penelitian deskriptif analitis (sulipan)

15
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS Berorientasi Pemecahan Masalah Oleh : Dr. Sulipan A. Pendahuluan Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu research, yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali. Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau pertanyaan tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah mempunyai jawaban sementara atas masalah itu. Dengan demikian seorang peneliti harus berfikir : Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan penelitian, berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian yang digunakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah: Pendekatan apa yang akan digunakan, metode penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat digunakan dan bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh. Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Saat ini berbagai macam rancangan penelitian telah dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai macam definisi tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Upload: stikes-merangin-jambi

Post on 14-Dec-2014

20.464 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS

Berorientasi Pemecahan Masalah

Oleh : Dr. Sulipan

A. Pendahuluan

Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari

pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya

hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat

dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan

pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode

tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian

adalah bahwa penelitian merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus

hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu research,

yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali.

Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau

pertanyaan tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah

mempunyai jawaban sementara atas masalah itu. Dengan demikian seorang

peneliti harus berfikir : Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah

pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji.

Dalam melakukan penelitian, berbagai macam metode digunakan seiring

dengan rancangan penelitian yang digunakan. Beberapa pertanyaan yang perlu

dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah:

Pendekatan apa yang akan digunakan, metode penelitian dan cara

pengumpulan data apa yang dapat digunakan dan bagaimana cara

menganalisis data yang diperoleh.

Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara

pendekatan yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan rancangan

penelitiannya. Saat ini berbagai macam rancangan penelitian telah

dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian adalah Penelitian

Deskriptif. Berbagai macam definisi tentang penelitian deskriptif, di

antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Page 2: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang

lain (Sugiyono : 2003). Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa

adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005). Jadi

tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak

perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga

juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, dalam perkembangannya

selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung

sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi

maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain.

Karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam

kelompok penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto : 2005). Secara lebih

mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan

pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya. Hasil yang diperoleh

adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak

ada saling hubungan tersebut. Dalam penelitian komparatif akan dihasilkan

informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan, diantaranya apa sejalan

dengan apa, dalam kondisi apa, pada urutan dan pola yang bagaimana, dan

yang sejenis dengan itu.

Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang

diharapkan adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap

pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk

itu walaupun penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang

bersifat ex post facto, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah

dilakukan guru untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran

(Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode

Page 3: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

pembelajaran yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka

memecahkan masalah yang dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan

mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai

dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang

telah dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan

sebagai jenis penelitian Pre Experimental Design One Shot Case Study atau

One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2003). Namun demikian,

karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung maka

tetap dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan

penelitian seperti itu dapat disebut penelitian deskriptif analitis yang

berorientasi pemecahan masalah, karena sesuai dengan aplikasi tugas guru

dalam memecahkan masalah pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan

mutu pembelajaran.

B. Ilustrasi

Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang

guru Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena

siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak

Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik,

tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan

cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan

baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan

metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan

berbagai media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-langkah

pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang

ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan

baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid

mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang

dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam

nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan.

Page 4: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih

mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi

tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara)

siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik,

mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain

itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam

pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil

wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan

pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan

siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak

Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan penelitian,

dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari

latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru, rumusan

masalahnya, landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta teknik

analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan hasil

penelitiannya.

Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif analitis

tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses

pembelajaran di kelasnya.

C. Persiapan Penelitian

Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan.

Yang dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang

membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus

dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin

melakukan sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya

kesenjangan (gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian

diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat

menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.

Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan.

Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan

Page 5: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan

hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan

masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan

jelas, memberi petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan

cara menganalisisnya.

Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari

teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian

yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan

kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon

peneliti, karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan

keilmuan dalam hal ini teori ataupun hasil penelitian para ahli semua sudah

tertuang dalam kepustakaan.

Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu (a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus.

Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat diketemukan dalam

sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks,

ensiklopedia, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari

laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya seperti jurnal, tesis,

disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian.

Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah (a)

prinsip kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi.

Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan

selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya

dalam hubungan yang letak-letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan

yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan

asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan

teori di dalam melaporkan hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian

deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan gejala yang ada maka setelah

ditetapkan anggapan dasar maka dapat langsung melangkah pada

identifikasi variabel. Namun untuk penelitian deskriptif yang akan

Page 6: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, maka

langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah mengenai

hipotesis nol. Hipotesis nol, yang biasa dilambangkan dengan Ho, adalah

hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel

atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara

kelompok yang satu dan kelompok yang lainnya. Di dalam analisis statistik,

uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis

nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif,

yang biasa dilambangkan dengan Ha, yang menyatakan adanya saling

hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan

dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya,

kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal

yang benar.

Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-variabel

tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi

operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat

pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.Variabel dapat dibedakan

atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif misalnya banyaknya

siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum yang disediakan dan sejenisnya.

Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan siswa, keseriusan guru dalam

mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan kuantifikasi, data biasa

digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (1) data nominal; (2) data ordinal;

(3) data interval; dan (4) data ratio. Demikian pula variabel, kalau dilihat

dari segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel nominal, yaitu variabel

yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh : jenis kelamin,

status perkawinan, dan sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang

disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa

diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya diberi

Page 7: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

angka 3, dan dibawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh : hasil

lomba cerdas cermat, peringkat siswa di kelas, dan sejenisnya. Variabel

interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam

pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.

Contoh : variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap metode

pembelajaran, dan sejenisnya. Variabel ratio, adalah variabel yang dalam

kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak.

Dalam hal subyek peneltian, maka peneliti dapat memilih apakah akan

meneliti populasi atau sampel. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi

sensus. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka disebut

penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk

menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Untuk penelitian yang dilakukan

guru di kelasnya, maka yang dilakukan adalah meneliti populasi, karena yang

akan diteliti merupakan keseluruhan siswa di kelasnya dan tidak akan

digunakan untuk generalisasi pada siswa di kelas atau sekolah lain.

Selanjutnya ditentukan metode pengumpulan data, yang diantaranya

meliputi metode wawancara, angket, pengamatan dan dokumentasi.

Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode

wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan wawancara ini,

pewawancara menggunakan alat bantu. Secara minimal alat bantu tersebut

berupa rambu-rambu pertanyaan yang akan ditanyakan dan biasanya disebut

pedoman wawancara. Untuk memperoleh jawaban secara tertulis dari

responden, digunakan angket atau kuesioner. Angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Istilah angket digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi

dalam menggunakan metode angket berarti instrumen yang digunakan adalah

angket. Selanjutnya data dapat diambil melalui proses pengamatan atau

Page 8: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

observasi. Pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan

non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan

instrumen pengamatan dan pengamatan sistematis, yang dilakukan oleh

pengamatan dengan menggunakan pedoman dalam melakukan pengamatan.

Saat melakukan penelitian di mana sumber datanya berupa tulisan atau

dokumen, digunakan metode dokumentasi.

Dalam sebuah penelitian, instrumen pengumpul data menentukan kualitas

data yang dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas

penelitiannya. Karena itu pembuatan instrumen pengumpul data harus

dilakukan dengan hati-hati. Agar data penelitian mempunyai kualitas yang

cukup tinggi, maka instrumen pengumpul datanya harus memenuhi syarat-

syarat sebagai alat ukur yang baik, yaitu (1) reliabilitas atau

keterandalan, dan (2) validitas atau kesahihan. Reabilitas sesuatu alat ukur

menunjukan keajegan hasil pengukuran apabila alat ukur yang sama tersebut

digunakan oleh orang yang berbeda atau dalam waktu yang berbeda. Secara

implisit reabilitas juga mengandung obyektifitas, karena hasil pengukuran

tidak terpengaruhi oleh siapa pengukurnya maupun kapan mengukurnya.

Validitas atau kesahihan menunjukan sampai sejauh mana kesesuaian atau

keakuratan alat ukur tersebut untuk mengukur obyek yang dimaksudkan untuk

diukur.

D. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data

Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka

selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan

data dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan penelitian

deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan

menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi

siswa TK atau SD) dan data yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan

siswa atas metode pembelajaran baru yang telah dilakukan guru atau hasil

observasi atas sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran dengan

metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil

Page 9: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi, dan keaktifan siswa,

yang diperoleh dari hasil pengamatan.

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera

dilakukan pengolahan data. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar

reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya

serta data yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi sesuai aturan.

Selanjutnya data yang lolos seleksi tersebut disajikan dalam bentuk tabel,

diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis

selanjutnya.

E. Analisis dan Penarikan Kesimpulan

Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data kuantitatif

(data dalam bentuk bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data yang

bersifat kualitatif (deskriptif kualitatif) dilakukan analisis non statistik. Data

deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya

analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis

deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan

kemudian dihitung mean, median, modus, persentase, standar deviasi atau

lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai

dengan rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang dilakukan guru

hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan masalah yang

telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah

disajikan data hasil wawancara, angket, pengamatan atau dokumentasi, maka

selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas data yang disajikan

tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana

hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang

dilakukan adalah uji hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua

kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau

perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi

tertentu, misalnya 5% atau 10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel

Page 10: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila

ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima

(hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya

saling hubungan atau adanya perbedaan diterima sebagai hal yang benar,

karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yang

kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati

hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian

mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis statistik

telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum

selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau

pemaknaan.

Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat

faktual, untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam

pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau

dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan

seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti

kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan

pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan

arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji,

yaitu ditolak, maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena

peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber masalah yang

mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian. Akhirnya

dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang

diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian,

landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang

jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut

seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi

dalam alur penelitiannya.

F. Kriteria Karya Ilmiah Dalam Penilaian Angka Kredit Guru

Page 11: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan

pada tiga jenis karya ilmiah, yaitu penelitian deskriptif, penelitian eksperimen

dan penelitian tindakan kelas. Dalam kaitannya dengan penilaian angka kredit

guru terhadap penulisan karya ilmiah, maka salah satu kriteria karya tulis

ilmiah adalah Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono, 2006). Jadi yang

perlu diperhatikan bahwa karya tulis ilmiah tersebut harus asli buatan sendiri

(bukan dibuat orang lain), perlu atau bermanfaat untuk pengembangan profesi

guru, ilmiah dalam arti sesuai kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta

konsisten dalam hal bidang yang diteliti, yang diantaranya meliputi

kesesuaian dengan tugas guru yaitu bidang pendidikan khususnya

pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang bersangkutan.

Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai

kemanfaatan adalah keharusan adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya

yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan

demikian, jenis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah

jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen. Dengan demikian

meskipun jenis penelitian deskriptif diperbolehkan, namun tetap harus

memiliki nilai manfaat untuk pengembangan profesinya. Jadi tidak boleh

hanya penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kejadian yang ”biasa” terjadi,

misalnya (yang banyak ditulis dan ditolak/tidak diberikan angka kredit) :

Hubungan Antara Kondisi Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar

Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi Belajar Siswa, Peranan

Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan sejenisnya.

Penelitian tentang hal itu memang termasuk penelitian yang bersifat ilmiah,

tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan profesi guru. Agar

penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi

yang diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau telaah tentang tindakan

yang dilakukan atau upaya yang telah dilakukan oleh guru (si penulis sendiri)

untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas di sini dikutip

pendapat Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak

memenuhi persyaratan dalam hal kemanfaatan:

Page 12: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

1. Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan

permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si

penulis.

2. Masalah yang ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis

dalam peningkatan/pengembangan profesinya.

3. Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada

sebelumnya, telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan

merupakan hal yang mengulang-ulang.”

Selain hal di atas, agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan

bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilampirkan

beberapa hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman

wawancara, pedoman observasi, angket, test hasil relajar dll), contoh hasil

kerja siswa, data hasil penelitian, print-out analisis, daftar hadir, ijin

penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.

Akhirnya di bawah ini dituliskan sistematika laporan penelitian deskriptif,

dari bagian awal hingga akhir.

BAGIAN AWAL

1. Halaman judul

2. Halaman Pengesahan

3. Abstrak

4. Kata Pengantar

5. Daftar Isi dan lampiran-lampiran

BAGIAN ISI:

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang: berisi uraian tentang kondisi lapangan disertai deskripsi

masalahnya, dengan dukungan data awal yang memperjelas adanya

masalah. Untuk memecahkan masalah diperlukan tindakan tertentu yang

diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran atau memecahkan

masalah yang dihadapi.

Page 13: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

B. Rumusan Masalah (sebaiknya kalimat tanya): misalnya: (1)

Bagaimanakah sikap/penerimaan siswa terhadap penggunaan metode

pembelajaran Diskoveri; (2) Sejauh mana peningkatan keaktifan siswa

setelah dilakukan pembagian kelompok belajar di kelasnya?; (3) Sejauh

mana hubungan antara sikap/penerimaan siswa terhadap penggunaan

metode pembelajaran Diskoveri dengan peningkatan prestasi hasil belajar.

C. Tujuan Penelitian: (sesuaikan dengan rumusan masalah)

D. Manfaat Penelitian: (sesuaikan dengan apa yang direncanakan pada

proposal, namun peneliti dapat mengembangkan)

BAB II : LANDASAN TEORI

Kemukakan teori dan pustaka yang relevan dengan permasalahan dan

pemecahan masalah/tindakan yang dilakukan. Dengan demikian diperlukan

teori yang mendukung argumentasi teoritis yang menunjukkan bahwa dengan

pemecahan masalah/tindakan yang diberikan dimungkinkan dapat

berpengaruh positif terhadap hasil/mutu proses pembelajaran pada mata ajaran

tertentu. Bila diperlukan pada akhir bab 2 ini dapat dikemukakan hipotesis

yang akan diuji melalui penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Deskripsikan upaya pemecahan masalah atau tindakan yang yang telah

dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka

penelitian, yang memuat: Subyek penelitian, langkah-langkah atau prosedur

penelitian, metode pengumpulan data dan jenis instrumen penelitian yang

akan digunakan dan syarat validitas dan reliabilitasnya, serta teknik analisis

datanya. Untuk penelitian deskriptif yang dikaitkan dengan tingkat hubungan

antar variabel maka juga harus disesuaikan teknik pengujian hipotesis dan

analisis datanya.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 14: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

Berikan gambaran tentang subyek penelitian dengan disertai kondisi nyata

pada kelas tempat penelitian berlangsung. Kemukakan adanya perubahan

yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, motivasi/minat

belajar, dan hasil belajar atas tindakan atau upaya yang dilakukan untuk

memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran. Data dapat

disajikan dalam bentuk narasi/uraian, tabel atau bagan Sajikan data hasil

penelitian untuk setiap kelompok sebagai dasar analisis dengan beberapa

keterangan yang relevan. Kemukakan hasil pengolahan atau analisis data hasil

penelitian. Tunjukkan bahwa dengan upaya pemecahan masalah atau tindakan

tersebut terjadi perubahan yang diharapkan. Pada kesimpulan untuk análisis

yang dilakukan secara statistik, apabila telah membuktikan kebenaran

hipotesis atau adanya hubungan maka dilanjutkan dengan pemaknaan atas

hasil yang diperoleh tersebut. Pada pembahasan berikan kejelasan yang

memperkuat dari hasil analisisnya, dengan memberikan berbagai argumentasi

logis yang mendukung.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Sajikan kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan tujuan/masalah penelitian

yang telah disampaikan sebelumnya serta dengan mendasarkan hasil analisis

yang diperoleh.pada bab IV. Berikan saran dan tindak lanjut berdasarkan

kesimpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun

negatifnya.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian dengan

menggunakan sistem yang telah dibakukan secara konsisten.

Lampiran-lampiran :

Lampiran berisi semua instrumen yang digunakan (pedoman wawancara,

pedoman observasi, angket, test hasil belajar dll), contoh hasil kerja siswa,

Page 15: Penelitian deskriptif analitis (sulipan)

data hasil penelitian, print-out analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti

lain yang dipandang perlu.

Last modified: Sabtu, 5 Mei 2007, 15:27