penerapan metode pembelajaran demonstrasi …... · guna meningkatkan prestasi belajar sosiologi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
GUNA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
FITRI PURNANINGSIH
K8408017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Fitri Purnaningsih
Nim : K8408017
Jurusan / program studi : P.IPS / Pendidikan Sosiologi-Antropologi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN DEMONSTRASI GUNA MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA
NEGERI I BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri.selain itu sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta ,12 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Fitri Purnaningsih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta , Juni 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. MH. Sukarno , M.Pd Drs. Slamet Subagya , M.Pd
NIP.1951061 197903 1 001 NIP.1952211 261981 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Tentrem Widodo, M.Pd
Sekretaris : Drs. Soeparno, M.Si
Anggota 1 : Drs. H. MH Sukarno, M.Pd
Anggota 2 : Drs. Slamet Subagyo, M.Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I
Prof.Dr.Rer.nat.Sajidan, M,Si
NIP.19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Fitri Purnaningsih. K8408017. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
DEMONSTRASI GUNA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi dan
keaktifan belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran secara
demonstrasi pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Boyolali.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang pada
prosesnya menerapkan metode pembelajaran demonstrasi.PTK ini ada 4 tahapan
yang dilakukan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.objek
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Boyolali dengan jumlah
siswa 32 orang. Pelaksanaan penelitian ini menerapkan 3 siklus. Perencanaan
siklus 1 berdasarkan studi pendahuluan , pelaksanaannya yaitu menyampaikan
materi dengan metode pembelajaran demonstrasi yaitu menunjukan prosedur dan
cara secara langsung dengan alatnya, setelah melihat demonstrasi siswa diberi
tugas merangkum apa yang telah mereka dapat dari apa yang mereka lihat, begitu
juga pada siklus II dan III. Pengamatan keaktifan siswa dalam penerapan
pembelajaran secara demonstrasi dipantau melalui observasi langsung ke dalam
kelas pada saat proses belajar dan mengajar berlangsung. Sedangkan prestasi
belajar siswa diukur dengan melaksanakan test awal pada awal pertemuan dan
mengadakan test akhir pada akhir pertemuan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah siswa diberi perlakuan
pembelajaran secara demonstrasi di dapatkan peningkatan prestasi belajar pada
saat observasi didapat nilai rata-rata 3,9 ,siklus I nilai rata-rata sebesar 6,3, siklus
II nilai rata-rata sebesar 7,2 dan siklus III nilai rata-rata sebesar 7,8. Sedangkan
peningkatan keaktifan belajar siswa sebesar 60 %.hal ini membuktikan bahwa
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan belajar dan
prestasi belajar dengan dibuktikan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa
pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Boyolali.
Kata kunci : pembelajaran demonstrasi, keaktifan belajar, prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Fitri Purnaningsih.(K8408017).PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
DEMONSTRASI GUNA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ABSTRACT
This study aims to determine the increase in student’s achievement and
active learning through the application of learning methods in the demonstration
on the subjects of sociology at SMA Negeri 1 Boyolali.
This is a kind of classroom action research (CAR) study, that are in the
process of learning, applies the demontration method. In this classroom action
research, these are 4 stages that has done: planning, action, observation, and
reflection. The object of this study are students of class XI social 1 of SMA
Negeri 1 Boyolali with consist 32 students. The Implementation of this study
apply 3 cycles. First (I) cycle planning based on preliminary studies, that of
bringing the matter to the implementation of learning methods and a
demonstration that shows how the procedure directly to the device, after seeing
the demonstration students were given the task of summarizing what they can
from what they see, as well as in cycles II and III . Observations of active student
learning in a demonstration in the application was monitored through direct
observation in the classroom during the process of learning and teaching took
place. While the student achievement is measured by performing the initial test at
the beginning of the meeting and hold a final test at the end of the meeting.
The study results showed that after students were treated of learning
demonstratically, there are the increase in learning achievement at the time of
observation obtained an average value of 3.9, which in the first (I) cycle an
average value of 6.3, the second (II) cycle the average value of 7.2 and third (III)
cycle average value of 7.8. While improving student learning activity by 60%.
This demonstration proves that the use of methods to increase learning activity
and learning achievement with demonstrated an increase in student activity on the
subjects of sociology at the SMA Negeri 1 Boyolali.
Keywords: demonstration learning, learning activity, learning achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
MOTTO
Tidak ada kata terlambat untuk belajar, dimana ada kemauan disana pasti
ada jalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
PERSEMBAHAN
BAPAK & IBU tidak pernah tahu isi karya ini karena tidak pernah
mengerti tapi aku bangga sama beliau, ini sudah lebih dari mimpi kita tapi
aku masih mimpi lebih tinggi, matur nuwun sedayanipun.
Kepada Suami dan AnakuKu Zakky terima kasih motivasi, kasih sayang,
Doa dan kesabarannya selama ini…
Teman-temanku angkatan 2008 terima kasih atas Doa dan Dukungannya
selama ini.
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang,yang member
ilmu, inspirasi, dan kemuliaan Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “ PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
DEMONSTRASI GUNA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan , bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan Antropologi.
3. Ketua Program Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. MH. Sukarno selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
Drs. Slamet Subagya M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala SMA Negeri 1 Boyolali yang telah member kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
Dra. Maryati selaku guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 1
Boyolali yang telah member bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian , penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
PERNYATAAN. ...........................................................................................ii
PERSETUJUAN............................................................................................iii
PENGESAHAN............................................................................................ iv
ABSTRAK.......... .......................................................................................... v
MOTTO.........................................................................................................vi
PERSEMBAHAN........................................................................................vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI....... .........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........ ...............................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Masalah................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1. Pengertian Belajar ..................................................................... 5
2. Metode Pembelajaran...................................................................7
3. Minat Belajar.............................................................................14
4. Motivasi Belajar.........................................................................20
5. Metode Demonstrasi..................................................................27
6. Prestasi Belajar ..........................................................................30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Kerangka Pemikiran...........................................................................36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................39
B. Subyek Dan Obyek Penelitian......................................................... ..42
C. Bentuk Penelitian...............................................................................42
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 44
E. Validitas Data…….............................................................................44
F. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 46
G. Prosedur Penelitian………………………………………………….47
H. Indikator Keberhasilan…………………………………………….. 51
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan.......................................................................53
B. Deskripsi Hasil penelitian ................................................................54
1. Siklus I ..................................................................................54
2. Siklus II ..................................................................................59
3. Siklus III..................................................................................63
C. Pembahasan.......................................................................................66
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ..........................................................................................77
B. Implikasi............................................................................................77
C. Saran ................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................79
LAMPIRAN ..............................................................................................81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rata-rata nilai sosiologi materi konflik sosial .................................. 82
Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar.................................................... 45
Tabel 3. Data aktivitas siklus I........................................................................ 57
Tabel 4. Nilai tes prestasi belajar siklus I........................................................ 58
Tabel 5. Data aktivitas siklus II...................... ................................................ 61
Tabel 6. Nilai tes prestasi belajar siklus II....................................... ................62
Tabel 7. Data aktifitas siklus III......................................................................65
Tabel 8. Nilai tes prestasi belajar siklus III.............. .......................................66
Tabel 9. Kenaikan aktifitas positif...................................................................68
Tabel 10.Kenaikan nilai tes prestasi belajar......................................................69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Prosedur Penelitian......................................................42
Gambar 2. Grafik Keaktifan Belajar.............................................................68
Gambar 3. Grafik Kenaikan Prestasi Belajar................................................69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
mempunyai tuntutan yang mendasar karena harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
menejemen pendidikan untuk menghadapi tantangan dan kebutuhan lokal,
nasional maupun global. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut
adalah dengan melaksanakan pembaharuan pendidikan secara terencana terarah
dan berkesinambungan terhadap dunia pendidikan dan dilakukan secara terus
menerus terutama dalam hal pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan mulai
2006/2007 merupakan penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
atau sering disebut kurikulum 2004 yaitu seperangkat rencana pendidikan yang
berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar siswa . harapan KBK dan KTSP
pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual disusun dan harus
dilaksanakan di semua kelas pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Hal ini
berarti guru harus mempunyai wawasan yang cukup tentang strategi untuk
pembelajaran yang di ampunya ( Masnur 2007:12)
KTSP di kembangkan berdasarkan keadaan daerah atau sekolah, prinsip
yang diterapkan dalam rangka melayani siswa mengembangkan dirinya secara
optimal baik kaitanya dengan tuntutan studi lanjut, memasuki dunia kerja maupun
belajar mandiri sepanjang hayat (Masnur 2007: 18). Pendidikan berorientasi pada
kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan keragaman potensi, kebutuhan,
kecerdasan intelektual, emosional, spirituan, kinestetik dan perkembangan siswa
secara optimal. peningkatan prestasi siswa salah satunya dimulai dari seorang
guru yang inovatif yang mampu mengembangkan potensinya untuk membuat
pembelajaran semakin efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sesuai pengamatan awal pra observasi peneliti dan bersama guru pengampu
mata pelajaran Sosiologi, di SMA Negeri 1 Boyolali terdapat beberapa
permasalahan dalam mata pelajaran Sosiologi yang paling banyak mengalami
permasalahan yaitu rendahnya minat dan motivasi belajar pada anak karena
pembelajaran cenderung dilakukan dengan pembelajaran konvensional,seperti
model ceramah dan tanya jawab. Sehingga anak tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan pemikirannya dan hanya mendengarkan penjelasan yang
diberikan oleh guru.
Upaya pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka
guru,dan peneliti melakukan diskusi yang hasilnya perlu ada perubahan metode
pembelajaran yang digunakan atau penyajian pembelajaran dibuat lebih menarik
yaitu dengan pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif yaitu
pembelajaran dengan Metode Demonstrasi diharapkan akan menjadi solusi dan
dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran dan akan menciptakan suasana lebih segar serta mengurangi
kejenuhan dalam kelas diharap akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Sosiologi maka dalam rencana penelitian ini judul yang di ambil adalah:
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Guna Meningkatkan Minat dan
Motivasi Belajar Sosiologi pada Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Boyolali.
B. Identifikasi Masalah
Dari permasalahan yang diuraikan pada latar belakang dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang di hadapi SMA Negeri 1 Boyolali dalam pembelajaran
Sosiologi yaitu:
1. Kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah masih banyak
menggunakan prinsip pengajaran yang mengedepankan guru sebagai satu-
satunya sumber belajar (Teacher Centered) dan belum menerapkan prinsip
pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai subyek belajar.
2. Keterbatasan kontrol dan perhatian guru terhadap siswa, sehingga siswa
cenderung melakukan hal yang tidak mendukung proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3. Pemanfaatan sarana dan prasarana, alat-alat dan media pembelajaran di
sekolah yang belum maksimal dalam mendukung proses pembelajaran
sehingga kurang variatifnya proses pembelajaran.
4. Proses pembelajaran masih dilakukan secara konvensional atau
pembelajaran verbalisme yaitu dengan cara ceramah dan menyuruh siswa
untuk sering mencatat dan mendengarkan penjelasan mempunyai beberapa
kelemahan sehingga berpengaruh terhadap motivasi belajar dan
kemandirian belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Proses pembelajaran yang monoton, kurang menyenangkan dan tidak
bervariatif menyebabkan rendahnya motivasi dan minat belajar siswa.
6. Di SMA Negeri 1 Boyolali penggunaan media pembelajaran belum di
gunakan secara maksimal untuk membantu meningkatkan motivasi belajar
siswanya.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas terlihat
bahwa permasalahan dalam proses pembelajaran dan pengaruhnya pada diri
peserta didik sangat luas, sehingga untuk memfokuskan pembahasan peneliti
perlu membatasi masalah yang akan menjadi pokok penelitian. Dalam
penelitian ini akan diteliti penerapan metode pembelajaran demonstrasi guna
meningkatkan minat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas
XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Boyolali pada mata pelajaran Sosiologi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah pada penelitian ini,
maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran demonstrasi yang dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Sosiologi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi yang dapat
meningkatkan pembelajaran mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1
Boyolali.
F. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
tentang pengaruh penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran sosiologi.
2. Bagi guru manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan
dan informasi tentang pelaksanaan metode pembelajaran apa yang tepat
diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA), sehingga bisa mengadakan
perbaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa.
3. Bagi sekolah manfaat dari penelitian ini adalah dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran pada dunia
pendidikan khususnya SMA sehingga dapat meningkatkan kualitas
tamatannya dan dapat mengangkat prestasi sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Berikut pengertian
belajar menurut beberapa ahli:
a) Menurut Slameto (2003:2)
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu tingkah
laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri baik
dalam aspek kognitif, sikap maupun psikomotorik.
b) Menurut (Darsono, 2001:64).
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku.
c) Menurut Mustaqim (2004:34)
mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman
dengan kata lain yaitu suatu aktivitas atau usaha yang di sengaja
aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang
baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga
hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dipelajari. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan
ketrampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas
berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain
fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan
fisik) perubahan tersebut relatif konstan.
d) Menurut Peneliti
Berdasarkan definisi belajar menurut beberapa ahli di atas maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap. Perubahan tingkah laku tersebut untuk
memperoleh tujuan pendidikan.
b. Ciri-ciri Belajar
Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga menurut
Djamarah (2002:15) belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan
sendiri tingkah lakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan
kebutuhannya. Tidak terikat pada lingkungan. Hal ini sesuai dengan
Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono (2000:18) bahwa tujuan
pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk
mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri
masing-masing.
Menurut pandangan dan teori Konstruktivisme (Sardiman,
1996:37) belajar merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
merekonstruksi makna, sesuatu entah tes, kegiatan dialog,
pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses
mengasimilasi dan menghubungkan dengan pengalaman atau bagian
yang dipelajarinya dari pengertian yang dimiliki sehingga
pengertiannya menjadi berkembang.
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip
dalam belajar menurut Paul Suparno seperti dikutip oleh Sardiman
(2006: 38) yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Belajar mencari makna, makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
Belajar bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu
sendiri.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan
dunia fisik dengan lingkungannya.
5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui
si subyek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses
interaksi dengan bahan yang telah dipelajari.
Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses
mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke
siswa tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa
merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakan
pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu guru sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa
sebagai perwujudan perannya sebagai mediator dan fasilitator.
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit
menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah
salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku
siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000:24). Menurut
Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh Yatik Hidayanti, metode pembelajaran
adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan
oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas,
baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat
diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru
untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat
diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung
pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar.
b. Pemilihan dan Penentuan Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara
baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi.
Metode-metode yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari
kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini tidak akan
menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik tidaknya suatu
metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Winarno Surakhmad
dalam Djamarah mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Anak Didik
Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan
latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga
bermacam-macam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Pendek kata dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada
setiap anak didik. Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada perbedaan
yang ditunjukkan dari cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap
rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek
psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang pendiam,
terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru
ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang
relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan
secara operasional.
2. Tujuan Yang Akan Dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus
digunakan. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan
yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Situasi Belajar Mengajar
Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama.
Maka guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang
ingin dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan belajar secara
berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar.
4. Fasilitas Belajar Mengajar
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan
mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
5. Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dalam memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki
pengalaman mengajar yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat
memilihnya namun dalam pelaksanaannya menemui kendala disebabkan
labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang
digunakan.
Kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1991:98) adalah :
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat
ditunjukkan siswa setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang
berupa fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode
yang dipakai untuk mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur
atau kaidah.
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti
pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang
siswa memerlukan metode pengajaran yang berbeda dibandingkan
kelas dengan 50-100 orang siswa.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan
mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak
tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental, fisik dan
intelektualnya.
e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai
jenis metode pengajaran yang optimal.
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang
dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau
dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah
ditentukan. Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu
yang singkat memerlukan metode yang berbeda dengan bahan
penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif
cukup banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Ahmadi (1997:53) yang dikutip Yatik Hidayanti mengemukakan
syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode
mengajar adalah:
1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah
belajar siswa.
2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa
untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang
nyata dan bertujuan.
7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai
dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di
kelas. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan
penentuan dan pemilihan metode. Suatu metode yang digunakan oleh
guru untuk mengajar harus benar-benar dikuasai. Sehingga pada saat
penggunaannya dapat menciptakan suasana interaksi edukatif. Untuk
menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap
pelajaran yang disampaikan maka hendaknya guru menggunakan
metode yang bervariasi. Bahkan metode yang digunakan dapat
menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar secara mandiri dengan
menggunakan teknik tersendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan
pelajaran itu akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk
belajar lebih lanjut bila penyampaiannya menggunakan strategi yang
kurang tepat. Metode-metode yang dipilih dipergunakan berdasarkan
manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki
khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang
akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan
pengalaman belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga
dibutuhkan alat bantu yang digunakan untuk menghilangkan
verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang telah
disampaikan.
Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat
mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir
kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat
dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas
kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan
penerapan metode yang tepat dengan berbagai macam indikator
tersebut dapat meningkatkan minat siswa pada bahan pelajaran yang
disampaikan dan minat yang besar pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap prestasi yang akan diraihnya.
c. Macam-macam Metode Pembelajaran
Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode
pembelajaran dikatakan tepat dan baik jika dapat mendukung dan
didukung oleh faktor-faktor pembelajaran. Ditinjau dari segi
penerapannya metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan
untuk siswa dalam jumlah besar maupun jumlah kecil, ada juga yang
tepat digunakan di dalam maupun di luar kelas.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah
dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
beberapa metode mengajar. Beberapa metode mengajar antara lain
sebagai berikut :
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan
guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung
terhadap siswa (Djamarah 2002 : 110). Metode ini tidak
senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan
baik, didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-
batas kemungkinan dalam penggunaannya.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab menurut Sudjana (2002 : 78) adalah metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi menurut Djamarah (2002:102) adalah cara
penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan
yang disertai dengan penjelasan lisan.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-
siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama.
5. Metode latihan (drill)
Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan dan
keterampilan dari apa yang telah dipelajari oleh siswa.
6. Metode pemberian tugas (resitasi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih
luas. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan
di dalam kelas, halaman sekolah, laboratorium, perpustakaan, di
rumah ataupun dimana saja.
7. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah kelompok siswa yang
mengerjakan pelajaran secara bersama-sama dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran (Ahmadi 1997:89). Kerja kelompok
akan berjalan efektif dan efisien apabila kelompok tersebut
mempunyai tujuan tertentu, setiap anggota kelompok sadar dan
mampu menghayati peran sertanya, serta mau berpartisipasi sesuai
dengan tujuan kelompoknya.
3. MINAT BELAJAR
a. Pengertian Minat
Prestasi belajar secara umum dapat dipengaruhi beberapa faktor,
yang salah satunya adalah minat belajar. Hal ini sesuai pendapat Sumadi
Suryabrata yang mengatakan bahwa kalau seseorang tidak berminat pada
sesuatu, maka tidak dapat dihasilkan belajar yang baik (1983: 10-11).
Berhubungan dengan minat, Winkel mengatakan bahwa minat
merupakan kecenderungan yang menetap subyek untuk merasa tertarik
pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung
didalamnya (1986: 30).
Bertolak dari pendapat ini dapat diartikan bahwa minat
merupakan kecenderungan individu untuk menyenangi suatu obyek yang
tumbuh tanpa adanya suatu paksaan. Seseorang melakukan sesuatu
karena sadar. Kesadaran ini timbul karena adanya keyakinan bahwa
perbuatan yang dilakukan akan mendatangkan kesenangan bagi dirinya.
Meskipun minat lahir atas kesadaran tetapi tidak mungkin terlepas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pengaruh lingkungan sekitarnya. Lingkungan itu dapat mempengaruhi
seseoang atau individu apabila menurut individu lingkungan tersebut
mempunyai sangkut paut dengan kepentinganya.
Individu bukanlah suatu makhluk yang pasif dalam kehidupanya
di dunia ini. Mereka memerlukan interaksi dengan sosial yang ada.
Interaksi ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai
kematangan atau kesempurnaan didalam kehidupanya. Dia akan selalu
melibatkan diri dalam gejala sosial atau aktivitas-aktivitas tertentu.
Untuk dapat menerima dan menghargai gejala sosial dan
aktivitas-aktivitas tersebut, seseorang lebih dahulu harus menyadari akan
arti dan manfaat gejala sosial dan aktivitas itu bagi dirinya. Dalam
menentukan pilihan dalam suatu kegiatan tertentu, minat merupakan
salah satu aspek psikis yang sangat membantu untuk menetapkan pilihan
yang berguna bagi dirinya.
Keberadaan minat selalu berkaitan dengan hadirnya motif dan
perhatian, menurut Skiner bahwa minat merupakan motif yang
menunjukan arah perhatian individu pada obyek yang menarik (Skiner
dalam Nurdjito, 1989: 6). Motif sebagai daya penggerak dari dalam
individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya
tujuan. Sedangkan perhatian merupakan pemusatan kesadaran individu
terhadap suatu obyek. Individu yang secara sadar menaruh perhatian
terhadap suatu obyek tetapi tidak disertai dengan lahirnya kekuatan dari
dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan aktivitas-aktivitas guna
mencapai tujuan, belum dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai
minat terhadap obyek yang diperhatikan. Di lain pihak, Bimo Walgito
mendefinisikan minat sebagai berikut:
“Minat sebagai suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian
terhadap suatu obyek dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui
dan mempelajari serta membuktikan lebih lanjut”. (1981: 38).
“Minat mengandung unsur perhatian, minat juga mengandung unsur
keinginan, baik untuk mempunayai keinginan untuk memiliki maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
keinginan untuk mengetahui dan mempelajari obyek yang diingini itu”
.(1983: 38).
Menurut Wayan Nukoncara (1981: 124) Kartini Kartono (1980:
109), dan Bimo Walgito (1983: 38) pada umumnya hakekatnya minat
merupakan perhatian, keinginan dan merasa senang terhadap suatu
obyek.oleh karena itu seseorang yang sedang memperhatikan suatu
obyek yang menarik minatnya tidak mudah dialihkan perhatianya, ini
berarti bahwa perhatian seseorang terhadap suatu obyek yang di minati
misalnya mata pelajaran sosiologi siswa kelas I SMA Negeri 1 Boyolali,
tidak mudah dialihkan ke obyek- obyek lainya atau dengan kata lain,
perhatian seseorang terhadap suatu obyek yang diminatinya selalu
melekat dalam diri orang itu kapan dan dimanapun orang tersebut ada.
Sesuai dengan pendapat ini, individu dianggap mempunyai minat
terhadap sesutau apabila individu tersebut sudah menunjukan perhatian
dan keinginan untuk mengetahui, mempelajari atau membuktikan lebih
lanjut. Dengan demikian individu yang memperhatikan sesuatu tanpa
disertai dengan keinginan untuk mengetahui, mempelajari atau
membuktikan lebih lanjut belum dapat dikatakan bahwa individu tersebut
belum mempunyai minat terhadap sesuatu yang diperhatikan. Hal ini
juga berlaku pada mata pelajaran Sosiologi. Jadi siswa yang hanya
memperhatikan berlangsungnya proses belajar mata pelajaran Sosiologi
tanpa disertai keinginan untuk mengetahui, mempelajari atau
membuktikan lebih lanjut belum dapat dikatakan bahwa siswa tersebut
belum mempunyai minat terhadap pada mata pelajaran Sosiologi.
Kemudian menurut pendapat Strong yang dikutip oleh
Kusmiyanto bahwa dalam pengertian minat disamping terdapat
kecenderungan untuk medekati obyek dan perbuatan sesuatu
terhadapnya, terdapat pula perasaan senang yang menyertainya
(Kusmiyanto, 1992: 17). Menurut pendapat ini minat mengandung tiga
unsur pokok yaitu perahtian, perbuatan, dan perasaan senang. Individu
baru dapat disebut mempunyai minat belajar pada mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sosiologi apabila individu yang bersangkutan menaruh perhatian
terhadapnya. Kemudian perbuatan tersebut diwujudkan dalam suatu hal
yang nyata. Perbuatan yang dilakukan atas dasar kesadaran bukan karena
paksaan, sebab melalui perbuatan seperti ini individu akan memperoleh
kesenangan.
Dari berbagai pengertian minat pada diskripsi teoritik di atas
dapat di tarik kesimpulan suatu pengertian, bahwa bangkitnya minat
diawali dengan adanya interaksi. Adanya suatu objek yang terpilih
menjadi perhatian. Kemudian perhatian yang berkembang menjadi kuat
dapat menimbulkan perasaan senang. Perasaan senang yang terjaga dan
tumbuh dalam individu dapat terwujud dalam bentuk aktivitas-aktivitas.
Aktivitas-aktivitas nyata dapat berlangsung apabila individu sudah
mempunyai keinginan untuk berbuat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam
pribadi seseorang yang mendorong kemampuan individu melalui
aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi sangat diperlukan
dalam melakukan aktivitas. Dalam hal ini motivasi sangat diperlukan
dalam pendidikan dan pengajaran karena dengan motivasi ini diharapkan
dapat mencapai hasil yang memuaskan atau hasil yang seoptimal
mungkin.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
a. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar yang ditinjau dalam penelitian ini adalah
lingkungan belajar yang ada dirumah atau tempat tinggal siswa berada.
Karena sebagian besar waktu yang dimiliki siswa dihabiskan ditempat
tinggalnya. Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam
proses belajar siswa. Seperti yang diketahui siswa hidup dalam
masyarakat, tidak lepas dari lingkungan fisik maupun lingkungan sosial,
baik masyarakat luar maupun keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Sehubungan dengan ini Hutabarat (1986: 203-212) mengemukakan
untuk meningkatkan keberhasilan belajar lingkunagn belajar perlu
diperhatikan, misalnya penerangan dalam kamar belajar, penerangan
yang cukup terang akan membuat suasana hati gembira dan sebaliknya
penerangan yang gelap akan membuat kelelahan mata dan otak. Harus
terdapat peredaran udara yang langsung berhubungan dengan udara
bersih diluar, karena selama belajar siswa berada maka udara bersih
sangat diperlukan, untuk mengatasi sakit pernafasan.
Lebih lanjut Sumadi Suryabrata (1983: 7) mengelompokan
lingkungan menjadi dua yaitu : a) lingkungan alami dan 2) lingkungan
sosial.
i. Lingkungan Alami
Yang termasuk lingkungan alami adalah udara, suhu, cuaca, waktu (pagi,
siang dan malam), tempat (letaktnya dan pergedunganya) atau tempat
belajar dan alat untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku atau
alat peraga) hal ini sangat berpengaruh terhadap proses atau perbuatan
belajar.
ii. Lingkungan Sosial
Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah : manusia (sesama
manusia) baik manusia itu hadir (ada) maupun kehadiranya itu tidak
hadir secara langsung. Kehadiran seseorasang secara langsung pada
waktu siswa sedang melakukan belajar akan menggangu kegiatan
belajarnya, seperti siswa sedang dikamar, kemudian terdengar banyak
orang-orang ramai disampingnya atau hilir mudik, keluar masuk kamar
belajar itu, maka hal ini jelas akan mengganggu belajarnya. Disamping
itu kehadiran seseorang secara tidak langsung seperti potret, suara radio
atau tape recorder dapat juga mengganggu konsentrasi, sehingga
perhatian siswa tidak dapat tertuju pada hal yang dipelajarinya.
Sementara Bimo Walgito (1982: 127-128) juga berpendapat bahwa
prestasi dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang berhubungan dengan :
a. Tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tempat belajar sebaiknya merupakan tempat tersendiri jauh dari
kebisingan, warna dinding tidak mencolok, terdapat ventilasi, cukup
udara karena jika udara pengap maka cenderung siswa akan
meninggalkan tempat belajar.
b. Alat-alat belajar
Terdapat alat-alat belajar yang lengakap dan cukup memadai untuk
belajar akan mendukung siswa belajar dengan baik. Sebaliknya jika alat-
alat belajar yang tidak lengakap dan kurang memadai, maka hal ini akan
mengganggu dalam proses belajar mengajar.
c. Suasana
Suasana erat kaitanya dengan tempat, untuk itu agar siswa dapat
belajar dengan tenang ditempat belajarnya perlu diciptakan suasana
belajar yang baik dan hal ini akan mempengaruhi hasil yang akan dicapi.
d. Waktu
Pembagian waktu belajar harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya,
maka untuk itu siswa membuat jadual atau daftar waktu belajar agar
dapat belajar secara teratur dan menurut waktu yang ditentukan dalam
rencana. Kegagalan belajar banyak disebabkan karena kurang pandai
mengatur belajar. Sedangkan lamanya belajar tergantung IQ, kecepatan
seseorang dalam menangkap pelajaran dan minat, karena belajar yang
lama akan melelahkan dan kurang efisien.
e. Pergaulan
Pergaulan mempunyai pengaruh dalam belajar siswa. Jika lingkungan
pergaulan siswa terdiri dari anak yang suka belajar, maka hal ini akan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi siswa untuk belajar.
Sebaliknya jika lingkungan pergaulan siswa terdiri dari anak yang malas
belajar, maka siswa tersebut akan terpengaruh enggan untuk belajar. Hal
ini akan melemahkan minat belajarnya yang kemudian akan
mempengaruhi pula terhadap hasil belajarnya.
Sehubungan dengan lingkungan faktor diatas, dalam penelitian ini
lingkungan tempat tinggal yang selanjunya disebut sebagai lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
belajar dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan fisik seperti tempat
belajar, keadaan udara, penerangan waktu belajar, dan alat belajar yang
meliputi alat tulis, buku, majalah, atau alat lain yang dapat dipakai untuk
belajar. Dan lingkungan sosial yang berupa orang tua, teman, atau orang
lain yang dapat mendorong siswa serta susasana yang berada ditempat
tinggal siswa.
Lingkungan belajar yang dimaksud disini adalah lingkungan yang
berupa fasilitas yang tersedia yang berupa fasilitas fisik seperti ruang
belajar, letak ruangan, pencahayaan, sirkulasi udara harus bebas dari bau
busuk, maupun fasiltas belajar yang beruapa alat-alat yang dipakai untuk
belajar, hubungan orang tua, teman atau orang lain yang dapat membantu
atau mendorong belajar serta suasana yang ada. Tempat tinggal yang
gaduh dan bising dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa.
Sebaliknya lingkungan yang tenang dapat membantu belajar siswa.
4. MOTIVASI BELAJAR
a. Pengertian Motivasi Belajar
Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah
melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan
adanya sesuatu yang mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi.
Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
mendesak (Sardiman,2005:73).
Menurut Purwanto (2002:73), motivasi adalah suatu usaha yang
disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2002:121).
Dari beberapa definisi motivasi tersebut, pada dasarnya
mengandung arti atau maksud yang sama yaitu bahwa motivasi adalah
dorongan yang menyebabkan terjadinya suatu perbuatan guna mencapai
suatu tujuan. Yang dimaksud motivasi dalam hal ini adalah motivasi
belajar, yaitu suatu dorongan atau kemauan seseorang untuk melakukan
aktivitas belajar agar prestasi belajar dapat dicapai.
Motivasi mempunyai tiga komponen utama yaitu kebutuhan,
dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang mereka miliki dengan apa yang
mereka harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan
merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan
atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut
merupakan inti dari pada motivasi (Dimyati. DKK, 2005:88).
Di dalam kenyataan motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri
siswa. Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada
juga yang rendah motivasinya. Oleh karena itu seorang guru harus bisa
membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa agar dapat
mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi,
guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat
membangun motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajarkan,
diharapkan seterusnya siswa akan meminati pelajaran tersebut.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Dimyati dan
Mudjiono (2002:85) mengemukakan pentingnya motivasi belajar bagi
siswa adalah sebagai berikut:
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar,proses, dan hasil akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan
dengan teman sebaya.
c. Mengarahkan kegiatan belajar.
d. Membesarkan semangat belajar.
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
yang berkesinambungan, individu dilatih untuk menggunakan
kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru.
Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa
bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut :
a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil.
b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas yang
bermacam-ragam, ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan
perhatian, ada yang bermain, di samping yang bersemangat untuk belajar.
c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara
bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur,
teman diskusi, penyemangat, atau pendidik.
d. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogi.
b. Jenis-jenis Motivasi
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
melakukan belajar. Menurut sifatnya motivasi dibagi menjadi dua yaitu
motivasi yang bersumber dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan
dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik). (Sardiman, 2006:89).
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar
karena didorong tujuan ingin mendapatkan pengetahuan, nilai dan
keterampilan.
2. Motivasi Ekstrinsik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah
dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik maupun
ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak
untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-
marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa
yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena
itu kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan
perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tentram,
tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil tersebut mudah untuk
dipengaruhi.
d. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi siswa
Guru adalah pendidik profesional yang selalu bergaul dengan
siswa. Intensistas pergaulan dan bimbingan guru tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga sebagai seorang
yang profesional guru harus mampu membelajarkan siswa secara
bijaksana (Dimyati, 2005:97-100).
Motivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa karena
fugsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan
belajar. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan
inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar.
a. Ciri-ciri motivasi belajar
Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri
seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk
sukses).
4. Mempunyai orientasi ke masa depan.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka
orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan
belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara
mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah
umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah
termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila
mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai
keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata
lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya
motivasi maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar
yang baik.
b. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2006:92-95) ada beberapa bentuk dan cara
untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah, antara lain:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi
siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang
biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport
angkanya baik-baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah
untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan
tersebut.
3. Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga
untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik
hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa
untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada
motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar
kalau disertai dengan minat.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan
timbul gairah untuk terus belajar.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator motivasi
belajar dalam penelitian ini adalah:
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Keinginan untuk sukses.
3. Suka bekerja keras.
4. Berorientasi jauh ke depan.
5. METODE DEMONSTRASI
a. Pengertian Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir (Syaiful Bahri Djamarah,
1991: 72 ). Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku
dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan
metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan,
tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi penggunaan metode yang
bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar bila
penggunaannya tidak tepat dan tidak didukung oleh situasi serta kondisi
psikologis anak didik ( Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 46).
Muhibbin Syah (2000), Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan
urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan.
Syaiful Bahri Djamarah (2000), Metode demonstrasi adalah
metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara
kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Demonstrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu siswa mencari
jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Metode demonstrasi menurut peneliti merupakan metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
ataupun tiruan. Sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
Muhibbin Syah (2000), penggunaan metode demonstrasi dalam
proses belajar-mengajar memiliki arti penting. Banyak keuntungan
psikologis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi,
antara lain:
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.
b. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan.
c. Lakukan uji coba demonstrasi.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c. Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan
tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran, metode demonstrasi memiliki
beberapa kelebihan (Sanjaya,2006: 152 ), diantaranya:
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
d. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
e. Kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh
kenkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.
f. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan
demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
kelemahan (Sanjaya,2006: 152 ), diantaranya:
a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih lebih profesional. Di
samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran
6. PRESTASI BELAJAR
a). Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah
laku/penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya sedangkan
dalam arti luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menuju keperkembangan pribadi seutuhnya kemudian dalam arti sempit
belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya. (Sardiman A.M 1996:22-23).
Colin Rose, (2002: 11) Belajar adalah petualangan seumur hidup,
perjalanan explorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal
kita sendiri. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh adanya pengalaman dan latihan. Perubahan tersebut
berlaku baik perubahan secarajasmani maupun rohani yang merupakan
reaksi terhadap perubahan terhadap perubahan keadaan. Sedangkan
prestasi belajar bisa dimaknai sebagai kemampuan individu untuk
menangkap (menyerap) materi pelajaran yang ia pelajari dalam proses
belajar mengajar. Adapun ukuran tinggi rendahnya prestasi belajar
individu atau siswa yang sedang belajar bisa dilihat dari banyak tidaknya
materi pelajaran yang dikuasai setelah terjadinya proses pembelajaran.
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yakni “prestatie” kemudian
dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Zainal
Arifin, 1990:2-3). Prestasi belajar ialah perubahan kemampuan yang
meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prestasi belajar
merupakan ukuran keberhasilan peserta didik dalam melakukan kegiatan
belajar.
Prestasi belajar dapat diperoleh dengan perangkat tes. Hasil tes
tersebut dapat memberikan informasi mengenai kemampuan atau
perubahan tingkah laku dari hasil belajar. Siswa dikatakan telah berhasil
dalam belajar manakala prestasinya menunjukkan nilai yang tinggi atau
sesuai dengan target yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Prestasi belajar dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
pembelajaran yang direncanakan guru. Dari hasil evaluasi ini dapat
digunakan sebagai acuan untuk perbaikan metode, melengkapi sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
belajar, sarana dan prasarana, media pendidikan, alat peraga
sertapenguasaan bahan yang akan disampaikan kepada siswa.
Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang
dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan
berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Zainal Arifin, (1990:3-4) prestasi belajar mempunyai
fungsi utama, antara lain: prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, lambang
pemusatan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan,
indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan dan Prestasi
belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan anak
didik.
Cronbach dalam kutipan Zainal Arifin (1990:4) kegunaan prestasi
belajar banyak ragamnya, antara lain:
1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dan pengajar.
2) Untuk keperluan diagnostic.
3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
4) Untuk keperluan seleksi.
5) Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.
6) Untuk menentukan isi kurikulum.
7) Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah
Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi
belajar. Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-
perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang
nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam
prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan,
persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar
siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya
dalam belajar.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Belajar bukan merupakan aktifitas yang mandiri, melainkan dalam
pencapaian prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
ikut menentukannya. Sumadi Suryabrata (1987) mengklasifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam meraih prestasi belajar ke dalam
dua bagian yaitu :
a. Faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, meliputi faktor
psikologis dan fisiologi. Faktor psikologis terdiri dari kondisi panca
indera dan fisiologi umum. Sedangkan faktor psikologis meliputi
minat, kecerdasan, motivasi dan lain-lain.
b. Faktor yang berasal dari luar diri si pelajar, meliputi faktor
lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan bersunber
dari faktor alam dan sosial. Sedangkan faktor instrumental meliputi :
kurikulum, program, guru, sarana atau fasilitas dan lain-lain.
Guru merupakan faktor instrumental yang berperan sangat penting
proses belajar mengajar dari merancang tujuan, menyediakan materi,
menggunakan metode dan media pembelajaran, guna pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.
Dikutip dari Main Sufanti (2010:22) pembelajaran dilakukan untuk
memahami dan menguasai apa yang dipelajari. Confasius mengatakan :
a. Apa yang saya dengar, saya lupa
b. Apa yang saya lihat, saya ingat
c. Apa yang saya lakukan, saya faham
Dengan adanya demonstrasi yang dapat dilihat paling tidak lebih
mudah diingat siswa sehingga lebih mudah dalam memahaminya.
Dari tim pengembangan pelatian PPG (2010:9) guru adalah
pengelola, sebagai guru harus menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Melalui
pengunaan metode yang tepat sehingga pembelajaran tidak
membosankan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih
giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan
guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara
guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan
memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru
harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan
memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
Menurut Tim Pengembangan Pelatihan PPG (2010:9) peran guru
sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa
segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami
setiap pesan yang disampaikan. Guru harus dapat menunjukan bagaimana
caranya agar setiap materi pelajaran dapat lebih dipahami dan dihayati
oleh setiap siswa. Oleh karena itu, sebagai demonstrator erat kaitannya
dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
c) Pengukuran prestasi belajar
Dalam dunia pendidikan, menilai/mengukur merupakan salah satu
kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu
proses belajar dan mengajar. Di Indonesia kegiatan menilai prestasi
belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat dalam sebuah buku
laporan yang disebut rapor. Dalam rapor dapat diketahui sejauh mana
prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau gagal
dalam suatu mata pelajaran.
Wand and Brown dalam kutipan Zainal Arifin.“ The act or process
of ascertaining the extent or quantity of something” yang artinya
pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk memastikan luas
atau kuantitas sesuatu. Robert L. Ebel dalam kutipan Syaifuddin Azwar
(1998 :14) fungsi utama tes prestasi adalah mengukur prestasi belajar
pada siswa.
Syaifuddin Azwar (1998 :11) menyebutkan bahwa ada beberapa fungsi
penilaian dalam pendidikan, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Penilaian berfungsi selektif (fungsi sumatif)
Fungsi penilaian ini merupakan pengukuran akhir dalam suatu
program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat
dinyatakan lulus atau tidak dalam program pendidikan tersebut. Dengan
kata lain penilaian berfungsi untuk membantu gurumengadakan seleksi
terhadap beberapa siswa, misalnya :
1). Memilih siswa yang akan diterima di sekolah
2). Memilih siswa untuk dapat naik kelas
3). Memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Fungsi penilaian ini selain untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa
juga mengetahui kelemahan siswa sehingga dengan adanya penilaian,
maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing
siswa. Jika guru dapat mendeteksi kelemahan siswa, maka kelemahan
tersebut dapat segera diperbaiki.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (Placement)
Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui dimana seharusnya siswa tersebut
ditempatkan sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya
pada prestasi belajar yang telah dicapainya.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nunik Hidayatul Fitriah (2009), tentang
“Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa tentang Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V MI Wahid Hasyim di
Gondanglegi Malang”, menyimpulkan bahwa setelah perlakuan berupa
penggunaan metode demonstrasi diberikan pada kelas eksperimen dan
penggunaan metode konvensional diberikan pada kelas kontrol, keaktifan
siswa, keberanian dalam mengemukakan pendapat, kemandirian belajar,
dan peningkatan dalam mengerjakan tugas sangat berbeda, yaitu rata-rata
hasil postes (siklus III) kelas eksperimen adalah 2,50 dan rata-rata hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
postes (siklus III) kelas kontrol adalah 2,19, dan (3) selisih peningkatan
motivasi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen cukup
mencolok, yaitu 0,31. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode
demonstrasi dalam pembelajaran sifat-sifat cahaya benar-benar
berpengaruh pada peningkatan motivasi siswa kelas V MI Wahid Hasyim
Gondanglegi Malang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ummu Amalia (2009), tentang “Hubungan
Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqih di MAN Wlingi Blitar”, menyimpulkan bahwa
Hubungan penggunaan metode demonstrasi terhadap motivasi berprestasi
siswa pada mata pelajaran fiqih di MAN Wlingi Blitar dapat dilihat dari hasil
perhitungan rumus product moment diperoleh sebesar r = 0,558 jika
dikonsultasikan dengan harga tabel taraf signifikansi 5 % untuk jumlah
sampel 70 siswa adalah 0,558 sehingga rhitung > rtable (0,558 > 0,232) yang
membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ht diterima yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara penggunaan metode demonstrasi dengan
motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran fiqih.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nining Wahyuningsih (2009), tentang
“Penerapan Metode Demonstrasi Terbimbing dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VIII
Semester I SMP Negeri 10 Malang”, menyimpulkan bahwa setelah
diterapkannya metode demonstrasi terbimbing dalam pembelajaran
kualitatif prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Sedangkan untuk
kualitas pembelajaran fisika siswa yang diukur dari keterampilan proses
dari setiap pertemuan mengalami peningkatan dalam hal: keterampilan
dalam menggunakan alat, mengukur, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan keterampilan dalam bertanya.
C. KERANGKA BERFIKIR
Belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Keberhasilan seorang siswa
dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang bersangkutan.
Dalam proses belajar mengajar ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan antara lain adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting
karena motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sedangkan metode pembelajaran
juga salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar
mengajar, dengan metode yang tepat secara otomatis akan mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga kedua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil yang cukup besar
dalam kegiatan belajar.
Selama ini para guru dalam menyampaikan materi pelajaran
terkadang hanya terfokus pada metode konvensional saja, dimana guru
mengadakan ceramah tentang suatu materi pelajaran dan siswa
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan
situasi belajar kurang efektif, karena terkadang siswa merasa bosan
mendengarkan ceramah guru. Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan
bahwa metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Masing-masing metode memiliki kemampuan sendiri-sendiri dalam
mengungkapkan dan menggambarkan bahan ajar yang disampaikan guru.
Begitu pula kualitas efeknya terhadap pemahaman siswa yang ditimbulkan.
Salah satu jenis metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran adalah metode pembelajaran demonstrasi.
Mata pelajaran Sosiologi terutama di kelas XI membahas hal-hal yang
terkait dengan materi Konflik Sosial dan Diferensiasi Sosial, mulai dari
factor-faktor penyebab konflik, macam-macam konflik, cara pengendalian
konflik,serta diferensiasi sosial. Untuk itu, metode pembelajaran yang cocok
untuk menjelaskan tentang materi pelajaran tersebut adalah metode
demonstrasi, karena kesalahan– kesalahan yang terjadi bila materi tersebut
disampaikan dengan cara ceramah dapat diatasi melalui pengamatan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
contoh konkrit, sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan
membuat proses pembelajaran lebih bervariasi agar siswa tidak cepat bosan
dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan konsep pada kerangka teoritik maka dapat diketahui bahwa
minat belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini
dapat dipahami bahwa siswa yang kurang berminat dalam belajarnya maka
keinginan untuk berusaha mempelajari materi yang dituntutnya menjadi
kecil. Hal ini pada akhirnya menyebabkan prestasi belajar yang dicapai
cenderung menurun. Sebaliknya yang minat belajarnya tinggi, maka
keinginan untuk berusaha mempelajari materi yang dituntutnya menjadi
besar sehingga hal ini menyebabkan prestasi belajar yang dicapai cenderung
naik. Dengan demikian dapat diduga ada pengaruh antara minat belajar
terhadap prestasi belajar siswa. Dengan diterapkannya metode pembelajaran
demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Sosiologi.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model
demonstrasi dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar pada mata
pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Boyolali dengan
mempertimbangkan beberapa yang mendasari untuk memilih SMA Negeri 1
Boyolali sebagai tempat penelitian adalah:
a. SMA tersebut merupakan sekolah yang berstandar internasional sehingga
perlu adanya perubahan sistem pembelajaran yang digunakan di dalam
kelas maupun proses pembelajaran di kelas.
b. Banyak tenaga pendidik khususnya guru sosiologi yang masih
memerlukan peningkatan pengetahuan dalam hal penerapan metode atau
model pembelajaran yang lebih inovatif guna memperbaiki kegiatan
belajar-mengajar di kelas sehingga dapat pula memperbaiki hasil belajar
dari para siswa.
c. Di SMA Boyolali guru pengampu mata pelajaran sosiologi khususnya
banyak yang bukan murni lulusan mata pelajaran sosiologi sehingga perlu
adanya perubahan metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa.
d. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian
sejenis sehingga terhindar dari penelitian ulang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 1 BOYOLALI kelas XI IPS
1 kelas ini dipilih dengan alasan hasil belajar khususnya mata pelajaran Sosiologi
di kelas ini masih rendah, diharapkan melalui metode pembelajaran demonstrasi
dalam proses belajar mengajar Sosiologi hasil belajar semakin meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Penelitian ini dilaksankan pada semester gasal tahun ajaran 2011/2012 dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Rincian
Kegiatan
Tahun 2011 / 2012
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1 Tahap
persiapan
Pengajuan
judul
Pembuatan
perijinan
dengan
lembaga
terkait
Pengumpulan
data awal
(survey,
observasi,
identifikasi)
Penyusunan
proposal PTK
2 Tahap
pelaksanaan
Pengolahan
data awal
Penyusunan
instrumen &
kroscek
Perencanaan
tindakan siklus
1
Pelaksanaan
siklus 1 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pengamatan
tindakan
Refleksi
(menentukan
tindakan
lanjut)
Perencanaan
tindakan siklus
2
Melaksanakan
siklus 2
Refleksi dan
evaluasi
Refleksi
(menentukan
tindakan
lanjut)
Perencanaan
tindakan siklus
3
Melaksanakan
siklus 3
Refleksi dan
evaluasi
3 Tahap
penyelesaian
Analisis data
Penulisan
laporan hasil
PTK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 semester gasal di
SMA Negeri 1 Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
2. Obyek Penelitian
a. Penerapan model demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Pengukuran minat dan motivasi dalam keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran sosiologi dengan aktivitas belajar siswa dari
pembelajaran dengan model demonstrasi dalam kegiatan
pembelajaran.
C. Bentuk Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sehingga
prosedur dan langkah-langkah pelaksanaan penelitian mengikuti prinsip-
prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan untuk 3 siklus. Langkah-langkah secara lengkap prosedur
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Diagram Prosedur Penelitian (S.Arikunto,2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dilakukan pretes sebelum
tindakan pada tiap siklus. Sedangkan pada akhir pelaksanaan tindakan
dilakukan postes untuk mengetahui hasil belajar siswa yaitu peningkatan
prestasi belajar dan teknis pelaksanaan pembelajaran secara demonstrasi yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Keterangan :
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan merupakan bagian tersusun secara sistematis
dimana didalamnya terdapat kegiatan mempertimbangkan peristiwa-
peristiwa yang tidak terduga sehingga dapat mengurangi atau
mengeliminasi resiko yang ada.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan desain pembelajaran dengan
metode demonstrasi yang telah direncanakan bersama peneliti.dalam
usaha ini ke arah perbaikan suatu perencanaan bersifat fleksibel dan
siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam proses
pelaksanaan di lapangan.
3. Observasi
Obsevasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini sebagai
upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan.jika PTK dilakukan
secara bersama dan kolaboratif maka pengamatan harus dilakukan
oleh kolaborator,bukan guru yang sedang melakukan
tindakan.merujuk pada pendapat diatas bahwa observasi dilakukan
peneliti memang bersamaan dengan proses tindakan
berlangsung.dalam observasi inilah peneliti mulai mengambil data.
4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
telah dilakukan.refleksi sangat penting dalam PTK dimana dengan
refleksi dapat mengetahui mana yang perlu perbaikan mana pula yang
tidak.dan dapat pula mengetahui bagian mana yang telah mencapai
target.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
D. Teknik Pengumpulan Data
PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan
motivasi belajar siswa dalam keaktifan belajar mata pelajaran sosiologi di
SMA Negeri 1 Boyolali kelas XI ips 1 melalui model Demonstrasi yang
secara rinci teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Validitas
Sugiyono (2008) mengatakan bahwa instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) iu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Untuk instrumen test validitas yang digunakan validitas isi.
Menurut Sugiyono (1999), validitas isi dapat dilakukan dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen
dengan materi yang diteliti. Pada pengujian validitas isi dilakukan
dengan membandingkan antara instrumen yang disusun dengan
rancangan materi sosiologi. secara teknis pengujian validitas ini dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, yang di dalamnya
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor
butir pertanyaan.
Pendapat ini dipertegas oleh Sutrisno Hadi yang dikutip oleh
Sugiyono (1999) menyatakan bahwa bila bangunan teori sudah benar,
maka hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen yang berbasis
pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid. Setelah
diperoleh instrumen tersebut kemudian dimantapkan dengan
mengkonsultasikan pada ahli (expert judgment).
2. Reliabilitas instrumen
Sebuah instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi apabila dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg). Untuk
mengetahui tingkat kepercayaan/keandalan instrumen maka setelah butir-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
butir instrumen dilakukan validasi selanjutnya instrumen diuji
reliebilitasnya.
pengujian reliabilitas dilakukan penelitian ini dengan cara Test-
retest mengujicobakan postest beberapa kali pada responden yang sama
dan waktu yang berbeda.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen merupukan pengumpul data dalam penelitian. Tujuan dari
penggunaan instrumen adalah untuk memudahkan peneliti dalam
mengambil dan mengolah data. Menurut Sugiyono (2008: 305) instrumen
penelitian dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi dan
kuesioner.
Instrumen yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
dalam pemecahan masalah di penelitian ini adalah:
1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Instrumen lembar observasi aktivitas belajar siswa pada pelaksanaan
pembelajaran dengan metode secara demonstrasi digunakan sebagai pedoman
dalam mengamati pelaksanaan pembelajaran oleh guru serta perilaku
siswa.Lembar observasi aktivitas belajar berisikan aktivitas pada tahapan
pembelajaran yaitu pada saat pembuka,inti dan penutup.aktivitas siswa yang
diamati yaitu bertanya, menjawab pertanyaan,mengemukakan idea tau tanggapan
dan aktif saat merangkum.adapun lembar observasi keaktifan belajar siswa
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Lembar Observasi
JENIS AKTIVITAS SISWA PENGAMATAN KETERANGAN
1 Siswa mendengarkan & memperhatikan
penjelasan guru
2 Siswa mencatat hal yang penting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3 Siswa mengerjakan tugas merangkum
secara mandiri
4 Siswa mengerjakan tugas merangkum
secara bersama-sama
5 Siswa yang saat diterangkan malah
melihat alat lain
6 Banyaknya siswa yang bertanya
7 Banyaknya siswa yang mau menjawab
8 Banyaknya siswa yang mengantuk
9 Banyaknya siswa yang ngobrol
10 Banyaknya siswa yang mainan sendiri
(mainan hp, coret-coret buku atau meja)
2. Alat Ukur Kemampuan
Instrumen ini berupa tes obyektif dengan pertanyaan yang mengacu pada
indikator pembelajaran.tes ini dilakukan untuk melihat minat dan motivasi
belajar sehingga diperoleh hasil prestasi belajar siswa.test dilaksanakan
sebanyak 2 kali yaitu sebelum tindakan dilakukan (pretest) untuk
mengetahui hasil prestasi belajar awal siswa dan sesudah pelaksanaan
tindakan (postes),dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan minat dan
motivasi belajar siswa sehingga adanya peningkatan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran sosiologi.adapun kisi-kisi indikator terdapat di lampiran
2.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Data observasi aktivitas siswa yang diambil dalam penelitian ini adalah
hasil pengamatan observer terhadap aktivitas siswa selama proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pembelajaran di dalam kelas pada setiap siklus. Pedoman penilaian lembar
observasi atau pengamatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklus adalah
sebagai berikut:
a) Skor 1: siswa yang melakukan aktivitas sebanyak 0-8 siswa.
b) Skor 2: siswa yang melakukan aktivitas sebanyak 9-16 siswa
c) Skor 3: siswa yang melakukan aktivitas sebanyak 17-24 siswa.
d) Skor 4: siswa yang melakukan aktivitas sebanyak 25-32 siswa
Penentuan skor tentang aktivitas siswa di atas berdasarkan pada
jumlah siswa yang berjumlah 32 siswa. Untuk persentase aktivitas siswa
selama pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
%100maksimalpenilaian skor jumlah
pengamatanskor jumlah xpresentase
2. Terhadap data hasil tes prestasi belajar siswa, dilakukan analisis dengan
menentukan rata-rata nilai tes, peningkatan (gain) dari pretes dan postes
pada siklus I, II dan III, serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas belajar
pada siklus I, II dan III. Kemudian membandingkan hasil yang diperoleh
pada siklus I, II dan III.
5. Prosedur Penelitian
Secara rinci kegiatan pada masing-masing siklus dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Observasi awal
Tujuan pelaksanaan kegiatan observasi awal adalah untuk
memperoleh informasi mengenai keadaan kelas penelitian saat kegiatan
belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan secara langsung, peneliti
juga mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran sosiologi, untuk
memperoleh informasi tentang perkembangan belajar siswa dan
permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal kemudian dilakukan identifikasi
terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dalam kegiatan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
mengajar. Hasil dari refleksi observasi awal ini digunakan sebagai acuan
untuk menyusun rencana tindakan pada siklus I.
2. Siklus I
a. Rencana Tindakan I
Tindakan yang direncanakan pada pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar pada materi sosiologi tentang konflik
melalui observasi awal.
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses
pembelajaran, RPP bahan ajar dan media pembelajaran.
3) Penyusunan alat perekam data yang berupa soal tes hasil belajar,
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar dan kamera
sebagai bukti fisik terlaksananya penelitian tindakan.
4) Melaksanakan pembelajaran secara demonstrasi sesuai skenario
proses pembelajaran yang telah disusun.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pada tahap ini tindakan dilaksanakan sesuai yang sudah direncanakan,
yaitu:
1) Melakukan refleksi dan analisis terhadap permasalahan-permasalahan
temuan observasi awal. Hasil refleksi dan analisis ini kemudian
digunakan sebagai acuan untuk menyusun perangkat pembelajaran
dan alat perekam data.
2) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses
pembelajaran, RPP, bahan ajar dan serta media pembelajaran.
3) Menyusun alat perekam data yang berupa lembar soal tes hasil belajar,
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran secara demonstrasi.
4) Melaksanakan pembelajaran secara demonstrasi materi sosiologi
tentang konflik sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun.
c. Observasi I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pada tahap ini pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar
mengajar yang dilakukan peneliti sekaligus sebagai guru. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan lembar jawab hasil belajar siswa pada
pelaksanaan pembelajaran secara demonstrasi.
d. Analisis dan refleksi I
Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan
selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan
data. Hasil kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan
rancangan pembelajaran yang dibuat dan daftar permasalahan serta
kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Hasil ini kemudian dijadikan
dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus II. Analisis dilakukan
secara deskripsi terhadap data pengamatan, yaitu dengan menghitung
persentase skor indikator yang muncul dari aspek-aspek yang diukur.
3. Siklus II
a. Rencana Tindakan II
Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan
alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus I dan mengembangkan perangkat pembelajaran pada siklus I yang
dinilai sudah cukup baik. Kegiatan ini meliputi:
1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I.
2) Menyusun alat evaluasi berupa soal tes awal dan tes akhir.
3) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi
sesuai hasil refleksi siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sesuai dengan
rencana tindakan II, yaitu:
1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I.
2) Menyusun alat evaluasi berupa soal tes awal dan tes akhir.
3) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi
sesuai hasil refleksi siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Observasi II
Pada tahap ini melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar
yang dilakukan guru dan siswa secara terus menerus. Pelaksanaan
tindakan II ini sesuai dengan rencana tindakan II yang dibuat berdasarkan
revisi dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I.
d. Analisis dan refleksi II
Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan
selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan
data. Analisis terhadap peningkatan hasil belajar dilakukan dengan:
1) Membandingkan hasil tes awal dan tes akhir siklus I dan tes awal dan
tes akhir siklus II.
2) Membandingkan ketuntasan siswa pada tiap siklus.
Hasil analisis dan refleksi digunakan untuk menentukan kesimpulan
akhir dari kegiatan pada siklus II.
4. Siklus III
a. Rencana Tindakan III
Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan
alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus II dan mengembangkan perangkat pembelajaran pada siklus II
yang dinilai sudah cukup baik. Kegiatan ini meliputi:
1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus II sesuai hasil refleksi
II.
2) Menyusun alat evaluasi berupa soal tes awal dan tes akhir.
3) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi
sesuai hasil refleksi siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan III
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus III ini sesuai dengan
rencana tindakan III, yaitu:
1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus II sesuai hasil refleksi
II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2) Menyusun alat evaluasi berupa soal tes awal dan tes akhir.
3) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi
sesuai hasil refleksi siklus II.
c. Observasi III
Pada tahap ini guru sebagi pengamat dan kolaborator melakukan
pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru.
Pelaksanaan tindakan III ini sesuai dengan rencana tindakan III yang
dibuat berdasarkan revisi dari hasil analisis dan refleksi pada siklus II.
d. Analisis dan refleksi III
Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan
selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan
data. Analisis terhadap peningkatan prestasi belajar dilakukan dengan:
1) Membandingkan hasil pretes postes siklus II dan pretes postes siklus
III.
2) Membandingkan nilai tes awal dan tes akhir pada tiap siklus, dan
3) Membandingkan ketuntasan siswa pada tiap siklus.
Hasil analisis dan refleksi digunakan untuk menentukan kesimpulan
akhir dari kegiatan pada siklus III.
6. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dengan metode Demonstrasi dapat dikatakan meningkat
apabila rata-rata hasil persentase seluruh aspek yang di amati lebih dari 60
%. Aspek-aspek yang di amati keaktifan belajar siswa dalam meningkatkan
minat dan motivasi pada mata pelajaran sosiologi adalah sebagai berikut:
1. Mencatat materi atau soal hasil pembahasan
Siswa mencatat materi/soal/hasil pembahasan yang diberikan guru.
2. Bertanya kepada guru /teman/merespon pertanyaan /instruksi guru/teman
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Siswa mengajukan baik kepada guru maupun siswa lainnya.pertanyaan
diajukan yang berkaitan dengan materi yang dipelaari saat proses belajar-
mengajar.
3. Berdiskusi/berpatisipasi dalam kelompok
Siswa tidak hanya berdiam diri ketika belajar secara berkelompok. Siswa
berusaha ikut berdiskusi dalam kelompok dan berpatisipasi
4. Berpatisipasi dalam tahap permainan (game)
Siswa berkelompok sesuai kelompok masing-masing dan ikut serta dalam
tahap permainan.siswa ikut menyelesaikan pertanyaan yang diberikan pada
permainan tersebut.
5. Memanfaatkan sumber belajar yang ada
Siswa memanfaatkan sumber belajar yang ada misalnya buku pelajaran,dan
lingkungan sekitar.
6. Berpatisipasi dalam pembuatan film yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari.
Siswa berkelompok dalam mendiskripsikan materi yang dipelajari sesuai
dengan keadaan di sekitar yang kemudian di dokumentasikan dalam bentuk
film secara berkelompok dan disesuaikan dengan tema yang di ambil.
7. Motivasi dalam mengikuti pembelajaran
Siswa antusias mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan
baik dalam memahami materi sosiologi.
Minat dan motivasi belajar siswa dinyatakan meningkat jika rata-
rata keseluruhan aspek dalam lembar observasi mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu peneliti melalukan pra
observasi siswa di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Boyolali. Berdasarkan hasil
pra observasi tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa kondisi di kelas pada
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru yang mengajar di kelas
menggunakan metode konvensional yaitu Metode pembelajaran yang
digunakan adalah ceramah dan tanya jawab. Kegiatan belajar hanya bersifat
satu arah yaitu transfer ilmu dari guru ke siswa, dimana guru bertindak sebagai
penyampai informasi tunggal dan siswa sebagai pendengar, sering siswa keluar
kelas, suasana kelas gaduh banyak siswa yang ngobrol berbisik bisik dengan
teman sebelahnya namun membahas hal lain selain pelajaran, ada beberapa
siswa yang tiduran kelihatan sangat malas mengikuti pelajaran,dan ada pula
siswa yang sibuk dengan aktifitasnya sendiri seperti bermain laptop tidak ada
interaksi keaktifan siswa dalam hal membahas pelajaran.
Setelah proses pembelajaran selesai maka peneliti menemui guru
pengampu mata pelajaran sosiologi. Kemudian menyampaikan tujuan dan
maksud kedatanganya yaitu akan melakukan penelitian dan kemudian meminta
waktu untuk melakukan wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran, guru
menanggapi dengan senang kedatangan peneliti kemudian menanyakan
kendala kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran meminta rekap
prestasi belajar siswa. Dari rekap nilai hasil ulangan, ternyata materi sosiologi
dari tahun ke tahun merupakan materi yang nilai rata-ratanya paling rendah
tahun pelajaran 2010/2011 untuk semester satu nilai rata-rata kelas terendah
adalah kelas XI IPS 1.
Dilihat dari kondisi siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar
pada umumnya masih bersikap pasif, mengantuk, dan berbicara sendiri pada
saat penyampaian materi, siswa cuma mendengarkan dan mencatat setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
diperintah oleh guru yang mengakibatkan siswa tidak fokus dalam pelajaran .
Suasana kelas sepi, siswa takut mengemukakan pendapatnya walaupun sudah
diberikan kesempatan oleh guru atau pun ditunjuk secara langsung. Kondisi
belajar mengajar di atas dikarenakan proses pembelajaran yang belum sesuai
di perkirakan karena metode pembelajarannya.
Maka bersama guru dan kolaborator peneliti mendiskusikan tentang
perubahan metode pembelajaranya dan metode pembelajaran yang di gunakan
adalah metode yang dirasa mampu membuat siswa menjadi aktif, kreatif dan
mempunyai rasa tanggung jawab, bertoleransi dengan teman sekelasnya yang
mengalami kesulitan dalam belajar dengan harapan akan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa dan metode tersebut adalah pembelajaran secara
demonstrasi, dimana guru nantinya mendemonstrasikan materi yang diajarkan.
Jumlah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Boyolali sebanyak 32
peserta didik yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 24 siswa putri. Pelaksanan
pembelajaran sosiologi dilaksanakan setiap hari selasa dan kamis yaitu 45
menit x 2 jam pelajaran jadi dari pukul 07:00 sampai dengan pukul 08:30.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan peneliti menyiapkan berbagai hal
agar proses pembelajaran secara demonstrasi dapat berjalan dengan
lancar sehingga prestasi belajar siswa meningkat, adapun persiapanya
sebagai berikut:
1) Membuat RPP supaya pelaksanaan proses belajar mengajar
berjalan sesuai dengan yang diharapkan sekaligus sebagai
pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran adapun RPP
pada lampiran.
2) Persiapan bahan ajar yaitu mempersiapkan materi yang akan di
sampaikan tentang konflik social yang mengacu pada RPP
penjabaran dari silabus di SMA NEGERI 1 BOYOLALI.Bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
yang digunakan untuk mengajar adalah LCD, Buku LKS,Film
materi tentang Konflik Sosial, Laptop.
3) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan metode
pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran secara
demonstrasi adapun sekenarionya sebagai berikut:
a) Membuka pelajaran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran (kompetensi
pembelajaran).
c) Melakukan tes awal.
d) Mengarahkan siswa untuk pembelajaran sosiologi materi
tentang konflik sosial dan menyiapakn siswa untuk
menempatkan diri agar dapat melihat dengan jelas apa yang
didemonstrasikan oleh guru.
e) Menyampaikan materi pelajaran secara demonstrasi di kelas.
f) Memberi kesempatan siswa bertanya dan sesekali guru
bertanya untuk mengecek pemahaman siswa.
g) Memandu siswa merangkum apa yang mereka dapat dari
demonstrasi guru.
h) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
i) Tes akhir di lanjutkan menutup pelajaran
j) Menutup pelajaran
4) Mempersiapkan alat evaluasi berupa butir-butir soal untuk tes
awal dan tes akhir untuk mengetahui peningkatan perstasi belajar
siswa dengan pembelajaran secara demonstrasi.
5) Pembuatan lembar observasi untuk melihat peningkatan aktivitas
belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran secara
demonstrasi.
Siklus I ini terlaksana dalam 2 kali pertemuan, terdiri dari
pembelajaran teori sosiologi dengan materi yang diajarkan tentang
konflik sosial selama 4 jam pelajaran tiap jam pelajaran 45 menit.
pelaksanaan tindakan, mengamati dan merekam berbagai komponen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
yang diamati melalui catatan lapangan, foto, dan lembar observasi
siswa agar hasil pengamatan secara keseluruhan dapat direfleksikan.
b. Pelaksanaan tindakan
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08
Mei 2012. Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran mulai pukul
08:45 WIB sampai dengan 10:15 WIB. Jumlah siswa yang hadir 32
orang siswa, dari 32 orang siswa yang ada. Dalam penelitian ini yang
bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar adalah peneliti sendiri
yang bertindak sebagai guru. Peneliti dibantu oleh satu rekan
pengobservasi untuk membantu melakukan observasi terhadap proses
belajar mengajar yang terjadi.
Pada siklus 1 pembelajaran dilaksanakan sesuai sekenario
pembelajaran yang telah didesain yaitu diawali guru dengan membaca
basmallah dan salam pembuka dan mengabsen siswa dilanjutkan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian membagi soal untuk tes
awal dan pelaksanaan selama 45 menit pada saat pelaksanaan guru
sambil memberitahu tentang kegunaan tes awal, dilanjutkan
menyampaikan materi secara demonstrasi mengenai materi tentang
Konflik Sosial.yang mencakup materi tentang berbagai pengaruh
diferensiasi social dan stratifikasi social, konflik yang terjadi di
masyarakat, sebab-sebab konflik, dan factor pendorong integrasi social.
Dalam menyampakan materi siswa dikondisikan agar mereka dapat
melihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh guru, cara menerangkan
guru menggunakan alat secara laangsung baik memperlihatkan film yang
berisi tentang konflik social yang sedang di alami masyarakat, kemudian
membimbing siswa untuk merangkum terhadap materi yang diajarkan
sambil menyimpulkan materi pembelajaran yang diajarkan secara
demonstrasi tersebut selama 45 menit. Setelah kegiatan merangkum
selesai kemudian diadakan tes akhir yang akan digunakan untuk
mengetahui kenaikan prestasi setelah dilakukan pembelajaran secara
demonstrasi yang dilakukan selama 45 menit sekaligus sebagai penutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pelajaran. Pada siklus pertama ini dibantu satu orang untuk observasi
terhadap keaktifan siswa masih banyak siswa yang melakukan kegiatan-
kegiatan yang mengganggu proses belajar mengajar karena di
mungkinkan merasa aneh belajar dengan metode pembelajaran yang baru
di ruang kelas sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa meskipun
bukan menyangkup materi yang diajarkan sehingga menyebabkan
konsentrasi siswa terpecah.
c. Hasil Observasi
Untuk mendapatkan data pengamatan sebagai bahan acuan evaluasi
proses pembelajaran secara demonstrasi maka dilakukan observasi.
Tahap pengamatan pada proses pembelajaran dengan 2 pengamat yang
berbeda. Proses pembelajaran teori dilakukan dengan 1 guru sebagai
penyampai materi secara demonstrasi sekaligus sebagai peneliti, 1 orang
sebagai pengobservasi dan 1 orang sebagai pengambil dokumentasi foto.
Pengobservasi memegang lembaran observasi data yang mencoba
direkam adalah aktivitas belajar dengan pembelajaran secara
demonstrasi, bagaimana keaktifan mereka untuk belajar yang positif
maupun negatif. Pada saat proses pembelajaran secara demonstrasi
pengobservasi mengamati dan memasukkan hasil amatan pada tabel
observasi.
Tabel 5. Data Observasi yang ditunjukan oleh siswa pada Siklus I
JENIS AKTIVITAS SISWA
Jumlah
siswa skor Persentasi aktifitas
1 Siswa mendengarkan & memperhatikan
penjelasan guru 10 2
30% 2 Siswa mencatat hal yang penting 8 1
3 Siswa mengerjakan tugas merangkum
secara mandiri 8 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4 Banyaknya siswa yang bertanya 3 1
5 Banyaknya siswa yang mau menjawab 2 1
Data yang terekam ini dinilai masih sangat kecil dari hasil yang
diharapkan disebabkan oleh :
1) Masih banyak siswa yang ramai namun belum menguasai
pelajaran.
2) Masih ada siswa yang bermalas-malasan dalam pelajaran karena
kurang terpantau oleh guru.
3) Siswa terlihat canggung dengan metode belajar yang baru yang
biasanya mencatat dengan melihat di papan tulis dilakukan dengan
membuat melihat langsung dan membuat kata-kata sendiri.
Dalam penelitian disiklus I pembelajaran secara demonstrasi
belum berjalan optimal dan siswa harus terus menerus dikondisikan
dalam keadaan tenang, karena siswa sangat tidak terbiasa dengan
kondisi yang sangat berbeda dengan apa yang biasa mereka kerjakan
ketika guru menggunakan metode konvensional yang menyebabkan
siswa cenderung pasif. Pelaksanaan dalam pembelajaran secara
demonstrasi belum optimal, hal ini disebabkan ada siswa yang
membahas hal lain selain pelajaran sehingga kurang konsentrasi
terhadap pelajaran, kemudian untuk perstasi belajarnya sebagai berikut.
Tabel 6. Nilai tes perstasi belajar siklus I
Keterangan/Nilai SIKLUS I
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 32 32 -
Rata-rata 3,9 6,3 2,4
Σ nilai ≥ 7,6 0 1 1
Dari tabel 1 di atas, terlihat bahwa terlihat nilai rata-rata tes awal
dan tes akhir siswa pada siklus I adalah terjadi peningkatan sebesar 2,4
sedangkan untuk jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 7,6 (jumlah siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
yang memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal) pada siklus saat tes
akhir tercatat 1 siswa atau 2 % masih jauh dari yang diinginkan.
d. Refleksi
Proses pembelajaran secara demonstrasi pada siklus I ini siswa
terlihat belum bisa maksimal menerima pembelajaraan siswa masih
ragu terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil dari pengamatan
dan penilaian dari tes perstasi belajar yang dilakukan dapat diambil
kesimpulan pada siklus I :
1) Aktivitas positif telah nampak pada proses pembelajaran dengan
metode pembelajaran secara demonstrasi menandakan ada
ketertariakan siswa terhadap metode pembelajaran.
2) Prestasi belajar yang didapat dari hasil tes akhir menunjukkan
peningkatan walaupun tidak besar, kemungkinan penyebab
terjadinya hal ini siswa masih belum siap dalam proses pembelajaran
dengan metode yang baru. Terjadi peningkatan sebesar 2,4 dari tes
awal dan baru 1 siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasan
minimum dari total siswa yang mengikuti yaitu 32.
3) Persiapan yang dilakukan kurang maksimal dalam menghindari
gangguan-gangguan yang dalam proses pembelajaran seperti
mencegah siswa untuk keluar kelas dan memantau supaya
pembelajaran secara demonstrasi tetap berjalan dengan maksimal.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi observasi dan penilaian siklus I, maka
akan dilanjutkan ke siklus II sebagai bahan perbaikan dan peningkatan
dari siklus sebelumnya. Pada siklus 2 diberikan dengan materi yang
sama tetapi lebih ditekankan pada materi yang kebanyakan siswa yang
tidak bisa menjawab test pada siklus 1. Perbaikan perbaikan yang
dilakukan dalam siklus 2 diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1) Mengkondisikan siswa agar lebih aktif dalam belajar dengan
metode pembelajaran secara demonstrasi.
2) Diberikan hukuman seperti lemparan pertanyaan bagi siswa yang
melakukan aktivitas negatif.
3) Mengkondisikan siswa untuk fokus belajar dengan mengurangi
aktivitas negatif, seperti melarang siswa keluar kelas.
Rencana tindakan pada siklus II pada pertemuan guru menyampaikan
materi dengan :
1). Menyampaikan skenario bahan ajar pada siklus II yang beracuan
pada hasil tes akhir siklus I.
2). Persiapan bahan ajar, yaitu mempersiapkan materi yang akan di
sampaikan pada siklus II tentang materi yang akan disampaikan
sama pada siklus I hanya pada bagian tertentu diulas lebih lambat
agar siswa lebih memperhatikan terutama pada bagian yang siswa
belum paham disiklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 Mei 2012
mulai pukul 08:45 WIB sampai dengan 10:15 WIB. Jumlah siswa yang
hadir 32 orang siswa, dari 32 orang siswa yang ada. Dalam penelitian
ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar adalah
peneliti sendiri bertindak sebagai guru. Peneliti dibantu oleh dua rekan
pengobservasi untuk membantu melakukan observasi terhadap proses
belajar mengajar yang terjadi.
Pelaksanaan tindakan siklus II ini peneliti yang sekaligus sebagai
guru di bantu oleh pengobservasi dalam mengkondisikan siswa sesuai
dengan refleksi siklus I maka pengobservasi saat awal pelajaran berada
di belakang siswa sambil sesekali memberi teguran kepada siswa yang
melakukan kegiatan yang negatif.
Pada siklus II pembelajaran diawali guru dengan membaca
basmallah dan salam pembuka kemudian mengabsen siswa dilanjutkan
dengan memberikan kritikan kepada siswa yang nilainya masih kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dan memberi motivasi, kemudian dilanjutkan menyampaikan tujuan
pembelajaran kemudian dibantu pengobservasi membagi soal untuk tes
awal selama 45 menit. Dilanjutkan menyampaikan materi secara
demonstrasi selama 45 menit yaitu mencakup materi tentang pengaruh
diferensiasi sosial, konflik sosial, faktor-faktor penyebab konflik,
bentuk-bentuk konflik, dampak sebuah konflik, konflik dan
kekerasan,cara pengendalian konflik dan kekerasan, integrasi sosial,
bentuk-bentuk integrasi sosial, faktor-faktor pendorong integrasi sosial.
Selanjutnya adalah siswa merangkum apa yang didapat setelah
guru mendemonstrasikan materi (menuliskan apa yang dilihat) siswa
boleh bertanya baik pada teman ataupun guru tetapi tidak boleh
membuka buku. penerapan ini berlagsung selama 45 menit yang
kemudian dilanjutkan tes akhir selama 45 menit. Selesai pelaksanaan
tes akhir guru menutup pelajaran dengan berdoa.
c. Hasil Observasi
Penilaian yang dinilai sama seperti pada siklus I. Data yang
terekam pada siklus II yaitu, pengobservasi memegang lembaran
observasi dan mengisikan hasil pengamatanya. Pada siklus II terekam
data bahwa ada kenaikan aktivitas positif yang mengindikasikan ada
beberapa % siswa yang mulai menunjukan peningkatan aktivitas positif
dengan metode pembelajaran secara demonstrasi yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas dimungkinkan karena pembelajaran selalu
diawasi dengan seksama oleh guru.
Tabel 7. Data Observasi yang ditunjukan oleh siswa pada Siklus II
JENIS AKTIVITAS SISWA Jumlah
siswa skor
Persentase
aktifitas
1 Siswa mendengarkan & memperhatikan
penjelasan guru 15 2
40%
2 Siswa mencatat hal yang penting 19 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3 Siswa mengerjakan tugas merangkum
secara mandiri 16 2
4 Banyaknya siswa yang bertanya 5 1
5 Banyaknya siswa yang mau menjawab 6 1
Dalam penelitian di siklus II pembelajaran secara demonstrasi
berjalan lebih baik dari pada siklus I aktivitaas negatif berkurang
karena siswa tersibukkan dengan pembahasan materi yang dilihatnya,
hal ini menyebabkan siswa cenderung konsentrasi dalam proses belajar
mengajar, dalam siklus ini terlihat banyak siswa yang mencatat hal hal
yang penting saat didemonstrasikan materi.
Dari pelaksanaan hasil tes akhir siklus II tercatat rata-rata nilai
menjadi 7,2 menandakan terjadi peningkatan sebesar 0,9 dari tes awal
siklus 2 yang nilai rata-rata sebesar 6,3. Tes diikuti oleh 32 siswa yang
nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal menjadi 12 siswa atau 33
%, menandakan terjadi peningkatan jika dibandingkan dari tes awal
siklus siklus 2 atau pun tes akhir siklus 1.
Tabel 12. Nilai tes perstasi belajar siklus II
Keterangan/Nilai SIKLUS II
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 36 36 -
Rata-rata 6,3 7,2 0,9
Σ nilai ≥ 7,6 1 12 11
d. Refleksi.
Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran secara
demonstrasi lebih baik dari siklus I yang dilaksanakan dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mengkondusifkan siswa untuk mengikuti pelajaran lebih serius.
Peningkatan aktivitas yang positif siklus II lebih dipengarui guru dalam
membawa situasi kelas untuk belajar, serta meminimalisir gangguan
terutama dari siswa yang membuat gaduh, apabila gangguan tersebut
dapat diminimalisir maka juga akan berdampak meminimalisir
gangguan terhadap siswa yang lain dalam mengikuti proses
pembelajaran, di samping agar siswa tidak terpengaruh.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa
pada silkus II peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa belum
mencapai indikator keberhasilan dan masih ada kelemahan, maka akan
dilanjutkan untuk ke siklus III sebagai bahan perbaikan dan peningkatan
dari siklus II. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan yang direncanakan
dalam siklus III pada materi tentang konflik sosial dan integrasi social agar
siswa tuntas dalam belajar diantaranya:
1) Mengarahkan siswa yang masih kurang aktif dan yang masih ramai,
dengan cara lebih sering mendekati supaya siswa lebih konsentrasi
dalam pembelajaran
2) Mengkondisikan siswa agar lebih aktif dalam belajar dengan metode
pembelajaran secara demonstrasi
3) Mengkondisikan siswa untuk fokus belajar dengan mengurangi
aktivitas negatif, seperti melarang siswa keluar kelas.
4) Guru dibantu kedua rekan pengobservasi untuk mendampingi jalannya
pembelajaran agar pembelajaran secara demonstrasi lebih maksimal.
Rencana tindakan pada siklus III pada pertemuan guru menyampaikan
materi dengan :
1). Menyusun skenario pembelajaran beracuan pada tes akhir siklus II.
2). Persiapan bahan ajar yaitu mempersiapkan materi yang akan di
sampaikan pada siklus III tentang konflik social.
b. Pelaksanaan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Pelaksanaan tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada Hari Selasa,
tanggal 15 Mei 2012 mulai pukul 08.45 WIB sampai dengan 10.15 WIB.
Pada siklus III ini materi yang disampaikan guru kepada siswa adalah
sama dengan siklus sebelumnya. Pembelajaran pada siklus III dengan
pembelajaran secara demonstrasi dan merupakan perbaikan dari siklus II,
yaitu kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan tindakan kelas siklus II
dibenahi yang akan diterapkan pada siklus III ini. Guru mengawali
pembelajaran dengan salam pembuka dan siswa serentak membalas salam
dari guru. Pelajaran dilanjutkan dengan memberi motivasi kepada siswa
dan dilanjutkan tes awal selama 45 menit, setelah selesai dilanjutkan
materi secara demonstrasi adapun mencakup materi tentang pengaruh
diferensiasi social dan stratifikasi social , konflik social, factor-faktor
penyebab konflik, bentuk-bentuk konflik, dampak sebuah konflik, konflik
dan kekerasan, cara pengendalian konflik dan kekerasan.integrasi social,
bentuk-bentuk integrasi social, factor-faktor pendorong integrasi social.
yang mengikutsertakan siswa secara bergantian dan lebih banyak siswa
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan dari guru hal ini dilakukan
supaya siswa lebih aktif dalam belajar, setelah ada beberapa siswa yang
menjawab pertanyaan guru yang berhubungan dengan materi sesuai yang
diharapkan guru baru materi dilanjutkan kembali.
Selesai menyampaikan materi dilanjutkan merangkum dan
membimbing pelaksanaan merangkum guru berkeliling dan mendekati
siswa menanyakan bagian mana yang belum jelas kemudian guru
mengarahkannya. Suasana sudah makin kondusif, setelah semua hampir
semua siswa merangkum secara mandiri menyimpulkan materi yang di
pelajarinya, untuk menyamakan persepsi mereka maka guru
menyimpulkan semua masukan dari simpulan siswa. Sebelum mengakhiri
pembelajaran guru melakukan evaluasi dengan pelaksanaan tes akhir di
akhir pembelajaran guru menutup pembelajaran dengan hamdallah dan
salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c. Hasil Observasi
Pengumpulan data dilakukan oleh pengobservasi pada saat proses
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Aktivitas siswa selama
pembelajaran juga diamati. Pada siklus III menurut pengobservasi kinerja
pendidik untuk kegiatan pendahaluan baik. Kegiatan inti guru meliputi
memfasilitasi, menyampaikan materi dan membimbing pelaksanaan
merangkum, dilakukan guru dengan baik.
Tabel 8. Data Observasi yang ditunjukan oleh siswa pada Siklus III
JENIS AKTIVITAS SISWA Jumlah
siswa skor
Preseatase
aktifitas
1 Siswa mendengarkan & memperhatikan
penjelasan guru 21 3
60 %
2 Siswa mencatat hal yang penting 20 3
3 Siswa mengerjakan tugas merangkum
secara mandiri 23 3
4 Banyaknya siswa yang bertanya 6 1
5 Banyaknya siswa yang mau menjawab 10 2
Pada siklus III terekam data bahwa ada kenaikan aktivitas positif
yang mengindikasikan ada beberapa % siswa yang mulai menunjukkan
peningkatan aktivitas positif dengan metode pembelajaran secara
demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran. Dari data yang ada
dapat dilihat dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran secara
demonstrasi terekam 60 % yang melakukan aktivitas positif tetapi masih
ada juga beberapa aktivitas negatif namun sudah menurun di jika di
bandingkan dari siklus I maupun siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dalam penelitian di siklus III pembelajaran secara demonstrasi
berjalan lebih baik dari pada siklus II aktivitaas negatif berkurang karena
siswa tersibukan dengan pembahasan materi, hal ini menyebabkan siswa
cenderung konsentrasi dalam proses belajar mengajar, dalam siklus ini
terlihat banyak siswa yang bertanya dan mendengarkan dan melihat
penjelasan dari pelajaran yang didemonstrasikan.
Dari pelaksanaan hasil tes siklus III. tercatat rata rata nilai menjadi
7,8. Tes diikuti oleh 32 siswa. Nilai yang telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal menjadi 29 siswa atau 80 %.
Tabel 9. Nilai tes perstasi belajar siklus III
Keterangan/Nilai SIKLUS III
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 32 32 -
Rata-rata 7,2 7,8 0,6
Σ nilai ≥ 7.0 8 29 21
d. Refleksi
Pada siklus III ini siswa diajak belajar secara langsung ikut
mendemontrasikan bersama dengan guru sehinga siswa lebih aktif, dalam
merangkum sudah berjalan dengan baik, terbukti banyak siswa yang sudah
merangkum secara mandiri dilakukan dengan baik. Kinerja guru dari
pembukaan,memberikan materi dan menutup pelajaran sudah sangat bagus.
Siswa sudah tidak kesulitan dalam menyimpulkan materi pelajaran pada diri
mereka sendiri.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Aktivitas belajar dengan metode pembelajaran secara demonstrasi.
Penggunaan metode belajar dengan melihat secara langsung
dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
demonstrasi adalah sebuah proses baru dalam dunia pendidikan di
SMA NEGERI 1 BOYOLALI.Selama ini metode yang digunakan
adalah metode konvensional yaitu guru sebagai sumber ilmu dengan
siswa mendengarkan ceramah dari guru, sehingga siswa bosan dalam
pembelajaran.
Proses pembelajaran secara demonstrasi terbagi menjadi 3 siklus.
Pada siklus yang pertama guru secara langsung mendemonstrasikan
materi yang diajarkan sehingga siswa harus aktif untuk mengikuti dan
mencatat hal-hal yang penting agar dapat menyelesaikan tugas
merangkum pada waktu selesai demonstrasi. Dalam proses
pembelajaran siswa terlihat kurang aktif dan siswa juga terlihat masih
sangat bingung, hal ini sebenarnya disebabkan siswa belum terbiasa
metode pembelajaran yang baru, selain itu siswa masih banyak
melakukan aktivitas negatif yang mengganggu ketenangan proses
pembelajaran.
Pada siklus 2, pembelajaran dengan secara demonstrasi atau
secara langsung mengalami peningkatan dari siklus pertama, hal ini
dapat terlihat dalam proses siklus 2 pembelajaran dengan secara
demonstrasi dapat berjalan lancar, aktivitas positif siswa juga terlihat
meningkat dengan ditandai banyaknya siswa yang mau memperhatikan
dan mencatat hal-hal penting.
Pada siklus 3 karena sudah terbiasa pembelajaran lebih kondusif
hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang semakin mengalami
peningkatan dan aktivitas negatif semakin menurun.
Dengan metode belajar secara demonstrasi siswa dapat lebih
mudah mengingat maupun memahami pada materi yang berhubungan
dengan Konflik sosial dan dapat meminimalisir siswa yang melakukan
aktivitas negatif karena dalam pembelajaran seperti ini siswa lebih
mudah memahami sehingga siswa merasa puas dengan hasil mereka.
Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan pembelajaran
secara demonstrasi .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 9. Aktifitas positif siswa
Siklus I Siklus II Siklus III
Presentase
aktifitas positif 30 % 40 % 60 %
Gb 1. Grafik keaktifan belajar siswa
Analisis Deskriptif
Dari gambar diatas bahwa dari siklus 1 dengan siklus 2 dapat dilihat
aktifitas siswa naik 10 %, sedangkan jika dilihat dari siklus 2 ke siklus 3 maka
aktifitas siswa naik menjadi 20 % sehingga jika dilihat dari siklus 1 ke siklus 3
maka aktifitas siswa naik menjadi 30 % ini menandakan bahwa dari tiap siklus 1
ke siklus berikutnya selalu mengalami peningkatan. Dengan hasil penilaian
sebagai berikut 30 % / 30 % x 100 % = 100 %.sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari siklus 1 ke siklus 2 yang selanjutnya ke siklus 3 mengalami peningkatan yang
dibilang sangat tinggi karena dari hasil penilaian tersebut didapat hasil yang
terakhir dalam keaktifan belajar siswa yang mencapai nilai 100 %.ini menandakan
adanya peningkatan yang sangat baik dalam keaktifan belajar siswa setelah
menggunakan metode demonstrasi.
0
10
20
30
40
50
60
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
% aktivitas positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 10. Kenaikan nilai tes perstasi belajar
Nilai rata rata
Yang diamati
Nilai
observasi Siklus I Siklus II Siklus III
Tes akhir 3,9 6,3 7,2 7,8
Nilai ≥ 7,6 tes
akhir 0 1 12 29
Dari data tersebut maka dapat dihitung dari nilai waktu observasi
dengan hasil nilai rata-rata pada siklus 3 yang diperoleh hasil rata-rata naik
3,9 dengan penilaian sebagai berikut : 3,9 / 3,9 x 100 % = 100 % dari hasil
penghitungan itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi mengalami
peningkatan yang sangat baik karena dari hasil penghitungan tersebut
didapat hasil bahwa siswa mengalami peningkatan 100% setelah dilakukan
sistem pembelajaran dengan cara metode demonstrasi ini menandakan
bahwa penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran sosiologi
sangat efektif. bahwasannya prestasi belajar meningkat seiring dengan
meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Prestasi
belajar siswa dapat direkam dengan diadakannya tes prestasi belajar
berupa tes akhir. Tes akhir dilakukan pada akhir pembelajaran untuk dapat
mengetahui seberapa besar siswa dapat menangkap dan memahami materi.
Prestasi belajar siswa dari data observasi, siklus 1, sklus 2 dan siklus 3
mengalami peningkatan, sehingga dengan metode pembelajaran secara
demonstrasi siswa dapat lebih memahami materi dalam proses
pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
pembelajaran secara demonstrasi yang menjembatani proses transfer
materi yang awalnya dengan mendengarkan ceramah dan mencatat apa
yang dicatat dipapan tulis berubah dengan melihat secara langsung dan
harus membuat kata-kata sendiri dalam merangkai rangkuman materi yang
diajarkan. Membuat lebih mudah mengingat sehingga lebih mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
memahami pelajaran, hal ini terbukti dari prestasi belajar rata-rata yang
naik.
Gb 3. Grafik kenaikan rata-rata nilai perstasi belajar
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
nilai observasi siklus 1 siklus 2 siklus 3
nil
ai
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penerapan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran secara
demonstrasi meningkatkan keaktifan positif siswa hal itu dapat di lihat dari
tiap siklus keaktifan siswa yang positif meningkat dari siklus I sebesar 30%,
siklus II sebesar 40%dan siklus III sebesar 60%. Pembelajaran juga lebih
efektif dengan ditunjukan siswa cepat beradaptasi dari pembelajaran pasif
menjadi pembelajaran yang aktif. Peningkatan keaktifan siswa yang positif
2. Penerapan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran secara
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA
NEGERI 1 BOYOLALI Hasil belajar tersebut dibuktikan dengan peningkatan
hasil rata-rata nilai tes akhir pada akhir setiap siklus selalu meningkat, yaitu
nilai rata-rata siklus 1 sebesar 6,3, siklus 2 sebesar 7,2 dan siklus 3 sebesar 7,8.
Jadi dengan semakin meningkatnya keaktifan positif siswa juga meningkatkan
hasil belajar siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan diatas,penelitian ini memberikan gambaran
yang jelas bahwa keberhasilan dalam suatu proses belajar-mengajar
tergantung oleh beberapa faktor yang antara lain adalah berasal dari pihak
guru maupun siswa itu sendiri. Adapun faktor dari pihak guru itu sendiri
antara lain kemampuan guru dalam mengembangkan dan menjelaskan
materi dapat dipahami oleh siswa atau tidak, kemampuan guru dalam
merancang model-model pembelajaran yang dapat menarik minat dan
motivasi siswa untuk belajar, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada
saat proses pembelajaran berlangsung, serta yang paling penting adalah
kemampuan guru dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
dapat berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar dan keaktifan belajar
siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
Implikasi dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan metode
pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar
sosiologi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Boyolali.keaktifan belajar
siswa yang di tunjang dengan meningkatnya prestasi siswa di dalam kelas
ini di pengaruhi oleh bentuk model pembelajaran yang guru terapkan.
C. Saran
1. Peran guru sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran. Guru hendaknya mampu mengembangkan
strategi/metode pembelajaran yang dapat membantu siswa mengembangkan
kompetensi dan kemampuanya serta membangun pengetahuan secara aktif.
2. Penerapan pembelajaran yang membuat siswa aktif dan menarik baik untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu penerapan pembelajaran
secara demonstrasi dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
selanjutnya dengan didukung oleh penggunaan media yang sesuai sehingga
siswa dan guru dapat menikmati hasilnya.