penentuan kadar gula metode nelson-somogyi - copy
DESCRIPTION
by nahnu aslamiaTRANSCRIPT
PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI
Kelompok 8 Dini RohmawatiNafisah AmiraNahnu Aslamia
Yunus Septiawan
Latar Belakang
Tujuan:Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan
pangan
Prinsip:Berdasarkan pada reaksi reduksi
pereaksi tembaga sulfat oleh gula-gula pereduksi. Gula pereduksi
mereduksi pereaksi kupri oksida menjadi kupro oksida dengan arsenomolibdat membentuk
senyawa kompleks molibdene blue yang berwarna biru.
Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan
senyawa
polihidroksiketon
atau polihidrok-
sialdehid yang
memiliki rumus
molekul Cn(H2O)n.
Monosakarida, adalah karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya
terbentuk dari beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh
ketosa yaitu fruktosa.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat)
yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima
elektron. Pada ujung dari suatu gula pereduksi adalah
ujung yang mengandung gugus aldehid atau keton
bebas. Contoh gula pereduksi glukosa,
fruktosa, galaktosa, laktosa, dan maltosa.
Pengertian Gula Pereduksi
TAHAPAN ANALISIS METODE
SOMOGYI – NELSON
Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula
reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat.
Prinsip kerja Nelson Somogyi yaitu tereduksinya jumlah endapan
kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolibdat yang tereduksi
menjadi molybdine blue dan warna biru diukur absorbansinya.
Reagen nelson somogyi berfungsi sebagai oksidator antara
kuprooksida yang bereaksi dengan gula reduksi membentuk
endapan merah bata. Dengan membandingkannya terhadap
larutan standar, konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan.
Reaksi warna yang membentuk dapat menentukan konsentrasi
gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.
Buat larutan standar dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10
mg/100ml dari larutan induk 10mg/100ml, larutan
standar tersebut masing-masing ditambah 1ml reagen
Nelson Somogyi.
Panaskan selama 20 menit.
Dinginkan sampai 25˚C supaya reaksi berjalan stabil.
Tambahkan 1ml reagen arsenomolibdat.
Jika terlalu pekat, tambahkan aquades 7 ml pada
masing-masing larutan standar agar dapat terbaca
absorbansinya.
Ukur absorbansinya dengan spektrofotometer.
Pembuatan Larutan Standar
Pipet sebanyak 1 ml larutan dari hasil persiapan contoh ke dalam
tabung reaksi, tambahkan 1 ml reagen Nelson Somogyi.
Tempatkan tabung reaksi dalam penangas air dan panaskan.
Dinginkan sampai 25˚C supaya reaksi berjalan stabil.
Tambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat
Encerkan samapi volume tertentu antara 10 – 25 ml, tergantung
kepekatan warna larutan
Ukur absorbans pada spektrofotometer.
Hitung konsenterasinya mengunakan rumus Y=ax+b
Pembuatan Larutan Sampel
Penentuan Kadar Pektin Metode Gravimetri
Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat
yang dihubungkan dengan ikatan -(1,4)-
glukosida yang terdapat di dalam dinding sel
primer tanaman, khususnya di sela-sela antara
selulosa dan hemiselulosa.
Metode Percobaan
a. Preparasi
• Pemerasan
Kulit buah sampai bersih, kemudian ditiriskan. Setelah itu, kulit buah
diperas dengan menggunakan mortal porselin dan kain saring
sehingga sarinya keluar.
• Pengeringan
Keringkan menggunakan oven sampai kadar airnya konstan.
• Penggilingan
Bahan-bahan yang telah dikeringkan, selanjutnya digiling halus
dengan grinder.
b. Eksraksi pektin
• Pembuburan
Tambahkan bahan kering dengan air sebanyak 10-20 kali berat
tepung, kemudian dicampur dan digiling dengan menggunakan
blender sampai manjadi bubur.
• Ekstraksi
Bubur encer ditambahkan dengan larutan HCl 1%. Hasilnya disebut
bubur asam.
Bubur asam dipanaskan sampai suhu 70-80oC sambil diaduk selama
60-90 menit.
Bubur asam yang telah dipanaskan, disaring dengan kain saring
rapat sambil diperas untuk memisahkan filtratnya. Filtrat ini
disebut dengan filtrat pektin.
• Pengentalan
Filtrat pektin dipanaskan dengan suhu 95-97oC, sambil diaduk
secara intensif sampai volumenya menjadi setengah
volume semula. Hasil yang diperoleh disebut dengan filtrat
pekat filtrat pekat ini didinginkan.
• Pengendapan pektin
Filtrat pekat ditambahkan dengan alkohol asam dan diaduk
sampai rata. Setelah itu, filtrat didiamkan selama 10-14 jam
(semalam).
Endapan pektin dipisahkan dengan filtrat dengan kain saring
yang rapat. Hasil yang diperoleh disebut dengan pektin
masam.
• Pencucian pektin masam
Pektin masam ditambahkan dengan alkohol 95% kemudian
diaduk-aduk. Setelah itu dilakukan penyaringan dengan
kain saring rapat. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai
pektin tidak bereaksi dengan asam lagi. Hasil yang
diperoleh disebut dengan pektin basah.
• Pengeringan
Pektin basah dijemur sampai kering atau dikeringkan dengan
alat pengering pada suhu 40-60oC selama 6-10 jam
sampai kadar airnya dibawah atau konstan. Hasil yang
diperoleh disebut dengan pektin kering. Timbang pektin
kering yang dihasilkan.
Kesimpulan
• Metode ini digunakan untuk menentukan gula pereduksi
dalam bahan padat atau cair. Tetapi perlu dilakukan persiapan
contoh gula terlebih dahulu. Metode ini didasarkan pada reaksi
reduksi pereaksi tembaga sulfat oleh gula-gula pereduksi.
Gula pereuksi mereduksi pereaksi tembaga (II) basa menjadi
tembaga (I) oksida (Cu2O) dengan arsenomolibdat
membentuk senyawa kompleks berwarna. Pereaksi tembaga
sulfat mengandung Na2HPO 4, sodim potasium tartarat,
NaOH, CuSO4, NaSO4. Sedangkan pereaksi arsenomolibdat
mengandung amonium molibdat H2SO4, Na2H2SO4.7H2O.