penerapan model peta konsep pada pembelajaran menulis …

20
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1 Halaman | 349 PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PALOPO Nirwana & Abd. Rahim Ruspa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: [email protected]/ [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model peta konsep pada pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas VIII dengan jumlah 173 orang siswa dan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII C dengan jumlah 15 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditetapkan secara Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posstest). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo sebelum diterapkan model Peta Konsep berada pada kategori rendah dengan rentang nilai yang diperoleh yaitu (35-54), siswa yang mendapat nilai tersebut sebanyak 11 orang siswa dengan persentase 73,3%, dengan nilai rata-rata 50,06 dengan standar deviasi 9,97 dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo setelah diterapkan model Peta Konsep berada pada kategori tinggi dengan rentang nilai yang diperoleh yaitu (75-84), dan siswa yang mendapat nilai tersebut sebanyak 7 orang siswa dengaan persentase 46,7% dengan nilai rata-rata80,53 dengan standar deviasi 5,85. Siswa yang mencapai KKM 75 ke atas setelah penerapan model Peta Konsep yaitu 13 orang siswa dengan persentase 86,7%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setelah menerapkan model pembelajaran Peta Konsep dalam menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 argumentasi terjadi peningkatan. Kata Kunci: Model Peta Konsep, Karangan argumentasi. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembelajaran bahasa memiliki peranan yang sangat penting. Di samping menjadi alat komunikasi, bahasa juga memiliki media untuk mentransfer dan untuk memahami ilmu pengetahuan. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa menekankan pada pemerolehan empat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa bukan lagi hanya untuk

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 349

PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PALOPO

Nirwana & Abd. Rahim Ruspa

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: [email protected]/ [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model peta konsep pada pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas VIII dengan jumlah 173 orang siswa dan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII C dengan jumlah 15 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditetapkan secara Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posstest). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo sebelum diterapkan model Peta Konsep berada pada kategori rendah dengan rentang nilai yang diperoleh yaitu (35-54), siswa yang mendapat nilai tersebut sebanyak 11 orang siswa dengan persentase 73,3%, dengan nilai rata-rata 50,06 dengan standar deviasi 9,97 dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo setelah diterapkan model Peta Konsep berada pada kategori tinggi dengan rentang nilai yang diperoleh yaitu (75-84), dan siswa yang mendapat nilai tersebut sebanyak 7 orang siswa dengaan persentase 46,7% dengan nilai rata-rata80,53 dengan standar deviasi 5,85. Siswa yang mencapai KKM 75 ke atas setelah penerapan model Peta Konsep yaitu 13 orang siswa dengan persentase 86,7%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa setelah menerapkan model pembelajaran Peta Konsep dalam menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 argumentasi terjadi peningkatan. Kata Kunci: Model Peta Konsep, Karangan argumentasi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran bahasa memiliki peranan yang sangat penting. Di

samping menjadi alat komunikasi, bahasa juga memiliki media untuk

mentransfer dan untuk memahami ilmu pengetahuan. Pembelajaran bahasa

Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa dalam berkomunikasi lisan

maupun tulisan. Pembelajaran bahasa menekankan pada pemerolehan empat

keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa bukan lagi hanya untuk

Page 2: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 350

diketahui, melainkan untuk dikuasai siswa empat keterampilan berbahasa

tersebut ialah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis.

Menulis merupakan salah satu keterampilan menulis yang dibutuhkan

untuk meningkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan

menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan

perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam

berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya kemampun

menulis, yaitu tradisi membaca yang masih rendah, demikian pula

permasalahan lain yang menyebabkan kemampuan menulis dikalangan siswa

masih rendah karena ketidak mampuan siswa dalam menata gagasannya

masala tersebut berkaitan dengan proses pembelajaran menulis disekolah.

Faktor yang menyebabkan munculnya masalah ini antara lain, siswa kurang

bersemangat dalam menggunakan nalarnya, kurang berlatih dalam menulis

terutama dalam hal menulis karangan argumentasi. Hal tersebut meyebabkan

rata-rata nilai siswa pada mata beajaran bahasa Indonesia khususnya untuk

materi menulis masih tergolong rendah.

Langkah antisipatif yang harus dilakukan untuk meningkat hasil

belajar adalah dengan melakukan berbagai variasi dalam pembelajaran. Salah

satu variasi yang dimaksud adalah menggunakan model peta konsep dalam

pembelajaran. Peta konsep adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan

secara harfiah akan memetakan fikiran-fikiran. Di model ini peserta didik akan

diberikan simulus dan bimbingan untuk menciptakan dan membangun ide-ide

mereka yang akan ceritakan atau mereka tuangkan dalam sebuah tulisan

berupa karangan argumentasi. Adapun kelebihn model peta konsep yaitu (1)

siswa dapat merumuskan secara bebas (2) siswa dapat bekerja sama dengan

temannya, kekurangan model peta konsep yaitu (1) hanya siswa yang aktif

terlibat (2) siswa tidak sepenuhnya belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, jelas perlu adanya upaya menembangkan

keterampilan menulis karangan argumentasi, salah satuya menggunakan

Page 3: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 351

model pembelajaran yang tepat. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti

tertarik melakukan penelitian berjudul penerapan model peta konsep dalam

pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Palopo.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimanakah penerapan model peta konsep dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo?

TINJAUAN PUSTKA

Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat

dibutuhkan pada masa sekarang. Keterampilan menulis tidak mudah dimiliki

dan memerlukan waktu yang lama untuk memperolehnya. Menulis, seseorang

dapat mengespresikan ide-ide atau gagasannya melalui bahasa tulis. Menulis

dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Menurut Tarigan (2013:3-4) menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan

yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah

terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.

Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Aktivitas menulis

merupakan kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada

suatu media dengan menggunakan aksara.

Menulis menurut Dalman (2018:4) adalah proses penyampaian

pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang

bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai,

menyusun, melukiskan suatau lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan

huruf yang membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata atau

Page 4: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 352

kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf

membentuk wacana/karangan yang utuh dan bermakna.

Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau

perasaan melalui suatu lambang atau tulisan. Tentu saja segala lambang atau

tulisan yang dipakai haruslah merupakan hasil kesepakatan para pemakai

bahasa yang satu sama yang lainnya saling memahami. Apalagi seseorang

diminta untuk menulis, maka berarti ia akan mengungkapkan perasaannya

kedalam bentuk tulisan. Jadi, menulis itu berarti melakukan dengan tulisan.

Selanjutnya, menulis atau mengarang ialah sesuatu sistem yang konvensional

yang dapat dilihat dan dibaca akal.

Menurut Tarigan (2013) mengemukakan bahwa menulis ialah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan

grafis itu. Penulis harus memiliki pengetahuan dan pengalaman sehingga

mampu menuangkan ide, gagasan pendapatnya dengan mudah dan lancar.

Setiap tulisan mempunyai komposisi dan takaran sendiri-sendiri dengan apa

yang telah menjadi kelebihan dan kekurangannya. Tulisan yang dihasilkan

haruslah berupa tulisan yang dapat dinikmati pembacanya, sehingga pembaca

mengerti apa yang sedang ia baca dengan begitu penulis berhasil

menyampaikan maksud dari apa yang telah ia tulis adanya hal itu

menyebabkan sebuah tulisan harus memenuhi ciri-ciri tulisan yang baik.

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian

pesan. Menulis juga merupakan sebuah proses menuangkan gagasan dalam

bentuk tulis dalam tujuan memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

kecakapan seseorang dalam kegiatan menuangkan ide, gagasan, pikiran dan

pengalaman serta perasaan dalam bentuk tulisan yang diorganisasikan secara

sistematik, sehingga dapat dipahami orang lain.

a. Tujuan Menulis

Page 5: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 353

Pada dasarnya tujuan menulis adalah menyampaikan pesan, ide yang

ada di benak penulis. Seorang penulis harus dapat memilih topik yang tepat

dan disesuaikan dengan kondisi pembacanya. Menulis tidak hanya

mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang sesuai, tetapi juga

harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut, apa maksud

tulisan tersebut dan tujuannya. Menurut Dalman (2018: 13-14) ada enam jenis

tujuan menulis, yaitu sebagai berikut.

a) Tujuan Penugasan

b) Tujuan Estetis

c) Tujuan Penerangan

d) Tujuan pernyataan diri

e) Tujuan kreatif

f) Tujuan Konsumtif

b. Tahap Menulis

a) Tahap Prapenulisan (Persiapan)

b) Tahap Penulisan

c) Tahap Pascapenulisan

Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat

membuat si pembacanya merasa percaya dengan pendapat/argument si

pembacanya. Oleh karena itu, karangan ini bersifat meyakinkan si pembaca

agar apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk mempengaruhi si

pembaca Finoza (dalam Dalman, 2018:137) karangan argumentasi adalah

karangan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar menerima atau

mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat utama untuk

menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil dalam

bernalar dan menyusun ide yang logis. Karangan argumentasi adalah

karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga

pembaca meyakini kebenaran itu, menurut Kosasih (dalam Dalman

2018:137).

Page 6: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 354

Karangan argumentasi disebut juga karangan alasan. Untuk membuat

karangan ini, penulis terlebih dahulu harus mengamati berbagai persoalan

yang terjadi setelah pengamatan timbullah sebuah opini atau pernyataan atas

pengamatannya tersebut. Opini ini yang dimunculkan tersebut harus

berlandaskan pada alasan-alasan yang logis, dan rasional bahkan lengkapnya

dengan pembuktian.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan

argumentasi adalah karangan yang bertujuan meyakinkan atau membuktikan

kepada pembaca, agar menerima sesuatu kebenaran sehingga pembaca

meyakini kebenaran itu.

Langkah-langkah dalam menulis karangan argumentasi yang dapat

ditempuh dalam menulis karangan argumentasi adalah sebagai berikut.

1) Menentukan topik/tema.

2) Menetapkan tujuan.

3) Mengumpulkan data dari berbagai sumber.

4) Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih.

5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.

Model Peta Konsep

Peta konsep atau biasa juga disebut peta konsep sangat cocok untuk

mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah informasi kompetensi,

sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan

membuat berbagai alternative jawaban, presentasi hasil diskusi kelompok,

siswa membuat kesimpulan dari setiap kelompok, evaluasi dan refleksi, serta

penutup. Peta konsep merupakan sistem akses dan pengambilan data yang

sunguh hebat bagi perpustakaan raksasa yang ada diotak yang menakjubkan.

Konsep dapat membantu dalam belajar, mengajar, dan meyimpan sebanyak

mungkin informasi yang diinginkan, serta menggolongkan informasi tersebut

secara wajar sehingga memungkinkan pendapat akses seketika (daya ingat

yang sempurna) atas segela hal yang diinginkan. Singkatnya, peta konsep

adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan

pikiran-pikiran.

Page 7: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 355

a. Langkah-langkah Peta Konsep

Buzan (dalam Djumingin, 2011:169) merumuskan kaidah peta konsep

berikut:

1) Mulailah dengan gambar di bagian tengah. Sebuah gambar seringkali

bernilai seribu kata dan mendorong pemikiran kreatif sekaligus secara

signifikan meningkatkan ingatan;

2) Gambarlah seluruh peta pikir anda seperti (1) untuk merangsang proses

yang berkaitan dengan otak.

3) Kata-kata harus ditulis. Untuk tujuan membaca kembali, sebuah peta yang

tercetak memberikan umpan balik yang lebih fotografis, lebih cepat, dan

lebih dipahami. Sedikit waktu ekstra yang digunakan untuk mencatat akan

memperpendek waktu pada saat membaca kembali.

4) Kata-kata yang ditulis harus berada di atas garis, dan setiap garisnya

harus dihubungkan dengan garis-garis lainnya. Hal ini dimkasudkan

untuk menjamin bahwa peta pikiran memiliki struktur dasar.

5) Kata-kata harus berada dalam unit-unit, yakni satu kata per garis, ini

menjadikan setiap katanya memiliki kaitan yang lebih bebas dan

membuat penulisan catatan lebih bebas dan fleksibel.

6) Gunakan warna di seluruh peta pikiran karena warna-warna

mempertinggi ingatan, menyejukkan mata, dan merangsang proses otak

sebelah kanan.

7) Dalam usaha kreatif seperti ini, pikiran harus dibiarkan sebebas-

bebasnya. Perlu diingat, setiap pemikiran tentang keamanan segala

sesuatunya hanya akan memperhambat proses-proses tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen, yakni penelitian ini untuk mencari data-data kuantitatif melalui

hasil uji coba eksperimen. Peneliti mendesain penelitiannya dengan

menggunakan design the one group pretest-postest. Ciri dari desain ini adalah

adanya pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan,

Page 8: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 356

sehingga hasil perlakuan dapat lebih akurat karena dapat membandingkan

dengan kedaan sebelum diberi perlakuan.

Tabel 1. desain the one group pretest-posttest Pretest Perlakuan Postest

O1 X O2

Sumber: Sugiyono, (2011:76)

Keterangan :

O1: Hasil belajar siswa sebelum penerapan model peta konsep pada

pembelajaran menulis karangan argumentasi.

X : Perlakuan dengan penerapan model peta konsep

O2: Hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dengan penerapan model

peta konsep pada pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang ditetapkan sebagai tempat peneliti pelaksanaan penelitian

ini adalah di SMP Negeri 7 Palopo yang letak di Jalan Andi Pangeran No 6,

Luminda, Wara Utara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian akan

dilaksanakan selama satu bulan pada semester genap tahun pelajaran 2018-

2019.

Variabel Penelitian

Penelitian ini melihat pengaruh suatu treament (perlakuan), maka ada

variabel yang memengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang memengaruhi

disebut variabel bebas (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel terikat

(Y). Variabel bebas pada penelitian adalah model peta konsep, sedangkan

variabel terikatnya adalah penerapan menulis karangan argumentasi kelas

VIII SMP Negeri 7 Palopo.

Defenisi Operasional Variabel

Menghindari pengertian yang berbeda dan menyatukan persepsi, maka

defenisi dalam beberapa variabel yang dibahas dalam proposal ini adalah

sebagai berikut:

1. Peta konsep adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah

akan memetakan pikiran-pikiran.

Page 9: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 357

2. Menulis karangan argumentasi adalah menulis karangan yang bertujuan

meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca, agar menerima sesuatu

kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 7 Palopo yang berjumlah 6 kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D,

VIII E, dan VIII F. Untuk lebih jelasnya, lihat table di bawah.

Tabel 2 Keadaan Populasi No Kelas Jumlah 1 2 3 4 5 6

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F

28 29 15 15 29 31

Jumlah 173

Sumber: Tata usaha SMP Negeri 7 Palopo, (2019)

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan, yaitu teknik

purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII.C SMP

Negeri 7 Palopo dengan jumlah 15 orang siswa. Pertimbangan peneliti

mengambil sampel kelas VIII.C karena pada saat dilakukan observasi, banyak

siswa yang masih kurang dalam menulis karangan argumentasi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah data tes hasil belajar. Adapun langkah-langkah (prosedur)

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Memberikan tes awal (pretest) tentang menulis karangan argumentasi

untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi pelajaran sebelum

penerapan Model peta konsep

b. Memberikan tes akhir (posttest) tentang menulis karangan argumentasi

untuk mengukur penguasaan bahan ajar bahasa Indonesia setelah

penerapan model peta konsep

Page 10: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 358

Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis

statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial. Penelitian ini dianalisis

dengan menggunakan program SPSS.

1. Analisis Statistika Deskriptif

a. Hasil belajar siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis

karangan argumentasi adalah sebagai berikut.

Tingkat Penguasaan Materi dan Kategori No. Kategori Interval Nilai Persentase (%) 1 2 3 4 5

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah

Sangat rendah

85-100 65-84 55-64 35-54 0-34

Sumber: Arikunto (2015)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 2

Nilai ≥ 75 Nilai ˂ 75

Tuntas Tidak tuntas

………………. ……………….

Sumber: Tata usaha SMP Negeri 7 Palopo (2018/2019)

b. Aktivitas siswa

Kriteria aktivitas siswa Aktivitas Siswa Kategori 3,5 ≤ x ≤ 4 Sangat Aktif 2,5 ≤ x < 3,5 Aktif 1,5 ≤ x < 2,5 Tidak Aktif x < 1,5 Sangat Tidak Aktif

Sumber: Sekunder (Syamsuddin, 2018)

Keterangan:

X = Rata-rata Aktifitas Siswa

c. Respons siswa

Kriteria respons siswa Kriteria Kategori 3,5 ≤ x ≤ 4 Positif 2,5 ≤ x < 3.5 Cenderung Positif 1,5 ≤ x < 2,5 Cenderung Negatif x < 1,5 Negatif

Sumber: Annisa (dalam Maulana, 2018)

Page 11: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 359

Keterangan:

X = Rata-rata respons siswa

2. Analisis Statistika Inferensial

a. Uji Normalitas

b. Uji Hipotesis

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

a. Skor hasil pembelajaran pretest (tes awal) menulis karanga argumentasi`

Pembelajaran menulis karangan argumentasi pada tahap ini dilakukan

tanpa menggunakan teknik apapun. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan argumentasi.

Data pretest dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut.

Distribusi frekuensi menulis karangan argumentasi sebelum diterapkan model peta konsep

Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 90-100 Sangat tinggi 0 0 76-85 Tinggi 0 0 70-75 Sedang 1 6,7 60-65 Rendah 1 6,7 0-55 Sangat rendah 13 86,7 Total 15 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2019)

Nilai pretest menunjukkan bahwa siswa dalam menulis karangan

argumentasi sebelum menerapkan model peta konsep dari 15 sampel dapat

dilihat bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat

tinggi dan tinggi. Sedangkan 1 orang siswa mendapat nilai kategori sedang

dengan presentase 6,7%, 1 orang siswa mendapat nilai dengan kategori

rendah dengan presentase 6,7%, 13 orang siswa mendapat nilai dengan sangat

rendah dengan presentase 86,7%. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP

Negeri 7 Palopo sebelum penerapan model pembelajaran peta konsep berada

pada kategori sangat rendah.

Page 12: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 360

Gambar 1. Diagram klasifikasi hasil belajar pretest

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

menulis karangan argumentasi berada pada kategorikan sangat rendah yaitu

86,7%.

Tabel 12. Hasil pencapaian KKM pretest dalam menulis karangan argumentasi siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo. No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 2

Nilai ≥ 75 Nilai ˂ 75

1 14

6,7 93,3

Sumber: data primer setelah diolah (2019)

Gambar 2. KKM Pretest

Berdasarkan data pada tabel 12 dapat diketahui bahwa hasil

pencapaian KKM posttest kelas eksperimen dalam menulis karangan

argumentasi, yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 1 orang siswa dengan

persentase 6,7% sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 kebawah sebanyak

14 orang siswa dengan persentase 93,3%. Dengan demikian, dapat dikatakan

sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

0% 0%6,07% 6,07%

86,07%

tidak tuntas <75

tuntas >75

6,7%

93,3%

Page 13: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 361

bahwa tingkat kemampuan siswa pada pembelajaran menulis karangan

argumentasi pretest belum memadai karena, apabila dikonfirmasikan dengan

nilai KKM sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu siswa

dinyatakan belum meningkat karena jumlah nilai siswa hanya mencapai 6,7%

yang memperoleh nilai 75 keatas.

b. Skor hasil pembelajaran posttest (tes akhir) menulis karangan argumentasi

Analisis data posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo dalam menulis karangan

argumentasi setelah penerapan model peta konsep. Berikut data posttest

siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo

Distribusi frekuensi menulis karangan argumentasi setelah diterapkan model pembelajaran peta konsep

Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 90-100 Sangat tinggi 4 26,7 76-85 Tinggi 8 53,3 70-75 Sedang 1 6,7 56-65 Rendah 2 13,3 0-55 Sangat rendah 0 0 Total 15 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2019)

Data posttest menunjukkan bahwa dari 15 sampel, nilai sangat tinggi

diperoleh 4 orang siswa dengan 26,7%, nilai tertinggi diperoleh 8 orang siswa

dengan 53,3%, nilai sedang diperoleh 1 orang siswa dengan persentase 6,7%,

siswa yang mendapat nilai rendah 2 orang siswa dengan persentase 13,3%

dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menulis karangan

argumentasi siswa VIII SMP Negeri 7 Palopo setelah penerapan model

pembelajaran peta konsep berada pada kategori tinggi.

Page 14: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 362

Gambar 3. Diagram klasifikasi hasil belajar posttest.

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

menulis karangan argumentasi berada pada kategorikan tinggi yaitu 53,3%.

Tabel 17. Hasil pencapaian KKM prettest dalam menulis karangan argumentasi No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 2

Nilai ≥ 75 Nilai ˂ 75

13 2

86,7 13,3

Sumber: data primer setelah diolah (2019)

Gambar 4. KKM Posttest

Berdasarkan data pada tabel 17 dapat diketahui bahwa hasil

pencapaian KKM posttest dalam menulis karangan argumentasi, yang

mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 13 orang siswa dengan persentase 86,7%

sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 kebawah sebanyak 2 orang siswa

dengan persentase 13,3%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat

sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

26,07%

53,03%

6,07%

13%

0%

tidak tuntas <75 tuntas >75

86,7%

13,3%

Page 15: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 363

kemampuan siswa pada pembelajaran menulis karangan argumentasi posttest

sudah memadai karena, apabila dikonfirmasikan dengan nilai KKM sekolah

pada mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu siswa dinyatakan sudah

meningkat karena jumlah nilai siswa hanya mencapai 86,7% yang

memperoleh nilai 75 ke atas.

b. Hasil analisis keaktifan siswa dalam belajar menulis karangan argumentasi dengan kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo

Aktivitas siswa merupakan keterlibatan siswa selaa proses

pembelajaran berlangsung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Data

dari lembar observasi, dianalisis berdasrkan kriteria keaktifan siswa selama

proses pembelajaran dengan menggunakan model peta konsep pada

pembelajaran menulis karangan argumentasi, yaitu pada pertemuan pertama

sampai pertemuan kedua dan diamati oleh seorang observer. Observasi

dilaksanakan dengan mengamati setiap aktivitas siswa berdasarkan petunjuk

pada lembar aktivitas dengan model peta konsep pada setiap pertemuan.

Adapun data aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

Aktivitas Siswa

Aspek yang dinilai

Pertemuan Jumlah

Rata-rata 1 2

1 4 4 8 4 2 4 4 8 4 3 4 4 8 4 4 3 3 6 3 5 3 3 6 3 6 3 3 6 3 7 3 4 7 3.5 8 3 3 6 3 9 4 4 8 4

10 4 4 8 4 11 4 3 7 3.5 12 3 3 6 3 13 3 4 7 3.5 14 4 4 8 4 15 3 3 6 4

Jumlah 52 53 105 53,5

Rata-rata aktifitas siswa 3,6 sangat aktif

Sumber: data primer (2019)

Page 16: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 364

Berdasrkan tabel tersebut, rata-rata aktivitas siswa dengan

menggunakan model peta konsep maka hasilnya perolehan skor untuk rata-

rata keseluruhan aktivitas siswa dari pertemuan pertama hingga kedua

sebesar 3,6 berada pada kategori sangat aktif.

c. Hasil Analisis Data Respons Siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo

Data hasil respons siswa terhadap pembelajaran menulis karangan

argumentasi setelah menggunakan model peta konsep diperoleh dari angket

yang dibagikan kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Rata-rata

respon siswa ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Deskripsi nilai rata-rata respons siswa dengan menggunakan model peta konsep

No Pertanyaan Jumlah Rata-rata Setiap Pernyataan 1 47 3.1 2 50 3.3 3 50 3.3 4 50 3.2 5 48 3.4 6 51 3.5 7 53 3.4 8 51 3.4 9 51 3.3

Jumlah 451 30,1 Rata-rata keseluruhan 2,5

Sumber: data primer (2019)

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa perolehan skor rata-

rata untuk respon siswa dengan menggunakan model peta konsep dalah 2,5.

2. Hasil Analisis Statistika Inferensial

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk

mengetahui data tentang hasil pretest dan posttest berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Adapun keputusan yang diambil dari output

SPSS yaitu nilai signifikan dari tabel test of normality di kolom Shapiro wilk

dengan pedoman pengambilan keputusan. Hasil uji normalitas disajikan

dalam tabel berikut ini.

Page 17: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 365

Tabel 21. Test of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

GAIN ,250 15 ,012 ,893 15 ,073

Sumber: data printer setelah diolah (2019)

Berdasarkan tabel 21 di atas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas

untuk gain adalah 0,073 (p ≥ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data pada

gain berdistribusi normal (simetris).

b. Uji Hipotesis (Uji-T)

Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui

apakah pembelajaran dengan menggunakan model peta konsep mengalami

peningkatan setelah diterapkan di kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo.

Dasar pengambilan keputusan uji-t hipotesis yaitu

H0= ditolak dan H1 diterima jika nilai thitung ˂ ttabel (1-α)

H1= diterima dan H0 ditolak jika nilai thitung ≥ ttabel (1-α)

Berdasarkan analisis statistika inferensial, maka tampak bahwa nilai t

(one sample t-test) untuk kemampuan menulis karangan argumentasi adalah

0,093 > 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model peta konsep mengalami peningkatan pada

pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Palopo. Berikut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 22. One-Sample Test

Test Value = 75

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

POSTTEST 1,801 14 ,093 5,53333 -1,0553 12,1220

Sumber: Data primer diperoleh setelah diolah (2019)

Page 18: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 366

Pembahasan

Berdasarkan analisis statistika deskriptif menjukkan bahwa hasil

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo pada pembelajaran menulis

karangan argumentasi sebelum diterapkan model peta konsep dikategorikan

sangat rendah dengan frekuensi 13 dan persentase 86,7%. Hasil analisis

statistika deskriptif yang menunjukkan siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo

pada pembelajaran menulis karangan argumentasi setelah diterapkan model

peta konsep dikategorikan tinggi dengan frekuensi 8 dan persentase 53,3%.

Siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan klasikal (KKM) 75 ke

bawah pada pretest adalah 14 orang siswa dengan persentase 93,3% dan

siswa yang mencapai 75 keatas adalah 1 orang siswa dengan persentase 6,7%,

sedangkan pada posttest siswa yang mencapai 75 keatas adalah 13 orang siswa

dengan persentase 86,7% dan 75 ke bawah adalah 2 orang siswa dengan

persentase 20%. Berdasarkan nilai pretest dan posttest dapat dilihat bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo. Hal ini

disebabkan karena meningkatnya minat belajar siswa yang di dukung oleh

bakat dan kemampuan yang dimiliki serta bimbingan belajar baik secara

individu maupun bimbingan kelompok, sehingga dapat menguasai

sepenuhnya materi atau mencapai ketuntasan belajar.

Hasil analisis data di pusat studi dan interpretasi data Universitas

Cokroaminoto Palopo. Dengan program SPSS Ver 20. Yang telah diuraikan

dapat dilihat secara lengkap pada lampiran penelitian. Setelah diadakan

perhitungan nilai berdasarkan tabel data di pusat studi analisis dan

interpretasi data Universitas Cokroaminoto Palopo.

Page 19: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 367

SIMPULAN

Pembelajaran menulis karangan argumentasi sebelum diterapkan

model peta konsep dikategorikan sangat rendah dengan frekuensi 13 dan

persentase 86,7% dan pembelajaran menulis karangan argumentasi setelah

diterapkan model peta konsep dikategorikan tinggi dengan frekuensi 8 dan

persentase 53,3%. Siswa yang mencapai KKM 75 keatas (tuntas) pada posttest

adalah 13 orang siswa dan siswa yang mencapai 75 ke bawah adalah 2 orang

siswa. Jadi, model pembelajaran peta konsep efektif diterapkan dalam menulis

karangan argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Palopo. Setelah diadakan

perhitungan nilai berdasarkan tabel data pustaka studi analisis dan

interpretasi data Universitas Cokroaminoto Palopo dengan program SPSS Ver

20 menyimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan

rata-rata nilai sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran peta

konsep.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalman, 2018. Keterampilan Menulis. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Darmawan, Deni. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Desi, Yusinta. 2016. Penggunaan Model Peta konsep dalam menulis karangan Pragraf Deskripsi pada Siswa Kelas X SMK Kristen Palopo. Skripsi. Universitas Cokroaminoto Palopo. Tidak diterbitkan.

Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa Indonesia. Makassar : Universitas Negri Makassar.

Hermawati, Retno 2009. Penerapan Peta konsep peta konsep untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah. Skripsi. Universitas Cokroaminoto Palopo. Tidak diterbitkan.

Iskandarwassid, dkk. 2015. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Page 20: PENERAPAN MODEL PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN MENULIS …

Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa dan Sastra ISSN 2443-3667 PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Volume 5 Nomor 1

Halaman | 368

Maulana, M. A. 2018. Keefektifan Model Think Pair pada Pembelajaran Menulis

Berita. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Cokroaminoto Palopo.

Marlena, Novi. 2015.Penerapan pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Respon Mahasiswa pada Materi Peta Konsep Diri Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Skripsi.Universitas Cokroaminoto Palopo. Tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Komputer. Yogyakarta: BPFE.

Syamsuddin, G. S. A. 2018. Keefktifan Model Snowball Trhowing pada Menyimak

Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Palopo. Skripsi tidak diterbitkan.

Universitas Cokroaminoto Palopo.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tiro, Muhammad Arif. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher.

Zainurrahman. 2013. Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.