penelitian ilmu tanaman -...

25
Page | 1 BAHAN AJAR: PENELITIAN ILMU TANAMAN Bagian I : Penelitian dalam Bidang Ilmu Tanaman: Suatu Refleksi Epistemologis i ABSTRAK Ilmu Tanaman adalah Ilmu Percobaan (Eksperimental-wissenschaft), yang keberhasilannya bergantung kepada akurasi pengetahuan tentang realitas obyek yang ditelitinya. Oleh karena itu telaah realitas obyek melalui telaah deskriptif dan eksplanatif merupakan syarat mutlak dan langkah awal dari suatu eksperimen yang berhasil. Bentuk experimentnya dapat berupa eksperimen hipotetik atau aksiomatik. Eksperimen hipotetik tidak langsung melacak "sistem". Pemahaman sistem diperoleh melalui logika deduksi hipotesis yang teruji. Eksperimen aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model -model aksioma. Per definisi aksioma adalah postulat atau asumsi yang sudah tidak perlu lagi diuji kebenarannya. Dalam konteks uraian ini aksioma adalah model mekanik yang self evident truth. Pemodelan pada dasarnya adalah model matematik yang mempersentasikan sistem secara utuh, yang dikembangkan pada kerangka model aksiomatik. Keberhasilan suatu model teruji melalui perbandingan data terobservasi dengan data yang diprediksi melalui simulasi model . PENDAHULUAN. Diantara pakar Ilmu Tanaman sering timbul perbincangan tentang perlu tidaknya penelitian dimulai dengan hipotesis. Dengan perkataan lain apakah hanya kegiatan telaah yang melaksanakan pengujian hipotesis yang dapat dianggap sebagai penelitian, sedangkan yang lainnya dianggap bukan penelitian. Setelah direnung ulang kembali, nampaknya perbincangan ini muncul karena adanya beberapa pengertian dasar yang "terlupakan". Nampaknya kita perlu melacaknya secara lebih mendasar, secara epistemologik. Epistemologi keilmuan adalah term filsafat yang memperbincangkan bagaimana atau dengan cara apa ilmu itu diperoleh. Jadi tulisan ini akan mencoba melacak secara

Upload: lehanh

Post on 01-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 1

BAHAN AJAR:

PENELITIAN ILMU TANAMAN

Bagian I : Penelitian dalam Bidang Ilmu Tanaman: Suatu

Refleksi Epistemologisi

ABSTRAK Ilmu Tanaman adalah Ilmu Percobaan (Eksperimental-wissenschaft), yang keberhasilannya bergantung kepada akurasi pengetahuan tentang realitas obyek yang ditelitinya. Oleh karena itu telaah realitas obyek melalui telaah deskriptif dan eksplanatif merupakan syarat mutlak dan langkah awal dari suatu eksperimen yang berhasil. Bentuk experimentnya dapat berupa eksperimen hipotetik atau aksiomatik. Eksperimen hipotetik tidak langsung melacak "sistem". Pemahaman sistem diperoleh melalui logika deduksi hipotesis yang teruji. Eksperimen aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per definisi aksioma adalah postulat atau asumsi yang sudah tidak perlu lagi diuji kebenarannya. Dalam konteks uraian ini aksioma adalah model mekanik yang self evident truth. Pemodelan pada dasarnya adalah model matematik yang mempersentasikan sistem secara utuh, yang dikembangkan pada kerangka model aksiomatik. Keberhasilan suatu model teruji melalui perbandingan data

terobservasi dengan data yang diprediksi melalui simulasi model.

PENDAHULUAN.

Diantara pakar Ilmu Tanaman sering timbul perbincangan

tentang perlu tidaknya penelitian dimulai dengan hipotesis. Dengan

perkataan lain apakah hanya kegiatan telaah yang melaksanakan

pengujian hipotesis yang dapat dianggap sebagai penelitian,

sedangkan yang lainnya dianggap bukan penelitian. Setelah

direnung ulang kembali, nampaknya perbincangan ini muncul

karena adanya beberapa pengertian dasar yang "terlupakan".

Nampaknya kita perlu melacaknya secara lebih mendasar, secara

epistemologik.

Epistemologi keilmuan adalah term filsafat yang

memperbincangkan bagaimana atau dengan cara apa ilmu itu

diperoleh. Jadi tulisan ini akan mencoba melacak secara

Page 2: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 2

epistemologik bagaimana bentuk dan arah penelitian dalam bidang

Ilmu Tanaman.

Bentuk dan arah penelitian pertama-tama tergantung

kepada filsafat yang dianut oleh penelitinya. Oleh karena itu tulisan

ini akan dimulai dengan menyoroti alur filsafat yang mewarnai

petualangan manusia mencari jawab tentang apa, mengapa dan

bagaimana obyek telaah (mackhluk hidup, tanaman) itu. Pada

wujudnya yang sekarang, Ilmu Tanaman adalah Ilmu Percobaan

(Eksperimental-wissenschaft), yang untuk keberhasilannya

mensyaratkan akurasi realitas obyek. Karenanya juga telaah

realitas obyek (dengan bentuk penelitian deskriptif dan/atau

eksplanatif), akan dan harus selalu menyertai penelitian

eksperimental. Hal hal tersebut akan menjadi topik pembicaraan

pada sub-judul Alur Filsafati. Sub-judul berikutnya. mendiskusikan

hubungan hierarkhis obyek telaah yang mempunyai implikasi

penting pada semua aspek kegiatan penelitian. Eksperimen, bukan

saja berbentuk pelaksanaan pengujian hipotesis, akan tetapi juga

dipakai sebagai alat bantu uji aksiomatik. Sub-judul Hubungan

Hierarkhis Obyek Telaah akan membicarakan hal ini, yang juga

merupakan dasar dari pemodelan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

ALUR FILSAFATI

Bentuk dan arah penelitian dalam bidang apapun termasuk

ke dalamnya dalam bidang Ilmu Tanaman, tidak akan lepas dari

wawasan terdalam atau filsafat yang dianut para pakarnya. Alur

filsafati ini dalam fisiologi tanaman, yang merupakan akar dari Ilmu

Tanaman, diuraikan cukup rinci dalam introduksi buku Lehrbuch

der Pflanzenphysiologie (Libbert, 1975), yang sarinya dapat diikuti

pada uraian berikut.

Fisiologi merupakan telaah jalannya reaksi dalam benda

hidup. Ilmu ini mencakup fungsi dari benda hidup, organ,

jaringan, sel dan bagian bagian dari sel, demikian pula penyebab

wujud hidup dan hasil dari benda hidup itu.

Penggunaan istilah benda "hidup" (lebende materie, living

materials, makhluk hidup) menyiratkan adanya pengertian filsafat

tentang obyek telaah. Hal ini mencakup pertanyaan klassik tentang

Page 3: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 3

hubungan antara jasmani dan rohani, zat dan bentuk, keberadaan

dan kesadaran, material dan ideal atau bagaimana agar dualitas

tersebut dapat selalu digambarkan bersama. Menjadi pertanyaan

apakah obyek dari telaah benda hidup (biologi) itu materi atau

abstraksi dari semua yang materi, sehingga bersifat immateri

(non-materie, immaterial, immaterieller rest). Zaman antik dan

zaman sebelum abad ke 20 didominasi oleh pengertian terakhir

dengan menempatkannya secara absolut pada pengertian jiwa

(Aristoteles; bentuk awal dari vitalismus dalam biologi).

Baik pakar Ilmu Alam atau awam abad pertengahan cukup

puas dengan penjelasan ini. Didorong oleh kemajuan dalam Ilmu

Alam, maka muncul pengertian atau faham yang bertentangan

dengannya, yaitu bahwa proses dalam benda hidup harus difahami

semata-mata sebagai proses fisika dan kimia (mekanisme atau

materialisme-mekanis dari Descartes, Lammetrie). Faham ini mula-

mula menggeser faham mistis idealistis dari faham abad

pertengahan tersebut, namun tidak bertahan lama. Hal ini

disebabkan karena fisiolog menemukan adanya sesuatu yang khas

benda hidup, yang tidak dapat diterangkan secara mekanis atau

materialis mekanis (tidak dapat ditelusuri sampai ke proses kimia

dan fisika). Oleh karena itu Vitalisme dari Aristoteles dan faham

lain yang senada seperti idealisme-objective dari Smuts, Driesch

dan Meyer Abich, kembali mendapat tempat. Sesuatu yang khas

biologi, yang memegang fungsi kendali dalam makhluk hidup, yang

sampai saat itu tidak bisa diterangkan, diterima sebagai

immaterial, sebagai sesuatu yang transenden.

Pada masa berikutnya muncul faham materialisme-dialektis.

Faham ini mengatakan sesuatu yang khas biologis adalah suatu

"sintesis". Dalam hal ini sesuatu yang khas biologis tersebut tidak

perlu ditolak seperti dalam materialisme-mekanis, juga tidak

dianggap sebagai transenden seperti dalam idealisme-obyektif,

akan tetapi harus tetap dianggap sebagai materi. Dengan demikian

dalam lingkup fisiologi semua hukum-hukum kimia dan fisika tetap

berlaku, demikian pula halnya struktur dan proses yang khas

biologis, yang tidak terdapat pada benda mati, akan atau harus

tetap dapat dilacak melalui hukum-hukum kimia dan fisika.

Page 4: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 4

ILMU TANAMAN ADALAH ILMU PERCOBAAN

Ilmu Tanaman merupakan kumpulan pemahaman

(understandings) dari rangkaian proses fisiologik yang mendasari

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Charles Edward et al.,

1986), yang menyimak alur filsafati tadi bentuk dan arah

penelitiannya pada akhirnya bertumpu pada filsafat materialisme

dialektis. Faham ini menganggap sesuatu yang khas biologis

(artinya tidak terdapat pada benda mati), yang memegang fungsi

kendali, tidak harus ditolak (seperti halnya pada materialisme-

mekanis) atau dianggap transenden (seperti dalam idealisme

obyektif) , akan tetapi suatu "sintesis". "Sintesis" ini tetap materi,

karena tetap dapat dilacak (walaupun belum seluruhnya) melalui

hukum-hukum kimia dan fisika. Karena itu pengertian "materi"

berbeda dengan pengertian "benda" (substance).

Dalam artian operasional, filsafat ini memberlakukan obyek

telaah - dalam hal ini tanaman - mutlak pasif. Memang tidak

pernah muncul evidensi yang mengukuhkan bahwa tanaman

adalah makhluk yang berfikir, yang mampu merencanakan

sesuatu. Tanaman menanggapi perubahan lingkungan secara

pasif, tidak mampu mengatur strategi dan taktik menghadapi

periode periode yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan,

reproduksi atau kelangsungan hidupnya. Karenanya deskripsi atau

pernyataan teleologis mengandung bahaya. Untuk jelasnya

perhatikan kedua pasang proposisi atau pernyataan berikut ini.

* Pada musim kemarau yang panjang, tanaman akan berusaha

mencari air ke bagian tanah yang lebih dalam.

* Pada musim kemarau yang panjang, tanaman mempunyai akar

yang lebih panjang dan rapat, menembus lebih jauh masuk ke

dalam tanah.

* Dalam keadaan kurang cahaya, tanaman akan mengem-

bangkan kanopinya, sehingga mampu menangkap cahaya yang

lebih banyak.

* Tanaman yang kekurangan cahaya, mempunyai kanopi yang

lebih lebar, katimbang tanaman yang mendapat cahaya cukup.

Page 5: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 5

Lebih jauh anutan terhadap filsafat ini tercermin pada

ketatnya prinsip kausalitas dipegang teguh. Prinsip kausalitas,

yaitu keteraturan hubungan antara "sebab" (causa, reason,

ursache) dengan "akibat" (consequent, wirkung), menjadi suatu

prinsip yang dipegang kukuh oleh peneliti bidang fisiologi dan

biologi pada umumnya, seperti dapat disimak pada kredo

penelitian yang menyatakan bahwa dalam benda hidup :

(1) Tidak ada satu faktorpun yang bersifat non-benda atau

lebih tepat non-materi.

(2) Semua proses dapat dan harus dapat dilacak dengan

prinsip kausalitas.

(3) Suatu realitas obyektif nyata ada.

(4) Semuanya recognizable.

Hubungan antara sebab dan akibat tidak harus selalu linier,

akan tetapi akibatnya dapat berupa perubahan karakter suatu

proses reaksi, artinya akibat yang sesungguhnya baru nampak

jelas pada hasil reaksi atau beberapa reaksi berikutnya (konsep

biologi molekuler). Karena hubungan kausal baru dapat dijelas-

terangkan melalui variasi penyebab, maka fisiologi dan turunannya

- Ilmu Tanaman - sama seperti halnya kimia dan fisika, adalah

suatu Ilmu Percobaan (Eksperimental-wissenschaft).

Telaah obyek melalui eksperimen mensyaratkan si peneliti

mengetahui dengan benar realitas obyek yang ditelitinya.

Menduduk soalkan obyek telaah (dalam arti materi dan bukan

immateri) - melalui telaah deskriptif dan eksplanatif - merupakan

langkah awal dalam eksperimen yang sebenarnya. Setelah "state

of affair" (sachverhalt) dari obyek penelitian jelas macamnya,

eksperimen dimulai dengan pembentukan satu atau beberapa

hipotesis yang diperkirakan dapat menjelaskan obyek tersebut.

Kiranya jelas bahwa kualitas "realitas obyektif" sangat menentukan

hasil akhir dari suatu eksperimen. Penelitian aplikasi zat pengatur

tumbuh (ZPT) misalnya, sampai dewasa ini hasilnya sering

kontroversial, karena sachverhalt atau realitas obyektif "kerja"

atau mungkin lebih tepat "kerjasama", baik antara ZPT dengan

hormon endogen, maupun antar hormon endogen sendiri masih

belum jelas.

Page 6: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 6

HUBUNGAN HIERARKHIS OBYEK TELAAH

Kegiatan penelitian "dapat" kita bagi menjadi :

(1) Mengumpulkan pengetahuan (knowledge) tentang obyek

telaah.

(2) Menata pengetahuan yang telah kita kumpulkan dan

mengembangkan pemahamannya (understandings).

(3) Memanfaatkan pengetahuan dan pemahaman tersebut

untuk memecahkan masalah.

Kegiatan (1) dan (2) dapat kita sebut penelitian "dasar"

sedangkan kegiatan (3) dapat kita sebut penelitian "terapan".

Selanjutnya masih perlu dibedakan antara kegiatan (1) dengan

(2). Kata "pengetahuan" dan "pemahaman" tidak sinonim.

Pengetahuan hanya mengacu kepada "tahu" tentang keberadaan

atau adanya fakta-fakta, sedangkan pemahaman mengacu kepada

wujud eksplanasi tuntas tentang suatu fenomena berdasarkan

abstraksi dari pengetahuan-pengetahuan yang terobservasi. Arti

"terobservasi" disini menyiratkan perlunya kita selalu sadar

tentang dasar dari penelitian kita, tentang pendekatan yang kita

gunakan untuk mengumpulkan pengetahuan tersebut. Pada

umumnya dalam suatu penelitian consernnya bukan salah - benar,

akan tetapi apakah cara atau pendekatan yang kita gunakan

dalam kondisi saat itu "memadai" (appropriate) atau tidak.

Dewasa ini pada umumnya para pakar sepakat bahwa proses

kimia dan fisika yang nampak khas dalam makhluk hidup, terjadi

hanya karena makhluk hidup itu tersusun dalam bagian-bagian

yang hierarkhis dan spatial teratur rapi, sejalan dengan macam,

jumlah dan urutan reaksi yang berjalan tepat waktu dan tepat

ruang (fungsi kendali), singkron dengan lingkungan.

Thornley (1980) menata wujud hirearkhis obyek telaah

(tanaman) ini dengan urutan ke bawah sebagai berikut :

Pertanaman (komunitas tanaman)

Tanaman

Organ (daun, batang, akar)

Jaringan (misal epidermis, mesofil)

Sel

Organel (misal khloroplast, mitokhondria)

Molekul (misal protein, asam nukleat)

Page 7: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 7

Tiap level merupakan kumpulan terorganisasi dari level di

bawahnya. Makin ke bawah dalam urutan hirearkhis ini, makin

menurun tingkat kompleksitas materi-materi penyusunnya. Charles

Edward (1982) dengan mengutip persepsi yang dikembangkan

oleh Thornley (1980) menyimpulkan dua kaidah penting dalam

hubungan hirearkhis ini.

Pertama bentuk hubungan antara dua level yang berurutan

tidak simetris. Proses-proses dalam level atas dari dua level yang

berurutan hanya dapat berjalan sempurna bila proses-proses

dalam level di bawahnya berjalan efektif, akan tetapi tidak dengan

sendirinya kesempurnaan proses pada level bawah akan menjamin

efektifnya proses-proses di level atasnya. Terdeskripsikannya

daun, batang dan akar dengan tuntas misalnya tidak dengan

sendirinya menjamin terdeskripsikannya sistem tanaman utuh,

walaupun akar, batang dan daun itu bagian dari tanaman.

Kedua evidensi-evidensi yang terjadi pada suatu level

hirearkhi berhubungan atau dapat dihubungkan dengan evidensi-

evidensi pada level hirearkhi bagian atasnya secara mekanistis

atau menurut alur eksplanasi yang logis.

Wujud hirearkhis ini mengandung implikasi penting dalam

penelitian di bidang Ilmu Tanaman. Menentukan obyek, tujuan dan

arah penelitian dan kemudian cara menginterpretasikannya

nampak menjadi sangat penting dan menentukan. Suatu

fenomena biologis - jadi suatu "sistem", dipecah menjadi bagian-

bagian hirearkhis yang lebih rendah, dan bagian-bagian ini dipecah

lebih lanjut menjadi komponen-komponen pada lavel yang lebih

rendah lagi. Dengan mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan

pada level bawah ini, dan kemudian mengabstraksinya, para

peneliti berharap dapat memperoleh dasar kuantitatif untuk

menerangkan fenomena biologis atau sistem itu secara utuh.

Tugas utama peneliti adalah menemukan sekuensi proses, dari

wujud proses awal (initial state) ke wujud akhir (goal state) :

kemampuan untuk memecahkan proses utuh suatu sistem menjadi

rangkaian wujud proses baik vertikal maupun horisontal,

memungkinkan kita melacak laju proses dan mendeskripsi

permasalahan yang dihadapi (Simon, 1962).

Selain pendekatan reduksionis, ada cara pendekatan lain,

yaitu pendekatan holistis. Kita dapat berupaya mencapai

Page 8: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 8

pemahaman wujud proses suatu sistem melalui deduksi atau

inferensi yang didasarkan kepada observasi obyek dalam fungsi

utuhnya. Bila pendekatan reduksionis berfokus kepada sintetis

pemahaman dari pengetahuan-pengetahuan bagian-bagian atau

komponen-komponennya, maka pendekatan holistis berfokus

kepada pengembangan pemahaman melalui analisis sistem secara

utuh.

Baik para reduksionis, maupun holistis, keduanya bertujuan

sama, yaitu memahami kelakuan "sistem" yang menjadi obyek

telaahnya. Dalam keduanya, cara terbaik untuk menguji apakah

pemahaman yang kita kembangkan itu baik dan tangguh adalah

melalui perbandingan kuantitatif antara produk "kelakuan" yang

terobservasi di alam dengan produk "kelakuan” yang kita ramalkan

berdasarkan pemahaman sistem yang kita kembangkan. Peranan

matematik dalam hal ini sangat mutlak. Matematik ini mampu

memberi petunjuk lebih jauh : seandainya hubungan matematik

yang kita gunakan ternyata tidak/kurang dapat memecahkan

masalah yang dihadapi, kita patut menduga bahwa dasar-dasar

pendekatan yang digunakan untuk merumuskan hubungan

matematik itu kurang tepat. Kita akan coba telusuri secara lebih

detail masalah ini pada uraian bab berikut.

HIPOTESIS, TELAAH AKSIOMATIK

DAN PEMODELAN

Bab ini akan menduduk soalkan pengertian hipotesis, dan

kemudian kaitannya dengan telaah aksiomatik dan pemodelan.

Hipotesis menurut Danto dalam Encyclopedia Americana (1980)

adalah (1) "a proposition assumed to be true merely for purposes

of argument atau (2) a proposition or theory put forward to

account for and order a body of facts", sedangkan Phillips (1976)

mendefinisikan-nya sebagai (3) "a proposition that has been put

forward tentatively for the purpose of developing evidence for or

against the proposition in question. Dari ketiga definisi itu

terungkap bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai kesimpulan

sementara tentang "bentuk hubungan" yang akan atau perlu diuji

kebenarannya. Jadi dalam hal ini eksperimen dimulai oleh suatu

Page 9: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 9

interpretasi induktif (yaitu membuat hipotesis) Timbul pertanyaan

apakah setiap eksperimen harus dimulai dari hipotesis.

Eksperimen juga dapat dilaksanakan dalam rangka menguji

hubungan aksiomatik (Thornley, 1976; Charles-Edward et al.,

1984; Charles-Edward, 1982). Bentuk penelitian ini tidak dimulai

dengan inferensi induktif, tetapi langsung melakukan inferensi

deduktif dari bentuk hubungan yang sudah pasti, yaitu aksioma.

Per definisi aksioma adalah postulat atau assumsi yang diterima

kebenarannya tanpa harus diuji. Sebagai contoh bentuk hubungan

berikut adalah aksiomatik sifatnya, karena "self evident truth".

W/T = Ej-v

( W/T= laju perubahan berat bersih; j = energi

radiasi yang diintersepsi; E = koefisien konversi dari

energi radiasi ke berat kering), dan v = laju

kehilangan berat kering, baik sebab fisiologis

maupun sebab lain).

Bentuk hubungan matematik tersebut semata-mata berupa

definisi logis tentang pertumbuhan, jadi kebenaran "hubungannya"

sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi, sudah tidak perlu diuji.

Artinya kebenaran hubungan tersebut, atau konsekuensi yang

terramalkan dari hubungan tersebut hanyalah tergantung kepada

apakah logika dan hubungan matematik yang digunakan benar.

Nilai bentuk hubungan matematik demikian hanyalah terletak pada

manfaat atau kegunaannya. Jadi eksperimen yang dilaksanakan

bertujuan menilai manfaat atau apakah aksioma itu berguna/dapat

digunakan.

Bila kita memperoleh atau mengumpulkan pengetahuan baru

tentang obyek telaah (tanaman), maka kita perlu menatanya. Misal

kita punya data tentang hasil panen 5 kultivar tomat, yang

ditanam pada 4 lokasi yang kandungan P-tersedianya berbeda

(katakanlah misalnya variasi berbagai dosis pupuk P). Yang ingin

kita ketahui adalah apakah perbedaan di antara hasil panen

tersebut karena kultivar atau karena perbedaan lokasi/dosis pupuk

atau karena keduanya. Peranan analisis statistik untuk menata dan

menterjemahkan data semacam ini tidak ternilai besarnya. Dari

Page 10: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 10

analisis ini dapat muncul pengetahuan baru, hipotesis, proposisi

atau teori baru. Dalam hubungan ini kita biasanya mulai dengan

hipotesis nol (null hypothesis). Pertama-tama data hasil panen

yang terkumpul diassumsikan sebagai sama dan kemudian dilacak

sampai sejauh mana kemungkinan kebenaran assumsi ini. Melalui

analisis ragam kita uji tingkat kemungkinannya apakah pasangan-

pasangan data itu sama, atau lebih tepat apakah berasal dari

populasi yang sama; demikian pula halnya bila kita melakukan

analisis regresi, kita uji tingkat kemungkinan benarnya persamaan

regresi yang menghubungkan pasangan data tersebut.

Namun perlu diingat bahwa kedua contoh analisis statistik

tersebut tidak membuktikan apa-apa. Yang dibuktikan atau yang

diuji benar atau salah adalah asumsi kita. Jadi analisis statistik

hanya menjawab apa yang kita tanyakan, dan pertanyaannya

sendiri belum tentu benar. Hal ini tidak berarti mengabaikan

peranan analisis statistik. Yang ingin ditonjolkan adalah bahwa

statistik ansich tidak memberikan kepada kita pemahaman yang

definitif tentang "sistem" (tanaman) yang menjadi obyek telaah.

Karenanya diperlukan pendekatan lain untuk mengembangkan

pemahaman yang lebih baik.

Thornley (1976) menyebut pendekatan langsung terhadap

data hasil eksperimen melalui analisis statistik tersebut sebagai

pendekatan empirik, untuk membedakannya dengan apa yang dia

sebut pendekatan mekanik. Bila seseorang ingin memperoleh

pemahaman tentang mekanisme respons suatu sistem biologis,

maka sesungguhnya model mekaniklah yang harus digunakan.

Model ini direkayasa melalui telaah struktur sistem tersebut,

membagi sistem tersebut ke dalam komponen-komponennya, dan

kemudian mengembangkan pemahaman kelakuan sistem itu

secara utuh melalui kelakuan masing-masing komponennya berikut

interaksi antar komponen-komponen tersebut. Pekerjaan

berikutnya adalah memformulasikannya secara matematis, se-

hingga kelakuan-kelakuan tiap komponen dan hubungan-

hubungan interaktif di antaranya dalam konteks sistem secara

utuh tergambarkan. Persamaan matematik tersebut kemudian

"diselesaikan", dan seperangkat angka atau data hasil

penyelesaian rumus matematik tersebut merupakan hasil

peramalan model mekanik yang dikembangkan.

Page 11: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 11

Telaah aksiomatik yang teladan model matematiknya telah

ditampilkan di muka adalah model mekanik. Telaah aksiomatik ini

diintroduksi oleh Charles-Edward (1982) dalam rangka menuju

pemodelan untuk menelaah pertumbuhan dan produktivitas

tanaman/pertanaman. Pemodelan ini berangkat dari apa yang dia

sebut sebagai lima determinan fisiologik (physiological

determinant), yaitu :

(i) Jumlah energi cahaya yang diintersepsi oleh daun/kanopi.

(ii) Efisiensi tanaman mengkonversi cahaya yang diintersepsi

menjadi bahan kering baru.

(iii)Proporsi berat kering baru yang dipartisikan ke berbagai

bagian tanaman.

(iv) Kehilangan berat kering oleh sebab apapun.

(v) Lamanya tumbuh dan berproduksi dari tanaman atau bagian

tanaman yang menjadi tujuan panen.

Nampak bahwa dasar pemodelan (determinan fisiologik)

tersebut sangat disederhanakan karena misalnya tidak

mengikutkan pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman, perubahan temperatur, perbedaan arsitektur tajuk

dan sebagainya. Bila kita mempunyai pemahaman quantitatif

tentang hubungan atau pengaruh suatu faktor terhadap satu atau

beberapa determinan fisiologis tersebut, kita dapat langsung

mensintesisnya dengan model matematik yang telah kita

kembangkan. Dengan demikian wujud model matematik

pertumbuhan dan produktivitas tanaman atau pertanaman itu

pada akhirnya akan merupakan suatu rangkaian panjang

persamaan-persamaan matematik. Karena itu juga tidak mungkin

diselesaikan secara manual atau menggunakan kalkulator biasa.

Itulah sebabnya pemodelan makin mendapat perhatian para

pakar, sejalan dengan makin luas dan mudahnya penggunaan

komputer.

Suatu model, apakah model fisik atau model matematik yang

abstrak, adalah penyederhanaan tampilan dari tampilan yang

sebenarnya dari obyek telaah. Matematik membantu

memformalkan bentuk-bentuk proses dan interrelasi antar

komponen penyusun model dalam wujud abstrak sedemikian rupa,

sehingga bila hubungan-hubungan matematik itu dioperasikan

Page 12: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 12

mampu menggambarkan kelakuan sistem yang sebenarnya.

Pengoperasian model disebut simulasi. Dalam konteks tanaman,

model matematik ini dapat disimulasi untuk memprediksi

perubahan sistem sejalan waktu, dan disebut sebagai model

simulasi dinamis. Bila pengetahuan kita tentang bagian-bagiannya

baik dan pemahaman inter-relasinya juga baik, maka prediksi

kuantitatif tentang respon kelakuan sistem secara utuh terhadap

berbagai kondisi yang berbeda dapat dicapai dengan tingkat

akurasi yang tinggi. Inilah memang yang ingin dicapai oleh

pemodelan. Memang hasil yang diharapkan sering masih jauh dari

memuaskan, namun hal ini membuka mata, bahwa tingkat

pengetahuan kita masih jauh dari memadai; hal ini adalah manfaat

lain dari upaya pemodelan.

PENUTUP

Menduduk soalkan realitas obyektif melalui telaah deskriptif

dan/atau eksplanatif, eksperimen hipotetik, telaah aksiomatik

dan pemodelan, kesemuanya merupakan rangkaian yang

tidak terpisahkan. Apakah hanya eksperimen hipotetik yang

dapat dipakai sebagai penelitian “akademik” (penelitian yang

dilakukan mahasiswa dalam rangka penyelesaian studinya

terutama untuk penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi)

hanyalah soal kesepakatanpara penyelenggara dan

pelaksana pendidikan di Perguruan Tinggi yang

bersangkutan. Namun demikian, ada beberapa hal yang

kiranya patut mendapat perhatian bersama.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penelitian di Perguruan Tinggi -

karena berbagai sebab, terutama anggaran yang sangat

terbatas, hampir seluruhnya bertumpu kepada penelitian

“tugas akhir”; kalaupun ada penelitian yang bukan penelitian

“tudas akhir”, wujudnya kebanyakan hanya telaah evaluatif

sesuai pemberi "order". Dengan perkataan lain warna

keilmuan universitas kita mau tidak mau adalah warna

penelitian “tugas akhir”.

Konsekuensi dari kondisi tersebut, maka eksperimen yang

kita kerjakan hanya mendasarkan diri kepada realitas obyek

Page 13: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 13

dari tempat lain, yang kebanyakan berasal dari kondisi

tempat tumbuh beriklim temperate atau subtropis. Pada

gilirannya, selain realitas obyektif tersebut mungkin berbeda

dengan negara kita yang tropis, kitapun akan selalu

ketinggalan, karena kita tidak mempunyai sumber sendiri

untuk ditelaah secara eksperimental.

Dalam pada itu sudah saatnya kitapun mengembangkan

telaah aksiomatis dan pemodelan, yang per definisi tidak

bertolak dari hipotesis, atau tidak menguji hipotesis.

BAHAN BACAAN Charles-Edward, D.A. 1982. Physiological determinants of crop growth.

Academic Press. Sidney. Charles-Edward, D.A., D. Doley and G.M. Rimmington. 1984. Modelling plant

growth and development. Academic Press. Sidney. Libbert, E. 1975. Lehrbuch der pflanzenphysiologie. Gustav Eisher Verlag.

Stuttgart. Phillips, B.S. 1976. Social Research , Strategy and tactics. MacMillan Publishing

Co. New York. Pearson, C.J. 1984. Control of crop productivity. Academic Press. Sidney. Simon, H.A. 1962. The Architecture of complexity. Proc. Amer. Philosophical

Soc. 106 : 467-482. Thornley, J.H.M. 1976. Mathematical models in plant physiogy. Academic Press.

London.

Page 14: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 14

Bagian II : Metode Ilmiah dan Metode Penelitianii

Penelitian pada dasarnya adalah pengembangan lebih lanjut dari

kemampuan menggunakan nalar (reasoning ability) dalam kehidupan

keseharian kita.

Pengetahuan adalah segala apa yang kita ketahui. Salah satu

pengetahan itu adalah ilmu atau pengetahuan ilmiah, yang diperoleh

dengan cara tertentu yaitu diperoleh melalui metoda ilmiah. Puncak dari

pengetahuan ilmiah adalah kausalitas atau pengetahuan tentang

sebab akibat. Inilah pada dasarnya yang disebut teori. Teori atau

kausalitas merupakan produk dari pengukuhan proposisi1 yang

diperoleh dari hasil membanding-bandingkan atau apa yang disebut

tahapan komparasi. Apa yang kita banding-bandingkan? Yang kita

bandingkan adalah obek yang riil, obyek yang nyata, karena itu kita

sebut realitas obyek. Obyek yang riil artinya obyek yang dapat

ditangkap oleh indera, yang dapat dipersepsi oleh sensasi kita (sens2

perception3). Obyek-obyek yang dipersepsi itu oleh akal, oleh

kemampuan nalar kita dideskripsi, dan kemudian dipilah-pilah

berdasarkan kesamaan dan atau ketidak-samaannya. Proses itu kita

sebut taxonomical, yang merupakan tahapan menuju terbentuknya

konsep. Proses mengonsep realitas ini kita sebut tahapan

konseptualisasi. Konsep-konsep itulah yang diperbandingkan dalam

tahapan komparasi tersebut di muka, bukan realitas obyek tunggal.

Urutan proses-proses itu dapat digambarkan dalam bagan berikut;

1 Suatu statement yang siap untuk dinyatakan benar atau salah; a true or false statement 2 sense = indera, (sight, hearing, smell, taste and touch) that your body uses to get information about the world around you 3 perception = the way you notice things, especially with the senses: the ability to understand the true nature of sth SYN INSIGHT

Page 15: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 15

Sumber:Akyas (1993)

Proses-proses itu dipandu oleh apa yang disebut kriteria kebenaran atau

teori ilmu4. Keseluruhan proses situ disebut metoda ilmiah5. Oleh

karena itu setiap macam ilmu bila dibedah (anatomi ilmu) di dalamnya

akan terdapat realitas obyek terdeskripsi, konsep, proposisi, dan

teori. Porsi mana yang paling besar mencerminkan tingkat kemajuan

dari ilmu itu. Ilmu yang sudah berkembang porsi teorinya lebih besar

katimbang ilmu yang belum berkembang6.

Lalu apa yang disebut penelitian? Semua upaya sadar untuk

meningkatkan pemahaman kita dalam tiap tahapan menuju

terbentuknya hubungan kausal atau teori tersebut disebut penelitian.

Dengan perkataan lain masalah penelitian atau masalah yang akan

diteliti itu bisa terdapat pada tiap tahapan “ketahuan”. Jadi ada

penelitian yang dilakukan karena:

4 Criteria kebenaran atau teori ilmu terdiri dari coherence (konsisten, sejalan/tidak bertetangan dengan pengetahuan sebelumnya), corepondence (apa yang dinyatakan sesuai dengan kenyataannya) dan pragmatis (paling dapat diandalkan); lihat uraian sebelumnya (Bag.I) 5 Lihat definisi yang sudah kita elaborasi. 6 Dari sudut pandang ini, ilmu-ilmu alamiah dinilai lebih maju katimbang ilmu-ilmu sosial. Apakah Sejarah termasuk ilmu? (Sebagian besar isinya “realitas obyek terdeskripsi”). Itulah pula sebabnya komunitas ilmu alamiah lebih suka menterjemahkan sciense = sain, sedangkan komunitas ilmu-ilmun sosial merasa lebih pas menterjemahkan sciense = ilmu pengetahguan.

Page 16: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 16

obyek belum diketahui atau obyek belum terdeskripsi atau deskripsinya

perlu diperbaiki (obyek belum diketahui atau perlu dimantapkan), atau

obyek sudah diketahui namun belum dipilah atau belum dikonsep

(pembentukan konsep atau proposisi), atau

hubungan itu perlu dikukuhkan, atau perlu lebih dikukuhkan (Teori

belum atau perlu dimantapkan)

Oleh karena masalah yang diteliti beda tahapannya, maka kerja

penelitian dan bentuk penitiannyapun berbeda. Dalam hubungan ini

dapat dipilah menjadi:

Kerja penelitian dalam lingkup pendeskripsian / pemantapan realitas

obyek dan pembentukan konsep / proposisi disebut taksonomikal, dan

hasil yang dicapainya disebut deskripsi;

kerja penelitian pembentukan / pemantapan teori disebut teoritikal dan

hasil yang dicapainya berupa eksplanasi.

Bentuk penelitiannya dapat berupa: penelitian eksploratif, penelitian

eksplanatif dan penelitian verifikatif. Tabel berikut kiranya dapat lebih

memperjelas:

Sumber: Rusidi (1980).

Page 17: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 17

Akyas et. Al.,(2004) dalam upaya mengembangkan teknologi hidroponik

di Laboratorium Kultur Terkendali, Fakultas Pertanian, Unpad,

mengoperasionalkan 3 (tiga) macam penelitian, yaitu; penelitian

deskriptif (survey), penelitian experimental hipotetik, dan penelitian

rekayasa (engineering, atau penelitian eksperimental aksiomatik).

Telah disebutkan bahwa puncak tahapan keilmuan adalah hubungan

kausal atau teori. Bila faktor-faktor yang menjadi sebab dipenuhi,

maka akibatnya dapat diperkirakan. Artinya teori menghasilkan

ramalan. Kegiatan nalar dari teori (dari yang umum) ke ramalan (yang

khusus) disebut deduksi (menggunakan logika dan matematika).

Proses untuk membuktikan kebenaran dari lamaran itu disebut

pengukuhan atau verifikasi, yang ditempuh melalui percobaan/

eksperimental. Hasil verifikasi disebut fakta. Fakta-fakta yang terkumpul

dapat diklassifikasikan kembali, dicoba dicari hubungan-hubungannya

melalui pengamatan yang intensif dan terkadang juga menggunakan

percobaan dan statistika, menghasilkan teori. Jadi dari yang khusus

(partikular7; fakta-fakta yang banyak sekali) ke generalisasi, yang

umum; proses nalar ini disebut induksi. Lingkaran itulah yang disebut

azas hipotetiko-deduktif-verifikatif, seperti dapat disimak pada bagan

berikut:

7 particular = used to emphasize that you are referring to one individual person, thing or type of thing and not others

Page 18: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 18

AZAS HIPOTHETICO-DEDUKTIVE-VERIFIKATIVE

TEORI RAMALANdeduksi

dengan logika

dan matematika

induks

i verifikasi

FAKTA

dengan pengamatan

yang selalu dikukuhkan

dengan percobaan

Dengan pengamatan

Terkadang ditambah

Percobaan dan statistika

OR

DE

O

BS

ER

VA

SI

OR

DE

K

ON

SE

PT

UA

LIS

AS

II

pengamatan realitas obyek /

konseptualisasi

Sumber: Suria Sumantri (1981)

Langkah Penelitian

Telah dikatakan penelitian adalah instrumen untuk mengembangkan

pengetahuan ilmiah, atau secara lebih terinci sejalan dengan paparan di

atas, penelitian adalah upaya untuk memperoleh atau meningkatkan

pemahaman atas suatu obyek, baik obyek dalam artian realitas tunggal

(obyek, konsep), maupun obyek yang merefleksikan hubungan antar

konsep atau phenomena. Upaya untuk meningkatkan pemahaman ini

ditempuh melalui langkah

mendefinisikan masalah dan memposisikannya pada ilmu

pengetahuan dewasa ini (biasa disebut kajian reflektif)

menjaring semua informasi yang berkaitan dengan masalah ini,

dengan metoda yang sesuai8,

menganalisis dan menginterpretasikan data dengan mengacu

pada aturan-aturan baku,

8 Penentuan variable dan pemilihan metoda percobaan pada penelitian experimental. Pada peneltitian deskriptif, mungkin menggunakan teknik dan instrumen yang khusus; keterandalannya sering sangat tergantung kepada akurasi teknik dan instrumen yang digunakan.

Page 19: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 19

mengkomunikasikan hasil ini ke pada yang lain9.

Dalam mendefinisikan masalah, sipeneliti merenung-dalam apa

sesungguhnya yang ingin dia ketahui, apa yang telah diketahui

tentang obyek/masalah itu saat ini10, dan bagaimana

kemungkinannya agar ia dapat bergerak kearah pemahaman yang

lebih baik. Langkah berikutnya adalah menggali semua data yang

relevan yang berkaitan dengan masalah ini, dengan menggunakan

tehnik investigasi yang cocok dengan batasan masalah yang kita

buat11.Wujud hasil penelitian / sumbangan ilmiah yang

dihasilkannya dapat berupa: (a)teori baru, (b)perbaikan /

penyempurnaan / pengukuhan teori existing, (3) teknologi baru,

(c) penyempurnaan / adaptasi teknologi existing, (d) deskripsi

dan/atau eksplanasi realitas obyek (fenomen/evidensi/fakta) baru.

9 Jadi mengkomunikaikan hasil penelitian ilmu merupakan bagian tidak terpisahkan dari penelitian itu sendiri, karena ilmu pada dasarnya adalah upaya komunal (lihat Bagian III dari tulisan ini) 10 Mencari reference{(tertulis (lietatur, dokumen), tidak tertulis (keterangan akhli)} 11 Teknik penelitian

Page 20: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 20

Bagian III: Ilmu dan Teknologiiii

Bagaimana hubungan antara ilmu dan teknologi? Sering disebut-

kan bahwa teknologi adalah turunan atau penjabaran dari ilmu.

Namun dalam awal perjalanan sejarahnya nampak bahwa teknolo-

gi muncul lebih dahulu katimbang ilmu. Dalam upayanya untuk

eksis, manusia mencoba membuat sesuatu agar dapat bertahan

hidup lebih mudah dan lebih nyaman. Secara trial and error

akhirnya mereka memperoleh sesuatu cara yang dapat lebih

mempermudah bekerjasama dan atau memanipulasi alam

sekitarnya untuk keuntungan mereka. Itulah yang disebut

teknologi. Dalam perkembangan berikutnya, didorong oleh rasa

ingin tahu yang besar (curiocity), manusia mulai mencoba

memahami bagaimana evidensi alamiah (fenomena) yang terjadi

disekitarnya berproses/ bekerja. Mereka berangsur-ansgsur makin

banyak tahu bagaimana alam itu bekerja. Inilah pada dasarnya

yang disebut ilmu. Dengan ilmu itu manusia mulai belajar secara

lebih terprogram bagaimana memanfaatkan alam untuk

kepentingan dirinya. Inilah yang disebut teknologi berbasis ilmu.

Pada wujudnya yang sekarang hubungan ilmu dan teknologi

memang tidak sesedarhana itu; makin kompleks dan kait

mengkait. Uraian berikut mencoba berrefleksi12 tentang hubungan

ilmu dan teknogi.

Secara traditional aktivitas intelegensia13 manusia ada dua, yaitu

practikal dan teoritikal

• Intelegensia praktikal berkaitan dengan kemampuan

bertahan hidup (survival) dan kesejahteraan dengan adaptasi

dan/atau mengontrol lingkungan dan interst pada outcome atau

hasil akhir

• Intetegensia teoretikal lebih concern pada mencari tahu dan

memahami dan - seperti seni - sering sekali tidak tertarik pada

praktek, dan hasil akhir yang spesifik

Dengan dasar pembedaan tersebut hubungan antara sain dan

teknologi dapat digambarkan dalam bagan berikut

12 Lihat footnote no. 7. 13 Intelligent = good at learning, understanding and thinking in a logical way about things; showing this ability

Page 21: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 21

BAGAN HUBUNGAN ANTARA ILMU DAN TEKNOLOGI

Teknologi Ilmu

macam

pengetahuan

bagimana mengerjakan

ini

apa masalahnya?

mengapa?

manusia

sebagai

pembuat dan pelaku

aktif dalam aktivitas

kehidupan

sipencari tahu yang

sangat ingin tahu dan

penemu apa yang ada

disana (diluar dirinya/

external world)

metoda invensi14, trial & error

dengan tujuan/hasil ahir

sebagai pedoman

membangun hipotesis,

menguji, konfirmasi

dan diskonfirmasi

dengan komunitas ilmu

tujuan menemukan apa yang

seharusnya dilakukan

untuk menghasilkan,

mencegah atau

mengubah evidensi dan

realitas

menemukan realitas

eksternal dan apa

yang telah terjadi atau

tidak terjadi dan

mengapa

Sumber: Kegley (1989)

Bagan tersebut dapat dielaborasi lebih jauh sebagai berikut:

Konsern ilmu terutama adalah menemukan realitas

eksternal yang ada dan mengembangkan eksplanasi teoritis

agar dapat menjelaskan apa yang telah atau akan terjadi

dan mengapa. Sain berusaha menemukan hukum umum (seperti;

Hukum Gravitasi Fisika Newton,dan Teori Relativitas Einstein) yang

menjadikan berbagai fenomena alamiah dapat dimengerti oleh

manusia. Metodanya menggunakan modus testing hipotesis

dengan eksperimentasi15 yang open ended16. Hasilnya ditest

14 Invent = to produce or design sth that has not existed before 15 Perhatikan! Hipotesis diangkat dari proposisi hasil membanding-bandingkan (komparasi) konsep; experiment adalah pe3ngukuhan. Lihat paparan di Bagian II!

Page 22: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 22

dan ditest kembali dalam komunitas ilmiah. Jadi ilmu pada

hakekatnya adalah upaya komunal. Sejatinya adalah milik publik,

suatu aktivitas yang terbuka.

Dalam pada itu teknologi, mencari hasil spesifik dan, walaupun ada

proses problem-solving, trial & error, dan eksperimen, itu adalah

suatu sirkuit tertutup yang berakhir bila masalah terpecahkan atau

hasil yang dituju tercapai. Teknologi konsern denga hasil akhir dan

bagaimana mengerjakan / mencapainya. Eksperimen berhenti

ketika hasil tercapai atau problem terpecahkan, kecuali bila muncul

masalah lain atau penyempurnaan lebih lanjut untuk meningkatkan

efisiensi

Teknologi konsern dengan pengendalian alam dan berharap dapat

merahasiakan penemuan dan keberhasilan teknik pemecahan

masalah tsb. Dalam hal ini teknologi seperti kekuatan misterius

atau magis yang dapat mengubah benda. Upaya semacam ini

menekankan kerahasiaan dan merupakan kontrol alam oleh

manusia

Sisi lain hubungan ilmu dan teknologi adalah bahwa teknologi

sebagai aktivitas manusia yang universal dan historis muncul

sebelum sain, sedang evidensi riil tentang pengetahuan teoritis

(ilmu) baru muncul kemudian (pada peradaban Yunani?17). Dalam

bentuk kontemporernya, ilmu sebagai pengetahuan teoritis

experimental pada dasarnya bergantung pada dan dimple-

mentasikan melalui instrumen18 teknologi. (telescope pada

astronomi modern, mikroskop pada biologi, dsb.)

Selanjutnya, sejarah dan prioritas ontologis19 ilmu dan teknologi,

menunjukkan bahwa ilmu dan teknologi berinteraksi dalam

berbagai cara dan sangat kompleks

• Perkembangan teknologi dan praktik-praktiknya (tekniknya)

menstimulasi masalah ilmu dan teori. Contoh: perkembangan

mesin uap yang menginisiasi penelitian panas dan enerji

16 Ujung atau akhir yang selalu terbuka untuk diteruskan/ dibuka kembali. 17 Ini masih dipertanyakan, mungkin China atau India lebih dahulu. 18 Instrument = something that is used by sb in order to achieve sth 19 Prioritas ontologis = priorotas obyek telaah atau priorotas yang menjadi konsern.

Page 23: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 23

mendorong terbentuknya sain dan hukum-hukum

termodinamika.

– Sebaliknya teori meletakkan dasar bagi perkembangan

teknologi. Contoh dramatis perkembangan teknologi berbasis

sain: pergerakan dari teori relativitas Einstein ke produksi

fusi-nuclear di laboratorium, kemudian ke produksi bom atom

di Los Alamos; Yang terbaru adalah teknologi genetik

berkembang dari sain (ilmu) genetika.

Referensi dan Bahan Bacaan Lain.

Akyas, A.M. 1993. Metoda Ilmiah dan metoda Penelitian. Penataran

Metodologi Penelitian untuk Kovertis Wil. 4. Lembaga

Penelitian Unpad. Tidak dipublikasikan

Akyas, A. M. 2009. Bahan Ajar Metoda Ilmiah Ilmu- Ilmu Alam.

Fakultas Pewrtanian Universitas Padjadjaran. Tidak

Dipublikasikan.

Akyas, A. M.2008.Bahan Ajar Filsafat Ilmu. Program Pasca Sarjana

Universitas Padjadjaran. Tidak Dipublikasikan.

Akyas, A. M. 2005. Membangun Kemandirian dan Ketahanan

Pangan. Beberapa Catatan untuk RPPK. Simposium

Revitalisasi Pertanian, diselenggarakan dalam Rangka

Dies Natalis Universitas Padjadjaran, Bandung 1

September 2005.

Akyas, A. M., Widayat, D., Nursuhud. 2004. Research and

Development in Hydroponics technology at the Laboratory

of Horticulture Padjadjaran University. A case with

Tomato Cuvar, Recento. The 5th International

Symposium-cum-Workshop in Southeast Asia. The Role of

German Alumni in Rural/ Regional Development and

Entrepreneurship, 23 -27 August 2004, Phnom

Penh,Cambodia. Proceeding.

Page 24: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 24

Akyas, A.M. 2000. Penelitian dalam Bidang Ilmu Tanaman. Suatu

Refleksi Epistemologis. (2000). Journal Bionatura, Vol 1

No. 2

Anonim. 2006. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Kebudayaan.

Penerbit Buku Kompas. Cetakan Pertama. Jakarta.

Barry, Vincent. 1980. Philisophy ; A text with reading. Wadsworth

Publishing Company. Belmont, California

Capra, Fritjop. 2000. The Tao of Physics. Menyingkap

Kesedjadjaran Fisika Modern dan Mistisisme Timur.

Jalasutra. Yogyakarta.

Djajasukanta, Husen. 1990. Bahan Penataran Petode Penelitian.

Lembaga Penelitian, Universitas Padjadjaran. Tidak

dipublikasikan.

Gardner, Martin (Ed.). 1994. Great Essays in Science. Prometheus

Books, New York.

Healey, S, A.1996. Science, Technology and Their Contemporary

Problem. dalam International Conference on Values and

Attitudes in Science and Technology. International Journal

of Science & Technology, Kuala lumpur, Mslaysia, 3-6

September, 1996. Special Issue.

Kegley, Jacquelyn Ann K. (1996). Science, Technology, Human

Values and Choices. dalam International Conference on

Values and Attitudes in Science and Technology.

International Journal of Science & Technology, Kuala

lumpur, Mslaysia, 3-6 September, 1996. Special Issue.

Kuhn, Thomas. 1962. The Structure of Scientifiuc Revolution.

University of Chicago Press. Chicago.

Nasr, Seyyed, Hossein. 1986. Sains dan Peradaban di Dalam Islam.

J. Mahyudin

Philips, Bernard, S. 1976. Social Research. Strategy and Tactics.

Macmillan Publishing Co. Inc. New York.

Rusidi. 1980. Bahan Ajar Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi.

Fakultas Pertanian Universitas Padjdadjaran. Tidak

Dipublikasikan.

Page 25: PENELITIAN ILMU TANAMAN - blogs.unpad.ac.idblogs.unpad.ac.id/akyas/files/2012/03/Met-Ilmu-Tanaman.pdf · aksiomatik langsung menguji “sistem” melalui model-model aksioma. Per

P a g e | 25

Soetomo, Greg. 1995. Sains & Problem Ketuhanan. Kanisius,

Yokyakarta.

Sunardi, St. 1999. Nietzsche.LkiS Yogyakarta. Cetakan Kedua,

Maretv 1999

Suriasumantri, Yuyun.1990. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar

Populer. Cetakan VI. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Suriasumantri, Yuyun. 1981. Ilmu dalam Perspektif. Pt Gramedia,

Jakarta.

Suwardi, Herman. 2004. Roda Berputar, Dunia Bergulir. Kognisi

baru tentang timbul tenggelamnya sivilisasi. Bakti

Mandiri. Bandung

Tarnas, Richard. 1993. The Passion of Western Mind. Baltimore

Books. New York, USA

Wilarjo, L. (1981). Ilmu dan Humaniora dalam Surisumantriu, Y.

(ed.). Ilmu Dalam Perspektif. Pt Gramedia, Jakarta.

Zimmerman, Barry, E., and David J. Zimmerman. 1995. Nature

Curiosity Shop. Contemporary Books, USA. i Bagian pertama dari Bahan Ajar ini dikutip selengkapnya dari tulisan A. M. Akyas dengan judul yang

sama dalam Journal Bionatura, Vol 1 No. 2, Tahun 2000.

ii Akyas, A.M. 1993. Metoda Ilmiah dan metoda Penelitian. Penataran Metodologi Penelitian untuk

Kovertis Wil. 4. Lembaga Penelitian Unpad. Tidak dipublikasikan

iii Disarikan untuk kepeluan kuliaqh ini dari Kegley, Jacquelyn Ann K. (1996). Science, Technology,

Human Values and Choices. dalam International Conference on Values and Attitudes in Science and

Technology. International Journal of Science & Technology, Kuala lumpur, Mslaysia, 3-6 September,

1996. Special Issue. Met