penerapan model pembelajaran make a match …digilib.unila.ac.id/31727/20/skripsi tanpa bab...

50
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS V SDN MARGAKAYA KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Skripsi Oleh RIZAL OVANDRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: trinhtruc

Post on 07-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

TEMATIK SISWA KELAS V SDN MARGAKAYAKECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

Skripsi

Oleh

RIZAL OVANDRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

TEMATIK SISWA KELAS V SDN MARGAKAYAKECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

Oleh

Rizal Ovandra

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar Tematiksiswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten LampungSelatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar Tematik menggunakan model pembelajaran Make A Match dikelas V.Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua siklus. Setiap siklus melalui tahapperencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulandata menggunakan observasi dan tes. Hasil penelitian siklus I rata-rata keaktifansecara klasikal mencapai 76,04. Persentase keaktifan siswa mencapai 83% siswaaktif. Siklus II rata-rata keaktifan secara klasikal mencapai 82,12. Persentasekeaktifan siswa mencapai 92% siswa aktif. Hasil belajar siswa siklus I rata-rataketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 75,42 dengan persentaseketuntasan siswa mencapai 75% siswa yang tuntas belajar. Hasil belajar siswasiklus II rata-rata ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 82,08 denganpersentase ketuntasan siswa mencapai 92% siswa yang tuntas belajar.

Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, Make A Match

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

TEMATIK SISWA KELAS V SDN MARGAKAYA

KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN

LAMPUNG SELATAN

Oleh

RIZAL OVANDRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh
Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh
Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh
Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

v

RIWAYAT HIDUP

Rizal Ovandra dilahirkan di Campang Tiga pada tanggal, 23

Juni 1994. Penulis anak dari pasangan bapak M. Nasir dan

Ibu Lihom Pendidikan penulis dimulai dari SDN No. 01

Cempaka, lulus pada tahun 1996 Kemudian penulis

melanjutkan ke SMPN 06 Kota Bumi, lulus pada tahun 1999.

Setelah itu penulis melanjutkan ke SMK Taman Karya Madya Teknik Taman

Siswa Tanjung Karang Pusat, lulus tahun 2002.

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan pada Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) SKGJ (Sarjana Kependidikan Guru dalam Jabatan)

Universitas Lampung.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

vi

MOTTO

Sodaqoh yang paling utama ialah seorang muslim belajar

suatu ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudara

muslim lainnya.

(HR imam Ibnu Majah)

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

vii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang

kukasihi dan kucintai.

1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membersarkanku dengan penuh kasih

peneliting dan perhatian.

2. Istriku Sumiyati yang telah menguatkanku dikala aku lemah, menghiburku

dikala aku hilang tawa, serta memberikan cinta dan kasih penelitingnya

kepadaku hingga detik ini masih menjalani hidup bersamaku baik senang

maupun susah.

3. Anak-anakku Rhosa Rathia Anistha, Reza Cikha Anisa, Raisa Adila yang telah

memberikan keceriaan disela-sela kelelahanku dan memberikan motivasi

dalam setiap langkah hidupku.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

viii

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi

Penelitian Tindakan Kelas di SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten

Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dalam penelitian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua

pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. Dekan FKIP Unila.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila yang

telah membantu sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD.

3. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd. Ketua Prodi PGSD FKIP Unila yang

telah membantu memberikan sumbang saran dan ide-ide untuk memajukan

program studi PGSD FKIP Unila.

4. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

memberi saran dan arahan yang terbaik buat peneliti.

5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan

saran dan arahan yang sangat bermanfaat dan motivasi kepada peneliti untuk

bisa menjadi lebih baik lagi.

6. Bapak/Ibu Dosen FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada peneliti selama peneliti mengikuti perkuliahan.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

ix

7. Kepala Sekolah SDN Margakaya yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian di SDN Margakaya.

8. Seluruh Dewan guru, staf, karyawan, tata usaha SDN Margakaya.

9. Istriku dan anaku tercinta yang telah memberikan kasih peneliting serta

perhatiannya dengan tulus dan ikhlas serta selalu memberikan motivasi demi

keberhasilan peneliti.

10. Teman-teman S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan dukungan moral.

11. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi

catatan amal yang baik dari Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu

peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan

penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 17 April 2018

Peneliti,

Rizal Ovandra

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

x

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFATAR LAMPIRAN ....................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran .......................................................... 7

1. Teori Belajar ......................................................................... 7

2. Pengertian Belajar ................................................................. 8

3. Pengertian Pembelajaran ....................................................... 9

B. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ............................................ 10

1. Pengertian Aktivitas Belajar ................................................. 10

2. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 11

C. Hakikat Pembelajaran Tematik .................................................. 12

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ....................................... 12

2. Tujuan Pembelajaran Tematik ............................................. 13

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................... 14

D. Pendekatan Saintifik .................................................................. 15

E. Model Pembelajaran ................................................................... 16

1. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match ................... 16

2. Langkah – langkah Model Make A Match ............................ 18

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Make A Match.. .............. 19

F. Penelitian yang Relevan ............................................................. 20

G. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... 21

H. Hipotesis Tindakan .................................................................... 22

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 24

B. Setting Penelitian ....................................................................... 24

1. Waktu Penelitian .................................................................. 24

2. Tempat Penelitian ................................................................ 24

C. Subjek Penelitian ....................................................................... 25

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 25

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 25

2. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 26

E. Analisis Data .............................................................................. 27

1. Analisis Kuantitatif .............................................................. 27

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

xi

2. Analisis Kualitatif ................................................................ 27

F. Prosedur Penelitian .................................................................... 28

G. Langkah Tindakan Penelitian .................................................... 29

H. Indikator Keberhasilan ............................................................... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian .......................................... 32

B. Deskripsi Data Tindakan ............................................................ 33

1. Siklus I ................................................................................. 33

2. Siklus II ................................................................................ 44

C. Pembahasan ................................................................................ 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 58

B. Saran .......................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1.Nilai Tematik siswa kelas V SD N Margakaya kecamatan

Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan T.A. 2017/2018 ................... 3

3.1.Format Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalam

Penerapan Model Pembelajaran Make A Match pada Pembelajaran

tematik di Kelas V .............................................................................. 27

4.1. Data Aktivitas Siswa pada Siklus I ................................................... 48

4.2. Nilai Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama .............................. 40

4.3. Nilai Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ................................. 41

4.4. Rata-rata Nilai Kinerja Guru Siklus I ................................................ 41

4.5. Data Hasil Belajar Siklus I ................................................................ 42

4.6. Data Aktivitas Siswa pada Siklus I ................................................... 49

4.7. Nilai Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama ............................. 51

4.8. Nilai Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ............................... 51

4.9. Rata-rata Nilai Kinerja Guru Siklus II .............................................. 52

4.10. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................................. 52

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1.Skema Kerangka Pikir Penelitian ....................................................... 22

3.1.Diagram kegiatan penelitian tindakan kelas ...................................... 28

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 62

2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................. 63

3. RPP Siklus I Pertemuan Pertama ....................................................... 64

4. RPP Siklus I Pertemuan Kedua .......................................................... 70

5. Tes Hasil Belajar Siklus I ................................................................... 76

6. RPP Siklus II Pertemuan Pertama ...................................................... 77

7. RPP Siklus II Pertemuan Kedua ........................................................ 83

8. Tes Hasil Belajar Siklus II ................................................................. 89

9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama........ 90

10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ......... 92

11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ..... 94

12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ........ 96

13. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama ........ 98

14. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ........... 100

15. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama ....... 102

16. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ......... 104

17. Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................... 106

18. Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................. 108

19. Dokumentasi Pembelajaran ................................................................ 110

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat

wawasan dan aktifitas berpikir dalam merancang butur-butir pembelajaran

yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan

ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu.

Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menghubungkan sejumlah

konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu

sebagai pusat perhatian untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan

siswa secara stimulan.

Sesuai dengan kurikulum yang baru, saat ini pembelajaran di SD mulai

diarahkan pada kurikulum 2013, atau lebih sering disebut dengan

pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik menggabungkan beberapa

pelajaran dalam satu tema yang masih memiliki saling keterkaitan antara mata

pelajarannya. Pembelajaran tematik berisikan pembelajaran yang bermakna

bagi siswa.

Pembelajaran tematik merupakan suatu wahana pembelajaran yang diharapkan

tumbuh seiring dengan perkembangan siswa dalam melihat diri dan

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

2

lingkungannnya. Dalam pembelajaran yang aktif, siswa dituntut untuk

mengalami sendiri, berlatih, berkegiatan, sehingga baik daya pikir, emosional,

dan keterampilan mereka dalam belajar terus terlatih. Siswa juga harus

berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam

berbagai jenis kegiatan sehingga secara fisik mereka merupakan bagian dari

pembelajaran tersebut.

Namun kenyataannya dari hasil observasi awal di lapangan yang dilakukan

peneliti pada guru kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten

Lampung Selatan, dimana proses pembelajaran tematik di kelas V kurang

menarik. Pembelajaran belum melibatkan siswa, sehingga aktivitas belajar

siwa rendah. Siswa hanya sebagai penerima materi dari guru. Siswa hanya

mendengar penjelasan dari guru dan hanya menghafal materi yang diberikan

oleh guru. Siswa tidak diarahkan untuk menemukan sendiri hal-hal yang baru

dalam pembelajaran. Hal tersebutlah menyebabkan pembelajaran menjadi

monoton, siswa tidak antusias pada pelajaran, siswa mudah sekali lupa dengan

materi yang sudah diberikan dan pada akhirnya berujung pada hasil belajar

siswa yang rendah.

Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini disebabkan karena faktor guru

dan faktor siswa. Dalam pembelajaran guru kelas V SDN Margakaya kurang

bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran. Guru hanya

menggunakan metode ceramah. Guru juga jarang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dipelajari sehingga

mengakibatkan siswa kurang memahami akan materi yang diterima dari guru.

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

3

Terlihat di sini guru yang lebih aktif dibandingkan dengan siswanya sehingga

siswa menjadi jenuh dan merasa bosan ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya aktivitas siswa dalam

belajar tematik sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil

belajar siswa tidak semata-mata dari guru namun juga bersumber dari dalam

diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar biasanya ditandai

dengan keseriusannya untuk belajar sungguh-sungguh agar mendapat nilai

yang baik.

Tabel 1.1. Nilai Tematik siswa kelas V SD N Margakaya kecamatanJatiagung Kabupaten Lampung Selatan T.A. 2017/2018

No. Rentang Nilai(KKM :65)

Jumlah Siswa Persentase (%) Ket

1 <45 6 25 Belum Tuntas2 45 – 50 6 25 Belum Tuntas3 55 – 60 4 17 Belum Tuntas4 65 – 70 4 17 Tuntas5 75 – 80 2 8 Tuntas6 >85 2 8 Tuntas

Jumlah 24 100Sumber: Dokumen Nilai siswa kelas V SD N Margakaya T.A. 2017/2018

Hasil belajar siswa pada semester ganjil, dengan standar KKM 65 dari 24

orang siswa kelas V SDN Margakaya terdapat 8 orang siswa yang ada di atas

KKM (33%) dari jumlah siswa yaitu 24 siswa. Sedangkan siswa yang di

bawah KKM mencapai 16 orang siswa atau (67%) siswa. Hal ini dapat

dikatakan hasil belajar siswa rendah karena masih banyak siswa yang hasil

belajarnya di bawah KKM.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu adanya tindakan. Salah satu

tindakan yang cukup efektif adalah melalui penerapan model pembelajaran

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

4

kooperatif dengan tipe Make A Match. Menurut Lie (2003:25) Model

pembelajaran Make A Match merupakan model yang menciptakan hubungan

baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang-senang dalam

permainan. Kesenangan tersebut pun mengenai materi dan siswa dapat belajar

secara langsung. Model Make A Match siswa mencari pasangan kartu yang

berisi konsep soal dan jawaban. Dengan model ini, aktivitas siswa sangatlah

ditekankan. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk

membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe

Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar Tematik

kelas V SDN Margakaya kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kondisi yang ada saat ini adalah :

1. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik.

2. Kebosanan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

3. Guru tidak bervariasi dalam menggunakan Model Pembelajaran yang

menarik.

4. Pembelajaran tematik di kelas berlangsung secara monoton.

5. Rendahnya hasil belajar tematik kelas V dengan ditandai terdapat 67%

siswa yang belum tuntas belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, Indentifikasi masalah, dan pembatasan masalah

tersebut diatas diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan Model Pembelajaran Make A Match dapat

meningkatkan aktivitas belajar Tematik siswa kelas V SDN Margakaya

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

5

Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan?

2. Apakah Model Pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil

belajar Tematik siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung

Kabupaten Lampung Selatan?

D. Tujuan Penelitan

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar Tematik siswa kelas V

menggunakan model pembelajaran Make A Match di SDN Margakaya

Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar Tematik siswa kelas V menggunakan

model pembelajaran Make A Match SDN Margakaya Kecamatan

Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa.

b. Melatih siswa untuk menggali pengetahuan tentang pembelajaran

Tematik secara mandri.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Melatih guru untuk mampu mengatasi permasalahan pembelajaran

yang terjadi didalam kelas.

b. Meningkatnya kualitas guru dalam menentukan stategi pembelajaran

yang tepat dalam mengajar.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

6

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Merupakan sumbangsih bagi pengembangan praktek pembelajaran

yang inovatif di SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten

Lampung Selatan.

b. Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap

peningkatan mutu para guru di SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung

Kabupaten Lampung Selatan.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

7

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Teori Belajar

a. Teori Behavioristik

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran

behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Kaum behavioris

menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku

dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk

merangsang pembelajar dalam berperilaku. (Sukmadinata, 2013:168)

b. Teori Kognitif

Teori kognitif ditemui tiap individu merencakan respons perilakunya,

menggunakan berbagai cara yang bisa membantu mengingat serta

mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori belajar yang

berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang

berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. (Wahyuni,

2007:112)

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

8

c. Teori Konstruktivisme

Pandangan konstruktivisme tentang belajar yaitu individu akan

menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman pribadi yang telah

dimilikinya untuk membantu memahami masalah atau materi baru.

Individu dapat membuat inferensi tentang informasi baru itu, menarik

perspektif dari beberapa aspek pada pengetahuan yang dimilikinya,

mengelaborasi materi baru dengan menguraikannya secara rinci, dan

menggeneralisasi hubungan antara materi baru dengan informasi yang

telah ada dalam memori siswa. (Dimyati, 2009: 12)

Berdasarkan kajian teori belajar, dapat disimpulkan yang mendukung

model pembelajaran Make A Match adalah teori Konstrutivisme. Sesuai

dengan pandangan konstruktivisme tentang belajar yaitu individu akan

menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman pribadi yang telah

dimilikinya untuk membantu memahami masalah atau materi baru.

Kegiatan pada model pembelajaran Make A Match, siswa mencari

pasangan kartu yang cocok menggunakan pengetahuan siap dan

pengalaman pribadi yang telah dimiliki maka siswa akan dengan mudah

untuk menemukan pasangan kartu yang cocok.

2. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

9

Menurut Anita. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses,artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati,menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. selain itujuga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukanindividu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru,secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalamberinteraksi denga lingkungannya.

Sardiman (2008 : 7) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah

laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca,

menulis dan sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si subjek

mengalami dan melakukannya.

Berdasarkan pengertian tentang belajar menurut para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku dari

kondisi sebelumnya. Perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

3. Pengertian Pembelajaran

Menurut Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan

suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara

guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi

yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait

dalam proses pembelajaran.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

10

Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau

unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang

sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi

edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan

pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Kegiatan pembelajaran yang baik harus menghasilkan aktivitas dan hasil yang

baik pula.

Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi

antara pendidik dan peserta didik pada suasana proses belajar mengajar dalam

rangka untuk mendapatkan perubahan tingkah laku siswa atau untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Perubahan tingkah laku siswa merupakan perubahan

tingkah laku yang baik dari yang sebelumnya.

B. Aktivitas dan Hasil Belajar

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran. Menurut

Mulyono (2009:12) aktivitas belajar merupakan kegiatan atau perilaku yang

terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud

adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,

mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

11

guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap

tugas yang diberikan.

Menurut Hernawan (2013 : 11.4) aktivitas belajar merupakan suatu proses

yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses

pembelajaran. Berkenaan dengan aktivitas belajar, setiap individu harus

melakukan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan

kepada orang lain.

Menurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaranmemiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudahdiamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yangdapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca,mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contohkegiatan psikis diantaranya adalah menggunakan khasanah pengetahuanyang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasileksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, danlainnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan para

ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu

rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa berupa kerja sama dalam

kelompok, membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengungkapkan

pendapat dalam proses pembelajaran yang membawa perubahan pengetahuan,

sikap dan keterampilan siswa.

2. Pengertian Hasil Belajar

Keberhasil dalam proses pembelajaran akan ditandai dengan hasil belajar

siswa. Penguasaan materi pembelajaran oleh siswa akan terlihat dari hasil

belajar yang diperoleh siswa.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

12

Menurut Anita (2009:2.19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatuproses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringidengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukan suatuperubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yangbersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.

Hamalik (2011:59) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah

laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

Menurut Bloom (dalam Sardiman, 2008:23) menyatakan dalam pencapaian

hasil belajar harus mencakup 3 ranah tujuan pendidikan, yaitu kognitif, afektif

dan psikomotor.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang dapat diukur dan diamati. Indikator hasil belajar siswa

tersebut antara lain:

1. Siswa mampu menguasai pengusaan materi pembelajaran.

2. Siswa mampu bekerja sama dengan sesama teman.

3. Siswa mampu membuat dan menjawab pertanyaan.

C. Hakikat Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu

tipe/jenis dari pada model terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya

adalah model pembelajaran terpadu untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

13

Menurut Trianto (2009: 12) pembelajaran tematik dimaknai sebagai

pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam

pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh

tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan

matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain

seperti IPS, bahasa, dan seni.

Selanjutnya Menurut Sukandi (2003: 34) Pembelajaran tematik adalahpembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkanbeberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalamanbermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokokyang menjadi pokok pembicaraan. Sesuai dengan tahapan perkembangananak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaranbermakna, kegiatan pembelajaran anak kelas awal SD/MI sebaiknyadilakukan dengan pembelajaran tematik.

Menurut Rusman (2014: 42) Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu

yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok

pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah suatu konsep pembelajaran yang melibatkan

beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada

anak. Pembelajaran tematik harus dibangun suatu bagian keterpaduan melalui

satu tema.

2. Tujuan Pembelajaran Tematik

Sebelum kita mengetahui tujuan pembelajaran tematik, maka kita pelajari dulu

tentang tujuan pemberian tema terlebih dahulu. Menurut Trianto (2009: 22)

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

14

tujuan pembelajaran tema adalah:

1. Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh2. Memperkaya perbendaharaan kata anak3. Mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.4. Memudahkan anak untuk memusatkan perhatian pada satu tema.5. Anak dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

bidang pengembangan.6. Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan.7. Belajar terasa bermanfaat dan bermakna.8. Anak lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata.9. Menghemat waktu karena bidang pengembangan disajikan terpadu.

Setelah kita mengetahui tujuan pemberian tema, maka kita dapat mengetahui/

memahami tentang tujuan pembelajaran tematik. Tujuan pembelajaran tematik

menurut Menurut Trianto (2009: 23) ialah:

1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebihbermakna.

2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, danmemanfatkan informasi.

3. Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilailuhur yang diperlukan dalam kehidupan.

4. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Setiap pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu halnya

dengan pembelajaran tematik. Menurut Rusman (2014: 50) karakteristik

pembelajaran tematik antara lain:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkatperkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematikbertolak dari minat dan kebutuhan siswa;

c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehinggahasil belajar dapat bertahan lebih lama;

d. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai denganpermasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;

e. Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi,komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

15

D. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada

peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan

pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja,

tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Menurut Hosnan (2014: 16) pendekatan saintifik adalah pembelajaranyang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yangingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik,mengasosiasi, menganalisis, mengolah data (informasi) dan menarikkesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulanuntuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Selanjutnya menurut Rusman (2014: 30) pendekatan saintifik dapat disebut

juga sebagai bentuk pengembangan sikap baik religi maupun sosial,

pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan materi

pelajaran. peserta didik tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tetapi

dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator

saja.

Menurut Hamzah (2014: 43) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk

konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai

teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

16

Permendikbud No. 21 Tahun 2016 memuat tentang Tingkat Kompetensi dan

Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan

ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran

dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti.

Menurut Trianto (2009: 28) kegiatan belajar dan deskripsi langkah-langkah

pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 adalah:

1. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa ataudengan alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui.Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat,menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.

2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahamidari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasitambahan tentang apa yang diamati

3. Mencoba/mengumpulkan data (informasi): melakukan eksperimen,membaca sumber lain dan buku teks, mengamatiobjek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumbermengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, menirubentuk/gerak.

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: Siswa mengolah informasiyang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatanmengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamatidan kegiatan mengumpulkan informasi.

5. Mengkomunikasikan: siswa menyampaikan hasil pengamatan,kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau medialainnya.menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik;menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses,hasil, dan kesimpulan secara lisan.

6. Mencipta: siswa menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan,produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.

E. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match

Model pembelajaran Make A Match adalah sistem pembelajaran yang

mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

17

sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui

permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59).

Menurut Rusman (2014:145) Model Make A Match atau mencaripasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepadasiswa. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik yaitu siswadisuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelumbatas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.Model pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan dikembangkanoleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswamencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalamsuasana yang menyenangkan.

Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model Make A Match adalahmodel pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal ataupermasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencaripasangan kartunya. Model pembelajaran Make A Match merupakan bagiandari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkanatas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusiaadalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model Make A Match melatih siswauntuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswadalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.

Model pembelajaran Make A Match adalah salah satu model pembelajaran

yang berorientasi pada permainan. Menurut Suyatno (2009 : 102) Prinsip-

prinsip model Make A Match antara lain:

a. Anak belajar melalui berbuat

b. Anak belajar melalui panca indera

c. Anak belajar melalui bahasa

d. Anak belajar melalui bergerak

Tujuan dari pembelajaran dengan model Make A Match adalah untuk melatih

peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu

materi pokok (Fachrudin, 2009 : 168). Siswa dilatih berpikir cepat dan

menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial. Model

pembelajaran Make A Match merupakan model yang menciptakan hubungan

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

18

baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang-senang dalam

permainan. Kesenangan tersebut pun mengenai materi dan siswa dapat belajar

secara langsung.

2. Langkah-langkah Model Make A Match

Menurut Lie (2003:28), menyatakan bahwa langkah-langkah penerapan model

Make A Match adalah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atautopik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagianlainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akanmendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartuyang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yangmemegang kartu yang cocok.

i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadapmateri pelajaran.

Menurut Rusman (2014: 223), Langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match (membuat pasangan) ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review(satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban besertagambar).

2. Setiap peserta didik mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban3. atau soal dari kartu yang dipegang.4. Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban), peserta didik yang dapatmencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point)

5. Setelah itu babak dicocokkan lagi agar tiap peserta didik mendapatkartu yang berbeda dari sebelumnya.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

19

Menurut Huda (2013: 56) Langkah-langkah model pembelajaran Make A

Match sebagai berikut:

1. Pertama-tama Anda menyampaikan/mempresentasikan materi ataumemberi tugas kepada siswa mempelajari materi di rumah.

2. Pecahlah siswa Anda menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dankelompok B. Mintalah mereka berhadap-hadapan.

3. Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawabankepada kelompok B.

4. Sampaikan kepada siswa Anda bahwa mereka harusmencari/mencocokkan karta yang dipegang dengan kartu kelompoklain. Anda perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang Andaberikan kepada mereka.

5. Mintalah semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya, mintalahmereka melaporkan diri kepada Anda. Catatlah mereka pada kertasyang sudah Anda persiapkan.

6. Jika waktu sudah habis, sampaikan kepada mereka bahwa waktu sudahhabis. Bagi siswa yang belum menemukan pasangan, mintalah merekauntuk berkumpul tersendiri.

7. Panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yangtidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapanapakah pasangan itu cocok atau tidak.

8. Terakhir, Anda memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangantersebut.

9. Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruhpasangan melakukan presentasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang langkah-langkah model

pembelajaran Make A Match, penulis merujuk pada pendapat Lie. Menurut

penulis, langkah-langkah yang dikemukakan Lie lebih jelas dalam

menguraikan tahap demi tahapnya.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Make-A Match

Menurut Lie (2003: 30) Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan

dan kelebihan. Adapun kelebihan dari model Make A Match adalah sebagai

berikut:

1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikankepadanya melalui kartu.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

20

2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa.3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar.4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media

pembelajaran yang dibuat oleh guru.

Sedangkan kekurangan model ini adalah:1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai

dengan materi palajaran.2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran3. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan

karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja.4. Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan penulis gunakan sebagai salah satu bahan referensi

untuk melaksanakan penelitian yang penulis lakukan. Selain itu juga,

penelitian relevan penulis gunakan sebagai pembanding hasil penelitian yang

diperoleh dalam melakukan penelitian ini. Penelitian yang relevan yang

digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut.

Megawati (2016) Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKN Melalui

Model Cooperative Learning tipe Make A Match pada Siswa Kelas IV C SD

Negeri 5 Metro Pusat Tahun pelajaran 2015/2016. Kesimpulannya bahwa

penerapan model Cooperative Learning tipe Make A Match dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Siklus I persentase ketuntasan

siswa mencapai 80% dan siklus II persentase ketuntasan belajar siswa

mencapai 92%.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

21

G. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan menyatakan bahwa

pembelajaran saat ini menuntut guru untuk kreatif dan inovatif. Mutu

pendidikan semakin diperhitungkan dalam inovasi sistem pendidikan di

Indonesia, akan tetapi guru dalam menyampaikan proses pembelajaran kadang

melupakan peran serta siswa dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran tidak

jarang ditemukan masalah-masalah di dalam kelas. Guru belum menggunakan

model pembelajaran yang dapat memacu aktivitas siswa. Dalam pembelajaran

tematik, guru tidak mengemas pembelajaran di kelas dengan pembelajaran

tematik. Guru sudah menerapkan pembelajaran tematik, namun dalam

pelaskanaannya keterpaduan dalam masing-masing mata pelajaran masih

belum ada. Pembelajarannya tematik, tetapi masih terlihat jelas dalam

pemisahan materi antar mata pelajaran. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan

ciri-ciri pembelajaran tematik, sehingga menyebabkan proses dan hasil

pembelajaran tematik tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas

adalah dengan mengemas pembelajaran tematik sesuai dengan keterpaduan

antar mata pelajaran dan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Make A Match dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Proses model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dilakukan dengan

cara diskusi kelompok. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make

A Match, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Kemudian setiap

kelompok diberikan tugas materi. Setiap anggota kelompok yang memahami

terlebih dahulu harus mengajarkan kepada anggota kelompoknya sampai

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

22

mengerti. Kemudian guru memberikan pertanyaan untuk ditunjukan kepada

individu siswa. Anggota kelompok tidak diperbolehkan saling membantu

dalam menjawab pertanyaan. Berikut ini disajikan skema kerangka pikir

penelitian.

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini

adalah “Jika model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dilakukan

dan diterapkan dengan langkah-langkah pembelajaran yang benar, maka

akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tematik pada siswa kelas V

SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.”

Input

Guru/PenelitiBelum

memanfaatkanmodel

pembelajaran MakeA Match

Aktivitas dan Hasilbelajar siswa

rendah

MemanfaatkanModel

PembelajaranMake A Match

Memanfaatkanmodel pembelajaran

Make A Match

Proses

Melalui pemanfaatanmodel pembelajaran Make

A Match dapatmeningkatkan aktivitasdan hasil belajar tematik

siswa kelas VOutput

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research), Menurut Arikunto (2006:104) “penelitian tindakan kelas adalah

suatu penelitian yang akar masalahnya muncul di kelas, dan dirasakan

langsung oleh guru yang bersangkutan”. Menurut Kunandar (2008:43)

“penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

hasil dari tindakan-tindakan tersebut”. Penelitian dilakukan dengan

merancang, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

partisipasi bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajarn di kelas melalui

suatu tindakan dalam suatu siklus.

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2017/2018.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung

Kabupaten Lampung Selatan.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

25

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan

Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan. Dengan jumlah siswa adalah 24 siswa

yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki dan satu guru

kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes dan observasi

a. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data-data nilai siswa guna

mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas V

SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.

Tes dilaksanakan satu kali pada setiap akhir siklus.

b. Non Tes

Pengumpulan data non tes, penulis menggunakan kegiatan observasi.

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode

tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal

tertentu yang diamati. Pada penelitian ini, kegiatan observasi

dilaksanakan bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan

pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. Teman sejawat akan

mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Make A Match. Pengamatan kinerja

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

26

guru menggunakan lembar observasi kinerja guru. Pengamatan

aktivitas siswa menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

Observasi dilakukan dengan cara observer memberi tanda ceklist ()

pada indikator aktivitas siswa yang ada pada lembar observasi saat

mengamati proses pembelajaran dalam menerapkan model

pembelajaran koopertarif tipe Make A Match dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

2. Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan

observasi, maka alat pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

1. Tes Formatif

Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada

setiap akhir siklus I dan siklus II. Fungsinya untuk mengetahui sampai

dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau

materi pelajaran.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati segala aktivitas belajar

siswa pada proses pembelajaran tematik dengan model pembelajaran

Make A Match. Kegiatan observasi dilakukan dengan bantuan teman

sejawat dengan cara mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran

berlangsung. Beriktu ini adalah contoh lembar observasi:

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

27

Tabel 3.1. Format Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalamPenerapan Model Pembelajaran Make A Match pada Pembelajarantematik di Kelas V

NoNamaSiswa

Aspek yang diamatiSkor Nilai KriteriaMenemukan

Kartu SoalMenemukan

Kartu JawabanKerja sama

sesama temanMelakukanpresentasi

KA CA A KA CA A KA CA A KA CA A

Keterangan :A = Aktif : 70 – 100CA = Cukup Aktif : 60 – 69KA = Kurang Aktif : 0 – 59

E. Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah bentuk analisis yang berupa angka atau

bilangan yang diambil dari data hasil tes. Analisis kuantitatif pada

penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran Make A Match

Rumus analisis kuantitatif yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

NA = Skor yang diperolehTotal skor yang seharusnya x100%NA = Nilai Akhir(Sumber: Sugiyono, 2012:21)

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif diambil dari hasil lembar pengamatan pada proses

pembelajaran tematik.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

28

Untuk mengetahui persentase hasil dari aktivitas siswa, peneliti

menggunakan rumus sebagai berikut :P = NsN x 100%Keterangan :P : Persentase aktivitas siswaNs : Jumlah indikator aktivitas yang dilakukan siswaN : Jumlah indikator aktivitas keseluruhan

(Sumber Sugiyono, 2012:22)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas mempunyai tahapan-tahapan yaitu perencanaan,

tindakan, refleksi, dan observasi. Hal ini dilihat dari model Kemmis Mc

Taggart (dalam Arikunto, 2006: 16) bahwa penelitian tindakan kelas

dinyatakan dengan model sprial seperti berikut :

Gambar 3.1. Diagram kegiatan penelitian tindakan kelas. (Arikunto, 2006: 16)

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

SIKLUS I

SIKLUS II

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

29

G. Langkah Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sampai berhasil dengan berbagai kemungkinan

perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan

a. Merancang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi

untuk kegiatan guru dan siswa, serta alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Pendahuluan

a. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran

b. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang

telah lalu dengan pembelajaran yang akan dipelajari

c. Guru menyampaikan tujuan pembejaran.

2) Kegiatan Inti

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan

bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan

soal/jawaban.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

30

bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam

bahasa latin (ilmiah).

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin.

f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu

temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban)

akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang

memegang kartu yang cocok.

i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran.

j. Waktu minimal 1 x 45 menit. Sebab model ini membutuhkan

waktu lebih untuk permainan mencocokkan kartu dan

membahasnya satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan

yang perlu dilaksanakan untuk pembelajaran Make A Match harus

cukup karena harus membuat soal atau jawaban yang berbeda dan

ditempel di kartu sebanyak jumlah siswa.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang

materi. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah

dipelajari. Kemudian guru memberikan tugas individu kepada siswa.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

31

Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mempelajari

materi yang akan datang.

3. Observasi

Kegiatan observasi, peneliti meminta bantuan pada teman sejawat untuk

mengadakan pengamatan pada aktivitas siswa dan kinerja guru dalam

proses pembelajaran.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal

yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat

kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada

perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam PTK ini adalah

1. Apabila > 70% dari jumlah siswa kelas V mengalami peningkatan

aktivitas belajar pada pembelajaran tematik.

2. Apabila > 75% dari jumlah siswa kelas V mengalami peningkatan dalam

hasil belajar tematik.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

58

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bedasarkan proses kegiatan penelitian dan hasil pembahasan penelitian, maka

penulis menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran,

1. Model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas belajar

Tematik siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten

Lampung Selatan. Siklus I rata-rata keaktifan secara klasikal mencapai

76,04. Persentase keaktifan siswa mencapai 83% siswa aktif. Siklus II

rata-rata keaktifan secara klasikal mencapai 82,12. Persentase keaktifan

siswa mencapai 92% siswa aktif.

2. Model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar

Tematik siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten

Lampung Selatan. Hasil belajar siswa siklus I dari jumlah siswa sebanyak

24 orang siswa terdapat 18 orang siswa tuntas belajar dan 6 orang siswa

yang belum tuntas belajar. Rata-rata ketuntasan belajar siswa secara

klasikal mencapai 75,42 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai

75% siswa yang tuntas belajar. Hasil belajar siswa siklus II dari jumlah

siswa sebanyak 24 orang siswa terdapat 22 orang siswa tuntas belajar dan

hanya 2 orang siswa yang belum tuntas belajar. Rata-rata ketuntasan

belajar siswa secara klasikal mencapai 82,08 dengan persentase

ketuntasan siswa mencapai 92% siswa yang tuntas belajar.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

59

B. Saran

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, siswa

lebih sungguh-sungguh lagi mendengarkan penjelasan dari teman tutor

sebaya.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung

pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan

dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, media

pembelajaran, dan karakterisitik anak didiknya.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih

memahami banyaknya metode pembelajaran. Selain itu, sekolah

hendaknya mengupayakan media pembelajaran sehingga lebih menunjang

dalam penanaman konsep-konsep secara lebih nyata sekaligus

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

DAFTAR PUSTAKA

Anita W, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang SistemPendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Fachrudin. 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru. Gaung Persada: Jakarta.

Fajar, Arnie. 2013. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Remaja Rosdakarya:Bandung.

Hadi, Sutrisno. 2004. Statisitik Jilid 2. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Hamzah, Ali. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran. Raja GrafindoPersada: Jakarta.

Hernawan, Asep Herry. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Universitas Terbuka: Jakarta.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad21. Ghalia Indonesia: Bogor.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. PustakaPelajar: Yogyakarta.

Kadir, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Kunandar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative LearningDi Ruang-ruang Kelas. Grasindo: Jakarta.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH …digilib.unila.ac.id/31727/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan ... tumbuh

Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta:Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2010. Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran: Mengembangkan ProfesionalismeGuru. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2008. Makna dan Konsep Pembelajaran. Alphabeta: Bandung.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motiviasi Belajar Mengajar. Raja GrafindoPersada: Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta:Jakarta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar BaruAlgensindo: Bandung.

Sukandi, Ujang. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Duta Graha Pustaka: Surabaya.

Sukmadinata. 2013. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya:Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alphabeta: Bandung.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka:Sidoarjo.

Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. RemajaRosdakarya: Bandung.

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. PrestasiPustakakarya: Jakarta.

Wahab, Abdul. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Alfabeta:Bandung.

Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz: Yogyakarta.

Winataputra, Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. UniversitasTerbuka: Jakarta.