penelitian mini

35
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pengajaran pada umumnya di sekolah formal telah diatur atau ditata pemerintah yang secara nyata dapat dilihat dalam kurikulum, bahkan pengajaran yang harus disampaikan kepada siswa telah diatur dan tersusun berurut dalam garais- garis besar program pengajaran (GPP) yang menggambarkan semua materi yang harus disampaikan oleh guru sehingga diterima oleh semua siswa pada lembaga Pendidikan itu, demikin juga dengan norma-normanya. Pendidikan di sekolah yang dilaksanakan oleh pemerintah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang penting di ajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal dan sekolah dasar ( SD) sampai dengan perguruan tinggi.pendidikan dasar sebagai jenjang awal dari pendidikan sekolah antara lain di fokuskan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan untuk bekal hidup di masyarakat. Hal ini terdapat dalam tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar yaitu(1) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan By Muhammad sukma rohim 1

Upload: m-sukma-rohim

Post on 14-Jun-2015

1.279 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Mini

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan Pengajaran pada umumnya di sekolah formal telah diatur

atau ditata pemerintah yang secara nyata dapat dilihat dalam kurikulum, bahkan

pengajaran yang harus disampaikan kepada siswa telah diatur dan tersusun berurut

dalam garais- garis besar program pengajaran (GPP) yang menggambarkan semua

materi yang harus disampaikan oleh guru sehingga diterima oleh semua siswa

pada lembaga Pendidikan itu, demikin juga dengan norma-normanya.

Pendidikan di sekolah yang dilaksanakan oleh pemerintah merupakan salah

satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Matematika adalah

salah satu ilmu dasar yang penting di ajarkan pada setiap jenjang pendidikan

formal dan sekolah dasar ( SD) sampai dengan perguruan tinggi.pendidikan dasar

sebagai jenjang awal dari pendidikan sekolah antara lain di fokuskan pada

pengembangan kemampuan dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk

pendidikan selanjutnya dan untuk bekal hidup di masyarakat. Hal ini terdapat

dalam tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar

yaitu(1) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di

dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak

atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif dan (2)

mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu

pengetahuan. Sedangkan tujuan secara khusus adalah (1) menumbuhkan dan

mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat

kehidupan sehari-hari ;(2)menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat

dialihgunakan, melalui kegiatan matematika;(3)mengembangkan pengetahuan

dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di sekolah Lanjutkan Tingkat

Pertama(SLTP);membentuk sikap logis,kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.(dalam

flehvi:2005)

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut tidaklah mudah, berbagai

upaya telah dilakukan oleh banyak pakar pendidikan untuk meningkatkan aktifitas

By Muhammad sukma rohim 1

Page 2: Penelitian Mini

dan hasil belajar siswa namun pada kenyataannya hasil belajar matematika siswa

cenderung menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan simbol-simbol serta penalaran yang membantu memperjelas dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.dari fungsi tersebbut

terlihat bahwa peran matematika sangat besar dalam mempersiapkan siswa agar

memiliki keterampilan dasar dan dapat menggunakan pola pikir matematika

dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan matematika adalah salah satu cabang dari pendidikan nasional

yang mampu memacu kecerdasan dan kekritisan siswa. Namun dalam

kenyataanya di lapangan terdapat cukup banyak siswa yang tidak menyukai

pelajaran matematika itu sebagai momok dan mata pelajaran yang sukar dan sulit

untuk di mengerti. Padahal matematika itu sangat di butuhkan untuk

meningkatkan daya nalar siswa agar mampu berpikir logis,kritis, sistematis dan

kreatif.

Lembar kerja siswa sebagai salah satu media pembelajaran yang dianggap

dapat mengaktifkan siswa baik fisik maupun mental sehingga mampu

mengembangkan proses belajar. Pada lembar Kerja Siswa ini siswa akan mampu

memahami menyerap materi pelajaran secara baik dan pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

sejauh mana perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan

menggunakan LKS dibandingkan dengan siswa yang tidak di ajarkan dengan

menggunakan LKS pada siswa V SDN 2 X tahu ajaran 2009.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Siswa beranggapan bahwa matematika sebagai mata pelajaran yang

sulit untuk di mengerti karena hanya terkesan memanipulasi simbol-simbol

dan kemudian mengerjakan soal-soal.

By Muhammad sukma rohim 2

Page 3: Penelitian Mini

b. Banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam

mengyelesaikan soal-soal operasi hitung pecahan.

c. Guru jarang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai alat

bantu dalam Pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan di kaji dalam

penelitian ini, maka masalah penelitian yang akan diteliti adalah pokok bahasan

pecahan terutama pada bagian operasi hitung bentuk pecahan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut: apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa

yang di ajarkan dengan menggunakan LKS dan yang tidak menggunakan LKS

pada materi pecahan siswa kelas V SDN 2 X tahun 2009/2010”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah

membandingkan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan

menggunakan LKS dan yang tidak diajarkan dengan menggunakan LKS.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini beberapa manfaat yang diharapkan adalah sebagai

berikut:

a. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengembangan dan memodifikasi alternatif pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan kognitif siswa.

b. Memudahkan siswa dalam belajar matematika terutama pada soal-

soal operasi hitung bentuk pecahan.

c. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai sarana informasi.

By Muhammad sukma rohim 3

Page 4: Penelitian Mini

Bab11

Kajian Pustaka

2.1 Belajar matematika

Istilah belajar dalam keperpustakan asing sering disebut dengan learning,

menurut Herman Hudoyo(1991:1) belajar merupakan kegiatan bagi tiap siswa.

Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap siswa terbentuk

dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Siswa dikatakan belajar jika

didalam diri siswa ada suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu

peerubahan tingkah laku. Menurut thorndike belajar adalah roses interaksi antara

pikiran, perasaan, atau hal-hal yang dapat dapat oleh indera dan respon reaksi

yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran,

perasaan, gerakan/tindakan. Berdasarkan definisi diatas, terlihat ada beberapa hal

pokok yang dapat disimpulkan (1) belajar harus memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku siswa, (2) belajar merupakan proses kegiatan yang melibatkan

pengalaman,(3) bahwa perubahan merupakan buah dari pengalaman,(4) belajar

merupakan suatu proses interaksi antara stimulus dan respons. Mateamatika

merupakan terjemahan dari kata mathematics, beberapa definisi dari matematika,

antara lain:

1. Menurut James (Rusefendi, 1992:27) matematika di definisikan sebagi

ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan dan besaran, konsep-

konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya. Dengan jumlah yang

banyaknya terbagi atas tiga bidang yait, aljabar, analisis, dan geometri.

2. Menurut Jhon dan Rissing (russefendi,1992:28) matematika adalah pola

pikir dan pola mengorganisasikan pembuktian yang logis.

3. Menurut Kline(Ruseffensi,1992:28) matematika bukanlah pengetahuan

menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya

matematika itu terutama karena untuk membantu manusia dalam

memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi, dan alam.

4. Selain itu ada pula pendapat yang menyatakan bahwa matematika timbul

karena adanya pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan proses

dan penalaran.

By Muhammad sukma rohim 4

Page 5: Penelitian Mini

5. Menurut Rey,dkk (Ruseffensi,1992:28) matematika adalah telaah tentang

pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa

dan suatu alat.

Pada pendidikan formal matematika dikenal dengan nama matematika

sekolah. Menurut Wilson (Nirwana,2003:66) tujuan utama belajar matematika

sekolah ialah untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam

memecahkan berbagai masalah yang kompleks, misalnya masalah angka dan

lambang, penciptaan pola dan memaknai gambar.

Pembelajaran matematika pada siswa di sekolah dasar hendaknya

ditekankan pada sudut pandang mengenai matematika itu sendiri. Beberapa sudut

pandang mengenai matematika itu antara lain, (riedsel dkk.1996:13-15)

1.Matematika bukan hanya aritmatika (ilmu hitung).

2.Matematika adalah aktivitas untuk menemukan dan mempelajari pola serta

hubungannya.

3.Matematika adalah sebuah bahasa.

4.Matematika adalah cara untuk berpikir.

5.Matematika merupakan perubahan bentuk dari ilmu pengetahuan

(mathemathis is changing body of knowledge).

6.Matematika merupakan cara untuk berpikir bebas.

Dengan diberikannya penekanan pada susut pandang ini, diharapkan siswa

akan lebih termotivikasi dalam belajar, siswa tidak hanya dijejali teori- teori dan

rumus-rumus. Tetapi siswa berpikir bagaimana dan mengapa teori-teori dan

rumus-rumus itu ada.

2.2 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik pada

suatu lingkungan belajar. Pembelajar merupakan bantuan yang diberikan pendidik

agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran

dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik dengan

kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik (Mas Pamujie,2008). Menurut Dimyanti, pembelajaran adalah

By Muhammad sukma rohim 5

Page 6: Penelitian Mini

kegiatan guru secara terpogram dalam desain instruktional, untuk membuat siswa

belajar secara aktif, yang menekankan pada persediaan sumber belajar.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses yang di dalamnya meliputi kegiatan belajar dan mengajar.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lainnya. Dua konsep tersebut terpadu dalam satu kegiatan yang mencakup

interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Pada hakikatnya belajar menunjuk pada apa yang baru

dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan

mengajar menunjukkan pada apa yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

Belajar matematika menurut Erman Suherman (1986:25) adalah belajar

memahami konsep-konsep yang melahirkan rumu-rumus, teorema-teorema atau

dalil-dalil. Proses belajar matematika adalah kegiatan/usaha untuk mencapai

perubahan dalam memahami konsep-konsep matematika.

Bila hal ini dilaksanakan dengan baik, seseorang akan dengan mudah

mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui

orang itu. Karena itu untuk mempelajari suatu materi matematika baru,

pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar

matematika tersebut (Herman Hudoyo,1998:4).

Pembelajaran Matematika dalam pandangan konstruktivistik adalah

membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika dengan

kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun

kembali melalui informasi – informasi untuk menjadi konsep baru(Nickson dalam

Hudoyo, 1998). Pembelajaran matematika ini mempunyai tiga ciri antara lain: (1)

siswa terlibat aktif dalam belajar ;(2) informasi dikaitkan dengan informasi lain

sehingga menyatu dalam schemata, dan pemahaman terhadap informasi menjai

kompleks;(3) orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan.

2.3 Pembelajaran dengan pendekatan Deduktif

Pendekatan belajar mengajar adalah suatu konsep atau prosedur yang

digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar.

By Muhammad sukma rohim 6

Page 7: Penelitian Mini

Pendekatan deduktif adalah pendekatan mengajar yang dimulai dengan cara

menarik kesimpulan dari hal0-hal yang umum ke khusus. Seperti dikemukakan

oleh Herman Hudoyo (dalam Sugiharto:20) bahwa di depan kelas, pendekatan

deduktif diberikan sejalan dengan metode ceramah.

Dalam pembelajaran di kelas, mengajar konsep pecahan dengan pendekatan

deduktif dimulai dengan mengemukakan definisi-definisi dari pecahan,

menjelaskan sifat –sifat dan rumus-rumus baru kemudian di lanjutkan dengan

memberikan contoh-contoh soal yang dapat diberikan oleh guru atau di cari oleh

siswa sendiri.

Berikut langkah- langkah pembelajaran yang diterapkan berdasarkan pendekatan

deduktif;

1.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2.Guru mengingatkan pengetahuan prasyarat siswa

3.Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari mulai daari pengertian, sifat-

sifat dan rumus –rumus

4.Guru memberikan contoh soal yang berhubungan dengan materi

5.Guru memberikan latihan soal untuk menguji pemahaman siswa

6.Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan di papan tulis

7.Guru memberikan evaluasi

Di bawah ini dikemukakan keunggulan dan kelemahan pendekatan deduktif

menurut Heman Hudoyo(1990)

Keunggulan deduktif:

a. Waktu yang diperlukan singkat

b.Kombinasi metode pada pendekatan deduktif akan mengurangi kelemahan

pendekatan deduktif

c. Pada kelas yang kuat pendekatan deduktif akan lebih memudahkan murid

menangkap konsep yang diajarkan.

Kelemahan pendekatan deduktif:

a. Biasanya dirasakan sangat sulit bagi siswa untuk memahami suatu rumus

yang abstrak, bila tidak di dahului dengan contoh-contoh yang kongkrit.

By Muhammad sukma rohim 7

Page 8: Penelitian Mini

Bahkan bila anak masih didalam tahap operasi konkret rumus-rumus yang

abstrak tidak bermakna bagi siswa

b.Pendekatan deduktif dikhawatirkan menyebabkan ingatan lebih penting

daripada pengertian

c. Siswa menjadi pelajar yang pasif hanya menurut pola pengerjaan yang

disajika gurunya..

2.4 Bilangan Pecahan

Pecahan yang dipelajari anak keetika SD sebenarnya merupakan bagian dari

bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan

bilangan bulat dan b≠0.a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Secara

simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu dari :(1) pecahan biasa, (2)

pecahan decimal,(3) pecahan persen,(4) pecahan campuran. Pecahan digunakan

apabila mmembicarakan bagian-bagian benda atau bagian-bagian himpunan atas

bagian yang sama. Oleh karena itu bilangan pecahan dapat dibagi diperagakan

dengan suatu bagian dari keseluruhan himpunan akan benda. Misalnya suatu

kelereng berwana putih dan 3 kelereng berwarna hitam. Maka kelereng yang

berwarna putih adalah seper empat bagian dari keseluruhan dan dilambangkan

dengan (seperempat).

2.5 operasi bilangan pecahan

2.5.1 menjumlahkan berbagai bentuk pecahan

1. Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan biasa

Untuk menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama cukup dengan

menjumlahkan pembilang dengan pembilang dan penyebutnya tetap.

2. Untuk menjumlahkan dua pecahan berpenyebut tidak sama, penyebutnya

disamakan dulu dengan mencari KPK penyebut yang yang dijumlahkan.

By Muhammad sukma rohim 8

Page 9: Penelitian Mini

2.6 Lembar Kerja Siswa(LKS)

Lembaran kegiatan siswa merupakan bagian yang memuat pelajaran yang

harus dikuasai siswa, susunan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai, dan langkah-langkah kegiatan belajar atau petunjuk kegiatan

belajar atau petunjuk kegiatan yang harus ditempuh siswa.

LKS disebut juga sebagai lembar kerja, merupakan salah satu bagian media

dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai suatu media, LKS perlu mendapatkan

perhatian agar dapat menunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.

Media pengajaran menurut Yusuf Hadi dalam Suhardjo (1995:72) adalah alat

bantu baik berupa alat-alat elektronik, gambar, alat peraga, buku, lembar kerja,

dan lain-lain yang digunakan untuk menyalurkan isi pesan dan bahan kepada

siswa. Alat-alat bantu tersebut dipakai untuk

a. Memperjelas informasi aatu pesan pengajaran

b. Memberikan tekanan pada bagian-bagian yang penting

c. Memberikan variasi pengajaran

d. Memotivasi proses belajar siswa

LKS merupakan suatu materi agar yang dikemas secara integrasi yang

memungkinkan bagi siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri (Tian

Belawati,2003:238). Selain itu LKS merupakan alat yang sangat penting dalam

menunjang kegiatan belajar, baik kelompokmaupun individual dan pertanyaan

yang ditulis pada lembar kegiatan siswa.

LKS merupakan bagian yang menyertai lembaran kegiatan siswa yang

dipakai untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal atau masalah yang harus

dipecahkan.

Dari kedua pengertian diatas,secara garis besar dapat dipahami bahwa LKS

dapat dipandang sebagai salah satu langkah kegiatan yang berupa materi

pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat mengerjakan lembar kerja

yang biasanya berupa tugas-tugas atau soal-soal.

By Muhammad sukma rohim 9

Page 10: Penelitian Mini

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan penggunaan LKS ini

adalah dengan pendekatan deduktif yaitu pendekatan mengajar yang dimulai dari

hal-hal yang umum ke khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Herman

HUdoyo(dalam Sugiharto:20) bahwa didepan kelas. Pendekatan deduktif

diberikan sejalan dengan metode ceramah.

Manfaat penggunaan LKS adalah

a. Untuk menghemat waktu guru mengajar

b. Mengubah peran guru menjadi fasilitator

c. Menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih efektif.

d. Membantu siswa untuk mandiri

e. Dapat membuat siswa aktif terlibat dengan materi yang dibahas

2.7 hasil belajar matematika

Pengertian hasil belajar Matematika tidak dapat dipisahkan dari apa yang

terjadi dikelas, di sekolah maupu diluar sekolah. Menurut

Bloom(Nirwana,2003:68) hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Sedangkan menurut Gagne (Nirwana,2003:68) hasil belajar

digolongkan menjadi 5 ranah yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual,

strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik. Akan tetapi jika dibandingkan

pendapat kedua para ahli ini memiliki kesamaan yaitu;

a. Ranah kognitif=strategi kognitif

b. Ranah psikomotorik= keterampilan motorik

c. Ranah afektif= informasi verbal, keterampilan intelektual, sikap.

Pada pembelajaran matematika hasil belajar yang akan diperoleh siswa

terutama pada ranah kognitif dan afektif. pada pembelajaran matematika siswa

sering kali di hadapkan dengan bagaimana cara menjumlahkan, mengurang,

mengali, dan membagi angka atau bilangan. Pada tahap ini siswa banyak berpikir

dan hasilnya akan lebih terarah pada ranah kognitif.

2.8 penelitian yang relevan

Beberapa penelitian tentang penggunaan LKS dalam pembelajarannya:

Penelitian yang dilakukan oleh Dagut (1999:7) yang dilaksanakan di SMUN1

Kumai untuk konsep struktu bumi, pemberian lembar kerja siswa berpengaruh

By Muhammad sukma rohim 10

Page 11: Penelitian Mini

terhadap pencapaian prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa

lembar kerja siswa, hal inin dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh siswa

yang menggunakan LKS sebesar 9,6

Penelitian kaleluni (1998:31) di SLTPN_3 Kumai tahun 1998, pada bidang

matematika bahwa penggunaan LKS lebih efektif untuk meningkatkan prestasi

belajar bila dibandingkan dengan yang tanpa LKS.

Penelitian darmaji yang mengatakan bahwa pemberian LKS pada pelajaran

fisika yang dilaksanakan di SLTP katholik Kumai 1998 kelas 1 cawu 1

mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa.

2.9 kerangka berpikir

Kualitas sistem pengajaran merupakan factor penentu bagi pencapaian hasil

belajar peserta didik, denagn demikian peningkatan kualitas pengajaran mutlak di

lakukan dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran salah satu bentuknya adalah

dengan mencari alternative pembelajaran yang paling tepat untuk mengajar dan

memahami konsep matematika dengan baik, salah satu alternative tersebutr adalah

penggunaan LKS dalam memahami konsep matematika serta dalam

menyelesaikan soal-soal matematika. LKS sebagai salah satu media pembelajaran

yang dianggap dapat mengaktifkan siswa baik fisik maupun mental sehingga

mampu mengembangkan proses belajar. Pada lembar kerja siswa ini akan mampu

memahami menyerap materi pelajaran secara baik dan pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar.

2.10 Pengajuan HIpotesis

Dari kerangka berpikir diatas maka dapat di rumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut

Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan LKS lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan LKS pada materi pecahan

siswa kelas SDN 2 X tahun 2009/2010.

By Muhammad sukma rohim 11

Page 12: Penelitian Mini

Bab III

Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan yaitu penelitian eksperimen dimana dalam

penelitian ini dilakukan suatu percobaan dengan memberikan suatu perlakuan-

perlakuan dan membandingkan pengaruh-pengaruh perlakuan tersebut terhadap

suatu sampelyang dipilih. Dalam penelitian ini kelas eksperimen mendapat

perlakuan khusus, sedangkan kelas control tidak mendapat perlakuan khusus

kemudian dibandingkan hasil akhirnya.

3.2 Rancangan Penelitian

Pendekatan yang diguankan dalam penelitian ini berupa pendekatan

kuantitatif berupa skor hasil tes belajar siswa kelas SDN 2 X semester 1 tahun

ajaran 2009/2010 dalam menyelesaikan soal-soal tentang pecahan

3.3 Definisi operasional variable penelitian

Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka dijelaskan

istilah yang ada dalam judul penelitian ini, sebagai berikut ;

1. LKS

LKS adalah suatu lembar kerja yang memuat langkah-langkah kegiatan

berupa materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, biasanya berupa tugas-tugas

atau soal-soal

2. Operasi hitung

Dalam matematika operasi hitung diartikan sebagai”pengerjaan hitung”

pada dasarnya operasi hitung mencakup empat jenis, yaitu(1) penjumlahan,(2)

pengurangan,(3) perkalian,(4) pembagian

3. Pecahan

Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu

keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian dari suatu benda, atau bagian dari

By Muhammad sukma rohim 12

Page 13: Penelitian Mini

suatu himpunan, dan di tuliskan dengan b#0 dan b bukan factor dari a, a dan b

bilangan bulat.

Penelitian ini melibatkan dua variable yaitu variable bebas(x) dan variable

tergantung (y). variable bebas adalah penggunaan LKS dan tanpa LKS,sedangkan

variable tergantungnya adalah hasil belajar matematika. Artinya dengan x akan

menghasilkan y. bentuk skema dapat dituliskan sebagai berikut.

Gambar 1 tata hubungan variable

Penggunaan LKS dan tanpa LKS hasil belajar

Keterangan

X1 = kelas yang menggunakan LKS (eksperimen)

X2 = kelas yang tanpa LKS (control)

Y = hasil belajar

3.4 populasi dan sampel

3.4.1 populasi

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 X

tahun ajaran 2009/2010. Besarnya populasi menurut kelas disajikan dalam table

berikut :

Tabel1

Populasi siswa V SDN 2 X tahun ajaran 2008/2009

Kelas Va V Total

Laki-laki 13 14 27

Perempuan 14 16 30

Jumlah 27 30 57

By Muhammad sukma rohim 13

Y

X1

X2

Page 14: Penelitian Mini

3.4.2 sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi atau sampel total.

Pengambilan sampel peneltian dilakukan denagn teknik undian yaitu,

pengambilan satu kelas di bagi kelas ekperimen dan satu kelas sebagai kelas

control. Setelah dilakukan pengundian di peroleh kelas Va dan Vb sebagai kelas

kelas control.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa hasil tes soal

bentuk uraian yang diberikan kepada kedua kelas (eksperimen dan control) yang

saya dapat melalui website.

3.5.1 Pengembangan Instrument

Dalam penelitian ini yang di ukur perbedaan hasil belajar siswa yang di

ajarkan dengan menggunakan LKS dan yang tidak menggunakan LKS yang

dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan deduktif dalam menyelesaikan

soal tentang operasai hitumg pada pecahan. Instrument penelitian berupa soal

bentuk tes uraian. Sebelum instrument disusun, dikembangkannya terlebih dahulu

kisi-kisi insrumen yang mengacu kepada kurikulum bidang studi matematika SD

dan buku matematika yang dipelajari sebagai pegangan pengajaran matematika.

Selanjutnya membuat soal serta langkah- langkah penyelesaian serta pedoman

penskoran. Setiap langkah jawaban siswa yang benar mendapat skor 1 (1) dan jika

salah diberi skor nol(0) sehingga perskoran jawaban siswa lebih objektif. Kisi-kisi

penyusuanan instrumen disajikan dalam pada tabelberikut:

Tabel2

Kisi-kisi soal tes

Satuan pendidikan : SD

Kelas semester : V/1

Mata pelajaran : Matematika

Acuan : KTSP

Bentuk soal : Uraian

By Muhammad sukma rohim 14

Page 15: Penelitian Mini

Kompetensi dasar Materi

pokok

indikator Banyak

soal

Butir soal

Menjumlahkan dan

mengurangkan

berbagai bentuk

pecahan

Operasi

hitung

pecahan

Operasi

penjumlahan

dan

pengurangan

pecahan

Operasi

penjumlahan

pecahan

Operasi

pengurangan

pecahan

5

5

1,2,3,4,5

6,7,8,9,10

3.5.2Validitas instrument

Dalam penelitian ini, batasan peskoran instrumennya mencakup materi,

kontruksi, dan bahasa. Untuk menjamin kualitas data dalam kelayakan atau

kecocokan instrument, kejelasan bahasa yang dipergunakan, kebenaran kalimat

cukup dengan expert judgment yaitu diskor oleh tiga orag yang dianggap ahli di

bidangnya, yaitu guru matematika kelas V SD Negeri Kumaidan dua orang dosen

di lingkungan program studi matematika Unpar. Jika paling sedikit dua orang

rater menyatakan valid pada soal yang sama, maka soal tersebut dikatakan valid.

Batasan yang digunakan adalah: (1) materi, yang meliputi: rumusan butir tes

sesuai dengan indicator, batasan jawaban atau ruang lingkup yang diuji sudah

jelas, isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran, isi yang

ditanyakan sesuai dengan kurikulum SD, (2) komtruksi, yang meliputi: rumusan

butir tes sudah menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban

By Muhammad sukma rohim 15

Page 16: Penelitian Mini

uraian/jawaban singkat, rumusan butir tes tidak menimbulkan makna ganda, (3)

bahasa, yang meliputi: rumusan butir tes menggunakan bahasa yang sederhana

dan komunikatif, rumusan butir tes tidak menimbulkan salah pengertian, butiran

tes menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

uraian. Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengumpulan dan pengolahan

data yaitu: mengumpulkan data- data nilai dari SDN 2 X melalui Email atau

website, kemudian dianalisis dengan memakai ilmu statistik.

3.7 Teknik analisis data

Untuk pengolahan data secara kuantitatif dari hasil perolehan belajar siswa

menggunakan analisis tool fax Program Microsoft Excel.

3.8 Uji Persyaratan Analisis

Uji Persyaratan Data

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah untuk menguji normal tidaknya distri data pada

sampel. Uji ini menggunakan rumus chi-kuadrat, yaitu untuk mengetahui

distribusi data yang diperoleh dari tes masing-masing kelompok siswa

tersebut.

Rumus chi-kuadrat adalah:

X2= ∑(fo-fh)2

fh ( Suharsimi Artkunto, 1989:229)

By Muhammad sukma rohim 16

Page 17: Penelitian Mini

keterangan :

x2 = sekor chi-kuadrat

fo = frekuensi obserpasi

fh = frekuensi harapan

kretria pengujian adalah membandingkan skor x2hitung dengan skor x2

tabel

pada siknifikan 5 persen dengan derajat keabsahan db (n-1) yaitu:

- jika harga skor x2hitung ≤ skor x2

tabel berarti data mengikuti data distribusi

normal.

- Jika harga skor x2hitung > skor x2

tabel berarti data mengikuti data distribusi

normal.

b. Uji Homogenitas Varians

Untuk Uji Homogenitas menggunakan rumus fisher, yaitu mengetahui homogen

tidaknya kedua variani.

F hitung = Varuian terbesar

Varian terkecil ( Sudjana, 1992: 250)

Keterangan :

F hitung < Ftabel maka kedua variansi tersebut homogen.

F hitung ≥ Ftabel maka kedua variansi tersebut tidak homogen.

F tabel pada db( n1 – 1) dan (n2 – 1) dengan taraf signifikan 5 %

By Muhammad sukma rohim 17

Page 18: Penelitian Mini

Bab IV

Hasil penelitian dan Pembahasan

4.1 Deskripsi data

Berikut ini disjikan data tentang hasil belajar matematika siswa kelas

eksperimen dan kelas control. Kemudian dilakukan perhitunga analisis deskripsi

data utnuksetiap kelas antara lain menentukan rentangan skor, rata-rata, median,

modus, dan standar deviasi. Penyajian data tersebut dalam bentuk distribusi

frekuensi dan grafik dari masing-masing data.

4.1.1Hasil Penelitian

Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil belajar

matematika siswa seperti pada tabel berikut.

Tabel 3

Skor tes hasil Ulangan semester 1 kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hasil

Skor hasil belajar siswa

Eksperimen kontrol

Xe Ye Xk Yk

Jumlah 528 850 546 846

Rata-rata skor 19,5 34,14 19,5 31.11

By Muhammad sukma rohim 18

Page 19: Penelitian Mini

Selisih skor dalam kelas 14,58 11,61

Selisih skor antar kelas 2,97

Dari tabel 3. terlihat bahwa ada perbedaan selisih antara skor tes semester 1 dari

hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas control. Perbedaan tersebut adalah

sebesar 2,97.

4.1.2 Pembahasan hasil penelitian

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan skor tes hasil belajar matematika

antara siswa kelas eksperimen dan kelas control dipeeroleh to= 2,04 dan t tabel=

1,671 pada taraf signifikan 5% dan db=(n1 + n2-2) dengan demikian to> t tabel

sehingga ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasilbelajar

matematika siswa kelaseksperimen dan kelas control berbeda setelah di uji dengan

ststistik. Bila dilihat juga dari rata-rata kelasnya hasil belajarmatematika siswa

berbeda, dimana rata-rata skor kelas eksperimen(xe=34.14) dan rata-rata skor

kelas control(xk=31,11). Ini berarti penggunaan LKS utnuk meningkatkan hasil

belajar khususnya pada penjumlahan dan pengurangan sangat efektif.

Penggunaan LKS yang dilakukan siswa ternyata dapat meningkatkan hasil

belajarnya. Hal ini terbukti pada perbandingan skor antara siswa kelas eksperimen

dan kelas control sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan dilaksanaka, seperti

pada tabel berikut ini:

Tabel 12.

Skor rata-rata kelas eksperimen dan kelas control

Skor kemapuan awal Skor hasil belajar

By Muhammad sukma rohim 19

Page 20: Penelitian Mini

kelas (sebelum perlakuan) (setelah perlakuan )

Eksperimen 19,5 34,14

Control 19,5 31,11

Dari tabel 12. diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar matematika siswa

antara yang diajarkan denagn menggunakan LKS lebih baik dari siswa yang

diajarkan tanpa LKS.

Dalam hal ini sesuai dengan kajian teori bahwa LKS lebih efektif di

gunakan pada setiap pokok bahasan matematika dapat dibuktikan setelah

dilakukan eksperimen pada penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Dengan adanya perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan

deangan menggunakan LKS dan siswa yang diajarkan tanpa LKS dengan

peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika siswa diajarkan dengan

menggunakan LKS lebih tinggi dari skor rata-rata siswa yang diajarkan tanpa

LKS, maka peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan LKS lebih efektif dalam

pengajaran matematika.

Oleh karena itu, penggunaan dalam pengajaran matematika perlu dilakukan

pada siswa agar peningkatan hasil belajar matematika yang telah dicapai selama

penelitian dilangsungkan dapat dipertahankan dan meningkat lagi.

By Muhammad sukma rohim 20

Page 21: Penelitian Mini

Bab V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan sesuai dengan tujuan maka

dapat disimpulkan bahwa.

1. Hasil belajar matematika siswa kelas ekprimen mempunyai retang skor

dari 25 dan 43, skor rata-rata 32,48 standar deviasi 6,84 dan siswa kelas

control mempunyai rentang skor dari 20 sampai 39, skor rata-rata 31,11

standar deviasi 5,03.

2. Penggunaan LKS yang dilakukan siswa dalam proses belajar matematika

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini dapat dilihat dari pebandingan

peningkatan skor kelas eksprimen sebelum perlakuan dengan rata-rata

19,5 menjadi 34,14 setelah perlakuan. Sedangkan skor kelas control

sebelum perlakuan dengan rata-rata 19,5 menjadi 31,11. Dengan demikian

maka penggunaan LKS efektif pada pengajaran metematika. ( dari hasil

belajar matematika siswa kelas eksprimen skor rata-ratanya 34,14 lebih

besar dari skorrata-rata kelas control yaitu 31,11)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam pembelajarannya pada materi pecahan ( menjumlah dan

mengurangkan pecahan biasa dengan pecahan campuran) dengan sampel

By Muhammad sukma rohim 21

Page 22: Penelitian Mini

penelitian siswa kelas Va dan kelas Vb SDN 2 X tahun ajaran 2009/2010. Hasil

dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada kelas (sekolah) lain.

5.3 Saran

Sebagai implikasi dari penelitian ini, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. kepada guru bidang studi matematika diharapkan pada proses belajar

mengajar menggunakan LKS sebagai media untuk membantu siswa dalam

memahami setiap materi yang diajarkan. Dan dalam pembuatan LKS

diajarkan sederhana dan mudah dipahami siswa dengan memperbanyak

soal latihan dengan harapan agar siswa dapat lebih terlatih untuk

menyelesaiakan sola-soal matematika.

2. guru hendaknya bersikap fleksibel terhadap situasi dan kondisi

pembelajaran, aktivitas dan kontribusi siswa dalam pembelajaran lebih di

utamakan dari pada domisi guru dalam proses pembelajaran.

By Muhammad sukma rohim 22

Page 23: Penelitian Mini

Daftar Pustaka

Ali,Muhammmad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan

Strategi.Bandung: PT. Bina Aksara

Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT.

Bina Aksara

Dahar. R. W. 1989. Teori -teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Hudojo. H. 1988. Mengajar belajar Matematika. Jakarta: Dikjen Dikti P2LPTK

Slammeto. 1998. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. BAndung: PT. Bina

Aksara

Suherman, Erman. 1986. Pendidikan Matematika. Jakarta: Depdikdup

Supardjo. 2007. Matematika Gemar Berhitung Untuk Kelas V SD dan MI

Semester 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

By Muhammad sukma rohim 23