penerapan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5e dalam meningkatkan hasil belajar...

6
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Lembang Tahun Ajaran 2009/2010) Ari Wibowo Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI [email protected] Dr. H. Munir, MIT. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI [email protected] Drs. Waslaluddin, M.T. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI [email protected] ABSTRAK Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, salah satu strateginya adalah dengan memilih model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran Learning Cycle 5E[1]dipilih dalam penelitian ini karena merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) sehingga menjadikan peserta didik sebagai subjek bukan semata- mata sebagai objek yang hanya menerima informasi dari pengajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) antara yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang dengan menggunakan metode kuasi eksperimen.Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII H sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII C sebagai kelompok kontrol. Dari hasil penelitian diketahui bahwa: (1) terdapat perbedaan rerata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan model pembelajaran konvensional. (2) Terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajarsiswa. Kategori dan Deskripsi Subjek Bidang kajian pada paper ini adalah model pembelajaran Kata kunci Model PembelajaranLearning Cycle 5E, Matapelajaran TIK. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, salah satu strateginya adalah dengan memilih model pembelajaran yang sesuai. Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, kreatif, menarik, dan menyenangkan. Akan tetapiberdasarkan pengalaman yang diperoleh di lapangan, pembelajaran yang disajikan oleh guru di kelas masih menggunakan metode yang monoton misalnya metode ceramah.Dengan menggunakan metode yang monoton seperti itu, mengakibatkan paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi peradigma membelajarkan siswa. Padahal dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 dijelaskan sebagai berikut[2]: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari pernyataan di atas, sangat jelas bahwa peserta didik harus diarahkan agar dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif. Dengan demikian berarti bahwa seharusnya yang lebih aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa bukan guru. Akan tetapi,pada kenyataannya di lapangan masih banyak yang terjadi sebaliknya. Dengan demikian, perlu adanya suatu perubahan strategi pembelajaran dari yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang lebih berpusat pada kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna [3]. Dengan pembelajaran ini diharapkan semua potensi siswa dapat berkembang sesuai dengan latar belakang usia dan latar belakang lainnya dari masing-masing individu siswa. Karena dalam pembelajaran berpusat pada siswa peran guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan yang lebih aktif adalah siswa. Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 5Eyang dikembangkan oleh Rodger W. Bybee [1]. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1) Apakah terdapat perbedaan rerata hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model learning cycle 5E dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model konvensional? 2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan rerata hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model learning cycle 5E dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model konvensional? 1.3 Batasan Masalah Dalam upaya memperjelas dan mempermudah penelitian maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1) Hasil belajar yang diteliti adalah ranah kognitif yang meliputi jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3). 2) Model pembelajaran yang digunakan pada kelompok eksperimen adalah learning cycle 5E (Engage, Explore, Explain, Extend, dan Evaluate).

Upload: witri33

Post on 05-Aug-2015

208 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE)

5E DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 1 Lembang Tahun Ajaran 2009/2010)

Ari Wibowo

Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA UPI

[email protected]

Dr. H. Munir, MIT.

Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA UPI

[email protected]

Drs. Waslaluddin, M.T.

Pendidikan Ilmu Komputer

FPMIPA UPI

[email protected]

ABSTRAK Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan

kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Agar

proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan, salah satu strateginya adalah dengan memilih model

pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran Learning Cycle

5E[1]dipilih dalam penelitian ini karena merupakan model

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered)

sehingga menjadikan peserta didik sebagai subjek bukan semata-

mata sebagai objek yang hanya menerima informasi dari pengajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan

peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) antara yang menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 5E dengan yang menggunakan

model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di SMP

Negeri 1 Lembang dengan menggunakan metode kuasi

eksperimen.Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII H sebagai

kelompok eksperimen dan kelas VII C sebagai kelompok kontrol.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa: (1) terdapat perbedaan rerata

hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

Learning Cycle 5E dengan model pembelajaran konvensional. (2)

Terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa yang menggunakan

model pembelajaran Learning Cycle 5E dibandingkan dengan

siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran Learning Cycle

5E dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajarsiswa.

Kategori dan Deskripsi Subjek

Bidang kajian pada paper ini adalah model pembelajaran

Kata kunci

Model PembelajaranLearning Cycle 5E, Matapelajaran TIK.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan

kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Agar

proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan, salah satu strateginya adalah dengan memilih model

pembelajaran yang sesuai.

Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang

tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya

tujuan pendidikan. Selain itu, guru harus dapat menciptakan

suasana pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, kreatif,

menarik, dan menyenangkan. Akan tetapiberdasarkan pengalaman

yang diperoleh di lapangan, pembelajaran yang disajikan oleh guru

di kelas masih menggunakan metode yang monoton misalnya

metode ceramah.Dengan menggunakan metode yang monoton

seperti itu, mengakibatkan paradigma mengajar masih tetap

dipertahankan dan belum berubah menjadi peradigma

membelajarkan siswa. Padahal dalam undang-undang No. 20

Tahun 2003 Bab I Pasal 1 dijelaskan sebagai berikut[2]:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara”.

Dari pernyataan di atas, sangat jelas bahwa peserta didik harus

diarahkan agar dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif.

Dengan demikian berarti bahwa seharusnya yang lebih aktif dalam

proses pembelajaran adalah siswa bukan guru. Akan tetapi,pada

kenyataannya di lapangan masih banyak yang terjadi sebaliknya.

Dengan demikian, perlu adanya suatu perubahan strategi

pembelajaran dari yang berpusat pada guru (teacher centered)

menjadi berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran

berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang lebih berpusat pada

kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik, sehingga

pembelajaran akan menjadi sangat bermakna [3]. Dengan

pembelajaran ini diharapkan semua potensi siswa dapat

berkembang sesuai dengan latar belakang usia dan latar belakang

lainnya dari masing-masing individu siswa. Karena dalam

pembelajaran berpusat pada siswa peran guru hanya sebagai

fasilitator dan pembimbing sedangkan yang lebih aktif adalah

siswa.

Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan diatas adalah

dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 5Eyang

dikembangkan oleh Rodger W. Bybee [1].

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1) Apakah terdapat perbedaan rerata hasil belajar antara siswa

yang pembelajarannya menggunakan model learning cycle

5E dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model

konvensional?

2) Apakah terdapat perbedaan peningkatan rerata hasil belajar

antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model

learning cycle 5E dengan siswa yang pembelajarannya

menggunakan model konvensional?

1.3 Batasan Masalah

Dalam upaya memperjelas dan mempermudah penelitian maka

penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

1) Hasil belajar yang diteliti adalah ranah kognitif yang meliputi

jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3).

2) Model pembelajaran yang digunakan pada kelompok

eksperimen adalah learning cycle 5E (Engage, Explore,

Explain, Extend, dan Evaluate).

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

2

3) Media pembelajaran yang digunakan bukan pokok dari

penelitian ini, tetapi hanya sebagai alat bantu dalam proses

belajar mengajar.

2. LANDASAN TEORITIS 2.1 Hasil Belajar

Menurut Sudjana [4] hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

oleh Bloom [5] diklasifikasikan ke dalam tiga domain (ranah) yaitu

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bloom membagi masing-

masing ranah ke dalam berbagai tingkatan-tingkatan kategori

sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

(otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses

berpikir, keenam jenjang tersebut adalah:

a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (C1)

b. Pemahaman (C2),

c. Penerapan/aplikasi (C3)

d. Analisis (C4)

e. Sintesis (C5)

f. Evaluasi (C6)

2) Ranah Afektif

Adalah ranah yang berkaitan dengan sikap, minat, perhatian,

emosi, penghargaan, proses internalisasi, dan pembentuk

karakteristik diri.

3) Psikomotorik

Adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu.

2.2 Teori Belajar Konstruktivisme

Pendekatan teori konstruktivisme pada dasarnya menekankan

pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat

keterlibatan aktif proses belajar mengajar [6]. Sehingga proses

belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher

centered.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang dilandasi

konstruktivisme [7] yaitu model siklus belajar (learning cycle),

model pembelajaran generatif (generative learning model), model

pembelajaran interaktif (interactive learning model), model CLIS

(Children Learning in Science), dan model strategi pembelajaran

kooperatif atau CLS (Cooperative Learning Strategies). Masing-

masing model tersebut memiliki kekhasan tersendiri, tetapi

semuanya mengembangkan kemampuan struktur kognitif untuk

membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional.

2.3 Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)

Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase)

yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat

menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam

pembelajaran dengan jalan berperanan aktif [8].

Siklus belajar 5E yang dikembangkan oleh Rodger W Bybee

[1]memiliki fase-fase sebagai berikut:

1) Fase engage (mengajak)

Fase pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari

yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan hal-

hal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari

konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini

dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan,

memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari,

membaca, demonstrasi, atau aktivitas lain yang digunakan

untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan

rasa keingintahuan siswa. Fase ini juga diigunakan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan dan pikiran siswa mengenai

konsep yang akan dipelajari.

2) Fase explore (menyelidiki)

Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan

dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan

konsep yang akan dipelajari. Fase ini dapat dilakukan dengan

mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari

bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan

sebelumnya. Pada fase ini juga siswa diberi kesempatan

untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa

pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi,

melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui

kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.

3) Explain (menjelaskan)

Fase yang didalammnya berisi ajakan atau dorongan terhadap

siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-defini

awal yang mereka dapatkan ketika fase ekplorasi dengan

menggunakan kata-kata mereka sendiri, selanjutnya guru

menjelaskan konsep dan definisi yang lebih formal untuk

menghindari perbedaan konsep yang dipahami oleh siswa.

4) Extend (memperluas)

Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk

menggunakan definisi-definisi, konsep-konsep, dan

keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam

situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum lanjutan dan

problem solving. Fase ini dapat meliputi penyelidikan,

pemecahan masalah, dan membuat keputusan.

5) Evaluate (menilai)

Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan

pengajaran. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi

penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terus-

menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa

terhadap pengetahuan dan kemampuannya.

Kelima tahapan siklus belajar 5E dapat digambarkan seperti

dibawah ini.

Menurut Cohen dan Clough penerapan model learning cycle

memberi keuntungan sebagai berikut [8]:

1. Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar (siswa)

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran

2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pebelajar

3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna

Adapun kekurangan penerapan model learning cycle yang harus

selalu diantisipasi adalah sebagai berikut [8]:

1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam

merancang dan melaksanakan proses pembelajaran

3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan

terorganisasi

4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam

menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen. Sedangkan bentuk desain quasi eksperimen yang

digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain

tersebut hampir sama dengan Pretest-Posttest Control Grup

Design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random [9].

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1

Lembang tahun ajaran 2009/2010, yang terdiri dari delapan kelas.

Gambar. Learning Cycle 5E

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

3

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII H sebagai

kelompok eksperimen dan kelas VII C sebagai kelompok kontrol

yang diambil secara purposive sampling dari keseluruhan kelas

VII. Masing-masing kelas berjumlah 30 siswa.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah [10]. Adapun

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

berbentuk pilihan ganda, yang dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah

mempelajari sesuatu. Dalam penelitian ini terdapat dua kali

tes yaitu pretes dan postes.

2) Lembar observasi

Lembar obseservasi yang digunakan terdiri dari:

a. Lembar Aktivitas Guru

Digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses

pembelajaran TIK berlangsung, apakah sudah sesuai dengan

model pembelajaran learning cycle 5E atau belum.

b. Lembar Aktivitas Siswa

Digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses

pembelajaran TIK dengan model pembelajaran learning

cycle 5E berlangsung.

3) Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10

pernyataan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa

setelah mengikuti pembelajaran TIK dengan model

pembelajaran learning cycle 5E.

3.4 Prosedur Penelitian 1) TahapPersiapan

Tahapini menyangkut kegiatan-kegiatan yang dilakukan

sebelum dimulai penelitian, yaitu:

melakukanstudipendahuluandanpustaka,

mengidentifikasimasalah,

mengurussuratperizinanuntukpenelitian,

melakukanobservasikesekolah yang

akandijadikansebagaitempatpenelitian,

membuatrencanapembelajaran, membuatinstrumenpenelitian,

danmelakukanujicobainstrumentersebut.

2) TahapPelaksanaan

Tahapinimerupakanpelaksanaanpembelajaran TIK

menggunakan model pembelajaranlearning cycle

5E.untuklebihdetailnyadibahaspadabab 4.

3) TahapPengolahan Data HasilPenelitian

Tahap ini menyangkut kegiatan-kegiatan setelah dilakukan

penelitian terhadap data yang diperoleh. Tahap pengolahan

data dilakukan dengan tujuan untuk menjawab seluruh

rumusan masalah serta memperoleh kesimpulan akhir yang

didapat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

3.5 Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Analisis data hasil penelitian dilakukan terhadap instrumen tes,

lembar observasi, dan angket. Data yang diperoleh pada penelitian

ini merupakan data yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari tes penguasaan konsep baik pretes

maupun postes, sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar

observasi dan angket.

3.5.1 Analisis Hasil Tes Kognitif Siswa

Analisis data hasil tes kognitif siswa dalam penelitian ini meliputi:

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

sampel data hasil penelitian berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini

menggunakan Uji Chi Kuadrat.

2) Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

sampel hasil penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen mempunyai varians yang sama atau tidak.

Pengujian ini dilakukan apabila sampel data berdistribusi

normal, apabila tidak berdistribusi normal maka langsung

dilakukan uji statistik non parametrik. Uji homogenitas ini

menggunakan uji F.

3) UjiStatistik Parametrik

Uji ini dilakukan apabila sampel data hasil penelitian yang

diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varians populasi

yang homogen. Uji ini menggunakan uji t-test independent

sample.

4) Uji Statistik Non Parametrik

Uji statistik non parametrik dilakukan apabila sampel berasal

dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka untuk

menguji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji Mann-

Whitney. Sedangkan apabila sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal dan variansi populasinya tidak

homogen maka dilakukan uji t’.

5) Analisis Data Gain

Untuk mengetahui apakah hasil belajar kelompok

eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol, maka

dilakukan analisis data indeks gain dari masing-masing

kelompok tersebut. Dengan mengetahui rata-rata nilai G

(normalized gain) dari masing-masing kelompok, maka akan

dapat diketahui keefektivan hasil belajar dari masing-masing

kelompok tersebut.

Untuk nilai G

dapatdihitungdenganmenggunakanrumusberikut[11]:

(

Keterangan:

G = Nilai normalized gain

Postscore % = Persentasenilai posttest

Prescore % = Persentasenilai pretest

5.5.2 AnalisisHasilObservasi

Hasildarilembarobservasimerupakan data

pendukungdalampenelitianiniuntukmemperkuat data

pengumpulpokok.Aspek-aspek yang

tidakteramatidaripenelitiandilihatdarihasilobservasi.Observasi

terhadapaktivitas guru

dalampembelajarandanobservasiterhadapaktivitassiswaselama

pembelajaranberlangsungdiamatioleh observer

kemudiandideskripsikan

5.5.3 AnalisisHasilAngket

Hasilanalisis data angketdalampenelitianinimerupakan data

penunjang yang

digunakanuntukmengetahuitanggapansiswaterhadap model

pembelajaranlearning cycle 5E yang

telahditerapkankepadamerekadalammatapelajaran TIK kelas

VII

submateriidentifikasiperangkatkeraskomputer.Angketdiberika

npadasiswakelompokeksperimendiakhirpembelajaran, angket

yang diberikanterdiridari 10 (sepuluh) pernyataan yang

harusdijawabolehsiswa.

4. LEARNING CYCLE 5E DALAM MATA

PELAJARAN TIK Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E pada

matapelajaran TIK dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali

pertemuan. Untuk pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

1) Fase Engage

Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

4

Menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran

Siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok

berjumlah 4 orang

Memberi arahan dan motivasi kepada siswa untuk belajar

dan bekerjasama secara optimal didalam kelompok

masing-masing dalam mempelajari matapelajaran TIK sub

pokok materi perangkat keras komputer.

Melakukan apersepsi dan mengaitkannya dengan materi

yang akan dipelajari

Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap

topik yang akan dipelajari dengan menampilkan media

pembelajaran berupa flash tentang perangkat keras

komputer.

2) Fase Eksplore

Siswa mempelajari materi tentang perangkat keras

komputer yang tersedia didalam media pembelajaran atau

buku pelajaran TIK.

Guru memberikan lembar kerja pada setiap kelompok.

Masing-masing kelompok melakukan pengamatan

langsung terhadap perangkat keras yang terdapat didalam

chasis/cassing. Hal ini bertujuan untuk menyusun

pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

3) Fase Explain

Siswa melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya

untuk menjawab lembar kerja dan membuat kesimpulan

dari pengamatan yang telah mereka lakukan.

Siswa menjelaskan hasil pengamatan yang telah dilakukan

dengan kata-kata mereka sendiri

Guru menjelaskan materi pelajaran secara formal untuk

menghindari perbedaan pemahaman masing-masing siswa

terhadap materi yang sedang dipelajari.

4) Fase Extend

Siswa melakukan praktik identifikasi perangkat keras yang

terdapat didalam chasis/cassing dan menjelaskan fungsi

dari masing-masing perangkat keras tersebut.

5) Fase Evaluate

Pada fase ini guru mengobservasi dan memperhatikan

siswa terhadap pengetahuan dankemampuannya.

Untuk mengetahui seberapa jauh materi yang diserap oleh

siswa setelah mengikuti pembelajaran, guru melakukan

tanya jawab secara lisan

Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi

pelajaran yang telah dipelajari

Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam

Dalam pelaksanaan model pembelajaran learning cycle 5E pada

pertemuan ke-1 terdapat fase yang tidak terlaksana yaitu fase

engage yaitu pada bagian memotivasi dan melakukan apersepsi

terhadap siswa dalam mempelajari materi pelajaran TIK pada

pokok pembahasan perangkat keras komputer, hal tersebut

dikarenakan alokasi waktu yang tersedia tidak cukup karena

terpakai untuk pretes. Selain itu aktivitas siswa pada pertemuan

pertama masih belum aktif, hal tersebut terlihat tidak adanya siswa

yang mengajukan pertanyaan dan masih sedikitnya siswa yang

berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada

pertemuan selanjutnya semua fase dapat terlaksana, dikarenakan

peneliti mengatur alokasi waktu yang tersedia dengan baik.

5. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data

kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari uji statistik

terhadapap hasil pretes, postes, dan gain pada kelompok

eksperimen dan kontrol. Selain itu, data pendukung dalam

penelitian ini diperoleh dari lembar observasi dan angket.

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

1) Data Hasil Pretes

Data pretes ini diperoleh dari tes tertulis berupa pilihan

ganda sebanyak 20 soal.Berdasarkan hasil penelitian dan

perhitungan data, maka didapat statistik deskriptif data

pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai

berikut:

Tabel. Statistik Deskriptif Data Pretes

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai rata-rata pretes

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak

memiliki selisih yang sangat mencolok, yaitu 10,93 untuk

kelompok eksperimen dan 10,87 untuk kelompok kontrol.

Hal itu mencerminkan bahwa keadaan awal antara kedua

kelompok tersebut cenderung sama. Dilihat dari simpangan

bakunya, kelompok eksperimen memiliki simpangan baku

lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu

2,258 untuk kelompok eksperimen dan 2,013 untuk

kelompok kontrol. Hal itu mencerminkan bahwa sebelum

pelaksanaan pembelajaran, kemampuan belajar TIK

kelompok eksperimen lebih menyebar (bervariasi) daripada

kemampuan siswa yang belajar TIK pada kelompok

kontrol.

2) Data Hasil Postes

Data postes ini diperoleh dari tes tertulis berupa pilihan

ganda sebanyak 20 soal.Berdasarkan hasil penelitian dan

perhitungan data, maka didapat statistik deskriptif data

postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sebagai berikut:

Tabel. Statistik deskriptif Data Postes

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai postes

kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai

kelompok kontrol, yaitu 14,87 pada kelompok eksperimen

dan 13,37 pada kelompok kontrol. Dilihat dari simpangan

bakunya, kelompok eksperimen memiliki simpangan baku

lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu

2,501 untuk kelompok eksperimen dan 2,428 untuk

kelompok kontrol. Hal itu mencerminkan bahwa setelah

pelaksanaan pembelajaran, kemampuan belajar TIK

kelompok eksperimen lebih menyebar (bervariasi) daripada

kemampuan siswa yang belajar TIK pada kelompok

kontrol.

3) Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data, maka

didapat statistik deskriptif data indeks gain kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut:

Tabel. Statistik deskriptif Data Indeks Gain

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata indeks gain

kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata indeks

gain kelompok kontrol, yaitu 0,473 pada kelompok

eksperimen dan 0,299 pada kelompok kontrol. Dilihat dari

simpangan bakunya, kelompok eksperimen memiliki

simpangan baku lebih besar dibandingkan dengan

kelompok kontrol, yaitu 0,19 untuk kelompok eksperimen

dan 0,17 untuk kelompok kontrol. Rata-rata indeks gain

kedua kelompok tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:

0

0.2

0.4

0.6

Gain

Eksp…Kont…

kelompok

0,473

0,299

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

5

Gambar. Rata-rata Indeks Gain Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol

5.2 Analisis Data Hasil Penelitian

Deskripsi data hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya

merupakan gambaran secara umum dari suatu data sampel tanpa

ada kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Selanjutnya, agar

data dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang

lebih bermakna, maka perlu dilakukan pengujian data sampel

secara statistik.

1) Analisis Data Hasil Pretes

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Uji

Chi Kuadrat karena sampel berukuran besar (30), dan

menggunakan taraf signifikansi 5%.

Hasil uji normalitas data skor pretes pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai

berikut:

Tabel. Hasil Uji Normalitas Data Pretes

Kelompok X2 hitung X2

hitung Keterangan

Eksperimen 3,011 11,07 χ 2

hitung ≤ χ 2tabel =>

Normal

Kontrol 22,493 11,07 χ 2

hitung ≥ χ 2tabel => Tidak

Normal

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji homogenitas terhadap nilai varians

pretes dan varians postes eksperimen diperoleh Fhitung <

Ftabel (1,23 < 1,85), Maka dapat dikatakan bahwa nilai

pretes kelompok eksperimen dan kontrol yang digunakan

pada penelitian ini adalah homogen.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Hasil uji statistik non parametrik Mann-Whitney.data

skor pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Datapretes

pada tabel diatasterlihat bahwa nilai signifikansi (sig. 2-

tailed) dengan uji Mann-Whitneyadalah 1,00. Lebih besar

dari 0,05, yang berarti H0 diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan skor pretesantara

kelompok kontrol dan eksperimen.

2) Analisis Data Hasil Postes

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data skor postes pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai

berikut:

Tabel. Hasil Uji Normalitas Data Postes

Kelompok X2 hitung X2

hitung Keterangan

Eksperimen 5,542 11,07 χ 2

hitung ≤ χ 2tabel =>

Normal

Kontrol 11,055 11,07 χ 2

hitung ≤ χ 2tabel =>

Normal

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji homogenitas terhadap nilai varians

postes diperoleh Fhitung < Ftabel (1,46 < 1,85), Maka dapat

dikatakan bahwa nilai postes kelompok eksperimen dan

kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah

homogen.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Hasil uji statistik parametrik data skor postes dengan

menggunakan uji tdapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Postes

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa nilai

signifikansinya (2-tailed) adalah 0,022, karena lebih kecil

dari 0,025 berarti terdapat perbedaan antara rata-rata

kemampuan akhir siswa dalam pelajaran TIK pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3) Analisis Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data skor postes pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel. Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain

Kelompok X2 hitung X2

hitung Keterangan

Eksperimen 7,573 11,07 χ 2

hitung ≤ χ 2tabel =>

Normal

Kontrol 29,997 11,07 χ 2

hitung ≥ χ 2tabel =>

Tidak Normal

b. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Hasil uji statistik non parametrik data gain dengan

menggunakan uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Indeks Gain

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai

signifikansinya (2-tailed) adalah 0,001, karena lebih kecil

dari 0.025berarti terdapat perbedaan antara rata-rata

peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran TIK pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

5.3Data Hasil observasi

1) Observasi Aktifitas Guru

Berdarkan hasil observasi aktivitas guru selamapembelajaran

di kelas secara umum sudah sesuai dengan tahapan kegiatan

pembelajaran dengan model learning cycle 5E.Pada

pertemuan pertama terdapat tahapan yang tidak terlaksana,

dikarenakan guru baru pertama kali menggunakan model

learning cycle 5E, selain itu karena penguasaan kelas yang

dilakukan guru masih belum maksimal dan belum bisa

mengatur alokasi waktu dengan baik. Dengan melakukan

perbaikan pada pertemuan berikutnya, maka kegiatan

pembelajaran berjalan dengan baik.

2) Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada pertemuan pertama masih kurang aktif,

hal tersebut dapat dilihat adanya aspek-aspek yang tidak

terlaksana mungkin dikarenakan belum terbiasa dengan

model pembelajaran learning cycle 5E. Namun pada

pertemuan selanjutnya siswa mulai terbiasa dan aktif dalam

mengikuti pembelajaran dengan model learning cycle 5E.

5.4 Data Angket

Hasil dari pengolahan angket respon siswa terhadap penerapan

model pembelajaran learning cycle pada mata pelajaran TIK

adalah sebagai berikut:

Pernyataan ke-1 “Bagaimana pendapat anda dengan model

pembelajaran yang telah kita lakukan?”. Dari pernyataan tersebut

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

6

diperoleh data bahwa sebanyak 5 orang (16,67%) menyatakan

sangat setuju, 23 orang (76,67%) menyatakan setuju, dan 2 orang

(6,67%) menyatakan ragu-ragu.

Pernyataan ke-2 “Apakah proses belajar TIK dengan model

pembelajaran learning cycle5E, telah membingungkan anda saat

belajar”. Dari pernyataan tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 1

orang (3,33%) menyatakan sangat setuju, 6orang (20%)

menyatakan setuju, 15 orang (50%) menyatakan ragu-ragu, 6 orang

(20%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (6,67%) menyatakan

sangat tidak setuju.

Pernyataan ke-3 “Selama belajar TIK dengan menggunakan

pembelajaran model learning cycle 5E, apakah motivasi belajar

anda jadi lebih meningkat”. Dari pernyataan tersebut diperoleh

data bahwa sebanyak 8 orang (26,67%) menyatakan sangat setuju,

20 orang (66,67%) menyatakan setuju, dan 2 orang (6,67%)

menyatakan ragu-ragu.

Pernyataan ke-4 “Dengan menggunakan pembelajaran model

learning cycle 5E dalam pelajaran TIK, telah membuat anda

menjadi lebih aktif dalam belajar”. Dari pernyataan tersebut

diperoleh data bahwa sebanyak 6 orang (20%) menyatakan sangat

setuju, 18 orang (60%) menyatakan setuju, dan 6 orang (20%)

menyatakan ragu-ragu.

Pernyataan ke-5 “Dengan menggunakan pembelajaran model

learning cycle 5E dalam pelajaran TIK, membuat anda menjadi

lebih berani dalam mengajukan ataupun menjawab pertanyaan”.

Dari pernyataan tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 11 orang

(36,67%) menyatakan setuju, dan 19 orang (63%) menyatakan

ragu-ragu.

Pernyataan ke-6 “Dengan menggunakan pembelajaran model

learning cycle 5E dalam pelajaran TIK, membuat proses belajar

mengajar menjadi lebih menyenangkan”. Dari pernyataan tersebut

diperoleh data bahwa sebanyak 4 orang (13,33%) menyatakan

sangat setuju, 22 orang (73,33%) menyatakan setuju, dan 4 orang

(13,33%) menyatakan ragu-ragu.

Pernyataan ke-7 “Dengan praktikum seperti pada pembelajaran

model learning cycle 5E, membuat anda lebih terampil”. Dari

pernyataan tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 4 orang

(13,33%) menyatakan sangat setuju, 20 orang (66,67%)

menyatakan setuju, 5 orang (16,67%) menyatakan ragu-ragu, dan 1

orang (3.33%) menyatakan tidak setuju.

Pernyataan ke-8 “Bagaimana pendapat anda dengan adanya kerja

kelompok pada saat mengerjakan LKS?”. Dari pernyataan tersebut

diperoleh data bahwa sebanyak 13 orang (43.33%) menyatakan

sangat setuju, 12 orang (40%) menyatakan setuju, 4 orang

(13,33%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang (3.33%) menyatakan

tidak setuju.

Pernyataan ke-9 “Apakah dengan pembelajaran model learning

cycle 5E lebih memudahkan anda dalam memahami materi

pelajaran perangkat keras komputer”. Dari pernyataan tersebut

diperoleh data bahwa sebanyak 1 orang (3,33%) menyatakan

sangat setuju, 22 orang (73.33%) menyatakan setuju, 6 orang

(20%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang (3.33%) menyatakan

tidak setuju.

Pernyataan ke 10 “Bagaimana pendapat anda, apabila model

pembelajaran learning cycle5E digunakan pada materi pelajaran

TIK selanjutnya”. Dari pernyataan tersebut diperoleh data bahwa

sebanyak 5 orang (16,67%) menyatakan sangat setuju, 18 orang

(60%) menyatakan setuju, dan 7 orang (23,33%) menyatakan ragu-

ragu.

Berdasarkan persentase keseluruhan jawaban siswa kelompok

eksperimen terhadap angket yang berjumlah 10 pernyataan, dapat

disimpulkan bahwa siswa menunjukkan respon positif terhadap

pembelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran

learning cycle5E.

6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat

disimpulkan:

1) Terdapat perbedaan rerata hasil belajar antara siswa yang

mengikuti pembelajaran TIK dengan menggunakan model

learning cycle 5E dengan siswa yang pembelajarannya

menggunakan model konvensional. Hal ini dilihat dari hasil

rata-rata postes yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu

14,87 dan kelompok kontrol yaitu 13,37. Selain itu diperkuat

dengan uji parametrik terhadap data postes menggunakan uji

tIndependent Sample t testdiperoleh nilai signifikansi (2-

tailed) sebesar 0,022 berada pada daerah penolakkan, karena

lebih kecil dari 0,025.

2) Terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelompok

eksperimen yang mengikuti pembelajaran TIK dengan model

pembelajaran learning cycle 5E dibandingkan dengan siswa

kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran

konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata peningkatan

prestasi belajar (gain) kelompok eksperimen yaitu 0,473

dan kelompok kontrol yaitu 0,299. Selain itu diperkuat

dengan uji non parametrik terhadap gain menggunakan uji

Mann-Whitney diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001

berada pada daerah penolakkan, karena lebih kecil dari

0,025.

7. REFERENSI [1] Haerawati, Nen Ulfah. 2009. Penerapan Model Siklus

Belajar 5E Untuk Meningkatkan Proses Berpikir Kritis Siswa

Pada Pembelajaran Fisika. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika

UPI Bandung: Tidak diterbitkan

[2] Tim Redaksi Fokusmedia. 2006. Himpunan Peraturan

Perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. Bandung :

Fokusmedia.

[3] Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

[4] Wahyono, Rembun. 2000. Pembelajaran Konsep Reproduksi

Tumbuhan Biji Dengan Pendekatan Keterampilan Proses

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis: Tidak

diterbitkan. PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

[5] Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

[6] Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

[7] Nuryani, R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. IKIP

Malang.

[8] Fauziatul Fajaroh dan I Wayan Dasna. 2007. Pembelajaran

Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Jurusan

Kimia FMIPA UM. Tersedia di:

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-

dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/ (05 November

2009, 9:04:34)

[9] Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

[10] Arikunto, Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

[11] Hake, R. R. 1998. Analyzing Change Gain Skores [online].

Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-

Gain.pdf.