penerapan model pogil berbantuan lks pada pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/nila riqotul...

16
1 Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP AL-Kautsar Tanjungpinang Nila Riqotul Fuadah, Nur Izzati, Linda Rosmery T [email protected] Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk memaparkan perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui model POGIL berbantuan LKS dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain nonrandomized pretest-posttest control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen yang ditentukan dengan teknik sampel jenuh. Kelas eksperimen pembelajarannya menerapkan model POGIL berbantuan LKS, dan kelas kontrol pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir kritis yang berbentuk uraian dan observasi. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen sebesar 0,65, sedangkan rata-rata peningkatan kelas kontrol sebesar 0,42. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan independent sample t-test pada taraf signifikansi 5 % atau = 0,05), diperoleh Sig (1-tailed) sebesar 0,000, dimana Sig < α, maka H 0 ditolak. Hal ini berarti peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model POGIL berbantuan LKS lebih tinggi dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kata Kunci: POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning), LKS (Lembar Kerja Siswa), Kemampuan Berpikir Kritis

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

1

Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran Matematika

untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas VIII SMP AL-Kautsar Tanjungpinang

Nila Riqotul Fuadah, Nur Izzati, Linda Rosmery T

[email protected]

Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk memaparkan perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui model

POGIL berbantuan LKS dengan siswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan

desain nonrandomized pretest-posttest control group design. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dan

kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen yang ditentukan dengan teknik sampel

jenuh. Kelas eksperimen pembelajarannya menerapkan model POGIL berbantuan

LKS, dan kelas kontrol pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvensional.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir kritis yang

berbentuk uraian dan observasi. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata peningkatan

kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen sebesar 0,65, sedangkan rata-rata

peningkatan kelas kontrol sebesar 0,42. Berdasarkan hasil perhitungan uji

hipotesis menggunakan independent sample t-test pada taraf signifikansi 5 % atau

(α = 0,05), diperoleh Sig (1-tailed) sebesar 0,000, dimana Sig < α, maka H0

ditolak. Hal ini berarti peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan model POGIL berbantuan LKS lebih tinggi

dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Kata Kunci: POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning), LKS (Lembar

Kerja Siswa), Kemampuan Berpikir Kritis

Page 2: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

2

PENDAHULUAN

Abad 21 ini memberikan tantangan besar terkait dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, kemajuan teknologi informasi, perkembangan industri, budaya, serta

masalah kehidupan sosial. Untuk bisa menghadapi segala tantangan di abad 21

salah satunya manusia harus memiliki kemampuan berpikir kritis (Setiawan dkk.,

2016: 62). Pemerintah juga menetapkan agar setiap pengelola pembelajaran

membekali siswa kemampuan berpikir kritis (Kemendikbud, 2013 dalam

Buhaerah, 2016: 650). Astuti dkk., (2017: 146) keterkaitan berpikir kritis dalam

pembelajaran adalah untuk mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah

yang handal, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah

berhenti belajar. Salah satu pembelajaran yang memiliki peluang besar untuk

melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah melalui

pembelajaran matematika.

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Al-

Kautsar Tanjungpinang terkait proses pembelajaran yang biasanya dilakukan di

kelas, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di kelas

biasanya diawali dengan guru menjelaskan materi pelajaran secara informatif dan

siswa jarang diajak untuk menemukan konsep sendiri, kemudian guru memberi

contoh soal terkait materi yang sedang dipelajari, setelah itu siswa diberikan soal

latihan. Pembelajaran seperti di atas tergolong pembelajaran konvensional seperti

yang diungkapkan oleh Mahmuzah (2015: 66) kegiatan pembelajaran

konvensional biasanya diawali dengan guru menjelaskan materi pelajaran secara

informatif, memberikan contoh soal, dan diakhiri dengan pemberian latihan soal-

Page 3: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

3

soal. Hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Al-Kautsar

Tanjungpinang juga diketahui siswa di kelas cenderung jarang ada yang mau

bertanya terkait materi yang dijelaskan guru, jika ada yang bertanya pun hanya

siswa itu-itu saja. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa di kelas cenderung hanya

begitu saja menerima apa yang dijelaskan guru dan keinginan siswa untuk lebih

mengkritisi apa yang dijelaskan guru masih kurang.

Kemudian hasil wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar

Tanjungpinang, mereka banyak yang mengatakan cenderung menghafal rumus,

hal ini mengindikasikan siswa hanya menerima begitu aja terkait rumus yang ada

tanpa berusaha mencari tahu lebih dalam kenapa rumusnya bisa seperti itu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Al-

Kautsar Tanjungpinang dan siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Tanjungpinang di

atas mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII di

sekolah tersebut masih cenderung lemah. Hal ini menunjukkan proses

pembelajaran matematika yang diterapkan di kelas masih belum mengoptimalkan

berkembangnya kemampuan berpikir kritis siswa.

Salah satu model pembelajaran yang diduga kuat dapat melatih dan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran

POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning). POGIL adalah model

pembelajaran yang mengandung tiga komponen pokok yaitu pembelajaran

kooperatif, penemuan terbimbing (guided inquiry), dan metakognisi (Warsono

dan Harianto, 2014: 97). Proses pembelajaran pada model ini dilakukan secara

berkelompok dan setiap anggota kelompok memiliki peran masing-masing dalam

Page 4: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

4

kerja sama tim untuk membangun pengetahuannya melalui eksplorasi, penemuan

konsep, dan aplikasi konsep. Dengan adanya diskusi kelompok diharapkan dapat

melatih siswa untuk tidak takut lagi bertanya dengan orang lain atau berinteraksi

dengan orang lain untuk mencari tahu kebenaran dari suatu pengetahuan atau

informasi yang masih membuatnya ragu baik di sekolah maupun dalam kehidupan

sehari-hari siswa. Dan diakhir pembelajaran pada model ini, siswa diminta untuk

memvalidasi hasil kerjanya dan merefleksikan apa yang telah dipelajari sehingga

siswa dapat dilatih untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari sehingga

menjadikan siswa menjadi orang yang tidak mudah berpuas diri, dan menjadi

orang yang tak pernah berhenti belajar.

Agar pada saat proses penemuan terbimbing (guided inquiry) lebih

memudahkan siswa pada saat proses pengontruksian konsep yang berkaitan

dengan materi yang sedang dipelajari dan menyelesaikan soal yang berkaitan

dengan materi yang sedang dipelajari, maka dibantu dengan menggunakan LKS.

Karena mengingat tujuan adanya LKS sendiri dalam proses pembelajaran

matematika yaitu untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau

prinsip (Astuti dkk., 2017: 147). Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan model POGIL berbantuan LKS pada

pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

kelas VIII SMP Al-Kautsar Tanjungpinang”.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Kautsar Tanjungpinang pada

semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah

Page 5: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

5

seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Tanjungpinang. Sedangkan sampel pada

penelitian ini adalah kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-B sebagai

kelas eksperimen yang ditentukan dengan teknik sampel jenuh.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain

nonrandomized pretest-posttest control group design. Desain penelitian ini

melibatkan dua kategori kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan model POGIL

berbantuan LKS (X), kemudian untuk kelas kontrol diberi pembelajaran dengan

pembelajaran konvensional. Masing-masing kelas sampel diberi pretest

kemampuan berpikir kritis siswa pada awal pembelajaran (O1). Pada akhir

pembelajaran, kedua kelas sampel diberi posttest kemampuan berpikir kritis siswa

(O2). Desain digambarkan sebagai berikut (Seniati, 2015: 126).

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan

observasi. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian dengan materi penelitian

relasi dan fungsi. Kemudian untuk observasi dilakukan dengan sistematis

menggunakan instrumen pengamatan.

Adapun instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

tes untuk pretest (soal tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan dengan tujuan

untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa sebelum perlakuan) dan posttest

(soal tes yang diberikan setelah diberikannya perlakuan dengan tujuan untuk

melihat kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberi perlakuan). Instrumen tes

(KE) O1 X O2

(KK) O1 O2

Page 6: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

6

didasarkan pada indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis dalam

(Octaria, 2018: 12-13) yaitu: (1) focus (fokus) yaitu kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi suatu masalah yang diberikan dan dapat membuat penyelesaian

dari masalah yang diberikan; (2) reason (alasan) yaitu kemampuan siswa dalam

memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikan; (3) inference (kesimpulan)

yaitu kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan berdasarkan permasalahan

yang diberikan; (4) situation (situasi) yaitu kemampuan siswa dalam memberikan

jawaban sesuai dengan konteks permasalahan; (5) clarity (kejelasan) yaitu adanya

kejelasan mengenai istilah yang digunakan; (6) overview yaitu kemampuan siswa

dalam memeriksa kebenaran terhadap suatu permasalahan yang diberikan. Untuk

mendapatkan butir tes kemampuan berpikir kritis yang baik, instrumen tes

dilakukan uji validitas isi, validitas muka, validitas butir soal, reliabilitas, daya

pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal.

Pada penelitian ini uji validitas isi dan muka dilakukan oleh para penimbang

yang dianggap ahli dan punya pengalaman mengajar dalam bidang pendidikan

matematika. Mereka adalah satu orang dosen pendidikan matematika Universitas

Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dan satu orang guru matematika SMP Al-

Kautsar Tanjungpinang. Instrumen tes yang sudah dinyatakan valid dari aspek

validasi isi dan muka kemudian diujicobakan pada 20 siswa kelas IX B SMP Al-

Kautsar Tanjungpinang. Berikut Hasil Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Page 7: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

7

Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Instrumen

Tes

No.

Soal

Validitas Reliabilitas Daya

Pembeda

Tingkat

Kesukaran

Keterangan

Pretest 1 Valid Tinggi

(Tetap/Baik)

Sangat

Baik

Sedang Digunakan

2 Valid Baik Sedang Digunakan

3 Valid Sangat

Baik

Sedang Digunakan

4 Valid Cukup Sedang Digunakan

Posttest 1 Valid Tinggi

(Tetap/Baik)

Sangat

Baik

Sedang Digunakan

2 Valid Sangat

Baik

Sedang Digunakan

3 Valid Baik Sedang Digunakan

4 Valid Cukup Sedang Digunakan

Sedangkan untuk observasi menggunakan dua jenis lembar observasi yaitu

lembar observasi untuk aktivitas guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.

Lembar observasi untuk aktivitas guru berfungsi untuk melihat keterlaksanaan

penerapkan model POGIL berbantuan LKS oleh guru. Lembar observasi aktivitas

siswa berfungsi untuk melihat keaktivan siswa dalam pembelajaran di kelas.

Sebelum digunakan, lembar observasi aktivitas guru dan siswa tersebut divalidasi

oleh validator. Berdasarkan hasil validasi lembar observasi diperoleh bahwa

lembar observasi berkategori baik dan dapat digunakan dalam pembelajaran di

kelas.

Data yang diperoleh dalam penelitian berupa data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi. Data kualitatif ini

akan dianalisis secara deskriptif. Kemudian untuk data kuantitatif pada penelitian

ini diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pengolahan data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan melalui tiga

tahap, dimana tahap pertama yaitu melakukan analisis deskripsi data dan

Page 8: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

8

menghitung gain ternormalisasi pretest dan posttest untuk setiap siswa (single

student gain). Gain ternormalisasi N-gain merupakan gain absolut dibagi dengan

gain maksimum yang mungkin (ideal), (Meltzer, 2002 dalam Izzati, 2012: 106).

N-gain =

Tahap kedua, sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu

melakukan uji normalitas data N-gain. Apabila data N-gain berdistribusi normal

pengujian hipotesis dapat menggunakan uji statistik parametrik dengan

menggunakan uji independent sample t-test. Namun, jika salah satu data N-gain

atau keduanya tidak berdistribusi normal, maka pengujian dapat menggunakan uji

statistik non-parametrik Mann withney.

Tahap ketiga yaitu melakukan uji hipotesis. Data yang dianalisis pada uji

hipotesis adalah data N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji hipotesis

menggunakan bantuan program SPSS versi 20 dengan taraf signifikansi (α) yaitu

0,05. Adapun kriteria pengujian hipotesis uji satu pihak yaitu jika sig. < α maka

H0 ditolak dan jika sig. ≥ α maka H0 diterima. Adapun hipotesis statistik dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: µ1 ≤ µ2 (rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model POGIL berbantuan LKS lebih rendah

atau sama dengan N-gain kemampuan berpikir kritis siswa yang

mendapat pembelajaran konvensional)

H1: µ1 > µ2 (rata-rata N-gain siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

POGIL berbantuan LKS lebih tinggi dari N-gain kemampuan

berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional)

Page 9: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

9

HASIL

Data kemampuan berpikir kritis siswa dikumpulkan melalui pretest dan

posttest, kemudian dihitung gain ternomalisasinya (N-gain). Data kemampuan

berpikir kritis siswa disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Statistik

Deskriptif

Model pembelajaran POGIL

Berbantuan LKS Pembelajaran Konvensional

Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain

N 16 15 15 13 13 13

Rata-rata 3,83 12,3 0,65 3,94 9,42 0,42

Keterangan: skor ideal (maksimum) tes kemampuan berpikir kritis siswa adalah 17

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata pretest kemampuan berpikir kritis

siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model POGIL berbantuan

LKS adalah sebesar 3,83. Nilai ini relatif sama dengan rata-rata pretest

kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran matematika

dengan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 3,94. Setelah pembelajaran,

terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang ditunjukan dengan

meningkatnya nilai posttest kemampuan berpikir kritis siswa. Nilai rata-rata

posttest kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran

matematika dengan model POGIL berbantuan LKS naik menjadi 12,3 (meningkat

sebesar 0,65) dan nilai rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis siswa yang

mendapat pembelajaran matematika dengan pembelajaran konvensional naik

menjadi 9,42 (meningkat sebesar 0,42). Menurut Hake (1998) dalam izzati (2012:

106) peningkatan sebesar 0,65 dan 0,42 termasuk kategori sedang.

Page 10: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

10

Sebelum melakukan uji statistik terhadap perbedaan peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa kedua kelompok pembelajaran (pengujian

hipotesis) terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data yang digunakan

yaitu data N-gain kemampuan berpikir kritis siswa dari kedua kelompok

pembelajaran. Apabila data N-gain berdistribusi normal maka untuk menguji

perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kedua pembelajaran

menggunakan uji-t sampel independen, dan apabila data N-gain tidak berditribusi

normal menggunakan uji Mann-Whitney.

Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan

berbantuan SPSS versi 20.

Hipotesis yang digunakan untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian hipotesis berdasarkan nilai (Sig.). H0 di tolak jika Sig. <

0,05, dan H0 diterima dalam hal lainnya. Tabel 3 menyajikan hasil uji normalitas

data N-gain kemampuan berpikir kritis siswa untuk kedua kelompok

pembelajaran.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data N-gain Kemampuan Berpikir Kritis

Kedua Kelompok Pembelajaran

Kelompok

Sampel Kelompok Data Shapiro-Wilk

df Sig. Keputusan

POGIL

N-gain kemampuan berpikir

kritis – model pembelajaran

POGIL berbantuan LKS

15 0,082 Ho diterima

Pembelajaran

Konvensional

N-gain kemampuan berpikir

kritis- pembelajaran

konvensional

13 0,786 Ho diterima

Page 11: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

11

Karena data N-gain kemampuan berpikir kritis kedua kelompok

pembelajaran berdistribusi normal, dan kedua kelompok yang dibandingkan

adalah independen, maka untuk menguji perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa menggunakan uji-t sampel independen (Independent Samples

t-Test). Uji-t sampel independen memberikan dua nilai signifikansi (Sig.) yaitu

Sig. dengan asumsi kedua kelompok yang dibandingkan mempunyai varians yang

homogen dan Sig. dengan asumsi bahwa varians kedua kelompok data yang

dibandingkan tidak homogen (Izzati, 2012: 118). Untuk keperluan itu, peneliti

terlebih dahulu melakukan uji homogenitas terhadap data N-gain kemampuan

berpikir kritis kedua kelompok pembelajaran.

Pengujian homogenitas pada penelitan ini menggunakan uji Levene dengan

bantuan SPSS versi 20, dengan taraf signifikansi yaitu α = 0,05. Rumus hipotesis

statistik untuk menguji homogenitas varians kedua kelompok data adalah sebagai

berikut:

H0: Varians kedua kelompok data N-gain yang dibandingakan adalah homogen.

H1: Varians kedua kelompok data N-gain yang dibandingkan adalah tidak

homogen.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Jika p-value (Sig.) < α, dengan α = 0,05 maka H0 ditolak, jika p-value (Sig.) ≥ α,

dengan α = 0,05 H0 diterima. Hasil uji homogenitas varians data kemampuan

berpikir kritis dari kedua kelompok pembelajaran disajikan pada Tabel 4.

Page 12: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

12

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Varians Data N-gain Kemampuan Berpikir

Kritis Kedua Kelompok Pembelajaran

N F df 1 df 2 Sig. Keputusan

28 8,938 1 26 0,006 H0 ditolak

Dari Tabel 4 diketahui bahwa data N-gain kedua kelompok pembelajaran

memiliki nilai Sig. < 0,05, sehingga H0 ditolak. Jadi, data N-gain kemampuan

berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran dengan model POGIL

berbantuan LKS dan yang mendapat pembelajaran dengan pembelajaran

konvensional mempuanyai varians tidak homogen.

Karena itu, untuk menguji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa pada kedua kelompok pembelajaran (pengujian hipotesis)

menggunakan Uji-t sampel independen dengan memilih nilai (Sig.) berdasarkan

varians kedua kelompok pembelajaran yang dibandingkan adalah tidak homogen.

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t sampel independen pada penelitian

ini dilakukan dengan berbantuan SPSS versi 20, dengan taraf signifikansi yaitu α

= 0,05.

Adapun hipotesis statistik yang di uji menggunakan uji-t sampel independen

adalah sebagai berikut:

Ho: µ1 ≤ µ2 (rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat

pembelajaran dengan model POGIL berbantuan LKS lebih rendah

atau sama dengan N-gain kemampuan berpikir kritis siswa yang

mendapat pembelajaran konvensional)

Page 13: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

13

H1: µ1 > µ2 (rata-rata N-gain siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

POGIL berbantuan LKS lebih tinggi dari N-gain kemampuan

berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional)

Kriteria pengujian yang digunakan untuk uji statistik tersebut adalah: jika p-

value (Sig.) untuk uji-t sampel independen lebih kecil dari α = 0,05, maka H0

ditolak, jika p-value (Sig.) ≥ H0 diterima.

Hasil uji statistik terhadap perbedaan peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa kedua kelompok pembelajaran disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji-t Sampel Independen terhadap Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Kedua Kelompok Pembelajaran

N Asumsi Uji Levene t db Sig.

(1-tailed)

Keputusan

F Sig.

28 Varians sama -5,173 26 0,000

Varians tidak

sama

8,938 0,006 -5,431 20,149 0,000 Tolak H0

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji-t sampel independen pada

Tabel 5 dengan taraf signifikansinya 5% atau α = 0,05 diperoleh bahwa nilai

signifikansi (Sig.) dengan asumsi varians tidak sama adalah sebesar 0,000. Karena

nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 maka nilai signifikansinya kurang

dari 0,05. Jadi, keputusannya harus menolak Ho. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis siswa yang

mendapat pembelajaran dengan model POGIL berbantuan LKS lebih tinggi secara

signifikan dari rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat

pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

Page 14: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

14

POGIL berbantuan LKS lebih tinggi dari pada siswa yang mendapat pembelajaran

dengan pembelajaran konvensional.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model POGIL berbantuan

LKS dan pembelajaran konvensional. Besarnya peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa yang belajar dengan model POGIL berbantuan LKS adalah sebesar

0,65. Sementara peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar

dengan pembelajaran konvensional sebesar 0,42. Dari hasil uji-t sampel

independen diketahui bahwa perbedaan peningkatan tersebut signifikan, dimana

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model POGIL

berbantuan LKS lebih tinggi secara signifikan dari peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

Kemudian, berdasarkan hasil lembar observasi untuk pertemuan pertama

pada lembar observasi kegiatan guru dari 33 aspek kegiatan, observer memberikan

tanda ceklis (√) ya pada 33 aspek tersebut. Hal ini menunjukan bahwa ke 33 aspek

kegiatan guru sudah terlaksana. Sedangkan pada lembar observasi kegiatan siswa

dari 27 aspek kegiatan siswa observer memberikan tanda ceklis (√) ya sebanyak

26 aspek. Hal ini berarti ada 1 aspek yang observer berikan tanda ceklis (√) tidak.

Aspek yang diberi tanda ceklis tidak yaitu siswa bertanya jika ada yang masih

kurang dipahami pada tahap eksplorasi dan penemuan konsep.

Untuk pertemuan kedua pada lembar observasi aktivitas guru dari 39 aspek

kegiatan, observer memberikan tanda ceklis (√) ya pada 39 aspek tersebut. Hal ini

Page 15: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

15

menunjukan bahwa ke 39 aspek kegiatan guru sudah terlaksana. Sedangkan pada

lembar observasi kegiatan siswa dari 33 aspek kegiatan siswa observer

memberikan tanda ceklis (√) ya sebanyak 32 aspek. Hal ini berarti ada 1 aspek

yang observer berikan tanda ceklis (√) tidak. Aspek yang diberi tanda ceklis tidak

yaitu siswa yang masih kurang paham terkait perannya dalam kelompok bertanya

dengan guru lewat angkat tangan terlebih dahulu.

Untuk pertemuan ketiga pada lembar observasi aktivitas guru dari 32 aspek

kegiatan, observer memberikan tanda ceklis (√) ya pada 32 aspek tersebut. Hal ini

menunjukan bahwa ke 32 aspek kegiatan guru sudah terlaksana. Sedangkan pada

lembar observasi kegiatan siswa dari 26 aspek kegiatan siswa observer

memberikan tanda ceklis (√) ya sebanyak 25 aspek. Hal ini berarti ada 1 aspek

yang observer berikan tanda ceklis (√) tidak. Aspek yang diberi tanda ceklis tidak

yaitu siswa yang masih kurang paham terkait perannya dalam kelompok bertanya

dengan guru lewat angkat tangan terlebih dahulu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat pembelajaran

matematika melalui model POGIL berbantuan LKS lebih tinggi dibandingkan

dengan siswa yang mendapat pembelajaran matematika melalui pembelajaran

konvensonal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model POGIL berbantuan

LKS lebih unggul dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Page 16: Penerapan Model POGIL Berbantuan LKS pada Pembelajaran ...repository.umrah.ac.id/2665/1/NILA RIQOTUL FUADAH-14038420205… · Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir

16

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, P., Purwoko, P., & Indaryanti, I. 2017. Pengembangan LKS untuk melatih

kemampuan berpikir kritis dalam mata pelajaran matematika di kelas VII

SMP. Jurnal Gantang, 2(2), 145–155.

Buhaerah. 2016. Model pembelajaran matematika yang mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, Prosiding seminar pendidikan matematika

program studi S2-S3 Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas

Negeri Malang, Malang, 28 Mei 2016.

Daryanto, dan Rahardjo, M. 2012. Model pembelajaran inovatif. Yogyakarta.

Gava Media.

Izzati, N. 2012. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan

belajar siswa SMP melalui pendekatan pendidikan matematika realistik.

Disertasi. UPI. Tidak diterbitkan.

Mahmuzah, R. 2015. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

SMP melaui problem posing. Jurnal Peluang, 4(1), 66.

Octaria, E. A. 2018. Pengaruh model process oriented guided inquiry learning

(POGIL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis (B.S. thesis).

Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Setiawan, Y.E., Sunardi, dan Kusno. 2016. Pengembangan paket geometri untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis, Prosiding seminar pendidikan

matematika program studi S2-S3 Pendidikan Matematika Pascasarjana

Universitas Negeri Malang, Malang, 28 Mei 2016.

Syahbana, A. 2012. Peningkatan kemampuan bepikir kritis matematis siswa SMP

melalui pendekatan contextual teaching and learning. Edumatika | Jurnal

Pendidikan Matematika, https://online-

journal.unja.ac.id/index.php/edumatica/article/view/604,16 Maret 2018.

Warsono, & Hariyanto. 2014. Pembelajaran aktif teori dan asesment. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya Offset.

Seniati, I., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. 2015. Psikologi eksperimen. Jakarta: PT

Indeks.

Pratiwi, A. D. 2016. Pengaruh model process oriented guided inquiry learning

(POGIL) terhadap kemampuan pemecahaan masalah matematik

siswa,Skripsi,epository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31967/3/A

NITA DWI PRATIWI-FIITK.pdf, 2 Maret 2018.