penelitian pendukung

2
Penelitian pendukung Pada kesempatan ini kelompok menggunakan sebuah jurnal sebagai penelitian pendukung terkait konsep terapi tertawa. Dimana jurnal tersebut berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Lanjut Usia Di PSTW Wana Seraya Denpasar”, berikut akan dijelaskan mengenai isi dari jurnal; Kecemasan merupakan masalah psikologis sebagai respon emosional seseorang. Pada lanjut usia akan mengalami penurunan kondisi fisik dan psikis, menurunnya penghasilan akibat pensiun, serta kesepian akibat ditinggal oleh pasangan, keluarga atau teman seusia. Masalah-masalah inilah yang umumnya menimbulkan kecemasan bagi lanjut usia dan akhirnya sebagian lanjut usia lebih memilih tinggal di panti sosial. Berdasarkan data yang tercatat, lanjut usia yang tinggal di PSTW Wana Seraya adalah 48 orang, dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan 33 orang yang mengalami kecemasan dengan alasan yang beragam, antara lain kesepian, ketidakberdayaan, dan sakit-sakitan. Umumnya mereka mengatasi dengan menceritakan masalah yang dialami dengan teman maupun pengurus panti untuk mengurangi kecemasan mereka , namun hal tersebut masih dirasakan kurang efektif karena tidak semua hal dapat diceritakan dengan terbuka. Atas dasar itulah berbagai cara dilakukan untuk mengurangi kecemasan pada lanjut usia, antara lain dengan obat anti cemas. Obat anti cemas seringkali menimbulkan banyak efek seperti mengantuk, kinerja psikomotor dan kemampuan kognitif menurun, pengelihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, perubahan EKG, tremor, dan agitasi. Berdasarkan fenomena tersebut dilakukanlah sebuah penelitian mengenai terapi tertawa. Terapi ini dapat dilakukan dengan memberikan stimulus humor dan sengaja berlatih tertawa. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh Terapi Tertawa

Upload: angga-agustini

Post on 24-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian pendukung

Penelitian pendukung

Pada kesempatan ini kelompok menggunakan sebuah jurnal sebagai penelitian pendukung terkait konsep terapi tertawa. Dimana jurnal tersebut berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Lanjut Usia Di PSTW Wana Seraya Denpasar”, berikut akan dijelaskan mengenai isi dari jurnal;

Kecemasan merupakan masalah psikologis sebagai respon emosional seseorang. Pada lanjut usia akan mengalami penurunan kondisi fisik dan psikis, menurunnya penghasilan akibat pensiun, serta kesepian akibat ditinggal oleh pasangan, keluarga atau teman seusia. Masalah-masalah inilah yang umumnya menimbulkan kecemasan bagi lanjut usia dan akhirnya sebagian lanjut usia lebih memilih tinggal di panti sosial.

Berdasarkan data yang tercatat, lanjut usia yang tinggal di PSTW Wana Seraya adalah 48 orang, dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan 33 orang yang mengalami kecemasan dengan alasan yang beragam, antara lain kesepian, ketidakberdayaan, dan sakit-sakitan. Umumnya mereka mengatasi dengan menceritakan masalah yang dialami dengan teman maupun pengurus panti untuk mengurangi kecemasan mereka , namun hal tersebut masih dirasakan kurang efektif karena tidak semua hal dapat diceritakan dengan terbuka. Atas dasar itulah berbagai cara dilakukan untuk mengurangi kecemasan pada lanjut usia, antara lain dengan obat anti cemas. Obat anti cemas seringkali menimbulkan banyak efek seperti mengantuk, kinerja psikomotor dan kemampuan kognitif menurun, pengelihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, perubahan EKG, tremor, dan agitasi.

Berdasarkan fenomena tersebut dilakukanlah sebuah penelitian mengenai terapi tertawa. Terapi ini dapat dilakukan dengan memberikan stimulus humor dan sengaja berlatih tertawa. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Kecemasan pada Lanjut Usia di PSTW Wana Seraya Denpasar” dengan tujuan mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap tingkat kecemasan pada lansia.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian pre-experimental, sampel tidak dipilih secara random dengan rancangan yang digunakan yaitu one-group pretest-posttes design. Adapun populasinya yaitu seluruh lanjut usia yang mengalami kecemasan yang tinggal di PSTW Wana Seraya berjumlah 32 orang, dengan sampel penelitian yaitu lanjut usia yang mengalami kecemasan dan sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan dan tinggal di PSTW Wana Seraya yang berjumlah 27 orang. Responden terbanyak dalam penelitian tersebut yaitu berusia 75-90 tahun sebanyak 13 responden (48,1%).

Setelah dilakukan penelitian didapatkan bahwa tingkat kecemasan pada lanjut usia di PSTW Wana Seraya Tahun 2011 sebelum dilakukan terapi tertawa berada pada tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 24 responden (88,9%), sedangkan perubahan pada tingkat kecemasan lanjut usia setelah dilakukan terapi tertawa didapatkan perubahan tingkat kecemasan menjadi tidak cemas sebanyak 19 responden (70,4%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi tertawa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan pada lanjut usia di PSTW Wana Seraya Denpasar

Page 2: Penelitian pendukung

pada Thun 2011, karena berdasarkan uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai P=0,000 lebih kecil dari 0,05 berarti signifikan dengan pre test (2,11) dan post test (1,30).