuat peraturan desa, BPD juga

bertugas untuk menampung dan menyalurkan aspirasi warga desa.

(6) Posyandu

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan organisasi yang

didirikan untuk memberikan pelayanan terpadu kepada balita dan

ibu-ibu yang sedang melaksanakan program Keluarga Berencana.

Kegiatan ini meliputi pemeriksaan kesehatan bayi, penimbangan

bayi, pemberian makanan tambahan bagi bayi, imunisasi bayi,

konsultasi kesehatan, dan lain-lain.

2. Kajian Tentang Model model Kooperatif Dalam Pembelajaran PKn

Ada banyak macam tipe dari model pembelajaran kooperatif yang dapat

digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diantaranya adalah:

a. STAD (Student Teams Achievment Divisions)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari

universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling

langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan

metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa

setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.

Langkah-langkahnya adalah:

1) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim,

masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki

anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan

(tinggi, sedang, rendah).

2) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling

membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi

antar sesama anggota tim.

Page 35: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3) Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru

mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan

akademik yang telah dipelajari.

4) Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar,

dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau

memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa

atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria

atau standar tertentu.

b. Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari

universitas Texas; kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan.

Menurut Simpulan Arends (1997) Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah

suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam

satu kelompok yang bertanggung jawab atas pengusaan bagian materi belajar

dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya Martinis Yamin (2011: 178).

Langkah-langkahnya adalah:

1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa

dengan karakteristik yang heterogen.

2) Bahan akademik yang disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan setiap

siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan

akademik tersebut.

3) Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab

untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya

berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.

(expert group).

4) Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke

kelompok semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai

materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.

5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam (home teams), para siswa

dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Dalam

Page 36: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

metode Jigsaw versi Slavin, pemberian skor dilakukan seperti dalam metode

STAD. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberi penghargaan

oleh guru.

c. GI (Group Investigation)

Dasar dasar metode GI dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya

diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dan kawan kawan dari universitas Tel

Aviv. Metode GI sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan

paling sulit untuk dilaksanakan dalm pembelajaran kooperatif. Dibandingkan

dengan metode STAD dan jigsaw, metode GI melibatkan siswa sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajaraninya melalui investigasi. Metode ini menuntut siswa untuk

mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan

proses memiliki kelompok (group process skills). Para guru yang

menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 4 hingga 5 siswa dengan karakteristik yang

heterogen.

Langkah-langkahnya adalah:

1) Seleksi topik; para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu masalah

umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa

diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas

(task oriented group) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi

kelompok bersifat heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun

kemampuan akademik.

2) Merencanakan kerja sama; para siswa dan guru merencanakan berbagai

prosedur belajar khusus tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan

berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih seperti langkah di atas.

3) Implementasi; para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan

pada langkah sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai

aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para

siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam

Page 37: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan

tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4) Analisis dan Sintesis; para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai

informasi yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan

peringkasan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5) Penyajian hasil akhir; semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik

dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan

mencapai prespektif yang luas mengenai topik tersebut. Presntasi kelompok

dikoordinasikan guru.

6) Evaluasi selanjutnya; guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai

kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu

keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individual atau

kelompok atau keduanya.

Dan masih banyak lagi model pembelajaran kooperatif yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dalam penelitian

ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dikarenakan

pembelajaran menggunakan model ini dirasa lebih cocok diterapkan dalam

kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, selain itu model

pembelajaran ini begitu menarik sehingga siswa akan tertarik mengikuti

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3. Kajian Tentang Model Kooperatif Tipe Snowball throwing

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam

pengajaran di dalam kelas, menurut Winata Putra odel pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran

Sugiyanto (2009).

Page 38: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Sedangkan Joyce dan Weil (1980)

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang

Rusman (2010: 133). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,

artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien

untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dasar pertimbangan memilih model

menurut Rusman (2010: 133) bagi guru, yaitu:

1) Pertimbangan terhadap tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaan-pertanyaan

yang dapat diajukan adalah:

a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan

kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi ranah

kognitif, afektif dan psikomotor?

b) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?

c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan

akademik?

2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:

a) Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori

tertentu?

b) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan

prasyarat atau tidak?

c) Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk

mempelajari materi itu?

3) Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis:

a) Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?

b) Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya

model yang dapat digunakan?

c) Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau

efisiensi?

Page 39: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Model Pembelajaran Kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya

dalam mempelajari materi pe (2008: 4). Sedangkan Rusman

(cooperative learning)

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

empa

(2010 : 202).

Cooperative learning is a succesful teaching strategy in which small

teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning

activities to improve their understanding of a subject.

(http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.html,diakses 19 Januari

2012). Diartikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi mengajar yang

sukses dengan menggunakan tim kecil, dengan beberapa siswa yang memiliki

kemampuan beragam, menggunakan berbagai macam kegiatan pembelajaran

untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu materi. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Smith, dan Johnson & Johnson

Cooperative learning is the instructional use of small groups so that students work together to maximize their own and each others learning. Carefully structured cooperative learning involves people working in teams to accomplish a common goal, under conditions that involve both positive interdependence (all members must cooperate to complete the task) and individual and group accountability (each member individually as well as all members collectively accountable for the work of the group). (http://www.ce.umn.edu/, diakses 20 Januari 2012).

Yang artinya pembelajaran kooperatif adalah penggunaan intruksional

dari kelompok-kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk

memaksimalkan kemampuan mereka sendiri dan saling belajar. Pembelajaran

kooperatif melibatkan orang bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan

bersama, dalam kondisi yang melibatkan saling ketergantungan positif (semua

anggota harus bekerja sama untuk menyelesaikan tugas) dan tanggung jawab

Page 40: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

individu dan kelompok (masing-masing anggota secara individu maupun

kolektif semua anggota bertanggung jawab untuk bekerja kelompok).

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memerlukan

ketergantungan antar individu, seperti halnya pendapat Martinis Yamin tentang

pembelajaran kooperatif, ia berpendapat bahwa ubungan dalam kelompok

peserta didik yang memerlukan saling ketergantungan positif (rasa tenggelam

atau berenang bersama-sama), akuntabilitas individu (masing-masing dari kita

harus berkontribusi dan belajar), keterampilan interpersonal (komunikasi,

kepercayaan, kepemimpinan, pemgambilan keputusan, dan resolusi konflik),

tatap muka interaksi promotif, dan pengolahan (2011).

Pembelajaran kooperatif merupakan pengajaran yang menggunakan

kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa bekerja sama untuk

memaksimalkan kemampuan mereka dan pembelajaran lainnya. Perhatian

struktur pembelajaran kooperatif melibatkan orang-orang yang bekerja dalam

tim untuk meraih tujuan bersama, dalam kondisi yang melibatkan saling

ketergantungan positif (semua anggota harus bekerja sama menyelesaikan

tugas) dan tanggung jawab individu dan kelompok (tiap anggota secara

individu sama baiknya dengan semua anggota secara kolektif bertanggung

jawab pada pekerjaaan kelompok).

Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu

teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Belajar belum

selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi

pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan

adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok yang terdiri dari beberapa

siswa yang memiliki kemampuan berbeda (kelompok heterogen) guna

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Page 41: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Ciri ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie (2010: 41) terdapat beberapa ciri yang menonjol

dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman). Kelompok heterogenitas

bisa dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar

belakang agama sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.

2) Jumlah anggota dalam satu kelompok bervariasi mulai dari 2 sampai dengan

5 anak, menurut jumlah siswa dan kepentingan tugas.

3) Adanya kerja sama antar individu dalam kelompok.

4) Dalam penilaian, siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok. Nilai

Sedangkan menurut Rusman (2010: 207) karakteristik atau ciri-ciri

pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pembatasan secara tim, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh

karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim

harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif:

a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan

bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan,

dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.

b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar

proses pembelajaran berjalan dengan efektif.

c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik

dalam bentuk tes maupun nontes.

3) Kemauan untuk bekerja sama, Keberhasilan pembelajaran kooperatif

ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip

kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran

Page 42: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak

akan mencapai hasil yang optimal.

4) Keterampilan bekerja sama, kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan

melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan

demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan

berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

Sedangkam menurut Sugiyanto (2009: 40), ciri-ciri pembelajaran

kooperatif adalah:

1) Saling ketergantungan positif, guru menciptakan suasana yang mendorong

agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling

membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif.

2) Interaksi tatap muka, interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap

muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog.

3) Akuntabilitas individual, pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya

dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran secara individual.

4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, keterampilan sosial seperti

tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan

mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi

orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat.

Berdasarkan pendapat di atas, ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu,

adanya perubahan hubungan antara guru dan siswa, adanya pendekatan baru

dalam hal pengajaran oleh guru, dan komposisi pembelajaran kooperatif.

d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pemebelajaran kooperatif mempunyai tujuan, tujuan ini yang

dijadikan acuan dalam pelaksanaannya, seperti halnya yang diungkapkan

Rachmadiarti, ia berpen Model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran

penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial . Beberapa ahli berpendapat bahwa

Page 43: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

model ini sangat unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit,

dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, membantu

siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan sangat berguna untuk

membantu siswa menumbuhkan kemampuan bekerja sama dan kolaborasi.

Keuntungan dari pembelajaran kooperatif adalah dapat menambah

kepercayaan diri siswa, mempererat hubungan interpersonal, dan sikap baik

terhadap sekolah dan teman sebaya, seperti yang diungkapkan Judith R.

Lampe, Gene E. Rooze dan Mary Tallent-Runnels (1996: 187) dalam jurnalnya

yang berjudul Effects Of Cooperative Learning Among Hispanic Students In

Elementary Social Studies mereka berpendapat bahwa

has been found to promote self-esteem, interpersonal relations, and improved

.

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran

kooperatif disusun bertujuan untuk; 1) Meningkatkan partisipasi siswa; 2)

Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat

keputusan dalam kelompok; serta 3) Memberikan kesempatan pada siswa

untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang

(Trianto, 2007: 42).

e. Unsur unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie, (2010: 31)

terdapat lima unsur dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :

1) Saling ketergantungan positif. Keberhasilan kelompok bergantung pada

usaha setiap anggotanya. Masing-masing anggota bekerja sama dan sa- ling

membantu satu sama lain.

2) Tanggung jawab perseorangan. Setiap anggota dalam kelompok selain

bertanggung jawab pada kelompok, juga memiliki tanggung jawabnya

sendiri.

3) Tatap muka. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu

muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para

pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.

Page 44: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Komunikasi antar anggota. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan

mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

5) Evaluasi proses kelompok. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap

kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah

beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran model cooperative

learning.

Pendapat lain juga menjelaskan tentang unsur-unsur pembelajaran

kooperatif, seperti pendapat Bennet dalam Isjoni (2010: 60), Bennet

menyatakan ada lima unsur dasar pembelajaran kooperatif yaitu :

1) Positive Interdependence, Hubungan timbal balik yang didasari adanya

kepentingan yang sama dan perasaan yang sama diantara anggota kelompok

dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan kelompok.

2) Interaction Face to Face, Interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa

terjadi perantara.

3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok.

4) Membutuhkan keluwesan.

5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

(proses kelompok).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas unsur-unsur pembelajaran

kooperatif adalah adanya saling ketergantungan positif, adanya interaksi antar

siswa yang berdiskusi, dan adanya tanggung jawab baik terhadap diri sendiri

dan kelompoknya sehingga akan meningkatkan keterampilan bekerja sama

dalam memecahkan masalah.

f. Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing

Dalam pembelajaran di kelas guru harus menerapkan model

pembelajaran yang tepat untuk anak didiknya, karena model pembelajaran

memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran, dalam penelitian

ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing

(melempar bola salju). Permainan melempar bola salju (Snowball throwing) ini

Page 45: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

adalah salah satu strategi dalam pembelajaran yang sangat menarik untuk

diberikan kepada siswa, karena sangat menyenangkan dan menantang. Selain

menghibur, permainan ini juga mewajibkan pesertanya untuk menjawab

pertanyaan, Sholeh hamid (2011), pendapat ini juga didukung oleh Martinis

Yamin, ia berpendapat bahwa Snowball throwing merupakan

strategi pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk mengajukan

pertanyaan. Melalui strategi ini guru dapat mengetahui pola pikir siswa dan

akan memberikan pengaruh positif bagi siswa dalam mengikuti proses

(2011: 89).

Pembelajaran Snowball throwing dimulai dengan pembentukan

kelompok dan berdiskusi sehingga menghasilkan pertanyaan dan jawaban yang

bertingkat, seperti halnya pendapat Menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe,

dan Sekar Ayu Aryani (2008), mereka berpendapat bahwa embelajaran

Snowball throwing dapat digunakan untuk mendapatkan jawaban yang

dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil

kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar pada akhirnya akan

memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara

berkelompok .

Ferayanti (2010) dalam penelitiannya menjelaskan pengertian

pembela Salah satu modifikasi dari teknik

bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan

yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling

melemparkan bola salju (Snowball throwing) yang berisi pertanyaan kepada

sesama teman . Metode yang dikemas dalam sebuah permainan ini

membutuhkan kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh

hampir setiap siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan materi

yang dipelajarinya.

Pada beberapa sumber, pelaksanaan pembelajaran Snowball throwing

memiliki langkah-langkah pembelajaran yang berbed-beda. Menurut Erman

Suherman (2009), sintak pembelajaran Snowball throwing adalah Informasi

materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi

Page 46: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap

kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain,

kelompok lain menjawab secara bergantian, penyimpulan, refleksi dan

evaluasi.

Suyatno (2009) mengemukakan sintak Snowball throwing sebagai

berikut: 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan; 2) Guru

membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi; 3) Masing-masing

keuta kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian

menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya; 4)

Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembrat kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok; 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti

bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 15

menit; 6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk

bola tersebut secara bergantian; 7) Evaluasi; 8) Penutup.

Pembelajaran dengan menggunakan strategi Snowball throwing

merupakan perpaduan antara permainan dan diskusi, jadi siswa akan tertarik

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti pendapat Sholeh Hamid

permainan melempar bola salju adalah alah satu strategi dalam pengajaran

yang sangat menarik untuk diberikan kepada siswa, karena sangat

menyenangkan dan menantang, selain menghibur, permainan ini juga

mewajibkan pesertanya untuk menjawab pertanyaan (2011: 230).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas pembelajaran Snowball

throwing (melempar bola salju) adalah salah satu pengembangan model

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kemampuan bertanya dan

keaktifan murid yang dikemas dengan menggunakan permainan lempar bola

yang menjadikan pembelajaran ini lebih bermakna dan menyenangkan,

sehingga peserta didik akan tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang

diadakan oleh guru. Model yang dikemas dalam sebuah permainan ini

Page 47: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

membutuhkan kemampuan yang sangat sederhana yang bisa dilakukan oleh

hampir setiap siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan konsep

yang dipelajarinya.

g. Langkah langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing

Sholeh Hamid (2011: 230) memberikan langkah-langkah pembelajaran

Snowball throwing seperti berikut:

1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada

temannya.

4) Selanjutnya, masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk

menuliskan satu pertanyaan (apa saja) menyangkut materi yang sudah

dijelaskan oleh ketua kelompok.

5) Kemudian, kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 15 menit.

6) Setelah siswa mendapat satu bola (satu pertanyaan), guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam

kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7) Begitu seterusnya, hingga semua selesai mendapatkan giliran untuk

menjawab pertanyaan tersebut. Lalu guru membahas bersama siswa tentang

materi yang telah dibahas tersebut.

8) Penutup

Andiny (2008, 10) dalam penelitiannya juga mengemukakan langkah-

langkah pembelajaran Snowball throwing seperti berikut:

1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

Page 48: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,

kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada

temannya dan mendiskusikan materi.

4) Guru memberikan satu lembar kertas kepada masing-masing siswa dalam

kelompok, selanjutnya siswa diminta untuk menuliskan sebuah pertanyaan

yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan ketua kelompok.

5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar dari satu siswa ke siswa lainnya. (waktu pelemparan bisa

disesuaikan dengan musik atau nyanyian).

6) Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut secara bergantian.

Berdasarkan pendapat di atas ada beberapa langkah penting dalam

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing ini diantaranya adalah

pembentukan kelompok, pemberian konsep pada tiap-tiap kelompok,

penguasaan konsep pada tiap kelompok, pemberian lembar kerja pada tiap

kelompok, kemudian kertas yang akan digunakan untuk melempar pertanyaan.

h. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Snowball

throwing menurut Heppy (http://cakheppy.wordpress.com/2010/05/08/snowball-

throwing, di akses 25 Januari 2012) yaitu:

Kelebihan :

1) Melatih kesiapan siswa, dalam hal ini siswa dituntut untuk bisa menjawab

pertanyaan temannya sendiri dalam kondisi tidak tahu pertanyaannya dan

juga waktu yang sudah ditentukan.

2) Saling memberikan pengetahuan. Artinya dari beberapa pertanyaan bisa

memungkinkan pertanyaan yang sama dan tentu beragam pula para siswa

yang menanggapinya.

Page 49: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3) Memberi kesempatan siswa untuk berpendapat, dalam pelemparan bola

siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya sendiri, dan

disitu siswa diberi kesempatan untuk memberi pandangan.

Kekurangan : 1) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.

Artinya hasil yang diperoleh dari pembelajaran tergantung pada siswa

sendiri

Menurut (Andiny 2008, 8) kelebihan dan kekurangan pembelajaran

kooperatif tipe Snowball throwing yaitu :

Kelebihan :

1) Siswa akan dengan mudah untuk mendapatkan bahan pembicaraan karena

adanya pertanyaan-pertanyaan yang tertulis pada kertas berbentuk bola.

2) Menghindari pendominasian pembicaraan dan siswa yang diam sama sekali,

karena masing-masing siswa mendapatkan satu buah pertanyaan yang harus

dijawab dengan cara berargumentasi.

3) Melatih kesiapan siswa.

4) Saling memberikan pengetahuan.

Kekurangan :

1) Pengetahuan tidak luas, hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.

Dalam pelaksanannya ada peluang timbul pertanyaan yang sama antara

kelompok yang satu dan kelompok yang lain.

2) Bagi siswa yang biasanya mendominasi diskusi pembelajaran Snowball

throwing akan dinilai mengekang kebebasan. Hal tersebut menimbulkan

ketidaknyamanan bagi siswa yang agresif.

Akan tetapi penulis berpendapat bahwa kelemahan-kelemahan di atas

masih bisa disiasati yaitu dengan cara menindak lanjuti tanggapan. Maksudnya,

setelah siswa yang mendapatkan pertanyaan menjawab atau menanggapi

pertanyaan yang ia dapat, maka siswa lain boleh menanggapi pendapat dari

siswa yang lebih dulu mengemukakan pendapatnya tadi. Selain itu, penulis

juga berpendapat bahwa timbulnya pertanyaan yang sama antar kelompok

tidak terlalu berpengaruh. Walaupun pertanyaannya sama, ada kemungkinan

Page 50: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pendapat yang dikemukakan siswa berbeda. Hal ini didasari oleh anggapan

bahwa pendapat seseorang mengenai sesuatu cenderung bersifat subjektif.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya mengenai variabel yang menjadi pokok penelitian. Hal ini

diperlukan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya. Seperti halnya

penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah mengenai penerapan model

kooperatif tipe Snowball throwing (variabel bebas) untuk meningkatkan

pemahaman konsep organisasi dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (Variabel Terikat).

1. Dwi Wulandari, d Penggunaan Metode

Snowball throwing Dalam Menigkatkan Kreativitas Belajar IPS Siswa Kelas V

SD Negeri 03 Wonorejo Kec. Jatiyoso kab. Karanganyar Tahun Ajaran

Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut hampir sama dengan

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Yaitu dalam penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing. Pada penelitian tersebut

menggunakan tiga siklus, dan hasil menyebutkan bahwa berdasarkan hasil

pelaksanaan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dinyatakan bahwa

pembelajaran IPS dengan menggunakan Model kooperatif tipe Snowball

throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 03 Wonorejo.

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada

pra siklus sebesar 52%; pada siklus I sebesar 60%; pada siklus II sebesar 68%;

dan pada siklus III sebesar 88% .

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Imas hodijah, dalam skripsinya yang ber Snowball

throwing Pada Konsep Kenampakan Alam, Sosial Dan Budaya Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Siswa Di Kelas IV SD : Penelitian

Page 51: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Sukagalih Kecamatan

Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut hampir sama dengan

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Yaitu dengan menggunakan

model kooperatif tipe Snowball throwing. Pada penelitian tersebut juga

menggunakan tiga siklus, dan hasil membuktikan bahwa berdasarkan

pelaksanaan siklus I, siklus II, siklus III dapat dinyatakan bahwa pembelajaran

konsep Kenampakan Alam, Sosial Dan Budaya meningkat. Hal ini dapat

dilihat dari nilai rata rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada siklus I sebesar

53,33 %; pada siklus dua sebesar 68%; dan pada siklus III sebesar 78%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan model

kooperatif tipe Snowball throwing dapat meningkatkan nilai rata rata kelas

dan konsep Kenampakan Alam, Sosial dan Budaya.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal guru menggunakan metode konvensional dalam

mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi.

Metode konvensional yang dimaksud adalah ceramah, bertutur (telling), atau

siswa hanya ditugaskan untuk membaca, kemudian menghafalkan konsep. Hal

ini menimbulkan anggapan dalam diri siswa bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang membosankan. Prestasi

belajar yang rendah membuktikan bahwa pemahaman konsep siswa terhadap

materi organisasi rendah.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif. Sebenarnya, dalam pembelajaran kooperatif terdapat banyak variasi

atau tipe pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tipe

Bola Salju (Snowball throwing). Tindakan yang diberikan direncanakan dalam

dua siklus, dan dalam tiap siklus terdapat beberapa proses, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus I akan

digunakan sebagai acuan untuk perbaikan pada siklus II.

Page 52: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dari pelaksanaan tindakan tersebut, keadaan akhir terbukti dapat

meningkatkan pemahaman konsep organisasi. Penjelasan mengenai kerangka

berpikir tersebut dapat dijelaskan dalam gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Keaadaan

Awal Dalam pembelajaran PKN, guru masih menggunakan metode konvensional

Tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi rendah

Pemberian Tindakan

Keadaan Akhir Setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trhowing terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep organisasi

Penggunaan model kooperatif tipe Snowball throwing

Siklus I

Persentase Ketuntasan siswa 77,14%, sedangkan indikator 80%, jadi siklus I belum berhasil

Siklus II Persentase ketuntasan siswa 91,42%, sedangkan indikator 80%, jadi siklus II dinyatakan berhasil

Page 53: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian relevan yang telah diuraikan,

maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dapat meningkatkan pemahaman

konsep organisasi siswa kelas V SD Negeri 01 Tohudan, Kecamatan Colomadu,

Kabupaten Karanganyar.

Page 54: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 01 Tohudan yang terletak

di Jalan Adisumarmo Tohudan Kulon RT 04 - RW III Tohudan Colomadu

Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Alasan memilih lokasi penelitian

adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terutama materi organisasi

masih menggunakan metode yang konvensional, sehingga banyak siswa

yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran.

b) Peneliti ingin menigkatkan pemahaman materi organisasi dengan

menggunakan model kooperatif tipe Snowball throwing.

2. Waktu dan Jadwal Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan selama semester genap tahun pelajaran

2011/2012 yakni mulai bulan Februari-Juni 2012 atau selama 5 bulan. Pada

semester 2 atau (genap) Tahun Ajaran 2011/2012 dapat dijelaskan pada tabel 1

dibawah ini:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Keterangan Bulan

Februari Maret April Mei Juni

Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan proposal

Seminar proposal

Pengajuan Ijin Penelitian

Pelaksanaan penelitian

Page 55: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Subjek Dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengambil subjek penelitian pada siswa kelas V

SDN 01 Tohudan Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012. Siswa yang dijadikan Subjek penelitian adalah siswa

kelas V, siswa tersebut berjumlah 35 orang yang terdiri dari 17 siswa

perempuan dan 18 siswa laki-laki. Dari kesemua siswa adalah anak yang

normal tidak cacat dalam artian tidak ada anak yang ABK (Anak Berkebutuhan

Khusus).

2. Objek Penelitian

Objek penelitian tindakan kelas ini adalah tentang peningkatan

pemahaman konsep organisasi pada mata pelajaran PKn melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing yang akan diterapkan guru

yang dikarenakan hal-hal berikut ini yaitu, pemahaman konsep siswa kurang,

sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan, partisipasi

siswa rendah, dan variasi mengajar guru yang monoton. Adapun jenis tindakan

yang diteliti adalah proses belajar mengajar, kerja sama siswa dalam

berdiskusi, keseriusan dalam mengerjakan suatu tugas, dan sikap kooperatif

siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, serta hasil belajar siswa.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penilitan ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research).

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja

(2010: 4).

Pengolahan data

Penyusunan laporan

Ujian skripsi

Page 56: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Zainal Aqib dkk,

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa

(2009: 3). Sedangkan Mulya

Kelas sebagai upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta

didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja

(2009: 11).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

Penilitan Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru

terhadap dirinya dan siswa-siswa yang diajarnya dikelas, berupa rangkaian

tindakan yang dilakukan secara bersiklus, dalam rangka memperbaiki kinerja

dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai guru yang

mengajar di kelas.

2. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Wardhani

(2007) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan

melalui proses pengkajian berdaur atau siklus yang terdiri dari empat tahap,

yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi

seperti tampak pada gambar 2 di bawah ini:

.

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Refleksi

Merencanakan

Melakukan Tindakan

Mengamati

Page 57: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Perencanaan adalah tahap untuk peneliti menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

dilakukan. Peneliti juga menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah

instrumen pengamatan untuk membantu peneilti merekam fakta yang terjadi

selama tindakan berlangsung,

Kegiatan ini meliputi:

1) Membuat perencanaan pengajaraan.

2) Mempersiapkan alat peraga.

3) Membuat lembar observasi.

4) Membuat alat evaluasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan adalah menerapkan hal yang telah direncankan pada

tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Dalam tahap ini peneliti harus ingat dan

berusaha menaati apa yang dirumuskan dalam rancangan, dan juga berlaku

wajar dan tidak dibuat-buat. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini

adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah

direncanakan dalam tahap perencanaan.

c. Tahap Observasi

Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis

data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen

pengumpulan data ( observasi, wawancara, dan lain-lain).

d. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali hal yang telah

hali ini peneliti seolah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga

tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan dan kekurangannya. Dalam

tahap ini data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan

dianalisis, guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah membawa

perubahan dan apa atau di mana perubahan terjadi

Page 58: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Sumber Data

1. Siswa SD Negeri 01 Tohudan khususnya kelas V SD Negeri 01 Tohudan,

berjumlah 35 orang yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-

laki.

2. Informasi yang didapat dari hasil pengamatan (observasi) selama proses

pembelajaran berlangsung, serta pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam

pembelajaran kooperatif.

3. Hasil wawancara dengan guru dan beberapa siswa kelas V.

4. Nilai hasil evaluasi atau tes yang diberikan kepada siswa serta dokumen

yang berkaitan dan menunjang penelitian.

5. Lingkungan kelas sebagai tempat berlangsungnya kegiatan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam

penelitian, diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan

objektif. Penetapan metode untuk pengumpulan data berdasarkan pada tujuan

penelitian yang akan dicapai dan juga berdasar pada kebutuhan dan pada tujuan

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh peneliti dalam penelitian ini sering

disebut dengan observasi berperan atau partisipatif. Observasi dilakukan secara

formal di dalam kelas pada proses belajar-mengajar berlangsung dan selama

proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, untuk mengamati aktivitas

siswa dalam pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau proses dan

dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah

perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan

hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupnya.

Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang

berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotor siswa, serta observasi pada

keterampilan mengajar guru (peneliti) untuk data tentang observasi ini dapat

dilihat pada (lampiran 15 dan 16 pada halaman 172-184).

Page 59: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Tes

Pengertian tes menurut Bimo Walgito (1987: ebagai

suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan

soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-

persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan sebagainya itu telah dipilih dengan

seksama distandarisasikan, artinya telah ada standar tertentu . Dalam penelitian

kali ini penulis menggunakan bentuk tes esai, dalam tes esai siswa dituntut

untuk berpikir dan mempergunakan apa yang diketahui dan berkenaan dengan

pertanyaan yang harus dijawab. Penyusunan instrumen tes dilakukan dengan

berdasarkan pada kisi-kisi, indikator, dan jenis item skala pengukuran tes mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi (aspek kognitif). Tes

diberikan pada siswa kelas V SDN 01 Tohudan yang berjumlah 35 siswa,

dengan soal dan jumlah yang sama.

3. Dokumen

Istilah dokumen dipakai untuk satu unit informasi tunggal, a single unit

of information (informasi yang tunggal), pada umumnya berisi teks, tetapi juga

bisa mengandung bentuk lain seperti gambar, suara, dan gambar hidup (moving

images). Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah arsip dan

dokumen yang dimiliki oleh guru kelas yang akan diteliti, yaitu berupa nilai

formatif siswa pada mata pelajaran PKn, khususnya materi organisasi, Silabus,

RPP, dan catatan harian guru, serta foto dokumentasi dan video selama proses

pembelajaran. Dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap konsep organisasi, serta mengetahui

kekurangan dan kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

4. Wawancara

Esterbeg (2002) mendefinisikan wawancara sebagai berikut

of two persons to exchange information and idea through question and

responses, resulting in communication and join construction of meaning about

Sugiyono (2009: 317). Wawancara adalah merupakan

Page 60: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis wawancara berstruktur

(structured interview), dalam melakukan wawancara penulis sudah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini

setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data

mencatatnya. Wawancara diberikan pada seluruh siswa kelas V SDN 01

Tohudan dan guru kelas V, untuk wawancara kepada siswa peneliti mengambil

jawaban yang sekiranya sudah mewakili jawaban dari satu kelas, untuk melihat

data wawancara dapat dilihat pada (lampiran 11-14 pada halaman 154-164).

F. Validitas Data

Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga

dalam sebuah penelitian, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang

selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat

begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat

vital. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah,

demikian pula sebaliknya, data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil

penelitian yang benar. Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data. Untuk

memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas

isi. Uji validitas isi bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana peserta didik

mengusai materi pelajaran yang disampaikan.

dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

Oleh karena itu, pada penelitian ini data yang diukur menggunakan

validitas isi adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan

menyelesaikan soal tes konsep organisasi.

Untuk pengecekan data agar memperoleh keyakinan terhadap kebenaran

data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi

eknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono,

Page 61: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2009: 330). Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Ada banyak macam triangulasi, penulis menggunakan

triangulasi sumber, dan triangulasi metode.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi melibatkan pengumpulan

data tentang situasi pengajaran tertentu dari tiga sudut pandang yang berbeda;

yakni sudut pandang guru, siswa, dan observer yang berpartisipasi.

Untuk menggali data yang sejenis bisa diperoleh dari guru yang

mengajar di kelas V SD Negeri 01 Tohudan, siswa kelas V, dan observer.

Dalam hal ini observer adalah guru kelas V SDN 01 Tohudan. Dalam

penelitian ini data yang dijadikan data triangulasi adalah hasil observasi pada

guru (peneliti) dan observasi pada siswa (Lampiran 16 dan 17 pada halaman

184-187).

2. Triangulasi Metode

Pada triangulasi dengan metode diperoleh dengan menggunakan

berbagai jenis metode pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data

yang sejenis, sehingga didapat data yang valid. Peneliti menggunakan metode

pengumpulan data yang berupa hasil tes yang kemudian di cocokkan dengan

data wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa serta dokumentasi.

Dari beberapa data yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang

berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar

diperoleh data yang lebih kuat validitasnya, dapat dilihat pada lampiran

(lampiran 11-14 pada halaman 154-164) kemudian untuk data dokumentasi

dapat dilihat pada (lampiran 18 pada halaman 190).

Page 62: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

G. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982), adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Sugiyono, 2009 : 334).

Dalam penelitian ini data yang disajikan adalah perpaduan antara data

kualitatif dan kuantitatif, untuk data kuantitatif peneliti menggunakan model

analisis deskriptif komparatif. Menurut Suwandi (2009: 61), analisis deskriptif

komparatif dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes kondisi awal

sebelum dilakukan tindakan, hasil tes siklus I, dan hasil tes setelah siklus II.

Dengan demikian dapat terlihat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya

tindakan. Secara garis besar, langkah-langlah dalam analisis deskriptif komparatif

dibagi menjadi empat kegiatan, yaitu: mengolah data, penyajian data, analisis,

kesimpulan.

Peneliti melakukan olah data terhadap data yang diperoleh. Data berupa

nilai peserta didik pada kondisi awal sebelum tindakan, setelah siklus I, dan

setelah siklus II. Penyajian data dilakukan pada saat mengolah dan mengambil

tindakan terhadap data yang masuk, kemudian disusun dan disajikan dalam

bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian.

Kemudian untuk data yang bersifat kualitatif peneliti menggunakan

analisis data model analisis interaktif, dalam penelitian kualitatif, analisis data

dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data

diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari

wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi selanjutnya aktivitas

penyajian data serta menyimpulkan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model analisis interaktif (Miles dan Huberman 1992: 15), seperti

pada gambar 3 di bawah ini:

Page 63: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 3. Analisis Data Model Interaktif ( Miles & Huberman, 1992: 20)

Langkah-langkah analisis:

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup. Maka

dapat dikumpulkan.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan

matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan penolakan data apabila dalam persiapan

analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka

perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis antar kasus. Dikembangkan struktur sajian datanya bagi

susunan laporan.

6. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.

7. Merumuskan kebijakan sebagai dari pengembangan saran dalam laporan akhir

penelitian.

1. Reduksi Data

Miles dan Huberman menjelaskan yang dimaksud dengan reduksi data

adalah Proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan,

reduksi merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan

Page 64: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi . (Milles dan Huberman, 2000)

Reduksi dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung.

Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak

diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian,

serta untuk menarik kesimpulan sementara.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data (display data) dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi

peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian

tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data kedalam

suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data

tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisihkan untuk disortir menurut

kelompoknya dan disusun sesuai dengan kategori yang sejenis untuk

ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk

kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

3. Penarikan Kesimpulan /Verivikasi

Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah

dilakukannya penarikan kesimpulan/verifikasi. Penarikan kesimpulan ini

merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan juga diverfikasi

selama penelitian berlangsung, verifikasi data yaitu emeriksaan tentang

benar dan tidaknya hasil laporan penelitian sedang kesimpulan adalah tinjauan

ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya.

Kekokohannya merupakan validitasnya . (Milles Huberman, 1992: 19 )

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu jalinan pada saat sebelum,

selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk

membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan

data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena penelitian ini

sifatnya kualitatif maka diperlukan adanya objektivitas, subjektivitas dari

Page 65: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca

secara mendalam.

H. Indikator Kinerja

Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 70) indikator kinerja merupakan

rumusan kinerja yang akan dijadikan tolak ukur dalam menentukan

keberhasilan atau keefektifan penelitian. Sebagai indikator keberhasilan kinerja

penelitian peningkatan pemahaman konsep organisasi dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tohudan adalah adanya

peningkatan nilai rata-

dan peningkatan presentase ketuntasan kelas sebesar 80%.

I . Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui siklus-siklus

tindakan. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai,

seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diteliti. Untuk mengetahui

permasalahan yang menyebabkan rendahnya memahami mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi pada khususnya kelas V SD

Negeri 01 Tohudan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar dengan

model kooperatif tipe Snowball throwing.

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran lengkap mengenai

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang

ditempuh dimaksudkan untuk mengubah kondisi atau perilaku yang

mencangkup rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana tindakan

dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 4 di bawah ini:

Page 66: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 4. Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk, 2010: 17)

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas dapat dijabarkan dalam

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Rancangan Siklus Pertama

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Merencanakan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe

Snowball throwing.

2) Menentukan pokok bahasan, yaitu materi organisasi.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing.

4) Mengembangkan skenario pembelajaran.

5) Menyusun lembar kerja kelompok.

6) Menyiapkan sumber belajar.

7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

8) Mengembangkan format observasi guru dan aktifitas siswa.

9) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

?

Page 67: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

Masing-masing pertemuan siswa melakukan diskusi kelompok. Pada

pertemuan pertama, siswa berdiskusi tentang pengertian organisasi, unsur-

unsur dalam organisasi, dan contoh-contoh organisasi. Pada pertemuan

kedua masih membahas pengertian organisasi, manfaat berorganisasi,

tujuan berorganisasi, serta unsur-unsur dalam organisasi kemudian siswa

mengerjakan soal evaluasi.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan diskusi berlangsung, serta

observasi pada hasil evaluasi siswa.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan.

Nilai dalam siklus pertama ini persentase ketuntasan siswa 77,14% atau

sebanyak 27 siswa, sedangkan indikator ketercapaian 80%, dapat

disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Snowball throwing ini

belum berhasil. Maka perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe Snowball throwing ini pada siklus kedua.

2. Rancangan Siklus Kedua

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif pemecahan

masalah.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing.

3) Perbaikan Skenario pembelajaran pada siklus I.

4) Menyusun Lembar Kerja Kelompok.

5) Menyiapkan sumber belajar.

6) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

7) Mengembangkan format observasi guru dan aktivitas siswa.

Page 68: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

8) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan pada proses

pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan

dengan materi kegiatan yang sama dengan siklus I. Berikut ini merupakan

langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus II:

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2) Guru memperbaiki penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing dengan metode yang lebih variatif agar siswa tidak

merasa bosan.

3) Siswa bertanya jawab mengenai materi sebelumnya.

4) Guru melaksanakan penilaian dan menutup pelajaran dengan

memberikan refleksi kepada siswa.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan diskusi berlangsung, serta

observasi pada hasil evaluasi siswa.

d. Tahap Refleksi

Penelitian yang dilakukan guru pada siklus kedua dalam

meningkatkan pemahaman konsep organisasi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing pada siswa kelas V

hasilnya adalah nilai persentase ketuntasan siswa pada siklus kedua ini telah

mencapai 91,42% sebanyak 32 siswa, sehingga telah memenuhi indikator

kinerja 80%, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing yang diterapkan dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi ini telah

berhasil.

Page 69: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah yang menjadi objek penelitian adalah Sekolah Dasar (SD)

Negeri 01 Tohudan yang beralamatkan di Jalan Adisumarmo, Desa Tohudan,

Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar sekolah ini berdiri pada tahun

1923 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031312008. Adapun ruangan

yang terdapat dalam sekolah ini yaitu; 6 ruang untuk kelas I sampai dengan

kelas VI, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang

UKS, 3 ruang MCK, 1 Mushola, 1 ruang kegiatan, 1 ruang komputer, lapangan

upacara.

Keadaaan lingkungan yang dapat mendukung siswa dalam belajar

adalah lingkungan yang luas, sejuk, dan bersih. Hanya saja sekolah ini terletak

di tepi jalan raya sehingga kondisi ramai lalu lalang kendaraan, namun

meskipun begitu murid murid sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini, jadi

mereka tidak begitu terganggu dalam aktivitas belajarnya. Keadaan lingkungan

belajar di Sekolah Dasar Negeri 01 Tohudan Tohudan Colomadu Karanganyar

antara lain:

1. Kondisi gedung atau bangunan yang permanen serta dalam kondisi yang

baik.

2. Pemisahan ruang kelas sehingga antara ruang kelas yang satu dengan kelas

yang lain tidak saling menganggu dalam kegiatan belajar mengajaranya.

3. Tersedianya kursi dan meja belajar dalam kondisi baik serta dalam jumlah

yang cukup.

4. Penataan ruang kelas yang baik, rapi, dan teratur yang meliputi meja, kursi,

gambar-gambar dan media belajar lainnya.

5. Penanaman pohon di halaman sekolah untuk menbambah keindahan sekolah

dan tercipta suasana yang nyaman dan asri.

Page 70: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Demi kelancaran dan menunjang proses pembelajaran, sekolah harus

memiliki alat-alat pembelajaran. Alat-alat pembelajaran tersebut terdiri dari

sarana dan prasarana serta alat peraga. Sekolah Dasar Negeri 01 Tohudan

memiliki alat-alat pelajaran yang cukup memadai sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Didukung juga dengan adanya

perpustakaan sekolah yang menyediakan buku-buku pelajaran dan bacaan

untuk pengetahuan siswa. Media pembelajaran sudah cukup lengkap dari kelas

I sampai dengan kelas VI sudah mempunyai media yang mendukung, namun

sayangnya pada saat penelitian ini berlangsung sekolah ini belum memiliki

LCD, sehingga pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran di sekolah

tersebut hanya menggunakan media yang sederhana dan tepat guna.

B. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian

1. Kondisi Awal ( Pra Tindakan) Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan

Penelitian diawali dengan observasi terhadap objek penelitian yaitu

siswa kelas V SD Negeri 01 Tohudan yang berjumlah 35 siswa. Setelah itu

peneliti menggunakan teknik pengambilan dokumentasi berupa RPP, silabus,

dan daftar nilai siswa kelas V pada mata pelajaran PKn untuk mengetahui

kondisi awal kualitas pembelajaran PKn. Dalam daftar nilai PKn ditemukan

nilai rata-rata kelas yang paling rendah yaitu nilai rata-rata pada konsep

organisasi. Sehingga peneliti kemudian mencari tahu penyebab rendahnya nilai

konsep organisasi.

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dimana setiap

siklusnya terdiri dua kali pertemuan dengan empat tahapan, yakni: 1)

perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3) pengamatan atau observasi; 4) refleksi.

Sebelum dialksanakan siklus, dilaksanakan pula tindakan pra siklus untuk

mengetahui kondisi awal hasil belajar Pkn konsep organisasi.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada

pembelajaran PKn khusunya konsep organisasi menunjukkan bahwa

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas V SDN 01 Tohudan masih

kurang variatif, antara lain: 1) guru masih menggunakan metode ceramah saja;

Page 71: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

sehingga hanya tercipta komunikasi satu arah; 2) Peserta didik hanya diminta

mencatat dan menghafalkan materi; 3) pembelajaran tidak disertai dengan

penggunaan media yang menarik. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan

cara demikian menyebabkan peserta didik menjadi cepat bosan dan kurang

antusias dalam pembelajaran, sehingga hal tersebut menyebabkan hasil belajar

siswa rendah.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru, faktor yang

mendasari rendahnya hasil belajar PKn siswa adalah mata pelajaran PKn

konsep organisasi banyak, kemudian faktor lain adalah guru tidak

menggunakan metode lain selain ceramah, guru jarang menggunakan media,

sehingga menciptakan kondisi belajar yang kurang kondusif (lampiran 11 pada

halaman 154).

Keadaan ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar Pkn konsep

organisasi yang hanya sebesar 57,71 (dibawah KKM 70), fakta tersebut

menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang

berhasil dalam menyampaikan materi organisasi.

Kondisi awal atau pra siklus nilai hasil belajar PKn konsep organisasi

masih tergolong rendah, karena masih banyak peserdik yang nilainya dibawah

kriteria ketuntasan minimal sebesar 70. Berdasarkan data dibawah ini, peserta

didik yang tidak tuntas sebanyak 22 peserta didik atau 62,85% dan yang sudah

tuntas adalah 13 peserta didik atau 37,14%. Agar lebih jelas, dapat

ditunjukkan pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V Pada Pra Siklus

No Interval

Nilai Frekuensi

(fi) Nilai

Tengah (xi) fi.xi Persentase

(%) Keterangan

1 35-42 7 38,5 269,5 20 Tidak tuntas 2 43-50 6 46,5 279 17,14 Tidak tuntas 3 51-57 7 54,5 381,5 20 Tidak tuntas 4 58-64 2 61,5 123 5,71 Tidak tuntas 5 65-72 8 68,5 548 22.85 Tuntas 6 73-80 5 76,5 382,5 14,28 Tuntas

35 1983,5 100 Nilai rata-rata = 1983,5 : 35 = 56,57

Page 72: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Ketuntasan klasikal = 13: 35 x 100% = 37,14% Nilai Di bawah KKM = 22: 35 x 100% = 62,85%

Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 35

Berdasarkan tabel 2 di atas supaya lebih jelas dapat disajikan dalam

bentuk grafik pada gambar 5 seperti dibawah ini:

Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Kelas V Pada

Pra Siklus

Berdasarkan tabel 2 dan grafik pada gambar 5 data nilai rata-rata kelas

mengenai hasil belajar siswa kelas V PKn konsep organisasi pada pra siklus

sebanyak 22,85% siswa mendapat nilai diantara 65-72 sebanyak 8 siswa, untuk

nilai diantara 35-42 dan 43-50 masing-masing ada 7 siswa atau 20%,

kemudian 17,14% siswa mendapat nilai diantara 43-50 ada 6 orang siswa, dan

14,28% siswa yang mendapat nilai diantara 73-80 ada 5 siswa dan yang

terakhir 5,71% siswa mendapat nilai diantara 58-64 ada dua siswa.

Dari data yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa hasil

belajar siswa belum maksimal, hanya 13 anak yang sudah memenuhi KKM,

oleh karena itu diperlukan sebuah solusi untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Salah satunya yakni dengan menggunakan model pembelajaran yang

berbeda dan lain dari biasanya, model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

throwing dapat digunakan untuk merangsang keaktifan siswa dalam

Page 73: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi.

2. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus Pertama

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri atas dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama satu minggu yakni tanggal 14 dan 17 Maret 2012.

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas V

SDN 01 Tohudan untuk mendiskusikan rencana kegiatan tindakan yang

akan dilaksanakan, serta menentukan waktu bagi peneliti untuk

melaksanakan penelitian. Rencana tindakan berdasarkan pada solusi

permasalahan yakni dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing. Selanjutnya perencanaan pelaksanaan akan

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yakni pada tanggal 14 dan 17 maret

2012. Adapun deskripsi pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun RPP untuk kelas V mata pelajaran PKn konsep

organisasi untuk 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Setiap pertemuan RPP meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,

sumber dan media pembelajaran, serta penilaian (lampiran 7 dan 8 pada

halaman 103 dan 113).

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang dipersiapkan untuk

pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas didesain menjadi 2-3 meja disatukan menjadi satu dengan

kursi berhadap-hadapan, dengan tujuan agar siswa dapat berdiskusi

dengan nyaman saat pembelajaran berlangsung, serta memberi ruang

tiap meja agar pada saat kegiatan melempar bola berlangsung siswa

tidak terganggu dengan kondisi yang sempit dan berdesakan.

Page 74: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, kali ini

media yang digunakan adalah gambar tentang peta konsep organisasi,

agar siswa mengerti apa saja yang akan dipelajari nantinya, dan tujuan

mempelajarinya.

c) Guru menyiapkan lembar diskusi yang nantinya akan diberikan

kepada ketua kelompok, dan didiskusikan bersama teman satu

kelompok.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan peneliti menggunakan model kooperatif

tipe Snowball throwing. Peneliti bertindak sebagai guru kelas V SDN 01

Tohudan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer atau pengamat.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2012.

Materi yang pertama diajarkan adalah tentang pengertian organisasi,

unsur-unsur organisasi. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

meliputi:

a) Kegiatan awal

Sebelum memasuki kegiatan awal guru mengadakan

pengkondisian kelas agar siswa siap menerima pelajaran. Kemudian

guru mengabsen siswa satu persatu. Pada saat memasuki kegiatan

awal guru mengawali dengan memberikan pertanyaan seputar materi

kepada siswa, apakah ada siswa mengikuti suatu organisasi, kalau iya

organisasi apa saja.

b) Kegiatan inti

Kegiatan inti terbagi menjadi tiga, yakni ekplorasi, elaborasi dan

konfirmasi.

(1) Eksplorasi

Guru melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang

luas tentang topik/tema konsep yang akan dipelajari dengan

menerapkan prinsip alamtakambang jadi guru dan siswa belajar

dari aneka sumber, dalam pembelajaran kali ini guru mengaitkan

Page 75: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sebuah nyanyian tentang organisasi (Hymne Pramuka) dengan

konsep organisasi yang akan diajarkan, kemudian guru

memberikan sebuah contoh bagan tentang struktur organisasi

(Pramuka) kepada siswa, guru meminta siswa untuk menyebutkan

siapa saja yang ada dalam stuktur tersebut, dan apa saja tugasnya

kemudian guru menyimpulkan kegiatan tersebut.

(2) Elaborasi

Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa menjadi 5

kelompok, 1 kelompok terdiri dari 7 siswa, setiap kelompok

ditunjuk seorang ketua agar memudahkan nanti dalam

pengkondisian dan pemberian materi, kemudian siswa berdiskusi

dengan kelompoknya setelah selesai berdiskusi mereka membuat

pertanyaan di kertas kosong setiap anak satu pertanyaan masing-

masing diberi nama, kemudian siswa membentuknya seperti bola

dan dilempar dengan aba-aba dari guru, setelah mendapatkan

pertanyaan tiap siswa langsung menjawab, guru mengumpulkan

semua pertanyaan tersebut kemudian memilih beberapa pertanyaan

secara acak untuk didiskusikan didepan kelas benar atau salah

jawaban dari teman-temannya, sehingga pembelajaran ini menarik

dan terjadi interaksi antara guru dan siswa. Jika dirasa cukup dalam

melaksanakan diskusi, guru memberikan soal evaluasi, pada saat

evaluasi siswa sudah kembali ke tempat duduk masing-masing.

(3) Konfirmasi

Guru mengajak peserta didik untuk bersama-sama

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan ulang dan menunjuk siswa

untuk menyimpulkan apa saja yang telah dipelajari hari ini.

c) Kegiatan akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan kesempatan pada

peserdik untuk bertanya, kalau tidak ada pertanyaan maka guru

mengakhiri pembelajaran dengan memberikan pekerjaan rumah,

Page 76: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kemudian guru menyampaikan konsep yang akan disampaikan pada

pertemuan selanjutnya.

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2012.

Konsep yang akan disampaikan adalah masih pengertian organisasi

ditambah dengan manfaat dan tujuan organisasi serta unsur-unsur dalam

organisasi. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai

berikut:

a) Kegiatan awal

Sebelum melakukan kegiatan awal, guru mengadakan kegiatan

pendahuluan dengan mengadakan absensi siswa, guru

mengkondisikan kelas agar siswa siap menerima pembelajaran, guru

memancing pertanyaan tentang konsep yang telah diajarkan kemarin

agar siswa mengingat dan siap menerima pelajaran, agar lebih

menarik guru meminta siswa menyanyikan lagu tentang salah satu

organisasi, contohnya .

b) Kegiatan inti

Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode ceramah, diskusi,

serta dengan menggunakan model kooperatf tipe Snowball throwing.

Kegiatan ini mempunyai tiga tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi.

(1) Eksplorasi

Guru melibatkan peserta didik untuk mencari informasi yang

luas tentang topik/tema konsep yang akan dipelajari dengan

aneka sumber, guru meminta meminta siswa untuk membuat

sebuah contoh struktur organisasi kelas V, kemudian guru meminta

siswa menyebutkan isi dari strukur organisasi yang telah dibuatnya.

(2) Elaborasi

Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa menjadi 5

kelompok, 1 kelompok terdiri dari 7 siswa, setiap kelompok

Page 77: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

ditunjuk seorang ketua agar memudahkan nanti dalam

pengkondisian dan pemberian materi, kemudian siswa berdiskusi

dengan kelompoknya setelah selesai berdiskusi mereka membuat

pertanyaan di kertas kosong setiap anak satu pertanyaan masing-

masing diberi nama, kemudian siswa membentuknya seperti bola

dan dilempar dengan aba-aba dari guru, setelah mendapatkan

pertanyaan tiap siswa langsung menjawab, guru mengumpulkan

semua pertanyaan tersebut kemudian memilih beberapa pertanyaan

secara acak untuk didiskusikan didepan kelas benar atau salah

jawaban dari teman-temannya, sehingga pembelajaran ini menarik

dan terjadi interaksi antara guru dan siswa. Jika dirasa cukup dalam

melaksanakan diskusi didalam kelas guru memberikan soal

evaluasi, pada saat evaluasi siswa sudah kembali ke tempat duduk

masing-masing.

(3) Konfirmasi

Guru bersama siswa mengadakan kesimpulan mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru mengevaluasi apa saja

kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Kegiatan akhir

Sebelum menutup pelajaran pada hari ini guru memberikan

kesempatan pada peserdik untuk bertanya, kalau tidak ada pertanyaan

maka guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan pekerjaan

rumah, tidak lupa guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan

disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan dalam pelaksanaan tindakan, disini

peneliti menggunakan observasi partisipatif dimana peneliti terlibat dengan

kegiatan objek yang sedang diamati, dengan tujuan untuk mengetahui hasil

belajar PKn konsep organisasi dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball throwing. Peneliti mengadakan pengamatan

dengan berkolaborasi dengan guru kelas dan melakukan pemantauan

Page 78: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tingkat

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar PKn konsep organisasi siswa kelas V SDN 01 Tohudan, data

observasi aktivitas siswa dalam siklus I (lampiran 16 pada halaman 184),

selama dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut:

1) Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran cukup baik, namun

jika ingin mengadakan pembelajaran guru harus selalu mengkondisikan

kelas terlebih dahulu agar siswa siap dalam menerima pembelajaran.

2) Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran baik, siswa mudah untuk

diajak bekerja sama, mudah untuk diberi materi, dan jika berkelompok

sebagian besar dari mereka sudah bisa bertanggung jawab terhadap

kelompoknya.

3) Keaktifan siswa dalam berdiskusi cukup baik, dilihat dari cara mereka

menerima materi, mengerjakan soal diskusi dan membagi tugas dengan

teman kelompoknya.

4) Kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas baik, siswa dapat

melaksanakan tugas sesuai dengan langkah-langkah yang ada, siswa

melaksanakan tugas dengan tertib dan tenang

5) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam proses penugasan baik,

siswa sudah bisa menjawab pertanyaan dengan tepat, lengkap dan lancar.

6) Keadaan siswa pada saat berdiskusi baik, Siswa bertanggung jawab

terhadap kelompoknya, siswa juga mau berbagi pengetahuan dengan

kelompoknya dan melibatkan guru pada saat berdiskusi.

7) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi baik, siswa mengerjakan

soal dengan tenang dan tepat waktu.

8) Dalam observasi yang dilaksanakan peneliti terhadap siswa kelas V SDN

01 Tohudan yang dilaksanakan pada pertemuan I dan II dapat

disimpulkan proses pembelajaran pada siklus pertama berjalan dengan

baik, meskipun terdapat beberapa kekurangan, kekurangan ini akan

dijadikan pertimbangan dalam perbaikan pada siklus kedua.

Page 79: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Observasi tidak hanya dilakukan pada siswa tapi juga pada peneliti

sebagai guru. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan

kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan pembelajaran. Observasi ini

dilakukan oleh guru kelas V kepada peneliti dalam pelaksanaan

pembelajaran (lampiran 15 pada halaman 172). Dari data observasi guru

dalam siklus I selama dua kali pertemuan diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Persiapan guru baik, guru sudah baik dalam mempersiapkan ruang, alat

dan media pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa.

2) Kemampuan guru dalam membuka pelajaran baik, guru sudah

melaksanakan absensi dan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

3) Kemampuan guru dalam penguasaan materi baik, guru sudah

menunjukkan penguasaan materi dan mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan.

4) Pendekatan/strategi pembelajaran yang dikaksanakan guru baik, guru

sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan

dicapai dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa.

5) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran baik, guru

menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien.

6) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa yang

dilaksanakan oleh guru baik, guru sudah dapat menumbuhkan partisipasi

aktif siswa dalam pembelajaran.

7) Penilaian proses dan hasil yang dilaksanakan guru cukup baik, guru

sudah memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran

berlangsung.

8) Penguasaan bahasa cukup baik, guru menyampaikan pesan dengan gaya

yang sesuai.

9) Kemampuan menutup guru baik, guru sudah melakukan refleksi atau

membuat rangkuman dengan melibatkan siswa.

10) Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru kelas kepada

peneliti, dapat disimpulkan kemampuan guru dalam mengajar pada siklus

Page 80: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

I ini baik, hal itu dapat dilihat pada indikator yang telah dicapai oleh guru

menunjukkan bahwa guru sudah baik dalam pelaksanaan pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh dengan mengadakan kolaborasi

dengan guru kelas, ada beberapa siswa yang belum dapat menyelesaikan

tugas dengan baik, karena guru belum menyampaikan informasi tentang

pembelajaran yang dilaksanakan, karena pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing ini merupakan hal yang baru bagi anak-anak. Selain itu

masih ada beberapa siswa yang belum menunjukkan keaktifan dalam

pembelajaran, terutama dalam berdiskusi mereka sibuk sendiri dengan

kegiatan lain, beberapa siswa masih ada yang bermain dan berbicara dengan

temannya diluar materi pembelajaran. Masih ada beberapa siswa yang

belum mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompok karena perbedaan

jenis kelamin.

Perolehan nilai hasil belajar PKn pada siklus I yaitu siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM (70) sebanyak 8 siswa atau 22,85% dengan

perolehan nilai terendah 60 dan siswa yang mendapat nilai yang sudah

memenuhi KKM (70) sebanyak 27 siswa atau 77,14% dengan nilai tertinggi

90. Sedangkan rata-rata kelas yaitu 73. Dari data tersebut masih ada 8 siswa

yang belum mendapat nilai memenuhi KKM (70).

Belum tuntasnya hasil belajar siswa pada siklus pertama ini

dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut: 1) Ada sebagian siswa yang

tidka berani bertanya bila apabila kesulitan dalam memahami pelajaran; 2)

siswa belum berani mengemukakan pendapat; 3) sebagian siswa belum

mampu mengerjakan soal dengan tenang; 4) masih ada siswa yang belum

melakukan tugas dengan tepat dan ketentuan yang ada. Hal tersebut terjadi

karena guru belum maksimal dalam pengelolaan kelas, dengan demikian

dapat di rasakan bahwa siklus satu sudah mengalami peningkatan akan tapi

belum maksimal dan belum memenuhi indikator kinerja yang telah

ditentukan, dan harus diperbaiki lagi pada siklus kedua.

Page 81: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencari solusi

bagaimana mengelola kelas dengan baik. Dalam penerapan model

kooperatif tipe Snowball throwing, guru harus lebih bisa mengawasi siswa,

terutama dalam pelaksanaan diskusi, dikarenakan guru tidak banyak

melakukan ceramah sehingga siswa belajar dari diskusi tersebut, diharapkan

anak akan bertanggung jawab serta melaksanakan diskusi dengan baik.

Adapun hasil yang diperoleh dari siklus I dapat dilihat pada tabel 3 dan

grafik pada gambar 5 dibawah ini;

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Pada Siklus I

Dari tabel 3 tentang distribusi frekuensi nilai peningkatan hasil belajar

PKn konsep organisasi siswa kelas V SDN 01 Tohudan pada siklus pertama

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing,

dapat disajikan dengan grafik pada gambar 6 di bawah ini:

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah (xi)

fi.xi Persentase (%)

Keterangan

1 60-65 8 62,5 500 22,85 Tidak Tuntas 2 66-71 13 68,5 890,5 37,14 Tuntas 3 72-77 0 74,5 0 0 Tuntas 4 78-83 11 80,5 885,5 31,42 Tuntas 5 84-89 0 86,5 0 0 Tuntas 6 90-95 3 92,5 277,5 8,57 Tuntas

35 2553,5 100 Nilai rata-rata = 2555 : 35 = 73

Ketuntasan klasikal = (27: 35) x 100% = 77, 14% Nilai Di bawah KKM = (8: 35) x 100 % = 22,85 %

Nilai Tertinggi = 90 Nilai Terendah = 60

Page 82: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 6. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V Konsep

Organisasi SDN 01 Tohudan Pada Siklus I

Untuk mengetahui perkembangan hasil tes pada prasiklus ke siklus I

dapat dilihat pada daftar tabel 4 dibawah ini, pada tabel terlihat adanya

perubahan dan perkembangan yang signifikan dari tahap prasiklus ke tahap

siklus pertama, hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

siswa setelah dilaksanakan tindakan.

Tabel 4. Perkembangan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan

Dari hasil perkembangan tes pra siklus dan evaluasi siklus I

pada Tabel 4 di atas dapat dilihat perkembangan nilai dari pras siklus

ke siklus pertama untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada grafik pada

gambar 7 di bawah ini:

Keterangan Pra Siklus Siklus I

Nilai terendah 35 60

Nilai tertinggi 80 90

Rata-rata nilai 56,57 73

Ketuntasan Klasikal 37,14% 77,14%

Page 83: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 7 . Grafik Hasil Perkembangan Nilai Evaluasi Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Pada Pra Siklus dan Siklus I Setelah Menerapkan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing.

3. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus Kedua

Tindakan pada siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama satu minggu yaitu pada tanggal 21 dan 24 Maret 2012. Adapun

tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan memperbaiki

kekurangan pada siklus I agar dalam proses pembelajaran di siklus II

menjadi lebih baik. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah

sebagai berikut :

1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(Lampiran 9 dan 10 pada halaman 127 dan 141). Pembelajaran yang

direncanakan adalah pembelajaran PKn konsep organisasi dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing.

2) Menyiapkan media dan alat pembelajaran.

Page 84: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dengan pemantapan dan

penyempurnaan dari siklus pertama yaitu pada konsep organisasi sesuai

dengan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2012. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah pengertian organisasi, ciri-

ciri organisasi yang baik, struktur organisasi, dan tata tertib

berorganisasi, serta mengidentifikasi contoh-contoh perilaku baik dan

buruk dalam berorganisasi serta memilih dan memanfaatkan organisasi

yang ada di lingkungan masyarakat dan sekolah, berikut ini urutan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama:

a) Kegiatan awal

Guru bersama siswa berdoa demi kelancaran pembelajaran,

melaksanakan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa, guru

mengkondisikan kelas agar siswa siap dalam menerima pembelajaran.

b) Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti ada tiga tahap yakni eksplorasi, elaborasi,

konfirmasi, tahap-tahap pembelajarannya adalah sebagai berikut:

(1) Eksplorasi

Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik

dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar materi

pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, agar siswa ingat dan

mudah untuk melanjutkan ke materi selanjutnya, kemudian guru

bertanya kepada siswa organisasi apa saja yang pernah diikuti, serta

mendapat tugas apa, guru meminta siswa membuat bagan struktur

organisasi kelas serta tata tertib kelas, kemudian guru membahas

dan menyimpulkan hasil kegiatan tersebut.

Page 85: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

(2) Elaborasi

Guru membentuk 5 kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan 7 orang dan masing-masing kelompok ditunjuk

ketua kelompok, kemudian guru membagikan lembar diskusi

kepada ketua kelompok kemudian ketua kelompok menjelaskan

kepada masing-masing anggota kelompok, ketua kelompok

kembali ke tempat kelompoknya masing-masing dan berdiskusi

tentang materi yang telah disampaikan guru, setelah selesai

berdiskusi guru meminta siswa membuat pertanyaan di kertas

kosong, masing-masing siswa satu pertanyaan, yang nantinya

dilempar ke teman lainnya, dalam siklus II pertemuan I ini ada

sedikit perbedaan dari siklus I, yaitu pada saat melempar bola

pertanyaan, supaya lebih teratur guru menentukan tempat

melemparnya, untuk kelompok 1 melempar ke kelompok 2,

kelompok 2 melempar ke kelompok 3, kelompok 3 melempar ke

kelompok 4, dan kelompok 4 melempar ke kelompok 5, dan

kelompok 5 melempar ke kelompok 1, setelah semua pertanyaan

dan siswa telah menjawab pertanyaan tersebut guru memanggil

secara acak siswa untuk membacakan pertanyaan dan jawabannya,

setelah dirasa cukup siswa kembali ke tempat duduk masing-

masing dan dilanjutkan dengan pemberian evaluasi.

(3) Konfirmasi

Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik dan tidak lupa guru bersama siswa membuat

kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Kegiatan akhir

Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pemebelajaran

yang telah dilaksanakan, jika tidak ada pertanyaan guru memberikan

pekerjaan rumah kepada siswa, dan menyampaikan konsep yang akan

Page 86: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dipelajari pada pertemuan selanjutnya, pembelajaran ditutup dengan

a dan pesan moral kepada anak-anak.

2) Pertemuan II

Pertemuan II ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2012. Pada

pertemuan ini materi yang disampaikan adalah menjelaskan tata tertib

berorganisasi, contoh-contoh organisasi di sekolah dan masyarakat

beserta fungsinya, contoh perliaku baik dan buruk dalam memanfaatkan

organisasi yang ada di sekolah dan masyarakat. Berikut ini urutan

pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua:

a) Kegiatan awal

Guru ber jaran berjalan dengan

lancar kemudian dilanjut dengan absensi kehadiran siswa. Guru

mengajak siswa untuk bernyanyi, kali ini menyanyikan lagu pemilihan

umum. Kemudian guru mengaitkan lagu tersebut dengan konsep yang

akan disampaikan, agar siswa bersemangat dan siap menerima

pembelajaran.

b) Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti ini ada tiga tahapan yaitu ekslporasi untuk

menggali pengetahuan siswa, elaborasi dimana pebelajaran sudah

masuk pada intinya, dan yang terakhir adalah konfirmasi mengadakan

kesimpulan dan penguatan terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan, adapun langakah-langkahnya seperti berikut:

(1) Eksplorasi

Guru memfasilitasi adanya interaksi antara peserta didik

dengan guru dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa

tentang keikut sertaan siswa dalam berorganisasi di lingkungan

sekolah dan masyarakat, kemudian guru sedikit menjelaskan

tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan sebelumnya dan

menghubungkan dengan konsep yang akan diajarkan.

Page 87: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(2) Elaborasi

Guru membentuk 5 kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan 7 orang dan masing-masing kelompok ditunjuk

ketua kelompok, kemudian guru membagikan lembar diskusi

kepada ketua kelompok kemudian ketua kelompok menjelaskan

kepada masing-masing anggota kelompok, ketua kelompok

kembali ke tempat kelompoknya masing-masing dan berdiskusi

tentang materi yang telah disampaikan guru, setelah selesai

berdiskusi guru meminta siswa membuat pertanyaan di kertas

kosong, masing-masing siswa satu pertanyaan, yang nantinya

dilempar ke teman lainnya, dalam siklus II pertemuan II ini ada

sedikit perbedaan dari siklus I, yaitu pada saat melempar bola

pertanyaan, supaya lebih tertib guru menentukan tempat

melemparnya, untuk kelompok 1 melempar ke kelompok 2,

kelompok 2 melempar ke kelompok 3, kelompok 3 melempar ke

kelompok 4, dan kelompok 4 melempar ke kelompok 5, dan

kelompok 5 melempar ke kelmpok 1, setelah semua pertanyaan dan

siswa telah menjawab pertanyaan tersebut guru memanggil secara

acak siswa untuk membacakan pertanyaan dan jawabannya, setelah

dirasa cukup siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan

dilanjutkan dengan pemberian evaluasi.

(3) Konfirmasi

Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang sudah dilaksanakan, tidak lupa guru

memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang aktif dalam

pembelajaran.

c) Kegiatan akhir

Sebelum menutup kegiatan pembelajaran guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang sulit. Guru

dan siswa bersama-sama memantapkan materi dengan membuat

kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dipelajari, kemudian guru

Page 88: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

memberikan tugas rumah kepada siswa. Guru menutup pelajaran dan

memberikan pesan moral kepada anak-anak.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dengan didampingi

guru kelas V sebagai narasumber untuk mengamati sikap dan perilaku siswa

selama pembelajaran berlangsung serta kemampuan guru dalam mengajar

dengan model pemeblajaran kooperatif tipe Snowball throwing materi

organisasi, dari hasil observasi aktivitas siswa dan kegiatan pembelajaran

siklus II selama dua kali pertemuan (lampiran 17 pada halaman 187)

diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Kedisiplinan siswa sangat baik, siswa tepat waktu masuk kelas sebelum

pelajaran dimulai dan berdoa sebelum pelajaran dimulai.

2) Kesiapan siswa menerima pelajaran sangat baik, siswa sudah

menyaipakan alat tulis serta buku pelajaran.

3) Keaktifan siswa sangat baik, siswa mengikuti proses pembelajaran dari

awal sampai akhir dengan baik.

4) Kemampuan siswa melaksanakan tugas baik, siswa sudah melakukan

tugas sesuai dengan langkah-langkah yang ada.

5) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam proses penugasan baik,

siswa menjawab pertanyaan dengan tepat dan logis.

6) Keadaan siswa pada saat berdiskusi sangat baik, siswa melibatkan guru

dalam diskusi dan bertanggung jawab pada kelompoknya.

7) Kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi sangat baik, siswa

mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan tepat waktu.

8) Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus kedua dapat disimpulkan

siswa sudah baik dalam proses pembelajaran, hal ini berdampak baik

pada hasil belajar mereka.

Observasi tidak hanya dilakukan pada siswa, melainkan juga pada

observer/peneliti yang berperan sebagai guru, dari data observasi aktivitas

guru dalam siklus II selama dua kali pertemuan (lampiran 15 pada halaman

172) diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 89: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

1) Pada kegiatan pra pembelajaran guru sangat baik, sangat baik dalam

mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran.

2) Kemampuan guru dalam membuka pembelajaran sangat baik, guru sudah

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan.

3) Penguasaan materi pelajaran guru baik, guru sudah mengaitkan materi

dengan pengetahuan lain yang relevan.

4) Pendekatan/strategi pembelajaran yang dilakukan guru baik, guru sudah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan

dicapai.

5) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran oleh guru baik, guru

sudah menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien.

6) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keaktifan siswa yang

dilaksanakan oleh guru baik, guru sudah dapat menumbuhkan keceriaan

dan antusiasme siswa dalam belajar.

7) Penilaian proses dan hasil yang dilaksanakan guru sangat baik, guru

memantau kemajuan hasil belajar selama proses dan melakukan penilaian

akhir sesuai dengan kompetensi.

8) Penggunaan bahasa yang dilaksanakan guru baik, guru menggunakan

bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar.

9) Pada kegiatan penutup guru sudah melaksanakan kegiatan ini dengan

sangat baik, guru membuat refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa.

10) Berdasarkan indikator-indikator ketercapaian yang diamati pada siklus

kedua ini, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan

baik, dengan terdapat peningkatan pada proses dan hasilnya (Lampiran

15 pada halaman 172).

d. Refleksi

Pada siklus II dilakukan refleksi dari pelaksanaan siklus I, pada

siklus II ini siswa sudah menangkap dan memahami pembelajaran yang

peneliti terapkan, dengan berkelompok dan permainan melempar bola siswa

juga dengan mudah berkelompok dengan temannya, siswa baik dalam

Page 90: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

bertukar informasi,. dalam diskusi mereka aktif dalam bertanya dan

menjawab pertanyaan. Perolehan nilai siswa pada siklus II ini juga cukup

baik, terbukti nilai dibawah KKM (70) hanya sebanyak 3 Siswa atau 8,71%

dengan perolehan nilai terendah 65 dan siswa yang telah memenuhi KKM

(70) sebanyak 32 siswa atau 91,42% dengan perolehan nilai tertinggi 100.

Sedangkan rata-rata nilai kelas yaitu 77,42. Dari data tersebut ada 3 siswa

dari 32 siswa yang nilainya masih dibawah KKM (70), jadi dari data ini

terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari

data nilai hasil belajar Pkn konsep organisasi siswa kelas V SDN 01

Tohudan seperti pada tabel 5 dibawah ini

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Pada Siklus I

Dari tabel 5 di atas nilai hasil belajar PKn konsep organisasi siswa kelas V

SDN 01 Tohudan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing yang telah dijelaskan di atas, dapat disajikan dengan grafik

pada gambar 8 dibawah ini:

No Interval

Nilai Frekuensi

(fi) Nilai

Tengah (xi) fi.xi Persentase

(%) Keterangan

1 65-71 13 68 884 37,14 Tidak Tuntas 2 72-78 1 75 75 2,85 Tuntas 3 79-85 17 82 1394 48,57 Tuntas 4 86-92 2 89 178 5,71 Tuntas 5 93-99 0 96 0 0 Tuntas 6 100-106 2 103 206 5,71 Tuntas

35 2737 100% Nilai rata-rata = 2737 : 35 = 78,2

Ketuntasan klasikal = (32: 35) x 100 % = 91,42% Nilai Di bawah KKM = (3: 35) x 100% = 8,57%

Nilai Tertinggi = 100 Nilai Terendah = 65

Page 91: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Gambar 8. Grafik Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Pada Siklus II

Data hasil perkembangan nilai siswa pada tes siklus I dan siklus II

(lampiran 2 pada halaman 91) dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6. Perkembangan Hasil Tes Siklus I dan Tes Siklus II Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan

Keterangan Siklus I Siklus II

Nilai terendah 60 65

Nilai tertinggi 90 100

Rata-rata nilai 73 78,2

Ketuntasan Klasikal 77,14% 91,42%

Dari hasil perkembangan tes siklus I dan evaluasi siklus II pada tabel 6 di

atas dapat disajikan dalam grafik pada gambar 9 seperti berikut:

Page 92: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Gambar 9. Grafik Hasil Perkembangan Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Pada Siklus I dan Siklus II Setelah

Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing.

Dari hasil penelitian pada siklus II dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

kelas pembelajaran PKn konsep organisasi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing sudah berhasil meningkatkan

ketuntasan siswa, tetapi masih ada siswa yang belum tuntas dan memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), berdasarkan pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti, untuk siswa yang belum tuntas KKM disebabkan oleh

kemampuan siswa tersebut dalam memahami konsep rendah, mereka tidak

aktif dalam pembelajaran dan tidak mau bertanya jika ada yang belum mereka

pahami.

Dengan mempertimbangkan temuan nyata selama proses pembelajaran

serta diskusi dan wawancara antara observer dengan guru kelas, observer

dengan siswa, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan model kooperatif tipe Snowball throwing berhasil, karena dapat

membangkitkan antusiasme siswa untuk belajar mata pelajaran PKn khususnya

konsep organisasi yang sebelumnya siswa tidak antusias dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan analisis data dapat dilihat adanya

peningkatan hasil belajar PKn konsep organisasi kelas V SDN 01 Tohudan.

Peningkatan hasil belajar PKn konsep organisasi siswa terlihat dari

Page 93: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

meningkatnya nilai yang sebelumnya belum memenuhi KKM menjadi tuntas

dan sudah memenuhi KKM.

Hal ini dapat ditunjukkan dalam deskripsi berikut ini:

1) Hasil Belajar Pkn Materi Organisasi

a) Data Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Sebelum

Dilaksanakan Tindakan (Pra Siklus)

Dari daftar nilai pada (lampiran 2) dapat diketahui bahwa nilai PKn

sebelum dikenai tindakan adalah ada 7 siswa yang mendapatkan nilai 35-

42, kemudian ada 6 siswa yang mendapat nilai diantara 43-50, dan ada 7

siswa yang mendapat nilai diantara 51-57, ada 2 siswa mendapat nilai

diantara 58-64, ada 8 siswa mendapat nilai 65-72, dan ada 5 siswa yang

mendapat 73-80, nilai rata-rata siswa yang diperoleh adalah 57,51, siswa

yang belum tuntas atau yang belum memenuhi KKM ada 22 siswa atau

62,85%, sedangkan siswa yang sudah memenuhi KKM ada 13 siswa atau

37,14%.

b) Data Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Pada Siklus I

Berdasarkan tes pada siklus I selama dua kali pertemuan dapat

diketahui nilai pembelajaran PKn konsep organisasi adalah seperti

berikut:

1) Pada pertemuan pertama siswa yang mendapat nilai diantara 50-56

ada 3 orang siswa, untuk nilai diantara 57-63 ada 8 siswa, kemudian

diantara 70-75 ada 13 siswa, dan diantara 76-81 ada 8 siswa, untuk

nilai diantara 88-93 ada 3 siswa, dengan demikian siswa yang telah

memenuhi KKM ada 24 siswa atau 68,57%, sedangkan untuk siswa

yang belum memenuhi KKM ada 11 siswa atau 31,42%.

2) Pada pertemuan kedua ini ada beberapa peningkatan hal ini dapat

dibuktikan dari hasil berikut, untuk siswa yang mendapat nilai

diantara 60-66 ada 6 siswa, untuk nilai diantara 67-73 ada 12 siswa,

sedangkan untuk nilai diantara 74-80 ada 9 siswa, sedangkan untuk

nilai diantara 88-94 ada 7 siswa dan yang terakhir untuk siswa yang

mendapat nilai diantara 95-101 ada 1 orang siswa, dengan demikian

Page 94: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

untuk siswa yang telah memenuhi KKM ada 29 siswa atau 82,57%

dan untuk siswa yang belum memenuhi KKM ada 6 orang atau

17,14%.

Nilai rata-rata pertemuan I dan II pada siklus pertama adalah 73,

dan siswa yang telah memenuhi KKM ada 27 Siswa atau 77,14%,

sedangakan untuk siswa yang belum memenuhi KKM ada 8 siswa atau

22,85%.

c) Data Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Pada Siklus II

Untuk hasil tes pada siklus II selama dua kali pertemuan dapat

dilihat dari nilai pembelajaran Pkn konsep organisasi seperti dibawah ini:

1) Pada pertemuan pertama siswa yang memeproleh nilai diantara 60-66

ada 5 siswa, dan untuk siswa yang mendapatkan nilai diantara 67-73

ada 13 siswa, dan untuk nilai diantara 74-80 ada 13 siswa, sedangkan

untuk siswa yang mendapat nilai diantara 88-94 ada 2 siswa,

sedangkan untuk siswa yang mendapat nilai diantara 95-101 ada 2

siswa, dengan demikian untuk siswa yang telah memenuhi KKM ada

30 siswa atau 85,71%, sedangkan untuk siswa yang belum memenuhi

KKM ada 5 siswa atau 14,28% .

2) Pada pertemuan kedua pada siklus II ini terdapat peningkatan, hal ini

dapat dibuktikan dengan data sebagai berikut; untuk siswa yang

mendapat nilai diantara 60-66 ada 3 siswa, untuk nilai 67-73 terdapat

9 siswa, dan untuk siswa yang mendapat nilai diantara 74-80 ada 13

siswa, sedangkan untuk siswa yang mendapat nilai diantara 88-94 ada

6 siswa, dan yang terakhir untuk siswa yang mendapat nilai diantara

95-101 ada 4 siswa, dengan demikian untuk siswa yang telah

memenuhi KKM terdapat 32 siswa atau 91,42%, dan untuk siswa

yang belum memenuhi KKM ada 3 siswa atau 8,57% saja.

Untuk rata-rata nilai dari hasil tes pada pertemuan I dan II pada

siklus II adalah 78,2, siswa yang sudah memenuhi KKM ada 32 siswa

atau 91,42% dan yang belum memenuhi KKM ada 3 siswa atau 8,57%.

Page 95: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

C. Perbandingan Perkembangan Hasil Tindakan Antarsiklus

Setelah dilakukan deskripsi dari tiap siklus, selanjutnya dilakukan

perbandingan perkembangan anatrsiklus untuk mendeskripsikan peningkatan yang

dicapai dari siklus I ke siklus II. Untuk memperjelas deskripsi perkembangannya,

perhatikan tabel 7 dibawah ini:

Tabel 7. Perkembangan Nilai Terendah, Tertinggi, Nilai Rata-Rata, Dan Ketuntasan Pada Siklus I Dan Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II Persentase Kenaikan

Nilai terendah 60 65 8,3%

Nilai tertinggi 90 100 11,1%

Rata-rata nilai 73 78,2 7,1%

Ketuntasan Klasikal 77,14% 91,42% 18,5%

Berdasarkan tabel 7 di atas kita dapat melihat hasil perkembangan tiap-tiap

siklus, nilai terendah pada siklus I yang semula 60 meningkat 8,3% menjadi 65

pada siklus II, kemudian untuk nilai tertinggi juga meningkat yakni yang semula

90 pada siklus I meningkat 11,1 % pada siklus II menjadi 100, kemudian untuk

nilai rata-rata pada siklus I yang semula 73 meningkat sebesar 7,1 % menjadi

78,2, dan untuk ketuntasan pada siklus I yang semula 77,14% meningkat 18,5%

menjadi 91,42%.

Dari hasil persentase di atas perkembangan nilai terendah, nilai tertinggi,

rata-rata nilai, berbanding lurus dengan ketuntasan klasikal, hal ini membuktikan

bahwa pembelajaran model kooperatif tipe Snowball throwing ini selain dapat

meningkatkan ketuntasan siswa, juga dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa.

Untuk mengetahui perkembangan nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata nilai, dan

ketuntasan belajar dapat disajikan hasilnya dalam bentuk grafik pada gambar 10

dibawah ini:

Page 96: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Gambar 10. Grafik Perkembangan Nilai Rata Rata, Nilai Tertinggi, Rata-rata Nilai, Ketuntasan Klasikal Pada Siklus I Dan Siklus II.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dari beberapa data di atas dapat diketahui bahwa ada

peningkatan hasil belajar terhadap konsep pada masing-masing pertemuan pada

tiap-tiap siklus melalui penerapan model kooperatif tipe Snowball throwing.

Peningkatan ini terlihat dari nilai hasil belajar pada penjelasan perhitungan rata-

rata nilai belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan

tindakan dan setelah dilaksanakan siklus I, dan siklus II selama dua kali

pertemuan pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Perkembangan Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Hasil Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Nilai Terendah 35 60 65

2 Nilai Tertinggi 80 90 100

3 Nilai rata-rata 56,57 73 78,2

4 Persentase ketuntasan 37,14% 77,14% 91,42%

Page 97: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

mem (KKM) mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Pada prasiklus persentase ketuntasan siswa hanya sebesar 37,14%, kemudian

meningkat pada siklus pertama sebesar 77,14%, dan pada siklus kedua sebesar

91,42%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran PKn konsep organisasi

dengan menerapkan model kooperatif tipe Snowball throwing yang dilaksanakan

guru berhasil, akan tetapi ada 8,58% atau 3 anak yang belum tuntas, dari temuan

pengamatan dan hasil belajar mereka, 3 anak yang belum tuntas tersebut

dikarenakan pemahaman mereka terhadap konsep organisasi rendah, dalam

pembelajaran mereka tidak aktif, dan jika ada konsep yang belum dipahami

mereka tidak mau bertanya kepada guru, solusi yang dilakukan untuk 3 anak

tersebut adalah dengan memberikan remediasi/pengulangan konsep dan tes,

diharapkan hasil belajar mereka dapat meningkat.

Peningkatan rata-rata nilai Pkn materi orgnisasi melalui penerpan model

kooperatif tipe Snowball throwing dapat disajikan dalam grafik berikut:

Gambar 11. Grafik Perkembangan Nilai Hasil Belajar PKn Konsep Organisasi Pada Siswa Kelas V SDN 01 Tohudan Sebelum Tindakan, Siklus I dan

Siklus II.

Hambatan-hambatan yang ditemui setiap siklus berbeda-beda, pada siklus

pertama hambatan yang ditemui adalah siswa belum begitu mengerti apa itu

Page 98: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing, oleh karena itu sebagian besar

hanya mengikuti instruksi guru saja dan tidak memahami dan dapat menerima

pelajaran dengan baik, selain itu pada siklus pertama ini proses pelemparan bola

tidak terkontrol dan terkesan siswa hanya bermain-main saja, dapat dilihat dari

hasil dokumen video, bahkan sebagian siswa ada yang belum mendapat soal

lemparan dari siswa lain, hal ini berdampak pada kurang masksimalnya hasil tes

pada siklus pertama.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ditemui dalam siklus pertama

adalah dengan melakukan refleksi dan mencari kekurangan-kekurangan dalam

proses pembelajarannya, kemudian kekurangan-kekurangan pada siklus pertama

diperbaiki pada siklus yang kedua, dalam siklus kedua ini guru memberikan

arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif

tipe Snowball throwing secara tepat dan jelas, tentu dengan perlahan dan tidak

terlalu cepat. Memberikan perhatian dan bimbingan secara menyeluruh secara

individu maupun berkelompok agar pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif,

pemberian motivasi secara verbal dan non verbal kepada siswa agar mereka bisa

lebih aktif berdiskusi dan mengikuti pembelajaran. Untuk permasalahan tidak

terkontrolnya proses pelemparan bola pertanyaan pada siklus pertama, peneliti

mencoba untuk mencari jalan keluar pada siklus kedua ini, pada proses

pelemparan bola pada siklus pertama semula siswa bebas melempar bola

pertanyaan kemana saja, tapi pada siklus kedua ini pelemparan sudah ditentukan,

sehingga tidak ada siswa yang tidak menerima bola pertanyaan, dan pembelajaran

berjalan dengan kondusif, hal ini berdampak pada meningkatnya hasil belajar

siswa pada siklus kedua.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya

untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi

siswa kelas V SDN 01 Tohudan adalah dengan memberi pengarahan kembali

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing kepada siswa

agar siswa dapat mengerti, selain itu pengawasan dan pendampingan guru juga

berperan dalam keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif tipe Snowballl throwing ini, dengan dilaksanakannya model

Page 99: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pembelajaran ini membuktikan dapat menggali potensi siswa untuk aktif dalam

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka.

Page 100: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

dua siklus dengan menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep

organisasi siswa kelas V SD Negeri 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar tahun

pelajaran 2011/2012, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi kelas V SD Negeri

01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat

terlihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada saat pra

tindakan sebesar 56,57, pada siklus I meningkat menjadi 73, dan pada siklus II

meningkat menjadi 78,2. Sedangkan untuk persentase ketuntasan siswa menurut

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, pada saat pra tindakan siswa yang

tuntas sebanyak 13 siswa atau 37,14% dari jumlah keseluruhan 35 siswa. Pada

siklus I persentase ketuntasan menunjukkan peningkatan dari siswa yang tuntas

sebanyak 27 siswa atau 77,14%. Pada siklus II persentase ketuntasan kembali

menunjukkan peningkatan dari siswa yang tuntas yaitu sebanyak 32 siswa atau

91,42%

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing melibatkan siswa secara

aktif dan mengasah keterampilan siswa dalam proses pembelajaran melalui

pembuatan soal dan penyelesaiannya oleh siswa itu sendiri. Sehingga pengetahuan

yang diperoleh sangat kokoh, mendalam, dan berkembang. Dalam

pelaksanaannya siswa bisa saling bekerja sama maupun bekerja mandiri untuk

mengembangkan materi menjadi soal sekaligus penyelesaiannya sehingga rasa

ingin tahu, keaktifan, dan pemikiran siswa meningkat, hal ini berdampak positif

dan hasil belajar siswa juga meningkat.

Page 101: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Snowball throwing

dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan konsep

organisasi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, siklus I dilaksanakan tanggal 14

dan 17 Maret 2012, siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 dan 24 Maret 2012.

Persentase pemahaman konsep organisasi siswa setelah menggunakan

model kooperatif tipe Snowball throwing meningkat. Hal ini terbukti dengan

adanya peningkatan nilai rata-rata pada tiap siklus. Dengan adanya peningkatan

ini kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya pemahaman konsep

organisasi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi

siswa kelas V SDN 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar meningkat.

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dapat

meningkatkan pemahaman konsep organisasi pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan siswa kelas V, SD Negeri 01 Tohudan, Colomadu,

Karanganyar. Hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut.

Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai konsep-konsep dalam

pembelajaran dengan baik. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dapat meningkatkan

pemahaman konsep organisasi pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan siswa kelas V karena penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball throwing dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa,

siswa dengan siswa sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan lebih

interaktif sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga

sangat penting, motivasi deiberikan agar siswa dapat bersemangat dalam

menjalani proses pembelajaran sehingga siswa mempunyai keinginan untuk

Page 102: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

berpikir, memusatkan perhatian, dan melaksanakan kegiatan yang menunjang

dalam proses pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan pada diri siswa dengan

memberikan latihan-latihan soal, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi

dalam proses pembelajaran dan memberikan penghargaan terhadap

keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pentingnya

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing dalam

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep organisasi terbukti dapat

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan

yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Selain itu penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing juga mampu

meningkatkan kreatifitas dan kerja sama kelompok.

Persentase pemahaman konsep organisasi siswa setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing meningkat. Hal itu

terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tiap siklus, dengan adanya

peningkatan ini kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya

pemahaman konsep organisasi pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan siswa kelas V SDN 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar

meningkat.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan model

pembelajaran yang tepat guna sehingga dapat menigkatkan kualitas proses dan

hasil belajar mengajar.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Model pembelajaran kooperatif

tipe Snowball throwing telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep

siswa pada materi organisasi, oleh karena itu model tersebut dapat digunakan

oleh guru dalam mata pelajaran yang lain.

Page 103: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball throwing untuk meningkatkan pemahaman konsep

organisasi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas V

SD Negeri 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012,

maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi

peserta didik SD Negeri 01 Tohudan, Colomadu, Karanganyar pada khususnya

sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Hendaknya sekolah menginspirasi guru-guru secara umum melaksanakan

penelitian tindakan kelas untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Karena penelitian tindakan

kelas membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

b. Kepala sekolah hendaknya selalu aktif mendorong guru-guru untuk

melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif salah satunya

menggunakan model kooperatif tipe Snowball throwing.

2. Bagi Guru

a. Diharapkan guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball throwing sebagai alternatif model pembelajaran dalam proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Guru hendaknya melakukan persiapan yang lebih baik dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball throwing,

terutama dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lembar Kerja Siswa (LKS), dan evaluasi, sehingga mudah dipahami

siswa.

c. Guru hendaknya menciptakan komunikasi dua arah dengan siswa, karena

komunikasi yang baik dapat memudahkan kita sebagai pendidik untuk

memberikan materi kepada anak didik kita, selain itu jika terdapat

hubungan yang baik antara guru dan siswa dapat menciptakan

keharmonisan dan kenyamanan di dalam kelas.

Page 104: PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING .../Penerap… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau

pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga memperoleh hasil belajar

yang optimal.

b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya yaitu meningkatnya

pemahaman konsep organisasi siswa ke dalam kehidupan sehari-hari.