penerapan model gated recurrent unit untuk...

45
PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI PT. KAI (Persero) (Studi kasus: Penumpang kereta wilayah Jabodetabek) SKRIPSI Rafika Puspa Wardana 1113094000034 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2020 M

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI

PT. KAI (Persero)

(Studi kasus: Penumpang kereta wilayah Jabodetabek)

SKRIPSI

Rafika Puspa Wardana

1113094000034

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2020 M

Page 2: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

i

PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI PT.

KAI (Persero)

(Studi kasus: Penumpang Kereta wilayah Jabodetabek)

Skripsi

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Sains dan Teknologi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Matematika (S. Mat)

Oleh

Rafika Puspa Wardana

1113094000034

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 3: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

ii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta,

Rafika Puspa Wardana

NIM. 1113094000034

Page 4: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

iii

Page 5: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

iv

MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat

bagi orang lain”

-Prophet Muhammad SAW

Page 6: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa Syukrulillah penulis panjatkan rasa bersyukur kepada

Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas

skripsi dengan judul “Penerapan Model Gated Reccurent Unit Untuk Peramalan

Jumlah Penumpang Kereta Api di PT.KAI (Persero)”. Shalawat serta salam penulis

panjatkan kepada Baginda nabi Muhammad Saw yang telah berhasil membawa

umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang ilmiah dengan penuh kasih

sayang.

Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang selama

ini telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

1. Kedua orang tua penulis Papah Moch Arief dan Mamah Nana Herlania Penulis

ucapkan banyak terima kasih atas kasih sayang, doa, dukungan dan semangat

yang selalu diberikan. Sungguh, gelar ini saya persembahkan untuk kalian yang

penulis amat sayangi.

2. Ka Hana, Mas Herman, mak Lampir, Aisyah dan Queen sebagai “Alarm”

pengingat skripsi yang selalu mengingatkan penulis dengan petanyaan kapan

lulus.

3. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud, sebagai Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Suma’inna, M.Si, sebagai ketua program studi Matematika Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Irma Fauziah, M.Sc, sebagai Sekretaris Program Studi Matematika Fakultas

Sains dan Teknologi UIN Jakarta dan sebagai motivator penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Yanne Irene, M.Si, sebagai dosen akademik dan dosen pembimbing I yang

telah memberikan banyak motivasi, saran, dan bantuan kepada penulis selama

kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Muhaza Leibenlito, M.Si, sebagai dosen pembimbing II penulis yang

selama ini membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis ucapkan

banyak terima kasih atas waktu, tenaga, dan pikirannya.

Page 7: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

vi

8. Bapak Dr. Taufik Sutanto, MScTech, sebagai dosen penguji I yang telah

memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

9. Bapak Mahmudi, M.Si, sebagai dosen penguji II yang telah memberikan

masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta bantuan selama

kuliah.

10. Sahabat-sahabat kuliah Ilva Mediana, S.Si, Elly Nurmaida S.Si, Ainul

Munawaroh S.Si, Putri Sindang Sari S.Mat, Ainun Nikmatus Sholihah S.Mat,

Lisna Sulistian S.Mat, terkhusus untuk Mulyanah S.Mat (cees kosan, berbagi

cerita suka dan banyak duka) yang selalu memotivasi penulis untuk nikah muda

agar cepat lulus.

11. Sahabat-sahabat “Optimal”, Arum Selisa, Dita Adha Aryani, Ade Azhari S.Sos,

Hutami Devari S.Pd, Wulansari Wijaya S.Pd atas dukungan, bantuan dan

motivasi yang telah diberikan.

12. Teman-teman Himatika tekhusus angkatan 2013 atas doa dan dukungan

sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.

13. Teristimewa untuk my luvv, Muhamad Nazar bin H.Ahmad Damanhuri yang

memotivasi, membantu mengetik, memberikan saran, mengembalikan mood

saat mengerjakan skripsi, memberikan semangat dan inspirasi serta doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu singkat.

Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga bantuan,

bimbingan, doa, semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis dapat

dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman penulis. Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat banyak bagi

penulis lain khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Jakarta, 14 April 2020

Penulis

Rafika Puspa Wardana

Page 8: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga saya yang selalu mencintai dan

memberikan warna kehidupan saya. Mamah nana, papah arif, ka hana, mas

herman, ara dan bang ajang terimakasih selalu percaya kepada saya untuk

menyelesaikan sekolah S1 di UIN.

Page 9: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

viii

ABSTRAK

Rafika Puspa Wardana, Penerapan Model Gated Reccurent Unit Untuk

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api di PT.KAI (Persero), dibawah

bimbingan Yanne Irene, M.Si dan Muhaza Leibenlito, M.Si

Pada penelitian ini pengggunaan data penumpang PT.KAI memiliki rentang

waktu setiap bulan dengan jumlah data penumpang sebanyak 169 bulan pada bulan

Januari 2006 sampai Januari 2020. Jumlah penumpang PT.KAI dapat di ramal

dengan menggunakan model Gated Recurrent Unit (GRU) dengan bahasa

pemprograman python. 169 data bulanan ini akan di bagi menjadi 2 data, yaitu data

latih sebesar 64% dan data uji sebesar 36%. Untuk mendapatkan performa yang

lebih tinggi saat melatih model GRU diberikan inisialisasi Hyperparameter adalah

Learning Rate sebesar 0,01, Batch Size sebanyak 100, Hidden State 512, Windows

Size 30 dan Epoch sampai 15000. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan model

yang terbaik pada Epoch ke-14000 yang memiliki loss terkecil sebesar 1.08 ×

10−10 . Kemudian model tersebut di ujikan pada data uji dan di dapatkan nilai mean

absolute percentage error (MAPE) sebesar 4,84%.

Kata Kunci: Gated Recurrent Unit, Mean Absolute Percetage Error, Peramalan,

PT. Kereta Api Indonesia.

Page 10: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

ix

ABSTRACT

Rafika Puspa Wardana, Application of the Gated Reccurent Unit Model For

Forecasting the Number of Train Passengers at PT. KAI (Persero). Under the

guidance of Yanne Irene, M.Si and Muhaza Leibenlito, M.Si

In this study, we use PT. KAI passenger data which has a period every

month with a total passenger data of 169 months from January 2006 to January

2020. The number of PT. KAI passengers predicted using the Gated Recurrent Unit

(GRU) model. From 169 data, it divided into two data, which are training data for

64% and test data for 36%. To get better performance when training the GRU

model, hyperparameter initialization given by a learning rate of 0.01, a batch size

of 100, hidden state 512, windows size 30, and epoch up to 15000. Based on the

test results in a good model on the epoch to 14000 which has the smallest loss. The

best model is tested on test data and obtains a mean absolute percentage error

(MAPE) value of 4.84 %.

Keywords: Gated Recurrent Unit, Mean Absolute Percetage Error, forcesting,

Indonesian Railways Company.

Page 11: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

x

DAFTAR ISI

PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PT. KAI (PERSERO) ................. i

PERNYATAAN .................................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

MOTTO ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 5

2.1 Peramalan ................................................................................................... 5

2.2 Data Runtun Waktu ...................................................................................... 5

2.3 Artificial Neural Network ........................................................................... 6

2.4 Recurrent Neural Network ......................................................................... 7

2.5 Gated Recurrent Unit ................................................................................. 7

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 10

3.1 Sumber Data ............................................................................................. 10

3.2 Rancangan Sistem Prediksi ...................................................................... 10

3.2.1 Preprocessing .................................................................................... 10

3.2.1.1 Splitting Data .............................................................................. 10

Page 12: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

xi

3.2.1.2 Normalisasi Data .......................................................................... 10

3.2.2 Inisialisasi Hyperparameter Model GRU ........................................... 11

3.2.2.1 Learning Rate ............................................................................... 11

3.2.2.2 Hidden State ................................................................................ 11

3.2.2.3 Algoritma Optimasi ..................................................................... 12

3.2.2.4 Iterasi Training Data/Epoch ........................................................ 13

3.2.2.5 Window Size ................................................................................ 13

3.2.2.6 Batch Size .................................................................................... 14

3.2.3 Fungsi Aktivasi .................................................................................. 14

3.2.3.1 Sigmoid ...................................................................................... 15

3.2.3.2 Tanh ............................................................................................ 15

3.2.3.3 Softmax ...................................................................................... 15

3.2.4 Training Model ................................................................................. 15

3.2.5 Denormalisasi Data .......................................................................... 16

3.3 Kriteria Evaluasi ....................................................................................... 16

3.3.1 MSE .................................................................................................. 16

3.3.2 MAPE ............................................................................................... 17

3.4 Alur Penelitian .......................................................................................... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 19

4.1 Statistika Deskriptif .................................................................................. 19

4.2 Implementasi Processing Data ................................................................ 20

4.3 Inisialisasi Hyperparameter Model GRU ................................................. 20

4.4 Proses Training GRU ............................................................................... 21

4.5 Hasil Prediksi Jumlah Penumpang KA Jabodetabek ............................... 22

4.6 Perbandingan Hasil Prediksi Penumpang PT. KAI .................................. 24

BAB V KESIMPULAN ................................................................................... 26

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 26

5.2 Saran ......................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27

LAMPIRAN ...................................................................................................... 29

Page 13: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Data ....................................................................................... 14

Tabel 4.1 Nilai dari Statistika Deskriptif ........................................................... 19

Tabel 4.2 Nilai Hyperparameter yang dipilih secara manual untuk melatih

model ................................................................................................................. 21

Tabel 4.3 Nilai dari Iterasi dan Loss ................................................................. 22

Tabel 4.4 Nilai dari Hasil Prediksi dan Data Sebenarnya ................................. 23

Page 14: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapisan ANN .................................................................................. 6

Gambar 2.2 Struktur GRU .................................................................................. 8

Gambar 3.1 Tahapan Training GRU ................................................................ 16

Gambar 3.2 Alur Penelitian .............................................................................. 18

Gambar 4.1 Plot Penumpang PT. KAI ............................................................. 20

Gambar 4.2 Plot Hasil Prediksi GRU dan data sebenarnya ............................. 24

Page 15: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang yang mendasari

penelitian, serta tujuan penelitian sebagai acuan yang jelas untuk dicapai. Selain itu

pada bab ini juga dijelaskan mengenai manfaat penelitian, perumusan masalah dan

batasan penulisan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

1.1 Latar Belakang

“Dan ia (hewan ternak) mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu

tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Rabbmu Maha

Pengasih, Maha Penyayang. Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai

untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak

kamu ketahui.” (QS. An-Nahl: 7-8)

“Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah Kami angkut keturunan

mereka dalam perahu yang penuh muatan, dan Kami ciptakan bagi mereka

(angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai.” (QS. Yasin: 41-42)

Ayat tersebur menceritakan bahwa Allah SWT telah menciptkan kendaraan

sebagai nikmat yang dianugerahkan kepada manusia. Pada zaman sekarang ini,

transportasi menjadi suatu kebutuhan untuk mempermudah segala aktifitas dan

rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat transportasi yang sering

digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah Kereta Api. Kereta api adalah

kendaraan yang bergerak diatas rel dengan menggunakan tenaga gerak seperti

listrik, diesel ataupun tenaga uap yang berjalan sendiri maupun dirangkaikan

dengan kendaraan lain yang terdiri dari kereta penumpang dan kereta barang. Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyelenggarakan jasa angkutan perkereta

apian adalah PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI).

Penelitian terkait peramalan kereta api di PT KAI dengan metode neural

netwok telah sering dilakukan sebelumnya, salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Mertha dkk [1] dalam meramalkan jumlah penumpang kereta api di

Page 16: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

2

Indonesia dengan Resilient Back-Propagation (RBPROP) Neural Network.

Peramalan dilakukan untuk Wilayah KA Jabodetabek, Wilayah KA Non-

Jabodetabek (Jawa), Wilayah KA Sumatera, dan untuk total keseluruhan wilayah

KA. Periode data dimulai dari Januari 2006 hingga April 2018, data yang diperoleh

untuk penelitian tersebut ada sebanyak 148 record untuk masing-masing wilayah

kereta api (KA), dimana 136 diantaranya (periode Januari 2006 hingga April 2017)

digunakan sebagai data training pada tahap pembentukan model, dan 12 lainnya

(periode Mei 2017 hingga April 2018) digunakan sebagai data testing untuk

menguji performa dari hasil peramalan. Dengan menggunakan arsitektur Rprop

neural network terbaik hasil tahap pembentukan model, dilakukan peramalan untuk

12 bulan kedepan dari periode terakhir data training. Performa model neural

network dengan Resilient Back-propagation (Rprop) yang dibentuk dari data

training dan divalidasi dengan data testing memberikan tingkat akurasi prediksi

serta tingkat akurasi peramalan yang sangat baik dengan nilai mean absolute

percentage error (MAPE) kurang dari 10% untuk masing-masing model. Nilai

MAPE untuk masing-masing peramalan jumlah penumpang KA adalah: untuk

wilayah Jabodetabek memberikan nilai MAPE sebesar 7.50%.

Selanjutnya penelitian terkait peramalan jumlah penumpang kereta api

dilakukan oleh Nanang Hermawan [2] dalam skripsinya yang berjudul “Aplikasi

Model Recurrent Neural Network dan Recurrent Neuro Fuzzy untuk Peramalan

Banyaknya Penumpang Kereta Api Jabodetabek”. Penelitian tersebut

mengaplikasikan model recurrent neural network dan recurrent neuro fuzzy untuk

peramalan jumlah penumpang kereta api Jabodetabek dengan langkah prosedur

yang dijelaskan dalam penelitian tersebut. Data yang digunakan untuk peramalan

adalah data jumlah penumpang kereta api di daerah Jabodetabek dari periode

Januari 2006 sampai Agustus 2013 yang diperinci setiap bulannya. Pembagian data

yang digunakan adalah 75% untuk data training dan 25% untuk data testing. Model

terbaik yang terpilih untuk meramalkan jumlah penumpang kereta api Jabodetabek

yaitu model recurrent neural network dengan menghasilkan MAPE training

Page 17: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

3

1,2617% dan MSE training 29500000 serta MAPE testing 3,785% dan MSE testing

2610000000.

Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian model

prediksi untuk data jumlah penumpang kereta api di PT KAI (persero) di wilayah

Jabbodetabek namun dengan menggunakan model Gated Recurren Unit. Tujuan

dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses kerja dari algoritma dan

implementasi Gated Recurrent Unit untuk peramalan jumlah penumpang kereta

api di PT. KAI.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengimplementasikan Gated

Recurrent Unit untuk prediksi jumlah penumpang kereta api Jabodetabek.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan-batasan permasalahan yang akan diteliti.

Adapun batasan masalah tersebut adalah :

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan jumlah

penumpang kereta api di PT KAI wilayah Jabodetabek.

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deeplearning

dengan arsitektur jaringan syaraf tiruan Gated Recurrent Unit.

3. Analisis yang dilakukan hanya berdasarkan data bulanan jumlah penumpang

kereta api dan tidak memperhitungkan faktor-faktor pendukung yang dapat

menyebabkan perubahan jumlah penumpang kereta api seperti kenyamanan

fasilitas, hari libur, keadaan ekonomi, serta kejadian alam.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana proses kerja dari algoritma Gated Recurrent Unit dalam peramalan

jumlah penumpang kereta api di PT KAI (persero) serta mendeskripsikan hasil dari

pengaplikasian model tersebut.

Page 18: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

4

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model yang bisa memprediksi

jumlah penumpang kereta api untuk beberapa bulan kedepan, sehingga dapat

memberikan gambaran kepada pihak PT. KAI (Persero) dalam mempersiapkan

segala fasilitas yang diperlukan untuk kelancaran transportasi jikalau memang

terjadi pelonjakan jumlah penumpang kereta. Semoga penelitian ini dapat dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini disusun menjadi lima bab. BAB I

berisi latar belakang dan alasan penulis melakukan penelitian mengenai peramalan

jumlah penumpang kereta api. BAB II berisi kajian pustaka yang digunakan dalam

proses penelitian. BAB III berisi tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian

mengenai peramalan jumlah penumpang kereta api, BAB IV berisi pembahasan

hasil penelitian. BAB V berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

Page 19: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai landasan teori serta penelitian-penelitian

sebelumnya yang terkait sebagai acuan dalam penelitian ini. Adapun landasan teori

dalam peneltian ini antara lain mengenai peramalan, Recurrent Neural Network,

dan Gated Recurrent Unit.

2.1 Peramalan

Peramalan (forecasting) didefinisikan sebagai alat atau teknik untuk

memprediksi atau memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan datang dengan

memperhatikan data atau informasi masa lalu maupun pada saat ini. Peramalan

dapat menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang suatu perusahaan/instansi

tertentu[3].

Peramalan (forecasting) merupakan bagian terpenting bagi setiap perusahaan

ataupun organisasi bisnis dalam setiap pengambilan keputusan manajemen.

Peramalan itu sendiri bisa menjadi dasar bagi perencanaan jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang suatu perusahaan. Di dalam sebuah peramalan

(forecasting) dibutuhkan sedikit mungkin kesalahan di dalamnya. Agar dapat

meminimalisir tingkat kesalahn tersebut, maka akan lebih baik jika peramalan

tersebut dilakukan dalam suatu angka atau kuantitatif.

Menurut Sumayang, peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan

menggunakan data-data masa lalu untuk menetukan sesuatu di masa yang akan

datang[20].

2.2 Data Runtun Waktu

Data runtun waktu adalah data pengamatan yang diambil berdasarkan urutan

waktu dalam jangka waktu yang sama serta saling berkorelasi. Penggunaan data

runtun waktu harus memenuhi kestasioneran dalam rataan dan variansi. Stasioner

pada rataan artinya deret berfluktuasi di sekitar nilai rataan yang konstan,

sedangkan stasioner dalam variansi dapat diartikan variansi berfluktuasi konstan

dalam suatu rentang tertentu[4].

Page 20: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

6

Analisis runtun waktu merupakan salah satu prosedur statistika yang

diterapkan untuk meramalkan struktur probabilitas keadaan yang akan datang

dalam rangka pengamilan keputusan. Dasar pemikiran runtun waktu adalah

pengamatan sekarang dipengaruhi oleh satu atau beberapa pengamatan seelumnya.

Dengan kata lain, model runtun waktu dibuat karena secara statistik ada korelasi

deret pengamatan. Tujuan analisis runtun waktu antara lain memahami dan

menjelaskan mekanisme tertentu, meramalkan suatu nilai di masa depan, dan

mengoptimalkan sistem kendali.

2.3 Artificial Neural Network

Artificial Neural Network (ANN) atau Jaringan Syaraf Tiruan merupakan

teknik atau pendekatan pengolahan informasi yang terinspirasi oleh cara kerja

sistem saraf biologis dengan memproses informasi tersebut berdasarkan cara kerja

otak manusia. ANN dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks

antara input dan output untuk menemukan pola-pola pada data. Jenis ANN yang

paling umum terdiri dari tiga lapisan, yaitu: Lapisan input, lapisan tersembunyi, dan

lapisan keluaran. Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 berikut ini

Sumber: Jurnal UGM[5]

Gambar 2.1 Model Arsitektur ANN

Page 21: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

7

Di antara lapisan input dan output, satu atau lebih lapisan tersembunyi sering

dihubungkan oleh matriks bobot, bias, dan beberapa fungsi aktivasi[6].

2.4 Recurrent Neural Network

Recurrent Neural Network merupakan jaringan saraf berulang. Dikatakan

jaringan saraf berulang karena nilai neuron pada hidden layer sebelumnya akan

digunakan kembali sebagai data input. Penggunaan neuron pada hidden layer akan

disimpan ke dalam sebuah layer yang dinamakan context layer. Nilai neuron pada

context layer akan terus update hingga kondisi RNN terpenuhi[7].

Recurrent neural network adalah model pada neural network yang

mengakomodasi output jaringan untuk menjadi input jaringan kembali bisa disebut

jaringan umpan balik. Algoritma ini dikembangkan dari feedforward neural

network. Recurrent neural network merupakan metode yang komplek dan dinamis

dikarenakan hasil yang dihasilkan tidak haya terpengaruh oleh input saja, melaikan

juga dari hasil output sebelumya.

. Gambar 2.1 menunjukkan arsitektur RNN yang digunakan. Jumlah neuron

dalam input layer adalah lima buah neuron dan sebuah neuron bias. Penambahan

bias pada neuron di input layer dan hidden layer diberikan untuk membantu proses

pembelajaran. Pada dasarnya penambahan bias akan menambah beban perhitungan

namun bisa membantu pergerakan neuron pada ambang fungsi aktivasi yang

digunakan[7].

Dalam tulisan ini jumlah neuron pada hidden layer dan context layer yang

digunakan adalah sama yaitu sejumlah k neuron. Jumlah neuron yang sama pada

hidden layer dengan context layer mengikuti arsitektur yang menerapkan Elman

Recurrent Neural Network.

2.5 Gated Recurrent Unit

GRU merupakan variasi dari LSTM yang lebih sederhana. Sementara GRU

adalah struktur berulang yang dirancang dengan hati-hati yang membuat trade-off

yang baik antara kinerja dan kecepatan. Oleh karena itu, GRU telah lazim

Page 22: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

8

digunakan dalam bidang akademik dan industri. GRU pertamakali diperkenalkan

oleh Chung et al pada tahun 2014. Tujuan utama dari pemuatan GRU adalah untuk

membuat setiap recurrent unit untuk dapat menangkap dependencies dalam skala

waktu yang berbeda-beda secara adaptif. Sebagai analogi, manusia tidak perlu

menggunakan semua informasi pada masa lalu untuk dapat membuat keputusan

sekarang. Misalnya , kita ingin membeli makanan sekarang, informasi dari masa

lalu mengenai jadwal ujian tengah semester tidak akan memberi konstribusi yang

besar terhadap pembuatan keputusan untuk makan tersebut.

Di dalam GRU, komponen pengatur alur informasi tersebut disebut

sebagai gate dan GRU mempunyai 2 gate, yaitu reset gate dan update gate. Bila

kita ingin membuat keputusan untuk makan seperti analogi diatas, reset gate pada

GRU akan menentukan bagaimana untuk menggabungkan input baru dengan

informasi masa lalu, dan update gate, akan menentukan berapa banyak informasi

masa lalu yang harus tetap disimpan.[8]

Sumber: Jurnal Montreal, Kanada[8]

Gambar 2.2 Struktur GRU

Pada gambar diatas, r melambangkan reset gates, dan z melambangkan update

gates. Sedangkan h dan ℎ̃ adalah activation dan candidate activation.Activation dan

candidate activation adalah fungsi aktivasi. Sekarang, GRU masih belum terlalu di

eksplorasi cukup mendalam, karena umurnya yang masih cukup muda. Masih

banyak kemungkinan yang dapat dikembangkan dari GRU untuk dapat menjadi

RNN yang efisien dan mempunyai akurasi tinggi.

Page 23: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

9

Prosedur ini mengambil rata-rata jumlah linear dengan keadaan yang telah ada

dan jumlah linear keadaan yang baru. Namun GRU tidak mempunyai mekanisme

atau cara untuk mengontrol tingkatan untuk memilih keadaan yang akan

ditampilkan, tetapi menampilkan seluruh keadaan setiap waktu.

Aktivasi ℎ𝑡𝑗 pada GRU dengan waktu t adalah interpolasi linier antara aktivasi

sebelumnya ℎ𝑡−1𝑗

. Maka aktivasi ℎ̃𝑡𝑗 adalah

ℎ𝑡𝑗

= (1 − 𝑧𝑡𝑗)ℎ𝑡−1

𝑗+ 𝑧𝑡

𝑗 ℎ̃𝑡

𝑗. (2.1)

Dimana update gate 𝑧𝑡𝑗menentukan banyak unit baru sebagai aktivasi. Batas baru

di berikan sebagai berikut:

𝑧𝑡𝑗

= 𝜎(𝑊𝑧𝑥𝑡 + 𝑈𝑧ℎ𝑡−1)𝑗. (2.2)

Kandidat aktivasi ℎ̃𝑡𝑗 di hitung seperti recurrent unit.

ℎ̃𝑡𝑗

− tanh (𝑊𝑥𝑡 + 𝑈(𝑟𝑡⨀ℎ𝑡−1))𝑗. (2.3)

Dimana 𝑟𝑡 adalah reset gate dan ⨀ adalah elemen multiplikasi. Ketika berhenti

(𝑟𝑡𝑗mendekati 0), reset gate secara efektif membuat unit bertindak seperti sedang

membaca simbol pertama dari urutan input.

Reset gate rtj di hitung seperti update gate:

𝑟𝑡𝑗

− 𝜎(𝑊𝑟𝑥𝑡 + 𝑈𝑡ℎ𝑡−1)𝑗. (2.4)

Page 24: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

10

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data

bulanan jumlah penumpang kereta api di PT Kereta Api Indonesia (persero) yang

dapat diakses secara online dari situs https://www.bps.go.id/linkTableDinamis

/view/id/815, dengan waktu mulai Januari 2006 sampai Januari 2020 dengan total

169 bulan.

3.2 Rancangan Sistem Prediksi

Sub bab ini membahas tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan mulai dari

mempersiapkan data, mengimplementasi dan mengevaluasi model serta interpretasi

dari hasil penelitian untuk mendapatkan kesimpulan yang baik. Peneliti

menggunakan bahasa pemrograman python dengan bantuan beberapa modul

diantaranya pytorch, pandas, numpy, dan matplotlib. Adapun tahapan-tahapan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.1 Preprocessing

Preprocessing diperlukan sebelum melakukan prediksi pada data yang akan

digunakan. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan untuk preprocessing data

yaitu splitting data dan normalisasi data.

3.2.1.1 Splitting Data

Pada tahap splitting data, data akan dibagi menjadi data training dan testing.

Data training sejumlah 108 digunakan untuk pemodelan menggunakan GRU.

Setelah didapatkan model terbaik dari data training, barulah model tersebut diuji

pada data testing sejumlah 61 untuk melihat apakah model yang dihasilkan akan

memiliki akurasi yang tinggi atau tidak.

3.2.1.2 Normalisasi Data

Normalisasi adalah proses memberikan skala nilai atribut dari data sehingga

data berada pada rentang tertentu [9]. Dalam penelitian ini, dilakukan normalisasi

data dengan cara membagi data dengan nilai data terbesar agar data berada pada

Page 25: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

11

interval 0 sampai 1. Langkah ini sangat penting karena dapat meminimalkan error.

Tujuan dari normalisasi data adalah menghindari fitur yang memiliki nilai yang

lebih besar mendominasi fitur yang memiliki nilai lebih kecil.

3.2.2 Inisialisasi hyperparameter model GRU

Hyperparameters merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

dari model GRU-RNN untuk mendapatkan performa yang lebih tinggi saat melatih

model GRU-RNN tersebut. Ketika nilai hyperparameters diubah, kinerja model

juga akan berubah. Inisialisasi Hyperparameter pembelajaran dalam GRU – RNN

ini meliputi learning rate, hidden state, learning rate, jumlah iterasi/epoch, batch

size dan window size.

3.2.2.1 Learning Rate

Pemilihan nilai learning rate yang sesuai dapat membantu mendapatkan hasil

ramalan yang optimal. Learning rate merupakan salah satu parameter training untuk

menghitung nilai koreksi bobot pada waktu proses training. Nilai 𝛼 ini berada pada

range nol (0) sampai (1). Semakin besar nilai learning rate, maka proses training

akan berjalan semakin cepat. Namun apabila nilai learning rate relative terlalu

besar, pada proses training dapat melampaui keadaan optimal yaitu pada saat

dicapai nilai error yang paling minimal. Dengan kata lain, learning rate

mempengaruhi ketelitian jaringan suatu sistem. Semakin besar learning rate, maka

ketelitian jaringan akan semakin berkurang, tetapi berlaku sebaliknya, apabila

learning rate-nya semakin kecil, maka ketelitian jaringan akan semakin besar atau

bertambah dengan konsekuensi proses training akan memakan waktu yang semakin

lama[10].

3.2.2.2 Hidden State

Hidden state yang optimal adalah barisan state yang mempunyai peluang

tertinggi dalam menghasilkan barisan observasi yang telah diketahui

sebelumnya[11]. Misalkan di dalam ℎ𝑡 ada ℎ𝑡−1 dan 𝑧𝑡 artinya ℎ𝑡 adalah fungsi dari

ℎ𝑡−1 dan 𝑧𝑡 atau ditulis ℎ𝑡 = 𝑓(ℎ𝑡−1, 𝑧𝑡). Namun 𝑧𝑡 juga fungsi dari 𝑥𝑡 atau dapat

di tulis 𝑧𝑡 = 𝑔(𝑥𝑡), akibatnya ℎ𝑡 juga fungsi dari 𝑥𝑡 dapat di tulis ℎ𝑡 = 𝑓(ℎ𝑡−1, 𝑥𝑡)

Page 26: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

12

maka ℎ𝑡−1 fungsi dari ℎ𝑡−2 dan 𝑥𝑡−1. Misalkan pula di tulis ℎ𝑡−1 = 𝑢(ℎ𝑡−2, 𝑥𝑡−1)

akibatnya ℎ𝑡 = 𝑓(𝑢(ℎ𝑡−2, 𝑥𝑡−1), 𝑥𝑡). Jika di tulis secara rekrusif ℎ𝑡 fungsi dari

𝑥𝑡, 𝑥𝑡−1, 𝑥𝑡−2, … , 𝑥0 artinya 𝑥0, 𝑥1, … , 𝑥𝑡 mempengaruhi nilai ℎ𝑡. Maka secara

intuisi ℎ𝑡 ini di anggap merekam informasi dari timestep sebelumnya.

3.2.2.3 Algoritma Optimasi

Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini adalah Adaptive Moment

Estimation (Adam). Adam pertama kali di presentasikan oleh Diederik Kingma dari

OpenAI dan Jimmy Ba dari University of Toronto[12]. Adam adalah algoritma

pengoptimalan yang dapat di gunakan untuk memperbaharui weight network secara

iteratif berdasarkan data training. Metode ini menghitung tingkat pembelajaran

adaptif individu untuk parameter yang berbeda dari perkiraan momen pertama dan

kedua dari gradient. Adam adalah algoritma yang populer di bidang deep learning

karena ia mencapai hasil yang baik dengan cepat. Hasil empiris menunjukkan

bahwa Adam bekerja dengan baik dalam praktiknya dan lebih baik dibandingkan

dengan stochastic optimization method lainnya.

Adam adalah algoritma yang digunakan untuk optimisasi gradient pada

neural networks berdasarkan data latih. Metode ini lebih mudah

diimplementasikan, efesien scara komputasi, memerlukan kebutuhan memori yang

kecil, dan sesuai untuk masalah yang memiliki banyak data maupun parameter.

Adam berbeda dengan algoritma Stocahastic Gradient Descent yang memiliki laju

pembelajaran (learning rate) yang tidak berubah setiap pembaruan bobot (weight

update). Algoritma adam menghitung rata-rata bergerak eksponensial ( Exponential

Moving Average) dari gradient dan gradient kuadra. Parameter beta1 dan beta2

mengendalikan laju pengurangan (decay rate) dari rata-rata bergerak[13].

Ada beberapa kelebihan dari metode Adam yaitu ukuran parameter dari

parameter tanggal tidak berubah untuk penskalaan gradien, ukurannya kira-kira

dibatasi oleh ukuran langkah hyperparameter, itu tidak memerlukan tujuan

stasioner, ia bekerja dengan gradien yang jarang.

Page 27: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

13

Parameter konfigurasi Adam adalah akan dijelaskan sebagai berikut :

Alpha

Juga disebut sebagai learning rate atau step size. Proporsi yang digunakan

weight saat pembaruan (mis. 0,001). Nilai yang lebih besar (mis. 0.3)

menghasilkan pembelajaran awal yang lebih cepat sebelum rate diperbarui.

Nilai yang lebih kecil (mis. 1.0E-5) memperlambat pembelajaran saat training.

beta1

Exponential decay rate untuk estimasi momen pertama (mis. 0.9)

beta2

The exponential decay rate untuk estimasi second-moment (mis. 0,999).

Nilai ini harus diset mendekati 1.0 pada masalah dengan sparse gradien (mis.

masalah NLP dan computer vision).

Epsilon

Merupakan angka yang sangat kecil untuk mencegah pembagian dengan nol

saat implementasi (misalnya 10E-8).

3.2.2.4 Iterasi training data/ Epoch

Epoch merupakan pendefinisian dari banyaknya jumlah iterasi yang

digunakan. Siklus algoritma ketika seluruh dataset sudah melalui proses training

pada Neural Network sampai dikembalikan ke awal dalam satu kali putaran data

training[14]. Satu epoch berarti sebuah algoritma dari data training secara

keseluruhan. Seiring bertambahnya jumlah epoch, semakin banyak pula weight

(bobot) yang berubah dalam Neural Network. Jumlah epoch tidak dapat ditentukan.

Namun bergantung pada dataset yang dimiliki. Epoch yang digunakan dalam

penelitian ini sebesar 15000.

3.2.2.5 Window size

ukuran window (window size) adalah data yang di generate/ di bangkitkan

dengan ukuran tertentu, dengan menghasilkan dataset berupa himpunan[15]. Misal

𝑑𝑡 adalah pada waktu ke-t dengan 1 ≤ 𝑡 ≤ 𝑛 dan w adalah ukuran window maka

Page 28: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

14

𝔻 = {(𝑥(𝑘), 𝑦(𝑘))|𝑥(𝑘), 𝑦(𝑘) ∈ ℝ𝑤, 𝑘 = 1,2, … 𝑛 − 𝑤 + 1} dimana 𝑥𝑖𝑘 = 𝑑𝑖+𝑘−1

dan 𝑦𝑖𝑘 = 𝑑𝑖+𝑘. Contoh data yang diberikan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Contoh Data

Waktu Keuntungan

April-2001 10

Mei-2001 43

Juni-2001 76

Juli-2001 89

Agustus-2001 66

Seotember-2001 29

Oktober-2001 16

November-2001 99

Jika w (window size) adalah 3 maka data yang diset yang di generate adalah

[(10,43,76),(43,76,89)],[(43,76,89),(76,89,66)] dan seterusnya. Pada penelitian ini,

ukuran window yang diberikan adalah 30.

3.2.2.6 Batch Size

Batch size merupakan jumlah sampel dari dataset yang dimasukkkan ke

dalam model setiap iterasi. Untuk mempermudah dan mempercepat proses training

dataset dibagi per batch (batch size)[14]. Batch size efisien secara komputasi ketika

berhadapan dengan dataset yang besar. Batch size yang besar memerlukan memori

yang lebih besar dan waktu pelatihan menjadi lebih cepat. Penentuan nilai dari

batch size biasanya tergantung peneliti dengan melihat banyak sampel. Dalam

penilitian ini, batch size yang digunakan sebanyak 100.

Page 29: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

15

3.2.3 Fungsi Aktivasi

Fungsi aktivasi adalah fungsi non linear yang memungkinkan sebuah JST

untuk dapat mentransformasikan data input menjadi dimensi yang lebih tinggi

sehingga dapat dilakukan pemotongan hyperplane sederhana yang memungkinkan

dilakukannya klasifikasi[16]. Pada penelitian ini terdapat tiga fungsi aktivasi, yaitu

:

3.2.3.1 Sigmoid

Fungsi Sigmoid mentransformasi range nilai ari input x menjadi antara 0

dan 1. Fungsi Sigmoid memiliki bentuk sebagai berikut :

𝐹(𝑥) =1

(1+𝑒−𝑥). (3.1)

3.2.3.2 Tanh

Fungsi tanh memiliki distribusi yang sangat mirip dengan fungsi sigmoid

namun dalam range antara -1 sampai 1 dan distribusi yang lebih sempit. Fungsi tanh

memiliki bentuk sebagai berikut :

𝐹(𝑥) = tanh (𝑥). (3.2)

Karakteristik terpusat pada nol tersebut mengatasi kelemahan utama pada

fungsi sigmoid, sehingga dalam praktik , fungsi tanh selalu bagu daaripada fungsi

sigmoid.

3.2.3.3 Softmax

Fungsi softmax menghitung probabilitas masing-masing kelas tujuan

melalui semua kelas yang ada. Kemudian probabilitas melakukan kalkulasi yang

sangat membantu untuk menentukan kelas tujuan dari input yang di berikan.

Keuntungan utama dari softmax adalah output dengan rentang 0 sampai 1 dan

jumlah probabilitas akan sama dengan satu. Fungsi softmax didefinisikan sebagai

berikut:

𝐹(𝑥𝑖) =𝐸𝑥𝑝(𝑥𝑖)

∑ 𝐸𝑥𝑝(𝑥𝑖𝑘𝑗=0 )

, 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = 0,1,2, … 𝑘. (3.3)

3.2.4 Training Model

Proses training digunakan untuk memperoleh bobot (weight) yang nantinya

akan dijadikan model pada proses testing. Model akan mencoba mempelajari pola

Page 30: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

16

yang ada pada data latih dan melakukan pada setiap akhir epoch. Proses training

akan dihentikan ketika nilai mean square error memenuhi target atau iterasi

maksimal yang telah ditetapkan[17]. Dalam proses training, epoch dan batch size

harus didefinisikan. Semakin banyak epoch maka semakin lama juga waktu yang

dibutuhkan untuk training model. Tahapan training GRU ditunjukkan pada

flowchart gambar 3.1.

Gambar 3.1 Tahapan training GRU

3.2.5 Denormalisasi Data

Denormalisasi adalah pengembalian ke dalam bentuk semula terhadap data

yang telah dinormalisasi. Karena pada awal pembelajaran telah dilakukan

normalisasi pada data asli, maka output jaringan memiliki mean = 0 dan standar

deviasi = 1. Sehingga perlu membawa output jaringan tersebut sesuai dengan

kondisi data asli[18].

3.3 Kriteria Evaluasi

3.3.1 MSE

MSE atau Mean Square Error adalah rata-rata jumlah kuadrat selisih target

dalam kesalahan meramal dan hasil output jaringan (rata-rata error klasifikasi).

Semakin kecil nilai MSE dari suatu model yang digunakan untuk klasifikasi maka

Inisialisasi

hyperparameter Feed Forwrd

Fungsi Aktivasi

Output Layer

Salin Hasil ke

Center Layer

Fungsi Aktivasi

(Hidden Layer)

Model Hasil

Training berupa

bobot

Backpropagation

Stoping Criteria

Start

Finish

Page 31: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

17

semakin baik klasifikasi yang dihasilkan[19]. Rumus MSE di hitung sebagai

berikut.

𝑀𝑆𝐸 =1

𝑛∑ (𝑌𝑖 − �̂�𝑖)

2𝑛𝑖=1 . (3.4)

Dimana:

𝑌𝑖 : Nilai actual pada periode 𝑖

�̂�𝑖 : Niai hasil peramalan pada periode 𝑖

N : Jumlah peramalan

3.3.2 MAPE

MAPE atau Mean Absolute Percetage Error adalah ukuran akurasi dari suatu

prediksi atau suatu peramalan. Untuk menghitung seberapa baik sistem dalam

meramal jumlah penumpang kereta api maka diperlukan tahapan evaluasi. Pada

tahap ini MAPE digunakan untuk mengukur tingkat akurasi model yang sudah

dilatih[19]. Berikut adalah rumus dari MAPE :

𝑀𝐴𝑃𝐸 = (100%

𝑛) ∑ |

𝐴𝑡−𝐹𝑡

𝐴𝑡|𝑛

𝑡=1 . (3.5)

Dimana:

At : Jumlah penumpang KA pada periode ke-t,

Ft : Hasil prediksi/peramalan jumlah penumpang KA pada periode ke-t,

N : Jumlah observasi

Nilai evaluasi memiliki kriteria MAPE sebagai berikut [20]:

MAPE < 10% : kemampuan peramalan sangat baik.

10% ≤ MAPE < 20% : kemampuan peramalan baik.

20% ≤ MAPE < 50% : kemampuan peramalan cukup.

MAPE ≥ 50% : kemampuan peramalan buruk.

Page 32: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

18

3.4 Alur Penelitian

Alur dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam flowchart seperti

berikut ini:

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Data Uji

Start

Prepocessing

Data Latih

Inisialisasi Hyper

Parameter

Data Output

Training model

Hasil Training

Denormalisasi

MAPE

Finish

Data

Page 33: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

19

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas masalah mengenai prediksi jumlah penumpang

kereta api di PT KAI (persero) dalam beberapa bulan berikutnya. Secara umum

langkah-langkah membangun sistem yang dibuat terdiri dari preprocessing data,

inisialisasi hyperparameter, training GRU-RNN, dan melakukan uji terhadap data

testing. Pada bab ini, hasil implementasinya akan di jabarkan lebih lanjut. File

dataset disimpan dalam format csv dan akan di proses dengan aplikasi jupyter

notebook dengan bantuan library pandas untuk bahasa pemrograman python.

Penulis menggunakan kode sumber (source code) yang didapat dari

https://github.com/kikirizki/GRU_timeseries_forcasting.

4.1 Statistika Deskriptif

Pada subbab ini, data observasi yang digunakan adalah data bulanan jumlah

penumpang kereta api di Jabodetabek pada tahun 2006 sampai 2020 sebanyak

2.751.777. Dengan menggunakan perhitungan excel, didapat nilai maksimum,

minimum, mean, dan sebagainya yang disajikan pada tabel 4.1 serta grafik

penumpang PT. KAI pada gambar 4.1.

Tabel 4.1 Nilai dari Statistika deskriptif

Jumlah 2751777

Maksimum 29714

Minimum 7566

Mean 16379,625

Median 11542,5

Modus 10438

Std 7325,666836

Varians 53665394,6

Page 34: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

20

Gambar 4.1 Plot Penumpang PT. KAI

4.2 Implementasi Prepocessing Data

Data sejumlah 169 penumpang kereta Jabodetabek ini dibagi menjadi dua,

yaitu data jumlah penumpang kereta Jabodetabek pada tahun 2006 sampai 2014

digunakan sebagai data latih sedangkan data tahun 2015 sampai 2020 digunakan

sebagai data uji. Untuk masuk ke tahap selanjutnya, menggunakan data latih

sebagai uji model yang nantinya model yang terbentuk akan di ujikan pada data uji.

Untuk tahap pertama Ini adalah bagian dari tahap pertama.

Tahap kedua dari preprocessing data adalah normalisasi data. Seluruh data

latih akan di normalisasi. Pada tahap normalisasi data ini dilakukan penskalaan

dimana data akan dalam rentang 0 hingga 1. Normalisasi data dilakukan supaya

nilai yang memiliki rentang nilai besar tidak mendominasi nilai dengan rentang

nilai yang kecil.

4.3 Inisialisasi hyperparameter model GRU

Hyperparameter merupakan salah satu faktor yang berpengaruh untuk

mendapat performa yang lebih tinggi saat melatih model GRU-RNN. Untuk model

dalam penelitian ini, hyperparameter yang inisialisasi adalah learning rate, hidden

state, batch size, iterasi epoch dan window size. Nilai inisialisasi hyperparameter

ditentukan oleh peneliti terdapat pada tabel berikut.

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

0 50 100 150 200

Series1

Page 35: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

21

Tabel 4.2 Nilai dari hyperparameter yang dipilih secara manual untuk melatih

model

Inisialisasi

Hyperparameter Nilai

Learning Rate 0.01

Batch Size 100

Epoch 15000

Hidden State 512

Window size 30

4.4 Proses Training GRU

Pengujian dilakukan untuk menentukan dari algoritma-algoritma pelatihan

tersebut dengan membandingkan tingkat error yang terjadi. Hasil error yang

diperoleh dari proses pengujian tersaji pada Tabel 4.2. Penggunaan MSE (mean

square error) hanya untuk stopping criteria (jurnal eproc). Pada penelitian ini

menghasilkan akurasi peramalan yang baik dengan nilai MSE 1.08× 10−10.

Tabel 4.3 Nilai dari Iterasi dan Loss

Nomor Iterasi Loss

1 500 0.001243792

2 1000 0.001076299

3 1500 0.000923156

4 2000 0.000578986

5 2500 0.000324215

6 3000 0.000184749

7 3500 5.75E-05

8 4000 2.54E-05

Page 36: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

22

9 4500 3.97E-05

10 5000 1.23E-05

11 5500 2.27E-06

12 6000 2.55E-06

13 6500 2.13E-05

14 7000 0.000231157

15 7500 0.000133017

16 8000 4.40E-05

17 8500 7.63E-06

18 9000 1.01E-06

19 9500 5.24E-06

20 10000 6.68E-07

21 10500 6.01E-06

22 11000 0.000142969

23 11500 2.05E-07

24 12000 8.75E-10

25 12500 1.64E-07

26 13000 3.62E-07

27 13500 2.03E-08

28 14000 1.08E-10

29 14500 9.26E-08

30 15000 2.05E-06

Dapat di lihat dari tabel di atas menunjukkan hasil GRU untuk pelatihan sampai

15.000 epoch. Pelatihan tersebut dilakukan setiap epoch ke-500, 1000, 1500, hingga

15.000. Pada epochk ke-14000 memiliki loss terkecil yaitu sebesar 1.08 × 10−10 artinya

model yang kita buat sudah sangat bagus sebagai prediksi nantinya.

Page 37: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

23

4.5 Hasil Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Jabodetabek

Berikut ini akan ditampilkan gambar hasil prediksi dari proses pelatihan beserta data

aktual untuk jumlah penumpang kereta api Jabodetabek PT KAI.

Tabel 4.4 Nilai dari Hasil Prediksi dan Data Sebenarnya

No Hasil Prediksi Data

Sebenarnya 1 19558.65039 19244

2 19441.14063 17640

3 19434.5 21290

4 20040.70898 21171

5 20207.375 22177

6 20375.75586 22207

7 20736.85742 21171

8 20930.64063 22295

9 21168.74414 22021

10 21510.79492 22964

11 21870.78711 22355

12 22251.2793 22996

13 22665.57422 22238

14 22972.79688 21229

15 23289.68359 23206

16 23584.84375 23149

17 23843.22656 24401

18 24098.5293 23821

19 24325.18945 21574

20 24523.43555 23923

21 24730.4375 23570

22 24902.95508 24533

23 25058.92773 24104

24 25213.12695 24841

25 25338.43555 24185

26 25449.94531 21743

27 25565.5332 25775

28 25668.59375 25411

29 25760.15039 27385

30 25848.14648 24432

Page 38: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

24

Denormalisasi pada tabel ini, dilakukan untuk mengembalikan data hasil

normalisasi. Hasil prediksi pada tabel di atas di dapat dari mengkalikan data training

maksimum dengan modelnya. Sedangkan data sebenarnya di dapat dari mengkalikan data

uji maksimum dengan data dataset uji ternormalkan.

Gambar 4.2 Plot Hasil Prediksi GRU dan data sebenarnya

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, jika dilihat dari plot yang dihasilkan dapat dilihat

bahwa nilai prediksi sudah mendekati nilai data sebenarnya. Namun untuk memastikan

bahwa model ini sudah bagus atau tidak dapat dipastikan dengan melihat Mean Absolute

Percetage Error (MAPE). MAPE yang kecil dan kurang dari 10% menandakan bahwa

model yang diperoleh sudah bagus.

Kemudian peneliti menghitung nilai MAPE pada data sebenarnya dan hasil

prediksi untuk memperoleh kemampuan peramalan yang bagus. Hasil yang di dapat

setelah melakukan MAPE adalah 4.83864164352417 %. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan peramalan penumpang PT.KAI sudah bagus.

4.6 Perbandingan hasil prediksi penumpang PT. KAI

Peneliti juga membandingkan hasil MAPE jumlah penumpang PT. KAI

pada 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun dan 4 tahun sebelumnya. Pada 1 tahun sebelumnya

di dapat nilai MAPE 5.665882%, 2 tahun sebelumnya 6.236741%, 3 tahun

sebelumnya 9.040982%, dan 4 tahun sebelumnya didapat 5.962239%. Dari Mape

yang telah di hitung dapat di simpulkan bahwa hasil prediksi yang paling baik

Page 39: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

25

dengan menggunakan model GRU dengan hasil MAPE paling kecil diantara hasil

prediksi 1,2,3, dan 4 tahun sebelumnya.

Page 40: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

26

BAB 5

KESIMPULAN

Bab terakhir pada penulisan skripsi ini, berisikan tentang kesimpulan yang

diambil dari penelitian serta saran bagi para peneliti selanjutnya untuk dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang yang terkait pada masa yang akan

datang.

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem simulasi dan

prediksi penumpang PT.KAI (Persero) menggunakan model Gated Reccurent

Neural Network berhasil di bangun. Sebagai hasil, dengan melakukan percobaan

pencarian iterasi sampai dengan 15000 iterasi, maka di dapat jumlah MSE terkecil

pada iterasi 14000 dengan kombinasi pencarian model menggunakann learning rate

0.01, batch size 100, Epoch, Hidden state 512, dan windows size 30 yaitu 1.08 ×

10−10. Kemudian keakurasian dan ketepatan dalam prediksi atau peramalan pada

model ini dengan nilai MAPE sebesar 4,84% yang menunjukkan bahwa

kemampuan prediksi atau peramalan penumpang PT.KAI sudah baik.

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang dapat dikembangkan dari penelitian ini untuk

penelitian selanjutnya. Saran yang dapat peneliti berikan diantaranya adalah :

1. Penggunaan data penumpang PT.KAI yang memiliki rentang waktu yang

lebih kecil seperti data setiap minggu dan data harian, mengingat bahwa

fluaktuasi penumpang PT.KAI sangat dinamis.

2. Menambahkan beberapa data dan variabel yang mungkin saja mmpengaruhi

jumlah penumpang kereta PT.KAI.

3. Untuk mendapatkan arsitektur model yang lebih baik gunakan lebih banyak

variasi pada neuron tersembunyi, lapisan tersembunyi, fungsi aktivasi,

algoritma pelatihan, dan parameter-parameter pelatihan yang akan

digunakan.

Page 41: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

27

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. E. Ervina, R. Silvi, and I. R. N. Wisisono, “Peramalan Jumlah

Penumpang Kereta Api di Indonesia dengan Resilient Back-Propagation

(Rprop) Neural Network,”” vol. 4, no. 2, pp. 90–99, 2018.

[2] H. Nanang “Aplikasi Model Recurrent Neural Network dan Recurrent

Neuro Fuzzy untuk peramalan banyak Penumpang Kereta Api

Jabodetabek,” 2014.

[3] R. Luthfianto, I. Santoso, and Y. Christiyono, “Peramalan Jumlah

Penumpang Kereta Api Dengan Jaringan Saraf Tiruan Metode Perambatan

Balik (Back Propagation),” J. Unversitas Diponegoro, vol. 1, no. 3, pp. 1–

9, 2011.

[4] D. N. Samsiah, “Analisis Data Runtun Waktu menggunakan Model

ARIMA (p,d,q),” Yogyakarta, 2008.

[5] A. Y. Prathama, “Pendekatan Ann (Artificial Neural Network) Untuk

Penentuan Prosentase Bobot Pekerjaan Dan Estimasi Nilai Pekerjaan

Struktur Pada Rumah Sakit Pratama,” J. Teknosains, vol. 7, no. 1, p. 14,

2018..

[6] A. Sadli, T. Jst, M. Statistik, and M. Terstruktur, “Simulasi Pengenalan

Karakter menggunakan Neural Network,” vol. 7, no. 1, pp. 89–97, 2018.

[7] A. A. Rizal and S. Hartati, “Prediksi Kunjungan Wisatawan dengan

Recurrent Neural Network Extended Kalman Filter REDIKSI

KUNJUNGAN WISATAWAN DENGAN RECURRENT NEURAL

NETWORK EXTENDED KALMAN FILTER,” vol. X, no. 1, pp. 7–18,

2017.

[8] J. Chung, C. Gulcehre, K. Cho, and Y. Bengio, “Empirical Evaluation of

Gated Recurrent Neural Networks on Sequence Modeling,” pp. 1–9, 2014.

[9] A. T. Tiara, “Prediksi temporal untuk kemunculan titik panas di provinsi

riau menggunakan elman recurrent neural network,” 2016.

[10] J. Nan, Z. Zhaozhi, M. Xiaomin, “The Lower on the Number of Hidden

Neurons in Multi-valued Muti-threshold Neural Network,” pp. 103-107,

Page 42: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

28

2008.

[11] P. S. Matematika, U. Islam, N. Syarif, and H. Jakarta, “HIDDEN

MARKOV MODEL ( HMM ),” no. 1, pp. 32–41, 2016.

[12] D. P. Kingma and J. L. Ba, “Adam: A method for stochastic optimization,”

3rd Int. Conf. Learn. Represent. ICLR 2015 - Conf. Track Proc., pp. 1–15,

2015.

[13] E. C. Djamal, “Prediksi Harga Saham menggunakan Metode Recurrent

Neural Network,” Semin. Nas. Apl. Teknol. Inf. 2019, p. A-33-A-38, 2019.

[14] A. Wanto, “Optimasi Prediksi Dengan Algoritma Backpropagation Dan

Conjugate Gradient Beale-Powell Restarts,” J. Nas. Teknol. dan Sist. Inf.,

vol. 3, no. 3, pp. 370–380, 2018.

[15] L. I. Kuncheva, “Changing Environments,” pp. 1–9, 2004.

[16] Julpan, E. B. Nababan, and M. Zarlis, “Bipolar Dalam Algoritma

Backpropagation Pada,” J. Teknovasi, vol. 02, pp. 103–116, 2015.

[17] W. Maharani, “Klasifikasi Data Menggunakan JST Backpropagation

Momentum Dengan Adaptive Learning Rate,” Semin. Nas. Inform., vol. 1,

no. semnasIF, pp. 25–31, 2009.

[18] N. Chamidah, . W., and U. Salamah, “Pengaruh Normalisasi Data pada

Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagasi Gradient Descent Adaptive Gain

(BPGDAG) untuk Klasifikasi,” J. Teknol. Inf. ITSmart, vol. 1, no. 1, p. 28,

2016.

[19] I. Sungkawa and R. T. Megasari, “Nilai Ramalan Datta Deret Waktu dalam

Seleksi model Peramalan Volume Penjualan PT. Satria Mandiri Citra

Mulia,” ComTech, vol. 2, no. 2, pp. 636–645, 2011.

[20] V. Kalender and D. Deteksi, “Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api

menggunakan Model Variasi Kalender dengan Deteksi Outlier, (Studi

Kasus : PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang),” vol. 6, pp. 281–

289, 2017.

[20] P. Didi, “Optimasi Perencanaan Produksi pada Kombinasi Produk dengan

Metode Linier Programming,” Kab. Sukabumi, 2018.

Page 43: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

29

LAMPIRAN

Page 44: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

30

Page 45: PENERAPAN MODEL GATED RECURRENT UNIT UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51047/1/RAFIKA PUSPA... · rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat

31