penerapan model pembelajaran inquiri dalam …

133
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM AL - MUHAJIRIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh RETNA SULASTRI APRIANI NIM: 1111015000022 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM AL - MUHAJIRIN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

RETNA SULASTRI APRIANI

NIM: 1111015000022

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1439 H/ 2018 M

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

i

ABSTRAK

Retna Sulastri Apriani NIM 1111015000022, “Penerapan Model Pembelajaran

Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di SMP Al

Muhajirin”. PTK Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Permasalahan pada pembelajaran tematik yaitu Penerapan model

pembelajaran inkuiri kurang mendapat perhatian dari guru, Aktivitas siswa dalam

pembelajaran masih rendah, Hasil belajar siswa rendah. Untuk itu perlu diadakan

tindakan perbaikan pembelajaran tematik dengan penerapan model pembelajaran

inkuiri.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran

inkuiri berupa peningkatan mutu hasil belajar dan proses pembelajaran. Metode

penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal dengan

Classroom Action Research (CAR) yang terdiri atas empat tahapan yaitu:

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa

kelas VII SMP Al-Muhajirin Padurenan III Gunung Sindur Bogor sebanyak 40

siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan tes obyektif tertulis pilihan

ganda dan observasi. Proses pembelajaran pada siklus I, dan siklus II dalam

membahas materi pembelajaran permintaan dan penawaran dilaksanakan oleh

siswa bersama kelompoknya dengan keaktifan yang baik. Hasil belajar siswa

pada pembelajaran siklus 1 mencapai nilai rata-rata 72 dan siklus II mencapai

80,1. Pencapaian Nilai Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditargetkan adalah 70%

siswa mencapai KKM 75. Pada siklus 1 siswa yang mencapai KKM tersebut

sebanayak 22 siswa dengen persentase 55%. Pada siklus II siswa yang mencapai

KKM tersebut sebanyak 29 siswa dengan persentase 73%. Hasil belajar pos tes

siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,308 berada dalam

kategori sedang. Jumlah siswa yang mendapatkan Nilai N-gain tinggi 7 anak

(18%), jumlah siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak 18 anak (45%),

dan jumlah siswa yang mendapakan N-gain rendah 15 anak (37%).

Berdasarkan nilai rata-rata proses pembelajaran, hasil belajar, pencapaian

nilai N-Gain dan persentase pencapaian 70% KKM 75 diketahui terjadinya

peningkatan ke arah yang positif dan signifikan. Sehingga dapat dinyatakan

penerapan pembelajaran inquiri di kelas VII SMP Al-Muhajirin dapat dinyatakan

efektif meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar sisiwa.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Inquiri, Hasil Belajar, IPS.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

ii

ABSTRACT

Retna Sulastri Apriani NIM 1111015000022. “Implementing of Inquiry learning

method on improving learning outcome of Social Science at Seventh grade

students in SMP Al Muhajirin.” Classroom action research of Social Education

Department at the Faculty of Tarbiya and Teachers Training of Islamic

University Syarif Hidayatullah Jakarta.

The problem in thematic learning process Implementation of Inquiry

learning method was lack of teachers’ attention, Students activity was still in low

level, Students’ learning outcome was under the average. According to the

problems it needs to arrange inquiry learning method as the solution of them.

This research was aimed to improve the effectiveness of inquiry learning

method in term of learning outcome and learning process. The method used was

Classroom action research (CAR) that was divided into four steps; Planning,

Acting, Observing, and Reflecting. The subjects of the research were forty

seventh grade students of SMP Al Muhajirin Padurenan III Gunung Sindur Bogor.

The collecting data technique was written multiple choice objective test and

observation. Learning process on first cycle and second cycle that talked about

demanding and bargaining was held by students in group actively. The result

learning outcome of the research was 72 in first cycle and 80,1 in second cycle.

The standard of score was 70% of students gained 75. In the first cycle, there were

22 students reached the standard in percentage 55% and in the second cycle there

were 29 students gained the standard score in percentage 73%. The outcome

learning process in the first and second cycle obtained the average of N-gain

0,308. It was in the medium level. Total of the students that gained high N-gain

score was 7 students (18%), gained medium N-gain score was 18 students (45%)

and gained low N-gain score was 15 students (37%).

According to the average score, learning outcome, achievement of N-Gain

and 70% of standard score there was an improvement to positive side and it was

significance. It can be concluded that implementing inquiry learning method at

seventh grade students in SMP Al Muhajirin can improve learning process and

students learning outcome.

Key Word: Inquiry Learning Method, Learning Outcome, Social Science.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat dan salam semoga

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan ummatnya agar

menuntut ilmu agar menjadi insan cerdas dan berbudi luhur.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan, namun

berkat kesungguhan, doa, dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Allah swt. yang selalu memberikan kekuatannya selama proses

penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A. Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Syaripulloh, M.Si dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UniversitasIslam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. H. Nurrochim, MM. sebagai pembimbing skripsi yang telah

membimbing penulisan skripsi dari segi isi dan teknis penulisan.

6. Seluruh dosen Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Kedua Orang Tua penulis tercinta Ayahanda Agus Syukur, BSc. dan

Ibunda Dedeh Erna, yang selalu senantiasa megusahakan anak-anaknya

untuk sukses dan tidak hentinya mencurahkan kasih sayang serta do’a

yang selalu terucap untuk keberhasilan penulis.

8. Adik, Regita Putri Yuliandani yang selalu memberi dukungan dan

semangat sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Sri Mulyati, S,Pd.I, selaku Kepala SMP Islam Al-Muhajirin yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.

10. Dewan Guru SMP Islam Al-Muhajirin yang telah membantu dan

memotivasi penulis dalam penulisan skripsi.

11. Teman-teman kelas Geografi Pendidikan IPS, Raudhah, Fadhilah Fatmala,

Hambali, Ahmad Fauzi, dan Desy Tri Wahyuni yang selalu memberikan

kata-kata semangat dan selalu menghibur penulis dalam suka maupun

duka sehingga penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga tali

silaturahmi kita selalu terjaga.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

iv

12. Teman-teman Mahasiswa Pendidikan IPS angkatan 2011 yang telah

berjuang bersama selama masa perkuliahan dan saling membantu dalam

perjuangan mendapat gelar Sarjana. Semoga kita selalu mendapat

kesuksesan dan selalu diberikan yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun dan bermanfaat

sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga penulisan skripsi ini

bermanfaat bagi lembaga pendidikan dan para pembaca serta menjadi tambahan

ilmu bagi kita

Jakarta, 29 Juni 2018

Penulis

Retna Sulastri Apriani

NIM: 1111015000022

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL…………………………………………………………....

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...….…………………………...

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI…………………. ........................

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH. ..............................................

ABSTRAK …………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR DIAGRAM ………………..……………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Masalah Penelitian................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian……… ......................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian..………………………………………… 5

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ….…………………..

6

A. Kajian Teoritik......................................................................... 6

1. Pengertian Belajar ……….………………..……………... 6

2. Ciri-ciri Belajar .................................................................. 8

3. Hasil Belajar …………………………...….....……………. 9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………… 10

5. Konsep Pembelajaran IPS ………………………………… 15

6. Model Pembelajaran Inquiri ………………………………. 19

B. Hasil Penelitian yang Relevan …………………..……….….. 25

C. Hipotesis Tindakan …………………………………..………. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………… ……………………... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian …… ………….…………….. 28

1. Tempat Penelitian……………………….………………… 28

2. Waktu Penelitian ………...……………………………….. 28

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus … …….……..…… 29

1. Desain Siklus Penelitian ……………………..…………… 30

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

vi

2. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ……..………… 32

3. Data dan Sumber Data …………………………………….. 32

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data …………….…. 32

5. Teknik Pengolahan Data ……...……………………..…… 34

C.. Teknik Validasi Data ……………… ………………………. 35

BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN………. 41

A. Deskripsi Data…………………...................……………….. 41

B. Hasil Uji Instrumen ................................................................. 49

C. Analisis Siklus ……………………………………………... 70

D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………... 99

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………………….. 106

A. Kesimpulan …………………………………………………... 106

B. Implikasi ……………………………………………………... 107

C. Saran-saran...…………………………………………………. 107

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 108

LAMPIRAN …………………………………………………….. 111

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian……………………………………...….….... 29

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tahapan Siklus……………..........………….……………………

Jenis dan Sumber Data…………………………………………...

31

33

Tabel 3.4 Interpretasi N-Gain………….. ..................................................... 35

Tabel 4.1 Identitas Guru................................................................................ 44

Tabel 4.2 Sarana Prasarana ........................................................................ 47

Tabel 4.3 Peralatan Pembelajaran ……......…………..……………………. 48

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...........……………………… 49

Tabel 4.5 Rekapitulasi Soal Valid …. …….…………………...………… 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas……………..………............................……... 53

Tabel 4.7 Rekapitulasi Soal Valid................................................................. 54

Tabel 4.8 Rekapitulasi Daya Pembeda ....................................................... 57

Tabel 4.9 Tingkat Kesukaran ……………..………........................……..… 59

Tabel 4.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran ................................................... 60

Tabel 4.11 Hasil Uji Validasi Soal …………………………………………. 61

Tabel 4.12 Rekapitulasi Soal Valid ……………………...............…………. 62

Tabel 4.13 Hasil Uji Validasi Soal ………………………………………….. 65

Tabel 4.14 Rekapitulasi Soal Valid …………………………………………. 66

Tabel 4.15 Daya Pembeda …………………………………………………... 68

Tabel 4.16 Tingkat Kesukaran …………………………………………….... 69

Tabel 4.17 Faktor Permintaan ………………………………………………. 72

Tabel 4.18 Jenis Permintaan ……….…………………………...…………… 72

Tabel 4.19 Faktor Penawaran ……………………………………………….. 72

Tabel 4.20 Harga dan Jumlah Barang Penawaran …………………………... 72

Tabel 4.21 Kegiatan Pembelajaran ………………………………………….. 74

Tabel 4.22 Hasil Pengamatan dan Pengumpulan Data ……………………… 75

Tabel 4.23 Hasil Diskusi ……………………………………………………. 76

Tabel 4.24 Hasil Belajar Pretes Siklus I ……...……………………………... 79

Tabel 4.25 Hasil Belajar Postes Siklus I ……...…………………………….. 81

Tabel 4.26 Hasil Belajar N-Gain Siklus I ……...……………………………. 83

Tabel 4.27 Pebcapaian KKM Siklus I ………………………………………. 85

Tabel 4.28 Rekapitulasi N-Gain ………………..…………………………… 86

Tabel 4.29 Hasil N-Gain Siklus 2 …………………………………………... 92

Tabel 4.30 Rekapitulasi N-Gain Siklus II………………..………………….. 94

Tabel 4.31 Pencapaian KKM Siklus 2 ……………………………………… 95

Tabel 4.32 Perbandingan N-Gain Pos Tes Siklus 1 dan 2…………………… 95

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

viii

Tabel 4.33 Hasil N-Gain Post Test Siklus 1 dan 2…………………………. 98

Tabel 4.34 Pencapaian KKM Siklus 2 ……………………………………… 98

Tabel 4.35 Hasil Kegiatan Diskusi Kelompok ……………………………… 100

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

ix

DAFTAR DIAGRAM

Bagan 3.2 Model PTK ……………………………………………………… 30

Diagram 4.1 Hasil Belajar ……………………...........………………………. 85

Diagram 4.2 Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 ………………………….. 103

Diagram 4.3 Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 ………………………….. 104

Diagram 4.4 Grafik Nilai Siklus …………….. ………………………………. 105

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ………………………………………… 28

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun

rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan

kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai

dan norma-norma tersebut, serta mewariskannya kepada generasi

berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi

dalam suatu proses pendidikan. Karena itu bagaimana pun peradapan

masyarakat, didalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan

sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hak asasi manusia yang

paling penting karena dengan melalui pendidikan dapat mengembangkan

manusia secara utuh dan pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan

generasi masa mendatang yaitu peserta didik yang dapat memenuhi

kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang

diamanatkan pemerintah yang tertulis di tujuan Pendidikan Nasional yaitu:

“Mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan fitrahnya untuk

menjadi pribadi yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia,

menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni, memiliki kesehatan

jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan

bermanfaat, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan agar mampu

mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas”.1

1Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

2

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan

dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat

menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan

pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat

dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Agar anak didik merasa senang

dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam pembelajaran terdapat tiga faktor yaitu : (1) kondisi

pembelajaran yaitu faktor yang mempengaruhi metode dalam

meningkatkan hasil belajar, (2) strategi pembelajaran dan (3) hasil

pembelajaran yaitu menyangkut efektifitas, efisiensi dan daya tarik

pembelajaran. Jadi, ketika guru akan melaksanakan kegiatan

pembelajaran, maka pikiran dan tindakannya harus tertuju pada tiga faktor

tersebut, dalam arti selalu mempertimbangkan kondisi pembelajaran dan

hasil belajar.

Proses pembelajaran IPS di sekolah selama ini lebih ditekankan pada

penguasaan materi sebanyak mungkin sehingga proses pembelajaran

terasa kaku dan hanya berpusat pada satu arah yang ditujukan oleh guru,

sehingga tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih

aktif dan mengeksplorasi terhadap materi yang diajarkan. Kegiatan belajar

yang selama ini di tandai dengan budaya menghafal daripada berfikir,

yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa yaitu di bawah KKM

yang ditetapkan oleh sekolah.

Dunia pendidikan semakin berkembang begitu juga dengan

pengembangan kurikulum yang terus mengembangkan kurikulum

pendidikan untuk kemajuan anak didik. Telah kita ketahui bersama telah

banyak kurikulum tercipta dari awal hingga sekarang dengan berbagai

pengembangan demi perbaikan dan membuat anak didik semakin

berkembang dalam belajar.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

3

Hal di atas menimbulkan ketidakmampuan siswa dalam menerapkan

konsep dasar dari materi IPS dalam sistuasi kehidupan meraka.

Pembelajaran IPS di sekolah sangat di pengaruhi oleh kebutuhan evaluasi

akhir yang memuaskan. Hal ini menyebabkan siswa hanya semata-mata

mempelajari IPS dengan menghafalnya tanpa memahami dari materi yang

diajarkan, kemudian juga pada model pembelajaran yang diterapkan guru

serta kebijakan-kebijakan sekolah dan harapan orang tua terhadap hasil

akhir siswa yang dinilai hanya dengan nilai yang diperoleh bukan dari

pemahaman yang didapat.

Pembelajaran pada dasarnya berfungsi mengembangkan pengetahuan,

nilai dan sikap serta keterampilan sosial siswa untuk menelaah kehidupan

sehari-hari dan menciptakan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan

masyarakat Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Tujuan dari

pembelajaran IPS juga agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan,

sikap dan keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya sendiri dan juga

dapat memahami perkembangan tentang pertumbuhan masyarakat

Indonesia sejak dulu hingga sekarang.

Terlebih pada tahun 2015-2018 ini pemerintah menerapkan kurikulum

2013 dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban

dunia.

Berdasarkan masalah di atas, untuk mengatasinya diperlukan model

pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari ilmu

pengetahuan sosial. Juga model yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

serta materi yang hendak diajarkan. Dibutuhkan pula variasi pembelajaran

agar tidak monoton dan yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

4

Upaya untuk memecahkan masalah di atas yaitu dengan penerapan

model pembelajaran inkuiri. Dimana siswa di pacu untuk berpikir kritis,

menelaah dan memecahkan permasalahan dengan kekreatifan daya

pikirnya sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis berupaya

untuk menjawab permasalahan mengenai kurang kritisnya daya pikir

siswa, dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri, dalam penelitian

yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di SMP Islam Al

Muhajirin”.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka sebagai berikut:

1. Fokus Penelitian

Peningkatan hasil belajar IPS sesuai dengan penerapan metode

pembelajaran inkuiri.

2. Pembatasan Masalah

Belum diketahui apakah penerapan metode inkuiri dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al-

Muhajirin?

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian dan pembatasan masalah diatas,

maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu “Apakah

penerapan metode pembelajaran inquiri efektif dapat meningkatkan

hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al - Muhajirin?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini memiliki

tujuan yaitu untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran

inkuiri terhadap hasil belajar siswa IPS kelas VII di SMP Islam Al -

Muhajirin.

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

5

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Guru, memberikan pengetahuan tentang model pembelajaran inkuiri

dalam pengajaran sebagai solusi untuk mengatasi kejenuhan siswa

pada pelajaran.

2. Sekolah, dengan penelitian ini diharapkan sekolah menjadi lebih

bermutu dengan terus meningkatkan kualitas pembelajaran serta

kualitas guru untuk meningkatkan kualitas peserta didik.

3. Pengawas, memberikan pengetahuan tentang pembelajaran inkuiri

yang dapat diterapkan dikehidupan bermasyarakat.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. KajianTeoritik

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses mendapatkan ilmu dengan

berbagai macam cara dan media yang digunakan. Belajar sangat

penting bagi kehidupan terutama kehidupan manusia. Manusia

membutuhkan kepandaian untuk menjalani hidupnya. Untuk menjadi

manusia yang dewasa dibutuhkan waktu yang lama. Manusia juga

akan selalu belajar dengan keadaan dan dimanapun dia berada dimana.

Belajar dapat dikatakan suatu kondisi yang di dalam diri seseorang

setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Dalam belajar manusia

memiliki tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik

Menurut Morgan dalam Purwanto menyatakan bahwa “belajar

adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pengalaman

hidup yang dialami manusia dapat dikatan sebagai belajar. Karena dari

pengalaman tersebut manusia dapat mengalami perubahan-perubahan

yang mempengaruhi kepribadian manusia tersebut.”2

Sedangkan menurut Witherington dalam Purwanto mengemukakan

bahwa “belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.3

Dalam Purwanto, Good dan Brophy juga mengatakan bahwa

“belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata

2 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985 Cet. Ke-

2. h. 80 3Ibid., h. 81

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

7

karena proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang

mengalami belajar”.4

Menurut Muhibbin Syah sebagaimana dikutip oleh Barlow dalam

bukunya Educational Psycology: The Teaching Learning Procces,

berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Secara

umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan seluruh tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan kognitif”.5

Kemudian Slameto juga mengungkapkan bahwa “belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.6

Sedangkan dalam Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, “belajar

merupakan aktifitas manusia yang sangat vital dan secara terus

menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup”.7

Dari definisi-definisi di atas Purwanto sendiri menyampaikan

adanya beberapa elemen penting dalam mencirikan pengertian tentang

belajar, yaitu:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui

latihan atau pengulangan.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif

mantap.

d. Tiingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar

menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.8

4 Ibid., h. 82

5 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2010. Cet. ke-15. h. 88 6 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: rineka Cipta.

2010. Cet. ke-5 h. 2 7 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran. Jogja Karta: Ar

Ruzz Media.2011. Cet. Ke-1. Hal. 17

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

8

Jadi, dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

manusia bisa dikatakan belajar bilamana dia mampu untuk

merubah keadaan tingkah laku dan berkembang melewati

kemampuan makhluk-makhluk lain dengan kecakapannya

berdasarkan hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Terutama perubahan menuju kepribadian yang

baik, tapi kemungkinan juga berubah pada hal buruk. Belajar

menjadikan manusia berkembang secara bebas memutuskan jalan

hidupnya

2. Ciri - Ciri Belajar

Syaiful Bahri Djaramah mengemukakan beberapa ciri–ciri belajar

antara lain:

a. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah

terjadi adanya perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar

berikutnya.

c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Dalam belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju

untuk sesuatu yang lebih baik. Perubahan yang bersifat aktif

artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya,

melainkan karena usaha individu itu sendiri.

d. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat

menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi

setelah belajar akan bersifat menetap.

8 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985 Cet. Ke-2

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

9

e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena

ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku.9

Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan

mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam

sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

3. Pengertian Hasil Belajar

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya

evaluasi yang nantinya akan dijadikan tolak ukur maksimal yang telah

dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang

telah ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru

dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran

dari hasil belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran

saja tetapi juga mencakup tingkah laku siswa selama berlangsungnya

proses belajar mengajar.

Nana Sudjana mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan

tujuan yang ingin dicapai oleh siswa melalui proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”10

Sedangkan Menurut Suprijono dalam buku Belajar &

Pembelajaran, “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.”11

Menurut Dimyati, “hasil belajar merupakan hasil dari interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di

9 Syaiful Bahri Djaramah. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta. 2011. Cet ke-3 h. 15-

16 10

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda

Karya. 2010. Cet. 15 hal. 22 11

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran. Jogja Karta: Ar

Ruzz Media.2011

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

10

akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.”12

Istilah hasil belajar dari bahasa Belanda”prestatie”dalam bahasa

Indonesia menjadi prtestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literatur,

prestasi selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu, seperti

dikemukakan oleh Robert M. gagne dalam setiap proses akan selalu

terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil

belajar seseorang.

Hasil belajar yang dapat dicapai siswa melalui proses pembelajaran

yang optimal cenderungmewujudkan yang berciri sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

belakjar instrinsik pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan siswa.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna dengan dirinya.

d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh

(komprehensif).

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengandalkan dirinya, terutama dalam minat hasil yang

dicapainya maupun menilai dan mengandalkan proses dan

usaha belajarnya.13

Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan suatu hasil dari kemampuan yang dimiliki siswa

melalui proses pembelajaran berupa perbuatan, nilai, pengertian, sikap,

presiasi dan keterampilan untuk mengetahui ketercapaian tujuan

pendidikan melalui proses belajar mengajar.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

12

Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.

Cet. ke-4 hal.1-3 13

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda

Karya. 2010. Cet. 15 hal.56-57.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

11

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam tingkah

laku dan kecakapan. Berhasil dan tidaknya suatu proses belajar

tergantung pada macam-macam faktor. Slameto mengungkapkan

faktor-faktornya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut

faktor individual. Faktor individual sangat besar pengaruhnya

terhadap belajar seseorang. Yang termasuk dalam faktor

invividual ini antara lain kematangan, kecerdasan, latihan,

motivasi dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Faktor-faktor sosial ini meliputi faktor keluarga, guru dan cara

mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam mengajar,

lingkungan, dan kesempatan yang tersedia serta motivasi

sosial.14

Jadi, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar yaitu faktor individual yang timbul dari dalam diri sendiri dan

juga faktor dari luar individu itu sendiri yang biasa disebut faktor

sosial.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor

yang ada di luar individu.

a. Faktor-Faktor Intern

1) Faktor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan. Agar seseorang dapat belajar dengan

baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap

14

M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985 Cet. Ke-

2. h. 101-102

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

12

terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-

ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan,

olahraga, rekreasi dan ibadah.

b) Cacat Tubuh. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.

Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga

pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat

menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2) Faktor Psikologis

a) Intelegensi. Siswa yang mempunyai tingkat intelengsi

yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar,

jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan

menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor

yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh yang

positif. Jika siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia

perlu mendapat pendidikan dilembaga pendidikan khusus.

b) Perhatian. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,

maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

yang dipelajarinya. Agar siswa dapat belajar dengan baik,

usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian

dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan

hobi atau bakatnya.

c) Minat. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap

belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat

yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal

yangsangat menarik dan berguna bagi kehidupan serta

kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

d) Bakat. Bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan

yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Adalah penting

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

13

untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa

belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.15

Faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu

dari faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan kesempurnaan

tubuh, selain itu juga dari faktor psikologis yang meliputi tingkat

intelegensi, perhatian, bakat dan minat yang dimiliki.

b. Faktor Ekstern

Faktor Ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat

dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat.

1) Faktor Keluarga

a) Cara Orang Tua Mendidik. Cara orang tua mendidik

anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.

Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan

pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak

tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.

b) Relasi Antaranggota Keluarga. Relasi Antaranggota

Keluarga yang terpenting adalah orang tua dengan

anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau

dengan anggota keluarga yang yang lainpun turut

mempengaruhi belajar anak.

c) Suasana Rumah. Suasana rumah dimaksudkan sebagai

situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di

dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.

d) Keadaan Ekonomi Keluarga. Anak yang sedang belajar

selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga

membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu

15

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi).Jakarta: Rineka

Cipta. 2010. Cet. ke-5 h. 54

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

14

hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup

uang.16

Faktor ekstern juga sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar terutama keluarga. Cara orang tua mendidik dapat

mempengaruhi baik buruk hasil belajar. Selain itu juga dari

relasi dalam keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi

yang menunjang fasilitas belajar anak.

2) Faktor Sekolah

a) Metode Mengajar. Metode mengajar yang kurang

baikakan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik

pula.

b) Kurikulum. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh

tidak baik terhadap belajar.

c) Relasi Guru dengan Siswa. Di dalam relasi (guru

dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai

gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang

diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari

sebaik-baiknya.

d) Relasi Siswa dengan Siswa. Menciptakan relasi yang

baik bagi siswa adalah perlu, agar dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.17

Faktor sekolah sangat berpengaruh untuk keberhasilan

belajar yaitu dari metode mengajar, kurikulum yang

diterapkan, relasi antara guru dan siswa juga relasi sesama

teman.

3) Faktor Masyarakat

16

Ibid., 58 17

Ibid., 59

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

15

a) Mass Media. Mass media yang baik memberi pengaruh

yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.

Sebaliknya mass media yang buruk juga dapat

berpengaruh buruk terhadap siswa.

b) Teman Bergaul. Teman bergaul yang baik akan

berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitupun

sebaliknya. Teman bergaul yang buruk juga akan

mempengaruhi yang bersifat buruk pula.

c) Bentuk Kehidupan Masyarakat. Kehidupan masyarakat

sekitar sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika

orang-orang dilingkungan sekitarnya berperilaku buruk

maka anak akan terpengaruh sebaliknya jika orang-

orang sekitarnya maka akan baik pula perilaku anak.18

Lingkungan masyarakat memberi pengaruh yang cukup

besar terhadap hasil belajar seperti mass media, pergaulan tehadap

teman di lingkungan masyarakat dan kehidupan yang terjadi di

masyarakat akan berdampak baik jika yang terjadi baik dan

sebaliknya akan berdampak buruk jika yang terjadi dilingkungan

buruk.

5. Konsep Pembelajaran IPS

a. Pembelajaran IPS

Menurut Trianto, “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti

sosiologi, sejarah, geogfrafi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.

Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner

dari aspek cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial

merupakan bagian ilmu dari kurikulum sekolah yang diturunkan

dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,

18

Ibid., 70

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

16

geografi, ekonomi politik, antropologi, filsafat, dan psikologi

sosial”.19

Menurut Rudy Gunawan sebagaimana yang dikutip oleh

Sumantri menyatakan bahwa “IPS merupakan suatu program

pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak

akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin

ilmu-ilmu sosial (Social Science), maupun ilmu pendidikan.”20

Sedangkan Rudy Gunawan menyatakan bahwa “hakikat

IPS adalah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai

makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya.”21

Melihat dari uraian diatas, IPS menurut penulis adalah ilmu

yang mempelajari manusia dalam lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial yang diambil dari berbagai ilmu sosial

berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan untuk pendidikan pada

siswa sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA.

b. Tujuan pembelajaran IPS

Pada dasarnya tujuan dari pendidkan IPS adalah untuk

mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa

untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,

kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Rudy Gunawan sebagaimana dikutip oleh Kosasih

Djahiri menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah

sebagai berikut:

1) Diarahkan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan

2) Membina pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan yang

bermanfaat bagi studi lanjutan, kehidupan dan kemasyarakatan

19

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. 4. 2012. h. 171 20

Rudy Gunawan. Pendidikan IPS (Filososfi, Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Cet 2. 2013. h. 17-19 21

Ibid., h. 17

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

17

3) Kecakapan menganalisis kenyataan (to analyze reality)

4) Konsep tindak merupakan target utama, melainkan proses

belajarnya yang utama, dan kemampuan menggunakan cara

menelaah.22

Sedangkan menurut Taba sebagaimana dikutip oleh Rudy

Gunawan berpendapat bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah

proses berpikir (thinking process), yang meliputi:

1) Proses pembentukan dan mengorganisasikan informasi untuk

mengembangkan konsep yang abstrak

2) Pengembangan generalisasi secara induktif, dimana para

pelajar menganalisis dan menginterpretasikan data dan

selanjutnya menarik kesimpulan atau inferensi dari data

tersebut

3) Penerapan prinsip-prinsip yakni proses memperoleh

pengetahuan seperti fakta dan generalisasi.23

Rudy Gunawan juga menyatakan bahwa tujuan pendidikan

IPS antara lain:

1) Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi,

sejarah dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif,inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampiulan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial.24

Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS

menurut Nursid Sumaatmaja sebagaimana dikutip dari Rudy

22

Ibid.,h. 174 23

Abdul Rahman, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Strategi Relating,

Experiencing, Applaying, Cooperating, Transferring (REACT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII SMP Duta Bangsa, Jakarta Barat Tahun

2012”. Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2012, h. 33, tidak di publikasikan. 24

Ibid., h. 20

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

18

Gunawan adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang

baik, yang memiliki pengetahuan dan kepedulian sosial yang

berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”25

Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan dalam

buku Rudy Gunawan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada

tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman,

(2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4)

keterampilan.”26

Namun Somantri memberikan penjelasan P.IPS adalah

suatu synthetic disipline yang berusaha untuk mengorganisasikan

dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan

psikologis untuk tujuan pendidikan. Makna synthetic discipline,

bahwa P.IPS bukan sekedar mensistesiskan konsep-konsep yang

relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, tetapi

juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan,

kebangsaan dan kenegaraan. Secara lebih tegas, bahwa Pendidkan

IPS memuat tiga sub tujuan, yaitu : Sebagai Pendidikan

Kewarganegaraan; Sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya

dalam disiplin ilmu-ilmu sosial; Sebagai ilmu yang menyerap

bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat

kemudian dikaji secara reflektif.27

Pada dasarnya tujuan IPS ialah untuk mendidik dan

memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan berbagai bekal bagi

siswa untuk menlanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Melalui pembelajaran IPS ini siswa-siswa diajarkan mengenai

realita dan permasalahan-permasalahan yang ada pada

25

Ibid., h. 21 26

Ibid., h. 22 27

Rudy Gunawan. Pendidikan IPS (Filososfi, Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Cet 2. 2013. h. 18

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

19

masyarakat,yang dalam pemecahan maslahnya tidak dapat

dipecahkan dengan satu ilmu pengetahuan tertentu saja. Masalah

sosial yang terjadi memerlukan pembahasan dari berbagai

pandangan yang melibatkan ilmu pengetahuan lainnya.

6. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Inkuiri

Dalam bahasa Indonesia inkuiri adalah “penyelidikan,

pertanyaan, pemeriksaan dan permintaan keterangan. Inkuiri dapat

dikatan belajar mencari dan menemukan sendiri.”28

Pembelajaran inkuiri adalah “rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari

suatu masalah yang dipertanyakan.”29

Pada awalnya inkuiri banyak digunakan dalam ilmu-ilmu

alam. Namun, para ahli pendidikan ilmu sosial mengadopsi inkuiri

yang kemudian dinamakan inkuiri sosial. Menurut Robert A.

Wilkins sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya yang menyatakan

bahwa “dalam kehidupan masyarakat yang terus menerus

mengalami perubahan, pengajaran harus menekankan kepada

pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan,

menurutnya menuntut perubahan pola mengajar dari hanya yang

sekedar mengingat fakta yang dilakukan melalui pembelajaran

kuliah dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan

(driil) dalam pola tradisional, menjadi pengembangan kemampuan

berpikir kritis (critical thinking). Pembelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir itu adalah inkuiri sosial.”30

28

Aziz Fahrurozzi, dkk., Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Ciputat: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2012. h. 164 29

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Cet. 5. 2008. h.196 30

Ibid., h. 205

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

20

Inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu model pembelajaran

yang berorientasi pada pengalaman siswa.

“Model inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual,

dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai

betanya-tanyatentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir model

ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan

pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih

cermat.”31

Berkenaan dengan pembelajaran inkuiri sosial yang

dikembangkan oleh Massialas dan Cox dalam buku Made Wena.

“Pemilihan inkuiri sosial untuk memecahkan masalah dalam

pembelajaran sosial karena model ini khusus dirancang untuk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam

memecahkan masalah-masalah sosial, kemudian beberapa hasil

penelitian menunjukkan bahwa ini model ini terbukti efektif

meningkatkan kemampuan dan keterampiulan siswa dalam

memecahkan masalah-masalah sosial, serta merupakan sinkronisasi

antara teori mengajar dan teori belajar, yang memiliki prosedur

yang sistematis dan mudah diterapkan oleh pengajar.”32

Dengan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa metode inkuiri ini sangat menekankan pada berpikir kritis

siswa dalam memecahkan masalah yang mereka pelajari dan

hadapi berdasarkan pengalaman. Dimana guru hanya

membantunya ketika diperlukan sehingga dapat memacu daya pikir

siswa dengan hasil pemikiran sendiri guna mngembangkan

kemampuan berpikirnya.

31

Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

h. 76 32

Ibid., h. 81

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

21

b. Ciri – Ciri Model Pembelajaran Inkuiri

Beberapa ciri dari model pembelajaran inkuiri yaitu,

pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima

pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka

berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu

sendiri.

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan

untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

percaya diri (self belief). Dengan demikian strategi ini

menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi

sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Ketiga, tujuan dalam pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan

kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai

bagian dari proses mental.33

Model pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan memilikii

beberapa ciri-ciri yaitu siswa berperan untuk menemukan sendiri

inti dari materi pelajaran itu sendiri, guru sebagai fasilitator dan

motivator belajar siswa dan bertujuan mengembangkan

kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis serta

mengembangkan intelektualnya

c. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Inkuiri

Prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri mengacu pada hal-hal

sebagai berikut:

33

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Cet. 5. 2008. H.196-197

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

22

1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah

pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian,

strategi pembelajaran ini selain beorientasi kepada hasil

belajar juga berorientasi pada proses belajar.

2) Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses

interaksi, baik interaksi antara siswamaupun interaksi siswa

dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti bukan

menempatkan guru sebagai sumber belajar, tetapi pengatur

lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

3) Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam model

pembelajaran inkuiri adalah guru sebgaai penanya. Sebab,

kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada

dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

Oleh karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam

setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Maka diperlukan

sikap yang kritis pada siswa untuk bertanya guna

mengembangkan kemampuan berpikirnya atas apa yang

mereka pelajari.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sebuah fakta, akan

tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think),

yakni proses mengembangkan seluruh bagian otak.

Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan

otak secara maksimal.

5) Prinsip Keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai

kemungkinan. Pembelajaran bermakna adalah

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

23

pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan

sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.

Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan

kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan

secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang

diajukannya.34

Pembelajaran inkuiri memiliki prinsip-prinsip yang saling

berkorelasi antara lain pengembangan intelektual yaitu kemampuan

berpikir, prinsip interaksi anatar siswa dengan guru, siswa dengan

siswa dan siswa dengan lingkungan. Guru sebagai penanya untuk

merangsang daya pikir anak. Siswa juga diupayakan belajar untuk

berpikir menggunakan otak secara maksimal serta prinsip

keterbukaan untuk membuktikan suatu kebenaran hipotesis yang

diajukan.

d. Tahapan Pembelajaran Inkuiri

1) Tahap Orientasi

Tahap dimana untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Dengan cara menjelaskan topik,

tujuan dan hasil belajar yang diharapkan, menjelaskan langkah

yang harus dilalui siswa dan menjelaskan pentingnya mempelajari

topik materi.

2) Tahap Merumuskan Masalah

Membawa siswa kepada persoalan yang mengandung teka-

teki. Masalah dirumuskan oleh siswa, jawaban sudah pasti ada, serta

konsepnya sudah diketahu siswa sebelumnya.

3) Tahap Merumuskan Hipotesis

Jawaban sementara atas masalah yang sedang dikaji.

a) Tahap Mengumpulkan Data

Menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis

34

Ibid., 197

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

24

b) Tahap Menguji Hipotesis

Yaitu proses menentukan jawaban sesuai data yang diperoleh.

c) Tahap Merumuskan Masalah.

Mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasar pada hasil

pengujian hipotesis.35

Dalam pembelajaran inkuiri dibutuhkan kemampuan berfikir

yang tinggi yang mampu mengembangkan daya pikirnya terhadap

pembelajaran yang mereka hadapi. Mereka harus mampu merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, menumpulkan data dan menarik

kesimpulan. Dalam hal ini siswa di tuntut untuk menganalisis dan

menyimpulkan sendiri dari apa yang telah dialami. Sedangkan guru

hanya memberi pengarahan dan memfasilitasi mereka ketika dibutuhkan

e. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri

1) Keunggulan

a) Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran

melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

b) Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar

sesuai dengan gaya belajar mereka.

c) Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap

belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya

pengalaman.

d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat

melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di

atas rata-rata.

35

Ibid., 198

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

25

2) Kelemahan

a) Jika inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka

akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

Untuk mengatasi hal tersebut sebelum pelaksanaan

pembelajaran inkuiri sebaiknya guru mempersiapkan secara

matang dan mengatur alur pembelajaran sehingga kegiatan

dengan model inkuiri dapat berjalan sesuai kriteria.

b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh

karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

Oleh karena itu guru perlu berhati-hati dan awas terhadap

apa yang sedang berlangsung di kelasnya agar setiap

pembelajaran yang dilaksanakan memberikan hasil yang

memuaskan bagi siswa.

c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya,

memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit

menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

Untuk itu sebaiknya siswa diberikan kesempatan dan waktu

lebih banyak untuk belajar secara mandiri dan

memanajemen proses mereka, sehingga mereka semakin

terbiasa dan waktu berangsur-angsur tak lagi akan menjadi

sebuah masalah besar dalam implementasi pembelajaran

ini.

d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka

inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. Oleh

karena itu guru sangat berperan untuk kebehasilan dalam

belajar. Guru harus menciptakan metode pembelajaran

yang tepat, agar memicu semangat dalam proses belajar

mengajar, dapat menumbuhkan minat dan motivasi dalam

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

26

mengikuti pelajaran, sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. 36

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Anugrah Ilham Prakoso, program studi pendidikan fisika, jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,

Jakarta 2012 yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Terhadap Kemampuan Berpiki Kreatif Siswa SMP, menyimpulkan bahwa

hasil terdapat pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa SMP pada konsep gerak. Penelitian

dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 22 Desa Pamulang Barat

Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang Selatan.

Ratu Siti Nurjanah, program studi Pendidikan Biologi, , jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah,

Jakarta 2012 yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Inquiry Terhadap

Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep sitem Pencerahan.

Menyimpulkan bahwahasil dari penelitian menunjukan terdapat pengaruh

metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada konsep pencerahan pada

maanusia di SMP Lewidamar.

Titi Rohaeti, program studi Pendidikan Biologi, , jurusan PGMI Dual

Mode Sistem, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta 2012 yang berjudul

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui Penenrapan Model

Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Cahaya. Titi menyimpulkan

bahwa penerapan model inkuiri terbimbing padamateri pokok cahaya

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa dalam proses

pembelajaran di MI Al-Furqon Jakarta Selatan

36

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Cet. 5. 2008. h. 208-209

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

27

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :

1. H1o : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Penerapan

Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al –Muhajirin

tahun ajaran 2017/2018.

2. H2o : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Penerapan

Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas VII di SMP Islam Al –Muhajirin

tahun ajaran 2017/2018.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al - Muhajirin di Padurenan

III, Gunungsindur, Bogor. Dapat di lihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1

Peta Lokasi Penelitian

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018,

yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2018. Waktu

penelitian dapat dilihat pada table 3.1.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

29

Tabel 3.1

Uraian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Penelitian Feb Mar Apr Mei Juni 2018

1 Persiapan dan

Perencanaan

2 Observasi (Studi

Lapangan)

3 Kegiatan Penelitian

4 Analisis Data

5 Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan dengan dua siklus. Penelitian ini dikembangkan berdasarkan

permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas.

Pada penelitian tindakan ini akan digunakan pendekatan model

pembelajaran inkuiri dalam mengembangkan daya pikir dan analisis peserta didik.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di

kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan (3)

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat. PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian

tindakan (action reasearch) yang dilakukan oleh guru didalam kelas.

PTK menurut Carr dan Kemmis adalah “suatu bentuk penelitian refleksi

diri (self reflektive) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk

memperbaiki rasionalitas dan kebenaran.”1

1 Wujaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta

Barat: PT. Indeks. Cet. 5. 2012. h. 8

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

30

Sedangkan menurut McNiff (memandang hakikat PTK sebagai “bentuk

penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan

sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian

tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan

interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran.”2

Adapun menurut Wina Sanjaya PTK dapat diartikan “ sebagai proses

pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya

untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai

tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh

dari perlakuan tersebut.”3

1. Desain Siklus Penelitian

Prosedur penelitian tindakan ini bersifat siklus. Peneliti akan melakukan

sebanyak 2 siklus yang setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yakni

perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan refleksi. Berikut ini penggambaran dari

siklus PTK:

Sumber : Model Spiral (Suharsimi Arikunto)

2 Ibid. h. 9

3 Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. 2009. Cet. ke-2. H. 26

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

31

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dari tindakan yang dilakukan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 :

Tabel 3.2

Tahapan Tindakan Siklus 1

Kegiatan

Pendahuluan

a. Observasi Pada Pembelajaran

Siklus 1 Perencanaan a. Orientasi siswa terhadap masalah.

b. Menganalisis dan merumuskan

masalah.

c. Menyiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan inkuiri.

d. Menyiapkan instrumen yang

meliputi RPP, soal test ( Pretest

dan Posttest) yang akan dikerjakan

oleh siswa dan lembar observasi.

e. Melakukan uji coba instrumen.

Pelaksanaan

Tindakan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS

terpadu dengan menggunakn pendekatan

inkuiri sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun.

Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian

b. Observasi kelas

c. Observasi siswa

Refleksi Menganalisis data yang diperoleh dari

hasil penelitian dan pengamatan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan

tindakan.

Siklus II

Penulisan Laporan Penelitian

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

32

2. Peran Peneliti dan Partisipan dalam Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai pelaksana kegiatan

atau praktisi dan perancang kegiatan. Praktisi membuat perencanaan

kegiatan, kemudian melakukan pengamatan, mengumpulkan dan

menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Adapunpenelitian ini

dibantu oleh guru mata pelajaran IPS kelas VII-10 yang bertindak sebagai

observer atau pengamat.

3. Jenis Data atau Sumber data yang Dikumpulkan

Data dan sumber data dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Jenis dan Sumber Data

Data Sumber Data Instrumen

Kognitif (Penguasaan

Konsep)

Peserta didik Pretest dan Posttest

Aktifitas dan sikap

peserta ketika proses

pembelajaran

Peserta didik dan guru Lembar aktifitas guru

dan peserta didik serta

catatan lapangan

Respon peserta didik

dan observer terhadap

proses pembelajaran

Peserta didik dan

observer

Wawancara

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrumen pengumpulan data yang dilakukan pada

penelitian ini antara lain:

a. Tes

Tes adalah instrument pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan

materi pembelajaran.4 Tes tertulis ini berupa tes awal (pre test) dan tes

akhir (post test) jenis pilhan ganda. T. Raka Joni menyatakan bahwa

“jenis tes bentuk multiple choice merupakan bentuk tes yang paling

4 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, jakarta, Jakarta: 2011, cet ke-3, h. 103

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

33

fleksibel.”5 Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melakukan

penelitian dengan pilihan ganda.

Tes awal (pre test) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan

pelajaran diberikan kepada siswa, karena itu butir-butir soalnya dibuat

yang mudah.

Sedangkan tes akhir (post test) adalah “bahan-bahan pelajaran yang

tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik, dan

biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan tes awal”.6 Tes

tersebut dalam tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 15 soal.

b. Observasi

Observasi merupakan “teknik mengumpulkan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya

dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”.7

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

observasi untuk melihat aktifitas siswa ketika proses pembelajaran

berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktifitas siswa dan

guru yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan

indikator pembelajaran model Inkuiri. Observasi dalam PTK adalah

pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja proses belajar

mengajar.8

c. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini berupa tanggapan atau kendala

yang dialami ketika pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Inkuiri berlangsung. Wawancara ini dilakukan secara

terencana, dan dilihat dari bentuknya wawancara ini dilakukan secara

5 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet ke-1, h. 2

6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007,

h. 69 7 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, jakarta, Jakarta: 2011, cet ke-3, h. 86

8 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi

Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008, h. 73

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

34

terbuka, dimana siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

sesuai dengan pendapatnya sendiri. Wawancara dilakukan dengan baik

terhadap siswa maupun observer setelah pembelajaran berakhir.

d. Dokumentasi

kegiatan pembelajaran, sedangkan nilai hasil tes berfungsi

untuk mengetahui daya serap dan penguasaan materi yang telah

diajarkan peneliti.Dokumentasi berupa foto dan nilai tes siswa, foto

berguna untuk memberi gambaran partisipasi siswa dalam

mengikuti

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu

peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menagnalisis data

merupakan salahsatu cara yang dilakukan peneliti untuk menguraikan data

yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meniliti,

tetapi juga untuk orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian

tersebut. Data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa, lembar observasi

aktivitas siswa dan guru pada proses pembelajaran, wawancara dan respon

siswa terhadap model pembelajaran Inkuiri.

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau

penguasaan konsep menggunakan analisis konsep menggunakan analisis

deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor, nilainya selisih antara

nilai pre test dan post test dibagi dengan kenaikan skor maksimum, gain

menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa

setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.

Untuk mengetahui peningkatan skor pre test dan post test

menggunakan rumusan Normalized Gain.

N-Gain = Skor Pre test – Skor Post test

Skor Maksimum – Skor Pretest

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

35

Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar

siswa maka digunakan kriteria pada tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interpretasi Kriteria Tingkat Gain

Rentang Indeks N-Gain Kategori Peningkatan

g>0.7 Tinggi

0.3<g<0.7 Sedang

g<0.3 Rendah

C. Teknik Validasi Data

Teknik validasi data diperoleh dari:

1. Data Kuantitatif

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian,

terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap responden, yaitu orang-

orang diluar subjek (sampel) yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini

dilakukan uji coba kepada siswa kelas IX. Tes uji tersebut dimaksudkan

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat

validitas dan realibilitasnya atau tidak.

a. Uji Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-

tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.9

Untuk menentukan validnya suatu butir soal dalam hal ini

menggunakan program ANATES. Rumusnya sebagai berikut:10

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Rineka

Cipta, 2013, h. 211 10

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo. H. 185

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

36

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi poin biseral

Mp = Rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul dari item

yang dicari validitasnya

Mt = Rata-rata skor soal

St = Standar deviasi dari skor total

p = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

q = Proporsi siswa yang menjawab ( q = 1–p )

Namun dalam penelitian ini pengujian validitas alat ukur

dilakukan dengan menggunakan Anates reliabilitas instrumen

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur

apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas digunakan untuk

mengetahui apakah soal yang disusun dapat memberikan hasil

yang tepat atau tidak. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk

sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan

tetap sama. Instrumen disebut reliabil mengandung arti bahwa

instrumen tersebut cukup baik dan mengungkap data yang bisa

dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes hasil belajar

siswa Kuder-Ricardshon (K-R-20) dengan rumus sebagai berikut:11

11

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 1999, h. 100.

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

37

r11 [

] [

]

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

Vt : Varians total

P : Proporsi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir

(proporsi subyek yang mendapat skor 1).

q : Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q=1-p)12

Adapun kriteria pengujiannya adalah :

r11 = 0,00-0,20 = reliabilitas kecil

r11 = 0,20-0,40 = reliabilitas rendah

r11 = 0,40-0,70 = reliabilitas sedang

r11 = 0,70-0,90 = reliabilitas tinggi

r11 = 0,90-1,00 = reliabilitas sangat tinggi

r>r = tabel instrumen hasil belajar reliabel

r<r = tabel instrumen hasil belajar tidak reliabel

c. Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui taraf kesukaran soal dari suatu tes dapat

digunakan rumus sebagai berikut:13

P =

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran soal

12 Ibid., h. 283

13 Ibid, h. 108

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

38

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria Kesukaran:

0,0-0,25 : Sangat Sukar

0,26-0,50 : Sukar

0,51-0,75 : Sedang

0,76-1,00 : Mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk

membedakan kelompok peserta didik antara peserta kelompok

didik yang pandai dengan kelompok peserta didik yang kurang

pandai. Cara penghitungan daya pembeda ini menggunakan rumus

sebagai berikut:14

DP =

Ba = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

benar

Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

itu benar

Ja = banyaknya peserta kelompok atas

Jb = banyaknya peserta kelompok bawah

14

Ibid, h.218

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

39

Klasifikasi Daya Pembeda:

D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)

D : 0,20 - 0,40 : cukup (satisfactory)

D : 0,40 - 0,70 : baik (good)

D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)

D : negatif : tidak baik sebaiknya dibuang

2. Data Kualitatif

Triangulasi

Triangulasi is qualitative cross-validation, it assesses the

sufficiency of yhe data according to the convergence of multiple data

sources of multiple data collection procedures (William Wiersma,

1986). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.15

Dalam teknik ini peneliti menggunakan triangulasi teknik

pengumpulan data. Triangulasi teknik digunakan untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh

dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi, kemudian

dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas

data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau

mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

15

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: ALFABETA,

2008, h. 273.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

40

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Observasi

Kuesioner atau Dokumentasi

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Sekolah

SMP Islam Al-Muhajirin mulai didirikan pada tahun 2010 di bawah

Yayasan pimpinan keluarga Bapak Drs. H. Abdullah Syafi’i, MM. dengan

alasan melihat kondisi siswa lulusan SDN di daerah Padurenan kecamatan

Gunungsindur banyak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi. Sebab, daerah dan Desa yang memiliki 3 SD Pada waktu itu

banyak penghasilan masyarakatnya tahunan, yaitu bergantung kepada hasil

perkebunan, sedangkan jarak dari daerah Padurenan untuk menjangkau

SMP diluar Padurenan yang terdekat sejauh 2 km.

Selain jarak yang begitu jauh juga faktor kendaraan yang pada waktu

masih sedikit. SMP Islam Al-Muhajirin adalah satu satunya SMP Swasta

pilihan masyarakat di Desa Padurenan, disebabkan di desa tersebut tidak ada

sekolah SMP Negeri maupun SMP Swasta. Sehingga dalam Proses

Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Islam Al-Muhajirin tidak memakai

sistem Peringkat Nilai UN.

Dengan semakin majunya sekolah pada khususnya dan majunya

dunia pendidikan pada umumnya, menyusun perencanaan/program sekolah

untuk jangka waktu yang akan datang merupakan suatu keharusan yang

tidak bisa ditawar-tawar lagi, untuk hal tersebut sekolah mencoba menyusun

Rencana Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah, dengan harapan

kegiatan-kegiatan rutin sekolah dan kegiatan-kegiatan pengembangan

sekolah dapat lebih terprogram dan jelas arah tujuannya.

Pada awal pertama kali SMP Islam Al-Muhajirin berdiri, gedung

sekolah ini terbilang sangat sederhana. Gedung SMP Islam Al-Muhajirin

hanya dibangun dari bahan material yang sederhana dan bangunan

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

42

sekolahnya tidak terlalu besar. SMP Islam Al-Muhajirin ini menjadi satu-

satunya Sekolah Menengah Pertama yang terbilang sangat murah di daerah

Padurenan, Gunungsindur.

Guru-guru yang mengajar di sekolah ini rata-rata sudah memenuhi

syarat sebagai tenaga pengajar yaitu lulusan S1 dan S2 yang memegang

mata pelajaran masing-masing sesuai jurusan yang diambil pada fakultas

masing-masing guru. Guru yang mengajar sangat dipercaya untuk mengajar

di sekolah ini dikarenakan kinerja dan pengabdian mereka yang sangat baik

terhadap SMP Islam Al-Muhajirin.

2. Profil Sekolah

Sekolah Yayasan Al-Muhajirin Gunungsindur memiliki profil

sebagai berikut :

1) Nama Sekolah : SMP Islam Al - Muhajirin

2) Alamat : Jl. Pedurenan III RT 003/001, Kec.

Gunungsindur, Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat

3) Email : [email protected]

4) Fax/Telp : 081319686702

5) Status Sekolah : Swasta

6) Akreditasi : B (Mulai tahun )

7) Nama Yayasan/Pengelola : Yayasan SMP Islam Al -Muhajirin

8) Nama Ketua Yayasan : Drs. H. Abdullah Syafi’i, MM

9) Izin Operasional : DISDIK No.

421.3/435/DISDIK/209

10) N.S.S : 202.02.02.11.505

11) N.P.S.N : 20268231

12) Nomor Akte Pendirian : WJ/MAN/1679/1994

13) Luas Lahan/Bangunan : ± 1650

14) Status dan Bukti : Akte Notaris Rika Sumantri No. 01

2009

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

43

15) Pengesahan Akte Pendirian : Dari KEMENTRIAN HUKUM &

HAK AJASI MANUSIA NO. AHU-1415. AH. 01.04 TH. 2010

Tgl 15 April 2010

16) Surat Persetujuan Lingkungan : Warga Rt.03/01 Desa Pedurenan

Kec. Gunungsindur Tgl 12 Juni 2009.

17) Surat Keterangan Domisili : Dari Kepala Desa & Camat

Gunungsindur No. 503/06/VIII/2009 Tanggal 06 Agustus 2009.

18) Surat Keterangan Terdaftar Departemen Keuangan : No. PEM –

0012883.ER/WPJ.22/Kp.0803/2009 Tanggal 19 Oktober 2009.

19) Lembaran Berita Negara : AHU.1415.AH.01.04 Tahun 2010.

20) Pendiri Yayasan : 1. Drs. H. Abdullah Syafii, MM

2. Hj. Aisyah

3. Eliya Husna SE

4. Sri Mulyati, S.Pd.I

21) Kepemilikian Lahan : Milik Pribadi

22) Nama Kepala Sekolah : Sri Mulyati, S.Pd.I

23) Alamat : Depok

24) Kurikulum : Kurikulum 2013 dan KTSP

25) Waktu Belajar : 07.30 s.d 14.30

26) Muatan Lokal : Bahasa Arab, Tahfidz dan Tadarus

Al-Qur’an

27) Kegiatan Ekskul : Paskibra, Pramuka, Marawis,

Rohanis, Seni Tari, Marching Band, Gamelan dan Pencak Silat

*Visi SMP Islam Al - Muhajirin yaitu:

Terbentuknya warga sekolah yang berprestasi, berilmu dan berteknologi

dengan didasari iman dan taqwa serta berakhlak mulia.

*Misi SMP Islam Al - Muhajirin adalah sebagai berikut :

a. Membentuk warga sekolah yang inovatif

b. Membentuk warga sekolah yang diterima di masyarakat

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

44

c. Meningkatkan disiplin pengalaman dan penghayatan ajaran Islam

d. Memberikan pelayanan yang prima

3. Tenaga Kependidikan

Yayasan SMP Islam Al - Muhajirin memiliki tenaga pendidik

berjumlah 14 orang lulusan S1, terdiri dari 6 laki-laki dan 8 perempuan.

Sedangkan tenaga pendidik yang memiliki lulusan S2 berjumlah 2 orang

dengan jenis kelamin laki-laki dapat dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Data Identitas Guru

No. Nama TTL Jabatan Pendidikan Tugas

Mengajar

1 Drs. H.

Abdullah

Syafii, MM

Tangerang,

01 - 01 -

1952

Pimpinan

Yayasan S2 BP/BK

2 Sri Mulyati,

S.Pd.I

Bogor, 19

- 04 - 1983

Kepala

Sekolah S1 PAI

3 Asep

Ibrahim,

S.Pd

Guru S1 IPS

4 Muhamad

Romli S.S

Bogor, 20

- 07 - 1993 Guru S1

Bahasa

Indonesia

5 Amrullah,

M.Pd Guru S2 Matematika

6 Ririn

Karina

Husin, S.Pd

Bogor, 11

- 11 –

1994

Guru S1 IPA/PRKW

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

45

Lanjutan Tabel 4.1

7 Ersi Syaulla

S.Pd Guru S1

Bahasa

Inggris

8 Sri

sugiyarti,

S.Pd

Surabaya,

13 - 09 -

1949

Guru S1 Seni

Budaya

9 Niin

Supriatna,

S.Pd.I

Bogor, 20

- 02 - 1993 Guru S1 Penjaskor

10 Tini Kartini

S.Pd Guru S1

Bahasa

Sunda

11 Jefi

Burhanudin,

S.Pd.I

Bogor, 04

- 09 - 1992 Guru S1 PAI/BTQ

12 Hanun

Ruhana

D.S.Tp

Solo, 11 –

12 – 1980 Guru S1 Matematika

13 Ikbar

Fauzi,S.Pd

Bogor, 08

– 03 –

1994

Guru S1 PLH/Fiqih

14 Shoheh

Lazuardi

Bogor, 30

- 07 - 1992 Guru S1 TIK

15 Yeni

Dahlia,S.Pd

Bogor, 23

- 02 -1982

KAUR -

TU S1 PKN

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

46

Lanjutan Tabel 4.1

16 Eliya

Husna, SE

Bogor, 23

- 01 - 1978

KAUR -

TU S1

17 Faisal Bahri Bogor, 21

- 001 -

1995

Caraka SMA

18 Nanang Bogor, 07

- 09 - 1979 Guru SMP

Jumlah 18

4. Siswa

Jumlah Siswa-siswi

Siswa-siswi pada sekolah SMP Islam Al – Muhajirin sejak tahun

2010 sampai 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 memiliki siswa

sebanyak 26 orang dengan jumlah 1 kelas, sampai dengan pada tahun 2017

mengalami peningkatan memiliki siswa-siswi sebanyak 223 orang yang

terbagi dalam 6 kelas. Kelas 7 , 8 dan 9 masing-masing terbagi menjadi 2

kelas.

5. Sarana dan Prasarana

a) Data Keadaan Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang proses pembelajaran SMP Islam Al - Muhajirin

memiliki 8 ruang kelas dengan keadaan baik, 1 Ruang Lab IPA deangan

keadaan baik, 1 Ruang Perpustakaan dengan keadaan baik, 1 Ruang Lab.

Komputer dengan keadaan baik, Lapangan Olahraga, 1 Ruang UKS

dengan keadaan baik. Untuk Kepala yaysan juga memiliki ruangan khusus

dengan keadaan baik, juga memiliki Ruang Kepala Sekolah dengan

keadaan baik, ruang Tata Usaha dengan keadaan baik, Kamar Mandi

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

47

Siswa dengan keadaan baik, Ruang Kamar Mandi Siswi dengan keadaan

baik. Data pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Sekolah

No. Sarana Prasarana Jumlah Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1. Ruang Kelas 6 6

2. Ruang Kepala Yayasan 1 1

3. Ruang Kepala Sekolah 1 1

4. Ruang Guru dan Tata Usaha 1 1

5. Ruang Lab IPA 1 1

6. Ruang Perpustakaan 1 1

7. Ruang Lab.Komputer 1 1

8. Ruang Keterampilan

9. Ruang Multi Media

10. Masjid/Musholla 1 1

11. Lapangan Olahraga /

Upacara 1 1

12. Ruang UKS 1 1

13. Ruang Kamar Mandi Guru

Laki-laki 1 1

14 Ruang Kamar Mandi Guru

Perempuan 1 1

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

48

Lanjutan Tabel 4.2

15. Ruang Kamar Mandi Siswa

Laki-laki 1 1

16. Ruang Kamar Mandi Siswa

Perempuan 1 1

17. Ruang Pantry 1 1

b) Peralatan Penunjang Pembelajaran

Untuk kenyamanan proses belajar mengajar sekolah SMP Islam Al

– Muhajirin memiliki peralatan penunjang belajar yang cukup baik,

proyektor yang memadai dan masih keadaan baik. Ada lapangan olahraga

yang memadai dan disamping lapangan ada parkir motor, dan juga ruang

perpustakaan yang cukup memadai. Tapi Madrasah ini belum mempunyai

Lab IPS untuk menunjang pelajaran IPS. Data pada tabel 4.3 sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Peralatan Penunjang Pembelajaran

No Jenis

JUMLAH KONDISI Ketera

ngan Cukup Kurang Baik Rusak

1 Peralatan Lab.IPA √ √

2 Peralatan Lab.IPS Belum

ada

3 Peralatan TIK √ √

4 Peralatan Olahraga

Siswa √

5 Buku Perpustakaan √

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

49

6 LCD/ Proyektor √ √

7 Air Conditioner

(AC)

Belum

ada

B. Hasil Uji Instrumen

1. Uji Instrumen Siklus I

a. Analisa Validitas dan Reliabilitas Soal Pre Test

Analisis validitas soal dilakukan dengan menganalisis butir soal

menggunakan rumus Korelasi Point Biserial sebagai berikut:

Kriteria penerimaan tiap butir soal valid atau tidak valid, yaitu r

hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment,

yang telah ditentukan pada α = 0.05. Apabila r hitung lebih besar r

tabel berarti diterima (valid). Hasil perhitungan dijelaskan pada tabel

4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Soal Tes

Nom

or

Uji

Coba

Soal

Tes

t

α

r T

abel

Pro

du

ct

Mom

ent

r hit

ung

Ket

eran

gan

1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.460 Valid

2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.560 Valid

3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.560 Valid

4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.40 Valid

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

50

Lanjutan Tabel 4.4

5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 1.040 Valid

6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.350 Valid

7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.450 Valid

8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.450 Valid

9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.470 Valid

10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.510 Valid

11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.550 Valid

12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.390 Valid

13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.530 Valid

14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.470 Valid

15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.520 Valid

16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.790 Valid

17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.530 Valid

18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.410 Valid

19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 0.570 Valid

20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.065 Valid

Tabel 4.5 Rekapituasi Soal yang Valid

NO

INDIKATOR SOAL

NO SOAL

YANG

VALID

Ket

1 Siswa dapat menunjukkan

pengertin permintaan dengan benar

0.450 Valid

2 Siswa dapat menunjukkan

pengertian penawaran

0.560 Valid

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

51

Lanjutan Tabel 4.5

3 Siswa dapat menunjukkan maksud

dari penawaran dengan benar

0.560 Valid

4 Siswa dapat menunjukkan

permintaan efektif dengan benar

0.410 Valid

5 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan potensial

1.040 Valid

6 Siswa dapat menunjukkan

permintaan individu dengan benar

0.350 Valid

7 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan kelompok dengan benar

0.450 Valid

8 Siswa dapat menunjukkan maksud

permintaan pasar dengan benar

0.450 Valid

9 Siswa dapat menunjukkan faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

biaya dengan benar

0.470 Valid

10 Siswa dapat menunjukkan faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keunggulan dengan benar

0.510 Valid

11 Siswa dapat menunjukkan faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keuntungan

0.550 Valid

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

52

Lanjutan Tabel 4.5

12 Siswa dapat menunjukkan faktor

dari penawaran dengan benar

0.390 Valid

13 Siswa dapat menunjukkan hukum

penawaran dengan benar

0.530 Valid

14 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran dengan benar

0.470 Valid

15 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran positif dengan

benar

0.520 Valid

16 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi permintaan

dengan benar

0.790 Valid

17 Siswa dapat menunjukkan dampak

penapatan akan permintaan dengan

benar

0.530 Valid

18 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan selera pembeli dengan

benar

0.410 Valid

19 Siswa dapat menunjukkan dampak

kualitas barang dengan benar

0.570 Valid

20 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan ramalan masa depan

dengan benar

0.065 Valid

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

53

Harga 20 butir soal tersebut melampaui harga r tabel harga kritik

dari r Product Moment ternyata besarannnya melebihi batas harga r tabel.

Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r tabel (5%) adalah 0,312 dan r

tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian semua butir soal tersebut

adalah valid karena melebihi dari harga r tabel 0.312.

Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil

perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq

adalah 4,10 dan varian total diketahui 20,34. Sehingga diperoleh data

reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 0,839. Nilai reliabilitas sebesar

0,839 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan

1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian

instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

b. Analisa Validitas dan Reliabilitas Soal Post Test

Analisa Uji Validitas soal Post Test dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Soal Tes

Nom

or

Uji

Coba

Soal

Tes

t

α

r T

abel

Pro

duct

Mom

ent

r hit

ung

Ket

eran

gan

1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.380 Valid

2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.034 Valid

3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.330 Valid

4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.450 Valid

5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 1.000 Valid

6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.420 Valid

7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.380 Valid

8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.530 Valid

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

54

Lanjutan Tabel 4.6

9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.330 Valid

10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.340 Valid

11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.410 Valid

12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.420 Valid

13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.320 Valid

14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.390 Valid

15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.410 Valid

16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.350 Valid

17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.350 Valid

18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.330 Valid

19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 1.020 Valid

20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.350 Valid

Tabel 4.7 Rekapituasi Soal yang Valid

NO

INDIKATOR SOAL

NO SOAL

YANG

VALID

Ket

1 Siswa dapat menunjukkan

pengertin permintaan dengan benar

0.380 Valid

2 Siswa dapat menunjukkan

pengertian penawaran

0.034 Valid

3 Siswa dapat menunjukkan maksud

dari penawaran dengan benar

0.330 Valid

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

55

Lanjutan Tabel 4.7

4 Siswa dapat menunjukkan

permintaan efektif dengan benar

0.450 Valid

5 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan potensial

1.000 Valid

6 Siswa dapat menunjukkan

permintaan individu dengan

bewnar

0.420 Valid

7 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan kelompok dengan benar

0.380 Valid

8 Siswa dapat menunjukkan maksud

permintaan pasar dengan benar

0.530 Valid

9 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

biaya dengan benar

0.330 Valid

10 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keunggulan dengan benar

0.340 Valid

11 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keuntungan

0.410 Valid

12 Siswa dapat menunjukkan faktor

dari penawaran dengan benar

0.420 Valid

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

56

Lanjutan Tabel 4.7

13 Siswa dapat menunjukkan hukum

penawaran dengan benar

0.320 Valid

14 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran dengan benar

0.390 Valid

15 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran positif dengan

benar

0.410 Valid

16 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi permintaan

dengan benar

0.350 Valid

17 Siswa dapat menunjukkan dampak

penapatan akan permintaan dengan

benar

0.350 Valid

18 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan selera pembeli dengan

benar

0.330 Valid

19 Siswa dapat menunjukkan dampak

kualitas barang dengan benar

1.020 Valid

20 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan ramalan masa depan

dengan benar

0.350 Valid

Harga 20 butir soal tersebut melampaui harga r tabel harga kritik

dari r Product Moment ternyata besarannnya melebihi batas harga r tabel.

Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r tabel (5%) adalah 0,312 dan r

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

57

tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian semua butir soal tersebut

adalah valid karena melebihi dari harga r tabel 0.312.

Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil

perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq

adalah 3,80 dan varian total diketahui 09,59. Sehingga diperoleh data

reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 0,637. Nilai reliabilitas sebesar

0,839 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan

1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian

instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

a. Daya Pembeda

Dari 20 soal yang di uji memiliki daya pembeda. Berikut

rekapitulasi daya pembeda instrumen uji validitas siklus I pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8

Rekapitulasi Daya Pembeda

No

Soal

Pretes Postes

DP Kesimpulan DP Kesimpulan

1 0,2 Cukup

0,3 cukup

2 0,4 Baik

0,2 cukup

3 0,3 Cukup

0,2 cukup

4 0,4 Baik

0,3 cukup

5 0,5 Baik

0,15 Jelek

6 0,2 Cukup

0,2 cukup

7 0,6 Baik

0,4 baik

8 0,35 Cukup

0,5 baik

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

58

Lanjutan Tabel 4.8

9 0,45 Baik 0,2 cukup

10 0,3 Cukup

0,3 cukup

11 0,2 Cukup

0,4 baik

12 0,5 Baik

0,4 baik

13 0,3 Cukup

0,2 cukup

14 0,5 Baik

0.9 Baik sekali

15 0,4 Baik

0,4 baik

16 0,7 Baik sekali 0,2 cukup

17 0,6 Baik

0,1 cukup

18 0,2 Cukup

0,2 cukup

19 0,6 Baik

0,1 cukup

20 0,5 Baik

0.25 cukup

Keterangan

D : 0,00 - 0,19: jelek (poor)

D : 0,20 - 0,39 : cukup (satisfactory)

D : 0,40 - 0,69 : baik (good)

D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)

D : negatif : tidak baik sebaiknya dibuang

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

59

Dari tabel 4.8 diatas daya pembeda pada pre test memiliki soal

yang cukup/diterima 7, jelek/ditolak 0, dan baik 12 soal dan baik sekali 1

soal. Sedangkan postesnya memiliki soal yang cukup/diterima 14 soal,

jelek/ditolak 1 soal, baik 5 soal, dan sangat baik 1 soal.

b. Tingkat Kesukaran

Dari 20 soal yang di uji memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-

beda. Berikut rekapitulasi tingkat kesukaran instrumen uji validitas siklus I

0,0-0,25 : Sangat Sukar

0,26-0,50 : Sukar

0,51-0,75 : Sedang

0,76-1,00 : Mudah

Tabel 4.9

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran

No

Soal

Pretes Postes

TK Kesimpulan TK Kesimpulan

1 0,9 mudah

0,8 mudah

2 0,8 mudah 0,9 mudah

3 0,8 mudah

0,8 mudah

4 0,8 mudah

0,7 sedang

5 0,825 mudah

0,825 mudah

6 0,8 mudah

0,8 mudah

7 0,5 sukar

0,6 sedang

8 0,5 sukar

0,5 sukar

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

60

Lanjutan Tabel 4.9

9 0,47 sukar 0,5 sukar

10 0,7 sedang

0,3 sukar

11 0,8 mudah

0,7 sedang

12 0,4 sukar

0,7 sedang

13 0,6 sedang

0,7 sedang

14 0,4 sukar

0.7 sedang

15 0,5 sukar

0,7 sedang

16 0,6 sedang

0,8 mudah

17 0,6 sedang 0,7 sedang

18 0,4 sukar

0,8 mudah

19 0,7 sedang

0,9 sedang

20 0,6 sedang

0.78 mudah

Tabel 4.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran

No. Keterangan Pretest Postest

Jumlah Jumlah

1 Sangat Sukar 0 0

2 Sukar 7 3

3 Sedang 6 9

4 Mudah 7 8

5 Sangat mudah 0 0

Jumlah soal 20 20

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

61

Dari hasil uji validitas siklus I pre test terdapat jumlah soal yang

sangat sukar 0 soal, sukar 7 soal, soal yang memiliki tingkat kesukaran

sedang 6 soal dan mudah 7 soal. Sedangkan post test terdapat 3 soal

sukar, 9 soal sedang dan 8 soal mudah.

2. Uji Instrumen Siklus II

a) Uji Validitas dan Reliabilitas Pretest Siklus II

Sebelum melakukan pembelajaran menggunakan metode inkuiri siklus

II peneliti melakukan uji validitas soal kepada kelas yang sudah

mempelajari bab permintaan dan penawaran. Berikut data uji validitas soal

terdapat pada tabel 4.11 :

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Soal Tes

Nom

or

Uji

Coba

Soal

Tes

t

α

r T

abel

Pro

duct

Mom

ent

r hit

ung

Ket

eran

gan

1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.510 Valid

2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.350 Valid

3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.330 Valid

4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.370 Valid

5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 0,500 Valid

6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.340 Valid

7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.340 Valid

8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.350 Valid

9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.312 Valid

10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.460 Valid

11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.330 Valid

12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.470 Valid

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

62

Lanjutan Tabel 4.11

13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.370 Valid

14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.460 Valid

15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.460 Valid

16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.410 Valid

17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.480 Valid

18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.370 Valid

19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 0.680 Valid

20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.540 Valid

Tabel 4.12 Rekapituasi Soal yang Valid

NO

INDIKATOR SOAL

NO SOAL

YANG

VALID

Ket

1 Siswa dapat menunjukkan

pengertin permintaan dengan benar

0.510 Valid

2 Siswa dapat menunjukkan

pengertian penawaran

0.350 Valid

3 Siswa dapat menunjukkan maksud

dari penawaran dengan benar

0.330 Valid

4 Siswa dapat menunjukkan

permintaan efektif dengan benar

0.370 Valid

5 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan potensial

0,500 Valid

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

63

Lanjutan Tabel 4.12

6 Siswa dapat menunjukkan

permintaan individu dengan benar

0.340 Valid

7 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan kelompok dengan benar

0.340 Valid

8 Siswa dapat menunjukkan maksud

permintaan pasar dengan benar

0.350 Valid

9 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

biaya dengan benar

0.312 Valid

10 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keunggulan dengan benar

0.460 Valid

11 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keuntungan

0.330 Valid

12 Siswa dapat menunjukkan faktor

dari penawaran dengan benar

0.470 Valid

13 Siswa dapat menunjukkan hukum

penawaran dengan benar

0.370 Valid

14 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran dengan benar

0.460 Valid

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

64

Lanjutan Tabel 4.12

15 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran positif dengan

benar

0.460 Valid

16 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi permintaan

dengan benar

0.410 Valid

17 Siswa dapat menunjukkan dampak

penapatan akan permintaan dengan

benar

0.480 Valid

18 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan selera pembeli dengan

benar

0.370 Valid

19 Siswa dapat menunjukkan dampak

kualitas barang dengan benar

0.680 Valid

20 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan ramalan masa depan

dengan benar

0.540 Valid

Harga 20 butir soal tersebut melampaui harga r tabel harga kritik

dari r Product Moment ternyata besarannnya melebihi batas harga r tabel.

Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r tabel (5%) adalah 0,312 dan r

tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian semua butir soal tersebut

adalah valid karena melebihi dari harga r tabel 0.312.

Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil

perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq

adalah 3,90 dan varian total diketahui 296,86. Sehingga diperoleh data

reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 1,039. Nilai reliabilitas sebesar

1,039 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

65

1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian

instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

b) Uji Validitas dan Reliabilitas Postest Siklus II

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Soal Tes

Nom

or

Uji

Coba

Soal

Tes

t

α

r T

abel

Pro

duct

Mom

ent

r hit

ung

Ket

eran

gan

1 Soal Nomor 1 0.05 0.312 0.380 Valid

2 Soal Nomor 2 0.05 0.312 0.430 Valid

3 Soal Nomor 3 0.05 0.312 0.420 Valid

4 Soal Nomor 4 0.05 0.312 0.390 Valid

5 Soal Nomor 5 0.05 0.312 0,510 Valid

6 Soal Nomor 6 0.05 0.312 0.440 Valid

7 Soal Nomor 7 0.05 0.312 0.320 Valid

8 Soal Nomor 8 0.05 0.312 0.360 Valid

9 Soal Nomor 9 0.05 0.312 0.350 Valid

10 Soal Nolor 10 0.05 0.312 0.350 Valid

11 Soal Nomor 11 0.05 0.312 0.380 Valid

12 Soal Nomor 12 0.05 0.312 0.480 Valid

13 Soal Nomor 13 0.05 0.312 0.430 Valid

14 Soal Nomor 14 0.05 0.312 0.390 Valid

15 Soal Nomor 15 0.05 0.312 0.250 T.Valid

16 Soal Nomor 16 0.05 0.312 0.410 Valid

17 Soal Nomor 17 0.05 0.312 0.440 Valid

18 Soal Nomor 18 0.05 0.312 0.520 Valid

19 Soal Nomor 19 0.05 0.312 0.860 Valid

20 Soal Nomor 20 0.05 0.312 0.410 Valid

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

66

Tabel 4.14 Rekapituasi Soal yang Valid

NO

INDIKATOR SOAL

NO SOAL

YANG VALID

Ket

1 Siswa dapat menunjukkan

pengertin permintaan dengan benar

0.380 Valid

2 Siswa dapat menunjukkan

pengertian penawaran

0.430 Valid

3 Siswa dapat menunjukkan maksud

dari penawaran dengan benar

0.420 Valid

4 Siswa dapat menunjukkan

permintaan efektif dengan benar

0.390 Valid

5 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan potensial

0,510 Valid

6 Siswa dapat menunjukkan

permintaan individu dengan benar

0.440 Valid

7 Siswa dapat menunjukkan contoh

permintaan kelompok dengan

benar

0.320 Valid

8 Siswa dapat menunjukkan maksud

permintaan pasar dengan benar

0.360 Valid

9 Siswa dapat menunjukkan faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

biaya dengan benar

0.350 Valid

10 Siswa dapat menunjukkan faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keunggulan dengan benar

0.350 Valid

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

67

Lanjutan Tabel 4.14

11 Siswa dapat menunjukkan faktor

yang mempengaruhi dalam

menentukan penawaran dari segi

keuntungan

0.380 Valid

12 Siswa dapat menunjukkan faktor

dari penawaran dengan benar

0.480 Valid

13 Siswa dapat menunjukkan hukum

penawaran dengan benar

0.430 Valid

14 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran dengan benar

0.390 Valid

15 Siswa dapat menunjukkan contoh

hukum penawaran positif dengan

benar

0.250 T.Valid

16 Siswa dapat menunjukkan Faktor

yang mempengaruhi permintaan

dengan benar

0.410 Valid

17 Siswa dapat menunjukkan dampak

penapatan akan permintaan dengan

benar

0.440 Valid

18 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan selera pembeli dengan

benar

0.520 Valid

19 Siswa dapat menunjukkan dampak

kualitas barang dengan benar

0.860 Valid

20 Siswa dapat menunjukkan Faktor

permintaan ramalan masa depan

dengan benar

0.410 Valid

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

68

Harga 20 butir soal tersebut dikethui 19 butir soal melampaui

harga r tabel harga kritik dari r Product Moment ternyata besarannnya

melebihi batas harga r tabel. Dari tabel diketahui bahwa N = 40, harga r

tabel (5%) adalah 0,312 dan r tabel (1%) adalah 0,403. Dengan demikian

19 butir soal tersebut adalah valid karena melebihi dari harga r tabel

0.312. Dan 1 butir soal tidak valid karena kurang dari 0.312 yaitu

mencapai 0,250.

Analisis reliabilitas soal tes menggunakan rumus K-R. 20. Hasil

perhitungan diperoleh data banyaknya soal (k) adalah 20, Jumlah pq

adalah 3,10 dan varian total diketahui 225,61. Sehingga diperoleh data

reliabilitas instrumen soal tesnya adalah 1,038. Nilai reliabilitas sebesar

1,038 termasuk tinggi karena jauh melampaui taraf signifikansi 5% dan

1% untuk 40 peserta test yaitu antara 0,312-0,403 . Dengan demikian

instrumen soal test ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

c) Daya Pembeda

Dari 20 soal yang diuji memiliki daya pembeda. Berikut rekapitulasi

daya pembeda instrumen uji validitas siklus 2 pada tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Rekapitulasi Daya Pembeda

No

Soal

Pretes Postes

DP Kesimpulan DP Kesimpulan

1 0,30 Cukup

0,30 Cukup

2 0,25 Cukup

0,20 Cukup

3 0,20 Cukup

0,10 Jelek

4 0,20 Cukup

0,20 Cukup

5 0,20 Cukup

0,10 Jelek

6 0,20 Cukup

0,20 Cukup

7 0,30 Cukup

0,30 Cukup

8 0,50 Baik

0,50 Baik

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

69

Lanjutan Tabel 4.15

9 0,30 Cukup 0,30 Cukup

10 0,30 Cukup

0,35 Cukup

11 0,40 Baik

0,40 Baik

12 0,35 Cukup

0,30 Cukup

13 0,30 Cukup

0,30 Cukup

14 0,90 Baik

1,00 Baik

15 0,30 Cukup

0,20 Cukup

16 0,30 Cukup

0,20 Cukup

17 0,40 Baik

0,30 Cukup

18 0,35 Cukup

0,40 Baik

19 0,30 Cukup

0,30 Cukup

20 0,35 Cukup

0,35 Cukup

Keterangan lengkap terlampir pada lampiran 1

Dari tabel 4.15 diatas daya pembeda pada pre test memiliki 20

soal yang di terima , di tolak tidak ada, dan di perbaiki tidak ada.

Sedangkan posttestnya memiliki soal yang di tolak tidak ada , di perbaiki

1 soal, dan di terima 19 soal.

d) Tingkat Kesukaran

Dari 20 soal yang di uji memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-

beda. Berikut rekapitulasi tingkat kesukaran instrumen uji validitas siklus I

pada tabel 4.16 :

Tabel 4.16 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran

NO KETERANGAN PRETES POSTES

1 Sangat Sukar 0 0

2 Sukar 0 0

3 Sedang 3 7

4 Mudah 17 13

5 Sangat mudah 0 0

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

70

Lanjutan Tabel 4.16

Jumlah soal 20 20

Keterangan terlampir pada lampiran

Dari hasil uji validitas terdapat jumlah soal yang sukar tidak ada ,

soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang 3 soal dan 17 soal yang

mudah pada pre test. Sedangkan pada post test soal memiliki tingkat

kesukaran sedang 7 soal, soal yang sangat mudah berjumlah 13 soal.

C. Analisis Tindakan Siklus I dan II

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan

durasi 2 x 40 menit, dengan menerapkan strategi metode inkuiri dengan

teknik modifikasi. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah pengertian

permintaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi

untuk setiap pertemuan, dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk

masing-masing kelompok dan diakhiri dengan melakukan soal post test.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 22

Maret 2018. Pertemuan pertama berlangsung dalam durasi 2 x 40

menit. Dengan jumlah siswa yang hadir 40 siswa. Peneliti bertindak

sebagai guru mata pelajaran IPS dan guru kolaborator bertugas

mencatat absen siswa, mengisi lembar observasi dan mengamati siswa

di dalam kelas. Peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih dahulu

menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian guru memberikan soal

pretes kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan

materi dimulai, ini bertujuan agar mengetahui kemampuan atau

pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran.

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

71

Siswa diminta mengamati gambar orang yang sedang melakukan

kegiatan jual beli di warung, toko swalayan, pasar, dan tempat jajanan

sekolah.

Siswa diberi waktu untuk bertanya mengenai gambar tesebut atau

bekaitan kegiatan jual beli. Siswa juga diajak bertanya jawab

mengenai materi permintaan dan penawaran dalam jual beli.

Setelah itu guru menjelaskan materi pelajaran tentang pengertian

faktor, jenis permintaan dan penawaran. Siswa diminta membahas

materi permintaan dan penawaan mengikuti urutan metode inkuiri

dengan teknik pengamatan

Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok. Kelompok 1-8 masing-

masing tediri atas 5 anggota. Masing-masing kelompok diupayakan

anggotanya heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun

kemampuannya.

Kegiatan berikutnya peneliti memberikan tugas kepada tiap

kelompok. Tugas diberikan dengan cara undian. Perwakilan kelompok

memilih dan mengambil gulungan kertas yang berisi tugas yang harus

dikejakan oleh kelompok. Kertas undian berisi 4 tugas tentang materi

pelajaran “permintaan” dan 4 tugas tentang “penawaran”

Hasil undian diketahui tugas-tugas masing-masing kelompok yaitu:

Kelompok 1 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran

Kelompok 2 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran

Kelompok 3 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan

Kelompok 4 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran

Kelompok 5 memilih dan mengambil tugas tentang penawaran

Kelompok 6 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan

Kelompok 7 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan

Kelompok 8 memilih dan mengambil tugas tentang permintaan

Guru menugaskan kepada semua kelompok yang memilih tugas

permintaan barang untuk menentukan barang yang akan dibelinya atau

barang yang dibutuhkannya. Semua kelompok permintaan diberi

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

72

waktu berdiskusi dengan anggota kelompoknya menentukan satu

barang yang dibutuhkan kelompoknya.

Hasil diskusi kelompok permintaan diketahui sebagai berikut:

Kelompok 3 membutuhkan barang yaitu pulpen

Kelompok 6 membutuhkan barang yaitu roti

Kelompok 7 membutuhkan barang buku tulis

Kelompok 8 membutuhkan barang yaitu air mineral kemasan.

Guru membimbing masing-masing kelompok untuk menyiapkan

rancangan penemuan dan solusi permasalahan melalui kegiatan

pengamatan. Kemudian guru menugaskan masing-masing kelompok

penawaran dan permintaan untuk mengamati jumlah dan harga barang

yang dibutuhkan kelompok permintaan. Mereka mengamati dan

mendata yang berkaitan dengan faktor-faktor permintaan di warung

atau toko swalayan sesuai tabel 4.17, 4.18, 4.19, dan 4.20 (terlampir).

Guru membimbing siswa untuk menyiapkan rancangan penemuan

dan solusi permasalahan melalui kegiatan pengamatan.

Masing-masing kelompok mengumpulkan data tentang permintaan

dan penawaran . Kemudian guru meminta siswa untuk mengumpulkan

dan menganalisis data melalui kegiatan diskusi, dari hasil diskusi

kemudian dicatat di lembar kegiatan siswa. Guru berkeliling

mengamati dan mengarahkan siswa yang sedang berdiskusi bersama

kelompoknya masing-masing.

2) Pertemuan kedua

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa

dengan memberikan pertanyaan untuk mereview atau mengulang

kembali materi pada pertemuan pertama. Guru mengecek hasil

pengamatan dan data yang sudah dilengkapi masing-masing

kelompok. Guru mempersilahkan kelompok yang sudah siap untuk

membacakan hasil diskusinya. Kelompok yang lain ditugaskan

menyimak dan memberikan pendapat.

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

73

Kelompok permintaan menyampaikan kebutuhan atau barang yang

ingin dibeli anggota kelompoknya. Kelompok 3 menyampaikan

permintaan barang yang dibutuhkan anggotanya yaitu pulpen.

Kelompok 6 menyampaikan permintaan barang yang dibutuhkan

anggotanya yaitu roti. Kelompok 7 menyampaikan permintaan barang

yang dibutuhkan anggotanya yaitu buku tulis. Kelompok 8

menyampaikan permintaan barang yang dibutuhkan anggotanya

yaitu air mineral kemasan.

Kemudian kelompok penawaran menyampaikan barang yang

ditawarkan kepada calon pembeli (kelompok permintan). Kelompok 1

menyampaikan penawaran barang yaitu beberapa merk pulpen.

Kelompok 2 menyampaikan menyampaikan penawaran barang yaitu

beberapa merk roti. Kelompok 5 menyampaikan menyampaikan

penawaran barang yaitu beberapa merk buku tulis Kelompok 6

menyampaikan penawaran barang yaitu beberapa merk air mineral

kemasan.

Guru bersama anggota kelompok permintaan dan penawaran

memperbaiki kekurangan jawaban tugas masing-masing kelompok.

Masing-masing kelompok permintaan dan penawaran memperbaiki

jawaban tugas.

Kegiatan berikutnya, msing-masing kelompok penawaran

ditugaskan merencanakan pengadaan barang yang diminta kelompok

permintaan. Mereka menyiapkan dana, barang, dan tempat untuk

kegiatan menjual.

Masing-masing kelompok permintaan ditugaskan merencanakan

pengadaan uang untuk tansaksi jual beli. Mereka menyiapkan dana

untuk membeli barang yang dibutuhkan atau yang akan dibeli anggota

kelompoknya.

Selesai diskusi dan pembahasan, kemudian bersama-sama

menyimpulkan hasil diskusi pada pertemuan ini Guru mengevaluasi

hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dan mengevaluasi

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

74

cara masing-masing kelompok bekerjasama. Dan diakhiri dengan

melakukan soal post test.

c. Tahap Pengamatan

Proses Belajar Mengajar

Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, peneliti mengamati

beberapa kegiatan pembelajaran. Pertama kegiatan pembelajaran yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan. Kegiatan ini dijelaskan pada tabel 4.21 berikut:

Tabel 4.21

Kegiatan Pembelajaran

Kelo

mpok

Jenis

Kelompok

Jum

lah

Ang

gota

Meng

amati

Menan

ya

Menc

oba

Mena

lar

Mengko

munikasi

kan

% % %

1 Penawaran 5 100 20 60 80 70

2 Penawaran 5 80 0 60 80 70

3 Permintaan 5 60 20 80 80 70

4 Penawaran 5 80 20 60 70 70

5 Penawaran 5 80 0 60 70 70

6 Permintaan 5 100 0 80 80 70

7 Permintaan 5 80 0 60 80 70

8 Permintaan 5 80 20 80 80 70

Jumlah

660 80 540 620 560

Rerata

83 10 68 78 70

Tabel 4.21 diatas menjelaskan kegiatan mengamati gambar yang

disajikan guru dan menyimak penjelasan guru tentang permintaan dan

penawaran yang diikuti 83% siswa (33 anak), siswa yang berpartisipasi

kegiatan menanya 10 % (4 anak), siswa yang aktif belajar (mencoba)

68% (27 anak), kelomok yang mengembangkan luasan materi

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

75

pembelajaran (menalar) mencapai nilai 78, dan kelompok yang

menyampaikan hasil diskusinya mencapai nilai rata-rata 70.

Kedua kegiatan pengamatan dan mengumpulkan data yang

bekaitan dengan permintaan dan penawaran. Kegiatan ini dilakukan oleh

kelompok penawaran dibantu oleh kelompok permintaan. Berikut ini

adalah hasil kegiatan pengamatan dan pengumpulan data dapat dilihat

pada tabel 4.22 :

Tabel 4.22

Hasil Kegiatan Pengamatan dan Pengumpulan Data

Ke

lo

m

po

k

Faktor Permintaan

Jenis

Permintaan

Faktor Penawaran

Nam

a B

aran

g

Har

ga

Bar

ang

/RP

Ku

alit

as B

aran

g

Ban

yak

ny

a P

emb

eli

Har

ga

Bar

ang

lai

n

Ram

alan

Mas

a D

epan

Pen

dap

atan

/RP

Sel

era

Efe

kti

f

Po

ten

sial

Indiv

idu

al

kel

om

po

k

Bia

ya

Pro

du

ksi

/RP

Tek

no

logi/

Kem

asan

Har

apan

Lab

a(R

P)

No

n e

kono

mi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Pulpen

3000

B

ai

k 5 10.000

sedan

g

5 0 5 0

2 Roti 2000

ba

ik 5 10.000 Ras

a buah

5 0 5 0

4

Buku

Tulis

A 3000

ba

ik 5 15.000

ba

ik 5 0 5 0 2600

ba

ik 400

B 5000

ba

ik

C 8000

ba

ik

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

76

Lanjutan Tabel 4.22

5

Air

Mineal

A 500

ba

ik 5 10.000

ba

ik 5 0 5 0 350

ba

ik 150

B 1000

ba

ik

C 1500

ba

ik

Tabel 4.22 di atas menjelaskan kelompok penawaran 1 dan 2

mengamati dan mendata satu jenis barang penawaran. Kelompok 1 dan 2

juga belum mengisi 6 data penawaran dan sudah mengisi 9 data

penawaran. Kelompok penawaran 4 dan 5 masing-masing mengamati

dan mendata tiga jenis barang penawaran. Kelompok 4 dan 5 belum

mengisi 3 data penawaran dan sudah mengisi 12 data penawaran.

Ketiga adalah kegiatan diskusi kelompok permintaan. Masing-

masing kelompok permintaan mendiskusikan barang yang mereka

butuhkan atau yang akan mereka beli. Diskusi yang dilakukan kelompok

penawaran adalah memasukkan data hasil pengamatan jenis, harga, dan

kualitas barang. Kegiatan diskusi kelompok tersebut dijelaskan pada

tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.23

Hasil Kegiatan Diskusi Kelompok

Kel

om

po

k

Jenis

Kelomp

ok

Jumla

h

Angg

ota

Barang

yang

diusulka

n

Bara

ng

yang

dipili

h

Men

data

Fakt

or

Perm

intaa

n

Menda

ta

Faktor

Penaw

aran

Mend

ata

Jenis

Permi

ntaan

Menda

ta

Harga

dan

jumlah

barang

Juml

ah

Rat

a2

Nil

ai

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

77

Lanjutan Tabel 4.23

d. Tahap Refleksi

1. Kelompok permintaan kurang aktif dalam diskusi kelompok,

sedangkan kelompok penawaran tampak lebih aktif.

2. Masing-masing kelompok masih kesulitan mengisi tabel tentang

faktor-faktor permintaan, jenis permintaan, faktor penawaran, jenis

penawaran, rincian harga dan jumlah barang.

3. Masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya.

Nilai

1

Penawar

an 5 70 70 60

60 260 65

2

Penawar

an 5 70 70 60

60 260 65

3

Perminta

an 5 60 100

160 80

4

Penawar

an 5 80 80 80

80 320 80

5

Penawar

an 5 80 80 80

80 320 80

6

Perminta

an 5 80 100

180 90

7

Perminta

an 5 80 100

180 90

8

Perminta

an 5 60 100

160 80

Jumlah

Rerata

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

78

4. Siswa masih tampak kesulitan memahami konsep permintaan dan

penawaran

5. Guru perlu menjelaskan kembali faktor-faktor permintaan, jenis

permintaan, faktor penawaran, jenis penawaran, rincian harga dan

jumlah barang yang disertai contoh.

6. Sedikit siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan sesuai dengan

materi pelajaran permintaan dan penawaan.

7. Sudah tampak upaya yang sungguh-sungguh pada masing-masing

kelompok untuk menemukan data mengenai permintaan dan

penawaran.

8. Tabel faktor permintaan perlu diperbaiki urutannya agar siswa lebih

mudah memasukkan data dan membaca datanya. Tabel terlampir.

9. Sebagian data permintaan barang sudah didapat oleh kelompok

penawaran dan kelompok penawaran ini sudah merencanakan strategi

penawaran. Akan tetapi masih ada kelompok penawaran lain yang

belum melengkapi data permintaan barang sehingga masih kesulitan

untuk merencanakan strategi penawaran.

10. Lembar tugas perlu dilengkapi pertanyaan-pertanyaan untuk

wawancara yang dapat mengungkap data tentang faktor-faktor

permintaan, jenis permintaan, faktor penawaran, jenis penawaran,

rincian harga dan jumlah barang.

11. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM mata pelajaan IPS (75) yaitu

mencapai rata-rata 70.

12. Proses belajar mengajar perlu dilanjutkan dengan kegiatan simulasi

jual beli sebagai cara penerapan konsep permintaan dan penawaran.

e. Hasil Penelitian Siklus 1

Berdasarkan hasil evaluasi pre tes dan post tes pada siklus 1,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

79

1) Hasil Belajar Pre-Test

Tabel 4.24

Hasil Belajar Nilai Pre Test Siklus

No Nama Pre-Test Keterangan

1 Aditya Putra 80

2 Ahmad Yudha Bahtiar 80

3 Ajeng Rianti 70

4 Al Bilal Ibrahim 90

5 Amanda Sari 65

6 Aurelia 80

7 Ayu Halimah Safitri 75

8 Dhafy 80

9 Diki Kurniawan 75

10 Ega Nauma 65

11 Egi Alviansyah 60

12 Eka Rahmawati 70

13 Fikriansyah 60

14 Helmy Juandes 30

15 Heni Indrayani 80

16 Indra Jaya Saputra 60

17 IntanLenstari 75

18 Mahvira Aisyah Bela 40

19 M.Rizky Noviandi 25

20 M. Deva Agustin 80

21 M. Dimas Azzikri 60

22 M. Nanda Yudha S. 35

23 M. Rifqi Ramadhan 75

24 M. Fatur Putra Novanda 20

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

80

Lanjutan Tabel 4.24

25 M. Firdan 60

26 M. Habib Adyuda 65

27 Nurhasanah 75

28 Pirda Amelia 40

29 Putra Rifky Maulana 35

30 Putri Andi Yani 20

31 Putri Nadya 50

32 Raditya 65

33 Rafi Dika Rifalsyah 55

34 Rina Andriana 35

35 Salsabila 55

36 Siti Aliya Khanza 20

37 Suci Rahmawati 25

38 Tri Mulyana 70

39 Tri Widiyanti 30

40 Verina Luciana 45

Jumlah 2275,0

Rata-rata 56,9

Tabel 4.24 hasil pre test di atas menjelaskan siswa memahami

materi pembelajaran permintaan dan penawaran mencapai nilai rata-rata

kelas 57.

2) Hasil Belajar Pos Test Siklus I

Hasil belajar pos test siklus I dijelaskan pada tabel 4.25 berikut:

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

81

Tabel 4.25

Hasil Belajar Post Test Siklus I

No Nama Pos-Test Keterangan

1 Aditya Putra 90

2 Ahmad Yudha Bahtiar 90

3 Ajeng Rianti 95

4 Al Bilal Ibrahim 100

5 Amanda Sari 75

6 Aurelia 85

7 Ayu Halimah Safitri 80

8 Dhafy 85

9 Diki Kurniawan 90

10 Ega Nauma 70

11 Egi Alviansyah 75

12 Eka Rahmawati 80

13 Fikriansyah 75

14 Helmy Juandes 50

15 Heni Indrayani 95

16 Indra Jaya Saputra 70

17 IntanLenstari 75

18 Mahvira Aisyah Bela 55

19 M.Rizky Noviandi 65

20 M. Deva Agustin 85

21 M. Dimas Azzikri 70

22 M. Nanda Yudha S. 45

23 M. Rifqi Ramadhan 80

24 M. Fatur Putra Novanda 40

25 M. Firdan 75

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

82

Lanjutan Tabel 4.25

26 M. Habib Adyuda 80

27 Nurhasanah 80

28 Pirda Amelia 65

29 Putra Rifky Maulana 50

30 Putri Andi Yani 55

31 Putri Nadya 70

32 Raditya 70

33 Rafi Dika Rifalsyah 90

34 Rina Andriana 60

35 Salsabila 60

36 Siti Aliya Khanza 50

37 Suci Rahmawati 80

38 Tri Mulyana 85

39 Tri Widiyanti 40

40 Verina Luciana 50

Jumlah 2880,0

Rata-rata 72,0

Nilai rata-rata kelas pos test mencapai 72 Hasil post test diatas

menjelaskan adanya peningkatan nilai dibandingkan dengan nilai pre test

(72). Selanjutnya untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa nilia pre

test dan post test tersebut diolah dengan menggunakan rumus N-Gain pada

tabel 4.26 sebagai berikut :

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

83

Tabel 4.26

Hasil Belajar Siklus I

N-GAIN SIKLUS I

No Nama

Pre-

Test

Pos-

Test

N-

Gain Kategori

1 Aditya Putra 80 90 0,50 Sedang

2 Ahmad Yudha Bahtiar 80 90 0,50 Sedang

3 Ajeng Rianti 70 95 0,83 Tinggi

4 Al Bilal Ibrahim 90 100 1,00 Tinggi

5 Amanda Sari 65 75 0,29 Rendah

6 Aurelia 80 85 0,25 Rendah

7 Ayu Halimah Safitri 75 80 0,20 Rendah

8 Dhafy 80 85 0,25 Rendah

9 Diki Kurniawan 75 90 0,60 Sedang

10 Ega Nauma 65 70 0,14 Rendah

11 Egi Alviansyah 60 75 0,38 Sedang

12 Eka Rahmawati 70 80 0,33 Sedang

13 Fikriansyah 60 75 0,38 Sedang

14 Helmy Juandes 30 50 0,29 Rendah

15 Heni Indrayani 80 95 0,75 Tinggi

16 Indra Jaya Saputra 60 70 0,25 Rendah

17 IntanLenstari 75 75 0,00 Rendah

18 Mahvira Aisyah Bela 40 55 0,25 Rendah

19 M.Rizky Noviandi 25 65 0,53 Sedang

20 M. Deva Agustin 80 85 0,25 Rendah

21 M. Dimas Azzikri 60 70 0,25 Rendah

22 M. Nanda Yudha S. 35 45 0,15 Rendah

23 M. Rifqi Ramadhan 75 80 0,20 Rendah

24 M. Fatur Putra Novanda 20 40 0,25 Rendah

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

84

Lanjutan Tabel 4.26

25 M. Firdan 60 75 0,38 Sedang

26 M. Habib Adyuda 65 80 0,43 Sedang

27 Nurhasanah 75 80 0,20 Rendah

28 Pirda Amelia 40 65 0,42 Sedang

29 Putra Rifky Maulana 35 50 0,23 Rendah

30 Putri Andi Yani 20 55 0,44 Sedang

31 Putri Nadya 50 70 0,40 Sedang

32 Raditya 65 70 0,14 Rendah

33 Rafi Dika Rifalsyah 55 90 0,78 Tinggi

34 Rina Andriana 35 60 0,38 Sedang

35 Salsabila 55 60 0,11 Rendah

36 Siti Aliya Khanza 20 50 0,38 Sedang

37 Suci Rahmawati 25 80 0,73 Tinggi

38 Tri Mulyana 70 85 0,50 Sedang

39 Tri Widiyanti 30 40 0,14 Rendah

40 Verina Luciana 45 50 0,09 Rendah

Jumlah 2275,0 2880,0 14,6

Rata-rata 56,9 72,0 0,364

Rendah 50% 20 anak

Sedang 37% 15 anak

Tinggi 13% 5 anak

Tabel 4.26 di atas menjelaskan nilai rata-rata pre test mencapai 57.

Nilai rata-rata pos test mencapai 72. Nilai dengan kategori rendah ada 20

siswa atau 50%. Nilai dengan kategori sedang ada 15 siswa atau 37%.

Siswa yang mencapai nilai kategori tinggi sebanyak 5 anak atau 13%.

Dinyatakan dalam bentuk diagram batang yang akan tergambar

pada diagram 4.1 sebagai berikut:

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

85

Diagram 4.1

Grafik Hasil Belajar Siklus I

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%50%

Tinggi Sedang Rendah

Diagram batang 4.1 menjelaskan hasil belajar siswa yang rendah

mencapai 50%, hasil belajar yang sedang mencapai 37%, dan hasil belajar

yang tinggi mencapai 13%.

Tabel 4.27

Pencapaian KKM Siklus I

No

Kelas

IInterval

Frekuensi

( f ) (%)

1 75 – 100 22 55%

2 0 – 74 18 45%

Jumlah 40

Tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa siswa yang sudah mencapai

nilai KKM 75 ada 22 anak atau 55%. Dan siswa yang belum mmencapai

nilai KKM 75 ada 18 anak atau 45%. Ini berarti pembelajaran ddengan

metode inkuiri dengan yang digunakan belum cukup efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

86

Sedangkan rata-rata nilai N-Gain masuk dalam kelompok sedang

yaitu 0,364 (N-gain < 0.30). Berikutnya nilai N-gain rendah, sedang dan

tinggi dijelaskan pada tabel 4.28 berikut :

Tabel 4.28 Rekapitulasi N- Gain Siklus I

NO N – Gain

Kriteria

N- Gain

Jumlah Persentase

1 Nilai (g) ≥ 0,7 Tinggi 5 13%

2 Nilai 0,7 > (g) ≥

0,3 Sedang 15 37%

3 Nilai (g) < 0,3 Rendah 20 50%

Jumlah 40 100%

Keterangan perhitungan lengkap terlampir pada lampiran

Dari tabel 2.28 di atas untuk hasil belajar siklus I diperoleh nilai N-

gain tinggi sebanyak 5 anak. Nilai N-gain sedang sejumlah 20 anak, dan

yang memperoleh N-gain rendah sejumlah 20 anak. Dapat dilihat

banyaknya yang memperoleh nilai N-gain rendah mencapai 50%. Ini

menunjukan metode inkuiri masih belum dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Dalam memperbaiki kekurangan proses pembelajaran pada siklus I

maka dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus

II ini untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang sudah

dilakukan pada siklus I. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Siklus II ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

87

dilaksanakan pada Kamis, 26 Maret 2018 dengan menggunakan metode

inkuiri dengan teknik jual beli.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan untuk siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari

tindakan yang dilakukan pada siklus I. Adapun perencanaan yang

dilakukan pada siklus II berupa penyusunan rencana pembelajaran untuk

materi ajar yang akan dibahas pada siklus II dan penyusunan tes hasil

belajar.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan pertama

Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam, mengajak

siswa berdo’a sebelum belajar, menjelaskan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang

akan ditempuh siswa. Selanjutnya guru memberikan soal pretes

kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

pembahasan materi dilakukan.

Setelah pre test dilaksanakan dilanjutkan dengan semua

kelompok baik jenis kelompok penawaran dan kelompok permintaan

diajak oleh guru untuk mengamati kegiatan jual beli para pedagang

jajanan sekolah, kantin, dan warung dekat sekolah. Kemudian mereka

betanya jawab mengenai kegiatan yang bekaitan dengan menjual dan

yang berkaitan dengan kegaiatan membeli.

Masing-masing kelompok permintaan diminta merumuskan

masalah-masalah dan hipotesis yang berkaitan dengan kegiatan

membeli. Masing-masing kelompok penawaran diminta merumuskan

masalah-masalah dan hipotesis yang berkaitan dengan kegiatan

menjual.

Guru membimbing masing-masing kelompok mengecek

rencana kegiatan jual beli yang sudah dirancang pada pertemuan

sebelumnya.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

88

Masing-masing kelompok penawaran berdiskusi memperbaiki

dan melengkapi data faktor permintaan, jenis permintaan, faktor

penawaran, harga dan jumlah barang yang akan ditawarkan. Mereka

menyiapkan sejumlah uang sesuai rencana. Kelompok penawaran

membagi tugas masing-masing anggotanya. Dua anak menyiapkan

tempat menjual, dua anak membeli barang yang akan dijual, dan satu

anak menyiapkan administrasi pemesanan, pembelian, dan penjualan.

Tempat menjual dipusatkan di halaman sekolah, masing-

masing penjual menata sepasang meja dan kursi. Mereka mendekorasi

tempat menjual itu semenarik mungkin. Anggota kelompok yang

bertugas membeli barang yang akan dijual, mereka membeli barang

tesebut di warung atau toko swalayan terdekat. Anggota yang betugas

menyiapkan administrasi penjualan bertindak sebagai pelayan toko.

Masing-masing kelompok penawaran yang bertindak sebagai

kelompok penjual, menata barang yang dijualnya di stand yang sudah

mereka persiapkan. Kelompok penawaran 1 menawakan atau menjual

pulpen. Kelompok penawaran 2 menawarkan atau menjual roti.

Kelompok 4 menawarkan atau menjual buku tulis. Kelompok

penawaran 6 menawarkan dan menjual air mineral kemasan gelas.

Kelompok permintaan yaitu kelompok 3, 5, 7, dan 8 bertindak

sebaga pembeli. Mereka berdiskusi menyiapkan sejumlah uang untuk

membeli barang-barang sesuai permintaan mereka. Mereka juga

mendiskusikan petugas pembeli yang mereka pilih yaitu pembeli

individu atau pembeli kelompok. Kelompok 3 melakukan permintaan

pulpen, kelompok 5 melakukan permintaan roti, kelompok 7

melakukan permintaan buku tulis, dan kelompok 8 melakukan

permintaan air mineral kemasan.

Guru dan siswa mengamati kegiatan jual beli yang dilakukan

jenis kelompok permintaan dan jenis kelompok penawaran. Pertama

kegiatan jual beli oleh kelompok 1 dan 3. Tiap anggota kelompok

permintaan 3 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 1.

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

89

Masing-masing anggota kelompok 3 membeli pulpen dan dilayani

dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 1.

Kedua kelompok 5 dan kelompok 2. Tiap anggota kelompok

permintaan 5 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 2.

Masing-masing anggota kelompok permintaan 5 membeli roti dan

dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 2.

Ketiga kelompok 7 dan 4. Tiap anggota kelompok permintaan

7 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 4. Masing-

masing anggota kelompok permintaan 7 membeli buku tulis dan

dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 4. Ada dua

anggota pembeli yang batal membeli buku tulis karena tidak cukup

uangnya. Sehingga ada 3 anak yang membeli buku tulis.

Keempat kelompok 8 dan 6. Tiap anggota kelompok

permintaan 8 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 6.

Masing-masing anggota kelompok permintaan 8 membeli air mineral

kemasan gelas dan dilayani dengan baik oleh anggota kelompok

penawaran 6.

Setelah kegiatan jual beli selesai. Kelompok penawaran dan

kelompok permintaan merapikan tempat dan alat-alat yang digunakan

dalam jual beli. Mereka membesihkan sampah yang ada di sekitar

lokasi jual beli.

2) Pertemuan kedua

Proses pembelajaran ini dibuka dengan berdoa’a terlebih

dahulu, kemudian mengabsen kehadiran siswa dan menyampaikan

tujuan pembelajaran. Tidak lupa guru memberikan motivasi kepada

siswa.

Siswa mengamati foto-foto kegiatan jual beli yang di pasang di

papan tulis. Siswa diminta bertanya jawab mengenai kegiatan jual

beli pada foto tersebut. Siswa diminta pendapatnya mengenai

kegiatan jual beli tersebut. Selanjutnya guru mengulas kembali

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

90

materi permintaan dan penawaran yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya. Guru mengkaitkan materi permintaan dan

penawaran dengan kegiatan jual beli yang dilakukan siswa

pertemuan sebelumnya.

Kemudian peneliti mempersilahkan masing-masing siswa untuk

bergabung bersama kelompoknya masing-masing. Setelah mereka

berada pada kelompoknya masing-masing, maka peneliti

mempersilahkan untuk masing-masing kelompok untuk

mempebaiki data penjualan dan pembelian yang dilakukan pada

pertemuan sebelumnya. Kelompok yang sudah menyempunakan

datanya dipersilahkan mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Pertama kelompok 1 dan 3 mmepresentasikan hasil kegiatan

jual beli. Kedua kelompok 5 dan kelompok 2 yang

mempesentasikan hasil kerja kelompok. Ketiga kelompok 7 dan 4

mempesentasikan hasil kerja kelompoknya. Keempat kelompok 8

dan 6 yang mempresentasikan hasil kegiatan jual beli kedua

kelompok.

Proses presentasi berjalan dengan baik karena masing-masing

anggota kelompok mengalami sendiri kegiatan jual beli sehingga

mereka dapat menyampaikan kegiatan yang berkaitan permintaan

dan yang bekaitan dengan penjualan. Respon siswa yang baik ini,

dapat dilihat dengan lontaran pertanyaan mereka terhadap

pembicara, saran dan pendapat yang disampaikan, dan

kesungguhan mereka mengikuti kegiatan presentasi hasil kegiatan.

Pada akhir pembelajaran, mereka bersama-sama menyimpulkan

hasil kegiatan jual beli dan presentasi dengan materi permintaan

dan penawaran. Tiap kelompok juga menyimpulkan penemuannya

yang bekaitan dengan permintaan dan penawaran. Guru

meluruskan dan mengarahkan kesimpulan yang dibuat oleh

masing-masing kelompok. Sebagai penutup, siswa menjawab

evaluasi post test untuk mengukur seberapa jauh para siswa

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

91

berhasil memahami materi pelajaran permintaan dan penawaran

dengan menggunakan metode inkuiri dengan teknik simulasi jual

beli.

c. Tahap Pengamatan

Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus I. Kondisi ini dapat diamati berdasarkan

hasil observasi pada saat proses pembelajaran. Beberapa peningkatan

tersebut antara lain:

1. Suasana kelas lebih tertib, siswa menjadi lebih terkendali dan lebih

berkonsentrasi pada saat praktek dan pada saat berlangsunganya

proses diskusi dengan menerapkan metode inkuiri dengan teknik

bebas.

2. Siswa sudah mulai dapat mengembangkan sendiri materi yang

dilemparkan oleh peneliti kepada masing-masing kelompok siswa

untuk lebih mendalami dan memahami materi dengan menerapkan

metode inkuiri dengan teknik bebas.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II dengan

penerapan metode inkuiri dengan teknik bebas, diperoleh hasil bahwa

penerapan metode pembelajaran inkuiri dengan teknik bebas dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa telah

mencapai indikator yang telah ditetapkan pada awal penelitian. Dengan

demikian, indicator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga penelitian

ini menunjukan keberhasilan.

e. Hasil Penelitian Siklus 2

Berdasarkan hasil evaluasi pre test dan post test pada siklus 2,

didapat hasil sebagai berikut pada tabel 4.29 :

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

92

Tabel 4.29

Hasil Statistik Siklus 2

N-GAIN SIKLUS 2

No

Nama

Pre-

Test

Pos-

Test

N-

Gain

Kategori

1 Aditya Putra 85 100 1.00 Tinggi

2 Ahmad Yudha Bahtiar 85 100 1.00 Tinggi

3 Ajeng Rianti 95 100 1.00 Tinggi

4 Al Bilal Ibrahim 95 100 1.00 Tinggi

5 Amanda Sari 65 85 0.57 Sedang

6 Aurelia 85 95 0.67 Sedang

7 Ayu Halimah Safitri 85 85 0.00 Rendah

8 Dhafy 80 100 1.00 Tinggi

9 Diki Kurniawan 75 95 0.80 Tinggi

10 Ega Nauma 65 80 0.43 Rendah

11 Egi Alviansyah 65 85 0.57 Rendah

12 Eka Rahmawati 75 90 0.60 Rendah

13 Fikriansyah 65 85 0.57 Rendah

14 Helmy Juandes 55 90 0.78 Tinggi

15 Heni Indrayani 95 95 0.00 Rendah

16 Indra Jaya Saputra 95 95 0.00 Rendah

17 IntanLenstari 90 90 0.00 Rendah

18 Mahvira Aisyah Bela 80 80 0.00 Rendah

19 M.Rizky Noviandi 80 80 0.00 Rendah

20 M. Deva Agustin 85 85 0.00 Rendah

21 M. Dimas Azzikri 85 85 0.00 Rendah

22 M. Nanda Yudha S. 75 75 0.00 Rendah

23 M. Rifqi Ramadhan 90 90 0.00 Rendah

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

93

Lanjutan Tabel 4.29

24 M. Fatur Putra Novanda 60 60 0.00 Rendah

25 M. Firdan 70 70 0.00 Rendah

26 M. Habib Adyuda 80 80 0.00 Rendah

27 Nurhasanah 75 75 0.00 Rendah

28 Pirda Amelia 75 75 0.00 Sedang

29 Putra Rifky Maulana 60 60 0.00 Rendah

30 Putri Andi Yani 55 60 0.11 Rendah

31 Putri Nadya 50 65 0.30 Rendah

32 Raditya 45 55 0.18 Rendah

33 Rafi Dika Rifalsyah 60 90 0.75 Tinggi

34 Rina Andriana 60 70 0.25 Rendah

35 Salsabila 60 75 0.38 Rendah

36 Siti Aliya Khanza 75 75 0.00 Rendah

37 Suci Rahmawati 45 60 0.27 Rendah

38 Tri Mulyana 50 70 0.40 Rendah

39 Tri Widiyanti 10 30 0.22 Rendah

40 Verina Luciana 65 70 0.14 Rendah

Jumlah 2845.0 3205.0 13.0

Rata-rata 71.1 80.1 0.325

Rendah 72% 29

Sedang 7,5% 3

Tinggi 20% 8

Keterangan Tabel 4.29

NO KETERANGAN NILAI

1 Nilai Pretes Terendah 45

2 Nilai Pretes Tertinggi 90

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

94

Lanjutan Keterangan Tabel 4.29

3 Nilai Rata-rata Pretes 71,1

4 Nilai Postes Terendah 30

5 Nilai Postes Tertinggi 100

6 Nilai Rata-rata Postes 80,1

Keterangan : Perhitungan lengkap terlampir

Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh

siswa pada saat pre test adalah 45, sedangkan nilai tertinggi pada pre test

adalah 90. dan rata-rata nilai pretes adalah 71,1. Sedangkan nilai terendah

yang diperoleh siswa pada saat post test sebesar 30, sedangkan nilai

tertinggi pada saat post test sebesar 100. Nilai rata-rata post test yaitu 80,1.

Pada postes ini siswa lulus 73% mencapai nilai KKM 75. Ini berarti

metode inkuiri dengan teknik bebas yang digunakan efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa, Berikut rekapitulasi nilai N Gain siklus

II pada tabel 4.30 sebagai berikut :

Tabel 4.30 Rekapitulasi N- Gain Siklus II

NO N – Gain Kriteria N- Gain Jumlah

1 Nilai (g) ≥ 0,7 Tinggi 8

2 Nilai 0,7 > (g) ≥ 0,3 Sedang 3

3 Nilai (g) < 0,3 Rendah 29

Jumlah 40

Keterangan terlampir pada lampiran

Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,52.

Jumlah siswa yang mendapatkan Nilai N-gain tinggi 13 orang, jumlah

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

95

siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak 19 orang, dan jumlah

siswa yang mendapakan N-gain rendah 8 orang.

Tabel 4.31

Pencapaian KKM Siklus 2

No

Kelas

Interval

Frekuensi

( f )

(%)

1 75 – 100 29 73%

2 0 – 74 11 27%

Jumlah 40 100%

Tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa siswa yang sudah mencapai

nilai KKM 75 ada 29 anak atau 73%. Dan siswa yang belum mencapai

nilai KKM 75 ada 11 anak atau 27%. Ini berarti pembelajaran dengan

metode inkuiri dengan yang digunakan cukup efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

f. Perbandingan Post Test Siklus 1 dan 2

Hasil belajar nilai pos test siklus 1 dan 2 tergambar pada tabel 4.32

berikut:

Tabel 4.32

N-GAIN SIKLUS I dan 2

Nilai Pos Test

No

Nama

Pos-

Test

Siklus 1

Pos-

Test

Siklus 2

N-

Gain

Kategori

1 Aditya Putra 90 100 1.00 Tinggi

2 Ahmad Yudha Bahtiar 90 100 1.00 Tinggi

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

96

Lanjutan Tabel 4.32

3 Ajeng Rianti 95 100 1.00 Tinggi

4 Al Bilal Ibrahim 90 100 1.00 Tinggi

5 Amanda Sari 75 85 0.40 Sedang

6 Aurelia 85 95 0.67 Sedang

7 Ayu Halimah Safitri 80 85 0.25 Rendah

8 Dhafy 85 100 1.00 Tinggi

9 Diki Kurniawan 90 95 0.50 Sedang

10 Ega Nauma 70 80 0.33 Sedang

11 Egi Alviansyah 75 85 0.40 Sedang

12 Eka Rahmawati 80 90 0.50 Sedang

13 Fikriansyah 75 85 0.40 Sedang

14 Helmy Juandes 60 90 0.75 Tinggi

15 Heni Indrayani 95 95 0.00 Rendah

16 Indra Jaya Saputra 70 95 0.83 Tinggi

17 IntanLenstari 75 90 0.60 Sedang

18 Mahvira Aisyah Bela 55 80 0.56 Sedang

19 M.Rizky Noviandi 65 80 0.43 Sedang

20 M. Deva Agustin 85 85 0.00 Rendah

21 M. Dimas Azzikri 70 85 0.50 Sedang

22 M. Nanda Yudha S. 45 75 0.55 Sedang

23 M. Rifqi Ramadhan 80 90 0.50 Sedang

24 M. Fatur Putra N. 40 60 0.33 Sedang

25 M. Firdan 75 70 -0.20 Rendah

26 M. Habib Adyuda 80 80 0.00 Rendah

27 Nurhasanah 80 75 -0.25 Rendah

28 Pirda Amelia 65 75 0.29 Rendah

29 Putra Rifky Maulana 50 60 0.20 Rendah

30 Putri Andi Yani 55 60 0.11 Rendah

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

97

Lanjutan Tabel 4.32

31 Putri Nadya 70 65 -0.17 Rendah

32 Raditya 70 55 -0.50 Rendah

33 Rafi Dika Rifalsyah 90 90 0.00 Rendah

34 Rina Andriana 60 70 0.25 Rendah

35 Salsabila 60 75 0.38 Sedang

36 Siti Aliya Khanza 50 75 0.50 Sedang

37 Suci Rahmawati 80 60 -1.00 Rendah

38 Tri Mulyana 85 70 -1.00 Rendah

39 Tri Widiyanti 40 30 -0.17 Rendah

40 Verina Luciana 50 70 0.40 Sedang

Jumlah 2880.0 3205.0 12.3

Rata-rata 72.0 80.1 0.308

Rendah 37% 15

Sedang 45% 18

Tinggi 18% 7

Keterangan Tabel 4.32

NO KETERANGAN NILAI

1 Nilai Pos Tes Siklus 1 Terendah 40

2 Nilai Pos Tes Siklus 1 Tertinggi 90

3 Nilai Rata-rata Pos Tes Siklus 1 72

4 Nilai Postes Silus 2 Terendah 30

5 Nilai Postes Siklus 2 Tertinggi 100

6 Nilai Rata-rata Postes Siklus 2 80,1

Keterangan : Perhitungan lengkap terlampir

Dari tabel 4.32 di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh

siswa pada saat pre test siklus 1 adalah 40, sedangkan nilai tertinggi pada

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

98

pos test siklus 1 adalah 90. dan rata-rata nilai pre test adalah 72.

Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat post test siklus 2

sebesar 30, sedangkan nilai tertinggi pada saat post test siklus 2 sebesar

100. Nilai rata-rata post test yaitu 80,1. Pada post test ini siswa lulus 73%

mencapai nilai KKM 75. Ini berarti metode inkuiri dengan teknik bebas

yang digunakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut

rekapitulasi nilai pos test N Gain siklus 1 dan 2 pada tabel 4.33 sebagai

berikut :

Tabel 4.33 Rekapitulasi N- Gain Siklus I dan 2 Pos Test

NO N – Gain Kriteria N- Gain Jumlah

1 Nilai (g) ≥ 0,7 Tinggi 7

2 Nilai 0,7 > (g) ≥ 0,3 Sedang 18

3 Nilai (g) < 0,3 Rendah 15

Jumlah 40

Keterangan terlampir

Untuk hasil belajar pos test siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata

N-gain sebesar 0,308. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai N-gain

tinggi 7 anak, jumlah siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak

18 anak, dan jumlah siswa yang mendapatkan N-gain rendah 15 anak.

Tabel 4.34

Pencapaian KKM Siklus 2

No

Kelas

IInterval

Frekuensi

( f ) (%)

1 75 – 100 29 73%

2 0 – 74 11 27%

Jumlah 40 100%

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

99

Tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa siswa yang sudah mencapai

nilai KKM 75 ada 29 anak atau 73%. Dan siswa yang belum mencapai

nilai KKM 75 ada 11 anak atau 27%.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran siklus 1 secara garis besar ada tiga

kegiatan. Pertama kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan

mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Kegiatan mengamati gambar yang disajikan guru dan menyimak penjelasan

guru tentang permintaan dan penawaran yang diikuti 83% siswa (33 anak),

siswa yang berpartisipasi kegiatan menanya 10 % (4 anak), siswa yang

aktif belajar (mencoba) 68% (27 anak), kelomok yang mengembangkan

luasan materi pembelajaran (menalar) mencapai nilai 78, dan kelompok

yang menyampaikan hasil diskusinya mencapai nilai rata-rata 70.

Kedua kegiatan pengamatan dan Mengumpulkan data yang

bekaitan dengan permintaan dan penawaran. Kegiatan ini dilakukan oleh

kelompok penawaran dibantu oleh kelompok permintaan. Kelompok

penawaran 1 dan 2 mengamati dan mendata satu jenis barang penawaran.

Kelompok 1 dan 2 juga belum mengisi 6 data penawaran dan sudah

mengisi 9 data penawaran. Kelompok penawaran 4 dan 5 masing-masing

mengamati dan mendata tiga jenis barang penawaran. Kelompok 4 dan 5

belum mengisi 3 data penawaran dan sudah mengisi 12 data penawaran.

Ketiga adalah kegiatan diskusi kelompok permintaan. Masing-

masing kelompok permintaan mendiskusikan barang yang mereka

butuhkan atau yang akan mereka beli. Diskusi yang dilakukan kelompok

penawaran adalah memasukkan data hasil pengamatan jenis, harga, dan

kualitas barang. Rata-rata nilai diskusi kelompok mencapai 79. Hasil

kegiatan diskusi dapat dilihat pada tabel 4.35 sebagai berikut:

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

100

Tabel 4.35

Hasil Kegiatan Diskusi Kelompok.

K

e

l

o

m

p

o

k

Jenis

Kelompok

Ju

mla

h

An

ggo

ta

Barang

yang

diusulka

n

Bara

ng

yang

dipili

h

Men

data

Fakt

or

Perm

intaa

n

Menda

ta

Faktor

Penaw

aran

Menda

ta

Jenis

Permi

ntaan

Mend

ata

Harga

dan

jumla

h

baran

g

Jumla

h

Rerata

Nilai

Nilai

1 Penawaran 5 70 70 60 60 260 65

2 Penawaran 5 70 70 60 60 260 65

3 Permintaan 5 60 100 160 80

4 Penawaran 5 80 80 80 80 320 80

5 Penawaran 5 80 80 80 80 320 80

6 Permintaan 5 80 100 180 90

7 Permintaan 5 80 100 180 90

8 Permintaan 5 60 100 160 80

Jumlah

630

Rerata

78.8

Siklus kedua siswa dan guru melakukan praktek permintaan dan

penawaran melaui kegiatan jual beli. Guru dan siswa mengamati kegiatan

jual beli yang dilakukan jenis kelompok permintaan dan jenis kelompok

penawaran. Pertama kegiatan jual beli oleh kelompok 1 dan 3. Tiap

anggota kelompok permintaan 3 melakukan transaksi dengan kelompok

penawaran 1. Masing-masing anggota kelompok 3 membeli pulpen dan

dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 1.

Kedua kelompok 5 dan kelompok 2. Tiap anggota kelompok

permintaan 5 melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 2.

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

101

Masing-masing anggota kelompok permintaan 5 membeli roti dan dilayani

dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 2.

Ketiga kelompok 7 dan 4. Tiap anggota kelompok permintaan 7

melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 4. Masing-masing

anggota kelompok permintaan 7 membeli buku tulis dan dilayani dengan

baik oleh anggota kelompok penawaran 4. Ada dua anggota pembeli yang

batal membeli buku tulis karena tidak cukup uangnya. Sehingga ada 3

anak yang membeli buku tulis.

Keempat kelompok 8 dan 6. Tiap anggota kelompok permintaan 8

melakuakan transaksi dengan kelompok penawaran 6. Masing-masing

anggota kelompok permintaan 8 membeli air mineral kemasan gelas dan

dilayani dengan baik oleh anggota kelompok penawaran 6.

2. Pembahasan Hasil Belajar

Metode inkuiri adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan

tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran.

Dengan lebih menekankan pada proses pembelajaran pada siswa agar

lebih menguasai materi pelajaran dan berhasil pada hasil belajar yang

berupa tes kognitif. Penerapan metode inkuiri terdiri dari beberapa tahap

yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan

(Observing), dan Refleksi (Reflecting). Hasil pengamatan melalui lembar

observasi dan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada penelitian ini

menunjukkan bahwa siswa menyenangi proses pembelajaran IPS melalui

penerapan metode inkuiri. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan

keaktifan siswa. Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya

pembelajaran dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif

karena diharuskan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk

membahas soal yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga dapat bertukar

pikiran antara anggota kelompok lain. Sehingga penerapan metode inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

102

Menurut Lif Khoiru Ahmadi dkk. dalam bukunya mengemukakan

“dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif dan salah

satunya adalah penilaian acuan patokan setiap kompetensi harus diberikan

feedback”.1 Penilaian banyak bentuknya baik berupa tes tertulis dan tidak

tertulis. Peneliti melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan

tes tertulis dengan jumlah persiklus 20 soal. Berdasarkan hasil tes yang

dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai paling rendah yang diperoleh

siswa pada saat pre test adalah 20 dan nilai tertinggi pada saat pre test

adalah 90 dengan nilai rata-rata nilai pre test 57. Ada 19 siswa yang

mendapatkan nilai di bawah KKM 75. Sedangkan nilai terendah yang

diperoleh siswa pada saat post test sebesar 40, sedangkan nilai tertinggi

pada skor post test sebesar 100 dengan rata-rata nilai post test 72 juga

masih di bawah nilai KKM. Walaupun ada yang mendapat nilai 85 hampir

55% siswa yang masih di bawah nilai KKM yaitu 75. Untuk hasil belajar

siklus I diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,33. Dari hasil tes yang

diperoleh diketahui ketuntasan siswa belum maksimal. Ini berarti

penerapan metode inkuiri dengan teknik modifikasi yang digunakan belum

efektif dalam meningkatkan hasil belajar sesuai dengan standar N-gain.

Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini belum

tercapai, sehingga diperlukan penyempurnaan untuk masing-masing nilai

siswa dan peneliti melanjutkan ke siklus 2 mencoba memperbaiki dan

menyempurnakan dari kekurangan yang terdapat di siklus I. Berdasarkan

hasil observasi siklus I aktifitas siswa belum memuaskan. Hal ini terlihat

dari kurangnya komunikasi dalam kelompok, sebagian besar kelompok

masih mengandalkan siswa yang pintar untuk mengerjakan tugas, masih

sedikitnya jumlah siswa yang bertanya maupun yang menjawab

pertanyaan, serta munculnya rasa bosan siswa dalam kegiatan proses

pembelajaran.

1 lif Khoiru Ahmadi dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta : PT. Prestasi

Pustakarya, 2011), h. 163

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

103

Dalam mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus

I, guru melakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Hasil

belajar siswa pada siklus 2 yaitu nilai paling rendah yang diperoleh siswa

pada saat pre test adalah 45 dan nilai tertinggi pada saat pre test adalah 90

dengan nilai rata-rata pre test 71 yang masih di bawah nilai KKM yaitu 75.

Sedangkan nilai terendah pada saat post test sebesar 30, dan skor post tets

tertinggi sebesar 100 dengan nilai rata-rata post test 80,1 di atas nilai

KKM 75. Ini menunjukkan ketuntasan siswa mencapai 73% pada siklus II.

Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N– gain sebesar 0,33.

Hasil belajar post test siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata N-

gain sebesar 0,308 berada dalam kategori sedang. Jumlah siswa yang

mendapatkan nilai N-gain tinggi 7 anak (18%), jumlah siswa yang

mendapatkan N-gain sedang sebanyak 18 anak (45%), dan jumlah siswa

yang mendapatkan N-gain rendah 15 anak (37%) yang dapat dilihat pada

Diagram 4.2 dan Diagram 4.3 dibawah ini:

Diagram 4.2

Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 dalam Jumlah

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Tinggi Sedang Rendah

Pos Test Siklus 1 dan2

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

104

Diagram 4.3

Hasil Belajar Pos Test Siklus 1 dan 2 dalam Persentase

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Tinggi Sedang Rendah

Pos Test Siklus 1 dan 2

Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah

tercapai. “Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang

dimiliki seseorang. Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh

keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, seperti keterampilan

membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas

dll.”2

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa

jalannya pembelajaran pada siklus 2 telah berhasil memperbaiki berbagai

kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan

peningkatan hasil belajar siswa yang memuaskan. Siswa memberikan

respon yang positif terhadap metode pembelajaran inkuiri dengan teknik

bebas yang diterapkan pada siklus 2 karena siswa dapat berusaha untuk

menggali dan mendalami materi belajar yang disampaikan oleh guru.

Siswa saling membantu dalam memahami materi yang diajarkan. Metode

pembelajaran inkuiri dengan dua teknik yang diterapkan pada siklus 1 dan

2 yaitu teknik modifikasi dan bebas telah dapat menumbuhkan kerjasama

dan tanggung jawab siswa. Berikut diberikan grafik perbandingan hasil

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 163

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

105

penelitian siklus 1 terhadap siklus 2 terdapat pada diagram 4.4 sebagai

berikut:

Diagram 4.4 Grafik Perbandingan

Nilai Rata-rata Pretes dan Postes Siklus 1 dan 2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Siklus 1 Siklus 2

Pretest

Pretes

Postes

Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya mengatakan “ Strategi

Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan

kepada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua segi yang sama

pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar.”3 Dari data diatas bisa

disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sukses karena hasil belajar

menunjukan tingkat kelulusan 73% pada siklus kedua. Hasil penelitian

dapat disimpulkan penerapan metode inkuiri berhasil meningkatkan

pelajaran IPS di SMP Islam Al-Muhajirin dengan keberhasilan ketuntasan

belajar siswa mencapai 73%.

3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta :

Kencana Prenada Media Group, 2006), cet pertama h.207

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

106

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil Penelitian dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan proses

pembelajaran dan hasil belajar IPS di kelas VII SMP Al-Muhajirin di

Padurenan III, Gunungsindur, Bogor.

Aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas (PTK)

mencapai rata-rata yang menunjukkan peningkatan positif. Berdasarkan pada

siklus I siswa bersama kelompoknya aktif mengikuti proses pembelajaran

melakukan pengamatan, mencari data, diskusi, dan presentasi mengenai materi

permintaan dan penawaran. Pada siklus 2 siswa bersama kelompoknya

melakukan kegiatan jual beli untuk menerapkan materi permintaan dan

penawaran.

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang positif. Peningkatan

tersebut dapat dilihat pada perkembangan nilai rata-rata post test siklus I

mencapai nilai rata-rata 72, dan siklus II mencapai nilai rata-rata post test 80,1.

Hasil belajar ini sudah melampaui KKM IPS Kelas VII yaitu 75. Hasil belajar

post test siklus 1 dan siklus 2 diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0,308 berada

dalam kategori sedang. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai N-gain tinggi 7

anak (18%), jumlah siswa yang mendapatkan N-gain sedang sebanyak 18 anak

(45%), dan jumlah siswa yang mendapakan N-gain rendah 15 anak (37%).

Berdasarkan nilai hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, maka

dapat diketahui pembelajaran inkuiri yang mengaktifkan dan menyenangkan

siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS ke arah yang positif dan signifikan.

Sehingga dapat dinyatakan penerapan model pembelajaran inkuiri di kelas VII

SMP Al-Muhajirin di Padurenan III, Gunungsiundur, Bogor dapat dinyatakan

berhasil dan hambatan yang dialami selama pembelajaran kecil.

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

107

B. Implikasi

1. Proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran inkuiri lebih

disesuaikan dengan tingkat kelas siswa oleh karenanya penerapannya

pada kelas VII perlu berbeda dengan kelas VIII dan IX.

2. Hasil belajar yang sudah dicapai dengan baik perlu ditingkatkan dengan

kegiatan belajar mengajar yang aktif dan menyenangkan.

3. Aktivitas belajar siswa terus dipantau dan didorong agar meningkat

keaktifannya sehingga siswa selalu semangat dalam belajar.

4. Siswa dibiasakan menemukan sendiri pemecahan masalah suatu materi

pelajaran baik melalui secara teori dan praktek.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas, selanjutnya dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Pembelajaran tematik yang menerapkan model inkuiri hendaknya guru

mengupayakan pembelajaran praktek mengimplementasikan materi dengan

kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar.

2. Guru hendaknya dalam penerapan model inkuiri terlebih dahulu

mempersiapkan metode dan teknik inkuiri yang akan disampaikan kepada

siswa. Selain itu hendaknya guru berlatih terlebih dahulu sebelum

menerapkan metode dan teknik inkuiri tersebut.

3. Kepala sekolah hendaknya mendukung dan melakukan pembinaan terhadap

guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevalusi pembelajaran

khususnya dalam penerapan model, metode, dan teknik pembelajaran.

4. Pengawas sekolah hendaknya dapat memasukkan kegiatan penerapan model

pembelajaran inkuiri sebagai agenda kegiatan pembinaan terhadap guru.

5. Siswa dilibatkan langsung dalam pembelajaran inkuiri.

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

108

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 1999.

Arikunto,Suharsimi.Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Jakarta, PT. Rineka

Cipta,2013

Bahri Djaramah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta. 2011.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2009.

Gunawan, Rudy. Pendidikan IPS (Filososfi, Konsep dan Aplikasi). Bandung:

Alfabeta.2013.

Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta Barat: PT. Indeks. 2012.

Latifah. Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Al-Qur’an Surat Al-Maun pada Siswa Kelas II MI. Nurul

Iman Cobogo Kecamatan Cisauk Kabupaten Tanggerang. Skripsi,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri

“Sultan Maulana Hasanudin” Banten, 2013

Maulana Nasrullah, Akmal. Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar

pada Pelajaran IPS Sosiologi. Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015.

Mudjijo.Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.2010.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. 1985

Rahman, Abdul, “Penerapan Pembelajaran Kontekstual Strategi Relating,

Experiencing,Applaying, Cooperating, Transferring (REACT)

Untuk Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Pada Mata Pelajaran IPS

Terpadu Kelas VII SMP Duta Bangsa, Jakarta BaratTahun 2012”.

Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2012

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: 2011

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group. 2008.

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

109

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta. 2010.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.2010.

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

ALFABETA, 2008

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta:

Ar Ruzz Media.2011

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. 4. 2012.

Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Bandung:Citra Umbara, 2003).

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

2009.

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Guru Mata Pelajaran

1. Bagaimana kondisi siswa kelas VII khususnya perhatian mereka terhadap

mata pelajaran IPS?

2. Bagaimana strategi guru mata pelajaran IPS dalam mengelola kelas?

3. Bagaimana pendapat anda mengenai metode pembelajaran inquiri?

Untuk Siswa

1. Bagaimana pembelajaran IPS yang selama ini kalian terima?

2. Apakah guru mata pelajaran menerapkan variasi dalam pembelajaran?

3. Bagaimana pendapat anda mengenai guru IPS di SMP Islam Al-Muhajirin

yang mencoba menerapkan metode pembelajaran inquiri?

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

Hasil Wawancara

Responden Guru Mata Pelajaran IPS

1. Peneliti : Bagaimana kondisi siswa kelas VII khususnya perhatian mereka

terhadap mata pelajaran IPS?

2. Guru : Untuk kelas VII tidak semuanya memiliki pemahaman yang baik

terhadap IPS. terkadang mereka merasa mudah untuk belajar tetapi hasil

belajarnya tidak memuaskan. Terutama untuk kelas VII-2 merupakan

kelas yang memperoleh nilai yang dibawah KKM.

3. Peneliti : Bagaimana strategi guru mata pelajaran IPS dalam mengelola

kelas?

4. Guru : Dalam pengelolaan kelas saya sudah berusaha menjelaskan

memakai metode ceramah dan mencatat. Tetapi hasilnya kurang

maksimal. Saya sampai bingung harus memilih metode apalagi, jalan satu-

satunya ya saya beri tugas untuk bias menambah nilai yang kurang.

5. Peneliti : Bagaimana pendapat anda mengenai metode pembelajaran

inquiri?

6. Guru : saya belum pernah mencoba menurut saya metode tersebut dapat

membuat siswa lebih mudah untuk memahami pelajaran IPS.

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

Responden Siswa

1. Peneliti : Bagaimana pembelajaran IPS yang selama ini kalian terima?

2. Siswa : membosankan bu, saya tidak paham dengan materinya.

3. Peneliti : Apakah guru mata pelajaran menerapkan variasi dalam

pembelajaran?

4. Siswa : Tidak bu, semua hanya menjelaskan, mencatat di papan tulis, kita

semua disuruh mencatat dan diberi tugas. Jadi yang kita tau hanya

tugasnya dan mencari jawaban itu, materiyanglain tidak paham.

5. Peneliti : Bagaimana pendapat anda mengenai guru IPS di SMP Islam Al-

Muhajirin yang mencoba menerapkan metode pembelajaran inquiri?

6. Siswa : Lebih menarik bu, dan kita semua jadi lebih mudah paham.

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

Foto Kegiatan Belajar Mengajar

Siklus I & Siklus II

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …
Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DALAM …

BIOGRAFI PENULIS

Retna Sulastri Apriani, 1111015000022, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Prodi Pendidikan Geografi,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011. Anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan

Bapak Agus Syukur dan Ibu Dedeh Erna. Penulis lahir di

Tangerang, 09 April 1993. Bertempat tinggal di Jalan Surya

Kencana RT 03/06 No. 57, Gg. Musholla II, Kelurahan

Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Pendidikan formal yang ditempuh ialah mulai dari TK Surya Kencana

Pamulang, melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Pamulang II Pamulang,

melanjutkan Madrasah Tsanawiyah di MTsN Tangerang II Pamulang Pamulang,

melanjutkan Madrasah Aliyah di MAN 4 Jakarta Jakarta, dan melanjutkan

Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial/Prodi Geografi.