penerapan metode quiz team... · v abstrak purwanto. penerapan metode quiz team sebagai upaya...

81
PENERAPAN METODE QUIZ TEAM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG DI KELAS X TEKNIK SIPIL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : PURWANTO K 1507024 Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 Û¼·¬»¼ ¾§ Ú±¨·¬ λ¿¼»® ݱ°§®·¹¸¬øÝ÷ ¾§ Ú±¨·¬ ͱº¬©¿®» ݱ³°¿²§ôîððëóîððé Ú±® Ûª¿´«¿¬·±² Ѳ´§ò perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN METODE QUIZ TEAM

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG

DI KELAS X TEKNIK SIPIL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh :

PURWANTO

K 1507024

Ditulis dan Diajukan

Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Û¼·¬»¼ ¾§ Ú±¨·¬ λ¿¼»®Ý±°§®·¹¸¬øÝ÷ ¾§ Ú±¨·¬ ͱº¬©¿®» ݱ³°¿²§ôîððëóîððéÚ±® Ûª¿´«¿¬·±² Ѳ´§ò

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN METODE QUIZ TEAM

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG

DI KELAS X TEKNIK SIPIL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA

Oleh :

PURWANTO

K 1507024

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

PURWANTO. PENERAPAN METODE QUIZ TEAM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN GEDUNG DI KELAS X TEKNIK SIPIL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA. SKRIPSI, SURAKARTA: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA, DESEMBER 2011.

Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung, dengan menerapkan metode pembelajaran Quiz Team. (2) Mengetahui efektivitas belajar siswa pada penerapan metode pembelajaran Quiz Team dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

Subjek penelitian adalah siswa kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Data diperoleh melalui observasi afektif dan psikomotorik siswa, wawancara, tes kognitif siklus I dan II. Untuk menjaga validitas data digunakan triangulasi data, sedangkan untuk menganalisis data digunakan teknik analisis interaktif. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Dimulai dengan identifikasi permasalahan yang ada dalam kelas dengan melakukan tindak pra siklus. Tahap siklus I dimulai dengan perencanaan berupa penyusunan langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran Quiz Team, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, dan refleksi untuk tindakan pada siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Quiz Team dapat: (1) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus (siklus I meningkat 9% dan siklus II juga meningkat 9%). (2) Tercapainya efektivitas belajar dengan ketuntasan hasil belajar siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 75 lebih besar dari 70%, pada penelitian ini ketuntasan belajar siswa mencapai 73%.

Kata Kunci: Pembelajaran Aktif, Metode Quiz Team, Hasil Belajar, Efektivitas Pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT PURWANTO. THE APPLICATION OF QUIZ TEAM S METHOD AS THE

LEARNING RESULT ON BUILDING SCIENCE IN CLASS X OF CIVIL ENGINEERING C OF SMKN 5 SURAKARTA. RESEARCH PAPER, SURAKARTA : FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION. SEBELAS MARET UNIVERSITY OF SURAKARTA. DECEMBER 2011. The aims of research paper are learning result in class X of civil engineering C of SMKN 5 Surakarta in academic year 2011/2012 on building science by applying learning method of QUIZ TEAM. (2) t QUIZ

s learning method on building science in class X of civil engineering C of SMKN 5 Surakarta in academic year 2011/2012. The subject of study are students in class X of civil engineering C of SMKN 5 Surakarta in academic year 2011/2012. Data taken from

and II. To keep the data valid uses triangulation of data, whereas to analize the data uses interactive analysis technique. Class Action Research consists of two cycles. Starting from problem identification in class by applying the pre-

arrangement of learning through the application of Quiz Team s learning method, action implementation, observation, analysis, and reflection for the next action in the second cycle. Based on the research is result, it shows that the application of Quiz Teamimprovement percentage in each cycles (The first cycle increase 9%, and the second cycle increase 9% too); (2) Achieving the learning effectiveness with the

Criteria. Those students who get marks above or equal 75 are more than 70%. In

Keyword: Active Learning, Method Quiz Team, Learning Result, Learning Effectiveness

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.

(Q.S. Al-Insyirah 5-8)

Bantulah seseorang untuk maju. Kau akan selalu lebih tinggi dari orang lain bila

ada orang lain yang berdiri di atas pundakmu.

(Bob Moawad)

Kenapa kita jatuh, Tuan?. Agar kita bisa belajar untuk bangkit .

(Batman Begin)

Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.

(Thomas A. Edison)

Bila kau ingin menjadi besar, bangkitlah ketika kau jatuh dan janganlah

mengeluh, karena keluh kesahmu itulah yang menjadi beban bagimu.

(Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, rasa syukur atas semua yang telah Engkau

berikan, tak akan cukup tinta ini menuliskannya.

Skripsi

1. Orang tuaku yang sangat aku cintai, Bapak

dan Ibu terimakasih atas cinta kasih,

kesabaran, pengorbanan dan lantunan doa

yang tiada henti.

2. Keluarga besarku, terimakasih untuk

dukungan, semangat, dan semua

kebaikannya.

3. Teman-teman PTS/B 2007 dan teman-teman

kerjaku. Terimakasih atas kebaikan,

persahabatan, dan ketulusan kalian, banyak

cerita seru, haru dan menyenangkan yang

telah tertoreh mengisi halaman kisah

hidupku.

4. Almamaterku UNS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Penerapan Metode Quiz Team Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung Di Kelas X Teknik

Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Teknik Bangunan,

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta seluruh

jajarannya yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Drs. Sutrisno, S.T., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan

Kejuruan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan sebagai Dosen

Pembimbing I.

3. Ida Nugroho Saputro, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai Dosen

Pembimbing II.

4. Bapak Drs. Sudarto, M.M., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Surakarta

beserta jajarannya yang telah memberikan ijin penelitian di SMK tersebut.

5. Eny Pujiati, S.P.d., selaku guru mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung SMK

N 5 Surakarta.

6. Siswa kelas X TSC 2011/2012, yang bersedia menjadi subjek penelitianku.

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmah pada kita semua.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3

C. Pembatasan Masalah........................................................................ 3

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 6

B. Penelitian Relevan ........................................................................... 19

C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 20

D. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Halaman

B. Subjek Penelitian ............................................................................. 24

C. Sumber Data .................................................................................... 24

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 25

E. Validitas Data .................................................................................. 26

F. Analisis Data ................................................................................... 27

G. Tolok Ukur Keberhasilan ................................................................ 28

H. Prosedur Penelitian .......................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 34

A. Lokasi dan Data Penelitian .............................................................. 34

B. Kondisi Awal Pembelajaran Kelas X Teknik Sipil C ..................... 37

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I .................................................. 43

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ................................................. 50

E. Pembahasan Antar Siklus ................................................................ 56

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 64

A. Simpulan .......................................................................................... 64

B. Implikasi .......................................................................................... 64

C. Saran ................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar ................................................... 14

Tabel 2. Mata Diklat teknik Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran

2011/2012 .......................................................................................... 19

Tabel 3. Jadwal Penelitian................................................................................ 23

Tabel 4. Tolok Ukur Keberhasilan Hasil Belajar Siswa .................................. 29

Tabel 5. Hasil Tes Kognitif Pra Siklus............................................................. 38

Tabel 6. Hasil Observasi Afektif Pra Siklus .................................................... 39

Tabel 7. Hasil Observasi Psikomotorik Pra Siklus .......................................... 40

Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ........................................................... 42

Tabel 9. Tahap Tes Kognitif Siklus I ............................................................... 44

Tabel 10. Hasil Observasi Afektif Siklus I ...................................................... 46

Tabel 11. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus I ............................................ 47

Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................................. 48

Tabel 13. Hasil Tes Kognitif Siklus II ............................................................. 52

Tabel 14. Hasil Observasi Afektif Siklus II ..................................................... 53

Tabel 15. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus II ........................................... 54

Tabel 16. Hasil Belajar Belajar Siswa Siklus II ............................................... 55

Tabel 17. Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................................... 57

Tabel 18. Hasil Belajar Afektif Siswa ............................................................. 59

Tabel 19. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa.................................................... 60

Tabel 20. Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 22

Gambar 2. Skema Triangulasi Data ................................................................. 27

Gambar 3. Model Analisis Interaktif ............................................................... 28

Gambar 4. Prosedur Penelitian Model Spiral ................................................... 33

Gambar 5. Denah Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta ......................................... 34

Gambar 6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus ....... 38

Gambar 7. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus ......... 39

Gambar 8. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik siswa Pra Siklus 41

Gambar 9. Diagram Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ....................................... 42

Gambar 10. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ......... 45

Gambar 11. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ........... 46

Gambar 12. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I . 47

Gambar 13. Diagram Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................ 48

Gambar 14. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siklus II................... 52

Gambar 15. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa siklus II ........... 53

Gambar 16. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II 54

Gambar 17. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II 55

Gambar 18. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif

Siswa ............................................................................................ 58

Gambar 19. Diagram Batang Pencapaian ketuntasan Proses Belajar kognitif

Siswa ............................................................................................ 59

Gambar 20. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar

Psikomotorik Siswa ...................................................................... 61

Gambar 21. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .... 62

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Subjek Penelitian .............................................................. 68

Lampiran 2. Daftar Tim Siswa ......................................................................... 69

Lampiran 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru .......................................... 71

Lampiran 4. Catatan Lapangan Hasil wawancara Guru (Pra Siklus) ............. 73

Lampiran 5. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru (Siklus I) .................. 75

Lampiran 6. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru (Siklus II) ................ 78

Lampiran 7. Deskripsi Hasil Wawancara Guru ............................................... 81

Lampiran 8. Kisi-kisi Pedoman Wawancara siswa .......................................... 83

Lampiran 9 . Catatan Lapangan Hasil Wawancara siswa ................................ 85

Lampiran 10. SILABUS .................................................................................. 97

Lampiran 11. RPP ........................................................................................... 98

Lampiran 12. Materi Pembelajaran IBG .......................................................... 107

Lampiran 13. Soal Tes Kognitif Siklus I ......................................................... 112

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Tes Kognitif Siklus I ................................ 116

Lampiran 15. Soal Tes Kognitif Siklus II ........................................................ 117

Lampiran 16. Kunci Jawaban Soal Tes Kognitif Siklus II............................... 122

Lampiran 17. Hasil Belajar Kognitif Siswa ..................................................... 124

Lampiran 18. Kisi-kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa

.................................................................................................. 125

Lampiran 19. Item Soal Lembar Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa

.................................................................................................. 126

Lampiran 20. Hasil Observasi Afektif Pra Siklus ............................................ 128

Lampiran 21. Hasil Observasi Afektif Siklus I ................................................ 130

Lampiran 22. Hasil Observasi Afektif Siklus II............................................... 132

Lampiran 23. Kisi-kisi Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa .. 134

Lampiran 24. Item Soal Observasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik ........... 137

Lampiran 25. Hasil Observasi Psikomotorik Pra Siklus .................................. 138

Lampiran 26. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus I ...................................... 139

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Halaman

Lampiran 27. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus II .................................... 140

Lampiran 28. Hasil Belajar Siswa .................................................................... 141

Lampiran 29. Dokumentasi Pembelajaran Siswa............................................. 143

Lampiran 30. Daftar Hadir Kegiatan Seminar Skripsi ..................................... 152

Lampiran 31. Perijinan Penelitian .................................................................... 154

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya manusia untuk mengembangkan potensi diri

agar potensi itu menjadi nyata dan dapat bermanfaat dalam kehidupan. Tujuan

pendidikan adalah meningkatkan kemampuan dan kualitas kehidupan seseorang.

Ini berarti keberhasilan pendidikan yang diterima seseorang akan sangat

berpengaruh bagi kemampuan yang menunjang kualitas kehidupan orang tersebut.

Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh proses

belajar mengajar berlangsung, sedangkan proses pembelajaran tergantung pada

guru dan siswa. Guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang efektif,

sehingga keberhasilan belajar dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik

dapat tercapai. Guru juga dituntut untuk menguasai metode pembelajaran yang

sesuai dengan materi dan karakter kelas yang diajarnya.

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas X

Teknik Sipil C Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta (X TSC SMK N

5 Surakarta) diketahui bahwa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung (IBG),

siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dimana proses

pembelajaran cenderung masih satu arah, guru yang lebih banyak aktif

memberikan informasi kepada siswa. Akibatnya siswa mudah jenuh dalam

mengikuti mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Hal ini dapat diketahui dari

banyaknya siswa yang tidak menghiraukan guru waktu mengajar, saat guru

mengajar, siswa justru berbicara dengan temannya, tidur-tiduran, bahkan

membuat kegaduhan di dalam kelas. Selain itu juga dapat dilihat dari perolehan

nilai ulangan harian, sebanyak 58% siswa nilainya di bawah 75 yang merupakan

standar ketuntasan untuk mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung tahun ajaran

2011/2012.

Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya upaya untuk

mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengaplikasikan metode belajar yang dapat diterima siswa, sehingga siswa lebih

bersemangat, mudah dalam menerima pelajaran, dan dapat secara aktif

menemukan serta membangun sendiri pemahaman mereka.

Metode pembelajaran Quiz Team merupakan salah satu metode

pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan minat dan mengaktifkan

siswa dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan pembelajaran ini, materi

pelajaran disampaikan dalam tiga bagian, masing-masing bagian guru

menjelaskan selama maksimal 10 menit, kemudian siswa dibagi menjadi tiga

kelompok. Selanjutnya kelompok satu menyiapkan pertanyaan tentang materi

yang baru saja disampaikan untuk dijawab kelompok dua, bila kelompok dua

tidak bisa menjawab, pertanyaan dilempar kepada kelompok tiga. Demikian

bergantian seterusnya hingga masing-masing kelompok mempunyai kesempatan

mengajukan pertanyaan. Dengan menggunakan metode ini siswa dapat mencari

pengetahuan sendiri yaitu dengan menanyakan secara langsung tentang hal yang

belum dimengerti. Pada akhir pelajaran diadakan penyimpulan dari tanya jawab

serta penjelasan dari guru sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

Metode pembelajaran Quiz Team dapat mendorong guru untuk

mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi yang

dijelaskan. Serta mengajarkan siswa agar tidak malu dan ragu untuk menanyakan

materi yang dianggap kurang jelas, sehingga materi yang dipelajari nantinya dapat

benar-benar dimengerti oleh siswa.

Quiz Team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya

ataupun menjawab. Ini berarti suasana belajar yang menyenangkan dapat

membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam bertanya

ataupun menjawab pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan .

Dari latar belakang di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian dengan metode pembelajaran Quiz Team dalam penelitian yang

berjudul Quiz Team Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung Di Kelas X Teknik

Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta . Diharapkan dengan adanya penelitian

penerapan ini dapat membantu siswa menciptakan semangat belajar yang tinggi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, sehingga hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung dapat meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Belum tuntasnya hasil belajar siswa dilihat dari nilai ulangan.

2. Rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan

Gedung.

3. Penerapan metode pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung

di kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta saat ini kurang efektif.

4. Metode pembelajaran Quiz Team diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar secara maksimal pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung siswa

kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta.

C. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mempertegas

lingkup yang diteliti agar penyelesaian permasalahan terarah dan dapat dikaji

secara mendalam. Permasalahan-permasalahan tersebut difokuskan sebagai

berikut:

1. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Quiz

Team.

2. Sasaran penelitian ditujukan pada hasil belajar siswa.

3. Pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil belajar mencapai batas Kriteria

Ketuntasan Minimum.

4. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung

dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dipelajari siswa

kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka

dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah metode belajar Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC SMK Negeri 5

Surakarta?

2. Bagaimana efektivitas penerapan metode pembelajaran Quiz Team dalam

pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu alat kontrol yang dapat dijadikan

sebagai petunjuk sehingga penelitian dapat berjalan sesuai keinginan. Adapun

tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X TSC SMK Negeri 5

Surakarta pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. dengan menerapkan

metode pembelajaran Quiz Team.

2. Mengetahui efektivitas belajar siswa pada penerapan metode pembelajaran

Quiz Team dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di kelas X TSC

SMK Negeri 5 Surakarta.

F. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik dalam manfaat

praktis maupun teoritis

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Membantu mempermudah siswa dalam penerimaan dan pemahaman materi

pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.

2) Menumbuhkan minat siswa selama pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung

berlangsung.

3) Membiasakan siswa untuk dapat menyelesaikan permasalahan dengan bekerja

sama dalam suatu tim.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4) Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu

Bangunan Gedung.

b. Bagi guru

1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu guru dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.

2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau reverensi tentang

metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi sekolah

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran Ilmu

Bangunan Gedung di SMK Negeri 5 Surakarta.

2) Penelitian yang dilaksanakan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan prestasi SMK Negeri 5 Surakarta.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai masukan bagi peneliti-peneliti lain untuk mengadakan penelitian

serupa dan relevan dimasa yang akan datang.

b. Sebagai bahan pustaka bagi Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan,

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,

berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar

dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam

bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai,

pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau

lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman terorganisasi.

(www.KamusBahasaIndonesia.org)

Slameto (2010: 2),menga suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi

nasional, sesuai klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom rumusan tujuan

pendidikan dibagi menjadi tiga ranah, ranah kognitif (yaitu pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (yaitu

penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi) serta ranah

psikomotorik (yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual atau ketepatan, gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif dan

. W.S. Winkel (1991: 36) juga menyebutkan bahwa belajar adalah

dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan itu bersifat secara relative

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpuplkan bahwa belajar

merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mendapatkan suatu perubahan pada dirinya untuk lebih baik, baik dalam tingkah

laku ataupun baik dalam ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi.

Jika belajar lebih ditekankan kepada adanya perubahan tingkah laku pada

diri siswa, maka pembelajaran lebih mengarah pada upaya guru untuk mencapai

tujuan pembelajaran melalui strategi, metode dan teknik tertentu dalam

pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud pembelajaran adalah

suatu proses atau kegiatan belajar dan berhubungan dengan metode mengajar

ditinjau dari aspek pelaksana pembelajaran, yaitu guru.

Dalam pelaksanaan pembelajaran sendiri, banyak dikenal metode

pembelajaran. Namun tidak semua sama efektifnya dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih dan

mengembangkan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa.

2. Efektivitas Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, efektivitas berasal dari kata

efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan

sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan

juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang

dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan

dengan hasil yang dicapai. Jadi, efektivitas pembelajaran yang dimaksud adalah

segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang berkaitan dengan

tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran.

Menurut Hidayat (1986), Efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai.

Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitas

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana kegiatan guru

sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik yang belajar. Pada

proses belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang mengalami, melakukan, dan

menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran, dimana proses

interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan

perkembangan mental, sehingga menjadi mandiri dan utuh, disamping itu pula

proses belajar tersebut terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dilingkungan sekitar. Pembelajaran mencakup peristiwa-peristiwa yang dihasilkan

atau ditimbulkan oleh sesuatu yang bisa berupa bahan cetakan (buku teks, surat

kabar, majalah, dsb), gambar, program televisi, atau kombinasi dari obyek-obyek

fisik. Apabila pembelajaran dirancang untuk mencapai suatu tujuan belajar

tertentu (a specific learning objective), maka pembelajaran itu mungkin akan lebih

berhasil atau lebih efektif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Maka

pembelajaran dapat dikatakan efektif.

Penerapan metode Quiz Team dalam penelitian ini dikatakan efektif

apabila hasil belajar siswa dapat mencapai batas tuntas yang telah ditentukan.

Syarat-syarat ketuntasan ini meliputi pencapaian hasil belajar yaitu nilai kognitif,

afektif dan psikomotorik siswa.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang bisaanya

dapat terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan dan

kemampuan. Hasil belajar dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan dari proses

belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya.

Nana Sudjana (2004

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

Oemar Hamalik (2011: 7 Untuk menilai hasil

pembelajaran. Pengajaran dianggap berhasil jika siswa mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh siswa menjadi indicator keberhasilan

sistem pembelajaran

Slameto (2010

yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang

Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap

hasil belajar. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan alat

ukurnya (Arikunto, 1995: 3). Dalam pendidikan, pengukuran hasil-hasilbelajar

dilakukan dengan mengadakan tes untuk membandingkan kemampuan siswa yang

diukur dengan tes sebagai alat ukurnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sedangkan faktor hasil belajar menurut Nugroho Eko Karyatno (2010: 9-

11) adalah sebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada 2 yaitu faktor dari dalam dan

faktor dari luar siswa.

1) Faktor dari dalam

Faktor dari dalam yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat

mempengaruhi proses maupun hasil belajar siswa.

Faktor dari dalam adalah:

a) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang

membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu,

mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan

b) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya

proses belajar. Motivasi belajar yang kuat dari diri siswa dapat menciptakan

suasana belajar yang menggembirakan.

c) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun

proses memperolehnya.

d) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan

cara pemerolehan bahan belajar, sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

e) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi

pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat

berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama.

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah

diterima. Pesan yang baru akan diperkuat dengan cara mengaitkan atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mempelajari dengan bahan yang lama. Siswa akan memanggil pesan dan

pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.

g) Kemampuan berprestasi

Kemampuan berprestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar.

Keberhasilan belajar siswa dapat ditunjukkan pada tahap ini. Kemampuan

berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan,

pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan

pengalaman.

h) Rasa percaya diri siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

berhasil. Rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari

lingkungan. Unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang

diakui oleh guru dan rekan siswa.

i) Intelegensi

Menurut Wechler intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman

kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, bergaul

dengan lingkungan secara efisien (Dimyati dan Mudjiono, 2002:245).

Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam

belajar atau kehidupan sehari-hari.

j) Kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar yang tidak teratur dan belajar jika akan ada ujian, merupakan

kebiasaan belajar yang kurang baik. Hal ini dapat diperbaiki dengan

pembiasaan disiplin membelajarkan diri.

k) Cita-cita siswa

Cita-cita siswa sebagai motivasi intrinsik perlu dididikkan. Didikan memiliki

cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah menengah didikan

pemilikan dan dan pencapaian cita-cita sudah semakin terarah.

2) Faktor-faktor dari luar

Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

a) Guru sebagai pembina belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Guru adalah pengajar yang mendidik Ia tidak hanya mengajar sesuai

keahliannya, tetapi juga mendidik generasi muda.

b) Sarana dan prasarana

Prasana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, ruang ibadah,

ruang kesenian, peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku

pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium dan berbagai media

pembelajaran yang lain. Sarana dan prasarana yang dikelola dengan baik bisa

berpengaruh pada terselenggaranya proses belajar yang berhasil baik.

c) Kebijakan penilaian

Kebijakan penilaian ada 3 jenis, yaitu;

(1) Kebijakan sekolah

(2) Kebijakan wilayah

(3) Kebijakan nasional

d) Lingkungan sosial siswa di sekolah

Siswa di sekolah membentuk lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai

lingkungan sekolah. Siswa yang diterima dengan baik di lingkungannya akan

mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar, sebaliknya jika siswa

tertolak maka siswa akan merasa tertekan.

e) Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah berdasarkan pada suatu kurikulum.

Kurikulum disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum

sekolah dapat berpengaruh terhadap siswa maupun guru.

Usaha dalam memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku

dilakukan dengan membagi perilaku kejiwaan manusia menjadi tiga domain atau

ranah. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klafifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom. Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2009) hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif

adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analisis

(menguraikan, menentukan hubungan). synthesis (mengorganisasikan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

merencanakan, membentuk bangunan baru) dan evaluation (menilai). Domain

afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),

valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain

psikomotorik meliputi initiatory, pre- routine, dan rountinized. Psikomotorik juga

mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Bloom

membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari

yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi/

kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka maka makin kompleks dan

penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.

Enam tingkat itu yakni hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Kemampuan menghafal merupakan kemampuan kognitif yang paling

rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang

disimpan di otak, digunakan untuk merespons suatu masalah. Dalam kemampuan

tingkat ini fakta dipanggil kembali persis seperti fakta yang disimpan. Misalnya

hari kemerdekaan Indonesia adalah 17 Agustus. Kemampuan pemahaman adalah

kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta, misalnya memahami

proses terjadinya hujan. Kemampuan penerapan adalah kemampuan kognitif

untuk memahami aturan dan rumus dan menggunakan untuk memecahkan

masalah. Misalnya sebuah bak air dengan panjang 2 meter, lebar 1,5 meter dan

tinggi 1 meter, berapa volume bak air tersebut?. Kemampuan analisis adalah

kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur unsur.

Kemampuan sintesis adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan

bagian bagian ke dalam kesatuan. Kemampuan evaluasi adalah kemampuan

membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.

b. Hasil Belajar Ranah Afektif

Ranah Afektif berkenaan dengan sikap. Krathwonl membagi hasil belajar

afektif terdiri dari lima tingkat yakni receiving (sikap menerima), responding

(member respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(karakterisasi). Penerimaan adalah kesediaan menerima rangsangan yang datang

kepadanya. Partisipasi atau memberikan respon adalah kesediaan membrikan

respon dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan

perhatian kepada rangsangan tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk

menerima rangsangan. Penilaian atau penentuan sikap adalah kesediaan untuk

menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut. Organisasi adalah

kesediaan untuk mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilih untuk menjadi

pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai atau karakterisasi adalah

menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman

perilaku tetapi juga bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari.

a. Hasil Belajar Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik dapat

diklasifikasikan menjadi enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan

keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. Namun yang paling banyak digunakan

adalah taksonomi hasil belajar psikomotorik dari Simpson (Winkel, 1996: 249-

250; Gronlund dan Linn, 1990: 510) yang mengklasifikasikan hasil belajar

psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan

terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas. Persepsi adalah kemampuan

membedakan suatu gejala dengan gejala lain. Kesiapan adalah kemampuan

menempatkan untuk memulai gerakan meniru model yang dicontohkan. Gerakan

terbiasa adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh.

Kemampuan dicapai karena berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Gerakan

kompleks adalah kemampuan melakukan serangakaian kegiatan dengan cara dan

urutan. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang

tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi

gerakan yang baru.

Selanjutnya agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-

jenis belajar dengan indicator-indikatornya, berikut ini tabel yang disarikan dari

tabel jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi (Muhibbin Syah, 2008: 151).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tabel 1. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar

No Jenis Prestasi Belajar Indikator Prestasi Belajar

1. Ranah Kognitif

a. Pengamatan

b. Ingatan

c. Pemahaman

d. Penerapan

e. Analisis (Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)

f. Sintesis (Membuat panduan baru dan utuh)

1) Dapat menunjukkan 2) Dapat membandingkan 3) Dapat menghubungkan

1) Dapat menyebutkan 2) Dapat menunjukkan kembali

1) Dapat menjelaskan 2) Dapat mendefinisikan dengan lisan

sendiri 1) Dapat memberikan contoh 2) Dapat menggunakan secara tepat

1) Dapat menguraikan 2) Dapat mengklasifikasikan/

memilah-milah

1) Dapat menghubungkan 2) Dapat menyimpulkan 3) Dapat menggeneralisasikan

(membuat prinsip umum)

2. Ranah Afektif

a. Penerimaan b. Sambutan

1) Menunjukkan sikap menerima 2) Menunjukkan sikap menolak

1) Kesediaan berpartisipasi/terlibat 2) Kesediaan memanfaatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Apresiasi (Sikap Menghargai)

d. Internalisasi (Pendalaman) e. Karakterisasi (Penghayatan)

1) Mengganggap penting dan bermanfaat

2) Menganggap indah dan harmonis

1) Mengagumi 2) Mengakui dan meyakini 3) Mengingkari

1) Melembagakan atau meniadakan 2) Menjelmakan dalam pribadi dan

perilaku sehari hari

3. Ranah Psikomotor

a. Keterampilan bergerak dan bertindak

b. Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal

1) Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh yang lain

1) Mengucapkan 2) Membuat mimik dan gerakan

jasmani

4. Model Pembelajaran Aktif

Metode pembelajaran Quiz Team termasuk dalam Model pembelajaran

Aktif. Menurut Rosyada dalam Dalvin (2006) pembelajaran aktif adalah belajar

yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari

berbagai sumber, untuk dibahas dalam pembelajaran dalam kelas, sehingga

memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi

juga kemampuan analisis dan sintesis.

Dalvin (2006) menemukan dalam setiap grup yang terdiri dari 30 siswa,

rata-rata 22 siswa dari mereka dapat belajar dengan efektif selama guru

menyediakan campuran aktivitas visual. Selain itu sisi sosial pembelajaran juga

harus diperhatikan. Jika siswa belajar bersama teman-temannya, mereka

memperoleh dukungan emosi dan intelektual yang membawa mereka melampaui

level pengetahuan dan keterampilan mereka sebelumnya lebih banyak dari pada

belajar sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Belajar aktif sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

bermuara pada belajar mandiri, maka kegiatan belajar mengajar yang dirancang

harus mampu melibatkan siswa secara aktif. Siswa dan guru dalam belajar aktif

saling berperan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan

dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk

bergerak leluasa dan berpikir keras (moving about and thinking aloud). Selama

proses belajar siswa dapat beraktifitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan

aktif, keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental.

Menurut Oemar Hamalik (2011: 91), ada sejumlah manfaat atau kegunaan

dari kegiatan pembelajaran aktif, antara lain:

1) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa.

3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri,

sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

5) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan

hubungan antara guru dan orangtua siswa, yang bermanfaat dalam

pendidikan siswa.

7) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta

menghindarkan terjadinya verbalisme.

8) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya

kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah

pembelajaran yang mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga

siswa dapat dapat belajar secara efektif dengan cara yang menyenangkan,

bersemangat dan penuh gairah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5. Metode Pembelajaran Quiz Team

Metode pembelajaran merupakan bagian utuh dari proses pendidikan.

Metode Pembelajaran merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh guru

untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung

tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Oleh karena itu pemilihan metode

yang tepat sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Tardif dalam Muhibbin Syah (2008: 201) mendefinisikan bahwa

mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan

kependidikan, Dan

menurut Hamdani (2011: 80) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Nana Sudjana (2005: 76)

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam

Dari pernyataan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa metode mengajar

merupakan cara yang dipergunakan guru yang berupa prosedur baku untuk

melaksanakan kegiatan pendidikan saat berlangsungnya pengajaran.

Sedangkan Mulyani Sumantri (2001: 114) menyatakan bahwa ode

mengajar merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi

pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran

Dari beberapa pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana

pengajaran yang menyenangkan dan mendukung tercapainya prestasi belajar

siswa, sehingga siswa dapat menyerap materi yang diajarkan dengan hasil yang

optimal.

Metode Pembelajaran Quiz Team merupakan salah satu pembelajaran

aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman, dimana siswa dibagi menjadi tiga

tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan jawaban kuis,

dan tim lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Pertandingan

akademis ini dapat menciptakan kompetisi antar kelompok, siswa akan senantiasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang

tinggi dalam pertandingan.

Prosedur pelaksanaan metode Quiz Team menurut Mel Siberman:

1) Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.

2) Bagilah peserta didik menjadi 3 tim.

3) Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi. Batasi presentasi sampai 10

menit atau kurang.

4) Minta tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak

memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C

memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.

5) Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi

kesempatan untuk menjawabnya

6) Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota tim C, dan

ulangi prosesnya.

7) Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua pelajaran Kamu, dan

tunjuklah Tim B sebagai pemimpin kuis.

8) Setalah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan bagian ketiga

dan tentukan tim C sebagai pemimpin kuis.

Peneliti menggunakan prosedur ini dan pada akhir pelajaran akan

diadakan penyimpulan tanya jawab dan penjelasan sekiranya ada pemahaman

siswa yang keliru. Hal ini seperti yang diungkapkan Agus Suprijono (2010: 114)

di atas, metode

penelitian Quiz Team dipilih supaya siswa terbisaa belajar dalam tim, sehingga

mereka dapat menghargai pendapat teman dalam satu tim. Serta dapat

mengoptimalkan kemampuan masing-masing anggota.

6. Ilmu Bangunan Gedung

Mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan bangunan

gedung. Mata pelajaran ini merupakan salah satu mata pelajaran di kelas X Teknik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta. Pelaksanaan pembelajaran dirancang dua jam

pelajaran, satu kali pertemuan per minggu.

Dasar kompetensi kejuruan pada program keahlian bangunan, mata

pelajaran Ilmu Bangunan Gedung (IBG) dapat dilihat pada tabel di bawah ini

(silabus SMKN 5 Surakarta tahun 2011/2012):

Tabel 2. Mata Diklat Teknik Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012

Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Ilmu Bangunan Gedung

Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung

1.1. Mendeskripsikan Bagian-bagian bangunan gedung

1.2. Menjelaskan macam-macam pekerjaan batu bata

1.3. Menjelaskan dasar-dasar plumbing

1.4. Menentukan jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya

1.5. Menjelaskan macam-macam sambungan

1.6. Menerapkan macam-macam konstruksi pintu dan jendela

B. Penelitian Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

Penelitian yang dilakukan Eva Nurhayati pada tahun 2007 dengan judul penelitian

Quiz Team Terhadap Minat Belajar

Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun

akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan dagang antara kelas yang

menggunakan metode belajar konvensianal dengan kelas yang menggunakan

metode belajar aktif tipe Quiz Team. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun

2006/2007 yang menggunakan metode Quiz Team lebih tinggi dibandingkan yang

menggunakan metode konvensianal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Quiz Team dapat

mendorong siswa lebih aktif dalam belajar, baik aktif dalam diskusi kelompok

maupun aktif dalam melakukan pertandingan akademis yang menstimulus siswa

untuk menggali pengetahuannya sendiri. Dengan menggunakan metode Quiz

Team siswa lebih mudah menguasai materi yang diberikan. Sehingga hasil belajar

dapat meningkat lebih tinggi dibanding menggunakan metode konvensional.

Saran dari peneliti adalah perlu adanya pengembangan variasi dalam

metode pembelajaran Quiz Team yang disesuaikan dengan siswa, guru hendaknya

mampu menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan sehingga minat

belajar siswa dapat meningkat, dan adanya penelitian tindakan kelas diperlukan

untuk menambah wawasan guru dalam metode pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Pertama, dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sangatlah

mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar. Penggunaan metode belajar

yang tepat pada siswa didik akan menghasilkan prestasi siswa yang baik pula.

Akan tetapi tidak semua guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Hal

ini terbukti dengan banyaknya guru yang masih menggunakan metode

konvensianal, yaitu pembelajaran yang didominasi oleh guru sebagai sumber

informasi, sedangkan siswa tidak dituntut aktif, hanya memperhatikan, membuat

catatan, dan mengerjakan latihan seperlunya. Berdasarkan observasi awal yang

dilakukan peneliti pada pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung di SMK Negeri 5

Surakarta tahun ajaran 2011/2012, menunjukan bahwa guru kurang bisa

merancang pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan,

sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran, seperti

bertanya, menjawab pertanyaan, mengajukan usul, dan berdiskusi. Akibatnya

interaksi guru dan siswa hanya berlangsung satu arah, sehingga suasana

pembelajaran menjadi membosankan. Hal ini berakibat pada rendahnya hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Maka dengan

menerapkan metode pembelajaran Quiz Team diharapkan hasil belajar siswa dapat

meningkat. Dalam penerapan metode ini siswa diberi kesempatan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

melakukan diskusi tim, dan juga siswa dituntut untuk mencari jawabannya sendiri

melalui penerapan kuis, dimana siswa dapat melakukan tanya jawab dengan siswa

dari tim lain mengenai materi yang telah dipelajari.

Kedua, dengan diterapkannya model pembelajaran aktif dalam mata

pelajaran Ilmu Bangunan Gedung, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan

siswa saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode Quiz Team

mengajarkan siswa belajar dalam beberapa tim, belajar dengan sistem ini lebih

efektif dibandingkan belajar sendiri. Saat siswa belajar bersama teman-temannya

mereka akan memperoleh dukungan emosi dan intelektual yang membawa mereka

dapat melampaui level pengetahuan dan keterampilan sebelumnya lebih banyak

daripada belajar sendiri. Setelah siswa berdiskusi dalam tim akan dilanjutkan

dengan kuis. Ketika pertandingan akademis dalam kuis dilaksanakan, siswa akan

aktif mengajukan pertanyaan kepada temannya dan siswa yang lain akan aktif

mempersiapkan jawabannya. Siswa akan mencari pengalaman sendiri dan dapat

langsung mengalaminya, sehingga mereka dapat menemukan pengetahuannya

sendiri. Kompetisi seperti ini dapat membuat suasana belajar lebih hidup dan

menyenangkan. Pelajaran dapat terserap secara maksimal karena siswa memiliki

kesempatan bertanya secara langsung untuk materi yang dianggap kurang jelas

atau kurang dikuasainya. Dengan penguasaan materi yang maksimal maka hasil

belajar akan meningkat dan hasil belajar siswa dapat mencapai batas Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) sehingga pembelajaran menjadi efektif. Bagan

kerangka berpikir secara sederhana seperti pada gambar 1.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 1. Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka Berpikir di atas, penulis membuat hipotesis

tindakan sebagai berikut:

1. Melalui penerapan metode pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan hasil

belajar Ilmu Bangunan Gedung siswa kelas X Teknik Sipil C SMK Negeri 5

Surakarta.

2. Dengan penerapan metode Quiz Team efektivitas pembelajaran Ilmu Bangunan

Gedung siswa kelas X Teknik Sipil C SMK Negeri 5 Surakarta dapat tercapai.

Siswa kelas X Teknik Sipil C

SMKN 5 Surakarta

Hasil Belajar di bawah KKM

Penerapan Pembelajaran

Quiz Team

Hasil Belajar Meningkat

Pembelajaran Efektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 5 Surakarta yang beralamat di

JL. LU. Adi Sucipto No 42 telp.0271-713916, faks. 0271-727068, kode pos

57143. Lokasi ini dipilih karena setelah peneliti melakukan observasi melihat

bahwa kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta mengalami permasalahan pada

pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung, yang berdampak pada hasil belajar siswa

yang belum mencapai batas ketuntasan. Sehingga permasalahan ini memerlukan

suatu alternatif pemecahan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada 6 Juni 2011 - 5 Januari

2012. Adapun perinciannya sebagai berikut:

Tabel 3. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Penelitian

1 Pengajuan Judul 6 Juni 2011

2 Penyusunan Proposal 7 Juni 2011- 29 Juni 2011

3 Seminar Proposal 30 Juni 2011

4 Perijinan Penelitian 11 Juli 2011- 25 Juli 2011

5 Pelaksanaan Penelitian 14 september- 26 Nopember 2011

6 Penulisan Laporan Penelitian 6 Juni 2011- 5 Januari 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TSC SMK Negeri 5

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Berjumlah 33 siswa, yang terdiri dari 31

siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Peneliti memilih sampel siswa kelas X

TSC karena peneliti ingin meningkatkan hasil belajar siswa yang masih berada di

bawah batas ketuntasan.

C. Sumber Data

1. Data Penelitian

Data penelitian yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari hasil wawancara, catatan lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran,

hasil observasi dengan berpedoman pada lembar pengamatan dan data dari

penelitian hasil belajar siswa

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini informan yang direncanakan yaitu:

1. Ketua Prodi Teknik Sipil SMK Negeri 5 Surakarta.

2. Guru Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Gedung kelas X TSC SMK Negeri 5

Surakarta.

3. Siswa kelas X TSC tahun ajaran 2011/2012.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian sebagai

berikut:

a. Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Silabus dan RPP disusun oleh peneliti sesuai dengan kurikulum tingkat

satuan pendidikan dan mengacu pada langkah-langkah pelaksanaan metode

pembelajaran Quiz Team

b. Arsip atau dokumen

Arsip atau dokumen adalah bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu

peristiwa atau aktivitas tertentu dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai

sumber data dalam penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c. Tes Hasil Belajar

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh induvidu atau kelompok (S. Arikunto, 2006: 150).

Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk mengetahui

peningkatan penguasaan siswa terhadap konsep materi pembelajaran yang berupa

soal-soal yang harus dijawab.

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitif

pada tahap pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Tes hasil belajar yang

dilakukan adalah tes kemampuan awal, pasca siklus I dan pasca siklus II.

d. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah

afektif dan psikomotorik. Tujuan tindakan observasi adalah untuk mengetahui

data perilaku siswa sehingga dapat dianalisis metode yang tepat untuk diterapkan

pada kelas tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini melalui:

Wawancara, observasi, kajian dokumen, dan tes siswa.

1. Wawancara

Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (S. Arikunto, 2006: 155). Wawancara

dilaksanakan secara tidak formal terstruktur. Wawancara dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran seperti sistem kegiatan belajar mengajar, kendala yang dihadapi

dalam pembelajaran dan efektivitas penerapan metode pembelajaran Quiz Team

pada pelajaran Ilmu Bangunan.

2. Observasi

Menurut S. Arikunto (1998: 28), metode observasi adalah suatu teknik

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis.

Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

belajar siswa dan untuk mengamati pelaksanaan serta perkembangan

pembelajaran di kelas X TSC pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.

3. Kajian Dokumen

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan lain sebagainya (S. Arikunto, 2006: 158). Kajian dokumen

dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam proses

pembelajaran, antara lain: silabus pembelajaran, bahan ajar, presensi siswa, hasil

diskusi kelompok pada setiap siklus dan dokumen lain yang mendukung

penelitian.

4. Tes Siswa

Tes digunakan untuk mengetahui pengaruh dari tindakan yang telah

dilakukan terhadap aspek kognitif siswa pada tingkat pengetahuan, pemahaman,

dan penerapan konsep pada Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Bangunan

Gedung. Tes dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu: tes kemampuan awal

dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, tes pasca siklus I

untuk mengetahui penguasaan mata diklat ilmu bahan bangunan, dan tes pasca

siklus II untuk mengetahui pencapaian konsep materi yang belum tuntas secara

keseluruhan.

E. Validitas Data

Validitas data perlu dilakukan untuk memastikan keabsahan data. Untuk

menjaga validitas data, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data.

H.B. Sutopo (2002: 78) menyatakan bahwa teknik triangulasi data ini merupakan

teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif.

Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu

sudut pandang. Peneliti menggunakan triangulasi data dan sumber karena dalam

penelitian ini terdapat tiga sumber data, yaitu informan atau narasumber dengan

tindakan yang berbeda (Ketua Prodi, Guru, Siswa), hasil observasi dan kajian

dokumen. Untuk lebih jelasnya, proses triangulasi data (sumber) dapat dilihat

pada gambar berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Atau

Gambar 2. Skema Triangulasi Data

(Sumber H. B Sutopo, 2006: 94)

F. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengukur tingkat validitas data penelitian

berdasarkan dari informan, dokumen/arsip dan aktifitas pembelajaran siswa saat

kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif, yang

terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang

dilakukan dengan cara interaksi baik antara komponen, dari proses pengumpulan

data sebagai siklus.

Reduksi data diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data berlangsung terus menerus

selama penelitian berlangsung.

Data Wawancara

Informan 1

Informan 2

Informan 3

Aktifitas Observasi

Data

Wawancara Informan

Content Analysis

Dokumen/ Arsip

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh

derajat kepercayaan yang tinggi.

Menurut H.B Sutopo (2007: 20) model analisis interaktif dapat

digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

(Sumber: H.B Sutopo, 2007: 20)

G. Tolok Ukur Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

apabila hasil belajar Ilmu Bangunan Gedung siswa kelas X TSC SMK Negeri 5

Surakarta mengalami peningkatan dengan pencapaian lebih besar sama dengan

70% dari jumlah peserta didik dengan nilai lebih dari atau sama dengan 75. Tolok

ukur keberhasilan penelitian ini ditetapkan dengan skor 75 dikarenakan skor 75

merupakan nilai batas ketuntasan yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tahun

ajaran 2011/1012. Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini

dideskripsikan dalam tabel berikut (Tolok Ukur Keberhasilan Siswa SMK Negeri

5 Surakarta tahun 2011/2012):

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 4. Tolok Ukur Keberhasilan Hasil Belajar Siswa

Aspek Yang Dinilai Target 1. Ranah kognitif yang meliputi ketuntatasan

hasil belajar siswa jumlah siswa

2. Ranah afektif yang dapat dilihat dari hasil yang meliputi sikap dan minat

jumlah siswa

3. Ranah psikomotor dapat dilihat dari kegiatan yang di lakukan siswa

jumlah siswa

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

mengikuti model prosedur penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.

Tagger dalam Rochiati Wiriatmadja (2005: 66) berupa model penelitian spiral

direncanakan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:

(1) Tahap perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap pengamatan, (4) Tahap

refleksi. Adapun sistem operasional kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

1. SIKLUS I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti perijinan,

observasi pra tindakan, identifikasi masalah, pembuatan dan menyiapkan

instrumen yang diperlukan, serta merencanakan langkah-langkah dan tindakan

yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

Tindakan yang akan dilakukan bertujuan untuk memperbaiki praktek

pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung yaitu dengan menerapkan metode

pembelajaran Quiz Team, adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu:

1) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru yang mengampu mata

pelajaran Ilmu Bangunan Gedung di SMK Negeri 5 Surakarta.

2) Observasi pra tindakan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas X TSC.

Observasi dilakukan dengan mengikuti pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung.

3) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4) Perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar serta menentukan strategi pembelajaran yang digunakan.

5) Menyiapkan instrumen penelitiaan, antara lain Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar

observasi ranah afektif dan psikomotor, dan soal tes kemampuan kognitif.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Tes kemampuan awal siswa (pra siklus).

2) Koordinasi dengan guru pengampu mengenai pelaksanaan pembelajaran

dengan metode Quiz Team.

3) Pengarahan pelaksanaan pembelajaran dengan metode Quiz Team dan

pembentukan tim.

4) Pemberian materi pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung.

5) Salah satu tim menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Tim yang lain

meninjau catatan mereka.

6) Pelaksanaan Quiz Team.

7) Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah

dilaksanakan.

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati

jalannya proses pembelajaran dan mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru

pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas siswa diamati dengan

mengacu pada lembar observasi dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa

sudah sesuai dengan indikator yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak,

sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi, dalam tahap ini,

dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis interaktif. Dengan demikian,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dapat diketahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Ilmu Bangunan Gedung melalui metode Quiz Team. Berdasarkan hasil refleksi

ini, akan diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada

siklus selanjutnya.

2. SIKLUS II

Diadakan tindakan siklus II berdasarkan pada hasil yang telah dicapai

pada siklus I. Tindakan siklus II direncanaan sebagai upaya perbaikan dari hasil

tindakan siklus I, dengan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus

mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Perwujudan tahap pelaksanaan, observasi,

serta analisis dan refleksi juga mengacu pada siklus sebelumnya. Adapun tahap

operasional siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Hasil analisis dan refleksi pada siklus I menjadi pedoman untuk

perencanaan siklus II. Langkah awal pada tahap ini hampir sama pada tahap

perencanaan pada siklus I, yaitu menyiapkan instrumen penelitiaan, yang berbeda

adalah rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi

pembelajaran, lembar kerja siswa, dan soal tes kemampuan kognitif yang

disesuaikan dengan materi lanjutan siklus I berdasarkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam silabus.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Guru melanjutkan materi dari siklus I.

2) Proses pembelajaran masih menggunakan metode Quiz Team.

3) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

4) Peneliti melakukan observasi kepada siswa melalui lembar observasi yang

meliputi beberapa aspek.

5) Pelaksanaan kuis.

6) Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah

dilaksanakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

7) Pelaksnaan evaluasi pasca siklus II.

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus II ini diharapkan mengalami

kemajuan dari siklus I

3. SIKLUS III

Tindakan siklus III dilakukan jika pada siklus II, target keberhasilan

ketuntasan yang ditetapkan belum tercapai. Perwujudan siklus III didasarkan

pada hasil yang diperoleh dari siklus II. Siklus III ini dilaksanakan jika

diperlukan, maksudnya jika pada tindakan siklus II ketuntasan yang ditetapkan

pada tabel tolok ukur keberhasilan belum tercapai, maka tindakan siklus III

dilaksankan. Akan tetapi pada siklus II, target keberhasilan telah tercapai, maka

kegiatan penelitian dihentikan pada siklus II, dan siklus III ditiadakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 4. Prosedur Penelitian Model Spiral

(Sumber. Kemmis dan Mc. Tagger dalam Rochiati Wiriatmadja, 2005: 66)

Perencanaan Tindakan

Belum Terselesaikan

Analisis Refleksi

Terselesaikan

Tidak Dilanjutkan

Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan Tindakan

SIKLUS III Jika diperlukan

Analisis Refleksi

Terselesaikan

Tidak Dilanjutkan

Observasi

Pelaksanaan Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi dan Data Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 5 Surakarta yang terletak di Jln LU.

Adi Sucipto No.42 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5

Surakarta dekat dengan lembaga pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan

terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat

menjadi motivasi tersendiri bagi siswa. Karena letaknya dipinggir jalan raya,

maka transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan

pribadi.

SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22.530 m2 yang

terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat

menunjang kegiatan belajar mengajar.

LOKASI PENELITIAN

Jl. LU.Adi Sucipto

U

Gambar 5. Denah Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung warastratama

KODIM

SMK N 5 Surakarta

SMK N 6 Surakarta

SMK N 4 Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Data Sekolah

Penelitian dilakukan pada kelas X Teknik Sipil C SMK Negeri 5

Surakarta. Data sekolah dan kelas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMK N 5 Surakarta

Nomor Statistik Sekolah : 321036101002

Propinsi : Jawa Tengah

Otonomi Daerah : Pemerintah Kota Surakarta

Kecamatan : Laweyan

Desa/Kelurahan : Kerten

Jalan & Nomor : L.U Adisucipto No. 42

Kode Pos : 57143

Telepon : ( 0271) 713916

Faximile : ( 0271) 727068

Daerah : Perkotaan

Status Sekolah : Negeri

Kelompok Sekolah : Teknologi & Industri

Akreditas : A

Kepala Sekolah : Drs. Sudarto, M. M.

NIP 19520607 197903 1 012

Tahun Berdiri : 1965

Tahun Perubahan : 1997

Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

Bangunan Sekolah : Dinding batu bata (Permanen)

Lokasi Sekolah : Dalam Kota

Jarak ke pusat Kecamatan : 2 Km

Jarak ke pusat Otoda : 8 Km

Terletak pada lintasan : Kabupaten/Kota

Perubahan Sekolah : STM N 2 Surakarta, tgl. 7-8-1965

No.88- 65/ Dirpt/Bl

SMK N 5 Surakarta, tgl. 7-3-1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

No.036/ O /1997

Email dan Website : [email protected] dan www.smkn5solo.net

Program Keahlian : 1. Teknik Bangunan

2. Teknik Permesinan

3. Teknik Mesin Otomotif

4. Teknik Elektronika Industri

Sertifikasi ISO 9001-2000 : No. 01 100 065 (TUV Rheinland Group)

Tanggal dikeluarkan 26 Juni 2006

Jumlah siswa kelas X Teknik Sipil C di SMK Negeri 5 Surakarta tahun

ajaran 2011 2012 adalah sebanyak 33 orang. Terdiri dari 31 siswa laki-laki dan 2

siswa perempuan. Pada mata pelajaran Ilmu bangunan Gedung di kelas ini

dibimbing oleh 1 guru bidang studi.

b. Kurikulum yang Pernah diberlakukan di SMK Negeri 5 Surakarta

SMK Negeri 5 Surakarta telah memberlakukan beberapa kurikulum

selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dari tahun berdirinya sekolah. Kurikulum

yang pernah diberlakukan di SMK Negeri 5 Surakarta itu antara lain :

1. Kurikulum Spektrum

2. KTSP

3. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

4. Kurikulum 1994

5. Kurikulum 1964

c. Bidang Studi dan Program Keahlian di SMK Negeri 5 Surakarta

Program studi yang ada di SMK Negeri 5 Surakarta ada empat macam

Program Keahlian, yaitu :

1. Program Keahlian Bangunan

1) Bidang Keahlian Teknik Konstruksi Kayu

2) Bidang Keahlian Teknik Konstuksi Batu

3) Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Program Keahlian Mesin

1) Bidang Keahlian Teknik Mesin Otomotif

2) Bidang Keahlian Teknik Permesianan

3. Program Keahlian Listrik

1) Bidang Keahlian Teknik Listrik Industri

2) Bidang Keahlian Teknik Listrik Pemakaian

3) Bidang Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik

4. Program Keahlian Elektronika

Bidang Keahlian Teknik Elektronika Industri

1. Data Siswa

Kelas X TSC SMK Negeri 5 Surakarta digunakan sebagai subjek

penelitian dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Bangunan

Gedung. berjumlah 33 siswa, yang terdiri dari 31 siswa laki-laki dan 2 siswa

perempuan.

B. Kondisi Awal Pembelajaran Kelas X Teknik Sipil C

Kondisi awal pembelajaran kelas X TSC mata pelajaran IBG adalah

keadaan situasi pembelajaran IBG di awal penelitian sebelum peneliti

menggunakan metode pembelajaran Quiz Team. Situasi kegiatan belajar mengajar

kelas X TSC mata pelajaran IBG kurang mendapat antusias dari siswa. Metode

yang digunakan guru yaitu dengan ceramah. Dengan model pembelajaran

konvensianal seperti ini, siswa cenderung cepat bosan dan tidak fokus pada materi

yang disampaikan guru.

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal

terhadap pelaksanaan pembelajaran Ilmu Bangunan Gedung. Observasi awal ini

bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang biasa disampaikan oleh

guru selama ini. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X TSC

Tahun Ajaran 2011/2012 SMK Negeri 5 Surakarta pada mata pelajaran Ilmu

Bangunan Gedung, peneliti melakukan penilaian pra siklus yang meliputi tiga

ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1. Tahap Observasi dan Analisis

a. Hasil Observasi dan Analisis Kognitif Siswa

1) Hasil Observasi

Hasil belajar kognitif siswa sebelum diadakan penerapan metode

pembelajaran Quiz Team adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran

17):

Tabel 5. Hasil Tes Kognitif Pra Siklus

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 19

2 Nilai siswa kurang dari 75 14

4 Ketuntasan klasikal 58%

5 Tidak tuntas 42%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 6. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus

2) Analisis

Pada tahapan pra siklus, hasil belajar kognitif diperoleh dari nilai ulangan

siswa. Ketuntasan belajar siswa sebesar 58%, adapun siswa yang tidak tuntas

belajar sebesar 42%. Ini berarti terdapat 19 siswa yang nilai kognitifnya telah

Belum Tuntas42%

Tuntas58%

Hasil Belajar Kognitif Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan

yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 14 siswa.

Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam tahap pra siklus belum

tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih

kurang dari 70%.

b. Hasil Observasi dan Analisis Afektif Siswa

1) Hasil Observasi

Kondisi awal afektif siswa dapat diketahui dengan observasi ranah

afektif. Hasil observasi ranah afektif adalah sebagai berikut (lampiran 20) :

Tabel 6. Hasil Observasi Afektif Pra Siklus

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Afektif Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 18

2 Nilai siswa kurang dari 75 15

4 Ketuntasan klasikal 55%

5 Tidak tuntas 45%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 7. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus

Belum Tuntas45%

Tuntas55%

Hasil Belajar Afektif Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Analisis

Pada tahapan pra siklus, hasil belajar afektif diperoleh dari penilaian

observasi peneliti (lihat lampiran 20). Ketuntasan belajar siswa sebesar 55%,

adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 45%. Ini berarti terdapat 18 siswa

yang nilai afektifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas

atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 15

siswa.

Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dalam tahap pra siklus belum

tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih

kurang dari 70%.

c. Hasil Observasi dan Analisis Psikomotorik Siswa

1) Hasil Observasi

Kondisi awal psikomotorik siswa dapat diketahui dengan observasi ranah

psikomotorik. Hasilnya seperti tabel di bawah ini (data selengkapnya lihat

lampiran 25):

Tabel 7. Hasil Observasi Psikomotorik Pra Siklus

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Psikomotorik Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 19

2 Nilai siswa kurang dari 75 14

4 Ketuntasan klasikal 58%

5 Tidak tuntas 42%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 8. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pra Siklus

2) Analisis

Pada tahapan pra siklus, hasil belajar psikomotorik diperoleh dari

penilaian observasi peneliti (lihat lampiran 25). Ketuntasan belajar siswa sebesar

58%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 42%. Ini berarti terdapat 19

siswa yang nilai kognitifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu

di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak

14 siswa.

Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dalam tahap pra siklus

belum tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75

masih kurang dari 70%.

d. Hasil Observasi dan Analisis Hasil Belajar Siswa

1) Hasil Observasi

Kondisi awal hasil belajar siswa diperoleh dari rata-rata nilai kognitif,

afektif dan psikomotorik siswa pada masa pra siklus. Hasil belajar siswa seperti

pada tabel di bawah ini (data selengkapnya lihat lampiran 28):

Belum Tuntas42%

Tuntas58%

Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 14

2 Nilai siswa kurang dari 75 19

4 Ketuntasan klasikal 42%

5 Tidak tuntas 58%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 9. Diagram Prosentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

2) Analisis

Pada tahapan pra siklus, hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian rata-

rata kognitif, afektif dan psikomotorik siswa (data selengkapnya lihat lampiran

28). Ketuntasan belajar siswa sebesar 42%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar

sebesar 58%. Ini berarti terdapat 14 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai

batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan yang belum

tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 19 siswa.

Ketuntasan hasil belajar siswa dalam tahap pra siklus belum tercapai

karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang

dari 70%. Faktor yang mempengaruhi hal ini diantaranya karena siswa kurang

aktif dalam mengikuti pelajaran, sehingga materi yang disampaikan oleh guru

tidak bisa diterima dengan optimal.

Belum Tuntas58%

Tuntas42%

Hasil Belajar Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan pra siklus. Dari

kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai

masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu:

a. Penerimaan siswa terhadap pembelajaran cukup baik, namun masih banyak

siswa yang acuh terhadap pembelajaran yang berlangsung.

b. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, Banyak siswa

belum mau menjawab pertanyaan, saat ditunjuk, siswa belum mau

mengemukakan pendapat, dan kepatuhan terhadap peraturan kurang banyak

siswa yang datang terlambat serta tidak mengerjakan tugas.

c. Penilaian/ penentuan kurang, beberapa siswa masih mengacuhkan ketika

temannya menyampaikan pendapat.

d. Organisasi kurang, beberapa siswa belum menunjukkan rasa tanggung jawab,

ketika disuruh mengumpulkan tugas siswa banyak yang acuh.

e. Pembentukan cukup baik, beberapa siswa masih malu-malu dalam mengikuti

pembelajaran, tapi beberapa siswa sudah menunjukkan kepercayaan diri dan

disiplin pribadi.

f. Ketuntasan klasikal siswa 42%, masih di bawah KKM.

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Hasil pengamatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelum

tindakan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk merencanakan prosedur

tindakan kelas siklus I. Pelaksanaan penelitian ini mengacu pada prosedur

penelitian yang meliputi: 1) Tahap perencanaan; 2) Tahap tindakan; 3) Tahap

observasi dan Analisis; 4) Tahap refleksi. Jika ternyata permasalahan belum dapat

diatasi, perlu dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya. Pada

penelitian ini dilaksanakan dua siklus yang diuraikan berikut ini:

1. Tahap Perencanaan

Sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa, tahap

perencanaan PTK siklus I dilaksanakan di kelas X TSC pembelajaran IBG dengan

menerapkan metode Quiz Team. Tahap ini siswa dikelompokkan terlebih dahulu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

sebelum pembelajaran berlangsung. Siswa dibagi menjadi 3 Tim. Tim A, B dan C.

Jam pelajaran IBG dialokasikan 2x45 menit dalam setiap pertemuan, dan

dilaksanakan satu kali pertemuan dalam satu minggu. Instrumen yang disiapkan

untuk penelitian siklus I yaitu silabus IBG, RPP, lembar tes kognitif, lembar

observasi ranah afektif siswa, dan lembar observasi ranah psikomotorik siswa.

2. Tahap Tindakan

Metode Quiz Team dilaksanakan pada observasi siklus I sesuai dengan

RPP yang telah disiapkan observer. Siswa yang telah dibagi menjadi tiga tim

menyesuaikan tempat duduk dengan tim masing-masing. Kemudian guru mulai

menerangkan materi bagian pertama. Disini materi yang akan diterangan pada

satu pertemuan dibagi menjadi tiga bagian. Setelah materi bagian pertama selesai

diterangan. guru memberikan kesempatan kepada tim A untuk membuat

pertanyaan dan tim B serta tim C memeriksa catatanya sembari Tim B

mempersiapkan jawaban. Kemudian pertanyaan yang telah dibuat oleh tim A

ditujukan kepada tim B. sehingga tim B menjawab semua pertanyaan dari tim A.

begitu seterusnya tim B memberi pertanyaan kepada tim C dan tim C memberi

pertanyaan kepada tim A. setelah satu tim selesai melakukan tanya jawab dengan

tim lain maka guru meluruskan jawaban siswa sekiranya ada pengertian siswa

yang keliru.

3. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap observasi siklus I dilaksanakan dengan tes kognitif, observasi

afektif dan psikomotorik. Untuk hasil observasi dan analisisnya sebagai berikut:

1) Hasil Observasi dan Analisis Kognitif Siswa

1) Hasil Observasi

Hasil belajar kognitif pada siklus I didapat dari tes kognitif siswa.

Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran 17):

Tabel 9. Hasil Tes Kognitif Siklus I

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 22

2 Nilai siswa kurang dari 75 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah

4 Ketuntasan klasikal 67%

5 Tidak tuntas 33%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 10. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I

2) Analisis

Pada siklus I, hasil belajar kognitif diperoleh dari tes kognitif siswa (lihat

lampiran 17). Ketuntasan belajar siswa sebesar 67%, adapun siswa yang tidak

tuntas belajar sebesar 33%. Ini berarti terdapat 22 siswa yang nilai kognitifnya

telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75

dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 11 siswa.

Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam siklus 1 belum tercapai

karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang

dari 70%.

b. Hasil Observasi dan Analisis Afektif Siswa

a. Hasil Observasi

Hasil belajar afektif siswa pada siklus I diperoleh dari penilaian observasi

siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran 21):

Belum Tuntas33%

Tuntas67%

Hasil Belajar Kognitif Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 10. Hasil Observasi Afektif Siklus I

No. Uraian Pencapaian Hasil Afektif Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 21

2 Nilai siswa kurang dari 75 12

4 Ketuntasan klasikal 64%

5 Tidak tuntas 36%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti pada diagram lingkaran

berikut:

Gambar 11. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I

b. Analisis

Pada tahapan siklus I, hasil belajar afektif diperoleh dari penilaian

observasi afektif siswa (lihat lampiran 21). Ketuntasan belajar siswa sebesar 64%,

adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 36%. Ini berarti terdapat 21 siswa

yang nilai kognitifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas

atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 12

siswa.

Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dalam tahap siklus I belum tercapai

karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang

dari 70%. Namun demikian sudah mengalami peningkatan dibandingkan pada

tahap pra siklus.

Belum Tuntas36%

Tuntas64%

Hasil Belajar Afektif Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c. Hasil Observasi dan Analisis Psikomotorik Siswa

1) Hasil Observasi

Hasil psikomotorik siswa pada siklus I diperoleh dari penilaian observasi

siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat lampiran 26):

Tabel 11. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus I

No. Uraian Pencapaian Hasil Psikomotorik Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 22

2 Nilai siswa kurang dari 75 11

4 Ketuntasan klasikal 67%

5 Tidak tuntas 33%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 12. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I

2) Analisis

Pada tahap siklus I, hasil belajar psikomotorik diperoleh dari penilaian

observasi peneliti (lihat lampiran 26). Ketuntasan belajar siswa sebesar 67%,

adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 33%. Ini berarti terdapat 22 siswa

yang nilai psikomotoriknya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu

di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak

11 siswa.

Belum Tuntas33%

Tuntas67%

Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dalam tahap siklus I belum

tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih

kurang dari 70%. Namun demikian hasil belajar psikomotorik siswa telah

mengalami peningkatan dibanding pada tahap pra siklus.

d. Hasil Observasi dan Analisis Hasil Belajar Siswa

1) Hasil Observasi

Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh dari rata-rata nilai kognitif,

afektif dan psikomotorik siswa. Hasil belajar siswa seperti pada tabel di bawah ini

(data selengkapnya lihat lampiran 28):

Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 19

2 Nilai siswa kurang dari 75 14

4 Ketuntasan klasikal 58%

5 Tidak tuntas 42%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 13. Diagram Prosentase Hasil Belajar Siswa Siklus I

2) Analisis

Pada siklus I, hasil belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata kognitif,

afektif dan psikomotorik siawa (data selengkapnya lihat lampiran 28). Ketuntasan

Belum Tuntas42%

Tuntas58%

Hasil Belajar Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

belajar siswa sebesar 58%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 42%.

Ini berarti terdapat 19 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai batas minimal

ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau

kurang dari 75 sebanyak 14 siswa.

Ketuntasan hasil belajar siswa dalam tahap siklus I belum tercapai karena

siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih kurang dari

70%. Namun demikian hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan

pada tahap prasiklus.

4. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan siklus I. Dari

kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai

masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu :

1. Penerimaan siswa terhadap pembelajaran meningkat, siswa sudah

menunjukkan kemauan untuk belajar dan mengakui kepentingan pembelajaran.

2. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat, keikut sertaan siswa

secara aktif, dan kepatuhan terhadap peraturan cukup baik, siswa mulai aktif

bertanya dan memberikan usulan, tapi beberapa siswa masih ada yang

terlambat.

3. Penilaian/ penentuan meningkat, beberapa masih acuh terhadap pendapat

teman, tapi beberapa siswa mulai dapat menerima pendapat.

4. Organisasi meningkat, beberapa siswa masih belum menunjukkan tanggung

jawab, tapi beberapa siswa mulai memiliki tanggung jawab, hal ini terlihat dari

siswa mulai mengumpul tugas tepat waktu. siswa sudah membentuk sistem

nilai dan bertanggung jawab.

5. Pembentukan cukup baik, beberapa siswa masih malu-malu dalam

mengemukakan pendapat, namun mulai banyak siswa yang dengan percaya diri

mengemukakan pendapat mereka. Rata-rata siswa sudah menunjukkan

kepercayaan diri dan disiplin pribadi.

6. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari tahap pra siklus,

yaitu dari 42% menjadi 58%. Namun ini masih dibawah KKM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan sebagai upaya perbaikan dari hasil

tindakan siklus I. Perencanaaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil yang telah

dicapai pada siklus I. Materi pembelajaran yang disampaikan melanjutkan materi

pada siklus I. Perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi

juga mengacu pada siklus I, namun terdapat sedikit perubahan dan perbaikan.

Pelaksanaannya dirancang sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan penelitian pada siklus II diawali dengan membuat rencana

tindakan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I. Pada

siklus II ini dirancang dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap

pertemuan adalah 2 x 45 menit. Perencanaan tindakan diawali dengan menyiapkan

instrumen pembelajaran untuk siklus II yaitu: silabus, RPP, materi pembelajaran,

lembar observasi.

Berdasarkan hasil refleksi pasca siklus I, maka revisi tindakan yang

dapat dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Masing-masing siswa diharapkan lebih mengenal anggota tim mereka, supaya

jalannya diskusi dapat berjalan dengan lancar

b. Guru memberikan penjelasan dengan kata-kata yang lebih mudah dimengerti

setiap siswa dalam memberikan tugas agar pembelajaran lebih mudah

dimengerti.

c. Materi pembelajaran dijelaskan secara keseluruhan, setelah itu baru masing-

masing tim berdiskusi membuat soal dan jawaban kuis.

d. Guru memberikan pendekatan dan mengarahkan perhatiannya ke seluruh tim

secara merata, sehingga fungsi guru sebagai motivator dan fasilitator dalam

diskusi dapat terlaksana dengan baik. Guru memberikan penguatan baik secara

lisan melalui kata-kata pujian, maupun dengan tindakan seperti acungan ibu

jari pada semua siswa agar siswa aktif dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab.

e. Untuk memaksimalkan keaktifan siswa, bagi siswa yang mengajukan

pertanyaan dan menjawab soal diberikan nilai tambah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Tahap Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari

pelaksanaan tindakan I yang masih menerapkan metode Quiz Team. Sebagai mana

telah diuraikan dalam RPP, kegiatan pembelajaran pada siklus II dirancang dalam

2 kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah 2 x 45

menit. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tema yang dikaji sesuai dengan

kompetensi dasar yaitu macam-macam pekerjaan batu bata. Guru menjelaskan

materi pelajaran yang telah dibagi menjadi 3 bagian secara keseluruhan. Hal ini

berlangsung selama 45 menit. Kegiatan selanjutnya setiap tim disuruh membuat

pertanyaan sesuai bagian materi yang telah disepakati. Kemudian setiap tim

bertukar soal dengan tim yang lain, tim A memberikan soalnya ke tim B, tim B

memberikan soalnya ke tim C, dan tim C memberikan soalnya ke tim A. Lalu

setiap siswa diwajibkan menjawab soal dari tim lain dan jawaban mereka

didiskusikan dalam tim. Kegiatan ini berlangsung selama 45 menit.

Pada pertemuan kedua guru mengulas sedikit tentang materi yang telah

lalu, kemudian melanjutkan pelaksanaan diskusi tim. Setelah semua tim

menjawab soal dari tim lain maka tanya jawab antar tim dapat dijalankan. Dalam

kegiatan ini diawali dari tim A memberikan membacakan soal kepada tim B,

kemudian tim B menjawab soal yang telah diberikan oleh tim A. Apabila tim B

tidak dapat menjaweab soal yang diberikan tim A, maka soal dilempar kepada tim

C. Setelah tanya jawab tim A ke tim B selesai guru segera mengulas jawaban

siswa, supaya apabila ada kesalahan siswa dalam pemahaman materi dapat segera

dijelaskan oleh guru. Kegiatan ini berlanjut hingga tim B dan tim C mendapatkan

kesempatan yang sama seperti tim A. Setelah proses tanya jawab selesai maka

siswa dibimbing guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kegiatan ini

berlangsung selama 90 menit.

3. Tahap Observasi dan Analisis

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap proses dan

hasil belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan instrumen penelitian yang

telah disusun. Hasil perolehan data dicatat dan dirangkum sebagai bahan

pertimbangan pada tahap analisis data. Tahap observasi dan evaluasi dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dengan menggunakan tes kemampuan kognitif siswa, lembar observasi

psikomotor siswa, dan lembar observasi afektif siswa. Untuk hasil Observasi dan

Analisis sebagai berikut:

a. Hasil Observasi dan Analisis Kognitif Siswa

1) Hasil Observasi

Tes kognitif diujikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi yang telah dijelaskan. Hasil belajar kognitif pada siklus II sebagai

berikut (data selengkapnya lihat lampiran 17):

Tabel 13. Hasil Tes Kognitif Siklus II

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 24

2 Nilai siswa kurang dari 75 9

4 Ketuntasan klasikal 73%

5 Tidak tuntas 27%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 14. Diagram Prosentase Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II

2) Analisis

Pada siklus II, hasil belajar kognitif diperoleh dari tes kognitif siswa

(lihat lampiran 17). Ketuntasan belajar siswa sebesar 73%, adapun siswa yang

tidak tuntas belajar sebesar 27%. Ini berarti terdapat 24 siswa yang nilai

Belum Tuntas27%

Tuntas73%

Hasil Belajar Kognitif Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kognitifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama

dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 9 siswa.

Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam tahap siklus II telah

tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 sudah

lebih dari 70%, yaitu sebanyak 73%.

b. Hasil Observasi dan Analisis Afektif Siswa

1) Hasil Observasi

Hasil belajar afektif siswa pada siklus II diperoleh dari penilaian observasi

siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkanya lihat lampiran 22):

Tabel 14. Hasil Observasi Afektif Siklus II

No. Uraian Pencapaian Hasil Afektif Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 24

2 Nilai siswa kurang dari 75 9

4 Ketuntasan klasikal 73%

5 Tidak tuntas 27%

Hal ini dapat digambarkan seperti diagram lingkaran berikut:

Gambar 15. Diagram Prosentase Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II

2) Analisis

Pada siklus II, hasil belajar afektif diperoleh dari hasil observasi afektif

siswa (lihat lampiran 22). Ketuntasan belajar siswa sebesar 73%, adapun siswa

Belum Tuntas27%

Tuntas73%

Hasil Belajar Afektif Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

yang tidak tuntas belajar sebesar 27%. Ini berarti terdapat 24 siswa yang nilai

afektifnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama

dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 9 siswa.

Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dalam tahap siklus II telah tercapai

karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 sudah lebih dari

70%, yaitu sebesar 73%.

c. Hasil Observasi dan Analisis Psikomotorik Siswa

1) Hasil Observasi

Hasil psikomotorik siswa pada siklus II diperoleh dari penilaian

observasi siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut (data selengkapnya lihat

lampiran 27):

Tabel 15. Hasil Observasi Psikomotorik Siklus II

No. Uraian Pencapaian Hasil Psikomotorik Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 25

2 Nilai siswa kurang dari 75 8

4 Ketuntasan klasikal 76%

5 Tidak tuntas 24%

Hasil belajar ini dapat digambarkan seperti dalam diagram lingkaran

berikut:

Gambar 16. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II

Belum Tuntas24%

Tuntas76%

Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2) Analisis

Pada siklus II, hasil belajar psikomotorik diperoleh dari penilaian

observasi psikomotorik siswa (lihat lampiran 27). Ketuntasan belajar siswa

sebesar 76%, adapun siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 24%. Ini berarti

terdapat 25 siswa yang nilai psikomotoriknya telah mencapai batas minimal

ketuntasan siswa yaitu di atas atau sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau

kurang dari 75 sebanyak 8 siswa.

Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dalam tahap siklus II telah

tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 sudah

lebih dari 70%, yaitu sebesar 76%.

d. Hasil Observasi dan Analisis Hasil Belajar Siswa

1) Hasil Observasi

Hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut (data

selengkapnya lihat lampiran 28):

Tabel 16. Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Uraian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Jumlah

1 Nilai siswa lebih besar atau sama dengan 75 24

2 Nilai siswa kurang dari 75 9

4 Ketuntasan klasikal 73%

5 Tidak tuntas 27%

Hal ini dapat digambarkan seperti diagram lingkaran berikut:

Gambar 17. Diagram Prosentase Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II

Belum Tuntas27%

Tuntas73%

Hasil Belajar Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3) Analisis

Pada siklus II, hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian kognitif,

afektif dan psikomotorik siawa. Ketuntasan belajar siswa sebesar 73%, adapun

siswa yang tidak tuntas belajar sebesar 27%. Ini berarti terdapat 24 siswa yang

hasil belajarnya telah mencapai batas minimal ketuntasan siswa yaitu di atas atau

sama dengan 75 dan yang belum tuntas atau kurang dari 75 sebanyak 9 siswa.

Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dalam tahap pra siklus belum

tercapai karena siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 75 masih

kurang dari 70%

4. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan siklus II. Dari

kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai

hasil penerapan metode yang telah mendapat perbaikan dari siklus I, yaitu :

a. Penerimaan siswa terhadap pembelajaran meningkat, siswa sudah

menunjukkan kemauan untuk belajar dan mengakui kepentingan pembelajaran.

b. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat, keikut sertaan siswa

secara aktif, dan kepatuhan terhadap peraturan cukup baik.

c. Penilaian/ penentuan meningkat, siswa dapat menghargai pendapat teman.

d. Organisasi meningkat, siswa sudah membentuk sistem nilai dan bertanggung

jawab. Ketika disuruh mengumpulkan tugas, siswa sudah siap dan

menyelesaikan tugas yang diberikan.

e. Pembentukan cukup baik, siswa sudah menunjukkan kepercayaan diri dan

disiplin pribadi. Siswa datang tepat waktu.

f. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu dari 67%

menjadi 73%. Hasil ini sudah di atas KKM.

E. Pembahasan Antar Siklus

Pembahasan hasil penelitian meliputi hasil belajar siswa baik ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik pada pra siklus, siklus I dan II. Pembahasan

berdasarkan proses pembelajaran menggunakan metode Quiz Team pada siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dan siklus II. Perbandingan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II

di atas disajikan dalam data antar siklus berikut ini:

1. Perkembangan Kognitif Siswa

Hasil Tes Kognitif Siswa

Pemahaman siswa terhadap materi Ilmu Bangunan Gedung yang telah

dipelajari pada tiap siklus dapat diketahui dari hasil tes kognitif, sebagaimana

tersaji pada tabel berikut ini :

Tabel 17. Hasil Belajar Kognitif Siswa

Berdasarkan pada tabel 17, terlihat pencapaian ketuntasan belajar

siswa semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan

hanya mencapai 58%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa

dengan metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I

sebesar 9% yaitu menjadi 67%. Hal ini berarti proses pemahaman siswa terhadap

materi yang dipelajari semakin meningkat. Begitu pula pada siklus II terjadi

kenaikan persentase dari siklus I sebesar 6% yaitu menjadi 73%.

No. Uraian Pencapaian Hasil Kognitif Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau

sama dengan 75 19 22 24

2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 14 11 9

4 Ketuntasan klasikal 58% 67% 73%

5 Tidak tuntas 42% 33% 27%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Data hasil tes kognitif untuk pencapaian ketuntasan klasikal dapat

divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini :

Gambar 18. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Pelaksanaan metode Quiz Team yang mendorong siswa membuat

pertanyan dan menjawab pertanyaan dari tim lain menjadikan siswa berusaha

lebih keras untuk memahami materi yang diberikan guru, dan sekiranya ada

penjelasan dari guru yang belum jelas siswa dapat langsung menanyakannya,

dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat,

menjadikan hasil belajar kognitif siswa meningkat pula.

2. Perkembangan Afektif Siswa

Hasil Observasi Afektif Siswa

Observasi secara khusus dilakukan terhadap proses belajar afektif siswa

yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil observasi afektif

seperti pada tabel berikut ini :

58

6773

42

3327

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Diagram Pencapaian Hasil Belajar Kognitif Siswa

Tuntas

Tidak Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 18. Hasil Belajar Afektif Siswa

Berdasarkan pada tabel, terlihat pencapaian ketuntasan belajar siswa

semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan hanya

mencapai 55%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa dengan

metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar

9% yaitu menjadi 64%. Hal ini berarti afektif siswa semakin meningkat. Begitu

pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dari siklus I sebesar 9% yaitu

menjadi 73%.

Data hasil observasi afektif untuk pencapaian ketuntasan klasikal dapat

divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini :

Gambar 19. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif

Siswa

Penerapan metode Quiz Team mendorong siswa untuk dapat membiasakan

diri belajar dalam tim, sehingga mereka dapat menghargai pendapat teman dalam

55

64

73

45

36

27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Diagram Pencapaian Hasil Belajar Afektif Siswa

Tuntas

Tidak Tuntas

No. Uraian Pencapaian Hasil Afektif Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau

sama dengan 75 18 21 24

2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 15 12 9

4 Ketuntasan klasikal 55% 64% 73%

5 Tidak tuntas 45% 36% 27%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tim, turut aktif berpartisipasi dalm pembelajaran , dan dapat memilih nilai-nilai

tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga bagian dari pribadi, dengan

demikian afektif siswa dapat meningkat.

3. Perkembangan Psikomotorik Siswa

Hasil Observasi Psikomotorik Siswa

Observasi secara khusus dilakukan terhadap proses belajar psikomotorik

siswa yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil observasi

psikomotorik siswa seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 19. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Berdasarkan pada tabel, terlihat pencapaian ketuntasan belajar siswa

semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan hanya

mencapai 58%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa dengan

metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar

9% yaitu menjadi 67%. Hal ini berarti psikomotorik siswa semakin meningkat.

Begitu pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dari siklus I sebesar 9%

yaitu menjadi 76%.

No. Uraian Pencapaian Hasil Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau

sama dengan 75 19 22 25

2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 14 11 8

4 Ketuntasan klasikal 58% 67% 76%

5 Tidak tuntas 42% 33% 24%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Data hasil observasi psikomotorik untuk pencapaian ketuntasan klasikal

dapat divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini :

Gambar 20. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotorik

Siswa

Penerapan metode Quiz Team mendorong siswa untuk bertindak cepat

dalam membuat kuis, serta terampil dalam menyampaikan presentasi hasil diskusi.

Pembiasaan ini dapat meningkatkan psikomotorik siswa.

4. Perkembangan Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa. Siswa dikatakan tuntas belajar apabila ketiga ranah

mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan 75. Data hasil belajar siswa

seperti pada tabel berikut ini (lampiran 31):

Tabel 20. Hasil Belajar Siswa

55

64

73

45

36

27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Diagram Pencapaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Tuntas

Tidak Tuntas

No. Uraian Pencapaian Hasil Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Siswa mendapat nilai lebih besar atau

sama dengan 75 14 19 24

2 Siswa mendapat nilai kurang dari 75 19 14 9

4 Ketuntasan klasikal 42% 58% 73%

5 Tidak tuntas 58% 42% 27%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Berdasarkan pada tabel, terlihat pencapaian ketuntasan belajar siswa

semakin mengalami peningkatan. Pada pra siklus, pencapaian ketuntasan hanya

mencapai 42%, selanjutnya dengan memberikan perlakuan terhadap siswa dengan

metode pembelajaran Quiz Team menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar

16% yaitu menjadi 58%. Hal ini berarti hasil belajar siswa semakin meningkat.

Begitu pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dari siklus I sebesar 15%

yaitu menjadi 73%.

Data hasil observasi psikomotorik untuk pencapaian ketuntasan klasikal

dapat divisualisasikan pada diagram sebagai berikut ini:

Gambar 21. Diagram Batang Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Penerapan metode Quiz Team dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan yang ada di kelas X TSC, dengan diadakannya penerapan ini guru

dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi

yang dijelaskan, dengan cara siswa membuat kuis sendiri sehingga siswa

menemukan permasalahannya dan dapat berdiskusi dengan timnya. Siswa menjadi

tidak malu dan ragu untuk menanyakan materi yang dianggap kurang jelas karena

pada akhir sesi kuis, guru langsung membahas kuis yang baru saja dilaksanakan

dan meluruskan kembali pemahaman siswa yang sekiranya keliru.

Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh di atas dapat diketahui

bahwa penggunaan metode Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

55

64

73

45

36

27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Diagram Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Tuntas

Tidak Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Quiz Team

pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung telah mencapai batas ketuntasan

belajar siswa, maka pembelajaran dapat dikatakan efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode Quiz Team pada mata pelajaran Ilmu

Bangunan Gedung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Teknik Sipil C

(TSC) SMK Negeri 5 Surakarta, baik hasil belajar ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Efektivitas pembelajaran dari penerapan model pembelajaran aktif

dengan metode Quiz Team terlihat efektif. Ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil

belajar siswa yang telah mencapai tolok ukur yang telah ditentukan.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian, dapat dikemukakan implikasi atau

dampak dari pelaksanaan penelitian, antara lain yaitu:

1. Keterampilan guru meningkat dengan penerapan metode pembelajaran yang

baru, yaitu metode pembelajaran Quiz Team

2. Peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam

merekonstruksi pengetahuannya meningkat, siswa menjadi senang dan tidak

jenuh selama pembelajaran.

3. Pada umumnya siswa lebih leluasa untuk beraktifitas atau bergerak, dan

berbicara atau berdiskusi, hal ini mengakibatkan suasana kelas lebih ramai dan

kurang rapi.

4. Terdapat beberapa siswa yang suka mengandalkan teman satu timnya, maka

dari itu perhatian dan peran guru harus lebih ditingkatkan untuk membantu

siswa belajar baik secara mandiri maupun tim, sehingga hal tersebut di atas

dapat diminimalkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran yang peneliti

kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran Quiz Team sebaiknya digunakan secara

temporari ketika suatu kelas mengalami kejenuhan belajar atau permasalahan

lainnya yang sejenis dengan yang dihadapi kelas X TSC SMK Negeri 5

Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

2. Pembentukan tim sebaiknya dilakukan secara acak, supaya siswa dapat

membiasakan diri bekerja sama dengan siapa saja, tidak hanya teman akrabnya.

3. Penelitian bisa dicoba dengan pembagian tim secara pengelompokan tertentu

seperti tingkatan hasil belajar siswa.

4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti

selanjutnya dan kiranya perlu dilakukan penelitian sejenis dengan cakupan

mata pelajaran berbeda yang diduga menghadapi permasalahan yang serupa,

sehingga dapat diketahui sejauh mana efektivitas pembelajaran dari penerapan

metode pembelajaran Quiz Team dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user