penerapan model pembelajaran make a match …digilib.unila.ac.id/31727/20/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
TEMATIK SISWA KELAS V SDN MARGAKAYAKECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Skripsi
Oleh
RIZAL OVANDRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
TEMATIK SISWA KELAS V SDN MARGAKAYAKECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Oleh
Rizal Ovandra
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar Tematiksiswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten LampungSelatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar Tematik menggunakan model pembelajaran Make A Match dikelas V.Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua siklus. Setiap siklus melalui tahapperencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulandata menggunakan observasi dan tes. Hasil penelitian siklus I rata-rata keaktifansecara klasikal mencapai 76,04. Persentase keaktifan siswa mencapai 83% siswaaktif. Siklus II rata-rata keaktifan secara klasikal mencapai 82,12. Persentasekeaktifan siswa mencapai 92% siswa aktif. Hasil belajar siswa siklus I rata-rataketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 75,42 dengan persentaseketuntasan siswa mencapai 75% siswa yang tuntas belajar. Hasil belajar siswasiklus II rata-rata ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 82,08 denganpersentase ketuntasan siswa mencapai 92% siswa yang tuntas belajar.
Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, Make A Match
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
TEMATIK SISWA KELAS V SDN MARGAKAYA
KECAMATAN JATIAGUNG KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Oleh
RIZAL OVANDRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
v
RIWAYAT HIDUP
Rizal Ovandra dilahirkan di Campang Tiga pada tanggal, 23
Juni 1994. Penulis anak dari pasangan bapak M. Nasir dan
Ibu Lihom Pendidikan penulis dimulai dari SDN No. 01
Cempaka, lulus pada tahun 1996 Kemudian penulis
melanjutkan ke SMPN 06 Kota Bumi, lulus pada tahun 1999.
Setelah itu penulis melanjutkan ke SMK Taman Karya Madya Teknik Taman
Siswa Tanjung Karang Pusat, lulus tahun 2002.
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan pada Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) SKGJ (Sarjana Kependidikan Guru dalam Jabatan)
Universitas Lampung.
vi
MOTTO
Sodaqoh yang paling utama ialah seorang muslim belajar
suatu ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudara
muslim lainnya.
(HR imam Ibnu Majah)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang
kukasihi dan kucintai.
1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membersarkanku dengan penuh kasih
peneliting dan perhatian.
2. Istriku Sumiyati yang telah menguatkanku dikala aku lemah, menghiburku
dikala aku hilang tawa, serta memberikan cinta dan kasih penelitingnya
kepadaku hingga detik ini masih menjalani hidup bersamaku baik senang
maupun susah.
3. Anak-anakku Rhosa Rathia Anistha, Reza Cikha Anisa, Raisa Adila yang telah
memberikan keceriaan disela-sela kelelahanku dan memberikan motivasi
dalam setiap langkah hidupku.
viii
SANWACANA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
Penelitian Tindakan Kelas di SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten
Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018.
Dalam penelitian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua
pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. Dekan FKIP Unila.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila yang
telah membantu sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD.
3. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd. Ketua Prodi PGSD FKIP Unila yang
telah membantu memberikan sumbang saran dan ide-ide untuk memajukan
program studi PGSD FKIP Unila.
4. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberi saran dan arahan yang terbaik buat peneliti.
5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan
saran dan arahan yang sangat bermanfaat dan motivasi kepada peneliti untuk
bisa menjadi lebih baik lagi.
6. Bapak/Ibu Dosen FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada peneliti selama peneliti mengikuti perkuliahan.
ix
7. Kepala Sekolah SDN Margakaya yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di SDN Margakaya.
8. Seluruh Dewan guru, staf, karyawan, tata usaha SDN Margakaya.
9. Istriku dan anaku tercinta yang telah memberikan kasih peneliting serta
perhatiannya dengan tulus dan ikhlas serta selalu memberikan motivasi demi
keberhasilan peneliti.
10. Teman-teman S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan dukungan moral.
11. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi
catatan amal yang baik dari Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu
peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 17 April 2018
Peneliti,
Rizal Ovandra
x
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFATAR LAMPIRAN ....................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran .......................................................... 7
1. Teori Belajar ......................................................................... 7
2. Pengertian Belajar ................................................................. 8
3. Pengertian Pembelajaran ....................................................... 9
B. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ............................................ 10
1. Pengertian Aktivitas Belajar ................................................. 10
2. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 11
C. Hakikat Pembelajaran Tematik .................................................. 12
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ....................................... 12
2. Tujuan Pembelajaran Tematik ............................................. 13
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................... 14
D. Pendekatan Saintifik .................................................................. 15
E. Model Pembelajaran ................................................................... 16
1. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match ................... 16
2. Langkah – langkah Model Make A Match ............................ 18
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Make A Match.. .............. 19
F. Penelitian yang Relevan ............................................................. 20
G. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... 21
H. Hipotesis Tindakan .................................................................... 22
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 24
B. Setting Penelitian ....................................................................... 24
1. Waktu Penelitian .................................................................. 24
2. Tempat Penelitian ................................................................ 24
C. Subjek Penelitian ....................................................................... 25
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 25
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 25
2. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 26
E. Analisis Data .............................................................................. 27
1. Analisis Kuantitatif .............................................................. 27
xi
2. Analisis Kualitatif ................................................................ 27
F. Prosedur Penelitian .................................................................... 28
G. Langkah Tindakan Penelitian .................................................... 29
H. Indikator Keberhasilan ............................................................... 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian .......................................... 32
B. Deskripsi Data Tindakan ............................................................ 33
1. Siklus I ................................................................................. 33
2. Siklus II ................................................................................ 44
C. Pembahasan ................................................................................ 54
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 58
B. Saran .......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1.Nilai Tematik siswa kelas V SD N Margakaya kecamatan
Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan T.A. 2017/2018 ................... 3
3.1.Format Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalam
Penerapan Model Pembelajaran Make A Match pada Pembelajaran
tematik di Kelas V .............................................................................. 27
4.1. Data Aktivitas Siswa pada Siklus I ................................................... 48
4.2. Nilai Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama .............................. 40
4.3. Nilai Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ................................. 41
4.4. Rata-rata Nilai Kinerja Guru Siklus I ................................................ 41
4.5. Data Hasil Belajar Siklus I ................................................................ 42
4.6. Data Aktivitas Siswa pada Siklus I ................................................... 49
4.7. Nilai Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama ............................. 51
4.8. Nilai Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ............................... 51
4.9. Rata-rata Nilai Kinerja Guru Siklus II .............................................. 52
4.10. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................................. 52
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1.Skema Kerangka Pikir Penelitian ....................................................... 22
3.1.Diagram kegiatan penelitian tindakan kelas ...................................... 28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 62
2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................. 63
3. RPP Siklus I Pertemuan Pertama ....................................................... 64
4. RPP Siklus I Pertemuan Kedua .......................................................... 70
5. Tes Hasil Belajar Siklus I ................................................................... 76
6. RPP Siklus II Pertemuan Pertama ...................................................... 77
7. RPP Siklus II Pertemuan Kedua ........................................................ 83
8. Tes Hasil Belajar Siklus II ................................................................. 89
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama........ 90
10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ......... 92
11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ..... 94
12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ........ 96
13. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama ........ 98
14. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ........... 100
15. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama ....... 102
16. Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ......... 104
17. Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................... 106
18. Lembar Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................. 108
19. Dokumentasi Pembelajaran ................................................................ 110
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat
wawasan dan aktifitas berpikir dalam merancang butur-butir pembelajaran
yang ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan
ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu.
Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menghubungkan sejumlah
konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu
sebagai pusat perhatian untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
siswa secara stimulan.
Sesuai dengan kurikulum yang baru, saat ini pembelajaran di SD mulai
diarahkan pada kurikulum 2013, atau lebih sering disebut dengan
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik menggabungkan beberapa
pelajaran dalam satu tema yang masih memiliki saling keterkaitan antara mata
pelajarannya. Pembelajaran tematik berisikan pembelajaran yang bermakna
bagi siswa.
Pembelajaran tematik merupakan suatu wahana pembelajaran yang diharapkan
tumbuh seiring dengan perkembangan siswa dalam melihat diri dan
2
lingkungannnya. Dalam pembelajaran yang aktif, siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, berlatih, berkegiatan, sehingga baik daya pikir, emosional,
dan keterampilan mereka dalam belajar terus terlatih. Siswa juga harus
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam
berbagai jenis kegiatan sehingga secara fisik mereka merupakan bagian dari
pembelajaran tersebut.
Namun kenyataannya dari hasil observasi awal di lapangan yang dilakukan
peneliti pada guru kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten
Lampung Selatan, dimana proses pembelajaran tematik di kelas V kurang
menarik. Pembelajaran belum melibatkan siswa, sehingga aktivitas belajar
siwa rendah. Siswa hanya sebagai penerima materi dari guru. Siswa hanya
mendengar penjelasan dari guru dan hanya menghafal materi yang diberikan
oleh guru. Siswa tidak diarahkan untuk menemukan sendiri hal-hal yang baru
dalam pembelajaran. Hal tersebutlah menyebabkan pembelajaran menjadi
monoton, siswa tidak antusias pada pelajaran, siswa mudah sekali lupa dengan
materi yang sudah diberikan dan pada akhirnya berujung pada hasil belajar
siswa yang rendah.
Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini disebabkan karena faktor guru
dan faktor siswa. Dalam pembelajaran guru kelas V SDN Margakaya kurang
bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran. Guru hanya
menggunakan metode ceramah. Guru juga jarang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dipelajari sehingga
mengakibatkan siswa kurang memahami akan materi yang diterima dari guru.
3
Terlihat di sini guru yang lebih aktif dibandingkan dengan siswanya sehingga
siswa menjadi jenuh dan merasa bosan ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya aktivitas siswa dalam
belajar tematik sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil
belajar siswa tidak semata-mata dari guru namun juga bersumber dari dalam
diri siswa. Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar biasanya ditandai
dengan keseriusannya untuk belajar sungguh-sungguh agar mendapat nilai
yang baik.
Tabel 1.1. Nilai Tematik siswa kelas V SD N Margakaya kecamatanJatiagung Kabupaten Lampung Selatan T.A. 2017/2018
No. Rentang Nilai(KKM :65)
Jumlah Siswa Persentase (%) Ket
1 <45 6 25 Belum Tuntas2 45 – 50 6 25 Belum Tuntas3 55 – 60 4 17 Belum Tuntas4 65 – 70 4 17 Tuntas5 75 – 80 2 8 Tuntas6 >85 2 8 Tuntas
Jumlah 24 100Sumber: Dokumen Nilai siswa kelas V SD N Margakaya T.A. 2017/2018
Hasil belajar siswa pada semester ganjil, dengan standar KKM 65 dari 24
orang siswa kelas V SDN Margakaya terdapat 8 orang siswa yang ada di atas
KKM (33%) dari jumlah siswa yaitu 24 siswa. Sedangkan siswa yang di
bawah KKM mencapai 16 orang siswa atau (67%) siswa. Hal ini dapat
dikatakan hasil belajar siswa rendah karena masih banyak siswa yang hasil
belajarnya di bawah KKM.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu adanya tindakan. Salah satu
tindakan yang cukup efektif adalah melalui penerapan model pembelajaran
4
kooperatif dengan tipe Make A Match. Menurut Lie (2003:25) Model
pembelajaran Make A Match merupakan model yang menciptakan hubungan
baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang-senang dalam
permainan. Kesenangan tersebut pun mengenai materi dan siswa dapat belajar
secara langsung. Model Make A Match siswa mencari pasangan kartu yang
berisi konsep soal dan jawaban. Dengan model ini, aktivitas siswa sangatlah
ditekankan. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk
membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe
Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar Tematik
kelas V SDN Margakaya kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kondisi yang ada saat ini adalah :
1. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik.
2. Kebosanan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
3. Guru tidak bervariasi dalam menggunakan Model Pembelajaran yang
menarik.
4. Pembelajaran tematik di kelas berlangsung secara monoton.
5. Rendahnya hasil belajar tematik kelas V dengan ditandai terdapat 67%
siswa yang belum tuntas belajar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Indentifikasi masalah, dan pembatasan masalah
tersebut diatas diajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan Model Pembelajaran Make A Match dapat
meningkatkan aktivitas belajar Tematik siswa kelas V SDN Margakaya
5
Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan?
2. Apakah Model Pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil
belajar Tematik siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung
Kabupaten Lampung Selatan?
D. Tujuan Penelitan
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar Tematik siswa kelas V
menggunakan model pembelajaran Make A Match di SDN Margakaya
Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar Tematik siswa kelas V menggunakan
model pembelajaran Make A Match SDN Margakaya Kecamatan
Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa.
b. Melatih siswa untuk menggali pengetahuan tentang pembelajaran
Tematik secara mandri.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Melatih guru untuk mampu mengatasi permasalahan pembelajaran
yang terjadi didalam kelas.
b. Meningkatnya kualitas guru dalam menentukan stategi pembelajaran
yang tepat dalam mengajar.
6
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Merupakan sumbangsih bagi pengembangan praktek pembelajaran
yang inovatif di SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten
Lampung Selatan.
b. Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap
peningkatan mutu para guru di SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung
Kabupaten Lampung Selatan.
7
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Teori Belajar
a. Teori Behavioristik
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran
behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Kaum behavioris
menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk
merangsang pembelajar dalam berperilaku. (Sukmadinata, 2013:168)
b. Teori Kognitif
Teori kognitif ditemui tiap individu merencakan respons perilakunya,
menggunakan berbagai cara yang bisa membantu mengingat serta
mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori belajar yang
berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang
berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. (Wahyuni,
2007:112)
8
c. Teori Konstruktivisme
Pandangan konstruktivisme tentang belajar yaitu individu akan
menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman pribadi yang telah
dimilikinya untuk membantu memahami masalah atau materi baru.
Individu dapat membuat inferensi tentang informasi baru itu, menarik
perspektif dari beberapa aspek pada pengetahuan yang dimilikinya,
mengelaborasi materi baru dengan menguraikannya secara rinci, dan
menggeneralisasi hubungan antara materi baru dengan informasi yang
telah ada dalam memori siswa. (Dimyati, 2009: 12)
Berdasarkan kajian teori belajar, dapat disimpulkan yang mendukung
model pembelajaran Make A Match adalah teori Konstrutivisme. Sesuai
dengan pandangan konstruktivisme tentang belajar yaitu individu akan
menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman pribadi yang telah
dimilikinya untuk membantu memahami masalah atau materi baru.
Kegiatan pada model pembelajaran Make A Match, siswa mencari
pasangan kartu yang cocok menggunakan pengetahuan siap dan
pengalaman pribadi yang telah dimiliki maka siswa akan dengan mudah
untuk menemukan pasangan kartu yang cocok.
2. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
9
Menurut Anita. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses,artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati,menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. selain itujuga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukanindividu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru,secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalamberinteraksi denga lingkungannya.
Sardiman (2008 : 7) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca,
menulis dan sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si subjek
mengalami dan melakukannya.
Berdasarkan pengertian tentang belajar menurut para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku dari
kondisi sebelumnya. Perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
3. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan
suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara
guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi
yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait
dalam proses pembelajaran.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
10
Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau
unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.
Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi
edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan
pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
Kegiatan pembelajaran yang baik harus menghasilkan aktivitas dan hasil yang
baik pula.
Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi
antara pendidik dan peserta didik pada suasana proses belajar mengajar dalam
rangka untuk mendapatkan perubahan tingkah laku siswa atau untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Perubahan tingkah laku siswa merupakan perubahan
tingkah laku yang baik dari yang sebelumnya.
B. Aktivitas dan Hasil Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran. Menurut
Mulyono (2009:12) aktivitas belajar merupakan kegiatan atau perilaku yang
terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,
mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan
11
guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan.
Menurut Hernawan (2013 : 11.4) aktivitas belajar merupakan suatu proses
yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses
pembelajaran. Berkenaan dengan aktivitas belajar, setiap individu harus
melakukan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain.
Menurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaranmemiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudahdiamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yangdapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca,mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contohkegiatan psikis diantaranya adalah menggunakan khasanah pengetahuanyang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasileksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, danlainnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan para
ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa berupa kerja sama dalam
kelompok, membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengungkapkan
pendapat dalam proses pembelajaran yang membawa perubahan pengetahuan,
sikap dan keterampilan siswa.
2. Pengertian Hasil Belajar
Keberhasil dalam proses pembelajaran akan ditandai dengan hasil belajar
siswa. Penguasaan materi pembelajaran oleh siswa akan terlihat dari hasil
belajar yang diperoleh siswa.
12
Menurut Anita (2009:2.19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatuproses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringidengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukan suatuperubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yangbersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.
Hamalik (2011:59) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
Menurut Bloom (dalam Sardiman, 2008:23) menyatakan dalam pencapaian
hasil belajar harus mencakup 3 ranah tujuan pendidikan, yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dapat diukur dan diamati. Indikator hasil belajar siswa
tersebut antara lain:
1. Siswa mampu menguasai pengusaan materi pembelajaran.
2. Siswa mampu bekerja sama dengan sesama teman.
3. Siswa mampu membuat dan menjawab pertanyaan.
C. Hakikat Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu
tipe/jenis dari pada model terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya
adalah model pembelajaran terpadu untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
13
Menurut Trianto (2009: 12) pembelajaran tematik dimaknai sebagai
pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh
tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan
matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain
seperti IPS, bahasa, dan seni.
Selanjutnya Menurut Sukandi (2003: 34) Pembelajaran tematik adalahpembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkanbeberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalamanbermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokokyang menjadi pokok pembicaraan. Sesuai dengan tahapan perkembangananak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaranbermakna, kegiatan pembelajaran anak kelas awal SD/MI sebaiknyadilakukan dengan pembelajaran tematik.
Menurut Rusman (2014: 42) Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah suatu konsep pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada
anak. Pembelajaran tematik harus dibangun suatu bagian keterpaduan melalui
satu tema.
2. Tujuan Pembelajaran Tematik
Sebelum kita mengetahui tujuan pembelajaran tematik, maka kita pelajari dulu
tentang tujuan pemberian tema terlebih dahulu. Menurut Trianto (2009: 22)
14
tujuan pembelajaran tema adalah:
1. Menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh2. Memperkaya perbendaharaan kata anak3. Mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.4. Memudahkan anak untuk memusatkan perhatian pada satu tema.5. Anak dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
bidang pengembangan.6. Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan.7. Belajar terasa bermanfaat dan bermakna.8. Anak lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata.9. Menghemat waktu karena bidang pengembangan disajikan terpadu.
Setelah kita mengetahui tujuan pemberian tema, maka kita dapat mengetahui/
memahami tentang tujuan pembelajaran tematik. Tujuan pembelajaran tematik
menurut Menurut Trianto (2009: 23) ialah:
1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebihbermakna.
2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, danmemanfatkan informasi.
3. Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilailuhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Setiap pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu halnya
dengan pembelajaran tematik. Menurut Rusman (2014: 50) karakteristik
pembelajaran tematik antara lain:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkatperkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematikbertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehinggahasil belajar dapat bertahan lebih lama;
d. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai denganpermasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;
e. Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi,komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
15
D. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja,
tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Menurut Hosnan (2014: 16) pendekatan saintifik adalah pembelajaranyang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yangingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik,mengasosiasi, menganalisis, mengolah data (informasi) dan menarikkesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulanuntuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Selanjutnya menurut Rusman (2014: 30) pendekatan saintifik dapat disebut
juga sebagai bentuk pengembangan sikap baik religi maupun sosial,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan materi
pelajaran. peserta didik tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tetapi
dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator
saja.
Menurut Hamzah (2014: 43) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
16
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 memuat tentang Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran
dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti.
Menurut Trianto (2009: 28) kegiatan belajar dan deskripsi langkah-langkah
pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 adalah:
1. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa ataudengan alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui.Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat,menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.
2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahamidari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasitambahan tentang apa yang diamati
3. Mencoba/mengumpulkan data (informasi): melakukan eksperimen,membaca sumber lain dan buku teks, mengamatiobjek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumbermengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, menirubentuk/gerak.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: Siswa mengolah informasiyang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatanmengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamatidan kegiatan mengumpulkan informasi.
5. Mengkomunikasikan: siswa menyampaikan hasil pengamatan,kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau medialainnya.menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik;menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses,hasil, dan kesimpulan secara lisan.
6. Mencipta: siswa menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan,produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.
E. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match
Model pembelajaran Make A Match adalah sistem pembelajaran yang
mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja
17
sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui
permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59).
Menurut Rusman (2014:145) Model Make A Match atau mencaripasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepadasiswa. Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik yaitu siswadisuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelumbatas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.Model pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan dikembangkanoleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswamencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalamsuasana yang menyenangkan.
Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model Make A Match adalahmodel pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal ataupermasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencaripasangan kartunya. Model pembelajaran Make A Match merupakan bagiandari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkanatas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusiaadalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model Make A Match melatih siswauntuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswadalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.
Model pembelajaran Make A Match adalah salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada permainan. Menurut Suyatno (2009 : 102) Prinsip-
prinsip model Make A Match antara lain:
a. Anak belajar melalui berbuat
b. Anak belajar melalui panca indera
c. Anak belajar melalui bahasa
d. Anak belajar melalui bergerak
Tujuan dari pembelajaran dengan model Make A Match adalah untuk melatih
peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu
materi pokok (Fachrudin, 2009 : 168). Siswa dilatih berpikir cepat dan
menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial. Model
pembelajaran Make A Match merupakan model yang menciptakan hubungan
18
baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang-senang dalam
permainan. Kesenangan tersebut pun mengenai materi dan siswa dapat belajar
secara langsung.
2. Langkah-langkah Model Make A Match
Menurut Lie (2003:28), menyatakan bahwa langkah-langkah penerapan model
Make A Match adalah sebagai berikut :
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atautopik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagianlainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akanmendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartuyang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yangmemegang kartu yang cocok.
i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadapmateri pelajaran.
Menurut Rusman (2014: 223), Langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match (membuat pasangan) ini adalah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review(satu sisi kartu soal dan satu sisi berupa kartu jawaban besertagambar).
2. Setiap peserta didik mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban3. atau soal dari kartu yang dipegang.4. Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban), peserta didik yang dapatmencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point)
5. Setelah itu babak dicocokkan lagi agar tiap peserta didik mendapatkartu yang berbeda dari sebelumnya.
19
Menurut Huda (2013: 56) Langkah-langkah model pembelajaran Make A
Match sebagai berikut:
1. Pertama-tama Anda menyampaikan/mempresentasikan materi ataumemberi tugas kepada siswa mempelajari materi di rumah.
2. Pecahlah siswa Anda menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dankelompok B. Mintalah mereka berhadap-hadapan.
3. Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawabankepada kelompok B.
4. Sampaikan kepada siswa Anda bahwa mereka harusmencari/mencocokkan karta yang dipegang dengan kartu kelompoklain. Anda perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang Andaberikan kepada mereka.
5. Mintalah semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya, mintalahmereka melaporkan diri kepada Anda. Catatlah mereka pada kertasyang sudah Anda persiapkan.
6. Jika waktu sudah habis, sampaikan kepada mereka bahwa waktu sudahhabis. Bagi siswa yang belum menemukan pasangan, mintalah merekauntuk berkumpul tersendiri.
7. Panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yangtidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapanapakah pasangan itu cocok atau tidak.
8. Terakhir, Anda memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangantersebut.
9. Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruhpasangan melakukan presentasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang langkah-langkah model
pembelajaran Make A Match, penulis merujuk pada pendapat Lie. Menurut
penulis, langkah-langkah yang dikemukakan Lie lebih jelas dalam
menguraikan tahap demi tahapnya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Make-A Match
Menurut Lie (2003: 30) Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan
dan kelebihan. Adapun kelebihan dari model Make A Match adalah sebagai
berikut:
1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikankepadanya melalui kartu.
20
2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa.3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar.4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media
pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Sedangkan kekurangan model ini adalah:1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai
dengan materi palajaran.2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran3. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan
karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja.4. Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan penulis gunakan sebagai salah satu bahan referensi
untuk melaksanakan penelitian yang penulis lakukan. Selain itu juga,
penelitian relevan penulis gunakan sebagai pembanding hasil penelitian yang
diperoleh dalam melakukan penelitian ini. Penelitian yang relevan yang
digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut.
Megawati (2016) Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKN Melalui
Model Cooperative Learning tipe Make A Match pada Siswa Kelas IV C SD
Negeri 5 Metro Pusat Tahun pelajaran 2015/2016. Kesimpulannya bahwa
penerapan model Cooperative Learning tipe Make A Match dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Siklus I persentase ketuntasan
siswa mencapai 80% dan siklus II persentase ketuntasan belajar siswa
mencapai 92%.
21
G. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan menyatakan bahwa
pembelajaran saat ini menuntut guru untuk kreatif dan inovatif. Mutu
pendidikan semakin diperhitungkan dalam inovasi sistem pendidikan di
Indonesia, akan tetapi guru dalam menyampaikan proses pembelajaran kadang
melupakan peran serta siswa dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran tidak
jarang ditemukan masalah-masalah di dalam kelas. Guru belum menggunakan
model pembelajaran yang dapat memacu aktivitas siswa. Dalam pembelajaran
tematik, guru tidak mengemas pembelajaran di kelas dengan pembelajaran
tematik. Guru sudah menerapkan pembelajaran tematik, namun dalam
pelaskanaannya keterpaduan dalam masing-masing mata pelajaran masih
belum ada. Pembelajarannya tematik, tetapi masih terlihat jelas dalam
pemisahan materi antar mata pelajaran. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan
ciri-ciri pembelajaran tematik, sehingga menyebabkan proses dan hasil
pembelajaran tematik tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas
adalah dengan mengemas pembelajaran tematik sesuai dengan keterpaduan
antar mata pelajaran dan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Make A Match dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Proses model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dilakukan dengan
cara diskusi kelompok. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make
A Match, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Kemudian setiap
kelompok diberikan tugas materi. Setiap anggota kelompok yang memahami
terlebih dahulu harus mengajarkan kepada anggota kelompoknya sampai
22
mengerti. Kemudian guru memberikan pertanyaan untuk ditunjukan kepada
individu siswa. Anggota kelompok tidak diperbolehkan saling membantu
dalam menjawab pertanyaan. Berikut ini disajikan skema kerangka pikir
penelitian.
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir Penelitian
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini
adalah “Jika model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dilakukan
dan diterapkan dengan langkah-langkah pembelajaran yang benar, maka
akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tematik pada siswa kelas V
SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.”
Input
Guru/PenelitiBelum
memanfaatkanmodel
pembelajaran MakeA Match
Aktivitas dan Hasilbelajar siswa
rendah
MemanfaatkanModel
PembelajaranMake A Match
Memanfaatkanmodel pembelajaran
Make A Match
Proses
Melalui pemanfaatanmodel pembelajaran Make
A Match dapatmeningkatkan aktivitasdan hasil belajar tematik
siswa kelas VOutput
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research), Menurut Arikunto (2006:104) “penelitian tindakan kelas adalah
suatu penelitian yang akar masalahnya muncul di kelas, dan dirasakan
langsung oleh guru yang bersangkutan”. Menurut Kunandar (2008:43)
“penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai
hasil dari tindakan-tindakan tersebut”. Penelitian dilakukan dengan
merancang, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipasi bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajarn di kelas melalui
suatu tindakan dalam suatu siklus.
B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2017/2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung
Kabupaten Lampung Selatan.
25
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan
Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan. Dengan jumlah siswa adalah 24 siswa
yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki dan satu guru
kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes dan observasi
a. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data-data nilai siswa guna
mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas V
SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan.
Tes dilaksanakan satu kali pada setiap akhir siklus.
b. Non Tes
Pengumpulan data non tes, penulis menggunakan kegiatan observasi.
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode
tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal
tertentu yang diamati. Pada penelitian ini, kegiatan observasi
dilaksanakan bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan
pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. Teman sejawat akan
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Make A Match. Pengamatan kinerja
26
guru menggunakan lembar observasi kinerja guru. Pengamatan
aktivitas siswa menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
Observasi dilakukan dengan cara observer memberi tanda ceklist ()
pada indikator aktivitas siswa yang ada pada lembar observasi saat
mengamati proses pembelajaran dalam menerapkan model
pembelajaran koopertarif tipe Make A Match dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.
2. Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan
observasi, maka alat pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :
1. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada
setiap akhir siklus I dan siklus II. Fungsinya untuk mengetahui sampai
dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau
materi pelajaran.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati segala aktivitas belajar
siswa pada proses pembelajaran tematik dengan model pembelajaran
Make A Match. Kegiatan observasi dilakukan dengan bantuan teman
sejawat dengan cara mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran
berlangsung. Beriktu ini adalah contoh lembar observasi:
27
Tabel 3.1. Format Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalamPenerapan Model Pembelajaran Make A Match pada Pembelajarantematik di Kelas V
NoNamaSiswa
Aspek yang diamatiSkor Nilai KriteriaMenemukan
Kartu SoalMenemukan
Kartu JawabanKerja sama
sesama temanMelakukanpresentasi
KA CA A KA CA A KA CA A KA CA A
Keterangan :A = Aktif : 70 – 100CA = Cukup Aktif : 60 – 69KA = Kurang Aktif : 0 – 59
E. Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah bentuk analisis yang berupa angka atau
bilangan yang diambil dari data hasil tes. Analisis kuantitatif pada
penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran Make A Match
Rumus analisis kuantitatif yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
NA = Skor yang diperolehTotal skor yang seharusnya x100%NA = Nilai Akhir(Sumber: Sugiyono, 2012:21)
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif diambil dari hasil lembar pengamatan pada proses
pembelajaran tematik.
28
Untuk mengetahui persentase hasil dari aktivitas siswa, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut :P = NsN x 100%Keterangan :P : Persentase aktivitas siswaNs : Jumlah indikator aktivitas yang dilakukan siswaN : Jumlah indikator aktivitas keseluruhan
(Sumber Sugiyono, 2012:22)
F. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas mempunyai tahapan-tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, refleksi, dan observasi. Hal ini dilihat dari model Kemmis Mc
Taggart (dalam Arikunto, 2006: 16) bahwa penelitian tindakan kelas
dinyatakan dengan model sprial seperti berikut :
Gambar 3.1. Diagram kegiatan penelitian tindakan kelas. (Arikunto, 2006: 16)
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
29
G. Langkah Tindakan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sampai berhasil dengan berbagai kemungkinan
perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan
a. Merancang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi
untuk kegiatan guru dan siswa, serta alat evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
a. Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran
b. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang
telah lalu dengan pembelajaran yang akan dipelajari
c. Guru menyampaikan tujuan pembejaran.
2) Kegiatan Inti
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan
soal/jawaban.
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam
30
bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam
bahasa latin (ilmiah).
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban)
akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap
materi pelajaran.
j. Waktu minimal 1 x 45 menit. Sebab model ini membutuhkan
waktu lebih untuk permainan mencocokkan kartu dan
membahasnya satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan
yang perlu dilaksanakan untuk pembelajaran Make A Match harus
cukup karena harus membuat soal atau jawaban yang berbeda dan
ditempel di kartu sebanyak jumlah siswa.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang
materi. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah
dipelajari. Kemudian guru memberikan tugas individu kepada siswa.
31
Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mempelajari
materi yang akan datang.
3. Observasi
Kegiatan observasi, peneliti meminta bantuan pada teman sejawat untuk
mengadakan pengamatan pada aktivitas siswa dan kinerja guru dalam
proses pembelajaran.
4. Refleksi
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal
yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat
kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada
perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam PTK ini adalah
1. Apabila > 70% dari jumlah siswa kelas V mengalami peningkatan
aktivitas belajar pada pembelajaran tematik.
2. Apabila > 75% dari jumlah siswa kelas V mengalami peningkatan dalam
hasil belajar tematik.
58
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bedasarkan proses kegiatan penelitian dan hasil pembahasan penelitian, maka
penulis menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran,
1. Model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas belajar
Tematik siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten
Lampung Selatan. Siklus I rata-rata keaktifan secara klasikal mencapai
76,04. Persentase keaktifan siswa mencapai 83% siswa aktif. Siklus II
rata-rata keaktifan secara klasikal mencapai 82,12. Persentase keaktifan
siswa mencapai 92% siswa aktif.
2. Model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar
Tematik siswa kelas V SDN Margakaya Kecamatan Jatiagung Kabupaten
Lampung Selatan. Hasil belajar siswa siklus I dari jumlah siswa sebanyak
24 orang siswa terdapat 18 orang siswa tuntas belajar dan 6 orang siswa
yang belum tuntas belajar. Rata-rata ketuntasan belajar siswa secara
klasikal mencapai 75,42 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai
75% siswa yang tuntas belajar. Hasil belajar siswa siklus II dari jumlah
siswa sebanyak 24 orang siswa terdapat 22 orang siswa tuntas belajar dan
hanya 2 orang siswa yang belum tuntas belajar. Rata-rata ketuntasan
belajar siswa secara klasikal mencapai 82,08 dengan persentase
ketuntasan siswa mencapai 92% siswa yang tuntas belajar.
59
B. Saran
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, siswa
lebih sungguh-sungguh lagi mendengarkan penjelasan dari teman tutor
sebaya.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya secara cermat mempersiapkan perangkat pendukung
pembelajaran dan fasilitas belajar yang diperlukan, serta menyesuaikan
dengan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, media
pembelajaran, dan karakterisitik anak didiknya.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan bagi guru agar lebih
memahami banyaknya metode pembelajaran. Selain itu, sekolah
hendaknya mengupayakan media pembelajaran sehingga lebih menunjang
dalam penanaman konsep-konsep secara lebih nyata sekaligus
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anita W, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang SistemPendidikan Nasional.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
Fachrudin. 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru. Gaung Persada: Jakarta.
Fajar, Arnie. 2013. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Remaja Rosdakarya:Bandung.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statisitik Jilid 2. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
Hamzah, Ali. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran. Raja GrafindoPersada: Jakarta.
Hernawan, Asep Herry. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Universitas Terbuka: Jakarta.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad21. Ghalia Indonesia: Bogor.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. PustakaPelajar: Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kunandar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative LearningDi Ruang-ruang Kelas. Grasindo: Jakarta.
Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta:Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2010. Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran: Mengembangkan ProfesionalismeGuru. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sagala, Syaiful. 2008. Makna dan Konsep Pembelajaran. Alphabeta: Bandung.
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motiviasi Belajar Mengajar. Raja GrafindoPersada: Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta:Jakarta.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar BaruAlgensindo: Bandung.
Sukandi, Ujang. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Duta Graha Pustaka: Surabaya.
Sukmadinata. 2013. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya:Bandung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alphabeta: Bandung.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka:Sidoarjo.
Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. RemajaRosdakarya: Bandung.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. PrestasiPustakakarya: Jakarta.
Wahab, Abdul. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Alfabeta:Bandung.
Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz: Yogyakarta.
Winataputra, Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. UniversitasTerbuka: Jakarta.